i
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PECAHAN
YANG MENGGUNAKAN MASALAH KONTEKSTUAL
SEBAGAI STARTING POINT PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN PMRI DI KELAS IV-A SDN TEGALREJO II
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Irene Puri Candra Dewi
NIM : 081134069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Mungkin dalam hidupmu badai datang menyerbu
Mungkin doamu bagai tak terjawab
Namun yakinlah tetap
Tuhan tak’kan terlambat
Juga tak akan lebih cepat
Semuanya Dia jadikan indah pada waktuNya
(Pengkotbah 3:11a)
Skripsi ini kupersembahkan kepada: Yesus Kristus yang selalu
setia melindungi setiap langkah hidupku.
Orang tuaku tercinta yang selalu mendukung dan menguatkanku
Kakak dan adikku tersayang Sahabat-sahabatku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Dewi, Irene Puri Candra. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Pecahan Menggunakan Masalah Kontekstual sebagai Starting Point
Pembelajaran dalam Pendekatan PMRI di Kelas IV-A SDN Tegalrejo II.
2012. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan
yang menggunakan permasalahan kontekstual sebagai starting point pembelajaran
dengan pendekatan PMRI di kelas IV-A SD Negeri Tegalrejo II. Perangkat
pembelajaran terdiri dari silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan evaluasi.
Pengembangan produk ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dalam
pembelajaran penjumlahan pecahan.
Langkah-langkah pengembangan yang dilakukan peneliti, yaitu: 1) potensi
dan masalah, 2) mengumpulkan data, 3) desain produk, 4) validasi desain, 5)
revisi desain, dan 6) implementasi. Langkah pertama pengembangan produk
adalah analisis kebutuhan yang meliputi tahap potensi dan masalah serta
pengumpulan data. Hasil analisis kebutuhan digunakan sebagai dasar untuk
pengembangan produk.
Tahap selanjutnya adalah validasi desain. Validasi desain dilakukan oleh
tiga dosen ahli matematika dan satu orang guru kelas. Hasil validasi desain
menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil validasi adalah 3,60 yang menunjukkan
kriteria sangat baik.
Produk akhir pengembangan berupa perangkat pembelajaran penjumlahan
pecahan yang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point
pembelajaran. Silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan evaluasi dikembangkan sesuai
karakteristik pendekatan PMRI. Hasil implementasi menunjukkan bahwa
penggunaan masalah kontekstual dapat membantu siswa memahami konsep
penjumlahan pecahan.
Kata kunci : pengembangan, perangkat pembelajaran, pendekatan PMRI,
starting point.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Dewi, Irene Puri Candra. 2012. The Development of Fraction Learning Set Using
Contextual Problem as the Learning Starting Point by Using PMRI
Approach in class IV-A, SDN Tegalrejo II. Thesis. Yogyakarta: Elementary
School Teacher Education Study Program, Faculty of Teacher Training and
Education Science, Sanata Dharma University.
This research is a developmental research. This research aims to develop
learning set of additional fraction by using contextual problem as the learning
starting point by using PMRI in class IV-A, SDN Tegalrejo II. The learning set
consists of syllabus, lesson plan, worksheet, learning material and evaluation. The
product’s development is formulated to fulfill the requirement in learning
additional fractions.
The development procedures consist of: 1) potency and problem, 2) data
collection, 3) product design, 4) design validation, 5) design revision, and 6)
implementation. The first step of the product’s development processes was
analyzing the learning’s need which composed of potency and problem and also
data collection. The result of the analysis was used as the basis for designing the
learning set.
The next step was validation. The validation was done by three
mathematician lecturer and one classroom teacher. The result of the design
validation showed that the average score of the validation was 3.60 which
indicates excellent category.
The final product of the development was the learning set of additonal
fraction which accomodated the contextual problem as the learning starting point.
The syllabus, lesson plan, worksheet, learning material and evaluation were
developed using the characteristic of PMRI approach. The implementation result
showed that contextual problem can help students to understand the concept of
additional fraction.
Keywords : development, learning set, PMRI approach, starting point.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan baik. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan,
gagasan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., SS., BST., M.A., selaku Ketua
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Ibu Haniek Sri Pratini, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan arahan, semangat, serta sumbangan pemikiran selama
menyelesaikan skripsi.
4. Ibu Veronika Fitri Rianasari, M.Sc., selaku dosen pembimbing II yang telah
memberikan bantuan ide, saran, kritik, serta bimbingan selama menyelesaikan
skripsi.
5. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen penguji ketiga yang telah
memberikan saran serta ide untuk menyempurnakan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Sukawit, M.A., selaku Kepala Sekolah SDN Tegalrejo II yang
telah memberikan ijin penelitian di kelas IV-A SDN Tegalrejo II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Batasan Masalah .................................................................................. 3
C. Rumusan Masalah ............................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
E. Batasan Istilah ..................................................................................... 4
F. Spesifikasi Produk ............................................................................... 5
G. Pentingnya Penelitian .......................................................................... 7
H. Kontribusi Hasil Penelitian ................................................................. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori .................................................................................... 9
1. Perangkat Pembelajaran .................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
2. Hakikat Matematika ....................................................................... 14
3. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) ..................... 15
4. Penggunaan Masalah Kontekstual sebagai Starting Point
Pembelajaran ................................................................................... 20
5. Materi Penjumlahan Pecahan .......................................................... 23
a. Pengertian Pecahan ................................................................. 23
b. Penjumlahan Pecahan .............................................................. 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 24
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 28
B. Desain dan Prosedur Penelitian ........................................................... 31
C. Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 34
D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 34
E. Analisis Data ....................................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Paparan dan Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan ........................ 37
B. Paparan Desain Pengembangan .......................................................... 42
C. Paparan Hasil Implementasi Produk pada Sampel Terbatas ............... 49
1. Deskripsi Implementasi Perangkat Pembelajaran .......................... 49
2. Hasil Implementasi dan Pembahasan ............................................. 51
a. Gambaran Umum Karakteristik PMRI ...................................... 51
b. Penggunaan Konteks ................................................................... 60
c. Rangkuman Karakteristik Penggunaan Konteks yang Muncul
dalam Implementasi ................................................................... 70
D. Refleksi Implementasi ......................................................................... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................................... 80
B. Saran .................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Hasil Produk Pengembangan .............................. 36
Tabel 4.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ........................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan (R & D) ................. 29
Gambar 3.2 Tahapan Penelitian Pengembangan ............................................. 32
Gambar 4.1 Soal Matematika yang diberikan Guru kepada Siswa .................. 38
Gambar 4.2 Siswa Memotong Martabak Terang Bulan Saat Demonstrasi ..... 53
Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan Siswa dengan Pemodelan Gambar ..................... 55
Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan Siswa dengan Pemodelan Kalimat Matematika 55
Gambar 4.5 Siswa Melakukan Diskusi untuk Memecahkan Masalah ............. 57
Gambar 4.6 Siswa Menggunakan Media Berupa Replika Terang Bulan ....... 64
Gambar 4.7 Siswa Menggunakan Media Pasir sebagai Media
Pembelajaran .............................................................................. 65
Gambar 4.8 Siswa Menggunakan Media Berupa Apel ................................... 66
Gambar 4.9 Siswa Melengkapi Fraction Wall ................................................ 67
Gambar 4.10 Guru Melakukan Tanya Jawab .................................................. 69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Analisis Kebutuhan melalui Observasi ............................... 85
Lampiran 2 Hasil Analisis Kebutuhan melalui Wawancara ............................ 91
Lampiran 3 Silabus Matematika ...................................................................... 94
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 100
Lampiran 5 Lembar Kegiatan Siswa ................................................................ 130
Lampiran 6 Bahan Ajar .................................................................................... 136
Lampiran 7 Kisi-kisi Soal Evaluasi.................................................................. 144
Lampiran 8 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ........................................ 153
Lampiran 9 Olah Data Hasil Validasi Ahli dan Guru Kelas ............................ 165
Lampiran 10 Hasil Uji Keterbacaan Perangkat Pembelajaran ......................... 166
Lampiran 11 Hasil Pekerjaan Siswa ............................................................... 168
Lampiran 12 Hasil Observasi Implementasi .................................................... 169
Lampiran 13 Transkrip Implementasi Perangkat Pembelajaran ...................... 171
Lampiran 14 Surat Izin Penelitian.................................................................... 186
Lampiran 15 Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................... 187
Lampiran 16 Foto Kegiatan ............................................................................. 188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
kemampuan seseorang untuk dapat menggunakan segala potensi yang berasal
dari diri sendiri maupun dari luar. Berbagai upaya untuk meningkatkan
pendidikan khususnya matematika telah dilakukan di sekolah namun hasil
yang dicapai masih kurang optimal. Mathematical Sciences Education Board
– National Research Council dalam Wijaya (2011: 7) menyatakan bahwa
salah satu tujuan pendidikan matematika yaitu untuk menyelesaikan masalah
yang terkait dengan kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, pembelajaran
matematika seharusnya mampu melatih siswa untuk berpikir kritis dan logis.
Pelajaran matematika selama ini sering dianggap sebagai mata pelajaran
yang sulit. Beberapa siswa menganggap bahwa pelajaran matematika sulit
karena harus menghafal banyak rumus. Selama ini pembelajaran matematika
lebih menekankan pada menghafalkan konsep, sifat, prosedur serta
bagaimana menggunakannya untuk menyelesaikan soal-soal matematika. Hal
ini sangat berbanding terbalik dengan apa yang diungkapkan Freudental.
Freudental dalam Suryanto (2010: 14) menyatakan bahwa pembelajaran
matematika sebaiknya dikaitkan dengan realitas dan pengalaman siswa, serta
relevan dengan masyarakat.
Hal di atas sangat berbeda dengan kenyataan pembelajaran matematika
dibeberapa sekolah selama ini. Berdasarkan informasi dari beberapa pihak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang pernah mengikuti Program Pengakraban Lingkungan (PROBALING) di
SD Negeri Tegalrejo II, diketahui bahwa pembelajaran matematika masih
diajarkan secara konvensional. Selama pembelajaran matematika guru kurang
memanfaatkan sumber belajar yang ada di sekitar siswa. Selain itu, guru
masih memegang peran yang dominan dalam pembelajaran sedangkan siswa
hanya menerima materi yang disampaikan guru. Siswa kurang diberi
kesempatan untuk menemukan sendiri konsep dari materi yang dipelajari.
Pembelajaran matematika selama ini lebih menekankan pada kemampuan
siswa untuk menghafalkan rumus sehingga dapat mengerjakan soal dengan
cepat sesuai cara yang diajarkan guru tanpa memperhatikan pemahaman
konsep siswa.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengikuti Program
Pengakraban Lingkungan SD 2 dan bimbingan belajar terdapat materi
pelajaran matematika yang sering dianggap sulit oleh siswa. Menurut
beberapa siswa, materi yang sulit untuk dipelajari adalah pecahan. Guru dari
beberapa sekolah dasar juga mengatakan bahwa materi pecahan tergolong
sulit untuk diajarkan ke siswa. Siswa seringkali merasa kesulitan untuk
memahami beberapa konsep operasi hitung pecahan. Hal tersebut menjadikan
siswa kurang tertarik untuk mempelajari materi pecahan.
Beberapa hal di atas dapat dijadikan alasan bagi peneliti untuk
menggunakan materi pecahan dalam penelitian. Pembelajaran matematika,
khususnya materi pecahan sebaiknya diperbaiki ke pembelajaran yang
mengarahkan siswa aktif. Selain itu, pembelajaran juga harus mampu
mengarahkan siswa untuk menemukan kembali dan membangun konsep dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
materi yang dipelajari. Maka dari itu, peneliti mengembangkan perangkat
pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan PMRI.
Pembelajaran dengan menggunakan PMRI tidak dimulai dengan konsep,
sifat, prosedur yang harus dihafalkan oleh siswa. Akan tetapi, dalam PMRI
pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan yang dekat dengan
kehidupan siswa. Selama proses pembelajaran dengan menggunakan PMRI
siswa dituntut aktif untuk mengembangkan strategi pemecahan masalah
kontekstual. Dengan demikian, siswa mampu menemukan kembali dan
membangun konsep melalui masalah kontekstual yang disajikan.
B. Batasan Masalah
Pada penelitian pengembangan ini peneliti melakukan pembatasan
masalah. Pembatasan masalah ini dilakukan karena adanya keterbatasan
waktu penelitian. Selain itu, pembatasan masalah juga dilakukan agar ruang
lingkup penelitian lebih fokus. Penelitian pengembangan ini dibatasi pada
pengembangan perangkat pembelajaran materi penjumlahan pecahan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa sajakah perangkat pembelajaran pecahan yang menggunakan masalah
kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI
di kelas IV-A SD Negeri Tegalrejo II?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Bagaimana pengembangan perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan
yang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point
pembelajaran dengan pendekatan PMRI di kelas IV-A SD Negeri
Tegalrejo II?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan yang
menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran
dengan pendekatan PMRI di kelas IV-A SD Negeri Tegalrejo II.
2. Mengembangkan perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan yang
menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran
dengan pendekatan PMRI di kelas IV-A SD Negeri Tegalrejo II.
E. Batasan Istilah
Batasan istilah diperlukan supaya tidak menimbulkan suatu pertanyaan
dan multi tafsir tentang suatu istilah yang dikemukakan. Berikut ini
merupakan batasan istilah yang digunakan, yaitu:
1. Pengembangan adalah kegiatan menghasilkan produk yang berupa
hardware atau software.
2. Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan sarana yang digunakan untuk
mengelola kegiatan pembelajaran agar berjalan dengan baik sesuai tujuan.
Perangkat pembelajaran antara lain terdiri dari silabus, RPP, LKS, bahan
ajar, dan evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Pecahan adalah bilangan yang dinyatakan dalam bentuk
, a dan b
merupakan bilangan bulat, b≠0, dan a bukan merupakan kelipatan dari b.
4. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah
salah satu pendekatan pembelajaran matematika yang dikembangkan
untuk melatih siswa menemukan kembali dan membangun konsep
pengetahuan melalui situasi dan permasalahan yang dekat dengan
kehidupan siswa.
5. Penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran
adalah penggunaan permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa
serta dapat dibayangkan oleh siswa sebagai titik awal pembelajaran.
Masalah kontekstual yang disajikan pada awal pembelajaran dapat
digunakan untuk mengarahkan siswa menemukan konsep.
F. Spesifikasi Produk
Hasil akhir penelitian ini berupa perangkat pembelajaran penjumlahan
pecahan dengan pendekatan PMRI. Produk yang dihasilkan terdiri dari
silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar kegiatan siswa, bahan
ajar, dan evaluasi. Berikut ini merupakan produk pengembangan perangkat
pembelajaran yang mengakomodasi karakteristik pendekatan PMRI.
1. Silabus
Silabus disusun sesuai unsur-unsur kelengkapan silabus. Indikator pada
silabus dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa karakteristik
PMRI, khususnya penggunaan masalah kontekstual dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada RPP mencerminkan
karakteristik pendekatan PMRI. Kegiatan pembelajaran dalam RPP
mengarahkan siswa dan guru menggunakan permasalahan kontekstual
untuk membantu siswa membangun dan menemukan kembali konsep.
3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Beberapa kegiatan pada LKS memberikan kesempatan bagi siswa untuk
aktif dalam menemukan kembali dan membangun konsep melalui
permasalahan kontekstual. Permasalahan kontekstual pada LKS disajikan
dalam bentuk soal cerita.
4. Bahan Ajar
Bahan ajar yang dikembangkan memuat permasalahan kontekstual yang
dapat mengarahkan siswa untuk membangun dan menemukan kembali
konsep penjumlahan pecahan. Bahan ajar juga dilengkapi dengan gambar
dari media nyata untuk membantu siswa memahami materi.
5. Evaluasi
Evaluasi yang dikembangkan mencakup evaluasi terhadap kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa yang merupakan pencerminan
dari karakteristik PMRI. Soal-soal evaluasi yang disusun merupakan
permasalahan kontekstual yang dekat dengan kehidupan siswa. Evaluasi
yang disusun juga termasuk rubrik penilaian afektif dan psikomotor yang
disesuaikan dengan indikator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
G. Pentingnya Pengembangan
Pentingnya pengembangan perangkat pembelajaran tentang
penjumlahan pecahan dengan pendekatan PMRI adalah mendesain perangkat
pembelajaran pecahan yang efektif dan kontekstual. Perangkat pembelajaran
yang dikembangkan diharapkan dapat memberikan inovasi dalam kegiatan
pembelajaran. Pengembangan perangkat pembelajaran ini diharapkan juga
dapat membantu siswa untuk memahami konsep materi penjumlahan
pecahan. Selain itu, penelitian pengembangan ini juga ditujukan untuk
mengenalkan penggunaan pendekatan PMRI dalam pembelajaran
matematika.
H. Kontribusi Hasil Penelitian
Pengembangan perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan untuk
siswa kelas IV-A SD Negeri Tegalrejo II dilaksanakan untuk mendukung
pembelajaran matematika. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Bagi peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman dalam pembelajaran penjumlahan
pecahan yang menggunakan permasalahan kontekstual sebagai starting
point pembelajaran dengan pendekatan PMRI.
2. Bagi Siswa
Siswa memperoleh pengalaman dalam mempelajari materi
penjumlahan pecahan dengan menggunakan pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Bagi Guru
Guru memperoleh inspirasi dalam melakukan penelitian
pengembangan khususnya dalam penggunaan pendekatan PMRI dalam
upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran penjumlahan pecahan.
4. Bagi Sekolah
Sekolah dapat menambah dokumen hasil penelitian pengembangan
perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan yang menggunakan masalah
kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI.
5. Bagi Program Studi
Penelitian ini dapat memberikan inspirasi dan menambah bahan
bacaan khususnya terkait dengan pengembangan perangkat pembelajaran
penjumlahan pecahan yang menggunakan masalah kontekstual sebagai
starting point pembelajaran dengan pendekatan PMRI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini akan mengemukakan tentang kajian pustaka yang relevan dengan
penelitian pengembangan, yang meliputi landasan teori, hasil penelitian yang
relevan, dan kerangka berpikir.
A. Landasan Teori
1. Perangkat Pembelajaran
Rusdi (2008) mengungkapkan bahwa perangkat pembelajaran adalah
sekumpulan media atau sarana yang digunakan oleh guru dan siswa dalam
proses pembelajaran di kelas. Serangkaian perangkat pembelajaran harus
dipersiapkan seorang guru untuk menghadapi pembelajaran di kelas.
Trianto (2010: 96) menyatakan bahwa perangkat pembelajaran merupakan
perangkat yang digunakan dalam pengelolaan proses pembelajaran, seperti
buku siswa, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar
kegiatan peserta didik (LKPD), instrumen evaluasi atau tes hasil belajar
dan media pembelajaran. Menurut peneliti, perangkat pembelajaran dapat
diartikan sebagai sekumpulan sarana yang digunakan untuk mengelola
kegiatan pembelajaran agar berjalan dengan baik sesuai tujuan.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti, yaitu:
a. Silabus
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dalam Sanjaya
(2009: 54) menyatakan bahwa silabus merupakan rencana
pembelajaran pada suatu mata pelajaran. Silabus dapat juga berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
rencana pembelajaran untuk sekelompok mata pelajaran atau tema
tertentu. Komponen silabus mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran
dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
1) Prinsip Pengembangan Silabus
Arikunto (1997: 169) menyatakan bahwa terdapat beberapa
prinsip dalam mengembangkan silabus, yaitu:
a) Ilmiah
Materi dan kegiatan yang termuat dalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
b) Relevan
Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran, dan urutan penyajian
materi harus sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik, baik perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional,
dan spiritual.
c) Sistematis
Komponen-komponen silabus harus saling terhubung secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
d) Konsisten
Hubungan antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian harus
konsisten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
e) Memadai
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang
pencapaian kompetensi dasar.
f) Aktual dan kontekstual
Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan
ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan
peristiwa yang terjadi.
g) Fleksibel
Komponen-komponen silabus harus mengakomodasi
keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan
yang terjadi di sekolah dan masyarakat.
h) Menyeluruh
Komponen silabus sebaiknya mencakup keseluruhan ranah
kompetensi, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2) Langkah-langkah Pengembangan Silabus
BSNP (2004: 16) menyatakan bahwa terdapat tujuh
langkah-langkah pengembangan silabus, yaitu:
a) Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b) Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran.
c) Mengembangkan kegiatan pembelajaran.
d) Merumuskan indikator pencapaian kompetensi.
e) Menentukan jenis penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
f) Menentukan alokasi waktu.
g) Menentukan sumber belajar.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Sanjaya (2009: 59) menyatakan bahwa RPP adalah program
perencanaan yang disusun sebagai pedoman dalam proses
pembelajaran. Komponen RPP meliputi tujuan pembelajaran, materi
pelajaran, metode, media dan sumber pembelajaran serta komponen
evaluasi. Gagne dan Briggs dalam Majid (2008: 96) mengemukakan
bahwa rencana pembelajaran yang baik mengandung tiga komponen
yang disebut sebagai anchor point, yaitu: 1) tujuan pengajaran; 2)
materi pelajaran/bahan ajar, pendekatan dan metode mengajar, media
pengajaran dan pengalaman belajar; dan 3) evaluasi keberhasilan.
c. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Trianto (2010: 222) berpendapat “lembar kegiatan siswa (LKS)
merupakan panduan yang diperlukan saat melakukan suatu
pemecahan masalah dan penyelidikkan.” LKS memuat sekumpulan
kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk memperoleh pemahaman
sesuai indikator yang ingin dicapai. Majid (2008: 176) menyatakan
bahwa LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus
diselesaikan siswa, selain itu LKS juga memuat petunjuk dan langkah-
langkah penyelesaian tugas. Tugas yang terdapat di dalam LKS harus
sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. Bahan Ajar
Majid (2008: 173) menyatakan bahwa bahan ajar adalah segala
bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan ajar memungkinkan
siswa dapat mempelajari kompetensi secara runtut. Bahan ajar dapat
berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Prawiradilaga
(2007: 38) mengemukakan bahwa bahan ajar merupakan format
materi yang dapat dikaitkan dengan media, handouts atau buku, serta
permainan bagi pebelajar.
e. Evaluasi
Harjanto (2008: 277) menyatakan bahwa evaluasi pengajaran
adalah penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan peserta didik ke
arah tujuan yang telah ditetapkan. Hasil penilaian dapat dinyatakan
secara kualitatif maupun kuantitatif. Evaluasi digunakan untuk
mengukur tingkat kemampuan dan keberhasilan peserta didik dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Sudjana (2005: 116) menyatakan beberapa syarat dan petunjuk
yang harus diperhatikan dalam menyusun alat evaluasi, yaitu:
1) Menetapkan segi-segi yang akan dinilai, sehingga betul-betul
terbatas dan jelas antara petunjuk serta alat yang akan digunakan
untuk menilai.
2) Menetapkan alat evaluasi yang valid, sesuai dengan aspek yang
dinilai.
3) Penilaian harus objektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
4) Hasil penilaian harus diolah dengan teliti sehingga dapat ditafsirkan
sesuai kriteria yang ditetapkan.
5) Alat evaluasi hendaknya dapat dijadikan bahan untuk mencari
kelemahan siswa dalam belajar serta kelemahan guru dalam
mengajar.
2. Hakikat Matematika
Depdikbud (2006: 416) menyatakan bahwa matematika merupakan
ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern.
Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Hudoyo (1979: 96) berpendapat
“matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan hubungan-
hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis dan jadi berkenaan
dengan konsep-konsep abstrak.” Soedjadi (2000:13) menyatakan bahwa
matematika mempunyai beberapa karakteristik, antara lain mempunyai
objek kajian abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir deduktif,
memiliki simbol yang kosong dari arti, memperhatikan semesta
pembicaraan, dan konsisten dalam sistemnya.
Matematika mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-
hari. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Adams dan Hamm dalam
Wijaya (2011: 5) yang menyebutkan bahwa terdapat empat macam
pandangan tentang posisi dan peran matematika, yaitu:
a. Matematika sebagai suatu cara untuk berpikir. Matematika mempunyai
peran dalam proses mengorganisasi gagasan, menganalisis informasi,
dan menarik kesimpulan antardata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan.
Siswa perlu menghubungkan antara konsep matematika dengan
pengetahuan yang telah dimiliki dalam mempelajari matematika.
Dengan demikian, siswa akan mampu menemukan konsep matematika
yang mereka pelajari.
c. Matematika sebagai suatu alat yang dikembangkan karena adanya
kebutuhan manusia. Hal ini terjadi karena konsep matematika dapat
ditemukan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Matematika sebagai bahasa atau alat untuk berkomunikasi. Matematika
dapat digunakan untuk mengkomunikasikan berbagai hal melalui
simbol-simbol yang maknanya telah disepakati bersama. Maka dari itu,
matematika dapat dikatakan sebagai bahasa yang universal.
3. Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
a. Pengertian Pendidikan Matematika Realistik Indonesia
Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) adalah
pendidikan matematika sebagai hasil adaptasi dari Realistic Mathematic
Education yang diselaraskan dengan kondisi budaya, geografi, dan
kehidupan masyarakat Indonesia (Suryanto, 2010: 37). Supinah (2008:
15) berpendapat bahwa konsep matematika realistik sesuai dengan
kebutuhan untuk memperbaiki pendidikan matematika di Indonesia.
PMRI diharapkan mampu mengembangkan daya nalar serta
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep matematika.
Wijaya (2011:21) menjelaskan bahwa Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia menggunakan permasalahan realistik sebagai dasar untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
membangun konsep matematika atau sumber untuk pembelajaran (a
source for learning).
Menurut peneliti, PMRI adalah salah satu pendekatan
pembelajaran matematika yang dikembangkan untuk melatih siswa
menemukan kembali dan membangun konsep pengetahuan melalui
situasi dan permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. Siswa
diarahkan untuk menemukan kembali konsep melalui permasalahan
kontekstual. Apabila siswa menemukan kembali serta membangun
sendiri konsep pengetahuan mereka maka pembelajaran akan lebih
bermakna. Selain itu, pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari
juga akan lebih mendalam.
b. Prinsip-prinsip PMRI
Suryanto (2010: 42) menyatakan bahwa terdapat tiga prinsip
PMRI, yaitu:
1) Guided Re-invention (Penemuan kembali secara terbimbing) dan
Progressive Mathematization (Matematisasi progresif)
Prinsip Guided Re-invention merupakan penekanan pada
“penemuan kembali” secara terbimbing. Siswa diharapkan
mampu membangun dan menemukan kembali ide-ide dan
konsep-konsep matematis melalui permasalahan kontekstual.
Siswa diberi kebebasan untuk menuangkan gagasan dalam
menyelesaikan permasalahan yang disajikan.
Prinsip Progressive Mathematization menekankan
“matematisasi” atau “pematematikaan”, yang dapat diartikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sebagai “upaya yang mengarah ke pemikiran matematis”. De
Lange dalam Wijaya (2011: 42) membagi matematisasi menjadi
dua, yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal.
Matematisasi horizontal merupakan proses penalaran dari dunia
nyata ke dalam simbol-simbol matematika. Matematisasi vertikal
merupakan proses pengembangan model matematika yang
diperoleh pada matematisasi horizontal sebagai dasar
pengembangan konsep yang lebih formal.
2) Didactical Phenomenology (Fenomenologi didaktis)
Pada prinsip ini pembelajaran dengan pendekatan PMRI
diarahkan pada pembelajaran yang bersifat mendidik dan
menekankan pentingnya masalah kontekstual untuk
memperkenalkan topik-topik matematika kepada siswa. Selama
pembelajaran guru tidak memberitahukan konsep, aturan, cara,
sifat, serta model matematis kepada siswa. Siswa berusaha sendiri
untuk menemukan atau membangun sendiri konsep melalui
permasalahan kontekstual yang disajikan.
3) Self-developed Model (Membangun sendiri model)
Siswa diharapkan mampu mengembangkan sendiri model-
model atau cara-cara menyelesaikan permasalahan kontekstual
selama proses pembelajaran. Model yang digunakan siswa dapat
berupa model sederhana atau hampir sama dengan masalah
kontekstualnya. Model berfungsi untuk menjembatani proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
berpikir dari yang paling dikenal siswa, ke arah proses berpikir
yang lebih formal.
c. Karakteristik PMRI
Suryanto (2010: 44) menyatakan bahwa terdapat 5 karakteristik
matematika realistik, yaitu:
1) Penggunaan konteks
Johnson (2010: 34) menyatakan bahwa kata konteks
dipahami sebagai pola hubungan-hubungan di dalam lingkungan
langsung seseorang. Penggunaan konteks dalam pembelajaran
PMRI ditujukan untuk membangun dan menemukan konsep oleh
siswa sendiri. Konteks yang dimaksud adalah lingkungan siswa
yang nyata baik aspek budaya maupun aspek geografis. Konteks
di dalam pendidikan matematika realistik tidak selalu diartikan
konkret tetapi dapat juga yang telah dipahami oleh siswa atau
dapat dibayangkan oleh siswa.
Komalasari (2010: 7) berpendapat bahwa pembelajaran
yang kontekstual dapat dilakukan dengan mengaitkan materi yang
dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik dalam
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat. Hal tersebut dilakukan
untuk menemukan makna materi yang dipelajari bagi kehidupan
sehari-hari. Penggunaan masalah nyata sehari-hari merupakan
salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran yang
kontekstual. Penggunaan masalah kontekstual dapat disajikan
pada awal, tengah, maupun akhir dari kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2) Penggunaan model
Model dapat bermacam-macam, model konkret dapat
berupa benda, atau semikonkret berupa gambar atau skema.
Model ini ditujukan untuk membantu siswa berpikir dari konkret
ke abstrak atau dari abstrak ke abstrak yang lain. Model dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu “model of” yang mirip
dengan masalahnya dan juga “model for” yang mengarahkan
siswa ke pemikiran abstrak atau matematika formal.
3) Penggunaan kontribusi siswa
Kontribusi siswa sangat penting untuk diperhatikan dalam
suatu pembelajaran. Kontribusi dibutuhkan untuk memperbaiki
atau memperluas konstruksi sehubungan dengan pemecahan
masalah kontekstual. Kontribusi siswa dalam pembelajaran dapat
berupa ide, atau variasi cara pemecahan masalah.
4) Penggunaan format interaktif
Kegiatan pembelajaran yang baik seharusnya tidak hanya
berpusat pada guru maka dari itu diperlukan adanya interaksi,
baik antara siswa dan siswa atau antara siswa dan guru yang
bertindak sebagai fasilitator. Interaksi mungkin juga terjadi antara
siswa dan sarana, atau antara siswa dan matematika atau
lingkungan. Bentuk interaksi itu dapat juga macam-macam,
misalnya diskusi, negosiasi, memberi penjelasan atau komunikasi,
dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
5) Intertwining (Memanfaatkan keterkaitan)
Pembelajaran matematika akan lebih bermanfaat apabila
mempunyai keterkaitan dengan topik-topik matematika.
Pembelajaran matematika juga dapat dikaitkan dengan topik
dalam mata pelajaran lain. Keterkaitan antara topik, konsep,
operasi, dan sebagainya dapat memungkinkan terjadinya integrasi
antara topik-topik, dan sebagainya.
4. Penggunaan Masalah Kontekstual sebagai Starting Point
Pembelajaran
Penggunaan masalah kontekstual merupakan salah satu bentuk
penerapan karakteristik PMRI. Hull’s dan Sounders dalam Komalasari
(2010: 6) berpendapat bahwa melalui pembelajaran yang kontekstual
siswa dapat menginternalisasi konsep melalui penemuan, penguatan dan
keterhubungan selama kegiatan pembelajaran. Van den Heuvel-Panhuizen
dalam Wijaya (2011: 32) menyatakan bahwa konteks dalam pendidikan
matematika realistik bisa dipandang secara sempit maupun luas. Konteks
dalam arti sempit merujuk pada situasi tertentu yang dimaksud. Konteks
dalam arti luas merujuk pada kejadian dalam kehidupan sehari-hari, cerita
rekaan atau fantasi, atau biasa juga masalah matematika secara langsung.
De Lange dalam Wijaya (2011: 32) menyatakan bahwa konteks
memiliki beberapa fungsi dan peranan penting, yaitu:
a. Pembentukan konsep (concept forming)
Konteks dalam Pendidikan Matematika Realistik harus mampu
mengarahkan siswa menuju konsep matematika. Pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kontekstual salah satunya dapat dilakukan dengan menyajikan
permasalahan kontekstual kepada siswa. Apabila siswa menemukan
sendiri dan bisa membentuk konsep maka pembelajaran yang mereka
dapatkan akan jauh lebih bermakna.
b. Pengembangan model (model forming)
Konteks mempunyai peran dalam pengembangan model. Model
dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan menemukan
berbagai strategi pemecahan masalah. Berbagai strategi yang
ditemukan siswa dapat digunakan dalam menemukan atau
membangun konsep matematika.
c. Penerapan (applicability)
Konteks berperan untuk menunjukkan bagaimana suatu konsep
matematika dapat ditemukan dan kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari. Maka dari itu, dunia nyata berperan sebagai suatu sumber
untuk menemukan konsep. Selain itu, dunia nyata juga dapat
digunakan sebagai tujuan penerapan sejumlah konsep matematika.
d. Melatih kemampuan khusus (specific abilities) dalam suatu situasi
terapan.
Konteks mempunyai peran yang penting bagi siswa. Konteks
dapat berfungsi untuk melatih kemampuan melakukan identifikasi,
dan generalisasi. Selain itu, konteks juga dapat digunakan untuk
melatih kemampuan dalam pemodelan.
Konteks dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu konteks orde
pertama, konteks orde ke dua, dan konteks orde ke tiga. Konteks orde
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
pertama memuat translasi (penerjemahan) permasalahan matematika
secara tekstual dan eksplisit, misal pada soal cerita. Konteks orde ke dua
yaitu memberikan kesempatan untuk terjadinya proses matematisasi
sehingga siswa mampu menemukan konsep matematika, mampu
mengorganisasi informasi, dan menyelesaikan permasalahan yang telah
disajikan oleh guru sebelumnya. Konteks orde ke tiga merupakan konteks
yang memungkinkan siswa menemukan kembali atau membangun suatu
konsep atau ide matematika yang baru dari proses yang telah dilalui
sebelumnya.
Wijaya (2011: 39) menyatakan bahwa terdapat beberapa hal yang
dapat digunakan untuk mengembangkan konteks dalam pembelajaran
suatu konsep matematika, yaitu:
a. Penggunaan cerita fiktif dan permainan dapat digunakan untuk
menarik perhatian siswa dan membangkitkan motivasi siswa untuk
belajar matematika.
b. Mengembangkan aspek terapan suatu konsep. Konteks yang disajikan
dapat digunakan sebagai sarana untuk menemukan konsep matematika
melalui situasi terapan yang disiapkan guru.
c. Konteks tidak melibatkan suatu “emosi”. Konteks yang digunakan
sebaiknya bukan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan pribadi
yang sensitif.
d. Memperhatikan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa.
e. Konteks tidak memihak gender (jenis kelamin).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Menurut peneliti, penggunaan masalah kontekstual sebagai starting
point pembelajaran merupakan penggunaan masalah yang dekat dengan
kehidupan siswa serta dapat dibayangkan oleh siswa sebagai titik awal
pembelajaran. Masalah kontekstual yang disajikan pada awal pembelajaran
dapat digunakan untuk mengarahkan siswa menemukan konsep.
Penggunaan masalah yang dekat dengan kehidupan siswa dalam
pembelajaran bertujuan untuk menjadikan pembelajaran menjadi lebih
bermakna bagi siswa.
5. Materi Penjumlahan Pecahan
a. Pengertian Pecahan
Heruman (2008:43) berpendapat bahwa pecahan adalah bagian
dari sesuatu yang utuh. Copeland (1967: 170) berpendapat:
“In the simplest sense a fraction may be thought of as a broken
part of some whole. The idea of requiring the parts to be same size
or measure is often not recognize by young children, who want „the
biggest half.‟ To systematic fractions for measurement purposes, it
is necessary to think of fractional parts such as halves as being the
same size or measure.”
Marsigit (2009: 34) mengungkapkan bahwa pecahan adalah
bilangan yang dinyatakan dalam bentuk
, dengan a dan b adalah
bilangan bulat, b≠0, dan b bukan faktor dari a. Bilangan a disebut
pembilang dan b disebut penyebut. Menurut peneliti, pecahan
merupakan bagian dari keseluruhan bagian yang utuh. Pecahan
dinyatakan dalam bentuk “
”, dengan syarat a dan b adalah bilangan
bulat, b≠0, dan a bukan kelipatan dari b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Penjumlahan Pecahan
1) Penjumlahan dua pecahan berpenyebut sama
Trivieri (1989: 68) said that to add like fractions are:
a) Add the numerators and write the sum over the like denominator.
b) Simplify, if possible.
Marsigit (2009: 51) menyatakan pecahan yang sama penyebutnya
dapat dijumlahkan dengan menggunakan rumus berikut.
, dengan c≠0.
2) Penjumlahan dua pecahan berbeda penyebut
Sukayati (2003: 11-14) berpendapat bahwa cara untuk
menjumlahkan pecahan yang berbeda penyebut dapat dilakukan
dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu kemudian baru
dijumlahkan pembilangnya. Penyebut dari dua pecahan atau lebih
dapat disamakan menggunakan Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK) dari bilangan tersebut. Contoh:
+
=
+
=
+
=
=
. KPK dari 2 dan 4 adalah 4 maka penyebutnya adalah 4.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian yang relevan.
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Yohana Yuniarti (2010) dengan judul
Karakteristik Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik dalam
Pembelajaran Bangun Ruang Sederhana di Kelas IC SD Kanisius Demangan
Baru Yogyakarta Semester 1 Tahun Ajaran 2007/2008. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan ciri khas pendekatan Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Matematika Realistik yang muncul dalam pembelajaran bangun ruang
sederhana. Pada penelitian tersebut pengumpulan data diperoleh melalui
rekaman kegiatan pembelajaran. Hasil penelitian ini adalah deskripsi
mengenai ciri khas pendekatan Pendidikan Matematika Realistik yang terdiri
dari (1) penggunaan konteks oleh subjek guru; (2) penggunaan instrumen
vertikal oleh subjek siswa; (3) kontribusi subjek siswa; (4) kegiatan interaktif
antar siswa maupun siswa dengan guru; dan (5) keterkaitan materi
pembelajaran antar pertemuan.
Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan
pendekatan PMRI. Pendekatan PMRI yang digunakan mempunyai
karakteristik seperti yang dideskripsikan dalam penelitian yang dilakukan
oleh Yohana Yuniarti. Meskipun demikian, penelitian pengembangan ini
difokuskan pada karakteristik penggunaan masalah kontekstual sebagai
starting point pembelajaran.
Penelitian yang kedua adalah penelitian Anggit Prabowo (2009)
dengan skripsinya yang berjudul Meningkatkan Pemahaman Konsep
Berhitung pada Siswa Kelas IIA SD Negeri Percobaan 2 Depok dalam
Pembelajaran Matematika melalui Pendekatan Realistik. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep berhitung pada siswa
kelas IIA SD Negeri Percobaan 2 Depok dalam pembelajaran matematika
melalui pendekatan realistik. Data pada penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan instrumen berupa lembar observasi, pedoman wawancara, serta
hasil tes akhir siklus I dan siklus II. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan pemahaman konsep berhitung dalam pembelajaran matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
yang dilakukan dengan pendekatan realistik. Karakteristik yang digunakan
selama pembelajaran matematika realistik adalah (1) menggunakan konteks
“dunia nyata” untuk dieksplorasi; (2) menggunakan model-model; (3)
menggunakan produksi dan konstruksi siswa; (4) bersifat interaktif; dan (5)
terdapat keterkaitan (intertwinment).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anggit Prabowo dapat
diketahui bahwa penggunaan pendekatan PMRI dapat meningkatkan
pemahaman siswa. Pemahaman konsep siswa dapat meningkat dengan
digunakannya pendekatan realistik yang mencakup kelima karakteristiknya.
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan pengembangan perangkat
pembelajaran PMRI yang menggunakan masalah kontekstual sebagai
starting point pembelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Matematika merupakan mata pelajaran yang seringkali dianggap sulit
untuk dipelajari sifatnya yang abstrak. Pembelajaran yang abstrak dapat
mengakibatkan kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap apa yang
dipelajarinya. Maka dari itu, dibutuhkan pembelajaran matematika yang
kontekstual sehingga siswa mampu memahami konsep dan menerapkan apa
yang dipelajari dalam kehidupan nyata.
Pendekatan PMRI merupakan salah satu pendekatan pembelajaran
matematika yang mempunyai karakteristik penggunaan konteks dalam
pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran yang nyata akan lebih bermakna
karena dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Permasalahan sehari-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
hari yang dekat dengan siswa dapat digunakan sebagai salah satu cara
menemukan kembali dan mengembangkan konsep. Penggunaan
permasalahan kontekstual sebagai starting point pembelajaran dalam
pembelajaran PMRI dapat digunakan untuk membantu siswa menemukan
sendiri konsep dari materi yang dipelajarinya. Maka dari itu, peneliti
mengembangkan perangkat pembelajaran yang menggunakan masalah
kontekstual sebagai starting point pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini
diharapkan mampu membantu siswa memahami konsep-konsep matematika,
khususnya konsep penjumlahan pecahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan tentang jenis penelitian, desain dan prosedur
pengembangan, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, dan analisis
data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
pecahan yang menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point
pembelajaran dengan pendekatan PMRI. Maka dari itu, peneliti memilih jenis
penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Borg &
Gall dalam Setyosari (2010: 194) menyatakan bahwa penelitian
pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan
memvalidasi produk pendidikan. Penelitian pengembangan ini dimaksudkan
untuk menghasilkan produk berdasarkan temuan-temuan yang terjadi saat
melakukan uji lapangan yang kemudian akan direvisi agar memenuhi kriteria
keefektifan, kualitas, dan standar tertentu.
Trianto (2010: 243) berpendapat bahwa Penelitian dan Pengembangan
atau Research and Development (R&D) adalah metode penelitian untuk
mengembangkan produk atau menyempurnakan produk. Produk tersebut
dapat berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul,
alat bantu pembelajaran di kelas atau laboraturium tetapi juga perangkat
lunak (software), seperti program komputer, model pembelajaran, dan lain.
Sugiyono (2009: 297) menyatakan bahwa metode penelitian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tertentu. Berikut ini merupakan langkah-langkah pengembangan
menurut Sugiyono (2009: 297):
Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian pengembangan (R & D)
Langkah-langkah penelitian menurut Sugiyono yang digambarkan pada
gambar di atas dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Potensi dan masalah
Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan yang terjadi.
2. Mengumpulkan informasi
Informasi yang dikumpulkan digunakan sebagai bahan untuk perencanaan
produk. Produk yang dihasilkan diharapkan mampu mengatasi masalah
yang ada.
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
data
Desain
Produk
Revisi
Produk
Revisi
Desain
Validasi
Desain
Ujicoba
Pemakaian
Ujicoba
Produk
Revisi
Produk
Produksi Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3. Desain produk
Peneliti harus membuat rancangan kerja sebelum menghasilkan produk.
Rancangan yang dibuat didasarkan pada penilaian terhadap sistem kerja
lama, sehingga dapat ditemukan kelemahan-kelemahan pada sistem
tersebut.
4. Validasi desain
Validasi desain merupakan proses penilaian terhadap rancangan produk.
Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa
pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman.
5. Perbaikan desain
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui kelemahan-kelemahan
pada rancangan produk yang selanjutnya harus diperbaiki oleh peneliti.
6. Uji coba produk
Desain yang telah direvisi selanjutnya dapat diuji coba untuk mengetahui
apakah desain yang baru lebih efektif dan efisien dibandikan yang lama.
7. Revisi produk
Revisi produk yang dikerjakan berdasarkan hasil uji coba terbatas.
8. Uji coba pemakaian
Setelah direvisi maka desain produk perlu diujicobakan lagi untuk
menentukan keberhasilan produk dalam mencapai tujuannya. Apabila
pengujian produk berhasil maka produk dapat diterapkan untuk lingkup
yang lebih luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
9. Revisi produk
Revisi dilakukan untuk menyempurnakan produk yang telah dibuat. Revisi
dilakukan apabila masih terdapat kekurangan selama dilakukan uji coba
pada kondisi nyata.
10. Pembuatan produk massal
Pembuatan produk massal dilakukan apabila produk yang telah diuji coba
dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi massal.
B. Desain dan Prosedur Penelitian
Penelitian ini mengembangkan perangkat pembelajaran pecahan dengan
menggunakan pendekatan PMRI untuk kelas IV A SD Negeri Tegalrejo II.
Produk yang dihasilkan berupa silabus, RPP, bahan ajar, LKS, dan evaluasi.
Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran tersebut menggunakan
langkah-langkah pengembangan yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2009:298) yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti.
Peneliti melakukan modifikasi dengan menambahkan tahap
implementasi sebagai langkah ke-6. Tahap implementasi ditujukan untuk
meyakinkan bahwa perangkat pembelajaran yang dihasilkan layak untuk
diujicobakan. Penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap keenam. Hal ini
dikarenakan penelitian ini termasuk dalam penelitian multi years yang
berlanjut dari tahun ke tahun. Selain itu, materi pecahan hanya diajarkan pada
semester genap. Berikut ini merupakan gambar prosedur penelitian
pengembangan yang dilakukan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Gambar 3.2 Prosedur penelitian pengembangan
Berikut ini adalah penjelasan dari prosedur pengembangan yang
dilakukan peneliti berdasarkan gambar di atas.
1. Potensi dan masalah
Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas
untuk memperoleh gambaran pelaksanaan pembelajaran matematika di
kelas. Selain itu, pengumpulan informasi juga dilakukan dengan
melakukan observasi terhadap situasi pembelajaran matematika di kelas.
Informasi yang diperoleh melalui wawancara dan observasi digunakan
untuk mengetahui kebutuhan siswa dan guru dalam pembelajaran
matematika di kelas.
2. Mengumpulkan data
Pada tahap ini peneliti melakukan studi literatur untuk menambah
pengetahuan peneliti. Studi literatur dilakukan peneliti, antara lain dengan
mempelajari buku-buku dan sumber lainnya yang berkaitan dengan
penelitian. Studi literatur dilakukan agar memperoleh informasi yang
Implementasi
Potensi dan Masalah
Pengumpulan Data Revisi Desain
Validasi Desain
Desain Produk:
1. Silabus
2. RPP
3. LKS
4. Bahan Ajar
5. Evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
berguna untuk merencanakan produk yang akan digunakan untuk
mengatasi permasalahan yang ada.
3. Desain produk
Peneliti menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan hasil
analisis kebutuhan dari hasil wawancara dan observasi. Perangkat
pembelajaran didesain dengan menggunakan pendekatan PMRI. Alasan
peneliti menggunakan pendekatan PMRI karena pembelajaran di kelas
terlihat kurang realistik dan kurang mengaktifkan siswa. Maka dari itu,
desain pembelajaran disusun dengan menggunakan permasalahan
kontekstual yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa.
4. Validasi desain
Pada tahap ini produk yang telah dirancang divalidasi oleh dosen
ahli matematika. Validasi ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan desain produk. Penilaian desain produk ini menggunakan
instrumen penilaian yang telah dibuat oleh peneliti. Setelah divalidasi ahli,
peneliti melakukan revisi terhadap perangkat pembelajaran. Setelah itu,
peneliti juga melakukan uji keterbacaan kepada siswa dan guru kelas untuk
mengetahui kekurangan produk. Uji keterbacaan oleh siswa yaitu uji
keterbacaan soal pada LKS dan soal evaluasi sedangkan uji keterbacaan
oleh guru adalah uji keterbacaan seluruh perangkat pembelajaran.
5. Revisi desain
Berdasarkan hasil validasi maka dapat diketahui kelemahan pada
rancangan produk. Kelemahan tersebut selanjutnya harus diperbaiki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Perbaikan desain juga dilakukan berdasarkan hasil uji keterbacaan, baik
dari guru maupun siswa.
6. Implementasi
Desain produk yang dihasilkan setelah dilakukan revisi disebut
prototype. Prototype kemudian diimplementasikan untuk meyakinkan
bahwa desain produk berupa perangkat pembelajaran tersebut layak untuk
digunakan. Selain itu, tahap implementasi juga dilakukan agar pada saat
perangkat pembelajaran diujicobakan dapat berjalan dengan lancar.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dan sampel penelitian belum dapat ditentukan. Implementasi
pada sampel terbatas dilakukan oleh peneliti untuk menyakinkan bahwa
desain pembelajaran yang telah disusun layak digunakan. Implementasi akan
dilaksanakan di kelas IV-A SD Negeri Tegalrejo II. Jumlah siswa di kelas IV-
A adalah 34 siswa yang terdiri dari 20 siswa dan 14 siswi. Sekolah yang
digunakan untuk penelitian adalah SD Negeri Tegalrejo II Yogyakarta yang
terletak di Jalan Wiratama No.27, Tegalrejo, Yogyakarta. Penelitian akan
dilaksanakan pada bulan November 2011 sampai bulan Juli 2012.
D. Instrumen Penelitian
Pada penelitian ini terdapat instrumen penelitian yang berupa panduan
wawancara kepada guru kelas (terlampir) di lampiran 2 halaman 78. Panduan
wawancara yang dibuat terdiri dari tujuh butir pertanyaan. Pertanyaan dalam
panduan wawancara digunakan untuk memperoleh gambaran situasi
pembelajaran di kelas serta cara mengajar yang digunakan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Peneliti juga menggunakan instrumen penelitian berupa lembar
pengamatan terhadap penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point
pembelajaran. Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati proses
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PMRI. Lembar pengamatan
disusun oleh peneliti sesuai karakteristik penggunaan konteks dalam PMRI.
Lembar pengamatan berisi tentang aspek-aspek yang menunjukkan
adanya penggunaan konteks dalam pembelajaran. Aspek yang diamati, yaitu
penggunaan masalah kontekstual, penggunaan permainan, penggunaan media
dan alat peraga, serta penggalian pengetahuan awal siswa. Masing-masing
aspek tersebut masih dibagi lagi menjadi beberapa bagian yang lebih rinci.
Instrumen penelitian lainnya adalah berupa lembar validasi perangkat
pembelajaran. Lembar validasi terdiri dari lima macam, yaitu lembar validasi
silabus, RPP, LKS, bahan ajar, dan evaluasi. Lembar validasi digunakan
untuk mendapat informasi berupa tanggapan penilai terhadap perangkat
pembelajaran yang telah dibuat. Pada lembar validasi terdapat beberapa
komponen yang harus dinilai, antara lain kelengkapan unsur masing-masing
perangkat pembelajaran, kualitas pengalaman belajar pada silabus, serta
kesesuaian rumusan tujuan pembelajaran dengan indikator pada RPP.
E. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 2 macam,
yaitu:
1. Analisis Data Kualitatif
Analisis data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan
pengamatan. Hasil dari wawancara dideskripsikan sesuai pertanyaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
diajukan kepada guru. Hasil pengamatan dijabarkan sesuai dengan aspek-
aspek yang terdapat dalam lembar pengamatan. Masukan dan saran yang
diberikan oleh ahli pada lembar validasi juga dianalisis secara kualitatif.
2. Analisis Data Kuantitatif
Data yang dianalisis secara kuantitatif berasal dari penilaian para
ahli. Hasil penilaian pada masing-masing perangkat pembelajaran
kemudian dicari nilai rata-ratanya. Berikut ini merupakan tabel kriteria
penilaian hasil produk pengembangan.
Tabel 3.1
Kriteria Penilaian Hasil Produk Pengembangan
Interval Tingkat
Pencapaian
Kualifikasi
3,25 < M ≤ 4,00 Sangat Baik
2,50 < M ≤ 3,25 Baik
1,75 < M ≤ 2,50 Kurang Baik
0,00 < M ≤ 1,75 Tidak Baik
Sumber: Saifuddin Azwar dalam Setiani Fatimah (2011:171)
Keterangan:
M = Rerata skor untuk setiap aspek yang dinilai
Apabila nilai rata-rata telah diperoleh, maka perlu disesuaikan
dengan interval pada tabel kriteria penilaian hasil produk. Hal ini
dilakukan sebagai dasar untuk menentukan perlu tidaknya dilakukan
revisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV dalam penelitian ini akan menguraikan tentang paparan data hasil
analisis kebutuhan, paparan desain pengembangan, serta paparan hasil
implementasi produk pada sampel terbatas di SD Negeri Tegalrejo II Yogyakarta
tahun pelajaran 2011/2012.
A. Paparan dan Analisis Data Hasil Analisis Kebutuhan
Penelitian pengembangan ini diawali dengan pengumpulan data melalui
wawancara terhadap guru kelas dan pengamatan terhadap situasi
pembelajaran di kelas. Wawancara terhadap guru kelas dilakukan dengan
menggunakan panduan wawancara (terlampir) di lampiran 2 halaman 91.
Wawancara dengan guru kelas dan pengamatan dilaksanakan pada bulan
Januari 2012. Peneliti juga melakukan pengamatan dengan menggunakan
instrumen pengamatan. Pada saat dilakukan pengamatan awal, materi
pembelajaran yang sedang dibahas di kelas adalah materi mengurutkan
pecahan pada garis bilangan dan membandingkan nilai pecahan. Instrumen
yang digunakan oleh peneliti berupa lembar pengamatan terhadap lima
karakteristik pembelajaran PMRI.
Wawancara dengan guru kelas dilaksanakan pada tanggal 12 Januari
2012. Wawancara dilakukan dengan Ibu Sri Endarwati, S.Pd., selaku guru
kelas IV-A SD Negeri Tegalrejo II. Wawancara ini dilakukan untuk
mengumpulkan beberapa informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan
perangkat pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru kelas dapat
diperoleh informasi bahwa materi pelajaran matematika yang tergolong sulit
adalah materi pecahan. Saat mengajarkan materi pecahan biasanya guru
menggunakan metode ceramah dan penugasan. Pada pembelajaran
matematika guru lebih menekankan pada latihan soal. Menurut guru, saat
pembelajaran di kelas siswa sering ramai. Maka dari itu, guru memberikan
banyak latihan soal agar siswa sibuk mengerjakan soal dan tidak ramai
dengan temannya. Selama mengajar guru juga jarang menggunakan alat
peraga karena dianggap menghabiskan banyak waktu. Selain itu, guru juga
menyatakan bahwa selama ini guru belum mengenal pembelajaran
matematika yang menggunakan pendekatan PMRI.
Selain itu, peneliti juga melakukan pengamatan terhadap situasi
pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil pengamatan (terlampir) di lampiran
1 halaman 85-90 dapat dilihat bahwa guru masih mengajar dengan cara yang
konvensional. Siswa juga kurang terlibat aktif selama pembelajaran. Selama
pembelajaran guru jarang menggunakan soal-soal yang dekat dengan
kehidupan siswa. Soal-soal yang diberikan guru kepada siswa pada beberapa
kali pembelajaran adalah dalam bentuk kalimat matematika.
Gambar 4.1 Soal matematika yang diberikan guru kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Permasalahan yang disajikan oleh guru adalah persoalan dalam bentuk
kalimat matematika. Guru lebih menekankan kepada siswa tentang penerapan
rumus dalam menyelesaikan soal. Guru sangat jarang mengaitkan materi
dengan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari. Selama pembelajaran siswa
tidak diarahkan untuk menemukan sendiri konsep yang mereka pelajari.
Siswa lebih diarahkan untuk menghafal rumus dan kemudian
menggunakannya dalam menyelesaikan soal. Kebiasaan menghafal rumus
menyebabkan siswa kurang memahami materi dengan baik. Beberapa siswa
menjadimudah lupa dengan materi yang diajarkan. Saat guru menanyakan
kembali terkadang siswa tampak bingung dengan cara menyelesaikan soal.
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa
pembelajaran matematika di kelas IV-A SD Negeri Tegalrejo II
membutuhkan pembelajaran yang bersifat kontekstual. Pembelajaran
kontekstual ini khususnya dalam penyampaian masalah yang harus
dipecahkan oleh siswa. Pembelajaran yang kontekstual akan mengarahkan
siswa untuk menemukan sendiri konsep. Apabila siswa belajar menemukan
dan mengembangkan konsep sendiri maka siswa akan memiliki pemahaman
yang lebih baik.
Saat pembelajaran di kelas, peneliti juga tidak melihat adanya
penggunaan permainan oleh guru. Saat melakukan pembelajaran guru hanya
menggunakan media yang terbatas berupa papan tulis dan buku ajar. Guru
tidak memanfaatkan benda-benda yang ada di sekitar untuk menarik perhatian
siswa. Selama pembelajaran guru terlihat lebih mendominasi. Menurut
peneliti, guru lebih banyak melakukan ceramah sehingga beberapa siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
tampak bosan dan mengantuk. Selama melakukan pengamatan di kelas
peneliti tidak melihat adanya penggalian pengetahuan awal siswa oleh guru.
Saat memulai pelajaran guru terlihat langsung memulai dengan menjelaskan
materi. Terkadang guru juga langsung membahas tugas rumah kemudian
menjelaskan materi selanjutnya.
Interaktivitas antara guru dan siswa terlihat saat pembahasan jawaban.
Saat membahas jawaban biasanya siswa dan guru melakukan tanya jawab
meskipun singkat. Selain itu, apabila siswa ramai saat belajar di kelas maka
guru juga mengingatkan siswa agar tenang. Selama pembelajaran, peneliti
kurang melihat adanya interaktivitas antar siswa, misalnya melalui kegiatan
diskusi. Guru terlihat kurang memfasilitasi adanya interaktivitas antara siswa
yang satu dengan yang lainnya.
Selama pembelajaran guru kurang menggunakan kontribusi siswa.
Kontribusi siswa hanya tampak saat siswa menuliskan jawaban di papan tulis.
Guru jarang melakukan demonstrasi yang melibatkan peran serta siswa. Saat
pembelajaran siswa cenderung pasif karena hanya mendengarkan ceramah
guru. Setelah itu, siswa mengerjakan latihan soal yang ada di buku paket.
Saat menyelesaikan soal guru juga tidak memberikan kebebasan dalam
menggunakan strategi. Guru seringkali menuntut siswa untuk mengerjakan
seperti contoh yang telah diberikan.
Keterkaitan antara materi matematika dengan materi lain sebenarnya
dapat memberikan manfaat. Apabila dalam pembelajaran terdapat keterkaitan
materi yang dipelajari dengan materi lain maka siswa dapat mempelajari
sesuatu secara utuh. Materi dapat dikaitkan baik dalam satu mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
yang sama maupun mata pelajaran lain. Akan tetapi, selama melakukan
observasi peneliti tidak menemukan adanya penggunaan keterkaitan materi
yang dipelajari dengan materi lain oleh guru. Guru hanya mengajarkan materi
yang dipelajari tanpa mengaitkan dengan mata pelajaran lain.
Berdasarkan uraian hasil wawancara dan pengamatan awal di atas dapat
disimpulkan bahwa guru belum menggunakan pendekatan PMRI dalam
pembelajaran matematika. Pembelajaran yang terjadi masih berpusat pada
guru sehingga siswa pasif. Guru tidak menggunakan permasalahan yang
dengan dengan kehidupan siswa. Guru juga tidak menggunakan alat peraga
dan media. Selain itu, guru juga tidak memanfaatkan pengetahuan awal yang
dimiliki siswa.
Maka dari itu, peneliti akan mengembangkan perangkat pembelajaran
yang sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan dalam pembelajaran matematika
yang ditemukan, yaitu:
1. Penggunaan masalah kontekstual dalam pembelajaran. Penggunaan
masalah kontekstual dapat menjadikan pembelajaran menjadi lebih
bermakna bagi siswa.
2. Penggunaan media dan alat peraga. Pada saat penyelesaian masalah,
media dan alat peraga dapat digunakan oleh siswa untuk menemukan
strategi pemecahan.
3. Penggunaan pengetahuan awal siswa. Guru dapat menggali pengetahuan
awal siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan pada sekitar
materi yang akan dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4. Penggunaan kontribusi dan interaktivitas siswa dalam pembelajaran.
Pemanfaatan metode diskusi di dalam kelas dapat digunakan sebagai
sarana untuk mengaktifkan siswa.
5. Penggunaan keterkaitan materi yang dipelajari dengan materi lain.
Desain pengembangan perangkat pembelajaran di atas mencakup
beberapa karakteristik pendekatan PMRI. Oleh karena itu, peneliti
mengembangkan perangkat pembelajaran yang dapat mengakomodasi
beberapa kebutuhan dalam pembelajaran tersebut. Penelitian pengembangan
yang dilakukan oleh peneliti difokuskan pada penggunaan masalah
kontekstual sebagai starting point pembelajaran.
B. Paparan Desain Pengembangan
Subbab ini akan menguraikan desain perangkat pembelajaran
Matematika dengan pendekatan PMRI pada materi penjumlahan pecahan.
Perangkat pembelajaran yang disusun meliputi silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), bahan ajar, soal evaluasi,
dan rubrik penilaian. Penyusunan perangkat pembelajaran berdasarkan pada
hasil analisis kebutuhan dan karakteristik PMRI. Materi yang diambil
didasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu Standar
Kompetensi 6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah,
Kompetensi Dasar 6.3 Penjumlahan pecahan. Materi pecahan dipilih karena
menurut beberapa guru di sekolah tersebut materi pecahan tergolong susah
untuk dipahami oleh siswa. Berikut ini merupakan paparan desain perangkat
pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
1. Silabus
Pada tahap awal peneliti menyusun silabus untuk satu kompetensi
dasar. Silabus disusun sesuai dengan ketentuan yang dibuat oleh BSNP.
Silabus yang disusun oleh peneliti mencakup kompetensi dasar
penjumlahan pecahan. Rumusan indikator pada silabus dirancang untuk
memungkinkan munculnya pembelajaran matematika yang kontekstual.
Beberapa indikator pada silabus menuntut siswa untuk mampu
memecahkan permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan. Pada silabus peneliti juga mencantumkan beberapa
indikator yang mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik
siswa. Kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik siswa yang ada
dalam silabus juga merupakan pencerminan dari pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik PMRI. Indikator yang mencerminkan karakteristik
PMRI yaitu pemecahan masalah kontekstual berupa soal cerita oleh siswa.
Keterampilan menggunakan alat peraga juga merupakan salah satu
indikator yang mencerminkan salah satu karakteristik PMRI, yaitu
penggunaan konteks.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Perangkat pembelajaran yang disusun selanjutnya adalah RPP.
Peneliti menyusun sebanyak empat RPP karena materi yang akan
diajarkan tergolong banyak. Kegiatan inti pada RPP meliputi proses EEK
(Eksplorasi, Elaborasi dan Konfirmasi). RPP yang keempat ditujukan
secara khusus untuk evaluasi materi secara keseluruhan. Masing-masing
pertemuan dialokasikan sebanyak dua jam pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Peneliti menerapkan pendekatan PMRI dalam menyusun
pembelajaran. Maka dari itu, RPP disusun dengan mengintegrasikan lima
macam karakteristik PMRI pada langkah-langkah kegiatan
pembelajarannya. Kegiatan pembelajaran yang ada pada RPP juga
mencerminkan adanya aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Berbagai
karakteristik PMRI yang dimunculkan dalam RPP memuat ketiga aspek
tersebut misalnya, interaktivitas antar siswa saat diskusi menunjukkan
sikap afektif siswa terhadap orang lain. Selain itu, aspek psikomotorik
dapat terlihat saat siswa menggunakan pemodelan berupa gambarsaat
menyelesaikan permasalahan.
Pada RPP yang dikembangkan, karakteristik penggunaan masalah
kontekstual sebagai starting point pembelajaran tampak pada kegiatan
pembelajaran. Pada setiap kegiatan pembelajaran guru biasanya tidak
langsung menjelaskan materi kepada siswa. Pada awal pembelajaran guru
terlebih dahulu menyajikan beberapa permasalahan kontekstual yang dekat
dengan kehidupan siswa. Permasalahan tersebut kemudian dijadikan
sebagai titik awal pembelajaran dimana siswa harus memulai memecahkan
permasalahan menggunakan strategi pemecahan masing-masing.
3. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Tahapan selanjutnya adalah penyusunan Lembar Kegiatan Siswa
(LKS). LKS disusun untuk masing-masing pertemuan. Kegiatan-kegiatan
yang disusun dalam LKS disesuaikan dengan tujuan pembelajaran serta
langkah-langkah pembelajaran pada RPP. Kegiatan-kegiatan siswa dalam
LKS juga meliputi pengembangan aspek kognitif, afektif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
psikomotorik. Peneliti menuntut siswa untuk aktif selama kegiatan
pembelajaran, salah satunya melalui kegiatan diskusi kelompok.
Peneliti juga menyusun LKS yang dapat membimbing siswa menuju
ke kegiatan pembelajaran yang realistik. Pada LKS peneliti menyajikan
beberapa permasalahan kontekstual dalam bentuk soal cerita untuk siswa.
Permasalahan tersebut kemudian harus dipecahkan siswa dengan
menggunakan media yang telah disediakan. Pada LKS juga terdapat
beberapa pertanyaan untuk refleksi atas pembelajaran yang telah
dilakukan.
4. Bahan Ajar
Perangkat pembelajaran lain yang disusun oleh peneliti adalah
bahan ajar. Bahan ajar digunakan untuk memberikan gambaran materi
yang akan disampaikan guru kepada siswa. Pada penyusunan bahan ajar,
peneliti membuat berdasarkan pada karakteristik PMRI, khususnya
penggunaan konteks. Peneliti menggunakan contoh permasalahan
kontekstual berupa soal cerita pada bahan ajar untuk membantu siswa
menemukan konsep.
Selain itu, gambar-gambar yang digunakan pada bahan ajar
merupakan gambar dari media nyata yang dapat ditemukan di sekitar
siswa sehingga dapat menggambarkan kondisi yang nyata. Bahasa yang
digunakan pada bahan ajar juga sederhana sehingga dapat dipahami oleh
siswa dengan mudah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
5. Evaluasi
Peneliti menyusun evaluasi untuk masing-masing pertemuan.
Evaluasi yang diberikan kepada siswa merupakan permasalahan
kontekstual yang berupa soal cerita. Soal ini diujikan kepada peserta
didik pada setiap akhir pembelajaran. Pada kegiatan evaluasi guru tidak
hanya mengukur kemampuan siswa pada aspek kognitif saja, tetapi juga
aspek afektif dan psikomotoriknya. Maka dari itu, soal-soal evaluasi
disusun berdasarkan tujuan pembelajaran pada RPP yang mencakup
ketiga aspek tersebut.
Evaluasi yang dikembangkan oleh peneliti juga termasuk
instrumen penilaian kepada siswa. Penilaian yang digunakan meliputi
penilaian proses dan penilaian produk hasil belajar siswa. Instrumen
penilaian disusun dalam bentuk rubrik. Rubrik digunakan untuk menilai
aspek afektif dan psikomotorik siswa selama pembelajaran. Pada masing-
masing rubrik terdapat beberapa indikator dari aspek yang akan dinilai.
Masing-masing indikator akan diberi skor 1 apabila tampak, sedangkan
skor 0 apabila tidak tampak.
Tahapan selanjutnya yang dilakukan peneliti setelah menyusun
perangkat pembelajaran adalah melakukan validasi. Validasi perangkat
pembelajaran dilakukan secara expert judgement sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Expert judgement dilakukan oleh 3
dosen ahli matematika dan 1 guru kelas.
Validasi dilakukan dengan memberikan penilaian terhadap berbagai
macam aspek pada perangkat pembelajaran yang disusun. Validasi dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dengan berpedoman pada lembar validasi yang telah dipersiapkan peneliti
sebelumnya. Lembar validasi yang digunakan terdiri dari lima macam, yaitu
lembar validasi silabus, RPP, LKS, bahan ajar serta evaluasi. Masing-masing
lembar validasi berisi berbagai aspek yang harus dinilai dengan rentang skor
1-4. Skor tertinggi adalah 4 sedangkan skor terendah adalah satu untuk
masing-masing aspek. Peneliti tidak menggunakan rentang skor 1-5 karena
seringkali terjadi kecenderungan memilih skor 3 yang merupakan skor
tengah. Maka dari itu, peneliti menggunakan rentang skor 1-4 untuk
menjamin objektivitas penilaian.
Berdasarkan validasi yang dilakukan oleh tiga orang dosen ahli
Matematika Universitas Sanata Dharma dan satu orang guru kelas IV-A SD
Negeri Tegalrejo II maka dapat diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 4.1 Hasil validasi perangkat pembelajaran
No. Perangkat
Pembelajaran
Dosen
1
Dosen
2
Dosen
3
Guru
Kelas
Rata-rata
Skor
Kriteria
1 Silabus 3,89 3,44 3,67 3,78 3,69 Sangat baik
2 RPP 3,90 3,29 3,57 3,81 3,64 Sangat baik
3 LKS 3,88 3,13 3,63 3,75 3,59 Sangat baik
4 Bahan Ajar 3,80 3,00 3,43 3,80 3,50 Sangat baik
5 Evaluasi 3,71 3,43 3,43 3,86 3,61 Sangat baik
Rata-rata skor keseluruhan perangkat
pembelajaran
3, 60 Sangat
baik
Berdasarkan tabel hasil penilaian produk pengembangan oleh dosen dan
guru dapat diketahui bahwa keseluruhan perangkat pembelajaran telah
menunjukkan hasil yang baik. Rata-rata skor hasil validasi pada masing-
masing perangkat pembelajaran menunjukkan skor lebih dari 3,25. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa keseluruhan perangkat pembelajaran
termasuk dalam kriteria sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Pada tahap validasi desain terdapat juga uji keterbacaan. Uji
keterbacaan produk dilakukan oleh guru kelas dan siswa. Peneliti melakukan
uji keterbacaan pada beberapa siswa IV dari kelas yang berbeda dengan
subjek penelitian, tetapi masih di sekolah yang sama. Berdasarkan uji
keterbacaan perangkat pembelajaran terhadap guru dapat diperoleh hasil
bahwa guru sudah dapat memahami perangkat dengan baik. Guru dapat
memahami setiap langkah-langkah pembelajaran yang ada di dalam RPP.
Berdasarkan uji keterbacaan soal terhadap siswa dapat diketahui bahwa soal
sudah dapat dipahami siswa. Siswa yang melakukan uji keterbacaan juga
mencoba untuk mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS. Berdasarkan
jawaban siswa peneliti yakin bahwa siswa dapat menangkap permasalahan
yang terdapat dalam seluruh soal cerita tersebut.
Langkah selanjutnya setelah validasi adalah melakukan revisi terhadap
kekurangan-kekurangan yang terdapat pada perangkat pembelajaran. Revisi
terhadap perangkat pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil validasi dari
dosen ahli dan guru kelas serta hasil dari uji keterbacaan. Meskipun telah
memenuhi kriteria kelayakan, peneliti tetap melakukan perbaikan. Peneliti
melakukan revisi meskipun tidak signifikan. Revisi dilakukan untuk
menyempurnakan produk agar menjadi lebih baik.
Revisi yang dilakukan antara lain memperbaiki pengaturan gambar
pada RPP dan LKS yang masih kurang tepat. Revisi juga dilakukan pada
beberapa kalimat dalam soal evaluasi sehingga bisa lebih mudah dipahami
oleh siswa. Setelah dilakukan perbaikan maka perangkat pembelajaran
diimplementasikan pada siswa kelas IV-A SD Negeri Tegalrejo II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
C. Paparan Hasil Implementasi Produk pada Sampel Terbatas
Subbab ini akan memaparkan hasil implementasi perangkat
pembelajaran yang telah didesain. Perangkat pembelajaran yang telah
didesain dan divalidasi kemudian diimplementasikan pada siswa kelas IV-A
SD Negeri Tegalrejo II.
1. Deskripsi Implementasi Perangkat Pembelajaran
Implementasi perangkat pembelajaran pecahan yang menggunakan
masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran dengan
pendekatan PMRI dilaksanakan di SD Negeri Tegalrejo II. SD Negeri
Tegalrejo II adalah salah satu sekolah dasar negeri dengan nilai akreditasi
A. SD Negeri Tegalrejo II terletak di Jalan Wiratama No. 27, Tegalrejo,
Yogyakarta. SD Negeri Tegalrejo II mempunyai jumlah kelas sebanyak 12
kelas. Kelas yang digunakan untuk penelitian adalah kelas IV-A. Jumlah
siswa yang terdapat di kelas IV-A yaitu sebanyak 34 siswa yang terdiri
dari 20 siswa dan 14 siswi.
Implementasi perangkat pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan PMRI dilaksanakan sebanyak empat kali
pertemuan, yaitu pada tanggal 23 Februari 2012, 7 Maret 2012, 8 Maret
2012, dan 13 Maret 2012. Keseluruhan implementasi dilaksanakan pada
jam pertama dan kedua. Pembelajaran yang dilaksanakan membahas
tentang materi penjumlahan pecahan.
Pada pertemuan pertama guru dan siswa membahas materi
penjumlahan pecahan berpenyebut sama. Selama pembelajaran siswa
menggunakan media nyata seperti buah apel dan pasir untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menjumlahkan pecahan berpenyebut sama. Pada pertemuan kedua guru
dan siswa membahas materi penjumlaham pecahan yang berbeda
penyebut. Selama pembelajaran siswa menyelesaikan soal dari guru
tentang penjumlahan pecahan berbeda penyebut dengan menggunakan
media berupa replika martabak terang bulan dan kertas lipat.
Pada pertemuan ketiga guru dan siswa membahas materi tentang
penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan berbeda penyebut. Akan
tetapi, pada pertemuan yang ketiga siswa tidak lagi menggunakan media
nyata. Pada pertemuan yang keempat guru memberikan soal evaluasi
akhir. Materi yang diujikan kepada siswa pada pertemuan ke empat
merupakan materi yang telah dipelajari siswa pada pertemuan-pertemuan
sebelumnya.
Selama penelitian, peneliti memperoleh data dari hasil rekaman
dan juga foto. Selain itu, data juga diperoleh dari hasil pengamatan
langsung yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan instrumen
penelitian yang meliputi lembar pengamatan terhadap penggunaan
masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran, penggunaan
pemodelan, kontribusi siswa, interaktivitas pembelajaran serta intertwining
dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan PMRI. Lembar
pengamatan ini digunakan sebagai pedoman dalam mengamati
karakteristik PMRI yang muncul selama pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
2. Hasil Implementasi dan Pembahasan
a. Gambaran Umum Pelaksanaan Pembelajaran PMRI
Pada pelaksanaan pembelajaran matematika materi pecahan
dengan menggunakan pendekatan PMRI dapat dilihat bahwa muncul
beberapa karakteristik pembelajaran PMRI. Pembelajaran biasanya
dimulai dengan salam dan doa. Setelah itu, guru melakukan presensi
dan membagikan nomor panggil. Guru biasanya melakukan apersepsi
sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari. Apersepsi tersebut
dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk
mengetahui seberapa jauh siswa memahami materi sebelumnya.
Menurut peneliti karakteristik penggunaan permasalahan
kontekstual sebagai starting point pembelajaran muncul pada
keseluruhan pertemuan. Pada setiap pembelajaran guru selalu memulai
dengan menyajikan permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa.
Hal tersebut dapat dilihat pada transkrip data I: 22 –24 berikut ini.
Keterangan:
G : Guru
Sn : Siswa ke-n, n = 1, 2, 3, 4, ..., 34
BS : Beberapa siswa
SS : Semua siswa
G : Sekarang saya bagikan LKS! Sudah? Siapa yang mau
ramai? Dengarkan dulu! Aji kelompoknya mana? Satu
kelompok itu kerjanya dengan kelompoknya sendiri!
Sekarang kamu kerjakan! Dengarkan to! Sudah?
BS : Sudah
G :“Sekarang dilihat! Pada soal nomor 1 kamu pahami!
Ayah mempunyai sebuah apel. Apel itu dibagi menjadi 4
potongan yang sama besar, kemudian diberikan kepada
ibu dan Ani. Ibu mendapat potongan apel. Ani
mendapatkan potongan apel. Berapa bagian apel yang
diberikan kepada Ibu dan Ani dari keseluruhan apel
tadi?” (Guru membacakan soal pada LKS kemudian guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
membagikan kertas manila yang akan digunakan siswa
untuk menuliskan jawaban sesuai cara yang mereka
temukan masing-masing di dalam kelompok).
Masalah kontekstual yang disajikan dalam pembelajaran
digunakan untuk mengarahkan siswa menemukan kembali konsep.
Kegiatan lain yang menunjukkan adanya penggunaan konteks dalam
pembelajaran juga terlihat dalam media dan alat peraga yang
digunakan. Media dan alat peraga yang digunakan merupakan media
yang mudah ditemukan di sekitar siswa, seperti buah apel, jambu,
martabak terang bulan dan pasir. Penggunaan media dan alat peraga
sangat membantu siswa dalam memahami permasalahan. Media nyata
juga dapat membantu dalam memunculkan strategi pemecahan.
Menurut peneliti penggunaan media dan alat peraga selama
pembelajaran juga dapat membuat siswa lebih bersemangat. Siswa
terlihat lebih bersemangat dalam mengerjakan soal karena adanya
media sebagai alat bantu. Selama pembelajaran di kelas beberapa siswa
terlihat aktif dalam menggunakan media bersama anggota kelompoknya
saat kegiatan diskusi.
Karakteristik lain yang muncul adalah penggunaan kontribusi
siswa dalam pembelajaran. Penggunaan kontribusi siswa muncul pada
saat siswa melakukan demonstrasi di depan kelas. Misalnya, pada
pertemuan kedua ada dua orang siswa yang diminta untuk melakukan
demonstrasi memotong sebuah kue martabak terang bulan berdasarkan
permasalahan kontekstual yang diberikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 4.2 Siswa memotong martabak terang bulan saat
demonstrasi
Demonstrasi merupakan salah satu bentuk kegiatan yang
menunjukkan peran siswa dalam kegiatan pembelajaran. Melalui
kegiatan demonstrasi tersebut maka siswa dapat memperoleh
pengalaman langsung bagaimana cara mereka memotong kue martabak
terang bulan sesuai cara mereka. Berikut ini adalah transkrip II: 16-21
yang menggambarkan kegiatan demonstrasi yang dilakukan siswa.
G : Pak Man mempunyai 1 buah terang bulan yang
dipotong menjadi 4 bagian sama besar. Tiba-tiba Bintang
datang terus dikasih satu potong. Sekarang dipotong!
Satu dipotong!
S14 : (Siswa memotong kue terang bulan menjadi 4 bagian)
G :Sudah? Setelah itu Bintang meminta satu potong!
Dikasihkan satu potong, satu potong.
S30 : (S14 memberikan sepotong martabak terang bulan
kepada S30 kue)
G : Bintang dikasih sepotong kue terang bulan milik Pak
Man. Dengarkan lagi! Sebelum Bintang pulang Pak Man
memberikan lagi 1 potong.
S14 : (Memberikan lagi sepotong terang bulan kepada S30)
Berdasarkan transkrip di atas terlihat bahwa siswa menggunakan
caranya sendiri dalam menentukan cara memotong martabak terang
bulan. Guru tidak menentukan cara yang harus dipakai siswa sehingga
siswa memiliki kebebasan dalam menuangkan ide. Hal tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
menunjukkan bahwa guru telah memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menunjukkan perannya dalam kegiatan pembelajaran. Pada setiap
pembelajaran penggunaan kontribusi siswa juga muncul saat kegiatan
diskusi kelompok. Saat melakukan diskusi, peneliti dapat melihat
adanya berbagai macam variasi pemecahan masalah oleh siswa.
Menurut peneliti, kontribusi siswa sudah terlihat meskipun belum
maksimal. Selama pembelajaran berlangsung hanya beberapa siswa saja
yang berani mengungkapkan pendapatnya saat guru memberikan
kesempatan berpendapat. Terkadang guru juga harus menunjuk siswa
karena tidak ada siswa bersedia menanggapi atau memberikan
pendapat. Berdasarkan pengamatan, peneliti juga jarang melihat adanya
siswa yang bertanya kepada guru. Siswa jarang bertanya kepada guru
dikarenakan siswa terbiasa pasif seperti pada pembelajaran-
pembelajaran sebelumnya. Pada saat observasi awal penelitian, siswa
cenderung hanya menerima materi yang disampaikan oleh guru.
Karakteristik PMRI lainnya yang muncul dalam pembelajaran
matematika yang diamati adalah adanya penggunaan pemodelan.
Pemodelan dapat dilihat dalam kegiatan penyelesaian masalah oleh
siswa. Selama pemecahan masalah guru tidak menentukan cara yang
harus dipakai oleh siswa. Menurut peneliti, pemodelan yang dapat
dilihat saat siswa menyelesaikan permasalahan antara lain pemodelan
dalam bentuk gambar dan kalimat matematika. Hal tersebut dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Gambar 4.3 Hasil pekerjaan siswa dengan pemodelan gambar
Pada gambar pekerjaan siswa di atas tampak bahwa siswa
menggunakan pemodelan gambar. Siswa memodelkan sebuah apel
yang dibagi menjadi empat bagian yang sama besar dan masing-masing
nilai setiap potongan adalah satu per empat. Penggunaan gambar oleh
siswa dapat membantu siswa dalam memahami permasalahan.
Beberapa siswa juga menggunakan pemodelan dalam bentuk kalimat
matematika dalam memecahkan permasalahan.
Gambar 4.4 Hasil pekerjaan siswa dengan pemodelan kalimat
matematika
Kebebasan cara mengerjakan yang diberikan guru dapat
digunakan untuk mengembangkan ide pada masing-masing siswa.
Strategi yang digunakan siswa dalam memecahkan masalah merupakan
langkah bagi siswa untuk menemukan konsep. Berbagai strategi yang
digunakan oleh masing-masing kelompok akan dipresentasikan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dibahas bersama. Pada saat presentasi guru juga memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menanggapi jawaban kelompok lain.
Pada saat menanggapi jawaban siswa, guru masih terlihat kurang
maksimal dalam membantu mengarahkan siswa dari pemikiran
informal ke formal. Peneliti melihat bahwa guru lebih sering untuk
langsung membenarkan jawaban siswa tanpa menanyakan langkah serta
alasan yang mendasari penggunaan cara yang dipilih oleh siswa. Hal
tersebut kemungkinan terjadi karena guru sudah terbiasa dengan cara-
cara mengajar yang digunakannya selama ini.
Pada pembelajaran-pembelajaran terkadang guru kurang
memperhatikan langkah-langkah yang digunakan oleh siswa. Guru
lebih memperhatikan kepada hasil akhir yang diperoleh siswa. Menurut
peneliti, ketidaktelitian guru dalam melihat langkah-langkah pengerjaan
siswa dapat memberikan dampak yang tidak baik. Apabila guru tidak
memperhatikan cara-cara yang digunakan maka siswa bisa saja tidak
memahami langkah-langkah yang benar untuk menemukan jawaban.
Interaktivitas antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa juga
muncul selama kegiatan pembelajaran. Pada awal kegiatan
pembelajaran guru dan siswa membuat kesepakatan bersama, misalnya
kesepakatan untuk tidak ramai selama kegiatan belajar, siswa harus
menjaga kebersihan kelas, dan guru akan memberikan bintang kepada
siswa yang aktif dan tertib selama kegiatan pembelajaran. Meskipun
telah disepakati bersama tetapi masih ada beberapa siswa yang ramai
saat kegiatan pembelajaran. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
terlihat kurang aktif saat diskusi kelompok maupun saat menanggapi
jawaban kelompok lain. Interaktivitas antar siswa juga dapat ditemukan
oleh peneliti misalnya pada saat diskusi.
Gambar 4.5 Siswa melakukan diskusi untuk memecahkan masalah.
Menurut peneliti, interaktivitas selama pembelajaran juga terjadi
antara guru dengan siswa. Interaktivitas ini terjadi misalnya pada saat
guru dan siswa melakukan tanya jawab saat membahas dan menanggapi
jawaban dari kelompok lain. Hal ini dapat dilihat pada transkrip I: 33-
42 berikut ini.
Siswa mempresentasikan jawabannya di depan kelas.
G : Nah, itu pendapatnya dari kelompoknya Wulan.
Sekarang kelompoknya Anita.
S8 :Ayah mempunyai 1 buah apel. Lalu dibagi menjadi
menjadi 4 bagian sama besar. Lalu diberikan ibu Ani 2
potongan apel. Ani mendapatkan 1 potongan. Jadi
keseluruhannya 2 potong apel + 1 potong apel = 3
potong. Jadi keseluruhan apel adalah
bagian.
G : Sudah? Sekarang pendapatnya Aurelia, ada yang mau
membenarkan atau tidak? Ayo Amar! Ayo tunjuk jari!
Siapa yang mau bicara mengenai tempatnya Aurelia?
Ayo Amar, jawabanya tempatnya Aurelia betul atau
tidak?
S12 : Betul
G : Kenapa?
S12 : Ibu dan Ani mendapat
bagian.
G : Sudah? Siapa yangmau menjawab tempatnya Pipit?
Sasya? Betul atau tidak no.1?
S14 : Betul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
G : Siapa yang mengatakan betul? Salah atau betul?(Guru
menanyakan alasannya kepada semua siswa)
SS : Salah(Siswa menjawab secara serentak)
G :Siapa yang mengatakan salah sekarang ke sini!
S12 : Itu kan ibu mendapatkan apel 2 potong dan Ani
mendapatkan 1 potong. Jadi apel yang didapat ibu dan
Ani ada 3 potong. Tetapi kan yang ditanyakan bagian
bukan potongan.
Berdasarkan transkrip di atas peneliti dapat melihat bahwa
interaktivitas antara siswa dengan guru maupun antar siswa sudah
cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya siswa yang bersedia untuk
menyampaikan jawaban dan juga menanggapi jawaban kelompok lain.
Selama menanggapi jawaban guru kurang mampu untuk memberikan
pertanyaan-pertanyaan yang bisa menggali alasan siswa. Guru yang
kurang aktif dalam memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menggali
pemahaman siswa dapat memberikan dampak negatif. Dampak negatif
yang dapat muncul adalah kurang mendalamnya pemahaman siswa
terhadap materi yang diajarkan.
Pada saat pembelajaran berlangsung peneliti juga melihat adanya
keterkaitan antara materi yang dipelajari dengan materi lain, baik dalam
satu mata pelajaran maupun mata pelajaran lain. Materi penjumlahan
pecahan terkait dengan materi penjumlahan bilangan bulat. Pada materi
penjumlahan pecahan siswa harus menjumlahkan pembilang yang
terdapat pada pecahan yang akan dijumlahkan.
Pembelajaran tentang pecahan yang dilaksanakan juga
mempunyai keterkaitan dengan materi pembagian. Hal ini muncul pada
saat kegiatan apersepsi pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga.
Pada kegiatan apersepsi siswa melakukan demonstrasi untuk membelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
buah jambu dan apel. Selain itu, siswa juga memotong replika martabak
terang bulan dan puding. Pada kegiatan tersebut siswa diharapkan dapat
memotong buah maupun replika menjadi beberapa bagian yang sama
besar. Melalui kegiatan ini siswa dapat mengaitkan dengan materi
pembagian. Hal ini dikarenakan pada saat melakukan pembagian maka
masing-masing bagian harus sama besar. Selain itu, terdapat pula
keterkaitan dengan materi KPK, karena dalam menyamakan penyebut
siswa menggunakan kelipatan persekutuan terkecil.
Materi penjumlahan pecahan juga mempunyai keterkaitan dengan
beberapa bidang pelajaran lain di luar matematika. Menurut peneliti,
pembelajaran matematika yang diamati mempunyai keterkaitan dengan
mata pelajaran Bahasa Indonesia. Materi Bahasa Indonesia yang terkait
adalah mendengarkan dan memahami cerita. Saat menyelesaikan soal
cerita siswa dituntut untuk memahami soal cerita terlebih dahulu
dengan baik.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa selama
kegiatan pembelajaran matematika dengan pendekatan PMRI masing-
masing karakteristik PMRI sudah tampak. Menurut peneliti,
penggunaan masalah kontekstual sudah muncul pada setiap
pembelajaran. Masalah kontekstual digunakan sebagai titik awal dalam
pembelajaran. Penggunaan media nyata juga terlihat selama
pembelajaran. Interaktivitas antara guru dan siswa serta antar siswa juga
berjalan dengan baik. Pembelajaran tidak lagi terpusat pada guru tetapi
pada siswa. Selama pembelajaran peneliti dapat melihat adanya upaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
guru untuk menggunakan kontribusi siswa meskipun peran serta siswa
masih terbatas. Karakteristik pemodelan juga muncul saat siswa
menyelesaikan permasalahan kontekstual yang disajikan guru.
Karakteristik terakhir yang muncul adalah penggunaan intertwining
selama pembelajaran sehingga pembelajaran dapat dikaitkan dengan
berbagai bidang ilmu lainnya. Namun, peneliti juga masih menemukan
beberapa kekurangan selama pembelajaran. Selama pembelajaran guru
masih mendominasi kegiatan belajar mengajar di kelas.
b. Penggunaan Konteks
Penggunaan permasalahan kontekstual oleh guru dalam
pembelajaran yang diamati sebagian besar sudah muncul. Beberapa
aspek yang diamati, yaitu penggunaan masalah kontekstual oleh guru
yang meliputi penggunaan soal cerita, penggunaan permasalahan
kontekstual yang mengarahkan siswa menemukan konsep serta
penggunaan permasalahan kontekstual yang mudah dimengerti oleh
siswa. Selain itu, aspek lain yang diamati adalah penggunaan media dan
alat peraga yang meliputi mudah/tidaknya alat peraga serta media
ditemukan di sekitar siswa dan menarik tidaknya alat peraga. Aspek
lain yang dapat diamati adalah penggalian pengetahuan awal siswa
apakah sesuai dengan materi. Berikut ini merupakan uraian untuk
masing-masing aspek yang diamati oleh peneliti selama pembelajaran.
1) Menggunakan soal cerita yang dekat dengan kehidupan siswa
Pada setiap pembelajaran guru menggunakan permasalahan
kontekstual sebagai starting point pembelajaran. Masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kontekstual yang disajikan oleh guru kepada siswa berupa soal cerita
yang yang dekat dengan kehidupan siswa. Melalui soal cerita siswa
akan belajar untuk memecahkan permasalahan matematika yang
diungkapkan melalui permasalahan sehari-hari dalam soal cerita.
Selama kegiatan awal pembelajaran guru tidak pernah
mengenalkan konsep penjumlahan secara langsung kepada siswa.
Guru memulai pembelajaran dengan menyajikan permasalahan
kontekstual. Permasalahan yang disajikan guru dalam bentuk soal
cerita. Soal tersebut dikerjakan oleh siswa dan kemudian digunakan
sebagai titik awal untuk memulai pembelajaran. Permasalahan yang
disajikan guru dalam bentuk soal cerita harus bersifat kontekstual.
Permasalahan harus kontekstual agar mudah dibayangkan dan
dipahami siswa.
Salah satu permasalahan yang disajikan guru yaitu tentang
seseorang yang bernama Pak Man. Pak Man mempunyai sebuah
martabak terang bulan yang dipotong menjadi empat. Beberapa
potongan kue tersebut kemudian diberikan kepada Bintang.
Permasalahan yang harus diselesaikan oleh siswa adalah menghitung
berapa bagian kue terang bulan yang dimiliki Bintang. Berikut ini
merupakan penyajian permasalahan kontekstual oleh guru
berdasarkan hasil transkrip data II: 12-24.
G : Nomor 15 siapa? 33? dst. Sekarang berkelompok!
Nomor 1 sampai 5, nomor 6 sampai 10, 11 sampai 15,
dst. Nanti tak suruh kelompoknya harus bekerja sama
tidak ada yang santai-santai! Sekarang saya suruh
maju kelompoknya Kenanga. Dua orang saja.
Dengarkan semua. Disini ada kue terang bulan. Saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
mau membacakan. Pak Man mempunyai 1 buah
terang bulan yang dipotong menjadi 4. Dibagi
menjadi berapa tadi?
SS : Empat
G : Tiba-tiba Bintang datang kemudian meminta
sepotong terang bulan milik Pak Man. Sebelum
Bintang pulang Pak Man memberikan lagi 1 potong
terang bulan. Berapa bagian terang bulan yang
dimiliki Bintang? Nah sekarang Kenanga memotong
terang bulan tadi diberikan kepada siapa tadi?
SS : Bintang
G : Pak Man mempunyai 1 buah terang bulan yang
dipotong menjadi 4 bagian sama besar. Tiba-tiba
Bintang datang terus dikasih satu potong. Sekarang
dipotong! Satu dipotong!
S14 : (siswa memotong kue terang bulan menjadi 4
bagian)
G : Sudah? Setelah itu Bintang meminta satu potong!
Dikasihkan satu potong, satu potong.
S14 : (S14 memberikan sepotong martabak terang bulan
kepada S30 kue)
G : Bintang dikasih sepotong kue terang bulan milik Pak
Man. Dengarkan lagi! Sebelum Bintang pulang Pak
Man memberikan lagi 1 potong.
S14 : (memberikan lagi sepotong terang bulan kepada
S30)
G :Ya, berapa bagian yang dimiliki Bintang? Berapa?
SS : 2 bagian
G : 2 bagian. Nah, ini menjadi 2 bagian.
Pada dialog di atas terlihat bahwa siswa menyampaikan
jawabannya dan guru memberikan umpan balik. Siswa
menyampaikan bahwa bagian terang bulan yang dimiliki Bintang
adalah 2 bagian. Jawaban yang diberikan siswa merupakan jawaban
yang kurang tepat. Apabila yang ditanyakan bagian maka jawaban
seharusnya dalam bentuk pecahan. Akan tetapi, berdasarkan dialog
di atas dapat diamati bahwa guru juga kurang teliti dalam
memberikan umpan balik terhadap jawaban siswa. Guru tampak
membenarkan jawaban siswa yang kurang tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Siswa dituntut ubtuk menemukan sendiri jawaban dari
permasalahan kontekstual yang disajikan oleh guru seperti pada
transkrip di atas. Selain pada transkrip di atas, penggunaan
permasalahan kontekstual juga dapat ditemukan pada transkrip data
II: 12-22, 70-71 dan transkrip data III: 1-3, 23-24. Setelah guru
menyampaikan permasalahan maka siswa diberi kesempatan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut dalam kelompok. Sebelum
siswa bekerja biasanya guru membantu siswa untuk memahami soal
tersebut. Permasalahan yang disajikan kepada siswa dibuat dengan
melihat keadaan di sekitar siswa. Hal ini bertujuan agar siswa lebih
mudah untuk memahami permasalahan yang ada.
Selama kegiatan diskusi siswa diharapkan bisa
mengembangkan berbagai strategi untuk memecahkan
permasalahan. Berbagai macam strategi yang digunakan siswa
nantinya dapat digunakan untuk mengarahkan siswa menemukan
konsep dari materi yang dipelajarinya. Dengan demikian, konsep
dapat ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa. Berdasarkan
pengamatan selama kegiatan diskusi sebagian besar anak terlibat
aktif dalam kelompoknya.
2) Menggunakan media dan alat peraga
Pada saat siswa menyelesaikan masalah guru juga memberikan
beberapa media nyata yang dapat membantu siswa. Media nyata
yang digunakan dalam pembelajaran antara lain buah apel dan pasir.
Media tersebut merupakan media yang mudah ditemukan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
kehidupan sehari-hari. Selain media nyata, guru juga menggunakan
media yang berupa replika, seperti replika kue terang bulan. Pada
kegiatan diskusi siswa memperoleh kesempatan untuk
memanfaatkan media untuk membantu menemukan pemecahan soal.
Saat menyelesaikan permasalahan beberapa siswa tampak aktif
menggunakan media yang disediakan oleh guru. Penggunaan media
oleh siswa dapat dilihat pada transkrip data I: 48-53 dan III: 4-11.
Berikut ini merupakan hasil transkrip data II: 71-72 tentang
penggunaan media oleh siswa dalam memecahkan permasalahan.
S32 : Martabak terang bulan dipotong menjadi 2 bagian.
Lalu satu potong diberikan kepada Bintang. Karena
rasanya enak Bintang minta lagi. Ini diberikan kepada
Bintang lalu tinggal segini kan? Bintang minta lagi).
Jadi setengah dari setengah (S32 memotong kembali
setengah bagian martabak terang bulan menjadi dua
bagian yang sama besar setelah itu membagikan
replika kue terang bulan kepada teman-temannya
sambil menjelaskan). Lalu Bintang minta lagi
setengah bagian dari sisa.
S28 : Ini bagian Bintang (Siswa menyodorkan
bagian
martabak kepada temannya).
Gambar 4.6 Siswa menggunakan media berupa replika
martabak terang bulan
Pada transkrip di atas siswa menggunakan media yang berupa
replika kue terang bulan. Menurut peneliti, beberapa siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
menggunakan media dengan baik. Meskipun media yang disediakan
pada pertemuan kedua bukan media nyata tetapi beberapa siswa
menggunakannya dengan baik untuk membantu pemecahan masalah.
Menurut peneliti penggunaan media dan alat peraga dalam
pembelajaran juga dapat menarik perhatian siswa. Saat
menggunakan media apel beberapa siswa tampak antusias dan lebih
bersemangat. Selama pembelajaran beberapa siswa tampak ingin
mencoba menggunakan media yang disediakan guru.
Pada kondisi awal guru mengajar tanpa menggunakan alat
peraga dan media. Maka dari itu, pembelajaran menjadi monoton
dan beberapa siswa sering terlihat bosan. Hal ini sangat berbeda
dengan pembelajaran yang menerapkan pendekatan PMRI. Menurut
peneliti, beberapa siswa terlihat lebih aktif dan bersemangat
pembelajaran yang menerapkan PMRI.
Gambar 4. 7 Siswa menggunakan pasir sebagai media
pembelajaran
Penggunaan media nyata juga dapat membantu pemahaman
siswa. Hal ini terlihat misalnya pada saat guru mengatakan nilai
setengah bagian apel. Melalui media nyata yang berupa setengah
bagian apel siswa dapat melihat secara langsung bahwa makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
setengah bagian yang dimaksud adalah satu dari dua potongan yang
sama besar. Media berupa apel juga membantu siswa untuk melihat
secara langsung permasalahan yang digambarkan dalam soal cerita.
Misalnya, satu per empat bagian apel adalah separuh dari potongan
apel yang nilainya setengah.
Gambar 4.8 Siswa menggunakan media berupa apel
Pada pertemuan kedua guru juga menggunakan media berupa
fraction wall. Media ini digunakan guru untuk membantu siswa
memahami bagaimana cara menentukan pecahan senilai. Pecahan
senilai perlu diketahui oleh siswa untuk menjumlahkan pecahan
yang berbeda penyebut. Pecahan yang berbeda penyebut harus
disamakan terlebih dahulu penyebutnya sebelum dijumlahkan. Maka
dari itu, siswa perlu mengenal pecahan senilai untuk menyamakan
penyebut.
Pada saat pembelajaran guru tidak langsung menjelaskan
kepada siswa bagaimana cara menemukan pecahan senilai dengan
fraction wall. Siswa terlebih dahulu harus melengkapi fraction wall
secara bergantian di depan kelas. Selama melengkapi fraction wall
siswa diberi kebebasan. Siswa bebas untuk menempelkan potongan-
potongan kertas pada papan yang terbuat dari kertas manila. Setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
potongan-potongan kertas ditempel maka guru membimbing siswa
untuk menemukan nilai masing-masing potongan kertas. Berikut ini
adalah transkrip data II: 25-30 saat siswa melengkapi fraction wall.
Guru mengajak siswa untuk melengkapi fraction wall yang ada
di papan tulis.
G : Ini namanya Fraction wall, terus ini ada kertas nanti
saya suruh menempel. Ini nanti kalau dibagi dua
menjadi berapa? (Guru mengangkat potongan kertas
yang akan ditempel pada fraction wall). Sekarang
yang pertama ini. Ini ada fraction wall, ini ada angka
satu (Guru menunjuk pada potongan kertas fraction
wall yang telah ditempel). Kalau dibagi dua menjadi
berapa?
S20 : (Siswa mengambil kertas berwarna kuning kemudian
menempelkan kertas pada fraction wall di papan
tulis)
G : Ya, terus kelompoknya Uswatun.
S12 :(Siswa mengambil kertas berwarna kuning kemudian
menempelkan tepat di samping kertas yang ditempel
S20 pada kertas fraction wall di papan tulis)
G : Kelompoknya si Fahri! Sudah sekarang mundur. Ini
tinggal menuliskan di fraction wall, satu dibagi dua
ditulis hasilnya berapa? Satu dulu! Hasilnya berapa?
Yang besar.
S5 : (Siswa menuliskan
)
Gambar 4.9 Siswa melengkapi fraction wall
Selain menempelkan, siswa juga harus menuliskan nilai
masing-masing potongan kertas yang telah ditempel. Penggunaan
fraction wall sangat membantu siswa dalam menyamakan
penyebut. Fraction wall dapat digunakan untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
bagaimana cara menyamakan penyebut tanpa menggunakan
perkalian penyebut pada pecahan yang akan dijumlahkan.
3) Menggali pengetahuan awal yang dimiliki siswa
Selama pembelajaran guru tidak langsung menyampaikan
materi yang akan dipelajari. Sebelum pembelajaran dimulai pada
beberapa pertemuan guru menggali pengetahuan awal siswa.
Pengetahuan awal siswa penting untuk diketahui oleh seorang guru
agar dapat mengetahui seberapa jauh konsep awal yang sudah
dimiliki siswa tentang materi yang akan dipelajari.
Pada pertemuan pertama guru menggali pengetahuan awal
siswa tentang konsep pecahan. Guru menggunakan benda-benda
nyata seperti buah apel dan jambu. Pada kegiatan awal guru
mengajukan pertanyaan apakah setengah buah apel dan setengah
buah jambu itu sama. Setelah itu, guru mengajukan beberapa
pertanyaan berdasarkan jawaban siswa untuk mengetahui lebih jauh
kemampuan awal siswa. Berikut ini merupakan transkrip data I: 11-
19 yang menggambarkan kegiatan tanya jawab antara guru dan siswa
saat kegiatan awal pembelajaran pertemuan pertama.
G : Sekarang saya suruh maju, nggih (artinya: ya). Riski,
yang satu putri Aurel. Aurel sama Riski sekarang
dibelah menjadi dua. Tapi hati-hati! Di bawah!
Sekarang sudah dibagi dua? Itu hasilnya dilihatkan.
Nah, ini apel dan jambu dibagi dua itu sama tidak?
(Guru bertanya pada seluruh siswa)
SS : Sama. (Siswa menjawab secara serentak)
G : Sama? Sama karena dibagi dua. Ini nilainya sama
tetapi berbeda karena bentuknya dan jenisnya
berbeda. Jambu yang sudah dibelah menjadi nilainya
itu menjadi berapa? (Guru bertanya kepada siswa
sambil menunjukkan buah jambu yang sudah dibelah)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
SS : Satu per dua. (Siswa menjawab secara serentak)
G : Ini tempatnya Riski? (Guru menunjukkan apel yang
telah dibelah)
SS : Satu per dua.
G : Satu per dua itu atau berapa?
SS : Setengah
G : Setengah. Nah, jadi nilainya sama. (Guru
menegaskan kembali bahwa nilai dari setengah jambu
dan setengah apel sama)
Gambar 4.10 Guru melakukan tanya jawab
Pada transkrip di atas beberapa siswa menjawab bahwa
masing-masing nilai dari satu potong apel dan jambu adalah satu
perdua. Jawaban yang dinyatakan oleh siswa adalah tepat. Selama
kegiatan tanya jawab peneliti sudah dapat melihat upaya guru untuk
menggali pengetahuan siswa. Guru memberikan pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Akan tetapi, dalam kegiatan tanya jawab guru kurang memberikan
pertanyaan yang lebih mendalam, misalnya menanyakan arti dari
kata satu per dua. Pada kegiatan tersebut guru hanya menanyakan
kata lain dari satu per dua sehingga pengetahuan awal siswa belum
dapat diketahui lebih banyak lagi.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
selama pembelajaran sudah muncul adanya penggunaan konteks,
baik oleh siswa maupun guru. Penggunaan konteks yang muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
antara lain penggunaan masalah kontekstual dalam bentuk soal cerita
yang digunakan sebagai titik awal pembelajaran. Penggunaan
konteks juga terlihat pada penggunaan media dan alat peraga selama
pembelajaran. Menurut peneliti, penggunaan media dan alat peraga
dapat menarik perhatian siswa dan membantu siswa untuk
menemukan strategi dalam memecahkan permasalahan sehingga
siswa lebih memahami konsep. Meskipun demikian, masih terdapat
kekurangan selama pembelajaran. Penggalian pengetahuan awal
siswa masih terbatas. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh
guru kurang bisa menggali pengetahuan awal siswa.
c. Rangkuman Karakteristik Penggunaan Konteks yang Muncul dalam
Implementasi
Berikut ini merupakan rangkuman transkrip dari implementasi
pembelajaran yang menampakkan karakteristik penggunaan konteks.
No Aspek Transkrip
1 Menggunakan masalah kontekstual
a. Menggunakan
soal cerita
yang dekat
dengan
kehidupan
siswa
Pertemuan I
24. G : “Sekarang dilihat! Siapa yang bicara terus
kelompoknya nanti tidak dapat bintang lho.
Pada soal nomor 1 kamu pahami! Ayah
mempunyai sebuah apel. Apel itu dibagi
menjadi 4 potongan yang sama besar,
kemudian diberikan kepada ibu dan Ani. Ibu
mendapat 2 potongan apel. Ani
mendapatkan potongan apel. Berapa bagian
apel yang diberikan kepada Ibu dan Ani dari
keseluruhan apel tadi?” (Guru membacakan
soal pada LKS kemudian membagikan kertas
manila kepada siswa untuk menuliskan
jawaban sesuai cara yang mereka temukan
masing-masing di dalam kelompok). “Yang
bicara terus tidak dapat bintang!“Sudah?
Kelompoknya ditulis!” (Guru membagikan
spidol untuk menuliskan jawaban siswa).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
50. G: “Pada hari Selasa ibu membeli susu
sebanyak
liter. Lalu pada hari Kamis ibu
membeli lagi
liter untuk persediaan sampai
hari Jumat. Jadi keseluruhannya adalah
liter
+
liter =
= 1 liter. Jadi, keseluruhannya
adalah
= 1 liter susu.” (Siswa membacakan
jawabannya sambil memperagakan dengan
menggunakan pasir dan gelas ukur).
Pertemuan II
12. G : “Nomor 15 siapa? 33? dst. Sekarang
berkelompok! Nomor 1-5, nomor 6-10, 11-
15, dst. Nanti tak suruh kelompoknya harus
bekerja sama tidak ada yang santai-santai!
Sekarang saya suruh maju kelompoknya
Kenanga. Dua orang saja. Dengarkan semua.
Disini ada kue terang bulan. Saya mau
membacakan. Pak Man mempunyai 1 buah
terang bulan yang dipotong menjadi 4. Dibagi
menjadi berapa tadi?”
14. G : “Tiba-tiba Bintang datang kemudian
meminta sepotong terang bulan milik Pak
Man. Sebelum Bintang pulang Pak Man
memberikan lagi 1 potong terang bulan.
Berapa bagian terang bulan yang dimiliki
Bintang? Nah sekarang Kenanga memotong
terang bulan tadi diberikan kepada siapa
tadi?”
16. G : “Pak Man mempunyai 1 buah terang bulan
yang dipotong menjadi 4 bagian sama besar.
Tiba-tiba Bintang datang terus dikasih satu
potong. Sekarang dipotong! Satu dipotong!”
20. G : “Bintang dikasih sepotong kue terang bulan
milik Pak Man. Dengarkan lagi! Sebelum
Bintang pulang Pak Man memberikan lagi 1
potong.”
70. G : “No.1 soalnya diperhatikan dulu. Pak man
mempunyai 1 buah martabak yang dipotong
menjadi 2 bagian yang sama besar. Satu
potong akan diberikan kepada Bintang.
Karena rasanya enak Bintang minta lagi
setengah bagian dari sisa martabak. Berapa
bagian martabak yang diberikan kepada
Bintang dari 1 martabak yang utuh?” (Guru
membantu siswa untuk memahami
permasalahan yang harus diselesaikan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
83. S22 : “Paman mempunyai sebidang tanah
seluas 600 m2.
bagian tanah ditanami
jagung dan 150 m2 dari luas tanah semula
ditanami cabe. Berapa bagian luas tanah yang
telah ditanami oleh paman?” (Siswa
membacakan soal terlebih dahulu sebelum
membacakan jawabannya).“Luas tanah yang
ditanami adalah
=
=
. Jadi bagian
yang ditanami paman adalah
.”
Pertemuan III
1. G : “Nanti ada yang tak suruh maju nggih.
Sebelum kita berkelompok saya suruh maju.
Ini saya kasih tanda nama. 27, 13, 31, dst.
Saya suruh maju, Agil ke depan. Dengarkan
nggih! Semua juga mendengarkan. Sudah
dipakai semua!” (Guru memperingatkan
siswa yang masih bermain nomor panggil).
“Ini ada soal kamu pahami. Yeska membuat
1 loyang puding. Kamu tahu puding?”
2. SS : “Tahu” (Siswa menjawab pertanyaan guru)
3. G : “Yeska membawa 1 loyang puding untuk
dijual dan membaginya menjadi 6 potong
sama besar kemudian saat berkeliling Adi
membeli puding Yeska sebanyak 2 potong.
Berapa bagian puding Yeska yang telah
terjual? Membagi menjadi 6 potong.”
23. G: “Ayah memetik buah rambutan di kebun
untuk dibawa ke rumah nenek sebanyak
kg.”(Guru membantu siswa memahami soal
lalu siswa menuliskan soal di papan
tulis).“Setelah itu kakak juga memetik
sebanyak
kg dan kemudian dicampurkan.
Berapa kilogram rambutan yang akan dibawa
ke rumah nenek? Ya dihitung!”
36. S4 : “Ibu mempunyai puding kemudian dibagi 8
bagian lalu ibu memberikan 2 bagian puding
kepada Avika. Kemudian ibu memberikan 1
lagi kepada Avika. Berapa bagian puding
yang diberikan kepada Avika?”
47. S17: “Budi mengecat kamar dan menghabiskan
setengah kaleng cat. Setelah selesai mengecat
kamar, Budi kemudian mengecat pagar dan
menghabiskan setengah dari sisa cat yang
telah digunakan sebelumnya. Berapakah
jumlah cat yang dihabiskan Budi untuk
mengecat kamar dan pagar?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Pertemuan IV
7. G: “Ayo dikerjakan! Soalnya sudah belum ini?”
(Guru menyuruh siswa mengerjakan masalah
kontekstual dalam bentuk soal cerita).
b. Permasalahan
kontekstual
yang
disampaikan
mampu
mengarahkan
siswa
menemukan
konsep
Pertemuan I
50. S8: “Pada hari Selasa ibu membeli susu
sebanyak
liter. Lalu pada hari Kamis ibu
membeli lagi
liter untuk persediaan sampai
hari Jumat. Jadi, keseluruhannya adalah
liter
+
liter =
= 1 liter. Jadi, keseluruhannya
adalah
= 1 liter susu.”(Siswa membacakan
jawabannya sambil memperagakan dengan
menggunakan pasir dan gelas ukur).
54. S9 : “Pada hari Selasa
liter susu kedelai.
Pada hari Kamis
liter susu kedelai. Jadi,
=
atau 1 liter untuk persediaan hari
Jumat. Jadi, keseluruhan susu yang dibeli ibu
adalah
atau 1 liter.” (Siswa membacakan
jawaban serta menunjukkan gambar yang
mereka buat. Kemudian siswa no.9
menunjukkan cara menggunakan alat peraga
dalam mengerjakan soal).
Pertemuan II
77. S32 : “Pak man mempunyai 1 buah martabak
yang dipotong menjadi 2 bagian yang sama
besar. Satu potong akan diberikan kepada
Bintang. Karena rasanya enak Bintang minta
lagi setengah bagian dari sisa martabak.
Berapa bagian martabak yang diberikan
kepada Bintang dari 1 martabak yang
utuh?Jawabannya adalah
=
=
bagian.”
83. S22 : “Paman mempunyai sebidang tanah
seluas 600 m2.
bagian tanah ditanami
jagung dan 150 m2 dari luas tanah semula
ditanami cabe. Berapa bagian luas tanah yang
telah ditanami oleh paman?” (Siswa
membacakan soal terlebih dahulu sebelum
membacakan jawabannya).“Luas tanah yang
ditanami adalah
=
=
. Jadi bagian
yang ditanami paman adalah
”
87. S22: “Paman mempunyai sebidang tanah seluas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
600 m2.
bagian tanah ditanami jagung dan
150 m2 dari luas tanah semula ditanami cabe.
Berapa bagian luas tanah yang ditanami
paman?”
Pertemuan III
7. G : “Ya ditunjukkan! Tadi satu dibagi menjadi
6. Saat akan berkeliling menjajakan
dagangannya, paman membeli pudingnya
sebanyak 3 potong.” (Guru meminta S32
untuk maju ke depan). “Paman. Yang menjadi
paman Riski. Riski Romadhon membeli
puding 3 potong. Yeska membuat 1 loyang
puding untuk dijual dan membaginya menjadi
6 potong sama besar. Saat akan berkeliling
menjajakan dagangannya, Paman membeli
pudingnya sebanyak 3 potong. Ayo yang
dijual 3 potong.”
23. G : “Ayah memetik buah rambutan di kebun
untuk dibawa ke rumah nenek sebanyak
kg.”(Guru membantu siswa memahami soal
lalu siswa menuliskan soal di papan
tulis).“Setelah itu kakak juga memetik
sebanyak
kg dan kemudian dicampurkan.
Berapa kilogram rambutan yang akan dibawa
ke rumah nenek? Ya dihitung!”
41. S : “Ibu mempunyai puding yang dibagi
menjadi 8 bagian yang sama besar kemudian
diberikan 2 bagian kepada Avika. Karena
masih banyak ibu memberikan lagi 1 bagian.
Berapa banyak puding yang diberikan kepada
Avika? Jawabannya
=
bagian yang
diberikan kepada Avika.”
47. S17 : Budi mengecat kamar tidur dan
menghabiskan setengah kaleng cat. Setelah
selesai mengecat kamar Budi kemudian
mengecat pagar dan menghabiskan setengah
dari sisa cat yang telah digunakan
sebelumnya. Berapakah jumlah cat yang
dihabiskan Budi untuk mengecat kamar dan
pagar?
Pertemuan IV
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
c. Permasalahan
kontesktual
yang
disampaikan
mudah
dimengerti
siswa
Pertemuan I
13. G : “Sama? Sama karena dibagi dua. Ini
nilainya sama tetapi berbeda karena
bentuknya dan jenisnya berbeda. Jambu yang
sudah dibelah nilainya itu menjadi berapa?
(Guru bertanya kepada siswa sambil
menunjukkan buah jambu yang sudah
dibelah)”
14. SS : “Satu per dua. (Siswa menjawab secara
serentak)”
Pertemuan II
71. S32 : “Martabak terang bulan dipotong menjadi
2 bagian. Lalu satu potong diberikan kepada
Bintang. Karena rasanya enak Bintang minta
lagi. Ini diberikan kepada Bintang lalu tinggal
segini kan? Bintang minta lagi. Jadi setengah
dari setengah.” (S32 memotong kembali
setengah bagian martabak terang bulan
menjadi dua bagian yang sama besar setelah
itu membagikan replika kue terang bulan
kepada teman-temannya sambil
menjelaskan). “Lalu Bintang minta lagi
setengah bagian dari sisa.”
74. BS : “Setengah”
79. S : “Tiga per empat” (Siswa menjawab
pertanyaan dari guru)
Pertemuan III
10. G : “Kemudian saat berkeliling Adi membeli
puding Yeska sebanyak 2 potong.”
11. S5: (Siswa memberikan lagi 2 potong puding
kepada S24)
12. G : “Berapa bagian puding Yeska yang telah
terjual? Berapa jumlah puding Yeska yang
telah terjual? Menjadi berapa Agil?”
13. S5: “
”
Pertemuan IV
-
2 Menggunakan media dan alat peraga
a. Media dan
alat peraga
yang
digunakan
mudah
ditemukan/
dekat dengan
siswa.
Pertemuan I
11. G : “Sekarang saya suruh maju, nggih (artinya:
ya). Riski, yang satu putri. Aurel. Aurel sama
Riski, sekarang dibelah menjadi dua. Tapi
hati-hati! Di bawah! Sekarang sudah dibagi
dua? Itu hasilnya dilihatkan! Nah, ini apel
dan jambu dibagi dua itu sama tidak?”(Guru
bertanya pada seluruh siswa)
50. G : “Ini tempatnya Riski?”(Guru menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
apel yang telah dibelah)
52. S33 : “Pada hari Selasa ibu membeli susu
kedelai sebanyak
liter. Pada hari Kamis ibu
membeli lagi
liter untuk persediaan sampai
hari Jumat. Jadi keseluruhan susu adalah
liter ditambah
liter =
liter susu
kedelai.”(Siswa membacakan jawabannya
kemudian menunjukkan cara menghitung
dengan menggunakan alat peraga)
54. G : “Pada hari Selasa
liter susu kedelai. Pada
hari Kamis
liter susu kedelai. Jadi,
=
atau 1 liter untuk persediaan hari Jumat. Jadi,
keseluruhan susu yang dibeli ibu adalah
atau 1 liter.”(Siswa membacakan jawaban
serta menunjukkan gambar yang mereka
buat. Kemudian S9 menunjukkan cara
menggunakan alat peraga dalam
mengerjakan soal).
Pertemuan II
17. S14 : (Siswa memotong kue terang bulan
menjadi 4 bagian).
19. S30 : (S14 memberikan sepotong martabak
terang bulan kepada S30).
21. S14: (Memberikan lagi sepotong terang bulan
kepada S30).
25. G : “Ini namanya fraction wall, terus ini ada
kertas nanti saya suruh menempel. Ini nanti
kalau dibagi dua menjadi berapa?” (Guru
mengangkat potongan kertas yang akan
ditempel pada fraction wall). “Sekarang yang
pertama ini. Ini ada fraction wall, ini ada
angka satu.”(Guru menunjuk pada potongan
kertas fraction wall yang telah ditempel).
“Kalau dibagi dua menjadi berapa?”
26. S20: (Mengambil kertas berwarna kuning
kemudian menempelkan kertas pada fraction
wall di papan tulis)
28. S12 : (Mengambil kertas berwarna kuning
kemudian menempelkan tepat di samping
kertas yang ditempel S20 pada kertas fraction
wall di papan tulis)
44. S29 : “Menempelkan kertas warna biru di
barisan keempat.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
53. G : “Nah, ini jadi
yang ini
. Dibagi dua
menjadi?” (Guru menunjuk pada kertas
pertama yang utuh)
55. G:“Seperdua atau setengah. Terus yang kedua
ini dibagi?” (Guru menunjuk pada kertas
baris ketiga yang berwarna hijau)
72. S28 : “Ini bagian Bintang.”(Siswa menyodorkan
bagian martabak kepada temannya).
78. G : “Ya, ini ditunjukkan (Guru meminta S33
menunjukkan potongan replika martabak
terang bulan). Ini satu, tadi diminta Bintang
setengah, terus yang satunya dibagi dua
menjadi seperempat. Jadi berapa bagiannya
Bintang?” (Guru memperjelas kembali
jawaban untuk mengetahui apakah siswa
benar-benar sudah paham)
Pertemuan III
14. S5 :(Siswa memotong replika puding yang
telah disediakan)
8. S5 : (Siswa mengambil 3 potong puding)
Pertemuan IV
-
b. Media dan
alat peraga
dapat
menarik
perhatian
siswa
Pertemuan I
13. G : Sama? Sama karena dibagi dua. Ini
nilainya sama tetapi berbeda karena bentuknya
dan jenisnya berbeda. Jambu yang sudah
dibelah menjadi nilainya itu menjadi berapa?
(Guru bertanya kepada siswa sambil
menunjukkan buah jambu yang sudah dibelah)
14. SS : “Satu per dua”(Siswa menjawab serentak)
26. G : “Gantian! Gantian!” (Guru meminta siswa
bergantian saat mengambil pasir).
Pertemuan II
71. S32 : “Martabak terang bulan dipotong menjadi
2 bagian. Satu potong diberikan kepada
Bintang. Karena rasanya enak Bintang minta
lagi. Ini diberikan kepada Bintang lalu tinggal
segini kan? Bintang minta lagi. Jadi setengah
dari setengah (S32 memotong kembali
setengah bagian martabak terang bulan
menjadi dua bagian yang sama besar setelah
itu membagikan replika kue terang bulan
kepada teman-temannya sambil
menjelaskan).
Pertemuan III
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
D. Refleksi Implementasi
Pada kegiatan implementasi produk, indikator penggunaan masalah
kontekstual sebagai starting point pembelajaran secara keseluruhan sudah
muncul meskipun belum maksimal. Penggunaan masalah kontekstual dalam
pembelajaran sudah muncul pada setiap pertemuan pembelajaran.
Pertemuan IV
-
3 Menggali pengetahuan awal yang dimiliki siswa
a. Pengetahuan
awal yang
digali sesuai
dengan
materi
Pertemuan I
8. G : “Buah jambu dengan apel itu sama tidak?”
11. G : “Sekarang saya suruh maju ya. Riski, yang
satu putri. Aurel.Aurel sama Riski, sekarang
dibelah menjadi dua. Tapi hati-hati! Di
bawah! Sekarang sudah dibagi dua? Itu
hasilnya dilihatkan. Nah, ini apel dan jambu
dibagi dua itu sama tidak?”(Guru bertanya
pada siswa)
13. G : “Sama? Sama karena dibagi dua. Ini
nilainya sama tetapi berbeda karena
bentuknya dan jenisnya berbeda. Jambu yang
sudah dibelah menjadi nilainya itu menjadi
berapa?” (Guru bertanya kepada siswa
sambil menunjukkan buah jambu yang sudah
dibelah)
14. SS : “Satu per dua”(Siswa serentak menjawab)
15. G : “Ini tempatnya Riski?” (Guru menunjukkan
apel yang telah dibelah)
16. SS: “Satu per dua”
17. G : “Satu per dua itu atau berapa?”
18. BS: “Setengah”
Pertemuan II
22. G :“Ya, berapa bagian yang dimiliki Bintang?”
Pertemuan III
3. G : “Yeska membawa 1 loyang puding untuk
dijual dan membaginya menjadi 6 potong
sama besar, kemudian saat berkeliling Adi
membeli puding Yeska sebanyak 2 potong.
Berapa bagian puding Yeska yang telah
terjual? Membagi menjadi 6 potong.”
Pertemuan IV
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Permasalahan kontekstual yang disajikan dalam bentuk soal cerita sudah
dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru sebagai titik awal untuk kegiatan
pembelajaran. Masalah kontekstual yang digunakan dapat membantu siswa
memahami konsep penjumlahan pecahan.
Pemanfaatan media dalam pembelajaran juga sudah baik sesuai dengan
yang direncanakan pada RPP. Penggunaan media pada pembelajaran dapat
membantu siswa untuk memahami permasalahan yang disajikan. Penggunaan
media pada setiap pertemuan dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa
bersemangat dalam belajar. Media yang digunakan dalam pembelajaran juga
sangat membantu siswa dalam menemukan strategi pemecahan masalah
kontekstual yang disajikan.
Pada kegiatan pembelajaran guru juga menggali pengetahuan awal
siswa sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Akan tetapi, aspek ini belum
muncul secara maksimal. Pada pertemuan ke-2 dan ke-3, guru belum
menggali pengetahuan siswa secara mendalam. Pertanyaan yang diberikan
guru kepada siswa masih berupa pertanyaan-pertanyaan dasar. Menurut
peneliti, hal ini dikarenakan guru masih terbiasa dengan cara mengajar
sebelumnya. Guru belum terbiasa melakukan tanya jawab dengan siswa untuk
mengetahui lebih dalam kemampuan awal yang dimiliki siswa. Maka dari itu,
hal yang perlu diperbaiki adalah kreativitas guru dalam melakukan tanya
jawab dengan siswa. Hal ini sangat penting untuk menggali pengetahuan
siswa tentang materi yang akan dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produk pengembangan perangkat pembelajaran pecahan yang
menggunakan masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran
dengan pendekatan PMRI yang dihasilkan meliputi:
1. Silabus
Silabus yang disusun mengakomodasi karakteristik PMRI,
khususnya penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point
pembelajaran. Indikator pada silabus dihubungkan dengan karakteristik
PMRI. Indikator menunjukkan munculnya perilaku yang berhubungan
dengan pemecahan masalah kontekstual.
2. RPP
Pada RPP penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point
pembelajaran tercermin pada langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran mengarahkan siswa untuk menemukan konsep
melalui permasalahan kontekstual yang disajikan guru. Siswa
memecahkan permasalahan kontekstual melalui kegiatan diskusi.
3. LKS
Pada LKS penggunaan masalah kontekstual sebagai starting point
pembelajaran tampak pada soal-soal cerita. Soal cerita pada LKS
merupakan permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. Soal yang
disajikan digunakan sebagai titik awal untuk pembelajaran selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
4. Bahan Ajar
Bahan ajar yang dikembangkan menggunakan contoh-contoh
permasalahan kontekstual. Permasalahan kontekstual yang digunakan
ditujukan untuk memudahkan siswa memahami konsep. Selain itu, pada
bahan ajar juga terdapat gambar-gambar benda nyata untuk membantu
siswa dalam memahami bahan ajar.
5. Evaluasi
Evaluasi yang disusun oleh peneliti menunjukkan adanya
penggunaan masalah kontekstual pada soal-soal yang disajikan. Penilaian
yang dibuat juga mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Penilaian yang mencakup ketiga aspek tersebut mencerminkan adanya
keterkaitan antara penilaian terhadap siswa dengan karakteristik PMRI.
Pengembangan perangkat pembelajaran penjumlahan pecahan dengan
pendekatan PMRI terdiri dari enam tahap, yaitu: 1) potensi dan masalah,
yaitu tahap untuk menganalisis kebutuhan pembelajaran matematika di kelas,
2) pengumpulan data, yaitu tahap untuk mencari dan menambah informasi
terkait dengan pengembangan desain, 3) desain produk merupakan tahap
pengembangan produk berupa silabus, RPP, LKS, bahan ajar dan evaluasi, 4)
validasi desain, yaitu tahap penilaian produk oleh ahli untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan produk, 5) revisi desain, yaitu tahapan yang
ditujukan untuk perbaikan produk sesuai hasil validasi desain, dan 6)
implementasi, yaitu tahapan yang ditujukan untuk meyakinkan bahwa produk
yang telah dikembangkan layak untuk diujicobakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan beberapa saran
sebagai berikut.
1. Saran untuk Peneliti Lain
a. Pengembangan perangkat pembelajaran matematika yang menggunakan
masalah kontekstual sebagai starting point pembelajaran hendaknya
dibuat lebih kreatif dan menarik.
b. Penelitian pengembangan ini baru dilaksanakan sampai tahap
implementasi. Penelitian dapat dilanjutkan sampai tahap produksi
massal agar dapat dihasilkan perangkat pembelajaran matematika yang
inovatif.
2. Saran untuk Guru
a. Guru hendaknya mempelajari perangkat pembelajaran dengan baik
sebelum menerapkannya dalam pembelajaran. Guru juga dapat
mengembangkan rancangan RPP dan menyesuaikan dengan kebutuhan
serta situasi siswa dan lingkungan sekitar siswa.
b. Guru sebaiknya lebih banyak melakukan kegiatan tanya jawab untuk
menggali pengetahuan awal siswa sebelum masuk ke materi
pembelajaran.
3. Saran untuk Program Studi
a. Penelitian pengembangan (R & D) merupakan penelitian yang jarang
dilakukan. Maka dari itu, sebaiknya penelitian pengembangan lebih
ditingkatkan agar dapat memperbanyak literatur tentang penelitian
pengembangan, khususnya bagi Program Studi PGSD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media
bekerjasama dengan FIP UNY.
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan KTSP Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: BSNP.
Copeland, Richard W. 1967. Mathematics and The Elementary Teacher. Tokyo:
Toppan Company.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Fatimah, Setiani . 2011. Pengembangan Asesmen Alternatif dalam Pembelajaran
Matematika dengan Pendekatan Realistik di Sekolah Dasar. Disertasi tidak
diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Harjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Heruman. 2008. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Hudoyo, Herman. 1979. Pengembangan Kurikulum Matematika dan
Pelaksanaannya di Depan Kelas. Surabaya: Usaha Nasional.
Johnson, Elaine. 2010. Contextual Teaching & Learning. Bandung: Mizan Media
Utama.
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Marsigit. 2009. Matematika 1 untuk SMP Kelas VII. Jakarta: Yudhistira.
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Disain Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Prabowo, Anggit. 2009. Meningkatkan Pemahaman Konsep Berhitung pada
Siswa Kelas IIA SD Negeri Percobaan 2 Depok dalam Pembelajaran
Matematika melalui Pendekatan Realistik. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Soedjadi, R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sukayati. 2003. Pelatihan Supervisi Pengajaran untuk Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Supinah. 2008. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual
dalam Melaksanakan KTSP.Yogyakarta: PPPPTK.
Suryanto, dkk. 2010. Sejarah Pendidikan Matematika Realistik Indonesia.
Jakarta: Tim PMRI.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
______. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan & Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Trivieri, Lawrence A. 1989. Basic Mathematics. New York :McGraw Hill.
Universitas Sanata Dharma. 2004. Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
Wijaya, Ariyadi. 2011. Pendidikan Matematika Realistik. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Yuniarti, Yohana. 2010. Karakteristik Pendekatan Pendidikan Matematika
Realistik dalam Pembelajaran Bangun Ruang di Kelas IC SD Kanisius
Demangan Baru Yogyakarta Semester I Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi.
Universitas Sanata Dharma.
Rusdi, Andi. 2008. Perangkat Pembelajaran. Diakses tanggal 22 Juni 2012, dari
http://anrusmath.wordpress.com/2008/09/29/perangkat-pembelajaran/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Hasil Analisis Kebutuhan melalui Observasi
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo II
Tanggal Pengamatan : 13, 16, dan 17 Januari 2012
1. Pengamatan terhadap penggunaan konteks
No Aspek Narasi Singkat
1 Menggunakan masalah
kontekstual
d. Menggunakan soal
cerita yang dekat dengan
kehidupan siswa
Guru langsung menjelaskan materi
sesuai contoh pada buku paket tanpa
mengkaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari
e. Permasalahan
kontekstual yang
disampaikan mampu
mengarahkan siswa
menemukan konsep
Guru hanya memberikan soal yang
sudah ada di buku paket. Soal yang
diberikan berbentuk isian dan kurang
mengarahkan siswa untuk menemukan
konsep karena konsep sudah dijelaskan
guru pada awal pembelajaran.
f. Permasalahan
kontesktual yang
disampaikan mudah
dimengerti siswa
Selama pembelajaran guru tidak
menggunakan permasalahan
kontekstual. Guru hanya memberikan
soal yang berbentuk isian singkat
sehingga siswa langsung menerapkan
penggunaan rumus yang disampaikan
oleh guru.
2 Menggunakan media dan
alat peraga
c. Media dan alat peraga
yang digunakan mudah
ditemukan/dekat dengan
siswa.
Media yang digunakan guru berupa
papan tulis. Guru belum menggunakan
media dan alat peraga yang dapat
memfasilitasi siswa menemukan strategi
pemecahan soal.
d. Media dan alat peraga
dapat menarik perhatian
siswa
Media yang digunakan guru tidak dapat
menarik perhatian siswa. Beberapa
siswa terlihat sering berbicara dengan
temannya saat guru menjelaskan. Selain
itu, beberapa siswa terlihat kurang
bersemangat dan mengantuk saat
pembelajaran.
3 Menggali pengetahuan
awal yang dimiliki siswa
b. Pengetahuan awal yang
digali sesuai dengan
materi
Guru tidak tampak menggali
pengetahuan siswa, baik melalui
pertanyaan langsung maupun pre test.
Lampiran 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2. Pengamatan terhadap penggunaan pemodelan
No Aspek Narasi
1. Penggunaan strategi
informal oleh siswa dalam
pemecahan masalah
Saat proses pembelajaran guru tidak
memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyelesaikan soal dengan cara
sendiri. Siswa hanya menyelesaikan
soal sesuai cara yang diberikan guru
yaitu dengan menggunakan rumus
matematika sehingga siswa tidak
menggunakan strategi informal untuk
memecahkan soal atau masalah.
2. Penggunaan strategi
formal oleh siswa dalam
pemecahan masalah
a. Memodelkan masalah
dalam kalimat
matematika
Siswa bisa memodelkan masalah
menggunakan kalimat matematika
seperti contoh yang diberikan guru.
b. Menggunakan rumus
matematika dalam
pemecahan masalah
Siswa menyelesaikan masalah yang
diberikan guru menggunakan rumus
yang diajarkan oleh guru.
c. Menggunakan langkah-
langkah matematis
dalam pemecahan
masalah
Siswa tidak menuliskan langkah-
langkah matematis.
3. Pembimbingan oleh guru
dalam menjembatani
strategi informal siswa ke
strategi formal
a. Guru memberi
pertanyaan yang
mengarah ke strategi
formal
Guru tidak membimbing siswa
menggunakan strategi informal yang
mengarah ke strategi formal.
b. Guru memberi soal
dengan konteks lain
yang mengarah ke
strategi formal
Soal yang diberikan guru sudah
mengarah ke strategi formal.
c. Guru memberi contoh
analogi yang mengarah
ke strategi formal
Guru tidak memberi contoh analogi
yang mengarahkan siswa ke strategi
formal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
3. Pengamatan terhadap interaktivitas dalam pembelajaran
No. Aspek Keterangan
1. Guru dan Siswa
a. Membangun norma
kelas
Guru tidak menyampaikan kesepakatan
kelas di awal pembelajaran.
b. Mengadakan tanya
jawab selama pelajaran
berlangsung
Tidak ada tanya jawab yang terjadi
selama pembelajaran baik antara guru
dengan siswa maupun siswa dengan
siswa
c. Melakukan demonstrasi
dengan menggunakan
media pembelajaran
Tidak ada domonstrasi yang dilakukan,
baik yang dilakukan guru sendiri
maupun guru dengan melibatkan
siswa
d. Membimbing siswa
dalam memecahkan
masalah berupa soal
yang diberikan guru
1) Guru tidak membimbing siswa dalam
memahami masalah berupa soal yang
diberikan guru.
2) Siswa hanya menyimak pembahasan
soal oleh guru yang ditulis di papan
tulis
3) Terjadi kesalahan penulisn letak
pecahan pada garis bilangan karena
guru belum memahami dengan baik
konsep pecahan
e. Memfasilitasi negosiasi
antar siswa
1) Tidak ada negosiasi antar siswa dalam
memecahkan masalah
2) Guru hanya memberikan jawaban dari
soal yang dibahas tanpa merespon
ketidakpahaman siswa
f. Melakukan penilaian
proses
Guru tidak melakukan penilaian proses
g. Melakukan penilaian
produk
Guru melakukan penilaian produk
hanya dari tugas berupa soal yang telah
diselesaikan oleh siswa
h. Memberikan penguatan Guru tidak memberikan penguatan
kepada siswa
2. Siswa dan siswa
a. Mempresentasikan hasil
pekerjaan
Tidak ada presentasi yang dilakukan
oleh siswa
b. Melakukan kerjasama
dengan siswa lain
Siswa tidak melakukan kerja sama
dalam menyelesaikan soal. Siswa
menyelesaikan soal secara individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
c. Menyampaikan
pendapat/ pertanyaan
Tidak ada penyampaian pendapat atau
pertanyaan oleh siswa.
d. Memberikan apresiasi
terhadap teman lain
Tidak ada apresiasi terhadap teman lain
karena aktivitas yang dilakukan siswa
dalam pembelajaran hanya
mendengarkan penjelasan guru dan
mengerjakan soal
e. Memperhatikan teman
yang menyampaikan
pendapat
Tidak ada siswa yang menyampaikan
pendapat sehingga tidak ada perhatian
siswa terhadap penyampaian pendapat
oleh teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
4. Pengamatan terhadap penggunaan kontribusi siswa
No Aspek Narasi
1 Pengungkapan berbagai
strategi yang digunakan
dalam pemecahan masalah
a. Munculnya berbagai cara
yang digunakan dalam
pemecahan masalah oleh
siswa
Permasalahan-permasalahan dari guru
dipecahkan siswa dengan menggunakan
langkah-langkah yang telah diberikan
guru. Siswa tidak mencari cara lain
untuk menjawab permasalahan dari
guru. Siswa terpaku pada langkah-
langkah penyelesaian masalah dari guru
untuk menjawab permasalahan tersebut.
b. Pemberian waktu yang
mencukupi kepada siswa
dalam pemecahan masalah.
Guru tidak memberikan waktu yang
cukup untuk digunakan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal dari guru. Guru
membahas soal-soal tersebut sebelum
semua siswa menyelesaikan menjawab
soal tersebut sehingga siswa yang
belum selesai menjawab soal hanya
mencontoh hasil jawaban di papan tulis
yang sudah dicocokkan oleh guru.
2 Pemberian tanggapan terhadap
strategi yang digunakan
a. Siswa memberi
komentar/saran terhadap
hasil pekerjaan siswa lain
a. Siswa jarang memberikan komentar
terhadap hasil jawaban dari siswa
lain.
b. Siswa menyimpulkan hasil
pelajaran (guru hanya
mengarahkan siswa)
b. Kesimpulan pembelajaran dilakukan
oleh guru saja.
3 Pemberian motivasi oleh guru
kepada siswa untuk
mengungkapkan pendapatnya
terhadap pemecahan masalah
a. Pemberian pertanyaan oleh
guru untuk memancing
siswa bertanya
Guru memberikan pertanyaan
pancingan berupa: “Ada pertanyaan apa
tidak?” Apabila tidak ada, guru
melanjutkan kembali pembelajaran.
4 Pemberian kesempatan oleh
guru kepada siswa untuk
mengungkapkan pendapat
Guru meminta siswa menjawab soal
yang diberikan guru di depan kelas.
5 Pengajuan pertanyaan oleh
siswa yang mengarah pada
pembangunan konsep
pembelajaran
Pengajuan pertanyaan dari siswa selama
pembelajaran tidak ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
5. Pengamatan terhadap penggunaan intertwining (keterkaitan)
No Aspek Narasi Singkat
1 Adanya kaitan materi
pecahan dengan materi
lainnya dalam satu mata
pelajaran matematika
a. Kaitannya dengan
materi bilangan bulat
(Penjumlahan Bilangan
Bulat)
Guru memberi contoh dengan
menjumlahkan pembilang pada
masing-masing pecahan. Guru
menjelaskan bahwa semakin besar
pembilang semakin ke kanan letaknya
pada garis bilangan.
b. Kaitannya dengan
materibilangan bulat
(Pembagian Bilangan
Bulat)
Guru menggambar sebuah puding
kemudian dipotong-potong menjadi 6.
Setelah itu guru menunjukkan 1
puding yang dibagi 6 menjadi 6
potong.
c. Kaitannya dengan
materi menyelesaikan
masalah yang berkaitan
dengan KPK
Guru tidak menggunakan apersepsi
atau soal-soal yang bermula dari cerita
permasalahan yang ada di sekitar.
Guru langung memberikan rumus cara
penyelesaian masalah.
2 Adanya kaitan materi
bilangan pecahan dengan
materi dari mata pelajaran
diluar matematika
a. Kaitannya dengan
materi di mata
pelajaran Bahasa
Indonesia
Guru belum menggunakan soal
berbentuk cerita untuk menarik
perhatian siswa dan menghubungkan
dengan peristiwa di sekitar siswa pada
awal pembelajaran.
b. Kaitannya dengan
materi di mapel IPS
Guru menegur siswa yang ramai saat
ada siswa lain yang menjawab soal.
c. Kaitannya dengan
materi di mapel PKn
Guru tidak membentuk kelompok-
kelompok agar siswa dapat melakukan
kerjasama.
d. Kaitannya dengan
materi di mapel SBK
Guru tidak menggunakan benda di
lingkungan sekitar yang dijadikan
media. Guru hanya menggunakan
gambar yang digambar di papan tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Analisis Kebutuhan melalui Wawancara dengan Guru Kelas
Panduan Wawancara dengan Guru Kelas
No. Pertanyaan Jawaban
1. Bagaimana cara Ibu
mengawali pembelajaran
ketika mengajarkan materi
pecahan?
2. Bagaimana cara Ibu
mengajarkan materi
pecahan?
3. Apakah Ibu menggunakan
alat peraga saat mengajar?
4. Apa saja metode
pembelajaran yang sudah
Ibu gunakan untuk
mengajarkan materi
pecahan?
5. Apakah siswa mudah
memahami penjelasan Ibu?
6. Apakah Ibu mengalami
kesulitan saat mengajarkan
materi penjumlahan
pecahan?
7. Bagaimana upaya Ibu untuk
mengatasi masalah
tersebut?
Lampiran 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Transkrip Wawancara dengan Guru Kelas
Hari/ Tanggal Wawancara : Kamis, 12 Januari 2012
Peneliti : “Selamat pagi bu!”
Guru : “ Iya, selamat pagi. Ada yang bisa dibantu”
Peneliti : “Maaf bu sebelumnya. Apakah ibu ada waktu untuk menjawab
beberapa pertanyaan yang saya butuhkan untuk informasi awal
penelitian yang akan saya laksanakan di kelas ibu?”
Guru : “Iya, tidak apa-apa. Silakan. Langsung dimulai saja”
Peneliti : “Baik bu. Saya ingin menanyakan bagaimana cara Ibu mengawali
pembelajaran ketika mengajarkan materi pecahan?”
Guru : “Ya, biasanya saya langsung mengajarkan materinya terus nanti
langsung dikasih soal.”
Peneliti : “Lalu bagaimana cara Ibu mengajarkan materi penjumlahan
pecahan kapada anak-anak?”
Guru : “Ya, awalnya saya menjelaskan cara-caranya menjumlahkan
terlebih dulu. Setelah anak-anak bisa nanti baru diberi soal-soal
yang ada di buku paket, kalau soalnya kurang ya nanti saya
buatkan soal lagi.”
Peneliti : “Apakah ibu juga menggunakan alat peraga saat mengajar?”
Guru : “Saya jarang menggunakan alat peraga karena membutuhkan
waktu yang banyak untuk mempersiapkan.”
Peneliti : “Lalu metode apa saja yang Ibu gunakan selama ini dalam
mengajarkan materi penjumlahan pecahan?”
Guru : “Biasanya saya menggunakan ceramah. Selain itu, ada juga yang
lainnya seperti metode penugasan.”
Peneliti : “Apakah siswa-siswa dapat memahami dengan baik penjelasan
dari Ibu?”
Guru : “Ya, biasanya mereka memahami tetapi ada juga beberapa anak
yang sulit untuk menerima materi yang diajarkan. Jadi, mereka
lambat menerima materi dan harus dijelaskan lagi tapi ya tetap saja
ada yang bingung.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Peneliti : “Lalu apakah Ibu mengalami kesulitan saat mengajarkan materi
penjumlahan pecahan?”
Guru : “Ya, kalau kesulitan pasti ada, seperti kalau waktu pelajaran pasti
ada siswa yang ramai sehingga mengganggu konsentrasi yang lain.
Ada juga siswa yang lambat sehingga saya harus menjelaskan
berkali-kali.”
Peneliti : “Apakah ada kesulitan lain, misalnya dalam penyediaan media
atau perlengkapan lainnya?”
Guru : “Kalau media saya jarang menggunakan karena waktunya kurang.
Selain itu, membutuhkan waktu yang tidak sedikit juga untuk
mempersiapkan media.”
Peneliti : “Lalu bagaimana upaya Ibu untuk mangatasi kesulitan itu?”
Guru : “Ya, kalau siswa ramai biasanya saya berikan saja soal-soal.
Kalau mereka sibuk mengerjakan kan jadi tidak ramai. Selain itu,
ini juga melatih bagi siswa yang masih sering bingung. Nantikan
mereka bisa memahami sedikit demi sedikit dari penjelasan saat
pembahasan.”
Peneliti : “Baik bu, cukup sekian dulu pertanyaan yang kami tanyakan
kepada Ibu. Terimakasih atas kesediaan Ibu untuk menjawab
pertanyaan dalam wawancara ini. Saya juga minta maaf kalau ada
perkataan maupun tindakan yang kurang berkenan kepada Ibu”
Guru : “Iya, sama-sama.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
SILABUS MATEMATIKA
SatuanPendidikan : SD Negeri Tegalrejo II
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : IV / 2
Unit / Tema : Penjumlahan Pecahan
AlokasiWaktu : 8 x 35 menit
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi
Pokok Kegiatan Belajar Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Media dan
Sumber Belajar
6. Mengguna-
kan pecahan
dalam
pemecahan
masalah.
6.3 Menjumlah-
kan pecahan.
Penjumlahan
pecahan
berpenyebut
sama dan
berbeda
penyebut
Pertemuan 1
a. Penyampaian
kesepakatan
bersama selama
kegiatan belajar
mengajar.
b. Siswa memperoleh
permasalahan
kontekstual yang
harus diselesaikan
secara kelompok.
c. Siswa
memecahkan
masalah soal
tentang
penjumlahan
pecahan
berpenyebut sama
Pertemuan 1
Kognitif
6.3.1 Menemukan cara
memecahkan masalah
yang berkaitan
dengan penjumlahan
pecahan berpenyebut
sama.
6.3.2 Menjelaskan cara
pemecahan masalah
yang berkaitan
dengan penjumlahan
pecahan berpenyebut
sama.
Afektif
6.3.3 Menyampaikan hasil
pemecahan masalah
Pertemuan 1,
2 dan 3
a. Prosedur :
proses dan
post tes
b. Teknik :
unjuk kerja
dan tes
c. Instrumen:
rubrik
penilaian dan
soal. Contoh
soal: Ayah
mempunyai
sebuah apel.
Apel itu
dibagi
menjadi 4
8 jp
A. Media :
LKS, apel,
gelas ukur,
pasir, kertas
manila, spidol,
replika
martabak, kertas
origami,
gunting,
fraction wall,
apel, pisau,
lembar evaluasi
akhir, lembar
jawab.
B. Sumber Belajar:
Mustaqim,
Lampiran 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
melalui diskusi.
d. Siswa
mempresentasikan
hasil diskusi.
e. Siswa dan guru
menanggapi hasil
presentasi.
Pertemuan 2
a. Siswa
memecahkan
masalah
kontekstual
tentang
penjumlahan
pecahan berbeda
penyebut melalui
diskusi.
b. Siswa
mempresentasikan
hasil diskusi.
c. Siswa dan guru
menanggapi hasil
presentasi.
mengenai
penjumlahan pecahan
berpenyebut sama
dengan percaya diri.
Psikomotorik
6.3.4 Terampil
menggunakan media
dalam memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan pecahan
berpenyebut sama.
Pertemuan 2
Kognitif
6.3.5 Menemukan cara
memecahkan masalah
yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan
berbeda penyebut.
6.3.6 Menjelaskan cara
memecahkan masalah
yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan
berbeda penyebut.
Afektif
6.3.7 Menghargai pendapat
orang lain dalam
memecahkan masalah
potongan
yang sama
besar,
kemudian
diberikan
kepada ibu
dan Ani. Ibu
mendapat
potongan
apel. Ani
mendapatkan
potongan
apel. Berapa
bagian apel
yang
diberikan
kepada Ibu
dan Ani dari
keseluruhan
bagian apel?
Burhan dan Ary
Astuty. 2008.
Ayo Belajar
Matematika
untuk SD/ MI
Kelas IV.
Jakarta:
Depdiknas.
Sinaga,
Mangatur.dkk.
2007. Terampil
Berhitung
Matematika
untuk SD Kelas
IV. Jakarta:
Erlangga.
Surya,
Yohanes.2006.
Matematika Itu
Asyik 4B.
Jakarta:
PT.Armandelta
Selaras.
http://www.googl
e.co.id/imgres?q=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Pertemuan 3
a. Siswa
memecahkan
masalah
kontekstual
tentang
penjumlahan
pecahan
berpenyebut sama
dan berpenyebut
beda melalui
diskusi.
b. Siswa
mempresentasikan
hasil diskusi.
c. Siswa dan guru
menanggapi hasil
presentasi.
penjumlahan pecahan
berbeda penyebut.
Psikomotorik
6.3.8 Terampil
menggunakan media
dalam memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan pecahan
berbeda penyebut.
Pertemuan 3
Kognitif
6.3.9 Menjelaskan cara
memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan
pecahan.
6.3.10 Menyelesaikan soal
cerita tentang
penjumlahan
pecahan dalam
bentuk kalimat
matematika.
Afektif
6.3.11 Menyelesaikan
evaluasi tentang
pemecahan masalah
fraction+wall&hl
=id&gbv=2&noj
=1&tbm=isch&tb
nid=op4ZkjFIv-
U0oM:&imgrefur
l
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Pertemuan 4
a. Siswa
mengerjakan
evaluasi akhir KD
penjumlahan
pecahan dengan
jujur
Psikomotorik
6.3.12 Mempresentasikan
hasil diskusi
tentang
penjumlahan
pecahan
menggunakan
kalimat
matematika.
6.3.13 Menuliskan
langkah-langkah
pemecahan masalah
yang berkaitan
dengan
penjumlahan
pecahan dengan
rapi.
Pertemuan 4
Kognitif
6.3.14 Menjelaskan cara
memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan
Pertemuan4
a. Prosedur :
post tes
b. Teknik : tes
tertulis
c. Instrumen:
rubrik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
pecahan
berpenyebut sama.
6.3.15 Menjelaskan cara
memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan
pecahan berbeda
penyebut.
6.3.16 Menyelesaikan soal
cerita tentang
penjumlahan
pecahan
berpenyebut sama
dalam bentuk
kalimat
matematika.
6.3.17 Menyelesaikan soal
cerita tentang
penjumlahan
pecahan berbeda
penyebut dalam
bentuk kalimat
matematika.
Afektif
6.3.18 Menyelesaikan
evaluasi tentang
pemecahan masalah
penilaian
dan soal.
Contoh soal:
Dua buah
kantong
plastik
masing-
masing
berisi
ketumbar,
beratnya
ons dan
ons. Berat
kedua
kantong itu
adalah . . .
ons.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo II
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/ Tanggal/ Pertemuan ke : Kamis/23 Februari 2012/1
Kelas / Semester : IV / 2
Unit / Tema : Penjumlahan Pecahan
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar
6.3 Menjumlahkan pecahan.
III. Indikator
Kognitif
6.3.1 Menemukan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
6.3.2 Menjelaskan cara pemecahan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
Afektif
6.3.3 Menyampaikan hasil pemecahan masalah mengenai penjumlahan
pecahan berpenyebut sama dengan percaya diri.
Psikomotorik
6.3.4 Terampil menggunakan media dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
IV. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
6.3.1.1 Siswa mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan berpenyebut sama menggunakan alat peraga
melalui diskusi.
Lampiran 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
6.3.2.1 Siswa mampu menguraikan langkah-langkah pemecahan masalah
yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berpenyebut sama
melalui diskusi.
Afektif
6.3.3.1 Siswa mampu menjelaskan cara menjumlahkan pecahan
berpenyebut sama dengan percaya diri melalui presentasi.
Psikomotorik
6.3.4.1 Siswa mampu menunjukkan keterampilan menggunakan alat
peraga dalam menyelesaikan penjumlahan pecahan berpenyebut
sama melalui percobaan.
V. Materi Pembelajaran
Bilangan pecahan dapat digunakan untuk menyatakan banyaknya bagian
dari satu benda utuh yang dibagi menjadi bagian-bagian yang sama besar.
Sebuah apel yang dibelah menjadi empat bagian yang sama besar.
Contoh:
Apel yang telah dibelah tadi
bagiannya diberikan kepada Abi dan
bagian diberikan kepada Abel. Maka berapa jumlah bagian apel yang
diberikan kepada Abi dan Abel?
Penyelesaian:
Apel milik Abi Apel milik Abel Apel milik Abi dan Abel
Penjumlahan pada pecahan berpenyebut sama dapat dilakukan dengan
menjumlahkan pembilangnya saja sedangkan penyebutnya tetap sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
Metode : 1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Presentasi
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (7 menit)
1. Guru mengucapkan salam pembuka
2. Siswa dan guru berdoa untuk memulai pelajaran kemudian guru
melakukan presensi.
3. Guru mempersipkan kondisi siswa dan kelas (kebersihan kelas,
kesiapan buku pelajaran, dan kesiapan siswa mengikuti pelajaran).
4. Siswa dan guru membuat kesepakatan mengenai peraturan-
peraturan selama proses pembelajaran, antara lain:
a. Siswa harus tunjuk jari jika akan bertanya
b. Siswa boleh berbicara dengan teman jika berdiskusi
c. Siswa harus merapikan kembali alat peraga setelah selesai
digunakan.
Apabila siswa berhasil mentaati peraturan yang telah disepakati
maka dia akan memperoleh bintang dari guru. Selain itu, siswa
yang aktif dalam bekerja kelompok juga akan memperoleh bintang.
Siswa yang memperoleh bintang paling banyak akan mendapatkan
hadiah pada akhir materi. Apabila siswa yang telah memperoleh
bintang melanggar kesepakatan yang dibuat maka bintang yang
diperolehnya akan diambil sebanyak pelanggaran yang dibuat.
5. Apersepsi. Guru mengingatkan kembali konsep pecahan dengan
cara membimbing siswa melakukan demonstrasi menggunakan
media berupa jambu dan apel. Masing-masing buah kemudian
dibagi menjadi dua bagian yang sama. Setelah itu, guru
menanyakan kepada siswa apakah setengah bagian buah jambu
sama dengan setengah bagian buah apel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti (43 menit)
Eksplorasi
1. Siswa diberi nomor panggil.
2. Siswa dibagi dalam kelompok. Masing-masing kelompok
beranggotakan 4-5 siswa.
3. Guru membagikan LKS.
4. Siswa diberi permasalahan yang berkaitan dengan penjumlahan
pecahan sama penyebut.
5. Siswa diberi kesempatan untuk memahami persoalan dengan
bimbingan guru.
6. Siswa memecahkan permasalahan dengan alat peraga yang sudah
disediakan oleh guru secara berkelompok.
Elaborasi
1. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok.
2. Siswa dan guru menanggapi kelompok yang presentasi.
Konfirmasi
1. Siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari dengan
bimbingan guru.
C. Kegiatan Akhir (20 menit)
1. Siswa mengerjakan soal evaluasi.
2. Siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan pembelajaran dengan
bimbingan dari guru.
3. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas mempelajari kembali
materi yang telah didapat dan mempelajari materi selanjutnya.
VIII. Media dan Sumber Belajar
A. Media : LKS, apel, gelas ukur, pasir, kertas manila, spidol
B. Sumber Belajar :
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika
untuk SD/ MI Kelas IV. Jakarta: Depdiknas.
Sinaga, Mangatur.dkk. 2007. Terampil Berhitung Matematika untuk
SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
SOAL EVALUASI PERTEMUAN 1
Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti! Tulislah jawaban pada lembar jawab
yang dibagikan gurumu!
KUNCI JAWABAN
1. Diketahui :Jumlah sirup mula-mula 1 botol
Pertama kakak menuang
botol bagian sirup, kemudian
menuang lagi
botol bagian sirup
Ditanyakan : Berapa bagian sirup yang dipakai kakak?
Jawab :
+
=
botol bagian sirup
2. Diketahui : Jumlah puding Yeska 1 loyang dan dipotong menjadi 6
bagian sama besar.
Paman membeli puding Yeska 3 potong dan Adi membeli
puding Yeska 2 potong.
Ditanyakan : Berapa bagian puding Yeska yang terjual?
Jawab :
+
=
bagian puding yang terjual
1. Kakak akan membuat satu teko minuman sirup untuk menjamu tamu.
Di dapur ada 1 botol sirup. Awalnya kakak menuangkan
5 bagian
sirup ke dalam teko. Karena kurang manis, kakak menambahkan lagi
5 bagian sirup. Berapa bagian sirup yang dipakai kakak untuk
membuat satu teko minuman sirup?
2. Yeska membuat 1 loyang puding untuk dijual dan membaginya
menjadi 6 potong sama besar. Saat akan berkeliling menjajakan
dagangannya, Paman membeli pudingnya sebanyak 3 potong,
kemudian saat berkeliling Adi membeli puding Yeska sebanyak 2
potong. Berapa bagian puding Yeska yang telah terjual?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PERTEMUAN 1
Rubrik Penilaian Afektif
Percaya Diri
Keterangan:
Skor : 0= Seluruh indikator tidak tampak
1 = Satu indikator tampak
2 = Dua indikator tampak
3 = Tiga indikator tampak
4 = Empat indikator tampak
Rubrik Penilaian Psikomotorik
Keterampilan menggunakan alat peraga
Keterangan:
Skor : 0= Seluruh indikator tidak tampak
1 = Satu indikator tampak
2 = Dua indikator tampak
3 = Tiga indikator tampak
4 = Empat indikator tampak
No. Nama
Siswa
Indikator
Jumlah
Skor
Berani
mengungkap-
kan pendapat
Suara
lantang
Pengucapan
jelas
Menyampai-
kan hasil
pekerjaan
dengan
runtut
No. Nama
Siswa
Indikator
Jumlah
Skor
Teliti
menggunakan
media
Tepat dalam
menggunakan
media
Rapi Hasil tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo II
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/ Tanggal/ Pertemuan ke : Rabu/ 7 Maret 2012/ 2
Kelas / Semester : IV / 2
Unit / Tema : Penjumlahan Pecahan
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar
6.3 Menjumlahkan pecahan.
III. Indikator
Kognitif
6.3.5 Menemukan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan berbeda penyebut.
6.3.6 Menjelaskan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan berbeda penyebut.
Afektif
6.3.7 Menghargai pendapat orang lain dalam memecahkan masalah
penjumlahan pecahan berbeda penyebut.
Psikomotorik
6.3.8 Terampil menggunakan media dalam memecahkan masalah yang
berkaitan dengan penjumlahan pecahan berbeda penyebut.
IV. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
6.3.5.1 Siswa mampu menemukan cara memecahkan masalah yang
berkaitan dengan penjumlahan pecahan berbeda penyebut melalui
diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
6.3.6.1 Siswa mampu menguraikan cara memecahkan masalah yang
berkaitan dengan penjumlahan pecahan berbeda penyebut melalui
presentasi.
Afektif
6.3.7.1 Siswa mampu menunjukkan sikap menghargai pendapat orang lain
dalam memecahkan masalah penjumlahan pecahan berbeda
penyebut melalui diskusi.
Psikomotorik
6.3.8.1 Siswa mampu menunjukkan keterampilan menggunakan alat
peraga dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan berbeda penyebut melalui diskusi.
V. Materi Pembelajaran
Penjumlahan Pecahan Berbeda Penyebut
Penjumlahan pada pecahan berbeda penyebut dapat dilakukan
dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Menyamakan penyebut
dapat dilakukan dengan mencari pecahan senilainya menggunakan
fraction wall.
Contoh:
Ibu mempunyai sebuah apel yang akan dimakan bersama kakak. Ibu
memotong apel menjadi dua bagian yang sama besar. Setelah itu ibu
mengambil
bagian. Kemudian setengah bagian akan diberikan kepada
kakak. Berhubung kakak sudah kenyang maka kakak hanya mengambil
setengah bagian dari apel yang diberikan ibu. Berapa jumlah keseluruhan
apel yang diambil kakak dan ibu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
=
Apel yang diambil ibu Apel yang diambil kakak Apel yang diambil
ibu dan kakak
VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
A. Pendekatan: Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
B. Metode : 1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Presentasi
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (7 menit)
1. Guru mengucapkan salam pembuka
2. Siswa dan guru berdoa untuk memulai pelajaran kemudian guru
melakukan presensi.
3. Guru mengingatkan kembali peraturan selama kegiatan
pembelajaran.
4. Apersepsi. Guru mengingatkan kembali materi penjumlahan
pecahan sama penyebut. Guru memberikan pertanyaan:
Pak Man mempunyai 1 buah martabak yang dipotong menjadi
empat bagian yang sama besar. Tiba-tiba Bintang datang kemudian
meminta sepotong martabak milik Pak Man. Sebelum Bintang
pulang Pak Man memberikan lagi satu potong martabak.
Berapakah bagian martabak yang dimiliki Bintang?
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti (43 menit)
Eksplorasi
1. Siswa diberi nomor panggil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
2. Siswa dibagi dalam kelompok. Masing-masing kelompok
beranggotakan 4-5 siswa.
3. Guru membagikan LKS
4. Siswa diberi permasalahan tentang penjumlahan pecahan beda
penyebut.
5. Siswa memahami permasalahan yang diberikan oleh guru.
6. Siswa memecahkan permasalahan dengan alat peraga yang sudah
disediakan oleh guru secara berkelompok.
Elaborasi
1. Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya.
2. Siswa dan guru menanggapi kelompok yang presentasi.
Konfirmasi
1. Siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari dengan
bimbingan guru.
C. Kegiatan Akhir (20 menit)
1. Siswa mengerjakan evaluasi
2. Siswa melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan dengan bimbingan dari guru.
3. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas mempelajari kembali
materi penjumlahan pecahan yang telah diperoleh.
VIII. Media dan Sumber Belajar
A. Media : LKS, replika martabak, kertas origami, gunting,
kertas manila, fraction wall, spidol
B. Sumber Belajar :
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika
untuk SD/ MI Kelas IV. Jakarta: Depdiknas.
Sinaga, Mangatur dkk. 2007. Terampil Berhitung Matematika untuk
SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga.
Surya, Yohanes.2006. Matematika Itu Asyik 4B. Jakarta: PT.
Armandelta Selaras.
http://www.google.co.id/imgres?q=fraction+wall&hl=id&gbv=2&noj
=1&tbm=isch&tbnid=op4ZkjFIv-U0oM:&imgrefurl=644
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
SOAL EVALUASI PERTEMUAN 2
Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti! Tulislah jawaban pada lembar jawab
yang dibagikan gurumu!
KUNCI JAWABAN
1. Diketahui : Rambutan yang dipetik ayah
kg
Rambutan yang dipetik kakak
kg
Ditanyakan : Berapa kg rambutan yang akan dibawa ke rumah nenek.?
Jawab :
+
=
= 5
kg
2. Diketahui : Beras yang dibeli ibu =
kwintal
Beras yang dibeli ayah untuk ibu =
kwintal
Ditanyakan : Jumlah beras yang dimiliki ibu
Jawab :
+
=
kwintal
1. Ayah memetik buah rambutan di kebun untuk dibawa ke rumah
nenek sebanyak
kg, setelah itu kakak juga memetik sebanyak
kg
dan kemudian dicampurkan. Berapa kilogram rambutan yang akan
dibawa ke rumah nenek?
2. Ibu membeli beras di pasar sebanyak
kwintal. Sepulang kerja ayah
juga membeli beras sebanyak
kwintal kemudian beras itu
diberikan kepada ibu. Berapakah jumlah beras yang dimiliki ibu
sekarang?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PERTEMUAN 2
Rubrik Penilaian Afektif
Menghargai orang lain
Keterangan:
Skor : 0= Seluruh indikator tidak tampak
1 = Satu indikator tampak
2 = Dua indikator tampak
3 = Tiga indikator tampak
4 = Empat indikator tampak
Rubrik Penilaian Psikomotorik
Keterampilan menggunakan alat peraga
Keterangan:
Skor : 0= Seluruh indikator tidak tampak
1 = Satu indikator tampak
2 = Dua indikator tampak
3 = Tiga indikator tampak
4 = Empat indikator tampak
No. Nama
Siswa
Indikator
Jumlah
Skor
Terbuka
terhadap
pendapat
teman
Tidak
mendominasi
saat bekerja
Mendengar-
kan teman
yang
berpendapat
Menanyakan
pendapat
teman
No. Nama
Siswa
Indikator
Jumlah
Skor
Teliti
menggunakan
media
Tepat dalam
menggunakan
media
Rapi Hasil tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo II
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/Tanggal/Pertemuan ke : Kamis/ 8 Maret 2012/ 3
Kelas / Semester : IV / 2
Unit / Tema : Penjumlahan Pecahan
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar
6.3 Menjumlahkan pecahan.
III. Indikator
Kognitif
6.3.9 Menjelaskan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan.
6.3.10 Menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan pecahan dalam
bentuk kalimat matematika.
Afektif
6.3.11 Menyelesaikan evaluasi tentang pemecahan masalah penjumlahan
pecahan dengan jujur
Psikomotorik
6.3.12 Mempresentasikan hasil diskusi tentang penjumlahan pecahan
menggunakan kalimat matematika.
6.3.13 Menuliskan langkah-langkah pemecahan masalah yang berkaitan
dengan penjumlahan pecahan dengan rapi.
IV. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
6.3.9.1 Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah memecahkan
masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berbeda
penyebut melalui diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
6.3.9.2 Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah memecahkan
masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berbeda
penyebut melalui diskusi.
6.3.10.1 Siswa mampu mengubah soal cerita penjumlahan pecahan
penyebut sama ke dalam bentuk kalimat matematika melalui
diskusi.
6.3.10.2 Siswa mampu mengubah soal cerita penjumlahan pecahan
berbeda penyebut ke dalam bentuk kalimat matematika melalui
diskusi.
Afektif
6.3.11.1 Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi tentang pemecahan
masalah penjumlahan pecahan dengan jujur.
Psikomotorik
6.3.12.1 Siswa mampu mempresentasikan langkah-langkah penjumlahan
pecahan sama penyebut menggunakan kalimat matematika.
6.3.12.2 Siswa mampu mempresentasikan langkah-langkah penjumlahan
pecahan berbeda penyebut menggunakan kalimat matematika.
6.3.13.1 Siswa mampu menuliskan langkah-langkah penyelesaian masalah
penjumlahan pecahan dengan rapi.
V. Materi Pembelajaran
Materi yang akan dibahas yaitu penyelesaian masalah penjumlahan
pecahan sama penyebut dan beda penyebut dengan menggunakan kalimat
matematika.
A. Penjumlahan pecahan sama penyebut
Bilangan pecahan dapat digunakan untuk menyatakan banyaknya
bagian dari satu benda utuh yang dibagi menjadi bagian-bagian yang
sama besar.
Sebuah apel yang dibelah menjadi empat bagian yang sama besar.
Contoh:
Apel yang telah dibelah tadi
bagiannya diberikan kepada Abi dan
bagian diberikan kepada Abel. Maka berapa jumlah bagian apel yang
diberikan kepada Abi dan Abel?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Penyelesaian:
Apel Abi
bagian
Apel Abel
bagian
=
=
Jadi, jumlah bagian apel yang diberikan kepada Abi dan Abel adalah
bagian.
Penjumlahan pada pecahan berpenyebut sama dapat dilakukan
dengan menjumlahkan pembilangnya saja sedangkan penyebutnya tetap
sama.
B. Penjumlahan pecahan beda penyebut
Penjumlahan pada pecahan berbeda penyebut dapat dilakukan
dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Untuk menyamakan
penyebut siswa dapat mencari pecahan yang senilai dari masing-masing
pecahan yang akan dijumlahkan.
Contoh:
Ibu mempunyai sebuah apel yang akan dimakan bersama kakak. Ibu
memotong apel menjadi dua bagian yang sama besar. Setelah itu ibu
mengambil
bagian. Kemudian setengah bagian akan diberikan kepada
kakak. Berhubung kakak sudah kenyang maka kakak hanya mengambil
setengah bagian dari apel yang diberikan ibu. Berapa jumlah
keseluruhan apel yang diambil kakak dan ibu?
Penyelesaian:
Penyebut harus disamakan terlebih dahulu dengan mencari pecahan
senilainya
Pecahan yang senilai dengan
adalah
5
Pecahan yang senilai dengan
adalah
5
Pecahan senilai dari
yang berpenyebut sama dengan
adalah
Apel milik ibu
bagian
Apel milik kakak
bagian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Jadi, jumlah apel yang diambil kakak dan ibu adalah
bagian.
VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
A. Pendekatan : Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
B. Metode : 1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Presentasi
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (7 menit)
1. Guru mengucapkan salam pembuka
2. Siswa dan guru berdoa untuk memulai pelajaran kemudian guru
melakukan presensi.
3. Guru mengingatkan kembali peraturan selama kegiatan
pembelajaran.
4. Apersepsi. Guru bertanya mengenai pembelajaran yang kemarin
tentang cara menjumlahkan pecahan berpenyebut sama dan
berpenyebut beda.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti (43 menit)
Eksplorasi
1. Siswa diberi nomor panggil.
2. Siswa dibagi dalam kelompok. Masing-masing kelompok
beranggotakan 4-5 siswa.
3. Siswa diberi permasalahan tentang penjumlahan pecahan sama
penyebut dan beda penyebut.
4. Siswa memahami permasalahan dengan bimbingan dari guru.
5. Siswa memecahkan permasalahan dengan menggunakan kalimat
matematika dan tanpa alat peraga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Elaborasi
1. Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok.
2. Siswa menanggapi jawaban dari kelompok yang presentasi.
Konfirmasi
1. Siswa menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari dengan
bimbingan guru.
C. Kegiatan Akhir (20 menit)
1. Siswa mengerjakan soal evaluasi
2. Siswa melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran dengan
bimbingan dari guru.
3. Guru memberikan tindak lanjut berupa mempelajari kembali materi
yang telah dipelajari.
VIII. Media dan Sumber Belajar
A. Media : apel, pisau, kertas manila, spidol
B. Sumber Belajar :
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika
untuk SD/ MI Kelas IV. Jakarta: Depdiknas.
Sinaga, Mangatur.dkk. 2007. Terampil Berhitung Matematika untuk
SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga.
Surya, Yohanes. 2006. Matematika Itu Asyik 4B. Jakarta: PT.
Armandelta Selaras.
IX. Penilaian
A. Prosedur : proses dan post tes
B. Teknik : tertulis dan unjuk kerja
C. Instrumen : 1. Soal dan kunci jawaban (terlampir)
2. Rubrik unjuk kerja (terlampir)
D. Pedoman :
1. Skoring :
Nilai Kognitif = skor 6
Nilai Afektif = 4 aspek (skor masing-masing 1)
Nilai Psikomotorik = 8 aspek (skor masing-masing 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
SOAL EVALUASI PERTEMUAN 3
Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti! Tulislah jawaban pada lembar jawab
yang dibagikan gurumu!
KUNCI JAWABAN
1. Diketahui : Ibu mempunyai sebuah kue dan dipotong menjadi 8
bagian yang sama besar.
Ria mengambil 2 potong untuk dirinya dan 3 potong untuk
temannya
Ditanyakan : Berapa bagian kue yang diambil Ria?
Jawab :
+
=
bagian kue
2. Diketahui : 1 buah melon dipotong menjadi 2 bagian yang sama besar
(
bagian melon)
1 potong dibuat jus (
bagian melon), 1 potong dibagi
menjadi 2 potong lagi (
bagian melon)
Ditanyakan : Berapa bagian melon yang dibuat jus?
Jawab :
+
=
bagian melon
1. Ibu membuat sebuah kue bolu. Kue tersebut dipotong menjadi 8
potongan yang sama besar. Sebelum berangkat les Ria mengambil 2
potong kue bolu untuk dirinya dan 3 potong untuk temannya. Berapa
bagian kue yang diambil Ria?
2. Orang tua Dora membawa oleh-oleh satu buah melon. Kemudian
mereka meminta Dora untuk membuatkan jus melon. Dora membagi
buah melon itu menjadi 2 potongan yang sama besar. Dora mengambil
1 potong buah melon untuk dibuat jus. Setelah dicicipi ternyata kurang
kental sehingga Dora memotong lagi melon yang tersisa menjadi 2
potongan yang sama besar dan mengambil satu potong lagi untuk
ditambahkan pada jus. Berapa bagian melon yang dibuat jus?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PERTEMUAN 3
Rubrik Penilaian Afektif
Jujur
Keterangan:
Skor : 0= Seluruh indikator tidak tampak
1 = Satu indikator tampak
2 = Dua indikator tampak
3 = Tiga indikator tampak
4 = Empat indikator tampak
Rubrik Penilaian Psikomotorik
Kemampuan mempresentasikan hasil kerja kelompok
No. Nama
Siswa
Indikator
Jumlah
Skor
Tidak
mencontek
jawaban
teman
Tidak
membuka
buku/catatan
Tidak
memberi
jawaban
kepada teman
Tidak
bertanya
kepada teman
No. Nama
Siswa
Indikator
Jumlah
Skor Suara lantang Pengucapan
jelas
Kelengkapan
informasi yang
disampaikan
Ketepatan
jawaban
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Kerapian tulisan
Keterangan:
Skor : 0= Seluruh indikator tidak tampak
1 = Satu indikator tampak
2 = Dua indikator tampak
3 = Tiga indikator tampak
4 = Empat indikator tampak
No. Nama
Siswa
Indikator
Jumlah
Skor
Mengguna-
kan huruf
baku
Pengerjaan
runtut sesuai
urutan
Tidak banyak
coretan
Langkah-
langkah
menjawab
runtut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SD Negeri Tegalrejo II
Mata Pelajaran : Matematika
Hari/ Tanggal/ Pertemuan ke : Selasa/ 13Maret 2012/ 4
Kelas / Semester : IV / 2
Unit / Tema : Penjumlahan Pecahan
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.
II. Kompetensi Dasar
6.3 Menjumlahkan pecahan.
III. Indikator
Kognitif
6.3.14 Menjelaskan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan berpenyebut sama.
6.3.15 Menjelaskan cara memecahkan masalah yang berkaitan dengan
penjumlahan pecahan berbeda penyebut.
6.3.16 Menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan pecahan
berpenyebut sama dalam bentuk kalimat matematika.
6.3.17 Menyelesaikan soal cerita tentang penjumlahan pecahan berbeda
penyebut dalam bentuk kalimat matematika.
Afektif
6.3.18 Menyelesaikan evaluasi tentang pemecahan masalah penjumlahan
pecahan berpenyebut sama dengan jujur.
6.3.19 Menyelesaikan evaluasi tentang pemecahan masalah penjumlahan
pecahan berbeda penyebut dengan jujur.
Psikomotorik
6.3.20 Menuliskan penyelesaian masalah penjumlahan pecahan dengan
rapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
IV. Tujuan Pembelajaran
Kognitif
6.3.14.1 Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah memecahkan
masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berbeda
penyebut.
6.3.15.1 Siswa mampu menjelaskan langkah-langkah memecahkan
masalah yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan berbeda
penyebut.
6.3.16.1 Siswa mampu mengubah soal cerita penjumlahan pecahan
penyebut sama ke dalam bentuk kalimat matematika.
6.3.17.1 Siswa mampu mengubah soal cerita penjumlahan pecahan
berbeda penyebut ke dalam bentuk kalimat matematika.
Afektif
6.3.18.1 Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi tentang pemecahan
masalah penjumlahan pecahan berpenyebut sama dengan jujur.
6.3.19.1 Siswa mampu mengerjakan soal evaluasi tentang pemecahan
masalah penjumlahan pecahan berbeda penyebut dengan jujur.
Psikomotorik
6.3.20.1 Siswa mampu menuliskan langkah-langkah penyelesaian
masalah penjumlahan pecahan dengan rapi.
V. Materi Pembelajaran
Penjumlahan pecahan berpenyebut sama
Penjumlahan pecahan berbeda penyebut
VI. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
Pendekatan : Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI)
Metode : Penugasan
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Siswa diberi nomor panggil.
2. Apersepsi. Guru mengingatkan kembali tentang materi sebelumnya
secara lisan tentang penjumlahan pecahan berpenyebut sama dan
penyebut tidak sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum
dipahami sebelum mereka mengerjakan tes akhir.
5. Apabila siswa tidak ada yang bertanya maka tes akhir dapat segera
dimulai.
B. Kegiatan Inti (50 menit)
1. Siswa mengerjakan evaluasi akhir
C. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Guru memberikan hadiah kepada 3 siswa yang berhasil
mengumpulkan bintang paling banyak.
2. Siswa melakukan refleksi dengan bimbingan guru.
VIII. Media dan Sumber Belajar
A. Media : Lembar evaluasi akhir, lembar jawab
B. Sumber Belajar :
Mustaqim, Burhan dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika
untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Depdiknas.
Sinaga, Mangatur.dkk. 2007. Terampil Berhitung Matematika untuk
SD Kelas IV. Jakarta: Erlangga.
Surya, Yohanes. 2006. Matematika Itu Asyik 4B. Jakarta: PT.
Armandelta Selaras.
IX. Penilaian
A. Prosedur : proses dan post tes
B. Teknik : tertulis dan unjuk kerja
C. Instrumen : 1. Soal dan kunci jawaban (terlampir)
2. Rubrik unjuk kerja (terlampir)
D. Pedoman :
1. Skoring :
Nilai Kognitif = skor 8
Nilai Afektif = 4 aspek (skor masing-masing 1)
Nilai Psikomotorik = 4 aspek (skor masing-masing 1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
SOAL EVALUASI AKHIR
Kerjakan soal di bawah ini dengan teliti! Tulislah jawaban pada lembar
jawab yang dibagikan gurumu!
1. Ani mempunyai buku cerita setebal 40 halaman. Pada hari
pertama dia sudah membaca
bagian buku kemudian dia
melanjutkan di hari kedua dan memperoleh
bagian dari
jumlah keseluruhan halaman buku. Apakah Ani sudah selesai
membaca buku cerita tersebut?
2. Setiap hari Bu Ade membutuhkan
kilogram tepung terigu
untuk membuat donat sebanyak 24 buah. Besok Senin Bu Ade
akan menambah donat sebanyak 12 buah karena ada pesanan.
Berapa kilogram tepung yang dibutuhkan Bu Ade untuk
membuat donat besok Senin?
3. Kakak mempunyai sejumlah kelereng.
5 bagian dari jumlah
kelereng keseluruhan diberikan kepada adik. Kemudian adik
meminta lagi sebanyak
5 bagian dari jumlah kelereng semula.
Berapa bagian kelereng yang dimiliki adik?
4. Dua buah kantong plastik masing-masing berisi ketumbar,
beratnya
ons dan
ons. Berat kedua kantong itu adalah . . .
ons.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
KUNCI JAWABAN
1. Diketahui : Ani mempunyai buku setebal 40 halaman
Hari pertama Ani membaca
bagian buku, hari kedua Ani
membaca
bagian buku
Ditanyakan : Apakah Ani sudah selesai membaca buku?
Jawab :
bagian buku +
bagian buku
: 10 halaman + 30 halaman = 40 halaman, jadi Ani sudah
selesai membaca buku.
2. Diketahui : 24 donat dibuat dari
kilogram tepung, jadi 12 donat
dibuat dari
kilogram tepung
Ditanyakan : Berapa kilogram tepung yang dibutuhkan Bu Ade untuk
membuat donat?
Jawab :
+
=
kilogram tepung
3. Diketahui : Kelereng yang diberikan kepada adik pertama kali
5 bagian
Adik meminta lagi sebanyak
5 bagian dari jumlah kelereng
semula.
Ditanyakan : Berapa bagian kelereng yang dimiliki adik?
Jawab :
+
=
bagian
4. Diketahui : Berat kantong pertama=
ons
Berat kantong kedua =
ons
Ditanyakan : Berapa berat kedua kantong?
Jawab :
+
=
= 5
ons
KRITERIA PENILAIAN SOAL EVALUASI AKHIR
No.
Soal
Skor
Maksimal
Kriteria Skor
1-4 2 Menggunakan cara penyelesaian yang runtut dan
benar
2
Menggunakan cara penyelesaian yang runtut tetapi
jawaban salah
Atau
Tidak menggunakan cara penyelesaian yang runtut
tetapi jawaban benar
1
Tidak menggunakan cara penyelesaian yang runtut
dan jawaban salah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PERTEMUAN 4
Rubrik Penilaian Afektif
Jujur
Keterangan:
Skor : 0= Seluruh indikator tidak tampak
1 = Satu indikator tampak
2 = Dua indikator tampak
3 = Tiga indikator tampak
4 = Empat indikator tampak
Rubrik Penilaian Psikomotorik
Kerapian tulisan
Keterangan:
Skor : 0= Seluruh indikator tidak tampak
1 = Satu indikator tampak
2 = Dua indikator tampak
3 = Tiga indikator tampak
4 = Empat indikator tampak
No. Nama
Siswa
Indikator
Jumlah
Skor
Tidak
mencontek
jawaban
teman
Tidak
membuka
buku/catatan
Tidak
memberi
jawaban
kepada teman
Tidak
bertanya
kepada teman
No. Nama
Siswa
Indikator
Jumlah
Skor Menggunakan
huruf baku
Pengerjaan
runtut sesuai
urutan
Tidak banyak
coretan
Langkah-
langkah
menjawab
runtut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
BAHAN AJAR
PENJUMLAHAN PECAHAN
BERPENYEBUT SAMA
Seperti pada bilangan-bilangan yang telah kita pelajari
terdahulu, dalam bilangan pecahan juga berlaku operasi hitung
penjumlahan.
Perhatikan percakapan di berikut!
Sepulang sekolah Rudi ikut ibu ke pasar. Rudi ingin minum jus
jambu buatan ibu. Ibu membeli jambu untuk dibuat jus.
Sumber: Sumanto, dkk. 2008. Gemar Matematika 5. Jakarta: Depdiknas (hal.102)
Apakah jawaban Rudi Benar?
Mari kita pelajari bersama-sama.
Ini buah jambunya bu.
kg
jambu biji putih,
kg jambu Ini uangnya
pak.
Jadi, berat
semua jambu
1kg?
Lampiran 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Bilangan pecahan dapat digunakan untuk menyatakan
banyaknya bagian dari satu benda utuh yang dibagi menjadi
bagian-bagian yang sama besar.
Sebuah apel yang dibelah menjadi empat bagian yang sama
besar.
Contoh:
Apel yang telah dibelah tadi
bagiannya diberikan kepada Abi
dan
bagian diberikan kepada Abel. Maka berapa jumlah bagian
apel yang diberikan kepada Abi dan Abel?
Penyelesaian:
Apel milik Abi Apel milik Abel Apel milik Abi dan Abel
Bagian apel yang diberikan kepada Abi dan Abel adalah
bagian.
Penjumlahan pada pecahan berpenyebut sama dapat
dilakukan dengan menjumlahkan pembilangnya saja sedangkan
penyebutnya tetap sama.
Dari contoh di atas, apakah kamu sudah tahu jawaban Rudi
benar atau tidak?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PENJUMLAHAN PECAHAN
BERBEDA PENYEBUT
Kita sudah belajar penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama.
Dalam penjumlahan berpenyebut sama hanya menjumlahkan pembilang-
pembilangnya saja. Sedangkan penyebutnya tidak dijumlahkan.
Bagaimana dengan penjumlahan pecahan yang penyebutnya tidak sama?
Mari kita pelajari bersama-sama.
Coba lihat gambar di bawah ini
Bentuk apel di atas berbeda tetapi sama nilainya. Itu berarti 1 senilai
dengan
dan
.
Penjumlahan pada pecahan berbeda penyebut dapat dilakukan
dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu. Menyamakan
penyebut dapat dilakukan dengan mencari pecahan senilainya.
Untuk memudahkan mencari pecahan senilai, kita dapat
menggunakan alat peraga yang disebut Fraction wall untuk melihat
pecahan senilai dari suatu nilai pecahan. Perhatikan fraction wall di
bawah ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Sumber:http://www.google.co.id/search?hl=id&output=search&sclient=psy-ab&q=fraction+wall
Contoh:
Ibu mempunyai sebuah apel yang akan dimakan bersama kakak. Ibu
memotong apel menjadi dua bagian yang sama besar. Setelah itu ibu
mengambil
bagian. Kemudian setengah bagian akan diberikan kepada
kakak. Berhubung kakak sudah kenyang maka kakak hanya mengambil
setengah bagian dari apel yang diberikan ibu. Berapa jumlah
keseluruhan apel yang diambilkakak dan ibu?
?
Apel yang diambil ibu Apel yang diambil kakak Apel yang diambil
ibu & kakak
Jawab:
Jadi, apel yang diambil ibu dan kakak adalah
bagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
1. Pak Man mempunyai 1 buah martabak yang dipotong menjadi dua
bagian yang sama besar. Satu potong akan diberikan kepada
bintang. Karena rasanya enak, bintang minta lagi setengah bagian
dari sisa martabak. Berapa bagian martabak yang diberikan
kepada bintang dari satu martabak yang utuh?
2. Paman mempunyai sebidang tanah seluas 600 m2.
bagian tanah
ditanami jagung dan 150 m2 dari luas tanah semula ditanami cabe.
Berapa bagian luas tanah yang telah ditanami paman?
Ayo Berlatih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Bilangan pecahan dapat digunakan untuk menyatakan
banyaknya bagian dari satu benda utuh yang dibagi menjadi bagian-
bagian yang sama besar.
Sebuah apel yang dibelah menjadi empat bagian yang sama besar.
A. Penjumlahan pecahan sama penyebut
Pernahkah kalian menjumpai penjumlahan dalam bentuk pecahan?
Mari kita pelajari penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama
Contoh:
Apel yang telah dibelah tadi
bagiannya diberikan kepada Abi dan
bagian diberikan kepada Abel. Maka berapa jumlah bagian apel yang
diberikan kepada Abi dan Abel?
Mari kita selesaikan bersama-sama!
Apel Abi
bagian
Apel Abel
bagian
=
=
Jadi, jumlah bagian apel yang diberikan kepada Abi dan Abel adalah
bagian.
Mari menjumlahkan pecahan
dalam bentuk
Bagaimana cara
menyelesaikannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Penjumlahan pada pecahan berpenyebut sama dapat
dilakukan dengan menjumlahkan pembilangnya saja
sedangkan penyebutnya tetap sama.
B. Penjumlahan pecahan beda penyebut
Penjumlahan pada pecahan berbeda penyebut dapat dilakukan
dengan menyamakan penyebutnya terlebih dahulu.
Selanjutnya bagaimanakah cara menjumlahkan pecahan?
Mari kita perhatikan contoh di bawah ini!
Bagaimanakah cara
menyamakan penyebut?
Untuk menyamakan
penyebut siswa
dapat mencari
pecahan yang senilai
dari masing-masing
pecahan yang akan
dijumlahkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Penjumlahan pada pecahan berbeda penyebut
dapat dilakukan dengan menyamakan
penyebutnya terlebih dahulu.
Contoh:
Ibu mempunyai sebuah apel yang akan dimakan bersama kakak.
Ibu memotong apel menjadi dua bagian yang sama besar. Setelah
itu ibu mengambil
bagian. Kemudian setengah bagian akan
diberikan kepada kakak. Berhubung kakak sudah kenyang maka
kakak hanya mengambil setengah bagian dari apel yang diberikan
ibu. Berapa jumlah keseluruhan apel yang diambil kakak dan ibu?
Penyelesaian:
Menyamakan penyebut terlebih dahulu
Pecahan yang senilai dengan
adalah
5
Pecahan yang senilai dengan
adalah
5
Pecahan senilai dari
yang berpenyebut sama dengan
adalah
Apel milik ibu
bagian
Apel milik kakak
bagian
Jadi, jumlah apel yang diambil kakak dan ibu adalah
bagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
KISI-KISI SOAL EVALUASI PERTEMUAN 1
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas/Semester : IV/2
Standar Kompetensi : 6 Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 6.3 Menjumlahkan pecahan
Indikator
Jenis Penilaian
Jumlah
Soal
No.
Soal
Non Tes Tes
Kinerja Portofolio Produk
Bentuk Soal Aspek
Pilihan
Ganda
Isian
Singkat Uraian Pengetahuan Pemahaman Penerapan
6.3.4 Menemukan cara
memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan
pecahan
berpenyebut
sama.
√ √ 1 1
√ √ 1 2
6.3.5 Menjelaskan cara
pemecahan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan
√
Lampiran 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
pecahan
berpenyebut
sama.
6.3.6 Menyampaikan
hasil pemecahan
masalah
mengenai
penjumlahan
pecahan
berpenyebut
sama dengan
percaya diri.
√
6.3.7 Terampil
menggunakan
media dalam
memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan
pecahan
berpenyebut
sama.
Jumlah soal 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
KISI-KISI SOAL EVALUASI PERTEMUAN 2
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas/Semester : IV/2
Standar Kompetensi : 6 Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 6.3 Menjumlahkan pecahan
Indikator
Jenis Penilaian
Jumlah
Soal
No.
Soal
Non Tes Tes
Kinerja Portofolio Produk
Bentuk Soal Aspek
Pilihan
Ganda
Isian
Singkat Uraian Pengetahuan Pemahaman Penerapan
6.3.5 Menemukan cara
memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan
pecahan berbeda
penyebut.
√ √ 1 1
6.3.6 Menjelaskan cara
memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan
pecahan berbeda
√ √ 1 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
penyebut.
6.3.7 Menghargai
pendapat orang
lain dalam
memecahkan
masalah
penjumlahan
pecahan berbeda
penyebut.
√
6.3.8 Terampil
menggunakan
media dalam
memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan
pecahan berbeda
penyebut.
√
Jumlah soal 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
KISI-KISI SOAL EVALUASI PERTEMUAN 3
Mata Pelajaran :Matematika
Kelas/Semester : IV/2
Standar Kompetensi : 6 Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 6.3 Menjumlahkan pecahan
Indikator
Jenis Penilaian
Jumlah
Soal
No.
Soal
Non Tes Tes
Kinerja Portofolio Produk
Bentuk Soal Aspek
Pilihan
Ganda
Isian
Singkat Uraian Pengetahuan Pemahaman Penerapan
6.3.5 Menjelaskan
cara
memecahkan
masalah yang
berkaitan
dengan
penjumlahan
pecahan.
√ √ 1 1
√ √ 1 2
6.3.6 Menyelesaikan
soal cerita
tentang
penjumlahan
pecahan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
bentuk kalimat
matematika.
6.3.7 Menyelesaikan
evaluasi tentang
pemecahan
masalah
penjumlahan
pecahan dengan
jujur
√
6.3.8 Mempresentasi-
kan hasil diskusi
tentang
penjumlahan
pecahan
menggunakan
kalimat
matematika.
√
6.3.9 Menuliskan
langkah-langkah
pemecahan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan
pecahan dengan
rapi.
√
Jumlah soal 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
KISI-KISI SOAL EVALUASI AKHIR
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/2
Standar Kompetensi : 6 Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 6.3 Menjumlahkan pecahan
Indikator
Jenis Penilaian
Jumlah
Soal
No.
Soal
Non Tes Tes
Kinerja Portofolio Produk
Bentuk Soal Aspek
Pilihan
Ganda
Isian
Singkat Uraian Pengetahuan Pemahaman Penerapan
6.3.14 Menjelaskan cara
memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan
pecahan
berpenyebut sama.
√ √ 1 1
6.3.15 Menjelaskan cara
memecahkan
masalah yang
berkaitan dengan
penjumlahan
pecahan berbeda
√ √ 1 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
penyebut.
6.3.16 Menyelesaikan
soal cerita tentang
penjumlahan
pecahan
berpenyebut sama
dalam bentuk
kalimat
matematika.
√ √ 1 3
6.3.17 Menyelesaikan
soal cerita
tentang
penjumlahan
pecahan berbeda
penyebut dalam
bentuk kalimat
matematika.
√ √ 1 2
6.3.18 Menyelesaikan
evaluasi tentang
pemecahan
masalah
penjumlahan
pecahan
berpenyebut sama
dengan jujur.
√
6.3.19 Menyelesaikan
evaluasi tentang
pemecahan
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
masalah
penjumlahan
pecahan berbeda
penyebut dengan
jujur.
6.3.20 Menuliskan
penyelesaian
masalah
penjumlahan
pecahan dengan
rapi.
√
Jumlah soal 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
OLAH DATA HASIL VALIDASI
NO SILABUS RPP LKS BAHAN AJAR EVALUASI
A1 A2 A3 A4 A1 A2 A3 A4 A1 A2 A3 A4 A1 A2 A3 A4 A1 A2 A3 A4
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4
2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4
3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4
4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
5 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 3 3 4
6 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3
7 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4
8 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4
9 4 4 4 4 4 4 4 4
10 4 3 4 4
11 4 3 4 4
12 4 3 3 3
13 4 3 4 4
14 4 3 4 4
15 4 4 4 4
16 4 3 3 4
17 4 3 4 4
18 4 2 4 3
19 4 4 3 4
20 3 3 3 4
21 4 4 4 4
JML 35 31 33 34 82 69 75 80 31 25 29 30 19 15 17 19 26 24 24 27
Rata-rata 3,89 3,44 3,67 3,78 3,90 3,29 3,57 3,81 3,88 3,13 3,63 3,75 3,80 3,00 3,40 3,80 3,71 3,43 3,43 3,86
Skor akhir 3,69 3,64 3,59 3,50 3,61
Keterangan: A1 : Dra. Haniek Sri Pratini, M. Pd.
A2 : Veronika Fitri Rianasari, M. Sc.
A3 : Ayunika, M.Sc.
A4 : Sri Endarwati, S.Pd.
Lampiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
HASIL UJI KETERBACAAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
LEMBAR KERJA SISWA DAN SOAL EVALUASI
Lampiran 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
HASIL PEKERJAAN SISWA
Lampiran 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
HASIL OBSERVASI
TERHADAP KARAKTERISTIK PENGGUNAAN MASALAH
KONTEKSTUAL SEBAGAI STARTING POINT PEMBELAJARAN
PADA IMPLEMENTASI PERANGKAT PEMBELAJARAN
No Aspek Narasi Singkat
1 Menggunakan masalah kontekstual
a. Menggunakan soal
cerita yang dekat dengan
kehidupan siswa
Guru menggunakan permasalahan
sehari-hari yang dekat dengan siswa.
Permasalahan ini dimunculkan dalam
soal cerita yang biasanya diberikan
pada awal kegiatan pembelajaran.
b. Permasalahan
kontekstual yang
disampaikan mampu
mengarahkan siswa
menemukan konsep
Guru memulai pembelajaran dengan
memberikan beberapa permasalahan
yang harus dipecahkan siswa.
Melalui permasalahan tersebut siswa
diajak untuk mengembangkan ide
dan strategi masing-masing yang
kemudian dapat mengarahkan siswa
menemukan konsep.
c. Permasalahan
kontesktual yang
disampaikan mudah
dimengerti siswa
Permasalahan yang disampaikan
guru dalam bentuk soal cerita mudah
dipahami siswa. Soal cerita yang
disajikan berkaitan erat dengan
kehidupan sehari-hari sehingga
mudah dibayangkan oleh siswa.
Menggunakan media dan alat peraga
a. Media dan alat peraga
yang digunakan mudah
ditemukan/dekat dengan
siswa.
Media yang digunakan guru tampak
beraneka ragam. Selama
pembelajaran guru menggunakan
media nyata maupun tidak nyata.
Media nyata yang digunakan dalam
pembelajaran adalah benda-benda
yang mudah ditemukan di sekitar
siswa, seperti apel, jambu, pasir,
martabak terang bulan, kertas lipat
serta gambar puding. Benda-benda
tersebut mudah dijumpai siswa
dalam kehidupan sehari-hari.
b. Media dan alat peraga
dapat menarik perhatian
siswa
Media yang digunakan dalam
pembelajaran dapat membuat siswa
tertarik. Hal ini terlihat saat siswa
mengerjakan soal dengan bantuan
Lampiran 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
media yang telah disediakan.
Beberapa siswa terlihat antusias dan
bersemangat saat menggunakan
media.
3 Menggali pengetahuan awal yang dimiliki siswa
a. Pengetahuan awal yang
digali sesuai dengan
materi
Pada beberapa pembelajaran guru
tampak memberikan pertanyaan-
pertanyaan untuk menggali
pengetahuan siswa. Pada awal
pembelajaran guru memberikan
pertanyaan untuk mengetahui
pamahaman siswa tentang hal-hal
yang berkaitan dengan materi yang
akan dipelajari. Saat guru
memberikan pertanyaan tampak
bahwa tidak semua siswa dapat
menjawab pertanyaan dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
TRANSKRIP PERTEMUAN I
Hari/Tanggal : Kamis, 23 Februari 2012
Keterangan:
G : Guru
Sn : Siswa ke-n, n = 1, 2, 3, 4, ..., 34
BS : Beberapa siswa
SS : Semua siswa
1. SS : Selamat pagi bu guru. (Semua siswa memberikan salam kepada
guru)
2. G : Selamat pagi anak-anak. Assalamualaikum...(Guru mengucap
salam)
3. SS : Wa‟alaikumsalam...(Siswa mambalas salam)
4. G : Pagi ini sehat semua
5. SS : Sehat
6. G : Siapa yang tidak masuk? (Guru menayakan siswa yang tidak
masuk)
7. SS : Rasyid
8. G : Buah jambu dengan buah apel itu sama tidak?
9. BS : Tidak
10. G : Yang dimaksud pecahan yaitu buah yang satu dengan nanti dibagi
menjadi berapa juga harus berbeda, nggih. Pembagian atau
penjumlahan.
11. G : Sekarang saya suruh maju, nggih (Artinya: ya). Riski, yang satu
putri. Aurel! Aurel sama Riski, sekarang dibelah menjadi dua. Tapi
hati-hati! Di bawah! Sekarang sudah dibagi dua? Itu hasilnya
dilihatkan! Nah, ini apel dan jambu dibagi dua itu sama tidak?
(Guru bertanya pada seluruh siswa)
12. SS : Sama. (Siswa menjawab secara serentak)
13. G : Sama? Sama karena dibagi dua. Ini nilainya sama tetapi berbeda
karena bentuknya dan jenisnya berbeda. Jambu yang sudah dibelah
menjadi nilainya itu menjadi berapa? (Guru bertanya kepada siswa
sambil menunjukkan buah jambu yang sudah dibelah)
14. SS : Satu per dua. (Siswa menjawab secara serentak)
15. G : Ini tempatnya Riski? (Guru menunjukkan apel yang telah dibelah)
16. SS : Satu per dua.
17. G : Satu per dua itu atau berapa?
18. BS : Setengah
19. G : Setengah. Nah, jadi nilainya sama. (Guru menegaskan kembali
bahwa nilai dari setengah jambu dan setengah apel sama).Ya
sekarang kasihkan sini. (Guru meminta siswa meletakkan apel dan
jambu di meja kemudian kembali ke tempat duduk). Sekarang
peraturan. Nanti peraturannya saya kasih nomor urut. Kalau nanti
dalam satu kelompok nilainya benar, yang aktif, yang bisa
mengerjakan mendapat bintang. Jelas? (Guru membagikan nomor
urut. Sudah semua?
Lampiran 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
20. G : Tujuannya nanti untuk menentukan masalah yang berkaitan
dengan penjumlahan berpenyebut sama. Nanti didiskusikan dengan
kelompoknya, yang pertama.Yang kedua berkaitan dengan
penjumlahan berpenyebut sama dengan alat peraga. Nanti
didiskusikan dengan kelompok jangan hanya satu nanti yang tidak
aktif tidak dapat bintang nggih, dst. Sekarang saya suruh
berkelompok. Putra-putri. (Guru membagi kelompok). Sudah dapat
kelompok semua?
21. SS : Sudah
22. G : Sekarang saya bagikan LKS! Sudah? Siapa yang mau ramai?
Dengarkan dulu! Aji kelompoknya mana? Satu kelompok itu
kerjanya dengan kelompoknya sendiri! Sekarang kamu kerjakan!
Dengarkan to! Ora malah dinggo topeng! (Artinya: bukannya
dipakai untuk topeng!) Sudah?
23. SS : Sudah
24. G : “Sekarang dilihat! Sopo sing omong terus kelompoke mengko ra
entuk bintang lho.” (Artinya: Siapa yang bicara terus kelompoknya
nanti tidak dapat bintang lho). “Pada soal nomor 1 kamu pahami!
Ayah mempunyai sebuah apel. Apel itu dibagi menjadi 4 potongan
yang sama besar, kemudian diberikan kepada ibu dan Ani. Ibu
mendapat potongan apel. Ani mendapatkan potongan apel.
Berapa bagian apel yang diberikan kepada Ibu dan Ani dari
keseluruhan apel tadi?” (Guru membacakan soal pada LKS
kemudian guru membagikan kertas manila yang akan digunakan
siswa untuk menuliskan jawaban sesuai cara yang mereka temukan
masing-masing di dalam kelompok). Sing omong wae ra entuk
bintang! (Artinya: yang bicara terus tidak dapat bintang!) Sudah?
Kelompoknya ditulis! (Guru membagikan spidol yang akan
digunakan untuk menuliskan jawaban siswa).
Guru membagikan bintang kepada siswa yang aktif .
25. G : Ditempel..ditempel, yang dapat ditempel. Kok ditempel disitu? Di
tempel ditempat yang tak kasih tadi. Ditempel di nomor. Sudah
semua? Ini sudah semua? Ayo diselesaikan dulu! (Guru
menanyakan kepada siswa sudah selesai atau belum. Karena siswa
belum selesai maka guru meminta siswa melanjutkan kembali
pekerjaannya).
Siswa melanjutkan mengerjakan soal nomor 2 kemudian masing-masing
kelompok mewakilkan satu anggota kelompoknya untuk mengambil media berupa
gelas dan pasir di depan kelas.
26. G : Gantian! Gantian! (Guru meminta siswa bergantian saat
mengambil pasir).
Siswa mengerjakan soal nomor 2. Setelah beberapa saat guru menyuruh
beberapa siswa untuk mempresentasikan jawabannya.
27. G : Ayo kelompoknya Wulan, Pipit! Ayo! Pipit menyampaikan
nggih. Pipit maju! Terus kelompoknya Anita, kelompoknya Aurilia
maju. Yang menyampaikan dua orang saja. Ayo dua orang dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
orang. Anita bawa ke sini dua orang. Jadi dari sebelah utara dulu.
Utara mana utara?
28. SS : (Siswa menunjuk arah utara)
29. G : Ya. Jawabannya dengarkan temannya. Ramai, kamu tidak siap.
Amar, Amar banyak bicara terus! Dengarkan! Nanti yang tidak
mendengarkan saya suruh menyampaikan masalahnya apa. Nggih?
Permasalahannya apa harus tahu. Dengarkan sekarang jawabannya
Aurilia nomor satu dulu.
30. S9 : Ayah membagi apel kepada Ibu Ani 2 potong, apel kepada Ani 1
potong. Jadi, apel yang diberikan kepada ibu dan Ani adalah 3
potong apel. Jadi, apel ayah masih 1 potong. Apel yang diberikan
kepada ibu
bagian. Diberikan kepada Ani
bagian. Jadi, apel
yang diberikan kepada ibu dan Ani adalah
bagian. Jadi,
keseluruhan apel yang diberikan kepada Ibu dan Ani adalah
.
(Siswa membacakan hasil kerja kelompok)
31. G : Nah, ini jawaban kelompoknya Aurel. Benar tidak? Sekarang
kelompoknya Wulan.
32. S33 :Ibu mendapatkan apel 2 potong. Ani mendapatkan apel 1 potong.
Jadi, keseluruhannya ibu dan Ani mendapatkan apel 3 potong.
(Siswa membacakan jawaban hasil kerja kelompok)
33. G : Nah, itu pendapatnya dari kelompoknya Wulan. Sekarang
kelompoknya Anita.
34. S8 :Ayah mempunyai 1 buah apel. Lalu dibagi menjadi menjadi 4
bagian sama besar. Lalu diberikan ibu Ani 2 potongan apel. Ani
mendapatkan 1 potongan. Jadi, keseluruhannya 2 potong apel + 1
potong apel = 3 potong. Jadi, keseluruhan apel adalah
bagian.
35. G : Sudah? Sekarang pendapatnya Aurelia, ada yang mau
membenarkan atau tidak? Ayo Amar! Ayo tunjuk jari! Siapa yang
mau bicara mengenai tempatnya Aurelia? Ayo Amar, jawabanya
tempatnya Aurelia betul atau tidak?
36. S12 : Betul
37. G : Kenapa?
38. S12 : Ibu dan Ani mendapat
bagian.
39. G : Sudah? Siapa yang mau menjawab tempatnya Pipit? Sasya? Betul
atau tidak no.1?
40. S14 : Betul
41. G :Siapa yang mengatakan betul? Salah atau betul? (Guru
menanyakan alasannya kepada semua siswa)
42. SS : Salah (Siswa menjawab secara serentak)
43. G :Siapa yang mengatakan salah sekarang ke sini!
44. S12 :Itu kan ibu mendapatkan apel 2 potong dan Ani mendapatkan 1
potong. Jadi, apel yang didapat ibu dan Ani ada 3 potong. Tetapi
kan yang ditanyakan bagian bukan potongan.
45. G : Nah, tempatnya Anita, siapa yang mau mengomentari? Kenanga?
46. S14 : (Siswa menganggukkan kepala dan bersedia menjawab)
47. G : Ya, bagaimana jawabannya? Silahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
48. S14 : (S14 memberikan penjelasan terhadap apa yang ditanyakan guru)
49. G :Jadi, kesimpulannya ini jawabannya karena disini pecahan maka
jawabannya harus dalam bentuk pecahan. Jadi, tempatnya Wulan
hanya 3 potong seharusnya apelnya tadi dikasihkan dengan ibu dan
ani. Jadi, yang betul tempatnya Aurelia dan anita. Begitu nggih?
Sekarang yang nomor 2. Gantian dari Anita dulu.
50. S8 :Pada hari Selasa ibu membeli susu sebanyak
liter. Lalu pada hari
Kamis ibu membeli lagi
liter untuk persediaan sampai hari Jumat.
Jadi, keseluruhannya adalah
liter +
liter =
= 1 liter. Jadi,
keseluruhannya adalah
= 1 liter susu. (Siswa membacakan
jawabannya sambil memperagakan dengan menggunakan pasir dan
gelas ukur).
51. G : Sekarang tempatnya Pipit
52. S33 :Pada hari Selasa ibu membeli susu kedelai sebanyak
liter. Pada
hari Kamis ibu membeli lagi
liter untuk persediaan sampai hari
Jumat. Jadi, keseluruhan susu adalah
liter ditambah
liter =
liter
susu kedelai. (Siswa membacakan jawabannya kemudian
menunjukkan cara menghitung dengan menggunakan alat peraga)
53. G : Sudah? Jadi, hasilnya 1 liter. Tempatnya Aurel!
54. S9 : Pada hari Selasa
liter susu kedelai. Pada hari Kamis
liter susu
kedelai. Jadi,
=
atau 1 liter untuk persediaan hari Jumat.
Jadi, keseluruhan susu yang dibeli ibu adalah
atau 1 liter. (Siswa
membacakan jawaban serta menunjukkan gambar yang mereka
buat. Kemudian siswa no.9 menunjukkan cara menggunakan alat
peraga dalam mengerjakan soal).
55. G : Ya sekarang dituangkan. Betul atau tidak?
=
atau 1 liter.
Sudah? Ada jawaban lagi tidak? Kalau sudah jawaban tadi betul
semua. Jadi, betul semua. Tepuk tangan. (Semua siswa memberikan
tepuk tangan kepada teman mereka yang telah mempresentasikan
jawabannya di depan kelas). Kalau sudah saya bagi LKS. Cepat
duduk. Tidak menyontek. Gelasnya dikembalikan! Apelnya nanti
kalau mau dimakan jangan dibuang! Ini dibagi! (Guru meminta
siswa membantu membagikan soal evaluasi). Soalnya sudah
belum? (Guru menanyakan kepada salah satu siswa yang duduk di
belakang). Sudah? Dikerjakan! Kerjakan sendiri nggih?
Setelah beberapa saat siswa mengumpulkan jawabannya kepada guru.
56. G : Ayo tempatnya jangan dikotori! Semua harus bersih seperti
kembali! Tadi belajar apa?
57. SS : Penjumlahan pecahan.
58. G : Penjumlahan pecahan. Siapa yang sampai hari ini belum jelas?
Penjumlahan yang berpenyebut sama. Yang dinamakan penyebut
yang mana?
59. SS : Bawah
60. G : Yang bawah. Yang atas namanya apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
61. SS : Pembilang.
62. G : Pembilang di atas dan penyebut di bawah. Yang dijumlahkan
yang mana?
63. SS : Pembilang
64. G : Pembilang saja. Jadi, penyebutnya tidak usah ditambah. Nggih?
Dengarkan dulu! Penjumlahan dengan penyebut sama itu yang
penyebutnya tidak usah ditambah! Ada yang masih ditambah.
Diingat-ingat! Terus nanti di rumah siapa yang belum jelas
ditanyakan besok sama bu guru, nggih? Siapa yang sudah jelas tadi
pelajaran mengenai penjumlahan?
65. BS : (Beberapa siswa mengacungkan tangan)
66. G : Ada yang belum?
67. S : (Siswa bernama Farel mengacungkan tangan)
68. G : Apa yang belum Farel?
69. S : Bisa
70. G : Terus sekarang yang mendapatkan bintang paling banyak siapa?
Ngacung? Ngacung yang paling banyak!
71. S11& S32: (Mengacungkan tangan)
72. G : Berdiri-berdiri. Tepuk tangan
73. SS : (Memberikan tepuk tangan)
74. G : Sudah? Yang mendapat dua teman kalian karena aktif. Besok kita
akan belajar tentang penjumlahan yang penyebutnya tidak
ditambahkan. Jelas? Jangan lupa bersihkan tempatnya sendiri-
sendiri. Harus membersihkan tempatnya sendiri-sendiri dengan
bersih seperti tadi. Pisau dikembalikan! Siapa yang mengotori
harus tanggung jawab. Cukup sekian Assalamualaikum...
75. SS : Wa‟alaikumsalam....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
TRANSKRIP PERTEMUAN II
Hari/Tanggal : Rabu, 7 Maret 2012
1. G : Mari kita buka dengan doa supaya diberi kelancaran.
2. S : Doa mulai!
3. SS : Bismillah ....
4. S : Siap gerak!
5. SS : Selamat pagi bu guru!
6. G : Semua belum. Ayo diulangi lagi berdiri.
7. S : Siap gerak!
8. SS : Selamat pagi bu guru!
9. G : Selamat pagi. Assalamualaikum ..
10. SS : Wa‟alaikumsalam...
11. G : Sekarang kita mau mempelajari penjumlahan seperti kemarin.
Penjumlahan berpenyebut tidak sama. Tidak seperti kemarin yang
belum jelas biar jelas. Nanti anak-anak yang aktif dapat bintang
dan tidak boleh mengotori. Tanggung jawab yang mengotori harus
membersihkan. Tidak seperti kemarin disuruh nyapu, mencari sapu
malah kliteran (Artinya: berputar-putar). Sekarang mengenai
penjumlahan berpenyebut tidak sama. (Guru menuliskan judul
materi yang akan dibahas).
Setelah itu guru membagikan nomor panggil sesuai absen.
12. G : Nomor 15 siapa? 33? dst. Sekarang berkelompok! Nomor 1-5,
nomor 6-10, 11-15, dst. Nanti tak suruh kelompoknya harus bekerja
sama tidak ada yang santai-santai! Sekarang saya suruh maju
kelompoknya Kenanga. Dua orang saja. Dengarkan semua. Disini
ada kue terang bulan. Ning ming satu mengko ora direbut. Ini
nggih. Saya mau membacakan. Pak Man mempunyai 1 buah terang
bulan yang dipotong menjadi 4. Sopo sing isih omong? Dibagi
menjadi berapa tadi?
13. SS : Empat
14. G : Tiba-tiba Bintang datang kemudian meminta sepotong terang
bulan milik Pak Man. Sebelum Bintang pulang Pak Man
memberikan lagi 1 potong terang bulan. Berapa bagian terang
bulan yang dimiliki Bintang? Nah, sekarang Kenanga memotong
terang bulan tadi diberikan kepada siapa tadi?
15. SS : Bintang
16. G : Pak Man mempunyai 1 buah terang bulan yang dipotong menjadi
4 bagian sama besar. Tiba-tiba Bintang datang terus dikasih satu
potong. Sekarang dipotong! Satu dipotong!
17. S14 : (Siswa memotong kue terang bulan menjadi 4 bagian)
18. G : Sudah? Setelah itu Bintang meminta satu potong! Dikasihkan satu
potong, satu potong.
19. S30 : (S14 memberikan sepotong martabak terang bulan kepada S30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
20. G : Bintang dikasih sepotong kue terang bulan milik Pak Man.
Dengarkan lagi! Sebelum Bintang pulang Pak Man memberikan
lagi 1 potong.
21. S14 : (Memberikan lagi sepotong terang bulan kepada S30)
22. G :Ya, berapa bagian yang dimiliki Bintang? Berapa?
23. SS : 2 bagian
24. G : 2 bagian. Nah ini menjadi 2 bagian.
Guru mengajak siswa untuk melengkapi fraction wall yang ada di papan tulis.
25. G : Ini namanya Fraction wall, terus ini ada kertas nanti saya suruh
menempel. Ini nanti kalau dibagi dua menjadi berapa? (Guru
mengangkat potongan kertas yang akan ditempel pada fraction
wall). Sekarang yang pertama ini. Ini ada fraction wall, ini ada
angka satu (Guru menunjuk pada potongan kertas fraction wall
yang telah ditempel). Kalau dibagi dua menjadi berapa?
26. S20 : (Mengambil kertas berwarna kuning kemudian menempelkan
kertas pada fraction wall di papan tulis).
27. G : Ya, terus kelompoknya Uswatun.
28. S12 : (Mengambil kertas berwarna kuning kemudian menempelkan
tepat di samping kertas yang ditempel S20 pada kertas fraction
wall di papan tulis).
29. G : Kelompoknya si Fahri! Sudah sekarang mundur. Ini tadi garek
menulisi fraction wall ini. (Artinya: Ini tinggal menuliskan fraction
wall ini), satu dibagi dua ditulis hasilnya berapa? Satu dulu!
Hasilnya berapa? Yang besar.
30. S5 : (Siswa menuliskan
)
31. G : Ayo Sasya, Nasya. Tulis hasilnya berapa tadi! Yang mana? Tadi
melihat nggak? Ayo!
32. S : Ini (Siswa menunjuk pada potongan kertas kuning yang ditempel
S12).
33. G : Lha yo tadi kamu melihat nggak?
34. S : Siswa menuliskan
35. G : Lho, kok
. Ini tadi satu dibagi 2. Saya suruh menempel temanmu
tadi Raras sama siapa tadi? Nah, itu berapa? Kenanga.
36. S14 :
37. G : Nah, dengarkan! Fraction wall ini, ini satu dibagi dua sama
dengan setengah atau satu per dua. Nggih? Perhatikan ya Nasya.
Sekarang yang bawah. Yang bawah kelompoknya Amar. Ayo
bukan si Nino! Ini adalah gambar satu per berapa?
38. S29 : Satu per tiga
39. G : Ini?
40. S29 : Satu per tiga
41. G : yang ini?
42. S29 : Satu per tiga
43. G : Sekarang tempel!
44. S29 : Menempelkan kertas warna biru di barisan keempat
45. G : Sekarang lagi! Elang.
46. S1 : Tampak sedikit bingung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
47. G : Hasilnya berapa? Ditulis!
48. S1 :
49. G : Satu lagi! Abel!
50. S16 :
51. G : Betul atau tidak?
52. SS : Betul
53. G : Nah, ini jadi
yang ini
. Dibagi dua menjadi? (Guru menunjuk
pada kertas pertama yang utuh)
54. SS :Setengah
55. G :Seperdua atau setengah. Terus yang kedua ini dibagi? (Guru
menunjuk pada kertas baris ketiga yang berwarna hijau).
56. BS :Tiga
57. G : Satu dibagi tiga menjadi?
58. SS : Sepertiga
59. G : Dibagi empat menjadi?
60. SS : Seperempat
61. G : Sekarang ini fraction wallnya dipotong. Satu dipotong menjadi
dua. Satu potong menjadi tiga. Nah yang dimaksud ini nanti ada
pecahan yang senilai, nggih? Satu dibagi, maaf dipotong menjadi
dua nggih? Ini kemarin sudah diberi garis, dikasih pelajaran nggih?
Potongan yang senilai
,
. Dibuka!
urutannya ke bawah adalah
berapa itu? Bawahnya berapa? Lurusnya!
62. BS :
63. G :Dua per empat, nggih? Itu sama, senilai. Ini digunakan untuk
menentukan pecahan yang senilai. (Guru menunjuk ke arah
fraction wall). Jadi, fraction wall ini digunakan untuk mencari
pecahan senilai, nggih?
Guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa
64. G : Ditulis nama kelompoknya dulu. Setelah itu kamu mengerjakan
nomor 1, nomor 2.
Guru membagikan spidol, fraction wall dan media lainnya.
65. G : Sudah belum?
66. SS : Sudah
67. G : Sudah menerima belum?
68. SS : Sudah
69. G : Itu sudah mendapat kelompok? Kae malah meneng wae ngopo?
(Artinya: Itu malah diam saja kenapa?) Sudah, sekarang kamu tulis
kelompoknya dulu. Ditulis kelompoknya dulu! Semua menulis
kelompok!
Siswa mengerjakan secara berkelompok
70. G : No.1 soalnya diperhatikan dulu. Pak man mempunyai 1 buah
martabak yang dipotong menjadi 2 bagian yang sama besar. Satu
potong akan diberikan kepada Bintang. Karena rasanya enak
Bintang minta lagi setengah bagian dari sisa martabak. Berapa
bagian martabak yang diberikan kepada Bintang dari 1 martabak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
yang utuh? (Guru membantu siswa untuk memahami permasalahan
yang harus diselesaikan)
71. S32 : Martabak terang bulan dipotong menjadi 2 bagian. Njur (Artinya:
lalu) satu potong diberikan kepada Bintang. Karena rasanya enak
Bintang minta lagi. Iki dikeke Bintang njur garek semene to?
Njaluk meneh Bintang (Artinya: Ini diberikan kepada Bintang lalu
tinggal segini kan? Bintang minta lagi). Jadi, setengah dari
setengah (S32 memotong kembali setengah bagian martabak
terang bulan menjadi dua bagian yang sama besar setelah itu
membagikan replika kue terang bulan kepada teman-temannya
sambil menjelaskan). Lalu Bintang minta lagi setengah bagian dari
sisa.
72. S28 : Ini bagian Bintang (Siswa menyodorkan
bagian martabak
kepada temannya).
Guru berkeliling untuk memberikan bintang kepada siswa yang aktif. Selain itu,
guru juga membantu siswa yang belum memahami permasalahan.
73. G : Soalnya dibawa! Lalu martabak satu tadi dibagi menjadi dua. Pak
Man masih mempunyai 1 buah martabak. Soalnya dibaca, dilihat!
Dipotong menjadi dua lalu diberikan kepada Bintang. Jadi, menjadi
berapa? Nah, karena rasanya enak, itu tadi martabaknya masih
berapa?
74. BS : Setengah
75. G : Setengah. Nah, karena rasanya enak minta lagi setengahnya itu.
Jadi, martabak yang diberikan Bintang berapa? Sudah ditulis tadi
betul atau tidak tempatmu?
Guru berkeliling kelas kemudian membantu salah satu kelompok untuk
memahami soal nomor 2. Setelah semua siswa selesai mengerjakan maka guru
menyuruh beberapa kelompok untuk presentasi.
76. G : Ayo Amar! Sini. Semua tidak ada yang bicara. Eh..Alvian malah
nggo topeng. (Artinya: Hai Alvian malah dipakai untuk topeng).
Semua menghadap ke sini mendengarkan temanmu. Ayo sekarang
menghadap ke sini! Sudah, Amar yang membacakan atau siapa?
77. S32 : Pak man mempunyai 1 buah martabak yang dipotong menjadi 2
bagian yang sama besar. Satu potong akan diberikan kepada
Bintang. Karena rasanya enak Bintang minta lagi setengah bagian
dari sisa martabak. Berapa bagian martabak yang diberikan kepada
Bintang dari 1 martabak yang utuh? Jawabannya adalah
=
=
bagian.
78. G : Ya, ini ditunjukkan (Guru meminta S33 menunjukkan potongan
replika martabak terang bulan). Ini satu, tadi diminta Bintang
setengah, terus yang satunya dibagi dua menjadi seperempat. Jadi
berapa bagiannya Bintang? (Guru memperjelas kembali jawaban
untuk mengetahui apakah siswa benar-benar sudah paham).
79. S :
80. G : Masih tiga satu per empat. Tempatnya Anita? Siapa yang sudah
selesai? Ayo Kenanga! (Guru meminta kelompok lain untuk
mempresentasikan jawaban no.2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
81. S30 : (S30 menjelaskan jawabannya)
82. G : Nah, bandingkan nggih! Yang keras sini! Sudah dibaca. Sudah?
Rasah ngguyu! (Artinya: tidak usah tertawa!)
83. S22 : Paman mempunyai sebidang tanah seluas 600 m2.
bagian tanah
ditanami jagung dan 150 m2 dari luas tanah semula ditanami cabe.
Berapa bagian luas tanah yang telah ditanami oleh paman? (Siswa
membacakan soal terlebih dahulu sebelum membacakan
jawabannya). Luas tanah yang ditanami adalah
=
=
Jadi, bagian yang ditanami paman adalah
84. G :
bagian. Sama tidak dengan ini?
85. BS : Podo wae (Artinya: sama saja)
86. G : Ayo diulangi lagi Ras. Ayo dengarkan!
87. S22 : Paman mempunyai sebidang tanah seluas 600 m2.
bagian tanah
ditanami jagung dan 150 m2 dari luas tanah semula ditanami cabe.
Berapa bagian luas tanah yang ditanami paman?
88. G : Nggih, terus? Dibaca lagi yang keras.
89. S22 : Luas tanah yang ditanami adalah
=
=
Jadi, bagian yang ditanami paman adalah
90. G : Ayo dikerjakan lagi nggih! Dikerjakan dengan cara yang
sederhana melihat fraction wall, nggih! Tidak harus dijadikan per
delapan, dijadikan per empat juga bisa. Dikerjakan sebentar.
Siswa diberi waktu untuk mengerjakan kembali dengan menggunakan fraction
wall. Setelah itu dilanjutkan kembali dengan presentasi.
91. S9 : Tanah seluas 600 m2.
bagian tanah ditanami jagung dan 150 m
2
dari luas tanah semula ditanami cabe.
92. G : Dengarkan! Sing omong wae sopo? (Artinya: yang bicara terus
siapa?)
93. S34 : (S34 menjelaskan jawaban)
94. G : Ya, terus ini maju Raras! Raras maju! Sing seru! (Artinya: yang
keras!) Semua mendengarkan biar tahu! Dibaca!
95. S14 : (S14 membacakan jawabannya)
96. G : Coba dijelaskan bagaimana caranya!
97. S14 : Setengah sama dengan dua per empat ditambah satu per empat
sama dengan tiga per empat. (S14 menjelaskan dengan
menggunakan fraction wall)
98. G : Baleni-beleni! (Artinya: diulangi-diulangi). Dengarkan!
99. S14 : Setengah sama dengan dua per empat ditambah satu per empat
sama dengan tiga per empat.
100. G : Jadi, saya ulangi. Setengah sama dengan dua per empat ditambah
seperempat hasilnya tiga perempat. Iya to? (Artinya: Iya kan?).
Siapa yang nilainya
? Acungkan tangan! Ya, kelompoknya
Amelia, Rosyid. Tepuk tangan.
101. SS : Siswa memberikan tepuk tangan.
102. G : Terus kelompoknya Anita.
103. SS : Siswa memberikan tepuk tangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
104. G : Sudah? Sekarang evaluasi itu ditulis ya. Ditulis!
Guru kemudian membagikan lembar jawab kepada masing-masing siswa.
105. G : Sopo sing urung? (Artinya: Siapa yang belum?). Setelah kamu
tulis nanti istirahat lalu dikerjakan di kelas. Pelajaran hari sama
dengan kemarin tidak? Ayo, penjumlahan dengan penyebut tidak
sama.
106. BS : Beda.
107. G : Beda. Caranya berbeda nggih? Penjumlahan pecahan yang
berpenyebut tidak sama dapat dilakukan dengan menggunakan
pecahan seperti fraction wall ini nggih? Itu harus dengan
menyamakan penyebutnya dulu dengan melihat di data ini. Cari
nilai yang sama, lihat daftar di fraction wall ini, ya! Jadi harus
untuk patokan ya! Setelah selesai mencatat soal siswa kembali ke
kelas dan mengerjakan soal evaluasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
TRANSKRIP PERTEMUAN III
Hari/Tanggal : Kamis, 8 Maret 2012
1. G : Nanti ada yang tak suruh maju nggih. Sebelum kita
berkelompok saya suruh maju. Ini saya kasih tanda nama. 27, 13,
31, dst. Saya suruh maju, Agil ke depan. Dengarkan nggih!
Semua juga mendengarkan. Ada soal. Wis dinggo wae rasah
diingar inger (Artinya: sudah dipakai saja tidak usah diputar-
putar). Sudah dipakai semua! (Guru memperingatkan siswa yang
masih bermain nomor panggil). Ini ada soal kamu pahami. Yeska
membuat 1 loyang puding. Kamu tahu puding?
2. SS : Tahu.
3. G :Yeska membawa 1 loyang puding untuk dijual dan membaginya
menjadi 6 potong sama besar kemudian saat berkeliling Adi
membeli puding Yeska sebanyak 2 potong. Berapa bagian puding
Yeska yang telah terjual? Membagi menjadi 6 potong.
4. S5 :(Siswa memotong replika puding yang telah disediakan)
5. G : Sudah? Dihitung sudah menjadi 6 belum?
6. S5 : Menghitung jumlah potongan replika puding.
7. G : Ya, ditunjukkan! Tadi satu dibagi menjadi 6. Saat akan
berkeliling menjajakan dagangannya, paman membeli pudingnya
sebanyak 3 potong. (Guru meminta S32 untuk maju ke depan).
Paman, yang menjadi paman Riski. Riski Romadhon membeli
puding 3 potong. Yeska membuat 1 loyang puding untuk dijual
dan membaginya menjadi 6 potong sama besar. Saat akan
berkeliling menjajakan dagangannya, paman membeli pudingnya
sebanyak 3 potong. Ayo yang dijual, 3 potong.
8. S5 : (Siswa mengambil 3 potong puding)
9. G : Ya, ini pamannya membeli 3 potong. Kasihkan!
S5 memberikan 3 potong replika puding kepada S24.
10. G : Kemudian saat berkeliling Adi membeli puding Yeska sebanyak 2
potong.
11. S5 : (Siswa memberikan lagi 2 potong puding kepada S24)
12. G : Berapa bagian puding Yeska yang telah terjual? Berapa jumlah
puding Yeska yang telah terjual? Menjadi berapa Agil?
13. S5 :
14. G : Ayo ditulis! (Guru meminta S32 untuk menulis jawabannya di
papan tulis). Tadi berapa potong? Tiga potong. Ya dihitung lalu
ditulis! Sekarang masih berapa? (Guru menanyakan kembali
jawabannya pada S32).
15. S32 :Siswa menuliskan jawabannnya di papan tulis
bagian puding.
16. G : Ini asalnya dari mana? (Guru menanyakan kepada S32 dari mana
hasil
diperoleh).
17. S32 : Harusnya 2 potong ditambah 3 potong.
18. G : Lha ya ditulis!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
19. S32 : (S32 membetulkan jawabannya yang salah).
20. G : Ini dihapus dulu! (Guru menunjuk pada jawaban siswa
sebelumnya yang kurang tepat)
21. S32 : (Siswa menuliskan kembali jawaban yang benar yaitu
)
22. G : Berapa bagian puding Yeska yang telah terjual? 3 potong dengan
2 potong. (Guru menegaskan kembali jawaban sambil menunjuk ke
jawaban siswa). Sekarang gantian! Sudah duduk situ!
S20 dan S14 maju ke depan kelas kemudian guru membacakan permasalahan
kedua yaitu tentang penjumlahan berbeda penyebut.
23. G : Ayah memetik buah rambutan di kebun untuk dibawa ke rumah
nenek sebanyak
kg. (Guru membantu siswa memahami soal lalu
siswa menuliskan soal di papan tulis). Setelah itu kakak juga
memetik sebanyak
kg dan kemudian dicampurkan. Berapa
kilogram rambutan yang akan dibawa ke rumah nenek? Ya,
dihitung!
24. S14,S20:
(S14 menuliskan jawaban di papan tulis
sedangkan S20 membantu menyelesaikan).
25. G : Ya, sudah. Jadi rambutan yang dibawa ke rumah nenek? Dibaca
dulu!
26. S14 : Ayah memetik buah rambutan di kebun untuk dibawa ke rumah
nenek sebanyak
kg. Setelah itu kakak juga memetik sebanyak
kg dan kemudian dicampur. Berapa jumlahnya?
27. G :
betul atau tidak? Dibagi boleh tidak? Ya dibagi, seperti
kemarin.
28. SS : Boleh
29. G : Ya dibagi seperti kemarin.
30. S14 :
31. G : Itu kalau dibagi berapa? Anita maju Anita! Cepat! (Guru
menyuruh S8 maju untuk membantu temannya)
32. S8 :
(S8 menuliskan bentuk pecahan yang lebih sederhana).
33. G : Ya, sudah nggih?
Setelah itu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
34. G : Alvian, Andrea, Amelia, Aurel, Revan, dst. (Masing-masing
kelompok 5 siswa). Ya, sekarang yang saya panggil cari
kelompoknya tadi. (Siswa berpindah tempat duduk sesuai
kelompoknya masing-masing. Setelah itu, mengerjakan LKS secara
berkelompok. Saat siswa mengerjakan berkelompok guru
mengamati dan memberikan bintang kepada siswa yang aktif
dalam bekerjasama. Setelah siswa selesai mengerjakan LKS maka
siswa diminta mempresentasikan jawabannya. S3, S5, S8
mempresentasikan jawabannya)
35. G : Sing seru! Yang keras!
36. S4 : Ibu mempunyai puding kemudian dibagi 8 bagian lalu ibu
memberikan 2 bagian puding kepada Avika. Kemudian ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
memberikan 1 lagi kepada Avika. Berapa bagian puding yang
diberikan kepada Avika?
37. G : Le maca menghadap ke sana! (Artinya: membacanya menghadap
ke sana!)
38. S3 : Bagian puding yang diberikan Avika
=
bagian.
39. S4 : Sing seru! (S4 kemudian membacakan kembali jawaban
kelompoknya). Bagian puding yang diberikan Avika
=
bagian.
40. G : Siapa yang berbeda? Kelompoknya Anita maju. Ayo nanti
disamakan dengan temannya. (Guru meminta kelompok yang
pertama agar tetap berada di depan kelas). Soalnya dibawa itu!
Ya, Anita dibacakan.
41. S : Ibu mempunyai puding yang dibagi menjadi 8 bagian yang sama
besar kemudian diberikan 2 bagian kepada Avika. Karena masih
banyak ibu memberikan lagi 1 bagian. Berapa banyak puding yang
diberikan kepada Avika? Jawabannya
=
bagian yang
diberikan kepada Avika.
42. G : Ya, sama tidak dengan kelompok lain?
43. BS : Sama
44. G : Sama. Yang lain ada nggak? (Guru meminta kelompok lain lagi
untuk mempresentasikan jawabannya). Dengarkan!
45. S30 : Ibu mempunyai puding yang dibagi menjadi 8 bagian yang sama
besar kemudian diberikan 2 bagian kepada Avika. Karena masih
banyak ibu memberikan lagi 1 bagian. Berapa banyak puding yang
diberikan kepada Avika?
=
=
=
46. G : Jadi, kenapa kok ada seperdelapan, dua per delapan sama dengan
seperdelapan dan seperdelapan? Kan yang ditanyakan dua bagian
Avika. Ayo dengarkan!
Setelah itu guru dan siswa lain memberikan tepuk tangan kepada kelompok yang
jawabannya benar. Guru kemudian menunjuk beberapa kelompok untuk maju
mempresentasikan jawaban soal nomor 2.
47. S17 : Budi mengecat kamar tidur dan menghabiskan setengah kaleng
cat. Setelah selesai mengecat kamar Budi kemudian mengecat
pagar dan menghabiskan setengah dari sisa cat yang telah
digunakan sebelumnya. Berapakah jumlah cat yang dihabiskan
Budi untuk mengecat kamar dan pagar?
Jawab:
=
=
= 1
Setelah S17 membacakan jawabannya, guru menanyakan kepada siswa lain.
Beberapa siswa mengatakan bahwa jawabannya kurang tepat.
48. G : Ya, jadi
=
=
. Jadi, penyebutnya harus disamakan
dulu. (Guru menarik kesimpulan dari pembelajaran penjumlahan
pecahan berbeda penyebut).
Guru memberikan soal evaluasi kepada masing-masing siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
TRANSKRIP PERTEMUAN IV
Hari/Tanggal : Selasa, 13 Maret 2012
Guru menyampaikan pesan agar siswa mengerjakan evaluasi dengan jujur.
1. G : Harus dikerjakan dengan jujur, tidak boleh menyontek! Nanti tak
beri bintang, nggih? Harus dikerjakan sendiri!
Guru membagikan nomor panggil kepada masing-masing siswa dan kemudian
menanyakan kepada siswa apakah masih ada yang kesulitan dalam
menjumlahkan pecahan.
2. G : Fahri nomor 2, Amar, dst. Yang kemarin-kemarin siapa yang
belum jelas? Ayo ada yang belum jelas tidak? Diam semua berarti
sudah jelas. Sasya sudah jelas belum? Robert sudah jelas?
3. S : Jelas
4. G : Siapa yang belum jelas? Riski Kurnia sudah jelas belum?
5. S : Sudah
6. G : Pasti sudah dapat semua. Kemarin sudah diulangi, kemarin siang,
nggih?
Guru kemudian membagikan lembar soal dan lembar jawab dan siswa
mengerjakan evaluasi akhir secara mandiri.
7. G : Ayo dikerjakan! Soalnya sudah belum ini? (Guru menyuruh siswa
mengerjakan masalah kontekstual dalam bentuk soal cerita).
Saat siswa mengerjakan guru mengamati siswa apakah siswa jujur dalam
mengerjakan evaluasi. Setelah selesai mengerjakan maka siswa mengumpulkan
soal dan lembar jawab kepada guru di depan kelas. Selanjutnya guru
menanyakan jumlah bintang yang diperoleh siswa.
8. G : Anita berapa? Berapa bintangnya?
9. S8 : Enam
10. G : Rosi?
11. S30 : Lima
12. G : Terus siapa lagi? Amar empat. Berarti yang paling banyak enam
13. BS : Anita
14. G : Maju ke depan! Maju ke depan!
S8, S30, dan S14 maju ke depan kelas karena berhasil mengumpulkan bintang
paling banyak.
15. G : Ini dapat kenang-kenangan nggih. Ini yang mendapat enam.
(Guru memberikan hadiah kepada S8 yang berhasil memperoleh
bintang sebanyak 6 kemudian guru juga memberikan hadiah ke
S30 dan S14 yang masing-masing berhasil memperoleh 5 bintang).
16. SS : (Siswa lainnya memberikan tepuk tangan kepada ketiga siswa
yang berhasil memperoleh bintang terbanyak).
Setelah itu guru dan siswa melakukan refleksi pembelajaran
17. G : Senang tidak?
18. SS : Senang
19. G : Nanti yang belum jelas besok bisa ditanyakan lagi nggih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
Lampiran 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
FOTO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Lampiran 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI