Download - Ppt Telinga Fix
Anatomi & Fisiologi TelingaREYNOLD SAPUTRA A
I GEDE BAGUS ARYA MRENTHA PURNAMA
22/04/2023 1
22/04/2023 2
Telinga Luar
1. Aurikulum
Aurikula dilapisi oleh kulit dan disangga oleh tulang rawan kecuali lobulus.
22/04/2023 3
Anthelix
Cymba
Concha
Cavum
Concha
Lobulus
Tragus
Helix
Telinga Luar
2. Meatus akustikus eksternus
22/04/2023 4
• Terbagi atas 2 bagian :– 1/3 lateralterbentuk oleh tulang rawan (pars kartilagenus) dan dilapisi oleh kulit lanjutan dari MAE, kulit berfolikel rambut, kel. serumen– 2/3 medial
dibungkus oleh kulit lanjutan aurikulum dan terbentuk oleh rangka tulang (pars oseus) dari dalam.
22/04/2023 5
• Membrana timpani– Selaput putih mutiara– Bentuk oval – kerucut– Terdiri dari :
• Pars flaksida (2 lapis)– Luar kulit tipis lanjutan MAE– Medial mukosa lanjutan kavum timpani
• Pars tensa (3 lapis)– Luar kulit tipis, lanjutan dr MAE– Medial mukosa, lanjutan dr mukosa yg melapisi kavum timpani– Tengah membrana propia
» Lateral serat serat radier» Medial serat serat sirkuler
22/04/2023 6
Telinga Luar
3. Membran timpani
22/04/2023 7
Telinga Tengah
1. Cavum Timpani
a. Epitympanum
b. Mesotympanum
c. Hypotypanum
Cavum timpani dilapisi oleh selaput mukosa
22/04/2023 8
Telinga Tengah
• Batas cavum timpani
a. Superior : tegmen timpani
b. Inferior : bulbus v.jugularis
c. Posterior : aditus ad antrum
d. Anterior : A. karotis , muara Tuba Eustachi, M.tensor timpani
e. Medial : kanalis semisirkularis pars horizontal, kanalis N. VII pars
horizontal, foramen ovale, promontorium
f. Lateral : membran timpani
22/04/2023 9
Telinga Tengah
• Isi cavum timpani :
1. Osikula
2. Muskuli
3. Ligamen
4. Syaraf
22/04/2023 10
22/04/2023 11
Telinga Tengah
• Membran timpani & osikulae memperkuat gelombang
bunyi 22 kali
• M. tensor timpani & M. stapedius mengurangi gelombang
bunyi yang terlalu keras
22/04/2023 12
Telinga Tengah
2. Tuba Eustachi
– Panjang 37 mm
– Normal nasofaring : tertutup
– membuka : m. tensor veli palatini (N.V)
– Fungsi tuba eustachii Menghubungkan kavum timpani dengan
nasofaring yaitu sebagai drainase, ventilasi.
22/04/2023 13
Telinga Tengah
3. Mastoid– Berhubungan dengan kavum timpani melalui aditus ad antrum
– Pneumatisasi (proses pembentukan sel sel mastoid) : infantil,
normal, hiperpneumatisasi dan sklerotik
22/04/2023 14
Telinga Dalam
1. Koklea (organ auditivus)
– Skala vestibuli & Skala timpani : perilimf
– Skala media : endolimf
– Organ Corti merupakan reseptor pendengaran Merubah rangsang
bunyi (mekanik) listrik (cochlear microphonic)
22/04/2023 15
22/04/2023 16
Membran basal
Rambut sel luar
Rambut sel dalam
Serabut saraf
Membran Reissner
Membran sektorialOrgan Corti
Duktus Koklea
Ligamen spiral
Dari oval window
Ganglion
Dari round window
Telinga Dalam
2. Labirin vestibuler (organ vestibuler /status)₋ Lateral (horizontal)
₋ Superior (anterior vertikal)
₋ Posterior (posterior vertikal)
22/04/2023 17
Pemeriksaan Telinga
Lampu Kepala
19
Lampu Van Hessel
Cara Memasang lampu kepala
20
• Pasang lampu kepala, sehingga tabung lampu berada di kedua mata,
• letakan telapak tangan kanan pd jarak 30 cm didepan mata kanan, mata kiri ditutup.
• Proyeksi tabung harus tampak terletak medial dari proyeksi cahaya dan saling bersinggungan,
• diameter proyeksi cahaya kurang lebih 1 cm
Cara duduk
Benar Salah
21
04/22/2023
Posisi Duduk yang benar
22
• Penderita duduk didepan pemeriksa, lutut kiri pemeriksa berdempetan dgn lutut kiri penderita,
• Kepala dipegang dgn ujung jari,
• Waktu memeriksa telinga yg kontralateral, hanya posisi kepala penderita yg diubah
• Kaki, lutut penderita dan pemeriksa ttp pd keadaan semula
Cara memegang telinga
• Telinga dipegang dengan tangan kiri
• Telinga kanan penderita :Dipegang dengan ibu jari dan telunjuk, 3 jari lainnya pada planum mastoideum, telinga ditarik ke posterosuperior
• Telinga kiri penderita:Dipegang dengan ibujari dan telunjuk, 3 jari lainya di depan aurikulum, telinga diratik ke postero superior
23
Memasang spekulum telinga
24
• Telinga dipegang dengan tangan kiri
• Telinga kanan penderita :Dipegang dengan ibu jari dan telunjuk, 3 jari lainnya pada planum mastoideum, telinga ditarik ke posterosuperiorLalu kita masukan spekulum telinga
• Telinga kiri penderita:Dipegang dengan ibujari dan telunjuk, 3 jari lainya di depan aurikulum, telinga diratik ke postero superiorLalu kita masukan spekulum telinga
Memeriksa dengan otoskop
26
• Pilihlah spekulum telinga yg sesuai dgn besar lumen MAE,
• nyalakan lampu otoskop
• Masukan spekulum telinga pd MAE
1. Processus Brevis2. Manubrium malei3. Umbo4. Refleks cahaya5. Plika anterior6. Plika posterior7. Margo timpani8. Pars flaksida9. Pars tensa
04/22/2023
12
3
6
74
5
8
9
Memb Timpani Normal
27
22/04/2023 28
Pembagian kuadran pada membran timpani
PEMERIKSAAN PENDENGARAN
22/04/2023 30
Tes BisikSyarat : Tempat sunyi dan tdk ada echo (dinding dibuat tdk rata atau dilapisi soft board/korden, serta jarak sepanjang 6m
Penderita : • Mata ditutup/dihalangi agar tdk membaca gerak bibir• Telinga diperiksa dihadapkan ke arah pemeriksa• Telinga yg tak diperiksa ditutup atau dimasking dgn menekan tragus kearah
MAE oleh pembantu pemeriksa. • Bila tdk ada pembantu, telinga ditutup kapas yg dibasahi oleh gliserin.• Mengulang dgn keras dan jelas kata-kata yg dibisikan.
Pemeriksa : Kata kata dibisikkan dgn udara cadangan paru-paru, sesudah ekspirasi biasa.Kata-kata dibisikkan terdiri 1 atau 2 suku kata yg dikenal penderita, biasanya kata-kata benda yg disekeliling kita. Kata harus mengandung huruf lunak (frek.rendah) dan huruf desis (frek.tinggi)
lunak :l,k,m,n,g,u
huruf desis frek tinggi tl persepsi, mis susu u u )huruf desis : s,f,c
Tujuan : untuk menentukan derajat ketulian
22/04/2023 31
Tes BisikTeknik pemeriksaan :
• Penderita dan pemeriksa berdirim penderita tetap ditempat pemeriksa berpindah tempat. Mulai pd jarak 1 m, dibisikkan 5/10 kata umumnya 5 kata.
• Bila semua kata dpt didengar, pemeriksa mundur ke jarak 2m dibisikan kata lain dlm jumlah yg sama, bila dengar semua mundur lg sampai jarak dimana penderita mendengar 80% kata-kata, pd jarak itulah tajam pendengaran telinga yg dites.
• Untuk memastikan, apa tes ini benar maka tes dpt diulang. Misalnya tajam pendengaran 3 m, maka bila pemeriksa maju ke arah 2 m penderita akan mendengar semua kata yg dibisikkan dan bila pemeriksa mundur ke jarak 4 m maka penderita hanya mendengar kurang dari 80% kata yg dibisikan.
22/04/2023 32
Hasil Tes
Pendengaran dpt dinilai secara kuantitatif (tajam pendengaran)
Kuantitatif Fungsi
pendengaran Suara bisik
Normal 6m
Tuli ringan >4m- <6m
Tuli sedang >1 m - < 4m
Tuli berat <1m
Tuli totalbila berteriak ttp tdk
dengar
Contoh Hasil
• Suara bisik telinga kanan 3 m artinya : pada jarak 3m penderita dapat mendengar 80 % kata kata yg dibisikkan
1m 2m 3m 4m 100% 90% 80 % 60 %
33
22/04/2023 34
Tes bisik modifikasi
Digunakan u/ skrining pendengaran, memisahkan kelompok normal dan tdk normal. Misalnya pd uji penerimaan mahasiswa/pegawai.
Caranya :• tes dikerjakan diruang kedap suara dibisikan 10 kata2, dgn
intensitas lebih rendah dari tes bisik konvensional karena jaraknya lebih dekat.
• Untuk memperpanjang jarak, pemeriksa dpt menjauhkan mulutnyadgn telinga penderita yg diperiksa yaitu dgn jalan menoleh atau duduk dibelakang penderita, sambil memberi masking pd telinga yg diperiksa. Bila masih mendengar betul 80 % kata2 yg dibisikkan maka dinyatakan pendengarannya normal
Tes Garpu Tala
1.Tes Batas atas dan batas bawah2.Tes Rinne3.Tes Swabach4.Tes Weber
Tujuan : untuk menentukan jenis ketulian
1. Tes Batas atas Batas bawah
Tujuan: Untuk menentukan frekuensi garpu tala yang dapat didengar oleh penderita melewati hantaran udara bila dibunyikan pd intensitas ambang normal.
Caranya :
garpu tala dari frek.rendah ke tinggi atau sebaliknya dibunyikan satu persatu, dgn cara kedua ujungnya itu petik dgn ujung jari/kuku, lalu didengar o/ pemeriksa sampai bunyi hampir hilang u/ mencapai intensitas bunyi terendah, kemudian didengarkan ke penderita ke dekat MAE pd jarak 1-2 cm pd posisi tegak dan 2 kaki menghubungkan MAE kanan maupun kiri.
Interpretasi Normal bila mendengar pd semua frekuensiTuli konduksi : bila batas bawah naik Tuli persepsi : batas atas turun
2. Tes RinneTujuan :Untuk membandingkan hantaran udara dan hantaran tulang pd satu telinga penderita.
Caranya : • Bunyikan garpu tala pd frek.512 Hz, letakkan tangkai tegak lurus
pd planum mastoid penderita (Posterior MAE), sampai penderita tak mendengar, lalu pindahkan ke dpn MAE penderita. Bila penderita mendengar di depan MAE, berarti Rinne positif , bila tidak disebut Rinne Negatif.
• Bunyikan garpu tala pd frek.512 Hz, kemudian pancangkan pd planum mastoid, kemudian segera dipindah ke depan MAE, penderita ditanya mana yg lebih keras , bila lebih keras di depan disebut Rinne positti , bila kerasnya dibelakang disebut Rinne negatif.
Interpretasi
Rinne positif : Normal/ Tuli sensori-neuralRinne Negatif : Tuli konduksi
3. Tes ScwabachTujuan :Untuk membandingkan hantaran lewat tulang antara penderita dgn pemeriksa.
Caranya :• Garpu tala pd Frek.512 Hz dibunyikan kemudian tangkainya
tegak lurus pd planum mastoid pemeriksa, bila pemeriksa sdh tdk mendengar, secepatnya garpu tala dipindahkan ke mastoid penderita, bila penderita masih dengar berarti Schwabach memanjang. Bila penderita tdk didengar berarti Schwabach memendek atau normal.
• Untuk membedakan Schwabach memendek atau normal, maka garpu tala pd frek. 512 Hz td di tes pada penderita dulu baru ke pemeriksa. Bila pemeriksa tdk mendengar berarti sama-sama normal. Bila pemeriksa masih mendengar berarti Scwabach pederita memendek.
InterpretasiNormal : Schwabach normalTuli konduksi : Schwabach memanjangTuli Sensori-Neural : Schwabach memendek
4. Tes WeberTujuan :Untuk membandingkan hantaran tulang antara kedua telinga penderita.
Caranya :• Garpu tala pd Frek.512 Hz dibunyikan kemudian tangkainya
tegak lurus di garis median, biasanya di dahi ( dapat pula pd vertex, dagu. Atau pd gigi insisivus) dgn kedua kaki pd garis horizontal.
• Penderita diminta menunjukan telinga mana yg terdengar atau mendengar yg lebih keras.
• Bila salah satu telinga terdengar lebih keras atau mendengar pd telinga satu sisi berarti ada Lateralisasi ke sisi telinga yg terdengar tsb.
• Bila tdk mendengar atau terdengar sama pd kedua telinga berarti lateralisasi tidak ada.
Interpretasi
Normal : tdk ada lateralisasiTuli konduksi : mendengar lebih keras ditelinga yg sakit Tuli Sensori-Neural : mendengar lebih keras pd telinga yg sehat.
Kemungkinan lain , Misalnya ada lateralisasi ke kanan : • Tuli konduksi kanan, telinga kiri normal• Tuli konduksi kanan dan kiri tapi kanan lebih berat.• Tuli sensori neural kiri , telinga kanan normal• Tuli sensori neural kanan dan kiri, tetapi kiri lebih berat• Tuli konduksi kanan, dan tuli sensorineural kiri (campuran)
Audiometry
Audiometry adalah pemeriksaan pendengaran dengan menggunakan audiometer
Audiometer adalah alat untuk pemeriksaan pendengaran.
Audiogram adalah hasil pemeriksaan dengan audiometer.Tujuan : untuk mengetahui Derajat ketulian dan jenis
ketulian
Tes audiometry………. Tes AIR CONDUCTION (AC)
Tujuannya untuk mengetahui kemampuan dengan pasien terhadap suara yang paling lemah lewat hantaran udara.
Tes BONE CONDUCTION (BC)untuk mengetahui kemampuan
dengar pasien terhadap suara yang paling lemah lewat hantaran tulang
Notasi Audiogram
AC
BC
0
<
X
>
Right Left
Normal Hearing
Conductive Hearing Loss
High Frequency Sensorineural Hearing Loss
Mixed Hearing Loss
Interpretasi
Normal : AC dan BC ≤ 25 dB
Tuli konduksi
AC > 25 dB & BC ≤ 25 dB
Tuli Sensorineural
AC dan BC > 25 dB, “airbone gap tdk ada / berhimpit”
Tuli Campuran (Mixed)
AC dan BC > 25 dB dan terdapat “airbone gap / tidak berhimpit”
Airbone gap : selisih AC dan BC pd frekuensi yg sama > 10 dB
Tdk ada airbone gap atau berhimpit : Selisih antara AC dan BC pd frekuensi
yg sama ≤ 10 dB
Rata- rata Nilai ambang dengar penderita :
AC pada frekuensi 500 Hz + 1000Hz + 2000 Hz + 4000 HZ 4
Gangguan pendengaran…..Ambang Dengar
Tingkat Gangguan Pendengaran
0 – 25 dB NORMAL26 – 40 dB Tuli ringan
41 – 55 dB Tuli sedang
56 – 70 dB Tuli sedang berat
71-90 dB Tuli berat> 90 dB Tuli Sangat berat
TERIMA KASIH