TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK
PENGGARAPAN SAWAH DI DESA GEDONGAN KECAMATAN
BAKI KABUPATEN SUKOHARJO
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh
GelarSarjana Hukum Islam (S.Hi.)
Oleh:
Mifthakhul Khoiriyah
NIM: I.000110011
NIRM: 11/X/02.1.2/0241
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015
xi
ABSTRAK
Pengertian Ijarah yaitu suatu jenis akad untuk mengambil manfaat
dengan jalan sewa menyewa. Atau nilai sebidang tanah, yang tersisa setelah
dikurangi dengan biaya penggarapannya. Atau dapat juga diartikan sebagai
sejumlah hasil atau pembayaran, yang dibayar oleh petani atau penggarap
kepada pemilik tanah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana pandangan
Hukum Islam terhadap praktek penggarapan sawah di Desa Gedongan,
Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo?
Tujuan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pandangan
hukum Islam terhadap praktek penggarapan sawah di Desa Gedongan,
Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan Dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif.
Berdasarkan penelitian Pelaksanaan praktek Penggarapan sawah yang
ada di Desa Gedongan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo adalah dimana
didalam pelaksanaannya yaitu pemilik sawah menyewakan sawahnya untuk
digarap oleh penggarap. Bentuk akad yang dilakukan dalam pelaksanaan
praktek ijarah di Desa Gedongan Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo
adalah secara lisan atau tidak tertulis, karena mereka menggunakan sistem
kepercayaan diantara kedua belah pihak yang melakukan akad. Pembagian
hasil dengan sistem Muzaro‘ah, yaitu dengan cara maro atau 1/2, mrapat atau
1/4, oyotan.
Kata Kunci; Ijarah, Maro,Mrapat, Oyotan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahManusia merupakan makhluk
sosial yang membutuhkan orang laindalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Banyak interaksi yang dilakukan agarkebutuhannya dapat terpenuhi.Disinilah hubungan timbal balik antaraindividu satu dengan yang lainnyadapat terjalin dengan baik. Dibidangekonomi, banyak hubungan yang bisadilakukan, diantaranya :jual beli,pinjam-meminjam, hutang-piutang,gadai, sewa-menyewa, dan sebagainya.Dalam islam sewa menyewa disebutdengan Ijarah.Secara terminilogi, Ijarah adalah suatujenis akad untuk mengambil manfaatdengan jalan sewa menyewa. Dalamkasus sewa atas tanah, Ijarah atausewa berarti nilai sebidang tanah, yangtersisa setelah dikurangi dengan biayapenggarapannya. Atau dapat jugadiartikan sebagai sejumlah hasil ataupembayaran, yang dibayar oleh petaniatau penggarap kepada pemilik tanah.
Pelaksanaan pengupahan terhadap buruhtani di Kabupaten Sukoharjo ini dari masakemasa masih tetap menggunakan carayang sama yakni penangguhan dalampembayaran upahnya sampai masa panentiba. Penangguhan pembayaran seperti inidilakukan sudah sejak lama, dan hampirsemua menggunakan cara seperti ini,sekalipun tidak ada akad yangmengikatnya, tetapi seakan-akan telahterjadi kesepakatan (akad), pihak pemiliktanah hanya cukup dengan memintabantuan kepada para buruh tani yangbiasanya para kaum perempuan, kemudianpara buruh mulai bekerja dari mulai babutkemudian dilanjutkan dengan tandur.
B. Rumusan MasalahDari latar belakang masalah
diatas maka perumusan masalah dalampenelitian ini adalah :
Bagaimana pandangan HukumIslam terhadap praktek penggarapansawah di Desa Gedongan, KecamatanBaki, Kabupaten Sukoharjo?
C. TujuanPenelitianTujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah: Untukmengetahui pandangan hukum Islamterhadap praktek penggarapan sawah diDesa Gedongan, Kecamatan Baki,Kabupaten Sukoharjo.
D. Manfaat Penelitian1. Manfaat Teoritis
Dari penelitian ini, bermanfaat bagipemilik sawah untuk membangunkesadaran berbisnis denganberpijak pada kaidah-kaidahhukum Islam yang telah digariskandan dituntunkan dalam syariat
2. Manfaat PraktisDiharapkan hasil penelitian inidapat menambah pengetahuan danmenambah wawasan penulistentang pandangan hukum Islamterhadap sewa menyewa dalampraktek penggarapan sawah diDesa Gedongan, Kecamatan Baki,Kabupaten Sukoharjo.
TINJAUAN PUSTAKA1. Pengertian dan Dasar Hukum
IjarahSalah satu bentuk kegiatan
manusia dalam lapangan muamalahialah Ijarah. Menurut bahasa,Ijarah berarti upah. Karena itulafad Ijarah mempunyai pengertianumum yang meliputi upah ataspemanfaatan suatu benda atauimbalan sesuatu kegiatan, atau
upah karena melakukan suatuaktivitas.1
Transaksi Ijarah (sewa)dilandasi adanya perpindahanmanfaat (hak guna), bukanperpindahan kepemilikan (hakmilik). Jadi prinsip ijarah(sewa)sama dengan prinsip jual beli,tetapi perbedaannya terletak padaobjek transaksinya. Pada dasarnya,Ijarah(sewa) didefinisikan sebagaihak untuk menfaatkan barang ataujasa tertentu dengan membayarimbalan tertentu.2
Menurut Fatwa DewanSyariah Nasional (DSN) No.9/DSN-MUI/IV/2000 tentangPembiayaan Ijarah (sewa), Ijarahadalah akad pemindahan hak guna(manfaat) atas suatu barang ataujasa dalam waktu tertentu melaluipembayaran sewa atau upah, tanpadiikuti dengan pemindahankepemilikan barang itu sendiri.3
Dalam hukum Islam adadua jenis Ijarah, yaitu:4
a. Ijarah, yang berhubungandengan sewa jasa, yaitumempekerjakan jasa seseorangdengan upah sebagai imbalanjasa yang disewa.
