Download - skripsi saluran irigasi
PERANAN SALURAN IRIGASI BENDUNG PESAYANGAN UNTUK MENCUKUPI KEBUTUHAN TANAMAN PADI PETAK SAWAH
DI KECAMATAN TALANG KABUPATEN TEGAL
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Muhammad Salim NIM. 3250402022
FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN GEOGRAFI
2007
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang
panitia ujian skripsi Prodi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Semarang pada:
Hari : Senin
Tanggal : 21 Januari 2007
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Suroso, M.Si Drs. Satyanta Parman, M.T NIP.131570075 NIP. 130935364
Mengetahui, Ketua Jurusan Geografi
Dra. Erni Suharini, M.Pd NIP. 131764047
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Jumat
Tanggal : 23 Februari 2007
Penguji Skripsi,
Rahma Hayati, S.Si. M.Si NIP. 132215110
Anggota I Anggota II
Drs. Suroso, M.Si Drs. Satyanta Parman, M.T NIP.131570075 NIP. 130935364
Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Sunardi, M.M NIP. 130367998
iv
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Januari 2007
Muhammad Salim NIM.3250402022
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
♦ Hai orang – orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(Al-Baqarah: 153)
♦ Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.(Al-Baqarah: 286)
Persembahan:
♦ Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu menyayangiku dan
mendoakanku.
♦ Adiku – Adiku tercinta Adis, Pipit, Sispurnomo dan Puput
yang selalu memberi semangat dalam hidupku.
♦ Teman- temanku Geografi '02.
vi
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan atas limpahan nikmat dan Rahmat-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik, yang berjudul Peranan
Saluran Irigasi Bendung Pesayangan Untuk Mencukupi Kebutuhan Air Tanaman
Padi Petak Sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. Sunardi, M.M. Dekan FIS UNNES
3. Dra. Erni Suharini, M.Pd. Ketua Jurusan Geografi FIS UNNES
4. Drs. Sriyono, M.Si. Ka Prodi Jurusan Geografi FIS UNNES
5. Drs. Suroso, M.Si. Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan,
saran dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
6. Drs. Satyanta Parman, M.T. Pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan, saran dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi
ini
7. Rahma Hayati S.Si. M.Si. Selaku Penguji Skripsi, terima kasih atas masukan
dan sarannya.
8. Bapak Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Bapak Kepala Dinas
Pertanian Kabupaten Tegal yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk
mengadakan penelitian.
9. Pak Widarto, Mbak Mery, Mas Manto terima kasih atas segala bantuanya.
10. Teman-teman Geografi Angkatan 2002 terima kasih atas dukungannya.
vii
11. Keluarga Besar Kost Pak Isman terima kasih atas motivasinya.
12. Semua pihak yang telah membantuku dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
bisa disebut satu persatu.
Apabila skripsi ini masih terdapat kekurangan, walaupun demikian penulis
telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu
dengan senang hati penulis menerima saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi
ini serta untuk penelitian-penelitian yang akan datang.
Semarang, 21 Januari 2007
Penulis
viii
SARI
Muhammad Salim, 2007. Peranan Saluran Irigasi Bendung Pesayangan Untuk Mencukupi Kebutuhan Air Tanaman Padi Petak Sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang 77Hal, 13 Daftar Tabel, 4 Daftar Lampiran, 3 Gambar. Kata kunci : Peranan Saluran Irigasi.
Irigasi untuk tanaman padi mempunyai tujuan, untuk memberi air yang cukup dan stabil ke persawahan dan untuk menjamin produksi padi. Irigasi merupakan prasarana untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian.
Permasalahan yang diteliti yaitu: Apakah peranan saluran irigasi Bendung Pesayangan sudah mampu mencukupi kebutuhan air petak sawah tanaman padi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ? ( Desa Kaladawa, Desa Getaskerep dan Desa Cangkring).
Tujuan dalam penelitian ini: 1) Mengetahui debit saluran irigasi Bendung Pesayangan. 2) Untuk mengetahui kebutuhan air tanaman padi petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. 3). Mengetahui peranan saluran air irigasi dalam membantu mencukupi kebutuhan air untuk tanaman padi.
Populasi penelitian ini yaitu lahan persawahan tanaman padi yang menggunakan air saluran irigasi Bendung Pesayangan yang ada di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Variabel yang digunakan yaitu: 1) Debit saluran air irigasi Bendung Pesayangan, 2) Kebutuhan air untuk tanaman padi di Kecamatan Talang, 3) Kebutuhan air petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi dan pengukuran di lapangan. Sumber data meliputi data sekunder berupa data debit aliran, data curah hujan, data kelembaban, data penyinaran matahari, data suhu udara dan luas areal sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, data primer yang diperoleh dari pengukuran dilapangan. Analisis data yang digunakan adalah cropwat,1989 yaitu perhitungan kebutuhan air untuk tanaman padi, kebutuhan air petak sawah perhitungan debit saluran air irigasi dan kebutuhan air irigasi.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa 1) Debit saluran irigasi di Desa Kaladawa sebesar 1.18m3/detik dengan kebutuhan air 1.03m3/detik, sedangkan di Desa Getaskerep debit saluran irigasi sebesar 2.08m3/detik dengan kebutuhan air 2.06m3/detik dan di Desa Cangkring debit saluran irigasi sebesar 2.49m3/detik dengan kebutuhan air 3.50m3/detik. 2) Kebutuhan air untuk tanaman padi yang tumbuh melalui beberapa fase – fase. Mulai Penyiapan lahan dibutuhkan air sebesar 0.64mm/hari, Penggengan lahan dibutuhkan air sebesar 0.52mm/hari, Penanaman dibutuhkan air sebesar 0.59mm/hari, Pertumbuhan dibutuhkan air sebesar 0.47mm/hari, menjelang tua dibutuhkan air sebesar 0.53mm/hari, Panen dibutuhkan air sebesar 0.34mm/hari. Waktu yang dibutuhkan selama proses pertumbuhan 170 hari dengan jumlah koefisien tanaman sebesar 4,15 mm, evaporasi selama pertumbuhan sebesar 3,01 mm sedangkan kebutuhan air tanaman padi sebesar 2,1 mm, 3) Berdasarkan penelitian kebutuhan air di Desa Kaladawa sebesar 1.03m3/dtk, ketersediaan air sebesar 1.18 m3/dtk dengan surplus
ix
air sebesar 0.15m3/dtk sedangkan di Desa Getaskerep kebutuhan air irigasi sebesar 2.06m3/dtk, ketersediaan air sebesar 2.08m3/dtk dengan dengan surplus air sebesar 0.02m3/dtk dan di Desa Cangkring kebutuhan air irigasi sebesar 3.50m3/dtk, ketersediaan air sebesar 2.49m3/dtk dengan defisit air sebesar -1.01m3/dtk.
Peranan saluran irigasi membantu dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman padi maupun kebutuhan air untuk petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Hal ini terbukti dengan adanya saluran irigasi membantu dalam memenuhi kebutuhan air, terpenuhi dengan baik.
Saran yang di berikan kepada pemerintah atau instansi – instansi yang terkait dan masyarakat agar senantiasa menjaga dan mengelola air dengan baik dan efisien, sehingga kebutuhan air untuk tanaman tidak kekurangan atau kekeringan, dan memperhatikan kelestarian lingkungan. Pemerintah diharapkan dapat melaksanakan tugasnya dengan sungguh – sungguh agar pengelolaan air dapat tercukupi sesuai dengan kebutuhannya.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
PENGESAHARI KELULUSAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... v
PRAKATA ........................................................................................................... vi
SARI ..................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Permasalahan ............................................................................... 3
C. Penegasan Istilah........................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
F. Sistematika Skripsi ....................................................................... 5
xi
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 6
A. Pengertian Irigasi ......................................................................... 6
B. Peranan irigasi ............................................................................... 7
C. Debit saluran air ........................................................................... 9
D. Tanaman padi ............................................................................... 9
E. Syarat tumbuh tanaman padi........................................................ 10
F. Tahapan pemberian air pada tanaman padi................................... 13
G. Kebutuhan air di petak sawah ...................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 21
A. Populasi ........................................................................................ 21
B. Sampel dan Teknik Sampling ...................................................... 21
C. Variabel Penelitian ....................................................................... 23
D. Metode Pengumpulan data ........................................................... 23
E. Metode analisis data ..................................................................... 24
F. Alat-alat Penelitian ....................................................................... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 28
A. Gambaran umum lokasi penelitian .............................................. 28
1. Kondisi lokasi penelitian ........................................................ 28
2. Kondisi Iklim ......................................................................... 32
B. Hasil penelitian ............................................................................ 36
1. Debit saluran irigasi ................................................................ 36
2. Kebutuhan air untuk tanaman padi ......................................... 37
3. Kebutuhan air di petak sawah ................................................. 40
xii
4. Kebutuhan air di seluruh areal irigasi ..................................... 41
C. Pembahasan hasil penelitian ......................................................... 44
1. Debit saluran irigasi ............................................................... 44
2. Kebutuhan Air ........................................................................ 44
2 a. Kebutuhan air untuk tanaman padi ..................................... 44
2 b. Kebutuhan air petak sawah .................................................. 46
2 c. Kebutuhan air di areal irigasi ............................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ...................................................................................... 49
B. Saran ............................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 46
LAMPIRAN ......................................................................................................... 52
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Koefisien kebutuhan air per fase tanaman padi ................................. 14 Tabel 2. Populasi dan Sampel penelitian di Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal ................................................................................. 22 Tabel 3. Penggunaan lahan di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal .............. 31 Tabel 4. Curah hujan di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ........................ 33
Tabel 5. Klasifikasi menurut tipe iklim............................................................. 35
Tabel 6. Hasil perhitungan debit saluran irigasi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ............................................................................... 36
Tabel 7. Hasil Perhitungan kebutuhan air tanaman padi di
Kecamatan Talang Kabupaten Tegal .................................................. 37 Tabel 8. Hasil perhitungan evapotranspirasi di Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal ................................................................................. 38 Tabel 9. Hasil perhitungan hujan efektif di Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal ................................................................................. 39 Tabel 10. Hasil perhitungan kapasitas infiltrasi di Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal ................................................................................ 40 Tabel 11. Hasil perhitungan kebutuhan air di petak sawah di
Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ................................................ 41 Tabel 12. Hasil perhitungan kebutuhan air irigasi di Kecamatan
Talang Kabupaten Tegal ................................................................... 41 Tabel 13. Hasil perhitungan kebutuhan air areal irigasi di Kecamatan
Talang Kabupaten Tegal ................................................................... 42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Data debit saluran irigasi ................................................................ 52
Lampiran 2. Kebutuhan air tanaman padi di Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal ............................................................................. 54
Lampiran 3. Suhu dan Iklim di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal ................ 63
Lampiran 4. Sampel Infiltrasi ............................................................................ 75
Lampiran 5. Surat Keterangan telah melakukan penelitian................................. 78
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Tipe Iklim Menurut Schmidt - Ferguson ........................................... 34
Gambar 2. Peta Administrasi Kecamatan Talang ................................................ 29
Gambar 3. Peta Kebutuhan air di Kecamatan Talang........................................... 43
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Irigasi bagi tanaman padi berfungsi sebagai penyedia air yang cukup
dan stabil untuk menjamin produksi padi. Luas tanah atau sawah di dalam
daerah pengairan di bagi – bagi sedemikian rupa sehingga memudahkan
pembagian airnya. Adapun cara pembagiannya tergantung pada tujuan
pengairan itu dan kebutuhan air untuk pertanian. Air yang di salurkan ke
sawah melalui sistem jaringan yang terdiri atas saluran – saluran air dengan
bangunan pengendali.
Kapasitas irigasi dalam kaitanya dengan ketersediaan air untuk
tanaman padi dapat dikaji melalui permasalahan irigasi, dan faktor – faktor
yang mempengaruhi terhadap pengelolaan air irigasi. Ketersediaan air irigasi
untuk tanaman padi sawah banyak di pengaruhi oleh beberapa faktor kondisi
tanah, jenis tanaman, iklim, topografi, sosial, ekonomi dan budaya
masyarakat.
Tanaman padi merupakan tanaman yang banyak membutuhkan air,
khususnya pada saat tumbuh mereka harus selalu tergenangi air. Agar
produktivitas padi dapat efektif dalam satu satuan luas lahan, maka
dibutuhkan suplay air yang cukup melaui irigasi. Irigasi merupakan prasarana
untuk meningkatkan produktifitas lahan dan meningkatkan intensitas panen
2
per tahun. Tersedianya air irigasi yang cukup terkontrol merupakan input
untuk meningkatkan produksi padi.
Mengingat begitu pentingnya irigasi maka kebijaksanaan pemerintah
dalam pembangunan pengairan harus diikuti dengan perluasan jaringan irigasi.
Pembangunan dan rehabilitas jaringan irigasi perlu ditingkatkan untuk
memelihara tetap berfungsinya sumber air dan jaringan irigasi bagi pertanian.
Dalam rangka usaha meningkatkan pembangunan di sektor pertanian untuk
mencukupi kebutuhan pangan khususnya beras, salah satu upaya pemerintah
Indonesia adalah menempatkan pembangunan di sektor irigasi.
Di Kecamatan Talang terdapat sebuah saluran induk Bendung
Pesayangan yang airnya mampu mengngairi ± 1989 ha di Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal. Sistem pengairan dilakukan secara teknis dan setengah
teknis. Pada lahan persawahan yang dilaksanakan saat musim penanaman padi
sawah tiba. Air irigasi tersebut bersumber dari Daerah Aliran Sungai
Kaligung.
Pada umumnya padi di daerah ini ditanami dua kali setahun, dengan
mengandalkan air irigasi dari Bendung, dan air hujan. Mengingat pentingnya
saluran irigasi untuk pertanian maka dalam penelitian ini mengambil topik
kajian tentang “ Peranan Saluran Irigasi Bendung Pesayangan Dalam
Mencukupi Kebutuhan Air Untuk Petak Sawah Tanaman Padi di
Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.”
3
B. Permasalahan
Irigasi merupakan prasarana untuk meningkatkan produktifitas
persatuan lahan dan persatuan waktu (ha/tahun). Mengingat begitu pentingnya
irigasi bagi tanaman padi maka perlu diadakan pengkajian tentang irigasi agar
persoalan – persoalan irigasi yang beragam dapat terselesaikan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka permasalahan yang dirumuskan
dalam penelitian ini yaitu, apakah kapasitas saluran irigasi Bendung
Pesayangan mampu mencukupi kebutuhan air petak sawah tanaman padi di
Kecamatan Talang ?
C. Penegasan Istilah
1. Saluran Irigasi
Saluran irigasi yaitu saluran yang berfungsi sebagai penghubung
antara sumber air dengan petak – petak sawah pertanian.
2. Bendung
Bendung merupakan bangunan air yang dibangun secara melintang
sungai, sedemikian rupa agar permukaan air sungai disekitarnya naik
sampai ketinggian tertentu, sehingga air sungai tadi dapat dialirkan melalui
pintu sadap ke saluran – saluran pembagi kemudian hingga ke lahan –
lahan pertanian (Kartasapoetra, 1991: 37).
4
3. Tanaman padi
Tanaman padi merupakan jenis vegetasi yang di tanam di lahan
persawahan memiliki sifat dan banyak membutuhkan air pada masa
pertumbuhan, baik air dari air hujan maupun air irigasi. (Kartasapoetra,
1990: 45 – 46).
4. Petak sawah
Petak sawah yaitu bidang sawah yang dibatasi oleh pematang sawah
yang digarap dan diairi oleh para petani untuk tanaman.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui debit saluran irigasi dalam mencukupi kebutuhan air.
2. Untuk mengetahui kebutuhan air tanaman padi petak sawah.
3. Untuk mengetahui peranan saluran irigasi dalam membantu mencukupi
kebutuhan air.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberi masukan Kepada Dinas Pengairan dan Dinas Pertanian dalam
pengelolaan saluran air irigasi yang lebih baik.
2. Meningkatkan kerjasama antara Instansi dengan Perguruan Tinggi dalam
hubungannya dengan proses belajar sesuai program studi yang akan
dicapai.
5
F. Sistematika Skripsi
1. Bagian awal
Berisi halaman judul, Halaman pengesahan, Abstrak, Motto,
Persembahan, Kata pengantar, Daftar isi, Daftar gambar, Daftar tabel,
Daftar lampiran.
2. Bagian Isi
BAB I. Pendahuluan
Merumuskan tentang latar belakang masalah, Perumusan masalah,
Tujuan penelitian, Kegunaan/ Manfaat penelitian, Sistematika
skripsi.
BAB II Landasan teori
Landasan teori berisi tentang telaah pustaka yang berkaitan dengan
masalah – masalah yang dibahas dalam skripsi.
BAB III Metodologi penelitian
Merumuskan tentang Populasi dan Sampel, Tehnik pengambilan
sampel, Variabel penelitian, Jenis data dan Metode pengumpulan
data, Metode analisis data.
BAB IV Hasil penelitian dan Pembahasan
Menyajikan data, Analisis data, Pengujian Hipotesis, Pembahasan
hasil penelitian.
BAB V Penutup
Rumusan tentang Kesimpulan dan Saran.
3. Bagian Akhir berisi tentang Daftar pustaka dan Lampiran
6
6
BAB II
L ANDASAN TEORI
A. Pengertian Irigasi
Irigasi adalah Upaya pemberian air dalam bentuk lengas
(kelembaban) tanah sebanyak keperluan untuk tumbuh dan berkembang
bagi tanaman (Najiyati : 1987). Pengertian lain dari irigasi adalah
penambahan kekurangan kadar air tanah secara buatan yakni dengan
memberikan air secara sistematis pada tanah yang diolah. Kebutuhan air
irigasi untuk pertumbuhan tergantung pada banyaknya atau tingkat
pemakaian dan efiensi jaringan irigasi yang ada (Kartasaputra, 1991: 45).
Jaringan irigasi merupakan prasarana irigasi yang terdiri atas
bangunan dan saluran air beserta perlengkapnya. Sistem jaringan irigasi
dapat dibedakan antara jaringan irigasi utama dan jaringan irigasi tersier.
Jaringan irigasi utama meliputi bangunan – bangunan utama yang
dilengkapi dengan saluran pembawa, saluran pembuang. dan banguan
pengukur. Jaringan irigasi tersier merupakan jaringan irigasi di petak
tersier, beserta bangunan pelengkap lainnya yang terdapat di petak tersier
(Kartasapoetra, 1990: 30 – 31).
7
Berdasarkan letak dan fungsinya saluran irigasi teknis dibedakan
menjadi :
(a) Saluran Primer (Saluran Induk) yaitu saluran yang lansung berhubungan
dengan saluran bendungan yang fungsinya untuk menyalurkan air dari
waduk ke saluran lebih kecil.
(b) Saluran Sekunder yaitu cabang dari saluran primer yang membagi
saluran induk kedalam saluran yang lebih kecil (tersier).
(c) Saluran Tersier yaitu cabang dari saluran sekunder yang langsung
berhubungan dengan lahan atau menyalurkan air ke saluran – saluran
kwarter.
(d) Saluran kwarter yaitu cabang dari saluran tersier dan berhubungan
langsung dengan lahan pertanian(Najiyati, 1993: 35 – 36).
Irigasi merupakan bangunan air yang berupa saluran dan berfungsi
menyalurkan air dari Bendung ke petak secara periodik, guna mencukupi
kebutuhan air bagi tanaman di petak sawah.
B. Peranan irigasi
Peranan irigasi dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman padi
dapat di ketahui melalui suatu kajian yang cermat pada masalah – masalah
tentang irigasi, dengan memperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi
pengelolaan kegiatan penyediaan dan pemberian air secara efektif dan
efisien. Peranan irigasi bagi suatu lahan dapat dijabarkan sebagai berikut :
(a) Menambah air ke dalam tanah untuk menyediakan cairan yang
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman.
8
(b) Menyediakan jaminan panen pada musim kemarau yang pendek.
(c) Mendinginkan tanah dan atmosfer, sehingga menimbulkan lingkungan
yang baik untuk pertumbuhan tanaman.
(d) Mengurangi bahaya pembekuan.
(e) Mencuci atau mengurangi garam dalam tanah.
(f) Mengurangi bahaya erosi.
(g) Melunakan pembajakan dan pengumpalan tanah.
(h) Memperlambat pembentukan tunas dengan perbandingan karena
penguapan (Hansen, 1986: 4).
Berkaitan dengan perkembangan teknologi budidaya dan produksi
pangan, peranan irigasi berkembang menjadi :
(a) Penyedia air untuk tanaman dan dapat digunakan untuk mengatur
kelembaban tanah.
(b) Membantu menyuburkan tanah melalui bahan – bahan pangan
kandungan yang di bawa oleh air.
(c) Memungkinkan penggunaan obat – obatan dalam dosis.
(d) Menekan pertumbuhan gulma.
(e) Menekan perkembangan hama tertentu.
(f) Memudahkan pengeolahan tanah (Pasandaran, 1991: 141).
9
C. Debit saluran air irigasi
Adapun cara mengetahui banyaknya dan lamanya aliran air irigasi
untuk tanaman padi. Kualitas saluran irigasi adalah sangat penting bagi
memenuhi air di lahan persawahan. Saluran irigasi yang baik akan dapat
memenuhi kebutuhan air pada lahan persawahan. Kualitas saluran juga
berkaitan dengan material binaan pada saluran. Material yang banyak di
gunakan untuk lapisan pada saluran berupa beton, pasangan batu,
pasangan bata, campuran tanah dan bentonite lempung alam dengan
permeabilitas rendah dengan berbagai karet, plastik susunan aspal. Air
irigasi yang masuk ke lahan pertanian dapat diketahui dengan cara
menghitung kapasitas saluran irigasi atau debit air irigasi, dengan maksud
agar pembagian air dalam suatu jaringan irigasi dapat dilaksanakan secara
adil dan merata sehingga air yang dibutuhkan dapat mencukupi
D. Tanaman padi
Tanaman padi sawah merupakan jenis tanaman yang terdapat di
tanah persawahan yang menggunakan teknologi tinggi dengan kebutuhan
airnya diperoleh dari air hujan ataupun dari air irigasi yang dialirkan ke
petak – petak sawah (Kartasapoetra, 1990: 45 – 46). Maka dalam
membudidayakan tanaman padi harus memperhatikan kebutuhan air, oleh
karena itu tanaman padi sebagai tanaman penghasil beras telah lama
dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat tanah air. Hal ini amat
memungkinkan karena negara kita memiliki tanah yang subur dan keadaan
iklim yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman padi.
10
Budidaya tanaman padi sudah dikenal orang sejak zaman dahulu
hingga saat ini masih terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan
penduduk yang semakin bertambah. Perlu diketahui bahwa laju
pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 2,32 per tahun, sehingga
produktivitas pertanian khususnya padi masih sangat perlu ditingkatkan,
untuk menjaga keseimbangan antara pertambahan penduduk dengan
pengadaaan bahan pangan (Kanisius, 1990: 98). Untuk itulah perlu adanya
irigasi bagi tanaman padi untuk meningkatkan produktivitas lahan dan
meningkatkan intensitas panen per tahun. Air irigasi merupakan unsur vital
dalam pemenuhan kebutuhan air untuk tanaman yang diperlukan secara
efektif dengan penggunaan teknologi yang lebih baik sehingga dapat
diperoleh hasil varietes unggul yang berdaya hasil tinggi dan berumur
pendek.
E. Syarat tumbuh tanaman padi
Syarat dalam membudidayakan tanaman padi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, menurut Kanisius (1990:34 – 39):
Tanaman padi dapat hidup dengan baik didaerah yang berhawa
panas dan banyak mengandung uap air. Dengan kata lain, padi dapat hidup
di daerah yang beriklim panas dan lembab. Pengertian iklim ini
menyangkut beberapa unsur, antara lain:
a. Curah hujan
Curah hujan merupakan penyediaan air secara alamiah. Curah hujan
yang rendah di daerah agak basah, agak kering dan kering mempengaruhi
11
ketersedian air. Oleh karena itu Tanaman padi membutuhkan curah hujan
yang baik merata 200 mm/bulan atau lebih, dengan distribusi selama empat
bulan. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki pertahun sekitar 1500 –
2000 mm. Curah hujan yang baik akan membawa dampak positif dalam
perairan, sehingga genangan air yang diperlukan tanaman padi di sawah
dapat tercukupi.
b. Suhu udara
Suhu mempunyai peranan penting dalam pertumbuhan tanaman
padi. Suhu yang panas merupakan temperatur yang sesuai dengan tanaman
padi, misalnya di daerah tropika yang di lalui garis katulistiwa, seperti
Indonesia. Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada suhu 23 °C ke
atas, sedangkan di Indonesia pengaruh suhu tidak terasa sebab suhunya
hampir konstan sepanjang tahun. Adapun salah satu pengaruh suhu terhadap
tanaman padi, yaitu dapat menyebabkan kehampaan biji padi.
c. Penyinaran matahari
Sebagian radiasi gelombang pendek matahari akan di ubah menjadi
energi panas di dalam tanaman, air dan tanah. Energi panas tersebut akan
menghangatkan udara di sekitar. Panas yang di pakai untuk menghangatkan
partikel – partikel berbagai material di udara tanpa mengubah bentuk
partikel tersebut di namakan panas – tampak. Tenaga mekanik ini akan
menyebabkan perputaran udara dan uap air di atas permukaan tanah.
Keadaan ini akan menyebabkan udara di atas permukaan tanah jenuh dan
dengan demikian, mempertahankan tekanan uap air yang tinggi pada
12
permukaan. Ketersediaan air melibatkan tidak saja jumlah air yang ada, tapi
juga persediaan air yang siap untuk terjadinya evaporasi.
d. Kelembaban
Kemampuan udara untuk menampung uap air adalah berbeda –
beda menurut suhu. Menggingat makin tinggi suhu udara, makin banyak
uap yang dapat ditampung, maka kekeringan dan kebasahan udara tidak
dapat ditentukan oleh kelembaban mutlak saja. Kelembaban mutlak adalah
massa uap yang terdapat dalam 1 m3 udara atau kerapatan uap. Variasi
harian dari kelembaban adalah bertentangan dengan variasi suhu. Waktu
pagi sekali dimana suhunya paling rendah, kelembabannya paling tinggi
dan menjadi pali rendah pada waktu suhunya tinggi. Dalam arah vertical
baik siang maupun malam kelembaban itu umumnya lebih rendah sesuai
dengan elevasi.
e. Kecepatan Angin
Yang disebut arah mata angin adalah arah dari mana angin bertiup.
Untuk penunjuk angina ini digunakan lingkaran arah angin dan pencatat
angin. Untuk penunjuk arah mata angin biasanya digunakan sebuah panah
dengan pelat pengarah. Arah panah ini dihubungkan ke lingkaran arah
angin sehingga pergerakan arah angin dapat segera diikuti. Angin
mempunyai pengaruh yang sangat besar pada proses penyerbukan dan
pembuahan tanaman padi. Pengaruh ini sangat menguntungkan bagi
tanaman padi, karena waktu penyerbukan memerlukan angin sebagai
perantaranya.
13
F. Tahapan pemberian air pada tanaman padi.
Kebutuhan air sangat diperlukan tanaman padi sawah untuk
pertumbuhan. Adapun macam – macam kebutuhan air di lahan sawah
tanaman padi yaitu :
Fungsi air bagi tanaman bermacam – macam :
(1) Untuk proses fotosintesis tanaman membutuhkan air, udara dan sinar
matahari.
(2) Air berfungsi membawa karbohidrat dan mineral kebagian – bagian
tanaman sebagai cadangan makanan.
(3) Penguapan air berguna untuk kestabilan suhu di sekitar tanaman, pori –
pori daun akan tertutup apabila kadar air kedalam daun terlalu kecil.
(4) Air yang cukup diserap oleh tanaman padi sebagian besar hilang lewat
penguapan.
14
Tabel. 1
Koefisien tanaman padi per fase pertumbuhan
Fase pertumbuhan Waktu Koofisien
tanaman
Penyiapan lahan / Nursery 30 hari 1.20
Penggenangan / Land prepanation 20 hari -
Penanaman / Intial stage 20 hari 1.10
Pertumbuhan / Developm. Stage 30 hari -
Menjelang tumbuh ( Bunting ) Mid season 40 hari 1.05
Masa sudah tua / Late season 30 hari 0.80
Total 150 hari 4,15
Sumber: Menurut Cropwat tahun 1989
Adapun tahapan – tahapan fase pertumbuhan tanaman padi sebagai
berikut :
1. Penyiapan lahan
Sebelum di mulai penanam padi fase yang sangat penting adalah
fase penyiapan lahan, untuk lahan sawah irigasi persiapan diawali dengan
pembajakan. Pembajakan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan alat
traktor tangan atau dengan hewan ternak (sapi dan kerbau) dan cangkul
tangan dengan tenaga manusia. Dengan pembajakan ini tanah dipecah
menjadi menjadi gumpalan besar. Pembajakan tanah juga bertujuan agar
distribusi air menjadi lebih merata karena bongkahan – bongkahan tanah
akan mampu menjadi penahan air yang sangat bermanfaat dalam proses
15
pelunakan tanah dan dekomposisi bahan organik oleh jasad renik. Di
samping untuk melumpurkan tanah proses ini juga bermanfaat untuk
mengancurkan atau mencampur gulma dengan tanah sehingga proses
dekomposisi berjalan lebih sempurna. Pembajakan dilakukan pada awal
musim, hasil pembajakan dibiarkan 2 – 3 hari agar proses pelumpuran
berjalan dengan baik. Dengan cara ini bahan organik yang berasal baik dari
sisa – sisa tanaman sebelumnya maupun biomas rumput akan
berdekomposisi dengan sempurna dan kan dimanfaatkan oleh tanaman padi
berikutnya sebagai tambahan sumber makanan.
2. Penggenangan lahan
Pada waktu melakukan penggenangan lahan air harus cukup agar
supaya struktur tanah menjadi lumpur baik. Sering tanah dibajak 2 kali, Jika
demikian, maka sesudah membajak pertama tanah di gemplang selama 1
minggu. Ketika digemplang, air tidak boleh terlalu banyak. Bongkahan –
bongkahan tanah yang timbul ketika dibajak hendaknya masih selalu di atas
air, hingga dapat sinar matahari langsung. Pada mulanya penggenangan
lahan dibiarkan selama 2 – 3 hari, agar akar tanaman padi dapat mudah
melekat pada tanah, penggenangan lahan pada petak sawah tidak selalu
sama setiap saat.
3. Penanaman
Setelah tanah selesai dikerjakan dan struktur lumpur yang baik,
maka tibalah saat penanaman. Jika ditanam tidak teratur atau didalam
barisan dengan menggunakan tali penglurus, maka sawah yang akan
16
ditanami digenangi air setinggi kurang lebih 5 cm. Tetapi jika barisan –
barisan di buat dengan alat penggurat tanah, waktu garis – garis di buat dan
selama menanam tanah agak dikeringkan, artinya tidak boleh tergenangi air.
Selesai di tanam, air tetap banyaknya atau kalau bertanam dengan alat
penggurat air ditambah hingga kira – kira 5 cm tingginya. Kira kira 10 – 15
hari setelah padi ditanam, air beransur – ansur ditambah sampai tinggi 20 –
25 cm pada saat bunting.
4. Pertumbuhan
Untuk pertumbuhan padi diperlukan waktu 30 hari dan pada masa
pertumbuhan tanaman padi memerlukan makanan (hara) untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara yang terkandung pada
setiap bahan untuk melengkapi unsur hara yang ada pada tanah yang
diperlukan tanaman. Tujuan dari pemupukan ialah untuk mencukupi
kebutuhan makanan. Agar padi dapat berproduksi sesuai dengan potensi
genetiknya, di butuhakan lingkungan yang optimal bagi tanaman untuk
tumbuh dan berproduksi dengan baik. Faktor lingkungan tersebut antara
lain sumber makanan, air, suhu, kelembaban, sinar matahari, populasi
tanaman persataun luas serta keadaan hama dan penyakit Agar faktor
lingkungan ini baik maka dilakukan pemupukan atau pemberian kebutuahan
tanaman akan nitrogen, fosfor dan kalium harus cukup dengan baik,
pengaturan air, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit.
17
5. Bunting atau berisi (menguning)
Pada umumnya penentuan saat panen buah padi konsumsi berbeda
dengann saat panen untu kebutuhan benih. Hal ini berkaitan dengan kondisi
embrio yang ada dalam buah padi. Padi untuk benih memerlukan
kesempurnaan dalam pembentukan embrio, sebab embrio harus hidup dan
siap untuk berkecambah. Tetapi sebaliknya sawah dikeringkan jika bunga
mulai membuka air diberikan banyak lagi. Setelah padi menguning yaitu
kira – kira 14 hari sebelum dipotong, sawah dikeringkan.
6. Masa tua menjelang panen
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan pada saat
panen, diantara lain variates padi, keadaan iklim termasuk di dalamnya
musim, pemeliharaan tanaman. Pembungaan padi yang tidak serempak
sering kali menyulitkan penentuan saat panen yang tepat, sebab petani harus
menunggu mulai sebelum memasak hingga sampai menjadi masak
sempurna atau sekitar berumur 40 hari setelah masa tanam.
G. Kebutuhan air di petak sawah
Teknis pengairan air di petak sawah bermacam – macam antara lain
adalah :
(1) Air yang digunakan untuk mengairi sawah berasal dari sumber air yang
telah ditentukan oleh yang berwenang (Dinas Pengairan dan Dinas
Pertanian) dengan aliran air yang tidak deras.
(2) Air yang masuk ke petak sawah harus dipertahankan agar bisa mengenangi
dan merata, sehingga permukaan tanah terairi dan basah. Pada petak sawah
18
harus terdapat lubang pemasukan dan lubang pembuangan air yang
letaknya berseberangan, agar air yang diperlukan oleh tanaman dapat
merata di seluruh lahan.
(3) Air mengalir membawa lumpur dan kotoran yang diendapkan pada petak
sawah. Kotoran yang mengendap dapat digunakan sebagai pupuk dan
lumpur sangat baik untuk tanaman padi sawah.
(4) Genangan air pada ketinggian yang diinginkan dapat membantu
pertumbuhan tanaman padi yang merata pada petak sawah.
(5) Aliran air di dalam petak sawah melalui kedua lubang/pemasukan dan
pembuangan harus bisa menunjang pertukaran udara di dalam air,
sehingga dapat dipakai untuk pernafasan akar – akar tanaman.
Faktor yang berpengaruh terhadap jumlah air pada petak sawah,
adalah hujan efektif dan infiltrasi
(1). Hujan efektif
Adalah curah hujan yang jatuh selama masa tumbuh yang dapat
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air konsumtif tanaman. Adapun
rumus yang di gunakan sebagai berikut:
ER = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+++−
ETRR
ETR
ETR 6.00016.0025.0001.0 2
22
Keterangan :
ER : Hujan efektif
R : Curah hujan harian
ET : Evoptranspirasi(%)
19
(2). Infiltrasi
Infiltrasi adalah perjalanan air masuk kedalam tanah sebagai akibat
gaya kapiler ( gerakan air ke arah lateral ) dan garvitasi ( gerakan air ke
arah vertikal ). Setelah keadaan jenuh pada lapisan tanah bagian atas
terlampaui, sebagian dari air tersebut mengalir ke tanah yang lebih dalam
sebagai akibat gaya gravitasi bumi dan dikenal sebagai proses perkolasi.
Laju maksiamal gerakan air masuk ke dalam tanah dinamakan kapasitas
infiltrasi, Kapasitas infiltrasi terjadi ketika intensitas hujan melebihi
kemampuan tanah dalam menyerap kelembaban tanah. Sebaliknya, apabila
intensitas hujan lebih kecil dari pada kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi
sama dengan laju curah hujan. Laju infiltrasi umumnya dinyatakan dalam
satuan yang sama dengan satuan curah hujan yaitu milimeter per jam
( mm/jam ).
Air infiltrasi yang tidak kembali lagi ke atmosfer melalui proses
evoptranspirasi akan menjadi air tanah untuk seterusnya mengalir ke sungai
di sekitarnya. Meningkatnya kecepatan dan luas wilayah infiltrasi dapat
memperbesar debit aliran selama musim kemarau yang penting untuk
memasok kebutuhan air pada saat kritis tersebut, untuk pergenceran kadar
pencemaran air sungai dan berbagai keperluan lainnya(Asdak : 1978 ; 213 ).
Untuk menentukan kapasitas infiltrometer dapat menggunakan
Double ring infiltrometer. Double ring Infiltrometer merupakan suatu alat
tabung baja silinder pendek berdiameter besar (atau suatu batas kedap
lainnya) yang mengitari suatu daerah dalam tanah. Double ring
20
Infiltrometer terdiri dari dua cicin konsentrik yang ditekan kedalam
permukaan tanah. Karena kedua cincin tersebut menggenangi, maka disebut
double ring infiltrometer tipe genangan serta terus menerus untuk
mempertahankan tinggi yang konstan. Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut :
F :tV
Keterangan :
F : Kapasitas infiltometer ( Ltr / jam )
V : Volume air yang di tuang ( ltr )
t : Waktu ( menit )
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah lahan persawahan irigasi
tanaman padi yang menggunakan air saluran irigasi bendung pesayangan
yang ada di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal yang terdiri 17 desa .
B. Sampel dan Tehnik sampling
a. Sampel
Mengingat luasnya daerah irigasi Pesayangan untuk sektor Talang
yaitu 6 Desa yaitu Desa Dukuhmalang, Desa Bengle, Desa Kaladawa,
Desa Pacul, Desa Getaskerep dan Desa Cangkring. Maka dalam penelitian
ini pengambilan sampel yang dilakukan yaitu wilayah yang dilalui saluran
irigasi, dalam penelitian ini tiga desa yaitu Desa Kaladawa, Desa
Getaskerep dan Desa Cangkring dengan luas lahan persawahan 1.113 ha.
Tehnik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
metode areal propotional random sampling yaitu :
b. Tehnik sampling (Stratified random sampling)
Tehnik pengambilan sampel ini digunakan karena keadaan populasi
di tiga desa itu luas lahan persawahan yang berbeda, sehingga perlu
adanya perimbangan dalam pengambilan sampel di tiga desa tersebut, dan
setiap individu yang ada dalam populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk diambil sebagai sampel. (Arikunto, 1996: 120)
22
Dalam penelitian ini memilih tiga desa dengan alasan Desa
Kaladawa letaknya dekat dengan saluran induk Pesayangan sehingga air
yang diperoleh mencukupi. Desa Getaskerep letaknya di tengah, sehingga
air yang diperoleh agak kurang mencukupi pada musim tanam. Desa
Cangkring letaknya jauh dari saluran induk, sehingga air yang diperoleh
kurang mencukupi pada musim tanam dengan demikian tiga desa tersebut
dapat mewakili dari daerah penelitian.
Dalam penelitian ini diambil sampel sebesar 10% karena mengingat
populasinya banyak yaitu lebih dari 100 ha masing – masing populasi
yang ada di tiga desa. Dengan demikian besarnya sampel akan berimbang
yaitu di Desa Kaladawa 9 ha, Desa Getaskerep 13 ha dan di Desa
Cangkring 14 ha. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
Tabel 2
Populasi dan Sampel penelitian
No Lokasi Luas lahan sawah
(ha) Populasi
Sampel (10%)
1. Desa Kaladawa
0.25 – 0.5 Antara 0.5 – 1
Lebih dari 1
27 27 37
9
2. Desa Getaskerep
0.25 – 0.5 Antara 0.5 – 1
Lebih dari 1
25 62 46
13
3. Desa Cangkring
0.25 – 0.5 Antara 0.5 – 1
Lebih dari 1
34 58 45
14
Jumlah 361 36 Sumber: Data monografi tahun 2003
23
C. Variabel Penelitian
Variabel peranan saluran irigasi.dalam mencukupi kebutuhan air meliputi
a. Debit saluran irigasi.
b. Kebutuhan air untuk tanaman padi.
c. Kebutuhan air untuk petak sawah.
Dalam penelitian ini jenis data yang di gunakan adalah jenis data
sekunder, jenis data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya,
yang berupa dokumen atau arsip – arsip dan hasil pengukuran di lapangan
dari Dinas Pertanian, Badan Meteorologi dan Geofisika dan Balai
Pengelolaan Sumber Daya Air Kota Tegal dan Kabupaten Tegal yaitu
berupa data debit air saluran, data curah hujan, data kelembaban, data
penyinaran matahari, data suhu udara dan luas areal sawah di Kecamatan
Talang Kabupaten Tegal. Jenis data di gunakan untuk memperoleh hasil
perhitungan evapotranpirasi, hujan efektif dan debit saluran dalam bentuk
angka.
D. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah
a. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini di gunakan untuk
memperoleh data dengan cara mengumpulkan data dari instansi Dinas
Pertanian, Balai Pengelolaan Sumber Daya Air dan Badan Meterologi dan
24
Geofisika yang berupa arsip – arsip atau dokumen – dokumen seperti luas
areal sawah dan data curah hujan di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
b. Metode Pengukuran di lapangan langsung
Metode Pengukuran di lapangan langsung yaitu Metode yang
dilakukan si peneliti, langsung terjun ke lapangan atau di daerah yang akan
di teliti dengan menggunakan alat yang dinamakan Double ring
infiltrometer. Dalam penelitian ini untuk mengukur atau menghitung laju
maksimal air kedalam tanah di tiga desa yaitu Desa Kaladawa, Desa
Getaskerep dan Desa Cangkring untuk memperoleh hasil kapasitas
infiltrasi.
E. Metode analisis data
1. Untuk menghitung effisiensi saluran irigasi
Metode analisis ini di gunakan untuk mengetahui Debit saluran
irigasi dengan menggunakan rumus:
EfP= 21
Keterangan:
Efp : Debit saluran (m3/dtk)
Q1 : Debit yang sampai ke petak sawah (m3/dtk)
Q2 : Debit yang masuk ke saluran (m3/dtk)
Sumber: Cropwatt, tahun 1989
Analisis ini untuk memperoleh hasil efisiensi saluran, diperoleh dari
perhitungan debit air yang ke petak sawah dan debit yang masuk ke
25
saluran selanjutnya di bagi antara debit yang ke petak di bagi debit yang
masuk ke saluran.
2. Untuk Mengetahui kebutuhan air tanaman padi
Metode analisis ini digunakan untuk memberikan pembahasan hasil
penelitian yang berupa data kuantitatif sehingga akan diperoleh hasil
perhitungan kebutuhan air untuk tanaman padi. Dengan menggunakan
rumus:
CWR = Kc x Eo
Keterangan :
CWR : Kebutuhann air untuk tanaman padi (mm/hari)
Kc : Koeffisien tanaman (mm/hari)
Eo : Evoporasi permukaan air bebas (mm/hari)
Sumber: Cropwatt, tahun 1989
Metode analisis ini untuk mengetahui dari masing – masing sub
variabel yaitu: Koefisien tanaman padi dan Evaporasi permukaan air
selanjutnya kedua variabel dikalikan maka akan diperoleh hasil kebutuhan
air tanaman padi.
3. Untuk mengetahui kebutuhan air di petak sawah (farm water
requirement/FWR).
Metode analisis ini di gunakan untuk mengetahui kebutuhan air
irigasi di petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal dengan
menggunakan rumus:
26
FWR = ( CWR + In ) - ER
Keterangan :
FWR : Kebutuhan air dipetak sawah (m3/dtk)
CWR : Kebutuhan air untuk tanaman padi (mm/hari)
In : Infiltrasi (ltr/menit)
ER : Hujan efektif (mm/hari)
Sumber: Cropwatt, tahun 1989
Metode analisis ini untuk mengetahui dari masing – masing sub
variabel yaitu mengukur infiltrasi di lapangan dan mengihitung hujan
efektif digunakan hujan harian atau bulanan setelah diperoleh dari hasil
perhitungan selanjutnya dari hasil perhitungan dapat diketahui kebutuhan
air di petak sawah.
4. Kebutuhan air untuk seluruh areal irigasi dihitung dengan menggunakan
rumus :
PWR = EfP
FWR
Keterangan:
PWR: Kebutuhan air di lahan pertanian (m3/dtk)
FWR: Kebutuhan air di petak sawah (m3/dtk)
Efp : Efisiensi saluran irigasi (m3/dtk)
Sumber: Cropwatt, tahun 1989
Analisis ini di gunakan untuk mengetahui kebutuhan air di seluruh
areal irigasi, diperoleh dari hasil perhitungan kebutuhan air di petak sawah
di bagi dengan efisiensi saluran irigasi selanjutnya di kalikan dengan luas
27
areal irigasi maka akan di ketahui hasil perhitungan kebutuhan air untuk
seluruh areal irigasi
F. Alat – alat penelitian
Alat dan bahan pada penelitian berupa alat laboratorium yaitu alat
analisis dan pengukuran lapangan, meliputi infiltrometer, Thermometer
tanah, anemometer, kamera dan seperangkat komputer.
28
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian
1. Kondisi lingkungan geografis lokasi penelitian
Kondisi lingkungan geografis lokasi penelitian diungkap bertujuan
untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan kondisi lokasi
penelitian yaitu tentang Peranan saluran irigasi Bendung Pesayangan untuk
mencukupi kebutuhan air tanaman padi petak sawah di Kecamatan Talang
Kabupaten Tegal.
a. Letak Astronomis
Letak astronomis yaitu letak suatu wilayah atau daerah berdasarkan
garis lintang dan garis bujur. Letak astronomis Kecamatan Talang 6 º 50 '
41" LS – 7 º 15 ' 30 " LS dan 108 º 57 ' 6 " BT - 109 º 21 ' 30 " BT.
Ketinggian Kecamatan Talang Kabupaten Tegal antara 20 m dari permukaan
air laut.
b. Letak Administrasi
Adapun batas – batas wilayah Kecamatan Talang adalah sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Kramat
Sebelah Selatan : Kecamatan Adiwerna
Sebelah Timur : Kecamatan Tarub
Sebelah Barat : Kecamatan Dukuhturi
29
Kecamatan Talang berdasarkan letak administrasi mempunyai prospek
yang sangat berati dimasa mendatang dan strategi dalam perkembangnya,
antara lain:
(1) Desa Talang merupakan Pusat Perkembangan Desa Terpadu (PPDT).
Dengan fungsi di antaranya sebagai pusat perdagangan dan industri
yang dilalui jalur pemasaran dari Adiwerna ke Dukuhturi (dalam
pelaksaan survey mempunyai potensi yang dapat berkembang).
(2) Sebagai jalur penghubung dari jalur utara Kota Tegal ke jalur selatan
Kabupaten Tegal (Slawi).
c. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan suatu daerah atau wilayah sangat dipengaruhi oleh
kegiatan manusia yang tinggal di dalam dan di sekitar wilayah tersebut.
Penggunaan lahan yang ada di gunakan untuk bangunan – bangunan atau
pemukiman – pemukiman dan berbagai infrastruktur yang mengikutinya,
sebaliknya di wilayah pedesaan karena sebagian besar penduduk kebanyakan
hidup bergantung pada sektor pertanian maka lahan yang ada sebagian besara
digunakan untuk lahan pertanian.
Berdasarkan data monografi Kecamatan Talang memliki luas wilayah
1831 ha. Adapun wilayah itu digunakan sebagai persawahan , permukiman,
tegalan atau kebun dan lain – lain. Berikut ini adalah data sekunder
penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Talang tahun 2005 sebagai berikut:
30
Tabel 3
Pola penggunaan lahan di Kecamatan Talang
No. Penggunaan lahan Luas
wilayah(Ha) % 1. Persawahan 1.064 58 2. Tegalan 15 1 3. Permukiman 642 35 4. Kebun/lading 109 6
Jumlah 1.831 100 Sumber: Data monografi dalam angka 2005
Dari tabel 3 di atas dapat simpulkan bahwa lahan di Kecamtan Talang
sebagian besar digunakan untuk area persawahan 1.064 Ha paling sedikit
digunakan untuk tegalan seluas 15 Ha untuk bangunan dan peermukiman
seluas 642 Ha sedang sisanya adalah dipergunakan untuk kebun atau ladang
seluas 109 Ha. Jadi luas wilayah Kecamatan Talang seluas 1.831 Ha.
d. Struktur Geologi
Keadaan geologi Kecamatan Talang berdasarkan sumber peta Geologi
Kabupaten Tegal Skala 1: 50.000 tahun 2004 yang di peroleh Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Tegal. Secara umum struktur geologi di
Kecamatan Talang Kabuapten Tegal tersusun dari satuan Regosol Complex
dan Litosol.
e. Kondisi Geomorfologi
Jawa Tengah di bagi menjadi tiga zone, yaitu selatan berupa plateu
dengan kemiringan lereng berlapisan batuan ke arah selatan sekitar 8°, zone
tengah berupa zone depresi yang di tumbuhi oleh gunung api, dan zone utara
berupa antiklinal Kendeng dan Rembang serta dataran alluivial pantai utara.
31
Berdasarkan pembagian di atas, daerah penelitian termasuk ke dalam
zona utara berupa antiklinal Kendeng dan Rembeng serta dataran aluvial.
f. Jenis Tanah
Tanah adalah kumpulan benda alam di permukaan bumi setempat di
modifikasi atau bahkan di buat oleh manusia dari bahan bumi, mengandung
gejala – gejala kehidupan, dan menopang atau mampu menopang
pertumbuhan tanaman di luar rumah. (Sarwono Hardjowigeno, 1993: 4).
Secara umum jenis tanah yang berkembang di wilayah Kecamatan
Talang Kabupaten Tegal adalah jenis tanah alluvial assosiasi, gliehumus
rendah dan aluvial kelabu.(Kecamatan Talang dalam angka tahun 2005)
2. Kondisi iklim dan curah hujan
Secara umum semakin tinggi tempat semakin turun suhunya. Di Pulau
Jawa penurunan suhu berkisar 0,6oC tiap naik100m dari permukiman air laut,
sehingga suhu di suatu tempat dapat diperkirakan. Iklim merupakan salah
satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kondisi hidrologis suatu
wilayah. Besar kecilnya hujan yang jatuh berkaitan erat dengan input air
pada wilayah tersebut:
32
Tabel 4.
Data Curah Hujan (mm) Daerah Kecamatan Talang Tahun 1997-2006
Bln 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Rata 1 360 432 452 475 0 215 168 232 0 345 2232 436 368 147 421 0 324 358 345 254 264 2433 254 244 378 435 756 347 247 542 349 348 3254 324 246 96 215 405 104 124 432 354 489 2325 294 320 45 80 50 25 104 42 67 328 1136 87 76 0 345 152 0 50 54 87 65 767 79 0 0 35 43 0 42 67 24 97 328 367 24 0 0 0 54 0 0 0 145 499 354 67 21 0 24 135 0 0 0 248 7110 435 345 264 342 0 0 347 68 0 54 15411 394 254 245 321 0 0 245 325 324 24 17712 236 274 214 302 241 217 208 247 222 57 185Jml 3620 2650 1862 2971 1671 1421 1893 2354 1681 2464 1979Jml BB 10 8 5 8 3 4 5 6 5 6 6.0 Jml BL - - 1 - 1 2 3 - - 1 0.9 Jml BK 2 4 6 4 8 6 4 6 7 5 5.2
Sumber: BMG Tegal.
Tipe iklim di Kecamtan Talang menurut Schmidt-Ferguson
Berdasarkan pada tabel 4 dapat diketahui bahwa jumlah rata – rata
bulan basah yaitu 6.0 dan jumlah rata – rata bulan lembab 0.9 sedangkan
jumlah rata – rata bulan kering yaitu 5.2. Sehingga dapat dihitung harga Q.
Q = 5.2 x 100% 6.0
= 0.866 x 100%
= 86%
33
Gambar 1. Tipe Iklim menurut Schmidt - Ferguson
12 700 % < Q
11 H 300 % < Q < 700 %
10
9 G 167 % < Q < 700 % 8 F 100 % < Q < 167 % 7 6 E 60 % < Q < 100 % 5 D 4 33,3 % < Q < 60 % C 3 2 B 14,3 % < Q < 33,3 1 A 0 %-14,3 %
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BULAN BASAH
Berdasarkan besarnya nilai Q yang diperoleh, Schmidt - Ferguson
mengklasikasikan tipe iklim menjadi delapan tipe iklim, seperti yang ada
pada tabel berilkut.
34
Tabel 5 Klasifikasi Tipe Iklim
Tipe Iklim Nilai Q Kondisi Iklim
A 0% - 14.3% Sangat Basah
B 14.3% – 33.3% Basah
C 33.3% - 60% Agak Basah
D 60% - 100% Sedang
E 100% - 167% Agak Kering
F 167% - 300% Kering
G 300% - 700% Sangat Kering
H > 700% Luar Biasa Kering
Sumber: Schmidt dan Ferguson Tahun 1995
Sesuai dengan klasifikasi iklim dari Schimdt – Ferguson tersebut,
maka Kecamatan Talang termasuk tipe iklim D yang bersifat sedang. Daerah
yang memiliki iklim seperti ini termasuk dataran rendah.
35
B. Hasil penelitian
1. Debit saluran air irigasi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.
Kemampuan irigasi dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman
padi di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal dapat di gunakan debit saluran
irigasi. Saluran irigasi ini digunakan untuk mengetahui debit saluran air yang
dikonsumsi tanaman dan berapa besar air yang diterima oleh saluran irigasi,
menurut (Najiyati, 1993:15).
Tabel 6
Hasil perhitungan debit saluran irigasi
Debit saluran (Q)
No Lokasi Saluran sekunder (Q1)
(m3/detik)
Saluran Tersier
(Q2) (m3/detik)
Efp (m3/detik)
1. Desa Kaladawa 0.325 0.274 1.18 2. Desa Getaskerep 0.631 0.302 2.08 3. Desa Cangkring 1.569 0.628 2.49
Sumber: Analisis data primer ( lampiran 1)
Dari tabel 6 dijelaskan bahwa hasil perhitungan debit saluran air irigasi
di Desa Kaladawa sebesar 1.18m3/detik dengan saluran sekunder sebesar
0.325m3/detik dan saluran tersier sebesar 0.274m3/detik sedangkan di Desa
Getaskerep untuk debit saluran air irigasi sebesar 1.06m3/detik dengan saluran
sekunder sebesar 0.631m3/detik dan saluran tersier sebesar 0.302m3/detik dan
di Desa Cangkring debit saluran air irigasi sebesar 2.49m3/detik dengan
saluran sekunder sebesar 1.569m3/detik sedangkan saluran tersier sebesar
0.628m3/detik.
36
2. Kebutuhan air tanaman padi (Crop Water Requirement /CWR )
Kebutuhan air untuk tanaman adalah kebutuhan untuk pertumbuhan
tanaman, sebagaimana tanaman padi yang tumbuh melalui beberapa fase,
kebutuhan air benar – benar harus tercukupi dalam artian air tidak boleh
kurang atau lebih, karena pemberian air tidak teratur akan menyebabkan
tanaman menjadi layu atau mati. Di bawah ini beberapa fase pertumbuhan
tanaman padi dari mulai penyiapan lahan, penggenangan lahan penaman,
pertumbuhan , menjelang tua dan menjelang tua.
Tabel 7
Hasil perhitungan kebutuhan air tanaman padi
No
Tanggal (Masa tanam) Bulan
Fase – Fase pertumbuhan
padi Waktu(Hari) Kc
Eo (mm)
CWR (mm)
1. 1 – 30 Januari
Penyiapan lahan 30 1.20 0.54 0.64
2. 31 – 19 Jan – Feb Penggenangan 20 - 0.52 0.523. 20 – 11 Feb -Mar Penanaman 20 1.10 0.54 0.594. 12 – 10 Mar –Apr Pertumbuhan 30 - 0.47 0.475. 11 – 20 Apr –Mei Menjelang tua 40 1.05 0.51 0.536. 21 - 19 Mei -Juni Panen 30 0.80 0.43 0.34 Jumlah 170 4.15 3.01 3.11
Sumber: Menurut Cropwat tahun 1989 ( Lampiran 2 )
Dari tabel 7 dijelaskan bahwa tahapan – tahapan penanaman padi
dimulai yang pertama dari masa penyiapan lahan di mulai tanggal 1-30 januari
dengan waktu yang dibutuhkan selama 30 hari dengan kebutuhan air 0.64 mm,
yang kedua masa penggenangan lahan di mulai tanggal 31 januari -19 februari
dengan waktu yang dibutuhkan selama 20 hari dengan kebutuhan air 0.52mm,
yang ketiga masa penanam padi di mulai tanggal 20 februari – 11 maret
37
dengan waktu yang di butuhkan selama 20 hari dengan kebutuhan air 0.59
mm, yang keempat masa pertumbuhan padi di mulai tanggal 12 maret – 10
maret dengan waktu yang di butuhkan selama 30 hari dengan kebutuhan air
0.47 mm, yang kelima masa menjelang tua atau pembungaan di mulai tanggal
11 april – 20 mei dengan waktu yang di butuhkan selama 40 hari dengan
kebutuhan air 0.53 mm, sedangkan yang keenam masa panen di mulai tanggal
21 mei – 19 juni dengan waktu yang dibutuhkan selama 30 hari dengan
kebutuhan air 0.34 mm. Jadi tahapan - tahapan penanaman padi dari masa
penyiapan lahan sampai pada masa panen waktu yang di butuhkan sebanyak
170 hari dengan jumlah kebutuhan air sebesar 2.1 mm.
Tabel 8
Hasil perhitungan Evpotransipirasi
Bulan
Suhu udara (oC)
Kelembaban(%)
Kecepatan angin
(Km/jam)
Penyinaran matahari
(%)
Radiasi (%)
Eto (%)
Januari 26.5 87 57 5.0 4.7 3.99 Februari 27.0 86 58 7.4 5.6 4.79 Maret 27.1 86 45 6.3 5.1 4.36 April 27.2 83 30 8.2 5.4 4.59 Mei 27.5 81 14 8.6 4.7 4.27 Juni 27.2 75 66 8.5 4.9 4.36
Jumlah 27.1 83 47 7.5 5.1 803 Sumber: Analisis data primer tahun 2006 (Lampiran 3)
Dari tabel 8 di jelaskan bahwa evapotranpirasi yang tertinggi terjadi
pada bulan februari dengan jumlah 4.79% dengan suhu udara sebesar 27.0 oC,
dengan kelembaban sebesar 86%, dengan kecepatan angin sebesar 58
Km/jam, dengan penyinaran matahari sebesar 7.4%, dengan radiasi matahari
sebesar 5.6% sedangkan evapotranspirasi yang terendah terjadi pada bulan
38
januari dengan jumlah 3.99%, dengan suhu udara sebesar 26.5oC, dengan
kelembaban sebesar 87%, dengan kecepatan angin sebesar 57 Km/jam,
dengan penyinaran matahari sebesar 5.0%, dengan radiasi matahari sebesar
4.7%. Jadi jumlah evapotranspirasi selama enam bulan sebesar 803%.
Kebutuhan air dipetak sawah dipengaruhi oleh Hujan efektif dan infiltrasi
Tabel 9
Hasil perhitungan Hujan efektif
Bulan ETo
( mm/bulan ) Curah hujan
( mm/ bulan ) Hujan Effektif ( mm/bulan )
Januari 4.0 14.2 0.7 Februari 4.8 9.0 0.5 Maret 4.7 10.2 0.5 April 4.6 7.8 0.4 Mei 4.3 5.4 0.3 Juni 4.4 0 0 Total 803.5 46.6 2.3 mm
Sumber: Analisis data primer tahun 2006
Dari tabel 9 hasil perhitungan hujan efektif yang tertinggi terjadi di
bulan januari sebesar 0.7mm/bulan dengan curah hujan sebesar
14.2mm/bulan dengan evapotranspirasi sebesar 4.0mm/bulan sedangkan hujan
efektif yang terendah terjadi di bulan juni sebesar 0mm/bulan dengan curah
hujan sebesar 0mm/bulan dengan evapotranspirasi 4.4mm/bulan. Jadi hasil
perhitungan hujan efektif dari enam bulan dengan jumlah 2.3mm/bulan
dengan jumlah curah hujan 46.6mm/bulan dengan evapotranspirasi sebesar
80.3 mm/bulan.
39
Tabel 10
Hasil perhitungan kapasitas infiltrasi menggunakan alat infiltrometer
No Lokasi Volume ( Liter )
Waktu ( Menit )
Laju kapasitas ( Ltr/menit )
1. Desa Kaladawa 770 105 103
2. Desa Getaskerep 1450 168 122
3. Desa Cangkring 1686 106 214
Jumlah 3905 379 402 Sumber: Hasil pengukuran dilapangan( lampiran 4)
Dari tabel 10 dijelaskan bahwa hasil pengukuran infiltrasi di lapangan
yang di lakukan di tiga lokasi pengambilan sampel, pengukuran pertama
dilakukan di Desa Kaladawa dengan volume air yang di tuang sebanyak 770
liter waktu yang di butuhkan selama 105 menit atau 1 jam 7 menit dengan laju
kapasitas 103 ltr/menit, yang kedua di Desa Getaskerep dengan volume air
yang di tuang sebanyak 1450 ltr waktu yang di butuhkan selama 168 menit
atau 2 jam 8 menit dan yang ketiga di Desa Cangkring dengan volume air
yang di tuang sebanyak 1686 ltr waktu yang di butuhkan selama 106 menit
atau 1 jam 8 menit.
3. Kebutuhan air di petak sawah (farm water requirement/FWR)
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan air di petak sawah yang awal
akan sebelum dikerjakan akan mempermudah dalam mengerjakannya, hasil
penelitian diperoleh data dalam tabel.
40
Tabel 11
Hasil perhitungan kebutuhan air dipetak sawah
No Lokasi
CWR(mm)
In (ltr/Menit)
ER (mm)
FWR (m3/dtk)
1. Desa Kaladawa
3.11 103 2.3 104
2. Desa Getaskerep
3.11 122 2.3 123
3. Desa cangkring
3.11 214 2.3 215 Sumber: Analisis data primer
Dari tabel 11 di jelaskan bahwa kebutuhan air petak sawah di Desa
Kaladawa sebesar 104 m3/dtk sedangkan kebutuhan air petak sawah di Desa
Getaskerep sebesar 123m3/dtk dan kebutuhan air petak sawah di Desa
Cangkring sebesar 215m3/dtk.
4. Kebutuhan air diseluruh areal irigasi
Tabel 12
Kebutuhan air irigasi
No. Lokasi Sampel
Luas sawah irigasi
(Ha)
FWR
(m3/dtk)
PWR
(m3/dtk)
1. Desa Kaladawa 108 104 1.03
2. Desa Getaskerep 254 123 2.06
3. Desa Cangkring 751 214 3.50
Sumber: Analisis data primer
Dari tabel 12 dijelaskan bahwa kebutuhan air di Desa Kaladawa
sebesar 1.03m3/dtk dengan luas sawah irigasi 108 Ha sedangkan di Desa
Getaskerep kebutuhan air sebesar 2.06m3/dtk dengan luas sawah irigasi 254
41
Ha dan di Desa Cangkring kebutuhan air sebesar 3.50m3/dtk dengan luas
sawah irigasi 751 Ha.
Tabel 13
Perhitungan kebutuhan air daerah irigasi
No Lokasi Efp
(m3/dtk)PWR
(m3/dtk)Surplus/Defisit
(m3/dtk) Kebutuhan
air 1.
Desa Kaladawa
1.18 1.03 0.15 Lebih
2.
Desa Getaskerep
2.08 2.06 0.02 Cukup
3.
Desa Cangkring
2.49 3.50 -1.01 Kurang
Sumber: Analisis data primer
Dari tabel 13 di jelaskan bahwa kebutuhan air irigasi di Desa
Kaladawa sebesar 1.03m3/dtk dengan surplus air sebesar 0.15m3/dtk
sedangkan di Desa Getaskerep kebutuhan air irigasi sebesar 2.06m3/dtk
dengan surplus air sebesar 0.02m3/dtk dan di Desa Cangkring kebutuhan air
irigasi sebesar 3.50m3/dtk dengan defisit air sebesar -1.01m3/dtk
42
43
C. Pembahasan hasil penelitian
Seperti telah diuraikan pada hasil penelitian, maka pembahasan
penelitian dapat dikemukan sebagai berikut:
1. Debit saluran air irigasi Bendung Pesayangan
Saluran irigasi merupakan sarana penting dalam pertanian tanaman
padi sawah, karena dengan adanya saluran irigasi dapat memenuhi kebutuhan
air pada lahan pertanian terutama pada waktu – waktu kemarau. Jika
kemampuan saluran air irigasi dalam memenuhi kebutuhan air tanaman padi
berkurang dari yang di butuhkan pada tanaman padi maka akan terjadi
kekurangan air.
Air irigasi merupakan pendukung utama di sektor pertanian khususnya
pertanian di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, air irigasi sebagian besar di
manfaatkan untuk kebutuhan padi sawah, dan sebagian kecil digunakan untuk
kebutuhan yang lainnya. Untuk mengetahui kemampuan saluran irigasi dalam
memenuhi kebutuhan air bagi lahan persawahan, dapat di lihat pada debit
saluran irigasi.
2. Kebutuhan air
2 a. Kebutuhan air untuk tanaman padi
Tanaman padi memerlukan ketersediaan air dan udara yang cukup
berimbang. Air di dalam tanah berfungsi membantu penyediaan unsur
hara dan air mengalir membawa berbagai macam unsur dari berbagai
daerah yang dilaluinya kemudian meresap ke dalam tanah. Air yang
dialirkan ini berasal dari air irigasi atau air hujan. Kebutuhan air tanaman
44
adalah jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman untuk proses
pertumbuhannya sehingga diperoleh produksi yang baik.
Dari hasil perhitungan menunjukan bahwa kebutuhan air untuk
tanaman padi sawah dapat diperoleh dari air irigasi yang berasal dari
Bendung Pesayangan, karena air yang berasal dari Bendung Pesayangan
di saluran sekunder merupakan saluran satu – satunya sumber air bagi
keperluan sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, walaupun
masih ada sebagian yang menggunakan air hujan karena air dai irigasi
belum dapat menjangkau areal sawah petani yang letaknya jauh dari
saluran irigasi tersebut, dengan demikian keberadaan irigasi tersebut
dapat meningkatkan produktivitas padi pertahun untuk sebagian besar
petani pengguna air irigasi, sedangkan bagian lain belum dapat di
karenakan air irigasi belum menjangkau areal sawah yang jauh dari
saluran secara merata.
Dari hasil penelitian dan hasil analisis tentang kebutuhan air dari
mulai tahap penyiapan lahan, penggenangan lahan, penanaman,
pertumbuhan, menjelang tua atau pembungaan dan masa panen dengan
menghitung koefisien tanaman, masa tanam, epavorasi dan kebutuhan air
yang dibutuhkan selama proses pertumbuhan. Kebutuhan air untuk
tanaman padi dapat terpenuhi dimana hasil perhitungan menunjukan
waktu yang dibutuhkan selama masa tanam hingga pada saat panen
waktu yang dibutuhkan selama 170 hari dengan nilai koefisien tanaman
45
padi sebesar 4,15 mm sedangkan proses evaporasinya sebesar 3,01mm,
jadi jumlah dikebutuhan air untuk tanaman padi sebesar 3.11 mm.
2 b. Kebutuhan air di petak sawah
Pemberian air di petak sawah yang lebih awal sebelum di
kerjakan akan mempermudah dalam mengerjakannya. Karena dalam
mengairi petak sawah dilakukan sejak sawah sebelum diolah. Tanaman
padi sawah apabila kekurangan air akan menurunkan hasil produksi, oleh
karena itu dalam pemberian air kebutuhan tanaman padi harus tepat
waktu dan jumlahnya, karena pemberian air yang tepat jumlahnya akan
menghemat air irigasi.
Dari hasil penelitian tentang kebutuhan air kebutuhan air petak
sawah di Desa Kaladawa sebesar 104m3/dtk sedangkan kebutuhan air
petak sawah di Desa Getaskerep sebesar 123m3/dtk dan kebutuhan air
petak sawah di Desa Cangkring sebesar 215m3/dtk. Dari analisis yang di
peroleh sebagian besar kebutuhan air di petak sawah di Kecamatan
Talang Kabupaten Tegal yang mendapat aliran air dari Bendung
Pesayangan tidak sama. Hal ini menunjukan karena sebagian besar di
Kecamatan Talang Kabupaten Tegal petak luas sawahnya berbeda
sehingga dalam memenuhi kebutuhan air di petak sawah tidak seimbang.
Dengan demikian maka kebutuhan air di petak sawah perlu di jaga dalam
pengelolaanya agar tidak terjadi kekurangan air.
46
2 c. Kebutuhan air di seluruh areal irigasi
Pada dasarnya pemanfaatan air irigasi di gunakan oleh petani
untuk mengairi berbagai kebutuhan, seperti mengairi sawah atau lahan
pertanian, perikanan, maupun usaha lain, sedangkan penggunaan
didominasi untuk kegiatan pertanian.
Berdasarkan analisis bahwa kebutuhan air di Desa Kaladawa
sebesar 1.03m3/dtk, ketersediaan air sebesar 1.18 m3/dtk dengan surplus
air sebesar 0.15m3/dtk sedangkan di Desa Getaskerep kebutuhan air
irigasi sebesar 2.06m3/dtk, ketersediaan air sebesar 2.08m3/dtk dengan
dengan surplus air sebesar 0.02m3/dtk dan di Desa Cangkring kebutuhan
air irigasi sebesar 3.50m3/dtk, ketersediaan air sebesar 2.49m3/dtk dengan
defisit air sebesar -1.01m3/dtk.
Dari analisis di atas bahwa kebutuhan air di Desa Kaladawa
tercukupi dengan baik karena debit aliran air yang masuk ke sawah
tercukupi sesuai dengan kebutuhan air di lahan persawahan, sedangkan di
Desa Getaskerep debit aliran air yang masuk ke sawah tercukupi sesuai
dengan kebutuhan air di lahan persawahan dan di Desa Cangkring
kebutuhan air kurang, ini di sebabkan antara debit aliran air yang masuk
ke sawah tidak sebanding dengan kebutuhan air pada lahan persawahan.
Peranan saluran irigasi membantu dalam memenuhi kebutuhan air
untuk tanaman padi maupun kebutuhan air untuk petak sawah di
Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Hal ini terbukti dengan adanya
saluran irigasi kebutuhan air untuk tanaman padi tercukupi dengan baik.
47
Jadi peranan saluran irigasi sangat membantu dalam mencukupi
kebutuhan air bagi tanaman padi. Bendung Pesayangan sangat membantu
dalam pengelolaan dan penyediaan air ke saluran yang ada di Kecamatan
Talang Kabupaten Tegal.
49
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian melalui analisis data yang dilakukan maka
dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Irigasi Bendung Pesayangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
membantu memenuhi kebutuhan air untuk tanaman padi maupun kebutuhan
air untuk petak sawah di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Hal ini
terbukti dengan adanya Bendung Pesayangan yang ada di Kecamatan Talang
intensitas panen per tahun dan produktivitas panen per hektarnya meningkat
2. Kebutuhan air tanaman padi di Desa Kaladawa sebesar 1.03m3/detik dengan
debit saluran sebesar 1.18m3/detik atau surplus air sebesar 0.15 sedangkan di
Desa Getaskerep kebutuhan air sebesar 0.06m3/detik atau surplus air sebesar
0.02 dan kebutuhan air di Desa Cangkring sebesar 3.50m3/detik dengan
saluran air 2.49m3/detik atau defisit air sebesar -1.01m3/detik
3. Dengan adanya irigasi Bendung Pesayangan, pemenuhan kebutuhan air
untuk tanaman padi di tiga desa di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal dapat
terpenuhi dengan baik dalam arti debit air yang dibutuhkan maupun waktu
pemberian air yang dibutuhkan mampu untuk memenuhi kebutuhan air dan
pemberian air terpenuhi tepat sesuai dengan masa pertumbuhan tanaman.
50
B. SARAN
Berdasarkan simpulan di atas maka penulis ingin memberikan saran –
saran sebagai berikut:
1. Irigasi Bendung Pesayangan di Kecamatan Talang Kabupaten Tegal
mempunyai arti penting dalam memenuhi kebutuhan air untuk tanaman,
didalam memenuhi kebutuhan air hendaknya dikelola dengan baik dan
efisien.
2. Untuk menjaga agar di musim kemarau tidak kekurangan air, hendaknya
masyarakat ikut menjaga kelestarian tanaman di sekitar Sungai Kaligung,
sehingga air hujan yang jatuh dapat tertahan dan tersimpan oleh akar pohon.
3. Untuk menghindari kebocoran saluran air irigasi di saluran tersier yang
masih terbuat dari tanah, maka diharapkan secara bertahap dilakukan
pemplesteran pada saluran tersebut.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1996, “ Prosedur penelitian”. PT Rineka Cipta. Jakarta.
BMG. 2006, “ Iklim dan Curah Hujan”. BMG Tegal
BPS. 2005, “Penggunaan lahan Di Kecamatan Talang Dalam Angka”.Tegal
Cropwat. 1989. “ Petunjuk Perhitungan kebutuhan air irigasi”.
DPU Pengairan, 1987, “Aspek – Aspek Tehnik Jaringan Irigasi” Jakarta:
Dirjen Pengairan.
Hansen, Vaughn. 1986. “ Dasar-dasar dan Praktek Irigasi“. Erlangga.
Jakarta.
Kanisius. 1990, “ Budidaya Tanaman padi ”. PT AAK. Yogyakarta.
Kartasapoetra, A.G. 1991. “ Tehnologi Pengairan Pertanian Irigasi “. Bumi
Aksara. Jakarta
Najiyati, Sri .1993. “ Sistem Penyaluran Air dalam Dampak Petunjuk
Mengairi Tanaman “. Penebar Swadaya. Jakarta
Sayhun, Ersin, 1990, “Dasar – Dasar Hidrologi” Yogyakarta : Yogyakarta
University Press.
Suparyono & Setyono, Agus. 1993. " Padi ". Penebar Swadaya . Jakarta.
Soenarto, R. 1959, “ Pengairan “. PT. Soeroengan, Jakarta.
Suyono, Sosrodarsono dan Kensaku Takeda, 1987, “Hidrologi Untuk
Pengairan”, Jakarta: PT. Pradya Paramita
Wilson. Em, 1973, “Hidrologi Tehnik; Edisi Keempat”, Bandung: ITB.
52
Lampiran 1
Data Debit Saluran Irigasi Di Desa Kaladawa
No Bulan
Saluran sekunder
(m3/detik)
Saluran tersier
(m3/detik)
1. Januari 0.064 0.052
2. Februari 0.046 0.086
3. Maret 0.089 0.026
4. April 0.048 0.060
5. Mei 0.032 0.024
6. Juni 0.046 0.026
Jumlah 0.325 0.274
Sumber: Analisis data primer, 2006
Data Debit Saluran Irigasi Di Desa Getaskerep
No Bulan
Saluran sekunder
(m3/detik)
Saluran tersier
(m3/detik)
1. Januari 0.125 0.104
2. Februari 0.089 0.061
3. Maret 0.098 0.048
4. April 0.135 0.032
5. Mei 0.098 0.028
6. Juni 0.086 0.029
Jumlah 0.631 0.302
Sumber: Analisis data primer, 2006
53
Lampiran 1 (lanjutan)
Data Debit Saluran Irigasi Di Desa Cangkring
No Bulan
Saluran sekunder
(m3/detik)
Saluran tersier
(m3/detik)
1. Januari 0.235 0.163
2. Februari 0.234 0.167
3. Maret 0.262 0.106
4. April 0.268 0.096
5. Mei 0.281 0.054
6. Juni 0.289 0.042
Jumlah 1.569 0.628
Sumber: Analisis data primer, 2006
54
Lampiran 2
Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi Pada Fase Penyiapan Lahan Di Bulan
1 Januari 2006
Hari Tanggal
Koefisien tanaman ( Kc )
Penguapan ( mm/hari) CWR
1 1 1.20 0.20 0.24 2 2 1.20 0.25 0.3 3 3 1.20 0.40 0.48 4 4 1.20 0.31 0.37 5 5 1.20 0.43 0.51 6 6 1.20 0.41 0.49 7 7 1.20 0.47 0.56 8 8 1.20 0.49 0.58 9 9 1.20 0.23 0.27 10 10 1.20 0.55 0.66 11 11 1.20 0.71 0.85 12 12 1.20 0.31 0.37 13 13 1.20 0.40 0.48 14 14 1.20 0.52 0.6 15 15 1.20 0.58 0.69 16 16 1.20 0.34 0.40 17 17 1.20 0.36 0.43 18 18 1.20 0.24 0.28 19 19 1.20 0.51 0.61 20 20 1.20 0.50 0.6 21 21 1.20 0.69 0.82 22 22 1.20 0.46 0.55 23 23 1.20 0.51 0.61 24 24 1.20 0.58 0.69 25 25 1.20 0.51 0.61 26 26 1.20 0.40 0.48 27 27 1.20 0.40 0.48 28 28 1.20 0 0 29 29 1.20 4.10 4.10 30 30 1.20 0.44 0.44 Jumlah 1.20 16.31 18.55 Rata2 1.20 0.54 0.64
Sumber: Analisis data primer, 2006
55
Lampiran 2 (lanjutan)
Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi Pada Fase Penggenangan Lahan
Di Bulan 31 Januari -19 Februari 2006
Hari
Tanggal
Koefisien tanaman
( Kc )
Penguapan
( mm/hari) CWR
1 31 - 0.45 0.45
2 1 - 0.48 0.48
3 2 - 0.55 0.55
4 3 - 0.42 0.42
5 4 - 0.40 0.40
6 5 - 0.46 0.46
7 6 - 0.35 0.35
8 7 - 0.90 0.90
9 8 - 0.51 0.51
10 9 - 0.54 0.54
11 10 - 0.44 0.44
12 11 - 0.58 0.58
13 12 - 0.59 0.59
14 13 - 0.69 0.69
15 14 - 0.32 0.32
16 15 - 0.90 0.90
17 16 - 0.43 0.43
18 17 - 0.73 0.73
19 18 - 0.37 0.37
20 19 - 0.47 0.47
Jumlah 10.58 10.58
Rata2 0.52 0.52
Sumber: Analisis data primer, 2006
56
Lampiran 2 (lanjutan)
Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi Pada Fase Penanaman Di Bulan
20 Februari – 11 Maret 2006
Hari
Tanggal
Koefisien tanaman
( Kc )
Penguapan
( mm/hari) CWR
1 20 1.10 0.53 0.58
2 21 1.10 0.53 0.58
3 22 1.10 0.49 0.53
4 23 1.10 0.27 0.29
5 24 1.10 0.58 0.63
6 25 1.10 0.50 0.55
7 26 1.10 0.69 0.75
8 27 1.10 0.82 0.90
9 28 1.10 0.50 0.55
10 1 1.10 0.35 0.38
11 2 1.10 0.56 0.61
12 3 1.10 0.54 0.59
13 4 1.10 0.46 0.50
14 5 1.10 0.42 0.46
15 6 1.10 0.55 0.60
16 7 1.10 0.46 0.50
17 8 1.10 0.62 0.68
18 9 1.10 0.58 0.63
19 10 1.10 0.60 0.66
20 11 1.10 0.88 0.96
Jumlah 10.98 11.93
Rata2 0.54 0.59
Sumber: Analisis data primer, 2006
57
Lampiran 2 (lanjutan)
Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi Pada Fase Pertumbuhan Di Bulan 12 Maret –
10 April 2006
Hari
Tanggal
Koefisien tanaman
( Kc )
Penguapan
( mm/hari) CWR
1 12 - 0,40 0,40
2 13 - 0,48 0,48
3 14 - 0,50 0,50
4 15 - 0,36 0,36
5 16 - 0,62 0,62
6 17 - 0,70 0,70
7 18 - 0,34 0,34
8 19 - 0,28 0,28
9 20 - 0,35 0,35
10 21 - 0,57 0,57
11 22 - 0,58 0,58
12 23 - 0,63 0,63
13 24 - 0,18 0,18
14 25 - 0,27 0,27
15 26 - 0,52 0,52
16 27 - 0,52 0,52
17 28 - 0,60 0,60
18 29 - 0,10 0,10
19 30 - 0,46 0,46
20 31 - 0,39 0,39
21 1 - 0,45 0,45
22 2 - 0,48 0,48
23 3 - 0,77 0,77
58
Lampiran 2 (lanjutan)
24 4 - 0,57 0,57
25 5 - 0,61 0,61
26 6 - 0,53 0,53
27 7 - 0,55 0,55
28 8 - 0,73 0,73
29 9 - 0,30 0,30
30 10 - 0,19 0,19
Jumlah 14.33 14.33
Rata2 0.47 0.47
Sumber: Analisis data primer, 2006
59
Lampiran 2 (lanjutan)
Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi Pada Fase Menjelang Tumbuh
(Pembungaan) Di Bulan 11 April – 20 Mei 2006
Hari
Tanggal
Koefisien
tanaman
( Kc )
Penguapan
( mm/hari) CWR
1 11 1.05 0.49 0.51
2 12 1.05 0.60 0.63
3 13 1.05 0.49 0.51
4 14 1.05 0.74 0.77
5 15 1.05 0.25 0.26
6 16 1.05 0.43 0.45
7 17 1.05 0.49 0.51
8 18 1.05 0.36 0.37
9 19 1.05 0.58 0.60
10 20 1.05 0.44 0.46
11 21 1.05 0.8 0.84
12 22 1.05 0.50 0.52
13 23 1.05 0.44 0.46
14 24 1.05 0.57 0.59
15 25 1.05 0.42 0.42
16 26 1.05 0.43 0.45
17 27 1.05 0.65 0.68
18 28 1.05 0.55 0.57
19 29 1.05 0.80 0.84
20 30 1.05 0.19 0.19
21 1 1.05 0.27 0.28
22 2 1.05 0.44 0.46
60
Lampiran 2 (lanjutan)
23 3 1.05 0.81 0.85
24 4 1.05 0.46 0.48
25 5 1.05 0.6 0.63
26 6 1.05 0.61 0.64
27 7 1.05 0.5 0.52
28 8 1.05 0.58 0.60
29 9 1.05 0.43 0.43
30 10 1.05 0.26 0.27
31 11 1.05 0.53 0.55
32 12 1.05 0.45 0.47
33 13 1.05 0.70 0.73
34 14 1.05 0.63 0.66
35 15 1.05 0.55 0.57
36 16 1.05 0.42 0.44
37 17 1.05 0.58 0.60
38 18 1.05 0.54 0.56
39 19 1.05 0.46 0.48
40 20 1.05 0.40 0.42
Jumlah 20.44 20.64
Rata2 0.51 0.53
Sumber: Analisis data primer, 2006
61
Lampiran 2 (lanjutan)
Kebutuhan Air Untuk Tanaman Padi Pada Fase Masa Sudah Tua
Di Bulan 21 Mei –19 Juni 2006
Hari
Tanggal
Koofisien tanaman
( Kc )
Penguapan
( mm/hari) CWR
1 21 0.80 0.29 0.23
2 22 0.80 0.32 0.25
3 23 0.80 0.42 0.33
4 24 0.80 0.38 0.30
5 25 0.80 0.56 0.44
6 26 0.80 0.50 0.4
7 27 0.80 0.48 0.38
8 28 0.80 0.26 0.20
9 29 0.80 0.15 0.12
10 30 0.80 0.69 0.55
11 31 0.80 0.40 0.32
12 1 0.80 0.50 0.4
13 2 0.80 0.44 0.35
14 3 0.80 0.57 0.45
15 4 0.80 0.42 0.33
16 5 0.80 0.43 0.34
17 6 0.80 0.65 0.52
18 7 0.80 0.55 0.44
19 8 0.80 0.80 0.64
20 9 0.80 0.19 0.15
21 10 0.80 0.27 0.21
22 11 0.80 0.44 0.35
23 12 0.80 0.81 0.64
62
Lampiran 2 (lanjutan)
24 13 0.80 0.46 0.36
25 14 0.80 0.34 0.27
26 15 0.80 0.28 0.22
27 16 0.80 0.35 0.28
28 17 0.80 0.57 0.45
29 18 0.80 0.58 0.46
30 19 0.80 0.38 0.30
Jumlah 13.15 10.38
Rata2 0.43 0.34
Sumber: Analisis data primer, 2006
63
Lampiran 3
Data Suhu dan Iklim Pada Bulan Januari 2006
Tanggal
Suhu
udara
( 0C )
Kelembaban
( % )
Kecepatan angin
( Km/Jam )
Penyinaran
matahari
( % )
1 26.7 80 49 75
2 27.0 83 65 31
3 26.2 91 33 50
4 25.8 89 47 19
5 26.5 83 76 75
6 27.1 82 37 63
7 26.9 87 36 69
8 26.6 85 42 63
9 26.5 89 42 23
10 27.4 83 34 44
11 27.3 85 36 31
12 27.1 82 49 63
13 27.7 83 45 50
14 26.9 89 45 0
15 26.2 89 40 50
16 25.5 93 70 31
17 26.3 84 74 0
18 26.3 85 61 0
19 26.9 91 41 25
20 26.9 89 76 97
21 27.0 88 97 69
22 27.7 85 99 81
23 27.1 86 76 12
64
Lampiran 3 (lanjutan)
24 27.4 86 108 75
25 26.8 87 66 31
26 26.5 86 94 15
27 26.2 91 62 8
28 24.3 98 6 0
29 25.9 93 41 8
30 26.5 89 45 31
31 27.1 90 60 38
Jumlah 826.3 2701 1772 1227
Rata2 26.5 87 57 50
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tegal tahun 2006
65
Lampiran 3 (lanjutan)
Data Suhu dan Iklim Bulan Februari 2006
Tanggal
Suhu udara
( 0C )
Kelembaban
( % )
Kecepatan
angin
( Km/Jam )
Penyinaran
matahari
( % )
1 26.7 88 66 63
2 26.4 88 42 63
3 27.4 85 57 75
4 26.8 88 60 19
5 26.1 92 73 20
6 26.1 88 39 15
7 26.3 84 164 88
8 26.5 87 82 98
9 26.5 92 44 0
10 26.1 88 41 63
11 26.8 88 49 75
12 26.8 82 45 85
13 27.8 83 39 95
14 27.6 85 40 75
15 27.9 83 43 88
16 27.2 83 49 81
17 28.4 80 50 75
18 28.0 76 27 25
19 27.6 86 77 50
20 27.3 86 29 75
21 27.6 84 60 75
22 26.7 88 40 13
23 26.7 89 55 81
66
Lampiran 3 (lanjutan)
24 27.3 87 62 81
25 26.7 88 44 50
26 27.1 84 101 88
27 26.9 87 41 50
28 27.2 86 93 12
Jumlah 756.5 2405 1612 1678
Rata2 27.0 86 58 74
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tegal tahun 2006
67
Lampiran 3 (lanjutan)
Data Suhu dan Iklim Bulan Maret 2006
Tanggal
Suhu udara
( 0C )
Kelembaban
( % )
Kecepatan
angin
( Km/Jam )
Penyinaran
matahari
( % )
1 27.0 88 53 19
2 27.5 86 59 88
3 27.7 84 68 63
4 26.3 89 50 63
5 27.7 77 33 100
6 26.8 88 33 3
7 26.9 83 46 44
8 27.1 88 40 100
9 28.5 75 35 94
10 27.7 77 48 69
11 27.1 83 55 100
12 27.7 77 26 87
13 27.0 86 43 100
14 26.9 81 52 94
15 27.1 88 55 10
16 27.8 86 85 88
17 27.8 85 61 85
18 27.2 91 34 0
19 27.2 88 47 0
20 26.3 91 53 0
21 26.7 88 38 81
22 26.7 86 64 66
23 27.0 89 46 20
68
Lampiran 3 (lanjutan)
24 26.1 92 11 0
25 26.7 88 14 0
26 27.1 85 40 87
27 27.3 88 68 62
28 28.0 83 66 50
29 26.7 90 21 7
30 26.9 87 30 18
31 27.1 88 34 6
Jumlah 841.6 2655 1408 1604
Rata2 27.1 86 45 63
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tegal tahun 2006
69
Lampiran 3 (lanjutan)
Data Suhu dan Iklim Bulan April 2006
Tanggal
Suhu udara
( 0C )
Kelembaban
( % )
Kecepatan
angin
( Km/Jam )
Penyinaran
matahari
( % )
1 26.1 91 54 10
2 27.9 76 35 50
3 27.2 87 51 100
4 25.9 92 35 56
5 26.8 83 45 75
6 26.9 85 46 94
7 27.1 83 50 94
8 27.0 83 47 81
9 26.7 86 49 85
10 26.8 87 51 75
11 27.3 86 40 98
12 27.7 83 20 50
13 27.7 81 34 88
14 27.4 84 45 90
15 26.4 86 43 85
16 26.9 81 52 81
17 27.7 82 8 38
18 27.4 83 3 43
19 27.7 83 6 81
20 27.4 83 12 53
21 26.9 89 2 0
22 27.3 80 13 88
23 27.5 81 16 44
70
Lampiran 3 (lanjutan)
24 27.5 85 15 87
25 27.3 84 19 69
26 27.9 77 25 37
27 28.0 70 24 100
28 28.1 76 21 100
29 27.8 79 20 87
30 26.9 86 24 19
Jumlah 817.3 2492 905 2058
Rata2 27.2 83 30 82
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tegal tahun 2006
71
Lampiran 3 (lanjutan)
Data Suhu dan Iklim Bulan Mei 2006
Tanggal
Suhu udara
( 0C )
Kelembaban
( % )
Kecepatan
angin
( Km/Jam )
Penyinaran
matahari
( % )
1 27.3 80 25 31
2 26.6 87 35 69
3 27.3 84 4 100
4 27.9 82 1 69
5 28.2 77 2 64
6 27.6 80 1 88
7 26.3 85 10 88
8 27.6 79 20 75
9 28.2 81 21 81
10 28.1 80 8 94
11 28.5 80 11 93
12 27.9 79 17 75
13 28.1 72 12 100
14 27.3 74 7 100
15 27.7 73 2 100
16 27.7 74 4 94
17 28.1 73 1 65
18 28.0 72 2 94
19 28.0 81 14 75
20 27.6 84 22 37
21 27.3 83 30 50
22 25.6 91 25 0
23 26.6 83 35 65
72
Lampiran 3 (lanjutan)
24 27.3 85 21 94
25 28.1 80 19 100
26 27.8 82 12 94
27 27.9 81 5 15
28 25.8 90 9 10
29 26.4 86 25 35
30 27.5 82 19 100
31 27.9 82 10 88
Jumlah 852.2 2505 429 2278
Rata2 27.5 81 14 73
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tegal tahun 2006
73
Lampiran 3 (lanjutan)
Data Suhu dan Iklim Bulan Juni 2006
Tanggal
Suhu udara
( 0C )
Kelembaban
( % )
Kecepatan
angin
( Km/Jam )
Penyinaran
matahari
( % )
1 27.2 75 18 35
2 26.4 84 24 56
3 27.0 84 6 90
4 27.5 82 15 62
5 28.2 72 22 45
6 27.6 75 21 78
7 26.3 82 12 56
8 27.6 72 2 72
9 28.2 81 31 77
10 28.1 78 28 92
11 28.5 80 16 88
12 27.9 79 17 78
13 28.1 72 16 90
14 27.3 74 25 98
15 27.7 73 23 98
16 27.4 74 5 95
17 28.1 73 3 65
18 28.0 72 1 95
19 27.8 81 54 78
20 27.6 84 32 36
21 27.3 83 20 56
22 25.6 79 22 12
23 26.0 83 32 6
74
Lampiran 3 (lanjutan)
24 27.3 85 28 64
25 28.1 80 25 95
26 27.8 82 12 96
27 27.4 80 7 19
28 25.8 85 11 12
29 26.2 84 21 45
30 27.3 81 15 96
Jumlah 826.0 2250 564 1985
Rata2 27.2 75 19 66
Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika Tegal tahun 2006
75
Lampiran 4
Sampel Infiltrasi Di Desa Cangkring
No
Volume air
( Liter )
Waktu
( menit)
Kapasitas laju infiltrasi
( liter/menit)
1. 178 10 17
2. 64 4 16
3. 85 5 17
4. 135 10 14
5. 152 12 13
6. 132 10 13
7. 124 9 14
8. 110 9 12
9. 75 4 18
10. 82 7 12
11. 121 10 12
12. 76 4 19
13. 73 4 18
14 76 4 19
Jumlah 1686 106 214
Rata - rata 120 14 7
Sumber: Hasil pengukuran dilapangan
76
Lampiran 4 (lanjutan)
Sampel Infiltrasi Di Desa Kaladawa
No
Volume air
( Liter )
Waktu
( menit)
Kapasitas laju infiltrasi
( liter/menit)
1. 125 12 10
2. 142 14 10
3. 125 12 10
4. 57 5 11
5. 53 4 13
6. 65 5 13
7. 46 3 15
8. 75 7 11
9. 82 8 10
Jumlah 770 105 103
Rata - rata 85 11 7
Sumber: Hasil pengukuran dilapanagn
77
Lampiran 4 (lanjutan)
Sampel Infiltrasi Di Desa Getaskerep
No
Volume air
( Liter )
Waktu
(menit)
Kapasitas laju infiltrasi
(liter/menit)
1. 156 20 8
2. 123 14 9
3. 125 14 10
4. 124 12 10
5. 125 14 10
6. 134 16 8
7. 85 8 10
8. 75 9 8
9. 95 8 11
10. 86 7 12
11. 75 9 8
12. 124 14 9
13. 123 14 9
Jumlah 1450 168 122
Rata - rata 111 14 8
Sumber: hasil pengukuran dilapangan