Download - TATA TULIS KARYA ILMIAH
-
BAB I
SYARAT DAN JENIS KARYAILMIAH
Tujuan : mahasiswa mampu menguraikan syarzrtyang harus dipenuhi bagi sebuah
karya tulis ilmiah dan mampu membedakan berbagai jenis karya ilmiah.
Sasaran :
(1) Mahasiswa dapat menyadari pentingnya kemampuan menulis karya ilmiah
dalam penyebarluasan ilmu, teknologi, dan seni (ilteks).
(Z) Mahasiswa dapat menguasai dan menerapkan syarat isi dalam sebuah karya
tulis ilmiah.
(3) Mahasiswa dapat menerapkan syarat kebahasaan dalam penyusunan karya
tulis ilmiah.
(4) Mahasiswa dapat membedakan berbagai jenis karya ilmiah baik
berdasarkan capaian akademis maupun forum yang digunakan'
I
1.1 Pentingnya Tata Tulis Karya Ilmiah
Kemajuan umat manusia tidak akan terjadi tanpa kemajuan ilmu pengetahuan.
Temuan demi temuan telah menuntun perjalanan peradaban manusia dari serba alami
sampai pada peradaban serba ilmiah. Artinya manusia yang semula hidup semata-mata
bergantung pada kehendak alam, berkat kemajuan ilmu pengetahuaffnya, berangsur-
angsur menjadi hidup menurut kehendaknya sendiri dengan cara mengendalikan
kehendak alam itu. Kemajuan kemampuan mengendalikan atau memanfaatkan alam itu
terjadi disebabkan setiap temuan digunakan pijakan untuk penemuan berikutrya.
Semua temuan beserta prosesnya hanya mungkin bisa dimanfaatkan oleh generasi
penerus jika ada dokumennya. Salah satu benhrk dokumen ilmiah yang sangat penting
adalah karya tulis ilmiah. Di samping itu, karya tulis ilmiah tidak kalah pentingnya
sebagai sarana komunikasi ilmiah yang sangat efektif bagi masyarakat padazamanrrya.
yang dimaksud dengan tata tulis karya ilmiah adalah cara menyusun tulisan
tentang perencanaan, pelaksanaan, dan hasil suatu kajian ilmiah. Cara menyusun
tulisan tersebut meliputi pengggnaan bahasa, pengurutan materi tulisan, dan bagaimana
cara naskah itu ditampilkan. Perencanaan kegiatan maksudnya menentukan dan
menyusun langkah-langkah yang akan dilakukan beserta objek-objeknya, sedangkan
pelaksanaan kegiatan adalah bagaimana caranyakegiatan itu dilakukan tahap demi
tahap, dan yang dimaksud dengan hasil kegiatan adalah segala yang telah dicapai oleh
keeiatan itu.
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
-
2
Kegiatan ilmiah yang akan dibahas di sini hanyalah kegiatan menyusun tulisanhasil penelitian. Hal itu disebabkan kegiatan ilmiah yang lain, seperti seminar dandiskusi, materi bahasannya biasanya berdasar pada hasil penelitian.
Pembahasan mengenai kegiatan ilmiah terdiri atas tiga aspek berikut: materikajian, cara pengkajian, dan tujuan pengkajian. Materi kajian adalah segala fenomenamasalah yang ada dalam kehidupan, sedangkan cara pengkajian adalah metode yangdigunakan untuk mengenali segala yang adadalam kehidupan itu. Tujuan pengkajianadalahmemprediksi dan atau mengendalikan berbagai fenomena dalam kehidupan itusupaya bermanfaat bagi manusia. Dengan demikian, suatu kegiatan dikatakan ilmiahbila kegiatan itu mengkaji berbagai fenomena dalam kehidupan dengan menggunakanmetode tertentu sehingga hasilnya dapat dipakai untuk memprediksi atau mengontrolfenomena kehidupan itu.
