Download - Proposal Penelitian Asli
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
1/51
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangPembangunan Nasional menurut UU RI No. 25 tahun 2000 tentang
Program Pembangunan Nasional mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Salah satu
visi dari pembangunan nasional adalah tercapainya Indonesia Sehat melalui
pembangunan di bidang kesehatan.
Pembangunan di bidang kesehatan yang merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional menurut Kepmenkes No. 128/Menkes/II/2004
diselenggarakan secara berkelanjutan, terencana, terarah dan mempunyai tujuan
meningkatkan kesadaran, kemauan serta kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Menurut Hendrick L.
Blumm derajat kesehatan yang optimal dapat tercapai jika tidak hanya tersedia
pelayanan kesehatan yang meliputi sarana dan prasarana kesehatan saja. Derajat
kesehatan harus didukung juga oleh tenaga-tenaga yang kompeten terutama
untuk tenaga dokter dan tenaga keperawatan (www.jabarprov.go.id: 2010)
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan ilmu dan kiat
http://www.jabarprov.go.id/http://www.jabarprov.go.id/http://www.jabarprov.go.id/ -
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
2/51
2
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang komprehensif
serta ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun
sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia (Lokakarya keperawatan
Nasional 1986).
Keperawatan menurut SK No 427/ dikti/ kep/ 1999 tentang landasan
dibentuknya pendidikan keperawatan adalah sebuah profesi yang di dalamnya
terdapat sebuah body of knowledge yang jelas. Profesi Keperawatan memiliki
dasar pendidikan yang kuat, sehingga dapat dikembangkan setinggi-tingginya.
Hal ini menyebabkan Profesi Keperawatan selalu dituntut untuk
mengembangkan dirinya untuk berpartisipasi aktif dalam Sistem Pelayanan
Kesehatan di Indonesia dalam upaya meningkatkan profesionalisme keperawatan
agar dapat memajukan pelayanan masyarakat akan kesehatan di negeri ini
(http://haluankepri.com : 2012)
Sistem pelayanan kesehatan meliputi sistem pemberian asuhan
keperawatan yang diberikan secara terus menerus sejak pertama kali pasien
mengalami masalah kesehatan sampai kepada ketika status kesehatan pasien
dinyatakan pulih kembali. Proses untuk memberikan pelayanan ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu aksesibilitas terhadap pelayanan, kualitas pemberian
pelayanan, dan sistem pembayaran yang ditetapkan.
Pelayanan keperawatan profesional dilaksanakan di berbagai tatanan
pelayanan kesehatan, menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang
memerlukan, baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di
http://haluankepri.com/http://haluankepri.com/ -
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
3/51
3
tatanan pelayanan rumah sakit. Adanya kebutuhan peningkatan pelayanan
kesehatan yang berkualitas di rumah sakit dan dalam rangka mencapai pelayanan
keperawatan profesional, maka dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
asuhan keperawatan. Upaya tersebut salah satunya adalah dengan
mengembangkan metode penugasan dalam pelayanan keperawatan.
(www.fkep.unpad.ac.id : 2010)
Metode penugasan dalam pelayanan keperawatan berkembang menuju
layanan profesional. Metode penugasan menggunakan beberapa metode
pemberian asuhan keperawatan mulai dari metode kasus, metode fungsional,
metode tim, dan metode keperawatan primer serta manajemen kasus. Metode
yang paling memungkinkan dalam pemberian asuhan keperawatan profesional
adalah metode yang menggunakan the breath of keperawatan primer yaitu
Metode Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) (Ratna Sitorus, 2006).
MPKP adalah sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan keperawatan tersebut.
MPKP pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah Sakit
Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit lain. Dalam MPKP terdapat
perawat yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien yang disebut sebagai perawat primer (PP) dan dalam
pelaksanaannya terdapat perawat asosiet (PA). Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan untuk terselenggaranya MPKP dengan baik yaitu dengan
http://www.fkep.unpad.ac.id/http://www.fkep.unpad.ac.id/ -
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
4/51
4
terdapatnya fasilitas meliputi : badge atau kartu nama tim, papan nama dan papan
MPKP, dan kegiatan rutin yang mendukung berjalannya MPKP meliputi : operan
tiap shift, konferensi, kontrak atau orientasi dengan klien atau keluarga, ronde
keperawatan, rencana harian perawat primer. Hasil yang diharapkan dari model
praktek keperawatan profesional yaitu mutu asuhan, kepuasan perawat, kepuasan
pasien (Ratna Sitorus, 2006 : 70)
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul
sebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (Imbalo S, Pohan, 2007 :
156). Kepuasan pasien adalah keluaran (outcome) layanan kesehatan. Kepuasan
pelanggan merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan
kesehatan. Jika kita akan melakukan upaya peningkatan mutu layanan kesehatan,
pengukuran tingkat kepuasan pasien ini diperlukan. Melalui pengukuran tersebut
dapat diketahui sejauh mana dimensi-dimensi mutu layanan kesehatan yang telah
diselenggarakan dapat memenuhi harapan pasien. Hasil pengukuran kepuasan
pasien bagi manajemen rumah sakit dapat digunakan sebagai dasar untuk
mendukung perubahan sistem layanan kesehatan dan memberikan gambaran
seberapa mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien, sehingga perlu
dilakukan survei kepuasan pasien secara berkala. (Imbalo. S. Pohan : 2007)
Penelitian oleh Desire Farlinda Supit tahun 2011 tentang Efektifitas
Penerapan MPKP di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Bandung diperoleh
hasil bahwa penerapan MPKP berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
5/51
5
pasien dibanding ruangan dengan metode penugasan fungsional
(http://etd.ugm.ac.id : 2011)
Rumah Sakit Santo Borromeus merupakan rumah sakit tipe B dengan
kapasitas 379 tempat tidur. BOR rata-rata Rumah Sakit Santo Borromeus bulan
Januari-Maret 2012 adalah 83,4%. Di Rumah Sakit Santo Borromeus penerapan
MPKP sudah dimulai sejak tahun 2007. Jenis MPKP yang diterapkan di Irene 4-5
yaitu Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula (MPKPP).
Pelaksanaannya dapat dilihat dari adanya badge atau kartu nama tim, papan nama
papan MPKP, terdapatnya kegiatan operan antar shift, konferensi, ronde
keperawatan, kontrak atau orientasi dengan klien atau keluarga, rencana harian
perawat primer, yang hasil akhirnya diharapkan adanya peningkatan kepuasan
pasien.
Survei kepuasan pasien sudah dilakukan di Rumah Sakit Santo
Borromeus secara berkala setiap 6 bulan yaitu setiap bulan Januari dan bulan
Juli. Hasil survei bulan Januari di Irene 4-5 menunjukkan nilai 83,4 dimana
target yang ingin dicapai adalah 92. Jumlah pasien Irene 4-5 selama Bulan
Januari-Maret 2012 rata-rata 140 pasien perbulan. Survei tersebut dilakukan oleh
bagian Humas yang meliputi survei kepuasaan pasien terhadap pelayanan
keperawatan, pelayanan medis, pelayanan gizi dan pelayanan kebersihan,
sedangkan survei kepuasan pasien terhadap penerapan metode praktek
keperawatan profesional belum pernah dilakukan. Kepuasan yang dialami selama
http://etd.ugm.ac.id/http://etd.ugm.ac.id/ -
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
6/51
6
pasien dirawat dapat juga dilihat dari tingginya BOR rumah sakit. BOR Ruang
Irene 4-5 bulan Januari-Maret rata-rata 82,4%.
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada tersebut maka
penulis tertarik untuk membuat karya tulis dengan judul : Hubungan
Pelaksanaan Metode Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) Dengan
Kepuasan Pasien atau Keluarga Di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo
Borromeus Bandung
1.2Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis ingin
mengetahui tentang : Apakah ada Hubungan Pelaksanaan MPKP Dengan
Kepuasan Pasien atau Keluarga Di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo
Borromeus Bandung
1.3Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi hubungan pelaksanaan MPKP dengan kepuasan pasien
atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus
Bandung.
1.3.2 Tujuan Khusus1.3.2.1 Mengidentifikasi adanya badge atau kartu nama tim1.3.2.2 Mengidentifikasi adanya papan nama
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
7/51
7
1.3.2.3 Mengidentifikasi adanya papan MPKP1.3.2.4
Mengidentifikasi adanya operan tiapshift
1.3.2.5 Mengidentifikasi adanya konferensi tim1.3.2.6 Mengidentifikasi adanya kontrak atau orientasi dengan
klien atau keluarga
1.3.2.7 Mengidentifikasi adanya ronde keperawatan1.3.2.8 Mengidentifikasi adanya pembuatan rencana harian perawat
primer (PP)
1.3.2.9 Mengidentifikasi hubungan badge atau kartu nama tim terhadapkepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit
Santo Borromeus Bandung
1.3.2.10 Mengidentifikasi hubungan papan nama dengan kepuasanpasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo
Borromeus Bandung
1.3.2.11 Mengidentifikasi hubungan papan MPKP dengan kepuasanpasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo
Borromeus Bandung
1.3.2.12 Mengidentifikasi hubungan operan tiap shiftdengan kepuasanpasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo
Borromeus Bandung
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
8/51
8
1.3.2.13 Mengidentifikasi hubungan konferensi tim dengan kepuasanpasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo
Borromeus Bandung
1.3.2.14 Mengidentifikasi hubungan kontrak atau orientasi denganklien atau keluarga dengan kepuasan pasien atau keluarga di
Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
1.3.2.15 Mengidentifikasi hubungan ronde keperawatan dengankepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit
Santo Borromeus Bandung
1.3.2.16 Mengidentifikasi hubungan pembuatan rencana harian perawatprimer (PP) dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang
Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
1.4Manfaat Penelitian1.4.1 Manfaat secara teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkuat teori yang sudah ada
mengenai praktik keperawatan profesional dengan metode penugasan
MPKP.
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
9/51
9
1.4.2 Manfaat secara praktis1.4.2.1
STIKes Santo Borromeus
Hasil penelitian dapat menambah referensi dan sebagai acuan
untuk penelitian berikutnya tentang indikator MPKP yang paling
berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
1.4.2.2MahasiswaMenambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam
memahami hubungan pelaksanaan metode praktik keperawatan
profesional dengan kepuasan pasien atau keluarga.
1.4.2.3Rumah Sakit Santo BorromeusHasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam menilai mutu
pelayanan di rumah sakit.
1.4.2.4PenelitiPeneliti mendapatkan pengalaman nyata dengan melakukan
penelitian mengenai hubungan pelaksanaan metode praktik
keperawatan profesional dengan kepuasan pasien atau keluarga di
ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung.
1.5Ruang Lingkup PenelitianPenelitian ini adalah mengenai hubungan pelaksanaan MPKP dengan
kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo
Borromeus. Penelitian akan dilaksanakan Bulan Juli 2012. Penelitian ini
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
10/51
10
dilaksanakan karena berdasarkan studi awal diketahui bahwa hasil survei
kepuasan pelanggan Bulan Januari di Irene 4-5 menunjukkan nilai 83,4 dimana
target yang ingin dicapai adalah 92. Survei tersebut merupakan survei umum
yang dilakukan oleh bagian Humas yang meliputi survei kepuasan pasien
terhadap pelayanan keperawatan, pelayanan medis, pelayanan gizi dan pelayanan
kebersihan, sedangkan survei kepuasan pasien secara khusus terhadap
pelaksanaan metode praktik keperawatan profesional belum pernah dilakukan.
Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif kuantitatif
dengan melihat korelasi antara pelaksanaan metode praktik keperawatan
profesional dengan kepuasan pasien atau keluarga.
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
11/51
11
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1Konsep Metode Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)2.1.1 Pengertian
2.1.1.1 Menurut Hoffart dan Woods (1996) Metode Praktik KeperawatanProfesional adalah sebuah sistem yang meliputi struktur, proses,
dan nilai profesional yang memungkinkan perawat profesional
mengatur pemberian asuhan keperawatan dan mengatur
lingkungan untuk menunjang asuhan keperawatan (Ratna Sitorus,
2006)
2.1.1.2Menurut Gillies (1989) Model praktik keperawatan profesionalatau keperawatan primer adalah suatu metode pemberian asuhan
keperawatan, dimana terdapat hubungan yang dekat dan
berkesinambungan antara klien dan seorang perawat tertentu yang
bertanggung jawab dalam perencanaan, pemberian dan koordinasi
asuhan keperawatan klien selama klien dirawat (Ratna Sitorus,
2006)
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
12/51
12
2.1.2 Tujuan pengembangan model praktik keperawatan profesional2.1.2.1
Meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui penataan sistem
pemberian asuhan keperawatan
2.1.2.2Memberikan kesempatan kepada perawat untuk belajarmelaksanakan praktik keperawatan profesional.
2.1.3 Model praktik keperawatan profesionalMenurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai
dengan kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu:
2.1.3.1Model Praktik Keperawatan Profesional IIITenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua
profesional dan ada yang sudah doktor. Di ruangan tersebut juga
dilakukan penelitian keperawatan khususnya penelitian khusus.
2.1.3.2Model Praktik Keperawatan Profesional IITenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini mempunyai
kemampuan spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada
perawat primer. Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian
keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan.
2.1.2.3Model Praktik Keperawatan Profesional IModel ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan,
metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi
keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
13/51
13
kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang
disebut tim primer.
2.1.2.4Model Praktik Keperawatan Profesional PemulaModel ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal
pengembangan yang akan menuju profesional I.
2.1.4 Penetapan jenis tenaga dalam MPKPMetode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan pada MPKP
adalah metode modifikasi keperawatan primer. Tenaga yang terdapat
dalam satu ruang rawat meliputi kepala ruang rawat, clinical care
manager(CCM), perawat primer (PP), dan perawat asosiet (PA).
2.1.4.1Kepala ruang rawatPada ruang rawat dengan MPKP pemula, kepala ruang rawat
adalah perawat dengan kemampuan DIII Keperawatan yang
berpengalaman dan pada MPKP tingkat I adalah perawat dengan
kemampuan Skp atau Ners yang berpengalaman.
2.1.4.2Clinicalcare managerPada ruang rawat dengan MPKP pemula, clinical care manager
(CCM) adalah Skp atau Ners dengan pengalaman dan pada MPKP
tingkat I adalah seorang ners spesialis. Pada MPKP tingkat II,
jumlah ners spesialis lebih dari satu orang tetap disesuaikan
dengan kekhususan (Majoring) kasus yang ada.
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
14/51
14
2.1.4.3Perawat primerPada ruang rawat dengan MPKP pemula, perawat primer (PP)
pemula adalah perawat lulusan DIII Keperawatan dengan
pengalaman minimal 4 tahun. PP dapat berdinas pagi, sore atau
malam hari, namun sebaiknya PP hanya bertugas pada pagi atau
sore saja.
Tugas dan tanggungjawab PP :
1) Melakukan kontrak dengan klien atau keluarga pada awalmasuk ruangan sehingga tercipta hubungan terapeutik.
2) Melakukan pengkajian terhadap klien baru atau melengkapipengkajian yang sudah dilakukan PP pada sore, malam atau
hari libur.
3) Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisisstandar rencana perawatan sesuai dengan hasil pengkajian.
4) Menjelaskan rencana perawatan yang sudah ditetapkan kepadaPA di bawah tanggung jawabnya sesuai dengan klien yang
dirawat (pre konferensi).
5) Menetapkan PA yang bertanggungjawab pada setiap klien,setiap pergantianshift.
6) Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) PA dalammelakukan tindakan keperawatan, apakah sesuai dengan SOP.
7) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
15/51
15
8) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA9)
Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium
10)Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggungjawabnya bersama dengan PA
11)Mendampingi dokter visit klien di bawah tanggung jawabnya12)Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari.
13)Melakukan pertemuan dengan klien atau keluarga minimalsetiap 2 hari untuk membahas kondisi keperawatan klien
(tergantung kondisi klien)
14)Memberikan pendidikan kesehatan kepada klien atau keluarga15)Membuat perencanaan pulang16)Bekerja sama dengan CCM dalam mengidentifikasi issu yang
memerlukan pembuktian sehingga tercipta evidence based
practice (EBP)
2.1.4.4Perawat asosietPerawat asosiet (PA) pada MPKP pemula atau MPKP tingkat I
sebaiknya adalah perawat dengan kemampuan DIII Keperawatan.
Pada beberapa kondisi bila belum semua tenaga mendapat
pendidikan tambahan, PA adalah perawat dengan pendidikan SPK
tetapi mempunyai pengalaman cukup lama di rumah sakit
tersebut.
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
16/51
16
2.1.5 Proses Pelaksanaan MPKP2.1.5.1 Fasilitas
1) Badge atau kartu nama timBadge atau kartu nama tim merupakan kartu identitas tim yang
berisi PP dan PA dalam tim tersebut. Kartu ini digunakan
pertama kali saat membuat kontrak dengan klien atau keluarga.
Tabel 2.1 Contoh kartu tim
2) Papan namaPapan nama ini menunjukkan daftar nama klien dan PP serta
digunakan untuk menempelkan semua dokumentasi
keperawatan yang terkait dengan klien. Papan nama ini
biasanya terbuat dari papan dengan ukuran 90x100 cm dan
diletakkan di sisi tempat tidur klien.
3) Papan MPKPPapan MPKP ini berisi daftar nama-nama klien, PP, PA dan
dokter yang merawat klien. Papan ini memudahkan seseorang
yang ingin mengetahui dengan cepat tentang klien, tim, dan
RUANG MPKP IRNA BIV KANANTIM I
Perawat Primer : Riri Maria, SKp
Perawat Asosiet : 1. Sr. Yuni2. Sr. Rini
3. Sr. Tuti
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
17/51
17
dokter yang merawat klien. Papan ini biasanya diletakkan di
kantor perawat agar mudah dilihat. (Tabel 2.2)
Tabel 2.2 Contoh papan MPKP
2.1.5.2Kegiatan rutina. Operan
1) PengertianOperan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien.
2) Tujuana) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klienb) Menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindaklanjuti
oleh dinas berikutnya
c) Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya3) Langkah-langkah
a) Kedua kelompokshiftdalam keadaan sudah siapb) Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu
mempersiapkan hal-hal apa yang harus disampaikan.
Kamar Nama klien Dokter PP Keterangan
305-1 Tn. Andi Dr. Oky Ns. Rini, SKep DM, 20 Juni 2004
305-2 Tn. Ahmad Dr. Nirmala Ns. Riri, SKep CKD, 18 Juni 2004
Dst.
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
18/51
18
c) Perawat primer menyampaikan kepada penanggungjawab shift yang selanjutnya meliputi : keadaan umum
klien, tindak lanjut dan rencana kerja.
d) Penyampaian operan dinas harus dilakukan secara jelasdan tidak terburu-buru
e) Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama-sama secara langsung melihat keadaan klien.
4) Prosedur operanHal-hal yang harus diperhatikan dalam prosedur ini
meliputi:
a) Persiapan(1)Kedua kelompok sudah dalam keadaan siap(2)Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku
catatan
b) PelaksanaanOperan dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat
primer yang mengganti jaga padashiftberikutnya :
(1)Operan dilaksanakan setiap pergantianshift(2)Dari nurse station perawat berdiskusi untuk
melaksanakan operan dengan mengkaji secara
komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan pasien, rencana kegiatan yang sudah dan
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
19/51
19
belum dilaksanakan serta hal-hal penting lainnya yang
perlu dilimpahkan.
(3)Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukanperincian yang lengkap sebaiknya dicatat secara
khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada
perawat jaga berikutnya.
(4)Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat operanadalah : identitas pasien dan diagnosa medis, masalah
keperawatan, tindakan keperawatan, intervensi, rencana
umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan penunjang lainnya,
persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin.
(5)Perawat yang melakukan operan dapat melakukanklarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi
terhadap hal-hal yang di operan-kan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas.
(6)Penyampaian pada saat operan secara singkat dan jelas(7)Lama operan untuk setiap pasien tidak lebih dari 5
menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan
penjelasan yang lengkap dan rinci.
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
20/51
20
(8)Pelaporan untuk operan dituliskan secara langsung padabuku laporan ruangan oleh perawat primer.
c) Alur operanBagan 2.1 Alur operan
b. Konferensi timKonferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap
hari. Konferensi dilakukan setelah melakukan operan dinas
pagi, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas PP.
Konferensi bertujuan untuk :
1) Membahas masalah setiap klien berdasarkan rencanakeperawatan yang telah dibuat PP
Pasien
Diagnosa medis masalah
kolaboratif
Diagnosa keperawatan
Rencana tindakan
Yang telah dilakukan Yang akan dilakukan
Perkembangan keadaan pasien
Rencana tindakan :Teratasi, belum,
sebagian, baru
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
21/51
21
2) Menetapkan klien yang menjadi tanggung jawab masing-masing PA.
3) Membahas rencana tindakan keperawatan untuk setiapklien pada hari itu. Rencana tindakan didasarkan pada
rencana keperawatan yang ditetapkan oleh PP
4) Mengidentifikasi tugas PA untuk setiap klien yang menjaditanggung jawabnya.
Konferensi terbagi 2 :
1) Pre konferensi yaitu komunikasi PP dan PA setelah selesaioperan untuk rencana kegiatan pada hari tersebut yang
dipimpin oleh PP atau penanggung jawab (PJ) tim.
2) Post konferensiPost konferensi yaitu komunikasi PP dan PA tentang hasil
kegiatan sepanjang shiftdan sebelum operan kepada shift
berikut.
c. Kontrak atau orientasi dengan klien atau keluargaKontrak antara perawat dan klien atau keluarga merupakan
kesepakatan antara perawat dan klien atau keluarganya dalam
pemberian asuhan keperawatan. Kontrak ini diperlukan agar
hubungan saling percaya antara perawat dan klien dapat
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
22/51
22
terbina. Kontrak diawali dengan pemberian orientasi bagi
klien dan keluarganya.
Panduan bagi PP dalam melakukan kontrak atau orientasi
dengan pasien atau keluarga :
1) Orientasi dilakukan saat pertama kali klien datang (24 jampertama) dan kondisi klien sudah tenang
2) Orientasi dilakukan oleh PP. Bila PP tidak ada, PA dapatmemberikan orientasi untuk klien dan keluarga.
Selanjutnya orientasi harus dilengkapi kembali oleh PP
sesegera mungkin. Hal ini penting karena PP yang
bertanggung jawab terhadap semua kontrak atau orientasi
yang dilakukan
3) Orientasi diberikan kepada klien dan didampingi olehanggota keluarga yang dilakukan di kamar klien dengan
menggunakan format orientasi.
4) Setelah orientasi, berikan daftar nama tim atau badgekepada klien dan keluarga kemudian gantungkan daftar
nama tersebut pada laci klien.
5) Orientasi ini diulang kembali minimal setiap dua hari olehPP atau yang mewakili, terutama tentang daftar nama tim
yang sudah diberikan, sekaligus menginformasikan
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
23/51
23
perkembangan kondisi keperawatan klien dan
mengidentifikasi kebutuhan klien.
6) Pada saat pergantian dinas (dikamar klien), ingatkan kliennama perawat yang bertugas saat itu. Bila perlu anjurkan
klien atau keluarga melihat pada daftar nama tim.
d. Ronde keperawatan1) Pengertian
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan
mengatasi masalah klien yang dilaksanakan oleh perawat
dengan melibatkan klien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu
harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konsuler,
kepala ruangan, perawat asosiet yang perlu juga
melibatkan seluruh anggota tim.
2) Tujuana) Menumbuhkan cara berpikir secara kritisb) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang berasal dari masalah klien
c) Meningkatkan validitas data kliend) Menilai kemampuan justifikasie) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
24/51
24
f) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencanakeperawatan
3) Langkah-langkahLangkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan
adalah sebagai berikut :
Bagan 2.2 Langkah-langkah ronde keperawatan
Penetapan pasien Proposal
Persiapan pasien :
- Informed consent- Hasil pengkajian/intervensi data
Penyajian masalahPersiapan pasien :
- Informed consent- Hasil pengkajian/intervensi data
Aplikasi hasil
analisa dan diskusi
Analisa data
Masalah teratasi
Diskusi karu, PP,
perawat konselorTahap ronde pada
bedpasien
Tahap ronde pada
bedpasien
Validasi data
PP Tahap pra ronde
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
25/51
25
a) Persiapan(1)
Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu
pelaksanaan ronde
(2)Pemberian informed consentkepada klien atau keluargab) Pelaksanaan ronde
(1)Penjelasan tentang klien oleh perawat primer.(2)Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut(3)Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat
konselor atau kepala ruangan tentang masalah klien serta
rencana tindakan yang akan dilakukan
(4)Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telahdan akan ditetapkan.
e. Rencana Harian PPRencana harian PP adalah rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh perawat primer yang dibuat pada setiapshift.
Isi rencana harian PP adalah:
1) Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yangmenjadi tanggung jawabnya.
2) Melakukan supervisi perawat pelaksana.3) Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain.4) Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas.
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
26/51
26
Kegiatan tersebut meliputi antara lain:
1)
Operan
2) Pre konferensi dan post konferensi3) Merencanakan asuhan keperawatan4) Melakukan supervisi perawat pelaksana.5) Menulis dokumentasi6) Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep7) Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
2.2Kepuasan Pasien2.2.1 Pengertian
2.2.1.1Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbulsebagai akibat dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya
setelah pasien membandingkannya dengan apa yang
diharapkannya (Imbalo S, Pohan, 2007).
2.2.1.2Kepuasan adalah tingkat kepuasan sesorang setelahmembandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan
harapannya. Kepuasan atau ketidakpuasan adalah kesimpulan dari
interaksi antara harapan dan pengalaman sesudah memakai jasa
atau pelayanan yang diberikan (Triatmojo, 2006).
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
27/51
27
2.2.1.3Kepuasan adalah tingkat perasaan sesorang setelahmembandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan
harapannya. (Imbalo S, Pohan, 2007).
2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasienWijono (1999) mengemukakan bahwa kepuasan pasien ditentukan oleh
beberapa faktor, antara lain : kinerja (performance), pelayanan (service
ability), keandalan (reliability), daya tahan (durability), kesesuaian
dengan spesifikasi (conformance to specification), ciri-ciri kesitimewaan
tambahan (features), kualitas yang dipersiapkan (perceived quality),
estetika.
2.2.3 Dimensi mutu2.2.3.1Reliabilitas (reliability)
Reliabilitas (reliability) adalah kemampuan memberikan pelayanan
dengan segera, tepat (akurat), dan memuaskan. Secara umum
dimensi reliabilitas merefleksikan konsistensi dan kehandalan (hal
yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan) dari penyedia
pelayanan. Reliabilitas berarti sejauh mana jasa mampu
memberikan apa yang telah dijanjikan kepada pelanggannya dengan
memuaskan. Hal ini berkaitan erat dengan apakah perusahaan atau
instansi memberikan tingkat pelayanan yang sama dari waktu ke
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
28/51
28
waktu, apakah perusahaan atau instansi memenuhi janjinya,
membuat catatan yang akurat dan melayani secara benar.
2.2.3.2Daya tanggap (responsiveness)Daya tanggap (responsiveness) yaitu keinginan dari para karyawan
atau staf membantu semua pelanggan serta berkeinginan dan
melaksanakan pemberian pelayanan dengan tanggap. Dimensi ini
menekankan pada sikap dari penyedia jasa yang penuh perhatian,
cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan, pertanyaan dan
masalah dari pelanggan. Dimensi ketanggapan ini merefleksikan
komitmen perusahaan atau instansi untuk memberikan pelayanan
yang tepat pada waktunya dan persiapan perusahaan atau instansi
sebelum memberikan pelayanan.
2.2.3.3Jaminan (assurance)Jaminan (assurance) artinya karyawan atau staf memiliki
kompetensi, kesopanan dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya,
serta bebas dari resiko dan keragu-raguan. Dimensi-dimensi ini
merefleksikan kompetensi perusahaan, keramahan (sopan santun)
kepada pelanggan dan keamanan operasinya. Kompetensi ini
berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan
jasa.
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
29/51
29
2.2.3.4Empati (empathy)Dalam hal ini karyawan atau staf mampu menempatkan dirinya
pada pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin
hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya kepada
pelanggannya serta dapat memahami kebutuhan pelanggan.
Dimensi ini menunjukkan derajat perhatian yang diberikan kepada
setiap pelanggan dan merefleksikan kemampuan pekerja
(karyawan) untuk menyelami perasaan pelanggan.
2.2.3.5Bukti fisik atau bukti langsung (tangible)Dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana termasuk alat yang
siap pakai serta penampilan atau staf yang menyenangkan.
2.2.4 Tingkat kepuasan pasienNursalam (2003) menyatakan bahwa untuk dapat mengukur tingkat
kepuasan pasien dapat menggunakan beberapa indikator, yaitu :
a. Sangat Puas (SP)b. Puas (P)c. Tidak Puas (TP)d. Sangat Tidak Puas (STP)Kepuasan pasien diukur dengan indikator berikut :
a. Kepuasan terhadap akses layanan kesehatanb. Kepuasan terhadap mutu layanan kesehatan
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
30/51
30
c. Kepuasan terhadap proses layanan kesehatan, termasuk hubunganantar manusia
d. Kepuasan terhadap sistem layanan kesehatan
2.3 Metode Praktik Keperawatan Profesional dan Kepuasan PasienMetode Praktik Keperawatan Profesional adalah sebuah sistem yang
meliputi struktur, proses, dan nilai profesional yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan dan mengatur lingkungan
untuk menunjang asuhan keperawatan.
Metode praktik keperawatan profesional bagi dunia keperawatan
bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan.
Model praktik keperawatan profesional juga sebagai upaya meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan di Indonesia. Hasil primer model merupakan hasil yang
diharapkan dari praktik profesional yaitu mutu asuhan, kepuasan perawat dan
kepuasan klien. Hasil sekundernya adalah konsumen, organisasi dan tenaga
kesehatan lain. Apabila klien puas terhadap asuhan yang diberikan, reputasi
pemberi asuhan dan institusi terkait akan meningkat dan akan memberikan
dampak terhadap peningkatan penampilan kerja rumah sakit (Ratna Sitorus :
2006)
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
31/51
31
2.4 Kerangka KonsepBagan 2.3 Kerangka konsep
2.5 Uji Hipotesa2.5.1 Hipotesa mayor
Ho : tidak ada hubungan pelaksanaan metode praktik keperawatan
profesional dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5
Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
Ha : ada hubungan pelaksanaan metode praktik keperawatan profesional
dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit
Santo Borromeus Bandung
Pelaksanaan metode praktik
keperawatan profesional :
- Fasilitas : badge atau kartunama tim, papan nama, papan
MPKP
- Kegiatan operan antarshift,konferensi, ronde keperawatan,
kontrak atau orientasi denganklien atau keluarga, rencana
harian perawat primer
Tingkat kepuasan pasien :
- Sangat puas- Puas- Tidak puas- Sangat tidak puas
Variabel independen Variabel dependen
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
32/51
32
2.5.2 Hipotesa minora.
Ho : tidak ada hubungan badge atau kartu nama tim dengan kepuasan
pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo
Borromeus Bandung
Ha : Ada hubungan badge atau kartu nama tim dengan kepuasan
pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo
Borromeus Bandung
b. Ho : tidak ada hubungan papan nama dengan kepuasan pasien ataukeluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
Ha : Ada hubungan papan nama dengan kepuasan pasien atau keluarga
di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
c. Ho : tidak ada hubungan papan MPKP dengan kepuasan pasien ataukeluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
Ha : Ada hubungan papan MPKP dengan kepuasan pasien atau
keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
d. Ho : tidak ada hubungan operan tiap shift dengan kepuasan pasienatau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus
Bandung
Ha : Ada hubungan operan tiap shift dengan kepuasan pasien atau
keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
e. Ho : tidak ada hubungan konferensi tim dengan kepuasan pasien ataukeluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
33/51
33
Ha : Ada hubungan konferensi tim dengan kepuasan pasien atau
keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
e. Ho : tidak ada hubungan kontrak atau orientasi dengan pasien ataukeluarga dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5
Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
Ha : Ada hubungan kontrak atau orientasi dengan pasien atau
keluarga dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5
Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
f. Ho : tidak ada hubungan ronde keperawatan dengan kepuasan pasienatau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus
Bandung
Ha : Ada hubungan ronde keperawatan dengan kepuasan pasien atau
keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
g. Ho : tidak ada hubungan pembuatan rencana harian perawat primer(PP) dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5
Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung
Ha : Ada hubungan pembuatan rencana harian perawat primer (PP)
dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah
Sakit Santo Borromeus Bandung
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
34/51
34
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
35/51
35
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Metode dan Desain PenelitianPenelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kuantitatif
dan analisa hubungan atau korelasional. Menurut Sukardi (2009 : 140) penelitian
deskriptif adalah penelitian yang berusaha menggambarkan kegiatan penelitian.
Penelitian deskriptif ini juga disebut penelitian pra eksperimen karena dalam
penelitian ini dilakukan eksplorasi, menggambarkan dengan tujuan untuk dapat
menerangkan dan memprediksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar
data yang diperoleh di lapangan. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah
yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-
hubungannya.
Menurut Arikunto (2006 : 270) penelitian korelasi bertujuan untuk
menemukan ada atau tidaknya hubungan. Penelitian ini melalui pemberian
kuesioner pada pasien yang dirawat di Ruang Irene 4-5, kemudian dilakukan
analisis dengan dicari ada tidaknya hubungan pelaksanaan metode praktik
keperawatan profesional dengan kepuasan pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-
5.
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
36/51
36
3.2Variabel PenelitianVariabel bebas (independent variable) adalah variabel yang bila dalam
suatu saat berada bersama dengan variabel lain, variabel yang terakhir ini
berubah (atau diduga berubah) dalam variasinya. Variabel tergantung (dependent
variable) adalah variabel yang berubah karena variabel bebas (Ahmad Watik,
2010). Dalam penelitian yang menjadi variabel independen adalah pelaksanaan
metode praktik keperawatan profesional, variabel dependen adalah kepuasan
pasien atau keluarga di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo Borromeus
Bandung.
3.3Populasi dan Sampel3.3.1 Populasi
Populasi adalah merupakan seluruh subyek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan di teliti (Aziz Alimul, 2007 : 32). Populasi adalah
keseluruhan objek atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini
adalah pasien yang dirawat di Ruang Irene 4-5 Rumah Sakit Santo
Borromeus selama bulan Juli 2012 dengan jumlah pasien rata-rata 140
perbulan.
3.3.2 SampelSampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Azis Alimul, 2007 : 32).
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
37/51
37
yang diteliti dan dianggap mewakili populasi. Tehnik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan tehnik sampling jenuh yaitu dengan
mengambil semua anggota populasi menjadi sampel. Pada penelitian ini
semua anggota populasi yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan
sebagai sampel.
3.4Kerangka Kerja PenelitianPasien yang dirawat di Ruang Irene 4-5 atau keluarga yang menunggu pasien di Ruang Irene 4-5
Kriteria Inklusi :
1. Pasien yang berusia 12 tahun yangdirawat di Ruang Irene 4-5 atau
keluarga yang menunggu pasien di
Ruang Irene 4-5
2. Pasien yang sadar3. Pasien atau keluarga yang mampu
baca dan menulis
4. Pasien atau keluarga yang dapatbekerja sama dan bersedia diteliti
Kriteria Eksklusi :
1. Pasienberusia 12 yang tahun tidakdirawat di Ruang Irene 4-5 atau
keluarga yang tidak menunggu pasien
di Ruang Irene 4-5
2. Pasien yang tidak sadar3. Pasien atau keluarga yang tidak
mampu baca dan menulis
4. Pasien atau keluarga yang tidak dapatbekerja sama dan bersedia diteliti
Pendataan Pengolahan dataAnalisa data Laporan penelitian
Keterangan :
:
yang diteliti
: yang tidak diteliti
Bagan 3.2 Kerangka kerja penelitian
-
7/22/2019 Proposal Penelitian Asli
38/51
38
3.5Definisi OperasionalNo Variabel Subvariabel Definisioperasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skalaukur
1 Variabel
Independen:Pelaksanaanmetode praktek kepera-watan pro-
fesional
Badge
ataukartunamatim
Kartu identitas
tim yang berisiperawat primerdan perawatasosiet di RuangIrene 4-5
Observasi Check list Dilakukan : > mean
/medianTidak dilakukan : mean/medianTidak dilakukan : mean/median
Tidak dilakukan : mean/medianTidak dilakukan : mean/median
Tidak dilakukan : mean/medianTidak dilakukan : mean
/medianTidak dilakukan : mean
/medianTidak dilakukan :