PERANCANGAN HELM PERSUASIF UNTUK
MENINGKATKAN KESADARAN PENGGUNAAN
SESUAI STANDAR KESELAMATAN DI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar
Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri
Disusun oleh:
Nama : Alexio Jorgy
NPM : 2016610007
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2020
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
i
ABSTRAK
Tingkat kecelakaan transportasi di Indonesia sangat tinggi. Kecelakaan tersebut didominasi oleh sepeda motor dengan persentase paling besar mengalami cedera kepala. Hal tersebut dikarenakan sebagian pengguna sepeda motor tidak menggunakan helm sesuai SNI yang dikarenakan beberapa faktor, yaitu kondisi jarak, kondisi waktu, kondisi rambut, kondisi cuaca, kondisi helm (bau, basah, busanya rusak, visor-nya rusak, tali pengikat rusak), ada pemeriksaan (razia) polisi atau tidak, dan perintah orang tua ataupun pihak lainnya.
Pada penelitian ini, perancangan dan pengembangan produk dapat menjadi solusi terbaik untuk mencapai perilaku target. Perilaku target yang hendak dicapai pada produk ini adalah untuk meningkatkan kesadaran penggunaan helm sesuai standar keselamatan di Indonesia secara teratur. Metode pengembangan produk yang digunakan adalah metode persuasive design dengan penerapan user experience yang positif. Penggunaan metode tersebut diterapkan dalam metode perancangan produk untuk menghasilkan model pengembangan produk yang dapat membuat pengguna mencapai perilaku target yang diharapkan. Tahapan pengembangan produk yang dilakukan adalah identifikasi kebutuhan dan perilaku target, pengembangan ide produk, pengembangan konsep produk, perancangan detail produk, prototyping, dan evaluasi.
Pada penelitian ini menghasilkan prototipe produk helm persuasif yang berfungsi sebagai pelindung kepala sekaligus pengingat kepada pengguna untuk menggunakan tali pengikat helm saat menggunakan sepeda motor. Prototipe yang dihasilkan berupa prototipe fisik. Evaluasi prototipe produk dilakukan dengan menggunakan metode task completion, diary, dan interview. Hasil dari metode task completion menunjukan rata-rata keberhasilan kinerja perangkat pengingat adalah 74%. Hasil dari metode diary menunjukan terdapat 24 respon positif dan 10 respon negatif, hasil interview menunjukan keseluruhan helm sudah baik, namun massa helm masih terlalu tinggi (berat). Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan 5 usulan perbaikan rancangan produk.
ii
ABSTRACT
The level of transportation accidents in Indonesia is very high. The accident was dominated by motorbikes with the largest percentage having head injuries. That is because some motorcycle users do not use helmets according to SNI due to several factors, namely distance conditions, time conditions, hair conditions, weather conditions, helmet conditions (smelly, wet, foam damaged, damaged visor, broken straps), there is a police inspection or not, and orders from parents or other parties.
In this research, product design and development can be the best solution for achieving target behavior. The target behavior to be achieved on this product is to increase awareness of the use of helmets according to safety standards in Indonesia on a regular basis. The product development method used is the persuasive design method with the application of positive user experience. The use of this method is applied in the product design method to produce a product development model that can make users achieve the expected target behavior. The stages of product development undertaken are the identification of needs and target behavior, the development of product ideas, the development of product concepts, the design of product details, prototyping, and evaluation.
In this study produced a prototype of a persuasive helmet product that functions as a head protector as well as a reminder to users to use a helmet strap when using a motorcycle. The resulting prototype is a physical prototype. Evaluation of product prototypes is done using the method of task completion, diary, and interview. The results of the task completion method showed the average success of the reminder device's performance was 86.2%. The results of the diary method showed there were 24 positive responses and 10 negative responses, the interview results showed that the overall helmet was good, but the helmet mass was still too high (heavy). Based on the evaluation results, there were 5 proposed improvements to the product design.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi saya dengan judul ”Perancangan Helm
Persuasif Untuk Meningkatkan Kesadaran Penggunaan Sesuai Standar
Keselamatan di Indonesia” untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai
gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri di Universitas Katolik
Parahyangan telah berhasil diselesaikan. Saya menyadari hasil dari penelitian
yang saya lakukan masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam proses
penyusunan laporan maupun dari hasil penelitian yang dihasilkan. Saya berharap
melalui penelitian ini dapat memberi banyak manfaat bagi para pembaca terutama
target pengguna yang saya tuju, yaitu semua pengguna sepeda motor yang belum
memiliki perilaku untuk menggunakan helm sesuai standar secara teratur dan juga
bagi perkembangan khazanah keilmuan Teknik Industri.
Dalam penelitian yang sudah dilakukan, saya mendapatkan banyak
bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, saya
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Sugih Sudharma Tjandra, S.T., M.Si. dan Bapak Yansen
Theopilus, S.T., M.T. yang telah membimbing saya dengan penuh
kesabaran dan sangat baik memberikan masukan dari awal penentuan
topic skripsi saya hingga skriksi saya dapat terselesaikan dengan baik.
2. Bapak Dr. Thedy Yogasara, ST, M.EngSc dan Ibu Paulina Kus Ariningsih,
S.T., M.Sc sebagai penguji proposal saya yang telah memberikan
masukan dan saran yang baik serta pengarahan kepada penelitian saya
sehingga penelitian yang saya lakukan dapat berjalan dengan baik.
3. Ibu Paulina Kus Ariningsih, S.T., M.Sc dan Yani Herawati, S.T., M.T.
sebagai penguji sidang skripsi saya yang telah memberikan masukan dan
saran yang baik serta pengarahan kepada penelitian saya sehingga
laporan akhir penelitian yang saya dapat terselesaikan dengan baik.
4. Kedua orang tua, adik dan kakak saya, Hendro Isvandiana, Marcellina,
Rosselie Callysta, dan Arelio Kevin Dio, S.T., yang telah senantiasa
memberikan bantuan serta dukungan yang luar biasa dalam
iv
penyelesaian skripsi ini. Pada kesempatan ini, terkhusus ayah dan kakak
saya yang telah memberikan bantuan dalam proses pembuatan prototipe
produk yang saya rancang.
5. Theresia Reviki Ploriska yang memberikan bantuan, dukungan, dan
semangat dalam proses persiapan hingga penyelesaian skripsi sehingga
dapat berjalan dan berhasil dengan baik.
6. Rekan saya, Marcus Alexander, Cleta Odelia Limouswan, Samuel, dan
Michael Alva yang telah membantu saya dalam proses pengembangan
konsep produk yang terlibat sebagai tim pengembangan konsep produk
dalam penelitian saya.
7. Gito Helm, yang telah membantu saya dalam pembuatan prototipe fisik
helm persuasif dari tahapan konsultasi hingga penyempurnaan produk
fisik yang telah dibuat sehingga prototipe dapat berhasil dibuat dengan
baik.
8. Seluruh responden yang telah terlibat dalam penelitian, yang telah
menyediakan waktu dan bisa bekerja sama dengan menjadi responden
dalam penelitian yang saya lakukan.
Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat beberapa hal
yang masih sangat kurang berkenan dalam skripsi saya ini. Akhir kata, saya
berharap agar skripsi saya ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Bandung, 10 Januari 2020
Penulis,
Alexio Jorgy
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... I-1
I.1 Latar Belakang Masalah .................................................................... I-1
I.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah .................................................... I-5
I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian .................................. I-16
I.4 Tujuan Penelitian ............................................................................. I-17
I.5 Manfaat Penelitian ........................................................................... I-17
I.6 Metodologi Penelitian ...................................................................... I-18
I.7 Sistematika Penulisan ..................................................................... I-21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... II-1
II.1 Perancangan Produk ....................................................................... II-1
II.2 Persuasive Design and Behavior Model .......................................... II-3
II.3 User Experience .............................................................................. II-5
II.4 Rich Experience Design Approach .................................................. II-7
II.5 Standar Keselamatan di Indonesia .................................................. II-9
II.6 Arduino .......................................................................................... II-12
II.7 Module Charger ............................................................................. II-13
II.8 Sensor dan Aktuator ...................................................................... II-15
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ................................... III-1
III.1 Identifikasi Kebutuhan dan Perilaku Target .................................... III-1
III.2 Pengembangan Ide Produk ......................................................... III-25
III.3 Pengembangan Konsep Produk .................................................. III-29
III.4 Evaluasi dan Pemilihan Konsep Produk Terbaik.......................... III-37
vi
III.5 Perancangan Detail Produk Berdasarkan Konsep Terpilih .......... III-48
BAB IV PROTOTIPE DAN EVALUASI PRODUK .......................................... IV-1
IV.1 Prototipe ....................................................................................... IV-1
IV.2 Evaluasi Produk ........................................................................... IV-5
BAB V ANALISIS ............................................................................................ V-1
V.1 Analisis Perilaku Target .................................................................. V-1
V.2 Analisis Pengembangan Ide Produk ............................................... V-2
V.3 Analisis Pengembangan Konsep Produk........................................ V-4
V.4 Analisis Pemilihan Konsep Produk ................................................. V-5
V.5 Analisis Perancangan Detail Produk .............................................. V-6
V.6 Analisis Prototipe Produk ............................................................... V-8
V.7 Analisis Evaluasi Produk Hasil Rancangan .................................... V-9
V.8 Analisis Usulan Perbaikan ............................................................ V-12
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. VI-1
VI.1 Kesimpulan .................................................................................. VI-1
VI.2 Saran ........................................................................................... VI-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR TABEL
Tabel III.1 Summary Diary Behavior dalam Menggunakan Helm Saat Ini ...... III-19
Tabel III.2 Alternatif Pengembangan Ide ........................................................ III-26
Tabel III.3 Hasil Evaluasi Pemenuhan Kebutuhan Konsep Oleh Tim ............. III-38
Tabel III.4 Hasil Wawancara Evaluasi Konsep ............................................... III-41
Tabel III.5 Spesifikasi Produk Helm Persuasif ................................................ III-56
Tabel III.6 Spesifikasi Produk Helm Pesaing dari SMK Ngawen .................... III-57
Tabel IV.1 Anggaran Biaya Pembuatan Prototipe Produk Helm Persuasif ...... IV-4
Tabel IV.2 Anggaran Biaya Pembuatan Produk Helm Persuasif Minimal
500 Buah ....................................................................................... IV-4
Tabel IV.3 Hasil Evaluasi Metode Task Completion Prototipe Helm
Persuasif ........................................................................................ IV-9
Tabel IV.4 Summary Diary Behavior dalam Menggunakan Helm Persuasif .. IV-11
Tabel IV.5 Hasil Interview Evaluasi Prototipe Helm Persuasif ....................... IV-15
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Profil dan Pola Penggunaan Helm Responden ............................... I-7
Gambar I.2 Jawaban Responden Mengenai Penggunaan Helm ........................ I-8
Gambar I.3 Jawaban Responden Mengenai Tali Pengikat Helm ..................... I-10
Gambar I.4 Preferensi Helm dan Pengunci Helm............................................. I-11
Gambar I.5 Helm Half Face (atas kiri) dan Helm Open Face (atas kanan),
Helm Flip-Up (bawah kiri), Helm Full Face (bawah tengah), dan
Helm Off-Road (bawah kanan) ...................................................... I-12
Gambar I.6 Pengunci Helm Jenis DD Ring (kiri), Pengunci Helm Jenis Micro-
lock (tengah), dan Pengunci Helm Jenis Quick Release Buckle
(kanan) .......................................................................................... I-13
Gambar I.7 Inovasi Alat Pencegah Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Murid-Murid
dari SMK Ngawen, Gunungkidul ................................................... I-15
Gambar I.8 Metodologi Penelitian .................................................................... I-21
Gambar II.1 Enam Fase Proses Perancangan Produk ..................................... II-1
Gambar II.2 Sub-komponen yang Terdapat di Tiga Faktor pada Fogg
Behavior Model ............................................................................. II-4
Gambar II.3 Skema UX Process Overtime ........................................................ II-6
Gambar II.4 Skema Klasifikasi Experience ....................................................... II-7
Gambar II.5 Skema Rich Experience ................................................................ II-8
Gambar II.6 Skema Rich Experience Design Approach .................................... II-9
Gambar II.7 Helm SNI .................................................................................... II-11
Gambar II.8 Gambar dan Spesifikasi Arduino UNO ........................................ II-12
Gambar II.9 Gambar Module Charger ............................................................. II-14
Gambar II.10 Gambar Solar Cell untuk Powerbank ........................................ II-14
Gambar III.1 Rentang Usia Responden ........................................................... III-3
Gambar III.2 Jenis Pekerjaan Responden ....................................................... III-3
Gambar III.3 Jenis Kelamin Responden ........................................................... III-4
Gambar III.4 Posisi Responden dalam Menggunakan Sepeda Motor .............. III-5
Gambar III.5 Frekuensi Responden dalam Menggunakan Sepeda Motor
dalam Seminggu ......................................................................... III-5
x
Gambar III.6 Lama Penggunaan Sepeda Motor Responden dalam Sehari ...... III-6
Gambar III.7 Jarak Responden dalam Menggunakan Sepeda Motor ............... III-6
Gambar III.8 Jenis Helm Responden yang Digunakan Saat Ini ........................ III-7
Gambar III.9 Frekuensi Responden dalam Menggunakan Helm Ketika
Menggunakan Sepeda Motor ...................................................... III-8
Gambar III.10 Frekuensi Penggunaan Helm Bagi Responden dengan
Posisi Pengendara dan Penumpang ......................................... III-9
Gambar III.11 Alasan Responden Menggunakan Helm ................................. III-10
Gambar III.12 Penuntut Responden dalam Menggunakan Helm ................... III-10
Gambar III.13 Bahaya Ketika Tidak Menggunakan Helm Saat Berkendara
Bagi Responden ...................................................................... III-11
Gambar III.14 Cara Penyimpanan Helm Responden ..................................... III-12
Gambar III.15 Alasan Tidak Suka Menggunakan Helm Bagi Responden ....... III-13
Gambar III.16 Fitur yang Diharapkan Pada Helm Bagi Responden ................ III-13
Gambar III.17 Jenis Pengunci Helm Responden Saat Ini ............................... III-14
Gambar III.18 Frekuensi Responden dalam Mengunci Tali Pengikat ............. III-14
Gambar III.19 Frekuensi Penggunaan Tali Pengikat Bagi Responden
dengan Posisi Pengendara dan Penumpang ........................... III-15
Gambar III.20 Alasan Mengunci Tali Pengikat Bagi Responden .................... III-16
Gambar III.21 Bahaya Tidak Mengunci Tali Pengikat Helm Bagi
Responden .............................................................................. III-17
Gambar III.22 Alasan Tidak Suka Menggunakan Tali Pengikat Helm
Bagi Responden ...................................................................... III-18
Gambar III.23 Kegiatan Pengembangan Konsep ........................................... III-30
Gambar III.24 Hasil Pengembangan Konsep Sketsa Kasar oleh Tim 1 .......... III-31
Gambar III.25 Hasil Pengembangan Konsep Berdasarkan Tampak oleh
Tim 1 ....................................................................................... III-30
Gambar III.26 Hasil Pengembangan Konsep Tim 2 ....................................... III-35
Gambar III.27 Hasil Pengembangan Konsep Akhir ........................................ III-38
Gambar III.28 Diagram Pemetaan Fungsi dari Produk Helm Persuasif .......... III-50
Gambar III.29 Rangkaian Perangkat Pengingat ............................................. III-53
Gambar III.30 Kode yang Diaplikasikan pada Arduino UNO dengan Menggunakan
Software Arduino IDE .............................................................. III-54
Gambar III.31 Konstruksi Helm Half Face Berdasarkan SNI .......................... III-55
xi
Gambar III.32 Desain CAD Produk Helm Persuasif ....................................... III-58
Gambar III.33 Desain CAD Produk Helm Persuasif dan Ilustrasi Bagian
Dalamnya ................................................................................ III-59
Gambar IV.1 Prototipe Fisik Produk Helm Persuasif ....................................... IV-3
Gambar IV.2 Potongan Video Prototipe Produk Helm Persuasif ..................... IV-3
Gambar IV.3 Styrofoam pada Kebanyakan Helm Saat Ini Beserta Ukuran
dari Tampak Atas (kiri) dan Styrofoam Helm Persuasif
Beserta Ukuran dari Tampak Atas (kanan) ................................ IV-6
Gambar IV.4 Arah Pergerakan Aliran Udara yang Masuk ke Dalam Cangkang
Helm .......................................................................................... IV-7
Gambar IV.5 Lubang Sirkulasi Udara Bagian Depan Atas Tampak Samping .. IV-7
Gambar IV.6 Lubang Sirkulasi Udara Bagian Depan Atas Tampak Depan ..... IV-8
Gambar IV.7 Lubang Sirkulasi Udara Bagian Belakang .................................. IV-8
Gambar IV.8 Contoh Buku Pedoman Produk Helm ...................................... IV-18
Gambar IV.9 Perkiraan Massa Jika Dilakukan Pergantian Bahan Pembuat
Cangkang ............................................................................... IV-19
Gambar IV.10 Contoh Pemasangan Keterangan Pada Helm yang Sudah
Ada ........................................................................................ IV-19
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A DIARY BEHAVIOR DALAM MENGGUNAKAN HELM
SAAT INI ................................................................................... A-1
LAMPIRAN B DIARY BEHAVIOR DALAM MENGGUNAKAN HELM
PERSUASIF .............................................................................. B-1
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang dilakukannya penelitian
mengenai perancangan helm persuasif untuk meningkatkan kesadaran
penggunaan sesuai standar keselamatan di Indonesia. Berdasarkan latar
belakang masalah, pada bab ini juga dibahas identifikasi dan perumusan masalah,
pembatasan masalah dan asumsi penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
I.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara dengan penggunaan kendaraan
sepeda motor terbesar di dunia. Menurut Badan Pusat Statistik (2017) sepeda
motor merupakan kendaraan dengan populasi terbanyak dengan angka
138.556.669 unit pada akhir tahun 2017. Sepeda motor sebagai pilihan alat
transportasi utama dikarenakan dapat meningkatkan efisiensi waktu dalam melalui
lalu lintas jalanan yang macet ataupun kendala lainnya yang sering didapatkan
oleh kendaraan roda empat ataupun selain sepeda motor. Selain itu, sepeda motor
merupakan moda transportasi yang cukup mudah untuk didapatkan dan
terjangkau.
Keunggulan dari penggunaan sepeda motor yang telah disebutkan
tersebut tidak menjamin hal utama yang diharapkan pada suatu alat transportasi,
yaitu keselamatan. Diketahui menurut Data Kepolisian Republik Indonesia (2017)
setiap jam rata-rata terdapat 3 orang meninggal akibat kecelakaan di jalan, yang
disebabkan oleh 61% faktor manusia, 30% faktor prasarana dan lingkungan, dan
9% faktor kendaraan. Kemudian diketahui juga menurut Setiyadi (2018), Direktur
Jendral Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, disebutkan bahwa
kecelakaan lalu lintas di Indonesia sebesar 72-75% melibatkan sepeda motor dan
kecelakaan sepeda motor tersebut mengakibatkan kematian yang sebagian besar
dikarenakan cedera kepala dari pengendara. Selain itu, menurut Setiyadi (2018)
pada tahun 2016, lebih dari 175 ribu sepeda motor mengalami kecelakaan dengan
persentase cedera kepala paling banyak. Korbannya sebagian besar berada pada
BAB I PENDAHULUAN
I-2
rentang usia 20-60 tahun. Pelajar pada rentang usia 10-19 tahun menjadi korban
kecelakaan urutan kedua. Pada tahun 2016 jumlah korban pada usia tersebut
mencapai 14.214 orang. Tahun berikutnya turun tipis menjadi 8.906 orang. Dilihat
dari latar belakang pendidikannya, korban kecelakaan yang mendominasi adalah
pada rentang masa pendidikan SMP hingga SMA. Namun, terdapat juga remaja
hingga usia 25 tahun merupakan usia yang cukup banyak mengalami kecelakaan
dengan penggunaan sepeda motor. Jadi, menurut data tersebut diketahui bahwa
usia yang rawan menjadi korban kecelakaan sepeda motor didominasi pada usia
dengan rentang 17-25 tahun.
Dalam mendalami mengenai penggunaan helm juga perlu diketahui pola
perilaku dari pengguna helm tersebut. Diketahui sebelumnya bahwa terdapat
rentang usia yang rawan menjadi korban kecelakaan sepeda motor. Rentang usia
17-25 tahun merupakan rentang usia yang dapat dikategorikan ke dalam generasi
Z menurut Codrington & Grant-Marshall (2004). Generasi ini merupakan generasi
yang sangat dekat dengan teknologi dan juga sangat cepat dalam persebaran
informasi. Namun, generasi ini lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat instan.
Maka dari itu, jika dikaitkan dengan kejadian yang nyata yang terjadi berdasarkan
data sebelumnya dapat diketahui bahwa penggunaan helm masih banyak yang
menganggap rumit dan hanya membuang waktu saja (tidak instan). Maka dari itu,
banyak generasi Z yang lebih memilih jalan mudah dalam penggunaan sepeda
motor, antara tidak memakai helm ataupun memakai helm dengan tidak
menggunakan fitur keselamatan lainnya.
Untuk mengurangi tingkat kematian yang disebabkan oleh cedera kepala
bagi pengguna sepeda motor yang mengalami kecelakaan, pihak pemerintah telah
mengeluarkan peraturan undang-undang yang tercantum pada Undang-Undang
No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam pasal 57 ayat
2 dan pasal 106 ayat 8 dituliskan bahwa pengendara kendaraan roda dua (sepeda
motor), termasuk yang membonceng ataupun yang dibonceng, wajib mengenakan
helm, khususnya helm Standar Nasional Indonesia (SNI). Kemudian hal yang
mengenai helm standar yang dimaksud tercantum pada Keputusan Menteri
Perhubungan No. 72 tahun 1993 tentang Perlengkapan Kendaraan Bermotor
dituliskan bahwa helm adalah bagian dari perlengkapan kendaraan bermotor,
berbentuk topi pelindung kepala yang berfungsi melindungi kepala pemakainya
apabila terjadi benturan, dengan meliputi bagian-bagian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
I-3
tempurung, pelindung muka, lapisan pelindung, lapisan pengaman, tali pemegang,
tutup dagu, pelindung mata, lubang ventilasi, lubang pendengaran, dan jaring
helm. Perlengkapan yang disebutkan tersebut harus terdapat pada helm yang
berstandar nasional Indonesia (SNI). Terhitung sejak tanggal 1 April 2010 aturan
perundang-undangan terkait yang mewajibkan pengendara ataupun yang
menggunakan alat transportasi roda dua (sepeda motor) menggunakan helm SNI
mulai efektif diberlakukan. Dengan demikian kebijakan pemerintah baru tersebut
mendorong peran dari perusahaan-perusahaan helm untuk berlomba
mendapatkan sertifikasi SNI tersebut.
Dalam menyelesaikan masalah dari kecelakaan sepeda motor di
Indonesia tidak dapat hanya dilakukan dengan menggunakan helm setiap
berkendara saja, tetapi juga perlu dilakukan penggunaan helm SNI tersebut sesuai
standar keselamatan berkendara. Berdasarkan Data Kepolisian Republik
Indonesia (2017) disebutkan bahwa salah satu penyebab terjadinya kecelakaan
yang mengakibatkan kematian dikarenakan faktor manusia. Faktor manusia yang
dimaksud adalah hal yang menyebabkan terjadinya kecelakaan yang dikarenakan
oleh aktifitas, ataupun perilaku dari manusia. Oleh karena itu, selain dari
kelengkapan dalam berkendara juga perlu diperhatikan kesiapan serta hal-hal
penting lain yang membutuhkan faktor manusia dalam berkendara, khususnya
sepeda motor. Dalam menggunakan sepeda motor penggunaan helm sesuai
standar keselamatan berkendara merupakan hal yang sangat penting dan utama
untuk dilakukan oleh pengendara tersebut. Menurut Setiyadi (2018), Direktur
Jendral Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, terdapat empat penyebab
kecelakaan sepeda motor yang dikarenakan faktor manusia, yaitu berbonceng
lebih dari dua orang, tidak menggunakan helm, tidak menggunakan dan mengunci
sabuk pengikat kepala, serta menggunakan telepon genggam saat berkendara.
Dari keempat hal tersebut, terdapat satu hal yang masih sangat sering terjadi
dalam masalah kecelakaan sepeda motor di Indonesia, yaitu tidak menggunakan
helm (Setiyadi, 2018). Hal tersebut dapat dilihat ketika diadakannya operasi
pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian dalam berkendara yang kerap kali
diadakan oleh pihak kepolisian masih banyak orang yang tidak menggunakan
helm ketika menggunakan sepeda motor.
Penggunaan helm ketika berkendara ataupun berboncengan saat-saat ini
sangat gencar dimaksimalkan oleh pihak Kepolisian Republik Indonesia melalui
BAB I PENDAHULUAN
I-4
beberapa operasi kendaraan bermotor. Salah satu hal yang menjadi fokus dalam
operasi pemeriksaan kelengkapan dan kesesuaian dalam berkendara adalah
penggunaan helm. Menurut Setiyadi (2018) masih terdapat 4 dari 10 pengguna
kendaraan bermotor yang tidak menggunakan helm, tidak menggunakan helm
SNI, dan menggunakan helm hanya sekedar dipakai sebagai pelengkap
berkendara agar tidak dilakukan tindakan tilang kepada pengendara tersebut.
Seperti pada operasi keselamatan dari setiap Kepolisian Resor (Polres) di
beberapa kota yang kerap dilakukan didapatkan banyaknya pengendara sepeda
motor masih melakukan kesalahan-kesalahan dalam berkendara yang dapat
menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Namun, pada operasi tersebut tidak hanya
dilakukan penertiban mengenai penggunaan helm, tetapi juga dilakukan imbauan
bagi pengendara yang tidak mengunci pengikat kepala pada helm digunakan yang
merupakan salah satu standar keselamatan dalam menggunakan helm. Hal
tersebut dilakukan untuk mengingatkan bahwa ada salah satu bagian yang penting
dari helm, yaitu tali pengikat beserta penguncinya (Nayazri, 2017). Hal tersebut
penting dikarenakan termasuk ke dalam salah satu kategori helm SNI atau
berstandar keselamatan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. 72
tahun 1993 tentang Perlengkapan Kendaraan Bermotor. Dalam melakukan
pengujian helm SNI terdapat juga uji pada tali pengikat beserta penguncinya.
Dengan menggunakan helm dengan benar dan berstandar SNI dapat mengurangi
40% resiko kematian akibat kecelakaan sepeda motor (Setiyadi, 2018).
Untuk meningkatkan kebiasaan dalam menggunakan helm bagi
pengguna kendaraan roda dua atau sepeda motor belum banyak inovasi yang
berkembang di masyarakat. Inovasi-inovasi serupa yang berkembang adalah
perangkat peringatan untuk penggunaan kelengkapan berkendara (STNK, SIM,
dan helm), poster-poster untuk ajakan penggunaan helm dengan sesuai, serta
peringatan ataupun sanksi tilang langsung dari pihak kepolisian saat terdapat
pengguna kendaraan sepeda motor tidak menggunakan helm. Dari inovasi-inovasi
yang sudah ada belum banyak alat yang dapat menjadikan pengendara sepeda
motor menggunakan helm sebelum berkendara sesuai standar keselamatan
secara teratur, khususnya dalam menggunakan helm. Hal tersebut dikarenakan
inovasi-inovasi yang sudah ada hanya berfokus pada kelengkapan berkendara
tanpa diimbangi dengan peningkatan kebiasaan rutin untuk menggunakan helm.
Poster-poster hingga peringatan dari pihak kepolisian saat dilakukan operasi juga
BAB I PENDAHULUAN
I-5
belum dapat sepenuhnya mengubah perilaku secara luas dari pengendara sepeda
motor untuk menggunakan helm.
Namun, tidak hanya dalam penggunaan helm saja yang dijadikan
masalah dalam berkendara, tetapi terdapat hal yang dapat dijadikan masalah
dalam penggunaan helm, yaitu penggunaan fitur dari helm itu sendiri. Selain
pengaruh fisik helm dari bagian luar, fitur pada helm sangat berpengaruh juga
dalam peningkatan kebiasaan pengguna sepeda motor untuk dapat menggunakan
helm secara teratur. Fitur dalam helm yang memiliki standar SNI seperti yang telah
disebutkan pada Keputusan Menteri Perhubungan No. 72 tahun 1993 tentang
Perlengkapan Kendaraan Bermotor masih terdapat beberapa fitur yang belum
terpenuhi standarnya (Nayazri, 2017). Hal tersebut dapat diketahui seperti
penggunaan pengunci di tali pengikat pada helm yang masih banyak dilupakan
saat pengendara ataupun orang yang dibonceng akan menggunakan sepeda
motor (Nayazri, 2017), lubang ventilasi pada helm yang tidak dapat menjadi jalur
ventilasi yang baik sehingga pengguna kerap merasa panas ketika menggunakan
helm, dan tidak terdapatnya pelindung muka yang pada beberapa jenis helm saat
ini. Oleh karena itu, penelitian ini membahas perancangan helm persuasif untuk
mencapai pola penggunaan yang sesuai standar keselamatan di Indonesia agar
dapat meningkatkan keselamatan dalam menggunakan sepeda motor.
I.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Pemberlakuan wajib untuk penggunaan helm SNI di Indonesia mulai
tanggal 1 April 2010 memiliki efek yang cukup signifikan. Namun, dengan
pemberlakuan kebijakan tersebut masih belum secara menyeluruh masyarakat
paham apa yang dimaksudkan dalam kebijakan tersebut. Untuk mengidentifikasi
masalah yang ada berkaitan penggunaan helm yang ada saat ini, maka dilakukan
pengambilan data dengan menggunakan kuesioner online berupa google form.
Tujuan dari penyebaran kuesioner ini adalah mendapatkan data yang relevan
untuk memenuhi tujuan dari penelitian. Penyebaran kuesioner tersebut dilakukan
secara meluas di seluruh kota Bandung, khususnya kepada pengguna sepeda
motor pada semua umur dan sering menggunakan sepeda motor. Total responden
pada kuesioner ini berjumlah 140 orang. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner
ini meliputi:
1. Berapa usia responden?
BAB I PENDAHULUAN
I-6
2. Apa jenis kelamin responden?
3. Berapa frekuensi penggunaan motor dalam seminggu?
4. Berapa frekuensi penggunaan motor dalam sehari?
5. Berapa frekuensi penggunaan helm dalam berkendara?
6. Apakah dalam menggunakan helm saat berkendara anda mengunci tali
pengikat pada helm Anda?
7. Berapa frekuensi Anda mengunci tali pengikat pada helm anda dalam
seminggu?
8. Apa bahaya yang ditimbulkan jika Anda tidak menggunakan helm?
9. Apa alasan Anda menggunakan helm?
10. Apa hal yang membuat Anda malas untuk menggunakan helm?
11. Apa bahaya yang ditimbulkan jika Anda tidak menguici tali pengikat pada
helm saat berkendara?
12. Apa alasan Anda mengunci tali pengikat pada helm?
13. Apa hal yang membuat Anda malas untuk mengunci tali pengikat pada
helm?
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan kuesioner tersebut didapatkan pola
perilaku dari responden. Pada Gambar I.1 dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar orang menggunakan helm pada saat berkendara dengan frekuensi
penggunaan pasti maupun sering. Namun, masih terdapat sebagian kecil
responden yang jarang dan tidak menggunakan helm dalam berkendara. Selain
itu, dalam menggunakan helm tersebut terdapat sebagian besar responden
menggunakan pengunci tali pengikat pada helmnya dan sebagian kecil masih ada
yang tidak menggunakannya. Berdasarkan Gambar I.1 juga terdapat lebih dari
sebagian responden telah menyadari untuk menggunakan helm dan
menggunakan pengunci tali pengikat pada helm sebelum berkendara. Namun,
kesadaran dalam penggunaan helm dan kunci tali pengikat pada helm belum
sebanding dengan penggunaan sepeda motor baik dalam seminggu maupun
harian. Maksud dari kalimat sebelumnya adalah dalam menggunakan sepeda
motor baik yang mengemudi ataupun yang dibonceng diwajibkan menggunakan
helm. Dari hasil kuesioner dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
menggunakan sepeda motor setiap hari dan rata-rata penggunaan motor di bawah
6 jam. Namun, dapat diketahui bahwa masih terdapat responden yang memiliki
perilaku tidak teratur dalam penggunaan helm dan juga penggunaan kunci tali
BAB I PENDAHULUAN
I-7
pengikat pada helm. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab kecelakaan
saat berkendara yang dapat dikarenakan dari faktor pengendaranya sendiri tidak
menerapkan sikap teratur dalam penggunaan helm sesuai standar keselamatan
dalam berkendara di Indonesia.
Gambar I.1 Profil dan Pola Penggunaan Helm Responden
Seperti yang telah dibahas pada latar belakang proposal ini menurut
Setiyadi (2018) bahwa tidak menggunakan helm dan penggunaan helm yang tidak
sesuai standar keselamatan akan menyebabkan kecelakaan. Hal-hal yang dapat
menyebabkan kecelakaan tersebut dikarenakan adanya benda yang mengenai
kepala pengendara yang tidak menggunakan helm, benda yang masuk ke dalam
mata dikarenakan tidak menggunakan pelindung muka, dan gangguan suara
kendaraan yang dapat mengganggu konsentrasi berkendara jika tidak
menggunakan helm (Setiyadi, 2018).
87%
12%1%
Frekuensi Penggunaan Motor dalam Sehari
Di bawah 6 jam
6-12 jam
Di atas 12 jam
10%
4%
7%
6%
11%
10%
52%
Frekuensi Penggunaan Motor dalam Seminggu
1 hari seminggu
2 hari seminggu
3 hari seminggu
4 hari seminggu
5 hari seminggu
6 hari seminggu
Setiap hari
66%
34%
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
5%
8%
12%
57%
10%
2%
Usia
16
18
19
20
21
22
23
24
25
26
31
31
33
84%
16%
Persentase Pengguna Helm yang Mengunci Helm
Mengunci helm
Tidak mengunci helm
87%
10%
2%
Frekuensi Penggunaan Helm dalam Berkendara
Pasti menggunakan
Sering menggunakan
Jarang menggunakan
Tidak pernahmenggunakan
BAB I PENDAHULUAN
I-8
Pada Gambar I.2 dibahas mengenai hal bahaya jika tidak menggunakan
helm, alasan menggunakan helm, dan hal yang membuat responden malas untuk
menggunakan helm sebelum berkendara. Dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut
responden diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban dan boleh juga
menambahkan pilihan yang ada.
Gambar I.2 Jawaban Responden Mengenai Penggunaan Helm
110
9786
0
20
40
60
80
100
120
Cedera kepala dan leher Kematian Ditilang polisi
Jum
lah r
esponden
Bahaya Jika Tidak Menggunakan Helm
128
56
7
0
20
40
60
80
100
120
140
Demi keamanan saatberkendara
Takut ditilang polisi Melindungi wajah dan mata
Jum
lah r
esponden
Alasan Menggunakan Helm
58
15
61
15
0
10
20
30
40
50
60
70
Kepala terasa panas Malas melakukan Rambut bau Tidak ada
Jum
lah r
esponden
Hal yang Membuat Malas Menggunakan Helm
BAB I PENDAHULUAN
I-9
Berdasarkan jawaban dari responden mengenai bahaya, alasan, dan
faktor yang membuat responden malas untuk menggunakan helm sebelum
berkendara didapatkan kesimpulan bahwa sebagian besar responden dalam
menggunakan kendaraan sepeda motor tanpa helm mengetahui resiko yang akan
terjadi dan responden juga sebagian besar lebih mementingkan keamanan dalam
berkendara walaupun masih ada responden yang dalam menggunakan helm
karena takut ditilang polisi. Namun, terdapat juga alasan orang malas dalam
menggunakan helm sebagian besar dikarenakan dalam hal kenyaman pada helm
yang digunakan, seperti helm yang digunakan dapat membuat rambut menjadi bau
dan kepala menjadi panas.
Selain itu, pada Gambar I.3 ditampilkan grafik mengenai hal bahaya tidak
mengunci tali pengikat helm saat berkendara, alasan mengunci tali pengikat helm
saat berkendara, dan hal yang membuat responden malas untuk mengunci tali
pengikat pada helm sebelum berkendara. Dalam pertanyaan-pertanyaan tersebut
juga responden diperbolehkan memilih lebih dari satu jawaban dan boleh juga
menambahkan pilihan yang ada. Berdasarkan jawaban dari responden mengenai
bahaya, alasan, dan faktor yang membuat responden malas untuk mengunci tali
pengikat pada helm sebelum berkendara pada Gambar I.3 didapatkan kesimpulan
bahwa sebagian besar responden dalam menggunakan kendaraan bermotor
tanpa mengunci tali pengikat pada helm telah mengetahui resiko yang akan terjadi
kedepannya dan responden juga sebagian besar lebih mementingkan keamanan
dalam berkendara walaupun masih ada responden yang dalam menggunakan
pengunci tali pengikat pada helm karena takut ditegur polisi. Selain itu, terdapat
juga alasan orang malas ketika menggunakan pengunci tali pengikat helm
sebagian besar dikarenakan dalam hal kemudahan dan daya tahan. Dalam hal ini
yang dimaksudkan adalah waktu yang lama dalam menggunakan pengunci tali
pengikat pada helm dan pengunci yang mudah rusak. Berdasarkan hasil kuesioner
tersebut dapat disimpulkan sebagian besar pengguna sepeda motor sudah paham
akan keselamatan berkendara dan juga resiko yang didapatkan ketika tidak
menggunakan helm ataupun menggunakan helm tetapi tidak memasang pengunci
pada tali pengikat helm yang tersedia. Namun, kesadaran akan keselamatan
tersebut belum diimbangi dengan perilaku yang dilakukan dikarenakan masih
terdapat orang yang jarang dan tidak pernah menggunakan helm ataupun
menggunakan helm tanpa mengunci tali pengikat helmnya.
BAB I PENDAHULUAN
I-10
Gambar I.3 Jawaban Responden Mengenai Tali Pengikat Helm
Selanjutnya peneliti juga mengambil data kuesioner dari responden
berkaitan preferensi helm berkaitan desain ataupun fitur helm yang diharapkan
atau yang dibutuhkan oleh pengguna. Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner
bagian ini meliputi:
74
109
0
20
40
60
80
100
120
Kecelakaan Helm lepas saat berkendara
Jum
lah r
esponden
Bahaya Jika Tidak Mengunci Tali Pengikat pada Helm
131
154
0
20
40
60
80
100
120
140
Demi keamanan saatberkendara
Takut ditilang polisi Helm lepas
Jum
lah r
esponden
Alasan Mengunci Tali Pengikat pada Helm
38
63
6
1610
0
10
20
30
40
50
60
70
Malasmelakukan
Pengunci rusak Lupa Tidak ada Waktu yanglama
Jum
lah r
esponden
Hal yang Membuat Malas Untuk Mengunci Tali Pengikat pada Helm
BAB I PENDAHULUAN
I-11
1. Apa jenis helm yang digunakan saat ini?
2. Apa jenis helm yang Anda sukai?
3. Apa alasan Anda menyukai jenis helm tersebut?
4. Apa kebutuhan yang dibutuhkan agar pengguna sepeda motor dapat
selalu teringat untuk menggunakan helm sebelum berkendara?
5. Apa jenis pengunci pada tali pengikat helm yang digunakan saat ini?
6. Apa jenis pengunci pada tali pengikat helm yang Anda sukai?
7. Apa alasan Anda menyukai jenis pengunci pada tali pengikat helm
tersebut?
8. Apa kebutuhan yang dibutuhkan agar pengguna sepeda motor dapat
selalu teringat untuk mengunci pengunci pada tali pengikat helm sebelum
berkendara?
Gambar I.4 Preferensi Helm dan Pengunci Helm
Dari hasil jawaban kuesioner pada Gambar I.4 diketahui sebagian besar
responden menggunakan dan memilih helm jenis half-face. Selanjutnya berkaitan
kuesioner untuk pengunci di tali pengikat pada helm didapatkan data bahwa
sebagian besar responden menggunakan jenis pengunci quick release buckle dan
jenis pengunci microlock. Serupa halnya dengan jenis pengunci di tali pengikat
9%
78%
3%
10%
Jumlah Pengguna Berdasarkan Jenis Helm
Helm full face
Helm half face
Helm modular/flip up
Helm open face
16%
70%
5%
9%
Jenis Helm yang Disukai
Helm full face
Helm half face
Helm modular/flip up
Helm open face
77%
22%
1%
Jumlah Pengguna Berdasarkan Jenis Pengunci Helm
Quick release buckle
Microlock
DD Ring
70%
24%
6%
Jenis Pengunci Helm yang Disukai
Quick release buckle
Microlock
DD Ring
BAB I PENDAHULUAN
I-12
pada helm yang disukai dari responden sebagian besar memilih jenis pengunci
quick release buckle dan sisanya adalah jenis lain dari pengunci tali pengikat pada
helm. Untuk memperjelas pilihan jawaban kuesioner dapat dilihat pada gambar
yang disediakan pada penelitian ini. Gambar dari jenis-jenis helm dapat dilihat
pada Gambar I.5 sedangkan untuk gambar dari jenis-jenis pengunci tali pengikat
helm dapat dilihat pada Gambar I.6.
Gambar I.5 Helm Half Face (atas kiri) dan Helm Open Face (atas kanan), Helm Flip-Up (bawah kiri), Helm Full Face (bawah tengah), dan Helm Off-Road (bawah kanan) (Sumber : https://www.gridoto.com/read/221024298/kenali-lagi-jenis-jenis-sistem-
pengunci-helm-motor#!%2F, Diunduh 4 September 2019)
Selain itu, untuk pertanyaan nomor 3 dan 4 pada kuesioner yang
berkaitan preferensi helm merupakan pertanyaan isian sehingga dijawab dengan
mandiri tanpa pilihan dari peneliti. Untuk jawaban nomor 3 sebagian besar alasan
responden dalam memilih jenis helm tersebut menjadi helm yang disukai adalah
karena jenis helm tersebut mudah, nyaman, ringan, tidak panas, dan aman.
Adapun data kebutuhan yang diharapkan dari sebagian besar responden agar
selalu teringat untuk menggunakan helm sebelum berkendara pada pertanyaan
nomor 4 adalah helm yang terasa dingin saat digunakan, peringatan teman atau
orang sekitar untuk menggunakan helm, desain helm yang lebih baik, peringatan
ataupun imbauan dari pihak kepolisian untuk menggunakan helm, dan kebutuhan
lainnya yang lebih menekankan kepada kesadaran diri sendiri untuk menggunakan
helm sebelum berkendara.
Kemudian untuk pertanyaan nomor 7 dan 8 juga merupakan pertanyaan
isian sehingga dijawab dengan mandiri tanpa pilihan dari peneliti. Untuk jawaban
nomor 7 sebagian besar alasan memilih jenis pengunci tersebut menjadi jenis
BAB I PENDAHULUAN
I-13
pengunci yang disukai adalah karena jenis pengunci tersebut mudah, cepat,
nyaman, kuat, dan aman. Adapun data kebutuhan yang diharapkan dari pengguna
sepeda motor agar selalu teringat untuk mengunci pengunci di tali pengikat pada
helm sebelum berkendara pada nomor 8 adalah desain pengunci yang lebih baik,
peringatan teman atau orang sekitar untuk mengunci pengunci di tali pengikat
pada helm, peringatan ataupun imbauan dari pihak kepolisian untuk mengunci
pengunci helm, cara mengunci yang menarik, dan kebutuhan lainnya yang lebih
menekankan kepada kesadaran diri sendiri untuk mengunci pengunci di tali
pengikat pada helm sebelum berkendara.
Gambar I.6 Pengunci Helm Jenis DD Ring (kiri), Pengunci Helm Jenis Microlock (tengah), dan Pengunci Helm Jenis Quick Release Buckle (kanan)
(Sumber: http://helmpromosi.com/pentingnya-tali-pengikat-helm-untuk-pengendara-motor, Diunduh 1 September 2019)
Berdasarkan keseluruhan hasil kuesioner yang didapatkan peneliti dapat
diketahui perilaku responden dalam menggunakan helm. Untuk perilaku
penggunaan helm, masih terdapat responden yang menggunakan helm
dikarenakan takut ditilang oleh polisi, dan juga dorongan dari orang lain. Dari hal
tersebut disimpulkan bahwa penggunaan helm adalah hal yang masih dipaksakan
bagi sebagian responden dalam berkendara sepeda motor. Di lain sisi, masih
banyak responden mengeluhkan penggunaan helm yang dapat menyebabkan bau
pada rambut, rasa panas di kepala, dan terasa berat di kepala. Kemudian untuk
perilaku selanjutnya yang berkaitan dengan penggunaan helm adalah masih
terdapat sebagian responden yang tidak menggunakan pengunci pada helm.
Kebanyakan dari responden mengunci pengunci tali pengikat pada helm juga
dikarenakan rasa takut untuk ditilang polisi, dan himbauan atau dorongan dari
orang lain. Selain itu, responden masih ada yang tidak menggunakan pengunci tali
pengikat pada helm dikarenakan pengunci yang cepat rusak, dan waktu yang
lama.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah tersebut, diketahui saat ini sudah
ada inovasi yang berguna untuk menunjang keselamatan dan kelengkapan dalam
BAB I PENDAHULUAN
I-14
berkendara. Inovasi tersebut dikembangkan oleh murid-murid dari SMK Ngawen,
Gunungkidul (Tempo, 2017). Alat penunjang tersebut berupa perangkat yang
dapat mendeteksi kebutuhan keselamatan dan kelengkapan saat menggunakan
sepeda motor. Cara kerjanya adalah alat tersebut harus didekatkan dengan SIM
dan STNK dari pengendara yang hendak menggunakan sepeda motor serta
pengendara harus menggunakan helm hingga terpasang kunci tali pengikatnya.
Jika ketiga hal tersebut telah dilakukan dengan benar, maka pengendara dapat
menyalakan sepeda motor yang akan digunakannya tersebut. Menurut perancang
dengan diaplikasikannya inovasi tersebut diharapkan dapat menekan angka
kecelakaan lalu lintas yang dikarenakan sepeda motor. Hal tersebut dapat terjadi
dikarenakan dengan inovasi tersebut dipastikan orang yang akan menggunakan
sepeda motor adalah orang yang sudah memiliki SIM. Dengan memiliki SIM berarti
orang tersebut telah lulus uji dalam berkendara. Selain itu, dengan inovasi tersebut
juga mengimbau pengguna sepeda motor untuk menggunakan helm sebelum
menggunakan sepeda motor. Dengan menggunakan helm dapat mengurangi
resiko cedera kepala yang dapat terjadi saat berkendara. Namun, di sisi lain
terdapat kekurangan dari inovasi tersebut, yaitu:
1. Motor yang digunakan harus memiliki persediaan battery (aki) yang
cukup. Hal tersebut dikarenakan perangkat sensor dari inovasi ini seluruhnya
terhubung ke aki sepeda motor.
2. Dibutuhkan peranti tambahan (chip) yang harus ditanamkan di dalam SIM
dan STNK. Penanaman dari chip tersebut juga perlu disesuaikan dengan identitas
pengguna sehingga tidak sembarangan orang dapat mengakses sepeda motor
orang lain.
3. Peranti tidak dapat digunakan saat kondisi hujan. Hal tersebut
dikarenakan untuk pendeteksian SIM maupun STNK pengguna sepeda motor
harus mengeluarkan surat-surat tersebut di bawah paparan hujan untuk dilakukan
pendeteksian pada perangkat dan menyebabkan surat-surat menjadi basah.
4. Tidak ada chip sementara. Jika pengendara sedang mengurus SIM
ataupun STNK pengendara sama sekali tidak dapat menyalakan sepeda motor
untuk digunakan.
5. Waktu yang cukup lama untuk melakukan pendeteksian sensor pada SIM
dan STNK.
BAB I PENDAHULUAN
I-15
Gambar I.7 Inovasi Alat Pencegah Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Murid-Murid dari SMK
Ngawen, Gunungkidul (Sumber : https://tempo.co/read/5697/tekan-kecelakaan-siswa-smk-ciptakan-perangkat-
sensor-sim-dan-helm, Diunduh 26 November 2019)
Inovasi tersebut merupakan inovasi yang dapat membuat kebiasaan
seseorang dalam menggunakan sepeda motor menjadi tertib berkendara dengan
semua kelengkapannya. Namun, inovasi tersebut belum seutuhnya dapat
membuat kemudahan dan kenyamanan pengguna dalam menggunakannya
dikarenakan pengguna kendaraan harus melakukan pendeteksian sensor untuk
keberadaan SIM dan STNK terlebih dahulu serta pada kondisi-kondisi tertentu
yang menyebabkan pengendara akan kesusahan untuk mengakses
kendaraannya sendiri.
Oleh karena itu, dalam upaya menciptakan kebiasaan keselamatan
dalam berkendara terutama dalam hal menggunakan helm dan fitur
keselamatannya, dalam hal ini kunci tali pengikat helm tidak dapat dilakukan hanya
dengan imbauan ataupun peringatan-peringatan dari teman, orang sekitar, serta
pihak kepolisian saja, tetapi juga diperlukan alat yang dapat menunjang perilaku
tersebut secara persuasif. Dalam upaya untuk menciptakan kebiasaan pengguna
sepeda motor untuk menggunakan helm SNI sesuai standar keselamatan
dibutuhkanlah konsep persuasive design. Persuasive design merupakan konsep
perancangan produk untuk menciptakan produk persuasif yang diharapkan dapat
terwujud pola perilaku yang dituju dalam penggunaan produk yang dimaksudkan
(Fogg, 2009).
Perancangan produk dengan menggunakan konsep persuasive design
juga diharapkan memiliki user experience yang baik dan dapat digunakan oleh
seluruh pengguna helm, terkhusus yang akan ataupun sedang berkendara.
Dengan user experience yang baik dari para pengguna, maka akan mendorong
BAB I PENDAHULUAN
I-16
pengguna untuk dapat menggunakan helm dan mengunci tali pengikat helm
sebelum berkendara secara teratur. Hal tersebut dikarenakan kepuasan dari
pengguna helm terhadap helm yang digunakan akan meningkat sehingga dalam
menggunakan helm pengguna tidak akan keberatan untuk menggunakan helm
dan mengunci tali pengikat helm sebelum berkendara secara teratur. Maka dari
itu, pada penelitian ini bertujuan untuk merancang helm yang dapat menunjang
secara persuasif bagi pengendara sepeda motor untuk dapat menggunakan helm
hingga pengunci tali pengikat pada helm terpasang sesuai standar keselamatan
yang ada dengan teratur.
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, dapat
dirumuskan beberapa rumusan masalah yang akan diselesaikan pada penelitian
ini, yaitu:
1. Faktor apa saja yang dapat menyebabkan perubahan perilaku orang
untuk menggunakan helm sesuai standar keselamatan yang ada dengan
teratur?
2. Bagaimana rancangan helm yang persuasif untuk pengguna dalam upaya
memunculkan perilaku menggunakan helm sesuai standar keselamatan
yang ada dengan teratur?
3. Bagaimana evaluasi dari rancangan helm yang persuasif untuk pengguna
dalam upaya memunculkan perilaku menggunakan helm sesuai standar
keselamatan yang ada dengan teratur?
I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Berdasarkan pembahasan masalah pada bagian sub bab sebelumnya,
terdapat batasan-batasan masalah yang digunakan peneliti untuk mempersempit
ruang lingkup pembahasan guna memfokuskan pembahasan agar masalah dapat
menjadi lebih jelas dan mudah dipahami. Berikut merupakan pembatasan
masalah:
1. Perancangan produk yang dibuat ditujukan hanya untuk helm yang
digunakan untuk berkendara dengan sepeda motor.
2. Perancangan produk yang dilakukan dalam penelitian ini hingga
pembuatan high-fidelity prototype.
Selain terdapat batasan dalam masalah yang diteliti, terdapat juga
asumsi-asumsi dalam penelitian ini. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini
BAB I PENDAHULUAN
I-17
adalah pengambilan data kebutuhkan pada penelitian ini dari seluruh responden
dapat mewakili seluruh populasi umum pengguna helm.
I.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan perubahan
perilaku orang untuk menggunakan helm sesuai standar keselamatan
yang ada dengan teratur.
2. Menghasilkan rancangan helm yang persuasif untuk pengguna dalam
upaya memunculkan perilaku menggunakan helm sesuai standar
keselamatan yang ada dengan teratur.
3. Mengetahui evaluasi dari rancangan helm yang persuasif untuk
pengguna dalam upaya memunculkan perilaku menggunakan helm
sesuai standar keselamatan yang ada dengan teratur.
I.5 Manfaat Penelitian
Selain melakukan penelitian, juga diharapkan hasil yang dapat
memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Pertama merupakan manfaat dari
penelitian yang telah dilakukan bagi pengembang keilmuan (pelajar, mahasiswa,
dll). Manfaat tersebut adalah penelitian ini diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai penerapan persuasive design pada helm untuk mengubah
kebiasaan pengendara agar dapat menggunakan helm hingga pengunci tali
pengikat pada helm terpasang sesuai ketentuan yang ada dengan teratur. Selain
itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian-penelitian
serupa.
Manfaat kedua ditujukan kepada pemilik masalah (pengambil keputusan)
dan manfaat jangka panjang dari penelitian ini (outcome). Manfaat tersebut adalah
penelitian ini dapat memberikan hasil berupa rancangan produk berupa helm
dengan penerapan persuasive design yang diharapkan dapat mengubah
kebiasaan pengguna untuk menggunakan helm hingga pengunci tali pengikat
pada helm terpasang sesuai ketentuan yang ada dengan teratur.
Manfaat terakhir merupakan manfaat yang bersifat umum untuk pihak
eksternal. Manfaat tersebut adalah hasil dari rancangan persuasive design alat
penunjang bagi pengendara sepeda motor untuk mengunci tali pengikat helm
BAB I PENDAHULUAN
I-18
sebagai pertimbangan bagi perusahaan-perusahaan helm dan juga perancang
untuk mengembangkan produk yang sesuai dengan kebutuhan yang ada sehingga
dapat meningkatkan kebiasaan untuk menggunakan helm hingga pengunci tali
pengikat pada helm terpasang sesuai ketentuan yang ada dengan teratur.
I.6 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian menunjukan tahapan yang dilakukan dalam
melakukan sebuah penelitian. Pada penelitian ini, terdapat tahapan-tahapan yang
dilakukan untuk tercapainya tujuan penelitian dengan proses penelitian yang
sistematis dan mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi penggunanya.
1. Penentuan Topik
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
penentuan topik. Penentuan topik ini dipilih berdasarkan kebutuhan
pengendara sepeda motor untuk menggunakan helm sesuai standar
keselamatan yang ada dengan teratur.
2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Identifikasi masalah didapatkan berdasarkan hasil dari penyebaran
kuesioner yang berkaitan penggunaan helm dan juga fitur pengunci di tali
pengikat pada helm. Selanjutnya dari hasil identifikasi masalah tersebut,
akan dilakukan perumusan masalah sebagai pengembangan yang
didasari oleh identifikasi untuk menggunakan helm hingga pengunci tali
pengikat pada helm terpasang sesuai ketentuan yang ada dengan teratur.
3. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mengetahui dasar-dasar teori yang
digunakan untuk melakukan pengembangan produk dengan berfokus
pada persuasive design. Dengen studi literatur juga membantu untuk
menentukan hal yang menjadi kebutuhan yang dapat diterapkan pada
hasil dari penelitian.
4. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode penyebaran kuesioner.
Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data untuk menunjang proses
pengembangan produk. Data yang dikumpulkan dan diolah berkaitan
dengan berbagai aspek pada pengembangan produk. Tahapan dari
pengumpulan dan pengolahan data yang digunakan merujuk pada
BAB I PENDAHULUAN
I-19
tahapan perancangan produk menurut Ulrich dan Eppiger (2011) adalah
sebagai berikut:
• Concept development
Pada tahapan ini peneliti akan mengambil data dari kebutuhan
kostumer (costumer needs) dengan menggunakan penyebaran
kuesioner. Setelah hasil kuesioner terkumpul, dilakukan
selanjutnya adalah pembuatan need statement. Dari need
statement yang terbentuk, dibuat matriks perbandingan untuk
mengetahui keterkaitan antara what dan how dari need statement.
Pada tahapan ini dilakukan perbandingan dengan produk-produk
serupa. Selain itu, pada tahapan ini juga dilakukan penerapan
konsep persuasive design untuk pengembangan awal dari
rancangan produk yang akan dikembangkan.
• System level design
Pada tahapan ini dilakukan pengembangan ide dan konsep untuk
merealisasikan antara beberapa ide dan juga kebutuhan yang
dapat dikembangkan dalam perancangan desain yang
menerapkan konsep persuasive design. Pada pengembangan ide
dilakukan dengan pengumpulan beberapa konsep ide yang
didapatkan dari hasil workshop.
• Detail design
Setelah terdapat adanya beberapa desain yang dihasilkan dari
pengembangan ide dasar, dilanjutkan dengan pemilihan desain
terbaik dengan evaluasi dengan pros and cons. Evaluasi
dilakukan dengan penilaian konsep oleh user. Dari hasil tersebut
kemudian dilakukan spesifikasi produk untuk selanjutnya
dikembangkan ke dalam bentuk CAD.
• Testing and refinement
Pada tahapan ini dilakukan proses pengujian dan penyempurnaan
dari desain yang telah dipilih. Dari hasil desain terpilih dilakukan
pemeriksaan kembali desain yang terpilih untuk disempurnakan
berdasarkan kebutuhan yang dibutuhkan pada perencanaan
awal.
5. Pembuatan Prototipe
BAB I PENDAHULUAN
I-20
Hasil pengolahan data untuk pengembangan produk digunakan sebagai
dasar untuk melakukan perancangan atau pembuatan prototipe high
fidelity helm persuasif untuk membantu pengguna sepeda motor dapat
menggunakannya hingga pengunci tali pengikat terpasang sesuai standar
keselamatan yang ada secara teratur.
6. Evaluasi dan Usulan
Pada tahapan ini dilakukan pengukuran keberhasilan dari produk yang
dibuat. Produk yang dihasilkan pada penelitian ini adalah helm untuk
meningkatkan kesadaran penggunaan sesuai standar keselamatan
dengan menerapkan konsep persuasive design. Pengukuran dilakukan
dengan membandingkan hasil dengan harapan awal dari perancangan
produk dan kebutuhan-kebutuhan dari kostumer. Selain itu, dilakukan
juga pengukuran dengan performance test untuk mengetahui bagaimana
perubahan perilaku untuk menggunakan helm secara teratur yang
diharapkan tercapai. Jika masih terdapat kekurangan setelah tahapan ini
maka akan dilakukan pembuatan usulan perancangan hingga
tercapainya tujuan akhir dari penelitian ini. Usulan tersebut berupa
perbaikan terhadap hasil rancangan yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk peneletian selanjutnya.
7. Analisis
Tahapan ini dilakukan untuk menganalisis proses dan hasil penelitian
yang telah dilakukan dalam pengembangan helm persuasif. Hal ini
dilakukan untuk membantu pengguna sepeda motor dapat
menggunakannya hingga pengunci tali pengikat terpasang sesuai standar
keselamatan yang ada secara teratur. Selain itu, analisis ini berguna
untuk memperdalam pokok bahasan yang telah dijelaskan pada bab-bab
sebelumnya.
8. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari hasil penelitian dibuat untuk menjawab rumusan
masalah yang telah dijelaskan. Selain itu, selanjutnya ada juga saran
yang diharapkan berguna untuk pihak-pihak terkait ataupun untuk
penelitian selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN
I-21
Gambar I.8 Metodologi Penelitian
I.7 Sistematika Penulisan
Pada penelitian yang dilakukan, disusun sebuah sistematika penulisan.
Dalam sistematika tersebut dijelaskan mengenai isi dari masing-masing bab
penelitian sehingga pembaca dapat melihat penelitian secara runtut. Sistematika
penulisan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab I merupakan pendahuluan dari penelitian yang berisi tentang latar belakang,
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tinjauan pustaka mengenai perancangan produk dengan
menggunakan penerapan prinsip persuasive design dan tinjauan pustaka
mengenai standar keselamatan di Indonesia terutama dalam penggunaan helm.
Penentuan Topik
Identifikasi dan Perumusan
Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan dan Pengolahan data 1. Concept Development 2. System Level Design 3. Detail Design 4. Testing dan Refinement
Pembuatan Prototipe
Evaluasi dan Usulan
Analisis
Kesimpulan dan Saran
BAB I PENDAHULUAN
I-22
BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Dalam Bab III, terdapat bagian pengumpulan dan pengolahan data. Data yang
dikumpulkan antara lain adalah hasil kuesioner dan diary dari responden untuk
mengetahui pola perilaku saat ini responden dalam menggunakan helm.
Pengolahan data yang dilakukan berdasarkan tinjauan pustaka yang telah
disampaikan pada Bab II, di mana dilakukan beberapa tahapan awal dalam
perancangan produk.
BAB IV PROTOTIPE DAN EVALUASI PRODUK
Dalam Bab IV, dijelaskan hasil dari prototype hingga high-fidelity prototyping. Dari
tahapan tersebut kemudian dilakukan evaluasi terhadap produk yang dihasilkan
dengan menggunakan penerapan teori persuasive design untuk melihat target
behavior yang dicapai.
BAB V ANALISIS
Bab V merupakan analisis dari perancancangan produk yang dihasilkan. Analisis
tersebut bertujuan untuk menganalisis kondisi awal dan menganalisis evaluasi
perancangan produk telah mencapai target behavior dibandingkan dengan kondisi
awal.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam Bab VI, yang merupakan bagian terakhir dari penelitian, terdapat
kesimpulan dan saran. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban akhir dari tujuan
penelitian yang telah dipaparkan pada Bab I, dan juga merupakan ringkasan akhir
dari seluruh penelitian yang dilakukan. Sementara saran merupakan solusi yang
menjadi pertimbangan dari penelitian ini untuk penelitian selanjutnya agar lebih
baik.