1.2 Syarat dan Subjek Tata Tirlis Karya ll4iahMengacu pada uraian di atas, syarat dan subjek tata tulis karya ilmiah adalah
sebagai berikut:
(1) menggunakan bahasa tulis ilmiah;(2) mengangkat fenomena yang terdapat dalam kehidupan;(3) menggunakan cara pengkajian tertentu;(4) menemukan sesuatu yang dapat dijadikan masukan untuk memprediksi
atau mengontrol fenomena dalam kehidupan, dan(5) menyajikan tulisan itu dengan cara tertentu.
Bahasa tulis ilmiah sebagai syarat pertama akan dibahas pada bab khusus.Materi bahasa tulis ini cukup banyak, yaitu ejaan,tatakata,tatakalimat, dantataistilah. Materi ejaanyangpenting adalah penggunaan huruf penulisan kata, penulisanunsur serapan, dan penggunaantandabaca. Bidang tatakatayang akan dibahasmeliputi proses pembentukan kata, arti/finrgsi pembentukan kata, danpenggunaanberbagai bentukan kata dalamkalimat yang masih sering salah.
Pengkajian/pendekatan ilmiah dapat dilakukan dengan dua cara: pengkajiansecara rasional dan secara empiris. pengkajian secara rasional arilinya datayangdiperlukan untuk meneliti masalah itu diambil dari berbagai literatur. Adapunpengkajian secara empiris artinya datayangdiperlukan untuk meneliti masalah itudiambil dari kenyataan melalui teknik survei dan eksperimen. Survei dapat dilakukandengan mengadakan wawancara, angket, dan observasi. Eksperimen dapat dilakukandengan mengadakan percobaan di laboratorium atau di lapangan. observasi dapatdilakukan dengan partisipasi melalui kerja praktik di tempat tertentu yang memberikanpcluang untuk mendap atkan data yang diperlukan.
I
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
PramusantoHighlight
-
3
Hasil karya ilmiah selayaknya memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi
oleh umat manusia. Misalnya, manusia menghadapi masalah kerawanan pangan di
suatu daerah. Dengan menggunakan salah satu cara atav gabungan dad' caralmetode di
atas, manusia berusaha menemukan sebab-sebab terjadinya kerawanan pangan itu
dengan ditemukannya sebab-sebab itu, tentu manusia akan berusaha pula untuk
menemukan jalan keluar dari persoalan tersebut. Jalan keluar itulah tujuan akhir suatu
penelitian. Jalan keluar tersebut merupakan suatu rekomendasi/saran yang disimpulkan
dari hasil penelitian itu.
Tulisan mengenai hasil penelitian di atas, walaupun menggunakan bahasa
ilmiah, belum bisa diterima sebagai karya tulis ilmiah yang formal bila penyajiannya
tidak menurut tata tulis yang telah disepakati oleh kalangan akademisi (yang
berkecimpung di dunia ilmu pengetahuan). Karena kony-ensi tata tulis tersebut
memerlukan uraian yang terperinci, penjelasannya disajikan pada bab khusus.
1.3 Ciri Bahasa Ilteks dalam Karya Ilmiah
Bahasa yang digunakan dalam menulis karya ilmiah adalah bahasa ragam
ilmiah. Bahasa ragamilmiah berdasarkan pengelompokan menurut jenis pemakaiannya
dalam bidang kegiatan. Sesuai dengan sifat keilmuan, bahasa Indonesia ragam ilmiah
harus memenuhi syarat di antaranya sesuai dengan kaidah bahasa baku, logis,
kuantitatif, denotatif, dan tePat.
Pada bahasa Indonesia ragam ilmiah, bahasa sebagai bentuk luar dan ide yarrg
disampaikan melalui bahasa itu sebagai bentuk dalam tidak dapat dipisahkan. Hal ini
terlihat pada ciri bahasa ilmiah yang disebut juga sebagai bahasa ilteks. Ciri itu sebagai
berikut.
(1) Bahasa Baku
Berbicara tentang bahasa baku berarti kita berada pada situasi formal, baik lisan
maupun tulis. Situasi formal yang paling mendukung pemakaian dan pembinaan
bahasa adalahdalam pendidikan. Kaidah bahasa baku itu paling lengkap diperikan bila
dibandingkan dengan ragambahasa yang lain. Ragam bahasa baku adalah tagamyang
dilembagakan dan diakui oleh sebagian besar masyarakat pemakainya sebagai bahasa
resmi dan sebagai kerangka rujukan penggunaan bahasa. Ragam baku mempunyai sifat
sebasai berikut.
-
(a) Kemantapan Dinamis
Ragam bahasa baku mempunyai kemantapan dinamis berupa kaidah
dan aturan yang tetap berarti tidak dapat berubah setiap saat. Kaidahpembentukan kata yang memunculkan bent'tk perasa, petani, pesuruh,
perumus, dan sebagainya dengan taat asas harus dapat menghasilkan benfukperajin, perusak, pesepak bola, bukan pengrajin, pengrusak, penyepak bola,
dan lainlain. Kehomoniman yang timbul akibat penerapan kaidah bukan
alasan yang cukup kuat menghalalkan penyimpangan itu. Bahasa mana pun
tidak dapat luput dari kehomoniman itu. Kalau kita berpegang pada sifat
mantap, kata pengrajin dan pengrusak ttdak berterima.
Di pihak lain, kemantapan itu tidak kaku, tetapi cuhrp luwes
sehingga memungkinkan perubahan yang bersistem dan teratur di bidang
kosa kata dan peristilahan serta mengizinkan perkembangan berjenis ragamyang diperlukan dalam kehidupan modem. Misalnya, di bidang peristilahan
muncul keperluan "untuk membedakan pelanggan orang yang
berlanggan(an)" dan langganan pihak yang tetap menjual barang kepada
orang lain; "hal menerima terbitan atau jasa atas pesanan secaxa teratur"
Tokonya disebut langganan dan orang yangberlangganan itu disebutpelanggan. (TTBI)
Demikian juga, struktur kalimat maupun pemilihan katalistilah harus
sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Perhatikan contoh kalimat berikut!
Dikarenakan kekurangan dana, modal, tenaga, dan lain sebagainya makaprolek itu kita terpalcsa serahkan kepada pengusaha asing.
Pada kalimat di atas terdapat kata dan strukhr yang tidak baku yaitu
dikarenakan, dan lain sebagainya, dan bita terpaksa serahkan.
Kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut. Karena kekurangan modal,
tenaga, dan lain lain, pelal
-
5
(c) Seragam
Ragam baku bersifat seragam. Artrnya, pembakuan adalah
penyeragaman bahasa. Pembakuan bahasa adalah pencarian titik-titik
keseragaman. Pelayan pada pesawat terbang dianjurkan untuk memakai
istllahpramugaradanpramugari.Andalkataadaorangyangmengusulkan
bahwa pelayan pesawat terbang disebut ste'vvard atau stewardes dan
penyerapan itu seragam, kata itu rnenjadi ragam baku. Akan tetapi,kata
steward dan stewqrdes sampai saat ini tidak disepakati untuk dipakai. Pusat
bahasa pernah menganjurkan untuk menggunakan kata sangkil dan mangkus
sebagai pengganti kata efektif dan efisien, namun sampai sekarang pemakai
bahasa tidak menggunakannya. Artinya kata itu tidak berterima bagi
masyarakat.
(2) Logis
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah, sesuai
fakta atau dapat diterima akal sehat. Perhatikan contoh kalimat berikut!
Orang yang senang menggunakan alat itu harus sering diserttis supaya tidak
cepat rusak.Ide yang dikemukakan pada kalimat di atas tidak logis. Frasa harus sering
diservis mengacu padakata "ofang" bukan pada kata "alat". Dalam hal ini, orang tidak
mungkin diservis. Itulah sebabnva ide pada kalimat tersebut tidak logis. Perhatikan
kalimat berikut! Alat yang sering digunakan itu harus diservis supaya tidak cepat
rusak.
(3) Kuantitatif
Keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti.
perhatikan contoh kalimat berikut! (Jntuk menanam pohon itu diperlukan lubang yang
cukup dalam.Frasayang cukup dalam tidak menunjukkan ukuran yang pasti.
Perhatikan kalimat berikut! (Jntuk menanam pohon itu diperlukan lubang dengan
kedalaman setengah meter
(4) Tepat/Jelas
Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh penutur
atau penulis dan mengandung satu makna. Hal ini bergantung pada ketepatan memilih
kata dan penyusunan struktur kalimat sehingga kalimat yang digunakan efektif.
Perhatikan contoh kalimat berikut! Atap bangunqn yang sudah rusak itu dari sirap.
-
6
Kalimat di atas mengandung makna ganda. Frasayang sudah rusak dapat mengacu
pada kata atap jluga mengacu pada kata bangunan. Perhatikan kalimat berikut!
(a) Atap bangunan yang sudah rusak itu dari sirap
(b) Atap bangunan-yang sudah rusak itu dari sirap-
(c) Bangunan yang sudah rusak itu atapnya dari sirap.
(5) Denotatif
Kata yang digunakan dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak
melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif.
Kota-kotq besar tidak pernah tiduri padat dengan pabnk-pabrik yang berjalan terus
tanpa lelah. Kata tidur, berjalan, dan lelah tidak merujuk arti yang sebenarnya. Dalam
bahasa ilmiah, ide pada kalimat di atas dapat diungkapkan sebagai berikut.
Di kota-kota besari kegiatan hidup tidakpernah berhenti baiksiangmautrrunmalam.
(Q Lugas
Ide atau gagasan diungkapkan dengan kalimat pendelq tetapi padat isi (bernas)
langsung menuju sasaran, pernakaian kata sesuai dengan kebutuhan.
Perhatikan contoh kalimat berikut!
I ,Sebailcnya letak rumah tidak dekat dengan rawa-rawa dan sedapat mtmgkin letak
\ rumah tidak dekat pula dengan tempat ramai sebab bila deknt dengan tempat ramai
kita tidak dapat beristirahat dengan baik.
Kalimat di atas tidak ringkas karena pada kalimat itu terdapat kata yang idenya dapat
dinyatakan dengan caralain dan pengulangan frase yang tidak perlu. Ide di atas dapat
I diungkapkan dengan kalimat yang lebih ringkas sebagai berikut.
I Sebailcnya letak rumah jauh dari rawa dan dari tempat ramai agar penghuninya dapat
beristirahqt dengan baik-
iI (7) Runtun
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik
aalam kalimat maupun dalam paragraf.
Perhatikan paragraf berikut:
Pada masa kini kemampuan masvarakst untuk memiliki kendaraan semakin
besari seiring dengan majunya perotomotifan yang mengeluarkan produk
kendaraannya dengan berbagai model dan berbagai htalitas, mereka dapat
memperolehnya- Sernakin majunya suatu produk kendaraan makin banyak memberikan
kemudahan untuk memelihqranya. Kerryataannya para pemilik kendaraan tidak culary
memiliki keterampilan dan pengetahuan tentang pemeliharaan kendaraan.
-
7
Paragraf di atas tidak runtun. Kalimat kedua tidak runtun dengan kalimat
pertama; demikian juga kalimat ketiga dengan kalimat kedua. Setiap kalimat
mengungkapkan ide pokok yang berbeda. Ketidakruntunan ide yang diungkapkan pada
paragraf itu terlihat juga pada klausa akhir kalimat pertama. Klausa akhir pada kalimat
tersebut tidak runtun dengan klausa sebelumnya.
Dalam pemakaian bahasa Indonesia ragam ilmiah sering dijumpai
penyimpangan dari ciri-ciri di atas sehingga mempengaruhi kejelasan pesan ilmiah
yang disampaikan. Dalam ragamhrlis, penyimpangan itu dijumpai pada setiap unsur
bahasa, baik ejaan, katalistilah, maupun kalimat. Dalam ejaan, misalnya,terdapat
kesalahan dalam pemakaian huruf, pemisahan suku kata, penulisan kata, dan
pemakaian tandabaca. Dalam pemilihan katalistilah terdapat ketidaktepatan memilih
kata/istilah dan pemakaian bentuk nonbaku.
Panyimpanganlkesalahan terjadi karena berbagai hal seperti berikut:
(1) pengaruh struktur bahasa daerah dan dialek;
(2) pengaruh struktur bahasa asing;
(3) mengandung makna ganda (taksa);
(4) nirlogis;
(5) mengandun g gejala mtbazir;
(6) ketidaklengkapan unsur kalimat inti/nirlengkap;
(7) kerancuan;
(8) kalimat terlalu panjang. \
1.4 Bahasa Indonesia yang Benar dengan Baik
Bahasa yang benar kaidahnya belum tentu bahasa itu baik, sebab, misalnya akan
janggal kedengarannya bila di kantin kita menggunakanragarnbahasa baku seperti
bahasa seorang ilmuwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar. Sebaliknya,
akan janggal pula bila seorang ilmuwan yang sedang ceramah di dalam suatu seminar
menggunakan bahasa seperti seorang awam yang sedang mengobrol di kantin. Dalam
situasi semacam itu (resmi) tentu saja tidak digunakan kata-kata gimana, dibilang,
dibikin, udah, ngapain, dan sejenisnya.
Bahasa yang digunakan akan dikatakan baik jika maksud yang diungkapkan
dapat dipahami dengan tepat oleh orang yang menerima bahasa tersebut karena
penyampaiannya sesuai dengan situasi. Dengan kata lain, bahasa yang baik adalah
bahasa yang efektif dalam menyampaikan suatu maksud. Bahasa yang baik tidak selalu
harus ragam baku. Keefektifan komunikasi lebih banyak ditentukan oleh keserasian
bahasa itu dengan situasinya (waktu, tempat, dan orang yang diajak bicara). Bisa saja
bahasa yang baik itu tidak benar kaidahnya.
-
8
Dalam struktur seperti: "Tadi telah dibilang oleh pemakalah bahwa masalah ini
sangat kompleks ". Secara tatabahasa, penempatan kata dibilang benar, dan secara
morfologis bentukan kata dibilang pun benar. Atas dasar kenyataan itu, dapat dikatakan
bahwa pemakaian bahasa tersebut benar, tetapi tidak baik sebab dibilang merupakan
kata tidak baku, sementara suasana tersebut merupakan suasana yang resmi. Dengan
demikian, bahasa yang benar dengan baik itu adalah bahasa yang sesuai dengan
kaidah dan situasi.
Contoh lain lagi, ada pemakaian bahasa Indonesia yang baik, tetapi tidak benar
Penggunaan bahasa Indonesia dalam karangan iLniah seperti makalah, skripsi, atau
tesis dan desertasi jugapada sebagian buku, artikel masih dijumpai kesalahan baik
ejaan, morfologi, sintaksis, ataupun paragraf. Kesalahan pemakaian bahasa Indonesia
baku dalam karangan ilmiah tsb. di antaranya dapat disebabkan terjadinya gejala
interferensi karena penulis karangan ilmiah tersebut termasuk kelompok dwibahasawan
atau multibahasawan. Kesalahan pemakaian bahasa akan berakibatpada kesalahan
penafsiran dan pemahaman gagasan yang dikemukakan dalam karangan ilmiah.
Berbagai gejala kesalahan dalam pemakaian bahasa Indonesia pada karangan
ilmiah ini harus diatasi. Hal tersebut tentu dapat diatasi bila ada keseimbangan antara
pesan ilmiah yang disampaikan dengan kaidah bahasa Indonesia yang digunakan.
I.5 Jenis Karya Tulis Ilmiah
Pembagian jenis karya tulis ihniah dapat dilakukan berdasarkan beberapa
pertimbangan berikut.
(1) Capaian akademis
(a) Disertasi adalah karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar doktor (S3).
(b) Tesis adalah karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar magister (S2).
(c) Skripsi/Tugas Akhir adalah karya tulis ilmiah untuk mencapai gelar sarjana
(s l).(d) Makalah adalah karya tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah tertentu.
Isi semua karya tulis di atas berupa hasil penelitian beserta prosesnya.
Perbedaannya terletak pada kekompleksan masalah, kecanggihan metode, dan kualitas
penyelesaian masalah.
-
9
(2) Forum yang digunakan
(a) Artikel ilmiah adalah sejenis esai yang membahas suatu masalah
berdasarkan logika, pustaka, atau fakta untuk dimuat pada jurnal, majalah, surat
kabar, dan internet.
(b) Makalah/paperlkertas kerja adalah karya tulis yang membahas suatu
masalah berdasarkan logika, pustaka, atau fakta untuk disajikanpada seminar,
simposium, lokakarya, dan diskusi. Makalah mungkin saja menjadi suatu artikel
bila disajikan pada majalah atau surat kabar. Sebaliknya, artikel bisa saja disebut
makalah bila disajikan pada suatu temu ilmiah.
(c) Buku daras/buku teks/buku ajar adalahkumpulan tulisan mengenai teori
dalil, hukum, atau kaidah mengenai suatu disiplin ilmu untuk dijadikan acuan
mata kuliah ataumatapelajaran dalam proses belajar mengajar.
(3) Laporan penelitian adalah suatu tulisan tentang proses dan hasil penelitian untuk
disebarluaskan kepada masyarakat atau ilmuwan. Ciri khas laporan penelitian antata
lain menggunakan studi literatur dan berbagai metode pengumpulan data.
Ringkasan
Salah satu bentuk dokumen ilmiah yang sangat penting adalah karya tulis
ilmiah. Karya tulis ilmiah tidak kalah pentingnya sebagai sarana komunikasi ilmiah
yang sangat efektif bagi masyarakat. Tata tulis karya ilmiah adalah cafa menyusun
tulisan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan hasil suatu kajian ilmiah yang meliputi
penggunaan bahasa, pengUrutan materi tulisan, dan bagaimana cara naskdh itu
ditampilkan. Syarat dan subjek tulisan ilmiah adalah (1) menggunakan bahasa tulis
ilmiah, (2) mengangkat fenomena dalam kehidupan, (3) menggunakan teknik kajian
tertentu, (4) menemukan sesuatu sebagai bahan masukan, (5) penyajian tulisan dengan
cara tertentu. Syarat kebahasaan dalam tulisan ilmiah adalah baku, logis, kuantitatif
tepat, denotatif, ringkas, dan runtun. Jenis karya tulis ilmiah (a) berdasarkan capaian
akademis : disertasi, tesis, skripsiltugas akhir, makalah, (b) berdasarkan forum : artikel
ilmiah, kertas kerja, buku daras, buku ajar, monoglam, (c) laporan penelitian.
Perlatihan
(1) Jelaskan pentingnya karya tulis ilmiah dan apa syarat isinya!
(2) Uraikan ciri bahasa ipteks untuk karya tulis ilmiah. Berikan contohnya!
(3) Tuliskan jenis karya ilmiah berdasarkan capaianakademis dan forum yang
digunakan!