i
SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
EKSTRAK METANOL DAUN SIRIH LENGKUNG ( Piper aduncum L.)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Clementia Nova
NIM : 128114048
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dear God,
Thank you for creating such a magical piece Known as a “smile”. It’s
indescribable, the feeling when someone smiles at you sincerely, and their eyes
sparkle as they do so. No matter how close, no matter how much of a stranger, a
sincere smile just melts the heart.
Dear God,
Thank you for creating another magical piece known as a “cry”. The feeling of
seeing someone cry warms my heart, because it simply shows how fragile and
connected we all are. And, the feeling when it my selfcry, it brings relief and
appreciation to life.
Dear God,
I enjoy talking to You
-Dian Rikasari-
Karya ini saya persembahkan:
Untuk Tuhan Yesus Kristus, karena penyertaannya sepanjang hidupku
Untuk Orang Tua yang selaluaku hormati dan cintai
Untuk Keluarga Bituk yang selalu melengkapi hidupku
Untuk KeluargaTiyap yang selalu mendoakan setiap langkahku
Untuk Sahabat yang selalu memberi dukungan dan menyemangatiku
Dan yang terakhir untuk orang-orang yang membantuku dalam mengerjakan
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat, kasih dan
kesempatan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul
“SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN
EKSTRAK METANOL DAUN SIRIH LENGKUNG ( Piper aduncum L.)”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata
Satu Farmasi (S. Farm) program studi fakultas farmasi Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Dalam proses pengerjaan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan,
dukungan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Terima kasih kepada Tuhan Yesus yang sudah memberikan penulis
kesehatan, inspirasi dalam menulis, menjaga dan melindungi penulis serta
mendampingi penulis dalam keadaan apapun.
2. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogayakarta.
3. Dr. Yustina Sri Hartini M.Si., Aptselaku Dosen pembimbing yang telah
memberi bimbingan, dukungan, saran, dan meluangkan waktu untuk
berdiskusi bersama Penulis dalam proses pembuatan skripsi ini.
4. Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan, kritik, saran dan kesediaannya menguji skripsi ini.
5. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
masukan, kritik, saran dan kesediaannya menguji skripsi ini.
6. Agustina Setyawati, M.Si., Apt selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan izin penggunaan laboratorium kepada penulis.
7. Segenap laboran dan karyawan Fakultas Farmasi Sanata Dharma,
KhususnyaPak Wagiran, Mas Bimo, Pak Parlan, Mas Sigit, Mas Agung,
dan Pak Ketul atas bantuan dan kerjasamanya selama ini.
8. Rekan-rekan penelitian tim Piper, Maria Indah Rosari, Agata Herny,
Violeta Jesmile, dan Dewi Kamara terima atas bantuan, kerjasama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI….................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................. iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ………………. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... vi
PRAKATA …………………………………............................................ viii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... X
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xii
INTISARI..................................................................................................... xiv
ABSTRACT.................................................................................................. xv
PENDAHULUAN….................................................................................... 1
METODE PENELITIAN.............................................................................. 3
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................... 7
KESIMPULAN DAN SARAN………......................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA…............................................................................... 16
LAMPIRAN…………………...................................................................... 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Hasil skrining fitokimia ekstrak metanol daun sirih
lengkung…………………………………………………
7
Tabel II. Hasil penetapan kandungan fenolik total ekstrak metanol
daun sirih lengkung……………………………………..
11
Tabel III. Perhitungan persen inhibisi berdasarkan absorbansi hari
ke-6……………………………………………………..
13
Tabel IV. Aktivitas antikosidan sampel dengan metode
thibarbituric acidm (TBA)………………………………
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Reaksi Uji Mayer………………………………………….. 8
Gambar 2. Reaksi antara Tanin dan FeCl3…………………………….. 8
Gambar 3. Reaksi Hidrolisis Saponin dengan air……………………... 9
Gambar 4. Reaksi reagen Folin-Ciocalteu dengan senyawa fenol…..… 11
Gambar 5. Grafik rata-rata absorbansi control negatif, positif, dan
sampel………………………………………………………
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat determinasi……………………….………………... 21
Lampiran 2. Gambar daun sirih lengkung…………………………….. 22
Lampiran 3. Hasil skrining Fitokimia daun sirih lengkung..………...... 22
Lampiran 4. Gambar hasil skrining fitokimia daun sirih lengkung....… 23
Lampiran 5. Penetapan kadar air serbuk daun sirih lengkung….……... 25
Lampiran 6. Uji pendahuluan penetapan kandungan fenolik total
dengan metode Folin-Ciocalteu………………………….
26
Lampiran 7. Perhitungan rendemen ekstrak…………………………... 26
Lampiran 8. Data penimbangan untuk penetapan kandungan ekstrak
metanol………………………………………………….
27
Lampiran 9. Data perhitungan konsentrasi asam galat dan ekstrak
metanol untuk penetapan kandungan fenolik…………
27
Lampiran 10. Hasil optimasi operating time untuk penetapan
kandungan fenolik total…………………………………..
28
Lampiran 11. Optimasi Panjang Gelombang Maksimal untuk
Penetapan Kandungan Fenolik Total…………………….
30
Lampiran 12. Hasil Pengukuran Kurva Baku untuk Penetapan
Kandungan Fenolik Total………………………………...
31
Lampiran 13. Perhitungan Kandungan Fenolik Total Ekstrak Metanol... 31
Lampiran 14. Data Penimbangan Optimasi Metode Uji Aktivitas
Antioksidan FTC…………………………………………
32
Lampiran 15. Hasil optimasi operating time Uji Aktivitas Antioksidan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
FTC………………………………………………………. 32
Lampiran 16. Hasil optimasi operating time Uji Aktivitas Antioksidan
Metode FTC…………………………………………….
33
Lampiran 17. Hasil optimasi panjang gelombang uji aktivitas
antioksidan metode FTC……………………………….
33
Lampiran 18. Data penimbangan uji aktivitas antioksidan metode FTC
– TBA…………………………………………………….
34
Lampiran 19. Hasil pengukuran uji aktivitas antioksidan metode FTC... 34
Lampiran 20. Hasil pengukuran uji aktivitas antioksidan dengan
metode TBA……………………………………………...
36
Lampiran 21. Data PSPP FTC………………………………………….. 38
Lampiran 22. Data PSPP TBA…………………………………………. 39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
INTISARI
Munculnya berbagai penyakit degeneratif akibat peroksidasi lipid dapat
dicegah dengan antioksidan. Tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai salah satu
sumber antioksidan alami karena kandungan senyawa metabolit sekundernya,
salah satunya adalah sirih lengkung.Sirih lengkung (Piper aduncum L.) termasuk
dalam famili Piperaceae yang diketahui memiliki potensi besar sebagai
antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa
metabolit sekunder dan aktivitas antioksidan ekstrak metanol khususnya senyawa
fenolik yang terdapat pada daun sirih lengkung.Senyawa fenolik sebagai
antioksidan alami mampu mengurangi laju reaksi peroksidasi lipid.Skrining
fitokimia dilakukan dengan uji tabung dan kandungan fenolik total diuji dengan
menggunakan metode Folin-Ciocalteau didasarkan pada reduksi asam
fosfotungstat dalam larutan alkali menjadi fosfotungstat biru. Aktivitas
antioksidan diuji menggunakan metode FTC (ferric thiocyanate), dimana metode
FTC mengukur jumlah hasil peroksida pada tahap awal dari oksidasi lemak
dengan ferrous chloride dan hasilnya akan dikonfirmasi dengan metode TBA
(thiobarbituric acid). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun sirih lengkung
mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol, tanin
steroid dan terpenoid. Kadar fenolik total ektrak metanol daun sirih lengkung
sebesar 150,167± 58,323 mg ekivalen asam galat (GAE) per gram ektrak metanol
daun sirih lengkung. Aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun sirih lengkung
yang diukur dengan metode FTC dan TBA berturut – turut menunjukkan persen
inhibisi peroksidasi lipid sebesar 6,794 ± 2,211 % dan 91,908 ± 3,721%.
Kata kunci : Piper aduncum L., skrining fitokimia, fenolik total, antioksidan,
Folin-Ciocalteau,Ferric Thiocyanate (FTC), Thiobarbituric Acid (TBA).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
The emergence of various degenerative diseases was a result of lipid
peroxidation which could be prevented with antioxidants. Plants can be used as a
source of natural antioxidants for the content of secondary metabolites, one of
which is the spiked pepper leaves. Spiked pepper leave (Piper aduncum L.) was
categorized as Piperaceae family which were known having major potential as an
antioxidant. This study aimed to determine the chemical content and antioxidant
activity of methanol extract especially phenolic compounds contained in spiked
pepper leaves. Phenolic compounds as natural antioxidants could reduce the rate
of lipid peroxidation reaction.Phytochemical screening is done with test tubes and
total phenolic content was tested using a method based on the Folin-Ciocalteau
fosfotungstat acid reduction in alkaline solution becomes blue fosfotungstat.The
antioxidant activity was tested using the method of FTC (ferric thiocyanate), the
results would be confirmed by the method of TBA (thiobarbituric acid). The
results showed that spiked pepper leave compounds containing alkaloids,
flavonoids, saponins, polyphenols, tannins steroids and terpenoids. Total phenolic
content of methanol extract of betel leaf arch of 150,167 ± 58,323 mg gallic acid
equivalents per g of the methanol extract. The antioxidant activity andmethanol
extract of betel leaf arch as measured by the FTC and TBA methods respectively -
showed the percent inhibition of lipid peroxidation were 6,794 ± 2,211% and
91,908 ± 3,721%
Keywords: Piper aduncum L. , screening phytochemicals, antioxidants, Folin-
Ciocalteu, FTC-TBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Radikal bebas merupakan suatu senyawa molekul yang memiliki elektron
yang tidak berpasangan, tidak stabil dan cepat bereaksi dengan senyawa lain
(seperti DNA, asam lemak tak jenuh) sehingga membentuk lebih banyak radikal
bebas secara berantai. Molekul target yang paling rentan terhadap serangan
radikal bebas adalah asam lemak tak jenuh (PUFA – Poly Unsaturated Fatty
Acids). Jaringan lipid yang dirusak oleh senyawa radikal bebas akan membentuk
peroksida yang memicu munculnya berbagai penyakit degeneratif (Lamid, A.,
1995; Winarsi, 2007; Parida dan Dhal, 2011). Senyawa yang mampu mengurangi
peroksida lemak adalah antioksida, karena memiliki peran sebagai pemberi
elektron atau reduktan, dimana senyawa ini akan memberikan satu atau lebih
elektron kepada radikal bebas sehingga akan membentuk molekul normal kembali
dan menghentikan berbagai kerusakan yang ditimbulkan (Sasikumar, et al., 2009;
Thitilertdecha et al., 2010).
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat melindungi kerusakan
sel karena mampu menetralkan radikal bebas dengan mekanisme mendonorkan
atom hydrogen ke atom yang tidak memiliki pasangan elektron (Muhtadi,2014).
Dalam konsentrasi rendah, antioksidan secara signifikan mampu menghambat
reaksi oksidasi (Cadenas dan Packer, 2002).Namun, antioksidan alami lebih
banyak diminati dibandingkan antioksidan sintetik, karena antioksidan sintetik
seperti butylated hydroxytoluene (BHT) diketahui dapat meningkatkan terjadinya
efek karsinogenik (Umemura et al., 2001).
Tanaman herbal merupakan merupakan salah satu sumber antioksidan
alami dan memiliki peran penting dalam pencegahan penyakit kanker dan
penuaan dini. Salah satu senyawa metabolit sekunder dalam tanaman yang
diketahui berfungsi sebagai antioksidan adalah senyawa fenol. Hal ini karena
kemampuannya meniadakan radikal – radikal bebas dan radikal peroksida
sehingga efektif dalam menghambat oksidasi lipida (Kinsella et al, 1993).
Senyawa fenolik mampu bertindak sebagai antioksidan dengan memutuskan
ikatan rantai radikal bebas secara langsung dan menangkap berbagai spesies
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
reaktif seperti radikal superoksida, hidroksil dan peroksil serta asam hipoklorit
(Nurmi, A., 2008).
Salah satu famili tanaman yang telah diketahui menunjukkan potensi besar
sebagai antioksidan adalah Piperaceae (Dodson, et al. dalam Nahak dan Sahu,
2011). Piper aduncum L. atau sirih lengkung merupakan salah satu tanaman
dalam famili piperaceae. Menurut Parmar et al., (1997) kandungan metabolit
sekunder yang terdapat dalam Piperaceae adalah fenolik, flavonoid, alkaloid dan
terpenoid. Namun, sejauh penelitian peneliti terhadap senyawa aktif pada sirih
lengkung belum diketahui. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti melakukan
skrining fitokimia dengan metode uji tabung. Hasil penelitian yang dilakukan
Yerwanto Ilang,dkk (2014) menunjukan bahwa ekstrak etanol ranting sirih
lengkung memiliki aktivitas antioksidan yang dinyatakan dengan IC50 sebesar
59,838 µg/mg.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Folin-
Ciocalteu (FC) dan untuk uji aktivitas antioksidan adalah metode Ferric
Thiocyanate (FTC) – Thiobarbituric Acid (TBA). Prinsip dari metode Folin-
Ciocalteaun adalah terbentuknya senyawa kompleks berwarna biru yang dapat
diukur pada panjang gelombang 765 nm. Metode FTC digunakan untuk mengukur
jumlah peroksida awal dari peroksida lemak sedangkan metode TBA untuk
mengukur radikal bebas yang dihasilkan setelah peroksida lemak yang dimana
peroksida lemak merupakan akumulasi produk pada jaringan tubuh manusia
sebagai penyebab utama dari disfungsi seluler pada tubuh (Aqil, Ahmad and
Mehmood, 2006).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pelarut metanol karena, etanol
merupakan pelarut yang dapat melarutkan beberapa kandungan metabolit
sekunder seperti alkaloid, terpenoid, tanin, flavonoid dan polifenol. Selain itu
metanol dapat menghambat reaksi oksidasi polifenol yang menyebabkan oksidasi
fenolat dan kemudahannya saat penguapan di evaporator (Tiwari et al., 2011).
Sehingga, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan
senyawa kimia dan aktivitas antioksidan yang terdapat di dalam ekstrak daun
sirih lengkung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE PENELITIAN
BAHAN
Bahan yang digunakan meliputi daun sirih lengkung segar (dari kebun obat
“Merapi Farma”) yang dideterminasi di Laboratorium Taksonomi Tumbuhan
Bawah Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, akuades, metanol p.a (Merck),
etil-asetat p.a (Merck), asam galat p.a (Sigma), natrium karbonat 1 M teknis,
etanol (Merck), asam linoleat (Sigma), buffer fosfat 0.02 M (pH 7.0), etanol p.a
99,6 %, etanol 75%, asam linoleat 2,5%, ammonium thiocyanate 30% (Merck),
ferrous chloride 0.02 M p.a dalam HCl teknis (Merck), asam tiobarbiturat
(Merck), reagen Folin Ciocalteau (Merck), BHT ( butylated hydroxyl toluene) p.a
(Sigma), asam trikloroasetat (Merck).
ALAT
Peralatan yang digunakan: neraca analitik ( Scalec SBC 22, BP 160P),
spektrofotometer UV-Vis (Prekin Elmer Lamda 20), Oven, alat penyerbuk, alat
pengayak, centrifuge, Vaccum Rotary Evaporator (Janke & Kunkel), timbangan
elektrik BP 160 readability 0.10 mg, waterbath (labo-tech, Heraeus), micropipet
200-1000 μL ; 1-10 mL (Acura 825, Socorex), orbital shaker, corong Buchner,
pompa vakum, vortex (Janke & Kunkel), dan alat-alat gelas (Pyrex-Germany dan
Iwaki).
CARA KERJA
A. Pembuatan Simplisia Daun Sirih Lengkung
Daun sirih lengkung segar yang diperoleh dari kebun obat“MERAPI
FARMA” daerah kaliurang KM 21,5. Determinasi daun sirih lengkung
dilakukan di Laboratorium Biologi UGM. Daun sirih lengkung dicuci dengan
air bersih yang mengalir sambil dibersihkan dari kotoran yang melekat dan
kemudian ditiriskan. Pencucian daun dilakukan sebanyak tiga kali, agar daun
bersih dari pengotor. Setelah itu daun di letakkan diatas kertas puti dan
diangin- anginkan, kemudian dirajang menggunakan pisau berbahan “stainless
steel” dengan lebar irisan kurang lebih 1 cm. Kemudian, dikeringkan
menggunakan oven pada suhu 600C. Daun yang telah kering selanjutnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
disortasi kering, dengan cara dipisahkan kembali dari pengotor yang ikut serta
dalam proses pengeringan. Daun yang sudah kering ditunjukan dengan
mudahnya daun hancur saat diremas. Daun kemudian diserbuk dan di ayak
dengan ayakan dengan no merh 50, kemudian dilakukan uji kadar air dan
perhitungan rendemen ekstrak.
B. Skrining Fitokimia
a. Uji alkaloid.
