STUDI ANALISIS PROGRAM SIARAN DAKWAH DI
RADIO NGABAR FM 106,2 PONDOK PESANTREN
WALISONGO KABUPATEN PONOROGO
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai
Derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)
MULYATI
NIM: 071211048
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya
sendiri dan didalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar keserjanaan di suatu perguruan tinggi dilembaga pendidikan
lainnya. Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang
belum/tidak diterbitkan sumbernya dijelaskan didalam tulisan dan daftar pustaka.
Semarang, 15 Desember 2011
Mulyati
NIM 071211048
v
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan. (Qs. Al-Hasyr : 18).
vi
PERSEMBAHAN
Setiap tetesan keringat dalam perjuangan mengarungi tanpa batas dengan air
mata do’a dan harapan menuju samudera ilahi kupersembahkan karya tulis ini
teruntuk orang-orang terdekat dan berharap akan keindahan dan kebersamaan
selalu hadir, persembahan ini bagi mereka yang telah yang tetap setia berada
diruang dan waktu kehidupanku, khususnya buat :
Kedua orang tuaku Ayahanda tercinta Bapak Alm. Balal Masno dan
Ibunda tercinta Sukilah yang telah memberiku kasih sayang tanpa batas
serta memberikan do’a dan dukungan sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi ini.
Kakakku tersayang Mas Sugiyanto dan Mba’Tutik, Mba’Tika yang selalu
memberi inspirasi dalam setiap langkah yang telah ku lalui, untuk kakak
iparku ka’Mukiyi, ka’Imun dan keponakanku Siti Azizah, Wahyu, Ghofur,
Bella, Devi, terima kasih atas do’a dan dukungannya selama ini.
Buat akhi tersayang Muhammad Mahrus Ali, S.Hi yang telah memberiku
cinta dan kasih sayang, dukungan, do’a serta pegorbananmu selama ini
yang kau berikan kepadaku.
Buat my best friend Luthfi Hidayah dan Liya Antika yang selalu
memberikan semangat dan motivasi di setiap detik dari semester satu
sampai terselesainya skripsi ini karena kalianlah sebagai motivator yang
selalu memberiku spirit.
Teman-temanku tercinta Kost Al-Fanin khususnya buat Isthy, Fidhoh, Nia,
Ani, serta Adik-adikku tersayang Murwati, Ruslia, Ufah, Waa, Laila, Evi
vii
dan Dewi, Lutfi terima kasih atas do’a, dukungan, motivasi yang telah
kalian berikan selama ini. Karena kalianlah sebagai motivator yang selalu
memberiku spirit.
Buat temen-temenku tercinta dan tersayang KPI B khususnya angkatan
2007 yang telah memberi semangat dan motivasi serta menghibur disetiap
susah maupun senang kepadaku selama ini sehingga sampai terselesainya
skripsi ini.
Buat temen-temenku Tim KKN Posko 64 yang tercinta dan tersayang
Bang Ali Sobirin, Pak Sunhaji, Syukron, Adi, Gus Fatkhullah, Eka, Iis,
Nurul, Rizki yang telah memberikan semangat dan dukungan kepadaku
selama ini.
viii
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah yang maha pengasih dan maha penyayang yang tidak
pilih kasih dan tidak pilih sayang, pencurahan segala nikmat dan taufiq serta
inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat dan
salam semoga selalu tercurah kepada terkasih Nabi Agung Muhammad SAW
pembawa rahmat bagi umat, shalawat salam juga semoga terlimpah pada para
sahabat, keluarga dan para pengikutnya.
Dalam penyusunan skripsi ini disamping atas usaha kemampuan dan
kemauan penulis juga atas prakarsa dari berbagai pihak baik langsung maupun
tidak langsung yang begitu besar pengorbananya demi terselesainya skripsi. Maka
penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang
terhormat.
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin M,Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo
Semarang.
2. Bapak Dr. Muhammad Sulthon M,Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah
IAIN Walisongo Semarang.
3. Bapak Dr. Ilyas Supena M,Ag selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Hj.
Amelia Rahmi M.Pd selaku Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan
serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
ix
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang, yang
telah banyak memberikan Ilmu pengetahuan kepada penulis dalam bangku
perkuliahan.
5. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan bantuan moril dan spirituil
serta do’a yang tak terhingga.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu terselesaikannya skripsi ini.
Dengan segala kerendahan hati dan ucapan syukur, semoga Allah SWT
memberikan limpahan rahmat kepada semua pihak yang telah banyak
membantu penulis dengan limpahan kebaikan. Amin.
Pada akhirnya, penulis sadari betapa banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini, akan tetapi dengan harapan yang sangat besar semoga karya
sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, khususnya
penulis.
Semarang, 15 Desember 2011
Penulis,
Mulyati
NIM: 071211048
x
ABSTRAKSI
Nama : Mulyati, NIM: 071211048, Judul: STUDI ANALISIS
PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO NGABAR FM 106,2 PONDOK
PESANTREN WALISONGO KABUPATEN PONOROGO, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apa saja isi program siaran dakwah di radio Ngabar
FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo, bagaimana proses
penyusunan program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren
Walisongo Kabupaten Ponorogo. Hasil dari penelitian ini bahwa radio Ngabar FM
Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo selain sebagai sarana hiburan
dan informasi, juga peduli dengan kebutuhan masyarakat kota Ponorogo akan
siraman rohani sebagai pemupuk iman. Hal ini bisa dilihat dari manual acara radio
Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo.
Untuk menghindari kesan monoton Penyampaian pesan dakwah identik
dengan menggunakan alat bantu atau media. Media merupakan salah satu unsur
penting dalam proses dakwah. Adapun bentuk media itu sendiri sangat beragam
diantaranya media dakwah dalam bentuk tulisan atau lisan. Salah satu media
massa yang dapat digunakan sebagai media dakwah hingga kini masih digemari
sebagian masyarakat adalah radio, karena radio sebagai alat komunikasi yang
dapat dimiliki masyarakat dengan harga yang cukup murah dan terjangkau oleh
masyarakat. Masalah yang dikaji dalam isi siaran dakwah di radio Ngabar FM
106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo dalam acara Siraman
Rohani yang dibawakan oleh Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri untuk meneliti
pesan-pesan dakwah tersebut, penulis menggunakan penelitian kualitatif,
sedangkan pendekatan komunikasinya pada analisis isi yaitu suatu teknik
penelitian untuk untuk membuat rumusan kesimpulan-kesimpulan dengan
mengidentifikasi karakteristik spesifik secara sistematis dan objektif dari suatu
teks, pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi dan
wawancara. Deskriptif sebagai teknik analisis data yang bertujuan untuk
memberikan gambaran secara menyeluruh dalam penelitian. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa materi dakwah yang disampaikan Ust. Dr. Muhammad
Arifin Badri dapat dikategorikan kedalam bidang akhlaq, syari’ah, aqidah.
Kemudian dari segi proses penyusunan program siaran dakwah di radio
Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo antara lain
dilakukan melalui kerjasama dengan tim crew kreatif radio Ngabar FM dan
diserahkan kepada direktur kemudian diajukan kepada Pimpinan Pondok dalam
proses inilah rancangan program berfungsi sebagai pedoman bagi semua crew
yang akan memproduksi, progarm tidak akan banyak kesulitan, bekerjasama
dengan ustadz lokal seperti pada program voice of Islam melalui siaran on air,
bekerjasama dengan radio lain diwilayah Ponorogo guna untuk meningkatkan ide-
ide kreatifnya mencapai kualitas siaran yang lebih baik demi kemajuan kota
Ponorogo.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
NOTA PEMBIMBING .......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................ v
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................ viii
ABSTRAKSI .......................................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................... 6
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ....................................... 7
1.4. Tinjauan Pustaka ............................................................. 7
1.5. Kerangka Teoritik ........................................................... 10
1.6. Metode Penelitian ........................................................... 14
1.7. Sistematika Penulisan ..................................................... 20
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DAKWAH DAN RADIO
2.1. Tinjauan Umum Tentang Dakwah ................................... 22
2.1.1. Pengertian Dakwah ............................................. 22
2.1.2. Tujuan Dakwah ................................................... 24
2.1.3. Unsur-Unsur Dakwah .......................................... 26
2.2. Tinjauan Umum Tentang Radio ...................................... 33
2.2.1 Pengertian Radio ................................................. 33
xii
2.2.2 Fungsi Radio ....................................................... 34
2.2.3 Tujuan Radio ....................................................... 35
2.2.4 Radio Sebagai Media Dakwah ............................. 37
2.2.5 Program Siaran Dakwah ...................................... 38
BAB III PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO NGABAR FM 106,2
PONDOK PESANTREN WALISONGO KABUPATEN
PONOROGO
3.1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Walisongo Ngabar
Ponorogo Indonesia Jawa Timur ..................................... 42
3.2. Gambaran Umum Tentang Radio Ngabar FM 106,2 Pondok
Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo ..................... 44
3.2.1. Sejarah Berdirinya ............................................... 46
3.2.2. Tujuan Pendirian Radio Ngabar FM ................... 48
3.2.3. Visi Dan Misi ...................................................... 49
3.2.4. Struktur Organisasi .............................................. 50
3.2.5. Program Siaran Radio Ngabar FM 106,2 Pondok
Pesantren Walisongo Kabupaten
Ponorogo ............................................................. 52
3.2.6. Isi Program Siaran Dakwah Di Radio Ngabar
FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten
Ponorogo ............................................................. 61
3.2.7. Proses Penyusunan Program Siaran Dakwah
Di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren
Walisongo Kabupaten Ponorogo ......................... 83
xiii
BAB IV ANALISIS PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO
NGABAR FM 106,2 PONDOK PESANTREN WALISONGO
KABUPATEN PONOROGO
4.1. Analisis Tentang Program Siaran Dakwah
Di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo
Kabupaten Ponorogo ....................................................... 86
4.1.1. Analisis Isi Program Siaran Dakwah Di Radio
Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo
Kabupaten Ponorogo ........................................... 88
4.1.2. Analisis Proses Penyusunan Program Siaran
Dakwah Di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren
Walisongo Kabupaten Ponorogo ......................... 100
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ..................................................................... 104
5.2. Saran-Saran .................................................................... 106
5.3. Penutup ........................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dakwah merupakan salah satu pilar pokok bagi terpeliharanya eksistensi
Islam di muka bumi, karena peran dakwah yang demikian krusial, al-Qur’an
sendiri bahkan menganjurkan adanya komunitas sosial dalam berdakwah, di mana
setiap komunitas muslim hendaknya memiliki sekolompok orang yang secara
spesifik berprofesi sebagai para ahli dakwah (da’i) untuk menyampaikan dakwah
Islam dan menjalankan fungsi amar ma’ruf (perintah kebaikan) dan nahi mungkar
(mencegah kejahatan dan keburukan) di tengah masyarakat. (Halimi, 2008:1).
Akan tetapi suatu hal yang kontradiksi sangat tampak di Indonesia
sebagai negara yang dihuni oleh masyarakat yang mayoritas Islam, idealnya
Indonesia mampu menjadi sebuah negara yang makmur dan penuh kedamaian.
Namun kenyataanya, kedamaian dan kesejahteraan belum terwujud, bahkan
persoalan-persoalan negatif moralitaslah yang tersaji. Kasus-kasus besar seperti
pembunuhan, pemerkosaan, penggusuran, bahkan terorisme selalu menghiasi
perjalanan hari. Ironisnya, banyak dari pelaku- pelaku kasus di atas adalah orang
Islam yang notabene adalah pembawa kedamaian.
Adapun usaha yang dilakukan antara lain berupa untuk beriman dan
mentaati Allah, amar ma’ruf nahi mungkar , perbaikan dan pembangunan (islah)
masyarakat. Ini semua dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang diridhoi Allah SWT.
2
Pada hakekatnya dakwah tidak hanya sekedar menyampaian seperangkat
nilai normatif doktrinal yang disampaikan oleh seorang da’i, tetapi dalam
penyampaian pesannya, da’i harus menyesuaikan dengan kondisi yang dihadapi
oleh masyarakat saat ini agar tidak terpuruk dalam kemaksiatan. Namun
kenyataanya kondisi masyarakat tak berubah, masih banyak kejahatan dan
ketidakpuasan hidup. Dakwah merupakan suatu proses trasformasi nilai-nilai
Islam yang bertumpu pada amar ma’ruf nahi mungkar yang diaktualisasikan
dalam tataran praktis artinya diwujudkan dalam gerakan rill yang langsung
bersentuhan dengan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat, baik dalam
konteks politik, sosial, budaya maupun ekonomi sehingga terwujudlah Islam
sebagai agama rahmatan lil a’lamin.
Usaha untuk menyebarluaskan Islam merupakan tugas suci bagi setiap
muslim, dalam rangka pengabdiannya kepada Allah SWT sebagai kewajiban bagi
setiap muslim, berarti dakwah itu menjadi tanggung jawab bersama, bukan
tanggung jawab sebagian orang atau kelompok orang. Sehingga diharapkan
dakwah dapat berjalan lebih lancar, lebih umum, lebih menyeluruh, tidak terkait
dengan tempat dan waktu, yang bersifat formalis dan seremonial dakwah akan
berjalan seiring dengan gerak langkah dan dinamika kehidupan manusia.
Seperti dalam firman Allah SWT dalam surat Ali imron ayat 104:
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”. (Depag RI ,
2002 :63).
3
Dari firman Allah SWT di atas maka dapat diambil pengertian bahwa
tugas dakwah ini mewajibkan untuk umat Islam di manapun ketika akan
melakukan dakwah, setelah masing-masing berusaha memperbaiki diri sendiri,
agar memikirkan nasib orang lain dan bertanggung jawab untuk memperbaiki
dirinya menuju ke jalan agama Allah SWT. Amar ma’ruf berarti menyeru dan
mendorong orang-orang untuk melakukan perbuatan baik yang diperintahkan oleh
Allah SWT. Sedang nahi mungkar berarti mencegah atau menghalangi timbulnya
perbuatan yang terlarang oleh agama Islam. Penyampaian pesan dakwah identik
dengan penggunaan alat bantu atau media, Media merupakan salah satu unsur
penting dalam proses dakwah keberadaan media akan membantu dan
mempermudah da’i dalam mencapai tujuan dakwahnya. Penggunaan media
sebagai sarana dakwah juga tidak dibatasi selama tidak bertentangan dengan
kaidah-kaidah Islam.
Penggunaan media juga harus menyesuaikan kondisi pada perubahan
zaman. Adapun bentuk media itu sendiri sangat beragam di antaranya media
dakwah dalam bentuk media cetak, media elektronik, maupun dalam bentuk seni
budaya baik berupa lisan, tulisan, lukisan atau perbuatan. Bahwasanya segala
sesuatu yang dapat mempermudah sampainya pesan dakwah kepada sasaran
dakwah dapat digolongkan sebagai media dakwah.
Di era globalisasi dan informasi yang berkembang saat ini telah
menjadikan media massa seperti pers, radio, televisi, internet , telepon sebagai alat
yang dapat digunakan untuk membantu keberhasilan komunikasi antar manusia,
termasuk komunikasi dalam proses dakwah. Kenyataan di lapangan menunjukkan
4
bahwa hubungan antar manusia modern saat ini hampir tidak bisa dilepaskan dari
pemakaian alat-alat komunikasi massa tersebut. (Suminto, 1994 :53).
Salah satu media massa yang dapat digunakan sebagai media dakwah
hingga kini masih digemari dan dimanfaatkan untuk berkomunikasi oleh sebagian
masyarakat adalah radio. Hal ini disebabkan karena radio alat komunikasi yang
dapat dimiliki dengan harga yang cukup murah dan terjangkau oleh masyarakat
yang memiliki fungsi hampir sama dengan media massa lainnya, yakni sebagai
media informasi dan hiburan. Selain harga relatif murah kebutuhan masyarakat
akan informasi dan hiburan, proses siaran tidak terlalu rumit serta tidak mengenal
jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik yang kuat telah menjadikan radio
sebagai media komunikasi alternatif yang cepat dan efektif. (Effendi, 2004: 107-
109).
Radio mamang menarik bagi masyarakat terutama dalam kalangan
pedesaan, kepraktisan dan keanekaragaman tawaran program siarannya
menjadikan radio sebagai media paling populer dalam sejarah. popularitasnya
semakin kuat ketika radio memasuki “wilayah jurnalistik”, atau pers (menyajikan
berita). Hal menarik lain dari radio adalah realitas bahwa orang kini juga bisa
mengaktifkan radio untuk mendengarkan berita, artinya radio bukan lagi sekedar
media hiburan, tempat mendengarkan musik atau kuis, tetapi juga sumber
informasi layaknya surat kabar, dengan satu catatan tanpa harus membayar uang
langganan.
Dunia penyiaran yakni radio siaran berkembang pesat seiring dengan
tingkat peradaban manusia dan kemajuan teknologi komunikasi. Kehadiran radio
5
sebagai media dakwah memang tidak menjadi masalah, namun bagaimana
mengemas dakwah melalui media radio agar lebih efektif masih merupakan hal
yang perlu dikaji lebih dalam oleh lembaga-lembaga dakwah. Terkait dengan
efektifitas tersebut ada hal yang paling mendasar yang perlu dikaji yakni berkaitan
dengan program siaran dakwah, dan juga yang tidak kalah pentingnya adalah
mengenai keterbatasan waktu yang disediakan untuk program siaran dakwah di
radio yang relatif sedikit.
Radio Ngabar FM Ponorogo merupakan radio yang dimiliki oleh Pondok
Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo yang berada pada frekuensi 106.2 MHz.
Ekspektasi awal pendirian Ngabar FM adalah selain menjaga dan terus berupaya
mengumandangkan eksisitensi Pesantren dihadapan publik, Ngabar FM dapat
dijadikan sarana dakwah yang memang sebenarnya menjadi titik dasar pendirian
Ngabar FM sebagai sarana amar ma’ruf nahi munkar. Selain itu, dengan adanya
Ngabar FM Pesantren mendapatkan multi keuntungan dari sisi finansial. Artinya,
walaupun tidak termasuk radio komersil yang mengedepankan keuntungan materi,
Ngabar FM tidak menolak bagi siapa saja yang memasang iklan. Akhirnya,
hingga saat ini Ngabar FM menjadi radio dengan program dakwah terbanyak
walau juga tidak mengesampingkan program hiburan lainnya yang sesuai dengan
kapasitas masyarakat saat ini.
Dalam kesahariannya juga menyajikan bermacam-macam program siaran,
di setiap program mempunyai para pendengar tersendiri. dari salah satu program
tersebut yang menjadi unggulan bagi para pendengar antara lain program siaran
dakwah yaitu snada/senandung nasyid dan dakwah. Selain itu radio Ngabar FM
6
106.2 juga mempunyai keunikan dalam siaran misalnya waktu siaran (on air)
sering menggunakan bahasa Arab dan bahasa Inggris walaupun diselingi dengan
bahasa Indonesia, karena dari salah satu penyiar radionya sudah menguasai ke
dua bahasa tersebut. Radio Ngabar juga memberikan informasi, berita dan musik,
adapun berita yang biasanya disajikan yaitu secara langsung (bil qoul). Selain itu
setiap pergantian program juga diiringi dengan Mars dan Hymne Pondok, dengan
inilah yang menjadi pembeda dari radio lain. Program siaran dakwah di radio
Ngabar FM sangat digemari oleh pendengar, karena dengan adanya program
siaran dakwah tersebut masyarakat sangat antusias sehingga pendengar seringkali
mengirim sms/telepon.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis menjadikan alasan untuk
meneliti lebih dalam tentang radio sebagai salah satu media dakwah, dan
menyusunnya dalam sebuah skripsi yang berjudul : Studi Analisis Program Siaran
Dakwah di Radio Ngabar Fm 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten
Ponorogo.
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang penelitian di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa isi program siaran dakwah siraman rohani di Radio Ngabar FM 106.2
Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo?
2. Bagaimana proses penyusunan program siaran dakwah di Radio Ngabar FM
106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo?
7
1.3. Tujuan dan Manfaat Penilitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui isi program siaran dakwah siraman rohani di Radio
Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo?
b. Untuk mengetahui proses penyusunan program siaran dakwah di Radio
Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo?
1.3.2. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritik adalah untuk menambah, memperjelas, memperkuat
teori serta mengembangkan Ilmu Dakwah atau yang berkaitan ,
khususnya dibidang penelitian komunikasi dan penyiaran Islam.
b. Secara praktis diharapkan dapat menjadi salah satu bahan (referensi)
bagi para pecinta Ilmu pengetahuan khususnya dibidang komunikasi
dan penyiaran, juga diharapkan dapat memberikan sumbangan,
pemikiran demi kepentingan dakwah.
1.4. Tinjauan Pustaka
Ditinjau dari judul skripsi yang penulis teliti, maka di bawah ini terdapat
beberapa kajian yang telah diteliti oleh peneliti lain yang relevan dengan judul
yang penulis teliti antara lain:
1. A. Zaenal Maa’rif (2009) yaitu tentang “studi analisis terhadap format
program siaran dakwah di radio Utari FM Cilacap penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana format program siaran dakwah dilihat dari segi
timing (penempatan waktu), bentuk program siaran dakwah, dan juga
penggarapan kreatifitas di radio Utari Cilacap. Adapun jenis penilitian ini
8
adalah kualitatif dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil dari
penelitian ini bahwa radio Utari FM Cilacap selain sebagai sarana hiburan
dan informasi, juga peduli dengan kebutuhan masyarakat kota Cilacap akan
siraman rohani sebagai pemupuk Iman. Hal ini bisa dilihat dari manual acara
radio Utari FM Cilacap. Untuk menghindari kesan monoton , disusunlah
program ke dalam beberapa format antara lain format monolog, format dialog
interaktif, format musik, format kuis. Di samping format program, yang tidak
kalah pentingnya adalah untuk mendapatkan perhatian dari pengelola (owner)
adalah mengenai penempatan waktu siaran (timing) program siaran dakwah.
Karena dengan manajemen yang tepat diharapkan siaran dakwah yang
disampaikan oleh da’i dapat sampai dan diterima dengan baik oleh
pendengar. Oleh sebab itu, pengelola (owner) harus jeli terhadap saat-saat
dimana pendengar akan dengan mudah menerima pesan dakwah dengan baik,
atau dengan kata lain waktu yang ideal untuk program siaran dakwah.
Masduki menjelaskan bahwa acara yang berkarakteristik atraktif dan standar
seperti dakwah pada umumnya disiarkan pada sore dan malam hari. Oleh
karena itu sebagian program siaran dakwah di radio Utari FM Cilacap
disiarkan pada sore dan malam hari, meskipun ada beberapa program dakwah
yang dilaksanakan pada waktu yang tidak tentu karena pelaksanaanya
diselipkan pada suatu program yang sedang berlangsung (insert program) dan
ada pula program yang pelaksanaanya pada waktu dini hari seperti pada acara
di bulan ramadhan. Dari segi penggarapan kreatifitas, program siaran dakwah
di radio Utari FM Cilacap untuk mengadakan pertunjukan musik religi,
9
program PSA (pesan singkat agama) sebagai insert pada acara populer, kerja
sama dengan ustadz lokal seperti pada program tajais (tanya jawab Islam)
melalui siaran on air.
2. Dewi Masithoh Setyaningrum (2005) yaitu tentang ”studi terhadap program
siaran dakwah radio RSPD 711 AM Banjarnegara lebih menitikberatkan pada
format uraian dakwah monologis, yaitu bentuk proses dakwah yang bersifat
satu arah, tidak ada proses timbal balik (feedback) dari pendengar kepada da’i
atau narasumbernya. Ini terlihat dalam ceramah pengajian yang diisi oleh
KH.Abdullah Gimnastiar (Aa’Gym) dalam program siaran dakwah Gema
Rohani. Selain itu, radio RSPD 711 AM Banjarnegara dalam mengemas
penyampaian materi aqidah, syariah, dan akhlak pun juga menggunakan
bahasa yang memotivasi dan memberikan hikmah. Ini terlihat dalam program
inset serba-serbi ramadhan, percikan Iman dan santapan rohani yang
diproduksi radio RSPD 711 AM Banjarnegara juga metode hiburan yang
terlihat dalam program gema fajar dan lagu Islami.
3. Kurniati (2006) yaitu tentang “dakwah Islam melalui media radio (Analisis
terhadap program siaran dakwah Islam di radio CBS 95,9 FM Slawi) berisi
tentang radio CBS FM Slawi, berangkat dan mengklaim diri sebagai radio
swasta yang berorientasi pada keuntungan (provit). Meskipun demikian
secara aplikatif setidaknya radio ini dapat dijadikan salah satu alternatif
media dakwah yang kreatif. Hal ini dapat kita lihat dari keinginan yang tinggi
dari pengelola radio CBS FM Slawi untuk selalu menyebarluaskan syiar
Islam dengan menyelenggarakan program siaran dakwah Islam melalui radio
10
tersebut dan menggarapnya dalam kemasan yang kreatif serta berusaha
mengatur schedule penyiaranya dengan sebaik mungkin. Dari tinjauan
pustaka di atas mengangkat tentang materi dakwah yang terdapat di radio,
karena radio sebagai media dakwah yang efesien, tetapi penulis disini
mencoba menulis skripsi dengan judul Studi Analisis Program Siaran
Dakwah di Radio Ngabar FM 106.2 Podok Pesantren Walisongo Kabupaten
Ponorogo dengan tujuan untuk mengkaji dan menganalisis program siaran
dakwah yang digunakan dalam setiap program siaran dakwah.
1.5. Kerangka Teoritik
Program
Program adalah program yang berisi pesan atau rangkaian pesan dalam
bentuk suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis,
karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak yang disiarkan oleh
lembaga penyiaran. (PKPI, 2009 : 38)
Siaran
Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar, atau
suara dan gambar, atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang bersifat
interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui perangkat penerima
siaran. (PKPI, 2009 : 38).
Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien
tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran penyiaran
apakah itu radio atau televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan
dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (service) yang dijual
11
kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan
demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka
bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia
penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau
penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan
mendapatkan pendengar atau penonton. (Morissan, 2008:200).
Suatu media penyiaran yang menghandalkan lebih dari 50 persen
programnya pada pasokan pihak lain harus memiliki departemen program
sendiri yang terpisak dari bagian lainnya. Orang yang bertanggung jawab
mengelola bagian program disebut progremmer. Bagian program terdiri atas
staf dan manajer program. Bagian ini bertanggung jawab untuk
merencanakan program atau acara apa saja yang akan disajikan kepada
khalayak selama satu periode tertentu.
Bagian program bertugas merencanakan, memilih, dan menyusun acara.
Memebuat rencana siaran berarti membuat konsep acara yang akan
disuguhkan kepada audien. Menurut Pringle-Starr-McCavitt (1991) dalam
bukunya Electronic Media Manajement, fungsi utama bagian program dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. The production or acquisition of content that will appeal to tar geted
audiences (memproduksi dan membeli atau akuisisi program yang dapat
menarik audien yang dituju).
12
2. The scheduling of programs to attract the desired audience (menyusun
jadwal penayangan program atau skeduling program untuk menarik
audien yang diinginkan).
3. The production of public service and promotional annoucements and
local commercials (memproduksi layanan publik dan promosi serta
produksi iklan lokal.
4. The production or acquisition of other programs to satisfy the public
interest (produksi dan akuisisi program-program lainnya untuk
memuaskan ketertarikan publik).
5. The generation of a profit for the station’s owners (menciptakan
keuntungan bagi pemilik media penyiaran). (Morissan, 2008:201-202).
Bagian program yang bagus terdiri dari orang-orang yang telah belajar
untuk mengukur selera atau cita rasa publik melalui penelitian untuk
mengetahui kebiasaan orang menonton televisi atau mendengarkan siaran
radio. Seorang perencana acara yang baik akan selalu mempertimbangkan
bagaimana agar acara itu digemari. Bagian pengelola program siaran harus
mempertimbangkan empat hal ketika merencanakan program siaran yang
terkait dengan:
1. Product, artinya materi program yang dipilih haruslah yang bagus dan
diharapkan akan disukai audien yang dituju.
2. Price, artinya biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi atau
memebeli program sekaligus menentukan tarif iklan bagi pemasang iklan
pada program bersangkutan.
13
3. Place, artinya kapan waktu siaran yang tepat bagi program itu. Pemilihan
waktu siar yang tepat bagi suatu program akan sangat memebantu
keberhasilan program bersangkutan.
4. Promotion, artinya bagaimana memeperkenalkan dan kemudian menjual
acara itu sehingga dapat mendatangkan iklan dan sponsor.
(Morissan,2008:202).
Jenis Program Dan Siaran.
Program faktual.
Program non faktual.
Program lokal.
Program asing.
Program kuis.
Siaran iklan.
Siaran iklan niaga.
Siaran iklan layanan masyarakat.
Program siaran berlangganan.
Program penggalangan dana.
Blocking time.
Adegan kekerasan.
Adegan sadisme.
Adegan seksual.
Adegan mistik dan supranatural. (PKPI, 2009 :39-40).
14
Radio Dan Media Dakwah
Radio merupakan serangkaian elektronik yang dipergunakan sebagai alat
untuk media komunikasi modern yang sudah dikenal di masyarakat.
Sedangkan pengertian media dakwah adalah alat yang dipergunakan
untuk menyampaikan materi dakwah. (Ajaran Islam) kepada mad’u (Aziz,
2004:120).
1.6. Metode Penelitian
1.6.1. Jenis, pendekatan dan spesifikasi penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu merupakan jenis
penelitian yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan
prosedur-prosedur statistiks atau dengan cara lain dari kuantitatif (Corbin,
2003 : 4). Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif
adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati (Moleong, 2007 : 3). Jadi dalam penelitian ini penulis tidak
mengumpulkan dalam bentuk angka, melainkan data tersebut diperoleh
dari penjelasan dan berbagai uraian yang berbentuk lisan maupun tulisan.
Pendekatan yang penulis gunakan adalah menggunakan pendekatan
komunikasi. Pendekatan komunikasi adalah pendekatan yang digunakan
dalam proses penelitian dakwah. (Muhtadi, 2003 :112) pendekatan ini
penulis gunakan untuk meneliti proses dakwah di Radio Ngabar FM 106.2
Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo, yang menjelaskan
15
tentang apa isi program siaran dakwah siraman rohani dan proses
penyusunan program siaran dakwah.
Spesifikasi penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang cirinya bertujuan untuk mengumpulkan informasi
actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, kemudian disusun,
dijelaskan dan dianalisis (Muhtadi, 2003 : 12).
Karena itu penelitian ini penulis akan membahas dan mempelajari
permasalahan yang berkaitan dengan isi program siaran dakwah siraman
rohani dan proses penyusunan program siaran dakwah, di Radio Ngabar
FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo.
1.6.2. Definisi Konseptual
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dan memperoleh
hasil penelitian yang terfokus, maka penulis tegaskan makna dan batasan
dari masing-masing istilah yang terdapat didalam judul penelitian ini,
yakni:
a) Analisis
Analisis dapat diartikan sebagai penyelidikan terhadap suatu peristiwa
(karangan, perbuatan dan sebagainya). Untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya (sebab-musabab duduk perkaranya) (Depdiknas,
2005: 45).
16
b) Program
Program diartikan sebagai acara yang terdiri dari siaran, tayangan,
pagelaran dan sebagainya. (Depdikbud, 1983 : 789-790). Program
adalah program yang berisi pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk
suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis,
karakter, baik yang bersifat interaktif maupun tidak yang disiarkan
oleh lembaga penyiaran. (PKPI, 2009 : 38).
c) Siaran
Siaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar,
atau suara dan gambar, atau yang berbentuk grafis, karakter, baik yang
bersifat interaktif maupun tidak, yang dapat diterima melalui
perangkat penerima siaran. (PKPI, 2009 : 38)
d) Dakwah
Dakwah adalah kegiatan yang direncanakan dengan tujuan mencari
kebahagiaan hidup dengan dasar keridhoan Allah. (Munir, 2009 : 21).
e) Radio
Radio adalah siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara
(Poerwadarminto, 1976 : 788). Radio merupakan salah satu media
komunikasi massa (mass communication), karena bersifat umum,
ditujukan kepada orang banyak, dan menimbulkan keserempakan.
(Romli, 2009 : 18). Berdasarkan pemaparan di atas, maka batasan
operasional dalam penelitian ini mengkaji tentang analisis program
siaran dakwah di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren
17
Walisongo Kabupaten Ponorogo, khususnya pada isi program siaran
dakwah siraman rohani dan proses penyusunan program siaran
dakwah di radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo
Kabupaten Ponorogo.
1.6.3. Sumber dan jenis data
Sumber dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sumber primer dan sumber sekunder.
a. Sumber data primer
Sumber primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian ini dengan menggunakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi
yang dicari. (Azwar : 2001: 91) sumber primer disini adalah dalam hal
ini wawancara dengan kepala siar sebagai penanggung jawab, kepada
annaouncer atau para penyiarnya, radio Ngabar FM Pondok Pesantren
Walisongo Kabupaten Ponorogo.
b. Sumber data sekunder
Sumber sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh penelitian dari subyek penelitian. (Azwar,
2001: 91). Data sekunder berwujud data dokumentasi atau data
laporan yang telah tersedia berupa literatur buku-buku, arsip,
dokumen tentang wacana radio berkaitan erat dengan penelitian.
18
1.6.4. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau
hal-hal atau keterangan- keterangan atau karakteristik sebagian atau
seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.
(Hasan,2002 : 83). Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data
dengan menggunakan teknik sebagai berikut :
a. Observasi
Observasi adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan
terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran. (Fathoni, 2005 : 104).
Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk secara langsung dan
mengamati terhadap gejala-gejala yang ada kaitannya dengan pokok
masalah yang dijumpai yaitu mengetahui bagaimana bentuk on air
siaran dakwah di Radio Ngabar FM serta suasana kerja dalam
menyelenggarakan dakwah Islamiyah di Radio Ngabar FM Pondok
Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. Teknik ini digunakan untuk
mengetahui bagaimana bentuk secara langsung (on air) siaran dakwah
di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Wali Songo Kabupaten
Ponorogo.
b. Interview / wawancara
Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
(interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara
(Arikunto, 2002: 132). Hal ini dilakukan untuk menggali, data, alasan,
19
opini atas sebuah peristiwa, baik yang sudah maupun yang sedang
berlangsung. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan
kepala siar sebagai penanggung jawab, kepada annaouncer atau para
penyiar. Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo
Kabupaten Ponorogo.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya. (Arikunto, 2006: 231).
Dalam hal ini hasil yang akan didapat peneliti yakni data mengenai
agenda siaran yang berhubungan dengan masalah penelitian yaitu
program siaran dakwah di Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren
Walisongo Kabupaten Ponorogo.
1.6.5. Teknik analisis data
Analisis data menurut Patton adalah proses mengatur urutan data
kemudian mengorganisasikan ke dalam kategori dan satuan uraian dasar.
(Moleong, 2001 : 103). Dengan pengertian analisis di atas, peneliti
menggunakan teknik analisis deskriptif yang bertujuan mengumpulkan dan
menganalisis data-data yang terkait dengan program siaran dakwah di
Radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten
Ponorogo yang telah penulis peroleh, kemudian data-data tersebut akan
penulis diskripsikan dengan menggunakan metode berfikir induktif yaitu
proses berfikir dari fakta-fakta khusus, peristiwa-peristiwa konkrit itu
20
kemudian ditarik pengertian yang bersifat umum. (Hadi, 1993 : 42), untuk
kemudian dianalisa, dikritisi, dan disajikan dalam bentuk teks.
1.7. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini agar terbentuk suatu sistematika
penulisan yang baik dan terarah, maka dalam pembahasannya terbagi
menjadi lima bab yakni :
BAB I : Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan
pustaka, kerangka teoritik, metode penelitian, dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II : Tinjauan umum tentang dakwah dan radio. Adapun
tentang dakwah akan diuraikan mengenai pengertian
dakwah , tujuan dakwah, unsur-unsur dakwah.
kemudian tentang radio yang meliputi pengertian radio,
fungsi radio, tujuan radio, program siaran dakwah di
radio, radio sebagai media dakwah.
BAB III : Gambaran umum radio Ngabar FM 106.2 Pondok
Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo yang
meliputi sejarah berdirinya, tujuan pendirian, visi misi
dan struktur organisasi, apa isi program siaran dakwah
siraman rohani di radio Ngabar FM 106.2 Pondok
Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo. Dan proses
21
penyusunan program siaran dakwah radio Ngabar FM
106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten
Ponorogo.
BAB IV : Analisis terhadap isi program siaran dakwah siraman
rohani di radio Ngabar FM 106.2 Pondok Pesantren
Walisongo Kabupaten Ponorogo. Dan analisis proses
penyusunan program siaran dakwah di radio Ngabar
FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten
Ponorogo.
BAB V : Penutup yang meliputi kesimpulan, saran-saran dan
penutup.
22
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG
DAKWAH DAN RADIO
2.1. Tinjauan Umum Tentang Dakwah
2.1.1. Pengertian Dakwah
Ditinjau dari segi etimologis perkataan dakwah berasal dari bahasa
Arab: yang berarti “panggilan, ajakan, atau seruan “. Sedangkan orang
yang melakukan seruan atau penyeru tersebut biasa disebut dengan
panggilan da’i. Tetapi mengingat bahwa proses memanggil atau menyeru
tersebut merupakan proses penyampaian (tabligh) atas peran tertentu maka
dikenal pula mubaligh yaitu orang yang berfungsi sebagai komunikator
untuk menyampaikan pesan (message) (Tasmara, 1997: 31). Dalam Ilmu
tata bahasa Arab kata dakwah berbentuk sebagai Isim masdar, kata ini
berasal dari fii’l (kata kerja), artinya memanggil mengajak atau menyeru
(Syukir: 1983: 17).
Sedangkan dakwah menurut arti istilah mangandung beberapa arti
yang beraneka ragam. Banyak Ilmu dakwah dalam memberikan pengertian
atau definisi terhadap istilah tersebut. Hal ini tergantung pada sudut
pandang mereka dalam memberikan pengertian kepada istilah tersebut.
Sehingga antara definisi menurut yang satu dengan lainnya terdapat
perbedaan dan kesamaan.
23
Menurut H. Endang S. Anshari dakwah dalam arti luas adalah
penjabaran, penerjemahan dan pelaksanaan Islam dalam kehidupan
manusia termasuk politik, ekonomi, sosial, pendidikan, Ilmu pengetahuan,
kesenian, kekeluargaan dan sebagainya. (Tasmara, 1997: 31-32).
M. Quraisy Shihab mamberi pengertian dakwah adalah seruan atau
ajakan kepada keinsyafan, atau mengubah situasi kepada situasi yang lebih
baik dan sempurna, baik terhadap pribadi meupun masyarakat. Perwujudan
dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam
tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju sasaran yang
lebih luas yaitu harus lebih berperan menuju kepada pelaksanaan ajaran
Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai aspek kehidupan (Shihab,
1996 : 194).
Menurut H. M. Arifin, Dakwah adalah suatu kegiatan, ajakan baik,
dalam bentuk lisan,tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara
sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain, baik secara
individu maupun secara kelompok, agar timbul dalam dirinya suatu
pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengamatan kepadanya
tanpa adanya unsur-unsur paksaan (Arifin, 1977 : 17).
Menurut prof. Thoha Yahya Umar, MA. Yang dimaksud dengan
dakwah ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang
benar sesuai dengan perintah Allah SWT, untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan mereka didunia dan akhirat (Kayo, 2007: 25).
24
Berpedoman pengertian yang dikemukakan para ahli di atas, maka
dapatlah ditarik kesimpulan: Dakwah adalah suatu proses penyelenggaraan
aktifitas atau usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja dalam upaya
meningkatkan taraf hidup orang manusia dengan berlandaskan ketentuan
Allah SWT dan Rosulullah SAW.
Adapun bentuk usaha yang dilakukan tersebut hendaklah meliputi ;
mangajak manusia untuk beriman, bertakwa serta mentaati segala perintah
Allah SWT dan Rosulullah SAW , melaksanakan amar ma’ruf, nahi
mungkar, menegakkan serta menyiarkan ajaran Islam.
2.1.2. Tujuan Dakwah
Dakwah merupakan suatu rangkaian proses untuk mencapai suatu
tujuan tertentu . Tanpa adanya tujuan, kegiatan dakwah tudak akan terarah
bahkan dapat menyebabkan proses transformasi pesan-pesan agama
menjadi gagal. Oleh karena itu, tujuan dakwah merupakan salah satu
faktor terpenting dalam pelaksanaan dakwah.
Tujuan dakwah dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Tujuan Umum Dakwah (Mayor Objective)
Tujuan umum dakwah adalah mengajak umat manusia (meliputi
orang mukmin maupun orang kafir atau musyrik) kepada jalan yang
benar yang diridhai Allah SWT. Agar dapat hidup bahagia dan
sejahtera di dunia maupun di akhirat. Kesejajaran kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat itulah tujuan hidup dan cita-cita sesungguhnya
dari dakwah Islam.
25
b. Tujuan Khusus Dakwah
Tujuan khusus dakwah merupakan tujuan yang dimaksudkan
agar dalam pelaksanaan seluruh aktifitas dakwah dapat jelas diketahui
ke mana arahnya, ataupun jenis kegiatan apa yang hendak dikerjakan,
kepada siapa berhendak dengan cara yang bagaimana dan sebagainya
secara terperinci (Syukir, 1993: 49-51).
Proses dakwah untuk mencapai dan mewujudkan tujuan utama,
sangatlah luas dan cakupannya. Segenap aspek dari aktifitas dakwah.
Maka agar usaha atau aktivitas dakwah dalam setiap bidang
kehidupan itu dapat efektif, perlu ditetapkan dan dirumuskan nilai-
nilai atau hasil-hasil yang harus dicapai oleh aktivitas dakwah pada
masing-masing aspek tersebut.
Tujuan khusus dakwah sebagai terjemahan dari tujuan umum
dakwah dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :
1) Mangajak umat manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk
selalu meningkatkan dakwahnya kepada Allah SWT. Dengan
tujuan ini penerima dakwah diharapkan agar senantiasa
mengerjakan segala perintah Allah dan selalu mencagah atau
meninggalkan perkara yang dilarang-nya.
2) Membimbing mental agama (Islam) bagi kaum muallaf.
Penanganan terhadap masyarakat yang masih muallaf masih
berbeda dengan kaum yang sudah beriman kepada Allah (berilmu
26
agama), sehingga rumusan tujuannya tidak sama, artinya
disesuaikan dengan kemampuan dan keadaan.
3) Mangajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada
Allah (memeluk agama Islam).
4) Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari
fitrahnya.
Anak-anak adalah penerus generasi masa depan. Mendidik dan
mengajar anak-anak adalah suatu amal yang nyata bagi masa depan
umat. Dalam Al-Qur’an dan hadist telah disebutkan bahwa manusia
sejak lahir membawa fitrahnya yakni beragama Islam (agama tauhid)
(Amin, 2009: 62-64).
2.1.3. Unsur-Unsur Dakwah
Adapun unsur-unsur dakwah antara lain maliputi :
a. Subyek Dakwah
Subyek dakwah adalah pelaksana dari pada kegiatan dakwah
baik secara perorangan atau Individu maupun secara bersama-sama
secara terorganisasikan. Da’i adalah setiap muslim baik laki-laki
maupun wanita yang baligh dan berakal, baik ulama maupun bukan
ulama, karena kewajiban berdakwah adalah kewajiban yang diberikan
kepada mereka seluruhnya (Sanwar, 1985 : 40)
b. Obyek Dakwah
Obyek dakwah adalah manusia, baik dirinya sendiri atau orang
lain . sebab agama Islam yang telah diturunkan oleh Allah SWT
27
bukannya sekelompok untuk seluruh manusia termasuk da’i atau
mubalighnya sendiri. Bahkan seorang da’i atau mubaligh harus bisa
memberikan suri tauladan terhadap orang lain sesuai fungsinya
pemimpin. (Anshori, 1973: 117-118).
c. Materi Dakwah
Materi dakwah adalah ajaran Islam yang bersumber dari prinsip
Al-Qur’an dan hadist, yang disampaikan da’i kepada mad’u sebagai
salah satu pedoman hidup yang harus ditaati dan dipatuhi umat manusia
dalam menuju keselamatan hidup di dunia dan akhirat (Abda, 1994:45).
Materi dakwah pada pokoknya mangandung tiga prinsip yaitu :
1) Aqidah yang menyangkut sistem keimanan atau kepercayaan
terhadap Allah SWT. Dalam hal ini adalah keyakinan dengan adanya
keesaan Allah. Aqidah ini meliputi hal-hal yang dilarang. Hal yang
di imani seperti rukun iman dan hal yang dilarang seperti syirik, dan
ingkar adanya tuhan.
االيوبى اى تؤهي ببهلل وهلبئكته وكتبه ورسله واليوم البخر وتؤهي ببالقدر خيره
وشره
“Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikat –nya , kitab-kitab-nya, Rasul-rasul-nya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah
yang baik maupun yang buruk “
2) Syari’ah, yaitu serangkaian yang menyangkut aktivitas manusia
Muslim di dalam segala aspek hidup dan kehidupannya, mana yang
boleh dilakukan, mana yang halal, yang haram dan yang mubah dan
sebagainya. Dan ini juga menyangkut hubungan manusia dengan
28
Allah SWT dan hubungan dengan manusia dengan sesamanya
(hablun minallah dan hablun minan nas).
Sebagaimana dijelaskan dalam sabda nabi sebagai berikut:
البسلبم اى تعبد اهلل ولب تشرك به شيئب وتقين الصلبة وتؤدي الزكبة الوفروضت
وتصوم رهضبى وتحج البيت
“Islam adalah engkau akan menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya akan sesuatu, mendirikan sholat, menuaikan zakat
yang diwajibkan, berpuasa ramadhan, dan berhaji kebaitil haram”.
(Muslim, 2000:11).
3) Akhlaq, yaitu menyangkut tata cara , berhubungan baik secara
vertikal dengan Allah SWT, maupun secara horizontal dengan
sesama manusia dan seluruh makhluk Allah SWT. Dimana akhlaq
ini meliputi akhlaq kepada Allah, kepada manusia, dan kepada alam.
(Anshari. 1993 :146). Seperti dalam sabda rasulullah:
إوب بعثت لبتون هكبرم الأخلبق
“Sesungguhnya aku (muhammad) diutus hanyalah untuk
menyempurnakan akhlak yang baik” (Hanbal, 2000 : 16).
Materi yang baik, sering dan searah dengan kondisi sasaran atau
obyek dakwah dapat diterima dan dipahami dengan mudah oleh
mad’u, yang pada akhirnya maksud dan tujuan dilaksanakannya
dakwah bukan mustahil akan terealisasi.
d. Media Dakwah
Media dakwah berasal dari asal katanya (etimologi), berasal dari
bahasa latin yaitu dari kata “Median”, yang berarti alat perantara”.
29
Sedangkan kata media merupakan jamak dari pada kata median tersebut
(Syukir, 1983:163).
Pengertian semantiknya media berarti segala sesuatu yang dapat
dijadikan sebagai alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu
(dakwah). Dengan demikian, media dakwah adalah alat obyektif yang
menjadi saluran, yang menghubungkan urat nadi dalam dakwah,yang
dapat digolongkan menjadi lisan, tulisan, lukisan, audio-visual,dan
perbuatan atau akhlak (Abdullah , 1987 : 59).
Hamzah ya’qub (1981: 47-48) membagi golongan media
dakwah yaitu:
1) Media lisan
Yang termasuk bentuk ini adalah pidato, khutbah, ceramah,
seminar, musyawarah, diskusi, nasehat, pidato radio, ramah-tamah
dan lain-lain , yang kesemuanya dilakukan melalui lisan atau lidah.
2) Media tulisan
Media tulisan yaitu dakwah yang dilakukan dengan melalui
perantaraan tulisan seperti: buku-buku, majalah, surat
kabar,pengumuman dan sebagainya. Da’i yang pintar dalam bidang
ini terus menguasai jurnalistik yakni ketrampilan mengarang dan
menulis.
3) Melalui lukisan
Melalui lukisan adalah gambar-gambar hasil seni lukis, Foto,
Film cerita dan lain-lain. Bentuk ini digunakan untuk ajaran Islam
30
kepada orang lain. Contoh, komik bergambar yang selama ini
banyak disenangi anak-anak.
4) Media Audio-Visual
Media audio-visual adalah dakwah melalui peralatan yang
dipakai untuk menyampiakan pesan dakwah yang dapat dinikmati
dengan melihat seperti televisi, radio (wayang, ketoprak, sandiwara
dan sebagainya).
Dalam penggunaan bentuk-bentuk media dakwah menurut
bentuk penyampaiannya tersebut diatas merupakan penghubung
dengan kondisi umat bersangkutan dan kondisi mubalig itu sendiri,
dalam segi tenaga, daya pikir, waktu, biaya dan sebagainya. Jadi
media dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan pesan oleh
da’I kepada mad’u untuk menyampaikan tujuan yang telah
ditentukan.
e. Metode Dakwah
Medode dalam bahasa yunani “me tho dhus” berarti cara atau
jalan. Metode merupakan sesuatu cara yang biasa ditempuh atau cara
yang ditentukan secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu
tujuan, rencana sistem, tata pikir manusia. Jadi metode dakwah adalah
jalan atau cara yang dipakai da’I untuk menyampaikan materi dakwah
Islam kepada mad’u (Aziz, 2004 : 122).
Dalam tugas penyampaian dakwah Islamiyyah, seorang da’I
sebagai subyek dakwah memerlukan seperangkat pengetahuan dan
31
percakapan dalam bidang metode. Dengan mengetahui metode dakwah,
penyampaian dakwah dapat mengena sasaran dan dakwah dapat
diterima oleh mad’u (obyek) dengan mudah karena penggunaan metode
yang tepat sasaran.
Dengan menguasai metode dakwah, maka pesan-pesan dakwah
yang disampaikan da’i kepada mad’u sebagai penerima atau obyek
dakwah akan mudah dicerna dan diterima baik.
Sumber metode dakwah terdapat dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat
125.
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk “(Depag RI, 1993 : 421).
Dalam ayat tersebut diatas, metode dakwah ada tiga pokok yaitu:
1) Bi Al-hikmah yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan
kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan pada kemampuan
mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam
selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
2) Mau’idah khasanah yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-
nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih
32
sayang, sehigga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu dapat
menyentuh hati mereka.
3) Mujadalah Billati hiya ahsan yaitu berdakwah dengan cara bertukar
pikiran dan membantah dengan cara sebaik-baiknya dengan tidak
memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah (Munir,
2006: 34).
Menurut Syukir (1983: 104-106), ada delapan metode dakwah yang
dapat dipakai yaitu:
1) Metode Ceramah. Metode ini merupakan suatu teknik yang banyak
diwarnai oleh ciri atau karakteristik bicara seorang da’I pada suatu
usaha dakwah.
2) Metode Tanya jawab. Metode penyampaian meteri dakwah dengan
cara mendorong obyek dakwah untuk menyatakan suatu masalah
yang dirasakan belum dimengerti dan da’i berfungsi sebagai
penjawab.
3) Metode debat. Debat adalah bertukar argumentasi dengan cara yang
baik. Metode ini untuk menjelaskan kebenaran Islam bagi sasaran
dakwah yang membantah.
4) Percakapan antara pribadi. Bertujuan menggunakan kesempatan
yang baik dalam percakapan bebas antar da’I dan pribadi Individu
yang menjadikan sasaran dakwah.
5) Metode demonstrasi. Berdakwah memperhatikan contoh : baik
berupa benda, peristiwa, perbuatan dan sebagainya.
33
6) Metode Dakwah Rosul. Rosulullah menggunakan berbagai metode,
sembunyi-sembunyi, terang-terangan, politik pemerintah, surat
menyurat.
7) Metode pendidikan dan pengajaran. Yaitu dengan cara pembinaan
dengan pengembangan.
8) Metode silaturahmi. Metode ini digunakan oleh para juru dakwah,
yaitu dengan dua cara: atas undangan tuan rumah dan atas Insiatif
pribadi da’i sendiri.
Metode dakwah sebagaimana tersebut di atas harus disesuaikan
kemampuan yang ada pada diri da’i dan harus disesuaikan dengan
kebutuhan obyek dakwahnya.
2.2. Tinjauan Umum Tentang Radio
2.2.1. Pengertian Radio
Dalam kamus bahasa Indonesia populer radio adalah siaran suara
atau bunyi melalui udara (Sofyan Triat Mojo,edisi terbaru 343). Radio
merupakan salah satu media komunikasi massa (Mass Communication),
karena sifatnya bersifat umum, ditujukan kepada orang banyak, dan
menimbulkan keserempakan (Romli,2009 : 18).
Media radio siaran termasuk pada media elektronik yang sifatnya
khas sebagai audio (didengar). Karena itu, ketika khalayak menerima
pesan-pesan dari pesawat radio siaran, khalayak berada dalam tatanan
mental yang pasif dan bergantung pada jelas tidaknya. Kata-kata yang
diucapkan oleh penyiar (Ardianto, 2004 :40)
34
Radio dipandang sebagai “kekuatan kelima” atau the fifth estate
setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislative ( parlemen), yudikatif
(lembaga peradilan), dan pers atau surat kabar. Hal itu antara lain karena
radio memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan,
dan memiliki daya tarik sendiri, seperti kekuatan suara, musik dan efek
suara (Romli, 2009 : 17).
Komunikasi massa media radio adalah sebuah proses momunikasi
antara komunikator dengan komunitas (massa) malalui sebuah sarana yaitu
radio. Dalam komunikasi massa media tersebut lembaga penyelenggaraan
komunikasi bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang
dengan organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang besar.
Penyampaian pesan-pesan dalam komunikasi massa tersebut hanya dapat
didengar secara selintas.
2.2.2. Fungsi Radio
Setiap siaran pada dasarnya memiliki fungsi tertentu yang
menyebabkan Informasi memiliki makna bagi khalayaknya. Radio harus
menyatukan dengan situasi aktual disekitar radio itu berada, tidak mebawa
kultur lain yang menyebabkan dislokasi sosial atau elitisme. Secara
skematis peran sosial radio sebagai institusi dituang publik sebagai
berikut:
a) Sosialisasi
1. Menyebarkan informasi dan hiburan yang membuat optimisme
serta menjalin interaksi dialogis antar pendengar.
35
2. Menjalin komunikasi untuk saling berkarya, mengubah berbagai
persepsi dan kecurigaan yang tidak perlu.
b) Aktualisasi
1. Menyegarkan memori pendengar terhadap peristiwa aktual dan
momentum yang penting dengan kehidupan.
2. Mengagendakan masalah-masalah sosial agar menjadi isu dan
keprihatinan bersama ketimbang masalah personal.
c) Advokasi
1. Mendesak makin terbukanya kebijakan politik-ekonomi bagi
partisipasi seluruh lapisan pendengarnya.
2. Mediasi antar berbagai pihak yang sedang berkonflik sehingga
muncul solusi damai dan saling menguntungkan.
(Masduki, 2004 : 10 – 11)
2.2.3. Tujuan Radio
Tujuan penyiaran di radio siaran secara tradisional untuk
memberikan informasi kepada masyarakat (to inform), memberikan
pendidikan (to educate), memberikan hiburan (to entertain), memberikan
dorongan diri (provide self change) dan memberikan sensasi (giving
sensation). (Masduki, 2004 : 26)
Dari beberapa tujuan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Untuk memberikan informasi kepada masyarakat (to inform)
Bagi pemerintah di Negara-negara berkembang, radio masih
dianggap sebagai media komunikasi yang vital. Radio dipandang
36
mampu menyebarkan informasi pembangunan kepada masyarakat
seara cepat, murah dan luas jangkauannya. Hambatan teknis radio
relatif kurang berarti dan pendengar radio tidak terlalu dituntut untuk
mempunyai tingkat pendidikan tinggi (Chus Meru : 2001 : 91)
2. Memberikan pendidikan (to educate)
Oemar Hamalik mengemukakan : “radio is powerfull
education tool, teacher can use it efectifely at all education levels an
in nearly all phase education” pendapat tersebut menunjukkan bahwa
radio merupakan suatu pendidikan yang digunakan secara efektif
untuk seluruh level dan fase pendidikan.
(Asnawir, 2002 : 83)
3. Memberikan hiburan (to entertain)
Salah satu program siaran di radio adalah hiburan yang berupa
kesenian, musik, sandiwara dan lain sebaginya, dengan tujuan untuk
memberikan hiburan bagi pendengarnya.
4. Memberikan dorongan diri (provide self change)
Radio dalam menyajikan acara yang sifatnya religius bisa
memberikan dorongan seseorang untuk mengambil keputusan guna
memperbaiki posisinya/dirinya dalam kehidupan.
5. Memberikan sensasi (giving sensation).
37
Radio juga bertujuan memberikan sensasi, artinya pendengar
bisa terpuaskan oleh acara yang disiarkan di radio (kepuasan
psikologis).
2.2.4. Radio Sebagai Media Dakwah
Lajunya perkembangan zaman memacu tingkat kemajuan Ilmu dan
teknologi, tidak terkecuali teknologi komunikasi yang merupakan suatu
sarana yang menghubungkan suatu masyarakat dengan masyarakat di bumi
lain. Kecanggihan teknologi komunikasi ikut mempengaruhi seluruh aspek
kehidupan manusia, termasuk di dalamnya kegiatan dakwah sebagai salah
satu pola penyampaian informasi dan upaya transfer Ilmu pengetahuan.
Dakwah sebagai suatu kegiatan komunikasi keagamaan dihadapkan
kepada perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi yang semakin
canggih, memerlukan suatu adaptasi terhadap kemajuan itu. (Ghazali,
1997 : 33)
Radio merupakan media informasi yang fleksibel, oleh sebab itu
alangkah bermanfat jika radio penuh dengan siaran-siaran yang mengajak
kepada pemirsa untuk menjalankan kebaikan serta meninggalkan
keburukan (amar ma’ruf nahi munkar).
Para aktifis dalam Islam merasa tergugah untuk menggunakan media
auditif itu sebagai sarana atau alat untuk menyampaikan pesan-pesan
dakwah. Dengan memanfaatkan radio ini diharapkan, seluruh pesan-pesan
dakwah dapat mencapai sasaran (tujuan) dengan optimal.
38
Dakwah melalui radio akan sangat efektif dan efesien, di samping
radio dapat dipancarkan ke berbagai penjuru yang jauh jaraknya,
sekalipun, juga radio hampir dimiliki oleh setiap keluarga praktislah jika
dakwah dilakukan melalui siaran radio berarti dakwah akan mampu
menjangkau jarak komunikan yang jauh dan juga dapat ditangkap oleh
komunikan yang meluas. Efektifitas dan efesiensi ini juga akan lebih
terdukung jika da’I mampu memodofikasi dakwah dalam metode yang
cocok dengan situasi dan kondisi siaran.
Program acara lewat radio memang diprogram secara khusus untuk
acara dakwah. Program tersebut dapat menggunakan acara drama, lagu-
lagu Islami, berita-berita yang dimasuki pesan-pesan dakwah. Jadi
sebetulnya tiap acara radio dapat digunakan sebagai media dakwah selama
itu dapat memasukan pesan-pesan dakwah sehingga apa yang disuguhkan
lewat acara radio selalu diwarnai oleh nilai-nilai Islam.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa radio merupakan sarana
yang efektif dalam pengembangan dakwah Islamiyah. Berbagai cara
dikembangkan dalam pengembangan dakwah Islam, salah satunya dengan
menggunakan media radio.
2.2.5. Program Siaran Dakwah di Radio
Salah satu dari media dakwah yang hingga kini dan masa yang akan
datang masih terus dikembangkan adalah media elektronik yaitu radio.
Radio tepatnya radio siaran (broadcasting radio) merupakan salah satu
media massa (mass media), yakni sarana atau saluran komunikasi massa
39
(channel of mass communication), seperti halnya surat kabar, majalah, atau
televisi. Ciri khas utama radio adalah AUDITIF, yakni dikonsumsi telinga
atau pendengaran. (Romli, 2004 : 19). Hal ini disebabkan oleh satelit dan
pesatnya perkembangan jaringan radio yang menjangkau masyarakat
hingga ke wilayah terpencil. Kultur baru yang dibawa oleh radio dengan
sendirinya mulai bertumbuh pula di masyarakat. Tidak mengherankan
radio memiliki daya tarik yang luar biasa apabila sajian program siaran
dapat menyesuaikan dengan karakter radio dan masyarakat pada
umumnya. Bagi media radio program siaran memiliki peran penting bagi
kemajuan radio tersebut. Karena program atau acara yang disajikan adalah
faktor yang membuat audiens tertarik mengikuti siaran yang dipancarkan
stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Jika program yang
ditayangkan radio tidak sesuai, maka sikap mereka tidak sekedar
memindah channel atau gelombang ke stasiun lain, tetapi akan bersifat
antipati terhadap yang dinilai mengecewakan. Sebagai contoh, dominasi
menu hiburan yang muncul di radio yang menimbulkan kebosanan jika
tidak mampu menyuguhkan fariasi program. Dan salah satu untuk
pertimbangan untuk memefariasikan program radio adalah sikap
memberdayakan pendengar dengan memberikan mereka suguhan
informasi yang bersifat aktual dan yang dapat mencerdaskan intelektual
pendengarnya. (Masduki, 2004: 3). Karena itu bagi seorang produser
profesional setiap gagasan yang muncul kemudian dikembangkan materi
produksi dan tercipta suatu sajian yang bernilai serta memiliki makna. Jadi
40
yang dimaksud dengan program siaran adalah bahan yang telah disusun
dalam suatu format sajian dengan unsur yang secara teknis memenuhi
persyaratan siar serta telah memenuhi standar estetik dan artistik yang
berlaku.
Setiap program radio memiliki sasaran yang jelas dan tujuan yang
akan dicapai ada lima parameter yang harus diperhitungkan dalam
penyusunan program siaran yaitu:
1) Landasan filosofis yang mendasari tujuan semua program siaran.
2) Strategi penyusunan program sebagai pola umum tujuan program
siaran.
3) Sasaran program siaran.
4) Pola produksi yang menyangkut garis besar isi program siaran.
5) Karakter institusi dan manajemen sumber program siaran untuk
mencapai usaha yang optimum.
Banyaknya program siaran yang ditayangkan oleh radio tentunya
dibutuhkan kreatifitas seorang programmer dalam mengelola suatu acara,
karena sikap kreatif menjadi faktor yang paling penting dalam mengemas
program siaran radio. Betapapun hebat bahan acuan yang tersedia dengan
materi yang ada, jika tidak ditindaklanjuti dengan sikap kreatif tetap saja
tidak akan tercipta sesuatu. Seperti halnya dengan program yang sengaja
diciptakan untuk misi dakwah, tentunya ini pun dibutuhkan kreatifitas
yang maksimal agar pesan dakwah yang disampaikan lewat program
siaran radio dapat dengan mudah diterima oleh pendengar. Karena kalau
41
misalkan siaran dakwah hanya bersifat ceramah saja tentu akan terlihat
monoton dan membosankan.
Sebagai industri yang dinamis penciptaan jenis program siaran baru
harus terus dilakukan, agar program siaran yang disajikan bervariasi dan
pendengar tidak jenuh dengan suguhan yang ada di radio, walaupun ini
program siaran dakwah sekalipun. Dengan begitu pesan-pesan dakwah
yang disampaikan oleh radio akan dengan mudah masuk ditengah-tengah
masyarakat. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang programmer
dalam menciptakan siaran dakwah, misalnya dengan metode infiltrasi
yaitu menyisipkan nilai-nilai dakwah dalam program siaran radio tanpa
harus memproduksi acara dengan format dakwah yang dikenal masyarakat
selama ini. Tidak hanya ceramah nilai-nilai dakwah masuk sebagai pesan
untuk pendengar, tapi dalam dunia hiburan (musik) pun dapat di sisipi
dengan nilai-nilai dakwah.
Saat ini dakwah bukan lagi merupakan acara yang kaku dan penuh
uraian yang dogmatis kaidah agama, tetapi sudah mengarah keberbagai
topik masalah kehidupan sehari-hari sebagai aplikasi dari ajaran agama.
42
BAB III
PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO NGABAR FM 106.2 PONDOK
PESANTREN WALISONGO KABUPATEN PONOROGO
3.1. Sekilas Tentang Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Walisongo Ngabar
Ponorogo Indonesia Jawa Timur
Penyiaran agama Islam pada umumnya mengalami hambatan dan
kesulitan. Demikian halnya di desa Ngabar yang keadaannya masih sangat
mundur, baik dibidang ekonomi, pendidikan maupun sosial budaya, terutama
dibidang pengamalan agama Islam. Kebiasaan minum arak, candu, dan berjudi
merajalela di tengah masyarakat. Pengajaran agama Islam saat itu mengalami
tantangan keras dari masyarakat Ngabar yang terbiasa dengan perbuatan
maksiat seperti judi dan minuman keras. KH. Mohammad Thoyyib yang
merupakan salah satu penduduk Desa Ngabar berusaha mencari cara mengubah
perilaku semacam itu. Untuk menghindari benturan sosial, Kyai Thoyyib
memilih lewat jalur pendidikan. Untuk mewujudkan cita-citanya,
dimasukkanlah putra-putranya ke Pondok Pesantren Salafiyah yang berada di
Ponorogo, seperti Pesantren Joresan dan Pesantren Tegalsari.
Kemudian untuk penyempurnaan pembinaan kader-kader ini
dimasukkannya putra-putranya ke Pondok Modern Darussalam Gontor. Diajak
pula kawan seperjuangannya untuk turut serta mengkaderkan putranya ke
pesantren-pesantren tersebut. Sebagai rintisan, didirikan Lembaga pendidikan
Islam pertama berupa Madrasah Diniyyah Bustanul Ulum Al-Islamiyah (BUI)
43
pada tahun 1946. Awalnya, madrasah ini masuk sore lalu berubah pagi. Nama
pun diganti menjadi Madrasah Ibtidaiyah Mambaul Huda Al-Islamiyah pada
tahun 1958. Untuk menampung lulusan sekolah ini, pada tahun 1958 dibuka
Madrasah Tingkat Lanjutan Tsanawiyah lil Mu„allimin. Kemudian berganti
menjadi Manahiju Tarbiyatil Mu„allimin/Mu„allimat Al-Islamiyah pada tahun
1972.
Pada tahun 1980 berubah lagi menjadi Tarbiyatul Mu„allimin dan
Tarbiyatul Mu„allimat al-Islamiyah. Sebelum tahun 1961, seluruh siswa yang
nyantri berasal dari daerah sekitar Ngabar, baru pada tahun 1961 datanglah
sembilan orang santri yang berasalkan dari daerah di luar Ponorogo yang
dengan sendirinya memerlukan tempat tinggal. Kedatangan mereka membuka
lembaran baru dengan didirikanya secara resmi Pondok Pesantren Wali Songo
Ngabar 4 April 1961. Pemilihan Walisongo sebagai nama pondok ini bukan
tanpa alasan. Para wali dianggap berjasa besar dalam penyebaran agama Islam
khusus di pulau Jawa. Perjuangan para wali ini sangat berkesan di hati pendiri
Pondok Ngabar hingga memberi nama Wali Songo. Nama itu juga didorong
dua hal. Pertama, keinginan mengingat jasa-jasa para wali dalam bidang
dakwah Islam di Indonesia. Kedua, keinginan mewarisi sekaligus meneruskan
semangat dan usaha para wali dalam menyebarluaskan ajaran agama Islam.
Selain itu, santri pertama yang datang ke Pesantren ini ada sembilan orang dari
berbagai daerah. (Sumber : Dokumen Warta Tahunan Pondok Pesantren Wali
Songo).
44
3.2. Gambaran Umum Tentang Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren
Walisongo Kabupaten Ponorogo.
Dalam mengkaji sebuah obyek, akan lebih baik apabila kita mengetahui
bagaimana eksistensi dasar obyek tersebut. Dari sinilah diperlukan data-data
awal yang memberikan informasi pokok tentang obyek tersebut. Berikut ini
merupakan data-data umum dari radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren
Walisongo Pondok Pesantren Kabupaten Ponorogo sebagai perkenalan awal.
Data media ini dibagi dalam beberapa kategori yaitu data media, data tehnik,
format siaran, sasaran audiens.
a. Data media
Data media, merupakan data umum radio Ngabar FM 106,2
Pondok Pesantren Wali Songo Kabupaten Ponorogo yang terdiri dari
badan penyelenggara yaitu Yayasan Pemeliharaan dan Pengembangan
Wakaf Pondok Pesantren Wali Songo, nama station yaitu Ngabar FM
Radio dengan frekuensi 106,2 MHz.
Data ini memberikan informasi tentang alamat radio Ngabar FM
yakni Jl. Kampus Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar Ponorogo
Indonesia Jawa Timur dengan Kode Pos 63471 serta dengan no telephon
yang dapat di hubungi. Ada dua klasifikasi nomor telephon di radio ini
yaitu (0852)33634500 untuk Studio dan (0352)311206 untuk Kantor.
b. Data tehnik
1) Mixer sound craft EPM 8 channel
2) Compreso/ limiter/ gate DBX 166 XL series
45
3) Equalizer DBX 231 series
4) Mic Samsons
5) Hp Motorola C 60‟
6) Komputer MB ASUS PS PEUM 1GB ram, procesor intel dual core,
HD 250 GB
7) Monitor Samsung LCD 16‟
8) Pemancar air Comm 15 Watt PPL digital LCD
9) Booster Ombro 150 Watt TR 2782
10) Kabel Heliax 7/8
11) Antena hazler
12) Tower Triangle 40 meter. (Sumber : Dokumen Radio Ngabar FM).
c. Data siaran (format)
Format Acara : Keagamaan 50 %
Pendidikan 30 %
Informasi 20 %
Komposisi lagu / music komposition : Lagu Islami 50 %
Lagu pop 30 %
Lagu daerah 10 %
Lain-lain 10 %
Jam siaran / on- off air 05-30-24.00 (181
2 jam)
46
d. Target Pendengar (target audience)
Sasaran audiens Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo
Kabupaten Ponorogo secara umum adalah golongan menengah, dengan
estimasi pendengar sebagai berikut : (Sumber : Dokumen Radio Ngabar FM).
Usia / age 12-19 tahun 50 %
20-29 tahun 30 %
30-45 tahun 20 %
50 tahun ke atas 10 %
Jenis kelamin / gender Pria 45 %
Wanita 50 %
Status Pendengar Pelajar
Mahasiswa
Ibu rumah tangga
Status ekonomi sosial Karier 30 %
Swasta 60 %
Rumah tangga 10%
3.2.1. Sejarah Berdirinya
Di era modernisasi seperti saat ini, setiap individu atau kelompok
tidak dapat mengelak untuk tidak menghadapi berbagai bentuk perubahan
sesuai tuntutan zaman. Mau tidak mau setiap individu harus mengubah apa
yang menjadi prinsip selama ini jika tidak ingin tertinggal oleh mereka
yang bergerak berubah seiring prubahan waktu. Perubahan yang terjadi
47
bukan hanya terjadi pada setiap individu melainkan sudah merambah pada
institusi pendidikan Pesantren yang selama ini dikenal dengan aroma
tradisionalnya yang kental dimana seorang Kyai menjadi public figure.
Salah satu institusi Pesantren yang tidak ingin tertinggal adalah
Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo Jawa Timur. Sebuah
Pesantren ini berusaha mengimbangi perkembangan zaman meski tetap
memegang kuat nilai-nilai Pesantren yang selama ini menjadi ciri khas
dibanding dengan pendidikan formal lainnya. Selain berusaha mandiri
dengan beberapa unit usaha yang ada, langkah yang diambil lembaga ini
adalah dengan mendirikan sebuah radio yang diberi nama Ngabar FM
106,2 MHz yaitu merupakan radio komunitas yang diambil dari sebuah
nama Pondok Pesantren itu sendiri demi menjaga eksistensi pesantren
dihadapan publik.
Selain menjadi rencana awal Pesantren, berdirinya Ngabar FM
tidak lepas dari amanah Alumni 40. Saat itu pendirian Ngabar FM belum
berjalan maksimal lantaran dana yang diperlukan belum mencukupi atau
masih kurang. Akhirnya alumni yang saat itu hendak meninggalkan
pondok menyumbangkan dana untuk melengkapi apa yang menjadi
kekurangan dalam pendirian Ngabar FM. Setelah melewati beberapa
proses yang panjang Ngabar FM dapat benar-benar mengudara dan
launching pada 27 agustus 2001 yang saat itu sempat dihadiri beberapa
artis ibu kota yang kebetulan sedang mengadakan konser religi
menyambut datangnya bulan suci ramadhan.
48
Ekspektasi awal pendirian Ngabar FM adalah selain menjaga dan
terus berupaya mengumandangkan eksistensi Pesantren dihadapan publik,
Ngabar FM dapat dijadikan sarana dakwah yang memang sebenarnya
menjadi titik dasar pendirian Ngabar FM sebagai sarana amar ma‟ruf nahi
munkar. Selain itu, dengan adanya Ngabar FM Pesantren mendapatkan
multi keuntungan dari sisi finansial. Artinya walau tidak termasuk radio
komersil yang mengedepankan keuntungan materi, Ngabar FM tidak
menolak bagi siapa saja yang memasamg iklan. Akhirnya, hingga saat ini
Ngabar FM menjadi radio dengan program dakwah terbanyak walau juga
tidak mengesampingkan program hiburan lainnya yang sesuai dengan
kapasitas masyarakat saat ini.
Namun Ngabar FM tetap “menyaring”lagu-lagu yang reques
apakah sesuai dengan institusi Pesantren atau justru sebaliknya. Sebagai
contoh, ketika program Suling Bambu (Lagu-lagu dangdut) Ngabar FM
tidak melayani mereka yang reques jenis musik dangdut ataupun koplo,
bukan berarti pilih-pilih, tapi semua ini demi menjaga eksistensi dan nama
baik lembaga Pesantren. (Sumber: Dokumen Radio Ngabar FM).
3.2.2. Tujuan Pendirian Radio Ngabar FM
Yang menjadi tujuan utama pendirian Ngabar FM adalah bukan
semata-mata mendapatkan keuntungan dari sisi finansial, akan tetapi turut
membantu untuk menciptakan masyarakat yang agamis, masyarakat yang
intelek melalui radio sebagai media dakwah. Dengan demikian tujuan
kedua yakni menjaga eksistensi Pesantren dihadapan publik dapat
49
terwujud dengan sendirinya. Kalaupun dengan pendirian Ngabar FM
Pesantren akan mendapatkan keuntungan dari sisi finansial dari
pemasangan iklan hal ini bukan menjadi tujuan utama, akan tetapi semata-
mata bertujuan untuk membantu sesama yang mencerminkan kepedulian
Pesantren kepada umat. Sehingga wajar jika Ngabar FM tidak pernah
memasang tarif untuk satu iklan tertentu. artinya, mereka yang ingin
memasang iklan mengalokasikan dananya. (Sumber : Dokumen Radio
Ngabar FM).
3.2.3. Visi Dan Misi
Adapun Visi dan Misi Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren
Walisongo Kabupaten Ponorogo Sebagai Berikut:
Visi :
Sebagai lembaga pendidikan Islam, media komunikasi melalui radio akan
menjadi sarana untuk menyebarkan misi keislaman, kemasyarakatan, dan
keilmuan.
Misi :
a. Mendidik dan mengembangkan masyarakat mukmin muslim yang
berakhlakul karimah, berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan
luas, dan berfikir bebas.
b. Mempersiapkan masyarakat yang berkualitas dan bertaqwa kepada
Allah SWT.
50
c. Mengjarkan Ilmu pengetahuan agama dan umum terhadap masyarakat
luas melalui media radio. (Wawancara Dengan Wildan El Vanni
Tanggal 4 Oktober 2011).
3.2.4. Struktur Organisasi
Radio Ngabar FM Ponorogo secara resmi berdiri tahun 2001
dengan beberapa penyiar yang ditempatkan sesuai dengan bidang keahlian
yang dimilikinya. Maka dibentuklah sebuah struktur organisasi yang tetap.
(Sumber : Dokumen Radio Ngabar FM).
Struktur ini dibentuk untuk memudahkan dalam setiap pelaksanaan
program-program yang telah direncanakan. Sehingga masing-masing
personil dapat melaksanakan aktivitas dan tugasnya dengan baik dan
penuh tanggung jawab:
51
Pelindung
Direktur utama
Direktur personalia
Direktur teknik
Bendahara
Sekretaris
Bag. Pelaksana
penyiaran
Bag. Teknik Bag. Marketing
Bag. Perlengkapan Bag. Berita dan
reportase
Bag. Reproduksi
52
Pengelola Radio Ngabar FM Ponorogo saat penelitian ini
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Pelindung : Ust. KH. Heru Saiful Anwar.
Ust. KH. Moh.Ihsan,M.Ag MA.
Ust. KH.Moh.Tholhah, S.Ag.
Direktur utama : Ust. Teguh Purnomo
Direktur teknik : Ust. Erwin Budianto
Direktur personalia : Ust. Deni Priya Wicaksono
Sekretaris : Ust. Gunda Rojabi
Bendahara : Ust. Mua‟vikin
Bag. Pelaksana penyiaran : Ust. Wildan el Vanni
Bag. Teknik : Ust. Alfin Nuraini
Bag. Marketing : Ust. Andre M Nur
Bag. Perlengkapan : Ust. Rosyid Hadianata
Bag. Berita dan reportase : Ust. M. Syamsudin
Bag. Reproduksi : Ust. Adi Setiawan
3.2.5. Program Siaran Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren
Walisongo Kabupaten Ponorogo.
Manual acara harian Radio Ngabar FM berdasarkan hasil penelitian
yang penulis peroleh melalui wawancara dan dokumentasi di radio Ngabar
FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo, penulis
memperoleh data acara harian yang disiarkan tiap harinya di radio Ngabar
FM sebagai berikut: (Dokumen Pola Siaran Harian Radio Ngabar FM).
53
a. Program Harian
PROGRAM HARIAN NGABAR FM
NO WAKTU PROGRAM
PENANGGUNG
JAWAB
KETERANGAN
1.
05.30 -
07.00
SNADA
(Senandung
Nasyid dan
Da‟wah)
Ust. Adi
Setiawan
Pendidikan
bahasa dan
semangat pagi
2.
07.00 -
08.30
Breakfast
(Pop
Indonesia
dan Manca)
Ust. Gunda
Rojabi
Tips dan
pengetahuan
umum
3.
08.00 -
10.00
Suling
Bambu
(Musik
Dangdut)
Ust. M.
Syamsudin
Informasi dan
tanya jawab
4. 10.00 -
11.30
Program
Jendela Hati
Ust. Alfin
Nuraini
Keterangan
dibawah
5.
11.30 -
13.00
Rehat Siang
(Adzan,Lag
u Islami dan
Instrument)
Ust. Teguh
Purnomo
Instrument, lagu
lama dan lagu
Islami
6. 13.00 - Gula Jawa Ust. Erwin Sebagai alat
54
14.30 (Campursari
Dangdut
dan
Langgam)
Budianto silaturahim
7.
14.30 -
15.30
Istirahat
(Adzan,
Lagu Islami
dan Pondok)
Ust. Mua‟vikin
Adzan, mutiara
qolbu, dan lagu
pondok
8.
15.30 -
17.00
LAPTOP
(Pop
Indonesia
Terbaru)
Ust. Deni Priya
Wicaksono
Pendidikan dan
pop new entry
dan musik 1 atau
2 tahun terakhir
9.
17.00 -
18.30
Siraman
Rohani
(Lagu
Pondok,
Ceramah
dan Lagu
Religi)
Ust. Rosyid
Hadianata
Mutiara qolbu,
siraman rohani
dan lagu Islami
dan qosidah
10.
18.30 -
20.00
SNADA
(Senandung
Nasyid dan
Da‟wah)
Ust. Wildan El
Vanni
Tanya jawab
tentang hukum
Islam, kisah
tauladan dan
55
bahsul masail
11.
20.00 -
22.00
Diary
Malam (Pop
Indonesia
lama)
Ust. Andre M.
Nur
Lagu dibuat
tahun 2 tahun
terakhir sampai
tahun 90an
12.
22.00 -
23.30
D.L.K
(Deretan
Lagu
Kenangan)
Ust. Suwardi
Curhat dan kisah
tauladan
13.
23.30 -
24.00
Clossing
Program
Ust. Dimas
Muhasabah,
hikayat udara
dan penutup
14. 24.00 -
05.30
Murottal
Ust. Wildan El
Vanni
b. Manual Acara Mingguan
Jenis acara mingguan yang disiarkan setiap minggu
sekali di Radio Ngabar FM sebagai berikut: (Dokumentasi Pola
Siaran Mingguan Radio Ngabar FM).
56
PROGRAM SPESIAL MINGGUAN
NO JAM PROGRAM
PENANGGUNG
JAWAB
KETERANGAN
1. 22.00
-
23.30
MP3 (Musik
Pilihan
Permintaan
Pendengar
Ust. Deni Priya
Wicaksono
Musik campur-
campur Hari
sabtu dan selasa
2. 22.00
-
23.30
Program
special
Ust. Mua‟vikin
Hari jum‟at
3. 20.00
-
23.30
Ngabar FM
By Request
Ust. Andre M.
Nur
Hari kamis,
kritik, saran dan
lagu campur
4. 20.30
-
04.00
Pagelaran
Wayang
Kulit
Semalam
Suntuk
Ust. Erwin
Budianto
Hari Ahad
Malam
57
c. Manual Acara Program Jendela Hati. (Dokumentasi Pola Siaran Jendela
Hati Radio Ngabar FM).
PROGRAM JENDELA HATI
NO HARI PROGRAM
PENANGGUNG
JAWAB
KETERANGAN
1.
Sabtu
Lagu
Malaysia
Ust. Teguh
Purnomo
Silaturahim dan
bahsul masail
2.
Ahad
Pendidikan
dan Lagu
Nasyid
Ust. Rosyid
Hadianata
Pendidikan,
kisah tauladan
dan silaturahim
dengan request
lagu
3.
Senin
Berita Non
Request
Ust. Adi
Setiawan
Dengan iringan
lagu pop pilihan
non request
4.
Selasa
Lagu
Malaysia
Ust. M.
Syamsudin
Silaturahim dan
bahsul masail
5.
Rabu
Berita Non
Request
Ust. Alfin
Nuraini
Dengan iringan
lagu malaysia
pilihan non
request
6.
Kamis
Lagu
Nasyid
Ust. Deni Priya
Wicaksono
Silaturahim dan
bahsul masail
58
7.
Jum‟at
Lagu
Nasyid
Ust. Gunda
Rojabi
Cerita Islam,
pendidikan,
silaturahim non
request
1) Sumber Materi Siaran
Kentalnya aroma dakwah yang menjadi ikon Ngabar FM
selalu tampak setiap programnya, hal ini karena sudah
menjadi ketentuan manajemen bahwa setiap program
diharuskan menyelipkan kata-kata dakwah sebagai upaya
turut menciptakan masyarakat yang agamis dan intelek. Oleh
karena itu sumber materi yang disampaikan pada pendengar
bersumber dari buku-buku bernuansa Islami, media massa,
internet, dan mutiara hikmah lainnya.
2) Keunggulan
Ada beberapa keunggulan yang menjadi pembeda
Ngabar FM dengan radio yang lain yang ada di kawasan
Ponorogo, keunggulan antara lain :
a) Dalam setiap program yang dibawakan, penyiar
menyelipkan mutiara hikmah yang disediakan serta
menggunakan bahasa Inggris dan Arab disela-sela
bahasa Indonesia.
59
b) Setiap pergantian program selalu diawali dengan Mars
Pondok dan Mutiara Hikmah
c) Menyapa pendengar dengan kata Sahabat Ngabar FM
d) Memutarkan Adzan setiap kali memasuki waktu sholat
e) Radio dengan program dakwah terbanyak. (Sumber :
Dokumen Radio Ngabar FM).
3) Standard Operating Procedures (SOP)
SOP dalam radio adalah mekanisme pengudaraan siaran
baik rekaman maupun live. Apabila seseorang yang terlibat
dalam mekanisme dan siaran tersebut tidak mengikuti SOP
yang ada, maka akan mengganggu kinerja selanjutnya
terdapat dua jenis SOP, yaitu SOP penyiaran dan SOP
pengudaraan. SOP penyiaran secara garis besar merupakan
awalan yang harus diucapkan oleh penyiar setiap mengawali
tugasnya. Gambaran SOP radio Ngabar FM adalah.
a) Radio : NGABAR FM
b) Frekuensi : 106,2 MHz (Seratus Enam Koma Dua Mega
Hertz )
c) On Mic : 106,2 FM Ngabar Radio
d) Slogan : Ngabar FM Memang The Best
e) Pendengar : Sahabat Ngabar FM
f) Musik : Lagu
g) Iklan : Pariwara
60
h) Telephon : Pesawat Telephon
i) No Telephone : 31/12/06 (Tiga Satu/ Satu Dua / Kosong
enam)
j) Alamat : Kampus Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar
Ponorogo Indonesia jawa timur
k) Buka Siaran : Assalamualaikum Wr. Wb.
l) Tutup Siaran : Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
4) Format program siaran dakwah
Dalam sebuah proses siaran dakwah di radio, tentunya
pengelola radio mempunyai acuan format untuk
kelangsungan siaran dakwah format tersebut di antaranya
adalah:
a. Format dakwah dialog interaktif
Format seperti ini disajikan dengan cara mendatangkan
pembicara yang memberikan materi dakwah dan
mengikutkan pendengar melalui telephone, sms untuk
menanyakan suatu permasalahan yang dibahas kemudian
seorang da‟i atau penceramah menjawabnya dari
pertanyaan yang diajukan itu.
b. Format dakwah monologis
Format ini dikemas dalam bentuk ceramah oleh seorang
da‟i yang mana didalam ceramahnya diambil dari sebuah
61
sumber yakni dari AL-Qur‟an dan hadits, dengan
memberikan tema yang sesuai sentral keagamaan.
c. Format dakwah musik Islam
Yakni memutarkan lagu-lagu yang bernuansakan nafas
Islami (Qasidah, nasyid atau lagu dan syair-syair yang
berisi tentang keislaman).
d. Format dakwah dalam bentuk motivasi.
Yaitu mengemas acara khusus dengan cara menyisipkan
atau memberikan “kata mutiara qolbu”. Ini mendapat nilai
tambah dalam spiritual atau kerohanian jiwa, yang
mengambil dari hadits, kisah tauladan para nabi. (http : //
192. 168. 0. 25i / digilib / gdl /php.? Mod : browse dan op
: read dan id : & q : radio).
3.2.6. Isi Program Siaran Dakwah di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok
Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo
Sebagian besar materi dakwah adalah apa yang terdapat di dalam
Al-qur‟an dan hadits. Materi dakwah di Radio Ngabar FM meliputi siaran
mutiara qalbu, pemutaran musik religi, program gema adzan, siraman
rohani. Di sini, penulis mengambil contoh materi dakwah “Siraman
Rohani” yang ada pada siaran radio Ngabar FM berfungsi agar tujuan
penelitian ini dapat terwujud. Dalam penelitian ini, yang dilakukan pada
bulan Februari sampai dengan bulan Nopember tahun 2011. Berikut ini,
62
materi-materi dakwah yang disiarkan di Radio Ngabar FM dari tema
Siraman Rohani oleh Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri antara lain:
No Materi Kategori
1 Tanda-Tanda Kemunafikan
Aqidah
2 Jangan Remehkan Kesyirikan
3 Menghilangkan Sedih dan Cemas
dengan Memikirkan Ciptaan Allah
4 Ingat Mati
5 Perbandingan antara Mudharabah
dengan Riba
Syariah 6 Zina, Akibat Buruk dan Bahayanya
7 Puasa Sunnah
8 Do‟a Memohon Segala Ampunan
Akhlaq
9 Keyakinan dan Kesabaran
10 Manfaat Menundukkan Pandangan
(ghodhul bashar)
a. Tanda-Tanda Kemunafikan
Kalau kita langsung melihat dalam Al-qur‟an secara sederhana
yang disebut munafik adalah orang yang ketika menyatakan diri
mereka beriman kepada Allah tetapi sesungguhnya mereka tidak
beriman artinya mereka berbohong dalam keimananya. Apa
yang ada dalam hatinya berbeda dengan yang diungkapkan. Al-
qur‟an menyebut dalam dalam QS. Al-baqarah : sejak ayat
kedua, tentang orang yang muttaqin, yaitu tentang orang yang
beriman. Kemudian ayat yang keenam tentang orang-orang
kafir, tetapi bagi kita sendiri sebagai seorang muslim, tentu yang
terpenting adalah panduan dari Allah SWT bagaimana caranya
63
menjadi orang-orang yang bertaqwa, sehingga kita bersungguh-
sungguh melaksanakan dan menepati sifat itu. Kemudian
tentang orang-orang munafik. Bahwa selain orang beriman dan
orang kafir (sebagaimana yang disebutkan dalam QS. Al-
baqarah ini) ada segolongan orang yang memiliki cirri-ciri
demikian :
1. Mereka mengatakan diri mereka beriman kepada Allah dan
hari akhir (Muslim) padahal mereka sebenarnya tidak
beriman.
2. Apabila dikatakan kepada mereka janganlah kalian berbuat
kerusakan di muka bumi mereka mengatakan, kami ini
semata-mata hanya berbuat baik.
3. Apabila dikatakan kepada mereka berimanlah, sebagaimana
orang-orang beriman.
Mereka mengatakan apakah kami harus beriman sebagaimana
berimannya orang-orang bodoh? Kemudian Allah memberi
peringatan ingatlah sesungguhnya merekalah yang bodoh, tetapi
mereka tidak mau memikirkannya. Bagaimana dengan
penjelasan berdasarkan hadits Rasulullah SAW, apakah
disebutkan juga tentang ciri-ciri munafik? Di dalam hadits
Muttafaq „alaih. Rasulullah Saw bersabda: “Arba‟unman kunna
fiihi kaana munaafiqan khaalishan. Wa man kaanat fiihi
khashlatun minhunna kaanat fiihi khashlatun min nifaaqin hatta
yada‟aHaa: Idzaa „tumina khaana, wa idzaa haddatsa kadzaba,
wa idzaa „aahada ghadara, wa idzaa khashama fajara”: Ada
empat perkara, siapa saja yang memilikinya, maka ia menjadi
munafik dengan sempurna. Barangsiapa memiliki salah satunya,
maka ia memiliki salah satu sifat kemunafikan hingga ia
meninggalkannya. Yaitu apabila seseorang diberi amanat, ia
khianat; apabila berbicara, ia dusta; apabila berjanji ia tidak
menepati dan apabila berdebat ia curang. Kemudian dari Abi
Hurairah ra, ia berkata: rasulullah Saw bersabda: Aaayatul
munaafiqi tsalaatun: Idzaa haddatsa kadzaba: wa idzaa
wa‟ada akhlafa, wa idzaa tumina khaana: Tanda- tanda munafik
ada tiga, apabila bicara dusta, apabila berjanji tidak menepati,
apabila diberi amanat khianat. (muttafaq„alaih)
Bagaimana hukumnya orang munafik? Penghukuman terhadap
orang-orang yang munafik, dalam hukum Islam, secara zhohir
memang sangat sulit. Itulah sebabnya, mengapa ada orang-orang
munafik yang sekaliber Abdullah bin Ubay bin Sahlul di masa
Rasulullah SAW tetap bisa kemana- mana, bahkan bergaul dan
menyertai orang-orang yang beriman. Ia juga sholat di masjid, ia
juga bergaul dengan orang-orang yang beriman. Dalam hal ini
Rasulullah SAW tidak melakukan tindakan apa-apa. Bahkan
dalam sebuah peristiwa yang terjadi setelah Rasulullah dan para
shahabatnya baru saja pulang dari peperangan menghadapi banu
64
mustaliq, saat itu terjadi pertikaian antara orang muhajirin
dengan anshar dalam memperebutkan air. Abdullah bin Ubay
mengeluarkan perkataan tentang kaum muhajirin, yang bersifat
menghujam kaum muhajirin. Berita ini sampai kepada Umar bin
Khaththab dan ia benar- benar marah sehingga sampai membuat
pernyataan yang meminta agar Abdullah bin Ubay dibunuh saja.
Tapi Rasulullah SAW menjawab: Umar, bagaimana kalau
sampai menjadi pembicaraan orang, bahwa muhammad
membunuh shahabat-shahabatnya sendiri. Kemudian Abdullah
bin Ubay menemui Rasulullah dan membantah bahwa ia berkata
demikian. Tetapi wahyu Allah mendustakannya. Ketika itu,
anak Abdullah, yang bernama Abdullah, berkata: Rasulullah,
saya mendengar anda menginginkan Abdullah bin Ubay
dibunuh. Kalau memang begitu, berikanlah tugas itu kepada
saya, akan saya bawakan kepalanya kepada anda. Orang-orang
khazraj sudah tahu, tak ada orang yang begitu berbakti kepada
ayahnya seperti yang saya lakukan. Saya khawatir anda akan
menyerahkan tugas ini kepada orang lain. Kalau sampai orang
lain itu yang membunuhnya, saya tak akan dapat menahan diri
membiarkan orang yang membunuh ayah saya bebas
berkeliaran. Tentu akan saya bunuh dia dan berarti saya
membunuh orang yang beriman yang membunuh orang kafir
dan saya akan masuk neraka. Rasulullah SAW menjawab:” Kita
tidak akan membunuhnya. Bahkan kita harus berlaku baik
kepadanya, menemaninya baik-baik selama dia masih bersama
dengan kita.”Sejak itu penduduk Madinah melihat kepada
Abdullah bin Ubay dengan penuh curiga dan tidak lagi
menghargainya. Sebegitu jahatnya Abdullah bin mendoakannya.
Jadi memang terhadap orang- orang munafik ini kita tidak dapat
berbuat apa-apa selain waspada dan berhati-hati. Namun Allah
SWT telah mengancam orang-orang ini dengan neraka
jahannam, dengan adzab yang kekal di dalamnya. Sehingga
yang juga penting dari kita adalah, menghindari sejauh-jauhnya
sifat-sifat orang munafik ini. Bagaimana caranya agar kita
terhindar dari sifat munafik? Menjadi orang bertaqwa dan
menghindari sifat-sifat munafik. Menjadi orang bertaqwa adalah
beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan apa-apa yang datang
dari Allah, berupa al Qur‟an dan Hadits. Senantiasa memurnikan
keimanan kita dengan terus menerus mempelajari Islam, yang
bersumber dari al Qur‟an, Hadits, ijma Sahabat dan Qiyas.
Semakin dalam belajar, akan semakin jelas kita dalam
memahami dan ini akan semakin menjernihkan keimanan kita.
Kemudian yang juga penting adalah menghindari sifat-sifat
orang munafik. Yang paling jelas adalah berbohong/ berdusta.
Kita harus selalu berhati-hati dalam perkataan sehingga tidak
terkategori pendusta. Kemudian tidak berkhianat terhadap
65
amanah, tepat janji dan tidak curang. Semoga Allah SWT
menolong kita untuk menjauh dari sifat-sifat munafik ini.
b. Jangan Remehkan Kesyirikan
Tidaklah cukup seseorang hanya mengenal tauhid dan
mengamalkannya. Pengetahuan tentang syirik pun mutlak
diperlukan agar seseorang tidak terjerumus ke dalamnya.
Sayangnya, banyak orang tidak memahami hakikat kesyirikan
dan betapa dahsyat bahayanya sehingga mereka pun
meremehkannya. Padahal semakin kuat tauhid seseorang,
seharusnya dia semakin takut akan syirik dan khawatir menjadi
pelakunya. Sebaliknya seseorang yang tidak memahami hakikat
tauhid akan meremehkannya sehingga tidak ada sedikipun rasa
takut di hatinya. Semoga penjelasan ringkas ini, menggugah
kesadaran kita agar tidak lagi meremehkan dosa yang sangat
besar ini. Dahsyatnya Bahaya Syirik Cukuplah ayat berikut
menggambarkan dahsyatnya dosa kesyirikan. Allah Ta‟ala
berfirman :
يغفس اهلل اليغفس أ يشسك ت ا إ ا عظي فقد افتس إث
يشسك تاهلل يشآء ذىل ى اد
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan
Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar.” (QS. An Nisaa‟:48).
Tidak ada seorang pun yang terlepas dari gelimang dosa.
Ampunan dosa merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada
semua hamba. Namun, hal ini dikecualikan bagi orang-orang
musyrik (jika sampai mati ia masih membawa dosa syiriknya
tanpa bertaubat), karena begitu besarnya dosa syirik. Ini
menunjukkan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang sangat
besar. Dalam ayat lain Allah Ta‟ala menjelaskan bahwa pelaku
kesyirikan diharamkan masuk ke dalam surga, padahal surga
adalah tujuan akhir seorang Namun, hal ini dikecualikan bagi
orang-orang musyrik (jika sampai mati ia masih membawa dosa
syiriknya tanpa bertaubat), karena begitu besarnya dosa syirik.
Ini menunjukkan bahwa dosa syirik merupakan dosa yang
sangat besar. Dalam ayat lain Allah Ta‟ala menjelaskan bahwa
pelaku kesyirikan diharamkan masuk ke dalam surga, padahal
surga adalah tujuan akhir seorang hamba. Allah Ta‟ala
berfirman,
اىجة اهلل عيي يشسك تاهلل فقد حس أصاز إ ي اىيظاى اىاز ا ؤ
66
sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan)
Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan
tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu
seorang penolongpun.” (QS. Al Maidah:72)
Dari Ibnu Mas‟ud radliyallah „anhu, Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam bersabda:
دا دخو اىاز اىي د يدع ات
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyembah selain
Allah, pasti ia masuk ke dalam neraka.“. Sungguh, benar-benar
mengerikan bahaya kesyirikan. Na‟udzu billahi min dzaalik.
Seluruh Rasul Mengingatkan Bahaya Syirik Setiap Rasul yang
diutus oleh Allah Ta‟ala pasti menyeru tentang bahaya syirik.
Mereka semua mendakwahkan tauhid dan memperingatkan
tentang syirik. Hal ini sebagaimana dijelaskan Allah Ta‟ala :
اجتثا اىطاغت اعثدا اهلل ة زسال أ ىقد تعثا في مو أ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan
jauhilah Thaghut itu” (QS. An Nahl:36).
Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini, “Seluruh
para rasul menyeru untuk beribadah hanya kepada Allah dan
melarang untuk menujukan ibadah kepada selain-Nya. Allah
Ta‟ala tidak mengutus seorang rasul pun sejak terjadinya
kesyirikan pada kaum Nuh yang diutus rasul kepada mereka
kecuali untuk tujuan tersebut (hanya beribadah kepada Allah
semata). Rasul yang pertama diutus ke muka bumi sampai
penutup para Rasul, Muhammad shalallahu „alaihi wa salaam,
semuanya mendakwahkan sebagaimana yang Allah perintahkan
:
إآل أا فاعثد آل إى أ زسه إالحي إىي قثيل آأزسيا
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada
Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu
sekalian akan Aku”. (QS. Al Anbiya‟:25).
Jelaslah bahwa kesyirikan adalah dosa yang sangat besar
sehingga seluruh Rasul diperintahkan untuk memperingatkan
umatnya dari dosa ini. Rasulullah shalallahu „alaihi wa salam
67
Berlindung dari Kesyirikan Rasulullah shalallahu „alaihi wa
salam mengajari kita untuk berlindung dari kesyirikan. Beliau
berdoa:
إي أعذ تل اىي ا ىا أعي أستغفسك ى أا أعي أشسك تل أ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
perbuatan syirik (menyekutukan-Mu) sedangkan aku
mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap
kesyirikan yang tidak aku ketahui.
Bagaimana mungkin kita tidak takut terjerumus syirik padahal
Nabi shalallahu „alaihi wa salaam saja takut terhadap masalah
ini? Nabi Ibrahim „alaihis salam Khawatir Terjerumus Syirik
Nabi Ibrahim „alaihis salam mempunyai kedudukan yang mulia.
Allah Ta‟ala berfirman tentang beliau,
شسمي اى يل ى حيفا ة قاتا ىي أ ما ي إتسا إ
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat
dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif . Dan sekali-
kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan
(Tuhan) ” (QS. An Nahl:120)
Allah menyifati beliau dengan sifat-sifat mulia yaitu :
- Beliau adalah imam, yakni teladan dalam kebaikan
- Beliau adalah orang yang selalu taat, senantiasa melakukan
amal ketaatan dan ikhlas dalam beramal
- Beliau adalah seorang yang hanif, yakni yang senantiasa
menghadap kepada Allah dan berpaling dari selain-Nya
- Beliau tidak termasuk golongan orang-orang musyrik, yakni
berlepas diri dari orang-orang musyrik dan agama mereka
Sifat-sifat yang dimiliki oleh Ibrahim „alaihis salaam adalah
wujud dari kebersihan tauhidnya. Namun di sisi lain, beliau
masih berdo‟a kepada Allah,
تي أ عثد األصا اجثي ا را اىثيد ءا زب اجعو ي إذ قاه إتسا
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku,
jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan
jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah
68
berhala-berhala.” (Ibrahim:35). Lihatlah, kedudukan beliau yang
mulia dan kebersihan tauhid yang beliau miliki tidak
menjadikan beliau merasa aman dari kesyirikan. Bahkan beliau
masih berlindung kepada Allah dari bentuk kesyirikan yang
paling zhohir (paling nampak), yaitu menyembah berhala.
Padahal kita ketahui bersama bahwa Ibrahim-lah yang
menghancurkan berhala-berhala kaumnya. Allah Ta‟ala
menjelaskan alasan yang mendasari ketakutan Ibrahim terhadap
syirik dalam firman-Nya,
اىاس مثيسا أضيي زب إ
“Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah
menyesatkan kebanyakan daripada manusia ”(QS. Ibrahim:36).
Jika seseorang mengetahui bahwa banyak di antara manusia
terjerumus ke dalam syirik akbar dan mereka tersesat menjadi
penyembah berhala, tentunya wajib bagi dia untuk takut
terjerumus dalam kesyirikan yang telah menyesatkan banyak
orang. Oleh karena itu Ibrahim at Taimi mengatakan, “Siapakah
yang merasa aman dari tertimpa musibah kesyirikan setelah
Ibrahim „alaihis salaam?!”(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan
Ibnu Abi Hatim). Tidak ada yang merasa aman terjerumus
dalam kesyirikan kecuali orang yang bodoh dalam memahami
tauhid dan tidak mengerti larangan dari berbuat syirik. Lihatlah
diri kita. Siapakah kita? Seberapakah keilmuan kita tentang
tauhid? Namun kita seolah-olah sudah merasa aman dari bahaya
syirik. Kesyirikan Dikhawatirkan Menimpa Para Sahabat
rodhiyallahu „anhum Para sahabat adalah generasi terbaik umat
ini. Keteguhan iman mereka sudah teruji, pengorbanan mereka
terhadap Islam sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun
demikian, Nabi shalallahu „alaihi wa salaam masih
mengkhawatirkan kesyirikan menimpa mereka. Beliau bersabda.
اىشسك األصغس ا أخاف عيين ف أخ قاه . «إ ا اىشسك األصغس يا زسه اىي اىسياء» قاىا
“Sesuatu yang aku khawatrikan menimpa kalian adalah
perbuatan syirik asghar.” Lalu para sahabat menanyakan pada
beliau, “Apa yang dimaksud syirik ashgor, wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab, “(Contohnya) adalah riya‟. ”
Dalam hadist di atas terdapat pelajaran tentang takut kapada
syirik. Nabi shalallahu „alaihi wa sallam khawatir kesyirikan
menimpa sahabat muhajirin dan anshor, sementara mereka
adalah sebaik-baik umat. Maka bagaimana terhadap umat selain
mereka? Jika yang beliau khawatirkan menimpa mereka adalah
69
syirik asghar yang tidak mengeluarkan dari Islam, bagaimana
lagi dengan syirik akbar? Wal „iyadzu billah !! Bukti Rasa Takut
yang Benar Setiap orang yang bersih tauhidnya pasti memiliki
rasa takut terhadap syirik. Oleh karena itu, orang yang paling
bersih tauhidnya yakni Nabi kita Muhammad shalallahu „alaihi
wa sallam memperbanyak doa agar dijauhkan dari syirik.
Demikian juga Ibrahim „alaihis salaam berdoa kepada Allah
agar dijauhkan dari kesyirikan dan menyembah berhala. Sedikit
sekali orang yang tidak memiliki rasa takut terhadap kesyirikan
akan sempurna tauhidnya, bahkan hal ini tidak mungkin terjadi.
Setiap orang yang berusaha membersihkan tauhidnya, dia akan
senantiasa bersemangat dalam bertauhid dan takut terjerumus
syirik. Jika sudah muncul rasa takut terhadap syirik, rasa takut
dalam hatinya tersebut akan menjadikan seorang hamba
bersemangat. Rasa takutnya akan menimbulkan bebrapa faedah :
- Dia akan terus mempelajari kesyirikan dan macam-macamnya
sehingga tidak terjerumus ke dalamnya
- Akan senatiasa mempelajari tauhid dan macam-macamnya
sehingga muncul dalam hatinya rasa takut terhdap syirik
- Seseorang yang takut terhadap syirik, hatinya senantiasa
istiqomah di atas jalan ketaatan dan mengharap wajah Allah
Ta‟ala
- Jika melakuakan suatu dosa atau kesalahan akan segera
memohon ampun kepada Allah, karena butuhnya dia terhadap
ampunan dosa. Lihatlah Fenomena di Sekitar Kita Pembaca
yang dirahmati Allah, fenomena kesyirikan merebak di sekitar
kita. Dari kesyirikan yang tersembunyi sampai bentuk yang
paling dhohir, baik itu syirik besar maupun syirik kecil. Di kota
hingga pelosok desa marak dengan kegiatan syirik. Kesyirikan
di zaman ini tidak mengenal waktu, baik siang maupun malam,
baik dalam kondisi susah maupun senang. Media yang beredar
juga tak ketinggalan menawarkan berbagai bentuk kesyirikan.
Bahkan para cendekiawan muslim yang dianggap tokoh agama
pun ikut andil dalam mendakwahkan kesyirikan. Wahai
saudaraku, hati ini sangat lemah. Sungguh, dengan fenomena
tersebut, hati kita memiliki kecenderungan untuk mudah
terjerumus dalam syirik. Tidak ada yang bisa kita lakukan
kecuali membentengi diri kita dengan ilmu tauhid yang benar
dan berusaha untuk mempelajari kesyirikan agar kita dapat
menjauhinya. Usaha doa pun harus senatiasa kita lakukan.
Semoga Allah Ta‟ala meneguhkan kita di atas jalan tauhid
sampai ajal menjemput kita, sebagaimana Allah firmankan,
70
الت اه اليفع {88}ي أت اهلل تقية سيي 89}إال
“(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna(88),
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang
bersih(89)” (QS. As Syu‟araa:88-89)
Syaikh As Sa‟di rahimahullah menjelaskan, “ Hati yang bersih
maksudnya hati yang selamat dari kesyirikan dan keragu-raguan
serta selamat dari rasa cinta terhadap keburukan serta bersih dari
bid‟ah dan perbuatan dosa.
c. Menghilangkan Sedih dan Cemas dengan Memikirkan Ciptaan
Allah
Mari kita saksikan bersama bentuk kebesaran ayat-ayat Allah
SWT. yang terdapat di alam semesta. Hal ini akan menuntut kita
untuk menyikapinya dengan cara membayangkan, memikirkan,
dan merenungkan kebesaran ayat-ayat itu. Berpikir mengenai
ayat-ayat Allah SWT. yang terdapat di alam semesta merupakan
sebuah ibadah, yaitu ibadah orang-orang yang mengenal Allah
dan orang-orang yang pandai mensyukuri nikmat nikmat-Nya.
Ibadah seperti ini merupakan suatu kewajiban yang telah
dilupakan oleh banyak orang. Orang yang berpikir, akan
menjadi tahu, dan orang yang merenung, akan menjadi
mengerti, sehingga Anda akan melihat mereka merasa aman,
tenang, dan hati mereka dipenuhi keimanan. Allah SWT
berfirman
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit-langit dan bumi, dan
silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal. (Yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring
dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata), „Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia. Maha suci Engkau, maka pe-
liharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran: 190-191).
Rasulullah SAW. telah bersabda berkaitan dengan ketika
diturunkannya ayat di atas,“Celaka bagi orang yang
membacanya (ayat-ayat Allah), namun tidak memikirkannya.”
(HR Bukhari) Allah SWT . berfirman, “Dan apakah mereka
tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala
sesuatu yang diciptakan Allah dan kemungkinan telah dekatnya
kebinasaan mereka? Maka kepada berita manakah lagi mereka
akan beriman selain kepada AlQur‟an itu.” (Al-A‟raaf: 185)
Allah swt, berfinnan, “Dan apakah mereka tidak memperhatikan
bahwasanya Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke
bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu
71
tanamtanaman yang darinya (dapat) makan binatang-binatang
temak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak
memperhatikan?” (As-Sajdah: 27) Allah SWT. berfirman, “Dan
sesungguhnya pada binatang temak itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi kamu. Kami membenmu minum dan apa yang
berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan
darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.
Dan dan buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang
memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar tanda (kebesaran Allah) bagi orang
yang memikirkan. Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah,
„Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan
di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah
dan tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan
Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dan perut lebah itu
keluar minuman (madu) yang bermacam-macam wamanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”
(an-Nahl: 66-69) Allah SWT. berfirman, “Dan mengapa mereka
tidak memikirkan tentang (kejadian) din mereka? Allah tidak
menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara
keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu
yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara
manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.”
(ar-Ruum: Ayat di atas dan beberapa ayat lainnya termasuk da-
lam kategori ayat-ayat yang memuji ibadah memikirkan ciptaan
Allah SWT. Selain itu juga berisi penyesalan bagi orang-orang
yang menutup mata dan hati mereka dari memikirkan ayat-ayat
Allah. Khalifah Ar-Rasyid Umar bin Abdul Aziz pemah berkata,
“Berpikir mengenai kenikmatan Allah azza wa jalla tennasuk
ibadah yang paling afdhal” Ulama besar dari kalangan tabi‟in
yang bemama Thawus pernah berkata, “Pengikut-pengikut setia
Nabi Isa a.s. telah berkata kepada Isa putra Maryam, “Wahai roh
Allah, adakah pada hari ini ciptaan Allah yang mirip dengan
Engkau?” Nabi Isa menjawab, “Iya. Orang yang bicaranya ada-
lah zikir, diamnya adalah pikir. Dan pandangannya adalah
dalamrangka mengambil ibrah (pelajaran), berarti ia mirip
denganku.” Hasan al-Bashri pemah berkata, “Para filsuf selalu
membiasakan zikir untuk berpikir dan membiasakan berpikir
untuk berzikir, sehingga mereka mengajak hatinya untuk
berbicara. Dengan begitu, hati mereka dapat berbicara dengan
kata-kata hikmah.”Berpikir mengenai ayat-ayat Allah di alam
semesta yang tampak oleh pandangan mata dan berpikir menge-
nai ayat-ayat Allah yang terdapat dalam jiwa manusia, akan
mendorong jiwa seseorang untuk merasakan kebesaran Sang
72
Pencipta yang Mahasuci dan Mahatinggi. Hal ini juga
mendorong jiwa seseorang agar dapat meresapi keindahan alam
semesta serta keindahan ayat-ayat yang tampak oleh mata, baik
dari segi susunannya yang rapi maupun hasil ciptaannya yang
maha sempuma. Hasil pemikiran ciptaan-ciptaan Allah ini akan
memberikan tambahan perasaan tenang dan ridha kepada jiwa.
Ketenteraman ini hanya datang melalui keimanan kepada Allah
dan kodrat-Nya, juga dengan cara mengenal Allah melalui ayat-
ayat yang agung yang terdapat dalam ciptaan-ciptaan-Nya,
Ciptaan-ciptaan itu telah Allah sempurnakan bentuk dan cara
pembuatannya.
d. Ingat Mati
Kematian merupakan persinggahan pertama manusia di alam
akhirat. Al Qurthubiy berkata dalam At Tadzkirah, “Kematian
ialah terputusnya hubungan antara ruh dengan badan,
berpisahnya kaitan antara keduanya, bergantinya kondisi, dan
berpindah dari satu negeri ke negeri lainnya.” Yang dimaksud
dengan kematian dalam pembahasan berikut ini adalah al maut
al kubra, sedangkan al maut ash shughra sebagaimana
dimaksud oleh para ulama, ialah tidur. Allah Ta‟ala berfirman
yang artinya, “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan
(memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya;
maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan
kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu
yang ditentukan.” (QS. Az Zumar : 42).
Faktor-Faktor yang Dapat Mengingatkan Kematian
1. Ziarah kubur, Nabi shallallaahu „alaihi wa sallam bersabda,
“Berziarah kuburlah kalian sesungguhnya itu akan
mengingatkan kalian pada akhirat” (HR. Ahmad dan Abu
Daud dan dishahihkan oleh Al Albani)
2. Mengunjungi mayit ketika dimandikan dan melihat proses
pemandiannya.
3. Menyaksikan proses sakaratul maut dan membantu
mentalqin.
4. Mengantar jenazah, menyolatkan, dan ikut
menguburkannya.
5. Membaca Al-qur‟an, terutama ayat-ayat yang mengingatkan
kepada kematian dan sakaratul maut. Seperti firman Allah
Ta‟ala yang artinya, “Dan datanglah sakaratul maut dengan
sebenar-benarnya” (QS. Qaaf : 19).
6. Merenungkan uban dan penyakit yang diderita, karena
keduanya merupakan utusan malaikat maut kepada seorang
hamba.
73
7. Merenungkan ayat-ayat kauniyah yang telah disebutkan
Allah Ta‟ala sebagai pengingat bagi hamba-hambaNya
kepada kematian. Seperti gempa bumi, letusan gunung
berapi, banjir, tanah longsor, badai, dan sebagainya.
8. Menelaah kisah-kisah orang maupun kaum terdahulu ketika
menghadapi kematian, dan kaum yang didatangkan bala‟
atas mereka.
e. Hilangkan Perasaan Takut Gagal
Perasaan takut gagal hampir selalu terlintas dalam hati kita.
Perasaan seperti ini bukanlah sesuatu yang fitrah atau
mempakan bawaan sejak lahir. Didikan sosial lah yang berperan
besar dalam memberikan pengaruh akan perasaan seperti ini.
Arti gagal secara sederhana adalah pandangan seseorang
berdasarkan cara pandang orang lain dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan. Kegagalan akan menjadi mustahil apabila anda yakin
bahwa tidak ada suatu pekerjaan yang harus dikerjakan hanya
dengan cara-cara tertentu dan terarah sesuai dengan arahan
orang lain. Memang, dalam suatu kondisi, terkadang anda bisa
pula gagal dalam menjalankan suatu tugas hanya karena
mengikuti cara pandang anda pribadi. Yang terpenting di sini
bukanlah meniai suatu pekerjaan dengan penilaian anda pribadi.
Tiadanya keberhasilan dalam usaha tertentu bukan berarti bahwa
Anda telah gagal secara pribadi, melainkan secara sederhana
anda hanya gagal dalam usaha itu saja pada saat ini. Bayangkan
kegagalan ibarat menggambarkan perilaku seekor binatang.
Coba pikirkan, ketika seekor anjing bisa menggonggong selama
lima belas menit. Anda akan memberikan penilaian seratus pada
anjing itu. Bayangkan pula ketika orang lain yang mengatakan, ”
Anjing ini tidak bisa menggonggong dengan baik. Karena itu
aku beri nilai yang rendah pada anjing ini.” Sungguh sangat
naif! Mustahil seekor binatang dinilai gagal dalam hal
menggonggong hanya karena tiadanya rujukan dasar untuk
memberikan penilaian atas perilaku seekor binatang secara
alami. Contoh lain, seekor kucing sedang memburu tikus.
Apabila kucing ini tidak berhasil dalam satu kali langkah, maka
sudah pasti kucing ini akan mencobanya lain kali. Kucing ini
juga tidak akan tinggal diam dan beranjak menjauh begitu saja
hanya karena mengeluhkan tikus buruannya yang lari. Bisa pula
sang kucing tidak akan merasa putus asa karena gagal karena hal
ini telah menjadi perilaku alami. Berdasarkan analogi ini,
janganlah Anda menerapkan sifat mudah menyerah dalam
perilaku Anda. Bisakah Anda membebaskan diri Anda dari
perasaan takut gagal? Perasaan takut gagal akan mencegah kita
untuk mengarungi pengalaman yang sangat banyak, menarik,
dan berguna bagi kita. Orang-orang yang telah membebaskan
74
dirinya dari perasaan takut gagal, mereka adalah orangorang
yang paling berhasil yang pemah kita lihat. Jangan khawatir
dengan pandangan orang lain mengenai Anda, juga cacian orang
lain kepada Anda. Ketika Anda gagal untuk pertama kali, atau
bahkan lebih dari sekali. Anda tidak perlu memikirkan hal ini
sama sekali. Akan tetapi bila Anda telah mengalami satu kali
kegagalan, jadikanlah kegagalan ini sebagai pintu menuju
kesuksesan karena kegagalan memang benar-benar pintu
gerbang kesuksesan. Orang yang tidak pernah mengalami
kegagalan satu kali saja dalam hidupnya, secara umum tidak
akan memperoleh keberuntungan dan kesuksesan. Kalaupun ada
kesuksesan itu pun sangat jarang terjadi. Semua orang besar
pernah mengalami kegagalan, paling tidak satu kali dalam hidup
mereka karena bila tidak pemah gagal, mereka tidak akan
bersungguh-sungguh untuk mendapatkan kesuksesan dalam
hidup. Sebagai-mana adanya kegagalan dalam hal tertentu, hal
itu akan menjadikan Anda mengenali titik-titik kelemahan dan
kekuatan pada pribadiAnda sehingga Anda dapat
mengembangkan titik kekuatan Anda dan menghilangkan titik
lemahAnda. Sudah menjadi kewajiban kita untuk dapat
memisah-kan dua hal ini, yaitu kegagalan dan kekuatan pribadi
serta penghormatan pada diri pribadi. Maksudnya, ke-gagalan
hendaknya sarna sekali tidak menghilangkan penghormatan
Anda kepada kepribadian Anda sendiri karena kegagalan itu
bukan berarti lemahnya kepribadian Anda. Bila seseorang
berdasarkan penilaian pribadinya tidak membedakan antara
kegagalan dan kesuksesan, semuanya itu akan menjadikannya
tidak memiliki nilai kepribadian. Marilah kita merenung
mengenai Thomas Alia Edison. Seandainya ia menafsirkan
bahwa semua pekerjaan yang ia lakukan sebagai bukti
kepakaran dirinya dan ia anggap sebagai kegagalan, niscaya ia
akan berhenti untuk terus berkarya setelah kegagalannya
pertama kali. Niscaya ia akan menjuluki dirinya sendiri sebagai
orang yang gagal dan tentu ia akan menghentikan usahanya
untuk menyinari alam ini Memang benar bahwa perasaan takut
gagal adalah batu sandungan yang akan menghalangi langkah
kita menuju kemajuan sehingga kita menjadi terbelenggu dalam
keadaan cemas dan menderita karena banyaknya urusan. Hal itu,
intinya adalah karena kita takut gagal. Bukankah waktu belum
terlambat untuk menghilangkan perasaan bersalah ini.
f. Perbandingan antara Mudharabah dengan Riba
Sekilas, perniagaan (mudharabah) menyerupai riba, karena
masing-masing pemilik uang pada kedua transaksi ini
75
menyerahkan uang kepada orang lain, dan kemudian menerima
kembalian yang lebih banyak. Akan tetapi, hukumnya sangat
berbeda, mudharabah hukumnya halal, sedangkan riba adalah
haram.
اىستا حس اىثيع أحو اىي اىستا حس اىثيع أحو اىي ثو اىستا ا اىثيع قاىا إ
"Mereka berkata, sesungguhnya perniagaan itu serupa dengan
riba, dan Allah telah menghalalkan perniagaan dan
mengharamkan riba." (Qs. Al-Baqarah: 275).
Telah ditegaskan oleh banyak ulama, bahwa tidaklah
Allah Ta'ala dan Rasul-Nya membedakan antara dua hal yang
sekilas nampak sama, melainkan antara keduanya terdapat
perbedaan yang mendasarinya. Sebagaimana tidaklah syariat
menyamakan antara dua hal, melainkan antara keduanya
terdapat persamaan yang mendasarinya (baca Majmu' Fatawa
Ibnu Taimiyyah, 20/504 dan seterusnya, I'ilamul Muwaqi'in oleh
Ibnul Qayyim 2/3 dan seterusnya, dan al-Ma'dul Bihi 'Anil
Qiyaas oleh Dr. Umar bin Abdul Aziz). Dan bila kita berusaha
mencari perbedaan nyata yang mendasari perbedaan hukum
antara riba dan mudharabah, niscaya kita akan mendapatkan
bahwa kaidah ini merupakan salah satu perbedaan utama antara
keduanya. Seorang pemakan riba berusaha mengeruk
keuntungan, akan tetapi ia tidak sudi menanggung kerugian.
Oleh karena itu, ia menuntut agar modal yang ia keluarkan
kembali utuh dan ditambah lagi dengan bunganya, tanpa peduli
dengan kerugian dan kesulitan yang menimpa penerima piutang.
Tatkala masyarakat di negeri kita telah banyak yang menyadari
akan keharaman riba, dan bahwa dosanya ditanggung oleh
penerima dan pemberi secara bersamaan, sebagian pemakan riba
berusaha mengelabui mereka dengan cara mengubah nama
bunga menjadi bagi hasil (mudharabah). Sehingga yang terjadi
bila dari usaha berhasil diperoleh keuntungan, maka pemodal
berhak menerima modal secara utuh ditambah bagi hasil (baca:
bunga). Akan tetapi bila terjadi kerugian, maka pemodal berhak
menerima modal yang telah ia berikan secara utuh, tanpa
disertai dengan bagian hasil (bunga). Bila kaidah yang telah kita
jelaskan di atas kita terapkan pada transaksi ini, niscaya akan
menjadi jelas bahwa ini adalah transaksi riba, karena pemodal
tidak siap untuk ikut andil dalam menanggung kerugian.
Ditambah lagi hakikat riba, yaitu sebagai tindak kezhaliman
benar-benar terwujud pada transaksi ini. Hal itu dikarenakan,
pengusaha (penerima modal) selain tidak mendapat keuntungan,
76
dan jerih payahnya merugi sehingga seluruh kucuran
keringatnya tidak mendatangkan hasil, ia masih harus
mengembalikan modal secara utuh kepada pemodal.
g. Puasa Sunah
Pada dasarnya puasa wajib (hutang puasa wajib) tentu harus
didahulukan daripada puasa sunnah. Pasalnya, puasa wajib
merupakan hutang yang harus dibayar, sementara puasa sunnah
dilaksanakan ketika memiliki kesempatan dan jika tidak tak
berdosa. Karena itu, bagi yang memiliki hutang puasa
hendaknya segera membayar hutang puasa wajibnya terlebih
dahulu sebelum melakukan puasa sunnah. Namun demikian
kalaupun puasa sunnah dilakukan sebelum membayar hutang
puasa wajib, maka puasa sunnahnya tetap sah selama waktu
untuk membayar hutang puasa wajib masih ada sebab
membayar hutang puasa Ramadhan membentang hingga
Ramadhan berikutnya. Jadi berpuasa Arafah dan berpuasa hari
Asyura bagi yang memiliki hutang puasa diperbolehkan dan
puasanya sah. Demikian jika terkait dengan puasa sunnah yang
tidak memiliki hubungan dengan Ramadhan. Adapun untuk
puasa sunnah yang memiliki hubungan dengan Ramadhan
seperti puasa enam hari bulan syawwal, maka sebagian ulama
mensyaratkan harus menyempurnakan (membayarkan) puasa
Ramadhannya terlebih dahulu. Sebab Rasul SAW bersabda,
“Siapa yang berpuasa Ramadhan lalu melanjutkannya dengan
puasa enam hari di bulan Syawal, seolah-olah ia berpuasa
selama setahun penuh.” (HR Muslim). Menurut mereka siapa
yang memiliki hutang berarti belum berpuasa Ramadhan secara
sempurna sehingga harus dibayar dahulu hutangnya. Namun
jumhur ulama menyatakan boleh berpuasa sunnah enam hari di
bulan Syawwal sebelum membayar hutang puasa Ramadhan
karena jangka waktu untuk mengganti puasa tersebut lebih luas
dan tidak harus di bulan Syawal. Sebab Allah befirman, “Maka
(hutang tersebut) diganti di hari-hari yang lain, ” (QS. Al-
Baqarah: 184). Tidak ada dalil yang menunjukkan larangan
berpuasa sunnah sebelum mengganti hutang puasa Ramadhan.
Ketika Nabi SAW menganjurkan berpuasa sunnah seperti
Asyura beliau tidak memberikan syarat bahwa pelakunya harus
telah membayar hutang puasa Ramadhan. Apalagi disebutkan
oleh Aisyah ra bahwa karena kondisi tertentu ia mengganti
hutang puasa Ramadhan pada bulan Sya‟ban. Andaikan
pelaksanaan puasa sunnah menyaratkan dibayarkannya hutang
puasa Ramadhan berarti Aisyah ra tidak berpuasa sunnah dalam
setahun.
77
h. Zina, Akibat Buruk dan Bahayanya
Zina merupakan kerusakan sangat besar yang memberikan
dampak buruk secara khusus bagi pelakunya maupun umat
secara umum. Di zaman seperti di mana banyak sarana dan
media yang cenderung menyeret kearah perbuatan keji maka
perlu kiranya setiap orang mengetahui akan bahaya besar dan
akibat yang ditimbulkan oleh dosa zina, supaya lebih hati-hati,
dan waspada agar jangan sampai mendekatinya. Di antara akibat
buruk dan bahaya tersebut adalah:
1. Dalam zina berkumpul bermacam-macam dosa dan
keburukan yakni minimnya agama sipelaku, tak adanya
sikap wara‟(menjaga diri dan dosa), buruknya kepribadian
dan sekaligus tak adanya rasa cemburu.
2. Zina membunuh rasa malu, padahal dalam Islam malu
merupakan suatu hal yang sangat ditekankan dan
perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.
3. Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.
4. Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
5. Menjadikan pelakunya selalu kekurangan (fakir) atau
merasa demikian sehingga tidak pernah kecukupan atas
apa yang diterimanya.
6. Bisa menghilangkan kehormatan pelakunya sehingga
jatuhlah martabatnya baik dihadapan Allah maupun
sesama manusia.
7. Allah akan memberikan sifat liar dihati pelaku zina,
sehingga pandangan matanya liar tak terkendali.
8. Pezina akan dipandang oleh manusia dengan pandangan
sinis dan penuh ketidakpercayaan.
9. Zina memberi pengaruh bau busuk yang bisa ditangkap
atau diindera oleh orang-orang yang memiliki qalbun
salim (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.
10. Kesempitan hati dan dada selalu meliputi para pezina, apa
yang ia temui dalam kehidupan selalu saja bertolak
belakang dangan apa yang ia inginkan. Karena orang yang
mencari kenikmatan hidup dengan cara bermaksiat kepada
Allah maka Allah akan memberi kebalikan dari apa yang
ia inginkan, dan Allah tidak menjadikan maksiat sebagai
jalan untuk mendapatkan kebaikan.
11. Pezina berarti telah menawarkan dirinya untuk tidak
mendapatkan bidadari yang jelita disurga kelak.
12. Perzinaan menyeret kepada terputusnya hubungan
silaturrahmi, durhaka kepada orang tua, pekerjaan haram,
berbuat zhalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan
keturunan. Bahkan bisa membawa kepada pertumpahan
darah dan main dukun /tenung serta dosa-dosa besar
78
lainnya. Zina biasanya berkaitan dengan kemaksiatan lain
sebelumnya atau yang bersamaan dengannya, setelah itu
biasanya akan melahirkan jenis kemaksiatan yang lain
lagi.
13. Zina nenghilangkan harga diri pemuda/pemudi dan
merusak masa depannya disamping meninggalkan aib
yang berkepanjangan bukan bagi pelakunya saja tapi
seluruh keluarga.
14. Aib yang dicorengkan kepada pelaku zina lebih membekas
dan mendalam daripada tudingan kafir misalnya, karena
orang kafir yang bertobat (Islam) maka persoalan selesai,
namun dosa zina benar-benar membekas dalam jiwa sebab
walaupun akhirnya pelaku zina itu bertobat dan
membersihkan diri ia tetap saja merasa berbeda dengan
orang yang sejak semula tidak pernah melakukannya.
15. Jika si pezina wanita hamil kemudian untuk menutupi
aibnya ia bunuh/gugurkan bayi yang dikandungnya itu
maka ia telah berzina sekaligus membunuh. Jika ia wanita
yang bersuami lalu serong sehingga hamil kemudian ia
biarkan sampai lahir maka ia telah memasukkan orang
asing dalam keluarganya dan keluarga suaminya sehingga
anak itu mewarisi mereka tanpa diketahui siapa ia
sebenarnya, sungguh mengerikan naudzubillah min dzalik.
16. Perzinaan akan melahirkan generasi sebatangkara yang tak
bernasab, sehingga orang-orang pun akan was-was
terhadap anak dari hasil zina. Dimata masyarakat dan
lingkungannya ia dipandang tidak memiliki status sosial
yang jelas.
17. Pezina laki-laki berarti telah menodai kesucian dan
kehormatan wanita.
18. Zina dapat menyulut permusuhan dan menyalakan api
dendam antara keluarga wanita dengan lelaki yang telah
menzinahinya.
19. Perzinaan sangat berpengaruh secara kejiwaan bagi
mahram/keluarga pelakunya dimana mereka akan merasa
down (turun martabat) keluarganya dihadapan masyarakat,
sehingga terkadang membuat mereka tidak berani untuk
mengangkat muka dihadapan orang lain.
20. Perzinaan bisa menyebabkan tertularnya penyakit-
penyakit ganas seperti aids, siphilis (raja singa), dan GO
(gonorho atau kencing nanah).
21. Perzinaan menjadikan sebab hancurnya suatu masyarakat
yakni mereka semua dimusnahkan oleh Allah akibat dosa
zina yang tersebar dan bahkan terbuka terang-terangan.
Demikian besar bahaya yang diakibatkan oleh dosa zina,
oleh karenanya Ibnul Qayyim pernah berkomentar tentang
79
hukuman bagi pelaku zina, beliau berkata:"Allah telah
mengkhususkan hadd (hukuman) bagi pelaku zina dengan
tiga kekhususan yaitu: Pertama, hukuman mati secara
buruk (rajam) bagi pezina kemudian diperingan (bagi yang
belum nikah) dengan dua jenis hukuman, hukuman fisik
yakni dijilid seratus kali dan hukuman mental psikis
dengan diasingkan selama satu tahun. Kedua, Allah
secara khusus menyebutkan larangan menaruh rasa iba
yang sampai mengalahkan hukum agama. Kasihan
diperbolehkan bahkan Allah itu Maha Pengasih namun itu
semua jangan sampai menghalangi dari menjalankan
syariat Allah. Hal ini ditekankan karena orang biasanya
lebih kasihan kepada pelaku zina daripada kepada pencuri,
perampok, pemabuk dan sebagainya. Disamping itu dosa
zina bisa saja dilakukan oleh siapa saja termasuk orang
kelas atas dan punya kedudukan tinggi yang
memungkinkan penegak hukum merasa enggan dan
kasihan untuk menjalankan hukumannya.
Ketiga, Allah memerintahkan agar pelaksanaan hukuman
zina disaksikan oleh orang-orang mukmin dengan maksud
bisa menjadi pelajaran dan memberikan dampak positif
bagi maslahat umat.
i. Do‟a Memohon Segala Ampunan
Do‟a ini adalah do‟a yang mencakup segala macam istighfar
(memohon ampunan pada Allah). Karena do‟a ini sifatnya
umum mencakup semuanya dan disertai dengan perincian
dengan lafazh yang tegas. Makna do‟a ini adalah „Ya Allah,
ampunilah dosaku seluruhnya (dosa kecil maupun dosa besar).
Ampunilah dosa yang muncul karena kejahilan diriku, karena
sikap melampaui batas dalam segala hal. Ya Allah, ampunilah
dosaku semuanya yang kuketahui maupun tidak kuketahui, yang
diperbuat dalam keadaan serius atau bercanda, dan yang
diperbuat di kala keliru (tidak sengaja) dan di kala sengaja. Aku
mengakui semua dosa-dosa ini, Ya Allah‟. Sedangkan kalimat
do‟a yang terakhir “wa kullu dzalika „indii”, maksudnya adalah
pengakuan kepada Allah bahwa kita adalah hamba yang penuh
dosa. Kita mengakui semua dosa itu sehingga timbullah rasa
hina di hadapan Allah, maka kita pun mohon ampun pada-
Nya. Hal ini menunjukkan pada kita bahwa pengakuan seorang
hamba terhadap dirinya bahwa ia penuh kekurangan, ini adalah
salah satu sebab diterima taubat dan diampuninya dosa.
Ada satu pelajaran dari sini yang perlu diperhatikan. Do‟a
inimenunjukkan bahwa sudah seharusnya seseorang ketika
berdo‟a merenungkan maksud do‟a yang ia panjatkan karena ini
80
memberikan pengaruh amat besar pada jiwa. Hal ini akan
menimbulkan kekhusyu‟an, rasa tunduk dan hina di hadapan Ar
Rahman. Inilah yang menunjukkan sempurnanya ibadah
seseorang dalam beribadah kepada Allah. Syaikh Muhammad
bin Sholeh Al „Utsaimin rahimahullah memberikanfaedah
berharga mengenai do‟a:
1. Hendaknya seseorang menghadirkan segala apa yang ingin
ia minta.
2. Ketika berdo‟a berarti kita sedang berinteraksi dengan
Allah. Ketika seseorang merinci atau banyak meminta
kepada Allah ketika interaksi tersebut, itu membuat Allah
lebih menyukainya dibanding dengan hanya ringkas saja
dalam meminta.
3. Semakin banyak seseorang berdo‟a, berarti ia semakin
dekat dengan Allah.
4. Semakin banyak seseorang berdo‟a (memohon), itu tanda
bahwa ia semakin butuh pada Allah Ta‟ala. (Tafsir Surat
„Ali Imron 1/116)
j. Keyakinan dan Kesabaran
Keyakinan adalah teman setianya gairah yang selalu bersumber
dari cinta. Keyakinan adalah kekuatan yang takkan pernah habis
untuk selalu memberi energi bagi jiwa untuk menunggu,
“membangun”, menguatkan, hingga berbagai defenisi tindakan
yang terkadang tak bisa diterima oleh akal. Keyakinan hadir
seperti sumber cahaya, ia adalah sumbu lilin yang terus terbakar,
ia adalah sumbu sinaran yang menjadi alat untuk memberikan
ruang terangnya. Jika keyakinan adalah alasan terbesar
seseorang untuk bertahan. Maka pasangan jiwanya adalah
kesabaran. Kesabaranlah yang membuat orang untuk terus
bersama dengan keyakinannya. Jika keyakinan adalah sumbu
untuk memberikan cahaya, maka kemampuan untuk menerangi
selama mungkin adalah sebuah defenisi sederhana tentang
kesabaran. Gabungan antara keyakinan dan kesabaran akan
menghasilkan semangat yang takkan pernah padam. Keberanian
akan menjadi temannya, kesolehan akan menjadi pakaian
mereka, kebeningan hati akan selalu mengisi hidup mereka, dan
hasilnya… Karya-karya besar bagi peradaban akan tercipta dari
segala bentuk usaha mereka. Yakinlah bahwa Allah takkan
pernah menyia-nyiakan segala usahamu.. Bersabarlah, hingga
kelak ketika sabarmu telah habis masanya.. Perbahuilah terus ia
dengan sebuah keyakinan bahwa Allah takkan pernah
membuatmu kecewa.
81
k. Manfaat Menundukkan Pandangan (Ghadhul Bashar)
l. Membersihkan hati dari Derita Penyesalan
Karena barang siapa yang mengumbar pandangan matanya,
maka penyesalan yang dirasakan tiada henti. Dan sesuatu
yang lebih berbahaya bagi hati adalah mengumbar
pandangan. Karena dia akan melihat apapun yang dicarinya
dan tidak bersabar untuk bisa meraih apa yang telah
dilihatnya.
2. Mendatangkan cahaya dan keceriaan di hati, wajah dan
seturuh anggota badan. Hal ini, sebagaimana mengumbar
pandangan mata yang akan mewariskan kegelapan, yang
terlihat pada wajah dan seluruh anggota tubuhnya. Oleh
karena itulah Allah berfirman: Allah (pemberi) cahaya
(kepada) langit dan bumi. (An-Nur: 35)
3. Mendatangkan kekuatan firasat yang benar.
Menahan pandangan mata akan mendatangkan kekuatan
firasat yang benar, karena firasat merupakan cahaya dan
buah dari cahaya. Jika hati seorang hamba bercahaya, maka
akan benar firasatnya. Karena hati kedudukannya seperti
cermin yang akan memperlihatkan seluruh wujud
sebagaimana aslinya.‟
4. Akan membuka pintu dan jalan ilmu serta memudahkan
dalam mendapatkannya.
Hal itu disebabkan cahaya yang ada di dalam hati. Jika hati
bersinar terang, maka akan muncul hakekat-hakekat
pengetahuan di dalamnya, dan mudah untuk disingkap,
sehingga sebagian demi sebagian ilmu itu dapat diserap.
Namun, barang siapa yang mengumbar pandangannya,
maka akan memb uat hatinya kelam dan gelap, sehingga ia
akan menutup pintu dan jalan untuk mendaptkan ilmu.
5. Mendatangkan kekuatan, keteguhan dan keberanian hati.
Dengan begitu seseorang yang menahan pandangan
matanya dapat menguasai pandangan itu dan penguasaan
terhadap hujjah.
6. Mendatangkan kegembiraan, kesenangan dan kelapangan
hati.
Kenikmatan dan kegembiraan yang dirasakan lebih besar
dari pada kesenangan yang diperoleh dari mengumbar
pandangan itu. Hal Itu disebabkan karena ia telah mampu
mengalahkan musuhnya, dan menundukkan hawa nafsunya.
Di samping itu, tatkala ia mampu membekukan kesenangan
dan syahwatnya karena Allah, dari kesenangan yang
menjerumuskan kepada keburukan, maka Allah
menggantinya dengan kenikmatan serta kesenangan yang
lebih baik dan sempurna. Sebagaimana perkataan dari
82
sebagian mereka.“Demi Allah! Kenikmatan menjaga diri
dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, jauh lebih besar
dari pada kenikmatan yang diperoleh dari perbuatan dosa.”
Sehingga tidak disanksikan bahwa seseorang yang mampu
menundukkan hawa nafsunya, maka kesudahannya adalah
kegembiraan, kesenangan, dan kenikmatan yang lebih
sempurna dari kenikmatan yang diperoleh jika mengikuti
hawa nafsu tersebut. Maka, oleh sebab ltulah akal lebih
menonjol dari hawa nafsu.
7. Membebaskan hati dari tawanan syahwat.
Karena orang yang layak disebut tawanan adalah orang
yang ditawan oleh syahwat dan hawa nafsunya.
Sebagaimana dikatakan dalam sebuah pepatah, “Orang yang
senantiasa mengumbar pandangannya adalah seorang
tawanan.” Dan ketika syahwat dan hawa nafsu sudah
menawan hati manusia, maka memungkinkan bagi musuh
dan rivalnya untuk melancarkan siksaan kepadanya.
Sehingga dia seperti seekor burung yang berada di tangan
anak kecil yang memainkannya sesuka hati.
8. Menutup pintu-pintu Neraka Jahannam.
Sesungguhnya pandangan mata adalah pintu syahwat yang
menuju pelaksanaannya. Maka, pengharamannya oleh Allah
dan syari‟at-Nya adalah tabir penghalang untuk mengumbar
pandangan. Siapa yang merusak tabir ini, dia akan berani
melanggar larangan tersebut. Dia tidak akan berhenti pada
satu tujuan saja, karena jiwa manusia dalam hal ini tidak
menentang tujuan yang sudah diperoleh, lalu dia ingin
mendapatkan kesenangan yang baru lagi. Orang yang sudah
terbiasa dengan sesuatu yang sudah ada, tidak menolak
untuk menerima sesuatu yang baru, apalagi sesuatu yang
baru itu tampak lebih baik dan lebih indah. Maka menahan
pandangan mata bisa menutup pintu ini, yang karenanya
raja-raja tidak mampu mewujudkan apa yang
diinginkannya.
9. Menguatkan dan mengokohkan akal.
Mengumbar pandangan tentulah tidak akan dilakukan
kecuali orang-orang yang lemah akalnya, gegabah dan tidak
memikirkan akibatnya dikemudian hari. Orang yang cerdik
akalnya adalah yang bisa mempertimbangkan akibat dari
perbuatannya. Andaikan orang yang senantiasa mengumbar
pandangan matanya mengetahui akibat dari perbuatannya
itu, pastilah ia tidak akan mengumbar pandangan matanya.
Seorang penyair berkata, Orang yang cerdik akalnya,
mereka yang tidak melakukan sesuatu hingga dia
memikirkan akibat yang akan datang
83
10. Membebaskan hati dari syahwat yang memabukkan dan
kelalaian yang merugikan.
Mengumbar pandangan mata akan mendatangkan kelalaian
untuk mengingat Allah dan hari akhirat serta dapat
menjerumuskan ke dalam tawanan cinta yang memabukkan.
Sebagaimana firman Allah, yang menjelaskan tentang orang
yang tertawan oleh rupa dan penampilan. (Sumber :
Dokumen Radio Ngabar FM).
3.2.7. Proses Peyusunan Program Siaran Dakwah di Radio Ngabar FM
106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo
1. Membuat Mata Acara
Setelah mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan warga,
selanjutnya adalah merencanakan jenis mata acara dan
memasukannya dalam jadwal acara. Dan radio harus bisa melayani
kebutuhan informasi seluruh warga. Yang pertama harus dilakukan
adalah.
• Untuk mengetahui apa saja mata acaranya
• Untuk mengetahui siapa sasaran pendengarnya
• Untuk mengetahui apa tujuan mata acara itu
2. Penentuan Nama Acara
Menentukan nama program menjadi sebuah mata acara siaran
tidaklah mudah. Banyak yang mengalami kebingungan menamai
program yang dirancangnya sendiri. Bagaimana menentukan nama
acara agar menarik berikut beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam menentukan nama program siaran.
84
• Singkat dan mudah diingat
• Menarik dan Menimbulkan Gairah
• Sesuai Jenis Program
• Sesuai Kondisi Sosial dan Budaya
3. Kelengkapan Rancangan Program
Dalam proses produksi, hendaknya dibuat deskripsi (uraian) acara,
yaitu rancangan program yang mengandung kelengkapan unsur,
seperti, nama acara, kategori program, lingkup materi, tujuan
program, target khalayak/sasaran khalayak, frekuensi penyiaran,
durasi, jam penayangan, format penyajian, dan sifat produksi.
Deskripsi acara berfungsi sebagai pedoman bagi semua kru yang
akan memproduksi program dan siapa saja yang kelak akan
mengasuhnya, tidak akan banyak mengalami kesulitan.
Deskripsi Acara adalah uraian lengkap yang mengandung
informasi tentang nama acara, kategori program, durasi, waktu
siar, lingkup materi, bentuk penyajian, sifat produksi, dan hal lain
yang terkait dengan teknis pelaksanaan pembuatan program siaran.
4. Mengenali Kebutuhan Pendengar
Orang mau mendengarkan radio kalau mereka merasa bahwa radio
bisa memenuhi kebutuhan mereka. Maka agar program siaran bisa
menjawab kebutuhan pendengar, terlebih dahulu harus diketahui
apa kebutuhan pendengar terhadap radio. Apa saja informasi yang
mereka butuhkan, apa yang bisa mereka dapatkan dengan
85
mendengarkan atau bersiaran di radio. Caranya bisa dengan
mengamati kebiasaan warga menggunakan radio. Bisa juga dengan
mewawancarai mereka.
5. Merencanakan Program
Perencanaan adalah tahap paling penting dalam setiap kegiatan, tak
terkecuali, membangun radio komunitas. Perencanaan akan
menentukan kemana arah radio hendak dibawa, untuk kepentingan
siapa mereka ada, apa tujuan bersama yang hendak dicapai, dan
sebagainya. Karenanya, sejak tahap perencanaan, warga komunitas
sudah harus terlibat.
Radio Ngabar FM dalam memuat materi siaran dakwah di
program-programnya cukup beragam dari seorang programmer
dituntut untuk membuat proses penyusunan program siaran dalam
pengudaraan di radio agar terjadi harmonisasi dan variasi dalam
pendengaran audien. Hal ini juga disebabkan karena kebutuhan dan
keadaan serta hal-hal yang sering terjadi di masyarakat serta
memberikan wawasan dan info isu-isu nasional dan kebijakan-
kebijakan pemerintah.
Bentuk proses penyusunan dari programmer Radio Ngabar
FM 106.2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo
untuk menyajikan siaran dakwah antara lain:
86
a. Bekerjasama dengan tim Crew kreatif radio Ngabar FM dan
diserahkan kepada direktur radio Ngabar FM kemudian diajukan
kepada Pimpinan Pondok Pesantren Walisongo untuk disetujui.
b. Bekerjasama dengan ustadz yang mempunyai wawasan luas
serta tidak memihak salah satu organisasi agar bisa diterima oleh
semua kalangan. Karena jika ustadz telah berkecimpung di
dunia politik ataupun organisasi tertentu, tidak menutup
kemungkinan pendengar atau masyarakat yang diluar
organisasinya akan acuh terhadap acara yang disiarkan di radio
Ngabar FM Ponorogo. Bentuk kerjasama ini diwujudkan dalam
program acara voice of Islam dengan menghadirkan ustadz yang
disiarkan setiap hari pukul 18.30-20.00 WIB.
c. Bekerjasama dengan radio-radio lain yang berada diwilayah
Ponorogo seperti radio Mawaddah, Darul Fikri, Darul Istiqomah
dan lain sebagainya yaitu menyiarkan rekaman pengajian hal ini
dikemas dalam program acara pengajian ceramah agama yang
disiarkan setiap hari pada pukul 04.00-05.30 WIB. Tujuan ini
bekerja sama tidak lain agar terjalin kedekatan atau hubungan
yang baik antara antara pihak radio Ngabar FM 106,2 Pondok
Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo dengan radio lain.
Dengan adanya kedekatan tersebut maka bisa dijadikan sebagai
wadah kreatifitas dalam rangka berlomba-lomba untuk saling
meningkatkan kualitas siaran yang baik demi kemajuan kota
87
Ponorogo. Itulah gambaran proses penyusunan program siaran
dakwah di Radio Ngabar FM dan tentunya penyajian program
seperti disebutkan dipatas dapat dijadikan sebagai media untuk
menyiarkan dakwah Islam. Namun penyiaran program dakwah
hendaknya diimbangi dengan pertimbangan mendasar yakni
kelancaran dalam suatu sistem program acara serta analisa
tingkat kejenuhan para pendengar. (Wawancara Dengan Wildan
El Vanni Tanggal 5 Oktober 2011)
88
BAB IV
ANALISIS PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO NGABAR FM
106,2 PONDOK PESANTREN WALISONGO KABUPATEN PONOROGO
4.1. Analisis tentang Program Siaran Dakwah di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok
Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo
Radio sebagai salah satu jenis media massa dan merupakan institusi publik
yang terbuka, mempunyai arti bahwa radio dapat dimiliki dan dioperasikan oleh
siapapun dari latar belakang pendidikan, sosial-ekonomi dan masyarakat apapun.
Kemudian keberadaan radio sebagai salah satu media dakwah disamping
media-media yang lain, juga tidak perlu diragukan lagi, mengingat betapa sangat
efektifnya media ini dalam kegiatan tersebut. Begitupun dengan radio Ngabar FM
106,2 Pondok Pesantren Wali Songo Kabupaten Ponorogo yang didirikan sebagai
wujud kepedulian dari beberapa putera daerah akan perkembangan dan kemajuan
daerah baik dibidang pendidikan, informasi, keagamaan, hiburan dan lainnya,
melalui sistem penyiaran.
Radio ini merupakan salah satu media yang patut dijadikan bahan
pertimbangan tentang manfaat yang dapat kita ambil sebagai upaya kelangsungan
dari tahapan proses dakwah Islamiyah. Karena dengan kentalnya aroma dakwah
yang menjadi ikon Ngabar FM selalu tampak setiap programnya, hal ini karena
sudah menjadi ketentuan manajemen bahwa setiap program diharuskan
menyelipkan kata-kata dakwah sebagai upaya turut menciptakan masyarakat yang
agamis dan intelek. Segmen pendengar yang dibidik Radio Ngabar FM Ponorogo
89
rata-rata menempati status sosial menengah kebawah dan masih dalam usia
produktif. Oleh karena itu, pesan-pesan dakwah yang akan disampaikan
bersumber dari buku-buku bernuansa Islami, media massa, internet, dan mutiara
hikmah lainnya melalui radio Ngabar FM Ponorogo ini harus dikemas semenarik
mungkin agar lebih mudah diterima. Juga program dakwah Islamiyah harus
digarap dalam bentuk yang bervariasi, hal ini dimaksudkan untuk menghindari
kesan monoton dan menjemukan pendengar. Disamping pengemasan program
siaran, yang tidak kalah pentingnya lagi adalah mengenai proses penyusunan
program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Wali Songo
Kabupaten Ponorogo, dimana penyusunan program siaran yang kurang tepat akan
mengakibatkan Program Dakwah Islam menjadi kurang efektif.
Selain sebagai sarana informasi dan hiburan, radio Ngabar FM mempunyai
beberapa keunggulan yang menjadi pembeda dengan radio lain yang ada
dikawasan ponorogo, keunggulan antara lain dalam setiap program yang
dibawakan, penyiar menyelipkan mutiara hikmah yang disediakan serta
menggunakan bahasa Inggris dan Arab disela-sela bahasa Indonesia, setiap
pergantian program selalu diawali dengan Mars Pondok dan Mutiara Hikmah,
menyapa pendengar dengan kata sahabat Ngabar FM, radio dengan program
terbanyak. Radio sebagai media auditif dalam pemahaman komunikatif
merupakan alat komunikatif yang berbentuk hasil teknologi canggih dalam wujud
hard ware. Media auditif yang hanya dapat ditangkap melalui indra pendengaran
menuntut profesionalisme penyiar agar dalam membawakan suatu siaran
menggunakan bahasa yang sudah dipahami.
90
Radio sebagai media auditif menuntut penyiar atau programmer untuk
selalu menempatkan waktu siaran suatu acara dengan menyesuaikan kondisi
masyarakat yang terdiri dari berbagai kalangan dengan tingkat kesibukan yang
berbeda-beda. Selain itu, kemasan acara yang menarik dan cenderung tidak
membosankan di telinga pendengar juga menjadi faktor yang penting demi
kelangsungan siaran pada stasiun radio. Keberadaan radio selain sebagai sarana
penyebaran suatu informasi, juga dapat digunakan sebagai media yang mampu
menyiarkan dakwah Islamiyah. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya stasiun
radio yang pada waktu-waktu tertentu menyiarkan siaran keagamaan yang
bertujuan untuk memupuk keimanan dan ketaqwaan pada suatu masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut, ada dua hal yang akan penulis analisis
dalam skripsi ini yaitu: Apa saja isi program siaran dakwah di Radio Ngabar FM
106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo, adapun yang ke dua
Proses Penyusunan Program siaran dakwah di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok
Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo.
4.1.1. Analisis Isi Program Siaran Dakwah Siraman Rohani Di Radio
Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo
Dari beberapa uraian dalam BAB III terlihat dengan jelas ada
beberapa isi program siaran dakwah yang diterapkan oleh Radio Ngabar
FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo, dengan
harapan agar program siaran dakwah Islam tersebut lebih tepat sasaran
91
dan mudah diterima. Kemudian program siaran dakwah tersebut juga
disajikan dengan lebih bervariatif agar terkesan tidak monoton.
Sebagian materi dakwah adalah apa yang terdapat di dalam Al-
qur‟an dan hadits. Disini penulis mengambil contoh materi dakwah
materi dakwah “Siraman Rohani” yang ada pada siaran berfungsi agar
penelitian ini dapat terwujud. Dalam penelitian ini yang dilakukan pada
bulan Februari sampai dengan Nopember tahun 2011. Berikut materi-
materi dakwah yang disiarkan di radio Ngabar FM, ada tiga kategori yang
terdapat dalam Siraman Rohani Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri, yaitu
meliputi aqidah, syari’ah, akhlaq.
Aqidah merupakan sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan
atau sebagai fondamen dasar bagi setiap muslim. Dalam akidah ini
meliputi Tanda-Tanda Kemunafikan, Jangan Remehkan Kesyirikan, Ingat
Mati, Hilangkan Perasaan Takut Gagal, Menghilangkan Sedih dan Cemas
dengan Memikirkan Ciptaan Allah.
Syari’ah adalah peraturan-peraturan yang disyari‟atkan oleh Allah
SWT untuk umat manusia. Dalam kategori ini meliputi Perbandingan
antara Mudharabah dengan Riba, Puasa Sunnah, Zina Akibat Buruk dan
Bahayanya.
Akhlaq merupakan pendidikan jiwa agar seorang dapat bersih dari
sifat tercela dan dihiasi sifat terpuji. Dalam kategori ini meliputi Do‟a
Memohon Segala Ampunan, Keyakinan dan Kesabaran, Manfaat
Menundukan Pandangan (ghadhul bashar).
92
A. Aqidah
1. Tanda-Tanda Kemunafikan
secara sederhana yang disebut munafik adalah orang yang ketika
menyatakan diri mereka beriman kepada Allah tetapi
sesungguhnya mereka tidak beriman artinya mereka berbohong
dalam keimananya. Apa yang ada dalam hatinya berbeda dengan
yang diungkapkan.
Menurut penulis disini yang menerangkan tentang tanda-
tanda kemunafikan seperti di atas bahwa kita memang sebagai
seorang muslim harus mengerti apa yang sudah dijelaskan di acara
siraman rohani itu terhadap orang munafik ini kita tidak dapat
berbuat apa selain waspada dan berhati-hati karena memang kita
sulit untuk mengetahui orang yang mempunyai sifat-sifat munafiq
itu, namun Allah SWT telah mengancam orang-orang ini dengan
neraka jahannam. Agar terhindar dari sifat munafik menjadi orang
bertakwa adalah orang beriman kepada Allah dan rasulnya dan apa
yang datang dari Allah berupa Al-qur‟an dan hadist. Tentu yang
terpenting adalah panduan dari Allah SWT bagaimana caranya
menjadi orang yang bertaqwa, sehingga kita bisa berusaha
sungguh-sungguh untuk melakukan dan menepati sifat itu.
Kemudian untuk menghindari sifat-sifat yang sering diletakkan
pada diri orang-orang munafiq, jadi khususnya untuk para
pendengar siaran dakwah tersebut disini sudah memberikan contoh
93
dari pada tanda-tanda orang yang mempunyai sifat munafiq
sehingga kita harus bisa menghindari dari sifat-sifat tersebut.
Senantiasa memurnikan keimanan kita dengan harus terus menerus
mempelajari Islam yang bersumber dari Al-qur‟an dan hadits,
semakin dalam belajar, akan semakin jelas dalam memahami dan
ini akan semakin menjernihkan keimanan kita. Sehingga terhindar
dari sifat-sifat orang munafiq.
2. Jangan Remehkan Kesyirikan
Dahsyatnya bahaya syirik cukuplah ayat berikut menggambarkan
dahsyatnya dosa kesyirikan. Allah ta‟ala berfirman dalam surat An-
Nisaa‟ayat 48
إن اهلل اليغفر أن يشرك به ويغفر مادون ذلل لمه يشآء ومه يشرك باهلل فقد افترى
Artinya :”Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik,
dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (Syirik
itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar.”(QS. An Nisaa‟: 48)
Menurut penulis inilah salah satu ayat yang menerangkan tentang
meremehkan kesyirikan bahwa dalam ayat ini menunjukkan bahwa
dosa syirik merupakan dosa yang sangat besar. Karena seluruh para
rasul menyeru untuk beribadah hanya kepada Allah dan melarang
untuk menujukkan ibadah kepada selain-Nya. Jadi disini sudah
jelas bahwa umat muslim diharuskan untuk menyembah kepada
Allah sehingga kita tidak berbuat syirik, karena fenomena
kesyirikan merebak di sekitar kita kesyirikan media yang beredar
94
juga tidak ketinggalan menawarkan berbagai bentuk kesyirikan,
dengan fenomena tersebut, hati kita memiliki kecenderungan untuk
mudah terjerumus dalam syirik. Tidak ada yang bisa kita lakukan
kecuali membentengi diri kita dengan ilmu tauhid yang benar dan
berusaha untuk mempelajari kesyirikan agar kita dapat
menjauhinya.
3. Menghilangkan Sedih Dan Cemas Dengan Memikirkan Ciptaan
Allah
Menurut penulis bahwa dalam hal ini berpikir mengenai ayat-ayat
Allah SWT. yang terdapat di alam semesta merupakan sebuah
ibadah, yaitu ibadah orang-orang yang mengenal Allah dan orang-
orang yang pandai mensyukuri nikmat nikmat-Nya. Ibadah seperti
ini merupakan suatu kewajiban yang telah dilupakan oleh banyak
orang. Orang yang berpikir, akan menjadi tahu, dan orang yang
merenung, akan menjadi mengerti, sehingga kita akan melihat
mereka merasa aman, tenang, dan hati mereka dipenuhi keimanan.
Dengan begitu, hati mereka dapat berbicara dengan kata-kata
hikmah. Berpikir mengenai ayat-ayat Allah di alam semesta yang
tampak oleh pandangan mata dan berpikir mengenai ayat-ayat
Allah yang terdapat dalam jiwa manusia, akan mendorong jiwa
seseorang untuk merasakan kebesaran sang pencipta yang maha
suci dan maha tinggi. Hal ini juga mendorong jiwa seseorang agar
dapat meresapi keindahan ayat-ayat yang tampak oleh mata, baik
95
dari segi susunanya yang rapi maupun hsil ciptaanya yang maha
sempurna. Ketentraman ini hanya datang melalui keimanan kepada
Allah dan kodrat-Nya, juga dengan cara mengenal Allah melalui
ayat-ayat yang agung yang terdapat dalam ciptaan-ciptaanya, itu
telah Allah sempurnakan bentuk dan cara pembuatanya.
4. Ingat Mati
Kematian ialah terputusnya hubungan antara ruh dengan badan,
berpisahnya kaitan antara keduanya, bergantinya kondisi, dan
berpindah dari satu negeri ke negeri lainnya.” Yang dimaksud
dengan kematian dalam pembahasan berikut ini adalah al maut al
kubra, sedangkan al maut ash shughra sebagaimana dimaksud oleh
para ulama, ialah tidur. Menurut penulis jadi kematian itu tidak
dapat diketahui kapan tibanya oleh seseorang walaupun siang
maupun pagi karena Allah yang mengetahui kapan datangnya
kematian, maka dari itu di wajibkan bagi umat manusia untuk
bertaubat kapan saja sehingga dosa-dosanya bisa diampuni oleh-
Nya dan mendapatkan ridho-Nya.
B. Syari’ah
1. Perbandingan Antara Mudharabah Dengan Riba
Perniagaan (mudharabah) menyerupai riba, karena masing-masing
pemilik uang pada kedua transaksi ini menyerahkan uang kepada
orang lain, dan kemudian menerima kembalian yang lebih banyak.
Oleh karena itu, ia menuntut agar modal yang ia keluarkan kembali
96
utuh dan ditambah lagi dengan bunganya, tanpa peduli dengan
kerugian dan kesulitan yang menimpa penerima piutang. Tatkala
masyarakat di negeri kita telah banyak yang menyadari akan
keharaman riba, dan bahwa dosanya ditanggung oleh penerima dan
pemberi secara bersamaan, sebagian pemakan riba berusaha
mengelabui mereka dengan cara mengubah nama bunga menjadi
bagi hasil (mudharabah). Sehingga yang terjadi bila dari usaha
berhasil diperoleh keuntungan, maka pemodal berhak menerima
modal secara utuh ditambah bagi hasil (baca: bunga). Akan tetapi
bila terjadi kerugian, maka pemodal berhak menerima modal yang
telah ia berikan secara utuh, tanpa disertai dengan bagian hasil
(bunga). Menurut penulis jadi semacam inilah kaidah yang telah
dijelaskan terapkan pada transaksi ini, niscaya akan menjadi jelas
bahwa ini adalah transaksi riba, karena pemodal tidak siap untuk
ikut andil dalam menanggung kerugian. Di tambah lagi hakikat
riba, yaitu sebagai tindak kezhaliman benar-benat terwujud hal itu
dikarenakan pengusaha tidak mendapatkan keuntungan sehingga
masih harus mengembalikan modal yang utuh kepada pemodal.
2. Zina, Akibat Buruk Dan Bahayanya
Zina merupakan kerusakan sangat besar yang memberikan dampak
buruk secara khusus bagi pelakunya maupun umat secara umum.
Di antara akibat buruk dan bahaya tersebut adalah:
97
a) Dalam zina berkumpul bermacam-macam dosa dan keburukan
yakni minimnya agama sipelaku, tak adanya sikap
wara‟(menjaga diri dan dosa), buruknya kepribadian dan
sekaligus tak adanya rasa cemburu.
b) Zina membunuh rasa malu, padahal dalam Islam malu
merupakan suatu hal yang sangat ditekankan dan perhiasan
yang sangat indah khususnya bagi wanita.
c) Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap. Jadi menurut
penulis menyatakan bahwa demikian besar bahaya yang
diakibatkan oleh dosa zina oleh karenanya Allah telah
mengkhususkan hadd (hukuman) bagi pelaku zina dengan tiga
kekhusyuan yaitu : hukuman mati secara buruk (rajam), allah
secara khusus menyebutkan larangan menaruh rasa iba yang
sampai mengalahkan hukum agama, allah memerintahkan agar
pelaksanaan hukuman zina disaksikan oleh orang-orang
mukmin dengan maksud bisa menjadi pelajaran dan
memberikan dampak positif bagi maslahat umat.
3. Puasa Sunah
Pada dasarnya puasa wajib (hutang puasa wajib) tentu harus
didahulukan daripada puasa sunnah. Pasalnya, puasa wajib
merupakan hutang yang harus dibayar, sementara puasa sunnah
dilaksanakan ketika memiliki kesempatan dan jika tidak tak
berdosa. Menurut penulis Karena itu, bagi yang memiliki hutang
98
puasa hendaknya segera membayar hutang puasa wajibnya terlebih
dahulu sebelum melakukan puasa sunnah. Namun demikian
kalaupun puasa sunnah dilakukan sebelum membayar hutang puasa
wajib, maka puasa sunnahnya tetap sah selama waktu untuk
membayar hutang puasa wajib masih ada sebab membayar hutang
puasa Ramadhan membentang hingga Ramadhan berikutnya.
C. Akhlaq
1. Do’a Memohon Segala Ampunan
Do‟a ini adalah do‟a yang mencakup segala macam istighfar
(memohon ampunan pada Allah). Karena do‟a ini sifatnya umum
mencakup semuanya dan disertai dengan perincian dengan lafazh
yang tegas. Makna do‟a ini adalah „Ya Allah, ampunilah dosaku
seluruhnya (dosa kecil maupun dosa besar).
Inilah yang menunjukkan sempurnanya ibadah seseorang dalam
beribadah kepada Allah. Syaikh Muhammad bin Sholeh Al
„Utsaimin rahimahullah memberikanfaedah berharga mengenai
do‟a:
a) Hendaknya seseorang menghadirkan segala apa yang ingin ia
minta.
b) Ketika berdo‟a berarti kita sedang berinteraksi dengan Allah.
Ketika seseorang merinci atau banyak meminta kepada Allah
ketika interaksi tersebut, itu membuat Allah lebih menyukainya
dibanding dengan hanya ringkas saja dalam meminta.
99
c) Semakin banyak seseorang berdo‟a, berarti ia semakin dekat
dengan Allah.
d) Semakin banyak seseorang berdo‟a (memohon), itu tanda
bahwa ia semakin butuh pada Allah Ta‟ala. (Tafsir Surat „Ali
Imron 1/116). Menurut Penulis dengan doa‟ini menunjukkan
bahwa sudah seharusnya seseorang ketika berdo‟a
merenungkan maksud do‟a yang ia panjatkan karena ini
memberikan pengaruh umat besar pada jiwa. Hal ini akan
menimbulkan kekhusyua‟n, rasa tunduk dan hina dihadapan Ar
rahman. Inilah yang menunjukkan sempurnanya ibadah
seseorang dalam beribadah kepada Allah.
2. Keyakinan Dan Kesabaran
Keyakinan adalah teman setianya gairah yang selalu bersumber
dari cinta. Keyakinan adalah kekuatan yang takkan pernah habis
untuk selalu memberi energi bagi jiwa untuk menunggu,
“membangun”, menguatkan, hingga berbagai defenisi tindakan
yang terkadang tak bisa diterima oleh akal. Menurut penulis jika
keyakinan adalah alasan terbesar seseorang untuk bertahan. maka
pasangan jiwanya adalah kesabaran, kesabaranlah yang membuat
orang untuk terus bersama dengan keyakinannya.
3. Manfaat Menundukkan Pandangan (Ghadhul Bashar)
a) Membersihkan hati dari Derita Penyesalan.
Karena barang siapa yang mengumbar pandangan matanya,
maka penyesalan yang dirasakan tiada henti.
100
b) Mendatangkan cahaya dan keceriaan di hati, wajah dan seturuh
anggota badan. Hal ini, sebagaimana mengumbar pandangan
mata yang akan mewariskan kegelapan, yang terlihat pada
wajah dan seluruh anggota tubuhnya.
c) Mendatangkan Kekuatan Firasat Yang Benar.
Menahan pandangan mata akan mendatangkan kekuatan firasat
yang benar, karena firasat merupakan cahaya dan buah dari
cahaya. Jika hati seorang hamba bercahaya, maka akan benar
firasatnya.
d) Akan membuka pintu dan jalan ilmu serta memudahkan dalam
mendapatkannya. Hal itu disebabkan cahaya yang ada di dalam
hati.
e) Mendatangkan kekuatan, keteguhan dan keberanian hati.
Dengan begitu seseorang yang menahan pandangan matanya
dapat menguasai pandangan itu dan penguasaan terhadap
hujjah.
f) Mendatangkan kegembiraan, kesenangan dan kelapangan hati.
Kenikmatan dan kegembiraan yang dirasakan lebih besar dari
pada kesenangan yang diperoleh dari mengumbar pandangan
itu. Hal Itu disebabkan karena ia telah mampu mengalahkan
musuhnya, dan menundukkan hawa nafsunya.
g) Membebaskan hati dari tawanan syahwat.
101
Karena orang yang layak disebut tawanan adalah orang yang
ditawan oleh syahwat dan hawa nafsunya.
h) Menutup pintu-pintu neraka Jahannam.
Sesungguhnya pandangan mata adalah pintu syahwat yang
menuju pelaksanaannya. Maka, pengharamannya oleh Allah
dan syari‟at-Nya adalah tabir penghalang untuk mengumbar
pandangan.
i) Menguatkan dan mengokohkan akal
Mengumbar pandangan tentulah tidak akan dilakukan kecuali
orang-orang yang lemah akalnya, gegabah dan tidak
memikirkan akibatnya dikemudian hari. Orang yang cerdik
akalnya adalah yang bisa mempertimbangkan akibat dari
perbuatannya.
j) Membebaskan hati dari syahwat yang memabukkan dan
kelalaian yang merugikan.
Mengumbar pandangan mata akan mendatangkan kelalaian
untuk mengingat Allah dan hari akhirat serta dapat
menjerumuskan ke dalam tawanan cinta yang memabukkan.
Sebagaimana firman Allah, yang menjelaskan tentang orang
yang tertawan oleh rupa dan penampilan.
Berdasarkan data tersebut diatas, penulis dapat menilai bahwa
siaran materi aqidah, akhlaq, syari‟ah yang disiarkan di Radio
Ngabar FM dalam acara siraman rohani dipandang cukup
102
representaif. Karena kemasan materi dakwah yang dibuat
menarik dan variatif akan dapat dengan mudah diterima oleh
pendengar tanpa ada kesan menggurui. Hal ini didukung oleh
sejak awal berdirinya, radio telah ikut serta dalam kegiatan
dakwah keikutsertaan radio dalam mengembangkan proses
dakwah Islamiyah sejalan dengan fungsi radio sebagai
penyampai informasi, pendidikan, keagamaan, dan hiburan.
Oleh karena itu dalam mengemas program siaran dakwah,
radio berusaha memberikan sajian yang memberikan
pendidikan, wawasan, dan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan
visi radio yang ingin menyebarkan misi keislaman,
kemasyarakatan, dan keilmuan melalui radio. Sehingga dalam
pengambilan tema untuk materi dakwah pada program siaran
dakwah siraman rohani menurut pengamatan penulis cukup
kontekstual karena terdapat korelasi dengan realitas
masyarakat. Hal ini dapat dijadikan bahan renungan dan
cerminan serta pelajaran dalam menghadapi problematika
hidup.
4.1.2. Analisis Proses Penyusunan Program Siaran Dakwah Di Radio
Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo
Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten
Ponorogo dalam memuat materi siaran dakwah di program programnya
cukup beragam dari seorang programmer dituntut untuk membuat proses
103
penyusunan program siaran dalam pengudaraan di radio agar terjadi
harmonisasi dan variasi dalam pendengaran audien. Sehingga siaran yang
diudarakan tidak monoton dan membosankan.
Bentuk proses penyusunan program siaran dakwah di Radio Ngabar
FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo antara lain
sebagai berikut:
a. Bekerjasama dengan tim Crew kreatif radio Ngabar FM dan
diserahkan kepada direktur radio Ngabar FM kemudian diajukan
kepada pimpinan Pondok Pesantren Walisongo untuk disetujui. Dalam
proses inilah hendaknya dibuat deskripsi (uraian) acara, yaitu
rancangan program yang mendukung kelengkapan unsur, seperti, nama
acara, kategori program, lingkup materi, tujuan program, target
khalayak/sasaran khalayak, frekuensi penyiaran, durasi, jam
penayangan, format penyajian, dan sifat produksi. Deskripsi acara
berfungsi sebagai pedoman bagi semua crew yang akan memproduksi
program dan siapa saja yang kelak akan mengasuhnya, tidak akan
banyak mengalami kesulitan.
b. Bekerjasama dengan ustadz yang mempunyai wawasan yang luas serta
tidak memihak salah satu organisasi agar bisa diterima oleh semua
kalangan. Hal ini merupakan terobosan bahwasanya dalam suatu
masyarakat tidak hanya terdiri dari satu golongan atau organisasi saja,
melainkan begitu banyak organisasi yang berkembang dan
memungkinkan adanya suatu persaingan antar organisasi satu dengan
104
yang lain. Melihat kondisi demikian, maka pihak radio Ngabar FM
mengantisipasi dengan menghadirkan ustadz yang tidak terlibat dalam
sebuah organisasi ataupun partai politik. Karena jika ustadz
berkecimpung di dunia politik ataupun organisasi tertentu, tidak
menutup kemungkinan masyarakat/pendengar yang diluar
organisasinya akan acuh terhadap acara yang disiarkan di radio Ngabar
FM, bentuk dari kerjasama ini diwujudkan dalam program acara
dakwah.
c. bekerjasama dengan pihak radio Ngabar FM dengan radio-radio lain di
wilayah Ponorogo seperti radio Mawaddah, Darul fikri, Darul
istiqomah untuk secara seksama menyiarkan rekaman pengajian.
Kerjasama semacam ini mempunyai tujuan supaya terjalin suatu
kedekatan/hubungan yang baik antara pihak radio Ngabar FM dengan
radio lain. Dengan adanya kedekatan tersebut maka bisa memacu
kalangan programmer ataupun penyiar untuk senantiasa meningkatkan
ide-ide kreatifnya guna mencapai kualitas siaran yang lebih baik demi
kemajuan kota Ponorogo. Menurut penulis bentuk kreatifitas seperti ini
sangatlah penting dan bernilai positif karena dengan adanya persaingan
yang sehat dalam peningkatan kualitas siaran, akan menjadikan siaran
radio-radio di wilayah Ponorogo semakin maju dan berkualitas tinggi.
Dari semua bentuk kerjasama yang disebutkan diatas, sekaligus
sebagai wujud kreatifitas dari pengelola stasiun radio, menurut penulis
sangatlah tepat untuk dijadikan sebagai wahana dalam meningkatkan
105
kualitas siaran dakwah Islam di kota Ponorogo supaya siaranya tidak
monoton, karena jika siaran dakwahnya monoton tanpa adanya suatu
kreatifitas dari pengelola radio, maka lambat laun akan terjadi suatu
kejenuhan pada pendengar yang bisa menyebabkan hilangnya minat
masyarakat untuk mendengarkan sebuah siaran di radio tersebut.
Menurut penulis proses penyusunan program siaran dakwah yang
digunakan di radio Ngabar FM sebagaimana dikemukakan mengenai
program bahwa perencanaan program diarahkan pada produksi
program yaitu program apa yang akan diproduksi, dan penjadwalan
program untuk menarik sebanyak mungkin audien yang tersedia pada
waktu tertentu. Kemudian penyusunan program mencakup pemilihan
format dan isi program yang dapat menarik dan memuaskan kebutuhan
audien yang terdapat suatu segmen audien berdasarkan demografi
tertentu. Perencanaan program melibatkan berbagai keputusan tidak
saja mengenai program itu sendiri namun juga berbagai aspek yang
terdapat seperti nama program, cara penyajian program dan hal-hal
yang terkait dengan pelayanan kepada audien. Dengan demikian
audien juga akan mempertimbangkan aspek-aspek, seperti kualitas,
nama, kemasan program dan bahkan perusahaan yang berada di
belakang suatu program yang kesemuanya membentuk persepsi audien
terhadap program dan media bersangkutan.
106
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berangkat dari uraian pembahasan skripsi dengan judul STUDI
ANALISIS PROGRAM SIARAN DAKWAH DI RADIO NGABAR FM
106,2 PONDOK PESANTREN WALISONGO KABUPATEN
PONOROGO diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren
Walisongo Kabupaten Ponorogo antara lain : Program Acara Siaran Senandung
Nasyid dan Dakwah, Program Acara Siaran Rehat Siang (Adzan, Lagu Islami
dan instrumen), Program Acara Siaran Istirahat (Adzan, Lagu Islami dan
Pondok), Program Acara Siaran Siraman Rohani, Program Acara Snada
(Senandung Nasyid dan Dakwah), Program Acara Siaran Murottal. Sedangkan
dari segi bentuk siaran, format program siaran dakwah yang digunakan di radio
Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo dapat
digolongkan menjadi beberapa macam diantaranya : format monolog, format
dialog interaktif, format musik Islami, format insert.
2. Isi program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren
Walisongo kabupaten Ponorogo ada tiga kategori yang terdapat dalam siraman
rohani Ust. Dr. Muhammad Arifin Badri, yaitu meliputi akidah, syari’ah,
akhlak. Akidah merupakan sesuatu yang berhubungan dengan keyakinan atau
sebagai fondamen dasar bagi setiap muslim. Dalam akidah ini meliputi Tanda-
Tanda Kemunafikan, Jangan Remehkan Kesyirikan, Ingat Mati, Hilangkan
107
Perasaan Takut Gagal, Menghilangkan Sedih dan Cemas dengan Memikirkan
Ciptaan Allah. Syari’ah adalah peraturan-peraturan yang disyari’atkan oleh
Allah SWT untuk umat manusia. Dalam kategori ini meliputi Perbandingan
antara Mudharabah dengan Riba, Puasa Sunnah, Zina Akibat Buruk dan
Bahayanya. Akhlak merupakan pendidikan jiwa agar seorang dapat bersih dari
sifat tercela dan dihiasi sifat terpuji. Dalam kategori ini meliputi Do’a
Memohon Segala Ampunan, Keyakinan dan Kesabaran, Manfaat Menundukan
Pandangan (Ghadhul Bashar).
3. Proses penyusunan program siaran dakwah di radio Ngabar FM 106,2 Pondok
Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo antara lain diwujudkan dalam
bentuk siaran yang di dalamnya menyelipkan insert siaran dakwah seperti
mutiara qolbu pada program acara populer, kemudian kerja sama dengan tim
crew kreatif radio Ngabar FM dan diajukan kepada Pimpinan Pondok
Pesantren Walisongo untuk disetujui, bekerjasama dengan ustadz yang
mempunyai wawasan luas serta tidak memihak salah satu organisasi agar bisa
diterima oleh semua kalangan, bekerjasama dengan radio-radio lain yang
berada di wilayah Ponorogo seperti radio Mawaddah, Darul fikri, Darul
istiqomah dan lain sebagainya. Itulah gambaran proses penyusunan program
siaran dakwah di radio Ngabar FM dan tentunya penyajian program seperti
disebutkan di atas dapat dijadikan sebagai media untuk menyiarkan dakwah
Islam.
108
5.2. Saran-Saran
Ada beberapa saran yang penulis anggap penting untuk dipertimbangkan
dalam perjalanan dakwah di Radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren
Walisongo Kabupaten Ponorogo antara lain:
a. Mengingat sifat radio adalah auditory yakni hanya bisa didengar, untuk itu
seorang da’i hendaknya mampu membuat imajinasi dalam diri pendengar
agar tetap selalu mendengarkan siaran dakwah yang disiarkan di Radio
Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren Walisongo Kabupaten Ponorogo.
b. Dalam mengemas acara hendaknya dibuat lebih variatif sehingga tidak
membosankan dan senantiasa berupaya mencari informasi dari segmen
pendengarnya tentang bagaimana baiknya program siaran, khususnya
program siaran dakwah yang hendak dikemas.
c. Bagi para da’i agar mampu menciptakan metode baru yang sekitarnya
menarik perhatian pendengar sehingga dakwahnya menjadi lebih baik.
d. Bagi pengelola atau Crew radio Ngabar FM 106,2 Pondok Pesantren
Walisongo Kabupaten Ponorogo hendaknya meningkatkan kualitas
pelayanan bagi masyarakat. Hal ini seperti selalu menjaga dan
meningkatkan kualitas pelayanan yang baik.
5.3. Penutup
Segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia dan kuasa-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan didalamnya dan masih jauh
dari kesempurnaan, yang demekian itu sudah barang tentu dapat dimaklumi
109
karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan penulis, oleh karena itu penulis dengan
lapang dada menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis memanjatkan do’a semoga dengan selesai dan terwujudnya
skripsi ini bisa membawa manfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada
umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya robbal a’lamin.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar , Saefudin. 2001. Metode Penelitian. Cet.III, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Cet.VI , Jakarta: Rineka Cipta.
_______________. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Aziz, Moh. Ali, 2004. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media.
Arifin, H. M, 1994. Psikologi Dakwah, Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara.
Amin, Samsul Romli, 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah.
Anshari, Hafi, 1993. Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, Pedoman untuk
Mujtahid Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas.
Abda, Slamet Muhaemin, 1994. Prinsip-Prinsip Metodologi Dakwah. Surabaya:
Al-Ikhlas.
Abdullah, Dzikron, 1998. Metodologi Dakwah, Fakultas Dakwah IAIN
Walisongo. Semarang.
Ardianto, Elvinaro, 2004. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Asnawir, 2002. Media pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.
Chusmeru, 2001. Komunikasi di Tengah Agenda Reformasi Sosial Politik.
Bandung: Alumni.
Depag. RI. 2002. Alquran Dan Terjemahannya. Surabaya: Pustaka Setia.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
_____________________. 2004. Dinamika Komunikasi. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Fathoni, Abdurrohmat, 2005. Metodologi Penelitian dan Tehnik Penyusunan
Skripsi, Jakarta: Rineka Cipta.
Ghozali, M. Bahri, 1997. Dakwah Komunikatif, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
Hadi, Sutrisno, 1993. Metode Research I, Yogyakarta: Andioffset.
Halimi, Safrodin, 2008. Etika Dakwah Dalam Perspektif AL-Qur’an, Semarang:
Walisongo Press.
Ibn hanbal, Imam Ahmad, 2000. Musnad Ahmad, Surabaya: CV Karya Utama.
Kayo Pahlawan, Kahatib, 2007. Manajemen Dakwah Dari Dakwah Konvensional
Menuju Dakwah Kontemporer, Jakarta: Amzah.
Moleong , Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
_______________. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Muhtadi, Asep Saeful dan Maman Abdul Djaliel. 2003. Metodologi Penelitian
Dakwah. Bandung : Pustaka Setia.
Munir, M., Wahyu Ilaihi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta: Kencana.
M. Romli, Asep Syamsul, 2004. Broadcast Journalism, Bandung : Nuansa.
____________________, 2009. Dasar-Dasar Siaran Radio, Bandung: Nuansa.
Morisson, 2008. Menejemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan
Televisi. Jakarta: Kencana.
Masduki, 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yoyakarta: Pustaka Populer
Lkis.
Poerwadarminta, W. J. S. 1976 : Kamus Umum Bahasa Indonesia.
Peraturan Komisi Penyiaran Indonesia Nomor: 3/P/KPI/2/2009 tentang standar
Program Siaran, (Semarang: Komisi Penyiaran Indonesia Daerah. 2010).
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2003, Cet. 1, penerjemah. Shodiq dan Imam
Muttaqien, Dasar- Dasar Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Pustaka
pelajar.
Suminto, Agib, 1984. Problematika Dakwah. Jakarta : Pustaka Panjimas.
Sanwar, Aminuddin, 1985. Pengantar Studi Ilmu Dakwah, Fakultas Dakwah,
Semarang: IAIN Walisongo.
Shihab, M. Quraisy, 1996. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Syukir, Asmuni, 1983. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas
Tasmara, Toto, 1997. Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama.
Ya’qub, Hamzah, 1981. Publistik Islam Teknik Dakwah dan Leadhership,
Bandung: Di Ponegoro.
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Mulyati
2. Tempat & Tgl. Lahir : Rembang, 8 Nopember 1988
3. NIM : 071211048
4. Alamat Rumah : Ds. Pandangan Wetan Rt. 08 Rw. 03, Kec. Kragan
Kab. Rembang 59273 Jateng
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. TK Mina Bahari Pandangan Wetan, Lulus Tahun 1994
b. SD pandangan kulon I, Lulus Tahun 2000
c. MTs Walisongo Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo Jawa
Timur, Lulus Tahun 2003
d. MA Walisongo Pondok Pesantren Walisongo Ngabar Ponorogo Jawa
Timur, Lulus Tahun 2006
Semarang, 15 Desember 2011
Mulyati
NIM.071211048