Download - Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
1/26
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fase pertumbuhan seorang anak menuju fase remaja biasanya disertai dengan banyak
perubahan fisik, salah satunya adalah mulai timbulnya jerawat pada kulit. Jerawat timbul karena
kelenjar minyak yang berlebih yang dikontrol oleh hormon androgen uang bercampur dengan
sel sel kulit mati. Ketika sel-sel kulit itu bercampur dengan jumlah debu atau kotoran yang
sudah meningkat itu, campuran yang tebal dan lengket itu dapat membentuk penyumbat yang
menjadi bintik hitam atau putih. Di dalam kotoran dan debu terdapat bakteri P.Acne
berkembang biak di dalam kelenjar minyak yang tersumbat sehingga menyebabkan kulitmenjadi iritasi disekitarnya. Kelenjar itu terus membengkak dan akhirnya pecah. Ditambah lagi
dengan kehadiran bakteri S. aureusyang dapat menyebabkan infeksi pada kulit yang iritasi.
Tetapi sayangnya, pengobatan jerawat di Indonesia masih terhitung susah dan mahal,
seperti pergi untuk ke dokter dengan harga yang mahal serta ketidakaman obat-obat penyembuh
jerawat yang memakai bahan-bahan kimia buatan yang dapat menimbulkan efek samping
lainnya seperti penyakit kulit.
Dalam kandungan daun teh hijau terdapat senyawa alami polifenol yang bersifat sebagai
antimikroba, antioksidan, antiradiasi dan pembunuh sel kanker. Antimikroba pada teh dapat
berfungsi sebagai anti bakteri dan virus sehingga dapat melawan bakteri pada jerawat dan
mencegah infeksi pada kulit. Sedangkan antioksidan pada teh hijau dapat bekerja dengan cara
eksfoliasi pada kulit yang berjerawat. Eksfoliasi adalah kemampuan untuk mengelupaskan sel-
sel kulit yang telah mati. Semakin tinggi kadar polifenol dalam teh, semakin tinggi pula
kapasitas antioksidan dalam teh.
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Ekstrak daun
teh dijadikan salep karena salep mudah dibuat dengan cara yang sederhana dan paling cocok
digunakan untuk obat luar seperti obat menyembuhkan jerawat
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
2/26
7
1.2 Tujuan
1. Menguji konsentrasi ekstrak daun teh hijau yang paling efektif sebagai obat alami untuk
menyembuhkan jerawat.
2. Untuk mengetahui minimum komposisi kandungan yang paling efektif sebagai salep
penyembuh jerawat
1.3 Rumusan Masalah
1. Pada konsentrasi berapakah ekstrak daun teh hijau paling efektif dalam menyembuhkan
jerawat?
2.
Bagaimana minimum komposisi kandungan yang paling efektif dalam pembuatan obat
penyembuh jerawat?
1.4 Batasan Masalah
1. Uji kandungan variasi konsentrasi 25%, 50%, 75%
2. Pengujian dilakukan secara invitro menggunakan bakteriP.Acne danS. aureus
1.5 Manfaat Penelitian
1. Untuk menemukan obat penyembuh jerawat dari bahan alami dengan harga terjangkau
2. Agar salep ekstrak daun the hijau penyembuh jerawat yang telah layak dijual di pasaran
1.6 Hipotesis
1. Antibakteri dari ekstrak daun teh hijau efektif sebagai obat alami penyembuh jerawat.
2. Salep adalah metode yang paling tepat sebagai obat alami penyembuh jerawat
3. Semakin tinggi konsenrasi dari ekstrak daun teh hijau, semakin efektif dalam membunuh
bakteriP.acne dan S.aureus
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
3/26
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teh (Camell ia sinensis)
2.1.1 Deskripsi Teh (Camell ia sinensis)
Tanaman teh termasuk jenis pohon, tapi karena pemangkasan kerapkali seperti perdu, tinggi 5-
10 m. Ujung ranting dan daun muda berambut halus. Daun tersebar, tunggal, helaian daun elipis
memanjang, dengan pangkal runcing, bergigi, seperti kulit tipis, 6-18 x 2-6 cm. Bunga diketiak,
berkelamin dua, bunga yang membuka menunduk, garis tengah 3-4 cm, sangat harum, putih
cerah (Steenis, 2008).
Daun kelopak tetap 5-6, sangat tidak sama. Daun mahkota pada pangkalnya melekat ringan.
Benang sari berlingkaran banyak, yang terluar pada pangkalnya bersatu, melekat dengan daun
mahkota, yang terdalam terlepas. Tangkai putik bercabang tiga. Buah kotak berkayu lebarnya
lebih daripada panjangnya, pecah menurut ruang, biji berjumlah 1-3 (Steenis, 2008).
2.1.2 Klasifikasi Cameli a sinensis
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ericales
Famili : Theaceae
Genus : Camellia
Spesies : Camellia sinensis
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
4/26
9
2.1.3 Proses
Untuk mendapatkan teh hijau dari daun teh segar, ternyata harus melalui beberapa proses, antara
lain
1. Proses Pelayuan
a. Setelah penerimaan pucuk dari kebun, daun teh ditebar & diaduk aduk untuk mengurangi
kandungan air yang terbawa pada daun.
b. Setelah itu daun teh dilayukan dengan melewatkan daun tersebut pada silinder panas sekitar
5 menit (sistem panning) atau dilewatkan beberapa saat pada uap panas bertekanan tinggi
(sistem steaming), proses pelayuan ini bertujuan untuk mematikan aktivitas enzim sehingga
akan menghambat timbulnya proses fermentasi.
c. Menurunkan kadar air menjadi sekitar 60 - 70 %.
2. Proses Pendinginan
Bertujuan untuk mendinginkan daun setelah melalui proses pelayuan.
3. Proses Penggulungan Daun
a. Bertujuan untuk memecah sel-sel daun sehingga teh yang dihasilkan akan mempunyai rasa
yang lebih sepet
b. Proses ini hampir sama dengan proses penggilingan pada proses pembuatan teh hitam, tetapi
untuk proses pembuatan teh hijau daun yang dihasilkan sedapat mungkin tidak remuk / hanya
tergulung, dan mempunyai rasa yang lebih sepet. Proses penggulungan berkisar antara 15 - 30
menit.
4. Proses Pengeringan
a. Proses pengeringan yang pertama dilakukan adalah dengan menggunakan ECP drier,
kemudian setelah itu langsung dilanjutkan dengan pengeringan menggunakan rotary drier.
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
5/26
10
b. Proses pengeringan pertama akan menurunkan kadar air menjadi 30 - 35 %, dan akan
memperpekat cairan sel. Proses ini dilakukan pada suhu sekitar 110 - 135 C selama 30
menit.
c. Proses pengeringan kedua akan memperbaiki bentuk gulungan daun, suhu yang dipergunakan
berkisar antara 70 - 95 C dengan waktu sekitar 60 - 90 menit.
d. Produk teh hijau yang dihasilkan mempunyai kadar air 4 - 6 %.
5. Proses Sortasi
Proses ini bertujuan untuk mendapatkan teh hijau dengan berbagai kualitas mutu :
a. Peko (daun pucuk).
b. Jikeng (daun bawah / tua).
c. Bubuk / kempring (remukan daun).
d. Tulang (Andi Nur Alam Syah,2006).
2.1.4 Manfaat Teh
1. Mencegah dan mengobati kanker
Teh dikenal sebagai zat anti kanker, diantaranya kanker payudara, kanker lambung, kanker
prostat dan kanker rongga mulut. Kandungan pada teh yang berperan sebagai zat antikanker
adalah polifenol yang menyusun 25-35% berat kering teh. Salah satu polifenol yang populer
yaitu katekin terutama dalam bentuk EGCG (Epigallo catechin gallate). Dalam penelitian
EGCG terbukti menghambat pertumbuhan sel kanker payudara pada tikus (Alamsyah, 2006).
2. Antibakteri
Teh mempunyai manfaat sebagai antibakteri. Kandungan dalam teh yang berperan sebagai
antibakteri adalah katekin. Bakteri yang menyebabkan penyakit pada sistem pencernaan seperti
Clostridium perfringens dan C. Botulinum dapat dihambat pertumbuhannya oleh teh. Menurut
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
6/26
11
beberapa penelitiaan yang telah dilakukan teh hijau dapat membunuh bakteri Staphylococcus
aureus dan P.acnes. Bakteri penyebab plak gigi yaitu Streptococcus mutans dapat dihambat
aktivitas bakterinya (Alamsyah, 2006).
3. Teh meningkatkan kekebalan tubuh
Teh mempunyai kemampuaan untuk merangsang sel pada sistem kekebalan tubuh untuk
menjinakkan bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Kandungan yang berperan adalah L-theanin
dan E-thylamine (Alamsyah, 2006)
4. Menjaga kesehatan kulit
Radikal bebas dapat mengganggu struktur kolagen pada kulit sehingga dapat mengganggu
kelembutan dan kesehatan kulit. Antioksidan yang terdapat pada teh mampu melindungi kulit
dari kerusakan akibat serangan radikal bebas (Alamsyah, 2006).
