STRATEGI PEMBELAJARAN KIMIAOleh : RetnoDwiSuyanti
EdisiPertama CetakanPertama,2010
HakCipta2010padapenulis,HakCiptadilindungiundang-undang.Dilarangmemperbanyakataumemindahkansebagianatauseluruhisibukuinidalambentukapapun,secaraelektronismaupunmekanis,termasukmemfotokopi,merekam,ataudenganteknikperekamanlainnya,tanpaizintertulisdaripenerbit.
RukoJambusariNo.7AYogyakarta55283Telp. :0274-889836;0274-889398Fax. :0274-889057E-mail :[email protected]
Suyanti, Retno DwiSTRATEGI PEMBELAJARAN KIMIA/Retno Dwi Suyanti- Edisi Pertama – Yogyakarta; Graha Ilmu, 2010 xii + 208 hlm, 1 Jil. : 23 cm.
ISBN: 978-979-756-644-9
1. Pendidikan 2. Kimia I. Judul
Sejalan dengan dilaksanakannya Kurikulum Berbasis Kompetensi yang mengacu pada standar kompetensi, maka diperlukan berbagai buku pendukung yang dapat menunjang
pelaksanaan Kurikulum tersebut di lapangan.
Buku ini ditujukan kepada para pembaca untuk melaksanakan aktivitas pembelajaran sebagaimana tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Buku tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan filosofi kurikulum yang menekankan pembelajaran siswa aktif.
Buku strategi pembelajaran ini merupakan salah satu referensi, untuk memberikan pemahaman yang lebih baik dalam melaksanakan Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang pada dasarnya memberi keleluasaan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran sebagaimana diatur dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah terlibat di dalam penyusunan buku ini, baik para akademisi dari berbagai perguruan tinggi yang telah mereview buku ini maupun para guru mata pelajaran dari berbagai daerah dan sekolah yang sedang menempuh program magister pendidikan kimia.
KATA PENGANTAR
Stereotip dan Relasi Antarkelompok Teorivi
Semoga buku pedoman ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan pihakpihak yang membutuhkannya.
Medan, April 2010
Penulis
Dr.Retno Dwi Suyanti MSi
DAfTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................... iii
DAfTAR ISI ................................................................................ v
DAfTAR GAMBAR ........................................................................ ix
BAB I ANALISIS INSTRUKSIONAL .............................................1A. Pengertian Analisis Instruksional ................................1B. Struktur Perilaku .........................................................2Rangkuman .......................................................................8
BAB II PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIf ........9A. Konsep dan Tujuan PBAS ........................................11B. Peran Guru dalam Implementasi PBAS ....................13C. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran ..........14D. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pbas ........16Rangkuman .....................................................................20
BAB III STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR ...............................................23A. Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKBK) ................................25B. Karakteristik SPPKB ..................................................26C. Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran Konvensional ...........................................................27D. Tahapan Pembelajaran SPPKB ..................................28Rangkuman .....................................................................30
Strategi Pembelajaran Kimiaviii
BAB IV STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI 43A. Pengertian Inkuiri .....................................................45B. Strategi Pembelajaran Inkuiri ...................................45C. Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri ..48D. Tingkatantingkatan Inkuiri .......................................50
BAB V STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI 61A. Prinsipprinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran
Ekspositori ...............................................................62B. Prosedur Pelaksanaan Strategi Ekspositori .................63C. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori .......64Rangkuman .....................................................................64
BAB VI METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN 71A. Metode Ceramah .....................................................74B. Metode Demonstrasi ................................................77C. Metode Diskusi ........................................................78D. Metode Simulasi ......................................................81Rangkuman .....................................................................95
BAB VII STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIf 97A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar ........................97B. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif .................99C. Prosedur Pembelajaran Kooperatif ..........................104D. Teknikteknik Pembelajaran Cooperatif Learning.....106E. Model Evaluasi Belajar Cooperatif Learning ...........107Rangkuman ...................................................................108
BAB VIII STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM) ......................................................................... 113A. Konsep Dasar dan Karakteristik SPBM ....................114B. Hakikat Masalah dalam SPBM ................................115C. Tahapantahapan dalam SPBM ...............................117D. Keunggulan dan Kelemahan SPBM .........................120Rangkuman ...................................................................122
Daftar Isi ix
BAB IX PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS ..................................................................... 132A. Tujuh Komponen CTL ............................................132B. Karakteristik Pembelajaran CTL ..............................133Lampiran 2 ....................................................................135
BAB X STRATEGI PEMBELAJARAN AfEKTIf ........................... 141A. Penilaian Sikap .......................................................142B. Hubungan Antara Sikap, Nilai dan Perilaku ............144C. Pembentukan Sikap ................................................146D. Model Strategi Pembelajaran Sikap ........................146Rangkuman ...................................................................151
BAB XI ANALISIS KONSEP DAN PETA KONSEP ..................... 155
BAB XII MISKONSEPSI KIMIA .................................................. 167
BAB XIII IMPLEMENTASI TEORI-TEORI BELAJAR PADA SAINS 175
A. Teori Belajar Piaget ................................................177B. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne ......181C. Teori Belajar menurut Ausubel ...............................183Rangkuman ...................................................................184
Model Pembelajaran Ausubel pada Topi Larutan Buffer 196DAfTAR PUSTAKA ....................................................................201TENTANG PENULIS ...................................................................205
DAfTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Perilaku Hierarkikal...................................... 2Gambar 1.2 Struktur Perilaku Prosedural ...................................... 3Gambar 1.3 Struktur Perilaku Pengelompokan .............................. 3Gambar 1.4 Struktur Perilaku Kombinasi ..................................... 4Gambar 4.1 Pakaian yang Dijemur di bawah Terik Matahari ...... 54Gambar 4.2 Margarin Dipanaskan dan Air Mendidih .................. 54Gambar 4.3 Kertas Dipotong-potong .......................................... 55Gambar 4.4 Emas Batangan menjadi perhiasan emas ................. 55Gambar 4.5 Melarutkan Gula dalam Air Kopi ............................. 55Gambar 4.6 Proses Fotosintesis ................................................... 56Gambar 4.7 Menggoreng Telur ................................................... 56Gambar 4.8 Kembang Api Yang Dibakar .................................... 56Gambar 4.9 Korek Api yang Dibakar .......................................... 57Gambar 4.10 Karat Pada Besi ....................................................... 57Gambar 6.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale ............................. 87Gambar 10.1 Pencemaran Lingkungan Udara ............................. 152
A. Pengertian Analisis Instruksional
Keterampilan melakukan analisis instruksional sangat penting artinya bagi kegiatan instruksional karena pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diberikan lebih dahulu
dari yang lain dapat ditentukan dari hasil analisis instruksional. Hal iniHal ini sesuai dengan filosofi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sekurangkurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar (SNP pasal 20). Sebelum menulis indikator, pengembang instruksional harus melakukan tiga langkah yaitu: melakukan analisis instruksional, mengidentifikasi perilaku awal siswa, dan merumuskan kompetensi dasar.
Analisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematik. Dengan melakukan analisis instruksional, akan tergambar susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Dengan perkataan lain, melalui tahaptahap perilaku khusus tertentu pembaca akan mencapai perilaku umum. Perilaku khusus yang telah tersusun secara sistematik menuju perilaku umum itu laksana jalan
BAB I
ANALISIS INSTRUKSIONAL
Strategi Pembelajaran Kimia2
yang singkat yang harus dilalui pembaca untuk mencapai tujuannya dengan baik.
B. Struktur Perilaku
Bila perilaku umum diuraikan menjadi perilaku khusus menurut Supratman (1997) akan terdapat empat macam susunan, yaitu hierarkikal, prosedural, pengelompokan, dan kombinasi.
1. Struktur Hierarkikal
Struktur perilaku yang hierarkikal adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain. Dalam kurikulum kimia, mata kuliah kimia dasar biasa disebut mata kuliah prasyarat untuk mengikuti mata kuliah lanjutan seperti Kimia Fisika.
Gambar 1.1 Struktur Perilaku Hierarkikal
2. Struktur Prosedural
Struktur perilaku prosedural adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan satu seri urutan penampilan perilaku, tetapi tidak ada yang menjadi prasyarat untuk yang lain. Walaupun ke dua perilaku khusus itu harus dilakukan berurutan untuk dapat melakukan suatu perilaku umum, tetapi setiap perilaku itu dapat dipelajari secara terpisah.
Berikut ini terdapat contoh perilaku yang terstruktur secara prosedural.
Menerapkan Kimia Lanjutan
Menerapkan Kimia Dasar
Analisis Instruksional 3
Gambar 1.2 Struktur Perilaku Prosedural
Ke tiga perilaku khusus tersebut harus dilakukan secara berurutan untuk dapat melakukan perilaku penentuan tekanan uap jenuh larutan.
3. Struktur Pengelompokan
Struktur pengelompokan ditandai dengan perilakuperilaku khusus yang yang tidak mempunyai ketergantungan antara satu dengan yang lain, walaupun semuanya berhubungan. Dalam struktur ini, garis penghubung antara perilaku khusus yang satu dengan yang lain tidak diperlukan. Sebagai contoh perilaku pada penjelasan campuran
Gambar 1.3 Struktur Perilaku Pengelompokan
menyediakan zat pelarut
Masukkan zat terlarut ke dalam zat pelarut hingga terbentuk larutan
Biarkan mencapai kestimbangan pada suhu yang sama dengan suhu jenuh pelarut murni maka diperoleh tekanan yang disebut tekanan uap jenuh larutan
Strategi Pembelajaran Kimia4
4. Struktur Kombinasi
Struktur kombinasi terbentuk apabila suatu perilaku umum diuraikan menjadi perilaku khusus secara kombinasi antara struktur hierarkikal, prosedural, dan pengelompokan. Berikut adalah contohnya.
Gambar 1.4. Struktur Perilaku Kombinasi
Perilaku kawasan kognitif adalah perilaku yang merupakan hasil proses berpikir. Bloom (1956) membagi kawasan kognitif menjadi enam tingkatan: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Keenam tingkatan tersebut secara berturutturut merupakan tingkatan perilaku kognitif dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Gagne (1979) membagi kapabilitas manusia dalam kawasan kognitif menjadi tiga macam yaitu: keterampilan intelektual, strategi kognitif, dan informasi verbal. Contoh ke tiga kapabilitas tersebut adalah keterampilan teknis dalam ilmu pengetahuan, keterampilan dan mencari cara pemecahan masalah, dan keterampilan mengungkapkan kembali pengetahuan verbal yang telah dimiliki.
Perilaku kawasan psikomotor adalah perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja fungsi tubuh manusia. Dave(1967) membagi perilaku kawasan psikomotorik menjadi lima jenjang, yaitu: menirukan gerak,
Analisis Instruksional 5
memanipulasi katakata menjadi gerak, melakukan gerak dengan tepat, merangkaikan berbagai gerak, dan melakukan gerak dengan wajar dan efisien.
Perilaku afektif adalah perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan untuk beraksi dalam lingkungan tertentu. Bloom dan Masia (1964) membagi kawasan ini menjadi lima tingkatan, yaitu: menerima nilai, membuat respon terhadap nilai, menghargai nilainilai yang ada, mengorganisasikan nilai, dan mengamalkan nilai secara konsisten atau karakteristik.
Strategi Pembelajaran Kimia6
AN
ALI
SIS
INST
RUKS
ION
AL
Mat
eri P
okok
: Lar
utan
Ele
ktro
lit d
an N
on E
lekt
rolit
12
AN
AL
ISIS
INST
RU
KSI
ON
AL
Mat
eri P
okok
: L
arut
an E
lekt
rolit
dan
Non
Ele
ktro
lit
Mem
baca
dan
men
cari
info
rmas
i ten
tang
la
ruta
n el
ektro
lit d
an n
on e
lekt
rolit
Men
disk
usik
an h
ubun
gan
seny
awa
ion
dan
seny
awa
kova
len
deng
an la
ruta
n el
ektro
lit
Men
gena
l ciri
-ciri
sen
yaw
a io
n da
n ko
vale
n po
lar
Mel
akuk
an p
erco
baan
pen
gujia
n la
ruta
n el
ektr
olit
dan
non
elek
trol
it
Mer
angk
ai a
lat u
ntuk
pen
gujia
n la
ruta
n el
ektro
lit d
an n
on e
lekt
rolit
Men
ghub
ungk
an
dua
bua
h ka
bel
deng
an p
enje
pit
buay
a
Men
gena
l lar
utan
ele
ktro
lit
dan
non
elek
trolit
Men
celu
pkan
ked
ua
bata
ng e
lekt
roda
pad
a la
ruta
n ya
ng d
iuji
Men
ghub
ungk
an
penj
epit
buay
a pa
da
bata
ng e
lekt
roda
dan
pa
da s
umbe
r aru
s
Men
geta
hui j
enis
laru
tan
elek
trolit
ber
dasa
rkan
sifa
t ha
ntar
an li
strik
nya
Men
gena
l jen
is la
ruta
n el
ektro
lit b
erda
sark
an
ikat
anny
a
Men
gena
l jen
is-je
nis
laru
tan
elek
trolit
Men
cari
seba
b te
rjadi
nya
arus
list
rik
Men
gena
l rea
ksi i
onis
asi
Men
geta
hui d
an m
emah
ami k
egun
aan
laru
tan
elek
trolit
dan
non
ele
ktro
lit
dala
m k
ehid
upan
seh
ari-h
ari
Men
jela
skan
pen
yeba
b ke
mam
puan
laru
tan
elek
trolit
dal
am m
engh
anta
rkan
aru
s lis
trik
Men
gelo
mpo
kkan
laru
tan
yang
diu
ji ke
dal
am la
ruta
n el
ektro
lit
dan
non
elek
trolit
Mem
perh
atik
an g
ejal
a-ge
jala
yan
g tim
bul d
ari p
erco
baan
Men
ghub
ungk
an
kabe
l pad
a bo
la
lam
pu
Analisis Instruksional 7
13
MATERI : ASAM BASA
ANALISISINSTRUKSIONAL
MENGETAHUI DANMEMAHAMI ASAM
BASA DALAMKEHIDUPAN SEHARI
HARI
MENJELASKANPENYEBAB
TERJADINYA ASAMDAN BASA
MENGELOMPOKKAN ZAT YANG
BERSIFAT ASAMDAN BASA
MENGENAL CIRICIRI ASAM BASA
MENGAMATIPERUBAHAN YANG
TERJADI
MENGENALREAKSINYA
MENGUJI BAHANBAHAN TERSEBUTDENGAN KERTAS
LAKMUS
MEMPERSIAPKANBAHAN BAHAN
YANG BERSIFATASAM DAN BASA
MENGENAL ASAMKUAT DAN ASAM
LEMAH
MENGENAL BASAKUAT DAN BASA
LEMAH
MENYUSUNPROSEDUR KERJAPENGUJIAN ASAM
DAN BASA
MENGENAL JENIS-JENIS ASAM DAN
BASA
MELAKUKANPERCOBAAN
PENGUJIAN ASAMDAN BASA
MENGENAL ASAMDAN BASA
MEMBACA DANMENCARI
INFORMASITENTANG ASAM
DAN BASA
Strategi Pembelajaran Kimia8
Deskripsi Analisis Instruksional Asam-BasaAnalisis instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum
menjadi khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Dengan melakukan analisis instruksional, akan tergambar susunan perilaku khusus dari awal sampai akhir. Proses penjabaran perilaku tersebut tidak berorientasi terhadap taksonomi perilaku tertentu. Analisis instruksional materi asam basa adalah menjabarkan perilaku yang umum ke perilaku yang khusus dimulai dengan membaca dan mencari informasi tentang asam basa, sehingga kita dapat mengenal asam dan basa, mengenal jenisjenis asam basa serta pembagiannya yang dikenal dengan asam kuat dan basa kuat serta asam lemah dan basa lemah dan mengetahui reaksi yang terjadi, mengenal cirriciri asam basa dan dapat menjelaskan penyebab terjadinya asam basa. Dan dapat melakukan percobaan pengujian asam basa dengan menggunakan kertas lakmus, dan mampu memperhatikan perubahan yang terjadi serta dapat mengklasifikasikan mana asam dan mana basa. Sehingga kita dapat mengetahui dan memahami fungsi asam basa dalam kehidupan seharihari.
RangkumanPengembangan instruksional sebagai suatu proses yang sistematik
untuk menghasilkan sistem instruksional yang siap digunakan merupakan proses yang panjang, tidak identik dengan teknologi instruksional. Langkah ke dua dalam Model Pengembangan Instruksional adalah melakukan analisis instruksional, yaitu kegiatan menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku yang lebih kecil atau spesifik serta mengidentifikasi hubungan antara perilaku spesifik yang satu dan perilaku spesifik yang lain. Konsep yang digunakan Model Pengembangan Instruksional dalam proses penjabaran perilaku umum menjadi perilaku khusus tidak berorientasi terhadap suatu taksonomi perilaku tertentu, seperti taksonomi yang disusun oleh Gagne atau Bloom. Proses menganalisis instruksional yang digunakan oleh Model Pengembangan Instruksional (MPI) didasarkan kepada berpikir logis, analitik, dan sistematik.
oo0oo
Srategi Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS) dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk
memperoleh hasil belajar berupa panduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Dari konsep tersebut ada dua hal yang dipahami. Pertama, dipandang dari sisi proses pembelajaran, PBAS menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Ke dua, dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Artinya dalam PBAS pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarakn siswa. Artinya, sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS).
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa. Pertama, asumsi filosofis tentang pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia
BAB II
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIf
Strategi Pembelajaran Kimia10
menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, sosial, maupun kedewasaan moral. Oleh karena itu, proses pendidikan bukan hanya mengembangkan intelektual saja, tetapi mencakup seluruh potensi yang dimiliki anak didik. Dengan demikian, hakikat pendidikan pada dasarnya adalah: interaksi manusia, pembinaan dan pengembangan potensi manusia, berlangsung sepanjang hayat, kesesuaian dengan kemampuan dan tingkat perkembangan siswa, keseimbangan antara kebebsan subjek didik dan kewibawaan guru, dan peningkatan kualitas manusia.
Ke dua, asumsi tentang siswa sebagai subjek pendidikan, yaitu: siswa bukanlah manusia dalam ukuran mini akan tetapi manusia yang sedang dalam tahap perkembangan, setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda, anak didik pada dasarnya adalah insan yang aktif, kreatif, dan dinamis dalam menghadapi lingkungannya, anak didik memiliki motivasi untuk memenuhi kebutuhannya. Asumsi tersebut menggambarkan bahwa anak didik bukanlah objek yang harus dijejali dengan informasi, tetapi mereka adalah subjek yang memiliki potensi dan proses pembelajaran seharusnya diarahkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak didik itu.
Ke tiga, asumsi tentang guru adalah: guru bertanggung jawab atas tercapainya hasil belajar peserta didik, guru memiliki kemampuan professional dalam mengajar, guru mempunyai kode etik keguruan, guru memiliki peran sebagai sumber belajar, pemimpin dalam belajar yang memungkinkan terciptanya kondisi yang baik bagi siswa dalam belajar.
Ke empat, asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran adalah: bahwa proses pengajaran direncanakan dan dilaksanakan sebagai suatu sistem, peristiwa belajar akan terjadi manakala anak didik berinteraksi dengan lingkungan yang diatur oleh guru, proses pengajaran akan lebih aktif apabila menggunakan metode dan tekhnik yang tepat dan berdaya guna, pengajaran memberi tekanan kepada proses dan produk secara berimbang, inti proses dan produk secara
Pengembangan Model Pembelajaran Aktif 11
seimbang, inti proses pengajaran adalah adanya kegiatan belajar siswa secara optimal.
Dalam pandangan psikologi modern belajar bukan hanya sekedar menghapal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental dan proses berpengalaman. Oleh karena itu, setiap peristiwa pembelajaran menuntut keterlibatan intelektualemosional siswa melalui asimilasi dan akomodasi kognitif untuk mengembangkan pengetahuan, tindakan, serta pengalaman langsung dalam rangka membentuk keterampilan (motorik, kognitif, dan sosial), penghayatan serta internalisasi nilainilai dalam pembentukan sikap (Joni, 1980:2)
Seperi telah dikemukakan dimuka pada bab IV pasal 19 peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisifasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal ini menunjukkan bahwa mengajar yang didesain guru harus berorientasi pada aktivitas siswa.
A. Konsep dan Tujuan PBAS
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, dan psikomotor secara seimbang. Dari konsep tersebut ada dua hal yang harus dipahami.
Pertama, dipandang dari sisi proses pembelajaran, PBAS menekankan kepada aktivitas secara optimal, artinya PBAS menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual. Oleh karena itu, kadar PBAS tidak hanya bisa dilihat dari aktivitas fisik saja, akan tetapi juga aktivitas mental dan intelelektual. Seorang siswa yang tampaknya hanya mendengarkan saja, tidak berarti memiliki kadar PBAS yang rendah dibandingkan dengan
Strategi Pembelajaran Kimia12
seseorang yang sibuk mencatat. Sebab, mungkin saja yang duduk itu secara mental ia aktif, misalnya menyimak, menganalisis dalam pikirannya, dan menginternalisasi nilai dari setiap informasi yang disampaikan. Sebaliknya, siswa yang sibuk mencatat tidak bisa dikatakan memiliki kadar PBAS yang tinggi jika yang bersangkutan hanya sekedar secara fisik aktif mecatat, tidak diikuti oleh aktivitas mental dan emosi.
Ke dua, dipandang dari sisi hasil belajar, PBAS menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Artinya, dalam PBAS pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.
Dari konsep di atas, maka jelas bahwa pendekatan PBAS berbeda dengan proses pembelajaran yang selama ini banyak berlangsung. Selama ini proses pembelajaran banyak diarahkan kepada proses menghafalkan informasi yang disajikan guru. Ukuran keberhasilan pembelajaran adalah sejauhmana siswa dapat menguasai materi pelajaran. Apakah materi itu dipahami untuk kebutuhan hidup setiap siswa, apakah siswa bisa menangkap hubungan materi yang dihafal itu dengan pengembangan potensi yang dimilikinya, bukan tidak menjadi soal, yang penting siswa dapat mengungkapkan kembali apa yang telah dipelajarinya. Oleh sebab itu, tidak heran kalau proses pembelajaran yang selama ini digunakan tidak memperhatikan hakikat mata pelajaran yang disajikan.
Dari penjelasan tersebut maka PBAS sebagai salah satu bentuk inovasi dalam memperbaiki kualitas proses belajar mengajar bertujuan untuk membantu peserta didik agar bisa belajar mandiri dan kreatif, sehingga ia dapat memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat menunjang terbentuknya kepribadian yang mandiri. Dengan kemampuan itu diharapkan lulusan menjadi anggota masyarakat yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang dicitacitakan. Sedangkan secara khusus pendekatan PBAS bertujuan:
Pengembangan Model Pembelajaran Aktif 13
a. Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna. Artinya, melalui PBAS siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi, tetapi juga bagaimana memanfaatkan informasi itu untuk kehidupannya.
b. Mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki yang dimilikinya. Artinya, melalui PBAS diharapkan tidak hanya kemampuan intelektual saja yang berkembang, tetapi juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan mental.
B. Peran Guru dalam Implementasi PBAS
Kekeliruan yang kerap kali muncul adalah adanya anggapan bahwa dengan PBAS peran guru semakin berkurang. Anggapan semacam ini tentu saja tidak tepat, sebab walaupun PBAS didesain untuk meningkatkan aktivitas siswa, tidak berarti mengakibatkan kurangnya peran dan tanggung jawab guru. Baik guru maupun siswa samasama harus berperan secara penuh, oleh karena peran mereka samasama sebagai subjek belajar. Adapun yang membedakannya hanya terletak pada tugas apa yang harus dilakukannya. Misalnya, ketika siswa melaksanakan diskusi kelompok atau mengerjakan tugas, tidak berarti guru hanya diam dan duduk di kursi sambil membaca koran, akan tetapi secara aktif guru harus melakukan kontrol dan memberi bantuan kepada siswa yang memerlukannya.
Dalam implementasi PBAS, guru tidak berperan sebagai satusatunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru, di antaranya adalah:
1. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dimulai. Artinya,
Strategi Pembelajaran Kimia14
tujuan pembelajaran tidak sematasemata ditentukan oleh guru, akan tetapi diharapkan siswa pun terlibat dalam menentukan dan merumuskannya.
2. Menyusun tugastugas belajar bersama siswa. Artinya, tugastugas apa yang sebaiknya dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya ditentukan guru akan tetapi melibatkan siswa. Hal ini penting dilakukan untuk memupuk tanggung jawab siswa. Biasanya manakala siswa terlibat dalam menentukan jenis dan tugas dan batas akhir penyelesaiannya.
3. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan. Dengan pemberitahuan rencana pembelajaran, maka siswa akan semakin paham apa yang harus dilakukan. Hal ini dapat mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif.
4. Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya. Guru perlu menyadari bahwa siswa memiliki kemampuan yang sangat beragam. Oleh karena keragamannya itulah guru perlu melakukan kontrol kepada siswa untuk melayani setiap siswa terutama siswa yang dianggap lambat dalam belajar.
5. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing, dan lain sebagainya melalui pengajuan pertanyaanpertanyaan.
6. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.
C. Penerapan PBAS dalam Proses Pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Akan tetapi juga ada yang tidak bisa diamati, seperti kegiatan mendengarkan dan menyimak. Kadar PBAS tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik semata, akan tetapi juga ditentukan oleh non fisik seperti mental, intelektual, dan emosional.
Namun demikian, salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaran memiliki kadar PBAS
Pengembangan Model Pembelajaran Aktif 15
yang tinggi, sedang atau lemah, dapat kita lihat dari kriteria penerapan PBAS dalam proses pembelajaran.
a. Kadar PBAS dilihat dari proses perencanaan
1) Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan indikator sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta pengalaman dan motivasi yang dimiliki sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kegiatan pembelajaran.
2) Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan pembelajaran.
3) Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih sumber belajar yang diperlukan.
4) Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan.
b. Kadar PBAS dilihat dari proses pembelajaran
1) Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2) Siswa belajar secara langsung. Dalam proses pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip diberikan melalui pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan, melakukan sendiri, dan lain sebagainya.
3) Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.
4) Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.
5) Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan pertanyaan.
Strategi Pembelajaran Kimia16
6) Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa atau guru dengan siswa.
C. Kadar PBAS ditinjau dari kegiatan evaluasi pembelajaran
1) Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukannya.
2) Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan kegiatan semacam tes dan tugastugas yang harus dikerjakannya.
3) Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun secara lisan berkenaan hasil belajar yang diperolehnya.
D. faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pbas
Keberhasilan penerapan PBAS dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
a. Guru
Dalam proses pembelajaran dalam kelas, guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan penerapan PBAS, karena guru merupakan orang yang berhadapan langsung dengan siswa. Ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan PBAS dipandang dari sudut guru, yaitu kemampuan guru, sikap profesionalitas guru, latar belakang pendidikan guru, dan pengalaman mengajar.
Kemampuan guru
Kemampuan guru merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan pembelajaran dengan pendekatan PBAS. Guru yang memiliki kemampuan yang tinggi akan bersikap kreatif dan inovatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk membelajarkan siswa.
Sikap profesional guru
Sikap professional guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Guru yang professional
Pengembangan Model Pembelajaran Aktif 17
selamanya akan berusaha untuk mencapai hasil yang optimal. Ia tidak akan merasa puas dengan hasil yang telah dicapai. Oleh karenanya ia akan selalu belajar untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilannya.
Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru
Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru akan sangat berpengaruh terhadap implementasi PBAS. Dengan latar belakang pendidikan yang tinggi, memungkinkan guru memiliki pandangan dan wawasan yang luas terhadap variabelvariabel pembelajaran seperti pemahaman tentang psikologi anak, pemahaman terhadap unsur lingkungan dan gaya belajar siswa, pemahaman tentang berbagai model, dan metode pembelajaran.
b. Sarana Belajar
Keberhasilan implementasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar. Ketersediaan sarana itu meliputi ruang kelas dan seting tempat duduk siswa, media, dan sumber belajar.
Penerapan Pembelajaran PBAS dalam Pembelajaran Kimia
Dilihat dari materi, dalam mempelajari kimia bukan hanya membutuhkan pemahaman serta penguasaan konsep saja tetapi dalam mempelajari kimia di sini siswa dituntut aktif bersama guru untuk menerapkan ilmu yang dipelajari ke dalam pengembangan diri. Siswa juga perlu melakukan suatu praktikum, karena kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana gejalagejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Sehingga pelajaran kimia itu perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peseta didik pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu pembelajaran kimia menekankan pada pemberian pengalaman belajar
Strategi Pembelajaran Kimia18
secara langsung melalui pengembangan dan keterampilan proses dan sikap ilmiah sehingga dalam mempelajarinya diperlukan suatu pembelajaran yang khusus (Mulyasa,132; 2007)
Dalam kegiatan belajar mengajar PBAS diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengar, berdiskusi, memproduksi sesuatu atau melakukan praktikum, menyusun laporan dan memecahkan suatu masalah, karena berdasarkan tujuannya, secara khusus pendekatan PBAS bertujuan, pertama meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna. Artinya, melalui PBAS siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi untuk kehidupannya. Ke dua mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Melalui PBAS diharapkan tidak hanya kemampuan intelektual saja yang berkembang, tetapi juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan mental.
Pada pembelajaran kimia apabila diterapkan sistem pembelajarannya berdasarkan PBAS maka diharapkan bisa meningkatkan nilai dan hasil belajar siswa baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotor, karena sistem belajar berdasarkan PBAS ini didesain untuk meningkatkan aktivitas dari siswa, tidak berarti mengakibatkan kurangnya peran dan tanggung jawab guru. Baik guru maupun siswa samasama berperan secara penuh, oleh karenanya peran mereka samasama sebagai subjek belajar.
Dalam implementasi PBAS terutama dalam pembelajaran kimia, guru diharapkan tidak berperan sebagai satusatunya sumber belajar, akan tetapi yang lebih penting guru harus bisa memfasilitasi agar siswa belajar secara aktif. Di mana pada PBAS ini dalam pembelajaran kimia aktivitas dari guru yaitu:
1. Merencanakan dan mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan di dalam kelas.
2. Membuat strategi pembelajaran apa yang ingin dipakai (strategi yang umum dipakai adalah belajar dengan bekerja sama).
3. Membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung.
Pengembangan Model Pembelajaran Aktif 19
4. Mencari keunikan siswa, dalam hal ini berusaha mencari sisi cerdas dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa menjadi perhatian yang setara dan seimbang.
5. Menilai siswa dengan cara yang transparan dan adil dan harus merupakan penilaian kinerja serta proses dalam bentuk kognitif, afektif, dan skill (biasa disebut psikomotorik).
6. Melakukan macammacam penilaian misalnya tes tertulis, performatif (penampilan saat presentasi, debat, dll.) dan penugasan atau melakukan praktikum.
7. Membuat portofolio pekerjaan siswa.
Sedangkan aktivitas dari siswa dalam belajar yaitu:1. Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikir.2. Melakukan riset sederhana.3. Mempelajari ideide serta konsepkonsep baru dan menantang.4. Memecahkan masalah (problem solving).5. Belajar mengatur waktu dengan baik.6. Melakukan kegiatan pembelajaran secara sendiri atau berkelompok
(belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player).
7. Mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.8. Melakukan interaksi sosial (melakukan wawancara, survey, terjun
ke lapangan, mendengarkan guest speaker).9. Melakukan kegiatan/ praktikum dengan belajar berkelompok.
Namun demikian, salah satu yang dapat kita lakukan untuk mengetahui apakah suatu pembelajaran kimia memiliki kadar PBAS yang tinggi, sedang atau lemah, dapat kita lihat dari kriteria penerapan PBAS dalam preses pembelajaran. Kriteria tersebut menggambarkan sejauh mana keterlibatan siswa dalam pembelajaran baik dalam perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran maupun dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. Di mana semakin terlibat siswa dalam ke tiga aspek, maka kadar PBAS semakin tinggi, maka dari proses ini diharapkan dapat meningkatkan hasil dan nilai belajar siswa baik secara berkelompok maupun perorangan.
Strategi Pembelajaran Kimia20
RangkumanDalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk
membelajarkan siswa. Artinya sistem pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS).
PBAS dapat dipandang sebagai suatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara seimbang. PBAS bertujuan sebagai berikut:
Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna. Artinya, melalui PBAS siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah informasi, tetapi juga bagaimana memanfaatkan informasi itu untuk kehidupannya.
Mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya. Artinya, melalui PBAS diharapkan tidak hanya kemampuan intelektual saja yang berkembang, tetapi juga seluruh pribadi siswa termasuk sikap dan mental.
Dalam implementasi PBAS, guru tidak berperan sebagai satusatunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena itu, penerapan PBAS menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Keberhasilan penerapan PBAS dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: faktor guru karena guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan penerapan PBAS, faktor sarana belajar di mana dalam imlementasi PBAS juga dapat dipengaruhi oleh ketersediaan sarana belajar yang meliputi ruang kelas dan setting tempat duduk siswa, media, dan sumber belajar.
oo0oo
BAB III
STRATEGI PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR
Pada era sertifikasi guru sekarang ini, muara yang ingin dituju sebenarnya adalah guru yang profesional. “Banyak orang meragukan apakah jabatan guru bisa disebut profesional.
Bahkan banyak dari kalangan guru sendiri meragukan hal tersebut. Pertanyaan selanjutnya adalah apakah semua orang dapat menjadi guru? Bila seseorang memahami materi dengan baik kemudian dapat menyampaikannya tentunya ia bisa disebut guru yang profesional? Jawabannya benar jika mengajar hanya dianggap sebagai proses penyampaian materi pelajaran. Konsep mengajar yang demikian tentulah sangat sederhana. Mengajar bukanlah hanya sekedar menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku siswa sesuai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu dalam mengajar ada kegiatan membimbing siswa agar dapat berkembang sesuai dengan tahaptahap perkembangannya. Di samping itu juga melatih keterampilan baik keterampilan intelektual maupun keterampilam motorik sehingga siswa dapat dan berani hidup di masyarakat yang cepat berubah dan penuh persaingan, memotivasi siswa agar dapat memecahkan persoalan hidup dalam masyarakat
Strategi Pembelajaran Kimia22
yang penuh tantangan dan rintangan, membentuk siswa yang penuh kreatif dan inovatif dan lain sebagainya. Oleh sebab itu guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa termasuk didalamnya memanfaatkan berbagai sumber pembelajaran dan media pembelajaran untuk menjamin efektivitas pembelajaran. Dengan demikian seorang guru perlu memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang yang bukan guru. Karena itu juga sebabnya guru merupakan pekerjaan profesional yang membutuhkan kemampuan khusus hasil proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan“ (Sanjaya, 2006; 1415).
Guru sebagai pekerja profesional harus memfasilitasi dirinya dengan seperangkat pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan tentang keguruan, selain harus menguasai substansi keilmuan yang ditekuninya. Banyak guru yang dalam mengajar masih terkesan hanya menggugurkan kewajiban. Guru semacam ini relatif tidak memerlukan strategi, kiat, dan berbagai metode tertentu dalam mengajar (Mukhtar, 2007; 2).
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknlogi yang demikian pesatnya peran guru dalam mengajar juga mengalami perkembangan, dari hanya sekedar menyampaikan pelajaran menjadi peran yang lebih kompleks dalam menciptakan suasana pembelajaran yang penuh inovatif dan kreatif, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai (Danim, 2002;7)
Dengan, demikian seorang guru dalam mengajar harus bisa mengatur strategi pembelajaran yang tepat agar semua tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai. Srategi pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) sebagai salah satu strategi pembelajaran diharapkan mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan tersebut. Dalam SPPKB materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa. Akan tetapi siswa dibimbing untuk menemukan sendiri
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) 23
konsep yang harus dikuasai melalui dialog dan tanya jawab yang terus menerus dengan memanfaatkan pengalaman siswa. Strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) tersebut identik dengan strategi pembelajaran berpikir kritis seperti yang banyak diungkapkan para ahli pendidikan.
Proses pembelajaran berpikir kritis dimulai dengan suatu pernyataan apa yang akan dipelajari, menampilkan temuan tidak terbatas dan pertimbangan kemungkinankemungkinan, dan kesimpulan polapola pengertian yang didasarkan pada kejadian. Alasanalasan, penyimpangan, dan prasangka baik para pengajar maupun para ahli membandingkan dan membentuk lembaga penilaian (Liwoso,2008).
Apakah Berpikir Kritis Itu? Banyak definisi yang ditawarkan mengenai berpikir kritis, salah satunya yang dikemukakan oleh Sembel (2003) adalah sebagai berikut. Berpikir kritis merupakan sebuah proses. Proses berpikir ini bermuara pada tujuan akhir yang membuat kesimpulan ataupun keputusan yang masuk akal tentang apa yang harus kita percayai dan tindakan apa yang akan kita lakukan. Berpikir kritis bukanlah dilakukan untuk mencari jawaban semata, tetapi yang terlebih utama adalah mempertanyakan jawaban, fakta, atau informasi yang ada. Dengan demikian bisa ditemukan alternatif atau solusi terbaiknya.
Untuk selanjutnya strategi pembelajaran berpikir kritis tersebut disamakan pembahasannya dengan strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB).
A. Pengertian Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKBK)
Menurut Sanjaya (2006) SPPKBK merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada kemampuan berpikir siswa. Dalam SPPKB materi pelajaran tidak disajikan begitu saja kepada siswa melainkan berupa proses dialog yang berkesinambungan berbekal pengalaman siswa untuk memecahkan masalah yang diajukan.
Strategi Pembelajaran Kimia24
Ada tiga hakikat dasar yang terkandung dalam pengertian SPPKB yaitu:
a. Karena SPPKB merupakan model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan berpikir, maka tujuan yang dicapai bukan hanya siswa mengusai sejumlah materi pelajaran, tetapi siswa harus bisa memberikan gagasangagasan atau ideide melalui kemampuan berbahasa secara verbal, sebab kemampuan berbicara juga merupakan salah satu kemampuan berpikir.
b. Faktafakta yang ditelaah merupakan dasar pengembangan kemampuan berpikir, dengan kata lain pengembangan gagasan dan ideide didasarkan pada kemampuan anak mendiskripsikan hasil pengamatan mereka terhadap berbagai fakta dan data yang mereka peroleh dalam kehidupan seharihari.
c. Sasaran akhir SPPKB adalah kemampuan anak untuk memecahkan masalahmasalah dengan taraf perkembangan anak.
B. Karakteristik SPPKB
Karakteristik SPPKB dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Pada proses pembelajaran SPPKB tidak hanya menuntut siswa untuk mendengar dan mencatat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir.
b. SPPKB dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus. Proses tanya jawab dan dialog itu diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir tersebut dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
c. SPPKB adalah model pembelajaran yang menyandarkan pada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu dua sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan hasil belajar diarahkan untuk mengonstruksi pengetahuan atau penguasaan materi pembelajaran.
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) 25
C. Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran Konvensional
Adapun perbedaan yang mendasar antara SPPKB dengan strategi pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 3.1 Perbedaan SPPKB dengan Pembelajaran Konvensional
No SPPKB Pembelajaran Konvensional
1.2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Peserta didik sebagai subjek belajar.Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui penggalian pengalaman siswa.Perilaku dibangun atas kesadaran sendiri.Kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman.Tujuan akhir dari proses pembelajaran adalah kemampuan berpikir melalui proses menghubungkan antara pengalaman dengan kenyataan.Tindakan perilaku siswa dalam pembelajaran merupakan kesadaran yang didorong dari dalam diri siswa.Pengetahuan yang dimiliki setiap siswa selalu berkembang sesuai dengan pengalaman yang dialaminya.Tujuan yang ingin dicapai kemampuan siswa dalam proses berpikir untuk memperoleh pengetahuan dan ditentukan oleh proses dan hasil belajar.
Peserta didik sebagai objek belajarPembelajaran bersifat teoritis.
Perilaku dibangun atas proses kebiasaan.Kemampuan diperoleh melalui latihan-latihan.Tujuan akhir adalah penguasaan materi pembelajaran.
Tindakan perilaku didorong dari faktor luar dirinya seperti rasa takut hukuman.Pengetahuan yang dimiliki bersifat absolut karena pegetahuan tersebut dikonstruksi orang lain. Keberhasilan pembelajaran biasanya diukur oleh tes.
D. Tahapan Pembelajaran SPPKB
Menurut George W. Maxim, dalam Sanjaya (2006) ada 6 tahap dalam SPPKB. Setiap tahap dapat dijelaskan sebagai berikut
Strategi Pembelajaran Kimia26
a. Tahap Orientasi
Pada tahap ini guru dapat mengondisisikan siswa pada posisi siap melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan,melakukan pembelajaran. Tahap orientasi dilakukan dengan, pertama, penjelasan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Ke dua, penjelasan proses pembelajaran yang harus dilakukan siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran.
Tahapan ini merupakan tahapan yang penting dalam implementasiini merupakan tahapan yang penting dalam implementasi proses pembelajaran. Untuk itu dialog yang dikembangkan guru pada tahapan ini harus mampu menggugah dan menumbuhkan minat belajar siswa.
b. Tahapan Pelacakan
Pada tahapan ini yang disebut juga tahapan penjajakan adalah untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar siswa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan. Melalui tahapan ini guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkap pengalaman apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang akan dikaji. Dengan berbekal pemahaman itulah selanjutnya guru menentukan bagaimana ia harus mengembangkan dialog dan tanya jawab pada tahapantahapan selanjutnya.
c. Tahap Konfrontasi
Tahap konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahapan ini guru dapat memberikan persoalanpersoalan dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar. Persoalan yang diberikan sesuai dengan tema atau topik dan juga sesuai dengan kemampuan dasar atau pengalaman siswa seperti yang diperoleh pada tahap ke dua. Pada tahap ini guru dapat mengembangkan dialog agar siswa benarbenar memahami persoalan yang harus dipecahkan, karena pemahaman terhadap masalah akan mendorong siswa untuk berpikir. Jadi keberhasilan tahap ini menjadi penentu untuk tahap selanjutnya.
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) 27
d. Tahap Inkuiri
Merupakan tahapan penting dalam SPPKB, karena pada tahap ini siswa belajar berpikir yang sesungguhnya. Melalui tahapan inkuiri, siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Pada tahap ini guru harus memberikan ruang dan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan gagasan dalam upaya pemecahan persoalan. Melalui berbagai teknik pertanyaan guru harus dapat menumbuhkan keberanian siswa agar mereka dapat menjelaskan, mengungkapkan fakta sesuai dengan pengalamannya, memberikan argumentasi yang meyakinkan, mengembangkan gagasan, dan lain sebagainya.
e. Tahap Akomodasi
Adalah tahap pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpulan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan katakata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran. Guru membimbing siswa agar dapat menyimpulkan apa yang mereka temukan dan mereka pahami sekitar topik yang dipermasalahkan. Tahap ini disebut juga sebagai tahap pemantapan hasil belajar, karena pada tahap ini siswa diarahkan untuk mampu mengungkap kembali pembahasan yang dianggap penting dalam proses pembelajaran.
f. Tahap Transfer
Pada tahap ini disajikan suatu masalah baru yang sepadan dengan masalah semula. Tahap transfer ini dimaksudkan sebagai tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalahmasalah baru. Pada tahapan ini guru memberikan tugastugas yang sesuai dengan topik pembahasan.
C. RangkumanDari penjelasan mengenai SPPKB di atas dapat disimpulkan
bahwa:
1. Srategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada suatu
Strategi Pembelajaran Kimia28
proses dialogis dan tanya jawab yang dirancang guru sedemikian rupa dengan mengaitkan tema yang dipelajari dengan pengalaman siswa.
2. Melalui proses dialogis dan tanya jawab yang dikaitkan dengan pengalaman siswa tersebut siswa diharapkan mampu memecahkan permasalahan sesuai tema pembelajaran dengan meningkatnya kemampuan berpikir.
3. SPPKB jika dikembangkan dalam suasana demokratis, terbuka dan saling menghargai, maka diyakini dapat merangsang dan membangkitkan keberanian siswa untuk menjawab pertanyaan, menjelaskan, membuktikan dengan data dan fakta serta keberanian untuk mengeluarkan ide dan gagasan serta menyusun kesimpulan dan mencari hubungan antaraspekaspek yang dipermasalahkan.
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) 29
Tabe
l 2. K
egia
tan
Pem
bela
jara
n D
enga
n SP
PKB
Topi
k La
ruta
n Pe
nyan
gga
32
Tabe
l 2. K
egia
tan
Pem
bela
jara
n De
ngan
SPP
KB
Topi
k La
ruta
n Pe
nyan
gga
Perte
mua
n M
ateri
Kegi
atan G
uru
Kegi
atan
Sisw
a Fa
se
I1.
Ca
mpu
ran
larut
an P
enya
ngga
2. S
ifat –
sifa
t dan
pr
insip
ke
rja
larut
an p
enya
ngga
1. a.
Men
jelas
kan
kom
pens
i yan
g ak
an d
icapa
i yait
u : (
1) S
iswa d
apat
men
yim
pulk
an
defe
nisi
larut
an l
arut
an d
an p
eran
an la
rutan
pen
yang
ga. (
2) S
iswa
dapa
t men
guku
r
pH L
arut
an p
enya
ngga
dan
pen
yang
ga s
etalah
dita
mba
hkan
sed
ikit
asam
, , m
aupu
n
deng
an te
pat d
an te
liti.
b
. M
enjel
aska
n lan
gkah
-lang
kah
kegi
atan
pem
belaj
aran
yan
g ak
an d
ilaku
kan
siswa
. Ya
itu s
ebelu
m m
emul
ai pe
mbe
lajar
an d
iseko
lah,
setia
p sis
wa d
iwaji
bkan
untu
k m
enca
ri in
form
asi d
ari b
erba
gai s
umbe
r m
enge
nai p
embe
lajar
an y
ang
akan
dipe
lajar
i seh
ingg
a ke
tika
pem
belaj
aran
ber
langs
ung
siswa
dap
at m
enjaw
ab
setia
p
perta
nyaa
n ya
ng d
iber
ikan
oleh
gur
u, d
iman
a pe
rtany
aan
akan
ter
jawab
sete
lah
dilak
ukan
pra
ktik
um y
ang
dipe
rkua
t den
gan
keter
anga
n da
ri bu
ku d
an p
enga
laman
yang
mer
eka m
iliki
.
2.
Mem
berik
an
perta
nyaa
n aw
al (a
perse
psi)
untu
k m
emot
ivas
i sis
wa
dalam
mela
kuka
n pr
oses
pem
belaj
aran
. Yait
u:
(a)S
ebag
ian b
esar
rea
ksi
kim
ia da
lam i
ndus
tri m
aupu
n da
lam t
ubuh
man
usia
mem
erlu
kan
apa?
(b)A
gar k
ondi
si pa
da re
aksi
tidak
ber
ubah
, apa
yan
g di
guna
kan?
(c)K
alau
begi
tu a
pa y
ang
dim
aksu
d de
ngan
lar
utan
pen
yang
ga?(
d)Ko
mpo
nen-
kom
pone
n ap
a saja
yan
g m
embe
ntuk
laru
tan p
enya
ngga
? (e)
Baga
iman
a pe
ngar
uhny
a
jika d
ilaku
kan p
enam
baha
n as
am, ,
mau
pun
peng
ence
ran?
3. S
ebelu
m m
elaku
kan
prak
tikum
dila
kuka
n Ta
nya j
awab
agar
sisw
a leb
ih m
emah
ami
dalam
mela
kuka
n pr
aktik
um, Y
aitu
:
1. a
. Men
deng
arka
n pe
njela
san
guru
men
gena
i tuj
uan
pem
belaj
aran
yan
g ak
an d
icapa
i pad
a har
i ini
.
b
. Men
deng
arka
n pe
njela
san
dari
guru
men
gena
i
langk
ah-la
ngka
h ke
giata
n pe
mbe
lajar
an y
ang
akan
dilak
ukan
sisw
a.
2. M
enjaw
ab s
etiap
per
tanya
an y
ang
dibe
rikan
oleh
guru
. Yait
u :
(a)p
H ya
ng s
tabil
(b)
digu
naka
n lar
utan
pen
yang
ga
(c)…
…
(d)…
……
….(e
)……
..
1. O
rient
asi
2. P
enjaj
akan
Strategi Pembelajaran Kimia30
33
(a)S
ekar
ang
perh
atik
an p
ersa
maa
n re
aksi
ber
ikut
ini :
CH
3CO
OH
(aq)
+ H
2O(a
q)
C
H3C
OO
- (aq)
+
H3O
+(a
q)
CH
3CO
ON
a (aq
)
C
H3C
OO
- (aq)
+
Na+
(aq)
.Ing
at k
emba
li pe
nger
tian
asam
Bro
nste
d-Lo
wry
. D
alam
re
aksi
te
rseb
ut
CH
3CO
OH
m
erup
akan
ap
a?
dan
konj
ugas
inya
ya
itu
CH
eCO
O-
mer
upak
an
apa?
D
alam
pe
mbe
ntuk
an
laru
tan
peny
angg
a in
i, io
n C
HeC
OO
-da
pat b
eras
al d
ari?
cob
a se
butk
an g
aram
apa
saj
a? J
adi
kala
u be
gitu
ko
mpo
nen
laru
tan
peny
angg
a as
am,
terd
iri
atas
ap
a?
Sebu
tkan
cont
ohny
a?B
agai
man
a jik
a as
amny
a te
rmas
uk a
sam
kua
t? D
apat
kah
terb
entu
k la
ruta
n
peny
angg
a? K
enap
a
4. M
enga
was
i sis
wa
yang
seda
ng m
elak
ukan
pra
ktik
um.
S
etel
ah d
ilaku
kan
prak
tikum
mak
a gu
ru m
embe
rikan
per
tany
aan
yang
bel
um b
isa
dija
wab
ole
h si
swa
pada
taha
p tig
a.
Dal
am p
embe
ntuk
an la
ruta
n pe
nyan
gga
ini,
ion
CH
eCO
O-
dapa
t ber
asal
dar
i? c
oba
sebu
tkan
gar
am a
pa s
aja?
Jad
i ka
lau
begi
tu k
ompo
nen
laru
tan
peny
angg
a as
am,
terd
iri a
tas
apa?
Seb
utka
n co
ntoh
nya?
Bag
aim
ana
jika
asam
nya
term
asuk
asa
m k
uat?
Dap
atka
h te
rben
tuk
laru
tan
peny
angg
a? K
enap
a?
5. M
ende
ngar
kan
kesi
mpu
lan
dari
sisw
a.
3. M
enja
wab
per
tany
aan
dari
guru
set
elah
dila
kuka
n
prak
tikum
. Yai
tu :
Cam
pura
n as
am
lem
ah;
Cam
pura
n
konj
ugas
inya
(gar
amny
a); …
……
…..;
……
……
…; …
…..
4. M
elak
ukan
pra
ktik
um m
emec
ahka
n m
asal
ah a
tau
perta
nyaa
n ya
ng b
elum
ter
jaw
ab p
ada
taha
p ya
ng
ketig
a.
Men
jaw
ab p
erta
nyaa
n da
ri gu
ru, y
aitu
:
Gar
am;
CH
3CO
ON
a, C
H3C
OO
K,
(CH
3CO
O) 2
Ba,
dll;
Terd
iri a
tas
cam
pura
n as
am l
emah
dan
ko
njug
asin
ya
atau
cam
pura
n as
am le
mah
dan
gar
amny
a;
3.K
onfr
onta
si
4. In
quiry
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) 31
34
6.M
embe
rikan
per
tany
aan
yang
ber
hubu
ngan
den
gan
mat
eri p
elaj
aran
har
i itu
seba
gai
berik
ut :
(a)S
ekar
ang
perh
atik
an p
ersa
maa
n re
aksi
ber
ikut
ini :
NH
3(aq
) + H
2O(a
q)
N
H4+ aq
) +
O
H-
(aq)
NH
4CI (a
q)
N
H4+ aq
) +
CI-
(aq)
.Ing
at k
emba
li pe
nger
tian
asam
Bro
nste
d-
Low
ry. D
alam
reak
si te
rseb
ut N
H3(
aq)
mer
upak
an a
pa?
dan
asam
kon
juga
siny
a ya
itu
NH
4+ aq)
mer
upak
an a
pa?
Dal
am p
embe
ntuk
an la
ruta
n pe
nyan
gga
ini,
ion
N
H4+ aq
)
dapa
t be
rasa
l da
ri? c
oba
sebu
tkan
gar
am a
pa s
aja?
Jad
i ka
lau
begi
tu k
ompo
nen
laru
tan
peny
angg
a as
am,
terd
iri a
tas
apa?
Seb
utka
n co
ntoh
nya?
Bag
aim
ana
jika
asam
nya
term
asuk
asa
m k
uat?
Dap
atka
h te
rben
tuk
laru
tan
peny
angg
a? K
enap
a
4. M
embe
rikan
per
tany
aan
pada
sisw
a.
Pad
a pe
mba
hasa
n se
belu
mny
a,
kalia
n te
lah
mem
pela
jari
bahw
a pH
la
ruta
n
peny
angg
a tid
ak b
erub
ah d
enga
n pe
nam
baha
n se
diki
t as
am ,
mau
pun
peng
ence
ran.
Hal
apa
yan
g m
eyeb
abka
n in
i sem
ua in
i?
Jika
ked
alam
laru
tan
peny
angg
a as
am d
itam
bahk
an s
edik
it as
am, m
aka
asam
ters
ebut
akan
ber
eaks
i de
ngan
zat
yan
g be
rsifa
t ap
a? B
egitu
jug
a se
balik
nya
jika
dita
mba
h
sedi
kit
mak
a ak
an b
erea
ksi d
enga
n za
t yan
g be
rsifa
t apa
?
Perh
atik
an l
arut
an p
enya
ngga
yan
g be
rsifa
t as
am (
CH
3CO
OH
(aq)
dan
CH
3CO
O- (a
q)
).Jik
a ke
dala
m l
arut
an t
erse
but
dita
mba
hkan
HC
I M
aka
reak
si a
pa y
ang
terja
di?
Kon
sent
rasi
Zat
man
a ya
ng a
kan
berta
mba
h da
n ya
ng a
kan
berk
uran
g?ap
akah
terja
di
peru
baha
n pH
? ke
napa
?
5. M
ende
ngar
kan
kesi
mpu
lan
dari
sisw
a.
CH
3CO
OH
(aq)
dan
CH
3CO
O- (a
q) ,
dll ;
cam
pura
n tid
ak
mem
bent
uk la
ruta
n pe
nyan
gga;
Tid
ak; k
arm
a te
rdiri
dari
asam
kua
t yan
g ak
an m
enye
babk
an te
rjadi
nya
hidr
olis
is p
ada
asam
kua
t ter
sebu
t.
5. M
embu
at k
esim
pula
n da
ri m
ater
i pem
bela
jara
n ha
ri
ini.
Ber
dasa
rkan
m
ater
i pe
laja
ran
hari
ini
dapa
t
disi
mpu
lkan
bah
wa,
laru
tan
peny
angg
a ad
alah
laru
tan
yang
dap
at m
empe
rtaha
nkan
nila
i pH
seh
ingg
a tid
ak
men
gala
mi
peru
baha
n ni
lai
pH a
kiba
t pe
nam
baha
n
sedi
kit a
sam
, , m
aupu
n pe
ngen
cera
n.
6. M
enja
wab
per
tany
aan
dari
guru
. Yai
tu :
Cam
pura
n
lem
ah;
Cam
pura
n as
am
konj
ugas
inya
(gar
amny
a).
Gar
am N
H4C
I (aq)
, N
H4B
r(a
q)dl
l; Te
rdiri
atas
cam
pura
n as
am l
emah
dan
ko
njug
asin
ya a
tau
cam
pura
n as
am
lem
ah d
an g
aram
nya;
NH
3(aq
) da
n
NH
4+ aq),
dll
;cam
pura
n tid
ak
mem
bent
uk
laru
tan
peny
angg
a; T
idak
; ka
rna
terd
iri d
ari
kua
t ya
ng a
kan
men
yeba
bkan
terja
diny
a hi
drol
isis
pad
a k
uat t
erse
but.
4. M
enja
wab
per
tany
aan
dari
guru
.
5.A
kom
odas
i
6. T
rans
fer
Strategi Pembelajaran Kimia32
35
6. M
embe
rikan
per
tany
aan
yang
ber
hubu
ngan
den
gan
mat
eri p
elaj
aran
har
i ini
:
Jika
ked
alam
laru
tan
peny
angg
a ba
sa d
itam
bahk
an s
edik
it as
am, m
aka
asam
ters
ebut
akan
ber
eaks
i de
ngan
zat
yan
g be
rsifa
t ap
a? B
egitu
jug
a se
balik
nya
jika
dita
mba
h
sedi
kit b
asa
mak
a ak
an b
erea
ksi d
enga
n za
t yan
g be
rsifa
t apa
?
Perh
atik
an l
arut
an p
enya
ngga
yan
g be
rsifa
t ba
sa N
H3(
aq)
dan
NH
4+ . Ji
ka k
edal
am
laru
tan
ters
ebut
dita
mba
hkan
HC
I M
aka
reak
si a
pa y
ang
terja
di?
Kon
sent
rasi
Zat
man
a ya
ng a
kan
berta
mba
h da
n ya
ng a
kan
berk
uran
g bi
la d
itam
bah
sedi
kit a
sam
ata
u
basa
?apa
kah
terja
di p
erub
ahan
pH
? ke
napa
?
1.a.
M
enje
lask
an
tuju
an
pem
bela
jara
n ha
ri in
i ya
itu
: (1
) Si
swa
dapa
t
men
gide
ntifi
kasi
laru
tan
peny
angg
a da
n fu
ngsi
nya
dala
m tu
buh
mak
hluk
hid
up d
an
dala
m k
ehid
upan
seha
ri-ha
ri de
ngan
ben
ar d
an je
las.
b
. M
enje
lask
an l
angk
ah-la
ngka
h ke
giat
an p
embe
laja
ran
yang
aka
n di
laku
kan
sisw
a. Y
aitu
seb
elum
mem
ulai
pem
bela
jara
n di
seko
lah,
set
iap
sisw
a di
waj
ibka
n
untu
k m
enca
ri in
form
asi
dari
berb
agai
sum
ber
men
gena
i pe
mbe
laja
ran
yang
aka
n
dipe
laja
ri se
hing
ga k
etik
a pe
mbe
laja
ran
berla
ngsu
ng s
isw
a da
pat
men
jaw
ab
setia
p
perta
nyaa
n ya
ng d
iber
ikan
ole
h gu
ru,
dim
ana
perta
nyaa
n ak
an t
erja
wab
set
elah
dila
kuka
n di
skus
i ke
lom
pok,
yan
g di
perk
uat
deng
an k
eter
anga
n da
ri bu
ku
dan
peng
alam
an y
ang
mer
eka
mili
ki.
2.
Mem
berik
an
perta
nyaa
n aw
al
(ape
rsep
si)
untu
k m
emot
ivas
i si
swa
dala
m
mel
akuk
an p
rose
s pem
bela
jara
n. Y
aitu
:
Zat y
ang
bers
ifat b
asa;
zat
yan
g be
rsifa
t asa
m.
Rea
ksi y
ang
terja
di a
dala
h :
CH
3CO
O- (a
q)+
HC
L
C
H3C
OO
H(a
q)
+
CI-
(aq)
Kon
sent
rasi
ko
njug
asi a
kan
men
urun
dan
kon
sent
rasi
asam
lem
ah a
kan
men
ingk
at;
tidak
ter
jadi
per
ubah
an
pH.;
dise
babk
an k
aren
a ke
tika
asam
kua
t dita
mba
hkan
keda
lam
la
ruta
n pe
nyan
gga,
konj
ugas
i m
ener
ima
prot
on d
ari
ion
hidr
oniu
m u
ntuk
mem
bent
uk a
sam
lem
ah y
ang
men
caga
h pe
ning
kata
n ko
nsen
trasi
ion
hidr
oniu
m.
5. M
embe
rikan
kes
impu
lan
men
gena
i m
ater
i ha
ri in
i,
yaitu
:
Laru
tan
peny
angg
a as
am y
ang
terd
iri d
ari
cam
pura
n
laru
tan
asam
le
mah
de
ngan
konj
ugas
inya
, bi
la
dita
mba
h se
diki
t as
am
mak
a ak
an
berk
uran
g
kons
entra
si
ko
njug
asin
ya
dan
akan
be
rtam
bah
knse
ntra
si a
sam
kon
juga
siny
a. B
egitu
juga
seb
alik
nya
bila
dita
mba
h se
diki
t bas
a ku
at.
6. M
enja
wab
per
tany
aan
yang
ber
hubu
ngan
den
gan
mat
eri p
elja
ran
hari
ini :
4. In
quiry
5.A
kom
odas
i
6. T
rans
fer
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) 33
36
II3.
Fun
gsi
Laru
tan
peny
angg
a da
lam
tu
buh
mak
hluk
hi
dup
dan
kehi
dupa
n se
hari
– ha
ri.
Sist
em la
ruta
n pe
nyan
gga
bany
ak d
igun
akan
dal
am b
idan
g re
aksi
-rea
ksi k
imia
?rea
ksi
ini d
alam
bid
ang
apa
saja
? pH
yan
g ba
gaim
ana
dipe
rluka
n da
lam
reak
si in
i?se
butk
an
fung
si la
ruta
n pe
nyan
gga
dala
m d
alam
ber
baga
i bid
ang?
3.M
embe
ri pe
rtany
aan
kepa
da si
swa,
yai
tu:
Rea
ksi k
imia
yan
g te
rjadi
dal
am tu
buh
man
usia
mer
upak
an r
eaks
i apa
?ber
arti
reak
si
ini m
elib
atka
n ap
a?di
sini
enz
im se
baga
i kat
alis
ator
aka
n be
kerja
den
gan
baik
pad
a pH
terte
ntu
sehi
ngga
dip
erlu
kan
pH y
ang
baga
iman
a da
n ke
napa
?dan
lin
gkun
gan
yang
baga
iman
a pu
la y
ang
dipe
rluka
n? d
an t
erda
pat
pada
cai
ran
man
a sa
ja l
arut
an
peny
angg
a da
lam
tubu
h m
akhl
uk h
idup
, khu
susn
ya m
anus
ia?s
ebut
kan
cont
ohny
a?H
al
apa
yang
aka
n te
rjadi
jik
a pH
dal
am t
ubuh
tid
ak s
tabi
l?B
agai
man
a pr
oses
ker
ja
laru
tan
peny
angg
a da
lam
tub
uh m
anus
ia?B
agai
man
a hu
bung
an c
ara
kerja
lar
utan
peny
angg
a ya
ng te
rdap
at d
alam
dar
ah d
enga
n da
rah?
4.M
enga
was
i sis
wa
mel
akuk
an d
isku
si k
elom
pok
Men
gula
ng p
erta
nyaa
n ya
ng b
elum
terja
wab
ole
h si
swa,
yai
tu :
Men
gapa
dip
erlu
kan
pH y
ang
stab
il da
lam
tub
uh m
anus
ia?d
an l
ingk
unga
n ya
ng
baga
iman
a pu
la y
ang
dipe
rluka
n? d
an t
erda
pat
pada
cai
ran
man
a sa
ja l
arut
an
peny
angg
a da
lam
tubu
h m
akhl
uk h
idup
, khu
susn
ya m
anus
ia?s
ebut
kan
cont
ohny
a?H
al
apa
yang
aka
n te
rjadi
jik
a pH
dal
am t
ubuh
tid
ak s
tabi
l?B
agai
man
a pr
oses
ker
ja
laru
tan
peny
angg
a da
lam
tub
uh m
anus
ia?B
agai
man
a hu
bung
an c
ara
kerja
lar
utan
peny
angg
a ya
ng te
rdap
at d
alam
dar
ah d
enga
n da
rah?
Rea
ksi y
ang
terja
di a
dala
h :
NH
4CI (a
q)+
HC
L
N
H4+ (a
q) +
C
I-(a
q)+
Na+ (a
q)
Kon
sent
rasi
ko
njug
asi a
kan
men
urun
dan
kon
sent
rasi
basa
lem
ah a
kan
men
ingk
at;
tidak
ter
jadi
per
ubah
an
pH.;
dise
babk
an k
aren
a ke
tika
asam
kua
t dita
mba
hkan
keda
lam
la
ruta
n pe
nyan
gga,
konj
ugas
i m
ener
ima
prot
on d
ari
ion
hidr
oksi
da u
ntuk
mem
bent
uk b
asa
lem
ah y
ang
men
caga
h pe
ning
kata
n ko
nsen
trasi
ion
hidr
oksi
da.
1. a
. Men
deng
arka
n pe
njel
asan
gur
u m
enge
nai
tuju
an
pem
bela
jara
n ya
ng a
kan
dica
pai p
ada
hari
ini.
b. M
ende
ngar
kan
penj
elas
an d
ari
guru
men
gena
i
lang
kah-
lang
kah
kegi
atan
pe
mbe
laja
ran
yang
ak
an
dila
kuka
n si
swa.
2. M
enja
wab
set
iap
perta
nyaa
n ya
ng d
iber
ikan
ole
h
guru
. Yai
tu :
Rea
ksi
kim
ia
bany
ak
digu
naka
n da
lam
bi
dang
kese
hata
n, i
ndus
tri m
akan
an d
an m
inum
an,
Rea
ksi
kim
ia p
ada
hew
an,
tum
buha
n, m
aupu
n pa
da t
ubuh
man
usia
; pH
ya
ng
dibu
tuhk
an
adal
ah
pH
yang
dibu
tuhk
an a
dala
h pH
yan
g st
abil;
……
….
1. O
rient
asi
Strategi Pembelajaran Kimia34
37
5.
Men
deng
arka
n ke
sim
pula
n ya
ng
dibe
rikan
ol
eh
sisw
a se
baga
i ha
sil
dari
pem
bela
jara
n ha
ri in
i.
6. M
embe
rikan
per
tany
aan
yang
ber
kaita
n de
ngan
tuj
uan
mat
eri
pela
jara
n ha
ri in
i,
yaitu
:
Sebu
kan
leta
k sy
stem
lar
utan
pen
yang
ga s
elai
n ya
ng b
erad
a da
lam
sel
dan
ant
ar
sel?
Sebu
tkan
co
ntoh
la
in
laru
tan
peny
angg
a ya
ng
berf
ungs
i da
lam
bi
dang
kese
hata
n?B
agai
man
a ca
ra k
erja
lar
utan
pen
yang
ga y
ang
bera
da d
alam
cai
ran
luar
sel?
1.(a
) M
enye
butk
an tu
juan
pem
bela
jara
n ha
ri in
i yai
tu :
(a)
Sisw
a da
pat m
enur
unka
n
pers
amaa
n un
tuk
men
entu
kan
H+ a
tau
OH
- sua
tu la
ruta
n pe
nyan
gga
deng
an te
pat d
an
bena
r.
(b)
Sis
wa
dapa
t men
ghitu
ng p
H d
an p
OH
laru
tan
peny
angg
a de
ngan
men
ggun
akan
prin
sip
kese
timba
ngan
den
gan
tepa
t dan
ben
ar.
(c)
Sisw
a da
pat
men
ghitu
ng p
H l
arut
an p
enya
ngga
pad
a pe
nam
baha
n se
diki
t as
am,
basa
, ata
u pe
ngen
cera
n de
ngan
tepa
t dan
ben
ar.
(b)
Men
jela
skan
lang
kah-
lang
kah
kegi
atan
pem
bela
jara
n ya
ng a
kan
dila
kuka
n si
swa.
3. M
enja
wab
per
tany
aan
yang
dilo
ntar
kan
oleh
gur
u,
Yai
tu:
Rea
ksi
enzi
mat
is;
kata
lsat
or;
……
……
…..
;……
……
…
4.
Mel
akuk
an
disk
usi
kelo
mpo
k da
lam
m
enja
wab
perta
nyaa
n ya
ng b
elum
terja
wab
.
Men
jaw
ab p
erta
nyaa
n ya
ng d
iber
ikan
ole
h gu
ru, y
aitu
:
pH y
ang
stab
il ka
rena
pH
yan
g tid
ak s
tabi
l ak
an
men
yeba
bkan
kha
siat
zat
akt
if te
rseb
utt b
erku
rang
ata
u
sam
a se
kali
hila
ng; d
an li
ngku
ngan
yan
g se
suai
den
gan
caira
n di
dala
m t
ubuh
; (1
)Sis
tem
lar
utan
pen
yang
ga
dala
m s
el. C
onto
hnya
, (H
2PO
4da
n H
PO42-
), (2
)sys
tem
laru
tan
peny
angg
a da
lam
cai
ran
anta
rsel
con
tohn
ya:
2.Pe
njaj
akan
3.K
onfr
onta
si
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) 35
38
Yai
tu s
ebel
um m
emul
ai p
embe
laja
ran
dise
kola
h, s
etia
p si
swa
diw
ajib
kan
untu
k
men
cari
info
rmas
i dar
i ber
baga
i sum
ber m
enge
nai p
embe
laja
ran
yang
aka
n di
pela
jari
sehi
ngga
ket
ika
pem
bela
jara
n be
rlang
sung
sis
wa
dapa
t men
jaw
ab
setia
p pe
rtany
aan
yang
dib
erik
an o
leh
guru
, dim
ana
perta
nyaa
n ak
an te
rjaw
ab s
etel
ah d
ilaku
kan
disk
usi
deng
an
tem
an
seba
ngku
, ya
ng
dipe
rkua
t de
ngan
ke
tera
ngan
da
ri bu
ku
da
n
peng
alam
an y
ang
mer
eka
mili
ki d
alam
men
gerja
kan
soal
hitu
ngan
.
2.
Mem
berik
an
perta
nyaa
n aw
al
(ape
rsep
si)
untu
k m
emot
ivas
i si
swa
dala
m
mel
akuk
an p
rose
s pem
bela
jara
n. Y
aitu
:
Laru
tan
peny
angg
a m
erup
akan
cam
pura
n an
tara
asa
m le
mah
den
gan
gara
mny
a at
au
basa
lem
ah d
enga
n ga
ram
nya.
Seh
ingg
ga d
iket
ahui
bah
wa
laru
tan
peny
angg
a da
pat
dibu
at a
ntar
a ca
mpu
ran
laru
tan
yang
ber
sifa
t ap
a de
ngan
lar
utan
yan
g be
rsifa
t
baga
iman
a?un
tuk
men
geta
hui
apak
ah s
uatu
lar
utan
pen
yang
ga b
ersi
fat
asam
ata
u
bers
ifat
basa
m
aka
kita
bi
sa
keta
hui
dala
m
hal
apan
ya?b
agai
man
a
krite
riany
a?B
agai
man
a ru
mus
ya
ng
digu
naka
n?
Dan
ba
gaim
ana
bila
di
laku
kan
pena
mba
han
sedi
kit
asam
, ba
sa,
atau
pun
peng
ence
ran
apak
ah
pH
nya
akan
berp
enga
ruh?
3.M
embe
ri pe
rtany
aan
kepa
da si
swa,
yai
tu:
Sebu
tkan
con
toh
laru
tan
peny
angg
a as
am,
terd
iri d
ari
kom
pone
n ap
a sa
ja?
Ion
CH
3CO
O- b
eras
al d
ari m
ana?
dan
reak
si a
pa y
ang
terja
di?
Tulis
kan
reak
siny
a?D
alam
pene
ntua
n io
n [H
+ ], m
enga
pa i
on [
H+ ]
bera
sal
dari
ion
yang
dig
unak
an?b
agai
man
a
reak
si y
ang
terja
di?t
entu
kan
baga
iman
a pe
rsam
aan
teta
pan
kese
timba
ngan
(K
a)
sehi
ngga
did
apat
per
sam
aan
pene
ntua
n [H
+ ], tu
liska
n? K
edal
am 1
L ai
r di
tam
bahk
an
CH
3CO
OH
(aq)
dan
CH
3CO
ON
a (a
q)se
hing
ga k
onse
ntra
si C
H3C
OO
H 0
.1 M
dan
kons
entra
si C
H3C
OO
Na
0.2
M. T
entu
kan
pH c
ampu
ran
laru
tan
peny
angg
a te
rseb
ut ?
(H2C
O3
dan
HC
O32-
) (3
) Si
stem
lar
utan
pen
yang
ga
dala
m d
arah
con
tohn
ya (
HhB
b da
n H
bO2- );
Sel d
arah
mer
ah b
eker
ja d
alam
dua
sys
tem
yan
g be
rfun
gsi u
ntuk
men
gatu
r pH
dar
ah n
orm
al (7
.35
– 7.
45).
jika
pH d
arah
kura
ng d
ari
7.35
mak
a ak
an t
erja
di a
sido
sis,
dan
bila
pH d
arah
lebi
h be
sar 7
.45
mak
a ak
an te
rjadi
alk
alos
is.
Kem
atia
n ak
an te
rjadi
jika
pH
dar
ah d
ibaw
ah 7
.0 d
an
diat
as 7
.8.
Ber
baga
i za
t ya
ng m
asuk
ke
dala
m t
ubuh
man
usia
m
aupu
n ha
sil
met
abol
ism
e ak
an
dise
rap
dala
m d
arah
yan
g sa
ngat
mem
peng
aruh
i ha
rga
pH
dara
h.
Den
gan
adan
ya
syst
em
laru
tan
peny
angg
a
penu
runa
n at
au
kena
ikan
pH
se
cara
dr
astis
da
pat
dice
gah.
5. M
embu
at k
esim
pula
n ha
sil
dari
pem
bela
jara
n ha
ri
ini,
yaitu
: Dal
am
tubu
h m
anus
ia
laru
tan
peny
angg
a
terd
apat
dal
am c
aira
n se
l, an
tar
sel
dan
luar
sel (
caira
n da
rah)
.
Sala
h sa
tu c
onto
h la
ruta
n pe
nyan
gga
yang
berp
enga
ruh
dala
m b
idan
g ke
seha
tan
adal
ah
obat
tete
s m
ata,
cai
ran
impu
s. Y
ang
man
a pH
ters
ebut
har
us d
ises
uaik
an d
enga
n pH
cai
ran
tubu
h se
hing
ga ti
dak
men
yeba
bkan
alk
alos
is,
dan
asid
osis
pada
dar
ah.
6. M
enja
wab
per
tany
aan
yang
dib
erik
an o
leh
guru
4. In
quiry
5.A
kom
odas
i
Strategi Pembelajaran Kimia36
39
III
4. P
erhi
tung
an p
H
laru
tan
peny
angg
a.
4. m
enga
was
i sis
wa
yang
seda
ng m
elak
ukan
dis
kusi
.
M
embe
rikan
per
tany
aan
yang
bel
um b
isa
dija
wab
ole
h si
swa
pada
tah
ap k
etig
a,
yaitu
:
Dal
am
pene
ntua
n io
n [H
+ ], m
enga
pa
ion
[H+ ]
bera
sal
dari
ion
yang
digu
naka
n?ba
gaim
ana
reak
si y
ang
terja
di?t
entu
kan
baga
iman
a pe
rsam
aan
teta
pan
kese
timba
ngan
(Ka)
seh
ingg
a di
dapa
t per
sam
aan
pene
ntua
n [H
+ ], tu
liska
n? K
edal
am
1L
air
dita
mba
hkan
C
H3C
OO
H(a
q)
dan
CH
3CO
ON
a(a
q)se
hing
ga
kons
entra
si
CH
3CO
OH
0.1
M d
an k
onse
ntra
si C
H3C
OO
Na
0.2
M.
Tent
ukan
pH
cam
pura
n
laru
tan
peny
angg
a te
rseb
ut ?
5. M
ende
ngar
kan
Kes
impu
lan
yang
diu
tara
kan
oleh
sis
wa
seba
gai h
asil
pem
bela
jara
n
hari
ini.
sesu
ai d
enga
n tu
juan
mat
eri
pem
bela
jara
n ha
ri in
i,
yaitu
:
Laru
tan
peny
angg
a te
rdap
at j
uga
dala
m d
alam
cai
ran
luar
sel a
tau
dala
m d
arah
, con
tohn
ya H
hb d
an H
bO2-
Dal
am c
aira
n ek
stra
selu
ler,
term
asuk
pla
sma
dara
h,
terla
rut H
2CO
3da
n H
CO
3- . re
aksi
-rea
ksi m
etab
olis
me
dala
m tu
buh
bany
ak m
engh
asilk
an g
as C
O2.
Seba
gian
besa
r ga
s C
O2
dibu
ang
keat
mos
fer
dan
seba
gian
lag
i
laru
t da
lam
pl
asm
a da
rah
dan
caira
n tu
buh.
Kon
sent
rasi
ion
HC
O3- s
epul
uh k
ali
lebi
h be
sar
dari
ion
H2C
O3.
dem
ikia
nlah
be
rkat
ad
anya
la
ruta
n
peny
angg
a in
i ,
caira
n tu
buh
kita
mem
iliki
pH
yan
g
kons
tan.
1.(a
)Men
deng
arka
n pe
njel
asan
gur
u m
enge
nai
tuju
an
pem
bela
jara
n ya
ng a
kan
dica
pai p
ada
hari
ini.
b. M
ende
ngar
kan
penj
elas
an d
ari
guru
men
gena
i
lang
kah-
lang
kah
kegi
atan
pe
mbe
laja
ran
yang
ak
an
dila
kuka
n si
swa.
2. M
enja
wab
set
iap
perta
nyaa
n ya
ng d
iber
ikan
ole
h
guru
. Yai
tu :
6. T
rans
fer
1. O
rient
asi
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) 37
40
6. .
Mem
berik
an p
erta
nyaa
n ya
ng b
erka
itan
deng
an tu
juan
mat
eri p
elaj
aran
har
i ini
,
yaitu
:
Sebu
tkan
con
toh
laru
tan
peny
angg
a ba
sa, t
erdi
ri da
ri ko
mpo
nen
apa
saja
? Io
n N
H4+
bera
sal d
ari m
ana?
dan
reak
si a
pa y
ang
terja
di?
Tulis
kan
reak
siny
a?D
alam
pen
entu
an
ion
[OH
- ], m
enga
pa i
on [
OH
- ] be
rasa
l da
ri io
n ya
ng d
igun
akan
?bag
aim
ana
reak
si
yang
ter
jadi
?ten
tuka
n ba
gaim
ana
pers
amaa
n te
tapa
n ke
setim
bang
an (
Kb)
seh
ingg
a
dida
pat p
ersa
maa
n pe
nent
uan
[OH
- ], tu
liska
n?
Terd
apat
la
ruta
n N
H4O
H
dan
(NH
4)2S
O4
yang
m
asin
g m
asin
g be
rkon
sent
rasi
0.1m
ol/L
. Jik
a vo
lum
e la
ruta
n N
H4O
H d
an (
NH
4)2S
O4
yang
dic
ampu
rkan
mas
ing
–
mas
ing
40 m
L da
n 80
mL,
tent
ukan
pH
cam
pura
n te
rseb
ut.?
Yan
g be
rsifa
t asa
m d
enga
n la
ruta
n ya
ng b
ersi
fat b
asa;
kita
bis
a lih
at m
elal
ui p
H,
dim
ana
untu
k m
enge
tahu
i
pH m
aka
haru
s kt
a ke
tahu
i ter
lebi
h da
hulu
nila
i [O
H- ]
dan
nila
i [H
+ ] m
elal
ui
suat
u pe
rsam
aan;
……
……
……
. ;…
……
…..
3. M
enja
wab
per
tany
aan
yang
dilo
ntar
kan
oleh
gur
u,
Yai
tu
CH
3CO
OH
(as
am l
emah
) da
n io
n C
H3C
OO
- (ba
sa
konj
ugas
i); i
on C
H3C
OO
-be
rasa
l da
ri ga
ram
yan
g
men
gand
ung
asse
tat
sepe
rti
CH
3CO
OH
,
CH
3CO
OK
,dll.
; ga
ram
ters
ebut
did
alam
air
terio
nisa
si
sem
purn
a se
suai
de
ngan
pe
rsam
aan
: C
H3C
OO
Na
CH
3CO
O-
+ N
a+
;…
……
……
…..;
……
……
…..
2.Pe
njaj
akan
Strategi Pembelajaran Kimia38
41
4. M
elak
ukan
dis
kusi
den
gan
tem
an se
bang
ku.
Men
jaw
ab p
erta
nyaa
n ya
ng d
iber
ikan
ole
h gu
ru, y
aitu
:
Ion
CH
3CO
O-
akan
men
gges
er k
eset
imba
ngan
ase
tat
keki
ri de
ngan
re
aksi
:CH
3CO
OH
(aq)
+H2O
(aq)
CH
3CO
O- (a
q)
+ H
3O+
(aq.
.
[H+ ]
= K
a x
[a]
p
H =
- Lo
g [H
+ ]
[
g]
[CH
3CO
OH
] =
[a]
= 0.
1M
[CH
3CO
ON
a] =
[g]
= 0
.2M
Kon
sent
rasi
ters
ebut
suda
h da
lam
cam
pura
n se
hing
ga
[H+ ]
= K
a x
[a]
= 1.
8 x
10-5
x 0
.1M
= 9
x 1
0-6 M
[
g]
0
.2M
pH
= -l
og [H
+ ] =
- lo
g 9=
5. 0
5 x
10-6
= 6
– lo
g 9
pH
= 6
– 0
.95
= 5
. 05
jadi
pH
laru
tan
peny
angg
a te
rseb
ut a
dala
h 5.
05
5. M
embu
at k
esim
pula
n ha
sil
pem
bela
jara
n ha
ri in
i,
yaitu
:
Rum
us [H
+ ] = K
a x
[a]
p
H =
- Lo
g [H
+ ]
[
g]
Dim
ana
:
3.K
onfr
onta
si
4. In
quiry
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) 39
41
4. M
elak
ukan
dis
kusi
den
gan
tem
an se
bang
ku.
Men
jaw
ab p
erta
nyaa
n ya
ng d
iber
ikan
ole
h gu
ru, y
aitu
:
Ion
CH
3CO
O-
akan
men
gges
er k
eset
imba
ngan
ase
tat
keki
ri de
ngan
re
aksi
:CH
3CO
OH
(aq)
+H2O
(aq)
CH
3CO
O- (a
q)
+ H
3O+
(aq.
.
[H+ ]
= K
a x
[a]
p
H =
- Lo
g [H
+ ]
[
g]
[CH
3CO
OH
] =
[a]
= 0.
1M
[CH
3CO
ON
a] =
[g]
= 0
.2M
Kon
sent
rasi
ters
ebut
suda
h da
lam
cam
pura
n se
hing
ga
[H+ ]
= K
a x
[a]
= 1.
8 x
10-5
x 0
.1M
= 9
x 1
0-6 M
[
g]
0
.2M
pH
= -l
og [H
+ ] =
- lo
g 9=
5. 0
5 x
10-6
= 6
– lo
g 9
pH
= 6
– 0
.95
= 5
. 05
jadi
pH
laru
tan
peny
angg
a te
rseb
ut a
dala
h 5.
05
5. M
embu
at k
esim
pula
n ha
sil
pem
bela
jara
n ha
ri in
i,
yaitu
:
Rum
us [H
+ ] = K
a x
[a]
p
H =
- Lo
g [H
+ ]
[
g]
Dim
ana
:
3.K
onfr
onta
si
4. In
quiry
Strategi Pembelajaran Kimia40
42
[H
+ ] = k
onse
ntra
si a
sam
[
a]
= M
ol a
sam
[
g]
= M
ol g
aram
6. M
enja
wab
per
tany
aan
yang
dib
erka
n ol
eh g
uru
yang
berk
aita
n de
ngan
mat
eri p
elaj
aran
har
ini,
yaitu
:
Ion
CH
3CO
O-
akan
men
gges
er k
eset
imba
ngan
ase
tat
keki
ri
NH
3(aq
) + H
2O(a
q)
N
H4+ aq
) +
O
H-
(aq)
deng
an re
aksi
: [O
H- ]
= K
b x
[b]
p
H =
- Lo
g
[OH
- ]
[g]
Jum
lah
mm
ol N
H4O
H (a
q) =
jum
lah
mm
ol b
= V
x M
=
40 m
L x
0.1M
=
4
mm
ol
Jum
lah
mm
ol (
NH
4)2S
O4(
aq)=
Jum
lah
mm
ol g
=
V x
M
=
80m
L x
0.1M
= 8
mm
ol
[OH
- ] = K
b x Ju
mla
h m
ol b
= 1
.8 x
10-5
x 4
mm
ol
2 x
jlah
mol
g
2
x 8
mm
ol
=
0.4
5 x
10-5
= 4
.5 x
10-6
M
pOH
= -
log
[OH
- ] = 6
– lo
g 4.
5
pH
= 1
4 –
pOH
= 1
4 –
(6-lo
g 4.
5)
5.A
kom
odas
i
6. T
rans
fer
43
=
8 +
log
4.5
= 8
+ 0.
65
=
8.6
5
Jadi
pH
cam
pura
n te
rseb
ut a
dala
h =
8.65
oo0
oo
BAB IV
STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
Salah satu permasalahan dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Kenyataan yang terjadi bahwa dalam proses pembelajaran di kelas, siswa diarahkan kepada kemampuan untuk menghafal informasi. Siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi dan mengaplikasikan informasi tersebut dalam kehidupan seharihari. Hal ini mengakibatkan ketikaHal ini mengakibatkan ketika anak lulus sekolah, mereka hanya pintar secara teoretis tetapi sangat miskin aplikasi.
Dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai, karena tidak semua tujuan dapat tercapai hanya
Strategi Pembelajaran Kimia42
dengan satu strategi tertentu. Kemajuan teknologi informasi di era globalisasi saat ini menuntut guru untuk mengubah paradigma tentang mengajar yaitu dari sekedar menyampaikan materi pelajaran menjadi aktivitas menyampaikan materi pelajaran menjadi aktivitas mengatur lingkungan agar siswa belajar.
Banyaknya konsep kimia yang bersifat abstrak yang harus diserap siswa dalam waktu relatif terbatas menjadikan ilmu kimia merupakan salah satu mata pelajaran sulit bagi siswa sehingga banyak siswa gagal dalam belajar kimia. Pada umumnya siswa cenderung belajar dengan hafalan daripada secara aktif mencari untuk membangun pemahaman mereka sendiri terhadap konsep kimia (Pandley dkk, www.depdiknas.go.id). Ada juga sebagian siswa yang sangat paham pada konsepkonsep kimia, namun tidak mampu mengaplikasikan konsep tersebut dalam kehidupan seharihari. Untuk menjadikan materi kimia menjadi lebih menarik, maka guru harus mampu mengambil suatu kebijakan yaitu dengan perbaikan metode mengajar sehingga kompetensi belajar yang diharapkan akan tercapai dengan baik, sebab dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran kimia adalah strategi pembelajaran inkuiri. Strategi pembelajaran inkuiri cocok digunakan pada materimateri yang dekat dengan kehidupan seharihari misalnya pokok bahasan larutan asam basa. Strategi pembelajaran inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri (Gulo, 2002:80). Metode inkuiri dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan seharihari sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan materi
Strategi Pembelajaran Inkuiri 43
yang diberikan dapat lebih bermakna bagi siswa (Depdikbud, 2001). Untuk itu penulis akan membahas tentang strategi pembelajaran inkuiri.
A. Pengertian InkuiriInkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan
sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu.
Secara umum, inkuiri merupakan proses yang bervariasi dan meliputi kegiatankegiatan mengobservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi buku dan sumbersumber informasi lain secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya (Depdikbud, 1997). Menurut Hacket, (1998) di dalam Standar Nasional Pendidikan Sains di Amerika Serikat, inkuiri digunakan dalam dua terminologi yaitu sebagai pendekatan pembelajaran (scientific inquiri) oleh guru dan sebagai materi pelajaran sains (science as inquiry) yang harus dipahami dan mampu dilakukan oleh siswa (www.kpicenter.com).
B. Strategi Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran berbasis inkuiri merupakan pembelajaran yang
berpusat pada siswa. Tujuan utama pembelajaran inkuiri adalah mendorong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektualong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaanpertanyaan.
Strategi Pembelajaran Kimia44
Strategi pembelajaran inkuiri menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran diberikan secara tidak langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Pendekatan inkuiri didukung oleh empat karakteristik utama siswa, yaitu (1) secara intuitif siswa selalu ingin tahu; (2) di dalam percakapan siswa selalu ingin bicara dan mengkomunikasikan idenya; (3) dalam membangun (konstruksi) siswa selalu ingin membuat sesuatu; (4) siswa selalu ingin mengekspresikan kemampuannya. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakan. Proses berpikir itu biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.
Ciri utama strategi pembelajaran inkuiri adalah (1)strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan artinya siswa ditempatkan sebagai subjek belajar sehingga mampu menemukan sendiri inti dari materi pelajaran, (2) seluruh aktivitas dilakukan oleh siswa diarahkan untuk menemukan jawaban dari suatu permasalahan yang dipertanyakannya sehingga timbul rasa percaya diri. Dalam hal ini guru adalah sebagai fasilitator atau motivator belajar bagi siswa, (3) strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan artinya siswa ditempatkan sebagai subjek belajar sehingga mampu menemukan sndiri inti dari materi pelajaran. Strategi pembelajaran inkuiri akan efektif apabila: (1) guru mengharapkan sisiwa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan sehingga penguasaan materi bukan tujuan utama karena yang terpenting adalah proses belajar,(2) bahan pelajaran yang akan diajarkan adalah berupa kesimpulan yang perlu pembuktian, (3) proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu, (4) siswa adalah anak yang
Strategi Pembelajaran Inkuiri 45
memiliki kemauan dan kemampuan berpikir, (5) jumlah siswa tidak terlalu banyak agar mudah dikendalikan, dan (6) guru memiliki banyak waktu untuk melakukan pendekatan yang berpusat pada siswa.
Penggunaan strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa prinsip, antara lain:
(1) Berorientasi pada pengembangan intelektualTujuan utama dari strategi pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir dan berorientasi pada proses belajar. Keberhasilan pembelajaran ini terlihat pada aktivitas siswa untuk mencari dan menemukan sesuatu yang merupakan gagasan yang pasti.
(2) Prinsip InteraksiProses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dengan guru di mana guru berperan sebagai pengatur lingkungan dan pengatur interaksi belajar. Guru mengarahkan siswa untukGuru mengarahkan siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
(3) Prinsip bertanyaGuru juga berperan sebagai penanya karena kemampuan siswa untuk bertanya pada dasarnya sudah merupakan bagian dari proses berpikir.
(4) Prinsip belajar untuk berpikirBelajar merupakan proses berpikir yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak secara maksimal.
(5) Prinsip keterbukaanBelajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Untuk itu siswa hendaknya diberikan kebebasan untuk mencoba sesuatu sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Keterampilan inkuiri berkembang atas dasar kemampuan siswa dalam menemukan dan merumuskan pertanyaanpertanyaan yang
Strategi Pembelajaran Kimia46
bersifat ilmiah dan dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaannya. Mengajarkan siswa untuk bertanya sangat bermanfaat bagi perkembangannya sebagai saintis karena bertanya dan memformulasikan pertanyaan dapat mengembangkan kemampuan memberi penjelasan yang dapat diuji kebenarannya dan merupakan bagian penting dari berpikir ilmiah. Melatih siswa membuat pertanyaan atas dasar kriteriakriteria yang disusun oleh guru dapat meningkatkan kemampuan inkuiri siswa. Oleh karena itu, pada tahap awal inkuiri guru harus melatih siswa untuk mampu merumuskan pertanyaan dengan baik. Hal ini berkaitan dengan kemampuan dasar siswa SMA yang umumnya masih sulit mengembangkan pertanyaanpertanyaan yang bersifat ilmiah dan memerlukan penyelidikan jawaban.
C. Langkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran InkuiriLangkah Pelaksanaan Strategi Pembelajaran InkuiriDalam proses pembelajaran melalui kegiatan inkuiri siswa perlu
dimotivasi untuk mengembangkan keterampilanketerampilan inkuiri atau keterampilan proses sehingga pada akhirnya dapat menghasilkan sikap ilmiah seperti menghargai gagasan orang lain, terbuka terhadap gagasan baru, berpikir kritis, jujur dan kreatif (Prayitno, 2004). Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dapat mengikuti langkahlangkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi merupakan langkah membina suasana atau iklim pembelajaran yang responsif. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi adalah (1) menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan akan dicapai siswa, (2) menjelaskan pokokpokok kegiatan untuk mencapai tujuan, (3) menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar sebagai motivasi bagi siswa.
Strategi Pembelajaran Inkuiri 47
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka teki. Persoalan yang disajikanPersoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang untuk berpikir. Tekateki yang menjadi persoalan dalam inkuiri harus mengandung konsep yang jelas dan pasti. Konsepkonsep dalam masalah adalah konsepkonsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh siswa.
3. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan berhipotesis pada siswa adalah dengan mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan.
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses pengumpulan data membutuhkan motivasi yang kuat dalam belajar, ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Tugas guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data sehingga guru dapat mengembangkan kemampuan berpikir rasional siswa. Artinya, kebenaran jawaban bukan hanya berdasarkan argumentasi tetapi didukung oleh data yang ditemukan dan dapat dipertanggung jawabkan.
Strategi Pembelajaran Kimia48
6. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk memperoleh kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa mana data yang relevan.
D. Tingkatan-tingkatan InkuiriBerdasarkan komponenkomponen dalam proses inkuiri yang
meliputi topik masalah, sumber masalah atau pertanyaan, bahan, prosedur atau rancangan kegiatan, pengumpulan dan analisis data serta pengambilan kesimpulan Bonnstetter (2000) membedakan inkuiri menjadi lima tingkat yaitu praktikum (tradisional hands-on), pengalaman sains terstruktur (structured science experiences ), inkuiri terbimbing (guided inkuiri), inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), dan penelitian siswa (student research). Klasifikasi inkuiri menurut Bonnstetter (2000) didasarkan pada tingkat kesederhanaan kegiatan siswa dan dinyatakan sebaiknya penerapan inkuiri merupakan suatu kontinum yaitu dimulai dari yang paling sederhana terlebih dahulu.
a. Traditional hands-on Praktikum (tradisional hands-on) adalah tipe inkuiri yang paling sederhana. Dalam praktikum guru menyediakan seluruh keperluan mulai dari topik sampai kesimpulan yang harus ditemukan siswa dalam bentuk buku petunjuk yang lengkap.
b. Pengalaman sains yang terstruktur. Tipe inkuiri berikutnya ialah pengalaman sains terstruktur (structured science experiences), yaitu kegiatan inkuiri di mana guru menentukan topik, pertanyaan, bahan dan prosedur sedangkan analisis hasil dan kesimpulan dilakukan oleh siswa. Jenis yang ke tiga ialah inkuiri terbimbing (guided inquiry), di mana siswa diberikan kesempatan untuk bekerja merumuskan prosedur, menganalisis hasil dan mengambil kesimpulan secara mandiri, sedangkan dalam hal menentukan topik, pertanyaan dan bahan penunjang, guru hanya berperan sebagai fasilitator.
Strategi Pembelajaran Inkuiri 49
c. Inkuiri Siswa Mandiri. Inkuiri siswa mandiri (student directed inquiry), dapat dikatakan sebagai inkuiri penuh karena pada tingkatan ini siswa bertanggungjawab secara penuh terhadap proses belajarnya, dan guru hanya memberikan bimbingan terbatas pada pemilihan topik dan pengembangan pertanyaan. Tipe inkuiri yang paling kompleks ialah penelitian siswa ( student research ). Dalam inkuiri tipe ini, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing sedangkan penentuan atau pemilihan dan pelaksanaan proses dari seluruh komponen inkuiri menjadi tangungjawab siswa.
Ahli lain yaitu Callahan (1992) menyusun klasifikasi inkuiri lain yang didasarkan pada intensitas keterlibatan siswa. Ada tiga bentuk keterlibatan siswa di dalam inkuiri, yaitu: (a) identifikasi masalah, (b) pengambilan keputusan tentang teknik pemecahan masalah, dan (c) identifikasi solusi tentatif terhadap masalah. Ada tiga tingkatan inkuiriAda tiga tingkatan inkuiri berdasarkan variasi bentuk keterlibatannya dan intensitas keterlibatan siswa, yaitu:
1. Inkuiri tingkat pertama. Inkuiri tingkat pertama merupakan kegiatan inkuiri di mana masalah dikemukakan oleh guru atau bersumber dari buku teks kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap masalah tersebut di bawah bimbingan yang intensif dari guru. Inkuiri tipe ini, tergolong kategori inkuiri terbimbing (guided Inquiry). Dalam inkuiri terbimbing kegiatan belajar harus dikelola dengan baik oleh guru dan luaran pembelajaran sudah dapat diprediksikan sejak awal. Inkuiri jenis ini cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran mengenai konsepkonsep dan prinsipprinsip yang mendasar dalam bidang ilmu tertentu.
2. Inkuiri Bebas. Dalam inkuiri bebas, siswa difasilitasi untuk dapat mengidentifikasi masalah dan merancang proses penyelidikan. Siswa dimotivasi untuk mengemukakan gagasannya dan merancang cara untuk menguji gagasan tersebut. Untuk itu siswa diberi motivasi untuk melatih keterampilan berpikir kritis
Strategi Pembelajaran Kimia50
seperti mencari informasi, menganalisis argumen dan data, membangun dan mensintesis ideide baru, memanfaatkan ideide awalnya untuk memecahkan masalah serta menggeneralisasikan data. Guru berperan dalam mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan tentatif yang menjadikan kegiatan belajar lebih menyerupai kegiatan penelitian seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Beberapa karakteristik yang menandai kegiatan inkuiri bebas ialah: (1) siswa mengembangkan kemampuannya dalam melakukan observasi khusus untuk membuat inferensi, (2) sasaran belajar adalah proses pengamatan kejadian, objek dan data yang kemudian mengarahkan pada perangkat generalisasi yang sesuai, (3) guru hanya mengontrol ketersediaan materi dan menyarankan materi inisiasi, (4) dari materi yang tersedia siswa mengajukan pertanyaanpertanyaan tanpa bimbingan guru, (5) ketersediaan materi di dalam kelas menjadi penting agar kelas dapat berfungsi sebagai laboratorium, (6) kebermaknaan didapatkan oleh siswa melalui observasi dan inferensi serta melalui interaksi dengan siswa lain, (7) guru tidak membatasi generalisasi yang dibuat oleh siswa, dan (8) guru mendorong siswa untuk mengkomunikasikan generalisasi yang dibuat sehingga dapat bermanfaat bagi semua siswa dalam kelas. (www.kpicenter.com).
Namun, tidak semua materi kimia dapat menggunakan metode inkuiri. Setiap metode pembelajaran memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun kelebihan metode inkuiri adalah:
1. Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan keterampilan dan proses kognitif siswa.
2. Strategi penemuan membangkitkan gairah siswa.3. Memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai
dengan kemampuannya.4. Siswa dapat mengarahkan sindiri cara belajarnya.5. Membantu memperkuat pribadi siswa.6. Strategi berpusat pada anak.
Strategi Pembelajaran Inkuiri 51
7. Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat dan menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
Sedangkan kelemahan metode inkuiri adalah:
1. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
2. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar di kelas besar.3. Harapan yang ditimpahkan pada strategi ini mungkin
mengecewakan guru dan siswa yang sudah terbiasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional.
4. Metode ini dianggap terlalu mementingkan perolehan pengertian dan kurang diperhatikan diperolehnya sikap dan keterampilan.
5. Fasilitas untuk mencoba ideide mungkin belum lengkap.
APLIKASI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA POKOK BAHASAN PERUBAHAN fISIS DAN KIMIA SMP KELAS VIII
Adapun langkahlangkah strategi pembelajaran inkuiri yang digunakan pada pokok bahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Orientasi
Pokok Bahasan: Perubahan Fisis dan Kimia
Kompetensi Dasar: Mengamati, mengklasifikasi, dan menganalisis hasil percobaan tentang perubahan fisis dan kimia yang terdapat di sekitarnya.Indikator: 1. Mengamati gejalagejala yang terjadi pada perubahan fisis
dan perubahan kimia.2. Membandingkan hasil pengamatan perubahan fisis dan
perubahan kimia.3. Mengklasifikasi perubahan fisis dan perubahan kimia yang
terdapat pada gambar.
Setelah penyampaian kompetensi dasar dan indikator maka, guru memberikan motivasi kepada siswa bahwa, pokok bahasan ini
Strategi Pembelajaran Kimia52
merupakan pokok bahasan yang sangat menarik karena sangat dekat dengan kehidupan mereka seharihari.
2. Merumuskan Masalah
Dalam langkah ini guru memberikan sejumlah gambar yang dapat menantang siswa untuk berpikir, kirakira apa permasalahan yang muncul di dalam sejumlah gambar yang diberikan sebagai berikut:
Kelompok I
Gambar 4.1 Pakaian yang Dijemur di bawah Terik Matahari
Gambar 4.2 Margarin Dipanaskan dan Air Mendidih
Strategi Pembelajaran Inkuiri 53
Gambar 4.3 Kertas Dipotong-potong
Gambar 4.4 Emas Batangan menjadi perhiasan emas
Gambar 4.5 Melarutkan Gula dalam Air Kopi
Strategi Pembelajaran Kimia54
Kelompok II
Gambar 4.6 Proses Fotosintesis
Gambar 4.7 Menggoreng Telur
Gambar 4.8 Kembang Api Yang Dibakar
Strategi Pembelajaran Inkuiri 55
Gambar 4.9 Korek Api yang Dibakar
Gambar 4.10 Karat Pada Besi
Melalui gambargambar yang disajikan diharapkan siswa akan dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
Apa yang dimaksud dengan perubahan fisis dan kimia? Apa ciriciri perubahan fisis dan kimia?
Untuk memudahkan siswa dalam merumuskan masalah, maka guru membantu siswa dengan meminta siswa mengamati gambar serta gejalagejala yang muncul.
3. Merumuskan Hipotesis
Untuk memudahkan siswa dalam merumuskan hipotesis atau yang merupakan jawaban sementara atas rumusan permasalahan yang telah diperoleh sebelumnya, maka guru memberikan pertanyaan sebagai berikut:
Strategi Pembelajaran Kimia56
1. Coba perhatikan gambargambar tersebut kirakira perubahan apa yang kamu amati dari masingmasing gambar di atas?
2. Perubahan apa yang terjadi?3. Apa yang menyebabkan terjadi perubahan?
Adapun hipotesa yang diharapkan dapat dirumuskan oleh siswa adalah sebagai berikut: Perubahan Fisis adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat yang baru sedangkan perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat yang baru.
4. Mengumpulkan Data
Tahap berikutnya adalah mengumpulkan data. Dalam hal ini siswa diminta mengumpulkan sejumlah informasi atau hal yang dapat diamatinya berdasarkan gambargambar yang telah diberikan yang akan berguna dalam hal menguji hipotesis.
Dalam tahap ini kiranya data yang dapat dikumpulkan masingmasing siswa yang diharapkan adalah:
Kelompok IGambar 4.1 Pakaian yang dijemur di bawah terik matahari
menyebabkan terjadinya perubahan wujud air dari cairan menjadi gas yang tidak menghasilkan zat yang baru.
Gambar 4.2 Ketika air mendidih maka uap air keluar dari lubang ketel, ketika memanaskan margarin terjadi perubahan wujud dari padatan menjadi cairan.
Gambar 4.3 Kertas yang berukuran besar diubah menjadi potonganpotongan kecil kertas.
Gambar 4.4 Emas batangan menjadi perhiasan emas.Gambar 4.5 Gula dalam air kopi menghasilkan kopi rasa manis.
Kelompok IIGambar 4.6 Pada proses fotosintesis, air dan karbon diubah menjadi
glukosa dan oksigen dengan bantuan sinar matahari.
Strategi Pembelajaran Inkuiri 57
Gambar 4.7 Telur matang memiliki warna dan wujud yang berbeda dengan telur mentah. Telur yang semula berwujud cair berubah menjadi padat ketika sudah matang.
Gambar 4.8 Kembang api yang dibakar menghasilkan warna nyala dan suara ledakan.
Gambar 4.9 Api membakar korek api menjadi arang yang berwarna kehitaman.
Gambar 410 Besi yang semula berwarna abuabu kehitaman setelah dibiarka diudara terbuka dan terkena air hujan menjadi berkarat dan berwarna coklat orange.
5. Menguji Hipotesis
Rumusan Permasalahan: Apa yang dimaksud dengan perubahanApa yang dimaksud dengan perubahan fisis dan kimia? Apa ciriciri perubahan fisis dan kimia?
Hipotesa: Perubahan Fisis adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat yang baru sedangkan perubahan kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat yang baru.
Maka siswa dapat menyatakan bahwa tepatlah gambar 4.1–4.5 kelompok I tepat dikelompokkan pada perubahan fisis. Karena tidak menghasilkan zat yang baru akan tetapi hanya terjadi: perubahan wujud, bentuk, ukuran dan terjadinya pelarutan serta gambar 1–5 pada perubahan kimia.
Sedangkan gambar 4.6–4.10 pada gambar kelompok II tepat dikelompokkan sebagai perubaan kimia karena menghasilkan zat yang baru yang ditandai dengan adanya: Perubahan Warna, penyerapan atau pelepasan energi yang intinya adalah menghasilkan zat yang baru.
