Download - Skenario C Blok 9.BUNGA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data tutorial
Tutor : Dr. Legiran,M.Kes
Moderator : Alqodri Setiawan
Sekretaris meja : Nova Nilam Sari
Sekretaris papan : Armaliah Tiara Puspa
Waktu : 1.Senin, 2 Desember 2013
Pukul:08.00 – 10.00 WIB
2.Rabu, 4 Desember 2013
Pukul:08.00 – 10.00 WIB
Rule tutorial : 1. Alat komunikasi dinonaktifkan.
2. Semua anggota tutorial harus mengeluarkan
pendapat dengan cara mengacungkan tangan
terlebih dahulu.
3. Boleh membawa makanan dan minuman pada
saat proses tutorial berlangsung (jika perlu)
2.2 Skenario Kasus
Cek Yeti, 65 tahun , dibawa ke IGD RS Muhammadiyah Palembang karena
penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu. Lebih kurang 6 jam sebelumnya
pasien mulai mengeluh gelisah, berdebar-debar dan mudah mengantuk. Satu hari
yang lalu Cek Yeti mengeluh mual-mual, namun obat rutin dari dokter tetap
dimakan.
Selama ini pasien diketahui menyandnag diabetes selama 8 tahun dan telah
mengkonsumsi obat-obatan meformin 3x500 mg dan glibenklamid 1x5 mg secara
teratur. Sejak 6bulan terakhir Cek yeti sering mengeluh mual,nafsu makan
berkurang, Riwayat penyakit hipertensi dan penyakit jantung disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sakit berat, Sens : Sopor
Tanda Vital : TD 100/70mmHg
Nadi :120x/menit
Filliformis,RR : 24x/menit
Temperatur : 35,0 C
Keadaan Spesifik
Kepala : Konjungtiva Palpebra pucat(-/-) , sklera ikterik (-/-), pupil isokor
(diameter 3mm), Refleks cahaya(+/+)
Leher : JVP 5-2mmHg, KGB tidak ada pembesaran
Thorax :
Pulmo : Inspeksi : simetris statis dinamis,
Palpasi Stemfremitus kanan : Kiri, perkusi: sonor kanan dan kiri
Auslultasi : Vesikuler (+/+)normal, Wheezing(-/-), Ronkhi (-/-)
Cor : Inspeksi: Simetris statis dinamis, Palpasi : ictus cordis tidak
Teraba, Perkusi : Batas jantung Normal, Auskultasi : HR : 120x/menit,
Reguler, murmur(-), gallop (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar, dan lien tidak teraba, bising usus (+) normal
Ekstremitas : Kulit lembab, dingin
Pemeriksaan Laboratorium darah cito : Glukosa darah (dengan glukometer) low
(<60mg/dl) Hb; 12g%, Ureum : 66mg/dl, Kreatinin: 2,8mg/dl
2.3 Klarifikasi Istilah
1. Sopor : Penuruan Kesadaran di tingkat empat
2. Filiformis : Denyut nadi yang sulit diraba (halus sekali)
3. Pupil Isokor : Pupil kiri dan kanan sama
4. Stem Fremitus : Getaran yang terasa saat palpasi
5. Sonor :
6. Vesikulaer
7. Whezing
8. Ronkhi : Bunyi seperti gemercik air yang halus
9. Ictus cordis : Getaran tekanan jantung terasa di dinding dada pada
waktu inspeksi
10. Murmur : Bunyi Jantung yang terjadi akibat turbulensi aliran
darah akibat kelainan katup jantung.
11. Gallop : Kelainan irama dan Intensitas bunyi jantung
12. Ureum
13. Kreatinin
2.4 Klarifikasi Masalah
1. Cek Yeti, 65 tahun , dibawa ke IGD RS Muhammadiyah Palembang karena
penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu.
2. Lebih kurang 6 jam sebelumnya pasien mulai mengeluh gelisah, berdebar-
debar dan mudah mengantuk.
3. Satu hari yang lalu Cek Yeti mengeluh mual-mual, namun obat rutin dari
dokter tetap dimakan.
4. Sejak 8 tahun lalu .menderita diabetes dan telah menkonsumsi obat
metformin dan glibenklamin secara teratur
5. Sejak 6 bulan terakhir ,mengeluh muah dan nafsu makan berkurang
6. Tidak menderita hipertensi dan penyakit jantung
7. Keadaan Spesifik
Kepala : Konjungtiva Palpebra pucat(-/-) , sklera ikterik (-/-), pupil isokor
(diameter 3mm), Refleks cahaya(+/+)
Leher : JVP 5-2mmHg, KGB tidak ada pembesaran
Thorax :
Pulmo : Inspeksi : simetris statis dinamis,
Palpasi Stemfremitus kanan : Kiri, perkusi: sonor kanan dan kiri
Auslultasi : Vesikuler (+/+)normal, Wheezing(-/-), Ronkhi (-/-)
Cor : Inspeksi: Simetris statis dinamis, Palpasi : ictus cordis tidak
Teraba, Perkusi : Batas jantung Normal, Auskultasi : HR : 120x/menit,
Reguler, murmur(-), gallop (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar, dan lien tidak teraba, bising usus (+)
normal
Ekstremitas : Kulit lembab, dingin
8. Pemeriksaan Laboratorium darah cito : Glukosa darah (dengan glukometer)
low (<60mg/dl) Hb; 12g%, Ureum : 66mg/dl, Kreatinin: 2,8mg/dl
2.5 Analisis Masalah
1. Cek Yeti, 65 tahun , dibawa ke IGD RS Muhammadiyah Palembang karena
penurunan kesadaran sejak 4 jam yang lalu.
a. Apa yang dimaksud kesadaran ? (mitra,qodri,yogi)
Jawab :
Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan
sekelilingnya..
Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan
dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu),
memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat
pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi,
mampu memberi jawaban verbal.
Sopor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada
respon terhadap nyeri.
Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun
reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap
cahaya).
b. Bagaimana cara menilai tingkat kesadaran?(nova,bunga,yesi)
Jawab :
Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil
seobjektif mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale).
GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera kepala. Reflek
membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil
pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan
seseorang mengalami cidera kepala, yang menunjukan adanya
penurunan kesadaran.
GCS yaitu skala yang digunakan untuk menilai tingkat
kesadaran pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak)
dengan menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu
reaksi membuka mata , bicara dan motorik. Hasil pemeriksaan
dinyatakan dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 – 6
tergantung responnya.
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS
disajikan dalam simbol E…V…M…
Menilai tingkat kesadaran :
15 : normal
14-13 : sedang
12-9 : ringan
8-3 : berat
Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien
diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan kata-kata (verbal),
hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar
sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri
(unresponsive).
Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari
GCS dengan hasil yang kurang lebih sama akuratnya, yaitu skala
ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness),
bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak
ada respon (unresponsiveness).
c. Bagaimana Mekanisme Penurunan Kesadaran ?(fatur,tiara,qodri)
Jawab :
Konsumsi OAD (glibenklamid jangka panjang) → sel β pnkreas terus
terangsang → sekresi insulin terus menerus → kadar insulin tinggi →
penurunan glukosa darah yang cepat → hipoglikemia → otak
kekurangan glukosa sebagai sumber energi → gangguan fungsi saraf
pusat (neuroglikopenik) → penurunan kesadaran.
d. Apa Makna Penurunan Kesadaran sejak 4 jam yang lalu?(bahar,vina)
Jawab :
Telah terjadi hipoglikemia berat.
Ada 3 klasifikasi dari hipoglikemi :
Ringan :
Simtomatik , dapat diatasi sendiri, tidak ada gangguan aktivitas
sehari-hari yang nyata.
Sedang :
Simtomatik, dapat diatasi sendiri, menimbulkan gangguan aktifitas
sehari-hari yang nyata.
Berat :
Sering (tidak selalu) tidak simtomatik, karena gangguan kognitif
pasien tidak mampu mengatasi sendiri
1. Membutuhkan pihak ketiga tetapi tidak memerlukan terapi
parenteral.
2. Membutuhkan terapi parenteral (glukagon intramuskular atau
glukosa intravena).
3. Disertai dengan koma atau kejang
e. Bagaimana Pertolongan pertama pada keturunan kesadaran?
(nova,tiara,yogi)
Jawab :
A. Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan
nafaS disertai control servikal.
B. Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola
pernafasan agar oksigenasi adekwat.
C. Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol
perdarahan
D. Disability, mengecek status neurologis
E. Exposure, enviromental control, buka baju penderita
tapi cegah hipotermia.
f. Apa Faktor penyebab penurunan kesadaran?(mitra,yessi,vina)
Jawab :
Untuk memudahkan mengingat dan menelusuri kemungkinan –
kemungkinan penyebab penurunan kesadaran dengan istilah
“ SEMENITE “ yaitu :
S : Sirkulasi
Meliputi stroke dan penyakit jantung
E : Ensefalitis
Dengan tetap mempertimbangkan adanya infeksi sistemik /
sepsis yang mungkin melatarbelakanginya atau muncul secara
bersamaan.
M : Metabolik
Misalnya hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, koma
hepatikum
E : Elektrolit
Misalnya diare dan muntah yang berlebihan.
N : Neoplasma
Tumor otak baik primer maupun metastasis
I : Intoksikasi
Intoksikasi berbagai macam obat maupun bahan kimia dapat
menyebabkan penurunan kesadaran
T : Trauma
Terutama trauma kapitis : komusio, kontusio, perdarahan
epidural, perdarahan subdural, dapat pula trauma abdomen dan
dada.
E : Epilepsi
Pasca serangan Grand Mall atau pada status epileptikus dapat
menyebabkan penurunan kesadaran.
Dalam kasus ini penurunan kesadaran cenderung ke metabolic.
Neovaskuler, cardiac, neurologi, psikogenik, Idiopatik, dan
Metabolik dibagi menjadi tiga yaitu:
Hipoglikemia, hipoxia, hipoventilasi.
2. Lebih kurang 6 jam sebelumnya pasien mulai mengeluh gelisah, berdebar-
debar dan mudah mengantuk.
a. Bagaimana mekanisme gelisah,berdebar-debar dan mudah
mengantuk? (yogi,tiara,qodri)
Jawab :
Gelisah
Berdebar-debar
Mudah mengantuk
Gelisah, dan berdebar-debar akibat dari
hipoglikemi,hipoglikemia ini merangsang pengeluaran epinefrin.
Sedangkan mengantuk disebabkan oleh hipoglikemia, dehidrasi, dan
hipoksia. Tetapi dalam kasus, mengantuk disebabkan oleh hipoglikemi.
Penyebab hipoglikemia:
1. Makan kurang dari aturan yang ditentukan.
2. Berat badan turun.
3. Sesudah olahraga.
4. Sesudah melahirkan.
5. Sembuh dari sakit.
6. Makan obat yang mempunyai sifat serupa.
7. Pemberian suntikan insulin yang tidak tepat.
Tanda hipoglikemia mulai muncul bila glukosa darah kurang
dari 50 mg/dl, meskipun reaksi hipoglikemia bisa juga muncul pada
kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Tanda klinis dari
hipoglikemia sangat bervariasi dan berbeda pada orang seorang.
MEKANISME
Gelisah
hipoglikemi pengeluaran epinefrin oleh medula adrenal
sebagai kompensasi tubuh ketika dalam stress untuk meningkatkan
glukosa mempengaruhi kortek adrenal mengeluarkan kortisol,
kortisol meningkat didalam darah mengakibatkan gelisah dan
peningkatan kadar efinefrin didalam darah mengakibatkan gelisah.
Berdebar
hipoglikemi pengeluaran epinefrin oleh medula adrenal
sebagai kompenasasi tubuh ketika dalam stress untuk
meningkatkan glukosa peningkatan aktivitas saraf simpatis
curah jantung meningkat denyut jantung meningkat
berdebar-debar .
Mengantuk
Hipoglikemi suplay glukoasa ke otak menurun sinyal
formatio retikularis (brain sistem) mengantuk.
b. Bagaimana hubungan gejala-gejala tersebut dengan penyakit yang
diderita oleh cek yeti?(yogi,vina yessi)
Jawab :
Hubungan gelisah, berdebar-debar, mudah mengantuk dengan
penurunan kesadaran adalah keadaan hipoglikemia yang terjadi.
Terjadinya penurunan kesadaran diakibatkan karena ketidak
mampuan tubuh untuk memenuhi pasokan nutrisi dan oksigen ke
otak, sehingga jika keadaan tersebut dibiarkan secara terus-menerus,
akan mengakibatkan penurunan kesadaran. Dimana keadaan
hipoglikemia pengeluaran stresor (merangsang saraf simpatis
sekresi adrenalin gelisah, berdebar-debar, sedangkan kurangnya
pasokan oksigen dan nutrisi hipoksia otak mudah mengantuk –
penurunan kesadaran.
3. Satu hari yang lalu Cek Yeti mengeluh mual-mual, namun obat rutin dari
dokter tetap dimakan.
a. Apa Makna cek yeti mengeluh mual-mual namun obat rutin dari
dokter tetap diminum?(mitra,bahar,qodri)
4. Sejak 8 tahun lalu .menderita diabetes dan telah menkonsumsi obat metformin
dan glibenklamin secara teratur
a. Apa Makna riwayat penyakit cek yeti diabetes 8 tahun yang lalu pada
kasus ini ?(tiara,vina,fatur)
Jawab :
Banyak faktor yang mengakibat keluhan tersebut terjadi. Bisa
dilihat dari efek jangka panjang obat dan juga komplikasi pada pasien
diabetes, serta usia yang sangat berhubungan dengan pemakaian dosis
obat dan juga memperhatikan fungsi ginjal pasien. Jadi hubungan
antara diabetes 8 tahun, dengan usia yang telah memasuki lansia
dengan dosis obat yang tetap dipertahankan seperti itu akumulasi
obat dan juga efek jangka panjang obat tersebut hipoglikemia.
b. Bagaimana Mekanisme kerja obat diabetes yang konsumsi cek yeti?
c. Bagaimana Indikasi dan Kontraindikasi pada pemakaian obat
tersebut? (nova,bunga,yessi)
Jawab :
1) Metformin
a) Indikasi:
i) Untuk terapi pada pasien diabetes yang tidak tergantung
insulin dan kelebihan berat badan di mana kadar gula tidak
bisa dikontrol dengan diet saja.
ii) Dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dapat diberikan
sebagai obat kombinasi dengan Sulfonilurea.
iii) Untuk terapi tambahan pada penderita diabetes dengan
ketergantungan terhadap insulin yang simptomnya sulit
dikontrol.
b) Kontraindikasi:
i) Koma diabetik dan ketoasidosis.
ii) Gangguan fungsi ginjal yang serius, karena semua obat-
obatan terutama disekresi melalui ginjal.
iii) Penyakit hati yang kronis, kegagalan jantung, miokardial
infark, alkoholisme, keadaan penyakit kronik atau akut
yang berkaitan dengan hipoksia jaringan. Keadaan yang
berhubungan dengan laktat asidosis seperti syok,
insufisiensi pulmonal, riwayat laktat asidosis, dan keadaan
yang ditandai dengan hipoksemia.
iv) Hipersensitifitas terhadap obat ini.
v) Kehamilan dan menyusui.
2) Glibenklamid
a) Indikasi:
i) Pemilihan sulfonilurea yang tepat sangat penting untuk
suksesnya terapi.
ii) Sebelum penggunaan sulfonilurea harus dipertimbangkan
dengan mengatur diet, mengurangi berat badan, olahraga.
iii) Selama terapi, pemeriksaan fisik dan laboratorium harus
tetap dilakukan.
iv) Apabila hasil terapi yang baik tidak dapat dipertahankan
dengan dosis normal, sebaiknya dosis jangan ditambah.
v) Pada umumnya hasil yang baik diperoleh pada pasien DM
di atas 40 tahun.
vi) Pada saat keadaan gawat misalnya komplikasi, stress,
pembedahan insulin merupakan terapi standar.
b) Kotraindikasi:
i) Hipersensitif terhadap glibenklamid atau senyawa OHO
golongan sulfonilurea lainnya.
ii) Ketoasidosis diabetik dengan atau tanpa koma.
iii) Penggunaan OHO golongan sulfonilurea pada penderita
gangguan fungsi hati dan ginjal.
iv) Agregrasi trombosit.
5. Sejak 6 bulan terakhir ,mengeluh muah dan nafsu makan berkurang
a. apa penyebab cek yeti sering mengeluh mual,dan nafsu makan
berkurang?(bunga,vina,,mitra)
jawab :
Pada kasus ini diduga pasien mengalami ganguan mual dan
nafsu makan menurun karena pasien mengkonsumsi obat
antidiabetika berupa metformil yang mempunyai efek samping berupa
mual, muntah, diare serta metalic taste yang dapat menimbulkan
terjadinya anoreksia.
Mekanisme Mual
DM yang lama (8 tahun) → komplikasi (nefropati), konsumsi OAD
jangka panjang (metformin dan glibenklamid) → ekskresi OAD
terhalang → akumulasi OAD di plasma → efek toksik di saluran cerna
→ mual.
Mekanisme Tidak Nafsu Makan
Konsumsi OAD jangka panjang (metformin) → efek samping
“metallic taste” → mempengaruhi saraf (penghidu dan pengecap) →
impuls dihantarkan ke hipotalamus → tidak nafsu makan.
6. Tidak menderita hipertensi dan penyakit jantung
a. apa yang dimaksud dengan tidak menderita hipertensi dan penyakit
jantung pada kasus ini?(tiara,bahar,qodri)
7. Keadaan Spesifik
Kepala : Konjungtiva Palpebra pucat(-/-) , sklera ikterik (-/-), pupil isokor
(diameter 3mm), Refleks cahaya(+/+)
Leher : JVP 5-2mmHg, KGB tidak ada pembesaran
Thorax :
Pulmo : Inspeksi : simetris statis dinamis,
Palpasi Stemfremitus kanan : Kiri, perkusi: sonor kanan dan kiri
Auslultasi : Vesikuler (+/+)normal, Wheezing(-/-), Ronkhi (-/-)
Cor : Inspeksi: Simetris statis dinamis, Palpasi : ictus cordis tidak
Teraba, Perkusi : Batas jantung Normal, Auskultasi : HR : 120x/menit,
Reguler, murmur(-), gallop (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar, dan lien tidak teraba, bising usus (+)
normal
Ekstremitas : Kulit lembab, dingin
a. Bagaimana interprestasi dan mekanisme abnormal dari : Tanda Vital
Dan keadaan Spesifik ? (tiara,mitra,fatur)
Jawab :
Pemeriksaan fisik :Keadaan umum : sakit berat, sens: supor.Tanda vital : TD 100/70 mmHg,nadi: 120 x/menit, filiformis, RR: 22 x/menit, T: 35,0 0C.Keadaan spesifik : Kulit lembab, dinginMEKANISME
Keadaan umum : Sakit berat
Dilihat dari keluhan utama dan keluhan sebelum terjadinya
penurunan kesadaran, pasien mengalami hipoglikemi.
Sens : Sopor
Tingkat kesadaran menurun atau tertidur dalam yang akan sadar
bila di beri rangsang nyeri.
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Tekanan darah Cek Ina adalah hipotensi. Sesuai dengan JNC7
Nadi : 120x/menit filiformis 60 – 100x/ menit =
Normal
< 60x/menit = bradikardi
>100x/menit = takikardi
Dalam kasus Cek Ina mengalami takikardi.
MEKANISME
Rangsangan epinefrin pelepasan epinefrin memacu saraf
simpatis peningkatan kecepatan dan kekuatan konstraksI.
Keadaan spesifik : kulit lembab, dingin.
Merupakan gejala dari hipoglikemi.
Sakit berat:
tidak ada energy untuk beraktivitas sedang dan berat, hanya
dapat beraktivitas ringan yaitu: bernafas, aktivitas jantug,
aktivitas organ visceral dan lain-lain : indikasi rawat inap
Sopor:
Penurunan kesadaran seperti tertidur lelap, tetapi ada respon
terhadap nyeri.Terjadi penurunan kesadaran berdasarkan GCS
pada rentang 9-12 yaitu penurunan kesadaran sedang.
Frekuensi tekanan nadi normal: 60-100x/menit
Pada kasus: 120x/menit dan filiformis = Tacicardi tetapi teraba
halus akibat syok.
TD 100/70 mmHg: hipotensi
Menurut WHO (World Health Organization) batas normal
tekanan darah adalah 120–140 mmHg sistolik dan 80–90
mmHg diastolik. Dan seseorang dinyatakan mengidap
hipertensi bila tekanan darahnya > 140 mmHg tekanan sistolik
dan 90 mmHg tekanan diastoliknya.
Suhu: 35 o C Hipotermi
Normalnya: 36. 2o C – 37.5o C
Hipotensi
Mekanisme: Diabetes dengan komplikasi hipertensi cartopril
menghambat kerja ACE pembentukan angiotensin II
terhambat hipotensi
Takikardi
DM tipe 2, resistensi insulin glukosa darah rendah sekresi
insulin meningkat glukosa darah menurun hipoglikemi
pengeluaran epinefrin oleh medula adrenal peningkatan
aktivitas saraf simpatis curah jantung meningkat denyut
jantung meningkat palpitasi
Hipotermia
kurang glukosa dalam darah saraf simpatis system
tekanan darah rendah dideteksi oleh baroreseptor arteri
(sinus karotikus dan arkus aorta) stimulus saraf simpatis
sekresi (katekolamin) epinefrin dan nor-epinefrin
vasokonstriksi cemas, berkeringat lembab dingin
9. Pemeriksaan Laboratorium darah cito : Glukosa darah (dengan glukometer)
low (<60mg/dl) Hb; 12g%, Ureum : 66mg/dl, Kreatinin: 2,8mg/dl
a. apa interprestasi dan mekanisme dari pemeriksaan abnormal
(vina,bahar,yogi)
jawab :
Glukosa < 60 mg/dl rendah ( hipoglikemi ) Hb 12 % normal Ureum 66 mg/dl meningkat ( normal 15- 40 mg/dl ) Kreatinin 2,8 mg/dl meningkat ( normal 0,5 – 1,3
mg/dl )
Patofisiologinya:
Hipoglikemi
Ureum meningkat
Dm selama 8 tahun nefropati ( saringan nefron di ginjal rusak ) fungsi filtrasi ginjal menurun Ureum sedikit yang dieksresi di ginjal ureum di plasma meningkat
Kreatinin meningkat
Dm selama 8 tahun nefropati ( saringan nefron di
ginjal rusak ) fungsi filtrasi ginjal menurun kreatinin
sedikit yang dieksresi di ginjal kreatinin di plasma
meningkat.
Glukosa darah (dengan glukometer) : low(<60 mg/dl)
HB:12 g% : normal
Normalnya :
Conventional unit SI unit
female 12.1–15.3 g/dl 121–153 g/L
male 13.8–17.5 g/dl 138–175 g/L
Ureum : 66 mg/dL : abnormal
Normalnya :40-60 mg/dL
Kreatinin : 2,8 mg/dL : abnormal
Normalnya :
0,3-0.5 mg/ dL
Hb rendah
Hiperglikemi (DM) Konsumsi metformin Menghambat
penyerapan vit. B12 Pematangan eritrosit terganggu
Sintesis Hb terganggu HB rendah
Ureum dan Kreatinin meningkat
Terjadi hiperfiltrasi ginjal (peningkatan filtrasi) sehingga ureum
dan kreatinin meningkat.
10. Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini? Yogi, qodri
Jawab :
Diagnosis
a. Stadium parasimpatis: lapar, mual, tekanan darah turun.
b. Stadium gangguan otak ringan: lemah, lesu, sulit bicara, kesulitan
menghitung sementara
c. Stadium simpatis: keringat dingin pada muka, bibir atau tangan gemetar
d. Stadium gangguan otak berat: tidak sadar dengan atau tanpa kejang.
Anamnesis
a. Penggunaan preparat insulin atau anti hiperglikemik oral, dosis terakhir ,
waktu pemakaian terakhir, perubahan dosis
b. Waktu makan terakhir, jumlah asupan gizi
c. Riwayat dan jenis pengobatan dosis sebelumnya
d. Lama menderita DM dan komplikasi DM
e. Penyakit penyerta: ginjal, hati dll
f. Penggunaan obat sistemik lainnya: penghambat adrenergik beta dll
Pemeriksaan Fisik
a. Pucat, diaphoresis
b. Tekanan darah
c. Frekuensi denyut jantung
d. Penurunan kesadaran
e. Defisit neurologis fokal transien
Trias Whipple untuk hipoglikemia secara umum
1. Gejala yang konsisten dengan hipoglikemia
2. Kadar glukosa plasma yang rendah
3. Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat
11. Apa DD pada kasus ini? Tiara. Nova
Jawab :
Hipoglikemia
Hipovolemia
12. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kasus ini? Qodri, bunga
Jawab :
Jawab :
Pemeriksaaan kadar glukosa darah
Tes fungsi ginjal (ureum dan kreatinin)
Pemeriksaan tes fungsi hati (SGPT dan SGOT)
Pemeriksaan peningkatan kadar sirkulasi pro insulin atau peptida-C
Pemeriksaan kadar natrium dan kalium
13. Apa WD pada kasus ini? Yogi nova
Jawab :
Jawab : Hipoglikemik Iatrogenik
14. Bagaimana epidemiologi pada kasus ini? Yesi feizal
15. Apa etiologi pada kasus ini?vina yogi
16. Bagaimana patofisiologi pada kasus ini? Mitra bahar
JAWAB :
17. Bagaimana manifestasi klinis pada kasus ini? Tiara yesi
18. Bagaimana tata laksana pada kasus ini?feizal vina
Jawab :
Dalam kasus ini termasuk hipoglikemi berat, karena penderita mengalami
penurunan kesadaran
20-50 ml glukosa IV selama 2-3 menit
jika tidak tersedia IV, injeksi dengan 1 mg glukagon subkutan/ IM
biasanya 15 menit kemudian sadar
jika tidak ada maka diberikan madu/sirup dimasukkan ke kantung pipi
tetapi biasanya KI pada penderita yang idak sadar.
farmakologi katzung, buku diabetes fkui, ipdl
Pemberian Oksigen
Untuk pengobatan dari DM-nya, tidak dapat lagi digunakan obat-obatan
antidiabetik, maka dianjurkan diberikan injeksi insulin (diperlukan
konsultasi dengan dokter yang bersangkutan tentang penggunaan dan obat-
obat lain/hal-hal yang dapat mengurangi kerja insulin).
19. Apa saja komplikasi pada kasus ini? Bahar bunga
Jawab :
- Kerusakan otak
- Koma
- Kematian
20. Bagaimana prognosis pada kasus ini? Mitra nova
Jawab :
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad fungtionam : dubia ad bonam jika tata laksana dilakukan dengan
Benar.
21. Apa KDU pada kasus ini?
Jawab :
Jawab :3b. Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan
(kasus gawat darurat).
22. Apa PI yang berhubungan dengan kasus ini?
“Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW. Bersabda: Tidaklah seorang
muslim ditimpa musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk
pada dirinya kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa-dosanya” (HR. Bukhari
dan Muslim)
Hipotesis
Cek yeti,65 tahun penderita diabetes sejak 8 tahun lalun yang lalu dan mengeluh
mual-mual,gelisah,berdebar-debar dan mudah mengantuk yang disebabkan oleh
hipoglikemi