b. Ijarah, yang berhubungandengan sewa aset atau properti,yaitu memindahkan hak untukmemakai dari aset atau properti
1Helmi Karim, Fiqh Muamalah, Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2002, Ed. 1, Cet. 3, Hal. 29
2Adiwarman A. Karim, Bank Islam AnalisisFiqih Dan Keuangan, Jakarta: PT. RajaGrafindoPersada, 2010, Hal. 138
3Kuat Ismanto, Asuransi Syari’ah TinjauanAsas-Asas Hukum Islam, Yogyakarta: PustakaPelajar, 2009, cet. 1, Hal. 289
4 Ascarya, Akad dan Produk Syari’ah,Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hlm.99.
tertentu kepada orang laindengan imbalan biaya sewa.Bentuk ijārah ini mirip denganleasing (sewa) pada bisniskonvensional.
c. Rukun dan Syarat IjarahRukun Ijarah dalam penelitian inidijelaskan ada empat, yaitu: (1) duaorang yang bertransaksi; (2)shighat transaksi; (3) adanyamanfaat; (4) upah.5 Dua orang yangbertransaksi terikat dalam ‘akad,keduanya adalah mua’jir (yangmenyewakan) dan musta’jir(penyewa].a. Syarat Ijarah
Supaya transaksi Ijarahbisa dianggap sah, maka adabeberapa syarat yang mengiringibeberapa rukun yang harusdipenuhi yaitu: ‘Aqid
Kedua belah pihak yangmelakukan akad disyaratkanmemiliki kemampuan, yaituberakal dan dapat membedakan(baik dan buruk).Jika salah satupihak adalah orang gila atauanak kecil, akadnya dianggaptidak sah.a. Baligh, yaitu akad anak
kecil meski sudah tamyiz,dinyatakan tidak sah jikabelum balig.6
b. Orang yang melakukanakad tidak harus mencapaiusia baligh, tetapi anak yangtelah mumayyizpun bolehmelakukan akad Ijarah
5Shaih Al-Bukhari, Kitab Al-Ijarah bab“Itsmu Ajril-Ajir”, no. 2150
6Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, terj. NorHasanuddin, 205.
dengan ketentuan disetujuioleh walinya.7
Sigat akad antara mu’ajir danmusta’jirSyarat sah sigat akad dapatdilakukan dengan lafad atauucapan dengan tujuan orangyang melakukan perjanjian atautransaksi dapat dimengerti.8
Ujrah (upah)Para ulama telah menetapkansyarat upah, yaitu: pertama,berupa harta tetap yang dapatdiketahui. Kedua,tidak bolehsejenis dengan barang manfaatdari ijarah, seperti upahmenyewa rumah untukditempati dengan menempatirumah tersebut.
2. Jenis IjarahDilihat dari segi objeknya,
akad ijarah (sewa) di bagi paraulama fiqh dapat dibagi menjadidua macam yaitu ijarah (sewa)yang bersifat manfaat dan ijarah(sewa) yang bersifat pekerjan.Sedangkan di dalam hukum Islamada dua jenis ijarah (sewa), yaitu :a. Ijarah (sewa) yang
berhubungan dengan sewa jasa,yaitu mempekerjakan jasaseseorang dengan upah sebagaiimbalan jasa yang disewa.Pihak yang mempekerjakandisebut musta’jir, pihak pekerjadisebut mu’ajir dan upah yangdibayarkan disebut ujrah.
b. Ijarah (sewa) yangberhubungan dengan sewa asetatau properti, yaitu
7M. Ali Hasan, Berbagai MacamTransaksi dalam Islam, 231.
8Abdurrahman Al-Jaziri, jilid 4 terj. MohZuhri Dkk, Semarang: Asy-Syifa’, 1994, 174.
memindahkan hak untukmemakai dari aset atau propertitertentu kepada orang laindengan imbalan biaya sewa.Ijarah (sewa) bentuk pertamabanyak diterapkan dalampelayanan jasa perbankansyariah, sementara ijarah(sewa) bentuk kedua biasadipakai sebagai bentukinvestasi atau pembiayaandiperbankan syariah.
c. Dasar Hukum IjarahKaum muslim secara
bersama-sama bersepakat bahwaijarah diperbolehkan dandisyariatkan berdasarkan dalil al-qur’an dan sunah. Didalam dalil al-qur’an Allah SWT berfirman :
فإن أرضعن لكم فآتوهن أجورهن
Artinya:
Kemudian jika mereka menyusukan(anak-anak)mu untukmu makaberikanlah kepada merekaupahnya, Qs.At-thalaq[65]; 6
3. Pengertian Al-Muzara’ahAl-Muzara’ah adalah
kerjasama pengolahan pertanianantara pemilik lahan denganpenggarap. Pemilik lahanmenyediakan lahan kepadapenggarap untuk ditanami produkpertanian dengan imbalan tertentudari hasil panen.9
9 Muhammad Asro dan Muhammad Kholid, FiqhPerbankan, Pustaka Setia, Bandung, 2011, hal 70.
Rukun muzara’ah adalah:a. Pemilik lahanb. Penggarapc. Lahan yang
akan di garap,dan
d. Akad Syarat muzara’ah adalah:
1.Syarat yang berkaitan denganaqidain, yaitu harus berakal.
