i
PERAN EKONOMI KREATIF SEKTOR KERAJINAN
UNTUK MENGURANGI TINGKAT PENGANGGURAN
DI DESA TAMAN SARI KECAMATAN GUNUNGSARI
KABUPATEN LOMBOK BARAT
Oleh Baiq Isniati
NIM: 151.136.186
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2018
ii
PERAN EKONOMI KREATIF SEKTOR KERAJINAN
UNTUK MENGURANGI TINGKAT PENGANGGURAN
DI DESA TAMAN SARI KECAMATAN GUNUNGSARI
KABUPATEN LOMBOK BARAT
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram Untuk
Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Serjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh Baiq Isniati
NIM: 151.136.186
JURUSAN PENDIDIKAN IPS EKONOMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM 2018
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Baiq Isniati, NIM: 151.136.186 dengan judul “Peran
Ekonomi Kreatif Sektor Kerajinan Untuk Mengurangi Tingkat Pengangguran
di Desa Taman Sari Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat”telah
memenuhi syarat dan disetujui untuk diujikan.
Di setujui pada tanggal:
Di bawah bimbingan
Pembimbing I
Dr. Pongky Arie Wijaya, MM NIP.197601212005011005
Pembimbing II
Baiq Ari Yusrini, MM NIP.198103312009012012
Nota Dinas
Mataram: Hal: Ujian Skripsi
Yang Terhormat Rektor UIN Mataram
iv
di Mataram Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Di sampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : Baiq Isniati
NIM : 151.136.186
Jurusan/Parodi : Pendidikan IPS Ekonomi
Judul : Peran Ekonomi Kreatif Sektor Kerajinan Untuk
Mengurangi Tingkat Pengangguran Di Desa Taman
Sari Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok
Barat
telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera di munaqasyahkan.
Wassalamua’laikum Wr.Wb.
Pembimbing I,
Dr. Pongky Arie Wijaya, MM NIP.197601212005011005
Pembimbing II,
Baiq Ari Yusrini, MM NIP.198103312009012012
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Baiq Isniati
NIM : 151.136.186
Jurusan : Pendidikan IPS Ekonomi
vi
vii
Motto:
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya
(QS. An-Najm [53]: 39).”1
1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya Juz 1 s/d 30 (Surabaya: Duta Ilmu,
2005),hlm. 766
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Ayahanda dan ibunda tercinta (H. Lalu Syahrul Munawir dan Baiq
Nursilawati) yang telah mengirimkan do’a-do’a dan berjuang dengan sekuat
tenaga demi keberhasilan ananda. Semoga Allah SWT membalas semua
kebaikan ayah dan ibu, memberikan ayah dan ibu kesehatan serta
memperoleh kebagiaan hidup didunia dan akhirat.
2. Kakak dan adik-adik tersayang (Yanti, Huda dan Qushoyyi) yang telah
memberikan dukungan meskipun mereka tidak sadar. Terimakasih atas
kelucuan dan kebandelan yang telah membuat hari-hari kian berwarna.
3. Ibu/bapak guru dan ibu/bapak dosen yang telah mengajar dan mendidikku,
semoga Allah SWT memberikan ganjaran yang terbaik dari sisi-Nya.
4. Teman-teman seperjuangan kelas E angkatan 2013. Terimakasih kalian telah
mengajarkan banyak hal. Tetaplah berjuang. Semoga Allah memudahkan dan
meridhoi setiap ihktiar kita.
5. Almamater tercinta UIN Mataram tempatku menuntut ilmu dan bertemu
dengan orang-orang hebat. Semoga semakin jaya dan maju.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan sholawat
serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga
kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi yang berjudul “Peran
Ekonomi Kreatif Sektor Kerajinan Untuk Mengurangi Tingkat
Pengangguran Di Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten
Lombok Barat” ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-
tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu,
yaitu mereka antara lain:
1. Dr. Pongky Arie Wijaya, MM selaku pembimbing I dan Baiq Ari Yusrini, MM
selaku pembimbing II yang senantiasa memberikan bimbingan, motivasi, dan
koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya
menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai.
2. Dr. Hj. Lubna selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
3. Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag. selaku rektor Universitas Islam Negeri Mataram
yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi
bimbingan.
4. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
do’a dan dukungannya.
x
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
semesta. Amin.
Mataram, 13-07-2018
Penulis,
Baiq Isniati
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ..................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ........................................................... vi
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Konteks penelitian ................................................................................ 1
B. Fokus penelitian ................................................................................... 6
C. Tujuan dan manfaat .............................................................................. 7
D. Ruang lingkup dan setting penelitian ................................................... 8
E. Kajian pustaka ...................................................................................... 9
F. Kerangka teoritik .................................................................................. 12
G. Metode penelitian ................................................................................. 47
xii
H. Sistematika pembahasan ...................................................................... 56
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ................................................ 61
A. Gambaran umum lokasi penelitian ....................................................... 61
1. Sejarah berdirinya desa Taman Sari ......................................... 61
2. Kondisi geografis dan batas wilayah desa Taman Sari ............ 61
3. Struktur organisasi desa Taman Sari ........................................ 62
4. Kondisi masyarakat desa Taman Sari ...................................... 63
B. Ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa Taman Sari kecamatan
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat................................................. 66
BAB III PEMBAHASAN .............................................................................. 76
A. Peran ekonomi kreatif sektor kerajinan untuk mengurangi tingkat
pengangguran di desa Taman Sari kecamatan Gunung Sari Kabupaten
Lombok Barat....................................................................................... 76
BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 81
A. Kesimpulan........................................................................................... 81
B. Saran ..................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Table 1.1 Jadwal Penelitian 49
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian 64
Table 2.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Usaha Kerajinan dan Keterampilan 65
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen
Lampiran 2 Pedoman Wawancara
Lampiran 3 Hasil wawancara
Lampiran 4 Kegitan penelitian
Lampiran 5 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Taman Sari
Lampiran 6 Photo Wawancara Peneliti Dengan Sekretaris Desa, Pengusaha dan
Pengrajin Ekonomi Kreatif
Lampiran 7 Sejarah Desa Taman Sari
Lampiran 8 Surat Izin Penelitian
Lampiran 9 Surat Pernah Melakukan Penelitian
Lampiran 10 Kartu Konsultasi
xv
PERAN EKONOMI KREATIF SEKTOR KERAJINAN UNTUK MENGURANGI TINGKAT PENGANGGURAN DI DESA TAMAN SARI KECAMATAN GUNUNG SARI
KABUPATEN LOMBOK BARAT
BAIQ ISNIATI 151.136.186
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekonomi kreatif sektor kerajinan (kayu, bambu, dan ingke) yang di produksi masyarakat untuk mengurangi tingkat pengangguran di desa Taman Sari kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Adapun tehnik pengumplan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari hasil penelitian bahwa, ekonomi kreatif sektor kerajinan (kayu, bambu, dan ingke) yang diproduksi masyarakat desa Taman Sari Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat memiliki peran dalam mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan tingkat perekonomian masyarakat dengan terbentuknya lapangan pekerjaan dan memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat. Selain itu, kehadiran ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa Taman Sari berdampak terhadap sektor pariwisata dan juga semakin memperkuat rasa toleransi masyarakat desa Taman Sari. Adapun kerajinan-kerajinan yang diproduksi masyarakat desa Taman Sari Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat dari bahan baku kayu, bambu, dan ingke beraneka ragam terdiri dari berugaq, kursi, lemari, tikar bambu, dinding pagar, piring, kipas, kurungan burung, kurungan ayam, keranjang sayur/buah dan lain sebagainya. Kata kunci: ekonomi kreatif dan pengangguran
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting
dalam menilai kinerja suatu perekonomian, terutama untuk melakukan analisis
tentang hasil pembangunan ekonomi yang telah dilaksanakan suatu negara atau
suatu daerah. Ekonomi dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi
barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi
menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan
tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara atau suatu wilayah yang terus
menunjukkan peningkatan menggambarkan bahwa perekonomian negara atau
wilayah tersebut meningkat atau berkembang dengan baik.2
Dalam paradigma pembangunan ekonomi, perubahan kesejahteraan
masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Hal ini dikarenakan
pembangunan ekonomi dikatakan berhasil jika tingkat kesejahteraan
masyarakat semakin membaik. Keberhasilan pembangunan ekonomi tanpa
menyertakan peningkatan kesejahteraan masyarakat akan mengakibatkan
kesenjangan dan ketimpangan dalam kehidupan masyarakat.
Menurut Todoro dan Stephen C. Smith, kesejahteraan masyarakat menunjukkan ukuran hasil pembangunan masyarakat dalam mencapai kehidupan yang lebih baik yang meliputi: pertama, peningkatan kemampuan dan pemerataan distribusi kebutuhan dasar seperti makanan, perumahan, kesehatan dan perlindungan, kedua: peningkatan tingkat kehidupan, tingkat pendapatan, pendidikan yang lebih baik, ketiga:
2 Farid Al-Ghofari, “Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia”, dalam http//eprints.upnjatim.ac.id,
diakses tanggal 24 November 2017 pukul 01.00 WITA
2
memperluas skala ekonomi dan ketersediaan pilihan sosial dari individu dan bangsa. 3 Pembangunan ekonomi sebuah negara dapat dilihat dari beberapa indikator
perekonomian. Salah satu diantaranya adalah tingkat pengangguran.
Berdasarkan tingkat pengangguran dapat dilihat kondisi suatu negara, apakah
perekonomiannya berkembang atau lambat dan atau bahkan mengalami
kemunduran. Selain itu dengan tingkat pengangguran, dapat dilihat pula
ketimpangan atau kesenjangan distribusi pendapatan yang diterima suatu
masyarakat negara tersebut. Pengangguran dapat terjadi sebagai akibat dari
tingginya tingkat perubahan angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan
adanya lapangan pekerjaan yang cukup luas serta penyerapan tenaga kerja yang
cenderung kecil persentasenya, Hal ini disebabkan rendahnya tingkat
pertumbuhan penciptaan lapangan kerja untuk menampung tenaga kerja yang
siap bekerja.4
Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) di Nusa Tenggarat Barat
(NTB) Badan Pusat Statistik mencatat, angkatan kerja pada Agustus 2017
sebanyak 2.396.196 orang. Penduduk bekerja di NTB pada Agustus 2016
sebanyak 2.316.720 orang. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Agustus 2017
sebesar 3,32 persen. Pada Agustus 2017, sebesar 73,62 persen penduduk
bekerja pada kegiatan informal, dan persentase pekerja informal naik 0,51
persen poin dibanding Agustus 2016. Selama setahun terakhir, sektor-sektor
yang mengalami peningkatan persentase penduduk bekerja adalah sektor
3 Tinjauan pustaka, “Kesejahteraan Masyarakat”, dalam http//erepo.unud.ac.id, diakses tanggal 24 November 2017 pukul 01.15 WITA 4 Farid Al-Ghofari, “Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia”, dalam http//eprints.upnjatim.ac.id,
diakses tanggal 24 November 2017 pukul 01.00 WITA
3
industri (2,91 persen poin), sektor perdagangan, rumah makan dan jasa
akomodasi (2,84 persen poin) dan sektor kontruksi (0,09 persen poin). Pada
Agustus 2017, terdapat 36,93 persen penduduk bekerja tidak penuh (jam kerja
kurang dari 35 jam seminggu) mencakup 17,27 persen setengah menganggur
dan 19,66 persen pekerja paruh waktu.5
Adapun di Lombok Barat, Badan Pusat Statistik mencatat tahun 2016,
Lombok Barat menjadi daerah terendah kedua tingkat pengangguran di NTB.
Pengangguran terbuka di Lombok Barat tahun 2016 mengalami penurunan
3,35 persen dari 297.000 angkatan kerja, sebanyak 276.000 yang sudah
bekerja.6
Pengembangan ekonomi kreatif saat ini sangatlah penting untuk dilakukan
karena ekonomi kreatif diyakini dapat mempercepat kemajuan pembangunan
ekonomi dan pengembangan bisnis. Hal ini didasarkan pada fenomena
paradoks yang muncul dari pengalaman pembangunan ekonomi dan
pengembangan bisnis dibanyak negara, terutama pada perbedaan kinerja
pembangunan ekonomi dan bisnis yang sangat tajam antara negara-negara
yang miskin sumber daya alam (SDA) dengan negara yang melimpah kekayaan
alamnya. Kehadiran ekonomi kreatif telah mampu mengakselerasi
pembangunan ekonomi dan bisnis serta mendorong percepatan globalisasi
ekonomi.7
5Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat, “Jumlah Pengangguran di Nusa Tenggara Barat”, diakses tanggal 24 November 2017 pukul 06.52 WITA 6 www.lombokpost.net, “Jumlah Pengangguran di Lombok Barat”, diakses tanggal 26 November pukul 06.21 WITA 7 Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan Kebutuhan (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2010), hlm.96
4
Menurut Kelompok Kerja Desain Power Kementrian Perdagangan RI, dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2010-2014, mengemukakan ekonomi kreatif adalah era ekonomi baru yang mengutamakan informasi dan kreatifitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan manusia (stock of knowledge) dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonomi.8
Sedangkan menurut John Howkins (2001) mengungkapkan bahwa:
kegiatan ekonomi yang menjadikan kreativitas, budaya, warisan budaya dan lingkungan sebagai tumpuan masa depan.9 Ekonomi kreatif berperan dalam perekonomian suatu bangsa terutama
dalam menghasilkan pendapatan (income generetion), menciptakan lapangan
kerja (job creation) meningkatkan penerimaan hasil ekspor (export earning),
meningkatkan teknologi (technology development), menambah kekayaan
intelektual (intelectual property) dan peran sosial lainnya. Oleh karena itu
ekonomi keatif dapat dipandang sebagai penggerak ekonomi suatu bangsa.10
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Hidayati Azizah menunjukkan
bahwa ekonomi kreatif memberikan kontribusi terhadap ekonomi masyarakat
tahun 2014 sampai 2015. Hal ini dipengaruhi oleh tenaga kerja pada tahun
2015 sebanyak 132 sehingga mengalami peningkatan dibanding pada tahun
2014 yang hanya 89 pekerja. Jumlah produksi pada tahun 2014 sebanyak
42380, dan pada tahun 2015 sebanyak 81500 unit. Pendapatan pada tahun 2014
sebesar Rp 83.500.000 menjadi Rp 311.340.000, sehingga angka PDB
meningkat.11
8 Ibid, hlm.35.
9 Ibid, hlm.218 10 Suryana, Ekonomi Kreatif (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hlm.37 11 Hidayati azizah, “ Pemetaan Industri Kreatif Sektor Kerajinan Blangkon Terhadap Dampak Ekonomi Masyarakat Dengan Pengukuran Produktivitas”, dalam http//jurnal Eprint.vms.ac.id, diakses tanggal 09 Maret 2017 pukul 10.08 WITA
5
Penelitian yang dilakukan Nasir dan Yuslinaini juga menunjukkan bahwa
ekonomi kreatif sektor kerajinan memiliki peran dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan mengurangi tingkat pengangguran. Hal ini dapat
dilihat dari penyerapan tenaga kerja dalam wilayah Aceh Besar, yakni
kecamatan Lhong sebanyak 63 orang pengrajin, kecamatan Leupung sebanyak
8 pengrajin, kecamatan masjid raya sebanyak 90 pengrajin dan kecamatan
Darussalam sebanyak 22 pengrajin.12
Sedangkan penelitian yang dilakukan Andri Irawan menunjukkan bahwa
ekonomi kreatif dapat menjadi sebuah jawaban atas tantangan dalam
mensejahterakan masyarakat karena dalam sistem ekonomi kreatif memberikan
adanya nilai tambah baik kepada industri sendiri ataupun kepada sumber daya
manusianya. Keberadaan ekonomi kreatif memberikan dampak positif dalam
mengurangi tingkat pengangguran dan akhirnya akan meningkatkan tingkat
perekonomian.13
Dalam penelitian ini, peneliti meneliti subsektor ekonomi kreatif
berbentuk kerajinan. Kegiatan ekonomi kreatif sektor kerajinan ini berkaitan
dengan kreasi, produksi dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh
tenaga pengrajin mulai dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian
produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu
12 Nasir dan Yuslinaini, “Analisis Pemetaan Industri Kreatif subsektor kerajinan serta Dampak Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Aceh Besar”, dalam http//journal.lembagakita.org, diakses tanggal 27 November 2017 pukul 09.10 WITA 13
Andri Irawan, “Ekonomi Kreatif Sebagai Solusi Mensejahterakan Masyarakat Dalam Meningkatkan Perekonomian”, dalam http//repositori.fe.unjani.ac.id, diakses tanggal 27 November 2017 pukul 19.00 WITA
6
berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam, kaca,
porselin, kain, marmer, tanah liat dan kapur.14
Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan pada masyarakat
Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat pada
tanggal 08-09 Maret 2017, Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari
Kabupaten Lombok Barat merupakan desa dengan tingkat kerajinan terbesar
yang ada di Kecamatan Gunungsari yang memproduksi berbagai macam jenis
kerajinan. Adapun bahan baku yang digunakan oleh masyarakat dalam
membuat berbagai macam jenis kerajinan adalah kayu, bambu, dan ingke.
Ekonomi kreatif subsektor kerajinan yang ada di desa Taman Sari Kecamatan
Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat sudah berkembang dengan sangat baik,
ini di lihat dari hasil kerajinan-kerajinan yang di produksi masyarakat desa
Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat pemasarannya
sudah sampai ke luar daerah dan bahkan sudah sampai ke luar negeri.15
Oleh karena itu, berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
peran ekonomi kreatif sektor kerajinan untuk mengurangi tingkat
pengangguran di Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok
Barat.
B. Fokus Penelitian
Dari uraian konteks penelitian tersebut, yang menjadi fokus dalam
penelitian ini adalah: Bagaimana peran ekonomi kreatif sektor kerajinan (kayu,
14 Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan Kebutuhan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hlm.232 15
Observasi awal, tanggal 08-09 Marat 2017 di Desa Taman Sari Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat
7
bambu, dan ingke) yang di produksi masyarakat untuk mengurangi tingkat
pengangguran di Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok
Barat?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui peran ekonomi kreatif sektor kerajinan (kayu, bambu, dan
ingke) yang diproduksi masyarakat untuk mengurangi tingkat
pengangguran di Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten
Lombok Barat.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi
khazanah pengetahuan khususnya dalam mengembangkan
ekonomi kreatif untuk mengasah kemampuan masyarakat di
Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok
Barat.
2) Dapat memberikan motivasi atau dorongan kepada peneliti yang
lain untuk meneliti lebih lanjut dan mendalam mengenai
permasalahan yang sejenis.
3) Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan sebagai barometer kemajuan dunia
pendidikan.
8
b. Manfaat Praktis
1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan
tentang pentingnya ekonomi kreatif.
2) Sebagai sarana yang dapat digunakan untuk menambah wawasan
tentang ekonomi kreatif.
3) Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan yang membangun
bagi masyarakat dan lembaga pendidikan.
D. Ruang Lingkup dan setting Penelitian
1. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian ini maka perlu dibatasi ruang
lingkupnya. Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:
a. Subjek Penelitian
Penelitian ini akan difokuskan pada masyarakat pekerja ekonomi
kreatif sektor kerajinan di Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari
Kabupaten Lombok Barat.
b. Objek Penelitian
Penelitian ini memfokuskan kajian tentang peran ekonomi kreatif
sektor kerajinan (kayu, bambu, dan ingke) untuk mengurangi tingkat
pengangguran di Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten
Lombok Barat.
2. Setting Penelitian
Setting penelitian merupakan letak alamiah (tempat atau lokasi)
penelitian yang akan dilakukan. Adapun lokasi yang dijadikan tempat
9
meneliti adalah di Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten
Lombok Barat. Adapun alasan mengapa peneliti memilih lokasi penelitian
di desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat
karena desa Taman Sari merupakan desa dengan tingkat kerajinan terbesar
yang ada di Kecamatan Gunungsari yang memproduksi berbagai macam
jenis kerajinan yang terbuat dari kayu, bambu, dan ingke. Selain itu juga
letak desa Taman Sari sangat strategis sehingga mudah untuk dijangkau.
E. Kajian Pustaka
Untuk menghindari plagiasi maka diperlukan telaah pustaka. telaah
pustaka dilakukan untuk menjelaskan posisi penelitian yang akan dilaksanakan
diantara hasil-hasil penelitian yang terdahulu. Berkenaan dengan judul yang
diajukan oleh peneliti maka ada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti yang terdahulu, diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Hidayati Azizah yang berjudul “ Pemetaan
Industri kreatif Sektor Kerajinan Blangkon Terhadap Dampak Ekonomi
Masyarakat Dengan Pengukuran Produktivitas”. Adapun tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kontribusi industri kreatif terhadap
perekonomian masyarakat dengan menggunakan pengukuran produktivitas.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif dan pengukuran produktivitas. Hasil penelitiannya membuktikan
bahwa industri kreatif memberikan kontribusi ekonomi masyarakat pada
tahun 2014 sampai 2015. Hal ini dipengaruhi oleh tenaga kerja pada tahun
2015 sebanyak 132 sehingga mengalami peningkatan dibanding pada tahun
10
2014 yang hanya 89 pekerja. Jumlah produksi pada tahun 2014 sebanyak
42380, dan pada tahun 2015 sebanyak 81500 unit. Pendapatan pada tahun
2014 sebesar Rp 83.500.000 menjadi Rp 311.340.000, sehingga angka PDB
meningkat.16
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nasir dan Yuslinaini yang berjudul
“Pemetaan Industri Kreatif Subsektor Kerajinan Serta Dampak Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Aceh Besar”. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat kondisi perkembangan industri kreatif
khususnya sektor kerajinan serta untuk melihat sejauh mana dampaknya
terhadap peningkatan kesetaraan masyarakat di Kabupaten Aceh Besar
dengan melakukan pemetaan industri kreatif sektor kerajinan di Kabupaten
Aceh Besar. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif dengan tipe penilaian deskriptif. Hasil penelitiannya
membuktikan bahwa ekonomi kreatif sektor kerajinan memiliki peran dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi tingkat
pengangguran. Hal ini dapat dilihat dari penyerapan tenaga kerja dalam
wilayah Aceh Besar, yakni kecamatan Lhong sebanyak 63 orang pengrajin,
kecamatan Leupung sebanyak 8 pengrajin, kecamatan masjid raya sebanyak
90 pengrajin dan kecamatan Darussalam sebanyak 22 pengrajin.17
16 Hidayati azizah, “ Pemetaan Industri Kreatif Sektor Kerajinan Blangkon Terhadap Dampak Ekonomi Masyarakat Dengan Pengukuran Produktivitas”, dalam http//jurnal Eprint.vms.ac.id, diakses tanggal 09 Marat 2017 pukul 10.08 WITA 17 Nasir dan Yuslinaini, “Analisis Pemetaan Industri Kreatif subsektor kerajinan serta Dampak Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Aceh Besar”, dalam http//journal.lembagakita.org, diakses tanggal 27 November 2017 pukul 09.10 WITA
11
3. Penelitian yang dilakukan oleh Andri Irawan yang berjudul “Ekonomi
Kreatif Sebagai Suatu Solusi Mensejahterakan Masyarakat Dalam
Meningkatkan Tingkat Perekonomian”. Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk menjadi salah satu landasan teoritis dalam ruang lingkup penelitian
ekonomi kreatif. Metode dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan studi atau kajian pustaka mengenai peranan ekonomi kreatif
sebagai salah satu solusi mensejahterakan masyarakat dalam perekonomian.
Hasil penelitian ini adalah ekonomi kreatif dapat menjadi sebuah jawaban
atas tantangan dalam mensejahterakan masyarakat selain itu juga ekonomi
kreatif memberikan dampak positif dalam mengurangi tingkat
pengangguran dan akhirnya akan meningkatkan tingkat perekonomian.18
Adapun persamaan dalam penelitian sebelumnya yaitu, bahwa ekonomi
kreatif memberikan kontribusi yang cukup besar dalam menggerakkan
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Mulai dari penelitian pertama
ekonomi masyarakat mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya. Penelitian kedua dan ketiga tingkat kesejahteraan
masyarakat tercapai dan pengangguran berkurang
Adapun perbedaan dari penelitian sekarang dengan sebelumnya adalah
penelitian pertama lebih fokus terhadap pengembangan perekonomian
masyarakat. Penelitian kedua dan ketiga lebih fokus terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Sedangkan penelitain sekarang lebih fokus dan
menekankan pada Peran Ekonomi Kreatif Sektor Kerajinan untuk Mengurangi
18
Andri Irawan, “Ekonomi Kreatif Sebagai Solusi Mensejahterakan Masyarakat Dalam Meningkatkan Perekonomian”, dalam http//repositori.fe.unjani.ac.id, diakses tanggal 27 November 2017 pukul 19.00 WITA
12
Tingkat Pengangguran di Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten
Lombok Barat. Jadi penelitian ini tidak sama dengan penelitian-penelitian yang
terdahulu.
F. Kerangka Teoritik
1. Ekonomi kreatif
a. Pengertian Ekonomi
Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani oikos dan nomos. Oikos
berarti rumah tangga (house-hold), sedang nomos berarti aturan, kaidah
atau pengelolaan. Dengan demikian, secara sederhana ekonomi dapat
diartikan sebagai kaidah-kaidah, aturan-aturan atau pengelolaan suatu
rumah tangga.19
b. Pengertian ekonomi kreatif
John Howkins dalam bukunya The Creative Economy: How People
Make Money pertama kali memperkenalkan istilah ekonomi kreatif.
Howkins menjelaskan ekonomi kreatif sebagai "kegiatan ekonomi yang
menjadikan kreativitas, budaya, warisan budaya dan lingkungan sebagai
tumpuan masa depan”.20
Departemen Perdagangan Republik Indonesia merumuskan
ekonomi kreatif adalah wujud dari upaya mencari pembangunan yang
berkelanjutan melalui kreativitas, yang mana pembangunan berkelanjutan
19 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Jakarta, PT. Raja Gravindo, 2010), hlm.2 20Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan Kebutuhan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hlm.218
13
adalah suatu iklim pembangunan yang berdaya saing dan memiliki
cadangan sumber daya yang terbarukan.21
Kelompok Kerja Desain Power Kementrian Perdagangan RI, dalam
Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2010-2014, mengemukakan
ekonomi kreatif adalah era ekonomi baru yang mengutamakan informasi
dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan manusia
(stock of knowledge) dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi
utama dalam kegiatan ekonomi.
Sedangkan dalam konteks yang lebih luas, ekonomi kreatif
merupakan suatu konsep yang menyeluruh (holistik) yang berkenaan
dengan interaksi yang kompleks antara budaya, ekonomi, dan teknologi
dalam menghadapi dunia global yang didominasi oleh simbol-simbol,
teks, inspirasi dan imajinasi.
Inti utama ekonomi kreatif adalah industri yang melakukan proses
penciptaan melalui penelitian dan pengembangan (research and
development). Kekuatan industri kreatif terletak pada riset dan
pengembangan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa baru yang
bersifat komersial. Dengan stock knowledge yang dimilik para intelektual
melahirkan ide-ide atau gagasan, inspirasi-inspirasi, dan khayalan-
khayalan yang diwujudkan dalam bentuk kekayaan intelektual seperti,
desain, merek dagang, paten, hak cipta dan royalti.22
21 Departemen Perdagangan Republik Indonesia “Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025”(Jakarta: 2008), hlm.1 22 Suryana, Ekonomi Kreatif (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hlm.35-36
14
Industri kreatif dapat memberikan kontribusi di berbagai aspek
kehidupan, tidak hanya dipandang dalam sudut pandang ekonomi semata,
tetapi dapat juga memberikan dampak positif kepada aspek lainnya
seperti:
a) Kontribusi ekonomi:
Dalam periode studi tahun 1997-2000, persentase distribusi
GDP industri kreatif dibeberapa negara berkisar antara 2,8%
(Singapura) sampai dengan 7,9% (Inggris) dan tingkat pertumbuhan
industri kreatif dibeberapa negara berkisar antara 5,7% (Australia)
dan 16% (Inggris), dengan tingkat penyerapan tenaga kerja berkisar
antara 3,4% (Singapura) sampai dengan 5,9% (US) dari seluruh
tenaga kerja yang ada dinegara yang bersangkutan.
Berdasarkan studi pemetaan ekonomi kreatif yang telah
dilakukan oleh Departemen Perdagangan Republik Indonesia RI,
tahun 2007, maka:
Tahun 2006 industri kreatif di Indonesia telah meyumbangkan
PDB sebesar 104,73 triliun Rupiah atau menyumbang 6,28%
dari total PDB Indonesia. Rata-rata pertumbuhan PDB periode
2003-2006 hanyalah sebesar 0,74 yang disebabkan oleh
merosotnya kontribusi subsektor kerajinan dan fesyen pada
tahun 2002-2003 dan tahun 2005-2006.
15
Jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap oleh sektor industri
kreatif ini pada tahun 2006 mencapai 5,4 juta pekerja dengan
tingkat partisipasi pekerja adalah sebesar 5,8%.
Nilai ekspor industri kreatif di Indonesia tahun 2006 mencapai
81,4 triliun Rupiah dan berkontribusi sebesar 9,13% terhadap
total nilai ekspor nasional.
Berdasarkan hasil studi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sektor industri kreatif di Indonesia juga merupakan sektor industri
yang menjanjikan untuk mendukung pertumbuhan perekonomian
Indonesia.
(1) Pendapatan Domestik Bruto (PDB)
Perkembangan kontribusi industri kreatif terhadap PDB
dibeberapa negara menunjukkan perkembangan yang positif,
dan diperoleh beberapa fakta sebagai berikut:
Kontribusi industri kreatif Inggris 8,2% dengan laju
pertumbuhan dua kali lipat pertumbuhan ekonomi nasional,
sedangkan pertumbuhan ekspor industri kreatif Inggris
mencapai 11% dan menyumbang 4,3% ekspor inggris.
Kontribusi industri kreatif di Amerika sebesar 11,12%
(WIPO).
Kontribusi industri kreatif di singapura tahun 2000 adalah 3%
GDP ditargetkan mencapai 6-7% ditahun 2012.
16
Rata-rata kontribusi PDB industri kreatif Indonesia tahun
2002-2006 berdasarkan harga konstan 2000 adalah sebesar
Rp 104,6 triliun, yaitu 6,3% dari total nilai PDB nasional,
lebih tinggi dibandingkan dengan sektor gas, listrik dan air,
sektor properti dan sektor transportasi dan komunikasi.
(2) Menciptakan lapangan pekerjaan
Industri kreatif Indonesia rata-rata tahun 2002-2006 mampu
menyerap 5,4 juta tenaga kerja atau dengan tingkat partisipasi
tenaga kerja nasional 5,79%, serta dengan produktivitas tenaga
kerja Rp 19.466/tahun per pekerja.
Subsektor kerajinan (industri furnitur, batik termasuk
didalamnya) dan fesyen memiliki daya serap tenaga kerja yang
tinggi dengan tingkat keterampilan pekerja mampu dikuasai oleh
segala lapisan masyarakat. Sehingga, apabila industri ini
dibenahi dengan benar maka akan berkontribusi menciptakan
lapangan pekerjaan dan turut serta mengurangi angka
kemiskinan.
(3) Peningkatan ekspor
Pada tahun 2006, kontribusi industri kreatif terhadap ekspor
nasional mencapai 9,13%. Hal ini menunjukkan bahwa produk
industri kreatif sudah banyak diserap dibeberapa negara didunia
tetapi masih dapat terus ditingkatkan untuk melayani pasar
ekspor yang lebih besar.
17
Nilai ekspor industri kreatif terhadap niali tambah yang
tinggi karena industri kreatif tidak hanya berfokus pada
memproduksi benda-benda fungsional tanpa memperhatikan
desain. Indonesia sangat dapat bersaing untuk produk industri
kreatif, karena Indonesia memiliki sumber daya insani kreatif
yang profesional dan dapat dikembnagkan terus.
b) Iklim bisnis:
(1) Dampak bagi sektor lain
Pembangunan yang mendukung tumbuhnya kraetivitas akan
menimbulkan iklim bisnis yang kompetitif, karena kreativitas
adalah suatu keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru, unik
dan berbeda. Seluruh sektor industri sebenarnya membutuhkan
imbuhan kreativitas didalamnya. Setiap gedung menbutuhkan
arsitek, setiap ruang membutuhkan furnitur dan aksesoris, setiap
perusahaan harus dilengkapi dengan profil perusahaan, setiap
produk konsumen membutuhkan ilkan, setiap manusia
membutuhkan kendaraan, pakaian dan alas kaki yang dapat
mengaktualisasi si pemakai, setiap orang butuh hiburan berupa
musik, film, siaran, radio dan televisi.
Hal-hal diatas merupakan modal kreatif (creative capita).
Konsep-konsep produk dapat berbasis material baru, teknologi
baru atau media baru. Bila potensi ini dimaksimalkan dalam bentuk
kewirausahaan, maka setiap lapangan usaha baru dibidang industri
18
kreatif akan menciptakan struktur industri baru sehingga membuka
lapangan usaha baru bagi industri pendukungnya.
(2) Strategi pemasaran
Ilmu berbasis kreativitas seperti desain beririsan langsung
dengan ilmu pemasaran seperti promosi, periklanan, pencitraan,
merk dan masih banyak lagi lainnya yang mampu mengolah
strategi pemasaran dan pendekatan emosional konsumen. Di level
produk akan memunculkan keberanian memasarkan produk-produk
nasional dengan merk sendiri baik dipasar domestik maupun
internasional.
c) Citra dan identitas bangsa:
Pencitraan negara harus digerakkan oleh pemerintah. Sektor swasta
diharapkan berperan penting dalam proses pembentukannya, namun
pemerintahlah yang wajib mengawal, mengampanyekan serta
mengedukasi sehingga citra negara dapat dipersepsikan dengan baik
oleh rakyatnya. Pencitraan negara yang baik akan memberikan faedah
bagi negara tersebut untuk jangka waktu panjang, antara lain:
meningkatkan kecintaan warga negara terhadap bangsanya, masuknya
investasi kedalam negeri, tumbuhnya industri pariwisata, yang akhirnya
akan berujung kepada meningkatnya kesejahteraan masyarakat dinegara
tersebut.
19
1) Ikon nasional
Dari sisi individu kreatif, Iwan Tirta, Geseng, Obin, Nyoman
Nuarta, dan Affandi adalah ikon-ikon nasional didalam industri
kreatif Indonesia yang telah dihargai secara internasional yang
diharapkan dapat menjadi global brand bagi bangsa Indonesia.
Semakin banyak ikon-ikon nasional yang dikenal secara
internasional, akan semakin mengharumkan nama bangsa
Indonesia. Yang dapat dipelajari dari tokoh-tokoh tersebut adalah,
bisnis mereka tidak perlu membangun seluruh rantai produksi
sendiri. Mereka membangun jaringan diberbagai tempat di
Indonesia sehingga memberi lapangan kerja bagi pengrajin-
pengrajin setempat.
2) Membangun budaya,warisan budaya dan nilai lokal
Dari sisi karakter bangsa, pembangunan yang terarah disektor
industri kreatif berbasis budaya pada akhirnya akan dapat
menciptakan landasan karakter budaya lokal yang kuat. Misi
industri kreatif yang memperjuangkan hak atas kekayaan
intelektual untuk warisan budaya, kearifan budaya akan berupaya
secara proaktif memproteksi warisan budaya yang telah menjadi
karakter bangsa Indonesia sejak dahulu kala.
Industri-industri yang terkait dengan industri komunikasi dan
informasi, khususnya yang digital serta multimedia, pekerja kreatif
memiliki peranan dalam menciptakan kandungan atau konten yang
20
berbasis budaya. Upaya pelestarian warisan budaya selama ini
dirasa miskin kreasi-kreasi baru sehingga masyarakat kurang
mengapresiasi warisan budayanya sendiri. Industri kreatif dapat
berperan dalam menciptakan kreasi yang lebih modern dan
kontemporer sehingga tidak hanya masyarakat dalam negeri saja
yang dapat menikmatinya namun juga masyarakat internasional.
d) Sumber daya terbarukan:
1) Berbasis pengetahuan dan kreativitas
Indutri kratif adalah industri yang mengandalkan talenta,
keterampilan dan kreativitas. Kreativitas adalah elemen dasar
individu sehingga potensi kreatif terdapat pada semua orang.
Dengan pembangunan yang berbasis pada pembangunan insani,
maka turut serta dalam upaya pembangunan kapasitas sumber daya
insani Indonesia (capacity building).
2) Green community (komunitas hijau)
Banyak konsep yang dapat dibangun berdasarkan komunitas
hijau disesuaikan dengan konteksnya dan sektor-sektor yang akan
dituju. Krativitas didalam desain dalam konteks produk berbasis
sumber daya alam seperti misalnya industri mebel dapat
memperlambat proses eksploitasi sumber daya alam. Misalnya, bila
pemerintah membuka ekspor kayu gelondong keluar negeri ini
akan merangsang pengurangan volume hutan dengan cepat dan
pengawasannya sampai saat ini sulit. Dengan merangsang produksi
21
barang jadi didalam negeri, maka pemakaian bahan baku yang
berasal dari sumber daya alam akan hemat serta lebih banyak
menyerap tenaga kerja. Kominitas hijau yang mandiri potensial
dibangun didaerah dipedesaan, sehingga muncul klaster-klaster
produksi skala desa yang berwawasan lingkungan, ekonomi desa
tumbuh dan mencegah terjadinya urbanisasi
e) Inovasi dan kreativitas:
1) Ide dan gagasan
Ekonomi saat ini sangat dipengaruhi oleh globalisasi. Salah
satu produk dari globalisasi Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
yang merupakan kapitalisasi dari intelektualitas manusia (creative
capital). Siapa yang memiliki ide gagasan yang unik dapat
memproteksi idenya dan menghalangi orang lain menggunakannya
dan bisa didaftarkan sebagai paten, hak cipta, merk dan desain.
Industri kreatif adalah penghasil creative capital. dengan
merangsang industri kreatif di Indonesia, industri-industri lokal
bias mengurangi ketergantungan industri manufaktur dalam hal
pembayaran lisensi-lisensi terhadap produk asing.
2) Penciptaan nilai
Istilah inovasi sering dikaitkan dengan penguasaan teknologi
tinggi namun itu adalah paradigm lama. Inovasi bias juga tidak dari
teknologinya namun dari nilai baru yang dihasilkan. Inovasi bias
dicapai dengan penciptaan nilai baru. Misalnya dengan cara
22
mengadaptasi menggabung-gabungkan (konvergensi) teknologi-
teknologi yang telah ada sehingga melahirkan suatu ide yang baru.
Kemampuan adaptasi dan konvergensi agar tercipta suatu ide baru
membutuhkan daya imajinasi dan daya visualisasi. Kemampuan-
kemampuan ini dimiliki oleh insan-insan dalam industri kreatif.
f) Dampak sosial:
1) Kualitas hidup
Pembanguanan bermodalkan kreativitas yang terarah dan
tepat sasaran, pada jangka panjang dapat meningkatkan
pertumbuhan dan keadilan (growth and equality), sehingga dapat
menigkatkatkan kualitas hidup (well being), hal ini disebabkaan
karena:
Kraetivitas dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia,
karena krativitas merupakan input utama dalam proses desain
dan R&D yang akan menghasilkan inovasi. Daya saing yang
tinggi dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dan
meningkatkan pendapatan pekerja yang akhirnya dapat
meningkatkan daya beli dan kualitas hidup masyarakat.
Pembangunan kewirausahaan berbasis kreativitas dapat pula
berorientasi inovasi sosial. Dalam hal ini, inovasi dan kreativitas
berperan dalam memberdayakan masyarakat dilapisan bawah
sebagai pekerjanya. Motivasi dari inovasi sosial adalah
mencapai tingkat kualitas hidup yang lebih baik dari sisi
23
kebahagiaan yang dibangun berdasrkan prinsip kebersamaan
dan saling berbagi.
Secara statistik, terbukti bahwa pekerja disektor industri kreatif
memiliki penghasilan diatas rata-rata penghasilan pekerja
disektor industri lain. Dengan demikian ini menandakan bahwa
profesi sebagai pekerja kreatif adalah profesi yang cukup
menjanjikan dimasa depan.
2) Peningkatan toleransi sosial
Berdasarkan penelitian mengenai ekonomi kreatif dikota-
kota, didapati bahwa kota-kota yang memiliki konsentrasi pekerja-
pekerja kreatif yang tinggi adalah kota-kota yang berdinamika
dengan tingkat toleransi sosial yang tinggi. Toleransi sosial
merupakan faktor utama untuk menciptakan iklim kreatif yang
dapat menarik pekerja kreatif untuk tinggi dalam berkreasi. Kota
yang memiliki iklim kreatif, umumnya lebih hidup dan
ekonominya berjalan dengan cepat. Hal ini disebabkan oleh
konsentrasi pekerja kreatif yang telah menarik minat perusahaan-
perusahaan untuk mendirikan usaha disana dan pada akhirnya
membuka lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar.23
c. Jenis-jenis kreativitas
Ada empat jenis kreativitas yang membentuk ekonomi kreatif, yaitu
sebagai berikut:
23
Departemen Perdagangan Republik Indonesia “Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025”(Jakarta: 2008), hlm.23-36
24
1) Kreativitas ilmu pengetahuan (Scientific creativity)
Kreativitas ilmu pengetahuan (Scientific creativity), yaitu
menyangkut keingintahuan (curiosity) dan keinginan untuk terus
melakukan penelitian (research) dalam memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi. Misalnya, riset-riset yang dilakukan oleh para
ilmuan dan akademisi.
2) Kreativitas ekonomi (Economic creativity)
Kreativitas ekonomi (Economic creativity) merupakan proses
dinamis yang mengarah pada inovasi teknologi, praktik bisnis,
pemasaran, dan usaha lainnya untuk meraih keunggulan bersaing
dalam ekonomi
3) Kreativitas budaya (Cultural creativity)
Kreativitas budaya (Cultural creativity), adalah kreativitas dalam
bentuk seni budaya, seperti kesenian, film, artistik dan seni lainnya.
4) Kreativitas Teknologi ( Technological Creativity)
Kreativitas teknologi (Technological Creativity), adalah kreativitas
dalam menjalankan dan mengembangkan teknologi informasi dan
komunikasi.24
d. Proses-proses kreativitas
Untuk membangkitkan kreativitas memerlukan suatu proses
dengan langkah-langkah tertentu, yaitu sebagai berikut:
1) Preparation
24 Ibid., hlm.38.
25
Langkah preparation (persiapan) untuk memberikan kondisi
kepada seseorang agar memudahkan munculnya kreativitas. ini dapat
dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan dan pengalaman kerja.
Untuk menyiapkan pemikiran kreatif harus dilakukan hal-hal yang
sangat menunjang, seperti: belajar, banyak membaca, berdiskusi,
membuat klipping dll.
2) Investigation
Dalam hal ini harus dilakukan pelajari masalahnya dan identifikasi
komponen utama permasalahannya.
3) Transformation
Identivikasi persamaan dan perbedaan yang ada dengan informasi
dan data yang sudah dikumpulkan. Disini bisa berlaku analisis
divergen dan konvergen.
4) Incubation
Masa inkubasi terjadi seakan-akan seseorang keluar atau
melupakan masalah yang dihadapi. Walk away from situation, ada
pakar menyarankan three b’s- bath, bed, and bus, kegiatan ini sangat
kondusif guna menciptakan kreativitas.
5) Illumination
Langkah ini terjadi pada saat inkubasi, secara spontan muncul ide
baru. Langkah ini muncul dalam waktu yang tidak terbatas, ia bisa
muncul tiba-tiba, biasanya pada saat anda sudah lupa dengan masalah
tersebut.
26
6) Verification
Untuk memvalidasi ide yang tepat atau akurat, apakah berguna
atau tidak, maka dilakukan percobaan, buat simulasi, test market
untuk produk, dll.
7) Implementation
Mentransformasikan ide menjadi kenyataan dan digunakan. Disini
berlaku ungkapan siap, bidik dan tembak.25
e. Karakteristik orang kreatif
Menurut Peter Bazalgette dalam buku Howkins (2001:14) orang
kreatif memiliki enam karakteristik sebagai berikut:
1) Memiliki pola pikir yang terbuka (open mindedness)
Orang kreatif selalu membiarkan pikirannya mengembara untuk
mengkhayal.
2) Mengutamakan kreativitas (quality is independent of mind)
Kualitas merupakan pola pikir bebas. Kualitas merupakan
kebebasan berpikir. Orang kreatif adalah orang yang suka melanggar
aturan bukan pembuat aturan.
3) Tidak takut terhadap perubahan (is not being afraid of change)
Orang kreatif adalah orang yang tidak takut terhadap perubahan.
Perubahan melahirkan sesuatu yang baru dan berbeda.
4) Lembar kosong kertas tes (is the blank sheet of paper test)
25 Buchari Alma, Kewirausahaan (Bandung, Alfabeta, 2013), hlm. 75-76
27
Orang kreatif selalu tertantang oleh ruang dan keinginan untuk
meletakkan sesuatu kedalamnya. Artinya orang kreatif selalu
menciptakan sesuatu dari yang tidak ada.
5) Mengembangkan perasaan humor yang baik
Orang kreatif adalah orang yang suka mengembangkan perasaan
humor atau lelucon dan menghibur.
6) Orang Kreatif adalah orang yang bersaing dan berambisi
Orang kreatif senang bersaing karena bersaing identik dengan
tantangan. Tantangan merupakan faktor pendorong kreativitas.26
f. Karakteristik industri kreatif
Analisis umum karakteristik industri kreatif berdasarkan hasil studi
pemetaan industri kreatif oleh Departemen Perdagangan RI Tahun 2007
sebagai berikut:
1) Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah terjadi pada hampir seluruh
subsektor industri kreatif. Fluktuasi juga terlihat pada pertumbuhan
nilai tambah industri kreatif secara keseluruhan.
2) Fluktuasi pertumbuhan nilai tambah diikuti oleh fluktuasi
pertumbuhan jumlah perusahaan dengan sensitivitas yang tinggi.
pertumbuhan jumlah perusahaan yang fluktuatif mengindikasikan
bahwa fondasi industri kreatif yang belum kokoh, namun juga berarti
kondisi entri dan exit barrier cenderung kecil. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan-perusahaan di industri kreatif
26 Suryana, Ekonomi Kreatif (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hlm.137-138
28
cenderung tergolong small and medium enterprises, ataupun sektor
informal, sehingga entrepreneur lebih memilih menutup perusahaan
daripada melakukan lay off karyawan, ketika kondisi pasar buruk, dan
kembali membentuk perusahaan ketika kondisi pasar membaik.
3) Fluktuasi pertumbuhan penyerapan tenaga kerja juga tinggi, namun
tidak setinggi fluktuasi pertumbuhan jumlah perusahaan. Dengan
produktivitas tenaga kerja yang cenderung konstan, seharusnya
fluktuasi tenaga kerja sama dengan fluktuasi jumlah perusahaan.
Karena setiap satu perusahaan yang keluar dari industri juga diikuti
dengan pengurangan jumlah tenaga kerja.
4) Memiliki level teknologi dan produktivitas kapital yang relatif
konstan. Selain industri kreatif yang berbasis IT, subsektor ekonomi
kreatif bukan merupakan industri dengan level teknologi high-tech
dan juga bukan jenis industri capital intensive.27
g. Subsektor ekonomi kreatif
Adapun subsektor yang merupakan bagian dari industri berbasis
kreatif adalah:
1) Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa periklanan
meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang
dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan iklan, iklan luar ruang,
produksi material iklan, kampanye relasi publik, promosi, tampilan
27
Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan Kebutuhan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hlm.306-308
29
iklan dimedia cetak dan elektronik, pemasangan berbagai poster dan
gambar, pamplet, edaran, brosur dan reklame sejenis dan distribusi.
2) Arsitektur: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain
bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan
warisan, pengawasan konstruksi serta menyeluruh dari level makro
sampai ke level mikro (misalnya arsitektur taman, desain interior, dan
lainnya).
3) Desain: Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis,
desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas
perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa
pengepakan.
4) Pasar Barang Seni: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
perdagangan barang-barang asli, unik, dan langka serta memiliki nilai
estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko swalayan dan
internet, misalnya: alat musik, percetakan, kerajinan, film, seni rupa
dan lukisan.
5) Kerajinan : Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi
dan distribusi produk yang dibuat dan dihasilkan oleh tenaga
pengrajin mulai dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian
produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari:
batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu,
logam, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat dan kapur.
30
6) Musik: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi,
pertunjukkan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara
7) Fashion: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi desain
pakaian, desain alas kaki, dan desain aksesoris model lainnya,
produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultasi lini produk
fashion, serta distribusi produk fashion.
8) Permainan Interaktif: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,
produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat
hiburan, ketangkasan dan edukasi.
9) Video, Film, dan Fotografi: Kegiatan kreatif yang terkait dengan
kreasi produksi video, film dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman
video dan film. Termasuk didalamnya penulisan skrip, dubbing film,
sinematografi, sinetron dan eksibisi film.
10) Seni Pertunjukkan: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
pengembangan konten, produksi pertunjukan (misalnya: pertunjukan
balet, tari-tarian, drama, musik tradisional, musik teater, opera
termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan,
tata panggung dan tata pencahayaan.
11) Layanan komputer dan Piranti Lunak: Kegiatan kreatif yang berkaitan
dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan
komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan
piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain
31
arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan keras serta
desain portal termasuk perawatannya.
12) Riset dan Pengembangan: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan
usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan
penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan
kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru,
dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar, termasuk
yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan
pengembangan bahasa, sastra dan seni serta jasa konsultasi bisnis dan
manajemen.
13) Penerbitan dan Percetakan: Kegiatan kreatif yang terkait dengan
penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid,
dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita.
Subsektor ini juga mencakup penerbitan prangko, materai, uang
kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham dll.
14) Televisi dan Radio: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha
kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti: games,kuis,
reality show, infotainment dan lainnya) penyiaran dan transmisi
konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay
(pemancar kembali) siaran radio dan televisi.28
15) Kuliner: Kegiatan kreatif yang termasuk dengan usaha inovatif yang
menawarkan produk-produk kuliner yang menarik mulai dari
28 Ibid, hlm. 231-234
32
penyajian, cara pembuatan sampai dengan komposisi makanan atau
minuman yang disajikan.29
16) Iklan: Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan promosi yang non
personal atas barang-barang jasa atau ide-ide yang ditujukan pada
segolongan orang atau individu yang dilakukan oleh individu tertentu,
dengan cara menyewa untuk pemakaiannya atau suatu cara memikat
suatu publik tanpa penjualan secara langsung.30
h. Visi dan misi ekonomi kreatif
1) Visi
Bangsa Indonesia yang berkualitas hidup dan bercitra kreatif di mata
dunia.
2) Misi
1) Peningkatan kontribusi industri kreatif terhadap pendapatan
Domestik Bruto Indonesia.
2) Peningkatan ekspor berbasis kreativitas dan muatan lokal dengan
semangat kontemporer.
3) Peningkatan serapan tenaga kerja sebagai dampak terbukanya
lapangan kerja baru di industri kreatif.
4) Menumbuhkembangkan kawasan kreatif yang potensial di wilayah
Indonesia.
29 Rochmat Aldi Purnomo “Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia” dalam www.nulisbuku.com diambil tanggal 16 Juli 2017, pukul 18.00 WITA 30 Sri Wahyuni, “Peran Ekonomi Kreatif (Kerajinan Atap Ilalang) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Bagek Polak Barat Dusun Jerneng Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat (Skripsi: IAIN Mataram, 2015).
33
5) Penciptaan nilai ekonomis dari inovasi kreatif, termasuk yang
berlandaskan kearifan dan warisan budaya nusantara.
6) Pengutamaan pemanfaatan sumber daya yang berkelanjutan bagi
bumi dan generasi mendatang.
7) Penguatan citra kreatif produk/jasa sebagai upaya national branding
atau pencitraan negara Indonesia dimata dunia.31
i. Peran ekonomi kreatif
Ekonomi kreatif berperan dalam menciptkan lapangan pekerjaan
dimana kontribusi penyerapan tenaga kerja industri kreatif/ekonomi kreatif
terhadap tenaga kerja nasional pada tahun 2025 ditargetkan mencapai 9-
11% dengan jumlah pekerja sekitar 12,3 juta. Sasaran ini dapat dicapai
melalui penyerapan tenaga kerja tahunan minimal sekitar 500.000 pekerja.
Pada periode 2002-2006, setiap peningkatan PDB kreatif sekitar 98.000
pekerja. Jika target pertumbuhan PDB kreatif sebesar 9-11 % dapat
dicapai, maka tenaga kerja terserap setiap tahun akan mencapai jumlah
sekitar 940.000 pekerja, jauh melampui persyaratan minimal 500.000
diatas. Dengan demikian, sasaran penyerapan tenaga kerja periode ini
sangat mungkin untuk dicapai bahkan dapat melampui target.32
j. Pilar utama model pengembangan ekonomi kreatif
Dalam model pengembangan industri kreatif terdapat lima pilar yang
perlu terus diperkuat sehingga industri kreatif dapat tumbuh dan
31 Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan Kebutuhan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hlm.304-305 32 Ibid. hlm. 314
34
berkembang mencapai visi dan misinya. Kelima pilar industri kreatif
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Industry
Industri merupakan bagian dari kegiatan masyarakat yang terkait
dengan produksi, distribusi, pertukaran serta konsumsi produk atau jasa
dari sebuah negara atau area tertentu. Industri yang menjadi perhatian
dalam pilar ini khususnya adalah industri kreatif yang akan dianalisis
berdasarkan model porter 5 forces. Analisis dengan porter 5 forces
sebagai framework dilakukan untuk mengupayakan terbentuknya
struktur pasar industri kreatif dengan persaingan sempurna yang
mempermudah pelaku industri kreatif untuk melakukan bisnis dalam
sektor tersebut. Pilar industri ini dimasukkan kedalam model
pengembangan ekonomi kreatif, berdasarkan pendekatan Howkins
(2001) yang mengatakan bahwa kreativitas saja tidak bisa dihitung,
yang bisa dihitung adalah produk kreatif. Produk kreatif adalah hasil
suatu kreativitas dilakukan dengan transaksi. Ini mengindikasikan
adanya faktor kreasi dan originalisasi yang memiliki potensi kapital dan
diproduksi sedemikian rupa untuk dikomersialisasikan.
b. Technology
Teknologi dapat didefinisikan sebagai suatu entitas baik material
dan non material, yang merupakan aplikasi dari penciptaan proses
mental atau fisik untuk mencapai nilai tertentu. Dengan kata lain
teknologi bukan hanya mesin ataupun alat bantu yang sifatnya
35
berwujud, tetap teknologi ini termasuk kumpulan teknik atau metode-
metode atau aktivitas yang membentuk dan mengubah budaya.
Teknologi ini merupakan enabler untuk mewujudkan kreativitas
individu dalam karya nyata. Richard Florida (2001) mengatakan ada
tiga model utama membangun ekonomi berbasis kreativitas, yaitu: (1)
talenta sumber daya insani, (2) teknologi, (3) dan toleransi sosial.
Teknologi dimasukkan kedalam pilar karena fungsinya sebagai
kendaraan dan perangkat (tools) dan bagi pengembangan landasan ilmu
pengetahuan. Teknologi bisa dipakai dalam berkreasi, memproduksi,
berkolaborasi, mencari informasi, distribusi dan sarana bersosialisasi.
c. Resources
Sumber daya yang dimasukkan disini adalah input yangdibutuhkan
dalam proses penciptaan nilai tambah, selain ide atau kreativitas yang
dimiliki oleh sumber daya insani yang merupakan landasan dari industri
kreatif. Sumber daya meliputi SDA ataupun ketersediaan lahan yang
menjadi input penunjang dalam industri kreatif. Sumber daya material
yang khas di Indonesia seperti misalnya rotan adalah salah satu
keunikan dari bangsa Indonesia.
Intensifikasi sumber daya-sumber daya yang khas ini kedalam
produk-produk fisikal seperti desain, kerajinan dan fesyen memberikan
identitas nasional yang dibutuhkan dalam berkompetisi di pasar global.
d. Institution
36
Institusi dalam pilar pengembangan industri kreatif dapat
didefinisikan sebagai tatanan sosial dimana termasuk kedalamnya
adalah kebiasaan, norma, adat dan aturan, serta hukum yang berlaku.
Tatanan sosial ini bisa bersifat informal seperti: sistem nilai, adat
istiadat ataupun norma, sedangkan yang bersifat formal dalam bentuk
peraturan perundang-undangan.
Industri kreatif memajukan ide-ide yang dapat dieksploitasi
menjadi potensi ekonomi. Dengan demikian peranan hukum dalam
memproteksi ide-ide sangat penting. Proteksi ide-ide dijalankan dengan
mekanisme HAKI. Namun harus ditekankan bahwa HAKI bukan yang
utama dari industri kreatif, yang lebih penting adalah bagaimana
sumber daya insani Indonesia dapat memahami dan menggunakan
proses kreatif didalam kehidupan sehari-hari, baik secara keilmuan,
industri maupun komersial.
e. Financial Intermediary
Lembaga intermediasi yang dimaksudkan disini adalah lembaga
yang berperan menyalurkan pendanaan kepada pelaku industri yang
membutuhkan, baik dalam bentuk modal maupun pinjaman. Lembaga
intermediasi keuangan merupakan salah satu elemen penting untuk
menjembatani kebutuhan keuangan bagi pelaku industri kreatif. Dalam
industri ini memiliki banyak sekali subsektor, ada yang kreasinya
37
berbentuk benda fisik, ada pula yang kreasinya berupa produk non-fisik
(intangible).33
2. Pengangguran
a. Pengertian Pengangguran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengangguran
berarti hal atau keadaan menganggur (tidak melakukan apa-apa atau
tidak bekerja sama sekali).34
Sadono Sukirno merumuskan pengangguran sebagai seseorang
yang tergolong dalam angkatan kerja dan secara aktif mencari
pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak memperoleh
pekerjaan yang diinginkan.35
Dalam ilmu kependudukan (demografi), orang yang mencari kerja
masuk dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja.
Berdasarkan kategori usia, angkatan kerja berusia 15-64 tahun. Tetapi
tidak semua orang yang berusia 15-64 tahun dihitung sebagai angkatan
kerja. Yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk 15-64
tahun dan sedang mencari kerja sedangkan yang tidak mencari kerja
mungkin saja sedang mengurus keluarga atau sekolah, tidak masuk
angkatan kerja. Jadi tingkat pengangguran adalah persentase angakatan
kerja yang tidak/belum mendapatkan pekerjaan. Jadi pengangguran
33 Ibid, hlm. 294-296 34 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) 35
Mohammad Rifki Muslim “Pengangguran Terbuka dan Determinannya” dalam Journal.umy.ac.id, diambil tanggal 09 September 2017, Pukul 16.00 WITA
38
adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat
pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.36
b. Jenis-Jenis Pengangguran
Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum
bekerja atau tidak bekerja secara maksimal. Berdasarkan pengertian
diatas maka jenis pengangguran dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya
a) Pengangguran normal atau friksional
Apabila dalam suatu ekonomi terdapat pengangguran
sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja maka
ekonomi itu sudah dipandang sebagai mencapai kesempatan kerja
penuh. Pengangguran sebanyak dua atau tiga persen tersebut
dinamakan pengangguran normal atau friksional. Para
pengangguran ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat
memperoleh kerja, tetapi karena sedang mencari pekerjaan lain
yang lebih baik.
b) Pengangguran siklikal
Perekonomian tidak selalu berkembang dengan baik.
Adakalanya permintaan agregat lebih tinggi dan ini mendorong
pengusaha menaikkan produksi. Lebih banyak pekerja baru
digunakan dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada masa
lainnya permintaan agregat menurun dengan banyaknya.
36
Muhdar HM “Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia” dalam http///jurnal. IAIN Gorontalo.ac.id. diambil tanggal 19 Marat 2017, Pukul 19.00 WITA, hlm. 45-46
39
Misalnya, dinegara-negara produsen bahan mentah pertanian,
penurunan ini mungkin disebabkan kemerosotan harga-harga
komoditas. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada
perusahaan-perusahaan lain yang berhubungan, yang juga akan
mengalami kemerosotan dalam permintaan terhadap produksinya.
Kemerosotan permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaan-
perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaan,
sehingga pengangguran akan bertambah. Pengangguran dengan
wujud tersebut dinamakan pengangguran siklikal.
c) Pengangguran struktural
Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian
akan terus berkembang maju, sebagiannya akan mengalami
kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau
beberapa faktor berikut: wujud barang baru yang lebih baik,
kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang tersebut,
biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing,
dan ekspor produksi industri itu sangat menurun oleh karena
persaingan yang lebih serius dari negara-negara lain. kemerosotan
itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut
menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan
menjadi pengangguran. Pengangguran yang wujud digolongkan
sebagai pengangguran struktural. Dinamakan demikian karena
disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi.
40
d) Pengangguran teknologi
Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya
penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia.
Racun ilalang dan rumput misalnya, telah mengurangi
penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah
dan lahan pertanian lainnya. Begitu juga mesin telah mengurangi
kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubang, memotong
rumput, membersihkan kawasan dan memungut hasil. Sedangkan
dipabrik-pabrik, robot telah menggantikan pekerjaan manusia.
Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan
kemajuan teknologi lainnya dinamakan pengangguran teknologi.
2) Jenis pengangguran berdasarkan cirinya
a) Pengangguran tersembunyai atau terselubung (Disguissed
Unemployment)
Pengangguran ini terutama wujud di sektor pertanian dan
jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan
jumlah tenaga kerja yang digunakan tergantung pada banyak
faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar kecilnya
perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan dan
tingkat yang dicapai. Pada negara berkembang sering kali didapati
bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi adalah lebih
banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat
menjalankan kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenga kerja
41
yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi
atau terselubung. Contohnya ialah pelayan restoran yang lebih
banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggota
keluarga yang besar yang mengerjakan luas tanah yang kecil.
b) Setengah menganggur (Under Unemployment)
Pada negara-negara berkembang, migrasi dari desa ke kota
sangat pesat. Sebagai akibatnya tidak semua orang yang pindah
ke kota dapat memperoleh pekerjaan dengan mudah. Sebagian
terpaksa menjadi penganggur sepenuh waktu. Disamping itu ada
pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh
waktu, dan jam kerja mereka jauh lebih rendah dari yang normal.
Mereka hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu
hingga empat jam sehari. Pekerja-pekerja yang mempunyai masa
kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai setengah
menganggur.
c) Pengangguran terbuka (Open Unemployment)
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan
lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga
kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian semakin banyak
jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Jadi
mereka menganggur secara nyata dan separuh waktu, dan oleh
karenanya dinamakan pengangguran terbuka. Pengangguran
terbuka dapat pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi
42
yang menurun, dari kemajuan teknologi yang mengurangi
penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari kemunduran
perkembangan industri.37
d) Pengangguran bermusim
Pengangguran ini terdapat disektor pertanian dan perikanan.
pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat
melakukan pekerjaan mereka dan terpaksa menganggur. Pada
musim kemarau pula petani tidak dapat mengerjakan tanahnya.
Disamping itu pula umumya para petani tidak begitu aktif
diantara waktu sesudah menanam dan sesudah menuai. Apabila
dalam masa diatas para penyadap karet, nelayan, dan petani tidak
melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa mengganggur.
Pengangguran seperti ini digolongkan sebagai pengangguran
bermusim.38
c. Faktor-faktor penyebab terjadinya pengangguran
Faktor-faktor yang meyebabkan pengangguran adalah sebagai
berikut:
1) Besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan kesempatan kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar
dari kesempatan kerja yang tersedia.
37 Repository.umy.ac.id, ”ciri-ciri pengangguran” diakses tanggal 03 maret 2018 pukul 11.08 WITA 38 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm. 330
43
2) Struktur lapangan kerja tidak seimbang
3) Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga
terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar
daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi
karena belum tentu terjadi kesesuain antara tingkat pendidikan yang
dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut
mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi
kesempatan kerja yang tersedia.
4) Meningkatnya peranan dan Aspirasi Kerja Wanita dalam seluruh
struktur Angkatan Kerja Indonesia
5) Penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari
kesempatan kerja, sedangkan didaerah lainnya dapat terjadi keadaan
sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan
tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara
ke negara lain.
d. Dampak pengangguran terhadap perekonomian
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap perekonomian
kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek
ekonomi, yaitu: Pertama, dampak pengangguran terhadap perekonomian
suatu negara. Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada
dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan
44
pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika
tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan
menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-
citakan. Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap
kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:
1) Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat
memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini
terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional
riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada
pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu,
kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
2) Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal
dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran
yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun
sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan
demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan
menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan
ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan
pembangunan pun akan terus menurun.
3) Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya
pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan
berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil
produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang
45
kalangan investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau
pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun
sehingga pertumbuhan ekonomi pun tidak akan terpacu.
Kedua, dampak pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan
masyarakat. Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap
individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
1) Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
2) Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan
3) Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.39
e. Usaha menanggulangi pengangguran
1. Menciptakan penghasilan sendiri
a) Menciptakan penghasilan melalui utilitas perubahan bentuk
Dalam hal ini mengubah bentuk benda yang tidak berguna atau
kurang berguna untuk menjadi bentuk benda yang lebih berguna bagi
masyarakat. Hal ini akan menghasilkan nilai tambah atau hasil dari
benda tersebut. Sebagai contoh yang konkret adalah sampah.
Sampah-sampah tersebut biasanya terdiri dari sampah daun, sampah
plastik, sampah kaca dan lain sebagainya.
Jika sampah-sampah tersebut diubah, misalnya sampah daun
menjadi pupuk kompos dan pupuk tersebut dikemas pada kantong
plastik dan siap dijual maka pupuk menjadi nilai tambah atau hasil
sebesar harga jualnya. Demikian juga sampah plastik dan kaca dapat
39
Muhdar HM “Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia” dalam http///jurnal. IAIN Gorontalo.ac.id. diakses tanggal 19 Maret 2017, Pukul 19.00 WITA, h. 46-47
46
diubah menjadi berbagai macam barang kerajinan, seperti: tas,
payung, vas bunga dan sebagainya. Barang-barang tersebut siap dijual
dan akan memberikan penghasilan bagi penciptanya.
b) Menciptakan penghasilan melalui utilitas tempat
Bentuk utilitas yang dapat memberikan penghasilan adalah
utilitas tempat. Kadang-kadang keberadaan suatu benda kurang begitu
berguna didaerah tersebut, tetapi memiliki nilai ekonomi yang tinggi
didaerah lain. Artinya, jika keberadaan benda tersebut dipindahkan
ketempat yang membutuhkannya, maka benda tersebut akan
memberikan penghasilan yang tinggi bagi pemiliknya ataupun orang
lain.
c) Menciptakan penghasilan melalui utilitas waktu
Utilitas waktu jika dikelola dengan baik dapat memberikan
penghasilan bagi para pengelolanya. Utilitas waktu ini banyak
dilakukan diberbagai bidang, misalnya diperikanan, peternakan,
pembibitan dan lain sebagainya. Misalnya para pengusaha sapi
kereman (menggemukkan sapi potong) membeli sapi-sapi muda kurus
atau sapi anakan (pedet) untuk dibesarkan dan digemukkan.
d) Menciptakan penghasilan melalui utilitas kepemilikan
Maksud utilitas kepemilikan adalah harta kekayaan yang kita
miliki dan jika tidak dikelola dengan baik akan kurang memberikan
manfaat. Misalnya kita punya uang dalam jumlah yang besar dan
disimpan dirumah saja, tentu uang tersebut kurang memberikan
47
manfaat. Namun jika uang tersebut digunakan untuk modal bisnis
tentu akan memberikan keuntungan bagi diri kita maupun orang lain
atau uang tersebut di simpan di Bank atau di investasikan.
2. Pemerintah
Pemerintah sangat berperan dalam menanggulangi kemiskinan dan
pengangguran. Dari tahun ketahun pemerintah terus berusaha
meningkatkan pembangunan di segala bidang. Hal ini tercermin dalam
meningkatnya pembiayaan pembangunan yang tercermin dalam Anggaran
Belanja dan Pendapatan Negara.
3. Kerja sama perusahaan besar dengan lingkungan dan Usaha Kecil dan
Menengah (UKM)
Kerja sama perusahaan besar dengan pengusaha kecil dan menengah
khususnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu dengan
menyisihkan keuntungan sebesar 0-6% yang di pinjamkan kepada usaha
kecil menengah dan koperasi. Disamping memberikan pinjaman dana
kepada usaha kecil menengah dan koperasi, perusahaan BUMN tersebut
juga memberikan bimbingan pengarahan, pembinaan, dan pendampingan
manajemen. Pengembalian dana dari UKM dan koperasi tersebut juga
akan digulirkan kepada UKM dan koperasi lainnya yang perlu dibina.40
40
Sudrajad, Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan Melalui Wirausaha (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 11-24
48
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam suatu penelitian merupakan metode yang
digunakan untuk mendekati objek penelitian. Pendekatan yang digunakan
peneliti dalam penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif.
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi
strategi, strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi
langsung, observasi partisifatif, wawancara mendalam, dokumen-
dokumen, teknik-teknik pelengkap seperti foto, rekaman, dan lain-lain.41
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif karena data yang
dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka.
Studi kualitatif peneliti gunakan untuk menelusuri dan memahami
munculnya permasalahan ekonomi kreatif untuk mengurangi tingkat
pengangguran. Memahami keinginan masyarakat keluar dari masalah,
selanjutnya akan ada inisiatif untuk mengembangkan ekonomi kreatif
sebagai upaya mengurangi tingkat pengangguran di Desa Taman Sari
Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Dalam hal ini akan
melibatkan orang/individu, dan masyarakat.
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti dilokasi penelitian
mutlak diperlukan, karena peneliti berfungsi sebagai instrumen
41
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 73
49
kunci.“Pengertian instrumen disini adalah alat pada waktu penelitian
menggunakan sesuatu metode”.42
Untuk memperoleh data, peneliti langsung dilokasi penelitian
sehingga peneliti bisa memproleh informasi sebanyak-banyaknya.
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian bukan untuk mempengaruhi
subyek penelitian melainkan untuk mengamati dan mengajukan
pertanyaan atau wawancara dengan subyek penelitian mengenai hal yang
terkait dengan data yang diperlukan atau fokus dengan masalah yang
peneliti angkat. Oleh karena itu, peneliti berfungsi sebagai perencana,
pelaksana pengumpulan data dan akhirnya menjadi pelapor hasil
penelitian.
Penelitian ini dilaksankan pada bulan Februari sampai dengan
bulan Maret 2018. Penelitian pertama dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 28 Februari 2018. Dalam seminggu peneliti pergi kelokasi
penelitian 3 kali yakni hari senin, rabu dan jum’at. Penelitian ini berakhir
pada 28 Maret 2018.
Tabel 1
Waktu Penelitian
No Waktu penelitian Tujuan
1 Rabu, 28 Februari 2018 Wawancara dengan sekretaris desa
Taman Sari terkait ekonomi kreatif di
desa Taman Sari
42 Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2014) hlm. 149
50
2 Jumat, 2 Maret 2018 Wawancara dengan pengusaha dan
pengrajin ekonomi kreatif
3 Senin, 5 Maret 2018 Wawancara dengan pengusaha dan
pengrajin ekonomi kreatif
4 Rabu, 7 Maret 2018 Wawancara dengan pengusaha dan
pengrajin ekonomi kreatif
5 Jumat, 9 Maret 2018 Wawancara dengan pengusaha dan
pengrajin ekonomi kreatif
6 Senin, 12 Maret 2018 Wawancara dengan pengusaha dan
pengrajin ekonomi kreatif
7 Rabu, 14 Maret 2018 Wawancara dengan pengusaha dan
pengrajin ekonomi kreatif
8 Jum’at, 16 Maret 2018 Wawancara dengan pengusaha dan
pengrajin ekonomi kreatif
9 Senin, 19 Maret 2018 Wawancara dengan pengusaha dan
pengrajin ekonomi kreatif
10 Rabu, 21 Maret 2018 Mengamati proses pembuatan kerajinan
didesa Taman Sari
11 Jum’at, 23 Maret 2018 Wawancara dengan sekretaris desa
terkait seberapa besar peran ekonomi
kreatif dalam mengurangi tingkat
pengangguran
51
12 Senin, 26 Maret 2018 Meminta data terkait tingkat
pengangguran di desa Taman Sari
13 Rabu, 28 Maret 2018 Meminta profil desa dan data terkait
sejarah desa Taman Sari
Dengan demikian, kehadiran peneliti dalam penelitian ini menjadi
sangat penting, hal ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh data
valid mengenai Peran Ekonomi Kreatif Sektor Kerajinan Untuk
Mengurangi Tingkat Pengangguran Di desa Taman Sari Kecamatan
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat.
3. Sumber Data
Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari sumber-
sumber yang dapat dipercaya, agar data dan informasi dapat digunakan
untuk menjawab masalah-masalah penelitian. Sumber data sangat perlu
karena merupakan pelaku atau orang yang akan memberikan data dan
informasi tentang apa yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini sumber data dipilih secara purposive sampling
yaitu teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling
tahu tentang apa yang kita harapkan, atau dia sebagai penguasa sehingga
memudahkan peneliti menjelajahi situasi sosial yang diteliti. Dan bersifat
Snowball sampling, Snowball sampling adalah teknik pengambilan
52
sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi
besar.43
Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Sekretaris desa, yaitu Tohri SA.g
b. Pengusaha ekonomi kreatif, yaitu Hj. Nurhasanah, Hj. Suhaeniyah,
Muliadi, H. Muhtar, Hj. Nurul Arofah, Raehan, Lukman, Hj.
Hultiatun izah, Marhaeni, Ridwan, Fajarudin, Haeratun Nisa’,
Safrudin dan H. Murim.
c. Pengrajin ekonomi kreatif, yaitu Junaidi, Irfan, Juhaeriyah, Fatoni,
Munawar, M. Amin, Azhar, Dodi Saputra, Samsul Rahman, Yusuf
Akbar, Idrus, Sa’i, Aminulloh, Satriadi, Haerudin, M. Taufik, dan
Holid.
d. Data pendukung penelitian yang berupa dokumen yang didapatkan
dalam proses penelitian.
4. Tehnik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data pada penelitian kualitatif juga dikenal
dengan istilah field notes, oleh Malik & Hamied mengatakan, “Terdapat
tiga teknik yang umum digunakan di dalam proses pengumpulan data
yaitu participant observation, in-depth interviews, dan documentation”.
a. Observasi partisipatif
Observasi partisipan peneliti lakukan agar memperoleh data yang
mendalam, yakni peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, 43Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 219
53
mendengarkan apa yang mereka ucapkan dan berpartisipasi dalam
aktivitas mereka.
Peneliti menggunakan partisipasi lengkap dalam melakukan
pengumpulan data ini, peneliti sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa
yang dilakukan sumber data. Jadi suasananya lebih natural, peneliti
tidak terlihat melakukan penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan
peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti. Dalam
hal ini peneliti akan menggali berbagai hal dengan proses pelaksanaan
ekonomi kreatif dalam mengurangi tingkat pengangguran.
b. Wawancara mendalam
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan. Dengan teknik wawancara peneliti bermaksud untuk
mengetahui apa yang ada dalam pikiran dan perasaan responden.
Teknik yang akan peneliti tempuh adalah melakukan wawancara secara
mendalam (indepth interview) dengan partisipan penelitian dengan tetap
berpedoman pada arah, sasaran dan fokus pada permasalahan penelitian
ini.
Dalam melaksanakan wawancara, peneliti menyusun pertanyaan-
pertanyaan yang akan dipertanyakan kepada subyek penelitian dengan
wawancara semi terstruktur. Wawancara yang dimaksudkan dalam
54
penelitian ini adalah untuk mengungkap data tentang pelaksanaan
ekonomi kreatif dalam mengurangi tingkat pengangguran.
Adapun indikator dalam instrumen penelitian untuk variabel
ekonomi kreatif sebagai berikut:
1) Kontribusi ekonomi: pendapatan domestik bruto (PDB),
menciptakan lapangan pekerjaan dan peningkatan ekspor.
2) Iklim bisnis: penciptaan lapangan usaha, dampak bagi sektor lain
dan strategi pemasaran.
3) Citra dan identitas bangsa: ikon nasional dan membangun budaya,
warisan budaya dan nilai lokal.
4) Sumber daya terbarukan: berbasis pengetahuan dan kreativitas dan
green community.
5) Inovasi dan kreativitas: ide dan gagasan dan penciptaan nilai.
6) Dampak sosial: kualitas hidup dan peningkatan toleransi sosial.44
Sedangkan indikator dalam instrumen penelitian untuk variabel
pengangguran sebagai berikut:
1) Pengangguran berdasarkan penyebabnya: pengangguran normal,
pengangguran siklikal, pengangguran struktural dan pengangguran
teknologi.
2) Pengangguran berdasarkan cirinya: pengangguran terselubung,
setengah menganggur, pengangguran terbuka dan pengangguran
musiman.45
44
Departemen Perdagangan Republik Indonesia “Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025” (Jakarta: 2008), hlm. 23-36
55
3) Faktor-faktor pengangguran: besarnya angkatan kerja, struktur
lapangan kerja tidak seimbang, meningkatnya peranan dan aspirasi
wanita, dan penyediaan dan pemanfaatan tenaga kerja antar daerah
tidak seimbang.
4) Dampak pengangguran: kemakmuran masyarakat tidak tercapai,
pendapatan nasional berkurang, dan tidak menggalakkan
pertumbuhan ekonomi.46
5) Usaha menaggulangi pengangguran: menciptakan penghasilan
sendiri, pemerintah, kerjasama perusahaan besar dengan UKM.47
c. Dokumentasi
Dalam pengumpulan dokumen ini, peneliti akan mengumpulkan
data berupa catatan, audio, video atau gambar tentang: jumlah
penduduk Desa Taman Sari, kelompok yang melaksanakan ekonomi
kreatif.48
5. Analisis Data
Data yang terkumpul selama melakukan penelitian perlu dianalisis
dengan teliti dan cermat sehingga dapat diperoleh kesimpulan yang
obyektif dari penelitian tersebut. Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
45 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar (jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.329-330 46 Muhdar HM “Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia” dalam http///jurnal. IAIN Gorontalo.ac.id. diambil tanggal 19 Marat 2017, Pukul 19.00 WITA, h. 46-47 47 Sudrajad, Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan Melalui Wirausaha (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 11-24 48
Malik, R.S dan Hamid, F.H, Research Metthodes a Guide For First Time Serearchers (Bandung: UPI Press, 2014), hlm. 207
56
catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami,
dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.49
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu.
“Mengutip pendapat Milles dan Huberman, Sugiyono mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktifitas dalam anailisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.50 Maka untuk menganalisis data-data yang diperoleh peneliti
menggunakan ketiga teknik analis data di atas yaitu sebagai berikut:
a. Data reduction (reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan peneliti dapat
mencarinya kembali jika diperlukan.
b. Data display (penyajian data)
Setelah melakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya yang
dilakukan peneliti adalah display (penyajian data). Dengan adanya
display data, maka akan mempermudah peneliti untuk bisa memahami
49 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2014). hlm. 320 50 Ibid. h. 337
57
apa yang terjadi sehingga peneliti bisa merencanakan kegiatan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.
c. Kesimpulan dan verifikasi
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih
bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali kelapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.51
6. Uji Keabsahan Data
Semua data dan temuan di lapangan tentu tidak dapat digunakan,
baik karena tidak sesuai dengan kebutuhan penelitian, maupun karna
kreadibilitas atau keabsahan data yang tidak memenuhi standar, oleh
karena itu data yang terkumpul perlu diuji keabsahanya. Untuk menguji
keabsahan/ validasi data dalam penelitian ini teknik yang digunakan
peneliti adalah sebagai berikut:
Triangulasi, pada tahap ini dilakukan pengecekan dari data yang
telah didapat dari lapangan terutama untuk memperoleh keabsahan data.
Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
51 Ibid., h.345
58
b. Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang
e. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.52
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber dan
triangulasi teknik:
a. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber ini berarti peneliti mencari data dari sumber
yang beragam yang terkait satu sama lain dan mengecek kebenaran
data dari beragam sumber tersebut. Dalam penelitian tentang peran
ekonomi kreatif sektor kerajinan untuk mengurangi tingkat
pengangguran di desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten
Lombok Barat, disini peneliti membandingkan hasil data yang
diperoleh dari sekretaris desa, pengusaha dan pengrajin ekonomi
kreatif.
b. Triangulasi teknik
Triangulasi teknik adalah penggunaan beragam teknik
pengungkapan data yang dilakukan kepada sumber data. “Menguji
52 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm.331
59
kredibilitas data dengan triangulasi teknik yaitu mengecek data kepada
sumber yang sama dengan teknik atau metode yang berbeda.53
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa triangulasi teknik
merupakan pengujian kredibilitas data dengan mengecek data dari
sumber yang sama dengan cara yang berbeda seperti wawancara dan
dokumentasi. Peneliti melakukan pengecekan data yang diperoleh dari
hasil observasi dengan membandingkannya dengan menggunakan
teknik dokumentasi.
Audit Trail, pada tahap ini dilakukan dengan cara mendiskusikan
temuan data dan prosedur pengumpulannya dengan pembimbing. Kegiatan
ini dilakukan untuk memperoleh kritik atau sanggahan dan masukan
sehingga dapat mempertajam analisis guna memperoleh data dengan
validasi yang tinggi.
Tahap Interpretasi, temuan-temuan data penelitian diinterpretasikan
dengan merujuk kepada acuan teoritik mengenai ekonomi kreatif dalam
mengurangi tingkat pengangguran. Penelitian dalam proses ini berusaha
untuk memunculkan makna dari setiap data yang diperoleh di samping
menggambarkan perolehan penelitian secara deskriptif analitik, sehingga
akhirnya diperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai permasalahan
penelitian.
Pada tahap ini, data yang telah divalidasi (sahih) diinterpretasikan
berdasarkan kerangka teoritik dan norma-norma praktis yang disepakati
53 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2016). hlm. 274
60
sehingga dapat diperoleh suatu kerangka referensi yang bisa memberikan
“makna” terhadapnya.
H. Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini terdiri dari empat bab yaitu: Bab I Pendahuluan,
pada bagian ini akan dibahas kerangka penelitian yang akan dilakukan
meliputi latar belakang dilakukannya penelitian, apa yang menjadi fokus
penelitian, tujuan dan manfaat yang akan didapatkan dari penelitian yang
dilakukan, telaah pustaka (penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan), kajian teori dan metode penelitian. Bab II
Paparan Data dan Temuan, pada bab ini yang akan dibahas adalah seluruh
data dan temuan penelitian ketika peneliti berada dilokasi penelitian. Pada
bab ini peneliti sebisa mungkin menjaga jarak dan menahan diri untuk tidak
mencampuri fakta terlebih dahulu. Bab III Pembahasan, pada bab ini akan
dibahas mengenai proses analisis terhadap temuan penelitian sebagaimana
dipaparkan di bab paparan data dan temuan berdasarkan pada persfektif
penelitian atau kerangka teoritik sebagaimana diungkapkan dibagian
pendahuluan. Jadi peneliti tidak mengungkapkan kembali data-data yang
telah diungkapkan pada bab II. Bab IV Penutup (simpulan dan saran), pada
bab ini akan dibahas simpulan dan saran terhadap hasil penelitian sesuai
dengan analisis dan temuan data yang ada.
61
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah berdirinya desa Taman Sari
Nama desa diberikan oleh para tokoh masyarakat, tokoh agama,
tokoh pemuda dan ahli sejarah yang ada di Desa Gunungsari pada saat itu
adalah “TAMAN SARI” yang berasal dari peninggalan anak Agung yang
terletak di Dusun Gunungsari adalah sebuah taman yang dulunya sangat
terkenal bukan hanya dilingkungan Lombok Barat semata akan tetapi
sampai dikenal di Bali, hal tersebut menginspirasikan para tokoh yang ada
untuk mengambil peninggalan sejarah tersebut sebagai nama desa yang
bertujuan untuk mengabadikan sejarah kebesaran desa pada masa lampau.
Desa Taman Sari merupakan salah satu desa yang dimekarkan dari
Desa Gunungsari pada tanggal 29 Januari 1997. Setelah berjalan selama
satu tahun pemerintahan Desa Taman Sari, kerena kemampuan menggali
potensi desa dan masyarakat yang ada, maka pada tanggal 28 November
1998 Desa Taman Sari diberikan status sebagai desa yang difinitif.54
2. Kondisi geografis dan batas wilayah desa Taman Sari
Desa Taman Sari merupakan desa dengan ketinggian 25 meter
diatas permukaan laut, serta curah hujan rata-rata 1.000-1.500 mm
pertahun dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah utara berbatasan
dengan desa Kekait, sebelah selatan berbatasan dengan desa Midang,
54 Tohri S.Ag, Wawancara dan dokumentasi, Taman Sari, 28 Februari 2018
62
sebelah timur berbatasan dengan desa Guntur Macan/Dopang dan
sebelah barat berbatasan dengan desa Gunungsari.
Adapun jarak desa Taman Sari dengan pusat pemerintahan adalah
jarak ke kota provinsi 5 km, jarak ke kota kabupaten 15 km, dan jarak ke
kota kecamatan 1 km.55
3. Struktur organisasi pemerintahan desa taman sari kecamatan gunungsari
kabupaten Lombok barat
Desa taman sari kecamatan gunungsari kabupaten Lombok barat
memiliki struktur organisasi yang menjadi ketetapan dalam pelaksanaan
kerja berorganisasi yang dimana didalamnya terdiri dari beberapa posisi
yang telah ditempati. Struktur organisasi sebagai lambang penanggung
jawab dari setiap jabatan yang telah ditempati yang dipercaya sebagai
bagian rancangan pelaksanaan kerja. Adapun struktur organisasi desa
Taman sari kecamatan gunung sari adalah di mulai dari H. Ichsan sebagai
kepala desa dan didampingi oleh Tohri S.Ag sebagai sekretaris desa.
Selanjutnya H. Munawar sebagai kaur pembangunan, Supian Hadi
sebagai kaur pemberdayaan, Jamiludin, S.sos sebagai kaur kesra, Zainal
Abidin sebagai kaur keuangan, Isnaini sebagai kaur umum dan Muzakar
sebagai kaur trantib.
Adapun kepala-kepala dusun desa Taman Sari Kecamatan
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat adalah Mahsun sebagai kepala
dusun Perempung, Mahrup sebagai kepala dusun Medas Barat Kokok,
55 Profil desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat, hlm 2-4
63
Ridwan sebagai kepala dusun Medas Bedugul, Mahri sebagai kepala
dusun Limbungan Selatan, M. Taufik sebagai kepala dusun Gunungsari,
Bahraen sebagai kepala dusun Medas Baru, Zainal Abidin sebagai kepala
dusun Limbungan Utara, M. Saleh sebagai kepala dusun Montong Seger,
Hasanudin sebagai kepala dusun Medas Bawak Bagek, Reme sebagai
kepala dusun Medas Bentaur, Renge sebagai Kepala Dusun Rendang
Bajur, Hanafi sebagai kepala dusun Medas Munawarah, H.M.Athar
sebagai kadus Dasan Bara, dan Junaidi sebagai kepala dusun Medas Pintu
Air. Seperti itulah struktur organisasi pemerintahan desa Taman Sari
Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat. Adapaun data yang
lebih rinci dapat dilihat pada lampiran.56
4. Kondisi masyarakat Desa Taman Sari
a. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
1) Laki-laki : 4887 0rang
2) Perempuan : 4907 orang
3) Jumlah total : 9794 orang
4) Jumlah KK : 3239 orang
b. Jumlah penduduk menurut agama
1) Islam : 8622 orang
2) Kristen : 4 orang
3) Hindu : 1159 orang
56 Observasi dan Dokumentasi pada tanggal 28 Februari 2018 pukul 11.00 WITA
64
4) Budha : 9 orang57
c. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian masyarakat desa Taman
Sari
Tabel 2
Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian masyarakat desa Taman
Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat
Jenis pekerjaan Laki-laki perempuan
Pegawai negeri sipil 70 30
Pengrajin industri
rumah tangga
70 45
Pedagang keliling 12 30
Peternak 212 -
Montir 7
Pembantu rumah
tangga
- 72
TNI 3 -
POLRI 12 -
Pensiunan
PNS/POLRI/TNI
37 -
Pengusaha kecil dan
menengah
25 -
Dosen swasta 4 2
Arsitektur 1
Guru swasta 16 21
Karyawan perusahaan
swasta
49 70
Karyawan perusahaan
pemerintah
12 8
57 Profil desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat, hlm. 18-20
65
sopir 72 -
Wiraswasta lainnya 42 (laki dan perempuan)
Tidak mempunyai
mata pencaharian
tetap
105 (laki dan perempuan)58
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat mata pencaharian penduduk
desa Taman Sari yang beraneka ragam dan terdiri dari latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda.
d. Jumlah usaha jasa keterampilan
Tabel 3
Jumlah usaha jasa keterampilan masyarakat desa Taman Sari Kecamatan
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat
Usaha jasa
keterampilan
Jumlah usaha jasa
keterampilan
Jumlah tenaga kerja
yang terserap
Kerajinan kayu 297 orang 594 orang
kerajinan anyaman 105 orang 356 orang
Kerajinan industri
rumah tangga lainnya
126 orang 386 orang59
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ekonomi kreatif sektor
kerajinan didesa Taman Sari menyerap tenaga kerja yang lumayan tinggi
sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa
Taman Sari.
58Ibid, hlm.14 dan 19 59 Profil Desa Taman Sari, hlm 13 dan 35
66
B. Peran Ekonomi Kreatif sektor kerajinan Untuk Mengurangi Tingkat
Pengangguran di Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten
Lombok Barat
Ekonomi kreatif di desa Taman Sari merupakan sebuah usaha atau
bisnis yang bergerak dibidang kerajinan kayu, anyaman dan industri rumah
tangga (ingke) yang merupakan subsektor ekonomi kreatif. Kehadiran
ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa Taman Sari membawa dampak yang
positif terhadap masyarakat yang ada di desa tersebut. Karena dengan adanya
ekonomi kreatif sektor kerajinan ini masyarakat mempunyai pekerjaan dan
pemasukan sehingga perekonomian masyarakat meningkat.
Sebelum adanya ekonomi kreatif sektor kerajinan masyarakat desa
Taman sari umumnya banyak yang tidak bekerja dan sebagian besar bekerja
sebagai petani, pekebun, buruh dan peternak. Tetapi setelah adanya ekonomi
kreatif sektor kerajinan di desa Taman Sari masyarakat mempunyai pekerjaan
dan banyak masyarakat yang beralih bekerja sebagai pengrajin dengan alasan
upah yang didapatkan lumayan besar sehingga dapat meningkatkan
perekonomian mereka.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh
peneliti bahwa awal mula ekonomi kreatif sektor kerajinan muncul didesa
Taman sari sekitar tahun 70-an yang dibawa oleh pak Ahmad. Pak Ahmad
adalah seorang warga biasa yang tertarik membuat kerajinan karena beliau
secara tidak sengaja melihat orang Bali di Ampenan yang sedang merendam
bambu dipantai lalu beliau berfikir untuk apa bambu direndam dipantai
67
akhirnya beliau terus mengikuti kegiatan orang tersebut dan ternyata bambu
tersebut digunakan untuk membuat sebuah kerajinan. Setelah mengikuti
kegiatan orang tersebut beberap kali akhirnya beliau tertarik dan berinisiatif
untuk mencoba membuatnya dirumah. Dalam membuat kerajinan beliau
belajar sendiri dengan cara melihat/memperhatikan proses pembuatan dari
kerajinan tersebut sehingga memerlukan waktu yang lama bagi pak Ahmad
untuk bisa membuat kerajinan. Sekitar tahun 80-an ketika pak Ahmad sedang
membuat kerajinan dirumahnya ada seorang warga yang bernama H. Mahdan
melihat pak Ahmad sedang membuat kerajinan sehingga diajaklah pak
Ahmad membuat kerajinan dirumahnya dan mencoba menjualnya karena
awal mulanya pak Ahmad membuat kerajinan untuk dirinya sendiri.
Dalam proses pembuatan kerajinan di rumahnya H. Mahdan, pak
Ahmad sendiri yang mengerjakannya karena pada saat itu belum ada orang
yang bisa selain beliau. Pada saat awal-awal mencoba menjual kerajinan
belum ada orang yang tertarik membeli sehingg pada saat itu pak Ahmad
berhenti membuat kerajinan. Akan tetapi setelah 5-6 bulan berjalan banyak
orang yang tetarik untuk membeli kerajinan. Sehingga pada saat usaha H.
Mahdan ini berjalan dan sudah bisa membuat kerajinan sendiri dan
mempunyai banyak pekerja karena diajarkan oleh pak Ahmad akhirnya beliau
berhenti bekerja dengan H. Mahdan karena beliau tidak ingin menjadi buruh
terus dan akhirnya beliau mendirikan usaha kerajinan sendiri. Pada saat beliau
mulai membuka usaha kerajinan sendiri, awalnya pak Ahmad mempunyai
sekitar 2 orang pekerja yang beliau ajarkan langsung, tetapi setelah usaha
68
beliau semakin sukses pekerja beliau bertambah menjadi 7 orang. Karena
melihat kesuksesan dari usaha kerajinan ini akhirnya banyak warga yang
tertarik belajar membuat kerajinan dan membuka usaha kerajinan. Begitulah
seterusnya sehingga ekonomi kreatif di desa Taman Sari semakin
berkembang.
Berdasarkan hasil wawancara dengan sekretaris desa yaitu Bapak
Tohri, beliau mengatakan:
Hadirnya ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa Taman Sari berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran karena dengan adanya ekonomi kreatif sektor kerajinan ini masyarakat mempunyai pekerjaan, selain itu juga dengan adanya ekonomi kreatif sektor kerajinan ini tingkat perekonomian masyarakat meningkat.60 Hal ini sejalan dengan hasil wawancara dengan pengusaha ekonomi
kreatif yang ada di desa Taman Sari yaitu Hj. Nurul Arofah dan Ridwan,
beliau mengatakan:
Semenjak mendirikan usaha kerajinan ini, Alhamdulillah perekonomian saya dan keluarga meningkat karena keuntungan yang diperoleh lumayan tinggi bisa mencapai jutaan hingga puluhan juta sehingga dapat meningkatkan perekonomian. Selain itu juga dengan membuka usaha kerajinan ini bisa membantu masyarakat sekitar dalam mendapatkan pekerjaan.61
Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa
pengrajin salah satunya adalah Junaidi dan Irfan yang menjadi pengrajin kayu
(berugaq) selama kurang lebih dua tahunan. Beliau mengatakan bahwa:
Adanya kegiatan ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa Taman Sari berperan dalam meningkakan tingkat perekonomian saya dan keluarga, karena sebelum saya bekerja sebagai pengrajin saya tidak mempunyai pendapatan tetap karena kadang-kadang saya bekerja dan
60 Tohri S.Ag, Wawancara, Taman Sari, pada tanggal 28 Februari 2018 61 Hj. Nurul Arofah dan Ridwan, Wawancara, Taman Sari, pada tanggal 14 dan 16 Maret 2018
69
kadang-kadang tidak. Namun, setelah bekerja sebagai pengrajin terjadi perubahan peningkatan pendapatan yang semula pendapatan saya jauh dari 1 juta perbulan sekarang pendapatan saya lebih dari 1 juta perbulan sehingga dapat meyekolahkan anak-anak sampai selesai. Adapun upah yang saya dapatkan dari hasil bekerja sebagai pengrajin perminggunya sebesar Rp. 400.00 - 450.00. Upah dalam membuat satu berugaq sekitar Rp. 1.000.000 - 2.000.000 atau bahkan lebih tergantung dari ukuran berugaq tersebut dan itu harus dibagi dengan teman yang lain. Sedangkan untuk harga berugaq itu sendiri berkisaran Rp. 3.000.000 – 5.000.000 tergantung desain dan ukuran berugaq itu sendiri.62 Selain itu juga berdasarkan hasil wawancara dengan pengrajin
anyaman yaitu Juhaeriyah, beliau mengatakan:
“Selama saya bekerja sebagai pengrajin, Alhamdulillah dapat memenuhi kebutuhan saya dan keluarga. Bekerja sebagai pengrajin adalah pekerjaan sampingan saya selain menjadi ibu rumah tangga. Saya bekerja sebagai pengrajin karena untuk menambah pendapatan selain itu juga untuk membantu suami dan hasilnya Alhamdulillah dapat meningkatkan perekonomian keluarga karena hasil yang didapatkan lumayan daripada berdiam diri dirumah”63 Dalam sistem upah biasanya para pengrajin menerima upah satu
minggu sekali setelah menyelesaikan beberapa produk kerajinan. Misalkan
dalam satu minggu para pengrajin mampu menghasilkan beberapa produk
kemudian itu dihitung dan dikalikan dengan berapa upah dalam membuat satu
produk kerajinan. Contohnya kursi bambu biasanya para pengrajin bisa
mendapatkan tiga buah bahkan lebih kursi dalam seminggu. Untuk upah
dalam membuat satu kursi biasanya di hitung Rp. 50.000 - 70.000. Sedangkan
untuk harga kursi bambu dan mejanya berkisaran Rp. 500.000 keatas. Khusus
untuk kerajinan berugaq biasanya para pengrajin dalam perminggunya
mampu menghasilkan satu buah berugaq dan dalam pengerjaannya
62 Junaidi dan Irfan, Wawancara, Taman Sari, 02 dan 05Maret 2018 63 Suhaeniyah, Wawancara, Taman Sari, 07 Maret 2018
70
dikerjakan oleh beberapa orang. Upah dalam membuat berugaq biasanya Rp.
1.000.000 – 2.000.000 atau bahkan lebih tergantung dari ukurun dan desain
dari berugaq itu sendiri sedangkan untuk harga bervariasi mulai dari Rp.
3.000.000 – 5.000.000.
Rata-rata pendapatan pengrajin di desa Taman Sari perhari sekitar Rp.
50.000-70.000 sehingga dalam sebulan upah yang mereka terima mencapai
jutaan rupiah, sedangkan bagi pengusaha rata- rata pendapatan perbulan dari
produk kerajinan yang terjual tidak menentu tiap bulannya karena penjualan
yang sifatnya naik turun sehingga pendapatan yang diperoleh dari kerajinan
yang terjual pun tidak menentu. Apabila penjualan dan pemesanan dari
produk kerajinan banyak otomatis keuntungan yang diperoleh bisa mencapai
puluhan juta rupiah bahkan ratusan juta akan tetapi apabila sepi dari pembeli
dan tidak ada pemesanan keuntungan/pendapatan yang diperoleh perbulannya
juga tidak banyak.
Hal ini sejalan dengan wawancara peneliti dengan beberapa
pengusaha, yang mengatakan:
Jumlah produk yang terjual dalam sebulan dan pendapatan yang diperoleh dalam sebulan itu tidak menentu. Kadang-kadang kalau lagi banyak pembeli dan pemesanan, produk yang terjual otomatis banyak sehingga pendapatan yang diperoleh juga akan meningkat hingga puluhan juta bahkan sampai ratusan juta. Tetapi kalau lagi sepi dari pembeli maka produk yang terjual pun sedikit sehingga penghasilan yang diperoleh dalam sebulan itu pun tidak banyak. Tapi itu semua harus disyukuri karena yang namanya berusaha kadang ada naik dan turun tidak selalu berada diatas.64
64 Raehan, Marhaeni dan Lukman, Wawancara, desa Taman Sari, 07 dan 09 Maret 2018
71
Ekonomi kreatif yang ada di desa Taman Sari memproduksi berbagai
macam kerajinan, Diantara beberapa varian produk yang dihasilkan adalah
berugaq, kursi, kurungan ayam, kurungan burung, keranjang, dinding pagar,
piring, tikar, kipas dan lain sebagainya. Bahan baku yang digunakan untuk
memproduksi berbagai macam jenis kerajinan tersebut adalah kayu, bambu,
dan ingke. Untuk bahan baku didatangkan langsung dari luar desa Taman
Sari.
Pembangunan yang mendukung tumbuhnya kreativitas akan
menimbulkan iklim bisnis yang kompetitif karena kreativitas adalah
keinginan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dari yang lain.
Hadirnya ekonomi kreatif di desa Taman Sari membuka peluang bisnis bagi
masyarakat setempat karena ekonomi kreatif mempunyai peluang besar untuk
dikembangkan sehingga banyak bermunculan pengusaha-pengusaha dibidang
ekonomi kreatif. Salah satunya adalah ibu Hj. Suhaeniyah selaku pengusaha
ekonomi kreatif sektor kerajinan bambu yang sudah membuka usahanya
selama kurang lebih 20 tahun lamanya. Beliau mengatakan:
“Awal mula saya mendirikan usaha ini karena saya melihat peluang yang besar dan menjanjikan karena peminat terhadap barang-barang kerajinan lumayan tinggi terutama dari turis-turis asing dan modal yang dibutuhkan dalam memulai usaha ini juga tidak terlalu besar tetapi keuntungan yang di dapatkan sangat tinggi hingga puluhan juta rupiah sehingga dapat meningkatkan perekonomian saya. Selain itu juga dengan membuka usaha kerajinan dapat membantu perekonomian masyarakat karena masyarakat mempunyai pekerjaan sehingga pengangguran dapat berkurang”65
65 Hj. Suhaeiyah, Wawancara, desa Taman Sari, pada tanggal 02 Maret 2018
72
Selain itu juga berdasarkan hasil wawancara dengan Hj. Nurhasanah
selaku pengusaha ekonomi kreatif sektor kerajinan kayu dan bambu yang
sudah berjalan cukup lama yaitu 25 tahun yang lalu. Beliau mengatakan
bahwa:
“Awal mula mendirikan usaha ini karena melihat peminat dari barang-barang kerajinan yang cukup tinggi dan omset yang di peroleh cukup tinggi. Selama menjadi pengusaha ekonomi kreatif banyak perubahan-perubahan yang saya rasakan terutama dalam perekonomian. Secara tidak langsung perekonomian meningkat sehingga dapat memenuhi segala kebutuhan dan dapat mempekerjakan masyarakat sekitar.”66 Tidak jauh berbeda dengan yang dikatakan oleh Hj. Suhaeniyah dan
Hj. Nurhasanah, berdasarkan hasil wawancara dengan para pengusaha
ekonomi kreatif yang lain mereka mengatakan bahwa mereka mendirikan
usaha kerajinan karena melihat kesuksesan dari pengusaha-pengusaha yang
sudah lama terjun membuka usaha kerajinan, selain itu juga mereka tertarik
membuka usaha kerajinan karena peminat dari barang-barang kerajinan
lumayan tinggi dan omset yang didapatkan juga lumayan tinggi.
Kehadiran ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa Taman Sari dapat
membuka peluang bisnis yang cukup menjanjikan sehingga banyak
bermunculan pengusaha-pengusaha ekonomi kreatif di desa Taman Sari.
Sehingga Taman Sari menjadi pusat kerajinan terbesar yang ada di
Kecamatan Gunungsari menurut Badan Pusat Statistik pada tahun 2014.67
Adapun pemasaran produk yang dilakukan oleh para pengusaha masih
sederhana yaitu dengan menjualnya langsung kepada pemasok, dimana
pemasok yang mengambil produknya langsung kepada pengrajin/pengusaha, 66 Hj. Nurhasanah, Wawancara, dasa Taman Sari, pada tanggal 05 Maret 2018 67 Badan pusat Statistik Lombok Barat, Gunungsari Dalam Angka 2017 (Gerung: 2017), hlm.109
73
melalui kerabat dan dengan cara membawanya langsung kepasar. Sedangkan
strategi promosi yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan produksi
didepan halaman rumah agar dilihat oleh orang banyak dan agar para
pembeli-pembeli bisa dengan mudah mendapatkan produk kerajinan-
kerajinan. Sedangkan untuk harga yang ditawarkan bervariasi tergantung
ukuran dan jenis kerajinan tersebut. Sedangkan untuk bentuk kerajinan-
kerajinan yang diproduksi masyarakat desa Taman Sari tidak mempunyai ciri
khusus tergantung dari keinginan konsumen itu sendiri. Penjualan kerajinan-
kerajinan yang diproduksi masyarakat desa Taman sari sudah sampai keluar
daerah dan luar negeri dan berdampak bagi sektor lain yaitu pariwisata. Tohri
selaku sekretaris desa dan pengusaha mengatakan bahwa:
“Hasil penjualan dari kerajinan-kerajinan yang dihasilkan oleh masyarakat desa Taman Sari sudah sampai luar daerah dan luar negeri seperti Bali dan Malaysia. Walaupun penjualan yang dilakukan masih sederhana tapi itu bukan menjadi halangan untuk maju dan melebarkan sayap dan tentu ini menjadi suatu hal yang membanggakan bagi masyarakat desa Taman Sari. Selain itu juga adanya ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa dapat meningkatkan wisatawan terutama wisatawan asing yang datang berkunjung ke desa Taman Sari ”68 Pengembangan kreativitas yang terarah dan tepat sasaran dapat
meningkatan pertumbuhan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat didalam suatu wilayah tersebut. Inovasi dan kreativitas dapat
memberdayakan masyarakat dari lapisan bawah sebagai pekerjanya. Inovasi
dan kreativitas dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik dan ini
68 Tohri S.Ag dan Muliadi, Wawancara, Taman Sari, pada tanggal 28 Februari dan 12 Maret 2018
74
terbukti dari hasil wawancara peneliti dengan para pengrajin yang ada di desa
Taman Sari yang mengatakan:
”Kami bersyukur memiliki suatu keahlian yang dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi hidup kami. Dengan adanya kreativitas dan bakat yang kami miliki kami mampu mendapatkan penghasilan dan meningkatkan pendapatan sehingga anak-anak kami mampu bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi”69 Dengan kreativitas dan bakat yang dimiliki, mampu menghasilkan
pendapatan dan meningkatkan perekonomian pengrajin sehingga dapat
menyekolahkan anak-anak mereka kejenjang yang lebih tinggi. Dan ini
terbukti secara statistik bahwa pekerja di sektor ekonomi kreatif memiliki
penghasilan diatas rata-rata penghasilan pekerja disektor lain. Dengan
demikian berprofesi sebagai pekerja kreatif (pengrajin) adalah profesi yang
cukup menjanjikan.
“Pak Tohri mengatakan hadirnya ekonomi kreatif ditengah-tengah masyarakat desa Taman Sari dapat meningkatkan toleransi sosial antar masyarakat desa Taman Sari. Hadirnya ekonomi kreatif dapat mempererat rasa tali persaudaraan masyarakat sehingga kedamaian dapat dirasakan oleh masyarakat”70
Ekonomi kreatif dapat meningkatkan rasa toleransi masyarakat
sehingga masyarakat dapat menghargai segala perbedaan-perbedaan. Selain
itu juga rasa toleransi sosial yang terjaga dapat menciptakan iklim kreatif
sehingga menarik para pekerja kreatif untuk berkreasi dan juga akan menarik
pengusaha-pengusaha untuk mendirikan usaha sehingga akhirnya akan
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.
69 Fatoni, Munawar dan Idrus, Wawancara, Taman Sari, 19 Maret 2018 70 Tohri S.Ag dan pengusaha, Wawancara, Taman Sari, pada tanggal 28 Februari2018
75
Dalam meningkatan kualitas sumber daya manusia dan
keberlangsungan industri kerajinan di desa Taman Sari, pemerintah aparat
desa setempat mendatangkan menteri perindustrian dan perdagangan untuk
memberikan pelatihan-pelatihan dan masukan-masukan untuk
mengembangkan kreatifitas bagi para pengrajin setempat. Karena sektor
kerajinan ini merupakan salah satu aset terpenting yang dimiliki oleh desa
Taman Sari sehingg sangat perlu meningkatkan kualitas pengrajin-pengrajin
yang ada di desa Taman Sari.
Adapun tingkat pengangguran di desa Taman Sari berdasarkan hasil
wawancara dengan sekretaris desa yaitu bapak Tohri, beliau mengatakan
bahwa tingkat pengangguran di desa Taman Sari sebesar 20 %. Ini
disebabkan karena rata-rata masyarakat desa Taman Sari bekerja. Adapun
yang tidak bekerja sebagian besar terdiri dari anak-anak yang baru selesai
sekolah.71
Hadirnya ekonomi kreatif sektor kerajinan ikut berkontribusi dalam
mengurangi tingkat pengangguran. Adapun jumlah tenaga kerja yang terserap
sekitar 1336 orang yaitu terdiri dari kerajinan kayu menyerap tenaga kerja
sebesar 594 orang, kerajinan anyaman sebesar 356 orang dan industri rumah
tangga (ingke) sebesar 386 orang”72
71 Tohri S.Ag, Wawancara…, 72 Profil desa Taman Sari, hlm 13 dan 35
76
BAB III
PEMBAHASAN
A. Peran Ekonomi Kreatif Sektor Kerajinan Untuk Mengurangi Tingkat
Pengangguran Di Desa Taman Sari kecamatan Gunungsari Kabupaten
Lombok Barat
Keberadaan ekonomi kreatif dapat dijadikan sebuah solusi dalam
mensejahterakan masyarakat karena dalam sistem ekonomi kreatif dapat
memberikan nilai tambah baik kepada industri itu sendiri ataupun kepada
sumber daya manusianya. Ekonomi kreatif dapat memberikan dampak positif
dalam mengurangi tingkat pengangguran dan akhirnya akan meningkatkan
tingkat perekonomian. Di Indonesia, ekonomi kreatif mulai diakui memiliki
peran yang sangat strategis dalam pembangunan ekonomi dan pengembangan
bisnis. Hal ini sesuai dengan instruksi presiden Sosilo Bambang Yudhoyono
yang menyebut pentingnya pengembangan ekonomi kreatif bagi masa depan
ekonomi Indonesia. Dukungan ini diharapkan untuk lebih berkembang kearah
pengrajin ekonomi kreatif sehingga akan berpengaruh terhadap pemulihan
perekonomian Indonesia.73
Menurut UNCTAD dan UNDP dalam Summary Creative Economics
Report, ekonomi kreatif berperan dalam menggerakkan pertumbuhan
ekonomi, dimana ekonomi kreatif dapat mendorong penciptaan pendapatan
dan lapangan pekerjaan.74
73 Mauled Moelyono, Menggerakkan Ekonomi Kreatif Antara Tuntutan dan Kebutuhan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), hlm.327 74 Suryana, Ekonomi Kreatif (Jakarta: Salemba Empat, 2013), hlm.37
77
Ekonomi kreatif subsektor kerajinan di desa Taman Sari Kecamatan
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat muncul sekitar pada tahun 70-an dan
mulai dikembangkan atau dijual untuk umum sekitar tahun 80-an dimana
sebelumnya hanya diproduksi untuk pribadi. Ekonomi kreatif yang diproduksi
masyarakat desa Taman Sari merupakan jenis kerajinan yang terdiri dari
kerajinan kayu, anyaman dan industri rumah tangga (ingke). Beberapa varian
produk yang dihasilkan adalah berugaq, kursi, kurungan ayam, kurungan
burung, keranjang buah, keranjang sayur, dinding pagar, tikar, piring, kipas
dan lain sebagainya. Adapun bahan baku yang digunakan dalam membuat
berbagai macam jenis kerajinan tersebut adalah kayu, bambu, dan ingke,
dimana dalam mendapatkan bahan baku untuk memproduksi berbagai macam
jenis kerajinan biasanya didatangkan langsung dari luar desa Taman Sari.
Adapun pemasaran produk yang dilakukan masih sederhana yaitu dengan
cara menjualnya langsung kepada pemasok, dimana pemasok yang
mengambil produknya langsung kepada pengrajin/pengusaha, melalui
teman/kerabat dan dengan cara membawanya langsung kepasar. Sedangkan
strategi promosi yang dilakukan yaitu dengan cara melakukan produksi
didepan halaman rumah agar dilihat oleh orang banyak dan agar para
pembeli-pembeli bisa dengan mudah mendapatkan produk-produk kerajinan.
Walaupun pemasaran dan promosi dilakukan masih sederhana akan tetapi
kerajinan-kerajinan yang diproduksi masyarakat desa Taman Sari Kecamatan
Gunungsari Kabupaten Lombok Barat sudah sampai ke luar daerah (Bali)
dan ke luar negeri (Malaysia). Untuk harga yang ditawarkan bervariasi
78
tergantung ukuran dan jenis kerajinan tersebut. Sedangkan untuk bentuk
kerajinan-kerajinan yang diproduksi masyarakat desa Taman Sari tidak
mempunyai ciri khusus tergantung dari keinginan konsumen itu sendiri.
Ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa Taman Sari bisa dikatakan
cukup besar karena hampir disetiap dusun terdapat masyarakat yang
membuka usaha kerajinan, akan tetapi yang menjadi pusat atau sentralnya
terletak di dusun Limbungan Selatan, Dasan Bare, Montong Seger dan
Lendang Bajur. Adapun di dusun Dasan Bare khusus memproduksi berbagai
macam kerajinan berbahan baku bambu, di dusun Limbungan Selatan dan
dusun Montong Seger khusus memproduksi kerajinan kayu, dan di dusun
Lendang Bajur khusus memproduksi kerajinan dari Ingke.
Pada tahun 2014 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai
jumlah industri rumah tangga, industri besar dan sedang di Kecamatan
Gunungsari desa Taman Sari tercatat sebagai industri rumah tangga terbesar
yang ada di Kecamatan Gunungsari yaitu sekitar 1.261orang.75
Hadirnya ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa Taman Sari
membawa dampak yang positif bagi masyarakat desa Taman Sari karena
keberadaannya ikut berkontribusi dalam menciptakan lapangan pekerjaan
sehingga pengangguran dapat berkurang dan meningkatkan tingkat
perekonomian masyarakat. Selain itu, hadirnya ekonomi sektor kerajinan di
desa Taman Sari berdampak terhadap sektor pariwisata di desa tersebut dan
juga meningkatkan rasa toleransi masyarakat desa Taman Sari. Rasa toleransi
75
Badan Pusat Statistik Lombok Barat, “Gunungsari Dalam Angka” (Gerung. CV MAHARANI, 2017), hlm.109
79
sosial yang terjaga dapat menciptakan iklim kreatif sehingga menarik para
pekerja kreatif untuk berkreasi dan juga akan menarik pengusaha-pengusaha
untuk mendirikan usaha sehingga akhirnya akan membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat sekitar. Dalam meningkatkan kualitas sumber
daya manusia dan keberlangsungan industri kreatif di desa Taman Sari,
pemerintah aparat desa setempat mendatangkan menteri perindustrian dan
perdagangan untuk memberikan pelatihan-pelatihan dan masukan-masukan
untuk mengembangkan kreatifitas para pengusaha dan pengrajin.
Ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa Taman Sari menyerap tenaga
kerja sekitar 1.336 orang . Dimana jumlah tenaga kerja yang terserap di
kerajinan kayu sebesar 594 orang, kerajinan anyaman sebesar 356 orang dan
industri rumah tangga (ingke) sebesar 386 orang.
Adapun tingkat pengangguran di desa Taman Sari sebesar 20 %, hal
ini disebabkan karena jarang terdapat masyarakat yang tidak bekerja. Adapun
masyarakat yang tidak bekerja sebagian besar terdiri dari anak-anak yang
baru selesai sekolah. Jumlah tenaga kerja di desa Taman Sari secara
keseluruhan sebesar 8.977 orang. Dimana terdiri dari masyarakat yang
bekerja sebesar 7.182 orang dan masyarakat yang tidak bekerja sebesar 1.795
orang. Adanya ekonomi kreatif subsektor kerajinan di tengah-tengah
masyarakat desa Taman Sari kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok
Barat ikut berkontribusi dalam mengurangi tingkat pengangguran sehingga
angka pengangguran dapat berkurang. Ekonomi kreatif sektor kerajinan
80
menyumbang sebesar 18,6% (1.336 tenaga kerja) dari jumlah tingkat
pengangguran secara keseluruhan.
81
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat ditarik
sebuah kesimpulan dari penelitian ini, bahwa: Ekonomi kreatif sektor
kerajinan (bambu, kayu, dan ingke) yang diproduksi masyarakat desa
Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat memiliki
peran dalam mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan tingkat
perekonomian masyarakat dengan terbentuknya lapangan pekerjaan serta
memberikan tambahan pendapatan bagi masyarakat. Selain itu, kehadiran
ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa Taman Sari berdampak terhadap
sektor pariwisata dan juga memperkuat rasa toleransi masyarakat desa
Taman Sari. Adapun kerajinan-kerajinan yang diproduksi masyarakat desa
Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat dari bahan
baku kayu, bambu, dan ingke tersebut beraneka ragam terdiri dari berugaq,
kursi, lemari, tikar bambu, dinding pagar, kurungan ayam, kurungan
burung, keranjang buah/sayur, piring, kipas dan lain sebagainya.
B. Saran
Adapun saran-saran dari peneliti agar ekonomi kreatif sektor kerajinan di
desa Taman Sari Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat lebih
maju dan berkembang adalah sebagai berikut:
1. Kepada aparat pemerintahan desa sebaiknya memfasilitasi kebutahan para
pengrajin dalam memperoleh bahan baku sehingga para pengrajin tidak
82
merasa kesulitan dalam memperoleh bahan baku dan agar ekonomi kreatif
(kerajinan) yang ada di desa Taman Sari Kecamatan Gunung Sari
Kabupaten Lombok Barat bisa berkembang dengan baik lagi sehingga
akan lebih banyak lagi meyerap tenaga kerja.
2. Bagi para pengusaha ekonomi kreatif sebaikknya memperluas jaringan
pemasaran produk-produk mereka dengan menggunakan media sosial
kerena dengan menggunakan media sosial tentunya akan lebih banyak lagi
orang yang akan melihat karya-karya dari pengrajin yang ada di desa
Taman Sari sehingga akan lebih banyak lagi keuntungan yang akan
didapatkan.
3. Bagi para pengrajin sebaiknya melakukan inovasi-inovasi terhadap
kerajinan-kerajinan yang diproduksi agar kerajinan-kerajinan didesa
Taman Sari semakin berkembang dan maju.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2014.
Al-Ghofari, Farid. “Tingkat Pengangguran di Indonesia”. dalam
http//eprints.upnjatim.ac.id Alma, Buchari. “Kewirausahaan”. Bandung: Alfabeta, 2013.
Azizah, Hidayati. “ Pemetaan Industri Kreatif Sektor Kerajinan Blangkon Terhadap Dampak Ekonomi Masyarakat Dengan Pengukuran Produktivitas”. dalam http//jurnal Eprint.vms.ac.id.
Badan Pusat Statistik Indonesia dan Badan Pusat Statistik Nusat Tenggara
Barat” Jumlah Pengangguran di Nusa Tenggara Barat” Badan pusat Statistik Lombok Barat, Gunungsari Dalam Angka 2017 : Gerung:
CV. MAHARANI, 2017. Deliarnov. “Perkembangan Pemikiran Ekonomi”. Jakarta: PT. Raja Gravindo,
2010. Departemen Perdagangan Republik Indonesia .”Pengembangan Ekonomi
Kreatif 2025”. Jakarta: 2008.
HM, Muhdar. “Potret ketenagakerjaan, pengangguran dan kemiskinan di Indonesia”. dalam http///jurnal. IAIN Gorontalo.ac.id.
http//www.lombokpost.net ”Jumlah Pengangguran di Lombok Barat”
Irawan, Andri. “Ekonomi Kreatif Sebagai Solusi Mensejahterakan Masyarakat Dalam Meningkatkan Perekonomian”, dalam http//repositori.fe.unjani.ac.id.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Malik dan Hamied. Research Metthods, a Guide for Fisrt Time Serearchers. Bandung: UPI Press, 2014.
Moelyono, Mauled. “Menggerakkan Ekonomi Kreatif”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010.
Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010.
84
Muslim, Rifki Mohammad. “Pengangguran Terbuka dan Determinannya”. Dalam http// Journal.umy.ac.id
Nasir dan Yuslinaini, “Analisis Pemetaan Industri Kreatif subsektor kerajinan
serta Dampak Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat di Kabupaten Aceh Besar”, dalam http//journal.lembagakita.org
Profil desa Taman Sari Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok Barat
Purnomo, Rochmat Aldi. “Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia”.
dalam www.nulisbuku.com Repository.umy.ac.id, ”ciri-ciri pengangguran”
Sudrajad. “Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan Melalui Wirausaha”. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung:
Alfabeta. 2016 Sugiyono. “Metode Penelitian pendidikan”. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sukirno, Sadono. “Makro Ekonomi Teori Pengantar”. Bandung: Alfabeta, 2012.
Sukmadinata , Nana Syaodih. “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Suryana. “Ekonomi Kreatif”. Jakarta: Salemba Empat, 2013.
Tinjauan Pustaka.” Kesejahtreraan Masyarakat”. dalam http//erepo.unud.ac.id
Wahyuni, Sri. “Peran Ekonomi Kreatif (Kerajinan Atap Ilalang) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Bagek Polak Barat Dusun Jerneng Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat (Skripsi: IAIN Mataram, 2015).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
KISI-KISI INSTRUMEN
Variabel Indikator Nomor Soal
Ekonomi kreatif a. Kontribusi ekonomi
Pendapatan domestik
bruto (PDB)
Menciptakan lapangan
pekerjaan
Peningkatan ekspor
11, 12, 13, 14, dan 15
(kepala desa)
7, 8, 9, 10, 11, 12, dan
13 (pengusaha)
6, 7 dan 8 (pengrajin)
b. Dampak sosial
Kualitas hidup
Peningkatan toleransi
sosial
16, 17, 18, dan 19
(kepala desa)
14 dan 15 (pengusaha)
9 dan 10 (pengrajin)
c. Inovasi dan kreativitas
Ide dan gagasan
Penciptaan nilai
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8
(kepala desa)
1, 2, 3, 4, 5 dan 6
(pengusaha)
1, 2, 3, 4, dan 5
(pengrajin)
d. Sumber daya terbarukan
Berbasis pengetahuan dan
kreativitas
20 (kepala desa)
16 (pengusaha)
11 (pengrajin)
Green community
e. Iklim Bisnis
Dampak bagi sektor lain
Strategi pemasaran
9, dan 10 (kepala desa)
7 dan 8 (pengusaha)
12 (pengrajin)
f. Citra dan identitas bangsa
Ikon nasional
Membangun budaya,
warisan budaya dan nilai
lokal
21 (kepala desa)
17 (pengusaha)
13 (pengrajin)
Pengangguran a. Jenis-jenis pengangguran
1. Pengangguran
berdasarkan penyebabnya
Pengangguran normal
atau friksional
Pengangguran siklikal
Pengangguran
struktural
Pengangguran
teknologi
2. Pengangguran
berdasarkan cirinya
Pengangguran
1, dan 2
terselubung
Pengangguran terbuka
Pengangguran
bermusim
b. Faktor pengangguran
Besarnya angkatan kerja
tidak seimbang dengan
kesempatan kerja
Lapangan pekerjaan tidak
seimbang
Meningkatnya peranan
dan aspirasi wanita
Penyediaan dan
pemanfaatan tenaga kerja
antar daerah tidak
seimbang
3 dan 4
c. Dampak pengangguran
Kemakmuran masyarakat
tidak tercapai
Pendapatan nasional atau
negara berkurang
Tidak menggalakkan
5
pertumbuhan ekonomi
d. Usaha menanggulangi
pengangguran
Menciptakan penghasilan
sendiri
Pemerintah
Kerjasama perusahaan
besar dengan UKM
6
PEDOMAN WAWANCARA
Kepala desa Taman Sari
Ekonomi kreatif:
1. Bagaimana awal mulanya dan apa yang melatarbelakangi ekonomi kreatif
sektor kerajinan muncul di desa Taman Sari pak?
2. Apa saja jenis ekonomi kreatif sektor kerajinan yang diproduksi di desa
Taman Sari pak?
3. Apa saja jenis ekonomi kreatif sektor kerajinan yang paling banyak
diproduksi di desa Taman Sari pak?
4. Bahan baku yang digunakan pengrajin dalam membuat kerajinan apa saja
pak?
5. Bagaimanakah upaya desa dalam memfasilitasi dan menyediakan
kemudahan memperoleh bahan baku bagi pengrajin?
6. Sudah sampai manakah penjualan hasil kerajinan-kerajinan yang
diproduksi pak?
7. Bagaimanakah hasil penjualan dari kerajinan-kerajinan ini pak, apakah
mengalami peningkatan dari sebelumnya atau menurun?
8. Bagaimanakah peran desa dalam meningkatkan penjualan?
9. Bagaimanakah strategi pemasaran dari kerajinan-kerajinan yang
diproduksi masyarakat Taman Sari pak?
10. Apakah ada dampaknya terhadap sektor yang lain dengan adanya ekonomi
kreatif (kerajinan) ini?
11. Bagaimanakah keadaan ekonomi masyarakat desa Taman Sari sebelum
adanya ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa pak
12. Apakah dengan adanya ekonomi kreatif sektor kerajinan di desa Taman
Sari bisa meningkatkan ekonomi masyarakat?
13. Seberapa besar kontribusi ekonomi kreatif (kerajinan) bagi pertumbuhan
ekonomi masyarakat desa Taman Sari?
14. Apakah dengan adanya ekonomi kreatif (kerajinan) di desa Taman Sari
bisa membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa?
15. Seperti apakah usaha-usaha yang bapak lakukan agar ekonomi kreatif
(kerajinan) di desa Taman Sari lebih banyak lagi menyerap tenaga kerja?
16. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan masyarakat desa Taman Sari sebelum
adanya ekonomi kreatif (kerajinan) ini pak?
17. Apakah dengan adanya ekonomi kreatif (kerajinan) di desa Taman Sari
bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat?
18. Apakah dengan adanya ekonomi kreatif (kerajinan) didesa Taman Sari
bisa mempererat rasa toleransi masyarakat karena banyak masyarakat yang
beragama non muslim?
19. Sikap apa yang bapak tanamkan pada masyarakat agar menghargai segala
perbedaan-perbedaan?
20. Dalam membuat kerajinan-kerajinan apakah pengrajin melakukan inovasi-
inovasi?
21. Apakah ada ciri-ciri khusus dari kerajinan yang diproduksi di desa Taman
Sari?76
76
Departemen Perdagangan Republik Indonesia “Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025” (Jakarta: 2008), hlm. 23-36
Pengangguran:
1. Berapa besar tingkat pengangguran yang ada didesa Taman Sari pak?
2. Pengangguran yang paling banyak didominasi pengangguran yang seperti
apa pak?
3. Seperti apakah lapangan pekerjaan yang tersedia di desa Taman Sari pak?
4. Apakah lapangan pekerjaan dan angkatan kerja seimbang?
5. Bagaimanakah dampak pengangguran terhadap pendapatan desa dan
kesejahteraan atau kemakmuran masyarakat pak?
6. Lantas usaha-usaha apa yang akan bapak lakukan agar pengangguran di
desa Taman Sari berkurang dan kesejahteraan tercapai?777879
77 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar (jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm.329 78 Muhdar HM “Potret Ketenagakerjaan, Pengangguran dan Kemiskinan di Indonesia” dalam http///jurnal. IAIN Gorontalo.ac.id. diambil tanggal 19 Marat 2017, Pukul 19.00 WITA, h. 46-47 79
Sudrajad, Kiat Mengentaskan Pengangguran dan Kemiskinan Melalui Wirausaha (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 11-24
PEDOMAN WAWANCARA
Pengrajin ekonomi kreatif
1. Bagaiman awal mula atau yang melatarbelakangi anda bekerja sebagai
pengrajin?
2. Apa saja jenis kerajinan yang anda buat?
3. Bahan baku yang digunakan dalam membuat kerajinan disini apa saja?
4. Sudah berapa lama anda bekerja sebagai pengrajin?
5. Biasanya anda bekerja hari apa dan sampai jam berapa?
6. Berapakah pendapatan yang anda peroleh perminggu/perbulannya?
7. Bagaimana keadaan ekonomi anda sebelum bekerja sebagai pengrajin?
8. Apakah selama anda bekerja sebagai pengrajin ekonomi anda meningkat?
9. Bagaimana pendidikan anak-anak anda setelah bekerja sebagai pengrajin?
10. Bagaimana sikap anda terhadap masyarakat yang beragama non muslim
disini?
11. Apakah dalam membuat kerajinan anda sering melakukan inovasi-inovasi?
12. Sudah sampai manakah pemasaran dari kerajinan-kerajinan yang
diproduksi disini?
13. Apakah ada ciri khas dari kerajinan yang diproduksi disini?80
80
Departemen Perdagangan Republik Indonesia “Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025” (Jakarta: 2008), hlm. 23-36
PEDOMAN WAWANCARA
Pengusaha ekonomi kreatif
1. Bagaimana awal mula atau latarbelakang anda mendirikan usaha kerajinan
ini?
2. Berapa modal awal dalam mendirikaan usaha ini?
3. Berapakah omset yang anda peroleh dari usaha kerajinan ini?
4. Apa saja jenis kerajinan yang anda produksi?
5. Bahan baku yang anda gunakan dalam membuat kerajinan apa saja?
6. Seperti apa peran desa dalam menyedikan dan memfasilitasi pengusaha
dalam memperoleh bahan baku?
7. Bagaimanakah strategi pemasaran dari usaha yang anda jalankan?
8. Bagaimanakah peran desa dalam memasarkan kerajinan-kerajinan yang di
produksi di desa Taman Sari?
9. Pemasaran kerajinan-kerajinan yang anda produksi sudah sampai dimana?
10. Bagaimanakah tingkat penjualan dari usaha ekonomi kreatif (kerajinan)
ini?
11. Berapakah tenaga kerja/karyawan yang terserap dengan anda membuka
usaha ini?
12. Bagaimankah keadaan ekonomi anda sebelum dan sesudah membuka
usaha kerajinan ini?
13. Apakah dengan anda membuka usaha kerajinan ini bisa menciptakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar?
14. Bagaimana tingkat kesejahteraan kehidupan anda entah itu dari ekonomi,
segi pendidikan dll semenjak membuka usaha ini?
15. Bagaimana sikap toleransi anda terhadap masyarakat non muslim disini?
16. Apakah dalam membuat kerajinan anda melakukan inovasi-inovasi
terhadap kerajinan yang anda produksi?
17. Apakah ada ciri khas dari kerajinan yang anda produksi?81
81
Departemen Perdagangan Republik Indonesia “Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025” (Jakarta: 2008), hlm. 23-36
PHASIL WAWANCARA
No Narasumber Pertanyaan Jawaban
1. Kepala desa/sekretaris
desa
A. Ekonomi kreatif
1. Bagaimana awal mulanya dan apa
yang melatarbelakangi munculnya
ekonomi kreatif sektor kerajinan di
desa Taman Sari pak?
A. Ekonomi kreatif
1. Awal mula ekonomi kreatif sektor kerajinan ini
muncul di desa Taman Sari adalah waktu itu
ada seorang warga yang bernama pak Ahmad
yang tertarik dengan proses pembuatan
kerajinan karena beliau sering melihat
temannya yang membuat kerajinan
dirumahnya, mulai saat itulah beliau tertarik
untuk belajar membuat kerajinan dirumahnya.
Awalnya beliau tidak bisa membuat kerajinan
tapi beliau tidak putus asa sampai beliau
akhirnya bisa membuat kerajinan. Awalnya
beliau membuat kerajinan hanya untuk dirinya
sendiri lalu akhirnya beliau berfikir kenapa
tidak keahlian yang dia miliki ini di ajarkan
kepada warga-warga Taman Sari yang lain
karena ekonomi kreatif sektor kerajinan sangat
2. Apa saja jenis ekonomi kreatif
sektor kerajinan yang diproduksi
masyarakat desa Taman Sari?
3. Apa saja jenis ekonomi kreatif
sektor kerajinan yang paling banyak
diproduksi di desa Taman Sari pak?
4. Bahan baku yang digunakan para
pengrajin dalam membuat kerajinan
apa saja pak?
5. Bagaimana upaya desa dalam
memfasilitasi dan menyediakan
kemudahan memperoleh bahan baku
bagi pengrajin pak?
6. Sudah sampai manakah penjualan
hasil kerajinan-kerajinan yang
menjanjikan untuk dikembangkan. Mulai saat
itulah ekonomi kretaif sektor kerajinan mulai
menyebar luas di desa Taman Sari.
2. Kerajinan-kerajinan yang diproduksi beraneka
ragam, terdiri dari berugaq, kursi, lampion,
kurungan, tikar, lemari, kurungan burung,
kurungan ayam, keranjang dan lain sebagainya.
3. Kerajinan yang paling banyak diproduksi di
masyarakat Taman Sari adalah berugaq.
4. Bahan baku yang digunakan para pengrajin
disini adalah kayu, bambu, rotan dan ingke.
5. Untuk saat ini belum ada upaya dari desa,
masyarakat disini mendatangkan bahan baku
dari luar desa Taman Sari.
6. Alhamdulillah, kerajinan-kerajinan yang
diproduksi masyarakat Taman Sari
diproduksi pak?
7. Bagaimanakah hasil penjualan dari
usaha kerajinan ini pak, apakah
mengalami peningkatan dari
sebelumnya atau sebaliknya?
8. Bagaimanakah peran desa dalam
meningkatkan penjualan?
9. Bagaimanakah strategi pemasaran
dari kerajinan-kerajinan yang
penjualannya sudah sampai luar daerah dan
luar negeri.
7. Akhir-akhir ini penjualan menurun tidak
seperti dulu yang mangalami peningkatan.
Tapi kita dari pihak desa akan berusaha
membuat kerajinan di desa Taman Sari
semakin maju dan berkembang sehingga
penjualan meningkat tinggi.
8. Seperti yang kita tahu bahwa penjualan dari
kerajinan di desa Taman Sari agak sedikit
menurun tidak seperti dulu, biasanya kami dari
pihak desa mendatangkan menteri
perindustrian dan perdagangan untuk
memberikan pelatihan dan masukan-masukan
bagi pengrajin agar termotivasi dan lebih
semangat lagi dalam mengembangkan
ekonomi kreatif disektor kerajinan ini.
9. Strategi pemasarannya biasanya kebanyakan
masih dengan perantara pemasaran,
diproduksi masyarakat Taman Sari
pak?
10. Apakah ada dampaknya terhadap
sektor yang lain dengan adanya
ekonomi kreatif (kerajinan) ini?
11. Bagaimanakah keadaan ekonomi
masyarakat desa Taman Sari
sebelum adanya ekonomi kreatif
sektor kerajinan di desa pak?
masyarakat, dan pemasok.
10. Ya, berdampak terhadap sektor pariwisata di
desa Taman Sari, banyak turis-turis yang
datang berkunjung melihat proses pembuatan
dari kerajinan itu sendiri.
11. Ekonomi masyarakat sebelum adanya
ekonomi kreatif di desa Taman Sari masih
dikatakan rendah karena sebagian besar
masyarakat hanya mengandalkan pendapatan
dari bertani, berkebun dan berternak yang
dimana itu semua pekerjaan musiman. Kalau
tidak musim pasti masyarakat menganggur dan
tidak mendapatkan penghasilan. Tapi sekarang
dengan adanya ekonomi kreatif (kerajinan)
masyarakat dapat mendapatkan penghasilan
dan tambahan pendapatan sehingga
penghasilan masyarakat meningkat sedikit
demi sedikit.
12. Apakah dengan adanya ekonomi
kreatif (kerajinan) di desa Taman
Sari bisa meningkatkan ekonomi
masyarakat?
13. Seberapa besar kontribusi ekonomi
kreatif (kerajinan) bagi
pertumbuhan ekonomi masyarakat
desa Taman Sari?
14. Apakah dengan adanya ekonomi
kreatif (kerajinan) di desa Taman
Sari bisa membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat desa?
15. Seperti apakah usaha-usaha yang
bapak lakukan agar ekonomi
kreatif (kerajinan) di desa Taman
12. Alhamdulillah dengan adanya ekonomi kreatif
(kerajinan) ini di desa Taman Sari
meningkatkan perekonomian masyarakat
karena masyarakat mempunyai penghasilan
dan tambahan pendapatan.
13. Kontribusi ekonomi kreatif (kerajinan) bagi
pertumbuhan ekonomi masyarakat lumayan
besar karena dengan adanya ekonomi kreatif
(kerajinan) ekonomi masyarakat meningkat
dan bisa menyekolahkan anak-anak mereka
kejenjang yang lebih tinggi.
14. Dengan adanya ekonomi kreatif (kerajinan) ini
bisa membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat, karena ekonomi kreatif ini
menyerap tenaga kerja yang lumayan besar
sehingga pengangguran dapat berkurang.
15. Saya akan memberikan pelatihan-pelatihan
kepada para pengusaha dan pengrajin dalam
mengembangkan ekonomi kreatif (kerajinan)
Sari lebih banyak lagi menyerap
tenaga kerja?
16. Bagaimanakah tingkat
kesejahteraan masyarakat desa
Taman Sari sebelum adanya
ekonomi kreatif (kerajinan) ini
pak?
17. Apakah dengan adanya ekonomi
kreatif (kerajinan) di desa Taman
Sari bisa meningkatkan
kesejahteraan masyarakat?
18. Apakah dengan adanya ekonomi
kreatif (kerajinan) didesa Taman
agar ekonomi kreatif (kerajinan) di desa
Taman Sari bisa maju dan berkembang dengan
pesat.
16. Kesejahteraan masyarakat sebelum adanya
ekonomi kreatif di desa kurang begitu
sejahtera, karena seperti yang sudah saya
katakan tadi masyarakat disini sebelum adanya
ekonomi kreatif (kerajinan) sebagian besar
masyarakat desa Taman Sari bekerja sebagai
petani, pekebun, dan peternak. Jadi kalau tidak
musim bertani, berkebun dan beternak mereka
tidak mempunyai pendapatan.
17. Ya, bisa meningkatkan kesejahteraan
masyarakat karena pengangguran berkurang
dan masyarakat mempunyai penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan mereka dan
menyekolahkan anak-anak mereka.
18. Kehadiran ekonomi kreatif (kerajinan) didesa
Taman Sari semakin mempererat rasa toleransi
Sari bisa mempererat rasa toleransi
masyarakat karena banyak
masyarakat yang beragama non
muslim?
19. Sikap apa yang bapak tanamkan
pada masyarakat agar menghargai
segala perbedaan-perbedaan?
20. Dalam membuat kerajinan-
kerajinan apakah pengrajin
melakukan inovasi-inovasi?
21. Apakah ada ciri-ciri khusus dari
kerajinan yang diproduksi di desa
Taman Sari?
masyarakat terhadap masyarakat yang
beragama non muslim di sini, jadi kehidupan
didesa Taman Sari semakin berwarna karena
menghargai segala perbedaan-perbedaan.
19. Sikap saling menghargai dan saling
membutuhkan karena kita hidup sebagai
mahkluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.
Jadi kalau kita tidak bisa menghargai
seseorang maka kita tidak akan dihargai oleh
orang dan juga kita pasti akan butuh bantuan
orang tersebut suatu saat nanti karena sifat
alamiah dalam diri kita sebagai mahkluk sosial
yang tidak bisa hidup sendiri.
20. Biasanya pengrajin membuat kerajinan sesuai
dengan keinginan/permintaan konsumen itu
sendiri.
21. Sejauh ini belum ada, sama saja dengan
kerajinan-kerajinan yang ada diluar sana.
B. Pengangguran
1. Berapa besar tingkat pengangguran
yang ada didesa Taman Sari pak?
2. Pengangguran yang paling banyak
didominasi pengangguran yang
seperti apa pak?
3. Seperti apakah lapangan pekerjaan
yang tersedia di desa Taman Sari
pak?
4. Apakah lapangan pekerjaan dan
angkatan kerja seimbang?
B. Pengangguran
1. Tingkat pengangguran di desa Taman Sari
sekarang sudah berkurang karena adanya
ekonomi kreatif (kerajinan) ini mampu
menyerap tenaga kerja lumayan besar sekitar
seribu lebih tenaga kerja. Tingkat
pengangguran di desa Taman Sari bisa
dikatakan hanya 20% saja.
2. Biasanya anak-anak yang tidak sekolah/tidak
melanjutkan kuliah.
3. Lapangan pekerjaan yang ada disini sebagian
besar seperti sektor kerajinan-kerajinan yang
diproduksi oleh masyarakat.
4. Angkatan kerja dan lapangan pekerjaan belum
seimbang, kedepannya kami ingin
mengembangkan sektor-sektor yang lain tidak
hanya kerajinan saja agar pengangguran
semakin berkurang.
5. Bagaimanakah dampak
pengangguran terhadap pendapatan
desa dan kesejahteraan/kemakmuran
masyarakat pak?
6. Lantas usaha-usaha apa yang akan
bapak lakukan agar pengangguran di
desa Taman Sari berkurang dan
kesejahteraan tercapai?
5. Pengangguran menyebabkan perekonomian
suatu negara ataupun desa berkurang dan
kesejahteraan masyarakat tidak akan bisa
tercapai karena pengangguran menyebabkan
daya beli masyarakat menurun sehingga
pendapatan masyarakat juga akan menurun dan
berpengaruh terhadap perekonomian dan
kesejahteraan atau kemakmuran masyarakat
didalamnya.
6. Usaha yang saya lakukan kedepannya ingin
memperluas ekonomi kreatif (kerajinan) ini
agar semakin maju dan berkembang dan ingin
mengembangkan sektor-sektor yang lainnya
lagi agar pengangguran di Taman Sari bisa
berkurang atau bahkan tidak ada.
2. Pengusaha ekonomi
kreatif
18. Bagaimana awal mula anda
mendirikan usaha kerajinan ini?
1. Awal mulanya mendirikan usaha ini karena
melihat peluang yang cukup bagus dan peminat
dari barang-barang kerajinan cukup tinggi
terutama dari turis-turis asing yang datang
19. Berapa modal awal anda dulu?
20. Berapakah omset yang anda peroleh
dari usaha kerajinan ini?
21. Apa saja jenis kerajinan yang anda
produksi?
22. Bahan baku yang anda gunakan
dalam membuat kerajinan apa saja?
23. Seperti apa peran desa dalam
menyedikan dan memfasilitasi
pengusaha dalam memperoleh bahan
baku?
24. Bagaimankah strategi pemasaran
berkunjung. Selain itu juga modal yang
dibutuhkan tidak terlalu tinggi.
2. Modal yang kami keluarkan dalam membuka
usaha kerajinan ini tidak terlalu tinggi, tetapi
keuntungan yang diperoleh lumayan besar
3. Omset yang kami dapatkan sampai jutaan
rupiah atau bahkan puluhan juta rupiah dari
hasil kerajinan ini.
4. Kerajinan-kerajinan yang kami produksi adalah
berugaq, kursi dan lemari, lampion, kurungan
ayam, kurungan burung, dinding pagar, piring,
keranjang dan sebagainya.
5. Bahan-bahan yang kami gunakan adalah kayu,
bambu, rotan dan ingke.
6. Selama ini pengusaha sendiri yang mencari
bahan baku untuk kerajinan, peran desa belum
ada.
7. Biasanya pemasarannya masih dengan perantara
dari usaha yang anda jalankan?
25. Bagaimanakah peran desa dalam
memasarkan kerajinan-kerajinan ini?
26. Pemasaran kerajinan-kerajinan yang
anda produksi sudah sampai mana?
27. Bagaimanakah tingkat penjualan dari
usaha ekonomi kreatif (kerajinan) ini?
28. Ada berapa jumlah tenaga kerja yang
terserap dengan membuka usaha
kerajinan ini?
29. Bagaimankah keadaan ekonomi
anda sebelum dan sesudah membuka
usaha kerajinan ini?
30. Apakah dengan anda membuka
masyarakat, pelanggan dan pemasok atau masih
dari mulut kemulut.
8. Peran desa dalam memasarkan kerajinan adalah
memperkenalkan kerajinan-kerajinan yang
diproduksi kepada turis yang datang berkunjung
ke sini.
9. Alhamdulillah sudah sampai ke luar kota dan
luar negeri seperti Malaysia
10. Alhamdulillah, tingkat penjualannya kadang
meningkat kadang juga menurun, tapi disyukuri
karena namanya usaha tidak selalu lancar.
11. Jumlah tenaga kerja yang terserap dengan
adanya sektor kerajinan ini sangat besar,
karena sektor kerajinan menyerap tenaga kerja
dari semua kalangan.
12. Alhamdulillah mengalami peningkatan dari
sebelum-sebelumnya dan anak-anak bisa
sekolah kejenjang yang tinggi dari usaha ini.
13. Tentu, karena dengan adanya kegiatan
usaha kerajinan ini bisa menciptakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat
sekitar?
31. Bagaimana tingkat kesejahteraan
kehidupan anda entah itu dari segi
pendidikan, ekonomi dll semenjak
membuka usaha ini?
32. Bagaimana sikap toleransi anda
terhadap masyarakat non muslim
disini?
33. Apakah dalam membuat kerajinan
anda melakukan inovasi-inovasi
terhadap kerajinan yang anda
produksi?
34. Apakah ada ciri khas dari kerajinan
yang anda produksi?
ekonomi kreatif (kerajinan) masyarakat bisa
bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan dirinya dan keluarganya.
14. Semenjak membuka usaha ini, kesejahteraan
kehidupan kami membaik, kami bisa
memenuhi kebutuhan keluarga,
menyekolahkan anak-anak dan bisa membuka
lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
15. Menghormati mereka, Alhamdulillah kami
hidup dengan damai, aman dan nyaman disini.
16. Tidak, paling membuat kerajinan sesuai
dengan permintaan konsumen.
17. Untukk ciri khas belum ada, masih sama
dengan yang lain.
3. Pengrajin 1. Apa yang melatarbelakangi anda
bekerja sebagai pengrajin
1. Latarbelakang kami bekerja sebagai pengrajin
karena kami melihat penghasilan yang diperoleh
2. Apa saja jenis kerajinan yang
diproduksi?
3. Apa saja bahan baku ang digunakan
dalam membuat kerajinan?
4. Sudah berapa lama bekerja sebagai
pengrajin?
5. Biasanya anda bekerja dari hari apa
dan jam berapa?
6. Berapa pendapaan yang anda peroleh?
7. Bagaimana keadaan ekonomi anda
sebelum bekerja sebagai pengrajin?
8. Apakah selama bapak bekerja sebagai
pengrajin ekonomi bapak meningkat?
menjadi pengrajin lumayan besar daripada
berdiam diri dirumah tanpa ada penghasilan dan
pemasukan.
2. Kerajinan-kerajinan yang kami produksi disini
beraneka ragam seperti berugaq, kursi, lampion,
kurungan ayam, kurungan burung, dinding
pagar, piring, keranjang dan sebgainya.
3. Bahan baku yang kami gunakan dalam membuat
kerajinan adalah bambu, kayu, rotan dan ingke.
4. Sudah lumayan lama ( ada yang 2, 4, 5, 6 dan 7
tahun).
5. Kami bekerja hampir setiap hari dan sampai
sore.
6. Pendapatan yang diperoleh bagi para pengrajin
rata-rata Rp. 50.000-70.000 perhari
7. Keadaan ekonomi kami jauh dari kata cukup
sebelum bekerja sebagai pengrajin.
8. Alhamdullilah semenjak bekerja sebagai
pengrajin ekonomi kami meningkat sedikit demi
9. Bagaimana pendidikan anak-anak
anda setelah bekerja sebagai
pengrajin?
10. Bagaimana sikap anda terhadap
masyarakat yang beragama non
muslim disini?
11. Apakah dalam membuat kerajinan
anda sering melakukan inovasi?
12. Sudah sampai manakah pemasaran
dari kerajinan-kerajinan yang
diproduksi?
13. Apakah ada ciri khas dari kerajinan
yang diproduksi?
sedikit.
9. Alhamdulillah kami bisa menyekolahkan anak-
anak kami dari hasil bekerja sebagai pengrajin.
10. Kami menghormati mereka, Alhamdulillah
kami tidak pernah berselisih.
11. Dalam membuat kerajinan biasanya kami
membuat kerajinan berdasarkan keinginan dari
konsumen itu sendiri.
12. Kerajinan-kerajinan yang diproduksi di
Taman Sari pemasarannya sudah sampai luar
negeri dan luar daerah.
13. Ciri khas dari kerajinan tidak ada hampir
sama dengan yang lain. Biasnya kami membuat
kerajinan berdasarkan permintaan dari
konsumen itu sendiri.
KEGIATAN PENELITIAN
NO
Kegiatan Bulan 01-11 (2017) 02 (2018) 03 (2018) 04 (2018) 05 (2018) 06 (2018) 07 (2018)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan proposal
2 Seminar proposal
3 Izin penelitian
4 Pelaksanaan penelitian
5 Uji coba instrument
6 Pengumpulan data
]
7 Hasil penelitian
8 Konsultasi hasil penelitian
9 Perbaiki laporan
10 Skripsi ACC
STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA TAMAN SARI KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN L0MBOK BARAT
BPD Kepala Desa H. Ichsan
SEKRAETARIS DESA
Tohri S.Ag
Kaur. Pem. Supian Hadi
Kaur. Pem. H. munawir
Kaur. Kesra Jamiludin S.
sos
Kaur. Trantrib Muzakar A. Ma
Kaur. Umum Isnaini
Kaur. Keuangan
Zainal abidin
KDS. Perempung
Mahsun
KDS. Medas
Barat Kokok
Mahrup
KDS. Medas
Baru
Bahraen
KDS. Medas
Bentaur
Reme
KDS. Medas Pintu Air
Junaidi
KDS. Medas
Bawak Bagek
Hasanudin
KDS. Limbungan
Utara
Zainal Abidin
KDS. Medas
Munawarah
Hanafi
KDS. Dasan Bare
H.M. Athar
KDS. Rendang
Bajur
Renge
KDS. Limbungan
Selatan
Mahri
KDS. Gunung
Sari
M Taufik
KDS. Medas
Bedugul
Ridwan
KDS. Montong
Sager
M. Saleh