6. Merumuskan Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan oleh siswa dari data yang telah dikumpulkan maka, kesimpulan yang diharapkan diperoleh siswa adalah:
Strategi Pembelajaran Kimia58
1. Perubahan Fisis adalah perubahan yang tidak menghasilkan zat yang baru yang ditandai dengan terjadinya perubahan wujud, bentuk, ukuran, dan pelarutan serta guru menambahkan terjadinya perubahan volume serta bentuk energi.
2. Perubahan Kimia adalah perubahan yang menghasilkan zat yang baru yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna, penyerapan atau pelepasan energi.
Guru juga menambahkan terjadi perubahan suhu, gas dan terbentuk endapan.
oo0oo
Strategi ini bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku siswa dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru atau pengajar. Hakikat mengajar menurut pandangan ini adalah
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa. Siswa dipandang sebagai objek yang menerima apa yang diberikan oleh guru. Dalam pendekatan ini siswa diharapkan dapat menangkap dan mengingat informasi yang telah diberikan oleh guru, serta mengungkapkan kembali apa yang dimilikinya melalui respons yang ia berikan pada saat diberikan pertanyaan oleh guru.
Komunikasi yang digunakan guru dalam interaksinya dengan siswa, menggunakan komunikasi searah atau komunikasi sebagai aksi. Guru yang kreatif biasanya dalam memberikan informasi dan penjelasan kepada siswa menggunakan alat bantu seperti gambar, bagan, grafik dan lainlain di samping memberi kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan.
Pendekatan ini menunjukkan bahwa guru berperan aktif, lebih bayak melakukan aktivitas dibandingkan siswanya, karena guru telah mengelola dan mempersiapkan bahan ajaran secara tuntas, sedangkan siswanya berperan lebih pasif tanpa banyak melakukan pengolahan bahan, karena menerima bahan ajaran yang disampaikan guru. Strategi
BAB V
STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
Strategi Pembelajaran Kimia60
ekspositori disebut juga mengajar secara konvensional seperti metode ceramah maupun demonstrasi. Makmun (2003:233), mengemukakan bahwa guru menyajikan bahan dalam bentuk yang telah disiapkan secara rapi, sistematik, dan lengkap sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib.
Secara garis besar prosedurnya ialah: (1) persiapan (preperation) yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sitematik dan rapi; (2) pertautan (aperception) bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang telah diajarkan; (3) penyajian (presentation) terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengan memberikan ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan diambil dari buku teks tertentu atau ditulis oleh guru; dan (4)evaluasi (resitation) yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan.
A. Prinsip-prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Dalam penggunaan strategi pembelajaran ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru, yaitu:
a. Berorientasi pada Tujuan
Sebelum strategi ekspositori diterapkan terlebih dahulu, guru harus merumuskan indikator pembelajaran secara jelas dan terukur.
b. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau kelompok orang (penerima pesan). Dalam hal ini informasi adalah materi pelajaran.
Dalam proses komunikasi, selalu terjadi urutan pemindahan informasi dari sumber ke penerima. Sistem komunikasi dikatakan efektif, manakala informasi itu dapat mudah ditangkap oleh penerima secara utuh.
Strategi Pembelajaran Ekspositori 61
c. Prinsip Kesiapan
Kesiapan merupakan satu hukum belajar. Inti dari hukum belajar adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah dimiliki kesiapan, sebaliknya tidak mungkin setiap akan merespons setiap stimulus yang muncul manakala dalam dirinya belum memiliki kesiapan.
d. Prinsip Berkelanjutan
Ekspositori yang berhasil adalah manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri (Sanjaya: 179181).
B. Prosedur Pelaksanaan Strategi Ekspositori
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
1. Persiapan (preparation) yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematik dan rapi. Tujuan yang ingin dicapai adalah: Mengajak siswa keluar dari kondisi mental pasif. Membangkitkan motivasi dan minat siswa. Merangsang dan menggugah rasa ingin tahu siswa. Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran.
2. Pertautan (aperception) bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang telah diajarkan.
3. Penyajian (presentation) terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengan memberi ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan diambil dari buku teks tertentu atau ditulis oleh guru.
4. Evaluasi (resitation), termasuk di dalamnya menyimpulkan (generalization) dan mengaplikasikan (aplication) yaitu guru
Strategi Pembelajaran Kimia62
bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari, atau siswa menyatakan kembali katakata sendiri pokokpokok yang telah dipelajari atau tulisan (Sagala. 2003:79).
C. Keunggulan dan Kelemahan Strategi Ekspositori1. Keunggulan
a. Guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sampai sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b. Strategi ini dianggap efektif bila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas.
c. Siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi.
d. Dapat digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas besar.
2. Kelemahana. Hanya dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak dengan baik.b. Tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu.c. Karena diberikan melalui ceramah maka sulit mengembangkan
kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
d. Keberhasilan strategi ekspositori sangat bergantung pada apa yang dimiliki guru.
e. Gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication).
Rangkuman
Strategi ekspositori bertolak dari pandangan bahwa tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru atau pengajar.
Strategi Pembelajaran Ekspositori 63
Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
(1) Persiapan (preparation) yaitu guru menyiapkan bahan selengkapnya secara sistematik dan rapi.
(2) Pertautan (aperception) bahan terdahulu yaitu guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian siswa kepada materi yang telah diajarkan.
(3) Penyajian (presentation) terhadap bahan yang baru, yaitu guru menyajikan dengan memberi ceramah atau menyuruh siswa membaca bahan yang telah dipersiapkan diambil dari buku teks tertentu atau ditulis oleh guru.
(4) Evaluasi (resitation), termasuk di dalamnya menyimpulkan (generalization) dan mengaplikasikan (aplication) yaitu guru bertanya dan siswa menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari, atau siswa menyatakan kembali katakata sendiri pokokpokok yang telah dipelajari atau tulisan.
Langkah-langkah penerapan strategi ekspositori pada pokok bahasan Ikatan Kimia.
1. Proporsi: guru mempersiapkan bahan selengkapnya mengenai ikatan kimia.
2. Apersepsi: guru memberikan uraian singkat mengenai ikatan kimia. Pada umumnya setiap atom cenderung untuk bergabung dengan atom haus mencapai susunan elektron stabil gas mulia yaitu hukum oktet, kecuali He mempunyai hukum duplet. Untuk mencapai susunan elektron stabil dapat dilakukan dengan melepas atau menerima elektron dari satu atom ke atom lain.
3. Presentasi: menyuruh anak didik membaca bahan yang telah dipersiapkan.
4. Resitasi: guru bertanya mengenai bahan pelajaran yang telah dipelajarinya.
Strategi Pembelajaran Kimia64
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah : SMA N 3 PadangsidimpuanMata Pelajaran : KimiaKelas/ Semester : X (sepuluh)/ Ganjil
Standar Kompetensi: Mendeskripsikan kemungkinan terjadinya Ikatan Kimia Indikator: Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai
kestabilan dengan cara berikatan dengan unsur lain. Menggambarkan susunan elektron valensi Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap
dua dan rangkap tiga. Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa Mendeskripsikan proses terjadinya ikatan kimia Memprediksikan ikatan kimia yang terjadiAlokasi Waktu : 10 x 45 menit (2 kali pertemuan)A. Tujuan Pembelajaran:
Siswa dapat mendeskripsikan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
Siswa dapat menggambarkan susunan elektron valensi Siswa dapat mendeskripsikan proses terjadinya ikatan kovalen,
ikatan logam dan ikatan koordinasi B. Materi Standar: 1. Ikatan Kimia 2. Susunan elektron valensi 3. Senyawa polar dan non polar 4. Ikatan kovalen 5. Ikatan logam
C. Metode Pembelajaran:
1. Diskusi 2. Tanya jawab 3. Eksperimen
Strategi Pembelajaran Ekspositori 65
4. Resitasi 5. Ekspositori
D. Langkah-langkah Kegiatan PembelajaranAwal: a. Pre test: peserta didik menjawab beberapa pertanyaan tentang
ikatan kimia.b. Menghubungkan materi/ pengetahuan yang telah dimiliki
peserta didik dengan bahan yang akan dipelajari.Inti:a. Pengorganisasian: membentuk kelompok kecilb. Prosedur Pembelajaran:
Tanya jawab mengenai ikatan kovalen, logam dan koordinasi.
Mengamati bagaimana proses terjadinya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua dan rangkap tiga serta ikatan koordinasi dan logam melalui teori yang ada dalam buku.
Melakukan kegiatan menemukan ikatan kimia pada percobaan yang telah disiapkan oleh guru.
Melaporkan hasil pengamatan dan kegiatan discovery. Diskusi informasi antarsesama siswa dan menyimak
uraian singkat yang telah diberikan. Menyimpulkan hasil pengamatan dan hasil diskusi. Membuat laporan percobaan dan menjawab pertanyaan
yang telah disediakan guru.
c. Pembentukan Kompetensi Pertemuan I: Mendeskripsikan kecenderungan suatu unsur untuk stabil
dengan cara berikatan dengan unsur lain.Pertemuan II: Mengidentifikasikan ikatan kovalen tunggal, rangkap dua
dan rangkap tiga.
Strategi Pembelajaran Kimia66
Akhir:
a. Refleksi mengenai materi pelajaranb. Tanya jawab tentang materi pelajaranc. Postes secara lisan dan tulisan
E. Sumber Belajar:Hari Sutrisno, 2005, Panduan Pembelajaran Kimia Kelas X,
Mediatama, Surakarta.
f. Media Belajar:1. Statip dan klemp2. beker glass3. buret4. penggaris5. corong6. kain planel7. air8. aseton9. etanol10. CCl4
G. Penilaian:1. Penilaian proses dilakukan melalui pengamatan pada saat
peserta didik melakukan kegiatan penemuan2. Tes lisan dilakukan melalui tanya jawab tentang kegiatan yang
baru dilakukan siswa3. Tugas kelompok berupa LKS4. Tes objektif.
Lampiran soal pertemuan I1. Mengapa terjadi ikatan kimia ?2. Sebutkan beberapa contoh unsurunsur bebas yang terdapat
dalam tanah !3. Sebutkan jenisjenis ikatan kimia!4. Sebutkan pengertian dari ikatan ion, kovalen, logam!
Strategi Pembelajaran Ekspositori 67
5. Gambarkanlah proses terjadinya ikatan antara atomatom berikut: NaCl dan NaO
Lampiran soal pertemuan II
1. Berapa elektron yang dapat dilepaskan atau diterima unsurunsur berikut:
Na, Mg, Cl, dan F2. Diantara pasangan berikut yang semuanya mempunyai ikatan
kovalen ialah:KCl dan HClNH3 dan KBrMgCl2 dan CaCl2
3. Unsur X dengan nomor atom 6 dan Y dengan nomor atom 1 akan membentuk senyawa dengan ikatan ...........a. ionb. kovalen tunggalc. kovalen rangkap dua
3. Diketahui unsur X dengan nomor atom 15 dan Y dengan nomor atom 9 senyawa antara X dan Y yang mempunyai rumus:a. XYb. X2Y
oo0oo
BAB VI
METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Standar Proses Pendidikan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 Bab I Pasal 1 Ayat 6, Standar Proses Pendidikan (SPP) adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Dari pengertian ini, ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi, yaitu:
1. Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan, yang berarti standar proses pendidikan dimaksud berlaku untuk setiap lembaga pendidikan formal pada jenjang pendidikan tertentu dimanapun lembaga pendidikan itu berada secara nasional. Dengan demikian, seluruh sekolah seharusnya melaksanakan proses pembelajaran seperti yang dirumuskan dalam standar proses pendidikan.
2. Standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran, yang berarti dalam standar proses pendidikan berisi tentang bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung.
Strategi Pembelajaran Kimia70
Dengan demikian, standar proses pendidikan dimaksud dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam pengelolaan pembelajaran.
3. Standar proses pendidikan diarahkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Dengan demikian, standar kompetensi lulusan merupakan sumber atau rujukan utama dalam menentukan standar proses pendidikan.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran, di mana dalam proses pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan seharihari. Akibatnya anak didik pintar secara teoritis tetapi miskin secara aplikasi. Proses pendidikan kita tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki, dengan kata lain proses pendidikan kita tidak pernah diarahkan membentuk manusia yang cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia yang kreatif dan inovatif.
Undangundang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari konsep pendidikan tersebut terdapat beberapa hal yang sangat penting untuk di kritisi, yaitu:
1. Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana, hal ini berarti bahwa proses pendidikan di sekolah bukanlah proses yang dilaksanakan secara asalasalan dan untunguntungan, melainkan
Metode dan Media Pembelajaran 71
proses yang bertujuan sehingga segala sesuatu yang dilakukan guru dan siswa diarahkan pada pencapaian tujuan.
2. Proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti pendidikan tidak boleh mengesampingkan proses belajar.
3. Suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti pendidikan itu harus berorientasi kepada siswa (student active learning).
4. Akhir dari proses pendidikan adalah kemampuan anak memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal ini berarti proses pendidikan berujung kepada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan atau intelektual, serta pengembangan keterampilan anak sesuai kebutuhan.
Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa merupakan salah satu pembelajaran yang menggunakan multimetode dan multimedia. Berikut ini akan dijelaskan metode dan media pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan.
Metode Pembelajaran dalam Standar Proses Pendidikan
Salah satu komponen dalam proses pembelajaran yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya adalah metode pembelajaran. Tidak satupun kegiatan pembelajaran yang tidak menggunakan metode pembelajaran. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Bisa terjadi satu strategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Misalnya, untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi dengan
Strategi Pembelajaran Kimia72
memanfaatkan sumberdaya yang tersedia termasuk menggunakan media pembelajaran.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
Berikut ini disajikan beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran.
A. Metode Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktor. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yng berceramah berarti ada prses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar.
Ada beberapa yang merupakan keunggulan metode ceramah, yaitu:
1. Ceramah merupakan metode yang murah (tidak memerlukan peralatan yang lengkap) dan mudah (hanya mengandalkan suara guru) untuk dilakukan.
2. Ceramah dapat menyajikan materi yang luas dalam waktu yang singkat.
3. Ceramah dapat memberi pokokpokok materi yang perlu ditonjolkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
Metode dan Media Pembelajaran 73
4. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5. Dengan menggunakan ceramah organisasi kelas dapat diatur menjadi lebih sederhana. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah dapat dilakukan.
Di samping beberapa keunggulan metode ceramah di atas, ada juga beberapa yang merupakan kelemahan metode ceramah, yaitu:
1. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang dikuasai guru.
2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan verbalisme.
3. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur kata yang baik, ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan, siswa mengantuk oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.
Agar metode ceramah berhasil, ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.
Pada tahap persiapan, harus:1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, yaitu apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran dengan ceramah berakhir.
2. Menentukan pokokpokok materi yang akan diceramahkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
3. Mempersiapkan alat bantu, seperti transparansi atau media grafis untuk meningkatkan kualitas ceramah dan untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa.
Strategi Pembelajaran Kimia74
Pada tahap pelaksanaan, ada tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu:1. Langkah Pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam langkah ini, yaitu:a. Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai,
karena tujuan akan merangsang siswa untuk termotivasi mengikuti proses pembelajaran melalui ceramah.
b. Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
2. Langkah PenyajianTahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur. Untuk menjaga perhatian siswa ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu:a. Menjaga kontak mata secara terusmenerus dengan siswab. Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh
siswa.c. Sajikan materi pembelajaran secara sistematik, tidak meloncat
loncat.d. Tanggapilah respon siswa dengan segera.e. Jaga agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk
belajar.
3. Langkah mengakhiri atau menutup ceramah.Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali. Halhal yang dapat menciptakan agar siswa tetap mengingat materi pembelajaran di antaranya adalah: a. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau
merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan.
Metode dan Media Pembelajaran 75
b. Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
c. Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.
B. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya maupun sekedar tiruan. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapt digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspostori dan inkuiri.
Metode demonstrasi mempunyai keunggulan dan kelemahan.
Sebagai suatu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki beberapa keunggulan diantaranya:
1. Menghindari verbalisme2. Proses pembelajaran akan lebih menarik3. Siswa dapat membandingkan antara teori dan kenyataan. Dan kelemahannnya, adalah:1. Memerlukan persiapan yang matang2. Memerlukan pembiayaan yang besar3. Guru memerlukan kemampuan dan keterampilan khusus.
Pada penggunaan Metode Demonstrasi ada dua langkah yang harus dilakukan, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.
Pada tahap persiapan ada beberapa yang harus dilakukan yaitu:
1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai. 2. Persiapkan garis besar langkahlangkah demonstrasi.3. Lakukan ujicoba demonstrasi.
Pada tahap pelaksanaan, ada tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu:
Strategi Pembelajaran Kimia76
1. Langkah pembukaan.Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus dilakukan diantaranya:a. Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa
dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai siswa.c. Kemukakan tugastugas yang harus dilakukan siswa (men
catat).4. Langkah pelaksanaan demonstrasi.
Pada langkah ini halhal yang harus dilakukan adalah:
a. Mulai dengan kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir
b. Menciptakan suasana yang menyejukkanc. Meyakinkan siswa mengikuti jalannya demonstrasid. Memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif berpikir sesuai
dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi tersebut.5. Langkah mengakhiri demonstrasi
Selesai melakukan demonstrasi, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugastugas tertentu yang berkaitan dengan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran.
C. Metode Diskusi
Metode Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini ialah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menembah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersamasama.
Metode diskusi mempunyai keunggulan dan kelemahan. Beberapa keunggulannya adalah:
Metode dan Media Pembelajaran 77
1. Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif dalam memberikan gagasan dan ideide.
2. Melatih membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi permasalahan.
3. Melatih mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal dan melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Beberapa kelemahan metode diskusi adalah:1. Pembicaran sering dikuasai 2 atau 3 orang siswa yang memiliki
keterampilan berbicara.2. Pembahasan kadangkadang meluas sehingga kesimpulan menjadi
kabur.3. Memerlukan waktu yang cukup panjang, dan kadangkadang
tidak sesuai dengan yang direncanakan.4. Sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional
yang tidak terkontrol yang mengakibatkan iklim pembelajaran terganggu.
Jenisjenis diskusi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu: diskusi kelas, diskusi kelompok kecil, simposium dan diskusi panel.
Diskusi kelas atau diskusi kelompok adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Ada beberapa prosedur dalam diskusi ini, yaitu:
1. Guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi (siapa yang akan menjadi moderator, siapa yang menjadi penulis).
2. Sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar), memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 1015 menit.
3. Siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator.
4. Sumber masalah memberi tanggapan 5. Moderator menyimpulkan hasil diskusi.
Strategi Pembelajaran Kimia78
Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompokkelompok. Jumlah anggota kelompok antara 35 orang. Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagibagi ke dalam submasalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.
Simposium adalah metode mengajar dengan atau membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian. Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa. Setelah para penyaji memberikan pandangannya rentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.
Diskusi panel adalah membahas suatu masalah yang dilakukan oleh 45 orang panelis di hadapan audiens. Dalam diskusi panel audiens tidak terlibat secara langsung tetapi berperan hanya sekadar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Agar diskusi panel efektif, perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
Ada tiga langkah yang harus dilakukan agar diskusi efektif, yaitu: langkah persiapan, pelaksanaan diskusi, dan menutup diskusi.
Halhal yang harus diperhatikan dalam langkah persiapan diskusi ialah
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.b. Menentukan jenis diskusi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai.c. Menetapkan masalah yang akan dibahas.d. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis
pelaksanaan diskusi.
Metode dan Media Pembelajaran 79
Halhal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan diskusi adalah:
a. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran diskusi.
b. Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi.c. Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturana main yang telah
ditetapkan. Diskusi hendaklah memperhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan (tidak tegang, tidak saling menyudutkan).
d. Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ideidenya.
e. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian, pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
Dalam menutup diskusi hendaklah dilakuan halhal sebagai berikut:
a. Membuat pokokpokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
b. Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.
D. Metode Simulasi
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpurapura atau berbuat seakanakan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. Demikian juga untuk mengembangkan pemahaman dan penghayatan terhadap suatu peristiwa, penggunaan simulasi akan sangat bermanfaat.
Strategi Pembelajaran Kimia80
Sebagai metode mengajar, terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan metode simulasi di antaranya:
a. Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja.
b. Dapat mengembangkan kreativitas siswa.c. Dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.d. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlu
kan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.e. Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
Di samping keunggulan di atas simulasi juga mempunyai kelemahan, diantaranya:
a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan.
b. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
c. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.
Simulasi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:
1. Sosiodrama
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalahmasalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, garnbaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya.
2. Psikodrama
Psikodrama adalah metode pembelajaran dengan bermain peran yang bertitik tolak dari permasalahanpermasalahan psikologis.
Psikodrama biasanya digunakan untuk terapi, yaitu agar siswa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang dirinya, menemukan
Metode dan Media Pembelajaran 81
konsep diri, menyatakan reaksi terhadap tekanantekanan yang dialaminya.
3. Role playing
Role playing atau bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah, mengkreasi peristiwaperistiwa aktual, atau kejadian kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang. Topik yang dapat diangkat untuk role playing misalnya kejadian seputar pemberontakan G 30 S/PKI, memainkan peran sebagai juru kampanye suatu partai atau gambaran keadaan yang mungkin muncul pada abad teknologi informasi.
Dalam metode simulasi ada tiga langkah yang harus dilakukan, yaitu: persiapan simulasi, pelaksanaan simulasi dan penutup.
Langkahlangkah yang harus dilakukan dalam persiapan simulasi adalah:
a. Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai
b. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
c. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
Langkahlangkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan simulasi:
a. Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.b. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.c. Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang
mendapat kesulitan.d. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak.
Strategi Pembelajaran Kimia82
Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
Di dalam langkah penutup yang harus dilakukan adalah:
a. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
b. Merumuskan kesimpulan.
Media Pembelajaran Dalam Standar Proses Pendidikan
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik.
Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu:
1. Komponen pengirim pesan (guru)2. Komponen penerima pesan (siswa) dan3. Komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi
pelajaran.
Kadangkadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, atau tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.
Metode dan Media Pembelajaran 83
Konsep Dasar Media
Kata media secara umum merupakan kata jamak dari ”medium”,yang berarti perantara atau pengantar. Istilah media berlaku untuk berbagai kegiatan, seperti media dalam penyampaian pesan, media pengantar magnet atau panas dalam bidang teknik. Kata media digunakan juga dalam bidang pengajaran atau pendidikan sehingga istilahnya menjadi media pendidikan atau media pembelajaran.
Ada beberapa konsep atau definisi media pendidikan atau media pembelajaran.
1. Rossi dan Breidle (1966:3) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Jadi alatalat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.
2. Gerlach dan Ely (1980: 244) menyatakan: “A medium, conceived is any person, material or event that establishs condition which enable the learner to acquire knowledge, skill, and attitude.” Menurut Gerlach secara umum media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Jadi, dalam pengertian ini media bukan hanya alat perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetakan, tetapi meliputi orang atau manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa kegiatan semacam diskusi, seminar, karya wisata, simulasi, dan lain sebagainya yang dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap siswa, atau untuk menambah keterampilan.
3. Selain pengertian di atas, ada juga yang berpendapat bahwa media pengajaran meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Hardware adalah alatalat yang dapat mengantarkan pesan seperti overheadprojector, radio,
Strategi Pembelajaran Kimia84
televisi, dan sebagainya. Sedangkan software adalah isi program yang mengandung pesan seperti informasi yang terdapat pada transparansi atau buku dan bahanbahan cetakan lainnya, cerita yang terkandung dalam film atau materi yang disuguhkan dalam bentuk bagan, grafik, diagram, dan lain sebagainya.
Pentingnya Media Pembelajaran
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman. Dan mengajar dapat dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya. Contohnya, agar siswa belajar bagaimana mengoperasikan komputer, maka guru menyediakan komputer untuk digunakan oleh siswa; agar siswa memiliki keterampilan mengendarai kendaraan, maka secara langsung guru membimbing siswa menggunakan kendaraan yang sebenarnya; demikian juga memberikan pengalaman bermain gitar, mengetik, menjahit, dan lain sebagainya, atau mungkin juga pengalaman langsung untuk mempelajari objek atau bahan yang dipelajari, contohnya pengalaman langsung melihat dan mempelajari Candi Borobudur, pengalaman langsung melihat kerbau di sawah, pengalaman langsung melihat bagaimana kapal terbang mendarat di landasan, atau pengalaman langsung mempelajari bendabenda elektronik, dan lain sebagainya.
Metode dan Media Pembelajaran 85
Gambar 6.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale
Untuk memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar bagi siswa, Edgar Dale melukiskannya dalam sebuah kerucut yang kemudian dinamakan kerucut pengalaman (cone of experience). Kerucut pengalaman Edgar Dale ini pada saat ini dianut secara luas untuk menentukan alat bantu atau media apa yang sesuai agar siswa memperoleh pengalaman belajar secara mudah.
Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale itu memberikan gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh siswa dapat melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang dipelajari, proses mengamati dan mendengarkan melalui media tertentu dan proses mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkret siswa mempelajari bahan pengajaran, contohnya melalui pengalaman langsung, maka semakin banyaklah pengalaman yang diperoleh siswa. Sebaliknya, semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman, jika contohnya hanya mengandalkan bahasa verbal, maka semakin sedikit pengalaman yang akan diperoleh siswa.
Selanjutnya uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan dalam kerucut pengalaman tersebut akan dijelaskan berikut ini.
Strategi Pembelajaran Kimia86
a. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil dari aktivitas sendiri. Siswa mengalami, merasakan sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara.
b. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau kejadian yang sudah bukan pengalaman langsung lagi sebab objek yang dipelajari bukan yang asli atau yang sesungguhnya, melainkan benda tiruan yang menyerupai benda aslinya. Mempelajari objek tiruan sangat besar manfaatnya terutama untuk menghindari terjadinya verbalisme. Misalkan siswa akan mempelajari kanguru. Oleh karena binatang tersebut sulit diperoleh apalagi dibawa ke dalam kelas, maka untuk mempelajarinya dapat menggunakan model binatang dengan wujud yang sama namun terbuat dari plastik.
c. Pengalaman melalui drama, yairu pengalaman yang diperoleh dari kondisi dan situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan menggunakan skenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan belajar melalui drama ini agar siswa memperoleh pengalaman yang lebih jelas dan konkret.
d. Pengalaman melalui demonstrasi adalah teknik penyampaian informasi melalui peragaan. Kalau dalam drama siswa terlibat secara langsung dalam masalah yang dipelajari walaupun bukan dalam situasi nyata, maka pengalaman melalui demonstrasi siswa hanya melihat peragaan orang lain.
e. Pengalaman wisata, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan siswa ke suatu objek yang ingin dipelajari. Melalui wisata siswa dapat mengamati secara langsung, mencatat, dan bertanya tentang halhal yang dikunjungi.
f. Pengalaman melalui pameran. Pameran adalah usaha untuk menunjukkan hasil karya. Melalui pameran siswa dapat mengamati halhal yang ingin dipelajari seperti karya seni baik seni tulis, seni pahat, atau bendabenda bersejarah, dan hasil teknologi modern dengan berbagai cara kerjanya.
Metode dan Media Pembelajaran 87
g. Pengalaman melalui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, sebab televisi merupakan perantara. Melalui televisi siswa dapat menyaksikan berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan program yang dirancang.
h. Pengalaman melalui gambar hidup dan film. Gambar hidup atau film merupakan rangkaian gambar mati yang diproyeksikan pada layar dengan kecepatan tertentu. Dengan mengamati film siswa dapat belajar sendiri, walaupun bahan belajarnya terbatas sesuai dengan naskah yang disusun.
i. Pengalaman melalui radio, tape recorder, dan gambar. Pengalaman melalui media ini sifatnya lebih abstrak dibandingkan pengalaman satu indera saja melalui gambar hidup sebab hanya mengandalkan salah yaitu indera pendengaran atau indera penglihatan saja.
j. Pengalaman melalui lambanglambang visual seperti grafik, gambar, dan bagan. Sebagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan
k. Pengalaman melalui lambang verbal, merupakan pengalaman yang sifatnya lebih abstrak. Sebab, siswa memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa baik lisan maupun tulisan. Kemungkinan terjadinya verbalisme sebagai akibat dari perolehan pengalaman melalui lambang verbal sangat besar. Oleh sebab itu, sebaiknya penggunaan bahasa verbal harus disertai dengan penggunaan media lain.
fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran
Kerucut Edgar Dale menggambarkan perolehan pengetahuan siswa, bahwa pengetahuan akan semakin abstrak apabila hanya disampaikan melalui bahasa verbal. Hal ini memungkinkan terjadinya verbalisme, artinya siswa hanya mengetahui tentang kata tanpa memahami dan mengerti makna yang terkandung dalam kata tersebut.
Penyampaian informasi yang hanya melalui bahasa verbal selain dapat menimbulkan verbalisme dan kesalahan persepsi, juga gairah siswa untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa
Strategi Pembelajaran Kimia88
kurang diajak berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan, padahal untuk memahami sesuatu perlu keterlibatan siswa baik fisik maupun psikis.
Pada kenyataannya memberikan pengalaman langsung kepada siswa bukan sesuatu yang mudah bukan hanya menyangkut segi perencanaan dan waktu saja yang dapat menjadi kendala, akan tetapi memang ada sejumlah pengalaman yang sangat tidak mungkin dipelajari secara langsung oleh siswa. Katakanlah ketika guru ingin memberikan informasi tentang kehidupan di dasar laut, maka tidak mungkin pengalaman tersebut diperoleh secara langsung oleh siswa. Oleh karena itu, peranan media pembelajaran sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru dapat menggunakan film, televisi, atau gambar untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada siswa. Melalui media pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih konkret.
Memperhatikan penjelasan di atas, maka secara khusus media pembelajaran memiliki fungsi dan berperan untuk:
a. Menangkap suatu objek atau peristiwaperistiwa tertentu.
Peristiwaperistiwa penting atau objek yang langka dapat diabadikan dengan foto, film, atau direkam melalui video atau audio, kemudian peristiwa itu dapat disimpan dan dapat digunakan manakala diperlukan. Guru dapat menjelaskan proses terjadinya gerhana matahari yang langka melalui hasil rekaman video. Atau, bagaimana proses perkembangan ulat menjadi kupukupu; proses perkembangan bayi dalam rahim dari mulai sel telur dibuahi hingga menjadi embrio dan berkembang menjadi bayi.
b. Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme. Misalkan untuk menyampaikan bahan pelajaran tentang sistem peredaran darah pada manusia dapat disajikan melalui film.
Metode dan Media Pembelajaran 89
Selain itu, media pembelajaran juga bisa membantu menampilkan objek yang terlalu besar yang tidak mungkin dapat ditampilkan di dalam kelas, atau menampilkan objek yang terlalu kecil yang sulit dilihat dengan menggunakan mata telanjang. Benda atau objek yang terlalu besar misalkan alatalat perang, berbagai binatang buas, bendabenda langit, dan lain sebagainya.
c. Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat.
Dari beberapa fungsi di atas, maka media pembelajaran memiliki nilai praktis sebagai berikut:
1. Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa.
2. Media dapat mengatasi batas ruang kelas. Hal ini terutama untuk menyajikan bahan belajar yang sulit dipahami secara langsung oleh peserta Dalam kondisi ini media dapat berfungsi untuk: Menampilkan objek yang terlau besar untuk dibawa ke dalam
kelas. Memperbesar serta memperjelas objek yang terlalu kecil yang
sulit dilihat oleh mata telanjang, seperti selsel butir darah/molekul bakteri dan sebagainya.
Mempercepat gerakan suatu proses yang terlalu lambat sehingga dapat dilihat dalam waktu yang lebih cepat.
Memperlambat proses gerakan yang terlalu cepat. Menyederhanakan suatu objek yang terlalu kompleks. Memperjelas bunyibunyian yang sangat lemah sehingga
dapat ditangkap oleh telinga.3. Media dapat memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara
peserta dengan lingkungan.4. Media dapat menghasilkan keseragaman pengamatan.
Strategi Pembelajaran Kimia90
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, nyata, dan tepat.
6. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang peserta untuk belajar dengan baik.
7. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru.8. Media dapat mengontrol kecepatan belajar siswa.9. Media dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dari hal
hal yang konkret sampai yang abstrak.
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.
Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:a. Media auditif; yaitu media yang hanya dapat didengar saja,
atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.
b. Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis.
c. Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain rnengandung unsur suara juga mengandung unsur garnbar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:
a. Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radio dan televisi. Melalui media ini siswa dapat mempelajari halhal atau kejadiankejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
b. Media yang rnempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu sepertifilm slide, film, video, dan lain sebagainya.
Metode dan Media Pembelajaran 91
Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi ke dalam:
a. Media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, transparansi, dan lain sebagainya.
b. Media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.
Prinsip-prinsip Penggunaan Media
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dengan demikian, penggunaan media harus dipandang dari sudut kebutuhan siswa. Hal ini perlu ditekankan sebab sering media dipersiapkan hanya dilihat dari sudut kepentingan guru. Contohnya, oleh karena guru kurang menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, maka guru mempersiapkan media OHT, dan oleh sebab OHT digunakan untuk kepentingan guru, maka transparansi tidak di desain dengan menggunakan prinsipprinsip media pembelajaran, melainkan seluruh pesan yang ingin disampaikan dituliskan pada transparans hingga menyerupai koran.
Agar media pembelajaran benarbenar digunakan untuk membelajarkan siswa, maka ada sejumlah prinsip yang harus diperhatikan, di antaranya:
a. Media yang akan digunakan oleh guru harus sesuai dan diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Media yang akan digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran.
c. Media pembelajaran harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kondisi siswa.
d. Media yang akan digunakan harus memperhatikan efektivitas dan efisien.
Strategi Pembelajaran Kimia92
e. Media yang digunakan harus sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya kesalahankesalahan yang prinsip dalam menggunakan media pembelajaran yang pada akhirnya penggunaan media bukan menambah kemudahan siswa belajar, malah sebaliknya mempersulit siswa belajar.
Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Dalam proses penyusunan perencanaan program pembelajaran, guru perlu menetapkan sumber apa yang dapat digunakan oleh siswa agar mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dalam pengajaran tradisional, guru sering hanya menetapkan buku sebagai sumber belajar. Itu pun biasanya terbatas hanya dari salah satu buku tertentu saja. Dalam proses pembelajaran yang dianggap modern sesuai tuntutan standar proses pendidikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, maka sebaiknya guru memanfaatkan sumbersumber lain selain buku. Hal ini penting, sebab penggunaan salah satu sumber tertentu saja, akan membuat pengetahuan siswa terbatas dari satu sumber yang ditetapkan itu.
Beberapa sumber belajar yang bisa dimanfaatkan oleh guru khususnya dalam setting proses pembelajaran di dalam kelas di antaranya.
a. Manusia SumberManusia merupakan sumber utama dalam proses pembelajaran.Dalam usaha pencapaian tujuan pembelajaran, guru dapat memanfaatkannya dalam setting proses belajar mengajar. Misalkan untuk mempelajari undangundang lalu lintas, guru bisa menggunakan polisi lalu lintas sebagai sumber belajar utama siswa. Demikian juga untuk mempelajari topiktopik
Metode dan Media Pembelajaran 93
yang berhubungan dengan kesehatan, guru dapat memanfaatkan tenaga medis seperti dokter atau perawat kesehatan.
b. Alat dan Bahan PengajaranAlat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk membantu guru; sedangkan bahan pengajaran adalah segala sesuatu yang mengandung pesan yang akan disampaikan kepada siswa. Alat dan bahan biasanya menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
c. Berbagai Aktivitas dan KegiatanYang dimaksud aktivitas adalah segala perbuatan yang sengaja dirancang oleh guru untuk memfasilitasi kegiatan belajar siswa seperti kegiatan diskusi, demonstrasi, simulasi, melakukan percobaan, dan lain sebagainya.
d. Lingkungan atau SettingAdalah segala sesuatu yang dapat memungkinkan siswa belajar. Misalnya, gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, taman, kantin sekolah, dan lain sebagainya.
Rangkuman
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran. Ada beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, yaitu: Metode Ceramah, Metode Demonstrasi, Metode Diskusi, dan Metode Simulasi. Dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, atau tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa; lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Untuk menghindari semua itu, maka guru dapat menyusun strategi pembelajaran dengan memanfaatkan berbagai media dan sumber belajar.
Strategi Pembelajaran Kimia94
Prinsip pokok yang harus diperhatikan dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar mengajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran. Dalam pengajaran tradisional, guru sering hanya menetapkan buku sebagai sumber belajar. Itu pun biasanya terbatas hanya dari salah satu buku tertentu saja. Dalam proses pembelajaran yang dianggap modern sesuai tuntutan standar proses pendidikan dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi informasi, maka sebaiknya guru memanfaatkan sumbersumber lain selain buku.
oo0oo
BAB VII
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIf
A. Pengertian Strategi Belajar Mengajar
Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar agar tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil guna. Karena itu seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk mengatur secara umum komponenkomponen pembelajaran, sehingga terjadi keterkaitan fungsi antarkomponen pembelajaran dimaksud. Strategi berarti pola kegiatan belajar mengajar yang diambil untuk mencapai tujuan secara efektif. Untuk melaksanakan tugas secara profesional, guru memerlukan wawasan yang mantap tentang kemungkinankemungkinan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan belajar yang telah dirumuskan, baik dalam arti efek instruksional, tujuan belajar yang dirumuskan secara eksplisit dalam proses belajar mengajar, maupun dalam arti efek pengiring misalnya kemampuan berpikir kritis, kreatif, sikap terbuka setelah siswa mengikuti diskusi kelompok kecil dalam proses belajarnya.
Strategi Pembelajaran Kimia96
Menurut Newman dan Logan sebagaimana dikutip Abu Ahmadi, strategi meliputi empat masalah yaitu:
1. Mengidentifikasikan serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian peserta didik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat.
3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan dalam kegiatan pembelajaran.
4. Menetapkan normanorma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria dan standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan pembelajaran.
Strategi mengajar pada dasarnya adalah tindakan nyata dari guru atau merupakan praktik guru melaksanakan pengajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan efisien. Dengan kata lain, strategi mengajar adalah politik atau taktik yang digunakan guru dalam proses pembelajaran di kelas. Politik atau taktik tersebut harus mencerminkan langkahlangkah yang sistematik, artinya bahwa setiap komponen pembelajaran harus saling berkaitan satu sama lain dan sistematik yang mengandung pengertian bahwa langkahangkah yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran itu tersusun secara rapi dan logis sehingga tujuan yang ditetapkan tercapai.
Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat digunakan. Rowntree (974) dalam Wina Sanjaya (2006: 126) mengelompokkan strategi pembelajaran ke dalam strategi penyampaian penemuan atau exposition-discovery learning, dan strategi pembelajaran kelompok dan strategi pembelajaran individual atau groups-individual learning.
Dalam strategi exposition, bahan pelajaran disajikan kepada siswa dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan tersebut. Strategi belajar individual dilakukan oleh siswa secara
Strategi Pembelajaran Kooperatif 97
mandiri. Kecepatan, kelambatan dan keberhasilan pembelajaran siswa sangat ditentukan oleh kemampuan individu siswa yang bersangkutan. Berbeda dengan strategi pembelajaran individual, belajar kelompok dilakukan secara beregu. Strategi kelompok tidak memperhatikan kecepatan belajar individual. Setiap individu dianggap sama.
Contohcontoh Strategi Pembelajaran: a. Strategi pembelajaran Ekspositori (SPE)b. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM)d. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB)e. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)f. Strategi Pembelajaran Kontekstual (CTL)g. Strategi Pembelajaran Afektif
Dalam buku ini dibahas salah satu strategi mengajar yang dapat digunakan yaitu Strategi Pembelajaran Kooperatif atau yang sering disebut dengan Cooperative Learning.
B. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif
Dilihat dari landasan psikologi belajar, pembelajaran kelompok banyak dipengaruhi oleh psikologi belajar kognitif holistik yang menekan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses berpikir. Namun demikian, psikologi humanistik juga mendasari strategi pembelajaran ini. Dalam pembelajaran kelompok pengembangan kemampuan kognitif harus diimbangi dengan perkembangan pribadi secara utuh melalui kemampuan hubungan interpersonal. Teori medan, misalnya yang bersumber dari aliran psikologi kognitif atau psikologi Gestalt menjelaskan bahwa keseluruhan lebih memberi makna dari pada bagianbagian yang terpisah. Setiap tingkah laku, menurut teori medan bersumber dari adanya ketegangan (tension) dan ketegangan itu muncul karena adanya kebutuhan (need). Manakala kebutuhan itu tidak dapat terpenuhi, maka selamanya individu akan berada dalam situasi tegang. Untuk itulah setiap individu akan berusaha memenuhi setiap kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan setiap individu akan
Strategi Pembelajaran Kimia98
membutuhkan interaksi dengan individu lain. Inilah yang menjadikan terbentuknya kelompok.
Menurut teori psikodinamika, kelompok bukan hanya sekedar kumpulan individu melainkan merupakan satu kesatuan yang memiliki ciri dinamika dan emosi tersendiri. Misalnya, kelompok terbentuk karena adanya ketergantungan masingmasing individu, mereka merasa tidak berdaya sehingga mereka membutuhkan perlindungan, mereka membutuhkan bantuan orang lain. Dalam situasi yang demikian, maka pimpinan kelompok bisa mengarahkan prilaku dan interaksi antara anggota kelompok.
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompokkelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Adanya unsur penting dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK), yaitu: (1) Adanya peserta dalam kelompok; (2) Adanya aturan kelompok; (3) Adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; dan (4) Adanya tujuan yang harus dicapai.
Peserta adalah siswa yang melakukan proses pembelajaran dalam setiap kelompok belajar. Pengelompokan siswa bisa ditetapkan berdasarkan beberapa pendekatan, diantaranya pengelompokan yang didasarkan atas minat dan bakat siswa, pengelompokan yang didasarkan atas latar belakang kemampuan, pengelompokan yang didasarkan atas campuran baik campuran ditinjau dari minat maupun campuran ditinjau dari kemampuan. Pendekatan apapun yang digunakan, tujuan pembelajaran haruslah menjadi pertimbangan utama.
1. Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekan kepada proses kerjasama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tapi juga adanya unsur
Strategi Pembelajaran Kooperatif 99
kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerjasama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif.
Salvin, Abrani dan Chambers (1996) berpendapat bahwa belajar melalui kooperatif dapat dijelaskan dari beberapa perspektif, yaitu perspektif motivasi, perspektif sosial, perspektif perkembangan kognitif dan prinsip elaborasi kognitif. Perspektif motivasi artinya bahwa penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu, dengan demikian, keberhasilan setiap individu pada dasarnya adalah keberhasilan kelompok. Hal semacam ini akan mendorong setiap anggota kelompok akan memperjuangkan keberhasilan kelompoknya.
Perspektif sosial artinya bahwa melalui kooperatif setiap siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan. Bekerja secara tim dengan mengevaluasi keberhasilan sendiri oleh kelompok, merupakan iklim yang bagus, di mana setiap anggota kelompok menginginkan semuanya memperoleh keberhasilan.
Perspektif perkembangan kognitif artinya bahwa dengan adanya interaksi antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir mengolah berbagai informasi. Elaborasi kognitif, artinya bahwa setiap siswa akan berusaha untuk memahami dan menimba informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya. Dengan demikian, karakteristik strategi pembelajaran kooperatif dijelaskan di bawah ini:
a. Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling mambantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
Strategi Pembelajaran Kimia100
b. Didasarkan pada Manajemen Kooperatif
Sebagaimana pada umumnya, manajemen mempunyai empat fungsi pokok yaitu Perencanaan, Organisasi, Pelaksanaan, dan Kontrol. Demikian juga dalam pembelajaran kooperatif. Perencanaan menunjukkan bahwa pembelajaran memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif. Pelaksanaan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan melalui langkahlangkah pembelajaran yang sudah ditentukan termasuk ketentuanketentuan yang sudah disepakati bersama. Fungsi Organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama antarsetia anggota kelompok. Oleh sebab itu, perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
c. Kemauan untuk Bekerja Sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerjasama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masingmasing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. Misalnya, yang pintar perlu membantu yang kurang pintar.
d. Keterampilan Bekerjasama
Kemampuan untuk bekerjasama itu kemudian dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat dan memberi kontribusi kepada keberhasilan kelompok.
Strategi Pembelajaran Kooperatif 101
2. Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Jhonson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap Cooperative Learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur/prinsip model pembelajaran kooperatif harus diterapkan.a. Prinsip Ketergantungan positif (Positive Interdependence)b. Tanggungjawab Perseorangan (Individual Accountability)c. Interaksi Tatap Muka (Face to face Promotion Interaction)d. Partisipasi dan Komunikasi antar anggota (Participation
Communication)e. Evaluasi Proses Kelompok
a. Prinsip Ketergantungan Positif (Positive.Interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatu penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akanKeberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masingmasing anggota. Dengan demikian, semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. Hakikat ketergantungan positif, artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa mnyelesaikan tugasnya dan semua ini memerlukan kerjasama yang baik dari masingmasing anggota kelompok.
b. Tanggungjawab Perseorangan (Individual.Accountability)
Keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.
c. Interaksi Tatap Muka (Face.to.face.Promotion.Interaction)
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Kelompok belajarKelompok belajar
Strategi Pembelajaran Kimia102
kooperatif dibentuk secara heterogen, yang berasal dari budaya, latar belakang sosial, dan kemampuan akademik yang berbeda. Perbedaan semacam ini akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antaranggota kelompok.
d. Partisipasi dan Komunikasi antar Anggota (Participation.Communication)
Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan dimasyarakat kelak.
e. Evaluasi Proses Kelompok
Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran Cooperative Learning.
C. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas 4 tahap, yaitu: (1) Penjelasan materi, (2) Belajar dalam kelompok, (3) Penilaian dan, (4) Penghargaan.
(1) Penjelasan materi
Tahap penjelasan diartikan sebagai proses penyampaian pokokpokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim). Pada tahap ini guru dapat menggunakan metode ceramah, curah pendapat dan tanya jawab, bahkan kalau perlu guru dapat menggunakan metode
Strategi Pembelajaran Kooperatif 103
demonstrasi. Di samping itu guru juga dapat menggunakan media pembelajaran agar proses penyampaian dapat lebih menarik siswa.
(2) Belajar dalam kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokokpokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masingmasing yang telah dibentuknya sebelumnya. Pengelompokkan dalam strategi pembelajaran kooperatif ini bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaanperbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, sosial ekonomi dan etnis, serta perbedaan kemampuan akademik. Dalam hal kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang, dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis rendah (Anita Lie, 2005). Selanjutnya Lie menjelaskan beberapa alasan lebih disukainya pengelompokan heterogen. Pertama, kelompok heterogen memberi kesempatan untuk saling mengajar (Peer Tutoring) dan saling mendukung. Ke dua, kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antarras, agama, etnis, dan gender. Terakhir, kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga orang. Melalui pembelajaran tim siswa didorong untuk melakukan tukar menukar (sharing) informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan secara bersama, membandingkan jawaban mereka, dan mengoreksi halhal yang kurang tepat.
(3) Penilaian
Penilaian dalam strategi pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan tiap siswa; dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah
Strategi Pembelajaran Kimia104
penggabungan ke duanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya. Hal ini disebabkan nilai kelompok adalah nilai bersama dalam kelompoknya yang merupakan hasil kerjasama setiap anggota kelompok.
(4) Pengakuan tim
Pengakuan tim (Team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat memotivasi tim untk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
D. Teknik-teknik Pembelajaran Cooperatif.Learning
Anita Lie mengemukakan contohcontoh teknik belajar mengajar dengan menggunakan strategi belajar kooperatif yaitu:
1. Mencari Pasangan (make.a.match)
Teknik ini dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Keunggulannya siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
1. Bertukar Pasangan
Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
2. BerpikirBerpasanganBerempat
Teknik ini dikembangkan oleh Frank Lyman (think-pair-share) dan Spencer Kagan (think-pair-square). Teknik ini memberiTeknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain.
Strategi Pembelajaran Kooperatif 105
3. Berkirim Salam dan Soal
Teknik ini memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih pengetahuan dan keterampilan mereka.
4. Kepala Bernomor
Teknik ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992). Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ideide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
5. Kepala Bernomor Terstruktur
Dengan teknik ini siswa belajar melaksanakan tanggung jawab pribadinya dalam saling keterkaitan dengan rekanrekan kelompoknya.
6. Jigsaw
Teknik ini dikembangkan oleh Aronson etal. Teknik ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan ataupun berbicara. Dalam teknik ini guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna.
E. Model Evaluasi Belajar Cooperatif.Learning
Alternatif lain yang perlu ditambahkan untuk mengimbangi atau mengganti sistem peringkat adalah sistem pendidikan cooperatif learning. Sistem ini meganut falsafah homo homini socius. Dalam penilaian, siswa bekerjasama dengan metode cooperative learning mendapat nilai pribadi dan nilai kelompok. Siswa bekerjasama denganSiswa bekerjasama dengan metode ini saling membantu dalam mempersiapkan tes. Kemudian, masingmasing mengerjakan tes sendirisendiri dan menerima nilai pribadi. Untuk nilai kelompok, didapat siswa dalam kelompok. Nilai kelompok dapat diambil dari ratarata nilai semua anggota kelompok.
Strategi Pembelajaran Kimia106
Rangkuman
Sekolah merupakan miniatur masyarakat. Banyak nilai yang didapatkan seorang siswa di dalam ruang kelas akan terbawa terus dan tercermin terus dalam tindakan orang tersebut dalam kehidupan bermasyarakatnya. Berdasarkan asumsi ini, dapat disimpulkan seorang pengajar mempunyai peranan yang sangat besar untuk ikut membina kepribadian anak didiknya. Sudah saatnya para pengajar mengevaluasi cara pengajaran mereka dan menyadari dampaknya. Sampai saat ini strategi pembelajaran kooperatif learning belum banyak diterapkan di sekolah. Jika sekolah juga bertujuan untuk menghasilkan manusia yang bisa berdamai dan bekerja sama dengan sesamanya, strategi ini perlu lebih sering dipakai.
Selain itu, suasana positif yang timbul dari stratgi pembelajaran kooperatif bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah/guru. Alam kegiatankegiatan yang menyenangkan ini, siswa merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir.
Strategi Pembelajaran Kooperatif 107
Lampiran Contoh RPP implementasi pembelajaran kooperatif
Mata Pelajaran : KimiaSatuan Pendidikan : MAN KisaranKelas/Semester : XI / GenapAlokasi Waktu : 2 x 45 menit ( 1 x pertemuan )
Standar Kompetensi:
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan seharihari.
Kompetensi Dasar:
Mengelompokkan sifatsifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.
Indikator:
Mendeskripsikan sifatsifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, adsorbsi, koagulasi, koloid liofil dan liofob, koloid pelindung, dan sistem koloid dalam pengolahan air).
Tujuan Pembelajaran:
Siswa mampu mendeskripsikan sifatsifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown, dialisis, adsorpsi, koagulasi, koloid liofil dan liofob, koloid pelindung, dan sistem koloid dalam pengolahan air) dengan baik.
Langkah-langkah Pembelajaran:
a. Pendahuluan
1) Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi yang akan dipelajari.
2) Guru menjelaskan prosedur pembelajaran Kooperatif.
b. Kegiatan inti
a. Pengorganisasian Materi/ Kelompok• Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, sesuai dengan
jumlah siswa. Jumlah siswa sebanyak 40 orang, siswa
Strategi Pembelajaran Kimia108
dibagi menjadi 5 kelompok, dengan jumlah siswa tiap kelompok adalah 8 orang.
• Setiap kelompok diberi bahan yang akan didiskusikan yaitu sifatsifat koloid.
b. Prosedur Pembelajaran• Dalam satu kelompok, bahan yang telah diberikan dibagi
lagi sesuai dengan jumlah anggota kelompok. Setiap siswa dalam kelompok mendapatkan satu bagian dari masalah yang akan didiskusikan (siswa pertama mendapatkan bahan tentang sifat koloid efek tyndal, siswa ke dua mendapatkan bahan tentang sifat gerak brown pada koloid, dan seterusnya hingga seluruh sifatsifat koloid tersebut terbagibagi dalam tiap anggota kelompok).
• Kemudian, setiap siswa mengerjakan bagian mereka masingmasing.
• Setelah selesai, siswa saling berbagi mengenai bahan yang telah dibaca/dikerjakannya. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
• Kegiatan diakhiri dengan diskusi mengenai topik yang dibahas pada hari itu dengan metode diskusi antarkelompok.
• Dalam diskusi antarkelompok, pertanyaanpertanyaan yang muncul dari satu kelompok dilemparkan pada kelompok lain.
c. Pembentukan kompetensi Mengetahui sifatsifat koloid (efek Tyndall, gerak Brown,
dialisis, adsorpsi, koagulasi, koloid liofil dan liofob, koloid pelindung, dan sistem koloid dalam pengolahan air).
c. Kegiatan penutup
• Guru melakukan umpan balik terhadap kompetensi yang telah dipelajari siswa dengan memberikan kuis pada siswa.
Strategi Pembelajaran Kooperatif 109
• Hasil pekerjaan siswa kemudian dikumpulkan untuk dinilai sebagai nilai kelompok.
• Menetapkan tim terbaik untuk kemudian diberikan penghargaan.
• Nilai akhir siswa merupakan gabungan dari nilai kuis siswa dan nilai kelompok.
oo0oo
BAB VIII
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (SPBM)
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) merupakan salah satu pembelajaran yang didasarkan kepada psikologi kognitif yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat adanya pengalaman. Belajar bukan sematamata proses menghafal sejumlah fakta, tetapi suatu proses interaksi secara sadar antara individu dan lingkungannya. Melalui proses ini siswa akan berkembang secara utuh. Artinya perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek apektif dan psikomotor melalui penghayatan secara internal akan problema yang dihadapi.
Dilihat dari aspek filosofis tentang fungsi sekolah sebagai arena atau wadah untuk mempersiapkan anak didik agar dapat hidup di masyarakat, maka SPBM merupakan strategi yang memungkinkan dan sangat penting dikembangkan. Hal ini sebabkan pada kenyataannya setiap manusia akan selalu dihadapkan kepada masalah. Dari mulai masalah yang sederhana sampai kepada masalah yang kompleks, dari masalah yang pribadi sampai kepada masalah keluarga, masalah sosial kemasyarakatan, masalah negara sampai kepada masalah dunia. SPBM inilah diharapkan dapat memberikan latihan
Strategi Pembelajaran Kimia112
dan kemampuan setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Kita menyadari selama ini kemampuan siswa untuk dapat menyelesaikan masalah kurang diperhatikan oleh setiap guru. Akibatnya, manakala siswa menghadapi masalah, walaupun masalah itu dianggap sepele, banyak siswa tidak dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik. Tidak sedikit siswa yang mengambil jalan pintas, misalnya dengan mengonsumsi obatobatan terlarang atau bahkan bunuh diri hanya garagara tidak sanggup memecahkan masalah.
A. Konsep Dasar dan Karakteristik SPBM
SPBM dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Terdapat tiga ciri utama dari SPBM yaitu:
1. SPBM merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi SPBM adalah sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. SPBM tidak mangharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mecatat, kemudian mengahafal materi pelajaran, akan tetapi melalui SPBM siswa aktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolah data, dan akhirnya menyimpulkan.
2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. SPBM menempatkan masalah sebagai kata kunci dari proses pembelajaran. Artinya, tanpa ada masalah tidak mungkin ada proses pembelajaran.
3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapantahapan tertentu,
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) 113
sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta.
Untuk mengimplementasikan SPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan. Permasalahan tersebut dapat diambil dari buku teks atau dari sumbersumber lain misalnya dari peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar, dari peristiwa dalam keluarga atau dari peristiwa kemasyarakatan.
Strategi pembelajaran dengan pemecahan masalah dapat diterapkan:
1. Manakala guru menginginkan agar siswa tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasainya secara penuh.
2. Apabila guru bermaksud untuk mengembangkan keterampilan berpikir rasional siswa , yaitu kemampuan menganalisis situasi, menerapkan pengetahuan yang mereka miliki dalam situasi baru, mengenal adanya perbedaan antara fakta dan pendapat, serta mengembangkan kemampuan dalam membuat judgment secara objektif.
3 Manakala guru menginginkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah serta membuat tantangan intelektual siswa.
4. Jika guru ingin mendorong siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
5 Jika guru ingin agar siswa memahami hubungan antara apa yang dipelajari dengan kenyataan dalam kehidupan seharihari.
B. Hakikat Masalah dalam SPBMAntara strategi pembelajaran inkuiri dan strategi pembelajaran
berbasis masalah memiliki berbedaan. Perbedaan tersebut terletak pada jenis masalah serta tujuan yang ingin dicapai. Masalah dalam SPI adalah masalah yang bersifat tertutup. Artinya, Jawaban dari masalah tersebut sudah pasti, oleh sebab itu jawaban dari masalah yang dikaji itu sebenarnya guru sudah mengetahuinya, namun guru tidak secara langsung menyampaikannya kepada siswa.
Strategi Pembelajaran Kimia114
Masalah dalam SPBM adalah masalah yang bersifat terbuka. Artinya jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa bahkan guru, dapat mengembangkan kemungkinan jawaban dari masalah tersebut. Dengan demikian SPBM memberikan kesempatan kepada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Tujuan yang ingin dicapai oleh SPBM adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, analisis, sistematis dan logis untuk menentukan alternatif pemecahan masalah melalui eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Hakikat masalah dalam SPBM adalah gap atau kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara kenyataan yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Kesenjangan tersebut bisa dirasakan dari adanya keresahan, keluhan, kerisauan, atau kecemasan. Oleh karena itu, maka materi pelajaran atau topik tidak terbatas dari materi pelajaran yang bersumber dari buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari peristiwaperistiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Materi pilihan bahan pelajaran dalam SPBM memiliki kriteriakriteria sebagai berikut:
a. Bahan pelajaran harus mengandung isuisu yang mengandung konflik yang bisa bersumber dari berita, rekaman, video, dan yang lainnya.
b. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa, sehingga setiap siswa dapat mengikuti dengan baik.
c. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak (universal), sehingga terasa manfaatnya.
d. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang didukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) 115
e. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk mempelajarinya.
C. Tahapan-tahapan dalam SPBM
Banyak ahli menjelaskan bentuk penerapan SPBM. Jhon Dewey seorang ahli pendidikan dari Amerika menjelaskan ada enam tahapan SPBM yang kemudian di kenal dengan metode pemecahan masalah (problem solving), yaitu:
1. Merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan.
2. Menganalisis masalah, yaitu langkah siswa meninjau masalah secara kritis dari berbagai sudut pandang.
3. Merumuskan hipotesis, yaitu langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan masalah sesuai dengan pengetahuan yang di milikinya.
4. Menggumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
5. Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan.
6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah, yaitu langkah siswa menggambarkan rekomendasi yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.
David Jonhnson dan Johnson mengemukakan ada 5 langkah SPBM melalui.
Kegiatan kelompok
1. Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengadung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji. Dalam kehidupan ini guru bisa meminta pendapat dan menjelaskan siswa tentang isuisu hangat yang menarik untuk dipecahkan.
Strategi Pembelajaran Kimia116
2. Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebabsebab terjadinya masalah, serta menganalisa berbagai faktor yang dapat mendukung dalam menyelesaikan masalah. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam diskusi kelompok kecil, hingga pada akhirnya siswa dapat mengurutkan tindakantindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghamba yang diperkirakan.
3. Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang dapat dilakukan.
4. Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.
5. Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi akhir. Evaluasi proses adalah evaluasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan, sedangkan evalusi akhir adalah evaluasi terhadap akibat dari penerapan strstegi yang diterapkan.
Sesuai dengan tujuan SPBM adalah untuk menumbuhkan sikap ilmiah, dari beberapa bentuk SPBM yang dikemukakan para ahli, maka secara umum SPBM dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut:
1. Menyadari masalahImplementasi SPBM harus dimulai dengan kesadaran adanya masalah yang harus dipecahkan. Pada tahapan ini guru membimbing siswa pada kesadaran adanya kesenjangan atau gap yang dirasakan oleh manusia atau lingkungan sosial. Kemampuan yang harus dicapai oleh siswa pada tahapan ini adalah siswa dapat menentukan atau menangkap kesenjangan yang terjadi dari berbagai fenomena yang ada. Mungkin pada tahap ini siswa dapat menemukan kesenjangan lebih dari satu, akan tetapi guru dapat mendorong siswa agar menemukan satu atau dua kesenjangan
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) 117
yang pantas untuk dikaji baik melalui kelompok besar atau kelempok kecil atau bahkan individual.
2. Merumuskan masalahBahan pelajaran dari bentuk topik yang dapat dicari dari kesenjangan, selanjutnya difokuskan pada maslah apa yang pantas di kaji. Rumusan maslah sangat penting, sebab selanjutnya akan berhubungan dengan kejelasan dan kesamaan persepsi tentang masalah dan kaitan dengan datadata apa yang harus dikumpulkan untuk menyelesaikannya. Kemampuan yang di harapkan dari siswa dalam langkah ini adalah siswa dapat menentukan prioritas maslah. Siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk untuk mengkaji, merinci dan menganalisis maslah yang jelas, spesifik, dan dapat dipecahkan.
3. Merumuskan hipotesisSebagai proses berpikir ilmiah yang merupakan perpaduan dari berpikir deduktif dan induktif, maka merumuskan hipotesis merupakan langkah penting yang tidak boleh ditinggalkan. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah siswa dapat menentukan sebab akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Melalui analisis sebab akibat inilah pada akhirnya siswa diharapkan dapat menentukan berbagai kemungkinan penyelesaian masalah. Dengan demikian, upaya yang dapat dilakukan selanjutnya adalah mengumpulkan data yang sesuai dengan hipotesis yang diajukan.
4. Mengumpulkan dataSebagai proses berpikir empiris, keberadaan data dalam proses berpikir ilmiah merupakan hal yang sangat penting. Sebab, menentukan cara penyelesaian masalah sesuai dengan hipotesis yang diajukan harus sesuai dengan data yang ada. Proses berpikir ilmiah bukan proses berimajinasi akan tetapi proses yang didasarkan pada pengalaman. Oleh karena itu, dalam tahapan ini siswa didorong untuk mengumpulkan data yang relevan. Kemampuan
Strategi Pembelajaran Kimia118
yang diharapkan pada tahap ini adalah kecakapan siswa untuk mengumpulkan dan memilah data, kemudian memetakan dan menyajikannya dalam berbagai tampilan sehingga mudah untuk dipahami.
5. Menguji hipotesisBerdasarkan data yang dikumpulkan, akhirnya siswa menentukan hipotesis mana yang diterima dan mana yang ditolak. Kemampuan yang diharapkan dari siswa dalam tahapan ini adalah kecakapan menelaah data dan sekaligus membahasnya untuk melihat hubungannya dengan masalah yang dikaji. Di samping itu, diharapkan siswa dapat mengambil keputusan dan kesimpulan.
6. Menentukan pilihan penyelesaian Menentukan pilihan penyelesaian merupakan akhir dari proses SPBM. Kemampuan yang diharapkan dari tahapan ini adalah kecakapan memilih alternatif penyelesaian masalah yang memungkinkan dapat dilakukan serta dapat memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi sehubungan dengan alternatif yang dipilihnya, termasuk memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
D. Keunggulan dan Kelemahan SPBM1. Keunggulan
Sebagai suatu strategi pembelajaran, SPBM memiliki beberapa keunggulan diantaranya adalah:a. Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik
yang cukup bagus untuk memahami isi pelajaran.b. Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang
kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menentukan pengetahuan baru bagi siswa.
c. Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) 119
d. Pemecahan maslah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
e. Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
f. Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari bukubuku saja.
g. Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
h. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyelesaikan dengan pengetahuan baru.
i. Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
j. Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
2. Kelemahan SPBM Di samping keunggulan, SPBM juga memiliki kelemahan
diantaranya adalah: a. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
Strategi Pembelajaran Kimia120
b. Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
Rangkuman
Strategi pembelajaran berbasiskan masalah (SPBM) dapat diartikan rangkaian aktivitas pembelajaran yang dihadapi secara ilmiah. Untuk mengimplementasikan SPBM, guru perlu memilih bahan pelajaran yang memiliki permasalahan yang dapat dipecahkan.
Strategi pembelajaran berbasiskan masalah (SPBM) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran berbasis masalah (SPBM) mempunyai enam langkah. Langkahlangkahnya yaitu menyadari masalah, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan menentukan pilihan penyelesaian.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis masalah di harapkan siswa lebih berpikir kritis. Dengan strategi pembelajaran berbasis masalah siswa lebih dapat mengembangkan pengetahuannya tentang masalahmasalah yang ada dilingkungannya baik itu di lingkungan rumah maupun di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya.Dalam pembelajaran berbasis masalah siswa diharapkan lebih dapat kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata, sehingga di dalam kehidupannya nanti dapat menyelesaikan masalahmasalah yang dihadapinya.
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) 121
PENERAPAN SPBM DALAM PELAJARAN KIMIA
Pokok bahasan : Laju reaksi Kompetensi dasar : Menyelidiki faktorfaktor yang mempengaruhi
Laju reaksi. Materi pokok : Faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi.
Langkah-langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah
* kepada siswa diberikan bahanbahan kimia, dan mereka diminta untuk mereaksikan zatzat kimia tersebut, dan memperhatikan hasil reaksireaksi kimia yang mereka peroleh, kemudian mencari masalah dari praktikum yang mereka lakukan tersebut.
* Kepada siswa itu diberikan: a. Bahanbahan kimia yang mengandung kalium klorat, besi,
kalsium, stronsium, litium, tembaga barium, dan kalium yang dicampurkan dalam tabung yang terbuat dari kertas, kemudian dibakar.
b. Pita magnesium direaksikan dengan larutan asam klorida (HCL 0,1 M) Pita magnesium direaksikan dengan larutan asam klorida (HCL 0,5 M).
c. Kristal kalsium karbonat (CaCO3) direaksikan dengan asam klorida (HCL 0,5 M) Serbuk kalsium karbonat (CaCO3) direaksikan dengan asam klorida (HCL 0,5 M).
d. Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M dipanaskan sampai dengan suhu 500C kemudian direaksikankan dengan larutan asam klorida (HCL 0,1 M). Larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) 0,1 M suhu kamar kemudian Direaksikan dengan larutan asam klorida (HCL 0,1 M).
2. Menganalisis masalah
Dari hasil pengamatan di atas siswa dapat mencari masalahmasalah yang ada pada hasil reaksireaksi kimia di atas, contohnya
Strategi Pembelajaran Kimia122
kenapa reaksireaksi kimia di atas dapat terjadi dalam waktu yang berbedabeda. Ada yang terjadi dalam waktu yang singkat ada yang terjadi dalam waktu yang cukup lama.
3. Merumuskan hipotesis
Siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan masalah dari hasil pengamatannya di atas, hipotesisnya antara lain adalah:
Siswa memprediksikan bahwa reaksireaksi kimia yang terjadi pada reaksi pita magnesium dengan larutan asam klorida karena perbedaan konsentrasi.
Pada reaksi kristal CaCO3 dan serbuk CaCO3 dengan larutan asam klorida karena pengaruh konsentrasi dan bentuk kristalnya.
- Pada reaksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan larutan asam klorida (HCL) karena pengaruh konsentrasi dan pemanasan.
4. Mengumpulkan data
Siswa mencatat hasil pengamatan praktikum dalam bentuk tabel.
5. Pengujian hipotesis
Siswa mencoba menguji hipotesis yang diperoleh dari hasil pengamatan di atas dengan kajiankajian teoritis dari buku teks, kemudian sekaligus melakukan diskusi antara mereka agar mendapatkan suatu hipotesa yang benarbenar tepat.
6. Merumuskan rekomendasi masalah dan membuat kesimpulan
Siswa membuat kesimpulan dari hasil pengamatan di atas, kesimpulan yang diperoleh antara lain adalah: Reaksi pita magnesium (Mg) dengan asam klorida (HCL 0,1 M)
lebih lambat dibandingkan dengan asam klorida (HCL 0,5 M) karena pengaruh konsentrasi ke duanya jika konsentrasi zat yang digunakan tinggi maka laju reaksi semakin cepat.
Reaksi kristal CaCO3 dan CaCO3 serbuk dengan larutan asam klorida (HCL 0,5) ke duanya berbeda karena pengaruh dari
Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah (SPBM) 123
ukuran partikel, bukan pengaruh konsentrasi, karena konsentrasi yang digunakan di sana sama. Ukuran partikel mempengaruhi laju reaksi, karena semakin kecil ukuran partikel maka laju raeksi akan semakin cepat.
Reaksi natrium tiosulfat (Na2S2O3) dengan larutan asam klorida dalam konsentrasi yang sama tetapi dengan suhu yang berbeda.
Pada larutan natrium tiosulfat yang dipanaskan lajur eaksinya lebih cepat dibandingkan dengan natrium tiosulfat pada suhu kamar, di sini dapat disimpulkan bahwa suhu mempengaruhi laju reaksi.
Kesimpulan
Faktorfaktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah: semakin tinggi konsentrasi maka laju reaksi semakin cepat. Luas bidang permukaan (ukuran partikel) memperluas bidang permukaan berarti memperkecil ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel maka laju reaksi semakin cepat.
Semakin tinggi suhu maka laju semakin cepat. Sifat zat ada tiga: mudah larut sukar larut dan tidak bisa larut. Pengadukan dan katalis berpengaruh terhadap laju reaksi.
oo0oo
BAB IX
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Ada kecenderungan dewasa ini untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami
apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi mengingat jangka pendek tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang
Pendekatan kontektual (Contextual Teaching and Learning/CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil.
Dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan
Strategi Pembelajaran Kimia126
strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru datang dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.
Pemikiran tentang belajar
Pendekatan kontekstual mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran tentang belajar sebagai berikut.
1. Proses belajara. Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus
mengonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.b. Anak belajar dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola
pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh guru.
c. Para ahli sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang itu terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan.
d. Pengetahuan tidak dapat dipisahpisahkan menjadi faktafakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
e. Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.
f. Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ideide.
g. Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan seseorang.
2. Transfer Belajara. Siswa belajar dari mengalami sendiri, bukan dari pemberian
orang lain.
Strategi Pembelajaran Kontekstual 127
b. Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sedikit demi sedikit).
c. Penting bagi siswa tahu untuk apa dia belajar dan bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu.
3. Siswa sebagai Pembelajar a. Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam
bidang tertentu, dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat halhal baru.
b. Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapi, untuk halhal yang sulit, strategi belajar amat penting.
c. Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang baru dan yang sudah diketahui.
d. Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri.
4. Pentingnya lingkungan Belajara. Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat
pada siswa. Dari guru akting di depan kelas, siswa menonton ke siswa akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan.
b. Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan pengetahuan baru mereka. Strategi belajar lebih dipentingkan dibandingkan hasilnya.
c. Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang benar.
d. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.
Hakikat Pembelajaran Kontekstual
Pembelajarn kontekstual (Contextual Teaching and learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
Strategi Pembelajaran Kimia128
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka seharihari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiri), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).
Pengertian CTL
1. Merupakan suatu proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka seharihari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan /konteks ke permasalahan/ konteks lainnya.
2. Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata dan mendorong pembelajar membuat hubungan antara materi yang diajarkannya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Strategi Pembelajaran Kontekstual 129
Tabel 9.1 Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Tradisional
NO. CTL TRADISONAL
1.
2.
Menyandarkan pada memori spasial (pemahaman makna)Pemilihan informasi berdasarkan kebutuhan siswa
Menyandarkan pada hafalan
Pemilihan informasi ditentukan oleh guru
3. Siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran
Siswa secara pasif menerima informasi
4. Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata/masalah yang disimulasikan
Pembelajaran sangat abstrak dan teoritis
5. Selalu mengaitkan informasi dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa
Memberikan tumpukan informasi kepada siswa sampai saatnya diperlukan
6. Cenderung mengintegrasikan beberapa bidang
Cenderung terfokus pada satu bidang (disiplin) tertentu
7 Siswa menggunakan waktu belajarnya untuk menemukan, menggali, berdiskusi, berpikir kritis, atau mengerjakan proyek dan pemecahan masalah (melalui kerja kelompok)
Waktu belajar siswa sebagian besar dipergunakan untuk mengerjakan buku tugas, mendengar ceramah, dan mengisi latihan yang membosankan (melalui kerja individual)
8 Perilaku dibangun atas kesadaran diri Perilaku dibangun atas kebiasaan
9 Keterampilan dikembangkan atas dasar pemahaman
Keterampilan dikembangkan atas dasar latihan
10 Hadiah dari perilaku baik adalah kepuasan diri
Hadiah dari perilaku baik adalah pujian atau nilai (angka) rapor
11 Siswa tidak melakukan hal yang buruk karena sadar hal tersebut keliru dan merugikan
Siswa tidak melakukan sesuatu yang buruk karena takut akan hukuman
12 Perilaku baik berdasarkan motivasi intrinsik
Perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik
13 Pembelajaran terjadi di berbagai tempat, konteks dan setting
Pembelajaran hanya terjadi dalam kelas
14 Hasil belajar diukur melalui penerapan penilaian autentik.
Hasil belajar diukur melalui kegiatan akademik dalam bentuk tes/ujian/ulangan.
Strategi Pembelajaran Kimia130
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI KELAS
CTL dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja, bidang studi apa saja, dan kelas yang bagaimanapun keadaannya. Pendekatan CTL dalam kelas cukup mudah. Secara garis besar, langkahnya sebagai berikut ini.
1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.4. Ciptakan masyarakat belajar.5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran.6. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
A. Tujuh Komponen CTL1. KONSTRUKTIVISME
a. Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasar pada pengetahuan awal.
b. Pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengonstruksi” bukan menerima pengetahuan.
2. INQUIRY
a. Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman.b. Siswa belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis.
3. QUESTIONING (BERTANYA)
a. Kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.
b. Bagi siswa yang merupakan bagian penting dalam pembelajaran yang berbasis inquiry.
Strategi Pembelajaran Kontekstual 131
4. LEARNING.COMMUNITY (MASYARAKAT BELAJAR)a. Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar.b. Bekerjasama dengan orang lain lebih baik daripada belajar
sendiri.c. Tukar pengalaman.d. Berbagi ide.
5. MODELING (PEMODELAN)a. Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir,
bekerja dan belajar.b. Mengerjakan apa yang guru inginkan agar siswa
mengerjakannya.
6. REFLECTION ( REfLEKSI)a. Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari.b. Mencatat apa yang telah dipelajari.c. Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok.
7. AUTHENTIC.ASSESSMENT (PENILAIAN YANG SEBENARNYA)a. Mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa.b. Penilaian produk (kinerja).c. Tugastugas yang relevan dan kontekstual.
B. Karakteristik Pembelajaran CTLa. Kerjasamab. Saling menunjangc. Menyenangkan, tidak membosankand. Belajar dengan bergairahe. Pembelajaran terintegrasif. Menggunakan berbagai sumbernakan berbagai sumberg. Siswa aktifh. Sharing dengan temani. Siswa kritis guru kreatifj. Dinding dan loronglorong penuh dengan hasil kerja siswa,
petapeta, gambar, artikel, humor dan lainlain.
Strategi Pembelajaran Kimia132
k. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lainlain.
MENYUSUN RENCANA PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL
Dalam pembelajaran kontekstual, program pembelajaran lebih merupakan rencana kegiatan kelas yang dirancang guru, yang berisi skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswanya sehubungan dengan topik yang akan dipelajarinya. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan tersebut, materi pembelajaran, langkahlangkah pembelajaran, dan authentic assessmennya.
Dalam konteks itu, program yang dirancang guru benarbenar rencana pribadi tentang apa yang akan dikerjakannya bersama siswanya. Secara umum tidak ada perbedaan mendasar format antara program pembelajaran konvensional dengan program pembelajaran kontekstual. Sekali lagi, yang membedakannya hanya pada penekanannya. Program pembelajaran konvensional lebih menekankan pada deskripsi tujuan yang akan dicapai (jelas dan operasional), sedangkan program untuk pembelajaran kontekstual lebih menekankan pada skenario pembelajarannya.
Atas dasar itu, saran pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis kontekstual adalah sebagai berikut.
1. Nyatakan kegiatan pertama pembelajarannya, yaitu sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, Materi Pokok dan Pencapaian Hasil Belajar.
2. Nyatakan tujuan umum pembelajarannya.3. Rincilah media untuk mendukung kegiatan itu4. Buatlah skenario tahap demi tahap kegiatan siswa5. Nyatakan authentic assessmentnya, yaitu dengan data apa siswa
dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.
Strategi Pembelajaran Kontekstual 133
Penerapan CTL pada pembelajaran Kimia dapat dilihat pada contoh berikut.
Lampiran 2RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DENGAN CTLSatuan Pendidikan : SMAMata Pelajaran : KIMIAKelas Semester : XI/2Alokasi Waktu : 4 × 45 menit (2 pertemuan)Standar Kompetensi : Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta
penerapannya dalam kehidupan sehari dalam kehidupan seharihari.
Kompetensi Dasar : Mengelompokkan sifatsifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan seharihari.
Indikator1. Mengklasifikasikan suspensi kasar, larutan sejati, dan koloid
berdasarkan data hasil pengamatan (efek Tyndall, homogen/heterogen, dan penyaringan)
2. Mengelompokkan jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi.
Materi Pembelajaran
1. Perbedaan larutan sejati, koloid, dan suspensi.2. Kelompok yang tergolong larutan sejati, koloid, dan suspensi
dalam kehidupan seharihari.3. Pengelompokkan sistem koloid berdasarkan fase terdispersi dan
medium pendispersi.
Metode Pembelajaran
1. Diskusi2. Tanya jawab3. Ceramah
Strategi Pembelajaran Kimia134
4. Pemberian tugas5. Praktikum
Langkahlangkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan Awall Memberikan motivasi tentang kegunaan mempelajari materi yang
akan disampaikan dalam kehidupan seharihari.
Kegiatan Intil Membentuk kelompok diskusi dan praktikum.l Menjelaskan perbedaan larutan sejati, koloid, dan suspensi
dengan menghubungkan terhadap contohcontoh yang ada dalam kehidupan seharihari.
l Menjelaskan fase terdispersi dan medium pendispersi pada sistem koloid.
l Memberikan tugas untuk membuat contoh dari materi yang diajarkan ke dalam kehidupan seharihari serta mendiskusikan dengan teman kelompok.
lMempresentasikan hasil diskusi.lMengadakan tanya jawab.lMembuat rangkuman.lMenilai hasil presentasi.
Kegiatan Akhirl Memberikan tugas untuk mencari produk yang menunjukkan
contohcontoh koloid yang ada di lingkungan dan media cetak.
Pertemuan 2
Kegiatan Awall Memberikan motivasi tentang kegunaan percobaan yang akan
dilakukan.
Strategi Pembelajaran Kontekstual 135
Kegiatan Intil Melakukan percobaan contoh campuran yang berupa larutan
sejati, koloid, dan suspensi secara kelompok.l Mengamati dan membimbing dalam mencatat hasil pengamatan
dan menjawab pertanyaanpertanyaan dalam LKS.l Mendiskusikan hasil percobaan.l Mempresentasikan hasil diskusi.l Mengadakan tanya jawab.l Membuat rangkuman.l Penilaian kinerja.
Kegiatan Akhirl Memberikan tugas untuk membuat laporan hasil percobaan
secara individu.l Memberikan penghargaan kepada kelompok peserta didik yang
kinerjanya baik.
Keterangan:
Cetak miring : Menemukan (inkuiri)Cetak tebal : Bertanya (questioning)Garis bawah : Penilaian sebenarnya (authentic assesment)Sumber Belajar1. Alat : Peralatan laboratorium2. Sumber :
l Buku kimia penerbit Erlangga untuk SMA kelas XIl Buku kimia penerbit Grafindo untuk SMA kelas XIl Buku kimia penerbit Grasindo untuk SMA kelas XIl Buku kerja ilmiah penerbit Erlangga
Strategi Pembelajaran Kimia136
Tes tertulis
Contoh Instrumen Skor
1) Kelompokkan larutan berikut ke dalam suspensi, larutan dan koloid!• Gula ditambah air• Susu• Campuran kopi dengan air• Jelly• Campuran air dengan tanah• Cuka• Cat• Sabun
2) Campuran dapat dibedakan ke dalam larutan, koloid, dan suspensi (campuran kasar)• Stabil/tidak memisah• Homogen secara makroskopis• Homogen secara mikroskopis• Dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa
3) Sebutkan fase terdispersi dan fase pendispersi karet busa, asap, kaca berwarna, kabut, dan mentega
8
4
5
Nilai = 100maksimum
diperolehyang ×skor
skor
Strategi Pembelajaran Kontekstual 137
Kunci Jawaban1. Larutan : cuka, gula ditambah air Suspensi : campuran kopi dengan air, campuran air dengan
tanahKoloid : jelly, cat, sabun, susu
2. a. stabil/tidak memisah : larutanb. homogen secara makroskopis : koloidc. homogen secara mikroskopis : larutan d. dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa : suspensi
3.
Nama bahan fase terdispersi fase pendispersi Nama koloid
Karet busa Gas Padat Busa padat
Asap Padat Gas Aerosol padat
Kaca berwarna Padat Padat Sol padat
Kabut Cair Gas Aerosol
Mentega Cair Padat Emulsi padat
oo0oo
BAB X
STRATEGI PEMBELAJARAN AfEKTIf
Dalam Undangundang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Rumusan masalah pendidikan di atas, sarat dengan pembentukan sikap. Dengan demikian, tidaklah lengkap manakala dalam strategi pembelajaran yang berhubungan dengan pembentukan nilai dan sikap.
Ada orang yang beranggapan bahwa sikap bukanlah untuk diajarkan, seperti halnya matematika, fisika, ilmu sosial, dan lain sebagainya, akan tetapi untuk dibentuk. Oleh karna itu, yang lebih tepat dalam bidang afektif bukanlah istilah pengajaran, namun pendidikan. Namun, oleh karna itu strategi pembelajaran yang dibicarakan dalam buku ini untuk mencapai tujuan pendidikan yang bukan hanya dimensi kognitif tetapi juga dimensi lainnya, yaitu sikap dan keterampilan,
Strategi Pembelajaran Kimia140
melalui proses pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa sebagai subjek belajar.
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif berhubungan nilai (value), yang sulit diukur, oleh karena menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam. Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul dalam kejadian behavior, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan membutuhkan ketelitian dan observasi yang terus menerus, dan hal ini tidaklah mudah untuk dilakukan, apalagi menilai perubahan sikap.
Sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru di sekolah. Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari segi kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang bersangkutan, sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap itu termasuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan sekitar.
A. Penilaian Sikap
Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilainilai pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk untuk terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap terdiri dari 3 komponen. Yakni:komponen afektif, komponen kognitif, komponen konatif. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki seseorang atau penilaiannya terhadap satu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang terhadap suatu objek. Komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan caracara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, objek yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran adalah sebagai berikut:
Strategi Pembelajaran Afektif 141
• Sikap terhadap materi pelajaran.• Sikap terhadap guru mengajar.• Sikap terhadap proses pembelajaran.• Sikap berkaitan dengan nilainilai ataupun normanorma tertentu
berkaitan dengan suatu materi pelajaran.• Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum
yang relevan dengan mata pelajaran.
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknikteknik tersebut antara lain:
1. Observasi perilakuPerilaku seseorang biasanya menunjukkan kecenderungan terhadap sesuatu hal. Misalnya orang yang selalu minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku cacatan khusus tentang kejadiankejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.
2. Pertanyaan langsungPenilaian sikap ini dapat juga dilakukan dengan menanyakan secara langsung tentang sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kejadian yang baru diberlakukan di sekolah mengenai “peningkatan ketertiban”.
3. Laporan PribadiLaporan PribadiPenggunaan teknik ini diharapkan peserta didik untuk membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek yang nyata.
Strategi Pembelajaran Kimia142
B. Hubungan Antara Sikap, Nilai dan Perilaku
Tentang hubungan antara sikap dengan nilai, sebagian pakar berpendapat bahwa nilai lebih bersifat global daripada sikap. Pendapat lain mengatakan bahwa nilai merupakan sasaran yang lebih abstrak, yang ingin dicapai oleh seseorang. Nilai mendasari pandangan hidup seseorang. Oleh karena itu, nilai tidak memiliki objek yang spesifik, seperti dalam sikap, namun sangat penting peranannya dalam pembentukan sikap.
Sejalan dengan pendapatpendapat tersebut, nilai sebagai sasaran yang ingin dicapai, atau sebagai hal yang mendasari pandangan hidup sesorang, maka nilai menjadi kriteria atau ukuran yang bersifat abstrak dalam membuat pertimbangan dan mengambil keputusan. Dalam kaitannya dengan peranan itu, nilai menjadi kepercayaan normatif tentang apa yang disukai dan tidak disukai. Dengan demikian, nilai mempengaruhi perilaku dam perbuatan seseorang dengan mempengaruhi sikap dan penilaian terhadap konsekuensi daripada perilaku atau perbuatan tersebut. Melalui proses seperti, nilai dapat dilihat sebagai kunci bagi lahirnya perilaku dan perbuatan seseorang. Oleh karena itu pengajaran dan penanaman nilai merupakan hal penting dalam rangka pembinaan sikap dan kepribadian generasi muda.
Perilaku (behavior) dapat didefinisikan sebagai proses memberi reaksi terhadap suatu stimulus dalam lingkungan, yang bermanfaat untuk kehidupan. Pendapat lain mengatakan bahwa perilaku adalah aktivitas suatu anggota badan. Menurut batasan ini, perilaku selalu merujuk kepada kegiatan lahir, yang dapat diamati dengan panca indera. Namun demikian, perilaku dapat juga merujuk kepada aktivitas internal yang tidak dapat dilihat, misalnya berpikir. Perilaku dan sikap mempunyai hubungan yang sangat kuat. Sikap pada hakikatnya merupakan perilaku internal. Individu dapat mengekspresikan sikap sebagai perilaku internal dalam bentuk perilaku eksternal. Misalnya perasaan suka atau kecenderungan setuju terhadap sesuatu objek
Strategi Pembelajaran Afektif 143
dapat diekspresikan dalam berbagai perilaku: mendukung, membantu, meniru, memuji, dan sebagainya.
Sebagian pakar menyangkal adanya hubungan antara sikap dan perilaku. Menurut pendapat ini, unsur afektif, kognitif dan perilaku, masingmasing berdiri sendiri, tidak ada hubungan antara satu dengan yang lain. Namun sebagian besar pakar berpendapat bahwa ke duanya mempunyai hubungan yang kuat. Nilai dan sikap merupakan dua faktor penting yang menentukan perilaku seseorang. Konsistensi hubungan antara sikap dan perilaku ditentukan oleh dua faktor, yakni: motivasi dan kesempatan. Jika seseoarang memiliki motivasi yang kuat untuk berpikir tentang sesuatu objek serta memiliki kesempatan untuk berbuat, maka sikap akan memberi pengaruh kepada perilakunya. Pendapat lain dari Fazio, Ajzen, Fishbein, ada empat unsur yang menentukan konsistensi hubungan antara sikap dan perilaku, yakni: perbuatan, sasaran atau target, konteks melakukan perbuatan, dan waktu perbuatan dilakukan. Jika unsurunsur tersebut mempunyai hubungan, maka sikap akan mempengaruhi perilaku dan perbuatan seseorang.
Pendapat terakhir di atas, sejalan dengan teori “reasoned action” yang menyatakan bahwa sikap dan nilai subjektifsecara bersamasama menentukan munculnya suatu perilaku, pada saat ini masih merupakan kerangka teori yang paling dominan tentang hubungan antarsikap dan perilaku. Uraian ini menunjukkan, bahwa dari perspektif psikologi antara nilai, sikap dan perilaku sangat erat kaitannya. Nilai merupakan kepercayaan normatif, yang ikut menentukan apa yang disukai dan apa yang tidak disukai oleh seseorang, sehingga terbentuk sikapnya terhadap suatu objek. Selanjutnya , sikap akan mempengaruhi perilaku dan perbuatan seseorang. Namun demikian, seperti dijelaskan bahwa konsistensi hubungan antara sikap dan perilaku tersebut terjadi, jika terpenuhi syaratsyarat tertentu.
Strategi Pembelajaran Kimia144
C. Pembentukan Sikap
Tidak disangkal bahwa manusia mempunyai sifatsifat bawaan, Misalnya: kecerdasan dan temperamen. Faktorfaktor ini mempunyai pengaruh terhadap penbentukan sikap. Selain dari pada itu, manusia juga mempunyai sikap turunan, yang terbentuk dengan kuat dalam keluarga, misalnya sentimen, kefamilian, keagamaan, dan sebagainya. Namun secara umum banyak pakar psikologi sosial berpendapat bahwa sikap manusia terbentuk melalui proses pembelajaran dan pengalaman.
Dalam literatur psikologi social para pakar lebih banyak membahas tentang perubahan sikap daripada pembentukan sikap . Hal ini terjadi karena pembahasan tentang berbagai aspek lain daro sikap, termasuk juga didalamnya tentang pembentukan sikap.
Dalam berbagai kasus kehidupan memang sukar dibedakan antara pembentukan sikap dan perubahan sikap. Sejalan dengan pendapat Freedman et al. (1970) bahwa sikap senantiasa menjadi sasaran perubahan, walaupun suatu sikap sudah bertahan untuk jangka waktu yang lama. Oleh karma itu menurut beliau, para pakar psikologi lebih banyak memberikan perhatian pada perubahan sikap dari pada pembentukan sikap.
D. Model Strategi Pembelajaran Sikap
Setiap strategi pembelajaran sikap pada umumnya menghadapkan siswa pada situasi yang mengandung konflikatua situasi problematik. Melalui situasi ini diharapkan siswa dapat mengambil keputusan berdasarkan nilai yang dianggap baik. Di bawah ini disajikan beberapaDi bawah ini disajikan beberapa model strategi pembelajaran pembentukan.
1. Model Konsiderasi
Model Konsiderasi (the consideration model) dikembangkan oeh Mc Paul, seorang humanis. Paul menganggap bahwa pembentukan moral tidak sama dengan pengembangan kognitif yang rasional.
Strategi Pembelajaran Afektif 145
Pembelajaran moral siswa menurutnya adalah pembentukan kepribadikan bukan pengembangan intelektual. Oleh sebab itu, model ini menekankan kepada strategi pembelajaran yang dapat membentuk kepribadian. Tujuannya adalah agar siswa menjadi manusia yang memiliki kepedulian terhadap orang lain.
Guru perlu menciptakan kebersamaan, saling membantu saling menghargai, dan lain sebagainya.
Implementasi model konsiderasi guru dapat mengikuti tahapan pembelajaran seperti di bawah ini.
a. Menghadapkan siswa pada suatu masalah yang mengandung konflik, yang sering terjadi dalam kehidupan seharihari. CiptakanCiptakan situasi “Seandainya siswa ada dalam masalah tersebut”
b. Menyuruh siswa untuk menganalisa situasi masalah dengan melihat bukan hanya yang tampak, tapi juga yang tersirat dalam permasalahan tersebut, misalnya perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain.
c. Menyuruh siswa untuk menuliskan tanggapan terhadap permasalahan yang dihadapi. Hal ini dimaksudkan agar siswaHal ini dimaksudkan agar siswa dapat menelaah perasaannya sendiri sebelum ia mendengar respon orang lain untuk dibandingkan.
d. Mengajak siswa untuk menganalisa respons orang lain serta membuat kategori dari setiap respons yang diberikan siswa.
e. Mendorong untuk merumuskan akibat atau konsekuensi dari setiap tindakan yang diusulkan siswa.
f. Mengajak siswa untuk memandang permasalahan dari berbagai sudut pandang untuk menambah wawasan.
g. Mendorong siswa agar merumuskan sendiri tindakan yang harus dilakukan sesuai dengan pilihannya berdasarkan pertimbangannya sendiri.
Strategi Pembelajaran Kimia146
2. Model Pengembangan Kognitif
Menurut Kohlberg, Moral manusia itu berkembang melalui 3 tingkat dan setiap tingkat terdiri dari 2 tahap.a. Tingkat prakonvensional
Pada tingkat ini terdiri dari 2 tahap yaitu:Tahap 1: Orientasi hukuman dan kepatuhan
Pada tahap ini perilaku anak didasarkan pada konsekuensi fisik yang terjadi.
Tahap 2: Orientasi instrumentalrelatifPada tahap ini perilaku anak didasarkan kepada rasa “adil” berdasarkan aturan permainan yang telah disepakati.
b. Tingkat konvensional
Pada tahap ini anak mendekati masalah didasarkan pada hubungan individumasyarakat. Pada tingkat ini terdiri dari 2 tahap yaitu:Tahap 1: Keselarasan interpersonal
Pada tahap ini ditandai dengan setiap perilaku yang ditampilkan individu didorong oleh keinginan untuk memenuhi harapan orang lain.
Tahap 2: Sistem sosial dan kata hatiPada tahap ini perilaku individu bukan didasarkan pada dorongan untuk memenuhi harapan orang lain yang dihormatinya.
c. Tingkat post konvensional
Pada tahap ini didasarkan tentang adanya kesadaran sesuai dengan nilainilai yang dimiliki secara individu. Pada tingkat ini terdiri dari 2 tahap yaitu:Tahap 1: Kontrak sosial
Pada tahap ini perilaku individu didasarkan pada kebenarankebenaran yang diakui oleh masyarakat.
Strategi Pembelajaran Afektif 147
Tahap 2: Prinsip etis yang universalPada tahap terakhir, perilaku manusia didasarkan pada prinsipprinsip universal.
Kesulitan dalam Pembelajaran Afektif
Di samping aspek pembentukan kemampuan intelektual untuk membentuk kecerdasan peserta didik dan pembentukan keterampilan untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik memiliki kemampuan motorik, maka pembentukan sikap peserta didik merupakan aspek yang tidak kalah pentingnya. Proses Pendidikan bukan hanya membentuk kecerdasan dan memberi keterampilan tertentu saja, akan tetapi juga membentuk dan mengembangkan sikap agar anak berperilaku sesuai dengan normanorma yang berlaku di masyarakat. Namun demikian, dalam proses pendidikan di sekolah proses pembelajaran sikap kadangkadang terabaikan. Hal ini disebabkan proses pembelajaran dan pembentukan akhlak memiliki beberapa kesulitan.
Pertama, selama ini proses pendidikan sesuai dengan kurikulum yang berlaku cenderung diarahkan untuk pembentukan intelektual. Dengan demikian, keberhasilan proses pembelajaran d isekolah ditentukan oleh kriteria kemampuan intelektual (kemampuan kognitif). Akibatnya, upaya yang dilakukan setiap guru diarahkan kepada bagaimana agar anak dapat menguasai sejumlah pengetahuan sesuai dengan standar isi kurikulum yang berlaku, oleh karma itu kemampuan intelektual identik dengan penguasaan materi pelajaran.
Ke dua, sulitnya melakukan kontrol karena banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan sikap seseorang. Pengembangan kemampuan sikap baik melalui proses pembiasaan maupun modeling bukan hanya ditentukan oleh faktor guru, akan tetapi juga faktorfaktor lain terutama faktor lingkungan. Artinya, walaupun d isekolah guru berusaha memberikan contoh yang baik, akan tetapi manakala tidak didukung oleh lingkungan anak baik lingkungan sekolah
Strategi Pembelajaran Kimia148
maupun lingkungan masyarakat, maka pembentukan sikap akan sulit dilaksanakan.
Ke tiga, keberhasilan pembentukan sikap tidak bisa dievaluasi dengan segera. Berbeda dengan pembentukan aspek kognitif dan aspek keterampilan yang hasilnya dapat diketahui setelah proses pembelajaran berakhir, maka keberhasilan dari pembentukan sikap baru dapat dilihat pada rentang waktu yang cukup panjang. Hal ini disebabkan sikap berhubungan dengan internalisasi nilai yang memerlukan proses yang lama. Kita tidak dapat menyimpulkan bahwa seseorang telah memiliki sikap jujur hanya melihat suatu kejadian tertentu. Selain sikap jujur perlu diuraikan pada indikatorindikator yang mungkin sangat banyak, juga menilai sikap jujur perlu dilaksanakan secara terusmenerus hingga mengkristal dalam segala tindakan dan perbuatan.
Ke empat, pengaruh kemajuan teknologi, khususnya teknologi informasi yang menyuguhkan aneka pilihan program acara, berdampak pada pembentukan karakter anak. Tidak bisa kita pungkiri, programprogram televise, misalnya yang banyak menayangkan program acara produksi luar yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda, kebutuhan pendidikan yang sangat berbeda, dan banyak ditonton oleh anakanak, sangat berpengaruh dalam penbentukan sikap dan mental anak. Secara perlahan tapi pasti budaya asing yang belum cocok dengan budaya lokal merembes dalam setiap relung kehidupan, menggeser nilainilai lokal sebagai nilai luhur yang mestinya ditumbuh kembangkan, sehingga pada akhirnya membentuk karakter baru yang mungkin tidak sesuai dengan nilai dan norma masyarakat yang berlaku. Misalnya, secara perlahan tapi pasti telah terjadi perubahan pandangan anak remaja kita terhadap nilai gotong royong, nilainilai seks, dan lain sebagainya.
Strategi Pembelajaran Afektif 149
Rangkuman
Sikap berangkat dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap terdiri dari 3 komponen. Komponen Sikap: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif.
Dalam pembentukan sikap, manusia juga mempunyai sikap turunan, yang terbentuk dengan kuat dalam keluarga, misalnya sentiment, kefamilian, keagamaan, dan sebagainya. Dalam Strategi pembelajarann sikap terdapat 2 model yang sering kita jumpai yaitu: model konsiderasi dan model pengembangan kognitif.
Berikut adalah contoh pembelajaran afektif pokok bahasan pencemaran lingkungan.
Strategi Pembelajaran Kimia150
Gambar 10.1 Pencemaran Lingkungan Udara
Sesuai implementasi model konsiderasi guru maka siswa harus melewati tahapantahapan tertentu seperti:
Dari gambar sebelumnya tentang pencemaran, siswa harus:1. Lihatlah gambar pencemaran udara yang merupakan masalah
bagi kehidupan.2. Analisislah situasi yang ada pada gambar tersebut.3. Tuliskan apa tanggapan terhadap gambar pencemaran udara
tersebut.4. Ajaklah temanteman atau orang lain untuk saling merespons
masalah yang terdapat dalam gambar.5. Kembangkanlah dalam tulisanmu akibat dari masalah pada
gambar tersebut.
Strategi Pembelajaran Afektif 151
6. Carilah dari berbagai sudut pandang tentang gambar tersebut untuk menambah wawasan siswa.
7. Rumuskanlah tindakan apa yang harus dilakukan untuk menanggulangi masalah yang ada pada gambar.
oo0oo
BAB XI
ANALISIS KONSEP DAN PETA KONSEP
Analisis konsep dimaksudkan untuk mengidentifikasi konsepkonsep esensial dalam topiktopik yang diajarkan, menyusun konsep secara hierarki serta mengenali sifat, atribut, kedudukan
konsep, contoh dan non contoh. Konsepkonsep esensial yang sudah teridentifikasi dalam satu pokok bahasan, dapat dilihat keterkaitannya melalui peta konsep.
Konsepkonsep kimia dapat dikelompokkan berdasarkan atributatribut konsep menjadi 6 kelompok (Herron dalam Liliasari (1996)). yaitu:
a. Konsep konkrit, yaitu konsep yang contohnya dapat dilihat misalnya spektrum.
b. Konsep abstrak, yaitu konsep yang contohnya tidak dapat dilihat, misalnya atom,molekul.
c. Konsep dengan atribut kritis yang abstrak tetapi contohnya dapat dilihat misalnya unsur, senyawa.
d. Konsep yang berdasarkan prinsip, misalnya mol, campuran, larutan.
Strategi Pembelajaran Kimia154
e. Konsep yang melibatkan penggambaran simbol, misalnya lambang unsur, rumus kimia.
f. Konsep yang menyatakan suatu sifat, misalnya elektropositif, elektronegatif, dan
g. Konsep yang menunjukkan atribut ukuran meliputi kg, g (ukuran massa), M, m, pH (ukuran konsentrasi), C (ukuran muatan listrik).
Analisis Konsep dan Peta Konsep 155
AN
ALI
SIS
KON
SEP
KIM
IA S
MU
KEL
AS
XI
Mat
eri P
okok
: Sis
tem
Kol
oid
No.
Labe
l Kon
sep
Defi
nisi
Kon
sep
Jeni
s Ko
nsep
Atr
ibut
Kon
sep
Kedu
duka
n Ko
nsep
Con
toh
Non
Con
toh
Atr
ibut
Kri
tisA
trib
ut V
aria
bel
Sub
Ord
inat
Koor
dina
tSu
per
Koor
dina
t
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Sist
em D
espe
rsi
Kolo
id
Peng
elom
poka
n si
stem
kol
oid
Sifa
tsifa
t kol
oid
Pem
buat
an k
oloi
d
Pene
rapa
n ko
loid
Peny
ebar
an m
erat
a za
t te
rdis
pers
i ke
med
ium
pe
ndis
pers
i
Cam
pura
n he
tero
gen
yang
terd
iri d
ari f
ase
pend
ispe
rsi d
an fa
se
terd
ispe
rsi.
Kom
bina
si c
ampu
ran
fase
zat
.
Kekh
asan
yan
g di
mili
ki
sist
em k
oloi
d
Car
a m
embu
at k
oloi
d
Apl
ikas
i kol
oid
dala
m
kehi
dupa
n
Kons
ep
abst
rak
Kons
ep
abst
rak
deng
an
cont
oh
konk
rit
Kons
ep
konk
rit.
Kons
ep
abst
rak
deng
an
cont
oh
konk
rit
Kons
ep
konk
rit
Kons
ep
konk
rit
Zat t
erdi
sper
si,
med
ium
pen
disp
ersi
Cam
pura
n he
tero
gen,
Fase
pen
disp
ersi
, fas
e te
rdis
pers
i.
Cam
pura
n, fa
se z
at.
Sist
em k
oloi
d
Mem
buat
kol
oid
Apl
ikas
i kol
oid
Jeni
s la
ruta
n
Jeni
s fa
se
pend
ispe
rsi.
Jeni
s pe
ndis
pers
i, je
nis
terd
ispe
rsi
Pros
es p
embu
atan
, je
nis
kolo
id.
Jeni
s ko
loid
.
Jeni
s ko
loid
Kolo
id
Peng
elom
pok
an s
iste
m
kolo
id.
Sifa
tsifa
t ko
loid
Pem
buat
an
kolo
id.
Pene
rapa
n ko
loid
.
Laru
tan
Susp
ensi
, la
ruta
n se
jati.
Laru
tan.
Pene
rapa
n ko
loid
dal
am
kehi
dupa
n
Jeni
s ko
loid
Pem
buat
an
kolo
id
Cam
pura
n
Cam
pura
n
Cam
pura
n
Peng
elom
poka
n si
stem
kol
oid
Peng
elom
poka
n si
stem
ko
loid
Pem
buat
an
kolo
id
Gul
a, p
asir,
sus
u bu
buk
dita
mba
hkan
ke
dal
am a
ir.
Susu
, san
tan,
m
ente
ga.
Sol,
aero
sol,
emul
si,
busa
Ger
ak b
row
n, e
fek
tynd
al, a
dsor
psi
Car
a ko
nden
sasi
, ca
ra d
ispe
rsi.
Pere
busa
n te
lur,
penj
erni
han
air,
cuci
da
rah.
NaO
H a
tau
HC
l di
tam
bahk
an a
ir.
Lum
pur.
Men
tega
, hai
rspr
ay,
buih
Peng
guna
an
aran
g ak
tif,
peng
gum
pala
n,
desi
nfek
si.
Reak
si
peng
gara
man
, car
a m
ekan
ik, p
eptia
si,
hidr
olis
is
Dia
lisis
, ads
orps
i.
Strategi Pembelajaran Kimia156
Ana
lisis
Kon
sep
Kim
ia S
MP
Kela
s V
IIM
ater
i Pok
ok: P
erub
ahan
Mat
eri
No.
Labe
lKo
nsep
Defi
nisi
Kon
sep
Jeni
sKo
nsep
Atri
but K
onse
pKe
dudu
kan
Kons
ep
Con
toh
Non
Con
toh
Atri
but K
ritis
Atri
but
Var
iabe
lKo
nsep
Ko
ordi
nat
Kons
ep
Supe
rord
inat
Kons
epSu
bord
inat
1.Pe
ruba
han
kim
iaPa
da p
erub
ahan
kim
ia
terja
di p
erub
ahan
mat
eri
yang
men
ghas
ilkan
zat
bar
u
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
prin
sip
−
Peru
baha
n ki
mia
−
Pera
han
mat
eri
−
Zat b
aru
Jeni
s m
ater
iPe
ruba
han
fisik
aPe
ruba
han
mat
eri
_Be
si b
erka
rat
Lilin
mel
eleh
2.Pe
ruba
han
fisik
aPa
da p
erub
ahan
fisi
ka ti
dak
men
ghas
ilkan
zat
bar
u,
hany
a m
engu
bah
sifa
t fis
is z
at
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
prin
sip
−
Peru
baha
n fis
ika
−
Tida
k m
engh
asilk
an
zat b
aru
−
Fisi
s za
t
Jeni
s m
ater
iPe
ruba
han
Kim
iaPe
ruba
han
mat
eri
_Es
men
cair
Kayu
dib
akar
3.Si
fat i
nten
sif
Pada
sifa
t int
ensi
f sifa
t mat
eri
tidak
ber
gant
ung
pada
uk
uran
dan
jum
lah
zat
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
prin
sip
−
Sifa
t int
ensi
f−
Si
fat m
ater
i−
Ti
dak
berg
antu
ng
ukur
an d
an ju
mla
h za
t
Sifa
t mat
eri
Sifa
t eks
tens
ifPe
ruba
han
mat
eri
si
fat k
imia
si
fat fi
sika
Rasa
Panj
ang
4.Si
fat e
kste
nsif
Pada
sifa
t eks
tens
ifSi
fat m
ater
i ber
gant
ung
pada
ju
mla
h da
n uk
uran
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
prin
sip
−
Sifa
t eks
tens
if−
Si
fat m
ater
i−
Be
rgan
tung
pad
a ju
mla
h da
n uk
uran
Sifa
t mat
eri
Sifa
t int
ensi
fpe
ruba
han
mat
eri
si
fat k
imia
si
fat fi
sika
Vol
ume
Bau
5Si
fat fi
sika
Pada
sifa
t fisi
ka te
rkai
t pad
a ke
adaa
n fis
ika
mat
eri
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
prin
sip
−
Sifa
t fisi
ka−
Ke
adaa
n fis
ika
Sifa
t mat
eri
Sifa
t kim
iape
ubah
an
mat
eri
_Ti
tik d
idih
Dap
at te
rbak
ar
6Si
fat k
imia
Pada
sifa
t kim
ia te
rkai
t pad
a ke
adaa
n ki
mia
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
prin
sip
−
Sifa
t kim
ia−
Ke
adaa
n ki
mia
Sifa
t mat
eri
Sifa
t fisi
kape
ruba
han
mat
eri
_D
apat
be
rkar
atTi
tik le
leh
Analisis Konsep dan Peta Konsep 157
Strategi Pembelajaran Kimia158
Peta
Kon
sep
AN
ALI
SIS
KON
SEP
KELA
S X
SEM
ESTE
R 2
MA
TERI
PO
KOK:
SEN
YAW
A H
IDRO
KARB
ON
NO
LABE
L KO
NSE
PD
EFIN
ISI K
ON
SEP
JEN
IS
KON
SEP
ATR
IBU
T KO
NSE
PKE
DU
DU
KAN
KO
NSE
PC
ON
TOH
NO
N
CO
NTO
HA
TRIB
UT
KRIT
ISA
TRIB
UT
VA
RIA
BEL
SUB
ORD
INA
TKO
ORD
INA
TSU
PERO
RDIN
AT
1Se
nyaw
a Ka
rbon
Seny
awa
yang
m
enga
ndun
g un
sur
Karb
on
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
prin
sip
U
nsur
Kar
bon
Jeni
s se
nyaw
a Ka
rbon
Ato
m
karb
onA
tom
kar
bon
prim
er,
seku
nder
, te
rtier
dan
ku
arte
ner
Seny
awa
Karb
on
Org
anik
dan
se
nyaw
a Ka
rbon
An
Org
anik
CH
4H
3PO
4
2Se
nyaw
a Ka
rbon
O
rgan
ik d
an
Seny
awa
Karb
on A
n O
rgan
ik
Seny
awa
yang
m
enga
ndun
g un
sur
Karb
on, H
idro
gen
dan
Oks
igen
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
pros
es
U
nsur
Kar
bon
U
nsur
Hid
roge
n
Uns
ur O
ksig
en
Jeni
s se
nyaw
a O
rgan
ik d
an
seny
awa
An
Org
anik
Ato
m
Karb
onSe
nyaw
a Ka
rbon
Stru
ktur
mol
ekul
H
idro
karb
onG
ula
(C6H
12O
6)Ro
ti di
baka
r da
lam
ke
adaa
n ya
ng
goso
ng
3St
rukt
ur m
olek
ul
Hid
roka
rbon
Seny
awa
yang
te
rdiri
dar
i ran
tai
Karb
on te
rbuk
a da
n ra
ntai
Kar
bon
tertu
tup
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
prin
sip
Ra
ntai
Kar
bon
terb
uka
Ra
ntai
Kar
bon
tertu
tup
Jeni
s ra
ntai
sen
yaw
a hi
drok
arbo
nA
tom
Ka
rbon
Seny
awa
Karb
onKe
jenu
han
ikat
an s
enya
wa
hidr
okar
bon
CH
2=C
H2
C2H
5OH
4Ke
jenu
han
ikat
an s
enya
wa
Hid
roka
rbon
Keje
nuha
n ik
atan
sen
yaw
a H
idro
karb
on te
rdiri
da
ri ik
atan
jenu
h at
au Ik
atan
tak
Jenu
h
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
prin
sip
Ik
atan
Jenu
h se
nyaw
a H
idro
kar
bon
Ik
atan
Tak
jenu
h se
nyaw
a H
idro
ka
rbon
Jeni
s ke
jenu
han
ikat
an s
enya
wa
Hid
roka
rbon
Seny
awa
Karb
onSt
rukt
ur
Mol
ekul
se
nyaw
a H
idro
karb
on
Keis
omer
an
Hid
roka
rbon
Sikl
o Pr
opan
aBu
tana
l
Analisis Konsep dan Peta Konsep 159
5Ke
isom
eran
H
idro
karb
onKe
isom
eran
H
idro
karb
on
terd
iri d
ari:
isom
er
Fung
si, i
som
er
posi
si, i
som
er
Geo
met
ri, Is
omer
ra
ngka
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
prin
sip
Is
omer
Fun
gsi
Is
omer
Pos
isi
Is
omer
Geo
met
ri
Isom
er ra
ngka
Jeni
s se
nyaw
a H
idro
karb
onSt
rukt
ur
mol
ekul
se
nyaw
a H
idro
karb
on
Ikat
an s
enya
wa
Hid
roka
rbon
Reak
si h
idro
karb
onC
H3
C=
C
CH
3
CH
= C
H
CH
3
NO
LABE
L KO
NSE
PD
EfEN
ISI
KON
SEP
JEN
IS
KON
SEP
ATR
IBU
T KO
NSE
PKE
DU
DU
KAN
KO
NSE
P
CO
NTO
HN
ON
CO
NTO
HA
TRIB
UT
KRIT
ISA
TRIB
UT
VA
RIA
BEL
SUB
ORD
INA
TKO
ORD
INA
TSU
PER
ORD
INA
T
1Pe
nger
tian
laju
re
aksi
Kons
entr
asi z
at
hasi
l rea
ksi p
er
satu
an w
aktu
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
pros
es
1.
kons
entr
asi z
at
hasi
l rea
ksi
2.
satu
an w
aktu
Kons
entr
asi
dan
koefi
sien
re
aksi
enta
lpi
Pene
ntua
n la
ju r
eaks
iKe
setim
bang
an
kim
iaA
paka
h sa
ma
peng
ertia
n la
ju r
eaks
i sam
a de
ngan
la
ju k
enda
raan
ata
u be
nda
yang
ber
gera
k
Apa
kah
yang
di
mak
sud
deng
an te
ori
tum
buka
n
2Pe
nent
uan
laju
re
aksi
Car
a fis
ika
dan
cara
kim
iaKo
nsep
yan
g m
enya
ngku
t pr
oses
1.
Kons
entr
asi
2.
wak
tu
3.
teta
pan
laju
re
aksi
Koefi
sien
za
t-zat
has
il re
aksi
Peng
ertia
n la
ju r
eaks
iH
ukum
laju
re
aksi
Kese
timba
ngan
ki
mia
Jika
pada
suh
u te
rten
tu, k
ecep
atan
pe
ngur
aian
N2O
5 m
enja
di N
O2
dan
O2
= 2
.5 x
10-
6 m
ol
L-1s
-1 m
aka
kece
pata
n pe
mbe
ntuk
an N
O2
=
…m
ol L
-1 s
-1
Strategi Pembelajaran Kimia160
Analisis Konsep dan Peta Konsep 161155
PETA KONSEP
Materi : Sistem Koloid
Kondensasi Dispersi
CaraMekanik
CaraBusurBredig
CaraPeptisasi
CaraHomogenisasi
KOLOID
ReaksiRedoks
ReaksiHidrolisis
ReaksiPenggaraman
PenjenuhanLarutan
MenunjukkanEfekTyndalldan
GerakBrown
BermuatanListrik
LarutanSejatiDanSuspensi
BentukCampuran
Kestabilan
PengamatanMikroskop
JumlahFase
SistemDispersi
CaraPemisahan
UkuranPartikel
Sol AerosolPadat
Susu,santan
Aerosol Emulsi EmulsiPadat
Busa BusaPadat
Solemasagar-agar
Asap,debu
Aloi Kabut,awan
SolPadat
Keju,mentega
Busa,sabun
Karetbusa,batuapung
PETA KONSEPMateri : Sistem Koloid
Strategi Pembelajaran Kimia162
No
Labe
l Kon
sep
Defi
nisi
Kon
sep
Jeni
s Ko
nsep
Atri
but K
onse
pKe
dudu
kan
Kons
epC
onto
hA
tribu
t Krit
isA
tribu
t Var
iabe
lSu
b O
rdin
atko
ordi
nat
Supe
r Ord
inat
1. 2. 3. 4. 5
Reak
si re
doks
Selv
olta
Koro
si
Penc
egah
an
Koro
si
Sel E
lekt
rolis
is
Tran
sfer
ele
ktro
n da
ri za
t pe
redu
ksi k
e za
t pen
goks
idas
i m
erup
akan
reak
si re
doks
Sel y
ang
men
ghas
ilkan
ene
rgi
listri
k da
ri en
ergi
kim
ia m
erup
aka
n se
l vol
ta (s
el g
alva
ni)
Reak
si e
lekt
ro k
imia
ant
ara
loga
m d
enga
n lin
gkun
gann
ya
mer
upak
an k
oros
i
Usa
ha m
engh
amba
t (m
em
perla
mba
t) te
rjadi
nya
koro
si
mer
upak
an p
ence
gaha
n ko
rosi
Sel y
ang
men
ghas
ilkan
ene
rgi
kim
ia d
ari e
nerg
i lis
trik
Kons
ep a
bstra
k de
ngan
con
toh
konk
rit
Kons
ep a
bstra
k de
ngan
con
toh
konk
rit
Kons
ep a
bstra
k de
ngan
con
toh
konk
rit
Kons
ep k
onkr
it
Kons
ep a
bstra
k de
ngan
con
toh
konk
rit
Reak
si o
ksid
asi d
an
reak
si re
duks
i
Ano
de, k
atod
e,
voltm
eter
, lar
utan
el
ektro
lit, j
emba
tan
gara
m
Loga
m, o
ksig
en a
ir,
peng
otor
, dan
kar
at.
Fakt
orfa
ktor
pe
nyeb
ab k
oros
i
Kato
da
Ano
da
Vol
tmet
er
Laru
tan
elek
trolit
Peny
etar
aan
reak
si,
redo
ks m
etod
e bi
loks
, met
ode
sete
ngah
reak
si
Kesp
onta
nan
reak
si
redo
ks (d
eret
vol
ta
dan
pote
nsia
l sel
)
Fakt
orfa
ktor
m
empe
rcep
at k
oros
i
Car
a m
ence
gah
koro
si: p
enge
cat
an,
pela
pisa
n lo
gam
, pe
rlin
dung
an
kato
dik
Sel e
lekt
rolit
lele
han
dan
sel e
lekt
rolit
la
ruta
n
Sel v
olta
Koro
si
Penc
egah
an
koro
si
Reak
si k
imia
se
l
Reak
si a
sam
ba
sah
Sel e
lekt
rolis
is
Koro
si
Sel v
olta
Elek
troki
mia
Reak
si re
doks
Sel v
olta
Sel v
olta
Reak
si re
doks
Koro
si C
u/C
u2+
//Ag+
/Ag
Bate
rai
Besi
ber
kara
t
Be
si d
i cat
Pe
lapi
san
loga
m
Is
olas
i log
am
Apl
ikas
i dal
am
pem
urni
an
loga
m,
peny
epuh
an
loga
m, i
sola
si
loga
m
AN
ALI
SIS
KON
SEP
KIM
IA S
MU
KEL
AS
XII
MA
TERI
PO
KOK:
ELE
KTRO
KIM
IA
Analisis Konsep dan Peta Konsep 163
No
Labe
l Kon
sep
Defi
nisi
Kon
sep
Jeni
s Ko
nsep
Atr
ibut
Kon
sep
Kedu
duka
n Ko
nsep
Con
toh
Atri
but K
ritis
Atri
but V
aria
bel
Sub
Ord
inat
koor
dina
tSu
per O
rdin
at
6. 7.
Reak
si k
imia
se
l
Huk
um
fara
day
Reak
si k
imia
ya
ng te
rjadi
di
kato
da d
an a
noda
m
erup
akan
reak
si
kim
ia s
el
Hub
unga
n ju
mla
h lis
trik
yang
di
gun
akan
pad
a el
ektro
lisis
den
gan
mas
sa p
rodu
k ya
ng
diha
silk
an d
i ele
ktro
de m
eru
paka
n hu
kum
Far
aday
Kons
ep a
bstra
k co
ntoh
kon
krit
Kons
ep a
bstra
k de
ngan
con
toh
konk
rit
Kato
da
Ano
daO
ksid
asi
Redu
ksi
Mas
sa z
at,
Aru
s lis
trik
Bera
t ekv
ival
en,
dan
wak
tu
Kete
ntua
n re
aksi
di k
atod
a da
n an
oda,
jeni
s el
ektro
da
Huk
um F
arad
ay
I dan
huk
um
Fara
day
II
Huk
um
Fara
day
Reak
si k
imia
se
l
Sel e
lekt
rolis
is
Sel e
lekt
rolis
is
Z n/Zn2+
//Cu2+
/C
u
Men
ghitu
ng
mas
sa lo
gam
ya
ng d
iend
ap
kan,
ata
u or
us
yang
men
galir
Strategi Pembelajaran Kimia164
3H
ukum
laju
re
aksi
Laju
rea
ksi
men
urun
den
gan
bert
amba
hnya
w
aktu
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
prin
sip
1.
Kons
entr
asi
2.
Wak
tu3.
O
rde
reak
si4.
Te
tapa
n la
ju
reak
si
Kons
entr
asi,
Has
il re
aksi
Pene
ntua
n la
ju r
eaks
iPe
rsam
aan
laju
rea
ksi
Kese
timba
ngan
ki
mia
Gam
bark
anla
h ku
rva
anta
ra la
ju r
eaks
i te
rhad
ap k
onse
ntra
si
pada
rea
ksi:
1.
Ord
e ke
- 02.
O
rde
ke –
13.
O
rde
ke -
2
Did
uga
ada
dua
cara
yan
g di
laku
kan
kata
lisat
or d
alam
m
empe
rcep
at r
eaks
i, se
butk
an d
an je
lask
an
4fa
ktor
-fa
ktor
yan
g m
empe
ngar
uhi
laju
rea
ksi
Hal
-hal
yan
g m
empe
ngar
uhi
cepa
t lam
batn
ya
laju
rea
ksi
Kons
ep y
ang
men
yang
kut
pros
es
Teor
i tum
buka
n,
kons
entr
asi,
luas
per
muk
aan
sent
uhan
, suh
u,
kata
lisat
or
Ener
gi a
ktiv
asi,
koefi
sien
zat
ha
sil r
eaks
i, be
sar
keci
lnya
su
atu
zat
–Pe
nger
tian
laju
rea
ksi
Kese
timba
ngan
ki
mia
Kata
lis s
erin
g di
guna
kan
pada
rea
ksi-r
eaks
i ki
mia
yan
g be
rlan
gsun
g di
indu
stri
, apa
ke
untu
ngan
pen
ggun
aan
kata
lis, d
an b
agai
man
a m
ekan
ism
e ke
rja
kata
lis
Tent
ukan
lah
orde
re
aksi
jika
dik
etah
ui:
a.
satu
an k
= M
-3s-
1 b.
satu
an k
= M
-1s-
1
Analisis Konsep dan Peta Konsep 165
Peta Konsep Sel Elektrokimia
oo0oo
BAB XII
MISKONSEPSI KIMIA
Kesalahankesalahan dalam pemahaman konsep (miskonsepsi) kimia akan memberikan penyesatan lebih jauh jika tidak dilakukan pembenahan. Anehnya miskonsepsi itu sering sekali
tidak disadari oleh pengajar kimia. Bahasan mengenai miskonsepsi tentang pelajaran kimia sudah sangat banyak diteliti oleh para guru, mahasiswa, penelitipeneliti di Indonesia. Namun dari apa yang mereka hasilkan itu sangat sedikit yang dipublikasikan. Entah alasannya apa, mungkin takut dijiplak. Padahal jika hasilnya dipublikasikan tentu akan sangat berguna bagi praktisi pengajar untuk mata pelajaran yang menjadi fokus penelitiannya. Penjelajahan dengan search engine dengan menggunakan bahasa Inggris maka kita bisa jumpai banyak hal terkait miskonsepsi dalam pelajaran kimia ini. Miskonsepsi siswa sebelum dan sesudah pengajaran formal menjadi suatu perhatian utama di antara para peneliti di Pendidikan Sains karena mereka mempengaruhi bagaimana siswa mempelajari ilmu pengetahuan baru. Memainkan sebuah peranan penting pada pembelajaran berikutnya dan menjadi sebuah halangan dalam memperoleh tubuh yang benar dari pengetahuan. Pada tulisan ini beberapa miskonsepsi siswa tentang ikatan kimia diberikan dalam sebuah literatur yang telah diselidiki dan disajikan. Untuk tujuan ini, suatu literatur yang diperinci melihat tentang ikatan kimia dari data yang telah dikumpulkan dan disajikan menurut masa lalu.
Strategi Pembelajaran Kimia168
Miskonsepsi kimia adalah sebuah hasil dari Royal Society dari program kimia untuk mendukung pendidikan pada sains kimia. Keith Taber adalah seorang ahli di sekolah RSC pada tahun 20002001. Dia mengembangkan materi ini untuk membantu para guru dalam menggunakan ’konsep alternatif’ yang membawa siswa dalam pembelajaran kimia mereka. Dia menyatakan hampir 100 guru pada sekolah tingkat elementry hingga universitas yang membantu mengembangkan dan menilai pendekatan ini pada pembelajaran konsep. Dia merekomendasikan pada bagian I bahwa guru kimia menyelidiki apa yang dipikirkan siswa tentang ideide sains sama sebelum latihan dimulai dan mengekplorasi persepsi siswa dari konsep kimia pada sebuah dasar yang berkelanjutan sebagai sebuah bagian penting dari proses belajar mengajar.
Pada sains, sering ada banyak gagasan yang seringkali disalahtafsirkan. Hal ini dapat menyebabkan pelajar meniru dengan membuat pengertian dari konsep abstrak. Juga karena sains terus menerus mengalami perubahan untuk beradaptasi dengan penemuan dan metode baru. Beberapa miskonsepsi mungkin seharusnya pada ideide atau tulisan lama. Karena bentuk dari konsep baru berdasarkan pada bangunan dasar dari sesuatu yang telah lama. Berikut ini dimaksudkan untuk menghasilkan sebuah kesadaran dari beberapa miskonsepsi yang ditemukan pada kelas 9 Sains. Terutama pada atom dan model molekul.
Miskonsepsi Kimia 169
Tabel 12.1 Miskonsepsi dari Ikatan-ikatan Kimia
Miskonsepsi Konsep yang Tepat
Molekulmolekul menempel bersamaan.
Gaya tarik menarik yang menahan molekul bersamaan, bukan menempel.
Ikatanikatan menyimpan energi,Ikatan kimia putus membebaskan energi,Membentuk ikatan membutuhkan energi
Tidak semua ikatan membebaskan energi ketika putus atau menyerap energi ketika terbentuk. Reaksireaksi eksoterm dapat membentuk molekulmolekul baru yang memiliki produk yang energinya lebih sedikit dari reaktan. Karena itu, energi dibebaskan ketika membentuk ikatan dan energi diserap untuk memutuskannya.
Pasangan Ion, seperti Na+ dan Cl adalah molekul.
Ionion tidak dianggap molekul, yang mengandung ikatan kovalen. Sebuah kata yang lebih baik untuk memakai pasangan ion dalam senyawasenyawa ionik mungkin satuan rumus.
Ikatan kimia dibentuk dari sebuah materi fisik.
Ikatanikatan kimia tidak dibuat dari bentuk yang terpisah dari zat, tetapi elektronelektron yang bersamasama dan gayagaya tarik menarik.
Ikatan Kimia –Ionik
Senyawa ionik membentuk molekul netral, seperti molekul Na+ dan Cl dalam air.
Dalam air, senyawasenyawa ionik melepaskan ionion mereka. Molekulmolekul tidak netral karena mereka mempunyai muatan dan larutan dapat bertindak sebagai elektrolit.
Ikatanikatan dalam ‘molekul ionik’ lebih kuat dari gaya antar molekul.Ikatan Na+Cl tidak putus dalam larutan, hanya ikatan antar molekul yang putus.
Senyawasenyawa ionik tidak disusun dari ‘molekulmolekul’, tapi dari ionion yang tarik menarik satu dengan lainnya. Sebagai contoh, sebuah ion Na+ dikelilingi oleh ionion Cl yang menarik semua ionion Cl. Walaupun mereka tidak semuanya dianggap sebagian dari ’unit formula’. Ada ikatanikatan yang putus ketika senyawa ionik dilarutkan dalam air. Hasilnya adalah ionion Na+ dan Cl.
Strategi Pembelajaran Kimia170
Ikatan Kimia –Kovalen
Elektronelektron dikenal dari atom mana ia berasal.
Tidak ada perbedaan jenis elektron untuk atomatom yang berbeda. Atomatom tidak memiliki elektron khususnya. Elektronelektron sama dan dapat ditransfer dari satu atom ke atom lainnya.
Atomatom dikenal memiliki electronelektronnya sendiri.
Pasangan elektron samasama terbagi dalam ikatan kovalen.
Pasangan elektron tidak dibagi sama pada semua ikatan kovalen. Pada sebagian, satu atom menarik pasangan elektron lebih dari atom lain (contohnya perbedaan keelektronegativan) dan menyebabkan pasangan elektron menjadi lebih dekat padanya dari pada atom lain.
Kekuatan ikatan kovalen dan gaya antar molekul sama.
Kekuatan dari ikatan kovalen, sebuah gaya antar molekul (dalam molekul seperti diantara atomatom). Lebih besar dari gaya antar molekulnya (diantara molekulmolekul). Karena itu, molekulmolekul dapat dipisahkan dengan mudah dari pemutusan molekul mereka sendiri.
Dalam suatu pembelajaran, sering sekali konsep yang hendak disampaikan sebagai pengetahuan kepada siswa mengalami kesalahan konsep dalam penyampaian maupun penerimaan. Dan kesalahan ini sering disebut dengan istilah “Miskonsepsi”. Adapun beberapa contohAdapun beberapa contoh miskonsepsi yang sering terjadi adalah:
Miskonsepsi Kimia 171
No Miskoncepsi Konsep Sebenarnya
1.
2.
3.
4.
5.
Atom dapat dilihat dengan suatu mikroskop
Atom sering dianggap sebagai benda hidup
Molekul adalah bagian terkecil dari senyawa yang tidak bisa diuraikan
Molekul dari zat padat keras, sedang molekul zat cair dan gas lembut
Molekul suatu zat membesar jika dipanaskan
Atom tidak bisa dilihat dengan mikroskop, karena atom sangatlah kecil. Dalam sehelai rambut manusia terdiri dari kirakira satu juta atom.
Atom tidak hidup, hanya bisa bergetar jika diberi energi. Tidak bisa disebut benda hidup karena ciriciri makhluk hidup seperti berkembang biak, tumbuh, bernafas dan sebagainya tidak dimiliki.
Molekul terdiri dari dua atom atau lebih yang dapat diuraikan kembali.
Molekul zat yang sama tidak berubah meskipun fisiknya berubah, seperti molekul air dalam bentuk padat, cair dan gas, yang berbeda adalah jarak antaratom penyusunnya.
Molekul zat jika dipanaskan tidak jadi membesar melainkan bergerak lebih cepat dan terpisah sehingga ada jarak antarmolekul.
Strategi Pembelajaran Kimia172
Reaksi Kimia
Miskonsepsi Konsep yang benar
Pembekuan dan pendidihan adalah contoh dari reaksi kimia
Pembekuan dan pendidihan adalah contoh dari perubahan Wujud, yang mana reaksi fisika dan bukan reaksi kimia, perubahan wujud yang lain termasuk pelelehan, kondensasi, dan sublimasi. Satu karakteristik perubahan wujud yang dilakukan dengan perubahan kimia: energi yang ditambahkan atau yang dilepaskan dari sistem, tidak seperti perubahan fisika yang lain.
Perubahan fisika adalah bolak balik (kembali kekeadaan semula) sedangkan perubahan kimia tidak.
Sebuah miskonsepsi yang sangat umum. Perubahan kimia juga reversibel. Reaksi kesetimbangan ditentukan dengan adanya reaksi yang masuk dan keluar yang terjadi di antara ke duaduanya pada waktu tertentu, seperti prinsip Lechatalier’s. beberapa perubahan fisika juga susah balik kembali, sebagai contoh penghancuran batu.
Zat semula akan hilang “komplit dan selamanya” pada reaksi kimia
Zat semula dapat dihasilkan jika reaksi dapat kembali ke keadaan semula di bawah kondisi yang penting.
Massa adalah tetap, tetapi nomor atau jenis atom tidak tetap
Atom tidak dihasilkan atau dihilangkan pada reaksi kimia standar. Meskipun begitu nomor dan jenis atom tidak berubah, dan sebab itu massa juga tetap.
Reaksi yang prosesnya lebih cepat juga prosesnya lebih lanjut (lebih lengkap)
Ini dibuktikan sebuah ketidak sesuaian antara konsep dari kecepatan dan kelengkapan. Sebuah reaksi dapat mencapai kesetimbangan sebelum reaksinya lengkap, tanpa menghiraukan bagaimana prosesproses reaksinya.
Reaksi kimia akan terus menerus sampai semua reaktan terpakai (habis)
Reaksi dapat mencapai kesetimbangan sebelum reaktan habis. Konstanta kesetimbangan dan prinsip Le Chatalier’s.
Miskonsepsi Kimia 173
Kesetimbangan kimia adalah keadaan yang tetap (statis)
Siswa percaya bahwa reaksi tidak terjadi pada keadaan setimbang sebab hasil reaksi adalah tidak ada. Bagaimanapun, bahwa reaksi ke duaduanya masih terjadi reaksi masuk dan reaksi keluar terjadi dengan kecepatan yang sama, dan tidak ada hasil perubahan yang dilihat. Kesetimbangan kimia adalah dinamis.
Sebuah lilin yang dibakar adalah proses endotermik, karena panas diperlukan untuk memulai reaksi,
Panas diperlukan pada permulaan untuk inisiasi, atau aktivasi reaksi. Ketika aktivasi proses reaksi tanpa pemasukan energi lebih lanjut, dan pembebasan energi dalam bentuk cahaya, oleh karena itu ini adalah reaksi eksoterm. Contoh yang lain adalah pemanasan sekeping logam magnesium pada pembakaran bunsen, yang mana menyebabkan bergabungnya dengan oksigen di udara, hubungan sebuah cahaya dan membentuk magnesium oksida.
Energi digunakan pada reaksi kimia. Energi dihasilkan pada reaksi kimia
Energi tidak digunakan/dihasilkan pada reaksi kimia. Bahkan energi dibebaskan atau disimpan dalam bentuk ikatan kimia di antara atom.
Strategi Pembelajaran Kimia174
Miskonsepsi dari Struktur Atom
MISKONSEPSI KONSEP YANG TEPAT
1. Orbital dianalogikan sebagai kamar yang terdiri dari kamar
2. Sub kulit dianalogikan sebagai rumah memiliki tipe 21, 36, dst.
3. Kulit dianalogikan sebagai desa.
4. Spin elektron ada yang naik atau berdiri dan ada yang turun
Orbital ditempati oleh elektron maksimal berisi dua elektron
Sub kulit mempunyai orbital yang berbedabeda seperti s= 1 orbital, p= 3 orbital, d= 5 orbital, f= 7 orbital.Kulit merupakan bilangan kuantum utama yaitu menyatakan tingkat energi utama (kulit) tempat elektron berada.Dengan Elektron digambarkan berotasi menurut sumbunya pada waktu ia bergerak mengelilingi inti. Terdapat dua rotasi elektron yang dinyatakan dengan s. s dapat mempunyai nilai +1/2 dengan tanda panah ke atas dan nilai 1/2 dengan tanda panah ke bawah.
oo0oo
BAB XIII
IMPLEMENTASI TEORI-TEORI BELAJAR PADA SAINS
Sains merupakan bagian dari kehidupan kita dan kehidupan kita merupakan bagian dari pembelajaran sains. Kimia sebagai bagian yang terintegrasi dengan pembelajaran sains mengembangkan
kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami konsepkonsep kimia secara sistematis melalui pengalaman belajar yang lebih mendalam. Hal ini sesuai dengan hakikat tujuan pendidikan sains yaitu untuk mengantarkan siswa menguasai konsepkonsep sains untuk dapat memecahkan masalahmasalah terkait dengan kehidupan siswa seharihari.
Kimia merupakan mata pelajaran yang sulit bagi kebanyakan siswa, karena sebelumnya kimia terintegrasi pada pelajaran sains di SD. Sebagai mata pelajaran sulit, guru harus berusaha lebih keras untuk memotivasi siswa mempelajari konsepkonsep kimia. Tanpa minat dan motivasi belajar yang tinggi, maka konsepkonsep kimia sulit untuk dipahami oleh siswa dengan baik sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Sehingga guru harus berupaya untuk mendesain pembelajaran kimia yang menarik melalui teoriteori yang dikembangkan oleh para ahli, diantaranya: Teori Gagne, Ausubel, dan teori Piaget.
Strategi Pembelajaran Kimia176
Dalam pandangan Piaget (1971), pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi. Menurut Gagne(1979) bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Menurut Ausubel(dalam Dahar 1989), belajar bermakna merupakan suatu proses mengkaitkan informasi baru dengan konsepkonsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.
Dalam kurikulum kimia, siswa kelas XI SMA dituntut untuk mampu menguasai dan memahami berbagai jenis, sifat suatu larutan apabila terjadi reaksi terhadap zat lain. Sehingga siswa mampu mengamati peristiwa yang terjadi, dengan demikian siswa mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan seharihari.
Materi larutan merupakan materi yang sulit bagi kebanyakan siswa, sehingga konsep konsep pada materi ini mutlak harus dipahami siswa secara menyeluruh karena akan terus diimplementasikan pada konsep – konsep kimia berikutnya maupun dalam kehidupan seharihari. Sehingga peran guru sebagai indikator harus mampu menganalisis konsep materi kimia sehingga ketika terjadi proses belajar mengajar guru mengerti dan paham bagaimana menyampaikan materi yang sulit dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Konsep larutan merupakan konsep yang abstrak, terutama pada pokok bahasan larutan buffer. Guru harus bisa memvisualisasikan konsep ini agar bisa dipahami siswa secara menyeluruh dan tidak sepotongpotong sekaligus juga memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih mendalam. Sehingga guru harus mampu menganalisis konsep kimia SMU. Di sini penulis, tertarik membahas mengenai teoriteori belajar yang dikembangkan oleh Gagne, Ausubel dan Piaget agar mampu mengimplementasikannya dalam pembelajaran Kimia SMU pada pokok bahasan Larutan Buffer.
Implementasi Teori-teori Belajar 177
A. Teori Belajar Piaget
Piaget merupakan salah satu pioner konstruktivis, ia berpendapat bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi.
Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu 1) memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahamiGuru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap Pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud, 2) mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan, 3) memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget(1971) mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbungan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individuindividu ke dalam bentuk kelompok kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal, 4) mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget,Menurut Piaget, pertukaran gagasangagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.
Strategi Pembelajaran Kimia178
a. Teori Perkembangan Kognitif Piaget
Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalamanpengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. Sementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi lebih logis (Nur, 1998).
Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalamanpengalaman dan interaksiinteraksi mereka.Menurut teori Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai dari bayi yang baru dilahirkan sampai menginjak usia dewasa mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat tingkat perkembangan kognitif itu adalah.
1) Sensori motor (usia 0 2 tahun)2) Pra operasional (usia 2 – 7 tahun)3) Operasional konkrit (usia 7 – 11 tahun)4) Operasi formal (usia 11 tahun hingga dewasa)
Berdasarkan tingkat perkembangan kognitif Piaget ini, untuk siswa SLTP dengan rentang usia 11–15 tahun berada pada taraf perkembangan operasi formal. Pada usia ini yang perlu dipertimbangkan adalah aspekaspek perkembangan remaja. Di mana remaja mengalami tahap transisi dari penggunaan operasi konkrit ke penerapan operasi formal dalam bernalar. Remaja mulai menyadar keterbatasanketerbatasan pemikiran mereka, di mana mereka mulai bergelut dengan konsepkonsep yang ada di luar pengalaman mereka sendiri. Piaget menemukan bahwa penggunaan operasi formal bergantung pada keakraban dengan daerah subjek tertentu. Apabla siswa akrab dengan suatu objek tertentu, lebih besar kemungkinannya menggunakan operasi formal (Nur, 2001).
Implementasi Teori-teori Belajar 179
Menurut Piaget (dalam Slavin, 1994:145), perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Berikut ini adalah implikasi penting dalam pembelajaran fisika dari teori Piaget.
1) Memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar pada hasilnya. Di samping kebenaran jawaban siswa, guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada jawaban tersebut. (Bandingkan dengan teori belajar perilaku yang hanya memusatkan perhatian kepada hasilnya, kebenaran jawaban, atau perilaku siswa yang dapat diamati). Pengamatan belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap kognitif siswa yang mutakhir, dan jika guru penuh perhatian terhadap metode yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman sesuai dengan yang dimaksud.
2) Memperhatikan peranan pelik dari inisiatif anak sendiri, keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Di dalam kelas Piaget, penyajikan pengetahuan jadi (ready-made) tidak mendapat penekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungannya. Sebab itu guru dituntut mempersiapkan berbagai kegiatan yang memungkinkan anak melakukan kegiatan secara langsung dengan dunia fisik. Menerapkan teori Piaget berarti dalam pembelajaran fisika banyak menggunakan penyelidikan.
3) Memaklumi akan adanya perbedaan invidual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan yang berbeda. Sebab itu guru mampu melakukan upaya untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk kelompok kecil dari pada bentuk kelas yang utuh.
Strategi Pembelajaran Kimia180
Implikasinya dalam proses pembelajaran adalah saat guru memperkenalkan informasi yang melibatkan siswa menggunakan konsepkonsep, memberikan waktu yang cukup untuk menemukan ideide dengan menggunakan polapola berpikir formal.
b. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget
Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebutsebut sebagai pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu: (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) con-crete operational dan (4) formal operational. Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005) menyebutkan bahwa asimilasiJames Atherton (2005) menyebutkan bahwa asimilasi adalah “the process by which a person takes material into their mind from the environment, which may mean changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah “the difference made to one’s mind or concepts by the process of assimilation”
Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknyaGuru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah:
1. Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak.
Implementasi Teori-teori Belajar 181
2. Anakanak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaikbaiknya.
3. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
4. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
5. Di dalam kelas, anakanak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan temantemannya.
Langkahlangkah pembelajaran menurut Piaget, adalah:
1. Menentukan tujuan Pembelajaran.2. Memilih materi pembelajaran.3. Menentukan topiktopik yang dapat dipelajari siswa secara
aktif. 4. Menetukan kegiatan belajar yang sesuai dengan topiktopik
tersebut, misalnya penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi dan sebagainya.
5. Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas dan cara berpikir siswa.
6. Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
B. Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne
Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisikondisi internal dan kondisikondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Strategi Pembelajaran Kimia182
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.
Penampilanpenampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar oleh teori Gagne disebut kemampuankemampuan. Hasilhasil belajar dapat berupa keterampilanketerampilan intelektual yang memungkinkan kita berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan symbolsimbol atau gagasangagasan. Strategistrategi kognitif merupakan prosesproses kontrol yang dikelompokkan sesuai dengan fungsinya, meliputi, strategi menghafal, strategi elaborasi, strategi pengaturan strategi metakognitif, dan strategi afektif. Hasil belajar lain ialah informasi verbal, sikapsikap dan keterampilan motorik.
Didasarkan pada model pemrosesan informasi Gagne mengemukakan bahwa satu tindakan belajar meliputi fase belajar yang merupakan kejadiankejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa atau guru, dan setiap fasefase ini dipasangkan dengan suatu proses internal yang terjadi dalam pikiran siswa. Didasarkan atas analisis kejadiankejadian belajar Gagne menyarankan agar guru memperhatikan delapan kejadian instruksi waktu menyajikan materi pelajaran pada sekelompok siswa.
C. Teori Belajar menurut Ausubel
Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara atau materi pelajaran disampaikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi ke dua menyangkut bagaimana cara siswa dapat mengaitkan informasi itu dalam struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif ialah faktafakta, konsepkonsep dan generalisasigeneralisasi yang telah ada pada siswa.
Implementasi Teori-teori Belajar 183
Pada tingkat pertama dalam belajar, informasi dapat dikomunikasikan pada siswa baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam bentuk final, maupu dalam bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang diajarkan. Ausubel menyatakan, bahwa banyak ahli pendidikan menyamakan belajar penerimaan dengan belajar hafalan, sebab mereka berpendapat bahwa belajar penemuan terjadi bila mereka menemukan sendiri pengetahuan.
Berhasil tidaknya belajar bermakna tergantung pada struktur kognitif yang ada serta kesiapan dan niat anak didik untuk belajar bermakna dan kebermaknaan materi pelajaran secara potensial.
Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar guru perlu memperhatikan adanya pengaturan awal pada awal pelajaran, dalam mengaitkan konsepkonsep adanya proses diferensiasi progresif dan rekonsiliasi integratif dan belajar superordinat.
Atas dasar teori Ausubel Novak mengemukakan gagasan peta konsep yang menyatakan hubungan antara konsep dalam bentuk preposisi–preposisi untuk menolong guru mengetahui konsepkonsep yang telah dimiliki para siswa agar belajar bermakna dapat berlangsung untuk mengetahui penguasaan konsepkonsep pada siswa, dan untuk menolong guru untuk mengetahui konsepkonsep yang telah dimiliki para siswa agar belajar bermakna dapat berlangsung untuk penguasaan konsepkonsep pada siswa dan untuk menolong para siswa mempelajari cara belajar. Belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermkna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasi dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam struktur kognitif.
Langkahlangkah pembelajaran menurut Ausubel, yaitu:1. Menentukan tujuan pembelajaran.2. Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal,
motivasi, gaya belajar, dan sebagainya).3. Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan
mengaturnya dalam bebtukbentuk konsep inti.
Strategi Pembelajaran Kimia184
Rangkuman1. Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar guru perlu
memperhatikan adanya pengaturan awal pada awal pelajaran, dalam mengaitkan konsepkonsep adanya proses diferensiasi progessif dan rekonsiliasi integratif dan belajar superordinat.
2. Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat tahap yaitu: (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal operational.
3. Teori perkembangan Piaget mewakili konstruktivisme, yang memandang perkembangan kognitif sebagai suatu proses di mana anak secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui pengalamanpengalaman dan interaksiinteraksi mereka.
4. Menurut Piaget (dalam Slavin, 1994:145), perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Berikut ini adalah implikasi penting dalam pembelajaran fisika dari teori Piaget.
5. Langkahlangkah pembelajaran menurut Piaget, adalah: Menentukan tujuan Pembelajaran, memilih materi pembelajaran, menentukan topiktopik yang dapat dipelajari siswa secara aktif, menentukan kegiatan belajar yang sesuai dengan topiktopik tersebut, misalnya penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi dan sebagainya, Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreativitas dan cara berpikir siswa, melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa.
6. Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.
7. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar.
Implementasi Teori-teori Belajar 185
8. Berhasil tidaknya belajar bermakna tergantung pada struktur kognitif yang ada serta kesiapan dan niat anak didik untuk belajar bermakna dan kebermaknaan materi pelajaran secara potensial.
9. Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar guru perlu memperhatikan adanya pengaturan awal pada awal pelajaran, dalam mengaitkan konsepkonsep adanya proses diferensiasi progressif dan rekonsiliasi integratif dan belajar superordinat.
10. Langkahlangkah pembelajaran menurut Ausubel, yaitu: Menentukan tujuan pembelajaran, Melakukan identifikasi karakteristik siswa (kemampuan awal, motivasi, gaya belajar, dan sebagainya.), Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan mengaturnya dalam bentukbentuk konsep inti.
Strategi Pembelajaran Kimia186
1. IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN GAGNE PADA SUB POKOK BAHASAN LARUTAN BUffER
Pokok Bahasan: Larutan BufferSub Konsep :
1. Campuran asam dengan basa dengan jumlah konsentrasi tertentu membentuk larutan buffer.
2. Sifatsifat larutan buffer.3. Prinsip kerja larutan buffer.
Sumber : Buku Kimia 2 untuk SMA kelas 2.
No. KONSEP YANG DIAJARKAN
PHASE KEGIATAN
AKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR KIMIA
1. Sifatsifat larutan Buffer
Fase motivasi (harapan)
Siswa memanfaatkan alat dan bahan praktikum untuk mengetahui dan mengamati sifatsifat larutan buffer.
2. Fase pengenalan memberitahu tujuantujuan belajar
Siswa memperhatikan tujuan belajar yaitu dapat membedakan larutan buffer dengan larutan lain, sifatsifat dan prinsip kerja larutan buffer dan pengaruhnya terhadap penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran.
3. Fase perolehan (mengarahkan perhatian)
1. siswa menemukan bahwa larutan buffer ada 2 jenis yaitu buffer asam dan basa yang dibedakan berdasarkan kekuatan, jumlah konsentrasi larutan yang dicampurkan.
2. Siswa menjelaskan bahwa sifatsfat larutan buffer dapat mempertahankan pH walau dilakukan penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran.
3. Siswa menjelaskan apa yang terjadi jika dilakukan penambahan asam dan basa kuat dalam jumlah besar terhadap perubahan nilai pH.
4. Siswa menjelaskan apa yang terjadi jika dilakukan lebih 10 kali pengenceran pada larutan buffer.
Implementasi Teori-teori Belajar 187
4. Sifat dan prinsip kerja larutan penyangga
Fase retensi merangsang ingatan
1. Siswa mengingat kembali jenisjenis larutan asam dan basa yang telah dipelajari sebelumnya.
2. Siswa memahami larutan dan reaksi yang terjadi jika dilakukan pencampuran larutan asam dan basa pada jumlah konsentrasi tertentu.
3. Siswa mengingat berbagai reaksi kesetimbangan larutan yang telah diperkenalkan dan mengaitkannya dengan larutan buffer.
4. Siswa mengingat pergeseran arah kesetimbangan jika dilakukan penambahan atau konsentrasi larutan dperbesar.
5. Fase pemanggilan
1. Siswa menyebutkan contohcontoh larutan asam dan basa.
2. Siswa menjelaskan perubahan yang terjadi akibat penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran.
3. Siswa menjelaskan larutan buffer mempertahankan pH bila dilakukan penambahan sedikit asam dan basa dari reaksi yang terjadi.
6. Fase generalisasi
1. Siswa membuat generalisasi bahwa larutan buffer asam terdiri dari campuran asam lemah dengan basa konjugasinya dan buffer basa terdiri dari campuran basa lemah dengan asam konjugasinya. Bila dilakukan penambahan sedikit asam dan basa kuat serta pengenceran kurang dari 10 kali, tidak terjadi perubahan pH yang drastis. Hal ini disebabkan karena pada larutan buffer ditambah sedikit asam kuat. Maka jumlah basa konjugasi akan berkurang dan asam lemah bertambah, sehingga akan menurunkan konsentrasi basa konjugasi dan meningkatkan konsentrasi basa. Perubahan ini tidak menyebabkan perubahan pH yang besar.
7. Fase penampilan
Siswa menyelesaikan latihan mengenai perubahan pH oleh pengaruh penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran kurang dari 10 kali terhadap larutan penyangga dan mekanisme kemampuan mempertahankan pH.
8. Fase umpan balik
Siswa mengikuti ulangan harian keseluruhan sifat dan prinsip kerja larutan penyangga selama 2 jam pelajaran.
Strategi Pembelajaran Kimia188
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SMA SWASTA SM. RAJARAJAMata Pelajaran : KIMIAKelas/ Semester : X / GANJILAlokasi Waktu : 10 Jam Pelajaran
I. Standar Kompetensi:
Memahami struktur atom, sifatsifat periodik unsur, dan ikatan kimia.
II. Kompetensi Dasar:
1. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisik senyawa yang terbentuk.
III. Indikator:
1. Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
2. Menggambarkan susunan elektron valensi gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).
3. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.4. Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal,
rangkap dua, dan rangkap tiga.5. Menjelaskan sifatsifat senyawa ion dan sifat senyawa
kovalen.6. Menjelaskan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada
beberapa senyawa.7. Menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan hubungannya
dengan keelektronegatifan melalui percobaan.8. Mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam dan
hubungannya dengan sifat fisik logam.9. Menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis ikatannya.
Implementasi Teori-teori Belajar 189
IV. Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dapat menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.
2. Siswa dapat menggambarkan susunan elektron valensi gas mulia (duplet dan oktet) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).
3. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan ion.4. Siswa dapat menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen
tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.5. Siswa dapat menjelaskan sifatsifat senyawa ion dan sifat
senyawa kovalen.6. Siswa dapat menjelaskan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi
pada beberapa senyawa.7. Siswa dapat menyelidiki kepolaran beberapa senyawa dan
hubungannya dengan keelektronegatifan melalui percobaan.8. Siswa dapat mendeskripsikan proses pembentukan ikatan logam
dan hubungannya dengan sifat fisik logam.9. Siswa dapat menghubungkan sifat fisik materi dengan jenis
ikatannya.
V. Materi Standar:
1. Kestabilan Unsur2. Struktur Lewis3. Ikatan ion4. Ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga5. Kepolaran senyawa kovalen6. Ikatan logam
VI. Metode Pembelajaran:
1. Ceramah 2. Latihan 3. Inquiry4. Eksperimen
Strategi Pembelajaran Kimia190
VII. Kegiatan Pembelajaran:
1. Pertemuan I:
Kegiatan/ Konsep yang diajarkan
Fase Kegiatan Aktivitas kegiatan Belajar Kimia
Kegiatan Awal (Pembukaan)
Ikatan Kimia1. Kestabilan unsur
Fase motivasi (harapan)
Siswa memanfaatkan bukubuku pelajaran untuk mengetahui bagaimana unsur mencapai kestabilan dalam ikatan kimia
Fase pengenalan memberi tahu tujuantujuan belajar
Siswa memperhatikan tujuan mempelajari ikatan kimia, yaitu: menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya, dan menggambarkan susunan elektron valensi gas mulia (duplet dan oktet).
Kegiatan Inti (Pembentukan kompetensi)
Ikatan Ion
Fase perolehan (mengarahkan perhatian)
1. Siswa menemukan bahwa unsurunsur membentuk suatu molekul/senyawa untuk mencapai kestabilan.
2. Siswa dapat menggambarkan susunan elektron valensi gas mulia (stabil oktet dan duplet) dan elektron valensi gas mulia (struktur Lewis).
Fase retensi (merangsang ingatan)
1. Siswa mengingat kembali susunan elektron valensi dari setiap unsur pada materi sebelumnya.
2. Siswa memahami unsurunsur yang cenderung melepaskan elektron (elektropositif) dan menerima elektron (elektronegatif) untuk mencapai kestabilan.
3. Siswa mengingat ikatan ion terjadi akibat proses serah terima elektron.
Fase pemanggilan 1. Siswa menyebutkan contohcontoh unsur yang termasuk elektropositif dan elektronegatif.
2. Siswa menjelaskan bagaimana proses terbentuknya ikatan ion pada senyawa ion di kehidupan seharihari.
Implementasi Teori-teori Belajar 191
Kegiatan Akhir (Penutup)
Fase generalisasi Siswa membuat generalisasi bahwa ikatan ion terjadi akibat adanya serah terima elektron atau antara unsur elektropositif dan unsur elektronegatif.Misalnya: pada NaCl
11Na: 2 8 1 (melepaskan 1 elektronnya untuk stabil oktet) dan 17Cl: 2 8 7 (menerima 1 elektron dari Na untuk stabil oktet).
Fase penampilan Siswa menyelesaikan latihan mengenai ikatan ion.
Fase umpan balik Siswa mengikuti ulangan harian dari kestabilan unsur dan ikatan ion.
Strategi Pembelajaran Kimia192
2. Pertemuan II:
Kegiatan/ Konsep yang diajarkan
Fase Kegiatan Aktivitas kegiatan Belajar Kimia
Kegiatan Awal (Pembukaan)
Struktur Lewis
Fase motivasi (harapan)
Siswa memanfaatkan bukubuku pelajaran untuk mengetahui bagaimana menggambarkan elektron valensi (struktur Lewis)
Fase pengenalan memberi tahu tujuantujuan belajar
Siswa memperhatikan tujuan mempelajari ikatan kimia, yaitu: menggambarkan susunan dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis), menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga, menjelaskan terbentuknya ikatan kovalen koordinasi, dan menyelidiki kepolaran beberapa senyawa.
Kegiatan Inti (pembentukan kompetensi)
Ikatan kovalen
Fase perolehan (mengarahkan perhatian)
1. Siswa menggambarkan elektron valensi gas mulia (struktur Lewis).
2. Siswa menemukan bahwa ikatan kovalen dapat berikatan tunggal, rangkap dua, rangkap tiga, dan koordinasi.
3. Siswa merangkai molekulmolekul senyawa kovalen sederhana dengan menggunakan molymod.
4. Siswa menyelidiki kepolaran beberapa senyawa.
Fase retensi (merangsang ingatan)
1. Siswa mengingat kembali susunan elektron valensi dari setiap unsur pada materi sebelumnya.
2. Siswa memahami ikatan kovalen terjadi akibat pemakaian bersama pasangan elektron.
3. Siswa mengingat ikatan kovalen koordinasi terjadi karena pasangan elektron yang dipakai bersama hanya berasal dari satu atom saja.
4. Siswa mengetahui senyawasenyawa kovalen polar dan nonpolar dalam kehidupan seharihari.
Fase pemanggilan 1. Siswa menjelaskan bagaimana proses terbentuknya ikatan kovalen.
2. Siswa menyebutkan contohcontoh senyawa kovalen tunggal, rangkap dua, rangkap tiga, dan koordinasi.
3. Siswa menyelidiki kepolaran senyawa kovalen dalam kehidupan seharihari.
Implementasi Teori-teori Belajar 193
Kegiatan Akhir (Penutup)
Fase generalisasi Siswa membuat generalisasi bahwa ikatan ion terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron.Ikatan kovalen dilihat dari jenis ikatan dapat membentuk:1. Ikatan kovalen tunggal. Contoh: H2O, CH4,
dan NH3
2. Ikatan kovalen rangkap dua. Contoh: C2H4, O2, dan CO2.
3. Ikatan kovalen rangkap tiga. Contoh: C2H4 dan N2.
4. Ikatan kovalen koordinasi (elektron yang dipakai bersama berasal dari satu atom saja). Contoh: SO3, NH4
+, dan H2SO4
Ikatan kovalen dilihat dari kepolarannya:1. Kovalen polar, contoh: H2O dan NH3
2. Kovalen non polar, contoh: CH4 dan minyak.
Fase penampilan Siswa menyelesaikan latihan mengenai ikatan kovalen.
Fase umpan balik Siswa mengikuti ulangan harian dari struktur Lewis dan ikatan kovalen.
VIII. Sumber Belajar:
1. Buku pegangan siswa2. Molymod3. LKS Siswa
IX. Penilaian:
1. Tes Lisan: tanya jawab sesuai dengan indikator yang akan dicapaiSoal:o Mengapa unsur logam melepaskan elektron? Apa
hubungan dengan konfigusari elektron?o Ikatan apa antara MgCl2, dan N2O5?o Mengapa minyak tidak larut dalam air?
Strategi Pembelajaran Kimia194
2. Tes Tertulis: mengerjakan soalsoal latihanSoal:o Jika nomor atom unsurunsur A, B, C, D, E, dan F berturut
turut 8, 11, 12, 16, 17, dan 19, pasangan unsur yang mudah membentuk senyawa ion adalah…..a. D dan E c. D dan A e. A dan Eb. B dan E d. B dan C
Jawab: b. B dan Eo Berikut ini merupakan pasangan unsur yang dapat
membentuk ikatan kovalen adalah…
a. 7X dan 11Y c. 6R dan 17Q e. 19A dan 35B
b. 12P dan 17Q d. 19M dan 16T
Jawab: c. 6R dan 17Qo Senyawa yang tidak mengikuti kaidah oktet adalah…
a. CH4 c. NH3 e. H2Ob. CHCl3 d. BH3 Jawab: d. BH3
o Konfigurasi elektron atom unsur X: 2 6 bereaksi dengan atom unsur Y yang memiliki konfigurasi elektron 2 7. Rumus senyawa X dan Y serta jenis ikatan yang terjadi adalah…a. XY, ikatan ion d. X2Y, ikatan kovalenb. XY, ikatan kovalen e. XY2, ikatan kovalenc. XY2, ikatan ionJawab: e. XY2, ikatan kovalen
o Senyawa kovalen nonpolar tidak dapat bercampur dengan air. Senyawa berikut yang merupakan kovalen nonpolar adalah…a. alkohol c. HCl e. gulab. bensin d. H2SO4
Implementasi Teori-teori Belajar 195
3. Kinerja (performan): melalui pengamatan pada saat peserta didik melakukan kegiatan percobaan.
4. Penugasan/Proyek: Merangkai molekulmolekul dengan menggunakan molymod.
5. Portofolio: seluruh hasil kegiatan peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan bahan penilaian akhir.
Mengetahui, Tanjungbalai, Maret 2010Kepala Sekolah SMA SM. Raja Guru Mata Pelajaran KimiaRaja Guru Mata Pelajaran Kimia
H. SYAfRI PANE, BA MARNIDA YUSfIANI, S.Pd
Strategi Pembelajaran Kimia196
2. MODEL PEMBELAJARAN AUSUBEL PADA TOPIK LARUTAN BUffER
Pokok Bahasan : Larutan BufferSub Pokok Bahasan : Sifatsifat dan prisnip kerja larutan
buffer.Buku Sumber : Kimia 2 untuk SMA kelas 3Konsep yang akan diajarkan : Larutan Buffer memiliki sifatsifat dan
prinsip kerja.
No. MATERI LANGKAHLANGKAH
AKTIVITAS KEGIATAN BELAJAR SISWA
1. Sifatsifat dan prinsip kerja larutan buffer
Pengatur awal: Para siswa mengenal jenis larutan dan membaca prosedur kerja praktikum pengaruh penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran pada larutan buffer
1. Para siswa menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan praktikum.
2. Para siswa mengamati jensjenis larutan sebelum dilakukan penambahan terhadap larutan lain.
3. Para siswa melakukan percobaan membuat larutan buffer dan melakukan penambahan sedikit asam, basa serta pengenceran pada larutan buffer.
2. Prinsip Kerja Larutan Buffer
Kegiatan Belajar Mengajar
1. Siswa mengamati perubahan pH yang terjadi pada larutan asam dan basa, setelah dilakukan penambahan sedikit asam, basa maupun pengenceran pada larutan buffer.
2. Siswa mengambil kesimpulan berdasarkan hasil percobaan mengenai sifatsifat dan prinsip kerja larutan buffer
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai campuran antara asam lemah dan basa konjugasi disebut buffer asam, sedangkan campuran antara basa lemah dan asam konjugasi disebut buffer basa.
4. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai penambahan sedikit asam akan menurunkan konsentrasi basa konjugasi dan menambah konsentrasi asam.
5. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai penambahan sedikit basa akan menurunkan konsentrasi asam konjugasi dan menurunkan konsentrasi basa.
Implementasi Teori-teori Belajar 197
6. Siswa menjelaskan asam kuat ditambah kan ke dalam larutan penyangga, basa konjugasi (A) menerima proton dari ion Hidronium untuk membentuk asam lemah HA.
7. Siswa menjelaskan mengapa dalam penambahan sedikit asam kuat pada larutan buffer mampu mencegah peningkatan konsentrasi ion hidronium.
8. Siswa menjelaskan hubungan antara penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran pada larutan buffer terhadap perubahan pH.
Tabel lanjutan
Strategi Pembelajaran Kimia198
3. IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR PIAGET PADA PEMBELAJARAN LARUTAN BUffER
Pokok Bahasan : Larutan BufferSub Pokok Bahasan : Sifat dan Prinsip Larutan BufferBuku Sumber : Kimia 2 untuk SMA kelas 2Konsep yang Akan Diajarkan : Pengaruh penambahan asam, basa
dan pengenceran terhadap larutan buffer
No. FASE KONSEP DPELAJARI
AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
1. Apersepsi Sifatsifat larutan buffer
Siswa menjawab sifatsifat larutan buffer setelah dilakukan penambahan asam, basa dan pengenceran melalui kegiatan praktikum.
2. Eksplorasi Sifatsifat dan prinsip kerja larutan buffer akibat penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran terhadap perubahan pH
1. Siswa mencari larutanlarutan yang bersifat asam dan basa untuk menafsirkan apa yang terjadi jika unsurunsur tersebut dicampurkan.
2. Mendiskusikan yang terjadi jika larutan buffer dilakukan penambahan sedikit asam, basa, pengenceran, dan pengaruh terhadap pH.
3. Melakukan praktikum pengaruh penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran pada larutan buffer.
Implementasi Teori-teori Belajar 199
3. Konflik Kognisi (Dissekuilibrasi)
1. Dari kegiatan belajar 1 dan 2 siswa melihat jumlah dan konsentrasi larutan yang dicampurkan menentukan suatu larutan yang dicampurkan untuk menentukan suatu larutan dikaitkan buffer asam dan basa. Selain itu menentukan perubahan pH yang terjadi akibat penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran. Namun timbul pertanyaan mengapa tidak terjadi perubahan pH walau dilakukan penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran.
2. Pada percobaan 1 siswa mengamati pH larutan buffer asam dan basa yang berbeda.
3. Pada percobaan 2 timbul pertanyaan siswa mengapa pada buffer bila dilakukan penambahan sedikit asam kuat mampu mencegah peningkatan konsentrasi ion Hidronium yang berpengaruh pada nilai pH?
4. Siswa mendiskusikan mengapa dilakukan penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran tidak mempengaruhi nilai pH.
5. Siswa mengingat kembali pada pelajaran sebelumnya mengenai kesetimbangan larutan. Jika ke dalam campuran buffer asam ditambah sedikit asam kuat (HCl), terjadi reaksi:
CH3COO + HCl CH3COOH+Cl Berdasarkan reaksi ini, jumlah basa konjugasi akan berkurang dan asam lemah bertambah sehingga menurunkan (basa konjugasi) dan meningkatkan asam yang tidak menyebabkan pH.
Tabel lanjutan
oo0oo
6. Sifat buffer sebagai mempertahankan pH walau dilakukan perubahan sedikit asam, basa dan pengenceran.
7. Buffer asam merupakan larutan yang dapat mempertahankan pH yang terdiri dari asam lemah dan basa konjugasinya. Buffer basa merupakan larutan yang terdiri dari basa lemah dan basa konjugasinya.
8. Perbedaan antara buffer asam dan basa yaitu pada jumlah dan konsentrasi campuran larutan asam dan basa.
5. Pengenalan Konsep
1. Siswa menganalisis konsep sifat larutan buffer.
2. Siswa menganalisis prinsip kerja larutan buffer.
3. Siswa menganalis pengaruh penambahan sedikit asam, basa dan pengenceran pada larutan buffer.
6. Aplikasi Konsep
1. Siswa menjelaskan hubungan penambahan pH terhadap sifatsifat larutan penyangga.
2. Siswa memperkirakan nilai pH yang muncul bila dilakukan penambahan asam, basa pada jumlah dan konsentrasi yang berbeda terhadap larutan buffer.
3. Siswa menunjukkan beberapa sifat larutan buffer yang lain berdasarkan percobaan.
DAfTAR PUSTAKA
Ahmad Rohani. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Anshori & Achmad, (2003), Kimia SMU Untuk Kelas 2, Penerbit Erlangga, Jakarta
Arizona State University. 2001. Students Preconceptions and Misconceptions in Chemistry. Visited April 2002. <http://www.daisley.net/hellevator/misconceptions/misconceptions.pdf>
Ausubel,D.P.(1980). Education for rational thinking: a critique, 1980 AETS yearbook, The Psychology for Teaching For Thinking and Creativity, Ohio: The Ohio State University. Bandung. Bandung.
Berpikir Kritis?, Harian Sore Sinar Harapan, Internet, diakses tanggal 14 Bloom, 1956, Benyamin S. Taxonomy of Educational Objectives, Handbook 1: Cognitive Domain, Newyork:Longman.
Costa A.L. (1985). Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thinking, Alexandria: ASCD,
Dahar, R.W. (1989). Teori-teori Belajar, Jakarta: Penerbit Erlangga
Depdiknas (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Strategi Pembelajaran Kimia202
Dick, W & Carey, L. 1985, The Systematic Design of Instructional, Illionis: Scot and Foresmen company.
Dimyati & Mudjiono, (1994), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cita.
Fensham,P.,et.al. (editor).(1994). The Content Of Science: A constructivist approach to its teaching and learning, London: The Falmer Press.
Firman,H. dan Liliasari. (1999). (edisi revisi). Kimia 1, untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 1, Jakarta: Balai Pustaka.
Gagne, R.M. (1977). The Conditions of Learning, New York: Holt, Rinehart and Winston.
Gulo,W., (2002), Strategi Belajar Mengajar, Penerbit Grasindo, Jakarta
Hamalik,O.,2007, Preses Belajar Mengajar, Bumu Aksara, Jakarta.
Herron,J.D.et.al.(1977). Problems associated with concept analysis,Problems associated with concept analysis, Science Education, Vol.61,no.2:185199.
Ibrahim,M.,http://kpicenter.org/index.php?option=com_content, Internet, diakses tanggal 14 Maret 2008
Joyce,B.,et.al.(1992).Models of Teaching, Boston: Allyn and Bacon
Karyadi, B. (2000).(edisi revisi). Kimia 2, untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2, Jakarta: Balai Pustaka.
Kevin Lehmann, 1996. Bad Chemistry. Dept of Chemistry, Princeton University, NJ. Visited April 2002. <http://www.princeton.edu/~lehmann/BadChemistry.html>
Keyword: Masalah Pengajaran Kimia
Keyword: Strategi pembelajaran Inkuiri
Klausmeier, H.J. (1980). Learning and Teaching Concepts, A Strategy For Testing Applications of Theory, New York: Academic Press.
Daftar Pustaka 203
Lawson, A.E.(1995). Science Teaching and The Development of Thinking, California: Wadsworth Publishing Co. Lecture, Sam Lecture, SamLecture, Sam Ratulangi Universitas Manado, North Sulawesi Indonesia,
Levinson, R. (editor). (1994). Teaching Science, London: The Open University.
Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning: mempraktikkan Cooperative learning di ruang-ruang kelas. PT. Gramedia:PT. Gramedia: Jakarta.
Liliasari. (2001).(edisi revisi). Kimia 3, untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 3, Jakarta: Balai Pustaka. Maret 2008.
Margareta Agustin Liwoso, translation, Strategi Pembelajaran Berpikir Kritis.
Marzano,R.J. et.al. (1988). Dimensions of Thinking: A Framework for Curriculum and Instruction, Virginia: ASCD.
Mengajar di Kelas, PT. Mas Multima, Jakarta.
Mukhtar, Prof, Dr, M.Pd dan Martinus Yamin, M.Pd, (2007), 10 Kiat Sukses
Nelson,G,D.(2001). Choosing content that’s worth knowing, Educational Leadership, Vol.59, No.2 ,p. 16.
Novak,J.D. and Gowin, D.B.(1984). Learning How To Learn, Cambrige: Cambrige University Press.
O’Connell, Joe. 2001. Salt Myths and Urban Legends. Visited April 2002. <http://www.scbbqa.com/myths/Salt.html>
Oklahoma State. Common Student Misconceptions. Visited April 2002. <http://www.okstate.edu/jgelder/acidPage25.html#Com
Pendley.dkk, (1994), http://www.depdiknas.go.id/jurnal/42/rusmansyah.htm/
Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, CV Pustaka Setia,
Roestiyah, (2001), Strategi Belajar mengajar, penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Strategi Pembelajaran Kimia204
Roy Sembel, Prof, Dr dan Sandra Sembel (2003), Apakah Anda Sudah
Sabri, Ahmad. (2007). Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Quantum Teaching: Ciputat.
Sadiman Arif;etal, Media Pendidikan, 2007, Raja Grafindo Persada Jakarta
Sagala Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabet
Sampurno,A.,2008, Pembelajaran Aktif, WWW.Google.Com.
Sanjaya,W.,2008, Strategi Pembelajaran, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Subroto,S., (1997), Proses Belajar Mengajar, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Sudarwan Danim, Prof,Dr (2002), Inovasi pendidikan Dalam Upaya
Supratman Atwi, 1997, Desain Instruksional, Pusat Antar Universitas, Depdikbud, Jakarta.
Torrance,E.P.(1980). A three stage model for teaching for creative thinking, AETS yearbook, The Psychology for Teaching For Thinking and Creativity
West, L.H.T. and Pines, A.L.(1985). Cognitive Structure and Conceptual Change, New York: Academic Press.
Winkel, Tjipto & Ruijter, (1995), Peningkatan dan Pengembangan Pendidikan, Penerbit Gramedia, Jakarta.
Zaini,H, dkk.,2005, Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD, Yogyakarta.
oo0oo
TENTANG PENULIS
Retno Dwi Suyanti lahir di Solo, Jateng 26 Januari 1967. Lulus SDN 1Lulus SDN 1 Klodran tahun 1979, lulus SMPN 2 Surakarta 1982, Lulus SMAN 2 Surakarta 1985. Tahun 1985 diterima sebagai mahasiswa IKIP Yogyakarta (sekarang UNY) melalui jalur PMDK, gelar sarjana pendidikan kimia diperoleh tahun 1990, sertifikat BSBP(Basic Science Bridging Program) VII bidang Kimia dan Bahasa Inggris diperoleh tahun 1993 dari ITBIDP Australia. Tahun 1994, dengan beasiswa TMPD menempuh S2 di Jurusan Kimia ITB dan gelar Magister Sains (MSi) dalam bidang Kimia FisikaAnorganik diperoleh Januari 1997 dengan Tesis berjudul ”Sintesa dan Karakterisasi Kompleks Tembaga(II) dengan Liganligan Bidentat dengan Atom N sebagai Atom Donor”. Dengan beasiswa BPPS pada tahun 2003 menempuh program S3 pendidikan IPA di Sekolah Pascasarjana UPI Bandung dan berhasil menyelesaikan program Doktor dalam waktu 3 tahun dengan disertasi yang berjudul ”Pembekalan Kemampuan Generik Bagi Calon Guru Melalui Pembelajaran Kimia Anorganik Berbasis Multimedia”. Pengalaman kerja dimulai sejak tahun 1989 sebagai guru Kimia di SMA, diangkat menjadi PNS tahun 1991 sebagai Dosen di Jurusan Kimia FMIPA UNIMED dan memegang matakuliah Kimia Anorganik.
Strategi Pembelajaran Kimia206
Prestasi Akademik antara lain 1. Dosen teladan pengunjung perpustakaan, IKIP Medan, 1992.2. Pemakalah terbaik hasil penelitian bidang Kimia dengan topik
”Enkapsulasi KompleksZeolit sebagai katalis pada Polimerisasi styrena, HedsDikti, Bengkulu, 2002.
3. Dosen Berprestasi Jurusan Kimia FMIPA UNIMED 2008.
Kegiatan Ilmiah:1. Presenter pada Konferensi Internasional Pendidikan UPIUPSI ke
2, 2006.2. Anggota Penelitian Tim Hibah Pascasarjana bidang Pendidikan
IPA, SPS UPI, 20042006.3. Ketua Peneliti Dosen Muda, Dikti, 2002.4. Dosen Pembimbing Karya Alternatif Mahasiswa, LPM UNIMED,
2001.5. Ketua Penelitian Bidang Kimia Dana HedsDikti, Th 2000 dan
2001.6. Pelatihan dosen Kimia Anorganik Wilayah Barat tentang Katalis,
UNIB Bengkulu, 2000.
Karya Ilmiah: 1. Peran Multimedia pada Pengembangan Kemampuan Generik
Praktikum Kimia Anorganik, Proceeding dalam Konferensi Internasional Bersama Ke dua UPIUPSI, Gedun Jica FPMIPA UPI, 89 Agustus 2006.
2. Sintesis dan Karakterisasi Kompleks Tembaga(II) dengan Ligan Di-2-piridinketon dan 2,2’dipiridin amin dalam Seminar Nasional Kimia Fisik dan Anorganik 2006, Aula Barat – ITB, 3 Februari 2006.
3. Peran Praktikum Multimedia dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Kimia Koordinasi, Makalah Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia II, Pend.Kimia FPMIPA UPI, 2005.
4. Peran Visualisasi Pembelajaran Kimia dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Pada Topik Teori Medan Kristal, Proceeding
Tentang Penulis 207
Seminar Pendidikan IPA II, HISPPIPAI_FPMIPA UPI, 2223 Juli 2005.
5. Peran Multimedia pada Pembelajaran Inkuiri Kimia Anorganik II, Proceeding dalam Seminar Nasional Pendidikan IPA 2005, PPs UPI, 10 September 2005.
6. Enkapsulasi Kompleks-Zeolit Sintetis Sebagai Katalis Dalam Reaksi Oksidasi Alkena, Makalah pada Seminar Nasional Penelitian dan Pendidikan Kimia, Jur.Pend.Kimia UPIHKI Cab.JabarBanten, 9 Oktober 2004.
7. The Role of Modeling and Interactive to Improvement Student’s Conceptual Mastery in Coordination Chemistry, Poster presentation in International Conference on Mathematics and Natural Science (ICMNS), ITB, November 2006.
8. A presenter in International Seminar Development of Curriculum and Constructivism Model in Science Learning, UIN Jakarta, May 2007.
oo0oo