2.1.5 Mekanisme Aktivitas Antibakteri Teh
Kandungan teh yang berperan sebagai antibakteri adalah katekin (Tiwari et al, 2005). Katekin
merupakan prekursor pembentuk tanin. Tanin termasuk dalam kelompok polifenol yang
menghambat fungsi membran sitoplasma dan mendenaturasi protein. Katekin menghancurkan
membran lipid bilayer sehingga sel kehilangan struktur dan fungsinya dan akhirnya lisis (Ciraj
et al, 2005). Epigalokatekin, epigalokatekin galat dan flavanol memiliki peranan utama dalam
hambatan terhadap sintesis asam lemak bakteri (Zhang, 2004). Asam lemak dalam bakteri
digunakan terutama untuk membentuk membran sel bakteri. Oleh karena adanya hambatan
sintesis asam lemak maka pembentukan membran sel bakteri akan terganggu. Hal ini
mengakibatkan struktur dan fungsi membran sel bakteri rusak dan pada akhirnya sel bakteri
akan mengalami lisis dan mati (Rizky, 2006). Sifat katekin yang sangat larut air dan juga
lipofilik menyebabkan katekin sangat mudah melekat pada protein bakteri serta toksin yang
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
7/26
12
dihasilkan bakteri. Sehingga terbentuk ikatan yang menghambat perlekatan pada sel tubuh
manusia
b. Mekanisme kerja antibakteri
1. Menghambat sintesis dinding sel
Dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan yaitu suatu kompleks polimer mukopeptida
(glikopeptida). Oleh karena tekanan osmotik dalam bakteri lebih tinggi daripada di luar sel
maka kerusakan dinding sel bakteri akan menyebabkan terjadinya lisis (Gunawan, 2007).
2. Menghambat metabolisme sel
Bakteri membutuhkan asam folat untuk kelangsungan hidupnya. Kuman patogen harus
mensisntesis sendiri asam folat dari asam amino benzoat (PABA) untuk kebutuhan hidupnya.
Efek antibakteri bekerja menghambat sintesis asam folat atau bersaing dengan PABA
(Gunawan, 2007).
3. Menganggu keutuhan membran sel
Membran sitoplasma mempertahankan bahan-bahan tertentu di dalam sel serta mengatur aliran
keluar masuknya bahan-bahan tertentu di dalam sel lain. Membran memelihara integritas
komponen-komponen seluler. Kerusakan pada membran ini akan menyebabkan keluarnya
berbagai komponen penting dari dalam sel yaitu protein, asam nukleat dan nukleotida. Efek
antibakteri dalam merusak membran sel dengan cara bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid
membran sel bakteri dan bereaksi dengan struktur sterol sehingga mempengaruhi permeabilitas
selektif membran (Gunawan, 2007).
4. Menghambat sintesis protein sel
Untuk kehidupannya, sel bakteri perlu mensintesis berbagai protein. Sintesis protein
berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan tRNA. Pada bakteri, ribosom 30S dan 50S.
Untuk berfungsi pada sintesis protein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai
mRNA menjadi ribosom 70s (Gunawan, 2007).
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
8/26
13
5. Menghambat sintesis asam nukleat sel
DNA, RNA dan protein memegang peranan amat penting di dalam proses kehidupan normal
sel. Hal itu berarti bahwa gangguan apapun yang terjadi pada pembentukan atau fungsi zat-zat
tersebut dapat mengakibatkan kerusakan total pada sel (Gunawan, 2007).
2.2 Jerawat
Jerawat merupakan suatu penyakit kulit yang mengalami pembengkakan (abses) pada per-
mukaannya, dimana kelenjar yang memproduksi minyak tersumbat dan terkontaminasi oleh
bakteri. Jerawat lebih sering terjadi di kalangan remaja, karena pada usia ini terjadi peningkatan
produksi hormon androgen. Hormon ini dapat meningkatkan kadar minyak, yang dapat
menyebabkan terjadinya penyumbatan dan penimbunan yang disebut ko-medo. Jerawat
mungkin lebih sering timbul pada remaja yang mempunyai jenis kulit berminyak, namun ada
beberapa kasus dimana jerawat juga dapat timbul pada seseorang yang sudah berumur puluhan
tahun Adapun Faktor penyebab timbul-nya jerawat adalah :
1) Adanya sumbatan di pori-pori kulit oleh sebum yang berubah menjadi padat.
2) Peningkatan produksi sebum akibat pengaruh hormonal, kondisi fisik, dan psikologis. Jika
di-sertai dengan sumbatan di muara kelenjar se-basea, aliran keluar sebum akan terbendung.
3) Peningkatan populasi dan aktivitas Propioni-umbacteri acnes karena bakteri ini terdapat di
bawah muara kelenjar sebasea dan suka memakan lemak sebum.
4) Reaksi radang akibat serbuan set darah putih ke sekitar kelenjar sebasea yang sudah meng-
alami bendungan dan akhimya pecan. Isi lemak sebum tumpah ke dalam jaringan kulit jangat
atau dermis, dan dianggap benda asing sehingga memancing serbuan set darah putih ke tempat
tersebut
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
9/26
14
2.3 Bakteri
2.3.1 Propionibacter ium acnes
Propionibacterium acnes termasuk dalam kelompok bakteri Corynebacteria. Bakteri ini
termasuk flora normal kulit. Propionibacterium acnes berperan pada patogenesis jerawat dengan
menghasilkan lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak ini dapat
mengakibatkan inflamasi jaringan ketika berhubungan dengan sistem imun dan mendukung
terjadinya akne. Propionibacterium acnes termasuk bakteri yang tumbuh relatif lambat. Bakteri
ini tipikal bakteri anaerob gram positif yang toleran terhadap udara. Genome dari bakteri ini
telah dirangkai dan sebuah penelitian menunjukkan beberapa gen yang dapat menghasilkan
enzim untuk meluruhkan kulit dan protein, yang mungkin immunogenic (mengaktifkan sistem
kekebalan tubuh). Ciri-ciri penting dari bakteri Propionibacterium acnes adalah berbentuk
batang tak teratur yang terlihat pada pewarnaan gram positif. Bakteri ini dapat tumbuh di udara
dan tidak menghasilkan endospora. Bakteri ini dapat berbentuk filamenbercabang atau
campuran antara bentuk batang/filamen dengan bentuk kokoid. Propionibacterium acnes
memerlukan oksigen mulai dari aerob atau anaerob fakul- tatif sampai ke mikroerofilik atau
anaerob. Beberapa bersifat patogen untuk hewan dan tanaman.
2.3.2 Klasifikasi Propionibacteri um acnes
Kingdom :Bacteria
Phylum :Actinobacteria
Class :Actinobacteridae
Order :Actinomycetales
Family :Propionibacteriaceae
Genus :Propionibacterium
Spesies :Propionibacterium acnes
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
10/26
15
2.3.3 Mekanisme kerja Propionibacteri um acnes
Akne terjadi ketika lubang kecil pada permukaan kulit yang disebut pori-pori tersumbat. Pori-
pori merupakan lubang bagi saluran yang disebut folikel, yang mengandung rambut dan
kelenjar minyak. Biasanya, kelenjar minyak membantu menjaga kelembaban kulit dan
mengangkat sel kulit mati. Ketika kelenjar minyak memproduksi terlalu banyak minyak, pori-
pori akan banyak menimbun kotoran dan juga mengandung bakteri. Mekanisme terjadinya
jerawat adalah bakteri Propionibacterium acnes merusak stratum corneum dan stratum germinat
dengan cara menyekresikan bahan kimia yang menghancurkan dinding pori. Kondisi ini dapat
menyebabkan inflamasi. Asam lemak dan minyak kulit tersumbat dan mengeras. Jika jerawat
disentuh maka inflamasi akan meluas sehingga padatan asam lemak dan minyak kulit yang
mengeras akan membesar.
2.3.4Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus adalah bakteri gram positif, tidak bergerak ditemukan satu-satu,
berpasangan, berantai pendek atau bergerombol, tidak membentuk spora, tidak berkapsul, dan
dinding selnya mengandung dua komponen utama yaitu peptidoglikan dan asam teikhoat.
Metabolisme dapat dilakukan secara aerob dan anaerob. Infeksi yang disebabkan di golongkan
sebagai penyakit menular/lokal (biasanya) atau menyebar (jarang). Staphylococcus adalah sel
yang berbentuk bola dengan garis tengah sekitar 1m dan tersusun dalam kelompok tak
beraturan. S.aureus menghasilkan koagulase,suatu protein mirip enzim yang dapat
menggumpalkan plasma yang telah diberi oksalat atau sitrat dengan bantuan suatu faktor yang
terdapat dalam banyak serum. Bakteri yang membentuk koagulase dianggap mempunyai
potensi menjadi patogen invasif. S. ureus dapat ditemukan di kulit dan di hidung
manusia,(Hidung biasanya dianggap tempat utama berkembangnya kolonisasinya) dan ada
kalanya dapat menyebabkan infeksi dan sakit parah.
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
11/26
16
2.3.5 Klasifikasi Staphylococcus aureus
Domain : Bacteria
Kingdom : Eubacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : S. aureus
2.3.6 Mekanisme Staphylococcus aureus
Pada dasarnya bakteri ini adalah bakteri komensal yang banyak berada di kulit. Tetapi, jika
kondisi kulit terbuka karena adanya luka, maka bakteri ini akan bersifat patogenik. Patogenitas
bakteri ini dikarenakan karena bakteri memproduksi toksin dan enzim. Salah satu toksin yang
dihasilkan oleh bakteri ini adalah hemolisin tipe beta, yang mampu melisiskan sel darah merah.
