PENGARUH ZAKAT DAN ISLAMIC CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(ICSR) TERHADAP REPUTASI DAN KINERJA PERUSAHAAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ICHWAN SIDIK
NIM. 1111082000066
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
ii
iii
iv
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Ichwan Sidik
NIM : 1111082000066
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak menggunakan pamanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan
sesungguhnya.
Jakarta, 28 Januari 2016
Ichwan Sidik
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Ichwan Sidik
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Juni 1993
Alamat : Komplek BPI V Jalan Nuri Blok B 8 No. 1
Pamulang Timur, 15417
Tangerang Selatan
Telepon / Handphone : 021 – 74705673 / 0857-8133-7738
Email : [email protected]
SDN Ciputat VII [ 2000 – 2005 ]
SMPN 12 Jakarta [ 2005 – 2008 ]
SMAN 47 Jakarta [ 2008 – 2011 ]
S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta [ 2011 – 2015 ]
Ayah : Sudarno
Tempat & Tanggal Lahir : Purwokerto, 12 Maret 1953
Ibu : Sugiyani
Tempat & Tanggal Lahir : Wonogiri, 17 Desember 1960
Anak ke dari : 4 dari 4 bersaudara
Data Diri Pribadi
Pendidikan Formal
Latar Belakang Keluarga
vii
THE EFFECT OF ZAKAT AND ISLAMIC CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (ICSR) ON CORPORATE
REPUTATION AND PERFORMANCE
ABSTRACT
This research aims to examine the effect of zakat and islamic corporate social
responsibility (ICSR) on corporate reputation as well as performance. This
research used samples of 10 islamic bank listed on Indonesia Financial Services
Authority (OJK) in period 2011 to 2014. Normality test and binary logistic
regression used to examine the effect of zakat and ICSR on islamic bank’s
reputation as well as performance.
Results of this study provide evidence that zakat positively and significantly
influence islamic bank’s reputation, ICSR positively and significantly influence
islamic bank’s reputation, zakat positively and significantly influence islamic
bank’s performance, while ICSR not significant influence islamic bank’s
performance. These results indicate that zakat and ICSR are equally important for
islamic bank’s reputation and performance in Indonesia.
Keyword : islamic bank, zakat, islamic corporate social responsibility, ICSR,
reputation, performance.
viii
PENGARUH ZAKAT DAN ISLAMIC CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (ICSR) TERHADAP REPUTASI DAN KINERJA
PERUSAHAAN
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh zakat dan islamic corporate
social responsibility (ICSR) terhadap reputasi dan kinerja perusahaan. Penelitian
ini menggunakan sampel 10 bank syariah di Indonesia yang secara resmi terdaftar
di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2011 s.d 2014. Uji normalitas dan regresi
logistik digunakan untuk menguji pengaruh zakat dan ICSR terhadap reputasi dan
kinerja bank syariah.
Hasil penelitian menunjukan bahwa zakat berpengaruh positif signifikan
terhadap reputasi perusahaan, ICSR berpengaruh positif signifikan terhadap
reputasi perusahaan, zakat berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
perusahaan, sedangkan ICSR tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja
perusahaan. Hasil tersebut mengindikasikan pentingnya zakat dan ICSR bagi
reputasi dan kinerja bank syariah di Indonesia.
Kata kunci : perbankan syariah, zakat, islamic corporate social responsibility,
ICSR, reputasi, kinerja.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul “Pengaruh
Zakat dan Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) terhadap Reputasi
dan Kinerja Perusahaan”. Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
sebagian syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam berbagai hal,
terutama kepada:
1. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan dukungannya selama ini;
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MSi dan seluruh jajaran Dekanat Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
3. Ibu Yessi Fitri, SE.,MSi.,Ak.,CA dan Bapak Hepi Prayudiawan,
SE.,MM.,Ak.,CA, selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
4. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku Dosen Pembimbing I pada skripsi ini,
yang telah bersedia memberikan waktu dan ilmunya untuk penulis;
5. Ibu Reskino, SE.,MSi.,Ak.,CA selaku Dosen Pembimbing II pada skripsi ini,
yang selalu bersedia memberikan waktu untuk me-review kembali skripsi ini;
6. Seluruh staf dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan didikan moral kepada penulis;
7. Teman-teman Akuntansi B 2011 yang selalu memberikan kesegaran melalui
tawa dan kehadirannya;
8. Seluruh teman-teman Akuntansi 2011 yang telah memberikan saran-sarannya;
9. Kakak dan kedua Abang penulis yang telah memberikan bantuan materil
maupun non-materilnya kepada penulis.
10. Dan Kamu, yang selama ini menemani penulis mengisi waktu luangnya untuk
menulis skripsi;
x
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
penulis sangat terbuka untuk saran dan kritiknya yang ingin disampaikan
mengenai penulisan dan isi skripsi ini. Penulis berharap bahwa skripsi ini dapat
memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk pembaca dan penulis sendiri. Dan
akhir kata, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatu.
Jakarta, 28 Januari 2016
Ichwan Sidik
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Pengesahan Skripsi ............................................................................ ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ....................................................... iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .................................................................. iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... vi
Abstract ........................................................................................................... vii
Abstrak ............................................................................................................ viii
Kata Pengantar ................................................................................................ ix
Daftar Isi .......................................................................................................... xi
Daftar Tabel .................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ................................................................................................. xvi
Daftar Lampiran .............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur .................................................................... 10
1. Signalling Theory ............................................................. 10
2. Shari’a Enterprise Theory (SET) ..................................... 11
xii
3. Zakat ................................................................................. 15
4. Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) .............. 19
5. Reputasi Perusahaan ........................................................ 24
6. Kinerja Perusahaan ........................................................... 25
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ............................................ 28
C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 32
D. Hipotesis .................................................................................. 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 37
B. Metode Pemilihan Sampel ....................................................... 37
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 38
D. Metode Analisis Data .............................................................. 39
E. Operasionalisasi Variabel ........................................................ 45
1. Variabel Dependen ........................................................... 45
2. Variabel Independen ......................................................... 47
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 50
1. Deskripsi Objek Penelitian ............................................... 50
2. Deskripsi Sampel Penelitian ............................................. 51
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ................................................ 53
1. Kolmogorov-Smirnov Test ................................................ 53
2. Binary Logistic Regression .............................................. 57
C. Pembahasan ............................................................................. 70
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 78
B. Saran ........................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 82
xiv
Daftar Tabel
No. Tabel Keterangan Halaman
1.1 Potensi zakat bank syariah di Indonesia 2
1.2 Realisasi zakat bank syariah di Indonesia 2
2.1 Penelitian sebelumnya 28
3.1 Operasionalisasi variabel 48
4.1 Bank Umum Syariah yang terdaftar di OJK 50
4.2 Ketersediaan data penelitian 51
4.3 Tahapan pemilihan sampel penelitian 52
4.4 Kelompok data bank syariah periode 2011 s.d 2014 52
4.5 Uji normalitas variabel dependen 54
4.6 Statistik deskriptif variabel dependen 54
4.7 Uji normalitas variabel independen 55
4.8 Statistik deskriptif variabel independen 56
4.9 Statisik deskriptif variabel pengujian Model 1: REP 58
4.10 Model 1: REP tanpa variabel independen 58
4.11 Model 1: REP dengan memasukan variabel independen 59
4.12 Penurunan nilai statistik -2LogL 60
4.13 Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test 60
4.14 Tabel klasifikasi 2 x 2 61
4.15 Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square 61
4.16 Variabel-variabel pembentuk persamaan 62
4.17 Statistik deskriptif variabel pengujian Model 2: ROE 64
4.18 Model 2: ROE tanpa variabel independen 65
4.19 Model 2: ROE dengan memasukan variabel independen 65
4.20 Penurunan nilai statistik -2LogL 66
xv
4.21 Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test 66
4.22 Tabel klasifikasi 2 x 2 67
4.23 Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square 68
4.24 Variabel-variabel pembentuk persamaan 69
xvi
Daftar Gambar
No. Keterangan Halaman
2.1 Stakeholder menurut Sharia Enterprise Theory (SET) 13
2.2 Model Islamic CSR (ICSR) 23
2.3 Kerangka Pemikiran 32
xvii
Daftar Lampiran
No. Keterangan Halaman
1 Tabel distribusi Chi-Square untuk d.f. 1 s.d 45 86
2 Pengungkapan ICSR pada BUS di Indonesia 87
3 Statistik Perbankan Syariah Indonesia s.d periode 2014 107
4 Peringkat 10 Bank Syariah Berdasarkan Aset 107
5 Dummy Variabel Dependen Reputasi (DPK) 108
6 Dummy Variabel Dependen Kinerja (ROE) 110
7 Kelompok Data 10 Bank Syariah Periode 2011 s.d 2014 111
8 Kertas Kerja Penelitian 111
9 Output SPSS: Regresi Logistik 112
10 Ayat Suci Al Quran: Perintah untuk Berzakat 120
11 Riwayat Hadist: Kewajiban Berzakat 121
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat adalah salah satu cara Islam dalam mengelola harta, yang
memiliki nilai spiritual dalam mensucikan dan mengembangkan harta
dengan cara yang halal dan berkah. Bank syariah sebagai bank yang
menjalankan operasi bisnisnya secara syariah harus membedakan dirinya
dengan membayar zakat. Maka gebrakan yang diperlukan bank syariah
saat ini adalah pengelolaan harta yang tidak hanya sekedar halal (tanpa
riba) melainkan juga berkah.
Menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia, besarnya zakat
perusahaan dapat dipotong 2,5% dari nilai neraca (PMA 52/2014), atau
2,5% dari nilai laba sebelum pajak (UU 23/2011). Undang-undang telah
memberikan insentif pajak bagi perusahaan yang berzakat dengan
menjadikan zakat yang dibayarnya objek yang mengurangi penghasilan
kena pajak (PKP) (pasal 23 ayat (2) UU 23/2011). Namun, nampaknya
insentif tersebut masih kurang menguntungkan bagi sebagian besar bank
syariah di Indonesia, khususnya bagi bank syariah yang masih baru
berdiri, sehingga optimalisasi zakat perusahaan di perbankan syariah
Indonesia belum dapat tercapai.
Berdasarkan data yang diamati pada 4 tahun terakhir (2011 s.d 2014),
potensi zakat dari bank syariah di Indonesia dapat mencapai kisaran angka
22 hingga 58 miliar rupiah (tabel 1.1). Namun sayangnya, nilai tersebut
2
masih berupa potensi, sebab ditemukan pula bahwa tidak semua bank
membayar kewajiban zakatnya (tabel 1.2).
Tabel 1.1
Potensi Zakat Bank Syariah di Indonesia
2,5% dari Laba sebelum Pajak (dalam ‘000.000’)
Kode Bank Thn
berdiri 2011 2012 2013 2014
BMI 1992 9.292 13.046 16.341 3.696
BSM 1999 19.178 28.132 22.662 2.815
BMS 2004 1.848 6.326 5.121 598
BRIS 2008 418 3.451 4.599 385
BSB 2008 376 609 681 319
PBS 2009 310 1.239 729 2.455
BNIS 2010 2.231 3.444 4.490 5.503
BCAS 2010 224 274 419 437
BJBS 2010 644 (rugi) 1.014 888
BVS 2010 671 260 123 (rugi)
MSI 2010 1.359 1.405 1.480 1.916
BTPNS 2014 - - - 3.111
TOTAL 36.551 58.186 57.659 22.123
Sumber: Data sekunder diolah
Tabel 1.2
Realisasi Zakat Bank Syariah di Indonesia
Kode 1
Bayar
Zakat
Kode 0
Tidak Bayar
Zakat
Kode Bank 2011 2012 2013 2014 Predikat
BSM 1 1 1 1 Sangat Tertib
BMS 1 1 1 1 Sangat Tertib
BMI 1 1 1 1 Tertib
BNIS 1 1 1 1 Tertib
BRIS 0 0 1 1 Tertib
PBS 0 0 0 1 Belum Tertib
BSB 0 0 0 0 Tidak Tertib
MSI 0 0 0 0 Tidak Tertib
BCAS 0 0 0 0 Tidak Tertib
BVS 1* 1* 0 0 Tidak Tertib
BJBS 0 0 1* 0 Tidak Tertib
BTPNS - - - 0 Tidak Tertib
Ket: *: membayar, namun berbeda secara material dengan porsi zakat
2,5%
Sumber: Data sekunder diolah
3
Berdasarkan tabel 1.1 pada halaman sebelumnya, dapat dilihat bahwa
kemampuan setiap bank syariah dalam mencetak keuntungannya cukup
baik. Di mana nilai zakat untuk setiap bank dapat mencapai ratusan juta
hingga puluhan miliar rupiah jika dihitung 2,5% berdasarkan laba sebelum
pajak yang mereka dapat. Hal ini menandakan bahwa potensi zakat dari
bank syariah saja cukup besar jika dimanfaatkan untuk kegiatan sosial
seperti CSR.
Berdasarkan tabel 1.2 pada halaman sebelumnya juga dapat diambil
kesimpulan bahwa implementasi zakat perusahaan baru terlaksana pada 5
bank syariah, sedangkan 1 bank baru memulai kewajiban berzakatnya di
tahun 2014, dan sisanya 6 bank (50%) tidak melaksanakan kewajiban
zakat. Predikat peneliti berikan sebagai penanda keseriusan bank dalam
membayar zakat. “Sangat tertib” berarti membayar zakat dengan porsi
yang sesuai. “Tertib” berarti membayar zakat dengan jumlah yang sedikit
berbeda (namun tidak material) dengan porsi seharusnya. “Belum tertib”
berarti baru memulai untuk membayar kewajiban berzakat. Dan “tidak
tertib” berarti tidak membayar zakat. Sedangkan, kode 1* (satu dengan
tanda bintang) peneliti berikan untuk menandakan bahwa bank membayar
zakat, namun dalam jumlah yang secara material berbeda dengan porsi
seharusnya, yang mana dalam prinsip syariah jumlah tersebut bukan zakat,
melainkan lebih condong seperti santunan atau infak dan sedekah dalam
Islam, misal: kewajiban berzakat 1 miliar rupiah, hanya dibayar zakat 3
juta rupiah.
4
Padahal, sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam,
zakat seharusnya dapat dipandang sama pentingnya dengan pajak. Zakat
berperan dalam melengkapi fungsi pajak untuk pembangunan ekonomi
secara sosial. Zakat juga dapat disalurkan sebagai bentuk CSR perusahaan
yang bernilai spiritual (CSR islami). Sehingga, zakat tidak hanya
bermanfaat bagi para penerima zakat (mustahiq), melainkan juga
membawa manfaat untuk reputasi perusahaan.
Menurut SET (sharia enterprise theory) dalam Triyuwono (2007),
perusahaan yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah memiliki
tanggung jawab dalam melaporkan pengungkapannya secara akuntabel
dan transparan kepada cakupan stakeholder yang luas, yakni kepada
Tuhan, manusia, dan alam. Kegagalan perusahaan dalam memenuhi
keinginan dan kebutuhan dari stakeholder akan berdampak pada hilangnya
dukungan dan akses perusahaan terhadap sumber daya yang ia butuhkan,
yang pada akhirnya akan mengganggu reputasi dan kinerja perusahaan.
Reputasi adalah penilaian umum orang-orang terhadap perusahaan,
yang ditinjau dari pengalaman orang-orang dalam menemukan kesamaan
antara apa yang perusahaan katakan dengan apa yang orang lain lihat (lihat
Harpur, 2002 dalam Louisot dan Rayner, 2010). Menurut signalling theory
zakat perusahaan yang disalurkan sebagai bentuk islamic CSR (ICSR),
akan menjadi sinyal atau alat promosi perusahaan untuk menarik simpati
dan dukungan dari stakeholder. Dengan demikian, pengungkapan zakat
dan ICSR yang dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten senantiasa
5
akan memupuk kepercayaan masyarakat terhadap bank. Oleh karena itu,
peneliti mengambil asumsi bahwa zakat dan ICSR barkaitan dengan
reputasi perusahaan.
Reputasi juga dapat mempengaruhi kinerja bank. Oleh karena, reputasi
perusahaan dapat mempengaruhi dukungan masyarakat terhadap bank dan
akses bank terhadap sumber daya yang ia perlukan. Semakin baik bank
mengelola reputasinya, maka semakin baik bank dalam mendapatkan
sumber dayanya, seperti: mempertahankan pemegang sahamnya,
menambah pelanggan untuk memakai produk dan jasanya, membangun
kemitraan dengan pemasok, merekrut pegawai potensial, mempertahankan
pegawai, yang kesemuanya dapat diraih dengan biaya modal yang lebih
ringan (lihat Louisot dan Rayner, 2010). Oleh karena itu, dapat pula
diasumsikan bahwa reputasi dan kinerja saling berkaitan. Reputasi yang
baik, akan memudahkan bank dalam meningkatkan kinerjanya. Dalam
penelitian ini, keduanya (reputasi dan kinerja) akan diuji dengan variabel
pemrediksi zakat dan ICSR perusahaan.
Penelitian sebelumnya yang menguji hubungan zakat, ICSR, reputasi,
dan kinerja di perbankan syariah telah peneliti temukan. Diantaranya, telah
diteliti kaitan zakat terhadap kinerja keuangan perbankan syariah (Amirah
dan Raharjo, 2014), dan juga kaitan ICSR terhadap reputasi dan kinerja
perusahaan (Arshad et al., 2012). Namun, belum ada yang meneliti kaitan
zakat dan ICSR terhadap reputasi dan kinerja perusahaan. Oleh karena itu,
6
penelitian ini akan dilakukan dengan menggabungkan variabel-variabel
dari kedua penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Amirah dan Raharjo (2014) menemukan hasil positif yang signifikan
terkait hubungan zakat dengan kinerja keuangan perbankan syariah.
Penelitiannya dilakukan di Indonesia dengan periode pengamatan 3 tahun
(2009 s.d 2012). Penelitian tersebut menggunakan partial least squares
(PLS) sebagai metode uji untuk menganalisis data.
Kemudian Arshad et al. (2012) menemukan hasil positif signifikan
terkait hubungan ICSR dengan reputasi dan kinerja perusahaan.
Penelitiannya dilakukan di Malaysia dengan sampel perbankan syariah
yang beroperasi di sana. Penelitiannya dilakukan dengan menggunakan
regresi berganda sebagai metode analisis data.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Arshad et al. (2012). Ia menguji pengaruh ICSR terhadap
reputasi dan kinerja perusahaan pada sampel bank syariah di Malaysia.
Namun, penelitian ini direplikasi dengan sedikit perbedaan dengan
penelitian sebelumnya. Hal yang membedakan tersebut diantaranya:
1. Penelitian ini menambahkan zakat ke dalam variabel independen yang
sebelumnya hanya terdapat variabel independen ICSR untuk menguji
reputasi dan kinerja perusahaan.
2. Penelitian ini dilakukan pada sampel perbankan syariah di Indonesia,
yang sebelumnya dilakukan pada perbankan syariah di Malaysia.
7
3. Penelitian ini menggunakan periode yang berbeda dan rentang waktu
yang berbeda. Penelitian ini menggunakan sampel 4 tahun (2011 s.d
2014) yang sebelumnya menggunakan sampel 3 tahun (2008 s.d 2010).
4. Penelitian ini menggunakan metode uji yang berbeda (regresi logistik),
yang pada penelitian sebelumnya menggunakan regresi berganda.
Penelitian ini penting diteliti karena, pertama penelitian yang menguji
pengaruh zakat terhadap reputasi perusahaan belum pernah peneliti
temukan, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menambah literatur
terkait zakat dan reputasi perusahaan. Kedua, penelitian ini mengangkat
manfaat berzakat bagi perusahaan, sehingga perusahaan syariah lain akan
terdorong untuk memulai berzakat. Ketiga, penelitian ini memberi
kontribusi praktis untuk regulator dan perumus standar dalam memadukan
regulasi terkait zakat dan pajak bagi perusahaan. Dan yang terakhir,
penelitian ini memberi kontribusi akademis dalam memperkaya literatur
terkait zakat dan ICSR pada perbankan syariah di Indonesia. Maka
berdasarkan uraian tersebut, peneliti hendak melakukan penelitian ini
dengan judul “Pengaruh Zakat dan Islamic Corporate Social
Responsibility (ICSR) terhadap Reputasi dan Kinerja Perusahaan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan masalah yang
hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah zakat memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
reputasi perusahaan?
8
2. Apakah ICSR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
reputasi perusahaan?
3. Apakah zakat memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja perusahaan?
4. Apakah ICSR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Menguji secara empiris pengaruh zakat terhadap reputasi perusahaan.
2. Menguji secara empiris pengaruh ICSR terhadap reputasi perusahaan.
3. Menguji secara empiris pengaruh zakat terhadap kinerja perusahaan.
4. Menguji secara empiris pengaruh ICSR terhadap kinerja perusahaan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan untuk memberikan manfaat di bidang
akademik maupun praktik, sebagaimana berikut:
1. Bagi akademisi:
a. Memberi pengetahuan mengenai kewajiban dan manfaat zakat
perusahaan bagi perusahaan;
b. Memberi pengetahuan mengenai konsep pengungkapan ICSR dan
manfaatnya bagi perusahaan;
c. Memberi pengetahuan mengenai bagaimana zakat dan ICSR dapat
membedakan reputasi dan kinerja perusahaan dari pesaingnya;
9
d. Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi praktisi:
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi regulator dalam memperbaiki
peraturan perundang-undangan zakat bagi perusahaan;
b. Sebagai bahan pertimbangan untuk DSAK Syariah dalam
merumuskan standar dan kebijakan terkait zakat perusahaan;
c. Sebagai bahan pertimbangan bagi Dewan Pengawas Syariah
(DPS), praktisi manajemen, dan pemilik perusahaan syariah
mengenai faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menjalankan
tanggung jawab sosial korporat (CSR) yang sesuai dengan prinsip
syariah.
37
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Signalling Theory
Teori ini digunakan untuk menjelaskan alasan diungkapkannya
aktivitas inisiatif CSR bagi perusahaan. Sinyal (sign) sendiri berarti sebuah
peringatan, simbol, ataupun tulisan, yang ditampilkan secara terbuka
(publicly displayed) untuk memberikan informasi atau mempromosikan
sesuatu dengan tujuan menyampaikan pesan atau pertanda dari simbol atau
tulisan tersebut (Scholastic Dictionary, 2011). Teori ini menyatakan bahwa
pengungkapan yang informatif yang diberikan perusahaan semata-mata
bertujuan untuk memberikan sinyal (sign), informasi, ataupun
mempromosikan sesuatu kepada masyarakat bahwa perusahaan telah
beritikad baik menjalankan usahanya secara akuntabel dan transparan.
Signalling theory menekankan bahwa perusahan pelapor dapat
meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaporan laporan keuangan. Jika
perusahaan gagal dalam mengungkapkan hal tersebut, perusahaan tersebut
akan diidentifikasi sebagai perusahaan rata-rata yang sama dengan
perusahaan lain (Hakansson, 1983) atau perusahaan yang tidak melakukan
pengungkapan (Drever et al., 2007:70). Dengan demikian, signalling
theory ini meyakini bahwa saat perusahaan telah memberikan laporan
pengungkapannya, maka publik akan meresponnya dengan respon yang
menguntungkan.
11
Sebagaimana perkembangannya, transparansi dan akuntabilitas dari
akuntansi tidak lagi cukup hanya dengan menyampaikan dan menerbitkan
laporan keuangan audited, tapi juga diperlukan laporan lain yang
mengungkapkan pertanggungjawaban secara sosial. Maka dalam teori ini
memahami bahwa pelaporan dan pengungkapan aktivitas inisiatif CSR
bertujuan untuk memberikan pesan positif kepada pasar.
Hal ini memberikan motivasi bagi perusahaan-perusahaan besar untuk
mendapatkan respon positif dari pasar dengan menunjukkan informasi
yang lebih informatif kepada publik dan masyarakat. Dengan demikian
perusahaan dapat lebih unggul di pasar dibanding pesaingnya yang tidak
melakukan pengungkapan inisiatif CSR. Dan perusahaan berharap reputasi
perusahaan dapat lebih baik dari pesaingnya ketika dapat mengungkapkan
aktivitas inisiatif sosial. Akhirnya, reputasi yang baik dapat menjadi modal
bagi perusahaan untuk memperoleh sumber daya berkualitas dengan biaya
yang lebih efisien, dan biaya yang lebih efisien merupakan modal untuk
memperoleh kinerja yang optimal.
2. Shari’a Enterprise Theory (SET): Tuhan sebagai Pusat
Teori ini digunakan untuk memahami urgensi tanggung jawab sosial
perusahaan (CSR) bagi stakeholder dalam perspektif agama Islam. Teori
ini menyatakan bahwa stakeholder tidak hanya manusia dan alam, tapi
juga Tuhan. Menurut teori ini stakeholder meliputi Tuhan, manusia (yang
terbagi menjadi direct stakeholder dan indirect stakeholder), dan alam.
Dilihat dari bahasan teorinya yang menyinggung tentang stakeholder,
12
maka dapat dikatakan SET ini melengkapi teori stakeholder konvensional.
Di sisi lain, teori ini juga melengkapi teori enterprise (ET) yang
menjelaskan bahwa akuntansi harus melayani bukan saja pemilik
perusahaan, tetapi juga masyarakat (Harahap, 1996).
SET dikembangkan oleh Triyuwono (2006) dengan memperbaiki
definisi dari enterprise theory (ET) berdasarkan sudut pandang syariah.
Menurut Triyuwono (2007) ET lebih mirip dengan nilai-nilai kapitalisme,
sedangkan akuntansi syariah masih merujuk pada ET. Oleh karena itu,
agar akuntansi syariah lebih dekat dengan ke-syariah-annya, teori ET
dikembangkan lagi berdasarkan prinsip syariah agar lebih relevan untuk
akuntansi syariah.
SET dikembangkan berdasarkan pada metafora zakat yang memiliki
karakter keseimbangan, yakni nilai keseimbangan maskulin dan feminin
(Triyuwono, 2007). SET menyeimbangkan nilai egoistik (maskulin)
dengan nilai altruistik (feminin), nilai materiil (maskulin) dengan nilai
spiritual (feminin), dan seterusnya. Konsekuensi dari nilai keseimbangan
ini menyebabkan SET tidak hanya peduli pada kepentingan individu
(dalam hal ini pemegang saham), tetapi juga kepentingan pihak-pihak
lainnya. Oleh karena itu, teori ini memandang cakupan stakeholder baik
secara vertikal maupun secara horizontal.
Stakeholder pertama adalah Tuhan. Tuhan merupakan pihak tertinggi
dan menjadi satu-satunya tujuan hidup manusia. Dengan menempatkan
13
Tuhan sebagai stakeholder tertinggi, maka kesadaran manusia untuk selalu
melakukan perbuatan yang bertanggung jawab akan tetap terjamin.
Gambar 2.1
Stakeholder menurut Shari’a Enterprise Theory (SET)
Sumber: diolah oleh penulis
Stakeholder kedua adalah manusia. Manusia dibedakan menjadi dua,
yaitu direct-stakeholder dan indirect-stakeholder. Direct-stakeholder
adalah pihak-pihak yang secara langsung memberikan kontribusi bagi
perusahaan, baik kontribusi keuangan (financial contribution), maupun
kontribusi non-keuangan (non-financial contribution). Karena mereka
telah memberikan kontribusi pada perusahaan, maka mereka mempunyai
hak untuk mendapatkan kesejahteraan dari perusahaan. Sementara,
indirect-stakeholder adalah pihak yang sama sekali tidak memberikan
kontribusi kepada perusahaan (baik secara keuangan maupun non-
keuangan), tetapi secara syariah mereka memiliki hak untuk mendapatkan
kesejahteraan dari perusahaan.
Stakeholder terakhir adalah alam. Alam merupakan pihak yang
memberikan kontribusi bagi mati-hidupnya perusahaan, karena perusahaan
secara fisik didirikan di atas bumi, menggunakan energi yang tersebar di
alam, memproduksi dengan menggunakan bahan baku dari alam,
Tuhan
Manusia Alam
14
memberikan jasa kepada pihak lain dengan menggunakan energi yang
tersedia di alam, dan lain-lainnya. Namun, demikian alam tidak meminta
distribusi kesejahteraan dalam bentuk uang sebagaimana manusia. Maka
wujud distribusi kesejahteraan pada alam adalah dengan menjaga
kelestariannya, mencegah pencemaran, dan sebagainya.
Dari penjelasan tersebut, maka secara implisit SET tidak menempatkan
posisi manusia sebagai pusat dari segala sesuatu. Namun sebaliknya, SET
menempatkan Tuhan sebagai pusat dari segala sesuatu. Tuhan menjadi
pusat tempat kembalinya makhluk di seluruh alam semesta. Sedangkan,
manusia hanya sebagai wakil-Nya (khalifah) sementara di bumi untuk
mengurus segala kekayaan alam sebagai bekal hidup dan beribadah di
bumi. Sebagaimana firman-Nya: “...Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi...” (Al Baqarah, 2:30), “dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah
kepada-Ku” (Adz Dzariyaat, 51:56). Maka segala aktivitas perusahaan
harus tunduk dan patuh terhadap semua hukum-hukum Tuhan.
Bila dikaitkan dengan zakat dan ICSR, maka SET memandang bahwa
segala aktivitas sosial perusahaan merupakan suatu bentuk kepatuhan
pemilik perusahaan terhadap keyakinannya, yang dalam hal ini dengan
menjalankan perintah berzakat agar dapat dimanfaatkan secara sosial oleh
para stakeholder-nya. Zakat yang juga merupakan bagian dari ICSR,
merupakan salah satu cara untuk memberikan kontribusi kebaikan bagi
semua pihak yang membutuhkan.
15
3. Zakat
a. Definisi dan Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu instrumen pengelolaan harta dalam Islam
yang berperan dalam mendistribusikan kesejahteraan di seluruh kalangan
umat Muslim. Sehingga metode ini sangat strategis untuk mewujudkan
kemerataan pembangunan yang adil. Selain sebagai instrumen, zakat
merupakan salah satu ciri khas Islamnya seseorang yang terangkum dalam
Rukun Islam. Dalam zakat manusia diajarkan untuk membina hubungan
dengan sesamanya sekaligus mendekatkan diri kepada Allah. Hal ini
menegaskan bahwa umat Islam merupakan mata rantai yang kokoh yang
saling menguatkan antara muslim satu dengan muslim lainnya.
Dari segi bahasa, zakat berarti bersih, tumbuh, berkah, dan terpuji
(Qardhawi, 1969). Sedangkan secara syara’, zakat bermakna sebagai
pemberian yang wajib diberikan dari harta tertentu, menurut sifat-sifat dan
ukuran tertentu kepada golongan tertentu. Dikenakannya zakat atas harta
tertentu adalah ketika tercapai nisab dan haul, untuk kemudian disalurkan
kepada 8 (delapan) golongan mustahiq yang tercantum dalam Alquran
surat At Taubah (9:60) (lihat lampiran).
Dari segi hukum dalam agama, zakat merupakan sebuah kewajiban
yang tercantum di Alquran bagi muslim yang mampu dengan cara
menyisihkan 2,5% dari hartanya untuk diberikan kepada 8 (delapan)
golongan (mustahiq) yang berhak menerima. Perintah berzakat dalam Al
Quran disebutkan dalam surat Al Baqarah (2:43), surat Al An’am (6:141),
16
surat At Taubah (9:103), dan surat An Nuur (24:56) (lihat lampiran).
Hadist yang menceritakan tentang wajibnya zakat juga disebutkan dalam
kitab shahih Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas
(lihat lampiran).
Dari segi regulasi di Indonesia, menunaikan zakat merupakan sebuah
rangkaian ibadah umat Islam yang diatur dan dilindungi oleh negara.
Pemerintah Indonesia telah membuat peraturan perundang-undangan
terkait zakat seperti UU 23/2011, PP 14/2014, dan PMA 52/2014.
Peraturan-peraturan tersebut dibuat terkait pasal 29 ayat (2) UUD 1945
yang menjamin kemerdekaan setiap penduduk memeluk agama dan
beribadah sesuai dengan keyakinannya masing-masing.
Salah satu tujuan zakat adalah mengentaskan kemiskinan, karena dana
zakat dapat dikelola untuk pemberdayaan ekonomi dari kaum fakir-miskin.
Dengan harapan, zakat dapat meningkatkan status ekonomi golongan
tersebut sehingga tidak lagi menjadi penerima zakat, melainkan menjadi
pembayar zakat. Mannan dalam buku Triyuwono dan As’udi (2001:31)
menjelaskan tentang urgensi dikeluarkannya zakat yang mengacu pada
salah satu faktor untuk mengurangi tingkat kemiskinan, bahwa:
“Zakat adalah poros keuangan Negara Islami. Zakat meliputi bidang
moral, sosial, dan ekonomi. Dalam bidang moral zakat mengikis habis
ketamakan dan keserakahan si kaya. Dalam bidang sosial, zakat bertindak
sebagai alat khas yang diberikan Islam untuk menghapus kemiskinan dari
masyarakat dengan menyadarkan si kaya akan tanggung jawab sosial yang
mereka miliki. Sedangkan zakat dalam bidang ekonomi mencegah
pemupukan kekayaan yang mengerikan dalam tangan segelintir orang dan
memungkinkan kekayaan untuk disebarkan sebelum sempat menjadi besar
dan sangat berbahaya di tangan para pemiliknya.”
17
Dari dasar-dasar hukum tersebut, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa hukum membayar zakat bagi setiap muslim adalah wajib. Zakat
bertujuan untuk distribusi pendapatan yang lebih adil dan merata, sehingga
kecemburuan sosial antara golongan kaya dan golongan miskin dapat
dihilangkan. Zakat diambil dari muslim yang kaya untuk diberikan kepada
muslim yang lemah, namun bukan berarti zakat bertujuan untuk
memiskinkan orang kaya. Karena porsi zakat yang kecil, dan zakat juga
hanya dikenakan atas kriteria harta tertentu yang sudah ditetapkan, bukan
merupakan harta yang menjadi barang kebutuhan.
b. Zakat Perusahaan
Zakat perusahaan adalah zakat yang dibayar perusahaan dan yang
diterima dari pihak lain untuk disalurkan kembali kepada pihak yang
berhak sesuai dengan hukum syariah. Dalam konteks perbankan syariah,
zakat perusahaan merupakan zakat yang dibayar oleh bank 2,5% dari laba
tahunannya. Beberapa sumber dana zakat yang didayagunakan oleh
perbankan syariah adalah zakat perusahaan, zakat pegawai bank, dan zakat
yang berasal dari luar pegawai bank; seperti nasabah.
Pengenaan zakat dapat dilakukan dengan dua cara, pertama dari nilai
neraca atau kedua dari nilai laba. Berdasarkan nilai neraca, zakat
dikenakan atas nilai aset lancar bersih setelah dikurangi dengan kewajiban
jatuh tempo (pasal 12 PMA 52/2014). Berdasarkan nilai laba, zakat
dikenakan dari laba sebelum pajak, karena dalam kaitannya dengan pajak
zakat dapat digunakan sebagai pengurang penghasilan kena pajak (pasal
18
23 ayat (2) UU 23/2011). Pada umumnya penggunaan cara kedua lebih
umum digunakan, sehingga informasi pemotongan zakat perusahaan pada
bank syariah dapat dilihat pada laporan laba rugi.
Kewajiban membayar zakat bagi perusahaan ada dua pendapat.
Menurut PSAK 59 (2002) perusahaan wajib membayar zakat, sehingga
pos zakat merupakan bagian yang harus diungkapkan dalam laporan laba
rugi. Namun, menurut PSAK 101 (revisi 2007, revisi 2011, exposure draft
2014) perusahaan tidak wajib membayar zakat, sehingga zakat bukan lagi
merupakan pos yang harus diungkapkan dalam laporan laba rugi. Hal ini
sama dengan pendapat yang disampaikan oleh Triyuwono (2007), bahwa
kewajiban membayar zakat bagi perusahaan masih mengacu pada kedua
pendapat tersebut.
Harahap (2001:307) menyebutkan beberapa metode dalam menghitung
zakat perniagaan khususnya untuk perusahaan, berdasarkan pendapat yang
diungkapkan oleh pihak lain, sebagaimana berikut:
1) Menurut T.E. Gambling dan R.A. Karim
Zakat perdagangan dikenakan pada nilai bersih kekayaan, yaitu
(modal + laba bersih) x 2,5% atau atas modal kerja atau laba bersih
2) Menurut Yusuf Qardhawi
Seseorang yang memiliki kekayaan perdagangan yang sudah satu
tahun dan se-nisab pada akhir tahun itu, maka wajib mengeluarkan
zakatnya sebesar 2,5% dihitung dari modal dan keuntungan (zakat
dikenakan dari pangkal dan pertumbuhannya), bukan dari
keuntungannya saja. Sedangkan untuk aktiva tetap maka tidak
diwajibkan atas zakat kecuali jika aktiva tetap itu menghasilkan
keuntungan atau pendapatan, maka zakat atas aktiva tetap besarnya
10% dari hasil bersih setelah dikurangi biaya-biaya yang
dikeluarkan. Tetapi jika hasil bersih tidak mungkin untuk
diketahui, maka zakat dikenakan 5% atas seluruh hasil.
19
3) Menurut Bazis DKI
Bazis DKI menghitung zakat dari aktiva lancar sesuai dengan
neraca tahunan, yaitu uang yang ada di kas dan bank, surat-surat
berharga, persediaan, dikurangi dengan kewajiban yang harus
dibayar dengan ketentuan nisab 98 gram emas murni dan tarif zakat
2,5%. Dalam perhitungan ini aktiva tetap dan utang jangka panjang
tidak diperhitungkan.
4) Menurut Syariat Takaful Malaysia Sdn. Berhad
Zakat dihitung sebesar 2,5% dari keuntungan sebelum pajak.
5) Menurut Bank Muamalat Indonesia
Zakat perusahaan dihitung 2,5% dari laba perseroan sebelum pajak
(laba dihitung menurut prinsip akuntansi) yang berlaku (PSAK).
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan
bahwa zakat perusahaan dapat dihitung dengan dua cara, pertama, 2,5%
dari neraca atau kedua, 2,5% dari laba sebelum pajak. Pemerintah
Indonesia telah menetapkan peraturan perundang-undangan terkait zakat,
diantaranya: Undang-Undang No. 23 Tahun 2011 (ganti dari UU 38/1999),
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2014 (tentang pelaksanaan UU
23/2011), dan Peraturan Menteri Agama No. 52 Tahun 2014 (tentang
perhitungan dan pendayagunaan zakat). Namun berdasarkan pengamatan,
peraturan-peraturan tersebut hanya sebatas berisi mengenai definisi, tarif,
dan tata cara pengelolaan, dan belum menekankan keharusan membayar
zakat bagi perusahaan dan sanksi yang akan dikenakan.
4. Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR)
Islamic Corporate Social Responsibility (ICSR) adalah sebuah konsep
CSR Islami yang dikembangkan dari CSR konvensional. Ajaran dalam
20
Islam selama ini telah memiliki konsep amal/filantropi yang mana identik
dengan konsep filantropi dalam konvensional. Hal ini terlihat dari ajaran
untuk berzakat, berinfak, bersedekah, memberi makan orang miskin, tidak
berbuat kerusakan, serta memberikan pinjaman kepada orang yang sedang
membutuhkan tanpa meminta sebuah imbalan (qard). Menurut penelitian
Williams dan Zinkin (2010) menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara
ajaran Islam dengan konsep CSR UN Global Compact (yang berdimensi
hak asasi manusia, tenaga kerja, lingkungan, dan anti korupsi), justru
ajaran Islam lebih maju karena memiliki kodifikasi etik dan mekanisme
yang jelas jauh sebelum konsep CSR ada.
CSR dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan amal atau filantropi yang
dilaksanakan secara sukarela oleh perusahaan sebagai bentuk pelayanan
terhadap stakeholder. Konsep zakat, infaq, sedekah, wakaf, dan qard juga
merupakan nilai-nilai filantropi, maka dapat dikatakan ajaran filantropi
Islam tidak berbeda dengan konsep filantropi dalam CSR.
Definisi CSR yang masih beragam, masih sangat bergantung pada
bagaimana seseorang menangkap inti dari konsep yang disampaikan.
Sebagian besar orang mungkin akan mengaitkan konsep CSR dengan teori
stakeholder dari Freeman (1984), atau sebagian akan mengartikan dengan
konsep CSR sosial people-planet-profit Elkington (1998), atau sebagian
akan mengartikan CSR dengan konsep yang dinyatakan oleh Carroll
(1979) dengan empat dimensi CSRnya: ekonomi, legal, etikal, dan
filantropi. Bila diambil kesimpulan CSR konvensional berarti sebuah
21
praktik filantropi perusahaan, yang bertujuan untuk memuaskan harapan
dari para stakeholder (manusia, alam, dan pemegang saham) demi
keberlangsungan hidup perusahaan yang berkelanjutan.
Sedangkan ICSR memiliki definisinya yang kurang lebih sama, karena
keduanya sama-sama memiliki landasan moral untuk tujuan kemanusiaan,
hanya yang membedakan ICSR memiliki alasan spiritual dalam
menjalankan pertanggungjawaban sosialnya. Hal ini cukup logis karena
konsep beramal yang dijalankan oleh setiap orang Islam bertujuan untuk
mempertanggungjawabkan harta yang dimilikinya kepada Tuhan.
Sehingga dalam ICSR sangat memperhatikan betul kehalalan sumber dana
dan tata cara membelanjakannya untuk aktivitas sosial. Sebagai contoh
dalam berzakat. Di satu sisi zakat adalah kewajiban, di sisi lain zakat juga
memiliki nilai sosial, namun zakat tidak diperbolehkan dari sumber yang
haram, melainkan harus dari sumber yang halal (Qardhawi, 1969; Mohsin,
2013). Begitu pula dalam hal pinjaman (qard). Memberi pinjaman adalah
sebuah kebaikan yang juga memiliki nilai spiritual, namun pinjaman tidak
boleh dilakukan atas dasar ingin menerima imbalan, karena akan berujung
pada riba yang diharamkan menurut agama.
Maka sampai pada tahap ini dapat disimpulkan bahwa ICSR adalah
CSR yang dikembangkan dengan nilai-nilai keislaman. Perbedaannya
dengan CSR konvensional hanya terletak pada adanya dimensi spiritual
yang menyeimbangkannya, sehingga sangat memperhatikan kehalalan
dana dan kesesuaiannya dengan tata cara dalam syariah.
22
Kajian teori terkait ICSR dapat dirujuk pertama kali pada penelitian
yang dibuat oleh Haniffa (2002). Penelitiannya mencoba mengembangkan
konsep pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan untuk membantu
perusahaan Islam dalam melakukan pengungkapan yang Islami dalam
laporan keberlanjutannya. Penelitiannya menghasilkan suatu kerangka
pengungkapan CSR yang dinamakan Islamic Social Reporting Disclosure
atau biasa disebut ISR. Kerangka tersebut dikembangkan berdasarkan pada
prinsip ketauhidan, hukum syariah, dan etika. Menurutnya, penelitian
tersebut ingin menggarisbawahi beberapa kekurangan dari pengungkapan
konvensional khususnya dalam aspek spiritual. Dari hasil penelitiannya
didapatkan 5 unsur tema pengungkapan ISR, yakni tema keuangan dan
investasi, produk, karyawan, masyarakat, dan lingkungan.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Othman et al. (2009) dengan
mengembangkan kerangka ISR yang telah dibuat oleh Haniffa (2002)
sebelumnya. Hasilnya, Othman et al. (2009) menambahkan tema tata
kelola ke dalam kerangka sebelumnya, sehingga kerangka ISR yang ia
kembangkan terdiri dari 6 tema, yakni: tema keuangan dan investasi,
produk dan jasa, karyawan, masyarakat, lingkungan, dan tata kelola.
Penelitian terakhir terkait ICSR dilakukan oleh Khursid et al. (2014).
Penelitiannya mencoba membangun konsep CSR islam dari rerangka CSR
Carroll (1979) untuk membuktikan kebenaran dari temuan Williams dan
Zinkin (2010) yang menyatakan tidak ada perbedaan antara konsep
filantropi dalam Islam dengan teori CSR yang ada. Hasilnya penelitian
23
Khursid et al. (2014) berhasil membangun sebuah rerangka alternatif
ICSR yang berdimensi ekonomi islam, legal islam, etika islam, dan
filantropi islam (lihat gambar 2.2 pada halaman berikutnya).
Gambar 2.2
Model Islamic CSR (ICSR)
Sumber: Khursid et al. (2014)
Bila mengingat kembali teori SET dari Triyuwono (2006), maka
tanggung jawab sosial perusahaan akan dapat dilihat dari stakeholder yang
melingkupinya, yakni: Tuhan, direct stakeholder, indirect stakeholder, dan
alam. Tanggung jawab kepada Tuhan adalah dengan mencari dan
membelanjakan harta dengan cara yang halal. Tanggung jawab kepada
direct stakeholder adalah dengan memperhatikan kesejahteraan pegawai
dan nasabah. Tanggung jawab kepada indirect stakeholder adalah kepada
masyarakat luas, fakir-miskin, dan orang-orang yang meminta maupun
Islamic Corporate Social
Responsibility (ICSR)
Islamic Economic
Responsbility
Make Profit without
Harming Others
Islamic Legal
Responsbility
Comply with Islamic
Law
Islamic Ethical
Responsbility
Follow Islamic Values
Islamic Philantropic
Responsbility
Contribute to
Community
Maximizing Profit
Halal Investment
Halal Products &
Service
Legitimate Earning
Avoid Hoarding
Fare Trading
Preserve Quality
of Product
Correct Weight &
measure
Avoid Cheating &
Fraud
Preclude Sexual
Imagery
Prevent
Exploitation of
Women
Prayer facility in
working hours
Payment of Zakat
Sadaqah (Charity
& Donation)
Cultural &
Religious Activity
Sponsor
Pilgrimage (Hajj)
24
tidak meminta pertolongan. Tanggung jawab kepada alam adalah dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan dan alam sekitarnya.
5. Reputasi Perusahaan
Membahas isu CSR relevan jika dikaitkan dengan reputasi perusahaan.
Sebab skandal yang terjadi pada perusahaan global seperti WorldCom,
Enron, dan sebagainya, membuat perusahaan harus bekerja keras untuk
melindungi reputasinya (The Economist, 2008). CSR dapat berperan
sebagai cosmetic treatment pada sebagian besar perusahaan (The
Economist, 2005). Yang pada akhirnya reputasi akan mempengaruhi nilai
atau daya saing perusahaan.
Menurut Louisot dan Rayner (2010) reputasi akan berdampak pada:
a. Keputusan pemegang saham untuk menahan sahamnya (hold their
shares);
b. Keinginan customer untuk membeli produk dan jasa;
c. Keinginan supplier untuk membangun kemitraan;
d. Keinginan pesaing untuk memasuki pasar;
e. Media coverage atau liputan media;
f. Tekanan dari LSM;
g. Kontrol dan wewenang terhadap regulasi;
h. Biaya modal;
i. Rekrutmen terhadap individu yang berpotensi tinggi;
j. Motivasi bagi pekerja; dan
k. Kecenderungan stakeholder untuk memberikan “hibah” dukungan
kepada perusahaan ketika terjadi darurat krisis.
Berdasarkan Oxford Student’s Dictionary of English (2001) reputasi
adalah opini terhadap suatu hal atau seseorang berdasarkan penilaian
orang-orang secara umum. Reputasi juga dapat berarti karakter
berdasarkan penilaian umum (Scholastic Dictionary, 2011). Maka dalam
25
konteks perusahaan, reputasi adalah karakter perusahaan, yang didasarkan
pada penilaian masyarakat secara umum.
Reputasi perusahaan merujuk pada penilaian publik atas perusahaan
sepanjang waktu (Fombrun dan Shanley, 1990:235). Reputasi merupakan
persepsi stakeholder atas setiap aspek organisasi (Louisot and Rayner,
2010). Reputasi didasarkan pada pengalaman orang-orang menemui
keselarasan antara apa yang dikatakan perusahaan mengenai dirinya dan
apa yang orang lain lihat (Harpur, 2002). Maka tidak salah jika beberapa
penelitian mengukur reputasi secara kualitatif dengan menggunakan
kuesioner atau wawancara, karena pendapat tersebut akan digunakan
sebagai alat ukurnya. Secara kualitatif, perusahaan dapat mewawancarai
responden, baik dari stakeholder internal (e.g. karyawan, manajemen)
maupun stakeholder eksternal (e.g. pelanggan, pemasok, dsb).
Namun, mengukur reputasi secara kuantitatif juga dapat dilakukan
sebagai alternatif jika pengukuran secara kualitatif (kuesioner) dirasa
kurang efektif dan efisien untuk dilaksanakan, misal: sebaran geografis
stakeholder yang begitu luas. Dalam hal ini peneliti dapat menggunakan
ukuran lain, yakni capaian perusahaan based on market, karena menurut
Louisot dan Rayner (2010:2) reputasi mampu membedakan proporsi
market value perusahaan secara signifikan.
6. Kinerja Perusahaan
Dalam dunia perbankan, kinerja diukur menggunakan indeks komposit
tingkat kesehatan bank. Berdasarkan Peraturan BI No. 9/1/PBI/2007
26
tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan
Prinsip Syariah, pasal 3, penilaian tingkat kesehatan bank syariah terdiri
dari 6 komponen, yaitu: Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity,
dan Sensitivity to Market Risk, atau sering disingkat dengan CAMELS.
Seiring dengan proses perpindahan wewenang Bank Indonesia (BI) ke
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), peraturannya hanya menjadi 4 komponen,
yakni risk profile, good corporate governance, earnings, dan capital
(pasal 6 POJK No. 8/POJK.03/2014).
Metode-metode dalam peraturan-peraturan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Berdasarkan PBI No. 9/1/PBI/2007:
1) Permodalan (Capital), mengukur kecukupan, proyeksi kedepan,
dan kemampuan modal meng-cover risiko, serta kemampuan
memelihara penambahan modal yang berasal dari keuntungan
dalam mendukung pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.
Permodalan bank umumnya dapat diukur dari Capital Adequacy
Ratio (CAR).
2) Kualitas Aset (Assets), menilai kualitas dari aktiva produktif,
perkembangan kualitas aktiva produktif bermasalah, serta
kecukupan kebijakan internal dalam menangani aktiva produktif
bermasalah. Kualitas aset bank umumnya dapat diukur dari non-
Performing Loan (NPL) atau non-Performing Financing (NPF).
3) Managemen (Management), mengukur kualitas manajemen umum,
penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan bank terhadap
ketentuan-ketentuan yang berlaku. Pada bagian ini biasanya
manajemen menilai sendiri (self-assessment) kualitas manajemen
umum dan manajemen risikonya.
4) Profitabilitas (Earning/Profitability), profitabilitas atau rentabilitas
mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan laba,
kemampuan laba mendukung ekspansi, dan menutup risiko, serta
tingkat efisiensi. Pada bagian ini umumnya dapat diukur dari nilai
return on equity (ROE), return on assets (ROA), dan net interest
margin (NIM).
5) Likuiditas (Liquidity), mengukur kemampuan bank memenuhi
kewajiban jangka pendeknya, potensi maturity mismatch,
27
kecukupan kebijakan pengelolaan likuiditas, akses terhadap sumber
pendanaan, dan stabilitas pendanaan. Bagian ini umumnya dapat
dilihat pada debt to equity ratio (DER), perbandingan aset lancar
terhadap kewajiban lancar, dan debt to assets ratio (DAR).
6) Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risk),
mengukur kemampuan modal bank dalam meng-cover potensi
kerugian akibat fluktuasi nilai tukar, dan kecukupan manajemen
bank dalam mengelola risiko pasar. Penilaian ini umumnya
dilakukan oleh BI atau OJK sebagai otoritas pengawas perbankan.
b. Berdasarkan POJK No. 8/POJK.03/2014:
1) Profil Risiko (Risk Profile), mengukur risiko inheren dan
kecukupan manajemen risiko bank terhadap 10 risiko, yaitu risiko
kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko
hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, risiko reputasi, risiko
imbal hasil, dan risiko investasi. Berdasarkan isi undang-undang
kesepuluh risiko tersebut dinilai sendiri oleh manajemen bank atau
dalam hal ini dilakukan secara self-assessment.
2) Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance),
mengukur pelaksanaan prinsip-prinsip good corporate governance.
Berdasarkan isi undang-undang, penilaian ini juga dilakukan
sendiri oleh manajemen bank.
3) Profitabilitas (Earnings), mengukur kinerja bank menghasilkan dan
mempertahankan kemampuan menghasilkan labanya. Sama seperti
peraturan sebelumnya, bagian ini dapat dilihat dari nilai seperti:
return on equity (ROE), return on assets (ROA), dan net interest
margin (NIM).
4) Permodalan (Capital), menilai tingkat kecukupan permodalan dan
pengelolaan permodalan oleh bank. Sama dengan pengukuran
berdasarkan undang-undang sebelumnya, bagian ini umumnya
dapat dilihat dari nilai rasio kecukupan modal bank atau capital
adequacy ratio (CAR), yang mengukur perbandingan modal antara
modal sendiri dengan modal yang berasal dari pihak lain.
28
B. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 berikut ini merupakan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang menjadi referensi utama dalam penelitian ini:
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Muhammad Adnan
Khursid; Abdulrahman
Al-Aali; Ahmed Ali
Soliman; dan Salmiah
Mohamad Amin (2014)
Developing an
Islamic Corporate
Social
Responsibility
Model (ICSR)
Variabel Islamic
CSR (ICSR)
Teori-teori yang
berkaitan dengan
ICSR
Konten dalam
ICSR
Penelitian bersifat
kualitatif
Hanya
membangun
model ICSR
Tidak menguji
model ICSR
secara empiris
Penelitiannya
mengembangkan teori
CSR Carroll (1979).
Hasilnya model ICSR
yang berdimensi
ekonomi islam, legal
islam, etika islam, dan
filantropi islam.
2 Amirah dan Teguh Budi
Raharjo (2014)
Pengaruh Alokasi
Dana Zakat
Terhadap Kinerja
Keuangan
Perbankan
Syariah
Variabel
independen zakat
Variabel dependen
kinerja
Penggunaan ROE
sebagai proksi
kinerja
Tidak menguji
variabel
independen ICSR
Menggunakan
DPK sebagai
variabel mediasi
Zakat secara signifikan
mempengaruhi kinerja
keuangan Islamic
banking dengan DPK
sebagai variabel
mediasi.
Bersambung pada halaman berikutnya
29
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Periode penelitian
selama 4 tahun
Tidak
menggunakan
variabel dependen
reputasi
Periode penelitian
2009-2012
Menggunakan
metode analisis
Partial Least
Square (PLS)
3 Roshayani Arshad;
Suaini Othman; dan
Rohana Othman (2012)
Islamic Corporate
Social
Responsibility,
Corporate
Reputation and
Performance
Variabel
independen ICSR
Variabel dependen
reputasi
Variabel dependen
kinerja
Tidak
menggunakan
variabel
independen zakat
Menggunakan
metode regresi
berganda
Sampel
perbankan syariah
di Malaysia
ICSR berpengaruh
secara parsial terhadap
reputasi, ROA, dan
ROE perusahaan, di
mana ukuran
perusahaan digunakan
sebagai variabel
kontrol
Bersambung pada halaman berikutnya
30
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
4 Soraya Fitria dan Dwi
Hartanti (2010)
Islam dan
Tanggung Jawab
Sosial: Studi
Perbandingan
Pengungkapan
Berdasarkan GRI
Indeks dan ISR
Index
Metode
pengukuran
pengungkapan
ICSR
Hanya
membandingkan
pengungkapan
berdasarkan GRI
vs ISR
Tidak
menggunakan
variabel zakat,
reputasi, dan
kinerja
Tidak menguji
secara empiris
pengaruh ICSR
Skor pengungkapan
CSR perbankan syariah
versi GRI lebih tinggi
dibandingkan
pengungkapan versi
ISR, artinya perbankan
syariah belum
menyajikan
pengungkapan CSR
yang Islami yang
seharusnya hal tersebut
membedakan
identitasnya dengan
bank konvensional
5 Rohana Othman; Azlan
Md Thani; dan Erlane K
Ghani (2009)
Determinants of
Islamic Social
Reporting Among
Top Shariah-
Approved
Companies in
Bursa Malaysia
Variabel ICSR Variabel ICSR
digunakan
sebagai variabel
dependen
Sampel
perusahaan top
100, bukan
perbankan
Ukuran, profitabilitas,
dan komposisi dewan
mempengaruhi
pengungkapan ICSR,
sedangkan jenis
industri tidak.
Bersambung pada halaman berikutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
6 Ros Haniffa (2002) Social Reporting
Disclosure: An
Islamic
Perspective
Metode
pengukuran
pengungkapan
ICSR
Jenis penelitian
kualitatif
Hanya
membangun
sebuah teori
Tidak menguji
secara empiris
pengaruh ISR
Pengungkapan Islamic
Social Reporting (ISR)
terdiri dari 5 tema: (1)
keuangan dan investasi,
(2) produk, (3)
karyawan, (4)
masyarakat, dan (5)
lingkungan.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
32
C. Kerangka Pemikiran
Berikut ini merupakan kerangka pemikiran dalam penelitian ini:
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran
Basis Teori:
Signalling Theory
Shari’a Enterprise Theory
Metode Analisis:
Uji Normalitas
Binary Logistic Regression
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
ICSR pada Bank Umum Syariah Zakat pada Bank Umum Syariah
Reputasi Perusahaan:
Market share
Dana Pihak
Ketiga (DPK)
Kinerja Perusahaan:
Return on Equity
(ROE)
Variabel Independen Variabel Dependen
Zakat
ICSR Disclosure
Zakat
ICSR Disclosure
33
D. Hipotesis
1. Zakat terhadap Reputasi Perusahaan
Zakat adalah perintah agama, sehingga melaksanakannya merupakan
sebuah kewajiban bagi yang beragama Islam. Bank syariah sebagai bank
dengan predikat “syariah” tidak terlepas dari kewajiban untuk membayar
zakat. Zakat juga merupakan bagian dari CSR Islam, karena memiliki
kemiripan dari sisi konsep amal/filantropinya. Namun, nilai kewajiban dari
zakat menjadikannya sebuah konsep yang harus dipisahkan dengan ICSR
atau CSR Islam.
Pelaksanaan zakat di perbankan syariah Indonesia seharusnya dapat
dijalankan dengan optimal, karena porsi zakat yang kecil bagi perusahaan
(hanya 2,5% dari laba) sedangkan nilai tersebut sangat berarti bagi yang
membutuhkan. Namun regulasi di Indonesia (perppu) yang terakhir UU
23/2011 masih belum menekankan kewajiban berzakat bagi perusahaan,
yang terlihat dari tidak adanya sanksi bagi yang tidak melaksanakan.
Sehingga hal ini berdampak pada standar akuntansi syariah yang terbaru
(dalam hal ini PSAK 101) yang juga tidak mewajibkan perusahaan untuk
berzakat.
Reputasi yang baik adalah modal bagi perusahaan untuk meningkatkan
keunggulan dan daya saingnya. Perusahaan dengan reputasi yang baik
tidak hanya akan mendapatkan kepercayaan dari stakeholder, tapi juga
dapat memperluas pangsa pasarnya dengan biaya yang lebih rendah.
34
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris bahwa
membayar zakat dapat mempengaruhi reputasi dari pelaksananya.
Penelitian yang menguji pengaruh zakat terhadap reputasi perusahaan
belum peneliti temukan. Reputasi akan diuji dengan proksi market share
dana pihak ketiga (DPK) yang dikelola oleh bank syariah, apakah dengan
membayar zakat dapat membedakan keunggulan market share DPK bank
syariah yang membayar zakat dengan market share DPK bank syariah lain
yang tidak membayar zakat. Dengan demikian, hasil yang diperoleh dapat
dijadikan pertimbangan bagi regulator dan perumus standar untuk
mengembangkan kebijakan berzakat bagi perusahaan. Oleh karena itu,
hipotesis pertama yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:
H1: Zakat berpengaruh positif signifikan terhadap reputasi
perusahaan
2. ICSR terhadap Reputasi Perusahaan
Pengungkapan yang transparan dan akuntabel dapat meningkatkan
kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Seiring dengan
perkembangan zaman, pengungkapan yang diharapkan masyarakat bukan
lagi pengungkapan terhadap laporan keuangan audited, melainkan juga
pengungkapan terhadap tanggung jawab sosial perusahaan. Semakin baik
perusahaan memenuhi ekspektasi dari para stakeholder-nya maka semakin
baik pula reputasi perusahaan di mata masyarakat.
Penelitian yang menguji pengaruh ICSR terhadap reputasi perusahaan
telah dilakukan oleh Arshad et al. (2012) pada perbankan syariah di
35
Malaysia. Sedangkan penelitian ini akan dilakukan pada sampel perbankan
syariah di Indonesia, dengan pertanyaan apakah ICSR di Indonesia juga
dapat mempengaruhi reputasi perusahaan dibanding para pesaingnya. Oleh
karena itu, peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H2: ICSR berpengaruh positif signifikan terhadap reputasi
perusahaan
3. Zakat terhadap Kinerja Perusahaan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa zakat adalah sebuah
kewajiban menurut agama, namun zakat tampak belum menjadi sebuah
kewajiban menurut regulasi di Indonesia. Ketaatan bank syariah dalam
berinisiatif tetap membayar zakat dalam keadaan tersebut seharusnya
dapat memberikan nilai lebih bagi reputasinya. Sehingga dengan reputasi
yang baik, bank dapat meningkatkan kinerjanya dengan biaya yang lebih
efisien. Oleh karena itu, perlu kiranya dilakukan sebuah pengujian atas
asumsi tersebut, apakah kinerja bank syariah yang baik dapat dilihat dari
ketaatannya membayar zakat.
Penelitian sebelumnya yang menguji pengaruh zakat terhadap kinerja
telah dilakukan oleh Amirah dan Raharjo (2014) dengan menemukan bukti
empiris pengaruh yang signifikan zakat terhadap kinerja bank. Penelitian
ini akan mereplikasi dan menguji kembali hasil penelitian tersebut, dengan
hipotesis:
H3: Zakat berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja
perusahaan
36
4. ICSR terhadap Kinerja Perusahaan
Reputasi yang baik, merupakan salah satu aset yang dapat menjadi
modal perusahaan meraih kinerja yang unggul dari pesaing. Keberhasilan
perusahaan dalam melaksanakan kegiatan filantropi yang islami dapat
meraih dukungan dari stakeholder, yang mampu memperluas akses
terhadap sumber daya dan meningkatkan kinerja perusahaan.
Berdasarkan asumsi tersebut, maka penelitian ini akan menguji apakah
hal tersebut dapat dibenarkan secara teori. Penelitian yang menguji
pengaruh ICSR terhadap kinerja telah dilakukan sebelumnya oleh Arshad
et al. (2012) pada sampel perbankan syariah di Malaysia. Penelitian ini
akan mereplikasi penelitian tersebut, dengan mengujinya pada sampel
perbankan syariah di Indonesia. Hipotesis yang akan diajukan pada
pengujian ini adalah:
H4: ICSR berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian korelasional di mana penelitian
bertujuan untuk menemukan variabel penting yang berkaitan dengan
masalah (Sekaran, 2007). Penelitian korelasional adalah tipe penelitian
dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua
variabel atau lebih dan bertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya
korelasi antar variabel atau membuat prediksi berdasarkan korelasi antar
variabel (Indriantoro dan Supomo, 2002:27). Penelitian ini bertujuan untuk
menguji probabilitas perusahaan memiliki reputasi dan kinerja yang baik
diprediksi dari variabel zakat dan ICSR perusahaan. Populasi penelitian ini
adalah perbankan syariah yang ada di Indonesia, yang menerbitkan
laporan tahunan selama tahun 2011 s.d 2014.
B. Metode Pemilihan Sampel
Sampel dalam penelitian ini merupakan bank umum syariah yang
terdaftar di Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun
2011 s.d 2014. Data tersebut merupakan data sekunder yang diperoleh dari
situs OJK atau www.ojk.go.id dan situs perusahaan yang bersangkutan.
Metode pemilihan sampel menggunakan non-probability sampling, dengan
pemilihan sampel bertujuan (purposive sampling), dengan teknik
pertimbangan (judgement sampling), yang merupakan tipe pemilihan
38
sampel secara tidak acak dengan mempertimbangkan subjek penelitian
yang berada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang
diperlukan (Sekaran, 2006:137). Pemilihan sampel mempertimbangkan
kriteria sebagaimana berikut:
1. Sampel merupakan bank umum syariah yang terdaftar di BI dan OJK
selama tahun 2011-2014.
2. Perusahaan tersebut aktif menerbitkan dan mempublikasikan laporan
tahunan selama periode yang dimaksud.
3. Sampel merupakan bank umum syariah yang membayar ataupun tidak
membayar zakat, mengungkapkan ataupun tidak mengungkapkan
ICSR.
4. Adanya akses untuk memperoleh data laporan tahunan perusahaan
yang bersangkutan.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam memperoleh data peneliti menggunakan jenis sumber data
sekunder. Data sekunder dapat diperoleh dari perusahaan yang diteliti atau
data yang dipublikasikan untuk umum (Indriantoro dan Supomo,
2002:149). Data dapat berasal dari internal maupun dari eksternal
perusahaan, yang dapat diakses melalui internet, atau dengan cara
membaca catatan/publikasi secara seksama (Sekaran, 2009:184). Dalam
penelitian ini, data sekunder yang digunakan merupakan data sekunder
eksternal yang mana bersifat terbuka untuk umum. Penjelasan mengenai
39
data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagaimana
berikut:
1. Data Internal
Data internal merupakan dokumen-dokumen akuntansi dan operasi
yang dikumpulkan, dicatat, dan disimpan di dalam suatu organisasi
(Indriantoro dan Supomo, 2002:149). Berkaitan dengan data internal,
peneliti tidak menggunakan jenis data ini.
2. Data Eksternal
Data sekunder eksternal umumnya disusun oleh suatu entitas selain
peneliti dari organisasi yang bersangkutan (Indriantoro dan Supomo,
2002:149). Peneliti memperoleh data ini melalui buku dan majalah,
publikasi pemerintah, ikhtisar statistik, basis data, media, laporan
tahunan perusahaan, dan sebagainya (Sekaran, 2006:65). Dalam
penelitian ini, pengumpulan data sekunder eksternal diperoleh dengan
mengunduh laporan tahunan bank syariah yang bersangkutan,
dilengkapi dengan publikasi statistik perbankan syariah dari OJK.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode statistik nonparametrik. Salah satu
syarat untuk menggunakan statistik nonparametrik adalah data terdistribusi
normal ataupun tidak normal dan tipe data adalah nominal, ordinal,
interval, maupun rasio pada data berjumlah seratus ataupun sepuluh
(Santoso, 2014:3). Jadi, dalam statistik nonparametrik tidak mengharuskan
40
data berdistribusi normal, juga dapat dilakukan pada jumlah sampel kecil
ataupun besar, dan analisis dapat dilakukan untuk menguji hubungan
variabel campuran nonmetrik terhadap metrik ataupun sebaliknya. Berikut
metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas berguna untuk melihat apakah data berdistribusi normal
atau diambil dari populasi normal. Screening terhadap normalitas data
merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk setiap analisis
multivariat, khususnya jika tujuannya adalah inferensi (Ghozali, 2006:27).
Tujuan uji ini adalah untuk melihat karakter data yang diperoleh sebelum
data dianalisis lebih lanjut, gunanya agar peneliti dapat memahami metode
analisis apa yang tepat untuk mengolah jenis data tersebut. Kekeliruan
dalam memilih metode analisis yang mengharuskan data berdistribusi
normal sedangkan data yang dimiliki tidak berdistribusi normal, dapat
mempengaruhi signifikansi uji statistik dan tingkat ketepatan klasifikasi
(Ghozali, 2006:8).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
untuk melihat normalitas data yang diperoleh. Uji ini dipilih karena lebih
umum digunakan serta lebih tepat dalam menggambarkan normalitas data
dibanding menggunakan grafik atau plot. Tujuan melihat normalitas data
adalah untuk menentukan model regresi apa yang tepat untuk digunakan.
Data berdistribusi normal ketika nilai sig. > 0,05, dan data tidak normal
41
ketika nilai sig. < 0,05. Jika, normalitas data tidak terpenuhi, maka regresi
logistik akan digunakan dalam penelitian ini.
2. Binary Logistic Regression
Binary logistic regression atau regresi logistik adalah model regresi
dengan variabel dependen berupa dummy. Model ini membagi variabel
dependen menjadi dua kategori: bagus atau buruk, sukses atau tidak
sukses, unggul atau tidak unggul, dan seterusnya. Pengkodean variabel
dependen hanya sebatas untuk membedakan variabel yang masuk daerah
penerimaan dan variabel yang masuk daerah penolakan, dengan angka “1”
untuk kategori penerimaan, dan “0” untuk kategori penolakan.
Regresi logistik hampir sama dengan analisis diskriminan, di mana
variabel dependen berupa kode untuk mengkategorikan dua kelompok
yang berbeda. Bedanya, dalam analisis diskriminan kode hanya dipakai
pada variabel dependen, dan variabel independen seluruhnya berupa data
metrik (skala interval atau rasio). Sedangkan, dalam regresi logistik, selain
dipakai pada variabel dependen, kode juga dapat dipakai pada variabel
independen. Jadi, regresi logistik memungkinkan variabel independen
campuran antara variabel kategorial (nonmetrik) dan variabel kontinyu
(metrik).
Regresi logistik juga hampir sama dengan regresi berganda. Yang
membedakan, regresi berganda hanya dapat digunakan untuk data yang
berdistribusi normal, atau dalam kata lain regresi berganda hanya dapat
dipakai apabila asumsi multivariate normal distribution terpenuhi.
42
Penggunaan regresi logistik sebenarnya bertujuan untuk menguji
apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan
variabel bebasnya (Ghozali, 2006:261). Dalam hal ini peneliti menguji
apakah probabilitas reputasi dan kinerja perusahaan yang baik dapat
diprediksi dengan zakat yang dibayar dan pengungkapan ICSR yang
dilakukan perusahaan.
Variabel yang dapat diuji dengan regresi logistik adalah variabel yang
tidak memenuhi asumsi normalitas, baik pada variabel dependen maupun
variabel independennya. Dengan regresi logistik, data yang berdistribusi
tidak normal tidak memerlukan treatment khusus, cukup hanya dengan
mengubah variabel menjadi dummy dengan pengkodean “1” dan “0”.
Selanjutnya, dalam regresi logistik terdapat dua tahapan dalam
menginterpretasikan output statistik. Tahap pertama adalah menilai model
fit. Dan tahap kedua adalah mengestimasi parameter serta interpretasinya.
Kedua tahapan tersebut akan dijelaskan sebagaimana berikut:
a. Menilai Model Fit
Langkah pertama sebelum membentuk persamaan regresi logistik
adalah menilai overall fit model. Statistik yang digunakan adalah nilai
Likelihood L, dalam SPSS akan ditransformasikan menjadi -2 Log
Likelihood atau disingkat -2LogL.
Statistik -2LogL digunakan untuk menentukan apakah penambahan
variabel independen ke dalam model dapat secara signifikan
memperbaiki model fit (Ghozali, 2006:269). Output SPSS akan
43
memberikan dua nilai, yaitu nilai -2LogL sebelum model dimasukan
variabel independen, dan nilai statistik -2LogL setelah model
dimasukan variabel independen. Model regresi yang baik adalah (1)
model yang memiliki penurunan nilai statistik -2LogL cukup
signifikan, dan (2) model memiliki nilai -2LogL < Chi-square (X2)
tabel.
Kemudian, Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test
memberikan informasi mengenai apakah model dapat diterima untuk
digunakan dalam penelitian. Nilai Hosmer and Lemeshow memberikan
informasi mengenai kecocokan model dengan data. Dengan kata lain,
data empiris yang digunakan apakah sudah cocok atau sesuai dengan
model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model
dapat dikatakan fit) (Ghozali, 2006). Model yang dapat diterima adalah
model dengan nilai sig. > 0,05.
Tabel klasifikasi (classification table) 2 x 2 menghitung nilai
estimasi yang benar dari kode yang dilekatkan pada variabel dependen
penelitian. Estimasi ini didapat dari ketepatan prediksi vs observasi.
Sebagai contoh, kita memprediksi jawaban benar ada 5 dari total 10
soal, namun hasil observasi menunjukan jawaban benar hanya ada 4
dari total 10 soal, maka persentase ketepatan prediksi tersebut hanya
4/5 atau 80%. Tabel klasifikasi menunjukan persentase ketepatan
prediksi (percentage correct) dari 0 hingga 100%.
44
Cox & Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru
ukuran R2 pada multiple regression (Ghozali, 2006). Nilai ini
menjelaskan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan
variabel dependen. Namun, karena Cox & Snell memiliki nilai
maksimum kurang dari 1 (satu) membuat nilainya sulit untuk
diinterpretasikan. Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari
koefisien Cox & Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi
dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Dengan demikian, koefisien determinasi
yang akan digunakan nanti adalah nilai dari Nagelkerke R Square.
Dengan nilai maksimum 1, maka nilai Nagelkerke yang baik adalah
yang mendekati angka 1 atau 100%.
b. Estimasi Parameter dan Interpretasinya
Ketika overall fit model sudah terpenuhi, analisis dapat dilanjutkan
dengan memasukan konstanta dan koefisien ke dalam model
penelitian. Nilai-nilai konstanta dan koefisien dapat ditemukan pada
kotak output SPSS “Variables in the Equation”. Setelah persamaan
telah terbentuk, langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan nilai
konstanta dan koefisien-koefisien tersebut ke dalam sebuah paparan
yang lebih jelas.
Berikut ini adalah model regresi logistik yang digunakan:
p
Ln = b0 + b1X1 + b2X2 + ...... + bkXk
1 - p
45
Dimana:
Ln p/(1 – p) = logaritma natural dari probabilitas variabel Y
b0 = beta nol (seperti konstanta dalam regresi berganda)
b1, b2, dst = beta variabel independen (seperti koefisien dalam
regresi berganda)
[P/(1 – P)] = Odds (Y|X1,X2,...,Xk), dengan demikian model
regresi menjadi seperti berikut:
Ln [Odds (Y|X1|X2)] = b0 + b1X1 + b2X2 + ..... + bkXk
Dengan memasukan variabel-variabel ke dalam model regresi, maka
persamaan dalam model menjadi seperti berikut:
Model 1:
Ln [Odds (REP|ZAK|ICSR)] = b0 + b1 ZAK + b2 ICSR
Model 2:
Ln [Odds (ROE|ZAK|ICSR)] = b0 + b1 ZAK + b2 ICSR
E. Operasionalisasi Variabel
1. Variabel Dependen
Penelitian ini merupakan penelitian dengan dua variabel dependen,
yakni reputasi dan kinerja. Reputasi dan kinerja dipilih bertujuan untuk
mereplikasi penelitian yang telah dilakukan oleh Arshad et al. (2012)
sebelumnya. Kedua variabel dependen diuji dengan dua model regresi
yang terpisah. Regresi dilakukan menggunakan regresi logistik dua kali uji
46
dengan dua model, karena tidak memungkinkan menguji kedua variabel
dependen secara bersamaan dalam satu model tunggal.
Reputasi digunakan sebagai variabel dependen pertama. Reputasi
diukur menggunakan market share Dana Pihak Ketiga (DPK) yang
dikelola oleh bank syariah. DPK setiap bank dibagi dengan total DPK
yang dikelola oleh seluruh BUS dan UUS, kemudian didapat rasio. Setelah
didapat rasio DPK masing-masing bank, selanjutnya rasio tersebut
dibandingkan dengan rata-rata DPK seluruh BUS dan UUS. Perusahaan
yang memiliki rasio DPK di atas rata-rata dikategorikan reputasi baik atau
“1”, sedangkan perusahaan dengan persentase DPK di bawah rata-rata
dikategorikan reputasi buruk atau “0”. Penggunaan DPK sebagai proksi
pengukuran reputasi karena DPK merepresentasikan tingkat kepercayaan
masyarakat untuk menempatkan dananya di antara berbagai pilihan bank
syariah yang ada. Reputasi diukur dengan cara sebagai berikut:
Dana Pihak Ketiga Bank
REP =
Total Dana Pihak Ketiga di Pasar
Kinerja digunakan sebagai variabel dependen kedua. Kinerja diukur
dengan menggunakan salah satu indikator kinerja perbankan, yakni
profitabilitas. Peneliti juga hanya menggunakan salah satu indikator dari
profitabilitas, yaitu return on equity (ROE). ROE digunakan sebagai
proksi pengukuran di dua penelitian sebelumnya (Arshad et al., 2012;
Amirah dan Raharjo, 2014). ROE menggambarkan tingkat pengembalian
modal yang akan diterima investor dan pemilik modal, di mana mereka
47
adalah golongan stakeholder dengan klaim finansial paling utama terhadap
perusahaan. Perusahaan dengan ROE di atas rata-rata dikategorikan
perusahaan kinerja baik atau “1”, dan perusahaan dengan ROE di bawah
rata-rata dikategorikan perusahaan kinerja buruk atau “0”. ROE diukur
dengan rumus:
Laba sebelum zakat dan pajak t
ROE =
Total ekuitas t - 1
2. Variabel Independen
Dalam menguji reputasi dan kinerja, peneliti menggunakan variabel
independen zakat dan ICSR. Penggunaan variabel zakat dan ICSR
bertujuan untuk mereplikasi dua penelitian sebelumnya (Arshad et al.,
2012; Amirah dan Raharjo, 2014).
Zakat digunakan sebagai variabel independen pertama. Data mengenai
zakat perusahaan diambil dari laporan laba rugi atau laporan sumber dan
penggunaan dana zakat. Umumnya zakat dikenakan 2,5% dari laba
perusahaan. Zakat tidak dikenakan untuk perusahaan yang mengalami
rugi. Dalam penelitian ini, zakat diberi kode “1” untuk perusahaan yang
membayar zakat, dan “0” untuk perusahaan yang tidak membayar zakat.
Peneliti hanya dapat memberi kode pada variabel zakat, dikarenakan data
tidak berdistribusi normal.
Islamic Corporate Social Responsibility atau ICSR digunakan sebagai
variabel independen kedua. ICSR diperoleh dengan menganalisis konten
48
laporan tahunan setiap perusahaan. Jumlah item total pengungkapan dalam
ICSR adalah 40 item, yang peneliti adaptasi dari penelitian-penelitian
sebelumnya (Haniffa, 2002; Othman et al., 2009). Item yang diungkapkan
oleh perusahaan diberi nilai 1, dan yang tidak diungkapkan diberi nilai 0.
Nilai total item yang diungkapkan kemudian dibagi dengan 40 (jumlah
total item) dan akan mendapat angka rasio. Oleh karena data ICSR berupa
rasio, maka nilai ICSR akan berkisar dari 0 sampai 1, atau 0 ≤ ICSR ≥ 1.
Berikut merupakan rumus menghitung nilai ICSR:
Item yang diungkapkan
ICSR =
Jumlah total item pengungkapan
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Jenis Variabel Indikator Skala
1 Reputasi
Perusahaan
(Arshad et al.,
2012)
Dependen Rasio DPK diatas rata-
rata menandakan
reputasi baik, kode “1”
untuk perusahaan
dengan reputasi baik,
kode “0” untuk
perusahaan dengan
reputasi buruk
Nominal
2 Kinerja
Perusahaan
(Arshad et al.,
2012; Amirah
dan Raharjo,
2014)
Dependen Return on Equity
(ROE) perusahaan
yang diatas rata-rata
menunjukan kinerja
baik. Kode “1” untuk
perusahaan dengan
kinerja baik, dan kode
“0” untuk perusahaan
dengan kinerja buruk
Nominal
Bersambung pada halaman berikutnya
49
Tabel 3.1 (lanjutan)
Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Jenis Variabel Indikator Skala
3 Zakat
(Amirah dan
Raharjo, 2014)
Independen Zakat dibayar
perusahaan sebesar
2,5% dari laba
sebelum zakat. Kode
“1” untuk perusahaan
yang membayar zakat,
dan kode “0” untuk
tidak membayar zakat
Nominal
4 Islamic
Corporate
Social
Responsibility
(ICSR)
(Arshad et al.,
2012)
Independen ICSR = item yang
diungkapkan / Jumlah
total item
pengungkapan
Rasio
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
50
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada populasi perbankan syariah di Indonesia. Saat
ini, tercatat ada 12 bank yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan
menjalankan operasi bisnisnya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Berikut
adalah daftar kedua belas bank syariah tersebut:
Tabel 4.1
Bank Umum Syariah yang terdaftar di OJK
No. Nama Bank Tahun Berdiri Kode
1 Bank Muamalat Indonesia 1992 BMI
2 Bank Syariah Mandiri 1999 BSM
3 Bank Mega Syariah 2004 BMS
4 Bank Rakyat Indonesia Syariah 2008 BRIS
5 Bank Bukopin Syariah 2008 BSB
6 Panin Bank Syariah 2009 PBS
7 Bank Central Asia Syariah 2010 BCAS
8 Bank Negara Indonesia Syariah 2010 BNIS
9 Bank Jabar Banten Syariah 2010 BJBS
10 Bank Victoria Syariah 2010 BVS
11 Maybank Syariah Indonesia 2010 MSI
12 Bank Tabungan Pensiun Negara Syariah 2014 BTPNS
Sumber: Data sekunder yang diolah
Dari kedua belas bank syariah, 10 bank diambil sebagai sampel penelitian.
Sampel merupakan entitas yang secara berkala menerbitkan laporan tahunan
selama periode 2011 s.d 2014, dipublikasikan, dan dapat diakses secara umum.
Dalam penelitian ini, laporan tahunan perusahaan tersebut digunakan sebagai
bahan untuk dianalisis oleh peneliti.
51
Pengumpulan data dilakukan dengan mengunduh laporan publikasi tahunan
di situs resmi bank syariah yang bersangkutan, dengan pelengkap data yang
diunduh dari situs resmi OJK atau www.ojk.go.id. Perolehan data dilaksanakan
pada tanggal 23 Oktober 2015. Tabel 4.2 di bawah ini menampilkan
ketersediaan data penelitian sebagaimana tersaji sebagai berikut:
Tabel 4.2
Ketersediaan Data Penelitian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BMI BSM BMS BRIS BNIS BSB PBS BCAS BVS MIS BJBS BTPNS
2014 v v v v v v v v v v v v
2013 v v v v v v v v v v v -
2012 v v v v v v v v v v v -
2011 v v v v v v v v v v - -
2010 v v v v v v v v - - - -
Keterangan: tanda tickmark ‘v’ menandakan data yang tersedia
Sumber: Data sekunder yang diolah
2. Deskripsi Sampel Penelitian
Sampel dipilih dengan metode pemilihan sampel bertujuan (purposive
sampling) dengan dasar pertimbangan (judgement sampling). Pengambilan
sampel selama 4 tahun bertujuan agar data panel yang akan digunakan
seimbang. Berdasarkan tabel 4.2, peneliti mengambil sampel 10 dari total 12
perusahaan yang menerbitkan laporan tahunan secara berkala selama periode
2011 s.d 2014. Dari total 12 perusahaan, Bank Tabungan Pensiun Negara
Syariah (BTPNS) dan Bank Jabar Banten Syariah (BJBS) dieliminasi karena
tidak terpenuhi ketersediaan data.
52
Peneliti tidak menggunakan rentang periode 5 tahun, karena 2 dari 10
perusahaan baru aktif menerbitkan laporan tahunan dan laporan keuangan dari
tahun 2011. Dengan demikian terdapat 40 objek penelitian yang terkumpul dari
10 bank syariah selama 4 tahun. Tabel 4.3 berikut ini menampilkan tahapan
pemilihan sampel penelitian.
Tabel 4.3
Tahapan Pemilihan Sampel Penelitian
Jumlah
Jumlah total Bank Umum Syariah (BUS) 12
Perusahaan yang aktif menerbitkan laporan tahunan lengkap
selama 2011 s.d 2014
10
Jumlah sampel perusahaan yang dieliminasi 2
Jumlah sampel perusahaan yang digunakan 10
Periode penelitian (tahun) 4
Jumlah total data panel (seimbang) 40
Sumber: Data sekunder yang diolah
Peneliti menggunakan data Dana Pihak Ketiga (DPK), Return on Equity
(ROE), Zakat yang dibayar perusahaan (ZAK), dan Pengungkapan Islamic CSR
(ICSR). Sebelum dilakukan regresi, peneliti menguji normalitas dari sebaran
data penelitian. Jika data tidak terdistribusi normal maka penggunaan regresi
logistik dapat dilakukan.
Tabel 4.4
Kelompok Data Bank Syariah periode 2011 s.d 2014
DPK
(%)
ROE ZAK
(‘000.000)
ICSR
(%)
DPK
(%)
ROE ZAK
(‘000.000)
ICSR
(%)
BSM 2014 27,46 1,49 2.815 84,1 BSB 1,83 2,44 0 71,0
2013 30,76 15,34 22.662 82,2 1,78 7,63 0 68,3
2012 32,14 25,05 28.131 79,1 1,93 7,32 0 63,3
2011 36,93 24,24 19.178 78,9 1,99 6,19 0 56,8
BMI 2014 23,50 2,13 5.396 83,3 PBS 2,79 7,66 2.455 74,1
2013 22,77 11,41 11.896 80,4 1,56 4,44 0 62,5
2012 23,66 29,16 9.735 78,3 0,83 8,20 0 53,1
2011 23,19 20,79 6.841 77,7 0,36 2,80 0 43,7
Bersambung pada halaman berikutnya
53
Tabel 4.4 (lanjutan)
Kelompok Data Bank Syariah periode 2011 s.d 2014
DPK
(%)
ROE ZAK
(‘000.000)
ICSR
(%)
DPK
(%)
ROE ZAK
(‘000.000)
ICSR
(%)
BRIS 2014 7,67 0,44 3.239 72,7 MSI 0,36 6,83 0 59,5
2013 7,52 10,2 2.239 72,2 0,53 5,05 0 58,9
2012 8,10 10,41 0 70,4 0,52 4,93 0 55,6
2011 8,58 1,19 0 51,8 0,30 4,92 0 40,6
BNIS 2014 7,46 13,98 5.524 73,5 BCAS 1,07 2,90 0 65,6
2013 6,22 11,73 4.538 72,9 0,93 4,30 0 63,9
2012 6,07 10,18 3.169 68,7 0,86 2,80 0 63,3
2011 5,85 6,63 2.579 56,6 0,75 2,30 0 52,0
BMS 2014 2,70 2,5 598 63,5 BVS 0,52 -17,61 0 50,0
2013 4,22 26,23 5.121 63,3 0,55 3,70 0 47,5
2012 4,82 57,98 6.326 60,2 0,44 8,93 91 45,0
2011 4,27 16,89 1.848 59,5 0,40 18,69 30 37,5
Sumber: Data sekunder yang diolah
Data di atas merupakan peringkat 5 bank syariah teratas dan 5 bank syariah
terbawah berdasarkan besaran rata-rata aset selama tahun 2011 s.d 2014.
Kemudian sampel akan diuji untuk melihat apakah setiap variabel memiliki data
yang berdistribusi normal. Karena, regresi logistik umumnya tepat digunakan
jika asumsi multivariate normal distribution tidak terpenuhi, artinya regresi
logistik dapat dijalankan ketika data tidak berdistribusi normal.
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Kolmogorov-Smirnov Test
Analisis pertama sebelum menguji variabel penelitian adalah menguji
normalitas data. Peneliti menguji normalitas data dengan uji Kolmogorov-
Smirnov untuk melihat apakah setiap variabel memiliki distribusi data yang
normal. Jika data tidak terdistribusi normal maka penggunaan regresi logistik
tepat untuk dilakukan, karena variabel dependen dapat diubah ke dalam bentuk
kategori atau dummy (non-metrik). Regresi logistik umumnya digunakan ketika
54
asumsi normalitas data tidak dapat dipenuhi. Sedangkan, data terdistribusi
normal ketika nilai probabilitas signifikansi > 0,05.
Tabel 4.5
Uji Normalitas Variabel Dependen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
DPK ROE
N 40 40
Normal Parametersa,b
Mean 7.8548 9.8097
Std. Deviation 10.51771 11.63502
Most Extreme Differences Absolute .273 .185
Positive .273 .184
Negative -.236 -.185
Test Statistic .273 .185
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c .001
c
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.5 di atas menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.000
(DPK) dan 0.001 (ROE). Ini berarti kedua data variabel dependen tidak
terdistribusi normal karena nilai signifikansi berada jauh di bawah 0,05 atau sig.
< 0,05. Hal ini disebabkan oleh rentang nilai yang cukup jauh pada kedua data
tersebut, yang dapat dilihat pada tabel 4.6 statistik deskriptif di bawah ini. Range
nilai maksimum-minimum yang jauh menjadi salah satu indikator data
terdispersi dan tidak terdistribusi secara normal.
Tabel 4.6
Statistik Deskriptif Variabel Dependen
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DPK 40 36.63 .30 36.93 7.8548 10.51771
ROE 40 75.59 -17.61 57.98 9.8097 11.63502
Valid N (listwise) 40
Sumber: Output SPSS
55
Tabel 4.6 menjelaskan bahwa jumlah pengamatan adalah 40. Nilai mean
adalah rata-rata, range adalah selisih nilai tertinggi dan nilai terendah, kemudian
Std. Deviation menunjukan simpangan baku. Nilai Std. Deviation yang lebih
tinggi dari nilai mean mengindikasikan bahwa nilai mean tidak dapat diandalkan
karena tidak menggambarkan nilai setiap unit pengamatan. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa data terdispersi atau data tidak terpusat di sekitar nilai
mean. Dampaknya, dispersi menyebabkan data tidak terdistribusi secara normal.
Selanjutnya adalah menguji normalitas data dari kedua variabel independen.
Untuk dapat menjalankan regresi logistik, setidaknya diperlukan satu variabel
yang berdistribusi tidak normal, agar dapat diubah ke dalam bentuk kategori atau
dummy (non-metrik). Pengujian dilakukan dengan uji kolmogorov-smirnov, di
mana data terdistribusi normal ketika nilai signifikansi > 0,05.
Tabel 4.7
Uji Normalitas Variabel Independen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
ZAK ICSR
N 40 40
Normal Parametersa,b
Mean 3610.2750 64.0375
Std. Deviation 6466.55087 12.33219
Most Extreme Differences Absolute .288 .072
Positive .248 .054
Negative -.288 -.072
Test Statistic .288 .072
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c .200
c,d
Sumber: Output SPSS
Uji normalitas kolmogorov-smirnov pada kedua variabel independen zakat
dan ICSR menunjukan bahwa hanya variabel ICSR yang memiliki distribusi
56
normal (sig. 0,200 > 0,05), sedangkan variabel zakat tidak terdistribusi normal
(sig. 0.000 < 0,05). Hal ini dikarenakan implementasi zakat belum sepenuhnya
dijalankan oleh seluruh sampel, berbeda dengan ICSR yang sudah diungkapkan
oleh seluruh sampel bank syariah. Rentang nilai maksimum dan minimum zakat
yang jauh menjadi salah satu penyebab distribusi data tidak normal (tabel 4.8).
Sedangkan untuk data ICSR sudah terdistribusi secara normal, karena
pengungkapan ICSR rata-rata sudah diungkapkan oleh semua sampel melalui
laporan tahunannya, sehingga rentang nilai pengungkapan ICSR antara satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya tidak terlampau jauh.
Tabel 4.8
Statistik Deskriptif Variabel Independen
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ZAK 40 28131.00 .00 28131.00 3610.2750 6466.55087
ICSR 40 46.60 37.50 84.10 64.0375 12.33219
Valid N (listwise) 40
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.8 di atas menunjukan jumlah pengamatan sebanyak 40. Dengan nilai
maksimum zakat 28.131 dan minimum 0, artinya penelitian ini membandingkan
perusahaan yang membayar zakat 28.131.000.000 rupiah dengan perusahaan
yang membayar zakat 0 (nol) rupiah, tentu hal ini membuat sebaran data tidak
normal. Berbeda dengan ICSR yang memiliki distribusi normal, memiliki nilai
mean yang menggambarkan keseluruhan nilai unit pengamatan, dilihat dari nilai
Std. Deviation < nilai Mean.
57
Setelah uji normalitas dilakukan dapat disimpulkan bahwa variabel dependen
(REP dan ROE) berdistribusi tidak normal, satu variabel independen (ZAK)
berdistribusi tidak normal, dan satu variabel independen (ICSR) berdistribusi
normal. Dengan demikian regresi logistik dapat dijalankan, di mana variabel
dependen berupa dummy, dan variabel independen campuran antara dummy dan
rasio. Variabel yang berdistribusi tidak normal ditransformasi ke dalam bentuk
dummy “1” dan “0”. Kode 1 untuk perusahaan dengan reputasi baik, dan 0 untuk
reputasi buruk (REP), 1 untuk kategori perusahaan dengan kinerja baik dan 0
untuk kinerja buruk (ROE), dan 1 untuk kategori perusahaan membayar zakat
dan 0 untuk tidak membayar zakat (ZAK).
2. Binary Logistic Regression
Binary Logistic Regression atau regresi logistik digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian. Variabel-variabel yang akan diuji adalah zakat dan ICSR
terhadap reputasi dan kinerja perusahaan. Variabel akan diuji dengan dua model
yang terpisah. Model pertama menguji pengaruh zakat (ZAK) dan ICSR (ICSR)
terhadap reputasi perusahaan (REP), sedangkan model kedua menguji pengaruh
zakat (ZAK) dan ICSR (ICSR) terhadap kinerja perusahaan (ROE).
a. Pengujian Model 1: Reputasi Perusahaan (REP)
1) Menilai Model Fit
Tahap ini akan menguji apakah model layak untuk menguji data secara
empiris. Kelayakan model akan dinilai berdasarkan nilai pada output SPSS.
Berikut ini adalah penjelasannya:
58
Tabel 4.9
Statistik Deskriptif Variabel Pengujian Model 1: REP
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 40 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 40 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 40 100.0
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.9 di atas adalah statistik deskriptif untuk regresi logistik. Nilai N
menggambarkan bahwa jumlah pengamatan adalah 40 dengan persentase
100% yang menandakan bahwa tidak ada pengamatan yang tidak digunakan.
Oleh karena data itu analisis dapat dilanjutkan ke tahap penilaian model fit:
Tabel 4.10
Model 1: REP Tanpa Variabel Independen
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 55.352 -.100
2 55.352 -.100
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.10, model dengan konstanta saja (tanpa variabel
independen) tampak tidak fit. Hal ini dapat dilihat dari nilai -2LogL yang
lebih besar dari Chi-square tabel (lihat lampiran) df 40 – 1
alpha 5%, di mana
40 adalah jumlah pengamatan, dan 1 adalah jumlah parameter. Model yang
fit adalah model dengan nilai -2LogL < Chi-square tabel. Chi-square df 40 – 1
alpha 5% bernilai 54,57223, sedangkan nilai -2LogL adalah 55,352. Nilai ini
59
signifikan secara statistik karena -2LogL 55,352 > 54,57223, artinya model
dengan konstanta saja tidak fit dengan data.
Tabel 4.11
Model 1: REP Dengan Memasukan Variabel Independen
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant ZAK(1) ICSR
Step 1 1 29.179 -4.789 2.281 .055
2 26.552 -7.627 3.016 .091
3 26.271 -8.981 3.329 .109
4 26.265 -9.226 3.381 .113
5 26.265 -9.233 3.383 .113
6 26.265 -9.233 3.383 .113
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.11 adalah model dengan interaksi variabel independen.
Berdasarkan tabel 4.11, penambahan variabel independen ke dalam model
membuat model menjadi fit. Hal ini dilihat dari nilai -2LogL yang menjadi
lebih kecil dari Chi-square tabel df 40 – 1 – 2
, di mana 40 adalah jumlah
pengamatan, 1 adalah konstanta, dan 2 adalah koefisien untuk setiap variabel
independen. Chi-square tabel df 40 – 1 – 2
pada alpha 5% bernilai 52,19232
(lihat lampiran), sedangkan nilai -2LogL pada tabel 4.11 bernilai 26,265. Hal
ini berarti model dengan memasukan variabel independen fit dengan data,
karena -2LogL 26,265 < 52,19232.
Pada halaman berikutnya, tabel 4.12 menampilkan penurunan nilai
statistik -2LogL. Cara mudah melihat kelayakan model adalah dengan
melihat apakah terjadi penurunan pada nilai -2LogL, dan apakah penurunan
60
tersebut signifikan secara statistik. Berdasarkan pada tabel 4.10 dan 4.11,
nilai -2LogL menurun dari 55,352 menjadi 26,265, dengan selisih sebesar
29,087 (55,352 – 26,265) sama dengan yang ditampilkan dalam tabel 4.12.
Chi-square tabel df 2 (39 – 37)
alpha 5% adalah 5,99146. Berdasarkan kedua
nilai tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa penambahan variabel bebas
ZAK dan ICSR ke dalam model memperbaiki model fit, karena selisih nilai -
2LogL 29,087 > 5,99146.
Tabel 4.12
Penurunan Nilai Statistik -2LogL
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 29.087 2 .000
Block 29.087 2 .000
Model 29.087 2 .000
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.13
Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 9.290 8 .318
Sumber: Output SPSS
Untuk lebih memberikan kepastian mengenai kelayakan model, SPSS
memberikan nilai Hosmer and Lemeshow sebagai alternatif menilai model
fit. Model yang fit adalah model dengan nilai Hosmer and Lemeshow > 0,05.
Berdasarkan tabel 4.13 di atas model dikatakan fit, karena memiliki nilai sig.
0,318 > 0,05.
61
Tabel 4.14
Tabel Klasifikasi 2 x 2
Classification Tablea
Observed
Predicted
REP Percentage
Correct .00 1.00
Step 1 REP .00 19 2 90.5
1.00 2 17 89.5
Overall Percentage 90.0
Sumber: Output SPSS
Tabel klasifikasi adalah tabel yang menggambarkan ketepatan prediksi
dengan observasi. Pada model yang sempurna nilai ketepatan prediksi adalah
100%. Berdasarkan tabel 4.14, prediksi perusahaan dengan reputasi buruk
ada 21 perusahaan, sedangkan observasi menunjukan hanya ada 19
perusahaan, maka ketepatan klasifikasinya sebesar 19/21 atau 90,5%.
Kemudian, prediksi perusahaan dengan reputasi baik ada 19 perusahaan,
sedangkan observasi menunjukan hanya ada 17 perusahaan, maka ketepatan
klasifikasinya adalah 17/19 atau 89.5%. Oleh karena itu, overall percentage
correct pada model adalah 90% [(90,5% + 89,5%) / 2].
Tabel 4.15
Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 26.265a .517 .690
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.15 menunjukan nilai Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R
Square. Cox & Snell dan Nagelkerke berfungsi sebagai koefisien determinasi
62
dalam regresi logistik. Nilai yang digunakan adalah nilai dari Nagelkerke
karena memiliki nilai antara 0 (nol) hingga 1 (satu), sedangkan Cox & Snell
memiliki nilai maksimum kurang dari satu sehingga sulit diinterpretasikan.
Berdasarkan tabel 4.15 di halaman sebelumnya, kemampuan variabel ZAK
dan ICSR dalam menjelaskan reputasi perusahaan (REP) adalah 69%,
sedangkan 31% sisanya dijelaskan oleh variabel lain.
2) Estimasi Parameter dan Interpretasinya
Pada bagian ini akan dijelaskan persamaan regresi serta interpretasinya.
Persamaan berikut ini adalah persamaan yang nantinya akan terbentuk
setelah konstanta dan koefisien setiap variabel ditemukan:
Model 1: Reputasi Perusahaan
Ln [Odds (REP|ZAK|ICSR)] = b0 + b1 ZAK + b2 ICSR
Tabel 4.16
Variabel-variabel Pembentuk Persamaan
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a ZAK(1) 3.383 1.043 10.516 1 .001 29.445
ICSR .113 .051 4.916 1 .027 1.119
Constant -9.233 3.461 7.118 1 .008 .000
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.16 memperlihatkan bahwa kedua variabel independen ZAK dan
ICSR signifikan secara statistik terhadap REP perusahaan, karena memiliki
nilai sig. lebih kecil dari 0,05. Nilai sig. ZAK sebesar 0,01 < 0,05 dan nilai
63
sig. ICSR 0,027 < 0,05. Nilai beta (B) ZAK dan ICSR yang bernilai positif
menandakan bahwa setiap variabel memiliki hubungan positif terhadap
reputasi perusahaan (REP). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa log of
odds perusahaan memiliki reputasi baik secara positif berkaitan dengan zakat
yang dibayar (ZAK) dan pengungkapan ICSR (ICSR) pada laporan tahunan
perusahaan.
Setelah melihat signifikansi, langkah selanjutnya adalah membentuk
persamaan ke dalam model. Model regresi logistik untuk reputasi perusahaan
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Ln [Odds (REP|ZAK|ICSR)] = - 9,233 + 3,383 ZAK + 0,113 ICSR
Nilai konstanta dan koefisien dari persamaan di atas didapat dari nilai
beta atau “B” (lihat kembali tabel 4.16), di mana Constant memiliki nilai
beta -9,233, ZAK memiliki nilai beta 3,383, dan ICSR memiliki nilai beta
0,113. Telah disimpulkan sebelumnya bahwa nilai positif (negatif) pada beta
menandakan hubungan positif (negatif) terhadap variabel dependen (REP).
Interpretasi dari model di atas dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebuah
perusahaan (membayar atau tidak membayar zakat) akan memiliki odds
reputasi baik dengan angka sebesar 0,113 setiap unit peningkatan ICSR. Jika
ICSR dianggap konstan, maka odds perusahaan memiliki reputasi baik akan
naik sebesar 3,383 untuk setiap unit peningkatan ZAK.
64
Hubungan antara odds dan variabel independen dapat dijelaskan sebagai
berikut. Perusahaan akan memiliki odds atau probabilitas berreputasi baik
dengan faktor 29,445 (e 3,383
) untuk setiap unit kenaikan ZAK, ditambah
1,119 (e 0,113
) untuk setiap peningkatan ICSR. Artinya, perusahaan akan
memiliki odds berreputasi baik 29,445 kali lipat ketika melaksanakan zakat,
dan 1,119 kali lipat ketika mengungkapkan ICSR. Berdasarkan tabel
klasifikasi sebelumnya, tingkat ketepatan prediksi ini adalah 90%.
b. Pengujian Model 2: Kinerja Perusahaan (ROE)
1) Menilai Model Fit
Tabel 4.17
Statistik Deskriptif Variabel Pengujian Model 2: ROE
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 40 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 40 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 40 100.0
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.17 menunjukan bahwa jumlah N pengamatan adalah 40, sama
dengan jumlah pengamatan pada model sebelumnya. Persentase penggunaan
data sebesar 100% menandakan bahwa tidak ada data yang tidak digunakan
dalam menganalisis model penelitian. Oleh karena data itu, analisis dapat
dilanjutkan ke tahap penilaian model fit penelitian.
65
Tabel 4.18 menjelaskan bahwa model dengan konstanta saja tampak
tidak fit. Model yang fit adalah model dengan nilai -2LogL < Chi-square
tabel df n-q
. Chi-square tabel df 40 – 1
bernilai 54,57223, sedangkan nilai
statistik -2LogL bernilai 55,051. Nilai ini signifikan pada alpha 5% yang
berarti model dengan konstanta saja tidak fit dengan data karena nilai
statistik -2LogL 55,051 > 54,57223.
Tabel 4.18
Model 2: ROE Tanpa Variabel Independen
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 55.051 -.200
2 55.051 -.201
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.19
Model 2: ROE Dengan Memasukan Variabel Independen
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant ZAK(1) ICSR
Step 1 1 43.862 -3.622 1.413 .042
2 43.586 -4.463 1.607 .052
3 43.585 -4.537 1.622 .053
4 43.585 -4.537 1.622 .053
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.19 menunjukan nilai -2LogL setelah memasukan variabel
independen ke dalam model. Berdasarkan nilai -2LogL yang lebih kecil dari
nilai Chi-square tabel df 40 – 1 – 2
alpha 5%, maka dapat disimpulkan bahwa
penambahan variabel independen ke dalam model membuat model menjadi
66
fit dengan data, karena nilai statistik -2LogL < Chi-square tabel df 40 – 1 – 2
alpha 5% (43,585 < 52,19232).
Tabel 4.20
Penurunan Nilai Statistik -2LogL
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 11.467 2 .003
Block 11.467 2 .003
Model 11.467 2 .003
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.20 menunjukan penurunan nilai -2LogL sebelum dan setelah
memasukan variabel independen ke dalam model. Nilai Chi-square 11,467
menujukan selisih penurunan nilai -2LogL dari 55,051 (sebelum) menjadi
43,585 (setelah), maka didapat selisih penurunan sebesar 11,467 (55,051 -
43,585 = 11,4667). Penurunan nilai ini signifikan secara statistik karena
selisih penurunan > nilai Chi-square tabel df 2 (39 – 37)
alpha 5% atau 11,467 >
5,99146. Oleh karena itu diambil kesimpulan bahwa penambahan variabel
independen ZAK dan ICSR ke dalam model memperbaiki model fit.
Tabel 4.21
Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 9.097 8 .334
Sumber: Output SPSS
Untuk lebih memastikan kelayakan model, Hosmer and Lemeshow dapat
digunakan sebagai alternatif dalam menilai model fit. Model dikatakan fit
67
jika nilai sig. > 0,05. Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.21 di halaman
sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa model fit dengan data, karena
nilai sig. 0,334 > 0,05.
Kemudian, langkah selanjutnya adalah melihat ketepatan model dalam
memprediksi variabel dependen (Y). Nilai pada tabel klasifikasi akan
digambarkan dengan kisaran angka 0 hingga 100%, dengan membandingkan
antara nilai prediksi dengan observasi. Berikut ini adalah tabel 4.22 yang
menampilkan tabel klasifikasi tersebut.
Tabel 4.22
Tabel Klasifikasi 2 x 2
Classification Tablea
Observed
Predicted
ROE Percentage
Correct .00 1.00
Step 1 ROE .00 16 6 72.7
1.00 5 13 72.2
Overall Percentage 72.5
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.22 di atas dapat disimpulkan bahwa ketepatan model
dalam memprediksi variabel kinerja (ROE) adalah 72,5%. Nilai ini didapat
dari rata-rata tingkat kebenaran prediksi berbanding observasi secara
keseluruhan. Nilai 72,7% didapat dari 16/22 (kode 0), dan 72,2% didapat
dari 13/18 (kode1).
Langkah selanjutnya adalah menentukan koefisien determinasi model
penelitian. Koefisien determinasi adalah suatu ukuran yang menggambarkan
68
kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Dalam regresi logistik koefisien determinasi dilihat dari nilai Cox & Snell R
Square dan nilai Nagelkerke R Square. Nilai yang digunakan adalah nilai
Nagelkerke, karena ia memiliki ukuran antara 0 (nol) sampai 1 (satu),
sedangkan Cox & Snell memiliki nilai maksimum kurang dari satu yang
membuatnya sulit diinterpretasikan. Nagelkerke dimodifikasi dari Cox &
Snell dengan membagi nilai Cox & Snell dengan nilai maksimumnya.
Tabel 4.23
Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 43.585a .249 .333
Sumber: Output SPSS
Berdasarkan tabel 4.23, kemampuan variabel independen menjelaskan
variabel dependen (ROE) sebesar 33,3%. Artinya 33,3% variabilitas variabel
dependen dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen ZAK dan
ICSR, dan sisanya sebesar 67,7% variabilitas variabel dependen dijelaskan
oleh faktor-faktor lain.
2) Estimasi Parameter dan Interpretasinya
Pada bagian ini, akan dijelaskan persamaan regresi, serta interpretasinya.
Persamaan akan terbentuk setelah konstanta dan koefisien ditemukan dan
dimasukan ke dalam model penelitian. Sedangkan konstanta dan koefisien
69
tersebut akan diperoleh dari output SPSS. Berikut ini adalah persamaan yang
nantinya akan terbentuk:
Model 2: Kinerja Perusahaan
Ln [Odds (ROE|ZAK|ICSR)] = b0 + b1 ZAK + b2 ICSR
Tabel 4.24
Variabel-variabel Pembentuk Persamaan
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a ZAK(1) 1.622 .774 4.387 1 .036 5.061
ICSR .053 .034 2.475 1 .116 1.055
Constant -4.537 2.170 4.374 1 .036 .011
Sumber: Output SPSS
Tabel 4.24 memperlihatkan bahwa hanya variabel independen ZAK yang
signifikan terhadap kinerja (ROE) perusahaan, karena memiliki nilai sig.
0,036 yang lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan untuk pengujian
variabel kinerja (ROE), hanya variabel zakat (ZAK) yang memiliki pengaruh
signifikan (sig. 0,036 < 0,05), sedangkan ICSR (ICSR) tidak berpengaruh
secara signifikan (0,116 > 0,05).
Nilai beta (B) ZAK dan ICSR yang bernilai positif menandakan bahwa
setiap variabel memiliki hubungan positif terhadap kinerja perusahaan
(ROE). Oleh karena hanya variabel zakat yang berpengaruh secara
signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa log of odds perusahaan memiliki
kinerja baik secara positif berkaitan hanya dengan zakat yang dibayar
perusahaan (ZAK).
70
Langkah selanjutnya adalah membentuk persamaan ke dalam model.
Model regresi akan dinyatakan sebagai berikut:
Ln [Odds (ROE|ZAK|ICSR)] = - 4,537 + 1,622 ZAK + 0,053 ICSR
Nilai konstanta dan koefisien didapat dari nilai beta atau “B” (lihat
kembali tabel 4.24), di mana Constant memiliki nilai beta -4,537, ZAK
memiliki nilai beta 1,622, dan ICSR memiliki nilai beta 0,053. Nilai positif
(negatif) pada beta menandakan hubungan positif (negatif) terhadap variabel
dependen (ROE).
Interpretasi dari model regresi dapat dijelaskan sebagai berikut. Sebuah
perusahaan (mengungkapkan ataupun tidak mengungkapkan ICSR) akan
memiliki odds kinerja baik dengan angka sebesar 1,622 untuk setiap unit
peningkatan ZAK. Artinya, odds atau probabilitas perusahaan memiliki
kinerja baik dapat dipengaruhi oleh zakat yang dibayar perusahaan (ZAK)
dengan odds 5,061 (e 1,622
) atau 5,061 kali lipat ketika perusahaan taat
membayar zakat. Sedangkan pengungkapan ICSR memberikan nilai odds
1,055 (e 0,053
), namun nilai ini tidak signifikan. Berdasarkan tabel klasifikasi
sebelumnya, ketepatan prediksi model secara keseluruhan adalah 72,5%.
C. Pembahasan
1. Zakat terhadap Reputasi Perusahaan
Penelitian yang menguji pengaruh zakat terhadap reputasi perusahaan belum
peneliti temukan sampai pada saat penelitian ini selesai dibuat. Oleh karena itu,
71
hasil yang akan ditemukan dalam penelitian ini akan memberikan kontribusi
baru dalam menambah literatur terkait zakat dan reputasi perusahaan.
Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini menyimpulkan bahwa zakat
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap reputasi perusahaan, dibuktikan
dengan nilai beta (B) positif (3,383) dan nilai sig. yang jauh lebih rendah dari
alpha 0,05 (sig. 0,001 < 0,05). Pengujian terhadap reputasi diproksikan dengan
market share dana pihak ketiga (DPK) setiap bank, yang menggambarkan output
atau dampak perusahaan memiliki reputasi yang baik. Pengujian dilakukan
dengan model yang fit dan hasil yang signifikan. Oleh karena itu, hasil penelitian
ini menerima hipotesis 1 (H1) bahwa: zakat berpengaruh positif signifikan
terhadap reputasi perusahaan.
Hasil penelitian ini memberikan bukti empiris pada suatu ayat yang dalam Al
Quran bahwa:
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara
kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh
akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan
Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada
dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang
(tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”
(An Nuur, 24:55).
“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan ta’atlah kepada rasul,
supaya kamu diberi rahmat” (An Nuur, 24:56).
Dalam ayat tersebut Allah SWT berjanji untuk tidak ragu memberi nikmat
kuasa pada siapa saja manusia yang beriman dan beramal saleh. Kuasa dapat
72
diartikan sebagai sesuatu keutamaan atau keunggulan manusia dari manusia lain
sehingga ia berkuasa. Dan ayat berikutnya, Dia (Allah SWT) memberikan
contoh amalannya orang-orang yang saleh dan beriman, seperti sembahyang,
zakat, dan menaati ajaran rasul.
Secara keyakinan dalam Islam, hal ini menjadi bukti untuk manusia akan
ketepatan dan ketetapan janji Tuhan, karena pembuktian ini terjadi tanpa
rekayasa dari siapapun, bahwa setiap kata dan janji-Nya pasti akan terlaksana.
Oleh karena itu, penelitian ini di satu sisi akan menambah keyakinan bahwa
zakat membawa pengaruh positif terhadap muslim yang menjalankannya.
Secara empiris bila dikaitkan dengan Sharia Enterprise Theory (SET),
membayar zakat merupakan aktivitas yang memiliki unsur spiritual dan sosial.
Secara spiritual zakat merupakan komitmen manusia untuk tetap tunduk pada
perintah Tuhannya, dan secara sosial zakat memiliki nilai-nilai kemasyarakatan
untuk menyadari pentingnya kepedulian kepada sesama.
Bila dikaitkan dengan signalling theory, zakat yang dibayar dan disalurkan
dalam CSR akan memberi sinyal kepada masyarakat bahwa perusahaan ingin
mendapatkan citra dan respon yang baik dari masayarakat. Pengungkapan zakat
yang dilakukan secara konsisten akan tertanam dalam pikiran dan benak
masyarakat, yang lama-kelamaan akan membentuk kepercayaan masyarakat
terhadap perusahaan. Berdasarkan nilai Exp(B), perusahaan yang berzakat
memiliki peluang memperoleh reputasi baik sebesar 29,445 kali lipat dibanding
73
perusahaan serupa yang tidak melaksanakan zakat. Oleh karena itu, diambil
kesimpulan bahwa zakat dapat meningkatkan reputasi baik perusahaan.
2. ICSR terhadap Reputasi Perusahaan
Penelitian yang menguji pengaruh ICSR terhadap reputasi perusahaan telah
dilakukan sebelumnya oleh Arshad et al. (2012), dengan hasil pengaruh ICSR
yang positif signifikan terhadap reputasi perusahaan. Proksi pengukuran reputasi
perusahaan pada penelitian Arshad et al. (2012) menggunakan indeks reputasi
yang dibangun sendiri dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan yang ada di
Malaysia. Sedangkan, penelitian ini menggunakan proksi ukuran capaian output
perusahaan based on market, yakni proporsi market share dana pihak ketiga
(DPK) yang menggambarkan kemampuan perusahaan meraih kepercayaan
masyarakat agar mereka mau menempatkan dananya pada bank.
Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini menyimpulkan bahwa ICSR
berpengaruh positif signifikan terhadap reputasi perusahaan. Hasil ini
mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Arshad et al. (2012).
Hal tersebut dibuktikan dengan nilai sig. yang lebih rendah dari alpha 0,05
(0,027 < 0,05). Nilai beta (B) yang bernilai positif (0,113) menandakan bahwa
ICSR dan reputasi memiliki hubungan yang positif, di mana semakin baik ICSR
maka semakin baik reputasi perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini
menerima hipotesis 2 (H2) bahwa: ICSR berpengaruh positif signifikan terhadap
reputasi perusahaan.
74
Bila dikaitkan dengan Sharia Enterprise Theory (SET), ICSR merupakan
bentuk kepekaan perusahaan terhadap kebutuhan para stakeholder, yakni Tuhan,
direct stakeholder, indirect stakeholder, dan alam. Peduli kepada Tuhan adalah
dengan memperhatikan halal haramnya usaha, serta memperhatikan prinsip
keadilan bagi semua. Peduli kepada direct stakeholder adalah kepada karyawan
dan nasabah. Peduli kepada indirect stakeholder adalah kepada masyarakat luas,
dengan menyalurkan dana zakat dan CSR dengan adil kepada siapa saja. Dan
peduli kepada alam adalah dengan menjaga kelestariannya. Kepedulian tersebut
merupakan bentuk amal kebaikan yang akan mendapat balasan untuk yang
melaksanakannya, sebagaimana ayat-Nya dalam Al Quran: “Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (biji sawit) pun, niscaya akan melihat
(balasan)nya” (Al Zalzalah, 99:7).
Bila dikaitkan dengan signalling theory, inisiatif perusahaan dalam ICSR
merupakan sebuah informasi yang akan membentuk citra yang akan direkam
dalam benak masyarakat. Sementara pengungkapan ICSR yang konsisten akan
menjadi sesuatu yang diterima secara berulang-ulang, yang lama-kelamaan akan
membentuk kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Berdasarkan nilai
Exp(B), perusahaan yang mengungkapkan ICSR secara konsisten pada laporan
tahunan akan memiliki peluang memiliki reputasi baik sebesar 1,119 kali lipat
dibanding perusahaan serupa yang tidak mengungkapkan ICSR. Oleh karena itu,
peneliti mengambil kesimpulan bahwa ICSR memiliki pengaruh positif yang
signifikan terhadap reputasi perusahaan.
75
3. Zakat terhadap Kinerja Perusahaan
Penelitian yang menguji pengaruh zakat terhadap kinerja perusahaan telah
dilakukan oleh Amirah dan Raharjo (2014), dengan hasil pengaruh zakat positif
signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan syariah. Penelitian tersebut
dilakukan pada sampel 4 bank syariah di Indonesia, periode 2009-2012, dengan
metode partial least squares (PLS) menggunakan efek mediasi DPK sebagai
variabel intervening. Sedangkan penelitian ini dilakukan pada 10 sampel bank
syariah pada rentang periode 4 tahun dari 2011 s.d 2014, menggunakan regresi
logistik tanpa variabel mediasi.
Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini menyimpulkan bahwa zakat
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan. Hasil ini mendukung
penelitian sebelumnya yang dilakukan Amirah dan Raharjo (2014). Hal tersebut
dibuktikan dengan nilai sig. yang lebih rendah dari 0,05 (0,036 < 0,05). Nilai
beta (B) yang bernilai positif (1,622) menandakan hubungan positif di antara
zakat dan kinerja. Hasil ini memberi kontribusi pada penelitian zakat terhadap
kinerja, dengan hasil yang menguatkan hipotesis pada pengujian sebelumnya.
Oleh karena itu, penelitian ini menerima hipotesis 3 (H3) bahwa: zakat
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Dikaitkan dengan SET, zakat adalah bukti komitmen kuat seorang hamba
terhadap keyakinannya, yang bertujuan untuk memperhatikan keinginan dari
para stakeholder-nya. Dari sudut pandang signalling theory, zakat tersebut
memiliki nilai lebih yang akan mengangkat citra dan reputasi dari pelakunya.
76
Sementara, reputasi yang baik akan memberi keunggulan bagi perusahaan
terhadap akses sumber daya yang potensial dengan biaya yang lebih efisien,
sedangkan biaya yang efisien merupakan modal bagi kinerja yang optimal.
Berdasarkan nilai Exp(B), perusahaan yang berzakat memiliki peluang
memperoleh kinerja yang baik sebesar 5,061 kali lipat dibanding perusahaan
serupa yang tidak melaksanakan zakat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
peneliti mengambil kesimpulan bahwa zakat memiliki pengaruh positif secara
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
4. ICSR terhadap Kinerja Perusahaan
Penelitian yang menguji pengaruh ICSR terhadap kinerja perusahaan telah
dilakukan oleh Arshad et al. (2012), dengan menemukan hasil positif signifikan
ICSR terhadap kinerja perusahaan. Penelitiannya dilakukan pada sampel
perbankan syariah di Malaysia dengan proksi pengukuran return on assets
(ROA) dan return on equity (ROE). Penelitian ini dilakukan pada sampel bank
syariah di Indonesia, dengan proksi pengukuran kinerja return on equity (ROE).
Berdasarkan hasil pengujian, ICSR tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja perusahaan. Hasil ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Arshad et al. (2012). Hal tersebut dibuktikan dengan nilai beta
(B) yang bernilai positif (0,053) yang berarti terdapat hubungan positif antara
ICSR dan kinerja. Sayangnya, pengaruh positif tersebut tidak signifikan karena
nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,116 > 0,05). Oleh karena itu, penelitian ini
menolak hipotesis 4 (H4) atau ICSR tidak berpengaruh signifikan terhadap
77
kinerja perusahaan. Penelitian ini memberi kontribusi dalam menambah literatur
terkait ICSR dan kinerja, dengan memberi hasil uji yang berbeda dengan
penelitian sebelumnya.
Perbedaan signifikansi hasil penelitian dikarenakan periode penelitian yang
kurang panjang. Menurut Hill et al. (2007) dalam Sutedi (2015), memetik
manfaat dari investasi CSR agar dapat menciptakan value bagi perusahaan
memerlukan waktu yang panjang. Hill et al. (2007) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa secara global perusahaan-perusahaan yang melakukan
CSR tidak mengalami peningkatan nilai saham yang signifikan dalam jangka
waktu 3 dan 5 tahun. Namun, dalam jangka panjang (10 tahun) perusahaan-
perusahaan yang berkomitmen terhadap CSR tersebut mengalami peningkatan
harga saham yang cukup signifikan mengalahkan para pesaingnya di pasar.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka singkatnya manfaat CSR terhadap kinerja
perusahaan dapat dipetik pada periode yang panjang. Oleh karena penelitian ini
hanya dilakukan pada periode 4 tahun, maka hal ini menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan tidak signifikannya hasil pengujian ICSR terhadap kinerja
perusahaan.
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan isu mengenai
perbankan syariah, zakat, dan ICSR di Indonesia. Penelitian ini menguji
pengaruh zakat dan ICSR terhadap reputasi dan kinerja perbankan syariah
dengan metode regresi logistik. Sampel penelitian terdiri dari 10 bank
umum syariah di Indonesia, yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) dan telah mempublikasikan laporan keuangan dan tahunannya
secara lengkap pada periode 2011 s.d 2014. Berdasarkan data yang diamati
dan hasil dari pengujian statistik yang telah dilakukan, peneliti mengambil
kesimpulan bahwa:
1. Berdasarkan hasil pengujian, zakat berpengaruh positif signifikan
terhadap reputasi perusahaan. Hasil ini menambah literatur baru pada
bidang penelitian zakat, yang menyimpulkan berdasarkan analisis dan
data bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara zakat dan
reputasi bank syariah.
2. Berdasarkan hasil pengujian, ICSR berpengaruh positif signifikan
terhadap reputasi perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian dari
Arshad et al. (2012) sebelumnya, yang menemukan bukti secara
empiris pengaruh ICSR terhadap reputasi perusahaan bank syariah di
Malaysia.
79
3. Berdasarkan hasil pengujian, zakat berpengaruh positif signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian oleh
Amirah dan Raharjo (2014) sebelumnya, yang menemukan bukti
secara empiris bahwa terdapat pengaruh signifikan dari zakat terhadap
kinerja perbankan syariah.
4. Berdasarkan hasil pengujian, ICSR tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan. Hasil ini tidak mendukung penelitian
Arshad et al. (2012) sebelumnya, yang menemukan bukti empiris
bahwa ICSR berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Namun, hasil ini sesuai dengan hasil yang ditemukan Hill et al. (2007)
bahwa manfaat inisiatif CSR hanya dapat diperoleh dalam rentang
waktu yang panjang, antara 5 hingga 10 tahun.
B. Saran
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, sehingga untuk peneliti
selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan hal-hal berikut:
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada perbankan syariah di Indonesia.
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji pada sektor industri
syariah yang lain, atau membandingkannya dengan perbankan syariah
negara lain.
2. Penelitian ini dilakukan pada saat tidak semua bank syariah secara
merata melaksanakan zakat. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat
menguji kembali pada data yang lebih mutakhir, yakni pada saat semua
80
bank syariah telah melaksanakan zakat secara konsisten setiap
tahunnya.
3. Penelitian ini dilakukan pada rentang waktu yang pendek (4 tahun),
penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji dengan rentang waktu
yang lebih panjang (5 atau 10 tahun).
4. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji reputasi perusahaan
dengan proksi pengukuran yang lain, misal: pengukuran kualitatif
(kuesioner) atau pengukuran kuantitatif lainnya seperti market share
pembiayaan.
5. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menguji kinerja perusahaan
dengan proksi pengukuran yang lain, seperti misal: net interest margin,
return on assets, harga saham, dan sebagainya.
Penelitian ini juga menemukan beberapa kekurangan terkait regulasi
dan standar, serta praktik yang berlaku di Indonesia, sehingga dari
penelitian ini peneliti memberikan saran kepada:
1. Pemerintah, agar meninjau kembali regulasi di Indonesia terkait zakat
agar penegakannya dapat disesuaikan dengan regulasi pajak. Dengan
demikian, ada keringanan bagi perusahaan-perusahaan syariah dalam
menetapi kewajiban zakat sekaligus pajaknya secara bersamaan.
2. DSAK Syariah, untuk meninjau kembali standar akuntansi zakat bagi
perusahaan syariah, agar kedepannya setiap perusahaan syariah dapat
menjalankan praktik dan pengungkapan zakatnya sesuai dengan
standar yang adil.
81
3. DSN-MUI yang menaungi seluruh Dewan Pengawas Syariah (DPS) di
Indonesia, agar betul-betul menegakan prinsip-prinsip syariah kepada
seluruh DPS pada masing-masing bank yang diawasi. Sehingga
implementasi zakat perusahaan pada bank syariah di Indonesia dapat
ditegakan secara adil dan konsisten, serta dapat menjadi bank
percontohan untuk perusahaan-perusahaan syariah lain dalam hal
penegakan prinsip syariah yang benar-benar syariah.
82
DAFTAR PUSTAKA
Al Quran dan Terjemahnya, diterjemahkan oleh Kementerian Urusan Agama
Islam Wakaf, Da’wah, dan Irsyad Kerajaan Saudi Arabia, Komplek
Percetakan Al Quranul Karim, Madinah Munawwarah, 1424 H, 2002.
Amirah dan Teguh Budi Raharjo. “Pengaruh Alokasi Dana Zakat Terhadap
Kinerja Keuangan Perbankan Syariah”, Seminar Nasional dan Call for
Paper, FEB UMS, 2014.
Arshad, Roshayani, Suaini Othman, dan Rohana Othman. “Islamic Corporate
Social Responsibility, Corporate Reputation and Performance”,
International Journal of Social, Behavioral, Educational, Economic and
Management Engineering, vol. 6, no. 4, hal. 90-94, 2012.
As’udi, Moh. dan Iwan Triyuwono. “Akuntansi Syariah: Memformulasikan
Konsep Laba Dalam Konteks Metafora Zakat”, Salemba Empat, Jakarta,
2001.
Bank Indonesia. “PBI No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah”, diakses dari:
http://www.ojk.go.id/dl.php?i=2654&f=1, pada 20-11-2015, pkl 18.39.
Carroll, A. B. “A Three-dimensional Conceptual Model of Corporate
Performance”, Academy of Management Review vol. 4 no. 4, hal. 497-505,
1979.
Drever, Margaret; Patricia Stanton; dan Susan McGowan. “Contemporary Issues
in Accounting”, John Wiley & Sons, Australia, 2007.
Elkington, John. “Accounting for The Triple Bottom Line”, Measuring Business
Excellence, vol. 2, hal. 18-22, 1998.
Fitria, S., dan Dwi Hartanti. “Islam dan Tanggung Jawab Sosial: Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan GRI Indeks dan ISR Indeks”,
Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.
Fombrun, C. dan M. Shanley. What’s in a Name? Reputation Building and
Corporate Strategy”, Academy of Management Journal 33, hal. 233-258,
1990.
Freeman, R. Edward. “Strategic Management: A Stakeholder Approach”, Pitman,
Boston, MA, 1984.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”,
BPUNDIP, Semarang, 2006.
83
Hakansson, N.H. “Comments on Weick and Ross”, The Accounting Review, vol.
58, no.2, hal. 381-384, 1983.
Haniffa, Ros. “Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective”, Indonesian
Management & Accounting Research, vol. 1, no. 2, hal. 128-146, 2002.
Harahap, Sofyan Syafri. “Akuntansi Islam”, Bumi Aksara, Jakarta, 1996.
Harahap, Sofyan Syafri. “Menuju Perumusan Teori Akuntansi Islam”, Pusaka
Quantum, Jakarta, 2001.
Harpur, Oonagh Mary. “Corporate Social Responsibility Monitor”, Gee
Publishing, London, 2002.
Hill, Ronald Paul; Thomas Ainscough; Todd Shank; dan Daryl Manullang.
“Corporate Social Responsibility and Socially Responsible Investing: A
Global Perspective”, Journal Business of Ethics vol. 70, 2007, diakses dari:
http://dspace.nelson.usf.edu/xmlui/bitstream/handle/10806/3483/hill_ainsco
ugh_shank_2007_manuscript.pdf?sequence=4, pada 22-11-2015, pkl 4.46.
Indriantoro dan Supomo. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi &
Manajemen edisi pertama”, BPFE, Yogyakarta, 2002.
Khursid, Muhammad Adnan; Abdulrahman Al-Aali; Ahmed Ali Soliman; dan
Salmiah Mohamad Amin. “Developing an Islamic Corporate Social
Responsibility Model”, Competitiveness Review Vol. 24 No. 4, hal. 258-
274, Emerald Group Publishing, 2014.
Louisot, Jean-Paul dan Jenny Rayner. “Managing Risks to Reputation: From
Theory to Practice”, diakses melalui laman website risks to reputation:
www.risk2reputation.com/files/managing_risks_to_reputation_from_theory
_to_practice.pdf, pada 18-11-2015, pkl 13.21.
Mohsin, Ismail A. “Potential of Zakat in Eliminating Riba and Eradicating
Poverty in Muslim Countries”, Islamic Management and Business, vol. 5,
no. 11, 2013.
Othman, Rohana; Azlan Md Thani; dan Erlane K. Ghani. “Determinants of
Islamic Social Reporting Among Top Shariah-Approved Companies in
Bursa Malaysia”, Research Journal of International Studies, issue 12, 2009.
Otoritas Jasa Keuangan. “POJK No. 8/POJK.03/2014 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Syariah Dan Unit Usaha Syariah”, diakses pada
laman website OJK: http://www.ojk.go.id/peraturan-otoritas-jasa-keuangan-
tentang-penilaian-tingkat-kesehatan-bank-umum-syariah-dan-unit-usaha-
syariah, pada 20-11-2015, pkl 18.53.
Oxford University Press. “Oxford Student’s Dictionary of English”, Oxford
University Press, Malaysia, 2001.
84
Qardhawi, Yusuf. “Fiqh Al-Zakah: A Comparative Study of Zakah Regulations
and Philosophy in the Light of Quran and Sunnah”,trans. by Monzer Kahf,
Scientific Publishing Centre, Saudi Arabia, 1969.
Santoso, Singgih. “Statistik Multivariate Konsep dan Aplikasi dengan SPSS Edisi
Revisi”, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2014.
Scholastic Dictionary. “Scholastic Children’s Dictionary ages 8 and up”,
Scholastic Inc., United States of America, 2011.
Sekaran, Uma. “Metode Penelitian Untuk Bisnis edisi 4 buku 2”, Salemba Empat,
Jakarta, 2006.
Sekaran, Uma. “Metode Penelitian Untuk Bisnis edisi 4 buku 1”, Salemba Empat,
Jakarta, 2007.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. “Research Methods for Business”, John Wiley
& Sons, United Kingdom, 2009.
Sutedi, Adrian. “Buku Pintar Hukum Perseroan Terbatas”, Raih Asa Sukses,
Jakarta, 2015.
The Economist. “Just Good Business”, diakses dari The Economist (2005):
www.economist.com/node/10491077, pada 20-11-2015, pkl 15.44.
The Economist. “The Good Company”, diakses dari The Economist (2008):
www.economist.com/node/3555212, pada 20-11-2015, pkl 15.47.
Triyuwono, Iwan. “Perspektif, Metodologi, dan Teori Akuntansi Syariah”,
Radjawali Press, Jakarta, 2006.
Triyuwono, Iwan. “Mengangkat ‘Sing Liyan’ Untuk Formulasi Nilai Tambah
Syariah”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007.
Williams, Geoffrey dan John Zinkin. “Islam and CSR: A Study of the
Compatibility between the Tenets of Islam and the UN Global Compact”,
Journal Business of Ethics, vol. 91, no. 4, hal. 519-533, 2010.
85
LAMPIRAN PENELITIAN
86
Lampiran 1
Tabel Distribusi Chi-Square untuk d.f. = 1 sampai 45
df 0,25 0,10 0,05 0,01
1 1.32330 2.70554 3.84146 6.63490
2 2.77259 4.60517 5.99146 9.21034
3 4.10834 6.25139 7.81473 11.34487
4 5.38527 7.77944 9.48773 13.27670
5 6.62568 9.23636 11.07050 15.08627
6 7.84080 10.64464 12.59159 16.81189
7 9.03715 12.01704 14.06714 18.47531
8 10.21885 13.36157 15.50731 20.09024
9 11.38875 14.68366 16.91898 21.66599
10 12.54886 15.98718 18.30704 23.20925
11 13.70069 17.27501 19.67514 24.72497
12 14.84540 18.54935 21.02607 26.21697
13 15.98391 19.81193 22.36203 27.68825
14 17.11693 21.06414 23.68479 29.14124
15 18.24509 22.30713 24.99579 30.57791
16 19.36886 23.54183 26.29623 31.99993
17 20.48868 24.76904 27.58711 33.40866
18 21.60489 25.98942 28.86930 34.80531
19 22.71781 27.20357 30.14353 36.19087
20 23.82769 28.41198 31.41043 37.56623
21 24.93478 29.61509 32.67057 38.93217
22 26.03927 30.81328 33.92444 40.28936
23 27.14134 32.00690 35.17246 41.63840
24 28.24115 33.19624 36.41503 42.97982
25 29.33885 34.38159 37.65248 44.31410
26 30.43457 35.56317 38.88514 45.64168
27 31.52841 36.74122 40.11327 46.96294
28 32.62049 37.91592 41.33714 48.27824
29 33.71091 39.08747 42.55697 49.58788
30 34.79974 40.25602 43.77297 50.89218
31 35.88708 41.42174 44.98534 52.19139
32 36.97298 42.58475 46.19426 53.48577
33 38.05753 43.74518 47.39988 54.77554
34 39.14078 44.90316 48.60237 56.06091
35 40.22279 46.05879 49.80185 57.34207
36 41.30362 47.21217 50.99846 58.61921
37 42.38331 48.36341 52.19232 59.89250
38 43.46191 49.51258 53.38354 61.16209
39 44.53946 50.65977 54.57223 62.42812
40 45.61601 51.80506 55.75848 63.69074
41 46.69160 52.94851 56.94239 64.95007
42 47.76625 54.09020 58.12404 66.20624
43 48.84001 55.23019 59.30351 67.45935
44 49.91290 56.36854 60.48089 68.70951
45 50.98495 57.50530 61.65623 69.95683
87
Lampiran 2
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
Investasi dan Keuangan
1 Riba
Aktivitas yang mengandung riba 0,5 0,5 0,5 0,5 0 0 0,5 0,5 0,5 0,5
% dari profit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Gharar
Aktivitas yang mengandung gharar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
% dari profit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Zakat
Sumber zakat 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0,25 0,25 0
Jumlah yang dibayar bank 0 0 0,25 0 0 0 0 0,25 0,25 0
Jumlah yang disalurkan bank 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0,25 0,25 0
Penerima manfaat zakat 0,25 0 0,25 0,25 0 0 0 0 0,25 0
Produk dan Jasa
4 Status halal atau syariah dalam produk 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0
5 Inovasi dan pengembangan produk 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1
6 Peningkatan pelayanan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011 (Lanjutan)
88
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
Tenaga Kerja
7 Karakteristik Pekerjaan
Jumlah jam kerja & hari libur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Remunerasi 0,25 0,25 0 0 0 0 0,25 0 0 0,25
Rasio gaji dan upah 0,25 0,25 0 0 0 0 0,25 0,25 0 0,25
Komposisi karyawan berdasarkan kriteria
tertentu
0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0
8 Pendidikan dan Pelatihan
Program pendidikan & pelatihan karyawan 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Membangun program & jenjang karir karyawan
0,25 0,25 0,25 0 0,25 0 0 0 0 0
Strategi retensi karyawan 0,25 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Persentase karyawan yang menerima pelatihan
dan pengembangan karir
0 0 0,25 0 0 0 0 0 0 0
9 Kesehatan dan keselamatan kerja 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0
10 Perekrutan karyawan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
89
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
Sosial
11 Shadaqah dan donasi 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
12 Wakaf 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Qard Hasan 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
14 Pendidikan
Pendirian sekolah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bantuan sekolah dalam bentuk finansial maupun
non finansial
0 0,33 0 0 0 0 0,33 0,33 0 0
Beasiswa 0,33 0,33 0,33 0 0 0 0 0,33 0 0
15 Bantuan kesehatan 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0
16 Pemberdayaan ekonomi 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Kepedulian terhadap yatim piatu dan dhuafa 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0
18 Pembangunan atau renovasi masjid/mushalla 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0
19 Kegiatan kepemudaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Kegiatan sosial lainnya 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0
21 Sponsor acara kesehatan, olahraga dan
sebagainya
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
90
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
Lingkungan
22 Kampanye go green 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
23 Konservasi lingkungan 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
24 Perlindungan terhadap flora dan fauna 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Perbaikan dan pembuatan sarana umum 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0
Tata Kelola Organisasi
26 Profil dan strategi organisasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 Struktur organisasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 Pelaksanaan tugas & tanggung jawab DPS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
29 Pelaksanaan tugas & tanggung jawab direksi 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
30 Kelengkapan & pelaksanaan tugas komite-komite 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 Pelaksanaan tugas & tanggung jawab dewan
komisaris
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
32 Pelaksanaan prinsip syariah dalam penghimpunan
& penyaluran dana serta pelayanan jasa
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
91
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2011 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011 2011
33 Penanganan benturan kepentingan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Penerapan fungsi kepatuhan bank 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 Penerapan fungsi audit intern 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 Penerapan fungsi audit ekstern 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 Batas maksimum penyaluran dana 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0
38 Transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
39 Kebijakan anti pencucian uang dan praktik
menyimpang lainnya
1 1 1 1 1 0 1 0 0 1
40 Etika perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TOTAL 31,08 31,58 23,83 20,75 22,75 17,50 20,83 22,66 15 16,25
RASIO 0,777 0,789 0,595 0,518 0,568 0,437 0,520 0,566 0,375 0,406
92
Lampiran 2 (lanjutan)
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
Investasi dan Keuangan
1 Riba
Aktivitas yang mengandung riba 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0 0,5 0,5 0,5
% dari profit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Gharar
Aktivitas yang mengandung gharar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
% dari profit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Zakat
Sumber zakat 0 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0,25 0,25 0
Jumlah yang dibayar bank 0 0,25 0,25 0 0 0 0 0 0,25 0
Jumlah yang disalurkan bank 0 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0 0,25 0
Penerima manfaat zakat 0 0,25 0,25 0,25 0 0 0,25 0 0,25 0
Produk dan Jasa
4 Status halal atau syariah dalam produk 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 Inovasi dan pengembangan produk 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
6 Peningkatan pelayanan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012 (Lanjutan)
93
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
Tenaga Kerja
7 Karakteristik Pekerjaan
Jumlah jam kerja & hari libur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Remunerasi 0,25 0,25 0,25 0 0 0 0,25 0 0 0,25
Rasio gaji dan upah 0,25 0,25 0 0 0 0 0,25 0,25 0 0,25
Komposisi karyawan berdasarkan kriteria
tertentu
0,25 0,25 0,25 0 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0
8 Pendidikan dan Pelatihan
Program pendidikan & pelatihan karyawan 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Membangun program & jenjang karir karyawan
0,25 0,25 0,25 0 0 0,25 0,25 0 0 0
Strategi retensi karyawan 0 0 0 0 0 0 0,25 0 0 0
Persentase karyawan yang menerima pelatihan
dan pengembangan karir
0,25 0,25 0,25 0 0 0 0,25 0 0 0
9 Kesehatan dan keselamatan kerja 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0
10 Perekrutan karyawan 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
94
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
Sosial
11 Shadaqah dan donasi 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
12 Wakaf 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Qard Hasan 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
14 Pendidikan
Pendirian sekolah 0 0 0 0 0 0 0 0,33 0 0
Bantuan sekolah dalam bentuk finansial maupun
non finansial
0 0,33 0 0,33 0,33 0 0,33 0,33 0 0
Beasiswa 0,33 0,33 0,33 0,33 0 0 0 0,33 0 0
15 Bantuan kesehatan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
16 Pemberdayaan ekonomi 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1
17 Kepedulian terhadap yatim piatu dan dhuafa 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
18 Pembangunan atau renovasi masjid/mushalla 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0
19 Kegiatan kepemudaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Kegiatan sosial lainnya 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
21 Sponsor acara kesehatan, olahraga dan
sebagainya
0 0 0 0 0 0 1 1 0 0
95
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
Lingkungan
22 Kampanye go green 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
23 Konservasi lingkungan 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0
24 Perlindungan terhadap flora dan fauna 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Perbaikan dan pembuatan sarana umum 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0
Tata Kelola Organisasi
26 Profil dan strategi organisasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 Struktur organisasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 Pelaksanaan tugas & tanggung jawab DPS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
29 Pelaksanaan tugas & tanggung jawab direksi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 Kelengkapan & pelaksanaan tugas komite-komite 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 Pelaksanaan tugas & tanggung jawab dewan
komisaris
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 Pelaksanaan prinsip syariah dalam penghimpunan
& penyaluran dana serta pelayanan jasa
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
96
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2012 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012 2012
33 Penanganan benturan kepentingan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Penerapan fungsi kepatuhan bank 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 Penerapan fungsi audit intern 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 Penerapan fungsi audit ekstern 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 Batas maksimum penyaluran dana 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
38 Transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan
0 1 1 0 0 0 1 1 0 1
39 Kebijakan anti pencucian uang dan praktik
menyimpang lainnya
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
40 Etika perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TOTAL 31,33 31,66 24,08 28,16 25,33 21,25 25,33 27,50 18 22,25
RASIO 0,783 0,791 0,602 0,704 0,633 0,531 0,633 0,687 0,45 0,556
97
Lampiran 2 (lanjutan)
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
Investasi dan Keuangan
1 Riba
Aktivitas yang mengandung riba 0,5 0,5 0 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
% dari profit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Gharar
Aktivitas yang mengandung gharar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
% dari profit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Zakat
Sumber zakat 0 0,25 0,25 0,25 0 0,25 0,25 0,25 0,25 0
Jumlah yang dibayar bank 0 0,25 0 0 0 0,25 0 0,25 0,25 0
Jumlah yang disalurkan bank 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0,25 0,25 0,25 0,25 0
Penerima manfaat zakat 0 0,25 0,25 0 0 0,25 0 0,25 0,25 0
Produk dan Jasa
4 Status halal atau syariah dalam produk 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
5 Inovasi dan pengembangan produk 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
6 Peningkatan Pelayanan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
98
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
Tenaga Kerja
7 Karakteristik Pekerjaan
Jumlah jam kerja & hari libur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Remunerasi 0,25 0,25 0 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0,25
Rasio gaji dan upah 0,25 0,25 0 0 0 0,25 0,25 0 0 0,25
Komposisi karyawan berdasarkan kriteria
tertentu
0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0,25 0,25 0
8 Pendidikan dan Pelatihan
Program pendidikan & pelatihan karyawan 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Membangun program & jenjang karir karyawan 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0
Strategi retensi karyawan 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0 0
Persentase karyawan yang menerima pelatihan
dan pengembangan karir
0,25 0,25 0,25 0 0,25 0 0 0,25 0 0
9 Kesehatan dan keselamatan kerja 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0
10 Perekrutan karyawan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
99
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
Sosial
11 Shadaqah dan donasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 Wakaf 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Qard Hasan 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0
14 Pendidikan
Pendirian sekolah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Bantuan sekolah dalam bentuk finansial maupun
non finansial
0,33 0,33 0 0,33 0,33 0 0,33 0,33 0 0,33
Beasiswa 0,33 0,33 0,33 0,33 0 0 0 0,33 0 0
15 Bantuan kesehatan 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
16 Pemberdayaan ekonomi 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
17 Kepedulian terhadap yatim piatu dan dhuafa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 Pembangunan atau renovasi masjid 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
19 Kegiatan kepemudaan 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
20 Kegiatan sosial lainnya 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
21 Sponsor acara kesehatan, olahraga dan
sebagainya
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
100
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
Lingkungan
22 Kampanye go green 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
23 Konservasi lingkungan 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
24 Perlindungan terhadap flora dan fauna 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Perbaikan dan pembuatan sarana umum 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1
Tata Kelola Organisasi
26 Profil dan strategi organisasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 Struktur organisasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 Pelaksanaan tugas & tanggung jawab DPS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
29 Pelaksanaan tugas & tanggung jawab direksi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 Kelengkapan & pelaksanaan tugas komite-komite 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 Pelaksanaan tugas & tanggung jawab dewan
komisaris
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
32 Pelaksanaan prinsip syariah dalam penghimpunan
& penyaluran dana serta pelayanan jasa
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
101
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2013 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013 2013
33 Penanganan benturan kepentingan 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
34 Penerapan fungsi kepatuhan bank 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
35 Penerapan fungsi audit intern 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 Penerapan fungsi audit ekstern 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 Batas maksimum penyaluran dana 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
38 Transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan
1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
39 Kebijakan anti pencucian uang dan praktik
menyimpang lainnya
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
40 Etika perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TOTAL 32,16 32,91 25,33 28,91 27,33 25 25,58 29,16 19 23,58
RASIO 0,804 0,822 0,633 0,722 0,683 0,625 0,639 0,729 0,475 0,589
102
Lampiran 2 (lanjutan)
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2014
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
Investasi dan Keuangan
1 Riba
Aktivitas yang mengandung riba 0,5 0,5 0 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5
% dari profit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Gharar
Aktivitas yang mengandung gharar 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
% dari profit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Zakat
Sumber zakat 0,25 0 0 0,25 0 0,25 0,25 0,25 0,25 0
Jumlah yang dibayar bank 0 0,25 0,25 0,25 0 0,25 0 0,25 0,25 0
Jumlah yang disalurkan bank 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0,25 0,25 0,25 0,25 0
Penerima manfaat zakat 0,25 0,25 0,25 0 0 0,25 0 0,25 0,25 0
Produk dan Jasa
4 Status halal atau syariah dalam produk 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 Inovasi dan pengembangan produk 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1
6 Peningkatan Pelayanan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
103
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2014 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
Tenaga Kerja
7 Karakteristik Pekerjaan
Jumlah jam kerja & hari libur 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Remunerasi 0,25 0,25 0 0 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0,25
Rasio gaji dan upah 0,25 0,25 0 0 0,25 0,25 0,25 0 0 0,25
Komposisi karyawan berdasarkan kriteria
tertentu
0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0 0,25 0,25 0
8 Pendidikan dan Pelatihan
Program pendidikan & pelatihan karyawan 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25 0,25
Membangun program & jenjang karir karyawan 0,25 0,25 0,25 0 0,25 0,25 0 0,25 0 0,25
Strategi retensi karyawan 0,25 0,25 0 0 0 0 0,25 0 0 0
Persentase karyawan yang menerima pelatihan
dan pengembangan karir
0,25 0,25 0,25 0 0 0,25 0,25 0,25 0 0
9 Kesehatan dan keselamatan kerja 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
10 Perekrutan karyawan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
104
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2014 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
Sosial
11 Shadaqah dan donasi 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
12 Wakaf 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
13 Qard Hasan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
14 Pendidikan
Pendirian sekolah 0 0 0 0 0 0 0 0,33 0 0
Bantuan sekolah dalam bentuk finansial maupun
non finansial
0 0,33 0,33 0,33 0,33 0,33 0 0 0 0,33
Beasiswa 0,33 0,33 0,33 0 0,33 0,33 0 0,33 0 0
15 Bantuan kesehatan 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
16 Pemberdayaan ekonomi 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
17 Kepedulian terhadap yatim piatu dan dhuafa 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
18 Pembangunan atau renovasi masjid 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0
19 Kegiatan kepemudaan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
20 Kegiatan sosial lainnya 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
21 Sponsor acara kesehatan, olahraga dan
sebagainya
1 1 1 0 1 0 1 1 0 1
105
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2014 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
Lingkungan
22 Kampanye go green 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
23 Konservasi lingkungan 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
24 Perlindungan terhadap flora dan fauna 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25 Perbaikan dan pembuatan sarana umum 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1
Tata Kelola Organisasi
26 Profil dan strategi organisasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 Struktur organisasi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 Pelaksanaan tugas & tanggung jawab DPS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 Pelaksanaan tugas & tanggung jawab direksi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 Kelengkapan & pelaksanaan tugas komite-komite 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 Pelaksanaan tugas & tanggung jawab dewan
komisaris
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 Pelaksanaan prinsip syariah dalam penghimpunan
& penyaluran dana serta pelayanan jasa
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
106
Pengungkapan ICSR pada Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2014 (Lanjutan)
No. Item Pengungkapan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
BMI BSM BMS BRIS BSB PBS BCAS BNIS BVS MIS
2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014
33 Penanganan benturan kepentingan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 Penerapan fungsi kepatuhan bank 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
35 Penerapan fungsi audit intern 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 Penerapan fungsi audit ekstern 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
37 Batas maksimum penyaluran dana 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
38 Transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
39 Kebijakan anti pencucian uang dan praktik
menyimpang lainnya
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
40 Etika perusahaan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
TOTAL 33,33 33,66 25,41 29,08 28,41 29,66 26,25 29,41 20 23,83
RASIO 0,833 0,841 0,635 0,727 0,710 0,741 0,656 0,735 0,5 0,595
107
Lampiran 3
Statistik Perbankan Syariah Indonesia s.d periode 2014
No. Keterangan
1 Jumlah BUS + UUS
2014
2013
2012
2011
12 BUS + 22 UUS
11 BUS + 23 UUS
11 BUS + 24 UUS
11 BUS + 24 UUS
2 Jumlah BPRS
2014
2013
2012
2011
163 BPRS
163 BPRS
158 BPRS
155 BPRS
3 Dana Pihak Ketiga BUS + UUS
2014
2013
2012
2011
Rp. 217.858.000.000.000
Rp. 183.534.000.000.000
Rp. 147.512.000.000.000
Rp. 115.415.000.000.000
4 Market Share Dana Pihak Ketiga (DPK)
2014
2013
2012
2011
100/34 = 2,94%, baik jika ≥ 2,94%
100/34 = 2,94%, baik jika ≥ 2,94%
100/35 = 2,86%, baik jika ≥ 2,86%
100/35 = 2,86%, baik jika ≥ 2,86%
Lampiran 4
Peringkat 10 Bank Syariah Berdasarkan Aset
Dalam (‘000.000) Dalam (‘000.000)
Kode
Bank 2011 2012 2013 2014
Kode
Bank 2011 2012 2013 2014
BSM 48.672 54.229 63.965 66.942 BSB 2.730 3.616 4.343 5.161
BMI 32.480 44.206 53.724 62.413 PBS 1.019 2.140 4.053 6.208
BRIS 11.201 14.089 17.401 20.343 MSI 1.693 2.063 2.300 2.450
BNIS 8.467 10.645 14.709 19.492 BCAS 1.217 1.602 2.041 2.994
BMS 5.566 8.164 9.122 7.042 BVS 642 939 1.323 1.440
108
Lampiran 5
Dummy Variabel Dependen Reputasi
Tahun
Jumlah
BUS +
UUS
DPK Gabungan
BUS + UUS
(000.000)
(sumber: OJK)
DPK yang
dikelola bank
Market
share
bank (%)
Market
share rata-
rata (%)
Dummy
a b
c d e = d / c f = 100% /
b
g
BMI
2014 34 217.858.000 51.206.270 23,50 2,94 1
2013 34 183.534.000 41.790.360 22,77 2,94 1
2012 35 147.512.000 34.903.830 23,66 2,86 1
2011 35 115.415.000 26.766.900 23,19 2,86 1
BSM
2014 34 217.858.000 59.821.000 27,46 2,94 1
2013 34 183.534.000 56.461.000 30,76 2,94 1
2012 35 147.512.000 47.409.000 32,14 2,86 1
2011 35 115.415.000 42.618.000 36,93 2,86 1
BMS
2014 34 217.858.000 5.881.057 2,70 2,94 0
2013 34 183.534.000 7.736.248 4,22 2,94 1
2012 35 147.512.000 7.108.754 4,82 2,86 1
2011 35 115.415.000 4.933.556 4,27 2,86 1
BRIS
2014 34 217.858.000 16.711.516 7,67 2,94 1
2013 34 183.534.000 13.794.869 7,52 2,94 1
2012 35 147.512.000 11.948.889 8,10 2,86 1
2011 35 115.415.000 9.906.412 8,58 2,86 1
BSB
2014 34 217.858.000 3.994.957 1,83 2,94 0
2013 34 183.534.000 3.272.263 1,78 2,94 0
2012 35 147.512.000 2.850.784 1,93 2,86 0
2011 35 115.415.000 2.291.737 1,99 2,86 0
PBS
2014 34 217.858.000 6.076.082 2,79 2,94 0
2013 34 183.534.000 2.870.310 1,56 2,94 0
2012 35 147.512.000 1.223.290 0,83 2,86 0
2011 35 115.415.000 419.770 0,36 2,86 0
BCAS
2014 34 217.858.000 2.338.700 1,07 2,94 0
2013 34 183.534.000 1.703.000 0,93 2,94 0
2012 35 147.512.000 1.261.800 0,86 2,86 0
2011 35 115.415.000 864.100 0,75 2,86 0
109
Lampiran 5 (lanjutan)
Dummy Variabel Dependen Reputasi (DPK)
Tahun
Jumlah
BUS +
UUS
DPK Gabungan
BUS + UUS
(000.000)
(sumber: OJK)
DPK yang
dikelola bank
Market
share
bank
(%)
Market
share rata-
rata (%)
Dummy
a b
c d e = d / c f = 100% /
b
g
BNIS
2014 34 217.858.000 16.246.405 7,46 2,94 1
2013 34 183.534.000 11.422.190 6,22 2,94 1
2012 35 147.512.000 8.947.729 6,07 2,86 1
2011 35 115.415.000 6.756.262 5,85 2,86 1
BJBS
2014 34 217.858.000 4.600.000 2,11 2,94 0
2013 34 183.534.000 3.100.000 1,69 2,94 0
2012 35 147.512.000 2.975.063 2,02 2,86 0
2011 35 115.415.000 2.034.289 1,76 2,86 0
BVS
2014 34 217.858.000 1.132.087 0,52 2,94 0
2013 34 183.534.000 1.015.791 0,55 2,94 0
2012 35 147.512.000 646.324 0,44 2,86 0
2011 35 115.415.000 465.036 0,40 2,86 0
MIS
2014 34 217.858.000 779.234 0,36 2,94 0
2013 34 183.534.000 976.700 0,53 2,94 0
2012 35 147.512.000 769.055 0,52 2,86 0
2011 35 115.415.000 350.000 0,30 2,86 0
BTPNS
2014 34 217.858.000 2.707.504 0,01 2,94 0
110
Lampiran 6
Dummy Variabel Dependen Kinerja (ROE)
ROE bank ROE rata-rata Dummy
Pada laporan
tahunan yang
diungkapkan
∑ROE/total
bank
BMI 2014 0,02 0,02 0
2013 0,11 0,10 1
2012 0,29 0,15 1
2011 0,21 0,10 1
BSM 2014 0,01 0,02 0
2013 0,15 0,10 1
2012 0,25 0,15 1
2011 0,24 0,10 1
BMS 2014 0,03 0,02 1
2013 0,26 0,10 1
2012 0,58 0,15 1
2011 0,17 0,10 1
BRIS 2014 0,00 0,02 0
2013 0,10 0,10 1
2012 0,10 0,15 0
2011 0,01 0,10 0
BSB 2014 0,02 0,02 1
2013 0,08 0,10 0
2012 0,07 0,15 0
2011 0,06 0,10 0
PBS 2014 0,08 0,02 1
2013 0,04 0,10 0
2012 0,08 0,15 0
2011 0,03 0,10 0
BCAS 2014 0,03 0,02 1
2013 0,04 0,10 0
2012 0,03 0,15 0
2011 0,02 0,10 0
BNIS 2014 0,14 0,02 1
2013 0,12 0,10 1
2012 0,10 0,15 0
2011 0,07 0,10 0
BJBS 2014 0,04 0,02 1
2013 0,05 0,10 0
2012 -0,03 0,15 0
2011 0,04 0,10 0
BVS 2014 -0,18 0,02 0
2013 0,04 0,10 0
2012 0,09 0,15 0
2011 0,19 0,10 1
MIS 2014 0,07 0,02 1
2013 0,05 0,10 0
2012 0,05 0,15 0
2011 0,05 0,10 0
BTPNS 2014 0,00 0,02 0
111
Lampiran 7
Kelompok Data 10 Bank Syariah Periode 2011 s.d 2014
DPK
(%)
ROE ZAK
(‘000.000)
ICSR
(%)
DPK
(%)
ROE ZAK
(‘000.000)
ICSR
(%)
1 BSM 2014 27,46 1,49 2.815 84,1 6 BSB 1,83 2,44 0 71,0
2013 30,76 15,34 22.662 82,2 1,78 7,63 0 68,3
2012 32,14 25,05 28.131 79,1 1,93 7,32 0 63,3
2011 36,93 24,24 19.178 78,9 1,99 6,19 0 56,8
2 BMI 2014 23,50 2,13 5.396 83,3 7 PBS 2,79 7,66 2.455 74,1
2013 22,77 11,41 11.896 80,4 1,56 4,44 0 62,5
2012 23,66 29,16 9.735 78,3 0,83 8,20 0 53,1
2011 23,19 20,79 6.841 77,7 0,36 2,80 0 43,7
3 BRIS 2014 7,67 0,44 3.239 72,7 8 MSI 0,36 6,83 0 59,5
2013 7,52 10,2 2.239 72,2 0,53 5,05 0 58,9
2012 8,10 10,41 0 70,4 0,52 4,93 0 55,6
2011 8,58 1,19 0 51,8 0,30 4,92 0 40,6
4 BNIS 2014 7,46 13,98 5.524 73,5 9 BCAS 1,07 2,90 0 65,6
2013 6,22 11,73 4.538 72,9 0,93 4,30 0 63,9
2012 6,07 10,18 3.169 68,7 0,86 2,80 0 63,3
2011 5,85 6,63 2.579 56,6 0,75 2,30 0 52,0
5 BMS 2014 2,70 2,5 598 63,5 10 BVS 0,52 -17,61 0 50,0
2013 4,22 26,23 5.121 63,3 0,55 3,70 0 47,5
2012 4,82 57,98 6.326 60,2 0,44 8,93 91 45,0
2011 4,27 16,89 1.848 59,5 0,40 18,69 30 37,5
Lampiran 8
Kertas Kerja Penelitian
BAIK
Kode 1
TIDAK
BAIK
Kode 0
REP ROE ZAK ICSR REP ROE ZAK ICSR
BSM 2014 1 0 1 0,841 BSB 0 1 0 0,710
2013 1 1 1 0,822 0 0 0 0,683
2012 1 1 1 0,791 0 0 0 0,633
2011 1 1 1 0,789 0 0 0 0,568
BMI 2014 1 0 1 0,833 PBS 0 1 1 0,741
2013 1 1 1 0,804 0 0 0 0,625
2012 1 1 1 0,783 0 0 0 0,531
2011 1 1 1 0,777 0 0 0 0,437
BRIS 2014 1 0 1 0,727 MSI 0 1 0 0,595
2013 1 1 1 0,722 0 0 0 0,589
2012 1 0 0 0,704 0 0 0 0,556
2011 1 0 0 0,518 0 0 0 0,406
BNIS 2014 1 1 1 0,735 BCAS 0 1 0 0,656
2013 1 1 1 0,729 0 0 0 0,639
2012 1 0 1 0,687 0 0 0 0,633
2011 1 0 1 0,566 0 0 0 0,520
BMS 2014 0 1 1 0,635 BVS 0 0 0 0,500
2013 1 1 1 0,633 0 0 0 0,475
2012 1 1 1 0,602 0 0 1 0,450
2011 1 1 1 0,595 0 1 1 0,375
112
Lampiran 9
Output SPSS: Regresi Logistik
Model 1: Reputasi Perusahaan (REP)
Dinyatakan dengan persamaan:
Ln [Odds (REP|ZAK|ICSR)] = b0 + b1 ZAK + b2 ICSR
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 40 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 40 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 40 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
.00 0
1.00 1
Categorical Variables Codings
Frequency
Parameter coding
(1)
ZAK .00 19 .000
1.00 21 1.000
113
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 55.352 -.100
2 55.352 -.100
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 55.352
c. Estimation terminated at iteration number 2 because
parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
REP Percentage
Correct
.00 1.00
Step 0 REP .00 21 0 100.0
1.00 19 0 .0
Overall Percentage 52.5
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.100 .317 .100 1 .752 .905
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables ZAK(1) 19.839 1 .000
ICSR 12.650 1 .000
Overall Statistics 23.539 2 .000
114
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant ZAK(1) ICSR
Step 1 1 29.179 -4.789 2.281 .055
2 26.552 -7.627 3.016 .091
3 26.271 -8.981 3.329 .109
4 26.265 -9.226 3.381 .113
5 26.265 -9.233 3.383 .113
6 26.265 -9.233 3.383 .113
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 55.352
d. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates
changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 29.087 2 .000
Block 29.087 2 .000
Model 29.087 2 .000
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 26.265a .517 .690
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter
estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 9.290 8 .318
115
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
REP = .00 REP = 1.00
Total Observed Expected Observed Expected
Step 1 1 4 3.930 0 .070 4
2 3 3.847 1 .153 4
3 4 3.698 0 .302 4
4 4 3.421 0 .579 4
5 3 2.938 1 1.062 4
6 1 1.623 3 2.377 4
7 2 .816 2 3.184 4
8 0 .416 4 3.584 4
9 0 .188 4 3.812 4
10 0 .123 4 3.877 4
Classification Tablea
Observed
Predicted
REP Percentage
Correct
.00 1.00
Step 1 REP .00 19 2 90.5
1.00 2 17 89.5
Overall Percentage 90.0
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a ZAK(1) 3.383 1.043 10.516 1 .001 29.445
ICSR .113 .051 4.916 1 .027 1.119
Constant -9.233 3.461 7.118 1 .008 .000
a. Variable(s) entered on step 1: ZAK, ICSR.
Correlation Matrix
Constant ZAK(1) ICSR
Step 1 Constant 1.000 -.356 -.974
ZAK(1) -.356 1.000 .191
ICSR -.974 .191 1.000
116
Lampiran 9 (lanjutan)
Output SPSS: Regresi Logistik
Model 2: Kinerja Perusahaan (ROE)
Dinyatakan dengan persamaan:
Ln [Odds (ROE|ZAK|ICSR)] = b0 + b1 ZAK + b2 ICSR
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases Included in Analysis 40 100.0
Missing Cases 0 .0
Total 40 100.0
Unselected Cases 0 .0
Total 40 100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
.00 0
1.00 1
Categorical Variables Codings
Frequency
Parameter coding
(1)
ZAK .00 19 .000
1.00 21 1.000
117
Block 0: Beginning Block
Iteration Historya,b,c
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 55.051 -.200
2 55.051 -.201
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 55.051
c. Estimation terminated at iteration number 2 because
parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea,b
Observed
Predicted
ROE Percentage
Correct
.00 1.00
Step 0 ROE .00 22 0 100.0
1.00 18 0 .0
Overall Percentage 55.0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -.201 .318 .399 1 .528 .818
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables ZAK(1) 8.386 1 .004
ICSR 6.373 1 .012
Overall Statistics 10.583 2 .005
118
Block 1: Method = Enter
Iteration Historya,b,c,d
Iteration -2 Log likelihood
Coefficients
Constant ZAK(1) ICSR
Step 1 1 43.862 -3.622 1.413 .042
2 43.586 -4.463 1.607 .052
3 43.585 -4.537 1.622 .053
4 43.585 -4.537 1.622 .053
a. Method: Enter
b. Constant is included in the model.
c. Initial -2 Log Likelihood: 55.051
d. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates
changed by less than .001.
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 11.467 2 .003
Block 11.467 2 .003
Model 11.467 2 .003
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 43.585a .249 .333
a. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter
estimates changed by less than .001.
Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square df Sig.
1 9.097 8 .334
119
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
ROE = .00 ROE = 1.00
Total Observed Expected Observed Expected
Step 1 1 4 3.564 0 .436 4
2 4 3.384 0 .616 4
3 3 3.189 1 .811 4
4 3 2.939 1 1.061 4
5 1 2.638 3 1.362 4
6 2 1.963 2 2.037 4
7 1 1.519 3 2.481 4
8 2 1.182 2 2.818 4
9 0 .879 4 3.121 4
10 2 .742 2 3.258 4
Classification Tablea
Observed
Predicted
ROE Percentage
Correct
.00 1.00
Step 1 ROE .00 16 6 72.7
1.00 5 13 72.2
Overall Percentage 72.5
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a ZAK(1) 1.622 .774 4.387 1 .036 5.061
ICSR .053 .034 2.475 1 .116 1.055
Constant -4.537 2.170 4.374 1 .036 .011
a. Variable(s) entered on step 1: ZAK, ICSR.
Correlation Matrix
Constant ZAK(1) ICSR
Step 1 Constant 1.000 .028 -.964
ZAK(1) .028 1.000 -.234
ICSR -.964 -.234 1.000
120
Lampiran 10
Ayat Suci Al Quran: Perintah untuk Berzakat
Surat Al Baqarah (2) ayat 43:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah berserta orang-orang
yang rukuk.”
Surat Al An’am (6) ayat 141:
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan tidak
berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya,
zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya).
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan dikeluarkannya zakat); dan
janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan.”
Surat At Taubah (9) ayat 103:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan (dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan terhadap harta),
dan mensucikan (menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati dan
mengembangkan harta benda) mereka, dan mendoalah kamu untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Dan surat An Nuur (24) ayat 56:
“Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul,
supaya kamu diberi rahmat.”
121
Lampiran 11
Riwayat Hadist: Kewajiban Berzakat
Hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dalam kitab shahih Bukhari dan
Muslim, mengenai kewajiban berzakat:
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Salam mengirim Mu’adz bin
Jabal ke Yaman dan bersabda: “Kau akan berada di tengah-tengah umat ahli
kitab. Ajaklah mereka mengakui bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah
kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah. Bila mereka
menerima, beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka diwajibkan shalat lima
kali dalam sehari semalam. Bila mereka menjalankannya, beritahukan pula
bahwa mereka diwajibkan mengeluarkan zakat yang dipungut dari orang-orang
kaya dan dikembalikan pada orang-orang miskin. Dan bila mereka
menjalankannya, maka kau harus melindungi kekayaan mereka itu, dan takutlah
kepada orang-orang yang teraniaya, karena antara doa orang yang teraniaya
dengan Allah tidak terdapat penghalang”.