RENCANA STRATEGISBALAI RISET DAN STANDARDISASI
INDUSTRI BANDA ACEHTAHUN 2015-2019
KEMENTERIAN PERINDUSTRIANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRIBALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH
2015
1 dari 3
SURAT KEPUTUSANKEPALA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH
Nomor : 34/BPKIMI/BRS-BA/SK/II/2015
Tentang
RENCANA STRATEGISBALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH TAHUN 2015 - 2019
KEPALA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH
Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 19 ayat (2) Undang-undang Nomor 25Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasiona, Pasal 17 ayat(3) Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata CaraPenyusunan Rencana Pembangunan Nasional dan Pasal 3 Peraturan PresidenNomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengahnasional Tahun 2015-2019, perlu disusun Rencana Strategis Balai Riset danStandardisasi Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perluditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Balai Riset dan StandardisasiIndustri Banda Aceh tentang Rencana Strategis Balai Riset dan StandardisasiIndustri Banda Aceh Tahun 2015-2019;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2014 tentang Rencana KerjaPemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4402);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara PenyusunanRencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 434);
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRIBALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRIJln. Cut Nyak Dhien No. 377 Lamteumen Timur Telp. (0651) 49714 Fax. (0651) 49556
BANDA ACEH 23236
2 dari 3
7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan danOrganisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang OrganisasiKementerian Negara;
8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, danFungsi Eselon 1 Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2014;
9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana PembangunanJangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
10. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-IND/PER/10/2010 tentangOrganisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian;
11. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala badanPerencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang PedomanPenyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga(Renstra K/L) Tahun 2015-2019;
12. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor : 49/M-IND/PER/6/2006 tanggal 29Juni 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset dan StandardisasiIndustri;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN KEPALA BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDAACEH TENTANG RENCANA STRATEGIS BALAI RISET DAN STANDARDISASIINDUSTRI BANDA ACEH TAHUN 2015-2019.
Pasal 1
Dalam Surat Keputusan ini, yang dimaksud dengan:
(1) Rencana Strategis Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh Tahun2015-2019 yang selanjutnya disebut Renstra Baristand Industri Banda AcehTahun 2015-2019 adalah dokumen perencanaa pembangunan industri untukperiode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2019.
(2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 yangselanjutnya disebut RPJM Nasional 2015-2019 adalah dokumen perencanaapembangunan industri untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun2015 sampai dengan tahun 2019.
Pasal 2
(1) Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 sebagaimanadimaksud dalam Pasal 1 merupakan penjabaran dari RPJM Nasional Tahun2015-2019 dan Renstra Kementerian Perindustrian Tahun 2015-2019.
(2) Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 sebagaimanadimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam lampiran Surat Keputusan KepalaBaristand Industri Banda Aceh ini.
3 dari 3
Pasal 3
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 digunakan sebagaipedoman bagi setiap seksi di lingkungan Baristand Industri Banda Aceh dalam:
a. penyusunan Rencana Kerja Tahunan dan Rencana Kerja Anggaran;
b. pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan serta pelaksanaan anggaran;
c. Penyusunan rencana/ program pembangunan daerah bidang industri;
d. Koordinasi peencanaan kegiatan antar sektor, antar instansi terkait di Pusatdan Daerah ( Provinsi dan Kabupaten/Kota);
e. Pelaksanaan evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja;
f. Penetapan indikator kinerja setiap tahun.
Pasal 4
Setiap seksi dan kelompok fungsional di lingkungan Balai Riset dan StandardisasiIndustri Banda Aceh melakukan :
a. penjabaran lebih lanjut Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019 ke dalam Rencana Kerja masing-masing;
b. penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Balai Riset danStandardisasi Industri Banda Aceh;
c. Penyampaian Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) Balai Riset danStandardisasi Industri Banda Aceh kepada Badan Penelitian danPengembangan Industri selaku instansi induk;
Pasal 5
Pengendalian terhadap pelaksanaan Renstra Baristand Industri Banda Aceh Tahun2015-2019 dilakukan oleh Kepala Balai Riset dan Standardisasi Industri BandaAceh.
Pasal 6
Dalam hal terjadi perubahan pada lingkungan strategis, Renstra Baristand IndustriBanda Aceh Tahun 2015-2019 dilakukan perubahan dan/atau penyesuaian yangditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Baristand Industri Banda Aceh.
Pasal 7
Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Banda AcehPada Tanggal : 11 Januari 2016===============================BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH
Kepala,
Ir. ABD. RAHMAN, MTNIP. 196212311990031215
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, Tahun 2015-2019
RENCANA STRATEGISBARISTAND INDUSTRI BANDA ACEHTahun 2015-2019Penanggung Jawab : Ir. Abd. Rahman, MT
(Kepala Baristand Industri Banda Aceh)( )
Tim Penyusun : 1. Amir Fuadi, S.Tp ( )(Kepala Sub. Bagian Tata Usaha)
2. Drs. Yusaini ( )(Kepala Seksi Program dan PengembanganKompetensi)
3. Ruslan, ST, MT ( )(Kepala Seksi Teknologi Industri)
4. Nurlaila, ST, MT ( )(Kepala Seksi Standardisasi dan Sertifikasi)
5. Nurbaiti, SE ( )(Kepala Seksi Pengembangan Jasa Teknik)
6. Abdul Thalib, S.Tp ( )(Pejabat Fungsional Perekayasa)
7. Fitriana Djafar, S.SI, MT ( )(Pejabat Fungsional Peneliti)
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. KONDISI UMUM
Renstra Baristand Industri Banda Aceh disusun mengacu
kepada visi dan misi Kabinet Kerja Jokowi-JK dengan sembilan
agenda prioritas presiden (Nawacita) yang tertuang dalam
Peraturan Presiden RI No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019;
Undang-undang No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian;
Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2015 tentang
Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun
2015-2035; Peraturan Presiden RI No. 28 Tahun 2008 tentang
Kebijakan Industri Nasional (KIN); Peraturan Presiden RI Nomor 29
Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian; Peraturan
Menteri Perindustrian RI No. 31.1/M-IND/PER/3/2015 Tanggal 13
Maret 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Perindustrian Tahun 2015-2019; Peraturan Presiden RI No. 32
Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025; Peraturan
Menteri Perindustrian RI No. 49 Tahun 2006 tentang Tata Kerja
Balai Riset dan Standardisasi Industri; Peraturan Menteri
Perindustrian RI No. 58 Tahun 2015 Tanggal 12 Juni 2015 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan
Standardisasi Industri di lingkungan Kementerian Perindustrian;
Hasil Trilateral Meeting Tahun 2014 antara Bappenas –
Kementerian Keuangan – Kemenperin; Pedoman Penataan
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 2
Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) dalam Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian/ lembaga (RKA-K/L) yang disusun oleh
Kementerian Keuangan Tahun 2014.
Provinsi Aceh yang terletak diwilayah paling barat
Indonesia berbatasan Samudera Hindia disebelah barat dan
Selat Malaka di sebelah timur dengan luas wilayah 57,365,57
Km2 memiliki potensi besar sumber daya alam di bidang
pertanian, perkebunan, pertambangan dan kelautan. Di
bidang pertanian, Aceh menghasilkan beras, kedelai, ubi kayu,
ubi jalar, jagung, kacang kedelai, sayur-sayuran, dan buah-
buahan. Sedangkan di bidang perkebunan dan kehutanan,
Aceh menghasilkan coklat, kemiri, karet, kelapa sawit, kelapa,
kopi, cengkeh, pala, nilam, lada, pinang, tebu, tembakau,
rotan dan randu. Dibidang pertambangan, bumi Aceh
menyimpan potensi bahan tambang seperti emas, tembaga,
timah hitam, pasir besi, batubara dan energi panas bumi
sementara dibidang kelautan menyimpan aneka potensi
perikanan seperti ikan tuna, udang, lobster, dan lain-lain.
Potensi tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena
lambatnya pertumbuhan industri pengolahan dan minimnya
pengembangan industri di Aceh, sehingga menjadi salah satu
penyebab mundur dan masih terbelakangnya Aceh di bidang
pertanian, perkebunan, kehutanan serta pertambangan.
Kondisi saat ini, aneka komoditi yang dihasilkan dari Aceh
dibawa dan diolah ke provinsi lain dengan harga jual yang
sangat rendah yang sebahagian diproses dan dikirim kembali
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 3
untuk kebutuhan konsumsi di Aceh atau diekspor ke manca
negara.
Menurut data Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh
luas tanam karet rakyat pada tahun 2014 mencapai 132.486 Ha.
Melalui program MP3EI ini diharapkan 5 tahun akan datang
mengalami penambahan 40 -50% melalui kegiatan replanting
(penanaman kembali). Hal tersebut pada dasarnya dapat
menjadi indikasi besarnya potensi ekonomi Aceh salah satunya
ditopang oleh keberadaan sumber daya alam yang besar di
Aceh yang terdapat di 23 kabupaten/kota yang ada di Provinsi
Aceh.
Sumber: Badan Investasi dan Promosi Aceh (2014)
Gambar 1 Peta Potensi Sumber Daya Alam Provinsi Aceh
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 4
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh yang
merupakan perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam hal
ini Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, turut
berpartisipasi dalam pengembangan industri di Provinsi Aceh
khususnya dalam pemanfaatan sumber daya alam dan
mendukung Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional
(RIPIN). Dalam menjalankan tupoksinya, Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh berpedoman kepada arah
dan kebijakan teknis Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri serta kebijakan pemerintah Provinsi Aceh khususnya di
bidang industri dilaksanakan dengan cara memaksimalkan
pemanfaatan sumber daya alam/komoditi inti unggulan
daerah, penyiapan bahan baku/bahan pembantu yang
dapat mensubstitusi produk impor, meningkatkan kualitas dan
kapasitas produk industri melalui riset terapan dan standardisasi
serta sertifikasi sehingga produk yang dihasilkan dapat
dipasarkan lebih luas secara kompetitif, baik di dalam maupun
diluar negeri.
Berdasarkan hal tersebut di atas, untuk mendukung
tercapainya sasaran pembangunan di sektor industri khususnya
di Provinsi Aceh, maka perlu ditentukan arah kebijakan yang
secara proaktif dan berkesinambungan untuk dapat melakukan
kegiatan riset dan standardisasi serta memberikan jasa
pelayanan teknis yang meliputi pengujian, pelatihan,
konsultansi Hak Kekayaan Intelektual (HKI), konsultansi Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), rancang bangun dan
perekayasaan peralatan proses, peningkatan mutu produk
serta sertifikasi produk industri yang disusun dalam suatu
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 5
perencanaan yang matang yang dituangkan dalam bentuk
Renstra (Rencana Strategis)
Penyusunan rencana strategis (Renstra) Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh 2015 – 2019 yang
merupakan suatu proses perencanaan bersifat strategis dengan
berorientasi pada hasil akhir yang ingin dicapai dalam rentang
waktu 5 tahun mendatang menjadi sangat penting dilakukan
dengan cara membuat prioritas program dan kegiatan
tahunan yang terencana sesuai dengan kebutuhan
masyarakat industri khususnya yang ada di Provinsi Aceh.
Renstra Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh 2015
– 2019 disusun dengan mengacu pada misi Kabinet Kerja
Jokowi-JK dengan sembilan agenda prioritas presiden
(Nawacita) yang tertuang dalam Peraturan Presiden RI No. 2
Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019; Undang-undang No. 3
Tahun 2014 tentang Perindustrian; Peraturan Pemerintah RI
Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan
Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035; Peraturan Presiden RI
No. 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional (KIN),
Renstra Kementerian Perindustrian 2015 – 2019, dan Renstra
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPPI)
Kementerian Perindustrian 2015-2019 yang diselaraskan dengan
pengembangan sektor Industri di Provinsi Aceh bebasis pada
pengembangan minyak atsiri dan rempah-rempah serta
komoditi inti unggulan daerah.
Adapun maksud dan tujuan utama penyusunan Renstra
ini adalah sebagai berikut:
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 6
Sebagai pedoman dalam melakukan perencanaan dan
harmonisasi pelaksanaan program serta pengendaliannya,
sehingga diharapkan akan mampu mendukung
pencapaian tugas pokok dan fungsi Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh.
Sebagai pedoman/acuan bagi seluruh personel dalam
penyusunan program/rencana kinerja tahunan, yaitu
Program kegiatan, Rencana Kinerja (RENKIN) dan Laporan
Akuntabilitas Kinerja (LAK) Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh selama kurun waktu 2015-2019.
Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan bahwa
pada dasarnya pencapaian kinerja Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh didasarkan pada sejauh
mana organisasi telah melakukan upaya-upaya strategis untuk
mencapai tujuan/sasaran strategisnya dan pelaksanaan visi
dan misi yang ditetapkan. Selanjutnya untuk capaian yang
harus dipenuhi setiap tahunnya dalam periode 5 tahun yang
dimaksud didalam renstra ditetapkan pula sejumlah sasaran
strategis. Pemenuhan atas sasaran strategis tersebut setiap
tahunnya akan berakumulasi pada pencapaian strategis
organisasi di akhir tahun kelima, dengan alur pikir bahwa
apabila tujuan strategis organisasi telah dipenuhi maka
organisasi dapat dipersepsikan telah memenuhi visi misinya.
PENCAPAIAN PROGRAM BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH
TAHUN 2010 – 2014
Selain Program Prioritas pada Program Pengembangan
Teknologi dan Kebijakan Industri seperti dijelaskan sebelumnya,
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 7
terdapat hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari
masing-masing sasaran strategis kegiatan, antara lain sebagai
berikut :
1. Meningkatnya hasil-hasil litbang yang dimanfaatkan oleh industri
Indikator kinerja hasil Litbang Instansi yang dimanfaatkan
Industri peningkatan kemampuan teknologi oleh dunia industri
perlu dilakukan dalam upaya membangun industri berbasis ilmu
pengetahuan (IPTEK) yang berdaya saing dan menghasilkan
inovasi teknologi yang efektif dan efisien sehingga dapat
memberikan kontribusi yang cukup tinggi terhadap sektor industri.
Untuk memperoleh pembelajaran teknologi guna mencari inovasi
baik dalam bentuk produk barang maupun jasa perlu melakukan
kerjasama litbang Instansi dengan industri.
Pemanfaatan hasil litbang tersebut meliputi kerja sama
dengan industri dan akademisi. Bila dibandingkan dengan
capaian pemanfaatan hasil litbang Instansi dengan industri
tahun 2011, 2012 dan 2014 mengalami peningkatan, namun
pada tahun 2010-2013 mengalami penurunan.
Tabel 1. Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya hasil-hasil litbangyang dimanfaatkan oleh industri Tahun 2010-2014
SasaranStrategis Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
T R T R T R T R T RMeningkatnyahasil-hasillitbang yangdimanfaatkanoleh industri
Hasil litbang yangsiap diterapkan
Litbang 7 7 7 7 7 7 5 5 5 5
Hasil litbang yangtelahdiimplementasikan
Litbang 4 3 1 2 2 3 3 2 3 4
T = TargetR= Realisasi
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 8
Dari Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa hasil litbang
yang dimanfaatkan oleh industri dari tahun 2010 – 2014 sebagai
berikut :
Tahun 2010 :
1. Hasil Litbang yang siap diterapkan :
a. Penggunaan efek kavitasi hidrodinamik pada proses
pembuatan biodiesel.
b. Modifikasi/rekayasa alat distilasi fraksinasi vacuum minyak
nilam skala IKM
c. Litbang ekstraksi zat aditif kunyit dan asam sebagai bahan
pangan fungsional
d. Litbang teknologi proses ekstraksi oleoresin jahe dengan
bantuan gelombang ultrasonic
e. Litbang teknologi proses penurunan kadar besi minyak
nilam rakyat melalui metode redislasi
f. Ujicoba penerapan peralatan pembuatan briket arang
dari cangkang sawit sebagai bahan bakar industry
g. Ujicoba peralatan penyulingan minyak sereh wangi system
uap pada IKM
2. Hasil Litbang yang telah diimplementasikan :
a. Ujicoba penerapan peralatan pembuatan briket arang
dari cangkang sawit sebagai bahan bakar industri
diimplementasikan pada pengrajin logam di Kabupaten
Bireun.
b. Ujicoba peralatan penyulingan minyak sereh wangi system
uap pada IKM telah diimplementasikan pada penyulingan
sereh wangi Desa Peparik Gaib Kecamatan Kota Panjang
Kabupaten Gayo Luwes)
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 9
c. Modifikasi/rekayasa alat destilasi fraksinai vacuum minyak
nilam skala IKM diimplementasikan pada pengrajin nilam di
Desa Teuladan Kabupaten Aceh Besar.
Tahun 2011 :
1. Hasil Litbang yang siap diterapkan :
a. Penelitian dan pengembangan karakteristik sifat fiksasi
minyak nilam diProvinsi Aceh
b. Penelitian dan pengembangan sifat sensonik ekstrak jahe
pada produk minuman khas Aceh
c. Penelitian dan pengembangan karakteristik dan modifikasi
sifat fungsional kayu manis dalam produk pangan
d. Aplikasi teknologi pengembangan produk “Aceh Delight”
berbasis gel
e. Aplikasi/penerapan teknologi proses briket arang dari
cangkang sawit pada pemasakan garam rakyat
f. Teknologi pengembangan proses produksi garam rakyat
untuk peningkatan produktifitas
g. Penelitian dan Pengembangan alternative pengganti
beras berbasis bahan baku lokal
2. Hasil Litbang yang telah diimplementasikan :
a. Aplikasi/penerapan teknologi proses briket arang dari
cangkang sawit pada pemasakan garam rakyat
diimplementasikan pada pengrajin garam rakyat di
Kabupaten Bireun
b. Teknologi pengembangan proses produksi garam rakyat
untuk peningkatan produktifitas diimplementasikan pada
pengrajin garam rakyat Desa Lamnga Kabupaten Aceh
Besar.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 10
Tahun 2012 :
1. Hasil Litbang yang siap diterapkan :
a. Rancang bangun alat pengupas buah pinang skala IKM
b. Pengembangan peralatan produksi biodiesel
menggunakan system otomatis berbasis programmer logic
controle (PLC)
c. Aplikasi minyak nilam dalam formulasi sabun sebagai zat
aditif yang bersifat anti bakteri dan aromaterapi
d. Pengembangan teknologi proses pembuatan vernis dari
resin damar menggunakan pelarut berbasis minyak
e. Rekayasa peralatan penggongsengan biji kopi system
vacuum
f. Karakterisasi dan pengolahan daun temurui sebagai
rempah olahan
g. Desain alat ekstraksi getah jernang portable
2. Hasil Litbang yang telah diimplementasikan :
a. Rekayasa peralatan penggongsengan biji kopi system
vacuum diimplementasikan pada pengrajin kopi di
Kabupaten Gayo Luwes dan Kabupaten Aceh Tengah.
b. Rancang bangun alat pengupas buah pinang skala IKM
diimplementasikan pada pengusaha pinang di Kabupaten
Bireun
c. Desain alat ekstraksi getah jernang portable
diimplementasikan pada pengrajin jernang di Kabupaten
Aceh Barat.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 11
Tahun 2013 :
1. Hasil Litbang yang siap diterapkan :
a. Pengkelatan minyak nilam dengan menggunakan khitosan
dari kulit kerang
b. Peningkatan mutu minyak kelapa sawit secara kimiawi
untuk menghambat aktivitas enzim lipase
c. Pengambilan oleoresin dan mentega pala dari ampas
penyulingan minyak pala
d. Pengembangan proses dan peralatan produksi untuk
memperbaiki mutu gula merah dari tebu
e. Pemanfaatan kelopak Bungan rosella sebagai minuman
anti oksidan
f. Pengembangan peralatan pengolahan ikan kayu
(keumamah) chip dengan bumbu khas Aceh skala IKM
g. Pemanfaatan bahan tambang berbasis magnesit sebagai
bahan pupuk kiserit untuk meningkatkan produktivitas
kelapa sawit
h. Pengembangan teknologi halua bluek (Dodol Aceh) di
Kabupaten Pidie
2. Hasil Litbang yang telah diimplementasikan :
a. Peralatan penggongsengan biji kopi system vacuum
diimplementasikan pada UD. Rumoh Kopi Kabupaten
Bireun
b. Penerapan Teknologi homogenisasi dan pencetak batu
bata secara masinal (extrudel) di UD. Cahaya Fajar
Kabupaten Aceh Besar.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 12
Tahun 2014 :
1. Hasil Litbang yang siap diterapkan :
a. Modifikasi peralatan penggongsengan biji kopi system
blower
b. Aplikasi teknologi pengemasan halua bluek (Dodol Aceh)
di Koperasi Pulo Ie Permai Kabupaten Pidie
c. Ekstraksi minyak nilam dengan metode fermentasi
menggunakan media arhizopus oryzae
d. Formulasi kunyit, jahe dan tamu lawak pada pembuatan
herbal celub sebagai minuman sumber anti oksidan
e. Rancang bangun peralatan produksi bubuk jahe instan
system otomatis dan aplikasinya pada perusahaan jahe
Instan “Cut Ti”
2. Hasil Litbang yang telah diimplementasikan :
a. Rancang bangun peralatan produksi bubuk jahe instan
system otomatis dan aplikasinya pada Perusahaan Jahe
Instan Cut Ti, Kabupaten Aceh Besar
b. Alat penyulingan minyak nilam di PT. Ras. Inta Industries di
Lambaro Kabupaten Aceh Besar
c. ALat penyulingan minyak sereh di PT. Ras. Inta Industries di
Lambaro Kabupaten Aceh Besar
d. Penerapan teknologi homogenisasi dan pencetak batu
bata secara masinal di UD. Fajar Kabupaten Aceh Besar.
Penurunan pertumbuhan pemanfaatan hasil litbang oleh industripada Tahun 2010 dan 2013 disebabkan, antara lain : kurang terbangunnya jejaring kerja sama litbang dengan
pihak terkait, seperti: Kemenristek, LIPI, Perguruan Tinggi,Litbang Industri,dsb;
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 13
minimnya hasil litbang yang dapat dimanfaatkan olehmasyarakat industri karena umumnya masih dalam bentukprototype atau uji coba;
dalam penentuan kegiatan litbang belum berorientasi padakebutuhan pasar/industri;
hasil litbang belum tersosialisakan dengan baik padamasyarakat/industri;
kerja sama atau kolaborasi litbang antar lembaga litbangpemerintah, Perguruan Tinggi, dan Industri relatif masih rendahjika dibandingkan Negara lain;
masih kurangnya pelatihan di bidang teknologi yang sesuaidengan kebutuhan satker BPKIMI dalam meningkatkankompetensi SDM Peneliti di Balai;
Langkah-langkah yang telah dilakukan, antara lain : perlu ditingkatkannya lagi usulan program dan kegiatan
penelitian Balai Besar dan Baristand Industri agarmenghasilkan penelitian yang aplikatif, mempunyai kajiantekno ekonomi, memiliki potensi untuk mendapat pengakuanHKI, termasuk penelitian lebih lanjut yang diprakarsai dandikerjakan secara bersama-sama oleh Balai Besar, BaristandIndustri bersama industri/dunia usaha. Diharapkan kerja samatersebut dapat menghasilkan teknologi di bidangproses/produk/peralatan yang dibiayai bersama atau dibiayaioleh dunia usaha yang sifatnya operasional;
mempertajam fokus litbang industri yang berorientasi padapemetaan kebutuhan usaha;
meningkatkan kapasitas dan kapabilitas litbang industridengan memperkuat SDM, kelembagaan intermediasi, dansarana litbang;
meningkatkan networking (jejaring) dengan lembaga/institusidalam dan luar negeri serta pelaku industri;
memperkuat kompetensi inti Balai dan memperkuatpemasaran bersama Balai;
meningkatkan Komersialisasi Hasil Riset Teknologi;
meningkatkan kompetensi profesional peneliti.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 14
2. Meningkatnya kerjasama litbang
Kerjasama litbang tersebut meliputi kerja sama dengan
industri dan akademisi. Bila dibandingkan dengan capaian
kerjasama litbang Instansi dengan industri tahun 2013-2014
mengalami peningkatan, namun pada tahun 2010-2012
mengalami penurunan (belum dilakukan)
Tabel 2. Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Kerjasama LitbangTahun 2010-2014
SasaranStrategis Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
T R T R T R T R T RMeningkatnyakerjasamalitbang
Kerjasama instansidangan industri
Kerjasama 0 0 0 0 0 0 4 6 4 4
Berdasarkan uraian table di atas, dapat dijelaskan bahwa
kerjasama litbang instansi dengan perusahaan industri sejak
tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 belum dilakukan, namun
pada tahun 2013 baru dilakukan. Secara rinci sebagai berikut :
Tahun 2013 :
a. Kerjasama pelaksanaan program penelitian perioritas nasional
Master Plan percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi Indonesia (PENPRINAS MP3EI) Tahun 2011-2015 antara
Baristand Industri Banda Aceh dengan Universitas Syiah Kuala.
b. Kerjasama teknis antara Baristand Industri Banda Aceh
dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA) Aceh
c. Kerjasama teknis antara Baristand Industri Banda Aceh
dengan Balai Besar Industri Agro Bogor
d. Kerjasama teknis antara Baristand Industri Banda Aceh
dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM
Provinsi Aceh
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 15
e. Kerjasama teknis antara Baristand Industri Banda Aceh
dengan Advokat dan Konsultan HKI Aceh.
f. Kerjasama teknis antara Baristand Industri Banda Aceh
dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh.
Tahun 2014 :
a. Kerjasama pelaksanaan program penelitian perioritas nasional
Master Plan percepatan dan perluasan pembangunan
ekonomi Indonesia (PENPRINAS MP3EI) antara Baristand
Industri Banda Aceh dengan Team Universitas Syiah Kuala
dengan judul penelitian “Produksi diasilgliserol dari crude palm
oil (CPO) menggunakan kavitasi hidrodinamik untuk
mendukung penguatan industry hilir kelapa sawit”.
b. Kerjasama untuk melaksanakan kegiatan program penelitian
kompetensi, inovasi dan pengembangan teknologi antara
Baristand Industri Banda Aceh dengan Tim Peneliti Universitas
Syiah Kuala dengan judul program penelitian “Ekstraksi minyak
alpukat menggunakan green solvent dan aplikasinya untuk
meningkatkan kestabilan oksidasi produk pangan”
c. Kerjasama untuk melaksanakan kegiatan program penelitian
kompetensi, inovasi dan pengembangan teknologi antara
Baristand Industri Banda Aceh dengan Tim Fakultas Teknik
Peneliti Universitas Syiah Kuala dengan judul program
penelitian “Penerapan teknologi redistilasi fraksinasi vakum
tipe kolom isian dalam meningkatkan mutu minyak nilam hasil
penyulingan rakyat”
d. Kerjasama teknis antara Baristand Industri Banda Aceh
dengan Perusahaan Jahe Instan Cut Ti dalam kegiatan
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 16
“Rancang bangun peralatan produksi bubuk jahe instan
system otomatis dan aplikasinya”.
3. Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang
Sasaran ini dimaksudkan untuk memberikan informasi hasil
litbang yang telah dilakukan melalui jurnal ilmiah. Karya ilmiah
yang dipublikasikan direncanakan sebanyak dua kali terbitan
dalam setahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 3. Capaian Sasaran Strategis karya ilmiah yang dipublikasikanTahun 2010-2014
SasaranStrategis Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
T R T R T R T R T RMeningkatnyapublikasiilmiah hasillitbang
Karya ilmiah yangdipublikasikan
Terbitan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Dari Tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa capaian
sasaran strategis karya ilmiah yang dipublikasikan dari tahun 2010
sampai dengan tahun 2014, realisasi sesuai dengan target yang
ditentukan, Buletin karya ilmiah hasil penelitian industri Baristand
Industri Banda Aceh sudah mendapat akreditasi Keputusan
Ketua LIPI Nomor : 395/D/2012 Tanggal 24 April 2012 dengan
Sertifikat Nomor : 427/AU/P2MI-LIPI/04/2012 dengan Nomor ISSN :
2089-5380. Sehingga indikator ini tidak ada kendala karena
semua target yang direncanakan dapat dilaksanakan.
4. Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada dunia usaha.
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan
jasa teknis bagi industri atau dunia usaha. Bila dibandingkan
dengan capaian pelayanan jasa teknis setiap tahun mengalami
peningkatan.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 17
Tabel 4. Capaian Sasaran Strategis jasa pelayanan teknis kepadadunia usaha Tahun 2010-2014
SasaranStrategis Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
T R T R T R T R T RMeningkat-nyajasa pelayananteknis kepadadunia usaha
Jumlah pesertapelatihanketrampilan dankeahlian SDM
Orang 15 15 42 60 30 35 85 110 15 65
Jumlah sampelpengujian
Sampel 1.000 942 1.100 1.034 1.500 1.354 1.750 2.153 2.000 3.002
Jumlah desain/prototype
Proto-tipe
3 3 0 0 4 4 2 2 2 3
Jumlahperusahaanyang dilayani
Prsh 112 114 35 38 40 47 250 202 150 111
Jumlah sertifikasiproduk
Prsh 0 0 3 2 3 3 5 3 5 5
Jumlahsurvailance SPPTSNI
Prsh 0 0 2 2 3 3 5 3 5 4
Nilai JPT Rp.
800.
000.
000,
-
632.
023.
734,
-
650.
000.
000,
-
626.
234.
095,
-
720.
810.
000
894.
696.
955,
-
800.
000.
000,
-
940.
932.
604,
-
1.15
0.00
0.00
0,
1.55
1.06
6.98
9,
Berdasarkan Tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa
capaian sasaran strategis jasa pelayanan teknis kepada dunia
usaha sebagai berikut :
Tahun 2010 :
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM :
a. Pelatihan pengujian mikrobiologi dalam air minum dalam
kemasan dan bahan pangan diikuti 15 orang peserta.
2. Jumlah sampel pengujian
Target sebanyak 1.000 contoh uji, sedangkan realisasi hanya
942 contoh uji yang terdiri dari :
a. Pengujian air, air limbah, udara emisi, kebisingan, ambient,
litbang dan lain-lain
b. Pengujian bahan dan produk makanan dan minuman
c. Pengujian pupuk dan gula aren
d. Pengujian bahan bangunan
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 18
e. Dan pengujian lainnya sesuai dengan permintaan
masyarakat/perusahaan industri
3. Jumlah desain/prototype
a. Alat distilasi fraksinasi vacuum minyak nilam skala IKM
b. Peralatan pembuatan briket arang dari cangkang sawit
c. Peralatan penyulingan minyak sereh wangi system uap
4. Jumlah perusahaan yang dilayani
Jumlah perusahaan yang dilayani ditargetkan sebanyak 112
perusahan/instansi, sedangkan realisasi sebanyak 114
perusahaan/instansi yang terdiri dari instansi pemerintah,
perusahaan industry, lembaga pendidikan dan lain
sebagainya.
5. Jumlah sertifikasi produk
Sertifikasi produk pada tahun ini belum direncanakan, hal ini
disebabkan karena lembaga tersebut (LSPro) belum
terbentuk, masih dalam bentuk sosialisasi ke perusahaan.
6. Jumlah survailance SPPT SNI
Survailance SPPT SNI, anggarannya dialokasinya untuk
melakukan sosialisasi ke perusahaan industri
7. Nilai JPT
Target penerimaan JPT sebesar Rp. 800.000.000,- sedangkan
realisasi sebesar Rp. 632.023.734,- hal ini disebabkan kondisi
perekonomian Aceh pasca konflik tsunami belum berjalan
normal.
Tahun 2011 :
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM :
a. Pelatihan teknologi proses peningkatan mutu produk
pangan bagi IKM di Provinsi Aceh diikuti 15 orang peserta.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 19
b. Pelatihan pemahaman sistim mutu perusahaan sesuai
dengan ISO 9000-2008 bagi IKM diikuti 15 orang peserta.
c. Sosialisasi kompetensi Balai diikuti 30 orang peserta.
2. Jumlah sampel pengujian
Target sebanyak 1.100 contoh uji, sedangkan realisasi hanya
1.034 contoh uji yang terdiri dari :
a. Pengujian air, air limbah, udara emisi, kebisingan, ambient,
litbang dan lain-lain
b. Pengujian bahan dan produk makanan dan minuman
c. Pengujian pupuk dan gula aren
d. Pengujian bahan bangunan
e. Dan pengujian lainnya sesuai dengan permintaan
masyarakat/perusahaan industri
3. Jumlah desain/prototype
Tidak ada desain peralatan, karena litbang yang dilakukan
pada tahun tersebut berupa penelitian teknologi proses.
4. Jumlah perusahaan yang dilayani
Jumlah perusahaan yang dilayani ditargetkan sebanyak 35
perusahan/instansi, sedangkan realisasi sebanyak 38
perusahaan/instansi yang terdiri dari instansi pemerintah,
perusahaan industry, lembaga pendidikan dan lain
sebagainya.
5. Jumlah sertifikasi produk
a. Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan dan
b. Perusahaan Bubuk Kopi Tgk. Aceh
6. Jumlah survailance SPPT SNI
Belum dilakukan karena sertifikasi akreditasi LSPro Aceh baru
terbit pada tanggal 29 Nopember 2011.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 20
7. Nilai JPTTarget penerimaan JPT sebesar Rp. 650.000.000,- sedangkan
realisasi sebesar Rp. 626.234.095,- atau sebesar 96,34 persen
hal ini disebabkan karena kondisi peralatan laboratorium
yang sudah mengalami penuaan dan perekonomian Aceh
pasca konflik tsunami belum berjalan normal.
Tahun 2012 :
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM :
a. Pelatihan peningkatan mutu produk industri lokal yang
diikuti 15 orang peserta.
b. Pelatihan peningkatan SDM sesuai dengan ISO 17025-2008
yang diikuti sebanyak 20 orang peserta.
2. Jumlah sampel pengujian
Target sebanyak 1.500 contoh uji, sedangkan realisasi hanya
1.354 contoh uji yang terdiri dari :
a. Pengujian air, air limbah, udara emisi, kebisingan, ambient,
litbang dan lain-lain
b. Pengujian bahan dan produk makanan dan minuman
c. Pengujian pupuk dan gula aren
d. Pengujian bahan bangunan
e. Dan pengujian lainnya sesuai dengan permintaan
masyarakat/perusahaan industri
3. Jumlah desain/prototype
a. Alat pengupas buah pinang skala IKM
b. Peralatan produksi biodiesel menggunakan system
otomatis berbasis programmear logic controle (PLC)
c. Peralatan penggongsengan biji kopi system vacuum
d. Alat ekstraksi getah jernang portabel
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 21
4. Jumlah perusahaan yang dilayani
Jumlah perusahaan yang dilayani ditargetkan sebanyak 40
perusahan/instansi, sedangkan realisasi sebanyak 47
perusahaan/instansi yang terdiri dari instansi pemerintah,
perusahaan industry, lembaga pendidikan dan lain
sebagainya.
5. Jumlah sertifikasi produk
a. Perusahaan AMDK CV. Lampoih Raya Sigli
b. Bubuk Kopi UD. Tgk. Aceh
c. Semen Portland Campha Cemen Joint Sock Company
Vietnam.
6. Jumlah survailance SPPT SNI
a. Perusahaan AMDK CV. Lampoih Raya Sigli
b. Bubuk Kopi UD. Tgk. Aceh
7. Nilai JPT
Penerimaan Jasa Pelayanan Teknis melampaui target yang
ditetapkan yaitu sebesar Rp. 894.696.955,- dari target yang
ditetapkan sebesar Rp. 720.810.000,- atau sebesar 124,12
persen.
Tahun 2013 :
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM :
a. Pelatihan diversifikasi olahan ikan diikuti 15 orang peserta
b. Pelatihan pengembangan teknologi proses penyulingan
minyak atsiri diikuti 15 orang peserta
c. Pelatihan kalibrasi peralatan laboratorium (volume dan
massa) diikuti oleh 20 orang peserta.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 22
d. Pelatihan ISO 14001 (system manajemen lingkungan) diikuti
oleh 20 orang peserta’
e. Pelatihan pemahaman ISO 17025-2005 diikuti oleh 20 orang
peserta.
f. Pelatihan pengenalan hak kekayaan intelektual (HKI) dan
penyusunan patent drafting diikuti oleh 20 orang peserta.
2. Jumlah sampel pengujian
Jumlah sampel pengujian ditargetkan sebanyak 1.750 contoh
dan realisasinya melebihi dari target yang ditentukan yaitu
sebanyak 2.153 contoh, terdiri dari : Laboratorium Kimia
sebanyak 1.208 contoh uji dan Laboratorium Lingkungan
sebanyak 945 contoh uji.
3. Jumlah desain/prototype
a. Peralatan produksi gula merah dari tebu
b. Peralatan pengolahan ikan kayu (keumamah) chip skala
IKM.
4. Jumlah perusahaan yang dilayani
Jumlah perusahaan yang dilayani masih dibawah target yang
ditentukan yaitu sebanyak 202 perusahaan dari target yang
ditetapkan sebanyak 250 perusahaan, hal ini disebabkan
pertumbuhan industry di Aceh belum berkembang secara
signifikan.
5. Jumlah sertifikasi produk
Jumlah sertifikasi produk yang dapat dilaksanakan sebanyak 3
perusahaan, masih dibawah target yang direncanakan
sebanyak 5 perusahaan, yaitu :
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 23
a. Perusahaan Nghi Son Cemen Corporation, Vietnam
(Importir PT. Sumber Sarana Berkah Deli Serdang Sumatera
Utara)
b. CV. Putroe Jaya, Kembang Tanjong Kabupaten Pidie
c. CV. Agrolita Bumi Aceh, Kota Langsa.
6. Jumlah survailance SPPT SNI
Jumlah survailance SPPT SNI ditargetkan sebanyak 5
perusahaan, namun yang terlaksana hanya 3 perusahaan,
yaitu :
a. Bubuk kopi UD. Tgk. Aceh, Banda Aceh
b. Perusahaan AMDK CV. Lampoih Raya, Sigli
c. Campha Cement Joint Stock Company, Vietnam (Importir
PT. Sumber Sarana Berkah Deli Serdang Sumatera Utara).
7. Nilai JPT
Penerimaan Jasa Pelayanan Teknis (PNBP) sebesar Rp.
940.932.604,-, melampaui target yang direncanakan yaitu
sebesar Rp. 800.000.000,-
Tahun 2014 :
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM
Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian
ditargetkan sebanyak 15 orang, sedangkan realisasi sbb :
a. 2 orang peserta dari BLH Aceh Tengah
b. 10 orang peserta dari Mahasiswa Fakultas Teknologi Hasil
Pertanian Universitas Serambi Mekkah
c. 4 orang peserta dari Mahasiswa FKIP Biologi Unsyiah
d. 2 orang peserta dari Pegawai PDAM Tirta Daroy Banda
Aceh
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 24
e. 2 orang peserta dari Mahasiswa Fakultas Teknologi
Pertanian Unsyiah
f. 10 orang peserta dari Mahasiswa Politeknik Kesehatan
Aceh.
2. Jumlah sampel pengujian
Jumlah sampel pengujian ditargetkan sebanyak 2.000 contoh,
sedangkan realisasinya melebihi dari target yang ditentukan
yaitu sebanyak 3.002 contoh terdiri dari :
a. Laboratorium Kimia 1.219 contoh uji
b. Laboratorium Lingkungan 1.287 contoh uji
c. Laboatorium Udara 470 contoh uji dan
d. Laboratorium Proses 15 contoh uji.
3. Jumlah desain/prototipe
Jumlah desain/prototipe direncanakan sebanyak 2 peralatan,
namun realisasinya melebihi dari target yaitu sebanyak 3
prototipe, yaitu :
a. Modifikasi peralatan penggongseng biji kopi sistem blower
b. Peralatan ekstraksi minyak nilam dengan metode
fermentasi menggunakan media arhizopus oryzae.
c. Rancang bangun peralatan produksi bubuk jahe instan
sistem otomatis dan aplikasinya pada Perusahaan Jahe
Instan Cut Ti.
4. Jumlah perusahaan yang dilayani
Jumlah perusahaan yang dilayani masih dibawah target
yang ditentukan yaitu sebanyak 111 perusahaan dari target
yang ditetapkan sebanyak 150 perusahaan, hal ini
disebabkan pertumbuhan industry di Aceh belum
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 25
berkembang secara signifikan dan juga perusahaan yang
sama dilayani berulang-ulang.
5. Jumlah sertifikasi produk
Jumlah sertifikasi produk yang dapat dilaksanakan sebanyak 4
perusahaan sesuai dengan target yang direncanakan
sebanyak 4 perusahaan, yaitu :
a. CV. Orion Mega Galaxy, Kabupaten Aceh Besar
b. CV. Citra Bening Abadi, Kabupaten Aceh Besar
c. PT. Sukma Jati, Pekan Baru Riau
d. CV. Agrolita Bumi Aceh, Langsa Aceh Timur.
6. Jumlah survailance SPPT SNI
Jumlah survailance SPPT SNI ditargetkan sebanyak 5
perusahaan, namun yang terlaksana hanyak 2 perusahaan,
yaitu :
a. Bubuk Kopi, UD. Tgk. Aceh, Banda Aceh
b. Perusahaan AMDK CV. Lampoih Raya, Kabupaten Sigli
7. Nilai JPT
Penerimaan Negara Bukan Pajak dari Jasa Pelayanan Teknis
sebesar Rp. 1.551.066.989,-, hal ini melampaui target yang
direncanakan yaitu sebesar Rp. 1.150.000.000,-
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 26
5. Meningkatnya standardisasi industri daerah
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi
dalam rangka mendukung riset dan standardisasi industri. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 5. Capaian Sasaran Strategis jasa pelayanan teknis kepadadunia usaha Tahun 2010-2014
SasaranStrategis Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
T R T R T R T R T RMeningkatnyastandardisasiindustridaerah
Jumlah SDM yangmemperolehsertifikat
Orang 10 10 21 21 12 36 14 29 6 15
Jumlahpengadaan alatlaboratorium
Unit 3 3 3 3 0 0 13 13 1 3
Jumlah lingkuppengakuan produkLPK oleh KAN
Lingkup 0 0 0 0 0 0 0 0 2 10
Tahun 2010 :
1. Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat
a. 2 orang Diklat manajemen system mutu ISO 9000-2000
b. 3 orang Diklat operasioanl alat laboratorium
c. 2 orang Diklat pengujian mikrobiologi dalam AMDK
d. 3 orang Diklat ISO 17025-2005 dan nilai ketidakpastian
2. Jumlah Pengadaan Alat Laboratorium
a. GCMS
b. Tanur Pembakar
c. Absensi Sidik Jari
3. Jumlah Lingkup Pengakuan Produk LPK oleh KAN
Lingkup pengakuan produk LPK oleh KAN tidak direncanakan
pada tahun yang bersangkutan.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 27
Tahun 2011 :
1. Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat
a. 3 orang Diklat Auditor ISO 9000-2008
b. 3 orang Diklat ISO 17025-2008
c. 3 orang Diklat Operasional alat laboratorium
d. 1 orang Diklat metode uji
e. 3 orang Diklat mikrobiologi dan lab proses
f. 2 orang Diklat pengadaan barang/jasa pemerintah
g. 3 orang Diklat analisa lingkungan/pencemaran
h. 3 orang Diklat Fungsional
2. Jumlah Pengadaan Alat Laboratorium
a. 3 jenis alat asesories laboratorium.
3. Jumlah Lingkup Pengakuan Produk LPK oleh KAN
Lingkup pengakuan produk LPK oleh KAN tidak direncanakan
pada tahun yang bersangkutan.
Tahun 2012 :
1. Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat
Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat dalam pendidikan
dan pelatihan ditargetkan sebanyak 12 orang, namun dalam
pelaksanaannya melampaui target yaitu sebanyak 36 orang,
yaitu :
a. 1 orang Diklat auditor ISO 9001-2008
b. 20 orang Diklat operasional alat laboratorium/metode uji/
perhitungan angka ketidakpastian
c. 3 orang Diklat Tenaga fungsional peneliti/perekayasaan
d. 2 orang Diklat tenaga ahli pengadaan barang/jasa
e. 2 orang Diklat auditor/lead auditor
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 28
f. 2 orang Diklat PPC
g. 1 orang Diklat drafting paten
h. 1 orang Diklat pengolahan limbah industry agro
i. 1 orang Diklat teknis tata kelola HKI
j. 1 orang Diklat tata kelola majalah ilmiah
k. 1 orang Diklat peningkatan kompetensi pranata computer
l. 1 orang Diklat teknis penyusunan anjab dan ANK
m. 1 orang Diklat sipeg kepegawaian.
2. Jumlah Pengadaan Alat Laboratorium
a. Autoclave
b. Membran filter holder wheatman
c. TOC
d. ODS hypersil
e. Biobesic SCX
f. TG-IMS
g. TR-5OMS
h. GPS
i. Filter holder
j. Weather instrument
k. Termokopel
l. Cooler box
m. Lemari asam
3. Jumlah Lingkup Pengakuan Produk LPK oleh KAN
Lingkup pengakuan produk LPK oleh KAN tidak direncanakan
pada tahun yang bersangkutan.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 29
Tahun 2013 :
1. Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat
Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat dalam pendidikan
dan pelatihan ditargetkan sebanyak 14 orang, namun dalam
pelaksanaannya melampaui target yaitu sebanyak 29 orang,
yaitu :
a. 1 orang Diklat pengadaan barang/jasa pemerintah
b. 3 orang Diklat Penyesuaian Ijazah
c. 2 orang Diklat metode pengujian kualitas udara emisi dan
ambient
d. 1 orang Diklat assessor lisensi
e. 2 orang Diklat PPC
f. 3 orang Diklat jaminan mutu dan kemasan produk
g. 1 orang Diklat ISO 9001-2008
h. 2 orang Diklat manajemen ISO TR 10013-2011
i. 2 orang Diklat ISO 17065
j. 2 orang Diklat AMDAL
k. 1 orang Diklat PIM Tk. III
l. 1 orang Diklat PIM Tk. IV
m. 5 orang Diklat Pengoperasian alat laboratorium HPLC
n. 1 orang Diklat Bendahara
o. 1 orang Diklat Ujian Calon Bendahara
p. 1 orang Diklat Orientasi Tupoksi
q. 1 orang Diklat Pengoperasian alat uji kadar air
r. 2 orang Diklat uji fisik semen
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 30
2. Jumlah Pengadaan Alat Laboratorium
Pengadaan alat laboratorium direncanakan sebanyak 10
unit/buah, namun melebihi target yang direncanakan yaitu
sebanyak 12 unit/buah, yaitu :
a. Neraca analitik
b. Penangas air
c. Stirring Hot plate
d. Colony counter
e. Alat uji ambient
f. Alat uji emisi
g. pH meter
h. DO meter
i. Turbidimeter
j. Water sampler
k. Pengukuran kecepatan air
l. Conduktivity meter
3. Jumlah Lingkup Pengakuan Produk LPK oleh KAN
Laboratorium Baristand Industri Banda Aceh mendapat
sertifikasi akreditasi pada tanggan 12 Desember 2013 dengan
ruang lingkup 4 produk, dengan total 23 parameter.
Tahun 2014 :
1. Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat
Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat dalam pendidikan
dan pelatihan sebanyak 15 orang melampaui dari target
yang direncanakan yaitu sebanyak 6 orang, yaitu :
a. 3 orang Diklat ISO 17065
b. 1 orang Diklat Fungsional Penguji Mutu Barang
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 31
c. 1 orang Diklat Ketidak pastian Pengukuran Dalam
Pengujian
d. 1 orang Diklat Patent Drafting
e. 1 orang Diklat Fungsional Peneliti
f. 1 orang Diklat Operasional Peralatan Laboratorium GCMS
g. 1 orang Diklat PIM Tk. III
h. 1 orang Diklat PIM Tk. IV
i. 1 orang Diklat Prajabatan Tk. III
j. 4 orang Diklat Prajabatan Tk. II
2. Jumlah Pengadaan Alat Laboratorium
Pengadaan alat laboratorium ditargetkan sebanyak 1 unit,
namun dalam pelaksanaan melebihi dari target yang
direncanakan sebanyak 3 unit/buah, yaitu :
a. 1 unit Ginset
b. 1 Unit GCMS Bantuan dari BPKIMI Kementerian Perindustrian
c. 1 Unit Kjedalhal, alat Destruksi Protein, Bantuan Pemerintah
Jerman.
3. Jumlah Lingkup Pengakuan Produk LPK oleh KAN
Laboratorium Baristand Industri Banda Aceh mendapat
sertifikasi akreditasi pada tanggan 12 Desember 2013 dengan
ruang lingkup 4 produk, dengan total 23 parameter.
6. Meningkatnya Budaya Pengawasan Dalam Rangka MendukungRiset dan Standardisasi Industri.
Sasaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan budaya
pengawasan dalam rangka mendukung riset dan standardisasi
industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 32
Tabel 6. Capaian Sasaran Strategis budaya pengawasan dalamrangka mendukung riset dan standardisasi industri Tahun 2010-2014
SasaranStrategis Indikator Kinerja Satuan 2010 2011 2012 2013 2014
T R T R T R T R T RMeningkatnyabudayapengawasandalam rangkamendukungriset danstandardisasiindustri
Terlaksananyapemeliharaan danperemajaan SIL
Unit 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1
Terlaksananyapemeliharaan danperemajaanwebsite
Unit 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
Terlaksananyamonitoring danevaluasi kegiatan
Kegiatan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Dari table di atas, dapat dijelaskan bahwa capaian
sasaran strategis budaya pengawasan dalam rangka
mendukung riset dan standardisasi industri tahun 2010 – 2014
realisasinya sesuai dengan target yang telah ditetntukan.
Sehingga hasilnya sebagai berikut :
Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan Sistem
Informasi Laboratorium (SIL), dengan alamat e-mail
“baristandaceh.go.id, pengujian,SIL Baristand Aceh”
Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan website,
dengan alamat “baristandaceh.kemenperin.go.id”.
Terlaksananya kegiatan monitoring dan evaluasi kegiatan
Baristand Industri Banda Aceh, sehingga semua program
kegiatan yang direncanakan dapat berjalan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 33
1.2. POTENSI DAN PERMASALAHAN
1. Potensi
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Dalam rangka melaksanakan tupoksi serta mencapai
visi dan misi Baristand Industri Banda Aceh yang berbasis
riset dan teknologi, diperlukan sumber daya manusia (SDM)
yang handal, berkualitas dan berkompeten sebagai aset
strategis. Saat ini Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda
Aceh didukung oleh SDM yang berjumlah 66 orang
pegawai terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan.
Banyaknya jumlah pegawai di lingkungan Baristand
Industri Banda Aceh merupakan suatu potensi yang dapat
didayagunakan dalam pengembangan dan pengolahan
produk industri di Provinsi Aceh dengan peningkatan
teknologi maupun inovasi dalam rangka peningkatan mutu
produk, perbaikan proses/teknologi, rancang bangun
peralatan industri (RBPI), dan rekayasa guna memenuhi
kebutuhan masyarakat industri.
Berdasarkan tingkat pendidikan, saat ini Baristand
Industri Banda Aceh memiliki personil: Magister (Teknik Kimia)
7 orang, Sarjana (Tek. Kimia, Mesin, THP, Elektro dan
Ekonomi) 21 orang, Diploma III (Analis Kimia, Farmasi, Gizi) 11
orang, SLTA, SMK dan lainnya 26 orang serta tamatan SD 1
orang. Berdasarkan jabatan fungsional, saat ini Baristand
Industri Banda Aceh memiliki personil Peneliti 8 orang,
Perekayasa 2 orang, Litkayasa 7 orang, Pengendali Dampak
Lingkungan (PEDAL) 1 orang, Pranata Komputer 1 orang.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 34
Adapun jumlah pegawai berdasarkan latar belakang
pendidikan dan jabatan fungsional serta berdasarkan umur
disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8 serta Tabel 9.
Tabel 7. Jumlah Pegawai Baristand Industri Banda Acehberdasarkan Pendidikan.
Nomor Pendidikan Jumlah Prosentase1. Sekolah Dasar 1 1,522. SLTP - -3. SLTA 26 39,394. Sarmud (D3) 11 16,675. Sarjana (S1) 21 31,826. Magister (S2) 7 10,60
Jumlah 66 100,00
Tabel 8. Jumlah Pegawai Baristand Industri Banda Acehberdasarkan Jabatan Fungsional.
No. JabatanFungsional
JumlahPejabat
Fungsional(orang)
Prosentase(dihitung darijumlah totalpegawai=66
org)1. Peneliti 8 12,122. Perekayasaan 2 3,033. Teknisi Litkayasa 7 10,604. Peng. Dampak
Lingkungan1 1,51
5. PranataKomputer
1 1,51
Jumlah 19 28,77
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 35
Tabel 9. Jumlah Pegawai Baristand Industri Banda Acehberdasarkan Umur.
Nomor Umur Jumlah Prosentase1. 20 – 30 Tahun 8 12,122. 31 – 40 Tahun 14 21,213. 41 – 50 Tahun 9 13,644. 51 – 60 Tahun 35 53,03
Jumlah 66 100,00
b. Sarana dan Prasarana
Gedung Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda
Aceh menempati areal seluas 2.660 m2 dengan luas
bangunan kantor/laboratorium 1.635,4 m2, yang berlokasi di
Jalan Cut Nyak Dhien Nomor 377 Lamteumen Timur Banda
Aceh, mempunyai 1 ruang Pimpinan, 5 ruangan Pejabat
eselon IV, 1 ruangan kelompok pejabat fungsional, 1
ruangan sektariat Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Aceh, 1
ruangan tata usaha, 1 ruangan Perlayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP), 5 laboratorium, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang
perbengkelan dan 1 ruang serba guna yang semuanya
terhubung dengan fasilitas internet/WIFI kecepatan tinggi.
c.Jejaring KerjaDi bidang litbang, telah dibangun berbagai kerja
sama litbang yang melibatkan unsur Academic, Bussiness,
dan Government (ABG). Beberapa diantaranya adalah
kerja sama litbang, pengujian mutu dan sertifikasi SPPT SNI,
antara lain:
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 36
Kerja sama dengan KUB Nilam tentang Pendirian
Inkubator Minyak Atsiri Nilam di Desa Teladan Kabupaten
Aceh Besar Prov. Aceh; pilot project minyak atsiri di
lambaro Aceh Besar dan UD tuna di Kabupaten Aceh
Besar
Kerja sama dengan Institusi Akademis antara lain dengan
Politeknik Kesehatan dan Gizi, AKA FARMA, SMTI,
Universitas Serambi Mekkah dan Universitas Syiah Kuala
dalam hal kerja praktek, penelitian maupun penggunaan
fasilitas laboratorium;
Kerja sama dengan Pemerintah Aceh tentang
Pengembangan dan Penerapan Hasil Litbang Teknologi
Industri untuk mendukung Pembangunan Industri di
Kabupaten/Kota;
Kerja sama dengan BUMN dan Perusahaan swasta antara
lain dengan PT.PIM, PT. PTPN I (Persero), PT. LCI Aceh
Besar, PT. BSP Kabupaten Nagan Raya, PT. MIFA dan BEL
Meulaboh, PT. PERTAMINA (Persero), Universitas Teuku
Umar Meulaboh, PLTU Nagan Raya, PT. PLN (Persero) dan
PT. Karya Tanah Subur, CV. Lampoih Raya, CV. Galang Q-
Lia, CV. Ie Yadara, PT. Aini Sejahtera, CV. Orion Mega
Galaxy, CV. Cahaya Tawi, CV. Ima Montaz Sejahtera
Lhokseumawe, CV. Adiyan Aneuk Rambong, CV. Rajawali
Prima Tirta, CV. Saqua Pasee dan PT. Prakarsa Barasindo,
Cam Pha Cement dan Halong Cement, CV. Lima Mandiri
Consultan, CV. Ganessa Consultant, CV. Lintang Utama
Infotek, Exxon Mobile Oil Indonesia Inc., PT. Aditya
Engineering Consultant, PT. Multi Area Conindo, PT.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 37
Pembangunan Perumahan (Persero) tbk, PT Waskita
Karya (Persero), Lembaga Pengabdian Masyarakat
Universitas Syiah Kuala, dalam hal pengujian AMDK,
semen, SPPT SNI, limbah cair, sumur pantau, badan air,
udara ambient dan emisi;
Kerja Sama dengan Lembaga Lingkungan Hidup
Kab/Kota antara lain Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Aceh Utara, Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan, Kebersihan, Dan Pertamanan Kabupaten
Aceh Barat, Kotamadya Sabang, Aceh Singkil, Aceh
Selatan, Aceh Timur, Simeulue, Nagan Raya, Aceh
Tengah, Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
d. Publikasi Hasil LitbangBaristand Industri Banda Aceh menerbitkan publikasi
ilmiah yaitu “Jurnal Hasil Penelitian Industri” (HPI). Jurnal HPI
merupakan publikasi ilmiah nasional berisi hasil penelitian
dan pengembangan dalam bidang industri yang dilakukan
oleh para Peneliti, Perekayasa dari kalangan internal dan
eksternal serta hasil penelitian dari Perguruan Tinggi Negeri
dan Swasta yang ada di Indonesia. Jurnal HPI terbit berkala 2
kali dalam setahun dan telah memperoleh
akreditasi dari LIPI, melalui website dengan alamat
“baristandaceh.kemenperin.go.id”, selain itu juga melalui
pameran pembangunan serta melalui seminar nasional hasil
litbang yang diadakan setiap tahunnya.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 38
e. Infrastruktur Teknologi Litbang dan IndustriSecara umum, Infrastruktur teknologi di Provinsi Aceh
tersebar di berbagai lembaga yang melakukan kegiatan
litbang dan berkaitan dengan mutu serta standardisasi
produk, yaitu lembaga/institusi litbang Kementerian dan Non
Kementerian maupun institusi litbang swasta, perguruan
tinggi, serta Balitbang Daerah.
Infrastruktur litbang di lingkungan Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh meliputi:
Sarana dan prasarana laboratorium yang mencakup: 1
laboratorium riset dan 6 laboratorium uji (laboratorium
kimia; laboratorium limbah cair; laboratorium udara;
laboratorium mikrobiologi; laboratorium fisik semen dan
bahan bangunan; laboratorium riset; dan laboratorium
atsiri dan rempah).
Sarana dan prasarana perbengkelan dan Rancang
Bangun dan Perekayasaan Industri (RBPI);
Sarana dan Prasarana difusi alih teknologi berupa
inkubator teknologi minyak atsiri; dan
Sarana publikasi, antara lain: jurnal/majalah ilmiah yang
terakreditasi. Website, media social, dll.
Kegiatan utama yang dilakukan di Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh antara lain: Pengujian
produk makanan dan minuman, produk olahan industri,
produk hasil alam dan tambang, pengujian lingkungan serta
sertifikasi produk. Selain itu Baristand Industri Banda Aceh juga
melayani konsultansi lingkungan (AMDAL), konsultansi Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) serta rancang bangun peralatan
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 39
industri.
Baristand Industri Banda Aceh juga memiliki 1 unit
inkubator penyulingan minyak nilam berlokasi di Desa
Teuladan Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Aceh
Besar yang dapat dijadikan sebagai sarana penelitian
penyulingan minyak atsiri khususnya minyak nilam. Hal ini
merupakan langkah strategis dalam rangka pengembangan
minyak atsiri di Provinsi Aceh dan sejalan dengan fokus
Baristand Industri Banda Aceh yaitu dibidang minyak atsiri
dan rempah-rempah serta komoditi unggulan daerah.
f. Ketersediaan Sumber Daya Alam yang Dapat DigunakanSebagai Bahan Baku Industri
Sampai tahun 2014, Propinsi Aceh masih menjadi salah
satu produsen besar rempah dan atsiri di Indonesia, antara
lain pala dan nilam, serta komoditas unggulan lainnya seperti
hasil pertanian, hasil perikanan dan kelautan, perkebunan,
pertambangan, bahan galian, dan mineral. Propinsi Aceh
juga memiliki cadangan energi yang sangat besar seperti
panas bumi, gas alam, dan batubara yang sebagian besar
dimanfaatkan untuk mendukung berbagai industri, pertanian
dan transportasi. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki
Aceh seharusnya dapat dikelola seoptimal mungkin, dengan
meningkatkan industri pengolahan yang memberikan nilai
tambah tinggi dan mengurangi ekspor bahan mentah.
Namun kenyataannya hingga saat ini sumber daya alam
tersebut hanya sebahagian kecil saja yang diolah sedangkan
sisanya dijual mentah ke Provinsi lain dengan harga murah.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 40
Berikut ini adalah beberapa potensi sumber daya alam
Aceh yang disajikan pada Tabel 10 hingga Tabel 15.
Tabel 10. Potensi Minyak Atsiri dan Rempah-Rempah diProvinsi Aceh
Sumber: Aceh dalam Angka (2014)
No. Komoditi Satuan Jumlah Produksi
1 Nilam ton/tahun 4.368
2 Sereh Wangi ton/tahun 34.149
3 Pala ton/tahun 6.451
4 Cengkeh ton/tahun 1,435
5 Jahe ton/tahun 498
6 Kayu manis ton/tahun 723
7 Lada ton/tahun 257
8 Kemiri ton/tahun 12.302
9 Kunyit ton/tahun 656
10 Jarak ton/tahun 13
11 Gambir ton/tahun 17
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 41
Tabel 11. Potensi Hasil Pertanian di Provinsi Aceh
No. Komoditi Satuan Jumlah Produksi
1 Padi ton/tahun 1.937.890
2 Bawang merah kwintal 37.107
3 Bawang putih kwintal 1.260
4 Bawang daun kwintal 21.999
5 Kentang kwintal 113.096
6 Kubis kwintal 59.692
7 Kembang kol kwintal 8.973
8 Sawi kwintal 33.963
9 Wortel kwintal 22.239
10 Lobak kwintal 21
11 Kacang merah kwintal 21.291
12 Kacang panjang kwintal 152.525
13 Cabe kwintal 424.272
14 Cabe rawit kwintal 367.113
15 Jamur kwintal 13.816
16 Tomat kwintal 348.457
17 Terung kwintal 157.788
18 Buncis kwintal 39.094
19 Ketimun kwintal 182.470
20 Labu siam kwintal 68.654
21 Kangkung kwintal 104.315
22 Bayam kwintal 47.317
Sumber: Aceh dalam Angka (2014)
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 42
Tabel 12. Potensi Perkebunan di Provinsi Aceh
No. Komoditi Satuan Jumlah Produksi1 Kelapa sawit ton/tahun 355.3662 Karet ton/tahun 66.7723 Coklat ton/tahun 34.7954 Kelapa ton/tahun 55.4345 Kopi ton/tahun 48.2826 Tembakau ton/tahun 1.9837 Alpokat kwintal 74,6248 Mangga kwintal 270,5449 Rambutan kwintal 280,99410 Duku/langsat kwintal 66,50911 Jeruk siam kwintal 85,52212 Jeruk besar kwintal 123,32613 Belimbing kwintal 14,50514 Manggis kwintal 13,62215 Nangka/cempedak kwintal 81,15416 Durian kwintal 270,44917 Jambu biji kwintal 23,87218 Jambu air kwintal 26,65219 Sirsak kwintal 6,89220 Sukun kwintal 14,90521 Sawo kwintal 53,73922 Pepaya kwintal 148,29823 Pisang kwintal 689,89224 Nenas kwintal 8,44825 Salak kwintal 3,81026 Melinjo kwintal 99,07327 Semangka kwintal 165,39728 Melon kwintal 1,30129 Markisa kwintal 2,30630 Petai kwintal 5,229Sumber: Aceh dalam Angka (2014)
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 43
Tabel 13. Potensi Peternakan di Provinsi Aceh
No. Komoditi Satuan Jumlah Produksi
1 Kuda ekor/tahun 1.744
2 Sapi ekor/tahun 404.221
3 Sapi perah ekor/tahun 25
4 Kerbau ekor/tahun 111.950
5 Kambing ekor/tahun 655.650
6 Domba ekor/tahun 157.111
7 Ayam buras ekor/tahun 6.054.553
8 Ayam petelur ekor/tahun 243.270
9 Ayam pedaging ekor/tahun 3.041.218
10 Itik ekor/tahun 2.271.247
11 Puyuh ekor/tahun 62.424
Sumber: Aceh dalam Angka (2014)
Tabel 14. Potensi Perikanan di Provinsi Aceh
No. Komoditi Satuan Jumlah Produksi
1 Tambak ton 32.643,1
2 Kolam ton 12.751,9
3 Sawah ton 933,9
4 Jaring apung ton 479,9
5 Keramba ton 19,5
6 Laut ton 83,6
Sumber: Aceh dalam Angka (2014)
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 44
Tabel 15. Potensi Pertambangan di Provinsi Aceh
Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Prov. Aceh (2014)
No. Komoditi Satuan Jumlah
1 Batubara ton 1,074,543,517
2 Pasir Besi ton 479,000
3 Emas ton 5,520,000
4 Timah Hitam ton 279,000
5 Pospat ton 250,000
6 Marmer ton 39.240.189.000
7 Batu Gamping ton 37,995,921,000
8 Tras ton 268,804,000
9 Sabak ton 3,920,436,000
10 Kaolin ton 714,600,000
11 Lempung ton 15,127,504,000
12 Andesit ton 1,249,040,000
13 Granit ton 33,587,645,000
14 Pasir Kuarsa ton 61,726,000
15 Bentonit ton 143,729,000
16 Dolomit ton 80,000
17 Panas Bumi Mw 525
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 45
2. Permasalahan
a. Bidang Penelitian dan Pengembangan Industri
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh
sebagai salah satu lembaga litbang yang berperan aktif
dalam applied research telah banyak memberikan
kontribusi, terutama dalam hal pelayanan teknis ke dunia
industri terutama industri kecil dan menengah yang ada di
Provinsi Aceh.
Kualitas kelitbangan sudah seharusnya dipandang
sebagai penentu keberhasilan pembangunan industri
karena apa yang dihasilkan oleh lembaga litbang bisa
diukur, baik input, output maupun outcome-nya. Meskipun
demikian, dalam kenyataannya peranan kelitbangan
dalam pembangunan industri masih jauh dari apa yang
diharapkan karena berbagai permasalahan mendasar
yang selalu menghambat tumbuh dan berkembangnya
lembaga kelitbangan di dalam negeri, terutama di
lingkungan Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda
Aceh.
Terbatasnya sumber daya litbang tercermin dari
rendahnya kualitas SDM dan kesenjangan pendidikan di
bidang iptek. Selain itu, anggaran litbang sains dan
teknologi iptek juga masih sangat terbatas. Kecilnya
anggaran iptek berakibat pada terbatasnya fasilitas riset,
kurangnya biaya untuk operasional dan pemeliharaan,
serta rendahnya insentif untuk peneliti.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 46
Kendala SDM yang dimaksud antara lain kurangnya
kuantitas dan kualitas SDM litbang, pegawai yang akan
memasuki usia pensiun (usia > 51 tahun) juga memiliki porsi
yang cukup besar, yaitu berjumlah 35 orang atau 53,03
persen.
Disisi lain, prasarana dan sarana untuk mendukung
kegiatan kelitbangan terutama di lingkungan Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh masih rendah. Selama
kurun 5 (lima) tahun belakangan ini, pengadaan alat
laboratorium uji lebih banyak difokuskan untuk mendukung
kelancaran kegiatan pengujian dalam rangka penerapan
SNI wajib, sementara untuk pengadaan sarana pendukung
kegiatan litbang masih sangat rendah.
Minimnya hasil Litbang yang dapat dimanfaatkan
oleh pelaku usaha juga merupakan salah satu
permasalahan di bidang penelitian dan pengembangan
industri. Hasil litbang dalam bentuk teknologi proses/produk
yang diciptakan selama ini belum mampu memenuhi
kebutuhan dunia industri, terutama untuk industri yang
membutuhkan teknologi tinggi dan madya, yang banyak
dibutuhkan oleh industri berskala besar dan menengah. Hal
ini disebabkan hasil litbang yang diciptakan masih dalam
bentuk prototype atau uji coba yang pada umumnya
belum dapat dikomersialisasikan atau belum mempunyai
nilai ekonomis. Sementara untuk dapat dikomersialisasikan
membutuhkan uji coba secara teknis-ekonomis yang
membutuhkan biaya yang cukup besar.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 47
Seringkali masalah yang dihadapi oleh litbang industri
tidak dapat ditangani secara individu oleh litbang industri
yang ada. Kerja sama antara Peneliti atau antara Lembaga
Litbang dapat diwujudkan dalam rangka berbagi sumber
daya berupa peneliti maupun fasilitas dan peralatan
litbang, atau bahkan dana litbang.
Pada umumnya budaya bangsa Indonesia masih
belum mencerminkan nilai-nilai iptek yang mempunyai
penalaran obyektif, rasional, maju, unggul, dan mandiri.
Pola pikir masyarakat belum berkembang ke arah yang
lebih suka mencipta daripada sekedar memakai, lebih suka
membuat daripada sekedar membeli, serta lebih suka
belajar dan berkreasi dari pada sekedar menggunakan
teknologi yang ada.
Permasalahan lainnya adalah manajemen keuangan
yang dianut selama ini dirasakan kurang akomodatif untuk
mendukung tumbuh dan berkembangnya lembaga litbang,
apalagi anggaran yang dialokasikan masih jauh dari apa
yang diharapkan. Pada umumnya lembaga litbang dikelola
oleh pemerintah dimana struktur kelembagaannya
mengikuti sistem organisasi dan tata kelola induknya, yaitu
Kementerian maupun Lembaganya. Seringkali sistem
organisasi dan tata kelola tersebut tidak cocok untuk
diterapkan di lembaga litbang. Sebagai contoh,
penerimaan lembaga litbang dari industri ketika melakukan
layanan teknis atau penyebarluasan hasil litbang harus
terlebih dahulu dana tersebut disetor ke pemerintah dalam
bentuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), sehingga
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 48
lembaga litbang tersebut tidak memiliki lagi dana di akhir
tahun untuk melaksanakan kegiatan litbang dan layanan
teknis ke industri, sampai dana tersebut turun kembali di
tahun berikutnya setelah melalui proses panjang, sementara
industri tidak mau tahu dan akhirnya mengeluh lembaga
litbang tersebut lamban dalam memberikan pelayanan.
Di sisi lain, unit layanan teknis dituntut untuk mampu
memberikan layanan publik secara prima, sementara sistem
penganggaran PNBP tidak memungkinkan unit layanan
tersebut bergerak secara leluasa (kecuali melalui
mekanisme Badan Layanan Umum – BLU), sehingga
penerimaan PNBP yang seharusnya dapat dicairkan
menjelang akhir tahun tidak dapat dilaksanakan.
b. Penguasaan Teknologi Industri
Jumlah industri di Indonesia yang melakukan inovasi
teknologi secara intensif maupun memanfaatkan hasil-hasil
inovasi dari penyedia teknologi di dalam negeri relatif masih
sangat rendah. Umumnya mereka cenderung
memanfaatkan teknologi dari luar yang sudah proven
meskipun biayanya sangat mahal. Di sisi lain teknologi dari
luar negeri yang digunakan oleh industri dalam negeri
ternyata belum disertai dengan cara akuisisi yang tepat
(mencari, menilai dan mengadakan negosiasi dengan
pemasok teknologi, memperoleh teknologi yang sesuai
kebutuhan) sehingga biaya yang ditanggung masih besar
dan ketergantungan yang masih terus menerus pada
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 49
pemasok teknologi dari luar negeri. Selain itu sistem
pendidikan yang ada sekarang ini belum mampu
memenuhi kebutuhan tenaga kerja industrial yang
kompeten sesuai dengan harapan industri karena belum
memadainya informasi tentang perkembangan dan
kebutuhan akan tenaga industrial yang kompeten.
Permasalahan di atas masih ditambah dengan
terbatasnya jumlah lembaga sertifikasi personil yang sudah
disertifikasi, dan belum adanya sistem untuk mensertifikasi
atau mengakreditasi lembaga-lembaga pelatihan yang
ada.
c. Penerapan Hak Kekayaan Intelektual (HKI)1) Belum tersedianya sistem pelayanan pengurusan
administrasi HKI yang optimal;
Teknologi hasil penelitian dan pengembangan
memerlukan perlindungan hukum yang memadai
untuk mendapatkan kepastian perlindungan atas hak
kekayaan intelektual pada saat diterapkan di industri.
Masih banyaknya hambatan untuk memperoleh
pengakuan atas HKI antara lain disebabkan belum
cukup pemahaman tentang pentingnya HKI seperti HKI
paten dan prosedur pengurusan HKI yang belum
dimengerti oleh para peneliti dan perekayasa. Adanya
pembentuan Sentra HKI Baristand Industri Banda Aceh
diharapkan dapat menjadi fasilitator HKI bagi hasil hasil
litbang yang telah diteliti oleh para peneliti
dilingkungan internal maupun eksternal.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 50
2) Belum optimal dalam pemanfaatan HKI yang terlindungi
secara hukum;
Pencapaian peningkatan inovasi para peneliti
dan perekayasa serta masyarakat industri masih rendah
karena kesadaran industri, lembaga Litbang dan
Perguruan Tinggi di dalam negeri belum mengetahui dan
menyadari tentang pentingnya konsep HKI yang
sebenarnya memiliki nilai ekonomi bagi para penemu
(inventor). Disamping itu, masih banyaknya pelanggaran
HKI berupa pelanggaran hak cipta dan pemalsuan hasil
karya para peneliti mengakibatkan keinginan para
inventor untuk mempatenkan hasil karyanya sangat
rendah.
Jumlah pendaftaran paten yang dihasilkan di
dalam negeri masih sangat rendah, menyebabkan
sistem perlindungan HKI belum optimal dimanfaatkan
oleh para inovator dalam produk industri yang berbasis
kekayaan intelektual yang telah terlindungi hukum tidak
dapat dimanfaatkan oleh calon pengguna secara
optimal. Untuk pengoptimalnya perlindungan HKI secara
hukum, Sentra HKI Baristand Industri Banda Aceh telah
melakukan kerja sama dengan Kanwil Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia Provinsi Aceh dan
Konsultan HKI Aceh,
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 51
3) Belum optimalnya kesiapterapan hasil penelitian yang
telah mendapatkan perlindungan HKI
Selama ini hasil penelitian yang di daftarkan sering
mendapat masalah di dalam penerapan di industri
karena masih kurangnya informasi atau data yang
diperlukan untuk penerapannya di industri. Dalam
laporan World Economic Forum (WEF) tahun 2010,
Indonesia berada pada posisi 91 dari 139 negara yang
menggunakan aplikasi litbang berbasis HKI.
Disisi lain, pelaku Industri/calon pengguna hasil
penelitian sangat mengharapkan penghapusan hidden
cost yang dapat menyebabkan biaya produksi tinggi
sehingga pelaku industri dapat menggunakan dan
menerapkan suatu produk yang telah dihasilkan oleh
para Inventor.
4) Belum tersedianya data produk industri berbasis HKI yang
akurat.
Belum optimalnya pembinaan, penerapan, dan
pengembangan produk industri berbasis HKI, serta
advokasi layanan aspek hukum yang implementatif
secara baik, benar, dan tepat sasaran, mengakibatkan
kurang tersedianya informasi dan data yang akurat
dalam rangka penyusunan perencanaan serta
perlindungan maupun pengelolaan HKI yang dapat
memberikan manfaat di sektor industri.
Dengan ketersedian informasi dan data HKI yang
up to date, perlindungan dan pengelolaan produk
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 52
industri berbasis HKI dapat diwujudkan melalui berbagai
kegiatan promosi dan informasi hasil invensi dan inovasi
milik masyarakat industri dan/atau lembaga Litbang ke
calon penggunanya.
d. Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI)
1) Ketersediaan dan kapasitas infrastruktur standardisasilaboratorium penguji untuk mendukung penerapan SNI;
Balai Riset dan Standardisasi Banda Aceh sebagai
perwakilan Kementeri Perindustrian telah memiliki
Lembaga Sertifikasi Produk (LS-Pro) dan Laboratorium Uji
telah memperoleh akreditasi dari Komite Akreditasi
Nasional (KAN) dalam rangka mendukung penerapan 195
SNI wajib. Proses untuk mendapat akreditasi dari KAN
bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan
ketersediaan sarana dan prasarana beserta tenaga
analisnya yang cukup memadai.
Meskipun telah memperoleh sertifikasi KAN, namun
dalam pelaksanaan penerapan SNI wajib masih terdapat
beberapa kendala diantaranya adalah terbatasnya
kemampuan pengujian terutama minimnya ruang lingkup
parameter yang terakreditasi
Di samping itu, permasalahan lainnya adalah
keterbatasan jumlah personel penguji yang telah
disertifikasi serta memiliki kompetensi sesuai kebutuhan.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 53
2) Masih banyak SNI yang belum sesuai dengan standarinternasional dalam mendukung perdagangan bebas;
Standar Nasional Indonesia (SNI) di bidang Industri
saat ini tercatat 8.631 judul atau hampir 70% dari total SNI
yang telah ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional
(BSN), namun hanya sebagian kecil yang sesuai dengan
standar internasional. Banyaknya SNI yang tidak sesuai
dengan standar internasional disebabkan pada saat
penyusunan SNI masih banyak mengadopsi dari Standar
Industri Indonesia (SII) edisi lama dan kemungkinan besar
sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi atau kebutuhan pasar.
Meskipun telah dilakukan peninjauan dan revisi terhadap
SNI tersebut, namun belum dilakukan secara menyeluruh.
3) Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap mutu.
Kesadaran masyarakat terhadap mutu suatu produk
masih sangat rendah, salah satu indikatornya adalah prilaku
sebagian konsumen yang lebih memilih produk dengan
harga murah meskipun produk tersebut adalah produk
palsu atau produk yang tidak memenuhi persyaratan mutu
SNI.
Akibatnya telah banyak kasus yang dilaporkan
dimana suatu produk yang dibeli mengandung zat
berbahaya seperti makanan yang mengandung zat aditif
yang dilarang, mainan anak-anak yang tidak memenuhi
standar mutu sehingga mangancam keamanan dan
kesehatan manusia dan ingkungan sekitarnya.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 54
Untuk melindungi konsumen dari produk-produk yang
membahayakan kesehatan, keselamatan dan keamanan
serta lingkungan, Balai Riset dan Standardisasi Banda Aceh
sebagai perwakilan Kementerian Perindustrian saat ini
hanya mampu melakukan pengujian terhadap 195 SNI.
secara wajib karena adanya berbagai kendala yang
dihadapi seperti tidak tersedianya SNI yang harmonis
dengan standar internasional, terbatasnya kemampuan
dan kompetensi Laboratorium Uji maupun rendahnya
kemampuan industri dalam negeri guna menerapkan
ketentuan SNI baik SNI wajib maupun SNI sukarela.
e. Efektifitas Kebijakan Industri (Kurangnya sosialisasi fasilitasipemerintah)
Pengkajian dan perumusan suatu kebijakan diperlukan
data dan analisis yang akurat, agar kebijakan yang dirumuskan
dapat diimplementasikan dan mencapai sasaran yang
ditetapkan. Namun, saat ini ketersediaan data dan analisis
tersebut masih dirasakan kurang. Perumusan kebijakan belum
sepenuhnya didasarkan pada suatu kajian yang mendalam
dan komprehensif, sehingga seringkali kebijakan yang telah
ditetapkan sulit diimplementasikan atau masih kurang efektif
pada tahap implementasinya.
Penyebab lainnya adalah kurangnya informasi dan
pemahaman kebijakan industri terutama di daerah-daerah,
akibat kurangnya sosialisasi terkait fasilitas dan kebijakan yang
diberikan pemerintah. Banyak pelaku industri di daerah yang
belum tahu bagaimana cara memanfaatkan fasilitas tersebut.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 55
Bahkan ada yang tidak mengetahui bahwa pemerintah telah
menyediakan fasilitas insentif guna membantu peningkatan
daya saing industri.
f. Pemanfaatan bahan baku yang berbasis sumber daya alamlokal (SDA) belum termanfaatkan secara optimal
Propinsi Aceh termasuk salah satu propinsi yang kaya
dengan potensi sumber daya alam, baik yang terbarukan
(hasil bumi) maupun yang tidak terbarukan (hasil tambang dan
mineral). Namun, tidak semua keunggulan sumber daya alam
tersebut dapat termanfaatkan secara optimal, selain kurang
mampunya industri dalam negeri untuk mengolah, beberapa
SDA tertentu memang kurang ekonomis untuk diolah, serta
karakteristik komoditi agro dan mineral tertentu yang tersedia
kualitasnya rendah. Saat ini sumber daya alam dari Aceh
banyak dijual dalam bentuk mentah ke Provinsi lain sehingga
tidak banyak mendatangkan keuntungan.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 56
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARANBARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH
Visi dan misi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh
disusun berdasarkan pada tugas pokok dan fungsi yang
merupakan pedoman untuk menentukan arah, tujuan dan sasaran
pengembangan lembaga dimasa yang akan datang.
2.1. VISI
Visi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh tahun
2015 – 2019 adalah : “Menjadi lembaga yang unggul dalam
riset khususnya atsiri, rempah dan komoditi inti/unggulan
daerah serta mapan dalam standardisasi dan sertifikasi di
bidang industri”.
2.2. MISI
Misi Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh
tahun 2015 – 2019 adalah :
1. Memberikan layanan jasa riset dan standardisasi untuk
mengembangkan industri berbasis Atsiri dan Rempah.
2. Melaksanakan Litbang dan Standardisasi berbasis komoditi
inti/unggulan daerah yang ramah lingkungan.
3. Memberikan jasa layanan teknis yang bermutu dalam
pengujian, rancang bangun, alih teknologi, konsultasi,
pelatihan, pengelolaan lingkungan industri, sertifikasi serta
informasi dalam rangka pengembangan industri.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 57
2.3. TUJUAN
Tujuan strategis yang akan dirincikan dalam Renstra pada
2015-2019 yaitu untuk meningkatkan peranan riset Balai Riset
dan Standardisasi Industri Banda Aceh dalam pengembangan
industri atsiri, rempah dan komoditi unggulan/kompetensi inti
daerah, serta peningkatan pelayanan jasa teknis melalui:
1. Meningkatkan peranan riset Baristand Industri Banda Aceh
dalam pengembangan Industri atsiri, rempah dan komoditi
inti /unggulan daerah di bidang:
Pengembangan teknologi proses (kimia, fisika, ekstraksi,
nano teknologi dan bioteknologi);
Diversifikasi produk;
Peningkatan mutu dan keamanan produk;
Rancang bangun dan perekayasaan peralatan industri;
Standardisasi dan Sertifikasi;
Energi dan lingkungan;
Pelayanan jasa teknis yang terpadu dan berkualitas.
2. Produk yang akan dikembangkan dari atsiri, rempah dan
komoditi inti/ unggulan daerah, antara lain :
Produk toiletteris dan kosmetik berbasis atsiri dan rempah;
Produk pangan (perisa/flavouring, minuman dan
makanan)
Produk pangan fungsional;
Produk pertanian dan perikanan;
Produk hasil galian, mineral, hasil tambang dan bahan
bangunan
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 58
3. Pengembangan kompetensi SDM difokuskan pada :
Penguasaan karakterisasi bahan dan produk;
Penguasaan teknologi ekstraksi, fraksinasi dan purifikasi;
Penguasaan teknologi formulasi, proses dan diversifikasi.
2.4. SASARAN STRATEGIS
Adapun yang menjadi Sasaran strategis Baristand Industri
Banda Aceh dalam kurun waktu 2015-2019 adalah sebagai
berikut :
1. Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM yang profesional
dalam rangka mendukung riset dan standardisasi.
2. Dikuasai dan teraplikasinya paket teknologi ekstraksi,
fraksinasi, purifikasi, dan pengembangan teknologi atsiri
dan rempah serta komoditi inti/unggulan daerah; serta
teknologi penanggulangan pencemaran lingkungan.
3. Tercapainya pelayanan jasa teknis yang bermutu dalam
pengujian, rancang bangun, konsultasi, pelatihan, sertifikasi
serta informasi sesuai dengan standar pelayanan publik
yang prima dalam rangka pengembangan industri.
4. Meningkatkan peran Sentra HKI dalam memfasilitasi
perolehan perlindungan HKI
5. Meningkatkan kemampuan Laboratorium Uji dan LSPro
untuk mendukung penerapan SNI wajib.
Berdasarkan latar belakang, visi, misi, tujuan dan sasaran,
maka kerangka analisis penyusunan Renstra Baristand Industri
Banda Aceh Tahun 2015-2019 dijelaskan dalam Peta strategis
Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015 – 2019 sebagaimana
terlihat pada Gambar 2.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Page 59
6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.
19.Gambar 3. Peta Strategis Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015–20
Gambar 2. Peta Strategi Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 60
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Page 61
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 60
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KERANGKAKELEMBAGAAN
3.1.ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN
Sesuai dengan visi pembangunan “Terwujudnya Indonesia
yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan
Gotong Royong”, maka pembangunan nasional 2015-2019 akan
diarahkan untuk mencapai sasaran utama yang mencakup:
a. Sasaran makro;
b. Sasaran Pembangunan Manusia dan Masyarakat;
c. Sasaran Pembangunan Sektor Unggulan;
d. Sasaran Dimensi Pemerataan;
e. Sasaran Pembangunan Wilayah dan Antarwilayah;
f. Sasaran Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan.
Sasaran-sasaran pokok pembangunan nasional yang
menjadi tanggung jawab Kementerian Perindustrian antara lain
adalah yang terkait dengan Sasaran Pembangunan Sektor
Unggulan dimana pada tahun 2019 pertumbuhan sektor industri
ditargetkan mencapai 8,6 persen, kontribusi sektor industri
terhadap PDB mencapai 21,60%, dan penambahan jumlah
industri berskala menengah dan besar selama 5 tahun sebanyak
9.000 unit. Kementerian Perindustrian juga berkontribusi terhadap
Sasaran Pembangunan Kewilayahan dan Antar wilayah yaitu
sampai dengan tahun 2019 terbangun sebanyak 14 kawasan
industri.
Secara umum Kementerian Perindustrian memiliki Sasaran
Strategis sebagai berikut :
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 61
1. Sasaran Strategis 1 : Meningkatkan pertumbuhan industri
2. Sasaran Strategis 2 : Meningkatkan Penguasaan PasarDalam dan Luar negeri
3. Sasaran Strategis 3 : Meningkakan investasi disektorindustri
4. Sasaran Strategis 4 : Meningkatkan penyerapan tenagakerja di sektor industry
5. Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya penyebaran danpemerataan industry
6. Sasaran Strategis 6 : Kuatnya struktur industri
3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPPI
Arah kebijakan Badan Penelitian dan Pengembangan
Industri (BPPI) yaitu:
1. Peningkatan kemampuan penguasaan penerapan teknologi
maju;
2. Peningkatan fasilitasi penerapan teknologi dan perlindungan
HKI;
3. Peningkatan kualitas hasil litbang industri;
4. Peningkatan pengembangan kebijaka regulasi teknis dan
kemampuan pelayanan teknis SNI lingkup industri;
5. Peningkatan pengembangan kebijakan menuju iklim usaha
kondusif dan Kebijakan Industri Nasional (KIN) yang efektif;
6. Peningkatan fasilitasi pengembangan industri hijau;
7. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri.
Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing berdasarkan
Undang-undang Perindustrian, sebagaimana terlihat pada
Gambar 3.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 62
Gambar 3. Peran BPPI dalam Peningkatan Daya Saing berdasarkanUndang-undang Perindustrian
Program layanan teknologi BPPI yang ditetapkan sebagai
upaya melaksanakan pembangunan industri nasional yaitu
pengembangan teknologi dan kebijakan industri melalui program :
1. Peningkatan Kapasitas Layanan dan Revitalisasi Peralatan
Laboratorium;
2. Peningkatan Kualitas dan Jumlah SDM.
Secara ringkas Program layanan BPPI secara jelas dapat dilihat
pada Gambar 4.
Gambar 4. Program layanan BPPI
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 63
Sasaran Strategis Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
(BPPI) :
Sasaran Strategis 1: Meningkatnya investasi di sektor industri,
dengan indikator kinerja sasaran strategis
yaitu :
a). Meningkatnya investasi di sektor industri
Sasaran Strategis 2: Kuatnya Struktur Industri, dengan indikator
kinerja sasaran strategis yaitu :
a) Peningkatan penguasaan teknologi
industri;
b) Laju pertumbuhan industri yang
menerapkan prinsip-prinsip industri hijau;
c) Penurunan impor produk industri yang
SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan
secara wajib.
Sasaran Strategis 3: Tersusunnya arah pembangunan Industri,
dengan indikator kinerja sasaran strategis
yaitu:
a) Jumlah rencana pembangunan industri.
Sasaran Strategis 4: Meningkatnya kualitas layanan publik
kepada pelaku usaha industri dan
masyarakat dengan indikator kinerja sasaran
strategis yaitu:
a. a) Indeks kepuasan pelanggan.
Rencana strategis (Renstra) BPPI Tahun 2015-2019 terkait
Tujuan Pembangunan Industri Jangka Panjang dan Menengah
sebagaimana dijelaskan pada Tabel 16.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 64
Tabel 16. Renstra BPPI Tahun 2015-2019 terkait TujuanPembangunan Industri Jangka Panjang dan Menengah
RENSTRA BPPI 2015 - 2019TUJUANPEMBANGUNANINDUSTRI JANGKAPANJANG (20TAHUN)
Menurut UU No 3/2014 tentang Perindustrian :1. Mewujudkan Industri Nasional sebagai pilar
dan penggerak perekonomian nasional;2. Mewujudkan kedalaman dan kekuatan
struktur industri;3. Mewujudkan Industri yang mandiri, berdaya
saing, dan maju, serta Industri Hijau;4. Mewujudkan kepastian berusaha,
persaingan yang sehat, serta mencegahpemusatan atau penguasaan industri olehsatu kelompok atau perseorangan yangmerugikan masyarakat;
5. Membuka kesempatan berusaha danperluasan kesempatan kerja;
6. Mewujudkan pemerataan pembangunanIndustri ke seluruh wilayah Indonesia gunamemperkuat dan memperkukuh ketahanannasional; dan
7. Meningkatkan kemakmuran dankesejahteraan masyarakat secaraberkeadilan.
TUJUANPEMBANGUNANINDUSTRI JANGKAMENENGAH(5 TAHUN)
Membangun industri yang tangguh dan berdayasaing berbasis sumber daya industri danmempercepat penyebaran dan pemerataanindustri ke seluruh wilayah Indonesia
Strategi yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPI) yaitu:
1. Mengembangkan jejaring dengan institusi kebijakan litbang dan
teknologi terkemuka melalui organisasi internasional, kerangka
kerjasama perdagangan bebas dan kemitraan dengan
akademisi;
2. Mendorong pengembangan kerjasama dengan dunia usaha
untuk mengembangkan teknolgi dan memanfaatkan potensi
bahan baku lokal;
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 65
3. Mengembangkan bank data yan lengkap dan mutakhir;
4. Meningkatkan kompetensi SDM BPPI sesuai perkembangan IPTEK
industri;
5. Mengembangkan kapasitas kelembagaan litbang dan
Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK).
Kegiatan-kegiatan BPPI pada program pengembangan
teknologi, standardisasi dan industri hijau dilaksanakan melalui :
1. Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan
iklim usaha industri.
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini
antara lain adalah:
Tumbuhnya industri pionir maupun industri strategis; dan
Harmonisasi kebijakan sektor industri.
2. Pengkajian dan pengembangan teknologi dan HKI.
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini
antara lain
Pengembangan teknologi industri;
Penerapan teknologi di industri; dan
Penerapan HKI di Industri.
3. Pengembangan standardisasi industri
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini
antara lain adalah :
Penurunan produk industri yang SNI, ST dan/ atau PTC
diberlakukan secara wajib;
4. Pengembangan industri hijau
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini
antara lain adalah:
Standar industri hijau;
Lembaga sertifikasi industri hijau; dan
Pelatihan-pelatihan bagi auditor industri hijau yang
tersertifikasi.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 66
5. Penyusunan dan evaluasi program pengembangan teknologi
dan kebijakan industri
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini
antara lain adalah:
Tersusunnya perencanaan program dan anggaran;
Laporan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan;
Pengembangan SDM;
Layanan manajemen dalam manajemen dalam mendukung
pelaksanaan program pengembangan teknologi,
standardisasi, dan industri hijau.
6. Penelitian, pengembangan teknologi dan perekayasaan industri
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini
antara lain adalah:
Hasil penelitian dan rekayasa industri; dan
Layanan jasa teknis industri
7. Riset dan standardisasi industri
Sasaran kegiatan/ output yang dihasilkan dari kegiatan ini
antara lain adalah:
Hasil penelitian dan rekayasa industri; dan
Layanan jasa teknis industri.
3.3. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BALAI RISET DAN STANDARDISASI
INDUSTRI BANDA ACEH
Arah kebijakan dan strategi Baristand Industri Banda Aceh
tidak terlepas dan saling terintegrasi dengan program
Kementerian Perindustrian dan Badan Penelitian dan
Pengembangan Industri (BPPI). Peran strategis Baristand Industri
Banda Aceh dalam pembangunan industri nasional mengacu
pada program-program serta visi misi yang telah ditetapkan
oleh Kementerian Perindustrian dan BPPI sebagai lembaga
induk dari Baristand Industri Banda Aceh.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 67
Dari penjabaran visi misi Kemenperin dan program BPPI
maka peran strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam
upaya pembangunan industri nasional adalah dengan
melaksanakan program/ kegiatan prioritas, yaitu:
1. Penelitian dan pengembangan teknologi industri;
2. Pelayanan jasa teknis industri (sertifikasi dan pelatihan);
3. Peningkatan standardisasi industri daerah (layanan
pengujian);
4. Peningkatan budaya pengawasan;
5. Pengembangan SDM (melalui pelatihan, pendidikan lanjut
(S2 dan S3), dan pendidikan non gelar)
6. Peningkatan sarana dan prasarana (sarana litbang, SNI wajib
dan laboratorium)
7. Peningkatan kualitas pelayanan publik dan Sistem informasi
yang handal.
Peran strategis Baristand Industri Banda Aceh dalam
upaya peningkatan daya saing industri berdasarkan Undang-
Undang Perindustrian yaitu :
1. Meningkatkan kajian, perekayasaan serta rancang bangun
industri;
2. Meningkatkan litbang dan pemanfaatan teknologi;
3. Meningkatkan pemberdayaan industri dalam rangka industri
hijau;
4. Meningkatkan pelayanan jasa teknis industri;
5. Meningkatkan layanan standardisasi dan sertifikasi industri;
6. Meningkatkan pembangunan sarana dan prasana terutama
bidang kelitbangan dan pemberlakuan SNI Wajib;
7. Meningkatkan kualitas pelayanan publik;
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 68
A. Fokus Kajian Litbangayasa Teknologi Industri
Dalam upaya mendukung pembangunan industri nasional
tahun 2015-2019, maka Baristand Industri Banda Aceh
menetapkan fokus kajian litbangyasa teknologi industri agar
kegatan program penelitian dan pengembangan teknologi
industri lebih terarah dan konsisten. Adapun fokus kajian
litbangyasa teknologi industri Baristand Industri Banda Aceh yaitu:
minyak atsiri, rempah dan komoditi inti/unggulan daerah.
Potensi sumber daya alam yang menjadi proyeksi investasi
23 kabupaten/ kota di Provinsi Aceh secara umum adalah:
1. Minyak atsiri dan rempah (Nilam, Sereh wangi, Pala, Cengkeh,
Jahe, Kayu manis Lada, Kemiri, Jahe, Kunyit, Jarak, Gambir)
2. Perkebunan (Kopi, Coklat, Kelapa, Kopi, Tembakau, Pinang,
Kelapa sawit)
3. Perikanan dan budidaya (ikan tangkap, Ikan laut, Bandeng,
udang, teripang, kepiting lunak, lobster),
4. Pertanian (Padi, Jagung, Cabe, Kentang, Tomat, Bawang
Merah)
5. Mineral dan Bahan Tambang (Batubara, Bijih Besi, Emas, Pasir
zikron, Galena, Batu Gamping, Bentonit, Dolomit, Bahan galian
golongan C)
6. Minyak Bumi dan Gas alam,
B. Pengembangan Litbangyasa Teknologi Industri
Pengembangan, penguasaan dan pemanfaatan teknologi
industri bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai
tambah, daya saing dan kemandirian industri nasional.
Penguasaan teknologi dilakukan secara bertahap sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan kebutuhan industri dalam
negeri agar dapat bersaing di pasar dalam negeri dan pasar
global.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 69
Pengembangan litbangyasa teknologi industri yang
dilakukan oleh Baristand Industri Banda Aceh dikelompokkan
dalam 3 tahapan dengan 9 level teknometer sebagaimana
terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Pengelompokkan pengembangan litbangyasa danPemanfaatan teknologi industri Baristand Industri Banda Aceh
Sasaran pengembangan litbangyasa teknologi industri
Tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya hasil litbang yang siap diterapkan.
2. Meningkatnya kerja sama riset.
3. Meningkatnya hasil riset yang menyelesaikan masalah industri.
4. Tersedianya desain atau prototype litbangyasa industri.
5. Tumbuhnya pusat-pusat inovasi (center of excellence).
6. Pengembangan teknologi baru melalui pilot plant, atau yang
sejenis.
Pengembangan, penguasaan, dan pemanfaatan
teknologi industri dilakukan melalui :
1. Peningkatan sinergi program kerjasama litbang antara balai-
balai industri dengan lembaga riset pemerintah, lembaga riset
swasta, perguruan tinggi, dunia usaha dan untuk menghasilkan
produk litbang yang aplikatif dan terintegrasi.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 70
2. Implementasi pengembangan teknologi baru melalui pilot
plant, atau yang sejenis.
3. Pemberian insentif kepada peneliti yang hasil litbang dan
temuannya dimanfaatkan secara komersial di industri.
4. Peningkatan transfer teknologi kepada IKM dan kalangan
industri.
5. Meningkatkan kontribusi hasil kekayaan intelektual berupa
desain, paten dan merk dalam produk industri untuk
meningkatkan nilai tambah.
6. Mendorong tumbuhnya pusat-pusat inovasi (center of
excellence) pada wilayah pusat pertumbuhan industri.
7. Penyebarluasan hasil-hasil riset melalui kegiatan seminar,
pameran, publikasi ilmiah, ujicoba ke industri atau yang
sejenisnya.
C. Jasa Pelayanan Teknis Industri (Layanan Standardisasi danSertifikasi)
1. Standardisasi Industri
Standardisasi industri bertujuan untuk meningkatkan daya
saing industri dalam rangka penguasaan pasar dalam negeri
maupun ekspor. Standardisasi industri juga dapat dimanfaatkan
untuk melindungi keamanan, kesehatan, dan keselamatan
manusia, hewan, dan tumbuhan, pelestarian fungsi lingkungan
hidup, pengembangan produk industri hijau serta mewujudkan
persaingan usaha yang sehat.
Dalam hal standardisasi industri, Baristand Indutri Banda
Aceh telah memiliki laboratorium penguji yang telah
terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Layanan
standardisasi/ pengujian bahan/produk industri meliputi
pengujian kimia, fisika dan mikrobiologi yang bertujuan untuk
mengetahui kesesuaian tehadap standar mutu dan/atau untuk
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 71
mengetahui komposisi suatu bahan/produk. Adapun jenis-jenis
pengujian yang dapat dilakukan, antara lain:
Produk Makanan dan Minuman (AMDK, air isi ulang, sirup,
limun, aneka kripik, nata de coco, minyak hewani dan
minyak nabati)
Produk industri kimia (pupuk padat, pupuk cair dan kompos)
Produk hasil pertanian (kopi, teh, kopra, VCO, minyak nilam,
minyak pala dll)
Mineral hasil tambang dan batu-batuan
Produk industri aneka (arang aktif, briket, batu bara, dll)
Pencemaran Lingkungan (limbah cair, udara emisi, udara
ambient dll)
Pengembangan Standardisasi industri yang dilakukan
oleh Baristand Industri Banda Aceh meliputi :
Perumusan, penyusunan dan penyempurnaan sistem
dokumen mutu laboratorium penguji Baristand Industri Banda
Aceh (LABBA).
Perumusan standar baru dan atau melakukan revisi standar
yang telah ada.
Penerapan, pengembangan dan pemberlakuan sistem
manajemen laboratorium.
Peningkatan kompetensi petugas penguji, petugas sampling
dan petugas kalibrasi untuk pelaksanaan penilaian
kesesuaian.
Peningkatan kerjasama antar laboratorium (lembaga/instansi
lain).
Pengembangan sarana, prasarana dan infrastruktur bidang
standardisasi industri.
Ikut serta dalam kegiatan uji profisiensi dan uji banding.
Ikut serta dalam kegiatan surveilence lembaga penguji.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 72
Sasaran pengembangan standardisasi tahun 2015 – 2019
adalah sebagai berikut:
Penambahan ruang lingkup parameter akreditasi.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas personel laboratorium
(petugas penguji/ analis, petugas pengambil contoh/
sampling, petugas penerima contoh)
Peningkatan kompetensi layanan pengujian.
Peningkatan sarana dan prasarana bidang standardisasi
industri.
Pelaksanaan kegiatan uji profisiensi dan uji banding.
Pelaksanaan kegiatan surveilence lembaga penguji.
2. Sertifikasi Industri
Sertifikasi industri bertujuan untuk meningkatkan
jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional,
persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam
perdagangan, kepastian usaha, dan kemampuan pelaku
usaha, serta kemampuan inovasi teknologi; meningkatkan
perlindungan kepada konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja,
dan masyarakat lainnya serta negara, baik dari aspek
keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi
lingkungan hidup; serta meningkatkan kepastian, kelancaran,
dan efisiensi transaksi perdagangan barang dan/ atau jasa di
dalam negeri dan luar negeri. Secara garis besar dapat
disimpulkan bahwa tujuan sertifikasi industri adalah untuk
menjamin keamanan, kesehatan, mutu produk, melindungi
konsumen serta kelestarian fungsi lingkungan hidup, dan
meningkatkan pengakuan industri baik secara nasional
maupun internasional.
Sasaran pengembangan sertifikasi tahun 2015 – 2019
adalah :
Penambahan ruang lingkup akreditasi.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 73
Peningkatan kualitas dan kuantitas layanan sertifikasi.
Peningkatan kompetensi SDM bidang sertifikasi (asesor,
tenaga ahli, petugas pengambil contoh (PPC)).
Kesiapan produsen, kesiapan LPK, dan regulasi teknis.
Koordinasi antar instansi terkait dan mekanisme pengawasan
standar SNI.
Perlindungan konsumen terkait standar.
Membantu regulator dalam kegiatan pengawasan produk
yang beredar.
Dengan meningkatkan kinerja sertifikasi dapat melindungi
kepentingan publik dan lingkungan; produk bertanda SNI
dapat menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan
penggunanya; produk bertanda SNI tidak mengganggu fungsi
dan tidak mencemari lingkungan; dan apabila SNI diberlakukan
wajib, tidak ada produk yang tidak memenuhi persyaratan SNI
yang beredar di wilayah RI.
Pengembangan sertifikasi industri yang akan dilakukan
meliputi :
Perubahan/ penyusunan dan penyempurnaan sistem
dokumen mutu LSPro sesuai persyaratan yang berlaku.
Penerapan, pengembangan dan pemberlakuan sistem
manajemen mutu.
Peningkatan kompetensi petugas audit dan petugas
sampling untuk pelaksanaan penilaian kesesuaian.
Peningkatan kerjasama antar laboratorium (lembaga/
instansi lain) dalam rangka sertifikasi produk.
Pengembangan sarana, prasarana dan infrastruktur bidang
sertifikasi industri.
Ikut serta dalam kegiatan surveilance.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 74
D. Budaya Pengawasan
Budaya pengawasan dalam rangka mendukung riset dan
standardisasi industri bertujuan untuk menjamin terlaksananya
penelitian/ riset dan standardisasi yang berkualitas. Kegiatan
pengawasan yang dilakukan berupa kegiatan monitoring dan
evaluasi mulai dari perencanaan riset, pelaksanaan kegiatan,
pelaporan litbang, publikasi ilmiah serta aplikasi hasil-hasil riset.
E. Pengembangan SDM (Pendidikan dan Pelatihan)
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk
mewujudkan visi pembangunan industri nasional tersebut,
Baristand Industri Banda Aceh secara in/ternal harus didukung
oleh ketersediaan SDM Aparatur yang profesional dan
kompeten, baik dari segi kuantitas dan kualitas.
Manajemen pengembangan SDM meliputi penyusunan
dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian
kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan
kompetensi, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan.
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di lingkungan
Baristand Industri Banda Aceh, masih terdapat beberapa
kendala antara lain :
Kurangnya jumlah SDM karena banyaknya pegawai yang
menjelang usia pensiun (usia > 51 tahun) serta meningkatnya
beban kerja organisasi.
Belum tersedianya standar kompetensi SDM Aparatur yang
baku untuk setiap jabatan, baik jabatan pimpinan,
administrasi, pengawas, pelaksana, dan fungsional.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 75
Belum tersedianya analisis kebutuhan diklat SDM Aparatur
sesuai dengan jabatan yang tersedia akibat belum
tersedianya standar kompetensi jabatan itu sendiri.
Belum sempurnanya penilaian kinerja individu, sehingga sulit
mengukur target kinerja pegawai.
Belum sempurnanya sistem informasi kepegawaian, sehingga
pimpinan masih mengalami kesulitan memperoleh data yang
akurat.
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka
sasaran pengembangan SDM tahun 2015 – 2019 adalah
sebagai berikut:
Penambahan pegawai baru,
Penyusunan analisis dan evaluasi jabatan,
Penyusunan standar kompetensi jabatan,
Penyempurnaan sasaran kinerja pegawai,
Pengembangan sistem informasi kepegawaian
Penyusunan analisis kebutuhan diklat.
Program pengembangan kompetensi SDM yang akan
dilakukan Baristand Industri Banda Aceh yaitu melalui :
Usulan penambahan pegawai baru.
Peningkatan kemampuan SDM Litbang dan pengujian
melalui pelatihan.
Izin belajar untuk melanjutkan pendidikan non-gelar dan
pendidikan lanjut (S1, S2 dan S3).
Penyusunan data analisis jabatan dan evaluasi jabatan.
Penyusunan standar kompetensi jabatan.
Perumusan sasaran kinerja pegawai.
Keikutsertaan pada program pendidikan dan pelatihan
teknis dibidangnya (baik di lingkungan internal maupun
eksternal).
Alokasi kebutuhan anggaran untuk peningkatan kualitas
dan jumlah SDM.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 76
F. Peningkatan Sarana dan Prasarana (sarana litbang, SNI wajibdan laboratorium)
Dalam rangka mewujudkan pembangunan industri
nasional yang berdaya saing perlu didukung melalui
penyediaan sarana dan prasarana industri yang memadai
meliputi sarana dan prasarana bidang standardisasi industri,
sertifikasi industri, infrastruktur industri (kawasan industri) dan
sistem informasi industri.
Sasaran peningkatan sarana dan prasarana tahun 2015-
2019 adalah sebagai berikut:
Sarana dan prasarana litbang/ riset.
Sarana dan prasarana laboratorium.
Sarana dan prasarana mendukung penerapan SNI Wajib.
Sarana dan prasarana bidang standardisasi.
Sarana dan prasarana bidang sertifikasi.
G. Pelayanan Publik dan Sistem Informasi
Meningkatnya kualitas pelayanan publik dan sistem
informasi publik diindikasikan melalui hasil survey Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap setiap satuan kerja yang
memberikan pelayanan publik.
Sasaran pengembangan pelayanan publik dan sistem
informasi tahun 2015-2019 adalah hasil penilaian kepuasan
masyarakat melalui survey memberikan pelayanan publik
dengan indeks kepuasan skala 4.
Program pengembangan pelayanan publik dan sistem
informasi tahun 2015-2019 yang akan dilakukan Baristand Industri
Banda Aceh adalah sebagai berikut:
Peningkatan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Peningkatan layanan informasi melalui website.
Peningkatan layanan melalui e-mail.
Pelaksanaan survey kepuasan pelanggan.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 77
3.4. KERANGKA KELEMBAGAAN
Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 58
Tahun 2015 tanggal 12 Juni 2015 tentang Kedudukan, tugas,
dan fungsi Balai Besar dan Balai Riset dan Standardisasi Industri
di lingkungan Kementerian Perindustrian, maka struktur
organisasi Balai Riset dan Standardisasi Industri masih mengacu
pada Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-IND/PER/6/2006
tanggal 29 Juni 2006.
Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-
IND/ PER/6/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset
dan Standardisasi Industri, struktur organisasi Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh terdiri dari 1 pejabat eselon III
dan 5 pejabat eselon IV serta didukung oleh pejabat fungsional
(Peneliti, Perekayasa, Litkayasa, dll).
Dalam melaksanakan tupoksi, organisasi Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh dipimpin oleh satu orang
Kepala Balai dan di bantu oleh 5 orang kepala seksi yaitu Seksi
Teknologi Industri (TI), Seksi Program dan Pengembangan
Kompetensi (PPK), Seksi Standardisasi dan Sertifikasi (SS), Seksi
Pengembangan Jasa Teknik (PJT) satu orang kasubbag Tata
Usaha (TU) serta dibantu kelompok jabatan fungsional.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Balai Riset dan
Standardisasi Industri melaksanakan fungsi yaitu :
Pelaksanaan penelitian dan pengembangan teknologi
industri di bidang bahan baku, bahan penolong, proses,
peralatan/mesin, dan hasil produk, serta pencemaran
lingkungan;
Penyusunan program dan pengembangan kompetensi
dibidang jasa riset/litbang;
Perumusan dan penerapan standar, pengujian dan sertifikasi
dalam bidang bahan baku, bahan penolong, proses,
peralatan/mesin, dan hasil produk;
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 78
Pemasaran, kerjasama, promosi, pelayanan informasi,
penyebarluasan dan pendayagunaan hasil riset/penelitian
dan pengembangan; dan
Pelaksanaan urusan kepegawaian, keuangan, tata
persuratan, perlengkapan, kearsipan, rumah tangga,
koordinasi penyusunan bahan rencana dan program,
penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan Balai Riset dan
Standardisasi Industri.
Pada dasarnya pencapaian target Rencana Strategis
(Renstra) Baristand Industri Banda Aceh yaitu:
1. Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM yang profesional
dalam rangka mendukung riset dan standardisasi.
2. Dikuasai dan teraplikasinya paket teknologi ekstraksi,
fraksinasi, purifikasi, dan pengembangan teknologi atsiri dan
rempah serta komoditi inti/unggulan daerah.
3. Tercapainya pelayanan jasa teknis yang bermutu dalam
pengujian, rancang bangun, konsultasi, pelatihan, sertifikasi
serta informasi sesuai dengan standar pelayanan publik
yang prima dalam rangka pengembangan industri.
4. Meningkatkan kemampuan Laboratorium penguji dan LSPro
untuk mendukung SNI wajib.
5. Meningkatkan peran Sentra HKI dalam memfasilitasi
perolehan perlindungan HKI.
Adapun Struktur Organisasi Balai Riset dan Standardisasi
Industri berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian No. 49/M-
IND/PER/6/2006 Tanggal 29 Juni 2006, disajikan pada Gambar 6.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Hal 79
Gambar 6. Struktur Organisasi Balai Riset dan StandardisasiIndustri Banda Aceh
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Page 80
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1. TARGET KINERJA
4.1.1. Kementerian Perindustrian
Adapun program Kementerian Perindustrian secara
umum adalah sebagai berikut :
1. Program pengembangan SDM dan dukungan manajemen
Kemenperin;
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Kemenperin;
3. Program pengawasan dan peningkatan akuntabilitas
aparatur Kemenperin;
4. Program penumbuhan dan pengembangan industri logam,
kimia, tekstil dan aneka;
5. Program penumbuhan dan pengembangan industri
berbasis agro;
6. Program penumbuhan dan pengembangan industri alat
transportasi, mesin, elektronika dan alat pertahanan;
7. Program penumbuhan dan pengembangan IKM;
8. Program penumbuhan dan pengembangan perwilayahan
persebaran industri;
9. Prorgram pengamanan industri dan kerjasama
internasional;
10. Program pengembangan teknologi dan kebijakan industri.
4.1.2. Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI)
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI)
yang merupakan organisasi induk dari Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh mempunyai tugas dan
wewenang dalam menjalankan salah satu dari sepuluh
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Page 81
program Kementerian Perindustrian tersebut, yakni: program
pengembangan teknologi dan kebijakan industri. Adapun
program layanan teknologi yang menjadi prioritas program
kerja BPPI untuk dikembangkan saat ini yaitu:
1. Program peningkatan kapasitas layanan dan revitalisasi
peralatan laboratorium, meliputi :
Pemenuhan infrastruktur peralatan laboratorium litbang
dan pengujian;
Pembangunan dan renovasi bangunan pendukung
laboratorium, litbang dan pengujian;
Alokasi kebutuhan anggaran layanan dan revitalisasi
peralatan laboratorium.
2. Peningkatan kualitas dan jumlah SDM, meliputi:
Peningkatan kemampuan SDM Litbang dan pengujian
melalui pelatihan;
Pendidikan non-gelar dan pendidikan lanjut (S2-S3);
Peningkatan kebutuhan SDM litbang dan pengujian;
Alokasi kebutuhan anggaran untuk peningkatan kualitas
dan jumlah SDM
4.1.3. Baristand Industri Banda Aceh
Secara garis besar program kerja yang akan dilaksanakan
oleh Baristand Industri Banda Aceh pada tahun 2015 -2019,
yaitu:
1. Program litbang, perekayasaan, rancang bangun industri
dan pemanfaatan teknologi;
2. Peningkatan pelayanan jasa teknis industri (konsultasi teknis,
bimbingan teknis dan pelatihan);
3. Peningkatan layananan standardisasi industri (layanan
pengujian);
4. Peningkatan layanan sertifikasi industri;
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Page 82
5. Peningkatan budaya pengawasan (monitoring dan
evaluasi);
6. Pengembangan kompetensi SDM (melalui pelatihan,
pendidikan lanjut (S2 dan S3), dan pendidikan non gelar)
7. Peningkatan kualitas pelayanan publik;
8. Peningkatan sarana dan prasana terutama bidang
kelitbangan dan pengujian/ laboratorium penguji dalam
rangka pemberlakuan SNI Wajib;
9. Peningkatan penyebaran hasil-hasil litbang industri
(pameran, publikasi ilmiah, seminar nasional).
Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan
untuk Tahun 2015-2019, Baristand Industri Banda Aceh akan
melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan arah
kebijakan dan strategi Kementerian Perindustrian dan Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI). Adapun sasaran-
sasaran program dan indikator yang ingin dicapai dari
pelaksanaan program disajikan pada lampiran Renstra Balai Riset
dan Standardisasi Industri Banda Aceh 2015-2019.
4.2. KERANGKA PENDANAAN
Dalam rangka pencapaian sasaran strategis Balai Riset
dan Standardisasi Industri Banda Aceh tahun 2015-2019,
dibutuhkan pendanaan bagi program dan kegiatan
sebagaimana yang dijabarkan di atas. Kebutuhan pendanaan
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh untuk tahun
2015 – 2019 adalah sebagai berikut :(000)
No ProgramPendanaan
Tahun Anggaran2015 2016 2017 2018 2019
1. Baristand IndustriBanda Aceh
10.934.063 12.009.379 26.504.981 29.155.479 30.613.253
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019 Page 83
Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan
untuk Tahun 2015-2019, Baristand Industri Banda Aceh akan
melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan arah
kebijakan dan strategi Kementerian Perindustrian dan Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI). Adapun sasaran-
sasaran program dan kerangka pendanaan disajikan pada
lampiran Renstra Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda
Aceh 2015-2019.
Renstra Baristand Industri Banda Aceh Page 84
BAB VP E N U T U P
5.1. KESIMPULAN
Tujuan Renstra 2015 - 2019 Balai Riset dan Standardisasi
Industri Banda Aceh adalah meningkatkan peranan riset dalam
pengembangan industri atsiri, rempah dan komoditi unggulan/
kompetensi inti daerah, serta peningkatan pelayanan jasa teknis
dengan strategi :
1. Meningkatkan kompetensi SDM, sarana prasarana riset dan
pelayanan jasa teknis.
2. Mengembangkan kelembagaan riset dan jasa pelayanan
teknis melalui penerapan sistim manajemen mutu, kerjasama
dan publikasi hasil penelitian.
5.2. SARAN
1. Perencanaan Strategi Balai Riset dan Standardisasi Industri ini
perlu didukung penuh oleh seluruh personil Balai Riset dan
Standardisasi Industri Banda Aceh serta pimpinan
Kementerian Perindustrian.
2. Perencanaan Strategi Balai Riset dan Standardisasi Industri ini
perlu di pahami secara seksama oleh segenap personil Balai
Riset dan Standardisasi Industri terutama dalam pelaksanaan
teknis sesuai dengan misi dan visi yang telah ditetapkan.
3. Perencanaan strategi ini bersifat dinamis sehingga perlu
dievaluasi terus menerus sesuai dengan perkembangan yang
terjadi, dan implementasinya akan dirinci dalam kegiatan
tahunan.
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
10.934.063 12.009.379 26.629.981 29.680.479 30.813.253
Meningkatnya litbang dan rekayasa teknologi industri
524.300 659.155 2.600.000 2.600.000 2.900.000
- Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan jumlah hasil litbang
7 7 8 8 9 366.650 659.155 1.800.000 1.800.000 2.100.000
- Jumlah hasil litbang yang telah diimplementasikan
jumlah hasil litbang
3 2 3 3 4
-Jumlah kerja sama riset jumlah kerja sama
2 1 2 2 2
- Jumlah hasil riset yang menyelesaikan masalah industri
jumlah riset 1 1 2 2 3
- Jumlah desain atau prototype unit prototype 2 2 3 3 3 157.650 - 800.000 800.000 800.000
Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri
996.855 1.097.135 2.775.000 3.450.000 3.700.000
-jumlah pelanggan yang dilayani jumlah pelanggan
150 160 175 180 190
-jumlah sertifikasi produk jumlah sertifikat
3 5 5 6 6 69.355 118.190 125.000 150.000 200.000
-jumlah pengujian bahan dan produk jumlah sampel 2250 2750 3000 3500 4000 872.600 912.760 2.250.000 2.700.000 2.750.000
-jumlah pelatihan industri orang 15 15 20 20 30 54.900 66.185 400.000 600.000 750.000
Penguatan Infrastruktur Litbang dan JPT 173.000 - 3.300.000 2.825.000 2.500.000
-Jumlah alat penelitian dan pengujian unit 1 3 4 4 5 173.000 - 2.750.000 2.450.000 2.500.000
-Tersedianya Gedung Laboratorium Litbang dan Pengujian yang layak
m2 0 0 100 150 150 - - 550.000 375.000 -
-Tersedianya Lahan untuk Gedung Laboratorium Litbang dan Pengujian yang layak
m2 0 0 0 0 20.000 - - - - -
Target Alokasi (Rp 000)
MATRIK KINERJA DAN PENDANAAN
BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH
Tahun Anggaran : 2015 - 2019
Unit Organisasi Pelaksana
Satuan
Riset dan Standar Industri Banda Aceh
KEGIATAN Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator Lokasi
Lampiran 1.
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Target Alokasi (Rp 000) Unit Organisasi Pelaksana
Satuan
Riset dan Standar Industri Banda Aceh
KEGIATAN Sasaran Kegiatan (Output)/Indikator Lokasi
Penguatan Kelembagaan 679.800 818.660 5.102.000 5.434.000 3.490.000
-Peningkatan Kompetensi SDM orang 7 6 8 8 10 80.900 80.900 572.000 729.000 500.000
-Terakreditasinya lembaga sertifikasi dan
penilaian kesesuaian
sertifikat 3 3 3 3 3 147.675 159.740 1.750.000 1.750.000 500.000
-Jumlah promosi dan publikasi balai event 4 4 7 7 8 190.570 203.100 1.250.000 1.550.000 1.190.000
-Peningkatan Kemampuan Sistim Informasi Publik
Sil/Web 2 2 2 2 2 47.100 37.790 165.000 250.000 250.000
-Tersusunnya program dan pelaporan dokumen 3 4 4 4 4 213.555 337.130 1.190.000 1.155.000 975.000
-Jumlah HKI usulan paten 0 0 1 1 2 - - 175.000 - 75.000
Layanan Perkantoran 8.345.108 9.161.429 12.727.981 15.196.479 17.198.253
-Terbayarnya gaji dan tunjangan pegawai sesuai dengan peraturan berlaku
bulan 13 13 13 13 13 6.577.438 7.261.429 9.877.981 12.046.479 13.698.253
-Terlaksananya pelayanan operasional rutin dan perkantoran yang optimal
bulan 12 12 12 12 12 1.767.670 1.900.000 2.850.000 3.150.000 3.500.000
Sarana dan Prasarana Perkantoran 215.000 273.000 125.000 175.000 1.025.000
-Tersedianya kebutuhan Kendaraan Operasional yang dapat diandalkan dan menunjang tupoksi
unit 1 1 1 1 2 200.000 200.000 - 50.000 825.000
-Tersedianya kebutuhan alat pengolah data dan komunikasi
unit 4 4 5 6 8 15.000 28.000 75.000 90.000 150.000
-Tersedianya peralatan perkantoran unit 0 5 5 8 10 - 45.000 50.000 35.000 50.000
Lampiran 2.
TARGET ALOKASI
Hasil litbang yang siap diterapkan 9 Penelitian 2.100.000.000
Hasil litbang yang telah diimplementasikan 4 Penelitian -
Hasil teknologi yang dapat menyelesaikan permasalahan
industri (problem solving)3 Paket Teknologi -
2 Meningkatnya kerjasama litbang Kerjasama litbang instansi dengan industri 2 Kerjasama -
3 Meningkatnya kualitas pelayanan publik Tingkat kepuasan pelanggan Indeks 3 -
4 Meningkatnya publikasi ilmiah hasil litbang Karya ilmiah yang dipublikasikan 2 Terbitan 90.480.000
5 Meningkatnya usulan penerapan SNIPeningkatan jumlah jenis produk yang sudah bisa diuji di
laboratorium10 Persen -
Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM 30 Orang 400.000.000
Jumlah desain/prototipe 3 Desain/Prototipe -
Jumlah perusahaan yan dilayani 190 Perusahaan -
Jumlah sertifikasi produk 6 Perusahaan 500.000.000
Jumlah survailance SPPT SNI 5 Perusahaan -
Jumlah Sampel Uji 4.000 contoh -
Nilai JPT (Rp) 3.000.000.000 -
Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat 10 Orang 572.000.000
Jumlah pengadaan peralatan laboratorium 5 Unit 1.750.000.000
Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui oleh
KAN1 Lingkup -
Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan SIL 1 Unit 165.000.000
Terlaksananya pemeliharaan dan peremajaan Website 1 Unit -
Terlaksananya monitoring dan evaluasi kegiatan 1 Kagiatan 380.000.000
8 Meningkatnya budaya pengawasan dalam rangka
mendukung riset dan standardisasi industri
1 Meningkatnya hasil-hasil litbang yang
dimanfaatkan oleh industri
6 Meningkatnya jasa pelayanan teknis kepada dunia
usaha
7 Meningkatnya standardisasi industri daerah
MATRIK KEBUTUHAN ANGGARAN TAHUN 2015 - 2019
BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH
NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA2019
KETERANGAN
Lampiran 3. Program/ Kegiatan Prioritas Baristand Industri Banda Aceh
No.
Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Program/ Kegiatan Prioritas
Indikator Kinerja
Uraian Indikator Kinerja
Tahun periode (2015-2019) Kebijakan
Indikator Kinerja
Program Indikator Kinerja
Kegiatan Indikator Kinerja
1 2 3 4 5
1. Meningkatkan Penelitian/ riset
Bertambahnya hasil Litbang terapan
Menghasilkan Litbang terapan bidang teknologi industri
- Aplikasi di industri, khususnya IKM
X X X X X Memanfaatkan bidang spesialisasi/fokus dan kompetensi inti daerah
Sumber daya spesialisasi/ fokus
Mengadakan penelitian-penelitian sesuai bid. Spesialisasi terkait fokus & kompetensi inti daerah
Dihasil-kannya Litbang sesuai fokus & kompe-tensi inti daerah.
1.Penelitian pemanfaatan komoditi agro (termasuk rempah & atsiri) sebagai bahan baku industri (5 judul per tahun)
Informasi teknologi industri agro (rempah, atsiri, hasil laut, dll).
2.Penelitian pemanfaatan bahan baku kimia dan mineral
(1 judul per tahun)
Informasi teknologi kimia dan mineral
3.Penelitian teknologi penanggulangan pencemaran (1 judul/ tahun)
Informasi teknologi lingkungan
4.Rancang bangun dan perekayasaan peralatan/ mesin (2 judul per tahun)
Informasi teknologi peralatan/ mesin
2. Peningkatan sarana dan prasarana Baristand Industri Banda Aceh
- teknologi - sumber informasi - jasa pelayanan
Bertambahnya sarana dan prasarana laboratorium, alat pengolah data, buku/referensi perpustakaan
- Lab - Alat pengolah
data - Buku/ referensi
X X X X X Peningkat-an kemam-puan Baristand
Tersedia-nya sebagian sarana & prasarana
Penyediaan peralatan laboratorium, alat pengolah data dan buku-buku pustaka
Alat lab rempah, atsiri, mikro biologi, bengkel, komputer dan referensi ilmiah terbaru
1. Penngadaan alat laboratorium Bertambah-nya Peralatan laboratorium
2. Tersedianya alat pengolah data Komputer Laptop UPS Stabilizer
3. Tersedianya buku-buku pustaka
Referensi/informasi ilmiah
4.Tersedianya sarana Gedung Sarana edung
3. SDM yang ahli, terampil dan berkompeten
- Kualitas Jasa pelayanan Tersedianya SDM yg terampil dan dan berkompeten
SDM ahli dan terampil
X X X X X Alokasi anggaran dari DIP/Rutin
Terealisasi program sesuai DIPA
Pengem- bangan kompetensi SDM tingkat ahli/& terampil
Kemam-puan aparatur
Menyertakan pegawai pada pelatihan manajemen/ penjenjangan
Pejabat terdidik/ bermotivasi
3 a Meningkatnya profesionalisme kompetensi SDM
Meningkatnya kinerja Balai Peningkatan profesionalisme dan kompetensi
Lulusan Universitas/ Akademi/Diploma/SMK
X X X X X Alokasi anggaran rutin
Terealisasi-nya anggaran rutin
Pengem-bangan kompetensi SDM
Kemampuan aparatur
Menyertakan pegawai dalam diklat teknis/ Pendidikan formal
Kompetensi meningkat
4. Pengembangan kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh
- Akreditasi - Survailen lab uji
Berkembang-nya lembaga Baristand Industri Banda Aceh
- LS – Pro - Lab Uji - Dll
X X X X X Pembinaan kelembagaan
Tersedian-nya lembaga yang mndukung standardisasi & mutu produk
Akreditasi kelembaga-an
Diakuinya LS-Pro dan sertifikasi lab uji
1.Penambahan lingkup akreditasi LS-Pro dan lab uji
Lembaga terakreditasi
2. Survailen lab. Uji Status akreditasi
3. Pembentukan Sekretariat HKI Layanan HAKI
No.
Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Program/ Kegiatan Prioritas
Indikator Kinerja
Uraian Indikator Kinerja
Tahun periode (2015-2019) Kebijakan
Indikator Kinerja
Program Indikator Kinerja
Kegiatan Indikator Kinerja
1 2 3 4 5
5. Peningkatan pemahaman dan/atau penggunaan hasil Litbang
Meningkatnya pemahaman dan/atau digunakannya hasil Litbang
Tersosialisasinya hasil Litbang
Diketahuinya teknologi hasil Litbang
X X X X X Pengemba ngan industri prioritas
Terbuka nya peluang pemanfa atan SDA NAD
Pembudayaan dan Pemasyaraka tan hasil Litbang
Dikuasainya teknologi hasil Litbang
Pembinaan IKM pasca konflik, pontren, pameran/ gelar teknologi, inkubator bisnis konveksi, buletin ilmiah serta mensosialisasi-kan hasil Litbang
Tersedianya SDM industri yang terampil
6. Meningkatnya sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana Terpenuhinya sarana dan prasarana
Gedung Ruangan Halaman
X X X X X Optimalisa si sarana & prasarana
Tersedia nya gedung yang memadai
Rehabilitasi gedung /bangunan
Ruang pustaka, gudang & workshop yang represen-tatip
Merehabilitasi bangunan, ruang dan sarana pendukung
Perpustakaan, gudang & workshop
7. Memantau, mengevaluasi dan menindak lanjuti kegiatan yang telah dilaksanakn
Kegiatan terpantau, dan saran tindaklanjut
Terevaluasinya hasil-hasil Litbang yang telah diimplementasikan
Hasil Litbang Masyarakat
X X X X X Revitalisasi & optimalisa si IKM
Meningkatnya operasinalisasi pemanfa atan hasil Litbang
Evaluasi hasil kegiatan pengembangan Baristand Industri
Data & informa si mutakhir
Pemantauan, pengendalian dan evaluasi hasil Litbang Baristand Industri
Hasil pantauan dan saran perbaikan
8. Pemenuhan kebutuhan pelanggan/ stakeholders
Pelanggan Pelayanan
Meningkatnya pendapatan JPT sebesar 10% per tahun
JPT meningkat X X X X X Pendayagu naan sumberdaya Baristand
Termanfa atkannya SDM, peralatan, kerjasama dengan dunia usaha
1. Penelitian dan pengem-bangan
Reko- mendasi teknologi
Melaksanakan kerjasama Litbang dengan industri dan instansi terkait
Penerimaan PNBP
2. Pelatihan teknis
Keterampilan teknis
Melaksanakan kerjasama diklat dan bantuan teknis pada dunia industri
Penerimaan PNBP
3. Pengujian bahan dan produk
Sampel STU
Melaksanakn pengujian bahan dan produk
Penerimaan PNBP
4. Standardisasi dan pengawasan mutu produk
SNI, Survailen, Sampel
Melakukan pengkajian dan penyusunan sistem mutu, survalen dan sampling
Penerimaan PNBP
5. Penanganan Pencemaran
Data laporan Sampel
Pemantauan dan pengujian Penerimaan PNBP
6. Rancang bangun dan perekayasaan
Prototip Alat/me-sin
Pembuatan rancang bangun dan perekayasaan alat produksi
Penerimaan PNBP
9. Meningkatnya kompotensi SDM dan pemecahan masalah
Kualitas SDM Pemecahan masalah
Terlaksananya kegiatan in house research
- Tekno-logi - IKM
X X X X X Meningkat--nya penggunaan bahan baku
Tersedianya teknologi, khusus-nya bagi IKM
Inhouse research
Informasi tekno-logi
Penelitian skala laboratorium Paket Litbang
10 Meningkatnya kegiatan operasional rutin
Kelancaran Pelayanan
Meningkatnya kemampuan dan kualitas
Kualitas kuantitas Pelayanan
X X X X X Optimalisa-si kemam-puan sarana &
Tersedia fasilitas pendukung
Penataan organisasi dan
Mening-katnya sistem
1. Penyusunan program : penyusunan usulan anggaran pembangun-an dan kegiatan
Program
No.
Tujuan Sasaran Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran
Program/ Kegiatan Prioritas
Indikator Kinerja
Uraian Indikator Kinerja
Tahun periode (2015-2019) Kebijakan
Indikator Kinerja
Program Indikator Kinerja
Kegiatan Indikator Kinerja
1 2 3 4 5
pelayanan teknis administratif
prasarana serta pelayanan bidang ristand
ristand yang memadai
tatalaksana pelayanan & kemampuan penguasaan ristand
Administrasi kepegawaian & umum
Data pegawai, arsip surat, keamanan, kebersihan, kesehatan
Pngelolaan keuangan termasuk JPT
Data teknis Data adm
Pemeliharaan inventaris kantor dan peralatan lab
Penataan sarana
11 Berdayanya potensi dan kegiatan internal
Kelancaran Kebutuhan internal
Meningkat-nya pemberdaya-an internal
Internal X X X X X Pembinaan ke dalam Baristand Industri
-Jumlah penerima-an CPNS -Tersedianya sistem informasi
- Tersedianya sarana & prasarana kerja
Pemberda-yaan internal
Berdaya-nya potensi internal
1.Pembinaan SDM dlm rangka peningkatan peran & kinerja Baristand
Keterampilan kerja
2.Pembayarn daya & jasa Terbayarnya biaya daya dan jasa
3.Pningkatan sarana kerja pegawai Baristand
Tersedianya sarana kerja pegawai
4.Pnyusunan rencana teknis Laporan
5.Pembuatan laporan Informasi kegiatan
6.Pengadaan sarana mobilisasi Mobilisasi kegiatan lancar
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019
Lampiran 4. MATRIKS INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS
BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH Tahun Anggaran : 2015 - 2019
PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS
OUTPUT OUTCOME INDIKATOR Target
2015 2016 2017 2018 2019
Penelitian dan pengembangan teknologi industri
1. Tersedianya hasil litbang dan rancang bangun yang siap diterapkan di industri
Meningkatnya hasil litbang dan rancang bangun yang dimanfaatkan oleh industri
1. Jumlah hasil litbang dan rancang bangun yang dilaksanakan
7 7 8 8 9
2. Jumlah hasil litbang yang telah diimplementasikan/ diterapkan
3 2 3 3 4
3. Jumlah hasil litbang yang dipatenkan
0 0 1 1 2
2. Terwujudnya kerjasama litbang dan rancang bangun antar lembaga litbang, perguruan tinggi dan dunia industri
Meningkatnya litbang dan rancang bangun antar lembaga litbang, perguruan tinggi dan dunia industri
Jumlah kerjasama litbang dengan lembaga litbang/ perguruan tinggi/ dunia industri
2 1 2 2 2
3. Tersedianya karya ilmiah yang dipublikasikan
Meningkatnya karya ilmiah yang dipublikasikan
Jumlah karya ilmiah yang dipublikasikan
2 2 2 2 2
Pelayanan Jasa Teknis Industri
Terwujudnya jasa pelayanan teknis pada dunia usaha dan masyarakat
Meningkatnya jasa pelayanan teknis pada dunia usaha dan masyarakat
1. Jumlah peserta pelatihan ketrampilan dan keahlian SDM teknis bidang industri
15 15 20 20 30
2. Jumlah sampel uji 2.250 2.750 3.000 3.500 4.000
3. Jumlah desain/ prototipe rancang bangun
2 2 3 3 3
4. Jumlah perusahaan yang dilayani
150 160 175 180 190
5. Nilai JPT (Rp) 1,25 M 1,65 M 1,75 M 2 M 3 M
Peningkatan Standardisasi Industri Daerah
Terwujudnya Standardisasi Industri Daerah
Meningkatnya pelayanan Standardisasi Industri Daerah
Jumlah lingkup pengakuan produk LPK yang diakui oleh KAN
3 3 3 4 4
Pengembangan SDM Tersedianya SDM litbang dan pengujian yang handal
Meningkatnya kompetensi SDM litbang dan pengujian
Jumlah SDM yang memperoleh sertifikat diklat
7 6 8 8 10
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019
PROGRAM/ KEGIATAN PRIORITAS
OUTPUT OUTCOME INDIKATOR Target
2015 2016 2017 2018 2019
Peningkatan Sarana dan Prasarana
Tersedianya fasilitas/ sarana dan prasarana litbang dan laboratorium
Meningkatnya fasilitas/ sarana dan prasarana litbang dan lab.
Jumlah pengadaan alat laboratorium
1 3 4 4 5
Peningkatan budaya pengawasan
Terwujudnya budaya pengawasan
Meningkatnya budaya pengawasan dalam rangka mendukung riset dan standardisasi industri
Terlaksananya Monev kegiatan 1 1 1 1 1
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Terwujudnya pelayanan publik yang optimal
Meningkatnya kualitas pelayan publik
Tingkat kepuasan pelanggan 3 3 3 3 3
Peningkatan Sistem informasi yang handal
Meningkatnya sistem informasi yang terintegrasi dan mudah diakses oleh satuan kerja
Jumlah aplikasi sistem informasi yang tersedia
1. Tersedianya Sistem Informasi Laboratorim (SIL)
1 1 1 1 1
2. Tersedianya website 1 1 1 1 1
Renstra Baristand Industri Banda Aceh, 2015-2019
LAMPIRAN - RENCANA STRATEGIS BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH
Visi : Menjadi Lembaga Yang Unggul Dalam Riset Khususnya Atsiri, Rempah Dan Komoditi Inti/Unggulan Daerah Serta Mapan Dalam Standardisasi Industri. Misi : 1. Memberikan Layanan Jasa Riset Dan Standardisasi Untuk Mengembangkan Klaster Industri Berbasis Atsiri Dan Rempah.
2. Memberikan Jasa Layanan Teknis Yang Bermutu Dalam Pengujian, Rancang Bangun, Alih Teknologi, Konsultasi, Pelatihan, Sertifikasi Serta Informasi Dalam Rangka Pengembangan Industri.
3. Mendukung Pengembangan Industri Berbasis Komoditi Inti/ Unggulan Daerah
STRATEGIC OBJECTIVE
ST
RA
TE
GIC
OU
TC
OM
E
Me
me
nu
hi
ha
rap
an
sta
ke
ho
lde
rs
Meningkatnya kemampuan SDM riset
atsiri dan standardisasi
Terbangunnya jejaring yang luas antar institusi riset dengan pemangku
kepentingan
Meningkatnya peran dan aplikasi teknologi pada industri berbasis atsiri dan rempah serta komoditi inti/unggulan daerah
Meningkatnya pemanfaatan
teknologi pada dunia industri
Semakin lengkapnya sarana dan prasarana
riset
1
2
4
5
Meningkatnya riset untuk karakterisasi bahan, ekstraksi,
purifikasi dan aplikasi 3
1. Menumbuhkan kembangkan riset dan aplikasinya 2. Membangun kerjasama dan kolaborasi riset dengan
pemda, dunia usaha dan lembaga litbang lainnya. 3. Melakukan sosialisasi, publikasi, pelatihan,
desiminasi, konsultasi dan alih teknologi hasil riset dan standardisasi kepada masyarakat dan dunia usaha.
4. Mengembangkan lembaga terakreditasi: pengujian dan sertifikasi dalam rangka meningkatkan mutu, daya saing dan implementasi sni wajib.
5. Meningkatkan publikasi hasil riset melalui majalah ilmiah (dalam dan luar negeri) serta perlindungan HKI.
Perumusan Kebijakan
Pelayanan dan Fasilitasi
Pengendalian & Pengawasan
1. Memfasilitasi penerapan, pengembangan dan penggunaan kekayaan intelektual
2. Meningkatkan kerjasama R&D dengan pusat-pusat teknologi baik dalam maupun luar negeri
3. Mengoptimalkan pusat inovasi teknologi
4. Meningkatkan pelayanan pengujian dan sertifikasi
5. Meningkatkan penyebaran pemanfaatan teknologi dan standardisasi
Mengoptimalkan perencanaan, pengendalian internal, evaluasi dan monitoring
ST
RA
TEG
IC D
RIV
ER
Perspektif
Capacity Building
Membangun SDM litbang teknologi yang berkompetensi
Membangun dan mengembangkan lembaga riset yang profesional dan
dinamis
Membangun sistem informasi teknologi dan
aplikasinya
Sarana dan Prasarana Riset
SDM Insentif Litbang Organisasi Informasi
Lampiran 5. Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
Renstra Baristand Industri Banda Aceh 2015-2019
Lampiran 6 . Tahapan Pengembangan Penelitian, Kajian dan Perekayasaan Teknologi Industri
Tahun 2015-2019
Renstra Baristand Industri Banda Aceh 2015-2019
Lampiran 7. Rincian Anggaran Pengembangan Kelembagaan Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
No Fokus Area Anggaran (Rp)
Th 2015 Th 2016 Th 2017 Th 2018 Th 2019
1. Penelitian, kajian dan perekayasaan
560.000.000 659.155.000 659.155.000 1.580.219.189 1.659.230.151
2. Pengujian 872.600.000 912.760.000 912.760.000 2.123.117.149 2.229.273.011
3. Sertifikasi 69.355.000 118.190.000 118.190.000 274.914.781 288.660.521
4. Pelatihan dan Bimbingan teknis 54.900.000 66.185.000 66.185.000 153.949.021 161.646.472
5. Pengembangan SDM 80.900.000 80.900.000 80.900.000 188.176.714 197.585.550
6. Promosi/ publikasi/ sosialisasi/ deseminasi
193.120.000 203.100.000 203.100.000 498.959.047 523.907.000
7. Akreditasi/survailence/Reakreditasi 147.675.000 159.740.000 159.740.000 378.377.083 397.295.938
8. Kerjasama Industri; Penguatan Infrastruktur litbang dan layanan jasa teknis; dan atau website/ SIL
24.020.000
- - 971.308.185 1.019.873.596
9. Perencanaan/ Penganggaran/Pelaporan/Monev
239.055.000 374.920.000 374.920.000 692.683.369 727.317.538
10. Layanan Perkantoran 8.477.438.000 9.161.429.000 9.161.429.000 21.658.765.278 22.741.703.579
11. Sarana dan Prasarana (sarana litbang dan sarana terkait SNI Wajib dan laboratorium)
215.000.000 273.000.000 273.000.000 635.009.183 666.759.643
TOTAL 10.934.063.000 12.534.379.000 12.009.379.000 12.009.379.000 30.613.253.000
Sasaran Strategis (SS) 2015 2016 2017 2018 2019
3 5 7 8 9 10 11 12
1. Jumlah hasil prioritas
yang dikembangkan
penelitian 2 3 3 4 4
2. Jumlah hasil litbang
yang siap
diimplementasikan
penelitian 3 2 3 3 4
3. Jumlah teknologi
yang dapat
menyelesaikan
permasalahan
industri (problem
solving)
Paket
teknologi
1 2 3 3 4
2. Meningkatnya karya tulis
ilmiah yang dipublikasikan
Tersedianya karya
ilmiah yang
dipublikasikan
Terbitan 2 2 2 2 2
1. Tersedianya Sistem
Informasi
Laboratorium (SIL)
Jumlah 1 1 1 1 1
2. Tersedianya website Jumlah 1 1 1 1 1
2. Meningkatkan indeks
kepuasan pelanggan
Terlaksananya
indeks kepuasan
pelanggan
Indeks 3 3,5 3,5 4 4
Banda Aceh, Januari 2015
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh
Kepala,
Ir. Abd. Rahman, MT
NIP. 19621231 199003 1 215
1. Meningkatkan kualitas
pelayanan publik
Terwujudnya
pelayanan publik
yang optimal
Tingginya nilai indeks
kepuasan pelanggan
Jumlah terbitan karya
tulis ilmiah yang
dipublikasikan
PERSPEKTIF PROSES PELAKSANAAN TUGAS POKOK (T)
BP.T3 Meningkatnya
kualitas
pelayanan dan
informasi publik
T5.1 BP.T3.1 Indeks Kepuasan
Masyarakat
Meningkatnya kualitas
pelayanan publik
PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN/ STAKEHOLDER (S)
BP. S1 Meningkatnya
hasil-hasil
Litbang yang
dimanfaatkan
oleh industri
S5.1 BP. S1.1 Meningkatnya
penguasaan
teknologi
industri,
pengembangan
inovasi
Meningkatnya
penelitian dan
pengembangan
teknologi industri
1. Meningkatnya hasil litbang
dan rancang bangun yang siap
diterapkan di industri
Tersedianya hasil
litbang dan rancang
bangun yang
dimanfaatkan oleh
industri
6
Lampiran 8. Peta Strategi dan Matriks Alur Indikator Kinerja Utama (IKU) Baristand Industri Banda Aceh Tahun 2015-2019
BPPI BARISTAND ACEHOUTCOME INDIKATOR Satuan
Target
Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja Utama (IKU) Indikator Kinerja Utama (IKU)
1 2 4
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRIBALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI BANDA ACEH