Download - Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
1/15
Buku PetunjukPraktikum Patologi Klinik
Urinalisa
Disusun oleh :
dr. Ima Arum L, MSi.Med, SpPK
2012
Laboratorium Patologi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
20121/1/2012
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
2/15
URINALISA
Ginjal melakukan berbagai fungsi metabolik dan ekskretorik,selain membersihkan tubuh
dari zat buangan yang mengandung nitrogen dan hasil metabolisme lain. Ginjal melaksanakan
tugas utamanya mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstraseluler dalam batas-batas
normal.
Ginjal menerima sekitar satu liter darah atau 500 ml plasma per menit. Dengan
menggunakan proses filtrasi , reabsorbsi dan sekresi diproduksi 500-2000 ml urine per hari, rata-
rata 1500 ml. Dengan demikian melalui pemeriksaan urine tidak hanya memberikan gambaran
tentang ginjal dan saluran urine, tetapi juga mengenai berbagai faal organ dalam badan seperti :
hati, saluran empedu, pankreas dsb.
Susunan urine rutin tidak banyak berbeda dari hari ke hari, namun mungkin banyak
berbeda dari waktu ke sewaktu sepanjang hari, maka dari itu penting untuk memilih contoh urine
menurut tujuan pemeriksaan.
Macam-macam sampel urine :
1. Urine pagi
Yang dimaksud dengan urine pagi adalah urine yang pertama-tama dikeluarkan pada
waktu pagi hari setelah bangun tidur. Urine ini lebih pekat dibandingkan yang dikeluarkan pada
waktu siang hari. Urine ini baik digunakan untuk pemeriksaan sediment, berat jenis, protein ,
glukose dan untuk pemeriksaan HCG .
2. Urine sewaktu
Yang dimaksud dengan urine sewaktu adalh urine yang dikeluarkan pada satu waktu yang
tidak ditentukan dengan khusus. Urine baik digunakan untuk pemeriksaan rutine.
3. Urine Postprandial
Yang dimaksud dengan urine postprandial adalah urine yang dikeluarkan 1 - 3 jam sesudah
makan. Urine ini baik digunakan untuk pemeriksaan penyaring terhadap glukosuria.
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
3/15
4. Urine 24 jam
Yang dimaksud dengan urine 24 jam adalah urine yang ditampung selama 24 jam.
Cara pengumpulannya adalah, jam 7 pagi penderita disuruh mengeluarkan urinenya
kemudian dibuang. Setelah itu urine yang dikeluarkan berikutnya ditampung (pada tempat
yang cukup besar, bersih dan kering ) sampai jam 7 pagi berikutnya. Urine ini biasanya untuk
mengetahui kadar suatu zat secara kuantitatif.
5.Urine 3 gelas/2 gelas pada orang laki-laki.
Yang dimaksud dengan uirne 3 gelas adalah urine yang dikeluarkan dan ditampung dengan
cara sebagai berikut;
a Sediakan 3 tabung sedimen :
- Penderita sewaktu berkemih masukkan pada tabung pertama sebanyak 20 - 30 ml urine
- Tabung kedua diisi urine berikutnya.
- Tabung ketiga diisi beberapa ml yang terahkir.
b Penempuang urine secara demikian ini digunakan untuk pemeriksaan urologik dan
dimaksudkan untuk mendapat gambaran tentang letaknya radang yang mengakibatkan
adanya nanah atau darah dalam urine pada penderita tsb.
c Tabung pertama untuk mengetahui keadaan yang lebih proximal
d Tabung kedua untuk mengetahui keadaan yang terdapat pada kantong kencing
e Tabung yang ketiga untuuk mengetahui keadaan didaerah prostatica uretra.
PEMERIKSAAN URINE
Ada 2 macam pemeriksaan urine yaitu,
1. pemeriksaan urine rutin
2. Pemeriksaan urine khusus / berdasarkan indikasi.
Pemeriksaan urine rutin meliputi
1. Secara makroskopis (fisik): warna, kekeruhan/kejernihan, pH
2. Secara kimia : Glukose dan protein
3. Secara mikroskopis : sedimen urine ( unsur yang ada dalam urine.)
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
4/15
PEMERIKSAAN FISIK (MAKROSKOPIS)
A. BAU
Urine yang baru pada umumnya tidak begitu berbau keras. Bau disebut pesing disebabkan
oleh asam-asam yang mudah menguap. Bau dapat dipengaruhi oleh makanan maupun
minuman. Apabila urine dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amonia, oleh karena terjadi
pemecahan ureum. Aceton memberi bau manis, sedangkan kuman-kuman memberi bau
busuk pada urine.
B. WARNA
Dalam keadaan normal urine berwarna kuning muda yang disebabkan oleh karena adanya
urochrome. Perubahan non patologik pada umumnya disebabkan oleh bahan-bahan atau
obat-obatan yang dimakan.
C. BUIH
Bila urine dikocock akan timbul buih yang berwarna putih. Buih yang berwarna kuning dapat
disebabkan oleh : pigmen empedu (billirubin) dan phenylazodiamino-pyridine.
D. KEKERUHAN
Urine baru dan normal pada umumnya jernih. Kekeruhan yang timbul pada umumnya
disebabkan oleh :
1) Fosfat amorf
Warnanya putih
Hilang bila diberi asam
Terdapat pada urine yang alkalis
2) Urat amorf
Warnanya kuning coklat
Hilang bila dipanaskan
Terdapat pada urinr yang asam
3) Darah : merah sampai coklat
4) Pus : seperti susu tetapi jernih setelah disaring
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
5/15
5) Kuman-kuman : pada umumnya akan tetap keruh setelah disaring ataupun dipusingkan.
Pada urethritis terlihat benang-benang halus.
E. VOLUME
Pada praktikum ini pengukuran volume urine ini tidak dikerjakan. Orang dewasa normal
produksi urine per 24 jam adalah sekitar 1,5 L. jumlah ini sangat bervariasi tergantung pada :
Luas permukaan tubuh
Pemakaian cairan
Kelembaban udara atau penguapan
Volume Urine Abnormal :
Poliuria
Volume urine meningkat, dijumpai pada keadaan-keadaan seperti DM, DI, nefritis
kronik, beberapa penyakit syaraf, edema yang menyembuh.
Oliguria
Volume urine berkurang. Dapat dijumpai pada keadaan-keadaan seperti, penyakit ginjal,
dehidrasi, sirosis hati.
Anuria
Tidak ada produksi urine. Dapat terjadi pada keadaan-keadaan seperti circulatory collaps
(sistolik < 70 mmHg, acute renal failure, keracunan sublimat, dan lain-lain.
Residual urine (urine sisa)
Urine sisa : volume urine yang diperoleh dari kateterisasi setelah sebelumnya pasien
diminta kencing sepuas-puasnya.
F. BERAT JENIS
BJ urine normal berkisar antara 1,003 -1,030. BJ urine rendah dapat disebabkan oleh karena
banyak minum, udara dingin, DI (diabetes Insipidus)< 1,005. BJ urine tinggi dapat
disebabkan oleh dehidrasi, proteinuria, dan DM.
Alat dan Reagen :
Urometer
Aquades
Sampel urine
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
6/15
Kertas saring atau eter
Prosedur Kerja :
Tera terlebih dahulu urometer dengan aquades (BJ 1,000)
Apabila pada pembacaan ini tidak sama dengan 1,000 misalnya 1,005 maka hasil
pembacaan terakhir harus dikurangi dengan 0,005.
Isilah gelas ukur dengan urine bagiannya.
Kemidian letakkan pada tempat yang datar.
Bila terdapat buih hisap dengan kertas saring atau tetesi dengan 1 tetes eter.
Masukkan urometer kedalam gelas ukur dengan cara memutar pada sumbu panjangnya.
Jangan sampai urometer menyentuh/menempel dinding bagian dalam gelas ukur.
Baca miniskusnya. Satu strip = 0,001
Koreksi :
Terhadap temperatur/ suhu
Setiap urometer ditera pada suhu tertentu (lihat urometer), dan perhatikan suhu kamar
pada saat anda bekerja, catat suhunya.
Setiap kenaikan suhu 3OC maka pembacaan hendaknya ditambahkan dengan 0,001.
Terhadap pengenceran
Apabila dilakukan pengenceran maka dua angka terakhir pada saat pembacaan
hendaknya dikalikan dengan angka pengenceran.
Pengenceran tidak boleh lebih dari 3 kali.
Terhadap protein dan glukosa
Tiap g% protein maupun glukosa yang dikandung oleh urine maka BJ terbaca harus
dikurangi dengan 0,003.
G. pH
pH urine normal berkisar antara 4,8
7,5 (sekitar 6,00). Pemeriksaan pH hendaknya segera
dilakukan (urine segar) karena urine yang sudah lama cenderung untuk menjadi lebih alkalis
(urine berubah menjadi amonia).
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
7/15
PEMERIKSAAN KIMIA
A. PEMERIKSAAN KADAR GULA
1. Dengan methode carik uji/carik selup, prinsip pemeriksaan : glukose oksidase.
Cara kerja :
Satu lembar carik uji selupkan dalam urine selama 15-30 detik, dengan segera
bandingkan warna yang terjadi dengan warna standard.
Hasil pembacaan ;
* Negatip : jika tetap berwarna kuning
* Positip : jika ada perubahan warna dari hijau sampai hijau tua /biru.
2. Dengan metode Benedict
Prinsip:
Urine yang mengandung glukose akan mereduksi kuprisulfat menjadi kuprosulfat
sehingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi kuning sampai jingga atau
kecoklatan.
Cara kerja;
1. Isi tabung reaksi sebanyak 5 ml reagent Benedict.
2. Tambahkan 6 - 8 tetes urine
3. Panaskan pada waterbath 100 derajad selsius selama 1-2 menit.
4. Baca hasilnya segera sesudah dipanaskan.
Evaluasi :
* Negatip: tetap biru jernih /agak hijau sedikit keruh.
* Positip: kuning sampai merah bata
B PEMERIKSAAN PROTEIN/ALBUMIN.
Pemeriksaan protein dapat ditentukan secara kualitatif maupun secara kuantitatif .
Pemeriksaan secara kualitatif ini larutan yang digunakan adalah asam asetat 6% dengan
asam sulfosalisilat 20% dan dengan menggunakan carik uji. Sedangkan untuk pemeriksaan
secara kuantitatif dengan methode Esbach
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
8/15
PEMERIKSAAN SEDIMEN
Alat dan Reagen :
Tabung reaksi
Objek glass
Cover glass
Mikroskop
Sampel urine
Prosedur Kerja :
Ambil urine 8 ml (3/4 panjang tabung reaksi)
Pusingkan urine pada kecepatan rendah selama 5 menit.
Kemudian buang supernatannya(tuang supernatan sehingga tersisa kira-kira 0,5 ml
Kocok kembali tabung supaya homogen, ambil 1 tetes dan teteskan pada objek glass,
tutup dengan cover glass
Amati dibawah mikroskop dengan posisi mendatar
Dengan objektif 10 x periksa seluruh lapangan pandang secara sepintas lalu selanjutnya
diperhatikan apabila ditemukan adanya kristal-kristal dan epitel. Hitung jumlahnya
perlapangan pandang kecil(/lpk)
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
9/15
Epitel skuamus
Silinder epitel
Kristal Kalsium oksalat
Dengan objektif 40 x perhatikan dan hitunglah perlapangan pandang besar bentukan-
bentukan yang lain. Jumlah rata-rata eritrosit dan leukosit dilaporkan perlapanganpandang besar(/lpb).
Leukosit
Eritrosit
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
10/15
Unsur-unsur sedimen yang kurang bermakna cukup dilaporkan dengan tanda :
+ ada
++ banyak
+++ banyak sekali
Unsur-unsur organik dan non organik yang bisa ditemukan dalam sedimen urin :
Eritrosit Eritrosit dismorfik
Leukosit Sel Glitter
Sel Epitel Squamous Sel Epitel Transisional
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
11/15
Sel Epitel Tubuler Renal Oval Fat Body
Silinder Hialin Silinder Eritrosit
Silinder Leukosit Silinder Granula
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
12/15
Silinder Epitel Silinder Lemak dengan Oval Fat Body
Silinder Lilin Silinder Berukuran Lebar (Broad Casts)
Kristal Asam Urat Kristal Kalsium Oksalat
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
13/15
Kristal Kalsium Oksalat Amorf Urat
Kristal Sistin Kristal leusin
Kristal Tirosin Kristal Kolesterol
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
14/15
Kristal Sulfonamide Kristal Sulfadiazine
Tripel Fosfat Amorf Fosfat
Amonium Biurat Bakteri
Yeast Benang Mukus
-
8/10/2019 Praktikum Patologi Klinik Urinalisa
15/15
Sperma dan Silindir Granula Trichomonas vaginalis
Starch(Glove powder) Serat (fiber)