1
PENGARUH MODAL KERJA, PERPUTARAN MODAL KERJA,
PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, dan PERPUTARAN
PERSEDIAAN TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI)
(Studi pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2011-2014)
Oleh : Rafika Sandy
Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRACT
This study aims to determine whether there is influence of Working Capital,
Working Capital Turnover, Turnover Cash, Accounts Receivable Turnover
and Inventory Turnover partially or simultaneously on Return On Investment
(ROI) in the Consumer Goods Industry companies listed in Indonesia Stock
Exchange 2011-2014, This study uses secondary data obtained from
www.idx.co.id 2014. Data analysis method used is the classic assumption
test hypothesis testing. Statistical method used is multiple linear regression
analysis.The results showed that partially working capital effect on Return
On Investment (ROI), Working Capital Turnover affect the Return On
Investment (ROI), Turnover Cash affect the Return On Investment (ROI),
Accounts Receivable Turnover affect the Return On Investment (ROI) ,
Inventory Turnover does not affect the Return on Investment (ROI).
Simultaneously, Working Capital, Working Capital Turnover, turnover
Cash, Accounts Receivable Turnover and Inventory Turnover significant
effect on Return On Investment (ROI) in the Consumer Goods Industry
companies listed in Indonesia Stock Exchange 2011-2014 period.
Keywords: Effects of Working Capital, Working Capital Turnover,
Turnover Cash, Accounts Receivable Turnover, Inventory
Turnover on Return On Investment (ROI).
2
PENDAHULUAN
Perusahaan dapat dikatakan “sehat” apabila perusahaan tersebut memiliki kinerja
yang baik. Tujuan dari didirikan laba suatu usaha salah satunya yaitu memaksimalkan
laba. Semakin tinggi profit yang diperoleh perusahaan, semakin besar kemakmuran
yang akan di terima oleh pemilik perusahaan.
Aspek profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba selama periode tertentu. Menurut Irawati (2006:58), rasio profitabilitas adalah
rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan asset perusahaan atau
merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu (biasanya semesteran, triwulanan dan lain-lain) untuk melihat kemampuan
perusahaan dalam beroperasi secara efisien.
Bagi investor menghitung rasio profitabilitas untuk mengetahui pendapatan
bersih perusahaan atas penjualan dan menilai perkembangan laba dari waktu ke
waktu.
Salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan
dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam asset yang digunakan untuk operasi
perusahaan dalam menghasilkan laba adalah “Return On Investment (ROI) “.
Menurut Fahmi (2012:137), Return On Investment (ROI) merupakan rasio
yang melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan
pengembalian keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut
sebenarnya sama dengan asset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan.
Sedangkan menurut Syamsuddin (2009:63), Return On Investment (ROI)
merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total asset.
Dari perrnyataan tersebut dapat disimpulkan bahwah Return On Investment
(ROI) merupakan alat untuk mengetahui sejauh mana perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh asset yang dimiliki oleh perusahaan.
3
Masalah modal kerja adalah masalah yang tiada akhir, selama perusahaan
masih beroperasi, modal kerja sangat dibutuhkan untuk melakukan pembiayaan
kegiatan perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup memungkinkan suatu
perusahaan melaksanakan aktivitasnya tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang
mungkin akan timbul.
Keefektifan penggunaan modal kerja dapat diukur dengan perputaran modal
kerja (working capital turnover). Menurut Munawir (2004:240), ini menunjukkan
berapa kali dana yang tertanam dalam modal kerja berputar dalam satu periode, atau
jumlah penjualan yang bisa dicapai oleh setiap rupiah modal kerja, dan jumlah
penjualan tersebut otomatis berpengaruh terhadap profitabilitas Return On Investment
(ROI). Semakin cepat perputaran modal kerja menunjukkan semakin efektif
penggunaan modal kerja yang berdampak pada meningkatnya profitabilitas Return
On Inevstment (ROI) perusahaan.
Menurut Kasmir (2011:141), perputaran kas (cash turnover) adalah
perbandingan antara penjualan dengan jumlah rata-rata kas. Tingkat perputaran kas
merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan, karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba yang berkaitan dengan tingkat pengembalian atas investasi. Sebaliknya apabila
jumlah kas relatif kecil dapat mengakibatkan perusahaan akan atau dapat berada
dalam keadaan “bangkrut”.
Menurut Kasmir (2011:180), perputaran piutang (receivable turnover)
digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode.
Semakin tinggi perputaran piutang menunjukkan bahwa modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang semakin rendah dan tentunya kondisi ini bagi perusahaan
semakin baik.
Menurut Riyanto (2010:69), perputaran persediaan (inventory turnover)
mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangan dan menunjukkan
hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat
4
penjualan yang ditentukan. Adanya investasi dalam persediaan yang terlalu besar
dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar beban bunga, memperbesar biaya
penyimpanan dan pemeliharaan di gudang, memperbesar kemungkinan kerugian
karena kerusakan, turunnya kualitas, keusangan, sehingga semua ini akan
memperkecil keuntungan perusahaan. Sebaliknya, adanya investasi yang terlalu kecil
dalam persediaan akan mempunyai efek yang menekan keuntungan juga, karena
kekurangan material, perusahaan tidak dapat bekerja dengan luas produksi yang
optimal.
Industri barang konsumsi (consumer goods) mempunyai peranan yang sangat
strategis dalam upaya menyejahterakan kehidupan masyarakat dimana produknya
sangat diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari. Selama ini pertumbuhan sektor
konsumsi merupakan sektor pendukung pertumbuhan ekonomi karena sektor ini
berkembang cukup pesat bahkan ketika krisis moneter terjadi, sektor ini merupakan
salah satu penyelamat ekonomi Nasional, keunggualan industri barang konsumsi
adalah tingkat permintaan yang inelastik, dengan kata lain barang konsumsi
kebutuhan pokok tetap dibutuhkan masyarakat, walaupun harganya naik.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi yang dilakukan dari penelitian
sebelumnya seperti Encik Latifah Hanum (2008), Lutfi Jaya Putra (2010), Julkarnain
(2013) dan Aulia Rahma (2009). Adapun yang membedakan penelitian dengan
penelitian sebelumnya adalah penambahan pada variabel dan periode yang diteliti
tahun 2011-2014.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengemukakan
penelitian dengan judul “ Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja,
Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan terhadap
Return On Investment (ROI) Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014 “ .
5
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya,
maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah modal kerja mempengaruhi Return On Investment (ROI) pada
Perusahan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2014?
2. Apakah perputaran modal kerja mempengaruhi Return On Investment (ROI)
pada Perusahan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2014?
3. Apakah perputaran kas mempengaruhi Return On Investment (ROI) pada
Perusahan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2014?
4. Apakah perputaran piutang mempengaruhi Return On Investment (ROI) pada
Perusahan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2014?
5. Apakah perputaran persediaan mempengaruhi Return On Investment (ROI)
pada Perusahan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2014?
6. Apakah modal kerja, perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran
piutang, dan perputaran persediaan mempengaruhi Return On Investment
(ROI) pada Perusahan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2014?
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Return On Investment (ROI)
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2009:224), Return On Investment (ROI)
mengukur efektifitas keseluruhan dalam meningkatkan keuntungan dengan aktiva
yang tersedia.
6
Return On Investment (ROI) dapat dirumuskan dari Van Horne dan
Wachowicz (2009:224) sebagai berikut :
Return On Investment = Laba bersih sesudah pajak
Total asset
Pengertian Modal Kerja
Menurut Raharjaputra (2009:156), modal kerja merupakan investasi
perusahaan dalam jangka pendek atau disebut juga sebagai asset lancar (current
assets) diantaranya adalah kas/bank, persediaan, piutang investasi jangka pendek dan
biaya dimuka.
Adapun rumus mengukur modal kerja dinyatakan oleh Brigham dan Houston
(2006:131) sebagai berikut :
Modal kerja = Total asset lancar – Total utang lancar
Perputaran Modal Kerja (working capital turnover)
Menurut Kasmir (2011:182), Perputaran modal kerja (working capital
turnover) merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal
kerja perusahaan selama periode tertentu. Artinya seberapa banyak modal kerja
berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode. Untuk mengukur rasio ini,
kita membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan rata-rata
modal kerja.
Rumus yang dinyatakan Wild, Subramanyam, dan Halsey (2009:43) , yang
digunakan untuk mencari rasio perputaran modal kerja adalah sebagai berikut :
Perputaran modal kerja = Penjualan
Rata-rata modal kerja
Perputaran Kas (cash turnover)
Menurut Kasmir (2011:141), perputaran kas (cash turnover) berfungsi untuk
mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk
7
membayar tagihan dan membiayai penjualan, artinya rasio ini digunakan untuk
mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya
yang berkaitan dengan penjualan.
Rumus yang dinyatakan Wild, Subramanyam, dan Halsey (2009:42) , yang
digunakan untuk mencari rasio perputaran kas adalah sebagai berikut :
Perputaran kas = Penjualan
Rata-rata kas
Perputaran Piutang (receivable turnover)
Rasio perputaran piutang mengukur berapa kali rata-rata piutang dapat
tertagih selama satu periode. Pengelolaan piutang suatu perusahaan dapat dilihat dari
tingkat perputaran piutangnya, dimana tingkat perputaran piutang merupakan periode
terikatnya modal kerja dalam piutang.
Rumus yang dinyatakan Wild, Subramayam, dan Hasley (2009:42) , yang
digunakan untuk mencari rasio perputaran piutang adalah sebagai berikut :
Perputaran piutang = Penjualan
Rata-rata piutang
Perputaran Persediaan (inventory turnover)
Kasmir (2008:180) dalam Susanti (2014), menyebutkan perputaran persediaan
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam
dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode atau rasio yang menunjukkan
berapa kali jumlah barang persediaan diganti dalam satu tahun.
Rumus yang dinyatakan Brigham dan Houston (2009:115), yang digunakan
untuk mencari rasio perputaran persediaan adalah sebagai berikut :
Perputaran persediaan = Penjualan
Persediaan
8
KERANGKA PEMIKIRAN
H1
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Hubungan Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran
Piutang, dan Perputaran Persediaan terhadap Return On Investment (ROI)
Hubungan Modal Kerja dengan Return On Investment (ROI)
Modal kerja yang cukup lebih baik daripada modal kerja yang berlebihan,
karena dengan modal kerja yang berlebihan menunjukkan bahwa perusahaan tidak
bisa menggunakan dana yang ada dengan baik, sehingga dana tersebut menjadi tidak
produktif. Hal tersebut akan berdampak terhadap tingkat pengembalian modal
perusahaan atau profitabilitas. Begitu juga sebaliknya modal kerja yang kurang dari
H2
H3
H4
H5
H6
Parsial Simultan
Perputaran kas
X3
Perputaran modal kerja
X2
Perputaran persediaan
X5
Perputaran piutang
X4
Jumlah Modal Kerja
X1
Return On Investment
Y1
9
cukup akan dapat menjadi penyebab kemunduran atau bahkan kegagalan suatu
perusahaan dan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan.
H1 : Diduga Modal Kerja berpengaruh tehadap Return On Investment (ROI).
Hubungan Perputaran Modal Kerja dengan Return On Investment (ROI)
Apabila perputaran modal kerja mengalami peningkatan setiap tahunnya,
berarti arus dana yang kembali keperusahaan akan semakin lancar. Begitu pula
sebaliknya, semakin rendah tingkat perputaran modal kerja, semakin panjang waktu
terikatnya dana yang berarti pengelolaan modal kerja kurang efektif dan efisien dan
cenderung menurunkan profitabilitasnya.
H2 : Diduga Perputaran Modal Kerja berpengaruh terhadap Return On Investment
(ROI).
Hubungan Perputaran Kas terhadap Return On Investment (ROI)
Keadaan perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien
dan efektif perusahaan mengelola piutang, hal ini berarti profitabilitas perusahaanpun
dapat dipertahankan.
H4 : Diduga Perputaran Piutang berpengaruh terhadap Return On Investment (ROI).
Hubungan Perputaran Persediaan terhadap Return On Investment (ROI)
Untuk mempercepat pengembalian kas melalui penjualan maka diperlukan
suatu perputaran persediaan yang baik. Semakin tinggi perputaran persediaan ini akan
semakin baik profitabilitasnya.
H5 : Diduga Perputaran Persediaan berpengaruh terhadap Return On Investment
(ROI).
METODE PENELITIAN
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan
manufaktur khususnya industri barang konsumsi sebagai objek penelitian. Peneliti
melakukan penelitian laporan keuangan tahunan dari periode 2011-2014 yang
10
dilaporkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dimana perusahaan tersebut melaporkan
laporan keuangan tahunannya kepada BEI selama 4 tahun berturut-turut dari periode
2011-2014.
Populasi adalah keseluruhan individu atau objek tertentu atas ukuran yang
diperoleh dari semua individu atau objek tertentu. Populasi yang digunakan adalah
perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2014.
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti dan dianggap dapat
menggambarkan populasinya. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah dengan teknik purposive sampling. Penggunaan metode ini bertujuan untuk
mendapatkan sampel yang representative dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Sampel penelitian ini adalah perusahaan sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini
adalah : Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014, Perusahaan yang diteliti
dalam penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan periode
2011-2014 dan Perusahaan yang diteliti harus memiliki laba selama periode 2011-
2014 . Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diatas maka diperoleh sampel sebanyak
25 perusahaan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penulisan ini bertujuan untuk mencari pengaruh faktor-faktor dari variabel
independen terhadap kelengkapan Return On Investment (ROI), populasi yang
digunakan berasal dari industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel, purposive
sampling dimana populasi yang terpilih menjadi sampel disebabkan oleh beberapa
faktor yang telah direncanakan oleh peneliti maka jumlah sampel yang digunakan
didalam penelitian ini adalah 25 perusahaan. Proses purposive sampling dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
11
Proses Purposive Sampling Penelitian
No Keterangan Jumlah Perusahaan
1. Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang
terdaftar di BEI periode 2011-2014.
33
2. Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan
keuangan periode 2011-2014
(1)
3. Perusahaan yang tidak memiliki laba pada periode
2011-2014.
(7)
4. Jumlah perusahaan 25
Berdasarkan hasil uji normalitas sebelumnya, dapat diketahui bahwa nilai
kolmogorov-smirnov adalah 3.794 dan signifikan pada 0.000 karena p-value = 0.000
< 0.05, maka H0 tidak diterima yang berarti data residual tidak berdistribusi normal.
Untuk itu dilakukan uji outlier.
Outlier adalah data yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi lain dan
muncul dalam bentuk nilai ekstrim (Ghozali, 2013:41). Uji outlier dilakukan dengan
metode z-score, caranya dengan mengkonversi nilai data ke dalam skor standardized.
Untuk penelitian dengan sampel di atas 80 maka standar skor dinyatakan outlier jika
di atas 3, sehingga data dengan skor standardized di atas 3 atau di bawah -3 perlu
dihapus karena outlier. Dengan demikian sampel akhir yang digunakan adalah 84
dengan demikian terdapat 16 data yang dihilangkan.
12
Analisis Regresi Linear Berganda
Hasil Pendugaan Parameter Regresi Linear Berganda
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) .068 .034 2.036 .045
Modalkerja -.016 .004 -.455 -4.222 .000
Perputaranmodalkerja -.005 .001 -.425 -4.249 .000
Perputarankas -.001 .000 -.241 -2.375 .020
Perputaranpiutang .011 .003 .365 3.496 .001
Perputaranpersediaan .006 .003 .174 1.747 .085
Dependent Variable: roi
(Sumber: Hasil Output SPSS 21, 2016)
Berdasarkan tabel diatas diperoleh hasil persamaan model regresi linear
sebagai berikut :
Y = 0.068-0.016-0.005-0.001+0.011+0.006+e
1. Konstanta (a)
Nilai konstanta (a) sebesar 0.068 menunjukkan bahwa apabila nilai variabel
modal kerja, perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan
perputaran persediaan bernilai tetap (0) maka nilai variabel ROI sebesar
0.049.
2. Koefisien b1 untuk variabel modal kerja
Nilai koefisien regresi (b1) sebesar -0.016 menunjukkan bahwa setiap
kenaikan modal kerja sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan Return
On Investment sebesar -0.016.
3. Koefisien b2 untuk variabel perputaran modal kerja
13
Nilai koefisien regresi (b2) sebesar -0.005 menunjukkan bahwa setiap
kenaikan perputaran modal kerja sebesar 1% maka akan diikuti oleh
penurunan Return On Investment sebesar -0.005.
4. Koefisien b3 untuk variabel perputaran kas
Nilai koefisien regresi (b3) sebesar -0.001 menunjukkan bahwa setiap
kenaikan perputaran kas sebesar 1% maka akan diikuti oleh penurunan Return
On Investment sebesar -0.001.
5. Koefisien b4 untuk variabel perputaran piutang
Nilai koefisien regresi (b4) sebesar 0.011 menunjukkan bahwa setiap
kenaikan perputaran piutang sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan
Return On Investment sebesar 0.011.
6. Koefisien b5 untuk variabel perputaran persediaan
Nilai koefisien regresi (b5) sebesar 0.006 menunjukkan bahwa setiap
kenaikan perputaran persediaan sebesar 1% maka akan diikuti oleh kenaikan
Return On Investment sebesar 0.006.
Uji Normalitas
Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz
ed Residual
N 84
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std.
Deviation
.07794135
Most Extreme
Differences
Absolute .119
Positive .119
Negative -.051
Kolmogorov-Smirnov Z 1.086
Asymp. Sig. (2-tailed) .189
14
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
(Sumber: Hasil Output SPSS 21, 2016)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai kolmogorov-
smirnov adalah 1.086 dan signifikan pada 0.189 karena p-value = 0.189 >
0.05, maka H0 diterima yang berarti data residual terdistribusi normal. Pada
grafik histogram, dapat dilihat bahwa distribusi data tidak menceng (skewnes)
kekiri atau kekanan.
Uji Multikolinearitas
Berikut ini adalah hasil pengujian multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Toleranc
e
VIF
1
(Constant) .068 .034
modalkerja -.016 .004 -.455 .618 1.618
perputaranmodalkerja -.005 .001 -.425 .717 1.394
perputarankas -.001 .000 -.241 .699 1.430
perputaranpiutang .011 .003 .365 .660 1.515
perputaranpersediaan .006 .003 .174 .722 1.385
Dependent Variable: roi
(Sumber: Hasil Output SPSS 21, 2016)
Berdasarkan hasil uji multikolineritas pada tabel diatas dapat
diinterprestasikan sebagai berikut :
1. Variabel modal kerja menunjukkan nilai tolerance sebesar 0.618 > 0.10 dan
nilai VIF 1.618 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel modal kerja
yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolineritas.
2. Variabel perputaran modal kerja menunjukkan nilai tolerance sebesar 0.717 >
0.10 dan nilai VIF 1.394 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
15
perputaran modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi
multikolineritas.
3. Variabel perputaran kas menunjukkan nilai tolerance sebesar 0.699 > 0.10
dan nilai VIF 1.430 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel perputaran
kas yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi multikolineritas.
4. Variabel perputaran piutang menunjukkan nilai tolerance sebesar 0.660 >
0.10 dan nilai VIF 1.515 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
perputaran piutang yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi
multikolineritas.
Variabel perputaran persediaan menunjukkan nilai tolerance sebesar 0.722 >
0.10 dan nilai VIF 1.385 < 10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
perputaran persediaan yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi
multikolineritas.
16
Uji Heterokedastisitas
Berikut ini adalah hasil pengujian heterokedastisitas dengan menggunakan uji
spearman’s rho dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Hasil Uji Spearman’s rho Heterokedastisitas
Unstandardized
Residual
Spearman's rho
Unstandardized
Residual
Correlation
Coefficient
1.000
Sig. (2-tailed) .
N 84
modalkerja
Correlation
Coefficient
-.007
Sig. (2-tailed) .952
N 84
perputaranmodalkerja
Correlation
Coefficient
-.133
Sig. (2-tailed) .227
N 84
perputarankas
Correlation
Coefficient
-.105
Sig. (2-tailed) .344
N 84
perputaranpiutang
Correlation
Coefficient
.062
Sig. (2-tailed) .573
N 84
perputaranpersediaan
Correlation
Coefficient
-.032
Sig. (2-tailed) .776
N 84
**Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
(Sumber: Hasil Output SPSS 21, 2016)
17
Berdasarkan hasil uji spearman’s rho heterokedastisitas setelah di outlier pada
tabel diatas, dapat diketahui bahwa menunjukkan modal kerja terhadap residual,
menghasilkan signifikansi 0.952. Perputaran modal kerja terhadap residual,
menghasilkan signifikansi 0.227. Perputaran kas terhadap residual, menghasilkan
signifikansi 0.344. Perputaran piutang terhadap residual, menghasilkan signifikansi
0.573. Perputaran persediaan terhadap residual, menghasilkan signifikansi 0.776.
Karena korelasi nilai residual (Unstandardized residual) dengan masing-masing
variabel independen signifikansi korelasi lebih dari 0,05 maka model regresi tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Berikut ini adalah hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardiz
ed Residual
Test Valuea -.00844
Cases < Test Value 42
Cases >= Test
Value
42
Total Cases 84
Number of Runs 43
Z .000
Asymp. Sig. (2-
tailed)
1.000
a. Median
(Sumber: Hasil Output SPSS 21, 2016)
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai test
adalah -0.00844 dengan tingkat signifikan 1.000, p-value 1.000 > 0.05 yang berarti
bahwa residual data bersifat random atau tidak terjadi autokorelasi antar anggota
sampel.
18
Pengujian Hipotesis Secara Simultan ( Uji f)
Menurut Ghozali (2013), menyatakan bahwa uji statistik F pada dasarnya
menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat. Kriteria penguji untuk penerimaan dan penolakkan hipotesis adalah:
1. Tingkat signifikan 0,05
2. Jika F hitung > F tabel, tingkat signifikan < dari α = 0.05 maka H0 ditolak
(ada pengaruh signifikan)
3. Jika F hitung < F tabel, tingkat signifikan > dari α = 0.05, maka H0
diterima (tidak ada pengaruh signifikan)
Berikut hasil uji f atau uji simultan :
Hasil Analisis Antar Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara Simultan
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression .396 5 .079 12.263 .000b
Residual .504 78 .006
Total .901 83
a. Dependent Variable: roi
b. Predictors: (Constant), perputaranpersediaan, modalkerja, perputarankas,
perputaranmodalkerja, perputaranpiutang
(Sumber: Hasil Output SPSS 21, 2016)
Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai Fhitung sebesar 12.263 dengan tingkat
signifikansi 0.000. Nilai Fhitung akan dibandingkan dengan nilai Ftabel. Nilai Ftabel pada
tingkat kesalahan a = 5% dengan derajat kebebasan (df) = (n-k) ;(k-1). Jumlah sampel
(n) sebanyak 84, dan jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 6. Jadi df = (84-6) ; (6-
1), sehingga Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (a = 5%) adalah 2.34. Jadi Fhitung >
Ftabel (12.263 > 2.34) dan tingkat signifikansi sebesar 0.000 < 0.05 maka keputusan
Ha diterima Ho ditolak artinya modal kerja, perputaran modal kerja, perputaran kas,
perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan berpengaruh signifikan
19
terhadap Return On Investment (ROI) pada perusahaan industri barang konsumsi di
Bursa Efek Indonesia.
Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2013:98), menyatakan bahwa uji statistik t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasa atau independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Kriteria penguji untuk
penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:
1. Tingkat signifikan 0.05.
2. Jika T hitung < T tabel, atau –T hitung > -T tabel, tingkat signifikan >
0.05, maka H0 diterima (tidak ada pengaruh signifikan).
3. Jika T hitung > T tabel, atau –T hitung < -T tabel, tingkat signifikan <
0.05, maka H0 ditolak (ada pengaruh signifikan).
Berikut hasil uji signifikansi parameter individual atau uji t:
Hasil Analisis Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara Parsial
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .068 .034 2.036 .045
Modalkerja -.016 .004 -.455 -4.222 .000
Perputaranmodalkerja -.005 .001 -.425 -4.249 .000
Perputarankas -.001 .000 -.241 -2.375 .020
Perputaranpiutang .011 .003 .365 3.496 .001
Perputaranpersediaan .006 .003 .174 1.747 .085
a. Dependent variable roi
(Sumber: Hasil Output SPSS 21, 2016)
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas dapat diinterprestasikan sebagai
berikut :
20
1. Pengaruh Modal Kerja (X1) terhadap Return On Investment (ROI) (Y)
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas menunjukkan besarnya thitung
sebesar -4.222 < -1.99125 (ttabel a = 0.05, df = (84-6-1) = 77) dan signifikan (p-value =
0.000 < a = 0.05), maka Ha diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel modal
kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (ROI).
2. Pengaruh Perputaran Modal Kerja (X2) terhadap Return On Investment
(ROI) (Y)
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas menunjukkan besarnya thitung
sebesar -4.249 < -1.99125 (ttabel a = 0.05, df = (84-6-1) = 77) dan signifikan (p-value =
0.000 < a = 0.05), maka Ha diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel perputaran
modal kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment
(ROI).
3. Pengaruh Perputaran Kas (X3) terhadap Return On Investment (ROI)
(Y)
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas menunjukkan besarnya thitung
sebesar -2.375 < -1.99125 (ttabel a = 0.05, df = (84-6-1) = 77) dan signifikan (p-value =
0.020 < a = 0.05), maka Ha diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel perputaran
kas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (ROI).
4. Pengaruh Perputaran Piutang (X4) terhadap Return On Investment
(ROI) (Y)
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas menunjukkan besarnya thitung
sebesar 3.496 > 1.99125 (ttabel a = 0.05, df = (84-6-1) = 77) dan signifikan (p-value =
0.001 < a = 0.05), maka Ha diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel perputaran
piutang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment (ROI).
5. Pengaruh Perputaran Persediaan (X5) terhadap Return On Investment
(ROI) (Y)
Berdasarkan hasil analisis pada tabel diatas menunjukkan besarnya thitung sebesar
1.747 < 1.99125 (ttabel a = 0.05, df = (84-6-1) = 77) dan signifikan (p-value = 0.085 >
21
a = 0.05), maka Ha ditolak dan H0 diterima, yang berarti variabel perputaran
persediaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Investment
(ROI).
Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2013:97), koefisien determinasi (R2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Uji koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Mode
l
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .663a .440 .404 .08040
a. Predictors: (Constant), perputaranpersediaan,
modalkerja, perputarankas, perputaranmodalkerja,
perputaranpiutang
b. Dependent Variable: roi
(Sumber: Hasil Output SPSS 21, 2016)
Berdasarkan tabel diatas nilai Adjusted R Square, diperoleh nilai koefisien
determinasi sebesar 0.404. Hal ini berarti bahwa variabel independen (modal kerja,
perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran
persediaan), mampu menjelaskan Return On Investment (ROI) sebesar 40.4%.
sedangkan sisanya yaitu sebesar 100% - 40.4% = 59.6% dijelaskan oleh variabel lain
yang tidak termasuk model ini. Nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0.663 yang berarti
korelasi atau hubungan antara modal kerja, perputaran modal kerja, perputaran kas,
perputaran piutang, dan perputaran persediaan (variabel independen) terhadap Return
On Investment (ROI) (variabel dependen) kuat. Koefisien korelasi dikatakan kuat
apabila nilai R berada diatas 0.5 dan mendekati 1. Standar error of the Estimate
adalah 0.08040, semakin kecil nilai SEE maka akan semakin membuat model regresi
semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen.
22
PEMBAHASAN
Pengaruh Modal Kerja Terhadap Return On Investment (ROI)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal kerja berpengaruh negatif
terhadap ROI. Hal ini dimungkinkan bahwa semakin tinggi modal kerja maka akan
menurunkan tingkat ROI perusahaan. Kondisi perputaran modal kerja dalam suatu
perusahaan dipengaruhi oleh modal kerja (aktiva lancar dan hutang lancar) dalam
menghasilkan penjualan. Semakin tinggi volume penjualan yang dihasilkan maka
modal kerja berputar semakin cepat sehingga modal cepat kembali keperusahaan
yang disertai keuntungan yang tinggi pula, adanya keuntungan yang tinggi
menyebabkan ROI perusahaan juga meningkat. Akan tetapi, penelitian pada
perusahaan ini menunjukkan bahwa adanya tingkat penjualan yang tinggi akan
menurunkan ROI. Hal ini dikarenakan perusahaan belum menggunakan modal kerja
secara efisien.
Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Return On Investment (ROI)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran modal kerja berpengaruh
negatif terhadap ROI. Hal ini dimungkinkan memiliki implikasi manajerial yang
penting bagi manajer yaitu, jika manajer mampu mengendalikan modal kerjanya
secara efektif dan efisien sedemikian rupa perputaran modal kerja menjadi lebih
singkat, maka ROI yang dapat dicapai oleh perusahaan cendrung meningkat.
Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Return On Investment (ROI)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran kas berpengaruh negatif
terhadap ROI. Hal ini dimungkinkan dari mempergunakan kas untuk membiayai
kegiatan operasional hingga dipergunakan untuk menjaga kemampuan perusahaan
dalam membayar hutang jangka pendek dan jangka panjang. Besarnya uang kas yang
harus dipertahankan dapat dikaitkan dengan omset penjualan. Semakin tinggi tingkat
perputaran kas berarti semakin efisien pula penggunaan kasnya maka akan
menghasilkan profitabilitas yang tinggi pula. Perputaran kas berpengaruh negatif
23
terhadap profitabilitas, hal ini lebih disebabkan oleh adanya kepentingan lain dalam
penggunaan kas yaitu kas digunakan untuk menutupi kerugian yang disebabkan oleh
adanya piutang tak tertagih, kas digunakan sebagai pemeliharaan persediaan yang ada
digudang.
Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Return On Investment (ROI)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran piutang memberikan
pengaruh positif yang signifikan terhadap ROI yang akan diperoleh perusahaan.
Keadaan perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efisien dan
efektif perusahaan mengelola piutang, hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas
perusahaanpun dapat dipertahankan.
Pengaruh Perputaran Persediaan Terhadap Return On Investment (ROI)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perputaran persediaan tidak
mempunyai pengaruh signifikan terhadap ROI.
Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran
Piutang, dan Perputaran Persediaan Terhadap Return On Investment (ROI)
Berdasarkan hasil pengujian secara simultan (uji F) membuktikan bahwa ada
pengaruh modal kerja, perputaran modal kerja, perputaran kas, perputaran piutang
dan perputaran persediaan secara simultan terhadap Return On Investment (ROI) pada
perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Hal
ini dibuktikan dengan nilai Fhitung > Ftabel (12.263 > 2.34) dan tingkat signifikansi
sebesar 0.000 < 0.05, yang berarti hipotesis dalam penelitian ini diterima atau Ha
diterima.
24
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas, Perputaran
Piutang berpengaruh secara simultan terhadap Return On Investment pada
perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-
2014.
2. Modal Kerja berpengaruh secara parsial terhadap Return On Investment
(ROI) pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di BEI
periode 2011-2014.
3. Perputaran Modal Kerja berpengaruh secara parsial terhadap Return On
Investment (ROI) pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di BEI periode 2011-2014.
4. Perputaran Kas berpengaruh secara parsial terhadap Retunrn On
Investment (ROI) pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di BEI periode 2011-2014.
5. Perputaran Piutang berpengaruh secara parsial terhadap Return On
Investment (ROI) pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di BEI periode 2011-2014.
6. Perputaran Persediaan tidak berpengaruh secara parsial terhadap Return
On Investment (ROI) pada perusahaan Industri Barang Konsumsi yang
terdaftar di BEI periode 2011-2014.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, ada beberapa hal yang dapat
disarankan penulis:
1. Bagi perusahaan, disarankan untuk berhati-hati dalam memutuskan
penggunaan modal kerja. Modal kerja dapat dipilih dengan syarat, jika perusahaan
mampu menghasilkan Modal yang lebih besar, dan adanya modal kerja yang cukup
25
untuk memungkinkan suatu perusahaan untuk melaksanakan aktivitasnya tidak
melangalami kesulitan dan hambatan yang mungkin akan timbul.
2. Bagi investor, atau calon investor disarankan untuk melakukan analisis
terhadap Modal Kerja berkaitan dengan tingkat Return On Investment (ROI). karena
besarnya Return On Investment (ROI) yang diperoleh perusahaan mencerminkan
tingkat pengembalian yang diterima oleh investor.
3. Penelitian ini hanya menggunakan rasio Modal Kerja, Perputaran Modal kerja,
Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan sebagai dasar untuk
mengukur tingkat ROI. Bagi peneliti selanjutnya untuk memperluas bahasan
mengenai rasio lainnya untuk mengukur tingkat ROI agar hasil yang didapat lebih
baik dan menggunakan sampel yang lebih banyak dengan karakteristik yang lebih
beragam dari berbagai sektor serta memperpanjang periode penelitian.
26
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Joel F. Houston dan Eugene F . 2006. Dasar - Dasar Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Brigham, Joel F. Houston dan Eugene F . 2009. Dasar - Dasar Manajemen
Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan kedua. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21.
Edisi 7, Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanum, Encik Latifah. 2008. Pengaruh Kebijakan Modal Kerja Terhadap Return On
Investment Pada Industri Rokok Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatra Utara.
Harjito, Martono dan Agus. 2005. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Irawati, Susanti. 2006. Manajemen Keuangan. Cetakan Kesatu. Bandung: Pustaka.
Julita. 2010. Pengaruh Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap
Profitabilitas Pada Perusahaan Garmen dan Tekstil Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesiaa. Jurnal Universitas Muhammadiyah Sumatera.
Julkarnain. 2013. Pengaruh Modal Kerja, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Kas,
Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Industri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011. Jurnal
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
27
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
M. Wachowicz, Van Horne, James dan John. 2009. Prinsip - Prinsip Manajemen
Keuangan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Manullang, Marihot. dan Sinaga, Dearlina. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: Andi.
Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Librty.
Nardi. 2013. Pengaruh Curren Ratio (CR), Debt Equity Ratio (DER), Net Profit
Margin (NPM), dan Return On Investment (ROI) Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Food and Beverages Yang Terdaftar di BEI. Jurnal
Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Narpatilova. 2014. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2008-2012. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Priyatno, Duwi, 2010. Analisa Statistik Data dengan SPSS, Yogyakarta, Mediakon.
Putra, Lutfi Jaya. 2010. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas
Pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk Tahun 2005-2009. Jurnal
Universitas Gunadarma.
Raharjaputra, Hendra. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntan Untuk Eksekutif
Perusahaan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
28
Rahma, Aulia. 2009. Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap
Profitabilitas Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur PMA dan
PMDN Yang Terdaftar di BEI. Jurnal. Universitas Sumatra Utara.
Riyanto, Bambang. 2010. Dasar - Dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Sabhatini, Sherly. 2012. Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal.
Universitas Riau.
Sekaran, Uma. 2007. Research Methods For Business. Jakarta: Salemba Empat.
Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat.
Susanti, Trisna Theresia. 2014. Pengaruh Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang
dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap ROA Pada Perusahaan Dagang Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012. Jurnal Universitas
Maritim Raja Ali Haji.
Syamsuddin, Lukman. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Wild, John. J. Subramanyam, Robert F. Halsey. 2009. Analisis Laporan Keuanga.
Jakarta: Salemba Empat.
Wirartha, Ir. I Made. 2006. Metodelogi Penelitian.. Yogyakarta: CV. Andi Offset.