Download - Preskes Jantung Print
RESPONSI
SEORANG LAKI-LAKI USIA 65 TAHUN
DENGAN STEMI INFERIOR
INCLUDEPICTURE "http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/1/14/Logo-UNS.jpg" \*
MERGEFORMATINET INCLUDEPICTURE
"http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/1/14/Logo-UNS.jpg" \* MERGEFORMATINET
Oleh :
Brenda Ervistya Pertiwi G99131025
Stefanny Christiana N. G99131082
Olivia Dwimaswasti G99131061
Medika Putri P.S. G99131051
Anita Rachman G99131016
Pembimbing :
dr. Heru, Sp.JP
KEPANITERAAN KLINIK KARDIOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN VASKULER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
2015
BAB I
STATUS PASIEN
I. ANAMNESA
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. AM
Umur : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Plupuh, Sragen, Jawa Tengah
Tanggal masuk : 14 Januari 2015
Tanggal pemeriksaan : 14-20 Januari 2015
No. CM : 01286461
B. DATA DASAR
Anamnesis, dilakukan secara auto dan alloanamnesis
1. Keluhan Utama: Nyeri dada
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sejak 5 hari SMRS, pasien
bisa menunjuk lokasi nyeri di dada kiri, nyeri dirasakan saat pasien sedang
tidur, seperti tertimpa beban berat nyeri menjalar ke lengan kiri, tidak tembus
ke punggung belakang, nyeri dirasakan semakin lama makin memberat.
Durasi nyeri sekitar 30 menit dan tidak berkurang dengan istirahat. Keringat
dingin (+), mual (-), muntah (-), berdebar-debar disangkal, sesak napas
disangkal. Pasien sempat berobat ke dokter setempat, diberi obat jalan
namun tidak tau obat yang diberikan tersebut. Pasien juga mengeluh lemas
sehingga tidak bias berjalan. Riwayat stroke (-) disangkal, kedua kaki
bengkak (-).
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat sakit kencing manis : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat dislipidemia : disangkal
Riwayat jantung : disangkal
Riwayat mondok : disangkal
4. Riwayat Penyakit pada Anggota Keluarga
Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal
5. Riwayat Kebiasaan
Riwayat Merokok : (+) sejak remaja namun setahun terakhir
frekuensi merokok dikurangi
Riwayat Alkohol : disangkal
Riwayat olahraga teratur : disangkal
6. Riwayat Lingkungan Sosial dan Asupan Gizi
Penderita adalah seorang laki-laki, tinggal bersama istri dan 2
anaknya. Anak pertama sudah merantau ke luar kota. Sedangkan ketiga
anaknya sudah bekerja. Istri pasien seorang pedagang di pasar. Pasien
melakukan aktivitas sehari-hari masih bisa sendiri. Biaya RS dengan
menggunakan BPJS. Pasien biasa makan 3 x sehari dengan nasi, sayur, lauk-
pauk, dengan tahu dan tempe, kadang-kadang diselingi ikan, ayam dan
daging.
7. Anamnesis sistem
Keluhan utama : nyeri dada
Kulit : pucat (-), kuning (-), gatal (-), luka (-), kebiruan(-).
Kepala : pusing (-), nyeri kepala(-), terasa berat (-),
perasaan berputar-putar (-)
Mata : mata berkunang kunang (-) pandangan kabur (-),
kelopak bengkak (-), gatal (-), kuning (-)
Hidung : tersumbat (-), keluar darah (-), keluar lendir atau
air berlebihan (-), gatal (-)
Telinga : pendengaran berkurang (-), keluar cairan atau
darah (-), mendengar bunyi mengiang (-),
Mulut : bibir kering (-), gusi berdarah (-), sariawan (-), gigi
mudah goyah (-).
Tenggorokan : rasa kering dan gatal (-), nyeri untuk menelan (-)
Sistem respirasi :sesak napas (-), sesak napas saat aktivitas sehari-hari (-),
terbangun di malam hari karena sesak napas (-),sesak
napas saat berbaring/tidur dengan 1 bantal (-), batuk (-),
berdahak (-),mengi (-), sesak napas berkurang dengan
istirahat (-)
Sistem kardiovaskuler : nyeri dada kiri (+) seperti tertimpa beban
berat nyeri menjalar ke lengan kiri, berdebar-
debar(-), keringat dingin (+)
Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), nafsu makan
kurang (-), nyeri perut (-), diare (-)
Sistem musculoskeletal : lemas (+), cengeng leher (-), kaku sendi (-), nyeri
sendi (-), bengkak sendi (-), nyeri otot (-), kaku
otot (-)
Sistem genitouterina :Sulit buang air kecil (-), nyeri saat buang air kecil
(-), panas saat buang air kecil (-), warna seperti
teh, darah (-).
Ekstremitas :bengkak pada kedua kaki (-), terasa dingin
(-),gemetar (-), nyeri (-), kaku (-), kemerahan (-)
Sistem neuropsikiatri : kejang (-), kesemutan (-),gelisah (-),
menggigil (-)
II. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 15 Januari 2015
Keadaan Umum Compos Mentis, baik, gizi kesan cukup
BB : 55
TB : 155
BMI : 22,89
Tanda Vital Tensi : 150/100 mmHg
Nadi : 50 x/ menit
Heart Rate : 50 x/menit
Frekuensi Respirasi : 28 x/menit
Kulit Warna coklat sawo muda, petechie (-), ikterik (-),
turgor cukup, hiperpigmentasi (-)
Kepala Bentuk mesocephal, rambut warna hitam,
beruban (+), mudah rontok (-), luka (-)
Mata Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor
dengan diameter 3 mm/3 mm, reflek cahaya
(+/+), edema palpebra (-/-)
Telinga Membran timpani intak, sekret (-), darah (-),
nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan tragus (-)
Hidung Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-),
fungsi penghidung baik
Mulut sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-) pucat (-),
lidah tifoid (-), luka pada sudut bibir (-)
Leher JVP 5+2 cmH2O, pembesaran tiroid (-),
pembesaran limfonodi cervical (-), leher kaku (-)
Thorax Normochest, simetris, retraksi intercostal (-)
Jantung:
Inspeksi Ictus Cordis tidak tampak
Palpasi Ictus Cordis tidak kuat angkat, teraba di SIC VI2
cm lateral linea midclavicularis sinistra
Perkusi Batas jantung kanan atas: SIC II linea
parasternalis dextra
Batas jantung kanan bawah: SIC IV linea
parasternalis dekstra
Batas jantung kiri atas: SIC II linea
midclavicularis sinistra
Batas jantung kiri bawah: SIC VIILinea axilaris
anterior sinistra
→ batas jantung kesan melebar ke
caudolateral
Auskultasi HR: 50 kali/menit reguler. BJ I-II int. normal,
bising (-)
Pulmo
Depan
Inspeksi Statis Normochest, simetris
Dinamis Pengembangan dada simetris kanan = kiri,
retraksi intercostal (-)
Palpasi Statis Simetris
Dinamis Pergerakan dada kanan = kiri, fremitus raba
kanan = kiri
Perkusi Kiri Sonor
Kanan Sonor
Auskultasi Kanan Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan
wheezing (-), ronki basah halus (-)
Kiri Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan
wheezing (-), ronki basah halus (-)
Belakang
Inspeksi Statis Normochest, simetris
Dinamis Pengembangan dada simetris kanan = kiri,
retraksi interkostal (-)
Palpasi Statis Simetris
Dinamis Pergerakan kanan = kiri, simetris, fremitus raba
kanan = kiri
Perkusi Sonor /Sonor
Auskultasi Kanan Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan
wheezing (-), ronki basah halus (-)
Kiri Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan
wheezing (-), ronki basah halus (-)
Punggung kifosis (-), lordosis (-), skoliosis (-), nyeri ketok
kostovertebra (-)
Abdomen
Inspeksi Dinding perut // dinding thorak
Auscultasi Peristaltik (+) normal
Perkusi Timpani, pekak sisi (-), pekak alih (-)
Palpasi supel, nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba
Genitourinaria Skrotum dbn, ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda
radang (-), nyeri (-).
Ekstremitas Oedem
-- --
-- --
Akral dingin
-- --
-- --
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium Darah (4 Januari 2015)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 10,8 g/dL 13,5 -17,5
Hematokrit 29 % 33-45
Leukosit 8,2 103/ul 4,5-11
Trombosit 200 103/ul 150-450
Eritrosit 3,32 106/ul 4,50-5,90
INDEKS ERITROSIT
MCV 87,3 /um 80,0-96,0
MCH 31,0 Pg 28,0-33,0
MCHC 35,6 g/dl 33,0-36,0
HITUNG JENIS
Granulosit 67.60 % 56,00 – 78,00
Limfosit 18.30 % 22,00 – 44,00
Monosit 14.10 % 0,00 – 12,00
ELEKTROLIT
Natrium 133 Mmol/L 132-146
Kalium 3,3 Mmol/L 3,7-5,4
Klorida 106 Mmol/L 98-106
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah Sewaktu 116 mg/dL 60-140
SGOT 127 u/l <31
SGPT 108 u/l <34
Cr 1,6 mg/dL 0,6-1,4
Ur 52 mg/dL <50
Pritein total 7,3 g/dl
Albumin 3,6 g/dl
Globulin 2,3 g/dl
Asam urat 6,3 mg/dl
Cholesterol total 170 mg/dl
Cholesterol LDL 85 mg/dl
Cholesterol HDL 28 mg/dl
Trigliserida 111 mg/dl
SEROLOGI
HCV Nonreactive
HbsAg Nonreactive
Troponin I 14,61
CKMB 17,2
HEMOSTASIS
PT 16,9
APTT 28,1
INR 1,460
b. Pemeriksaan Foto Thorax (14 Januari 2015)
Dari foto thorax PA didapatkan:
Cor : kesan membesar, CTR 70%
Pulmo : tak tampak infiltrat di kedua
lapang paru, corakan bronkovaskuler
normal
Sinus costophrenicus kanan dan kiri
tajam
Hemidiafragma kanan dan kiri normal
Trakhea di tengah
Sistema tulang baik
Kesan: kardiomegali
c. Elektrokardiografi (14 Januari 2015)
TAVB P rate: 95 bpm QRS rate: 50 bpm
axis : normoaxis gelombang P: 0,08 detik interval PR (-) detik kompleks QRS : 0,06 detik gelombang Q patologis: III, AVF, V3R-V5R segmen ST elevasi: III, AVF, V3R-V5R segmen ST depresi: I,AVL,V6 gelombang T inverted: V1-V5 gelombang U (-) QT int: 0,44 detik
Kesan: TAVB, P rate: 95 bpm, QRS rate: 50 bpm, axis : normoaxis, STEMI inferior+RV
IV. RESUME
Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sejak 5 hari SMRS, pasien bisa
menunjuk lokasi nyeri di dada kiri, nyeri dirasakan saat pasien sedang tidur, seperti
tertimpa beban berat nyeri menjalar ke lengan kiri, tidak tembus ke punggung
belakang, nyeri dirasakan semakin lama makin memberat. Durasi nyeri sekitar 30
menit dan tidak berkurang dengan istirahat. Keringat dingin (+), mual (-), muntah
(-), berdebar-debar disangkal, sesak napas disangkal. Pasien sempat berobat ke
dokter setempat, diberi obat jalan namun tidak tau obat yang diberikan tersebut.
Pasien juga mengeluh lemas sehingga tidak bias berjalan. Riwayat stroke (-)
disangkal, kedua kaki bengkak (-).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, TD 150/100, HR
50x/menit, N 50x/menit, RR 28x/menit. Thorax berbentuk normochest, simetris.
Pada pemeriksaan jantung, didapatkan batas jantung melebar ke caudo-lateral, bunyi
jantung I-II intensitas normal, reguler, bising (-). Pada pemeriksaan paru, suara
ronki basah halus (-).
Hasil Rontgen thorax PA didapatkan kardiomegali. Hasil EKG menunjukkan
TAVB, P rate: 95 bpm, QRS rate: 50 bpm, axis : normoaxis, gelombang P: 0,08
detik, interval PR (-) detik, kompleks QRS : 0,06 detik, gelombang Q patologis: III,
AVF, V3R-V5R, segmen ST elevasi: III, AVF, V3R-V5R, segmen ST depresi:
I,AVL,V6, gelombang T inverted: V1-V5, Kesan: TAVB, P rate: 95 bpm, QRS rate:
50 bpm, axis : normoaxis, STEMI inferior+RV.
V. DIAGNOSIS
A(x) : STEMI inferior + RV
F(x) : Killip I, TAVB
E(x) : PJK
F. R. : merokok, usia (pria > 55 tahun)
VI. TERAPI IGD
1. Oksigen 3 lpm nasal canul
2. Infus RL 20 cc/jam
3. Clopidogrel 4 x 75 mg
4. Aspilet 320 mg (4 tablet)
VII. PLAN TERAPI ICVCU
1. Mondok ICVCU
2. Bedrest total
3. Oksigen 3 lpm nasal canul
4. Diet jantung 1700 kkal
5. Infus RL 20 cc/jam
6. Inj. Heparin 4000 unit selanjutnya 20.000 unit dalam 50 ml SP dengan
kecepatan 2,1 ml/jam
7. Aspilet 1 x 80 mg
8. Clopidogrel 1 x 75 mg
9. Captopril 3x25 mg
10. Simvastatin 1 x 20 mg (0-0-1)
VIII. PLANNING
EKG / hari
Echocardiography
Monitoring balance cairan
VII. PROGNOSA
Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Tanggal Keluhan/KU/VS Pemeriksaan/Diagnosis Penatalaksanaan15/1/201506.00
Nyeri dada (+) berkurang, sesak (-)berdebar (-)
TD : 152/81 mmHgHR : 78 x/menitRR : 22 x/menitNadi : 78 x/menit
Px FisikCor :I : Ictus Cordis tidak tampak P : Ictus cordis tidak kuat
angkatP:Batas jantung kesan
melebar ke caudolateralA : BJ I-II int. normal,
regular, bising (+) pansistolik II/6 di LLSB & apex - axilla
Pulmo :SDV (+/+), RBH (-/-), RBK (-/-)
EKG :- TAVB- P rate: 70 bpm- QRS rate: 47 bpm - LAD- ST elevasi di Lead III,
AVF, V1-V6- Q patologis di Lead III,
AVF- T inverted di Lead III,
AVF,- CRBBB
Dx :Ax : STEMI Inferior onset 5 hari RV, CRBBB, MR, TRFx : Killip I, TAVBEx : PJKFR: merokok, hipertensi, geriatriP: HT stage II
Terapi Bedrest tidak total Oksigen 3 lpm nasal Diet jantung 1700 kkal Infus RL 20 cc/jam Clopidogrel 1x75mg Captopril 3x12,5mg Simvastatin 1x20mg Laxadin syr 3 dd CI
Plan EKG/hari Echocardiografi Cek PT/APTT/hari
16/1/201506.00
Nyeri dada (-) berkurang, sesak (-)berdebar (-)
TD : 125/62 mmHgHR : 78 x/menitRR : 24 x/menitNadi : 78 x/menit
Px FisikCor :I : Ictus Cordis tidak tampak P : Ictus cordis tidak kuat
angkatP:Batas jantung kesan
tmelebar ke caudolateralA : BJ I-II int. normal,
regular, bising (+) pansistolik II/6 di LLSB & apex - axilla
Pulmo :SDV (+/+), RBH (+/+) 1/3 basal paru, RBK (-/-)
EKG :- TAVB
Terapi Bedrest tidak total Oksigen 3 lpm nasal kanul Diet jantung 1700 kkal Infus RL 20 cc/jam Clopidogrel 1x75mg Captopril 3x25mg Simvastatin 1x20mg Laxadin syr 3xCI Inj. Heparin 20.000 unit
dalam SP 50cc kec. 2,1cc/jam (II)
Inj. Furosemid 40 mg extra, selanjutnya 20 mg/8 jam
Aspilet 1x80mg (0 – 1 – 0)
Plan EKG/hari
- P rate: 70 bpm- QRS rate: 47 bpm - LAD- ST elevasi di Lead III,
AVF, V1-V6- Q patologis di Lead III,
AVF- T inverted di Lead III,
AVF,- CRBBB
Dx :Ax : STEMI Inferior onset 5 hari RV, CRBBB, MR, TRFx : Killip I, TAVBEx : PJKFR: merokok, hipertensi, geriatriP: HT stage II
Ambil hasil Echocardiografi Cek PT/APTT/hari
17/1/201506.00
Nyeri dada (-), sesak (-), berdebar (-)
TD : 121/70 mmHgHR : 58 x/menitRR : 24 x/menitNadi : 58 x/menit
Px FisikCor :I : Ictus Cordis tidak tampak P : Ictus cordis tidak kuat
angkatP:Batas jantung kesan
melebar ke caudolateralA : BJ I-II int. normal,
regular, bising (+) pansistolik II/6 di LLSB & apex - axilla
Pulmo :SDV (+/+), RBH (+/+) 1/3 basal paru, RBK (-/-)
EKG :- TAVB- P rate: 70 bpm- QRS rate: 47 bpm - LAD- ST elevasi di Lead III,
AVF, V1-V6- Q patologis di Lead III,
AVF- T inverted di Lead III,
AVF,- CRBBB
Dx :Ax : STEMI Inferior onset 5 hari RV, CRBBB, MR, TRFx : Killip I, TAVBEx : PJKFR: merokok, hipertensi, geriatriP: HT stage II
Terapi Mobilisasi duduk Oksigen 3 lpm nasal Diet jantung 1700 kkal Infus RL 20 cc/jam Clopidogrel 1x75mg Captopril 3x25mg Simvastatin 1x20mg Laxadine syr 3xCI Inj. Heparin 20.000 unit
dalam SP 50cc kec 2,1 cc/jam (III)
Inj. Furosemid 20mg/12jam Aspilet 1x80mg (0-1-0) Bricasma 3x1 Inj. SA 0,5mg extra jika HR
<50 bpm (max 3mg)
Plan EKG/hari Cek PT/APTT/hari Cek DR3, Ur, Cr, elektrolit
18/1/201506.00
Nyeri dada (-), sesak (-), berdebar (-)
TD : 130/70 mmHgHR : 60 x/menitRR : 24 x/menitNadi : 60 x/menit
Px FisikCor :I : Ictus Cordis tidak tampak P : Ictus cordis tidak kuat
angkatP:Batas jantung kesan
melebar ke caudolateralA : BJ I-II int. normal,
regular, bising (+) pansistolik II/6 di LLSB & apex - axilla
Pulmo :SDV (+/+), RBH (+/+) 1/3 basal paru, RBK (-/-)
EKG :- TAVB- P rate: 70 bpm- QRS rate: 47 bpm - LAD- ST elevasi di Lead III,
AVF, V1-V6- Q patologis di Lead III,
AVF- T inverted di Lead III,
AVF,- CRBBB
Dx :Ax : STEMI Inferior onset 5 hari RV, CRBBB, MR, TRFx : Killip I, TAVBEx : PJKFR: merokok, hipertensi, geriatriP: HT stage II
Terapi Mobilisasi duduk Oksigen 3 lpm nasal Diet jantung 1700 kkal Infus RL 20 cc/jam Clopidogrel 1x75mg Simvastatin 1x20mg Laxadin syr 3xCI Aspilet 1x80mg Bricasma 3x1 Inj. Heparin 20.000 unit
dalam SP 50cc kec 2,1 ml/jam (IV)
Inj Furosemid 20 mg/12 jam Inj. SA 0,5mg extra jika HR
<50 bpm (max 3mg) Captopril 3x25 mg Inj KCl 25 mEq dalam NaCl
60cc/jam Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam
Plan EKG/hari Cek PT/APTT/hari
19/1/201506.00
Nyeri dada (-), sesak (-), berdebar (-)
TD : 136/74 mmHgHR : 62 x/menitRR : 25 x/menitNadi : 62 x/menit
Px FisikCor :I : Ictus Cordis tidak tampak P : Ictus cordis tidak kuat
angkatP:Batas jantung kesan
melebar ke caudolateralA : BJ I-II int. normal,
regular, bising (+) pansistolik II/6 di LLSB & apex - axilla
Pulmo :SDV (+/+), RBH (+/+) 1/3 basal paru, RBK (-/-)
EKG :- TAVB
Terapi Mobilisasi duduk Oksigen 3 lpm nasal Diet jantung 1700 kkal Infus RL 20 cc/jam Clopidogrel 1x75mg Simvastatin 1x20mg Laxadin syr 3xCI Aspilet 1x80mg Bricasma 3x1 Inj. Heparin 20.000 unit
dalam SP 50cc kec 2,1 ml/jam (V)
Inj Furosemid 20 mg/12 jam Inj. SA 0,5mg extra jika HR
<50 bpm (max 3mg) Captopril 3x25 mg Inj KCl 25 mEq dalam NaCl
- P rate: 70 bpm- QRS rate: 47 bpm - LAD- ST elevasi di Lead III,
AVF, V1-V6- Q patologis di Lead III,
AVF- T inverted di Lead III,
AVF,- CRBBB
Dx :Ax : STEMI Inferior onset 5 hari RV, CRBBB, MR, TRFx : Killip I, TAVBEx : PJKFR: merokok, hipertensi, geriatriP: HT stage II
60cc/jam Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam
(II)
Plan EKG/hari Cek elektrolit post koreksi Pindah bangsal
20/1/201506.00
Nyeri dada (-), sesak (-), berdebar (-)
TD : 160/90 mmHgHR : 80 x/menitRR : 26 x/menitNadi : 80 x/menit
Px FisikCor :I : Ictus Cordis tidak tampak P : Ictus cordis tidak kuat
angkatP:Batas jantung kesan
melebar ke caudolateralA : BJ I-II int. normal,
regular, bising (+) pansistolik II/6 di LLSB & apex - axilla
Pulmo :SDV (+/+), RBH (+/+) 1/3 basal paru, RBK (-/-)
EKG :- TAVB- P rate: 70 bpm- QRS rate: 47 bpm - LAD- ST elevasi di Lead III,
AVF, V1-V6- Q patologis di Lead III,
AVF- T inverted di Lead III,
AVF,- CRBBB
Dx :Ax : STEMI Inferior onset 5 hari RV, CRBBB, MR, TRFx : Killip I, TAVBEx : PJKFR: merokok, hipertensi, geriatriP: HT stage II
Terapi Mobilisasi duduk Oksigen 3 lpm nasal Diet jantung 1700 kkal Infus RL 20 cc/jam Clopidogrel 1x75mg Simvastatin 1x20mg Laxadin syr 3xCI Aspilet 1x80mg Bricasma 2x1 Inj Furosemid 20 mg/24 jam Captopril 3x25 mg Inj. Ceftriaxon 2gr/24jam
(III) HCT 25mg (1/2 – 0 – 0)
Plan EKG/hari Cek PT/APTT/hari
BAB II
ANALISIS KASUS
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik, serta penunjang dapat ditegakkan
diagnosis yaitu sindom koroner akut. Sindrom Koroner Akut (SKA) tersebut
merupakan suatu sindrom yang terdiri dari beberapa penyakit koroner yaitu angina
tak stabil (unstable angina), infark miokard non-elevasi ST, infark miokard dengan
elevasi ST yang ditandai dengan manifestasi klinis rasa tidak enak di dada atau gejala
lain sebagai akibat dari iskemia miokardium.
Hasil anamnesis didapatkan kriteria sindroma koroner akut yaitu adanya
keluhan nyeri dada seperti ditimpa beban berat di bagiantengah dada. Nyeri tidak
membaik dengan istirahat.Selain itu didapatkan gejala lain seperti keluar keringat
dingin. Pada pemeriksaan fisik semua didapatkan dalam batas normal kecuali pada
tekanandarahdidapati 150/100 mmHg dan HR 50x/menit. Dengan kriteria yang ada
pasien dimasukkan dalam kategori Killip I yaitu tidak ada ronki basah halus dan tidak
ada peningkatan JVP, belum ada tanda-tanda gagal jantung. Pada hasil EKG
didapatkan ST elevasi pada Lead II, III, AVF, gelombang Q pada II, III, AVF, dan T-
inverted padaV1-V5 yang menandakan adanya infark pada jantung daerah inferior.
Penegakkan diagnosis sindroma koroner akut juga dilihat dari cardiac marker yaitu
CKMB dan troponin yang meningkat. Namun pada pasien ini belum diperiksa.
Pada pasien juga terdapat salah satu faktor resiko dari sindrom koroner akut
yaitu hipertensi serta usia diatas 45 tahun sehingga memperparah terjadinya sindroma
koroner akut.
Sindrom koroner akut dibagi menjadi tiga yaitu angina tak stabil (unstable
angina), infark miokard non-elevasi ST, infark miokard dengan elevasi ST. Pada
pasien initermasuk dalam sindrom koroner akut ST elevasi (STEMI). Hal ini dapat
dibedakan dari :
Jenis Penjelasan nyeri dada Temuan EKG Enzim Jantung
Angina Pectoris Tidak Stabil (APTS)
Angina pada waktu istirahat/ aktivitas ringan, Crescendo angina, Hilang dengan nitrat.
· Depresi segmen T· Inversi gelombang T· Tidak ada gelombang
Q
Tidak meningkat
NonST elevasi Miocard Infark
Lebih berat dan lama (> 30 menit), Tidak hilang dengan pemberian nitrat. Perlu opium untuk menghilangkan nyeri.
· Depresi segmen ST· Inversi gelombang T
Meningkat minimal 2 kali nilai batas atas normal
ST elevasi Miocard Infark
Lebih berat dan lama (> 30 menit), Tidak hilang dengan pemberian nitrat. Perlu opium untuk menghilangkan nyeri.
· Hiperakut T· Elevasi segmen T· Gelombang Q· Inversi gelombang T
Meningkat minimal 2 kali nilai batas atas normal
Terapi yang diberikan pada pasien dengan sindroma koroner akut yaitu
morfin, oksigen, nitrat, aspilet, dan clopidogrel. Pada pasien ini diberikan oksigen,
clopidogrel, serta aspilet. Pemberian oksigen dilakukan untuk memperbaiki
kekurangan oksigen pada miokard yang mengalami cedera serta menurunkan
beratnya ST-elevasi. Ini dilakukan sampai dengan pasien stabil dengan level oksigen
2–3 liter/ menit secara kanul hidung.
Selain oksigen, diberikan clopidogrel75 mg yang bermanfaat menghambat
agregasi platelet, memperpanjang waktu perdarahan, dan menurunkan viskositas
darah dengan cara menghambat aksi ADP (adenosine diphosphate) pada reseptor
platelet., sehingga menurunkan kejadian iskemi.Dosis yang diberikan berkisar 150-
300 mg.Obat terakhir yang diberikan yaitu aspilet 80 mg. Dosis yang diberikan antara
160-320 mg. Efeknya ialah menghambat siklooksigenase –1 dalam platelet dan
mencegah pembentukan tromboksan-A2. Kedua hal tersebut menyebabkan agregasi
platelet dan konstriksi arterial. Absorbsi akan lebih baik bila dikunyah.
Terapi lain yang dapat diberikan adalah morfin berguna untuk mengurangi
kecemasan dan kegelisahan; mengurangi rasa sakit akibat iskemia; meningkatkan
venous capacitance; menurunkan tahanan pembuluh sistemik; serta nadi menurun dan
tekanan darah juga menurun, sehingga preload dan after load menurun, beban
miokard berkurang. Efek samping yang ditimbulkan dapat menyebabkan depresi
pernapasan.