PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF
MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT
KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG
TAHUN 2017/2018
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar
Sarjana pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh
RICA RISTI WULANDARI
115 14 106
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAH
MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI
DENGAN PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL
PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF
MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT
KEC.TUNTANG KAB.SEMARANG
TAHUN 2017/2018
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Meraih Gelar
Sarjana pendidikan (S.Pd)
Disusun oleh
RICA RISTI WULANDARI
115 14 106
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
iv
v
vi
vii
MOTTO
ين، فإن طلب العلم فريضة على كل مسلم اطلبوا العلم ولو بالص
“Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina, karena sesungguhnya menuntut
ilmu itu wajib bagi setiap Muslim”(H.R Ibnu Abdil Bar)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Kepada orang tuaku (Bapak Gunadi dan Ibu Istiqomah) (Bapak Ahmad
Rozi dan Ibu Mira Yunianawati)yang selalu mendoakan dan mendukung
sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Semoga beliau senantiasa
diberikan kesehatan dan selalu dalam LindunganNya;
2. Adikku (Devi Nurul Arifah) dan sepupu kecilku (Najwa Khaira Wilda,
Ranu Abid Sadira)yang selalu memberikan semangat dalam segala hal.
Semoga selalu dalam keadaan sehat wal‟afiat;
3. Orang tercintaku (Andrew Pramudya)yang selalu mendoakan, mendukung
dan memberikan semangat dalam segala hal. Semoga senantiasa diberikan
kesehatan dan kelancaran; dan
4. Sahabat tercintaku (Endang Setiyowati, dan Dwi Nuryanti) yang selalu
memberikan nasehat.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat, taufiq
serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Perjuangan Melawan Penjajah Melalui
Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan Penggunaan Media Audio Visual Pada
Siswa Kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda Desa Lopait Kec.Tuntang
Kab.Semarang Tahun 2018. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw yang kita nanti-nantikan syafa‟at di
yaumul akhir nanti.
Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata hasil dari jerih payah penulis
sendiri, melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moral maupun
spritual, oleh karena itu penulis tidak lupa berterima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Peni Susapti, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga;
4. Drs. Abdul Syukur, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi;
5. Sukron Ma‟mun, S.H.I., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik;
6. Bapak ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;
7. Misbakhul Munir, S.Pd.I selaku Kepala Madrasah MI Ma‟arif Miftahul
Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian;
x
8. Ahmad Wibowo, S.Pd selaku Guru Kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda
Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang telah berkenan
bekerja sama dengan peneliti sehingga penelitian ini dapat berlangsung;
9. Siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang yang telah berkenan menjadi subyek penelitian dan
mengikuti jalannya penelitian dengan baik dan sungguh-sungguh; dan
10. Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama dan
berkenan membagikan ilmunya.
Semoga semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis diterima Allah
SWT dab mendapat balasan yang berlipat ganda. Penulis sangat menyadari bahwa
dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan bagi tersempurnanya penulisan
dimasa yang akan datang. Semoga skrispi ini bermanfaat bagi penulis khusunya
dan bagi pembaca semua.
Salatiga, 4 Juni2018
Penulis,
Rica Risti Wulandari
NIM.11514106
xi
ABSTRAK
Wulandari, Rica Risti, 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi
Perjuangan Melawan Penjajah Melalui Strategi Pembelajaran
Inkuiri dengan Penggunaan Media Audio Visual Pada Siswa
Kelas V MI Ma’arif Miftahul Huda Desa Lopait Kec Tuntang Kab
Semarang Tahun 2017/2018. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan .
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs.
Abdul Syukur, M.Si.
Kata Kunci:Hasil Belajar IPS, Strategi Pembelajaran Inkuiri dan Media Audio
Visual.
MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang dalam pembelajaran IPS belum menggunakan berbagai strategi
pembelajaran aktiv seringnya masih menggunakan metode ceramah. Hal ini
menyebabkan siswa kurang aktif dan mudah bosan terhadap materi yang
disampaikan oleh guru terutama materi perjuangan melawan penjajah. Terbukti
dari hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 70 mata pelajaran IPS.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah strategi pembelajaran
Inkuiri dengan penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar
IPS materi perjuangan melawan penjajah pada siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul
Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2018?. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pembelajaran Inkuiri dan
penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi
perjuangan melawan penjajah pada siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul huda
Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang Tahun 2017/2018.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam
tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V
MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang yang berjumlah 23
siswa meliputi 9 laki-laki dan 14 perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP,
lembar observasi guru, lembar observasi siswa dan tes evaluasi. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, tes dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Inkuiri dengan
penggunaan media audio visual dapat meingkatkan hasil belajar siswa kelas V MI
Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang Tahun 2017/2018.
Peningkatan siswa yang tuntas dari Sikus I ke Siklus II yaitu 21,74% dan Siklus II
ke Siklus III 17,39% .
xii
DAFTAR ISI
Sampul ............................................................................................................ i
Lembar Logo .................................................................................................. ii
Halaman Judul ................................................................................................ iii
Persetujuan Pembimbing ................................................................................ iv
Pengesahan Kelulusan .................................................................................... v
Pernyataan Keaslian Tulisan .......................................................................... vi
Motto .............................................................................................................. vii
Persembahan .................................................................................................. ix
Kata Pengantar .............................................................................................. x
Abstrak ........................................................................................................... xi
Daftar Isi ......................................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................... xiii
Daftar Gambar .................................................................................................. xiv
Daftar Lampiran ............................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ................................ 5
F. Metode Penelitian ............................................................................... 6
xiii
G. Rancangan Penelitian ......................................................................... 7
H. Subjek Penelitian ................................................................................ 7
I. Langkah – langkah Penelitian ............................................................ 8
J. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 10
K. Instrumen Penelitian ........................................................................... 12
L. Pengumpulan Data ............................................................................. 15
M. Analisis Data ...................................................................................... 16
N. Sistematika Penulisan ........................................................................ 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Perjuangan Melawan Penjajah ........................................................... 19
a. Jatuhnya Daerah Kekuasaan Nusantara dalam
Kekuasaan Belanda ....................................................................... 19
b. Perjuangan Para Tokoh dalam Mengusir Belanda ........................ 26
c. Pergerakan Nasional...................................................................... 32
d. Sumpah Pemuda ............................................................................ 36
e. Kedatangan Bangsa Jepang Ke Indonesia..................................... 39
2. Hakikat Strategi Pembelajaran Inkuiri ................................................ 45
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri ..................................... 45
b. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Inkuiri ........... 46
c. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inkuiri ........................... 48
d. Tujuan Utama Strategi Pembelajaran Inkuiri ............................... 50
xiv
3. Hakikat Media Pembelajaran Audio Visual ........................................ 50
a. Pengertian Media Audio Visual .................................................... 50
b. Macam-macam Media Audio Visual ........................................... 51
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual .......................... 52
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .............................................. 52
a. Pengertian IPS ............................................................................... 52
b. Ruang Lingkup IPS ....................................................................... 53
c. Tujuan Pembelajaran IPS .............................................................. 54
5. Hakikat Hasil Belajar .......................................................................... 54
a. Pengertian Hasil Belajar ................................................................ 54
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................................... 55
c. Penilaian Hasil Belajar .................................................................. 57
d. Alat-alat Penilaian Hasil Bealajar ................................................. 58
6. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .......................................... 62
a. Pengertian PTK ............................................................................. 62
b. Karakteristik PTK ......................................................................... 64
c. Prinsip-prinsip PTK ...................................................................... 66
d. Tujuan PTK ................................................................................... 69
e. Kelebihan dan Kekurangan PTK .................................................. 69
f. Langkah-langkah PTK .................................................................. 70
B. Kajian Pustaka ........................................................................................... 71
xv
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait .............................. 74
1. Letak Geografis MI Ma‟arif Miftahul Huda ...................................... 74
2. Profil MI Ma‟arif Miftahul Huda ....................................................... 74
3. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah ......................................................... 74
4. Data Guru ............................................................................................ 76
5. Data Siswa ........................................................................................... 77
6. Sarana Prasarana dan Fasilitas ............................................................ 78
7. Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 79
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian .............................................................. 79
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ........................................................... 80
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II .......................................................... 84
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III ......................................................... 89
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus .......................................................................... 94
1. Deskripsi Data Siklus I ....................................................................... 94
2. Deskripsi Data Siklus II ...................................................................... 96
3. Deskripsi Data Siklus III ..................................................................... 98
B. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 99
xvi
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................103
B. Saran ........................................................................................................103
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................106
LAMPIRAN ........................................................................................................107
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru 12
Tabel 1.2 Lembar Observasi Siswa 14
Tabel 3.1 Profil Madrasah 74
Tabel 3.2 Data Guru MI Ma‟artif Miftahul Huda 76
Tabel 3.3 Data Siswa Kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda 77
Tabel 3.4 Sarana Prasarana MI Ma‟arif Miftahul Huda 78
Tabel 3.5 Sarana Pendukung MI Ma‟arif Miftahul Huda 78
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I 94
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus II 96
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus III 98
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I, II dan III 100
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Siklus PTK 7
Gambar 2 Siklus PTK71
Gambar 4.1 Grafik Presentasi Hasil Belajar Siswa
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siklus I 100
Gambar 4.3 Grafik Hasil Belajar Siklus II 101
Ga,bar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siklus III 102
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Riwayat Hidup Penulis 108
Lampiran 2. Nilai SKK Mahasiswa 109
Lampiran 3. Lembar Konsultasi 112
Lampiran 4. Surat Penelitian 113
Lampiran 5. Identitas Kolabolator 113
Lampiran 6. Nilai Ulangan Haria (PraSiklus) 114
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I) 115
Lampiran 8. Soal Evaluasi Siklus I 125
Lampiran 9. Hasil Tes Formatif Siklus I 127
Lampiran 10. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I 128
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 131
Lampiran 12. Soal Evaluasi Siklus II 137
Lampiran 13. Hasil Tes Siklus II 139
Lampiran 14. Catatan Lapangan Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) 140
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus III) 143
Lampiran 16. Soal Evaluasi Siklus III 152
Lampiran 17. Hasil Tes Siklus III 154
Lampiran 18. Catatan Lapangan Siklus III 155
Lampiran 19. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian 158
Lampiran 20. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian 163
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
فريضة على كل مسل فإن طلب العلم
“Karena sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”(H.R
Ibnu Abdil Bar).
Pendidikan adalah upaya yang terorganisasi berencana dan berlangsung
secara terus-menerus sepanjang hayat untuk membina anak didik menjadi
manusia paripurna, dewasa, dan berbudaya (Susanto, 2012: 85). Pendidikan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara agar tidak tertinggal
dengan bangsa lain salah satu pendidikan tingkat Sekolah Dasar atau
Madrasah Ibtidaiyyah (SD/MI) yang sering dijumpai dan pendidikan tidak
luput dengan hasil belajar.
Galloway (dalam Rosman, 2010: 32) mendifisinikan belajar sebagai
perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil dari latihan
atau pengalaman. Seseorang belajar pada dasarnya didorong oleh
keinginannya untuk mengembangkan perilakunya yang efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan. Demikian seseorang atau peserta didik belajar karena
adanya bermacam-macam rangsangan dari lingkungan sekitar sehingga
terjadi interaksi dengan lingkungan. Belajar dapat merubah perilakunya dan
dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya,
seseorang belajar dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai dan
sikap tertentu.
xxi
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Ahmad Wibowo, S.Pd
selaku wali kelas V MI Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang
menjelaskan bahwa terdapat kesulitan pada mata pelajaran IPS materi
perjuangan melawan penjajah, hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa
kelas V MI Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang mata pelajaran
IPS yang nilainya belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
telah ditetapkan yaitu 70, dari 23 siswa terdapat 12 siswa yang belum tuntas
atau mencapai KKM atau 52,17%, sedangkan siswa yang sudah mencapai
KKM ada 11 siswa atau 47,82% dari 23 jumlah siswa. Masalah yang sering
muncul dalam pelajaran IPS yaitu seringnya guru menggunakan metode
ceramah ketika menyampikan pelajaran, sehingga membuat siswa menjadi
bosan dan kurang aktif.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memberikan solusi untuk membantu
memecahkan permasalahan yang ada pada MI Miftahul Huda Lopait Tuntang
khususnya kelas V dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dan
media audio visual. Pemanfaatan strategi dan media pembelajaran khusunya
pada pelajaran IPS, diharapkan dapat mempengaruhi proses belajar mengajar
menjadi lebih efektif lagi. Melalui strategi pembelajaran Inkuiri dan media
audio visual anak dapat lebih aktif dalam pembelajaran, jadi pembelajaran
tidak hanya berpusat pada guru saja.
Hamdani (2011: 182) statergi pembelajaran Inkuiri adalah salah satu
cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan
dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah. Media pembelajaran adalah segala
xxii
sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dan merangsang terjadi
proses belajar pada siswa (Aqib, 2013: 50). Strategi pembelajaran Inkuiri
memiliki kelebihan: lebih menekankan kepada pengembangan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna, strategi ini juga dapat memberikan
ruang kepada siswa untuk belajar lebih bermakna (Majid, 2014: 225). Sanaky
(2013: 7) menyatakan media audio visual sangat baik untuk pencapaian
tujuan belajar psikomotor, selain itu media Audio Visual memiliki kelebihan:
sifatnya yang audio visual, sehingga memiliki daya tarik tersendiri dan dapat
menjadi pemicu atau motivasi pembelajaran untuk belajar.
Hamdani (2011: 183) menyatakan strategi pembelajaran Inkuiri secara
menyeluruh dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk
berfikir secara bebas.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus kreatif dalam
memilih strategi dan media pembelajaran yang bervariasi. Penggunaan
strategi dan media yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap pencapaian
pemahaman siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti akan
melaksanakan tindakan kelas di MI Miftahul Huda Desa Lopait Kec.Tuntang
Kab.Semarang dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi
Perjuangan Melawan Penjajah Melalui Strategi Pembelajaran Inkuiri dengan
Penggunaan Media Audio Visual Siswa Kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda
Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang Tahun 2017/2018”.
xxiii
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar di atas, maka peneliti dapat merumuskan
permasalahan penelitian, yaitu apakah strategi pembelajaran Inkuiri dengan
penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi
perjuangan melawan penjajah pada siswa kelas V MI Miftahul Huda Desa
Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang Tahun 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa melalui strategi pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan media
audio visual mata pelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajah pada
siswa kelas V MI Miftahul Huda Desa Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang
Tahun 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat memberikan
manfaat yaitu dengan strategi pembelajaran Inkuiri dan media audio
visual diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi pekembangan
pendidikan terutama dalam mata pelajaran IPS.
2. Manfaat Praksis
a. Bagi Guru
Manfaat yang diperoleh guru dari penelitian ini adalah dapat
menambah wawasan guru mengenai variasi strategi dan media
xxiv
pembelajaran yang aktif dalam pembelajaran perjuangan melawan
penjajah mata pelajaran IPS.
b. Bagi Siswa
1) Meningkatkan keaktifan siswa;
2) Meningkatkan minat belajar siswa; dan
3) Meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi Sekolah dan Lembaga
Dapat menjadikan masukan bagi MI Miftahul Huda dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri dan media audio visual.
d. Bagi Peneliti
Kegunaan hasil penelitian IPS melalui strategi pembelajaran
Inkuiri dan media audio visual di MI Miftahul Huda Lopait bagi
peneliti adalah dapat memeberikan pengalaman dan pemebelajaran
kepada peneliti untuk meningkatkan kemampuan mengajar yang lebih
baik.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran
Inkuiri dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar IPS
materi perjuangan melawan penajajah pada siswa kelas V MI Miftahul
Huda Lopait Kec.Tuntang Kab. Semarang Tahun 2017/2018.
xxv
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan strategi pembelajaran Inkuiri dan media audio visual
dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai.
Indikator yang dapat dirumuskan peneliti yaitu:
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai nilai 70 sesuai dengan KKM yang telah
ditetapkan oleh sekolah pada materi perjuangan melawan penjajah.
b. Secara Klasikal
Siswa dapat mencapai 85% dari nilai KKM (70).
F. Metode Penelitian
Arikunti (2006) (dalam Suyadi, 2010: 18) menjelaskan pengertian PTK
secara lebih sistematis.
1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan
cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk menemukan data akurat
tentang hal-hal yang dapat meningkatkan mutu objek yang diamati;
2) Tindakan adalah gerekan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana
dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal dengan siklus-
siklus kegiatan untuk siswa; dan
3) Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok siswa yang dalam
waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang sama.
Berdasarkan ketiga pengertian diatas, yakni penelitian, tindakan, dan
kelas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan
xxvi
Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan
belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah secara bersamaan.
G. Rancangan Penelitian
Arikunto dalam Suyadi (2010: 42) menyatakan terdapat empat langkah
dalam melakukan PTK yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Sebagaimana tampak pada Gambar 1. berikut.
Gambar 1. Siklus PTK
Sumber: Suyadi, (2010: 50)
H. Subjek Penelitian
Subjek peneliti adalah siswa kelas V MI Miftahul Huda Lopait
Kec.Tuntang Kab.Semarang yang berjumlah 23 siswa. PTK ini dilaksanakan
di MI Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang. Waktu pelaksanaan
PTK pada bulan Maret semester genap tahun 2017/2018 di MI Miftahul Huda
Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang.
Siklus ke-I
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Siklus Ke-II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
?
xxvii
I. Langkah-langkah Penelitian
Langkah-langkah PTK terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan
siklus atau spiral (Sumadayo, 2013: 27). Berikut penjelasan dari masing-
masing langkah-langkah kegiatan.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan PTK ini, terdapat beberapa kegiatan yang
dilakukan guru untuk menunjang proses PTK berlangsung.
1) Guru menyiapakan RPP materi perjuangan melawan penjajah
menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dengan media audio visual.
Materi pelajaran yang disampaikan dalam penelitian Siklus I adalah
kedatangan bangsa Belanda ke Indonesia dan perjuangan para tokoh
dalam mengusir Belanda, Siklus II materi tentang pergerakan nasional
dan sumpah pemuda, Sikulus III materi tentang kedatangan bangsa
Jepang ke Indonesia;
2) Guru menyiapkan materi dan bahan ajar untuk proses pembelajaran;
3) Guru menyiapakan media dan sarana yang akan digunakan dalam
pembelajaran;
4) Guru menyiapkan lembar observasi guru dan siswa yang akan
digunakan pada setiap pembelajaran;
5) Guru menyiapkan lembar evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa
pada mata pelajaran IPS menggunakan strategi Inkuiri dengan media
audio visual; dan
xxviii
6) Peneliti berkoordinasi dengan guru untuk melaksanakan proses
pembelajaran.
Setiap siklus siswa dibagi menjadi 4-5 kelompok. Anggota
kelompok terdiri dari kemampuan yang heterogen. Pembagian kelompok
dilakukan pada Siklus I, kemudian pada siklus berikutnya masih
menggunakan kelompok yang sama.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksaan ini guru menggunakan panduan RPP yang sudah
disiapkan oleh peneliti untuk proses pembelajaran. Sedangkan peneliti
melakukan observasi terhadap proses kegiatan pembelajaran yang akan
berlangsung. Langkah-langkah RPP sesuai dengan strategi Inkuiri , yaitu:
guru menyampaikan materi, memutarkan vidio, membentuk kelompok,
memberikan tugas, presentasi perwakilan setiap kelompok.
c. Tahap pengamatan
Tahap pengamatan ini bertujuan untuk menegtahui apakah
pelaksanaan pembelajaran sudah dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung sesuai
dengan lembar observasi maupun pedoman wawancara. Hal-hal yang
diamati selama pengamatan adalah keterlaksanaan strategi pembelajaran
inkuiri dan media audio visual yang meliputi penyampian materi, memutar
vidio, membentuk kelompok, memberikan tugas, dan presentasi setiap
kelompok.
xxix
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang telah dilakukan (Suyadi, 2010: 64). Hasil evaluasi dilakukan refleksi,
untuk mengetahui kekurangan pada pelaksanaan tindakan yang telah
dilakukan. Tahap refleksi merupakan tentang kesuaian antara proses
pembalajarn dengan strategi Inkuiri dengan media audio visual dan
perhitungan hasil belajar siswa kelas V MI Miftahul Huda Lopait
Kec.Tuntang Kab.Semarang. Apabila belum sesuai dengan yang
diharapkan, maka dibuat rencanan perbaikan ke tahap Siklus selanjutnya.
Pada refleksi Siklus I, peneliti bersama dengan Bapak Ahmad
Wibowo (wali kelas) melakukan revisi proses pembelajaran, agar proses
pembelajaran pada Siklus II berjalan dengan lebih baik. Tahapan pada
Siklus II mengikuti tahapan pada Siklus I. Siklus II perlu dilakukan
sebagai penyempurna pada pelaksanaan pembelajaran Siklus I. Siklus III
perlu dilaksanakan apabila pada Siklus II masih ada ≤ 40% siswa yang
belum mencapai KKM (70).
J. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode
observasi, tes, dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto,
2017: 221). Observasi yang peneliti lakukan dengan menggunakan
xxx
pengamatan langsung dengan menggunakan lembar observasi guru dan
siswa saat melakukan pembelajaran IPS mata pelajaran Perjuangan
Melawan Penajajah. Tujuan PTK ini dengan menggunakan metode
observasi untuk mendapatkan data kegiatan guru dan siswa ketika
pembelajaran berlangsung melalui strategi pembelajaran Inkuiri dengan
media audio visual dengan berdasarkan pada lembar observasi yang telah
disediakan. objek yang diamati adalah saat pembelajaran berlangsung saat
menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dengan media audio visual
dengan subjek adalah guru dan siswa pada kelas V MI Miftahul Huda
Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang.
b. Tes Formatif
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif
untuk memperoleh data-data atau keterangan-keteranagan yang
diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan
cepat Amir Daien Indrakusuma (dalam Arikunto 2017: 46). Tujuan tes
formatif ini dengan menggunakan metode pengumpulan data tes yaitu
untuk mendapatkan data peningkatan hasil belajar siswa setelah
menerapkan strategi pembelajaran Inkuiri dengan metode audio visual
mata pelajaran IPS materi Perjuangan Melawan Penjajah dengan
melakukan evaluasi setelah pembelajaran selesai disetiap siklus (Siklus I,
II dan III). Siklus I materi tentang kedatangan bangsa Belanda ke
Indonesia dan perjuangan para tokoh dalam mengusir Belanda, Siklus II
xxxi
tentang pergerakan nasional dan sumpah pemuda, dan Siklus III adalah
kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia.
K. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah :
a. Lembar Observasi
Lembar observasi ini mengamati aktivitas siswa dikelas dalam
mengikuti kegaiatan pembelajaran, dan kegiatan guru dalam mengelola
kelas serta pembelajaran menguunakan strategi pembelajaran Inkuiri
dengan media audio visual dalam proses pembelajaran IPS materi
perjuangan melawan penjajah sebagai bentuk usaha untuk meningkatkan
hasil belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah disusun.
Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi guru dan lembar
observasi siswa. Lembar observasi guru dan siswa dapat dilihat pada
Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Lembar Observasi Guru
NO Aspek yang dinilai Skor
A B C D
Bagian Awal
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi(kaitannya dengan
materi)
4. Menyampikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
Bagian Inti
6. Kejelasan artikulasi suara
xxxii
7. Kemampuan mengendalikan kelas
8. Menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri dan media audio visual
9. Memeberikan perhatian yang sama antar
kelompok
10. Menyampikan materi sesuai dengan tujuan
dan indikator yang telah ditetapkan
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi
12. Memperlihatkan vidio terkait tentang materi
13. Meminta perwakilan siswa dari setiap
kelompok untuk mempersentasikan hasil
perkejaan
14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
yang disediakan
15. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP
Bagian Akhir
16. Meninjau kembali materi yang telah diberikan
17. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
18. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
19. Memberikan tugas kepada siswa secara
individu
20. Menginformasikan materi yang akan
dipelajari berikutnya
21. Memberikan motivasi untuk terus belajar
Total
Kategori
Keterangan :Skor Nilai Rentang Katagori :
A = 4 (Baik Sekali) 100-81 = Baik
B = 3 (Baik) 80-61 = Sedang
C = 2 (Cukup) 60-41 = Kurang
D = 1 (kurang) 40-21 = Sangat Kurang
(Sumber: Arikunto, 2017: 89)
xxxiii
Tabel 1.2 Lembar Observasi Siswa
NO Aspek yang diamati Nilai
A B C D
1. Merespon terhadap apersepsi yang diberikan
guru
2. Mengetahui tujuan pembelajaran
3. Memperhatikan penjelasan guru
4. Memahami petunjuk guru tentang langkah-
langkah pelaksanaan pembelajaran Inkuiri
dan media audio visual
5. Antusias siswa terhadap pembelajaran Inkuiri
dan medi audio visual
6. Keaktifan dalam diskusi kelompok
7. Keberanian dalam mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas
8. Berani bertanya kepada guru tentang hal-hal
yang belum diketahui
9. Menyimpulkan tentang materi pelajaran
10. Terciptanya suasana yang kondusif didalam
kelas
Total
Kategori
Keterangan :
Skor Nilai Rentang Katagori :
A = 4 (Baik Sekali) 100-81 = Baik
B = 3 (Baik) 80-61 = Sedang
C = 2 (Cukup) 60-41 = Kurang
D = 1 (kurang) 40-21 = Sangat Kurang
(Sumber: Arikunto, 2017: 90)
b. Lembar Tes Formatif
Lembar soal ters ini dugunakan untuk mengetahui hasil belajar
siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri dengan media audio visual. Lembar soal tes yang
xxxiv
digunakan adalah berupa tes tertulis pilihan ganda, isian singkat dan
essay. Siswa dinyatakan telah menguasai materi apabila telah mencapai
nilai minimal 70 dari KKM (70) yang telah ditetapkan.
L. Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dari hasil pengamatan langsung
yang dilakukan oleh wali kelas. Data PTK yang dikumpulkan adalah dengan
observasi, tes dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi yang dilakukan peneliti adalah pengamatan langsung
terhadap aktivitas siswa, kegiatan guru dalam mengelola kelas serta
penyampaian pembelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajah
dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dengan media audio
visual.
b. Tes
Tes ini diguanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran Inkuiri dengan
media audio visual. Tes ini peneliti gunakan untuk mengukur ketuntasan
dan peningkatan hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran yang
dilakukan oleh wali kelas selesai.
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan berupa RPP dan nilai siswa pada mata
pelajaran IPS sebelum diterapkan strategi pembelajaran Inkuiri dengan
media audio visual. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan
xxxv
perangkat yang digunakan sebagai pedoman ketika proses pembelajaran.
Nilai siswa sebelum dan sesudah menggunakan strategi pembelajaran
Inkuri dan media audio visual untuk mengatahui sejauh mana siswa
menguasai materi pelajaran, selain itu peneliti juga menggunakan
dokumentasi foto ketika pembelajaran berlangsung untuk merekam semua
kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
M. Analisis Data
Analisis merupakan usaha untuk memilih, memilah, membuang ,
menggolongkan serta menyusun ke dalam kategorisasi, mengklasifikasikan
data untuk menjawab pertanyaan pokok (Arikunto, 2017: 228).
Untuk membuktikan ketuntasan belajar secara klasikal dalam PTK dengan
menggunakan rumus dibawah ini:
x 100
Ketarangan :
% : Presentase ketuntasan klasikal
Ft : Frekuensi siswa tuntas KKM
∑f : Jumlah frekuensi seluruhnya (Aqib, 2011: 41).
N. Sistematika Penelitian
Sistematika yang dimaksudkan sebagaimana gambaran umum yang
akan dibahas dalam laporan penelitian ini terdiri dari lima bab penting,
dengan uraian sebagai berikut:
1. Bagian Awal
xxxvi
Bagian awal skripsi mencakup tentang sampul, halaman judul,
persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian
tulisan dan kesediaan publikasi, motto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian Inti
a. Bab I : Pendahuluan
Bab ini memuat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator
keberhasilan, rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-
langkah penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
pengumpulan data, analisis data, dan sistematika penulisan.
b. Bab II : Landasan teori
Bab landasan teori ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
masalah yang menjadi fokus penelitian yaitu materi perjuangan
melawan penjajah, hakikat strategi pembelajaran Inkuiri, hakikat
media pembelajaran audio visual, hakikat IPS, hakikat hasil belajar,
dan hakikat PTK. Kajian pustaka berkenaan dengan penelitian
terdahulu strategi pembelajaran Inkuiri dan media audio visual yang
relevan.
c. Bab III : Pelaksanaan penelitian
Bab ini memuat tentang gambaran umum madrasah, deskripsi
pelaksanaan penelitian Siklus I, II, dan III.
d. Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan
xxxvii
Bab ini memuat tentang deskripsi paparan Siklus I-III dan
pembahasan hasil belajar.
e. Bab V : Penutup
Bab ini memuat tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir mencakup daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar
riwayat hidup peneliti.
xxxviii
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Materi Perjuangan Melawan Penjajah
a. Jatuhnya Daerah-Daerah Nusantara dalam Kekuasaan Belanda
1) Kedatangan Belanda
Tujuan awal Belanda datang ke Indonesia adalah untuk
mendapatkan rempah-rempah. Sebelum datang ke Indonesia,
Belanda mendapatkan rempah-rempah dari Lisabon kemudian
dijual ke Eropa. Pada tahun 1585 Lisabon (Portugis) menjadi
daerah kekuasaan Spanyol. Sementara Spanyol saat itu sedang
bermusuhan dengan Belanda. Oleh karena itu, Spanyol tidak tidak
memperbolehkan lagi Belanda berdagang di Libason. Karena
perdagangan rempah-rempah begitu menguntungkan bagi Belanda,
maka tahun 1595 Belanda berinisiatif mencari sumber rempah-
rempah di tempat lain. Pombongan pertama di bawah pimpinan
Cornelis de Houtman berlayar menuju penghasil rempah-rempah
yaitu Indonesia. Pada tahun 1596 Cornelis de Houtman mendarat di
Banten. Kedatangan Belanda disambut baik oleh rakyat Banten.
Lama-kelamaan rombongan Cornelis de Houtman menunjukkan
sikap tidak baik dan akhirnya diusir dari Indonesia.
Pelayaran pertama Belanda bisa dikatakan tidak mengalami
kesuksesan. Belanda kehilangan banyak anggota rombongan.
Belanda hanya mendapat sedikit rempah-rempah. Namun demikian,
xxxix
pelayaran tersebut menjadi petunjuk jalur pelayaran ke Indonesia.
Pada tahun 1598, Belanda kembali mengirim rombongan dipimpin
oleh Jacob van Neck. Rombongan ini memiliki misi yang sama.
Sikap Jacob van Neck dan rombongan yang ramah membuat rakyat
Banten menerima dengan baik. Pelayaran ini mendapatkan hasil
yang memuaskan. Mereka kembali dengan kapal yang penuh
dengan rempah-rempah. Belanda merasakan keuntungan yang
besar. Hal ini mendorong rombongan yang lain ikut mengadakan
perjalanan ke Indonesia.
2) Berdirinya VOC
Belanda mendapat keuntungan besar dari berdagang rempah-
rempah. Hal ini menarik banyak pedagang Belanda yang datang ke
Indonesia. Akhirnya terjadilah persaingan di antara pedagang-
pedagang Belanda. Hal ini berakibat keuntungan mereka berkurang.
Sementara itu, mereka masih harus mengadapi pedagang-pedagang
lain. Untuk itu pada tanggal 20 Maret 1602 para pedagang Belanda
mendirikan VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnic) dengan
tujuan diantaranya:
a) Menghindari persaingan dagang di antara para pedagang
Belanda;
b) Memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi
persaingan dengan pedagang lain; dan
c) Mengadakan monopoli dagang di Indonesia.
xl
Gubernur jendral pertama VOC adalah Pieter Both. Ia
mendapat dukungan dari pemerintah Belanda. Bahkan pemerintah
Belanda memberikan hak-hak istimewa (Hak Octroi) kepada VOC,
antara lain:
a) Menopoli dagang;
b) Mengadakan perjanjian dengan raja-raja Nusantara;
c) Mengangkat pegawai;
d) Menyatakan perang dan perdamaian;
e) Mencetak uang;
f) Membentuk pasukan;
g) Membangun benteng pertahanan; dan
h) Mengangkat gubernur jendral.
Tahun 1619 gubernur VOC dijabat oleh Jan Pieterszoon
Coen. Ia memindahkan kantor pusat VOC ke Batavia. Setelah JP
Coen, VOC berturut-turut dipimpin oleh 29 gubernur jendral
berikutnya. Gubernur jendral VOC yang terakhir adala Pieter
Garardus van Overstrate. Pada masanya, tepatnya tanggal 31
Desember 1799 VOC dibubarkan karena mengalami kebangkrutan.
Penyebab bangkrutnya VOC adalah sebagai berikut :
a. Banyak pegawai yang kurang trampil;
b. Banyak pegawai yang korupsi dan mencari keuntungan
pribadi;
xli
c. Wilayah kekuasaan semakin luas sehingga kurang
pengawasan;
d. Banyak biaya untuk memadamkan perlawanan rakyat;
e. Pengeluaran yang besar untuk penyelenggaraan pemerintah;
dan
f. Persaingan dagang dengan bangsa lain, baik Asia maupun
Eropa.
Setelah VOC dibubarkan, Indonesia sepenuhnya berada di
bawah pemerintahan kolonial Belanda. Sehingga, secara nyata dan
jelas Belanda telah menjajah Indonesia setelah sebelumnya hanya
memonopoli perdagangan.
3) Pemerintah Kolonial Belanda
Setelah VOC dibubarkan, Indonesia dijadikan daerah jajahan
setingkat provesi oleh Belanda. Selanjutnya Indonesia dipimpin
oleh gubernur Jendral Belanda. Di antara gubernur Jendral yang
terkenal adalah sebagai berikut :
a. Herman Willem Daendeles
Nama Willem Daendeles memerintahkan antara tahun 1808-
1811. Pada masa pemerintahannya, Deandles melakuakan hal-
hal :
1) Mendirikan benteng-benteng pertahanan;
2) Membangun pabrik senjata (di Semarang dan Surabaya);
xlii
3) Membangun pangkalan armada laut di Anyer dan Ujung
Kulon;
4) Mambangun jalan raya Anyer-Panarukan sepanjang 1.100
km;
5) Menambah dan memperkuat pasukan yang anggotanya
termasuk juga orang-orang Indonesia;
6) Memaksa rakyat menyerahkan sebagian hasil bumi
sebagai pajak (contingeten);
7) Memaksa rakyat untuk menjual hasil bumi kepada
Belanda dengan harga murah; dan
8) Memaksa penduduk Priangan menanam kopi (Priangen
Stelsel).
b. Janssens
Dianggap membahayakan masa depan pemerintahan
Belanda di Indonesia. Daendels diberhentikan dan ditarik
pulang ke Belanda. Selanjutnya Janssens diangkat sebagai
gubernur jendral pada tahun 1811.
Pada tahun yang sama pada masa Janssens inilah
Belanda mengalami kekalahan dari Inggris. Belanda menyerah
dan menandatangani perjanjian Tuntang yang isinya sebagai
berikut:
1) Seluruh wilayah jajahan Belanda di Indonesia diserahkan
kepada Inggris;
xliii
2) Adanya sistem pajak / sewa tanah;
3) Sistem kerja rodi dihapuskan; dan
4) Diberlakukannya sistem perbudakan.
Selama 5 tahun (1811-1816) kekuasaan di Indonesia
beralih kepada Inggris di bawah gubernur Jendral Thomas
Stamford Raffles. Raffles dikenal sebagai: pendiri kota
Singapura, penemu bunga raflesia arnoldi, perintis kebun raya
bogor, orang yang membangun Pulau Jawa menjadi 16
karesidenan.
c. Van der Capellen
Kalah perang di Eropa, Inggris terpaksa mengembalikan
wilayah Indonesia ke Belanda pada tahun 1816. Belanda
kemudian mengangkat Van der Capellen sebagai gubernur
jendral. Ia kembali menghidupkan kerja paksa seperti
kebijakan Deandels.
d. Van den Bosch
Tahun 1830 Van den Bosch menggantikan Van den
Capallen. Tugasnya, mengisi kas Belanda yang kosong. Untuk
itu, ia memperlakukan sistem tanam paksa. Aturan tanam
paksa adalah sebagai berikut:
1) Penduduk melakukan kontrak tanah yang akan ditanami
tanaman produksi, misalnya: kopi, tebu, dan tembakau;
2) Tanah yang diserahkan tidak lebih dari 1/5 bagian;
xliv
3) Tanah yang diserahkan tidak dikenakan pajak;
4) Bila hasil tanaman melebihi pajak yang harus dibayar,
maka kelebihan kan dikembalikan;
5) Waktu mengerjakan tanaman produksi tidak melebihi
waktu untuk menanam padi;
6) Kerusakan tanaman yang terjadi bukan karena kesalahan
penduduk, menjadi tanggungan pemerintah Belanda; dan
7) Penduduk yang tidak mempunyai tanah, wajib bekerja
diperkebunan selama 66 hari.
Pada praktiknya, aturan itu tidak ditepati oleh pemerintah
Belanda sendiri. Misalnya sebagai berikut :
1) Tanah yang digunakan lebih dari 1/5;
2) Tanah yang digunakan dipilih yang subur, sehingga rakyat
kebagaian yang tidak subur;
3) Waktu penanaman lebih dari semestinya;
4) Gagal panen menjadi tanggungan rakyat;
5) Kelebihan panen tidak dikembalikan; dan
6) Penduduk yang tidak mempunyai tanah bekerja lebih dari
66 hari.
Akibat sistem tanam paksa ini, rakyat Indonesia sangat
menderita. Kelaparan terjadi di mana-mana. Akibatnya,
banyak rakyat yang meninggal dunia. Setelah Van den Bosch,
gubernur Jendral yang memerintahkan berturut-turut ada 25
xlv
orang sebelum akhirnya kekuasaan jatuh ke tangan Jepang.
Gubernur Jendral yang terakhir memerintah adalah A.W.L.
Tjarda van Starkenborgh Stachouwer. Dia memerintah mulai
tahun 1936 sampai 1942.
b. Perjuangan Para Tokoh Dalam Mengusir Belanda
1) Masa VOC
a) Perjuangan Sultan Agung (raja Mataram/Jogjakarta)
Sultan Agung Senapati ing Alogo Ngabdurrachman adalah raja
Mataram Islam (sekarang Jogjakarta). Sultan Agung
memerintah Mataram dari tahun 1613-1645. Kerajaan Mataram
mencapai kejayaan dalam memerintah kerajaan, ia bertujuan
mempertahankan seluruh tanah Jawa dan mengusir Belanda
dari Batavia. Pada masa pemerintahannya, Mataram menyerah
ke Batavia sebanyak dua kali, yaitu tahun 1628 dan tahun 1629.
Kedua serangan itu mengalami kegagalan.
b) Perjuangan Trunojoyo
Trunojoyo adalah bupati Madura yang berkuasa di bawah
kerajaan Mataram. Beliau memimpin serangan ke VOC setelah
pengganti Sultan Agung malah bersekutu dengan Belanda.
Tahun 1667, Trunojoyo menyerang Mataram dan berhasil
mendudukinya. Trunojoyo memindahkan pusat pemerintahan
dari Plared (Jogjakarta) ke Kediri, Jawa Timur.
xlvi
c) Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin adalah raja Gowa (Makassar). Karena
keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Oosten oleh
Belanda yang artinya ayam jantan/jago dari Benua Timur. VOC
pada awalnya terdesak. Namun setelah VOC menambah
kakuatan pasukannya, akhirnya Gowa terdesak dan semakin
lemah, maka pada tanggal 18 November 1667 Sultan
Hasanuddin bersedia mengadakan Perjanjian Bongaya. Isi
Perjanjian Bongaya adalah Makassar menjadi kekuasaan VOC,
VOC memperoleh hak monopoli dagang, orang-orang eropa
selain Belanda harus meninggalkan Makassar, biaya perang
ditanggung Makassar.
d) Sultan Ageng Tirtayasa
Sejak pertama kali datang di Banten, orang-orang Belanda
sudah berselisih dengan rakyat Banten. Pertentangan Banten
dan VOC berlanjut karena memperebutkan selat Sunda. Setelah
jatuhnya Malaka, perdagangan di Selat Sunda sangat ramai.
Untuk melumpuhkan perdagangan Banten, VOC memblokade
jalan menuju pelabuhan Banten. Di bawah pimpinan Sultan
Ageng Tirtayasa, rakyat Banten menghadai blokade VOC.
Perjuangan Sultan Agung Tirtaysa dapat dipadamkan karena
terjadi konflik intern yang ditunggangi Belanda. Pada tahun
xlvii
1683, Sultan Ageng Tirtayasa tertangkap. Beliau ditawan di
Batavia sampai meninggal.
2) Masa Pemerintahan Hindia Belanda
a) Perlawanan Pattimura/Ambon
Sebab perlawana yaitu Benteng Duurstede diduduki
Belanda, rakyat dipaksa menyerahkan ikan asin, dendeng, dan
kopi, rakyat dipaksa kerja rodi menebang kayu, membuat
garam, dan membuka perkebunan pala, diberlakukannya hak
eksturpasi oleh Belanda, yaitu hak Belanda unruk membuang
kelebihan hasil panen ke laut. Tujuannya supaya harga
penjualan tetap tinggi.
Semua rakyat Maluku bangkit menentang pasukan
Belanda yang ingin menghancurkan Maluku pada tanggal 16
Mei 1917 dibawah pimpinan Pattimura. Pattimura akhirnya
dapat ditangkap dan dijatuhi hukuman mati dengan cara
digantung di depan benteng Victoria pada tanggal 16
Desember 1817.
b) Perang Paderi
Perang dilatar belakangi oleh persekutuan antara kaum
adat dengan kaum Paderi (golongan ulama). Pemerintah
Belanda ikut campur dengan membantu kaum adat. Perang
terjadi dua tahap, yaitu sebelum pecah parang Diponegoro
(1821-182), dan setelah pecah perang Diponegoro (1830-1837).
xlviii
Saat pecah perang Diponegoro, Belanda mengajak Tuanku
Imam Bonjol (pemimpin kaum Paderi) berunding dan berdamai.
Ternyata tujuan Belanda adalah untuk menghimpun kekuatan
guna memerangi Pangeran Diponegoro. Setelah perang
Diponegoro usai, Belanda mengkhianati perdamaian dan
menggempur pasukan paderi. Akhirnya Tuanku Imam Bonjol
tertangkap, kemudian diasingkan ke Cianjur sebelum kemudian
ke Minahasa. Beliau meninggal dalam pengasingan.
c) Perang Diponegoro
Perang diponegoro terjadi oleh sebab-sebab berikut ini:
wilayah Mataram semakin dipersempit, pemerintah Hindia
Belanda melarang keluarga bangsawan menyewakan tanah
kepada pengusaha-pengusaha perkebunan Belanda, peradaban
barat yang beetentangan dengan ajaran Islam mulai memasuki
kalangan istana, rakyat sangat menderita karena dibebani
banyak pajak.
Penyulut perang adalah pembangunan jalan oleh Belanda
yang melintasi makam leluhur pangeran diponegoro. Awalnya
pasukan pangeran diponegoro selalu dapat mengalahkan
pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jendral De Kock. Setelah
belanda mendatangkan bala bantuan dari Sumatra dan Sulawesi,
perlahan-lahan pasukan Pangeran Diponegoro dapat dikalahkan.
Belanda membujuk Pangeran Diponegoro untuk berunding.
xlix
Perundingan pun dilaksanakan tanggal 28 Maret 1830. Belanda,
tidak bermaksud berunding, melainkan hanya menjebak
pangeran Diponegoro, kemudian ditangkap dan diasingkan.
Pangeran Diponegoro meninggal dalam pengasingannya di
Makassar.
d) Perlawanan Pangeran Antasari
Penyebab perang Banjarmasin adalah Belanda
melakukan monopoli perdagangan dan mencampuri urusan
kerajaan. Perang Banjarmasin dipimpin oleh Pangeran Antasari.
Beliau didukung oleh Pangeran Hidayatullah. Pada tahun 1862
Hidayatullah ditahan Belanda dan dibuang ke Cianjur.
Pangeran Antasari diangkat rakyat menjadi sultan. Setelah itu
perang meletus kembali. Dalam perang itu Pangeran Antasari
luka-luka dan wafat.
e) Perlawanan Raja-Raja Bali
Belanda menyerang kerajaan-kerajaan Bali menerapkan
hak tawan karang. Hak tawan karang adalah hak raja bali untuk
merampas kapal-kapal asing yang terdampar diwilayahnya.
Hak ini sangat merugikan Belanda. Pertama Belanda
mengultimatum raja buleleng. I Gusti Ngurah Made yang
patihnya bernama I Gusti Ketut Jelantik. Karena ultimatun itu
tidak dihiraukan, maka pada tanggal 27 Juni 1846 Belanda
menggempur Buleleng dan berhasil mengalahkannya. Yang
l
terakhir ditundukan Belanda adalah kerajaan Badung yang
diserang pada tanggal 20 September 1906.
f) Perang Aceh
Aceh adalah yang paling sulit ditundukkan Belanda.
Pasukan Belanda yang pertama dikirim ke Aceh dipimpin oleh
Jendral Kohler. Ekspedisi pertama pada tahun 1873 ini gagal
total, bahkan Jendral Kohler tewas. Ekspedisi kedua dikirim
tahun 1874 di bawah pimpinan Mayor Jendral Van Swieten.
Pasukan Aceh dibawah pimpinan panglima polim melawan
Belanda dalam pertempuran itu, istana Aceh dapat direbut oleh
Belanda. Perlawanan rakyat Aceh tidak pernah berhenti.
Perlawanan dilakukan oleh pejuang-pejuang Aceh dibawah
pimpinan para Tengku (para ulama) dan Tengku (para
bangsawan Aceh). Diantara para pemimpin itu adalah Tengku
Umar, Tengku Cik Di Tiro, Cut Nyak Dien dan lain-lain. Meski
menguasai istana, Belanda tidak pernah menguasai Aceh.
Jendral Pel yang menggantikan Van Swienten malah tewas
ditangan rakyat aceh.
Akhirnya belanda mengubah taktik. Belanda
menyusupkan seorang misionaris yang menyamar sebagai
seorang ulama bernama Dr. Snouck Hurgronje. Ia diterima baik
oleh rakyat Aceh sehingga ia dapat mempelajari seluk beluk
rakyat Aceh. Ia berhasil memberikan informasi berharga untuk
li
mengalahkan rakyat Aceh kepada pemerintah Belanda.
Berbekal informasi dari Snouck Hurgroje, Belanda perlahan-
lahan dapat mengimbangi perlawanan rakyat Aceh. Bahkan
tahun 1899 Belanda berhasil menewaskan Teuku Umar Tahun
1904 Belanda mulai dapat menguasai Aceh.
c. Pergerakan Nasional
Perjuangan yang bersifat kedaerahan yang dilakukan Indonesia
ternyata tidak berhasil mengusir penjajah. Kemudian muncullah
kesadaran untuk berfikir secara Nasional. Mulai tahun 1900an muncul
berbagai pergerakan Nasional yang dipelopori oleh Budi Utomo.
1) Latar Belakang Timbulnya Pergerakan Nasional
a) Penderitaan rakyat dalam semua bidang yaitu politik, ekonomi,
sosial, budaya dan pendidikan. Lahirnya golongan terpelajar
yang telah mendapatkan pendidikan; dan
b) Kemenangan Jepang atau Rusia tahun 1905. Pergerakan
Nasional India oleh Mahatma Gandhi, revolusi Cina yang
dipimpin oleh Dr.Sun Yat San, dan pergerakan Nasional Filipina
oleh Yoes Rizal.
2) Organisasi Pergerakan Nasional
No. Nama
Organanisasi
Tahun/ kota
berdiri
Pendiri Tujuan
a. a. Budi Utomo
(BU )
20 Mei 1908
di Jakarta
Dr.
Sutomo
dan
Dr.Wahidi
n Sudiro
Husodo
Memajukan
bidang
pendidikan
dan ekonomi.
lii
b. b. Serikat
Dagang Islam
( SDI )
1911 di Solo Haji
Samanhudi
Meningkatka
n dan
menyejahtera
kan para
pedagang
islam.
c. c. Serikat Islam 1912 di Solo Haji
Oemar
Said
Cokroamin
ato
Menyejahter
akan dan
memperluas
ruang gerak
para
pedagang
bukan
pedagang.
d. d. Muhammadi
yah
18 Nov 1992
di Bandung
K.H
Ahmad
Dahlan
Bergerak
dalam bidang
sosial,
pendidikan,
dam budaya.
Bertujuan
meningkatka
n
pemahaman
tentang
islam.
e. e. Indische
Partij
25 Des 1912
di Bandung
Tiga
Serangkai :
Dr. Cipto
Mangunku
suma, Ki
Hajar
Dewantoro
,dan Dr.
Douwes
Dekker
Menggalang
persatuan
dan kesatuan
guna
mencapai
indonesia
merdeka
f. f. Perimpunan
Indonesia
( PI ) atau
Indische
Vereniging
1922 di
Belanda
Muhamma
d Hatta,
Ahmad
Subarjo,
Sukiman,
dan Ali
Sastroamij
oyo
Menuntut
ondonesia
merdeka
g. g. Perguruan
Taman Siswa
1922 di
Jogjakarta
Ki Hajar
Dewantara
.
Mendidik
semua
pemuda
liii
berjiwa
kebangsaa
yang kuat
h. h. Paguyban
Pasundan
1914 di
Bandung
Otto
Iskandar
Dinata dan
Dr.Kusum
o Sujono
Meningkatka
n ekonomi
dan
kesejahteraan
sosial bangsa
Indonesia.
i. i. Partai
Nasional
Indonesia
(PNI)
4 Juli 1927 di
Bandung
Ir.Soekarn
o,
Ir.Anwari,
Mr.Sarton
o
Mr.Sunary
o
Mr.Budi
Arto
Dan Sultan
Sahrir
Mencapai
Indonesia
merdeka
j. j. Partai
Nasional
(Partindo)
17 April
1931 di
Bandung
Mr.Sarton
o dan
Ir.Soekarn
o
Mencapai
Indonesia
merdeka
k. k. Gabungan
Politik
Indonesia
(GAPI)
1939 di
Jakarta
M.H
Thamrin,
Abi Kusno
Cokrosuyo
so, dan
Amir
Syarifudin
Menuntut
Indonesia
berperlemen
yang dipilih
langsung
melalui
Pemilu
3) Beberapa Tokoh Penting Pergerakan Nasional
a) Raden Ajeng Kertini, lahir di Jepara yanggal 21 April 1879.
Putri Bupati Jepara RM. Ario Sosroningrat ini bercita-cita
mengangkat derajat wanita setara dengan pria di Indonesia
melalui pendidikan. Tokoh emansipasi wanita ini mengarang
buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang“;
liv
b) Dewi Sartika, lahir 4 Desember 1884 di Cicalengka, Bandung,
Jawa Barat. Putri dari P. Somanegara. Mendirikan sekolah
kautaman istri. Bercita-cita memajukan wanita sama dengan RA.
Kartini;
c) Ki Hajar dewantara. Lahir 2 Mei 1889 di Jogjakarta, nama
kecilnya Raden Mas Suwardi Suryadiningrat. Mendirikan
sekolah Taman Siswa, mengarang buku “Seandainya Aku
Seorang Belanda”(Als Ik Een Nederlander Was), mendirikan
Indische Partij berssama Dr. Cipto Mangunkusumo dan Douwes
Dekker yang selanjutnya disebut Tiga Serangkai. Karena besaar
jasanya dalam pendiidkan, hari kelahirannya tanggal 2 Mei
dijadikkan sebagai hari Pendidikan Nasional dan diangkat
sebagai Bapak Pendidikan Nasional;
d) Douwes Dekker atau Dr. Setya Danudirja, lahir 28 oktober 1879
di Pasuruan, Jawa Timur, mengarang buku “Max
Havelaar”dengan nama samaran Mutatuli;
e) Dr. Sutomo, pada tanggal 20 Mei 1908 bersama Dr. Wahidin
Sudiro Husodo mendiirkan organisasi pergerakan nasional yang
pertama yang diberi nama Budi Utomo, hari kelahirannya 20
Mei dijadikan sebagai hari kebangkitan nasional;
f) Dr. Wahidin Sudiro Husodo, lahir 7 Januari 1852 di Sleman,
Jogjakarta. Bercita-cita memajukan bangsa Indonesia sederajat
lv
dengan bangsa lain, mendirikan organisasi Budi Utomo bersama
Dr. Sutomo;
g) Haji Samanhudi, lahor di Laweyan, solo tahun 1868 nama
kecilnya Sudarno Nadi. Bercita-cita memajukan perdagangan
Indonesia dengan mendirikan Serikat Dagang Islam;
h) Muhammad Husni Thamrin, lahir 16 Februari 1894 di Jakarta,
berjuang melalui keanggotaan parlemen Belanda (Volksraad)
mengubah istilah Naderlands Indie menjadi Indonesia;
i) KH. Ahmad Dhlan, lahir di Jogjakarta 1 Agustus 1868.
Mendirikan Muhammadiyah tahun 1912, wafat di Jogjakarta 23
Februari 1923 dimakamkan di Karang Kuncen, Jogjakarta;
j) Dr. Cipto Mangunkusumo, lahir di Ambarawa tahun 1886,
tokoh Tiga Serangkai, pendiri Indische Partij. Wafat di Jakarta 8
Maret 1943 di makamkan di TMP Watu Caper, Ambarawa; dan
k) Mr. Muhammad Yamin, lahir di Sawah Lunto, 28 Maret 1903.
Penyusun dasar negara, wafat di Jakarta 17 Oktober 1962, di
makamkan di sawah Lunto.
d. Sumpah Pemuda
Kebangkitan Nasional ditandai dengan munculnya organisasi-
organisasi pergerakan Nasional. Munculnya organisasi-organisasi
pergerakan. Tidak terkecuali bagi kalangan pemuda. Para pemuda
mengharapkan agar organisasi-organisasi pergerakan yang ada dapat
lvi
melebur menjadi sebuah pergerakan yang bersifat Nasional. Oleh
karena itulah, mereka menyelenggarakan kongres pemuda.
1) Kongres Pemuda I
Kongres ini dilaksanakan tanggal 30 April-2 Mei 1926 di
Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh berbagai organisasi kepemudaan,
antara lain:
a) Tri Koro Darmo yang kemudian diubah menjadi Jong Javanen
Bond (Pemuda Jawa). Diketuai oleh Dr. Satiman Wiryosanjoyo;
b) Jong Sumatranen Bond (Pemuda Sumatra), diketuai oleh Drs.
Muh. Hatta;
c) Jong Minahasa (Pemuda Minahasa), diketuai oleh TA Kandou;
d) Jong Celebes (Pemuda Sulawesi), diketuai oleh Arlond Monotutu;
e) Jong Ambon (Pemuda Ambon), diketuai oleh J. Leimena;
f) Jong Bataks (Pemuda Batak), diketuai oleh Amir Syarifuddin;
g) Sekar Rukun (Pemuda Sunda), diketuai oleh Achmad Beilawy;
h) Pemuda kaum betawi, diketuai oleh M. Husni Thamrin;
i) Jong Timoreesch Vorbond (Pemuda Timur), diketuai oleh
J.W.Amalo; dan
j) Jong Islamienten Bond, diketuai oleh Haji Agus Salim.
Hasil utama kongres pemuda I adalah mengakui dan menerima
cita-cita persatuan Indonesia.
lvii
2) Kongres Pemuda II
Kongres ini dilaksanakan pada tanggal 26-28 Oktober 1928.
Rapat I tanggal 26 di gedung Katholieke Jongelingen Bond (gedung
pemuda katholik) Jakarta. Rapat ke II tanggal 17 di gedung Oost
Java Bioscoop. Rapat ke III tanggal 28 Oktober di gedung Indonesia
Clubhuis (gedung sumpah pemuda), jalan kramat raya Jakarta.
Susunan panitia kongres pemuda II:
Ketua : Sugondo Joyopuspito
Wakil Ketua : Joko Marsaid
Sekretaris : Mr. Muhammad Yamin
Bendahara : Mr. Amir Syarifuddin
Mengahasilkan keputusan yang disebut Sumpah Pemuda. Isi
sumpah pemuda adalah
a) Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu,
tanah air Indonesia;
b) Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa
Indonesia; dan
c) Kami putra dan putri Indonesia mengaku menjunjung tinggi
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sebelum sumpah pemuda dibacakan, diperdengarkan lagu
Indonesia Raya karya WR. Supratman dengan diiringi instrumen
biola.
lviii
e. Kedatangan Bangsa Jepang Ke Indonesia
1) Kedatangan Bangsa Jepang
Jepang datang ke Indonesia dalam rangka perang Asia Timur
raya, yaitu bagian dari perang dunia II. Perang ini terjadi antara
blok sekutu (Amerika, Inggris, Belanda, Prancis) melawan Jerman,
Italia, dan Jepang.
Tanggal 1 Maret 1942 pasukan Jepang berhasil mendarat di
tiga tempat secara serempak di Pulau Jawa, yaitu Teluk Banten,
Eretan Wetan (Pantura), dan Pasuruan (Jawa Timur). Tanggal 5
Maret 1942 pasukan Jepang sudah berhasil menguasai Batavia.
Tanggal 8 Maret 1942, Belanda menyerah tanpa syarat kepada
Jepang. Penyerahan itu bertuang pada dalam perjanjian Kalijati
antara Letjen Ter Porten (wakil Belanda) dengan Letjen Hithoshi
Imamura (wakil Jepang). Jepang secara resmi berkuasa di
Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942. Jepang membagi wilayah
Indonesia menjadi tiga daerah pemerintahan sebagai berikut.
a. Jawa-Madura dipimpin tentara ke-16 yang berpusat di Jakarta;
b. Sumatra dipimpin tentara ke-25 yang berpusat di Bukittinggi;
dan
c. Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Irian Jaya
dipimpin armada selatan yang berpusat di Ujung Pandang.
Untuk menarik simpati bangsa Indonesia, Jepang melakukan
banyak proganda. Tujuannya supaya bangsa indonesia menerima
lix
kehadiran Jepang. Proganda dan tindakan tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Pemimpin Indonesia yang ditawan Belanda dibebaskan;
2) Lagu Indonesia Raya boleh dinyayikan;
3) Bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang
Hinomaru;
4) Larangan menggunakan bahasa Inggris dan Belanda, serta
penerbitan buku-bukunya;
5) Bahasa Indonesia boleh digunakan;
6) Memperkenalkan kalender untuk tujuan resmi;
7) Patung-patung Eropa diruntuhkan; dan
8) Nama Batavia dikembalikan menjadi Jakarta dan jalan-jalan
diberi nama baru.
Jepang selalu menempatkan diri sebagai saudara tua yang
baik. Hal ini membuat bangsa Indonesia semakin terpikat. Bahkan,
bangsa Indonesia bersedia membantu Jepang melawan sekutu.
Bangsa Indonesia berharap memperoleh kemerdekaan. Maka
setelah itu dibentuklah organisasi pergerakan dan organisasi wajib
militer sebagai upaya membantu Jepang dalam perang Asia Timur
Raya.
lx
a) Organisasi Pergerakan
(i) Gerakan 3A
Gerakan 3A merupakan organisasi pertama yang
dibentuk Jepang (Nippon). Semboyangnya adalah Nippon
Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia, dan Nippon
Pemimpin Asia. Tujuan gerakan 3A adalah mendorong
bangsa Indonesia supaya bersedia membantu Jepang dalam
memenangkan Perang Asia Timur Raya. Karena tidak
mendapat simpati dari bangsa Indonesia maka gerakan 3A
dibubarkan;
(ii) PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat)
Tujuan PUTERA adalah menarik bangsa Indonesia
agar bersedia membantu Jepang melawan sekutu. Jepang
mendirikan PUTERA sebagai pengganti gerakan 3A karena
dianggap tidak memberikan keuntungan. Akan tetapi untuk
bangsa Indonesia, PUTERA dimanfaatkan para
pemimpinannya untuk mengobarkan semangat kebangsaan.
Pemimpin PUTERA berasal dari bangsa Indonesia sendiri
dan sering disebut Empat Serangkai, yaitu Ir. Sukarno, Drs.
Mohammad Hatta, K.H Mas Mansyur, dan Ki Hajar
Dewantara. Organisasi ini pun akhirnya dibubarkan pada
tahun 1944; dan
lxi
(iii) Jawa Hokokai
Jawa Hokokai dibentuk oleh Jepang setelah PUTERA
dibubarkan. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
bertujuan agar rakyat Indonesia dapat dihimpun tenaganya
dan berbakti kepada Jepang.
(iv) Organisasi Wajib Militer
Wajib militer merupakan salah satu usaha
pemerintahan Jepang. Tujuannya untuk mempersiapkan
para pemuda Indonesia berperang melawan sekutu. Usaha
yang dilakukan berupa latihan semimiliter dan militer penuh.
Wajib militer yang diselenggarakan adalah sebagao berikut:
(a) Seinendan (Barisan Pemuda);
(b) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi);
(c) Fujinkai (Barisan Wanita);
(d) Heiho (Pembantu Prajurit Jepang);
(e) Suishintai (Barisan Pelopor);
(f) Jibakutai (Barisan Berani Mati);
(g) Gakutotoi (Barisan Pelajar); dan
(h) Peta (Pembela Tanah Air).
Kehidupan rakyat selama Jepang memerintah sama
seperti ketika Belanda berkuasa. Bahkan Jepang lebih
lxii
kejam dari Belanda. Kekejaman Jepang yang dirasakan
bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
(a) Adanya wajib militer bagi pemuda, wanita dan pelajar;
(b) Kerja paksa atau romusha;
(c) Wajib kerja tanpa upah untuk pamong desa atau
kinrohosi;
(d) Banyak wanita dan gadis diculik;
(e) Tanah pertanian rakyat digunakan untuk perkebunan
jarak sebagai bahan baku minyak pelumas mesin-mesin
perang; dan
(f) Semua hasil pertanian, perkebunan, perternakan, dan
tambang diserkan kepada pemerintah Jepang.
2) Perlawanan Terhadap Penduduk Jepang
a) Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng tahun 1942
Perlawanan ini dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Perlawanan
rakyat Aceh juga terjadi di Mereudu pada tahun 1944;
b) Perlawanan di Kaplongan, Jawa Barat
Jepang memaksa petani di Kapolongan untuk menyerahkan
sebagian hasil buminya. Petani marah, terjadilah perlawanan
terhadap pasukan Jepang;
c) Perlawanan di Lohbener, Jawa Barat
Petani di Lohbener menolak memberikan hasil panen padi
kepada Jepang;
lxiii
d) Perlawanan di Pontianak, Kalimantan Barat
Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan
terbang. Para pemimpin sepakat untuk menyerang Jepang.
Perlawanan terjadi pada tanggal 16 Oktober 1943. Mereka
ditangkap dan dibunuh;
e) Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap
Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap terjadi pada bulan Juni
1945. Perlawanan ini dipimpin oleh Kusaeri, komandan regu
Peta di Cilacap. Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi hukuman.
Sudirman berhasil menolong dan membebaskannya;
f) Perlawanan di Singaparna, Jawa Barat
Perlawanan Singaparna dipimpin oleh Kyai Haji Zaenal. Beliau
menolak Seikerei (membungkukkan badan kepada Kaisar
Jepang Tenno Heika) dan menentang romusha. Beliau
memandang hal itu bertentangan dengan ajaran islam; dan
g) Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur
Tentara Peta di Blitar memberontak dibawah pimpinan
Shodanco F.X. Supriyadi. Jepang dapat mematahkan
perlawanan ini. Supriyadi dan teman-temannya ditangkap oleh
Jepang.
Pada tanggal 15 Maret 1945, perwira-perwira Peta yang
memberontak diadili dipengadilan Militer Jepang di Jakarta. Dalam
pengadilan itu, mereka dujatuhi hukuman mati. Perwira-perwira
lxiv
Peta yang dijatuhi hukuman mati antara lain Muradi, Dr. Ismangil,
Suparyono, Sunarto, Halim Mangkudijaya, dan Supriyadi. Tetapi
Supriyadi menghilang dan tidak menghadiri persidangan.
2. Hakikat Strategi Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Strategi Pembelajaran Inkuiri
Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
penyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran
tertentu (Gerlach dan Ely, 1980: 69).
Dick dan Carey (1990) (dalam Hamzah, 2011: 5) menjelaskan
bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen metari
pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan yang digunakan oleh
guru dalam rangka membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas
pada prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk
juga pengaturan materi atau peket progam pembelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran yaitu cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh
seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran, sehingga
akan memudahkan siswa mencapai tujuan yang dikuasai diakhir
kegiatan belajar (Hamzah, 2011: 6).
Roestiyah (1991) (dalam Hamdani, 1991: 182) Model
pembelajaran Inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan
lxv
yang bersifat dengan mencari pemecahan permasalahan dengan cara
kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah
tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didukung
oleh data atau kenyataan. Pelaksanaannya adalah guru membagi tugas
kepada siswa untuk meneliti suatu masalah dikelas. Siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok, dan tiap-tiap kelompok mendapat tugas
tertentu. Sasaran utama model belajar inkuiri adalah mengembangkan
penguasaan pengetahuan, yang merupakan hasil dari pengolahan data
atau informasi. Pada kegiatan ini, siswa dilibatkan secara aktif dalam
proses mencari tahu untuk mampu menginterpretasikan informasi,
membedakan antara asumsi yang benar dan yang salah, dan
memandang suatu kebenaran dan hubungannya dengan berbagai situasi.
Jadi, siswa tidak hanya memiliki informasi, tetapi lebih jauh lagi, siswa
menempatkan diri sebagai sainstis yang melakukan penelitian, berfikir,
dan merasakan lingkungan penelitian.
b. Kelebihan dan Kekurangan Inkuiri
Majid (2014: 227) Strategi pembelajaran Inkuiri merupakan
strategi pemebalajaran yang banyak dianjurkan karena strategi ini
memiliki beberapa keunggulan diantaranya sebagai berikut :
1) Strategi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan
kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
secara seimbang sehingga pembelajaran melalui strategi ini
dianggap lebih bermakna;
lxvi
2) Strategi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar
sesuai dengan gaya belajar mereka;
3) Strategi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembanagan psikologi belajar modern yang menganggap belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman;
dan
4) Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memilih kemampuan diatas rata-rata.
Artinya, siswa yang memiliki kamampuan belajar bagus tidak akan
terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
Disamping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai
kelemahan, diantaranya sebagai berikut:
a) Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa;
b) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar;
c) Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan
waktu yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuikannya
dengan waktu yang telah ditentukan; dan
d) Kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, strategi ini akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
lxvii
c. Langkah – Langkah Pembelajaran Inkuiri
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
a) Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau
iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini, guru
mengkondisikan siswa siap melaksanakan proses pemebalajaran.
Guru merangsang siswa dengan mengajak bernyayi sebelaum
belajar;
b) Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah melibatkan siswa
pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Guru memberikan
pertanyaan kepada siswa menganai perjuangan melawan penjajah;
c) Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji
kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang
perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berfikir yang kokoh
sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis;
d) Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang
dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Strategi
pembelajaran Inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental
lxviii
yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses
pengumpulan data;
e) Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang
dianggap diterima susuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdaskan pengumpulan data. Menguji hipotetis berarti
mengembangkan kamampuan berfikir rasional. Artinya, kebenaran
jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan
tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dana dapat
dipertanggung jawabkan. Guru memberikan tugas kepada siswa
berupa tugas kelompok dan tugas individu; dan
f) Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendiskripsiakan
temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
Merumuskan kesimpulan merupakan gong-nya dalam proses
pembelajaran. Sering terjadi, karena banyaknya data yang diperoleh
menyababkan kesimpulan yang dirumuaskan tidak fokus pada
masalah yang hendak dipecahkan. Oleh karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada
siswa data mana yang releven. Setiap kelompok maju kepada kelas
untuk mempresentasikan hasil diskusinya (Majid, 2014: 224).
lxix
d. Tujuan Utama Strategi Inkuiri
Tujuan utama pembelajaran yang berorientasi pada Inkuiri adalah
mengembangkan sikap dan ketrampilan siswa sehingga mereka dapat
menjadi pemecah masalah yang mandiri (independent problem solvers).
Ini berarti bahwa siswa tersebut perlu mengembangkan pemikiran
skeptis tentang sesuatu hal dan peristiwa-peristiwa yang ada di dunia ini
(Jarolimek, 1977). Pendapat yang lain datang dari Joice dan Weil
(1980) yang mengatakan bahwa tujuan umum dari strategi Inkuiri ini
adalah membantu siswa mengembangkan disiplin dan ketrampilan
intelektual yang diperlukan untuk memunculkan masalah dan mencari
jawabannya sendiri melalui rasa keingin-tahuannya.
Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapatlah disimpulkan bahwa
tujuan umum strategi Inkuiri adalah membantu siswa mengembangkan
disiplin dan ketrampilan intelektual untuk memunculkan masalah dan
kemudian dapat mencari jawabannya sendiri sehingga mereka dapat
menajdi pemecah masalah yang mandiri (Ngalimun, 2016: 63).
3. Hakikat Media Pembelajaran Audio Visual
a. Pengertian Media Audio Visual
Sanaky (2013: 30) menyatakan bahwa media audio visual adalah
seperangkat alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan
bersuara. Paduan gambar dan suara membentuk karakter sama dengan
objek aslinya. Alat-alat yang termasuk dalam katagori media audio
visual adalah: televisi, vidio VCD, sound slide dan film.
lxx
b. Macam-macam Media Audio Visual
Sanaky (2013: 30-31) mengatakan alat-alat yang termasuk dalam
kategori media audio visual meliputi:
1. Televisi
Televisi berasal dari dua kata, yaitu: tele (dalam bahasa Yunani)
artinya jauh, dan visi (bahasa Latin) berarti penglihatan.
Television (bahasa Inggris) bermakna jauh. Televisi sebagai
lembaga penyiaran telah banyak dimanfaatkan untuk kepentingan
pendidikan dan pengajaran. Televisi yang menginformasikan atau
menyiarkan pesan-pesan pendidikan dan pengajaran disebut
televisi pendidikan (educational television).
2. Video – VCD
Gambar bergerak yang disertai dengan suara dapat ditayangkan
melalui medium video dan video compact disk (VCD) video dan
televisi mampu menayangkan pesan pembelajaran secara realistik.
Video memiliki beberapa manfaat yang digunakan dalam
pembelajaran yaitu slow metion gerakan objek atau peristiwa
tertentu yang berlangsung sangat cepat dapat diperlambat agar
mudah dipelajari oleh siswa.
3. Media Sound Slide (Slide bersuara)
Slide bersuara adalah gambar tunggal dalam bentuk film positif
tembus pandang yang dilengkapi dengan bingkai yang
lxxi
diproyeksikan. Penggunaannya dapat dikombinasikan dengan
audio kaset atau dapat juga digunakan secara tunggal tanpa suara.
c. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual
Kelebihan media audio visual ini adalah semakin banyaknya
pancaindra yang dilibatkan dalam proses komunikasi pembelajaran,
maka semakin banyak materi pembelajaran yang dapat diserap oleh
siswa. Media audio visual juga dapat menyajikan objek dan peristiwa
nyata di kelas untuk dijadikan bahan pembahasan atau diskusi yang
menarik.
Selain memiliki kelebihan, media audio visual juga memiliki
kelemahan, yaitu harga peralatan dan biaya produksinya mahal,
pembuatan perangkat lunaknya juga memperlukan ketrampilan khusus,
peralatan ini memperlukan banyak biaya (Gintings, 2008: 146)
4. Hakikat IPS
a. Pengertian IPS
Sumantri (2001: 89) (dalam Gunawan, 2013: 17) IPS merupakan
suatu program pendidikan dan bukan sub disiplin iti tersendiri, sehingga
tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin
ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu pendidikan. IPS mengikuti cara pandang
yang bersifat terpadu dari jumlah mata pelajaran seperti geografi,
ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi,
sosiologi.
lxxii
b. Ruang Lingkup IPS
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu
pengetahuan sosial adalah manusia dalam konteks sosial. Batasan ilmu
pengetahuan sosial tersebut, diadaptasikan ke dalam organisasi
profesiaonal yang secara khusus membina dan mengembangkan
semacam ilmu pengetahuan sosial pada tingkat pendidikan.
Untuk memntapkan ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial, perlu
diketahui ciri-cirinya. Salah satu ciri utamanya adalah bekerja samanya
antara disiplin ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-ulmu sosial untuk
mencapai tujuan pendidikan. Kerjasama disiplin ilmu pendidikan yang
dimaksud adalah adanya seperangkat kamampuan yang berguna sebagai
berikut:
1. Memilih bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan
humanities untuk tujuan pendidikan;
2. Mengorganisasikan bahan pendidikan secara ilmiah dan psikologis
untuk tujuan pendidikan;
3. Menyajikan metode pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk
tujuan pendidikan; dan
4. Menilai hasil belajar ilmu pengetahuan sosial.
Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial berkaitan dengan
masalah-masalah nyata dalam kehidupan masyarakat, maka
pemantapan ilmu pengetahuan sosial dalam pendidikan secara langsung
dapat dikembangkan pada beberapa mata pelajaran yang secara
lxxiii
langsung telah menggunakan istilah ilmu pengetahuan sosial maupun
pendidikan kewarganegaraan.
c. Tujuan Pembelajaran IPS
Sumatmaja (2006) (dalam Gunawan, 2013: 18) tujuan pendidikan
IPS adalah membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya
serta bagi masyarakat dan negara.
5. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Oemar (dalam Sam‟s, 2010: 31) menyatakan belajar secara umum
dapat diartikan proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi
individu dengan lingkungannya. Galloway (dalam Sam‟s 2010: 32)
mendefenisikan belajar sebagai perubahan tingkah laku yang relatif
tetap terjadi sebagai hasil dari laitihan atau pengalaman.
Bloom (dalam Suprijono: 2009), hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif, dan psokomotorik. Domain kognitif
adalah knowledge(pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman,
menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis
(membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif
adalah receiving (sikap, menerima), responding (memberikan respons),
valving (nilai), organization (organisasi), charakterization
(karakteristik). Domain psikomotorik meliputi initiatory, pre-routine,
dan rountinized. Psikomotorik juga mencakup ketrampilan produksi,
lxxiv
teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara, menurut
Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi,
menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan,
merencanakan pengertian, dan sikap. Hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh
para pakar pendidikan sebagaimana tersebut tidak dilihat secara
fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif.
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Baharuddin (2007: 19), menyatakan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dibedakan menjadi dua , yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling
mempengaruhi dalam proses belajaran individu sehingga menentukan
kualitas hasil belajar.
1) Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor
internal meliputi:
a) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan
kondisi fiisk individu.
b) Faktor psikologis
Faktor psokologis adalah keadaan psikologis seseorang
yang dapat mempengaruhi proses belajar. Misal kecerdasan
lxxv
siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat (Baharuddin, 2007: 19-
20).
2) Faktor eksternal adalah faktor yang diluar individu.
Slameto (1991: 62-74) menyebutkan faktor eksternal yang
mempengaruhi hasil belajar meliputi: faktor keluarga, faktor
sekolah dan faktor masyarakat.
a) Faktor keluarga, misal cara orang tua mendidik, relasi antar
anggota keluarg, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan;
b) Faktor sekolah, misal metode mengajar yang digunakan guru,
kurikulum sekolah, relasi guru dengan siswa, disiplin sekolah,
alat pelajaran yang digunakan, keadaan gedung, dan tuga rumah
siswa;
c) Faktor masyarakat, misal kegiatan siswa dalam masyarakat,
media(radio, televisi, surat kabar, majalah, koran, buku dan
komik). Teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Syah (2003) (dalam Baharuddin, 2008: 26) menjelaskan
bahwa faktor eksternal yang memperngaruhi hasil belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial,
dan faktor lingkungan nonsosial.
a) Faktor lingkungan sosial. Misal lingkungan sekolah, lingkungan
masyarakat dan lingkungan keluarga; dan
lxxvi
b) Faktor lingkungan nonsosial. Misal lingkungan alamiah seperti
kondisi udara segar, tidak panas, dan tidak dingin; faktor
instrumental seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas
belajar, lapangan olahraga dan faktor materi yang diajarkan ke
siswa.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal
mauoun faktor eksternal diantaranya adalah faktor perhatian,
tanggapan, bakat, berfikir dan lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga perlu adanya
perhatian dari guru yang sangat mendalam untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran.
c. Penilaian Hasil Belajar
Djamarah (2002: 120-121) mengungkapkan bahwa untuk
mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat
dilakukan melalui tes presentasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang
lingkup, tes presentasi belajar dapat digunakan ke dalam jenis penilaian
sebagai berikut:
1) Tes Formatif, penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau
beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh
gamabaran tetntang daya serap siswa terhadap pokok bahasan
tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses
belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu;
lxxvii
2) Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran
tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya
adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk
meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif
ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan dalam menentukan nilai rapor; dan
3) Tes Sumat, tes ini untuk mengukur daya serap siswa terhadap
bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu
semester, satu atau dua tahun pelajaran. Tujuannya adalah untuk
menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam
suatu periode belajar tertentu. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk
kenaiakn kelas, menyusun peringkat, atau sebagai ukuran mutu
sekolah.
d. Alat-alat Penilaian
Alat-alat yang digunakan dalam melakukan penilaian hasil belajar
adalah tes. Hasil tes dapat diguanakan untuk memberikan laporan
kepada pihak tertentu tentang perkembangan kemajuan belajr peserta
didik maupun tentang keberhasilan guru mengajar. Terdapat dua
katagori tes yaitu, tes subjektif dan tes objektif Arikunto (2002) (dalam
Sudaryono, 2012: 102).
1) Tes Subjektif, pertanyaan yang harus dijawab siswa dalam bentuk
uraian, jelaskan, diskusi, perbandingan, memberi alasan dan brntuk
lxxviii
lain yang sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan kata-kata dan
bahasa sendiri. Tes subjektif memiliki kelebihan, yaitu:
a) Mudah disiapkan dan disusun;
b) Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau
untung-untungan;
c) Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta
menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus; dan
d) Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu
masalah yang diteskan.
Sudaryono (2012: 102-103) menyatakan bahwa kekuarangan
tes subjektif adalah:
a) Kadar validitas dan reabilitas rendah karena sukar dikatahui
segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah
dikuasai;
b) Kurang representstif dalam hal mewakili seluruh scpoe bahan
pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya bebebrapa saja
(terbatas);
c) Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur
subjektif;
d) Pemeriksaanya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan
individual lebih banyak dari penilaian; dan
e) Waktu untuk koreksinya lama dan tidak dapat diwakili kepada
orang lain.
lxxix
2) Tes Objektif merupakan tes yang dalam pemeriksaannya dapat
dilakukan secara objektif. Kelebihan tes objektif meliputi:
a) Mengandung lebih banyak segi positif;
b) Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat
menggunakan kunci tes bahkan alat-alat kemajuan teknologi;
c) Pemeriksaannya dapat diserhkan orang lain; dan
d) Dalam pemeriksaan tidak ada unsur subjektif yang
mempengaruhi.
Kekurangan tes objektif yaitu:
a) Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dari pada tes essai;
b) Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan
proses mental yang tinggi;
c) Banyak kesempatan untuk main untung-untungan; dan
d) Kerjasama antar siswa pada waktu mengerjakan soal lebih
terbuka.
Bentuk-bentuk tes objektif yaitu: jawaban singkat, benar
salah, menjodohkan dan pilihan ganda (Arikunto, 2016: 181-190).
a) Bentuk soal jawaban singkat
Bentuk soal jawaban singkat adalah yang menuntut
peserta tes untuk memberikan jawaban singkat, berupa kata,
prase, nama tempat, nama tokoh, lambang atau kalimat yang
sudah pasti.
lxxx
b) Bentuk soal benar-salah
Bentuk soal benar salah adalah bentuk soal yang soal-
soalnya berupa pernyataan yang benar dan sebagian lagi
berupa pernyataan yang salah. Pada umumnya bentuk soal
benar-salah dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa
tentang fakta, definisi dan prinsip. Kekurangan bentuk soal ini
adalah kurang dapat mengukur aspek pengetahuan yang lebih
tinggi karena hanya menuntut daya ingat dan pengenalan
kembali. Selain itu juga banyak permasalahan yang dapat
dinayatakan hanya dengan dua kemungkinan benar dan salah.
c) Bentuk soal mejodohkan (Matching Test)
Matching test dapat diganti dengan istilah
mempertandingkan, mencocokkan, memasangkan, atau
menjodohkan. Bentuk yang paling sederhana, jumlah soal
sama dengan jumlah jawaban. Bentuk sola menjodohkan hanya
dapat mengukur hal-hal yang didasarkan atas fakta dan hafalan.
Kekuarangan tes ini adalah bentuk soal ini sukar menentukan
materi atau pokok bahasan yang mengukur hal-hal yang
berhubungan.
d) Bentuk soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda adalah vebtuk tes yang mempunyai
satu jawaban yang benar atau paling tepat. Jika dilihat dari
struknya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas: stem
lxxxi
merupakan bagian keterangan dan option merupakan sejumlah
pilihan atau alternatif jawaban. Kelebihan tes pilihan ganda
adalah mareti yang diujikan mencakup sebagian besar bahan
pengajaran yang telah diberikan, jawaban siswa dapat mudah
dan cepat dinilai dengan menggunakan kunci jawaban. Bentuk
soal tidak dapat dilihat dengan nyata.
6. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Arikunto (2006) (dalam Suyadi, 2010: 18) menjalaskan
pengertian PTK secara lebih sistematis.
1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan
menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk
menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat meningkatkan
mutu objek yang diamati;
2) Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan
terencana dengan tujuan tertentu. Dalam PTK, gerakan ini dikenal
dengan siklus-siklus kegiatan untuk peserta didik; dan
3) Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik
yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru yang
sama.
Berdasarkan ketiga pengertian diatas, yakni penelitian, tindakan
dan kelas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan penelitian
tindakan kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan
lxxxii
terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersamaan. Berdasarkan pengertian diatas, kita
dapat menggaris bawahi beberapa poin penting tentang PTK, yakni:
a) PTK adalah suatu bentuk inquiri atau penyelidikan yang
dilakukan melalui refleksi diri;
b) PTK dilakukan oleh peserta yang terlibat dalam situasi yang
diteliti, seperti guru, peserta didik, atau kepala sekolah;
c) PTK dilakukan dalam situasi sosial, termasuk situasi pendidikan;
dan
d) Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan
kepantasan dari praktik-praktik belajar-mengajar, memperbaiki
pemahaman dari praktik belajar-mengajar, serta memperbaiki
situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan.
Berdasarkan ide pokok di atas, dapat disimpulkan bahwa PTK
adalah pencermatan yang dilakukan oleh orang-orang yang terlibat di
dalamnya (guru, peserta didik, kepala sekolah) dengan menggunakan
metode refleksi diri dan bertujuan untuk melakukan perbaikan di
berbagai aspek pembelajaran. Dengan kata lain PTK adalah
pencermatan yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri
melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki profesinya
sebagai guru, sehingga hasil belajar peserta didik terus meningkat.
lxxxiii
b. Karakteristik PTK
Suyadi, 2010: 23 menyatakan berdasarkan pengertian di atas,
PTK mempunyai karakteristik tersendiri jika dibandingkan dengan
penelitian-penelitian lain pada umumnya. Beberapa karakteristik
tersebut adalah:
1) Guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk
segera diselaikan di dalam kelasnya.
Guru menyadari bahwa ada sesuatu dalam praktik
pembelajarannya yang harus dibenahi, dan ia terpanggil untuk
melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki
persoalan tersebut. Dengan demikian, PTK menjadi khas jika
hanya dilakukan dan diprakarsai oleh guru kelas, buka oleh pihak
lain. Penelitian tindakan kelas, guru dituntut untuk turut berperan
aktif, inilah salah satu ciri khas yang membedakan anatar PTK
dengan penelitian yang lain, yang biasanya dilakukan oleh
peneliti dari luar lingkungan kelas. Sekedar contoh, seorang guru
merasa bahwa dalam daftar hasil nilai ulangan harian matematika,
khususnya materi tentang himpunan, hanya ada 30% siswa yang
mencapai nilai diatas rata-rata. Sedangkan 70% sisanya
mendapatkan nilai di bawah rata-rata, padahal materi tersebut
telah dijelaskan berulang kali. Guru kemudian melakukan refleksi
mengapa hal itu bisa terjadi. Kemudian, tumbuh minat dari guru
tersebut untuk melakukan penelitian terkait cara-cara apa saja
lxxxiv
yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil ulangan
matematika tersebut. Salah satu ciri khas penelitian disebut PTK
adalah adanya persoalan yang dirasakan atau diketahui guru,
kemudian sang guru memutuskan untuk bertindak (melakukan
tindakan), guna menemukan cara untuk mengatasinya;
2) Refleksi diri
Refleksi merupakan ciri khas PTK yang paling esensial.
Refleksi ini juga membedakan anatara PTK dengan penelitian
pada umumnya yang menggunakan responden atau populasi
secara objektif dalam mengumpulkan data. Dalam PTK,
pengumpulan data sering kali diawali dan dilakukan dengan
melakukan refleksi diri. Refleksi yang dimaksud di sini adalah
melakukan intropeksi diri, seperti guru mengingat kembali apa
saja tindakan yang telah dilakukan di dalam kelas, apa dampak
dari tindakan tersebut, mengapa dampaknya menjadi demikian,
dan sebagainya. Data dalam PTK dikumpulkan dari praktik
pembelajaran sendiri, bukan dari pihak lain. Bahkan untuk
menemukan data yang akurat, guru harus terlibat langsung dalam
praktik pembelajaran. Dengan demikian PTK harus dilakukan
oleh guru dalam kelasnya sendiri, bukan dikelas lain dimana tidak
mengajar didalamnya;
lxxxv
3) Penelitian tindakan kelas dilakukan di dalam “kelas” sehingga
fokus erhatian adalah proses pembelajaran antara guru dan siswa
melalui interaksi.
Kelas yang dimaksud di sisi tidak sebatas pada sebuah
ruang tertutup yang dibatasi dinding dan pintu. Yang terpenting
dalam PTK bukanlah kelas atau ruangannya, tetapi fokus
perhatian penelitian kepada proses pembelajaran dalam bentuk
interaski antar guru dan siswa; dan
4) PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara
terus menerus
Siklus didalamnya harus mencerminkan perbaikan demi
perbaikan yang dicapai. Siklus sebelumnya merupakan dasar bagi
siklus selanjutnya. Maka hasil dari siklus berikutrnya seharusnya
jauh lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
c. Prinsip PTK
Suyadi (2010: 30) menyatakan terdapat prinsip atau pedoman
yang harus dipenuhi. Hal ini dimaksudkan proses PTK dapat
mencapai hasil yang maksimum, sebagai berikut:
1) PTK dilakukan dalam lingkungan pembelajaran yang alamiah
PTK harus dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang
alamiah artinya, PTK haarus dilakukan tanpa mengubah situasi
dan jadwal pelajaran. Ketika dilakukan PTK proses
pembelajarannya diubah sedemikian rupa, kemudian kembali
lxxxvi
seperti semula, maka sebaik apapun hasil PTK tidak akan bisa
diterapkan dikelas. Perubahan pola pembelajaran tidak mungkin
dilakukan secara terus-menerus dalam konteks pembelajaran yang
alamiah(sebagaimana aslinya) tanpa mengubahnya.
2) Adanya inisiatif dari guru untuk memperbaiki proses
pembelajaran
Guru harus peka terhadap persoalan-persoalan yang muncul
dalam proses pembelajaran. Guru dituntut untuk lebih peka
terhadap prestasi belajar siswa. PTK meruapakan jalan bagi guru
untuk memperbaiki proses pembelajaran. Berangkat dari
kesadaran akan segala kekurangan tersebut, guru harus
mempunyai inisiatif untuk memperbaiki keadaan. Kemudian
inisiatif tersebut hendaknya diuji coba secara terus menerus,
sehingga memperoleh hasil yang maksimal. Jika inisiatif yang
satu gagal diuji coba maka guru harus mempunyai inisiatif lain
sebelum kemudian menguji cobakannya berulang kali. Demikian
seterusnya sehingga guru terus menerus melakukan perbaikan
melalui PTK.
3) Menggunakan analisis SWOT sebagai dasar tindakan
Menurut Arikunto (2006: 7) PTK harus dimulai dengan
melakukan analisis SWOT, yaitu strength (kekuatan), weaknesses
(kelemahan), opportunity (kesempatan), dan tbreati (ancaman).
Keempat unsur tersebut hendaknya digunakan dalam analisis
lxxxvii
terhadap guru yang melakukan tindakan maupun siswa yang
dikenai tindakan. PTK hanya bisa berjalan jika terdapat
kesesuaian antara guru dan siswa. Inisiatif guru untuk
memperbaiki pembelajaran tidak akan berjalan jika siswa tidak
mampu mempraktikkannya. Inisiatif guru harus berangkat dari
kemampuan siswa yang dihadapinya.
4) Adanya upaya secara konkret
Inisiatif untuk memperbaiki pembelajaran yang didasarkan
pada analisis SWOT, harus berupa tindakan secara konkret, tidak
cukup hanya sekedar harapan apalagi angan-angan. Sebuah
inisiatif baru yang diaktualisasikan dalam proses pembelajaran
perlu mendapat bantuan dari berbagai unsur yang dilibatkan
secara sistematis, mulai dari sarana dan prasarana pendukung,
mengubah jadwal pelajaran, dan gaya mengajar yang berbeda.
5) Merencanakan dengan SMART
Arikunto (2010: 7) menyatakan bahwa PTK harus
direncanakan dengan SMART. SMART yang dimaksud memiliki
makna:
S: Specific, khusus, tidak terlalu umum/luas
M: Manageable, dapat dikelola, dilaksanakan.
A: Accptable, dapat diterima lingkungan auat dapat dijangkau,
dicapai.
R: Realistic, oprasional, tidak diluar jangkauan.
lxxxviii
T: Time-bound, diikat oleh waktu, terencana.
Beberapa prinsip SMART, khusunya acceptable maka
sebelum melakukan PTK guru harus mengkomunikasikannya
dengan siswa. Apa inisiatif guru, apa yang akan dilakukan, dan
apa perangkat yang digunakan. Hal ini dimaksudkan untuk
mencari kesepatakan apakah siswa mampu melakukan inisiatif
guru atau tidak.
d. Tujuan PTK
McNiff (1992) (dalam Sumandayo, 2013: 22) menyatakan
bahwa dasar utama PTK adalah untuk perbaikan. Perbaikan terkait
dan memiliki konteks dengan proses pembelajaran.
Boro (1985) (dalam Sumandoyo, 2013: 22) menyatakan tujuan
utama PTK adalah pengembangan ketrampilan guru berdasarkan pada
persoalan-persoalan pembelajaran yang dihadapai guru pada kelasnya
sendiri, dan bukannya bertjuan untuk pencapaian pengetahuan umum
dalam bidang pendidikan.
e. Kelebihan dan kekurangan PTK
Shumsky (1982) (dalam Sumandayo, 2013: 36-38) menyatakan
PTK memiliki kelebihan sebagai berikut:
1) Tumbuhnya rasa memiliki melalui kerja sama dalam PTK;
2) Tumbuhnya kreatifitas dan pemikiran kritis lewat interaksi
terbuka yang bersifat reflektif/evaluatif dalam PTK;
3) Dalam kerja sama ada saling merangsang untuk berubah; dan
lxxxix
4) Meningkatnya kesepakatan lewat kerja sama demokratis dan
dialogis dalam PTK.
Shumsky (1982) (dalam Sumadayo, 2013: 36-38) menyatakan
bawa kelemahan dari PTK sebagai berikut:
1) Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan dalam teknik dasar
penelitian pada anda sendiri karena terlalu banyak berurusan
dengan hal praktis;
2) Rendahnya efensiensi waktu karena anada harus punya komitmen
peneliti untuk terlibat dalam prosenya sementara anda masih
harus melakukan tugas ritun; dan
3) Konsepsi proses kelompok yang menuntut pemimpin kelompok
yang demokratis dengan kepekaan tingi terhadap kebutuhan dan
keinginan anggota-anggota kelompoknya dalam situasi tertentu.
f. Langkah-langkah PTK
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menekankan pada proses dan
produk, pada waktu proses tindakan berlangsung, peneliti harus
merekam semua dampak dari kegiatan yang baru dilakukan (Arikunto,
2017: 194). Arikunto dalam Suyadi (2010: 42) menyatakan terdapat
empat langkah dalam melakukan PTK yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Sebagaimana tampak pada Gambar 2
berikut.
xc
Gambar 2. Siklus PTK
Sumber: Suyadi, (2010: 50)
B. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini:
1. Penelitian yang dilakukan Muhammad Driyaudin, 2014 dengan
judul”Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Benda dan Sifatnya Melalui
Metode Inkuirii Pada Siswa Kelas V A MI NU Tamrinut Thullab Undaan
Lor Kudus Tahun pelajaran 2014/2015”. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode Inkuiri pada materi benda
dan sifatnya dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V A
MI NU Tamrinut Thullab Undaan Lor Kudus tahun pelajaran 2014/2015?.
Tujuan penelitian ini adalah : untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi
benda dan sifatnya melalui metode Inkuiri pada siswa kelas V A MI NU
Tamrinut Thullab Undaan Lor Kudus tahun pelajaran 2014/2015. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Inkuiri dapat
Siklus ke-I
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
Perencanaan
Siklus Ke-II
Pengamatan
Pelaksanaan Refleksi
?
xci
meningkatkan hasil belajar IPA materi benda dan sifatnya pada MI NU
Tamrinut Thullab Lor Kudus tahun pelajaran 2014/2015. Terbukti dari
hasil belajar siswa pada Siklus 1 66,67%, Siklus II 84, 84% dan pada
Siklus III 90,90%. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam tiga kali
siklus, jenis penelitian yang digunakan Muhammad Driyauddin dengan
observai awal, perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Berdasarkan
penelitian ini maka Muhammad Driyauddin merekomendasikan metode
Inkuiri menjadi salah satu altenatif untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
Penelitian yang dilakukan Muhammad Driyaudddin ini memiliki
kesamaan dengan peneliti, yaitu penggunaan strategi pembelajaran Inkuiri
untuk meningkatkan hasil belajar, jenis penelitian menggunanakan metode
PTK, dan perbedaannya terdapat pada subjek, metari pelajaran, tempat
penelitian, dan waktu pelaksanaannya.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Muslikatun Mardiyah, 2017 dengan
judul”peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis laporan
pengamatan melalui media audio visual pada siswa kelas V MI Ma‟arif
Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun
2016/2017”. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Apakah media
audio visual pada materi menulis laporan pengamatan dapat meingkatkan
hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul
Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017?.
Tujuan penelitian adalah: Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia materi menulis laporan pengamatan melalui media audio visual
xcii
pada siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang
Kabupaten Semarang Tahun 2016/2017. Penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus dari tiap-tiap siklus
terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah tes tertulis,
lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan peneliti
adalah membandingkan nilai pencapaian KKM yang ditandai dengan
adanya peningkatan kriteria ketuntasan pada setiap siklusnya. Dari hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa media audio visual dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V MI
Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.
Penelitian yang dilakukan Muslikhah ini memiliki kesamaan dengan
peneliti, yaitu penggunaan media pembelajaran audio visual untuk
meningkatkan hasil belajar, jenis-jenis penelitian sama-sama
menggunakan PTK, dan hasil penelitian sama-sama menggunakan tes
formatif, observasi dan dokumentasi, subjek penelitian dan sekolah yang
diteliti, sedangkan perbedaannya terdapat pada materi pembelajaran, mata
pelajaran, dan waktu penelitian.
xciii
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait
1. Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait
MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait terletak di Desa Lopait RT 10
RW 01 Kec.Tuntang Kab.Semarang. Letak MI bersebelahan dengan
persawahan.
b. Identitas MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait
Berdasarkan data dokumentasi MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait
ditemukan adanya data yang dapat mejelaskan tentang identitas MI.
Profil MI dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1 Profil Madrasah
Identitas Sekolah Keterangan
Nama Madrasah
NSM/NPSN
Akreditasi Madrasah
Tahun Didirikan
Waktu Pembelajaran
Alamat Madrasah
Nama Yayasan
Status Tanah
Luas tanah
MI Ma‟arif Miftahul Huda
111233220073 / 60712900
Terakreditasi A
1 Maret 1960
Mulai pukul 07.00 berakhir pukul 13.00
Desa Lopait RT.10/RW.06 Kecamatan
Tuntang Kabupaten Semarang
Lembaga Pendidikan Ma‟arif NU
Wakaf
634 m2
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
2. Visi Misi dan Tujuan Madrasah
a. Visi Madrasah
Menjadi Madrasah kebanggan umah, melahirkan generasi Islam
yang unggul dalam berbudi pekerti, dan mampu bersaing dalam prestasi.
xciv
b. Misi Madrasah
1) Mengantarkan peserta didik menjadi insan kamil yang mantap
akidahnya, tekun beribadah, berakhlak karimah, berilmu
pengetahuan;
2) Menanamkan dasar-dasar syariat Islam yang kuat pada diri peserta
didik;
3) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari al-
Qu‟an dan menjalankan ajaran agama Islam;
4) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian
prestasi akademik dan non akademik;
5) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga
kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan; dan
6) Menyelenggarakan tata kelola Madrasah yang efektif, efisien,
transparan, dan akuntabel.
c. Tujuan Madrasah
1) Peserta didik dapat melaksanakan syariat agama Islam dalam
kehidupan sehari-hari dengan baik;
2) Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik pada setiap akhir
semester, dapat mencapai Standar Ketuntasan belajar minimal 95%
dari yang telah ditetapkan;
3) Setiap tahun dapat meluluskan peserta didik 100% dengan nilai
UASBN yang kompetitif;
xcv
4) Dapat mengikuti dan menjadi Juara I/II/III dalam berbagai lomba
yang diadakan baik tingkat kecamatan, kabupaten, propinsi, dan
nasional;
5) Memiliki tenaga pendidik yang profesional; dan
6) Menjadi Lembaga pendidikan yang kridibel (Sumber Dokumentasi
Madrasah).
3. Data Guru
Madrasah Ibtidaiyah Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang
Kab.Semarang memiliki tenaga pendidik dan karyawan 9 orang, yang
terdiri dari 6 orang guru tetap, 1 guru tidak tetap, dan 2 orang guru PNS
diperbantukan. Data nama guru dan karyawan MI Ma‟arif Miftahul Huda
Lopait Desa Tuntang Kec.Tuntang Kab.Semarang dapat dilihat pada Tabel
3.2 berikut.
Tabel 3.2 Data Guru MI Miftahul Huda Lopait
No Nama Guru Jabatan Guru L/P
1. Misbakhul Munir, S.Pd.I Kepala Madrasah L
2. Khoirul Nisak, S.Pd.I Guru Kelas V P
3. Slamet Istiyono, S.Pd.I Guru Kelas VI L
4. Siti Rodhiyah, S.Ag Guru Kelas IV A P
5. Ahmad Wibowo, S.Pd Guru Kelas IV B L
6. Nuraini, S.Pd.I Guru Kelas III P
7. Fitriya Yuniyanti, S.Pd.I Guru Kelas I P
8. Muazin, S.Pd.I Guru Kelas II L
9. Dyah Novita Sari, S.Pd.I Guru Mata Pelajaran P
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
xcvi
4. Data Siswa
Siswa keseluruhan di MI Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang
Kab.Semarang berjumlah 157 Siswa, namun peneliti hanya meneliti siswa
kelas V yang berjumlah 23 Siswa, terdiri dari 9 murid laki-laki dan 14
siswa perempuan. Data siswa kelas V untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Siswa kelas V MI Miftahul Huda
No Nama Tanggal Lahir L/P
1. AAF 26 Febuari 2007 L
2. AMA 17 Mei 2006 L
3. AA 05 Maret 2007 L
4. AP 07 Oktober 2006 P
5. AKN 31 Agustus 2007 P
6. ADS 12 Desember 2006 L
7. AA 05 Januari 2007 L
8. BG 28 Juli 2005 L
9. CPR 29 Juni 2007 P
10. DRR 09 Desember 2006 P
11. EL 14 Juni 2006 P
12. FF 27 Febuari 2007 L
13. GNN 17 November 2006 P
14. IES 24 Agustus 2007 L
15. LAZ 06 November 2007 P
16. MRA 31 Agustus 2007 P
17. NKF 27 April 2007 L
18. NW 04 November 2006 P
19. NZS 03 Desember 2006 P
20. NAW 15 Januari 2007 P
21. RO 19 Oktober 2007 P
22. SRI 11 Juni 2007 P
23. SNR 14 September 2007 P
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
xcvii
5. Sarana Prasarana dan Fasilitas
Sarana prasarana dan fasilitas pendukung yang ada di MI Miftahul
Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang tergolong dalam kondisi yang
masih kurang baik. Hal ini disebabkan karena sebagian ruang kelas masih
dalam tahap renovasi, dan menyebabkan siswa tidak nyaman untuk belajar.
Data sarana prasarana dan fasilitas dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4 Sarana Prasarana dan Fasilitas MI Miftahul Huda
No Jenis Barang Jumlah Kondisi
1. Gedung Sekolah 2 Baik
2. Ruang Kelas 7 Sedang
3. Ruang Guru 1 Baik
4. Ruang Aula - -
5. Ruang Perpustakaan 1 Sedang
6. Ruang Ibadah/Musola 1 -
7. Toilet 2 Baik
8. Labolatorium Komputer 1 Baik
9. Koperasi 1 Baik
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
Data sarana pendukung di MI Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang
Kab.Semarang dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut.
Tabel 3.5 Sarana Pendukung MI Miftahul Huda
No Jenis Sarana Jumlah Kondisi
1. Printer 2 Baik
2. Komputer 1 Baik
3. Mesin Fax 1 Baik
4. LCD(Proyektor) 1 Baik
5. Layar Screen 1 Rusak
6. Meja Guru dan Pegawai 9 Baik
7. Kursi Guru dan Pegawai 9 Baik
8. Lemari Arsip 5 Baik
9. Kotak Obat (P3K) 1 Baik
10. Pengeras Suara 1 Baik
xcviii
11. Kendaraan Oprasional 1 Baik
12. Mesin Scanner 1 Baik
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
6. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pasa mata pelajaran
IPS semester II tahun 2018. Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus.
Penelitian menggunakan jam mata pelajaran IPS sesuai dengan jadwal
pelajaran IPS kelas V di MI Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.
Semarang. Waktu pelaksanaannya sebagai berikut:
a. Kegiatan Siklus I pada hari Rabu tanggal 14 Maret 2018;
b. Kegiatan Siklus II pada Senin tanggal 19 Maret 2018; dan
c. Kegiatan Siklus III pada Rabu tanggal 21 Maret 2018.
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret di semester II dengan
masing-masing siklus satu kali pertemuan.
1. Pelaksanaan tindakan pada Siklus I pada semester II, Rabu, 14 Maret 2018
pukul 09.20-11.00 WIB;
2. Pelaksanaan tindakan pada Siklus II pada semester II, Senin, 19 Maret
2018 pukul 08.10 sampai 09.20 WIB; dan
3. Pelaksanaan tindakan pada Siklus III pada semester III, Rabu, 21 Maret
2018 pukul 09.20 sampai 11.00.
Pelaksanaan ini dilaksanakan di ruang kelas V MI Ma‟arif Miftahul
Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang. Pelaksanaan pada setiap siklus
xcix
dilakukan dalam 4 tahap yang meliputi planning (perencanaan), acting
( pelaksanaan), observation (pengamatan), dan reflection ( rafleksi).
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Deskripsi pelaksanaam pada Siklus I dapat dirinci tiap tahap
kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada Siklus I meliputi:
1) Guru menyusun RPP mata pelajaran IPS yang memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri materi perjuangan melawan penjajah yang
digunakan dalam penelitian Siklus I adalah kedatangan Belanda
ke Indonesia;
2) Guru menyiapkan fasilitas dan sarana prasarana pendukung
seperti spidol, buku ajar dan proyektor;
3) Guru menyiapkan materi ajar yang berkaiatan dengan perjuangan
melawan penjajah;
4) Guru menyiapkan alat observasi guru dan siswa untuk
mengetahui ketrampilan guru dan keaktifan belajar siswa dari
proses pembelajaran menggunakan strategi Inkuiri dan
penggunaan media audio visual; dan
c
5) Peneliti berkoordinasi dengan wali kelas untuk melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Inkuiri dan
penggunaan media audio visual.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan membaca
basmallah bersama-sama;
b) Guru melakukan absensi dan menanyakan kabar siswa;
c) Guru memberikan motivasi kepada siswa; dan
d) Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(i) Guru mempersiapkan materi yang berkaiatan dengan
perjuangan melawan penjajah Belanda;
(ii) Guru memberikan arahan terkait materi perjuangan
melawan penjajah Belanda;
(iii) Guru memberikan penjelasan materi perjuangan
melawan penjajah Belanda; dan
(iv) Guru menyiapakan vidio yang berkaiatan dengan materi
perjuangan melawan penjajah Belanda
ci
b) Elaborasi
(i) Guru membagi siswa mejadi 4-5 kelompok yang terdiri
dari jenis kelamin yang sama, dan prestasi siswa yang
berbeda;
(ii) Guru memutarkan vidio tentang perjuangan melawan
penjajah Belanda;
(iii) Setiap anggota kelompok meringkas kembali cerita yang
telah mereka lihat;
(iv) Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk
maju kedepan kelas dan membacakan hasil diskusi
mereka;
(v) Guru mendampingi jalannya diskusi; dan
(vi) Guru membagikan latihan soal individu.
c) Konfirmasi
(i) Guru dan siswa melakukan tanya jawab menganai
perjuangan melawan penjajah Belanda; dan
(ii) Guru memberikan kesempaatn kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Siswa dibantu guru menyimpulakan materi;
b) Guru menyampaiakan materi yang akan datang;
c) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah; dan
d) Guru menuutp pelajaran dengan salam.
cii
c. Pengamatan
Selama proses penegamatan, peneliti melakukan pengamatan
secara langsung kepada guru untuk mengetahui ketrampilan guru dan
pengamatan kepada siswa untuk mengetahuan keaktivan siswa,
selama proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan media audio visual untuk
meningkatkan hasil belajar. Berdasarakan penelitian yang dilakukan
guru sudah baik dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan
mengacu pada RPP, guru sudah menguasai materi pembelajaran. Guru
kurang teliti ketika memberikan arahan langkah-langkah pembelajaran
Inkuiri dan guru tidak memberikan motivasi kepada siswa ketika akan
melakukan pembelajaran.
d. Refleksi
Guru dan penulis melakukan reflek dan evaluasi. Kegiatan ini
bertujuan untuk menilai secara keseluruhan kegiatan pembelajaran
dengan strategi pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan media audio
visual. Refleksi ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dalam
kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada Siklus I,
sehingga digunakan untuk melakukan tindakan perbaiakan
pembelajaran pada siklus berikutnya. Selama pembelajaran
berlangsung masih ditemukan beberapa masalah, yaiut:
1) Siswa kurang memperhatikan guru;
2) Siswa masih banyak yang ngobrol dan makan dikelas;
ciii
3) Guru tidak mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai;
4) Guru tidak memberikan motivasi supaya siswa lebih semangat
dalam belajar;
5) Siswa masih ada yang membuka catatan dan bekerjasama ketika
mengerjakan evaluasi individu; dan
6) Pembelajaran kurang kondusif.
Guru bersama dengan peneliti melakukan berbagai langkah
perbaikan untuk mengatasi kendala pada Siklus I. Hal ini bertujuan
supaya Siklus berikutnya dapat berjalan dengan baik dan tidak ada
lagi kekurangan yang sama. Ide perbaikan tersebut adalah:
1) Guru memberikan motivasi kepada siswa supaya lebih semangat
lagi;
2) Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran berlangsung;
dan
3) Guru menyarankan kepada siswa untuk mengerjakan evaluasi
sendiri dan tidak bekerjasama dengan teman yang lain.
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Deskripsi pelaksanaam pada Siklus II dapat dirinci tiap tahap
kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada Siklus II meliputi:
civ
1) Guru menyusun RPP mata pelajaran IPS yang memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri materi perjuangan melawan penjajah yang
digunakan dalam penelitian Siklus II adalah kedatangan Belanda
ke Indonesia;
2) Guru menyiapkan fasilitas dan sarana prasarana pendukung
seperti spidol, buku ajar dan proyektor;
3) Guru menyiapkan materi ajar yang berkaiatan dengan perjuangan
melawan penjajah;
4) Guru menyiapkan alat observasi guru dan siswa untuk
mengetahui ketrampilan guru dan keaktifan belajar siswa dari
proses pembelajaran menggunakan strategi Inkuiri dan
penggunaan media audio visual; dan
5) Peneliti berkoordinasi dengan wali kelas untuk melaksanakan
proses pembelajaran dengan menggunakan strategi Inkuiri dan
penggunaan media audio visual.
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan membaca
basmallah bersama-sama;
b) Guru melakukan absensi dan menanyakan kabar siswa;
c) Guru memberikan motivasi kepada siswa; dan
cv
d) Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(i) Guru mempersiapkan materi yang berkaiatan dengan
perjuangan melawan penjajah Belanda;
(ii) Guru memberikan arahan terkait materi perjuangan
melawan penjajah Belanda;
(iii) Guru memberikan penjelasan materi perjuangan
melawan penjajah Belanda; dan
(iv) Guru menyiapakan vidio yang berkaiatan dengan materi
perjuangan melawan penjajah Belanda.
b) Elaborasi
(i) Guru membagi siswa mejadi 4-5 kelompok yang terdiri
dari jenis kelamin yang sama, dan prestasi siswa yang
berbeda;
(ii) Guru memutarkan vidio tentang perjuangan melawan
penjajah Belanda;
(iii) Setiap anggota kelompok meringkas kembali cerita yang
telah mereka lihat;
(iv) Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk
maju kedepan kelas dan membacakan hasil diskusi
mereka;
cvi
(v) Guru mendampingi jalannya diskusi; dan
(vi) Guru membagikan latihan soal individu.
c) Konfirmasi
(i) Guru dan siswa melakukan tanya jawab menganai
perjuangan melawan penjajah Belanda; dan
(ii) Guru memberikan kesempaatn kepada siswa untuk
bertanya tenatng materi yang belum dipahami.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Siswa dibantu guru menyimpulakan materi;
b) Guru menyampaiakan materi yang akan datang;
c) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah; dan
d) Guru menuutp pelajaran dengan salam.
c. Pengamatan
Peneliti secara langsung melakukan pengamatan untuk
mengetahui keaktifan siswa dan ketrampilan guru., selama proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dan
penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti guru sudah baik
dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan mengacu RPP, guru
sudah menguasai materi pembelajaran dengan baik dan pembelajaran
berjalan dengan kondusif, guru sudah jelas ketika menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran dengan strategi pembelajaran Inkuiri
dengan penggunaan media audio visual kepada siswa. Guru lupa
cvii
mengajak siswa berdoa sebelum pembelajaran dan guru belum
memberikan motivasi siswa sebelum pembelajaran dimulai.
d. Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran Siklus II ini terjadi peningkatan yang
lebih baik dari pada Siklus I. Guru dan penulis melakukan refleksi dan
evaluasi. Kegiatan ini bertujuan untuk menilai secara keseluruhan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
Inkuiri dan penggunaan media audio visual. Refleksi dilakukan untuk
mengetahui kekurangan dalam pembelajaran yang dilakukan guru
pada Siklus II, sehingga dapat digunakan untuk menentukan perbaikan
pembelajaran pada Siklus selanjutnya atau Siklus III. Selama proses
pembelajaran berlangsung masih ditemukan beberapa masalah, yaitu:
1) Guru lupa mengajak siswa berdoa; dan
2) Guru belum memberikan motivasi kepada siswa supaya lebih
semangat dalam belajar.
Guru dan peneliti melakukan berbagai langkah perbaiakn untuk
mengatasi masalah pada Siklus II. Hal ini dilakukan supaya siklus
berikutnya tidak terjadi kekurangan yang sama. Hasil diskusi untuk
perbaiakan adalah:
1) Mengingatkan guru supaya tidak lupa mengajak siswa berdoa
sebelum pembelejaran dimulai; dan
2) Memberikan motivasi kepada siswa supaya lebih giat dan rajin
belajar.
cviii
3. Deskripsi Penilaian Siklus III
Deskripsi pelaksanaam pada Siklus III dapat dirinci tiap tahap
kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada Siklus II meliputi:
1) Guru menyusun RPP mata pelajaran IPS yang memuat serangkaian
kegiatan pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran
Inkuiri materi perjuangan melawan penjajah yang digunakan dalam
penelitian Siklus II adalah kedatangan bangsa Jepang ke Indonesia;
2) Guru menyiapkan fasilitas dan sarana prasarana pendukung seperti
spidol, buku ajar dan proyektor;
3) Guru menyiapkan materi ajar yang berkaiatan dengan perjuangan
melawan penjajah Jepang;
4) Guru menyiapkan alat observasi guru dan siswa untuk mengetahui
ketrampilan guru dan keaktifan belajar siswa dari proses pembelajaran
menggunakan strategi Inkuiri dan penggunaan media audio visual;
dan
5) Peneliti berkoordinasi dengan wali kelas untuk melaksanakan proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi Inkuiri dan penggunaan
media audio visual.
cix
b. Pelaksanaan
1) Kegiatan Awal ( 10 menit)
a) Guru membuka pembelajaran dengan salam dan membaca
basmallah bersama-sama;
b) Guru melakukan absensi dan menanyakan kabar siswa;
c) Guru memberikan motivasi kepada siswa; dan
d) Guru menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang
akan dilakukan.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(i) Guru mempersiapkan materi yang berkaiatan dengan
perjuangan melawan penjajah Jepang;
(ii) Guru memberikan arahan terkait materi perjuangan
melawan penjajah Jepang;
(iii) Guru memberikan penjelasan materi perjuangan
melawan penjajah Jepang; dan
(iv) Guru menyiapakan vidio yang berkaiatan dengan materi
perjuangan melawan penjajah Jepang.
b) Elaborasi
(i) Guru membagi siswa mejadi 4-5 kelompok yang terdiri
dari jenis kelamin yang sama, dan prestasi siswa yang
berbeda;
cx
(ii) Guru memutarkan vidio tentang perjuangan melawan
penjajah Jepang;
(iii) Setiap anggota kelompok meringkas kembali cerita yang
telah mereka lihat;
(iv) Guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk
maju kedepan kelas dan membacakan hasil diskusi
mereka;
(v) Guru mendampingi jalannya diskusi; dan
(vi) Guru membagikan latihan soal individu.
c) Konfirmasi
(i) Guru dan siswa melakukan tanya jawab menganai
perjuangan melawan penjajah Jepang; dan
(ii) Guru memberikan kesempaatn kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang belum dipahami.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Siswa dibantu guru menyimpulakan materi;
b) Guru menyampaiakan materi yang akan datang;
c) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah; dan
d) Guru menuutp pelajaran dengan salam.
c. Pengamatan
Peneliti secara langsung melakukan pengamatan untuk
mengetahui keaktifan siswa dan ketrampilan guru., selama proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dan
cxi
penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti guru sudah baik
dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan mengacu RPP, guru
sudah menguasai materi pembelajaran dengan baik dan pembelajaran
berjalan dengan kondusif, guru sudah jelas ketika menjelaskan
langkah-langkah pembelajaran dengan strategi pembelajaran Inkuiri
dengan penggunaan media audio visual kepada siswa.
d. Refleksi
Pelaksanaan pembelajaran Siklus III ini terjadi peningkatan
yang sangat baik dari pada Siklus I dan Siklus II. Penelitian pada
Siklus III ini telah mencapai hal yang diharapkan, yakni siswa sangat
antusias dalam melaksanakan proses pembelajarn dengan straetegi
pembelajaran Inkuiri, pembelajaran yang menyenangkan dan
keaktifan seluruh siswa. Nilai yang didapat siswa telah mencapai
KKM (70), dan siswa telah mencapai presentase kriteria ketuntasan
klasikan 85% dari seluruh siswa (23 siswa) hal ini dapat dilihat dari
hasil evaluasi siswa yang diberikan oleh guru hasil yang diperoleh
yaitu hanya 3 siswa yang belum tuntas. Siswa yang belum tuntas hasil
belajarnya akan dilakukan latihan-latihan atau remidial yang dipantau
oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar. Hasil
ini menunjukkan bahwa tindakan penelitian pada mata pelajaran IPS
materi perjuangan melawan penjajah dan menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri pada kelas V di MI Ma‟arif Miftahul Huda
cxii
Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang yang dilakukan telah mencapai
hasil yang maksimal, untuk itu penelitian ini dihentikan.
cxiii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
Pelaksanaan penelitian yang peneliti lakukan menggunakan jenis PTK
dengan strategi pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan media audio visual.
Strategi pembelajaran ini tergolong masih baru di lingkungan MI Ma‟arif
Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang Tahun 2017/2018. Hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Deskripsi Data Siklus I
a. Hasil Belajar Pada Siklus I
Hasil siswa pada Siklus I materi perjuangan melawan penjajah
Belanda, dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
1. AAF 100 √
2. AMA 60 √
3. AA 60 √
4. AP 60 √
5. AKN 50 √
6. ADS 70 √
7. AA 60 √
8. BG 100 √
9. CPR 80 √
10. DRR 70 √
11. EL 80 √
12. FF 60 √
13. GNN 60 √
14. IES 50 √
cxiv
15. LAZ 90 √
16. MRA 70 √
17. NKF 30 √
18. NW 70 √
19. NZS 50 √
20. NAW 50 √
21. RO 60 √
22. SRI 90 √
23. SNR 80 √
Jumlah 1.550
Rata-rata Kelas 67,39
(Sumber: Data Primer)
Hasil belajar dari 23 siswa ada 11 siswa (47,82%) yang tuntas
dan 12 siswa (52,17%) yang belum tuntas belajar dengan rata-rata
kelas 67,39.
Presentasi Ketuntasan:
x 100
x 100
b. Refleksi
Pada Tabel 4.1 diketahui bahwa dari 23 siswa terdapat 11
siswa yang tuntas, sedangkan 12 siswa yang belum tuntas. Dengan
demikian baru 47,82% yang mencapai KKM. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada Siklus I belum
memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal (85%). Pada Siklus I
peneliti menganggap bahwa penelitian masih kurang maksimal. Hal
ini dikarenan kurangnya perhatian siswa ketika guru menyampaikan
cxv
materi, Guru tidak mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran
dimulai, guru tidak memberikan motovasi supaya siswa lebih
semangat dalam belajar, pembelajaran kurang kondusif.
2. Deskripsi Data Siklus II
a. Hasil Belajar Pada Siklus II
Hasil siswa pada Siklus II materi perjuangan melawan penjajah
Belanda, dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
1. AAF 90 √
2. AMA 100 √
3. AA 100 √
4. AP 100 √
5. AKN 70 √
6. ADS 50 √
7. AA 100 √
8. BG 100 √
9. CPR 80 √
10. DRR 100 √
11. EL 30 √
12. FF 90 √
13. GNN 100 √
14. IES 50 √
15. LAZ 90 √
16. MRA 80 √
17. NKF 70 √
18. NW 80 √
19. NZS 70 √
20. NAW 60 √
21. RO 60 √
22. SRI 90 √
cxvi
23. SNR 50 √
Jumlah 1,810
Rata-rata Kelas 76,69
(Sumber: Data Primer)
Hasil belajar dari 23 siswa ada 16 siswa (69,56%) yang tuntas
dan 7 siswa (30,43%) yang belum tuntas belajar dengan rata-rata
kelas 76,69.
Presentasi Ketuntasan:
x 100
x 100
b. Refleksi
Pada Tabel 4.2 diketahui bahwa dari 23 siswa terdapat 16
siswa yang tuntas, sedangkan 8 siswa yang belum tuntas. Dengan
demikian baru 69,56% yang mencapai KKM. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada Siklus II hampir
memenuhi kriteria ketuntasan secara klasikal (85%). Pada Siklus II
peneliti menganggap bahwa penelitian masih kurang maksimal. Hal
ini dikarenan Guru lupa mengajak siswa berdoa dan guru belum
memberikan motivasi kepada siswa supaya lebih semangat dalam
belajar.
cxvii
3. Deskripsi Data Siklus III
a. Hasil Belajar Pada Siklus III
Hasil siswa pada Siklus III materi perjuangan melawan
penjajah Jepang, dapat dilihat pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus III
No Nama Siswa Nilai Ketuntasan
Tuntas Belum Tuntas
1. AAF 80 √
2. AMA 80 √
3. AA 100 √
4. AP 100 √
5. AKN 100 √
6. ADS 80 √
7. AA 60 √
8. BG 100 √
9. CPR 80 √
10. DRR 40 √
11. EL 100 √
12. FF 100 √
13. GNN 100 √
14. IES 90 √
15. LAZ 100 √
16. MRA 40 √
17. NKF 80 √
18. NW 100 √
19. NZS 100 √
20. NAW 100 √
21. RO 100 √
22. SRI 100 √
23. SNR 80 √
Jumlah 2.110
Rata-rata Kelas 91,73
(Sumber: Data Primer)
cxviii
Hasil belajar dari 23 siswa ada 20 siswa (85,95%) yang tuntas dan
3 siswa (13.04%) yang belum tuntas belajar dengan rata-rata kelas
91,73.
Presentasi Ketuntasan:
x 100
x 100
b. Refleksi
Pada Tabel 4.3 diketahui bahwa dari 23 siswa terdapat 20 siswa
yang tuntas, sedangkan 3 siswa yang belum tuntas. Dengan demikian
86,95% yang mencapai KKM. Hal ini dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa pada Siklus III sudah mencapai ketuntasan klasikal
(85%). Siswa yang belum tuntas hasil belajarnya akan dilakukan
latihan-latohan atau remidial yang dipantau oleh guru sehingga
diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan
bahwa tindakan penelitian pada mata pelajaran IPS materi perjuangan
melawan penjajah dan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri
pada kelas V di MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang
Kab.Semarang yang dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal,
untuk itu penelitian ini dihentikan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembelajaran mata pelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajah
melalui strategi pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan media audio visual
cxix
pada siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang
Kab.Semarang diharapkan dapat membrikan pengaruh hasil belajar yang
besar dan mempermudah siswa dalam pembelajaran. bersadarkan penelitian
hasil belajar dengan menerapkan strategi pembelajaran Inkuiri dengan
penggunaan media audio visual pada mata pelajaran IPS materi perjuangan
melawan penjajah dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V MI
Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang Kab.Semarang.
Berdasarkan analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan
tentang data hasil belajar siswa, dapat dilihat pada Tabel 4.4 rekapitulasi
hasil belajar siswa berikut.
No Uraian Rata-rata
Kelas
Siswa yang tuntas Siswa yang belum
tuntas
% Frekuensi % Frekuensi
1. Siklus I 67,39 47,82% 11 siswa 52,17% 12 siswa
2. Siklus II 76,69 69,56% 16 siswa 30,43% 7 siswa
3. Siklus III 91,73 86,95% 20 siswa 13,04% 3 siswa
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat pada Gambar 4.1 diagram
batang berikut.
Gambar 4.1 Grafik Presentasi Hasil Belajar Siswa
47.82%
69.56% 86.95%
52.17%
30.43% 13.04%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus I Siklus II Siklus III
Belum Tuntas
Tuntas
cxx
Berdasarkan hasil belajar siswa Tabel 4.4 diatas dapat digambarkan
pada diagram lingkarang di bawah ini. Ketuntasan pada Siklus I mencapai
47,82% dengan siswa tuntas sebanyak 11 siswa, dapat dilihat pada Gambar
4.2 berikut.
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siklus I
Siklus II presentase ketuntasan mencapai 69,56% dengan siswa tuntas
sebanyak 16 siswa dan 7 siswa yang belum tuntas dengan presentase
ketuntasan 30,43% dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3 Grafik Hasil Belajar Siklus II
47.82% 52.17% Tuntas
Tidak Tuntas
69.56%
30.43%
Tuntas
Tidak Tuntas
cxxi
Siklus III batas presentase ketuntasan telah tercapai (80%) yaitu
86,95% yang telah mencapai ketuntasan dan hanya 13.04% yang belum
tuntas belajar, dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut.
Gambar 4.4 Grafik Hasil Belajar Siklus III
Indikator pencapaian keberhasilan yang ditentukan peneliti telah
berhasil tercapai, maka tidak perlu diadakan penelitian lanjutan. penelitian
dengan menggunakan strategi pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan
media audio visual mata pelajaran IPS materi perjuangan melawan penjajah
pada siswa kelas V MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang
Kab.Semarang telah berhasil karena presentasse hasil belajar melebihi
indikator ketuntasan yang telah ditentukan.
86.95%
13.04%
Tuntas
Tidak Tuntas
cxxii
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran Inkuri dengan penggunaan media audio visual
dapat meningktkan hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran IPS materi
perjuangan melawan penjajah MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait Kec.Tuntang
Kab.Semarang Tahun 2017/2018. Peningkatan ketuntasan pada Siklus I ke
Siklus II = 21,74% dan Siklus II ke Siklus III = 17,39%. Berdasarkan pada
hasil belajar pada Siklus I yang tuntas belajar 11 siswa (47,82%) dan yang
belum tuntang 12 siswa (52,17%). Siklus II yang tuntas belajar 16 siswa
(69,56%) dan yang belum tuntas 7 siswa (30,43%). Siklus III yang tuntas
belajar 20 siswa (86,95%) dan yang belum tuntas hanya 3 siswa (13,04%).
Siswa yang belum tuntas belajar pada Siklus III akan diberikan tindakan
mandiri berupa latihan-latihan atau remidial yang dipantau langsung oleh
guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
B. Saran
1. Guru
a. Guru lebih mengkondisikan siswa saat pembelajaran menerapkan
strategi pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan media audio
visual; dan
b. Guru menyampaikan pembelajaran strategi Inkuri dengan
penggunaan media audio visual dengan lebih jelas.
cxxiii
2. Siswa
a. Siswa lebih semangat saat pembelajaran menggunakan strategi
Inkuiri dengan penggunaan media audio visual;
b. Siswa memperhatikan guru saat menyampikan materi dengan
staretgi pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan media audio visual
supaya dapat meningkatkan hasil belajar; dan
c. Melalui stategi pembelajaran Inkuiri dengan penggunaan media
audio visual dapat lebih percaya diri saat mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru, seberapapun hasil yang didapat dari ahsil kerja
keras sendiri.
cxxiv
DAFTRA PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Cetakan VII. Bandung: Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2016. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Cetakan kedua.
Edisi 2. Jakarta: Bumi Aksara.
_______, Suharsimi, Suharjono, Supardi. 2017. Penelitian Tindakan Kelas.
Cetakan kedua. Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajara.
Cetakan ketiga. Jogjakarta: Ae-Ruzz Media.
Basrowi dan Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswam Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Dliyauddin, Muhammad. 2014. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Benda
Dan Sifatnya Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas V AMI NU
Tamrinut Thullab Undaan Lor Kudus Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi
tidak diterbitkan. Salatiga: Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah
IAIN Salatiga.
Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS. Bandung: Alfabeta, cv.
Hamdani. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran, Bndunf: PT. Remaja Rosdakarya
Offset.
Mardiyah, Muslikatun. 2017. Peningkatan Belajar Bahasa Indonesia Materi
Menulis Laporan Pengamatan Melalui Media Audio Visual Pada Siswa
Kelas V DI MI Miftahul Huda Lopiat Kecamatan Tuntang Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga:
Jurusan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyyah IAIN Salatiga.
Ngalimun, Muhammad Fauzan dan Ahmad Salabi. 2011. Strategi dan Model
Pembelajaran. Cetakan pertama. Edisi revisi. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Rasimin. 2012. Pembelajaran IPS. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Sanaky, AH Hujair. 2013. Media Pembelajaran Interaktif- Inovatif. Yogjakarta:
Kaubaka Dipantara.
cxxv
Suprijono, Agus. 2009. Cooprative Learning. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Sudaryono. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran. Ypgjakarta: Graha Ilmu.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Cetakan
kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
Sam‟s, Rosma Hartiny. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas. Yogjakarta:
Teras.
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Cetakan pertama. Yogjakarta:
Diva Press.
Sumadayo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas, Yogjakarta: Graha Ilmu.
Uno, Hamzah., B dan Nurdin Mohammad. 2015. Belajar dengan Pendekatan
PAIKEM. Cetakan ke enam. Jakarta: Bumi Aksara.
cxxvi
LAMPIRAN
cxxvii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dengan ini saya cantumkan daftar riwayat hidup sebagai berikut:
1. Nama Lengkap : Rica Risti Wulandari
2. Nim : 115-14-106
3. TTL : Kab. Semarang, 25 Juli 1996
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Desa Klurahan RT 03 RW 06 Kec. Tuntang Kab.
Semarang kode pos 50773
7. HP : 085729553188
8. E-mail : [email protected]
9. Riwayat Pendidikan :
a. TK Bina Putra FKFFI Tuntang angkatan 2001
b. SD Negeri Tuntang 03 angkatan tahun 2008
c. SMP Negeri 2 Tuntang angkatan tahun 2011
d. MA Diponegoro Salaman Magelang angkatan tahun 2014
Demikian riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 4 Juni 2018
Penulis,
Rica Risti Wulandari
NIM. 115-14-106
cxxviii
DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)
Nama : Rica Risti Wulandari
NIM : 115-14-106
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah (PGMI)
Dosen Pengampu : Drs.Abdul Syukur, M.Si.
No Nama Kegiatan Tanggal Keterangan Skor
1. OPAK 2014 STAIN Salatiga 18-19
Agustus
Peserta 3
2. OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga 2014
20-21
Agustus
2014
Peserta 3
3. Orientasi Dasar Keislaman (OOK)
“Pemahaman Islam Rahmatan Lil
„alamin Sebagai langkah Awal
Menjadi Mahasiswa Berkarakter”
21 Agustus
2014
Peserta 3
4. Workshop
Entrepreneurship”Menanamkan
Nilai-Nilai Jiwa Kewirausahaan
Mahasiswa yang Kreatif dan
Inovatis”
22 Agustus
2014
Peserta 2
5. Motivation Training (AMT)
Dengam AMT Semangat
Menyongsong Prestasi
27 Agustus
2014
Peserta 2
6. Pengakraban Mahasiswa Baru
PGMI STAIN Salatiga” Harmoni
Keluarga PGMI yang Humanis
dan Berkarakter”
27 Agustus
2014
Peserta 2
7. UPT Perpustakaan 28 Agustus
2014
Peserta 2
8. Seminar Nasional LPM
Dinamika”Idealisme Mahasiswa”
03 Juni
2014
Peserta 8
9. Seminar Nasional”Perlindungan
Hukum Terhadap Usaha Mikro
Menghadapi Pasar Bebas
ASEAN”
25 Juni
2014
Peserta 8
10. Seminar Nasional”Berkontribusi
Untuk Negeri Melalui Televisi”
5 November
2014
Peserta 8
cxxix
11. HMI Komisariat
Walisongo”Mempertegas Peran
Pendidikan dalam Mencerhkan
Masa Depan Anak Bangsa”
19
November
2014
Peserta 4
12. JQH AL-FURQON IAIN Salatiga
“Mujarofadz (Musyawarah
Jam‟iyyatl Qurro‟wal Huffadz)”
25
Desember
2014
Panitia 2
13. Seminar Nasional”Mencegah
Generasi Pemuda Islam dari
Pengaruh Radikalisme ISIS”
06 Mei 2015 Peserta 8
14. Talkshow Sukses Kuliah Bersama
KAMMI Salatiga
16
September
2015
Peserta 2
15. Seminar Nasional dan
Peradilan”Rekontruksi Ideal
Sistem Peradilan di Indonesia”
22
September
1016
Peserta 8
16. Seminar Nasional”Islamisasi
Nusantara ataukah
Menysantarakan Islam”
05-08
November
2015
Peserta 8
17. Seminar Nasional”LDK Fachhir
Ar Rasyid IAIN Salatiga”
29
November
2015
Peserta 8
18. Senat Mahasiswa IAIN
Salatiga”Peran Politik Dalam
Perekonomian Di Indonesia”
04 Oktober
2016
Peserta 2
19. Seminar NasionalMeretas
Bullying”Mengembangkan
Layanan Kemanusiaan Berbasis
Kearifan Lokal Komunitas”
17
Desember
2016
Peserta 8
20. Seminar Nasional”Perempuan
Indonesia DI Mata Hukum dan
HAM”
21
Desember
2016
Peserta 8
21. Seminar Nasional dan Launching
Majalah LPM
Dinamika”Hedonisme”
1 Maret
2017
Peserta 8
22. Seminar Online”Tips and Trick
Student Exchange”
14 Oktober
2017
Peserta 2
23. Jalan Sehat Semarak Festifal Hari
Jadi PGMI KE 10”Bersama Kita
Bisa”
15
November
2017
Peserta
2
cxxx
cxxxi
cxxxii
cxxxiii
IDENTITAS KOLABOLATOR
1. Nama : Ahmad Wibowo, S.Pd
2. TTL : Lampung Barat, 03 Agustus 1993
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Salatiga
6. Pekerjaan : Guru Wiyata
7. Jabatan : Wali Kelas IV B
cxxxiv
NILAI ULANGAN HARIAN SISWA (PRA SIKLUS)
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Ahmad Abiyyu Faaiq H.N 80 Tuntas
2. Ahmad Miqdad Al Banna 65 Belum Tuntas
3. Alaudin Afdhal 70 Tuntas
4. Amelia Putri 65 Belum Tuntas
5. Arina Kay Nahtadin 50 Belum Tuntas
6. Aurel Dimas Sebastian 90 Tuntas
7. Azhar Arintonang 65 Belum Tuntas
8. Bagus Gimnastiyar 40 Belum Tuntas
9. Citra Putri Renata 60 Belum Tuntas
10. Diva Riyan Rahmat Dani 75 Tuntas
11. Eva Laurensa 50 Belum Tuntas
12. Fadli Firmansyah 70 Tuntas
13. Gusti Nadya Nova 65 Belum Tuntas
14. Ikhsan Eki Setiawan 60 Belum Tuntas
15. Lutfiah Az Zahra 60 Belum Tuntas
16. Mahayu Resti Alindi 70 Tuntas
17. Nabil Khoirul Fatikhin 70 Tuntas
18. Nadya Wulandari 50 Belum Tuntas
19. Nafisa Zahra Sangidu 75 Tuntas
20. Nayla Ananda Widyawati 60 Belum Tuntas
21. Riska Oktavia 65 Belum Tuntas
22. Salma Rofif Irfani 80 Tuntas
23. Sherli Nidira Ramadaniyanti 65 Belum Tuntas
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 40
Rata-rata Kelas 65,21
cxxxv
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
(SIKLUS I)
Nama Sekolah : MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )
Materi Pokok : Perjuangan Melawan Penjajah
Kelas/Semester : 5 / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan indonesia.
B. Kompetensi Dasar
2.1 Mendiskripsiakan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
belanda dan jepang.
C. Indikator
1. Menceritakan sebab jatuhnya daerah-daerah nusantara ke dalam
kekuasaan pemerintahan belanda.
2. Menceritakan perjuangan para tokoh daerah dalam upaya mengusir
penjajah belanda.
3. Menceritakan pendudukan jepang di indonesia.
4. Membuat ringkasan riwayat hidup tokoh penting pergerakan nasional.
5. Menceritakan peristiwa sumpah pemuda.
D. Materi Pembelajaran
1. Jatuhnya Daerah-Daerah di Wilayah Nusantara ke dalam Kekuasaan
Sebelum dijajah bangsa asing , Indonesia terdiri atas beberapa
kerajaan yang merdeka. Diantara kerajaan-kerajaan itu ada yang
kekuasaannya meliputi seluruh Nusantara , seperti kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit. Kekayaan hasil alam Indonesia berupa rempah-rempah
menarik bangsa asing untuk datang ke Indonesia. Seperti Portugis,
Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jepang. Portugis merupakan bangsa asing
cxxxvi
yang pertama masuk ke Indonesia . Mereka mendarat di kepulauan
Maluku yang kaya rempah-rempah pada tahun 1511 dan akhirnya
menguasai perdagangan di Pulau tersebut. Tak lama kemudian Bangsa
Spanyol juga datang ke Maluku pada tahun 1521.
Tahun 1596 , Belanda datang ke Indonesia, dipimpin oleh Cornelis
de Houtman. Mendarat di Kepulauan Banten, Jawa Barat. Mereka ingin
menguasai perdagangan di tanah air kita. Kemudian Belanda mendirikan
perkumpulan dagang yang disebut VOC ( Vereenigde Oost Indische
Compagnie ) atau Perserikatan Dagang Hindia Timur. Dari Banten,
Belanda terus berusaha untuk meluaskan kekuasaannya sehingga berhasil
menguasai Nusantara. Dengan cara menghasut dan memfitnah , bangsa
Belanda dengan mudah berhasil mewujudkan keinginannya untuk
menguasai wilayah Nusantara. Politik adu domba dijalankan oleh Belanda
dengan memanfaatkan para raja dan pembantu dekat raja , sehingga terjadi
konflik diantara mereka. Mereka juga tergiur dengan iming-iming harta
dari kaum penjajah, tanpa menyadari bahwa kedatangan mereka tersebut
akan menyengsarakan rakyatnya.
2. Perjuangan Para Tokoh Daerah Untuk Mengusir Penjajah
a. Perjuangan Sultan Agung
Adalah raja mataram yang paling terkenal. Untuk mengusir
belanda, Sultan Agung mengerahkan 10.000 prajurit ke Batavia,
namun serangan ini gagal. Sebab, Belanda mendapat bantuan dari
daerah lain. Belajar dari kegagalan yang pertama , tahun 1629 Sultan
Agung menyerang lagi, namun serangan ini pun mengalami kegagalan,
karena belanda membakar gudang-gudang beras persediaan bahan
makanan bagi prajurit mataram.
Walaupun telah 2 kali mengalami kegagalan , Sultan Agung
telah menujukan kepada Belanda bahwa bangsa Indonesia tidak mau
dijajah. Beliau berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara.
cxxxvii
b. Perjuangan Pattimura
Pattimura adalah pahlawan dari Maluku. Belannda menguras
semua hasil alam yang dimiliki Kepulauan Maluku, seperti Rempah-
rempah, akibatnya rakyat hidup sengsara dan menderita. Melihat hal
itu Pattimura bangkit memimpin rakyat Maluku untuk mengusir
Belanda. Belanda mendatangkan bala bantuan yang lebih banyak dan
dengan senjata lengkap untuk merebut benteng itu kembali.
Namun pattimura berhasil ditangkap oleh Belanda dan
kemudian dibujuk untuk bekerjasama , namun ditolak dengan tegas.
Akibat penolakan ini, Belanda memutuskan untuk menghukum
gantung pattimura dan pattimurapun berkata dengan lantang:
“Pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi pattimura-pattimura muda
akan bangkit.”
c. Perjuangan Untung Suropati
Wilayahnya dari Jawa Tengah sampai Jawa Timur. Perlawanan
Untung Suropati dipicu oleh ketidak adilan dan penghianatan bangsa
Belanda terhadap Bangsanya. Perlawanannya dimulai tahun 1686 di
Jawa Barat, kemudian diteruskan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di
jawa Tengah Untung Suropati mendapat bantuan dari Sunan
Amangkurat II. Dikartasura, Untung suropati berhasil mengusir
pasukan Belanda dan membunuh pimpinannya Kapten Tack. Setelah
sebagian daerah Jawa Timur berhasil dikuasai, Untung Suropati
kemudian mengangkat dirinya sebagai adipati Wiranegara. Pusat
pemerintahannya di Bangil, Jawa Timur. Kedudukan Untung Suropati
semakin kuat setelah Amangkurat III menggabungkan diri.
Tahun1706 dibantu pasukan Mataram, Belanda menyerang
Bangil . Kota Bangil di pertahankan mati-matian, hingga banyak
menimbulkan korban dari kedua belah pihak, termasuk Untung
Suropati.
cxxxviii
d. Perjuangan pangeran Diponegoro
Dengan segala siasat, belanda berhasil menanamkan
pengaruhnya di kerajaan Mataram. Rakyat ditindas dengan beban
berat seperti kerja rodi dan diberlakukannya bermacam-macam pajak.
Kerajaan Mataram pun dipecah menjadi 4 kerajaan kecil yaitu
Surakarta, Jogjakarta, Mangkunegara, dan Paku alaman. Cara hidup
sebagian bangsawan Mataram sangat dipengaruhi oleh Belanda,
sehingga menyimpang dari norma ajaran Islam.
Melihat keadaan itu Raden Mas Ontowiryo (Pangeran
Diponegoro) dari kasultanan Yogyakarta berkeinginan mengusir
Belanda. Perang dimulai setelah Belanda membuat jalan melalui
makam leluhur Pangeran Diponegoro. Berlangsung tahun 1825-1830
dengan pusat pertahanan di Selarong. Pimpinan yang membantu
pangeran Diponegoro dalam perang ini adalah pangeran Mangkubumi,
Kiai Mojo, dan Sentot Pawirodirjo. Diponegoro menggunakan siasat
perang gerilya. Siasat ini berhasil. Perang kemudian meluas kedaerah
Banyumas, Kedu, Surakarta, Semarang, Demak, Grobogan, Rembang,
dan Madiun. Karena kualahan, Jendral De Kock melakukan suatu tipu
muslihat denan cara menyerah. Belanda menyusun strategi untuk
berpura-pura ingin melakukan perundingan untuk menangkap
Pangeran Diponegoro. Perundingan dilaksanakan di Magelang,
Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Menado yang
kemudian dipindahkan ke Makasar sampai wafatnya tahun 1855.
e. Perjuangan Tuanku Imam Bonjol
Perlawanan rakyat di wilayah Minangkabau, Sumatra Barat,
terhadap Belanda dipimpin oleh Imam Bonjol. Perlawananyang
disebut juga perang Paderi ini berkobar mulai tahun 1821 -1837.
Pertama perang paderi terjadi karena adanya perselisihan antara kaum
adat dan kaum Paderi. Kedua kaum tersebut tidak sepakat mengenai
pelaksanaan ajaran Islam. Kaum Paderi berkehendak untuk
melaksanakan ajaran Islam secara murni dan tidak tidak terpengaruh
cxxxix
adat, sedangkan kaum adat berpendapat sebaliknya. Masing-masing
golongan saling mempertahankan pendapatnya, sehingga pertikaian
pun tidak terelakan lagi.
Peristiwa ini merupakan kesempatan baik bagi Belanda untuk
merebut Sumatra Barat, degan siasatnya yaitu politik adudomba.
Belanda kemudian membantu pihak yang lemah,yaitu kaum adat,
untuk menghadapi kaum Paderi. Kesua kaum itu sama-sama
menyadari bahwa peristiwa ini hanya akan menguntungkan Belanda
semata. Kaum Paderi dan Adat kemudian bersatu melakukan
perlawanan terhadap Belanda.
Namun sayang, akibat taktik licik belanda, Tuanku Imam Bonjol
di tangkap. Beliau diasingkan ke Cianjur dan tidak lama kemudian
dipindahkan ke Ambon dan Makasar sampai wafatnya.
f. Perjuangan pangeran Antasari
Pangeran Antasari adalah pejuang dan pahlawan dari kalimantan.
Bertepatan dengan penggantian tahta kerajaan, Belanda menghendaki
Tamjid Illahi untuk naik tahta,hal ini untuk menguntungkan Belanda.
Melihat hal ini kemudian rakyat mendekati Pangeran Hidayattulah
yang lebih berhak menduduki tahta kerajaan. Belanda berusaha
menyelesaikan permasalahan dengan cara kekerasan,akibatnya
perlawanan rakyat mulai berkobar pada tauhun 1859 di bawah
pimpinan Pangeran Hidayattulah. Namun Pangeran Hidayattulah
tertangkap dan di asingkan di Cianjur.
Pangeran Hidayattulah digantikan dengan Pangeran Antasari,
Pangeran Antasari dan rakyat kalimantan mempertahankan wilayah
kalimantan dengan mati-matian sampai tahun 1863.
g. Perjuangan rakyat Aceh
Dimulai tahun 1873 terjadi karena Belanda ingin menguasai
Aceh yang terlentak dipintu gerbang selat malaka. Letak Aceh sangat
strategis untuk menguasai Nusantara. Serangan pertama Belanda di
bawah pimpinan Jenderal Kohler berhasil di patahkan oleh pasukan
cxl
rakyat Aceh yang dipimpin antara lain oleh Teuku Umar, Cut Nyak
Dien, Teuku Cik Di Tiro, Panglima Polem dan Cut Mutia.Jenderal
Kohler tewas dan prejutitnya kembali ke Batavia. Dengan segala
taktik Belanda berhasil menguasai Kotaraja. Hendak menguasai
daerah di luar kota, Jenderal Pel tewa dalam perang. Belanda
menggunakan siasat kultur stelsel yang bersifat mempertahankan diri
dalam benteng, namun gagal. Teuku Umar berhasil memperdayai
Belanda denga cara menyerah dan kembali menyerang Belanda.
Padatun 1899 Teuku gugur di medan perang sebagai pahlawan bangsa,
namun perlawanan rakyat terus berkobar sampai tahun 1903.
h. Perlawanan Sisingamangaraja XII dan Rakyat Batak
Dipimpin oleh Raja Batak sisingamangaraja XII di daerah
Tapanuli, tahun 1883-1907. Pada tahun 1907 Sisingamangaraja
tertembak dan gugur, namun sesuai kepercayaan rakyat Batak rohnya
dipercaya masih ada melawan penjajah Belanda, dan rakyat Batak
dengan semangat melanjudkan perjuangan melawan Belanda
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Penugasan
4. Diskusi kelompok
F. Media Pembelajaran
Vidio tentang perjuangan melawan penjajah belanda.
G. Sumber Belajar
LKS IPS kelas 5 hal 3-9.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran Waktu Model
Pembelajaran
Pendahuluan Guru mengawali kegiatan belajar secara
Islami: Salam pembuka, doa sebelum
10 Menit Ceramah
cxli
memulai pelajaran.
G Guru menanyakan kabar dan mengabsen
siswa.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
Tanya Jawab
Inti Eksplorasi
1. Guru mempersiapkan materi dan
berkaitan dengan perjuangan melawan
penjajah belanda.
2. Guru memberikan arahan terkait
meteri perjuangan melawan penjajah
belanda.
3. Guru memberikan penjelasan materi
perjuangan melawan penjajah
Belanda.
4. Guru menyiapkan vidio yang
berkaitan dengan materi perjuangan
melawan penjajah Belanda.
Elaborasi
1. Guru membangi siswa manjadi 4-5
kelompok yang terdiri dari jenis
kelamin yang sama, dan prestasi
siswa yang berbeda.
2. Guru memutarkan vidio tentang
perjuangan melawan penjajah
Belanda.
3. Setiap anggota kelompok meringkas
kembali cerita yang telah mereka
lihat.
4. Guru meminta perwakilan dari setiap
50 Menit
Praktek
cxlii
kelompok untuk maju ke depan kelas
dan membacakan hasil diskusi
mereka.
5. Guru mendampingi jalannya diskusi.
6. Guru membagikan latihan soal
individu.
Konfirmasi
1. Siswa dan guru melakukan tanya
jawab mengenai perjuangan melawan
penjajah Belanda.
2. Siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya tentang materi yang belum
dipahami.
Penutup 1. Siswa dibantu guru menyimpulkan
materi.
2. Guru menyampaikan materi yang
akan datang.
3. Guru menutup pelajaran dengan
membaca hamdalah.
4. Guru menutup pelajaran dengan
salam.
10 menit
Tanya Jawab
Ceramah
I. Penilaian
Soal 1 :
Hal – hal baru apa yang kalian dapat setelah melihat vidio/tayangan
perjuangan melawan penjajah ?
Jawab : ternyata penjajahan pada jaman belanda itu berat, rakyat indonesia
sangat menderita dengan datangnya belanda.
cxliii
Soal 2 ( kognitif ) :
Berilah tanda silang (x) pada abjad jawaban yang benar !
1. Bangsa Eropa yang pernah menjajah Indonesia antara lain Portugis,
Belanda, Inggris, dan ….
a. Perancis b. Spanyol c. Jerman d. Italia
2. Semula tujuan utama bangsa Eropa menjelajah dunia karena menyebarkan
agama Nasrani, mencari daerah jajahan, dan ….
a. mencari rempah-rempah c. mencoba kapal barub. mencari jodoh
d. mencari perhiasan
3. Untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah, Belanda mendirikan ….
a. EIC b. VOC c. benteng d. pasar
4. Belanda tiba pertama di Indonesia pada tahun 1596 di pelabuhan….
a. Demak b. Cirebon c. Banten d. Surabaya
5. Belanda tiba pertama di Indonesia dipimpin oleh….
a. Pieter Both b. Jan Pieterzoon Coen c. Cornelis D Houtman
d. Jansen
Jawab
1. b. Spanyol
2. a. Mencari rempah rempah
3. b. VOC
4. c. Banten
5. c. Cornelis de houtman
Soal 2 :
cxliv
cxlv
cxlvi
cxlvii
DATA HASIL TES FORMATIF
SIKLUS I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Ahmad Abiyyu Faaiq H.N (AAF) 100 Tuntas
2. Ahmad Miqdad Al Banna (AMA) 60 Belim Tuntas
3. Alaudin Afdhal (AA) 60 Belum Tuntas
4. Amelia Putri (AP) 60 Belum Tuntas
5. Arina Kay Nahtadin (AKN) 50 Belum Tuntas
6. Aurel Dimas Sebastian (ADS) 70 Tuntas
7. Azhar Arintonang (AA) 60 Belum Tuntas
8. Bagus Gimnastiyar (BG) 100 Tuntas
9. Citra Putri Renata (CPR) 80 Tuntas
10. Diva Riyan Rahmat Dani (DRR) 70 Tuntas
11. Eva Laurensa (EL) 80 Tuntas
12. Fadli Firmansyah (FF) 60 Belum Tuntas
13. Gusti Nadya Nova (GNN) 60 Belum Tuntas
14. Ikhsan Eki Setiawan (IES) 50 Belum Tuntas
15. Lutfiah Az Zahra (LAZ) 90 Tuntas
16. Mahayu Resti Alindi (MRA) 70 Tuntas
17. Nabil Khoirul Fatikhin (NKF) 30 Belum Tuntas
18. Nadya Wulandari (NW) 70 Tuntas
19. Nafisa Zahra Sangidu (NZS) 50 Belum Tuntas
20. Nayla Ananda Widyawati (NAW) 50 Belum Tuntas
21. Riska Oktavia (RO) 60 Belum Tuntas
22. Salma Rofif Irfani (SRI) 90 Tuntas
23. Sherli Nidira Ramadaniyanti (SNR) 80 Tuntas
Jumlah 1.550
Rata-rata Kelas 67,39
cxlviii
CATATAN LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS I
A. Lembar Obsevasi Guru Siklus I
Nama Sekolah : MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait
Guru : Ahmad Wibowo, S.Pd
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Materi Pokok : Perjuangan Melawan Penjajah
Kelas/Semester : V/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberikan tanda cek (√) sesuai dengan
kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
NO Aspek yang dinilai Skor
A B C D
Bagian Awal
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi(kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
√
Bagian Inti
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Kemampuan mengendalikan kelas √
8. Menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri dan media audio visual
√
9. Memeberikan perhatian yang sama antar
kelompok
√
10. Menyampikan materi sesuai dengan tujuan
dan indikator yang telah ditetapkan
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi √
12. Memperlihatkan vidio terkait tentang materi √
13. Meminta perwakilan siswa dari setiap
kelompok untuk mempersentasikan hasil
perkejaan
√
cxlix
14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
yang disediakan
√
15. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Bagian Akhir
16. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
17. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
18. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
19. Memberikan tugas kepada siswa secara
individu
√
20. Menginformasikan materi yang akan
dipelajari berikutnya
√
21. Memberikan motivasi untuk terus belajar √
Total 58
Kategori Kurang
Keterangan :
Skor Nilai Rentang Katagori :
A = 4 (Baik Sekali) 100-81 = Baik
B = 3 (Baik) 80-61 = Sedang
C = 2 (Cukup) 60-41 = Kurang
D = 1 (kurang) 40-21 = Sangat Kurang
B. Lembar Observasi Siswa Siklus I
Nama Sekolah : MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait
Guru : Ahmad Wibowo, S.Pd
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Materi Pokok : Perjuangan Melawan Penjajah
Kelas/Semester : V/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberikan tanda cek (√) sesuai dengan
kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
cl
NO Aspek yang diamati Nilai
A B C D
1. Merespon terhadap apersepsi yang diberikan
guru
√
2. Mengetahui tujuan pembelajaran √
3. Memperhatikan penjelasan guru √
4. Memahami petunjuk guru tentang langkah-
langkah pelaksanaan pembelajaran Inkuiri dan
media audio visual
√
5. Antusias siswa terhadap pembelajaran Inkuiri
dan medi audio visual
√
6. Keaktifan dalam diskusi kelompok √
7. Keberanian dalam mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas
√
8. Berani bertanya kepada guru tentang hal-hal
yang belum diketahui
√
9. Menyimpulkan tentang materi pelajaran √
10. Terciptanya suasana yang kondusif didalam
kelas
√
Total 22
Kategori Kurang
Keterangan :
Skor Nilai Rentang Katagori :
A = 4 (Baik Sekali) 32-40 = Baik
B = 3 (Baik) 23-31 = Sedang
C = 2 (Cukup) 14-22 = Kurang
D = 1 (kurang) 05-13 = Sangat Kurang
cli
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )
Materi Pokok : Perjuangan Melawan Penjajah
Kelas/Semester : 5 / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan indonesia.
B. Kompetensi Dasar
2.1 Mendiskripsiakan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
belanda dan jepang.
C. Indikator
1. Menceritakan sebab jatuhnya daerah-daerah nusantara ke dalam kekuasaan
pemerintahan belanda.
2. Menceritakan perjuangan para tokoh daerah dalam upaya mengusir
penjajah belanda.
3. Menceritakan pendudukan jepang di indonesia.
4. Membuat ringkasan riwayat hidup tokoh penting pergerakan nasional.
5. Menceritakan peristiwa sumpah pemuda.
D. Materi Pembelajaran
1. Latar Belakang Timbulnya Pergerakan Nasional Penderitaan rakyat
dalam semua bidang yaitu politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
pendidikan.
2. Organisasi Pergerakan Nasional
a. Budi utomo, tahun berdiri 20 mei 1908 dijakarta. Pendirinya yaitu
Dr. Sutomo dan Dr. Wahidin Sudiro Husodo.
clii
b. Serikat Dagang Islam (SDI), tahun berdiri 1911 di Solo. Pendirinya
Haji Samanhudi.
c. Serikat Islam, tahun berdiri 1912 disolo. Pendirinya Haji Oemar Said
Cokroaminoto.
d. Muhammadiyah, tahun beridir 18 Nov 1992 di bandung. Pendirinya
K.H.Ahmad Dahlan.
e. Indische Partij, tahun berdirinya 25 des 1912 di bandung. Pendirinya
yaitu Tiga serangkai (Dr. Cipto Mangkusumo, Ki Hajar Dewantoro,
dan Douwes Dekker).
f. Penghimpunan Indonesia (PI) berdiri tahun 1922 di belanda.
Pendirinya yaiitu Muhammad Hatta, Ahmad Subarjo, Sukiman, dan
Ali Sastromijoyo.
g. Perguruan Taman Siswa, berdiri pada tahun 1922 di jogjakarta yang
mendirikan yaitu Ki Hajardewantoro.
h. Paguyuban Pasundan berdiri pada tahun 1914 di bandung.
Pendirinya adalah Otto Iskandar Dinata dan Dr. Kusuma Sujono.
i. Partai Nasional Indonesia ( PNI ) beridiri pada tahun 4 juli 1927.
Para pendirinya adalah Ir. Sukarno, Ir.Anwari, Mr. Sartono, Mr,
Sunaryo, Mr. Budi Arto dan Sutan Sahrir.
j. Partai Nasional ( Partindo ) 17 april 1931 dibandung dan di dirikan
oleh Mr. Sartono dan Ir. Soekarno.
k. Gabungan Politik Indonesia ( GAPI ) berdiri pada tahun 1939 di
jakarta. Pendirinya yaitu M.H.Thamrin, Abi Kusno Cokroyusono,
dan Amir Syarifudin.
3. Beberapa Tokoh Penting Pergerakan Nasional
a. Raden Ajeng Kartini
b. Dewi Sartika
c. Ki Hajardewantoro
d. Douwes Dekker
e. Dr. Sutomo
f. Dr. Wahidin Sudiro Husodo
cliii
g. Haji Samanhudi
h. Muhammad Husni Thamrin
i. KH.Ahmad Dahlan
j. Dr. Cipto Mangkusumo
k. Mr. Muhammad Yamin
4. Sumpah Pemuda
a. Kongres Pemuda I, dilaksanakan tanggal 30 April- 2 Mei 1926 di
Jakarta. Kongres ini dihadiri oleh berbagai organisasi kepemudaan,
antara lain :
- Tri Koro Darmo diubah menjadi Jong Javanen Bond (Jawa). Di
ketuai oleh Rr. Satiman Wiryosanjoyo.
- Jong Sumatranen Bond (Pemuda Sumatra) diketuai oleh Drs. Muh
Hatta.
- Jong Minahasa ( Pemuda Minahasa ) diketuai oleh TA Kandou.
- Jong Celebes ( Pemuda Sulawesi ) diketuai oleh Arnold Monotutu.
- Jong Ambon ( Pemuda Ambon ) diketuai oleh J.Leimena.
- Jong Bataks ( Pemuda Batak ) diketuai oleh Amir Syarifuddin.
- Sekar Rukun ( Pemuda Sunda ) diketuai oleh Achamad Beilawy.
- Pemuda Kaum Betawi, diketuai oleh M.Husni Thamrin.
- Jong Timoreesch Verbond ( Pemuda Pulau Timur ) diketuai oleh
J.W.Amalo.
- Jong Islamienten Bond diketuai oleh Haji Agus Salim.
b. Kongres Pemuda II tanggal 26-28 Oktober 1928.
Susunan panitia kongres pemuda II :
Ketua : Sugondo Joyopuspito
Wakil : Joko Marsaid
Sekretaris : Mr. Muhammad Yamin
Bendahara : Mr. Amir Syarifuddin
Menghasilkan keputusan yang disebut Sumpah Pemuda. Isi Sumpah
Pemuda yaitu
cliv
1. Kami putra dan putri indonesia mengaku bertumpah darah satu,
tanah air indonesia.
2. Kami putra dan putri indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa
indonesia.
3. Kami putra dan putri indonesia mengaku menjunjung tinggi bahasa
persatuan , bahasa indonesia
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Penugasan
4. Diskusi kelompok
F. Media Pembelajaran
Vidio tentang sumpah pemuda.
G. Sumber Belajar
LKS IPS kelas 5 hal 11-14.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran Waktu Model
Pembelajaran
Pendahuluan Guru menanyakan kabar dan mengabsen
siswa.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan di capai.
G
10 Menit Ceramah
Tanya Jawab
clv
clvi
clvii
clviii
clix
DATA HASIL TES FORMATIF
SIKLUS II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Ahmad Abiyyu Faaiq H.N (AAF) 90 Tuntas
2. Ahmad Miqdad Al Banna (AMA) 100 Tuntas
3. Alaudin Afdhal (AA) 100 Tuntas
4. Amelia Putri (AP) 100 Tuntas
5. Arina Kay Nahtadin (AKN) 70 Tuntas
6. Aurel Dimas Sebastian (ADS) 50 Belum Tuntas
7. Azhar Arintonang (AA) 100 Tuntas
8. Bagus Gimnastiyar (BG) 100 Tuntas
9. Citra Putri Renata (CPR) 80 Tuntas
10. Diva Riyan Rahmat Dani (DRR) 100 Tuntas
11. Eva Laurensa (EL) 30 Belum Tuntas
12. Fadli Firmansyah (FF) 90 Tuntas
13. Gusti Nadya Nova (GNN) 100 Tuntas
14. Ikhsan Eki Setiawan (IES) 50 Belum Tuntas
15. Lutfiah Az Zahra (LAZ) 90 Tuntas
16. Mahayu Resti Alindi (MRA) 80 Tuntas
17. Nabil Khoirul Fatikhin (NKF) 70 Tuntas
18. Nadya Wulandari (NW) 80 Tuntas
19. Nafisa Zahra Sangidu (NZS) 70 Tuntas
20. Nayla Ananda Widyawati (NAW) 60 Belum Tuntas
21. Riska Oktavia (RO) 60 Belum Tuntas
22. Salma Rofif Irfani (SRI) 90 Tuntas
23. Sherli Nidira Ramadaniyanti (SNR) 50 Belum Tuntas
Jumlah 1,810
Rata-rata Kelas 76,6
clx
CATATAN LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS II
A. Lembar Obsevasi Guru Siklus II
Nama Sekolah : MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait
Guru : Ahmad Wibowo, S.Pd
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Materi Pokok : Perjuangan Melawan Penjajah
Kelas/Semester : V/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberikan tanda cek (√) sesuai dengan
kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
NO Aspek yang dinilai Skor
A B C D
Bagian Awal
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi(kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
√
Bagian Inti
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Kemampuan mengendalikan kelas √
8. Menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri dan media audio visual
√
9. Memeberikan perhatian yang sama antar
kelompok
√
10. Menyampikan materi sesuai dengan tujuan
dan indikator yang telah ditetapkan
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi √
12. Memperlihatkan vidio terkait tentang materi √
13. Meminta perwakilan siswa dari setiap
kelompok untuk mempersentasikan hasil
√
clxi
perkejaan
14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
yang disediakan
√
15. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Bagian Akhir
16. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
17. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
18. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
19. Memberikan tugas kepada siswa secara
individu
√
20. Menginformasikan materi yang akan
dipelajari berikutnya
√
21. Memberikan motivasi untuk terus belajar √
Total 64
Kategori Sedang
Keterangan :
Skor Nilai Rentang Katagori :
A = 4 (Baik Sekali) 100-81 = Baik
B = 3 (Baik) 80-61 = Sedang
C = 2 (Cukup) 60-41 = Kurang
D = 1 (kurang) 40-21 = Sangat Kurang
B. Lembar Observasi Siswa Siklus II
Nama Sekolah : MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait
Guru : Ahmad Wibowo, S.Pd
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Materi Pokok : Perjuangan Melawan Penjajah
Kelas/Semester : V/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberikan tanda cek (√) sesuai dengan
kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
clxii
NO Aspek yang diamati Nilai
A B C D
1. Merespon terhadap apersepsi yang diberikan
guru
√
2. Mengetahui tujuan pembelajaran √
3. Memperhatikan penjelasan guru √
4. Memahami petunjuk guru tentang langkah-
langkah pelaksanaan pembelajaran Inkuiri dan
media audio visual
√
5. Antusias siswa terhadap pembelajaran Inkuiri
dan medi audio visual
√
6. Keaktifan dalam diskusi kelompok √
7. Keberanian dalam mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas
√
8. Berani bertanya kepada guru tentang hal-hal
yang belum diketahui
√
9. Menyimpulkan tentang materi pelajaran √
10. Terciptanya suasana yang kondusif didalam
kelas
√
Total 28
Kategori Sedang
Keterangan :
Skor Nilai Rentang Katagori :
A = 4 (Baik Sekali) 32-40 = Baik
B = 3 (Baik) 23-31 = Sedang
C = 2 (Cukup) 12-22 = Kurang
D = 1 (kurang) 05-13 = Sangat Kurang
clxiii
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS III
Nama Sekolah : MI Ma’arif Miftahul Huda Lopait
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )
Materi Pokok : Perjuangan Melawan Penjajah
Kelas/Semester : 5 / 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan indonesia.
B. Kompetensi Dasar
2.1 Mendiskripsiakan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
belanda dan jepang.
C. Indikator
1. Menceritakan sebab jatuhnya daerah-daerah nusantara ke dalam
kekuasaan pemerintahan belanda.
2. Menceritakan perjuangan para tokoh daerah dalam upaya mengusir
penjajah belanda.
3. Menceritakan pendudukan jepang di indonesia.
4. Membuat ringkasan riwayat hidup tokoh penting pergerakan nasional.
5. Menceritakan peristiwa sumpah pemuda.
D. Materi Pembelajaran
Pendudukan Jepang di Indonesia
1. Kedatangan bangsa jepang
Jepang datang ke indonesia dalam rangka perang asia timur raya,
yaitu bagian dari perang dunia II. Perang ini terjadi antara blok sekutu
(Amerika, Inggris, Belanda dan Prancis) melawan Jerman, Italia, dan
Jepang. Tanggal 1 Maret 1942 pasukan jepang berhasil mendarat di tiga
tempat secara serempak di pulau jawa, yaitu teluk banten, eretan wetan
clxiv
(pantura), dan pasuruan (jawa timur). Tanggal 5 maret 1942 pasukan
jepang sudah berhasil menguasai batavia. Tanggal 8 maret 1942, belanda
menyerah tanpa syarat kepada jepang. Penyerahan itu tertuang dalam
perjanjian kalijati antara letjen ter porten (wakil belanda) dengan letjen
hithoshi imamura (wakil jepang).
Jepang secara resmiberkuasa di indonesia pada tnggal 8 maret 1942.
Jepang membagi wilayah indonesai menjadi tiga daerah pemerintahan
sebagai berikut:
a. Jawa-madura dipimpin oleh tentara ke 16 yang berpusat di jakarta.
b. Sumatra dipimpin oleh tentara ke 25 yang berpusat di bukittinggi.
c. Kalimantan, sulawesi, nusa tenggara, maluku, dan irian jaya
dipimpin oleh armada selatan yang berpusat diujung pandang.
Untuk menarik simpati bangsa indonesia, jepang melakukan
banyak proganda. Tujuannya supaya bangsa indonesia menerima
kehadiran jepang, proganda dan tondakan tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Pemimpin indonesia raya yang ditawan belanda.
b. Lagu indonesia raya boleh dinyanyikan.
c. Bendera merah putih dikibarkan disamping bendera jepang hinomaru.
d. Larangan menggunakan bahasa inggris dan belanda, serta penerbitan
buku-bukunya.
e. Bahasa indonesia boleh digunakan.
f. Memperkenalkan kalender untuk tujuan resmi.
g. Patung-patung eropa diruntuhkan.
h. Nama batavia dikembalikan menjadi jakarta dan jalan-jalan diberi
nama baru.
Jepang selalu menempatkan diri sebagai saudara tua yang baik. Hal
ini membuat bangsa indonesia semakin terpikat. Bahkan, bangsa
indonesia bersedia membantu jepang melawan sekutu. Bangsa indonesia
berharap memperoleh kemerdekaan. Maka setelah itu dibentuklah
clxv
organisasi pergerakan dan organisasi wajib militer sebagai upaya
membantu jepang dalam perang asia timur raya.
a. Organisasi Pergerakan
1. Gerakan 3A
Gerakan 3A merupakan organisasi pertama yang dibentuk
jepang (NIPPON). Semboyangnya adalah nippon pelindung asia,
nippon cahaya asia, dan nippon pemimpin asia.
2. PUTERA ( Pusat Tenaga Rakyat )
Tujuan PUTERA adalah menarik bangsa indonesia agar
bersedia membantu jepang melawan sekutu. Jepang mendirikan
PUTERA sebagai pengganti gerakan 3A karena dianggap tidak
memberikan keuntungan. Akan tetapi untuk bangsa indonesia,
PUTERA dimanfaatkan para pemimpinnya untuk mengobarkan
semangat kebangsaan. Pemimpin PUTERA berasal dari bangsa
indonesia sendiri dan sering disebut Empat Serangkai yaitu Ir.
Sukarno, Drs. Muhammad Hatta, K.H.Mas Mansyur dan Ki
Hajar Dewantara. Organisasi ini pun akhirya dibubarkan pada
tahun 1944.
3. Jawa Hokokai
Jawa hokokai dibentuk oleh jepang setelah PUTERA
dibubarkan. Jawa hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
bertujuan agar rakyat indonesia dapat dihimpun tenaganya dan
berbakti kepada jepang.
b. Organisasi Wajib Militer
Wajib militer merupakan salah satu usaha pemerintah jepang.
Tujuannya untuk mempersiapkan para pemuda indonesia
berperang melawan sekutu. Usaha yang dilakukan berupa latihan
semimiliter dan militer penuh. Adapun wajib militer yang
diselenggrakan adalah sebagai berikut :
1) Seinendan (Barisan Pemuda)
2) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
clxvi
3) Fujinkai (Barisan Wanita)
4) Heiho (Pembantu Prajurit Jepang)
5) Suishintai (Barisan Pelopor)
6) Jibakutai (Barisan Berani Mati)
7) Gakutotai (Barisan Pelajar)
8) Peta (Pembela Tanah Air)
Kehidupan rakyat selama jepang memerintah sama seperti
ketika belanda berkuasa. Bahkan jepang lebih kejam dari belanda.
Kekejaman jepang yang dirasakan bangsa inonesia adalah sebagai
berikut :
a. Adanya wajib militer bagi pemuda, wanita, dan pelajar.
b. Kerja paksa atau romusha.
c. Wajib kerja tanpa upah untuk pamong desa atau kinrohosi.
d. Banyak wanita dan gadis diculik.
e. Tanah pertanian rakyat digunakan untuk perkebunan jarak
sebagai bahan baku munyak pelumas mesin-mesin perang.
f. Semua pertanian, perkebunan, perternakan, dan tambang
diserahkan kepada pemerintahan jepang.
2. Perlawanan Terhadap Pendudukan Jepang
a. Perlawanan rakyat aceh di Cot Plieng tahun 1942.
Perlawanan ini dipimpin oleh tengku abdul jalil, perlawanan
rakyat aceh juga terjadi di mereudu pada tahun 1944.
b. Perlawanan di kaplongan jawa barat
Jepang memaksa petani di kaplongan untuk menyerahkan
sebagian hasil buminya. Petani marah, terjadilah perlawanan
terhadap pasukan jepang.
c. Perlawanan di lohbener, jawa barat.
Petani di lohbener menolak memberikan hasil panen padi kepada
jepang. Terjadilah peperangan terhadap pasukan jepang.
d. Perlawanan dipontianak, kalimantan barat,
clxvii
Penduduk dipaksa untuk membuat pelabuhan dan lapangan
terbang. Para pemimpin sepakat untuk menyerang jepang.
Perlawanan terjadi pada tanggal 16 oktober 1943. Mereka
ditangkap dan dibunuh.
e. Perlawanan peta di gumilir, Cilacap
Perlawanan peta digumilir, cilacap terjadi pada bulan juni 1945.
Perlawanan ini dipimpin oleh kusaeri, komandan regu peta di
cilacap. Kusaeri menyerah tetapi tidak dijatuhi hukuman.
Sudirman berhasil menolong dan membebesaknnya.
f. Perlawanan di singaparna, Jawa Barat
Perlawanan singaparna dipimpin oleh kyau haji zaenal mustofa.
Beliau menolak seikeirei (membungkukkan badan kepada kaesar
jepang tenno heika) dan menentang romusha. Beliau memandang
hal itu bertentangan dengan ajaran islam.
g. Perlawanan peta di blitar, Jawa Timur
Tentara peta di blitar memberontak di bawah pimpinan shodanco
F.X, supriyadi. Namun jepang dapat mematahkan perlawanan ini.
Supriyadi dan teman-temannya ditangkap oleh Jepang.
Pada tanggal 15 maret 1945, perwira-perwira peta yang
memberontak diadili dipengadilan militer jepang dijakarta. Dalam
pengadilan itu, mereka dijatuhi hukuman mati. Perwira-perwira
peta yang dijatuhi hukuman matai antara lain muradi, dr. Ismangil,
suparyono, sunarto, halim mangkudijaya, dan supriyadi. Namun
supriyadi menghilang dan tidak menghadiri persidangan.
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Penugasan
4. Diskusi kelompok
F. Media Pembelajaran
Vidio tentang perang gerilya jepang.
clxviii
G. Sumber Belajar
LKS IPS kelas 5 hal 14-16.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran Waktu Model
Pembelajaran
Pendahuluan Guru mengawali kegiatan belajar secara
Islami: Salam pembuka, doa sebelum
memulai pelajaran.
G Guru menanyakan kabar dan mengabsen
siswa.
Guru memberikan motivasi kepada siswa
sebelum pelajaran dimulai....tepuk
tunggal, tepuk ganda...
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
10 Menit Ceramah
Tanya Jawab
Inti Eksplorasi
1. Guru mempersiapkan materi dan
berkaitan dengan perjuangan melawan
penjajah Jepang.
2. Guru memberikan arahan terkait
meteri perjuangan melawan penjajah
Jepang.
3. Guru memberikan penjelasan materi
perjuangan melawan Jepang.
4. Guru menyiapkan vidio yang
berkaitan dengan maeteri perjuangan
melawan penjajah Jepang.
Elaborasi
1. Guru membagi siswa menjadi 4-5
kelompok yang terdiri dari jenis
50 Menit
Praktek
clxix
kelamin yang sama, dan prestasi
siswa yang berbeda.
2. Guru memutarkan vidio tentang
perjuangan indonesia melawan
Jepang.
3. Setiap anggota kelompok meringkas
kembali cerita yang telah mereka
lihat.
4. Guru meminta perwakilan dari setiap
kelompok untuk maju ke depan kelas
dam membacakan hasil diskusi
mereka.
5. Guru mendampingi jalannya diskusi.
6. Guru membagikan latihan soal
individu.
Konfirmasi
1. Siswa dan guru melakukan tanya
jawab mengenai perjuangan melawan
penjajah Jepang.
2. Siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya tentang materi yang belum
dipahami.
Penutup 1. Siswa dan guru menyimpulkan
materi.
2. Guru menyampikan materi yang akan
datang.
3. Guru menutup pelajaram dengan
membaca hamdalah.
4. Guru menutup pelajaran dengan
salam.
10 menit
clxx
I. Penilaian
Soal 1 :
Hal – hal baru apa yang kalian dapat setelah melihat vidio/tayangan
perjuangan melawan penjajah jepang ini ?
Jawab : ternyata penjajahan pada jaman jepang itu lebih kejam dari jaman
belanda, rakyat indonesia sangat menderita dengan datangnya kembali
penjajah jepang.
clxxi
clxxii
clxxiii
clxxiv
DATA HASIL TES FORMATIF
SIKLUS III
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. Ahmad Abiyyu Faaiq H.N (AAF) 80 Tuntas
2. Ahmad Miqdad Al Banna (AMA) 80 Tuntas
3. Alaudin Afdhal (AA) 100 Tuntas
4. Amelia Putri (AP) 100 Tuntas
5. Arina Kay Nahtadin (AKN) 100 Tuntas
6. Aurel Dimas Sebastian (ADS) 80 Tuntas
7. Azhar Arintonang (AA) 60 Belum Tuntas
8. Bagus Gimnastiyar (BG) 100 Tuntas
9. Citra Putri Renata (CPR) 80 Tuntas
10. Diva Riyan Rahmat Dani (DRR) 40 Belum Tuntas
11. Eva Laurensa (EL) 100 Tuntas
12. Fadli Firmansyah (FF) 100 Tuntas
13. Gusti Nadya Nova (GNN) 100 Tuntas
14. Ikhsan Eki Setiawan (IES) 90 Tuntas
15. Lutfiah Az Zahra (LAZ) 100 Tuntas
16. Mahayu Resti Alindi (MRA) 40 Belum Tuntas
17. Nabil Khoirul Fatikhin (NKF) 80 Tuntas
18. Nadya Wulandari (NW) 100 Tuntas
19. Nafisa Zahra Sangidu (NZS) 100 Tuntas
20. Nayla Ananda Widyawati (NAW) 100 Tuntas
21. Riska Oktavia (RO) 100 Tuntas
22. Salma Rofif Irfani (SRI) 100 Tuntas
23. Sherli Nidira Ramadaniyanti (SNR) 80 Tuntas
Jumlah 2.110
Rata-rata Kelas 91,73
clxxv
CATATAN LAPANGAN PELAKSANAAN SIKLUS III
A. Lembar Obsevasi Guru Siklus III
Nama Sekolah : MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait
Guru : Ahmad Wibowo, S.Pd
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Materi Pokok : Perjuangan Melawan Penjajah
Kelas/Semester : V/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberikan tanda cek (√) sesuai dengan
kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
NO Aspek yang dinilai Skor
A B C D
Bagian Awal
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi(kaitannya dengan
materi)
√
4. Menyampikan tujuan pembelajaran √
5. Memberikan acuan bahan pelajaran yang akan
dipelajari
√
Bagian Inti
6. Kejelasan artikulasi suara √
7. Kemampuan mengendalikan kelas √
8. Menarik perhatian siswa dalam proses
pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran Inkuiri dan media audio visual
√
9. Memeberikan perhatian yang sama antar
kelompok
√
10. Menyampikan materi sesuai dengan tujuan
dan indikator yang telah ditetapkan
√
11. Kejelasan dalam menjelaskan materi √
12. Memperlihatkan vidio terkait tentang materi √
13. Meminta perwakilan siswa dari setiap
kelompok untuk mempersentasikan hasil
perkejaan
√
clxxvi
14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
yang disediakan
√
15. Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Bagian Akhir
16. Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
17. Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
18. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
19. Memberikan tugas kepada siswa secara
individu
√
20. Menginformasikan materi yang akan
dipelajari berikutnya
√
21. Memberikan motivasi untuk terus belajar √
Total 81
Kategori Baik
Keterangan :
Skor Nilai Rentang Katagori :
A = 4 (Baik Sekali) 100-81 = Baik
B = 3 (Baik) 80-61 = Sedang
C = 2 (Cukup) 60-41 = Kurang
D = 1 (kurang) 40-21 = Sangat Kurang
B. Lembar Observasi Siswa Siklus III
Nama Sekolah : MI Ma‟arif Miftahul Huda Lopait
Guru : Ahmad Wibowo, S.Pd
Mata Pelajaran : IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)
Materi Pokok : Perjuangan Melawan Penjajah
Kelas/Semester : V/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberikan tanda cek (√) sesuai dengan
kinerja guru saat proses pembelajaran berlangsung.
clxxvii
NO Aspek yang diamati Nilai
A B C D
1. Merespon terhadap apersepsi yang diberikan
guru
√
2. Mengetahui tujuan pembelajaran √
3. Memperhatikan penjelasan guru √
4. Memahami petunjuk guru tentang langkah-
langkah pelaksanaan pembelajaran Inkuiri dan
media audio visual
√
5. Antusias siswa terhadap pembelajaran Inkuiri
dan medi audio visual
√
6. Keaktifan dalam diskusi kelompok √
7. Keberanian dalam mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas
√
8. Berani bertanya kepada guru tentang hal-hal
yang belum diketahui
√
9. Menyimpulkan tentang materi pelajaran √
10. Terciptanya suasana yang kondusif didalam
kelas
√
Total 38
Kategori Baik
Keterangan :
Skor Nilai Rentang Katagori :
A = 4 (Baik Sekali) 32-40 = Baik
B = 3 (Baik) 23-31 = Sedang
C = 2 (Cukup) 14-22 = Kurang
D = 1 (kurang) 05-13 = Sangat Kurang
clxxviii
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambar 1. Guru Menjelaskan Materi Pelajaran (Siklus I)
Gambar 2. Guru Memutarkan Vidio Terkait Materi (Siklus I)
clxxix
Gambar 3. Siswa Maju untuk Membacakan Hasil Diskusi (Siklus I)
Gambar 4. Siswa Mengerjakan Tugas Yang Di Berikan Guru (Siklus I)
clxxx
Gambar 5. Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru (Siklus II)
Gambar 6. Siswa Melihat Vidio Yang di Tayangkan Guru (Siklus II)
clxxxi
Gambar 6. Guru Menjelaskan Pelajaran Terkait Materi (Siklus III)
Gambar 7. Guru Menayangkan Vidio Terkait Materi (Siklus III)
clxxxii
Gambar 8. Siswa Berdiskusi Kelompok Sesuai Perintah Guru (Siklus III)
Gambar 9. Siswa Maju untuk Membacakan Hasil Diskusi (Siklus III)
clxxxiii