Download - Syphilis Fix
-
7/24/2019 Syphilis Fix
1/18
BAB I
PENDAHULUAN
Sifilis adalah penyakit menular seksual, bersifat sistemik, yang disebabkan
oleh Treponema pallidum.(1) Infeksi sifilis biasanya diperoleh melalui kontak
seksual dengan lesi yang terinfeksi atau cairan tubuh, dapat juga melalui plasenta
dari ibu ke janin, dan melalui transfusi darah. Pada perjalanannya, sifilis dapat
menyerang hampir semua anggota tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit,
mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari ibu ke janin.(2)
Sifilis masih menjadi masalah kesehatan utama di seluruh dunia. al ini
terjadi meskipun telah ada pengobatan yang sangat efektif dan ekonomis selama
lebih dari !" tahun. #erdasarkan gambaran dari epidemiologi dunia dan $merika
Serikat, pergerakan infeksi dari satu populasi ke populasi yang lain terjadi oleh
karena perubahan kondisi sosial dan perilku.(%)
Sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum yang berasal dari genus
&reponema, dan ditemukan pertama kali pada tahun 1'"! oleh Schaudinn
offmann. emiliki panjang *+2" m dan diameter ",1+",1- m. #entuk spiral
dan tidak mampu hidup diluar host.()Satu+satunya host yang diketahui adalah
manusia.(%)Treponema pallidumtidak dapat dikultur dalam jangka /aktu lama.()
Inokulasi dan penetrasi pada sifilis terjadi melalui permukaan mukosa dan
kulit yang terkelupas diikuti dengan melekatnya mikroorganisme pada sel host
dan terjadi multiplikasi. 0alam beberapa jam Treponema pallidummenyebar ke
kelenjar getah bening dan organ dalam.(!)
Sifilis dibagi menjadi sifilis kongenital dan akuisita (didapat).(2)
arakteristik dari infeksi sifilis yaitu dibedakan berdasarkan fasenya, yang bisa
dibagi menjadi stadium dini dan stadium lanjut. al ini berdasar pada periode
infeksinya, sifilis stadium dini adalah sifilis yang bersifat infeksius dan menular,
dan pada stadium lanjut sifilis tidak menular. Sifilis stadium dini dibagi lagi
1
-
7/24/2019 Syphilis Fix
2/18
berdasarkan gambaran klinisnya menjadi stadium I (sifilis primer), stadium II
(sifilis sekunder), dan stadium laten dini.(*)
Sifilis primer memiliki gambaran khas berupa adanya tukak tunggal
(chancre). Chancreumumnya merupakan lesi kutaneus pertama. esi ini muncul
1-+21 hari setelah infeksi. #entuk tipikal dari lesi a/al chancre adalah papul
ber/arna merah atau erosi superfisial. 0alam beberapa hari akan menjadi bulat
atau o3al, mengeras, papul yang sedikit meninggi yang sedikit mengalami erosi +
namun bukan berupa ulser+, yang mengeluarkan cairan serous. Pada palpasi teraba
konsistensi seperti kartilago.(%)
arakteristik sifilis sekunder memiliki gambaran lesi a/al berupa eritem
*+- minggu setelah perkembangan chancre, dimana chancremungkin saja masih
terlihat. 4ejala ini meluas dengan cepat, sehingga biasanya terlihat jelas hanya
beberapa hari setelah onset.(%)
5orld ealth 6rgani7ation (56) dan #ritish 4uidelines mejelaskan fase
laten dini dari sifilis sebagai infeksi dengan durasi kurang dari 2 tahun, danditunjang dengan ri/ayat dan hasil serologis. Sedangkan, $merican 8enters for
0iseases 8ontrol (808) dan 9uropean (I:S&I) guidelines mengklasifikasikan
infeksi yang didapat kurang dari 1 tahun tanpa gejala disebut fase laten dini dan
yang diluar ini sebagai fase laten lanjut. (*)
Sifilis fase lanjut dibagi menjadi laten lanjut dan sifilis stadium % (sifilis
tersier) Sekitar %"+"; kasus sifilis yang tidak ditangani berkembang menjadi
penyakit simptomatik tingkat lanjut. Sifilis tersier merupakan manifestasi dari
sifilis jangka panjang dan gejalanya melibatkan jantung, saraf atau gummatous.(*)
Pemeriksaan mikroskop lapangan gelap untuk mendeteksi Treponema
pallidum di lesi eksudat atau jaringan adalah metode definitif untuk diagnosis
a/al sifilis.(1)Pemeriksaan positif apabila treponema ditemukan. 0apat dikenali
dengan karakteristiknya yang bergerak secara memilin dan bergerak perlahan ke
depan dan ke belakang dengan rotasi mengikuti sumbu longitudinal.()
2
-
7/24/2019 Syphilis Fix
3/18
Sifilis sejak lama telah diketahui sebagai S atau a?ueous humor) oleh beberapa bentuk pinicilin.(1)
3
-
7/24/2019 Syphilis Fix
4/18
BAB II
DIAGNOSIS
2.1 ANAMNESIS
2.1.1 Anamnesis umum
&anyakanlah data pribadi pasien@ nama, umur, alamat, dan pekerjaan.
&anyakanlah apa yang menyebabkan pasien datang ke dokter (keluhan
utama). :ntuk heteroanamnesis tanyakan hubungan pasien dengan
pengantar.(A)
2.1.2 Anamnesis terpimpin(A)
a. &anyakanlah kapan kelainan kulit tersebut mulai muncul, apakah
hilang timbul, menetap, dimana lokasi a/alnya dan kemudian muncul
dimana.
b. &anyakanlah apakah disertai demam atau tidak
c. &anyakanlah apakah disertai gatal atau tidak.
d. &anyakan apakah lesi kulit ini ada hubungannya dengan luka(trauma)
e. &anyakanlah apakah lesi kulit ini disertai nyeri. Bika ada tanyakanlah@
apan mulai terjadi hal tersebut, apakah terjadi mendadak atau tidak. Sifat nyeri@ ringan, sedang, beratC intermitten atau terus menerusC lebih
tinggi pada pagi,sore atau malam hariC serangan dengan inter3al
tertentuC hanya pada satu tempat atauterasa seperti semut bergerak.
$pakah ada sakit tulang+tulang, artralgia, mialgia, anoreksia dan
malaise.
f. &anyakanlah apakah pasien pernah mengalami keluhan yang sama
pada masa lalu.
g. &anyakanlah ri/ayat penyakit yang sama dalam lingkup keluarga ataulingkungan sekitar tempat tinggal.
h. &anyakanlah adanya ri/ayat kontak dengan penderita penyakit dengan
gejala yang sama
i. &anyakanlah ri/ayat pengobatan yang pernah diterima dari dokter dan
obat yang dibeli sendiri oleh pasien tanpa resep dokter
Pada anamnesis dapat pula ditanyakan kepada pasien tentang gaya
hidup pasien seperti kebiasaan seksual.
2.2 PEMERIKSAAN FISIK
4
-
7/24/2019 Syphilis Fix
5/18
2.2.1 Sii!is Primer
esi khas pada sifilis stadium primer adalah adanya papul yang terdapat
pada kelamin yang kontak, 1"+'" hari (rata+rata % minggu) setelah paparan.
Papul ini berkembang hingga berukuran ",!D1,! cm diameternya dan setelah
sekitar 1 minggu ulserasi, akan menjadi chancre tipikal dari sifilis primer,
berupa ulkus yang berbentuk bulat atau agak memanjang, 1+2 cm, dengan tepi
yang indurasi. 0asar dari ulkus ini bersih, tanpa adanyanya eksudat (lihat
4ambar 2.1). Pada ulkus kelamin yang berukuran 1+2 cm diamerternya tidak
nyeri. $danya pembesaran kelenjar limfe inguinal, biasanya bilateral, sering
ditemukan pada kebanyakan pasien yang memiliki lesi daerah genital.
eskipun lesi soliter ini biasanya dianggap tipikal, lesi multiple kadang pula
terjadi. esi primer pada daerah non genital akan tampak atipikal, terlebih pada
daerah anal. ebanyakan chancreini ditemukan di penis pada pria dan labia
atau ser3iks pada /anita.(-)
Gam"ar 2.1 Chancre, tampak ulkus yang berindurasi dengan dasar bersih. (4ambar
dikutip dari 8allen, B. P., &. 0. orn, et al. (2""-). 0ermatology+#olognia. SeEually
&ransmitted Infections.)
2.2.2 Sii!is Se#un$er
Sifilis sekunder adalah tahap dimana manifestasi yang umum terjadi padakulit dan membran mukosa. Sifilis sekunder ini merupakan penyakit sistemik.
elainan kulit pada sifilis sekunder memiliki % tanda khas meliputi, kelainan
kulit yang tidak dikeluhkan gatal, ber/arna merah tembaga, serta lesi yang
berdistribusi secara simetris (lihat 4ambar 2.2).(')
4ejala konstitusional meliputi demam, nyeri kepala, serta nyeri tulang dan
sendi yang lebih sering dirasakan dimalam hari. elainan kulit merupakan
keluhan yang paling umum, biasanya makular dan menjadi papul dalam %
bulan. (')
5
-
7/24/2019 Syphilis Fix
6/18
esi annular terjadi pada orang berkulit gelap. ipopigmentasi atau
hiperpigmentasi dapat pula terlihat. $lopesia terjadi pada beberapa kasus. esi
mukosal, baik kecil, superfisial, ulserasi dengan tepi keabu+abuan atau plak
abu+abu besar juga umum ditemukan. ondiloma digunakan untuk
mendeskripsikan lesi yang besar, meninggi, keputihan atau keabu+abuan yang
pada perabaan teraba hangat didaerah yang lembab. esi inilah yang umumnya
dideskripsikan sebagai manifestasi sifilis sekunder. esi ini dapat muncul baik
sebelum maupun setelah tampaknya lesi general dari sifilis sekunder. (-)
Gam"ar 2.2 (a) esi makular pada infeksi sifilis sekunder. (b) Papul tipikal ber/arna merah tembaga.
(c) esi yang berdistribusi secara simetris.(4ambar dikutip dari #urns, &., S. #reathnach, et al.
(2"1"). FookGs &eEtbook of 0ermatology. 5iley+#lack/ell.)
2.2.% Sii!is Laten
erupakan penderita dengan ri/ayat gejala dan hasil serologis terbukti
sifilis namun belum pernah menerima pengobatan untuk penyakitnya dan
penderita yang tidak memiliki manifestasi klinis dianggap menderita sifilis
laten. 0iagnosis sifilis laten harus dengan hasil pemeriksaan 8SH untuk
menyingkirkan neurosifilis yang asimptomatik, meskipun sebagian besar
klinisi tidak melakukan punksi lumbar pada setiap pasien dengan kemungkinan
terjangkit sifilis laten. Sifilis laten dibagi menjadi laten dini dan laten lanjut
yang dibedakan oleh jangka /aktu, dimana pada sifilis laten dini berlangsung
kurang dari kurun /aktu 2 tahun.(-)
6
cba
-
7/24/2019 Syphilis Fix
7/18
2.2.& Sii!is 'ersier
esi pertama umumnya terlihat antara tiga sampai sepuluh tahun setelah
sifilis primer. elainan yang khas adalah guma, yakni infiltrat sirkumskrip,
kronis, biasanya melunak, dan destruktif. (2)
#iasanya guma solitar, tetapi dapat pula multipel, umumnya asimetrik.
#esar guma ber3ariasi dari lentikular sampai sebesar telur ayam. ulit
diatasnya mula+mulai tidak menunuukkan tanda+tanda radang akut dan dapat
digerakkan. Setelah beberapa bulai mulai melunak, biasanya mulai dari tengah,
tanda+tanda radang mulai tampak, kulit menjadi eritematosa dan li3id serta
melekat pada guma tersebut. emudian terjadi perforasi dan keluarlah cairanseropurulen, kadang+kadang sanguinolenC pada beberapa kasus disertai jaringan
nekrotik.(2)
&empat perforasi akan meluas menjadi ulkus, bentuknya lonjongbulat,
dindingnya curam, seolah+olah kulit tersebut terdorong ke luar. #eberapa ulkus
berkonfluensi sehingga membentuk pinggir yang polisiklik. Bika telah menjadi
ulkus, maka infiltrat yang terdapat diba/ahnya yang semula benjolan menjai
datar. (2)
Selain guma, kelainan lain yang dapat ditemukan adalah nodus. ula+
mula di kutan kemudian ke epidermis, pertumbuhannya lambat dan
meninggalkan sikatriks yang hipotrofi. Perbedaannya dengan guma, nodus
lebih superfisial dan lebih keci, lebih banyak, cenderung bekonfluensi atau
berkelompok, slain itu tersebar. 5arnanya merah kecoklatan.(2)
Sifilis tersier menampakkan banyak sindroma klinis, secara umum dibagi
menjadi % grup utama meliputi, neurosifilis, sifilis kardio3askular, dan sifilis
benigna lanjut.(-)
7
ba
-
7/24/2019 Syphilis Fix
8/18
Gam"ar 2.% (a) 4uma yang tampak membengkak dan cenderung mengalami ulserasi.
(b) >odus pada sifilis tersier. (4ambar dikutip dari #urns, &., S. #reathnach, et al.
(2"1"). FookGs &eEtbook of 0ermatology. 5iley+#lack/ell.)
2.% PEMERIKSAAN PENUN(ANG
2.%.1 Pemeri#saan T. Pallidum
erupakan metode paling spesifik dan sensitif untuk mendiagnosis sifilis
primer, namun tidak digunakan untuk mendiagnosis baik sifilis sekunder
maupun tersier.(-)
8ara pemeriksaan adalah dengan mengambil serum dari lesi kulit dan
dilihat bentuk dan pergerakannya dengan mikroskop lapangan gelap.
Pemeriksaan dilakuakn tiga hari berturut+turut. Bika hasi pada hari I dan II
negatif. Sementara itu lesi dikompres dengan larutan faal. #ila negatif bukan
selalu berarti diagnosanya bukan sifilis, mungkin saja kumannya terlalu sedikit.
&reponema tampak putih pada latar belakang gelap. Pergerakannya memutar
terharap sumbunya, bergerak perlahan lahan melintasi lapangan pandang.(2)
2.%.2 'es Ser)!)*i# Sii!is
Serologi masih merupakan metode yang paling dapat diandalkan untuk
diagnosis sifilis, terlepas dari tahap infeksi. &es serologi dibagi menjadi non
treponemal dan treponemal tes. Serologi diagnosis kon3ensional menggunakan
dua langkah pendekatan, pertama skrining dengan metode nontreponemal, dankemudian menggunakan uji konfirmas iyang menggunakan metode antigen
treponemal untuk mengkonfirmasi hasil tes skrining positif. &es nontreponemal
juga berguna untuk pemantauan respon pengobatan.(1")
a. &es >on+treponemal
&es ini memiliki prinsip bah/a serum dari pasien dengan sifilis
mengaggregasi antigen kardiopilin+kolesterol+lesitin. $gregasi ini dapat
dilihat secara langsung. Benis tes non+treponema yang paling digunakan
secara luas adalah FPF (Rapid Plasma Reagin) dan J0F (Venereal
8
-
7/24/2019 Syphilis Fix
9/18
isease Research !aboratory). &es non+treponema merupakan
pemeriksaan standar yang di gunakan di :S, dan menjadi positi3e dalam
infeksi !+* minggu, sebelum chancre sembuh. Pada infeksi primer titer
hanya terbatas pada 1@2, tes ini pada umumnya positif kuat pada pasien
sifilis sekunder dengan titer 1@%2 sampai 1@2!* atau lebih tinggi, pada
sifilis tersier jauh lebih rendah, sekitar 1@ atau 1%. &es non+treponema
sangat baik untuk menge3aluasi efisiensi pengobatan sifilis. 0engan tes
nontreponemal, reaksi positif palsu dapat terjadi karena kehamilan,
gangguan autoimun, dan adanya infeksi. Sebagai tambahan, tes ini dapat
memperlihatkan
-
7/24/2019 Syphilis Fix
10/18
&es ini memiliki sensiti3itas dan spesifitas yang sama atau lebih tinggi
dibandingkan dengan tes nontreponema. #agaimanapun, tes spesifik
treponema lebih sulit dan mahal untuk dilakukan, sehingga membatasi
kegunaanya sebagai tes skrining. 0itambah lagi, positif palsu dapat terjadi
terlebih ketika tes H&$+abs dilakukan pada pasien dengan S9. &idak
seperti tes nontreponma, yang memperlihatkan penurunan titer atau
menjadi tidak reaktif dengan pengobatan yang efektif, dimana tes spesifik
treponema biasanya akan tetap reaktif. 6leh karena itu tes titer spesifik
treponema tidak banyak berguna untuk menilai efisiensi pengobatan.(2, %, 1")
elihat sebgaian besar tes dapat memberikan hasil positif palsu, semua
hasil positif harus dikonfirmasi dengan tes yang lain. 0i :S skrining
dilakukan menggunakan tes non+treponema (biasanya FPF) kemudian di
konfirmasi dengan tes spesifik treponema (biasanya $+&P). Bika hasil
pada tes spesifik treponema positif namun pada tes nontreponema negatif,
maka pengobatan sifilis harus tetap dijalankan. Bika ada ri/ayat sifilis
sebelumnya dan pengobatannya adekuat, dan tidak ada bukti pemeriksaanbah/a sifilis primer atau sifilis lanjut, maka pasien harus diamati dan
dianggap pengobatan dengan
-
7/24/2019 Syphilis Fix
11/18
syphilis
2 K K K K
:ntreated (or recently
treated) early sypilis,
eEcept early primary,
and including re+
infection
:ntreated
symptomatic late
syphilis (nit usually
tabes dorsalis, /here
patterns % and are
commoner)
Symptomatic late
syphilis treated /ithin
the preceding ! years
atent syphilis (some
cases)
%
K
(lo/
titre)
K K +
&reated late syphilis
6ld ya/s (some
cases)
atent shypilis (some
cases)
&abes dorsalis (some
cases)
Pattern
>umber
J0F &P$H&$+$#S 8onditions in /hich this
serological pattern is typicalIg4 Ig
+ K K +
&reated late syphilis
6ld ya/s
atent shypilis (some
cases)
&abes dorsalis (some
cases)
! + + K + &reated primary
syphilis
11
-
7/24/2019 Syphilis Fix
12/18
Some cases of old
treated or
-
7/24/2019 Syphilis Fix
13/18
2.&.1 Sii!is Primer
2.&.1.1 erpes simpleks
Penyakit ini residif dapat disertai rasa gatal atau nyeri, lesi berupa
3esikel diatas kuliut yang eritem, berkelompok. Bika telah pecah
akan tampak kelompok erosi, sering berkonfluens, dan polisiklik,
tidak terdapat indurasi.(2)
2..1.2 :lkus mole
Penyakit ini kini langkah :lkus lebih dari satu, disertai tanda+tanda
radang akut, terdapat pus, dindingnya bergaung. (aemophilus
ducreyipositif. Bika terjadi limfadenitis regional juga disertai tndaradang akut, terjadi supurasi serentak.(2)
2.&.2 Sii!is Se#un$er
2..2.1 9rupsi obat alergik
Pada anamnesis dapat diketahui timbulnya alergi karena obat yang
dapat disertai demam. elainan kulit bermacam+macam,
diantaranya berbentuk eritema sehingga mirip roseola pada sifilis
sekunder. eluhannya gatal, sedangkan pada sifilis tidak disertai
gatal.(2)
2..2.2 Pitiriasis rosea
&erdiri atas banyak bercak eritematosa terutama dipinggir dengan
skuama halus, berbentuk lonjong lentikular, susunannya sejajar
dengan lipatan kulit. Penyakit ini tidak disertai dengan limfadenitis
generalisata seperti pada sifilis sekunder.(2)
2.&.% Sii!is 'ersier
elainan kulit yang khas pada sifilis tersier adalah guma. 4uma juga
terdapat pada penyakit lain@ tuberkulosis, frambusia, dan mikosis
profunda. &es serologik pada sifilis tersier dapat negatif maupun positif
lemah, karena itu yang penting adalah anamnesis, apakah penderita
tersangka menderita sifilis primer maupun sifilis sekunder dan
pemeriksaan histopatologik. ikosis profunda yang dapat menyerupai
sifilis tersier adalah sporotrikosis dan aktinomikosis. Perbedaanya pada
sporotrikosis berbentuk nodus yang terletak sesuai dengan perjalanan
pembuluh getah bening, dan dalam pembiakan jamur dapat ditemukan.
13
-
7/24/2019 Syphilis Fix
14/18
$ktinomikosis sangat jarang di Indonesia. Penyakit ini terdiri atas infiltrat
yang sama dengan sifilis tersier. &uberkulosis kutis gumosa berbeda pada
pemeriksaan histopatologik. 0emikian pula dengan frambusia.(2)
BAB III
PENA'ALAKSANAAN
#erdasarkan penelitian dan percobaan klinis, penicillin 4 parenteral
merupakan terapi yang direkomendasikan untuk semua tahap sifilis. (11) #en7atin
penicillin 4 memiliki /aktu paruh yang panjang, dimana berefek secara klinis
karena /aktu membelah dari T.Pallidum cukup lama.(11) Pencillin 4 secara
parenteral telah digunakan dan efektif selama !" tahun dalam memperbaiki gejala
klinis (contohnya menyembuhkan lesi dan pencegahan dari transmisi seksual) dan
untuk mencegah gejala lanjutan.(1)
%.1 MEDIKAMEN'OSA
%.1.1 Sii!is Primer $an Sii!is Se#un$er
0osis yang direkomendasikan untuk pasien de/asa yaitu ben7hatine
penicillin 4 2, juta unit secara intramuskular dengan dosis tunggal. 0ata yang
ada menunjukkan bah/a penambahan dosis dari ben7athine penicillin 4,
amoEicillin, ataupun antibiotik lain pada sifilis stadium a/al (primer, sekunder
dan laten dini) tidak meningkatkan kemanjurannya, tanpa memperhatikan
status IJnya. #ayi dan anak+anak umur kurang dari atau sama dengan 1
14
-
7/24/2019 Syphilis Fix
15/18
bulan dengan diagnosis sifilis harus menjalani pemeriksaan Cerebrospinal
$luid (8SH) untuk mendeteksi neurosifilis yang asimptomatik, serta rekam
medik dari persalinan dan rekam medik ibu harus dinilai kembali untuk
menentukan apakah anak tersebut menderita sifilis kongenital atau sifilis yang
didapat. $nak dengan sifilis primer ataupun sekunder yang didapat harus
die3aluasi dan diterapi dengan pengobatan yang direkomendasikan, yaitu
ben7athine penicillin 4 !",""" unitkg## secara intramuscular, sampai dengan
batas dosis de/asa 2, juta unit dosis tunggal.(1)
Pasien yang memiliki tannda+tanda atau gejala yang menetap, kambuh,
atau yang mengalami peningkatan titer pada tes nontreponemal sebanyak kali
berturut+turut mungkin saja mengalami kegagalan terapi atau infeksi ulang.
Pasien ini harus di terapi ulang atau di e3aluasi ulang mencari ada tidaknya
infeksi IJ. arena kegagalan pengobatan biasanya tidak dapat dibedakan
dengan infeksi ulang dari &.Pallidum, analisis 8SH juga harus dilakukan.(*)
Pengobatan alternatif yang direkomendasikan berupa doEycyclin 2"" mg
per hari secara oral (diminum selama 1 hari), tetracycline !"" mg secara oral
diminum kali sehari (selama 1 hari), ceftriaEone 1 gram secara
intramuskular atau intra3ena (selama -+1" hari), atau a7ythromycin 2 gram
secara oral (hanya digunakan saat tidak ada pilihan lain, dilaporkan tingginya
tingkat resistensi).(*)
%.1.2 Sii!is Laten
arena sifillis laten tidak ditularkan secara seksual, tujuan
penatalaksanaan dari stadium ini adalah untuk mencegah komplikasi. &erapi
15
-
7/24/2019 Syphilis Fix
16/18
yang dianjurkan untuk pasien tanpa alergi penicillin yang memiliki hasil
normal pada tes 8SH yaitu, pada sifilis stadium laten dini dianjurkan pemberian
ben7athine penicillin 4 2, juta unit intramuskular dosis tunggal. Pada laten
lanjut atau sifilis laten yang tidak diketahui durasinya dianjurkan pemberian
ben7athine penicillin 4 dengan dosis total A,2 juta unit dengan cara pemberian
sebanyak % kali, tiap pemberian 2, juta unit secara intramuskular dengan jarak
tiap pemberian 1 minggu. Pada pasien anak dengan sifilis yang didapat dan
pemeriksaan 8SH normal, terapi yang dianjurkan pada sifilis laten dini berupa
ben7athine penicillin 4 !",""" unitkg secara intramuskular, sampai dengan
batas dosis de/asa sebesar 2, juta unit, dalam dosis tunggal. Pada sifilis laten
lanjut atau sifilis laten dengan durasi yang tidak diketahui, diberian terapi
ben7athine penicillin 4 !",""" unitkg secara intramuskular, sampai dengan
batas dosis de/asa 2, juta unit, diberikan % dosis dengan jarak antar
pemberian selama 1 minggu (total 1!",""" unitkg, sampai dengan batas dosis
de/asa total A,2 juta unit).(1)
Pengobatan alternatif yang dapat digunakan yaitu doEycycline 1"" mg
diminum dua kali sehari secara oral selama 2- hari dan tetracycline !"" mg
diminum kali sehari secara oral selama 2- hari.(*)
%.1.% Sii!is 'ersier
Pasien yang tidak memiliki alergi terhadap penicillin dan tidak memiliki
ri/ayat atau menderita neurosifilis dapat diterapi dengan ben7athine penicillin
4 total A,2 juta unit, diberikan dengan sebanyak % kali dosis pemberian, tiap
16
-
7/24/2019 Syphilis Fix
17/18
dosis pemberian 2, juta unit secara intramuskular. Barak 1 minggu tiap
pemberian.(1)
Pengobatan alternatif yang dapat digunakan yaitu doEycycline 1"" mg
diminum dua kali sehari secara oral selama 2- hari dan tetracycline !"" mg
diminum kali sehari secara oral selama 2- hari.(*)
Pada efek samping pengobatan, reaksi yang dapat langsung muncul adalah
anafilaEis untuk penicillin. 0an karena alasan ini, beberapa pedoman
menyarankan tersedianya fasilitas resusitasi dan obser3asi ketat setelah
pemberian. 9fek samping yang kedua adalah reaksi Barisch+erEheimer.
Feaaksi ini unik pada sifilis dan memiliki gejala demam akut dengan
menggigil, sakit kepala, dan mialgia pada 2 jam pertama setelah pemberian
terapi sifilis. Feaksi sistemik ini diyakini oleh karena pelepasan yang
signifikan dari sitokin ketika &.Pallidum banyak yang mati karena antibiotik.
al ini bisa menjadi serius pada kasus dengan kehamilan atau yang memiliki
lesi pada mata, cardiac, atau susunan saraf. #eberapa menyarankan
penggunaan steroid terlebih dahulu pada kasus seperti ini, dengan "+*" mg
prednisolone selama % hari.(*)
17
-
7/24/2019 Syphilis Fix
18/18
DAF'AR PUS'AKA
1. 5orko/ski $, #erman S. SeEually &ransmitted 0iseases &reatment 4uidelines.
2"1"C!'(Syphilis)@2*+!'.
2. 0juanda P0d$, am7ah d, $isah P0dS. Ilmu Penyakit ulit dan elamin.
Bakarta@ #adan Penerbit H:IC 2"1".
%. Bames 50, #erger &4, 9lston 0. $ndre/Gs 0isease of the Skin@ 9lse3ierC 2"11.
. 8allen BP, orn &0, ancini $B, Salasche SB, Schaffer BJ, Sc/ar7 &, et al.
0ermatology+#olognia 2""-.
!. $3elleira B8F, #ottino 4. Syphilis@ diagnosis, treatment, and control. $nais
#rasileiros de 0ermatologia. 2""*C-1(2)@111+2*.
*. 9merson 8F. Syphilis@ $ Fe3ie/ of the 0iagnosis and &reatment. &he 6pen
Infectious 0iseases Bournal. 2""'C%@1%+A.
A. S/art7 . #uku $jar 0iagnostik Hisik. Bakarta@ #uku edokteran 948.
-. olmes , Sparling PH, Stamm 59, Piot P, 5asserheit B>, 8orey , et al.
SeEually &ransmitted 0iseases@ c4ra/ illC 2""-.
'. #urns &, #reathnach S, 8oE >, 4riffiths 8. FookGs &eEtbook of 0ermatology
2"1".
1". #ro/n 0, Hrank B9. 0iagnosis and anagement of Syphilis. $merican Hamily
Physician. 2""%C*-@2-%+'".
11. 4oldsmith $, at7 SI, 4ilchrest #$, Paller $S, effell 0B, 5olff .
Hit7patrickGs 0ermatology in 4eneral edicine. :nited States@ c+4ra/ ill
8ompaniesC 2"12.
18