2. Berkaitan dengan perolehanhasil tanaman;
a. Bagian masing-masingharus disebutkanjumlahnya.
b. hasil adalah milik bersamac. bagian kedua belah pihak
sudah dapat diketahuid. bagian amil dan malik
adalah satu jenis barangyang sama
e. tidak diisyaratkan bagi slahsatu penambahan yangma’lum.
3. Berkaitan dengan tanaman, yaituadanya penentuan macamtanaman yang akan ditanam.
4. Hal yang berkaitan dengan tanahyang akan ditanami:
a. Tanah tersebut dapatditanami.
b. Tanah tersebut dapatdiketahui batasan-batasannya.
5. Hal yang berkaitan denganwaktu:
a. Waktunya telah ditentukan.b. Waktu tersebut
memungkinkan untukmenanam tanaman yangdimaksud.
6. Hal yang berkaitan denganperalatan yang akan digunakanuntuk menanam, alat-alattersebut disyaratkan berupahewan atau yang lainnyadibebankan pada pemilik tanah.
Dasar Hukum Al-Muzaro’ah;
عبـيدالل نعياضعنـ ثـناأنسبـ نالمنذرحد ثـناإبـراهيمبـ حدهماأخبـرهأنالنب نـعمررضياللهعنـ نافعأنـعبداللهبـ هعنـهامنثم نـ يصلىاللهعليهوسلمعاملخيبـربشطرماخيرمج
رعفكانـيـعطيأزواجهمائةوسقثمانونـوسقتمرو رأوز عشرونـوسقشعريفـقسمعمرخيبـرفخيـرأزواجالنبيصل ىاللهعليهوسلمأنـيـقطعلهنمنالماءواألرضأوميضيـل
هنمناختاراأل هنمناختارالوسقوكانـتـع هنـفمنـ رضومنـائشةاختارتاألرض
Artinya; Telah menceritakan kepada kami Ibrahimbin Al Mundzir telah menceritakan kepada kamiAnas bin 'Iyadh dari 'Ubaidullah dari Nafi' bahwa'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhumamengabarkannya bahwa Nabi shallallahu 'alaihiwasallam memperkerjakan orang untukmemanfaatkan tanah Khaibar dengan ketentuanseparuh dari hasilnya berupa kurma atau sayuranuntuk pekerja. Beliau membagikan hasilnya kepadaisteri-isteri Beliau sebanyak seratus wasaq, delapanpuluh wasaq kurma dan dua puluh wasaq gandum.Pada zamannya, 'Umar radliallahu 'anhu membagi-bagikan tanah Khaibar. Maka isteri-isteri Nabishallallahu 'alaihi wasallam ada yang mendapatkanair (sumur), tanah atau seperti hak merekasebelumnya. Dan diantara mereka ada yag memilihtanah dan ada juga yang memilih menerima haqdari hasilnya. Sedangkan 'Aisyah radliallahu 'anha
memilih tanah".
[Menggarap lahan dengan mendapatkansetengah bagian, HADIST BUKHARI NO –2160]
4. Pengertian Al-MusaqahAl-Musaqah merupakan
bagian dari al-muzara’ah yaitupenggarap hanya bertanggungjawab atas penyiraman danpemeliharaan denganmenggunakan peralatan merekasendiri. Imbalan tetap diperolehdari persentase hasil panenpertanian. Jadi, tetap dalam konteksadalah kerja sama pengolahanpertanian antara pemilik lahan danpenggarap.10
Syarat dan RukunMusaqah; Adapun Syarat Musaqah
adalah;a.Ucapan yang dilakukan denganJelas/ Akad.b. Kedua belah pihak yangmelakukan transaksi Al-Musaqahharus mampu dalam bertindakyaitudewasa.c. Obyek Al-Musaqahd.hasil yang dihasilkan dari kebunmerupakan hak bersama.d. Tanah itu diserahkan
sepenuhnya kepada petanipenggarap.
e.Lamanya perjanjian itu harusjelas, karena transaksi ini hampirsama dengan transaksi ijarah/ sewamenyewa. Adapun Rukun Al-Musaqah
adalah;a. Pemilik Kebunb. Penggarap
10Muhammad Asro dan Muhammad Kholid, FiqhPerbankan, Pustaka Setia, Bandung, 2011, hal 70.
Keduanya Hendaklah orangyang membelanjakanhartanya.
Berakhirnya Akad Al-Musaqah;1. Tenggang Waktu yang
disepakati dalam akad telahhabis
2. Salah satu pihak meninggaldunia
3. Ada udzur yang membuatsalah.
Jenis dan Pendekatan PenelitianMetode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitiandeskriptif dengan pendekatankualitatif. Menurut Moleong11,penelitian kualitatif adalah penelitianyang bermaksud untuk memahamifenomena tentang apa yang dialamioleh subjek penelitian, misalnyaperilaku, persepsi, motivasi, tindakan,dan lain sebagainya. Menurut Usman12
penelitian dengan menggunakanmetode deskriptif bermaksud membuatpenyederhanaan secara sistematis,faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi tertentu.
Tempat dan Penentuan SubjekPenelitian1. Tempat Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi diDesa Gedongan Kecamatan BakiKabupaten Sukoharjo.
2. Subjek PenelitianSumber data penelitian
dalam penelitian kualitatif adalah
11Moleong,L.J. 2007.MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT.RemajaRosdakarya.
12UsmandanAkbar.MetodePenelitianSosial.(Jakarta:BumiAksara, 2009), hlm. 44.
subjek penelitian atau informan.Informan yang akan memberikanberbagai macam pertanyaan yangdiperlukan selama prosespenelitian. Informan penelitian iniadalah para Pemilik sawah,Penggarap Sawah dan BuruhSawah di Desa Gedongan,Kecamatan Baki, KabupatenSukoharjo.13
Metode penentuan subyekyang dipakai dalam penelitian iniadalah para pemilik sawah,penggarap sawah dan buruh sawahyang berjumlah 9 orang, karena diDesa Gedongan Kecamatan BakiKabupaten Sukoharjo ini terdiridari 3 (tiga) dusun, dan setiapdusun di ambil 1 (satu) orangsebagai informan, Beliau adalahyang memiliki sawah , 1 (satu)orang adalah Penggarap Sawah,dan 1 (satu) orang adalah paraBuruh sawah yaitu MasyarakatDesa Gedongan.
Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data
yang digunakan pada penelitian ini adabeberapa cara yaitu :1. ) Wawancara mendalam (in depth
interview]Wawancara merupakan alat
untuk mengungkapkan kenyataanhidup, apa yang dipikirkan ataudirasakan orang tentang berbagaiaspek kehidupan. Melalui tanyajawab kita dapat memasuki alampikiran orang lain, sehingga kitamemperoleh gambaran tentang dunia
13Bagong Suyanto. Metode PenelitianSosial: Bergabai Alternatif Pendekatan. (Jakarta:Prenada Media, 2005).
mereka.14 Dalam Penelitian inisubjek yang akan diwawancaraiadalah pemilik sawah, penggarapsawah dan masyarakat di DesaGedongan, Kecamatan Baki,Kabupaten Sukoharjo.
2.ObservasiSalah satu alat pengumpul data(pendukung) yang digunakanadalah observasi. Observasimerupakan salah satu usahapengumpulan data yang dilakukandengan pengamatan secara langsungyang berupa data deskriptif aktual,cermat, dan terperinci tentangkeadaan lapangan kegiatan manusiadan situasi sosial serta konteks dimana kegiatan itu terjadi.15
3.DokumentasiDokumen merupakan bahan tertulisyang berkaitan dengan suatuperistiwa atau aktivitas tertentu.Metode dokumentasi adalah mencaridata mengenai hal-hal atau variabelyang berupa catatan, transkrip, buku,surat kabar, majalah, dansebagainya16. Data-data yangdiperoleh adalah biografi daerahdesa Gedongan, kecamatan Baki,Kabupaten Sukoharjo.
Metode Analisis DataAnalisis data adalah kegiatan yangdilakukan oleh peneliti pasca pengumpulandata di lapangan. Data berupa informasiyang telah diperoleh dari observasimaupun wawancara dikumpulkan menjadisatu dan kemudian dilakukan
14Nasution.Metode Research.(Jakarta:BumiAksara. 2004).
15Ibid16Suharsimi Arikunto.Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka Cipta.2006)
pengorganisasian data, memilah-milahnyamenjadi satuan yang dapat dikelola,mensintesiskan dan menemukan pola yangkemudian dapat membantu peneliti untukmenentukan mana data yang penting atauyang tidak penting untuk dipelajari.17
Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian ini adalah analisis datakualitatif.
HASIL PENELITIAN
a. Dilihat dari segi Akad;Akad boleh dikatakan terjadi
dalam setiap kegiatan muamalat.Akad merupakan suatu perikatanantara ijab dan qabul dengan carayang dibenarkan menurutsyara’.Didalam perjanjianpenggarapan dengan praktek ijarahdi Desa Gedongan Kecamatan BakiKabupaten Sukoharjo, sesuaidengan hasil wawancara yangdilakukan peneliti di DesaGedongan adalah dengan lisan,mereka tidak menggunakanperjanjian secara tertulis, karenasudah memiliki sikap kepercayaanantara penggarap dan pemiliklahan.18
Dalam pelaksaan akad yangdilakukan antara kedua belah pihakharus ada saksi untuk menyaksikanperjanjian tersebut kalau adakemungkinan terjadi masalahdikemudian hari maka saksi-saksitersebut bisa menjadi penengahdalam masalah yang sedang terjadi.
Akibat dari akad makamenimbulkan adanya akibat hukumyaitu diantara penggarap dan
17Ibid. hlm. 6718 Hasil wawancara dengan Bapak Semi Mitrotanggal 31 Januari 2015
pemilik sawah memiliki hak dankewajiban yang harus dijalankansesuai dengan kemampuannya,diantara hak dan kewajibannyadidalam suatu mualah atauperjanjian yang dilakukan olehseseorang dengan orang lain akanmenuntut kedua belah pihak yangmelakukan perjanjian untukmelakukan kewajiban dan hakmasing-masing sesuai dengankesepakatan yang disepakatibersama. Didalam pelaksanaanpraktek ijarah di Desa Gedonganini para pelaku memiliki kewajibandan hak yang harus dipenuhi olehpara pelaku praktek ijarah tersebut.
