-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
SKRIPSI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KEPATUHAN MENJALANKAN KEMOTERAPI
PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT
SANTA ELISABETH MEDAN
Oleh:
SULISTYOWATI YUSWADI GULO
032014070
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2018
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
SKRIPSI
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN
KEPATUHAN MENJALANKAN KEMOTERAPI
PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT
SANTA ELISABETH MEDAN
UntukMemperolehGelarSerjanaKeperawatan (S.Kep)
Dalam Program StudiNers
PadaSekolahTinggiIlmuKesehatan Santa Elisabeth
Oleh:
SULISTYOWATI YUSWADI GULO
032014070
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2018
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : SULISTYOWATI YUSWADI GULO Nim : 032014070
Program Studi : Ners
Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat
ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata
dikemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di STIKes
Santa Elisabeth Medan.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth
Medan, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : SULISTYOWATI YUSWADI GULO NIM : 032014070
Program studi : Ners
Jenis Karya : Skripsi
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan Hak Bebas
Royalti Non-ekslutif (Non-exclutive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya
yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan
Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan”. Beserta
perangkat yang ada (jika diperlukan).
Dengan hak bebas royalti noneksklutif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Santa Elisabeth Medan berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan,
mengolah dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Medan, 7 Mei 2018
Yang menyatakan
(Sulistyowati Yuswadi Gulo)
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
PROGRAM STUDI NERS
STIKes SANTA ELISABETH MEDAN
Tanda Persetujuan Seminar Skripsi
Nama : Sulistyowati Yuswadi Gulo
Nim : 032014070
Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan
Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.
Menyetujui Untuk Diujikan Pada Ujian Skripsi Jenjang Serjana
Medan, 07 Mei 2018
Pembimbing II Pembimbing I
Seri Rayani Bangun, S.Kp., M.Biomed Indra Hizkia P. S,Kep.,Ns.,M.Kep
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Telah diuji,
Pada tanggal, 07 mei 2018
Panitia penguji
Ketua :
Indra Hizkia P. S,Kep.,Ns.,M.Kep
Anggota :
1. Seri Rayani Bangun, S.Kp., M.Biomed
2. Sri Martini S.Kep., Ns., M.Kep
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
PROGRAM STUDI NERS
STIKes SANTA ELISABETH MEDAN
Tanda Pengesahan
Nama : Sulistyowati Yuswadi Gulo
Nim : 032014070
Judul : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan
Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.
Telah Disetujui, Diperiksa Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Serjana Keperawatan
Pada Senin, 07 Mei 2018 Dan Dinyatakan LULUS
Tim Penguj
:
Tanda Tangan
Penguji I
:
Indra Hizkia P. S.Kep., Ns., M.Kep
Penguji II : Seri Rayani, S.Kp., M.Biomed
Penguji III : Sri Martini S.Kep., Ns., M.Kep
Mengetahui Mengetahui
Ketua Program Studi Ners Ketua STIKes
Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN Mestiana Br.Karo, S.Kep., Ns., M.Kep
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
ABSTRAK
Sulistyowati Yuswadi Gulo 032014070
Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi
Pada Pasien Dirumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Program Studi Ners STIKes Santa Elisabeth Medan 2018
Kata kunci : Dukungan Keluarga, Kepatuhan, menjalankan kemoterapi
(xix + 66 + Lampiran)
Kemoterapi merupakan pemberian obat untuk membunuh sel kanker dan juga
untuk memperlambat/menghentikan pertumbuhan sel-sel onkogen (kanker) pada
tubuh pasien. Salah satu yang perlu dilakukan pasien yaitu harus patuh dalam
melakukan pengobatan kemoterapi, yang merupakan faktor utama penentu
keberhasilan dalam penyembuhan pasien kanker. Pasien kemoterapi perlu
dukungan keluarga yang memiliki hubungan terdekat dengan pasien. Dukungan
keluarga tersebut menjadi obat terpenting dalam menjalankan kemoterapi. Tujuan
penelitian mengidentifikasi dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalankan
kemoterapi pada pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Desain
penelitian menggunakan correlation dengan pendekatan cross sectional dengan
teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, jumlah sampel
sebanyak 47 orang, dengan menggunakan lembar kuesioner, hasil dukungan
keluarga baik sebanyak 29 (61,7%) orang dan cukup 18 (38,3%)orang dan
kepatuhan ada 47 (100%) orang. Hasil uji spearmen Rank diperoleh nilai p
value=0,000 (p
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
ABSTRACT
Sulistyowati Yuswadi Gulo 032014070
Correlation between Family Support and Compliance Running Chemotherapy at
Patient of Santa Elisabeth Hospital Medan
Ners Program 2018
Keywords: Family Support, Compliance, chemotherapy
(xix + 66 + Attachments)
Chemotherapy is a drug to kill cancer cells and also to slow / stop the growth of
oncogen cells (cancer) in the patient's body. One of the patients needs to be done
is to be obedient in chemotherapy treatment, which is a major determinant of
success in the healing of cancer patients. Chemotherapy patients need family
support that has the closest relationship to the patient. Family support is the most
important drug in chemotherapy. The study objectives identified family support
with adherence to chemotherapy in patients at Santa Elisabeth Hospital Medan.
The research design use correlation with cross sectional approach with sampling
technique using purposive sampling, total sample counted 47 people, using
questionnaire sheet, good family support result counted 29 (61,7%) people and
enough 18 (38,3%) people and compliance there are 47 (100%) people. Rank
spearmen test results obtained p value = 0,000 (p
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi. Adapun
judul skripsi ini adalah ” Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan jenjang S1 Ilmu Keperawatan Program Studi Ners Di Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKes) Santa Elisabeth Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah banyak mendapat bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Mestiana Br Karo, S.Kep., Ns, M.Kep Selaku Ketua STIKes Santa Elisabeth
Medan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada penulis
untuk mengikuti serta menyelesaikan pendidikan di STIKes Santa Elisabeth
Medan.
2. Samfriati Sinurat S.Kep., Ns., MAN selaku ketua program ners STIKes
Santa Elisabeth Medan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
kepada penulis untuk mengikuti serta menyelesaikan pendidikan di STIKes
Santa Elisabeth Medan.
3. Indra Hizkia Perangin-Angin, S,Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing
I yang telah membantu, membimbing serta mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini.
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
4. Seri Rayani, S.Kp., M.Biomed, selaku dosen pembimbing II yang telah
membantu, membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini
5. Sri Martini, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen penguji III yang telah
membantu, membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini
6. Maria Puji Astuti Simbolon, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing
akademik yang telah memberikan banyak bimbingan kepada penulis selama
menempuh pendidikan di STIKes Santa Elisabeth Medan.
7. Dr. Maria Kristina, MARS selaku direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengambil data
awal di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.
8. Seluruh Dosen, Staf STIKes Santa Elisabeth Medan dan Seluruh Staf Serta
Karyawan/I di Rumah Sakit Elisabeth Medan yang telah menerima dan
mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Sr Avelina FSE dan Ibu Widia Tamba selaku ibu asrama yang selalu
menjaga dan memberikan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.
10. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang tercinta, terimakasih Y. Gulo
dan T. Hia yang telah memberikan kasih sayang, dukungan moril maupun
finansial, dorongan serta doa kepada penulis. Tak lupa juga abang, kakak dan
adik-adik saya Yedta Setiawan Gulo, Sastra Abadi Gulo, Faa Duhu Gulo
Dan Septi Warni Gulo dan seluruh keluarga yang selalu memberi motivasi,
doa dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
11. Seluruh Teman Program Studi Ners Tahap Akademik Angkatan Kedelapan
Stambuk 2014 STIKes Santa Elisabeth Medan yang selalu memberikan
semangat, dukungan dan masukan selama penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan pada skripsi ini masih jauh dari
sempurna, baik isi maupun pada teknik dalam penulisan. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati penulis akan menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan proposal ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa
mencurahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak
membantu penulisan. Harapan penulis semoga skripsi ini akan dapat bermanfaat
nantinya untuk dalam suatu pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi
profesi keperawatan.
Medan, Mei 2018
(Sulistyowati Yuswadi Gulo)
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
DAFTAR ISI
Sampul Depan .................................................................................................. i
Sampul Dalam .................................................................................................. ii
Halaman Persyaratan Gelar .............................................................................. iii
Surat Pernyataan............................................................................................... iv
Persetujuan ...................................................................................................... v
Pengesahan ...................................................................................................... vi
Surat Pernyataan Publikasi ............................................................................... vii
Abstrak ............................................................................................................ viii
Abstract .......................................................................................................... ix
Kata Pengantar ................................................................................................ xi
Daftar Isi .......................................................................................................... xiv
Daftar Tabel .................................................................................................... xvii
Dafar Bagan .................................................................................................... xviii
Daftar diagram ................................................................................................ xix
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 7
1.3 Tujuan penelitian ........................................................................... 7
1.3.1. Tujuan Umum ..................................................................... 7
1.3.2. Tujuan Khusus ................................................................... 8
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
1.4.1. Manfaat Teoritis .................................................................. 8
1.4.2. Manfaat Praktis ................................................................... 8
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 9
2.1. Konsep Dasar Medis .......................................................................... 9
2.1.1. Defenisi Dukungan Keluarga ................................................... 9
2.1.2. Jenis Dukungan Keluarga ........................................................ 9
2.1.3. Dukungan Keluarga Berdasarkan Sifat Eksternal Dan Internal 10
2.1.4. Klasifikasi Dukungan Keluarga ............................................... 10
2.1.5. Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga ................... 12
2.1.6. Bentuk Dukungan Keluarga ..................................................... 13
2.1.7. Dampak Dukungan Keluarga ................................................... 14
2.2. Konsep Kepatuhan Minum Obat ....................................................... 15
2.2.1. Pengertian Kepatuhan ............................................................. 15
2.2.2. Cara Meningkatkan Kepatuhan................................................ 15
2.2.3. Faktor Yang Mendukung Kepatuhan Pasien ........................... 16
2.2.4. Strategis Untuk Meningkatkan Kepatuhan .............................. 18
2.2.4. Ketidak Patuhan ....................................................................... 19
2.2.5. Cara Mengetahui Ketidak Patuhan .......................................... 19
2.2.6. Jenis-Jenis Ketidak Patuhan ..................................................... 20
2.2.7. Faktor Yang Mempengaruhi Ketidak Patuhan ........................ 22
2.3. Konsep Kanker ................................................................................... 24
2.3.1. Defenisi Kanker ....................................................................... 24
2.3.2. Jenis-Jenis Kanker ................................................................... 25
2.3.3. Faktor Resiko ........................................................................... 26
2.3.4. Stadium ................................................................................... 27
2.3.5. Patofisologi .............................................................................. 30
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
2.3.6. Menifestasi Klinis ................................................................... 31
2.3.7. Strategis Pengobatan Kanker ................................................... 32
2.3.8. Penatalaksanaan Medis ............................................................ 35
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN .......... 36
3.1. Hipotesa Penelitian ....................................................................... 36
3.2. Kerangka Penelitian ..................................................................... 37
BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................. 38
4.1. Rancangan Penelitian ................................................................... 38
4.2. Populasi Dan Sampel ................................................................... 38
4.2.1. Popuasi ............................................................................... 38
4.2.2. Sampel ................................................................................. 39
4.3. Variabel Penelitian Dan Defenisi Operasional ............................. 40
4.3.1. Variabel Penelitian ............................................................. 40
4.3.2. Defenisi Operasional .......................................................... 41
4.4. Instrument Penelitian .................................................................... 42
4.5. Lokasi Dan Waktu Penelitian ....................................................... 43
4.5.1. Lokasi Penelitian ................................................................ 43
4.5.2. Waktu Penelitian ................................................................ 43
4.6. Prosedur Pengambilan Dan Teknik Pengumpulan Data ............... 44
4.6.1. Pengambilan Data .............................................................. 44
4.6.2. Uji Validitas Dan Reliabilitas ............................................ 44
4.7. Kerangka Operasional .................................................................. 46
4.8. Analisa Data ................................................................................. 47
4.9. Etika Penelitian ............................................................................ 48
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 50
5.1. Hasil Penelitian ................................................................................. 50
5.1.1. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................... 50
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Demografi responden ........................ 52
5.1.3. Dukungan Keluarga ................................................................. 53
5.1.4. Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi ...................................... 54
5.1.5. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Kemoterapi .............................................................................. 54
5.2. Pembahasan ....................................................................................... 55
5.2.1 Dukungan Keluarga Yang Menjalani Kemoterapi .................. 55
5.2.2. Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi ..................................... 59
5.2.3. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
Kemoterapi ............................................................................... 62
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 65
6.1. Simpulan ....................................................................................... 65
6.2. Saran .............................................................................................. 65
DAFTAR PUSTAKA
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
DAFTAR LAMPIRAN
1. Jadwal penelitian 2. Lembaran Persetujuan Penelitian 3. Informen Consent 4. Kuesioner 5. Surat Pengajuan Judul Proposal 6. Usulan Judul Skripsi 7. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Awal 8. Surat Persetujuan Izin Pengambilan Data Awal dari RSE 9. Surat Permohonan Izin Uji Validitas 10. Surat Persetujuan Izin Uji Validitas 11. Surat Permohonan Izin Penelitian RSE 12. Surat Izin Penelitian RSE 13. Surat Selesai Penelitian RSE 14. Lembaran Bimbingan
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 4.1. Defenisi Operasional Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan ........................................................ 41
Tabel 4.2. Analisa Data Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan ........................................................ 47
Tabel 5.1. Distribusi Frekuesi Berdasarkan Data Demografi Responden Di
Ruangan Kemoterapi Dirumah Sakit Santa Elisabet Medan
Tahun 2018 .................................................................................... 52
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan dukungan
keluarga Di Ruang Kemoterapi Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2018 (n=47) ............................................................ 53
Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan dukungan
keluarga Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018 (n=47) ......... 54
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan
Kemoterapi Pada Pasien Di Ruang Kemo Di Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2018 .............................................. 54
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
DAFTAR BAGAN
Hal
Bagan 3.1. Kerangka Konseptual Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan ....................................................... 36
Bagan 4.1. Rencangan Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan ....................................................... 38
Bagan 4.2. Kerangka Operasional Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan ........................................................ 46
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
DAFTAR DIAGRAM
Hal
Diagram 5.1. Dukungan Keluarga Kepada Pasien Yang Menjalani
Kemoterapi Di Rumah Sakit Santa Elisabeth .......................... 55
Diagram 5.2. Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Dirumah Sakit Santa
Elisabeth Medan ........................................................................ 59
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kata kanker berasal dari kata yunani, karkinos udang karang dan
merupakan istilah umum untuk ratusan tumor ganas yang masing-masing sangat
berbeda satu sama yang lain (Wimde, 2004). Kanker adalah pertumbuhan sel
abnormal yang cenderung menyerang jaringan disekitarnya dan menyebar ke
organ tubuh lain. Kanker terjadi karena proliferasi sel yang tidak terkontrol
(Corwin, 2009). Menurut penelitian Wahyuni, (2013) penyakit kanker merupakan
jenis penyakit yang banyak dialami oleh kebanyakan orang sekarang ini. Penyakit
kanker merupakan penyakit yang tidak mengenal status sosial dan dapat
menyerang siapa saja dan bisa muncul akibat pertumbuhan yang tidak normal
dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker dalam
perkembanganya. Sel-sel ini dapat menyebar kebagian tubuh lainnya sehingga
dapat peyebab utama salah satu kematian diseluruh dunia. Salah satu pengobatan
yang berkembang dengan cepat saat ini adalah kemoterapi.
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.
kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat menyebar keseluruh
tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke
tempat lain (Sasjidi, 2007). Azwar (2012) dalam Ocktaviani, 2013) menyatakan
bahwa pelaksanaan kemoterapi setiap pasien memiliki tingkat kepatuhan yang
berbeda. Kemoterapi merupakan penggunaan obat anti kanker untuk
memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel-sel onkogen (kanker) pada
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
tubuh pasien. Setelah menjalani kemoterapi pasien pun harus mengonsumsi obat
dan mengikuti follow-up selama waktu yang telah ditentukan dokter. follow-up
atau dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi seseorang
yang sedang menghadapi masalah dan dapat memotivasi orang tersebut dalam
menjalani pengobatannya seperti pada pasien kanker yang sedang menjalani
kemoterapi. Kemoterapi sendiri memiliki efek samping yang dapat
mempengaruhi kesehatan sel-sel lain. Efek samping tersebut meliputi rambut
rontok, supresi sumsum tulang, dan gangguan gastrointestinal.
Menurur Luskman, (1999), dalam jurnal Selvia (2016), kepatuhan berasal
dari kata “patuh” yang berarti taat, suka menuruti, disiplin, dan kepatuhan itu
adalah tingkat perilaku penderita dalam mengambil suatu tindakan pengobatan,
misalnya dalam menentukan kebiasaan hidup sehat dan ketetapan berobat.
Kepatuhan utama pengobatan merupakan pencegahan komplikasi berlanjut
dilakukan bahwa kepatuhan (compliace) dalam pengobatan dapat diartikan
sebagai perilaku pasien yang menaati semua nasehat dan petunjuk yang
dianjurkan oleh tenaga medis, seperti dokter dan apoteker mengenai segala
sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan. Kepatuhan
pasien merupakan faktor utama penentu keberhasilan terapi. Kepatuhan dalam
minum obat merupakan syarat utama tercapainya keberhasilan pengobatan yang
dilakukan. (Saragi, 2011). Kepatuhan pasien terhadap pengobatan kanker
meliputi ketaatan meliputi jadwal terapi yang sudah ditetapkan sesuai dengan
protokol pengobatan yang dipilih dalam bentuk beberapa siklus yang harus
diikuti. Siklus pengobatan ini hendaknya diikuti sampai tuntas tanpa terputus
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
karena sel-sel kanker adalah sel yang sangat cepat mengalami perkembangan jauh
melebihi sel-sel tubuh yang normal.
Jika proses pengobatannya tidak tuntas, sel-sel tersebut dapat berkembang
lagi menjadi lebih banyak. Kepatuhan sangat diperlukan untuk mencapai
keberhasilan sebuah terapi pada pasien yang mengikuti ketentuan-ketentuan
kesehatan professional. Kepatuhan didefenisikan sebagai seberapa baik perilaku
seseorang dalam menggunakan obat, mengikuti atau mengubah gaya hidup sesuai
dengan tata laksana terapi. Pasien dan tenaga kesehatan dapat mempengaruhi
kepatuhan (WHO, 2003 dalam Norman, 2012).
Dukungan keluarga merupakan faktor yang sangat penting bagi seseorang
yang sedang menghadapi masalah dan dapat memotivasi orang tersebut dalam
menjalani pengobatannya seperti pada pasien kanker yang sedang menjalani
kemoterapi. Dukungan keluarga dapat berupa materi dan morif. Keluarga adalah
teman terbaik bagi pasien kanker dalam menghadapi pertempuran dengan
penyakitnya. Dukungan keluarga terdapat pasien kanker sangat dibutuhkan guna
mengatakan mental dan semangat hidup pasien. Kanker adalah penyakit keluarga,
dimana setiap orang yang terkena kanker akan berpengaruh juga kepada seluruh
keluarga baik berupa emosional, psikologis, finansial maupun fisik.
Menurut penelitian Zahra, (2014) bahwa dukungan keluarga itu sangat
penting dalam menyatuhkan persepsi seseorang bahwa dirinya menjadi bagian
dari jaringan sosial yang didalam tiap anggota keluarga saling mendukung.
Dukungan keluarga itu juga mengandung empat komponen yaitu dukungan
emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
informasi. Didalam keluarga juga perlu ada perawatan dalam keluarga yang
merupakan entry point dari keperawatan komunitas merupakan bagian dari
integral dari pelayanan kesehatan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk
meningkatkan perilaku yang sehat dan partisipasi dan motivasi individu, keluarga
dan masyarakat.
Menurut Friedman, (1998) dalam jurnal Gendhis, (2011) dukungan
keluarga sangat berperan dalam rangka meningkatkan kepatuhan minum obat.
Faktor yang dapat mendukung ketaatan dalam program pengobatan salah satunya
adalah dukungan keluarga. Dimana kelurga itu adalah unit terdekat dengan pasien
dan juga keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberi dukungan agar pasien rutin dalam pengobatan. Ada pun yang perlu
perhatian keluarga dalam mengawasi dan mengingatkan penderita untuk minum
obat dapat memperbaiki derajat kepatuhan penderita.
Menurut data IARC (internasional agency for research on cancer) jumlah
pederita kanker terus meningkat selama 20 tahun mendatang. IARC mencatat
pada tahun 2008 sebanyak 12,7 juta jiwa mengidap kanker dan 7,6 juta jiwa
melayang akibat kanker. Menurut data terbaru Dieropa tercatat sekitar 421.000
kasus baru dan hampir 90.000 kematian pada tahun 2008. Angka kejadian
diamerika serikat tercatat lebih dari 190.000 kasus baru dari 40.00 kematian
(Soebachman,2011).
Menurut penelitian Wahyuni, (2013) data pasien kanker penyebab utama
kematian diseluruh dunia, fakta menunjukkan bahwa jumlah kasus terus
meninggal dari tahun-ketahun Diwilayah Asia Tenggara, kanker membunuh lebih
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
dari 1,1 juta orang setiap tahun. WHO memperbaiki kanker akan menjadi
penyebab kematian nomor 3 tertinggi di Indonesia pada tahun 2030. Menurut
penelitian Bandiyah, (2015), data pasien kanker payudara di klinik onkologi
RSUD Kraton Pekolongan tahun 2011 sebanyak 74 pasien dan yang menjalani
kemoterapi sebanyak 47 orang (68,1%) terdiri 12 orang (25,53%) menjalani
kemoterapi kurang dari standar (≤ 6 kali) dan 35 orang (74,56%) lebih dari
standar (≥ 6 kali). Sedangkan jumlah kanker payudara pada tahun 2012 sebanyak
78 pasien dan yang menjalani kemoterapi sebanyak 73 orang (93,6%). Kepatuhan
pasien kanker payudara dalam menjalani kemoterapi di RSUD kroton kabupaten
pekalongan didapat hasil bahwa 16 responden (44,4%) patuh dan 20 responden
(55,6%) tidak patuh dalam menjalani kemoterapi di RSUD Kraton Kabupaten
Pekalongan.
Data pasien kanker telah di teliti periode Januari-Februari 2015. Data
ekslusi dirawat diruangan asnawati rumah sakit pemerintah bandung jumlah 90
pasien. Sebagai inklusi pasien diagnosa kanker payudara, data pasien berdasarkan
stadium yang menjalani pengobatan kemoterapi diperoleh grade 2 memiliki
presentasi 41% dan grade 3 yaitu 59%, sedangkan pada grade 1 yaitu 0 %.
Sedangkan menurut hasil penelitian Handayani, 2012, di RSUP H. Adam Malik
Medan jumlah kanker sebanyak 1713 orang pada tahun 2009, 1724 orang pada
tahun 2010. Dari jumlahnya bahwa ada peningkatan jumlah pasien kanker
payudara pada tahun 2009 dan 2010 di RSUP H. Adam Malik Medan. Didalam
penelitian tersebut maka kanker payudara yang menjalankan kemoterapi
mengespresikan ketidak berdayaan, merasa tidak sempurna, merasa malu dengan
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
bentuk payudara, ketidak bahagiaan, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang
diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka, berlama-lama ditempat
tidur, ketidak mampuan fungsional, gagal memenuhi kebutuhan keluarga, kurang
tidur, sulit konsentrasi, kecemasan dan depresi.
Menurut penelitian Silvia, (2010), didalam jurnal Mahwita (2012), didapat
hasil tingkat kecemasan pasien kanker dalam menghadapi pre operasi berada
pada kategori cemas berat (33,3%) kategori cemas sedang (30,0%), kategori
cemas ringan (20,0%) dan tidak cemas (16,7%). Menurut hasil penelitian
Petmawati (2011), didapat bahwa responden yang memiliki dukungan keluarga
positif dengan tingkat kecemasan sedangkan sebanyak 12 orang (75%) dan
dukungan keluarga positif dangan tingkat kecemasan panik sebanyak 4 orang
(25,0%).
Dalam penelitian Silvia, (2010) akan membahas tentang dukungan
keluarga pada pasien yang menjalani kemoterapi dikelompokkan menjadi dua
kategori berdasarkan nilai pemusatan (cut of point) yaitu jika respoden dapat
menjawab < 50% dari nilai maksimal maka dukungan keluarga tinggi. Jika
hanya ≤ 50% dari nilai maksimal maka dukungan keluarga rendah. Jika
responden dapat menjawab > 50% dari nilai maksimal maka motivasi pasien
kanker payudara dalam menjalani kemoterapi tinggi. Jika hanya ≤ 50% dari nilai
maksimal maka motivasi pasien kanker payudara dalam menjalankan kemoterapi
rendah. Sedangkan responden yang memiliki dukungan keluarga negatif dengan
tingkat kecemasan sebanyak 10 orang (71,4%) dan responden yang memiliki
dukungan keluarga negatif dengan tingkat kecemasan panik 4 orang (28,6%).
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Faktor yang mendukung dalam menjalankan kemoterapi dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi sifat kepribadian, pengetahuan dan
cita-cita, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan, pendidikan, agama,
sosial ekonomi, kebudayaan dan keluarga.
Dari hasil survei pada pengambilan data awal Di Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan diruangan kemoterapi didapat dari bulan Juli 29 orang pasien,
Agustus 39 orang pasien, September 37 orang pasien, Oktober 42 orang pasien,
November 51 orang pasien, Desember 124 orang.
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik meneliti Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan 2018.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah Apakah Ada Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
menjalankan kemoterapi Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2018?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga
dengan kepatuhan menjalankan kemoterapi Di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2018.
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasikan Dukungan Keluarga dalam melakukan kemoterapi
Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
2. Mengidentifikasikan Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Di Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan
3. Mengidentifikasikan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan
menjalankan kemoterapi pada pasien Di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Dapat digunakan untuk menambahkan wawasan dan pengetahuan
untuk dijadikan sebagai bahan informasi tambahan yang berguna terutama
yang berhubungan dengan kepatuhan menjalankan kemoterapi Di Rumah
Sakit Elisabeth Medan 2018.
1.4.2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan informasi dan masukan tambahan pengetahuan bagi
rumah sakit dalam hal membantu keluarga dalam memberikan dukungan
terhadap kepatuhan menjalankan kemoterapi pada pasien.
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Konsep Dasar Medis
2.1.1. Defenisi Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan, dan penerimaan terhadap ti
ap-tiap anggota keluarga. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang
bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan jika dibutuhkan.
(Friedman, 2000).
2.1.2. Jenis Dukungan Keluarga
Menurut Friedman, (1998), jenis dukungan keluarga antara lain :
1. Dukungan Instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan
praktis dan konkrit
2. Dukungan Informasional yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor
dan diseminor (penyebar informasi)
3. Dukungan Penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah
umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai
sumber dan validator identitas keluarga
4. Dukungan Emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan
damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasan terhadap
emosi (Setiadi, 2008)
2.1.3. Dukungan Keluarga Berdasaran Sifat Eksternal Dan Internal
Dalam semua tahap, dukungan sosial keluarga menjadi keluarga mampu
berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehinga meningkatkan kesehatan
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
dan adaptasi mereka dalam kehidupan. Dukungan keluarga telah
mengkonseptualisasi dukungan sosial sebagai koping keluarga, baik dukungan-
dukungan yang bersifat eksternal maupun internal terbukti sangat bermanfaat.
Dukungan sosial keluarga eksternal antara lain sahabat, pekerjaan, tetangga
sekolah, keluarga besar, kelompok sosial, kelompok rekreasi tempat ibadah,
praktisi, kesehatan. Dukungan sosial keluarga internal antara lain dukungan dari
suami dan istri, dari saudara kandung, dan dukungan dari anak. (Setiadi, 2008).
2.1.4. Klasifikasi Dukungan Keluarga
Menurut Smet, (1994) dalam penelitian Rina (2014) di medan, klasifikasi
dukungan keluarga ada 4 yaitu :
1. Dukungan Instrumental
Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit. Misalnya
dukungan materi seperti benda atau barang yang dibutuhkan. Bantuan
instrumental, bantuan bentuk ini bertujuan dengan mempermudah seseorang
melakukan aktivitasnya yang berkaitan dengan persoalan-persoalan yang
dihadapinya atau menolong secara langsung kesulitan yang di hadapinya.
2. Dukungan Informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan seminator. Misalnya :
berupa saran-saran, nasehat dan petunjuk yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada, sedangkan informatif yaitu bantuan
informasi yang disediakan agar dapat digunakan oleh seseorang dalam
menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian
nasihat, pengarahan, ide-ide atau informasi lainnya yang dibutuhkan dan
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang mungkin menghadapi
persoalan yang sama.
3. Dukungan Penilaian
Keluarga bertindak sebagai umpan balik, membimbing dan menengahi
pemecahan masalah, sebagai sumber dan fasilitator misalnya: berupa
penghargaan positif, dorongan untuk maju atau persetujuan terhadap gagasan
atau perasaan individu lain. Penilaian ini biasa positif dan negatif yang
pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial
keluarga yang sangat bembantu adalah penilaian positif.
4. Dukungan Emosional
Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat
dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi, misalnya berupa
kehangatan, kepedulian, dan empati yang menyakinkan diri seseorang, bahwa
dirinya diperhatikan oleh orang lain. Perhatian emosional setiap orang pasti
membutuhkan bantuan afeksi dari orang lain, dukungan ini berupa dukungan
simpatik, empatik, cinta, kepercayaan dan penghargaan.
Dengan demikian seseorang yang menghadapi persoalan merasa dirinya
tidak menanggung beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang
memperhatikan, mau mendengar keluhannya, bahkan mau membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya.
2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga
Menurut Stanley (2007), faktor- faktor yang mempengaruhi dukungan
keluarga adalah sebagai berikut:
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
1. Kebutuhan Fisik
Kebutuhan fisik dapat mempengaruhi dukungan sosial, adapun kebutuhan
fisik meliputi sedang, dan pangan. Apabila seseorang tidak tercukupi
kebutuhan fisiknya maka seseorang tersebut kurang mendapatkan dukungan
sosial.
2. Kebutuhan Sosial
Dengan aktualisasi diri yang baik maka seseorang lebih kenal oleh
masyarakat dari pada orang yang tidak pernah bersosialisasi dimasyarakat.
Orang yang mempunyai aktualisasi diri yang baik cenderung selalu ingin
mendapatkan pengakuan didalam kehidupan masyarakat. Untuk itu pengakuan
sangat diperlukan untuk memberikan penghargaan.
3. Kebutuhan Psikis
Dalam kebutuhan psikis termasuk didalamnya rasa ingin tahu, rasa aman,
perasaan religius, ini tidak akan mungin terpenuhi tanpa bantuan orang lain.
Apabila jika orang tersebut sedang menghadapi masalah baik yang bersifat
ringan maupun berat, maka orang tersebut akan cenderung mencari dukungan
sosial dari orang-orang disekitarnya sehingga dirinya merasa lebih dihargai,
diperhatikan dan dicintai.
2.1.6. Bentuk Dukungan Keluarga
Menurut Setiadi, (2007) adapun bentuk dukungan keluarga sosial adalah
sebagai berikut:
a. Tindakan Atau Perbuatan
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Bentuk nyata dukungan sosial berupa tindakan yang diberikan oleh
orang disekitar suatu individu, baik yang didapat dari keluarga, teman dan
masyarakat
b. Intekraksi Atau Bertukar Pendapat
Dukungan sosial dapat ilakukan dengan interaksi antara seseorang
dengan orang-orang terdekatnya, diharapkan dengan berinteraksi dapat
memberikan masukan sehingga merasa diperhatikan oleh orang disekitarnya.
Bentuk dukungan sosial keluarga menurut House, (1994) antara lain
adalah :
a. Informatif, yaitu bantuan informasi yang disediakan agar dapat di gunakan
oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-persoalan yang dihadapi,
meliputi pemberian nasehat, pengarahan, ide-ide, atau informasi lainnya yang
dibutuhkan dalam informasi ini dapat disampaikan kepada orang lain yang
mungkin menghadapi persoalan yang sama atau hamper sama.
b. Perhatian emosional, setiap orang pasti membutuhkan bantuan efeksi dari
orang lain, dukungan ini berupa dukungan simpatik daan empati, cinta,
kepercayaan, dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang
menghadapi persoalan merasa dirinya tidak menanggung beban sendiri tetapi
masih ada orang lain yang memperhatikan, mau mendengar segala
keluhannya, bersimpati dan empati terhadap persoalan yang dihadapinya,
bahkan mau membantu memecahkan masalah yang dihadapinya .
c. Bantuan instrumenta, bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah
seseorang dalam melakukan aktifitasnya berkaitan dengan persoalan-
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
persoalan yang dihadapinya, atau menolong secara langsung dalam kesulitan
yang dihadapi, misalnya dengan menyediahkan obat-obat yang dibutuhkan
dan lain-lain.
d. Bantuan penilaian, yaitu suatu bentuk penghargaan yang diberikan seseorang
kepada pihak lain berdasarkan kondisi sebenarnya dari penderita. Penilaian
ini biasanya positif dan negatif yang sama pengaruhnya sangat berarti bagi
seseorang. Berkaitan dengan dukungan sosial keluarga.
2.1.7. Dampak Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga merupakan bantuan atau dukungan yang diterima
individu dari orang-orang tertentu dalam kehidupannya. Diharapkan dengan
adanya dukungan sosial maka seseorang akan merasa diperhatikan, dihargai dan
dicintai. Dukungan sosial dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologi
kepada individu dapat dilihat dari bagaimana dukungan sosial mempengaruhi
kejadian daan efek dari keadaan stres.
Berdasarkan penelitian Rina (2014) di medan, secara lebih spesifik,
keberadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti meningkatkan fungsi kognitif
kearah yang positif, dan berpengaruh terhadap fisik dan kesehatan emosi.
Disamping itu, pengaruh positif dari dukungan keluarga adalah pada penyesuaian
terhadap kejadian dalam kehidupan yang penuh dengan stres.
2.2. Konsep Kepatuhan
2.2.1. Pengertian Kepatuhan
Kepatuhan berasal dari kata patuh, yang berarti disiplin dan taat.
Kepatuhan atau ketaatan (compliance/adherence) adalah tingkat pasien
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang dilaksanakan oleh dokternya
atau oleh orang lain (Smeltzer, 2002). Menurut Sackett dalam Niven (2010)
mendefinisikan kepatuhan pasien sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai
dengan ketentuan yang diberikan oleh petugas kesehatan. Kepatuhan pasien
sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan sebuah terapi pada pasien yang
mengikuti ketentuan-ketentuan kesehatan professional. Kepatuhan didefinisikan
sebagai baik perilaku seseorang dalam menggunakan obaat, mengikuti atau
mengubah gaya hidup sesuai dengan tatalaksana terapi. Pasien dan tenaga
kesehatan dapat mempengaruhi kepatuhan (WHO, 2003 dalam Normana, 2012).
Kepatuhan (compliance) dalam pengobatan dapat diartikan sebagai
perilaku pasien yang menaati semua nasehat dan petunjuk yang dianjurkan oleh
tenaga medis, seperti dokter dan apoteker mengenai segala sesuatu yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan. Kepatuhan dalam minum obat
merupakan syarat utama tercapainya keberhasilan pengobatan yang dilakukan.
(Saragi, 2011)
2.2.2. Cara Meningkatkan Kepatuhan
Ada beberapa cara untuk meningkatkan kepatuhan menurut Saragi (2011),
antara lain :
1. Memberikan informasi kepada pasien akan manfaat dalam pentingnya
kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan.
2. Meningkatkan pasien untuk melakukan segala yang harus dilakukan demi
keberhasilan pengobatan melalui telepan atau alat komunikasi yang lain.
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
3. Apa bila mungkin obat yang digunakan hanya dikonsumsi sehari satu kali,
karena pemberian obat yang dikonsumsi lebih dari satu kali dalam sehari
mengakibatkan pasien sering lupa, sehingga mengakibatkan tidak teratur
minum obat.
4. Menunjukkan kepada pasien kemasan atau vial dan sebagainya .
5. Memberikan keyakinan kepada pasien akan evektivitas obat.
6. Memberikan informasi resiko ketidak patuhan
7. Memberikan layanan kefarmasian dengan observasi langsung, mengunjungi
rumah pasien dan memberikan konsultasi kesehatan.
8. Menggunakan alat bantu kepatuhan seperti multi kompartemen atau sejenisnya
9. Ada dukungan dari pihak keluarga teman dan orang-orang disekitarnya untuk
selalu mengingatkan pasien, agar teratur minum obat demi keberhasilan
pengobatan.
2.2.3. Faktor Yang Mendukung Kepatuhan Pasien
Ada beberapa faktor yang mendukung sikap patuh pasien antara lain :
1. Pendidikan
Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang pendidikan
tersebut merupakan pendidikan yang aktif, seperti penggunaan buku-buku lain.
2. Akomodasi
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien
yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang lebih mandiri harus
dilibaatkan secara aktif dalam program pengobatan sementara pasien yang tingkat
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
ansietasnya tinggi harus diturunkan lebih dahulu. Tingkat ansietas yang terlalu
tinggi atau rendah akan membuat kepatuhan pasien berkurang.
3. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
Membagun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman sangat
penting kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu memahami
kepatuhan terhadap program pengobatan, seperti pengurangan berat badan dan
lain-lain.
4. Perubahan model terapi
Program pengobatan dapat dibuat sederhana mungkin dan pasien terlibat
aktif dalam pembuatan program tersebut.
5. Meningkatkan interaksi professional dengan pasien
Suatu yang penting untuk memberikan umpan balik pada pasien setelah
memperoleh informasi diagnosis. Menurut Brunner dan Suddarth, (2012), dalam
buku ajaran keperawatan medikal bedah, faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kepatuhan adalah:
a. Faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosial
ekonomi dan pendidikan
b. Faktor penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala akibat
terapi, seperti kompleksitas program dan efek samping obat yang tidak
menyenangkan.
c. Faktor program terapautik
d. Faktor psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga kesehatan,
penerimaan, atau penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan agama atau
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
budaya dan biaya financial dan lainnya yang termasuk dalam mengikuti
regimen.
2.2.4. Strategis untuk meningkatkan kepatuhan
Menurut Gultom (2014) yang dikutip dalam Smet (1994) berbagai
strategi telah dicoba untuk meningkatkan kepatuhan adalah
a. Dukungan professional kesehatan
Dukungan professional kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan
kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal tersebut adalah dengan
adanya teknik komunikasi. Komunikasi memegang peranan penting karena
komunikasi yang baik diberikan oleh professional kesehatan baik
dokter/perawat dapat dinamakan ketaatan bagi pasien.
b. Dukungan sosial
Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Para professional
kesehatan yang dapat meyakinkan keluarga pasien untuk menunjang
peningkatan kesehatan pasien maka ketidakpatuhan dapat dikurangi
c. Perilaku sehat
Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan untuk pasien dengan
kemoterapi diantaranya adalah tenntang bagaimana cara untuk menghindari
dari komplikasi lebih lanjut. Modifikasi gaya hidup kontrol secara teratur.
d. Pemberian informasi
Pemberian informasi secara jelas pada pasien dan keluarga mengenai
penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya.
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
2.2.5. Ketidak Patuhan (Non -Compliance)
Rekomendasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang merawat.
Ketidak patuhan meliputi ketidak patuhan dalam pemeriksaan. Ketidak patuhan
menurut (Jepson, 1990, Dalam Saragi, 2011) adalah suatu tingkat, dimana pasien
tidak mengikuti penyakit, ketidak patuhan dalam pengobatan (jangka pendek dan
jangka panjang).
Ketidak patuhan dalam pengobatan adalah perilaku pasien yang sulit
mengontrol diri mereka masing-masing untuk melakukan segala sesuatu yang
harus dilakukan dalam pengobatan demi tercapainya keberhasilan pengobatan
(Blenkinsopp Dan O’donoghue, 1999, Dalam Saragi, 2011).
2.2.6. Cara Mengetahui Ketidak Patuhan
Beberapa cara untuk mengetahui ketidak patuhan pasien Yasin, (1998)
dalam Saragi, (2011) antar lain:
1. Melihat hasil terapi yang tercapai secara berkala
2. Memonitor pasien kembali datang untuk membeli obat pada periode
selanjutnya setelah obat habis diminum
3. Melihat jumlah sisa obat pasien dalam jangka waktu pengobatan maupun
secara berkala
4. Langsung bertanya kepada pasien mengenai kepatuhan terhadap pengobatan.
2.2.7. Jenis-Jenis Ketidak Patuhan
Terdapat dua jenis ketidak patuhan pasien yaitu :
1. Ketidak patuhan yang disengaja (intentional non-compliance)
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Pada ketidak patuhan yang disengaja, pasien memang berkeinginan untuk
tidak mematuhi segala petunjuk tenaga medis dalam pengobatan, dengan
adanya masalah yang mendasar. Beberapa masalah pasien yang menyebabkan
ketidak patuhan yang disengaja dan cara mengatasinya, antara lain:
a. Keterbatasan biaya pengobatan
Biaya pengobatan pasien, misalnya biaya untuk membeli obat secara
terus-menerus dengan adanya jenis obat yang bervariasi dan biaya untuk
melakukan kontrol secara teratur. Hal ini dapat diatasi dengan pengurangan
frekuensi pemberian obat dan pengontrolan dengan interval waktu yang
lebih panjang, seperti frekuensi pemberian obat yang semestinya diminum
dua kali sehari diubah menjadi satu kali dengan sediaan dalam bentuk lepas
lanbat masih dalam rentang kadar efektivitas obat.
b. Sikap apatis pasien
Kondisi pasien yang tidak mau menerima kenyataan, bahwa dirinya
menderita suatu penyakit serta pemikiran, bahwa penyakit tersebut tidak
mungkin dapat disembuhkan menyebabkan sikap apatis dan pasien untuk
tidak mengikuti petunjuk pengobatan.
c. Ketidak percaya pasien akan efektivitas
Ketidak percaya pasien terhadap efetivitas suatu obat atau merek dagang
obat menyebabkan pasien tidak mau minum obat tersebut. Selain itu masih
banyak pasien yang beranggapan, bahwa obat tradisional lebih baik dapa
obat modern karena obat tradisional tidak menimbulkan efek samping. Hal
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
ini dapat diatasi dengan menyakinkan pasien akan efektivitas dari suatu
obat (Winfield 1998, dalam Saragi, 2011)
d. Ketidak patuhan yang tidak disegaja (unintentional non-compliance)
Ketidak patuhan pasien yang tidak disengaja disebabkan oleh faktor
diluar kontrol pasien pada dasarnya berkeingginan untuk menaati segala
petunjuk pengobatan. Faktor utama yang menyebabkan ketidak patuhan
yang tidak disengaja adalah:
1. Pasien lupa minum obat
Pasien lupa minum obat, karena kesibukan pekerjaan yang
dilakukan maupun terjadi karena berkurangnya daya ingat seperti yang
terjadi pada pasien lanjut usia. Hal ini dapat diatasi salah satunya dengan
mengingat pasien melalui telepan, kartu pengigat, alaram, dukungan dari
keluarga atau teman yang selalu mengigatkan dan melalui alat bentu
multi kompartemen
2. Ketidak patuhan akan petunjuk pengobatan
Ketidak patuhan pasien akan petunjuk pengobatan juga dapat
penyebab ke tidakpatuhan pasien, misalnya obat yang seharusnya di
minum sesudah makan, minum obat tersebut sebelum makan. Hal ini
dapat diatasi dengan adanya pengawasan dari layanan kefarmasian
dengan adanya konsultasi dan obsevasi langgsung terhadap pasien.
3. Kesalahan dalam hal pembacaan artikel
Kesalahan dalam pembaca artikel aturan pakai obat biasanya
dialami oleh pasien lanjut usia karena menurut fungsi tubuh, yaitu
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
berkurangnya kemampuan mata untuk melihat atau memahami
gangguan penglihatan. Hal ini dapat diatasi dengan penulisan lebel yang
ditulis degan huruf lebih besar, lebel berhuruf Braille ataupun dengan
pasient medication records (PMRs) secara terkomuterisasi.
Faktor lain yang mempengaruhi ke tidakpatuhan adalah kemampuan
bergerak menurun, kesulitan menelan, tidak dapat membaca, pengaruh efek
samping atau bingung karena terlalu banyak aturan pakai (Winfield (1998),
dalam Saragi, 2011).
2.2.8. Faktor Yang Mempengaruhi Ketidak Patuhan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan yaitu :
1. Pemahaman tentang instruksi
Tidak seorang pun dapat memahami instruksi jika ia salah paham
tentang instruksi yang diterima. Lebih dari 60 % yang di wawancarai setelah
bertemu dokter salah mengerti tentang yang diberikan kepada mereka. Hal ini
disebabkan kegagalan petugas kesehatan dalam member informasi yang
lengkap dan banyaknya instruksi yang di ingat dan penggunaan istilah medis.
2. Kualitas interaksi
Kualitas instruksi antara petugas kesehatan dan pasien merupakan
bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan. Ada beberapa
keluhan antara lain kurangnya minat yang diperhatikan oleh dokter, pengguna
istilah medis secara berlebihan, kurangnya empati, tidak memperoleh
kejelasan pengenai penyakitnya. Pentingnya keterampilan interpersonal dalam
memacu kepatuhan terhadap pengobatan.
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
3. Isolasi sosial dan keluarga
Keluarga dapat mejadi faktor yang sangat mempengaruhi dalam
menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat menentukan
tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.
4. Keyakinan, sikap dan kepribadian
Keyakinan seorang tentang kesehatan berguna untuk memperkirakan
adanya ketidak patuhan. Orang-orang yang tidak patuh adalah orang yang
mengalami deppresi ansietas sangan meperhatikan kesehatannya, memiliki
ego yang lebih lemah dan kehidupan sosialnya lebih memusatkan perhatian
pada diri sendiri (Niven, 2000).
2.3. Kanker
2.3.1. Defenisi Kanker
Menurut Brunner & Suddarth, (2013). Kanker adalah suatu proses
penyakit dimulai ketika sel abnormal diubah oleh mutasi genetik DNA seluler.
Kanker adalah penyebab kematian kedua terbanyak di amerika serikat, dengan
kanker paling banyak terjadi pada pria dan lansia yang berusia lebih dari 65
tahun. Insidensi kanker juga lebih tinggi di negara-negara dan sektor-sektor
industri. Menurut Taufsel, (2014) kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah
kehilangan mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. Tumor ini muncul dari epithelium lobular dan biasanya terjadi sebagai
area penebalan yang mendefinisikan penyakit di payudara. Infiltrasi karsinoma
duktus dan lobular biasanya menyebar ke tulang, paru, hati, adrenal, pleura, kulit
atau otak. Beberapa kanker yang invasif, seperti karsinoma medulla (5% kasus),
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
karsinoma musinosa (3% kasus), dan karsinoma duktus lobular (2% kasus),
memiliki prognosi yang sangat baik. Karsinoma inflamasi dan penyakit paget
merupakan bentuk kanker payudara yang jaringan terjadi. Duktus karsinoma in
situs adalah bentuk kanker non invasive (juga disebut sebagai karsinoma
intraduktus), tetapi jika dibiarkan tanpa diterapi, terdapat peningkatan
kemungkinan bahwa kanker tersebut akan berkembang menjadi kanker invasif.
Tidak ada satupun penyebab kanker payudara yang spesifik, melainkan,
kombinasi dari faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan faktor lingkungan
dapat berperan dalam perkembangannya. Jika nodus limfe tidak terkena, prognosi
akan lebih baik. Kunci akan peningkatan angka penyembuhan diagnosis dini,
sebelum metastase terjadi. Kanker adalah suatu penyakit dimana terjadi
pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel
(jaringan) payudara, hasil ini biasa terjadi terhadap wanita atau pria. Dari seluruh
penjuru dunia, penyakit kanker payudara (bleast cancer/carcinoma mammae)
diberitakan sebagai salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian
nomor (5) setelah ; kanker paru, kanker rahim, kanker hati dan kanker usus
pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu
dilanjutkan dengan kemoterapi atau radiasi.
2.3.2. Jenis-jenis kanker
Menurut Brunner & Suddarth, (2013). Ada beberapa jenis-jenis kanker
yaitu:
1. Kanker Kandung Kemih (Cancer Of The Bledder)
2. Kanker Payudara (Cancer Of The Breast)
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
3. Kanker Serviks (Cancer Of The Cervix)
4. Kanker Kolon Atau Rectum/Kanker Kolerektal (Cancer Of The Colon And
Rectum/Colorectal Cancer)
5. Kanker Endometrium (Cancer Of The Endometrium)
6. Kanker Esofagus (Cancer Of The Esophagus)
7. Kanker Ginjal Atau Kanker Renal (Cancer Of The Kidneys/Renal Tumors)
8. Kanker Laring (Cancer Of The Larinx)
9. Kanker Hati (Cancer Of The Liver)
10. Kanker Paru/Karsinoma Bronkogenik (Cancer Of The Lung/Bronchogenic
Carcinoma)
11. Kanker Mulut Atau Faring (Cancer Of The Oral Cavity And Pharynx)
12. Kanker Ovarium (Cancer Of The Avary)
13. Kanker Pankreas (Cancer Of The Pancreas)
14. Kanker Prostat (Cancer Of The Prostate)
15. Kanker Kulit/Melanoma Maligna (Cancer Of The Skin/Malignant
Melanoma)
16. Kanker Lambung/Kanker Gastric (Cancer Of The Stomach/Gastric Cancer)
17. Kanker Testis (Cancer Of The Testis)
18. Kanker Vagina (Cancer Of The Vagina)
19. Kanker Vulva (Cancer Of The Vulva).
3.3.3 Faktor resiko
Menurut Taufa, 2014. Beberapa faktor risiko kanker terbagi menjadi dua
yaitu :
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
1. Faktor risiko yang memegang peran penting didalam proses kejadian kanker
payudara :
a. Orang tua (ibu) pernah menderita karsinoma payudara terutama pada usia
relatif muda.
b. Anggota keluarga, kakak atau adek menderita karsinoma payudara
c. Sebelumnya pernah menderita karsinoma pada salah satu payudara
d. Penderita tumor jinak payudara.
e. Kehamilan pertama sesudah umur 35 tahun.
2. Pada laki-laki juga rerdapat kelainan pertumbuhan misalnya ginekomasti
yaitu. Faktor kelainan pada kelainan pada kelainan ini adalah :
a. Pada usia lebih dari 65 tahun, terutama orang gemuk.
b. Penyakit hari, seperti kanker atau sirosis hati.
c. Karsinoma testis.
d. Tumor anak ginjal
e. Pada hipertiroidisme
f. Pada orang penderita kanker paru
g. Pada pubertas
h. Pada pemakaian obat-obatan misalnya:
1) Estrogen
2) Testoteron
3) Antihipertensi
4) Digitalis
5) Simetidin
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
6) Diazepam
7) Amfetamin
8) Kemoterapeutik kanker.
3.3.4. Stadium
Menurut Taufan, (2016). Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan
dari hasil penilaian saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita
pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik
keorgan maupun penyebaran ketempat yang lain. Stadium hanya dikenal pada
tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan
suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan
pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontge, USG, dan
bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk
menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium
kanker berdasarkan klasifikasi sistem TMN yang direkomendasikan oleh UICC
(International Union Against Cancer dari World Health Orgazination)/AJCC
(American joint committee on cancer yang disponsori oleh American Cancer
Society dan American College Of Surgeons).
Pada sistem TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu tumor size atau
ukuran tumor, “N” yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu
metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T,N, dan M dinilai baik secara
klinis dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Ada beberapa cara
menentukan stadium tumor secara umum yaitu:
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
1. Stadium I : tumor kurang dari 2 cm, keterlibatan nodus limfe negatif, tidak
terdektesi adanya metastasis.
2. Stadium II : tumor lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm, keterlibatan
nodus limfe belum pasti negatif atau positif, tidak terdektesi adanya
metastasis.
3. Stadium III : tumor besar berukuran lebih dari 5 cm, atau tumor beberapapun
yang disertai invasi kekulit atau dinding dada atau keterlibatan nodus limfe
yang positif diarea klavikula tanpa adanya bukti metastasis.
4. Stadium IV : tumor ukuran beberapapun, keterlibatan nodus limfe positif
atau negatif dan metastasis jauh.
Sedangkan pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
1. T (tumor size), ukuran tumor:
T 0 : tidak ditemukan tumor primer
T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2 : ukuran tumor diameternya antara 2 -5 cm
T 3 : ukuran tumor diameternya ≥ 5 cm
T 4 : kuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran kekulit atau
dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau
bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil dikulit
diluar tumor utama.
2. N (node), kelenjar getah bening regional (kgb)
N 0 : tidak terdapat metastasis pada kelenjar getah bening regional
diketiak /aksilla
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
N 1 : ada metastasis ke kelenjar getah bening aksilla yang masih dapat
digerakan
N 2 : ada metastasis ke kelenjar getah bening aksilla yang sulit digerakan
N 3 : ada metastasis ke kelenjar getah bening diatas tulang selangka
(supraclavicula) atau pada kelenjar getah bening di mammary
interna di dekat tulang sternum
3. M (metastasis), penyebaran jauh:
M x : metastasis jauh belum dapat dinilai
M 0 : tidak terdapat metastasis jauh
M 1 : terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, tiga faktor tersebut
kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
a. Stadium 0: T0 N0 M0
b. Stadium I: T1 N0 M0
c. Stadium II A: T0 N1 MO/T1 N1 M0/T2 NO MO
d. Stadium II B: T2 N1 M0/T3 N0 M0
e. Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0
f. Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
g. Stadium III C: Tiap T N3 M0
h. Stadium IV:Tiap T, Tiap N, M1.
3.3.5. Potofisiologi
Menurut Brunner & Suddarth, (2013). sel abnormal membentuk sebuah
kelompok dan mulai berproliferasi secara abnormal mengabaikan sinyal
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
pengaturan pertumbuhan dilingkungan sekitar sel. Sel mendapatkan karakteristik
invasif, dan terjadi perubahan jaringan sekitar. Sel menginfiltrasikan jaringan ini
dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh dara, yang membawa sel ke area
tubuh yang lain. Fenomena ini disebut metastasis (kanker menyebar ke bagian
tubuh yang lain). Sel-sel kanker dideskripsikan sebagai neoplasma ganas/maligna
dan diklasifikasikan serta diberi nama berdasarkan jaringan tempat asal tubuh sel
kanker tersebut.
Keganasan sistem imun untuk menghancurkan sel abnormal secara
cepat dan tepat memungkinkan sel-sel ini tubuh terlalu besar untuk dapat
ditangani oleh mekanisme imun yang normal. Kategori agens atau faktor tertentu
yang berperan dalam karsinogenesis (transformasi maligna) mencakup virus dan
bakteri, agen fisik, ages kimia, faktor genetik atau familial, faktor diet, dan agens
hormonal.
Menurut Taufau, (2016). Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal
dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap
inisiasi dan promosi.
1. Fase Inisiasi.
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel
yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini di
sebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bias berupa bahan
kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel
memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetic
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih
rentang terhadap suatu karsinogen.
2. Fase Promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap anasiasi tidak akan
terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk
terjadinya keganasan 9 gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).
3.3.6 Menifestasi klinis
Menurut Brunner & Suddarth, 2013 menifestasi klinis kanker tedapat
beberapa yaitu:
1. Sel-sel kanker menyebar dari satu organ kebagian tubuh ke organ atau bagian
tubuh yang lain melalui invasi dan metastasis; oleh sebab itu, menifestasi
klinis berkaitan dengan sisten yang berpengaruh/ yang tergantung dan
berhubungan dengan derajat gangguan (lihat jenis kanker tertentu).
2. Seraca umum, kanker menyebabkan anemia, kelemahan, penurunan berap
badan (disfagia, aoreksia, sumbatan) dan nyeri (sering kali di stasium akhir).
3. Gejala disebabkan oleh penghancuran jaringan dan penggantian oleh jaringan
kanker nonfungsional atau jaringan kanker yang terlalu produktif (misalnya
gangguan sumsum tulang dan anemia atau kelebihan produksi steroid
adrenal);tekanan pada struktur sekitar; peningkatan kebutuhan metabolik; dan
gangguan produksi sel-sel darah.
3.3.7 Strategis pengobatan kanker
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Menurut Maksum, (2014) pengobatan kanker sangat bervariasi dan
tergantung pada berbagai faktor, antara lain jenis kanker lokasi kanker pada
tubuh, stadiumnya, dan status kesehatan pasien. Pada umumnya, pengobatan
kanker pada ditumjukan untuk membunuh sel kanker, mengangkat sel kanker
melalui tindakan operasi, atau mencegah agar tidak mendapatkan sinyal yang
dibutuhkan untuk proses pembelahan sel. Selain itu upaya pengobatan kanker
juga dilakukan dengan cara meningkatkan system kekebalan tubuh pasien
sehingga tubuh mampu mempertahankan diri dari serangan sel kanker.beberapa
jenis pengobatan kanker yaitu:
1. Operasi
Tindakan operasi merupakan pengobatan pertama untuk kanker/tumor padat.
Pada kasus kanker yang terdiagnosis pada stadium dini, tindakan operasi
merupakan cara yang cukup efektif untuk menanggulangi kanker. Pada
umumnya tindakan operasi dapat mengatasi kanker jinak atau tumor.
2. Radiasi
Radiaasi ditunjukan untuk membunuh sel kanker dengan energi sinar,
biasanya merupakan terapi setelah pengangkatan sel tumor. Radiasi juga dapat
dikombinasi dengan kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker yang
kemungkinan tidak sepenuhnya dapat dihilangkan dengan cara operasi.
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan yang menggunakan suatu senyawa kimia
untuk membunuh sel kanker yang sedang membelah dan mencegah
perkembangan sel selanjutnya.
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
4. Terapi hormonal
Obat ini diberikan untuk mencegah pertumbuhan sel kanker dengan mencegah
pertumbuhan sel kanker dengan mencegah sel kanker menerima sinyal penting
untuk pembelahan dan proliferasi sel kanker.
5. Terapi tetap sasaran
Terapi tetap sasaran (targeted therapy) merupakan gelombang obat yang
relatif baru untuk pengobatan kanker. Obat ini bekerja secara spesifik dan
terarah untuk menghalangi peran protein atau ezim tertentu yang spesifik
hanya terdapat atau banyak terdapat pada sel kanker. Penghambatan terhadap
peran protein spesifik tersebut akan mencegah pertumbuhan atau proliferasi
sel kanker.
6. Antibodi monoklono
Antibodi digunakan dalam terapi kanker merupakan antibodi monoklonal yang
diproduksi tidak hanya untuk menghantarkan senyawa kemoterapi, tetapi juga
dapat digunakan sebagai obat. Antibodi monoklonal sebagai terapi antikanker
bekerja dalam berbagai mekanisme, baik secara langsung dapat membunuh sel
kanker maupun dengan menghambat sinyal penting yang dibutuhkan untuk
proliferasi sel. Karena antibodi bersifat sangat spesifik, antibody monoklonal
dapat dikatakan sebagai inhibitor spesifik untuk sel kanker tertentu.
7. Biological response modifier
Terapi ini menggunakan protein yang secara alami terdapat dalam tubuh untuk
menstimulasi pertahanan tubuh dalam mengatasi sel kanker.
8. Vaksin kanker
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Tujuan menggunakan vaksin kanker adalah untuk menstimulasi sistem
kekebalan tubuh melawan kanker. Vaksin kanker umumnya mengandung
protein yang terdapat pada sel kanker atau yang diproduksi oleh sel kanker.
Pemberian protein tersebut sebagai vaksin akan merangsang respons tubuh
terhadap sel kanker.
9. Terapi-terapi alternative dan komplementer
Terapi ini menggunakan senyawa alami dari herbal atau hewan yang
digunakan untuk pengobatan kanker disamping obat konvesional. Terapi
alternatif banyak dilakukan dalam terapi kanker walaupun bukti ilmiah tentang
efikasinya masih menjadi kontroversi.
3.3.8 Penatalaksanaan Medis
Menurut Brunner & Suddarth, (2013) penatalaksanaan ini mempunyai
sasaran terapi berkisar dari pemberatas penyakit ganas seraca menyeluruh
(penyembuhan), memperpanjang harapan hidup dan menghambat penyembuhan
sel kanker (kontol), atau redanya gejala yang berhubungan dengan penyakit
(paliasi). Berbagai terapi dapat digunakan, termasuk terapi berikut ini:
1. Pembedahan (misalnya eksisis, bedah endoskopik yang dibantu video, bedah
penyelamatan, bedah elektro [electrosurgery], bedah beku/krio [cryosurgery],
bedah kemo [chmosurgery] atau bedah laser). Pembedahan mungkin
merupakan metode terapi primer atau mungkin juga profilaksis, paliatif, atau
rekonstruktif. Tujuan pembedahan adalah untuk mengangkat tumor atau
menghilangkan tumor sebanyak mungkin.
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
2. Terapi radiasi atau kemoterapi (mungkin digunakan secara tunggal atau
kombinasi)
3. Transplantasi sumsum tulang (bone marrow tlansplantation, BMT).
4. Hipertermia
5. Terapi lain yang ditargetkan (misalnya pemodifikasi respons biologi [BBM],
terapi gen, pengobatan komplementer dan alternatif [complementary and
alternative medicine, CAM].
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESA PENELITI
3.1. Kerangka Penelitian
Kerangka konsep merupakan abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi
dari hal-hal yang khusus. Konsep hanya dapat diamati melalui kontruk atau yang
lebih dikenal dengan nama variabel (Notoatmodjo, 2012)
Bagan 3.1. Kerangka Konseptual Penelitian Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada
Pasien Di Rumah Sakit Elisabeth Medan
Variabel independen Variabel dependen
Keterangan
= Diteliti
= Hubungan
Kepatuhan
1. Pendidikan
2. Akomodasi
3. Modifikasi faktor
lingkungan dan sosial
4. Perubahan model terapi
5. Meningkatkan interaksi
professional dengan pasien
- Patuh
- Tidak patu
Dukungan keluarga
Instrumental
Informasional
Penilaian
Emosional
- Baik
- cukup
- Kurang
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Berdasarkan Bagan 3.1. dijelaskan bahwa penelitian akan meneliti
dukungan keluarga yang berhubungan dengan kepatuhan menjalankan
kemoterapi pada pasien kemo di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Dukungan
keluarga terdiri dari empat jenis yaitu dukungan informasi, dukungan penilaian,
dukungan instrumental, dukungan emosional, dimana ke empat ini berhubungan
terhadap kepatuhan menjalankan kemoterapai pada pasien kemo, variabel
dukungan keluarga dikategorikan dalam dukungan keluarga baik, dukungan
keluarga cukup dan duungan keluarga kurang. Variabel kepatuhan menjalankan
kemoterapi dikategorikan dalam patuh dan tidak patuh. Hal ini yang akan diteliti
bagaimanakah ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalankan
kemoterapi pada pasien kemo dirumah sakit Elisabeth medan tahun 2018.
3.2. Hipotesa Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian. Hipotesis disusun sebelum peneliti dilaksanakan karena
hipotesis akan bias memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan data, analisa
dari interpretasi (Nursalam, 2013)
Ha : Ada Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalankan
Kemoterapi Pada Pasien Kemo Dirumah Sakit Elisabeth Medan Tahun
2018.
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif
dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional merupakan jenis
penelitian yang merupakan waktu pengukuran/observasi data variabel independen
dan dependen hanya satu kali pada satu saat. (Nursalam, 2013)
Rancangan dalam penelitian untuk mengidentifikasi adanya hubungan
dukungan keluarga dengan kepatuhan menjalankan kemoterapi pada pasien Di
Rumah Sakit Elisabeth Medan 2018
Bagan 4.1 skema rancangan cross sectional (Nursalam, 2013)
4.2. Populasi dan Sampel
4.2.1. Populasi
Populasi adalah wilaya generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetepkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiyono, 2013)
Interpretasi
1. Lemah
2. Sedang
3. Kuat
4. Sempurna
(Caltom, 2014)
Dukungan
Keluarga
Kepatuhan
Uji
Hubungan
Deskripsi Dukungan
Keluarga
Deskripsi Kepatuhan
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalankan
kemoterapi pada pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dalam waktu 6
bulan terakhir jumlah 322 pasien.
4.2.2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagai jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel pada penelitian ini
menggunakan metode purposive sampling yaitu suatu teknik penerapan sampel
dengan cara memilih sampel antara populasi sesuai dengan yang dikehendaki
peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang
dikenal sebelumnya. (Nursalam, 2013)
Besar sampel yang diperkirakan dalam penelitian adalah
𝑛 =N
1 + N(d)2
keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat signifikansi
Besar sampel yang dapat diambil berdasarkan populasi diatas adalah…
𝑛 =54
1 + 54(0,05)2
=54
1 + 54(0,0025)2
=54
1 + 1,135
= 47 orang
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Jadi sampel dalam penelitian ini sebanya 47 orang. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling.
Pengambilan sampel diantara populasi purposive yakni teknik pengambilan
sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik
populasi yang dikenal sebelumnya. (Nursalam, 2013).
Dengan kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penilaian dari
suatu populasi target yang dijangkau dan akan diteliti.
1. Pasien yang berada diruangan
2. Persedia menjadi responden
3. Mampu membaca dan menulis
4. Tidak mempunyai masalah pendengaran
5. Mempunyai kesadaran penuh
4.3. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional
4.3.1. Variabel Penelitian
Variabel independen disebut juga variabel bebas. Variabel independen
merupakan variabel yang mempengaruhi variabel (Notoatmodjo, 2012). Adapun
variabel independen ini adalah dukungan keluarga.
Variabel dependen disebut juga variabel terikat. Variabel dependen
merupakan variabel yang mempengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel lain
(Nursalam, 2013). Variabel dependen pada penelitian ini adalah pada pasien
kepatuhan menjalankan kemoterapi.
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
4.3.2. Defenisi Operasional
Defenisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang
dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2012).
Tabel 4.1 Defenisi Operasional Penelitian Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Kepatuhan Menjalankan Kemoterapi Pada Pasien Di
Rumah Sakit Elisabeth Medan
Variabel Defenisi Indicator Alat ukur Skala Skor
Independen
dukungan
keluarga
Dependen
kepetuhan
kemoterapi
Dukungan
keluarga
merupakan
sikap, tindakan,
dan penerimaan
tiap-tiap angota
keluarga
Kepetuhan
kemoterapi :
usaha atau
perilaku pasien
yang mentaati
semua nasehat
dan petunjuk
oleh tenaga
medis dalam
mengkonsumsi
obat meliputi
keteraturan,
waktu dan cara
meminum obat
Klasifikasi
dukungan
keluarga -
informasional
- penilaian
-instrumental
- emosional
Kepatuhan
kemoterapi : -
pendidikan
-akomondasi
-modifikasi
faktor
lingkungan
dan sosial
-perubahan
model terapi
-meningkatkan
interaksi
professional
dengan pasien
Kuesioner
terdiri dari
28
pernyataan
yang
menyatakan
jawaban
Selalu =4
Sering =3
Kadang-
kadang =2
Tidak
pernah =1
Kuesioner
dengan
jumlah
pernyataan
20
menyatakan
dengan
jawaban
Selalu =4
Sering =3
Kadang-
kadang =2
Tidak
pernah =1
Ordinal
Ordinal
Kurang
=28-56
Cukup
=57-84
Baik
=85-
112
- tidak
patuh
20-40
- patuh
41-80
4.4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar kuesioner.
Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket dengan beberapa pertanyaan.
(Hidayat, 2012).
-
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Instrumen dalam penelitian berupa kuesioner yang dibuat sendiri oleh
peneliti dan akan diberikan kepada responden yang meliputi:
1. Instrumen data demografi
Instrumen penelitian berisikan data demografi seperti (umur, jenis
kelamin, suku, pendidikan terakhir), dukungan keluarga dan kepatuhan
menjalankan kemoterapi.
2. Instrumen dukungan keluarga
Instrumen penelitian dukungan keluarga memiliki 28 pernyataan dengan
menggunakan skala likert dengan jawaban selalu bernilai 4, sering bernilai 3,
kadang-kadang bernilai 2 dan tidak pernah bernilai 1. Pernyataan dukungan
instrumental 1-7, pernyataan dukungan informasional 8-14, pernyataan
dukungan penilaian 15-21, pernyataan dukungan emosional 22-28. Nilai
tertinggi yang di