http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
KABUPATEN BULELENG
2013
ISBN : 978-602-70850-1-5
No. Publikasi : 51085.14.02
Katalog BPS : 930208.5108
Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm
Jumlah Halaman : 49 + viii halaman
Naskah :
BPS Kabupaten Buleleng
Gambar Kulit :
Seksi IPDS BPS Kabupaten Buleleng
Diterbitkan oleh :
BPS Kabupaten Buleleng
Dicetak oleh :
Percetakan “UD. Multimedia”
Jln Kediri, Tabanan - Bali
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013
ii
KATA PENGANTAR
Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa akhirnya publikasi Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten Buleleng Tahun 2013 bisa diterbitkan.
Publikasi PDRB ini merupakan kelanjutan dari penerbitan-penerbitan tahun
sebelumnya. Publikasi ini memuat tentang gambaran makro perekonomian
secara sektoral disamping juga pertumbuhannya secara agregat.
Penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami
sampaikan kepada semua pihak atas bantuan dan partisipasinya, sehingga
terwujudnya publikasi ini. Semoga koordinasi dan kerja sama yang baik
selama ini dapat tetap terbina dan ditingkatkan guna memenuhi azas
keterpaduan, keakuratan dan kemutakhiran data yang kami sajikan.
Kami menyadari bahwa publikasi ini masih belum sempurna. Untuk itu
saran dan kritik dari semua pihak senantiasa kami harapkan demi
sempurnanya penerbitan dimasa yang akan datang.
Semoga publikasi ini dapat menjadi masukan dan inspirasi bagi
perbaikan dan penyelenggaraan pembangunan ekonomi di Kabupaten
Buleleng pada masa-masa yang akan datang.
Singaraja, September 2014
Kepala Badan Pusat Statistik
Kabupaten Buleleng,
I Gede Nyoman Subadri
NIP. 19650422 1986 031003
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013
iii
DAFTAR ISI
i Halaman
- Kata Pengantar ……………………………………………………. ii
- Daftar Isi ………………………………………………………….. iii
- Daftar Tabel Dalam Ulasan ……………….….………………… v
- Daftar Tabel Dalam Lampiran ……………………………………. vi
- Daftar Grafik ……………………………………………………… viii
I. PENDAHULUAN………….…………………………………… 1
1.1. Gambaran Umum ………………….……………………….. 1
1.2. Maksud dan Tujuan ………………………………………… 2
1.3. Sumber Data ………………………………………………... 3
1.4. Sistematika Penulisan ………………………………………. 4
II. KONSEP, DEFINISI DAN METODOLOGI …………………… 5
2.1. Konsep dan Definisi ……………………………………….. 5
2.2. Metodologi ………………………………………………... 10
III. URAIAN SEKTORAL ………………………………………… 13
3.1. Pertanian …………………………………………………... 13
3.2. Pertambangan dan Penggalian ……………………………... 16
3.3. Industri Pengolahan ………………………………………... 17
3.4. Listrik, Gas, dan Air Minum ………………………………. 18
3.5. Bangunan …………………………………………………... 18
3.6. Perdagangan, Hotel dan Restoran …………………………. 19
3.7. Pengangkutan dan Komunikasi ……………………………. 20
3.8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ……………….. 22
3.9. Jasa-jasa ……………………………………………………. 23
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013
iv
Halaman
IV. TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BULELENG 25
4.1. Perkembangan PDRB Kabupaten Buleleng ……………..… 25
4.2. Kontribusi Sektor terhadap PDRB Kabupaten Buleleng … 27
4.3. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Buleleng …………… 30
4.4. PDRB per kapita Kabupaten Buleleng ……………………. 32
4.5. Perbandingan PDRB Kabupaten/Kota se-Bali ……………. 33
V. PENUTUP ……………………………………………………… 36
Lampiran …………………………………………………………… 37
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013
v
DAFTAR TABEL DALAM ULASAN
Halaman
Tabel 1. PDRB Harga Berlaku Kabupaten Buleleng, menurut
Lapangan Usaha Th. 2011-2013 (jt Rp.) ………………… 26
Tabel 2. PDRB Harga Konstan Kabupaten Buleleng, menurut
Lapangan Usaha Th. 2011-2013 (jt Rp.) ………………… 27
Tabel 3. Distribusi Persentase PDRB Harga Berlaku dan Harga
Konstan Th.2000 Kabupaten Buleleng, menurut Lapangan
Usaha Th. 2012-2013 (persen) …………………………… 28
Tabel 4. Distribusi Persentase PDRB Harga Berlaku dan Harga
Konstan Th.2000 Kabupaten Buleleng, menurut
Kelompok Sektor Lapangan Usaha Th. 2013 (persen) …... 29
Tabel 5. Perbandingan PDRB Kabupaten/Kota se-Bali Tahun 2013 33
Tabel 6. Angka Agregatif PDRB per Kabupaten Buleleng Tahun
2009-2013 ………………………………………………... 34
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013
vi
DAFTAR TABEL DALAM LAMPIRAN
Halaman
Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Buleleng
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2009-2013 ………………………………………... 38
Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Buleleng
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 ……………………… 39
Tabel 2.1 Distribusi Persentase Pdrb Kabupaten Buleleng Atas
Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun
2009-2013 ………………………………………………... 40
Tabel 2.2 Distribusi Persentase Pdrb Kabupaten Buleleng Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2009-2013 …………………………………. 41
Tabel 3.1 Indeks Perkembangan Pdrb Kabupaten Buleleng Atas
Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun
2009-2013 ………………………………………………... 42
Tabel 3.2 Indeks Perkembangan Pdrb Kabupaten Buleleng Atas
Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2009-2013 …………………………………. 43
Tabel 4.1 Indeks Berantai Pdrb Kabupaten Buleleng Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-
2013 ……………………………………………………… 44
Tabel 4.2 Indeks Berantai Pdrb Kabupaten Buleleng Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2009-2013 ………………………………………… 45
Tabel 5 Indeks Harga Implisit Dari Pdrb Kabupaten Buleleng
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 ……………. 46
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013
vii
Halaman
Tabel 6.1 Laju Pertumbuhan Pdrb Kabupaten Buleleng Atas Dasar
Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009-
2013 ………………………………………………………. 47
Tabel 6.2 Laju Pertumbuhan Pdrb Kabupaten Buleleng Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000 Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2009-2013 ………………………………………… 48
Tabel 7.1 Angka Agregatif Pdrb, Jumlah Penduduk Dan Pdrb Per
Kapita Kabupaten Buleleng Menurut Harga Berlaku Dan
Konstan 2000, Tahun 2009-2013 ………………………… 49
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013
viii
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1. Peranan Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Kab.
Buleleng, Tahun 2013 ………………………………... 29
Grafik 2. Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Buleleng Atas Dasar
Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun
2000, Tahun 2009-2013 ……………………………... 30
Grafik 3. Pertubuhan Ekonomi Kab. Buleleng Menurut
Lapangan Usaha Tahun 2009-2013 ………………….. 31
Grafik 4. Perkembangan PDRB Perkapita Kab. Buleleng Tahun
2009-2013 ……………………………………………. 32
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Gambaran Umum
Upaya pembangunan perekonomian khususnya dalam meningkatkan
pendapatan Kabupaten Buleleng dan kesejahteraan pada umumnya diakui
telah menunjukkan adanya peningkatan. Namun demikian masih ditemukan
kehidupan ekonomi dan kesenjangan sosial yang menuntut usaha yang
sungguh-sungguh untuk mengatasinya agar tidak berkelanjutan dan
berkembang ke arah yang menimbulkan kecemburuan sosial. Perluasan dan
penataan dunia usaha masih perlu ditingkatkan dalam rangka menggairahkan
kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha,
meningkatkan pendapatan masyarakat secara lebih merata melalui
mantapnya iklim yang mendukung pembinaan dan peningkatan usaha
informal seperti usaha rumahtangga, usaha kecil dan menengah.
Di era otonomi dewasa ini, ketika kabupaten berperan sentral dalam
perumusan kebijakan daerah, informasi mengenai hasil-hasil pembangunan
yang sudah dicapai maupun yang sedang berjalan, menjadi sangat penting
terutama untuk evaluasi pelaksanaan, monitoring serta kebijakan perencanaan
pembangunan kedepan.
Peran sentral yang sudah diserahkan ke masing-masing daerah
tersebut, hendaknya dimanfaatkan sebagai sebuah peluang untuk menggali
potensi serta menggarap sumber daya yang dimiliki daerah bersangkutan,
sehingga perputaran roda perekonomian dapat terus berjalan, dalam upaya
meningkatkan nilai tambah dan peningkatan pendapatan masyarakat pada
khususnya.
Pembangunan yang sudah dilaksanakan di Kabupaten Buleleng selama
ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pembangunan yang dilaksanakan
daerah-daerah lainnya diseluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 2
Harapan yang ingin dicapai yaitu mampu meningkatkan taraf hidup dan
menciptakan pendapatan masyarakat yang lebih merata, serta memperluas
kesempatan kerja.
Langkah awal yang sangat penting dari suatu pembangunan yaitu suatu
perencanaan yang mantap dan akurat dimana pada akhirnya bisa dicapai hasil-
hasil pembangunan sesuai dengan yang diharapkan.
Suatu perencanaan pembangunan selalu membutuhkan data yang tepat
dan terpercaya sebagai sarana penunjang yang melandasi perencanaan
pembangunan tersebut agar dapat dicapai sasaran yang telah ditetapkan.
Pengambilan keputusan tidak hanya analisis deskriftif saja tetapi perlu
ditunjang dengan hasil analisis kuantitatif dari berbagai indikator yang ada.
Data (statistik) merupakan ukuran kuantitas yang sangat diperlukan untuk
memberikan gambaran tentang keadaan masa lampau dan masa kini serta
sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.
1.2. Maksud dan Tujuan
Statistik PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sudah dikenal
sebagai salah satu data yang sangat membantu dalam memberikan gambaran
beberapa indikator ekonomi suatu daerah. Produk Domestik Regional Bruto
biasanya disajikan secara berkala (series) dari tahun ke tahun dan dirinci
menurut lapangan usaha atau sektor. Semua data disajikan atas dasar harga
berlaku dan atas dasar harga konstan.
Statistik Pendapatan Domestik Regional Bruto ( PDRB ) memberikan
gambaran antara lain tentang;
Pertumbuhan Ekonomi, Pertumbuhan Sektor dan Sub-sub Sektor
Ekonomi.
Apabila angka statistik Pendapatan Regional disajikan atas Dasar Harga
Konstan, akan menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 3
baik secara menyeluruh maupun sektor demi sektor sampai dengan sub-
sub sektornya.
Tingkat Kemakmuran suatu Daerah
Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah dapat dilihat dari
penyajian angka-angka Pendapatan Perkapita menurut daerahnya
masing-masing.
Gambaran Struktur Perekonomian
Penyajian pendapatan menurut sektor dalam bentuk tabel distribusi
sektoral dapat memperlihatkan struktur perekonomian suatu daerah.
Sedangkan penyajian Pendapatan Regional menurut penggunaannya
memperlihatkan besarnya hubungan pendapatan dengan tingkat
konsumsi, pembentukan modal, perubahan stok, ekspor dan impor.
Tingkat Inflasi dan Deflasi
Peningkatan pendapatan yang diterima masyarakat apabila diikuti oleh
tingkat inflasi yang tinggi, tidak memberikan manfaat yang berarti oleh
karena dengan adanya tingkat inflasi yang tinggi mengakibatkan
kemampuan daya beli danpendapatan yang diterima menurun,
demikian sebaliknya untuk deflasi. Penyajian atas dasar harga konstan
bersama-sama dengan atas dasar harga yang berlaku yang ditunjukkan
dengan indeks Implisit dapat dipakai sebagai indikator untuk melihat
tingkat inflasi maupun deflasi.
1.3. Sumber Data
Sumber data yang digunakan hingga terciptanya publikasi ini adalah
hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh BPS. Sedangkan data struktur
input dan nilai tambah untuk masing-masing sektor ekonomi diperoleh dari
hasil SKPR dan survei-survei lainnya yang dilaksanakan oleh BPS. Data lain,
khususnya yang berkaitan dengan data sekunder yang belum tersedia,
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 4
diperoleh dari laporan yang dihimpun oleh masing-masing dinas/instansi yang
terkait di lingkungan pemerintah Kabupaten Buleleng.
1.4. Sistematika Penulisan.
Publikasi ini dibagi menjadi empat bab, yaitu :
Bab I : Pendahuluan, menguraikan gambaran umum, maksud dan
tujuan, sumber data dan sistematika penulisan.
Bab II : Konsep, Definisi dan Metodologi.
Bab III; Uraian Sektoral, menguraikan tentang masing -masing
sektor dan sub sektor pembentuk PDRB.
Bab IV: Analisis Deskriptif PDRB Kabupaten Buleleng, berisi
analisa sederhana perkembangan PDRB Kabupaten Buleleng,
peranan / kontribusi sektor terhadap PDRB, laju pertumbuhan
PDRB, perbandingan PDRB kabupaten/kota se-Bali.
Bab V : Penutup, yang berisi kesimpulan dari hasil penghitungan
PDRB Kabupaten Buleleng.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 5
II. METODOLOGI
2.1. Konsep dan Definisi
Konsep dan definisi merupakan hal yang penting untuk memahami data
yang tersedia juga merupakan dasar kajian dan analisis data tersebut. Konsep
dan definisi yang baku memberikan kesamaan pandangan untuk mengartikan
dan menyimpulkan keadaan perekonomian serta menghitung transaksi-
transaksi ekonomi yang tersedia dalam wilayah domestik suatu daerah. Data
tentang keadaan perekonomian daerah tersebut dapat dituangkan dalam
PDRB.
Berikut ini beberapa konsep dan definisi mengenai Produk Domestik
Regional Bruto.
a. Produk Domestik dan Regional
Cakupan perekonomian yang akan diselidiki dan dihitung variabelnya
adalah suatu daerah, baik secara administratif maupun yuridis. Wilayah
domestik suatu daerah adalah semua daerah ( daratan, lautan dan udara ) yang
berada dalam batas-batas geografis daerah tersebut. Semua barang dan jasa
sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah
domestik tersebut tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal
dari atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut atau bukan merupakan
produk domestik daerah yang bersangkutan.
Pada kenyataannya sebagian dari faktor produksi yang digunakan
dalam kegiatan produksi di suatu daerah berasal dari daerah lain, demikian
sebaliknya faktor produksi yang dimiliki daerah tersebut ikut dalam kegiatan
produksi di daerah lain. Hal ini menyebabkan produk domestik yang timbul di
suatu daerah tidak sama dengan pendapatan yang diterima penduduk daerah
tersebut.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 6
Yang dimaksud dengan Produk Regional adalah produk domestik
ditambah dengan pendapatan yang mengalir ke luar daerah.
b. Barang dan Jasa
Barang dan jasa sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia ada
yang digunakan secara langsung dan ada yang mengalami proses lebih
dahulu. Barang dan jasa menurut penggunaanya dapat dibedakan atas dua
macam :
Barang dan jasa sebagai permintaan antara, yaitu barang dan jasa yang
digunakan sebagai biaya produksi.
Barang dan jasa sebagai permintaan akhir, yaitu barang dan jasa yang
digunakan untuk permintaan akhir.
c. Output.
Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode
tertentu ( biasanya satu tahun ), biasanya dinyatakan dalam nilai uang sebagai
hasil perkalian antara kuantitas produksi dengan harganya. Jenis output ada 3
( tiga ) macam :
Output utama (output yang menjadi tujuan utama produksi)
Output sampingan (bukan tujuan utama produksi)
Output ikutan (output yang terjadi bersama-sama / tidak dapat
dihindarkan dengan output utamanya).
d. Biaya Antara
Biaya antara adalah barang-barang tidak tahan lama dan jasa yang
digunakan/habis dalam proses produksi. Barang tidak tahan lama adalah
barang yang mempunyai suatu perkiraan umur penggunaan kurang dari satu
tahun. Barang-barang yang tahan lama (umurnya lebih dari satu tahun ) dan
tidak habis pemakaiannya dalam proses produksi tidak termasuk biaya antara
dan disebut sebagai barang modal. Yang termasuk biaya antara , antara lain
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 7
bibit, obat-obatan, bahan baku, bahan penolong, listrik dan jasa perbaikan
alat.
e. Nilai Tambah Bruto
Besarnya nilai barang dan jasa akhir umumnya sama dengan nilai
tambah. Nilai Tambah Bruto merupakan produk dari proses produksi yang
terdiri dari komponen pendapatan faktor, penyusutan dan pajak tak langsung
neto.
Adapun komponen pendapatan faktor terdiri dari :
Upah dan gaji sebagai balas jasa pegawai
Surplus usaha yang antara lain terdiri dari :
Sewa sebagai balas jasa atas tanah
Bunga sebagai balas jasa atas modal keuntungan sebagai balas jasa
kewirausahaan.
Penyusutan adalah nilai susutnya suatu barang modal tetap yang digunakan
dalam proses produksi. Penyusutan ini merupakan dana yang disisihkan untuk
memperbaharui barang modal.
Pajak Tak Langsung Neto adalah selisih antara pajak tak langsung dengan
subsidi yang diberikan pemerintah kepada produsen.
f. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah seluruh nilai
tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha di suatu
daerah/regional tanpa memperhatikan pemilikan atas faktor produksi. PDRB
secara agregatif menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam
menghasilkan pendapatan/balas jasa kepada faktor-faktor produksi yang ikut
melakukan kegiatan produksinya di daerah tersebut. PDRB bisa dihitung atas
dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 8
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku yaitu jumlah nilai produk atau
pendapatan ataupun pengeluaran yang dinilai sesuai dengan harga yang
berlaku pada tahun yang bersangkutan.
PDRB Atas Dasar Harga Konstan suatu tahun adalah nilai produk atau
pendapatan ataupun pengeluaran yang dinilai atas dasar harga tetap suatu
tahun tertentu.
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar merupakan
penjumlahan nilai tambah bruto (Gross Value Added) yang timbul dari
seluruh kegiatan perekonomian semua sektor/lapangan usaha di suatu wilayah
yang mencakup komponen-komponen pendapatan faktor (upah dan gaji serta
surplus usaha), penyusutan dan pajak tak langsung neto.
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar dikurangi
pajak tak langsung neto maka hasilnya adalah Produk Domestik Regional
Neto Atas Dasar Biaya Faktor.
Produk Domestik Regional Neto Atas Dasar Biaya Faktor dikurangi
dengan pendapatan yang mengalir ke luar wilayah/daerah ditambah dengan
pendapatan yang masuk ke dalam wilayah/daerah hasilnya adalah Produk
Domestik Regional Neto. Produk Domestik Regional Neto ini merupakan
Pendapatan Regional suatu daerah yang terdiri dari seluruh pendapatan yang
benar-benar diterima oleh seluruh penduduk yang tinggal di daerah tersebut.
Pendapatan per Kapita merupakan hasil bagi Produk Regional Neto atau
Pendapatan Regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
g. Klasifikasi Sektor
Kegiatan ekonomi yang terjadi di suatu daerah beraneka ragam
jenisnya. Kegiatan ekonomi yang beragam ini perlu dikelompokan sesuai
dengan jenis kegiatan yang sama sehingga dengan demikian dapat ditentukan
apakah suatu kegiatan usaha termasuk dalam kegiatan ekonomi seperti
pertanian, industri atau jasa.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 9
Jenis kegiatan ekonomi dalam penghitungan PDRB diklasifikasikan ke
dalam 9 sektor terdiri dari:
1. Pertanian
2. Pertambangan dan Penggalian
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Minum
5. Bangunan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7. Angkutan dan Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa.
Sektor-sektor tersebut dirinci lagi ke dalam berbagai subsektor seperti
subsektor tanaman bahan makanan, penggalian, perdagangan besar dan
eceran, hotel, angkutan darat, bank, jasa perusahaan dan jasa kemasyarakatan
Sembilan sektor tersebut digolongkan ke dalam 3 kelompok sektor
yaitu :
Sektor Primer terdiri dari :
Sektor Pertanian
Sektor Pertambangan dan Penggalian
Sektor Sekunder terdiri dari :
Sektor Industri.
Sektor Listrik, Gas dan Air Minumn
Sektor Bangunan
Sektor Tersier terdiri dari :
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor Angkutan dan Komunikasi
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Sektor Jasa-jasa
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 10
2.2. Metodologi
Ada beberapa cara/metode untuk menghitung Produk Domestik
Regional Bruto baik Atas Dasar Harga Berlaku maupun Atas Dasar Harga
Konstan.
a. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku dapat
dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung dan metode tidak
langsung.
1) Metode Langsung
Yang dimaksud dengan metode langsung adalah metode penghitungan
PDRB dengan menggunakan data yang bersumber dari daerah. Metode ini
dapat memperlihatkan karakteristik sosial ekonomi daerah dimana
pemanfaatan data daerah tersebut dapat digunakan untuk menyempurnakan
data statistik daerah yang lemah.
Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan 3 pendekatan
yaitu :
Pendekatan Produksi yaitu menghitung nilai tambah bruto dari barang
dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara
mengurangkan biaya antara dari masing-masing nilai produksi bruto tiap-
tiap sektor atau subsektor. Pendekatan ini disebut pendekatan Nilai
Tambah.
Pendekatan Pendapatan yaitu menghitung nilai tambah dari setiap
kegiatan ekonomi dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa yang
diterima oleh seluruh faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha,
penyusutan serta pajak tak langsung neto.
Pendekatan Pengeluaran yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada
penggunaan (konsumsi) akhir dari barang dan jasa di dalam wilayah
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 11
yang bersangkutan. Dalam pendekatan ini termasuk komponen konsumsi
akhir rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan barang modal
bruto dan perdagangan antar wilayah (ekspor dan impor).
2) Metode Tidak Langsung
Metode ini merupakan cara menghitung dengan jalan alokasi yaitu
mengalokir pendapatan regional propinsi menjadi pendapatan kabupaten
dengan memakai berbagai macam indikator produksi atau lainnya yang tepat
sebagai alokator.
b. Metode Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
Sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan yang ada, maka mulai
tahun ini metode penghitungan PDRB atas dasar harga konstan menggunakan
tahun dasar 2000. Hal ini dimaksudkan untuk bisa mengikuti perkembangan
teknologi dan perekonomian yang mana telah banyak mengalami perubahan
struktur secara terus menerus. Dengan digunakannya tahun dasar baru dalam
penghitungan PDRB, diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih
baik dan mendekati realita yang ada di masyarakat.
Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan ini berguna antara lain
dalam perencanaan ekonomi, proyeksi serta untuk menilai pertumbuhan
ekonomi secara menyeluruh maupun sektoral. Bila dikaitkan dengan data
tenaga kerja atau barang modal yang dipakai dalam proses produksi bisa
memberikan gambaran tentang produktivitas ataupun kapasitas produksi dari
setiap sektor maupun sub sektor.
Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dapat dilakukan
dengan cara :
Revaluasi atas kuantum pada tahun berjalan dengan harga pada tahun
dasar. Ini dapat dilakukan dengan cara mengalikan kuantum tahun
berjalan dengan harga pada tahun dasar, banyaknya bahan yang dipakai
untuk produksi dikalikan dengan harga tahun dasar. Pengurangan nilai
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 12
produksi untuk tahun berjalan atas dasar harga tahun dasar dengan nilai
biaya antara tahun berjalan atas dasar harga tahun dasar merupakan
PDRB Atas Dasar Harga Konstan.
Ekstrapolasi atas nilai tahun dasar dengan suatu indeks kuantum yaitu
dengan cara mengalikan nilai tahun dasar dengan suatu indeks kuantum
dibagi 100.
Deflasi atas suatu nilai pada tahun berjalan dengan indeks harga yaitu
dengan cara membagi nilai tahun berjalan dengan indeks harga tahun
yang bersangkutan dikali 100.
Deflasi ganda dengan cara ini nilai output dan biaya antara dideflate
dengan indeks harga output dan indeks harga biaya antara kemudian
Nilai Tambah Brutonya merupakan pengu-rangan output dengan biaya
antara yang keduanya sudah dideflate.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 13
III. URAIAN SEKTORAL
3.1 Pertanian
Yang dicakup dalam sektor pertanian adalah segala pengusahaan yang
didapat dari alam dan merupakan barang-barang biologis atau hidup, dimana
hasilnya akan digunakan untuk memenuhi hidup sendiri atau dijual kepada
pihak lain, tidak termasuk kegiatan yang tujuannya untuk hobi saja.
3.1.1. Tanaman Bahan Makanan
Sub sektor ini meliputi komoditi tanaman bahan makanan seperti padi,
jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedele, kacang hijau, kentang,
sayur-sayuran, dan buah-buahan. Selain itu termasuk pula hasil dari
pengolahan secara sederhana seperti beras tumbuk, gaplek dan sagu.
Didalam memperkirakan nilai tambah subsektor-subsektor dalam sektor
pertanian biasanya digunakan pendekatan produksi karena data yang tersedia
seperti data produksi, harga dan biaya-biaya antara secara langsung dapat
dipakai untuk memperkirakan besarnya nilai tambah. Sebelum mendapatkan
nilai tambah, yang pertama kali dihitung adalah output. Output diperoleh
dengan cara menilai seluruh produksi yang dihasilkan dari subsektor-
subsektor pada sektor pertanian baik dalam bentuk produksi utama maupun
produksi ikutan. Kemudian output dikurangi biaya antara diperoleh nilai
tambahnya.
Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara
revaluasi, yaitu mengalikan produksi pada masing-masing tahun dengan harga
pada tahun dasar 2000, kemudian dikurangi lagi dengan biaya antara atas
dasar harga konstan 2000.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 14
3.1.2. Tanaman Perkebunan Rakyat
Subsektor ini mencakup tanaman perkebunan yang diusahakan oleh
rakyat (tidak berbadan hukum) yang menghasilkan komoditi seperti karet,
kopra, kopi, teh, tebu, tembakau, cengkeh, pala, coklat, lada, kayu manis,
jarak, kapas, dan sebagainya. Termasuk pula hasil pengolahan secara
sederhana seperti teh olahan, kopi olahan, dan tembakau olahan.
Data produksi untuk subsektor Perkebunan Rakyat diperoleh dari Dinas
Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Buleleng. Data harga berupa harga
perdagangan besar biasa diperoleh dari BPS Propinsi/Kabupaten. Rasio biaya
antara dan rasio biaya pengangkutan dan margin perdagangan diperoleh dari
survei khusus.
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku subsektor perkebunan
rakyat diperoleh dengan cara mengurangi output tersebut dengan biaya
antaranya (metode produksi). Sedangkan output dan nilai tambah atas dasar
harga konstan dihitung dengan cara revaluasi.
3.1.3. Tanaman Perkebunan Besar
Sub sektor ini mencakup semua jenis kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan perkebunan yang mempunyai bentuk badan hukum dan dilakukan
secara profesional. Komoditi yang dihasilkan adalah karet, teh, kopi, kina,
coklat, minyak sawit, inti sawit, tebu, rami, serat manila dan sejenisnya.
Produk ikutan subsektor ini sama seperti pada sektor perkebunan rakyat.
Penghitungan nilai tambah atas dasar harga berlaku digunakan
pendekatan produksi, sedangkan penghitungan atas dasar harga konstan 2000
digunakan cara revaluasi, sama seperti penghitungan subsektor sebelumnya.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 15
3.1.4. Peternakan dan hasil-hasilnya
Subsektor ini mencakup kegiatan pemeliharaan segala jenis ternak dan
unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dibesarkan, dipotong, dan
diambil hasil-hasilnya baik yang dilakukan oleh rakyat maupun oleh
perusahaan peternakan. Hasil-hasil peternakan meliputi susu dan telur.
Produksi subsektor peternakan dihitung dengan tiga perubah yaitu
pemotongan, kenaikan stok dan ekspor neto dengan rumus banyaknya
ternak/unggas yang dipotong ditambah selisih antara populasi akhir dan
populasi awal ditambah lagi dengan selisih antara ekspor dan impor. Data
mengenai populasi (awal/akhir tahun) dapat diperoleh dari Dinas Pertanian
dan Peternakan.
3.1.5. Kehutanan
Subsektor ini meliputi kegiatan penebangan kayu serta pengambilan
getah-getahan dan akar-akaran. Hasil penebangan yang paling utama adalah
kayu gelondongan sedangkan hasil penebangan lainnya adalah kayu bakar,
arang dan bambu. Pemungutan hasil hutan antara lain berupa rotan, damar,
kopal dan nipah.
Penghitungan output dan nilai tambah subsektor ini sama seperti
penghitungan subsektor sebelumnya, yaitu penghitungan atas dasar harga
berlaku menggunakan metode produksi dan penghitungan atas dasar harga
konstan menggunakan metode revaluasi.
3.1.6. Perikanan
Subsektor ini meliputi kegiatan penangkapan dan pemeliharaan segala
jenis ikan dan binatang air (kerang, siput dan udang), baik di air tawar
maupun di air laut. Termasuk juga disini kegiatan pengambilan hasil-hasil
binatang air seperti telur ikan, telur penyu, sirip ikan dan bibit ikan, rumput
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 16
laut dan pengolahan hasil-hasil secara sederhana seperti pengeringan dan
penggaraman ikan.
3.2 Pertambangan dan Penggalian
Kegiatan pertambangan dan penggalian yang dimaksudkan disini
adalah kegiatan-kegiatan yang mencakup penggalian, pemboran, penyaringan,
pencucian, pemilihan dan pengambilan segala macam barang tambang,
mineral dan barang galian yang tersedia di alam, baik berupa benda padat,
benda cair maupun gas. Kegiatan pembuatan garam kasar dengan cara
menguapkan air laut juga termasuk di dalam sektor ini. Yang termasuk dalam
sektor ini terdiri dari pertambangan (pertambangan migas dan pertambangan
non migas), penggalian dan penggaraman.
3.2.1. Minyak dan Gas Bumi
Pertambangan migas meliputi kegiatan pencarian kandungan minyak
dan gas bumi, penyiapan pengeboran, penambangan, penguapan, pemisahan
serta penampungan untuk dapat dijual atau dipasarkan. Hasil kegiatan ini
adalah minyak bumi kondensat dan gas bumi.
3.2.2. Non Migas
Kegiatan pertambangan non migas yang dicakup disini meliputi
pengambilan dan persiapan untuk pengolahan lanjutan dari benda padat.
Pertambangan baik di bawah maupun diatas permukaan bumi, serta seluruh
kegiatan lainnya yang bertujuan untuk memanfaatkan bijih logam dan hasil
tambang lainnya dimasukkan ke dalam kelompok ini. Hasil-hasil kegiatan ini
antara lain adalah batubara, pasir, besi, bijih timah, bijih nikel, dan lain
sebagainya.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 17
3.2.3. Penggalian dan Penggaraman
Dalam kegiatan ini mencakup penggalian dan pengambilan segala
jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya
berada pada permukaan bumi dan biasa disebut galian golongan c. hasil-hasil
kegiatan ini antara lain adalah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral,
kerikil, batu karang, batu marmer, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
penggaraman mencakup persiapan penambangan dan pengambilan serta
penguapan air laut di tambak/empang dengan bantuan sinar matahari,
sehingga menghasilkan endapan kristal garam (garam kasar). Umumnya
kegiatan ini dikerjakan di daerah pinggir pantai.
3.3. Industri Pengolahan
Sektor ini mencakup sub sektor industri migas dan industri tanpa migas.
3.3.1.Industri Migas
Industri minyak dan gas terdiri dari pengilangan minyak bumi dan
pengilangan gas alam (LPG dan LNG).
3.3.2. Industri Tanpa Migas
Kegiatan industri disini adalah kegiatan untuk merubah bentuk baik
secara mekanis maupun kimiawi dari bahan organik atau anorganik menjadi
produk baru yang lebih tinggi mutunya. Proses tersebut dapat dilakukan
dengan mesin atau tangan, baik dibuat di dalam sebuah pabrik atau
rumahtangga.
Output maupun nilai tambah atas dasar harga berlaku diperoleh dari
hasil survei industri besar dan sedang. Output atas dasar harga konstan 2000
dihitung menggunakan cara deflasi dengan indeks harga perdagangan besar
barang-barang industri sebagai deflator. Nilai tambah bruto atas dasar harga
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 18
konstan 2000, diperoleh dengan mengalikan rasio nilai tambah terhadap
output.
3.4 Listrik, Gas dan Air Minum
Sektor ini mencakup sub sektor listrik dan air minum.
3.4.1 Listrik
Kegiatan ini mencakup pembang-kitan dan penyaluran tenaga listrik,
baik yang diselenggarakan oleh PLN maupun oleh perusahaan non PLN
seperti pembangkitan listrik oleh perusahaan daerah, swasta maupun
perorangan, dengan tujuan untuk dijual.
Nilai produksi kegiatan pelistrikan ini diperoleh dari perkalian antara
kuantum listrik yang dibangkitkan dengan harga per unit listrik tersebut.
Sedangkan untuk output atas dasar harga konstan 2000, diperoleh dengan cara
revaluasi.
3.4.2 Air Minum
Kegiatan ini mencakup proses pembersihan, pemurnian dan proses
kimiawi lainnya untuk menghasilkan air minum, serta pendistribusian dan
penyalurannya melalui pipa kepada rumahtangga, instansi pemerintah
maupun swasta baik yang dilakukan oleh PDAM maupun bukan PDAM.
3.5 Bangunan
Sektor bangunan mencakup kegiatan konstruksi di wilayah domestik
suatu daerah yang dilakukan baik oleh kontraktor umum, yaitu perusahaan
yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh
kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan
konstruksi untuk dipakai, antara lain: pembuatan, pembangunan, pemasangan
dan perbaikan semua jenis konstruksi seperti bangunan tempat tinggal,
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 19
bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan, pelabuhan, terminal, serta
bangunan lainnya.
3.6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor ini mencakup tiga sub sektor yaitu sub sektor perdagangan, hotel
dan restoran. Pada dasarnya kegiatan yang dicakup meliputi kegiatan
perdagangan, penyediaan akomodasi/ hotel, serta penjualan makanan dan
minuman (seperti restoran, warung, kedai, pedagang keliling dan sejenisnya).
3.6.1 Perdagangan
Sub sektor perdagangan dibagi menjadi dua kelompok yaitu (1)
perdagangan besar dan (2) perdagangan eceran.
Untuk penghitungan regional, output dan nilai tambah subsektor
perdagangan atas dasar harga berlaku dapat diestimasi dengan cara yaitu
menggunakan metode pendekatan produksi. Banyaknya perusahaan/tenaga
kerja merupakan indikator produksi dan rata-rata output per indikator
produksi sebagai indikator harganya. Perkalian banyaknya indikator produksi
dengan rata-rata output per indikator produksi merupakan output. Nilai
tambah bruto diperoleh dengan mengurangi output dengan biaya antaranya.
Untuk mendapatkan nilai atas dasar harga konstan 2000 digunakan cara
revaluasi atau deflasi, dimana indeks harga perdagangan besar atau indeks
harga konsumen sebagai deflatornya.
3.6.2 Hotel
Nilai tambah bruto subsektor hotel dapat diperoleh dengan pendekatan
produksi. Indikator produksi yang dapat digunakan adalah jumlah malam
kamar, jumlah tempat tidur, jumlah hotel/tempat penginapan, jumlah tenaga
kerja, dan jumlah tamu menginap. Indikator harganya adalah rata-rata tarif per
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 20
malan kamar, rata-rata output pertempat tidur, rata-rata out put per hotel, rata-
rata output per tenaga kerja, dan rata-rata output per tamu yang menginap.
3.6.3 Restoran
Karena sulitnya mendapatkan data mengenai restoran, maka salah satu
cara yang digunakan untuk menghitung output subsektor restoran atas dasar
harga berlaku adalah berdasarkan indikator konsumsi makanan dan minuman
jadi di luar rumah. Data ini didapatkan dari modul konsumsi dalam susenas.
Dengan cara ini konsumsi makanan dan minuman jadi di luar rumah dianggap
sebagai output dari restoran. Penghitungan pengeluaran konsumsi makanan
dan minuman jadi diluar rumah atas dasar harga berlaku diperkirakan dengan
cara mengalikan pengeluaran makanan dan minuman per kapita selama
setahun dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.
3.7 Pengangkutan dan Komunikasi
Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang,
jasa penunjang angkutan dan komunikasi. Pengangkutan meliputi kegiatan
pemindahan penumpang dan atau barang dari suatu tempat ketempat lainnya
dengan menggunakan alat angkut/kendaraan baik bermotor maupun tidak
bermotor. Subsektor pengangkutan secara umum digolongkan menjadi
kegiatan angkutan darat, angkutan sungai dan danau, angkutan laut dan
angkutan udara.
3.7.1 Angkutan
Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor pengangkutan terdiri atas jasa
angkutan kereta api, angkutan jalan raya, angkutan laut, angkutan sungai dan
danau, angkutan udara, jasa penunjang angkutan.
Angkutan jalan raya; jenis kegiatan ini meliputi kegiatan pengangkutan
barang dan penumpang dengan menggunakan kendaraan umum angkutan
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 21
jalan raya baik bermotor ataupun tidak. Jenis kendaraannya, antara lain
meliputi bus, truk, taksi, mikrolet, becak, delman, dokar, dan lain sebagainya.
Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada data
jumlah armada angkutan umum barang dan penumpang wajib uji yang
diperoleh dari Dinas Perhubungan.
Angkutan laut; yang dicakup disini adalah kegiatan pengangkutan
barang dan penumpang dengan menggunakan kapal laut yang beroperasi di
dalam dan keluar daerah. Dengan pendekatan produksi, output atas dasar
harga berlaku diperoleh dengan mengalikan indikator produksi (jumlah
barang dan penumpang yang diangkut) dengan indikator harganya (rata-rata
output per indikator produksi). Output atas dasar harga konstan biasa dihitung
dengan metode revaluasi ataupun ekstrapolasi.
Jasa penunjang angkutan; yang dicakup disini adalah kegiatan yang
bersifat menunjang dan memperlancar usaha pengangkutan meliputi
pelayanan jasa terminal dan parkir, keagenan, ekspedisi, bongkar muat,
pergudangan dan kegiatan lainnya.
3.7.2 Komunikasi
Pos dan Giro; jenis kegiatan ini meliputi kegiatan pemberian jasa
kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, wesel, paket pos, jasa giro,
jasa tabungan dan lainnya. Dengan menggunakan metode produksi melalui
pendekatan perusahaan, output atas dasar harga berlaku kegiatan ini
merupakan penjumlahan dari penerimaan atas kegiatan pos dan giro.
Telekomunikasi; jenis kegiatan ini meliputi kegiatan pemberian jasa kepada
pihak lain dalam hal ini pengiriman berita melalui telepon, telex dan telegram
dan kegiatan lainnya yang diusahakan oleh PT.Telkom.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 22
3.8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
3.8.1 Bank
Bank adalah kegiatan yang memberikan jasa keuangan pada pihak lain
seperti simpanan, memberikan pinjaman, mengirim uang, membeli dan
menjual surat-surat berharga dan kegiatan lainnya. Dilihat dari segi fungsinya
perusahaan bank dapat merupakan Bank Sentral, Bank Umum, Bank Devisa,
Bank Pembangunan, Bank Tabungan, dan Bank Desa. Sedangkan dari segi
kepemilikannya, dapat berupa Bank Pemerintah, Bank Swasta Nasional dan
Bank Asing.
3.8.2 Lembaga Keuangan dan Jasa Penunjang Keuangan
Sub sektor ini mencakup kegiatan usaha seperti persewaan bangunan
bukan tempat tinggal, koperasi simpan pinjam, pegadaian, lembaga kredit
perorangan, penukaran mata uang asing, usaha sewa guna (leasing), pasar
modal, bursa valuta asing, dan lembaga keuangan bukan bank serta lembaga
keuangan lainnya.
3.8.3 Sewa Bangunan
Sub sektor ini mencakup semua kegiatan jasa yang berhubungan
dengan proses penggunaan rumah/bangunan baik sebagai tempat tinggal
maupun bukan tempat tinggal seperti toko, tempat khusus, dan sebagainya
tanpa memperhatikan apakah itu merupakan milik sendiri atau sewa.
3.8.4 Jasa Perusahaan
Sub sektor ini meliputi jasa pengacara, jasa akuntan, jasa arsitektur, dan
sebagainya. Perkiraan output dan nilai tambah bruto didasarkan pada jumlah
tenaga kerja, serta rata-rata rasio nilai tambah yang bersumber dari survei
khusus. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 dihitung
dengan ekstrapolasi menggunakan indeks jumlah tenaga kerja.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 23
3.9 Jasa-jasa
3.9.1 Pemerintahan Umum
Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah dalam menyediakan jasa
pelayanan umum kepada masyarakat yang tidak dapat dilihat secara ekonomi
misalnya dalam mengatur negara, melakukan kebijakan ekonomi, kebijakan
sosial masyarakat dan lain sebagainya. Dengan demikian kegiatan pemerintah
berbeda dengan kegiatan ekonomi lainnya baik dalam ciri struktur biaya
maupun dalam sumber pembelanjaannya. Kegiatan pemerintah sebagian besar
hasilnya digunakan oleh pemerintah sendiri sebagai konsumen akhir.
Sumbangan sektor pemerintah terhadap PDRB terdiri dari upah dan gaji
pegawai pemerintah baik yang berasal dari belanja rutin maupun belanja
pembangunan serta penyusutan sebesar lima persen dari jumlah tersebut.
Data yang dipakai didasarkan pada realisasi pengeluaran pemerintah yang
diperoleh dari Departemen Keuangan serta data realisasi APBD.
3.9.2 Jasa Sosial Kemasyarakatan
Sub sektor ini mencakup kegiatan jasa pendidikan, jasa kesehatan, dan
jasa sosial kemasyarakatan lainnya seperti panti asuhan dan panti werda.
Kegiatan-kegiatan sejenis yang dikelola oleh pemerintah tidak termasuk
dalam sub sektor ini.
Jasa pendidikan mencakup segala macam lembaga pendidikan swasta
mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Termasuk
disini kursus-kursus, seperti kursus menjahit, menari, montir, mengemudi,
dan yang sejenis lainnya.
Jasa kesehatan; mencakup segala macam lembaga kesehatan swasta
baik berbentuk rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik dan sejenisnya.
Termasuk juga disini pelayanan kesehatan atas usaha sendiri seperti dokter
umum, dokter gigi, dokter spesialis, dokter hewan, psikiater, bidan, tukang
gigi, dukun bayi dan sebagainya.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 24
3.9.3 Hiburan dan Rekreasi
Seluruh kegiatan perusahaan/ lembaga swasta yang bergerak dalam jasa
hiburan, rekreasi dan kebudayaan, seperti pembuatan dan distribusi film,
usaha pemutaran film, penyiaran radio dan televisi, produksi dan penjualan
sandiwara, tari, musik, serta jasa rekreasi lainnya, seperti gelanggang pacuan,
sirkus, taman hiburan dan klub malam, merupakan kegiatan yang dicakup
dalam subsektor ini. Juga termasuk disini penggubah lagu, penulis buku,
pembuatan lukisan dan sebagainya.
3.9.4 Perorangan dan Rumahtangga
Sub sektor ini meliputi segala jenis kegiatan jasa yang pada umumnya
melayani perorangan dan rumah tangga, seperti jasa perbengkelan, reparasi,
pembantu rumahtangga, dan jasa perorangan lainnya.
Penghitungan output dan nilai tambah bruto dapat dilakukan dengan cara
pendekatan produksi atau pendekatan pendapatan, tergantung tersedianya
data. Sedangkan dalam pendekatan produksi, indikator produksi yang
digunakan dapat berupa jumlah kendaraan/barang yang diperbaiki atau
dengan menggunakan jumlah tenaga kerja.
Output dan nilai tambah bruto atas dasar harga konstan dapat dihitung
dengan cara metode ekstrapolasi dengan jumlah indikator produksi sebagai
ekstrapolator-nya atau metode deflasi dengan indeks harga konsumen (IHK)
aneka komponen terkait sebagai deflatornya.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 25
IV. TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN BULELENG
4.1 Perkembangan PDRB Kabupaten Buleleng
Kewenangan yang dilimpahkan pemerintah pusat kepada daerah
hendaknya jangan diartikan secara sempit demi kepentingan bersama dalam
kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Karena salah satu tujuan dari
pemberlakuan otonomi daerah adalah mengelola sumber daya yang dimiliki
dalam rangka meningkatkan perekonomian, kesejahteraan serta pembangunan
daerah.
Terbentuknya pemerintahan baru di era reformasi ini diharapkan
mendapat respon yang positif khususnya kebijakan-kebijakan mengenai
pembangunan ekonomi Kabupaten Buleleng. Struktur perekonomian
Kabupaten Buleleng mempunyai karakteristik yang tidak jauh berbeda dengan
beberapa kabupaten lainnya di Bali. Sendi-sendi perekonomian yang
dibangun lewat keunggulan sektor pertanian diharapkan mampu mendorong
aktifitas ekonomi serta pengembangan etos kerja masyarakatnya.
Nilai Produk Domestik Regional Bruto atau yang lebih dikenal dengan
sebutan PDRB adalah cerminan atau gambaran secara makro mengenai
perekonomian suatu daerah dalam kurun waktu/tahun tertentu, karena PDRB
merupakan penjumlahan nilai tambah bruto dari sektor-sektor ekonomi yang
berperan dalam kegiatan perekonomian daerah tersebut. PDRB Kabupaten
Buleleng pada tiga tahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang
positif dan hampir semua sektor mengalami peningkatan produksi.
Dalam pembentukan PDRB atas dasar harga berlaku, faktor harga
memegang andil yang sangat dominan, dimana PDRB atas dasar harga
berlaku diperoleh dengan menghitung nilai tambah bruto berdasarkan harga
yang berlaku pada tahun yang bersangkutan.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 26
TABEL 1.
PDRB Harga Berlaku Kab. Buleleng, Menurut Lapangan Usaha,Th.2011-2013,
(jutaan rupiah)
NO. LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013
1. Pertanian 2.446.793,85 2.614.840,56 2.779.372,88
2. Pertambangan & Penggalian 67.766,10 76.148,77 85.598,83
3. Industri Pengolahan 809.379,96 864.255,92 923.198,18
4. Listrik, Gas & Air Minum 114.255,51 135.729,44 158.471,14
5. Bangunan 288.818,64 338.466,57 396.818,20
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 2.152.443,37 2.438.273,08 2.767.815,95
7. Pengangkutan & Komunikasi 335.669,79 372.566,87 411.339,12
8. Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 400.520,80 433.997,30 470.612,58
9. Jasa-jasa 1.672.591,20 1.841.439,35 2.029.141,54
PDRB 8.288.239,22 9.115.717,85 10.022.368,42
Nilai absolut PDRB Kabupaten Buleleng atas dasar harga berlaku, pada
tahun 2013 sebesar 10.022,368 milyar rupiah meningkat sekitar 906,65 milyar
rupiah bila dibandingkan dengan PDRB tahun 2012 yang besarnya 9.115,7
milyar rupiah.
Dari angka agregat PDRB atas dasar harga berlaku diatas sangat jelas
bahwa harga sangat berperan dalam menghasilkan nilai PDRB yang besar.
Penyumbang nilai tambah tertinggi dalam pembentukan PDRB harga berlaku
yaitu sektor pertanian dalam arti luas sebesar 2.779,37 milyar rupiah.
Bila dilihat berdasarkan PDRB harga konstan 2000, menghasilkan
agregat PDRB sebesar 4.170,2 milyar rupiah pada tahun 2013. Terjadi sedikit
peningkatan dibandingkan dengan tahun 2012 yaitu 239,05 milyar rupiah.
Dari angka ini menggambarkan bahwa perkembangan produk riil dari barang
dan jasa yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Buleleng pada tahun 2013
mengalami peningkatan sebesar 6,71 %. Sektor ekonomi yang mempunyai
nilai tambah paling tinggi yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 1.305,03 milyar rupiah. Sektor pertambangan dan penggalian
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 27
merupakan sektor penghasil nilai tambah yang paling kecil di antara sektor-
sektor yang lain yaitu sebesar 27,469 milyar rupiah.
TABEL 2.
PDRB Harga Konstan Th. 2000 Kab. Buleleng, Menurut Lapangan Usaha,Th.2011-
2013,
(jutaan rupiah)
NO
. LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013
1. Pertanian 865.310,94 886.965,97 908.729,74
2. Pertambangan & Penggalian 24.314,40 25.841,34 27.469,35
3. Industri Pengolahan 375.714,88 389.916,90 404.811,73
4. Listrik, Gas & Air Minum 36.841,75 40.537,56 44.641,33
5. Bangunan 101.596,68 109.389,14 117.965,25
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 1.068.129,20 1.179.000,36 1.305.033,97
7. Pengangkutan & Komunikasi 131.702,17 139.216,62 147.257,84
8. Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 152.432,39 158.407,35 164.825,46
9. Jasa-jasa 912.841,65 978.660,52 1.049.472,32
PDRB 3.668.884,04 3.907.935,78 4.170.206,98
4.2 Kontribusi Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Buleleng
Struktur ekonomi Kabupaten Buleleng sangat ditentukan oleh besarnya
andil sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa. Struktur yang
terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing sektor
tersebut menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan
berproduksi dari masing-masing sektor. Dengan mengetahui andil masing-
masing sektor dapat diketahui potensi sektor tersebut guna pengembangan
sektor ekonomi yang potensial dengan kondisi daerah.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 28
TABEL 3.
Distribusi Persentase PDRB Harga Berlaku Kab. Buleleng, Menurut Lapangan
Usaha, Th. 2012-2013,
(persen)
NO. LAPANGAN USAHA 2012 2013
1. Pertanian 28,68 27,73
2. Pertambangan & Penggalian 0,84 0,85
3. Industri Pengolahan 9,48 9,21
4. Listrik, Gas & Air Minum 1,49 1,58
5. Bangunan 3,71 3,96
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 26,75 27,62
7. Pengangkutan & Komunikasi 4,09 4,10
8. Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan 4,76 4,70
9. Jasa-jasa 20,20 20,25
Sampai dengan tahun 2013 sektor pertanian masih tetap memberikan
kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB harga berlaku walau agak
menurun, yaitu mencapai 27,73 persen diikuti sektor perdagangan, hotel dan
restoran pada urutan kedua meningkat menjadi 27,62 persen, kemudian jasa-
jasa pada urutan ketiga sebesar 20,25 persen. Sektor yang memiliki kontribusi
terkecil dalam pembentukan PDRB adalah sektor pertambangan dan
penggalian yang hanya 0,85 persen.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya terdapat kontribusi tiga
sektor yang menunjukkan penurunan yaitu sektor pertanian sekitar 0,95
persen, sektor industri pengolahan sekitar 0,27 persen, dan sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan sekitar 0,06 persen. Sementara di sisi lain
terjadi peningkatan kontribusi yang cukup tinggi yaitu pada sector
perdagangan, hotel dan restoran yaitu sekitar 0,87.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 29
TABEL 4.
Distribusi Persentase PDRB Harga Berlaku dan Harga Konstan Th. 2000
Kab. Buleleng, Menurut Kelompok Sektor Lapangan Usaha, Th.2013,
(persen)
NO. KELOMPOK SEKTOR
LAPANGAN USAHA
PDRB
AD HARGA
BERLAKU
PDRB
AD HARGA
KONSTAN
TH 2000
1. Primer 28,58 22,45
2. Sekunder 14,75 13,61
3. Tersier 56,67 63,94
Dari tiga kelompok sektor (primer, sekunder, dan tersier) terlihat
bahwa sektor tersier memberikan andil yang relatif lebih besar terhadap
PDRB baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Andil
sektor tersier terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 56,67 persen
dan terhadap PDRB harga konstan sebesar 63,94 persen, sementara sektor
primer kontribusinya hanya sebesar 28,58 persen pada PDRB berlaku
demikian juga halnya dengan PDRB harga konstan memberikan sumbangan
sebesar 22,45 persen.
Grafik 1
Peranan Sektor Ekonomi Terhadap PDRB Kab. Buleleng
Tahun 2013
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 30
4.3 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Buleleng
Laju pertumbuhan PDRB merupakan laju pertumbuhan rata-rata hitung
dari seluruh laju pertumbuhan sektoral. Pertumbuhan riil diperlihatkan oleh
penghitungan PDRB atas dasar harga konstan, sedangkan penghitungan atas
dasar harga berlaku masih mengandung unsur inflasi umum dalam satu tahun.
Pertumbuhan ekonomi diperlihatkan dengan laju pertumbuhan PDRB
Atas Dasar Harga Konstan yang menggambarkan pertumbuhan produksi
barang dan jasa dihasilkan oleh seluruh sektor yang berperan dalam kegiatan
ekonomi. Dalam penghitungan PDRB Atas Dasar harga Konstan faktor harga
pada tahun berjalan / bersangkutan telah dikeluarkan terlebih dahulu dengan
perkataan lain seluruh produksi maupun biaya antara pada tahun berjalan
dihitung dengan menggunakan harga pada tahun dasar yaitu tahun 2000.
Dengan memakai patokan tahun dasar ini bisa dilihat perkembangan produksi
yang dihasilkan suatu daerah yaitu produksi barang dan jasa dari sektor-sektor
yang berperan dalam perekonomian Kabupaten Buleleng.
Grafik 2
Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Buleleng Atas Dasar Harga Berlaku
dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Tahun 2009-2013
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 31
Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan di Kabupaten
Buleleng Tahun 2008 adalah 5,84, angka ini terus meningkat hingga tahun
2010 laju pertumbuhan PDRBnya menurun kembali menjadi 5,85, sementara
pada tahun berikutnya mengalami peningkatan dan pada tahun 2013
meningkat lagi menjadi 6,71. Ini mengindikasikan bahwa peningkatan laju
pertumbuhan PDRB pada tahun 2013 disebabkan oleh naiknya pertumbuhan
produksi barang dan jasa.
Dari sembilan sektor ekonomi, pertumbuhan ekonominya yang paling
kecil adalah sektor pertanian yaitu sebesar 2,45 persen, sementara yang laju
pertumbuhannya paling besar bergeser dari sektor listrik, gas dan air bersih ke
sektor PHR (perdagangan hotel dan restoran) sebesar 10,69 persen. Hal ini
terjadi karena adanya penambahan jumlah hotel, toko/kios dan restoran
selama tahun 2013.
Grafik 3
Pertumbuhan Ekonomi Kab. Buleleng Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2009-2013
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 32
4.4 PDRB Per Kapita Kabupaten Buleleng
PDRB per kapita merupakan salah satu indikator yang sering
digunakan untuk mengukur kemakmuran suatu daerah secara umum karena
PDRB per kapita merupakan jumlah dari PDRB yang dikontribusikan ke
penduduk suatu daerah. PDRB per kapita diperoleh dengan cara membagi
PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Semakin besar nilai
PDRB per kapita maka dapat dikatakan semakin makmur/sejahtera suatu
daerah/wilayah. Kendati begitu, PDRB per kapita merupakan angka agregat,
sehingga masih sangat kasar jika dijadikan cerminan bagi tingkat
kesejahteraan penduduknya.
Meskipun angka PDRB per kapita tidak dapat dijadikan ukuran tingkat
kesejahteraan penduduknya, setidaknya ukuran ini dapat digunakan sebagai
acuan untuk menilai seberapa besarkah capaian hasil pembangunan yang
sudah dilaksanakan selama ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
secara umum di Kabupaten Buleleng serta dapat digunakan untuk melihat
perbandingan antar daerah/wilayah atau per tahun.
Grafik 4
Perkembangan PDRB Perkapita Kab. Buleleng
Tahun 2009-2013
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 33
PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Buleleng tahun
2013 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,
demikian juga dengan PDRB per kapita atas dasar harga konstan. PDRB per
kapita atas dasar harga berlaku mencapai 15,7 juta rupiah per tahun
sedangkan harga konstannya adalah 6,5 juta rupiah per tahun.
4.5 Perbandingan PDRB Kabupaten/ Kota se-Bali
Dengan keluarnya kebijakan otonomi daerah melalui implementasi UU
No. 22 tahun 1999 dan UU No. 25 tahun 1999 tentang perimbangan keuangan
pusat dan daerah telah memberikan beberapa perubahan mendasar bagi
masing-masing kebupaten dan kota yang ada di Propinsi Bali. Perubahan
tersebut tentu saja berimplikasi baik dan buruk. Salah satu sisi baiknya adalah
memacu kemandirian kabupaten/kota untuk membangun perekonomiannya,
baik secara finansial maupun sumber daya yang ada.
Untuk mengetahui sejauh mana peranan PDRB Kabupaten Buleleng
terhadap PDRB Provinsi Bali bila dibandingkan dengan PDRB
Kabupaten/kota lainnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
TABEL 5.
Perbandingan PDRB Kabupaten/Kota se-Bali Tahun 2013
(jutaan rupiah)
KABUPATEN/KOTA ADH BERLAKU ADH KONSTAN
(1) (2) (3)
Badung 20.988.078,20 7.170.966,27
Denpasar 17.121.521,58 6.962.611,36
Buleleng 10.022.368,42 4.170.206,98
Gianyar 10.562.264,36 4.101.807,31
Tabanan 6.452.645,69 2.941.820,80
Karangasem 5.833.500,15 2.160.733,74
Jembrana 4.982.768,43 2.049.926,92
Klungkung 3.727.869,23 1.551.108,65
Bangli 3.188.441,10 1.293.885,41
B a l i 94.555.773,32 34.787.962,78
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 34
Kontribusi PDRB Kabupaten Buleleng tehadap PDRB Provinsi Bali
dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yaitu menempati peringkat
tiga setelah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar untuk PDRB Harga
Konstan, namun mengalami perubahan pada PDRb Harga Berlaku menjadi
menempati peringkat empat setelah Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan
Kabupaten Gianyar. Besaran nilai PDRB Kabupaten Buleleng ternyata tidak
mencerminkan besarnya pula nilai PDRB per kapitanya.
Nilai PDRB per kapita Kabupaten Buleleng tahun 2013 adalah 15,7
juta rupiah, angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan lima
kabupaten lain di Bali yaitu Kab. Badung, Kab. Gianyar, Kab. Klungkung,
Kota Denpasar dan Kab. Jembrana. Hl ini mencerminkan bahwa tingginya
PDRB Kabupaten Buleleng masih lebih dipengaruhi karena tingginya jumlah
penduduk di Kabupaten Buleleng.
TABEL 6.
Angka Agregatif PDRB Kabupaten Buleleng
Tahun 2009-2013
LAPANGAN
USAHA 2009 2010 2011 2012 * 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
PDRB - Harga Berlaku
(Jutaan Rp.) 6.680.110,22 7.556.401,65 8.288.239,22 9.115.717,85 10.022.368,42
PDRB - Harga
Konstan (Jutaan Rp.) 3.266.342,62 3.457.475,66 3.668.884,04 3.907.935,78 4.170.206,98
Jml Penduduk
Pertengahan Tahun 632.002,00 625.297,00 630.300,00 634.300,00 638.300,00
PDRB/kapita Harga
Berlaku (Rp.) 10.569.761,20 12.084.500,09 13.149.673,52 14.371.303,56 15.701.658,18
PDRB/kapita Harga
Konstan (Rp.) 5.168.247,29 5.529.333,52 5.820.853,63 6.161.021,26 6.533.302,49
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 35
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Buleleng mencapai 6,71 persen
pada tahun 2013, sementara itu pertumbuhan penduduk 0,63 persen, maka
kenaikan PDRB per Kapita Buleleng atas dasar harga berlaku sebesar 9,26,
sedangkan pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan sebesar 6,04 persen
di tahun 2013 meningkat dibanding tahun sebelumnya. Angka ini masih lebih
rendah dibanding ambang batas 6,08. Angka ambang batas ini merupakan
angka laju pertumbuhan ekonomi dikurangi laju pertumbuhan penduduk.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 36
V. PENUTUP
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan
pembangunan ekonomi suatu daerah, antara lain melalui laju pertumbuhan
ekonomi, pendapatan per kapita, peranan sektor-sektor dan agregat ekonomi
lainnya.
Pembangunan ekonomi Kabupaten Buleleng dalam tiga tahun
belakangan ini mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh pertumbuhan
ekonomi yang positif. Dalam pembentukan PDRB tahun 2013, sektor
pertanian masih memegang peranan penting, andil sektor ini sebesar 27,73
persen. Hal ini menandakan bahwa corak perekonomian Kabupaten Buleleng
masih bersifat agraris.
Seiring dengan perkembangan ekonomi, perkembangan PDRB per
kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Buleleng juga mengalami
peningkatan. Tahun 2012 PDRB perkapita atas dasar harga berlaku sebesar
14.371.303,56 rupiah meningkat menjadi 15.701.658 rupiah pada tahun 2013.
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 37
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 38
Tabel 1.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BULELENG
ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( JUTA RUPIAH )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1. PERTANIAN 2.057.302,55 2.292.545,28 2.446.793,85 2.614.840,56 2.779.372,88
a. Tanaman Bahan Makanan 875.522,24 941.608,52 1.010.374,27 1.084.434,70 1.161.538,01
b. Tanaman Perkebunan 477.365,71 523.282,50 572.564,59 624.896,99 667.265,01
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 334.517,11 390.919,41 403.518,50 416.108,27 430.713,67
d. Kehutanan 216,26 238,81 274,03 308,18 342,23
e. Perikanan 369.681,24 436.496,05 460.062,46 489.092,41 519.513,95
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 52.903,14 60.166,29 67.766,10 76.148,77 85.598,83
a. Minyak dan Gas Bumi - - - - -
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian 52.903,14 60.166,29 67.766,10 76.148,77 85.598,83
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 660.229,54 755.547,53 809.379,96 864.255,92 923.198,18
a. Industri Migas - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 660.229,54 755.547,53 809.379,96 864.255,92 923.198,18
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 79.954,62 96.258,55 114.255,51 135.729,44 158.471,14
a. Listrik 61.072,39 73.537,79 87.915,83 105.138,54 122.940,94
b. Gas - - - - -
c. Air Bersih 18.882,23 22.720,77 26.339,68 30.590,90 35.530,20
5. BANGUNAN 212.138,71 248.796,57 288.818,64 338.466,57 396.818,20
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 1.681.558,61 1.905.755,22 2.152.443,37 2.438.273,08 2.767.815,95
a. Perdagangan Besar & Eceran 1.018.545,68 1.152.923,52 1.343.044,21 1.566.661,07 1.828.763,46
b. Hotel 19.053,65 21.466,42 23.031,18 24.772,34 26.667,42
c. Restoran 643.959,28 731.365,28 786.367,98 846.839,68 912.385,07
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 262.103,36 302.625,77 335.669,79 372.566,87 411.339,12
a. Pengangkutan 202.018,90 230.255,17 255.212,59 283.054,47 311.694,78
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Jalan Raya 165.181,11 186.236,13 207.534,41 231.380,11 257.456,65
3. Angkutan Laut 136,14 170,94 201,79 238,43 280,97
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - -
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Jasa Penunjang Angkutan 36.701,65 43.848,10 47.476,39 51.435,92 53.957,15
b. Komunikasi 60.084,46 72.370,59 80.457,20 89.512,40 99.644,34
1. Pos dan Telekomunikasi 55.802,42 67.058,09 74.365,53 82.523,43 91.617,51
2. Jasa Penunjang Komunikasi 4.282,05 5.312,50 6.091,66 6.988,97 8.026,83
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 324.320,88 370.488,59 400.520,80 433.997,30 470.612,58
a. Bank 47.343,00 54.642,80 60.133,67 66.243,25 72.993,44
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 27.591,08 31.123,87 32.993,30 35.042,18 37.239,33
c. Jasa Penunjang Keuangan 2.771,84 3.156,72 3.311,53 3.491,01 3.682,67
d. Sewa Bangunan 207.925,00 237.709,02 258.736,91 281.893,87 307.292,51
e. Jasa Perusahaan 38.689,96 43.856,18 45.345,38 47.326,98 49.404,63
9. JASA-JASA 1.349.598,80 1.524.217,85 1.672.591,20 1.841.439,35 2.029.141,54
a. Pemerintahan Umum 636.752,73 693.306,92 748.263,04 807.899,61 872.854,74
b. Swasta 712.846,08 830.910,93 924.328,16 1.033.539,74 1.156.286,80
1. Sosial Kemasyarakatan 66.148,51 76.376,15 82.241,04 89.626,28 97.728,50
2. Hiburan & Rekreasi 13.655,58 15.993,01 17.212,61 18.734,21 20.414,67
3. Perorangan & Rumahtangga 633.041,99 738.541,77 824.874,51 925.179,25 1.038.143,63
PDRB 6.680.110,22 7.556.401,65 8.288.239,22 9.115.717,85 10.022.368,42
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 39
Tabel 1.2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN BULELENG
ATAS DASAR HARGA KONSTAN TH 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( JUTA RUPIAH )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1. PERTANIAN 826.445,26 844.188,24 865.310,94 886.965,97 908.729,74
a. Tanaman Bahan Makanan 461.342,97 457.943,86 474.422,85 491.739,28 509.146,85
b. Tanaman Perkebunan 122.852,55 122.695,75 123.596,01 124.226,35 124.884,75
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 177.583,87 193.246,76 195.530,34 197.778,94 200.112,74
d. Kehutanan 144,39 150,63 164,56 177,96 190,67
e. Perikanan 64.521,49 70.151,24 71.597,17 73.043,44 74.394,74
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 21.527,98 22.426,24 24.314,40 25.841,34 27.469,35
a. Minyak dan Gas Bumi - - - - -
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian 21.527,98 22.426,24 24.314,40 25.841,34 27.469,35
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 341.012,45 364.926,06 375.714,88 389.916,90 404.811,73
a. Industri Migas
b. Industri Tanpa Migas 341.012,45 364.926,06 375.714,88 389.916,90 404.811,73
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 30.542,53 33.564,86 36.841,75 40.537,56 44.641,33
a. Listrik 22.515,65 24.741,40 27.440,91 30.442,95 33.785,58
b. Gas - - - - -
c. Air Bersih 8.026,88 8.823,46 9.400,83 10.094,61 10.855,75
5. BANGUNAN 88.893,22 94.460,34 101.596,68 109.389,14 117.965,25
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 899.900,48 972.637,20 1.068.129,20 1.179.000,36 1.305.033,97
a. Perdagangan Besar & Eceran 536.291,30 586.306,90 667.259,38 760.475,51 867.094,18
b. Hotel 11.933,58 12.558,26 13.330,68 14.166,52 15.061,84
c. Restoran 351.675,61 373.772,04 387.539,14 404.358,34 422.877,95
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 118.511,22 124.821,57 131.702,17 139.216,62 147.257,84
a. Pengangkutan 87.155,29 90.220,11 93.779,40 97.550,64 101.463,08
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Jalan Raya 64.678,57 66.224,22 68.375,35 70.645,41 72.962,58
3. Angkutan Laut 77,34 86,25 90,99 96,17 101,67
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - -
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Jasa Penunjang Angkutan 22.399,37 23.909,65 25.313,06 26.809,06 28.398,83
b. Komunikasi 31.355,94 34.601,45 37.922,77 41.665,98 45.794,75
1. Pos dan Telekomunikasi 30.062,94 33.187,65 36.322,91 39.853,49 43.739,21
2. Jasa Penunjang Komunikasi 1.293,00 1.413,81 1.599,87 1.812,49 2.055,55
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 140.775,28 147.787,98 152.432,39 158.407,35 164.825,46
a. Bank 24.595,06 26.084,13 27.862,03 29.792,87 31.890,28
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 12.349,02 12.671,63 13.108,50 13.604,00 14.149,52
c. Jasa Penunjang Keuangan 797,69 832,33 857,37 884,97 914,35
d. Sewa Bangunan 84.671,27 89.040,31 91.289,94 94.594,63 98.104,09
e. Jasa Perusahaan 18.362,23 19.159,59 19.314,56 19.530,88 19.767,20
9. JASA-JASA 798.734,20 852.663,17 912.841,65 978.660,52 1.049.472,32
a. Pemerintahan Umum 402.682,08 425.076,62 454.612,06 487.071,36 522.043,09
b. Swasta 396.052,13 427.586,55 458.229,59 491.589,16 527.429,23
1. Sosial Kemasyarakatan 32.181,16 34.614,95 36.294,89 38.280,22 40.385,63
2. Hiburan & Rekreasi 6.132,44 6.490,28 6.866,78 7.152,44 7.452,13
3. Perorangan & Rumahtangga 357.738,52 386.481,32 415.067,92 446.156,50 479.591,47
PDRB 3.266.342,62 3.457.475,66 3.668.884,04 3.907.935,78 4.170.206,98
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 40
Tabel 2.1. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB KABUPATEN BULELENG
ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1. PERTANIAN 30,80 30,34 29,52 28,68 27,73
a. Tanaman Bahan Makanan 13,11 12,46 12,19 11,90 11,59
b. Tanaman Perkebunan 7,15 6,93 6,91 6,86 6,66
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 5,01 5,17 4,87 4,56 4,30
d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
e. Perikanan 5,53 5,78 5,55 5,37 5,18
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,79 0,80 0,82 0,84 0,85
a. Minyak dan Gas Bumi - - - - -
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian 0,79 0,80 0,82 0,84 0,85
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 9,88 10,00 9,77 9,48 9,21
a. Industri Migas - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 9,88 10,00 9,77 9,48 9,21
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 1,20 1,27 1,38 1,49 1,58
a. Listrik 0,91 0,97 1,06 1,15 1,23
b. Gas - - - - -
c. Air Bersih 0,28 0,30 0,32 0,34 0,35
5. BANGUNAN 3,18 3,29 3,48 3,71 3,96
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 25,17 25,22 25,97 26,75 27,62
a. Perdagangan Besar & Eceran 15,25 15,26 16,20 17,19 18,25
b. Hotel 0,29 0,28 0,28 0,27 0,27
c. Restoran 9,64 9,68 9,49 9,29 9,10
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 3,92 4,00 4,05 4,09 4,10
a. Pengangkutan 3,02 3,05 3,08 3,11 3,11
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Jalan Raya 2,47 2,46 2,50 2,54 2,57
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - -
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Jasa Penunjang Angkutan 0,55 0,58 0,57 0,56 0,54
b. Komunikasi 0,90 0,96 0,97 0,98 0,99
1. Pos dan Telekomunikasi 0,84 0,89 0,90 0,91 0,91
2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,06 0,07 0,07 0,08 0,08
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 4,86 4,90 4,83 4,76 4,70
a. Bank 0,71 0,72 0,73 0,73 0,73
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 0,41 0,41 0,40 0,38 0,37
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
d. Sewa Bangunan 3,11 3,15 3,12 3,09 3,07
e. Jasa Perusahaan 0,58 0,58 0,55 0,52 0,49
9. JASA-JASA 20,20 20,17 20,18 20,20 20,25
a. Pemerintahan Umum 9,53 9,18 9,03 8,86 8,71
b. Swasta 10,67 11,00 11,15 11,34 11,54
1. Sosial Kemasyarakatan 0,99 1,01 0,99 0,98 0,98
2. Hiburan & Rekreasi 0,20 0,21 0,21 0,21 0,20
3. Perorangan & Rumahtangga 9,48 9,77 9,95 10,15 10,36
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 41
Tabel 2.2. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB KABUPATEN BULELENG
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1. PERTANIAN 25,30 24,42 23,59 22,70 21,79
a. Tanaman Bahan Makanan 14,12 13,25 12,93 12,58 12,21
b. Tanaman Perkebunan 3,76 3,55 3,37 3,18 2,99
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 5,44 5,59 5,33 5,06 4,80
d. Kehutanan 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
e. Perikanan 1,98 2,03 1,95 1,87 1,78
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 0,66 0,65 0,66 0,66 0,66
a. Minyak dan Gas Bumi - - - - -
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian 0,66 0,65 0,66 0,66 0,66
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 10,44 10,55 10,24 9,98 9,71
a. Industri Migas - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 10,44 10,55 10,24 9,98 9,71
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 0,94 0,97 1,00 1,04 1,07
a. Listrik 0,69 0,72 0,75 0,78 0,81
b. Gas - - - - -
c. Air Bersih 0,25 0,26 0,26 0,26 0,26
5. BANGUNAN 2,72 2,73 2,77 2,80 2,83
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 27,55 28,13 29,11 30,17 31,29
a. Perdagangan Besar & Eceran 16,42 16,96 18,19 19,46 20,79
b. Hotel 0,37 0,36 0,36 0,36 0,36
c. Restoran 10,77 10,81 10,56 10,35 10,14
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 3,63 3,61 3,59 3,56 3,53
a. Pengangkutan 2,67 2,61 2,56 2,50 2,43
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Jalan Raya 1,98 1,92 1,86 1,81 1,75
3. Angkutan Laut 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - -
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Jasa Penunjang Angkutan 0,69 0,69 0,69 0,69 0,68
b. Komunikasi 0,96 1,00 1,03 1,07 1,10
1. Pos dan Telekomunikasi 0,92 0,96 0,99 1,02 1,05
2. Jasa Penunjang Komunikasi 0,04 0,04 0,04 0,05 0,05
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 4,31 4,27 4,15 4,05 3,95
a. Bank 0,75 0,75 0,76 0,76 0,76
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 0,38 0,37 0,36 0,35 0,34
c. Jasa Penunjang Keuangan 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
d. Sewa Bangunan 2,59 2,58 2,49 2,42 2,35
e. Jasa Perusahaan 0,56 0,55 0,53 0,50 0,47
9. JASA-JASA 24,45 24,66 24,88 25,04 25,17
a. Pemerintahan Umum 12,33 12,29 12,39 12,46 12,52
b. Swasta 12,13 12,37 12,49 12,58 12,65
1. Sosial Kemasyarakatan 0,99 1,00 0,99 0,98 0,97
2. Hiburan & Rekreasi 0,19 0,19 0,19 0,18 0,18
3. Perorangan & Rumahtangga 10,95 11,18 11,31 11,42 11,50
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 42
Tabel 3.1. INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN BULELENG
ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1. PERTANIAN 344,63 384,04 409,87 438,02 465,59
a. Tanaman Bahan Makanan 248,22 266,96 286,45 307,45 329,31
b. Tanaman Perkebunan 538,08 589,83 645,38 704,37 752,13
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 277,71 324,54 335,00 345,45 357,58
d. Kehutanan 209,35 231,18 265,28 298,33 331,30
e. Perikanan 1.057,18 1.248,25 1.315,64 1.398,66 1.485,65
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 323,69 368,13 414,63 465,93 523,75
a. Minyak dan Gas Bumi - - - - -
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian 323,69 368,13 414,63 465,93 523,75
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 338,00 386,80 414,36 442,45 472,62
a. Industri Migas - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 338,00 386,80 414,36 442,45 472,62
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 508,66 612,39 726,88 863,50 1.008,18
a. Listrik 526,17 633,56 757,44 905,82 1.059,19
b. Gas - - - - -
c. Air Bersih 459,25 552,61 640,63 744,03 864,16
5. BANGUNAN 402,32 471,84 547,75 641,90 752,57
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 300,94 341,06 385,21 436,36 495,34
a. Perdagangan Besar & Eceran 307,59 348,18 405,59 473,12 552,27
b. Hotel 279,90 315,34 338,33 363,91 391,75
c. Restoran 291,60 331,18 356,09 383,47 413,15
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 361,31 417,17 462,72 513,58 567,03
a. Pengangkutan 341,15 388,83 430,98 477,99 526,36
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Jalan Raya 380,31 428,79 477,83 532,73 592,77
3. Angkutan Laut 283,44 355,91 420,13 496,42 584,98
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - -
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Jasa Penunjang Angkutan 233,23 278,64 301,70 326,86 342,88
b. Komunikasi 450,90 543,10 603,79 671,74 747,77
1. Pos dan Telekomunikasi 433,23 520,61 577,35 640,68 711,28
2. Jasa Penunjang Komunikasi 962,54 1.194,17 1.369,31 1.571,01 1.804,31
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 368,92 421,44 455,60 493,68 535,33
a. Bank 352,07 406,36 447,19 492,62 542,82
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 404,15 455,90 483,28 513,29 545,48
c. Jasa Penunjang Keuangan 587,83 669,45 702,28 740,34 780,99
d. Sewa Bangunan 379,42 433,76 472,14 514,39 560,74
e. Jasa Perusahaan 312,92 354,70 366,74 382,77 399,57
9. JASA-JASA 283,15 319,79 350,92 386,34 425,72
a. Pemerintahan Umum 259,78 282,85 305,27 329,60 356,10
b. Swasta 307,90 358,90 399,25 446,42 499,44
1. Sosial Kemasyarakatan 402,29 464,49 500,15 545,07 594,34
2. Hiburan & Rekreasi 355,53 416,38 448,14 487,75 531,50
3. Perorangan & Rumahtangga 299,69 349,63 390,50 437,99 491,47
PDRB 322,25 364,52 399,83 439,75 483,48
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 43
Tabel 3.2. INDEKS PERKEMBANGAN PDRB KABUPATEN BULELENG
ATAS DASAR HARGA KONSTAN TH 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1. PERTANIAN 138,44 141,41 144,95 148,58 152,23
a. Tanaman Bahan Makanan 130,80 129,83 134,50 139,41 144,35
b. Tanaman Perkebunan 138,48 138,30 139,31 140,03 140,77
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 147,43 160,43 162,33 164,20 166,13
d. Kehutanan 139,77 145,82 159,31 172,27 184,57
e. Perikanan 184,51 200,61 204,75 208,88 212,75
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 131,72 137,22 148,77 158,11 168,07
a. Minyak dan Gas Bumi - - - - -
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian 131,72 137,22 148,77 158,11 168,07
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 174,58 186,82 192,34 199,61 207,24
a. Industri Migas - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 174,58 186,82 192,34 199,61 207,24
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 194,31 213,54 234,38 257,90 284,00
a. Listrik 193,98 213,16 236,42 262,28 291,08
b. Gas - - - - -
c. Air Bersih 195,23 214,60 228,65 245,52 264,03
5. BANGUNAN 168,59 179,14 192,68 207,46 223,72
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 161,05 174,07 191,16 211,00 233,55
a. Perdagangan Besar & Eceran 161,96 177,06 201,51 229,66 261,86
b. Hotel 175,31 184,48 195,83 208,11 221,26
c. Restoran 159,25 169,25 175,49 183,10 191,49
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 163,37 172,07 181,55 191,91 202,99
a. Pengangkutan 147,18 152,35 158,37 164,73 171,34
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Jalan Raya 148,92 152,47 157,43 162,65 167,99
3. Angkutan Laut 161,03 179,58 189,45 200,23 211,68
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - -
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Jasa Penunjang Angkutan 142,34 151,94 160,86 170,36 180,47
b. Komunikasi 235,31 259,66 284,59 312,68 343,66
1. Pos dan Telekomunikasi 233,40 257,66 282,00 309,41 339,57
2. Jasa Penunjang Komunikasi 290,65 317,80 359,63 407,42 462,06
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 160,13 168,11 173,39 180,19 187,49
a. Bank 182,90 193,98 207,20 221,56 237,16
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 180,89 185,61 192,01 199,27 207,26
c. Jasa Penunjang Keuangan 169,17 176,51 181,82 187,68 193,91
d. Sewa Bangunan 154,51 162,48 166,58 172,61 179,02
e. Jasa Perusahaan 148,51 154,96 156,21 157,96 159,87
9. JASA-JASA 167,58 178,89 191,52 205,33 220,18
a. Pemerintahan Umum 164,28 173,42 185,47 198,71 212,98
b. Swasta 171,07 184,69 197,92 212,33 227,81
1. Sosial Kemasyarakatan 195,71 210,51 220,73 232,80 245,61
2. Hiburan & Rekreasi 159,66 168,98 178,78 186,22 194,02
3. Perorangan & Rumahtangga 169,36 182,96 196,50 211,21 227,04
PDRB 157,57 166,79 176,99 188,52 201,17
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 44
Tabel 4.1. INDEKS BERANTAI PDRB KABUPATEN BULELENG
ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1. PERTANIAN 113,15 111,43 106,73 106,87 106,29
a. Tanaman Bahan Makanan 111,36 107,55 107,30 107,33 107,11
b. Tanaman Perkebunan 113,37 109,62 109,42 109,14 106,78
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 111,88 116,86 103,22 103,12 103,51
d. Kehutanan 110,30 110,43 114,75 112,46 111,05
e. Perikanan 118,60 118,07 105,40 106,31 106,22
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 116,78 113,73 112,63 112,37 112,41
a. Minyak dan Gas Bumi - - - - -
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian 116,78 113,73 112,63 112,37 112,41
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 113,98 114,44 107,12 106,78 106,82
a. Industri Migas - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 113,98 114,44 107,12 106,78 106,82
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 125,56 120,39 118,70 118,79 116,76
a. Listrik 124,95 120,41 119,55 119,59 116,93
b. Gas - - - - -
c. Air Bersih 127,59 120,33 115,93 116,14 116,15
5. BANGUNAN 118,54 117,28 116,09 117,19 117,24
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 114,48 113,33 112,94 113,28 113,52
a. Perdagangan Besar & Eceran 111,76 113,19 116,49 116,65 116,73
b. Hotel 120,01 112,66 107,29 107,56 107,65
c. Restoran 118,90 113,57 107,52 107,69 107,74
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 114,22 115,46 110,92 110,99 110,41
a. Pengangkutan 113,70 113,98 110,84 110,91 110,12
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Jalan Raya 114,12 112,75 111,44 111,49 111,27
3. Angkutan Laut 114,60 125,57 118,04 118,16 117,84
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - -
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Jasa Penunjang Angkutan 111,89 119,47 108,27 108,34 104,90
b. Komunikasi 116,01 120,45 111,17 111,25 111,32
1. Pos dan Telekomunikasi 115,19 120,17 110,90 110,97 111,02
2. Jasa Penunjang Komunikasi 127,87 124,06 114,67 114,73 114,85
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 116,09 114,24 108,11 108,36 108,44
a. Bank 113,26 115,42 110,05 110,16 110,19
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 123,00 112,80 106,01 106,21 106,27
c. Jasa Penunjang Keuangan 120,21 113,89 104,90 105,42 105,49
d. Sewa Bangunan 116,38 114,32 108,85 108,95 109,01
e. Jasa Perusahaan 113,25 113,35 103,40 104,37 104,39
9. JASA-JASA 113,71 112,94 109,73 110,10 110,19
a. Pemerintahan Umum 113,74 108,88 107,93 107,97 108,04
b. Swasta 113,67 116,56 111,24 111,82 111,88
1. Sosial Kemasyarakatan 118,21 115,46 107,68 108,98 109,04
2. Hiburan & Rekreasi 116,50 117,12 107,63 108,84 108,97
3. Perorangan & Rumahtangga 113,16 116,67 111,69 112,16 112,21
PDRB 114,19 113,12 109,69 109,98 109,95
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 45
Tabel 4.2. INDEKS BERANTAI PDRB KABUPATEN BULELENG
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1. PERTANIAN 103,32 102,15 102,50 102,50 102,45
a. Tanaman Bahan Makanan 102,49 99,26 103,60 103,65 103,54
b. Tanaman Perkebunan 102,31 99,87 100,73 100,51 100,53
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 104,54 108,82 101,18 101,15 101,18
d. Kehutanan 104,31 104,32 109,25 108,14 107,14
e. Perikanan 108,06 108,73 102,06 102,02 101,85
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 104,77 104,17 108,42 106,28 106,30
a. Minyak dan Gas Bumi - - - - -
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian 104,77 104,17 108,42 106,28 106,30
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 107,09 107,01 102,96 103,78 103,82
a. Industri Migas - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 107,09 107,01 102,96 103,78 103,82
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 110,64 109,90 109,76 110,03 110,12
a. Listrik 110,53 109,89 110,91 110,94 110,98
b. Gas - - - - -
c. Air Bersih 110,93 109,92 106,54 107,38 107,54
5. BANGUNAN 108,83 106,26 107,55 107,67 107,84
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 106,91 108,08 109,82 110,38 110,69
a. Perdagangan Besar & Eceran 107,09 109,33 113,81 113,97 114,02
b. Hotel 108,96 105,23 106,15 106,27 106,32
c. Restoran 106,58 106,28 103,68 104,34 104,58
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 106,12 105,32 105,51 105,71 105,78
a. Pengangkutan 105,85 103,52 103,95 104,02 104,01
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Jalan Raya 105,96 102,39 103,25 103,32 103,28
3. Angkutan Laut 105,35 111,52 105,50 105,69 105,72
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - -
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Jasa Penunjang Angkutan 105,52 106,74 105,87 105,91 105,93
b. Komunikasi 106,88 110,35 109,60 109,87 109,91
1. Pos dan Telekomunikasi 106,65 110,39 109,45 109,72 109,75
2. Jasa Penunjang Komunikasi 112,70 109,34 113,16 113,29 113,41
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 104,39 104,98 103,14 103,92 104,05
a. Bank 104,40 106,05 106,82 106,93 107,04
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 108,27 102,61 103,45 103,78 104,01
c. Jasa Penunjang Keuangan 107,66 104,34 103,01 103,22 103,32
d. Sewa Bangunan 103,86 105,16 102,53 103,62 103,71
e. Jasa Perusahaan 104,22 104,34 100,81 101,12 101,21
9. JASA-JASA 107,64 106,75 107,06 107,21 107,24
a. Pemerintahan Umum 107,87 105,56 106,95 107,14 107,18
b. Swasta 107,40 107,96 107,17 107,28 107,29
1. Sosial Kemasyarakatan 107,74 107,56 104,85 105,47 105,50
2. Hiburan & Rekreasi 104,12 105,84 105,80 104,16 104,19
3. Perorangan & Rumahtangga 107,43 108,03 107,40 107,49 107,49
PDRB 106,10 105,85 106,11 106,52 106,71
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 46
Tabel 5. INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB KABUPATEN BULELENG
MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1. PERTANIAN 248,93 271,57 282,76 294,81 305,85
a. Tanaman Bahan Makanan 189,78 205,62 212,97 220,53 228,13
b. Tanaman Perkebunan 388,57 426,49 463,25 503,03 534,30
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 188,37 202,29 206,37 210,39 215,24
d. Kehutanan 149,77 158,54 166,52 173,17 179,49
e. Perikanan 572,96 622,22 642,57 669,59 698,32
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 245,74 268,29 278,71 294,68 311,62
a. Minyak dan Gas Bumi - - - - -
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian 245,74 268,29 278,71 294,68 311,62
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 193,61 207,04 215,42 221,65 228,06
a. Industri Migas - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 193,61 207,04 215,42 221,65 228,06
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 261,78 286,78 310,13 334,82 354,99
a. Listrik 271,24 297,23 320,38 345,36 363,89
b. Gas - - - - -
c. Air Bersih 235,24 257,50 280,18 303,04 327,29
5. BANGUNAN 238,64 263,39 284,28 309,42 336,39
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 186,86 195,94 201,52 206,81 212,09
a. Perdagangan Besar & Eceran 189,92 196,64 201,28 206,01 210,91
b. Hotel 159,66 170,93 172,77 174,87 177,05
c. Restoran 183,11 195,67 202,91 209,43 215,76
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 221,16 242,45 254,87 267,62 279,33
a. Pengangkutan 231,79 255,21 272,14 290,16 307,20
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Jalan Raya 255,39 281,22 303,52 327,52 352,86
3. Angkutan Laut 176,02 198,19 221,76 247,93 276,35
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - -
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Jasa Penunjang Angkutan 163,85 183,39 187,56 191,86 190,00
b. Komunikasi 191,62 209,15 212,16 214,83 217,59
1. Pos dan Telekomunikasi 185,62 202,06 204,73 207,07 209,46
2. Jasa Penunjang Komunikasi 331,17 375,76 380,76 385,60 390,50
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 230,38 250,69 262,75 273,98 285,52
a. Bank 192,49 209,49 215,83 222,35 228,89
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 223,43 245,62 251,69 257,59 263,18
c. Jasa Penunjang Keuangan 347,48 379,26 386,24 394,48 402,76
d. Sewa Bangunan 245,57 266,97 283,42 298,00 313,23
e. Jasa Perusahaan 210,70 228,90 234,77 242,32 249,93
9. JASA-JASA 168,97 178,76 183,23 188,16 193,35
a. Pemerintahan Umum 158,13 163,10 164,59 165,87 167,20
b. Swasta 179,99 194,33 201,72 210,24 219,23
1. Sosial Kemasyarakatan 205,55 220,64 226,59 234,13 241,99
2. Hiburan & Rekreasi 222,68 246,41 250,66 261,93 273,94
3. Perorangan & Rumahtangga 176,96 191,09 198,73 207,37 216,46
PDRB 204,51 218,55 225,91 233,26 240,33
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 47
Tabel 6.1. LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN BULELENG
ATAS DASAR HARGA BERLAKU MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1. PERTANIAN 13,15 11,43 6,73 6,87 6,29
a. Tanaman Bahan Makanan 11,36 7,55 7,30 7,33 7,11
b. Tanaman Perkebunan 13,37 9,62 9,42 9,14 6,78
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 11,88 16,86 3,22 3,12 3,51
d. Kehutanan 10,30 10,43 14,75 12,46 11,05
e. Perikanan 18,60 18,07 5,40 6,31 6,22
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 16,78 13,73 12,63 12,37 12,41
a. Minyak dan Gas Bumi - - - - -
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian 16,78 13,73 12,63 12,37 12,41
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 13,98 14,44 7,12 6,78 6,82
a. Industri Migas - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 13,98 14,44 7,12 6,78 6,82
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 25,56 20,39 18,70 18,79 16,76
a. Listrik 24,95 20,41 19,55 19,59 16,93
b. Gas - - - - -
c. Air Bersih 27,59 20,33 15,93 16,14 16,15
5. BANGUNAN 18,54 17,28 16,09 17,19 17,24
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 14,48 13,33 12,94 13,28 13,52
a. Perdagangan Besar & Eceran 11,76 13,19 16,49 16,65 16,73
b. Hotel 20,01 12,66 7,29 7,56 7,65
c. Restoran 18,90 13,57 7,52 7,69 7,74
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 14,22 15,46 10,92 10,99 10,41
a. Pengangkutan 13,70 13,98 10,84 10,91 10,12
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Jalan Raya 14,12 12,75 11,44 11,49 11,27
3. Angkutan Laut 14,60 25,57 18,04 18,16 17,84
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - -
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Jasa Penunjang Angkutan 11,89 19,47 8,27 8,34 4,90
b. Komunikasi 16,01 20,45 11,17 11,25 11,32
1. Pos dan Telekomunikasi 15,19 20,17 10,90 10,97 11,02
2. Jasa Penunjang Komunikasi 27,87 24,06 14,67 14,73 14,85
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 16,09 14,24 8,11 8,36 8,44
a. Bank 13,26 15,42 10,05 10,16 10,19
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 23,00 12,80 6,01 6,21 6,27
c. Jasa Penunjang Keuangan 20,21 13,89 4,90 5,42 5,49
d. Sewa Bangunan 16,38 14,32 8,85 8,95 9,01
e. Jasa Perusahaan 13,25 13,35 3,40 4,37 4,39
9. JASA-JASA 13,71 12,94 9,73 10,10 10,19
a. Pemerintahan Umum 13,74 8,88 7,93 7,97 8,04
b. Swasta 13,67 16,56 11,24 11,82 11,88
1. Sosial Kemasyarakatan 18,21 15,46 7,68 8,98 9,04
2. Hiburan & Rekreasi 16,50 17,12 7,63 8,84 8,97
3. Perorangan & Rumahtangga 13,16 16,67 11,69 12,16 12,21
PDRB 14,19 13,12 9,69 9,98 9,95
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 48
Tabel 6.2. LAJU PERTUMBUHAN PDRB KABUPATEN BULELENG
ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 MENURUT LAPANGAN USAHA
TAHUN 2009 - 2013 ( PERSEN )
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
1. PERTANIAN 3,32 2,15 2,50 2,50 2,45
a. Tanaman Bahan Makanan 2,49 -0,74 3,60 3,65 3,54
b. Tanaman Perkebunan 2,31 -0,13 0,73 0,51 0,53
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 4,54 8,82 1,18 1,15 1,18
d. Kehutanan 4,31 4,32 9,25 8,14 7,14
e. Perikanan 8,06 8,73 2,06 2,02 1,85
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 4,77 4,17 8,42 6,28 6,30
a. Minyak dan Gas Bumi - - - - -
b. Pertambangan tanpa Migas - - - - -
c. Penggalian 4,77 4,17 8,42 6,28 6,30
3. INDUSTRI PENGOLAHAN 7,09 7,01 2,96 3,78 3,82
a. Industri Migas - - - - -
b. Industri Tanpa Migas 7,09 7,01 2,96 3,78 3,82
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 10,64 9,90 9,76 10,03 10,12
a. Listrik 10,53 9,89 10,91 10,94 10,98
b. Gas - - - - -
c. Air Bersih 10,93 9,92 6,54 7,38 7,54
5. BANGUNAN 8,83 6,26 7,55 7,67 7,84
6. PERDAG., HOTEL & RESTORAN 6,91 8,08 9,82 10,38 10,69
a. Perdagangan Besar & Eceran 7,09 9,33 13,81 13,97 14,02
b. Hotel 8,96 5,23 6,15 6,27 6,32
c. Restoran 6,58 6,28 3,68 4,34 4,58
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 6,12 5,32 5,51 5,71 5,78
a. Pengangkutan 5,85 3,52 3,95 4,02 4,01
1. Angkutan Rel - - - - -
2. Angkutan Jalan Raya 5,96 2,39 3,25 3,32 3,28
3. Angkutan Laut 5,35 11,52 5,50 5,69 5,72
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. - - - - -
5. Angkutan Udara - - - - -
6. Jasa Penunjang Angkutan 5,52 6,74 5,87 5,91 5,93
b. Komunikasi 6,88 10,35 9,60 9,87 9,91
1. Pos dan Telekomunikasi 6,65 10,39 9,45 9,72 9,75
2. Jasa Penunjang Komunikasi 12,70 9,34 13,16 13,29 13,41
8. KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN 4,39 4,98 3,14 3,92 4,05
a. Bank 4,40 6,05 6,82 6,93 7,04
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 8,27 2,61 3,45 3,78 4,01
c. Jasa Penunjang Keuangan 7,66 4,34 3,01 3,22 3,32
d. Sewa Bangunan 3,86 5,16 2,53 3,62 3,71
e. Jasa Perusahaan 4,22 4,34 0,81 1,12 1,21
9. JASA-JASA 7,64 6,75 7,06 7,21 7,24
a. Pemerintahan Umum 7,87 5,56 6,95 7,14 7,18
b. Swasta 7,40 7,96 7,17 7,28 7,29
1. Sosial Kemasyarakatan 7,74 7,56 4,85 5,47 5,50
2. Hiburan & Rekreasi 4,12 5,84 5,80 4,16 4,19
3. Perorangan & Rumahtangga 7,43 8,03 7,40 7,49 7,49
PDRB 6,10 5,85 6,11 6,52 6,71
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
PDRB Kabupaten Buleleng 2013 49
Tabel 7. ANGKA AGREGATIF, JUMLAH PENDUDUK DAN PDRB KABUPATEN BULELENG
ATAS DASAR HARGA BERLAKU DAN KONSTAN 2000
TAHUN 2009 - 2013
LAPANGAN USAHA 2009 2010 2011 2012* 2013 **
[1] [2] [3] [4] [5] [6]
NILAI ABSOLUT
PDRB - Harga Berlaku (Jutaan Rp.) 6.680.110,22 7.556.401,65 8.288.239,22 9.115.717,85 10.022.368,42
PDRB - Harga Konstan (Jutaan Rp.) 3.266.342,62 3.457.475,66 3.668.884,04 3.907.935,78 4.170.206,98
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 632.002,00 625.297,00 630.300,00 634.300,00 638.300,00
PDRB/kapita Harga Berlaku (Rp.) 10.569.761,20 12.084.500,09 13.149.673,52 14.371.303,56 15.701.658,18
PDRB/kapita Harga Konstan (Rp.) 5.168.247,29 5.529.333,52 5.820.853,63 6.161.021,26 6.533.302,49
INDEKS (2000 = 100)
PDRB - Harga Berlaku 322,25 364,52 399,83 439,75 483,48
PDRB - Harga Konstan 157,57 166,79 176,99 188,52 201,17
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 111,01 109,83 111,90 112,62 112,12
PDRB/kapita Harga Berlaku 290,29 331,89 357,32 390,48 431,23
PDRB/kapita Harga Konstan 141,94 151,86 158,17 167,40 179,43
INDEKS BERANTAI
PDRB - Harga Berlaku 114,19 113,12 109,69 109,98 109,95
PDRB - Harga Konstan 106,10 105,85 106,11 106,52 106,71
Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 101,03 98,94 101,88 100,64 99,56
PDRB/kapita Harga Berlaku 113,02 114,33 107,66 109,28 110,43
PDRB/kapita Harga Konstan 105,02 106,99 104,16 105,83 107,19
INDEKS IMPLISIT
Produk Domestik Regional Bruto 204,51 218,55 225,91 233,26 240,33
Catatan: *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id
http://
bulelen
gkab.b
ps.go.id