RENARDI ARIOWIBOWO
14202103004
1. Model Tahapan Pertumbuhan Linear (Linear Stages of
Growth Model).
2. Teori dan Pola Perubahan Struktural (Theories of
Patterns of Structural Change).
3. Revolusi Ketergantungan Internasional (International
Dependence Revolution), dan
4. Kontraevolusi Pasar Bebas Neoklasik (Neoclassial Free
Market Contraevolution)
Model Pertumbuhan Ekonomi Linear1950 dan 1960
•Proses pembangunan:
•Serangkaian tahap pertumbuhan ekonomi yang berurutan yang harus
dilalui semua negara
•Syarat: kombinasi tabungan, investasi dan bantuan luar negeri yang
tepat sehingga negara berkembang dapat lebih maju.
•Pembangunan menjadi sinonim dengan pertumbuhan ekonomi
agregat yang berlangsung cepat.
Teori dan Pola Perubahan Struktulral & Revolusi Ketergantungan
Internasional 1970-an
Teori dan Pola Perubahan Struktural:
•Menggunakan teori ekonomi modern dan analisis statistik
•Menggambarkan proses internal perubahan struktural yang harus
dilaksanakan negara berkembang
Revolusi Ketergantungan Internasional
•Menekankan kendala lembaga politik baik internal maupun
eksternal terhadap ekonomi
Revolusi Ketergantungan Internasional:
•Perlunya kebijakan baru dan utama untuk memberantas kemiskinan,
menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih beragam dan mengurangi
ketimpangan pendapatan.
•Pertumbuhan ekonomi bukan merupakan hal yang utama
Kontraevolusi Neoklasik/Neoliberal
Menekankan peran yang menghiuntungkan dari pasar bebas,
perekonomian terbuka dan privatisasibadan usaha milik negarayang
tidak efisien
Kegagalan membangun disebabkan kearena terlalu banyaknya campur
tangan dan regulasi pemerintah
•Walt W Rostow paling berpengaruh dari model
pembangunan tahapan (stages of growth model
development)
The Stages of Economic Growth:
Masyarakat dalam kaitannya dengan berbagai dimensi
perekonomian dikelompokkan menjadi lima kategori:
1. Masyarakat Tradisional
2. Prakondisi sebelum lepas landas untuk mencapai
pertumbuhan yang berkelajutan
3. Lepas landas
4. Tahapan menuju kematangan ekonomi
5. Tahap konsumsi massal yang tinggi
Negara-negara maju dinyatakan telah melewati
semua tahap negara-negara terbelakang masih
berada di tahapan masyarakat tradisional atau
dalam tahap prakondisi hanya perlu mengikutio
aturan penmbangunan tertentu untuk lepas
landas.
Salah satu strategi utama untuk lepas landas
mobilisasi tabungan dalam negeri investasi yang
cukup mengakselerasi pertumbuhandiuraikan
menggunakan model pertumbuhan Harold Domar
•Setiap perekonomian harus menabung bagian
tertentu dari pendapatannya.
•Akan tetapi untuk bisa tumbuh diperlukan
adanya investasi yangb merupakan tambahan
netto dalam persediaan modal
•Jika kita mengasumsikan adanya hubungan
ekonomi langsung antara jumlah total persediaan
modal K dan total dari GDP Y (PDB) setiap
tambahan netto pada persediaan modal dalam
bentuk investasi baru kenaikan dalam arus
output nasional, GDP
•Hubungan ini dalam ilmu ekonomi dikenal
sebagai rasio modal output
Tabungan netto (S) adalah bagian tertentu
dari rasio tabungan (s)netto dari
pendapatan nasional (Y)
s sY (3.1)
Investasi neto (I) ditetapkan sebagai perubahan yang terjadi
di dalam persediaan modal K diwakili dengan △K sehingga
I K Tetapi karena total persediaan modal, K, memiliki
hubungan langsung dengan pendapatan nasional atau
output nasional, Y, seperti yang diekspresikan dengan
rasio output modal output c maka
Kc
Y
(3.2)
Kc
Y
atau
K c Y (3.3)
Akhirnya karena tabungan nasional neto, S, harus
sama dengan investasi neto , I, kita dapat menulis
persamaan ini sebagai:
S I
S I (3.4)
Tetapi, dari persamaan 3.1 kita mengetahui bahwa S=sY, dan
dari persamaan 3.2 dan 3.3 kita mengetahui bahwa
I K c Y
Dengan demikian kita dapat menulis identitas tabungan
sama dengan investasi dalam persamaan (3.4) sebagai
berikut
S sY c Y K I (3.5)
Atau untuk menyederhanakannya menjadi
sY c Y Dengan membagi kedua sisi Persamaan (3.6) pertama dengan
Y dan kemudian dengan c akan diperoleh
Y s
Y c
(3.7)
•Salah satu strategi pertumbuhan ekonomi yang paling
mendasar adalah meningkatkan bagian pendapatan
nasional yang ditabung
•Meningkatkan s dalam persaman (3.7) △Y/Y (tingkat pertumbuhan GDP meningkat
•Negara-negara yang mampu menabung lebih dari 15%-
20% dari GDP dapat berkembang lebih cepat dari
negara-negara yang menabung lebih sedikit.
•Mekanisme pembangunan pada teori tahapan
pertumbuhan tidak selalu bisa diterapkan
•Tabungan dan investasi yang lebih banyak bukan
merupakan syarat cukup (sufficient condition)
•Model Rostow secara implisit mengasumsikan negara-
negara terbelakang seperti yang terdapat di negara-
negara eropa penerima bantuan marshall plan
•Dalam banyak kasus negara-negara terbelakang
kurang memiliki faktor komplementerkompertensi
manajerial, tenaga-tenaga terampil, kemampuan
merencanakan & melaksanakan proyek pembanguinan
•Model dua sektor Lewis (Lewis two sector model)
•1960an-1970an
•Menjelaskan proses umum proses pembangunan yang
memiliki surplus tenaga kerja
•Perekonomian terbelakang terdiri dari
1. sektor subsisten pedesaan yang tradisional
2. kelebihan penduduk
•Ciri perekonomian terbelakang produktivitas tenaga
kerja =0 (zero marginal labor productivity)surplus
tenaga kerja
•Fokus utamaproses tranfer tenaga kerja
, pertumbuhan output dan lapangan kerja
di sektor modern.
•Asumsi :tingkat upah dalam dalam sektor
industri modern tidak berubah, yang
ditentukan sebagai jumlah bayaran
tertentu di atas rata-rata tingkat upah
yang tetap di sektor pertanian tradisional
•Meskipun total output telah meningkat secara
substansial total upah dan lapangan kerja tidak
berubah
•Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan anti
pembangunan
•Semua tambahan pendapatan dan pertumbuhan
output yang didistribusikan kepada segelintir pemilik
modal , sedangkan tingkat pendapatan dan lapangan
kerja bagi para pekerja tetap tidak berubah
•Meskipun total GDP akan meningkat, hanya sedikit
atau tidak ada sama sekali peningkatan dalam
kesejahteraan sosial secara meneyeluruh
•Surplus tenaga kerja terdapat di wilayah pedesaan
sedangkang lapangan kerja terdapat di perkotaan
•Hasil penelitian terakhir menunjukkan tidak banyak
surplus tenaga kerja di pedesaan.
•Pasar tenaga kerja sektor modern yang kompetitif
akan menjamin keberlangsungan eksistensi tingkat
upah riil pedesaan yang konstan, sampai tercapainya
keadaan ketika persediaan surplus tenaga di
pedesaan telah habis terserap
•Faktor-faktor lembaga seperti daya tawar serikat
pekerja tingkat gaji pegawai negeri , dan praktik
penerimaan tenaga kerja yang dilakukan perusahaan
multinasional cenderung meniadakan faktor-faktor
kompetitif dalam pasar tenaga kerja sektor modern
•Tingkat hasil yang semakin menurun dalam sektor industri
modern
•Banyak bukti yang justru menunjukkan sektor tersebut
mengalami tingkat hasil yang semakin meningkat sehingga
menimbulkan masalah khusus
•1950-an
•Menurun pada 1980an dan 1990an
•Muncul kembali pada abad ke21 dalam
beberapa versi yang dimodifikasi
•Negara-negara berkembang sebagai korban
kekuatan lembaga, politik dan ekonomi baik
domestik maupun internasional terjebak
dalam ketergantungan dan dominasi negara-
negara kaya
•Muncul dari pemikiran Marxis
•Model ini mengemukakakan bahwa penyebab terjadinya
keterbelakangan di negara berkembang adalah keberlanjutan
kebijakan ekonomi politik dan budaya yang sebelumnya diterapkan
oleh penguasa kolonial terhadapa negara kurang maju.
•Kemiskinan yang berkelanjutan dinegara-negara berkembang ada
kaitannya dengan keberadaan dan kebijakan kelompok negara
kapitalis industri dari belahan bumi bagian utara serta perluasan
jangkauan mereka ke sekelompok kecil elite yang berkuasa atau
kelompok komprador.
•Keterbelakangan ada kaitannya dengan saran para pakar yang tidak
tepat .
•Hal ini disebabkan oleh faktor kelembagaan yang hanya
menguntungkan kelompok-kelompok yang berkuasa, baik domestik
maupun internasional.
•Para cendekiawan yang mendapat pendidikan di lembaga
pendidikan di negara maju sebenarnya mendapat model teoritis
konsep asing yang sebenarnya tidak relevan dalam menyelesaikan
permasalahan dalam pembangunan pada negara-negara
berkembang.
Dunia terdiri atas masyarakat yang mendua
Konsep dualisme menunjukkan perbedaan
cukup besar dan makin besar antara orang-
orang kaya dan orang-orang miskin pada
berbagai tingkatan dalam suatu negara.
Konsep tradisional dualisme mencakup
empat argumentasi utama berikut ini
1. Beberapa kumpulan dan kondisi berbeda, unsur-unsur yang
berdampingan di tempat atau ruang tertentu
2. Koeksistensi internasional antara kaya dan miskin bukan
sekedar gejala sejarah yang pada waktunya akan membaik
3. Kadar superioritas dan inferioritas menunjukkan
kecenderungan peningkatan
4. Keterkaitan antara superior dan inferior justru menekan unsur
inferior sehingga keterbelakangan akan terjadi terus menerus
1. 1980an
2. Negara-negara maju, pendekatan ekonomi ini berpihak pada
kebijakan pembangunan makroekomi dari sisi penawaran dan
teori pengharapan nasional dan privatisasi perusahaan negara
3. Negara-negara berkembang , peniadaan campur tangan
pemerintah dan desakan pasar bebas
4. Campur tangan pemerintah menyebabkan menyebabkan
menjamurnya korupsi, ketidakefisienan dan kurangnya insentif
ekonomi.
1. Liberalisasi pasar nasional akan mendorong tambahan investasi
domestik dan luar negerimenigkatkan rasio modal tenaga kerja
2. Pertumbuhan output diperoleh dari satu atau lebih dari tiga faktor
peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga kerja.