Sedangkan enzim yang dimiliki adalah koagulase. Enzim ini akan menyebabkan terjadi
koagulase dari plasma darah. Enzim koagulase adalah enzim yang membedakan Staphylococcus
aureus dengan bakteri genus Staphylococcus lainnya yang tidak pathogen. Enzim katalase adalah
sebuah enzim yang mampu mengubah Hidrogen Peroksida menjadi air dan Gas Oksigen
2.4 Ekstraksi
Ekstraksi merupakan proses penyarian dengan penarikan zat berkhasiat atau kandungan dari
bahan baku obat baik yang berasal dari tanaman obat maupun dari hewan dengan menggunakan
pelarut yang sesuai dimana zat yang diinginkan dapat larut dalam pelarut tersebut. Dengan
dilakukan proses ekstraksi maka akan diperoleh sari / hasil ekstrak yang mengandung zat aktif
berkhasiat obat tanpa adanya zat yang tidak diinginkan dan ampas dari bahan baku obat
tersebut. Tahapan proses ekstraksi : bahan baku herbal penghalusan ukuran serbuk bahan
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
12/26
17
penambahan bahan pelarut yang sesuai dan proses ekstraksi (maserasi/perkolasi/digestive)
hasil ekstrak cair proses destilasi ekstrak kental/ liquid kental (Asimas, 2007).Ekstrak dapat
berupa sediaan kental, sediaan kering atau cair yang dibuat dengan mengambil simplisia nabati
atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Sebagai
cairan penyaring digunakan air, eter, campuran etanol dan air. Pembuatan sediaan ekstrak
dimaksudkan agar zat berkhasiat dalam simplisia terdapat dalam bentuk yang mempunyai kadar
yang tinggi dan hal ini memudahkan mengatur dosisnya. Dalam sediaan ekstrak dapat
distandardisasikan kadar zat berkhasiat sedangkan kadar zat berkhasiat dalam simplisia sukar
didapat yang sama ( Moh Anief, 2003).
2.5 Sediaan Topikal
Sediaan topikal adalah sediaan yang penggunaannya pada kulit dengan tujuan untuk
menghasilkan efek lokal, contoh : lotion, salep, dan krim.
2.5.1 Salep
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar.
Bahan obatnya larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok. Salep tidak boleh
berbau tengik. Menurut pemikiran modern salep adalah sediaan semipadat untuk pemakaian
pada kulit dengan atau tanpa penggosokan. Oleh karena itu salep dapat terdiri dari substansi
berminyak atau terdiri dari emulsi lemak atau lilin yang mengandung air dalam proporsi relatif
tinggi. (Anief, 1999)
2.5.2 Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Krim mempunyai konsistensi relatif cair
diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Sekarang batasan tersebut
lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi
mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci
dengan air. Prinsip pembuatan krim adalah berdasarkan proses penyabunan (safonifikasi) dari
suatu asam lemak tinggi dengan suatu basa dan dikerjakan dalam suasana panas yaitu
temperatur 700- 800C. (Dirjen POM,1995).
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
13/26
18
Krim merupakan obat yang digunakan sebagai obat luar yang dioleskan ke bagian kulit badan.
Obat luar adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan, dan ke arah
lambung. Menurut defenisi tersebut yang termasuk obat luar adalah obat luka, obat kulit, obat
hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir dan sebagainya. ( Anief, 1999 ).
Ada beberapa tipe krim seperti emulsi, air terdispersi dalam minyak (A/M) dan emulsi minyak
terdispersi dalam air (M/A). sebagai pengemulsi dapat digunakan surfaktan anionik, kationik
dan non anionik. Untuk krim tipe A/M digunakan : sabun monovalen, tween, natrium
laurylsulfat, emulgidum dan lain-lain. Krim tipe M/A mudah dicuci. (Anief,1994). Dalam
pembuatan krim diperlukan suatu bahan dasar.
Fungsi krim adalah:
a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit
b. Sebagai bahan pelumas bagi kulit
c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak langsung dengan zat-zat berbahaya.
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
14/26
19
BAB III
METODOLOGI
3.1. Metode yang digunakan
Daun teh hijau yang digunakan adalah daun teh hijau yang sudah tidak dipakai lagi dan
sisa sortir yang didapatkan langsung dari gunung teh di puncak. Metode yang digunakan untuk
pengujian antibakteri adalah metode difusi. Metode ini memiliki prinsip kerja yang sederhana,
dimana kertas saring yang sudah mengandung ekstrak daun teh hijau dengan berbagai
konsentrasi ditaruh pada permukaan media padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri,
maka ekstrak daun teh hijau yang diperkirakan mempunyai kandungan antibakteri, akan
berdifusi, sehingga nantinya akan membentuk clear zone di sekitar kertas saring, jika bakteri
sudah tumbuh dan ekstrak tersebut mengandung antibakteri. Semakin besar clear zone tersebut,
maka artinya semakin peka bakteri P.acne dan S. aureus terhadap ekstrak daun teh hijau.
Penelitian ini dilakukan dari tanggal 15 April 2014 sampai 13 Mei 2014 di laboratorium kimia
dan biologi St. Laurensia, Serpong.
3.2 Alat dan Bahan
600 gr daun teh hijau yang sudah busuk
Kaldu ayam
Alkohol 96%
Shaker
Beaker glass
Tabung Elenmeyer
Blender
Ayakan
Plastik
Karet gelang
Spidol
Evaporating dish
Kompor
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
15/26
20
Stirring rod
Corong Buchner
Wadah
Bakteri P. acne
Bakteri S.aureus
Kertas kopi
Ose
Filter paper
Petri Dish
Gunting
Aquadest
Pinset
Penggaris
Test tube
3.3 Tahapan Penilitian
Pengumpulan bahan
Pembuatan Simplisia
Pengembangbiakkan
bakteri
Membuat kepekatan
konsentrasi
Membuat ektrak daun
teh hijau
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
16/26
21
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Pengumpulan bahan
Mengumpulkan alat dan bahan baku untuk eksperimen yang berupa daun teh hijau yang sudah
tidak terpakai sebanyak kurang lebih 800 gram yang didapatkan di gunung teh, puncak, Jawa
Barat
3.4.2 Pembuatan Simplisia
Daun teh hijau yang sudah kering dimasukan kedalam blender hingga halus lalu diayak.
3.4.3 Ekstraksi
Serbuk daun teh hijau yang sudah halus dicampurkan alcohol 96% secukupnya lalu diletakkan
di dalam shaker selama 2-3 jam dan biarkan mengendap selama satu hari. Setelah satu hari,
didapatkan endapan, ambil larutan teh yang tidak mengendap dan saring menggunakan corong
Buchner sehingga tidak ada bubuk tersisa. Setelah itu, letakan cairan/larutan di dalam
evaporating dish untuk mengevaporasi alkohol sehingga didapatkan cairan berwarna pekat dan
kental yang digunakan sebagai ekstrak.
3.4.4 Membuat Kepekatan Konsentrasi
Konsentrasi yang dibutuhkan adalah 25%, 50% dan 75%. Aquadest sebanyak 20 ml menjadi
kontrol negatif. Untuk konsentrasi 25%, diperlukan aquadest sebanyak 15ml dan ekstrak
sebanyak 5ml. Aduk hingga rata. Maasukkan filter paper yang sudah digunting kecil kedalam
larutan. Untuk konsentrasi 50%, diperlukan aquadest sebanyak 10 ml dan ekstrak sebanyak
10ml. Lakukan hal yang sama seperti tadi. Untuk konsentrasi 75%, diperlukan aquadest
sebanyak 5 ml dan ekstrak sebanyak 15ml. Lalu lakukan hal yang sama seperti larutan
Pengujian ekstrak
terhadap bakteri
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
17/26
22
konsentrasi 25% dan 50%. Selanjutnya letakkan filter paper di petri dish yang sudah
diinokulasi bakteriP. Acne danS. aureus
3.4.5 Pembuatan Media
Siapkan 650 cc kaldu ayam yang telah diendapkan selama satu hari. Panaskan kembali lalu
saring dengan menggunakan filter paper ke dalam tabung elenmeyer. Tambahkan 6 gram agar
serta 4 gram garam dan 1 gram gula. Bungkus dengan kertas kopi dan diamkan selama 3 jam.
3.4.6 Pengembangbiakan bakteri
(i) Steril Alat dan Bahan
Sebelum memulai penanaman bakteri semua alat yang dibungkus kertas kopi harus disterilkan
dengan autoklaf terlebih dahulu selama kurang lebih 15 menit
(ii) Penanaman bakteri dengan metode gores (streak plate)
Ambil biakan bakteri P. Acne dengan menggunakan ose tanamakan di media padat yang telah
dibuat sebelumya. yang sudah ditanam oleh bakteri P. acne dibiarkan lalu dengan menggunakan
teknik pour plate pindahkan larutan ke petri dish. Dengan menggunakan pipet, ambil 1 ml dan
teteskan di petri dish lalu ratakan dengan menggoyang-goyangkan petri dish. Dengan
menggunakan pinset, letakkan berbagai macam konsentrasi ektrak dengan menggunakan filter
paper di petri dish lalu diamkan selama satu sampai dua hari. Metode ini harus dilakukan
secara aseptis dengan Bunsen burner. Lalu lakukan hal yang sama dengan menggunakan biakan
bakteri S.aureus
3.4.6. Pengujian ekstrak terhadap bakteri
Setelah satu sampai dua hari didiamkan, media akan terlihat clear zone atau daerah hambat dari
ekstrak filter paper. Bandingkan dan ukur diameter clear zone yang paling jauh dengan
menggunakan penggaris.
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
18/26
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Simplisia
Simplisia yang dihasilkan dari 600 gram daun teh hijau yang sudah kering adalah 508 gram.
Diperkirakan banyak serbuk yang terbang pada saat proses pengayakan. Berikut adalah
karakteristik dari simplisia daun teh hijau
Karakteristik simplisia Hasil
Bentuk
Warna
Bau
Serbuk halus
Hijau halus
Daun teh hijau
4.1.2 Hasil Ekstrak
Berikut ini hasil ekstrak daun teh hijau :
Karakteristik ekstrak Hasil
Bentuk
Warna
Bau
Kental
Hitam pekat
Khas daun teh hijau
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
19/26
24
4.1.3 Data Uji Antibakteri
4.1.3.1 Hasil Uji Antibakteri P.acne
Konsentrasi Ekstrak Zona Hambat
0% (Kontrol negative) 0 mm
25% 1. mm
50% 2.0 mm
75% 2.5 mm
Tabel 4.1
Grafik 4.2
Pada tabel 4.1 dapat dilihat kemampuan zona hambat dari konsentrasi ekstrak daun teh
hijau terhadap bakteri P.acne; bahwa semakin tinggi konsentrasi dari ekstrak daun teh hijau,
semakin panjang pula daerah zona hambat yang terlihat. Mulai dari kadar konsentrasi ekstrak
0% yang tidak memiliki daerah clear zone. Konsentrasi ekstrak 25% memiliki clear zone 1 mm.
Konsentrasi ekstrak 50% memiliki clear zone sepanjang 2 mm sedangkan konsentrasi 75%
memiliki clear zone sepanjang 2.5 mm. Dapat dilihat dari grafik 4.2, bahwa kenaikan zona
hambat paling signifikan pada konsentrasi 25% dan antara konsentrasi 50% setelah itu ratio
kenaikannya kembali menurun. Konsentrasi ekstrak daun teh hijau yang paling efektif adalah
75%.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Zonahambat(mm)
Konsentrasi ekstrak (%)
Grafik Perbandingan Ekstrak
terhadap antibakteri P.acne
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
20/26
25
4.1.3.2 Hasil Uji Antibakteri S.aureus
Konsentrasi Ekstrak Zona Hambat
0% (Kontrol negative) 0 mm
25% 1.5 mm
50% 3.0 mm
75% 3.5 mm
Tabel 4.3
Grafik 4.4
Pada tabel 4.3 dapat dilihat kemampuan antibakteri ekstrak daun teh hijau terhadap bakteri
S.aureus. Dapat dilihat dari konsentrasi 0% atau kontrol negatif yang memiliki zona hambat 0
mm lalu Konsentrasi ekstrak 25% memiliki clear zone 1.5 mm. Konsentrasi ekstrak 50%
memiliki clear zone sepanjang 3.0 mm sedangkan konsentrasi 75% memiliki clear zone
sepanjang 3.50 mm. Dapat dilihat dari grafik 4.4, bahwa kenaikan zona hambat paling
signifikan pada konsentrasi 0% dan antara konsentrasi 25% setelah itu ratio kenaikannya
kembali menurun. Konsentrasi ekstrak daun teh hijau yang paling efektif adalah 75%.
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Zonahambat(mm)
Konsentrasi ekstrak (%)
Grafik perbandingan Ekstrak
terhadap antibakteri S.aureus
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
21/26
26
Grafik 4.5
Pada grafik 4.5 merupakan grafik perbandingan ekstrak terhadap bakteri S.aureus dan
bakteri P.acne. Dapat dilihat, kedua grafik berbanding lurus dengan konsentrasi ekstrak. Yaitu
semakin pekat konsentrasi ekstrak, semakin luas zona hambat dari filter paper baik terhadap
bakteri P.acne dan bakteri S.aureus. Pada grafik, kita dapat melihat bahwa konsentrasi ekstrak
daun teh hijau lebih efektif terhadap bakteri S.aureus dibandingkan dengan bakteriP.acne.Dari
konsentrasi ekstrak 25% sudah terlihat perbedaan kenaikan grafiknya. zona hambat terbesar dari
bakteri S.aureus yaitu 3.5mm sedangkan zona hambat terbesar terhadap bakteri P.acne yaitu
3mm. Tetapi keduanya memiliki konsentrasi yang paling efektif adalah 75% .
