Download - Program bk sman 1 lembang
STRUKTUR PROGRAM TAHUNAN
PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA NEGERI/SWASTA …. TANGERANG
TAHUN PELAJARAN 20/20
I. RASIONAL
II. DASAR HUKUM
III. VISI DAN MISI
IV. DESKRIPSI KEBUTUHAN
V. TUJUAN
VI. KOMPONEN PROGRAM
VII. BIDANG LAYANAN
VIII. RENCANA OPERASIONAL
IX. PENGEMBANGAN TEMA
X. RENCANA EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
XI. SARANA DAN PRASARANA
XII. ANGGARAN BIAYA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan di sekolah, diperlukan beberapa
komponen pokok, diantaranya program kurikulum yang baik,
penyelenggaraan administrasi pendidikan yang memadai dan menunjang
terlaksananya pengelolaan proses belajar mengajar yang optimal,
penyelenggaraan program bimbingan dan konseling yang terarah, serta
tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan lengkap.
Bimbingan sebagai salah satu komponen integral dari keseluruhan
penyelenggraan pendidikan di sekolah, sangat diperlukan keberadaannya
dalam mencapai tujuan pendidikan secara keseluruhan.
Dalam proses pendidikan, siswa sebagai subjek pendidikan tidak terlepas
dari berbagai permasalahan, diantaranya:
1. Masalah belajar; motivasi belajar kurang, prestasi belajar rendah, terdapat
siswa yang under achiever, kesulitan dalam pengaturan waktu belajar,
berubahnya orientasi dan tujuan instirusional pada suatu institusi
memerlukan penyesuaian serta belajar pada diri siswa dan pengembangan
potensinya.
2. Masalah keluarga; suasana rumah yang tidak harmonis, keluarga retak,
orang tua yang terlalu menuntut, menekan, otoriter, dan sebagainya.
3. Masalah pribadi sosial; konflik dengan sesama siswa maupun konflik
dengan diri sendiri, penolakan diri, rendah diri, dan sebagainya.
Secara khusus, di SMA Negeri 1 Lembang dijumpai beberapa
kecenderungan perilaku yang menghambat perkembangan siswa, diantaranya:
1. Ditemuinya beberapa orang siswa yang mengaku sebagai perokok aktif
2. Kurangnya kegiatan ilmiah yang dilakukan oleh siswa
3. Kasus pencurian yang dilakukan siswa di kelas
4. Seringnya keterlambatan siswa masuk kelas
5. Kurangnya disiplin siswa dalam mematuhi peraturan sekolah (panjang rok,
warna sepatu, rambut, dan sebagainya)
6. Ditemuinya beberapa siswa yang angka ketidakhadirannya tinggi (absensi)
7. Rendahnya nilai UAN yang diperoleh siswa kelas XII
8. Rendahnya minat melanjutkan ke perguruan tinggi
Dari kondisi tersebut di atas, kiranya layak lembaga pendidikan (SMA
Negeri 1 Lembang) memberikan pelayanan-pelayanan khusus yaitu
bimbingan dan konseling bagi siswanya agar seluruh aspek kepribadiannya
dapat berkembang secara optimal.
B. Landasan Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling
Terdapat beberapa sumber hukum yang dapat dijadikan sandaran atau
dasar dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling pada suatu lembaga
penididikan (SMA Negeri 1 Lembang), yaitu:
1. Undang-Undang No. 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun
2006, tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 23 tahun
2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 24 tahun
2006, tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22
tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah
5. Undang-Undang No.2 tahun 1999, tentang Pemerintah Daerah
6. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun1990, tentang Pendidikan Menengah
7. Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah Otonomi
8. SK Mendikbud No. 025 tahun 1995, tentang Pelaksanaan Bimbingan dan
Konseling pada Suatu Pendidikan Formal
9. Program kerja SMA Negeri 1 Lembang tahun pelajaran 2006/2007
C. Visi dan Misi
Visi
Membentuk insan yang bertaqwa, berbudi pekerti luhur, cerdas, mandiri, dan
berwawasan lingkungan.
Misi
1. Mewujudkan sekolah kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya
keimanan dan ketaqwaan bagi seluruh warga sekolah
2. Mewujudkan budaya sekolah yang baik sebagai ladang tumbuh suburnya
budi pekerti luhur
3. Mewujudkan kualitas pembelajaran yang meningkatkan daya saing siswa
4. Mewujudkan pengembangan pembelajaran aktif , kreatif, efektif, dan
menyenangkan
D. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur,
pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan
memiliki dua fungsi yang memberikan arah kepada segenap kegiatan
pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin di capai oleh segenap kegiatan
pendidikan.
Sebagai suatu komponen pendidikan, tujuan pendidikan menduduki posisi
penting di antara komponen-komponen pendidikan lainnya. Dapat dikatakan
bahwa segenap komponen dari seluruh kegiatan pendidikan dilakukan semata-
mata terarah pada pencapaian tujuan tersebut. dengan demikian maka
kegiatan-kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap
menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga harus dilakukan
pencegahan. Di sini terlihat bahwa tujuan pendidikan itu bsersifat normatif,
yaitu mengandung unsur norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak
bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat diterima
oleh masayarakat sebagai nilai hidup yang baik.
Secara umum tujuan pendidikan nasional lebih mengarah pada
pengembangan siswa untuk menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Tujuan pendidikan SMAN 1 Lembang yaitu diantaranya:
1. Memenuhi akan mutu, akses, relevansi, dan tata kelola pendidikan
yang baik
2. Menghasilkan perangkat kurikulum yang lengkap, mutakhir, dan
berwawasan ke depan
3. Menghasilkan sistem penilaian otentik
4. Menghasilkan penyelenggaraan pembelajaran aktif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan
5. Menghasilkan diversifikasi kurikulum SMA agar relevan dengan
kebutuhan, yaitu kebutuhan peserta didik, keluarga, dan berbagai
sektor pembelajaran dan sub-sub sektor
6. Mengembangkan silabus internasional
7. Menghasilkan penetapan standar kompetensi dasar, indikator, dan
aspek untuk kelas X sampai dengan XII untuk semua Mata
Pelajaran pada akhir tahun 2006
8. Menghasilkan RPP untuk kelas X sampai dengan XII pada awal
tahun 2007
9. Pencapaian standar pendidikan dan tenaga kependidikan yang
optimal
10. Pecapaian ketuntasan kompetensi, prestasi, dan kelulusan
E. Acuan Kurikulum yang Dipergunakan
Program Bimbingan dan Konseling yang dikembangkan mengacu pada
kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi
pada: (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri peserta didik
melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman
kondisi individu yang dimanifestasikan sesuai dengan potensi dan
kebutuhannya. Pengembangan program tersebut didasarkan atas asumsi bahwa
setiap individu memiliki potensi yang berbeda-beda. Program diarahakan
untuk mampu mengembangkan potensi atau kompetensi yang dimiliki oleh
tiap masing-masing individu. Oleh sebab itu bimbingan konseling akan lebih
mengarah pada pendekatan humanistik.
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang bersifat
dinamis, berkembang, dan dapat diraih setiap waktu. Kebiasaan berpikir dan
bertindak secara konsisten dan terus-menerus memungkinkan seseorang
menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, nilai, dan
sikap-sikap dasar dalam melakukan sesuatu. Kebiasaan berpikir dan bertindak
itu didasari oleh budi pekerti luhur baik dalam kehidupan pribadi, sosial,
kemasyarakatan, keber-agama-an, dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Budi pekerti luhur itu sesuai dengan kaidah-kaidah agama, adat-istiadat,
aturan keilmuan, hukum perundangan, dan kebiasaan yang berlaku.
1. Sasaran
Program bimbingan dan konseling difokuskan pada siswa-siswi SMAN 1
Lembang tahun ajaran 2006/ 2007. dengan mempertimbangkan aspek potensi
yang dimiliki masing-masing siswa dan kompetensi yang diharapkan.
2. Cara Kerja
Pertama, perhatikan masing-masing butir tugas perkembangan untuk setiap
jenjang satuan pendidikan Sekolah Menengah Umum/Kejuruan,
Madrasah Aliyah dan sederajat .
Kedua, butir-butir tugas perkembangan tersebut diorientasikan ke dalam
keempat bidang bimbingan dan konseling (bimbingan pribadi,
bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karir).
Ketiga, butir-butir tugas perkembangan yang sudah diorientasikan ke dalam
kelompok bidang bimbingan tertentu selanjutnya dijabarkan ke
dalam kompetensi-kompetensi yang relevan.
Keempat, kompetensi-kompetensi yang dimaksudkan pada langkah ketiga
tersebut selanjutnya dijadikan acuan untuk menentukan materi yang
akan menjadi isi layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling.
Kelima, berdasarkan materi yang ditetapkan pada langkah keempat,
ditetapkanlah kegiatan (layanan dan pendukung) bimbingan dan
konseling yang perlu dilaksanakan, disertai proses penilaiannya.
3. Kompetensi yang Diharapkan
Kompetensi yang dibinakan terhadap peserta didik melalui kurikulum
berbasis kompetensi, secara garis besar perlu kita ingatkan kompetensi pada
jenjang pendidikan sebelumnya sebagai berikut.
a. Memiliki keyakinan dan ketaqwaan sesuai dengan ajaran agama
yang dianutnya.
b. Memiliki nilai dasar humaniora untuk menerapkan kebersamaan
dalam kehidupan.
c. Menguasai pengetahuan dan keterampilan akademik serta beretos
belajar untuk melanjutkan pendidikan dan atau berkarya.
d. Mengalihgunakan kemampuan akademik dan keterampilan berkarya
untuk hidup berkeluarga di masyarakat lokal, nasional, regional, dan
internasional.
e. Menghargai dan berekspresi seni.
f. Mengembangkan pola hidup berdasarkan nilai-nilai kebersihan,
kesehatan rohani dan kebugaran jasmani.
g. Berpartisipasi dan berwawasan kebangsaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara secara demokratis.
F. Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling pada hakikatnya dilaksanakan dari
manusia, untuk manusia, dan oleh manusia. Dari manusia, artinya pelayanan
itu diselenggarakan berdasarkan hakikat keberadaan manusia segenap dimensi
kemanusiaannya. Untuk manusia, dimaksudkan bahwa pelayanan tersebut
diselenggarakan demi tujuan-tujuan yang agung, mulia dan positif bagi
kehidupan manusia menuju manusia seutuhnya, baik manusia sebagai individu
maupun sebagai kelompok. Oleh manusia mengandung pengertian
penyelenggara kegiatan itu adalah manusia dengan segenap derajat, martabat
dan keunikan masing-masing yang terlibat didalamnya. Proses bimbingan dan
konseling seperti itu melibatkan manusia dan kemanusiaannya sebagai
totalitas, yang menyangkut segenap potensi-potensi dan kecenderungan-
kecenderungannya, perkembangannya, dinamika kehidupannya,
permasalahan-permasalahannya, dan interaksi antara berbagai unsur yang ada
itu.
G. Visi dan Misi Bimbingan dan Konseling
1. Visi bimbingan dan konseling adalah upaya pengembangan seluruh aspek
kepribadian siswa, pencegahan terhadap timbulnya masalah yang akan
menghambat perkembangannya, dan memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
2. Misi bimbingan dan konseling di sekolah membantu memudahkan siswa
mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya seoptimal mungkin
sehingga terwujud siswa yang tangguh menghadapi masa kini dan masa
mendatang, yaitu siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang tinggi, sehat jasmani dan rohani, mempunyai kepribadian yang
mantap, mandiri, serta mempunyai tanggung jawab terhadap diri,
masyarakat, dan bangsanya.
H. Tujuan Bimbingan dan Konseling
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelayanan bimbingan dan konseling adalah sama
dengan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana yang dinyatakan dalam
UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3, yaitu
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sesuai dengan
pengertian bimbingan dan konseling sebagai upaya membentuk
kepribadian siswa secara optimal, maka secara umum program layanan
bimbingan dan konseling di SMA harus dikaitkan dengan pengembangan
sumber daya manusia.
Dalam rangka menjawab tantangan kehidupan masa depan, yaitu adanya
relevansi program pendidikan dengan tuntutan dunia kerja atau adanya “link
and match” (kaitan dan padanan), maka secara umum program layanan
bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa mengenal bakat,
minat, dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri dengan
kesempatan pendidikan untuk merencanakan karir yang sesuai dengan
tuntutan dunia kerja.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus program layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk
membantu siswa agar mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi
aspekk-aspek pribadi, sosial, belajar, dan karir.
Bimbingan pribadi dan sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan
tugas perkembangan pribadi dan sosial dalam mewujudkan pribadi yang
taqwa, mandiri, dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan
untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karir
dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.
Dalam aspek perkembangan pribadi, program layanan bimbingan dan
konseling membantu siswa agar:
1. Memiliki kesadaran sendiri, yaitu menggambarkan penampilan dan
mengenal kekhususan yang ada pada pribadinya
2. Dapat mengembangkan sifat positif, seperti menggambarkan orang-orang
yang disenangi
3. Membuat pilihan secara sehat
4. Memiliki rasa tanggung jawab
5. Dapat membuat keputusan secara efektif
Dalam aspek perkembangan sosial, program layanan bimbingan dan
konseling membantu siswa agar:
1. Mampu menghargai orang lain
2. Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi
3. Dapat menyelesaikan konflik
Dalam aspek tugas perkembangan belajar, layanan bimbingan dan konseling
membantu siswa agar:
1. Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif
2. Dapat menetapkan tujuan dan perncanaan pendidikan
3. Mampu belajar secara efektif
4. Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam menghadapi evaluasi atau
ujian
Dalam aspek tugas perkembangan karir program layanan bimbingan dan
konseling membuat siswa agar:
1. Mampu membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri
pekerjaan di dalam lingkungan kerja
2. Mampu merencanakan masa depan
3. Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu kecenderungan arah karir
4. Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat
I. Pengelolaan Bimbingan dan Konseling
1. Prinsip Dasar
Membangun manusia Indonesia yang bermutu sudah menjadi kebutuhan
yang sangat mendesak terutama jika dikaitkan dengan era globalisasi yang
syarat dengan tantangan sekaligus peluang. Manusia Indonesia yang bermutu
yaitu manusia yang harmonis lahir dan batin, sehat jasmani dan rohani,
bermoral pancasila, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi secara
professional, serta dinamis dan kreatif.
Pendukung utama bagi tercapainya sasaran pembangunan manusia yang
bermutu adalah pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu adalah
pendidikan yang menghantarkan peserta didik pada pencapaian standar
akademis yang diharapkan dalam kondisi perkembangan diri yang sehat dan
optimal.
Untuk mengarah pada pencapaian pendidikan yang bermutu prinsip dasar
layanan bimbingan dan konseling harus mampu mencapai pengorganisasian
layanan bimbingan dan konseling yang diantaranya: (a) setiap personel
bimbingan menyadari tugas, peranan, kedudukan, wewenang, dan tanggung
jawabnya masing masing. (b) terhindar dari terjadinya tumpang tindih tugas
diantara para personel bimbingan, (c) terjadi mekanisme kerja secara teratur
dan baik, (d) tercapai kelancaran, efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
program layanan bimbingan konseling.
2. Bidang Layanan
Dilihat dari masalah individu, ada tiga jenis bimbingan yaitu: (1)
bimbingan akademik, (2) bimbingan sosial-pribadi, dan (3) bimbingan karir.
a. Bimbingan Akademik.
Bimbingan akademik yaitu bimbingan yang diarahkan untuk
membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah-
masalah akademik. Yang tergolong masalah-masalah akademik yaitu:
pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan/ konsentrasi, cara belajar,
penyelesaian tugas-tugas dan latihan, pencarian penggunaan sumber
belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain-lain.
Bimbingan akademik dilakukan dengan cara mengembangkan suasana
belajar-mengajar yang kondusif agar terhindar dari kesulitan belajar. Para
pembimbing membantu individu mengatasi kesulitan belajar,
mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu agar sukses
dalam belajar dan agar mampu menyelesaikan diri terhadap semua
tuntutan program/ pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para
pembimbing berupaya memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan
akademik yang diharapkan.
b. Bimbingan Sosial-Pribadi.
Bimbingan sosial-pribadi merupakan bimbingan untuk membantu
individu dalam memecahkan masalah-masalah sosial-pribadi. Yang
tergolong masalah-masalah sosial-pribadi, adalah masalah hubungan
dengan sesama teman, dengan guru, serta tenaga lainnya, pemahaman sifat
dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan pendidikan dan
masyarakat dimana mereka tinggal, dan penyelesaian konflik.
Bimbingan sosial-pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian
dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-
masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada
pencapaian pribadi yang seimbang dengan memeprhatikan keunikan
karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang dialami oleh individu.
Bimbingan sosial-pribadi diberikan dengan cara menciptakan
lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab,
mengembangkan sistem pemahaman diri dan sikap-sikap yang positif,
serta keterampilan-keterampilan sosial-pribadi yang tepat.
c. Bimbingan Karir.
Bimbingan karir merupakan upaya bantuan terhadap indvidu agar
dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya,
mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk
kehidupannya yang diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan
karir individu mamapu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat
dan bertanggungjawab atas keputusan yang diambilnya sehingga mereka
mampu mewujudkan dirinya secara bermakna.
Bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam
perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir
seperti: pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman
kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan,
perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian kerja, dan pemecahan
masalah-masalah karir yang dihadapi.
Bimbingan karir juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan
perkembangan individu sebagai bagian integral dari program pendidikan.
Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif,
afektif, maupun keterampilan individu dalam mewujudkan konsep diri
yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, maupun prolehan
pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki
sistem kehidupan sosial budaya yang akan terus menerus berubah.
BAB II
SISTEM LAYANAN
A. Layanan Program Bimbingan dan Konseling
Layanan program bimbingan dan konseling dikembangkan beradasarkan
atas kebutuhan siswa sendiri. Kebutuhan tesebut dapat terungkap melalui alat
pengungkap. Alat pengungkap tersebut diantaranya melalui ITP (Inventori
Tugas Perkembangan), hasil psikotes yang telah dilakukan, daftar pengungkap
masalah, dan instrumen analisis kebutuhan siswa. (Lihat lampiran).
B. Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Layanan Dasar Umum
Layanan dasar umum adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu
para individu mengembangkan perilaku efektif dan keterampilan-
keterampilan hidupnya yang mengacu pada tugas-tugas perkembangannya.
2. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan bimbingan yang bertujuan membantu
memenuhi kebutuhan yang dirasakan sangat penting oleh individu saat ini.
a. Konsultasi
Konsultasi merupakan layanan yang diberikan kepada guru, orang tua,
atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan
persepsi dalam rangka membangun persepsi dalam memberikan
bimbingan kepada para siswa.
b. Konseling Individual
Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa
yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya. melalui konseling, siswa (klien)
dibantu untuk mengidentifikasi masalah, penyebab masalah, penemuan
alternatif pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan secara lebih
tepat.
c. Konseling Kelompok
Konseling kelompok merupakan bantuan kepada individu dalam
situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, serta
diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam perkembangan dan
pertumbuhannya. Konseling kelompok dilaksanakan untuk membantu
siswa memecahkan masalahnya melalui kelompok. Dalam konseling
kelompok ini, masing-masing siswa mengemukakan masalah yang
dialaminya, kemudian satu sama lainnya saling memberikan masukan
atau pendapat untuk memecahkan masalah tersebut.
d. Referal
Layanan referal merupakan layanan untuk melimpahkan masalah yang
dihadapi individu kepada pihak lain yang lebih mampu dan
berwenang, apabila masalah yang ditangani konselor di luar
kemampuan dan kewenangan yang dimilikinya..
e. Konseling Krisis
Pemberian konseling krisis dilakukan sebagai upaya pendekatan
kuratif, merupakan upaya yang diarahkan kepada individu yang
mengalami krisis atau masalah. Konseling ini bertujuan mengatasi
masalah-masalah atau krisis yang dialami oleh individu.
f. Bimbingan Teman Sebaya.
Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh
siswa terhadap siswa yang lainnya. Siswa yang menjadi pembimbing
sebelumnya diberikan latihan atau pembinaan oleh konselor. Siswa
yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang
membantu siswa lain dalam memecahkan masalah yang dihadapinya,
baik akademik maupun non-akademik. Di samping itu dia juga
berfungsi sebagai mediator yang membantu konselor dengan cara
memberikan informasi tentang kondisi, perkembangan, atau masalah
siswa yang perlu mendapat layanan bantuan bimbingan atau konseling.
3. Perencanaan Individual
Perencanaan individual adalah layanan bimbingan yang bertujuan
membantu individu membuat dan mengimplementasikan rencana-rencana
pendidikan, karir, sosial, dan pribadinya.
4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem adalah kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan
memantapkan, memelihara, dan meningkatkan program bimbingan secara
menyeluruh.
C. Kegiatan Pendukung
Kegiatan layanan tersebut di atas akan dipermudah dan ditingkatkan
kelancaran dan keberhasilannya oleh kegiatan pendukung. Kegiatan ini pada
umumnya dapat dilaksanakan tanpa kontak langsung dengan siswa. Kegiatan
pendukung yang perlu dilakukan adalah :
1. Aplikasi Instrumentasi, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data
dan keterangan tentang siswa, keterangan tentang lingkungan siswa dan
lingkungan lainnya. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan
berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
2. Himpunan Data, merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan
keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa.
Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik,
komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
3. Konferensi Kasus, merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan
siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan siswa itu. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan
tertutup.
4. Kunjungan Rumah, merupakan kegiatan untuk memperoleh data,
keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan
siswa melalui kunjungan ke rumahnya. Kerja sama dengan orang tua
diperlukan.
5. Alih Tangan Kasus, merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan
penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami siswa
dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lainnya, misalnya
kepada guru mata pelajaran, konselor, sesuai dengan permasalahan siswa.
D. Profil
1. ATP (Analisis Tugas Perkembangan)
Berdasarkan hasil analisis tingkat pencapaian tugas perkembangan
yang dilakukan pada siswa SMA Negeri 1 Lembang, didapatkan hasil
sebagai berikut.
a. Kelas X
Tingkat pencapaian tugas perkembangan yang tertinggi pada kelas
X terdapat pada aspek: (1) Kematangan hubungan dengan teman
sebaya, dengan tingkat perkembangan 4,883; (2) Peran sosial sebagai
pria atau wanita, dengan tingkat perkembangan 4,795; dan (3)
Kematangan intelektual, dengan tingkat perkembangan 4,765.
Sedangkan tingkat pencapaian tugas perkembangan yang terendah
terdapat pada aspek: (1) Wawasan dan persiapan karir, dengan tingkat
perkembangan 4,557; (2) Kematangan emosional, dengan tingkat
perkembangan 4,568; dan (3) Kemandirian perilaku ekonomis, dengan
tingkat pencapaian 4,576.
b. Kelas XI
Tingkat pencapaian tugas perkembangan yang tertinggi pada kelas
XI terdapat pada aspek: (1) Kematangan hubungan dengan teman
sebaya, dengan tingkat perkembangan 5,009; (2) Peran sosial sebagai
pria atau wanita, dengan tingkat perkembangan 4,885; dan (3)
Kesadaran tanggung jawab, dengan tingkat perkembangan 4,769.
Sedangkan tingkat pencapaian tugas perkembangan yang terendah
terdapat pada aspek: (1) Wawasan dan persiapan karir, dengan tingkat
perkembangan 4,509; (2) Kematangan emosional, dengan tingkat
perkembangan 4,615; dan (3) Landasan hidup religius, dengan tingkat
perkembangan 4,628.
c. Kelas XII
Tingkat pencapaian tugas perkembangan yang tertinggi pada kelas
XII terdapat pada aspek: (1) Kematangan hubungan dengan teman
sebaya, dengan tingkat perkembangan 4,947; (2) Peran sosial sebagai
pria atau wanita, dengan tingkat perkembangan 4,908; dan (3)
Penerimaan diri dan pengembangannya, dengan tingkat perkembangan
4,846.
Sedangkan tingkat pencapaian tugas perkembangan yang terendah
terdapat pada aspek: (1) Wawasan dan persiapan karir, dengan tingkat
perkembangan 4,539; (2) Landasan perilaku etis, dengan tingkat
perkembangan 4,618; dan (3) Persiapan diri untuk pernikahan dan
hidup berkeluarga, dengan tingkat perkembangan 4,645.
Bila dilihat dari analisis tugas perkembangan secara umum
(penggabungan kelas X, XI, dan XII) didapatkan profil SMAN 1 Lembang
sebagai berikut. Tingkat pencapaian tugas perkembangan yang tertinggi
terdapat pada aspek: (1) Kematangan hubungan dengan teman sebaya,
dengan tingkat perkembangan 4,944; (2) Peran sosial sebagai pria atau
wanita, dengan tingkat perkembangan 4,86; dan (3) Penerimaan diri dan
pengembangannya, dengan tingkat perkembangan 4,742. Sedangkan
tingkat pencapaian tugas perkembangan yang terendah terdapat pada
aspek: (1) Wawasan dan persiapan karir, dengan tingkat perkembangan
4,536; (2) Kematangan emosional, dengan tingkat perkembangan 4,612;
dan (3) Landasan perilaku etis, dengan tingkat perkembangan 4,613.
TINGKAT PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SMAN 1 LEMBANG
01234567
ASPEK
TINGKAT
PERKEMBANGANKELAS X
KELAS XI
KELAS XII
GABUNGAN
IDEAL
KELAS X 4.61 4.59 4.57 4.77 4.68 4.8 4.68 4.58 4.56 4.88 4.72
KELAS XI 4.63 4.64 4.62 4.65 4.77 4.89 4.71 4.71 4.51 5.01 4.69
KELAS XII 4.64 4.62 4.66 4.71 4.77 4.91 4.85 4.83 4.54 4.95 4.65
GABUNGAN 4.26 4.61 4.61 4.71 4.74 4.86 4.74 4.7 4.54 4.94 4.69
IDEAL 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Grafik 2.1Tingkat Pencapaian Tugas Perkembangan SMAN 1 Lembang
2. Psikotes
Berdasarkan hasil psikotes atau pemeriksaan psikologis yang
dilakukan terhadap siswa SMA Negeri 1 Lembang didapatkan profil
mengenai intelegensi, bakat khusus, minat pekerjaan, dan kepribadian
siswa sebagai berikut.
a. Inteligensi
1) Kelas XI
Berdasarkan hasil tes inteligensi (APM) didapatkan bahwa skor
rata-rata inteligensi siswa kelas XI adalah 122 yang termasuk ke
dalam kategori cerdas.
2) Kelas XII
Berdasarkan hasil tes inteligensi (APM) didapatkan bahwa skor
rata-rata inteligensi siswa kelas XII adalah 113 yang termasuk ke
dalam kategori di atas rata-rata.
b. Bakat Khusus
Berdasarkan tes bakat khusus (IST) didapatkan hasil sebagai
berikut.
1) Kelas XI
Bakat khusus dengan rata-rata tertinggi yang dimiliki oleh
siswa kelas XI terdapat pada: (1) ME (Merk Aufgaben;
kemampuan daya ingat) dengan skala 4,2 yang termasuk dalam
kategori tinggi; (2) GE (Gemeinsamkeiten; kemampuan abstraksi)
dengan skala 3,4 yang termasuk dalam kategori sedang; dan (3)
RA (Rachen Aufgaben; kemampuan hitung praktis) dengan skala
3,2 yang termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan bakat khusus
terendah rata-rata yang dimiliki oleh siswa kelas XI terdapat pada:
(1) AN (Analogien; kemampuan fleksibilitas berpikir) dengan
skala 2,7 yang termasuk dalam kategori sedang; (2) WU (Wurfel
Aufgaben; kemampuan tiga dimensi) dengan skala 2,8 yang
termasuk dalam kategori sedang; (3) WA (Wortauswahl;
kemampuan bahasa) dengan skala 3 yang termasuk dalam kategori
sedang; (4) ZR (Zahlen Reihan; kemampuan hitung teoritis)
dengan skala 3 yang termasuk dalam kategori sedang; dan (5) FA
(Form Auswahl; kemampuan analisis dan sintesis) dengan skala 3
yang termasuk dalam kategori sedang.
2) Kelas XII
Bakat khusus dengan rata-rata tertinggi yang dimiliki oleh
siswa kelas XII terdapat pada: (1) SE (Satzerganzung; kemampuan
realitas) dengan skala 3,4 yang termasuk dalam kategori sedang;
(2) ME (Merk Aufgaben; kemampuan daya ingat) dengan skala 3,4
yang termasuk dalam kategori sedang; (3) GE (Gemeinsamkeiten;
kemampuan abstraksi) dengan skala 3,2 yang termasuk dalam
kategori sedang; dan (4) WU (Wurfel Aufgaben; kemampuan tiga
dimensi) dengan skala 3,2 yang termasuk dalam kategori sedang.
Sedangkan bakat khusus terendah rata-rata yang dimiliki oleh
siswa kelas XI terdapat pada: (1) WA (Wortauswahl; kemampuan
bahasa) dengan skala 2,9 yang termasuk dalam kategori sedang; (2)
AN (Analogien; kemampuan fleksibilitas berpikir) dengan skala 3
yang termasuk dalam kategori sedang; (3) RA (Rachen Aufgaben;
kemampuan hitung praktis) dengan skala 3 yang termasuk dalam
kategori sedang; (4) ZR (Zahlen Reihan; kemampuan hitung
teoritis) dengan skala 3 yang termasuk dalam kategori sedang; dan
(5) FA (Form Auswahl; kemampuan analisis dan sintesis) dengan
skala 3 yang termasuk dalam kategori sedang.
IST SMAN 1 LEMBANG
0
1
2
3
4
5
ASPEK
SKOR KELAS XI
KELAS XII
KELAS XI 3.1 3 2.7 3.4 4.2 3.2 3 3 2.8
KELAS XII 3.4 2.9 3 3.2 3.4 3 3 3 3.2
SE WA AN GE ME RA ZR FA WU
Grafik 2.2Bakat Khusus SMAN 1 Lembang
c. Minat Pekerjaan
Berdasarkan tes minat pekerjaan (SMP) didapatkan hasil sebagai
berikut.
1) Kelas XI
Bidang pekerjaan dengan rata-rata tertinggi yang diminati oleh
siswa kelas XI: (1) Mus (Musical; bidang pekerjaan yang
berhubungan dengan musik) dengan skala 3,47 yang termasuk
dalam kategori sedang; (2) Out (Out door; bidang pekerjaan yang
dilakukan di luar rumah/ruangan atau di alam terbuka) dengan
skala 3,3 yang termasuk dalam kategori sedang; dan (3) Sci
(Scientific; bidang pekerjaan yang berhubungan dengan ilmu
pengetahuan atau ilmuwan) dengan skala 3,3 yang termasuk dalam
kategori sedang. Sedangkan bidang pekerjaan dengan rata-rata
terendah yang diminati oleh siswa kelas XI: (1) Lit (Literary;
bidang pekerjaan yang berhubungan dengan tulis menulis atau
kepustakaan) dengan skala 2 yang termasuk dalam kategori rendah;
(2) Com (Computational; bidang pekerjaan yang berhubungan
dengan pengoperasian angka-angka atau hitungan) dengan skala
2,55 yang termasuk dalam kategori sedang; (3) Per (Persuasive;
bidang pekerjaan yang berhubungan dengan interaksi dan
komunikasi dengan orang lain) dengan skala 2,9 yang termasuk
kategori sedang; dan (4) S.s (Social Service; bidang pekerjaan yang
berhubungan dengan pelayanan kepada orang lain atau pelayanan
masyarakat) dengan skala 2,9 yang termasuk kategori sedang.
2) Kelas XII
Bidang pekerjaan dengan rata-rata tertinggi yang diminati oleh
siswa kelas XII: (1) Mus (Musical; bidang pekerjaan yang
berhubungan dengan musik) dengan skala 3,8 yang termasuk
dalam kategori tinggi; (2) Me (Mechanical; bidang pekerjaan yang
berhubungan dengan penggunaan perangkat alat atau mesin,
keterampilan praktis atau pertukangan) dengan skala 3 yang
termasuk dalam kategori sedang; (3) Sci (Scientific; bidang
pekerjaan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan atau
ilmuwan) dengan skala 3 yang termasuk dalam kategori sedang;
(4) Art (Artistic; bidang pekerjaan yang berhubungan dengan
keindahan atau estetika) dengan skala 3 yang termasuk dalam
kategori sedang; dan (5) Lit (Literary; bidang pekerjaan yang
berhubungan dengan tulis menulis atau kepustakaan) dengan skala
dengan skala 3 yang termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan
bidang pekerjaan dengan rata-rata terendah yang diminati oleh
siswa kelas XII: (1) Clr (Clerical; bidang pekerjaan yang
berhubungan dengan tata laksana atau tata usaha perkantoran)
dengan skala 2 yang termasuk dalam kategori yang termasuk
dalam kategori rendah; (2) Com (Computational; bidang pekerjaan
yang berhubungan dengan pengoperasian angka-angka atau
hitungan) dengan skala 2,61 yang termasuk dalam kategori sedang;
dan (3) Per (Persuasive; bidang pekerjaan yang berhubungan
dengan interaksi dan komunikasi dengan orang lain) dengan skala
2,7 yang termasuk dalam kategori sedang.
SKALA MINAT PEKERJAAN SMAN 1 LEMBANG
0
1
2
3
4
5
ASPEK
SKORKELAS XI
KELAS XII
KELAS XI 3.3 3.1 2.55 3.3 2.9 3 2 3.47 2.9 3 3.6
KELAS XII 2.97 3 2.61 3 2.7 3 3 3.8 2.8 2 3.9
Out Me Com Sci Per Art Lit Mus S.s Clr Kon
Grafik 2.3Skala Minat Pekerjaan SMAN 1 Lembang
d. Kepribadian
Berdasarkan tes kepribadian (EPPS) didapatkan hasil sebagai
berikut.
1) Kelas XI
Aspek kepribadian tertinggi kelas XI: (1) Aut (Autonomy;
otonomi; menyatakan kebebasan diri untuk berbuat apapun atau
mengatakan apapun, bebas mengambil keputusan, melakukan
sesuatu yang tidak biasa dilakukan orang lain, menghindari
pendapat orang lain, menghindari tanggung jawab, dan sebagainya)
dengan skala 4 yang termasuk dalam kategori tinggi; (2) Aff
(Affiliation; afiliasi; setia kawan, berpartisipasi dalam kelompok,
mengerjakan sesuatu untuk teman, membentuk persahabatan baru,
membuat teman sebanyak mungkin, mengerjakan pekerjaan
bersama-sama, akrab dengan teman, menulis surat persahabatan,
dan sebagainya) dengan skala 4 yang termasuk dalam kategori
tinggi; dan (3) Exh (Exhibition; eksibisi; memperlihatkan diri agar
menjadi pusat perhatian orang, menceritakan keberhasilan diri,
menggunakan kata-kata yang tidak dipahami orang lain. bertanya
yang tidak akan terjawab orang lain, membicarakan pengalaman
diri yang membahayakan, menceritakan hal-hal yang menggelikan,
dan sebagainya) dengan skala 3,4 yang termasuk dalam kategori
sedang. Sedangkan aspek kepribadian terendah kelas XI: (1) Dom
(Dominance; dominan; membantah pendapat orang lain, ingin
menjadi pemimpin kelompoknya, ingin dipandang sebagai
pemimpin orang lain, ingin selalu terpilih sebagai pemimpin,
mengambil keputusan mengatasnamakan kelompok, menetapkan
persetujuan secara sepihak, membujuk dan mempengaruhi orang
lain agar mau mengerjakan yang ia inginkan, mengawasi dan
mengarahkan kegiatan yang lain, mendiktekan apa yang harus
dikerjakan orang lain, dan sebagainya) dengan skala 2 yang
termasuk dalam kategori rendah; (2) Agg (Aggression; agresi;
menyerang pandangan yang berbeda, menyampaikan
pandangannya tentang jalan pikiran orang lain, mengecam orang
lain secara terbuka, mempermainkan orang lain, melukai perasaan
orang lain, membaca surat kabar tentang tindak kriminal, dan
sebagainya) dengan skala 2 yang termasuk dalam kategori rendah;
(3) Ord (Order; teratur; kebutuhan untuk memiliki pekerjaan
tertulis tetap rapi dan teratur, membuat rencana sebelum memulai
tugas yang sulit, menunjukkan keteraturan dalam berbagai hal,
memelihara sesuatu tetap rapi dan teratur, memperinci pekerjaan
secara teratur, menyimpan surat dan arsip berdasarkan sistem
tertentu, makan dan minum secara teratur, dan sebagainya) dengan
skala 2,6 yang termasuk dalam kategori sedang; dan (4) Chg
(Change; perubahan; menggarap hal-hal yang baru, berkelana,
menemui kawan baru, mengalami peristiwa baru dan berubah dari
pekerjaan rutin, makan di tempat yang berbeda-beda, mencoba
berbagai jenis pekerjaan, senang berpindah-pindah tempat,
berpartisipasi dalam kebiasaan baru, dan sebagainya) dengan skala
2,7 yang termasuk dalam kategori sedang.
2) Kelas XII
Aspek kepribadian tertinggi kelas XII: (1) Aff (Affiliation;
afiliasi; setia kawan, berpartisipasi dalam kelompok, mengerjakan
sesuatu untuk teman, membentuk persahabatan baru, membuat
teman sebanyak mungkin, mengerjakan pekerjaan bersama-sama,
akrab dengan teman, menulis surat persahabatan, dan sebagainya)
dengan skala 4 yang termasuk dalam kategori tinggi; (2) Exh
(Exhibition; eksibisi; memperlihatkan diri agar menjadi pusat
perhatian orang, menceritakan keberhasilan diri, menggunakan
kata-kata yang tidak dipahami orang lain. bertanya yang tidak akan
terjawab orang lain, membicarakan pengalaman diri yang
membahayakan, menceritakan hal-hal yang menggelikan, dan
sebagainya) dengan skala 3,8 yang termasuk dalam kategori tinggi;
dan (3) Suc (Succorance; berlindung; mengharapkan bantuan dari
orang lain apabila mendapat kesulitan, mencari dukungan dari
orang lain, mengharapkan orang lain berbaik hati kepadanya,
mengharapkan simpati dari orang lain dan memahami masalah
pribadinya, menerima belai sayang orang lain, mengharapkan
bantuan orang lain di saat dirinya tertekan, mengharapkan maaf
dari orang lain apabila dirinya sakit, dan sebagainya) dengan skala
3,4 yang termasuk dalam kategori sedang. Sedangkan aspek
kepribadian terendah kelas XII: (1) Ord (Order; teratur; kebutuhan
untuk memiliki pekerjaan tertulis tetap rapi dan teratur, membuat
rencana sebelum memulai tugas yang sulit, menunjukkan
keteraturan dalam berbagai hal, memelihara sesuatu tetap rapi dan
teratur, memperinci pekerjaan secara teratur, menyimpan surat dan
arsip berdasarkan sistem tertentu, makan dan minum secara teratur,
dan sebagainya) dengan skala 2 yang termasuk dalam kategori
rendah; (2) Dom (Dominance; dominan; membantah pendapat
orang lain, ingin menjadi pemimpin kelompoknya, ingin dipandang
sebagai pemimpin orang lain, ingin selalu terpilih sebagai
pemimpin, mengambil keputusan mengatasnamakan kelompok,
menetapkan persetujuan secara sepihak, membujuk dan
mempengaruhi orang lain agar mau mengerjakan yang ia inginkan,
mengawasi dan mengarahkan kegiatan yang lain, mendiktekan apa
yang harus dikerjakan orang lain, dan sebagainya) dengan skala 2,6
yang termasuk dalam kategori sedang; (3) Aba (Abasement;
merendah; merasa berdosa apabila berbuat keliru, menerima
cercaan atau celaan orang lain, merasa perlu mendapat hukuman
apabila berbuat keliru, merasa lebih baik menghindar dari
perkelahian, merasa lebih baik menyatakan pengakuan akan
kekeliruannya, merasa rendah diri dalam berhadapan dengan orang
lain, dan sebagainya) dengan skala 2,7 yang termasuk dalam
kategori sedang; dan (4) Chg (Change; perubahan; menggarap hal-
hal yang baru, berkelana, menemui kawan baru, mengalami
peristiwa baru dan berubah dari pekerjaan rutin, makan di tempat
yang berbeda-beda, mencoba berbagai jenis pekerjaan, senang
berpindah-pindah tempat, berpartisipasi dalam kebiasaan baru, dan
sebagainya) dengan skala 2,7 yang termasuk dalam kategori
sedang.
SKALA KEPRIBADIAN SMAN 1 LEMBANG
0
1
2
3
4
5
ASPEK
SKORKELAS XI
KELAS XII
KELAS XI 3.1 3 2.6 3.4 4 4 3 3.1 2 2.9 3 3 2.9 3 2 3.1
KELAS XII 3.1 3 2 3.8 3 4 3 3.4 2.6 2.7 3 2.7 2.8 3 2.8 2.6
ach def ord exh aut aff int sucdo
maba nur chg end het agg con
Grafik 2.4Skala Kepribadian SMAN 1 Lembang
3. Angket
Berdasarkan angket mengenai manfaat dan materi bimbingan yang
diharapkan siswa, didapatkan hasil sebagai berikut.
a. Kelas X
Layanan bimbingan yang manfaatnya kurang dirasakan oleh siswa
kelas X: (1) Membantu menyelesaikan permasalahan siswa
(Bimbingan Pribadi), dengan presentase 61%; (2) Mengembangkan
hubungan antar pribadi (Bimbingan Sosial), dengan presentase 94%;
(3) Membantu siswa yang mengalami masalah belajar (Bimbingan
Belajar), dengan presentase 48%; dan (4) Membantu memilih kegiatan
ekstrakurikuler (Bimbingan Karir), dengan presentase 19%.
Sedangkan materi layanan bimbingan dan konseling yang paling
banyak diharapkan siswa kelas X: (1) Membentuk pribadi yang
beriman dan bertaqwa, dengan presentase 97% dan Membangun
kepercayaan diri, dengan presentase 97% (Bimbingan Pribadi); (2)
Berteman yang baik dan sehat, dengan presentase 97% dan Cara
berkomunikasi yang baik, dengan presentase 97% (Bimbingan Sosial);
(3) Strategi belajar yang efektif (Bimbingan Belajar), dengan
presentase 90%; dan (4) Strategi memilih jurusan di SMU (Bimbingan
Karir), dengan presentase 87%.
b. Kelas XI
Layanan bimbingan yang manfaatnya kurang dirasakan oleh siswa
kelas XI: (1) Membantu menyelesaikan permasalahan siswa
(Bimbingan Pribadi), dengan presentase 81%; (2) Mengembangkan
hubungan antar pribadi (Bimbingan Sosial), dengan presentase 83%;
(3) Membantu program pengayaan/remedial (Bimbingan Belajar),
dengan presentase 62%; dan (4) Membantu memilih kegiatan
ekstrakurikuler (Bimbingan Karir), dengan presentase 26%.
Sedangkan materi layanan bimbingan dan konseling yang paling
banyak diharapkan siswa kelas XI: (1) Membentuk pribadi yang
beriman dan bertaqwa, dengan presentase 98% dan Membangun
kepercayaan diri, dengan presentase 98% (Bimbingan Pribadi); (2)
Cara bergaul yang baik, dengan presentase 100%, Berteman yang baik
dan sehat, dengan presentase 100%, dan Cara berkomunikasi yang
baik, dengan presentase 100% (Bimbingan Sosial); (3) Strategi belajar
yang efektif (Bimbingan Belajar), dengan presentase 90%; dan (4)
Pengenalan lapangan kerja (Bimbingan Karir), dengan presentase
86%.
c. Kelas XII
Layanan bimbingan yang manfaatnya kurang dirasakan oleh siswa
kelas XII: (1) Membantu menyelesaikan permasalahan siswa
(Bimbingan Pribadi), dengan presentase 43%; (2) Mengembangkan
hubungan antar pribadi (Bimbingan Sosial), dengan presentase 79%;
(3) Membantu program pengayaan/remedial (Bimbingan Belajar),
dengan presentase 55%; dan (4) Membantu memilih kegiatan
ekstrakurikuler (Bimbingan Karir), dengan presentase 50%.
Sedangkan materi layanan bimbingan dan konseling yang paling
banyak diharapkan siswa kelas XII: (1) Membentuk pribadi yang
beriman dan bertaqwa, dengan presentase 98% dan Membentuk
pribadi yang tangguh, dengan presentase 98% (Bimbingan Pribadi);
(2) Berteman yang baik dan sehat (Bimbingan Sosial), dengan
presentase 98%; (3) Strategi belajar yang efektif (Bimbingan Belajar),
dengan presentase 98%, dan (4) Studi lanjutan/pengenalan PT, dengan
presentase 95% dan Pengenalan lapangan kerja, dengan presentase
95% (Bimbingan Karir).
MANFAAT BK YANG DIRASAKAN SISWA
0102030405060708090
100110120
BUTIR SOAL
PRESENTASEKELAS X
KELAS XI
KELAS XII
KELAS X 61 87 87 10 94 81 48 84 68 58 74 19 65 58 87 74 94
KELAS XI 81 98 93 98 88 83 71 86 74 68 95 26 74 83 76 67 95
KELAS XII 43 81 86 98 79 81 60 64 71 55 86 50 86 74 79 64 86
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Grafik 2.5Manfaat Bimbingan dan Konseling yang Dirasakan Siswa
SMAN 1 Lembang
MATERI LAYANAN BK YANG DIHARAPKAN SISWA
0102030405060708090
100110120
BUTIR SOAL
PRESENTASE KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
KELAS X 97 97 94 61 94 97 97 90 74 81 71 87 65 68 65 84 74
KELAS XI 98 98 93 45 10 10 10 90 81 86 69 81 69 79 64 86 71
KELAS XII 98 95 98 57 93 98 95 98 90 93 86 83 95 93 89 95 74
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Grafik 2.6Materi Layanan Bimbingan dan Konseling yang Diharapkan Siswa
SMAN 1 Lembang
Dari profil kelas yang telah dipaparkan di atas didapatkan beberapa
layanan bimbingan dan konseling yang materinya diharapkan untuk lebih
ditingkatkan lagi pemanfaatannya oleh siswa secara umum (kelas X, XI,
dan XII), yaitu: (1) Layanan bimbingan yang membantu siswa dalam
menyelesaikan masalahnya; (2) Layanan bimbingan yang membantu siswa
dalam mengembangkan hubungan antar pribadi; dan (3) Layanan
bimbingan yang membantu memilih kegiatan ekstrakurikuler.
Selain itu terdapat beberapa materi layanan bimbingan yang dapat
dijadikan sebagai layanan umum, karena berdasarkan dari hasil angket
siswa kelas X, XI, dan XII membutuhkan materi layanan itu. Materi
layanan tersebut, yaitu: (1) Pembentukan pribadi yang beriman dan
bertaqwa; (2) Berteman yang baik dan sehat; dan (3) Strategi belajar yang
efektif.
4. DPM (Daftar Pengungkap Masalah)
Berdasarkan hasil daftar pengungkap masalah (DPM) yang disebarkan
kepada siswa didapatkan profil siswa sebagai berikut.
a. Bidang Pribadi
1. Kelas X
Permasalahan pribadi yang sering muncul pada siswa kelas X:
(1) Punya keinginan (cita-cita) yang kurang sesuai dengan
kemampuan, dengan presentase 81%; (2) Sering sakit kepala,
dengan presentase 65%; dan (3) Mudah putus asa (frustrasi)
apabila mengalami kegagalan, dengan presentase 42%.
2. Kelas XI
Permasalahan pribadi yang sering muncul pada siswa kelas XI:
(1) Punya keinginan (cita-cita) yang kurang sesuai dengan
kemampuan, dengan presentase 62%; (2) Mudah putus asa
(frustrasi) apabila mengalami kegagalan, dengan presentase 57%;
dan (3) Merasa malas untuk beribadah, dengan presentase 50%.
3. Kelas XII
Permasalahan pribadi yang sering muncul pada siswa kelas
XII: (1) Sering sakit kepala, dengan presentase 57%; (2) Merasa
malas untuk beribadah, dengan presentase 36%; (3) Mudah putus
asa (frustrasi) apabila mengalami kegagalan, dengan presentase
36%; dan (4) Punya keinginan (cita-cita) yang kurang sesuai
dengan kemampuan, dengan presentase 36%.
DPM BIDANG PRIBADI SMAN 1 LEMBANG
0
10
20
30
4050
60
70
80
90
BUTIR PERMASALAHAN
PRESENTASE
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
KELAS X 65 6 3 13 10 35 10 42 81 10
KELAS XI 48 2 2 12 26 50 5 57 62 10
KELAS XII 57 5 5 24 12 36 12 36 36 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Grafik 2.7Hasil DPM (Bidang Pribadi) SMAN 1 Lembang
b. Bidang Sosial
1. Kelas X
Permasalahan sosial yang sering muncul pada siswa kelas X:
(1) Merasa malu berbicara di depan banyak orang, dengan
presentase 71%; (2) Punya kawan yang perilakunya kurang baik
(berakhlak buruk), dengan presentase 61%; dan (3) Merasa kurang
bisa menyatakan pendapat pada saat diskusi, dengan presentase
52%.
2. Kelas XI
Permasalahan sosial yang sering muncul pada siswa kelas XI:
(1) Merasa malu berbicara di depan banyak orang, dengan
presentase 64%; (2) Punya kawan yang perilakunya kurang baik
(berakhlak buruk), dengan presentase 57%; dan (3) Merasa kurang
bisa menyatakan pendapat pada saat diskusi, dengan presentase
55%.
3. Kelas XII
Permasalahan sosial yang sering muncul pada siswa kelas XI:
(1) Merasa lebih senang menyendiri, dengan presentase 50%; (2)
Merasa malu berbicara di depan banyak orang, dengan presentase
45%; dan (3) Merasa kurang bisa menyatakan pendapat pada saat
diskusi, dengan presentase 43%.
DPM BIDANG SOSIAL SMAN 1 LEMBANG
0
20
40
60
80
BUTIR PERMASALAHAN
PRESENTASE
KELAS X
KELAS XI
KELAS XII
KELAS X 26 23 0 52 71 10 61 13 13 3
KELAS XI 33 31 17 55 64 14 57 14 24 14
KELAS XII 19 36 2 45 50 10 43 26 12 5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Grafik 2.8Hasil DPM (Bidang Sosial) SMAN 1 Lembang
c. Bidang Belajar
1. Kelas X
Permasalahan belajar yang sering muncul pada siswa kelas X:
(1) Kurang dapat mengatur waktu untuk belajar, dengan presentase
90%; (2) Merasa malas untuk membaca buku-buku pelajaran ,
dengan presentase 90%; (3) Kurang dapat berkonsentrasi dalam
belajar, dengan presentase 87%; dan (4) Kurang senang dengan
mata pelajaran tertentu, dengan presentase 87%.
2. Kelas XI
Permasalahan belajar yang sering muncul pada siswa kelas XI:
(1) Kurang dapat mengatur waktu untuk belajar, dengan presentase
90%; (2) Kurang dapat berkonsentrasi dalam belajar, dengan
presentase 86%; dan (3) Merasa malas untuk membaca buku-buku
pelajaran, dengan presentase 86%.
3. Kelas XII
Permasalahan belajar yang sering muncul pada siswa kelas XII:
(1) Kurang senang dengan mata pelajaran tertentu, dengan
presentase 83%; (2) Kurang dapat mengatur waktu untuk belajar,
dengan presentase 79%; dan (3) Kurang dapat berkonsentrasi
dalam belajar, dengan presentase 74%.
DPM BIDANG BELAJAR SMAN 1 LEMBANG
0102030405060708090
100
BUTIR PERMASALAHAN
PRESENTASEKELAS X
KELAS XI
KELAS XII
KELAS X 87 71 90 90 81 71 58 87 84 65
KELAS XI 86 81 90 86 69 64 55 76 69 69
KELAS XII 74 62 79 64 57 38 26 83 57 19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Grafik 2.9Hasil DPM (Bidang Belajar) SMAN 1 Lembang
d. Bidang Karir
1. Kelas X
Permasalahan karir yang sering muncul pada siswa kelas X: (1)
Belum memiliki wawasan tentang prospek lapangan kerja yang
dicita-citakan di masa depan, dengan presentase 77%; (2) Merasa
cemas untuk mendapatkan pekerjaan dalam suasana yang
kompetitif (banyak saingan), dengan presentase 74%; dan (3)
Masih kurang memahami keterampilan apa yang harus dikuasai
untuk pekerjaan yang akan dimasuki, dengan presentase 68%.
2. Kelas XI
Permasalahan karir yang sering muncul pada siswa kelas XI:
(1) Masih kurang memahami keterampilan apa yang harus dikuasai
untuk pekerjaan yang akan dimasuki, dengan presentase 81%; (2)
Masih ragu untuk mendapatkan pekerjaan setelah selesai sekolah,
dengan presentase 76%; dan (3) Merasa cemas untuk mendapatkan
pekerjaan dalam suasana yang kompetitif (banyak saingan), dengan
presentase 74%.
3. Kelas XII
Permasalahan karir yang sering muncul pada siswa kelas XII:
(1) Masih kurang memahami keterampilan apa yang harus dikuasai
untuk pekerjaan yang akan dimasuki, dengan presentase 69%; (2)
Masih belum memiliki pilihan yang pasti tentang pekerjaan yang
akan dimasuki, dengan presentase 69%; dan (3) Masih ragu untuk
mendapatkan pekerjaan setelah selesai sekolah, dengan presentase
67%.
DPM BIDANG KARIR SMAN 1 LEMBANG
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
BUTIR PERMASALAHAN
PRESENTASEKELAS X
KELAS XI
KELAS XII
KELAS X 29 58 23 32 68 74 29 65 77 16
KELAS XI 29 76 69 29 81 74 31 69 69 19
KELAS XII 43 67 31 26 69 64 19 69 60 19
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Grafik 2.10Hasil DPM (Bidang Karir) SMAN 1 Lembang
E. Proporsi Layanan Bimbingan dan Konseling
Proporsi layanan bimbingan dan konseling disesuaikan dengan kebutuhan
siswa. Layanan bimbingan dan konseling ada yang diberikan secara umum
atau untuk seluruh siswa kelas X, XI, dan XI dan ada yang diberikan hanya
pada jenjang pendidikan tertentu saja.
Proporsi layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa
kelas X; (1) Bidang pribadi sebanyak 26,09%, (2) Bidang sosial sebanyak
26,09%, (3) Bidang belajar sebanyak 26,09%, dan (4) Bidang karir sebanyak
21,74%.
Proporsi layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa
kelas X; (1) Bidang pribadi sebanyak 26,09%, (2) Bidang sosial sebanyak
30,43%, (3) Bidang belajar sebanyak 21,74%, dan (4) Bidang karir sebanyak
21,74%.
Proporsi layanan bimbingan dan konseling yang diberikan kepada siswa
kelas X; (1) Bidang pribadi sebanyak 22,22%, (2) Bidang sosial sebanyak
22,22%, (3) Bidang belajar sebanyak 27,78%, dan (4) Bidang karir sebanyak
27,78%.
BAB III
MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Persetujuan Program
Rancangan program yang dikembangkan merupakan hasil dari analisis
kebutuhan siswa, oleh sebab itu melihat pentingnya penggunaan program
Bimbingan dan konseling ini. Maka sudah selayaknya rancangan program ini
untuk ditindak lanjuti oleh kepala sekolah untuk menjadi sebuah program.
Program yang telah disetujui akan dipergunakan sebagai acuan kerja. Hal
ini disebabkan karena program yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
dan potensi yang sudah selayaknya dikembangkan dan diberikan bantuan oleh
konselor.
B. Menggunakan Data-Data Siswa
Penggunaan data siswa diambil dari beberapa macam data, seperti data
induk siswa, hasil psikotes, analisis tugas perkembangan, daftar cek masalah,
alat ungkap masalah, dan lain sebagainya. Data yang telah diambil diolah
sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan karakteristik dari siswa itu
sendiri.
Untuk mempermudahkan pengolahan dan keobektifitasan data, maka data
yang diambil memakai sistem sampel random. Sehingga keakuratan hasil
analisis data yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
Oleh sebab itu kerahasiaan akan data – data yang diambil tetap terjaga.
C. Rencana Tindakan
Data yang telah terungkap dalam bentuk profil kebutuhan siswa
selanjutnya ditindak lanjuti dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.
Layanan bimbingan dan konseling berikutnya diterjemahkan dalam Satuan
Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling (SKLBK).
D. Pengembangan Materi Layanan
Program yang disusun secara baik dan matang memberikan banyak
keuntungan, baik bagi siswa yang mendapatkan layanan maupun bagi
konselor atau staf bimbingan yang melaksanakannya. Program yang
dikembangkan sudah selayaknya memuat pengembangan materi layanan yang
akan diberikan kepara para siswa. Materi layanan termuat dalam SKLBK
dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan siswa.
Materi disusun dari berbagai sumber yang relevan dengan kebutuhan
siswa. Tidak hanya diperoleh dari buku, akan tetapi bisa saja dari koran,
internet, majalah, dan sumber lainnya. Oleh sebab itu SKLBK disusun dengan
pengolahan bahasa yang mudah dipahami siswa.
BAB IV
EVALUASI
A. Evaluasi Program
Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, evaluasi
diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektivan layanan
bimbingan yang dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai
sejauh mana tingkat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut
untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.
Terdapat dua macam kegiatan evaluasi program kegiatan bimbingan dan
konseling, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses
dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektivan layanan
bimbingan dan konseling dilihat dari prosesnya, sedangkan evaluasi hasil
dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektivan layanan bimbingan
dan konseling dilihat dari hasilnya.
Aspek-aspek yang dievaluasi, diantaranya:
1. Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan
2. Keterlaksanaan program
3. Hambatan-hambatan yang ditemui
4. Dampak layanan bimbingan dan konseling terhadap kegiatan belajar
mengajar
5. Respon siswa, dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan dan
konseling
6. Perubahan kemajuan siswa, dilihat dari tujuan pencapaian layanan
bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar
7. Keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan
ataupun pada kehidupan masyarakat
B. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
bimbingan dan konseling, dengan merujuk pada hasil evaluasi yang telah
dilakukan. Mengingat hasil evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan
konseling akan menunjukkan kelebihan dan kekurangan, maka diperlukan
langkah-langkah nyata yang diperlukan untuk menghilangkan kekurangan-
kekurangan tersebut dengan melakukan perubahan-perubahan dalam program
bimbingan dan konseling selanjutnya. Melakukan perubahan dalam program
bimbingan dan konseling diantaranya menuntut perencanaan baru,
reorganisasi dalam pengelolaan program, pengadaan kegiatan-kegiatan, dan
sarana baru, modifikasi tenaga bimbingan yang berbeda daripada sebelumnya.
BAB V
IMPLEMENTASI
B. Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Bimbingan dan konseling komprehensif dilakukan apabila siswa (klien)
memiliki banyak masalah yang dihadapinya. Konselor bisa mempergunakan
perpaduan teknik konseling atau perpadian dari beberapa pendekatan
bimbingan. Dalam kajian seperti ini, bisa saja konselor melibatkan pihak lain
untuk mempercepat penyelesaian kasus yang ditangani.
Bimbingan dan konseling komprehensif mendorong siswa untuk
tercapainya kemampuan membuat keputusan yang tepat, serta siswa mampu
memperoleh penyesuaian umum status siswa dan konselor.
C. Personil, Sarana, dan Prasarana
Personel pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling adalah segenap
unsur yang terkait di dalam organigram pelayanan bimbingan dan konseling,
dengan koordinator dan guru pembimbing atau konselor sebagai pelaksana
utamanya.
Uraian masing-masing personel tersebut adalah sebagai berikut.
1. Kepala Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan di sekolah, tugas
kepala sekolah, ialah:
a. Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pendidikan yang meliputi
kegiatan pengajaran, pelatihan, dan bimbingan di sekolah.
b. Menyediakan dan melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
c. Memberikan kemudahan bagi terlaksananya program bimbingan dan
konseling di sekolah.
d. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan bimbingan dan konseling
di sekolah.
e. Menetapkan koordinator guru pembimbing yang bertanggung jawab
atas koordninasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah
berdasarkan kesepakatan bersama guru pembimbing.
f. Membuat surat tugas pembimbing dalam proses bimbingan dan
konseling pada setiap awal semester.
g. Menyiapkan surat pernyataan melakukan kegiatan bimbingan dan
konseling sebagai bahan usulan angka kredit bagi guru pembimbing.
h. Mengadakan kerjasama dengan instansi lain yang terkait dalam
pelaksanaan bimbingan dan konseling.
2. Wakil Kepala Sekolah
Wakil kepala sekolah membantu
a. Bidang Kesiswaan
Membantu guru pembimbing dalam mendata seluruh siswa yang ada
lengkap dengan kegiatan yang dilakukan oleh siswa (seperti
ekstrakurikuler) dan permasalahan siswa (seperti masalah indisipliner).
b. Bidang Kurikulum
Membantu guru pembimbing dalam mendata permasalahan siswa yang
berhubungan dengan bidang akademik.
c. Bidang Sarana dan Prasarana
Membantu kepala sekolah dalam menyediakan dan melengkapi sarana
dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah
d. Bidang Humas (Hubungan Masyarakat)
Membantu kepala sekolah dan guru pembimbing dalam mengadakan
kerjasama dengan instansi lain yang terkait dalam pelaksanaan
bimbingan dan konseling
3. Koordinator Guru Pembimbing (Konselor)
a. Mengkoordinasikan para guru pembimbing dalam:
1) Mensosialisasikan pelayanan bimbingan.
2) Menyusun program.
3) Melaksanakan program.
4) Mengadministrasikan kegiatan bimbingan.
5) Menilai program.
6) Mengadakan tindak lanjut.
b. Membuat usulan kepada kepala sekolah dan mengusahakan
terpenuhinya tenaga, sarana, dan prasarana.
c. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan bimbingan kepada
kepala sekolah.
4. Guru Pembimbing (Konselor)
a. Mensosialisasikan kegiatan bimbingan.
b. Merencanakan program bimbingan.
c. Melaksanakan persiapan kegiatan bimbingan.
d. Melaksanakan layanan bimbingan.
e. Melaksanakan kegiatan penunjang bimbingan.
f. Menilai proses dan hasil kegiatan layanan bimbingan.
g. Menganalisis hasil penilaian.
h. Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil analisis penilaian.
i. Mengadministrasikan kegiatan bimbingan dan konseling.
j. Mempertanggung jawabkan tugas dan kegiatan kepada koordinator
guru pembimbing.
5. Guru Mata Pelajaran
a. Membantu mensosialisasikan layanan bimbingan kepada siswa.
b. Melakukan kerja sama dengan guru pembimbing dalam
mengidentifikasi siswa yang memerlukan bimbingan.
c. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan bimbingan kepada
guru pembimbing.
d. Mengadakan upaya tindak lanjut layanan bimbingan (program
perbaikan dan program pengayaan).
e. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperoleh layanan
bimbingan dari guru pembimbing.
f. Membantu mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam
rangka penilaian layanan bimbingan.
g. Ikut serta dalam program layanan bimbingan.
6. Wali Kelas
a. Membantu guru pembimbing melaksanakan layanan yang menjadi
tanggung jawabnya.
b. Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,
khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk mengikuti
layanan bimbingan.
c. Memberikan informasi tentang siswa di kelasnya untuk memperoleh
layanan bimbingan dari guru pembimbing.
d. Menginformasikan kepada guru mata pelajaran tentang siswa yang
perlu diperhatikan secara khusus.
7. Staf Administrasi
a. Membantu guru pembimbing dan koordinator dalam
mengadministrasikan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling di
sekolah.
b. Membantu mempersiapkan seluruh kegiatan bimbingan dan konseling.
c. Membantu menyiapkan sarana yang diperlukan dalam layanan
bimbingan dan konseling.
REFERENSI
Nurihsan, Juntika. (2003). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.
Sukardi, Dewa Ketut. (2000). Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Syamsu Yusuf. (2006). Program BK di Sekolah (SLTP dan SLTA). Bandung: Pustaka Bani Quraisy.
Tirtarahardja, Umar dan Sula, La. (2000). Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.