Menurut Bapak SemiMitro Sudarmo adalah Antarapenggarap dan pemilik sawahtidak ada perjanjian, intinyahanya saling percaya saja, danapabila si pemilik inginmengerjakan sendiri juga masihbisa, karena tidak ada ikatanatau perjanjian, jadi sewaktuwaktu apabila si pemilik inginmengerjakannya sendiri/dimintalagi jadi tidak adamasalah.Dengan sistem “maro”atau pembagian hasil panensetengah-setengah, tetapi daripihak si pemilik sawahjuga ikutandil dalam memelihara sawah,misal: memberi rabuk 1 sakseharga 200rb, selebihnya ituperawatannya sawah ditanggung oleh penggarapsawahnya.19
Sedangkan menurutBapak Pardi Minto Diharjo
19Hasil Wawancara dengan Bapak Semi Mitrotanggal 31 januari 2015 Pukul 15.30
adalah Disini antara pemilik danpengarap ada perjanjian yangdibuktikan dengan notapembayaran/ kuitansi.Dengansistem sewa menyewa/ ijarahdan membayar uang 3jt untukwaktu 1th (3 oyot),atau bisa diartikan 3jt untuk 3kali masapanen, pembayaran dilakukanpada awal akad, dengankesepakatan pajak sawah ditanggung pemilik sawah, danmasalah penggarapan sawah danhasilnya merupakan bagian darisi penggarap sawah, si pemiliktidak mendapatkan bagian darihasil panen itu.20
Menurut BapakWagiman adalah disini antarapemilik dan juga penggaraptidak ada akad yang mengikat,hanya saling percaya saja,karena penggarapan sawah yangdilakukan antara si pemilik danBapak Wagiman itu telahberlangsung lama, dan pemilikmerupakan adik dari sipenggarap.Dengan sistem“mrapat” atau semuapengeluaran yang dibutuhkanuntuk sawah/ pertanian ditanggung oleh si penggarap, dansi pemilik hanya menerimabagian seperempat dari totalhasil panen di kurangi semuapengeluaran yang di pakai untukkebutuhan pertanian tersebut.21
Dengan demikianpraktek akad pengarapan sawahdi Desa Gedongan Kecamatan
20Hasil Wawancara dengan Bapak Pardi MintoDiharjo Tanggal 1 Februari 2015 Pukul 15.3021Hasil wawancara dengan Bapak Wagiman tanggal31 Januari 2015 Pukul 16.30
Baki Kabupaten Sukoharjodilaksanakan secara lisan, dalamprakteknya akad yangdilaksanakan ada 3, yaitu;
1. Sistem maro” ataupembagian hasilpanen setengah-setengah.
2. Dengan sistem sewamenyewa/ ijarah danmembayar uang 3jtuntuk waktu 1th (3oyot).
3. Dengan SistemMrapat atau semuapengeluaran yangdibutuhkan untuksawah/ pertanian ditanggung oleh sipenggarap.
b. Dilihat Dari SegiPelaksanaannya;
Pelaksanaan ijarahyang ada di Desa GedonganKecamatan Baki KabupatenSukoharjo adalah dengan caraawal yaitu babat, traktor,tandur, dan perabukan.
Menurut Bapak PardiMinto Diharjo adalah Prosespertanian ini di lakukan awalnyadengan babat terlebihdahulu,kemudian traktordengan biaya 200rb, tandur225rb, dan untuk rabuk itubiasanya dilakukan 2x supayamencapai hasil yang maksimal,biasanya perabukan awal itudinamakan dengan rabukdasaran, dan untuk perabukanyang kedua itu menggunakanrabuk phonska/ rabuk urea jugabisa. Dan apabila tandur atautanaman padi sudah mulai
membesar dan tinggi hijau,maka saatnya untukmenyemprot padi,penyemprotan bertujuan agarpadi tidak dimakan oleh hamawereng ataupun burung.22
Menurut Ibu HartoSentono, Untuk urusanpenggarapan sawah si penggarapselalu melibatkan si pemilikuntuk ikut serta dalampengeluaran uang untukmenggarap sawah, biasanyadilakukan bergiliran, misal daripihak penggarap sudah “Nraktor” sawah, maka sipemilik untuk membayar untuk“ tandur padi”, begituseterusnya.23
Sedangkan menurut IbuSuminah adalah Pertama,dilakukan babat dahulu, setelahitu sawah di airi untuk prosesselanjutnya yaitu ditraktor, dankemudian mulai tandur, setelahjarak 40hari itu dilakukanperabukan untuk tahap pertama,setelah itu biasanya sambil dirawut untuk membersihkanrumput/suket yang mengganggupadi tersebut. Biasanya setelahhampir 3bln padi sudah mulaikeluar, dan harus sering-seringdijaga, supaya tidak dimakanoleh burung ataupun hewanlainnya, biasanya tiap pagi dansore sering di jaga, meskipunhanya sekedar nunggu saja.24
22Hasil Wawancara dengan Bapak Pardi MintoDiharjo Tanggal 1 Februari 2015 Pukul 15.3023Hasil Wawancara dengan Ibu Harto Sentonotanggal 31 Januari 2015 Pukul 17.0024Hasil Wawancara dengan Ibu Suminah
Dengan demikianPelaksanaan PenggarapanPraktek ijarah yangdilaksanakan di Desa GedonganKecamatan Baki KabupatenSukoharjo yaitu di Awalidengan sistem Babat, kemudianNraktor, kemudian Tandur, danjuga perabukan.
1. Pembagian Keuntungan BagiHasil
Didalam setiap kerjasamamemiliki keuntungan yang dimanakeuntungan tersebut harusdibagikan antara kedua belah pihakyang melakukan perjanjiankerjasama. Begitu juga dalampraktek ijarah yang terjadi di DesaGedongan Kecamatan BakiKabupaten Sukoharjo. Dalampembagian keuntungan tersebutditentukan oleh pemilik sawah danMengunakan sistem Muzaro’ah.
Pembagian bagi hasil dalampraktek penggarapan Sawah yangterjadi di Desa GedonganKecamatan Baki ini adalah dengansistem Muzaro’ah, yakni dengan“maro” atau pembagian hasil panensetengah-setengah, tetapi dari pihaksi pemilik sawah juga ikut andildalam memelihara sawah.25
Terdapat pula pembagianhasil dengan sistem “ mrapat“ atausemua pengeluaran yangdibutuhkan untuk perawatan sawahitu di keluarkan oleh si penggarapsawah, sedangkan beliau hanyamenyewakan sawahnya, dan ketikamasa panen tiba, dan hasil panenitu di “tebaske” atau dijual. maka
25 Hasil Wawancara dengan Ibu Harto Sentonotanggal 31 Januari 2015 Pukul 17.00
hasil yang di dapat oleh beliauhanya seperempat dari hasilpenjualan padi tersebut. 26
Dengan sistem “mrapat” atausemua pengeluaran yangdibutuhkan untuk sawah/ pertaniandi tanggung oleh si penggarap, dansi pemilik hanya menerima bagianseperempat dari total hasil panen dikurangi semua pengeluaran yang dipakai untuk kebutuhan pertaniantersebut.27
Dengan sistem sewamenyewa/ ijarah dan membayaruang 3jt untuk waktu 1th (3oyot),atau bisa di artikan 3jt untuk3kali masa panen, pembayarandilakukan pada awal akad.
Dengan demikian pembagianKeuntungan atau Bagi Hasil yangdilaksanakan di Desa Gedongan,yaitu dengan sistem Maro,Mrapat, dan Oyotan.
2. PermasalahanDidalam suatu perjanjian
pasti kadang berjalan tidak sesuaidengan yang diharapan kedua belahpihak yang berakad. Dimana pastimengalami tantangan atauperselisihan didalamnya. Begitujuga dengan pelaksanaan praktekijarah yang terjadi di DesaGedongan Kecamatan BakiKabupaten Sukoharjo,dipelaksanaan praktek ijarahtersebut mengalami permasalahan.Tetapi ada juga yang berpendapatdalam pelaksanannya baik-baiksaja tidak ada perselisihan samasekali. Adapun yang mengalami
26 Hasil wawancara dengan Bapak Sukino tanggal31 Januari 2015 Pukul 16.4027 Hasil wawancara dengan Bapak Wagimantanggal 31 Januari 2015 Pukul 16.30
perselisihan didalampelaksanannya mereka memilikicara sendiri untuk menyelesaikanmasalah tersebut, yaitu adalahsebagai berikut :a. Gagal Panen
Jika terjadi gagal panen, secaraotomatis dari pihak pemilik danpenggarap sangat merugi,karena sawah mengalamikekeringan pada musimkemarau.28
Penyelesaian Jika terjadi gagalpanen karena musim kamarau,biasanya dilakukan dengan caramengairitanamanataulahannyamengunakan diesel.29
b. Tanaman terkena hamaDidalam pertanian tidak bisaterlepas dengan yang namanyahama, penyakit yangditimbulkan dari hama bisaberupa jamur pada tanaman,tanaman mati, buah tanamantidak berisi, dan lain-lainnya.Apabila ada hamawereng, tikus ataupun jikamusim kering, karena sawahnya jauh dengan sungai, danapabila harus memakai dieselmaka waktu danpengeluarannya pun jugasemakin besar.30
Penyelesaian masalah jikatanaman terkena hama adalahdengan cara penyemprotaninsektisida, tetapi jika sudahparah atau tanaman sudah
28 Hasil wawancara dengan Bapak Semi Mitrotanggal 31 Januari 2015 Pukul 15.3029 Hasil wawancara dengan Bapak Pardi MintoDiharjo tanggal 1 Februari 2015 Pukul 15.3030 Hasil wawancara dengan Bapak Pardi MintoDiharjo tanggal 1 Februari 2015 Pukul 15.30
terlanjur mati semua, makasolusinya adalah dengan caramenanam ulang, atau tandurlagi dari awal.
Dari hasil penelitian yang dilakukanoleh peneliti mendapatkan beberapa poinbesar yang menjadi bahan untuk dianalisisdengan menggunakan tinjauan hukumislam mengenai pelaksanaan praktekpenggarapan sawah yang terjadi di DesaGedongan Kecamatan Baki KabupatenSukoharjo. Agar memudahkan analisispeneliti membagi bagian-bagian sesuaidengan apa tujuan peneliti melakukanpenelitian tersebut. Dari data yangdikumpulkan telah dideskripsikan didalamBAB II dan BAB IV untuk menganalisispraktek pengarapan sawah dalampembagian hasil di Desa Gedonganmelalui tinjaun hukum islam sebagaiberikut :
A. Dari Segi Akad dan AkibatHukum
Dari segi akad yangdigunakan dimasyarakat tersebutadalah secara lisan, karena merekamenggunakan sistem kepercayaanantara pemilik sawah danpenggarap. Akad dalampelaksanaan praktek penggarapansawah secara lisan denganmenggunakan dua versi yaitu daripihak pemilik sawah dan daripenggarap. Dimana untuk yang daripemilik sawah dia mendatangipenggarap untuk menggarapsawahnya, sedangkan yang daripenggarap dia menawarkan dirinyauntuk menggarap sawah daripemilik sawah dengan sistemijarah.
Berdasarkan Penjelasandiatas maka akad yang dilakukandidalam praktek penggarapansawah di Desa Gedongan tidakbertentangan dengan hukum Islam,karena telah memenuhi syaratdalam melakukan akad atauperjanjian. Untuk yang terkaitdengan hak dan kewajiban pihak-pihak yang melakukan praktekijarah diantaranya adalah pemiliksawah menyerahkan sawahnyauntuk digarap kepada penggarap.Penggarap bersedia menggaraplahan yang dikasihkan oleh pemiliksawah.
Dalam praktekpenggarapan sawah di DesaGedongan Kecamatan BakiKabupaten Sukoharjo, terdapatKewajiban dan Hak Pemilik Sawahdan Penggarap Sawah sebagaiberikut :1. Kewajiban Pemilik Sawah
Kewajiban yang harus dipenuhioleh pemilik sawah yaitu :a. Menyediakan sawah yang
akan digarap oleh penggarap;b. Sawah yang digarapkan
adalah tanah yang subur;c. Membayar pajak sawah
2. Hak Pemilik Sawaha. Memperoleh uang sewa dari
penggarap;b. Saat panen berlangsung
menjadi tanggung jawabpenggarap;
3. Kewajiban Penggarap Sawaha. Membayar sewa sawah yang
digarap oleh penggarap;b. Membawa hasil panennya
ketempat pemilik sawahuntuk ditimbang atau dibagihasil panen tersebut.
33
4. Hak Penggarap Sawaha. Mendapatkan sawah dari
pemilik sawah untuk digarap;b. Mendapatkan tanah yang
subur untuk ditanami;B.Dari Segi Pelaksanaan
Pelaksanaan praktek penggarapansawah yang berada di DesaGedongan, adalah penggarap mulaimelakukan tugasnya setelahkesepakatan antara penggarap danpemilik sawah sudah sepakat.Semua pengeluaran yangdibutuhkan untuk sawah/ pertaniandi tanggung oleh si penggarap, dansi pemilik hanya menerima bagianseperempat dari total hasil panen dikurangi semua pengeluaran yang dipakai untuk kebutuhan pertaniantersebut. Hal ini sesuai denganhasil wawancara dengan BapakWagiman.
Dalam hal ini pelaksanaan PraktekPengarapan sawah yang berada diDesa Gedongan sudah memenuhiSyarat dan Rukun Ijarah yangsesuai dengan syari’at agamaIslam, karena antara Pemilik lahandan Penggarap telah melakukankesepakatan di awal/ akadperjanjian,pembagian hasilnya jugasudah di jelaskan pada awal akad,dan orang yang berakad pun jugasudah Baligh dan Berakal.
c. Dari Segi Bagi HasilDari segi bagi hasil di
Desa Gedongan Kecamatan BakiKabupaten Sukoharjo, merekamenggunakan pembagian hasildengan sistem Muzara’ah yaitudengan sistem maro ataupembagian hasil panen setengah-
setengah,Misal hasil panen itutidak di jual, maka padi di bagidua adil antara si pemilik danpenggarap. Untuk urusanpenggarapan sawah si penggarapselalu melibatkan si pemilik untukikut serta dalam pengeluaran uanguntuk menggarap sawah, biasanyadilakukan bergiliran, misal daripihak penggarap sudah nraktorsawah, maka si pemilik untukmembayar untuk tandur padi,begitu seterusnya. Penentuanhasil panen itu ingin dijual atautidak, maka penggaraplah yangmempunyai hak penuh untukmemilih. Dan jika mengalamimerugi atau gagal panen, makakerugian juga di tanggungbersama, supaya menghindari rasakecewa yang terlalu dalam.
Pembagian hasil dengansistem mrapat atau semuapengeluaran yang dibutuhkanuntuk perawatan sawah itu dikeluarkan oleh si penggarapsawah, sedangkan beliau hanyamenyewakan sawahnya, danketika masa panen tiba, dan hasilpanen itu di tebaske atau dijual.Hasil yang di dapat oleh beliauhanya seperempat dari hasilpenjualan padi tersebut, Semuapengeluaran yang dibutuhkanuntuk sawah/ pertanian ditanggung oleh si penggarap, dansi pemilik hanya menerima bagianseperempat dari total hasil panendi kurangi semua pengeluaranyang di pakai untuk kebutuhanpertanian tersebut.
Sistem oyotan atau sekalimasa panen, disini uang diterimasi pemilik di muka, dan si
penggarap juga bebas maumemberi hasil atau tidak karenadiawal si pemilik sudah menerimauang sewanya dimuka.
. Dengan sistem “maro”atau pembagian hasil panensetengah-setengah, tetapi daripihak si pemilik sawah jugamembantu memberikan uanguntuk membeli rabuk atau nraktorterlebih dahulu.
Dari analisis tersebutdiatas pembagian hasil yangdilakukan di Desa GedonganKecamatan Baki KabupatenSukoharjo dalam pelaksanaanpraktek penggarapan sawah tidakbertentangan dengan hukumIslam, karena menggunakansistem kepercayaan atau adat diDesa Gedongan. Karena adat itubisa dijadikan dasar hukum kalautidak bertentangan dengan hukumIslam.
d. Dari Segi PermasalahanDidalam pertanian tidak
bisa terlepas dengan yang namanyahama, penyakit yang ditimbulkandari hama bisa berupa jamur padatanaman, tanaman mati, buahtanaman tidak berisi, dan lain-lainnya.
Untuk penyelesaian daritanaman yang terkena hama adalahdengan menyemprotkan obat antihama pada tanaman yang terkenahama agar tanaman yang terkenapenyakit bisa sembuh dan bisadipanen hasilnya. Apabila adatanaman yang mati maka digantidengan tanaman yanng baru yangsudah disiapkan untuk situasitersebut itu.
Dari segi perselisihan dancara mengatasinya, didalampraktek pelaksanaan penggarapansawah yang ada di Desa GedonganKecamatan Baki KabupatenSukoharjo, dari hasil penelitilakukan hanya terdapat satumasalah saja yaitu penghasilan darisawah itu tidak menentu, apalagikalau musim wereng, di lain hal ituadalah karena tenaga penggarapberusia sudah tua, jadi kurang kuatjika menggarap sawah sendiri.
Pemecahan masalah yangterjadi di Desa GedonganKecamatan Baki KabupatenSukoharjo tersebut menggunakansistem kekeluargaan yang sudahmenjadi adat di Desa GedonganKecamatan Baki KabupatenSukoharjo. Sehingga akan terciptakeadaan masyarakat yang salingmenghargai sesamanya, begitu jugadalam hal kegiatan praktekpenggarapan sawah tersebut,karena adat suatu daerah yang tidakbertentangan dengan hukum Islamdapat dijadikan sumber hukum.
Masyarakat sudah pahampelaksanaan ijarah seperti apa,sehingga kalau ada yangmelaksanakan pasti sudah tahusistem, hak dan kewajibannyaseperti apa. Dari analisis penelitiberpendapat untuk masalah danpenyelesaiannya tidak bertentangandengan hukum Islam, karenaberlandaskan dengan adatkebiasaan yang ada di DesaGedongan Kecamatan BakiKabupaten Sukoharjo yang tidakbertentangan dengan hukum Islam.
Kesimpulan dan Saran
Dari beberapa uraian yangtelah dibahas didalam bab-babsebelumnya, maka dapat diambilkesimpulan yang berkaitandengan praktek penggarapansawah yang ada di DesaGedongan. Pelaksanaan praktekpenggarapan sawah yang ada diDesa Gedongan Kecamatan BakiKabupaten Sukoharjo adalahdimana didalam pelaksanaannyayaitu pemilik sawah menyewakansawahnya untuk digarap olehpenggarap. Bentuk akad yangdilakukan adalah secara lisan atautidak tertulis, karena merekamenggunakan sistem kepercayaandiantara kedua belah pihak yangmelakukan akad. Akad yangdilakukan di awal adalahmenggunakan sistem ijarah/ sewamenyewa sawah, tetapi saatpembagian hasil menggunakanpraktek muzaro’ah dengan carasistem maro yaitu pembagianhasil panen setengah-setengah,sistem mrapat yaitu setelah hasilpanen dijual pemilik hanyamendapatkan ¼ dari hasil panenkarena untuk biaya perawatanuntuk menggarap sawah,sedangkan sistem oyotan hasilpanen hanya untuk penggarapsawah pemilik sawah tidakmendapatkan hasil panen. Dilihatdari sisi tinjauan hukum islamterhadap praktek pengarapansawah dapat disimpulkan bahwapraktek penggarapan sawah yangada di Desa Gedongan KecamatanBaki Kabupaten Sukoharjodiperbolehkan dan sah sesuaidengan hukum islam, karenasudah memenuhi ketentuan dalam
pelaksanaan kerjasama dalammuamalat, karena telah dipenuhinya rukun Ijarah danMuzara’ah, yaitu (1) dua orangyang bertransaksi; (2) shighattransaksi; (3) adanya manfaat; (4)upah.31
Saran
1. Kepada penggarap sawah
kerjakanlah apa yang menjadi
tanggung jawabnya dengan baik
dan benar, tidak mengecewakan
pemilik sawah yang sudah
bersedia menyewakan sawahnya
untuk digarap.
2. Kepada pemilik sawah
bersikaplah dermawan, karena
jika ada permasalahan didalam
praktek ijarah, sehingga
kerjasama tersebut bisa berjalan
dengan baik, dan buatlah
kesepakatan yang tidak hanya
menguntungkan satu pihak saja.
31Shaih Al-Bukhari, Kitab Al-Ijarah bab“Itsmu Ajril-Ajir”, no. 2150
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka Cipta.
Asro, Muhammad dan Muhmmad Kholid. 2011. Fiqh Perbankan. Bandung:Pustaka Setia.
Djuwaini, Dimyauddin, 2010. Pengantar Fiqih Muamalah. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Ismanto, Kuat. 2009. Asuransi Syari’ah Tinjauan Asas-Asas Hukum Islam.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Karim, Adiwarman A. 2010. Bank Islam AnalisisFiqih Dan Keuangan. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.
Karim, Helmi. 2002. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Lubis, Suhrawardi K. 2000. HukumEkonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Mz, Labib. 2006. Etika Bisnis Dalam Islam. Surabaya: Bintang Usaha Jaya.
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.
Nasution. 2004. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Sabiq, Sayyid. 2009. Fiqhus Sunnah, terj. Mujahidin Muhayan. Jakarta: PT. PenaPundi Aksara.
Shiddieqy,Tengku Muhammad Hasbi Ash. 2009. Pengantar Fiqh Muamalah.Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Suyanto, Bagong. 2005. Metode Penelitian Sosial: Bergabai AlternatifPendekatan. Jakarta: Prenada Media.
Syafei, Rachmat. 2001. Fiqih Muamalah, cet. ke-4. Bandung: CV Pustaka Setia.
Syaikh Al ‘Allamah Muhammad bin ‘Abdurrahman Ad Dimasyqi. 2004. FiqhEmpat Mahzab terj. ‘Abdullah ZakiAlkal. Bandung: Hasyimi.
Usman dan Akbar, 2009, Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara,