PENGARUH SELF-ESTEEM TERHADAP RESILIENSI
PADA REMAJA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Pricillia Risca Pah
129114071
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH SELF-ESTEEM TERHADAP RESILIENSI
PADA REMAJA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Pricillia Risca Pah
129114071
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Kesuksesan Hanya Dapat Diraih Dengan Segala UPAYA dan USAHA yang
Disertai dengan DOA karena nasib seseorang manusia tidak akan berubah dengan
sendirinya tanpa BERUSAHA!
Selalu BERPIKIR BESAR dan BERTINDAK mulai SEKARANG!
TALK LESS DO MORE!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus
yang senantiasa membimbing dan melindungiku
Keluargaku tercinta
(Mama Lily, alm. Papa Chris, Ricco, Oma, alm. Opa Surono, Om Reno, dan alm.
Om Ery)
yang selalu mendukung dan mendoakanku disetiap waktu
Sahabat, teman-teman, dan orang-orang
yang hadir dalam hidupku
Terima kasih atas semua doa, dukungan, bantuan, dan nasihat
yang diberikan selama aku mengerjakan skripsi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PENGARUH SELF ESTEEM TERHADAP RESILIENSI
PADA REMAJA
Pricillia Risca Pah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Self-Esteem dan Resiliensi pada
remaja. Partisipan adalah 357 anggota kelompok OMK dan PIR yang berusia 12-23 tahun di
paroki-paroki Kota Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian
mengumpulkan data dari dua skala, yaitu Self-Esteem (α=0,913) dan Resiliensi (α=0,947). Uji
korelasi dengan regresi linear sederhana menunjukkan bahwa Self-Esteem berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap Resiliensi (p=0,000). Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian
ini diterima.
Kata kunci : self-esteem, resiliensi, remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
THE EFFECT OF SELF-ESTEEM TO RESILIENCE
IN ADOLESCENT
Pricillia Risca Pah
ABSTRACT
This research aimed to discover the effect of Self - Esteem and Resilience in adolescent. The
participants of which are 357 Catholics Youth Organization (OMK) and Adolescent Faith
Guidance (PIR) members aged 12-23 years old in several Yogyakarta parishes. This research is a
quantitative research. The research collected data from two scales, which are Self - Esteem (α =
0.913) and Resilience (α = 0.947). Correlation with the simple linear regression showed that the
Self - Esteem affect positively and significantly to the resilience ( p = 0.000 ) . Thus, the hypothesis
in this research is acceptable.
Keywords: self-esteem, resilience, adolescent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
bimbingan, kasih setia, dan perlindungan-Mu, sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Self-Esteem dan Resiliensi Pada
Remaja dengan baik dan lancar.
Penulis mengucapkan terima kasih pula kepada pihak-pihak yang telah
mendoakan, membantu, dan mendukung penulis selama proses pengerjaan skripsi
ini sebab penulis menyadari bahwa proses ini tidak akan berhasil tanpa doa,
bantuan, dan dukungan dari pihak-pihak di bawah ini:
1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto, M.Si, Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si, Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma.
3. Romo Dr. A. Priyono Marwan, SJ, Dosen Pembimbing Skripsi. Terima
kasih atas bimbingan romo selama proses penulisan skripsi ini.
4. Suster Lidwina TA., FCJ., MA, Dosen Pembimbing Akademik penulis.
Terima kasih atas doa dan nasihat suster.
5. Segenap Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima
kasih atas ilmu, dinamika, dan pengalaman yang diberikan kepada penulis.
6. Seluruh staf Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma (Mas
Gandung, Mbak Nanik, Mas Muji, Mas Doni, dan Pak Gi). Terima kasih
atas bantuan dan pelayanan yang diberikan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
7. Mama Lidia Lily dan Alm. Papa Christian Pah yang senantiasa
mendoakan dan mendukung penulis, baik secara materi maupun moril.
8. Oma Titien, Alm. Opa Surono, Om Reno, Tante Ita, dan Alm. Om Ery
yang senantiasa mendoakan, membantu, dan mendukung penulis, baik
secara materi maupun moril.
9. Adekku Ricco yang sudah menjadi adek yang pengertian dan perhatian.
10. Sahabat “Menunggu Besok” : Kak Gue, Karin, Elga, Ajeng, Igan, Novia,
Bli GM, dan Moka. Terima kasih sudah menjadi sahabat yang ada di kala
senang maupun susah.
11. Teman-teman PKM-M “Sareng Dakocan”: Berto, Tika, Bertha, dan Valen.
Terima kasih buat semangat dan doanya.
12. Teman-teman PSM Cantus Firmus USD angkatan 2012. Terima kasih buat
suara dan pengalaman yang sudah dibagi bersama selama ini.
13. Teman-teman Kos Putri Pojok: Ina, Mega, Bella, dan Vira. Terima kasih
buat semangat dan bantuannya.
14. Teman-teman OMK dan PIR semua paroki di Kota Yogyakarta. Terima
kassih atas kesediaannya membantu penulis memperoleh data penelitian.
15. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis selama proses
penyusunan skripsi ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. God
Bless you all!
16. The Last but not least, Ignatius Gun Satya Atmaja. Terima kasih atas
cinta, pengorbanan, perhatian, dukungan, kesabaran, kesetiaan, dan
kebersamaan yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING……………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………... iii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………… iv
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………... vi
ABSTRAK…………………………………………………………………….... vii
ABSTRACT…………………………………………………,,,………………………… viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH……………….. ix
KATA PENGANTAR…………………………………………………………… x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… xiii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xvii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………….. xix
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..... xx
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………... 1
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………..… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………. 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………….. 10
D. Manfaat Penelitian……………………………………………………… 10
1. Manfaat teoritis………………………………………………………. 10
2. Manfaat praktis……………………………………………………….. 11
BAB II DASAR TEORI………………………………………………………… 12
A. Self-Esteem……………………………………………………………………… 12
1. Pengertian Self-Esteem………………………………………….. 12
2. Aspek Self-Esteem………………………………………………. 13
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-Esteem………………... 14
4. Tingkatan Self-Esteem…………………………………………... 15
B. Resiliensi………………………………………………………………... 16
1. Pengertian Resiliensi……………………………………………. 16
2. Fungsi Resiliensi………………………………………………... 17
3. Aspek-aspek Pembentukan Resiliensi…………………………... 18
4. Faktor-faktor Pendukung Resiliensi…………………………….. 20
5. Karakteristik Individu yang Memiliki Kemampuan Resiliensi… 20
C. Remaja……………………………………………………………..……. 22
1. Pengertian Remaja……………………………………………… 22
2. Periode Masa Remaja…………………………………………… 22
3. Ciri-ciri Masa Remaja…………………………………………... 23
4. Tugas-tugas Perkembangan Remaja…………………………..... 26
5. Perubahan Pada Masa Remaja………………………………….. 26
D. Hubungan antara Self-Esteem dan Resiliensi…………………………… 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
E. Hipotesis………………………………………………………………... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN……………………………………….. 32
A. Subjek Penelitian……………………………………………………….. 32
B. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………………… 32
C. Instrumen Penelitian……………………………………………….……. 33
1. Skala Self-Esteem …………………………………………………… 36
2. Skala Resiliensi………………………………………………………. 39
D. Metode Analisis Data………………………………………………….... 43
BAB IV PERSIAPAN DAN HASIL PENELITIAN………………………….... 44
A. Persiapan Penelitian…………………………………………………….. 44
1. Uji Coba Skala Penelitian…………………….………………… 44
a. Subjek Uji Coba ……………………………………………... 44
b. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Penelitian …………….… 45
2. Deskripsi Konteks Penelitian…………………………………… 53
a. Usia dan Jenis Kelamin Subjek …………………….……….. 55
b. Pendidikan dan Asal Institusi Pendidikan Subjek…………… 56
B. Hasil Penelitian…………………………………………………………. 58
1. Deskripsi Statistik Data Penelitian……………………………… 58
2. Analisis Data Penelitian………………………………………… 61
a. Uji Asumsi ………………………………………………….. 61
b. Uji Hipotesis...…………………………………………….…. 63
3. Pembahasan…………..…………………………………………. 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN…………………...……………………. 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
A. Kesimpulan……………………………………………………………... 72
B. Saran……………………………………………………………………. 72
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………… 79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor Berdasarkan Sifat Item ………………………………………… 36
Tabel 3.2 Blueprint dan Distribusi Item Skala Self-Esteem (Sebelum Uji Coba). 38
Tabel 3.3 Blueprint dan Distribusi Item Skala Resiliensi (Sebelum Uji Coba)… 41
Tabel 4.1 Deskripsi Jumlah dan Asal Institusi Subjek Uji Coba …………….… 44
Tabel 4.2 Blueprint dan Distribusi Item Skala Self-Esteem (Setelah Uji Coba) .. 47
Tabel 4.3 Blueprint dan Distribusi Item Skala Resuliensi (Setelah Uji Coba)…. 49
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Skala Self-Esteem …………... 52
Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach Skala Resiliensi …………….. 53
Tabel 4.6 Waktu dan Tempat Pengambilan Data Subjek..................................... 54
Tabel 4.7 Deskripsi Jumlah Anggota OMK dan PIR ………………………....... 55
Tabel 4.8 Deskripsi Usia dan Jenis Kelamin Subjek Penelitian ……………..… 56
Tabel 4.9 Deskripsi Pendidikan Subjek Penelitian …………………………….. 57
Tabel 4.10 Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel …………………..…………. 58
Tabel 4.11 Norma Kategorisasi ………………………………………………… 59
Tabel 4.12 Kategorisasi Data Skor Self-Esteem ……….………………………….. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.13 Kategorisasi Data Skor Resiliensi ………………………………….. 60
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas ……………………………………………….. 61
Tabel 4.15 Hasil Uji Linearitas ……………………………………………….... 62
Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis …………………………………………………. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Pengaruh Self-Esteem Terhadap Resiliensi……………...… 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Reliabilitas Self-Esteem ……………………………………………80
Lampiran 2. Reliabilitas Resiliensi…………………………………………...….82
Lampiran 3. Pengukuran Deskriptif Variabel…………………………………....84
Lampiran 4. Uji Normalitas……………………………………………………. 85
Lampiran 5. Uji Linearitas…………………………………………………...…. 86
Lampiran 7. Skala Penelitian………………………………………………….... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Populasi remaja di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Jumlah
penduduk Indonesia tahun 2015 sebanyak 255 juta jiwa dan 27% di
antaranya adalah remaja usia 10-24 tahun (Badan Pusat Statistik Nasional,
2015). Remaja di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebagai
fokus subjek peneliti, pada tahun 2016 pula telah mencapai lebih dari 650
ribu jiwa. Jumlah ini terus meningkat sebanyak 1-5% setiap tahunnya atau
sekitar 1000-3000 jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, 2016).
Peningkatan populasi ini disertai peningkatan kasus permasalahan
remaja, terutama di Kota Yogyakarta. Pihak Panti Sosial Bina Remaja
(PSBR) Kota Yogyakarta menerangkan bahwa jumlah anak berhadapan
dengan hukum (ABH) terus meningkat. Salah satunya adalah kasus
pencurian yang dilakukan oleh 20 anak di tahun 2011. Jumlah ini
meningkat pada tahun berikutnya menjadi 105 anak dan bertambah
menjadi 174 anak di tahun 2013. Kasus pencurian ini menjadi sebanyak
216 kasus di tahun 2014 (KRjogja.com, 2015). Hurlock (2006)
mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa yang menimbulkan
ketakutan karena remaja menjadi sulit untuk diatur dan cenderung
berperilaku yang tidak baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Masa remaja adalah periode transisi perkembangan masa kanak-
kanak menuju masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan dalam
aspek biologis, kognitif, dan sosio-emosional (Larson dkk, dalam
Santrock, 2007). Masa remaja disebut pula masa peralihan karena individu
meninggalkan tingkah laku kanak-kanak dan belajar menyesuaikan diri
pada tata cara hidup orang dewasa (Ali & Ansori, 2009).
Santrock (2011) menyatakan bahwa perubahan biologis yang
terjadi pada masa remaja adalah percepatan pertumbuhan, perubahan
hormonal, dan kematangan seksual yang ditandai dengan pubertas. Dari
segi kognitif, remaja mengalami peningkatan dalam berpikir abstrak dan
logis. Pada segi sosio-emosional, seorang remaja mencari kebebasan,
mengalami konflik dengan orang tua, dan keinginan untuk menghabiskan
lebih banyak waktu dengan teman sebaya.
Cole (dalam Khan, 2012) menjelaskan bahwa perubahan dari anak-
anak yang tergantung menjadi individu bebas dan mandiri menyebabkan
remaja harus menyesuaikan diri dengan banyak hal demi menuju
kedewasaan. Remaja harus lebih mampu mengendalikan emosi,
mengembangkan ketertarikan terhadap lawan jenis, membangun hubungan
sosial dengan orang lain, mampu mandiri secara finansial, dan
memandang kehidupan secara lebih luas.
Penyesuaian diri ini diperoleh melalui proses belajar memahami,
mengerti, dan berusaha melakukan apa yang diinginkan individu maupun
lingkungannya. Individu yang mampu menyesuaikan diri dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
menjadi lebih matang dalam berpikir dan bertindak. Individu mampu
mencari sisi positif dan kreatif dalam mengelola kondisi serta mampu
mengendalikan diri, sikap, dan perilakunya. Kemampuan tersebut
membuat individu lebih mudah diterima dalam lingkungannya (Sandha,
Hartati, & Fauziah, 2012).
Namun, Wong et al. (2008, dalam Asnita, Arneliwati, & Jumaini,
2015) mengatakan bahwa status kematangan emosional remaja masih
belum terlihat jelas atau remaja masih belum mampu mengendalikan
emosinya sendiri. Akibatnya emosi remaja masih mudah dan sering
berubah- ubah. Hal ini menyebabkan remaja dijuluki sebagai orang yang
tidak stabil, tidak konsisten, dan tidak mampu diprediksi. Masalah yang
kecil dapat diinterpretasikan remaja menjadi sesuatu yang besar.
Hall (dalam Santrock, 2003) menambahkan bahwa emosi remaja
usia 12-23 tahun mengalami badai dan stres (storm and stress). Remaja
sesekali sangat bergairah dalam bekerja dan tiba-tiba berganti lesu,
kegembiraan yang meledak bertukar rasa sedih yang sangat, rasa percaya
diri berganti rasa ragu-ragu yang berlebihan, serta kebimbangan dalam
menentukan cita-cita dan menentukan hal-hal yang lain.
Perubahan emosi yang cepat pada remaja membuat remaja rentan
terhadap stress, depresi, kemarahan, kesulitan akademis, penyalahgunaan
obat, kenakalan remaja, dan gangguan makan (Widuri, 2012). Stress
timbul karena transisi berlangsung pada suatu masa ketika banyak
perubahan yang terjadi pada individu, salah satunya adalah masa remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
(Sandha, Hartanti, & Fauziah, 2012). Berbagai perubahan dan tuntutan
sosial pada masa remaja menimbulkan tekanan-tekanan bagi remaja. Hal-
hal tersebut menambah beban psikologis pada diri remaja sehingga remaja
menjadi sangat sering merasa kecewa, tidak menghargai diri sendiri, dan
menganggap dirinya sebagai orang yang gagal (Khan, 2012). Tidak mudah
bagi remaja untuk beradaptasi sehingga mendorong terjadinya kenakalan
remaja.
Mengenai kenakalan remaja, Tribun Jogja 16 Juli 2015
memberitakan peristiwa terjadinya tawuran pelajar antar dua Sekolah
Menengah Pertama (SMP) swasta di Yogyakarta setelah memperoleh
berita kelulusan. Kejadian ini dipicu oleh salah satu kelompok pelajar
SMP swasta yang terlebih dahulu menyerang para pelajar SMP swasta
lain.
Lonjakan emosi remaja juga memicu tindakan berlebihan dan
membahayakan bagi diri remaja sendiri dan orang lain. Miler (dalam
Pradhana, 2015) mengatakan bahwa para remaja kurang memiliki
keterampilan dalam memecahkan masalah. Remaja yang mengalami
tekanan cenderung kesulitan dalam menyelesaikan masalah, mudah
memiliki emosi negatif, tidak mampu berpikir dengan jernih, dan
cenderung berpikir pendek dalam bertindak (Widuri, 2012). Sehingga,
remaja sering memilih untuk menghindari masalah, salah satunya adalah
dengan mengonsumsi obat-obatan terlarang atau narkotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Mengenai penggunaan narkoba di Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY), Tribun Jogja 25 Januari 2013 mengutip pernyataan Badan
Narkotika Nasional (BNN) bahwa jumlah pengguna narkoba di Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY) terus mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2012, jumlah pengguna narkoba usia remaja berjumlah
69.700 orang. Jumlah ini meningkat pada tahun 2013 menjadi sebanyak
87.432 orang. Badan Narkotika Nasional (BNN) memperkirakan jumlah
ini terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Dari peristiwa kenakalan remaja di atas diketahui bahwa proses
perkembangan remaja sangat sulit untuk dilewati dan membuat remaja
merasa tertekan. Remaja menjadi sulit untuk diatur dan cenderung
berperilaku yang tidak baik bahkan berani melakukan hal yang merugikan
dirinya sendiri, seperti mengonsumsi narkoba. Namun, hal ini tidak
menutup kemungkinan remaja untuk mampu menyesuaikan diri dengan
berbagai perubahan dan tuntutan sosial sepanjang masa perkembangannya.
Tidak sedikit yang mampu menjalani hidup dengan baik dan memaknai
masa remaja secara sungguh-sungguh.
Dalam upaya untuk melewati proses perkembangan remaja dengan
baik dibutuhkanlah suatu kemampuan penyesuaian diri terhadap berbagai
perubahan dalam diri, baik fisik maupun psikis (emosi) dan tuntutan
lingkungan, yang berupa harapan-harapan sosial terhadap diri remaja,
disebut resiliensi. Boyce Rodgers dan Rose serta Kumpfer (dalam
Veselska, Geckova, Orosova, Gajdosova, van Dijk & Reijneveld, 2012)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
merumuskan resiliensi sebagai sebuah proses dari kapasitas atau hasil
kesuksesan dalam beradaptasi dengan membangun kekuatan emosional
atau psikologis yang positif. Desmita (2012) mengatakan bahwa individu
yang memiliki kemampuan resiliensi, memiliki kehidupan yang lebih kuat
dengan mampu menyesuaikan diri pada perubahan diri dan sosial serta
tekanan lain dalam kehidupan.
Oleh karena itu, resiliensi menjadi faktor penting bagi remaja
karena pada masa remaja tidak hanya terjadi perubahan fisik, psikis, dan
sosial, namun perubahan-perubahan tersebut menuntut atau menekan
remaja untuk menjadi dewasa seperti yang diharapkan lingkungan
(Santrock, 2007). Remaja yang mampu bertahan dan beradaptasi pada
situasi tersebut adalah remaja yang resilien. Remaja resilien memiliki
tujuan, harapan, dan perencanaan terhadap masa depan, yang didukung
oleh ketekunan dan ambisi dalam mencapai hasil yang diperoleh (Evarall,
Altrows, & Paulson, dalam Hidayati, 2014). Kemampuan resiliensi yang
optimal juga membantu remaja terhindar dari berbagai perilaku
meladaptif, seperti perilaku bunuh diri, depresi, menyerang orang lain, dan
mengalami ketergantungan obat-obatan terlarang (Santrock, 2007).
Proses menuju kemampuan resiliensi yang optimal dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Salah satu diantaranya adalah faktor individu yang
berupa harga diri (self-esteem). Self-esteem dipilih sebagai faktor yang
mempengaruhi resiliensi remaja dalam penelitian ini karena remaja yang
menerima dirinya sendiri dan menilai diri serta kehidupannya secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
positif, mampu beradaptasi secara positif dan mampu melewati proses
perkembangan remaja dengan baik. Schwarz (2010) mendefinisikan self-
esteem sebagai suatu penilaian pribadi atas keberhargaan (worthiness)
yang diekspresikan melalui sikap implisit maupun eksplisit seseorang
terhadap dirinya sendiri. Sorensen (dalam Aunillah & Adiyanti, 2015)
merumuskan self-esteem sebagai pandangan yang mendasar atas diri atau
bersifat personal tentang bagaimana merasa, menilai, dan menghargai diri
sendiri.
Santrock (2007) mengatakan bahwa harga diri yang rendah
disebabkan oleh penilaian negatif remaja terhadap diri maupun hidupnya.
Hal ini menyebabkan remaja merasa tidak nyaman secara emosional dan
menunnjukkan berbagai perilaku yang negatif serta menghindari resiko.
Remaja dengan harga diri rendah cenderung merasa tidak berdaya, tidak
bersemangat, dan kurang percaya diri terhadap kemampuannya dalam
mengatasi masalah. Namun, remaja dengan harga diri tinggi, cenderung
merasa bahagia, aman, mampu menahan diri, tenang, dan memiliki pikiran
yang jernih dalam mengatasi masalah yang terjadi (Yusuf, 2008 dalam
Fadillah, 2014). Hal-hal tersebut dikarenakan remaja memandang diri dan
hidupnya secara lebih positif sehingga mendukung remaja untuk mencapai
resiliensi.
Kemampuan penilaian atas diri individu ini berdampak pada
tingkat motivasi, usaha dan ketekunan, kemampuan untuk bangkit dari
kegagalan, dan mendapatkan kesuksesan dalam hidup (Lupo, dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Aunillah & Adiyanti, 2015). Dengan kata lain, self-esteem membantu
remaja untuk beradaptasi terhadap berbagai perubahan dan tekanan yang
terjadi dalam hidup (Branden, 1992, dalam Aunillah & Adiyanti, 2015).
Individu dengan self-esteem yang tinggi lebih mampu mengenali diri
sekaligus menerima setiap perubahan dalam dirinya, dan memiliki
motivasi untuk mengembangkan perubahan ke arah positif. Remaja yang
menilai dirinya secara positif cenderung memandang perubahan dan
harapan masyarakat terhadap dirinya sebagai suatu tantangan. Remaja pun
menjadi merasa lebih bahagia dan lebih efektif dalam mengatasi
perubahan dan memenuhi tuntutan lingkungan (Coopersmith, 1967).
Sebaliknya, individu yang memiliki self-esteem rendah cenderung
memandang perubahan dan harapan lingkungan sebagai suatu tuntutan
yang menyebabkan remaja kesulitan dalam menampilkan perilaku
sosialnya. Individu juga memberi pandangan negatif terhadap diri sendiri
dan membiarkan pikiran tentang kelemahan-kelemahan diri mendominasi
perasaannya (Sorensen, 2006, dalam Aunillah & Adiyanti, 2015). Hal ini
menghambat individu untuk berkembang ke arah yang lebih positif.
Individu menjadi cenderung memilih untuk melakukan sesuatu yang
berbahaya dan merugikan karena merasa terasing, tidak dicintai, dan
kurangnya pemahaman individu tersebut terhadap dirinya (Sandha,
Hartanti, & Fauziah, 2012). Individu pula menjadi mudah stres ketika
tidak mampu mencapai sesuatu yang diinginkan dan sulit mengembangkan
potensi diri bahkan mencapai resiliensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa self-esteem
memiliki pengaruh pada resiliensi. Di antaranya penelitian Smestha (2015)
mengenai pengaruh self esteem dan dukungan sosial terhadap resiliensi
pada mantan pecandu narkoba menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari self esteem dan dukungan sosial terhadap resiliensi.
Penelitian yang dilakukan oleh Ekasari dan Andriyani (2013) juga
menunjukkan pengaruh yang signifikan pula dari self-esteem dan peer
group support terhadap resiliensi.
Kedua penelitian di atas (Smestha, 2015 & Ekasari dan Andriyani,
2013) memiliki kesamaan, yakni dari segi variabel yang diteliti, penelitian
mengaitkan pengaruh variabel self-esteem dan resiliensi dengan variabel
atau aspek lain. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini secara khusus
mengeksplorasi bagaimana pengaruh self-esteem terhadap resiliensi karena
peneliti menilai self-esteem memiliki pengaruh yang penting terhadap
pembentukan resiliensi remaja.
Hal di atas didukung oleh Amalia (2014) yang mengatakan bahwa
dalam proses membangun identitas diri, remaja membutuhkan
penghargaan, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun penghargaan
yang didapatkan dari orang lain atau self-esteem need, istilah menurut
Harold Maslow. Maslow menegaskan bahwa kebutuhan terhadap self-
esteem pada masa remaja merupakan kebutuhan yang sangat penting.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Berdasarkan fenomena dan alasan penelitian di atas, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Harga Diri (Self-
Esteem) terhadap Resiliensi pada Remaja.
B. Rumusan Masalah
Peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah terdapat
Pengaruh Self-Esteem terhadap Resiliensi pada Remaja?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Self-Esteem
terhadap Resiliensi pada Remaja.
2. Tujuan Khusus
Penelitian bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Self-Esteem
terhadap Resiliensi pada Remaja di Kota Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini untuk pengembangan keilmuan dalam
bidang Psikologi Perkembangan serta menambah khasanah kajian
ilmiah tentang pengaruh antar aspek psikologis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2. Secara Praktis
a. Bagi Subjek Penelitan
Penelitian ini memberikan informasi mengenai Pengaruh
Self-Esteem terhadap Resiliensi dalam diri subjek.
b. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini memberikan informasi terhadap penelitian
selanjutnya yang berkaitan dengan Self-Esteem dan Resiliensi pada
remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Self-Esteem
1. Pengertian Self-Esteem
Self-esteem adalah penilaian pribadi atas keberhargaan (worthiness)
yang diekspresikan melalui sikap implisit maupun eksplisit seseorang
terhadap dirinya sendiri (Schwarz, 2010).
Self-esteem pula adalah hasil evaluasi seseorang terhadap dirinya
sendiri (Amalia, 2014). Evaluasi ini menunjukkan sejauh mana tingkat
keyakinan individu bahwa dirinya mampu, berarti, berhasil, dan berharga
(Coopersmith, 1967, dalam Kusuma, 2010).
Sorensen (dalam Aunillah & Adiyanti, 2015) menambahkan bahwa
self-esteem merupakan gambaran diri yang bersifat subjektif karena
tertanam di dalam pemikiran seseorang itu sendiri sehingga berpengaruh
pada motivasi, kreativitas, ambisi, dan kesediaan untuk mengambil risiko.
Gambaran diri ini dipengaruhi oleh sikap, interaksi, penghargaan dan
penerimaan orang lain terhadap individu (Chaplin, 2000).
Sejalan dengan hal tersebut, Heatherton dan Wyland (2003)
mengatakan bahwa self-esteem adalah pandangan diri secara keseluruhan
ataupun spesifik tentang diri sendiri dan bagaimana perasaan diri terhadap
lingkungan sosialnya, ras atau kelompok etnis, ciri-ciri fisik, keterampilan
di bidang tertentu, dan performansi sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Berbagai pendapat di atas menghasilkan kesimpulan bahwa self-
esteem adalah penilaian atas diri yang berkaitan dengan kemampuan yang
dimiliki dan hubungan sosial, yang mampu mempengaruhi performansi
atau perilaku seseorang.
2. Aspek Self-Esteem
Coopersmith (1967) menyebutkan aspek-aspek yang terkandung
dalam self-esteem, yaitu:
a. Perasaan Berharga
Perasaan berharga merupakan perasaan individu ketika
merasa dirinya berharga dan mampu menghargai orang lain.
Individu yang merasa dirinya berharga mampu mengontrol
tindakan-tindakannya. Selain itu individu mampu mengekspresikan
diri dan menerima kritik dengan baik.
b. Perasaan Mampu
Perasaan mampu merupakan perasaan individu ketika
merasa mampu mencapai suatu hasil yang diharapkan. Individu
yang merasa mampu, memiliki nilai-nilai dan sikap yang
demokratis serta realistis. Individu menyukai tugas baru yang
menantang, aktif, dan tidak bingung bila segala sesuatu berjalan di
luar rencana. Mereka sadar atas keterbatasan diri dan berusaha
melakukan perubahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. Perasaan Diterima
Perasaan diterima merupakan perasaan individu ketika
dihargai dan diterima sebagai dirinya sendiri serta diperlakukan
sebagai bagian dari suatu kelompok.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Self-esteem
Coopersmith (1967) mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi self-esteem, yaitu:
a. Penghargaan dan Penerimaan dari Orang-orang yang Signifikan
Self-esteem dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting
dalam kehidupan individu yang bersangkutan. Orang tua dan
keluarga merupakan contoh dari orang-orang yang signifikan sebab
tempat terjadinya interaksi yang pertama kali dalam kehidupan
seseorang.
b. Kelas Sosial dan Kesuksesan
Menurut Coopersmith (1967), kedudukan kelas sosial dilihat
dari pekerjaan, pendapatan, dan tempat tinggal. Individu yang
memiliki pekerjaan yang lebih baik, pendapatan yang lebih tinggi,
dan tinggal dalam rumah yang lebih besar serta mewah, dipandang
lebih sukses oleh masyarakat. Hal ini menyebabkan individu
dengan kelas sosial yang tinggi meyakini bahwa diri mereka lebih
berharga dari orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Nilai dan Inspirasi Individu dalam Menginterpretasi Pengalaman
Pengalaman yang diterima oleh individu tidak mempengaruhi
harga diri secara langsung melainkan disaring terlebih dahulu
melalui tujuan dan nilai yang dimiliki oleh setiap individu.
d. Cara Individu dalam Menghadapi Devaluasi
Individu mampu meminimalisasi ancaman berupa evaluasi
negatif yang datang dari luar dirinya. Mereka mampu memilah
kritik orang lain dan tidak terpengaruh terhadap kritik tersebut.
4. Tingkatan Self-esteem
Coopersmith (1967, dalam Pratiwi, 2011) dalam penelitiannya
mengenai self-esteem mengelompokkan subjek menjadi tiga kelompok,
yaitu:
a. Self-esteem tinggi
Individu dengan self-esteem tinggi adalah individu yang
yakin atas karakter dan kemampuan dirinya. Individu tersebut
mempunyai ciri‐ciri seperti, aktif, ekspresif, cenderung berhasil
dalam akademik dan kegiatan sosial, percaya diri yang didasarkan
pada kemampuan, ketrampilan sosial, dan kualitas pribadinya.
Selain itu, lebih mandiri, kreatif, dan yakin pada pendapatnya serta
mempunyai motivasi untuk menghadapi masa depan. Individu
menerima dan memberikan penghargaan positif terhadap dirinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
sehingga mampu menumbuhkan rasa aman ketika bereaksi
terhadap stimulus dari lingkungan sosial.
b. Self-esteem sedang
Individu dengan self-esteem sedang mempunyai kesamaan
dengan individu yang mempunyai harga diri tinggi dalam hal
penerimaan diri. Individu cenderung optimis dan mampu
menangani kritik. Selain itu, individu mampu bersikap terbuka dan
menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
c. Self-esteem rendah
Individu dengan self-esteem rendah menunjukkan sikap
kurang percaya diri dan tidak mampu menilai kemampuan diri.
Rendahnya penghargaan diri mengakibatkan individu tidak mampu
mengekspresikan dirinya di lingkungan sosial, tidak mempunyai
keyakinan diri, dan merasa tidak aman dengan keberadaannya di
lingkungan. Individu kurang berani menyatakan pendapatnya,
kurang aktif dalam masalah sosial, pesimis, dan perasaannya
dikendalikan oleh pendapat yang ia terima dari lingkungan.
B. Resiliensi
1. Pengertian Resiliensi
Reivich dan Shatte (dalam Hidayati, 2014) menyatakan bahwa
resiliensi adalah “The ability to persevere and adapt when thing go
awry”. Hal ini berarti resiliensi merupakan suatu kemampuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
bertahan dan beradaptasi ketika menghadapi suatu peristiwa yang buruk
atau sesuatu yang tidak sesuai dengan ekspektasi.
Boyce Rodgers dan Rose serta Kumpfer (dalam Veselska,
Geckova, Orosova, Gajdosova, van Dijk & Reijneveld, 2012)
merumuskan resiliensi sebagai sebuah proses dari kapasitas atau hasil
kesuksesan dalam beradaptasi dengan membangun kekuatan emosional
atau psikologis yang sehat (Wolins, dalam Ekasari & Andriyani, 2013).
Henderson dan Milstein (dalam Djudiyah & Yuniardi, 2011)
mendefinisikan pula resiliensi sebagai kemampuan seseorang untuk
bangkit dari tekanan hidup, yakni dengan beradaptasi. Belajar dan
mencari elemen positif dalam lingkungan untuk mengembangkan seluruh
kemampuannya dan membantu mencapai kesuksesan dalam kondisi
hidup tertekan, baik secara eksternal maupun internal.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka resiliensi adalah
kemampuan individu untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi pada
suatu tekanan dengan membangun emosional yang positif.
2. Fungsi resiliensi
Reivich dan Shatte (2002) menyebutkan empat fungsi resiliensi
dalam kehidupan manusia, yaitu:
a. Mengatasi hambatan-hambatan pada masa kecil. Melewati masa
kecil yang sulit memerlukan usaha keras sehingga membutuhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
kemampuan resiliensi untuk tetap fokus dan membedakan hal
mana yang mampu dikontrol dan tidak.
b. Melewati tantangan-tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
orang membutuhkan resiliensi karena sering diperhadapkan oleh
masalah, tekanan, dan kesibukan-kesibukan di dalam kehidupan.
Orang yang resilien mampu melewati tantangan-tantangan tersebut
dengan baik.
c. Bangkit kembali setelah mengalami kejadian traumatik atau
kesulitan besar. Beberapa kesulitan tertentu mampu mendatangkan
trauma. Kejatuhan yang sangat ekstrem mampu merusak kondisi
emosional dalam diri sehingga dibutuhkannya resiliensi untuk
pulih dari keadaan tersebut.
d. Mencapai prestasi terbaik. Beberapa orang memiliki kehidupan
yang cenderung monoton atau mempunyai kegiatan yang rutin
setiap harinya sehingga resiliensi dibutuhkan untuk mengatasi
pengalaman negatif, mengatasi stres, dan memperkaya arti
kehidupan di tengah rutinitas.
3. Aspek-Aspek Pembentukan Resiliensi
Reivich dan Shatee (2002, dalam Djudiyah & Yuniardi, 2011)
menerangkan tujuh aspek kemampuan resiliensi individu, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
a. Regulasi Emosi (Emotion Regulation)
Kemampuan indvidu untuk tetap merasa tenang walaupun
berada dalam tekanan atau pengendalian emosi
b. Pengendalian Impuls
Kemampuan individu untuk mengendalikan keinginan,
dorongan, kesukaan, serta tekanan yang muncul dari dalam diri.
c. Optimisme
Keyakinan pada kemampuan untuk mengatasi kemalangan
atau ketidakberuntungan yang mungkin terjadi di masa depan.
d. Analisis Penyebab Masalah (Causal Analysis)
Kemampuan individu dalam mengidentifikasi penyebab
masalah yang dialaminya. Kemampuan menyesuaikan diri secara
kognitif dan mampu mengenali penyebab dari kesulitan yang di
hadapinya.
e. Empati (Emphaty)
Kemampuan individu dalam membaca tanda dari kondisi
emosional dan psikologis orang lain.
f. Efikasi Diri (Self-efficacy)
Keyakinan individu pada kemampuan untuk menyelesaikan
masalah dan berhasil dalam hidupnya.
g. Pencapaian (Reaching Out)
Kemampuan seseorang untuk menemukan dan membentuk
suatu hubungan dengan orang lain, untuk meminta bantuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berbagi cerita dan perasaan, untuk saling membantu dalam
menyelesaikan masalah baik personal maupun interpersonal.
4. Faktor-Faktor Pendukung Resiliensi
Reivich dan Shatee (2002, dalam Djudiyah & Yuniardi, 2011)
membagi tiga faktor pendukung resiliensi, yaitu :
a. Individu
Individu memiliki harga diri (self-esteem), empati, rasa
humor, intelegensi yang baik, dan mampu membimbing atau
mengontrol diri.
b. Keluarga
Individu memperoleh dukungan dari orang tua dan
hubungan antara orang tua dan anak yang harmonis.
c. Lingkungan
Individu dengan individu lainnya saling memberi
dukungan. Pihak institusi atau sekolah juga mendorong
pengembangan diri individu kearah positif serta memberi
penghargaan terhadap tugas-tugas sosial.
5. Karakteristik Individu yang Memiliki Kemampuan Resiliensi
Sebuah penelitian telah menyatakan bahwa individu yang resilien
adalah sebagai berikut (Reivich & Shatte, 2002):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
a. Overcoming
Individu yang resilien biasanya menganalisa dan mengubah
cara pandang menjadi lebih positif sekaligus meningkatkan
kemampuan untuk mengontrol kehidupannya sendiri. Sehingga,
tetap merasa termotivasi, produktif, terlibat, dan bahagia meskipun
dihadapkan pada berbagai tekanan di dalam kehidupan.
b. Steering through
Individu yang resilien merasa yakin untuk mengatasi setiap
masalah yang ada, tanpa merasa terbeban atau bersikap negatif
terhadap kejadian yang terjadi. Individu yang resilien mampu
mengendalikan dirinya dalam menghadapi masalah yang dihadapi.
c. Bouncing back
Individu yang resilien biasanya aktif melakukan sesuatu
untuk mengatasi kesulitan. Hal ini dikarenakan individu merasa
mampu mengontrol setiap peristiwa dalam kehidupan.
d. Reaching out
Individu yang resilien sangat memahami diri dan
kehidupannya. Individu mampu memperkirakan risiko yang terjadi
dan menemukan makna serta tujuan dalam kehidupan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
C. Remaja
1. Pengertian Remaja
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere
(kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti ”tumbuh”
atau “ tumbuh menjadi dewasa (Hurlock, 1980). Piaget (dalam Hurlock,
1980) mengatakan bahwa istilah adolescence mencakup kematangan
mental, emosional, sosial, dan fisik. Sejalan dengan Larson dkk (dalam
Santrock, 2007) yang mendefinisikan bahwa masa remaja merupakan
periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa
dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan
sosio-emosional.
Beberapa pendapat di atas menyimpulkan bahwa remaja adalah
transisi perkembangan yang melibatkan proses pertumbuhan dan berbagai
perubahan yang menuju kematangan, di antaranya biologis, kognitif, dan
sosio-emosional.
2. Periode Masa Remaja
Hurlock (dalam Sandha, Hartati, dan Fauziah, 2012) membagi
masa remaja menjadi tiga periode, yaitu:
a. Masa remaja awal (12-15 tahun)
Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai
anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu
yang unik dan tidak bergantung pada orangtua. Fokus dari tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta
adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.
b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)
Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan
berpikir yang baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang
penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri
sendiri (self direct). Pada masa ini remaja mulai mengembangkan
kematangan tingkah laku, mengendalikan impulsivitas, dan
membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan tujuan.
Selain itu, penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi
individu.
c. Masa remaja akhir (19-22 tahun)
Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki
peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha
memantapkan tujuan dan mengembangkan sense of personal
identity. Selain itu, memiliki keinginan yang kuat untuk menjadi
matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang
dewasa.
3. Ciri-Ciri Masa Remaja
Menurut Hurlock (1980) ciri-ciri masa remaja adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
a. Masa Remaja sebagai Periode yang Penting
Perkembangan fisik dan mental yang cepat pada masa
remaja perlu disertai dengan adanya penyesuaian mental,
pembentukan sikap, nilai, dan minat yang baru agar mampu
menjalani proses perkembangan dengan baik.
b. Masa Remaja sebagai Periode Peralihan
Dalam setiap periode peralihan, seperti masa remaja sering
timbul keraguan terhadap peran yang harus dilakukan sehingga
para remaja mecoba gaya hidup yang berbeda untuk menentukan
pola perilaku, nilai, dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
c. Masa Remaja sebagai Periode Perubahan
Perubahan fisik pada remaja yang cepat disertai dengan
adanya perubahan perilaku dan sikap .Diantaranya, perubahan
emosi, perubahan tubuh, minat, dan peran yang diharapkan oleh
kelompok sosial, serta perubahan nilai.
d. Masa Remaja sebagai Usia Bermasalah
Masa ramaja dinilai kurang memiliki pengalaman dalam
menyelesaikan masalah. Hal ini dikarenakan permasalahan yang
dihadapi sewaktu masa kanak-kanak, diselesaikan oleh orang
dewasa (guru atau orang tua). Sehingga, para remaja yang mencoba
untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, seringkali tidak berakhir
atau selesai seperti apa yang diharapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
e. Masa Remaja sebagai Masa Mencari Identitas
Penyesuaian diri pada kelompok menjadi suatu hal yang
penting di awal masa remaja. Kemudian, para remaja mencari
identitas atau tampil berbeda dengan individu lain dalam
kelompoknya
f. Masa Remaja sebagai Usia yang Menimbulkan Ketakutan
Banyak stereotip yang melekat pada remaja, yaitu
ketidakrapihan, tidak mampu dipercaya, dan lainnya. Hal tersebut
membuat orang dewasa merasa takut bertanggung jawab dan
bersikap tidak simpatik terhadap para remaja.
g. Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan dari segi
keingininan dan mengabaikan realitas. Namun, dengan
bertambahnya pengalaman sosial dan meningkatnya kemampuan
untuk berpikir rasional, membuat remaja mengalami proses belajar.
h. Masa Remaja sebagai Ambang Masa Dewasa
Remaja yang memasuki masa dewasa merasa gelisah
terhadap proses peralihan yang dialami. Sehingga, para remaja
melakukan perbuatan yang biasa dilakukan oleh orang dewasa,
seperti merokok, minum minuman keras, dan lainnya. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan rasa percaya diri sekaligus
menunjukkan citra diri yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
4. Tugas-tugas Perkembangan Remaja
Tugas-tugas perkembangan masa remaja adalah sebagai berikut
(Hurlock, 1980):
a. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya
baik pria maupun wanita.
b. Mencapai peran sosial pria dan wanita.
c. Menerima kedaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara
efektif.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang
bertanggungjawab.
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang
dewasa lainnya.
f. Mempersiapkan karir ekonomi.
g. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan
untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
5. Perubahan Pada Masa Remaja
Menurut Hurlock (1980), perubahan fisik yang terjadi dibagi
menjadi 2, yakni
a. Perubahan Eksternal
1) Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2) Berat
3) Proporsi Tubuh
4) Organ Seks
5) Ciri-ciri Sekunder
b. Perubahan Internal
1) Sistem Pencernaan
2) Sistem Peredaran Darah
3) Sistem Pernapasan
4) Sistem Endokrin
5) Jaringan Tubuh
D. Pengaruh Self-Esteem terhadap Resiliensi Pada Remaja
Reivich dan Shatee (2002, dalam Djudiyah & Yuniardi, 2011)
mengatakan bahwa self-esteem merupakan faktor internal yang
mempengaruhi pembentukan resiliensi seseorang. Self-esteem penting bagi
perkembangan mental remaja dalam menyesuaikan diri dengan berbagai
perubahan diri dan lingkungan ke arah resiliensi. Remaja yang memahami
diri dan perasaan sendiri, lebih mampu menenangkan dirinya ketika
dihadapkan pada kesulitan. Remaja mampu melihat sisi positif dari dirinya,
sehingga merasa yakin dalam mengatasi tekanan dan mampu melewatinya
(Aulia, 2013).
Penilaian positif mengenai diri ini mengarah pada self-esteem yang
tinggi. Hal tersebut sangat berperan bagi pembentukan pribadi yang kuat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sehat. Remaja menerima dan memberikan penghargaan positif terhadap
dirinya sehingga menumbuhkan rasa aman dan mampu beradaptasi terhadap
perubahan dalam diri maupun lingkungan sosialnya. Remaja mampu
menempatkan diri terhadap tuntutan dan kesulitan yang harus dihadapi ke
arah yang lebih positif dengan memandang perubahan dan harapan
masyarakat mengenai dirinya sebagai suatu tantangan (Widuri, 2012). Sikap
ini mengarah pada resiliensi.
Hal di atas mengenai keadaan remaja dengan self-esteem tinggi
juga berlaku bagi remaja yang memiliki self-esteem sedang. Remaja
cenderung optimis dan mampu menangani kritik atau evaluasi dari orang lain
secara lebih positif. Selain itu, remaja mampu bersikap terbuka dan
membangun relasi yang baik dengan orang lain. Hal tersebut sejalan dengan
pendapat Berndt and Ladd, Werner and Smith (dalam Aulia, 2013), yang
menyatakan bahwa individu resilien lebih mudah dalam menjalin hubungan
yang lebih positif dengan orang lain termasuk menjalin persahabatan dengan
teman sebaya.
Sedangkan, remaja dengan self-esteem yang rendah menunjukkan
sikap kurang percaya diri dan cenderung memandang perubahan serta
harapan lingkungan sebagai suatu tuntutan (Widuri, 2012). Hal ini
mengakibatkan remaja kurang mampu mengekspresikan dirinya di
lingkungan sosial dan cenderung merasa tidak aman. Individu kurang berani
menyatakan pendapatnya, kurang aktif, pesimis, dan perasaannya
dikendalikan oleh pendapat yang ia terima dari lingkungan (Aulia, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Rendahnya penghargaan diri ini menyebabkan remaja kurang
mampu beradaptasi pula terhadap perubahan yang terjadi dalam diri maupun
lingkungan sosialnya. Sikap ini tidak mengarah pada resiliensi. Remaja
kesulitan untuk bertahan dalam kondisi yang sulit atau menekan
(Widuri,2012). Remaja menjadi cenderung diliputi rasa takut gagal karena
kurangnya pemahaman dan perasaan sendiri. Aulia (2013) menegaskan
bahwa remaja yang kesulitan melihat sisi positif dari dirinya, cenderung
merasa tidak yakin dalam mengatasi tekanan bahkan tidak mampu
melewatinya. Remaja menjadi mudah down, rendah diri atau bahkan menjadi
destruktif.
Berdasarkan penjelasan di atas, diperoleh kesimpulan bahwa self-
esteem berpengaruh terhadap pembentukan resiliensi. Remaja yang memiliki
self-esteem tinggi menerima dirinya sendiri dan melihat diri secara lebih
positif sehingga merasa yakin untuk beradaptasi dengan orang lain dan situasi
yang sedang dialami. Hal ini berlaku juga untuk remaja dengan self-esteem
sedang. Remaja lebih bersikap terbuka dan menanggapi tuntutan lingkungan
sosial secara lebih santai dan positif. Sedangkan, remaja dengan self-esteem
rendah cenderung mudah terpengaruh oleh orang lain karena kurangnya rasa
penerimaan atau penghargaan serta pemahaman atas diri. Remaja pula
cenderung merasa tidak aman dan kesulitan untuk beradaptasi dengan
lingkungan bahkan situasi yang dihadapi atau dengan kata lain, menjadi tidak
resilien dibandingkan remaja dengan self-esteem tinggi dan sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Gambar 1.1. Skema Pengaruh Self-Esteem Terhadap Resiliensi
SELF ESTEEM
RENDAH SEDANG TINGGI
Menunjukkan sikap
kurang percaya diri dan
memandang perubahan
dan harapan lingkungan
sebagai suatu tuntutan
sehingga kurang mampu
beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi
dalam diri maupun
lingkungan sosialnya.
Individu
menerima dan
memberikan
penghargaan
positif terhadap
dirinya .
Mampu bersikap
terbuka dan
menyesuaikan
diri terhadap
lingkungan.
Individu menerima dan
memberikan
penghargaan positif
terhadap dirinya .
Mampu menempatkan
diri terhadap tuntutan
dan kesulitan yang harus
dihadapi ke arah yang
lebih positif.
TIDAK
RESILIEN
RESILIEN RESILIEN
R E M A J A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
E. Hipotesis
Penelitian ini mempunyai hipotesis bahwa self-esteem memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap resiliensi pada remaja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian diperoleh dengan teknik Porposive Sampling dan
Accidental Sampling. Porposive Sampling, yakni teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang sama besar antar anggota populasi. Accidental
Sampling adalah teknik pengambilan sampel secara kebetulan, terkait dengan
unit atau subjek yang tersedia bagi peneliti saat pengumpulan data
(Suharsaputra, 2012). Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia
12-23 tahun dan sedang menempuh jenjang pendidikan SMP, SMA, serta
Perguruan Tinggi di Kota Yogyakarta.
Peneliti memilih subjek dengan kriteria usia 12-23 tahun dan sedang
menempuh pendidikan karena Hall (dalam Santrock, 2003) mengatakan remaja
pada rentang usia 12-23 tahun tersebut berada dalam fase strom dan stress dan
remaja harus menghadapi berbagai tekanan di tempat ia menuntut ilmu atau
sekolah. Remaja harus mampu beradaptasi dengan baik terhadap fase dan
berbagai tuntutan pendidikan demi kelancaran pendidikan yang dijalani
(Widuri, 2012).
B. Prosedur Pengumpulan Data
Pengambilan data penelitian dilakukan pada Bulan Juni di Kota
Yogyakarta. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
skala. Skala berisi aitem-aitem pernyataan dari aspek-aspek variabel yang
diteliti. Peneliti memberikan skala penelitian secara langsung kepada subjek
dan menitipkan skala kepada subjek untuk diberikan kepada subjek lainnya
dengan kriteria yang telah ditentukan. Sebelum subjek mengisi skala, peneliti
menjelaskan secara singkat tujuan pengisian skala dan cara mengisi skala.
Proses pengisian skala oleh subjek tidak memiliki batas waktu tertentu, tetapi
skala dikembalikan kepada peneliti pada hari yang sama atau paling lambat
satu hari setelah skala diberikan kepada subjek. Hal ini bertujuan untuk
menghargai privasi subjek selama mengisi skala.
C. Instrumen Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian asosiatif dengan metode survey yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel self-esteem terhadap resiliensi.
Self-Esteem adalah evaluasi yang dibuat oleh individu mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan dirinya. Evaluasi ini menyatakan suatu sikap penerimaan atau
penolakan, dan menunjukkan sejauh mana tingkat keyakinan individu bahwa
dirinya sendiri mampu, berarti, berhasil, dan berharga (Coopersmith, dalam
Kusuma, 2010). Self-Esteem diungkap dengan skala self- esteem yang disusun
berdasarkan aspek-aspek self-esteem menurut Coopersmith, (1967), yaitu
perasaan berharga, perasaan mampu, dan perasaan diterima.
Resiliensi adalah suatu kemampuan untuk bertahan dan beradaptasi.
Individu dituntut untuk bertindak secara cepat dalam melakukan penyesuaian
terhadap masalah atau tekanan dalam hidupnya (Reivich dan Shatte, dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Hidayati, 2014) . Resiliensi diungkap dengan skala resiliensi yang disusun
berdasarkan aspek-aspek resiliensi menurut Reivich dan Shatee (dalam
Djudiyah & Yuniardi, 2011), yaitu regulasi emosi, pengendalian impuls,
optimisme, analisis penyebab masalah, empati, efikasi diri, dan pencapaian.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah skala dengan metode skala
Likert. Kuantifikasi skala Likert dilakukan dengan menghitung respon
kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap objek sikap tertentu (Azwar, 2004).
Model skala Likert menghendaki 5 alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju,
Setuju, Tidak Pasti / Tidak Memutuskan, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak
Setuju. Namun, dalam skala ini alternatif jawaban Tidak Pasti / Tidak
Memutuskan dihindarkan atau tidak digunakan untuk menghindari jawaban
ragu-ragu, yang biasanya paling diminati oleh individu pada saat menjawab
pertanyaan. Penghilangan alternatif jawaban tengah ini memberikan
kesempatan untuk melihat kecenderungan subjek ke arah positif atau negatif
(De Vellis, 1991, dalam Sandha, Hartati, & Fauziah, 2012).
Oleh karena itu, peneliti menggunakan skala Self Esteem dan Resiliensi
dengan 4 alternatif jawaban, alasannya untuk menghindari jawaban ragu-ragu,
sehingga subjek yang akan memilih jawaban yang sesuai dengan kondisi
subjek. Penyusunan butir pertanyaan dalam skala ini dikelompokkan menjadi
butir-butir favourable dan butir-butir unfavourable, dibuat dalam 4 alternatif
jawaban. Pertanyaan dalam skala yang mendukung kecenderungan favourable
memiliki alternative jawaban Sangat Sesuai (SS) skor 4, Sesuai (S) skor 3,
Tidak Sesuai (TS) skor 2, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) skor 1. Sedangkan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
pertanyaan yang mendukung kecederungan unfavourable memiliki alternative
jawaban Sangat Sesuai (SS) skor 1, Sesuai (S) skor 2, Tidak Sesuai (TS) skor
3, dan Sangat Tidak Sesuai (STS) skor 4.
Selain itu, peneliti juga membuat jumlah aitem untuk tiap indikator
dengan total aitem pernyataan sebanyak 8 butir aitem untuk skala self-esteem
dan 4 aitem pernyataan untuk skala resiliensi atau dengan kata lain kurang dari
5 aitem pernyataan untuk masing-masing indikator aitem favourable dan
unfavourable. Hal ini bertujuan untuk tidak menimbulkan kejenuhan subjek
selama proses pengisian skala. Moleong (2002) mengatakan bahwa prosedur
pembuatan skala yang baik adalah dengan memperkirakan kemampuan subjek
yang diteliti atau memperhatikan relevansi skala dengan kondisi subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel 3.1
Skor Berdasarkan Sifat Item
Jawaban Skor
Favourable Unfavourable
Sangat Sesuai (SS) 4 1
Sesuai (S) 3 2
Tidak Sesuai (TS) 2 3
Sangat Tidak Sesuai
(STS)
1 4
Berikut adalah rincian skala yang berisi aspek dan indikatornya:
1. Skala Self Esteem
Skala self esteem disusun berdasarkan aspek-aspek self esteem
menurut Coopersmith (1967), yaitu: Perasaan Berharga, Perasaan Mampu,
dan Perasaan Diterima.
a. Perasaan Berharga, mencakup:
1. Menerima diri
2. Mampu mengontrol tindakan yang dilakukan
b. Perasaan Mampu, mencakup:
1. Merasa mampu mencapai keinginan
2. Cepat beradaptasi terhadap hal baru
3. Mengetahui kekurangan diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
c. Perasaan Diterima, mencakup:
1. Kekurangan dan kelebihan dalam diri mampu dipahami orang lain
2. Memahami hak dan menjalankan kewajiban antar individu
3. Merasa nyaman berada di tengah orang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 3.2
Blue Print dan Distribusi Item Skala Self Esteem
(Sebelum Uji Coba)
NO Aspek Indikator No. Item Jumlah Bobot
(%) (+) (-)
1 Perasaan
Berharga
Mampu
menerima diri
1,2,5,6 9,10,13,14 8 1,5
Mampu
mengontrol
tindakan yang
dilakukan
3,4,7,8 17,18,21,22 8 1,5
2 Perasaan
Mampu
Merasa mampu
mencapai
keinginan
11,12,15,16 19,20,25,26 8 1,5
Cepat
beradaptasi
terhadap hal
baru
29,30,33,34 23,24,27,28 8 1,5
Mengetahui
kekurangan diri
31,32,37,38 40,41,35,36 8 1,5
3 Perasaan
Diterima
Kekurangan dan
kelebihan dalam
diri mampu
dipahami orang
lain
42,43,46,47 50,51,54,55 8 1,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Memahami hak
dan menjalankan
kewajiban antar
individu
52,53,48,49 44,45,58,59 8 1,5
Merasa nyaman
berada di tengah
orang lain
62,63,56,57 60,61,64,39
8 1,5
TOTAL 64 100%
2. Skala Resiliensi
Skala resiliensi disusun berdasarkan aspek-aspek resiliensi menurut
Reivich dan Shatee (2002, dalam Djudiyah & Yuniardi, 2011), yaitu:
Regulasi Emosi (Emotion Regulation), Pengendalian Impuls, Optimisme,
Analisis Penyebab Masalah (Causal Analysis), Empati (Emphaty), Efikasi
Diri (Self-Efficacy), dan Pencapaian (Reaching Out).
a. Regulasi Emosi (Emotion Regulation), mencakup:
1. Mampu bersikap tenang ketika menghadapi tekanan dan masalah
2. Tidak berperilaku kasar atau menyakiti orang lain
b. Pengendalian Impuls, mencakup:
1. Mampu tetap fokus pada hal yang sedang dilakukan
2. Melakukan berbagai hal secara terencana dan matang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3. Memiliki nilai dalam hidup dan menjalaninya
c. Optimisme, mencakup:
1. Mampu berpikir positif
2. Tidak mudah menyerah dan cemas
3. Memiliki keyakinan positif terhadap diri
4. Melakukan suatu perubahan
d. Analisis Penyebab Masalah (Causal Analysis), mencakup:
1. Mampu berpikir kritis
2. Tidak terburu-buru dalam menyelesaikan masalah
3. Berhati-hati dalam menyelesaikan masalah
e. Empati (Emphaty), mencakup:
1. Mampu mengenali (peka) perasaan dan pikiran orang lain
2. Mampu menempatkan diri di tengah orang lain
f. Efikasi Diri (Self-efficacy), mencakup:
1. Memiliki rasa percaya diri
2. Memiliki coping stress yang baik
3. Tidak bergantung kepada orang lain
g. Pencapaian (Reaching Out), mencakup:
1. Mampu menjalin relasi dengan orang lain
2. Mampu bersikap terbuka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.3
Blue Print dan Distribusi Item Skala Resiliensi
(Sebelum Uji Coba)
NO Aspek Indikator No. Item Jumlah Bobot
(%) (+) (-)
1 Regulasi
Emosi
Mampu bersikap
tenang ketika
menghadapi tekanan
dan masalah
1,2 5,6 4 1,3
Tidak berperilaku
kasar atau menyakiti
orang lain
3,4 9,10 4 1,3
2 Pengendalian
Impuls
Mampu tetap fokus
pada hal yang sedang
dilakukan
13,14 7,8 4 1,3
Melakukan berbagai
hal secara terencana
dan matang
11,12 17,18 4 1,3
Memiliki nilai dalam
hidup dan
menjalaninya
21,22 25,26 4 1,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3 Optimisme Mampu berpikir
positif
19,20 27,28 4 1,3
Tidak mudah
menyerah
31,32 35,36 4 1,3
Memiliki keyakinan
positif terhadap diri
15,16 23,24 4 1,3
Melakukan suatu
perubahan
29,30 33,34 4 1,3
4 Analisis
Penyebab
Masalah
Mampu berpikir kritis 39,40 41,42 4 1,3
Tidak terburu-buru
dalam menyelesaikan
masalah
37,38 41,42 4 1,3
Berhati-hati dalam
menyelesaikan
masalah
47,48 45,46 4 1,3
5 Empati Mengenali (peka)
perasaan orang lain
51,52 55,56 4 1,3
Mampu menempatkan
diri di tengah orang
lain
59,60 63,64 4 1,3
6 Efikasi Diri Memiliki rasa percaya
diri
67,58 57,58 4 1,3
Memiliki coping stress
yang baik
65,66 61,62 4 1,3
Tidak bergantung
kepada orang lain
69,70 73,4 4 1,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
7 Pencapaian Mampu menjalin
relasi dengan orang
lain
75,76 49,50 4 1,3
Mampu bersikap
terbuka
53,54 71,72 4 1,3
TOTAL 76 100%
D. Metode Analisis Data
Analisis data penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh variabel self-
esteem terhadap variabel resiliensi. Metode analisis data yang digunakan
adalah Uji Asumsi Dasar berupa Uji Normalitas dan Uji Linearitas, serta Uji
Hipotesis. Uji Hipotesis menggunakan metode Analisis Regresi Linear
Sederhana. Penghitungan dilakukan dengan SPSS for Windows versi 21.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Uji Coba Skala Penelitian
a. Subjek Uji Coba
Uji coba dilaksanakan pada tanggal 25 – 31 Mei 2016 terhadap
300 subjek yang terbagi atas siswa-siswi SMP, SMA, dan mahasiswa
yang berusia 12-23 tahun. Para subjek berasal dari kelompok
institusi pendidikan di Kota Yogyakarta. Berikut deskripsi jumlah
dan asal institusi subjek uji coba:
Tabel 4.1
Deskripsi Jumlah dan Asal Institusi Subjek Uji Coba
NO Jenjang Institusi Jumlah
1 SMP SMP Maria Immaculata
Marsudirini
50
2 SMA SMA Santa Maria Yogyakarta 80
SMA Sang Timur 15
SMK Marsudi Luhur I YK 29
3 Perguruan
Tinggi
Universitas Sanata Dharma
Kampus II Mrican
50
Universitas Kristen Duta
Wacana
45
Universitas Negeri Yogyakarta 31
TOTAL 300
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Penelitian
1) Uji Validitas
Validitas adalah keadaan yang menggambarkan tingkat
instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan
diukur (Arikunto, dalam Taniredja & Mustafidah, 2011).
Validitas dalam penelitian ini adalah validitas isi. Sumanto
(2014) mengatakan bahwa dalam memilih (menyusun) suatu
instrumen untuk penelitian, peneliti dapat berkonsultasi atau
menerima peran dari ahli untuk menentukan apakah instrumen
itu valid dalam hal isi. Dalam penelitian ini, peneliti menyusun
aitem-aitem yang digunakan sebagai alat ukur (instrument) dan
aitem-aitem tersebut telah diperiksa kesesuaiannya dengan
aspek-aspek yang ada secara logik (logical) oleh dosen
pembimbing sebagai professional judgment.
2) Seleksi Aitem
Dalam analisis aitem skala psikologi yang mengukur atribut
non-kognitif, parameter yang paling penting adalah daya beda
atau daya diskriminasi aitem. Daya diskriminasi aitem adalah
sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau
kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki
atribut yang diukur (Azwar, 2012).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Seleksi aitem menggunakan SPSS for Windows versi 21.
Pengujian daya diskriminasi aitem dengan cara menghitung
koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan distribusi
skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan
koefisien korelasi aitem-total (rix).
Kriteria pemilihan aitem didasarkan pada batasan korelasi
aitem total, yakni rix ≥ 0,30. Semua aitem yang mencapai
koefisien korelasi minimal 0,30 daya bedanya dianggap tinggi
atau baik dan digunakan dalam skala final. Sedangkan, aitem
yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30 memiliki daya
beda yang rendah atau kurang baik sehingga harus digugurkan
(Azwar, 2012).
a) Skala Self Esteem
Berdasarkan hasil uji coba pada tanggal 25 – 31 Mei
2016 terhadap 300 subjek, skala self esteem memiliki 44
aitem yang lolos seleksi dari 64 aitem awal dengan koefisien
korelasi aitem total rix ≥ 0,30. Berikut distribusi aitem skala
self esteem setelah uji coba dan melalui seleksi aitem:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 4.2
Blue Print dan Distribusi Item Skala Self Esteem
(Setelah Uji Coba)
NO Aspek Indikator No. Item Jumlah
(+) (-)
1 Perasaan
Berharga
Mampu menerima
diri
1,2,5,6 9,10,13,14 6 10
Mampu mengontrol
tindakan yang
dilakukan
3,4,7,8 17,18,21,22 4
2 Perasaan
Mampu
Merasa mampu
mencapai
keinginan
11,12,15,16 19,20,25,26 8 19
Cepat beradaptasi
terhadap hal baru
29,30,33,34 23,24,27,28 5
Mengetahui
kekurangan diri
31,32,37,38 40,41,35,36 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Keterangan : aitem yang dicetak tebal (BOLD) adalah aitem yang gugur.
b) Skala Resiliensi
Berdasarkan hasil uji coba pada tanggal 25 – 31 Mei
2016 terhadap 300 subjek, skala resiliensi memiliki 48
aitem yang lolos seleksi dari 76 aitem awal dengan
koefisien korelasi aitem total rix ≥ 0,30. Berikut distribusi
aitem skala resiliensi setelah uji coba dan melalui seleksi
aitem:
3 Perasaan
Diterima
Kekurangan dan
kelebihan dalam diri
mampu dipahami
orang lain
42,43,46,47 50,51,54,55 5 15
Memahami hak dan
menjalankan
kewajiban antar
individu
52,53,48,49 44,45,58,59 3
Merasa nyaman
berada di tengah
orang lain
62,63,56,57 60,61,64,39
7
TOTAL 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 4.3
Blue Print dan Distribusi Item Skala Resiliensi
(Setelah Uji Coba)
NO Aspek Indikator No. Item Jumlah
(+) (-)
1 Regulasi
Emosi
Mampu bersikap
tenang ketika
menghadapi
tekanan dan
masalah
1,2 5,6 3 7
Tidak berperilaku
kasar atau
menyakiti orang
lain
3,4 9,10 4
2 Pengendalian
Impuls
Mampu tetap fokus
pada hal yang
sedang dilakukan
13,14 7,8 3 7
Melakukan
berbagai hal secara
terencana dan
matang
11,12 17,18 1
Memiliki nilai
dalam hidup dan
menjalaninya
21,22 25,26 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3 Optimisme Mampu berpikir
positif
19,20 27,28 4 10
Tidak mudah
menyerah
31,32 35,36 1
Memiliki
keyakinan positif
terhadap diri
15,16 23,24 3
Melakukan suatu
perubahan
29,30 33,34 2
4 Analisis
Penyebab
Masalah
Mampu berpikir
kritis
39,40 43,44 2 6
Tidak terburu-buru
dalam
menyelesaikan
masalah
37,38 41,42 2
Berhati-hati dalam
menyelesaikan
masalah
47,48 45,46 2
5 Empati Mengenali (peka)
perasaan orang lain
51,52 55,56 2 4
Mampu
menempatkan diri
di tengah orang lain
59,60 63,64 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
6 Efikasi Diri Memiliki rasa
percaya diri
67,68 57,58 2 9
Memiliki coping
stress yang baik
65,66 61,62 3
Tidak bergantung
kepada orang lain
69,70 73,74 4
7 Pencapaian Mampu menjalin
relasi dengan orang
lain
75,76 49,50 3 5
Mampu bersikap
terbuka
53,54 71,72 2
TOTAL 48
Keterangan : aitem yang dicetak tebal (BOLD) adalah aitem yang gugur.
3) Uji Reliabilitas
Sudjana (dalam Taniredja & Mustafidah, 2012)
mengatakan bahwa reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan
atau keajekan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya.
Reliabilitas dinyatakan dengan angka-angka (biasanya sebagai
suatu koefisien). Koefisien yang tinggi menunjukkan reliabilitas
yang tinggi dan sebaliknya (Sumanto, 2014).
Koefisien reliabilitas (rxx') berada dalam rentang angka
dari 0 sampai dengan 1,00. Bila koefisien reliabilitas semakin
tinggi mendekati angka 1,00 maka pengukuran semakin reliable
(Azwar, 2012). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
analisis Alpha Cronbach. Alat ukur dianggap reliable ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
koefisien alpha cronbach menunjukkan angka > 0,60 dan
semakin baik ketika koefisien alpha cronbach mendekati angka
1,00 (Sujarweni & Endrayanto, 2012). Perhitungan reliabilitas
menggunakan SPSS for windows versi 21.
a) Skala Self Esteem
Koefisien reliabilitas pada skala uji coba self esteem
sebesar 0,903. Setelah seleksi item diperoleh 44 aitem yang
akan digunakan pada skala final. Dari 44 aitem didapatkan
koefisien alpha cronbach sebesar 0,913.
Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,913 44
b) Skala Resiliensi
Koefisien reliabilitas pada skala uji coba resiliensi
sebesar 0,935. Setelah seleksi item diperoleh 48 aitem yang
akan digunakan pada skala final. Dari 48 aitem didapatkan
koefisien alpha cronbach sebesar 0,947.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas Alpha Cronbach
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,947 48
2. Deskripsi Konteks Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4-12 Juni 2016. Pengambilan
data dilakukan dengan membagikan skala self esteem dan skala resiliensi.
Kedua skala diberikan secara bersamaan dalam bentuk booklet kepada
remaja dengan rentang usia 12-23 tahun di beberapa kelompok OMK dan
PIR yang berjumlah 9 dari 6 paroki di Kota Yogyakarta. Kelompok
OMK dan PIR tersebut adalah sebagai berikut: PIR Paroki Kota Baru,
OMK Kota Baru, PIR Paroki Baciro, OMK Paroki Baciro, OMK Paroki
Pugeran, OMK Paroki Kumetiran, PIR Paroki Kiduloji, OMK Paroki
Kiduloji, dan OMK Paroki Bintaran.
Penyebaran data dilakukan dengan cara memberikan skala secara
langsung kepada setiap subjek untuk diisi dan diberikan kembali kepada
peneliti di hari yang sama serta menitipkan skala kepada ketua maupun
anggota OMK untuk dibagikan kepada subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Tabel 4.6
Waktu dan Tempat Pengambilan Data Subjek
No PIR/OMK
Paroki
Tanggal Waktu (WIB) Tempat
1 PIR KotaBaru 5 Juni 2016 17.30 GKS
2 PIR Kiduloji 4 Juni 2016 15.00 Aula
6 Juni 2016 15.00 Aula
3. PIR Baciro 4 Juni 2016 20.00 R. Naz
5 Juni 2016 20.00 R. Naz
4. OMK KotaBaru 7 Juni 2016 16.30 GKS
8 Juni 2016 19.00 GKA
5. OMK Kiduloji 6 Juni 2016 19.00 Aula
6. OMK Baciro 7 Juni 2016 18.00 R. Naz
8 Juni 2016 17.00 R. Naz
7. OMK Pugeran 9 Juni 2016 17.30 Gereja
8. OMK Kumetiran 10 Juni 2016 18.00 R. OMK
9. OMK Bintaran 11 Juni 2016 16.00 R. OMK
12 Juni 2016 19.30 Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Berikut adalah deskripsi jumlah anggota OMK dan PIR Paroki
Kota Yogyakarta pada saat pengambilan data :
Tabel 4.7
Deskripsi Jumlah Anggota OMK dan PIR
NO OMK/PIR Jumlah
1 PIR Paroki Kota Baru 28
2 OMK Paroki Kota Baru 47
3 PIR Paroki Baciro 31
4 OMK Paroki Baciro 48
5 OMK Paroki Pugeran 38
6 OMK Paroki Kumetiran 43
7 PIR Paroki Kiduloji 35
8 OMK Paroki Kiduloji 46
9 OMK Paroki Bintaran 41
TOTAL 357
a. Deskripsi dan Data Demografis Subjek Penelitian
1. Usia dan Jenis Kelamin
Jumlah subjek penelitian adalah 357 subjek dengan rentang
usia 12-23 tahun. Subjek terbagi atas 193 orang laki-laki dan
164 orang perempuan. Jumlah subjek pada masing-masing usia
dan jenis kelamin subjek adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Tabel. 4.8
Deskripsi Usia dan Jenis Kelamin Subjek Penelitian
Usia Jumlah Jenis Kelamin Jumlah
12 4 Laki-laki
Perempuan
193
164 13 29
14 33
15 31
16 27
17 37
18 37
19 35
20 32
21 33
22 30
23 29
TOTAL 357 TOTAL 357
2. Pendidikan dan Asal Institusi Pendidikan
Jenjang pendidikan subjek penelitian meliputi SMP
(Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah Atas),
dan Perguruan Tinggi. Dari keseluruhan jumlah subjek, terdapat
81 siswa/i SMP, 110 siswa/i SMA, dan 166 mahasiswa/i. Asal
institusi subjek terbagi atas SMP Pangudi Luhur I Yogyakarta,
SMP Kanisius Gayam, SMP Stella Duce I, SMP Bopkri III, SMA
Stella Duce I, SMA Stella Duce II, SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta, SMA Bopkri I, SMA Bopkri II, SMA Santo Thomas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Atma Jaya
Yogyakarta, Universitas Mercu Buana, Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa, dan Universitas Janabadra.
Tabel 4.9
Deskripsi Pendidikan Subjek Penelitian
Pendidikan Jumlah Asal Institusi Jumlah
SMP
SMA/SMK
Perguruan
Tinggi
TOTAL
81
110
166
357
SMP Pangudi Luhur I YK 20
SMP Kanisius Gayam 27
SMP Stella Duce I 23
SMP Bopkri III 11
SMA Stella Duce I 23
SMA Stella Duce II 17
SMA Pangudi Luhur YK 26
SMA Bopkri I 20
SMA Bopkri II 8
SMA Santo Thomas YK 16
Universitas Gadjah Mada 37
Universitas Atma Jaya 54
Universitas Mercu Buana 29
Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa
21
Universitas Janabadra 25
TOTAL 357
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Statistik Data Penelitian
Hidayah dan Fitriani (2012) mengatakan bahwa analisis deskriptif
terhadap data penelitian dilakukan dengan tujuan untuk memberi gambaran
mengenai kecenderungan respon subjek (berupa mean atau rata-rata)
terhadap variabel-variabel penelitian, yaitu self-esteem dan resiliensi.
Berdasarkan hasil analisis data statistik deskriptif, diketahui skor empirik
dan skor hipotetik pada masing-masing variabel sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Pengukuran Deskriptif Variabel
Pengukuran Teoritis Empiris
Min Max Mean
(µ)
SD
Min Max Mean
(µ)
SD
Self-Esteem 44 176 110 22 2 168 115,39 49,657
Resiliensi 48 192 120 24 88 186 145,83 10,772
Hasil pengukuran deskriptif yang diperoleh akan digunakan untuk
menentukan kategorisasi subjek penelitian untuk setiap variabel. Azwar
(2003) menyebutkan bahwa tujuan kategorisasi ini adalah untuk
menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang terpisah
secara berjenjang dan kontinum berdasar atribut yang diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kategorisasi bersifat relatif sehingga peneliti mampu menetapkan
secara subjektif luasnya interval yang mencakup setiap kategori.
Peneliti mampu menetapkan lima kategorisasi sesuai dengan tingkat
diferensiasi yang dikehendaki (Sandha, Hartati, & Fauziah, 2012).
Dalam penelitian ini, peneliti menetapkan tiga kategorisasi, yaitu
jenjang tinggi, sedang, dan rendah. Penetapan kategorisasi ini
berdasarkan satuan standart deviasi dengan rentangan nilai minimal dan
maksimal secara teoritis serta tingkatan self-esteem. Berikut norma
kategorisasi:
Tabel 4.11
Norma Kategorisasi
Rumus Norma Kategorisasi
X < (µ - 1,0 ) Rendah
(µ - 1,0 ) ≤ X < (µ + 1,0 ) Sedang
(µ + 1,0 ) ≤ X Tinggi
Setelah ditetapkan norma kategorisasi seperti di atas, maka
diperoleh kategori-kategori skor self-esteem dan resiliensi sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.12
Kategorisasi Data Skor Self-Esteem
Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase (%)
Rendah X < 88 4 1
Sedang 88 ≤ X < 132 91 25
Tinggi 132 ≤ X 262 74
Total 357 100
Hasil pengkategorisasian menunjukkan bahwa subjek penelitian,
yakni remaja yang memiliki self-esteem rendah adalah sebanyak 4
orang atau 1%. Sedangkan, remaja yang memiliki self-esteem sedang
adalah sebanyak 91 orang atau 25% dan remaja yang memiliki self-
esteem tinggi adalah sebanyak 262 orang atau 74%.
Tabel 4.13
Kategorisasi Data Skor Resiliensi
Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase (%)
Rendah X < 96 2 1
Sedang 96 ≤ X < 144 89 25
Tinggi 144 ≤ X 266 74
Total 357 100
Hasil pengkategorisasian menunjukkan bahwa subjek penelitian,
yakni remaja yang memiliki resiliensi rendah adalah sebanyak 2 orang
atau 1%. Sedangkan, remaja yang memiliki resiliensi sedang adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sebanyak 89 orang atau 25% dan remaja yang memiliki resiliensi
tinggi adalah sebanyak 266 orang atau 74%.
2. Analisis Data Penelitian
a. Uji Asumsi
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang
diambil berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak
(Noor, 2011). Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai p lebih
besar dari 0,05 (p>0,05). Sedangkan data dikatakan berdistribusi
tidak normal jika nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) (Santoso,
2010). Penelitian ini melakukan uji normalitas menggunakan analisis
Kolmogorov-Smirnov. Berikut adalah hasil uji normalitas self-esteem
dan resiliensi.
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas
Nilai p Keterangan
Self-Esteem 0,000 Sebaran tdak
normal
Resiliensi 0,000 Sebaran tidak
normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui bahwa kedua
variabel memiliki sebaran data yang tidak normal dengan nilai p
sebesar 0,000 (p < 0,05).
2) Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel
yang diuji dengan analisis korelasional memiliki hubungan linear
(semakin mendekati garis lurus) atau tidak (Priyatno, 2012).
Hubungan kedua variabel dikatakan linear jika memiliki signifikansi
di bawah atau lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Sedangkan, kedua
variabel dikatakan tidak linear jika memiliki signifikansi di atas atau
lebih besar dari 0,05 (p > 0,05). Berikut hasil uji linearitas antara
self-esteem dan resiliensi:
Tabel 4.15
Hasil Uji Linearitas
Sig.
selfesteem *
resiliensi
Linearity .000
Hasil uji linearitas memperoleh hasil signifikansi sebesar
0,000 atau lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Kesimpulan yang
diperoleh adalah variabel self-esteem dan variabel resiliensi memiliki
hubungan yang linear (semakin mendekati garis lurus).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
b. Uji Hipotesis
Peneliti menggunakan analisis regresi sederhana dengan SPSS
for Windows versi 21. Perhitungan ini dilakukan untuk mencari
hubungan fungsional antara variabel self-esteem dengan variabel
resiliensi. Berikut adalah hasil uji hipotesis:
Tabel 4.16
Hasil Uji Hipotesis
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 77,450 5,941 13,037 ,000
Selfesteem ,386 ,041 ,450 9,489 ,000
a. Dependent Variable: Resiliensi
Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh nilai Constant (a)
adalah 77,450, dan nilai Self-Esteem (b) adalah 0,386, sehingga
persamaan regresinya ditulis sebagai berikut:
Y = a + bX, atau
Y = 77,450 + 0,386X
Nilai konstanta yang positif sebesar 77,450 menunjukkan
pengaruh positif variabel self-esteem terhadap resiliensi. Bila variabel
independen naik atau berpengaruh, maka variabel dependen juga naik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
atau terpenuhi. Nilai self-esteem (b) yang positif juga sebesar 0,386
berarti memilki hubungan atau pengaruh yang positif antara variabel
self-esteem dengan variabel resiliensi. Jika self-esteem mengalami
kenaikan satu satuan, maka resiliensi juga meningkat sebesar 0,386
atau sebesar 38,6%. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan tingkat
self-esteem mengakibatkan kenaikan resiliensi.
Pada hasil perhitungan di atas, juga diperoleh hasil uji t-test.
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen
terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan
nilai t-hitung dengan nilai t-tabel. Uji ini dilakukan menggunakan uji t-
test satu sisi yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Ho : Self-Esteem tidak berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap Resiliensi
Ha : Self-Esteem berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
Resiliensi
Kaidah keputusannya (Riduwan, 2011, dalam Sulastri, 2013),
yaitu:
- Apabila t-hitung ≥ t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti
self-esteem berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
resiliensi.
- Apabila t-hitung ≤ t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti
self-esteem berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap
resiliensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Atau :
- Jika nilai probabilitas (0,05) ≤ nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≤
Sig], maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
- Jika nilai probabilitas (0,05) ≥ nilai probabilitas Sig atau [0,05 ≥
Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
Hasil di atas menunjukkan nilai t- hitung sebesar 9,489 dengan taraf
signifikansi 0,000 < 0,05 atau (0,05 ≥ Sig). Dengan demikian ada
pengaruh yang signifikan self-esteem terhadap resiliensi pada remaja.
3. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh self-esteem
terhadap resiliensi pada remaja. Hasil analisa data di atas menunjukkan
bahwa variabel self-esteem memiliki pengaruh yang sangat signifikan
terhadap resiliensi (p=0,000). Kesimpulannya adalah hipotesis yang
berbunyi “self-esteem memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
resiliensi pada remaja” diterima.
Reivich dan Shatee (2002, dalam Djudiyah & Yuniardi, 2011)
yang menyebutkan tiga faktor pendukung resiliensi. Salah satu di
antaranya, ialah faktor individu yang berupa harga diri (self-esteem). Hal
tersebut menunjukkan bahwa self-esteem memiliki pengaruh terhadap
pembentukan resiliensi.
Bednar, Wells, dan Peterson (1989, dalam Santrock, 2003)
mengatakan bahwa harga diri seorang remaja yang tinggi ditunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
melalui kemampuannya dalam menghadapi masalah dan bukan malah
menghindarinya. Remaja yang merasa yakin dan mampu, akan
menghadapi masalahnya secara nyata, jujur, dan tidak menjauhinya.
Sedangkan, remaja yang merasa tidak mampu dan tidak yakin terhadap
dirinya, mendorong terjadinya penolakan, penghindaran, bahkan
kebohongan sebagai bentuk umpan balik terhadap ketidakmampuan
dirinya.
Uraian teoritis ini mendukung hasil penelitian bahwa remaja
dengan self-esteem yang tinggi dan sedang bersikap terbuka, lebih berani
menghadapi lingkungan serta situasi yang sedang dihadapi atau resilien
dan begitu juga sebaliknya. Sedangkan, remaja dengan self-esteem rendah
bersikap tertutup dan cenderung menjauhi masalah atau tidak resilien.
Hidayati (2014) menambahkan penjelasan di atas bahwa individu
dengan self-esteem tinggi mampu menghargai diri sendiri, memberi
penilaian baik terhadap diri sendiri, dan bertanggung jawab atas hidup
yang dijalaninya. Hal ini menyebabkan individu dengan harga diri yang
tinggi lebih mampu bertahan dan beradaptasi dengan tekanan serta
memiliki motivasi pencapaian di masa depan, dibandingkan dengan yang
memiliki harga diri rendah (Asnita, Arneliwati, dan Jumaini,2015). Hal-
hal tersebut membentuk individu memiliki resiliensi.
Terkait hal di atas, beberapa penelitian pula telah membuktikan
bahwa self-esteem berpengaruh terhadap pembentukan resiliensi. Hidayati
(2014) menyampaikan bahwa aspek self-esteem mengenai perasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
mampu berhubungan dengan aspek resiliensi, yaitu efikasi diri,
optimisme, dan pencapaian (reaching out). Individu percaya bahwa
adanya keberhasilan (optimis) di masa depan sehingga mampu
mengontrol arah kehidupannya. Optimisme dalam diri membentuk
kemampuan untuk meraih apa yang diinginkan atau yang disebut dengan
pencapaian (reaching out).
Sedangkan, penelitian Ekasari dan Andriyani (2013) menyebutkan
bahwa para remaja yang tidak mampu berpikir lebih positif terhadap
dirinya sendiri atau memiliki self-esteem yang rendah, memiliki tingkat
ketahanan (resilience) yang rendah pula dan tidak mampu menjalankan
aktivitas sehari-harinya secara sehat. Individu digambarkan mempunyai
sifat-sifat depresif, terlalu lemah untuk melawan kekurangan diri,
disibukan oleh persoalan-persoalan pribadi, cenderung terisolir, tidak
mampu mengekspresikan diri, dan peka terhadap kritik. Individu lebih
pasif, pesimis, kurang percaya diri dalam interaksi sosial, cenderung
menarik diri dari pergaulan sosial dan lingkungannya sehingga
menyebabkan munculnya perasaan tidak bahagia, kurang ekspresif, dan
relatif mengalami kecemasan. Dengan kata lain individu tidak mampu
menyesuaikan diri dengan keadaan apapun (Coopersmith, 1976, dalam
Rohmah, 2014).
Berbagai hal di atas disebabkan oleh individu yang tidak
mempunyai keyakinan positif pada diri sehingga perasaannya
dikendalikan oleh pendapat yang ia terima dari lingkungan. Individu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
menjadi sering merasa tidak aman dengan keberadaannya di lingkungan
(Coopersmith, 1967, dalam Pratiwi, 2011). Hal tersebut membuat
individu dengan self-esteem yang rendah kesulitan bahkan tidak mampu
mengembangan diri yang resilien. Uraian ini menjelaskan hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan di antara
keduanya. Semakin tinggi self-esteem, maka semakin tinggi resiliensi dan
pula sebaliknya, semakin rendah self-esteem, maka semakin rendah
resiliensi.
Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan perbedaan antara
mean empirik dan mean teoritik subjek. Hasil mean empirik subjek
diketahui lebih tinggi dari mean teoritik. Variabel self-esteem memiliki
mean empirik sebesar 115,39 dan variabel resiliensi sebesar 145,83
dengan signifikasi p = 0,000 (p<0,05) untuk masing-masing variabel.
Kedua hasil tersebut lebih tinggi daripada mean teoritis variabel self-
esteem yang sebesar 110 dan resiliensi sebesar 120. Perbedaan hasil mean
empirik dan mean teoritis ini menggambarkan bahwa subjek memiliki
self-esteem dan resiliensi yang tinggi.
Hasil ini dijelaskan melalui penjabaran hasil pengkategorisasian
subjek penelitian. Pada variabel self-esteem, terdapat 4 orang atau 1%
remaja yang memiliki self-esteem rendah. Sedangkan, remaja yang
memiliki self-esteem sedang adalah sebanyak 91 orang atau 25% dan
remaja yang memiliki self-esteem tinggi adalah sebanyak 262 orang atau
74%. Hal ini tidak sesuai dengan Robins, dkk (dalam Shaffer, 2005) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
mengatakan bahwa harga diri pada masa kanak-kanak cenderung tinggi,
menurun pada masa remaja, dan meningkat selama masa dewasa awal
sampai dewasa madya, kemudian menurun pada masa dewasa akhir.
Peneliti berasumsi bahwa jumlah subjek pada setiap kelompok
rentang usia masa remaja yang tidak seimbang dalam penelitian ini,
menyebabkan hasil self-esteem pun meningkat secara signifikan.
Penelitian ini didominasi oleh remaja akhir atau memasuki masa dewasa
awal dengan rentang usia 19-23 tahun, yakni sebanyak 166 orang. Pada
masa remaja akhir ini, individu memiliki self-esteem yang lebih stabil
dibanding rentang usia remaja lainnya.
Mappiare (1982, dalam Muslimah & Wahdah, 2013) mengatakan
bahwa ciri penting remaja akhir, yaitu mulai timbul dan meningkatnya
kestabilan dalam hal kestabilan aspek fisik dan psikis. Keadaan demikian
membuat individu tersebut lebih dapat melakukan penyesuaian-
penyesuaian dalam banyak aspek kehidupannya dibandingkan dengan
masa-masa sebelumnya. Selain itu, pada tahap ini, remaja telah
mempunyai citra diri dan pandangan yang lebih realistis, menghadapi
masalah secara lebih matang, dan memiliki perasaan yang lebih tenang.
Hasil penelitian Khan (2012) menyimpulkan bahwa individu yang
tengah berada dalam masa remaja akhir menunjukkan peningkatan
kestabilan dalam aspek-aspek fisik dan psikis. Individu mampu menilai
dirinya sebagaimana adanya dan menghargai miliknya, keluarganya, serta
orang-orang lain seperti keadaan sesungguhnya. Akibat positif dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
keadaan remaja akhir seperti itu adalah timbulnya perasaan puas dan
menjauhkan diri dari rasa kecewa.
Selain itu, Khan (2012) mengatakan pula bahwa individu yang
tengah memasuki masa remaja akhir pada umumnya mulai mampu
menghadapi permasalahan-permasalahannya dengan lebih tenang dan
matang. Ketenangan dan kematangan dalam menghadapi kekecewaan-
kekecewaan ditunjang oleh adanya kemampuan berpikir logis dan
realistis serta kemampuan untuk menguasai perasaan-perasaannya.
Keadaan yang realistis dalam menentukan sikap, minat dan cita-cita
mengakibatkan individu tidaklah terlalu kecewa dengan adanya
kegagalan-kegagalan kecil yang dijumpai. Usaha-usaha pemecahan
masalah yang dihadapi dilakukan dengan berdiskusi bersama teman-
teman sebaya. Langkah-langkah pemecahan masalah tersebut
mengarahkan remaja akhir pada tingkah laku yang lebih well adjusted
atau lebih mampu menyesuaikan diri dalam banyak situasi lingkungan
dan situasi perasaan-perasaan sendiri.
Hal lain yang menjadi asumsi peneliti terkait perolehan hasil self-
esteem yang tinggi adalah jumlah subjek penelitian yang juga didominasi
oleh subjek laki-laki, yakni sebanyak 193 subjek daripada subjek
perempuan yang hanya sebanyak 164 subjek. Pada beberapa studi,
ditemukan bahwa harga diri pria lebih tinggi daripada wanita pada hampir
semua rentang kehidupan. Khususnya, harga diri pada wanita rendah
selama masa remaja. Menurut Ancok dkk. (dalam Ghufron, 2010) wanita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
selalu merasa harga dirinya lebih rendah daripada pria, seperti perasaan
kurang mampu, kepercayaan diri yang kurang mampu, atau merasa harus
di lindungi. Hal ini terjadi mungkin karena peran orang tua dan harapan-
harapan masyarakat yang berebeda-beda baik pada pria maupun wanita.
Pendapat tersebut sama dengan hasil spenelitian Coopersmith (1967)
yang membuktikan bahwa harga diri wanita lebih rendah daripada harga
diri pria.
Berdasarkan hal-hal di atas, peneliti menyadari bahwa jenis
kelamin dan kelompok usia remaja tertentu dalam penelitian ini, turut
memberi pengaruh pada hasil penelitian yang diperoleh. Hal ini
menyebabkan penelitian belum mampu menunjukkan gambaran self-
esteem dan resiliensi yang memadai untuk tiap kelompok usia remaja,
yakni awal, tengah, dan akhir. Selain itu, hasil sebaran data yang tidak
normal, disebabkan oleh perolehan data hanya pada kelompok populasi
OMK dan PIR saja yang memiliki kecenderungan kesamaan pola pikir.
Oleh karena itu, hasil penelitian ini belum mampu digeneralisasikan pada
populasi remaja secara luas dan umum di Kota Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara self-esteem terhadap resiliensi pada remaja. Hasil ini diketahui
melalui hasil uji regresi sederhana yang menghasilkan nilai signifikansi p
sebesar 0,000 atau (0,05 ≥ Sig). Dengan demikian ada pengaruh yang
signifikan self-esteem terhadap resiliensi pada remaja. Semakin tinggi self-
esteem subjek maka semakin resilien dan sebaliknya, semakin rendah self-
esteem maka semakin tidak resilien.
B. Saran
1. Bagi Subjek Penelitian
Penelitian menunjukkan bahwa subjek memiliki self-esteem dan
resiliensi yang tinggi, sedang, dan rendah. Pengamatan peneliti
menemukan bahwa remaja yang memiliki self-esteem dan resiliensi
rendah, kurang percaya diri dan cenderung tidak aktif dalam kelompok.
Oleh karena itu, diharapkan para remaja tersebut mampu untuk lebih
terlibat aktif dan meningkatkan rasa percaya diri. Selain itu, memperoleh
subjek remaja yang berasal dari beberapa populasi agar mampu
digeneralisasikan pada populasi remaja secara luas dan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Berdasarkan refleksi terhadap proses penelitian, peneliti
menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menambah atau
menyeimbangkan jumlah subjek, dari segi jenis kelamin dan kelompok usia
remaja. Peneliti juga menyarankan untuk memperoleh subjek remaja secara
lebih luas. Oleh karena itu, hasil penelitian diharapkan nantinya lebih
mampu digeneralisasikan secara umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., & Ansori, M. (2009). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.
Amalia, L. (2014). Meningkatkan Self-Esteem Mahasiswa STAIN Ponorogo
Dengan Pelatihan Pengenalan Diri. Jurnal Kodifikasia, 8(1).
Aprilia, W. (2013). Resiliensi dan Dukungan Sosial Pada Orang Tua Tunggal
(Studi Kasus Pada Ibu Tunggal Di Samarinda). E-Journal Psikologi,
1(3), 268-279.
Asnita, L., & Arneliwati & Jumaini. (2015). Hubungan Tingkat Stres Dengan
Harga Diri Remaja Di Lembaga Pemasyarakatan. Jurnal Online
Mahasiswa, 2(2).
Aulia, L. A. (2013). Kecerdasan Emosi dan Resiliensi Remaja. Jurnal Psikologi,
2(1).
Aunillah, F., & Adiyanti, M. (2015). Program Pengembangan Keterampilan
Resiliensi untuk Meningkatkan Self-Esteem pada Remaja. Gadjah Mada
Journal of Professional Psychology,1(1), 48-63.
Azwar, S. (2003). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset.
Azwar, S. (2004). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 1). Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Badan Pusat Statistik Nasional. (2015). Distribusi Remaja di Indonesia. Diakses
tanggal 8 April 2016 dari http://www.bps.go.id/.
Badan Pusat Statistik Provinsi Yogyakarta. (2016). Distribusi Kepadatan
Penduduk. Diakses tanggal 8 April 2016 dari
http://yogyakarta.bps.go.id/
Benard, B. (1991). Fostering Resiliency in Kids: Protective Factors in The
Family, School, and Community. Diakses pada tanggal 21 Mei 2016, pukul
13.23 WIB dari http://crahd.phi.org//
Chaplin, C.P. (2000). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Coopersmith, S. (1967). The Antecedentes of Self-esteem. San Fransisco: W. H.
Freeman and Company
Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Djudiyah & Yuniardi, S. (2011). Model Pengembangan Konsep Diri dan Daya
Resiliensi Melalui Support Group Therapy: Upaya Meminimalkan Trauma
Psikis Remaja Dari Keluarga Single Parent. (Laporan Penelitian Hibah
Bersaing Tahun Kedua (12 April 2010), Malang, Universitas
Muhammadiyah). Diunduh dari https://salispsiko.files.wordpress.com//
Ekasari, A., & Andriyani, Z. (2013). Pengaruh Peer Group Support dan Self
Esteem Terhadap Resillience Pada Siswa SMAN Tambun Utara Bekasi.
Jurnal Soul ,6(1), 50-65.
Fadhilah, A. (2014). Teknik Restukturisasi Kognitif untuk Meningkatkan Harga
Diri (Self-Esteem) Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia.
(Skripsi, Bandung, Universitas Pendidikan Indonesia). Diunduh dari
http://repository.upi.edu//
Ghufron. (2010). Teori-teori Perkembangan. Bandung: Refika Aditama
Heatherton, T. F., & Wyland, R. J. (2003). Assessing Self-Esteem. In Shane J.
Lopez & C. R. Snyder (Eds.), Positive Psychological Assessment: A
Handbook of Models and Measures. Washington DC: American
Psychological Association.
Hidayah, N., & Fitriani, A. (2012). Kepekaan Humor Dengan Depresi Pada
Remaja Ditinjau Dari Jenis Kelamin. Jurnal Humanitas, 9(1).
Hidayati, N. (2014). Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Resiliensi Pada
Remaja Di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.
(Skripsi, Surakarta, Universitas Muhammadiyah). Diunduh dari
http://eprints.ums.ac.id//
Hurlock, E. B. (1980). Developmental Psychology : A Life Span Approach (5th
ed). Boston: McGraw-Hill
Hurlock, E. B. (2006). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga
Iqbal, M. (2011). Hubungan Antara Self-Esteem dan Religiusitas Terhadap
Resiliensi Pada Remaja di Yayasan Himmata. (Skripsi, Jakarta,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulllah). Diunduh dari
http://repository.uinjkt.ac.id//
Kedaulatan Rakyat Yogyakarta. (2015). Kenakalan Remaja Kian Kompleks.
Diakses tanggal 18 April 2016, pukul 14.00 WIB dari
http://KRjogja.com//
Khan, R.I., (2012). Perilaku Asertif, Harga Diri, dan Kecenderungan Depresi.
Persona, Jurnal Psikologi Indonesia,1(2), 143-154.
Kusuma, FX. S., (2010). Harga Diri (Self Esteem) Pada Remaja Yang Mengikuti
Mudika Di Paroki ST. Maria Kartasura. (Skripsi, Yogyakarta,
Universitas Sanata Dharma). Diunduh dari http://library.usd.ac.id//
Moleong, L. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Muslimah, A.I., & Wahdah, N. (2013). Hubungan Antara Attachment dan Self-
Esteem dengan Need For Achievement pada Siswa Madrasah Aliyah
Negeri 8 Cakung Jakarta Timur. Jurnal Soul, 6(1).
Noor, J. (2011). Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Pradhana, R.B.H.A., (2015). Self-Esteem Hubungannya Dengan Penyalahgunaan
Narkotika dan Obat-obatan Berbahaya pada Siswa SMK Negeri 2 Batu
Malang. Jurnal Konseling Indonesia,1(1), 29-35.
Pratiwi, L. R., (2011). Hubungan Kebermaknaan Hidup Dengan Self Esteem
Pada Penghuni/Siswa Pusat Rehabilitasi Narkoba Rumah Damai.
(Skripsi, Semarang, Universitas Negeri Semarang). Diunduh dari http://lib.unnes.ac.id//
Priyatno, D. (2012). Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik
dengan SPSS dan Prediksi Pertanyaan Pendadaran Skripsi dan Tesis.
Yogyakarta: Gava Media
Reivich, K. & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor: 7 Essential Skills For
Overcoming Life’s Invetible Obstacles. New York: Broadway Book
Rohmah, F.A. (2004). Pengaruh Pelatihan Harga Diri Terhadap Penyesuaian Diri
Pada Remaja. Indonesian Psychologycal Journal,1(1), 53-63.
Sandha, T., Hartati, S., & Fauziah, N, (2012). Hubungan Antara Self Esteem
Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa Tahun Pertama SMA Krista Mitra
Semarang. Jurnal Psikologi,1(1), 47-82.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Santoso, A. (2010). Statistik untuk Psikologi dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Santrock, J.W. (2003). Adolescence (Edisi Keenam). Jakarta: Erlangga
Santrock, J. W. (2007). Adolescence (7th
ed). Boston: McGraw-Hill
Santrock, J. W. (2011). Masa Perkembangan Anak (Vol.2.Ed.11). Jakarta:
Salemba Humanika.
Schwarz, E. (2010). Selfhood and Self-Esteem: A Phenomenological Critique of
An Educational and Psychological Concept. Journal Filosofija,18(3), 53-
62.
Shaffer, D. R. (2005). Social and Personality Development. Belmont:
Wadsworth Pub
Smestha, B. R. (2015). Pengaruh Self-Esteem dan Dukungan Sosial Terhadap
Resiliensi Mantan Pecandu Narkoba. (Skripsi, Jakarta, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah). Diunduh dari
http://repository.uinjkt.ac.id//
Suharsaputra, U. Dr. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama
Sujarweni, V.W., & Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Sumanto, Dr. (2014). Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS
(Center for Academic Publishing Service)
Taniredja, T., & Mustafidah, H. (2011). Penelitian Kuantitatif (Sebuah
Pengantar). Bandung: Alfabeta
Tribun Jogja. (2013). Jumlah Remaja Pengguna Narkoba di DIY Terus
Meningkat. Diakses tanggal 21 Juni 2016, pukul 14.35 WIB dari
http://jogja.tribunnews.com//
Tribun Jogja. (2015). Pelajar SMP Serang Sekolah Lain saat Kelulusan. Diakses
tanggal 18 April 2016, pukul 14.30 WIB dari http://tribunjogja.com//
Veselska, Z., Geckova, A.M., Orosova, O., Gajdosova, B., Van Dijk, J.P., &
Reijneveld, S.A. (2012). Self-Esteem and Resilience: The Connection
With Risky Behavior Among Adolescents. Journal of Addictive
Behaviors, 34, 287-291.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Widuri, E. L. (2012). Regulasi Emosi dan resiliensi pada Mahasiswa Tahun
Pertama. Jurnal Humanitas, 9(2), 147-15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Lampiran 1. Reliabilitas Self-Esteem
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,913 44
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
i1 130,69 65,372 ,400 ,911
i2 130,69 65,298 ,554 ,910
i4 130,67 65,599 ,361 ,912
i7 130,69 66,463 ,268 ,913
i8 130,68 64,929 ,477 ,910
i9 130,61 63,576 ,532 ,909
i10 130,68 64,934 ,566 ,909
i11 130,15 64,926 ,307 ,914
i12 130,66 64,887 ,622 ,909
i13 130,69 66,403 ,390 ,911
i14 130,62 63,514 ,505 ,910
i15 130,61 64,193 ,533 ,909
i16 130,67 65,466 ,475 ,910
i19 130,66 64,145 ,628 ,908
i20 130,66 64,506 ,585 ,909
i22 130,69 67,005 ,325 ,912
i24 130,66 64,519 ,531 ,909
i25 130,67 66,956 ,352 ,912
i26 130,69 66,407 ,417 ,911
i27 130,70 66,365 ,425 ,911
i29 130,71 66,667 ,395 ,911
i30 130,70 67,520 ,388 ,912
i31 130,70 65,684 ,460 ,910
i32 130,72 67,032 ,350 ,912
i34 130,71 68,101 ,406 ,912
i35 130,71 67,745 ,420 ,912
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
i36 130,67 66,336 ,337 ,912
i38 130,71 67,745 ,420 ,912
i40 130,72 66,685 ,343 ,912
i42 130,69 67,016 ,353 ,912
i46 130,71 66,355 ,238 ,914
I48 130,67 65,940 ,276 ,913
i49 130,69 66,227 ,397 ,911
i50 130,69 66,387 ,369 ,911
i52 130,65 63,533 ,624 ,908
i55 130,64 64,812 ,600 ,909
i56 130,68 65,698 ,409 ,911
i57 130,69 65,210 ,360 ,912
i59 130,71 65,404 ,472 ,910
i60 130,70 65,978 ,401 ,911
i61 130,67 63,701 ,554 ,909
i62 130,69 66,387 ,369 ,911
i63 130,66 65,417 ,396 ,911
i64 130,66 63,932 ,588 ,909
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 2. Reliabilitas Resiliensi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,947 48
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
i1 143,58 128,633 ,714 ,944
i2 143,60 131,833 ,536 ,945
i3 143,07 132,583 ,307 ,948
i4 143,55 133,071 ,373 ,946
i5 143,07 134,476 ,232 ,947
i8 143,58 132,846 ,483 ,946
i9 143,60 131,833 ,536 ,945
i10 143,58 132,846 ,483 ,946
i12 143,60 131,833 ,536 ,945
i13 143,58 133,315 ,434 ,946
i14 143,58 128,633 ,714 ,944
i15 143,58 130,264 ,707 ,944
i16 143,60 131,833 ,536 ,945
i19 143,60 131,833 ,536 ,945
i20 143,59 132,978 ,504 ,946
i22 143,63 137,071 ,339 ,947
i24 143,58 128,633 ,714 ,944
i25 143,63 137,071 ,339 ,947
i26 143,63 136,689 ,338 ,947
i27 143,59 132,978 ,504 ,946
i28 143,60 131,833 ,536 ,945
i29 143,63 136,689 ,338 ,947
i30 143,63 137,338 ,285 ,947
i31 143,60 131,833 ,536 ,945
i38 143,61 135,356 ,267 ,947
i39 143,58 134,980 ,310 ,946
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
i42 143,53 133,240 ,322 ,947
i43 143,60 134,990 ,284 ,947
i46 143,62 135,428 ,244 ,947
i48 143,62 136,677 ,251 ,947
i49 143,58 134,980 ,310 ,946
i52 143,58 128,633 ,714 ,944
i55 143,60 131,833 ,536 ,945
i61 143,59 130,336 ,753 ,944
i63 143,61 131,054 ,610 ,945
i64 143,61 129,999 ,725 ,944
i65 143,58 131,355 ,503 ,946
i66 143,59 130,864 ,511 ,946
i67 143,60 129,832 ,612 ,945
i68 143,55 131,225 ,467 ,946
i69 143,63 129,987 ,625 ,945
i70 143,59 130,296 ,577 ,945
i71 143,53 127,882 ,668 ,944
i72 143,60 129,673 ,706 ,944
i73 143,66 131,036 ,580 ,945
i74 143,58 129,623 ,760 ,944
i75 143,58 128,633 ,714 ,944
i76 143,58 128,633 ,714 ,944
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 3. Pengukuran Deskriptif Variabel
1. Self-Esteem
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximu
m
Sum Mean Std.
Deviation
Variance Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std.
Error
Statistic Statistic Statistic Std.
Error
Statistic Std.
Error
Selfesteem 357 166 2 168 41195 115,39 2,628 49,657 2465,790 -1,772 ,129 1,302 ,257
Valid N
(listwise)
357
2. Resiliensi
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximu
m
Sum Mean Std.
Deviation
Varianc
e
Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std.
Error
Statistic Statistic Statistic Std.
Error
Statistic Std.
Error
Resiliensi 357 98 88 186 52060 145,83 ,570 10,772 116,026 -,526 ,129 6,760 ,257
Valid N
(listwise)
357
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 4. Uji Normalitas
1. Self-Esteem
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
self_esteem
N 357
Normal Parametersa,b
Mean 133,67
Std. Deviation 9,232
Most Extreme Differences
Absolute ,203
Positive ,191
Negative -,203
Kolmogorov-Smirnov Z 3,831
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Resiliensi
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Resiliensi
N 357
Normal Parametersa,b
Mean 145,83
Std. Deviation 10,772
Most Extreme Differences
Absolute ,185
Positive ,182
Negative -,185
Kolmogorov-Smirnov Z 3,491
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 5. Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
skortotalres * skor_total_self
Between Groups
(Combined) 22246,226 44 505,596 8,277 ,000
Linearity 8356,671 1 8356,671 136,800 ,000
Deviation from Linearity 13889,555 43 323,013 5,288 ,000
Within Groups 19059,007 312 61,087
Total 41305,232 356
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Lampiran 6. Skala Penelitian
SKALA PSIKOLOGI
Oleh :
Pricillia Risca Pah
NIM : 129114071
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PENJELASAN DAN PERNYATAAN KESEDIAAN
Perkenalkan nama saya Pricillia Risca Pah dari Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya ingin lebih memahami dinamika
psikologis yang terjadi pada diri teman-teman. Untuk itu saya meminta bantuan
teman-teman untuk mengisi angket yang sudah saya sediakan. Dengan mengisi
angket ini, teman-teman telah memberikan sumbangsih pada pemahaman
mengenai remaja.
Informasi yang teman-teman berikan merupakan informasi yang sangat
berharga. Oleh karena itu, silahkan teman-teman mengisi kotak-kotak alternatif
jawaban yang telah disediakan dengan jujur, spontan, dan apa adanya (sesuai
dengan diri teman-teman). Saya tahu bahwa informasi yang teman-teman
berikan bersifat pribadi dan saya menjamin kerahasiaan informasi yang sudah
teman-teman berikan.
Saya sangat berterima kasih atas kesediaan teman-teman dalam mengisi
angket ini. Jika teman-teman sudah merasa jelas dan bersedia mengisi angket ini,
silahkan memberikan tanda tangan di bawah sebagai tanda kesediaan teman-
teman dalam mengisi angket ini.
Saya telah membaca serta memahami penjelasan tentang angket ini dan saya
bersedia mengisi angket ini.
Yogyakarta, ____________________________ 2016
_______________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
IDENTITAS DIRI
Inisial : _____________
Usia : _____________
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan (coret yang tidak perlu)
Pendidikan : _____________
PETUNJUK PENGERJAAN
1. Anda diminta untuk menjawab pernyataan-pernyataan berikut ini dengan
memilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri
anda sebenarnya.
2. Berikan tanda silang ( X ) pada kolom jawaban yang tersedia dengan
pilihan jawaban sebagai berikut :
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
3. Mohon semua pertanyaan diisi, usahakan jangan sampai ada yang
terlewatkan dan jangan lupa memeriksa kembali pernyataan tersebut
sebelum dikumpulkan
4. Anda perlu ketahui bahwa dalam skala ini tidak ada jawaban yang benar
ataupun salah. Ini merupakann jawaban yang sesuai dengan keadaan diri
anda sesungguhnya.
5. Atas bantuan dan kerja sama yang saudara berikan, saya ucapkan banyak
terima kasih.
Contoh pengerjaan :
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya suka makan es
krim
X X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Setelah selesai mengerjakan, periksalah kembali jawaban teman-teman
dan pastikan tidak ada jawaban yang terlewatkan atau mengisi semua pernyataan
yang ada.
SELAMAT MENGERJAKAN
SKALA A
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya tetap tenang dan berani menghadapi
masalah yang saya hadapi
2 Saya tetap mampu menjalankan aktivitas
seperti biasa walaupun memiliki banyak
masalah
3 Kekerasan bukanlah cara saya menyelesaikan
masalah
4 Saya mampu tidak memukul teman saya
yang telah mengolok-olok saya di depan
umum
5 Saya ingin marah setiap menghadapi masalah
6 Saya lebih memilih untuk menonton acara tv
favorit walaupun sedang mengerjakan tugas
7 Ketika menghadapi masalah saya merasa
harus memukul atau merusak sesuatu untuk
melampiaskan perasaan saya
8 Saya harus memarahi orang yang mengejek
hasil pekerjaan saya
9 Sebelum melakukan sesuatu, saya perlu
memikirkan dan mempersiapkan segala
sesuatunya dengan matang
10 Saya tetap mengerjakan ujian saya dengan
baik walaupun sahabat saya terus memanggil
saya untuk meminta contekan
11 Saya dapat menolak ajakan teman saya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
membolos dan pergi ke mall
12 Saya merasa yakin pada kemampuan diri
dalam menyelesaikan masalah
13 Saya memiliki banyak kelebihan yang dapat
saya kembangkan
14 Saya yakin bahwa peristiwa yang terjadi
dalam hidup membawa perubahan positif
bagi diri saya
15 Menurut saya, setiap masalah pasti memiliki
jalan keluar
16 Saya tidak akan membolos sekolah karena
saya tahu hal itu melanggar peraturan sekolah
17 Saya memiliki lebih banyak kekurangan
dibanding yang orang lain miliki
18 Saya tidak peduli dengan peraturan-peraturan
yang telah ada dan tetap bertindak sesuai
keinginan saya
19 Saya menjalani hidup apa adanya karena
orang tua tidak memberi pelajaran hidup
apapun untuk saya
20 Saya sering meragukan maksud orang lain
menolong saya
21 Saya sering merasa khawatir pada peristiwa
yang belum tentu terjadi dalam hidup saya
22 Saya lebih memilih untuk mengontrol emosi
saya ketika sedang marah daripada teman-
teman menjauhi saya
23 Saya memilih untuk belajar lebih tekun agar
tidak selalu dimarahi guru di kelas
24 Ketika memiliki banyak tugas sekolah, saya
tetap berusaha menyelesaikannya satu per
satu
25 Saya selalu menyediakan waktu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
menyelesaikan masalah yang sedang
dihadapi
26 Saya senang bertanya kepada beberapa orang
untuk memperoleh informasi yang lebih
lengkap
27 Saya tidak memiliki cukup waktu untuk
menyelesaikan masalah sehingga sering saya
selesaikan bersamaan dengan permasalahan
lainnya
28 Saya merasa malas untuk memahami sesuatu
yang terkesan rumit
29 Saya sering mengabaikan dampak dari
masalah karena saya ingin masalah saya
segera selesai
30 Saya merasa bahwa dalam menyelesaikan
masalah dibutuhkan kecermatan dan
ketelitian
31 Ketika bertemu dengan orang yang baru
dikenal, saya cenderung menghindari orang
tersebut
32 Dengan mendengarkan cerita orang lain, saya
dapat memahami situasi yang orang tersebut
sedang hadapi
33 Saya merasa kesulitan untuk memahami
perasaan orang lain
34 Saya tidak tahu harus melakukan apa ketika
merasa stress
35 Menurut saya, orang lain perlu
mendengarkan pendapat saya walaupun itu
tidak sedang dibutuhkan
36 Saya cenderung merasa bingung dan
canggung ketika berhadapan dengan orang
lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
37 Saya senang mendengarkan musik ketika
merasa stress
38 Saya merasa harus melakukan sesuatu yang
saya sukai agar tidak merasa stress
39 Saya selalu merasa yakin dan bersemangat
dalam melakukan sesuatu
40 Penting bagi saya untuk tidak merasa malu
ketika hendak melakukan sesuatu
41 Saya merasa lebih senang melakukan
berbagai hal tanpa bergantung pada orang
lain
42 Hasil pekerjaan akan terlihat lebih baik bila
dikerjakan sendiri
43 Saya tidak mempercayai orang lain sehingga
saya tidak suka menceritakan masalah saya
kepada orang lain
44 Saya merasa takut untuk menceritakan
masalah saya kepada orang lain
45 Saya sering menyerahkan pekerjaan saya
untuk dikerjakan oleh orang lain
46 Saya merasa hasil pekerjaan saya lebih baik
apabila dikerjakan oleh orang lain
47 Saya berani untuk menyapa orang lain yang
baru saya kenal
48 Saya tidak merasa canggung ketika
berhadapan dengan orang yang baru saya
kenal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
SKALA B
No Pernyataan STS TS S SS
1 Saya menyukai diri saya saat ini
2 Saya tidak ingin menjadi seperti orang lain
3 Saya tidak mudah terpengaruh untuk
melanggar peraturan walaupun banyak teman
saya yang melakukan hal tersebut
4 Saya mampu menolak ajakan teman saya
untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin
saya lakukan
5 Saya tidak kesulitan dalam menentukan
sesuatu yang akan saya lakukan
6 Saya merasa tidak ada yang istimewa dalam
diri saya
7 Saya sering berharap untuk menjadi seperti
orang lain
8 Saya mampu untuk mencapai keinginan
karena sesuai dengan kemampuan yang saya
miliki
9 Saya mampu mencapai keinginan saya
setelah berusaha mempersiapkan segala
sesuatunya sebaik mungkin
10 Saya merasa malu atas diri saya
11 Saya memandang rendah diri saya
12 Saya berusaha melakukan sesuatu sebaik
mungkin agar keinginan saya tercapai
13 Mudah bagi saya untuk meraih apa yang saya
inginkan
s14 Saya merasa tidak yakin untuk mampu
mencapai keinginan saya
15 Keinginan saya sangat sulit untuk dicapai
karena tidak sesuai dengan usaha yang
mampu saya lakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
16 Kerena sudah terbiasa mencontek maka saya
selalu mencontek dalam situasi apapun
17 Saya merasa tidak mampu untuk menjalani
hal baru dalam hidup saya
18 Mustahil bagi saya untuk mencapai apa yang
saya inginkan
19 Saya tidak memiliki peluang sedikit pun
untuk meraih keinginan saya
20 Saya kesulitan beradaptasi pada hal baru
dalam hidup saya
21 Saya mudah dalam mempelajari dan
memahami sesuatu
22 Saya tertarik untuk belajar dan mengetahui
banyak hal baru dalam hidup saya
23 Saya tidak memaksa diri saya untuk
melakukan sesuatu yang tidak mampu saya
lakukan
24 Saya mau mendengarkan arahan orang lain
dengan baik untuk sesuatu yang tidak mampu
saya lakukan
25 Saya mampu menyesuaikan diri terhadap hal
baru dalam hidup saya
26 Saya tidak mengetahui kekurangan dalam
diri yang saya miliki
27 Saya merasa gengsi untuk meminta bantuan
pada orang lain
28 Saya mengetahui kekurangan dalam diri saya
29 Saya tetap melakukan sesuatu yang saya
ingin lakukan tanpa mendengarkan nasihat
orang lain
30 Orang lain memberikan tanggung jawab
kepada saya untuk melakukan sesuatu yang
saya mampu lakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
31 Orang lain tidak menuntut saya melakukan
sesuatu yang tidak mampu saya lakukan
32 Orang lain mau membimbing dan mengajari
saya melakukan sesuatu yang tidak dapat
saya lakukan
33 Setiap anggota dalam komunitas atau
organisasi yang saya ikuti saling membantu
guna mencapai tujuan bersama
34 Orang lain menuntu saya untuk melakukan
semua hal (yang saya mampu dan tidak
mampu lakukan) seorang diri
35 Setiap anggota dalam komunitas atau
organisasi yang saya ikuti dapat
menyampaikan pendapat secara leluasa
36 Saya tidak berani memberitahu kekurangan
dalam diri yang saya miliki kepada orang lain
37 Saya merasa orang lain cukup
memperhatikan saya dengan baik
38 Orang lain mampu terbuka kepada saya dan
begitu pun sebaliknya
39 Setiap anggota dalam organisasi atau
komunitas yang saya ikuti cenderung tidak
memperdulikan saya
40 Saya merasa takut berada di antara
kerumunan banyak orang
41 Saya sering merasa bahwa orang lain tidak
suka saya berada di sekitar mereka
42 Saya mampu menjalin komunikasi yang baik
dengan orang lain
43 Orang lain di sekitar saya mau menerima
saya apa adanya
44 Orang lain tidak mau mendengarkan
pendapat dan saran saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI