STUDI OBSERVASIONAL FAKTOR RISIKO BUNUH DIRI PADA PASIEN SKIZOFRENIA RAWAT JALAN DI SCHIZOPHRENIA OUTPATIENT HEALTH OUTCOMES (SOHO)
Oleh:Riskadewi Agatha
(0902005176)
Pembimbing:dr. Lely Setyawati, SpKJ (K)
Abstrak
Latar Belakang : Mengidentifikasi faktor risiko kasus bunuh diri pada pasien dengan skizofrenia
Metode : 8.871 pasien skizofrenia disertakan dalam regresi logistik analisis post-hoc, membandingkan pasien yang berupaya dan atau melakukan bunuh diri selama studi dengan yang tidak.
Hasil : 384 (4.3%) berupaya atau melakukan bunuh diri. Pasien yang berhasil bunuh diri 27 (0,3%). Faktor risiko perilaku bunuh diri adalah keinginan bunuh diri sebelumnya, gejala depresi, prolactin-related adverse events, jenis kelamin , dan riwayat rawat inap karena skizofrenia.
Abstrak
Kesimpulan : Dalam pandangan perancangan studi observasional dan sifat dasar analisis pos-hoc, faktor risiko yang diidentifikasi harus dikonfirmasi oleh studi ad-hoc yang dirancang khusus.
Kata kunci : Bunuh diri, Skizofrenia, studi observasional
Latar Belakang Risiko bunuh diri pada pasien dengan skizofrenia
lebih tinggi 8 kali dibandingkan populasi masyarakat
umum
20-40% pasien dengan skizofrenia melakukan
upaya bunuh diri dan 5% meninggal dunia karena
bunuh diri
Upaya melakukan tindak bunuh diri pasien
skizofrenia lebih rendah dibandingkan dengan
pasien gangguan depresi berat
Kerusakan fisik yang berat lebih sering terjadi
pada pasien skizofrenia (44% vs 16%)
Latar Belakang
Bunuh Diri
Usia Muda
Jenis Kelamin Laki-laki
Ras Kaukasia
Belum Menikah
Fungsi premorbid
baikDepresi pasca-
psikotikRiwayat Bunuh Diri Sebelumnya
Riwayat NAPZA
Latar Belakang
Tindak bunuh diri pada pasien skizofrenia biasanya
sebuah tindakan impulsif
Pencegahan kasus bunuh diri saat ini bertumpu pada
pengobatan anti psikotik, clozapine
Efek samping dari penggunaan obat psikotik
mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien
skizofrenia yang pada dasarnya sudah rendah.
Schizophrenia Outpatient Health Outcomes (SOHO)
melakukan studi dengan metode prospektif dengan
harapan hasil penelitian ini dapat ikut membantu
mencegah bunuh diri
Tujuan Studi
Mengidentifikasi faktor risiko
perilaku bunuh diri pada pasien
dengan skizofrenia
Metode Studi
Metode studi yang digunakan dalam studi ini adalah metode prospektif observasional
Observasi dilakukan selama tiga tahun dan perekrutan pasien dilakukan sejak tanggal 1 September 2000 hingga 31 Desember 2001
Peserta studi direkrut oleh psikiater di 10 negara Eropa, yakni Denmark, Perancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Belanda, Portugal, Spanyol, Inggris
Kriteria inklusi peserta studi
Pasien yang memulai pengobatan
Pasien yang mengubah obat antipsikotik untuk pengobatan
skizofrenia
Pasien rawat jalan
Pasien rawat inap yang sejak awal telah direncanakan untuk rawat jalan
dalam 2 minggu
Berusia 18 tahun dan bersedia berpartisipasi dalam studi
Tidak berpartisipasi dalam sebuah studi intervensi.
Metode Studi
Peserta Kelompok peserta yang memulai
terapi dengan atau berubah menjadi Olz
Kelompok yang memulai terapi dengan atau diubah menjadi
antipsikotik non-Olz
Metode Studi
Pembagian kelompok dalam studi didasarkan pada urutan pendaftaran peserta.Data dikumpulkan 3 bulan setelah awal studi dan selanjutnya setiap 6 bulan pada saat follow-up selama 3 tahun
Metode Studi
Data Awal • Informasi demografis dan sosial• Riwayat medis dan kejiwaan• Indeks massa tubuh (BMI)• Tingkat keparahan gejala dengan menggunakan
skala dimensi Clinical Global Impression-Schizophrenia (CGI-SCH)
• Keadaan umum, Gejala positif atau negatif, Gejala Depresi dan Penilaian fungsi kognitif
DataData Awal
Data Follow-Up
Metode StudiData Follow-Up• Usia saat kontak pertama dengan pengobatan
skizofrenia• CGI-SCH• Riwayat rawat inap sebelum pengumpulan data awal
• Indeks massa tubuh (BMI)• Riwayat percobaan bunuh diri sebelum pengumpulan data awal
• Upaya melakukan tindak bunuh diri dalam 6 bulan sebelum pengumpulan data awal
• Bekerja dan mendapatkan gaji• Hubungan sosial dalam 4 minggu sebelumnya• Obat-obatan yang digunakan secara bersamaan• Gejala ekstrapiramidal (EPS) dan Tardive dyskinesia (TD)
• Seksual terkait efek samping dan kepatuhan terhadap pengobatan
Perekrutan peserta
1/09/2000 – 31/12/2001 (n=10.972)
Pendataan awal
(n=10.218 )
Awal studi &
Pengumpulan data
awal (n=8.871)
Follow-Up 1 dan
pengumpulan data (3
Bulan setelah
awal studi)Tahun ke-1
n=8115Tahun ke-2
n=7271
Tahun ke-3 n=6366
ahkir studi
Metode Studi
Catatan :Follow-Up dan pengumpulan data selanjutnya dilakukan setiap 6 bulan sekali
Hasil StudiKelompok Inklusi
(n=8871)Kelompok Eksklusi
(n=2505)
Percobaan bunuh diri 25% 32%
Riwayat rawat inap 31% 51%•Pasien mencoba sedikitnya sekali atau melakukan tindak bunuh diri dalam 3 tahun (Prilaku bunuh diri) : 384 (4.3%)
•Pasien yang tidak memiliki prilaku bunuh diri : 8487 (95.7%)
•Kasus bunuh diri yang berhasil terjadi adalah : 27 (0.3%)
•Pasien keluar dari studi setelah percobaan bunuh diri (Eksklusi) : 98 (1.1%)
•Pasien melakukan percobaan bunuh diri sekali : 262 (3.0%)
•Pasien melakukan percobaan bunuh diri dua kali : 50 (0.6%)
Tingkat percobaan bunuh diri stabil sepanjang 30 bulan pertama (0,9-1,0%) dan berkurang dalam enam bulan terakhir (0,8%)
Faktor Resiko :
1. Percobaan
bunuh diri
dalam 6 bulan
terakhir
2. Riwayat rawat
inap karena
skizofrenia
3. Prolactin-
related adverse
events
4. Jenis kelamin
laki-laki
5. Depresi
Analisis Deskriptif
Uji Regresi Logistic
Usia dan kepatuhan pengobatan antipsikotik tidak menjadi faktor risiko
percobaan bunuh diri
Hasil studi ini konsisten dengan studi sebelumnya namun berbeda dalam hal umur
Perbandingan antara pasien yang berhasil melakukan tindak bunuh diri dengan pasien
yang tidak adalah terbatas mengingat rendahnya jumlah kasus
Prolactin-related adverse events menjadi faktor risiko kasus bunuh diri yang baru
Diskusi
Diskusi
Empat keterbatasan dalam studi ini :1. Studi ini adalah analisis post-hoc dari data pasien
SOHO yang termasuk pasien yang diubah pengobatan antipsikotiknya untuk alasan klinis dan dengan demikian tidak mewakili semua pasien dengan skizofrenia, dan jenis obat antipsikotik juga tidak termasuk dalam analisis
2. Studi ini belum mengukur kadar prolaktin, hanya menilai efek samping yang berpotensi terkait dengan kadar prolaktin yang tinggi
3. Perilaku bunuh diri didasarkan pada laporan psikiater dengan menggunakan satu pertanyaan yang mungkin menjadi variabel dan memiliki keandalan yang rendah
4. Pasien tidak dimasukkan dalam analisis karena kehilangan data atau pasien hilang pada saat akan di follow-up memiliki frekuensi yang sedikit lebih tinggi untuk percobaan bunuh diri
Kesimpulan
Studi ini telah memberikan dukungan lebih lanjut untuk mengetahui faktor risiko dari tindak bunuh diri pada pasien dengan skizofrenia, seperti riwayat percobaan bunuh diri, jenis kelamin laki-laki dan depresi. Disamping itu, studi ini telah mengidentifikasi faktor risiko baru yakni prolactin-related adverse events. Investigasi lebih lanjut diperlukan untuk memperjelas hubungan antara prolactin-related adverse events dan risiko bunuh diri.
TERIMA KASIH