-
PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENGARTIKAN, MEMBACA, MENULIS LAMBANG
PECAHAN, MENUNJUKKAN LETAK PECAHAN DALAM
GARIS BILANGAN DAN MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN
SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD. KANISIUS KLEPU
SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sekolah Guru Dasar
Disusun oleh :
Jemino ( 071134065 )
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Hati penulis memikir – mikir jalannya
tetapi Tuhanlah yang menentukan arahnya
Tulisan ini kupersembahkan kepada :
Bruder - bruder Santa Maria dari Lourdes
( Bruder – bruder Budi Mulia (BM))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
HIDUP DALAM IMAN
HARAPAN, dan KASIH
Iman tanpa perbuatan, pada hakekatnya mati.
( Yakobus 2 : 14 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya Menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat
karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan
daftar Pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 22 Desember 2009
Penulis
Jemino
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : JEMINO
Nomor Mahasiswa : 071134065
Demi membangun ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul :
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARTIKAN, MEMBACA,
MENULIS LAMBANG PECAHAN MENUNJUKKAN LETAK
PECAHAN DALAM GARIS BILANGAN DAN MEMBANDINGKAN
BILANGAN PECAHAN SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD. KANISIUS
KLEPU, SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan tanpa
perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap
tercantum nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta, 22 Desember 2009
Yang menyatakan
( Jemino )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENGARTIKAN, MEMBACA, MENULIS LAMBANG
PECAHAN MENUNJUKKAN LETAK PECAHAN DALAM
GARIS BILANGAN, DAN MEMBANDINGKAN BILANGAN PECAHAN
SEDERHANA DENGAN MENGGUNAKAN
METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SD.
KANISIUS KLEPU, SEMESTER II TAHUN AJARAN 2008/2009
Oleh :
Jemino
NIM : 071134065
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) peningkatan kemampuan
mengartikan, membaca, menulis lambang pecahan menunjukkan letak pecahan dalam
garis bilangan, dan membandingkan bilangan pecahan sederhana dengan
menggunakan metode demonstrasi; (2) mengetahui efektivitas pembelajaran dalam
hal kemampuan belajar dan jumlah siswa yang berhasil mencapai target akhir.
Penelitian dilaksanakan di kelas III SD Kanisius Klepu, Minggir, Sleman,
Yogyakarta. Subyek penelitian berjumlah 34 siswa dari 36 siswa. Pengumpulan data
diperoleh dari skor siswa pada evaluasi/ ulangan akhir siklus yang terdiri dari siklus I
dan siklus II. Analisis data dengan cara mencari skor rata – rata kelas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) adanya peningkatan kemampuan
mengartikan, membaca, menulis lambang pecahan menunjukkan letak pecahan dalam
garis bilangan, dan membandingkan bilangan pecahan sedehana, dengan prestasi
ditunjukkan dari skor rata – rata awal sebesar 34, 85% , dan skor rata – rata akhir
sebesar 70,79%; (2) adanya efektivitas pembelajaran yang ditunjukkan dari hal
kemampuan belajar dengan menggunakan data analisis peningkatan kemampuan, dan
dalam hal jumlah siswa yang berhasil dari keadaan awal 0 siswa dan 20 siswa pada
akhir siklus dalam persen sebesar 58,82% siswa yang mencapai target ( 70%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
IMPROVING COMPETENCIES ON INTERPRETING, READING AND
WRITING THE SYMBOL OF FRACTION, TO SHOW THE PLACE OF THE
FRACTION ON NUMERAL LINE AND COMPARING TO A SIMPLE
FRACTION USING THE DEMONSTRATION METHOD AT THE GRADE
OF ELEMENTARY SCHOOL AT SD KANISIUS KLEPU
TERM II ON THE LEARNING TEACHING 2008/2009
Jemino
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2009
This research is doing to know : (1) improving competencies on interpreting,
reading and writing the symbol of fraction, to show the place of the fraction on
numeral line and comparing to a simple fraction using the demonstration method. (2)
to know the effectiveness in learning teaching related to competencies in studying and
the number of student who are able to succeed in the last program.
This research at SD. Kanisius Klepu Sendangmulyo, Minggir, Sleman,
Yogyakarta. The object research is 34 of 36 pupils. We collect the datas from the first
cycle and the second cycle. We analyze the data by using the average score of the
class.
The result of this research showing that : (1) improvements of improving
competencies on interpreting, reading and writing the symbol of fraction, to show the
place of the fraction on numeral line and comparing to a simple fraction in achieving
average score in the beginning is 34,85% and the last score is 70,79%. (2) the are the
effectivities in learning teaching process which are indicated on the studying
compenencies by using the analyzing data on improving competencies. The
successful students in the beginning is 0 and at the end is 20 pupils is 58,82% of the
students target is 70%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis menghanturkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa,
dengan segala karunia dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
PTK (Penelitian Tindakan Kelas ) ini. Karya tulis ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat menyelesaikan studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Keberhasilan penyususnan skripsi tidak lepas berkat bantuan, dukungan, dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturakan limpah terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. T Sarkim, M,Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Fr. Kartika Budi,MPd., selaku Dosen Pembimbing I yang dengan
sabar, tekun, setia membimbing dan mendampingi penulisan proses penyususnan
skripsi PTK ( Penelitian Tindakan Kelas) ini.
4. Bapak Drs. Thomas Sugiarto,, M.T., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
membantu dan membimbing penulisan selama proses penyusunan skripsi ini.
5. Bapak Kepala Sekolah SD Kanisius KLepu yang telah memberi kesempatan
kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Para Bapak dan Ibu guru SD Kanisius Klepu yang memberikan dorongan dan
membantu dalam saat proses penelitian berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
7. Para Bruder Budi Mulia yang telah meberikan dorongan dan motivasi kepada
penulis untuk menyelesaikan penyususnan skripsi ini.
8. Bapak, simbok, kakak, dan adik yang selalu memberikan semangat dan bantuan
kepada penulis.
9. Teman – teman S1 PGSD sore yang telah memotivasi, dorongan, dan inspirasi
bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi PTK ( Penelitian Tindakan Kelas ) ini jauh dari
sempurna. OLeh karena itu, sumbang saran dari pembaca, penulis harapkan.
Akhirnya semoga karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………… iv
HALAMAN MOTTO ………………………………………………… v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ….…………… vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………… vii
ABSTRAK ……………………………………………………………. Viii
ABSTRACT …………………………………………………………………….. ix
KATA PENGANTAR ………………………………………………... x
DAFTAR ISI …………………………………………………………. xii
DAFTER TABEL …………………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………... 1
B. Identivikasi Masalah ………………………………………. 4
C. Rumusan Masalah …………………………………………. 5
D. Batasan Pengertian ………………………………………… 5
E. Tujuan Penelitian …………………………………………... 6
F. Manfaat Penelitian …………………………………………. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori ……………………………………………….. 8
B. Kerangka Berpikir …………………………………………. 25
C. Rumusan Hipotesis ………………………………………... 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rencana Tindakan………………………………………….. 28
B. Peubah, Data, dan, Pengumpulan Data …………….…….. 33
C. Penyusunan Instrumen ……………………………………. 34
D. Analisis Data ……………………………………………… 37
E. Efektivitas ………………………………………………… 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskrepsi Pelaksanaan ………………………………….. 40
B. Deskrepsi Data …………………………………………... 47
C. Analisis Data …………………………………………..…. 51
D. Refleksi …………………………………………………... 53
E. Pembahasan ………………………………………..……. 55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………….……. 60
B. Saran – Saran …………………………………….……… 61
Daftar Pustaka ………………………………………………………. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Indikator Keberhasilan Peningkatan Kemampuan …………. 38
Tabel 2 Kriteria Peningkatan Efektivitas Dalam Hal Pencapaian Skor
Rata – Rata Kelas …………………………………………… 39
Tabel 3 Kriteria Efektivitas Dalam Hal Siswa yang Berhasil ……… 39
Tabel 4 Destribusi Frekfensi Skor Siswa Siklus I …………………. 48
Tabel 5 Distribusi Frekfensi Skor Siswa Siklus II …………………. 50
Tabel 6 Peningkatan Awal, Siklus I, dan Siklus II ………………… 58
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Data Skor ………………………………………………… 64
Lampiran 2 Silabus …………………………………………………… 66
Lampiran 3 RPP………….…………………………………………… 70
Lampiran 4 LKS ……………………………………………………… 80
Lampiran 5 Kisi – Kisi………………………………………………… 91
Lampiran 6 Ulangan – Ulangan ………………………………………. 100
Lampiran 7 kunci jawaban ……………………………………………. 106
Lampiran 8 Izin Penelitian …………………………………………… 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagaimana diketahui bahwa guru dalam dunia pendidikan merupakan
pelaksana terdepan yang tidak dapat diabaikan keberadaannya. Guru dalam
melakukan tugasnya berusaha mengembangkan kemampuannya demi
meningkatkan kemampuan belajar siswa. Keberhasilan siswa dalam proses
belajar tidak tergantung dari guru saja, tetapi juga dipengaruhi dari berbagai
faktor.
Seperti diuraikan di atas, di samping proses pembelajaran, keberhasilan
siswa dalam belajar sangat tergantung dari berbagai faktor. Faktor pertama yang
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah faktor dari dalam, seperti bakat,
motivasi, minat, dan kemampuan awal. Faktor kedua yaitu faktor dari luar siswa
seperti guru, fasilitas belajar, teman belajar, lingkungan belajar, metode, dan
media.
Pendidikan bagi individu adalah kegiatan yang berlangsung sepanjang
hidup. Setiap individu selalu berusaha mengembangkan kemampuannya untuk
berinteraksi dengan lingkungannya. Siswa sewaktu masuk di suatu program
pendidikan tidak berangkat dari nol. Mereka telah mempunyai pengalaman
belajar dari kehidupan sebelumnya, maka mereka mempunyai perbedaan
kemampuan awal. Perbedaan kemampuan awal siswa disebabkan oleh tingkat
intelegensi yang berbeda, dan latar belakang keluarga yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
Peningkatan kemampuan siswa dalam belajar matematika sering
meleset dari harapan. Harapan kita adalah siswa mampu menguasai ketrampilan
dan pengetahuan yang disajikan dalam proses belajar, yaitu menguasai
ketrampilan dan pengetahuan dalam pembelajaran matematika tentang pecahan
sederhana. Menurut informasi guru SD Kasnisius Klepu bahwa dalam pelajaran
matematika khususnya tentang pecahan sederhana masih rendah. Untuk
membuktikan hal tersebut peneliti mengadakan tes awal. Kenyataannya bahwa
memang betul kemampuan siswa SD. Kanisius Klepu masih rendah ditunjukkan
dengan tidak berhasil memecahkan soal – soal pecahan sederhana yaitu siswa
tidak mampu untuk menjawab dengan benar soal yang diujikan. Indikatornya
adalah perolehan rata – tata skor dalam persen setelah diadakan tes awal sebesar
34,85%. Mengapa itu terjadi ? Rendahnya pencapaian kemampuan belajar siswa
dalam hal pecahan sederhana disebabkan oleh :
1. Pemilihan metode yang tidak tepat oleh guru
Guru sering memilih dan menggunaan metode yang tidak tepat. Guru
cenderung hanya menggunakan satu metode yaitu metode ceramah. Guru
biasanya mencari hal – hal yang praktis, dan mudahnya. Maka
mengunakan metode ceramah dianggap tepat. Metode ceramah sudah
akrab dengan guru, mudah, dan dianggap tidak perlu persiapan, serta biaya
murah. Pemilihan metode ini dapat mempengaruhi kurangnya minat anak
untuk mengikuti proses belajar yang disajikan oleh guru, dengan
sendirinya kemampuan siswa tidak berkembang secara maksimal seperti
yang kita harapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
2. Guru tidak memperhatikan tingkat perkembangan siswa didik
Anak SD Berada pada tahap perkembangan kognitif kongkrit.
Pembentukan pemahaman pengetahuan dibangun dari hal – hal yang nyata/
kongkrit. Tetapi guru sering tidak memperhatikan hal tersebut dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Guru hanya berpusat bagaimana
menyelesaikan materi sesuai dengan target waktu.
3. Siswa menganggap pelajaran matematika sulit
Para siswa beranggapan bahwa pelajaran matematika itu menakutkan.
Maka mereka mendengar saja sudah langsung antipati. Ketakutan siswa
disebabkan karena asumsi bahwa pelajaran matematika sulit. Siswa yang
memiliki pandangan tersebut dalam proses belajar akan mengalami
kesulitan dan akhirnya semua yang diajarkan oleh guru tidak dapat
dikuasai dengan baik.
Pencapaian perkembangan kemampuan belajar matematika siswa juga
dipengaruhi oleh penggunaan metode yang digunakan oleh guru. Guru yang
berhubungan langsung dalam proses belajar, bertugas untuk membantu siswa
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan melalui proses belajar. Guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran menggunakan metode yang dipilih.
Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan membuat siswa tertarik dan
senang untuk mengikuti proses belajar yang disampaikan oleh guru, sehingga
dapat mempertinggi tingkat kemampuan belajar siswa, khususnya pembelajaran
matematika di Sekolah Dasar.
Dalam penelitian ini peneliti tertarik meningkatkan kemampuan belajar
pecahan sederhana siswa kelas III SD. Kanisius Klepu dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
metode demonstrasi. Peneliti memilih metode demonstrasi dikarenakan metode
demonstrasi membuat siswa aktif dalam proses belajar. Metode demonstrasi
melatih untuk memecahkan permasalahan dengan meragakan/ melakukan.
Metode demonstrasi yang bertumpu pada keaktifan siswa melakukan kegiatan
menumbuhkan rasa senang, dan akhirnya memotivasi siswa untuk belajar.
Peningkatan kemampuan belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dengan tes
awal dan tes akhir siklus yang dilakukan oleh guru setelah materi pembelajaran
yang disampaikan selesai.
B. Identifikasi masalah
Dari pernyataan – pernyataan di atas peneliti mendapatkan gambaran
permasalahan – permasalahan yang terdapat di kelas III SD, seperti :
1. Kemampuan siswa berkembang tidak maksimal dalam pembelajaran
pecahan sederhana khususnya tidak mampu menyelesaikan soal – soal tes
dengan benar, sehingga perolehan skor rendah.
2. Guru dalam pembelajaran hanya mengembangkan metode tertentu “
ceramah,” sehingga siswa tidak termotivasi dan menyenangi pelajaran
matematika khususnya pecahan sederhana.
3. Siswa sebelumnya sudah memiliki asumsi bahwa pelajaran matematika itu
sulit. Maka siswa dengan asumsi tersebut secara langsung atau tidak
langsung menolak, dan tidak menyenangi pelajaran matematika.
Dari semua kesulitan – kesulitan yang ada tidak semuanya dipecahkan oleh
peneliti, tetapi peneliti tertarik menggunakan metode demonstrasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
meningkatkan kemampuan pembelajaran pecahan sederhana kelas III SD.
Kanisius Klepu, dan tingkat efektivitasnya.
C. Rumusan Masalah
Masalah utama dalam penelitian ini adalah :
Apakah dengan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan
mengartikan, membaca, menulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan
pada garis bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana siswa kelas III SD.
Kanisius Klepu dengan benar?
Tetapi peneliti juga ingin mengetahui apakah pembelajaran dalam hal
mengartikan, membaca menulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan
pada garis bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana dengan
menggunakan metode demonstrasi siswa kelas III SD. Kanisius Klepu, efektif
dalam hal (a) hasil belajar, dan (b) dalam hal siswa yang berhasil ?
D. Batasan Pengertian
Dari identifikasi permasalahan di atas dapat diketahui masalah –
masalah yang ada, namun peneliti membatasi pengertian dalam penelitian,
seperti :
1. Pendekatan metode demonstrasi adalah proses pembelajaran yang
mengutamakan menggunakan alat – alat peraga berupa:
a. Bahan : buah – buahan ( apel, dan belimbing ), peralon, pejepit
kertas, pengait, dan kertas lipat.
b. Alat : gunting, pisau, penggaris,dan lem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
Bahan dan alat tersebut digunakan untuk memecahkan persoalan – persoalan
yang dihadapi khususnya pada materi mengartikan, membaca, menulis
lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan
membandingkan pecahan sederhana
2. Efektivitas penggunaan metode demonstrasi akan diukur dengan rata – rata
skor yang diperoleh siswa dalam persen (%) setelah proses pembelajaran
berakhir dan dilihat juga dari jumlah anak yang berhasil yaitu 60% pada
siklus I dan 70% pada siklus II dari keseluruhan siswa yang berhasil dalam
persen (%).
3. Peneliti dalam penelitian ini tidak mengembangkan proses pembelajaran
tematik, khususnya pembelajaran matematika pada materi mengartikan,
membaca, menulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan pada
garis bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana di kelas III SD
Kanisius Klepu, karena peneliti hanya ingin mengetahui pada masalah
peningkatan kemampuan dan efektivitas pembelajaran, sehingga aspek lain
tidak diperhatikan.
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan dalam hal membaca,
menulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis
bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana siswa kelas III SD
Kanisius Klepu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
2. Untuk mengetahui apakah pembelajaran membaca, menulis lambang
pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan
membandingkan pecahan sederhana siswa kelas III SD Kanisius Klepu
dengan menggunakan metode domontrasi efektif dalam hal ( a) hasil
kemampuan belajar, dan (b) jumlah siswa yang berhasil.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulis ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak, seperti di bawah ini :
1. Terutama bagi guru matematika kelas III SD, sebagai pertimbangan
dalam mengelola, dan merencanakan proses belajar matematika.
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat memberikan masukkan cara
belajar. Dengan demikian siswa dapat memilih cara – cara belajar yang
efektif demi meningkatkan cara belajarnya.
3. Bagi lembaga pendidikan tinggi Prodi PGSD, diharapkan dari hasil
penelitian ini sebagai motivator bagi mahasiswa lain untuk
mengembangkan penelitian yang lebih luas lagi, sehingga nantinya dapat
bermanfaat bagi perkembangan pembelajaran di Sekolah Dasar
umumnya.
4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat untuk mendapatkan
gambaran yang jelas akan fakta, terutama yang berkaitan dengan
penerapan strategi belajar – mengajar yang menggunakan metode
demonstrasi pada pengajaran matematika di Sekolah Dasar kelas III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Belajar dan mengajar
Pendidikan merupakan sarana membentuk kesatuan bangsa,
meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi, mengembangkan pengetahuan,
teknologi, dan membentuk karakter bangsa Indonesia. Pendidikan bagi
bangsa Indonesia membawa kemajuan disemua aspek kehidupan
masyarakat. Dengan pendidikan yang diselenggarakan oleh bangsa
Indonesia menjadikan bangsa kita sejajar dengan bangsa lain dan tidak kalah
penting menjadikan bangsa yang modern, memiliki kepribadian yang
tangguh dan unggul.
Pendidikan adalah salah satu pilar utama dari suatu bangsa.
Bangsa yang tidak memiliki pendidikan yang baik tidak akan berdiri kokoh
dan sejajar dengan bangsa lain dalam pengembangan pengetahuan dan
teknologi. Bangsa yang maju adalah bangsa yang menguasai pengetahuan,
dan teknologi modern. Pengembangan iptek akan memacu tercapainya
bangsa yang makmur, sejahtera, dan berdiri sejajar dengan bangsa lain.
Tercapainya hal tersebut memerlukan pendidikan yang berkualitas.
Ciri – ciri pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang
berorentasi masa depan. Kualitas pendidikan merupakan tanggungjawab dari
seluruh elemen bangsa Indonesia, tetapi yang secara langsung
bersinggungan adalah guru. Para guru yang berkecimpung dalam dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
pendidikan dituntut untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan.
Para guru dengan berbekal semangat, potensi, dan dedikasi berkewajiban
mengembangkan dan memajukan pendidikan yang dicita – citakan oleh
bangsa Indonesia. Guru yang memiliki dedikasi dan profesionalisme akan
membawa pendidikan yang menjadi tanggungjawabnya berorentasi ke masa
depan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru adalah meningkatkan
mutu pembelajaran. Para guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dengan meningkatkan mutu pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran
yang bervariasi baik metode maupun media pembelajaran.
Pendidikan tidak lepas dari proses pengajaran. Proses pengajaran
di dalamnya terdapat proses belajar. Proses belajar memegang peran yang
sangat vital Seperti uraian di atas bahwa mengajar adalah proses
pembimbingan kegiatan yang disebut kegiatan belajar. Bagi para guru sangat
penting memahami tentang proses belajar, supaya para guru mempu
memberikan bimbingan dan penyediaan lingkungan belajar yang tepat serta
bervariasi bagi para siswa. Belajar dan pengajaran oleh para ahli ditafsirkan
dan dirumuskan seperti berikut :
a. Pengertian Belajar (Oemar Hamalik, 2008 : 31 )
1) Belajar adalah memperoleh pengetahuan dengan latihan – latihan
pembentukan kebiasaan secara otomatis dan terus - menerus.
2) Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman. Belajar merupakan suatu proses suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
juga memahami, dan mengalami. Hasil belajar bukan suatu
penguasaan hasil latihan tetapi pengubahan perilaku.
3) Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku individu memlalui
interaksi dengan lingkungan.
b. Belajar adalah Proses
Belajar merupakan proses bukan tujuan. Belajar
mengutamakan langkah – langkah tertentu atau prosesdur – prosedur
yang ditempuh supaya seseorang yang melakukan kegiatan belajar
mengalami, dan akhirnya memiliki ketrampilan – ketrampilan yang
dilatihkan. Dengan bekal ketrampilan – ketrampilan yang diperoleh
seseorang yang mengalami kegiatan belajar mampu untuk menggunakan
ketrampilan itu untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.
c. Belajar dengan Jalan Mengalami
Pengalaman diperoleh dari interaksi antara individu dengan
individu, dan antara individu dengan lingkungan. Pengalaman adalah
sumber pengetahuan, dan ketrampilan bersifat pendidikan ( untuk
mendapatkan perlu proses belajar ). Pengalaman pendidikan bersifat
interaktif dan terus – menerus ( Hamalik Oemar, 2008 : 27 – 28 ).
d. Ciri – Ciri Belajar
Willian Burton menyimpulkan dan diuraikan oleh Hamalik
Oemar, 2008: 31, sebagai berikut :
1) Proses belajar ialah pengalaman , berbuat, mereaksi, dan
melampaui (under going).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
2) Berproses melalui bermacam – macam pengalaman, dan mata
pelajaran – mata pelajaran yang berpusat pada suatu tujuan
tertentu.
3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan
siswa.
4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan siswa
sendiri yang mendorong motivasi yang secara terus – menerus.
5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh heriditas dan
lingkungan.
6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi
oleh perbedaan – perbedaan individu setiap siswa.
7) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pengalaman –
pengalaman dan hasil – hasil yang dinginkan sesuai dengan
kematangan siswa.
8) Proses belajar yang terbaik apabila siswa mengetahui status dan
kemajuannya.
9) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai
prosesdur.
10) Hasil – hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain,
tetapi dapat didiskusikan secara terpisah.
11) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan
yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
12) Hasil – hasil belajar adalah pola – pola perbuatan, nilai – nilai,
pengertian – pengertian, sikap – sikap, apresiasi, abilitas, dan
ketrampilan.
13) Hasil – hasil belajar diterima oleh murid apabila memberikan
kepuasan sebagai pemenuhan kebutuhan, berguna dan bermakna
baginya.
14) Hasil – hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian
pengalaman – pengalaman yang dapat dipersamakan dengan
pertimbangan yang baik.
15) Hasil – hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi
kepribadian dengan kecepatan yang berbeda – beda.
16) Hasil – hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks
dan dapat berubah – ubah ( adaptebel ).
2. Pengertian Pengajaran
Pengajaran sama maksudnya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan
mengajar terdapat proses belajar dan mengajar. Maka di bawah ini
merupakan pengertian mengajar menurut Oemar Hamalik,(2008, 44 – 49) :
a. Mengajar merupakan kegiatan yang berlangsung untuk menyampaikan
pengetahuan kepada siswa. Kegiatan tersebut disampaikan oleh orang
dewasa khususnya yang tergabung dalam lembaga pendidikan ( guru ).
Tugas orang dewasa khususnya yang ada di dalam lembaga pendidikan
mempersiapkan siswa supaya dapat menghadapi kehidupan di masa
yang akan datang. Mereka dalam menyampaikan pengetahuan
dilasanakan dengan metode yang dipilih dan dianggap tepat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda
melalui lembaga pendidikan sekolah. Lembaga pendidikan sekolah
memiliki kewajiban untuk menyampaikan pengetahuan, ketrampilan,
dan budaya yang ada dan dihidupi oleh masyarakat. Maka siswa
diharapkan setelah proses belajar – mengajar memiliki pengetahuan, dan
ketrampilan yang memadahi, serta kepribadian sesuai dengan harapan
masyarakat.
c. Mengajar adalah usaha mengorganisasi lingkungan sehingga
menciptakan kondisi belajar bagi siswa. Sekolah sebagai lembaga
pendidikan menyiapkan lingkungan yang dibutuhkan, terutama
lingkungan sosial. Sekolah dalam hal ini yang menyiapkan program
belajar, bahan pembelajaran, metode, dan media. Maka sekolah
menyiapkan kesediaan guru, suasana kelas, kelompok siswa, dan
lingkungan sekolah menjadi lingkungan belajar yang bermakna, bagi
perkembangan siswa.
d. Mengajar adalah memberi bimbingan balajar kepada siswa.
e. Mengajar adalah suatu proses membantu siswa untuk menghadapi dan
memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari –
hari.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen nasional di masa
sekarang maupun masa datang. Dalam pendidikan peran seorang guru
sangat penting. Usaha meningkatkan mutu pendidikan pertama – tama
yang harus diperhatikan adalah mutu guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
3. Pendekatan Mengajar dan Belajar dengan Metode Demonstrasi
a. Metode Demonstrasi
Keberhasilan belajar ditentukan oleh bagaimana guru
menggunakan metode yang bervariasi. Dalam penelitian ini, peneliti
memilih dan menggunakan metode demonstrasi. Metode demonstrasi
yang dilaksanakn oleh peneliti memberikan kesempatan bagi para siswa
belajar secara aktif dengan meragakan alat – alat peraga untuk
memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari – hari yang berkaitan
dengan pelajaran matematika. Metode demonstrasi memberikan peluang
secara luas bagi siswa mempraktekan alat kerja sesuai dengan aturan
tertentu. Metode demonstrasi mengantarkan anak untuk mendapatkan
pengalaman, pengetahuan, dan ketrampilan baru. Metode demonstrasi
dapat mengondisikan siswa menyenangi materi pembelajaran yang
disampaikan oleh guru, sehingga para siswa secara bertahap akan
meningkat pristasi belajarnya.
Kata “ Demonstrasi “ berarti unjuk rasa, unjuk pikiran, dan unjuk
ketrampilan dalam bentuk fisik. Kita sering melihat peragaan – peragaan
yang dilakukan oleh perseorangan, misalnya kalau kita melakukan
perjalanan menggunakan alat transportasi laut maupun udara, sebelum
berangkat ada seorang demonstrasi muncul untuk meragakan bagaimana
menggunakan pelampung dan menggunakan masker tabung gas. Dalam
acara – acara televisi sering kita juga dipertontonkan acara seperti demo
masak, beladiri, dan dalam kehidupan sehari – hari masih banyak lagi
menyaksikan hal serupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
“ Singkat kata “ demonstrasi “sama dengan meragakan. Metode
demonstrasi adalah salah satu motode mengajar yang
memberikan kesempatan kepada para siswanya untuk
mengembangkan ketrampilan menggunakan alat kerja
berdasarkan prinsip tertentu (Wens Tanlain, 2006:49)”.
b. Dasar Pemilihan Metode Demonstrasi
1) Tujuan mengajar adalah menjadikan siswa terampil mengoperasikan
suatu alat kerja berdasarkan prinsip tertentu.
2) Bahan ajar mencakup informasi, konsep, prinsip, dan ketrampilan
menerapkan prinsip pada alat kerja tertentu.
3) Melalui proses latihan pengamatan siswa memahami bagaimana suatu
terjadi atau berlangsung dan apa yang harus dilakukan.
4) Melalui latihan siswa menjadi terampil mengunakan alat kerja.
5) Jumlah siswa antara 3 – 10 orang. Bila kelas besar, maka harus dibagi
menjadi kelompok – kelompok kecil.
6) Guru mewujudkan : “makna” belajar mengajar dan meningkatkan
peran aktif siswa dalam seluruh tahap pembelajaran.
c. Persiapan Mengajar
1) Tentukan bahan ajar : prinsip kerja dan alat kerja yang ada kaitannya
dengan kehidupan sehari – hari.
2) Tentukan alat – alat kerja, bahan – bahan yang dibutuhkan, dan
kelompok siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
3) Tugas siswa untuk mempelajari bahan ajar terutama mempersiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan besama oleh tiap kelompok
siswa.
4) Guru menyiapkan tempat dan prosedur kerja.
4. Kemampuan Belajar Matematika
Kemampuan belajar adalah perubahan tingkah laku yang dapat
diamati maupun yang tidak dapat diamati secara langsung terjadi dalam diri
seseorang yang diakibatkan dari pengalaman belajar. Kemampuan belajar
secara langsung dapat kita ketahui dari perubahan yang dialami setelah
seseorang mengalami proses belajar. Perubahan kemampuan dapat dilihat
dari tidak bisa menjadi terampil, dan dari tidak tahu menjadi tahu.
Pengukuran kemampuan dapat diketahui dengan kegiatan guru yang disebut
evaluasi. Para guru untuk mengetahui perkembangan dan tingkat
pengetahuan siswa yang telah mengalami proses belajar dengan soal – soal
latihan ataupun ulangan harian. Dari kegiatan evaluasi ini guru mendapatkan
data kemajuan siswa yang berupa lambang, angka (skor). Peningkatan
kemampuan juga dapat diketahui dari perubahan – perubahan tingkah laku
anak didik.
Dalam mengetahui perubahan kemampuan yang terjadi akibat dari
proses belajar menurut Oemar Hamalik ( 2008 : 145 – 148 ) terdapat tiga
istilah yaitu :
a. Pengukuran ( measurement )
Pengukuran yang dilakukan adalah mengumpulan data deskriptif
tentang produk siswa, tingkah laku yang sesuai dengan standar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
kemampuan ataupun norma. Aplikasi teknik – teknik pengukuran
dipusatkan pada dua jenis, yaitu : pengukuran norma dan pengukuran
kreteria.
b. Assessment
Assessment adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
mengukur kemampuan belajar sebagai hasil dari suatu program
instruksional. Rumus dirancang untuk mengukur kemampuan belajar
sebagai hasil dari suatu program instruksional. yang diperoleh dari tes,
maupun pengamatan perbuatan.
c. Evaluasi
Evaluasi menurut Kourilski adalah : tindakan untuk menetapkan
derajat penguasaan atribut tertentu oleh individu atau kelompok.
Evaluasi pada umumnya dipusatkan kepada anak didik (siswa). Evaluasi
bertujuan untuk memperbaiki pengajaran dan penguasaan materi
tertentu di dalam kelas. Evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang
dirancang untuk mengukur keefektivan sistem mengajar/ belajar sebagai
proses menyeluruh.
Syaifuddin Azwar ( 1996 : 9 ) menyatakan bahwa tes kemampuan
belajar merupakan salah satu alat ukur di bidang pendidikan yang sangat
penting artinya. Tes kemampuan belajar salah satu yang digunakan sebagai
sumber impormasi yang dapat untuk mempertimbangkan dalam mengambil
keputusan dalam kegiatan formal di kelas. Tes kemampuan belajar dapat
berbentuk ulangan – ulangan harian, ulangan blok, ulangan umum, dan juga
ujian masuk perguruan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
Fungsi tes untuk mengetahui kemampuan belajar siswa,
ketercapaian kemampuan dapat diketahui sebagai indikator kualitas dan
kuantitas pengetahuan yang dikuasai oleh anak didik, seperti berberikut :
1) Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
2) Sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan.
3) Sebagai bahan indikator intern untuk intitusi dan ekstern anak didik di
masyarakat.
4) Sebagai indikator terhadap daya serap anak didik.
Syafuddin Azawar ( 1996 : 63 ) menyatakan bahwa tes
kemampuan yang paling penting dan berguna adalah aspek kognitif.
Kemampuan belajar yang dimaksud di atas adalah hasil konkrit tes
kemampuan belajar siswa yang dicapai setelah proses belajar dari segi
kognitif, yaitu : ingatan, pemahaman, dan penerapan pelajaran matematika
secara tertulis. Kemampuan belajar siswa yang diperoleh dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu :
1) Faktor intern ( faktor yang berasal dari dalam individu )
Faktor intern itu antara lain bakat, minat, cara belajar, dan kemampuan
awal.
2) Faktor Ekstern ( faktor yang berasal dari luar individu )
Foktor – faktor yang termasuk dalam faktor ekstern itu, seperti : guru,
metode pembelajaran, sarana – prasarana, media, dan lingkungan. Faktor
– Foktor tersebut dapat mendukung pencapaian kemampuan belajar siswa
atau sebaliknya dapat sebagai penghambat pencapaian kemampuan
belajar siswa. Misal seorang guru tidak dapat memilih metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi pelajaran
menyebabkan siswa mudah menjadi bosan (tidak tertarik ) akibatnya
kemampuan belajar siswa menurun.
Kemampuan belajar matematika siswa dapat diukur. Salah
satunya dengan tes. Tes adalah kumpulan pertanyaan yang harus dijawab
oleh siswa. Pertanyaan tes atau tugas – tugas dari guru, dipilih oleh guru.
Siswa dalam hal ini diuji dan di tes sebagai sarana untuk mengukur aspek
akademik dan perubahan perilaku. Kemampuan belajar siswa diukur dan
hasilnya digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi
pembelajaran.
Syarat – syarat dalam menyusun tes kemampuan belajar
matematika yang baik meliputi :
1) Valid artinya saol tes mengukur apa yang seharusnya diukur.
Misalnya tes matematika harus benar – benar mengukur tentang
kepandaian anak dalam mata pelajaran matematika.
2) Reliabelitas ( ajeg/tetap ) artinya tes yang diadakan memiliki keajegan
hasil.
3) Berkualitas
Kualitas dapat ditinjau dari materi, kunstruksi, dan bahasa.
4) Obyektif
Hasil penelitian tidak tergantung pada subyek peneliti.
5) Disminatif
Dapat melacak perbedaan – perbedaan terkecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
6) Komprehensif
Mencakup segala persoalan yang harus diteliti.
Tes kemampuan belajar matematika disusun mencakup aspek
pengetahuan ( kognitif ), sikap (afektif ), dan ketrampilan ( psikomotorik ).
Pengetahuan, pemahaman, dan ketrampilan matematika siswa diperlukan
untuk menjawab soal – soal matematika. Dalam hal ini kemampuan belajar
siswa dibatasi pada aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan, karena
tingkat kemampuan siswa masih berkisar pada aspek pengetahuan (kognitif).
5. Matematika
Matematika digolongkan ke dalam ilmu pasti. Matematika
berkaitan dengan kosep suatu hal, dan proses yang melibatkan ketrampilan
menghitung, mengalikan, membagi, dan lain – lain. Matematika
mempelajari pola – pola dan hubungan sebab terutama untuk mencari
keseragaman ( pengelompokan ) seperti keurutan ( deret hitung ) dan
keterkaitannya. Matematika merupakan konsep – konsep tertentu atau model
– model tertentu yang merupakan repersentasinya. Dari hubungan konsep –
konsep ataupun model – model digeneralisasikan dengan mencari
pembuktian kebenaran secara dikduktif (Ruseffedi, 1993 :46).
a. Pecahan
1) Pengertian Pecahan
Pecahan dalam keseharian adalah suatu bagian yang terjadi
yang diakibatkan suatu benda disengaja ataupun tidak disengaja
terbagi. Pembagian suatu daerah tersebut akan sulit kita
mengukurnya dari suatu daerah benda yang jatuh dan pecah. Benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
yang jatuh dan pecah tidak memiliki daerah yang terbagi – bagi sama
luasnya/ bagiannya. Bilangan pecahan membagi suatu daerah
menjadi sejumlah daerah bagiannya sama besar/ luas. Jika satu
daerah dibagi menjadi empat bagian sama besar, maka setiap bagian
memiliki luas yang sama.
Luas bagian yang diaksir di atas , daerah yang tidak diaksir ,
makna adalah bagian dari luas daerah seluruhnya. Secara umum
bentuk pecahan adalah disebut pecahan dengan a dan b bilangan
cacah dan a ≠ b, b≠ 0. Bilangan pecahan a disebut dengan
pembilang, dan b disebut penyebut.
Contah :
Ibu memiliki sebatang coklat. Ibu membaginya kepada 3 anaknya.
Masing -masing anaknya mendapatkan bagian yang sama. Masing -
masing anaknya akan mendapatkan bagian dari keseluruh.
1 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
2) Pecahan Ekuivalen
Bilanganan pecahan senilai atau ekuivalen adalah 2 bilangan
pecahan yang memiliki luas daerah yang sama. Contoh
bilangan pecahan yang ekuivalen seperti :
3) Pecahan paling sederhana ( pecahan murni )
Bilangan pecahan sederhana ( pecahan murni ) adalah
bilangan yang dapat dinyatakan dengan , a dan b bilangan bulat, b ≠
0, a < b, dan a,b tidak memiliki faktor persekutuan. Bilangan itu
seperti :
• Bilangan pecahan sederhana ( pecahan murni )
Contoh :
Bilangan 3 dan 7 tidak memiliki faktor persekutuan
• Bilangan pecahan bukan bilangan sederhana
tidak merupakan bilangan pecahan sederhana ( bilangan murni)
karena bilangan 8 memiliki faktor 4.
6. Efektivitas
a. Pengertian Efektif
Efektivitas secarah harafiah diartikan pengaruh yang
menyebabkan suatu hal menjadi tepat guna. Dalam keseharian kita sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
mendengar kata “belajar yang giat “, “ belajar pangkal pandai”, dan lain
sebagainya. Belajar sering diartikan sempit yaitu hanya sebatas membaca
buku. Arti secara luas belajar adalah proses interaksi diri yang melibatkan
fisik, psikis, dan lingkungan untuk mencapai tujuan, yaitu adanya
kemajuan baik bersifat kognitif ( pengetahuan ), afektif ( sikap ), dan
psikomotorik ( perilaku). Untuk lebih mempermudah pengertian efektif
maka dengan contoh berikut : Anton seorang pelajar SD pergi ke sekolah
naik sepeda. Pada waktu pulang sekolah ban sepedanya bocor. Ia
kemudian membawanya ke bengkel sepeda terdekat. Ia melihat tukang
tambal ban sepeda itu menggunakan peralatan untuk menambal ban
sepedanya. Tidak telalu lama Anto menunggu, tukang tambal ban itu
menyelesaikannya. Ia segera pulang. Dengan melihat cara kerja tukang
tabal ban sepeda itu Anton memiliki pengalaman bagaimana cara
menambal ban. Suatu hari ban sepedanya bocor lagi. Anton menambal
ban sepedanya sendiri dengan bekal dari pengalaman melihat tukang
tambal ban sepeda tersebut. Ia praktek secara langsung menggunakan
peralatan yang dimiliki di rumah untuk memambal ban sepedanya.
Ternyata ia dapat menyelesaikannya. Dari contoh tersebut di atas
menunjukkan tukang tambal ban yang bekerja dengan efektif
(menggunakan peralatan secara tepat guna ) dan juga terdapat proses
pembelajaran yang efektif yaitu, Anton secara tidak langsung belajar
bagaimana menggunakan peralatan menambal ban sepeda. Proses
pembelajaran ini secara tidak langsung juga merupakan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
yang efektif, maka di bawah ini bagaimana sebuah pembelajaran yang
efektif.
b. Pembelajaran yang Efektif
Pembelajaran yang efektif ditentukan oleh bagaimana guru
mengatur dan memilih strategi pembelajaran. Guru yang dapat memilih
strategi, pengunaan metode, dan prasarana yang tepat akan membantu
siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Belajar yang efektif
sangat cocok bila guru ingin melakukan hal tersebut, seperti di bawah ini
( Hisyam Zaini, Bermawy Munthe, Sekar Ayu Aryani, 117 – 118 ):
1) Memberikan peserta didik belajar berpikir dari sudut pandang suatu
subyek bahasan dengan memberi mereka praktek berpikir.
2) Membantu peserta didik untuk mengevaluasi logika serta bukti –
bukti bagi posisi dirinya atau posisi yang lainnya.
3) Memberikan kesempatan peserta didik untuk memformulasikan
penerapan sustu prinsip.
4) Membantu peserta didik memahami suatu problem dan
mepormulasikannya dengan menggunakan informasi dari bacaan
atau ceramah.
5) Menggunakan bahan – bahan dari anggota lain dalam kelompok.
6) Memperoleh penerimaan bagi informasi atau kepercayaan peserta
didik terdahulu.
7) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih lanjut.
8) Memperoleh imbal – balik yang cepat tentang seberapa jauh suatu
tujuan tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
Prinsip pembelajaran efektivitas dan efektivitas adalah
pembelajaran yang menggunakan waktu yang cukup dan membuahkan
hasil, secara tepat, cermat, dan optimal. Pembelajar yang dimaksud
adalah ( Ahmad Rohani, 20) :
1) mencapai tujuan instruksional
2) memberikan suatu yang berharga bagi siswa
3) berhasil guna bagi peserta didik
B. Kerangka Berpikir
Setiap sistem pendidikan apakah itu pendidikan dasar, pendidikan
menengah, maupun pendidikan tinggi terdiri dari input, proses, dan output
sebagai bagian sub sistem. Bila dibandingkan dengan tingkat – tingkat
pendidikan menengah dan tinggi, siswa sekolah dasar kemandiriannya masih
rendah. Maka kopentensi dan peranan guru sangat diperlukan dalam proses
belajar mengajar. Guru dalam hal ini diharapkan menggunakan metode yang
tepat dalam proses pembelajaran akan mempertinggi kemampuan belajar.
Guru perlu memperhatikan minat belajar siswa dalam mengembangkan
dan menyampaikan materi pembalajaran. Usaha – usaha yang dapat dilakukan
guru untuk mengembangkan dan menumbuhkan minat belajar siswa melalui
interaksi produktif yang memungkinkan seorang peserta didik meningkat dalam
kemampuan belajarnya. Peserta didik yang memiliki minat merupakan kekuatan
dalam dirinya untuk memusatkan perhatian, pikiran pada obyek ataupun aktifitas
tertentu. Obyek ataupun aktifitas merupakan pilihan anak didik. Bila obyek
ataupun aktifitas menjadi pilihan anak didik, anak didik menjadi senang,
sehingga tumbuh minat terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
Anak didik yang memiliki minat terhadap obyek tertentu pada umumnya akan
menumbuhkan motivasi dan mempertinggi perhatian. Hal ini disebabkan oleh
adanya usaha yang giat berdasarkan dorongan maupun keinginan.
Siswa akan berminat dengan mengikuti pembelajaran yang menarik
dengan pengunaan metode demonstrasi. Penggunaan metode demonstrasi akan
mepengaruhi keberhasilan proses belajar matematika khususnya dalam hal
materi pecahan sederhana tentang mengartikan, membaca, menulis lambang
pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan membandingkan
pecahan sederhana. Metode demonstrasi mengikutkan secara aktif siswa secara
langsung dalam proses pembelajaran sehingga siwa dengan pengalaman itu
memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman yang berarti. Metode yang
digunakan oleh guru berpengaruh besar meningkatkan kemampuan belajar
matematika siswa.
Peneliti mengadakan penelitian tentang kemampuan pembelajaran siswa
kelas III dengan menggunakan metode demonstrasi terbimbing klasikal dan
mandiri dalam pembelajaran matematika dengan pokok bahasan pecahan
sederhana tentang mengartikan, membaca, menulis lambang pecahan,
menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan membandingkan pecahan
sederhana.
Peneliti juga ingin mengetahui tingkat keefetivitas pembelajaran dengan
mengunakan metode demonstrasi yang akan diukur dengan hasil skor rata – rata
kelas dan jumlah siswa yang berhasil mencapai target yang ditentukan oleh
peneliti dari keseluruhan siswa dalam persen (%). Umumnya pembelajaran yang
efektif dinyatakan dengan tingkat ketuntasan penguasaan materi dalam skor rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
– rata kelas dan jumlah siswa yang mencapai target skor tertentu dari seluruh
siswa yang ditetapkan pada akhir pembelajaran 100%. Peneliti menyakini
mampu mencapai ketutasan materi dan jumlah siswa yang mencapai target akhir
skor 70% dari keseluruhan siswa 100%, tetapi karena peneliti melaksanakan
penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir memiliki keterbatasan seperti :
1. keterbatasan waktu
2. tidak mengetahui keadaan siswa yang sebenarnya
3. kolaborasi dengan guru kelas
4. dan lain halnya.
Maka peneliti menetapkan pencapaian minimal ketuntasaan 70% dari 100%
seharusnya yaitu ketentusan penguasaan materi yang diukur dengan skor rata –
rata kelas dalam persen (%) dan ketuntasan jumlah siswa yang berhasil mencapai
target skor 70% pada akhir siklus II dari jumlah siswa seluruhnya.
C. Perumusan Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini hanya pada masalah utaman yang dirumuskan
sebagai berikut :
1. Metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan mengartikan
membaca, menulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan pada
garis bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana siswa kelas III
SD. Kanisius Klepu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rencana Tindakan
1. Seting Penelitian
Peneliti memilih tempat penelitian di SD Kanisius Klepu, Sendang-
mulyo, Minggir, Sleman, Yogyakarta. Subyek yang akan diteliti adalah siswa
kelas III SD. Kanisius Klepu. Pelaksanaan penelitian direncanakan pada tahun
ajaran 2008/2009, semester II. Lama penelitian direncanakan selama 3 minggu,
terdiri dari 2 siklus. Siklus 1, direncanakan 3 kali pertemuan, dan setiap
pertemuan dua jam pelajaran. Siklus ke 2, direncanakan 2 kali pertemuan,
setiap pertemuan dua jam pelajaran. Setiap siklus akan diakhiri dengan evaluasi
(ulangan harian ). Waktu yang digunakan setiap evaluasi 2 jam pelajaran.
2. Rencana Tindakan
Peneliti dalam penelitian ini merencanakan tindakan dalam
meningkatkan kemampuan pembelajaran pecahan sederhana kelas III SD.
Kanisius Klepu akan dilaksanakan 2 siklus. Siklus pertama dengan
mengunakan metode demonstrasi terbimbing klasikal, dan siklus kedua dengan
metode demonstrasi mandiri, serta setiap akhir siklus diadakan evaluasi
a. Siklus I
Siklus pertama ditekankan pada pembelajaran yang mengunakan
metode demonstrasi terbimbing klasikal. Siklus pertama terutama pelajaran
pecahan sederhana : mengenal arti pecahan, membaca pecahan, menulis
lambang pecahan, dan menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
membandingkan pecahan. Siklus pertama akan dilakukan 3 kali pertemuan
dengan langkah sebagai berikut :
1) Rencana tindakan siklus I
a) Guru menyiapakan peralatan yang akan digunakan untuk
melakukan demonstrasi terbimbing klasikal ( buah – buahan, kertas,
dan pisau )
b) Guru memanggil siswa yang akan membantu dalam demonstrasi
terbimbing klasikal.
c) Guru dan siswa melakukan demonstrasi untuk menjelaskan
pengertian pecahan.
d) Guru membagikan LKS kepada para siswa.
e) Guru memberikan penjelasan pengerjaan LKS
f) Siswa mengerjakan LKS meteri pecahan sederhana dalam hal
mengartikan membaca menulis lambing pecahan, menunjukkan
letak pecahan pada garis bilangan, dan membandingka pecahan
sderhana.
g) Guru mengamati siswa pada waktu mengerjakan LKS
h) Siklus I diakhir dengan evaluasi
2) Pelaksanaan
Peneliti akan merealisasikan rencana pada butir (a) dalam proses
pengajaran di kelas III SD. Kanisius Klepu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
3) Observasi
Peneliti merencanakan observasi yang akan dilakukan pada
siklus I, yaitu keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sebagai
berikut :
a) Siswa terlibat secara aktif dalam proses demonstrasi.
b) Keselamat siswa dalam proses demonstrasi yang menggunakan
pisau, gunting, dan karter.
c) Siswa menggunakan alat dan bahan dengan benar.
d) Kelancaran proses pembelajaran dengan metode demonstrasi.
e) Kesulitan siswa dalam mengikuti pemembelajaran yang
menggunkan metode demonstrasi.
4) Refleksi dan kesimpulan
Rencana refleksi dan kesimpulan akan dilaksanakana dalam
siklus I :
a) Guru mengabsen siswa.
b) Guru mengamati jalannya demonstrasi terbimbing klasikal pada siklus
I.
c) Mengambil data hasil dari kemampuan siswa pada siklus I
d) Membandingkan skor rata – rata kelas siklus I dengan keadaan awal
e) Membandingkan skor rata – rata kelas dengan target siklus I dan target
akhir
f) Menentukan keefektivitasan pembelajaran yang menggunakan metode
demonstrasi dengan skor rata – rata kelas dengan kreteria efektivitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
dari tabel 2 halaman 39, yang mengacu pada tebel kreteria dari dosen
pada saat matakuliah PTK ( Kartika Budi )
g) Menentukan keefektivitasan pembelajarn yang menggunakan metode
demonstrasi dengan membandingkan siswa yang berhasil pada siklus
I dari keseluruhan siswa yang dibandingkan dengan kreteria tabel 3
halaman 39.
h) Mengambil keputusan apakah siklus dilanjutkan atau dihentikan.
b. Siklus II
Siklus ke 2 direncanakan 2 kali pertemuan 4 JP. Pada pertemuan
ini akan menekankan demonstrasi mandiri yang dilakukan oleh siswa dalam
kelopok – kelompok kecil. Materi mengenal arti pecahan, membaca
pecahan, menulis lambang pecahan, dan menunjukkan letak pecahan pada
garis bilangan, membandingkan dengan langkah - langkah sebagai berikut :
1) Rencana tindakan siklus II
a) Guru mengabsen siswa.
b) Guru menyiapkan peralatan yang digunakan dalam demonstrasi
mandiri ( kertas, gunting, dan lem )
c) Guru menjelaskan penggunaan alat peraga dalam kegiatan belajar.
d) Guru membagi setiap dua meja menjadi satu kelompok ( 4 anak )
e) Guru membagikan kertas, gunting, dan lim ke setiap kelompok
masing - masing dalam jumlah yang sama.
f) Guru menjelaskan bagaimana mengerjakan LKS.
g) Siswa mengerjakan LKS meteri pecahan sederhana dalam hal
mengartikan membaca menulis lambing pecahan, menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
letak pecahan pada garis bilangan, dan membandingka pecahan
sderhana.
h) Guru mengamati demonstrasi yang berlangsung dikelompok –
kelompok.
i) Siklus II diakhir dengan evaluasi
2) Pelaksanaan
Peneliti merealisasikan rencana pada butir (a) pada siklus II dalam
proses belajar mengajar di kelas III SD. Kanisius Klepu
3) Oservasi
Peneliti merencanakan oservasi yang akan dilakukan pada
siklus II, terutama keterlibatan siswa dalam kelompok –kelompok,
sebagai berikut :
a) Jalanya demonstrasi mandiri dalam kelompok
b) Penggunaan bahan dan alat dengan benar dalam kelompok
c) Keamanan siswa menggunakan peralatan seperti gunting, karter,
dan pisau
d) Kelancaran demonstrasi dalam kelompok
e) Kerjasama delam kelompok
f) Kesulitan yang terjadi di kelompok - kelompok
4) Refleksi dan kesimpulan
a) Guru mengamati jalannya demonstrasi mandiri pada siklus II
b) Mengambil data hasil dari kemampuan siswa pada siklus II
c) Membandingkan skor rata – rata kelas sikus II dengan siklus I, dan
target akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
d) Mengamati keefektivitasan pembelajarn dengan menggunakan
demonstrasi mandiri dengan menggunakan skor rata – rata kelas
dengan kreteria efektivitas dari tabel 2 halaman 39, mengacu pada
tebel kreteria yang dipakai oleh dosen pada kuliah PTK (Kartika
Budi).
e) Mengamati keefektivitasan pembelajarn yang menggunakan
demonstrasi mandiri dengan melihat berapa siswa yang mencapai
target pada siklus I dari keseluruhan siswa yang dibandingkan
dengan tebel 3 halaman 39, mengacu pada tebel kreteria yang dari
dosen pada kuliah PTK (Kartika Budi )
f) Mengambil keputusan apakah siklus dilanjutkan atau dihentikan
B. Peubah, Data, dan Pengupulan Data
Sesuai dengan peubah dan masalahnya, penelitian ini memerlukan
macam data, yaitu (1) skor pre-test ( kemampuan awal ), (2) skor evaluasi setiap
akhir siklus. Pengumpulan data dan instrumennya dapat dilihat pada tabel
berikut:
No Peubah Data
Pengumpulan Data Intrumen
1
Pembelajaran dengan Metode Demonstrasi
Tidak perlu data Tidak perlu pengumpulan data
RPP dan LKS
2
Kemampuan mengartikan membaca, me nulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis
Memerlukan data 1. Skor pre-tes
(kemampuan awal)
2. Skor evaluasi tiap akhir siklus
Tes
Soal – soal tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana
3 Evektivitas Penggunaan Metode Demonstrasi
Data, pengukuran, sama dengan data pada peningkatan kemampuan pembelajaran
Pengumpulan data yang diperlukan sama dengan data pada peningkatan kemampuan belajar
Soal soal tes sama dengan soal tes pada peningkatan kemampuan pembelajaran
C. Penyususnan Intrumen
Semua intrumen dikembangkan sendiri.
1. RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dengan format sebagai
berikut (1) Identitas yang berisi sekolah, kelas, semester, alokasi waktu (2)
materi pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas yaitu meperjemahkan
dari kopentensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. Kopentensi
dasar dijabarkan ke dalam indikator – indikator, materi pokok, sub materi
pokok, (3) perencanaan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
(a) awal/membuka pelajaran, (b) kegiatan inti, dan (c) kegiatan
akhir/Menutup pelajaran, (4) Sumber dan media pembelajaran. Rencanan
Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) ditulis dengan format sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
. RPP
Satuan Pendidikan : SD. Kanisius Klepu Hari/Tanggal : ………………,………. Mata Pelajaran : Matematika Kelas/ Semester : III/2 Unit/ Tema : Pecahan Sederhana Alokasi Waktu : 40 x 2
Mata
pelajaran
Standar
Kopentensi
Kopentensi
Dasar
Sub
Materi
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator Penilaian Sumber
Matematika Pecahan
sederhana
Mengenal
pecahan
sederhana
Mengenal
arti
pecahan
Pertemua 1
a.kegiatan
awal
b. Kegiatan
inti
c. Kegiatan
akhir
Siswa
dapat
memahami
pecahan
sederhana
Tes
tertulis
Sunardi,
Agung,
Cahyanto,
Penta
Hapsari,
2008, Ayo
Belajar
Matematika,
Yogyakarta,
Kanisius
RPP 1,2,3,4 selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 70
2. LKS
Lembar kegiatan siswa dikembangkan dengan format sebagai berikut (1)
Identitas yang berisi sekolah, kelas, semester, alokasi waktu (2) materi
pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas yaitu memperjemahkan dari
kopentensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. Kopentensi dasar
dijabarkan ke dalam indikator – indikator, materi pokok, sub materi pokok
(3)Kegiatan belajar yang terdiri dari (a) indikator hasil belajar, (b) petunjuk
(c) Kegiatan belajar yang berisi soal – soal latihan, (d) refleksi. Kegiatan
pokok dari kegiatan belajar adalah rencana realisasi kegiatan yang
merupakan jabaran dari kegiatan inti pada RPP, yang merupakan kegiatan
untuk memenuhi prasyarat, dan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
Dalam LKS bila diperlukan dapat didahuluhi dengan petunjuk umum.
Format LKS disusun menggunakan format berikut :
LKS
Satuan Pendidikan : SD. Kanisius Klepu
Hari/Tanggal :
Kelas/ Semester : III/2
Unit/Tema : Matematika
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
a. Indikator Hasil Belajar : …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
b. Petunjuk
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
………………
c. Kegiatan Belajar
Kegiatan
……………………………………………………………………………
………
d. Refleksi
……………………………………………………………………………
Lampiran LKS selengkapnya pada lampiran 4 halaman 80.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
37
3. Penyusunan Intrumen
Intrumen berupa ulangan siklus I dan ulangan siklus II
Untuk penyusunan soal - soal ulangan siklus I dan siklus II menggunakan
soal yang tidak sama, tetapi mirip. Ulangan siklus I dan ulangan siklus II
pilihan ganda yang tediri dari 16 soal, yang masing – masing memiliki 3
pilihan, dengan bobot setiap soal sama, yaitu 1, dan dikelompokan atas soal
mudah, sedang, dan sukar dengan perbandingan 20% : 60% : 20% ( 2 : 6 :
2), yaitu 3 soal mudah, 10 soal sedang, dan 3 soal sukar. Indikator dan
distribusi tingkat kesulitan, dan nomer soal dapat dilihat pada kisi – kisi
KISI – KISI SOAL – SOAL TES AWAL
No. Indikator Soal Mudah Sedang Sukar 1 Siswa dapat
memahami arti pecahan sederhana
1. Nilai gambar yang diaksir adalah…………………
a. 2/3 b. 1/3 c. 3/3
2. Nilai gambar yang diaksir adalah ………………..
a. 3/4 b. 2/8 c. 2/6
Kisi – Kisi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 91
D. Analisis Data
1. Peningkatan Kemampuan
a. Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan ditetapkan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
Tabel 1, Indikator Keberhasilan Peningkatan Kemampuan
Keadaan Awal Siklus I Siklus II
34,85 % 60% 70%
Kemampuan mengartikan membaca, menulis lambang pecahan,
menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan
membandingkan pecahan sederhana dalam hal ini adalah skor rata –
rata kelas. Baik siklus I dan siklus II yang akan dihitung dengan cara
sebagai berikut :
=
Keterangan :
N = Jumlah siswa
E. Efektivitas
Efektivitas pembelajaran akan dilihat dari skor rata – rata kelas dan
jumlah siswa yang berhasil yaitu siswa yang mencapai skor minimal sama
dengan KKM 60 %. Efektivitas dalam hal skor rata – rata kelas dan jumlah
siswa yang berhasil mencapai target akhir ditetapkan dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
39
kreteria yang mengacu pada tabel kreteria yang digunakan oleh Bapak Dosen,
Pak Kartika Budi dalam kuliah Penelitian Tindakan Kelas yaitu :
Tabel 2 Kreteria Efektivitas Pembelajaranan Dalam
Hal Pencapaian Skor Rata – Rata Kelas
Mean Skor ( % ) Kualifikasi
≤ 50 Sangat Rendah Tidak Efektif
50 – 55 Rendah Kurang Efektif
56 – 69 Sedang Cukup Efektif
70 – 79 Tinggi Efektif
80 – 100 Sangat Tinggi Sangat Efektif
Tabel 3 Kreteria Efektivitas Pembelajaranan
Dalam Hal Jumlah Siswa yang Berhasil
Jumlah Siswa yang berhasil
mencapai target ( % ) Kualifikasi
≤ 50 Tidak Efektif
50 – 55 Kurang Efektif
56 – 69 Cukup Efektif
70 – 79 Efektif
80 – 100 Sangat Efektif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas tentang Pelaksanaan Penelitian Tindakan
Kelas (A), deskripsi Pelaksanaan (B), Deskripsi Data (C), Analisis Data, (D)
Refleksi, dan (E) Pembahasan.
A. Deskripsi Pelaksanaan.
1. Deskripsi Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas III SD Kanisius
Klepu, Sendangmulyo, Minggir, Sleman. Kegiatan penelitian yang pertama
pengambilan data pre-test pada hari Selasa, tanggal 6 Januari 2009, jumlah
siswa yang hadir sebanyak 34 siswa dari 36 siswa, dua siswa tidak masuk
sekolah dikarenakan sakit, dan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dimulai
hari Selasa, tanggal 13 Januari sampai dengan hari Rabu, tanggal 5 Pebruari
2009, semester 2. Setiap akhir siklus diakhiri dengan evaluasi. Subyek
penelitian adalah siswa kelas III SD Kanisius Klepu yang terdiri dari 36 siswa.
Penelitian ini dipusatkan pada Mata pelajaran matematika dengan materi
pecahan sederhana ( membaca, menulis lambang pecahan, menunjukkan
letak pecahan pada garis bilangan, dan membandingkan pecahan sederhana )
pada kelas III SD. Kanisius Klepu, setiap minggu dilaksanakan tiga kali tatap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
muka, dan setiap tatap muka 2 jam pelajaran. Siklus pertama dilakukan
dengan metode demonstrasi terbimbing klasikal, 3 kali pertemuan, setiap
pertemuan 2 jam pelajaran. Evaluasi 1 siklus I /pos-tes1 dilaksanakan hari
Selasa, tanggal 20 Januari 2009. Siklus II dilaksanak dengan demonstrasi
mandiri dan pada tanggal 5 Pebruari hari Kamis dilaksanakan evaluasi 2 akhir
siklus II / pos-tes 2, akan terdeskripsikan jalannya siklus I dan II sebagai
berikut :
2. Pelaksanaan Siklus I
Deskripsi siklus satu terdiri dari 3 kali tatap muka, setiap pertemuan
2 jam pelajaran. Deskripsi setiap pertemuan sebagai berikut :
a. Pertemuan pertama
Pelaksanaan pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa,
tanggal 13 Januari 2009. Siswa yang hadir sebanyak 36 siswa.
Pembelajaran matematika dengan materi pecahan sederhana khususnya
mengartikan pecahan di kelas III SD Kanisius Klepu dimulai 07.00 –
09.00 dengan diawali dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh siswa,
dilanjutkan dengan salam pembuka.
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
klasikal terbimbing.
1) Apersepsi
Guru mengarahkan pelajaran mengenai pecahan
2) Kegiatan Inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
a) Guru menyiapkan alat – alat yang digunakan untuk demonstrasi
klasikal terbimbing, yaitu buah apel, belimbing, kertas lipat dan alat
seperti pisau,serta gunting.
b) Guru mendemonstrasikan membagi buah apel menjadi dua bagian
dan mengartikan hasil dari pemotongan buah apel tersebut “ Anak –
anak buah ini sudah terpotong menjadi dua bagian sama besar.
Semula buah ini satu. Satu bagian ini disebut dengan satu perdua (
seperdua ) atau disebut setengah yang artinya satu buah apel dibagi
dua sama besar. Bilangan tadi ditulis yang artinya 1 : 2. 1 disebut
pembilang, dan 2 disebut bilangan peyebut”
c) Guru memanggil beberapa anak untuk meragakan dan setelah
memotong sesuai dengan perintah guru, siswa yang maju diminta
untuk mengartikan buah/ kertas yang dibagi dengan mengatakan “
Teman – teman setelah buah/ kertas ini saya bagi …….. sama besar
masing - masing bagian senilai ………. dan kemudian mereka
menuliskan di papan tulis “
d) Kegiatan itu diulang – ulang oleh siswa lainnya terutama yang
duduk rapi dan mendengarkan teman yang meragakan di depan,
karena seluruh siswa ingin maju untuk terlibat dalam demonstrasi
tersebut.
e) Guru menanyakan kesulitan mereka
f) Guru membagikan LKS dan siswa mengerjakan LKS
g) Guru mengamati dan membantu siswa yang masih merasa kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
b. Pertemuan kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 15
Januari 2009. Materi yang dibahas pecahan sederhana khususnya
membaca dan menulis lambang bilangan pecahan di kelas III SD Kanisius
Klepu dimulai 07.00 – 09.00 dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh
siswa, dilanjutkan dengan salam pembuka.
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
klasikal terbimbing.
1) Apersepsi
Mengulang kembali pelajaran yang lalu
2) Kegiatan Inti
a) Guru menyiapkan alat – alat yang digunakan untuk demonstrasi
klasikal terbimbing, yaitu buah apel, belimbing, kertas lipat dan alat
seperti pisau, gunting.
b) Guru mendemonstrasikan membagi buah apel menjadi dua bagian
dan mengartikan hasil dari peemotongan buah apel tersebut “ Anak
– anak buah ini sudah terpotong menjadi dua bagian sama besar.
Semula buah ini satu. Satu bagian ini disebut dengan satu perdua
(seperdua ) atau disebut setengah yang artinya satu buah apel
dibagi dua sama besar. Bilangan tadi ditulis yang dibaca Satu
perdua atau setengah”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
c) Guru memanggil beberapa anak untuk meragakan dan setelah
memotong sesuai dengan perintah guru, siswa yang maju diminta
untuk mengartikan buah/ kertas yang dibagi dengan mengatakan “
Teman – teman setelah buah/ kertas ini saya bagi …….. sama besar
masing - masing bagian senilai ………. dan kemudian mereka
menuliskan dipapan tulis lambang bilangan, cara membacanya, dan
ditulis dengan huruf“
d) Kegiatan itu diulang – ulang oleh siswa yang lainnya yang rapi dan
mendengarkan temannya, karena seluruh siswa ingin maju untuk
terlibat dalam demonstrasi tersebut.
e) Guru menanyakan kesulitan mereka
f) Guru membagikan LKS dan siswa mengerjakan LKS dan kertas lipat
kepada masing – masing siswa.
g) Guru mengamati dan membantu siswa yang masih merasa kesulitan
b. Pertemuan ketiga
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 17
Januari 2009. Materi yang dibahas pecahan sederhana khususnya
menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan di kelas III SD Kanisius
Klepu dimulai 07.00 – 09.00 dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh
siswa, dilanjutkan dengan salam pembuka.
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
klasikal terbimbing, sebagai berikut :
1. Apersepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
Mengulang kembali pelajaran yang lalu
2. Kegiatan Inti
1) Guru menyiapkan alat – alat yang digunakan untuk demonstrasi
klasikal terbimbing, yaitu kertas lipat, pelubang kertas, pengait,
spedol besar, peralon air.
2) Guru mendemonstrasikan garis bilangan dengan menggunakan
peralon. Misalnya garis bilangan dengan nilai dibuat dalam garis
bilangan.
3) Guru membacakan kertas – kertas yang telah ditulis nilai pecahan
tertentu sebagai contah, “ Anak – anak bila sebuah peralon dibagi
menjadi 6 bagian sama panjang maka setiap bagian memiliki
panjang yang sama, dan potongan pralon itu disambung kembali
menjadi deret hitung dimulai dari nol ( 0 ), seperenam (1/6), dua
perenam (2/6 ), tiga perenam ( 3/6 ) yuang senilai dengan bilangan
pecahan setengah ( seperdua ) ( ½), empat perenam (4/6) lima
perenam (5/6 ), dan terakhir enam per enam ( 6/6 ) yang senilai
dengan 1 ( satu )
4) Guru memanggil beberapa anak untuk meragakan sesuai dengan
perintah guru, siswa menulis sendiri bilangannya di ketas lipat,
0 16
26
36
46
56
6 16
16
6
1 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
dan memasangnya sendiri, anak kemudian memabacakannya, dan
siswa yang lain mendengarkan.
5) Kegiatan itu diulang – ulang oleh siswa yang lainnya yang rapi
dan mendengarkan temannya, karena seluruh siswa ingin maju
untuk terlibat dalam demonstrasi tersebut.
6) Guru menanyakan kesulitan mereka.
7) Guru membagikan LKS dan siswa mengerjakan LKS yang
berkaitan dengan meletakan angka pecahan tertentu dalam garis
bilangan
8) Guru mengamati dan membantu siswa yang masih merasa
kesulitan
2. Deskripsi Siklus II
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 17 Januari
2009. Materi yang dibahas pecahan sederhana khususnya menunjukkan letak
pecahan pada garis bilangan di kelas III SD Kanisius Klepu dimulai 07.00 –
09.00 dengan doa pembukaan yang dipimpin oleh siswa, dilanjutkan dengan
salam.
Proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
mandiri, sebagai berikut :
a. Apersepsi
Mengulang kembali pelajaran yang lalu
b. Kegiatan inti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
47
1) Guru menyiapkan peralatan yang digunakan dalam kegiatan belajar
dengan metode demonstrasi mandiri yaitu , kertas lipat, gunting, lem,
pensil, dan pengaris.
2) Guru membentuk kelompok yang masing - masing kelompok terdiri
dari 4 siswa.
3) Guru membagiakan bahan dan alat, dan LKS.
4) Guru mejelaskan langkah - langkah mengerjakan LKS dalam
kelompok.
5) Siswa mengerjakan LKS dalam kelompok. Guru mengamati siswa
yang bekerja dalam kelompok saling membagi tugas. Mereka secara
sendiri membagi tugas ada yang mengukur dengan menyalin ukuran
yang ada di dalam lembar LKS, ada juga yang menggunakan penggaris
untuk mengukurnya. Dalam menetukan bagian yang diminta sebagian
siswa ada yang dengan cara melipat kertas sesuai dengan yang diminta
dan akhirnya mengguntingnya, ada pula yang dengan mengukur
dengan pengaris membaginya dan akhirnya juga memotongnya.
Sebagian siswa dari kelompok ada yang tugasnya hanya mengelem.
Mereka terlibat secara aktif untuk berdiskusi menentukan bagian kertas
sesuai dengan permintaan dalam lembar LKS. Mereka asik
mengerjakannya sampai bel berakhir dan tidak selesai, Mereka
meminta waktu tambahan di luar jam tersebut dengan belajar
kelompok di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
48
6) Pada hari Selasa mereka ternyata berhasil menyelesaikanya. Sebagai
langkah apersepsi guru memberikan kesempatan dari antara kelompok
untuk mepertunjukan hasil kerjanya.
B. Deskripsi Data
1. Siklus I
Skor rata – rata siswa dalam siklus I maksimal 100% dan pada siklus
I skor dalam bentuk persen (%) yang tertinggi didapat oleh siswa sebesar
88%, skor siswa terendah yang diperoleh siswa sebesar 40 %, secara lengkap
didistribusikan pada tebel di bawah ini :
Tabel 4, Destribusi Frekfensi
Skor siswa Siklus I
Interval Kumulatif
(%)
Jumlah Siswa
( Frekfensi )
0 – 10 0
11 – 20 0
21 – 30 0
31 – 40 3
41 – 50 2
51 – 60 4
61 – 70 17
71 – 80 4
81 – 90 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
49
91 – 100 0
Distribusi skor rata – rata siswa dapat digambarkan dengan diagram
sebagai berikut :
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Jumlah Siswa ( Frekfensi )
21‐ 30
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 ‐ 100
Gambar 1. Grafik Distribusi Frefensi Skor siswa siklus I
2. Siklus II
Skor rata – rata siswa dalam siklus I maksimal 100% dan pada
siklus I skor dalam bentuk persen (%) yang tertinggi didapat oleh siswa
sebesar 100%, skor siswa terendah yang diperoleh siswa sebesar 25 %, secara
lengkap didistribusikan pada tebel di bawah ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
50
Tabel 5, Distrbusi Frefensi
Skor siswa Siklus II
Interval Kumulatif
(%)
Jumlah Siswa
( Frekfensi )
0 – 30 0
11 – 20 0
21 – 30 1
31 – 40 2
41 – 50 2
51 – 60 3
61 – 70 8
71 – 80 6
81 – 90 8
91 – 100 4
Distribusi skor dalam bentuk persen (%) siswa dapat digambarkan
dengan diagram sebagai berikut !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
51
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah Siswa ( Frekfensi )
21‐ 30
31 – 40
41 – 50
51 – 60
61 – 70
71 – 80
81 – 90
91 ‐ 100
Gambar 2. Grafik Distribusi Frefensi Skor siswa siklus II
C. Analisis Data
1. Peningkatan Kemampuan
Berdasarkan tebel di atas menggambarkan peningkatan kemampuan
dan efektivitas pembelajaran siswa dengan menggunakan metode
demonstrasi materi pecahan sederhana dalam hal mengartikan membaca,
menulis lambang pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
52
dan membandingkan pecahan sederhana dengan cara menghitung skor rata –
rata kelas, sebagai berikut :
a. Peningkatan kemampuan mengartikan, membaca, menulis lambang
pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan
membandingkan pecahan sederhana dihitung skor rata – rata kelas hasil
ulangan siklus I dan II sebagai berikut :
1) Siklus I
= 64,74 %
2) Siklus II
= 70,79%
2. Efektivitas Pembelajaran
a. Efektivitas pembelajaran dalam hal kemampuan dengan menggunakan
metode demonstrasi pada materi mengartikan, membaca, menulis lambang
pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan
membandingkan pecahan sederhana dinyatakan dengan skor rata – rata
kelas. Dari perhitungan sebelumnya diperoleh rata – rata skor kelas pada
siklus I adalah 64,74% sedangkan rata – rata skor kelas pada siklus II
sebesar 70,79%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
53
b. Efektivitas pembelajaran mengartikan, membaca, menulis lambang
pecahan, menunjukkan letak pecahan pada garis bilangan, dan
membandingkan pecahan sederhana dalam hal jumlah siswa yang berhasil
dinyatakan dengan jumlah siswa dalam persen (%) yang berhasil, yaitu
jumlah siswa yang mencapai sekurang – kurangnya target minimal, yaitu
60% pada siklus pertama, dan 70% pada target II . Dari data – data
lampiran 1 hal 57-58 , diperoleh hasilnya sebaga