Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| i
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to
Build Excellent and Productive Generation”
Sabtu, 17 November 2018
Penerbit
Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| ii
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN KIMIA
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to
Build Excellent and Productive Generation”
ISBN: 9786026030658
Ketua Pelaksana : Liana Wahyuni
Wakil Ketua I : Fathur Rahman
Wakil Ketua II : Hanifah Wahyudi
Sekretaris : Nurlaila Hayati
Bendahara : Riska Yulianti
IT dan Website : Munira Aidhea
Muhammad Fakhri Nawidi
Rahmi Febriani
Humas & Publikasi : Puput Rahayu
Rani Widya Astuti
Sponsor & Promosi : Muhammad Kholilul Rahman
Sisiliana B.Z
Sarana dan Prasarana : Riza Zulfahnur
Budi Harianto
Ahmad Yani
Melania Saputri
Acara : Aulia Ulfah
Annisa Zakiyah Fajriani
Kesekretariatan : Larasatie Melani Dewi sawitri
Mutiara
Eka Aulia Nisa
Steering Committee:
Drs. Iriani Bakti, M.Si.
Dra. Hj. Rilia Iriani, M.Si.
Muhammad Isra‘i Rahman
Muhammad Rizal
Riviewer:
Rahmat Eko Sanjaya, S.Pd., M.Si.
Dra. Hj. Rilia Iriani, M.Si.
Drs. H. Bambang Suharto, M.Si.
Drs. Syahmani, M.Si.
Dr. Arif Sholahuddin, S.Pd., M.Si.
Drs. Mahdian, M.Si.
Drs. H. Abdul Hamid, M.Si.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| iii
Editor:
Dr. Hj. Atiek Winarti, M.Pd., M.Sc.
Drs. Rusmansyah, M.Pd.
Almubarak, S.Pd., M.Pd.
Drs. Parham Saadi, M.Si.
Managing Editor:
Drs. H. Muhammad Kusasi, M.Pd.
Restu Prayogi, S.Pd.
Tata Letak:
Aulia Ulfah
Annisa Zakiyah Fajriani
Salis Padli
Mustika Suci Lestari
Nasrina Wadhhah
Dina Safira
Penerbit:
Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Redaksi:
Jl. Brigjend. H. Hasan Basri Laboratorium MIPA FKIP ULM
Kayutangi-Banjarmasin 70123
Telp 089528398393
Email : [email protected]
Email: [email protected]
Cetakan pertama, November 2018
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak karya tulis ini
dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselenggaranya
Seminar Nasional Pendidikan Kimia tahun 2018, sehingga prosiding seminar
nasional pendidikan kimia ini dapat diselesaikan.
Seminar Nasional Pendidikan Kimia ini merupakan agenda rutin bagi Program
Studi Pendidikan Kimia yang akan diselenggarakan setiap tahun. Prosiding ini
bertujuan mendokumentasikan dan mengomunikasikan hasil penelitian bidang
Kimia, Biologi, IPA, dan terapannya pada seminar nasional yang
diselenggarakan oleh pendidikan kimia di Aula Rektorat Lantai 1 Universitas
Lambung Mangkurat.
Terima kasih disampaikan kepada pemakalah yang telah berpartisipasi pada
desiminasi hasil kajian atau penelitian yang dimuat pada prosiding ini. Terima
kasih juga disampaikan pada tim reviewer, tim prosiding, dan segenap yang
terlibat.
Akhir kata, seiring permohonan maaf, apabila dalam pelaksanaan Seminar
Nasional Pendidikan Kimia tahun 2018 ini, kami selaku panitia belum
mampu menyajikan persembahan terbaik. Kami selalu bertekad untuk
memperbaiki setiap kekurangan pada kegiatan-kegiatan yang akan datang.
Semoga prosiding ini bermanfaat.
Banjarmasin, November 2018
Ketua,
Liana Wahyuni
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv
SAMBUTAN KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA ................................ v
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... vi
MAKALAH SESI PARALEL
BLENDED LEARNING, MENJAWAB TANTANGAN REVOLUSI
INDUSTRI 4,0 .................................................................................................................... 1
I Wayan Redhana
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DARI LINGKUNGAN LAHAN
BASAH MELALUI PENDEKATAN CTL TERHADAP HASIL BELAJAR
PADA PEMBELAJARAN LARUTAN ASAM BASA ................................................... 20
Amalia Yunita, Parham Saadi, Muhammad Kusasi
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
MENGGUNAKAN PERTANYAAN SOCRATIK UNTUK
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL
BELAJAR PADA MATERI SISTEM KOLOID ............................................................. 29
Farah Medina, Muhammad Kusasi, Syahmani
KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA PROSES
PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERHADAP SISWA SMA ......................... 39
Habibah Nuhayati
JENIS DAN KERAPATAN BURUNG DARA LAUT (FAMILI
STERNIDAE) DI KAWASAN DESA SUNGAI RASAU KECAMATAN
BUMI MAKMUR SEBAGAI HANDOUT MATERI PENGAYAAN
BIOLOGI SMA KELAS X ............................................................................................... 44
Hardiansyah, Disyacitta Camelia,Mahrudin
PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PBL BERBASIS KEARIFAN
LOKAL TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN
BERPIKIR KRITIS .......................................................................................................... 55
Helda Rahmawati, Rise Hidayati Viktres, Nurfina Aznam SU
STUDI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA MELALUI
PEER ASSESSMENT DALAM TRAINING PRA-INSTRUMENT .................................... 71
Herlina Apriani
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN KIMIA TIPE
TPSS-BRAIN BASED LEARNING ................................................................................ 77
Ikhwan Khairu Sadiqin, Samsuni, Saidah
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| vii
PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR BERBASIS LINGKUNGAN
PADA PEMBELAJARAN SEL VOLTA MENGGUNAKAN MODEL
INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI,
PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS
SISWA KELAS XII MIPA 3 SMA NEGERI 8 BANJARMASIN TAHUN
PELAJARAN 2017/2018 .................................................................................................. 84
Khoirotun Nisa SA, M. Pd
PENGEMBANGAN LKS BERBASIS LINGKUNGAN PADA MATERI
KIMIA IPA SMP .............................................................................................................. 94
Lisnawati, Abudarin
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY BASED LEARNING
DENGAN PENDEKATAN FLIPPED CLASSROOM TERHADAP SELF
EFFICACY DAN HASIL BELAJAR KESETIMBANGAN ION DALAM
LARUTAN GARAM ........................................................................................................ 99
Nadya Hidayati, Leny, Rilia Iriani
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA DASAR
BERBASIS WEB POKOK BAHASAN ATOM, MOLEKUL DAN ION ..................... 108
Nopriawan Berkat Asi, Maya Erliza Anggraeni
PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING (IT) TERHADAP
PEMAHAMAN KONSEP MIKROSKOPIS LARUTAN PENYANGGA
PESERTA DIDIK KELAS XI MIPA MAN 2 MODEL BANJARMASIN ................... 117
Nurusshobah, Leny, Atiek Winarti
ANALISIS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED
LEARNING (PJBL) PADA MAHASISWA PENGIKUT MATAKULIAH
FISIOLOGI TUMBUHAN ............................................................................................. 124
Riya Irianti, Noorhidayati
ANALISIS PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP PESERTA DIDIK
PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA ANTARA MODEL
PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING (POGIL) DAN
MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) ......................................................................... 129
Rizaldi, Bambang Suharto, Parham Saadi
PROFIL HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI
DALAM MENYELESAIKAN MASALAH KIMIA KOLOID MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SELF-REGULATED
LEARNING (SRL) DI KELAS XI SMAN 1 BANJARMASIN ..................................... 135
Rizki Fahreza, Parham Saadi, Syahmani
PENERAPAN MODEL AUDITOY INTELLECTUALLY REPETITION
(AIR) DALAM PEMBELAJARAN KELARUTAN DAN HASIL KALI
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| viii
KELARUTAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR
KRITIS DAN HASIL BELAJAR ................................................................................... 146
Rushapiana, Mahdian, Rusmansyah
AKTIVITAS DAN RESPON SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 25
BANJARMASIN TERHADAP PENERAPAN BAHAN AJAR BERBASIS
INKUIRI TERBIMBING ............................................................................................... 152
Saidatun Ni‘mah, Almira Ulimaz, Nana Citrawati Lestari
VALIDITAS DAN PRAKTIKALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN REACT BERBANTUAN
METACOGNITIVE QUESTIONING UNTUK MENINGKATKAN
KOGNISI DAN KETERAMPILAN METAKOGNISI PADA MATERI
LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT ................................................ 159
Siti Rahmah, Syahmani, Atiek Winarti
MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN
HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA MATERI ELEKTROKIMIA DI
SMK NEGERI 2 BANJARMASIN ................................................................................ 168
Iriani Bakti, Siti Rahmah, Leny
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS KAJIAN KONSEP
MIKROSKOPIK PADA BUKU TEKS KIMIA KELAS X DAN
PEMAHAMAN KONSEP MIKROSKOPIK PADA MATERI LARUTAN
ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT .................................................................... 179
Triana Maulida Agustini, Atiek Winarti, Rusmansyah
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| 77
PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN KIMIA TIPE TPSS-BRAIN BASED LEARNING
Character Building Through Chemistry Learning Depends onTPSS-Brain Based Learning
Ikhwan Khairu Sadiqin1*, Samsuni, Saidah1Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat,
Jalan Brigjen H. Hasan Basri No. 87, Banjarmasin2SMPN 5 Daha Selatan, Jalan Teluk Baru Parigi, Hulu Sungai Selatan
3SMAN 1 Daha Utara, Jalan K. H Abdullah, Hulu Sungai Selatan*email: [email protected]
Abstrak. Tren positif ilmu pengetahuan dalam pendidikan Indonesia belum diimbangi denganperkembangan karakter. Pembelajaran kimia cenderung lebih fokus mengembangkan sikapilmiah dibanding pembentukan karakter. Hal ini dapat terjadi karena pembelajaran hanyaterfokus mengasah kecerdasan intelektual saja, cenderung mengabaikan kecerdasan emosionalsiswa. Keseimbangan kinerja otak kanan dan otak kiri dalam interaksi dengan lingkunganbelajar sangat didambakan. Pembelajaran kimia dengan tipe kooperatif berpadu perndekatanbrain based learning merupakan sebuah jembatan agar siswa dapat menghubungkan potensiintelektual dan emosional. Dampaknya adalah dapat menumbuhkan perasaan empati terhadapsesama. Latihan secara berkala memberi penguatan terhadap karakter jujur, tanggung jawabdan kerjasama.
Kata kunci: pendidikan karakter, brain based learning, TPSS, ikatan kimia, otak kanan, otakkiri
Abstract. The positive trend of science in Indonesian education has not been matched yet bythe development of character. Chemistry learning has always been focus on developing ofscientific attitudes than character. These can happen because learning was only focused onhow to keep intellectual intelligence, then ignoring of students' emotional intelligence. Thebalance of the right brain and the left brain performance in learning environment interactionsis highly coveted. Chemistry learning with cooperative type combines brain based learningapproach is a bridge so students can connect intellectual and emotional potential. The impactis that it can foster feelings of empathy for others. Periodic training strengthens the characterof honesty, responsibility and cooperation.
Keywords: character building, brain based learning, TPSS, chemical bonds, right brain, leftbrain
PENDAHULUANNegara-negara di dunia sedang berlomba menanamkan pendidikan karakter. Tafsir (2012)
menganalisis tren positif ilmu pengetahuan dalam pendidikan Indonesia belum diimbangi denganperkembangan karakter. Indonesia sudah sampai pada ambang yang memprihatinkan. Setiap haridipertontonkan suasana kekerasan yang terjadi di keluarga, masyarakat, dan ironisnya juga terjadidi sekolah. Perilaku peserta didik yang berbuat curang, kekerasan terhadap teman sekelas, tawuranantar kelompok pemuda, sampai dengan perilaku korupsi oleh penyelenggara negara ataupunpihak swasta yang merajalela (Sugiyono dkk, 2014). Hal tersebut adalah bukti bahwa pendidikankita belum mampu membentuk karakter yang kuat.
Bidang pendidikan berperan krusial dalam membentuk karakter bangsa. Ki HajarDewantara (2013) mengemukakan bahwa pendidikan merupakan proses pembudayaan yakni suatuusaha memberikan nilai-nilai luhur kepada generasi baru dalam masyarakat yang tidak hanyabersifat pemeliharaan tetapi juga dengan maksud memajukan serta memperkembangkankebudayaan menuju karakter luhur. Menurut Tafsir (2012) pembentuk utama karakter bangsaadalah pendidikan di sekolah.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| 78
Berdasarkan temuan Muhammad & Saparahayuningsih (2016) karakter siswa Indonesiamasih rentan. Pembelajaran kimia cenderung lebih fokus mengembangkan sikap ilmiah dibandingpembentukan karakter. Hal ini dapat terjadi karena pembelajaran hanya terfokus mengasahkecerdasan intelektualsaja, cenderung mengabaikan kecerdasan emosional siswa. Hal inidisebabkan karena pendekatan ilmiah kurikulum belum begitu mampu mengakomodirperkembangan karakter siswa. Seperti hasil analisis kurikulum oleh penulis pada materi ikatankimia lebih menitikberatkan tujuan menajamkan kognitif. Belum dibiasakan untuk bekerja dalamkelompok sosial untuk mencapai pemahaman dengan rasa tanggung jawab dan empati antarpribadi. Maka guru dituntut mampu mengintegrasikan strategi pembelajaran yang dapatmenunjang perkembangan karakter siswa.
Masalah bermuara dari pembelajaran yang hanya terfokus mengasah kecerdasan intelektual(IQ) dan cenderung mengabaikan kecerdasan emosional (EQ) siswa (Sadiqin dan Samsuni, 2016).EQ Termasuk dalam kinerja otak kanan sedangkan IQ termasuk dalam kinerja otak kiri (De Porter,1999). Kedua inteligensi itu saling melengkapi, kinerja seimbang antara IQ dan EQ merupakankunci keberhasilan siswa (Goleman, 2000). Siswa yang hanya mengasah otak kirinya sehinggacenderung hanya fokus terhadap kesuksesan dirinya. Perlahan menjadikan moral siswa merosot.Ego diri sendiri tumbuh sangat subur, mengikis empati terhadap sesama.
Keseimbangan kinerja otak kanan dan otak kiri dalam interaksi dengan lingkungan belajarsangat didambakan. Solusi mengatasi masalah minimnya karakter siswa adalah denganmengintergrasikan strategi pembelajaran yang mengkinerjakan kedua belahan otak secara optimaldisertai dengan memupuk semangat sosial. Kerjasama mencapai satu tujuan yang sama dalamkelompok sosial dapat melatihkan rasa tenggang rasa sebagaimana kultur gotong royong dalambudaya masyarakat Indonesia (Pheeney et al, 2015). Hal ini dapat mengembangkan empati daritiap individu sehingga karakter luhur siswa dapat ikut berkembang. Analisis tersebut didukungoleh temuan penelitian Muhamad & Saparahayuningsih (2016), penerapan model terintegrasimampu menunjang terbentuknya sikap peduli dan karakter siswa.
Langkah paling konkrit dalam mewujudkan solusi tersebut adalah mengintegrasikan brainbased learning dengan memberikan kesempatan bekerja dalam kelompok sosial kepada siswa.Brain based learning merupakan pembelajaran dengan cara mengoptimalkan segala fungsi otakberdasarkan berbagai disiplin bidang ilmu dalam belajar (Jensen, 2011). Karakteristikpembelajaran yang melatihkan kognisi siswa kepada peran emosi, pola, pemaknaan, lingkungan,ritme tubuh dan sikap, stres, trauma, penilaian, musik, gerakan, gender, dan pengayaan dalaminteraksi sosial. Melalui BBL siswa dliatihkan untuk mengasah kinerja otak kanan terkait ranahemosi dalam interaksi dengan lingkungan belajar. Hasilnya dapat membentuk karakter siswa baikintrapersonal seperti rasa ingin tahu dan jujur maupun interpersonal seperti kerjasama dantanggung jawab (Sadiqin dan Samsuni, 2016).
Mengacu pada hasil penelitian terdahulu, Brain based learning merupakan pembelajaranyang tepat untuk mengembangkan karakter siswa. Hasil penelitian Erten & Inci (2011). Akyürek& Afacan (2013) dan Sadiqin & Samsuni (2016) Brain based learning dapat melatihkan siswauntuk memperbaiki karakter menjadi lebih baik.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis mengemukakan sebuah gagasan yaitumengembangkan karakter siswa melalui pembelajaran brain based learning. Ada empat pokokbahasan yang akan penulis kemukakan: Pertama, apa itu pendidikan karakter? Kedua, Apa itubrain based learning? Ketiga, apa itu Model TPSS? Keempat, bagaimana proses pembelajaranbrain based learning untuk mengembangkan karakter siswa?
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini berupa studi pustaka. Studi pustaka dengan cara menelaah teoritikrancangan pembelajaran yang tepat untuk mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta lingkungankepada masyarakat. Sumber data berupa artikel terpublikasi seperti jurnal, prosiding dan tulisanilmiah lainnya. Teknik analisis dengan cara deskriptif kualitatif. Menelaah dan merangkum hasilpenelitian dan gagasan yang telah ada menjadi suatu rancangan belajar untuk mencapai tujuanpenelitian.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| 79
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pendidikan karakterMenurut KBBI karakter adalah tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan yang lain, watak.. Karakter berkaitan dengan sesuatu yang melekatdi dalam diri setiap individu. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungandengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yangterwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-normaagama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat (Zaenul, 2012). Karakter sama dengankepribadian (Kesuma & Cepi, 2011). Hasil rangkuman pendapat para penulis dapatdisimpulkankan karakter adalah perilaku yang bersifat personal dan dapat dibentuk dari kebiasaan(habit).
Menurut KBBI, pendidikan adalah proses transformasi sikap dan tata laku seseorang untukmematangkan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Upaya dapat berupa proses, cara,perbuatan mendidik. Pendidikan karakter adalah sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupanuntuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilakukehidupan orang tersebut. Ada tiga hal penting mengenai pendidikan karakter, yaitu: (1) prosestransformasi nilai-nilai, (2) ditumbuh kembangkan dalam kepribadian, dan (3) menjadi satukesatuan dalam perilaku. Pendidikan karakter adalah usaha aktif untuk membentuk kebiasaan(habit) sehingga sifat peserta didik akan terukir sejak dini, agar dapat mengambil keputusandengan baik dan bijak serta mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari (Zaenul, 2012).
Produk pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang diharapkan Kurikulum Indonesiameliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingintahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cintadamai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Kemendiknas,2010). Harapan pemerintah penemaman karakter bukan cuma mengandalkan guru mata pelajaranpendidikan kewarganegaraan dan pendidikan agama. Melainkan seluruh mata pelajaran.Khususnya bidang eksakta yang terindikasi masih kurang.
Brain Based LearningBrain based learning adalah pembelajaran yang diselaraskan dengan cara otak yang
didesain secara alamiah untuk belajar. Brain based learning merupakan sebuah pendekatanpembelajaran yang lebih paralel dengan bagaimana otak belajar yang paling baik secara alamidengan didasarkan pada disiplin-disiplin ilmu syaraf, biologi, psikologi, pemahaman tentanghubungan antara pembelajaran dan otak kini mengantarkan kepada peran emosi, pola, pemaknaan,lingkungan, ritme tubuh dan sikap, stres, trauma, penilaian, musik, gerakan, gender, danpengayaan. (Jensen, 2011). Brain based learning merupakan sebuah pembelajaran efektif danmenyenangkan dengan cara memaksimalkan kemampuan otak dalam memproses, menyimpan danmemanggil kembali informasi (Willis, 2011).
Menurut Caine & Caine (2012) pembelajaran berbasis kedua belahan otak melibatkanseluruh alat tubuh (termasuk otak, panca indera, dan seluruh anatomi). Hal ini merupakan salahsatu dari 12 prinsip yang ada pada pendekatan brain based learning. Sangat diharapkan siswadibiarkan berinteraksi dengan teman-temannya sehingga akan muncul keakraban. Bermodal akrab,siswa dipupuk rasa saling peduli sehingga kesuksesan belajar tidak hanya menjadi tanggung jawabindividu melainkan untuk keberhasilan kelompok. Sebagai upaya mewujudkan keadaan inidiperlukan sebuah model yang dapat mengakomodir kegiatan tersebut dalam pembelajaran kimia.
Berdasarkan pendapat dapat disimpulkan brain based learning adalah pembelajaran dengancara mengoptimalkan segala fungsi otak berdasarkan berbagai disiplin bidang ilmu dalam belajar.Tahap-tahap pembelajaran dengan menggunakan pendekatan brain based learning yangdiungkapkan Jensen (2011) meliputi pra-pemaparan, persiapan, inisiasi dan akuisisi, elaborasi,inkubasi dan memasukkan memori, verifikasi dan pengecekan keyakinan, perayaan dan integrasi.pembelajaran berbasis kedua belahan otak optimal apabila melibatkan lingkungan belajar. Sangatdiharapkan siswa terjadi interaksi dengan teman-temannya sehingga akan muncul keakrabanhingga muncul rasa tenggang rasa. Hal ini disebabkan mindset dalam brain based learning adalahkeberhasilan bersama bukan secara individu.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| 80
Model TPSSBerpikir berpasangan berbagi atau dikenal dengan TPS merupakan jenis pembelajaran
kooperatif untuk mendorong pola interaksi siswa. Model dikembangkan dari kooperatifkonvensional. Ada filosofi teman sebagai sumber belajar. Pertama dikembangkan oleh Frag Lymandan tim pada tahun 1981. Lyman dkk dalam Majid (2013) menjelaskan langkah-langkah (syntaks)TPS yaitu Thinking, Pairing, Sharing.
Tahap 1 berupa Thinking. Guru memberi pertanyaan atau isu yang berkenaan denganpelajaran. Siswa diminta untuk memahami masalah tersebut secara mandiri untuk beberapa saat.Siswa sebaiknya menuliskan jawaban mereka. Hal ini karena guru tidak dapat memantau semuajawaban siswa sehingga melalui catatan tersebut guru dapat mengetahui jawaban yang harusdiperbaiki atau diluruskan di akhir pembelajaran.
Tahap 2 melakukan Pairing. Guru meminta siswa membentuk kelompok kecilberanggotakan 2 orang. Berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telahdipikirkannya pada tahap pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat berbagi jawaban jikatelah diajukan suatu pertanyaan atau berbagi ide jika suatu persoalan khusus telah diidentifikasi,sehingga dapat menghasilkan jawaban bersama.
Tahap 3 berisi Sharing. Guru mendorong tiap pasangan siswa untuk berbagi dengan seluruhkelas tentang apa yang telah mereka bicarakan. Efektif jika dilakukan dengan cara bergiliran darisatu pasangan ke pasangan lainnya.
Adapun yang diterapkan dalam desain pembelajaran ini adalah TPSS (Think Pair ShareShare). Think Pair Share Share merupakan variasi dari model TPS. Perbedaan terletak padapenambahan langkah share menjadi 2 kali. Dua orang yang melakukan share membentuk kelompokyang lebih besar dengan 1 pasangan lain sehingga total anggota kelompok menjadi 4 orang. Empatorang tersebut kembali berdiskusi dan hasilnya dibagikan bagi teman-teman di kelas. Kelebihanmodel kooperatif siswa secara berkelompok adalah dapat digunakan untuk melatihkan karakter(Samsuni dkk, 2018).
Pendidikan Karakter pada pembelajaran Kimia SMAProses pembelajaran disusun untuk mengoptimalkan potensi otak kanan siswa pada materi
ikatan kimia kelas X SMA. Basis otak kanan menjadi andalan karena target yang diharapkanadalah hasil dari kegiatan sosial dalam berkelompok akan memuncukan fenomena empati bagisesame. Brain based learning dijadikan basis pembelajaran karena merupakan sebuah pendekatanyang mampu mengakomodasi lebih kemampuan otak kanan terkait emosi dan hubungan sosial.
Strategi yang dilakukan melalui proses pembelajaran menggunakan pendekatan brain basedlearning yang dikombinasikan dengan model pembelajaran Think Pair Share Share. Hal inidisebabkan oleh perpaduan dua strategi ini mampu meningkatkan atensi siswa dengan caramemberikan siswa kesempatan untuk berinteraksi dengan informasi, orang lain dan lingkunganbelajar (Willis, 2011). Kegiatan diskusi berpartner atau Think-Pair-Share mampu menunjangaktivitas kerjasama antar sosial sehingga dapat membangun hubungan sosial. Penambahan Shareterakhir dilakukan sebagai upaya membangun empati yang lebih besar. Kelompok yang lebih besartentu menghasilkan peluang interaksi yang lebih besar pula
Secara umum tujuan pembelajaran pada pembelajaran kimia selain melatihkan sikap ilmiahadalah juga melatihkan karakter. Kurikulum mengharuskan siswa memiliki karakter yang tercatatpada kompetensi kedua. Karakter yang paling mungkin dilatihkan adalah kerjasama, tanggungjawab, dan jujur.
Kegiatan pembelajaran dapat dilihat berdasarkan penelitian Sadiqin dan Samsuni padamateri kimia(2016). Kegiatan pembelajaran yang pertama dimulai dengan tahap pra-pemaparanberupa memberi apersepsi pada kegiatan pendahuluan untuk memancing rasa ingin tahu siswa.Appersepsi berupa pemberian pertanyaan kontekstual kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pertanyaan tersebut siswa diajak melakukan permainan danmengorganisasikan siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 3-4 orang siswa yang sudahditentukan. Pembentukan kelompok merupakan upaya awal untuk melatihkan kerjasama dantanggung jawab.
Game bermuatan soal sehubungan materi pembelajaran dan siswa beradu cepat menjawab
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| 81
pertanyaan kuis. Game diawal pembelajaran diadakan agar perhatian siswa tertuju bahkan sejakawal pembelajaran (Willis, 2011).
Kegiatan inti berisi tahap persiapan, elaborasi, inisiasi dan akuisisi, inkubasi danmemasukkan memori, verifikasi dan pengecekan keyakinan (Jensen, 2011). Kegiatan inti dimulaidengan tahap persiapan Brain based learning guru menjelaskan materi prasyarat sebagaipengantar dalam menyelesaikan masalah pembelajaran. Kegiatan ini mendorong potensi otakkanan dibidang desain.
Tahap Elaborasi mengorganisasikan siswa untuk membentuk kelompok berpasangan.Kegiatan elaborasi melatihkan siswa untuk menumbuhkan karakter jujur, tanggung jawab dankerjasama. Diharapkan siswa bekerjasama dengan teman sebelahnya untuk mengutarakanpemikiran masing–masing mengenai permasalahan bagaimana cara unsur-unsur mencapaikestabilan serta pembentukan ikatan ion dan kovalen melalui sebuah diskusi kecil. Kegiatan initetap menonjolkan siswa dalam aspek desain otak kanan untuk berinteraksi dengan lingkunganbelajar. Sumber belajar dan lingkungan belajar utama adalah rekan sekelompok dan guru.
Siswa didorong bekerjasama dengan teman sebelahnya untuk mengutarakan pemikiranmasing– masing mengenai permasalahan melalui diskusi kecil kelompok kemudian diteruskandiskusi kelas. Meminta siswa untuk menghargai teman yang sedang presentasi dengan caramendengarkannya dengan seksama. Ketika siswa terbiasa berinteraksi dengan teman atau gurumaka empati dapat muncul.
Dampaknya jika terus dilatih adalah siswa terbiasa bekerjasama dan memahami perasaanatau karakteristik orang lain. Siswa menjadi tahu mengapa harus bersikap baik terhadap orang lainkarena ia sudah merasakan. Sesuai dengan Bilgin (2006) yang menemukan bahwa ketikaketelibatan langsung tangan siswa secara bersama-sama pada kegiatan pembelajaran yangmenekankan kerjasama, siswa lebih berhasil memiliki karakter yang positif (Jensen, 2011).
Brain based learning merupakan sebuah pembelajaran efektif dan menyenangkan dengancara memaksimalkan kemampuan otak dalam memproses, menyimpan dan memanggil kembaliinformasi (Willis, 2011). Menurut Caine & Caine (2012:4) pembelajaran berbasis kedua belahanotak melibMajid (2013).
Kegiatan interaksi sosial sesuai dengan teori konstruktivisme Vygotsky yang menekankanpentingnya sosiokultural dalam proses belajar (Suparno, 1997). Keberhasilan aktivitaspembelajaran sangat dipengaruhi oleh partisipasi seseorang dalam praktek sosial dan kultural yangada baik guru, teman, atau masyarakat. Melalui kegiatan komunikasi dengan orang yang lebihmengerti, orang yang kurang paham akan termotivasi untuk mengerti dan dapat mengembangkanpemahaman dan karakter.
Siswa yang punya karakter kuat akan mempengaruhi teman didekat untuk juga berkarakter.Sejalan dengan temuan Wishmath (2015) melaporkan siswa yang pasif merasa sangat terbantuoleh rekan-rekannya. Karena saat tidak mampu menyelesaikan permasalahan, siswa tersebut akandapat mendengarkan wawasan yang dimiliki rekannya.
Tahap inisiasi dan akuisisi berisi kegiatan guru membimbing siswa dalam membahas semuajawaban pertanyaan dalam soal melalui diskusi kelas (Sadiqin dan Samsuni, 2016). Tahap inkubasidan memasukkan memori guru memanggil salah satu kelompok sukarelawan jika ada (siswa yangmengacungkan tangan) untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Tahap verifikasi danpengecekan keyakinan berupa pemberian pujian terhadap siswa yang berhasil menjawab banyakpertanyaan dengan benar, serta mengecek kembali pemahaman siswa.
Tahapan verifikasi melatihkan siswa untuk berkarakter jujur. Karena pada tahapan ini hasilpengamatan disampaikan kepada seluruh orang dikelas. Maka dapat dicari kecocokannya melaluiverifikasi oleh teman sekelompok, kelompok lain dan guru. Kegiatan ini meminimalisir peluangsiswa menuliskan data palsu sehingga sikap jujur dapat terbentuk.
Akhir kegiatan pembelajaran ikatan kimia adalah tahap perayaan. Tahap ini guru bersamasiswa bersuka cita merayakan keberhasilan dalam pembelajaran. Manfaatnya adalah agar siswamerasakan manis kemenangan dari hasi kerja keras kelompok (Sadiqin dan Samsuni, 2016). Halini merupakan penguatan bagi siswa bahwa kerjasama, tanggung jawab dan kejujuran sangatpenting bagi kesuksesan pembelajaran.
Guru meminta siswa bersalam-salaman dengan teman-teman didekat tempat duduknya yang
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| 82
merupakan rekan kelompok dalam pembelajaran brain based learning (Sadiqin dan Samsuni,2016). Guru memberi bingkisan sederhana berupa kado yang didalamnya berisi reward, pesanmotivasi sesuai dengan kepribadian masing-masing siswa serta predikat nilai selama pembelajarankepada siswa dipanggil secara berurutan berdasarkan absen. Pemberian penguatan sesuai denganAqib & Sujak (2011), karakter menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan diri. Dengan demikiandiperlukan tiga komponen yang baik yaitu moral knowing, moral feeling, dan moral action.
Secara umum, tahapan-tahapan pada pendekatan brain based learning melatih keakftifansiswa dengan cara menarik atensi siswa dan membina hubungan postitf antar individu dalamkegiatan pembelajaran. Guru senantiasa memberikan contoh yang menarik atensi siswa dikutipenjelasan singkat pada tahapan awal lalu siswa membuktikan lewat pengalaman belajar langsung,diskusi dan presentasi. Setelah itu guru memverifikasi pemahaman siswa dan senantiasamemberikan penguatan.
Kegiatan-kegiatan tersebut sangat menunjang tumbuhnya karakter pada diri siswa. Senadaseperti yang dinyatakan Harlen (1992) untuk menumbuhkembangkan karakter siswa ada tiga jenisperanan utama guru yakni: memperlihatkan contoh, memberikan penguatan dengan pujian danpersetujuan, dan memberikan kesempatan untuk mengembangkan sikap. Temuan ini didukungoleh penelitian sebelumnya (Akyürek & Afacan, 2013) yang menyatakan bahwa pendekatan brainbased learning dapat signifikan memberi pengaruh kepada karakter siswa.
Pendidikan karakter bukan proses instan. Perlu latihan secara berkala. Artinya rancanganpembelajaran tersebut perlu dilakukan terus menerus. Mengacu temuan Sadiqin & Samsuni (2016)setidaknya diperlukan 9 kali tatap muka sampai terjadi perubahan berarti dari karakter siswa. Studiitu mengkaji tatap muka 1 hingga tatap muka 3 tidak mengalami kemajuan berarti. Sejak tatapmuka 4 baru ditemukan perkembangan yang berarti. Mendukung gagasan Zaenul (2012) bahwakarakter merupakan produk dari sebuah kebiasaan (habit). Guru harus sabar dalam melatihkankarakter. Melalui awalnya siswa tahu megapa harus bertindak. Berlanjut menimbang tindakanyang baik dan buruk. Sampai puncaknya berupa sifat yang melekat di diri siswa.
SIMPULANPertama, pendidikan karakter adalah proses penaman nilai-nilai kehidupan berupa perilaku
yang bersifat personal dan dibentuk dari latihan secara berkala sehingga menjadi kebiasaan(habit).
Kedua, brain based learning adalah pembelajaran dengan cara mengoptimalkan segalafungsi otak berdasarkan berbagai disiplin bidang ilmu dalam kegiatan belajar. Fungsi yangdiharapkan muncul adalah optimalisasi otak kanan dalam hal empati.
Ketiga, Think Pair Share Share merupakan variasi dari model TPS. Perbedaan terletak padapenambahan langkah share menjadi 2 kali sehingga total anggota kelompok menjadi 4 orang.Empat orang tersebut kembali berdiskusi dan hasilnya dibagikan bagi teman-teman di kelas.
Keempat, proses pendidikan karakter dapat dilakukan pada materi ikatan kimia kelas XSMA melalui brain based learning. Proses belajar bertumpu untuk menajamkan otak kanansehinga mucul sikap empati terhadap sesama. Langkah pembelajaran meliputi memikirkanmasalah, berpasangan untuk menganalisis masalah, berbagi dengan menyampaikan pendapatdalam kelompok kecil, berbagi dengan menyampaikan pendapat dalam kelompok besar dan temansekelas.
DAFTAR RUJUKANAkyurek & Afacan. (2013). Effects of Brain-Based Learning Approach on Students’ Motivation
and Attitudes Levels in Science Class. Mevlana International Journal of Education(MIJE). 3(1), 104-119.
Aqib, Z & Sujak. (2011). Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Bandung, Yrama Widya.Bilgin, I. (2006). The effects of hands-on activities incorporating a cooperative learning approach
on eight grade students science process skills and attitudes toward science. Journal ofBaltic Science Education, 1(9), 27-37.
De Potter, B & Hernacki, M. (1999). Quantum Learning. Membiasakan Belajar Nyaman danMenyenangkan. Terjemahan oleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung, Kaifa.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Kimia, ISBN: 978-602-60306-5-8
Jurusan PMIPA FKIP UL M Banjarmasin, 17 November 2018
“The Innovation of Chemistry Education in Confronting Disruption Era to Build
Excellent and Productive Generation”| 83
Erten, H & Inci, N. (2011). The Effect of Brain Based Learning on Academic Success, AttitudeAnd Retrieval Of Information in Science and Technology Classes. Paper presented at theAnnual Meeting of the 9th ESERA Conference , Lyon.
Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence. New York, Bantam Books.Harlen, W. (1992). The Teaching Science. David Fulton Publishers, London.Kemendiknas. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Pusat Kurikulum
& Perbukuan, Jakarta.Kesuma, D, & Cepi, T. (2011). Pendidikan Karakter. Rosda, Bandung.Ki Hadjar Dewantara. (2013). Buku I, Pemikiran, Konsepsi, Keteladanan, Sikap Merdeka Cetakan
Kelima. Yogyakarta, UST-Press.Jensen, E. (2011). Brain Based Learning, Pemelajaran Berbasis Otak. Indeks, Jakarta.Muhamad, B., & Saparahayuningsih, S. (2016). An Attitude and Character Instructional
Development Based on Curriculum 2013 in Elementary School. Creative Education, 7, pp269-277.
Pheeney, C., Malihah, E., Supriatna, M & Kartadinata, S. (2015). Pasar Budaya UPI, AnInovation in Teacher Training Education Based on Local Wisdom For Unity Diversity.The Proceedings of International Seminar on Ethnopedagogy. Eds Abbas, W,A.,Syaharuddin., Irhasyuarna, Y. pp 27-33. FKIP UNLAM Press.
Sadiqin, I. K & Samsuni. (2016). Penerapan Brain Based Learning untuk MembentukPengetahuan dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Banjarmasin pada MateriIkatan Kimia. Paper presented at Seminar Nasional Pendidikan Fisika. UniversitasLambung Mangkurat.
Samsuni., Saidah & Sadiqin, I. K. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar Konsep Listrik DinamisMelalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian danPembelajaran Fisika, 4 (1), 73-86.
Sugiyono., Sutopo, S., & Nuryanto. (2014). Pendidikan Beretika dan Berbudaya. Jakarta, BadanPenelitian dan Pengembangan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Suparno. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta, Kanisius.Tafsir, A. (2012). Filsafat Pendidikan Islami. Bandung, Rosdakarya.Wismath, Shelly, L., Orr , D. (2015). Collaborative Learning in Problem Solving, A Case Study in
Metacognitive Learning. The Canadian Journal for the Scholarship of Teaching andLearning, 6 (3), 1-19.
Zaenul, A. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Ar-ruzMedia,Jogjakarta.