Ekstrak sebanyak 10 mg ditambahkan 5 mL amonia 25%, lalu
ditambahkan 20 mL kloroform. Campuran disaring sehingga diperoleh lapisan
air dan lapisan pelarut organik. Lapisan air ditambahkan 2 tetes pereaksi
dargendorff atau pereaksi mayer. Jika terbentuk warna orange dengan pereaksi
dargendorff atau terbentuk endapan putih dengan penambahan pereaksi Mayer
berarti ekstrak mengandung alkaloid (Farnsworth, 1966).
b. Uji flavonoid
Sejumlah sampel ditambahkan serbuk magnesium 0,1 mg dan 0,4 ml amil
alkohol (campuran asam klorida 37 % dan etanol 95 % dengan volume yang
sama) dan 4 ml alkohol kemudian campuran dikocok. Reaksi positif
ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah, kuning atau jingga pada
lapisan amil alkohol (Harborne ,1987).
c. Uji Saponin
Saponin dapat dideteksi dengan uji busa dalam air panas. Busa yang stabil
akan terus terlihat selama 5 menit dan tidak hilang pada penambahan 1 tetes
HCl 2 N menunjukkan adanya saponin (Harborne, 1987).
d. Uji polifenol
Sejumlah sampel diekstrak dengan 20 ml etanol 70 %. Larutan yang
dihasilkan diambil sebanyak 1 ml kemudian ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3
5%. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna hijau atau hijau
biru (Harborne, 1987).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
e. Uji tanin
Dua gram serbuk simplisia dilarutkan dengan air lalu direaksikan dengan
larutan besi (III) klorida 10%, jika terjadi warna biru tua atau hitam kehijauan
menunjukkan adanya tanin (Harborne, 1987).
f. Triterpenoid dan steroid
Sejumlah sampel dilarutkan dalam 2 ml kloroform dalam tabung reaksi
yang kering lalu ditambahkan 10 tetes anhidra asetat dan 3 tetes asam sulfat
pekat. Reaksi positif ditunjukkan dengan terbentuknya larutan berwarna merah
untuk pertama kali kemudian berubah menjadi biru dan hijau (Harborne, 1987).
C. Pembuatan Ekstrak Daun Sirih Lengkung
Serbuk simplisia sebanyak 10 gram serbuk diektraksi maserasi
menggunakan 100 mL metanol teknis selama 2x24 jam dengan menggunakan
orbital shaker. Setelah 2x24 jam dimaserasi, filtrat disaring menggunakan
corong Buchner dan ampasnya dimaserasi dengan metanol teknis selama 24
jam kemudian disaring. Proses remaserasi dihentikan bila diperoleh filtrate
yang bening, yang berarti sebagian besar senyawa yang larut dalam metanol
telah terekstrak. Pelarut pada filtrat dihilangkan dengan cara diuapkan
menggunakan vaccum rotary evaporator pada suhu 60oC dan dipekatkan
dengan menggunakan waterbath (T= 60o
C), untuk diperoleh ekstrak kental
kemudian dihitung rendemennya.
D. Analisis Kadar Senyawa Fenolik Total
Penetapan kandungan fenolik total dengan metode Folin Ciocalteu
menurut Rami et all. (2013) yaitu larutan ekstrak metanol diambil 0.5 mL dari
konsentrasi 200 μg/mL dan ditambahkan 2 mL reagen Folin Ciocalteu,
didiamkan selama 5 menit dalam suhu ruang. Selanjutnya ditambahkan 4 mL
Na2CO3 (Natrium Karbonat) 1 M dan inkubasi 30 menit. Absorbansi diukur
pada = 735 nm dengan spektrofotometer. Hasil dinyatakan dalam mg
ekivalen asam galat per gram ekstrak ± SD. Standar kurva yang digunakan
adalah asam galat dengan konsentrasi 40, 50, 60, 70, 80 μg/mL. Rumus
perhitungan : T = C.V/M
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Keterangan
T = kandungan fenolik total (mg/g); C= konsentrasi hasil perhitungan dari
absorbansi yang didapat (mg/ml); V= volume senyawa uji (ml); M= massa
senyawa uji (mg).
E. Analisis Aktivitas Antioksidan Metode FTC-TBA (Ferric Thiocyanate –
Thiobarbituric Acid)
Metode FTC-TBA mengacu pada Aqil, et al (2006). Ekstrak metanol dan
standar BHT sebanyak 4 mg, dilarutkan dalam 4 ml etanol absolut dan
ditambahkan 4.1 ml asam linoleat 2.5%, 8.0 ml buffer fosfat 0.05 M (pH 7), dan
3.9 mL akuades. Kemudian diinkubasi dalam oven pada suhu 400C (Larutan A).
Kemudian, diambil 0.1 ml larutan ke dalam larutan yang telah berisi 9.7 mL
etanol 75% dan 0.1 mL ammonium tiosianat 30% (Larutan B). Selanjutnya, 5
menit setelah penambahan 0.1 mL ferrous choride 0.05 M dalam 3.5% HCl,
absorbansi warna merah diukur pada = 488,5 nm. Pengukuran dilakukan setiap
24 jam sampai 1 hari setelah absorbansi kontrol negatif maksimum. Larutan tanpa
sampel sebagai kontrol negatif.
Selanjutnya, larutan A sampel pada hari pengukuran terakhir diambil
sebanyak 1 mL dan ditambahkan 2 mL asam trikloroasetat 20% dan 2 mL asam 2-
tiobarbiturat 0.67%. Campuran tersebut dipanaskan dalam waterbath pada suhu
950C selama 10 menit dan disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30
menit. Absorbansi supernatant tersebut diukur pada = 532 nm. Rumus
perhitungan persen inhibisi :
%Inhibisi = (A0 – A1/A0)x 100%
Keterangan
A0 = absorbansi maksimum kontrol negatif; A1 = absorbansi maksimum sampel.
Dari nilai rata-rata persen inhibisi ± SD dilakukan uji distribusi
menggunakan metode deskriptif.Analisis T-test untuk data terdistribusi normal,
atau analisis Kruskall-Wallis untuk data tidak terdistribusi normal, dengan taraf
kepercayaan 95%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
HASIL DAN PEMBAHASAN
Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa-
senyawa metabolit sekunder.Suatu ekstrak dari bahan alam terdiri atas berbagai
macam metabolit sekunder yangberperan dalam aktivitas biologinya. Senyawa-
senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi yang mampu
memberikan ciri khas dari setiap golongan dari metabolit sekunder
(Harborne,1987). Skrining fitokimia pada penelitian ini untuk mengetahui
senyawa kimia yang terdapat didalam ekstrak metanol daun sirih lengkung.
Tabel 1.Hasil skrining fitokimia ekstrak metanol daun sirih lengkung
Dalam skrining fitokimia, prinsip yang digunakan pada uji alkaloid yaitu
reaksi pengendapan yang terjadi karena adanya penggantian logam. Atom
nitrogen yang memiliki pasangan elektron bebas sehingga dapat digunakan untuk
membentuk ikatan kovalen koordinat dengan ion logam (McMurry dan Fay,
2004). Hasil positif alkaloid pada uji Mayer ditandai dengan terbentuknya
endapan putih. Diperkirakan endapan tersebut adalah kompleks kalium-alkaloid
yang diperkirakan nitrogen pada alkaloid akan bereaksi dengan ion logam K+ dari
kalium tetraiodomerkurat (II) (pereaksi Mayer) membentuk kompleks kalium
alkaloid yang mengendap. Perkiraan yang terjadi ditunjukkan pada Gambar 1.
Metabolit Sekunder Hasil Keterangan
Alkaloid + terbentuk endapan putih
Flavonoid + terbentuk endapan kuning dibagian tengah tabung
Saponin + terbentuk busa setinggi 1-10 cm
Polifenol + terbentuk endapan putih pada dasar tabung
Tanin + terbentuk warna hitam kehijauan pada tabung uji
dibanding kontrol
Steroid dan
Terpenoid +
terbentuk warna merah kecoklatan pada lapisan bawah
dan warna hijau pekat pada lapisan atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 1. Reaksi Uji Mayer (McMurry and Fay, 2004)
Flavonoid, fenolik dan tanin merupakan senyawa - senyawa fenol yang
memiliki gugus –OH yang terikat pada karbon cincin aromatik. Kemampuan
flavonoid sangat potensi untuk antioksidan karena struktur melekul dan posisi dari
gugus hidroksilnya (Rajanandh and Kavitha, 2010). Pada ekstrak metanol
daunsirih lengkung positif mengandung flavonoid dengan adanya terbentuk
endapan warna kuning pada sampel yang direaksikan dengan larutan tembaga
asetat. Hal ini dikarenakan flavonoid memiliki cincin benzene yang memiliki
gugus hidroksi.
Pengujian tanin dilakukan dengan melakukan penambahan FeCl3 yang
bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil yang ada pada tanin. Fungsi FeCl3
adalah menghidrolisis golongan tanin sehingga akan menghasilkan perubahan
warna biru kehitaman dan tanin terkondensasi yang menghasilkan warna hijau
kehitaman (Sangi dkk., 2008).
Gambar 2. Reaksi antara tanin dan FeCl3 (Sangi dkk., 2008)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Pada pengujian saponin, saponin mengandung gugus glikosil yang
berperan sebagai gugus polar serta gugus steroid dan triterpenoid yang berfungsi
sebagai gugus nonpolar akan bersifat aktif permukaan sehingga saat dikocok
dengan air saponin dapat membentuk misel, dimana struktur polar akan
menghadap ke luar sedangkan gugus nonpolar akan menghadap ke dalam. Pada
kondisi ini akan terbentuk saponin berbentuk seperti busa (Sangi dkk., 2008).
Reaksi hidroksil saponin dengan air seperti pada gambar 4.
Gambar 3. Reaksi hidrolisis saponin dengan air (Sangi dkk., 2008)
Identifikasi terpenoid dan steroid pada ekstrak metanol daun sirih
lengkung memberikan hasil positif dengan terbentuknya cincin coklat pada pada
batas antara kloroform dan H2SO4, selain itu ketika ditambahkan 2 mL asam sulfat
terlihat warna hijau menjadi warna hijau pekat. Perubahan warna ini disebabkan
adanya oksidasi pada golongan senyawa terpenoid/steroid melalui pembentukan
ikatan rangkap terkonjugasi. Prinsip reaksi dalam uji terpenoid adalah kondensasi
atau pelepasan H2O dan penggabungan karbokation dan menyebabkan adisi
elektrofilik diikuti dengan pelepasan hidrogen. Gugus hidrogen beserta
elektronnya dilepas sehingga mengalami perpanjangan konjugasi yang
memperlihatkan adanya cincin coklat (Siadi K., 2012).
Senyawa fenolik merupakan penangkal radikal oksigen yang baik dikarenakan
potensi reduksi elektron dari radikal fenolik lebih rendah dari pada potensi reduksi
electron dari radikal oksigen (Grace,2005; Bors,et al., 1990). Senyawa ini
merupakan senyawa yang paling banyak terkandung dalam tumbuhan. Senyawa
ini dapat bertindak sebagai antioksidan untuk mencegah penyakit jantung,
mengurangi peradangan, menurunkan kejadian kanker dan diabetes, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
mengurangi tingkat mutagenesis pada sel (Khoddami, et al, 2013). Estimasi
kandungan fenolik total tumbuhan dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi
Folin-Ciocalteu.Prinsip metode Folin-Ciocalteu didasarkan pada transfer elektron
dalam medium alkali dari senyawa fenolik ke dalam kompleks asam
fosfomolibdat/fosfotungstat untuk membentuk kompleks biru yang dapat
dideteksi secara spektroskopis pada panjang gelombang sekitar 760 nm
(Singleton, et al., 1999).
Penetapan kandungan fenolik total dimulai dengan membuat kurva baku
asam galat. Asam galat digunakan sebagai standar kurva baku karena asam galat
merupakan turunan dari asam hidrobenzoat yang tergolong asam fenol sederhana.
Kandungan fenol asam organik ini juga bersifat murni dan stabil (lee, et al.,
2003). Pembuatan kurva baku asam galat dilakukan sebanyak tiga replikasi dan
untuk menentukan kandungan fenolik total digunakan persamaan dengan nilai r
terbaik. Nilai r menunjukkan nilai linearitas yaitu korelasi antara konsentrasi dan
absorbansi yang dihasilkan. Semakin baik nilai linearitas (nilai r = 1 atau
mendekati 1) maka korelasi juga semakin baik.
Berdasarkan ketiga persamaan regresi yang telah didapat (lampiran 9),
persamaan yang digunakan dalam menentukan kandungan fenolik total adalah
persamaan regresi linier replikasi ketiga, yaitu y = 0,00624x + 0,0974 dengan
linearitas r = 0,9924. Koofisien korelasi yang baik dilihat dari kesetaraan antara
penambahan konsentrasi asam galat dan penambahan absorbansi. Absorbansi
sampel yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam persamaan tersebut untuk
memperoleh nilai kandungan fenolik total sampel. Hasil perhitungan
menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun sirih lengkung memiliki nilai
kandungan fenolik total sebesar 184.533 ± 4.244 mg ekivalen asam galat per gram
sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Table 2.Hasil penetapan kandungan fenolik total ekstrak metanol daun sirih
lengkung
Konsentrasi Absorbansi Kandungan
Fenolik Total
Rata-rata ±
SD %CV
Replikasi 1 200 μg/ml 0.346 185.8 184.533 ±
4.244 % Replikasi 2 200 μg/ml 0.349 188
Replikasi 3 200 μg/ml 0.338 179.8
Adapun prinsip dasar kolorimetri Folin Ciocalteu adalah reaksi oksidasi yang
cepat dengan menggunakan alkali seperti natrium karbonat, dimana absorbansi
yang terbentuk akibat fosfotungstat biru sebanding dengan jumlah senyawa
fenolik yang terdapat dalam sampel (Cicco dan Latanzio, 2011 ; Cindric et al.,
2011). Reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Gambar 4. Reaksi reagen Folin-Ciocalteu dengan senyawa fenol
(Sumber: Hardiana et al., 2012)
Pada penetapan kandungan fenolik total ektrak metanol daun sirih
lengkung, larutan menunjukan warna biru setelah ditambahkan reagen Folin-
ciocalteu dan larutan Na2CO3. Hal ini menunjukan bahwa terdapat senyawa
fenolik yang terkandung didalam ekstrak metanol daun sirih lengkung.
Setelah menentukan kandungan fenolik total, kemudian dilakukan
pengujian aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun sirih lengkung. Uji
antioksidan dilakukan dengan metode FTC - TBA dengan mekanisme asam
lionoleat. Metode FTC dan TBA merupakan metode pengukuran aktivitas
antioksidan berdasarkan kemampuannya dalam menghambat reaksi peroksidasi
lipid. Sebelum dilakukan replikasi, dilakukan orientasi untuk mengetahui profil
absorbansi percobaan. Profil absorbansi percobaan digunakan untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1.0
1.2
1.4
1.6
1.8
2.0
2.2
2.4
1 2 3 4 5 6 7
Ab
sorb
ansi
Hari Ke-
kontrol positif
kontrol negatif
sampel
kapan terjadinya absorbansi maksimal dan penurunannya. Asam lemak yang
digunakan pada percobaan ini adalah asam linoleat dan senyawa standar yang
digunakan adalah BHT sedangkan kontrol adalah emulsi asam lemak tanpa
mengunakan senyawa antioksidan. Metode FTC digunakan untuk mengukur
jumlah peroksida pada tahap awal peroksida lipid dan metode TBA untuk
mengukur jumlah peroksida pada tahap kedua peroksida lipid dan mengukur
radikal bebasyang ada setelah oksidasi peroksida (Aqil,et al., 2006;
Rezaeizadeh,et al., 2011).
Metode FTC digunakan untuk menentukan tingkat hidroperoksida lipid
dalam suatu sistem biologis. Pada metode ini, asam linoleat digunakan sebagai
sumber peroksida. Peroksida yang terbentuk selama oksidasi asam linoleat akan
bereaksi dengan Fe2+
untuk membentuk ion Fe3+ yang kemudian akan bereaksi
dengan thiocyanate untuk membentuk kompleks warna merah.
Gambar 5. Grafik rata-rata absorbansi kontrol negatif, positif dan sampel
Pembacaan terjadinya proses peroksidasi lipid dapat dilakukan sampai
kontrol negatif menunjukkan nilai absorbansi maksimum dan pada penelitian ini,
absorbansi maksimum kontrol negatif diperoleh pada hari keenam, seperti yang
tergambar dalam profil absorbansi (gambar 3). Nilai absorbansi menunjukkan
jumlah radikal peroksida yang terbentuk selama proses oksidasi. Antioksidan
dapat menghambat oksidasi asam linoleat yang ditandai dengan penurunan kadar
oksidan hidroperoksida yang terbentuk dibandingkan kontrol. Penurunan kadar
hidroperoksida berbanding lurus terhadap absorbansi dari senyawa Fe(SCN)3
dalam larutan uji (Arif et al., 2014). Hal ini berarti, profil kenaikan absorbansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tidak hanya digunakan untuk mengetahui kapan terjadinya absorbansi maksimal
dan penurunan reaksi peroksidasi lipid, tetapi juga menunjukkan bahwa ekstrak
metanol daun sirih lengkung positif memiliki aktivitas antioksidan atau
kemampuan dalam menghambat radikal peroksida yang ditandai dengan
absorbansi yang berada di bawah absorbansi kontrol negatif. Profil rata-rata
absorbansi baik kontrol maupun sampel uji menunjukkan absorbansi tertinggi
terjadi pada hari keenam, yang menunjukkan pembentukan peroksida terus terjadi
hingga hari keenam. Kemudian absorbansi turun pada hari ketujuh yang
menyiratkan bahwa mulai terjadi dekomposisi peroksida, dimana peroksida yang
terbentuk akan berikatan dengan senyawa radikal lainnya hingga membentuk
senyawa baru yang lebih stabil dan menyebabkan jumlah peroksida mulai
menurun (Pane, 2013).
Tabel 3. Perhitungan % inhibisi berdasarkan absorbansi hari ke-6
Kontrol positif
Absorbansi % inhibisi
Rata-rata ± SD %
inhibisi
Replikasi 1 1,952 10.990
10.306 ± 0.734 Replikasi 2 1,965 10.397
Replikasi 3 1,955 9.530
Sampel
Replikasi 1 2,100 4.241
6.794 ± 2.211 Replikasi 2 2,016 8.071
Replikasi 3 2,016 8.071
Hari keenam inkubasi didapatkan rata - rata absorbansi tertinggi FTC
untuk kontrol negatif, kontrol positif dan sampel adalah sebesar 2.193; 1.957;
1.976. Persentase penghambatan ekstrak pada hari dimana absorbansi mencapai
absorbansi tertinggi menunjukkan besarnya penghambatan terhadap jumlah
maksimal peroksida yang terbentuk. Besarnya penghambatan kontrol positif
(BHT) dan sampel terhadap peroksida yang terbentuk sebesar 10.306 ± 0.734 dan
6.794 ± 2.211. Hal ini menunjukan aktivitas penghambatan lipid maksimum oleh
BHT lebih tinggi daripada ekstrak metanol daun sirih lengkung. Dari hasil
perhitungan menunjukkan bahwa ekstrak methanol daun sirih lengkung kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
mampu menghambat peroksidasi lemak yang terbentuk dibandingkan BHT yang
merupakan antioksidan sintetis. Meskipun demikian ekstrak metanol daun sirih
lengkung tetap memiliki aktivitas antioksidan yang ditunjukkan dengan nilai
absorbansi yang lebih kecil dibandingkan kontrol negatif.
Setelah pengujian aktivitas antioksidan dengan metode FTC dilakukan
penegasan dengan menggunakan metode TBA untuk mengukur nilai MDA, yang
merupakan produk oksidasi sekunder yang terbentuk setelah tahap pertama
peroksidasi lipid. Pada tahap kedua peroksidasi lipid dan mengukur radikal bebas
yang ada setelah oksidasi peroksida. Pada tahap kedua peroksidasi lipid, asam
linoleat yang sudah banyak terbentuk menjadi radikal terdekomposisi menjadi
senyawa yang lebih sederhana dan relatif stabil, yaitu MDA (malondialdehid).
Secara teoritis, senyawa tiga karbon malondialdehid (MDA) adalah produk
dekomposisi utama karbonil pada proses autooksidasi dari lipid tak jenuh (Tokur
et al., 2006). Tujuan dilakukannya pengukuran antioksidan dengan metode ini
untuk mengetahui banyaknya senyawa MDA yang terbentuk, dimana senyawa ini
merupakan turunan senyawa peroksida yang terbentuk pada tahap kedua reaksi
peroksida lemak. MDA digunakan sebagai biomarker untuk mengetahui tahap
akhir proksidasi lipid. Prinsip metode ini adalah pengukuran serapan dengan
spektrofotometer dari reaksi MDA dengan asam 2-tiobarbiturat yang berwarna
merah muda pada panjang gelombang 532 nm (Moon and Shibamoto, 2009).
Pada hari ketujuh jumlah peroksida yang terbentuk sudah menurun
ditunjukkan dengan menurunnya nilai absorbansi kontrol positif. Hal ini
disebabkan karena sudah mulai terbentuknya MDA dari asam linoleat sehingga
pengukuran TBA dilakukan pada hari kedelapan.
Tabel 3. Aktivitas antioksidan sampel dengan metode TBA
Sampel Absorbansi Persen Inhibisi *
Kontrol (-) 1.001 ± 0.004 0
BHT 0.168 ± 0.009 83.217 ± 0.88
Ektrak metanol daun
sirih lengkung 0.060 ± 0.001
91.908 ± 3.721
Catatan: *Data diwakili Rata-rata ± SD. Hasil replikasi tiga kali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai absorbansi persen inhibisi ekstrak
metanol daun sirih lengkung terhadap MDA lebih besar daripada kontrol positif
(BHT) dengan nilai persen inhibisi ekstrak metanol daun sirih lengkung sebesar
91.908 ± 3.721%, sementara nilai persen inhibisi BHT sebesar 83.217 ± 0.88 %.
Secara statistik, nilai persen inhibisi kedua sampel tersebut berbeda bermakna
(p<0,05). Hal ini menunjukan bahwa pada tahap kedua peroksida lipid, aktivitas
penghambatan MDA oleh ekstrak metanol daun sirih lengkung lebih besar
dibandingkan penghambatan peroksida pada tahap pertama peroksida lipid,
aktivitas penghabatan radikal bebas lebih besar dibandingkan tahap pertama.
KESIMPULAN DAN SARAN
Ekstrak metanol daun sirih lengkung (Piper aduncum L.) mengandung
senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, saponin, polifenol, tanin,
steroid dan terpenoid. Kandungan senyawa fenolik total ekstrak metanol dari daun
sirih lengkung sebesar 184.533 ± 4.244 mg ekivalen asam galat per g ekstrak
metanol. Aktivitas antioksidan ekstrak metanol daun sirih lengkung yang
dinyatakan dalam %inhibisi dengan metode FTC sebesar 6.794 ± 2.211% dan
dengan metode TBA sebesar 91.908 ± 3.721%.
Perlunya dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat korelasi jumlah
kandungan fenolik total terhadap kemampuan penghambatan radikal bebas yang
terbentuk dari reaksi peroksidasi lipid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
DAFTAR PUSTAKA
Aqil, F., Ahmad, I.,and Mehmood, Z, 2006, Antioxidant and Free Radical
Scavenging Properties of Twelve Traditionaly Used Indian Medicinal
Plants, Turk J Biol, Vol 30, pp. 177 – 183.
Arcana, Jatava, S., Paul, R., and Tiwari, A., 2011, A Rich Source of Natural
Immuno –Modulator , International Journal Of Pharmacology, 7 : 198-
205.
Arif D.Y., Jose, C., dan Teruna, H.Y., 2014, Total Fenolik, Flavanoid serta
Aktivitas Antioksidan Ekstrak n-Heksana, Diklorometan dan Metanol
Amaranthus spinosus L EM5-Bawang Putih, JOM FMIPA, 1(2): 359-369.
Artini, P. E. U. D., Astuti, K. W., Warditiani, N. K., 2003, Uji Fitokimia Ekstrak
Etil Asetat Rimpang Bangle ( Zingiber purpureum Roxb.), Jurnal Farmasi
Udayana, Indonesia.
Bors, W., Heller, W., Michel, C. & Saran, M., 1990, Flavonoids as Antioxidants:
Determination of Radical-Scanvenging Effeciencies, Methods Enzymol,
Vol.186, pp. 343-355.
Cadenas, E., and Packer, L., 2002, Handbook of Antioxidant, Second Edition,
USA, MarcellDekker Ich,pp. 4.
Cicco, N., dan Lattanzio, V., 2011, The Influence of Initial Carbonate
Concentration on the Folin-Ciocalteu Micro-Method for the Determination
of Phenolics with Low Concentration in the Presence of Methanol: A
Comparative Study of Real-Time Monitored Reactions, Am. J. Anal.
Chem., pp. 840-845.
Cindric, I.J., Kunstic, M., Zeiner, M., Stingeder, G., dan Rusak, G., 2011, Sample
Preparation Methods for the Determination of the Antioxidative Capacity
of Apple Juices, Croat. Chem. Acta, 84(3), pp. 435-438.
Departemen Kesehatan RI, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, Jakarta:
Diktorat Jendral POM-Depkes RI, hal. 549-553.
Depkes RI, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, pp. 695.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Direktorat Jenderal Pengawas Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia,
Edisi IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, pp. 7, 410.
Donson, C.D., Dyer, L. A., Searcy, J., Wright, Z., and Letoumeau, D.K., 2000,
Cenocladamide: A Diydropyridone Alkaloid from Piper Cenocladum,
Phytochemistry, Vo. 53, pp. 51-54.
Fang YZ.,Yang S., Wu G., 2002, Free Radicals, Antioxidants, and Nutrition,
Nutrition 18:872– 879.
Farnworth, N.R., 1966, Biological and Phytochemical Screening of Plant, J.
Pharm. Sci P. 55.
Gandjar, I.B., dan Rohman, A., 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, hal. 220-251, 353-365.
Grace, S.C., 2005, Phenolics as Antioxidants in Antioxidants and Reactive
Oxygen Species in Plants (ed. Smirnoff, N.), Blackwell Publishing,
Oxford, UK, pp. 141 – 168.
Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, 49-51, Bandung, ITB Press.
Hardiana, R., Rudiyansyah, dan Zaharah, T.A., 2012, Aktivitas Antioksidan
Senyawa Golongan Fenol dari Beberapa Jenis Tumbuhan Famili
Malvaceae, JKK, 1(1): 8-13.
Khoddami, A., Wilkes, M.A., dan Roberts, T.H., 2013, Techniques for Analysis
of Plant Phenolic Compounds, Molecules, 18: pp. 2328-2375.
Kikuzaki, H., and Nakatani, N., 1993, Antioxidant Effects of Some Ginger
Constituents, Journal of Food Science, Vol. 58, No. 6, pp. 1407-1410.
Kinsella, J,E., Frankel, E., German, B. and Kanmer, J., 1993. Possible Mekanisme
for the Protective role of Antioxidants in Wine and Plants Foods, J Food
technology. 4: 5 – 89.
Kusumanto, 2014, Uji Aktivitas Antioksidan MenggunakanMetode Deoksiribosa
dan Penetapan Kandungan Fenolik Total pada Fraksi Etil Asetat Ekstrak
Etanol Buah Jambu Mete (Annacardium occidentale L.), Skripsi,
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Lamid, A., 1995, Vitamin E sebagai Antioksidan, Media Litbangkes, Vol. V, No.
01, hal. 14-16.
Lee, K.W., Kim, Y.J., Lee, H.J., dan Lee, C.Y., 2003, Cocoa Has More Phenolic
Phytochemicals and A Higher Antioxidant Capacity Than Teas and Red
Wine, J. Agric. Food Chem., 51., pp. 7292-7295.
MCMurry, J dan Fay, R.C., 2004.Chemisty 4th
Edition. New Jersey : Prentice Hall.
Moon, JK,. Shibamoto, T. 2009. Antioxidant Assays for Plant and Food
Components. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 57: 1655-1666.
Muhtadi, Hidayati A. L., Suhendi. A., Haryoto., Sudjono.T.A.,2014, Pengujian
Daya Antioksidan Dari Beberapa Ekstrak Kulit Buah Asli Indonesia
Dengan Metode FTC, Simposium Nasional RAPI XIII - 2014 FT UMS,
ISSN 1412-9612.
Nurhayati, K. Siadi dan Harjono.2012. Pengaruh Konsentrasi Natrium Benzoat
dan Lama Penyimpanan Pada Kadar Fenolat Total Pasta Tomat. UNS,
Semarang. Hal 1-5.
Nurmi, A., 2008, Antioxidants Studeis on Selected Lamiaceae Herbs In Vitro and
In Humans, Yliopistopaino, University Print, Helsinki, Finland, 33.
Pane, E.R., 2013, Uji Aktivitas Senyawa Antioksidan dari Ekstrak Metanol Kulit
Pisang Raja (Musa paradisiaca Sapientum), Valensi, 3(2): 76-81.
Parida, R., dan Dhal, Y., 2011, A Study on The Micro-Propagation and
Antioxidant Activity of Piper longum ( An Important Medicinal Plant ),
Journal of Medicinal Plants Research, 5(32): 6691-6994.
Parmar, V.S., Jain, S.C., Bisht, K.S., Jain, R., Taneja, P., Jha, A., Tyagi, O.D.,
Prasad, A.K., Wengel, J., Olsen, C.E., dan Boll, P.M., 1997,
Phytochemistry of The Genus Piper, Phytochemistry, 46(4): 597-673.
Rajanandh, M.G., Kavitha, J., 2010. Quantitative Estimation of Bsitosterol, Total
Phenolic and Flavonoid Compounds in The Leaves of Moringa oleifera.
Int. J. Pharm Tech Res. 2, 1409-1414.
Rami, E., Sipai, S., dan Patel, I., 2013, Studies on Qualitative and Quantitative
Phytochemical Analysis of Piper Longum Linn., International Journal of
Pharma and Bio Scienes, 4(3): pp. 1381-1388.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Rezaeizadeh, A., Zuki, A.B.Z., M., Abdollahi, Goh, Y.M., Noordin, M.M.,
Hamid, M., dan Azmi, T.I., 2011, Determination of Antioxidant Activity
in Methanolic and Cloroformic Extracts of Momordica charantia, African
Journal of Biotechnology, 10(24): 4932-4940.
Sangi, M., M.R.J. Runtuwene., H.E.I. Simbala., V.M. A. Making.2008. Analisis
Fitokimia Tumbuhan Obat di kabupaten Minanghasa Utara. Chem. Prog.
1(1): 47-53.
Santanu, S., Upal, K.M., Dilip, K.P., Sambit,. P. and Sourabh, J.,2010,
Antioxidant potential of crude exstract and different fractions of enthydra
fluctuans Lour, Iranian Journal of Pharmaceutical Research 9 (1) : 75-82.
Sasikumar, J.M., Maheshu, V., dan Jayadev, R., 2009, In Vitro Antioxidant
Activity of Methanolic Extracts of Berberis Tinctoria Lesch. Root and
Root Bark, India Journal of Herbal Medicine and Toxicology, 3(2), pp.
53-58.
Singleton VL, Orthofer R, Lamuela- Raventos RM. Analysis of total phenols and
other oxidation substrates and antioxidants by means of Folin-Ciocalteu
Reagent. Methods in Enzymology, 1999. p.152-178.
Subarnas A., 2001, Komponen Aktif Antioksidan Dalam Bahan Alam, Seminar
Nasional dan Lokakarya. Pemahaman Konsep Radikal Bebas dan Peranan
Antioksidan dalam Meningkatkan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat
2010. Pusat penelitian kesehatan. Bandung : Lembaga Penelitian
Universitas Padjadjaran.
Svehla, G., 1990, Vogel Buku Teks Analisa Kuantitatif Anorganik. Edisi V.
Jakarta: Kalman Media Pustaka. Hal: 300 – 303.
Setyowati, E.P., Jenie, U.A., Sudarsono, Kardono, B., Rahmat, R., dan Meiyanto,
E., 2007, Isolasi Senyawa Sitotoksik Spons Kaliapsis, Majalah Farmasi
Indonesia, 18(4): 183-189.
Thitilertdecha, N., Teerawutgulrag, A., Kilburn, J.D., dan Rakariyatham, N.,
2010, Identification of Major Phenolic Compound from Nephelium
lappaceum L. and Their Antioxidant Activities, Molecules, 15, pp. 1453-
1465.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G., Kaur, H., 2011, Phytochemical
Screening and Extraction : A Review, Internasionale Pharmaceutica
Sciencia, Vol. 1, India, pp. 98-106.
Umemura, T., Kodama, Y., Hioki, K., Inoue, T., Nomura, T., dan Kurokawa, Y.,
2001, Butylhydroxytoluene (BHT) Increases Susceptibility of Transgenic
rasH2 Mice to Lung Carcinogenesis, Journal of Cancer Research and
Clinical Oncology, Volume 127, Issue 10, pp. 583-590.
Vemerris dan Nicholson, 2006, Phenolic Compound Biochemistry, Springer,
USA, pp. 1-2.
Wang, L. and Weller, C. L., 2006, Recent Advances in Extraction of
Nutraceuticals from Plants, Trends in Food Science & Thechnology 17,
300-312.
Winarsi, H., 2007, Antioksidan Alami & Radikal Bebas : Potensi dan Aplikasinya
dalam Kesehatan, Kanisius, Yogyakarta, hal. 13-15, 17, 20, 49-60.
Yerwanto, I., Syelvia, L. K., Rudi, K., Fauzy, R., dan Partomuan, S., Uji Aktivitas
Antioksidan Dan Toksisitas Ekstrak N-heksan Dan Etil Asetat Ranting
Sirih Lengkung (Piperaduncum L.), Prosiding Seminar Nasional Kimia
2014. HKI-Kaltim.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Lampiran 1. Surat Determinasi Tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 2. Gambaran daun Sirih Lengkung ( Piper aduncum L.)
Lampiran 3. Hasil skrining Fitokimia daun sirih lengkung ( Piper aduncum L.)
Metabolit Sekunder Hasil Ciri khas larutan
Alkaloid + terbentuk endapan putih
flavonoid + terbentuk endapan kuning dibagian tengah tabung
Saponin + terbentuk busa setinggi 1-10 cm
polifenol + terbentuk endapan putih pada dasar tabung
Tanin + terbentuk warna hitam kehijauan pada tabung uji
dibanding kontrol
Steroid dan terpenoid + terbentuk warna merah kecoklatan pada lapisan bawah
dan warna hijau pekat pada lapisan atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 4. Gambar Hasil skrining Fitokimia daun sirih lengkung ( Piper
aduncum L.)
1. Pemeriksaan Alkaloid dengan pereaksi Mayer
Foto Uji tabung pemeriksaan alkaloid dengan pereaksi mayer
Keterangan gambar :
Blangko mayer : HCl + pereaksi Mayer
Sampel : ekstrak + HCl + pereaksi Mayer terdapat endapan putih
2. Pemeriksaan flavonoid dengan pereaksi tembaga asetat
Keterangan
Blangko : larutan ekstrak
Larutan Uji : ekstrak + tembaga
asetat
Blangko Larutan Uji
blangko Sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Pemeriksaan Tanin dan Polifenol dengan FeCl3 dan Gelatin
Keterangan :
Tabung 1 : larutan ektrak metanol
Tabung 2 : larutan ekstrak metanol dan FeCl3 10%
Tabung 3 : larutan ekstrak metanol dan gelatin 1%
4. Pemeriksaan Saponin
keterangan :
Tabung : larutan ekstrak metanol dengan penetesan
HCl 2 N
5. Pemeriksaan Terpenoid dan Streroid
Keterangan :
Blangko : larutan ektrak
metanol
Larutan Uji : larutan ekstrak
metanol, kloroform
dan H2SO4
Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3
Larutan Uji Blangko
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 5. Penetepan kadar air serbuk daun sirih lengkung ( Piper
aduncum L.)
Penetapan kadar air dilakukan menggunakan alat moisture balance dengan
metode Gravimetri. Pemanasan serbuk daun sirih lengkung ( Piper aduncum L.)
dilakukan pada suhu 110ºC dalam waktu 15 menit.
Hasil penetapan kadar air serbuk daun sirih lengkung ( Piper aduncum L.)
Bobot Replikasi I Replikasi II Replikasi III
Sebelum pemanasan 5,042 g 5,022 g 5,016 g
Sesudah pemanasan 4,588 g 4,563 g 4,553 g
Kadar air 0,454 g 0,459 g 0,463 g
Rata-rata kadar air 0,458 g
= 9,004 %
= 9,139%
= 9,031%
= 9,058 %
Kadar air serbuk yang dipersyaratkan adalah kurang dari 10%. Kadar air serbuk
daun sirih lengkung ( Piper aduncum L.) sebesar 9,058 %, sehingga memenuhi
persyaratan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 6. Uji pendahuluan penetapan kandungan fenolik total dengan
metode Folin-Ciocalteau
Keterangan:
A = Kontrol positif (asam galat + reagen Folin - Ciocalteau + Na2CO3)
B = Kontrol negatif (metanol : air (1:1) + reagen Folin - Ciocalteau + Na2CO3)
C = Sampel (ekstrak metanol daun sirih lengkung + reagen Folin-Ciocalteau + Na2CO3)
Lampiran 7. Perhitungan rendemen ekstrak
a. Ekstrak metanol daun sirih lengkung ( Piper aduncum L.)
(gram)
Bobot simplisia yang
digunakan 10.00 gram
Bobot wadah 125.2500 gram
Bobot cawan + ekstrak 125.3581 gram
Bobot ekstrak 0.1081 gram
% rendemen ekstrak =
% rendemen ekstrak =
Lampiran 8. Data penimbangan untuk penetapan kandungan ekstak metanol
a. Penimbangan asam galat (larutan stok)
Asam galat untuk operating time
Replikasi 1
(gram)
Replikasi 1
(gram)
Replikasi 1
(gram)
Bobot beker 63.7284 61.4635 62.1535
Bobot beker + isi 63.7385 61.4735 62.1636
Bobot isi 0.0101 0.0100 0.0101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 9. Data perhitungan konsetrasi asam galat dan ekstrak metanol
untuk penetapa kandungan fenolik total
a. Contoh perhitungan konsentrasi asam galat
Bobot asam galat replikasi 1 = 0,0101 g = 10,1 mg
Konsentrasi larutan induk asam galat =
Perhitungan seri konsentrasi replikasi 1
Seri 1 :
V1.C1 = V2.C2
0.4 ml x 1010 µg/ml = 10 ml x C2
C2 = 40.4 µg/ml
Seri 3 :
V1. C1 = V2.C2
0.6 ml x 1010 mµ/ml = 10 ml x C2
C2 = 60.6 µg/ml
Seri 5 :
V1. C1 = V2.C2
0.8 ml x 1010 µg/ml = 10 ml x C2
C2 = 80.8 µg/ml
Seri 2 :
V1. C1 = V2.C2
0.5 ml x 1010 µg/ml = 10 µl x C2
C2= 50.5 µg/ml
Seri 4 :
V1. C1 = V2.C2
0.7 ml x 1010 µg/ml = 10 ml x C2
C2 = 70.7 µg/ml
Replikasi 2 konsentrasi
1000 µg/ml
Replikasi 3 konsentrasi
1010 µg/ml
Seri 1 40 40.4
Seri 2 50 50.5
Seri 3 60 60.6
Seri 4 70 70.7
Seri 5 80 80.8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 10. Hasil optimasi operating time untuk penetapan kandungan
fenolik total
a. Replikasi 1
OT Absorbansi konsentrasi asam galat pada 750 nm
40 μg/ml 60 μg/ml 80 μg/ml
5 0.341 0.401 0.574
10 0.366 0.482 0.607
15 0.376 0.528 0.626
20 0.382 0.545 0.635
25 0.385 0.549 0.640
30 0.386 0.551 0.640
35 0.386 0.550 0.640
40 0.386 0.551 0.639
45 0.386 0.549 0.639
50 0.386 0.552 0.639
55 0.385 0.533 0.638
60 0.385 0.553 0.638
Pada replikasi 1, OT yang didapat 30 menit.
b. Replikasi 2
OT Absorbansi konsentrasi asam galat pada 750 nm
40 μg/ml 60 μg/ml 80 μg/ml
5 0.344 0.408 0.581
10 0.368 0.490 0.610
15 0.377 0.532 0.627
20 0.384 0.544 0.636
25 0.386 0.549 0.640
30 0.386 0.548 0.641
35 0.387 0.548 0.640
40 0.386 0.549 0.640
45 0.386 0.549 0.640
50 0.386 0.550 0.639
55 0.385 0.537 0.638
60 0.385 0.546 0.638
Pada replikasi 2, OT yang didapat 25 – 30 Menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
c. Replikasi 3
OT Absorbansi konsentrasi asam galat pada 750 nm
40 μg/ml 60 μg/ml 80 μg/ml
5 0.345 0.406 0.581
10 0.362 0.487 0.606
15 0.379 0.529 0.633
20 0.387 0.535 0.650
25 0.399 0.538 0.653
30 0.402 0.544 0.664
35 0.404 0.543 0.664
40 0.414 0.543 0.661
45 0.418 0.544 0.659
50 0.420 0.543 0.665
55 0.423 0.544 0.667
60 0.425 0.544 0.665
Pada replikasi 3, OT yang didapat 25 – 30 Menit
Lampiran 11. Optimasi Panjang Gelombang Maksimal untuk Penetapan
Kandungan Fenolik Total
a. Konsentrasi 40 μg/ml
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
b. Konsentrasi 60 μ
c. Konsentrasi 80 μg/ml
Lampiran 12. Hasil Pengukuran Kurva Baku untuk Penetapan Kandungan
Fenolik Total
a. Replikasi 1
Seri Konsentrasi Absorbansi Persamaan kurva baku
1 40,4 µg/mL 0,349 A = 0,07
B = 0,00718
r = 0,9831
y = 0,00718x + 0,07
2 50,5 µg/mL 0,430
3 60,6 µg/mL 0,499
4 70,7 µg/mL 0,606
5 80,8 µg/mL 0,620
b. Replikasi 2
Seri Konsentrasi Absorbansi Persamaan kurva baku
1 40,0 µg/mL 0,390 A = 0,1264
B = 0,00618
r = 0,9894
y = 0,00618x + 0,1264
2 50,0 µg/mL 0,419
3 60,0 µg/mL 0,484
4 70,0 µg/mL 0,569
5 80,0 µg/mL 0,624
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c. Replikasi 3
Seri Konsentrasi Absorbansi Persamaan kurva baku
1 40,4 µg/mL 0,369 A = 0,0974
B = 0,00699
r = 0,9924
y = 0,00699x + 0,0974
2 50,5 µg/mL 0,424
3 60,6 µg/mL 0,492
4 70,7 µg/mL 0,587
5 80,8 µg/mL 0,622
Lampiran 13. Perhitungan Kandungan Fenolik Total Ekstrak Metanol
Konsentrasi Absorbansi Kandungan
Fenolik Total
Rata-rata ±
SD %CV
Replikasi 1 200 μg/ml 0.346 185.8 184.533 ±
4.244 % Replikasi 2 200 μg/ml 0.349 188
Replikasi 3 200 μg/ml 0.338 179.8
Contoh perhitungan kandungan fenolik total:
Contoh perhitungan kandungan fenolik total replikasi 1 :
y = 0,00669x + 0,0974
0,346 = 0,00669x + 0,0974
x = 37.159 µg/mL = 0,0372 mg/mL
Bobot ekstrak = 0.0100 gram
Kandungan fenolik total = X = 0.0372 = 185.8 mg
Maka kandungan fenolik total dalam sampel replikasi 1 sebesar 185.8 mg
ekivalen asam galat per gram sampel.
CV =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 14. Data Penimbangan Optimasi Metode Uji Aktivitas
Antioksidan FTC
a. Penimbangan BHT (kontrol positif)
Bobot gelas beker = 63,0377 gram
Bobot gelas beker + isi = 63,0418 gram
Bobot zat = 0,0041 gram
Lampiran 15. Hasil optimasi operating time Uji Aktivitas Antioksidan FTC
Menit ke Absorbansi pada panjang gelombang 500 nm
Pengukuran 1 Pengukuran 2 Pengukurann 3
1 0,985 0,959 0,948
3 0,918 0,907 0,899
5 0,875 0,875 0,874
7 0,864 0,862 0,860
10 0,855 0,853 0,853
Operating time yang didapat adalah 5 menit
Lampiran 16. Hasil optimasi operating time Uji Aktivitas Antioksidan
metode FTC
a. Penimbangan BHT (kontrol positif)
Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram)
Bobot gelas beker 61,5081 61,7617 63,6569
Bobot gelas beker +
isi 61,5122 61,7657 63,6609
Bobot zat 0,0041 0,004 0,004
Lampiran 17. Hasil optimasi panjang gelombang uji aktivitas antioksidan
metode FTC
a. Replikasi 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b. Replikasi 2
c. Replikasi 3
Lampiran 18. Data penimbangan uji aktivitas antioksidan metode FTC –
TBA
a. Penimbangan BHT (kontrol positif)
Bobot gelas beker = 62,4275 gram
Bobot gelas beker + isi = 62,4316 gram
Bobot zat = 0,0041 gram
b. Penimbangan sampel ekstrak metanol daun sirih lenkung
Replikasi 1 (gram) Replikasi 2 (gram) Replikasi 3 (gram)
Bobot cawan 22,7628 22,7834 23,3523
Bobot cawan + isi 22,7668 22,7874 23,3563
Bobot zat 0,004 0,004 0,004
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 19. Hasil pengukuran uji aktivitas antioksidan metode FTC
a. Nilai absorbansi kontrol negative, kontrol positif dan sampel
Hari
ke-
Kontrol (-) Kontrol (+) Sampel
R 1 R 2 R 3 R 1 R 2 R 3 R 1 R 2 R 3
1 1,604 1,587 1,599 1,457 1,426 1,466 1,251 1,251 1,241
2 1.729 1,716 1,722 1,474 1,495 1,470 1,570 1,567 1,567
3 2.081 2,057 2,065 1,927 1,930 1,939 1,949 1,959 1,979
4 2.135 2,145 2,168 1,933 1,935 1,949 1,994 2,000 2,010
5 2.157 2,194 2,208 1,955 1,942 1,954 2,060 2,005 2,014
6 2.157 2,159 2,263 1,952 1,965 1,955 2,100 2,016 2,016
7 1.959 1,946 1,945 1,749 1,889 1,885 1,918 1,939 1,939
Berdasarkan hasil pengukuran absorbansi kontrol negatif dengan
spektrofotometri UV/Vis maka dapat dismpulkan bahwa pada ke-6 reaksi
peroksidasi lipid telah mencapai batas maksimum.
b. Rata – rata absorbansi kontrol negative, kontrol positif dan sampel
Hari
ke-
Kontrol (-) Kontrol (+) Sampel
Rata-rata ± SD % CV Rata-rata ± SD % CV Rata-rata ± SD % CV
1 1.597 ± 0.009 0,563 % 1.450 ± 0.021 1.448 % 1.568 ± 0.002 0.127 %
2 1.722 ± 0.007 0,406 % 1.480 ± 0.013 0.878 % 1.248 ± 0.006 0.481 %
3 2.068 ± 0.012 0,580 % 1.932 ± 0.006 0.310 % 2.011 ± 0.051 2.536 %
4 2.149 ± 0.017 0,791 % 1.939 ± 0.009 0.464 % 2.044 ± 0.048 2.348 %
5 2.186 ± 0.026 1,189 % 1.950 ± 0.007 0.359 % 2.003 ± 0.008 0.399 %
6 2.193 ± 0.061 0.729 % 1.957 ± 0.007 0.358 % 1.976 ± 0.026 1.316 %
7 1.950 ± 0.006 0.308 % 1.841 ± 0.080 4.345 % 1.932 ± 0.012 0.621 %
% CV =
% CV = = 0,563 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1.0
1.2
1.4
1.6
1.8
2.0
2.2
2.4
1 2 3 4 5 6 7
Ab
sorb
ansi
Hari Ke-
kontrol positif
kontrol negatif
sampel
c. Grafik absorbansi kontrol negatif, kontrol positif, dan sampel selama tujuh
hari.
d. Perhitungan nilai % inhibisi dengan metode FTC
Rata – rata absorbansi kontrol negatif hari ke – 6 = 2,193
Hari
ke-
Kontrol + (BHT) (%) Rata-rata ±
SD % CV Replikasi 1 Replikasi
2
Replikasi 3
6 10.990 10.397 9.530 10.306 ±
0.734 7.122
Hari
ke-
Sampel (%) Rata-rata ±
SD % CV Replikasi1 Replikasi
2
Replikasi 3
6 4.241 8.071 8.071 6.794 ±
2.211 32.543
Contoh perhitungan nilai % inhibisi sampel replikasi 1 hari ke- 6:
% inhibisi =
= 4.241 %
% CV = = = 32.543 %
Persen inhibisi = (A0 – A1/A0) x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
e. Grafik nilai % inhibisi Kontrol Positif dan Sampel
Lampiran 20. Hasil pengukuran uji aktivitas antioksidan dengan metode
TBA
a. Nilai absorbansi kontrol negatif, kontrol positif, dan sampel
Kontrol Negatif Kontrol Positif Sampel
R 1 R 2 R 3 R 1 R 2 R 3 R 1 R 2 R 3
1.000 1.005 0.998 0.178 0.165 0.161 0.059 0.060 0,124
b. Profil absorbansi kontrol negative, kontrol positif dan sampel
Rata – rata ± SD
Kontrol Negatif Kontrol Positif Sampel
1.001 ± 0.004 0.168 ± 0.009 0.060 ± 0.001
c. Perhitungan nilai % inhibisi dengan metode TBA
% inhibisi = (A0 – A1/A0) x 100%
% inhibisi =
= 83.217 %
% CV = = = 4.052 %
0 5 10 15
% Inhibisi
Rata-rata %inhibisi kontrolpositif
Rata-rata %inhibisi sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Kontrol Positif (BHT)
Absorbansi kontrol
negative
1.001
Absorbansi Replikasi 2 0.165
% inhibisi 83.516
Ekstrak Metanol Daun Sirih Lengkung
Contoh perhitungan nilai % inhibisi sampel replikasi 1:
% inhibisi =
= 94.106%
Absorbansi kontrol negatif 1.001
Absorbansi Replikasi 1 0.178
% inhibisi 82.218
Absorbansi kontrol negatif 1.001
Absorbansi Replikasi 3 0.616
% inhibisi 83.916
Rata – rata ± SD % inhibisi
83.217 ± 0.88
Absorbansi kontrol negatif 1.001
Absorbansi Replikasi 1 0.059
% inhibisi 94.106
Absorbansi kontrol negative 1.001
Absorbansi Replikasi 2 0.060
% inhibisi 94.006
Absorbansi kontrol negatif 1.001
Absorbansi Replikasi 3 0.124
% inhibisi 87.612
Rata – rata ± SD % inhibisi
91.908 ± 3.721
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 21. Data PSPP FTC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 22. Data PSPP TBA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI