i
PERTAMBANGAN EMAS ILEGAL DI KECAMATAN TALIWANG
KABUPATEN SUMBAWA BARAT DALAM PERSPEKTIF UNDANG
UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
TESIS
Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Derajat Gelar S-2
Program Studi Magister Ilmu Hukum
Disusun oleh :
BAKTI BINA DARMAYANTI
201710380211005
DIREKTORAT PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
APRIL 2021
ii
iii
T E S I S
Dipersiapkan dan disusun oleh :
BAKTI BINA DARMAYANTI
201710380211005
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
pada hari/tanggal, Selasa/ 27 April 2021
dan dinyatakan memenuhi syarat sebagai kelengkapan
memperoleh gelar Magister/Profesi di Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang
SUSUNAN DEWAN PENGUJI
Ketua : Mokh. Najih, S.H., M.H., Ph.D.
Sekretaris : Dr. Tongat, S.H., M.Hum.
Penguji I : Dr. Fifik Wiryani, S.H., M.Si., M.Hum.
Penguji II : Dr. Herwastoeti, S.H., M.Si.
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul:
“PERTAMBANGAN EMAS ILEGAL DI KECAMATAN TALIWANG
KABUPATEN SUMBAWA BARAT DALAM PERSPEKTIF UNDANG
UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA”. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah menghantarkan
dari zaman kegelapan hingga ke zaman yang terang benderang penuh dengan
rahmat ini.
Penulisan hukum ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian syarat
memperoleh derajat gelar S-2 Magister Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah
Malang. Dalam penyusunan tesis ini tentunya penulis mengalami beberapa
hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan dan kerjasama yang ikhlas dari
berbagai pihak, akhirnya penulisan tesis ini dapat terselesaikan dengan baik.
Pencapaian ini tidak terlepas dari jasa-jasa berbagai pihak, ungkapan terima kasih
yang tulus penulis persembahkan kepada Ayahanda tercinta A. Maula Sanapiah,
Ibunda tercinta Fatmawati serta untuk keluarga besar yang telah memberikan
suport dan doa demi kelancaran penelitian ini. Kalian adalah kado terindah dalam
hidup penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyelesaian penyusunan
tesis ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu,
penulis menghanturkan uacapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Malang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang hingga
terselesaikan program studi Magister Ilmu Hukum.
2. Bapak Akhsanul In’am, Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Malang.
v
3. Ibu Dr. Herwastoeti, SH., M.Si selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu
Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Bapak Mokh. Najih, S.H., M.H., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Dr. Tongat, S.H., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan kesempatan untuk membimbing, mengarahkan dan
menyetujui dalam menyelesaikan tesis ini.
5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Magister Ilmu Hukum Universitas
Muhammadiyah Malang, yang selalu memberikan motivasi dalam
menyelesaikan tesis ini.
6. Kak Dian, Kak Dedet, Kak Mirza, Yadi. Tarmizi, Andi dan Kak Sunarti
Terimakasih banyak untuk dukungannya.
7. Tata Usaha Direktorat Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Malang, atas pelayanan administrasi.
8. Teman-teman seperjuangan Magister Ilmu Hukum angkatan 2017, terima
kasih atas kebersamaannya selama ini.
9. Mas Adit dan Ila, Terimakasih atas dukungan dan semangat dalam
menyelesaikan tesis ini
10. Sahabat-sahabatku tercinta Tonah, Alvisa, Mifta, Eno, Dita, Jaini, Lia, Iga,
Ilif, Yadi terimakasih untuk dukungan dan semangatnya
11. Semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu per satu.
Akhir kata penulis memohon maaf sebesar-besarnya jika dalam penulisan
tesis ini melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Semoga Tesis ini bermanfaat bagi semua pembaca pada umumnya dan bagi
penulis khusunya.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Malang, 27 April 2021
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... x
ABSTRAK ..................................................................................................... xi
ABSTRACT ................................................................................................... xii
PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
Rumusan Masalah .................................................................................. 6
Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
Originalitas Penelian .............................................................................. 6
KERANGKA TEORI ................................................................................... 9
Pengertian Pertambangan ...................................................................... 9
Sumber Sumber Hukum Pertambangan ................................................. 10
Subjek Pidana Dalam Tindak Pidana Pertambangan ............................. 10
Tinjauan Umum Perizinan .................................................................... 10
Sanksi yang Dapat Dijatuhkan pada Kasus Pertambangan Ilegal ......... 11
Tinjauan Umum Tentang Teori Kesadaran Hukum ............................ 13
Metode Penulisan .......................................................................................... 13
Jenis Bahan Hukum ....................................................................................... 14
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini .......... 14
PEMBAHASAN ............................................................................................ 15
Deskripsi Tentang Sumbawa Barat ........................................................ 15
Deskripsi Tentang Pertambangan Emas di Wilayah Kecamatan
Taliwang Di Desa Lamunga dan Seloto. ............................................... 15
Pertambangan Emas Tanpa Izin ........................................................... 16
vii
Jumlah Setiap Kelompoknya ................................................................. 17
Cara Menambang ................................................................................... 17
Sistem Tong ........................................................................................... 18
Hasil Tambang Yang Di Dapatkan ....................................................... 18
Dampak Pertambangan Emas Ilegal Di Kecamatan Taliwang .............. 18
Faktor-Faktor Terjadinya Pertambangan Emas Tanpa Izin
Di Kecamatan Taliwang Kab. Sumbawa Barat. .................................... 19
Penegakan Hukum Dalam Masalah Pertambangan Emas Ilegal
Di Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat ........................... 23
Kendala penegakan hukum ................................................................... 30
Efektifitas Penegakan Terhadap Pelaku Pertamangan Emas
Tanpa Izin di Wilayah Kec. Taliwang, Kab. Sumbawa Barat ............... 32
Tawaran Atau Konsep Penanggulangan Terjadinya Pertambangan
Emas Ilegal di Kec. Taliwang Sumbawa Barat ..................................... 33
PENUTUP ...................................................................................................... 33
Kesimpulan ............................................................................................. 33
Saran ...................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 35
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Penambang Tanpa Izin (Peti) Mineral Logam (Emas) Ksb ..... 4
Tabel 2 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 7
Tabel 3 Jumlah Setiap Kelompoknya Pelaku Penambangan Tanpa Izin
(Peti) Mineral Logam (Emas) Ksb ................................................... 17
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Mesin Glondong ............................................................................. 18
Gambar 2 Tempat Hasil Sisa Peleburan Batu ................................................ 18
x
xi
PERTAMBANGAN EMAS ILEGAL DI KECAMATAN TALIWANG
KABUPATEN SUMBAWA BARAT DALAM PERSPEKTIF UNDANG
UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
Bakti Bina Darmayati
Mokh. Najih, S.H., M.H., Ph.D. (0017056501)
Dr. Tongat, S.H., M.Hum. (0013016701)
ABSTRAK
Objek penelitian ini adalah tentang pertambangan eemas tanpa izin di
kecamatan taliwang yang mengambil lokasi penelitian di dua desa yaitu di desa
seloto dan desa lamunga. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui penyebab
terjadinya pertambangan emas tanpa izin serta bagaimana penegakan hukumnya.
Data dari hasil penelitian ini diperoleh dari wawancara para pelaku pertambangan
emas tanpa izin serta dari instansi terkait. Pertambangan emas di kecamatan
taliwang ini telah melanggar ketentuan pasal 158 Undang Undang Nomor 3 tahun
2020 yang berbunyi “setiap orang yang melakukan penambangan atanpa izin
sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000.000, 00 (seratu
miliar rupiah). Akan tetapi yang terjadi di kecamatan Taliwang para pelaku tidak
mmeiliki izin. Upaya pemerintah dalam menanggulangi permasalahan tersebut
baru sebatas penegakan secara preventif saja dan belum sampai pada penegakan
secara refresif dikarenakan kurangnya sarana prasarana, anggaran dan kesadaran
hukum masyarakat. Selain itu juga dikhawatikan akan menimbulkan konflik baru
apabila dilakukan penegakan hukum secara refresif sebab pertambangan emas
tanpa izin ini merupakan tumpuan hidup dan mata pencarian bagi para pelaku
sehingga akan sangat sulit untuk dilakukan pencegahan secara represif. Padahal
kegiatan pertambangan emas tanpa izin ini mencemari lingkungan, kesehan serta
merugikan keuangan negara. Pemerintah diharapkan bisa segera menangani
permasalahan pertambangan emas tanpa izin ini dengan memberikan pemahaman
terhadap masyarakat tentang dampak dampak apa saja yang ditimbulkan akibat
dari pertambangan emas ilegal ini dan berusaha menumbuhkan kesadaran hukum
dalam masyarakat.
Kata kunci: Pertambangan Emas, Ilegal, Penegakan Hukum
xii
PERTAMBANGAN EMAS ILEGAL DI KECAMATAN TALIWANG
KABUPATEN SUMBAWA BARAT DALAM PERSPEKTIF UNDANG
UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
Bakti Bina Darmayati
Mokh. Najih, S.H., M.H., Ph.D. (0017056501
Dr. Tongat, S.H., M.H (0013016701)
ABSTRACT
The object of this research is about unlicensed gold mining in the
Taliwang sub-district which takes the research location in two villages, namely
Seloto Village and Lamunga Village.The purpose of this research is to determine
the causes of gold mining without legal permit and how to enforce the law. The
data from the results of this research were obtained from interviews with illegal
gold mining perpetrators and from relevant agencies. Ilegal Gold mining in the
Taliwang sub-district has violated the Pasal 158 Undang Undang Nomor 3 Tahun
2020,which reads “everyone who conducts mining without a legal permit as Pasal
35 shall be punished with imprisonment for a maximum of 5 (five) years and a
fine of a maximum of Rp. 100,000,000,000, 00 (one billion rupiah). However,
what happened in the Taliwang sub-district, the perpetrators did not have a legal
permit. The government's efforts in tackling these problems are only limited to
preventive enforcement and have not yet reached repressive enforcement due to
the lack of infrastructure, budget and public legal awareness.In addition, it is also
feared that it will cause new conflicts if carried out the repressive law
enforcement,because gold mining without a legal permit is the foundation of life
and livelihood for the perpetrators so that it will be very difficult to do repressive
prevention.In fact, gold mining activities without permits pollute the environment,
health and harm the state in various aspects.The government is expected to be
able to immediately deal with the problems of illegal gold mining by providing
understanding to the public about the impacts of this illegal gold mining and
trying to raise law awareness in the communities.
Keywords: gold mining, illegal, law enforcement
1
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang terkenal akan kekayaan alam yang sangat
melimpah. Memiliki hutan yang termasuk paling luas di dunia serta memiliki
tingkat kesuburan tanah yang bagus dan wilayah perairannya sangat luas, dengan
komoditi ikannya yang sangat besar yang turut berperan penting dalam kehidupan
manusia.1 Sementara di daratan terdapat berbagai bentuk barang tambang berupa
emas, nikel, timah, tembaga, batubara dan sebagainya. Di bawah perut bumi
sendiri tersimpan gas dan minyak yang juga termasuk penghasil cukup besar di
dunia. Namun melihat fakta yang ada ternyata kekayaan alam yag sedemikian
besar itu tidak cukup mampu mensejahterakan rakyat Indonesia khusunya dalam
hal industri pertambangan.
Dengan kekayaan alam yang jumlah kandungan mineral yang ada di dalam
perut bumi membuat kandungan emas di wilayah Indonesia cukup banyak.
Indonesia kaya akan sumber daya mineral termasuk batubara, tembaga, emas, gas
alam serta bahan tambang lainnya. Indonsia adalah satu di antara 5 produsen
terkemuka untuk tembaga dan nikel di dunia. Hasil produk timah Indonesia
menduduki peringkat kedua setelah cina. Indonesia juga meruakan negara yang
berada di peringkat 10 dunia dalam produksi emas dan gas alam.2 Indonesia
adalah negara yang cukup kaya akan hasil alam dan semua kekayaan yang
terkandung di dalamnya seharusnya berbanding lurus dan menjamin kesejahteraan
rakyatnya.
Dengan berkembangnya zaman yang serba modern serta persaingan yang
semakin kuat dibarengi dengan melonjaknya kebutuhan hidup masyarakat
termasuk di daerah daerah yang memiliki potensi sumber daya alam yang
terkandung di dalamnya, Didukung oleh keinginan masyarakat yang ingin
meningkatkan taraf hidupnya menuju perekonomian yang lebih baik dan sejahtera
maka timbullah inisiatif masyarakat untuk mengelola hasil alam dalam hal ini
adalah sektor pertambangan.
1 Yusuf Qardhawi, Peran Nilai Dan Moral Dalam Perekonomian Islam, Alih Bahasa: Didin
Hafidhuddin Dkk, (Jakarta: Robbani Press, 1997), Hlm. 138. 2 Unites States Geological Survey, 2009 Mineral Yearbook: Indonesia Advance Release, (United
States: United Department Of Interior, 2011) Hal 1.
2
Dalam kegiatan pembangunan dan peningkatan taraf hidup masyarakat
kegiatan pembangunan pada hakekatnya adalah kegiatan manusia dalam menggali
dan mengolah sumber daya alam dengan sebaik-baiknya yang meliputi air, udara,
tanah dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Menurut Pasal 33 ayat (3)
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) menyebutkan bahwa bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Untuk tercapainya kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat Indonesia maka diselenggarakan berbagai macam kegiatan usaha
dan produksi yang menunjang pembangunan. Salah satu kegiatan usaha yang
menunjang pembangunan di Indonesia adalah sektor pertambangan.
Kegiatan usaha pertambangan tidak hanya dilakukan oleh perusahaan,
tetapi ada pula sebagian dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh pihak
perseorangan. Pelaku pertambangan dalam melakukan usaha pertambangan harus
mendapatkan Izin Usaha Pertambangan yang selanjutnya disebut IUP. Pengertian
IUP dalam Pasal 1 butir ke 7 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang
perubahan atas Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan
Batubara, adalah izin untuk melaksanakan usaha pertambangan. IUP diberikan
kepada badan usaha, koperasi dan perseorangan.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang perubahan atas Undang
Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara telah menentukan
bahwa mineral dan batubara yang terkandung dalam wilayah hukum Indonesia
merupakan kekayaan alam yang tak terbarukan sebagai karunia Tuhan Yang
Maha Esa yang mempunyai peran penting dalam memenuhi hajat hidup orang
banyak, karena itu pengelolaannya harus dikuasai oleh negara untuk memberi
nilai tambah secara nyata bagi perekonomian nasional dalam usaha mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan. Pada kenyataannya
pertambangan yang dilakukan oleh pemerintah baik melalui swasta nasional
maupun asing ternyata tidak memberikan kesejahteraan bagi rakyat terutama
masyarakat yang ada di daerah lingkar tambang tersebut. Hal inilah yang juga
menyebabkan terjadinya tindakan pertambangan liar atau tanpa izin. Inilah yang
terjadi di beberapa wilayah di Indonesia salah satunya adalah di kabupaten
Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara Barat.
3
Kabupaten Sumbawa Barat adalah salah satu wilayah yang berada di
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Melihat banyak potensi bahan galian yang terdapat
di kabupaten Sumbawa Barat meyebabkan banyaknya usaha pertambangan yang
dilakukan oleh badan usaha maupun perorangan. Pada dasarnya kegiatan usaha
pertambangan yang dilakukan harus memiliki izin yang dekeluarkan oleh
pemerintah. Keharusan memiliki izin ini tidak menutup kemungkinan adanya
kegiatan usaha pertambangan yang ilegal (tidak memiliki izin). Kegiatan usaha
pertambangan illegal tersebut kerap kali luput dari perhatian pemerintah sebagai
pihak yang berwenang mengeluarkan izin. Izin merupakan dokumen yang
dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan
lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya
seseorang atau Badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu.3 Ada
berbagai jenis izin yang dapat kita jumpai dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun
2020 pengganti Undang Undang 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara yaitu berupa: Izin Usaha Pertambangan (IUP), IUP Eksplorasi, IUP
Operasi Produksi, Izin Pertambangan Rakyat (IPR), Izin Usaha Pertambangan
Khusus (IUPK), IUPK Eksplorasi, dan IUPK Operasi Produksi. Namun para
pelaku pertambangan ini tidak memiliki izin sehingga kegiatan pertambangan ini
dianggap illegal karena menyalahi peraturan Undang-Undang yang diatur dalam
Pasal 158 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 pengganti Undang Undang 4
Tahun 2009 Tentang Mineral dan Batu Bara. Dalam pasal tersebut dijelaskan
bahwa ”setiap orang yang melakukan penambangan tanpa izin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5(lima
tahun) dan denda paling banyak Rp. 100.000.000.000,00( seratus miliar rupiah).
Kegiatan pertambangan emas tanpa izin di kabupaten Sumbawa Barat
memiliki dampak tehadap kerusakan lingkungan sekitar dikarenakan masyarakat
yang tidak memahami prosedur dan proses pengelolahan serta pembuangan limbah.
Akibatnya terjadi pencemaran areal persawahan, pengembalan ternak, pakan dan air
minum serta pendudukan local sekitar tempat pemprosesan karena kerusakan
3 Lihat Pasal 1 angka 8 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah
4
lingkungan oleh limbah bahan berbahaya tersebut.4 Dalam hal kerusakan lingkungan
ini dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 diartikan sebagai perubahan langsung
atau tidak tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia dan atau hayati yang melampauhi
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Sumber daya mineral merupakan sumber
daya alam yang bersifat non-renewable resource yang artinya jika bahan galian itu
dikeruk maka tidak akan dapat kembali seperti semula.5 Berikut adalah tabel data
penambangan izin di desa lamunga dan di desa seloto
Tabel 1
Data Penambang Tanpa Izin (Peti) Mineral Logam (Emas) Ksb
No Lokasi
penambangan
Jumlah/asal
penambang lubang galian Pengolahan
Bahan kimia
yang
digunakan
KE
T
Desa
Kecamat
an
Lokal
ksb
Luar
ksb Jumlah
Kedalam
an
Gelondo
ng Tong
Air
raks
a
Sianid
a
1 Lamunga Taliwang
± 250
Orang
± 72
Orang
± 60
Lubang ± 115 m
± 2.019
Buah
31
tong √ aktif
√
2
Seloto/la
ng
tanyong Taliwang
± 40
Orang
± 30
Orang - ± 60 m
± 50
Buah - √ aktif
Kegiatan pertambangan merupakan usaha untuk menggali berbagai
potensi yang terkandung di dalam perut bumi.6 Namun yang terjadi di wilayah
Sumbawa Barat ini para pelaku aktifitas pertambangan emas tanpa izin tidak
memperhatikan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari dampak
pertambangan tersebut serta dianggap melanggar ketentuan hukum yang berlaku
karena dilakukan tanpa izin. Hal ini menciptakan beberapa konflik dalam
masyarakat yaitu yang disebabkan oleh faktor lingkungan, lahan, ekonomi dan
sosial. Masyarakat dengan segala keterbatasannya dalam dalam pemahaman
terhadap ilmu pengetahuan maupun teknologi melakukan pegelolahan terhadap
pertambangan yang ada sehingga dampak negatif yang ditimbulkan tentunya
sangat meresahkan masyarakat serta pemerintah daerah. Pola kehidupan “wild
west” sebagian pertambangan rakyat dianggap mengganggu kehidupan sosial
4 Astiti, L. G. S dan T Sugianti. 2014. Dampak Pertambangan Emas Tradisonal Pada Lingkungan
dan Pakar Ternak di Pulau Lombok 12(2)101-106 5 Alie Yafie, Merintis Fiqh Lingkungan Hidup, Ufuk Press, Jakarta, 2006,Hlm.141
6 H.Salim HS. Hukum Pertambangan Di Indonesia, Pt. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2004,Hlm.7
5
masyarakat sekitarnya, kegiatan mereka yang merusak lingkungan dan sebagian
fasilitas publik (misalnya dengan pemanfaatan jalan umum untuk pengangkutan
produk ilegal mereka), mengganggu pemilik izin pertambangan resmi, membuat
kegiatan pertambangan rakyat sering harus berhadapan dengan petugas hukum.7
Di desa Lamunga yang menjadi salah satu lokasi pertambangan illegal di
Kecamatan Taliwang itu merupakan blok yang direncanakan untuk operasi
produksi dengan metode tambang bawah tanah oleh PT. SBM (Sumbawa Barat
Mineral) selaku pemilik izin akan tetapi blok atau lokasi tersebut sudah dipenuhi
aktifitas pertambangan illegal sehingga blok atau lokasi yang awalnya di desa
lamunga tersebut dipindahkan ke olat samoan yang juga masih termasuk dalam
wilayah Kec. Taliwang.8 Pencemarannya pun merusak kualitas air yang berada di
sungai yang berdekatan dgn area pertambangan yang tercemari oleh zat kimia
berbahaya seperti mercuri (raksa). Pencemaran lingkungan oleh mercury dan
sianida yang digunakan pada proses penambangan illegal tersebut terjadi sejak
Tahun 2010, kebutuhan mercury di Sumbawa Barat mencapai angka 6,9 Ton
perbulan dan 20 ton sianida perbulan.9 Mercuri dan sianida sebagai dianggap
sebagai bahan berbahaya dan beracun B3 limbah menurut Pasal 1 angka 20
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tetang perlindungan dan pengelolahan
Lingkungan Hidup adalah merupakan sisa suatu usaha atau kegiatan sedangkan
yang dimaksud limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang
mengandung zat energy dan atau komponen lain yang karena sifat konsentrasi dan
atau jumlahnya baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan atau merusak merusak lingkungan hidup atau membahyaakan lingkungan
hidup, Kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.10
Proses pertambangan yang tidak memenuhi standar prosedur pertambangan yang
baik dan benar dapat berakibat juga pada pemborosan sumber daya mineral dan
7 Hanan, Nugroho, 2020, ”Pandemi Covid-19: Tinjau Ulang Kebijakan Mengenai PETI
(Pertambangan Tanpa Izin) di Indonesia”, Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas Republik Indonesia , hlm. 4 8 Wawancara dengan Pak Deni Kepala Seksi Logam Dinas Energy Dan Sumber Daya Mineral,
Pada hari jumat 17 April 2020 Pukul 10.00 Wita 9 https://www.inews.id/lifestyle/health/penambangan-emas-tanpa-izin-dan-bahaya-keracunan-
merkuri-yang-mengintai 10
Pasal 1 angka 21 dan 22 Undang-Undang PPLH
6
kecelakaan kerja. Dengan mempertimbangkan berbagai dampak dari
pertambangan illegal tersebut maka tentunya pemerintah harus tegas terutama
untuk menerapkan ketentuan Pasal 158 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020
Tetang pertambangan mineral dan Batubara. Berdasarkan permasalahan di atas
maka penulis tertarik untuk mengangkat judul ” PERTAMBANGAN EMAS
ILEGAL DI KEC. TALIWANG KAB. SUMBAWA BARAT DALAM
PERSPEKTIF UNDANG UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2020 TENTANG
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA”.
Rumusan Masalah
1. Mengapaa Terjadi Pertambangan Emas Secara Ilegal Di Kecamatan Taliwang
Kab. Sumbawa Barat?
2. Bagaimana Penegakan Hukum Dalam Masalah Pertambangan Emas Ilegal Di
Kecamaan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pertambangan ilegal di wilayah
kecamatan Taliwang Kab. Sumbawa Barat.
2. Untuk mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan akibat pertambangan
emas ilegal terhadap lingkungan sekitar wilayah Kec. Taliwang, Kab.
Sumbawa Barat.
Originalitas Penelian
Untuk mengetahui originalitas/keaslian penelitian, untuk itu penulis
memaparkan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
yang penulis lakukan.
7
Tabel 2
Penelitian Terdahulu
No Nama
Penulis
Judul Rumusan
masalah
Persamaan Perbedaan
1 Megi oka
hadi
miharja,
Andreas
dwi setyo,
Herbowo
Prasetyo
Hadi
Implikasi
hukum terkait
pertambangan
rakyat dalam
bidang
minerba di
Indonesia
1. Bagaimana
dampak
adanya
pertambangan
rakyat ilegal
terhadap
lingkungan?
2. Bagaimana
sejarah
pengaturan
oleh
pemerintah
terkait dengan
pertambangan
rakyat?
Membahas masalah
pertambangan rakyat
serta dampak buruk
dari pertambangan
rakyat yang
mengakibatkan
banyak terjadinya
kerusakan kerusakan
terhadap lingkungan.
Membahas tentang
keselamatan kerja serta
sejarah pertambangan
rakyat dari masa
colonial belanda
sedangkan penulis lebih
focus kepada
prtambangan rakyat di
wilayah Sumbawa barat
yang baru ditemukan
dalam kurun waktu 10
tahun terakhir
2
Feri
Hyang
Daika
Harmonisasi
kebijakan
penerbitan
izin usaha
pertambangan
mineral di
kabupaten
Ketapang-
Kalimantan
Barat dalam
rangka
menjamin
kepastian
hukum
1. Bagaimana
Harmonisasi
kebijakan
penerbitan
izin usaha
pertambangan
mineral di
Kabupaten
Ketapang?
3. Apa Kendala-
kendala
dalam
harmonisasi
penerbitan
izin usaha
pertambangan
mineral di
Kabupaten
Ketapang?
Membahas tentang
penerbitan izin usaha
pertambangan.
Membahas tentang
ketetuan perizinan
pertambangan rakyat
berkaitan dengan
Undang Undang Nomor
3 tahun 2020
3 Dany
Andhika
Karya
Gita,
Amin
Purnawan,
Djauhari.
Kewenangan
Kepolisian
Dalam
Menangani
Tindak
Pidana
Pertambangan
1. Apakah
kewenangan
Polri dalam
Menangani
ilegal mining
Membahas tentang
masalahpertambangan
bagaimana upaya dan
penegakan hukum
atas masalah
pertambangan emas
tanpa izin. Selain itu
Membahas tentang
usulan atau ide gagasan
yang bisa dilakukan
untuk menanggulangi
kegiatan pertambangan
emas tanpa izin di Kec.
Taliwang
8
No Nama
Penulis
Judul Rumusan
masalah
Persamaan Perbedaan
(Ilegal
Mining)
Menurut
Undang-
Undang
Nomor 4
Tahun 2009
(Studi Di
Kepolisian
Negara
Indonesia)
2. menurut
Undang-
Undang
Nomor 4
Tahun 2009
tentang
Pertambangan
Mineral dan
Batu Bara?
Apakah
upaya
preventif dan
represif yang
dilakukan
oleh Polri
dalam Tindak
Pidana-
Pertambangan
(ilegal
mining) di
Indonesia?
juga tulisan ini
membahas tentang
factor factor
terjadinya
pertambangan rakyat.
Adanya masalah
lingkungan sebagai
dampak dari
pertambangan rakyat
trsebut yang kerap
kali menimbulkan
kerusakan terhadap
lingkungan.
4 Zulham
Efendy
Harahap
Analisis
hukum
mengenai
penjatuhan
sanksi pidana
terhadap
pelaku usaha
pertambangan
tanah tanpa
izin usaha
pertambangan
di Kabupaten
Deli Serdang
1. Apa faktor
penyebab
terjadinya
kasus
pertambangan
tanah tanpa
izin di
Kabupaten
Deli Serdang?
3. Bagaimana
Kebijakan
Hukum
Pidana
Terhadap
Pelaku
Usaha Yang
Melakukan
Pertambangan
Tanah Tanpa
Izin Di
Kabupaten
Deli Serdang?
Tesis ini membahas
tentang perizinan
usaha pertambangan
Tesis ini mendalami
tentang kasus Putusan No.
1561/Pid.B/2014/PN.Mdn
perihal kegiatan
pertambangan tanah.
Kasus di desa Marindal
serta adanya penatuhan
sanksi kepada para pelaku
sementara pada tesis yang
akan saya angkat sejauh
ini belum sampai pada
pembahasan putusan
pengadilan dikarenakan
belum adanya masalah
yang dilaporkan kepada
pihak terkait mengenai
pelanggaran hukum
tersebut
9
KERANGKA TEORI
Pengertian Pertambangan
Penggalian atau pertambangan merupakan usaha untuk menggali
potensi potensi yang terkandung dalam perut bumi. Di dalam definisi ini juga
tidak terlihat bagaimana hubungan antara pemerintah dengan subjek hukum.
Padahal untuk menggali bahan tambang itu diperlukan perusahaan atau badan
hukum yang mengelolanya.11
Hukum pertambangan merupakan salah satu bidang kajian hukum
yang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan
ditetapkannya berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang pertambangan. Pada dekade tahun 1960-an undang-undang yang
mengatur tentang pertambangan yaitu undang-undang nomor 11 tahun 1967
tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Pertambangan, sementara pada dekade
tahun 2000 atau khususnya pada tahun 2009, maka pemerintah dengan
persetujuan DPR RI telah menetapkan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.12
Yang kemudian di rubah
menjadi Undang Undang Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara.
Dalam Undang Undang Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara menjelaskan defenisi pertambangan adalah sebagian
atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan
perusahaan mineral atau batubara. Yang meliputi penyelidikan umum,
eksplorasi, studi kelayakan, kontroksi, penambangan, pengelolaan dan
pemurnian, pengangkutan dan penjualan serta kegiatan pasca tambang.
11
H.Salim HS., S.H.,M.S. Hukum Pertambangan di Indonesia.(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
2010), hlm. 16 12
H.Salim HS., S.H.,M.S. Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara.(Jakarta: Sinar Grafika.
2012), hlm. 11.
10
Sumber Sumber Hukum Pertambangan
Hukum yang berlaku di indonesia yaitu UU No 4 Tahun 2009 tentang
pertambangan mineral dan batubara merupakan ketentuan atau undang – undang
yang menggantikan UU No 11 Tahun 1967 Tentang Ketentuan – Ketentuan
Pokok Pertambangan. Kemudian pada tahun 2020 di rubah menjadi Undang
Undang Nomor 3 Tahun 2020.
Subjek Pidana Dalam Tindak Pidana Pertambangan
Subjek hukum yang dapat dipidana dalam bidang pertambangan adalah:
1. Orang perorangan Perorangan adalah orang atau seorang diri yang telah
melakukan perbuatan pidana di bidang pertambangan
2. Pengurus badan hukum
Pengurus badan hukum adalah orang-orang yang mengatur atau
menyelenggarakan atau mengusahakan badan hukum tersebut
3. Badan hukum
Badan hukum adalah kumpulan orang-orang yang menpunyai tujuan-tujuan
tertentu, harta kekayaan serta hak dan kewajiban.13
Tinjauan Umum Perizinan
1. Makna sistem perizinan
Perizinan diistilahkan dengan licence, permit,(inggris); vergunning
(belanda). Izin hanya merupakan otoritas dan monopoli pemerintah. Tidak
ada lembaga lain di luar pemerintah yang bisa memberikan izin dan ini
berkaitan dengan prinsip kekuasaan Negara atas semua sumber daya alam
demi kepentingan hajat hidup orang banyak.14
Selain itu fungsi izin adalah represif. Izin dapat berfungsi sebagai instrument
untuk menanggulangi masalah lingkungan yang disebabkan aktifitas manusia yang
melekat dengan dasar perizinan. Artinya suatu usaha yang memperoleh izin atas
pengelolahan lingkungan, dibebani kewajiban untuk melakukan penanggulangan
pencemaran atau perusakan lingkungan yang timbul dari aktivitas usahanya.15
13
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (Jakarta: Sinar Grafika, 2009 ), hlm. 11. 14
Helmi, 2012, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, sinar grafika, Jakarta 2012,hlm.28 15
ibid
11
Menurut ahli hukum belanda N.M Spelt dan J.B.J.M. ten Berge izin
merupakan suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau
peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari
ketentuan larangan Perundang-undangan (izin dalam arti sempit).16
2. Izin usaha pertambangan
Pengertian izin usaha pertambangan
Pada dasarnya kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh orang atau
masyarakat atau badan hukum atau badan usaha, dapat diklasifikasikan
menjadi dua macam, yaitu :
a. Ilegal mining
Ilegal mining merupakan kegiatan yang dilakukan oleh orang atau
masyarakat tanpa adanya izin dari pejabat yang berwenang.
b. Legal mining
legal mining merupakan kegiatan pertambangan yang dilakukan oleh
badan usaha atau badan hukum didasarkan pada izin yang dikeluarkan
oleh pejabat yang berwenang.
Salah satu bentuk izin itu, yaitu izin usaha pertambangan (IUP). Istilah
izin usaha pertambangan berasal dari terjemahan bahasa inggris yaitu mining
permit. (IUP) merupakan.“ izin untuk melaksanakan usaha pertambangan” ( pasal
1 angka 7 UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang pengganti Undang Undang Nomor 4
Tahun 2009 Tentang Pertambangan dan Minerba).17
Sanksi yang Dapat Dijatuhkan pada Kasus Pertambangan Ilegal
1. Sanksi Pidana
Sanksi pidana yang dapat dijatuhkan pada subjek hukum yang telah
ditentukan dalam pasal 158 sampai dengan pasal 162 Undang Undang Nomor
3 Tahun 2020 tentang pengganti Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang pertambangan mineral dan batubara. Ada tiga jenis sanksi pidana
16
N.M.Spelt dan J.B.J.M ten Berge, disunting Philipus M.Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan,
Yuridika, Surabaya, 1993, hlm.77 17
Republik Indonesia,Undang-undang Nomor 3 tahun 2020 Tentang Pertambangan Mineral Dan
Batubara, Pasal 1 Angka 7.
12
yang dapat dijatuhkan kepada pelaku orang perorangan, yaitu : pidana
penjara, pidana denda dan pidana tambahan.
2. Sanksi Perdata
Dalam perspektif hukum perdata berdasarkan ketentuan Pasal 1365
Burgerlijk Wetboek (B.W.)/Kitab Undang-undang Hukum Perdata ditentukan
tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seseorang,
juga mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
menganti kerugian tersebut.
Ketentuan ini meskipun merupakan ketentuan ruang lingkup perdata,
namun demikian dapat diterapkan dalam ruang lingkup hukum pidana yang
terkait dengan kerugian keuangan Negara. Pasal 145 Undang- Undang
Mineral dan Batubara menyatakan bahwa Masyarakat yang terkena dampak
negatif langsung dari kegiatan usaha pertambangan berhak:
a. Memperoleh ganti rugi yang layak akibat kesalahan dalam pengusahaan
kegiatan pertambangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan.
b. Mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap kerugian akibat
pengusahaan pertambangan yang menyalahi ketentuan.
Pada ayat (2) disebutkan Ketentuan mengenai perlindungan masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Sanksi Administrasi
Pengertian sanksi administratif terdapat dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1996 tentang Pengenaan sanksi administrasi di Bidang
Cukai. Sanksi administrasi adalah: “sanksi berupa denda yang dikenakan
terhadap pelanggaran ketentuan undang-undang yang bersifat administratif.”
Sanksi tersebut dijatuhkan atau dipaksakan secara langsung oleh
instansi pemerintah yang berwenang tanpa menunggu perintah pengadilan. Di
Indonesia diasumsikan bahwa penjatuhan sanksi administratif mensyaratkan
kaitan yang telah ada sebelumnya, seperti izin usaha yang dikeluarkan oleh
instansi pemerintah untuk menjalankan bisnis. Sanksi administratif dapat
13
didasarkan kepada pelanggaran sesuatu atau beberapa kondisi yang
disyaratkan oleh izin tersebut.18
Tinjauan Umum Tentang Teori Kesadaran Hukum
Kesadaran berasal dari kata sadar, yang berarti insyaf, Merasa tahu atau
mengerti.19
Kesadaran hukum artinya seseorang telah memahami apa itu makna
hukum dan tujuan dari adanya hukum tersebut. Menurut Soejono Soekanto,
kesadaran hukum sebenarnya merupakan kesadaran atau nilai nilai yang terdapat
di dalam diri manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang
diharapkan ada. Yang ditekankan adalah nilai nilai tentang fungsi hukum dan
bukan suatu penilaian hukum terhadap kejadian kejadian yang konkrit dalam
masyarakat yang bersangkutan. 20
Pendapat tentang pengertian kesadaran hukum juga di utarakan oleh Sudikno
Mertokusumo. Beliau perpendapat bahwa kesadaran hukum berarti kesadaran tentang
apa yang seyogyanya kita lakukan atau perbuat atau yang seyogyanya tidak dilakukan
atau diperbuat terutama terhadap orang lain. Ini berarti kesadaran dan kewajiban
hukum kita masing-masing terhadap orang lain. 21
Metode Penulisan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
normatif empiris. Pendekatan secara normatif adalah pendekatan dari segi
peraturan perundang-undangan dan norma-norma hukum sesuai dengan
permasalahan yang ada, sedangkan pendekatan empiris adalah penelitian yang
bertujuan untuk memperoleh pengetahuan peraturan perundang-undangan tentang
permasalahan penelitian berdasarkan fakta yang ada.22
18
H.Salim HS., S.H.,M.S., Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara, hlm. 267. 19
Suharso dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Lux, (Semarang: Widya
Karya, 2009), hlm: 437. 20
Soejono Soekanto, Kesadaran Hukum Dan Kepatuhan Hukum, Edisi Pertama, (Jakarta:
Rajawali, 1982), hlm: 182. 21
Sudikno Mertokusumo, Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat, Edisi Pertama,
(Yogyakarta: Liberti, 1981), Hlm: 3 22
Ronny Hanitijo Soemitro. Metode Penelitian Hukum Dan Jurimetr. Jakarta : Ghalia Indonesia.
1990. Hal. 40
14
Jenis Bahan Hukum
Di dalam penelitian empiris jenis data yang digunakan yaitu Data primer
adalah data yang diperoleh melalui survey lapangan. Data primer diperoleh secara
langsung dari sumber utama seperti perilaku warga masyarakat yang dilihat
melalui penelitian.23
Data primer merupakan data utama sehingga sangatlah
penting yang diperoleh melalui observasi dan wawancara dan dokumentasi denga
pihak pihak terkait yaitu para pelaku pertambangan emas tanpa izin dan pihak-
pihak terkait lainnya. Selain itu juga penulis menggunakan data primer berupa
peraturan Undang Undang yaitu
1. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
2. Undang Undang Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara.
3. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
4. Undang Undang Nomor 19 Tahun 2004 Tentang Kehutanan.
5. Surat Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Nomor 1481/30.1/DJB/2020
Bahan hukum sekunder merupakan data pelengkap antara lain mencakup
dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil-hasil penelitian berwujud laporan,
jurnal dan sebagainya.
Teknik Pengumpulan Data Yang Digunakan Dalam Penelitian Ini,
Diantaranya yaitu:
1. Wawancara, ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan yang
dirancang untuk memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan
masalah penelitian kepada responden yang dilakukan dengan wawancara
terbuka.24
2. Studi dokumen ini dilakukan atas bahan-bahan hukum yang relevan dengan
permasalahan penelitian.25
Analisis data yang terkumpul baik dari data
23
Soerjono soekanto, pengantar penelitian hukum, (Jakarta: Ui Press, 1986) hlm.10 24
DR.Amirudin, S.H., M.Hum. dan DR. H.Zainal Askin, SH., SU Pengantar Metode Penelitian
Hukum. Pt Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014, Halaman 82 25
Ibid halaman 68
15
primer maupun dari data sekunder, diolah dan dianalisis dengan
menggunakan analisis data kualitatif. Setelah dilakukan analisis data
kualitatif kemudian data disajikan secara deskriptif dan sistematis.26
Maka
dari itu peneliti mengumpulkan data dari petugas Dinas Lingkungan Hidup,
Dinas ESDM, Dirtekling Ditjen Minerba mengenai penegakan hukum dari
kasus pertambangan emas tanpa izin di wilayah kabupaten Sumbawa Barat.
PEMBAHASAN
Deskripsi Tentang Sumbawa Barat
Kabupaten Sumbawa Barat sebagai salah satu daerah dari sembilan
kabupaten/kota yang berada pada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat
terletak di ujung barat Pulau Sumbawa pada posisi 116o42’ sampai dengan
117o05’ Bujur Timur dan 08
o08′ sampai dengan 09
o07’ Lintang Selatan.
Deskripsi Tentang Pertambangan Emas di Wilayah Kecamatan Taliwang Di
Desa Lamunga dan Seloto.
Pertambangan emas tanpa izin di kecamatan Taliwang dimulai sejak
datangnya masyarakat dari luar daerah sumbawa barat yaitu dari sukabumi dan
beberapa dari jawa. Mereka menemukan bahwa lahan di Sumbawa Barat ini
memiliki kandungan emas yang cukup besar. Dari itulah mereka mulai melakukan
proses pertambangan emas ilegal skala kecil dengan perlengkapan yang
sederhana. Awalnya masyarakat Sumbawa Barat hanya dipekerjakan sebagai
buruh untuk mengeruk tanah dan mengangkutnya untuk diproses ke tahapan
selanjutnya. Banyak masyarakat yang belajar dari orang sukabumi ini tentang cara
menambang. Akhirmya ketika orag dari luar daerah tersebut tidak lagi
menambang maka masyarakat Sumbawa Barat mulai berani mengelolah
pertambangannya berbekal dari ilmu yang mereka dapatkan sebelumnya.
26
Ibid. halaman 167
16
Pertambangan Emas Tanpa Izin (ilegal)
Pertambangan emas illegal adalah kegiatan penambangan atau penggalian
yang dilakukan oleh masyarakat atau perusahaan tanpa memiliki izin dan tidak
menggunakan prinsip-prinsip penambangan yang baik dan benar (good mining
practice)27
. Pertambangan emas tanpa izin ini adalah usaha pertambagan yang
dialkukan oleh perorangan, sekelompok orang atau perusahaan Yayasan berbadan
hukum yang dalam kegiatan operasinya tidak memiliki izin yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Mengingat bahwa kegiatan pertambangan emas tanpa izin ini tidak
mengutamakan prinsip-prinsip penambangan yang baik dan benar (good mining
practice) dan pada kenyataanya kegiatan pertambangan tanpa izin yang terjadi di
kecamatan Taliwang tidak ada satupun para pelaku yang dikenakan sanksi hukum
padahal dampak dari pertambangan emas tanpa izin ini sangatlah berbahaya dan
mengancam masyarakat setempat maka yang terjadi di masa mendatang kegiatan
ini tidak hanya dapat merugikan pemerintah tapi juga dapat mengancam
ekosistem lingkungan serta keberlangsungan ekosisten alam dan generasi
mendatang.
Penanggulangan permasalahan pertambangan emas tanpa izin yang terjadi
di kecamatan Taliwang akan sangat sulit dihentikan mengingat bahwa masyarakat
setempat yang berperan sebagai pelaku menggantungkan kelangsungan hidup dan
perekonomiannya dari pertambangan tanpa izin tersebut sehingga akan
munculnya konflik baru atau konflik sosial apabila diterapkannya penegakan
hukum terhadap para pelaku sehingga perlu adanya solusi yang tepat untuk
penanggulangan permasalahan tambang tanpa izin tersebut.
27
Iskandar Zulkarnain, Pertambangan Ilegal di Indonesia Dan Permasalahannya, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia
17
Jumlah Setiap Kelompoknya
Tabel 3
Jumlah Setiap Kelompoknya Pelaku Penambangan Tanpa Izin(Peti)
Mineral Logam (Emas) Ksb
No Lokasi
penambangan
Jumlah/asal
penambang lubang galian Pengolahan
Bahan kimia
yang
digunakan
KE
T
Desa
Kecamat
an
Lokal
ksb
Luar
ksb Jumlah
Kedalam
an
Gelondo
ng Tong
Air
raks
a
Sianid
a
1 Lamunga Taliwang
± 250
Orang
± 72
Orang
± 60
Lubang ± 115 m
± 2.019
Buah
31
tong √ aktif
√
2
Seloto/la
ng
tanyong Taliwang
± 40
Orang
± 30
Orang - ± 60 m
± 50
Buah - √ aktif
Cara Menambang
Cara yang digunakan untuk menambang terbilang sangat sederhana. Ada
dua sistem yang lazim digunakan oleh para penambang untuk mendapatkan hasil
tambang emas tersebut Sistem tromol (Glondong)
Sistem tromol atau lebih sering disebut dengan istilah gelondong. Para
pelaku pertambangan emas illegal di kecamatan taliwang secara kesseluruhan
merupakan pertambangan skala kecil dan masih menggunakan cara dan peralatan
yang sederhana. Sistem tromol(glondong) sistem ini biasanya digunakan dalam
pengolahan tambang dalam skala kecil yang mudah dijangkau dan tidak
membutuhkan ruang atau tempat yang besar.28
Seperti yang diketahui bahwa
sebagian besar pelaku pertambangan emas di wilayah Sumbawa barat ini
merupakan penambang dengan skala kecil dan masih sangat sederhana.
Pengetahuan masyarakat tentang metode lain yang mungkin lebih canggih pun
sangat kurang sehingga dengan menggunakan metode gelondong ini maka
masyarakat dapat menghasilkan emas tetapi harus juga menggunakan bahan
kimiawi berupa mercury untuk menarik emas tersebut.
28
http://karkoon.com/category/sistem-pengolahan-emas/ diakses pada tanggal 5 agustus 2019
pukul 01:31 wib
18
Gambar 1 Mesin Glondong
Gambar 2 Tempat Hasil Sisa Peleburan Batu
Sistem Tong
Menurut para pelaku yang saya temui, mereka mengatakan bahwa tong
adalah proses untuk mengambil kembali sisa-sisa kandungan emas yang terkandung
dalam lumpur yang dihasilkan dari proses glondong yang artinya proses glndong
sebenarnya tidak sepenuhnya bisa mengambil seluruh kandungan emas yang
tekandung dalam bebatuan yang diproses dari gelondong tersebut sehingga antara
pemilik gelondong dan tong sama-sama mendapatkan keuntungan.29
Hasil Tambang Yang Di Dapatkan
Hasil wawancara para pelaku pertambangan emas tanpa izin di desa Seloto
dan Lamunga, mereka tidak menjelaskan secara rinci berapa hasil yang mereka
29
Wawancara Dengan Salah Satu Pelaku Pertambangan Emas Tanpa Izin Di Desa Seloto Dan
Lamunga Kecamatan Taliwang.
19
dapatkan dari menambang ilegal tersebut hanya saja mereka menyatakan bahwa
hasil yang didapatkan sangat cukup untuk memenuhi kehidupan sehari-hari,
membiayai sekolah anak dan keperluan lainnya. Intinya dengan adanya
pertambangan emas tanpa izin ini mereka menikmati hasilnya dan perekonomian
mereka menjadi lebih baik. Mengutip dari antara news yang menyatakan bahwa
peredaran perputaran uang pertambangan emas liar di Sumbawa Barat mencapai
miliaran rupiah.
Dampak Pertambangan Emas Ilegal Di Kecamatan Taliwang
Maraknya kegiatan pertambangan emas ilegal di kecamatan Taliwang
tentu saja membawa dampak terhadap kehidupan masyarakat dan terutama
dampak terhadap lingkungan. Pertambangan emas ilegal ini sepertinya akan
menjadi ancaman yang cukup serius untuk kelangsungan ekosistem dan
lingkungan sekitar wilayah tambang. Dampak lain yang ditumbulkan dari
pertambangan emas tanpa izin ini yaitu berdampak pada kesehatan masyarakat.
Dinas kesehatan kabupaten Sumbawa Barat telah melakukan uji sampel terhadap
sedikitnya 100 penderita yang diduga terkontaminasi langsung B3, uji sampel
juga dilakukan air dari ratusan sumur, fasilitas irigasi dan limbah rumah tangga.30
Pada proses pertambangan emas oleh masyarakat di kecamatan Taliwang
menggunakan dua cara yaitu dengan menggunakan tong dan gelundungan karena
kedua cara tersebut sagat cocok untuk jenis pertambangan skala kecil dan masih
tradisional. Dalam proses tong, bahan yang digunakan adalah potasium sianida,
karbon aktif dan kapur sedangkan untuk metode gelundungan, bahan yang
digunakan adalah air keras atau mercury. Dua bahan tersebut tentunya memiliki
kandungan yang membahayakan bagi lingkungan sekitar area pertambangan. Air
raksa atau mercury sangatlah beracun. Dalam kadar rendah, logam berat ini sudah
beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia.31
30
https://sains.kompas.com/read/2012/09/26/23075689/Limbah.B3.Ancam.Sumbawa.Barat
diakses pada anggal 16 agustus 2019 pukul 13.00 wib 31
http://www.sorikmas.co.id/2012/06/12/bahaya-penggunaan-air-raksa-pada-pertambangan-
tradisional/. Diakses pada tanggal 28 agustus 2009 Pukul 06.30 wib.
20
Adapun dampak-dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan
pertambangan ilegal ini yaitu:
a. Pencemaran terhadap air
b. Kerusakan tanah dan kerusakan lahan bekas tambang
c. Longsor
d. Pencemaran udara
Dari beberapa faktor di atas beberapa kerusakan sudah dapat dirasakan
oleh masyarakat terutama kerusakan bekas lahan tambang di mana kerusakan
tersebut berdampak karena penebangan pohon di hutan hutan serta lubang bekas
tambang yang ditinggalkan mengakibatkan struktur tanah yang berongga rongga
sehingga akan rentan terjadinya longsor.
Kerusakan yang dirasakan oleh masyarakat sudah sangat meresahkan
bahkan masyarakat di desa seloto sudah banyak yang melakukan aksi protes atas
dampak pertambangan tersebut. Lokasi yang akan dijadikan perendaman material
bahan mineral di tanah belasan hektar tersebut, dinilai akan memberikan dampak
buruk bagi lingkungan masyarakat setempat Selain berdampak pada lahan
pertanian, aktifitas penambangan juga diprediksi akan mencemari Danau Lebo
Taliwang apalagi lokasi penambangan tersebut tidak jauh dari pemukiman.32
Faktor-Faktor Terjadinya Pertambangan Emas Ilegal Di Kecamatan
Taliwang Kab. Sumbawa Barat.
a. Faktor Ekonomi
Masyakat Sumbawa Barat terutama yang berada di wilayah kecamatan
Taliwang pada umumnya berprofesi sebagai petani. Hal itulah yang menjadi
alasan utama para pelaku pertambangan emas tanpa izin ini untuk
melakukan aktifitas tambang tersebut. Pelaku sangat tergiur dengan hasil
yang didapatkan dengan melakukan aktifitas pertambangan ini. Salah satu
pelaku yang saya temui di desa Seloto kecamatan Taliwang membenarkan
hal tersebut. Mereka mengatakan bahwa hasil yang didapatkan dari
32
https://arkifm.com/26165-warga-keluhkan-aktifitas-penambangan-di-desa-seloto.html. Diakses
Pada juni 2021 pukul 20.00 wib
21
pertambangan emas tanpa izin ini lebih besar dari hasil yang didapatkan dari
hasil bertani. Mereka mengatakan bahwa hasil dari bertani ini bersifat musiman
dan terkadang mengalani kegagalan panen menyebabkan kerugian. Jadi salah
satu penyebab masyarakat di wilayah kecamatan Taliwang melakukan usaha
pertambangan tanpa izin adalah faktor ekonomi seperti dijelaskan oleh para
pelaku. Mereka merasa sangat terbantu dengan adanya tambang tersebut
meskipun pada kenyataannya para pelaku menyadari bahwa tindakan yang
mereka lakukan merupakan pelanggaran terhadap hukum dalam ketentuan
Pasal 158 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 pengganti Undang Undang
No. 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Kemudian hal
lainnya yang menyebabkan masyarakat di Kecamatan Taliwang melakukan
pertambangan emas tanpa izin adalah kurangnya pemahaman masyarakat
tentang pengurusan izin tambang ini. Masyarakat juga berdalih bahwa
pemerintah tidak memfasilitasi mereka untuk mendaftarkan izin pertambangan
dalam hal ini izin pertambangan rakyat.33
Kemudian saya mewancara salah
satu staff Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumbawa Barat dan
menjelaskan bahwa masyarakat di wilayah kabupaten Sumbawa Barat yang
melakukan pertambangan emas tanpa izin tersebut tidak mungkin diberikan
izin karna lahan yang digarap adalah sebagian besar merupakan lahan hutan
lindung.34
Aktivitas penambangan liar di hutan lindung Kabupaten Sumbawa
Barat, NTB semakin marak. Hutan dan lingkungannya semakin rusak, terutama
di kawasan Rencana Teknik Kehutanan (RTK) 91 kawasan hutan lamungan
hingga lamusung yang terletak di kawasan Taliwang dan Seteluk.35
b. Hal lain yang perlu diketaui dalam permasalahan pertambangan ilegal yang
terjadi di wilayah kecamatan Taliwang ini adalah penegakan hukumnya. Diakui
oleh salah satu staff dinas lingkungn hidup terkait menyatakan bahwa sampai
saat ini belum ada satupun pelaku yang dikenakan sanksi hukum. Beliau
33
Wawancara Dengan Salah Satu Pelaku Pertambangan Emas Tanpa Izin 34
Hasil Wawancara Dengan Bapak Adin Syaifudin Sebagai Kepala Seksi Pengawasan Dan
Penegakan Hukum Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kab. Sumbawa Barat, 2 Juli 2019,
Pukul 13.20 Wita 35
Https://Www.Antaranews.Com/Berita/364946/Penambangan-Liar-Di-Sumbawa-Barat-Makin-
Marak Diakses Tanggal 28 Juli 2019, Pukul 20:30
22
menyatakan bahwa masyarakat sangat keberatan ketika kegiatan tersebut akan
diberhentikan apalagi sampai ditindak lanjuti ke ranah hukum karena
pertambangan tersebut merupakan tumpuan hidup mereka. Padahal dalam kasus
ini jelas ada peraturan hukum yang dilanggar yaitu peraturan Pasal 158 Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2020 Pengganti Undang Undang No. 4 Tahun 2009.
Pemerintah daerah dalam hal ini juga belum melakukan upaya yang cukup tegas
karena dalam Perda yang dibuat sama sekali tidak memuat tentang larangan
untuk melakukan proses pertambangan tersebut.
c. Kurangnya kesadaran hukum masyarakat yang melakukan tambang tanpa
izin di wilayah kecamatan Taliwang juga merupakan salah satu faktor
kenapa kegiatan pertambangan emas tanpa izin di wilayah kecamatan
Taliwang sulit untuk dihentikan. Menurut Ewick dan Silbey kesadaran
hukum mengacu ke cara-cara di mana orang-orang memahami hukum dan
institusi hukum, yaitu pemahaman pemahaman yang memberikan makna
kepada pengalaman dan tindakan orang-orang.36
Menciptakan kesadaran
hukum dalam masyarakat terutama pada masyarakat yang kurang
memahami aturan hukum merupakan hal yang tidak mudah membutuhkan
proses yang panjang. Untuk itu peranan pemerintah sangat diperlukan.
Harus adanya upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menumbuhkan
kesadaran hukum terutama bagi pelaku pertambangan tanpa izin di wilayah
Kec. Taliwang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesadaran Hukum
masyarakat adalah mengenai ketidak pastian hukum, peraturan peraturan
yang bersifat statis dan tidak efisiennya cara masyarakat untuk
mempertahankan praturan yang berlaku.37
36
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Judicial Prudence ) Termasuk Interpretasi Undang-
Undang ( Legisprudence), Kencana, Jakarta, 2009, Hlm.510 37
Ibid, Hlm. 511
23
Penegakan Hukum Dalam Masalah Pertambangan Emas Ilegal Di
Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat
Kegiatan pertambangan tanpa izin yang terjadi di wilayah kecamatan
Taliwang sudah sangat jelas merupakan perbuatan pidana karena kegiatan tersebut
tanpa izin dan dalam Pasal 158 Undang Undang No.3 Tahun 2020 Pengganti
Undang Undang Nomor 4 Tahun 2009 menerangkan bahwa Setiap orang yang
melakukan Penambangan tanpa izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling
banyak Rp100.OOO.000.000,00 (seratus miliar rupiah). Berdasarkan isi dari pasal
tersebut tentunya para penegak hukum dan pemerintah daerah memiliki dasar
hukum yang kuat untuk menjerat para pelaku. Prof Moeljatno, S.H menjelaskan
bahwa tindak pidana sebagai perbuatan pidana yaitu perbuatan yang dilarang oleh
suatu aturan hukum, di mana larangan tersebut disertai dengan ancaman atau
sanksi yang berupa pidana tertentu bagi orang yang melanggar aturan tersebut.
Pertambangan emas tanpa izin yang dilakukan oleh masyarakat di
Kecamatan Taliwang, Kabupaten Sumbawa Barat merupakan kegiatan
pertambangan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar baik secara individu
maupun kelompok yang dalam kegiatan pertambangan tersebut seharusnya pelaku
memiliki izin namun pada kenyataannya para pelaku dalam melakukan kegiatan
penambangan tersebut tanpa adanya izin. Penyebab terjadinya pertambangan emas
tanpa izin adalah karena beberapa faktor yaitu faktor ekonomi, kurangnya
lapangan pekerjaan serta kurangnya kesempatan usaha. Selain dari beberapa
penyebab tersebut juga pertambangan tanpa izin juga terjadi karena kurangnya
kesadaran masyarakat akan hukum serta kurangnya penegakan hukum yg tegas
oleh pemerintah terkait. Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 3 tahun 2020
pengganti Undang Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batubara terdapat beberapa tindak pidana yang bisa menjerat para pelaku
pertambangan emas tanpa izin di wilayah kecamatan Taliwang. Hukum dalam
masyarakat diharapkan dapat menciptakan rasa keadilan, ketertiban serta
keselarasan dalam masyarakat akan tetapi pada kenyataannya hukum tersebut
belum mampu ditegakkan dengan baik dan benar. Sehingga kegiatan
24
pertambangan emas tanpa izin masih sangat marak terjadi padahal sudah jelas
akan dampak-dampak yang sudah dan akan ditimbulkan.
Dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 pengganti
Undang Undang 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
menjelaskan bahwa pengertian pertambangan adalah sebagian atau seluruh
tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan penguasahaan mineral
atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, ekplorasi, study kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan
penjualan serta kegiatan pasca tambang. Pertambangan yang dimaksudkan harus
juga memiliki izin. Izin yang dimaksudkan adalah izin untuk melakukan usaha
pertambangan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020
Tentang Pertambagan mineral dan Batubara yang setelah berlakunya Undang
Undang Nomor 3 Tahun 2020 semua kewenangan mengenai perizinan
dikembalikan ke pemerintah Pusat. Berdasasarkan Surat Direktur Jenderal
Mineral dan Batubara Nomor 1481/30.01/DJB/2020 Tanggal 18 Juni 2020 Hal
kewenangan pengelolaan pertambangan Mineral dan Batubara, Terhitung mulai
tanggal 11 Desember 2020. Kewenangan pemerintah provinsi dalam pengelolahan
pertambangan mineral dan batubara beralih ke pemerintah pusat salah satunya
meliputi pelayanan pemberian perizinan di bidang pelayanan perizinan di bidang
pertambangan mineral dan batubara. Terkait penguasaan minerba, pemerintah
menyepakati megenai penguasaan minerba diselenggarakan oleh pemerintah pusat
melalui fungsi kebijakan, pengaturan, pengurusan, pengelolahan dan pengawasan.
Selain itu pemerintah pusat mempunyai kewenangan untuk menetapkan jumlah
produksi, penjualan dan harga mineral logam jenis tertentu dan batubara. Meski
kewenangan pengelolahan pertambangan diselenggarakan oleh pemerintah pusat
namun nanti akan adanya pengaturan mengenai perizinan pertambangan rakyat
yang akan didelegasikan oleh pemerintah daerah38
. Hal tersebut berdasarkan
ketentuan Pasal 35 ayat (4) UU No.3 Tahun 2020. Dengan adanya pendelegasian
izin pertambangan rakyat ke pemerintah daerah nantinya diharapkan peranan
38
Kompas, 2020, Ini Point Poin Penting Dalam UU Minerba Yang Baru Disahkan,
https://money.kompas.com/read/2020/05/13/152543126/ini-poin-poin-penting-dalam-uu-minerba-
yang-baru-disahkan?page=all, diakses tanggal 10-112020.
25
penting pemerintah daerah untuk Menyusun peraturan daerah terkait
permasalahan pertambangan tanpa izin agar bisa ditindak lanjuti atau bisa
dilakukannya penegakan hukum secara represif.
Negara memiliki hak menguasai bumi, air serta kekayaan yang terkandung
di dalamnya. Dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945 juga telah dijelaskan tentang hal
penguasaan negara terhadap kekayaan alam yang terkanduung di dalamnya. Jadi
berdasarkan hal tersebut setiap orang atau masyarakat yang akan mengelolah
sumber daya alam yang terkandung di bumi Indonesia ini haruslah berdasarkan
izin dari pemerintah terkait. Dan jika pelaku pertambangan tidak melakukan atau
memenuhi kewajibannya untuk mengurus izin maka sudah jelas perbuatan
tersebut telah melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang tertuang dalam Pasal 158 yang
berbunyi “Setiap orang yang melakukan Penambangan tanpa izin sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan denda paling banyak Rp100.OOO.000.000,00 (seratus miliar rupiah)..”
Maka berdasarkan ketentuan tersebut sudah sangat cukup kuat untuk dijadikan
acuan untuk penegakan hukum terhadap kasus pertambangan emas tanpa izin di
kecamatan Taliwang.
Indonesia adalah negara hukum seperti yang tertuang dalam Pasal 1 ayat
(3) jo Pasal 27 ayat(1) jo Pasal 28 D ayat (1) Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas pengakuan,
jaminan, perlindungan, dan kepastian Hukum yang adil serta perlakuan yang sama
di hadapan Hukum.39
oleh karena itu maka sudah seharusnya masalah pertambangan
emas tanpa izin ini harus ditangani dengan tegas mengingat dampak yang akan
ditimbulkan serta untuk tercapainya kepastian hukum. Hukum memang harus tegas dan
pasti, namun akan menjadi persoalan ketika tidak berlaku sama terhadap seluruh
lapisan masyarakat. Kondisi tersebut setidaknya telah menimbulkan ketidak percayaan
masyarakat terhadap proses penegakan hukum dan terhadap aparat penegak hukum.40
Menurut Soerjono Soekanto, penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan
39
Adrian Sutedi, Hukum Pertambangan, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, Hlm. 32 40
https://nasional.sindonews.com/read/701184/18/budaya-hukum-dalam-penegakan-hukum-
1356585837 diakses pada 7 agustus 2009 Pukul 19.00 wib
26
hubungan nilai-nilai yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah, pandangan-pandangan
yang mantab dan mengejawantahkan dalam sikap, tindak sebagai serangkaian
penjabaran nilai tahap akhir untuk menciptakan kedamaian pergaulan hidup.
Persoalan yang juga sangat penting dalam penegakan hukum adalah
budaya hukum dalam suatu masyarakat yg berkaitan dengan cara pembinaan
kesadaran hukum yg memiliki beberapa faktor yaitu sikap pelaksana hukum yang
berarti bahwa para penegak hukum memiliki kewajiban dan tanggung jawab besar
dalam membina masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran terhadap Hukum.
Penegakan Hukum dinilai berhasil apabila semua komponen dinilai berhasil
apabila semua komponen dalam sistem hukum berfungsi. Komponen system
hukum terdiri atas komponen struktur hukum, substansi hukum dan budaya
hukum.41
Mengenai komponen struktur hukum dalam permasalahan ini yaitu
bagaimana kinerja para penegak hukum dalam menjalankan perintah dari aturan
hukum secara konkrit namun yang terjadi di Kecamatan Taliwang kinerja para
penegak hukum belum maksimal dikarenakan belum ada penindakan tegas atau
penindakan secara paksa bagi pelaku pertambangan emas tanpa izin ini sehingga
Pasal 158 Undang Undang Minerba tidak bisa terlaksana dengan baik. Dalam hal
ini peranan penegak hukum sangatlah dibutuhkan seperti Lembaga kepolisian,
kejaksaan hingga pengadilan dalam menerapkan peraturan perundang undangan.
Kemudian mengenai substansi hukum yaitu materi hukum yang terkandung dalam
perundang undangan dan mengenai budaya hukum mengenai prilaku masyarakat
terhadap hukum.
Hasil riset terkait dampak pertambangan emas tanpa izin sudah mulai
memberikan dampak kesehatan bagi anak-anak. Melihat kondisi tersebut menjadikan
rencana penertiban peti tidak akan ditoleransi lagi karena yang dikhawatirkan jika
masalah ini dibiarkan dampak kerusakannya semakin parah.42
Bupati Sumbawa Barat
Dr. H. W Musyafirin MM menyatakan bahwa upaya penanggulangan Pertambangan
41
Kristian. Kebijakan Aplikasi Sistem Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Sistem
Pertanggungjawaban Pidana Korporasi Dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu Di Indonesia
(Bandung, Alumni, 2018), hlm. 33 42
https://www.suarantb.com/sumbawa.barat/2019/03/268076/KSB.Tak.Berikan.Toleransi.Aktivita
s.Pertambangan.Emas.Ilegal/ di akses pada tanggal 27 juli 2019 pukul 23:51
27
emas tanpa izin sejauh ini sudah mulai dilakukan dengan sosialisasi kepada masyarakat
secara luas. Baik itu kepada para pemilik gelondong, para pelaku pertambangan di
seluruh wilayah mapun masyarakat secara umum.43
Dalam penanggulangan kegiatan pertambangan tanpa izin di wilayah
kecamatan Taliwang ini tentunya dibutuhkan penegakan hukum yang tegas agar
memberikan efek jera bagi para pelaku. Berdasarkan pendapat Andi Hamzah,
istilah penegak hukum sering disalah artikan seakan akan penegakan hukum
hanya bergerak dibidang hukum pidana atau hanya dalam bidang refresif padahal
istilah dalam penegakan hukum adalah represif dan preventif.44
Penegakan preventif adalah upaya untuk menjaga kemungkinan akan
terjadinya tindak pidana, merupakan upaya pencegahan, penangkalan, dan
pengadilan sebelum tindak pidana itu terjadi maka sasaran utamanya adalah
mengenai faktor kondusif antara lain berpusat pada masalah-masalah atau kondisi
sosial secara langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan tindak pidana yang
intinya tujuan upaya preventif adalah memperbaiki kondisi sosial tertentu.
Dalam penegakan hukum terhadap kasus pertambangan emas tanpa izin di
kecamatan Taliwang tentunya harus dilakukan upaya penegakan hukum secara
preventif (pencegahan) dan penegkan hukum secara represif (penindakan) namun
berdasarkan hasil wawancara dengan staff lingkungan hidup kabupaten Sumbawa
Barat sejauh ini belum adanya tindakan secara represif terhadap pelaku pertambangan
ilegal tersebut padahal sudah sangat jelas para pelaku telah melanggar ketentuan
Pasal 158 Undang Undang No. 3 Tahun 2020 dan diperparah lagi dengan fakta
bahwa lahan yang selama ini dijadikan area penambangan adalah lahan hutan
lindung. Dalam Pasal 38 ayat 3 Undang Undang No. 41 Tahun 1999 yang telah
dirubah menjadi Undang Undang Nomor 19 tahun 2004 menjelaskan bahwa
penggunaan Kawasan hutan untuk kepentingan tambang dilakukan melalui
pemberian izin pinjam pakai. Izin pinjam pakai di sini bermaksud bahwa
penggunaan Kawasan hutan untuk pertambangan hanya bersifat sementara dan
setelah selesai masa kegiatan maka hutan harus dikembalikan sesuai fungsi
43
ibid 44
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006, Hlm.134
28
semula. Hal mengenai pengelolahan hutan lindung juga ditatur dalam Peraturan
Presiden Republik Indonesia No. 28 Tahun 2011 Tentang Penggunaan Kawasan
Hutan Lindung Untuk Penambangan Bawah Tanah yaitu dalam Pasal 2 ayat (1)
yang berbunyi di dalam kawasan hutan lindung dapat dilakukan kegiatan
penambangan dengan metode penambangan bawah tanah. Tambang bawah tanah
atau underground mining adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau
aktifitasnya dilakukan di bawah permukaan bumi, dan tempat kerjanya tidak
langsung berhubungan dengan udara luar. Pertambangan tanpa izin di Kec.
Taliwang tidak bisa diberikan izin dikarenakan juga ada beberapa lahan yang
merupakan milik dari PT. SBM (Sumbawa Barat Mineral) 45
. perusahaan ini
memiliki jenis perizinan IUP (Ijin Usaha Pertambangan) dengan nomor perizinan
503/094/IUP-OP/DPMPTSP/2019, adapun tahapan kegiatan tertera operasi
produksi dengan komoditas tambang berupa emas dengan luas wilayah konsesi
31204 Ha dimana ijin perusahaan tersebut mulai berlaku 8 Agustus 2014 dan
berakhir 8 Agustus 2034.46
Salah satu upaya penegakan hukum secara represif yang bisa dilakukan
oleh pemrintah daerah untuk menanggulangi kegiatan pertambangan ilegal adalah
dengan memfasilitasi masyarakat yang merupakan pelaku untuk pengurusan
perizinan akan tetapi sejauh ini pemerintah tidak memiliki landasan yang kuat
untuk bisa memfasilitasi masyarakat mengenai perizinan karna sebagian besar
wilayah yang di ekploitasi adalah merupakan area hutan lindung.
Berdasarkan wawancara dengan pihak dengan staff Dinas Energi dan Sumber
Daya mineral Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa
memberikan izin dikarenakan sejak berlakunya Undang Undang Nomor 3 Tahun 2020
yang mana kebijakan megenai perizinan telah dikembalikan ke Pusat. Lebih lanjut
beliau juga menjelaskan bahwa kewenangan untuk penegakan hukumnya adalah oleh
pemerintah daerah yang berkordinasi dengan pihak kepolisian.
45
Wawancara Dengan Bapak Ikhwan Elhuda, ST Sebagai Inspektur Tambang, Unit kerja:
Direktorat Teknik dan Lingkungan Ditjen Mineral dan Batubara, Instansi Kementrian ESDM RI,
15 April 2021 Pukul 15.00 Wib 46
https://kabarmediacitra.com/pt-sumbawa-barat-mineral-terdaftar-tahapan-kegiatan-operasi-
produksi/ diakses tanggal 27 april 2021 Pukul 21:00
29
Ada dua tindakan pencegahan yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah
terkait yaitu pencegahan secara preventif yang dalam kasus ini bisa dalam bentuk
himbauan ataupun sosialisasi mengenai pelanggaran hukum, sanksi serta
mengenai dampak dari kegiatan pertambangan tanpa izin tersebut baik dari segi
kerusakan lingkungan hidup ataupun mengenai dampaknya terhadap kesehatan
masyarakat yang berada di lingkungan pertambangan tanpa izin tersebut. Selain
preventif, pencegahan seharusnya juga dilakukan secara refresif apabila
pencegahan secara preventif tidak menghasilkan solusi pencegahan. Penegakan
refresif seharusnya dilakukan oleh pihak terkait agar memberikan efek jera
terhadap pelaku, Namun pada kenyataannya sangat sulit melakukan penegakan
secara refresif bahkan yang terjadi di Kecamatan Taliwang ini tidak ada satupun
pelaku pertambangan ilegal yang dijerat kasus hukum. Dalam hal peencegahan
secara refresif ini kinerja aparat penegak hukum dalam hal ini pihak kepolisan
juga harus diberlakukan dengan maksimal dan pemerintah daerah juga diharapkan
mampu bekerja sama dengan baik dengan pihak kepolisian selaku penegak
hukum.
Pada hakekatnya penegakan hukum terhadap suatu tindak pidana
merupakan penegakan kebijakan dengan beberapa tahap yaitu.
a. Tahap formulasi yaitu tahap penerapan hukum in abstracto oleh badan
pembuat Undang-Undang. Tahap ini dapat juga disebut tahap kebijakan
legislative.
b. Tahap aplikasi yaitu penerapan hukum pidana oleh aparat aparat penegak
hukum mulai dari kepolisian sampai dengan pengadilan. Tahap kedua ini
dapat juga disebut tahap kebijakan yudikatif.
c. Tahap eksekusi yaitu tahap pelaksanaan hukum pidana oleh aparat hukum.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka para aparat penegak hukum
diharapkan memiliki kemampuan tidak hanya dalam bidang yuridis tapi juga
kemapuan dalam berbagai aspek lainnya yang menunjang penegakan hukum
tersebut.
30
Kendala Penegakan Hukum
Membangun dan merealisasikan hukum dalam kehidupan masyarakat
sudah pasti akan dihadapkan berbagai tantangan, baik yang disebabkan oleh
faktor internal maupun eksternal masyarakat itu sendiri.47
Hukum seharusnya
menjadi panduan hidup bagi masyarakat. Hukum akan dianggap baik jika hukum
tersebut bisa diterima dan ditaati oleh masyarakat dan bisa menjadi tidak baik jika
masyarakat menolak untuk taat terhadap hukum tersebut.
Dalam penegakan kasus pertambangan emas illegal di kecamatan
Taliwang Kab. Sumbawa Barat pada realitanya belum bisa berjalan dengan baik
bahkan sejauh ini belum bisa ditindak lanjuti ke ranah hukum.
Penegakan hukum yang baik yaitu jika sistem peradilan bekerja dapat
diterapkan secara objektif serta tidak memihak kepada siapapun serta harus
menekankan pada nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. masalah terpenting yang
sebenarnya dalam penegakan hukum terdapat beberapa faktor yang menurut
Soerjono Soekamto adalah sebagai berikut.
1. Faktor hukumnya itu sendiri yaitu undang-undang. Mengenai faktor hukum dalam
dalam penegakan hukum yaitu mengnai Undang Undang yang mengatur
mengenai tindak pidana pertambangan emas tanpa izin. Perlu diperhatikan apakah
aturan dari undang undang tersebut sudah jelas dan tidak menimbulkan kesimpang
siuran mengenai penafsiran serta penerapannya. Dalam undang undang minerba
tidak terdapat aturan mengenai ancaman hukum minimal dan hanya mengatur
sanksi hukum maksimal. Dengan tidak adanya ancaman hukum minimal maka
penuntut hukum dan hakim bisa menjatuhkan tuntutan dan putusan dengan pidana
yang rendah sehingga ditakutkan hal tersebut tidak mampu memberikan efek jera
bagi para pelaku pertambangan emas tanpa izin.
2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk ataupun
menerapkan hukum. Penegak hukum adalah adalah salah satu faktor penting
penting dalam menentukan keberhasilan penegakan hukumnya. Para penegak
hukum yang dimaksud yaitu polisi, jaksa, hakim, penasehat hukum hingga
penegak penegak hukum lainnya berdasarkan kewenangan masing-masing.
47
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Pers, 1987, Hlm. 20
31
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
Kurangnya sarana prasarana yang di mana para pelaku yang berjumlah sangat
banyak sehingga dibutuhkan sumberdaya atau fasilitas memadai serta tenaga
aparatur penegak hukum yang cukup. Selain hal itu juga belum adanya
anggaran yang cukup untuk menanggulangi permasalahan pertambangan
emas tanpa izin yang terjadi di Kec. Taliwang.
4. Faktor masyarakat yaitu lingkungan dimana hukum tersebut berlaku.
Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, budaya dan
latar belakang Pendidikan. Hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi
bagaimana pemahaman masyarakat terhadap hukum. Sebagian besar dari
pelaku pertambangan tanpa izin ini adalah masyarajat yang kurang
memahami hukum. Hal ini yang menjadi penyebab mengapa mereka tetap
meakukan aktifitas pertambangan emas ilegal ini. Peranan pemerintah untuk
menciptakan lingkungan masyarakat yang sadar akan hukum sangat
diperlukan agar masyarakat yang awalnya tidak memahami hukum menjadi
lebih memahami sehingga nantinya diharapkan penegakan hukum mengenai
permasalahan pertambangan emas tanpa izin atau ilegal ini dapat
dilaksanakan.
5. Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya cipta dan rasa yang didasari
pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.
Selain permasalahan di atas, penyebab tidak adanya tindakan hukum yang
diterapkan oleh pemerintah Sumbawa Barat terhadap para pelaku pertambangan
emas tanpa izin dikarenakan pemerintah menakutkan akan muncul konflik baru.
Konflik baru yang dimaksudkan ini adalah konflik sosial dan ekonomi, salah
satunya adalah aksi demonstrasi yang dilakukan oleh para pelaku tambang rakyat
tanpa izin di wilayah Kecamatan Taliwang. Demonstrasi yang dilakukan oleh
masyarakat yang merupakan pelaku pertambangan emas tanpa izin ditakutkan
akan mengganggu jalannya pemerintahan serta akan terjadinya tindakan kekerasan
anarkis dan pengerusakan fasilitas pemerintah daerah. Selain itu juga dengan
adanya pertambangan emas ini sudah dapat membantu masalah perekonomian
masyarakat setempat yang awalnya memiliki perekonomian yang kekurangan
32
sekarang bisa meningkatkan taraf hidup mereka sehingga jika adanya penegakan
hukum dikhawatirkan akan meningkatnya tingkat pengagguran dan kesenjangan
secara ekonomi dalam masyarakat.
Efektifitas Penegakan Terhadap Pelaku Pertamangan Emas ILegal di
Wilayah Kec. Taliwang, Kab. Sumbawa Barat
Upaya pemerintah kabupaten Sumbawa Barat dalam mencegah terjadinya
pertambangan emas di wilayah kecamatan Taliwang baru dalam langkah
preventif. Langkah preventif yang dilakukan oleh pemerintah tersebut baru berupa
penertiban ataupun himbauan saja sehingga dalam upaya pencegahannya belum
bisa memberikan efek jera bagi para pelaku karena dirasa belum memberikan
sanksi berdasarkan ketentuan Undang-Undang yang berlaku. Sehingga sampai
detik ini masih sangat banyak dijumpai kegiatan pertambangan emas tanpa izin
yang terjadi di wilayah kecamatan Taliwang. Upaya preventif berupa tindakan
pencegahan dan pengendalian terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup perlu dilaksanakan dengan medayagunakan secara maksimal intrument
penyuluhan, pemantauan, penggunaan kewenangan yang sifatnya pengawasan dan
perizinan.48
Upaya pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat untuk menanggulangi
aktifitas pertambangan emas tanpa izin ini salah satunya dalam bentuk
menawarkan blok penambangan. Pemerintah Provinsi NTB melalui Dinas ESDM
sudah mengeluarkan rekomendasi yakni dengan pembagian zona wilayah
penambangan hanya saja upaya tersebut ditolak oleh para pelaku penambang
karena lokasi yang ditawarkan menyimpan cadangan emas yang sedikit.49
Segala
upaya pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Sumbawa Barat
tidak akan mampu menghentikan aktifitas pertambangan emas yang terjadi
dikarenakan pertambangan tersebut merupakan tumpuan hidup masyarakat
sehingga pemerintah perlu melakukan pencegahan secara refresif dengan menjerat
para pelaku dengan ketentuan Undang Undang yang berlaku akan tetapi
48
Syahrul Machmud, Tindakan Preventif Dan Refresif Non Yustisial Penegakan Hukum
Administrasi Oleh Eksekutif, Universitas Islam Nusantara Bndung. 49
https://mataram.antaranews.com/berita/90568/bergelimang-harta-berbungkus-peti-di-sumbawa-
barat, diakses pada tanggal 10 oktober 2020
33
pemerintah juga harus menyiapkan solusi lain untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat agar masyarakat bisa memiliki lahan pengais rejeki yang lebih baik
lagi selain dari pertambangan tersebut.
Tawaran Atau Konsep Penanggulangan Terjadinya Pertambangan Emas
Ilegal di Kec. Taliwang Sumbawa Barat
Penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Sumbawa
Barat yang bekerja sama dengan Dinas Pertambangan dan Minerba Provinsi Nusa
Tenggara Barat salah satunya dengan system zonasi. Sistem ini bertujuan untuk
memberikan lahan kepada para pelaku pertambangan emas tanpa izin untuk
melakukan pertambangan di wilayah yang dianggap lebih aman atau jauh dari
lingkungan pemukiman warga agar tidak mencemari lingkungan sekitar. System
zonasi ini juga bermaksud menempatkan satu tempat khusus untuk pengelolahan
hasil bebatuan yang didapat dari gunung untuk dikelola di satu tempat terpusat di
mana tempat tersebut sudah dipastikan jauh dari pemukiman warga dan minim
resiko terjadinya pencemaran terhadap lingkungan. Selain itu juga ada beberapa
solusi yang bisa dilakukan oleh pemerintah terkait masalah pertambangan emas
tanpa izin ini yaitu membuat pengelolahan limbah untuk mengatasi pencemaran
terhadap lingkungan. Upaya lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan
membentuk peraturan daerah yang lebih focus untuk menangani kasus
pertambangan emas tanpa izin, melakukan pembinaan dan sosialisasi mengenai
aturah hukum tentang pertambangan tanpa izin atau menyelesaikan penyebab
mengapa terjadinya pertambangan emas tanpa izin tersebut.
PENUTUP
Kesimpulan
Masyarakat di kecamatan Taliwang melakukan aktifitas pertambangan
tanpa izin dikarenakan berbagai faktor yaitu faktor ekonomi, faktor kurangnya
pemahaman masyarakat tentang bahaya dan dampak dari pertambangan tersebut
serta kurangnya pemahaman akan proses perizinan. Pemerintah daerah seharusnya
mengupayakan upaya hukum refresif dalam pencegahan tindakan pertambangan
34
emas namun sejauh ini upaya peemrintah daerah masih dalam bentuk penertiban
serta pembatasan zona lokasi pertambangan yang disusulkan oleh Pemrov NTB
namun hal tersebut ditak bisa diterima oleh masyarakat. Sosialisasi tentang
bahaya dari dampak pertambangan emas tanpa izin ini seharsunya diupayakan
untuk lebih ditingkatkan agar masyarakat menyadari seberapa bahayanaya
dampak mercury dari limbah pertambangan tersebut yang nantinya bisa
mengancam ekosistem lingkungan hidup serta kesehatan masyarakat.
Saran
1. Untuk pemerintah pusat diharapkan untuk memperketat aturan mengenai
penertiban pertambangan emas tanpa izin.
2. Untuk pemerintah daerah diharpakan bisa menyusun peraturan daerah untuk
menertibkan para perlaku pertambangan emas tanpa izin serta membentuk
tim khusus untuk penanganan permasaklahan tersebut.
35
DAFTAR PUSTAKA
Penelitian Hukum. Bandung. Citra Aditya Bakti. 2004.
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Judicial Prudence) Termasuk Interpretasi
Undang-Undang (Legisprudence), Kencana, Jakarta, 2009
Adrian Sutedi, Hukum Pertambangan, Sinar Grafika, Jakarta, 2011
Alie Yafie, Merintis Fiqh Lingkungan Hidup, Ufuk Press, Jakarta, 2006
Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2006
Astiti, L. G. S dan T Sugianti. 2014. Dampak Pertambangan Emas Tradisonal
Pada Lingkungan dan Pakar Ternak di Pulau Lombok 12(2)101-106
DR.Amirudin, S.H., M.Hum. dan DR. H.Zainal Askin, SH., SU Pengantar
Metode Penelitian Hukum. Pt Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014
Guse Prayudi, Seluk Beluk Hukum Pidana yang Penting Untuk Diketahui (Jakarta:
Roya book, 2008)
H.Salim HS. Hukum Pertambangan Di Indonesia, Pt. Raja Grafindo Persada,
Jakarta,2004
H.Salim HS., S.H.,M.S. Hukum Pertambangan di Indonesia.(Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada. 2010)
H.Salim HS., S.H.,M.S. Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara.(Jakarta:
Sinar Grafika. 2012)
Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, sinar grafika, Jakarta 2012
Iskandar Zulkarnain, Pertambangan Illegal di Indonesia Dan Permasalahannya,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
Laden Marpaung, Proses Penanganan Perkara Pidana (penyelidikan dan
penyidikan) Sinar Grafika, Jakarta: 2009
M.Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHP
Penyidikan Dan Penuntutan, Jakarta: Sinar Grafika, 2007
N.M.Spelt dan J.B.J.M ten Berge, disunting Philipus M.Hadjon, Pengantar
Hukum Perizinan, Yuridika, Surabaya, 1993
Ronny Hanitijo Soemitro. Metode Penelitian Hukum Dan Jurimetr. Jakarta :
Ghalia Indonesia. 1990.
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (Jakarta: Sinar Grafika, 2009
36
Soejono Soekanto, Kesadaran Hukum Dan Kepatuhan Hukum, Edisi Pertama,
(Jakarta: Rajawali, 1982)
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta, Rajawali Pers, 1987
Soerjono Soekanto. Pengantar Penelitian Hukum. dalam Abdulkadir
Muhammad. Hukum Dan Penelitian Hukum. Bandung. Citra Aditya
Bakti. 2004
Sudikno Mertokusumo, Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat, Edisi
Pertama, (Yogyakarta: Liberti, 1981)
Suharso Dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Lux,
(Semarang: Widya Karya, 2009)
Unites States Geological Survey, 2009 Mineral Yearbook: Indonesia Advance
Release, (United States: United Department Of Interior, 2011)
Yusuf Qardhawi, Peran Nilai Dan Moral Dalam Perekonomian Islam, Alih
Bahasa: Didin Hafidhuddin Dkk, (Jakarta: Robbani Press, 1997
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
Undang Undang Nomor 3 Tahun 2020 Tetntang Pertambanga Mineral Dan
Batubara
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi
dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah
http://karkoon.com/category/sistem-pengolahan-emas/ diakses pada tanggal 5
agustus 2019 pukul 01:31 wib
http://www.sorikmas.co.id/2012/06/12/bahaya-penggunaan-air-raksa-pada-
pertambangan-tradisional/. Diakses pada tanggal 28 agustus 2009 Pukul
06.30 wib.
https://nasional.sindonews.com/read/701184/18/budaya-hukum-dalam-penegakan-
hukum-1356585837 diakses pada 7 agustus 2009 Pukul 19.00 wib
https://sains.kompas.com/read/2012/09/26/23075689/Limbah.B3.Ancam.Sumbaw
a.Barat diakses pada anggal 16 agustus 2019 pukul 13.00 wib
Https://Www.Antaranews.Com/Berita/364946/Penambangan-Liar-Di-Sumbawa-
Barat-Makin-Marak Diakses Tanggal 28 Juli 2009, Pukul 20:30
https://www.suarantb.com/sumbawa.barat/2019/03/268076/KSB.Tak.Berikan.Tol
eransi.Aktivitas.Pertambangan.Emas.Ilegal/ di akses pada tanggal 27 juli
2019 pukul 23:51
https://mataram.antaranews.com/berita/90568/bergelimang-harta-berbungkus-
peti-di-sumbawa-barat, diakses pada tanggal 10 oktober 2020