i
SKRIPSI
HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN HEALTH
LITERACY PADA PERAWAT DI RSU HAJI SURABAYA
PENELITIAN CROSS-SECTIONAL
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep)
pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR
Oleh :
MUHAMMAD BAGUS SETYAWAN
131611123034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan belum pernah
dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.
Surabaya, 10 Januari 2018
Yang Menyatakan
Muhammad Bagus Setyawan
131611123034
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
iii
HALAMAN PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Airlangga. Saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Muhammad Bagus Setyawan
NIM : 131611123034
Program Studi : Pendidikan Ners
Fakultas : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Airlangga Hak Bebas Royalti Non – eksklusif (Non – exclusive
Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
“Hubungan Penggunaan Smartphone dengan Health Literacy Pada Perawat
di RSU Haji Surabaya ”
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non –
esklusif ini Universitas Airlangga berhak menyimpan, alihmedia / format,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap dicantumkan nama saya sebagai
penulis / pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Surabaya, 10 Januari 2018
yang menyatakan
Muhammad Bagus Setyawan
NIM. 131611123034
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
iv
SKRIPSI
HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN HEALTH
LITERACY PADA PERAWAT DI RS HAJI SURABAYA
Oleh:
Muhammad Bagus Setyawan
NIM. 131611123034
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 5 JANUARI 2018
Oleh
Pembimbing Ketua
Dr. H. Kusnanto, S.Kp., M.Kes
NIP. 196808291989031002
Pembimbing
Ferry Efendi, S.Kep., Ns., M.Sc., PhD
NIP. 198202182008121005
Mengetahui
An. Dekan
Wakil Dekan I
Dr. H. Kusnanto, S.Kp., M.Kes
NIP. 196808291989031002
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
v
SKRIPSI
HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN HEALTH
LITERACY PADA PERAWAT DI RS HAJI SURABAYA
Oleh:
Muhammad Bagus Setyawan
NIM. 131611123034
Telah diuji
Pada tanggal, 10 Januari 2018
PANITIA PENGUJI
Ketua : Puji Rahayu, S.Kep., Ns., M.Kep …………………
NIP. 196511201989032009
Anggota :
1. Dr. H. Kusnanto, S.Kp., M.Kes …………………
NIP. 196808291989031002
2. Ferry Efendi, S.Kep., Ns., M.Sc., PhD …………………
NIP. 19820218 2008121005
Mengetahui
An. Dekan
Wakil Dekan I
Dr. H. Kusnanto, S.Kp., M.Kes
NIP. 196808291989031002
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
vi
MOTTO
“Selalu Ada Harapan Bagi Mereka Yang Berdoa
Selalu Ada Jalan Bagi Mereka Yang Berusaha”
…
“Ketika Dirimu Lelah Berjuang, Jangan Pernah Menyerah,
Selalu Kepada-Nya Kau Berserah ”
…
“Ingatlah selalu perjuangan Orangtua mulai dari kamu lahir
hingga sekarang ini, sampai kapanpun kamu tidak akan bisa
membalas budi mereka, maka buatlah mereka selalu bahagia.”
…
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayahNya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN
PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN HEALTH LITERACY PADA
PERAWAT DI RSU HAJI SURABAYA”. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi
Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mengalami kesulitan dan
hambatan, namun berkat bimbingan semua pihak akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan. Bersama ini perkenankanlah saya mengucapkan terimakasih dengan
hati yang tulus kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam M.Nurs (Hons), selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Studi
Pendidikan Ners.
2. Dr. H. Kusnanto, S.Kp., M.Kes selaku Wakil Dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga dan pembimbing I yang telah sabar menjadi bapak
dan pembimbing, yang telah meluangkan waktu di sela-sela agenda yang
padat, memberikan ilmu, semangat, masukan, motivasi serta saran demi
kesempurnaan skripsi ini.
3. Ferry Efendi, S.Kep., Ns., M.Sc., PhD selaku pembimbing II yang telah
sabar dalam membimbing, memberikan ilmu, motivasi dan meluangkan
waktu untuk saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
viii
4. Puji Rahayu, S. Kep., Ns., M.Kep selaku penguji skripsi dan Kepala Bidang
Keperawatan Rumah Sakit Umum Haji Surabaya yang telah banyak
membantu, memberikan waktu, saran, masukan, dan bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes selaku penguji proposal skripsi yang
telah banyak membantu, memberikan waktu, saran, masukan, dan
bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Khoridatul Bahiyah, S.Kep.Ns., M.Kep. Sp.Kep.J selaku pembimbing
akademik yang telah sabar dalam membimbing, memberikan ilmu,
semangat dan motivasi.
7. Bapak dan Ibu Staf pendidikan dan staf akademik yang telah menyediakan
fasilitas dalam proses perijinan penelitian dan surat menyurat untuk
penyelesaian skripsi ini.
8. Tim Etik Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang telah
memberikan saran sesuai syarat etik yang benar dan melancarkan protokol
penelitian saya.
9. Direktur Rumah Sakit Umum Haji Surabaya beserta para staf dan kepala
ruangan yang telah membantu dan memberikan kesempatan dalam
pelaksanaan penelitian ini
10. Seluruh responden penelitian di RS Umum Haji Surabaya yang telah
bersedia dan berpartisipasi dalam penelitian ini
11. Kedua orang tua (Bapak Kaeroman dan Ibu Eni Rahayu Marginingsih) dan
Adik (Nurvita Putri Retmasari) yang telah memberikan doa sepanjang
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
ix
waktu, menguatkan, memberi dukungan dan memotivasi dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
12. Teman-teman seperjuangan angkatan B19, yang telah memberikan bantuan,
dukungan dan semangat dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
13. Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan bagi profesi keperawatan.
Surabaya, Januari 2018
Penulis
Muhammad Bagus Setyawan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
x
ABSTRAK
HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN HEALTH
LITERACY PADA PERAWAT DI RSU HAJI SURABAYA
Muhammad Bagus Setyawan
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
Pendahuluan: Health literacy dinilai sebagai salah satu upaya guna meningkatkan
kesadaran akan pentingnya kesehatan melalui kemudahan masyarakat untuk
mengakses informasi kesehatan melalui berbagai media, smartphone merupakan
salah satu media yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Tujuan penelitian
ini yaitu mengetahui hubungan penggunaan smartphone dengan health literacy
pada perawat. Metode: Penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan
pendekatan cross-sectional dengan teknik purposive sampling. Populasi penelitian
ini adalah seluruh tenaga keperawatan di RSU Haji Surabaya. Jumlah sampel
penelitian 39 responden yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Variabel
independen yaitu penggunaan smartphone pada perawat, sedangkan variabel
dependen yaitu health literacy pada perawat. Data dikumpulkan dengan
menggunakan dua kuisioner yaitu kuisioner The Effects Innovation Factors on
Smartphone Adoption among Nurses on Community Hospital dan kuisioner Short
Form Health Literact Survey Tool. Data kemudian dianalisa menggunakan uji
analisa Spearman Rho (α < 0,05). Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan,
semakin tinggi penggunaan smartphone perawat, maka akan semakin baik health
literacy dengan korelasi positif (p=0,000 dan r=0,536). Diskusi: Perawat
disarankan untuk dapat meningkatkan penggunaan smartphone secara bijak dan
positif sebagai upaya untuk meningkatkan health literacy perawat.
Kata Kunci : Penggunaan Smartphone, Health literacy, Perawat
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
xi
ABSTRACT
RELATIONSHIPS OF USE SMARTPHONE WITH HEALTH LITERACY
IN NURSE ON HAJJ HOSPITAL SURABAYA
Muhammad Bagus Setyawan
Nursing Faculty of Universitas Airlangga
Introduction: Health literacy is considered as an effort to increase awareness of
the importance of health through the ease of the community to access health
information through various media, the smartphone is one of the most widely used
media by the community. The purpose of this study is to know the relationship
between the use of smartphones with health literacy in nurses. Method: This
research uses correlational design with the cross-sectional approach with purposive
sampling technique. The population of this research is all nursing staff at Hajj
Hospital Surabaya. The sample size was 39 respondents who met the inclusion and
exclusion criteria. Independent variable is the use of smartphones in nurses, while
the dependent variable is health literacy in nurses. Data were collected using The
Effects Innovation Factors on Smartphone Adoption among Nurses on Community
Hospital questionnaires and the Short Form Health Literacy Survey Tool
questionnaire. Data were then analyzed using analysis test Spearman Rho (α <0,05).
Results: There is a significant relationship, the higher the use of smartphone nurses,
the better the health literacy with the positive correlation (p = 0.000 and r = 0,536).
Discussion: Nurses are advised to be able to increase smartphone usage wisely and
positively in an effort to improve the health literacy of nurses.
Keywords : Use of Smartphone usage, Health Literacy, Nurse
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL DAN PRASYARAT GELAR ............................................ i
SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iii LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iv LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................. v MOTTO ............................................................................................................. vi
UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. vii ABSTRAK ............................................................................................................. x ABSTRACT .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH ................................. xvii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan ........................................................................................... 5 1.3.1 Tujuan umum ................................................................... 5
1.3.2 Tujuan khusus .................................................................. 5 1.4 Manfaat ......................................................................................... 5
1.4.1 Teoritis ............................................................................. 5
1.4.2 Praktis ............................................................................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 8 2.1 Health Literacy.............................................................................. 8
2.1.1 Pengertian Health Literacy .............................................. 8
2.1.2 Dimensi Health literacy ................................................. 11
2.1.3 Model Health literacy .................................................... 12
2.1.4 Dampak Health literacy ................................................. 13 2.1.5 Pengukuran Health literacy ........................................... 15
2.2 Smartphone ................................................................................. 18 2.2.1 Definisi Smartphone ...................................................... 18 2.2.2 Sejarah Perkembangan ................................................... 19
2.2.3 Dampak Smartphone bagi perawat ................................ 20 2.3 Teori Conceptual model of European Health Literacy Survey ... 21 2.4 Keaslian Penelitian ...................................................................... 22
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ....................... 28 3.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 28
3.2 Hipotesis ...................................................................................... 29
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
xiii
BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................. 29 4.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 29 4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling...................................... 29
4.2.1 Populasi .......................................................................... 29
4.2.2 Sampel ............................................................................ 29 4.2.3 Sampling ........................................................................ 31
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................. 31 4.3.1 Variabel Independen ...................................................... 31 4.3.2 Variabel Dependen ......................................................... 31
4.4 Definisi Operasional.................................................................... 32 4.5 Instrumen Penelitian.................................................................... 33 4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 34
4.6.1 Uji Validitas ................................................................... 34 4.6.2 Uji Reliabilitas ............................................................... 35
4.7 Lokasi dan waktu penelitian........................................................ 36 4.8 Prosedur Penelitian...................................................................... 36
4.9 Analisis Data ............................................................................... 36 4.10 Kerangka Kerja ........................................................................... 37
4.11 Etika Penelitian ( Ethical Approval) ........................................... 38 4.12 Keterbatasan Penelitian ............................................................... 40
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 41 5.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 41
5.1.1 Gambaran Umum lokasi penelitian ................................ 41
5.1.2 Karakteristik Demografi Responden .............................. 42 5.1.3 Variabel yang Diukur ..................................................... 44
5.1.4 Hubungan Karakteristik Responden dengan Variabel
yang Diukur .................................................................... 45 5.1.5 Hubungan Penggunaan Smartphone dengan Health
literacy............................................................................ 48 5.2 Pembahasan ................................................................................. 49
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 53
6.1 Simpulan ..................................................................................... 53 6.2 Saran ............................................................................................ 53
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 54 LAMPIRAN ......................................................................................................... 60
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Penggunaan Smartphone dengan
Health Literacy pada perawat Di Rumah Sakit Haji Surabaya
Berdasarkan Model Conceptual model of health literacy of the
European Health Literacy Survey .................................................... 28
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Penggunaan Smartphone dengan Health
literacy pada Perawat di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya ......... 37
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keaslian Penelitian ................................................................................ 22
Tabel 4 1 Hasil Perhitungan Jumlah Sample Size ................................................ 30
Tabel 4.2 Definisi Operasional ............................................................................. 32
Tabel 5.1 Karakteristik responden perawat di RSU Haji Surabaya, Desember
2017 ...................................................................................................... 42
Tabel 5 .2 Distribusi responden berdasarkan penggunaan smartphone pada perawat
di RSU Haji Surabaya, Desember 2017 ............................................... 44
Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan health literacy pada perawat di RSU
Haji Surabaya, Desember 2017 ............................................................ 44
Tabel 5.4 Tabulasi silang karakteristik responden dengan penggunaan smartphone
pada perawat di RSU Haji Surabaya, Desember 2017 ......................... 45
Tabel 5.5 Tabulasi silang karakteristik responden dengan Health literacy pada
perawat di RSU Haji Surabaya, Desember 2017 .................................. 46
Tabel 5.6 Tabulasi Silang penggunaan smartphone dengan Health literacy pada
perawat di RSU Haji Surabaya, Desember 2017 .................................. 48
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal .................................... 60
Lampiran 2. Surat Permohonan Pengambilan Data Penelitian ............................. 61
Lampiran 3. Surat Balasan Permohonan Pengambilan Data Penelitian ............... 62
Lampiran 4. Surat Keterangan Lolos Kaji Etik ..................................................... 63
Lampiran 5. Lembar Permohonan Menjadi Responden ....................................... 64
Lampiran 6. Lembar Penjelasan Penelitian ........................................................... 65
Lampiran 7. Lembar Inform Consent .................................................................... 69
Lampiran 8. Lembar Kuisioner Penelitian ............................................................ 70
Lampiran 9. Hasil Uji Statistik.............................................................................. 78
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
xvii
DAFTAR LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH
HL : Health Literacy
IPM : Indeks Pembangunan Manusia
KEPK : Komisi Etik Penguji Keperawatan
UNESCO : United Nation Education, Science and Culture
Organization
WHO : World Health Organization
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Health literacy merupakan kemampuan individu untuk mendapatkan akses,
memahami dan menggunakan informasi sesuai dengan tujuan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan untuk diri mereka sendiri, keluarga mereka maupun
komunitas mereka (Soerensen et al., 2012). Sementara definisi lain health literacy
adalah konsep yang berkembang bahwa literasi kesehatan berarti lebih dari sekedar
bisa membaca pamflet, membuat janji temu periksa, memahami label makanan atau
mematuhi tindakan yang ditentukan dari dokter (World Health Organization, 2017).
Health literacy terkait dengan pengetahuan, motivasi, dan kompetensi masyarakat
untuk mengakses, memahami, menilai, dan menerapkan informasi kesehatan untuk
membuat penilaian dan mengambil keputusan dalam kehidupan sehari-hari
mengenai perawatan kesehatan, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan untuk
mempertahankan atau memperbaiki kualitas hidup selama hidupnya (Pelikan,
Röthlin, & Ganahl, 2012). Sangat penting untuk membedakan pengertian health
literacy dengan literacy secara umum. Sesuai dengan United Nation Education,
Science and Culture Organization (UNESCO), kata ‘literasi’ secara umum berarti
membaca dan menulis secara sederhana atau bisa dikatakan disini adalah melek
pendidikan atau sadarnya masyarakat dengan pendidikan dan kesehatan (UNESCO,
2017).
Health Literacy sampai saat ini masih menjadi masalah baik di negara maju
maupun berkembang, kurang lebih setengah orang dewasa di Amerika Serikat
memiliki tingkat literasi kesehatan yang kurang (Eigelbach, 2017). Survei yang
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
2
dilakukan di Jerman pada tahun 2017 memberikan hasil sekitar 54.3% penduduk
dewasa di sana tidak memiliki tingkat literasi kesehatan yang cukup (Berens, Vogt,
Messer, Hurrelmann, & Schaeffer, 2016; Schaeffer, Berens, & Vogt, 2017).
Penelitian di Jepang menunjukkan hasil 51.5% responden memiliki tingkat literasi
kesehatan yang kurang, sedangkan hasil sebuah survei nasional di Taiwan pada
tahun 2010 menyatakan 30% penduduk tidak memiliki tingkat literasi kesehatan
yang cukup, studi di Turki 58% responden memiliki tingkat literasi kesehatan yang
terbatas (Bodur, Filiz, & Kalkan, 2017; S. D. Lee, Tsai, Tsai, & Kuo, 2010;
Nakayama et al., 2015).
Data di Indonesia mengenai tingkat literasi kesehatan masyarakat masih
terbatas. Meski demikian, terdapat fakta-fakta yang menggambarkan kondisi yang
terkait dengan literasi kesehatan yang rendah. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Indonesia tahun 2016 adalah 0,689% (United Nations Development Programme,
2016). Nilai ini membuat Indonesia berada di peringkat ke-113 dari 188 negara dan
berada di bawah nilai rata-rata daerah Asia Timur dan Pasifik (United Nations
Development Programme, 2016). Selain itu data survey di Kota Semarang pada
tahun 2013-2014, dengan 1029 responden, sangat memprihatinkan, yaitu 65%
responden berada pada tingkat health literacy yang rendah yaitu inadequate dan
problematic (Nurjanah & Rachmani, 2014).
Health Literacy dinilai masih menjadi hal baru di Indonesia, sebagai salah
satu upaya guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan melalui
kemudahan masyarakat untuk mengakses informasi tentang kesehatan (Santosa,
2012). Media dan sumber informasi kesehatan yang semakin berkembang
menjadikan masyarakat lebih melek kesehatan, hal ini terkadang membuat
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
3
masyarakat bingung dengan informasi yang beragam, maka diperlukan pemahaman
tentang health literacy yang berisi bagaimana cara mengakses, memahami, menilai
dan menerapkan informasi untuk membuat keputusan dalam hal kesehatan,
pencegahan penyakit dan promosi kesehatan, oleh karena itu hal ini sangat penting
bagi perawat salah satunya dalam hal praktek klinis dan mendukung hasil
perawatan pasien yang lebih baik (Cafiero, 2013)
Dalam literasi kesehatan seorang tenaga kesehatan dituntut untuk selalu
memperbarui keilmuannya agar ilmu yang dimilikinya selalu berkembang dan
mengetahui informasi terbaru (Chong, Francis, Cooper, & Abdullah, 2014). Saat
ini terdapat berbagai macam media informasi dalam literasi kesehatan salah satunya
smartphone (Williams-Johnson, 2017). Dewasa ini smartphone menjadi media
komunikasi yang paling banyak digunakan orang masyarakat karena kemampuan
aplikasi dan fungsi multaskingnya dalam membantu kebutuhan dan gaya hidup
sehari-hari (Miriam Bowers Abbott, MA & Peggy Shaw, MSN, 2016; Ofcom,
2015). Smartphone merupakan sejenis telepon seluler yang mempunyai
kemampuan lebih tinggi dari yang biasa dengan kemampuan seperti komputer,
biasanya memiliki layar yang besar dan sistem operasinya mampu menjalankan
tujuan aplikasi-aplikasi yang umum (Oxford, 2017). Pada tahun 2017 penggunaan
telepon seluler meningkat dalam jumlah besar diseluruh dunia yaitu lebih dari 7,5
miliar pengguna melebihi jumlah penduduk dunia (Ericsson, 2017; United Nations,
2017). Dari data Kementrian Komunikasi dan Informasi tahun 2017, Indonesia
diperkirakan memiliki sekitar 65 juta pengguna smartphone, dan termasuk 5 besar
pengguna smartphone di dunia dan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari
100 juta pengguna aktif smartphone pada tahun 2018. Dengan jumlah sebesar itu,
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
4
Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar
keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika (Menkominfo, 2015). Menurut
riset yang dilakukan oleh Google Indonesia dan Lembaga survey Growth From
Knowledge(GFK) pada 2500 orang di lima kota besar salah satunya kota Surabaya
pada periode November 2014 hingga Desember 2014, rata – rata pengguna telepon
pintar menggunakan telepon pintar yang mereka miliki selama 5,5 jam per hari
(Google, 2015). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan wawancara pada
tanggal 5 November 2017 dengan kepala bidang keperawatan dan tim diklat RSU
Haji Surabaya, disimpulkan bahwa penggunaan smartphone tentang health literacy
masih belum optimal. Mayoritas perawat mengggunakan smartphone dengan
platform android. Penggunaan smartphone hanya sebatas untuk komunikasi pribadi
seperti penggunaan whatsapp dan instant messaging lainnya.
Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang memanfaatkan
smartphone sebagai media komunikasi (Ventola, 2014). Namun hubungan
penggunaan smartphone terhadap literasi kesehatan pada perawat belum dapat
dijelaskan. Pada dasarnya health literacy pada tenaga kesehatan perawat sangat
tergantung pada fasilitas yang disediakan pemerintah dan tingkat pendidikan dari
masyarakat itu sendiri. Sehingga peran penggunaan teknologi smartphone dalam
upaya keberhasilan health literacy perawat sangat penting dan dibutuhkan.
Berdasarkan latar belakang dan data yang diuraikan di atas, maka peneliti ingin
meneliti hubungan penggunaan smartphone dengan health literacy pada perawat di
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
5
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah hubungan penggunaan smartphone dengan health literacy
pada perawat ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Menganalisis hubungan penggunaan smartphone dengan health literacy
perawat di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
1.3.2 Tujuan khusus
1. Menganalisis penggunaan smartphone pada perawat di Rumah Sakit
Umum Haji Surabaya
2. Menganalisis health literacy pada perawat di Rumah Sakit Umum
Haji Surabaya
3. Menganalisis hubungan penggunaan smartphone dengan health
literacy pada perawat di Rumah Sakit Haji Surabaya
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Penelitian ini dapat membuktikan teori Conceptual model of Health
Literacy of the European Health Literacy dalam lingkup keperawatan. Salah satu
aspek yang mempengaruhi dalam aspek akses, pemahaman, penilaian, dan
penerapan adalah penggunaan smartphone (World Health Organization (WHO),
2013). Model ini merupakan konseptual yang menjelaskan aspek aspek yang
mendasari dalam health literacy.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
6
1.4.2 Praktis
1. Bagi Perawat
Sebagai masukan kepada perawat yang bertugas di RSU Haji
Surabaya mengenai hubungan penggunaan smartphone dengan health
literacy. Masukan ini dapat membantu perawat untuk memaksimalkan
penggunaan smartphone dalam upaya memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik.
2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu
keperawatan yang berkaitan penggunaan smartphone dengan health
literacy pada perawat.
3. Bagi Rumah Sakit
Bagi institusi rumah sakit, melalui penelitian ini akan memperoleh
bahan untuk mengevaluasi penggunaan smartphone agar dapat
memaksimalkan pelayanan pada pasien serta meningkatkan keamanan
pasien (patient safety) di rumah sakit. Dengan demikian institusi
Rumah Sakit dapat melakukan langkah - langkah yang dirasa perlu
untuk menunjang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
4. Bagi Penulis
Belajar mengasah kemampuan meneliti dan peduli terhadap profesi
perawat ; mendorong penulis untuk memulai dan mampu
mengembangkan diri, berpandangan luas, dan bersikap profesional
dalam pelayanan keperawatan; serta mengetahui pentingnya
penggunaan smartphone di RS.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
7
5. Penelitian Lanjutan
Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat memberikan suatu
laporan analisis lanjutan tentang health literacy pada perawat di RSU
Haji Surabaya.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
8
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam tinjauan teori ini akan dipaparkan tentang teori-teori yang berkaitan
dengan masalah penelitian. Tinjauan teori yang dipaparkan dalam pokok bahasan
ini meliputi smartphone, health literacy serta keaslian penulisan penelitian ini.
2.1 Health Literacy
2.1.1 Pengertian Health Literacy
Istilah health literacy atau literasi kesehatan pertama kali digunakan pada
tahun 1974 dalam sebuah diskusi mengenai adanya standar minimum pendidikan
kesehatan di tiap tingkat sekolah (Lyla M. Hernandez, 2013). Terdapat berbagai
definisi untuk literasi kesehatan dan sampai sekarang konsep ini masih terus
berkembang. Joint Committee on National Health Education Standars (2007)
mendefinisikan literasi kesehatan sebagai kapasitas individu untuk mendapatkan,
mengartikan, memahami informasi dan pelayanan kesehatan dasar serta
kompetensi untuk menggunakan informasi dan pelayanan tersebut untuk
meningkatkan kesehatan (Rikard, Thompson, McKinney, & Beauchamp, 2016).
National Assessment of Adults Literacy di Amerika Serikat memakai
definisi literasi kesehatan yaitu kemampuan untuk menggunakan informasi
kesehatan yang tertulis dan tercetak untuk dapat digunakan di dalam dunia
masyarakat dalam mencapai tujuan, serta mengembangkan pengetahuan dan
potensinya (Kutner, Greenberg, Jin, & Paulsen, 2006; MacLeod et al., 2017).
Kemampuan ini meliputi kemampuan membaca label obat, brosur informasi
kesehatan, informed consent, memahami informasi yang diberikan oleh petugas
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
9
kesehatan serta kemampuan untuk melakukan petunjuk serta prosedur pengobatan
lainnya (Kutner et al., 2006).
Definisi-definisi tersebut di atas menggambarkan literasi kesehatan secara
fungsional, yaitu menekankan pada kemampuan masyarakat untuk mengakses,
memahami dan menggunakan informasi kesehatan dalam konteks pelayanan
kesehatan. Selain definisi secara fungsional tersebut, berkembang pula konsep
literasi kesehatan yang lebih luas. Institute of Medicine (IOM), sebuah organisasi
independen di Amerika Serikat yang dibentuk untuk memberikan nasihat dan
informasi kepada para pembuat kebijakan kesehatan dan masyarakat , memakai
definisi literasi kesehatan yaitu tingkat dimana individu memiliki kemampuan
untuk mendapatkan, memproses serta memahami informasi kesehatan dan
pelayanan kesehatan dasar yang diperlukan untuk membuat keputusan yang tepat
mengenai kesehatan (Institute of Medicine, 2004). IOM melengkapi definisi ini
dengan menyatakan bahwa literasi kesehatan tidak saja relevan bagi individu yang
membutuhkan informasi kesehatan, melainkan juga terkait dengan tenaga
kesehatan, sistem kesehatan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat (Gillis,
2009).
World Health Organization dalam Health Promotion Glossary mengambil
definisi literasi kesehatan yaitu kemampuan kognitif dan sosial yang menentukan
motivasi dan kemampuan individu untuk mendapatkan akses,memahami dan
menggunakan informasi dalam cara-cara yang meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan yang baik. Dengan meningkatkan akses dan kapasitas masyarakat untuk
mendapatkan dan menggunakan informasi kesehatan dengan efektif, literasi
kesehatan berperan dalam pemberdayaan (WHO, 1998).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
10
Kickbush, Wait dan Maag (2005) menekankan mengenai konteks luas
literasi kesehatan serta aspek pemberdayaan masyarakat yang kuat. Konsep
literasi kesehatan yang merea ajukan adalah kemampuan untuk membuat
keputusan kesehatan yang tepat dalam konteks keseharian, baik di rumah,
komunitas, tempat kerja, pelayanan kesehatan, perdagangan, dan arena politik.
Mereka menyatakan literasi kesehatan merupakan strategi pemberdayaan yang
sangat penting untuk meningkatkan kontrol masyarakat atas kesehatan mereka,
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mencari informasi dan kemampuan
untuk bertanggung-jawab.
Canadian Public Health Association (CPHA) Expert Panel on Health
Literacy mencoba merangkum semua elemen pada konsep-konsep
sebelumnya dalam pengertian literasi kesehatan sebagai kemampuan untuk
mengakses, memahami, mengevaluasi dan mengkomunikasikan informasi sebagai
cara untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan dalam berbagai keadaan di
sepanjang hidup. Masyarakat yang tidak mengetahui literasi kesehatan berisiko
untuk membuat keputusan yang salah, kondisi kesehatan masyarakat dapat
memburuk dan masyarakat dapat tersesat dalam kompleksitas sistem kesehatan
(Rootman & El-Bihbety, 2008; Canadian Council on Learning, 2008).
Literasi kesehatan melibatkan kemampuan individu dalam hal
mendengarkan, menulis, membaca, berbicara, berhitung serta pengetahuan budaya
dan konseptual. Kemampuan individu ini berinteraksi dengan sistem pelayanan
kesehatan, sistem pendidikan serta berbagai faktor sosial budaya di tempat tinggal,
tempat kerja dan masyarakat. Area-area inilah yang dapat menjadi titik intervensi
dalam literasi kesehatan yang pada akhirnya akan mempengaruhi status kesehatan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
11
serta biaya kesehatan (Institute of Medicine, 2004). Kemampuan-kemampuan
dalam literasi kesehatan meliputi membaca, menulis, berhitung, berbicara,
mendengarkan, menggunakan teknologi, membuat jejaring (networking) dan
kemampuan seperti mengajukan keluhan serta melakukan advokasi (Institute of
Medicine, 2004).
2.1.2 Dimensi Health literacy
Terdapat beberapa pembagian dimensi literasi kesehatan. National
Assessment of Adult Literacy membagi literasi kesehatan menjadi:
1. Prose literacy, yaitu pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk
mencari, memahami dan menggunakan informasi dari bacaan (rangkaian
kalimat dalam paragraf). Contohnya adalah mengumpulkan informasi
kesehatan dari surat kabar dan brosur.
2. Document literacy, merujuk pada pengetahuan dan keahlian yang
diperlukan untuk mencari, memahami dan menggunakan teks dalam
berbagai format (daftar, baris, kolom, matriks, dan grafik). Contohnya
adalah mengisi formulir asuransi kesehatan, mempelajari bagan atau grafik
dalam bahan-bahan kesehatan, mencari lokasi fasilitas kesehatan di peta
atau menentukan dosis yang tepat pada label obat.
3. Quantitative literacy, merupakan pengetahuan dan keahlian yang
diperlukan untuk melakukan penghitungan, menggunakan informasi dan
angka dalam bahan-bahan tercetak. Contoh kemampuan ini adalah
membandingkan biaya asuransi kesehatan, menghitung informasi gizi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
12
dalam label makanan, menentukan waktu minum obat atau menyesuaikan
dosis obat jika terjadi perubahan kondisi (White, 2008).
Nutbeam (2000) mengklasifikasi literasi kesehatan menjadi tiga tingkatan
yaitu:
1. Literasi kesehatan fungsional (Basic/Functional Literacy)
Tingkat ini merujuk pada kemampuan dasar dalam membaca dan menulis
yang diperlukan seseorang dalam keseharian , misalnya kemampuan
membaca bahan- bahan pendidikan kesehatan.
2. Literasi kesehatan interaktif (Interactive Literacy)
Kemampuan berpikir dan sosial yang lebih maju, digunakan untuk
mengambil sari informasi dan mengartikan berbagai bentuk komunikasi
serta mengaplikasikan informasi tersebut. Contohnya adalah program
pendidikan kesehatan di sekolah.
3. Literasi kesehatan kritis (Critical Literacy)
Kemampuan untuk menganalisis informasi secara kritis dan menggunakan
informasi ini untuk bertindak secara politik dan organisasi dalam
mengontrol determinan-determinan kesehatan dari aspek sosial, ekonomi,
dan lingkungan. Contohnya adalah program pemberdayaan masyarakat.
2.1.3 Model Health literacy
Terdapat beberapa model yang dikembangkan untuk menjelaskan perihal
literasi kesehatan, diantaranya adalah model Determinants of Health Literacy dari
Pawlak dan Model Conceptual model of health literacy of the European Health
Literacy Survey dari Badan Kesehatan Dunia.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
13
Dalam model ini, Pawlak (2005) mengajukan determinan-determinan yang
dapat mempengaruhi literasi kesehatan yaitu usia, genetik, bahasa, ras dan etnis,
pendidikan, pekerjaan, status sosio-ekonomi dan faktor lingkungan (akses
pelayanan kesehatan dan teknologi informasi).Selain dipengaruhi oleh faktor-faktor
tersebut, literasi kesehatan itu sendiri juga merupakan determinan untuk
kesehatan populasi.
2.1.4 Dampak Health literacy
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa literasi kesehatan merupakan
salah satu prediktor terkuat untuk kesehatan seseorang. Tingkat literasi kesehatan
yang rendah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan mengenai tindakan
kesehatan yang bersifat pencegahan, perawatan diri dan pengobatan. Pengetahuan
yang kurang ini bervariasi mulai dari pengetahuan tentang demam pada anak hingga
keadaan yang kronis seperti hipertensi dan diabetes. Beberapa contohnya
adalah pasien asma kurang mengetahui bagaimana cara menggunakan inhaler,
pasien diabetes kurang mengetahui gejala hipoglikemia, pasien hipertensi tidak
mengetahui bahwa penurunan berat badan dan olahraga dapat membantu
mengontrol hipertensi dan para ibu yang tidak tahu bagaimana membaca
termometer (Weiss, 2007; Williams, Baker, Parker dan Nurss, 1998).
Orang yang memiliki keterbatasan literasi kesehatan juga kurang
menunjukkan perilaku-perilaku yang sehat, misalnya lebih banyak yang merokok
termasuk saat hamil, lebih banyak yang tidak menyusui, dan lebih banyak yang
tidak rutin datang ke pelayanan kesehatan anak (Weiss, 2007).
Selain itu, literasi kesehatan yang rendah membuat seseorang lebih
berisiko untuk mengalami kesalahan pengobatan. Hasil penelitian Wolf et al
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
14
(2007). menunjukkan bahwa literasi kesehatan yang rendah berdampak pada
kemampuan seseorang untuk membaca dan memahami instruksi minum obat dan
peringatan pada label obat. Keadaan ini dapat makin menyulitkan jika pasien
meminum beberapa jenis obat. Hal ini akan membuat pasien berisiko menjalani
pengobatan yang kurang (under-treatment) atau berlebihan (over-treatment) dan
pasien juga berpotensi mengalami bahaya efek samping obat . Baker et al (2002)
dalam penelitiannya mengenai hubungan literasi kesehatan dengan risiko dirawat
di rumah sakit menyatakan bahwa individu yang memiliki literasi kesehatan
rendah lebih cenderung dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan orang
yang memiliki tingkat literasi kesehatan tinggi. Mereka juga memiliki
kecenderungan yang lebih besar untuk dirawat inap lebih dari sekali. Selain hal-hal
yang dijelaskan di atas, literasi kesehatan juga diperlukan dalam tuntutan sistim
kesehatan saat ini. Tanggung jawab individu dalam pengelolaan penyakit
dan kesehatannya makin diperlukan dalam masyarakat modern. Akses informasi
dan pengetahuan mengenai kesehatan dan penyakit makin memegang
peranan penting, dan masyarakat diharapkan dapat menggunakan pengetahuan dan
informasi ini untuk dapat menjaga kesehatannya. Individu juga makin dituntut
untuk memahami hak dan tanggung-jawabnya dalam sistem kesehatan.
Peran aktif masyarakat ini memerlukan literasi kesehatan yang baik (Fransen, Van
Schaik, Twickler dan Essink Bot, 2011; Institute of Medicine, 2004).
Tuntutan kemampuan membaca, menulis, dan berhitung makin
meningkat dalam kompleksitas sistem kesehatan dan kemajuan ilmu pengetahuan
serta teknologi saat ini. Tiap hari, seseorang harus membuat keputusan dan
mengambil tindakan untuk diri mereka, keluarga, dan masyarakat. Tindakan ini
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
15
tidak hanya dilakukan di klinik atau rumah sakit, melainkan juga di rumah, sekolah,
tempat kerja, dan di forum masyarakat. Di pelayanan kesehatan, seseorang
diharapkan dapat memahami bahan bacaan kesehatan, informed consent, serta
formulir asuransi. Di rumah, para orang tua harus menentukan dosis obat bebas
yang tepat sesuai umur dan berat badan anak mereka. Di tempat kerja, seseorang
harus memikirkan kesehatan dan keselamatan kerja. Saat membeli makanan, para
konsumen diharapkan dapat memahami informasi gizi yang tercantum di label
nutrisi. Di lingkungan, banyak tanda-tanda peringatan keselamatan dan kesehatan
yang harus dipahami masyarakat (Institute of Medicine, 2004).
Selain itu saat ini, media internet menjadi salah satu sumber utama
informasi kesehatan. Internet memiliki dampak yang baik bagi pemahaman
kesehatan, namun disisi lain terdapat bahaya bahwa di internet tersedia informasi
yang salah atau berkualitas rendah karena informasi di internet tidak tersaring
secara maksimal (Eysenbach, 2007).
2.1.5 Pengukuran Health literacy
Dalam rangka mengetahui tingkat literasi kesehatan masyarakat, dampak
dan efektifitas intervensi kesehatan yang dilakukan, diperlukan pengukuran tingkat
literasi kesehatan yang tepat. Pengukuran literasi kesehatan yang baik dapat
memfasilitasi pengembangan cara-cara yang efektif untuk menangani literasi
kesehatan yang rendah dan meningkatkan status kesehatan individu maupun
masyarakat (Fransen, Van Schaik, Twickler dan Essink Bot, 2011). Walaupun
literasi kesehatan merupakan konsep yang kompleks dan multidimensi, para
peneliti telah mengembangkan beberapa instrumen terstandarisasi untuk mengukur
tingkat literasi kesehatan.(Ozdemir, Alper, Uncu dan Bilgel, 2010).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
16
Instrumen- instrumen pengukuran yang ada saat ini mengukur literasi
kesehatan secara fungsional yaitu kemampuan untuk membaca, berhitung dan
memahami informasi kesehatan. Instrumen yang paling sering digunakan
diantaranya adalah:
1. Rapid Estimate af Adult Literacy in Medicine (REALM)
REALM adalah sebuah instrumen berisi 66 istilah kesehatan untuk
menguji kemampuan dalam membaca dan mengucapkan istilah-istilah
kesehatan yang sering digunakan. Istilah-istilah ini disusun dengan urutan
tingkat kesulitan yang makin meningkat. Nilai 0-44 menunjukkan tingkat
literasi kesehatan yang rendah, nilai 45-60 menunjukkan literasi kesehatan
marginal, dan nilai 61-66 menyatakan tingkat literasi kesehatan yang tinggi.
Tes yang membutuhkan waktu sekitar 3-6 menit ini tidak menguji
pemahaman bacaan dan kemampuan berhitung (DeWalt & Pignone, 2008;
Departement of Health AIDS Institute, 2012).
2. Test of Functianal Health Literacy in Adults (TOFHLA)
Instrumen ini terdiri dari dua bagian. Pada bagian pertama,
responden diberi sebuah informasi medis (misalnya instruksi minum obat
atau persiapan untuk sebuah prosedur diagnostik). Responden diminta
untuk membaca informasi tersebut dan kemudian menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang menguji pemahaman mereka atas informasi yang
disediakan. Pada bagian kedua, dengan memakai metode Claze, responden
diberikan bacaan tentang topik medis dengan beberapa kata dikosongkan.
Responden harus mengisi bagian-bagian yang kosong itu dengan memilih
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
17
kata yang paling tepat pada pilihan berganda. Pertanyaan untuk menguji
pemahaman bacaan sebanyak 50 buah dan untuk menguji kemampuan
berhitung sebanyak 17 buah. Nilai 0-59 menunjukkan literasi kesehatan
yang kurang, nilai 60-74 menyatakan literasi kesehatan marginal, dan nilai
75-100 menunjukkan literasi kesehatan yang tinggi. Oleh karena tes ini
membutuhkan waktu sekitar 20-25 menit, dikembangkan versi pendek dari
TOFHLA yaitu Short Test of Functianal Health Literacy in Adults (S-
TOFHLA). S-TOFHLA menggunakan 36 pertanyaan dari versi lengkapnya,
tidak menguji kemampuan menggunakan angka dan membutuhkan
waktu sekitar 7-12 menit. Nilai 0-53 menyatakan literasi kesehatan rendah,
nilai 54-66 menunjukkan literasi kesehatan marginal, dan nilai 67-100
menyatakan literasi kesehatan yang tinggi (DeWalt & Pignone, 2008;
Departement of Health AIDS Institute, 2012).
3. Short- Form Health Literacy Survey Questionnare 12 (HLS-SF-Q12)
Short- Form Health Literacy Survey Questionnare 12 (HLS-SF-
Q12) adalah sebuah instrumen berisi 12 pertanyaan sederhana seputar
kesehatan untuk menguji kemampuan dalam mengakses, memahami,
menilai dan menerapkan seputar informasi kesehatan yang sering
digunakan, kuisioner ini merupakan pengembangan dari Health Literacy
Survey Questionnare 47 (Duong et al., 2017; Pelikan et al., 2012).
Kuesioner ini telah di uji validasi dan reliabilitas pada penelitian
sebelumnya dengan nilai (high internal consistency) Cronbach α = 0.87
(Duong et al., 2017)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
18
2.2 Smartphone
2.2.1 Definisi Smartphone
Smartphone atau bisa disebut dengan telepon pintar sudah menjadi sebuah
kebutuhan bagi semua kalangan di dunia sebagai penunjang aktivitas kerja mau pun
sekedar lifestyle atau gaya hidup (Naslund, Aschbrenner, & Bartels, 2016; Wyatt &
Krauskopf, 2012). Setiap smartphone memiliki sistem operasi yang berbeda-beda,
sama halnya dengan sistem operasi pada komputer desktop. Menurut Kamus
University Oxford (2017) pengertian telepon seluler pintar atau smartphone
didefinisikan sebagai ponsel yang melakukan banyak fungsi komputer, biasanya
memiliki layar sentuh, akses internet, dan sistem operasi yang mampu menjalankan
aplikasi yang diunduh. Kecanggihan smartphone dibandingkan ponsel biasa
terletak pada operation sistem yang tangguh, kecepatan proses yang tinggi, koneksi
internet terbaik dan layar sentuh (Doughty, 2011). Pada dasarnya smartphone
merupakan hasil gabungan dari fungsi telepon genggam dengan Personal Digital
Assistant (PDA). Perkembangan PDA, mendapatkan kemampuan lain yaitu fitur
koneksi wireless sehingga mampu menerima maupun mengirim email pada saat
yang bersamaan (Mohapatra, Mohapatra, Chittoria, & Friji, 2015).
Pada akhirnya PDA menambahkan fungsi handphone pada perangkatnya,
begitu pun juga handphone diberikan fitur PDA (yang lebih banyak) di dalamnya,
sehingga hasilnya adalah sebuah Smartphone. Smartphone menjadi digemari oleh
masyarakat karena efektivitas, kecepatan, dan kemudahan akses yang
ditawarkannya, yang terutama sangat dibutuhkan oleh orang-orang dengan tingkat
kesibukan dan ketergantungan terhadap informasi yang tinggi baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam pekerjaan (Deb, 2014). Pertumbuhan alat
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
19
canggih yang mudah dibawa kemana-mana membuat kemajuan besar dalam
pemroses, layar dan sistem operasi yang di luar dari jalur telepon genggam sejak
beberapa tahun ini. Kebanyakan alat yang dikategorikan sebagai telepon pintar
menggunakan sistem operasi yang berbeda (Gotz, Stieger, & Reips, 2017).
Dalam hal fitur, kebanyakan telepon pintar mendukung sepenuhnya fasilitas
surel (surat elektronik) dengan fungsi pengatur personal yang lengkap (Ventola,
2014). Fungsi lainnya dapat menyertakan miniatur papan ketik QWERTY, layar
sentuh atau kamera, pengaturan daftar nama, penghitung kecepatan, navigasi piranti
lunak dan keras, kemampuan membaca dokumen bisnis, pemutar musik, penjelajah
foto dan melihat klip video, penjelajah internet, perusahaan, seperti yang
ditawarkan oleh BlackBerry (Alexius Endy Budianto, 2014). Fitur yang paling
sering ditemukan dalam telepon pintar adalah kemampuannya menyimpan daftar
nama sebanyak mungkin, tidak seperti telepon genggam biasa yang mempunyai
batasan maksimum penyimpanan daftar nama. Selain itu smartphone
mempermudah pengguna untuk mengetik dokumen atau mengirim pesan. Tampilan
QWERTY keyboard bisa dalam bentuk fisik (hardware) misalnya seperti pada
Blackberry, juga bisa tampil dalam bentuk keyboard virtual seperti pada iPhone
(Lin, Hong, Chang, & Ke, 2015).
2.2.2 Sejarah Perkembangan
Perkembangang smartphone muncul sepanjang periode 1990-an dengan ciri
fisik yang hampir tidak jauh berbeda yaitu ukuran layar lebih lebar, tidak adanya
tombol ponsel konvesional, ditunjang pen-stylus, serta dimensi-bentuk relatif lebih
besar dari ponsel biasa digunakan saat ini (Jones, 2014).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
20
Smartphone pertama kali ditemukan pada tahun 1992 oleh International
Business Machines Corporation (IBM) di Amerika Serikat. Smartphone pertama
kali ini dilengkapi fasilitas kalender, buku telepon, jam dunia, bagian pencatat,
email serta mengirim faks juga permainan. Sejak kemunculannya pertama kali
smartphone buatan IBM tidak dilengkapi tombol namun telah dilengkapi dengan
teknologi layar sentuh atau touchscreen, meskipun untuk memencetnya masih
menggunakan tongkat stylus (Aamoth, 2014)
2.2.3 Dampak Smartphone bagi perawat
Smartphone telah diintegrasikan dalam berbagai aspek kehidupan terutama
oleh petugas kesehatan khususnya perawat tentu memiliki berbagai dampak, baik
dampak secara positif maupun dampak secara negatif.
Dampak positif smartphone dalam dunia keperawatan diantaranya
meningkatkan kemampuan dalam praktek keperawatan, sebagai media pendidikan
kesehatan, dan membantu dalam pengembangan riset penelitian dalam dunia
keperawatan (Doswell, Braxter, DeVito Dabbs, Nilsen, & Klem, 2013). Selain itu,
dengan menggunakan smartphone mungkin akan membuat jalinan komunikasi
antar tenaga keperawatan maupun antar tenaga kesehatan yang lain (Rouleau,
Gagnon, & Côté, 2015). .
Sedangkan dampak negatif dari penggunaan smartphone terutama
penggunaan yang berlebihan oleh perawat diantaranya :
1. Terjadinya komunikasi yang mengalami interupsi sehingga mengakibatkan
terjadinya ketidaksesuain antara apa yang di maksud dengan kejadian
sebenarnya (Gill, Kamath, & Gill, 2012).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
21
2. Memburuknya hubungan interprofessional dikarenakan penyampaian pesan
melalui pesan teks sehingga mengakibatkan penurunan komunikasi verbal
(Gill et al., 2012; Wu et al., 2011).
3. Penurunan tingkat kinerja yang signifikan menjadi perhatian karena
mengakibatkan timbulnya masalah keselamatan pada pasien (McBride,
LeVasseur, & Li, 2015).
4. Mencerminkan perilaku yang tidak professional dalam memberikan
pelayanan keperawatan (Ventola, 2014).
2.3 Teori Conceptual model of European Health Literacy Survey
Menurut Conceptual model of European Health Literacy Survey dikaitkan
dengan determinan kesehatan yang meliputi faktor sosial dan lingkungan, factor
keadaan/situasi dan faktor individu sehingga mengakibatkan banyak konsekuensi
dalam kehidupan sehari-hari (World Health Organization (WHO), 2013). Didalam
teori ini terdapat 12 Subdimensi yang berkaitan dengan kemampuan mengakses,
memahami, menilai, dan menerapkan informasi terkait kesehatan di dalam lingkup
perawatan kesehatan, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan (World Health
Organization (WHO), 2013). Konseptual model ini mengintegrasikan pandangan
kesehatan masyarakat dan medis mengenai health literacy yang telah di
kembangkan melalui tinjauan literatur sistematis serta dianalisis dari berbagai
kerangka konseptual tinjauan literatur yang ekstensif. Model ini menjadi dasar
dalam pengembangan intervensi untuk meningkatkan health literacy dan
memberikan dasar konseptual untuk mengembangkan dan memvalidasi alat ukur,
cakupan dimensi health literacy dalam perawatan kesehatan, pencegahan penyakit
serta promosi kesehatan (World Health Organization (WHO), 2013).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
22
2.4 Keaslian Penelitian
Untuk melakukan tinjauan pustaka, peneliti mengguanakan kata kunci
health literacy and smartphone. Kata kunci tersebut digunakan untuk mencari
literatur artikel jurnal di database Scopus, Science Direct, Proquest, Cumulative
Index to Nursing and Allied Health Literature (CINAHL/EBSCO) . Dengan kata
Kunci tersebut didapatkan 56 jurnal, setelah membaca abstrak didapatkan 15 jurnal
yang sesuai dalam penelitian ini. Jurnal yang sesuai dengan penelitian ini peneliti
sajikan dalam tabel dibawah ini:
Tabel 2.1 Keaslian Penelitian
No. Judul Artikel; Penulis;
Tahun
Metode Hasil Penelitian
1. Using Smartphones and
Health Apps to Change and
Manage
Health Behaviors: A
Population-Based Survey;
Clemens Ernsting; Stephan
U Dombrowski, PhD;
Monika Oedekoven; Julie
L O´Sullivan; Melanie
Kanzler;
Adelheid Kuhlmey, PhD;
Paul Gellert, PhD; 2017
− Desain : Cross Sectional
− Sampel : Random
sampling, sebanyak 4144
responden
− Variabel :
Independent : Smartphone
dan Health Apps
Dependent : Perilaku
kesehatan
− Instrumen : Kuesioner
short-form of the European
Health Literacy Survey
Questionnaire (HLS-EU-
Q) dan kuesioner
European Health Interview
Survey-Quality of Life
(EUROHIS-QOL) 8-item
index
− Analisis : Logistic
regression
Penggunaan aplikasi
kesehatan mungkin
mencerminkan
motivasi pengguna
untuk mengubah atau
mempertahankan
perilaku kesehatan.
Pengembang aplikasi
dan peneliti harus
memperhatikan
kebutuhan orang
dengan tingkat melek
kesehatan rendah, dan
kondisi kronis.
2. Parent Education is
Changing: A Review of
Smartphone Apps; Davis,
D.W.; Logsdon, M.C.;
Vogt, K; Rushton, J.;
Myers, J.; Lauf, A.; Hogan,
F. ; 2017
− Desain : Descriptive
methodology
− Sampel : 46 aplikasi
− Variabel :
Independen : Pendidiakan
Orangtua
Dependen : Penggunaan
aplikasi smartphone.
Banyak pengembangan
dan penelitian
diperlukan sebelum
Solusi aplikasi mobile
(mHealth) dapat
direkomendasikan oleh
perawat yang merawat.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
23
No. Judul Artikel; Penulis;
Tahun
Metode Hasil Penelitian
− Instrumen : Patient
Education Materials
Assessment Tool
(PEMAT)
− Analisis : Content
Analysis
Hal ini penting agar
konsumen dan
profesional
interdisipliner terlibat
pada tahap desain awal
produk untuk
memastikan produknya
adalah diterima dan
bermanfaat dan itu akan
menyebabkan perilaku
she
at.
3. The relationship of health
literacy with use of digital
technology for health
information: Implications
for public health practice;
Jennifer Manganello, PhD,
MPH; Gena Gerstner,
MPH, MS; Kristen
Pergolino, AST; Yvonne
Graham, RN, MPH;
Angela Falisi, MPH; David
Strogatz, PhD; 2017
− Desain : Cross Sectional
− Sampel : 1350 mahasiswa
− Variabel :
Independen : Health
Literacy
Dependen : Teknologi
Digital
− Instrumen : The Morris
Single-Item Literacy
Screener
− Analisa : utilizing Stata/SE
Terdapat ada hubungan
yang kuat dengan
pengalaman mencari
informasi dan
preferensi kesehatan
sumber informasi
kesehatan.
4. Effectiveness of a
Technology-Based
Intervention to Teach
Evidence-Based Practice:
The EBR Tool; JoAnn D.
Long, PhD, RN, NEA-
BC;Paula Gannaway,
MLS, Med;Cindy Ford,
PhD,
RN, CNE;Rita Doumit,
PhD, RN;Nadine Zeeni,
PhD;Ola Sukkarieh-
Haraty, PhD, RN;Aline
Milane, DPharm,
PhD;Beverly Byers, EdD,
RN, LMT, MTI; LaNell
Harrison, PhD, RN; Daniel
Hatch, DNP, APRN, FNP-
BC; Justin Brown, BS;
Sharlan Proper, BA;
Patricia White, MSN, RN,
− Desain : quasi-
experimental dan two-
population randomized
controlled trial (RCT)
− Sampel: 158 partisipan
− Variabel :
Independen : Intervensi
berbasis teknologi
Dependen : Kemampuan
Meneliti
− Instrumen : Evidence
Based Research Tool
− Analisis : mixed-
− model analysis, dengan
statistical consultation
studi pendahuluan ini
menunjukkan bahwa
alat EBR meningkatkan
keterampilan siswa
dalam penelitian secara
keseluruhan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
24
No. Judul Artikel; Penulis;
Tahun
Metode Hasil Penelitian
CHSE; Huaxin Song, PhD;
2015
5. Literacy disparities in
patient access and
health-related use of
Internet and mobile
technologies; Stacy C.
Bailey PhD MPH; Rachel
O’Conor MPH; Elizabeth
A. Bojarski MPH; Rebecca
Mullen BA; Rachel E.
Patzer PhD MPH; Daniel
Vicencio MD; Kara L.
Jacobson MPH; Ruth M.
Parker MD;and Michael S.
Wolf PhD MPH; 2014
− Desain : Cross Sectional
− Sampel : Non Random
Sampling, sebanyak 362
remaja
− Variabel :
Independent : Akses
pasien
Dependent : Internet dan
teknologi mobile
− Instrumen : Kuesioner
Newest Vital Sign (NVS)
− Analisis : Descriptive
statistic
Hasil menunjukkan
bahwa disparitas yang
terkait dengan literasi di
bidang akses teknologi
dan penggunaan
teknologi tersebar luas,
dengan pasien melek
huruf yang lebih rendah
cenderung tidak
memiliki smartphone
atau mengakses dan
menggunakan
Internet, khususnya
karena beberapa alasan
6. Cognitive factors of using
health apps: Systematic
analysis of relationships
among health
consciousness, health
information orientation,
eHealth literacy, and health
app use efficacy; Jaehee
Cho,PhD; Dongjin Park,
PhD; H Erin Lee,PhD;
2014
− Desain : Quasi
Experimental
− Sampel : stratified
sampling method,
sebanyak 765 responden
− Variabel :
Independent : kognitif
factor.
Dependent : Kesadaran,
Informasi kesehatan,
Literasi kesehatan, dan
efikasi aplikasi kesehatan
− Instrumen : Kuesioner
the health-consciousness
attitude, Dutta-
Bergman’s original
scale, Norman and
Skinner’s scale,
Compeau and Higgins’
scale
− Analisis : one-way
analysis of variance
(ANOVA)
Temuan ini
berkontribusi untuk
memperluas
pemahaman kita
tentang dimensi
manajemen kesehatan
digital yang baru,
terutama yang berkisar
seputar teknologi
mobile .
7 Health literacy in the
eHealth era: A systematic
review of the literature;
Henna Kim, Bo Xie; 2017
− Desain : kualitatif studi
literatur
− Sampel : screening
artikel sejumlah 74
artikel
Hampir setengah
populasi di amerika
serikat mempunyai
Batasan dalam health
literacy. Hambatan
dalam mengakses
informasi kesehatan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
25
No. Judul Artikel; Penulis;
Tahun
Metode Hasil Penelitian
− Variabel : Health
literacy.
− Instrumen : Database
selection, keyword
research, screening titles
and abstract, screening
full text.
− Analisis : review use five
key themes; online
health related content,
features of ehealth
services, health literacy
measurement tools,
intervention toimprove
health literacy,online
health information
seeking behavior.
dapat berasal dari
layanan kesehatan
berbasis digital,
mencakup ketersedian
dan keterbacaan konten
dan penggunaan
layanan kesehatan
berbasis digital.
8 Measuring attitudes and
knowledge of evidence-
based practice in the Qatar
nursing workforce: A
quantitative cross-sectional
analysis of barriers to
empowerment; Julien
Blaise Carlone, Omar
Igbirieh;2014
− Desain : A quantitative
cross-sectional
− Sampel : berjumlah 400
perawat di RS Hamad
Qatar
− Variabel : sikap dan
pengetahuan perawat
dengan praktik berbasis
bukti.
− Instrumen : Kuisioner
Clinical Effectiveness
and Evidence Based
Practice Questionnaire
(EBPQ)
− Analisis : Descriptive
analysis, Shapiro-Wilk
Test untuk uji
normalitas, Spearman’s
Rank Correlation
Coefficient analysis,
Mann-Whitney U tests
and Kruskal-Wallis tests.
Hasilnya menawarkan
wawasan berharga
tentang sikap dan
pengetahuan EBP
dalam angkatan kerja
perawat HGH, yang
menunjukkan di mana
persepsi EBP dan
kesiapsiagaan mungkin
berbeda dalam.
9 Interns and their
smartphones: use for
clinical practice;
O'Connor, P; Byrne, D;
Butt, M; Offiah, G; Lydon,
S; Mc Inerney, K; Stewart,
Brian; Kerin, M J; 2013
− Desain : Deskriptif
− Sampel : Sampel dalam
penelitian ini berjumlah
230 Responden.
− Variabel : Penggunaan
smartphone
Ditemukan bahwa dari
108 responden (47,0%
tingkat respon,
(108/230),94,4%
(102/108) memiliki
smartphone. Perlu ada
panduan bagaimana
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
26
No. Judul Artikel; Penulis;
Tahun
Metode Hasil Penelitian
− Instrumen : Kuisioner
penggunaan smartphone
− Analisis : Analisis
Deskriptif
informasi pasien aman,
penggunaan yang
sesuai klinis tertentu.
10 Development of a Brief
Instrument to Measure
Smartphone
Addiction Among
Nursing Students; Sumi
Cgo, MSN, RN
Eunjoo Lee, PhD, RN;
2015
− Desain : Mix Kuantitatif
Kualitatif
− Sampel : sampel dalam
penelitian ini berjumlah
428 Responden
− Variabel : Smartphone
Addiction dan
Mahasiswa Keperawatan
− Instrumen : Kuisioner
− Analisis:Korelasi
Pearson
korelasi Pearson antara
kecanduan
tingkat dan gangguan
pengalaman adalah
0,352. Sebuah Korelasi
negatif diamati antara
tingkat kecanduan
dan sikap terhadap
kebijakan penggunaan
smartphone
11 Effects of using mobile
device-based academic
electronic medical records
for
clinical practicum by
undergraduate nursing
students: A quasi-
experimental
study; Mona Choi,
HyeongSuk Lee, Joon Ho
Park; 2017
− Desain : A quasi-
experimental
− Sampel : sampel
penelitian berjumlah 75
responden mahasiswa
keperawatan
− Variabel : academic
electronic medical
record dan praktikum
klassik
− Instrumen : AEMR
application
− Analisis : t-test dan chi
square test
Aplikasi AEMR adalah
metode pendidikan
yang efektif untuk
mempraktekkan
dokumentasi dan
intervensi tempat tidur
pasien serta dapat
Meningkatkan
kemampuan Berpikir
kritis, perlu
menerapkan berbagai
pendekatan saat
memecahkan masalah
klinis.
12 Design and evaluation of a
mobile phone-based health
intervention
for patients with
hypertensive condition; Na
Sun, Pei-Luen Patrick Rau,
Yunqiu Li, Tom Owen,
Harold Thimbleby; 2016
− Desain : A quasy
exprerimental
− Sampel : sampel
penelitian berjumlah 20
orang
− Variabel : intervensi
mobile phone dan
hipertensi
− Instrumen : Kuisioner
− Analisis : Friedman test
dan Wilcoxon signed-
rank test
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kepercayaan pasien
terhadap mananjemen
diri memiliki pengaruh
signifikan terhadap
sikap dan intervensi
kesehatan.
13 The long-term effects of
using telehomecare
technology on functional
health literacy: results
− Desain : Randomized
controlled trial
− Sampel : Sampel terdiri
dari 116 pasien yang
Didapatkan peningka
tan yang signifikan
dalam skor literasi
kesehatan fungsional
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
27
No. Judul Artikel; Penulis;
Tahun
Metode Hasil Penelitian
from a randomized trial;
L.K.E. Hæsum, L.H.
Ehlers, O.K. Hejlesen ;
2017
didiagnosis menderita
penyakit paru obstruktif
kronik
− Variabel :
Variable Independen :
efek jangka Panjang
penggunaan teknologi
telehomecare.
Variabel Dependen :
Health literacy.
− Instrumen : Test of
Functional Health
Literacy in Adults
(TOFHLA)
− Analisis : a chi-square
test
diamati pada kedua
kelompok, namun
temuan dari penelitian
ini tidak memberikan
informasi tentang
penyebab kenaikan
tersebut, maka
penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk
mengeksplorasi
peningkatan literasi
kesehatan fungsional
Secara lebih dalam dan
menentukan apakah
penggunaan teknologi
telehomecare
merupakan bagian hal
tersebut.
14 eHealth literacy among
undergraduate nursing
students; Ahmad Tubaishat
, Laila Habiballah; 2016
− Desain : Descriptive
cross sectional survey
− Sampel : sampel
sejumlah 541 responden.
− Variabel : eHealth dan
Health Literacy
− Instrumen : kuisioner
− Analisis : independent-
Samples t-test and One-
way ANOVA test
Pendidik pendidikan
dan administrator harus
menggabungkannya
Keterampilan literasi
kesehatan eHealth ke
dalam kurikulum.
15 A New Comprehensive
Short-form Health Literacy
Survey Tool for Patients in
General; Tuyen Van
Duong, RN, MSN, PhD,
Peter WuShou Chang, MD,
ScD, Shih-Hsien Yang,
MD,PhD; 2017
− Desain : A cross-
sectional study
− Sampel : Sejumlah 403
pasien.
− Variabel : Health
Literacy
− Instrumen : Kuisioner
Short-Form Health
Literacy Survey Tool
− Analisis : confirmatory
factor analysis (CFA),
analisis konsitensi ,
analisis korelasi, and
model regresi linier
HL-SF12 adalah alat
yang valid dan mudah
digunakan untuk
menilai literasi
kesehatan pasien di
rumah sakit dan untuk
meningkatkan literasi
kesehatan dan kualitas
kesehatan pasien.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
28
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
: Tidak diteliti : Diteliti
Penggunaan Smartphone
• Akses
• Pemahaman
• Penilaian
• Penerapan
• Pengetahuan
• Kompetensi
• Motivasi
• Health Care
• Pencegahan Penyakit
• Health Promotion
• Penggunaan Layanan
Kesehatan
• Perilaku kesehatan
• Partisipasi Kesehatan
Health Literacy
Faktor Individu Faktor Sosial-Lingkungan Faktor Keadaan/Situasi
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Penggunaan Smartphone dengan Health
Literacy pada perawat Di Rumah Sakit Haji Surabaya Berdasarkan Model Conceptual
model of health literacy of the European Health Literacy Survey (World Health
Organization (WHO), 2013)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
29
Menurut Conceptual model of European Health Literacy Survey dikaitkan
dengan determinan kesehatan yang meliputi faktor sosial dan lingkungan, faktor
keadaan/situasi dan faktor individu sehingga mengakibatkan banyak konsekuensi
dalam kehidupan sehari-hari (World Health Organization (WHO), 2013). Didalam
teori ini terdapat 12 Subdimensi yang berkaitan dengan kemampuan mengakses,
memahami, menilai, dan menerapkan informasi terkait kesehatan di dalam lingkup
perawatan kesehatan, pencegahan penyakit dan promosi kesehatan (World Health
Organization (WHO), 2013). Konseptual model ini mengintegrasikan pandangan
kesehatan masyarakat dan medis mengenai health literacy yang telah di
kembangkan melalui tinjauan literatur sistematis serta dianalisis dari berbagai
kerangka konseptual tinjauan literatur yang ekstensif. Model ini menjadi dasar
dalam pengembangan intervensi untuk meningkatkan health literacy dan
memberikan dasar konseptual untuk mengembangkan dan memvalidasi alat ukur,
cakupan dimensi health literacy dalam perawatan kesehatan, pencegahan penyakit
serta promosi kesehatan (World Health Organization (WHO), 2013)
3.2 Hipotesis
Hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti pada penelitian ini adalah:
H1 : Terdapat hubungan penggunaan smartphone dengan health literacy
pada perawat di Rumah Sakit Haji Surabaya.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
29
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
korelasional. Penelitian korelasional bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif
antar variabel sedangkan pendekatan yang peneliti gunakan adalah cross sectional
yaitu rancangan penelitian dengan menggunakan pengukuran pada waktu yang
bersamaan (Arikunto, 2013; Nursalam, 2015).
4.2 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
4.2.1 Populasi
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada Bidang Litbang RS
Haji Surabaya, jumlah perawat RS Haji Surabaya adalah 415 perawat. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh perawat RS Haji Surabaya yaitu sejumlah 415 perawat.
4.2.2 Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2015). Sampel pada penelitian
ini sebanyak 39 perawat. Penentuan besar sampel pada penelitian ini menggunakan
aplikasi Gpower 3.1.9.2 dengan menggunakan statistical test : Correlations: Two
dependent Pearson r's (common index). Hasil dari perhitungan aplikasi Gpower
ditambah 20% dari jumlah sampel untuk mencegah dropout. Hasil perhitungan
ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
30
Tabel 4 1 Hasil Perhitungan Jumlah Sample Size
Kriteria sampel atau subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
1. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria inklusi dalam
penelitian ini meliputi:
1) Perawat mempunyai smartphone.
2) Perawat mempunyai akses internet.
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena berbagai sebab. Kriteria
eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1) Perawat yang tidak kooperatif.
2) Perawat magang
z tests Correlations: Two dependent Pearson r's
(common index)
Analysis: A priori: Compute required sample size
Input: Tail(s) Two
H1 corr ρ_ac -0.7161345
α err prob 0.05
Power (1-β err prob) 0.95
H0 corr ρ_ab 0.1
Corr ρ_bc -0.1
Output: Critical z -1.9599640
Sample size 32
Actual power 0.9548742
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
31
4.2.3 Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam, 2015). Metode sampling yang peneliti gunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling yaitu teknik mengambil sampel dengan tidak
berdasarkan random,daerah atau strata, melainkan berdasarkan atas adanya
pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu.
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.3.1 Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau nilainya
menetukan variabel lain (Nursalam, 2015). Variabel independen dalam penelitian ini
penggunaan smartphone pada perawat.
4.3.2 Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau nilainya
ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2015). Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah health literacy pada perawat.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
32
4.4 Definisi Operasional
Tabel 4.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Parameter Alat Ukur Skala Skor
Independen
Penggunaan
Smartphone
pada
perawat
Frekuensi
penggunaan
smartphone
yang
mempunyai
kemampuan
seperti
komputer
walaupun
terbatas
kecanggihan
smartphone
dibandingka
n ponsel
biasa
1. Tujuan
Perilaku
2. Sikap
3. Observabili
tas
4. Hubungan
Pekerjaan
5. Personal
Demografi
6. Pengalaman
Pribadi
7. Lingkungan
Internal
8. Lingkungan
Eskternal
Kuisioner
The Effects
Innovation
Factors on
Smartphon
e Adoption
among
Nurses
Ordinal Skor dikaitkan dengan Scale
Likert 1-5
1. Sangat Tidak Setuju : Skor 1
2. Tidak Setuju: Skor 2
3. Netral :
Skor 3
4. Setuju :
Skor 4
5. Sangat Setuju : Skor 5
Penilaian akhir dengan
menjumlah- kan seluruh item
pertanyaan dikalikan dengan
skor tertinggi (27x5=135).
Kemudian diklasifikasikan :
1.baik =>75%
2.cukup =60-75%
3.kurang =<60%
(Arikunto, 2013)
Dependen
Health
Literacy
kemampuan
untuk
mengakses,
memahami,
membanding
kan,mengev
aluasi,
menyebarka
n,menghasil
kan
informasi
kesehatan
secara
digital
sehingga
kesehatan
individu
maupun
masyarakat
dapat
meningkat.
1. Pencarian
Informasi
Kesehatan
(Finding
Information
on Health)
2. Pemahaman
Informasi
Kesehatan
(Understand
ing
Information
on Health)
3. Penilaian
Informasi
Kesehatan(A
ppraise
Information
on Health)
4. Penerapan
Informasi
Kesehatan
(Applying
Information
on Health)
Kuisioner
Short-
Form
Health
Literacy
Suvey Tool
Ordinal Skor dikaitkan dengan Scale
Likert 1-4
1. Sangat Sulit : Skor 1
2. Sulit : Skor 2
3. Mudah :
Skor 3
4. Sangat Mudah : Skor 4
Penilaian akhir dengan
menjumlah- kan seluruh item
pertanyaan dikalikan dengan
skor tertinggi (12x4=48).
Kemudian diklasifikasikan :
1.baik =>75%
2.cukup =60-75%
3.kurang =<60%
(Arikunto, 2013)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
33
4.5 Instrumen Penelitian
Suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data supaya
kegiatan penelitian lebih sistematis dan mudah (Arikunto, 2013). Pada penelitian ini
mengunakan lembar kuisioner.
1. Data Demografi
Instrumen menggunakan kuisioner data demografi yang terdiri dari
inisial nama responden, umur, jenis kelamin, agama, status perkawinan,
Pendidikan, lama masa kerja, pangkat/golongan, tingkatan perawat klinis,
ruangan, jabatan, merek smartphone, dan sistem operasi smartphone.
2. Kuisioner Penggunaan Smartphone
Kuesioner penggunaan smartphone peneliti kembangkan dari
kuesioner penggunaan media elektronik dalam penelitian Putzer & Park
(2010). Kuesioner ini terdiri dari 9 aspek pertanyaan yaitu tujuan perilaku,
sikap, observabilitas, kompabilitas, hubungan pekerjaan, personal demografi,
pengalaman pribadi, lingkungan internal, dan ekstrenal. Tingkat penggunaan
smartphone dinilai pada skala 0-5. Total skor berkisar antara 0-135 diperoleh
dari penjumlahan 27 pertanyaan. Apabila total skor 102 – 135 menunjukkan
penggunaan smartphone baik, jika total skor 81-101 menunjukkan penggunaan
smartphone cukup, apabila total skor 1-80 menunjukkan penggunaan
smartphone kurang. Uji validitas dan reabilitas sebelumnya pernah dilakukan
oleh (Putzer & Park, 2010) pada 200 perawat dan menunjukkan nilai
Cronbach’s alpha kuesioner penggunaan smartphone sebesar 0,860.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
34
3. Kuisioner Short-Form Health Literacy Survey Tool
Short-Form Health Literacy Survey Tool pertama kali disusun oleh
(Duong et al., 2017). Kuesioner Short-Form Health Literacy Survey Tool
adalah sebuah instrumen subjektif singkat untuk mengukur kapasitas health
literacy seseorang. Short-Form Health Literacy Survey Tool terdiri dari 12 item
pertanyaan yang menilai kapasitas individu dalam untuk mengakses,
memahami, menilai dan mengaplikasikan informasi. Tingkat keparahan yang
dirasakan individu pada masing-masing item dinilai pada skala 0-4. Total skor
berkisar antara 0-48 diperoleh dari penjumlahan tujuh pertanyaan (Brabers,
Rademakers, Groenewegen, Van Dijk, & De Jong, 2017; Duong et al., 2017).
Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh (Duong et al., 2017) telah dilakukan
validitas dan reabilitas alat ukur Short-Form Health Literacy Survey Tool pada
453 orang di RS Nasional Taipei. Uji ini dilakukan secara cross sectional dan
hasilnya menunjukkan memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi. Dengan
hasil nilai Cronbanch’s alpha sebesar 0.870.
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.6.1 Uji Validitas
Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteltiti secara tepat (Arikunto, 2013).
Instrumen penelitian penggunaan smartphone menggunakan Kuisioner The
Effects Innovation Factors on Smartphone Adoption among Nurses on Community
Hospital yang disusun oleh (Putzer & Park, 2010) kemudian dialih bahasakan ke
dalam Bahasa Indonesia oleh peneliti. Peneliti melakukan uji validitas kepada 16
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
35
responden dengan kriteria yang sama dengan sampel peneliti. Setelah dilakukan uji
validitas pearson correlations didapatkan hasil validitas sebesar 0,860.
Instrumen penelitian health literacy menggunakan Short-Form Health Literacy
Questionnaire 12 yang disusun oleh (Duong et al., 2017) lalu dialih bahasakan ke
dalam Bahasa Indonesia oleh peneliti. Peneliti melakukan uji validitas kepada 16
responden dengan kriteria yang sama dengan sampel peneliti. Setelah dilakukan uji
validitas pearson correlations didapatkan hasil validitas sebesar 0,923.
4.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas memiliki arti bahwa sebuah instrumen dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrument yang berkualitas tidak bersifat
tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu
(Arikunto, 2013).
Instrumen penelitian penggunaan smartphone menggunakan The Effects
Innovation Factors on Smartphone Adoption among Nurses yang disusun oleh (Putzer
& Park, 2010) kemudian dialih bahasakan ke dalam Bahasa Indonesia oleh peneliti.
Peneliti melakukan uji reliabilitas kepada 16 responden dengan kriteria yang sama
dengan sampel peneliti. Setelah dilakukan uji reliabilitas pearson correlations
didapatkan koefisien realibilitas cronbanch’s alpha sebesar 0,966.
Instrumen penelitian health literacy menggunakan Short-Form Health Literacy
Questionnaire 12 yang disusun oleh Tuyen Van Duong dialih bahasakan ke dalam
Bahasa Indonesia oleh peneliti. Peneliti melakukan uji reliabilitas kepada 16
responden dengan kriteria yang sama dengan sampel peneliti. Setelah dilakukan uji
reliabilitas pearson correlations didapatkan koefisien realibilitas cronbanch’s alpha
sebesar 0,938.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
36
4.7 Lokasi dan waktu penelitian
Tempat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah di Rumah Sakit Umum
Haji Surabaya pada bulan Desember 2017.
4.8 Prosedur Penelitian
Prosedur pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Mengajukan rekomendasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
kemudian mengajukan permohonan ijin kepada direktur RSU Haji Surabaya.
Selanjutnya juga mengajukan ijin kepada Bidang Litbang RSU Haji Surabaya.
2. Menyeleksi calon responden sesuai kriteria inklusi dan eksklusi.
3. Peneliti meminta persetujuan dari responden penelitian dengan memberikan
informed consent dan meminta tanda tangan untuk bersedia diteliti.
4. Peneliti memberikan kuesioner kepada perawat setelah shift selesai
4.9 Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan kemudian akan diolah dengan program software
statistika yang meliputi pengujian masalah penelitian dengan uji statistik “Spearman
Rho” dengan taraf signifikansi α < 0,05 berarti H1 diterima berarti ada hubungan yang
bermakna antara dua variabel yang di ukur.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
37
4.10 Kerangka Kerja
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Penggunaan Smartphone dengan Health
Literacy pada Perawat di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya
Populasi :
Perawat RSU Haji Surabaya
yang Berjumlah 415 perawat
Sampel:
Perawat RSU Haji Surabaya
yang berjumlah 39 Perawat
Sampling :
Purposive Sampling
Pengumpulan Data:
Menggunakan Kuesioner
Variabel Dependen:
Penggunaan Smartphone pada
perawat dengan menggunakan
Kuesioner Kuisioner The Effects
Innovation Factors on Smartphone
Adoption among Nurses
Variable Independen
Health Literacy dengan
menggunakan Kuesioner Health
Literacy Survey European Q47
(HLS-Q47)
Pengolahan dan Analisis Data:
Uji statistik Spearmen’s Rho
Penyajian Data Hasil Penelitian
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
38
4.11 Etika Penelitian ( Ethical Approval)
Aspek etik merupakan bagian penting dalam proses penelitian. Penerapan
prinsip etik diperlukan untuk menjamin perlindungan terhadap hak – hak responden
maupun perlindungan peneliti itu sendiri (Polit & Beck, 2012). Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 7 Tahun 2016 Tentang Komisi Etik Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Nasional Pasal 1 ayat 2 menyatakan etik penelitian dan
pengembangan kesehatan adalah prinsip/kaidah dasar yang harus diterapkan dalam
pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan yang meliputi: 1) prinsip
menghormati harkat martabat manusia (respect for persons), 2) Confidentiality, 3)
Anonimity, dan 4) Veracity.
1. Respect for Persons (menghargai harkat martabat manusia)
Prinsip etik respect for persons adalah responden memiliki
kewenangan penuh dan hak dalam membuat keputusan secara sadar dan dapat
dipahami dengan baik. Responden memiliki kebebasan tanpa ada paksaan
untuk berpartisipasi maupun menolak keikutsertaan dalam penelitian ini
ataupun mengundurkan diri saat proses penelitian. Peneliti juga meminta
responden untuk menandatangani informed consent sebagai responden.
Peneliti dalam memberikan informed consent akan menemui responden
terlebih dahulu RS Umum Haji Surabaya. Peneliti menemui responden pada
saat rapat mingguan di ruangan tersebut. Kemudian peneliti memberikan
lembar informed consent saat itu juga. Bagi responden yang berhalangan hadir
saat rapat mingguan maka peneliti akan bertemu secara langsung dengan
responden saat jadwal jaga atau kontrak waktu dengan responden, serta
memberikan informed consent saat responden jadwal jaga. Peneliti
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
39
memberikan kesempatan responden mempertimbangkan keputusan untuk ikut
serta atau menolak dalam penelitian. Jika responden tidak bersedia untuk
terlibat dalam penelitian maka peneliti tidak akan memaksakan untuk
menanndatangani informed consent.
2. Anonimity (tanpa nama)
Peneliti dapat menggunakan koding (inisial atau identification number)
sebagai pengganti identitas responden. Peneliti juga berkewajiban untuk tidak
mempublikasikan identitas responden dengan mengganti nama responden
dengan kode yaitu R1, R2 sampai R40
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Peneliti menjamin kerahasiaan informasi dan data yang diperoleh
responden. Hal ini dilakukan dengan menyimpan data yang hanya bisa diakses
oleh peneliti dalam bentuk data, hasil analisis dan laporan yang akan disimpan
dalam waktu 5 tahun dan kemudian akan dimusnahkan dengan menghapus data
yang telah diperoleh. Sedangkan untuk data dalam bentuk hard copy juga akan
disimpan oleh peneliti dan satu – satunya institusi yang memiliki hak publikasi
atas izin peneliti adalah Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
4. Veracity (Kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Peneliti
menyampaikan secara benar tentang maksud dan tujuan penelitian serta hal lain
yang terkait dengan penjelasan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hal ini
dilakukan agar responden memahami penelitian yang dilakukan. Dengan
demikian akan tercipta bina hubungan saling percaya antara peneliti dan
responden.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
40
4.12 Keterbatasan Penelitian
Rancangan penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-
sectional hanya dilakukan pengukuran pada satu waktu sehingga diperlukan evaluasi
berkelanjutan.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
41
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang hubungan penggunaan
Smartphone dengan health literacy pada perawat di RSU Haji Surabaya yang telah
dilaksanakan pada tanggal 31 Oktober – 30 Desember 2017. Hasil penelitian ini
disajikan dalam bentuk tabel serta diberikan interpretasi pada variabel yang diteliti dan
hubungan variabel yang diteliti. Hubungan variabel diteliti sebelumnya telah dianalisis
menggunakan analisis Spearman Rho dengan nilai signifikansi 0,05.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum lokasi penelitian
Rumah Sakit Umum Haji Surabaya merupakan rumah sakit milik pemerintah
provinsi Jawa Timur yang didirikan sejak 17 April 1993. Rumah sakit ini berkembang
menjadi rumah sakit tipe B pendidikan sejak 30 Oktober 2008 dan memiliki visi yaitu
Rumah Sakit Pilihan Masyarakat, Prima dan Islami dalam Pelayanan yang berstandar
Internasional, didukung Pendidikan dan Penelitian yang Berkualitas.
Rumah Sakit Umum Haji memiliki berbagai fasilitas pelayanan yang
dilengkapi dengan berbagai penunjang medis, tenaga medis profesional, alat canggih,
akomodasi, dan sebagainya. Rumah sakit ini memiliki kapasitas tempat tidur sebanyak
290 tempat tidur dan BOR >70%, dengan pelayanan rawat inap umum dan pelayanan
rawat inap privat. Pelayanan Rawat Inap Umum berada di Gedung Shofa lantai 3 dan
4, Gedung Marwah lantai 1,2,3 dan 4, serta Gedung Al-Aqsha lantai 1, 2, 3, 4, 5 dan
6 sedangkan pelayanan rawat inap privat berada di Gedung Graha Nur Afiyah. Jumlah
tenaga keperawatan di ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum Haji sebanyak 216
orang perawat dari total keseluruhan tenaga perawat sebanyak 415 orang.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
42
5.1.2 Karakteristik Demografi Responden
Data umum yang disajikan dalam penelitian ini adalah umur, jenis kelamin,
agama, status perkawinan, pendidikan terakhir, lama masa kerja, pangkat/golongan,
tingkatan perawat klinis, ruangan, jabatan, merek smartphone, sistem operasi
smartphone.
Tabel 5.1 Karakteristik responden perawat di RSU Haji Surabaya, Desember 2017
Karakteristik N %
Umur
1. 21-25
2. 26-30
3. 31-35
4. 36-40
5. 41-45
6. 46-50
7
10
11
2
6
3
17.9
25.6
28.2
5.1
15.4
7.7
Total 39 100
Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
9
30
23.1
76.9
Total 211 100
Agama
1. Islam
39
100
Total 39 100
Status Perkawinan
1. Menikah
2. Belum Menikah
31
8
79.5
20.5
Total 39 100
Pendidikan Terakhir
1. Diploma Tiga
2. Sarjana
29
10
74.4
25.6
Total 39 100
Lama Masa Kerja
1. <1
2. 1 – 5
3. 6 – 10
4. 11 – 15
5. 16 – 20
6. 21 – 25
5
8
13
5
6
2
12.8
20.5
33.3
12.8
15.4
5.1
Total 39 100
Pangkat/Golongan
1. IIC
2. IID
3. IIIA
2
3
12
5.1
7.7
30.8
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
43
4. IIIC
5. IIID
6. BLUD
4
3
15
10.3
7.7
38.5
Total 39 100
Perawat Klinis
1. I
2. II
3. III
14
12
13
35.9
30.8
33.3
Total 39 100
Ruangan
1. Marwah 1
2. Marwah 2
3. Shofa 3
4. Shofa 4
5. Al Aqsa 3
6. Al Aqsa 5
7
7
7
7
7
4
17.9
17.9
17.9
17.9
17.9
10.3
Total 39 100
Jabatan
1. Perawat Pelaksana
2. Kepala Ruang
38
1
97.4
2.6
Total 39 100
Merek Smartphone
1. Apple
2. Samsung
3. Oppo
4. Asus
5. Xiaomi
6. Vivo
7. Lenovo
8. Sony
3
20
5
4
3
2
1
1
7.7
51.3
12.8
10.3
7.7
5.1
2.6
2.6
Total 39 100
Sistem Operasi Smartphone
1. iOS
2. Android OS
3. Color OS
3
31
5
7.7
79.5
12.8
Total 39 100
Berdasarkan tabel karakteristik responden perawat di RSU Haji Surabaya bulan
November 2017 maka dapat disimpulkan bahwa responden perawat terbanyak dalam
penelitian ini pada rentang usia 31-35 tahun yaitu sebanyak 11 orang (28.2%), dengan
mayoritas responden adalah perempuan yaitu 30 orang (76.9%) sedangkan responden
laki-laki hanya 9 orang (23.1%). Rentang masa kerja responden terbanyak ditemukan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
44
pada rentang masa kerja 6-10 tahun yaitu sebesar 13 orang (33.3%) dan mayoritas
tingkat pendidikan responden adalah Diploma 3 (D3) sebanyak 29 orang (74.4%)
dengan mayoritas pangkat/golongan perawat adalah BLUD sebanyak 15 orang
(38.5%). Mayoritas perawat menggunakan smartphone bermerek samsung sebanyak
20 orang (51.3%) dengan mayoritas menggunakan sistem operasi Android sebanyak
31 orang (79.5%).
5.1.3 Variabel yang Diukur
Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan smartphone pada
perawat.
Tabel 5 .2 Distribusi responden berdasarkan penggunaan smartphone pada perawat
di RSU Haji Surabaya, Desember 2017
Menurut tabel ditribusi responden berdasarkan penggunaan smartphone pada
perawat di RSU Haji Surabaya bulan Desember 2017 diketahui sebagian besar
responden yaitu sebanyak 17 (43.6%) responden menggunakan smartphone mereka
secara cukup.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah health literacy pada perawat
Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan health literacy pada perawat di RSU
Haji Surabaya, Desember 2017
Variabel n %
Penggunaan Smartphone pada perawat
Penggunaan Smartphone pada Perawat Baik
Penggunaan Smartphone pada Perawat Cukup
Penggunaan Smartphone pada Perawat Kurang
16
17
6
41.0
43.6
15.4
Total 39 100
Variabel n %
Health Literacy
Health literacy pada Perawat Baik
Health literacy pada Perawat Cukup
19
20
48.7
51.3
Total 39 100
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
45
Menurut tabel distribusi responden berdasarkan health literacy pada perawat
di RSU Haji Surabaya bulan Desember 2017 diatas menunjukkan sebagian besar
responden yaitu sebanyak 20 responden (51.3 %) memiliki health literacy yang cukup.
5.1.4 Hubungan Karakteristik Responden dengan Variabel yang Diukur
1. Hubungan Karakteristik Responden dengan Penggunaan Smartphone Pada
Perawat di RSU Haji Surabaya Bulan Desember 2017
Tabel 5.4 Tabulasi silang karakteristik responden dengan penggunaan smartphone
pada perawat di RSU Haji Surabaya, Desember 2017 Karakteristik Responden Penggunaan Smartphone Total
Baik Cukup Kurang
Jenis Kelamin Laki – laki 4 3 2 9
Perempuan 12 14 4 30
Total 16 17 6 39
Usia 21 - 25 Tahun 3 3 1 7
26 - 30 Tahun 4 4 2 10
31 - 35 Tahun 5 3 3 11
36 - 40 Tahun 0 2 0 2
41 - 45 Tahun 2 4 0 6
46 - 50 Tahun 2 1 0 3
Total 16 17 6 39
Pendidikan Terakhir D3 11 13 5 29
S1 5 4 1 10
Total 16 17 6 39
Masa Kerja < 1 Tahun 1 3 1 5
1 – 5 Tahun 4 3 1 8
6 – 10 Tahun 6 4 3 13
11 – 15 Tahun 3 2 0 5
16 – 20 Tahun 1 4 1 6
21 – 25 Tahun 1 1 0 2
Total 16 17 6 39
Merek Smartphone Apple 2 0 1 3
Samsung 7 11 2 20
Oppo 3 1 1 5
Asus 0 2 2 4
Xiaomi 2 1 0 3
Vivo 0 2 0 2
Lenovo 1 0 0 1
Sony 1 0 0 1
Total 16 17 6 39
OS Smartphone iOS 2 0 1 3
Android OS 11 16 4 31
Color OS 3 1 1 5
Total 16 17 6 39
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
46
Berdasarkan tabel tabulasi silang karakteristik responden dengan penggunaan
smartphone pada perawat di RSU Haji Surabaya bulan Desember diatas menunjukkan
sebagian besar responden yang menggunakan smartphone dengan baik berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 12 responden. Responden yang menggunakan
smartphone dengan baik rata-rata berusia antara 31 – 35 tahun yaitu sebanyak 5
responden. Responden yang menggunakan smartphone dengan baik sebagian besar
berpendidikan terakhir setingkat diploma tiga yaitu sejumlah 11 orang. Selanjutnya
sebagian besar responden memiliki masa kerja selama 6 – 10 tahun sebanyak 13 orang
dan sebagian besar responden menggunakan smartphone bermerek Samsung sejumlah
30 orang serta mayoritas responden menggunakan sistem operasi smartphone Android
OS.
2. Hubungan Karakteristik Responden dengan Health literacy Pada Perawat di
RSU Haji Surabaya Bulan Desember 2017
Tabel 5.5 Tabulasi silang karakteristik responden dengan health literacy pada
perawat di RSU Haji Surabaya, Desember 2017 Karakteristik Responden Health literacy Total
Baik Cukup
Jenis Kelamin Laki – laki 5 4 9
Perempuan 14 16 30
Total 19 20 39
Usia 21 - 25 Tahun 3 4 7
26 - 30 Tahun 5 5 10
31 - 35 Tahun 4 7 11
36 - 40 Tahun 1 1 2
41 - 45 Tahun 3 3 6
46 - 50 Tahun 3 0 3
Total 19 20 39
Pendidikan Terakhir D3 10 19 29
S1 9 1 10
Total 19 20 39
Masa Kerja < 1 Tahun 2 3 5
1 – 5 Tahun 4 4 8
6 – 10 Tahun 6 7 13
11 – 15 Tahun 2 3 5
16 – 20 Tahun 3 3 6
21 – 25 Tahun 2 0 2
Total 19 20 39
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
47
Merek Smartphone Apple 3 0 3
Samsung 9 11 20
Oppo 3 1 5
Asus 2 2 4
Xiaomi 2 1 3
Vivo 0 2 2
Lenovo 0 1 1
Sony 1 0 1
Total 19 20 39
OS Smartphone iOS 3 0 3
Android OS 14 17 31
Color OS 2 3 5
Total 19 20 39
Berdasarkan tabel tabulasi silang karakteristik responden dengan health
literacy pada perawat di RSU Haji Surabaya bulan Desember 2017 diatas
menunjukkan sebagian besar responden yang memiliki health literacy yang baik
berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 14 responden. Responden yang memiliki
health literacy yang baik rata-rata berusia 26 – 30 tahun yaitu sebanyak 5 responden.
Responden yang memiliki health literacy yang baik sebagian besar berpendidikan
terakhir setingkat diploma tiga sejumlah 10 orang. Selanjutnya sebagian besar
responden yang memiliki health literacy yang baik memiliki masa kerja 6 – 10 tahun
sejumlah 6 orang sedangkan sebagian besar responden yang memiliki health literacy
yang baik memiliki smartphone dengan merek Samsung sejumlah 9 orang serta
mayoritas responden yang memiliki health literacy yang baik menggunakan sistem
operasi smartphone Android OS sejumlah 14 orang.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
48
5.1.5 Hubungan Penggunaan Smartphone dengan Health literacy
Tabel 5.6 Tabulasi silang penggunaan smartphone dengan health literacy pada
perawat di RSU Haji Surabaya, Desember 2017
Variabel Health literacy Total
Penggunaan
Smartphone
Baik Cukup
n % n % N %
1. Baik 13 33.3 3 7.7 16 41.0
2. Cukup 5 12.8 12 30.8 17 43.6
3. Kurang 1 2.6 5 12.8 6 15.4
Total 19 48.7 20 51.3 39 100
Signifikansi (p): 0,000
Koefisien Korelasi Spearman’s Rho (r): 0,536
Tabel 5.5 menjelaskan tentang tabulasi silang penggunaan smartphone dengan
health literacy. Seluruh responden yang menggunakan smartphone dengan baik
memiliki health literacy yang baik sebanyak 13 orang (33.3%). Akan tetapi terdapat
responden yang penggunaan smartphonenya kurang memiliki health literacy yang
baik sebanyak 1 orang (2.6%).
Hubungan penggunaan smartphone dengan health literacy berdasarkan uji non–
parametrik, korelasi spearman’s rho dengan tingkat kemaknaan α ≤ 0,05. Hasil
analisis menunjukkan p-value: 0,000 yang berarti terdapat hubungan antara
penggunaan smartphone dengan health literacy pada perawat di RSU Haji Surabaya,
sedangkan nilai koefisien korelasi (r) = 0,536 yang berarti tingkat korelasinya sedang
serta koefisien korelasi positif yang menunjukkan terdapatnya hubungan antara kedua
variabel yang searah, sehingga H1 diterima artinya ada hubungan antara penggunaan
smartphone dengan health literacy pada perawat di RSU Haji Surabaya.
.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
49
5.2 Pembahasan
Penggunaan smartphone memiliki hubungan dengan health literacy pada
perawat di RSU Haji Surabaya dengan hasil uji statistik p-value: 0,000 dan nilai
koefisien korelasi (r) : 0,536 yang artinya semakin baik penggunaan smartphone akan
berdampak semakin baik health literacy pada perawat atau sebaliknya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mayoritas penggunaan smartphone pada perawat di RSU Haji
Surabaya adalah baik dan sebagian kecil cukup. Distribusi responden menunjukkan
responden yang menggunakan smartphone dengan baik, mayoritas memiliki health
literacy yang baik dan hanya sebagian kecil yang memiliki health literacy yang cukup.
Hal ini sejalan oleh penelitian yang dilakukan (Cho, Park, & Lee, 2014; Ernsting et
al., 2017) yang menjelaskan bahwa salah satu yang dapat mempengaruhi health
literacy adalah smartphone. Pendapat tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti menunjukkan dari 16 responden yang menggunakan
smartphone dengan baik terdapat 13 orang memiliki health literacy yang baik.
Sedangkan pada 6 responden yang kurang dalam penggunaan smartphone, hanya 1
orang yang memiliki health literacy yang baik. Hal ini menjadi fakta bahwa
penggunaan smartphone mempengaruhi health literacy seseorang. Penggunaan
smartphone menjadi hal yang penting bagi sebagian besar perawat. Karena apabila
seseorang dalam penggunaan smartphone nya kurang, tentunya mengurangi nilai
efisiensi atau efektifitas perawat di kota metropolitan seperti Surabaya.
Health literacy yang baik pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa aspek
meliputi kapasitas individu untuk mengakses, memahami, menilai dan
mengaplikasikan informasi serta pelayanan kesehatan dasar untuk meningkatkan
kesehatan (Brabers et al., 2017; Soerensen et al., 2012). Mayoritas perawat di RSU
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
50
Haji Surabaya memiliki health literacy yang baik. Beberapa perawat memiliki health
literacy yang baik dikarenakan di RS Haji Surabaya rutin dalam memberikan
pelatihan atau workshop bagi perawat setiap sebulan sekali. Mayoritas perawat juga
rutin mengikuti pelatihan atau workshop baik yang diadakan oleh manajemen rumah
sakit maupun dari lembaga luar rumah sakit. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Goto, Rudd, Lai, & Yoshida-Komiya, (2014) yang menjelaskan bahwa
pelatihan sangat penting bagi para professional perawat untuk memperkuat
kemampuan sistem informasi kesehatan dan layanan yang mudah diakses.
Distribusi responden menunjukkan responden yang menggunakan smartphone
dengan cukup baik sejumlah 17 orang (43.6%) menggunakan smartphone nya dengan
cukup baik. Hal ini sejalan oleh penelitian yang dilakukan oleh Doswell (2013) yang
menjelaskan bahwa pentingnya pengembangan mobile health devices seperti
smartphone bagi perawat di era sekarang ini. Dikarenakan berkembangnya zaman
membuat segala hal di dunia ini berkembang pesat tak terkecuali dalam bidang
kesehatan khususnya bidang keperawatan. Saat ini segala sesuatu dapat diakses
melalui smartphone. Smartphone dapat membantu tenaga kesehatan khususnya tenaga
keperawatan dalam meningkatkan health literacy pada perawat serta memberikan
pelayanan asuhan keperawatan yang maksimal.
Distribusi responden menunjukkan responden mayoritas pada rentang usia 31
– 35 tahun sejumlah 28.2% atau 11 perawat. Hal ini sejalan penelitian yang dilakukan
oleh (Lopez-Fernandez et al., 2017) yang menjelaskan bahwa tentang perilaku
masyarakat kelompok dewasa tentang mudahnya pencarian informasi di internet
melalui smartphone. Hal ini dikarenakan kelompok dewasa mudah dalam mengakses
dan menggunakan smartphone serta meningkatnya kemampuan daya beli seseorang.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
51
Berdasarkan data distribusi responden yang menggunakan smartphone
mayoritas pengguna smartphone adalah perempuan sejumlah 30 orang (76.9%) dari
total responden 39 orang. Hal ini selaras dengan oleh penelitian yang di lakukan oleh
Economides & Grousopoulou (2008) yang menjelaskan bahwa perempuan lebih
banyak menggunakan telepon dari pada laki – laki, karena mayoritas perempuan
menggunakan telepon untuk mengambil foto, merekam video maupun melakukan
percakapan singkat melalui smartphone.
Berdasarkan data distribusi responden yang menggunakan smartphone
mayoritas berpendidikan diploma tiga memiliki tingkat penggunaan smartphone yang
cukup baik sejumlah 13 orang. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Kim & Suh (2018)
menjelaskan bahwa lulusan mahasiswa pendidikan diploma tiga keperawatan saat ini
telah memiliki kemampuan dalam mengakses smartphone yang cukup baik,
Berdasarkan data distribusi responden menunjukkan responden yang
menggunakan smartphone yang baik memiliki masa kerja rentang 6 – 10 tahun, hal ini
sesuai dengan penelitian oleh Gardner (2017) dan Putzer (2010) menjelaskan bahwa
perawat yang memiliki masa kerja lebih dari 6 tahun lebih kompeten dalam
menjalankan perannya sebagai perawat serta mampu beradaptasi menggunakan
teknologi terkini seperti smartphone pada perawat .
Berdasarkan data distribusi responden menunjukkan mayoritas responden
sejumlah 20 perawat menggunakan smartphone merek Samsung dibandingkan dengan
merek lainnya. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Madani (2017) yang menjelaskan
bahwa Samsung merupakan salah satu raksasa di industri smartphone yang memiliki
banyak inovasi, baik dari strategi penjualan maupun produk – produknya, oleh karena
itu samsung memiliki nilai positif di masyarakat khususnya tenaga kesehatan perawat.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
52
Berdasarkan data distribusi responden menunjukkan mayoritas responden
menggunakan sistem operasi pada smartphone adalah Android, Hal ini sesuai dengan
penelitian oleh Rajput (2012) yang menjelaskan bahwa sistem operasi android
merupakan salah satu sistem operasi yang mudah digunakan dan memiliki user-
friendly yang baik. Sistem operasi yang mudah digunakan dapat mendukung seorang
perawat meningkatkan produktivitas dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan.
Berdasarkan data distribusi responden yang memiliki health literacy yang
cukup baik sejumlah 20 orang (51.3%) dari total responden 39 orang. Hal ini sejalan
oleh penelitian yang dilakukan oleh (Johnson, 2015) yang menjelaskan bahwa seorang
tenaga kesehatan khususnya perawat harus memiliki pemahaman tentang health
literacy dan evidence based strategies dalam upaya untuk meningkatkan penyediaan
layanan kesehatan yang baik dan optimal.
Hasil studi ini menyebutkan informasi hubungan penggunaan smartphone
dikalangan perawat sangat penting. Penggunaan smartphone yang optimal diketahui
mampu meningkatkan health literacy perawat.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
53
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menyajikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian
hubungan penggunaan smartphone dengan health literacy pada perawat di RSU Haji
Surabaya.
6.1 Simpulan
Hasil identifikasi penelitian ini menunjukkan penggunaan smartphone
memiliki keterkaitan dengan health literacy pada perawat. Health literacy yang baik
dipengaruhi oleh beberapa aspek meliputi kapasitas individu untuk mengakses,
memahami, menilai dan mengaplikasikan informasi.
6.2 Saran
1. Bagi Instansi Rumah Sakit
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan
untuk membuat program maupun aplikasi dalam pengembangan sumber daya
manusia khususnya perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan
keperawatan di rumah sakit menjadi lebih baik.
2. Bagi Perawat
Dengan mengetahui penggunaan smartphone dengan health literacy
diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam membantu meningkatkan
kualitas pelayanan yang diberikan, membantu dalam pengembangan staf
perawat untuk mengembangkan diri sehingga dapat meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
54
DAFTAR PUSTAKA
Aamoth, D. (2014). First Smartphone: Fun Facts About Simon | Time.com.
Retrieved October 23, 2017, from http://time.com/3137005/first-smartphone-
ibm-simon/
Alexius Endy Budianto, S. K. M. . E. D. S. M. (2014). Modern Computer
Implementation on Smart Phone with Android Platform for Smes (UMKM) in
Optimization Services District Malang\n. IOSR Journal of Computer
Engineering (IOSR-JCE), 16(6), 33–41. Retrieved from
http://www.iosrjournals.org/iosr-jce/papers/Vol16-issue6/Version-
1/D016613341.pdf
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Berens, E.-M., Vogt, D., Messer, M., Hurrelmann, K., & Schaeffer, D. (2016).
Health literacy among different age groups in Germany: results of a cross-
sectional survey. BMC Public Health, 16(1), 1151.
https://doi.org/10.1186/s12889-016-3810-6
Bodur, A., Filiz, E., & Kalkan, I. (2017). Factors Affecting Health Literacy in
Adults: A Community Based Study in Konya, Turkey. International Journal
of Caring Sciences, 10(1), 100–109. Retrieved from
http://internationaljournalofcaringsciences.org/docs/11_kalkan_original_10_
1.pdf
Brabers, A. E. M., Rademakers, J. J. D. J. M., Groenewegen, P. P., Van Dijk, L., &
De Jong, J. D. (2017). What role does health literacy play in patients’
involvement in medical decision-making? PLoS ONE, 12(3), 1–12.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0173316
Cafiero, M. (2013). Nurse practitioners’ knowledge, experience, and intention to
use health literacy strategies in clinical practice. Journal of Health
Communication, 18(SUPPL. 1), 70–81.
https://doi.org/10.1080/10810730.2013.825665
Cho, J., Park, D., & Lee, H. E. (2014). Cognitive Factors of Using Health Apps:
Systematic Analysis of Relationships Among Health Consciousness, Health
Information Orientation, eHealth Literacy, and Health App Use Efficacy.
Journal of Medical Internet Research, 16(5), e125.
https://doi.org/10.2196/jmir.3283
Chong, M. C., Francis, K., Cooper, S., & Abdullah, K. L. (2014). Current
Continuing Professional Education Practice among Malaysian Nurses.
Nursing Research and Practice, 2014, 1–6.
https://doi.org/10.1155/2014/126748
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
55
Deb, S. (2014). Information Technology , Its Impact on Society and Its Future.
Advances in Computing, 4(1), 25–29.
https://doi.org/10.5923/j.ac.20140401.07
Doswell, W. M., Braxter, B., DeVito Dabbs, A., Nilsen, W., & Klem, M. Lou.
(2013). mHealth: Technology for nursing practice, education, and research.
Journal of Nursing Education and Practice, 3(10), 99–109.
https://doi.org/10.5430/jnep.v3n10p99
Doughty, K. (2011). SPAs (smart phone applications) – a new form of assistive
technology. Journal of Assistive Technologies, 5(2), 88–94.
https://doi.org/10.1108/17549451111149296
Duong, T. Van, Chang, P. W., Yang, S.-H., Chen, M.-C., Chao, W.-T., Chen, T.,
… Huang, H.-L. (2017). A New Comprehensive Short-form Health Literacy
Survey Tool for Patients in General. Asian Nursing Research, 11(1), 30–35.
https://doi.org/10.1016/j.anr.2017.02.001
Economides, A. A., & Grousopoulou, A. (2008). Use of mobile phones by male and
female Greek students Holding a Fulbright and a Greek State Fellowship.
International Journal of Mobile Communications Inderscience. ISSN He
Received the M.Sc, 6(6), 729–749. Retrieved from
https://pdfs.semanticscholar.org/4e77/1466a7439ef0c7405de7547ef60afd618
4f4.pdf
Eigelbach, B. (2017). Ten Suggested Health Literacy Attributes of a Health Care
Organization. Journal of Consumer Health on the Internet, 21(2), 201–208.
https://doi.org/10.1080/15398285.2017.1311606
Ericsson. (2017). Ericsson Mobility Report.
https://doi.org/10.3103/S0005105510050031
Ernsting, C., Dombrowski, S. U., Oedekoven, M., O’Sullivan, J. L., Kanzler, E.,
Kuhlmey, A., & Gellert, P. (2017). Using smartphones and health apps to
change and manage health behaviors: A population-based survey. Journal of
Medical Internet Research, 19(4), 1–12. https://doi.org/10.2196/jmir.6838
Eysenbach, G. (2007). Credibility of Health Information and Digital Media: New
Perspectives and Implications for Youth. The John D. and Catherine T.
MacArthur Foundation Series on Digital Media and Learning (Vol. ).
https://doi.org/10.1162/dmal.9780262562324.123
Gardner, D. A. (2017). Nurses ’ Perception of Mobile Communication in an Acute
Care Setting. Rhode Island College.
Gill, P. S., Kamath, A., & Gill, T. S. (2012). Distraction: An assessment of
smartphone usage in health care work settings. Risk Management and
Healthcare Policy, 5, 105–114. https://doi.org/10.2147/RMHP.S34813
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
56
Google. (2015). Digital Habits of the Urban Indonesian Consumer. GFK. Retrieved
from thinkwithgoogle.com
Goto, A., Rudd, R. E., Lai, A. Y., & Yoshida-Komiya, H. (2014). Health literacy
training for public health nurses in Fukushima: A case-study of program
adaptation, implementation and evaluation. Japan Medical Association
Journal, 57(3), 146–153.
Gotz, F. M., Stieger, S., & Reips, U. D. (2017). Users of the main smartphone
operating systems (iOS, Android) differ only little in personality. PLoS ONE,
12(5), 1–18. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0176921
Johnson, A. (2015). Health literacy: How nurses can make a difference. Australian
Journal of Advanced Nursing, 33(2), 20–27.
Joint Committee on National Health Education Standards. (2007). National Health
Education Standards (Second Edi). Retrieved from
https://www.cdc.gov/healthyschools/sher/standards/index.htm
Jones, T. (2014). Students’ cell phone addiction and their opinions. The Elon
Journal of Undergraduate Research in Communications, 5(1), 74–80.
Kim, H., & Suh, E. E. (2018). The Effects of an Interactive Nursing Skills Mobile
Application on Nursing Students’ Knowledge, Self-efficacy, and Skills
Performance: A Randomized Controlled Trial. Asian Nursing Research, 12(1),
17–25. https://doi.org/10.1016/j.anr.2018.01.001
Kutner, M., Greenberg, E., Jin, Y., & Paulsen, C. (2006). The Health Literacy of
America ’ s Adults : Results From the 2003 National Assessment of Adult
Literacy (NCES 2006–483). Washington, DC: National Center for Education
Statistics.
Lee, H. Y., Lee, J., & Kim, N. K. (2015). Gender Differences in Health Literacy
Among Korean Adults: Do Women Have a Higher Level of Health Literacy
Than Men? American Journal of Men’s Health, 9(5), 370–379.
https://doi.org/10.1177/1557988314545485
Lee, S. D., Tsai, T., Tsai, Y., & Kuo, K. N. (2010). Health literacy , health status ,
and healthcare utilization of Taiwanese adults : results from a national survey,
(1), 1–8.
Lin, M. I. B., Hong, R. H., Chang, J. H., & Ke, X. M. (2015). Usage position and
virtual keyboard design affect upper-body kinematics, discomfort, and
usability during prolonged tablet typing. PLoS ONE, 10(12), 1–21.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0143585
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
57
Lopez-Fernandez, O., Kuss, D. J., Romo, L., Morvan, Y., Kern, L., Graziani, P., …
Billieux, J. (2017). Self-reported dependence on mobile phones in young
adults: A European cross-cultural empirical survey. Journal of Behavioral
Addictions, 6(2), 168–177. https://doi.org/10.1556/2006.6.2017.020
Lyla M. Hernandez. (2013). Health Literacy Improving health systems, and health
policy around the worlds. Washington, D.C: The National Academy Press.
https://doi.org/10.17226/18325
MacLeod, S., Musich, S., Gulyas, S., Cheng, Y., Tkatch, R., Cempellin, D., … Yeh,
C. S. (2017). The impact of inadequate health literacy on patient satisfaction,
healthcare utilization, and expenditures among older adults. Geriatric
Nursing, 38(4), 334–341. https://doi.org/10.1016/j.gerinurse.2016.12.003
Madani, F., Abdulai, M., Ha, J., & Koosawangsri, R. (2017). Samsung’s Innovation
Strategy in Smart Phones Market. SSRN ELectronic Journal, (November).
https://doi.org/10.2139/ssrn.3023595
McBride, D., LeVasseur, S. A., & Li, D. (2015). Nursing Performance and Mobile
Phone Use: Are Nurses Aware of Their Performance Decrements? JMIR
Human Factors, 2(1), e6. https://doi.org/10.2196/humanfactors.4070
Menkominfo. (2015). Kementerian Komunikasi dan Informatika. Retrieved
September 15, 2017, from
https://www.kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-
digital-asia/0/sorotan_media
Miriam Bowers Abbott, MA, B., & Peggy Shaw, MSN, R. (2016). Virtual Nursing
Avatars: Nurse Roles and Evolving Concepts of Care. The Online Journal of
Issues in Nursing, 21(3). https://doi.org/10.3912/OJIN.Vol21No03PPT39,05
Mohapatra, D. P., Mohapatra, M. M., Chittoria, R. K., & Friji, M. T. (2015). The
scope of mobile devices in health care and medical education. International
Journal of Advanced Medical and Health Research, 2(1), 1–8.
https://doi.org/10.4103/2349-4220.159113
Nakayama, K., Osaka, W., Togari, T., Ishikawa, H., Yonekura, Y., Sekido, A., &
Matsumoto, M. (2015). Comprehensive health literacy in Japan is lower than
in Europe: a validated Japanese-language assessment of health literacy. BMC
Public Health, 15(1), 505. https://doi.org/10.1186/s12889-015-1835-x
Naslund, J. A. ., Aschbrenner, K. A. ., & Bartels, S. J. . (2016). HHS Public Access.
Mental Health Physic Acta, March(10), 1–=17.
https://doi.org/10.1002/oby.21042.Prevalence
Nurjanah, N., & Rachmani, E. (2014). Demography and Social Determinants of
Health Literacy in Semarang City Indonesia," in The Second Conference in
Health Literacy and Health Promotion. Universitas Dian Nurwantoro.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
58
Nursalam. (2015). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Ofcom. (2015). The Communications Market Report 2015. UK.
Oxford, D. (2017). Smartphone | Definition of smartphone in English by Oxford
Dictionaries. Retrieved September 15, 2017, from
https://en.oxforddictionaries.com/definition/smart
Pelikan, J. M., Röthlin, F., & Ganahl, K. (2012). Comparative Report On Health
Literacy in Eight EU Member States. Online Publication. Retrieved from
http://www.health-literacy.eu
Polit, D. F., & Beck, C. . (2012). Nursing Research, Generating and Assessing
Evidance for Nursing Practice. Baltimore: Wolters Kluwer Health.
Putzer, G. J., & Park, Y. (2010). The effects of innovation factors on smartphone
adoption among nurses in community hospitals. Perspectives in Health
Information Management, 7(Winter), 1b. Retrieved from
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2805554/
Rajput, Z. A., Mbugua, S., Amadi, D., Chepnǵeno, V., Saleem, J. J., Anokwa, Y.,
… Were, M. C. (2012). Evaluation of an Android-based mhealth system for
population surveillance in developing countries. Journal of the American
Medical Informatics Association, 19(4), 655–659.
https://doi.org/10.1136/amiajnl-2011-000476
Rikard, R. V., Thompson, M. S., McKinney, J., & Beauchamp, A. (2016).
Examining health literacy disparities in the United States: a third look at the
National Assessment of Adult Literacy (NAAL). BMC Public Health, 16(1),
975. https://doi.org/10.1186/s12889-016-3621-9
Rouleau, G., Gagnon, M.-P., & Côté, J. (2015). Impacts of information and
communication technologies on nursing care: an overview of systematic
reviews (protocol). Systematic Reviews, 4(1), 75.
https://doi.org/10.1186/s13643-015-0062-y
Santosa, K. S. (2012). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Tingkat Kemelekan
Kesehatan Pasien di Klinik Dokter Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia Kiara, DKI Jakarta Tahun 2012. Universitas Indonesia.
Schaeffer, D., Berens, E.-M., & Vogt, D. (2017). Health Literacy in the German
Population. Deutsches Arzteblatt International, 114(4), 53–60.
https://doi.org/10.3238/arztebl.2017.0053
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
59
Soerensen, K., Van den Broucke, S., Fullam, J., Doyle, G., Pelikan, J. J., Slonska,
Z., … Brand, H. (2012). Health literacy and public health: a systematic review
and integration of definitions and models. BMC Public Health, 12(1), 80.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.1186/1471-2458-12-80
UNESCO. (2017). Reading the past, writing the future- Fifty years of promoting
literacy. Retrieved from
www.unesco.org/education%0Awww.facebook.com/unesco%0Awww.youtu
be.com/unesco%0Awww.linkedin.com/company/unesco
United Nations. (2017). World Population Prospects: The 2017 Revision, Key
Findings and Advance Tables, 46.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
United Nations Development Programme. (2016). Human Development Report
2016. United Nations Development Programme. https://doi.org/eISBN: 978-
92-1-060036-1
Ventola, C. L. (2014). Mobile devices and apps for health care professionals: uses
and benefits. P & T : A Peer-Reviewed Journal for Formulary Management,
39(5), 356–64.
Williams-Johnson, L. M. (2017). Preventive health education media and older
worker health literacy. Dissertation Abstracts International: Section B: The
Sciences and Engineering, 77(10–B(E)). Retrieved from
http://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&db=psyh&AN=2016-
53065-274&site=ehost-live
World Health Organization (WHO). (2013). Health literacy: the solid facts. (I.
Kickbusch, J. Pelikan, F. Apfel, & A. Tsouros, Eds.), Copenhagen: WHO
Regional Office for …. Copenhagen: WHO Regional Officer for Europe.
Retrieved from
http://www.euro.who.int/__data/assets/pdf_file/0008/190655/e96854.pdf
World Health Organization (WHO). (2017). WHO | The mandate for health
literacy.
Wu, R., Rossos, P., Quan, S., Reeves, S., Lo, V., Wong, B., … Morra, D. (2011).
An evaluation of the use of smartphones to communicate between clinicians:
A mixed-methods study. Journal of Medical Internet Research, 13(3).
https://doi.org/10.2196/jmir.1655
Wyatt, T., & Krauskopf, P. (2012). E-health and Nursing: Using Smartphones to
Enhance Nursing Practice. Online Journal of Nursing Informatics, 16, 10–14.
Retrieved from
http://login.ezproxy.library.ualberta.ca/login?url=http://search.ebscohost.com
/login.aspx?direct=true&db=rzh&AN=2011651618&site=ehost-
live&scope=site
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
60
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
61
Lampiran 2. Surat Permohonan Pengambilan Data Penelitian
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
62
Lampiran 3. Surat Balasan Permohonan Pengambilan Data Penelitian
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
63
Lampiran 4. Surat Keterangan Lolos Kaji Etik
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
64
Lampiran 5. Lembar Permohonan Menjadi Responden
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan tugas penelitian di Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya, maka saya:
Nama : Muhammad Bagus Setyawan
NIM : 131611123034
No. HP : 082225570010
Email : [email protected]
Bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Penggunaan
Smartphone dengan Health Literacy pada Perawat di RSU Haji Surabaya”.
Dengan ini saya memohon dengan hormat kepada ibu/bapak untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menjelaskan hubungan antara penggunaan smartphone dengan health literacy pada
perawat.
Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya
mohon agar anda menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.
Partisipasi anda mengisi formulir ini sangat saya hargai dan atas perhatian serta
kesediaannya saya ucapkan terimakasih.
Surabaya, Desember 2017
Muhammad Bagus Setyawan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
65
Lampiran 6. Lembar Penjelasan Penelitian
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Judul Penelitian:
Hubungan Penggunaan Smartphone dengan Health Literacy pada perawat di
RSU Haji Surabaya.
Tujuan :
Tujuan umum :
Menganalisis hubungan penggunaan smartphone terhadap health literacy
perawat di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.
Tujuan khusus:
1. Menganalisis penggunaan smartphone
2. Menganalisis kemampuan health literacy
3. Menganalisis hubungan penggunaan smartphone dengan health literacy pada
perawat
Manfaat
Manfaat Teoritis
Secara teori hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah kajian ilmu
mengenai hubungan penggunaan smartphone dengan health literacy.
Manfaat Praktis
1. Bagi perawat
Sebagai masukan kepada perawat yang bertugas di RSU Haji Surabaya
mengenai hubungan penggunaan smartphone dengan health literacy. Masukan
ini dapat membantu perawat untuk memaksimalkan penggunaan smartphone
dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
66
2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu keperawatan
yang berkaitan penggunaan smartphone dengan health literacy pada perawat.
3. Bagi Rumah Sakit
Bagi institusi Rumah Sakit, melalui penelitian ini akan memperoleh bahan
untuk mengevaluasi penggunaan smartphone agar dapat memaksimalkan
tugas, potensi serta meningkatkan keamanan pasien (patient safety) di RS.
Dengan demikian institusi Rumah Sakit dapat melakukan langkah - langkah
yang dirasa perlu untuk menunjang perawat dalam melaksanakan tugasnya..
Perlakuan yang diterapkan pada subyek
Penelitian ini adalah penelitian cross sectional yang bertujuan untuk menjelaskan
hubungan diantara variabel dependen dan independen.Dalam penelitian ini tidak
ada perlakuan khusus yang diterapkan pada responden. Subyek hanya terlibat
sebagai responden yang akan diberikan pertanyaan terkait penggunaan smartphone
atau health literacy.
Dalam penelitian ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah, oleh karena itu
peneliti mengharapkan kesedian bapak/ibu untuk memberikan jawaban yang paling
sesuai dengan kondisi yang sebenar-benarnya. Identitas dan jawaban yang
bapak/ibu berikan akan dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk
kepentingan penelitian.
Bahaya potensial
Tidak ada bahaya potensial yang dapat mengancam jiwa.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
67
Hak untuk undur diri
Partisipasi responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan responden
berhak mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi yang
merugikan responden.
Adanya intensif untuk responden
Responden akan memperoleh souvenir dari peneliti
Prosedur penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menjamin kerahasiaan data dan identitas responden
(bapak/ibu), semua informasi yang didapatkan akan digunakan sebagaimana
mestinya sesuai tujuan penelitian. Apabila bapak/ibu bersedia menjadi subjek
penelitian, maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan di halaman
berikutnya.
Penyusunan instrumen
penelitian
Pengajuan ethical
clearance
Perizinan penelitian
Pembuatan kerangka sampling dan pemilihan responden secara
acak dari daftar sampel
Mengagendakan pertemuan dengan responden terpilih
Wawancara responden terpilih dengan kuisioner
Entry dan analisis data
Penyajian hasil penelitian
Penyusunan Proposal Penelitian
Menentukan jumlah sampel dan listing calon responden
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
68
Jika ada pertanyaan tentang penelitian ini dan memerlukan penjelasan, bapak/ibu
dapat menghubungi Muhammad Bagus Setyawan dengan No. Telp 082225570010.
Surabaya, Desember 2017
Peneliti
Muhammad Bagus Setyawan
NIM. 131611123034
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
69
Lampiran 7. Lembar Inform Consent
INFORMED CONSENT
(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama (Inisial) :
Umur : tahun
Jenis Kelamin : laki-laki / perempuan*
Nomor Telepon :
Telah mendapat keterangan secara rinci dan jelas mengenai :
1. Penelitian yang berjudul “Hubungan penggunaan smartphone dengan
health literacy pada perawat.”
2. Perlakuan yang akan diterapkan kepada subjek penelitian
3. Manfaat ikut serta sebagai subjek penelitian
4. Bahaya potensial yang mungkin timbul sebagai subjek penelitian
5. Hak undur diri subjek penelitian
serta mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan penelitian. Oleh karena itu saya bersedia/tidak bersedia**
secara sukarela untuk menjadi subjek penelitian dengan penuh kesadaran serta
tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun.
Surabaya, Desember 2017
Responden, Peneliti,
____________________ Muhammad Bagus Setyawan
(Tidak perlu mengisi nama) NIM 131611123034
Saksi,
______________________
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
70
Lampiran 8. Lembar Kuisioner Penelitian
I. DATA DEMOGRAFI
I.
:
Petunjuk Pengisian :
Bapak/ Ibu/ saudara/I diharapkan:
1. Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda
checklist (√ ) pada tempat yang tersedia.
2. Semua pernyataan harus dijawab.
3. Tiap satu pernyataan ini diisi dengan satu jawaban.
4. Bila terdapat data yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti
7. Masa Kerja :
< 1 tahun
1 – 5 tahun
6 – 10 tahun
11 – 15 tahun
16 – 20 tahun
21 – 25 tahun
≥ 26 tahun
8. Pangkat/Gol. : ……………………
9. Perawat Klinis : PK I / II / III / IV / V
10. Ruangan :…………………….
11. Jabatan :…………………….
12. Merek Smartphone : ………………….
13. Sistem Operasi Smartphone :
IOS (Apple)
Android
Symbian (Nokia)
Blackberry OS
ColorOS (Oppo)
Lainnya : …….
1. Nama Inisial :
2. Umur : tahun
3. Jenis Kelamin :
Laki-laki
Perempuan
4. Agama :
Islam
Kristen Protestan
Katholik
Budha
Hindu
5. Status Perkawinan
Menikah
Belum Menikah
6. Pendidikan Terakhir :
D3
S1
S2
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
71
II. KUISIONER PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA PERAWAT
Kuisioner yang digunakan oleh peneliti berdasarkan alih bahasa dari
kuisioner The Effects of Innovation Factors on Smartphone Adoption
among Nurses.
Deskripsi Situasional untuk Perawat
Silahkan baca deskripsi situasional yang terkandung di bawah mengenai
fungsi smartphone dan kemudian menjawab pertanyaan survei yang
menyertainya. Sebuah smartphone berfungsi untuk memfasilitasi dalam
integrasi dari sebuah komputer, personal digital assistant (PDA), kamera digital,
dan ponsel menjadi satu perangkat mobile. Situasi berikut hanya berfungsi
sebagai contoh kemungkinan fungsi dan penggunaan smartphone untuk perawat.
Misalkan rumah sakit menyediakan setiap profesional kesehatan dengan
smartphone. Jadi, ketika tiba di rumah sakit di pagi hari, anda bisa menggunakan
smartphone untuk mengecek jadwal anda dan data yang bersangkutan (tanda
vital, catatan kemajuan, dll.) dari pasien yang terdaftar. Selain mengecek harian
pasien, Anda menemukan pesan yang diposting mengenai forum/grup
pendidikan yang mana melibatkan pidato dari pakar terkemuka mengenai
pendekatan baru untuk mengobati penyakit. Setelah menyelesaikan ronde
keperawatan pagi, Anda menerima pesan dari perawat lain. Dia menjelaskan
bahwa ada pasien yang baru dirawat tidak nyaman, jadi anda merespons dengan
konsultasi dengan tanda vital yang ditampilkan pada smartphone anda.
Bila Anda memiliki waktu senggang di sore hari, Anda menggunakan
smartphone untuk membaca literatur yang relevan yang sebelumnya anda
download untuk membantu tetap mengikuti kemajuan terbaru dalam perawatan.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
72
Anda melakukan pertemuan singkat sore itu untuk mempresentasikan data klinis
dan tanda vital pasien anda ke shift perawat berikutnya. Setelah ronde
keperawatan sore, Anda bisa mengecek jadwal Anda keesokan harinya sebelum
meninggalkan rumah sakit. Anda juga meninjau informasi mengenai obat baru
dengan kemungkinan efek samping melalui smartphone anda.
Dengan demikian, smartphone tidak hanya mengintegrasikan fungsi
perencanaan sehari-hari, ponsel dan pesan dari rumah sakit, tapi juga
mengintegrasikan penjelajahan web browsing, kamera, dan sebagainya yang
membantu meningkatkan efisiensi dan kualitas pekerjaan anda.
Pertanyaan survei berikut dirancang untuk menilai seberapa manfaat dan
penggunaan smartphone ini. Terima kasih atas partisipasinya
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
73
KUISIONER PENGGUNAAN SMARTPHONE PADA PERAWAT
A. TUJUAN PERILAKU
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Neutral Setuju
Sangat
Setuju
1. Dengan asumsi saya memiliki smartphone, saya berniat
untuk menggunakan smartphone ini.
2. Bila memungkinkan, saya berniat menggunakan
smartphone ini di pekerjaan saya.
3. Sedapat mungkin, saya akan menggunakan smartphone
ini untuk melakukan berbagai hal.
4. Saya bermaksud meningkatkan penggunaan smartphone
saya dimasa yang akan datang.
B. SIKAP
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Neutral Setuju
Sangat
Setuju
5. Menggunakan smartphone untuk bekerja akan menjadi
sebuah ide yang bagus.
6. Menggunakan smartphone sangat bermanfaat bagi
pekerjaan saya.
7. Saya suka dan akan menggunakan smartphone untuk
bekerja.
C. OBSERVABILITAS
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Neutral Setuju
Sangat
Setuju
8. Mudah bagi saya untuk mengamati orang lain dengan
menggunakan smartphone dalam pekerjaan saya.
9. Saya memiliki banyak kesempatan untuk melihat
smartphone digunakan.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
74
D. KOMPABILITAS
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Neutral Setuju
Sangat
Setuju
10. Penggunaan smartphone kompatibel dengan aspek dari
pekerjaan saya
11. Penggunaan smartphone sesuai dengan gaya bekerja
saya.
12. Saya pikir bahwa menggunakan smartphone sangat
sesuai dengan cara bekerja yang saya sukai.
E. HUBUNGAN PEKERJAAN
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Neutral Setuju
Sangat
Setuju
13. Dalam pekerjaan saya, tingkat penggunaan smartphone
tinggi.
14. Dalam pekerjaan saya, penggunaan smartphone relevan
(bersangkutan).
15. Praktik terbaik untuk menyelesaikan tugas sehari-hari
saya cenderung dipengaruhi oleh penggunaan
smartphone.
F. PERSONAL DEMOGRAFI
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Neutral Setuju
Sangat
Setuju
16. Penggunaan smartphone tergantung pada usia individu.
17. Penggunaan smartphone tergantung pada jenis kelamin
individu.
18. Penggunaan Inovasi Sistem Informasi (SI) tergantung
pada sifat pribadi individu masing masing.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
75
G. PENGALAMAN PRIBADI
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Neutral Setuju
Sangat
Setuju
19. Penggunaan smartphone tergantung pada Pendidikan
seseorang yang bersangkutan dengan area sistem
informasi.
20. Penggunaan smartphone tergantung pada pengalaman
seseorang yang bersangkutan dengan area sistem
informasi.
H. LINGKUNGAN INTERNAL
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Neutral Setuju
Sangat
Setuju
21. Semakin besar dukungan dari manajemen pimpinan,
maka semakin besar kemungkinan smartphone akan
diadopsi.
22. Besarnya suatu organisasi akan berpengaruh pada adopsi
smartphone.
23. Penggunaan smartphone berpengaruh pada kualitas
operasional organisasi.
24. Penggunaan smartphone akan membutuhkan
keterlibatan pengguna dalam proses pengembangannya.
I. LINGKUNGAN EKSTERNAL
Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Neutral Setuju
Sangat
Setuju
25. Tekanan dari pesaing atau kompetitor cenderung
mempengaruhi keputusan untuk menggunakan
smartphone.
26. Ketersediaan dukungan eksternal dalam penerapan
smartphone adalah penting untuk keberhasilan dalam
berinovasi.
27. Tren penggunaan smartphone akan mempengaruhi
keputusan saya untuk menggunakannya.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
76
III. KUISIONER HEALTH LITERACY PADA PERAWAT
Kuisioner yang digunakan oleh peneliti berdasarkan alih bahasa dari kuisioner
Short-Form Health Literacy Survey Questionnare 12 (HLS-SF-Q12)
No
.
Pernyataan Sangat
Sulit
Sulit Mudah Sangat
Mudah
1 Seberapa mudah Anda menemukan
informasi tentang gejala penyakit yang
menjadi perhatian Anda?
2 Seberapa mudah anda memahami leaflet
yang diberikan bersamaan dengan obat
anda?
3 Seberapa mudah anda menilai
keuntungan dan kerugian dari berbagai
pilihan pengobatan?
4 Seberapa mudah anda memanggil
ambulan dalam keadaan darurat?
5 Seberapa mudah anda menemukan
informasi tentang bagaimana mengelola
masalah kesehatan mental seperti stres
atau depresi?
6 Seberapa mudah anda memahami
mengapa anda perlu screening kesehatan
(misalnya pemeriksaan payudara,
pemeriksaan kadar gula, pemeriksaan
TD) ?
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
77
No
.
Pernyataan Sangat
Sulit
Sulit Mudah Sangat
Mudah
7 Seberapa mudah anda
mempertimbangkan vaksin apa saja
yang anda perlukan?
8 Seberapa mudah anda memutuskan
bagaimana Anda dapat melindungi diri
anda dari penyakit berdasarkan saran
dari keluarga dan teman?
9 Seberapa mudah anda mencari tahu
tentang aktivitas kegiatan(misalnya
meditasi, senam, pilates) yang baik
untuk kesehatan mental anda?
10 Seberapa mudah anda memahami
informasi di media (misalnya internet,
koran, majalah) tentang cara menjadi
lebih sehat?
11 Seberapa mudah anda menilai perilaku
sehari-hari (misalnya kebiasaan makan
dan minum, latihan) yang berhubungan
dengan kesehatan anda?
12 Seberapa mudah anda bergabung dengan
klub olahraga atau kelas latihan jika
Anda menginginkannya?
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
78
Lampiran 9. Hasil Uji Statistik
Hasil Uji Validitas Kuisioner Health Literacy
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
79
Hasil Uji Validitas Kuisioner Penggunaan Smartphone
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S
80
Hasil Uji Reliabilitas Penggunaan Smartphone
Hasil Uji Reliabilitas Health Literacy
Hasil Uji Korelasi Spearmen Rho
Correlations
SPKAT HLKAT
Spearman's rho SPKAT Correlation Coefficient 1.000 .536**
Sig. (2-tailed) . .000
N 39 39
HLKAT Correlation Coefficient .536** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 39 39
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN PENGGUNAAN SMARTPHONE... MUHAMMAD BAGUS S