Download - UKL UPL Bab 3 Embung Lagundi
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
BAB IIIDAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTAUPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
A. Identifikasi Dampak yang Ditimbulkan
Dampak lingkungan yang akan terjadi dengan adanya kegiatan
pembangunan Embung Lagundi yang berlokasi di Kecamatan Kambowa
Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara, ditetapkan melalui
proses pelingkupan (scoping), dengan mempertimbangkan kondisi
lingkungan sekitar lokasi kegiatan. Proses penetapannya diawali dengan
melakukan identifikasi komponen lingkungan dan rencana kegiatan
guna memperoleh dampak potensial yang muncul, dampak inilah yang
akan dikelola dan dipantau perkembangannya.
Secara umum, pelingkupan dampak pada semua kegiatan yang
dilakukan, digunakan metode matriks (Tabel 3.4) Dengan
memperhatikan dampak yang ditimbulkan apakah primer, sekunder
atau tersier, maka digunakan dengan metode bagan alir (Gambar 3.1)
Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan Embung
Lagundi yang berlokasi di Kecamatan Kambowa Kabupaten Buton Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara akan dilakukan pengelolaan dengan
menggunakan salah satu atau beberapa pendekatan pengelolaan
seperti : pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi maupun
pendekatan institusional. pendekatan yang dimaksudkan diuraikan
sebagai berikut :
B. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
1.Pendekatan teknologi
Pendekatan teknologi sebagai salah satu alternatif pengelolaan
lingkungan hidup yang merupakan suatu pendekatan dengan
menggunakan cara atau teknologi untuk mengelola dampak yang
17
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Lingkup teknologi yang
dipertimbangkan adalah teknologi yang tersedia baik, mudah
didapatkan, tidak memiliki nilai ekonomi dan operasional yang tinggi
tapi memiliki efektifitas pengelolaan yang maksimal.
2.Pendekatan sosial ekonomi
Pendekatan sosial ekonomi sebagai salah satu alternatif
pengelolaan lingkungan hidup yang merupakan suatu pendekatan
dalam memanfaatkan instrumen sosial ekonomi, berupa interaksi
sosial dan ekonomi serta peran pemerintah. Dalam penyusunan
rencana pengelolaan lingkungan hidup, pendekatan sosial ekonomi
dengan mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang
akan terkena dampak serta peluang pengembangannya. Instrumen
pengelolaannya akan mempertimbangkan pendekatan ekonomi,
partisipasi, pendidikan, kesehatan, informasi dan penyelesaian
konflik.
3.Pendekatan institusional
Pendekatan institusional sebagai salah satu alternatif
pengelolaan lingkungan hidup yang merupakan suatu pendekatan
dengan melibatkan institusi kelembagaan dalam pengelolaan
lingkungan hidup. Pendekatan ini digunakan dengan maksud
mempertimbangkan fungsi pelayanan kelembagaan formal maupun
informal. Prinsip penting yang dikembangkan dalam pendekatan ini
adalah keterpaduan dalam pengelolaan lingkungan hidup antara
unsur pemerintah, pemrakarsa, masyarakat dan pihak lain yang
terkait.
C. Upaya Pemantauan Lingkungan
18
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Pemantauan akan dilakukan secara terus menerus dengan cara
mengamati komponen lingkungan bagi yang terkena dampak. Hasil
pemantauan akan dilakukan pelaporan secara berkala kepada instansi
terkait guna memberikan laporan kondisi lingkungan yang terkena
dampak akibat kegiatan yang dilakukan. Kegiatan pemantauan selain
dilakukan oleh pihak pengelolah operasi dan pemeliharaan embung
lagundi juga akan dilakukan oleh instansi terkait sepeti Badan
Lingkungan Hidup serta beberapa instansi lainnya yang berkepentingan.
Komponen lingkungan yang akan dipantau adalah komponen
lingkungan yang mengalami tekanan akibat kegiatan yang dilakukan.
1. Lingkungan Geofisika-Kimia
a. Iklim
Lokasi operasional Embung Lagundi yang berlokasi di Kecamatan
Kambowa Kabupaten Buton Utara Provinsi Sulawesi Tenggara seperti
kepulauan Indonesia pada umumnya, pulau Sulawesi terletak pada
daerah tropis yang dipengaruhi oleh angin Muzon. Sehingga
mempunyai musim-musim kering yang disebut kemarau dan musim-
musim basah yang disebut penghujan. Kedua musim ini berganti-ganti
berdasarkan kedudukan matahari terhadap khatulistiwa.
Tabel 3.1 Hasil rekapitulasi stasiun klimatologi Ngkari-Ngkari
19
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Sumber : Hasil running aplikasi program CropWat 8, SID Embung Lagundi
Suhu rata-rata 29,90C - 30,60C sedang curah hujan antara 2,61 - 4,04
mm/hari. berdasarkan data yang ada menunjukkan rerata bulanan hari
hujan adalah 3,25 mm. dengan perhitungan dari jumlah rerata bulan
basah dibagi jumlah rerata bulan kering, bila bulan basah/curah hujan
dalam satu bulan >100 mm dan bila kering dicurah hujan dalam satu
bulan <60 mm dengan demikian wilayah kajian (embung lagundi)
termasuk beriklim tropis dengan tropika basah (Sumber: Stasiun
Klimatologi Ngkari-ngkari (2011-2013).
b. Kualitas Udara
Gambaran umum tingkat kualitas udara di wilayah sekitar rencana
kegiatan pembangunan embung lagundi secara tidak langsung akan
berpengaruh terhadap kondisi udara ambient seperti debu, kebisingan
dan polutan udara dan meskipun skalanya kecil diperkirakan akan
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan (wilayah tapak kegiatan dan
sekitarnya) sesuai parameter Baku Mutu PP No.41/1999 tentang
Pengendalian Pencemaran udara.
20
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Tabel 3.2. Data Kualitas Udara di Sekitar Lokasi Embung Lagundi
No
Parameter Yang Diukur
Baku MutuHas
ilSatua
n01
Sulfur Dioksida (SOx)
9003,45
μg/Nm3
02
Nitrogen Dioksida(NOx)
4004,11
μg/Nm3
04
Partikel Debu 900,98
μg/Nm3
05
Kebisingan
Perum &Pemukiman = 55
dBIndustri = 70 dB
42,2
dB
Sumber : - Laporan Hasil Uji Kimia Lingkungan Lab Dinkes Prov. Sultra.- Titik Kordinat (S: 05005’18,4” E: 122057’58,7”)
Dari hasil pemantauan kualitas udara di lokasi pemantauan dapat
diketahui bahwa konsentrasi SOx yang ada berkisar 3,45 μg/Nm3
menunjukan bahwa konsentrasi SOx berada di bawah baku mutu yang
ditetapkan (900 μg/Nm3). Konsentrasi NO2 yang terpantau berkisar
4,11 μg/Nm3 juga masih berada di bawah baku mutu yang
dipersyaratkan 400 μg/Nm3. Demikian dengan konsentrasi partikel
debu 0,98 μg/Nm3 masih dibawah baku mutu yang disyaratkan 90
μg/Nm3 serta level kebisingan yang terpantau 42,2 dB dengan baku
mutu untuk Perum & Pemukiman 55 dB serta baku mutu untuk Industri
70 dB masih di bawah baku mutu yang dipersyaratkan.
c. Hidrologi
a. Kualitas Air Sungai Lagundi
Kualitas air sungai lagundi menunjukan bahwa umumnya parameter
fisika, kimia dan biologi air sungai masih berada dibawa baku mutu
yang diisyaratkan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 82
21
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Tahun 2001 tetang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Tabel 3.3. Kualitas Air Sungai LagundiNo
Parameter Satuan HasilBaku Mutu
1 Suhu 0C 26,4Suhu Udara +30C
2 Total Disolved Solid (TDS) mg/L 250 1000
3 Total Suspendid Solid (TSS) mg/L 176 400
4 Minyak Lemak mg/L 1,2 1
5 pH (Derajat Keasaman) - 7,61 6-9
6 Nitrat (sebagai NO3) mg/L 1,20 20
7 Disolved Oxygen (DO) mg/L 3,05 3
8 Chemical Oxygen Demand mg/L 10 50
9 Biologycal Oxygen Demand mg/L 3,56 6
10 Phospat (PO4) mg/L 0,214 1
11 Arsen (As) mg/L 0,0096 0,05
12 Cadmium (Cd) mg/L 0,0044 0,01
13 Tembaga (Cu) mg/L 0,0034 0,02
14 Timbal (Pb) mg/L 0,0003 0,03
Sumber : - Laporan Hasil Uji Kimia Lingkungan Lab Dinkes Prov. Sultra.- Titik Kordinat (S: 05005’18,4” E: 122057’58,7”)
2. Lingkungan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Kesehatan Masyarakat
a. Demografi
Dengan adanya kegiatan pembangunan Embung Lagundi ini akan
menimbulkan dampak positif maupun negatif, dampak positif adalah
adanya lapangan kerja baru sebagai tenaga kerja untuk pembagunan
embung lagundi sehingga dapat menambah pendapatan masyarakat
disekitar lokasi tapak kegiatan. Berdasarkan demografi penduduk
Kecamatan Kambowa dijelaskan sebagai berikut yaitu jumlah
penduduk laki-laki 412 Jiwa, perempuan 390 Jiwa dan kepadatan
penduduk terhadap luas wilayah Kecamatan Kambowa 39,30 km2
adalah 20 jiwa/km2 (Sumber : BPS Kecamatan Kambowa Dalam Angka
2014)
b. Sosial
22
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
1) Persepsi sosial masyarakat
Dari pengamatan lapangan dan informasi penduduk dalam hal
kebersamaan masyarakat, seperti pertemuan rutin, arisan,
pengajian, kerja bakti dan lain-lain di wilayah Desa Lagundi masih
berjalan baik.
2) Sikap dan persepsi masyarakat
Dengan adanya Embung Lagundi masyarakat sekitar lokasi
kegiatan menanggapi dengan positif, karena dengan adanya
pembangunan Embung Lagundi maka kebutuhan air bagi irigasi
persawahan terpenuhi dan secara tidak langsung memberikan
peluang usaha/kerja bagi masyarakat sekitar wilayah Desa Lagundi
pada khususnya dan Kecamatan Kambowa pada umumnya
c. Ekonomi
Dengan keberadaan Embung Lagundi secara tidak langsung dapat
memberikan peluang kerja, dan juga dapat memberikan tambahan
penghasilan dengan meningkatnya produksi pertanian.
d. Budaya
Adat Istiadat dan kebiasaan lainnya yakni diantaranya berupa gotong
royong dan kebersamaan masih terpelihara dan kebiasaan-kebiasaan
itu masih melekat pada masyarakat Desa Lagundi dan sekitarnya.
e. Kesehatan Masyarakat
1) Sanitasi lingkungan
Berdasarkan pengamatan lapangan dan informasi penduduk kondisi
sanitasi lingkungan di sekitar tapak kegiatan belum tertata dengan
baik utamanya jalan desa dan kondisi jalan kabupaten sudah
beraspal, pada musim penghujan jarang terjadi luapan limpasan air
hujan, karena kondisi saluran sebagian sudah tertata dan mengarah
ke saluran air dan selanjutnya ke sungai Lagundi. Untuk keperluan
MCK di tiap tiap keluarga sudah mempunyai sarana tersebut.
2) Sarana kesehatan
23
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Sarana kesehatan di sekitar tapak kegiatan tersedia dengan adanya
Puskesmas sehingga masyarahat dapat dengan mudah untuk
mendapatkan layanan kesehatan
3) Pola pencarian pengobatan
Bagi penduduk yang mempunyai penghasilan yang relatif cukup
maka pengobatan penyakit biasanya ketempat praktek dokter
spesialis atau ke dokter ataupun di rumah sakit karena memiliki
fasilitas yang lengkap, sedangkan bagi penduduk yang mempunyai
penghasilan relatif kecil mempunyai kebiasaan untuk mengobati
penyakitnya ke Puskesmas atau pengobatan alternatif tradisional.
24
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Tabel 3.4. Matriks Dampak Lingkungan Pembangunan Embung Lagundi
Komponen Lingkungan
Komponen Kegiatan
Tahap Konstruksi
Fisik
-Kim
ia
Kualitas Udara - - - -Bising - - - -HidrologiKualitas Air - -Aksesibilitas - -Limbah Padat - -
Biologi Biota DaratBiota Perairan - -
+
Pendapatan + +Persepsi + + +Keresahan -
Tahap Prakonstruksi
Tahap Pasca Konstruksi
Pene
ntua
n Lo
kasi
dan
Tras
e Em
bung
Pem
beba
san
Tana
h
Mob
ilisas
i Ala
t Be
rat d
an
Mat
eria
l
Mob
ilisas
i Ten
aga
Kerja
Pem
buat
an /
peng
opra
sian
Base
cam
p
Pem
buat
an Ja
lan
Mas
uk /A
kses
Peke
rjaan
Gal
ian
Tana
h
Pem
buat
an
Tubu
h Em
bung
da
n Ba
ngun
an
Pele
ngka
p
Peng
opra
sian
Embu
ng
Pem
elih
araa
n Em
bung
Sose
kbud
&
Kesm
as
Kesempatan Kerja dan berusaha
24
TAHAP KONSTRUKSI
Mobilisasi Tenaga KerjaMobilisasi Alat Berat & Material Pembuatan Tubuh Embung dan Bangunan PelengkapPembuatan Jln Masuk
Kualitas Udara BisingAksesibilitas Limbah PadatKesempata Kerja dan Berusaha
Pendapatan Kesehatan MasyarakatPersepsi Masyarakat
Keresahan Masyarakat
A
B
C
D
Pemb / pengopr Base camp PekerjaanGalian Tanah
Persepsi Masyarakat
TAHAP PASCA KONSTRUKSITAHAP PRAKONSTRUKSI
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
25
Keterangan: A=KegiatanB=Dampak PrimerC=Dampak SekunderD=Dampak Tersier
Gambar 3.1. Bagan Alir Dampak Kegiatan Pembangunan Embung Lagundi
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
D. Tahap Prakonstruksi
1.Penentuan lokasi dan trase embung
a. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
1)Sumber dampak
Penentuan lokasi dan trase embung
2) Jenis dampak
Persepsi positif masyarakat
3)Besaran dampak
Dukungan masyarakat sekitar rencana pembangunan Embung
Lagundi
b. Upaya pengelolaan lingkungan hidup
1)Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengumpulkan informasi dari masyarakat sekitar rencana
pembangunan embung Lagundi.
2) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Areal sekitar wilayah rencana pembangunan embung Lagundi.
3)Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Hanya dilakukan pada saat survei penentuan lokasi dan trase
embung.
c. Upaya Pemantauan lingkungan hidup
1)Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Memberikan informasi kepada masyarakat sekitar rencana
pembangunan embung Lagundi.
2) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Areal sekitar wilayah rencana pembangunan embung Lagundi
3)Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Selama survei penentuan lokasi dan trase embung dilakukan
d. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
1)Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan
lingkungan hidup
26
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara
2) Institusi pengawas
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
Pemerintah Desa Lagundi dan kecamatan Kambowa.
3) Institusi penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
2.Pembebasan Tanah
a. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
1)Sumber dampak
Pembebasan Tanah
2) Jenis dampak
Persepsi masyarakat
Keresahan masyarakat
3)Besaran dampak
Persepsi sikap negatif masyarakat akan menimbulkan
keresahan masyarakat yang mengklaim lahan yang akan
dijadikan daerah genangan, site dan pelimpah Embung
Lagundi.
b. Upaya pengelolaan lingkungan hidup
1)Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Membuka komunikasi dengan semua pihak yang memiliki
klaim-klaim terhadap lahan-lahan yang akan dibebaskan.
2)Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Desa Lagundi dan Kecamatan Kambowa
3)Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama kegiatan Tahap Prakonstruksi pembangunan Embung
Lagundi
c. Upaya Pemantauan lingkungan hidup
1)Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
27
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Mengumpulkan data pihak-pihak yang mengklaim lahan yang
terkena area genangan, site dan pelimpah rencana
pembangunan embung Lagundi
2)Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Desa Lagundi dan Kecamatan Kambowa
3)Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Selama kegiatan Tahap Prakonstruksi pembangunan Embung
Lagundi
d. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
1)Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan
lingkungan hidup
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara
2) Institusi pengawas
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
Pemerintah Desa Lagundi dan kecamatan Kambowa.
3) Institusi penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
E. Tahap Konstruksi
1.Mobilitas peralatan dan material bangunan
a. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
1)Sumber dampak
Kualitas udara
Penurunan kualitas udara bersumber dari emisi gas kendaraan
dan alat berat yang dimungkinkan keluar masuk lokasi
kegiatan pembangunan embung lagundi yang mengakibatkan
munculnya partikel debu.
Kebisingan
28
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Peningkatan kebisingan dapat bersumber dari suara
kendaraan pengangkut material bahan pembangunan embung
lagundi yang keluar masuk dari dalam lokasi kegiatan
Aksesibilitas
Gangguan lalulintas pada saat mobilitas material bahan dan
juga dimungkinkan adanya kecelakaan lalulintas yang
bersumber dari kendaraan yang keluar masuk dari dalam
lokasi kegiatan.
Persepsi
Munculnya dampak terhadap persepsi negatif masyarakat
bersumber dari gangguan lalulintas kendaraan yang keluar
masuk dari lokasi kegiatan.
Keresahan
Dampak keresahan dapat muncul yang merupakan dampak
turunan dari adanya gangguan lalulintas sekitar lokasi
kegiatan pembagunan embung Lagundi.
Kesehatan masyarakat
Kesehatan masyarakat, khusunya masyarakat sekitar lokasi
pembagunan embung Lagundi yang disebabkan dan
bersumber bila terjadi penurunan kualitas udara.
2). Jenis dampak
Kualitas Udara
Jenis dampak yang dapat ditimbulkan bila terjadi peningkatan
konsentrasi SOx, NOx, CO, Pb disekitar pembagunan embung
Lagundi dan partikel debu jalan menuju lokasi kegiatan.
Kebisingan
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah meningkatnya
kebisingan disekitar lokasi akibat aktifitas didalam lokasi
kegiatan pembagunan embung Lagundi.
Aksesibilitas
29
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Jenis dampak yang muncul adalah terjadinya gangguan
lalulintas di laut dan didarat sekitar lokasi kegiatan.
Persepsi
Jenis dampak yang muncul adalah adanya persepsi negatif
dilingkungan sosial masyarakat sekitar lokasi kegiatan
pembangunan Embung Lagundi.
Keresahan
Jenis dampaknya adalah ketidak nyamanan masyarakat yang
terkena dampak akibat kegiatan pembangunan Embung
Lagundi.
Kesehatan masyarakat
Jenis dampaknya yang muncul adalah terjadinya gangguan
kesehatan seperti iritasi mata dan batuk akibat meningkatnya
partikel debu di sekitar lokasi kegiatan.
3). Besaran dampak
Kualitas udara
Besaran dampak peningkatan konsentrasi partikel debu
bersumber dari material konstruksi yang terjadi disekitar
lokasi kegiatan, dan material yang terlindas dari mobilitas
kendaraan masuk dan keluar pada lokasi kegiatan yang
dapat menimbulkan partikel debu diudara.
Kebisingan
Suara kebisingan dapat bersumber dari kendaraan yang
melakukan pengangkutan material bahan pembangunan
Embung Lagundi dan selama kegiatan konstruksi
berlangsung.
Aksesibilitas
Jumlah material yang digunakan selama konstruksi bangunan
tidak terlalu banyak sehingga intensitas pengangkutan tidak
berlangsung tiap hari. Peralatan yang dimobilisasi hanya
30
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
dilakukan pada saat pekerjaan akan dilaksanakan dan setelah
pekerjaan selesai.
Persepsi
Terhadap persepsi dan pandangan masyarakat hasil
observasi yang dilakukan dengan memperoleh informasi
langsung, dari hasil observasi terhadap masyarakat yang
berprofesi sebagai petani mendukung pembanguan embung
lagundi, demikian juga terhadap kendaraan yang masuk dan
keluar dari lokasi embung Lagundi karena letak lokasi
pembangunan Embung Lagundi jauh dari pemukiman
penduduk, selebihnya tidak terganggu dengan aktifitas dan
mobilitas kegiatan operasional.
Keresahan
Relatif jumlah masyarakat yang diperkirakan mengalami
keresahan yang berpersepsi negatif jika dampak yang
ditimbulkan tidak dikelola dengan baik dan tidak sama
dengan jumlah masyarakat yang berpersepsi positif,.
Kesehatan masyarakat
Masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan bila terjadi
akibat meningkatnya partikel debu yang disebabkan
meningkatnya aktifitas mobilitas kendaraan masuk dan
keluar lokasi Embung Lagundi. Jenis gangguan kesehatan
dapat terjadi seperti iritasi mata dan batuk akibat
meningkatnya partikel debu di sekitar lokasi kegiatan.
b. Upaya pengelolaan lingkungan hidup
1). Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
Pengelolaan kualitas udara dan kebisingan sebagai sumber
dampak persepsi, keresahan dan gangguan kesehatan adalah
:
Menutup material pada saat pengangkutan.
31
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
kendaraan yang digunakan harus menggunakan filter
emisi untuk penetrasi kebisingan pada knalpot.
Aksesibilitas
Memasang rambu marka jalan di pintu masuk keluar
pembangunan Embung Lagundi.
2). Lokasi pengelolaan lingkungan hidup.
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup dilakukan lokasi
pembangunan mebung dan jalur mobilisasi sekitar Embung
Lagundi.
3). Periode pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup dilakukan pada saat
pengangkutan material serta peralatan konstruksi dan
operasional kegiatan pembangunan Embung Lagundi.
c. Upaya pemantauan lingkungan hidup
1). Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Kualitas Udara
Cara dan metode pemantauan adalah melakukan pengukuran
kualitas udara dan di analisis di laboratorium, dan hasil
analisis laboratorium selanjutnya dibandingkan dengan baku
mutu yang berlaku.
Kebisingan
Cara metode pemantauan adalah melakukan pengukuran
tingkat kebisingan dengan menggunakan sound level meter.
Aksesibilitas
Cara dan metode pemantauan yaitu dilakukan perhitungan
volume dan mobilitas kendaraan masuk keluar di lokasi
embung Lagundi.
Persepsi keresahan dan kesehatan masyarakat
Cara dan metode pengumpulan data dilakukan dengan
metode observasi langsung, data hasil observasi ditabulasi
32
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
dalam tabel untuk mengetahui jumlah prosentase masing-
masing komponen sosial dan kesmas.
2). Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Kualitas udara dan kebisingan
Lokasi pemantauan kualitas udara dan kebisingan dilakukan
di areal pembangunan Embung Lagundi serta pemukiman
masyarakat desa Lagundi.
Aksesibilitas
Lokasi Pemantauan aksesibilitas dilakukan di areal
pembangunan Embung Lagundi serta jalan masuk dan keuar
lokasi kegiatan.
Persepsi keresahan dan kesehatan masyarakat
Lokasi Pemantauan dilakukan di sekitar desa Lagundi
kecamatan Kambowa.
3). Periode pemantauan lingkungan hidup
Pemantauan kualitas udara, kebisingan, aksesibilitas, persepsi,
keresahan dan kesehatan masyarakat dilakukan minimal sekali
dalam tahap kegiatan pembangunan embung Lagundi
mobilisasi peralatan dan material bangunan. Setelah tahap
konstruksi selesai pemantauan komponen lingkungan hidup
yang terkena dampak akibat kegiatan pembangunan embung
Lagundi mobilisasi peralatan dan material bangunan sudah
tidak dilakukan lagi.
d. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
1). Pelaksana pengelolaan lingkungan hidup dan pemantauan
lingkungan hidup
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara
2). Intistusi pengawas
Dinas Perhubungan Kabupaten Buton Utara
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
33
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Pemerintah Desa Lagundi dan kecamatan Kambowa.
3). Institusi penerima laporan
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
2.Kegiatan mobilisasi tenaga kerja konstruksi
a. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
1)Sumber dampak
Munculnya kesempatan kerja bersumber dari adanya
kebutuhan tenaga untuk melaksanakan kegiatan pekerjaan
konstruksi pembangunan Embung Lagundi, kesempatan
berusaha muncul dari adanya kebutuhan tenaga kerja selama
pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sebagian
memanfaatkan masyarakat sekitarnya.
Peningkatan pendapatan dapat bersumber dari penerimaan
upah kerja yang dapat diperoleh dari hasil pekerjaan
konstruksi dari pihak pelaksana pekerjaan konstruksi serta
keuntungan masyarakat.
Persepsi positif akan muncul dalam lingkup pemanfaatan
tenaga kerja sekitarnya yang digunakan terkait dengan
tersediannya lapangan pekerjaan baru bagi mereka, dan juga
persepsi positif masyarakat terhadap pembangunan Embung
Lagundi.
2) Jenis dampak
Kesempatan kerja dan berusaha terhadap jenis dampak yang
ditimbulkan adalah terjadinya penurunan angka pencari kerja
yang ada disekitar lokasi pembangunan embung Lagundi.
Peningkatan pendapatan dengan konstribusi jenis dampaknya
adalah tingkat pendapatan masyarakat yang bekerja sebagai
pekerja konstruksi.
34
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Persepsi jenis dampaknya adalah munculnya tanggapan positif
masyarakat sekitar lokasi akibat adanya dampak posisitif yang
dirasakan terkait pembangunan embung Lagundi.
3)Besaran dampak
Kesempatan kerja dan berusaha
Jumlah tenaga kerja konstruksi yang dibutuhkan untuk
kegiatan pembangunan embung Lagundi.
Peningkatan pendapatan
Masyarakat sekitar lokasi pembangunan Embung Lagundi
mendapat tambahan pendapatan yang diperoleh sebagai
tenaga kerja di lokasi kegiatan.
Persepsi positif masyarakat
Jumlah masyarakat yang berpersepsi positif adalah semua
tenaga kerja yang akan direkrut dan masrayakat Desa
Lagundi.
b. Upaya pengelolaan lingkungan hidup
1). Bentuk pengelolaan lingkungan hidup
Kesempatan kerja dan berusaha sebagai sumber dampak,
persepsi masyarakat dalam pengelolaannya menggunakan
pendekatan sosial ekonomi dan institusi antara lain :
o Mengutamakan masyarakat sekitar lokasi untuk menjadi
tenaga kerja konstruksi pembangunan Embung Lagundi.
o Melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar lokasi
terkait dengan spesifikasi dan kebutuhan tenaga kerja yang
dibutuhkan
o Melakukan koordinasi dengan pemerintah Desa Lagundi
Kecamatan Kambowa terkait dengan kebutuhan tenaga
kerja
o Memberikan kesempatan untuk masyarakat sekitarnya
untuk melakukan usaha sekitar lokasi kegiatan
35
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
o Melakukan pembinaan usaha bagi masyarakat baik
masyarakat sekitar lokasi maupun masyarakat Kecamatan
Kambowa pada umumnya.
Pendapatan sebagai sumber dampak persepsi, pengelolaannya
menggunakan pendekatan sosial ekonomi antara lain :
o Memberikan upah kerja yang minimal sama dengan UMK
atau UMP yang berlaku
o Memberikan santunan bagi tenaga kerja yang mengalami
kecelakaan kerja pada saat konstruksi berlangsung
o Melengkapi tenaga kerja dengan alat pelindung diri pada
pekerjaan konstruksi berlangsung.
2)Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
Areal Proyek Pembangunan Embung Lagundi, Desa Lagundi dan
Kecamatan Kambowa
3)Periode pengelolaan lingkungan hidup
Periode pengelolaan lingkungan hidup dilakukan setiap hari
selama kegiatan konstruksi berlangsung.
c. Upaya pemantauan lingkungan hidup
1)Metode pengumpulan dan analisis data
Cara pemantauan dilakukan dengan observasi lapangan
Metode pengumpulan data sekunder di Kantor Kecamatan
Kambowa dan Instansi terkait.
Data yang diperoleh ditabulasi dan diolah secara diskriptif
kualitatif.
2) Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Areal Proyek Pembangunan Embung Lagundi, Desa Lagundi dan
Kecamatan Kambowa
3)Periode pemantauan lingkungan hidup
36
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Pemantauan dilakukan minimal dua kali selama konstruksi dan
diprioritaskan pada saat setelah dilakukan pembayaran upah
kerja.
d. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
1)Pelaksana pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV.
2) Institusi pengawas
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buton Utara
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
Pemerintah Desa Lagundi dan Kecamatan Kambowa.
3) Institusi penerima laporan.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Buton Utara.
3.Pembuatan / Pengoperasian Base Camp
a. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
1)Sumber dampak
Pembuatan / Pengoperasian Base Camp
2) Jenis dampak
Timbulnya limbah padat
3)Besaran dampak
Jumlah timbulan sampah padat.
b. Upaya pengelolaan lingkungan hidup.
1)Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mengumpulkan sementara limbah padat dengan memilah
terlebih dahulu (organik dan anorganik), selanjutnya dibuang
di pembuangan sampah domestik.
2) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Areal Base Camp pembangunan embung Lagundi
3)Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
37
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Selama kegiatan pembangunan tahap konstruksi Embung
Lagundi
c. Upaya Pemantauan lingkungan hidup
1)Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Memantau terjadinya timbulan limbah padat
2)Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Areal Base Camp pembangunan embung Lagundi
3)Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Setiap bulan selama kegiatan pembangunan Embung Lagundi
d. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
1)Pelaksana pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV.
2) Institusi pengawas
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
Pemerintah Desa Lagundi dan Kecamatan Kambowa.
3) Institusi penerima laporan.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara.
4.Pembuatan Jalan Masuk/Akses
a. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
1)Sumber dampak
Pembuatan Jalan Masuk/Akses
2) Jenis dampak
Kualitas udara
Penurunan kualitas udara bersumber dari emisi gas kendaraan
dan alat berat kegiatan pembuatan jalan masuk/akses
pembangunan embung Lagundi yang mengakibatkan
munculnya partikel debu.
Kebisingan
38
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Suara kebisingan dapat bersumber dari kendaraan dan alat
berat yang melakukan kegiatan pembuatan jalan masuk/akses
pembangunan Embung Lagundi dan selama kegiatan
konstruksi berlangsung
Aksesibilitas/Gangguan Lalulintas
Terjadinya kecelakaan lalulintas pada saat aktifitas pembuatan
jalan akses masuk pembangunan embung Lagundi.
Penurunan Kesehatan Masyarakat
Masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan bila terjadi
akibat meningkatnya partikel debu yang disebabkan
pembuatan jalan masuk/akses pembangunan embung
Lagundi. Jenis gangguan kesehatan dapat terjadi seperti iritasi
mata dan batuk akibat meningkatnya partikel debu di sekitar
lokasi kegiatan.
3)Besaran dampak
Parameter kualitas udara ambient berdasarkan Baku Mutu
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No.7 Tahun
20015 dan PP-RI No. 41 Tahun 2009.
Jumlah Gangguan Lalulintas
Jumlah pengaduan gangguan kesehatan oleh masyarakat
b. Upaya pengelolaan lingkungan hidup.
1)Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Kendaraan yang digunakan harus menggunakan filter emisi
untuk penetrasi kebisingan pada knalpot
Melakukan penyiraman dilokasi pembuatan jalan masuk jika
dimungkinkan.
Menempatkan petugas serta rambu-rambu jalan untuk
mengatur lalulintas di pintu jalan masuk dan keluar.
2) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
39
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Sekitar area jalan masuk/akses pembangunan embung
Lagundi
3)Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama pengerjaan dan pembuatan jalan akses
pembangunan embung Lagundi.
c. Upaya Pemantauan lingkungan hidup
1)Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Melakukan pemantauan udara ambient berdasarkan Baku
Mutu Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No.7 Tahun
20015 dan PP-RI No. 41 Tahun 2009.
Melakukan pemantauan gangguan lalulintas
Melakukan pemantauan terjadianya pengaduan kesehatan
masyarakat
2)Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Di areal sekitar pembuatan jalan akses ke Embung Lagundi
3)Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Minimal sekali selama kegiatan pembuatan jalan akses
d. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
1)Pelaksana pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV.
2) Institusi pengawas
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
Pemerintah Desa Lagundi dan Kecamatan Kambowa.
3) Institusi penerima laporan.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara.
5.Pekerjaan Galian Tanah
a. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
1)Sumber dampak
Pekerjaan Galian Tanah pada embung
40
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
2) Jenis dampak
Kualitas Udara
Jenis dampak yang dapat ditimbulkan bila terjadi peningkatan
konsentrasi SOx, NOx, CO, Pb dan partikel debu disekitar lokasi
kegiatan pekerjaan galian tanah pembagunan embung
Lagundi.
Kebisingan
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah meningkatnya
kebisingan disekitar lokasi akibat aktifitas pekerjaan galian
tanah didalam lokasi kegiatan pembagunan embung Lagundi
Kualitas Air
Meningkatnya konsentrasi BOD, COD dan dapat menurunkan
oksigen terlarut dalam air (DO) akibat aktifitas pekerjaan
galian tanah didalam lokasi kegiatan pembagunan embung
Lagundi
3)Besaran dampak
Parameter kualitas udara ambient berdasarkan Baku Mutu
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No.7 Tahun
20015 dan PP-RI No. 41 Tahun 2009.
Parameter kualitas air berdasarkan Baku Mutu Peraturan
Pemerintah RI No.82 Tahun 2001.
b. Upaya pengelolaan lingkungan hidup.
1)Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Melakukan perawatan mesin kendaraan dan alat berat secara
periodik yang digunakan untuk pembangunan embung.
Mewajibkan para pekerja/buruh untuk menggunakan peralatan
K3 diantaranya helm pengaman dan ear plug.
Diatur secara periodik dalam penggalian tanah di badan
embung.
41
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Dibuatkan saluran air darurat terlebih dahulu di sekeliling
lokasi yang dimatangkan pada awal kegiatan.
2)Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Areal pekerjaan galian tanah pembangunan embung Lagundi
3)Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama pembangunan embung tahap pekerjaan galian tanah
c. Upaya Pemantauan lingkungan hidup
1)Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Pemantauan kualitas udara ambient berdasarkan Baku Mutu
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No.7 Tahun
20015 dan PP-RI No. 41 Tahun 2009.
Pemantauan kualitas air berdasarkan Baku Mutu Peraturan
Pemerintah RI No.82 Tahun 2001.
2)Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Areal sekitar proyek embung dan pemukiman warga desa
Lagundi
3)Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Setiap 6 bulan sekali selama kegiatan Tahap Konstruksi
d. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
1)Pelaksana pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV.
2) Institusi pengawas
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
Pemerintah Desa Lagundi dan Kecamatan Kambowa.
3) Institusi penerima laporan.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara.
6.Pembuatan Tubuh Embung dan Bangunan Pelengkap
a. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
1)Sumber dampak
42
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Pembuatan Tubuh Embung dan Bangunan Pelengkap
2) Jenis dampak
Kualitas Udara
Jenis dampak yang dapat ditimbulkan bila terjadi peningkatan
konsentrasi SOx, NOx, CO, Pb dan partikel debu disekitar lokasi
kegiatan pekerjaan pembuatan tubuh embung dan bangunan
pelengkap pembagunan embung Lagundi.
Kebisingan
Jenis dampak yang ditimbulkan adalah meningkatnya
kebisingan disekitar lokasi akibat aktifitas pekerjaan
pembuatan tubuh embung dan bangunan pelengkap didalam
lokasi kegiatan pembagunan embung Lagundi
Kualitas Air
Meningkatnya konsentrasi BOD, COD dan dapat menurunkan
oksigen terlarut dalam air (DO) akibat aktifitas pekerjaan
pembuatan tubuh embung dan bangunan pelengkap didalam
lokasi areal kegiatan pembagunan embung Lagundi
Limbah Padat
Dapat terjadi tumpukan limbah padat di dalam lokasi proyek
kegiatan pembagunan embung Lagundi pada saat tahap
konstruksi kegiatan aktifitas pekerjaan pembuatan tubuh
embung dan bangunan pelengkap.
3)Besaran dampak
Parameter kualitas udara ambient berdasarkan Baku Mutu
Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No.7 Tahun
20015 dan PP-RI No. 41 Tahun 2009.
Parameter kualitas air berdasarkan Baku Mutu Peraturan
Pemerintah RI No.82 Tahun 2001.
Banyaknya Limbah padat hasil dari pembangunan tubuh
embuh dan bangunan pelengkap lainnya diantaranya kayu,
43
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
plastik, besi, yang digunakan untuk penyanggah dan
pendukung pekerjaan pembangunan.
b. Upaya pengelolaan lingkungan hidup.
1)Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Melakukan perawatan mesin kendaraan dan alat berat secara
periodik yang digunakan untuk pembangunan embung.
Mewajibkan para pekerja/buruh untuk menggunakan peralatan
K3 diantaranya helm pengaman dan ear plug.
Membuat saluran air darurat terlebih dahulu di sekeliling lokasi
yang dimatangkan pada awal kegiatan sebelum kegiatan
pembangunan tubuh embung.
Mengumpulkan limbah padat dari hasil pembangunan embung
jauh dari tubuh embung dan pelimpah.
2)Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Areal proyek kegiatan pembuatan tubuh embung dan
bangunan pelengkap embung Lagundi
3)Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Selama kegiatan tahap konstruksi pembangunan embung
lagundi pekerjaan tubuh embung.
c. Upaya Pemantauan lingkungan hidup
1)Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Melakukan Pemantauan kualitas udara ambient berdasarkan
Baku Mutu Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara No.7
Tahun 20015 dan PP-RI No. 41 Tahun 2009.
Melakukan pemantauan kualitas air berdasarkan Baku Mutu
Peraturan Pemerintah RI No.82 Tahun 2001.
Melakukan pemantauan terhadap limbah padat yang hasil dari
pembangunan tubuh embuh dan bangunan pelengkap lainnya.
2) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
44
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Areal proyek kegiatan pembuatan tubuh embung dan
bangunan pelengkap embung Lagundi
3)Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Setiap 6 bulan sekali pada tahap konstruksi pembangunan
embung Lagundi
d. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
1)Pelaksana pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV.
2) Institusi pengawas
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
Pemerintah Desa Lagundi dan Kecamatan Kambowa.
3) Institusi penerima laporan.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara.
E. Tahap Pasca Konstruksi
1.Pengoperasian Embung
a. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
1)Sumber dampak
Pengoperasian Embung
2) Jenis dampak
Persepsi masyarakat
Pendapatan Masyarakat Petani
3)Besaran dampak
Persepsi positif masyarakat pengguna suplai air embung
Lagundi untuk bercocok tanam yang diiringi dengan
bertambahnya pendapatan masyarakat.
b. Upaya pengelolaan lingkungan hidup.
1)Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Menugaskan Staf Pengairan dari Dinas Pengairan Kab. Buton
Utara
45
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Membentuk kelompok P2AE (Perkumpulan Pemakai Air
Embung)
2)Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Sekitar wilayah embung dan pengguna suplai air embung
Langundi.
3)Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Setiap saat dalam pengoperasian dan suplai air embung
c. Upaya Pemantauan lingkungan hidup
1)Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Musyawarah kelompok P2AE dan petugas pengairan setempat
2)Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Sekitar wilayah embung dan pengguna suplai air embung
Langundi.
3)Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
Setiap saat apabila adanya keluhan masyarakat dan kelainan
pada bangunan embung Lagundi.
d. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
1)Pelaksana pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
Petugas Dinas Pengairan Kabupaten Buton utara
Kelompok P2AE (Perkumpulan Pemakai Air Embung).
2) Institusi pengawas
Dinas Pengairan Kabupaten Buton utara
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
Pemerintah Desa Lagundi dan Kecamatan Kambowa.
3) Institusi penerima laporan.
Dinas Pengairan Kabupaten Buton utara
2.Pemeliharaan Embung
a. Dampak lingkungan yang ditimbulkan
1)Sumber dampak
Pemeliharaan Embung
46
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
2) Jenis dampak
Persepsi Masyarakat
3)Besaran dampak
Dukungan masyarakat pengguna suplai air embung Lagundi
untuk memelihara Embung Lagundi dan pendukungnya.
b. Upaya pengelolaan lingkungan hidup.
1)Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
Mencegah kebocoran /rembesan di tubuh embung Embung
Menanam gebalan rumput di badan timbunan embung
2)Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Areal Embung Lagundi termasuk saluran irigasnya
3)Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup
Setiap saat diperkirakan terjadi perubahan debit air embung
Lagundi
c. Upaya Pemantauan lingkungan hidup
1)Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Menugaskan Staf Pengairan dari Dinas Pengairan Kab. Buton
Utara
Membentuk kelompok P2AE (Perkumpulan Pemakai Air
Embung)
2)Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup
Areal Embung Lagundi termasuk saluran irigasnya
3)Periode Pemantauan Lingkungan Hidup
d. Institusi pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
1)Pelaksana pengelola dan pemantauan lingkungan hidup
Petugas Dinas Pengairan Kabupaten Buton utara
Kelompok P2AE (Perkumpulan Pemakai Air Embung).
2) Institusi pengawas
Dinas Pengairan Kabupaten Buton utara
47
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara
Pemerintah Desa Lagundi dan Kecamatan Kambowa.
3) Institusi penerima laporan.
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara.
48
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
Matriks UKL UPL
49
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
BAB IV
JUMLAH DAN IZIN-IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN
1. Izin-Izin PPLH Yang Dibutuhkan
Adapun Izin PPLH yang dibutuhkan dalam pembangunan Embung
lagundi adalah Izin Lingkungan dan Rekomendasi Lingkungan dari
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Buton Utara.
60
Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV Provinsi Sulawesi Tenggara -----------------------------
UKL-UPL EMBUNG LAGUNDIKABUPATEN BUTON UTARA 2015
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2009. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kantor Menteri Negara Lingkungan
Hidup. Jakarta.
Anonimous, 1999, Peraturan Pemerintah No.41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara. Jakarta
Anonimous, 2001, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor.82 Tahun 2001
Tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Jakarta
Anonimous, 2003, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun
Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. Jakarta
Anonimous, 2004, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 51 Tahun
2004. Tentang Baku Mutu Air Laut. Jakarta
Anonimous, 2005, Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor: 7 Tahun 2005
Tentang Penetapan Baku Mutu Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Anonimous, 2009, Peraturan Menteri Negara lingkungan Hidup Nomor: 18 Tahun 2009
Tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun. Jakarta
Anonimous, 2012. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
Tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta.
Anonimous, 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin
Lingkungan. Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup. Jakarta.
Dinas Tata Ruang Kabupaten Buton Utara, 2012, Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Buton Utara 2012-2032, Buranga.
BPS, 2014, Kecamatan Kambowa Dalam Angka Tahun 2014, Badan Pusat Statistik
Kabupaten Buton Utara.
61