PENGARUH FAKTOR EKONOMI MAKRO TERHADAP RETURN
SAHAM PADA SAHAM-SAHAM INDUSTRI NON KEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016
Skripsi
Oleh :
Merinda Putri
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH FAKTOR EKONOMI MAKRO TERHADAP RETURN
SAHAM PADA SAHAM-SAHAM INDUSTRI NON KEUANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2014-2016
Oleh:
MERINDA PUTRI
Ekspektasi seorang investor terhadap investasinya adalah dengan
memperoleh tingkat return (pengembalian) sebanyak-banyaknya dengan risiko
tertentu. Return tersebut dapat juga berupa capital gain ataupun berupa deviden
untuk suatu investasi pada saham dengan pendapatan bunga, berupa investasi
dalam bentuk surat hutang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
faktor ekonomi makro berpengaruh signifikan terhadap return saham pada saham-
saham Industri non keuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun
2012-2016.
Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode
slovin dan memperoleh 61 perusahaan yang menenuhi kriteria pengambilan
sampel dalam penelitian ini, total pengamatan berjumlah 217 data. Metode
analisis data yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda dengan
menggunakan aplikasi SPSS 23.00.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan secara parsial atau individu tidak
terdapat inflasi dan Nilai tukar tidak berpengaruh terhadap return saham pada
industri non keuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-
2016. Tingkat suku bunga dan GDP berpengaruh terhadap return saham pada
industri non keuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-
2016
Kata Kunci: Inflasi, Tingkat suku bunga, Nilai tukar, GDP, return saham
ABSTRACT
THE EFFECT OF THE MACRO ECONOMIC FACTORS AGAINST SHARE
RETURN IN SHARES OF NON FINANCIAL INDUSTRY REGISTERED
IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
YEAR 2014-2016
By:
MERINDA PUTRI
An investor's expectation of his investment is to get the return rate as much as
possible with certain risks. The return can also be capital gains or in the form of
dividends for an investment in shares with interest income, in the form of
investments in the form of debt securities. This study aims to determine whether
the macroeconomic factors significantly affect the stock returns on non-financial
industry shares listing in Indonesia Stock Exchange (IDX) Year 2012-2016.
Determination of sample in this research is by using slovin method and get 61
companies that meet the criteria of sampling in this study, total observation
amounted to 217 data. Data analysis method used is Multiple Linear Regression
using SPSS 23.00 application.
Based on the results of research indicate partially or individually there is no
inflation and exchange rate does not affect the stock returns on non-financial
industry listed in Indonesia Stock Exchange (BEI) Year 2014-2016. Interest rates
and GDP affect the stock returns on non-financial industries listed in Indonesia
Stock Exchange (BEI) Year 2014-2016
Keywords : Inflation, Interest Rate, Exchange Rate, GDP, Stock Return
PENGARUH FAKTOR EKONOMI MAKRO TERHADAP RETURN
SAHAM PADA SAHAM-SAHAM INDUSTRI NON KEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016
Oleh
MERINDA PUTRI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Bandar Lampung pada tanggal 24 Mei 1995, sebagai
anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Haiza Rinsa, S.H. dan Sri
Maryatun. Peneliti memiliki Kakak laki-laki bernama Dicky Rinaldy, S.Ip dan
Adik laki-laki bernama Chandra Hidayat .
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-Kanak di TK Muhammadyah
Bandar Lampung pada tahun 2001. Kemudian pendidikan dasar di SD N 2
Labuhan Ratu Bandar Lampung (2001-2007), lalu melanjutkan pendidikan
menengah pertama di SMP N 25 Bandar Lampung (2007-2010), dan sekolah
menengah atas di SMAN 10 Bandar Lampung (2010-2013).
Pada tahun 2013, penulis pernah diterima sebagai mahasiswi S1 Pertenakan di
Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Namun karena cita-cita dari penulis
ingin menjadi mahasiswi Ekonomi, pada tahun 2014 penulis mencoba kembali
mengikuti test melalui jalur SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan
Tinggi) dan Alhamdulillah penulis di terima sebagai mahasiswi S1 Manajemen di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Dan penulis mengambil
konsentrasi Manjemen Keuangan. Selama menjadi mahasiswi penulis terdaftar
sebagai anggota (HMJ) Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen.
MOTTO
“Jangan membenci siapapun, tidak peduli berapa banyak mereka bersalah
padamu”
(Ali Bin Abi Thalib)
“Love yourself first, and the rest will be follow”
(Merinda Putri)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin
Dengan segala rasa syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya,
kupersembahkan karya kecil ini
Untuk Kedua Orang Tuaku Tercinta yaitu Abah Haiza Rinsa S.H. dan Ibuku
Sri Maryatun.
Orang tua yang senantiasa memberikan doa dan dukungannya untuk
kesuksesanku hingga saat ini, dengan sabar dan penuh kasih sayang telah
mendidik, memberikan ilmu dunia dan akhirat, memberikan dukungan moril
maupun materil selama menempuh pendidikan hingga saat ini. Terima kasih atas
semua doa dan harapan yang besar padaku, dan terima kasih telah menjadi
pembimbing hidup dan selalu menjadi cerminan baik.
Untuk Kakakku dan Adikku Tersayang Dicky Rinaldy S.Ip dan Chandra
Hidayat.
Terima kasih atas dukungan, motivasi, semangat, curahan cinta dan kasih
sayang, doa yang tulus dan tak pernah putus kau berikan kepadaku untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Untuk Pendamping Hidupku Kelak
Serta
Almamaterku Tercinta
Universitas Lampung
Semoga sebuah karya kecil ini bermanfaat
SANWACANA
Bismillahirahmanirrohim,
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Faktor Ekonomi Makro Terhadap Return Saham pada Saham-
saham Industri Non Keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2014-2016” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Proses pembelajaran yang penulis alami selama ini memberikan kesan dan makna
mendalam bahwa ilmu dan pengetahuan yang dimiliki penulis masih sangat
terbatas. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan dan hambatan,
namun dengan adanya bimbingan, dukungan serta saran dari berbagai pihak, maka
dalam kesempatan ini dengan ketulusan hati, penulis mengucapkan terma kasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. R.R. Erlina, S.E., M.Si. selaku Ketua Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Ibu Dina Safitri, S.E., M.IntnlBus. sebagai Pembimbing Akademik selama
penulis menjadi Mahasiswa Jurusan S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
5. Bapak Hidayat Wiweko, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Utama terima kasih
atas kesediannya memberikan waktu, bimbingan, saran, dan kritik, motivasi,
pengetahuan, serta pembelajaran selama dalam proses penulisan dan penyelesaian
skripsi.
6. Bapak Muslimin, S.E., M.Sc. selaku Pembimbing Pendamping terima kasih
atas kesediannya memberikan waktu, bimbingan, saran, dan kritik, motivasi,
pengetahuan, serta pembelajaran selama dalam proses penulisan dan
menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak Prakarsa Panjinegara, S.E., M.E. selaku Penguji Utama terima kasih
telah bersedia menguji, memberikan saran, kritik serta nasehat, juga ilmu yang
telah diberikan.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
memberikan ilmunya serta bimbingan kepada penulis selama masa kuliah.
9. Seluruh Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
membantu penulis dalam segala proses administrasi.
10. Teristimewa untuk Abahku tercinta Haiza Rinsa, S.H., dan Ibuku tersayang
Sri Maryatun terima kasih telah membesarkan, mendidik, dan membimbing
penulis dan tidak pernah henti memberikan kasih sayang, dukungan, pengorbanan,
motivasi, saran, perhatian, canda tawa dan doa yang tidak pernah terputus kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga kelak penulis
dapat membanggakan dan membahagiakan abah dan ibu.
11. Kakak kandungku yang terkadang galak, Dicky Rinaldy S.Ip., terima kasih
untuk segala dukungan, semangat, kasih sayang, doa dan canda tawa yang telah
diberikan selama ini. Semoga kelak kita dapat menjadi orang sukses yang akan
membanggakan untuk abah dan ibu.
12. Adikku tersayang Chandra Hidayat, terimakasih untuk segala dukungan,
semangat, kasih sayang, doa dan canda tawa yang telah diberikan selama ini.
Semoga kelak kita dapat menjadi orang sukses yang akan membanggakan untuk
abah dan ibu.
13. Teruntuk keluarga Darul Yamin dan H. Amrin yang selalu memberikan
dukungan, motivasi, arahan, cinta, dan kasih sayang kepada penulis serta doa
untuk keberhasilan penulis dalam mencapai cita-cita.
14. Bogi Tri Atmojo dan Keluarga, yang senantiasa mendengarkan semua keluh-
kesah, canda tawa, memberikan doa, pencerahan, kesabaran, kritik membangun,
semangat, motivasi, serta nasehat dan masukan-masukan yang membangun
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Sahabat-sahabat terbaikku sedari di bangku SMA Intan Deslinatika Putri an
Ratu ratna Juwita terima kasih atas kebersamaannya, kesabaran, semangat, serta
dukungannya dalam segala hal yang telah kalian berikan selama ini yang tidak
bisa saya lupakan, semoga pertemanan kita ini selalu terjalin hingga akhir hayat
nanti, dan maaf akhir-akhir ini kita sudah susah untuk berjumpa karena kesibukan
masing-masing.
16. Teman-Teman seperjuangan dan sepermainanku, Genk Taichan dan Genk
R.O.S, Nasa, Cicik, Nindy, Rendy, Fajar, Rivan, Anjung, Fajri, Naim, Hakim,
Yosi, Tomo, Tendy, dan bojiel yang lain nya yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu, terima kasih atas dukungan, canda tawa dan semangat yang telah kalian
berikan selama ini. Sukses buat kita semua, semoga pertemanan kita selalu tetap
drama dan selalu terjalin hingga akhir hayat.
17. Sahabatku tersayang Yovita Tri Gusti dan Agessy Sofya Yunizar, terimakasih
selalu menemani dan memberi semangat, motivasi, doa, dan dukungan sehingga
penulis bias menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga pertemanan kita tetap
langgeng, setia, dan sampai tua.
18. Sahabat-sahabat KKN Nunggal Rejo teman hidupku selama 40 hari semasa
penulis menjalankan KKN Nisa, Ari, Kiki, Bung, Imas, dan pak kordes Agung
terima kasih atas dukungan dan semangat yang telah kalian berikan sedari dulu
hingga saat ini. Semoga pertemanan kita selalu terjalin hingga akhir hayat nanti.
19. Teman-teman seperjuangan skripsiku, Widya Yunita, Raudatul A, Kartika
Gadis, Synta Devinda, Betris Tri, terima kasih atas masa-masa menunggu waktu
bimbingan yang telah memberikan keceriaan dan kebersamaan selama ini, semoga
pertemanan kita selalu tetap terjaga.
20. Seluruh keluarga besar Manajemen angkatan 2014, Manajemen Keuangan
dan Manajemen Genjil terima kasih atas kebersamaan, dukungan, kekeluargaan
dalam mewarnai dunia perkuliahan ini.
21. Terima kasih untuk Almamaterku Tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat dan
berguna bagi kita semua.
Bandar Lampung, 26 Maret 2018
Penulis
Merinda Putri
ii
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI .............................................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. v
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori ............................................................................................... 11
1. Arbitrage Pricing Theory (APT) .............................................................. 11
2. Saham ....................................................................................................... 12
a. Jenis – jenis saham ............................................................................. 12
b. Return Saham ..................................................................................... 14
3. Faktor-faktor Ekonomi (Makro) ............................................................... 15
a. Inflasi .................................................................................................. 16
b. Tingkat Suku Bunga ........................................................................... 17
c. Nilai Tukar kurs .................................................................................. 18
d. Gross Domestic Product(GDP) ......................................................... 19
B. Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 20
C. Rerangka Pemikiran ........................................................................................... 22
D. Hipotesis ......................................................................................................... 23
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data .................................................................................. 26
B. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 26
1. Populasi .................................................................................................... 26
2. Sampel ...................................................................................................... 27
C. Operasional Variabel Penelitian ................................................................... 28
1. Variabel Dependen ................................................................................... 28
2. Variabel Independen ................................................................................ 30
D. Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 32
1. Uji Chow ................................................................................................. 33
2. Uji Hausman ........................................................................................... 33
E. Metode Analisis ............................................................................................ 34
1. Uji Statistik Deskriptif ............................................................................ 34
2. Uji Asumsi klasik .................................................................................... 34
3. Analisis Multivariat (Regresi Linier Berganda) ..................................... 36
iii
4. Uji Hipotesis ........................................................................................... 37
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif ........................................................... 39
B. Hasil Uji Chow dan Uji Hausman ................................................................. 41
1. Uji Chow ................................................................................................. 41
2. Uji Hausman ............................................................................................ 41
C. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 42
1. Uji Normalitas ......................................................................................... 42
2. Uji Multikolinearitas ............................................................................... 45
3. Uji Heteroskedastisitas ............................................................................ 45
4. Uji Autokorelasi ...................................................................................... 46
D. Hasil Uji Regresi ........................................................................................... 48
1. Pengaruh Inflasi, Tingkat suku bunga, Nilai tukar dan GDP Terhadap
return saham pada Industri non keuangan yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016 .......................................................... 48
E. Pengujian Hipotesis ....................................................................................... 49
1. Hasil Uji F ............................................................................................... 49
2. KoefisienDeterminasi (KD) ..................................................................... 49
F. Pembahasan ................................................................................................... 50
1. Pengaruh Inflasi terhadap return saham .................................................. 50
2. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham .............................. 50
3. Pengaruh Nilai tukar terhadap return saham ........................................... 51
4. Pengaruh GDP terhadap return saham .................................................... 52
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................................... 53
B. Saran .............................................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 20
3.1 Daftar Jumlah Populasi...................................................................................... 27
3.2 Proses Pengambilan Sampel Penelitian ............................................................. 28
3.3 Pengukuran Operasional Variabel Penelitian .................................................... 31
4.1 Hasil Uji Deskriptif ........................................................................................... 38
4.2 Uji Chow ........................................................................................................... 40
4.3 Uji Hausman ...................................................................................................... 41
4.4 Uji Kolmogorov-Smirnov ................................................................................. 42
4.5 Uji Multikolinearitas ......................................................................................... 44
4.6 Uji Autokorelasi ................................................................................................ 46
4.7 Hasil Perhitungan pengaruh Inflasi, tingkat suku bunga, Nilai tukar dan GDP
terhadap return saham pada Industri non keuangan yang listing di Bursa
Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016 ........................................................... 47
4.8 Hasil Perhitungan Uji F ..................................................................................... 48
4.9 Koefisien determinasi inflasi. tingkat suku bunga, nilai tukar dan GDP
terhadap return saham ....................................................................................... 48
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Rerangka Pikir ..................................................................................................... 23
4.1 Grafik Histogram ................................................................................................ 43
4.2 Normal P-Plot ..................................................................................................... 43
4.3 Uji Heterokedastisitas ......................................................................................... 45
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Tabel Data Sampel Penelitian Emiten Pada Saham-saham Industri Non
Keuangan yang terdatar di Bursa Efek Indonesia ......................................... L-1
2. Tabel Hasil Perhitungan Inflasi, Tingkat suku bunga, Nilai tukar kurs,
GDP dan Return saham, pada sampel penelitian saham-saham Industri
non keuangan tahun 2014-2016 Hasil Uji Deskriptif ................................... L-2
3. Tabel Hasil Uji chow dan Uji hausman ........................................................ L-3
4. Tabel Hasil Uji Analisis Deskriptif ............................................................... L-4
5. Tabel Hasil Uji asumsi Klasik ...................................................................... L-5
6. Tabel Hasil Uji X₁ ,₂ ,₃ ,₄ - Y..................................................................... L-6
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Industri adalah berperan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional. Menurut sebuah penelitian tentang tranformasi struktur ekonomi
menunjukkan bahwa sejalan dengan peningkatan pendapatan perkapita,
perekonomian suatu negara akan bergeser dari yang semula mengandalkan sektor
pertanian (atau sektor pertambangan) menuju sektor industri (Tambunan, 2001).
Investasi dibidang industri adalah salah satu dari berbagai cara yang
dilakukan investor untuk meraih keuntungan. Salah satu caranya dengan
melakukan investasi di pasar modal. Dalam hal ini pasar modal dapat didefinisikan
sebagai suatu tempat berlangsung nya kegiatan yang berkaitan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan bursa efek (UU
No.8/1995 Tentang Pasar Modal). Pasar Modal adalah salah satu alternatif
pendanaan untuk mengembangkan perusahaan di Indonesia, karena dengan melalui
pasar modal, dana dapat dengan mudah diperoleh dengan jumlah besar
dibandingkan dengan dana yang diperoleh dari perbankan. Initial Public Offering
adalah suatu penawaran perdana publik kepada perusahaan yang membutuhkan
dana, dengan cara menjual surat berharga dalam bentuk saham di pasar modal
(Hartono, 2013).
Pasar Modal Indonesia (Bursa Efek Indonesia) dibuka sejak tahun 1992, dan
sering mengalami pasang surut dalam perkembangan nya. Otoritas Jasa Keuangan
2
(OJK) adalah lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor
21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-
bank seperti Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan lainnya.. Pada Januari 1996, untuk memberikan informasi yang lebih
lengkap kepada publik, Bursa Efek Indonesia (dulunya Bursa Efek Jakarta),
mengelompokan semua saham yang tercatat di BEI kedalam sembilan sektor yang
didasarkan pada klasifikasi industri, yaitu sektor : (1) pertanian, (2) bahan tambang,
(3) industri dasar dan kimia, (4) industri lainya, (5) industri barang dan konsumsi,
(6) property dan real estate, (7) trasnportasi dan insfrastruktur, (8) keuangan dan,
(9) perdagangan, jasa dan investasi. Pada penelitian ini industri yang digunakan
hanya delapan sektor, yaitu industri: (1) ) pertanian, (2) bahan tambang, (3) industri
dasar dan kimia, (4) industri lainya, (5) industri barang dan konsumsi, (6) property
dan real estate,(7) transportasi dan insfrastruktur dan(8) perdagangan, jasa dan
investasi. Digunakannn nya delapan sektor dari sembilan sektor karena peniliti
ingin lebih terfokus untuk meneliti pengaruh faktor ekonomi makro terhadap return
saham di saham-saham industri non keuanganyang terdapat di Bursa Efek
Indonesia (Hartono, 2013).
Ekspektasi seorang investor terhadap investasinya adalah dengan
memperoleh tingkat return (pengembalian) sebanyak-banyaknya dengan risiko
tertentu. Return tersebut dapat juga berupa capital gain ataupun berupa deviden
untuk suatu investasi pada saham dengan pendapatan bunga, berupa investasi
dalam bentuk surat hutang. Return tersebut yang akan menjadi indikator dalam
meningkatkan kemakmuran (wealth) para investor, termaksud di dalamnya para
3
pemegang saham.
Saham adalah satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrument
finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan. Dengan
menerbitkan saham, memungkinkan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan
pendanaan jangka panjang untuk 'menjual' kepentingan dalam bisnis saham
(efek ekuitas) dengan imbalan uang tunai. Saham (share / stock) adalah salah satu
instrumen pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik (Purnomo dan Hariyani, 2010). Ini
adalah metode utama untuk meningkatkan modal bisnis selain
menerbitkan obligasi. Saham dijual melalui pasar primer (primary market)
atau pasar sekunder (secondary market).
Harga pasar saham adalah market clearing prices yang ditentukan
berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran. Perkembangan harga saham
perusahaan tertentu mencerminkan nilai perusahaan tersebut sesuai penilaian para
investor. Sedangkan return saham (kembalian) merupakan tingkat keuntungan
yang dinikmati oleh pemodal atau investor atas suatu investasi yang dilakukannya.
Pemulihan perekonomian global selama tahun 2016 berjalan tidak seimbang
dan diliputi ketidakpastian. Sebagian besar negara maju berada dalam proses
pemulihan yang cenderung berjalan lambat. Sementara itu, ekonomi Amerika
Serikat (AS) menunjukkan perbaikan yang semakin solid. Ketidakpastian di pasar
keuangan terpantau meningkat pasca Brexit, Pemilu Presiden AS, dan referendum
konstitusi Italia. Di pasar komoditas, perbaikan harga komoditas turut mendorong
perbaikan kinerja eksternal negara-negara pengekspor komoditas (Otoritas Jasa
Keuangan, 2016).
Menurut Sudiyatno dan Irsad (2011), banyak faktor yang mempengaruhi
4
return saham, di antaranya adalah informasi yang bersifat fundamental maupun
teknikal. Penggunaan model menjadi sangat penting untuk menilai harga saham
dan membantu investor dalam merencanakan dan memutuskan investasi mereka
secara efektif. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap return dalam sebuah
investasi, salah satunya adalah faktor ekonomi yang misalnya terdapat perubahan
terhadap tingkat suku bunga yang berlaku, Inflasi, Gross Domestict Product
(GDP), Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Kurs (US$). Hal itu yang membuat
peniliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel faktor
ekonomi terhadap return saham dengan menggunakan objek saham-saham industri
yang ada di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk melanjutkan dan mengeksplorasi lebih lanjut
penelitian mengenai prediktabilitas dari return saham, dengan menggunakan faktor
prediktif berupa variabel makro ekonomi. Penelitian ini mendasarkan pada
penemuan-penemuan terdahulu tentang pengaruh keempat variabel tersebut
terhadap prediktabilitas return saham di BEI. Dalam penelitian ini penulis akan
menjelaskan apakah terdapat perbedaan pengaruh faktor ekonomi makro terhadap
return saham saham-saham industri non keuangan.
Penggunaan variabel yang mempengaruhi yaitu suku bunga, inflasi, GDP,
dan nilai kurs terhadap return saham dengan objek saham saham industri yang ada
di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016. Secara teori, banyak terdapat indikator
yang dapat mengukur variabel makro, termasuk di dalamnya indikator politik
ekonomi. Namun dari sekian banyak indikator yang cukup lazim digunakan untuk
memprediksi fluktuasi saham adalah variabel yang secara langsung dikendalikan
melalui kebijakan moneter dengan mekanisme transmisi melalui pasar keuangan
(Bank Indonesia, 2004). Variabel-variabel tersebut meliputi tingkat suku bunga,
5
laju inflasi, GDP dan nilai tukar kurs valuta asing.
Suku bunga adalah nilai dari pinjaman yang dinyatakan sebagai sekian persen
dari uang pokok pada tiap waktu yang disepakati. Debitur (peminjam) harus
membayar kepada kreditur (pemberi pinjaman) sejumlah uang yang merupakan
ukuran harga sumber daya dari pinjaman. Suku bunga yang rendah akan
menimbulkan biaya pinjaman yang rendah. Jika suatu suku bunga rendah maka
aktivitas ekonomi dan investasi akan mengalami peningkatan dalam harga saham.
Dalam dunia Industri, suku bunga berperan penting dalam meningkatkan aktivitas
ekonomi sehingga berdampak kuat pada kinerja perusahaan industri yang
berdampak langsung terhadap return saham (Thobarry, 2009).
Inflasi adalah proses kenaikan harga yang berlaku dalam suatu
perekonomian. Inflasi menunjukan arus harga secara umum. Inflasi sangat
berpengaruh terhadap kemampuan daya beli baik itu perorangan ataupun
perusahaan. Sebuah penelitian mengatakan, semakin tinggi inflasi maka semakin
menurun tingkat profitabilitas perusahaan tersebut (Almilia, 2006). Jika suatu
profitabilitas perusahaan menurun adalah merupakan suatu informasi yang buruk
bagi para trader di bursa saham yang berakibat menurunnya harga saham
perusahaan tersebut. Inflasi yang tinggi bagi suatu saham industry akan
menurunkan profitabilitas perusahaan sehingga return saham pun dapat
berpengaruh signifikan.
Gross Domestic Product (GDP) adalah penghitungan yang digunakan oleh
suatu negara sebagai ukuran utama bagi aktivitas perekonomian nasionalnya, tetapi
pada dasarnya GDP mengukur seluruh volume produksi dari suatu wilayah
(negara) secara geografis. Menurut Todaro dan Smith (2008), GDP adalah
indikator yang mengukur jumlah output final barang (goods) dan jasa (services)
6
yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara, dalam wilayah negara tersebut,
baik oleh penduduk (warga negara) sendiri maupun bukan penduduk (misalnya,
perusahaan asing), tanpa memandang apakah produksi output tersebut nantinya
akan dialokasikan ke pasar domestik atau luar negeri. GDP juga bisa disebut
sebagai suatu alat ukur untuk nilai pasar dari barang dan jasa akhir yang diproduksi
oleh sumber daya yang berada dalam suatu negara selama jangka waktu tertentu,
biasanya satu tahun.
Nilai Kurs menurut Mankiw (2003) ialah bahwa kurs (exchange rate) antara
dua negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk
saling melakukan perdagangan. Menurunnya kurs Rupiah terhadap mata uang
asing khususnya Dolar AS memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar
modal (Sitinjak dan Kurniasari, 2003). Data statistik nilai tukar diperoleh dari
Publikasi Statistik Laporan Bulanan Bank Indonesia (BI) tahun 2006-2009. Return
saham dapat dipengaruhioleh nilai tukar uang melalui permintaan uang (money
demand equation), yang membentuk suatu basis model alokasi portofolio dan
moneter dari determinasi nilai tukar uang. Nilai tukar kurs sangat mempengaruhi
return saham, namun pertumbuhan pasar saham juga mendesak pengaruh positif
dari nilai tukar.
Inflasi dan Nilai tukar Rupiah juga dapat mempengaruhi return saham karena
dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang yang berdampak kepada laporan
perdagangan dan modal atas keseimbangan pembelian dalam negeri. Tingkat
keuntungan yang diharapkan dari adanya investasi akan menurun dengan cepat jika
nilai tukar berubah tajam, sehingga bagi para pelaku ekonomi maka semakin
rendah tingkat perubahaan nilai tukar maka akan semakin baik. Menurut Boediono
(2001) definisi singkat dari inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk
7
menaik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang
saja tidak disebut inflasi. Syarat adanya kecenderungan meningkat yang terus
menerus juga perlu digaris-bawahi. Kenaikan harga-harga karena, misalnya,
musiman, menjelang hari raya, bencana, dan sebagainya, yang sifatnya hanya
sementara tidak disebut inflasi.
Faktor ekonomi merupakan suatu faktor yang sering digunakan untuk
mengetahui keadaan-keadaan yang bersifat makro dari suatu keadaan ekonomi.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi biasanya adalah faktor tingkat bunga,
pendapatan nasional suatu negara, kebijakan moneter dan juga kebijakan fiskal
yang diterapkan oleh suatu negara, sehingga pemodal perlu melakukan penilaian
terhadap kondisi perekonomian dan implikasinya terhadap pasar modal (Samsul,
2008).
Alasan mengapa faktor ekonomi bisa mempengaruhi return saham dikarenakan
oleh besar kecilnya jumlah uang yang beredar. Ketika jumlah uang yang beredar
semakin meningkat, maka terdapat kecenderungan meningkatnya kegiatan
perekonomian secara menyeluruh, hal ini dikarenakan perusahaan-perusahaan
mendapatkan supply yang lebih tinggi dari sebelumnya. Karena ketika supply uang
naik, maka kegiatan operasional yang bersifat profit oriented juga akan meningkat
yang akan meningkatkan return saham pada perusahaan (Kurniasari, 2003).
Faktor ekonomi makro merupakan faktor di luar perusahaan yang
mempengaruhi kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan (Samsul, 2008).
Pengaruh kondisi faktor ekonomi merupakan dasar dari analisis sekuritas, dimana
jika kondisi ekonomi jelek maka kemungkinan besar tingkat kembalian saham-
saham yang beredar akan merefleksikan penurunan yang sebanding. Apabila
perekonomian suatu negara tumbuh secara berkesinambungan, dengan variabel-
8
variabel makro yang cukup baik, seperti inflasi yang terkendali dan situasi moneter
yang menarik, para investor akan tertarik menanamkan uangnya di bursa efek.
Sebaliknya bila perekonomian negara memburuk, situasi politik yang tidak stabil,
banyak terjadi skandal ekonomi dan moneter, maka investor akan segera bersiap-
siap menarik dana yang ditanamkan di bursa tersebut. Para investor selalu ingin
memaksimalkan return yang diharapkan bersadarkan tingkat toleransinya terhadap
risiko (Samsul, 2008).
Sejalan dengan konsep investasi High Risk-High Return, investor yang
menyukai risiko (risk lover), mereka akan memilih saham-saham yang mempunyai
risiko yang tinggi, agar dikemudian hari akan mendapatkan return yang tinggi pula.
Sebaliknya investor yang tidak menyukai risiko (risk avester) merencanakan
keuntungan normal. Investasi selalu mengandung unsur risiko, karena perolehan
yang diharapkan baru akan diterima pada masa yang akan datang, risiko itu juga
timbul karena return yang diterima mungkin lebih besar atau lebih kecil dari dana
yang diinvestasikan (Reilly, 2000).
Penelitian ini mengacu pada penelitian Artaya (2014) yang meneliti
pengaruh faktor ekonomi makro, risiko investasi dan kinerja keuangan terhadap
return saham pada perusahaan di Bursa Efek Indonesia, dimana hasil penelitian
secara parsial menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga berpengaruh positif
signifikan terhadap return saham dan kurs rupiah berpengaruh tidak signifikan
terhadap return saham . Kemudian didukung oleh hasil penelitianVerawaty (2015)
yang menyatakan tidak ada pengaruh signifikan antara kinerja keuangan, DER
(Debt to Equity Ratio), REO (Return On Equity), EPS (Earning Per Share), PER
(Price Earning Ratio) dan NPM (Net Profit Margin) dengan return saham.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
9
dengan judul “Pengaruh Faktor Ekonomi Makro terhadap Return Saham pada
Saham-Saham Industri Non Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2014-2016”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dijelaskan diatas, maka
rumusan masalah yang diperoleh adalah sebagai berikut : Apakah faktor ekonomi
makro berpengaruh terhadap return saham pada saham-saham industri non
keuangan yang listingdi Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014-2016?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah faktor ekonomi makro berpengaruh signifikan terhadap
return saham pada saham-saham Industri non keuangan yang listing di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2012-2016
D. Manfaat penelitian
1. Bagi emiten, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam menentukan arah kebijakan dan pengambilan keputusan perusahaan
yang berkaitan dengan faktor-faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap
return saham.
2. Bagi investor, penelitian ini dapat digunakan dalam melakukan analisis
saham yang akan diperjualbelikan dipasar modal melalui analisis faktor-
faktor ekonomi yang berpengaruh terhadap return saham, sehingga investor
dapat melakukan portofolio secara lebih terencana dan bijaksana.
3. Bagi penulis, penelitian ini bermanfaat untuk memenuhi persyaratan untuk
Mendapat gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada perguruan tinggi Universitas
10
Lampung.
4. Bagi pembaca, penelitian ini dapat diharapkan dapat membantu untuk
menambah pengetahuan dan wawasan tentang Saham-saham Industri yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
5. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan
dan bahan pertimbangan atau referensi pada penelitian yang akan datang.
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Arbitrage Pricing Theory (APT)
Return saham merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor
berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung
risiko atas investasi yang dilakukannya. Pembahasan tentang tingkat keuntungan
sekuritas dapat dikelompokan dalam dua teori yaitu Capital Asset Pricing Model
(CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) (Husnan, 2005).
Arbitrage Pricing Theory (APT) pertama kali diperkenalkan oleh Ross pada
tahun 1976, berangkat dari asumsi bahwa bila dua kesempatan investasi yang
mempunyai karakteristik sama, maka tidak dapat dijual dengan harga yang
berbeda. Dalam kondisi ini akan berlaku the law one price. Bila keduanya dijual
dengan harga berbeda, maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage
dengan cara membeli aktiva berharga murah, dan pada saat yang sama dilakukan
penjualan aktiva yang sama dengan harga yang lebih tinggi, sehingga akan
diperoleh keuntungan tanpa menghadapi resiko. Dalam model ini, besarnya return
suatu asset atau sekuritas dipengaruhi oleh beberapa faktor (Ross, 1976).
Arbitrage Pricing Theory (APT) pada dasarnya menggunakan pemikiran yang
menyatakan bahwa dua kesempatan investasi yang mempunyai karakteristik yang
identik sama tidaklah bisa dijual dengan harga yang berbeda (Husnan, 2005).
Model Arbitrage Pricing Theory (APT) didasari pandangan bahwa return yang
12
diharapkan untuk suatu saham (sekuritas) akan dipengaruhi oleh beberapa factor
risiko. Faktor-faktor risiko tersebut adalah kondisi makro ekonomi suatu Negara
seperti inflasi, tingkat suku bunga, nilai kurs dan GDP.
2. Saham
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang
atau badan perseroan terhadap suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar
kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan
yang menerbitkan surat berharga yang porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa
besar penyertaan dana yang ditanamkan perusaan (Darmadji dan Fakhrudin, 2008).
a. Jenis-jenis Saham
Saham adalah tanda penyertaan modal dari seseorang atau badan usaha didalam
suatu perusahaan perseroan terbatas. Saham (share/stock) merupakan salah satu
instrumen pasar modal yang paling umum diperdagangkan karena mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik (Purnomo, 2010). Beberapa sudut
pandang untuk membedakan saham menurut Darmadji dan Fakhruddin, (2008).,
yaitu :
1). Ditinjau dari segi kemampuan hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:
a) Saham biasa (Common stock), merupakan saham yang memiliki hak klaim
berdasarkan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan. Bila terjadi
likuidasi, pemegang saham biasa yang mendapatkan prioritas paling akhir
dalam pembagian dividen dari penjualan asset perusahaan.
b) Saham preferen (Preferred stock), yaitu Saham preferen merupakan saham
dengan bagian hasil yang tetap dan apabila perusahaan mengalami
kerugian maka pemegang saham preferen akan mendapat prioritas utama
13
dalam pembagian hasil atas penjualan asset. Saham preferen mempunyai
sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.
2) Dilihat dari cara peralihannya saham dapat dibedakan atas :
a) Saham atas unjuk (Bearer stock), artinya pada saham tersebut tidak tertulis
nama pemiliknya, agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke
investor lain. Secara hukum siapa yang memegang saham tersebut, maka
dialah yang diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam
RUPS.
b) Saham atas nama (Registered Stock), merupakan saham dengan nama
pemilik yang ditulis secara jelas dan cara peralihan nya harus melalui
prosedur tertentu.
3). Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas :
a) Saham unggulan (Blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin (leader) di
industri sejenis, memiliki pendapatan uang stabil, dan konsisten dalam
membayar dividen.
b) Saham pendapatan (Income stock), yaitu saham dari suatu emiten yang
memiliki kemampuan membayar pada tahun sebelumnya. Emiten seperti
ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara
teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba
dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham.
c) Saham pertumbuhan (Growth stock), yaitu saham-saham dari emiten yang
memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di
industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
14
d) Saham spekulatif (Speculative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang
tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi dimasa
mendatang, meskipun belum pasti adanya.
e) Saham siklikal (Cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat
resesi ekonomi, harga saham ini tetap lebih tinggi, dimana emitennya
mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan
emiten dalam memperoleh penghasilan yang lebih tinggi dimasa resesi.
b. Return Saham
Fahmi dan Yovi (2009) mengatakan return saham adalah keuntungan yang
diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang
dilakukannya. Semakin tinggi return saham maka semakin baik investasi yang
dilakukan karena dapat menghasilkan keuntungan, sebaliknya semakin return
saham atau bahkan negatif maka semakin buruk hasil investasi yang dilakukan.
Saham adalah menunjukkan hak kepemilikan pada keuntungan dan aset dari
sebuah perusahaan. Secara sederhana investasi dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari suatu assets selama periode
tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau peningkatan nilai
investasi. Dalam berinvestasi, investor yang rasional akan mempertimbangkan dua
hal yaitu pendapatan yang diharapkan (expectedreturn) dan risiko (risk) yang
terkandung dalam alternatif investasi yang dilakukan.
Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas
suatu investasi yang dilakukannya. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang
dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor tidak akan melakukan investasi.
15
Menurut Ang Robert (2000), setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka
panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang disebut return
baik langsung maupun tidak langsung. Lebih lanjut Ang (2000) menyatakan bahwa
komponen return terdiri dari dua jenis yaitu current income (pendapatan lancar)
dan capital gain (keuntungan selisih harga).
Current income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran
yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen
dan sebagainya. Komponen yang kedua dari return adalah capital gain, yaitu
keuntungan yang diterima karena adanya selisih antara harga jual dan harga beli
saham dari suatu instrumen investasi, yang berarti bahwa saham tersebut harus
diperdagangkan di pasar. Secara sistematis, perhitungan return saham menurut
Hartono (2013) adalah sebagai berikut :
Rit =
Keterangan :
Rit : tingkat keuntungan saham pada I pada periode t.
Pt : hasil penutupan saham I pada periode t (periode penutupan/ terakhir)
Pt-1 : harga penutupan saham I pada periode sebelumnya.
Dt : dividen periodik.
Dalam penelitian ini return saham diukur berdasarkan harga saham hasil penutupan
saham I pada periode dan harga penutupan saham I pada periode sebelumnya yang
dirata-ratakan setahun, mulai dari 2014-2016. Return realisasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah capital gain/loss yang sering juga disebut actual return.
Alasan mengapa pada penelitian ini dividen tidak digunakan adalah karena pada
laporan keuangan telah diketahui harga penutupan pada perusahaan setiap
16
tahunnya, dan karena tidak semua perusahaan membagikan dividen secara periodik
sehingga pada penelitian ini penulis menggunakan rumus return saham menurut
Brigham dan Houston (2006) yaitu :
Rit =
Keterangan :
Rit : tingkat keuntungan saham pada I pada periode t.
Pt : hasil penutupan saham I pada periode t (periode penutupan/ terakhir)
Pt-1 : harga penutupan saham I pada periode sebelumnya.
3. Faktor-faktor Ekonomi (Makro)
Salah satu faktor yang sangat diperhatikan oleh investor dalam memilih
saham adalah kinerja keuangan perusahaan. Dengan demikian, dari sudut pandang
investor, kinerja keuangan yang baik pada suatu perusahaan akan menawarkan
tingkat return saham yang lebih tinggi dibanding kan dengan perusahaan lain yang
memiliki kinerja keuangandan return saham yang lebih buruk. Seperti telah
diuraikan bahwa untuk mendapatkan keuntungan (capital gain) adalah membeli
saham ketika harga akan naik lalu menjualnya ketika harganya akan turun, ada
beberapa faktor yang harus disadari oleh setiap investor yang mempengaruhi return
saham. Faktor yang berada diluar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap
kenaikan atau penurunan kinerja perusahaan, hal ini dikarenakan adanya
kecendrungan hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan
ekonomi makro dan kinerja suatu pasar modal. Karena analisis terhadap kondisi
ekonomi makro sangat penting (Samsul, 2008).
17
Faktor-faktor makro ekonomi yang secara langsung dapat mempengaruhi return
saham maupun kinerja perusahaan antara lain adalah tingkat inflasi,nilai kurs,
siklus ekonomi, produk domestik bruto, tingkat suku bunga, peraturan pajak,
jumlah uang yang beredar, dan kondisi perekonomian internasional. Ketika kondisi
makro ekonomi di suatu negara mengalami perubahan baik yang positif ataupun
negatif, investor akan mengkalkulasikan dampak terhadap return saham di masa
yang akan dating, kemudian mengambil suatu keputusan untuk membeli atau
menjual saham perusahaan yang bersangkutan. Aski jual dan beli ini akan
mengakibatkan terjadinya perubahan harga saham, yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada indeks pasar modal di Negara tersebut (Samsul, 2008).
a. Inflasi
Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian dimana harga-harga secara umum
mengalami kenaikan harga yang bersifat sementara. Inflasi merupakan suatu gejala
ekonomi yang tidak dapat dihilangkan dengan tuntas. Samuelson (2001)
memberikan definisi bahwa inflasi sebagai suatu keadaan dimana terjadi kenaikan
tingkat harga umum, baik barang-barang, jasa-jasa maupun faktor-faktor produksi.
Dari definisi tersebut mengindikasikan keadaan melemahnya daya beli yang diikuti
dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang suatu negara.
Inflasi yang tinggi akan mengakibatkan penurunan harga saham, karena
menyebabkan kenaikan harga barang atau bahan baku secara umum. Kondisi ini
mempengaruhi biaya produksi dan harga jual barang akan menjadi semakin tinggi.
Harga jual yang tinggi akan menyebabkan menurunnya daya beli, hal ini akan
mempengaruhi keuntungan perusahaan dan akhirnya berpengaruh terhadap harga
saham yang mengalami penurunan. Menurut Manurung dan kawan-kawan (2004)
suatu perekonomian dikatakan telah mengalami inflasi jika tiga karakteristik
18
berikut dipenuhi, yaitu : 1) terjadi kenaikan harga, 2) kenaikan harga bersifat
umum, dan 3) berlangsung terus menerus. Inflasi mempengaruhi perekonomian
melalui pendapatan dan kekayaan, dan melalui perubahan tingkat dan efisiensi
produksi. Inflasi yang tidak bisa diramalkan biasanya menguntungkan para debitur,
pencari dana, dan spekulator pengambil risiko. Inflasi akan merugikan para
kreditur, kelompok berpendapatan tetap, dan investor yang tidak berani berisiko
(Samuelson, 2001).
b. Tingkat Suku Bunga BI Rate
Tingkat suku bunga adalah ukuran keuntungan investasi berupa sertifikat
Bank Indonesia yang dapat diperoleh pemodal dan juga biaya modal yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk menggunakan dana dari pemodal. Pengukuran yang
digunakan adalah satuan persantase dan data yang diambil adalah tingkat suku
bunga mulai dari Januari 2014 - Desember 2016. Dengan menggunakan suku
bunga real, suku bunga real adalah Tingkat bunga yang telah disesuaikan untuk
menghilangkan dampak inflasi untuk mencerminkan biaya riil dana kepada
peminjam, dan hasil nyata untuk pemberi pinjaman (Sunariah, 2004).
Tingkat Suku Bunga BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang
mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank
Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan
Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan di
implementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui
pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai
sasaran operasional kebijakan moneter (Sunariah, 2004).
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan
suku bunga Pasar Uang Antar Bank Over night (PUABO/N). Pergerakan di suku
19
bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga
deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan
mempertimbang kan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia
pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi kedepan diperkirakan
melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan
menurunkan BI Rate apabila inflasi kedepan diperkirakan berada dibawah sasaran
yang telah ditetapkan (website Bank Indonesia). Tingkat bunga riil investasi saham
akan dihitung sebagai jumlah. Oleh tingkat bunga nominal lebih tinggi dari pada
tingkat inflasi (Sunariah, 2004).
Real SukuBunga = Suku Bunga Nominal-Inflasi
c. Nilai Tukar Kurs US$
Nilai Kurs US menunjukan nilai dari mata uang dollar AS yang di translasikan
dengan mata uang Rupiah. Menurut Ocktavia (2007) nilai tukar rupiah adalah
harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Nilai tukar rupiah merupakan nilai
dari satu mata rupiah yang ditranslasikan kedalam mata uang negara lain. Misalnya
nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS, nilai tukar rupiah terhadap Yen, dan lain
sebagainya. Kurs inilah sebagai salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas
di pasar saham maupun pasar uang karena investor cenderung akan berhati-hati
untuk melakukan investasi. Menurunnya kurs Rupiah terhadap mata uang asing
khususnya Dolar AS memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal
(Sitinjak dan Kurniasari, 2003).
d. Gross Domestic Product (GDP)
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah merupakan jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu atau
20
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi. Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku menggambarkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada
setiap tahun, sedangkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas harga konstan
menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan
haraga yang ada sekarang.
PDB dapat dinyatakan dalam satuan jutaan rupiah. Menurut Todaro dan
Smith (2008) mengatakan bahwa GDP adalah indikator yang mengukur jumlah
output final barang (goods) dan jasa (services) yang dihasilkan oleh perekonomian
suatu negara, dalam wilayah negara tersebut, baik oleh penduduk (warga negara)
sendiri maupun bukan penduduk (misalnya, perusahaan asing), tanpa memandang
apakah produksi output tersebut nantinya akan dialokasikan ke pasar domestik atau
luar negeri. PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang
diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per
tahun). PDB berbeda dari produk nasional bruto karena memasukkan pendapatan
faktor produksi dari luar negeri yang bekerja dinegara tersebut, sehingga PDB
hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan apakah
produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak.
Gross Domestic Product adalah dengan menjumlahkan total produksi barang
dan jasa tanpa memerhitungkan nilai penyusutannya. Pendekatan yang sering
banyak digunakan untuk menghitung PDB adalah pendekatan pengeluaran menurut
Todara dan Smith (2008), yaitu :
GDP = Konsumsi + Investasi + PengeluaranPemerintah + (Ekspor-Impor)
21
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang Faktor Ekonomi terhadap Return Saham Saham Industri
sudah diteliti oleh beberapa peneliti. Beberapa penelitian terdahulu tersebut yang
dijadikan sebagai landasan penelitian ini. Berikut peneliti beserta uraian
penelitiannya :
TABEL 2.1 PENELITIAN TERDAHULU
No
Peneliti
Variabel
Alat
Analisis
Hasil
1
.
Amin,
M.Z.
(2012)
Variabel dependen :
Return saham
Variabel independen
Inflasi,Tingkat Suku
Bunga(SBI),Nilai
Kurs Dollar dan
Indeks Dow Jones
(DJIA)
Regresi
linier
berganda
Hasilnya bahwa uji statistic
variabel berpengaruh positif
terhadap return saham dan
juga tidak adanya perubahan
struktural dalam
perekonomian Indonesia.
2
.
Dwiparth
a (2015)
Variabel dependen:
Nilai keuangan
Variabel
independen:
a. Faktor ekonomi
makro
b. kinerja keuangan
Regresi
linier
berganda
a. Faktor ekonomi makro
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
kinerja keuangan sektor
manufaktur,
b. Faktor ekonomi makro
berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan sektor
manufaktur, serta
c. Kinerja keuangan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai
perusahaan sektor
manufaktur.
3
.
Artaya
(2014) Variabel dependen :
ReturnSaham
Perusahaan
Variabei independen
:
a. Faktorekonomi
makro
b. risiko investasi
c. Kinerjakeuangan
Regresi
linier
berganda
a. Tingkat suku bunga
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap
risiko
b. Tingkat suku bunga
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap
Earning Per Share
(EPS), tingkat suku
bunga berpengaruh
negatif tidak signifikan
terhadap Price Earning
22
LANJUTAN TABEL 2.1
Ratio (PER), kurs rupiah
berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap EPS
dan kurs rupiah
berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap PER,
c. Tingkatsukubungaberpenga
ruhpositif
signifikanterhadapreturnsa
hamdankursrupiahberpeng
aruhtidaksignifikanterhada
preturn saham,
d. Risikoinvestasiberpengaru
hnegatiftidaksignifikanterh
adapreturnsaham,
e. EPSberpengaruh
positifsignifikanterhadap
return sahamdan PER
berpengaruhpositif
signifikanterhadapreturnsa
ham.
4.
Verawaty
(2015)
Variabel dependen:
ReturnSaham
Variabel
independen:
a. DER (Debt to
Equity Ratio),
b. REO (Return On
Equity),
c. EPS (Earning
Per Share)
d. PER (Price
Earning Ratio)
e. NPM (Net Profit
Margin)
Regresi
linier
berganda
Tidak ada pengaruh
signifikan antara kinerja
keuangan, DER (Debt to
Equity Ratio), REO (Return
On Equity), EPS (Earning
Per Share), PER (Price
Earning Ratio) dan NPM
(Net Profit Margin) dengan
return saham.
5 Prasetio
(2016)
Variabel dependen:
ReturnSaham
Variabel
independen:
a. Current Ratio
(CR)
b. Debt to Equity
Ratio (DER)
c. Return On Asset
(ROA),
d. Makro Ekonomi
Regresi
linier
berganda
Hasil penelitian secara parsial
menunjukkan bahwa variabel
DER dan CR berpengaruh
signifikan terhadap return
saham. Sedangkan variabel
inflasi, nilai tukar, suku
bunga, dan ROA tidak
berpengaruh signifikan
terhadap return saham.
Sementara secara simultan
inflasi,nilai tukar, sukubunga,
23
C. Rerangka Pemikiran
Return saham adalah hasil yang dapat didapat oleh investor di masa yang
akan datang dimana hasil tersebut diperoleh dari investasi yang dilakukannya.
Return sendiri dapat berupa return realisasi dan return ekspektasi. Return terdiri
dari dividend dan capital gain. Capital gain adalah keuntungan yang diterima
karena selisih antara harga jual dan harga beli saham. Besarnya capital gain suatu
saham akan positif, dimana harga jual dari saham yang dimiliki lebih tinggi dari
harga belinya. Return saham dalam penelitian ini merupakan perubahan harga
saham, dipengaruhi oleh berbagai macam faktor diantaranya faktor fundamental
perusahaan (kinerja keuangan dan operasional perusahaan), makro ekonomi,
politik, keamanan, sentimen pasar, pengaruh pasar saham secara keseluruhan, atau
kejadian lain yang dianggap mempengaruhi kinerja emiten.
Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian terdahulu dan pengembangan
hipotesis maka konsep dari penelitian ini dapat dirumuskan melalui bagan
kerangka pemikiran berikut :
Variabel Independen
Variabel dependen
GAMBAR 2.1 RERANGKA PEMIKIRAN
D. Hipotesis
Mengacu pada uraian telaah pustaka dan penelitian terdahulu, maka hipotesis
RETURN
SAHAM
TINGKAT SUKU
BUNGA
INFLASI
NILAI TUKAR
KURS US$
GDP
24
yang dapat dikembangkan yang diajukan didalam penelitian ini adalah, sebagai
berikut :
1. Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham
Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum
dan berlangsung secara terus menerus. Inflasi sangat terkait dengan penurunan
kemampuan daya beli baik individu maupun perusahaan. Terdapat hubungan yang
negatif antara inflasi terhadap return saham. Ketika terjadi inflasi, maka calon
investor akan menunda kegiatan investasinya dan akan lebih memprioritaskan
kebutuhan yang lebih penting sehingga harga saham akan mengalami penurunan
yang berdampak pada penurunan harga saham perusahaan. Penelitian mengenai
Inflasi dilakukan oleh Thobarry (2009) yang menunjukan bahwa inflasi memiliki
hubungan negatif terhadap return saham.
H1 : Inflasi akan berpengaruh negatif terhadap return saham.
2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Terhadap Return Saham
Suku bunga memiliki pengaruh positif terhadap return saham. Artinya
semakin tinggi suku bunga harga saham akan semakin naik dan semakin rendah
suku bunga harga saham semakin turun. Hal ini disebabkan apabila tingkat suku
bunga meningkat akan meningkatkan harga saham, karena perusahaan mampu
meningkatkan labanya walaupun tingkat suku bunga meningkat agar kepercayaan
para investor tidak menurun meskipun terjadi gejolak perubahan bunga (Artaya,
2014).
H2 : Suku bunga berpengaruh berpengaruh positif terhadap return saham.
3. Pengaruh Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika (US$) terhadap
Return Saham
25
Menurunnya kurs Dollar terhadap rupiah berpengaruh positif terhadap
ekonomi dan pasar modal, sebaliknya kurs dollar terhadap rupiah berpengaruh
negatif (Thobarry, 2009). Melemahnya rupiah akan menyebabkan pasar modal
dalam negeri kurang menarik karena adanya risiko nilai tukar yang menyebabkan
penurunan nilai investasi dan mempunyai hubungan negatif terhadap return saham.
Sebaliknya, hubungan antara nilai tukar dollar terhadap rupiah bisa saja
berpengaruh positif bila investor berasal dari luar negeri dan menggunakan mata
uang asing sehingga semakin terdepresiasinya mata uang rupiah akan
menyebabkan investor luar cenderung melepas mata uang asingnya untuk membeli
saham yang harganya turun karena pengaruh kurs mata uang. (Thobarry, 2009).
H3 : Nilai tukar berngaruh positif terhadap return saham.
4. Pengaruh GDP (Gross Domestic Product) terhadap Return Saham
Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan positif terhadap harga saham,
karena dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan mengakibatkan
meningkatnya permintaan saham dan pada akhirnya akan mengakibatkan
menigkatnya harga saham. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi akan merubah
pola investasi suatu negara. Salah satu indikator meningkatnya pertumbuhan
ekonomi adalah meningkatnya GDP yang merupakan suatu kenaikkan output
perkapita jangka panjang (Thobarry, 2009). Meningkatnya kinerja ekonomi yang
dicerminkan oleh pertumbuhan GDP, investor cenderung akan lebih banyak
berinvestasi di pasar modal. Dengan meningkatnya pertumbuhan GDP juga dapat
mengakibatkan naiknya daya beli masyarakat yang imbasnya bisa saja dirasakan
oleh pasar saham.
H4 : Produk Domestik Bruto (GDP) berpengaruh positif terhadap return saham.
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data sekunder yaitu data yang
diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara yang umumnya
berupa bukti,catatan atau laporan historis perusahaan. Sifat data dalam penelitian
ini adalah pooled data, yaitu data gabungan antara time series dan cross section
data dan data secara spesifik disebut panel data karena, menngamati responden dan
sampel dalam serial periode waktu. Pengambilan sumber data sekunder didapat
dari laporan tahunan saham-saham perusahaan subsektor industri non keuangan
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2016 dapat diakses
disitus BEI yaitu www.idx.co.id.
B. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini objek yang digunakan adalah saham-saham perusahaan
subsector industri non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016 .
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan nya. Dari pengertian tersebut,
menunjukan bahwa populasi bukan hanya manusia tetapi juga obyek atau benda-
benda subyek yang dipelajari seperti dokumen dokumen yang dapat dianggap
sebagai objek penelitian. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek/subjek yang dipelajari tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki
27
oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2012).
Populasi dalam penelitian ini adalah saham – saham subsektor industri non
keuangan pada tahun 2014-2016 yang ada di Bursa Efek Indonesia .
TABEL 3.1 DAFTAR JUMLAH POPULASI
No Saham Per Sektor Jumlah
1 Pertanian 18
2 Bahan Tambang 45
3 Industri Dasar dan Kimia 68
4 Indutri lainnya 43
5 Industri Barang dan Konsumsi 45
6 Property dan Real Estate 65
7 Transportasi dan Infrastruktur 58
8 Perdagangan, Jasa dan Investasi 132 Jumlah 474
Sumber: Data diolah, (2017)
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode slovin. Metode solvin yaitu metode yang digunakan untuk menentukan
jumlah sampel dari populasi tertentu dengan menggunakan rumus Slovin yang
menurut Sugiyono (2012), yaitu sebagai berikut :
2N(e) 1
Nn
Keterangan :
n = total sampel
N = jumlah populasi
e² = taraf nyata atau batas kesalahan
Dengan demikian diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut :
n = 474
1 + 474 (0,05)²
n = 217
Berdasarkan rumus tersebut dapat dihitung sampel dari populasi berjumlah 217
28
saham perusahan dengan tarif kesalahan 5% dan untuk melakukan penyebaran
sampel yang merata pada seluruh saham-saham industri non keuangan yang
terdaftar di bei tahun 2014-2016, digunakan rumus perhitungan yang menurut
Sugiyono (2012), sebagai berikut :
Ukuran Sampel = jumlah populasi per subsektor x sampel
total populasi
TABEL 3.2 PROSES PENGAMBILAN SAMPEL PENELITIAN
No Saham per sector Perhitungan Total Sampel
1 Pertanian (18 : 474)x 217 8
2 Bahan Tambang (45 : 474)x 217 21
3 Industri Dasar dan Kimia (68 : 474)x 217 31
4 Indutri lainnya (43 : 474)x 217 20
5 Industri Barang dan Konsumsi (45 : 474)x 217 21
6 Property dan Real Estate (65 : 474)x 217 30
7 Transportasi dan Infrastruktur (58 : 474)x 217 26
8 Perdagangan, Jasa dan Investasi (132 : 474)x 217 61
Jumlah Sampel 217
Sumber: Data diolah, (2017)
Setelah melalui proses pemilihan sampel, maka diperoleh total sampel
penelitian sebanyak 217saham/perusahaan dengan masa pengamatan selama 3
tahun, perusahaan tersebut yaitu seperti terlihat pada tabel yang terdapat pada
lampiran sampel.
C. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel dependen (terikat)
dalam penelitian ini adalah return perusahaan.
a) Return Saham
Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Hartono, 2013).
Konsep return yang digunakan adalah return realisasi (actual return) yang dapat
29
berupa capital gain maupun capital loss. Secara sistematis, perhitungan return
saham menurut Hartono (2013) adalah sebagai berikut :
Rit =
Keterangan :
Rit : tingkat keuntungan saham pada I pada periode t.
Pt : hasil penutupan saham I pada periode t (periode penutupan/ terakhir)
Pt-1 : harga penutupan saham I pada periode sebelumnya.
Dt : dividen periodik.
Dalam penelitian ini return saham diukur berdasarkan harga saham hasil penutupan
saham I pada periode dan harga penutupan saham I pada periode sebelumnya yang
dirata-ratakan setahun, mulai dari 2014-2016. Return realisasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah capital gain/loss yang sering juga disebut actual return.
Alasan mengapa pada penelitian ini dividen tidak digunakan adalah karena pada
laporan keuangan telah diketahui harga penutupan pada perusahaan setiap
tahunnya, dan karena tidak semua perusahaan membagikan dividen secara periodik
sehingga pada penelitian ini penulis menggunakan rumus return saham menurut
Brigham dan Houston (2006) yaitu :
Rit =
Keterangan :
Rit : tingkat keuntungan saham pada I pada periode t.
Pt : hasil penutupan saham I pada periode t (periode penutupan/ terakhir)
Pt-1 : harga penutupan saham I pada periode sebelumnya.
30
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2012). Variabel
independen pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Inflasi
Inflasi adalah kenaikan harga secara umum, atau inflasi dapat juga dikatakan
sebagai penurunan daya beli uang. Makin tinggi kenaikan harga makin turun nilai
uang. Defenisi di atas memberikan makna bahwa, kenaikan harga barang tertentu
atau kenaikan harga karena panen yang gagal misalnya, tidak termasuk Inflasi.
Ukuran Inflasi yang paling banyak adalah digunakan adalah “Consumer price
indeks” atau “ cost of living indeks”. Indeks ini berdasarkan pada harga dari satu
paket barang yang dipilih dan mewakili pola pengeluaran konsumen. Inflasi adalah
kecenderungan dari harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang tidak dapat disebut Inflasi, kecuali bila
kenaikan tersebut meluas atau mengakibatkan kenaikan kepada barang lainnya.
Tingkat laju inflasi diperoleh dari indeks harga konsumen berdasarkan perhitungan
inflasi bulanan (Samuelson, 2001).
b. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga adalah ukuran keuntungan investasi berupa sertifikat
Bank Indonesia yang dapat diperoleh pemodal dan juga biaya modal yang harus
dikeluarkan perusahaan untuk menggunakan dana dari pemodal. Pengukuran yang
digunakan adalah satuan persantase dan data yang diambil adalah tingkat suku
bunga mulai dari Januari 2014 – Desember 2016. Dengan menggunakan suku
bunga real, suku bunga real adalah Tingkat bunga yang telah disesuaikan untuk
menghilangkan dampak inflasi untuk mencerminkan biaya riil dana kepada
31
peminja, dan hasil nyata untuk pemberi pinjaman Tingkat bunga riil investasi
saham akan dihitung sebagai jumlah. Menurut Sunariah, (2004) tingkat suku bunga
nominal lebih tinggi dari pada tingkat inflasi.
Real Suku Bunga = Suku Bunga Nominal – Inflasi
c. Nilai Tukar Kurs
Nilai tukar Kurs/US$ menunjukan nilai dari mata uang dollar AS yang
ditranslasikan dengan mata uang Rupiah. Misalkan, US$ 1= Rp 13. 358,- artinya
adalah jika 1 dollar AS dihitung dengan menggunakan rupiah maka nilainya adalah
sebesar Rp 13.358,-. Data yang diambil adalah Nilai tukar Rupiah/US$ mulai bulan
Januari 2014 – Desember 2016. Jadi, Nilai Tukar Rupiah adalah suatu
perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan negara lain. Heru (2008)
menyatakan bahwa nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan
penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing $US.
Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat
terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau
karena meningkatnya permintaan mata uang asing $US sebagai alat pembayaran
internasional. Semakin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti
menggambarkan kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan (Heru,
2008).
d. GDP (Gross Domestic Product)
Gross Domestic Product adalah dengan menjumlahkan total produksi
barang dan jasa tanpa memerhitungkan nilai penyusutannya. Pendekatan yang
sering banyak digunakan untuk menghitung PDB adalah pendekatan pengeluaran.
Menurut Djohanputro (2006) secara matematis, PDB dapat ditunjukkan dengan
rumus sebagai berikut :
32
PDB = C + G + I+ (X-M)
Keterangan :
C = Konsumsi Masyarakat
G = Pengeluaran Pemerintah
I = Investasi
X = Ekspor
M = Import
TABEL 3.3PENGUKURAN OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Variabel Pengukuran Skala
Dependen
Return Saham
Rit =
Rasio
Independen
Pengaruh factor ekonomi 1. Inflasi
2. Tingkat Suku Bunga
Real SBI = Suku bunga nominal -
inflasi
3. Nilai Tukar Kurs
4. GDP
= Konsumsi + Investasi + P.Pemerintah
+(Ekspor-Impor)
Rasio
Sumber : Berbagai sumber.
D. Metode Pengumpulan Data.
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan penggabungan
data time series (pooled data), karena data yang digunakan adalah pooled data,
maka harus diuji dulu model regresinya sehingga uji model regresi untuk pooled
data menggunakan uji Chow dan Hausman untuk mengetahui model apa yang
digunakan apakah commont effect atau fixed effect (Indriantoro dan Supomo,
2002). Common effect adalah model yang menggabungkan data cross section
dengan time series dan menggunakan metode OLS untuk mengestimasi model dari
data panel (Widarjono, 2009). Sedangkan fixed effect adalah model dengan
intercept berbeda-beda untuk setiap subjek (cross section), tetapi slope setiap
subjek tidak berubah seiring waktu (Gujarati, 2012).
33
1. Uji Chow
Uji Chow merupakan uji untuk membanding kan model common effect dengan
fixed effect (Widarjono, 2009). Uji chow dalam penelitian ini menggunakan
program SPSS. Hipotesis yang dibentuk dalam uji chow adalah sebagai berikut :
H0 : Model Common Effect
H1 : Model Fixed Effect
H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-
value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%.
2. Uji Hausman
Pengujian ini membandingkan model fixed effect dengan random effect dalam
menentukan model yang terbaik untuk digunakan sebagai model regresi data panel
(Gujarati, 2012). Hausman test menggunakan program yang serupa dengan Chow
test yaitu program, SPSS. Hipotesis yang dibentuk dalam uji Hausman adalah
sebagai berikut :
H0 : Model Random Effect
H1 : Model Fixed Effect
H0 ditolak jika P-value lebih kecil dari nilai a. Sebaliknya, H0 diterima jika P-
value lebih besar dari nilai a. Nilai a yang digunakan sebesar 5%.
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang umumnya
berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusum dalam arsip (data
dokumenter) yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan (Indriantoro dan
Supomo, 2002 ). Penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data berupa
laporan keuangan tahunan (annual report) dan harga saham historis perusahaan
yang go public yang terdaftar di BEI.
34
E. Metode Analisis
Untuk membahas permasalahan yang diteliti, penelitian ini menggunakan metode
content analysis yaitu metode analisis data melalui Teknik observasi dan analisis
terhadap isi atau pesan dari satu dokumen (Indroantoro dan Supomo, 2002).
Dengan menggunakan instrument penelitian laporan tahunan perusahaan sampel
edisi 2014 - 2016 ditelusuri untuk mencari item-item yang diungkapkan oleh
saham-saham perusahaan industry. Untuk pengujian variabel-variabel dalam
penelitian ini menggunakan statistic deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis
sebagai berikut:
1. Uji Statistik Deskriptif
Analisis statistik desktiptif digunakan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data. Analisis ini dimaksudkan untuk menganalisis data disertai
dengan perhitungan agar dapat memperjelas keadaan dan karakteristik data
tersebut. Pengukuran yang dilihat dari statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan
skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2005).
2. Uji Asumsi klasik
Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas
data dan uji heteroskedastisitas, seta menggunakan uji autokorelasi karena data
yang digunakan lebih dari satu tahun. Penelitian ini tidak menggunakan uji
multikolonieritas digunakan untuk menguji apakah adanya kolerasi antara variabel
bebas (independen) (Ghozali, 2005).
a) Uji Normalitas Data.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam proses regresi, variabel
dependen dan variabel independen mempunyai ditribusi data normal atau tidak
35
dengan menggunakan Normal P-P plot. Model regresi yang baik adalah
mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Jika data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukan pola distribusi
normal, sehingga model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2005 ).
b) Uji Heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual atau pengamatan ke pengalaman yang lain
dengan menggunakan grafik scatterplot. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Dasar pengambilan keputusannya, jika
ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan bahwa
telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005).
c) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara
variabel bebas satu terhadap variabel bebas lainnya. Menurut Ghozali (2011), uji
ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel independen. Dasar pertimbangan uji multikononieritas adalah sebagai
berikut :
1) Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi.
2) Jika nilai tolerance< 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan
bahwa ada multikolinaeritas antar variabel bebas dalam model regresi.
36
d) Uji Autokorelasi.
Autokorelasi adalah adanya kolerasi antara data pada suatu waktu tertentu
dengan nilai data tersebut pada waktu satu periode sebelumnya atau lebih pada data
runtut waktu. Penggunaan uji DW (Durbin-Waston) untuk medeteksi tidak adanya
kolerasi antar error, maka nilai DW diharapkan berada disekitar angka 2 (1,5
sampai 2,5) (Setiaji, 2004). Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk
mendeteksi autokolerasi bisa dilihat dengan pengambilan keputusan berikut :
a. Jika nilai d lebih rendah dari dl atau lebih tinggi dari 4-dl, maka signifikan
terdapat autokolerasi;
b. Jika nilai d berada lebih dari besar du atau lebih kecil dari 4-du, berarti tidak
terdapat autokolerasi;
c. Jika nilai d berada antara du dan dl atau berada diantara 4-du dan 4-dl, maka
dinyatakan sebagai daerah tidak dapat diambil kesimpulan atau ragu.
3. Analisis Multivariat (Regresi Linier Berganda)
Untuk menguji pengaruh inflasi, suku bunga, nilai kurs dan gdp yang
diukur dengan menggunakan model Arbitrage Pricing Theory dilakukan dengan
menggunakan regresi linier berganda dimana variabel dependen nya adalah return
saham dan variabel independen nya adalah inflasi, suku bunga, nilai kurs dan gdp.
Regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu: tingkat Inflasi, Suku Bunga dan Nilai
Tukar Rupiah terhadap Return Saham perusahaan perbankan yang listing di BEI.
Dalam penelitian ini model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ri-Rf = α + βpInflasi + βpBIrate + βpKurs + βpGDP + e
Keterangan :
Ri-Rf = Return Saham
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
pInfasi = Variabel Independen Pertama (Inflasi)
pBIrate = Variabel Independen Kedua (Tingkat Suku Bunga)
37
pKurs = Variabel Independen Ketiga (Nilai Tukar)
pGDP = Variabel Independen Keempat (GDP)
e = Standar Error
3. Uji Hipotesis.
Uji hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggukan model regresi
sederhana untuk memperoleh gambaran yang menyuluruh mengenai hubungan
antar variabel independen, yaitu : return saham. Menurut Ghozali (2005) untuk
menguji Hipotesis dapat digunakan model sebagai berikut :
Y = α + βıXı + e
Keterangan :
Y = Return saham
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
X₁ = pengungkapan sosial
e = error
a. Uji Koefisiensi determinasi ( )
Nilai digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam
menerangkan variabel independen. Tapi, karena mengandung kelemahan
mendasarkan mendasar dimana ada nya bias terhadap jumlah variabel independen
yang dimasukkan dalam model. Oleh karena itu, pada penelitian ini yang
digunakan adjusted berkisar antara nol san satu. Jika nilai adjusted makin
mendekati satu maka makin baik kemapuan model tersebut dalam menjelaskan
variabel dependen dan sebaliknya (Ghozali, 2005).
b. Uji t-Test
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Menurut Widarjono dalam
penelitian Ghozali (2005), Uji t ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari masing-
masing variabel independen antara individu atau parsial terhadap variable
dependen. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan
38
ketentuan sebagai berikut :
a. Jika nilai t hitung < t tabel maka H0 diterima.
b. Jika nilai t hitung > t tabel maka H0 ditolak.
Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas signifikansi
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika nilai probabilitas signifikansi (ρ) < tingkat signifikansi α = 0,05 maka H0
ditolak.
b. Jika nilai probabilitas signifikansi (ρ) > tingkat signfikansi α = 0,05 maka H0
H0 diterima.
c. Uji Regresi Stimulan (Uji F)
Uji F dilakukan dengan ujian untuk menguji apakah keseluruhan variabel
independen mempunyai pengaruh secara. Bersama-sama terhadap 1 variabel
dependen. Menurut Ghozali (2005) dapat disimpulkan bahwa jika nilai signifikan
>0,05 maka H₁ ditolak, namun jika nilai signifikasi<0,05 maka H₁ diterima.
53
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh faktor
ekonomi makro terhadap return saham pada saham-saham industri non keuangan
yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2014-2016, maka penulis memiliki
beberapa kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial Inflasi menunjukkan nilai t hitung =
-0,714 dengan signifikansi = 0,479 yang artinya variabel Inflasi berpengaruh
negatif signifikan terhadap return saham, pada saham-saham industry non
keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016. Hal ini dapat dilihat pada
tabel 4.7, maka H1 diterima .
2. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial Tingkat Suku Bunga menunjukkan
nilai t hitung = 4,001 dengan signifikansi = 0,000 yang artinya variabel Tingkat
Suku Bunga berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, pada
saham-saham industri non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016.
Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7, maka H2 diterima .
3. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial Nilai Tukar menunjukkan nilai t
hitung = -1,760 dengan signifikansi = 0,085 yang artinya variabel Nilai Tukar
tidak berpengaruh terhadap return saham, pada saham-saham industri non
keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2014-2016. Hal ini dapat dilihat pada
tabel 4.7, maka H3 ditolak .
54
4. Berdasarkan hasil penelitian secara parsial GDP menunjukkan nilai t hitung =
3,152 dengan signifikansi = 0,003 yang artinya variabel GDP berpengaruh
positif terhadap return saham, pada saham-saham industri non keuangan yang
terdaftar di BEI tahun 2014-2016. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.7, maka H4
diterima .
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel inflasi,
tingkat suku bunga, nilai kurs, dan gdp terhadap return saham memberikan hasil
pengujian yang menyatakan, bahwa faktor ekonomi makro yang diukur dengan
menggunakan model Arbitrag Pricing Theory hanya variabel inflasi, tingkat suku
bunga dan gdp yang memberikan pengaruh positif signifikan terhadap return
saham, sedangkan variabel nilai tukar kurs tidak memberikan pengaruh signifikan
terhadap return saham. Artinya walaupun tingkat suku bunga tinggi tapi
perusahaan tetap dapat mempertahankan laba yang optimal, sehingga memberikan
sinyal yang baik terhadap para investor dan berdampak pada peningkatan harga
saham perusahaan. Sedangkan gdp yang baik akan memberikan pengaruh positif
terhadap return saham. Hal ini ditunjukan apabila gdp suatu Negara memiliki hasil
yang baik akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat yang tinggi sehingga
tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa meningkat. Dengan begitu
perusahaan akan meningkatkan penjualan yang berdampak baik terhadap return
saham.
B. Saran
Beberapa saran yang peneliti sampaikan adalah :
1. Sebagai faktor yng berpengaruh terhadap return saham, hendaknya perusahaan
untuk lebih bias mengelola sumber daya yang dimiliki dengan lebih baik dan
55
seefisien mungkin agar dapat menghasilkan laba yang besar.
2. Bagi Investor, hendaknya mempertimbangkan pergerakan Tingkat Suku
Bunga dan Gdp, karena variabel ini telah terbukti berpengaruh signifikan
terhadap Return Saham perusahaan. Variabel ini dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk menentukan strategi investasinya. Karena
pergerakan Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupih, dan GDP akan
mempengaruhi besarnya Return Saham pada perusahaan.
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan para peneliti berikutnya untuk melakukan
penelitian yang sama, dengan metode yang sama tetapi unit analisis dan
sampel yang berbeda agar diperoleh kesimpulan yang mendukung teori dan
konsep diterima secara umum.
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica; Anton Wahyu Utomo. 2006. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka pada Bank Umum di
Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis ANTISIPASI. Vol. 10, No. 1, Oktober,
hal. 1-2.
Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Mediasoft.
Anoraga, Pandji. 2001. Pengantar Pasar Modal Indonesia. Mediasoft Indonesia.
Jakarta.
Arikunto, S., 1996. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bank Indonesia. 2004. “Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 Tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum”, Jakarta.
BAPEPAM. 1997. Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-11/PM/1997 Tentang
Perubahan No. IX.C.7 Tentang Pedoman Mengenai Bentuk & Isi Pernyataan
Pendaftaran dalam Rangka Penawaran Umum oleh Perusahaan Menengah
atau Kecil.
Boediono. 1994. Ekonomi Makro. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2,
Edisi ke-4, BPFE: Yogyakarta.
Darmadji, T. & Fakhruddin, H. M. (2006). Pasar modal di indonesia. (Edisi 2).
Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Djohanputro, Bramantyo, 2006. Prinsip-Prinsip Ekonomi Makro. Cet.I. Penerbit
PPM: Jakarta
Dwi Priyanto. 2009. Belajar Olah Data Dengan SPSS 17. ANDI, Yogyakarta
Gregory Mankiw. 2003. Teori Makroekonomi, edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Ghozali Imam 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. BP
Undip: Semarang .
Hariyani, Iswi., Serfianto Dibyo Purnomo. 2010. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar
Modal. Cetakan 1. Jakarta: Transmedia Pustaka.
Hartono Jogyanto 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE Yogyakarta,
Edisi Kedelapan, Yogyakarta.
H.M, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi II, BPFE-UGM.
Yogyakarta.
Heru, Agustanto. 2008 .”Analisis rasionallitas investor dalam pemi;lihan saham dan
penentuan portofolio optimal dengan menggunakan model indek tumggal di
bursa efek jakarta”. Jurnal. Vol 6, no 1, mhal 59-72.
Indriantoro Nur dan Supomo Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan
Kedua, Yogyakara; Penerbit BFEE UGM.
Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja. 2004, Uang, Perbankan, dan Ekonomi
Moneter, Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Octavia, Ana. 2007. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah / US $ Dan Tingkat Suku
Bunga SBI Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta,
Skripsi. Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Reilly, K, Frank, et, al. 2000. Investment analysis & Portofolio Management 6th
edition. The Dryden Press.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus, 2001. Macroeconomics. Seventeenth
Edition. McGraw-Hill Higher Education.
Samsul, M. 2008. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Setiaji, Bambang, 2004. Panduan Riset dengan Pendekatan Kuantitatif. Surakarta:
Program Pascasarjana UMS, 2004.
Siamat Dahlan. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Universitas Indonesia.
Sitinjak, Elyzabeth Lucky Maretha & Widuri Kurniasari. 2003. “Indikator Indikator
Pasar Saham Dan Pasar Uang yang Saling Berkaitan Ditinjau Dari Pasar Saham
Sedang Bullish dan Bearish”. Jurnal Riset Ekonomi dan Manajemen. Vol.3
no.3
Sudiyatno, Bambang, Moch. Irsad. 2011. “Menguji Model Tiga Faktor Fama Dan
French Dalam Mempengaruhi Return Saham Studi Pada Saham Lq45 Di Bursa
Efek Indonesia”. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 18 No. 2
Tambunan, Tulus. 2001. Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris.
Jakarta : Ghalia Indonesia
Tandelilin, Eduardus. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Keenam,
Yogyakarta: BPFE.
Thobarry, A.A. 2009. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Laju Inflasi dan
Pertumbuhan GDP Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti (Kajian
Empiris Pada Bursa Efek Indonesia Periode Pengamatan Tahun 2000-2008).
Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2008. Pembangunan Ekonomi. Edisi
kesembilan. Jakarta: Erlangga.
http://www.idx.co.id/
https://www.ojk.go.id