0
0.5
1
1.5
2
2.5
33.5
4
0 10 20 30 40 50 60 70 80
zonahambat(mm)
Konsentrasi ekstrak
Grafik Perbadandingan ekstrak
terhadap antibakteri
Terhadap bakteri S.aureus
Terhadap bakteri P.acne
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
22/26
27
Penelitian ini merupakan penelitian in vitro untuk mengetahui apakah ekstrak daun teh
hijau memiliki efek antibakteri terhadap P. Acne. Kemampuan ekstrak daun teh hijau dalam
menghambat pertumbuhan bakteri P. Acne disebabkan adanya bahan aktif yang memiliki daya
antibakteri, yaitu katekin terutama dalam bentuk EGCG (Epigallo catechin gallate) yang terdiri
dari flavanoid yang dapat merusak dinding sel bakteri.
Menurut dari teori, semakin pekat konsentrasi ekstrak, akan semakin luas zona
hambatnya. Dari data-data diatas pun terlihat semakin tingginya konsentrsasi dari ekstrak daun
teh hijau, semakin luas daerah clear zone atau zona hambat yang terlihat.
Hasil panjang clear zone tersebut sangat kecil sehingga susah untuk terlihat dan diukur
oleh penggaris sehingga dibulatkan karena alat ukur yang tidak memadai. Selain itu, percobaan
hanya dilakukan sebanyak sekali karena media-media lainnya yang tidak bagus dan
terkontaminasi, sehingga hasil tidak sepenuhnya akurat.
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
23/26
28
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
5.1 Kesimpulan
Ekstrak daun teh hijau telah terbukti efektif menghambat pertumbuhan bakteri P. Acne dan
S.aureus.Konsentrasi ekstrak yang paling efisien adalah yang 75% karena disekitarnya
terdapat clear zone yang paling lebar, yaitu 3mm untuk bakteri P.acne dan 3.5mm untuk
bakteri S.aureus
5.2 Saran
Beberapa saran untuk melaksanakan penelitian serupa di masa yang mendatang:
1. Pengujian Antibakteri akan dilakukan kepada beberapa sampel sehingga didapatkan hasil
yang akurat.
2. Kontrol positif harus hadir sebagai pembanding
3. Observasi harus dilakukan beberapa hari sehingga dapat diketahui berapa lama antibakteri
dari ekstrak tersebut.
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
24/26
29
LAMPIRAN
Hasil clear zone: konsentrasi ekstrak daun teh hijau terhadap bakteri P.acne
Hasil clear zone: konsentrasi ekstrak daun teh hijau terhadap bakteri S.aureus
Konsentrasi 25%, 50%, dan 75%
Hasil ekstrak daun teh hijau
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
25/26
30
Hasil sampel simplisia daun teh hijau
Bakteri P.acne
-
8/10/2019 Uji Efektifitas Dan Metode Pengujian Ekstrak Teh Hijau Sebagai Obat Alami Pnyembuh Jerawat1
26/26
DAFTAR PUSAKA
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311012/BAB%202.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26573/4/Chapter%20II.pdf
http://zehablogapa.blogspot.com/2012/11/simplisia.html
http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/tri-asih-pramasanti-078114019.pdf
http://eprints.uns.ac.id/8951/1/73130807200904261.pdf
http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gigi/MAJALAH%20hendra.pdf
http://classes.midlandstech.edu/carterp/courses/bio225/chap06/lecture5.htm
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311012/BAB%202.pdfhttp://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311012/BAB%202.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26573/4/Chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26573/4/Chapter%20II.pdfhttp://zehablogapa.blogspot.com/2012/11/simplisia.htmlhttp://zehablogapa.blogspot.com/2012/11/simplisia.htmlhttp://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/tri-asih-pramasanti-078114019.pdfhttp://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/tri-asih-pramasanti-078114019.pdfhttp://eprints.uns.ac.id/8951/1/73130807200904261.pdfhttp://eprints.uns.ac.id/8951/1/73130807200904261.pdfhttp://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gigi/MAJALAH%20hendra.pdfhttp://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gigi/MAJALAH%20hendra.pdfhttp://classes.midlandstech.edu/carterp/courses/bio225/chap06/lecture5.htmhttp://classes.midlandstech.edu/carterp/courses/bio225/chap06/lecture5.htmhttp://classes.midlandstech.edu/carterp/courses/bio225/chap06/lecture5.htmhttp://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/gigi/MAJALAH%20hendra.pdfhttp://eprints.uns.ac.id/8951/1/73130807200904261.pdfhttp://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/tri-asih-pramasanti-078114019.pdfhttp://zehablogapa.blogspot.com/2012/11/simplisia.htmlhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26573/4/Chapter%20II.pdfhttp://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311012/BAB%202.pdf