Download - TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PENYETORAN PELAPORAN DAN PENCATATAN AKUNTANSI PAJAK HOTEL
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam upaya pembangunan infrastruktur, peningkatan kesejahteraan rakyat
dan pembiayaan pengeluaran pemerintah yang biasa dikenal dengan istilah APBN
dan APBD dubutuhkan biaya yang sangat besar. Banyak sekali usaha yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mendapatkan sumber dana yang salah satunya
adalah berupa pajak.
Dalam pelaksanaan kegiatan perpajakan ini, pemerintah memerlukan peran
aktif dari masyarakat untuk secara sadar bertanggung jawab dalam melaksanakan
kewajiban perpajakannya, dimana hal ini akan sangat membantu pemerintah
menghindari ketergantungan pada pinjaman luar negeri. Pajak yang dipungut oleh
pemerintah terdiri dari pajak pusat dan pajak daerah.
Pajak daerah adalah salah satu penunjang suksesnya otonomi daerah.
Otonomi daerah merupakan suatu konsekuensi reformasi yang harus dihadapi oleh
setiap daerah di Indonesia, terutama kabupaten dan kota sebagai unit pelaksana
otonomi daerah. Agar lebih siap melaksanakan otonomi daerah, perlu proses
pembelajaran bagi masing-masing daerah agar dapat mengubah tantangan menjadi
peluang bagi kemajuan masing-masing daerah.
Demikian pula dengan pemerintah pusat, sebagai pihak yang mengatur
pengembangan konsep otonomi daerah, bertanggung jawab agar konsep otonomi
daerah dapat dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan. Ditetapkannya Undang-
Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan Undang-Undang
-
2
Nomor 25 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah membawa paradigma
baru dalam pengelolaan daerah, daerah sudah diberikan kewenangan untuk
mengatur sumber daya yang dimilikinya. Otonomi daerah merupakan upaya
pemberdayaan daerah dalam pengambilan keputusan daerah secara lebih leluasa
untuk mengelola sumber daya yang dimiliki sesuai dengan potensi dan
kepentingan daerah itu sendiri.
Otonomi bagi pemerintah daerah telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Otonomi yang diberikan kepada daerah kabupaten dan kota dilaksanakan dengan
memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur daerahnya.
Untuk melaksanakan otonomi daerah, pemerintah harus dapat cepat
mengidentifikasi sektor-sektor potensial sebagai motor penggerak pembangunan
daerah, terutama melalui upaya pengembangan potensi Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Pengembangan potensi kemandirian daerah melalui PAD dapat tercermin
dari kemampuan pengembangan potensi dan peran serta masyarakat melalui pajak
dan retribusi.
Pada era desentralisasi fiskal dan otonomi daerah seperti sekarang ini, fungsi
dan peran pajak sebagai salah satu sumber penerimaan negara terasa sangat
penting. Sejalan dengan otonomi daerah masalah perimbangan keuangan
keuangan pusat dan daerah merupakan salah satu elemen penting untuk dilakukan
dalam kaitannya dengan pelaksanaan otonomi daerah. Oleh karena itu,
kemandirian daerah dalam mengelola keuangan daerah akan semakin berperan
dan semakin penting.
Kemandirian ini berupa kemandirian dalam perencanaan maupun dalam
pengelolaan sumber-sumber keuangan daerah. Analisis pengelolaan keuangan
-
3
daerah, pada dasarnya menyangkut tiga bidang analisis yang saling terkait satu
sama lain. Ketiga bidang analisis tersebut meliputi (Mardiasmo:2000) :
Analisis Penerimaan, yaitu analisis mengenai : seberapa besar
kemampuan pemerintah daerah dalam menggali
sumbersumberpendapatan yang potensial dan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk meningkatkan pendapatan tersebut;
Analisis Pengeluaran, yaitu analisis mengenai seberapa besar biaya-
biaya dari suatu pelayanan publik dan faktor-faktor yang
menyebabkan biaya-biaya tersebut meningkat;
Analisis Anggaran, yaitu analisis mengenai hubungan antara
pendapatan dan pengeluaran serta kecenderungan yang diproyeksikan
untuk masa depan.
Sedangkan kunci kemandirian daerah adalah pengelolaan PAD. Pajak
daerah sebagai salah satu sumber PAD diharapkan mampu memberikan kontribusi
yang besar bagi daerah itu sendiri sehingga dapat memperlancar penyelenggaraan
pemerintah dan pembangunan daerah. Dalam konteks daerah, pajak daerah adalah
pajak-pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah (misal: propinsi, kabupaten,
kotamadya) yang diatur berdasarkan peraturan daerah dan hasil pungutannya
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerahnya. Salah satunya adalah
dengan mengoptimalkan hasil pajak daerah yang sudah ada.
Salah satu jenis pajak daerah adalah pajak hotel yang merupakan
implementasi atas sumber pendanaan dalam rangka meningkatkan kegiatan
promosi kepariwisataan untuk menunjang pembangunan dan pengembangan
sektor kepariwisataan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional.
-
4
Hal tersebut di atas menarik perhatian penulis untuk mengadakan
penelitian di PT Sari Ater Hot Spring Resort, suatu badan usaha yang bergerak di
bidang pariwisata yang juga memiliki obyek pajak hotel yang akan dituangkan
dalam bentuk karya tulis berjudul :
TINJAUAN ATAS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PENYETORAN
PELAPORAN DAN PENCATATAN AKUNTANSI PAJAK HOTEL DI
PT. SARI ATER HOT SPRING RESORT
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka identifikasi masalah dan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Apa peraturan dan undang-undang yang mendasari pemungutan pajak
hotel di Kabupaten Subang.
2. Bagaimana penghitungan pajak hotel di PT. Sari Ater Hot Spring
Resort
3. Bagaimana pelaksanaan pencatatan akuntansi pajak hotel di PT Sari
Ater Hot Spring Resort.
4. Bagaimana pelaksanaan pemungutan, pelaporan dan penyetoran
pajak hotel di PT. Sari Ater Hot Spring Resort.
5. Apa hambatan dan upaya untuk mengatasi hambatan dalam
pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak hotel di PT
Sari Hot Spring Resort.
-
5
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk mengumpulkan data yang
dalam rangka memenuhi mata kuliah Kuliah Praktek Kerja (KPK).
Sedangkan tujuan pokok dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui peraturan dan undang-undang apa saja yang
mendasari pemungutan pajak hotel di Kabupaten Subang.
2. Untuk mengetahui proses penghitungan pajak hotel di PT Sari Ater
Hot Spring Resort.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan pencatatan akuntansi pajak hotel di
PT Sari Ater Hot Spring Resort.
4. Untuk mengetahui pelaksanaan pemungutan, pelaporan dan
penyetoran pajak hotel di PT Sari Ater Hot Spring Resort.
5. Untuk mengetahui hambatan dan upaya untuk mengatasi hambatan
dalam pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan pajak
hotel di PT Sari Ater Hot Spring Resort.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pahak-pihak
yang berkepentingan antara lain:
1. Bagi penulis dapat menambah wawasan dan gambaran yang lebih
jelas mengenai realisasi atas pelaksanaan pemungutan, penyetoran,
pelaporan dan pencatatan akuntansi pajak hotel di PT Sari ater hot
spring resort.
-
6
2. Bagi PT Sari Ater Hot Spring Resort, penelitian ini diharapkan
dapat digunakan sebagai sumbangan pemkiran dan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan dan mengantisipasi masalah yang
timbul dan berhubungan dengan masalah pajak hotel .
3. Bagi pembaca, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
sumber informasi dan referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.5 Metode Praktek Kerja
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kuliah praktek kerja di PT Sari Ater
Hot Spring Resort. yaitu memakai metode Block Release, yaitu penyelenggaraan
kuliah praktek kerja dilakukan dalam satu periode tertentu yaitu 1 bulan, pada
hari kerja. Pada pelaksanaannya penulis lebih memahami dan mengerti tentang
dunia kerja pada PT Sari Ater Hot Spring Resort. Kegiatan yang dilakukan
penulis selama melakukan praktek kerja ini:
1 Partisipasi, yaitu suatu bentuk kegiatan dimana penulis secara langsung
ikut membantu pekerjaan yang sedang dilakukan oleh karyawan.
2 Mencari data sekunder sebagai pelaporan yang mempunyai dalam
penyusunan laporan praktek kerja ini.
3 Penulis mengadakan tanya jawab langsung dengan pihak terkait.
4 Penulis melakukan penyusunan laporan dibantu dengan data-data yang
penulis peroleh dari PT Sari Ater Hot Spring Resort.
Pelaksanaan kuliah praktek kerja ini memberikan pengetahuan praktis bagi
penulis serta memberikan bekal bagi penulis untuk menghadapi dunia kerja yang
sesungguhnya.
.
-
7
1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di PT Sari Ater Hot Spring Resort yang
beralamat di Jalan Raya Ciater Subang. Waktu pelaksanaan dimulai pada
18 Agustus 2014 s/d 12 September 2014.
-
8
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat PT. Sari Ater Hot Spring Resort
Pada awalnya tempat wisata air panas Ciater yang sekarang lebih dikenal
dengan sebutan Sari Ater Resort dan Rekreasi adalah tempat pamandian yang
biasa digunakan oleh masyarakat sekitar desa Ciater, Palasari dan Nagrak.
Namun setelah seorang ahli berkebangsaan Belanda menemukan khasiat
yang terdapat dalam air panas alam tersebut untuk menyembuhkan berbagai
macam penyakit khususnya penyekit kulit, maka mulailah berdatangan orang dari
berbagai daerah untuk mandi sanbil berobat di Ciater.
Mr. Hack Bessel atau Tuan Bessel dalam mangembangkan penelitiannya
membangun rumah tinggal di dekat sumber air panas alam Ciater, dengan lokasi
tidak jauh dari kantor Koperasi Karyawan PT Sari Ater.
Sejak tersiar berita tentang khasiat air panas alam Ciater, berdatangan
masyarakat lain dari luar daerah Ciater untuk mandi dan berobat.
Sangat disayangkan karena suasana pada waktu itu tidak menentu, sering
terjadi kekacauan dan perang, maka lambat laun orang mulai melupakan potensi
sumber daya alam Jawa Barat yang sangat besar itu.
Pada saat itu baru dibangun sebuah kolam renang (sekarang dikenal
dangan nama kolam renang Mayangsari I atau kolam renang atas) dan sebuah
kolam renang kecil yang sekarang bernama kolam imas serta beberapa buah
kamar mandi terbuka.
-
9
Sebagai manajer pertama ditetapkan Bapak Sahro dari PU Kabupaten
dengan jumlah karyawan lebih kurang 11 orang. Pada tahun 1972 PPN
DWIKORA IV (sekarang PTP XII Ciater) membat satu buah bangunan untuk
kamar mandi adan pintu gerbang berbentuk joglo yang lengkap dengan kantor dan
loket penjualan tiket.
Di saat itu pula pembangunan reservior air dingin yang berlokasi di area
parkir atas sekarang, satu buah kafe di depan kolam, kamar mandi ditambah
empat unit lagi sedang wisma wisata juga dibangun sebanyak dua unit lagi dengan
tipe ekonomi. Semantara wisma tersebut sekarang dipakai kantor engineering dan
storage, karyawan yang bertigas saat itu berjumlah kurang lebih 21 orang.
Pada tanggal 20 Maret 1974 Pemda TK II Kabupaten Subang
menyerahkan pengelolaan objek wisata air panas Ciater kepada PT. Sari Ater
yang dipimpin oleh Bapak H.A. Soewarma. Pada masa Bupati Kepala Daerah TK
II Kabupaten Subng dijabat oleh Letkol Atju Syamsuddin.
Najer pertama yang dipercaya oleh PT. Sari Ater untuk memimpin
pengelolaan objek wisata air panas alam Ciater adalah Bapak Gautama, Alm
(tahun 1974 s/d 1975). Jumlah karyawan yang ada pada saat itu labih kurang 16
orang. Seluruh area wisata seluas 7.335 HA yang dikelola dibenahi dan dibuatkan
pagar pembatas dari kawat berduri.
Untuk menunjang pengembangan dan usaha promosi PT. Sari Ater
membengun armada bis dengan salah satu trayek Bandung-Subang melalui Ciater
sebanyak 16 armada bis yang bernama sari express.
-
10
Tahun 1975 Bungalow tipe standar mulai dibangun, sedangkan manager
kedua saat itu adalah Bapak Tirto Sentono, Alm (tahun 1975 s/d 1976) dan jumlah
karyawan telah mencapai 60 orang.
Pada tahun 1976 dimulai pembangunan restoran Dayang Sumbi,
Bungalow Kabayan, sarana parkir dan rekreasi Kolam Perahu. Pimpinan saat itu
dipercayakan kepada manager ketiga yaitu Bapak J.R. Iskandar, Alm (tahun 1977
s/d 1979).
Pada tahun 1977, pimpinan usaha dipercayakan kepada Mr. Evandra alias
Bapak Muhammad Effendi, seorang ahli berkabangsaan Italia (tahun 1977 s/d
1979) dan jumlah karyawan telah meningkat menjadi lebih kurang 70 orang.
Kemidian dilanjutkan oleh manager keempat yaitu Bapak Anton Tirto
(tahun 1979 s/d 1985) sedangkan karyawan berjumlah lebih kurang 100 orang.
Pada tahun 1986 manager kelima adalah Bapak H. Suhendar dan kantor
pusat dipindahkan dari Jl. Juanda 28 ke Jl. Braga 99 bandung. Dimasa ini mulai
pemnagunan Bongalow Nangka Lama sedangkan karyawan telah mencapai
kurang lebih 200 orang.
Manajer keenam dijabat oleh Bapak Ruby. Pada tahun 1987 pimpinan
diserahkan kepada Bapak Herrie Hermanni, dengan jabatan sebagai Operational
Manager. Dimasa itu diteruskan lagi pengembangan baik secara fisik dan
manajemen secara manyeluruh diantaranya penambahan Bongalow Nanngka Baru
dan sarana rekreasi serta cafetaria lainnya.
Pada tahun 1989 PT Sari Ater melakukan kerja sama manajemen dengan
Griya Wisata yang pimpinannya pada saat itu adalah Bapak James (Alm), hal ini
berlangsung lebih kurang sekitar 9 bulan. Pada bulan Januari 1990 Operational
-
11
diserahkan kembali ke PT. Sari Ater dengan Operational Manager Bapak Herrie
Hermanie.
Pada tahun 1994 dilakukan restrukturi organisasi dan dittapkan seorang
General Manager untuk memimpin hotel dan objek wisata Sari Ater dengan nama
Sari Ater Hot Spring Resort. Sebagai General Manager yang pertama ditetapkan
adalah Bapak Herrie Hermanni dan jumlah karyawan saat itu 333 orang
sedangkan luas kawasan hotel dan objek wisata telah menjadi 32 Ha.
Pada tahun 1998 dibangun kembali satu fasilitas kolam rendam air panas
alam di area rekreasi dengan nama Puloisari dengan daya tampung 500 orang dan
diresmikan oleh Bupati Tingkat II Subang Bapak Drs. H. Abdul Wahyan pada
tanggal 25 Juli 1998.
Pada tahun 2000 Sari Ater kambali membangun Multi Function Room
Dayang Sumbi fasilitasruangan meeting dengan kapasitas 750 sampai 1000 orang.
Adapun ruangan tersebut dapat dipakai untuk pernikahan, ulang tahun, seminar,
konfrensi dengan beberapa bentuk meeting.
Untuk memenuhi permintaan pasar seiring dengan peningkatan jumlah
pengunjung ke Sari Ater Resort, maka pada tahun 2008 dibangun kembali hotel
standard room sebanyak 80 kamar, yang diperuntukkan lebih khusus untuk tamu
meeting. Tahun 2009 Sari Ater Hot Spring Resort kembali berganti nama menjadi
Sari Ater Resort.
Sampai sekarang hotel dan objek wisata air panas alam Sari Ater lebih
terkenal dengan sebutan Sari Ater Resort Hotel and Resort.
-
12
2.2 Struktur Organisasi PT. Sari Ater Hot Spring Resort
Direktur Utama
Project Manager
Project Adm Officer
General Affairs
Manager
Legal Adm Gen Affairs
staff head
office
Bod office secretariate
Assistant GAM
Gen Affirs Staff
Operational
Operation Manager
Assistant operation manajer
Human Resource Mgt.
Chief Security
Ass. Chief Security
Ass. HRM
Room Div Mgt.
Front Office Mgr
EXEC H. K.
Sales Marketing Manager
PR Manager
Business Dev. Control
Sales ManagerBanquet Sales
F & B Manager
Exec Chief
Service Manager
Chief Steward
Recreation Manager.
Ticketing Manager
Rec's Site Manager
Chief Accounting
Ass. Chief Accounting
Chief Engineering
Ass. Chief Engineering
Purchasing Manager
Direktur Adm dan Keuangan
Internal Audit
Finance Adm Manager
Property Control
Staff Project
Staff FAM
-
13
2.3 Aspek-aspek Kegiatan Perusahaan
PT. Sari Ater Hot Spring Resort merupakan badan usaha yang
bergerak di bidang pariwisata, beberapa fasilitas yang ditawarkan PT. Sari
Ater Hot Spring Resort :
Camping Park
Disini para pengunjung dapat menikmati pemandangan alam dalam
suasana camping dengan beberapa jenis tenda, api unggun dan
kegiatan mini outbound.
Meeting Room
PT. Sari Ater Hot Spring Resort menyediakan beberapa jenis
Meeting room dengan harga yang variatif, dari harga Rp.
295.000,- per orang hingga Rp. 650.000,- per orang.
Rooms Dimension Theatre
U-
shape Recept Class Oval
Bqt
Seat
Main Hall 28 X 14 m
380 -
450 150
350 -
750 224 100 224
Sangkuriang
1 14 X 14 m 164 44
175 -
250 104 30 128
Sangkuriang
2 6 X 14 m 36 18 - 20 18 -
Sangkuriang
3 6 X 14 m 36 18 - 20 18 -
Wangsadipa
1 6 X 14 m 20 18 - 16 14 -
Wangsadipa
2 6 X 14 m 20 18 - 16 14 -
-
14
Natural Hot Spring
Ditengah area yang luas PT. Sari Ater Hot Spring Resort
memanfaatkan banyak sumber daya alam terutama kolam air panas
alami sebagai salah satu bisnis utamanya, seluruh kolam renang
yang terseda berisi air panas yang dialirkan langsung dari sumber
mata air alami yang juga berfungsi untuk terapi pengobatan seperti:
Rheumatical
Rheumatical mengeluh nyeri pada bines, sendi dan otot dalam
kasus:
- Arthritis rematik
- Penulangan inflammational tulang belakang - M.Bechterew
- Nyeri ostteoarthrotical pada:
-. kolom spain
-. bersama tangan atau kaki dan kaki
- Rheumatismus otot (myositis, fibrositis, tendinitis)
Organ luka of Locomotion
- strain
- dislokasi
- kontusio
- Kasus setelah orthopaedically diperlakukan tulang patah
- Kasus setelah imobilisasi
Gangguan Ginekologi
- Inflamations menahun pelengkap
- strelitas
-
15
- Kasus setelah operationes ginekologi
- Gangguan menstruasi neurovegetative
Sistem Syaraf
- Kasus setelah cedera saraf perifer atau dioperasikan
- Kasus setelah sistem saraf pusat yang terluka (Otak atau kabel
spain)
- Kasus setelah intervensi bedah saraf
Cidera Olahraga
- contusiones
- Distensions lantai otot pecah (setelah perawatan othopaedicall)
- Leasions dari menics
- AC praecompetitional sistem otot-scleletal
Penyakit Kulit
Ini diamati efek healinh pada kasus psoriasis dan beberapa tipes
dermathitis
Resto
PT. Sari Ater Hot Spring Resort juga menyediakan banyak restoran
dan kafe dengan konsep yang berbeda-beda, ada yang berkonsep
outdoor dan berkonsep indoor, dengan menu makanan khas
Indonesia, Internasioanl maupun Chineese menu.
Paket Outbound
Melengkapi rekreasi keluarga PT. Sari Ater Hot Spring Resort juga
memyediakan paket outbound yang terbuka untuk keluarga
-
16
maupun kalangan perusahaan dengan jenis paket yang berbeda
rata-rata dalam waktu satu hingga dua hari dengan kegiatang yang
variatif, seperti tea walk, flying fox, Imanagement training
dilengkapi dengan dokumentasi, sertifikasi, dan psikolog.
Sport and Leisure
Disini pengunjung dapat menikmati kegiatan olah raga seperti
ATV Bambie untuk anak-anak, ATV Gokart, Flying Fox, Futsall,
Horse Riding, Landy Touring, panahan, Golf, dan Wall Climbing,
hingga Off Road.
Harga Tiket Area Rekreasi Sari Ater
A. Tiket Masuk Gerbang Utama
Tiket Orang Rp. 25.000,-
Tiket Motor Rp. 14.000,-
Tiket Mobil Rp. 23.000,-
Tiket Bus / Truk Rp. 30.000,-
B. Tiket Kolam & Kamar Rendam
Tiket Kolam Rendam Mayang sari Rp. 45.000,-
Tiket Kolam Rendam Wangsadipa Rp. 25.000,-
Tiket Kolam Rendam Pulosari Rp. 27.000,-
Tiket KOlam Rendam Leuwi Sari Rp. 10.000,-
Tiket Kamar Rendam Rp. 60.000,-
Tiket Paket Mayangsari Rp. 60.000,-
Tiket Paket Kimannis Rp. 50.000,-
C. Paket Makan Plus
-
17
Meals Paket Minimum 50 pax
( Tiket masuk Rekreasi, Tiket Masuk Kolam Rendam ) Rp.
90.750,-/ pax /nett
( Makan Prasmanan, penggunaan ruang 3 jam )
( Untuk di luar ruangan dikenakan biaya sewa tenda )
Dalam Ruangan / Luar Ruangan
D. Fasilitas Kegiatan Outdoor
Tenda Sarnavile (5 x 5 m) Rp. 700.000,-/unit
Tenda Badai (4 x 6 m) Rp. 150.000,-/unit
Tenda Payon + Plafond /meter Rp. 20.000,-
Tenda Caf ( 3 x 3 m ) Rp. 150.000,-/unit
Kursi Lipat Rp. 5.000,-
Meja Panjang ( 50 x 200 cm ) Rp. 30.000,-
Wireless Portable Sound Rp. 300.000,-
Arus Listrik 2500 Watt /jam Rp. 50.000,-
Arus Listrik 5000 Watt /jam Rp. 100.000,-
Arus Listrik 7500 Watt /jam Rp. 125.000,-
Arus Listrik 10.000 Watt /jam Rp. 175.000,-
Lampu / titik Rp. 35.000,-
Panggung Rangka Besi /mtr Rp. 32.500,-
Panggung Mini Rangka Besi 1,2 x 2 m Rp. 70.000,-
Pemasangan Spanduk /unit Rp. 25.000,-
Pemasangan Umbul-umbul Untuk Iklan Rp. 27.500,-
Pemasangan Umbul-umbul Untuk Group Rp. 20.000,-
-
18
Sewa Panggung Ratu A Rp.1.000.000,-
Sewa Panggung Ratu B Rp. 750.000,-
Sewa Panggung Ratu C Rp.2.500.000,-
E. Paket Hiburan
Single Electone Combo Rp. 4.150.000,-
Single Electone Rp. 2.650.000,-
Paket Dangdut Rp. 8.000.000,-
Paket Full Band Rp. 8.000.000,-
MC Lokal Rp. 1.500.000,-
Kecapi Suling ( Tanpa Sound System ) Rp. 1.100.000,-
Kecapi Suling ( Sound System ) Rp. 1.600.000,-
Seni Tari Sisingaan Rp. 3.350.000,-
Paket Seni Tari Jaipongan Rp. 4.800.000,-
Penari Jaipong (2 orang)+Cassette Rp. 1.250.000,-
Seni Calung + Sound System Rp. 2.200.000,-
Badut (1 Orang) Rp. 1.500.000,-
Sound System Untuk Electone Rp. 1.500.000,-
Sound System 3000 - 5000 Watt Rp. 5.250.000,-
Peralatan Band + Sound 5000 Watt Rp. 4.250.000,-
Solo Keyboard Rp. 1.750.000,-
F. Fasilitas Berkemah
Tenda Pleton 5 x 9 m Rp. 600.000,- /Unit
Tenda Regu 4 x 6 M Rp. 400.000,- /Unit
Veltbed Rp. 35.000,- /Unit
-
19
Api Unggun Rp. 150.000,- /m
Sleeping Bag Rp. 20.000,- /Unit
Ciater Family Adventure Camping Park
Type Rusa Rp. 1.300.000,- /4 pax
Type Landak Rp. 1.000.000,- /4 pax
Type Musang Rp. 750.000,- /4 pax
G. Tarif Fasilitas Rekreasi
Sewa Alat Permainan A & B Rp. 125.000,- /Game
Tea Walk A Rp. 40.000,- /Org
Tea Walk B Rp. 44.000,- /Org
Paket Mancing Rp. 25.000,- /Org
Sepak Bola Mini Rp. 100.000,- /Game
Put & Putt /hole Rp. 20.000,- /Org
Pitch & Putt Golf
Weekdays Rp. 45.000,-/2 Round
Weekend Rp. 60.000,-/2 Round
Permainan Bola Voli Rp. 100.000,-
Aerobic Instructure + wireless sound system Rp. 500.000,- /3Jam
Table Soccer Rp. 15.000,- /Jam
Fish Theraphy Rp. 25.000,- /Org
Fish Theraphy paket 2 orang Rp. 40.000,- /2 Org
Pijat Relaksasi Rp. 40.000,- /45 menit
Pijat paket dengan Fish Theraphy Rp. 60.000,- /45 menit
Hiking Rp. 40.000,- /Jam
-
20
Jasa Pijat Badan ( pool side ) Rp. 50.000,- /45 menit
Membatik Rp. 30.000,-/Org/Jam
H. Tiket Permainan
Tiket Komedi Putar Rp. 8.000,-
Tiket Sepeda Air Rp. 8.000,-
Tiket Perahu Dayung Rp. 8.000,-
Tiket Kereta Mini Rp. 8.000,-
Tiket Water Ball Rp. 20.000,-
Tiket Dream Zone Rp. 16.000,-
Tiket Wall Climbing 1 putaran Rp. 20.000,-
Tiket Wall Climbing 2 putaran Rp. 25.000,-
Tiket Flying fox 1 putaran Rp. 20.000,-
Tiket Flying Fox 2 putaran Rp. 25.000,-
Tiket Cinema 4 Dimensi Rp. 12.500,-
Tiket Berburu Hantu Rp. 5.000,-
Tiket Rumah Hantu Rp. 15.000,-
Tiket Paket Cinema 4 Dimensi Rp. 30.000,-
Tiket Trampolin Rp. 15.000,-
Tiket Panahan 6 Panahan Rp. 10.000,-
Tiket Panahan 12 Panahan Rp. 15.000,-
I. Corkage
( Biaya Membawa Fasilitas Sendiri )
Fee Kebersihan Snacks Box Rp. 2.000,- /Box
Fee Kebersihan Meals Box Rp. 2.500,-/Box
-
21
Fee Electone Rp. 1.250.000,-
Fee Full Band Rp. 1.400.000,-
Fee Tenda Payon Rp. 3.000,- /Unit
Fee Tenda Sarnavile (5x5m) Rp. 250.000,- /Unit
Fee Tenda Pleton (5x9m) Rp. 250.000,- /Unit
Fee Tenda Regu (4x6m) Rp. 150.000,- /Unit
Fee Tenda Dome Rp. 75.000,- /Unit
Fee Tenda Badai (4x6m) Rp. 50.000,- /Unit
ADVENTURE & GAMES
Go-Kart
Thundem (5 putaran) Rp. 75.000,-
5 Putaran Rp. 75.000,-
3 Putaran Rp. 50.000,-
ATV
Adventure ( 1 km ) Rp. 75.000,-
Adventure ( 2,7 Km ) Rp. 150.000,-
Extra Person Rp. 40.000,-
Atv Bambie 2 Putaran Rp. 40.000,-
Atv Bambie 3 Putaran Rp. 50.000,-
Atv Bambie 5 Putaran Rp. 75.000,-
Buggy Off road
Buggy Off road ( 3 km ) Rp. 235.000,-
Extra Person Rp. 50.000,-
Jeep Off Road
-
22
Paket A Rp. 750.000,-
Jeep Adrenalin Rp. 500.000,-
Sewa Track Rp. 125.000,-
Extra Person Rp. 35.000,-/org
Land Rover Touring 6 km (8 org) Rp. 875.000,-
Land Rover Touring 3 km (8 org) Rp. 650.000,-
Land Rover Touring lebih dari 3 unit Rp.1.750.000,-
Berkuda
Kuda Tunggang Rp. 20.000,- /Putaran
( Route 1 - Kabayan, Sunan Suite, Kabayan )
( Route 2 - Kabayan, Area Nangka, Kabayan )
Kuda Tunggang Rp. 65.000,-/Jam
( Lokasi mengelilingi Area Sari Ater )
Delman Rp. 20.000, - /Orang/Putaran
( Route - Kabayan, Area Jambu, Kabayan )
Delman Rp. 35.000, - /Orang/Putaran
( Route - Kabayan, Paddock, Kabayan )
Delman Rp. 65.000,-/Jam
Family Tea & Jungle Ride Rp. 420.000,- /Pax
( Pilihan Paket yang di ambil )
Outbound
One Day Outbound Program Rp. 500.000,- /Orang
Outbound Spiritual Management Training Rp. 610.000,- /Orang
Fun Team Building Rp. 200.000,- /Orang
-
23
Ice Breaking Rp. 50.000,- /Orang
High Rope ( 9 macam ) Rp. 50.000,- /Orang
Paint Ball
Khusus Tamu Hotel Rp. 90.000,-
Paket Tantama Rp. 100.000,-
Paket Buser Rp. 120.000,-
Paket Komando Rp. 145.000,-
Paket Jendral Rp. 175.000,-
Paket Ekonomis Rp. 65.000,-
Tembak Target Rp. 40.000,-
Travel Agent Rp. 90.000,-
Tamu Umum Rp. 95.000,-
Tambahan Peluru A ( 40 Peluru ) Rp. 65.000,-
Tambahan Peluru B ( 20 Peluru ) Rp. 40.000,-
-
24
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KPK DAN PEMBAHASAN
3.1 Kajian Teori
3.1.1 Pajak Secara Umun
Secara umum pajak adalah iuran masyarakat kepada negara yang dipungut
berdasarkan undang-undang dan bagi si pembayar pajak tidak mendapatakan jasa
timbal balik (kontra prestasi) yang dinikmati langsung dari pemerintah.
Banyak ahli dibidang perpajakan yang memberikan pengertian atau
definisi yang berbeda mengenai pajak. Namun berbagai definisi tersebut memiliki
inti dan tujuan yang sama.
Untuk lebih jelasnya penulis mengemukakan pengertaian atau definisi
pajak yang dikemukakan oleh beberapa ahli di bidang perpajakan, seperti di
bawah ini:
Menurut Rochmat Soemitro(2011 : 1):
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal (kontra Prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum .
Menurut P. J. A. Andriani (2009 : 2) :
Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-
peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi
kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah
untuk membiayai pengeluaranpengeluaran umum berhubung tugas
Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
-
25
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur-
unsur:
Iuran dari rakyat kepada negara.
Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut
berupa uang.
Berdasarkan undang-undang.
Pajak yang dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-
undang serta aturan pelaksanaannya.
Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara
langsung dapat ditunjuk. Dalampembayaran pajak tidak dapat
ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.
Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni
pengeluaran-pengeluaran yang bermmanfaat bagi masyarkat luas.
3.1.2 Fungsi Pajak
Terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (sumber keuangan
negara) dan fungsi regulerend (mengatur), seperti yang terdapat dalam buku Siti
Resmi,2005.2-3).
Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang mempunyai dua fungsi
(Mardiasmo 2011 : 1), yaitu :
1) Fungsi anggaran (budgetair) sebagai sumber dana bagi
pemerintah, untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.
2) Fungsi mengatur (regulerend) sebagai alat pengatur atau
melaksanakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi..
-
26
3.1.3 Pengelompokan Pajak
Terdapat beberapa jenis pajak, Menurut Supramono Pengelompokan Pajak
berdasarkan golongannya (2010, 5):
1. Menurut golongannya
Menurut golongannya pajak dikelompokan menjadi dua, yaitu pajak
langsung dan pajak tidak langsung
a. Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib
Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang
lain.
Contoh : Pajak Penghasilan
b. Pajak Tidak Langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat
dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai
2. Menurut sifatnya
Menurut sifatnya, pajak dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pajak
subyektif dan pajak obyektif.
a. Pajak Subyektif, yaitu pajak yang berpangkal atau
berdasarkan pada subyeknya, dalam arti memperhatikan
keadaan diri Wajib Pajak.
Contoh : Pajak Penghasilan
b. Pajak Obyektif, yaitu pajak yang berpangkal pada
obyeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
-
27
Contoh : Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.
c. Menurut lembaga pemungutnya
Menurut lembaga pemungutnya, pajak dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu Pajak Pusat dan Pajak
Daerah.
a. Pajak Pusat, yaitu pajak yang dipungut pemerintah
pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tanggan
negara.
Contoh : Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Bumi
dan Banginan, dan Bea Materai.
b. Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh
Pemerintah Daerah dan digunaka untuk memniayai
rumah tanggan daerah. Pajak Daerah terdiri dari :
Pajak Propinsi, contoh : Pajak Kendaraan
Bermotor dan Kendaraan di atas Air, Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.
Pajak Kabupaten atau Kota, contoh : Pajak
Hotel, Pajak Hiburan, Pajak Restoran, Pajak
reklame, dan Pajak Penerangan Jalan.
-
28
3.2 Pajak Daerah
3.2.1 Dasar Hukum Pajak Daerah
Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retibusi Daerah
Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 yang merupakan penyempurnaan
dari Undang-Undang No. 18 Tahun 1997
PP No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah
3.2.2 Pengertian Pajak Daerah
Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 pasal 1 ayat (6) menyatakan
: Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan
oleh orang pribadi atau badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai menyelenggarakan pemerintahan
daerah dan pembangunan daerah.
3.3 Pajak Hotel
3.3.1 Dasar Hukum Pajak Hotel di Kabupaten Subang
Berikut dasar hukum pajak hotel di kabupaten Subang :
Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retibusi Daerah
-
29
Undang-Undang No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan
surat paksa sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 19
Tahun 2000
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Pembendaharaan Negara
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
3.3.2 Pengertian Pajak Hotel
Berikut pengertian pajak hotel menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 1 ayat (20) :
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan yang disediakan oleh hotel.
Berikut pengertian hotel menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.
28 Tahun 2009 pasal 1 ayat (21) :
Hotel adalah fasilitas penyedia jasa penginapan/peristirahatan
termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang
mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,
pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos
dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).
3.3.3 Subjek Pajak Hotel
Berikut pengertian subjek Pajak Hotel menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 33 ayat (1) :
-
30
Subjek Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang melakukan
pembayaran kepada orang pribadi atau Badan yang mengusahakan
Hotel.
3.3.4 Wajib Pajak Hotel
Berikut pengertian Wajib Pajak Hotel menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 33 ayat (2) :
Wajib Pajak Hotel adalah orang pribadi atau Badan yang
mengusahakan Hotel.
3.3.5 Objek Pajak Hotel
Berikut pengertian Wajib Pajak Hotel menurut Undang-Undang Republik
Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 32 ayat (1) :
Objek Pajak Hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh Hotel
dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan
Hotel yang sifatnya memberikankemudahan dan kenyamanan,
termasuk fasilitas olahraga dan hiburan.
3.3.6 Pengecualian Objek Pajak Hotel
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 32
ayat (3), dijelaskan bahwa yang bukan merupakan objek pajak hotel adalah
sebagai berikut :
1. Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh Pemerintah
atau Pemerintah Daerah;
2. Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya;
3. Jasa tempat tinggal di pusat pendidikan atau kegiatan keagamaan;
-
31
4. Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat,panti jompo,
panti asuhan, dan panti sosial lainnyayang sejenis; dan
5. Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan
oleh Hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum.
3.3.7 Dasar Pemungutan dan Tarif Pajak Hotel
1. Berikut penjelasan Dasar Pengenaan Pajak Hotel menurut Undang-
Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 34 :
Dasar pengenaan Pajak Hotel adalah jumlah pembayaran atau yang
seharusnya dibayar kepada Hotel.
2. Berikut penjelasan tarif Pajak Hotel menurut Undang-Undang
Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009 pasal 35 ayat (1) dan ayat (2) :
Ayat (1) : Tarif Pajak Hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10%
(sepuluh persen).
Ayat (2) : Tarif Pajak Hotel ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
3.4 Penghitungan Pajak hotel di PT. Sari Ater Hot Spring Resort
Pada bulan Oktober 2009 PT. Sari Ater Hot Spring Resort memiliki
Pendapatan Kamar sebesar Rp. 1.825.421.663,00
Maka penghitungan Pajak Hotel yang harus dilakukan oleh PT. Sari Ater
Hot Spring Resort adalah :
Pajak Hotel = 10% X Jumlah Pembayaran
-
32
Pendapatan Kamar = Rp. 1.825.421.663,00
Diskon = (Rp. 263.344.253,00)
Titipan Asuransi = (Rp. 3.015.393,00)
Titipan breakfast = (Rp. 301.539.379,00)
Rp. 1.257.444.089,00
Pendapatan Perusahaan =
Rp. 1.257.444.089,00 : 121%= Rp. 1.039.924.060,00
Servis Karyawan =
Rp. 1.039.924.060,00x 10% = Rp. 103.992.406,00+
Pendapatan Bruto Rp. 1.143.916.466,00
Mutasi piutang :
Saldo piutang per 30 September 2009 = Rp. 754.208.832,00
Potongan piutang bulan Oktober 2009 = (Rp. 18.661.438,00)
Saldo piutang per 31 Oktober 2009 = Rp. 731.541.538,00
Selisih bruto = Rp. 4.005.856,00
Selisih netto merupakan penambahan/pengurangan pendapatan kena pajak
= Rp. 4.005.856,00: 121% = Rp. 3.310.625,00
Maka jumlah Pajak Hotel yang harus disetorkan pada bulan
Oktober 2009 adalah sejumlah :
(Rp.1.143.916.466,00 + Rp.4.005.856,00) X 10%
-
33
= Rp. 1.146.441.614,00 x 10%
= Rp. 114.644.161,00
Pada bulan Nopember 2009 PT. Sari Ater Hot Spring Resort memiliki
Pendapatan Kamar senilai Rp. 2.131.665.794,00
Maka penghitungan Pajak Hotel yang harus dilakukan oleh PT. Sari Ater
Hot Spring Resort adalah
Pendapatan Kamar = Rp. 2.131.665.794,00
Diskon = (Rp 285.857.399,00)
Titipan Asuransi = (Rp. 3.815.922,00)
Titipan Breakfast = (Rp. 381.592.177,00)
Rp. 1.460.400.297,00
Pendapatan Perusahaan
=Rp 1.460.400.297,00 : 121% = Rp. 1.206.942.394,00
Servis Karyawan
= Rp.1.206.942.394,00 x 10% = Rp 120.694.239,00
Pendapatan Bruto Rp. 1.327.636.633,00
Mutasi piutang :
Saldo piutang per 31 Oktober 2009 =Rp. 731.541.538,00
Potongan piutang bulan Nopember 2009 =(Rp. 18.203.372,00)
Saldo piutang per 30 Nopember 2009 = Rp.756.878.297,00
Selisih bruto =(Rp. 43.540.131,00)
Selisih netto merupakan penambahan/pengurangan pendapatan kena pajak
-
34
= Rp. 43.540.131,00 : 121% = (Rp. 35.983.579,00)
Maka jumlah Pajak Hotel yang harus disetorkan pada bulan Nopember
2009 adalah sejumlah :
(Rp. 1.327.636.633,00 + (Rp.35.983.579,00))X 10%
= Rp. 1.291.653.054 X 10% = Rp. 129.165.305,00
3.5 Pencatatan Akuntansi Pajak hotel di PT. Sari Ater Hot Spring Resort
Berikut pencatatan akuntansi Pajak Hotel bulan Oktober 2009 pada saat timbul
utang Pajak Hotel :
Keterangan Debit Kredit
Kas Rp1,566,335,779.48
Diskon Rp263,344,253.00
Pendapatan Hotel Rp1,406,475,243.00
Titipan Asuransi Rp3,015,393.00
Titipan Breakfast Rp301,539,379.00
Piutang Sewa Rp4,005,856.00
Utang Pajak Hotel Rp114,644,161.48
c) Berikut pencatatan akuntansi Pajak Hotel pada saat penyetoran tanggal 15
Desember 2009:
Keterangan Debit Kredit
Utang Pajak Hotel Rp114,644,161.48
Kas Pada Bank BJB Rp114,644,161.48
-
35
Berikut pencatatan akuntansi Pajak Hotel bulan Nopember 2009 pada saat timbul
utang Pajak Hotel sebelum dilakukan mutasi piutang:
Keterangan Debit Kredit
Kas Rp1,799,669,907.00
Diskon Rp285,857,399.00
Piutang Sewa Rp43,540,131.00
Pendapatan Rp1,613,494,033.00
Titipan Asuransi Rp3,815,922.00
Titipan Breakfast Rp382,592,177.00
Utang Pajak Hotel Rp129,165,305.00
b) Berikut pencatatan akuntansi Pajak Hotel pada saat penyetoran tanggal 12
Januari 2010:
3.6 Pelaksanaan Pemungutan, Pelaporan, dan Penyetoran Pajak hotel di
PT. Sari Ater Hot Spring Resort
3.6.1 Pelaksanaan Pemungutan
Proses pemungutan pajak hotel PT. Sari Ater Hot Spring Resort
langsung dilakukan saat terjadi transaksi pembayaran dari tamu hotel
dimana nominal yang dibayarkan tamu sudah termasuk pajak hotel.
Keterangan Debit Kredit
Utang Pajak Hotel Rp. 129.165.305,00
Kas Pada Bank BJB Rp. 129.165.305,00
-
36
3.6.2 Pelaksanaan Pelaporan
Setelah melaksanakan peghitungan atas pajak hotel, selanjutnya
PT. Sari Ater Hot Spring Resort akan melakukan pelaporan atas jumlah
kewajiban pembayaran pajak hotel ke Dispenda Subang dengan
menggungkan media Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dengan
melampirkan Laporan Penjualan Kamar. Batas akhir pelaporan adalah 15
hari setelah berkahirnya masa pajak.
Untuk pelaporan bulan Oktober 2009 dilaksanakan tanggal 10
Nopember 2009
Untuk pelaporan bulan Nopember 2009 dilaksanakan tanggal
10 Desember 2009
-
37
Gambar 1.1 SPTPD untuk masa pajak Oktober 2009 :
-
38
-
39
Gambar 1.2 SPTPD untuk masa pajak Nopember 2009 :
-
40
-
41
3.6.3 Pelaksanaan Penyetoran
Setelah dilakukan proses pelaporan ke Dispenda Subang, PT. Sari Ater
Hot Spring Resort akan menerima Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang
berisi jumlah pajak hotel terutang beserta tanggal jatuh tempo pembayaran,SKPD
juga akan menjadi sarana dalam pembayaran pajak hotel. Pembayatan pajak hotel
dilakukan melaui Bank Jabar Banten.
-
42
Gambar 1.3 SKPD untuk masa pajak Oktober 2009 :
-
43
Gambar 1.4 Bukti pembayaran pajak hotel untuk masa pajak Oktober 2009 :
-
44
Gambar 1.5 SKPD untuk masa pajak Nopember 2009 :
-
45
Gambar 1.6 Bukti pembyaran pajak hotel untuk masa pajak Nopember 2009 :
-
46
3.7 Hambatan dan Upaya untuk Mengatasi Hambatan dalam
Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Hotel pada PT
Sari Ater Hot Spring Resort.
Dalam pelaksanaan pemungutan, penyetoran dan pelaporan Pajak Hotel,
PT. Sari Ater Hot Spring Resort tidak menemukan kendala yang berarti. Hal
tersebut dikarenakan adanya koordinasi yang baik antara Dispenda dengan PT.
Sari Ater Hot Spring Resort, maka PT. Sari Ater Hot Spring Resort tidak
mengalami kendala yang berarti.
-
47
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
1. Kesimpulan Mengenai Pelaksanaan Penghitungan Pajak Hotel di PT.
Sari Ater Hot Spring Resort
Pelaksanaan penghitungan pajak hotel di PT. Sari Ater Hot Spring Resort
telah sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2009
pasal 35 ayat (1) yang menyebutkan bahwa tarif pajak hotel tertinggi adalah 10%
2 Kesimpulan Mengenai Pelaksanaan Pencatatan Akuntansi atas Sewa
Ruangan Hotel pada PT Sari Ater Hot Spring Resort
Pencatatan akuntansi atas transaksi sewa ruangan hotel dilakukan pada
saat transaksi (saat utang pajak timbul) dan pada saat melakukan penyetoran Pajak
Hotel terutang setelah dilaksanakannya penghitungan atas mutasi piutang.
3. Kesimpulan Mengenai Pelaksanaan Pemungutan, Pelaporan, dan
Penyetoran Pajak Hotel pada PT. Sari Ater Hot Spring Resort
Pelaksanaan pemungutan pajak hotel atas sewa ruangan hotel pada PT Sari
Ater Hot Spring Resort telah sesuai dengan ketentuan dan peraturan perpajakan
yang berlaku yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1997
Tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah.
Setelah melakukan penghitungan dan pemungutan, PT. Sari Ater Hot
Spring Resort kemudian melaporkan pajak terutang dengan terlebih dahulu
-
48
mengisi formulir SPTPD dan menyampaikannya ke Dispenda Kabupaten Subang
dengan melampirkan Laporan Penjualan Kamar, setelah menyampaikan SPTPD,
Dispenda Kabupaten Subang akan menerbitkan SKPD yang akan menjadi sarana
untuk menyetorkan Pajak Hotel yang terutang ke Bank persepsi (Bank Jabar
Banten) dimana PT Sari Ater Hot Spring Resort telah melaksanakan penyetoran
sesuai dengan tepat waktu sebelum tanggal jatuh tempo yang tertera pada SKPD.
4. Hambatan dan Upaya untuk Mengatasi Hambatan dalam
Pelaksanaan Pemungutan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Hotel pada PT
Sari Ater Hot Spring Resort
Berdasarkan uraian di BAB III atas pelaksanaan pemungutan, penyetoran,
pelaporan dan pencatatan akuntansi pajak hotel, dapat disimpulkan bahwa PT Sari
Ater Hot Spring Resort telah melaksanakan kewajiban pemungutan, penyetoran,
pelaporan dan pencatatan akuntansi pajak hotel sesuai dengan peraturan daerah
yang berlaku sehingga tidak mengalami hambatan dalam melaksanakan kewajiban
pajaknya.
Hal tersebut dapat penulis simpulkan dari :
1. Konfirmasi atas kegiatan perpajakan yang dilakukan oleh PT. Sari Ater
Hot Spring Resort yang sudah memenuhi aturan yang ditetapkan oleh
Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Kabupaten Subang.
2. Tidak adanya surat teguran atas kewajiban perpajakan pada PT Sari Ater
Hot Spring Resort.
-
49
4.2 Saran
Adapun saran dari penulis adalah pemutakhiran teknologi dalam
pelaksanaan proses perpajakan terutama dalam hal penghitungan dan pencatatan
akuntansi, karena penulis melihat fenomena dimana kegiatan tersebut masih
dilakukan secara manual. Diharapkan dengan terimplementasinya hal tersebut
dapat meningkatkan tingkat akurasi atas data yang disajikan, dan proses kegiatan
perpajakan dapat dilaksanakan dalam waktu yang lebih singkat.