JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 8, No. 1 (2019), 2337-3520 (2301-928X Print)
Abstrak—Probolinggo merupakan daerah destinasi wisata diJawa Timur yang memiliki keunggulan padakeanekaragaman wisata alam, kesenian, dan kebudayaan.Hal tersebut menjadi daya tarik karena mencerminkan nilaijual sekaligus keunggulan daerah Probolinggo. Oleh karenaitu Probolinggo harus memberi kesan baik pada wisatawanyang dapat ditawarkan melalui souvenir. Dilakukan risetdengan metode depth interview pada Dinas Pariwisata danKebudayaan Probolinggo dan pemilik brand clothing lokal,observasi, kajian literatur bersumber pada buku pedomankepariwisataan. Perancangan ini diharapkan memberikansolusi terhadap kebutuhan souvenir Probolinggo yang layakserta mempresentasikan potensi daerah Probolinggo yangdibutuhkan oleh wisatawan.
Kata Kunci—Souvenir, Kaos, Identitas Daerah, Probolinggo.
I. PENDAHULUAN
AERAH Probolinggo memiliki budaya, daerahpegunungan hingga laut, dan industri yang menjadi
potensi yang dapat diunggulkan. Dari segi budayaProbolinggo mengembangkan kesenian dan budaya selainitu Probolingo memiliki keindahan alam yang menjadiandalan wisata. Oleh karena itu Probolinggo sejak tahun2009 hingga saat ini menjadi salah satu destinasi pilihanPesiar berkapasitas 2.600 penumpang yang berlayar keIndonesia [1]. Oleh karena itu Probolinggo sebagai daerahwisata dituntut untuk memberikan kesan baik terhadapwisatawan yang berkunjung, salah satunya dengansouvenir.
D
A. Latar Belakang
Ketersediaan souvenir di Probolinggo sebagai daerahdestinasi wisata masih sangat kurang, hal ini didukungdengan kuisioner terhadap para penduduk dan wisatawanProbolinggo. Dari 67.3% dari 150 responden belum pernahmembeli souvenir Probolinggo karena tidak tahu apa yangdapat dibeli, 82.2% dari 151 responden yang pernahmembeli merasa belum puas dengan souvenir yang pernahdibuat di Probolinggo.
Dengan mengelola kegiatan promosi dan membuatperbedaan identitas dengan daerah lainnya, oleh karena itusouvenir dapat dijadikan sebagai media untukmenunjukkan ciri khas dan keunikan suatu daerah. Olehkarena itu, kuantitas dan kualitas dari souvenir diProbolinggo perlu ditingkatkan dengan menerapkan prinsipdesain dan memperhatikan estetika dalam mengolah visualragam potensi dimiliki Probolinggo yang diaplikasikan
pada media souvenir yang menunjukkan potensi dan cirikhas yang dimiliki daerah Probolinggo.
B. Identifikasi Masalah
Terdapat beberapa hal yang mendorong diperlukannyaperancangan souvenir untuk daerah Probolinggo yaitu :1. Daerah Probolinggo sebagai daerah destinasi wisatatidak memiliki souvenir dengan grafis yang menunjukkanpotensi yang dimiliki Probolinggo.2. Beberapa souvenir yang pernah diproduksi seperti kaosdan piring mini tidak layak untuk ditawarkan kepadawisatawan lokal maupun asing.3. Diperlukan desain souvenir yang menarik, unik,mencerminkan identitas daerah Probolinggo yangdibutuhkan wisatawan.
C. Batasan Masalah
Melalui masalah yang ditemukan maka diperlukanbatasan yang akan dikerjakan serta dicari solusinya.Batasan tersebut yaitu :
1. Peneliti merencanakan sebuat rancangan souvenirdengan mengangkat objek yang menjadi potensikepariwisataan Probolinggo.
2. Penelitian ini membahas proses perancangan grafisuntuk diaplikasikan pada kaos sebagai souvenirProbolinggo
D. Rumusan Masalah
“Bagaimana merancang souvenir kaos daerah Probolinggoyang mempresentasikan identitas Probolinggo yangdibutuhkan wisatawan?”
E. Maksud dan Tujuan
1. Merancang grafis untuk souvenir berupa kaos yangmenunjukkan potensi wisata dan kesenianProbolinggo yang dibutuhkan oleh wisatawan.
2. Mengolah visual Probolinggo melalui konteks style/gaya gambar ilustrasi sebagai salah satu daerah diyang memiliki potensi wisata serta budaya dalammedia souvenir kaos.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
1. Kajian teori subjek desainSouvenir merupakan hal yang tidak luput ketika
mengunjungi suatu daerah wisata bagi wisatawan. Souveniradalah sesuatu yang mengkongkritkan kedaan tak
Perancangan Souvenir Kaos Probolinggo sebagaiPengenalan Identitas Daerah untuk Wisatawan
Tiara Rizky Marsha Laduni dan SayatmanDepartemen Desain Komunikasi Visual, Fakultas Arsitektur, Desain dan Perencanaan,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)e-mail: [email protected]
F96
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 8, No. 1 (2019), 2337-3520 (2301-928X Print)
berwujud menjadi sesuatu yang berbentuk [2]. Keberadaansecara fisik tersebut mengendalikan calon konsumen untukmengabadikan pengalaman yang biasa maupun tidak biasadi masa lalu. Pembeli memilih souvenir dari segi desain,kualitas yang baik, warna-warna yang atraktif, selain itusouvenir dibeli adalah souvenir yang memiliki ciri khasdaerah yang dikunjungi wisatawan [3].
Maka, secara keseluruhan souvenir merupakan produkyang mengkomunikasikan hubungan antara sesorangdengan pengalaman tertentu yang mereka dapat melaluibenda kasat mata.2. Kajian Teori Objek Desain
Probolinggo merupakan salah satu daerah yang mulaiberkembang di Provinsi Jawa Timur. Karena dikelilingipegunungan dan memiliki daerah pesisir, Probolinggomemiliki keragaman potensi wisata alam yang dapatdiandalkan. Selain itu, secara sosiologis pendudukProbolinggo didominasi oleh masyarakat Jawa danpercampuran Madura, serta terdapat salah satu suku dipegunungan Bromo yaitu suku Tengger, oleh karena ituProbolinggo memiliki kebudayaan dan kesenian yangdapat diunggulkan diferensiasinya.
Keragaman wisata alam Probolinggo saat ini menjadipotensi wisatawan diantaranya Gunung Bromo, Air TerjunMadakaripura, Sungai Arung Jeram Songa, dan GiliKetapang. Selain itu, Probolinggo memiliki wisatalandmark yaitu cagar bangunan Gereja Merah dan objekekowisata Beejay Bakau Resort. Serta keragaman seni dankebudayaan seperti Tari Glipang, Jaran Bodhag, KarapanKambing, dan Upacara Kasada.
B. Pengertian T-Shirt sebagai SouvenirWisatawan berorientasi pada tempat tujuan wisata
membeli souvenir berupa produk garment seperti T-shirtyang bergambar tempat wisata, hal tersebut berfungsiuntuk menunjukkan pengalaman perjalanan yang istimewaketika berwisata yang dapat digunakan dalam keseharian.Kebutuhan yang wisatawan rasakan, membuatmereka ingin mengabadikan pengalaman yangmereka rasakan telah meningkatkan industripenting dari “kenangan” dan “souvenir”,ditujukan untuk mewujudkan suatu produkyang dibeli oleh wisatawan untuk kebutuhanmereka sendiri dan juga dapat digunakansebagai oleh-oleh untuk lingkungan sosialterdekatnya (Schhluter,1993).
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1) Data Primera. Observasi
Observasi ini dilakukan langsung oleh peneliti padabulan Juni 2018 hingga September 2018.
b. Dokumentasi FotoData berupa gambar didapat oleh penulis dari denganmengambil beberapa foto destinasi, eksisting dansouvenir.
Depth InterviewMelakukan wawancara mendalam dengan beberapapihak yang berkaitan dengan subjek penelitiandiantaranya adalah:
Ibu Suci Ningsih, Kabid Promosi Disbudpar KotaProbolinggo. : Memberikan informasi seputar datawisatawan di Probolinggo. Serta membahas souvenireksisting dan karakteristik suvenir Probolinggo yangdiharapkan.
3. Mas Uji, OwnerClothing Insprd27 :
Membahas hingga proses kreatif desain dalam kaos,masalah penjualan dan promosi dalammemperkenalkan brand. Memberikan saran untukmembangun brand untuk souvenir kaosProbolinggo.
3. Kuisioner disebarkan melalui internet (googleforms)
B. Proses Perancangan
Gambar 1. Warna untuk Ilustrasi Kaos Probolinggo
Bersumber pada pengumpulan dan temuan fenomena,penulis merumuskan permasalahan kemudian mencaridata yang terkait dengan subjek perancangan. Pencariandata dilakukan untuk mendapatkan hasil dan analisadalam merumuskan konsep desain, selain itu untukmendapatkan kriteria desain yang dibutuhkan segmentasi.Melalui tiga hal tersebut, penulis melakukan eksperimendesain untuk menemukan gaya desain yang tepat, varianlayout dan model kaos. Setelah gaya desain didapatkan,penulis mengaplikasikan pada kaos, sebagai implementasidesain.
IV. HASIL DAN KESIMPULAN
F97
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 8, No. 1 (2019), 2337-3520 (2301-928X Print)
A. Analisa dan Hasil Pengumpulan Data1. Interview dengan ibu Suci Ningsih selaku KabidDisbudpar Probolinggo, menyatakan selama 7 tahunterakhir pariwisata di Probolinggo meningkat, terutamadengan adanya pesiar yang singgah di Proboolinggo.Wisatawan mencari souvenir yang mencerinkanProbolinggo, simple dan praktis.
1. Deep Interview dengan Mas Uji selaku pemilik brandInspird27 , brand clothing saat ini mulai marak dikalangan remaja. Seiring bergantinya trend, sebuahclothing brand dapat mengkolaborasikan konsep yangdimiliki dengan trend yang sedang berjalan. Untukmembuat clothing , terutama souvenir, hendaknyamenggali potensi yang unik dan khas yang ada diProbolinggo.
2. Hasil Kuisioner terhadap 150 responden, 56,3%memilih souvenir kaos .
B. Karakteristik Target Audiens
1. Demografis Segmentasia. Usia : usia 18- 25 tahun b. Jenis kelamin : laki-laki dan perempuan c. Domisili : domestik dan mancanegara d. Penghasilan perbulan : ≥Rp. 500.00 –
Rp.3.000.000 perbulan e. Pendidikan terakhir : S1 f. Pekerjaan : mahasiswa, pegawai, pengusaha muda
2. GeografisMasyarakat yang bertempat tinggal di Indonesia atau
pernah mengunjungi Probolinggo sebagai destinasiwisata.
3. Psikografisa. Suka berpergian b. Menyukai wisata alam dan kegiatan yang ada di
dalamnya. c. Menghargai dan tertarik dengan kebudayaan dan
seni daerah lokal. d. Pengguna brand lokal. e. Mengikuti perkembangan teknologi.
V. PROSES DAN IMPLEMENTASI DESAIN
A. Konsep Desain
Gambar 1. Bagan konsep desain souvenir kaos Probolinggo.Bersumber dari hasil dan Analisa, maka ditentukan
konsep desain yaitu “Discover Protential of Probolinggo”.Makna dari keyword tersebut adalah menjelajahi potensiwisata serta kesenian dan budaya Probolinggo yang khas,unik dan orisinil, kemudian dikemas dalam suatu ilustrasi.Konsep desain tersebut diimplementasikan dengan teknikfree drawing yang terpengaruh oleh gaya desain ClearLine atau Ligne Claire.
1. Merk souvenir :Probolinggo Jeh !
Merk brand souvenir kaos Probolinggo bernama“Probolinggo Jeh !”. “Jeh” merupakan sapaan akrabBahasa pendalungan (percampuran Jawa-Madura) seperti“Bro!”. Diharapkan memiliki citra yang menarikdan dapat memperkenalkan Probolinggodengan akrab pada pemakai atau konsumen.
Gambar 3. Logo "Probolinggo Jeh!"
1. TipografiTipografi yang digunakan pada perancangan souvenir
kaos Probolinggo berjenis script dan san serif karenamudah terbaca dan memberi kesan modern, fun dan fresh,sehingga dapat mewakili karakteristik Probolinggo sebagaikawasan wisata budaya.
F98
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 8, No. 1 (2019), 2337-3520 (2301-928X Print)
2. Warna Warna yang digunakan adalah warna yang mampumenggambarkan suasana dan Probolinggo tujuannya yaitumempresentasikan image sebagai daerah dengan potensiwisata alamd dengan keunggulan wisata alam, mengambiltema mengikuti dengan branding Endless Probolinggoopada saat ini yaitu warna yang fun dan cerah.
Gambar 4. Bagan Perancangan souvenir kaos Probolinggo.B. Proses Desain dan Implementasi1. Proses Sketsa dan Digitalisasi
Gambar 2. Proses desain Ilustrasi Kaos
Dalam mendesain ilustrasi untuk kaos Probolinggo,dilakukan proses brainstorming ide. Setelah itu mencarireferensi gambar untuk ilustrasi, sketsa manual, kemudiandilakukan proses digitalisasi sketsa yang dikombinasikandengan tipografi yang sesuai konten.2. Hasil Desain
Setelah melalui proses sketsan dan digital, makadihasilkan desain yang dikelompokkan dari konten danvarian layout. a. Konten Wisata Landmark Dalam edisi landmark meliputi Gereja Merah dan BJBR.
Gambar 3 Edisi Landmark
b. Konten Wisata AlamDalam edisi wisata alam meliputi konten Bromo,
Madakaripura, Songa, dan Gili Ketapang.
F99
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 8, No. 1 (2019), 2337-3520 (2301-928X Print)
Gambar 4 Edisi Wisata Alam
c. Konten Kesenian BudayaDalam edisi kesenian budaya meliputi konten Jaran
Bodhag, Tari Glipang, Karapan Kambing dan Kasada.
Gambar 5 Edisi Wisata Budaya dan Kesenian
Pada edisi Kesenian Budaya tidak memiliki varianTipografi, karena konten Kesenian lebih tepatdiaplikasikan dalam varian yang ilustratif.3.Implementasi Desain
Berikut adalah hasil jadi dari kaos souvenirProbolinggo. Kaos bersifat unisex dapat dikenakan priaataupun wanita tergantung selera pada desain user.
Gambar 6 . Souvenir Kaos yang digunakan user
4. Implementasi LogoLogo diaplikasikan pada packaging, label, serta
brandmark yang digunakan sebagai media sekunderuntuk mengenalkan souvenir kaos Probolinggo denganinformasi tentang Probolinggo.
Gambar 7 Pengaplikasian logo pada label dan packaging.
C.Konsep Bisnis dan Produksi
Gambar 8 Marketing Plan.
Dibutuhkan sistem bisnis dan produksi agar prosespenjualan berjalan lancar.
Dari strategi marketing diatas terdapat Unique SellingPoint ( USP ) sebagai berikut :1. Mengangkat keunikan Probolinggo melalui gaya
visual clear line2. Memberi edukasi tentang Probolinggo dari objek &
budaya yang khas.3. Bahan / material kaos menggunakan cotton combed
30s atau bamboo cattoon yang sesuai untukpenggunaan kaos yang nyaman sebagai souvenirpariwisata.
4. Desain terbatas, tidak dijual dengan sistem partai.5. Positioning sebagai pioneer kaos souvenir
Probolinggo dengan konten daerah yangmenunjukkan wisata alam meliputi Bromo,Madakaripura, Songa Adventure, dan Gili ketapang.Wisata Landmark BJBR dan Gereja Merah, serta
F100
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 8, No. 1 (2019), 2337-3520 (2301-928X Print)
Kesenian Budaya meliputi Jaran Bodhag, KarapanKambing, Tari Glipang, dan Kasada.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan1. Desain pada kaos sudah menunjukkan khas
Probolinggo dengan illustrasi wisata alam serta kesenianyang saat ini sedang dikembangkan Probolinggo dan mulaidikenal oleh masyarakat, terutama Gunung Bromo yangIconic. Beberapa konten menambah pengetahuan untuktarget segmen tentang Probolinggo, karena selama inihanya mengetahui Gunung Bromo.
2. Warna-warna yang digunakan sesuai karenamencerminkan ciri khas dari wisata alam Probolinggoserta warna kesenian dari Probolinggo yang cenderungcerah, kontras, dan festive.
3. Bahan pada pakaian yang sesuai untuk dijadikansebagai produk souvenir kaos Probolinggo adalah CottonCombed 30’S atau Bamboo cotton karena nyamandigunakan sehingga sesuai untuk berpergian di daerahtropis.
4. Teknik cetak yang baik untuk digunakan adalahsablon DTG (Direct To Garment) karena hasil sablon tajam
dan merata di permukaan bahan kaos selain itu awet biladicuci. Harga kaos yang ditawarkan cocok dengan kualitas desaindan pasar.
B. Saran
1. Lebih mengolah layout dan memperbanyak variandengan ilustrasi, karena melalui ilustrasi, pengguna dapatbercerita tentang tempat tersebut.
2. Ditambahkan desain yang lebih sederhana sebagaivarian.
3. Model kaos diharapkan bervariasi. Seperti contohuntuk konten Bromo diaplikasikan pada kaos long sleevekarena di Bromo dingin, sedangkan untuk Gili Ketapangdiaplikasikan pada tank top karena sesuai dengancuacanya yang cenderung panas.
DAFTAR PUSTAKA[1] Times Indonesia, “Times Indonesia,” 2016. [Online]. Available:
https://timesindonesia.co.id.[2] B. Gordon, The Souvenir : Messenger of The Extraordinary .
1986.[3] Littrell, Souvenir and Tourism Styles. 1994.
F101