1
Universitas Indonesia
Pengaruh Akuisisi dan Merger terhadap Return Saham Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2011
Nindya Tri Wahyu Kusumawardhani
Chandra Wijaya
Administrasi Niaga
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jangka pendek aktivitas akuisisi dan merger
terhadap return saham perbankan. Pengambilan sektor perbankan pada penelitian ini dipicu oleh
salah satu kebijakan Bank Indonesia yakni Single Presence Policy yang ditetapkan tahun 2006
silam. Sampel yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling ini sebanyak 13
bank yang melakukan akuisisi dan merger periode 2006-2011 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia serta aktif diperdagangkan. Data yang digunakan meliputi data perusahaan yang
melakukan akuisisi dan merger periode 2006-2011, tanggal akuisisi dan merger dilakukan, dan
data abnormal return. Nilai abnormal return diperoleh dari selisih antara actual return dengan
expected return, dimana expected return dihitung dengan menggunakan metode Single Index
Market Model (SIMM). Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini
adalah one sample t-test dan paired sample t-test. Hasil penelitian menujukkan 1) dari 61 hari
periode pengamatan hanya terdapat 4 hari yang menghasilkan rata-rata abnormal return (AAR)
signifikan, dan CAAR tidak ada satupun yang signifikan, ini mengindikasikan bahwa pasar tidak
bereaksi terhadap aktivitas akuisisi dan merger. 2) tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara AAR sebelum dan sesudah akuisisi dan merger dilakukan, artinya aktivitas tersebut tidak
mempengaruhi perubahan return saham perbankan, dan hasil ini mendukung hasil hipotesis 1.
This study aimed to analyze the short-term effect of merger and acquisition (M&A) activities on
bank stock returns. Intake of banking sector in this study triggered by one of Bank Indonesia’s
policy, Single Presence Policy, which established in 2006. Samples’re taken by using purposive
sampling method’s as many as 13 M&A banks on 2006-2011 period, listed on Indonesia Stock
Exchange, and actively traded. Data used in this study include the M&A companies on 2006-
2011 period, the date of M&A done, and data of abnormal return which’s obtained from the
difference between actual return and expected return, where the expected return is calculated by
using Single Index Market Model. The statistical methods used to test the hypothesis of this
study’s one sample t-test and paired sample t-test. The results showed 1) from 61 days
observation period, there’re only 4 days which show the results of average abnormal return
(AAR) is significant, none of CAAR is significant, it indicates that the market does not react to
M&A activities. 2) there’s no significant difference between the AAR before and after M&A is
done, it means that this activity doesn’t affect changes in banking stock returns, and these results
support the hypothesis 1 results.
Keywords : Abnormal Return; Acquisitions and Mergers; Cumulative Average Abnormal Return
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
2
Universitas Indonesia
I. LATAR BELAKANG
Krisis global yang terjadi pada tahun 1997-1998 silam memberi dampak signifikan
terhadap perekonomian dunia. Harga barang meningkat, inflasi melonjak tinggi, kurs berbagai
negara mengalami depresiasi secara drastis dan membuat kondisi ekonomi negara-negara di
dunia termasuk Indonesia menjadi tidak stabil. Ada beberapa penyebab terjadinya krisis tersebut,
antara lain stok hutang luar negeri swasta yang sangat besar dan umumnya berjangka pendek,
telah menciptakan ketidakstabilan kondisi perekonomian negara-negara khususnya di kawasan
Asia Pasifik. Penyebab lain yakni lemahnya sistem perbankan di Indonesia yang menyebabkan
masalah hutang swasta eksternal beralih menjadi masalah perbankan dalam negeri. Beberapa
diantara bank pada masa tersebut mengalami krisis yang parah hingga akhirnya kolaps, selain itu
juga banyak bank yang terpaksa harus dilikuidasi.
Berkenaan dengan hal tersebut, Bank Indonesia membuat berbagai kebijakan dan alat
untuk menstabilkan kondisi sektor keuangan dan perbankan khususnya, yang merupakan sektor
utama penggerak ekonomi Indonesia. Salah satu alat untuk menstabilkan kondisi perekonomian
Indonesia yakni API (Arsitektur Perbankan Indonesia) yang dibentuk pada 9 Januari 2004 oleh
Bank Indonesia. API merupakan suatu blue print atau policy direction mengenai industri
perbankan kedepan, bagaimana arah dan bentuknya, juga menyangkut hampir semua aspek
perbankan seperti kelembagaan, struktur, pengaturan, pengawasan, dan lembaga penunjang
lainnya.
Untuk mempermudah pencapaian API, Bank Indonesia menetapkan 6 (enam) sasaran
yang ingin dicapai dan dituangkan ke dalam 6 (enam) pilar yang terkait satu sama lain, yaitu : 1)
menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat dan mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat juga mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan. 2)
menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar
internasional. 3) menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi
serta memiliki ketahanan dalam menghadapi berbagai risiko. 4) menciptakan good corporate
governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional. 5) mewujudkan
infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang sehat. 6)
mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan.
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
3
Universitas Indonesia
Berbagai upaya dan kebijakan diterapkan oleh Bank Indonesia untuk mencapai sasaran
API tersebut. Salah satu kebijakan yang diciptakan oleh Bank Indonesia dalam rangka penguatan
struktur perbankan adalah kebijakan kepemilikan tunggal atau Single Presence Policy (SPP).
Menurut PBI Nomor 8/16/PBI/2006 tentang kepemilikan tunggal perbankan Indonesia, SPP
merupakan suatu kebijakan yang mengkondisikan satu pihak hanya dapat menjadi pemegang
saham pengendali pada 1 (satu) bank. SPP diharapkan dapat membantu fungsi Bank Indonesia
dalam mengawasi, mengontrol, dan menilai kinerja bank-bank yang ada di Indonesia. Menurut
pasal 3 ayat 1 PBI Nomor 8/16/PBI/2006, SPP dapat dilakukan dengan 3 cara yakni sebagai
berikut : 1) mengalihkan sebagian atau seluruh kepemilikan sahamnya pada salah satu atau lebih
bank yang dikendalikannya kepada pihak lain sehingga yang bersangkutan hanya menjadi
pemegang saham pengendali pada 1 (satu) bank. 2) melakukan merger atau konsolidasi atas
bank-bank yang dikendalikannya. 3) membentuk perusahaan induk di bidang perbankan (Bank
Holding Company).
Berikut ini tabel yang memaparkan tentang kebijakan mikro perbankan periode 1997-
2010 oleh Bank Indonesia.
Tabel 1.1
Kebijakan Mikro Perbankan 1997-2010
TAHUN KEBIJAKAN
1997
1. Likuidasi 23 bank
2. Rekapitalisasi bank
3. Merger 4 bank pemerintah menjadi Bank Mandiri
2004 Pembuatan Arsitektur Perbankan Indonesia (API)
2004-2010
Serangkaian aktivitas merger, akuisisi, dan konsolidasi
perbankan dilakukan untuk memenuhi Single Presence
Policy dan kebutuhan modal minimum
Sumber : Bank Indonesia (2010)
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
4
Universitas Indonesia
Kegiatan akuisisi dan merger bank di Indonesia sendiri telah dimulai sejak tahun 1970,
akan tetapi baru hangat dibicarakan dikalangan pengamat ekonomi, ilmuan, maupun praktisi
bisnis, di era tahun 90an, terutama paska terjadinya krisis global tahun 1998. Istilah Akuisisi
sendiri berarti pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset
perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999).
Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger
mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu
perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger
berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di
perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999).
Pokok permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah tentang pengaruh akuisisi
dan merger terhadap return saham perbankan yang dapat dilihat dari rata-rata abnormal return
yang dihasilkan perbankan tersebut pada periode tertentu setelah akuisisi dan merger dilakukan.
Oleh karena itu pertanyaan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat reaksi pasar terhadap aktivitas akuisisi dan merger di seputar tanggal
pengumuman?
2. Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang dihasilkan sebelum dan
sesudah akuisisi dan merger?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui reaksi pasar terhadap pengumuman
akuisisi dan merger oleh bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2011.
Hal ini dapat diperkirakan dengan cara memperhatikan rata-rata abnormal return yang dihasilkan
saham bank-bank tersebut, oleh karena itu yang dituju dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis reaksi pasar terhadap aktivitas akuisisi dan merger di seputar tanggal
pengumuman
2. Untuk menganalisis ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah
akuisisi dan merger dilakukan
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
5
Universitas Indonesia
II. TINJAUAN TEORITIS
Penelitian terdahulu oleh Anson Wong & Kui Yin Cheung (2009) yang meneliti tentang
pengaruh pengumuman akuisisi dan merger terhadap harga sekuritas perusahaan penawar dan
perusahaan target di negara-negara Asia, mengambil sampel sebanyak 6 negara yakni Cina,
Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Singapura, dan Hongkong. Penelitian ini melakukan pengujian
terhadap abnormal return (AR), cumulative abnormal return (CAR), dan cumulative average
abnormal return (CAAR) pada masing-masing saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
CAAR sebelum pengumuman akuisisi dan merger bagi perusahaan penawar yang menjadi
sampel, mayoritas bernilai positif. Saat pengumuman akuisisi dan merger, hanya negara
Singapura dan Jepang yang memiliki nilai CAAR positif. Lain halnya setelah pengumuman
akuisisi dan merger, Korea Selatan memiliki nilai CAAR tertinggi, diikuti oleh Cina, Singapura,
Taiwan, dan Jepang.
Penelitian ini juga menguji pengaruh pengumuman akuisisi dan merger terhadap
perusahaan target. Pada perusahaan target di tiap negara, terdapat 2 metode pembayaran yang
digunakan yakni metode pembayaran cash dan stock. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
perusahaan yang menggunakan metode pembayaran kas, CAAR yang dihasilkan bernilai negatif.
Berbeda dengan perusahaan yang menggunakan metode pambayaran saham, CAAR yang
dihasilkan bernilai positif.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Vaziri (2011) tentang reaksi harga saham terhadap
akuisisi pada sektor perbankan, mengambil sampel 6 negara di Asia yakni Cina, Hongkong,
Taiwan, Singapura, Indonesia, dan Malaysia. Periode penelitian antara tahun 2005-2010.
Penelitian ini menggunakan metodologi event-study dan melakukan pengujian pada AR, CAR,
dan uji signifikansi Z statistik oleh karena sampel yang digunakan lebih dari 30. Event-window
yang dipilih peneliti untuk menghitung CAR yakni t-230 dan t+30. Hasil menunjukkan bahwa
CAR yang dihasilkan pada event-window di negara Cina, Hongkong, dan Taiwan, mayoritas
bernilai positif. Sebaliknya CAR yang di hasilkan di negara Singapura, Indonesia, dan Malaysia,
mayoritas bernilai negatif.
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
6
Universitas Indonesia
III. METODE PENELITIAN
Populasi penelitian ini adalah bank yang melakukan akuisisi dan merger periode 2006-
2011 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia yakni sebanyak 14 bank. Pemilihan sampel dari
populasi dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Sampling, artinya bahwa populasi
yang akan dijadikan sampel sesuai dengan yang dikehendaki peneliti dengan tujuan dan syarat
tertentu. Sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 13 bank yang melakukan akuisisi
dan merger periode 2006-2011 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan syarat saham bank
tersebut aktif diperdagangkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode event study. Penelitian ini
menguji abnormal return yang dihasilkan sebelum dan sesudah pengumuman akuisisi dan
merger, untuk mengetahui bagaimana reaksi pasar terhadap pengumuman tersebut. Abnormal
return (AR) dihitung pada event-window yang telah ditentukan dan dilakukan uji signifikansi
pengaruh akuisisi dan merger tersebut. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengujian ini
adalah sebagai berikut :
1. Return Saham Bank Individual
Dihitung selama periode estimasi yakni 30 hari dan periode peristiwa yakni 30 hari
sebelum, pada saat, dan 30 hari sesudah akuisisi dan merger. Menurut Vaziri (2011),
return saham bank individual dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
Rit = Ln(Pit) - Ln (Pit-1)
dimana,
Rit = Return saham bank individual
Pit = Harga penutupan saham pada hari t
Pit-1 = Harga penutupan saham pada t-1
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
7
Universitas Indonesia
2. Return Pasar
Dihitung selama periode estimasi yakni 30 hari dan periode peristiwa yakni 30 hari
sebelum, pada saat, dan 30 hari sesudah akuisisi dan merger. Menurut Vaziri (2011),
return pasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
Rmt = Ln(Pmt) - Ln (Pmt-1)
dimana,
Rmt = Return indeks pasar
Pmt = Indeks pasar pada hari t
Pmt-1 = Indeks pasar pada t-1
3. Return Ekspektasi Saham
Menurut Wong (2009), return ekspektasi saham dihitung menggunakan Single Index
Market Model (SIMM) dengan rumus sebagai berikut :
Rjt = α + β.Rmt
dimana,
Rjt = Return ekspektasi saham pada periode t
Rmt = Return indeks pasar pada periode t
α = Intercept saham
β = Beta saham
4. Abnormal Return (AR)
Menurut Jogiyanto (2003:416), Abnormal Return (AR) dapat dihitung dengan rumus
berikut ini :
AR = Rit – Rjt
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
8
Universitas Indonesia
dimana,
AR = Abnormal return
Rit = Return saham individual
Rjt = Return ekspektasi
5. Cumulative Abnormal Return (CAR)
CAR setiap saham menurut Vaziri (2011), dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
dimana,
CARj = Cumulative abnormal return
ARjt = Abnormal return pada waktu t
6. Average Abnormal Return (AAR)
AAR setiap saham dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini :
AAR =
dimana,
AAR = Average abnormal return
CAR = Cumulative abnormal return
n = Total sampel
7. Cumulative Average Abnormal Return (CAAR)
Menurut Jogiyanto (2003:433), CAAR dapat dihitung dengan rumus berikut ini :
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
9
Universitas Indonesia
CAAR =
dimana,
CAAR = Cumulative Average Abnormal Return
AARt = Average Abnormal Return yang diakumulasikan dari hari pertama
sampai hari terakhir
8. Standar Deviasi (σ)
Standar Deviasi setiap saham dihitung dengan rumus berikut :
σ = √∑
dimana,
σ = Standar deviasi saham
AR = Abnormal return
AAR = Average abnormal return
9. Standardized Abnormal Return (SAR)
Standardized Abnormal Return dapat dihitung dengan rumus berikut ini :
SAR =
σ
dimana,
SAR = Standardized abnormal return
AR = Abnormal return
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
10
Universitas Indonesia
σ = Standar deviasi saham
10. Uji Signifikansi t (pada α = 5%)
t = ∑
√
dimana,
t = Signifikansi
SAR = Standardized abnormal return
n = Jumlah sampel
11. Pengujian hipotesis menggunakan uji t.
Adapun langkah langkahnya adalah sebagai berikut :
a) Perumusan Hipotesis
Hipotesis 1 :
H0 : Tidak ada reaksi pasar terhadap aktivitas akuisisi dan merger yang ditandai
dengan nilai rata-rata abnormal return mayoritas tidak signifikan
Ha : Adanya reaksi pasar terhadap aktivitas akuisisi dan merger yang ditandai dengan
nilai rata-rata abnormal return mayoritas signifikan
Hipotesis 2 :
H0 : Tidak terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan
sesudah akuisisi dan merger
Ha : Terdapat perbedaan rata-rata abnormal return yang signifikan sebelum dan
sesudah akuisisi dan merger
b) Penentuan nilai kritis (t tabel)
Degree of freedom (df = n-1), dimana n adalah jumlah sampel. Dari df dan tingkat
signifikansi (α) dan bantuan tabel distribusi normal, diperoleh t tabel.
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
11
Universitas Indonesia
c) Penentuan t hitung
t = ∑
√
d) Penentuan daerah terima
Jika probabilitas > 0,05 : H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05 : H0 ditolak
e) Pengambilan keputusan : menerima atau menolak H0
IV. HASIL PENELITIAN
Pengujian hipotesis 1 menggunakan metode one sample t-test. Variabel yang digunakan
untuk adalah average abnormal return (AAR) dan cumulative average abnormal return (CAAR)
yang dihasilkan 30 hari sebelum, pada saat, dan 30 hari sesudah akuisisi dan merger. Lihat tabel
4.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Uji Signifikansi AAR dan CAAR
Periode AAR t-Hitung AAR CAAR t-Hitung CAAR
-30 .002138 .377 .002138 .377
-29 -.003754 -.736 -.001623 -.205
-28 -.001908 -.509 -.003508 -.529
-27 .000569 .068 -.002954 -.275
-26 .004300 .587 .001369 .129
-25 .020185 1.928* .021546 1.296
-24 -.006769 -1.171 .014785 .868
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
12
Universitas Indonesia
-23 .006015 .960 .020792 1.169
-22 -.005892 -.935 .014908 1.100
-21 -.001723 -.501 .013185 .983
-20 -.005600 -.923 .007585 .592
-19 -.005362 -1.631 .002192 .174
-18 -.000346 -.101 .001854 .151
-17 .005485 1.109 .007338 .508
-16 -.004177 -.527 .003162 .201
-15 .009900 1.774 .013038 .671
-14 .007015 1.630 .020062 1.060
-13 .007908 1.493 .027985 1.323
-12 .007454 1.031 .035462 1.577
-11 -.002508 -.518 .032923 1.428
-10 -.001346 -.233 .031608 1.325
-9 -.004031 -.422 .027577 1.035
-8 -.008738 -2.154* .018862 .720
-7 -.014908 -1.398 .003962 .145
-6 .008262 1.050 .012223 .464
-5 .001669 .281 .013900 .461
-4 -.008462 -1.014 .005438 .209
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
13
Universitas Indonesia
-3 .005508 .694 .010938 .405
-2 .006600 .686 .017554 .526
-1 -.027262 -.829 -.009692 -.237
0 .034869 1.283 .025169 .665
1 -.001038 -.156 .024146 .595
2 -.001400 -.162 .022731 .582
3 -.000677 -.096 .022062 .624
4 .000438 .127 .022477 .612
5 .010062 .760 .032546 .872
6 .008154 .825 .040708 1.247
7 -.003238 -.558 .037469 1.160
8 -.008962 -1.082 .028538 .963
9 .002754 .590 .031285 1.050
10 -.008000 -1.880* .023277 .783
11 -.000169 -.037 .023100 .785
12 -.002346 -.418 .020738 .704
13 -.002200 -.474 .018569 .620
14 -.003277 -.734 .015292 .473
15 .001646 .413 .016946 .502
16 -.004277 -.534 .012677 .450
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
14
Universitas Indonesia
17 -.007892 -.903 .004800 .188
18 .003846 .602 .008615 .328
19 -.000462 -.121 .008146 .299
20 .004238 .552 .012400 .497
21 .005554 1.096 .017938 .741
22 .005623 1.152 .023569 1.064
23 -.002892 -1.012 .020669 .971
24 .000138 .026 .020831 .841
25 .004631 .751 .025462 1.217
26 -.013366 -2.161* .012092 .608
27 .001585 .145 .013700 .583
28 .018323 1.415 .032015 1.032
29 -.021054 -1.307 .010985 .596
30 -.002715 -.593 .008254 .417
*t tabel (alfa 10%, df = n-1 = 12) = 1.782288
Dari tabel 4.1 tersebut diketahui bahwa nilai rata-rata abnormal return (AAR) memiliki
28 hari nilai positif dari 61 hari pengamatan atau sebesar 45.90% dan selebihnya saham
menghasilkan rata-rata abnormal return negatif yakni sebesar 54.10% atau 33 hari pengamatan
dengan tidak satu hari pun menghasilkan abnormal return bernilai 0.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa akuisisi dan merger tidak memberi banyak
keuntungan bagi perusahaan, oleh karena rata-rata abnormal return yang dihasilkan setelah
akuisisi dan merger mayoritas bernilai negatif. Hasil ini akan ditinjau kembali dari segi
signifikansinya. Dari hasil perhitungan t statistik diketahui bahwa nilai rata-rata abnormal return
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
15
Universitas Indonesia
yang signifikan sebelum akuisisi dan merger, terjadi pada hari ke -25 dan -8 dengan tingkat
signifikansi 10%, hal ini memungkinkan adanya kebocoran informasi tentang akuisisi dan merger
yang menyebabkan pasar bereaksi secara signifikan pada hari tersebut.
Selain AAR, cumulative average abnormal return (CAAR) juga dihitung untuk melihat
perkembangan kemakmuran pemegang saham perusahaan yang akuisisi dan merger. Dari tabel
4.1 diketahui perkembangan CAAR cenderung meningkat sesudah akuisisi dan merger. Hal ini
mengindikasikan tidak ada tambahan abnormal return secara kumulatif bagi pemegang saham
perbankan yang akuisisi dan merger, selain itu nilai CAAR yang dihasilkan tidak ada satupun
yang signifikan. Pergerakkan AAR dan CAAR selama periode pengamatan dapat dilihat pada
grafik 4.1 berikut ini :
Grafik 4.1 Pergerakkan AAR dan CAAR
Pengujian hipotesis 2 menggunakan metode beda 2 sampel dependen atau paired sample
t-test untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata antara 2 sampel yang berhubungan. 2
(dua) sampel yang akan diuji pada penelitian ini adalah rata-rata abnormal return (AAR) yang
dihasilkan sebelum dan sesudah akuisisi dan merger. Lihat tabel 4.2 berikut ini :
-0,06
-0,04
-0,02
0
0,02
0,04
0,06
0,08
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 61
Grafik Pergerakkan AAR dan CAAR
AAR CAAR
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
16
Universitas Indonesia
Tabel 4.2 Perbandingan AAR Sebelum dan Sesudah Akuisisi dan Merger
Paired Samples Test
Paired Differences
T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
Pair 1 AAR 30 hari
sebelum - AAR 30
hari sesudah
.000246
2
.0078760 .0021844 -.0045133 .0050056 .113 12 .912
Berdasarkan pengujian beda AAR sebelum dan sesudah akuisisi dan merger yang terlihat
pada tabel paired samples t-test, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.912 (α > 0.05) yang artinya
bahwa H0 diterima, atau tidak terdapat perbedaan nilai AAR yang signifikan antara 30 hari
sebelum dan 30 hari sesudah akuisisi dan merger.
V. PEMBAHASAN
Dari hasil pengujian hipotesis 1 diketahui terdapat rata-rata abnormal return (AAR) yang
bernilai signifikan positif pada hari ke -25 dan bernilai signifikan negatif pada hari ke -8. Hal ini
menunjukkan bahwa sebelum akuisisi dan merger dilakukan, telah terdapat kebocoran informasi
yang menyebabkan pasar bereaksi secara signifikan terhadap isu aktivitas tersebut. Sesudah
akuisisi dan merger dilakukan, terdapat 2 hari pengamatan yang menghasilkan AAR signifikan
negatif, yakni pada hari ke 10 dan ke 26. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas akuisisi dan
merger tidak menimbulkan reaksi pasar, oleh karena mayoritas AAR yang dihasilkan tidak
signifikan.
Kecilnya pengaruh yang signifikan dari hasil pengujian ini bisa jadi disebabkan oleh
karena akuisisi dan merger bukan merupakan suatu aktivitas baru yang dilakukan oleh
perusahaan di berbagai sektor, termasuk perbankan, sehingga para pelaku pasar modal memiliki
tanggapan yang hampir sama terhadap saham perusahaan tersebut baik sebelum maupun sesudah
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
17
Universitas Indonesia
akuisisi dan merger. Hal inilah yang menyebabkan signifikansi rata-rata abnormal return yang
dihasilkan sebelum dan sesudah akuisisi dan merger sangat kecil, yakni hanya sebesar 6.55%.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 yang menguji perbedaan rata-rata abnormal
return sebelum dan sesudah akuisisi dan merger, diketahui bahwa AAR sebelum dan AAR
sesudah akuisisi dan merger tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini mengindikasikan
bahwa aktivitas akuisisi dan merger tidak memberi pengaruh signifikan terhadap return saham
perusahaan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Sutrisno (1999),
Rachmawati dan Tandelilin (2001), Amihud (2002), Erni (2002), dan Laily Hidayati (2010) yang
menyatakan bahwa tidak terdapat reaksi pasar sebelum dan sesudah akuisisi dan merger
dilakukan, atau dengan kata lain akuisisi dan merger tidak memberi pengaruh yang signfikan
terhadap return saham. Ini terjadi oleh karena aktivitas akuisisi merger bukanlah suatu hal baru
yang dilakukan perusahaan diberbagai sektor termasuk perbankan, sehingga keputusan akuisisi
dan merger tidak mempengaruhi keputusan investasi para pemegang saham secara signifikan.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1, diketahui bahwa dari 61 hari periode
pengamatan, hanya terdapat 2 hari sebelum dan 2 hari sesudah akuisisi dan merger, yang
menghasilkan AAR signifikan, yakni pada t-25, t-8, t+10 dan t+26. Artinya pada hari tersebut
pasar bereaksi secara signifikan terhadap saham perusahaan yang akuisisi dan merger, selain itu
juga terdapat kebocoran informasi sebelum aktivitas tersebut dilakukan. Hasil ini tidak cukup
menggambarkan bahwa selama periode pengamatan, pasar bereaksi secara signifikan terhadap
aktivitas akuisisi dan merger, oleh karena mayoritas AAR yang dihasilkan bernilai negatif dan
tidak signifikan. Hal ini mungkin terjadi oleh karena periode pengamatan yang digunakan hanya
61 hari, atau dengan kata lain hanya melihat dampak jangka pendek dari aktivitas tersebut.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 2 dengan paired sample t-test, diketahui bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara AAR yang dihasilkan sebelum dan sesudah akuisisi
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
18
Universitas Indonesia
dan merger. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh jangka pendek aktivitas akuisisi
dan merger terhadap return saham, dan juga mendukung hasil pengujian hipotesis 1.
VII. SARAN
Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang pengaruh akuisisi dan merger
terhadap return saham yang menjadi masukan bagi investor dalam menentukan keputusan
investasi, khususnya pada perbankan yang melakukan aktivitas akuisisi dan merger.
Bagi Perusahaan
Perusahaan perlu mempertimbangkan keputusan akuisisi dan merger, dengan
memperhatikan dampak positif maupun negatif yang dapat ditimbulkan oleh aktivitas
tersebut dalam jangka pendek.
Bagi Akademisi
1. Penelitian berikutnya perlu menambahkan variabel penelitian yang akan diuji untuk
melihat pengaruh akuisisi dan merger terhadap kinerja perusahaan, struktur kepemilikan,
atau variabel lainnya.
2. Penelitian berikutnya diharapkan dapat memberi gambaran pengaruh jangka panjang
akuisisi dan merger terhadap return saham, hal ini dapat dilakukan dengan cara
menambahkan periode pengamatan setelah akuisisi dan merger.
VIII. KEPUSTAKAAN
Amihud, Y, DeLong, G and Saunders, A (2002), „The effects of cross-border bank
mergers on bank risk and value‟, Journal of International Money and Finance, Vol. 21,
pages 857-77.
Erni, 2002, “Analisis Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi untuk Merger dan
Akuisisi terhadap Abnormal Return Perusahaan di Bursa Efek Jakarta”, Yogyakarta.
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013
19
Universitas Indonesia
Hartono, Jogiyanto (2003). “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, edisi kelima,
BPFE, Yogyakarta.
Hidayati, Laily, 2010, “Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi untuk Merger dan
Akuisisi terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Indonesia”,
Yogjakarta.
H.M, Jogiyanto, 2000, “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”, Edisi II, BPFE-
UGM, Yogyakarta.
Rachmawati, Eka Nuraini dan Tendelilin, 2001, “Pengaruh Pengumuman Merger
Dan Akuisisi Terhadap Return Saham Perusahaan Target di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal
Riset Akuntansi Manajemen dan Ekonomi, Vol. 1,Agustus.
Sutrisno, 1999, “Pengaruh Pemilihan Metode Akuntansi dalam Merger dan
Akuisisi terhadap Harga Saham pada Perusahaan Publik di Indonesia”, Yogyakarta.
Vaziri, 2011, “Stock Price Reaction to Acquisitions in Banking Sector : An
Empirical Analysis on Selected Asia Pacific Countries”, Journal of American Academy of
Business, Cambridge.
Wong, 2009, “The Effects of Merger and Acquisitions Announcement on the
Securities Price of Bidding Firms and Target Firms in Asia”, International Journal of
Economics and Finance, Macau.
Pengaruh akuisisi..., Nindya Tri Wahyu K, FISIP UI, 2013