PENERAPAN PEMBELAJARAN KOO PERA TIF ME TO DE
GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKA TKAN
PEMAHAMAN SISWA TERHADAP KONSEP REDOKS
....... '8111 I Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
11-itrrin.
(!~tri . . ...... " • ..,.,..,."""""''"'---·
OLEH 1 O.?,l:.R.').;;,,Q .,,.8~,, '·"· ln;ink : ,,0,...0.::-o,,D. .. ~,, .• .l:{.,, .,,, NURMA W ATI '·"···irikl :i ' ........ ,,,, ...................... ,, ........ .
103016227137
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
2008
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi Berjudul, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Redoks Kelas X MA
As-Syafi'iyah Jakarta Selatan, yang disusun oleh Nama: Nurmawati, Nomor
Induk Mahasiswa: 103016227137, Jurusan: Pendidikan K.imia, telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan
pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Yang Menyatakan,
Pembimbing I
r.H. Azis Fahrurrozi MA NIP. 150 202 343
Jakarta, 19 Agustus 2008
Tonih Feronika, M.Pd NIP. 150368738
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: "Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Redoks", diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 24 November 2008
dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Smjana
SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Kimia.
Jakarta, I 0 Desember 2008
Panitia Ujian Munaqasyal1
Tanggal
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan IP A)
Ir. H. Mal1mud M. Siregar, M.Si NIP. 150 222 933
Sekretaris (sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
Baig Hana Susanti, M.Sc Nip. 150 299 475
Penguji I
Ir. H. Mahmud M. Siregar, M.Si NIP. 150 222 933
Penguji II
Munasprianto Ramli, S.Si, M.A NIP. 150 377 453
Mengetahui:
Dekan\
\J os ada MA
Tanda Tangan
...... :,;,· .,.,. ·-+-----
LEMBARANPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan basil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN SyarifHidayatullah Jakarta
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain. maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 12 Desember 2008
ABSTRAK
Nurmawati. Penerapan Pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Konsep Redoks. Skripsi Jurusan Pendididkan IPA, Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa, aktivitas siswa dan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Penelitian ini dilaksanakan di MA As Syafi'iyah Tebet Jakarta Selatan pada semester ke dua tahun ajaran 2007 /2008. Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari dua siklus penelitian dengan tahapan dalam tiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar, lembar observasi, angket dan hasil wawancara siswa. Dari Hasil penelitian dapat diperoleh gambaran bahwa penelitian ini telah mencapai kriteria yang menjadi bahasan indikator keberhasilan yang ditunjukkan melalui peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I sebesar 70,47 naik menjadi 80,0 pada siklus II. Dan pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 65. Kegiatan aktivitas siswa dalam penelitian ini meningkat dari sampai , dan penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) mendapat respon positif. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) memberikan dampak yang positif bagi siswa dalam proses belajar mengajar. Dan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi para pendidik dalam memilih strategi mengajar yang tepat untuk meningkatkan kualitas belajar-mengajar yang diharapkan.
ABSTRACT
Nurmawati. A "Skripsi" in Science education, for chemistry education, presented to the Faculty of Tarbiyah and Teachers training. Syarif Hidayatullah Islamic State University Jakarta. The aimed of the research is to increase , student activities, and to know student response using cooperative learning group investigation (GI) type for study the redoxs. The research conducted in AsSyafi'iyah Senior Islamic School Jakarta, in second semester, 200712008 academic year. The type of research methode is Classroom Action Research with two cycle phase (planning, acting, observing, and reflecting), and using learning test, observation sheet, questionnaire sheet and interview with student to get iriformation about the learning process. From this research result can be obtained the image of that this research have reached criterion becoming efficacy indicator discussion posed at through the make-up of student average value the cycle of I equal to 70,47 going up to become 80,0 the cycle of II. And the cycle of II there no student getting value less than 65, 0. In the other hand, student activity show the escalation from in first cycle increase to in second cycle, with student
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt karena berkat rahmat,
nikmat, karunia, kekuatan dan kesempatan yang telah diberikan-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
sarjana dengan judul: "Penerapan pembelajaran kooperatif tipe group
investigation (GI) untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep
redoks". Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda
rasul Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan kita sekalian. Amin.
Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini karena bantuan dan dorongan
dari bebagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
I. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dedi Irwandi M. Si. Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. H. Aziz Fahrurrozi, MA pembimbing pertama yang telah
memberikan kontribusi dan bimbingannya kepada penulis baik dalam ha!
teknis maupun materi.
5. Bapak Tonih Feronika M. Pd pembimbing kedua sekaligus pembimbing
akademik yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis maupun
materi dan nasehat yang tulus serta bermakna bagi penulis.
6. Keluarga besar MA As. Syafi'iyah 01 Tebet yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian skripsi.
7. Bapak Anwar Rusli, MM yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk mengadakan penelitian di MA as Asyafi'iyah o I Tebet Jakarta ..
8. Kedua orang tuaku yang senantiasa berjuang, memberi nasehat dan doa
yang tiada henti di setiap deru nafasnya demi mewujudkan cita-cita dan
impian penulis baik secara materi maupun secara moril.
9. Iqlima, Iqbal dan Nizar yang senantiasa mengukir senyum di tengah
kegulauan dan memberikan inspirasi dan semangat kepada penulis selama
menyususn skripsi ini.
10. Titin, Widi, Muhibuddin, Pipit, Nina dan Amran yang telah memberikan
masukan kepada penulis saat dalam kebingungan.
11. Rahman Yuniarko yang senantiasa memberikan semangat dan keyakinan
kepada penulis bahwa segala sesuatu pasti dapat diselesaikan dengan baik
dengan cara bekerja keras dan berdoa.
12. Seluruh kawan-kawan seperjuangan Program Studi Pendidikan Kimia
angkatan 2003 yang senantiasa memberikan dukungan dan suasana
terindah selama penulis berada di kampus tercinta, kalian senantiasa
terukir dalam benak dan hatiku.
Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat baik bagi guru, pecinta
pendidikan, mahasiswa maupun masyarakat luas sebagai inspirasi dalam
mewujudkan pendidikan yang efektif, efisien dan bermakna maupun dalam
melaksanakan penelitian yang serupa.
Wassalamu'alaikum. wr. wb
Jakarta, September 2008
Penulis
DAFTARISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... .
DAFTAR 181..................................................................................................... iii
DAFT AR TABEL............................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi
DAFT AR LAMPIRAN .................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
BABII
HARTH
A. Latar Belakang Masalah......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6
C. Pembatasan Masai ah ......... ....... ..................... ....... ....... ... ..... .. . 6
D. Masalah dan Rumusan Masalah............................................. 6
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .... ........ .................................. 7
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR, HIPO
TES IS
A. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme................................. 8
1. Pengertian Konstruktivisme ............................................. 9
2. Lingkungan Pembelajaran Konstruktivisme .................... 11
B. Hakikat Pembelajaran Kooperatif.. ........................................ 12
1. Pembelajaran Kooperatif.................................................. 12
2. Tipe Pembelajaran Kooperatif Group lnvesJigation ........ 20
C. Hakikat Pemahaman .Konsep Redoks ................................... 27
1. Pengertian Pemahaman ...................................................... 27
2.Kon~ep Redcks.................................................................... 32
D. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas ........................................ 36
E. Penelitian yang Relevan ......................................................... 39
F. Pengajuan Konsep Perencanaan Tindakan............................. 41
G. Hipotesis Penelitian ................................................................ 44
B. Setting/Subjek Penelitian ....................................................... 45
C. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian............................ 45
D. Instrumen Penelitian............................................................... 46
E. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian .... ............ .............. 48
F. Tekuik Pengumpulan Data ..................................................... 53
G. Tekuik Analisis Data .............................................................. 53
H. Tahapan Perencanaan Kegiatan ............................................. 55
I. Hasil Intervensi yang Diharapkan ............................... ........... 58
J. Analisis Data dan lnterpretasi Hasil Data.............................. 58
K. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan .......... 59
BABIV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Tindakan yang Dilakukan .... ............ ......................... ............. 62
I. Siklus I ............................................................................. 62
2. Siklus II............................................................................ 70
B. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 75
C. Analisis Data ................................ ............... ........................ ... 7 5
I. Hasil Observasi ............. .............................. ......... ............ 7 5
2. Tes Hasil Belajar .............................................................. 77
3. Respon Siswa ........... ............................ .... ... ..................... 82
D. Pembahasan Temuan Penelitian............................................. 83
BABV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan. ..... .. .. ..... ..... ............ ..... .. ... .. .. ... .. .. .. .. ............ ........ 86
B. Saran ....................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAK.\ ....................................................................................... 87
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 93
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbedaan Pembelajaran Kooperatif dan Tradisional ............... 14
Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif.............................................. 16
Tabel 2.3. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran
Kooperatif.......... .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . 19
Tabel 2.4. Langkah Konseptual Perencanaan Tindakan ............................ 41
Tabel 3.1. Diagram Desain Penelitian........................................................ 52
Tabel 3.2 Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan............................... 55
Tabel 3.3 Tahap Penelitian Siklus I.......................................................... 56
Tabel 3.4 Tahap Penelitian Siklus II......................................................... 57
Tabel 4.1 Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif Siklus !.................... 75
Tabel 4.2. Keterlaksanaan Pembelajaran KooperatifSiklus II.................. 76
Tabel 4.3 . Hasil Belajar Siklus I ................................................................ 77
Tabel 4.4 . Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan Jenjang Soal ...................... 78
Tabel 4.5. Hasil Belajar Siklus II............................................................... 80
Tabel 4.6 Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan Jenjang Soal..................... 81
Tabel 4.7 Respon Siswa Terhadap Penerapan Pembelajaran kooperatif
Group lnvetigation ............... ........ .................................... .. ...... 82
Tabel 4.8 Hasil Analisis Data................................................................... 83
DAFT AR GAMBAR
I. Kajian Berdaur 4 Tahap PTK........................................................................... 37
2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ..................................................................... 38
3. Grafik Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I dan Siklus II .................................. 84
4. Grafik Hasil Belajar Siklus I dan Siklus !!....................................................... 85
DAFT AR LAMPIRAN
I. Silabus Pembelajaran ....................................................................................... 91
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Konsep Redoks Siklus I......................... 93
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Konsep Redoks Siklus !!.. ...................... 104
4. Skenario Pembelajaran Metode Group Investigation Si kl us I........................ 115
5. Skenario Pembelajaran Metode Group Investigation Siklus !!.. ..................... 122
6. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Hasil Belajar Siklus !....................................... 13 I
7. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Hasil Belajar Siklus II..................................... 133
8. Kisi-kisi Soal dan JawabanSoal Tes Hasil Belajar Siklus I ···········:················· 135
9. Kisi-kisi Soal dan JawabanSoal Tes Hasil Belajar Siklus II ............................ 139
I 0. Soal Tes Hasil Bela jar Siklus !......................................................................... 142
11. Soal Tes Hasil Belajar Siklus II ....................................................................... 143
12. Uji Validitas Tes Hasil Belajar Siklus I ........................................................... 144
13. Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus I ....................................................... 145
14. Uji Validitas Tes Hasil Belajar Siklus II .......................................................... 146
15. Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar Siklus II ...................................................... 147
16. Uji Taraf Kesukaran Tes Hasil Belajar Siklus I............................................... 148
17. Uji TarafKesukaran Tes Hasil Belajar Siklus !!.............................................. 149
18. Perhitungan Uji TarafKesukaran ..................................................................... 150
19. Daftar Validitas dan Tingkat Kesukaran Soal konsep Redoks Siklus I........... 151
20. Daftar Validitas dan Tingkat Kesukaran Soal konsep Redoks Siklus !!.......... 152
21. Dafter Nilai Hasil Belajar Sikl'.!s I ............................................. ~.................... 153
22. Daftar Nilai Hasil Belajar Si kl us II.................................................................. 154
23. Perhitungan Tabel Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Siklus !.. ............... 155
24. Perhitungan Tabel Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Siklus II ............... 156
25. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa ................................................................... 157
26. Kisi-kisi Lembar Observasi Guru ..................................................... 1 'iQ
27. Kisi-kisi Angket Respon Siswa ...... :................................................................. \b\
28. Kisi-kisi Wawancara Siswa.............................................................................. 162
29. Lembar Observasi Siswa .................................................................................. 164
30. Lembar Observasi Guru ................................................................................... 167
31. Kuesioner Respon Siswal................................................................................. 168
32. Hasil Observasi Siklus I................................................................................... 170
33. Hasil Observasi Siklus II.................................................................................. 171
34. Hasil Wawancara Siswa ................................................................................... 172
A. Latar Belakang
BABI
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang paling sempurna diantara ciptaan
Allah SWT. Dimana yang membedakan adalah manusia dengan makhluk
hidup lain adalah aka! pikiran. Akal pikiran merupakan salah satu kemampuan
dasar (potensi) manusia yang dapat dijadikan modal dasar dalam proses
pendidikan sehingga manusia dapat menjadi baik. Oleh karena itu, pendidikan
diperlukan oleh manusia sebab mengarahkan perkembangan fisik, mental,
emosional, sosial, etika manusia menuju arah yang lebih baik dan menuju arah
kematangan atau kedewasaan.
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha
manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam
masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya
peradaban suatu masyarakat di dalamnya terjadi atau berlangsung suatu proses
pendidikan. 1
Menurut John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan
kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional ke arah
alam dan sesama manusia.2 Sedangkan menurut Ki Hadjar Dewantara
mengemukakan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan yang setinggi-tingginya.3
Pendidikan di Indonesia dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari
taman 1.;anak-bnak hingga perguruari tinggi. Setiap je>J.iang moempunyai
tujuau pendidikan masing-masing. Namun kesemuanya didasarkan kepada
tujuan Pendidikan Nasional. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yang berbunyi:
I YT • •• • -
2
"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan clan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembang potensi peserta
didik agar menjadi warga negara yang demokratis serta tanggungjawab."4
Tujuan pendidikan yang dimaksud diatas adalah tujuan akhir yang
ingin dicapai oleh semua lembaga pendidikan baik formal, non formal
maupun informal yang berada dalam masyarakat clan negara Indonesia, mulai
dari jenjang taman kanak-kanak hingga sekolah menengah umum bahkan
sampai perguruan tinggi. Tujuan pendidikan di sekolah diuraikan dalam
tujuan-tujuan yang lebih konkrit berupa tujuan-tujuan instruksional yang harus
dicapai oleh tingkatan clan jenis sekolah. Tujuan-tujuan inipun masih
terlampau umum. Karenanya masih diperlukan lagi dalam tujuan tiap-tiap
bidang studi yang memiliki tujuan yang spesifik, seperti bidang studi Bahasa
Indonesia, Matematika, Fisika, Biologi clan sebagainya. Tujuan-tujuan bidang
studi tersebut berbeda satu dengan yang lain, semuanya tergantung pada
tujuan bidang studi masing-masing. Untuk bidang studi kimia, bertujuan
untuk membentuk sikap ilmiah dalam individu atau siswa.
Metode pembelajaran, sebagai bagian dari strategi, mempunyai andil
yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar. Kemampuan yang
diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian
penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti, tujuan
pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat,
sesuai dengan standar keberhasilan yang terdapat dalam suatu tujuan. Metode
yang dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya tidak hanya
me'Tipertimbartgkan k'lterlibat?n fisik siswa secara aktif ~aja, tet1pi juga harus
mempertimbangkan karakteristik potensi clan tingkat pekembangan siswa.
Metode yang baik adalah metode yang dapat membangkitkan motivasi
belajar siswa, dapat menciptakan kondisi belajar yang sesuai dengan
perkembangan mental siswa, yang pada akhimya akan dapat meningkatkan
3
pemahaman belajar siswa. Tidak jarang dijumpai siswa lebih mudah mengerti
jika mendapat penjelasan dari temannya. Hal ini dapat dipahami, karena
belajar atau bertanya kepada teman tidak ada rasa malu atau rasa enggan, dan
suasananya Iebih akrab dan demokratis.5
Dalam pembelajaran yang berorientasi klasikal, peran guru lebih
dominan dalam pembelajaran kimia, sedangkan siswa hanya berfungsi sebagai
pendengar saja. Seharusnya siswa perlu belajar aktif sebab dengan belajar
aktif, ingatan tentang materi yang dipelajari lebih bertahan lama dan
pengetahuan menjadi luas dibandingkan dengan belajar secara pasif. Belajar
akan dapat menumbuhkan sifat kreatif dan siswa yang kreatif di kemudian
hari akan berhasil. Oleh karena itu, perlu diciptakan suasana proses belajar
mengajar yang menjadikan siswa beraktivitas didalamnya sedemikian
sehingga mereka dapat membangun pengetahuannya sendiri. Salah satu model
pembelajaran yang perlu dipertimbangkan dalam ha! ini adalah pembelajaran
kooperatif (cooperative learning).6
Metode kooperatif merupakan salah satu pendekatan dalam proses
belajar mengajar yang berbasis kelompok untuk bekerjasama antara siswa
dalam kelompok-kelompok pada pembelajaran akan membawa pengaruh yang
positif bagi siswa karena dapat mengembangkan kemampuan kerjasama
diantara para siswa dalam menyelesaikan masalah yang ditemui dalam
belajar mereka. Dengan pendekatan ini siswa akan belajar bagaimana
mengambil keputusan dan keputusan yang benar demi keberhasilan
kelompoknya, bukan semata-mata untuk dirinya sendiri sehingga ada interaksi
antara siswa pandai dengan siswa yang kurang pandai.7
5 I Nyoman P. Suwindra, "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan LKS Sebagai Uapaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas III SLTPN 3 Singaraja", dalarn Jumal Pendidikan dan Pengajaran !KIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXVI, Oktober2003,h. 87
6 Sunismi, "Implikasi Belajar Kooperatif Dalam Pembelajaran Matematika" dalam Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, TH. 15, No. I, Februari 2002, h. 28
7 I Wayan Distrik, "Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Meningkatkan Pendekatan
,,,_ .. _____ !J ___ .....
8
4
Salah satu penerapan metode pembelajaran kooperatif adalah
menggunakan metode Group Investigation. Group Investigation adalah
strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok
secara heterogen dilihat dari perbedaan kemampuan, latar belakang yang
berbeda untuk melakukan investigasi suatu topik (Eggen and Kauchak, 1996:
305).8
Kimia adalah ilmu yang mempelajari bahan penyusun suatu benda,
reaksi-reaksi yang terjadi pada benda tersebut serta perubahan-perubahan
yang terjadi pada benda tersebut baik secara fisik maupun secara kimiawi.
Sedang pembelajaran kimia merupakan proses yang sengaja dirancang dengan
tujuan untuk menciptakan suasana lingkungan (kelas/sekolah) yang
memungkinkan kegiatan siswa belajar kimia sekolah.
Pelajaran kimia yang merupakan bagian integral dalam bidang Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) oleh sebagian besar siswa dianggap cukup sukar
untuk dipahami. Konsep ilmu kimia mempunyai tingkat generalisasi dan
keabstarakan yang tinggi, yang menyebabkan siswa mengalami kesukaran
dalam pemahamannya. Ketidakmampuan siswa untuk memahami suatu pokok
bahasan diantaranya, karena siswa tidak dapat menghubungkan konsep
konsep yang telah dipelajari.
Pemahaman konsep dalam belajar kimia sangat penting, karena
pemahaman terhadap suatu konsep akan menambah daya abstraksi, yang
diperlukan dalam komunikasi dan juga dapat untuk menjelaskan
karakteristik konsep yang lain. Oleh sebab itu, semakin banyak konsep yang
dimiliki siswa maka akan memberikan kesempatan untuk memahamai
konsep yang lebih luas sebagai modal Galam r.1eme~ahkan masalah yang
lebih kompleks.
Salah satu pokok bahasan ilmu kimia di SMU/MA adalah reaksi
reduksi oksidasi (redoks). Reaksi reduksi oksidasi (redoks) merupakan salah
Nurhanurawati, " Belajar Koopeatif Model Investigasi Untuk Meningkatan Aktivitas dan
5
satu pokok bahasan yang terdapat dalam materi pelajaran kimia yang
dianggap sulit. Redoks sangat penting dalam pembelajaran kimia, karena
materi redoks merupakan pengentahuan dasar untuk materi pembelajaran
kimia yang lain.
Dengan demikian, konsep redoks ini sangat penting untuk dipahami
dengan baik agar konsep-konsep yang terkait dapat dipahami dengan baik
pula. Pemahaman konsep redoks dapat dilakukan dengan melibatkan siswa
secara aktif untuk menemukan sendiri konsep tersebut, bukan hanya sekedar
diberikan oleh guru untuk kemudian dihafalkan oleh siswa.
Untuk itu, pembelajaran kooperatif dengan Group Investigation
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa akan konsep redoks.
Model pemblejaran ini membagi siswa dalam beberapa kelompok dan
berupaya melibatkan siswa secara optimal dalam pembelajara, baik melalui
diskusi dalam kelompoknya yang berupa melakukan investigasi untuk
pemecahan masalah. Selain itu, pembelajaran koperatif diharapkan dapat
menumbuhkan rasa sosial pada siswa, yang ditunjukkan dengan kepedulian
antar anggota kelompok. Kepedulian ini paling tidak terjadi dalam berbagai
ha! pengetahuan, yang kurang muncul dalam pembelajaran tradisional. Untuk
itu penulis tertarik untuk mengambil penelitian ini dengan judul : "Penerapan
Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation Untuk Meningkatkan
Pemahaman Siswa Pada Konsep Redoks".
B. Identifikasi Area dan Fokns Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka
identifikasi pt'rmasalahan sebagai berikut;
1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation diharapkan
dapat berjalan efektif dalam pembelajaran kimia pada konsep redoks
2. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep redoks
3. Peneranan nembelaiaran kooneratif tlnP- nrnun lnVP(:fianfinn r!-::lr\":"t
6
4. Pemahaman konsep siswa dapat meningkat dengan penerapan
pembelajaran kooperatiftipe Crop Investigation.
Adapun fokus penelitian ini adalah penerapan pembelajaran kooperatif
tipe group investigation (GI) dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
konsep redoks.
C. Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti tidak ter!alu melebar, maka penulis
mencoba untuk membatasi masalah yang akan diteliti pada hal-hal sebagai
berikut:
I. Para siswa yang dimaksud dalam tulisan ini adalah siswa kelas X MA
As-Syafi'iyah 01 Tebet Jakarta Selatan, yang belajar pada semester
genap tahun pelajaran 2007/2008.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe group investigation.
3. Pemahaman yang dimaksud adalah pemahaman konsep siswa setelah
diterapkan pembelajaran kooperatiftipe group investigation.
4. Pokok bahasan yang dibahas adalah tentang konsep redoks.
D. Masalah dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini
adalah: Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe group investigation
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep redoks kelas X MA
As-Syafiiyah Jakarta Selatan?
Dari masalah tersebut, maki; dapat diru111uska1< ma:;alah sebagai
berikut:
1. Apakah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep redoks?
2. Apakah penerapan pembelajaran kooperatif Group Investigation dapat
7
3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif
Group Investigation ?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan pemahaman siswa kelas X MA. As Syafi'iyah 01 Jakarta
pada pembelajaran konsep redoks.
2. Meningkatkan aktivitas siswa kelas X MA. As Syafi'iyah 01 Jakarta pada
pembelajaran konsep redoks.
3. Mengetahui tanggapan siswa kelas X MA. As Syafi'iyah 01 Jakarta
terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group
investigation (GI) dalam pembelajaran konsep redoks.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
bagi guru terhadap efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif
group investigation (GI) untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep
redoks. Pembelajaran model group investigation (GI) ini merupakan
pengembangan dan altematif dari model konvensional seperti metode
ceramah.
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
a. Dapat memperbaiki proses belajar mengajar mata pelajaran kimia
sehingga siswa benar-benar mampu memahami konsep redoks.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi guru kimia dalam memilih suatu model
pembelajaran untuk meningkatkan aktifitas siswa.
c. Dapat memberi petunjuk bagi guru dalam upaya mengembangkan
p~rangkat pembelajaran.
d. Dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka
perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran,
khususnya mata pelajaran kimia.
e. Dapat memberikan informasi untuk penelitian selanjutnya.
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS DAN HIPOTESIS
A. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme
1. Pengertian Konstruktivisme
Dalam pembelajaran konstruktivisme, guru berusaha sebisa
mungkin untuk memberikan sistem pembelajaran yang tidak monoton.
Pembelajaran ini banyak sekali digunakan dalam pembelajaran sains,
dengan tuntunan berikut ini: belajar sesuatu yang baru dan berusaha
mengetahui pemahaman yang telah ada lebih mendalam. Hal ini
merupakan tahap awal dari eksplorasi, dimana siswa dapat
menggabungkan antara pengalaman sebelumnya dengan pengetahuan
yang baru. 1 Metode pembelajaran seperti itu disebut metode
konstruktivisme.
Piaget yang dikenal sebagai konstruktivis pertama (Dahar, 1989:
159) menegaskan bahwa "pengetalman tersebut dibangun dalam pikiran
anak melalui asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah penyerapan
informasi baru dalam pikiran. Sedangkan, akomodasi adalah menyusun
kembali struktur pikiran karena adanya informasi baru, sehingga informasi
tersebut mempunyai tempat" (Russeffendi 1988: 133).2
Filsafat tentang pembelajaran, yang menunjukkan pembelajar
butuh untuk dibangun pemahaman mereka, yang biasa disebut
kontruktivisme. Sudah banyak diteliti dan ditulis oleh para ahli teori
perr.helajar<Jl da.• kognisi. Seper'i Jean Piaget, Eleanor Dcickwcrth,
George Hein dan Howard Gardener telah mendalami metode
pembelajaran ini.
1 Constructivism and the Five E's,
9
Konstruktivisme berarti bersifat membangun, dalam konteks
Filsafat Pendidikan, konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata
susunan hidup yang berbudaya dan modem.3 Dalam proses pembelajaran
konsep ini menghendaki agar anak didik dapat mengembangkan
kemampuannya secara konstruktif untuk menyesuaikan diri dengan
tuntutan dari ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Fensham (1994:5) penganut konstruktivisme memiliki
pandangan tentang hal-hal yang dialami atau diceritakan secara aktif oleh
diri mereka sendiri. Makna yang dibangun bergantung pada pengetahuan
yang sudah ada pada diri seseorang. Oleh karena pengalaman dan hasil
bacaan perorangan berbeda-beda, maka hasil pemaknaan juga boleh jadi
menjadi amat berbeda.4
Salah satu ahli pendidikan dari Indonesia berpendapat bahwa
pendekatan pembelajaran konstruktivisme merupakan proses
pembelajaran yang menerangkan bagaimana pengetahuan disusun dalam
benak atau pikiran manusia. 5
John Dewey mengutakan lagi teori konstruktivisme ini dengan
mengatakan bahwa "pendidik yang cakap harus melaksanakan
pembelajaran sebagai proses menyusun atau membina pengalaman secara
terus menerus". 6
Pendapat lain menyatakan bahwa: "Konstruktivisme merupakan
cara pandang (filosofis) yang menganjurkan perubahan proses
3 Guru, Pembe/ajaran Konstuklivislik, http://www.whandi.net/?pilih=new&aksHihat&id=66, 13 April 2007.
4 Nuryani Y. Rustaman Dkk, Strategi Be/ajar Mengajar Biologi, (Surabaya: Penerbit Universitas Negeri Malang (UM Press), eel I, 2005), ha!. 171
5 M. Khoiruddin, Konstruktivisme Dal am Strategi Pembe/ajaran, http://www.google.co.idlsearch?hl=id&!Flang id&clienr-firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla:en-
10
pembelajaran skolastik melalui pengenalan, penyusunan, dan penetapan
tangkapan pengetahuan berdasar reaksi (di dalam pikiran) peserta didik. "7
Ilmu pengetahuan tidak boleh dipindahkan kepada peserta didik
(transfer knowledge) dalam bentuk yang serba "sempurna"f'jadi" melalui
program pengajaran guru (Teacher Centered Learning).
Menurut paham konstruktivisme di atas, ilmu pengetahuan sekolah
tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru kepada murid, tapi murid
perlu dibina untuk memperoleh pengetahuan itu sendiri dengan
pengalaman masing-masing.
Banyak ahli pskilogi dan pendidikan yang berkutat meneliti
metode pembelajaran tersebut. Seperti yang sudah penulis jabarkan di
atas. Berikut ini sumbangan pemikiran dari John Dewey tentang
pendekatan konstruktivisme. Bagi Dewey, berfikir adalah mengubah,
mengorganisasi kembali, membentuk makna. Dewey kerap berkata pada
pembaca bahwa: " Mind is active, a verb and not a noun" (fosnot, 1996,
p.126).
Dewey menegaskan bahwa penting bagi siswa untuk memperoleh
pengetahuan melalui pengalaman. Pengalaman yang dimaksud Dewey
adalah lingkungan sosial, dimana siswa bersama-sama menganalisa objek
permasalahan dan atau menciptakan sendiri komunitas untuk saling
bertukar pikiran. 8
Dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran sams maka
akhir-akhir ini para ahli mengembangkan berbagai model pembelajaran
yang dilandasi pandangan konstruktivisme dari Piaget. Pandangan ini
herpendapat 1:-ahwa dalam proses belajar anak membangun
pengetahuannya sendiri dan memperoleh banyak pengetahuan di luar
sekolah (Dahar, 1989: 160). Oleh karena itu setiap siswa akan membawa
7 Tumbuh Kembang, Konstruktivisme Dalam Pembelajaran ke Depan, http://tumbuhkembang.blogspot.com/2007 /08/konstruktivisme-dalam-pembelajaran-ke.html, I Juli 2008.
' .
11
konsepsi awal mereka yang diperoleh selama berinteraksi dengan
lingkungan dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat beberapa ha! yang
perlu ditekankan dalam konstruktivisme, yaitu : (1) peran aktif siswa
dalam mengkonstruksi pengetahuan secara bermakna; (2) pentingnya
membuat kaitan antar gagasan oleh siswa mengkonstruksi pengetahuan;
(3) mengaitkan antara gagasan siswa dengan informasi baru di kelas
(Tasker, 1992: 30). Konstruktivisme yang menggunakan kegiatan hands
on serta memberikan kesempatan yang luas untuk melakukan dialog
dengan guru dan teman-temannya akan dapat meningkatkan
pengembangan konsep dan keterampilan berpikir para siswa.
2. Lingkungan Pembelajaran Konstruktivisme
Ketika seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, maka
otaknya akan terbentuk struktur kognitif tertentu. Struktur kognitif itu
disebut skemata yang merupakan suatu organisasi mental yang akan
memudahkan individu untuk menghadapi tuntutan lingkungannya semakin
meningkat.
Siswa tidak boleh diberikan bagian-bagian yang terpisah,
penyerdehanaan masalah, dan pengulangan keterampilan dasar, tetapi
sebaliknya: siswa dihadapkan pada lingkungan belajar yang kompleks,
terlihat samar-samar, dan masalah yang tidak beraturan.
Masalah-masalah yang kompleks itu harus dihubungkan pada
aktivitas dan tugas yang otentik, karena keberagaman situasi yang
dihadapi tersebut, seperti juga aplikasi yang mereka hadapi tentang dunia
nyata.9
Masule1ya informasi baru kc di.ilam skema~a rnenurut Piaget
melalui dua mekanisme yaitu asimilasi dan akomodasi. "Asimilasi adalah
proses pengintegrasian secara langsung stimulus baru ke dalam skemata
yang telah terbentuk. Sedangkan akomodasi adalah proses pengintegrasian
12
stimulus baru ke dalarn skerna yang telah terbentuk secara tidak
langsung."10
Pada proses asirnilasi seseorang rnenggunakan struktur kognitif
dan kernarnpuan yang sudah ada untuk beradaptasi dengan rnasalah dari
lingkungannya. Sedangkan pada proses akornodasi, seseorang harus
rnernodifikasi struktur kognitif awalnya sudah ada, agar rnereka dapat
rnengadakan respon terhadap lingkungannya.
Berkaitan dengan anak dan lingkungan belajarnya rnenurut
pandangan konstruktivisrne, Driver dan Bell ( dalarn Susan, Marilyn dan
Tony, 1995:222) rnengajukan karakteristik sebagai berikut:
a. siswa tidak dipandang sebagai suatu yang pasif rnelainkan rnerniliki tujuan, b. belajar rnernpertirnbangkan seoptirnal rnungin proses keterlibatan siswa, c. pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar rnelainkan dikonstruksi secara personal, d. pernbelajaran bukanlah transrnisi pengetahuan, rnelainkan rnelibatkan pengaturan situasi kelas, e. kurikulurn bukanlah sekedar dipelajari, rnelainkan seperangkat prnbelajaran, rnateri, dan surnber. 11
B. Hakikat Pembelajaran Koperatif
1. Pembelajaran Kooperatif
Ada beberapa definisi tentang belajar kooperatif yang
dikernukakan oleh beberapa ahli pendidikan secara redaksional berbeda
narnun pada hakekatnya sarna. Definisi belajar kooperatif yang
dirurnuskan oleh Newman dan Artzt adalah peserta didik belajar dalarn
bentuk kelornpok untuk rnenyelesaikan tugas-tugas. Jadi setiap anggota
kelornpok rnemiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan
kelompoknya.
Belajar kooperatif rnerupakan kumpulan strategi rnengajar yang
memungkinkan siswa saling rnembantu satu dengan yang lain dalarn
10 Erman Suherman, dkk, Common Textbook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA, Universitas Pendidikan Indonesia, 2003) ha! 36.
13
mempelajari sesuatu materi pelajaran. Selanjutnya menurut Slavin ( dalam
Nurhanurawati), dalam pembeiajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam
kelompok kecil, saling membantu untuk mempe!ajari suatu materi
pelajaran. Pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam kelompok
kelompok kecil untuk mempelajari materi akademik dan keterampilan
antar pribadi. Anggota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan
tugas-tugas kelompok dan untuk mempelajari materi itu sendiri. Menurut
Zamroni manfaat dari penerapan belajar kooperatif yaitu dapat
mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud masukan
pada level individual. 12
Dari beberapa definisi yang telah diungkapkan oleh beberapa ahli
tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam
proses belajar mengajar, karena dengan pembelajaran kooperatif siswa
dapat bekerja sama dalam kelompok, saling membantu untuk mempelajari
suatu materi , dalam mengerjakan tugas-tugasnya, anggota kelompok
bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok dan untuk
mempelajari materi itu sendiri.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu proses pembelajaran
yang menekankan pada aspek sosial dan menggunakan kelompok
kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 siswa yang sederajat tetapi heterogen
utnuk menghasilkan pemikiran dan tantangan sebagai unsur kuncinya. Ini
berarti, bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
didasarkan pada paham konstruktivisme, yang mengasumsikan bahwa
~isw::i akan Jebih mudah mer.gkonstnikikan pengetahua.>nya, Je::iih madah
menemukan dan memahami pemecahan konsep-konsep yang sulit jika
mereka saling mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan temannya.
Siswa yakin tujuan belajar mereka akan tercapai jika dan hanya jika
12 ... ' I
14
temannya telah mencapai tujuan tersebut. Untuk itu dalam pembelajaran
kooperatif, setiap siswa sebagai anggota kelompok bertanggung jawab
atas keberbasilan kelompoknya. 13
Pendekatan pembelajaran kooperatif tidak sama dengan
pendekatan pembelajaran kelompok tradisional. Kelompok belajar
tradisional disini dimaksudkan adalah kelompok belajar yang sering
diterapkan di sekolah, seperti kelompok diskusi, kelompok tugas dan
kelompok belajar lainnya. Perbedaan kelompok belajar pembelajaran
kooperatif dengan pembelajaran tradisional dapat dilibat pada tabel
berikut.
No.
1.
2.
3.
4 ..
5.
6.
7.
8.
9.
Tabel 2.1. Perbedaan pembelajaran Kooperatif dan Pembelajaran
Tradisional i 4
Pembelajaran Kooperatf Pembelajaran Tradisional
Kepemimpinan bersama Satu pemimpin
Saling ketergantungan positif Tidak ada saling ketergantungan
Keanggotaan beterogen Keanggotaan yang bomogen
Mempelajari keterampilan Asumsi adanya keterampilan sosial
kooperatif
Tanggungjawab terbadap basil Tanggung jawab terbadap hasil
belajar sendiri
Menekankan pada tu gas dan Hanya menekankan pada tugas
bubungan kooperatif
Ditunjang oleb guru Di arahkan oleb guru
Satu basil kelompok Beberapa basil individu
Evaluasi kelompok Evaluasi individu
Dari perbedan-perbedaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa
dengan pembelajaran kooperatif, siswa dapat belajar secara aktif dengan
15
siswa Iain. Dalam mempelajari suatu materi dan dalam mengerjakan
tugas-tugas, siswa dapat bekerja secara kelompok dengan siswa yang Iain
dengan kemampuan yang berbeda-beda dan hasilnya dapat dievaluasi
secara kelompok tanpa banyak bergantung pada guru. Hal ini berbeda
dengan pembelajaran tradisional, dalam pembelajaran ini siswa menjadi
belajar pasif, karena dalam proses belajar mengajar guru lebih banyak
berbicara daripada siswa. Dalam mempelajari suatu materi, siswa lebih
banyak bergantung pada penjelasan guru dan dalam mengerjakan tugas
tugas, siswa Iebih banyak mengerjakan sendiri, sehingga hasilnya harus
dipertanggungjawabkan sendiri tanpa ada bantuan dari orang lain.
Terdapat enam fase utama dalam pembelajaran kooperatif (Arends,
1997). Pembelajaran dalam kooperatif dimulai dengan guru
menginformasikan tujuan-tujuan dari pembelajaran dan memotivasi siswa
untuk belajar. Fase ini diikuti dengan penyajian informasi, sering dalam
bentuk teks bukan verbal. Kemudian dilanjutkan langkah-langkah di mana
siswa di bawah bimbingan guru bekerja bersama-sama untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang sating bergantung. Fase terakhir dari
pembelajaran kooperatif meliputi penyajian produk akhir kelompok atau
mengetes apa yang telah dipelajari oleh siswa dan pengenalan kelompok
dan usaha-usaha individu. Urutan langkah-langkah piilaku guru menurut
model pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah
sebagaimana terlihat pada tabel 2.2 berikut. 15
16
Tabel 2. Sintaks Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1: Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran Menyampaikan tujuan dan yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa memotivasi siswa belaiar Fase 2: Guru menyajikan informasi kepada siswa Menyajikan informasi denganjalan demonstrasi atau lewat bahan
bacaan. Fase 3: Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana Mengorganisasikan siswa caranya membentuk kelompok belajar dan ke dalam kelompok- membantu setiap kelompok agar melakukan kelompok belaiar transisi secara efisien Fase 4: Guru membimbing kelompok-kelompok belajar Membimbing kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. bekeria dan belaiar Fase 5: Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi Evaluasi yang telah dipelajari atau masing-masing
kelomPOk mempresentasikan hasil kerjanya. Fase 6: Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik Memberikan penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
Walaupun pnns1p dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah,
terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Ada empat pendekatan
pembelajaran kooperatif (Arends, 2001). Di sini akan diuraikan secara ringkas
masing-masing pendekatan tersebut.
a. Student Teams Achievement Division (STAD)
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya
di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD,
juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi
akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi
verbal atau teks. Siswa dalam suatu kelas tertentu dipecah menjadi
kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah
heterogen, terdiri dari laki-laki dan neremnuan~ h<>m<HI ,bri h<>rh~o~i
17
menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain
untuk menuntaskan materi pelajarannya dan kemudian saling
membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui
tutorial, kuis, satu sama lain dan atau melakukan diskusi. Secara
individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi kuis.
Kuis itu disk or, dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor
perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa, tetapi
berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang
lalu.
Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan
cara lain, diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi, siswa yang
mencapai skor perkembangan tinggi, atau siswa yang mencapai skor
sempurna pada kuis-kuis itu. Kadang-kadang seluruh tim yang
mencapai kriteria tertentu dicantumkan dalam lembar itu.
b. Group Investigation
Model ini dikembangkan pertama kali oleh Thelan. Berbeda
dengan STAD danjigsaw, siswa terlibat dalam perencanaan baik topik
yang dipelajari maupun bagaimana jalannya penyelidikan mereka.
Pendekatan ini memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit
daripada pendekatan yang lebih terpusat pada guru.
Dalam penerapan Group Investigation ini guru membagi kelas
menjadi kelompok-kelompok dengan anggota 5 atau 6 siswa yang
heterogen. Dalam beberapa kasus, kelompok dapat dibentuk dengan
mempertimbangkan keakraban persahabatan atau minat yang sama
dalam topik !ertentu. Sel~njutnya sisw!l memilih topi!r, rr;elakuk!ln
penyelidikan yang mendalam atas topik yang dipilih itu. Selanjutnya
menyiapkan dan mempresentasikan laporannya kepada seluruh kelas.
c. Pendekatan Struktural
Pendekatan ini dikembangkan oleh Spencer Kagen dan kawan-
18
struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Struktur tugas yang dikembangkan oleh Kagen ini dimaksudkan
sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional, seperti resitasi, di
mana guru mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dan siswa
memberi jawaban setelah mengangkat tangan dan ditunjuk. Struktur
yang dikembangkan oleh Kagen ini menghendaki siswa bekerja saling
membantu dalam kelompok kecil dan lebih dicirikan oleh penghargaan
kooperatif, daripada penghargaan individual.
Ada struktur yang dikembangkan untuk meningkatkan
perolehan isi akademik, dan ada struktur yang dirancang untuk
mengajarkan keterampilan sosial atau keterampilan kelompok. Dua
macam struktur yang terkenal adalah think-pair-share dan numbered
head-together, yang dapat digunakan oleh guru untuk mengajarkan isi
akademik atau untuk mengecek pemahaman siswa terhadap isi
tertentu. Sedangkan active listening dan time token, merupakan dua
contoh struktur yang dikembangkan untuk mengajarkan keterampilan
sosial.
d. Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh
Elliot Aronson dan teman-teman di Universitas Texas, dan kemudian
diadaptasi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins
(Arends, 2001).
Untuk melihat dengan jelas perbandingan antara keempat
pendekatan pembelajaran kooperatif atau yang lebih sering disebut
sebagai tipe pembelajaran ko0peratif depat rlilihat pad& tabel 3
berikut.(Arends, 200 I)
Tujuan kognitif
Tujuan sosial
Struktur tim
Pemilihan topik pelaiaran Tugas utama
Penilaian
Pengaku-an
19
Tabel 2.3. Perbandingan Empat Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif
STAD Jigsaw Group Pendekatan Investie:atiom Struktur
Informasi Informasi Informasi Informasi akademik akademik akademik akademik sederhana sederhana tingkat tinggi sederhana
dan Keterampiian inkuiri
Kerja kelompok Kerja kelompok Kerjadalam Keterampilan dan kerja sama dan kerja sama kelompok kelompok dan
kompleks keterampilan sosial
Kelompok Kelompok belajar Kelompok Bervariasi, belajar heterogen dengan belajar berdua, heterogen 5-6 orang anggota, dengan5-6 bertiga, dengan 4-5 menggunakan orang kelompok 4-6 orang anggota pola "kelompok anggota orang anggota
asal" dan heterogen "kelomook ahli"
Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa Biasanya guru
Siswadapat Siswamempelajari Siswa Siswa menggunakan materi dalam menyelesaikan mengerjakan lembar kegiatan "kelompok ahli", inkuiri kompleks tugas-tugas dan saling Kemudian sosial dan membantu untuk membantu anggota kognitif menuntaskan "kelompok asal" materi mempelajari belaiarnva materi itu Tes mingguan Bervariasi, dapat Menyelesaikan Bervariasi
berupa tes proyekdan mmgguan menulis laporan,
dapat menggunakan tes uraian.
Lem bar Publikasi lain Lem bar Bervariasi pengetahuan dan pengakuan dan oublikasi lain oublikasi lain
20
2. Tipe Pembelajaran Group Investigation (GI)
Santyasa mengungkapkan pembelajaran kooperatif tipe GI
didasari oleh gagasan John dewey tentang pendidikan, bahwa kelas
merupakan cennin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium
untulc belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan
mengkaji masalah-masalah. sosial dan antar pribadi. 16 Group
Investigation dikembangkan oleh Shiomo dan Yael Sharon di
Universitas Tel Aviv.
Group Investigation adalah strategi belajar kooperatif yang
menempatkan siswa ke dalam kelompok untulc melakukan investigasi
terhadap suatu topik. Group Investigation menggunakan atau
memanfaatkan bantuan dan kerja sama siswa sebagai alat dasar
belajar. Satu hal yang berbeda bahwa Group Investigation mempunyai
fokus utama untulc melakukan investigasi terhadap suatu objek atau
topik khusus (Eggen and Kauchak, 1996: 304). 17
Menurut Winataputra (1992:39) model GI atau investigasi
kelompok telah digunakan dalam berbagai situasi dan dalam berbagai
bidang studi dan berbagai tingkat usia. Pada dasamya model ini
dirancang untulc membimbing para siswa mendefinisikan masalah,
mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu,
mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes
hipotesis. 18
Metode ini menyiapkan siswa pada lingkup studi yang luas
dengan berbagai pengalaman untuk memberikan tekanan dan aktivitas
positif pada sbwa. Ad<i empat karakteristi!~ pada metode in;. Pertam'l,
kelas dibagi dalam sejumlah kelompok (group). Kedua, kelompok
siswa dihadapkan pada berbagai aspek untulc meningkatkan
16 http://ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajaran-kooperatif-tipe-groupinvestigation~gi/
17 Nurhanurawati, op.cit., h 92-93 ,.
21
keingintahuan dan saling ketergantungan yang positif antara siswa.
Ketiga, didalam kelompoknya siswa terlibat aktif untuk meningkatkan
cara belajar. Keempat, guru bertindak sebagai sumber belajar dan
fasilitator, memberikan arah dan klarifikasi jika dibutuhkan, serta
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. 19
Menurut Depdiknas pada pembelajaran ini guru seyogyanya
mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi, dan
berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan
lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan
proses ilmiah. Menurut Winataputra (1992:63) sifat demokrasi dalam
kooperatif tipe GI ditandai oleh keputusan-keputusan yang
dikembangkan atau setidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok
dalam konteks masalah yang menjadi titik sentral kegiatan belajar.
Guru dan murid memiliki status yang sama dihadapan masalah yang
dipecahkan dengan peranan yang berbeda. Jadi tanggungjawab utama
guru adalah memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif dan
memikirkan masalah sosial yang berlangsung dalam pembelajaran
serta membantu siswa mempersiapkan sarana pendukung. Sarana
pendukung yang dipergunakan untuk melaksanakan model ini adalah
segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan para pelajar untuk. dapat
menggali berbagai informasi yang sesuai dan diperlukan untuk
melakukan proses pemecahan masalah kelompok.20
Metode Group Investigation sering dipandang sebagai metode
yang paling kompleks dan paling sulit untuk dilaksanakan dalam
pembelajaran kooreratif. Metcde ini P1elibatkan sisv.'a sejak
perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk
mempelajarinya melalui investigasi.
Guru yang menggunakan Group Investigation paling sedikit
mempunyai tiga tujuan yang saling berkaitan. Pertama, Group
22
Investigation membantu siswa untuk melakukan investigasi terhadap
suatu topik secara sistematik dan analitik. Hal ini, berakibat pada
pengembangan keterampilan penemuan dan membantu untuk
mencapai tuuan. Kedua, yaitu pemahaman yang mendalam terhadap
topik yang diberikan. Ketiga, dalam Group Investigation siswa belajar
bagaimana bekerja secara kooperatif dalam memecabkan masalah.
Belajar untuk bekerjasama merupakan keterampilan (life skill) yang
berharga dalam hidup bermasyarakat. Jadi, dalam menerapkan Group
Investigation dapat dicapai dalam tiga ha! yaitu siswa belajar dengan
penemuan, belajar isi, dan belajar untuk bekerja secara kooperatif.21
Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan
yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses
kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan
metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi
beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan
karakteristik yang heterogen. Pembagian kelompok dapat juga
didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat terhadap
suatu topik tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari,
mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang
telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di
depan kelas secara keseluruhan. Adapun deskripsi mengenai langkah
langkah metode investigasi kelompok dapat dikemukakan sebagai
berikut:22
a. Seleksi topik Siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah
masalah umum yang biasanya digambarkan lebili. dahulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompokkelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6 orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan akademik.
23
b. Merencanakan kerjasama Siswa beserta guru merencanakan berbagai prosedur belajar
khusus, tugas dan tujuan umum yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telab dipilih dari langkab a) di atas.
c. Implementasi Siswa melaksanakan rencana yang telab dirumuskan pada
!angkab b). Pembelajaran harus melibatkan berbagai aktivitas dan ketrampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.
d. Analisis dan sintesis Siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang
diperoleh pada langkab c) dan merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.
e. Penyajian hasil akhir Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik
dari berbagai topik yang telab dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.
f. Evaluasi Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi
tiap kelompok terhadap pekerjaan kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau kelompok, atau keduanya.
Model ini menyiapkan siswa dengan lingkup studi yang luas
dan berbagai pengalaman belajar untuk memberikan tekanan pada
aktiitas positif pada siswa. Ada empat karakteristik pada model ini.
Pertama, kelas dibagi ke dalam sejumlab kelompok. kedua, kelompok
siswa dihadapkan pada topik dengan berbagai aspek untuk
meningkatkan daya keingintahuan dan saling ketergantungan yang
positif mtara mereka. Ke'.iga, di clalam 1<:elompoknya si~wa ter!ibat
dalam komunikasi aktif untuk meningkatkan keterampilan cara
belajar. Keempat, guru bertindak selaku sumber belajar dan pimpinan
tak langsung, memberikan arahan dan tanggapan hanya jika
diperlukan dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.23
24
Slavin (dalam Asthika, 2005:24) mengemukakan tahapan
tahapan dalam menerapkan pembelajaran kooperatif group
investigation (GD adalah sebagai berikut:24
b. Tahap Pengelompokan (Grouping)
Y aitu tahap mengidentifikasi topik yang akan diinvestigasi
serta mebentuk kelompok investigasi, dengan anggota tiap
kelompok 4 sampai 5 orang. Pada tahap ini: I) siswa mengamati
sumber, memilih topik, dan menentukan kategori-kategori topik
permasalahan, 2) siswa bergabung pada kelompok-kelompok
belajar berdasarkan topik yang mereka pilih atau menarik untuk
diselidiki, 3) guru membatasi jumlah anggota masing-masing
kelompok antara 4 sampai 5 orang berdasarkan keterampilan dan
keheterogenan.
b. Tahap Perencanaan (Planning)
Tahap Planning atau tahap perencanaan tugas-tugas
pembelajaran. Pada tahap ini siswa bersama-sama merencanakan
tentang: (I) Apa yang mereka pelajari? (2) Bagaimana mereka
belajar? (3) Siapa dan melakukan apa? ( 4) Untuk tujuan apa
mereka menyelidiki topik tersebut?
c. Tahap Penyelidikan (Investigation)
Tahap Investigation, yaitu tahap pelaksanaan proyek
investigasi siswa. Pada tahap ini, siswa melakukan kegiatan
sebagai berikut: 1) siswa mengumpulkan informasi, menganalisis
data dan membuat simpulkan terkait dengan permasalahan
pe'lllasalah~n yang diselidiki, 2) masi!:J.g-masing anggota
kelompok memberikan masukan pada setiap kegiatan kelompok,
3) siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan
mempersatukan ide dan pendapat.
d. Tahap Pengorganisasian (Organizing)
25
Y aitu tahap persiapan laporan akhir. Pada tahap ini kegiatan
siswa sebagai berikut: I) anggota kelompok menentukan pesan
pesan penting dalam proteknya masing-masing, 2) anggota
kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mempresentasikannya, 3) wakil dari masing-masing
kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam presentasi
investigasi.
e. Tahap Presentasi (Presenting)
Tahap presenting yaitu tahap penyajian laporan akhir.
Kegiatan pembelajaran di kelas pada tahap ini adalah sebagai
berikut: (I) penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam
berbagai variasi bentuk penyajian, (2) kelompok yang tidak
sebagai penyaji terlibat secara aktif sebagai pendengar, (3)
pendengar mengevaluasi, mengklarifikasi dan mengajukan
pertanyaan atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.
f. Tahap evaluasi (evaluating)
Pada tahap evaluating atau penilaian proses kerja dan hasil
proyek siswa. Pada tahap ini, kegiatan guru atau siswa dalam
pembelajaran sebagai berikut: I) siswa menggabungkan masukan
masukan tentang topiknya, pekerjaan yang telah mereka lakukan,
dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya, 2) guru dan siswa
mengkolaborasi, mengevaluasi tentang pembelajaran yang telah
dilaksanakan, 3) penilaian hasil belajar haruslah mengevaluasi
tingkat pemahaman siswa.
Kegiatan pembelajaran kooperatif berka•tan dengan bunyak
pendekatan atau metode seperti pembelajaran kooperatif group
investigation (GI) yang terkait dengan pendekatan investigasi.
Investigasi atau penyelidikan merupakan kegatan pembelajaran yang
memberikan kemungkinan siswa untuk mengembangkan pemhaman
26
siswa melalui berbagai kegiatan dari hasil soal atau masalah-masalah
yang diberikan oleh guru. 25
Investigasi dilakukan guna mendorong siswa untuk belajar
Jebih aktif dan lebih bermakna, artinya siswa dituntut selalu berfikir
tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri cara
penyelesasiannya, dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk
selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga
pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk
jangka waktu yang cukup lama.26
Pada saat investigasi, siswa dapat bekerja secara bebas,
individual atau berkelompok. Guru hanya bertindak sebagai motivator
dan fasilitator yang memberikan dorongan siswa untuk dapat
menggunakan pengetahuan awal mereka dalam memahami situasi
atau masalah baru. Guru juga berperan dalam mendorong siswa untuk
dapat memperbaiki hasil mereka sendiri atau hasil kerja kelompoknya.
Kadang mereka memerlukan orang lain, termasuk guru untuk dapat
menggali pengetahuan yang diperlukan. Dengan demikian guru harus
menjaga suasana agar investigasi tidak terhenti di tengah jalan.
Keuntungan bagi siswa dengan adanya model group investigation (GI)
yang berkaitan pendekatan belajar investigasi dengan antara lain: 27
a. Keuntungan pribadi 1) dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas 2) memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif dan aktif 3) rasa percaya diri dapat lebih meningkat 4) dapat belajar untuk memecahkan, menangani suatu masalah
mengembangkan antusiasme dan rasa tertarik pada kimia b. Keuntungan Sosial
1) meningkatka.a belajar bekerja sama 2) belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun
dengan guru 3) be la jar berkomunikasi yang baik secara sistematis
25 Al Krismanto, Beberapa Teknik.. Model, .... , h. 7
27
4) belajar menghargai pendapat orang lain. 5) meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan.
c. Keuntungan Akademis 1) siswa terlatih untuk mempertanggung jawabkan jawaban yang
diberikannya. 2) bekerja secara sistematis 3) mengembangkan dan melatih keterampilan kimia dalam
berbagai bidang. 4) merencanakan dan mengorganisasikan pekerjaanya. 5) mencek kebenaranjawaban yang mereka buat 6) selalu berfikir tentang cara/strategi yang digunakan sehingga
didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum.
Dalam hal investigasi yang dilaksanakan secara berkelompok,
Lazarowitz , Sharan dan kawan-kawannya mendesain model
kelompok investigasi yang memberikan kemungkinan siswa untuk
melakukan berbagai pengalaman belajar. Dimana baik dalam diskusi
kelompok atu diskusi kelas merupakan hal yang sangat penting guna
memberikan pengalaman mengemukakan dan menjelaskan segala hal
yang mereka pikirkan serta membuka diri terhadap apa yang
dipikirkan oleh teman mereka. Pengalaman yang baik seperti ini akan
memotivasi siswa untuk belajar dan mau menyelidiki atau
menginvestigasi lebih Ian jut. 28
C. Hakikat Pemahaman Konsep Redoks
1. Pengertian Pemahaman
Setiap siswa memiliki pemahaman yang berbeda-beda
mengenai hal-hal yang mereka pelajari di sekolah, baik itu mengenai
mata pelajaran maupun mengenai kegiatan-kegiatan lain yang
dilakukan di ~ekolah. Pemahamw: sendiri berasal dari kata "Pa!1am".
Dalam kamus umum Bahasa Indonesi, kata paham diartikan mengerti
benar. 29 Sementara menurut Sardiman dalam bukunya Interaksi dan
Motivasi Be/ajar Mengajar, pemahaman diartikan menguasai sesuatu
28 Al Krismanto, Beberapa Teknik,, Model, .... , h. 7
28
dengan pikiran yaitu memahami maksudnya dan menangkap
maknanya.30
Pemahaman merupakan salah satu ranah kejiwaan yang
berpusat di otak yang berhubungan dengan konasi (kehendak) dan
afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa (Chaplin, 1972).
Pemahaman merupakan bagian dari kognitif manusia. Istilah cognitive
berasal dari kata cognition yang padanannya Knowing berarti
mengetahui. Dalam arti luas, cognition (kognisi) ialah perolehan,
penataan dan penggunaan pengetahuan (Neisser, 1976). Dalam
perkembangan selanjutnya istilah kognitif menjadi popular sebagai
salah satu domain atau wilayah/ranah psikologis manusia yang
meliputi setiap perilaku mental.31
Taksonomi tujuan pengajaran dalam kawasan kognitif menurut
Bloom terdiri atas enam tingkatan yang susunannya sebagai berikut: 32
1) Pengetahuan. Pengetahuan mencakup ingatan; tentang hal-hal
yang khusus, atau hal-hal yang umum; tentang metode-metode dan
proses-proses; atau tentang pola struktur atau seting
2) Pemahaman. Taraf ini mencakup bentuk pengertian yang paling
rendah.
3) Aplikasi. Aplikasi mencakup digunakanya abstraksi dalam situasi
yang khusus atau konkret.
4) Analisis. Analisis mencakup penguraian suatu ide kedalam unsur
unsur pokoknya sedemikian sehingga hierarki menjadi jelas, atau
hubungan antar unsumya jadi jelas.
5) Sfntesis. Sinteds mencakup kem'impuan menyatukw unsur-•msur
dan bagian-bagian sehingga merupakan suatu keseluruhan
'0 Sardiman, lnteraksi dan Motwasi Be/ajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press), h. 42
31 Muhibbin Syah, Psikologi Be/ajar, (Jakarta: PT. Raia Grafindo Persada, 2004) cet. Ke-
29
6) Evaluasi. Evaluasi menyangkut penilaian bahan dan metode unruk
mencapai tujuan tertentu.
Tahap pemahaman sifatnya lebih kompleks daripada tahap
pengetahuan/mengingat. Unruk dapat mencapai tahap pemahaman
terhadap suatu konsep tersebut. Jenjang kognitif tahap pemahaman ini
meliputi: (1) pemahaman konsep, (2) pemahaman prinsip aturan dan
generalisasi, (3) pemahaman terhadap struktur, (4) kemampuan untuk
membuat transformasi, (5) kemampuan unruk mengikuti pola berpikir
dan kemampuan unruk membaca dan menginterpretasi data.33
Berdasarkan sebuah teori kepribadian yang menjelaskan
tentang aspek-aspek yang menjadi komponen utama kepribadian.
Bloom dkk, membedakan tujuan-tujuan pendidikan menjadi 3 macam
yaitu: (1) kognitif, (2) afektif dan (3) keterampilan. Oleh karena itu
didasarkan pada taksonomi tujuan-tujuan pendidikan, menurut Bloom
dkk, maka ada 3 jenis pendidikan yaitu:
a. Pendidikan Kognitif, adalah jenis pendidikan yang bertujuan
mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektual dalam
mengenal lingkungan. Secara lebih rinci pendidikan kognitif
bertujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan: (1)
mengingat, atau mengenal kembali apa yang telah terjadi; (2)
memahami, atau kemampuan menangkap makna atau pengertian
tentang suatu ha! atau peristiwa; (3) menerapkan, atau kemampuan
menggunakan hasil belajar unruk menghadapi situasi-situasi baru;
(4) menganalisis, atau kemampuan menjabarkan sesuatu bagian
bagian, hubungari dalam stP.tlctur org'IIlisasi yang dapat dipBhami;
(5) mensintesiskan, atau kemampuan memadukan atau
menggabungkan bagian-bagian atau unsur-unsur menjadi satu
kesatuan yang berarti; (6) menilai, atau kemampuan memberi
30
harga sesuatu ha! berdasarkan ukuran intern atau norma ekstem
atau !criteria;
b. Pendidikan afektif adalah jenis pendidikan yang bertujuan
mengembangkan kemampuan-kemampuan menghayati nilai-nilai
untuk mengenali kegunaannya bagi hidup terhadap apa yang telah
dipelajari secara langsung atau tidak langsung.
c. Pendidikan keterampilan adalah jenis pendidikan yang bertujuan
mengembangkan kemampuan melakukan perbuatan-perbuatan
secara tepat sehingga menghasilkan kinerj a yang standar. 34
Dari taksonomi bloom di atas maka pemahaman
diklasifikasikan dalam pendidikan kognitif. Pemahaman berhubungan
dengan kompetensi untuk menjelaskan pengetahuan yang telah
diketahui melalui kata-kata sendiri. Dalam ha! ini, pembelajar
diharapkan dapat menterjemahkan, atau menyebutkan kembali yang
telah didengar dengan kata-kata sendiri. Indikator atau kerja
operasional pemahaman antara lain: (a) membedakan, (b)
menjelaskan, (c) menyimpulkan, (d) merangkum, (e) memperkirakan,
dan lain-lain. 35
Belajar tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta
fakta belaka (root learning), namun berusaha menghubungkan
konsep-konsep tersebut untuk menghasilkan pemahaman yang utuh
(meaningful! learning), sehingga konsep yang dipelajari akan
dipahami secara naik dan tidak mudah dilupakan.
Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan
!]ikiran, ka:ena itu belajar berarti harus mengerti ~ecara mental makna
dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasinya sehingga
menyebabkan siswa dapat memahami situasi.36
34 Redja Mudyahardjo, fi/safat I/mu Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja ~osda Karya, 200 I), Cet. Ke- I, h. 69-70
31
Pemahaman merupakan tingkatan kedua dalam tujuan
pengajaran pada kawasan atau ranah kognitif. Kawasan kognitif
meliputi tujuan-tujuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui
dan memecahkan masalah. Pemahaman siswa mencakup kemampuan
menangkap arti dan makna tentang ha! yang dipelajari.37
Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang
mengakibatkan penemuan yang terarah kepada satu tujuan, kita
berfikir untuk menemukan pemahaman/pengertian yang kita
kehendaki.
Ahli psikologi berpendapat bahwa proses berfikir pada taraf
yang ringgi pada umumnya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
I. Timbulnya masalah, kesulitan yang harus dipecahkan.
2. Mencari dan mengumpulkan fakta-fakta yang dianggap ada
kaitannya dengan pemecahan masalah.
3. Tarafpengelolaan atau pencernaan, fakta diolah dan dicernakan.
4. Tahap penemuan atau pemahaman, menentukan cara memecahkan
masalah.
5. Memulai penyempurnaan dan mencocokan hasil percobaan.38
Dalam berfikir orang mengolah, mengorganisasikan bagian
bagian dari pengetahuannya, sehinggga pengalaman-pengalaman dan
pengatahuan yang tidak teratur menjadi tersusun dan dapat dikusasai
dan dipahami.39
Dari pengertian yang diberikan diatas, pemahaman dapat
diartikan sebagai suatu proses, cara dan kemampuan yang diberikan
s"seorang dalam ha! ini adalah siswa untuk menghubung!ran konsep
atau fakta sesuai dengan pengetahuan mereka serta menangkap makna
dan arti dari apa yang telah mereka pelajari dengan cara menguraikan
kembali apa yang telah mereka dapatkan ke bentuk lain. Pemahaman
merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk dapat
32
menghubungkan konsep atau fakta-fakta yang relevan sesuai dengan
pengetahuan yang dimilikinya. Maka secara operasional ia dapat
mendemonstrasikan, memberi contoh, mengambil kesimpulan, dan
lain-lain terhadap konsep yang ditanyakan. Pemahaman merupakan
pengorganisasian begian-bagian dari pengetahuan dan pengalaman
yang tidak teratur menjadi tersusum sehingga dapat
dikuasai/dimengerti.
2. Konsep Redoks
a. Perkembangan Konsep Reduksi dan Oksidasi
Konsep reaksi reduksi dan oksidasi (redoks) mengalami
perkembangan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Pengertian reaksi redoks berkembang dari reaksi pengikatan dan
pelepasan oksigen menjadi serah terima elektron dan perubahan
bilangan oksidasi unsur.
I) Reaksi Redoks Berdasarkan Pelepasan dan Pengikatan Oksigen
Pada mulanya definisi reaksi oksidasi adalah pengikatan
oksigen dan reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen.
Berdasarkan definisi tersebut, berikut beberapa contoh reaksi
redo ks.
Reaksi oksidasi:
a) 2Mg + 02 --> 2Mg0
b) C6H1206 + 602 --> 6C02 + 6H20
c) 2ZnS + 302 --> 2Zn0 + 2802
Reaksi reduksi:
a) 2KCl03 --> 2KCI + 302
b) CuO + H1--> Cu + H10
2) Reaksi Redoks berdasarkan Pelepasan dan Pengikatan Elektron
Definisi mengenai reaksi redoks kemudian
33
melibatkan elektron. Reaksi oksidasi adalah reaksi pelepasan
elektron dan reaksi reduksi adalah reaksi pengikatan elektron.
Contoh reaksi oksidasi adalah sebagai berikut:
a) Na -> Na+ + e-
b) Cu --> Cu2+ + 2e-
c) 21 --> h + 2e-
Contoh reaksi reduksi adalah sebagai berikut:
a) Na+ + e- --> Na
b) Cu2+ + 2e- -> Cu
c) Ii + 2e- -> 21
3) Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi adalah bilangan yang menyatakan
muatan listrik dari suatu unsur, senyawa, maupun ion.
Bilangan oksidasi (biloks) terkait dengan bilangan yang
menyatakan banyaknya elektron yang dilepas atau diterima
dalam pembentukan senyawa. Atom yang melepas elektron
akan membentuk ion positif dan mempunyai bialangan
oksidasi positif, sedangkan atom yang menerima elektron akan
membentuk ion negatif dan mempunyai bilangan oksidasi
negatif. Untuk mengetahui unsur yang mempunyai bilangan
oksidasi positif dan negatif perhatikan deret berikut:
Logam, H, P, C, S, I, Br, Cl, N, 0 ,F
Jika unsur-unsur di atas membentuk senyawa, maka
unsur yang di kiri mempunyai bilangan oksidasi positif dan
unsur yani:; di karian mt:-mpunyai bil "llgan uksidasi n".!gatif.
Menurut konsep ini, reaksi oksidasi adalah reaksi peningkatan
bilangan oksidasi dan reaksi reduksi adalah reaksi penurunan
bilangan oksidasi. Aturan-aturan untuk menentukan bilangan
oksidasi adalah sebagai berikut:
34
b. Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatannya.
Contoh: Na+=+!, Fe2+ = +2, ci- =-I
c. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral
adalah 0 dan jumlah bilangan oksidasi ( disingkat = bo)
atom-atom dalam ion poliatom sama dengan muatan .
ionnya. Contoh:
H2S04 = (2 x bo H) + (bo S) + (4 x bo 0) = 0
POl-=(boP)+(4xboO) =-3
d. Bilangan oksidasi unsur yang lebih elektronegatif selalu
negatif dan yang kurang elektronegatif selalu positif.
Contoh:
OF2 = atom F lebih elektronegatif dari atom 0 maka
bilangan oksidasi F negatif (-) dan 0 positif ( + ).
e. Beberapa unsur berikut mempunyai bilangan oksidasi tetap
dalam berbagai senyawa. Golongan IA mempunyai
bilangan oksidasi +I, golongan IIA mempunyai bilangan
oksidasi + 2, hidrogen mempunyai bilangan oksidasi +I
kecuali dalam senyawa logam hidrida mempunyai
bilangan oksidasi - I dan oksigen mempunyai bilangan
oksidasi -2 kecuali dalam peroksida(= -!) dan OF2 (= +2).
Contoh: NaCl = biloks Na ( + 1) dan biloks Cl (-1) = 0
Dalam reaksi redoks dikenal istilah oksidator dan
reduktor. Oksidator adalah zat pengoksidasi, yaitu zat yang
mengalami reduksi. Reduktor adalah zat pereduksi, yaitu zat
yang mengalami ok~idasi.40
b. Reaksi Autoredoks
Reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi adalah
reaksi redoks dimana oksidator dan reduktomya merupakan unsur
h. 190
35
yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu mengalami oksidasi dan
I . duk . 41 menga am1 re si.
c. Tata nama IUPAC Berdasarkan Bilangan Oksidasi
Unsur-unsur yang membentuk senyawa dapat mememiliki
beberapa bilangan oksidasi. Untuk itu diperlukan suatu tata nama
yang dapat membedakan senyawa yang dibentuk dengan
menyertakan bilangan oksidasi unsur tersebut. Tata nama ini
pertama dikembangkan oleh ahli kimia Jerman, Alfred Stock dan
kemudian dikenal dengan sistem Stock.
Dalam sistem ini bilangan oksidasi dinyatakan dengan
angka Romawi (I, II, III, dan seterusnya. Contoh: Cu2S (Tembaga
(I) Sulfida), FeS04 (Besi (II) sulfat), KiCr207 (Kalium dikromat
(VI)) 42
d. Reaksi Redoks dalam kehidupan Sehari-hari
1) Pengolahan Air Limbah dengan Metode Lumpur aktif
Lumpur aktif adalah Lumpur yang kaya dengan bakteri
aerob yang dapat menggunkan limbah organic. Pengolahan air
limbah dengan metode Lumpur aktif melalui tiga tahap, yaitu:
a) Tahap primer, dengan penyaringan dan pengendapan
(sedimentasi).
b) Tahap sekunder, dengan oksidasi. Oksidasi adalah dengan
memanfaatkan lumpur aktif.
c) Tahap tersier, tahap 1m dimaksudkan untuk
menghilangkan sampah lain yang masih ada.43
2) Zat Pcmutih
Zat pemutih adalah senyawa yang dapat digunakan
untuk menghilangkan warna benda. Penghilangan warna
41 Litbang VIS!. Kiat SuksesSemester kedua Untuk SMA X. (Jakarta: Litbang VIS!, 2005),
terjadi melalui reaksi oksidasi. Oksidator yang biasa
digunakan adalah natrium hipoklorit (NaOCI) dan hidrogen
peroksida.
Warna ditimbulkan oleh elektron yang diaktivasi oleh
sinar tarnpak. Hilangnya warna benda disebabkan oksidator
mampu menghilangkan elektron tersebut,44
D. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian tindakan kelas dalam istilah Classroom Action Research
(CAR), dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung didalanmya
sebuah penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan
jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksi tindakan secara
kolaboratif dan parsitipasif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja
sebagai guru sehingga hasil belajar meningkat. 45
Menurut Kemmis (1983), Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk
inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi social
tertentu untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari a) kegiatan
praktek sosial atau pendidikan mereka, b) pemahaman mereka mengenai
kegaiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, dan c) situasi yang
memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.46
PTK adalah suatu bentuk penelitian reflektif yang mampu
menawarkan pendekatan dan prosedur baru yang lebih menjanjikan
dampak langsung dalam bentuk perbaikan-perbaikan dan peningkatan
pr:Jfesionalifme gum dalam mengelala belajar mcngaja:- di kelas.47
Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar
permasalahanya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang
44 Leksi Pasanda, dkk., Kimia untukSMA Ke/asX, (Jakarta: Pelangi Indonesia, 2007), h. 136 45 Rustan dan Mundilarto, Pene/itian Tindakan Ke/as, (Jakarta: Depdiknas, 2004), h. I
46 Rochiati Wiriaatmadia. Metode Penelitian Tindnknn KPln~ fR~nrh1no• PT J>,,. ...... .,; ..
37
bersangkutan sehingga sulit dibenarkan jika ada anggapan bahwa
permasalahan dalam penelitian tindakan kelas diperoleh dari persepsi atau
lamunan seorang peneliti.
PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk
memperbaiki layanan kependidikan yang harusdiselenggarakan dalam
konteks pembelajaran di kelas dan meningkatkan program sekolah secara
keseluruhan, maka PTK penting untuk guru yakni:48
a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap
terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya
b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru,
c. Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian
yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
Penelitian tindakan kelas mempunyai tiga karakteristik, yaitu:49
a. PTK dipicu oleh permasalahan praktis yang dihayati oleh guru dalam
pelaksanaan tugas sehari-jari sebagai pengelola program pembelajaran
di kelas ataujajaran stafpengajar di sekolah.
b. PTK dilaksanakan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru/
teman sejawat.
c. PTK mensyaratkan guru menggumpulkan data dan praktiknya sendiri
melalui refleksi diri.
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan PTK tersebut, PTK itu dilaksanakan
berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri dari 4 tahap seperti pada
gambar di bawah ini. 50
PERENCANAAN TIN DAKAN OBSERVASI MEREFLEKSI
Gambar I: Kajian berdaur 4 Tahap PTK
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis,
sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan terhadap proses serta hasil
48 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Ke/as, (Bandung: Yrama Widva. 2006\ Cet ke-L
38
tindakan tadi, biasanya muncul permasalahan baru sehingga perlu dilakukan
refleksi ulang. Keempat fase dari suatu siklus dalam sebuah PTK biasa
digambarkan dengan sebuah spiral PTK, sebagai berikut:51
Refleksi
Observasi
Identifikasi
masalah
Perencanaan
Observasi
----~
Perencanaan Ulang
Gambar 2: Spiral Penelitian Tindakan Kelas (adaptasi dari Hopkins,
1993-48)
Sebelum pelaksanaan, tim PTK perlu melakukan berbagai persiapan
sehingga semua kompone'l yang direncanakan dapi:t dikelcla de:igan baik.
Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh adalah: (I) membuat
skenario pembelajaran. (2) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
yang diperlukan di kelas. (3) mempersiapkan cara merekam dan menganalisis
39
data mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan. ( 4) melakukan simulasi
pelaksanaan tindakan perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan. 52
Apabila tindakan telah selesai, maka skenario tindakan perbaikan yang
telah direncanakan itu dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Kegiatan
pelaksanaan tindakan perbaikan ini merupakan tindakan pokok dalam siklus
PTK, dan sebagaimana telah diisyaratkan di atas, pada saat yang bersamaan
kegiatan pelaksanaan ini juga dibarengi dalam kegiatan observasi dan
interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.
Dalam ha! pelaksanaan PTK dilakukan proses kolaborasi yang
merupakan proses monitoring yang dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat
dalam satu tim penelitian. Maka dalam pelaksanaan observasi perlu dilakukan
dalam 3 fase kegiatan yaitu:53 (i) pertemuan perencanaan, (ii) pelaksanaan
observasi kelas, (iii) pembahasan balikan. Dalam tahapan ini terjadi
pengamatan kegiatan yang dilakukan dan apa reaksi atau dampak dari
kegiatan tersebut. Kegiatan yang diamati antara lain: ketepatan tindakan,
frekuensi tindakan, dan kualitas tindakan. Untuk membantu dalam
pelaksanaan kolaborasi, peneliti melakukan wawancara, menyebarkan angket,
melakukan tes, danjenis pengumpulan data yang lainnya.
E. Penelitian yang Relevan
Di bawah ini akan disajikan beberapa hasil penelitian yang relevan
dengan penelitian ini. Hasil penelitian pendukung yang dimaksud yaitu hasil
penelitian yang berhubungan dengan penerapan Pembelajaran kooperatif
metode group Investigation untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
konsep redoks pa:la pe'1gajaran bidang studi ldmia itu sendiri, serta
pengajaran bidang studi yang lain, antara lain:
52 Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, ................. , h. 30 " Tim Pelatihan Proyek PGSM, Pene/itian Tindakan Ke/as (Classroom Action
40
1. Hasil penelitian Suabdi Sidauruk (2005) dalam penelitiannya yang
berjudul "Kesulitan Siswa SMU memahami konsep Reaksi Redoks"
menunjukkan bahwa pertama, sebagian besar siswa mengalami kesulitan
dalam menentukan jenis reaksi berdasarkan persamaan reaksi. Kedua,
sebagian besar siswa mampu menghitung bilangan oksidasi suatu unsur
dari senyawa netral maupun poliatom. Ketiga, sebagian siswa memahami
pengertian reduktor dan oksidator dan sebaliknya.
2. Hasil penelitian Eva Hakimah dalam skripsi Universitas Islam Negeri
yang berjudul "Analisis Kesulitan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal
Kimia Mengenai Redoks'', menunjukkan bahwa kesulitan dan faktor
penyebab kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal kimia mengenai
redoks adalah pertama, kesulitan pada konsep oksidasi reduksi yang
didasarkan pada pengikatan dan pelepasan oksigen. Kesulitan ini timbul
karena siswa kurang paham pada istilah yang digunakan dalam pelajaran
kimia. Kedua, kesulitan siswa pada konsep oksidasi reduksi yang
didasarkan pada serah terima elektron. Kesulitan ini timbul karena kurang
pahamnya siswa pada konsep kon:figurasi elektron, kbususnya elektron
valensi. Ketiga, kesulitan pada konsep oksidasi dan reduksi yang
didasarkan pada bilangan oksidasi. Kesulitan ini timbul karena siswa
kurang memahami aturan-aturan dalam penentuan bilangan oksidasi dan
kurangnya kemampuan matematik. Keempat, kesulitan siswa pada konsep
reaksi redoks. Kelima, kesulitan siswa pada konsep oksidator dan
reduktor. Kesulitan ini timbul karena kurang pahamnya siswa pada konsep
redoks. Keenam, kesulitan siswa pada konsep tatanama dan rurnus
senyawa. Kesulitan ini timbul karena 3iswa kurang menge11al nwna dmbo!
dalam system periodik serta kurang memahami aturan penamaan suatu
senyawa.
3. Hasil penelitian Siti Maesaroh dalam skripsi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah, menunjukkan bahwa pertama, pembelajaran
41
pelajaran matematika karena merasakan ha! yang baru dalam belajar
matematika. Kedua, pembelajaran kooperatif Group Investigation lebih
efektif dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa Mts. Manaratul
Islam dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Ketiga,
keberhasilan siswa dalam belajar matematika dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif metode Group Investigation ini terlepas dari
berbagai komponen yang terkait, diantaranya kemampuan guru dalam
mengelola kelas, siswa dan lingkungan kelas.
4. Hasil penelitian Lily Rapikal Kurniawan dalam skripsi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, menunjukkan bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan
menggunakan pendekatan kooperatif dengan metode Group Investigation
dengan siswa yang diajarkan dengan metode ekspositori.
5. Hasil Penelitian Nurhanurowati (2005) dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa pembelajaran teorema phytagoras dengan penerapan belajar
kooperatif Group Investigasi dapat meningkatkan prestasi dan aktivitas
belajar siswa kelas Ila SMP Negeri 19 Bandar Lampung.
F. Pengajuan Konsep Perencanaan Tindakan
Agar penelitian ini terlaksana dengan baik, maka sangat diperlukan
konsep perencanaan tindakan yang hams disiapkan sebelum melakukan
penelitian. Pada penelitian ini konsep perencanaan tindakan yang diajukan
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4. Langkah-l~ngkah Xons.::ptu~l Per:mcana.an Tind:..kan
LANGKAH-LANGKAH
TAHAPAN JENIS KEGIAT AN TINDAKAN YANG
DILAKUKAN
TAHAPI
TAHAPII
1. Identifikasi
permasalahan
2. Penyusunan
komponen
komponen
pembelajaran
1. Mengkaji dan
mereview
komponen
pembelajaran
42
• Mengenai bahan ajar yang
tersedia.
• Kegiatan pembelajaran yang biasa
dilaksanakan.
• Alat dan cara evaluasi yang
dilakukan
• Mengenai bahan ajar
• Alat dan evaluasi pembelajaran
• Strategi pembelajaran yang
relevan dengan aktivitas pembela
jaran yang diinginkan (pembela
jaran berdasarkan masalah)
• Mengkaji komponen pembelaja
ran yang telah disusun kemudian
direviuw sehingga komponen
komponen pembelajaran dapat
disempurnakan.
• Dengan irnplementasi tindakan:
• Observasi kelas: untuk mengeta
hui efektivitas dan efesiensi
komponen-komponen pembelaja
r:::n yang dibmbangkan.
• Analisis dan refleksi data hasil
pengarnatan proses pembelajaran.
• Mengumpulkan informasi dengan
melakukan wawancara kepada
T AHAP III PELAKSANAAN
TINDAKAN:
SIKLUSI
43
1. Perencanaan • Merencanakan pembelajaran yang
(Identifikasi masalah akan diterapkan.
dan persiapan • Menentukan pokok bahasan
tindakan) • Membuat skenario pembelajaran
2. Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi
• Menyusun langkah PBL
• Menyusun lembar kerja siswa
• Mengembangkan rencana
pembelajaran
• Mengembangkan format
observasi pembelajaran (pedoman
observasi, dan angket)
• Menetapkan tindakan pengajaran
sesuai skenario yang telah dibuat.
• Mengobservasi efektivitas,
efesiensi, dan relevansi strategi
pembelajaran yang diterapkan.
• Mengobservasi aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
• Mengobservasi aktivitas guru
selama proses pembelajaran
• Melakukan evaluasi tindakan
yang telah dilakukan meliputi
efektivitas, efisiensi, dan relevasi
strategi yang diterapkan, aktivitas
44
pembelajaran serta mengembang-
kan tindakan selanjutnya.
TAHAPIV PELAKSANAAN
TINDAKAN:
SIKLUSII
1. Perencanaan • Identifikasi mas al ah dan
penetapan alternatif pemecahan
masalah.
• Pengembangantindakan
• Pelaksanaan tindakan II 2. Tindakan
Pengumpulan data tindakan,
meliputi:
• Kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran yang 3. Pengamatan
diterapkan.
• Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
• Aktivitas guru selama
pembelajaran
1. Ret1eksi Evaluasi tiadakan II
45
G. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalan penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
1. Pemahaman siswa terhadap konsep redoks akan meningkat dengan
penerapan pembelajaran kooperatifmetode Group Investigation.
2. Aktivitas siswa terhadap konsep redoks akan meningkat dengan penerapail
pembelajaran kooperatifmetode Group Investigation.
3. Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatifmetode Group
Investigation adalah positif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang penulis gunakan dalam ini merupakan paduan
antara konsepsi penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif dengan data utama
yang diambil dari narasumber dari basil tes dan basil analisis bagaimana siswa
menyelesaikan tes tersebut, disamping data penunjang lainnya yaitu data basil
pengamatan dan penyebaran tes. Adapun format yang penulis gunakan dalam
penelitian ini mengikuti format penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan
kecenderungan terbesar mengikuti format penelitian format penelitian kuantitatif.
A. Objek
Jenis-jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian Penerapan
Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation Untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Redoks terdiri dari Aktivitas Belajar
Siswa, Pemabaman Konsep Siswa dan Respon Siswa terbadap pembelajaran
kooperatif dengan metode Group Investigation.
B. Setting/Subjek Penelitian
Setting atau lokasi Penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah MA. As
Asyafi'iyah 01 JI. Masjid al Barkah No. 17 Balimatraman Tebet Jakarta
Selatan. Kelas X dengan jumlah 28 siswa, pada mata pelajaran kimia pokok
bahasan Reaksi reduksi Oksidasi (Redoks) semester II Tahun Pelajaran
2007/2008.
C. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif, guru merupakan
mitra kerja, dimana posisi guru sebagai observer dan pengamat. Sedangkan
penelitian bertindak sebagai praktisi penelitian. Sebingga pada proses
46
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perangkat tes,
lembar observasi aktivitas siswa dan angket respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran.
Dalam menyusun instrumen penelitian berupa soal tes, tahapan
tahapan yang penulis ambil dalam prosedur penyusunan instrumen ini adalah
sebagai berikut:
1. Menelaah kurikulum dan buku pelajaran agar dapat ditentukan ruang
lingkup pertanyaan terutama materi pelajaran baik luas maupun
kedalamannya.
2. Merumuskan tujuan instruksional khusus.
3. Membuat kisi-kisi soal.
4. Menyusun atau menulis soal-soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat.
dalam menulis soal, mengikuti aturan-aturan yang berlaku.
5. Membuat dan menentukan kunci jawaban soal.
Keberhasilan dalam mengungkapkan hasil dari pioses belajar siswa
sebagaimana adanya sangat bergantung pada kualitas alat penilaian,
disamping pada cara pelaksanaannya. Suatu alat penilaian dikatakan
mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memenuhi dua ha!, yakni
ketepatan untuk mengukur apa yang diukur (validitas) dan keajegannya dalam
mengukur relatiftidak berbeda (reliabilitas)
Tes ujicoba dilakukan untuk mengetahui apakah tes telah memenuhi
syarat tes yang baik yakni memenuhi syarat validitas dan reliabilitas,
disamping mer.getahui puk taraf k~suka:an.
a. Uji Validitas
Suatu tes belajar dikatakan baik jika tes belajar tersebut memiliki
validitas. Valid dapat diartikan tepat, shahih atau abash. Sebuah tes
47
dikatakan valid jika tes tersebut dapat secara tepat mengukur apa yang
seharusnya diukur. 1
Perhitungan validitas instrument dapat menggunakan perhitungan
koefisien korelasi antara skor butir soal dengan skor totas tes.2
Keterangan: Koefisien korelasi antara skor butir dengan skor
total
:Lx,2 = Jumlah kuadrat deviasi skor dari x, 2
Ix, 2 = Jumlah kuadrat deviasi skor dari x, 2
L x,x, = Jumlah kuadrat deviasi skor dari x,x,
b. Uji Reliahilitas
h.45
Reliabilitas alat penelitian adalah ketepatan atau keajegan alat
tersebut dalam menilai yang dinilai, artinya kapanpun alat penilaian
tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Uji
reliabilitas yang digunakan adalah menggunakan rumus Cronbach Alpha. 3
r. =(-k )(1 " k-l
Keterangan: r;; = Koefisien reliabilitas tes
k = jumlah butir
s;2 = varians skor tiutir
s? = v arians skor total.
1 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000),
2 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. I 06
48
c. TarafKesukaran
Dalam menyusun soaljenis uraian (essay) hendak memperlihatkan
pula tingkat kesukaran soal. Cara melakukan analisis untuk menentukan
tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: 4
Keterangan: I
I=~ N
Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir
so al
N = Banyaknya s1swa yang memberikan soal yang
dimaksudkan.
Kriteria indeks kesulitan soal adalah:
0 0,30 = soal kategori sukar
0,31 - 0,70 = soal kategori sedang
0,71 - 1,00 = soal kategori mudah
E. Metode Dan Rancangan Siklus Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian
tindakan yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal dengan
classroom action research (CAR). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam
penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan beberapa siklus, dimana
menurut Kurt Lewintiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya:5
I. Perencanaan (Planning).
2. Tindakan (Acting)
3. Pengamatan (Observation)
4. Refleksi (Reflecting)
4 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Be/ajar Menf<a}ar, (Bandung: Rosdakarya.
49
Model pembelajaran yang akan diterapkan dalam penelitian ini
adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI), yang
bertujuan untuk meningkatkan Pemahaman siswa terhadap konsep redoks.
Adapun rancangan/desain siklus dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
I. Fokus Masalah
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan
diterapkannya pembelajaran kooperatif dengan metode group
investigation (GI) dapat meningkatkan pemahaman siswa pada konsep
reaksi redoks.
2. Hasil yang diharapkan
Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dengan diterapkannya
pembelajaran kooperatif dengan metode group investigation (GI) dapat
meningkatkan pemahaman siswa dan akrivitas siswa pada konsep reaksi
redoks.
3. Solusi Masalah
Dengan diterapkannya pembelajaran kooperatif dengan metode group
investigation (GI) dapat meningkatkan pemahaman siswa dan aktivitas
siswa pada konsep reaksi redoks serta mendapatkan respon positif dari
perapan metode tersebut .
4. Indikator Pencapaian
Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian ini adalah:
a. Aspek kognitif
I) Meningkatnya rata-rata hasil belajar dengan menggunakan model
· pembelajaraR.her~asarkan masalah dalan1 pembelajaran se':iesar
75.
2) Adanya peningkatan pemahairran s1swa terhadap konsep laju
reaksi melalui tes hasil belajar siswa berdasarkan ketuntasan
belajar, yaitu 75%. """ 'T'"_J_1_ __ 1_1_
b. Aspek Psikomotor
!) Terjadinya interaksi dalam proses pembeiajaran
2) Adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
3) Situasi belajar yang menyenangkan
5. Prosedur Penelitian
a. Analisis kebutuhan
!) Wawancara guru
2) Kuisioner siswa
b. Siklus I
I) Perencanaan Tindakan
50
a) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran pada sub pokok
bahasan tentang konsep redoks.
b) Menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar
obesrvasi terhadap proses belajar yang telah ditetapkan.
2) Pelaksanaan Tindakan
Sebelum dilaksanakan tindakan, maka terlebih dahulu
dilakukan observasi terhadap kesiapan siswa untuk mengikuti
pelajaran melalui tanya jawab di kelas dan kesiapan piranti yang
akan digunakan daam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
skenario yang direncanakan adalah sebagai berikut:
a) Penyampain konsep redoks melalui demonstrasi dikelas.
Sebagai pendahuluan guru melakukan demontrasi tentang
peristiwa redoks yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
b) Pehksanaan metode group investigation (GI). Dimana siswa
dihadapkan pada suatu topik, siswa diminta mdakukan
investigasi terhadap topij tersebut untuk memecahkan
masalah dalam topik tersebut. Kemudian siswa diminta
untuk menganalisis dan membuat laporan dari hasil
-in,1Pct1o::ic1 v::ino rllcl::in::tt clHn sete1ah it11 dlnresentasikan
51
3) Observasi dan Evaluasi
Observasi dilalrnkan selama proses belajar mengajar untuk
memantau ajtivitas siswa dan aktivitas guru. Sedangkan evaluasi
dilakukan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap
konsep redoks. Melalui lembar kerja siswa dan evaluasi pada
akhir siklus.
4) Refleksi
Hasil observasi dan evaluasi tersebut selanjutnya
digunakan untuk melakukan refleksi, sampai sejauh mana
kegiatan yang elah dilakukan dapat meningkatkan pemahaman
dan penguasaan siswa terhadap redoks.
c. Siklus II
Tahapan kegiatan yang dilakukan pada siklus II sama seperti
yang dilakukan pada siklus I, hanya saja pada siklus II dilakukan
perbaikan-perbaikan tindakan guna mencapai ketntasan yang
diinginkan. Adapun tahapan dari siklus II adalah sebagai berikut:
I) Perencanaan kegiatan pembelajaran siklus II
a) Membuat desain rencana pembelajaran dengan model group
investigation (GI) di kelas, mekanisme observasi dan tes.
b) Menyusun alat evaluasi berupa tes hasil belajar, lembar
obesrvasi terhadap proses belajar yang telah ditetapkan.
2) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
skenario yang direncanakan adalah sebagai berikut:
a) Penyarr:pain knnsep redoks me!~lui dtmons:rasi dikelas
tentang peristiwa redoks yang ada dalam kehidupan.
b) Pelaksanaan metode group investigation (GI). Dimana siswa
dihadapkan pada suatu topik, siswa diminta melakukan
investigasi terhadap topik tersebut. Kemudian siswa diminta
52
3) Observasi dan evaluasi
Pencatatan aktivitas guru dan siswa pada siklus II melalui
lembar observasi dan catatan lapangan, serta pemberian tes
evaluasi belajar siklus II.
4) Refleksi
Refleksi pada siklus II ini merupakan pengevaluasian dari
hasil pembelajaran siklus II untuk mendapatkan kesimpulan
guna tercapainya pembelajaran yang baik dan efektif.
Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1. Desain Penelitian
SIKLUSI
Permasalahan Kurangnya
Pemahaman Siswa tentang redoks
Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Pengamatan/ pengumpulan
data
Retleksi I
SIKLUSII
Permasalahan baru basil Retleksil
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Pengamatan/ pengumpulan
data
Retleksi II
53
E. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik yang digunakan dalarn pengumpulan data yakni
observasi, menyebarkan tes, dan angket.
1. 0 bservasi
Dalarn penelitian ini penulis melakukan observasi selarna proses
belajar mengajar berlangsung di kelas. Observasi ini dilakukan oleh guru
mitra berdasarkan pedoman observasi pada setiap siklus, baik siklus I
maupun siklus II. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
mengenai aktivitas siswa selarna proses pembelajaran. Pedoman observasi
yang digunakan dalarn mengumpulkan data aktivitas siswa adalah daftar
eek.
2. Menyebarkan tes
Butir-butir tes yang di seleksi sebagai tes yang baik dari hasil tes
uji coba tes berupa soal essai, kemudian disebarkan atau diberikan kepada
subjek pada penelitian sebenamya.data-data maupun informasi yang
didapat dari hasil penyebaran tes ini digunakan untuk mengetahui
pemaharnan siswa tentang konscp redoks. Siswa diberikan tes setelah
kegiatan pembelajaran selesai dan tes yang diberikan berupa tes soal
essai.
3. Angket
Untuk mendapatkan data tentang respon siswa terhadap proses
pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan kuesioner/angket.
Angket yang diberikan adalah angket s1swa yang diberikan setelah
pembelajaran selesai
.F. Teknik Analisis Data
Menurut Patton seperti dikutip Dr. Lexy Moleong bahwa analisis data
adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalarn suatu
soal pola, kategori dan satuan uraian dasar.6 Untuk memperoleh data yang
54
diperlukan untuk menjawab permasalahan di atas, maka data yang sudah ada
dalam instrument penelitian diolah sesuai dengan kebutuhan analisis.
Guna pengolahan dan analisis data yang diperoleh dari hasil tes,
dengan menggunakan teknik perhitungan prosentase. Untuk memudahkan
dalan1 mengolah dan menganalisis data serta membuat tafsiran, penulis
menyusun data yang diperoleh dalam bentuk tabel, sehingga penggunaan data
yang diperlukan menjadi lebih mudah dan penulis dapat membuat tafsiran
permasalahan yang diajukan.7
1. Data pemahaman konsep
Data pemahaman konsep yang diperoleh dari hasil tes konsep yang
diberikan pada setiap akhir siklus, data dianalisis dengan teknik persentase
untuk menentukan arah konsepsi-konsepsi siswa mengenai redoks
kemudian data ditabulasikan.
2:: Nilai :<: 6,5 Ketuntasan = x 100%
Jumlah Siswa
2. Data observasi aktivitas siswa
Data hasil observasi pengelolaan pembelajaran berupa daftar eek
untuk mengamati aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Aktivitas siswa akan dipresentasikan dalam bentuk
persentase berdasarkan jenis kegiatan yang berlangsung. Bilai siswa
melakukan jenis kegiatan yang ada pada daftar eek maka di eeklis pada
kolom. Jumlah eeklis pada kolom dihitung dan dibandingkan dengan
jumlah semua jenis kegiatan yang selanjutnya dapat dihitung persentase
tindakan menurut rumus:
% Tindakan Jum lah Cekli~" terlaksana x 1 OOO/o JumlahAspek
55
3. Data angket
Respon siswa dianalisis secara deskriptif dalam bentuk persentase
dan dikelompokkan pada kategori sangat setuju, setuju, tidak setuju,
sangat tidak setuju.
G. Tahapan Perencanaan Kegiatan
Tahap penelitian ini dimulai dengan tahap prapenelitian yang akan
dilanjutkan dengan siklus 1, setelah melakukan analisis dan refleksi pada
siklus 1 penelitian akan dilanjutkan dengan siklus 2 dan seterusnya.
Adapun tahapan penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan
digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.2. Tahapan Penelitian Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Pendahuluan
1 Observasi ke MA. As Syafi'iyah Tebet Jakarta Selatan 2 Mengurus surat izin penelitian 3 Membuat instrumen penelitian 4 Menghubungi kepala sekolah 5 Wawancara terhadap guru mata pelajaran 6 Menentukan kelas subjek penelitian 7 Memberi pretest pada kelas subjek penelitian untuk mengetahui skor
pemahaman siswa. 8 Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian 9 Mensosialisasikan pembelajaran agama dengan menggunakan media CD
pada siswa yang menjadi subjek penelitian
-
56
Tabel 3.3. Tahap Penelitian Siklus I
Tahap Perencanaan
1. Menyiapkan kelas tempat penelitian 2. Membuat rencana pengajaran 3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator 4. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan 5. Menyiapkan lembar observasi s1swa dan guru, dan catatan
lapangan serta keperluan observasi lainnya 6. Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan 7. Menyiapkan soal akbir siklus
Tahap Pelaksanaan
1. Menyampaikan langkah-langkah menggunakan OHP pada siswa 2. Guru menjelaskan pentingnya belajar dan bekerja dalam
kelompok serta menjelaskan staregi belajar dalam pembelajaran materi redoks.
3. Guru mengidentifikasikan sub pokok bahasan 4. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 7 siswa yang
heterogen 5. Siswa belajar, melakukan perencanaan kooperatif, dan melakukan
investigasi untuk menjawab masalah yang dihadapi (tugas kelompok).
6. Guru membimbing siswa dalam melakukan investigasi. 7. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi
dan membuat kesimpulan dari basil investigasi. 8. Presentasi tiap kelompok 9. Penil&ian ha:;il tes siklus 1 10. Dokumentasi
Tahap Pengamatan
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadao siswa dan =· mencatat semua
"' -~ t"' ~
"' --
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8.
1. 2.
3. 4. 5.
57
Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus 1 yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.
Tabel 3.4. Tahap Penelitian Siklus II
Tahap Perencanaan
Menyiapkan kelas tempat penelitian (laboratorium komputer) Membuat rencana pengajaran Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan lapangan serta keperluan observasi lainnya Menyiapkan soal latihan dan PR pada setiap pertemuan Menyiapkan soal akhir siklus Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan
Menyampaikan langkah-langkah menggunakan media CD pada siswa Guru menjelaskan pentingnya belajar dan bekerja dalam kelompok serta menjelaskan staregi belajari dalam pembelajari materi redoks. Guru mengidentifikasikan sub pokok bahasan Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 7 siswa yang heterogen Siswa belajar, melakuakan perencanaan kooperatif, dan melakukan investigasi untuk menjawab masalah yang dihadapi (tugas kelompok).
6. Guru membimbing siswa dalam melakukan investigasi. 7. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi dan
membuat kesimpulan dari basil investigasi. 8. Presentasi tiap kelompok 9. Penilaian hasil tes siklus 2 10. Mewawancarai guru dan siswa
58
Tahap Pengamatan
Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan.
Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus 2 yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya.
H. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi yang diharapkan oleh penulis meliputi:
I. Peningkatan pemahaman siswa pada konsep redoks, yang dapat terlihat
dari kemampuan mereka untuk memecahkan permasalahan yang diberikan
baik secara kelompok maupun secara individual.
2. Peningkatan aktivitas belajar mengajar di dalam kelas pada konsep redoks.
3. Respon positif siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif tipe
group investigation (GI).
I. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Data
Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan
yaitu pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang sudah terkumpul.
Data yang sudah terkumpul berupa hasil wawancara, hasil skor pemahaman
belajar, hasil observasi, hasil tes siswa dan catatan lapangan. Semua data di
analisis dengan menggunakan :malisis deskriptif.
Tahap analisis data dimulai dengan membaca keseluruhan data yang
ada dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data, menyusunnya
dalam satuan-satuan, dan mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa
kalimat-kalimat dan aktivitas-aktivitas siswa diubah menjadi kalimat yang
59
terjadinya peningkatan pemahaman yang terlihat dari hasil pengamatan dan
hasil tes yang menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai
rencana dan siswa memperlihatkan peningkatan pemabaman yang tinggi
dalam belajar redoks dan skor pemahaman menunjukkan angka yang
signifikan serta basil tes menunjukkan 60% dari jumlah siswa kelas subjek
penelitian mendapatkan nilai ~ nilai rata-rata tes keseluruban.
J. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan
oleb peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang dimiliki
tahapan-tahapam dalam tiap siklusnya. Tabapan tersebut meliputi
perencanaan, tindakan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi.
Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan siklus dalam penelitian ini sama
seperti prosedur yang digunakan pada siklus awal atau siklus ke-1, yakni
perencanaan perbaikan, tindakan perbaikan, pengumpulan data dan refleksi
data basil pelaksanaan tindakan perbaikan. Bila dari siklus ke-2 telah
mencapai basil yang diinginkan maka penelitian tidak perlu dilanjutkan ke
siklus ke-3, namun bila hasil yang diinginkan belum tercapai maka penelitian
harus dilanjutkan ke siklus berikutnya.
Penelitian tindakan kelas ini mengambil tempat di MA. As Syafi'iyah
01 Tebet Jakarta Selatan. Sebelurn dilaksanakan penelitian, peneliti terlebih
dabulu melakukan analisis kebutuhan berdasarkan analisa kebutuhan dapat
diketahui keadaan siswa dan cara belajar guru sebelum menggunakan model
pembelajaran kooperatiftipe group investigation.
1. Observasi awal proses !Jembela~aran
Dari basil observasi awal proses pembelajaran didapatkan
informasi bahwa:
a. Guru tidak menjelaskan kepada siswa indicator pembelajaran sebelum
kegiatan belajar mengejar dimulai.
60
c. Alat bantu yang digunakan yaitu tidak menggunakan alat bantu
kecuali menulis di whiteboard.
d. Pada kegiatan belajar mengajar siswa disamping memperhatikan siswa
bertanya apabila di minta oleh guru.
e. Pada kegiatan belajar mengajar guru lebih banyak memberikan
informasi.
f. Dalam memberikan kesimpulan, guru meminta s1swa untuk
menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dibicarakan saat itu.
Dari hasil observasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa guru
bidang studi kimia dalam menyampaikan konsep-konsep pelajaran
menggunakan metode ceramah, minat dan motivasi siswa sangat kecil
untuk mempelajari konsep-konsep kimia. Akibatnya pencapaian hasil
belajar siswa pada mata pelajaran kimia kurang memuaskan.
2. Wawancara dengan siswa
Wawancara dengan siswa dlakukan secara acak pada siswa kelas
X untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap pembelajaran yang
selama ini telah mereka lakukan. Dari hasil wawancara dengan beberapa
siswa didapatkan data sebagai berikut:
a. sebagian besar dari mereka merasa kesulitan dalam mempelajari
konsep-konsep kimia.
b. Mereka berpendapat bahwa penjelasan mengenai konsep kimia
yang disampaikan oleh guru bidang studi kurang jelas sehingga
mereka sulit untuk memehami konsep tersebut.
c. Selain itu mereka juga merasa bosan dengan metode yang
<iigunakan oleh guru bidang sturli dalam menyampaikan konsep
pelajaran kimia.
d. Mereka merasa kurang termotivasi untuk mempelajari pelajaran
kimia, mereka menganggap bahwa kimia adalah pelajaran yang
sulit.
n~ri hH,jl WHWHnr.nra c\en<rnn SISWa danat ditarik kesimnulan
61
kimia, kurang termotivasi dan merasa bosan dengan penyampaian konsep
kimia dengan metode ceramah.
Berdasarkan hasil analisis keadaan di atas, maka peneliti
memandang perlu untuk meggunakan metode pembelajaran lain selain
metode ceramah untuk membuat suasana belajar menjadilebih menarik
bagi siswa sehingga dapat membuat mereka termotivasi dan berminat
utnuk mempelajari mata pelajaran kimia dengan lebih antusias, selain juga
untuk meningkatkan pemahaman mereka terhadap konsep-konsep kimia
yang diajarkan. Oleh karenanya peneliti mengusulkan penggunaan
pendekatan pembelajaran kooperatif dengan metode pembelajaran group
investigation (GI) pada konsep redoks.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tindakan Yang Dilakukan
I. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat acuan program pembelajaran
berupa RPP, skenario pembelajaran, membuat Lembar Kerja Siswa
(LKS) individu dan kelompok, membuat lembar observasi dan soal
soal tes reaksi Redoks dengan menerapkan metode pembelajaran
kooperatif Group Investigation pada pokok bahasan Reaksi Redoks.
Pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan, dengan pertemuan
pertama, kedua dan ketiga berlangsung selama 80 menit. Pertemuan
pertama, menjelaskan tentang metode Group Investigation, siswa
membentuk kelompok melakukan investigasi, menganalisis,
mengevaluasi dan membuat laporan hasil investigasi. Pertemuan
kedua dan pertemua ketiga, untuk masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil investigasinya.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan pertama, kegiatan pembelajaran ditekankan adalah
kegiatan melakukan investigasi terhadap suatu masalah secara
berkelompok dengan menerapkan pembelajaran yang digunakan
adalah pembelajaran kooperatif metode Group Investigation. Kegiatan
pembelajaran dimulai dengan peneliti memaparkan tujuan
pembelajaran kepada siswa dan menjelaskan beberapa indikamr yang
harus dicapai oleh siswa. Setelah itu, peneliti melakukan apersepsi
berupa demonstrasi pembakaran lilin yang menghasilkan api,
kemudian llilin tersebut ditutup dengan gelas hingga api pada lilin '
mati. Hal ini dilakukan untuk memoti'vasi dalam mempelajari pokok
63
api pada lilin membutuhkan oksigen sama pada reaksi oksidasi yang
membutuhkan oksigen.
Pembelajaran dilanjutkan dengan pemberian penjelasan
tentang metode Group Investigation agar siswa dapat memabami apa
saja yang akan dilakukan pada saat pembelajaran. Peneliti membagi
siswa dalam lima kelompok dan memberikan subtopik-subtopik yang
akan dibabas di antaranya perkembangan redoks berdasarkan
pelepasan dan penerimaan oksigen, perkembangan redoks berdasarkan
pelepasan dan penerimaan elektron, perkembangan redoks
berdasarkan penurunan dan peningkatan bilangan oksidasi, konsep
bilangan oksidasi. Setelab itu, peneliti meminta siswa untuk
melakukan investigasi terhadap subtopik pembabasan pada buku~buku
yang telah siswa siapkan melalui berbagai sumber kemudian
mendiskusikan sesuai dengan langkah-langkab Group Investigation.
Dimana siswa mengumpulkan sumber-sumber atau melakukan
investigasi pada subtopik yang siswa pilih, menganalisis hasil
pengumpulan sumber-sumber, mengevaluasi hasil analisis kemudian
membuat laporan hasil investigasi dalam bentuk transparansi yang
akan dipresentasikan dengan menggunakan OHP. Peneliti berkeliling
memberikan bimbingan kepada siswa dalam melakukan investigasi.
Pertemuan kedua, presentasi hasil investigasi yang dilakukan
dalam tiap kelompok dengan menggunakan OHP. Hal ini dilakukan
untuk mempermudab siswa dalam menjelaskan hasil investigasi.
Proses pelaksanaan pembelajaran dimulai dengan
rr.emerintahkaI' siswa untuk ber1<umpul •esuai dengan kelompoknva
dan peneliti menyiapkan OHP untuk presentasi. Peneliti memberikan
15 menit kepada tiap kelompok untuk melakukan presentasi dengan
pembagian 5 menit untuk menjelaskan hasil investigasi dan I 0 menit
untuk pertanyaan.
64
saat menjelaskan kelompok pertama dalam mempresentasikan hasil
investigasinya terlihat agak kaku dan gugup. Hal ini dikarenakan
suasana kelas masih gaduh dan baru pertama kali mempresentasikan
hasil investigasi. Untuk mengatasi ini peneliti menenangkan siswa
dengan memerintahkan siswa untuk mendengarkan siswa lain yang
sedang presentasi dan mengingatkan siswa untuk mengisi Lembar
Kerja Siswa (LKS) individu.
Setelah kelompok penyaji selesai mempresentasikan hasil
investigasinya, kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab. Pada akhir
presentasi guru meluruskan dan memantapkan konsep materi yang
siswa lakukan selama kegiatan penyelidikan agar tidak terjadi
miskonsepsi mengenai materi pelajaran.
Pada pertemuan ketiga, proses pembelajaran dilanjutkan
dengan tugas latihan kelompok dengan metode Group Investigation.
Pemilihan topik atau nomor soal kelompok dilakukan dengan
pengundian. lima topik sesuai dengan topik sebelumnya hanya tiap
kelompok belum tentu sama dengan topik sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk memberi pemahaman lebih dalam tentang konsep
redoks. Peneliti menjelaskan tugas kelompok, tugas tersebut yaitu
mencari informasi dari berbagai sumber mengenai topik-topik yang
dipilih, melakukan analisis terhadap hasil investigasi, mengevaluasi
dan membuat laporan investigasi berupa jawaban soal.
Setelah selesai, tiap kelompok diminta untuk mempresen
tasikan hasil investigasi. Kegiatan presentasi ini sudah sedikit lebih
baik clibandingkan d;!ngi:n preser.tasi p:ida peiiemuan 3ebelur.mya.
Penemuan konsep-konsep seperti reduksi dan oksidasi pada setiap
perkembangannya serta konsep bilangan oksidasi sudah tertanam di
dalam benak siswa yang diperoleh melalui kegiatan investigasi. Hal
ini terlihat dari penjelasan-penjelasan siswa ketika melakukan ___ 1
65
bermunculan. Sebelum pembelajaran berakhir, peneliti mengumum
kan kelompok terbaik pada beberapa pertemuan
Untuk mengukur pemahaman konsep siswa, maka dilakukan
evaluasi yang berupa tes pemahaman konsep. Tes ini dilakukan pada
pertemuan ke empat. Selama tes berlangsung siswa tampak serius
mengerjakan soal-soal yang diberikan.
c. Tahap Pengamatan
Pelaksanaan obeservasi dilakukan untuk mengetahui
ketercapaian pada setiap kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Secara
umum aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II terekam
dalam lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.
I) Hasil Observasi
Hasil observasi terhadap proses kegiatan belajar mengajar
dengan menggunakan metode group investigation (GI) pada
konsep redoks memberikan hasil yang cukup baik, baik terhadap
aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Rata-rata aktivitas guru
pada pertemuan pertama sampai ketiga mencapai 78,6%.
Sedangkan aktiivitas siswa selama siklus I mencapai 55%.
Pertemuan pertama, aktivitas guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah 71.4% dan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran adalah 52,8%. Hal ini dikarenakan keadaan belum
teratur sehingga suasana kelas menjadi ramai. Salah satu
penyebabnya para siswa masih melakukan penyesuaian pada
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti yaitu pembelajaran
1<ooperatif Group In,,estigation. Pad:t p:!mbefojaran ini siswa
dikelompokkan sedangkan pembelajaran yang dilakukan
sebelumnya adalah selajar secara individual.
Ketika siswa berkumpul secara berkelompok para sISwa
tampak antusias dalam mengerjakan LKS kelompok untuk
66
yang harus dilakukan setelah melakukan investigasi yang mereka
kaji pada beberapa sumber. Hal ini bisa dipaltami karena para
siswa tampaknya masih menyesuaikan diri terhadap model
pembelajaran yang diterapkan, yang sebelumnya belum pemah
mereka alami. Bersama-sama dengan guru mitra peneliti
membimbing siswa kelompok demi kelompok terutama dalam
kegiatan menganalisis hasil investigasi.
Pada saat membimbing kegiatan siswa, peneliti, guru mitra
dan observer juga melakukan observasi terhadap aktivitas siswa.
Secara umum setiap siswa tampak mengambil peran dalam
kegiatan kelompok. Yang cukup menonjol adanya peningkatan
aktivitas siswa pada saat diskusi. Siswa terlihat lebih banyak mau
berbicara dibandingkan sebelum menerapkan pembelajaran
kooperatif. Hal ini dapat dimengerti karena peneliti menganjurkan
agar anggota kelompok secara bergantian memberikan masukan
berupa pendapat.
Pertemuan kedua, aktivitas guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah 78.6% dan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran adalah 54,8%. Waktu yang tersedia dua jam
pelajaran ini digunakan untuk melakukan presentasi tiap kelompok.
Aktivitas siwa tidak jauh berbeda dengan pertemuan sebelumnya.
Hanya saja siswa tampak lebih siap sehingga proses pembeajaran
berjalan lebih lancar. Pada saat kelompok pertama melakukan
presentasi, presentasi berlangsung kurang menarik. Selain pada
kelompok ter~ebut masih terlihat kaku dalarn merr.presentasikai'
hasil investigasinya. Disamping itu, banyak siswa yang sibuk
dengan kegiatannya masing-masing, seperti becanda, sibuk
menyiapkan presentasi kelompoknya, dan membicarakan hal-hal
diluar pelajaran. Dalam ha! ini, peneliti mengingatkan siswa untuk
67
Setelah kelompok penyaji selesai mempresentasikan hasil
investigasinya, kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab. Sebagian
siswa masih terlihat pasif, hanya beberapa siswa yang bertanya.
Pada akhir presentasi peneliti meluruskan dan memantapkan
konsep materi yang siswa dapatkan selama kegiatan investigasi. Ini
dilakukan agar tidak terjadi miskonsepsi mengenai materi
pelajaran.
Pertemuan ketiga, aktivitas guru dalam kegiatan
pembelajaran adalah 85. 7% dan aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran adalah 57.3%. Pada pertemuan ini siswa melakukan
pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation pada soal
redoks. Disini siswa melakukan investigasi untuk menjawab soal
yang diberikan. Siswa tampak lebih siap dibanding pertemuan
yang lalu. Hal ini dikarenakan siswa sudah menyesuaikan diri
terhadap model pembelajaran yang diterapkan dan memiliki
pengalaman pada pembelajaran sebelumnya.
Setelah melakukan investigasi, tiap kelompok diminta
untuk mempresentasikan hasil investigasi. Kegiatan presentasi ini
sudah sedikit lebih baik dibandingkan dengan presentasi pada
pertemuan sebelumnya. Penemuan konsep-konsep seperti reduksi
dan oksidasi pada setiap perkembangannya serta konsep bilangan
oksidasi sudah tertanam di dalam benak siswa yang diperoleh
melalui kegiatan investigasi. Hal ini terlihat dari penjelasan
penjelasan siswa ketika melakukan presentasi atau menjawab soal
yaf1g diberikan. Pada termil'. tanya jawa':l, insiatif siswa •mtuk
mengeluarkan pendapat dan menjawab pertanyaan sudah mulai
bermunculan. Pada saat peneliti mengumumkan kelompok terbaik
pada beberapa pertemuan, terlihat s1swa begitu senang
mendengarkan pengumuman ini.
68
2) Hasil Tes Belajar
Berdasarkan tes yang telah dilakukan pada siklus I diperoleh
hasil ketuntasan rata-rata belajar siswa sebesar 57.2%, dan 12
orang siswa masih memiliki nilai dibawah 75 dengan minimal
yang diperoleh siswa sebesar 55. Sedangkan nilai rata-rata kelas
diperoleh 74.6, sehingga pada siklus I belum mencapai indikator
keberhasilan yaitu 85% dari jumlah siswa mendapatkan skor 2: 75
nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Oleh karena itu penelitian
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
d. Tahap Refleksi
Secara keseluruhan proses pembelajaran di siklus I mengarah
pada hasil yang lebih baik dari tiap pertemuannya. Dengan kegiatan
yang dipilih dan semakin mantapnya pemahaman peneliti mengenai
pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif Group Investigation
memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Pembentukan
konsep materi pelajaran sudah tampak selama proses pembelajaran
dan dapat dilihat selama kegiatan presentasi kelompok.
Pada siklus I terjadi peningkatan pemahaman konsep s1swa
setelah diterapkannya pembelajaran koperatif Group Investigation.
Namun ketuntasan belajar siswa belum tercapai. Hal tersebut
menyebabkan diperlukan perbaikan dalam proses pembel~jaran agar
pemahaman konsep kimia siswa dan ketuntasan belajar siswa
meningkat.
KegiataP yang dipilih dalam siklns pertama merupakan ha!
yang sama sekali barn bagi siswa. Sehingga di dalam pelaksanaannya
ditemukan sejumlah kendala yang dihadapi. Kendala tersebut antara
lain adalah siswa masih memerlukan bimbingan dari peneliti untuk
mengeluarkan pendapat atau gagasan secara langsung di kelas. Selama
69
antar siswa. Siswa juga masih kurang mempedulikan pendapat siswa
lainnya yang sedang memberi penjelasan.
Salah satu unsur yang mendukung keberhasilan kerja
kelompok dalam pembelajaran kooperatif adalah komunikasi antar
anggota. Unsur ini menghendaki agar para siswa dibekali dengan
keterampilan berkomunikasi. Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat
bahwa komunikasi antar kelompok kurang berjalan dengan baik.hal
ini tentunya akan menghambat kerja kelompok untuk mencapai hasil
belajar maksimal. Hal ini disebabkan peneliti masih kurang
memberikan petunjuk kepada siswa tentang cara belajar kelompok
yang baik termasuk keterampilan sosial yang perlu diterapkan dalam
belajar kelompok.
Kesimpulan umurnnya sebagai refleksi pada siklus perama ini
adalah bahwa secara keseluruhan kegiaan pembelajaran yang sudah
dilakukan dengan pembelajaran koopreratif teknik Group
Investigation sudah baik, hanya saja kurang optimal. Dalam ha! ini
keterbatasan waktu dan masih minimnya siswa yang mengajukan
pertanyaan atau pendapat secara langsung di kelas, kalaupun ada
hanya pada siswa tertentu saja. Tidak lebih dari 5 siswa yang
mengajukan pertanyaan dalam setiap pertemuannya.
Dari kesimpulan tersebut, maka penelitian ini perlu dilanjutkan
dengan siklus ke dua dengan sejumlah perbaikan-perbaikan. Perbaikan
yang akan dilakukan antara lain:
I) Perlu memperhatikan lagi peraturan waktu dalam pelaksanaan
pembelajaran ag'll' pemanfaatan wakti1 dalam KBM leb!h
efisien.
2) Guru lebih mengintensifkan kegiatan presentasi kelompok,
sehingga diharapkan tidak ada lagi siswa yang sibuk dengan
aktivitasnya sendiri ketika presentasi berlangsung.
70
Pembentukan konsep materi yang diperoleh siswa selama
proses pembelajaran di siklus pertama merupakan modal dasar bagi
siswa untuk mengembangkan pengetahuannya pada siklus ke dua.
Diharapkan kegiatan pembelajaran di siklus ke dua akan lebih optimal.
2. Siklus II
Siklus II ditekankan pada perbaikan dan penyempurnaan terhadap
hal-hal yang dianggap kurang pada siklus I. Pada siklus II ini lebih
diarahkan pada optimalisasi proses pembelajaran untuk meningkatkan
pemahaman konsep kimia siswa yang mnegacu kepada siklus I. Siklus II
dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan pada bahan sub pokok bahasan
autoredoks, tata nama IUP AC dan aplikasi redoks dalam kehidupan
sehari-hari. Adapaun tahapan-tahapannya sebagadai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Mengacu pada proses pembelajaran pada siklus pertama, maka
rencana yang disepakati oleh peneliti dan guru mitra untuk siklus
kedua adalah mencoba memperbaiki kekurangan-kekurangan yang
terjadi pada siklus pertama yaitu (1) dengan memberikan penjelasan
dalam kelompok kepada siswa tentang pentingnya kerjasama dalam
kelompok; (2) mengendalikan kelas dengan baik agar tidak terjadi lagi
siswa yang mengobrol dan bermain-main pada proses kegiatan
berlangsung; (3) meningkatkan pemahaman siswa dilihat dari aktivitas
dan hasil belajar pada konsep redoks dengan sub konsep autoredoks,
oksidator dan reduktor, tata nama !UP AC dan aplikasi redoks dalam
kehidupan sehari-hari; ( 4) siswa mampu menyajikan hasil investigasi
dengan baik dan benar.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan keempat, proses pembelajaran dimulai dengan
memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa agar siwa dapat
mten<Yetahni ana van2:a harus dicaoai dari proses pembelajaran
72
pelajaran. Diakhir pertemuan, peneliti mengumwnkan kelompok
terbaik pada pertemuan ini.
Pertemuan keenam, proses pembelajaran dilanjutkan dengan
tugas latihan kelompok dengan metode Group Investigation. Peneliti
menjelaskan tugas kelompok, tugas tersebut yaitu mencari informasi
dari berbagai sumber mengenai topik-topik yang dipilih, melakukan
analisis terhadap hasil investigasi, mengevaluasi dan membuat laporan
investigasi berupa jawaban soal.
Setelah selesai, tiap kelompok diminta untuk mempresen
tasikan hasil investigasi dilanjutkan dengan termin tanya jawab.
Diakhir pertemuan peneliti memngumumkan kelompok terbaik dan
memberikan kuisioner tetang respon siswa terhadap metode
pembelajaran.
c. Tahap Pengamatan
I) Hasil Observasi
Dalam pelaksanaan kegiatan/aktiitas guru dan s1swa
selama siklus II meningkat dengan rata-rata aktivitas guru sebesar
97.6% dan aktivitas siswa sebesar 70%. Pada pertemuan keempat,
para siswa kelihatan lebih aktif. Hal ini bisa dipahami karena
siswa sudah menyesuaikan diri terhadap model pembelajaran yang
diterapkan dan telah memiliki pengetahuan konsep redoks pada
pertemuan sebelumnya. Pada saat melakukan investigasi aktivitas
siswa terlihat meningkat dibanding sebelumnya. Siswa kelihatan
lebih banyak mau memberikan tanggapan atau pendapat dari hasil
investigru:i yang jj da;Jat. Pada ::iroses ::iembelaj 1!"an ini, i:roses
melakukan investigasi terhadap topik permasalahan lebih cepat
dibanding pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan siswa telah
memiliki pengetahuan konsep redoks pada pertemuan sebelumnya.
Pada pertemuan kedua, waktu yang tersedia dua Jam
73
dengan presentasi pada pertemuan sebelumnya. Penemuan
penemuan konsep-konsep seperti oksidator, reduktor, autoredoks
dan lain sebagainya sudah tertenam di dalam benak siswa yang
diperoleh melalui kegiatan investigasi dan yang berkaintan dengan
konsep redoks sebelumnya telah dibahas. Hal ini terlihat dari
penjelasan-penjelasan siswa ketika melakukan presentasi. Pada
saat termin tanya jawab, siswa terlihat lebih banyak mau
berbicara dalam mengeluarkan pendapat dan menjawab
pertanyaan dari kelompok lain. Siswa menjawab pertanyaan atau
menanggapi jawaban.
Pertemuan keenam, proses pembelajaran dilanjutkan dengan
tugas latihan kelompok dengan metode Group Investigation.
Aktivitas siswa kelihatan hampir sama pada pertemuan kelima.
Secara umum setiap siswa tampak mengambil peran dalam
kegiatan kelompok. siswa menjawab pertanyaan atau menanggapi
jawaban temannya secara bergantian pada suatu kelompok.
Kondisi ini sangat baik untuk menumbuhkan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran.
2) Hasil Tes Belajar
Berdasarkan tes yang telah diberikan pada siklus II diperoleh
hasil 4 orang siswa (14.3%) mendapat rentang nilai dibawah 65,
dan terdapat 25 orang siswa (85.7%) sudah mencapai ketuntasan
be I ajar mencapai nilai diatas 7 5. Sedangkan nilai rata-rata kelas
diperoleh 82.9, sehingga pada siklus II sudah mencapai indikator
keherhasil'll yaitu ~5% dari jPmlah si~wa m~ndapatkan skor lebih
dari 75 nilai rata-rata tes keseluruhan siswa. Dengan demikian
penerapan pembelajaran kooperatif group investigation (GI) dapat
meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari konsep
redo ks.
74
3) Hasil Respon
Setelah siklus II selasai dilaksanakan, maka peneliti
memberikan angket mengenai tanggapan siswa selama mengikuti
kegiatan pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
a) Siswa berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif tipe group
investigation (GI) adalah metode pembelajaran yang baru bagi
mereka dengan rata-rata 3 .3. Hal ini menunjukkan siswa setuju
dengan pemyataan tersebut.
b) Siswa merasa senang dengan pembelajaran kooperatif tipe
group investigation (GI), dengan rata-rata 3.3. Hal ini
menunjukkan siswa setuju dengan pemyataan tersebut.
c) Siswa merasa tertarik atau terlibat terhadap metode yang
digunakan guru dalam pembelajaran dengan rata-rata 3.2. Hal
ini menunjukkan siswa setuju dengan pemyataan tersebut.
d. Tahap Refleksi
Kesimpulan umum sebagai refleksi pada siklus kedua ini adalah
aktivitas siswa sudah menunjukkam keterampilan kooperatif dan telah
mencapai batasan indikator keberhasilan. Hal-ha! yang kurang dan
perlu diperbaiki dalam siklus I terlihat sudah ada penyempumaan.
Oleh karena itu penelitian ini dikatakan berhasil.
Hasil dari analisis dan evaluasi data pada siklus II, diperoleh
gambaran bahwa pembelajaran kooperatif tipe group investigation
(GI) efektif digunakan dalam proses belajar mengajar kimia pada
konsep laju reaksi, antara lain:
I) Pem,.hama11 siswa pada matP,ri red0ks 1:1eningl.:at.
2) Hasil belajar siswa telah mencapai indikator yang telah
ditetapkan oleh peneliti.
3) Siswa lebih aktif dalam pelaksanaan diskusi baik itu diskusi
dengan teman kelompok mereka juga berdiskusi dengan teman
75
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang
diperoleh dari aktivitas siswa yang dilakukan oleh siswa dan guru di dalam
kelas. Kegiatan siswa dan guru diteliti dengan menggunkan lembar observasi
dan kuisioner yang telah diuji validitasnya. Sama seperti lembar obeservasi
dan kuisioner, data hasil belajar siswa pun telah menjalani pengujian validitas
maupun reliabilitasnya.
Lembar observasi diisi saat kegiatan pembelajaran dilakukan. Lembar
observasi ini digunakan untuk merekam aktivitas yang terjadi selama kegiatan
pembelajaran dilangsungkan baik berupa aktivitas guru maupun aktivitas
siswa. Tes evaluasi diberikan untuk menguji pemahaman siswa terhadap
konsep yang telah dipelajari, tes evaluasi tersebut diberikan pada akhir siklus I
dan II. Sedangkan kuisioner diberikan kepada siswa untuk melihat tanggapan
mereka selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) dilaksanakan, kuisioner
tersebut diberikan setelah siklus berakhir.
C. Analisis Data
1. Hasil Observasi
a. Hasil Observasi Siklus I
Berdasarkan observasi pada proses pembelajaran dengan
menggunakan I em bar observasi siswa (lampiran ), keterlaksanaan
pembelajaran siklus I dapat terlihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1. Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif selama Siklus I
Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatifteknik Group
Pertemuan Investigation (%)
Oleh Guru Olth Siswa
I 71.4% 52.8%
2 78.6% 54.8%
3 85.7% 57.3 % n_ ... _ __ ... _
"70 C. OL J:\'i:{)O/~
76
Hasil observasi tentang aktivitas guru menunjukkkan bahwa
pada pertemuan pertama aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran
adalah 71.4 %. Pada pertemuan kedua aktivitas guru adalah 78.6%
dan pada pertemuan ketiga aktivitas guru adalah 85.7 %. Rata-rata
persentase aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran siklus I adalah
78.6 %. Dengan demikian masih ada 21.4 % kegiatan pembelajaran
belum dilaksanakan dengan optimal oleh guru.
Hasil observasi tentang aktivitas siswa menunjukkkan bahwa
pada pertemuan pertama aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
adalah 52.8 %. Pada pertemuan kedua aktivitas siswa adalah 54.8 %
dan pada pertemuan ketiga aktivitas siswa adalah 57.3%. Rata-rata
persentase aktivitas siswa daiam kegiatan pembelajaran siklus I adalah
55.0 %. Dengan demikian selama proses pembelajaran kooperatif
teknik Group Investigation, tingkat aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran tergolong kurang aktif. Masih terdapat 45 % siswa yang
kurang aktif. Walaupun demikian keadaannya masih lebih baik
dibandingkan aktivitas siswa jika dilakukan pembelajaran secara
konvensional.
b. Hasil Observasi Siklus II
Berdasarkan observasi pada proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi siswa (lampiran ), keterlaksanaan
pembelajaran siklus I dapat terlihat pada tabel berikut.
Tabet 4.2. Keterlaksanaan Pembelajaran Kooperatif selama Siklus II
Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatifteknik Group
Pertemuan Tnvestigation (%) >---
OlehGuru Oleh Siswa
I 92.8% 68.5%
2 100% 68.4%
3 100% 73.1%
Tl-+~ -~·~ 0'7 t:.. 0/.. '1f\ (\ 01_
77
Hasil observasi tentang aktivitas guru menunjukkkan bahwa
pada pertemuan pertama aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran
adalah 92.8 %. Pada pertemuan kedua aktivitas guru adalah I 00 %
dan pada pertemuan ketiga aktivitas guru adalah I 00 %. Rata-rata
persentase aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran siklus II adalah
97.6 %. Dengan demikian, terjadi peningkatan rata-rata aktivitas pada
siklus I sebesar 78.6% menjadi 97 .8 % pada siklus II. Terjadi
peningkatan aktivitas guru sebesar 19.2 %, kegiatan pembelajaran
telah dilaksanakan dengan optimal oleh guru.
Hasil observasi tentang aktivitas siswa menunjukkkan bahwa
pada pertemuan pertama aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran
adalah 58.5 %. Pada pertemuan kedua aktivitas siswa adalah 58.5 %
dan pada pertemuan ketiga aktivitas siswa adalah 73 .I %. Rata-rata
persentase aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran siklus I adalah
70 %. Dengan demikian, terjadi peningkatan rata-rata aktivitas siswa
pada siklus I sebesar 55.0 % menjadi 70.0 % pada siklus II. Dalam ha!
ini terjadi peningkatan aktivitas siswa sebesar 15.0 %, kegiatan
pembelajaran telah dilaksanakan dengan optimal oleh guru.
2. Tes Hasil Belajar
a. Tes Hasil Belajar Siklus I
Setelah kegiatan pelaksanaan siklus I selesai dilakukan maka
pada tanggal diaadakan tes hasil belajar. Dari hasil tes belajar dapat
diketahui pemahaman siswa akan konsep redoks.
Tabel 4.3. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Nilai Tes Fre1<uansi Abs0lut Frekuen~i Relatif
55-62 6 21.4%
63-67 I 3.6%
68-74 5 17.8%
75-82 10 35.7% A" AA " ~ ~ - n •
78
90-97 3 10.7 %
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel 2 dapat diperoleh informasi bahwa ada 12
orang siswa (42.8%) mendapat rentang nilai dibawah 75, dan terdapat
16 orang siswa (57.2%) sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai
nilai diatas sama dengan 75. Sedangkan nilai rata-rata kelas diperoleh
74.6, sehingga pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan
yaitu 85% dari jumlah siswa mendapatkan skor?: 75 nilai rata-rata tes
keseluruhan siswa. Oleh karena itu penelitian dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
Tabel 4.4. Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan Jenjang Soal
Jenjang Proporsi
No Indikator Soal Jawaban Soal
Benar(o/o) I. Menentukan perubahan se- C2 90.5
nyawa yang merupakan ok-sidasi atau reduksi
2. Menentukan zat yang C2 77.3 mengalami oksidasi dan reduksi.
3. Menentukan zat yang C3 70.6 merupakan reaksi redo ks atau bukan redoks.
4. Menuliskan persamaan reak- C4 68.4 si dari soal yang diberikan kemudian menentukan reak-si redoks atau bukan redoks.
5. Menentukan bilangan oksi- C3 69 dasi atom unsur dalam se-nv<iwa at&u ion.
' c--Rata-rata 75.2
Berdasarkan tabel 3 dapat diperoleh informasi bahwa 90.5 %
siswa dapat menentukan perubahan senyawa yang merupakan oksidasi
atau reduksi. Siswa dapat menentukan zat yang mengalami oksidasi
80
3) Pada soal nomor 5
Sekitar 31 % siswa salah dalam menentukan bilangan oksidasi
pada senyawa. Hal ini dkarenakan siswa kurang memahami
aturan bilangan biloks.
b. Tes Hasil Belajar Siklus II
Setelah kegiatan pelaksanaan siklus II selesai dilakukan maka
pada tanggal diaadakan tes hasil belajar. Dari hasil tes belajar dapat
diketahui pemahaman siswa akan konsep redoks.
Tabel 4.5. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Nilai Tes Frekuansi absolut Frekuensi relatif
60-67 2 7.1 %
68-74 2 7.1 %
75-81 11 39.3 %
82-88 4 14.3%
89-95 4 14.3%
96- 102 5 17.9%
Jumlah 28 100%
Berdasarkan tabel 2 dapat diperoleh informasi bahwa ada 4
orang siswa (14.3 %) mendapat rentang nilai dibawah 65, dan terdapat
25 orang siswa (85.7 %) sudah mencapai ketuntasan belajar mencapai
nilai diatas 75. Sedangkan nilai rata-rata kelas diperoleh 82.9,
sehingga pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu
85% dari jumlah siswa mendapatkan skor 2: 75 nilai rata-rata tes
k0seluruhan siswa. Dengar. demik;an, t.::rjadi pen~ngkat!II'- rata-ra'.a
hasil belajar pada siklus I sebesar 74.6 menjadi 82.9 pada siklus II.
82
yang terjadi sebesar 14.93%. Dengan demikian, maka dapat kita
ketahui secara keseluruhan hasil pencapaian belajar pada materi reaksi
redoksi oksidasi dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Group
Investigation sangat efektif dalam meningkatkan pemabaman siswa
untuk menguasai materi reaksi reduksi okdidasi tersebut dengan baik.
3. Respon siswa
Dari kuesioner yang dibagikan kepada siswa untuk mengetabui
tanggapan dan kritik siswa atas kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Group
Investigation sangat efektif dalam meningkatkan pemabaman siswa dapat
dilihat pada tabel beriknt.
Tabel 4.7. Respon Siswa terhadap Penerapan Pembelajaran Kooperatif
Group Investigation
No. Indikator Rata-rata Ket
I Siswa berpendapat babwa Pembelajaran 3.3 Setuju Kooperatif tipe Group Investigation adalah metode pembelajaran baru bagi mereka.
2. Siswa merasa senang dengan 3.3 Setuju Pembelajaran Kooperatif tipe Group lnvestiJ<ation.
3. Siswa merasa tertarik a tau terlibat 3.2 Setuju terhadap metode yang digunakan guru dalam pembelajaran.
Rata-Rata Total 3.3 Setuju
Hasil respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif
Group Investigation menunjukkan babwa pada indikator yang pertama
yaitu siswa berpendapat babwa pembelajaran kooperati tipe group
investigation (GI) merupakan metode pembelajaran yang baru bagi
mereka dengan skor 3.3. Hal ini berarti babwa siswa setuju pada
83
Pada indikator yang kedua yaitu siswa merasa senang dengan
Pembelajaran Kooperatiftipe Group Investigation, para siswa menyatakan
setuju dengan pemyataan tersebut dengan rata-rata skor 3.3. Dan pada
indikator yang ketiga yaitu siswa merasa tertarik atau terlibat terhadap
metode yang digunakan guru dalam pembelajaran dengan rata-rata skor
3 .2. Hal ini berarti bahwa siswa setuju pada pertanyaan tersebut.
Dengan demikian, rata-rata total skor pada setiap indikator didapat
sekitar 3.3. Hal ini berarti penerapan pembelajaran kooperatif tipe group
investigation (GI) untuk meningkatkan pemahaman siswa pada konsep
redoks mendapat respon positif dari siswa.
D. Pembahasan Temuan Penelitian
Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan oleh peneliti di
MA. As Syafi'iyah 01 kelas X Jakarta Selatan dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) didapatkan hasil
sebagai berikut.
Tabel 4.8. Hasil Analisis Data
Objek Siklus I Siklus II Keterangan
Ketuntasan belajar 57.2% 85.7% Meningkat
Hasil Belajar Berdasarkan Jenjang 75.2% 82.3% Meningkat
so al
Guru 78.6% 97.6% Meningkat Aktivitas
Siswa 55% 70% Meningkat
Respon siswa 3.3 Setuju
Pada awal pembelajaran, siswa mengalami hambatan dalam
berdiskusi, belum dapat bekerja sama dalam memecahkan masalah. Hal ini
dapat terjadi karena perubahan pola pembelajaran dan lingkungan belajar
yang tidak biasanya bagi siswa mempengaruhi aktivitas siswa dalam belajar
85
peningkatan ketuntasan belajar yang memiliki nilai diatas 75,0 mencapai 25
orang siswa (85.7%), sehingga pada siklus II sudah mencapai indikator
keberhasilan yaitu 85% dari jumlah siswa mendapatkan skor lebih dari 75.
Grafik 2. Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II
Siklus I Siklus II
Hasil Belajar
,----···-- ----···1 I o Ketuntasan
I Belajar
1
. o Berdasarkan I L Jenjan_~_So~
Respon siswa mengep.ai penerapan pembelajaran kooperatif Group
Investigation! tergolong positif karena siswa yang sangat setuju mencapai
26.8%, setuju mencapai 58.65%, kurang setuju mencapai 13.7%, tidak setuju
5.4% dan sisanya 0.9% sangat tidak setuju. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
sangat tertarik mengikuti proses pembelajaran kooperatif Group Investigation.
S iswa mungkin merasakan kebebasan beraktivitas selama proses
pembelajaran terutama dalam melakukan investigasi. Mereka melakukan
investigasi melalui berbagai sumber, di antaranya melalui buku bacaan, dari
teman-temannya pada saat diskusi dan juga dari guru. Walaupun model
pembelajaran ini dipandang perlu dikaji dan diterapkan pada kelas maupun
materi yang berbeda, namun model pembelajaran ini dipandang cukup efektif
da!am upaya meningkatkan pemahaman siswa.
DAFTARPUSTAKA
Ackermann, Edith., Piaget's Constructivism, Papert 's Constructionism: What's the difference, dari http://unjobs.org/tags/leaming-activities, I Juli 2008
Ahmadi, A. dan Widodo S. 2001. Psikologi Be/ajar. Jakarta: PT Rineka Cipta
Anshory dkk, I. 2005. Kimia SMU 1. Jakarta: Erlangga.
Aqib, Z. 2006. Penelitian Tindakan Ke/as. Bandung: Yrama widya.
Ardi, Sucipto,. Konstruktivisme dan Pembelajaran, dari http://suciptoardi.wordpress.com/2007 II 2/04/48/, I Juli 2008.
Arends, I. Richard, et.al., Exploring Teaching An Introduction To Education, New York: McGraw-Hill Book Company, Second Edition.
----~ 2003 Learning To Teach. New York: McGraw-Hill Book Company.
Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Cetakan kelima
_____ , 2006. Penelitian Tindakan Ke/as. Jakarta: Bumi Aksara.
Bell Gredler, M.E. 2001. Be/ajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Courtney K. Miller and Reece L. Peterson, Creating a Positive Climate Cooperative Learning, Safe Responsive Schools, dari www.indiana.edu/safeschl/cooperative-leaming.htm, 26 Juli 2008
Coppola, Eileen M., Powering Up: Supporting Constructivist Teaching with Technology Rice Un!versity, dari http://WW'.v.iste.org/Cont~nt/Navigation_
Menu/Research/NECC Research Paper Archives/NECC 2005/Coppola· Eileen-NECC05.pdf, 26 Juli 2008
Cunningham, Denise D., The Seven Principles of Constructivist Teaching: A Case Study, Missouri State University, dari http://www.odu.edu/educ/act/joumal/ vol 17nol/cunningham.pdf
88
Depdikbud, 2003 Undng-Undang Sisdiknas No. 23 tahun 2003. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi
Digest, Eric., Constructivism in Teacher Education: Considerations for Those Who Would Link, dari htto://www.su.edu/faculty/jcombs/orient/construct.pdf, 20 Mei 2008
Wayan Distrik, Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Meningkatkan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Hasil Be/ajar Fisika Siswa SMPN 1 Bandar Lampung, dalam JPMIPA, Voume 8 No. I, Januari 2007.
Djamarah, SB. 2000. Psikologi Be/ajar. Jakarta Rineka Cipta.
Effendy, Upaya Untuk Mengatasi Kesalahan Konsep Dalam Pengajaran Kimia Dengan Metode Strategi Konflik Kognitif, dalam Media Komunikasi Kimia, No. 2 Tahun VI, Agustus 2002.
Hakim, T. 2002. Be/ajar Secara Efektif. Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara.
Hasbullah, 2005, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Rja Grafindo Persada
lsmail,dkk. 2000, Kapita Selekta Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka.
J. Moleong, L. 200 I. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Keenan dkk, 2006. Kimia Untuk Universita Ji/id 1, Jakarta: Erlangga
Kembang, Tumbuh,. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran ke Depan, dari http://tumbuhkembang.blogspot.com/2007/08/konstruktivisme-dalampembelajaran-ke.html, 1. Juli 2008.
KhoiruJdin, M., Konstruktivisme Dalam Strategi Pembelajaran, http://www.google.eo.id/search?hl=ict&h=lang id&client=firefoxa&channel=s&rls=org.mozilla:en-US:official&hs= I xJ&q=pembelajaran+konstruktivisme&start= I O&sa=N, juli 2008
Krismanto, Al, 2003, Beberapa Teknik Model dan Strategi da/am Pembelajaran Matem11tikn v nov~k~rt~· nPnrlilrn".l<'
89
Lasley Il, Thomas J, Insrtuctional Models Strategies for Teaching in a Diverse Society, Wadsworth: Thomson Learning, Second Edition.
Ledlow, Susan, Cooperative Learning in Higher Education, Center for Learning and Teaching Excellence, Arizona State University, dari http://www.c-sap.bham.ac.uk/resources/cooperative-learning/clte/indexs.pdf, 30 April 2008
Millis, Barbara J., Enhancing Learning and More Through Cooperative Learning, U.S Air Force Academy, October 2002 dari http://www.c-sap.bham.ac.uk/resources/cooperative-learning/l 02002.asp, 20 Mei 2008
Mudyahardjo, 2001, Filsafat flmu Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosda karya
Nurhanurawati, Be/ajar Koopeatif Model Investigasi Untuk Meningkatan Aktivitas dan Prestasi Be/ajar Teorema Phytagoras Siswa Ke/as IIB SMPN Bandar Lampung, dalam JPMIPA, Voume 6 No. 2, Juli 2005.
Pareja, Jose I,. A Project Based Group Investigation, University of Missouri-St. Louis, dari dari www.gis.enris.com/library/userconf/educ05/papers/ pap1385.pdf, www.ied.edu.hk/apfslt/dowload/v5 issue] files/tsoimf.pdf, 28 Juli 2008
Pasanda, Leksi, dkk., 2007. Kimia untuk SMA Ke/as x; Jakarta: Pelangi Indonesia
Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003. Kurikulum Hasil Belqjar, Jakarta: Balitbang
Rasyad, A. 2001 . Metode Riset Pendidikan. Jakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN.
Roger T. J and David W. J, Introduction to Cooperative Learning, dari http://ei.es. vt.edu/-mm/sO l/docs/cooplearning.pdf, 10 Mei 2008.
Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, "Penerapan Metode Latihan Berstruktur Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi Kimia", dari www.balitbangd1knas.co.1d, 2001.
Rustan dan Mundilarto. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas
Sabri, M. Alisuf. 2003. Psikalogi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.
90
Setiawan, 2006, Model Pembelajaran Matemaytika dengan Pendekatan Investigasi, Y ogyakarta: Depdiknas.
Sitorus, RH. 2006. Ringkasan Kimia Untuk SMAJMA. Bandung: Yrama Widya
Smith, Barbara Leigh, What is Collaborative Learning?, dari http://educare.efkipunia.net/chd.gse.gme.edu/immersion/konwledgebase/index.htm, 20 Mei 2008.
Sofyan, Ahmad, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Press, 2007.
Sri Mumi dan Edy Ngatmanto, "Penelitian Tindakan Kelas dan Implementasinya bagi Guru Sekolah Dasar", dalam Jurnal Tekeldikdas, Vol. 3, No. I, Juli 2003Sudjana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2002, Cet. Ke- 6.
Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004.
Suwindra, NP. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan LKS Sebagai Upaya Meningkatkan Prestasi Be/ajar Fisika Siswa Ke/as III SLTPN 3 Singaraja, dalam Jumal Pendidikan dan Pengajaran lKlP Negeri Singaraja, No. 4 Tahun. XXVI, Oktober 2003.
Suwamo, 2003, Pengantar Umum Pendidikan, Bandung: Rineka Cipta
Star, Rachel Padma, Constructivist Teaching Practices: Science Middle and Secondary School, University of Cincinnati htto://www.hiceducation.org/edu proceedings /Rachel%20Padma%20Star.pdf
Staf Pengajar Jurusan Kimia, Kimia Dasar I. Bogor: lnstitut Pertanian Bogor
Syah, M. 2000. Psikologi Be/ajar, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu
Sudjana, N. 2000. Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengaja. Bandung: Rosda Karya.
------'· 2001. Cara Be/ajar Siswa Aktif Dalam Proses Be/ajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru.
Suherman, Erman dkk, Common Textbook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA, Universitas Pendidikan Indonesia, 2003
91
Sunismi, Implikasi Be/ajar Kooperatif Dalam Pembelajaran Matematika, dalam Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, TH. 15, No. 1, Februari 2002.
Syah, Muhibbin, Psikologi Be/ajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cet ke-2, 2004.
Syaodih, Erliany., Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Keterampilan Sosia/, Educare: Jurnal Pendidikan Dan Budaya, dari http://educare.e-fkipunia.net/2008/05/pembelajaran+koopertif.html, 20 Mei 2008
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Troelstra, A.S., History of constructivism in the 20th century, dari http://staff.science.uva.nl/-anne/hhhist.pdf
TSO!, Mun Fie,. Using group investigation for chemistry in teacher education, AsiaPacific Forum on Science Learning and Teaching, Volume 5, Issue 1, Article 6, p. I (Apr., 2004), www.ied.edu.hk/apfslt/dowload/v5 issue 1 files/tsoimf. pdf, 20 Mei 2008
Wardani. 2002. Penelitian Tindakan Ke/as. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiriaatmadja, Rochiati,. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Yamin, Martimis, 2004, Pengembangan Kompetensi Pembelajar, Jakarta: Ul Press
Zakaria, Effandi, Promoting Cooperative Learning in Science and Matematics Education : A Malaysian Perspective, Universiti Kebangsaan, Selangor Malaysia, dalam Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 2007, 3 (I)
Zingaro, Daniel, Group Investigation: Theory and Practice, Ontario Institute for Studies in Education, Toronto, dari h<tp://www.c-sap.bi1am.ac.uk/resources/ projectreports/ShowOverview.asp, 30 April 2008
LAMP IRAN
93
Lampiran 1
:SMA :KIMIA : X/2
SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Alokasi Waktu
: 3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi : 14 jam (2 jam untuk UH )
Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian dasar Pembelajara
3.2. •Konsep • Demontrasi reaksi • Membedakan konsep • Jenis Menjelaskan oksidasi dan pembakaran dan serah oksidasi reduksi ditinjau tagihan perkembanga reduksi terima elektron (misal dari penggabungan dan Tu gas n konsep reaksi antara paku besi pelepasan oksigen, individu reaksi dicelupkan ke dalam air pelepasan dan penerimaan Tu gas oksidasi- aki). elektron, serta peningkatan kelompok reduksi dan dan penurunan bilangan Ulangan hubungannya oksidasi. kuis dengan tata •Bilangan • Menentukan bilangan • Menentukan bilangan • Bentuk nama oksidasi unsur oksidasi atom unsur oksidasi atom unsur dalam in strum en senyawa serta dalam dalam senyawa atau ion senyawa atau ion. Tes tertulis, penerapannya senyawa atau dalam diskusi kelas. • Menentukan oksidator dan performans
ion reduktor dalam reaksi (kinerja dan redo ks sikap),
• Beratih menentukan La po ran bilangan oksidasi, tertulis oksidator, reduktor, hasiloksidasi, dan hasil reduksi.
Alokasi Su Waktu bah
8jam •Su Buk kim •Ba Lerr kerj;
94
Kompetensi Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi SUI
dasar Pembelaiara Waktu bah •Tata nama • Menentukan penamaan • Memberi nama senyawa 2jam menurut senyawa biner menurut IUPAC IUPAC (senyawa ion) yang
terbentuk dari ta be I kation dan anion serta memberi namanya dalam diskusi kelompok.
• Aplikasi • Menemukan konsep • Mendeskripsikan konsep I jam redoks dalam redoks untuk larutan elektrolit dan memecahkan memecahkan masalah konsep redoks dalam masalah lingkungan dalam memecahkan masalah lingkungan diskusi kelompok lingkungan.
dikelas
Lampiran2
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN
METODE GROUP INVESTIGATION
SIKLUS I
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
: Kimia
: X/2
: 1
: 2 x 45 menit
95
Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi
redukasi
Kompetensi Dasar
Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
Indikator
1. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksegen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
4. Memberi nama senyawa IUPAC.
5. Mendeskripsikan konsep !arutan elektrolit dan konsep redoks dalam
memecahkan masclah li:igkungan.
I. Tujuan Pembelajaran
I . Agar siswa dapat memahami konsep dasar oksidasi reduksi dan siswa
dapat mengetahui perkembangan konsep oksidasi reduksi.
2. Danat menentukan bilam:.an oksidasi atom unsur dalam senvawa atau ion
II. Materi Ajar
Konsep rekasi oksidasi reduksi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
A. Berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen
Oksidasi adalah pengabunagan zat dengan oksigen
Reduksi adalah pengeluaran oksigen dari suatu zat.
B. Berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron
Oksidasi adalah pelepasan elektron suatu zat
Reduksi adalah penerimaan elektron suatu zat.
C. Berdasarkan penurunan bilangan biloks
Oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi
Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi
Beberapa penentuan bilangan oksidasi:
I. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah no!.
2. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalam senyawa adalah no!.
3. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalan ion adalah muatan ion.
4. Atom H dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +I
5. Atom 0 dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +2
96
6. Golongan alkali dan alkali tanah dalam senyawa memiliki bilangan
oksidasi + 1 dan + 2.
111.Metode Pembelajaran
a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan pada materi ini adalah pembelajaran
kooperatif.
b. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Group Investigation
97
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1 : 2 x 40 menit
Kegiaran pendahuluan:
No. Kegiatan Waktu
I. Guru mengabsensi siswa dilanjutkan dengan memberikan 3 menit
apersepsi tentang pokok bahasan yang sebelumnya yanga da
kaitannya dengan materi, melalui tanyajawab dengan siswa
2. Guru menyampaikan tentang pokok bahasan yaitu redoks dan 2 menit
tujuan pembelajaran
3. Guru mendemontrasikan pembakaran lilin yang menghasilkan 3 menit
api, kemudian Jilin tersebut ditutup dengan menggunakan gelas
hingga api pada lilin mati.
4. Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan: apa 5 menit
yang dipengaruhi peristiwa tersebut?
5. Guru menyamakan persepsi siswa bahwa api pad a lilin
membutuhkan oksigen sama pad a reaksi oksidasi yang
membutuhkan oksigen untuk bereaksi.
Kegiatan inti:
No. Kegiatan Waktu
6. Guru menjelaskan pentingnya belajar dan bekerja dalam 5 menit
kelompok serta menjelaskan staregi belajari dalam pembelajari
materi redoks.
7. Guru mengidentifikasikan sub pokok bahasan yaitu konsep 5 menit
redoks berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen, konsep
redoks berdasarkan penerimaan dan pelepasan elektron, konsep
redoks berdasarkan bilangan oksidasi, bilangan oksidasi dalam
atom atau unsur pada senyawa dan bilangan oksidasi pada dalam
atom pada reaksi kimia ..
No. Kegiatan
8. Guru membentuk lima kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa
yang heterogen, kemudian kelompok-kelompok tersebut memilih
sub pokok bahasan yang akan mereka investigasi dengan
membagikan lembar kerja kelompok untuk dikerjakan siswa
9. Siswa belajar, melakukan perencanaan kooperatif, dan
melakukan investigasi untuk meajawab masalah yang dihadapi
(tugas kelompok). dan guru membimbing SISWa dalam
melakukan investigasi.
10. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi
dan membuat kesimpulan dari hasil investigasi yang telah mereka
lakukan sesuai dengan subtopik yang telah dipiih.
11. Setiap kelompok mempersiapkan tu gas yang akan
dipersentasikan di depan kelas.
Kegiatan penutup:
No. Kegiatan
12. Guru mengingatkan tugas presentasi yang akan dilakukan pada
pelajaran berikutnya.
13. Memberikan kesimpulan dari apa yang telah disampaikan
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
A. Buku kimia kelas X
B. Media : OHP dan OHT
VI. Penilaian
I. Jenis tagihan: tugas dan ulangan
2. bentuk instrumen: tes tertulis
98
Waktu
10 menit
20menit
10 menit
10 menit
Waktu
5 menit
2 menit
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN
METODE GROUP INVESTIGATION
SIKLUS I
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
: Kimia
: X/2
:2
: 2 x45 menit
99
Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi
redukasi
Kompetensi Dasar
Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
lndikator
I. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksegen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
4. Memberi nama senyawa IUPAC.
5. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam
memecahkan masalah lingkungan.
I. Tujuan Pembelajaran
1. Agar siswa dapat memahami konsep dasar oksidasi reduksi dan siswa
dapat mengetahui perkembangan konsep oksidasi reduksi.
2. Dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion
3. Danat menentnkrtn hil::ino-rtn oksi<lH..::.1 Hfom nn<::nr rlHl!=nn rP~l<cl 1--lmi~
II. Materi Ajar
Konsep rekasi oksidasi reduksi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
A. Berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen
Oksidasi adalah pengabunagan zat dengan oksigen
Reduksi adalah pengeluaran oksigen dari suatu zat.
B. Berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron
Oksidasi adalah pelepasan elektron suatu zat
Reduksi adalah penerimaan elektron suatu zat.
C. Berdasarkan penurunan bilangan biloks
Oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi
Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi
Beberapa penentuan bilangan oksidasi:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah no!.
2. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalam senyawa adalah no!.
3. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalan ion adalah muatan ion.
4. Atom H dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi + 1
5. Atom 0 dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +2
100
6. Golongan alkali dan alkali tanah dalam senyawa memiliki bilangan
oksidasi + 1 dan +2.
111.Metode Pembelajaran
a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan pada materi m1 adalah
pembelajaran kooperatif.
b. M~tode pemhelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Group Investigation
I 01'
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-2 : 2 x 40 menit
Kegiatan Pendahuluan:
No. Kegiatan Waktu
1. Guru mengabsensi kehadiran 2 menit
2. Guru meminta siswa untuk menyiapkan presentasi yang telah
3 menit dibahas pada pelajaran sebelumnya.
Kegiatan inti:
No. Kegiatan Waktu
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dari
3. hasil investigasi yang telah dilakukan. Masing-masing kelompok
60 menit diberi waktu 10 menit untuk mempresentasikan hasil kerjanya ..
Guru mengkoordinasikan jalannya presentasi.
4. Guru menyempurnakan presentasi yang dilakukan oleh tiap-tiap
5 menit kelompok.
Kegiatan penutup:
No. Kegiatan Waktu
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang 5. 5 menit
telah dipelajari
6. Guru menyempumakanjawaban siswa 2 menit
7. Guru memberikan PR kepada siswa 3 menit
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
C. Buku kimia kelas X
D. Media: OHP dan OHT
VI. Penilaian
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN
METODE GROUP INVESTIGATION
SIKLUS I
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
: Kimia
: X/2
: 3
: 2 x 45 menit
102
Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi
redukasi
Kompetensi Dasar
Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
Indikator
I. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksegen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
4. Memberi nama senyawa IUPAC.
5. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam
memecahkan masalah lingkungan.
I. Tujuan Pembelajaran
I. Agar siswa dapat memahami konsep dasar oksidasi reduksi dan siswa
dapat mengetabui perkembangan konsep oksidasi reduksi.
2. Dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion
II. Materi Ajar
Konsep rekasi oksidasi reduksi dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
A. Berdasarkan penggabungan dan pelepasan oksigen
Oksidasi adalab pengabunagan zat dengan oksigen
Reduksi adalab pengeluaran oksigen dari suatu zat.
B. Berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron
Oksidasi adalab pelepasan elektron suatu zat
Reduksi adalab penerimaan elektron suatu zat.
C. Berdasarkan penurunan bilangan biloks
Oksidasi adalab peningkatan bilangan oksidasi
Reduksi adalab penurunan bilangan oksidasi
Beberapa penentuan bilangan oksidasi:
1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalab no!.
2. Jumlah bilangan oksidasi seluruh atom dalam senyawa adalab no!.
3. Jumlab bilangan oksidasi seluruh atom dalan ion adalab muatan ion.
4. Atom H dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi + 1
5. Atom 0 dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi +2
103
6. Golongan alkali dan alkali tanab dalam senyawa memiliki bilangan
oksidasi +l dan +2.
III. Metode Pembelajaran
a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan pada materi ini adalab pembelajaran
kooperatif.
b. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Group Investigation
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan:
No. Kegiatan
1. Guru mengabsensi siswa dilanjutkan dengan memberikan
apersepsi tentang pokok bahasan yang sebelumnya dipelajari
untuk memperbaiki hasil pembelajaran redoks.
2. Guru menyampaikan tentang pokok bahasan yaitu redoks dan
tujuan pembelajaran
3. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa yang
heterogen, kemudian kelompok-kelompok tersebut memilih sub
pokok bahasan yang akan mereka investigasi pada soal.
Kegiatan Inti
No. Kegiatan
4. Guru menjelaskan kembali pentingnya belajar dan bekerja dalam
kelompok serta menjelaskan staregi belajari dalam pembelajari
materi redoks.
5. Guru memberikan soal-soal dengan mengidentifikasikan sub
pokok bahasan yang berkaitan yaitu, konsep redoks berdasarkan
pengikatan dan pelepasan oksigen, berdasarkan penerimaan dan
pelepasan elektron, konsep redoks berdasarkan bilangan oksidasi,
bilangan oksidasi dalam atom atau unsur pada senyawa dan
bilangan oksidasi pada dalam atom pada reaksi kimia.
6. Siswa belajar, melakukan perencanaan kooperatif, dan
m~lakukan investigasi Ui1tuk m1::njawab masalah yang dihaJapi ' dan guru membimbing siswa dalam melakukan investigasi.
7. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi
dan membuat kesimpulan dari hasil investigasi yang telah mereka
lakukan sesuai dengan subtopik yang telah dipiih. 0 Cl-•!-- 1 __ 1 _____ 1_ --- - -- -- - --- • - - 1 - .
104
Waktu
3 menit
2 menit
2 menit
Waktu
3 menit
5 menit
5 menit
10 menit
-
105
dipersentasikan di depan kelas.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dari
9. hasil investigasi yang telah dilakukan. Masing-masing kelompok 25 menit
diberi waktu 5 menit untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
10. Guru menyempurnakan presentasi yang dilakukan oleh tiap-tiap
10 menit kelompok.
Kegiatan penutup:
No. Kegiatan Waktu
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang 11. 5 menit
telah dipelajari
12. Guru menyempurnakanjawaban siswa 2menit
13. Guru memberikan PR kepada siswa 3 menit
V. Alat!Bahan/Sumber Belajar
A. Buku kimia kelas X
B. Media : OHP dan OHT
VI. Penilaian
1. Jenis tagihan: tugas dan ulangan
2. bentuk instrumen: tes tertulis
II. Materi Ajar
Oksidator adalah senyawa yang mengalami reduksi.
Reduksi adalah senyawa yang mengalami oksidasi.
Tata nama IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi tanpa menyebutkan jumlah
atom-atom contoh: NO= Nitrogen (II) oksida, HCIO =Asam klorat (I)
Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob yang dapat
menguraikan limbah organic. Kegunaannya yaitu untuk mengatasi air limbah.
Pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif melalui tiga tahap, yaitu:
a. tahap primer, dengan penyaringan dan pengendapan (sedimentasi),
dilakuakan untuk memisahkan sampah yang tidak larut dalam air
b. tahap sekunder, dengan oksidasi. Oksidasi digunakan untuk
memanfaatkan lumpur aktif.
c. Tahap tersier,untuk menghlangkan sainpah yang masih ada.
III. Metode Pembelajaran
c. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan pada materi ini adalah pembelajaran
kooperatif.
d. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Group Investigation
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-1 : 2 x 40 menit
Kegiaran pendahuluan:
No. Kegiatan Waktu
!. Guru mengabsensi siswa dilanjutkan dengan memberikan 3 menit
aperseps1 tentang pokok bahasan yang sebelumnya dipelajari
untuk memperbaiki hasil pembelajaran redoks.
2. Guru menyampaikan tentang pokok bahasan yaitu redoks dan 2 menit ~ --- --~
__ ____ L _1_! ______
108
3. Guru mendemontrasikan air aki yang dimasukkan sebatang besi 3 menit
atau tembaga.
4. Guru memotivasi siswa dengan memberikan pertanyaan: apa 5 menit
yang terjadi peristiwa tersebut?
5. Guru menyamakan persepsi siswa bahwa besi atau tembaga yang
dicelupkan ke dalam air aki akan mengalami pengendapan atau
pengkaratan.
Kegiatan inti:
No. Kegiatan Waktu
6. Guru menjelaskan kembali pentingnya belajar dan bekerja dalam 5 menit
kelompok serta menjelaskan staregi belajari dalam pembelajari
materi redoks.
7. Guru memberikan soal-soal yang dikerjakan sebelumnya dengan 5 menit
mengidentifikasikan sub pokok bahasan yang berkaitan yaitu
konsep redoks, bilangan oksidasi unsure dalam senyawa atau ion,
oksidator dan reduktor, tata nama senyawa menurut IUPAC dan
aplikasi redoks dalam memecahkan masalah lingkungan.
8. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa yang 10 menit
heterogen, kemudian kelompok-kelompok tersebut memilih sub
pokok bahasan yang akan akan mereka investigasi dengan
membagikan lembar kerja kelompok untuk dikerjakan siswa
9. Siswa belajar, melakukan perencanaan kooperatif, dan 20 menit
melakuakan investigasi untuk menjawab masalah yang dihadapi
(tugas kelompok). dan guru membimbing s1swa dalam
melakukan in vestigasi.
10. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi 10 menit
dan membuat kesimpulan dari basil investigasi yang telah mereka
lakukan sesuai dengan subtopik yang telah dipiih.
11. Setiap kelompok mempersiapkan tu gas yang akan 10 menit
109
Kegiatan penutup:
No. Kegiatan Waktu
12. Guru mengingatkan tugas presentasi yang akan dilakukan pada 5 menit
pelajaran berikutnya.
13. Memberikan kesimpulan dari apa yang telah disampaikan 2 menit
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
A. Buku kimia kelas X
B. Media : OHP dan OHT
VI. Penilaian
1. J enis tagihan: tugas dan ulangan
2. bentuk instrumen: tes tertulis
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN
METODE GROUP INVESTIGATION
SIKLUS II
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
: Kimia
: X/2
:2
: 2 x 45 menit
Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi
redukasi
Kompetensi Dasar
Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
Indikator
1. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksegen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
4. Memberi nama senyawa IUPAC.
5. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam
memecahkan masalah lingkungan.
I. Tujuan !'emb~lajaran
1. Dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
2. Dapat memberi nama senyawa IUPAC
3. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam
memecahkan masalah lingkungan.
lliJi
II. Materi Ajar
Oksidator adalah senyawa yang mengalami reduksi.
Reduksi adalah senyawa yang mengalami oksidasi.
Tata nama IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi tanpa menyebutkan jumlah
atom-atom contoh: NO =Nitrogen (Il) oksida, HCIO =Asam klorat Cn Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob yang dapat
menguraikan limbah organic. Kegunaannya yaitu untuk mengatasi air limbah.
Pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif melalui tiga tahap, yaitu:
a. tahap primer, dengan penyaringan dan pengendapan (sedimentasi),
dilakuakan untuk memisahkan sampah yang tidak larut dalam air
b. tahap sekunder, dengan oksidasi. Oksidasi digunakan untuk
memanfaatkan lumpur aktif.
c. Tahap tersier,untuk menghlangkan sampah yang masih ada.
III. Metode Pembelajaran
a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan pada materi ini adalah pembelajaran
kooperatif.
b. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Group Investigation
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-2 : 2 x 40 menit
Kegiatan Pendahuluan:
Ne. Kegiatan Waktu
1. Guru mengabsensi kehadiran 2 menit
2. Guru meminta siswa untuk menyiapkan presentasi yang telah
3 menit dibahas pada pelajaran sebelurnnya.
112
Kegiatan inti:
No. · Kegiatan Waktu
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dari
3. hasil investigasi yang telah dilakukan. Masing-masing kelompok 50 menit
diberi waktu I 0 menit untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
4. Guru menyempurnakan presentasi yang dilakukan oleh tiap-tiap
15 menit kelompok.
Kegiatan penutup:
No. Kegiatan Waktu
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang 5. 5 menit
telah dipelajari
6. Guru menyempurnakan jawaban siswa 2 menit
Guru memberikan PR kepada siswa 3 menit
VII. Alat/Bahan/Sumber Belajar
C. Buku kimia kelas X
D. Media : OHP dan OHT
VIII. P enilaian
3. Jenis tagihan: tugas dan ulangan
4. bentuk instrumen: tes tertulis
RENCANAPELAKSANAANPEMBELAJARAN
METODE GROUP INVESTIGATION
SIKLUS II
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Pertemuan Ke
Alokasi Waktu
Standar Kompetensi
: Kimia
: X/2
: 3
: 2 x45 menit
l 13
Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi
redukasi
Kompetensi Dasar
Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya
dengan tata nama senyawa serta penerapannya.
lndikator
1. Membedakan konsep oksidasi reduksi ditinjau dari penggabungan dan
pelepasan oksegen, pelepasan dan penerimaan elektron, serta peningkatan dan
penurunan bilangan oksidasi.
2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
4. Memberi nama senyawa IUPAC.
5. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam
memecahkan masalah lingkungan.
I. Tujuan Pcmbelajar:m
1. Dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
2. Dapat memberi nama senyawa IUPAC
3. Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redo ks dalam
memecahkan masalah lingkungan.
II. Materi Ajar
Oksidator adaiah senyawa yang mengalarni reduksi.
Reduksi adalah senyawa yang mengalarni oksidasi.
Tata narna IUPAC berdasarkan bilangan oksidasi tanpa menyebutkan jumlah
atom-atom contoh: NO= Nitrogen (II) oksida, HClO =Asam klorat (I)
Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri aerob yang dapat
menguraikan limbah organic. Kegunaannya yaitu untuk mengatasi air limbah.
Pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif melalui tiga tahap, yaitu:
a. tahap primer, dengan penyaringan dan pengendapan (sedimentasi),
dilakuakan untuk memisahkan sarnpah yang tidak larut dalam air
b. tahap sekunder, dengan oksidasi. Oksidasi digunakan untuk
memanfaatkan lumpur aktif.
c. Tahap tersier,untuk menghlangkan sarnpah yang masih ada.
III. Metode Pembelajaran
a. Model Pembelajaran
Model pembelajaran yang digunakan pada materi ini adalah pembelajaran
kooperatif.
b. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Group Investigation
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke-3 : 2 x 40 menit
Kegiatan Pendahuluan:
No. Kegiatan Waktu
I. Guru mengabsensi siswa dilanjutkan dengan memberikan 3 menit
apersepsi tentang pokok bahasan yang sebelumnya dipelajari
untuk memperbaiki hasil pembelajaran redoks.
2. Guru menyarnpaikan tentang pokok bahasan yaitu redoks dan 2 menit
h1i11<::1n n,:o.Tn"h.,.,lo~"ll ... ~n
I 15
3. Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa yang 2 menit
heterogen, kemudian kelompok-kelompok terscbut memilih sub
pokok bahasan yang akan mereka investigasi pada soal.
Kegiatan Inti
No. Kegiatan Waktu
4. Guru menjelaskan kembali pentingnya belajar dan bekerja dalam 3 menit
kelompok serta menjelaskan staregi belajari dalam pembelajari
materi redoks.
5. Guru memberikan soal-soal dengan mengidentifikasikan sub 5 menit
pokok bahasan yang berkaitan yaitu, oksidator dan reduktor,
autoredoks, tata nama senyawa menurut IUP AC dan aplikasi
redoks dalam memecahkan masalah lingkungan seperti Lumpur
akti£
6. Siswa belajar, melakukan perencanaan kooperatif, dan 5 menit
melakukan investigasi untuk menjawab masalah yang dihadapi
(tugas kelompok) dan guru membimbing siswa dalam melakukan
investigasi.
7. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi 10 menit
dan membuat kesimpulan dari basil investigasi yang telah mereka
lakukan sesuai dengan subtopik yang telah dipiih.
8. Setiap kelompok mempersiapkan tu gas yang akan 5 menit
dipersentasikan di depan kelas.
Masing-m1tsing kelompnk mempresentasikan basil kerjanya dari
9. hasil investigasi yang telah dilakukan. Masing-masing kelompok 25 menit
diberi waktu 5 menit untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
10. Guru menyempurnakan presentasi yang dilakukan oleb tiap-tiap
10 menit kelompok.
· H6
Kegiatan penutup:
No. Kegiatan Waktu
Guru meminta s1swa menyimpulkan hasil pembelajaran yang 11. 5 menit
telah dipelajari
12. Guru menyempurnakanjawaban siswa 2 menit
13. Guru memberikan PR kepada siswa 3 menit
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar
A. Buku kimia kelas X
B. Media : OHP dan OHT
VI. Penilaian
1. Jenis tagihan: tugas dan ulangan
2. bentuk instrumen: tes tertulis
117
Lampiran4
Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
: Kimia X/2 1 2 x 40 menit
Skrenario Pembelajaran Metode Group Investigasi Siklus I
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senya\1
Materi Indikator
Pengalaman Kegiatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu
•Konsep • Membedakan Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan ~ Siswa dapat 2 x 40 I oksidasi konsep oksida- ~ Guru mengabsensi siswa ~ Siswa menjawab absen membedakan menit r dan si reduksi di- dilanjutkan dengan mem- guru dan menjawab konsep oksi- ' , reduksi tinjau dari berikan apersepsi tentang pertanyaan guru. dasi reduksi. I
penggabungan pokok bahasan yang sebe- I dan pelepasan lumnya yang ada kaitan- 1 oksigen, pele- nya dengan materi, mela- (
pasan dan pe- Jui tanya jawab dengan I nerimaan elek- s1swa. tron, serta pe- • Guru menyampaikan po- • Siswa menyimak pen-ningkatan dan kok bahasan yang akan di- jelasan guru. penurunan ajarkan. bilangan oksi- ~Guru mendemontrasikan • Siswa memperhatikan dasi. pembakaran lilin yang demonstrsi yang dila-
menghasilkan api, kemu- kukan oleh guru. dian Iilin tersebut ditutup dengan gelas hingga api pada lilin mati.
118
Materi Pelajaran
• Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
Indikator
• Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
Pengalaman Belajar
Kegiatan Pembelaiaran Guru Siswa
Kompetensi yang dicapai
le Guru memotivasi siswa ~ Siswa menjawab dengan memberikan perta- I tanyaan.
per- fe Siswa dapat
nyaan: apa yang dipe-ngaruhi peristiwa terse-but?
le Guru menyamakan per- ~ Menyimak sepsi siswa bahwa api I guru. pada lilin membutubkan oksigen sama pada reaksi oksidasi yang membutuh-kan oksigen untuk bere-aksi.
Kegiatan Inti Kegiatan Inti
penjelasan
le Guru menjelaskan pen- ~ Siswa menyimak pentingnya belajar dan beker- I jelasan guru. ja dalam kelompok serta menjelaskan staregi bela-jar dalam pembelajari ma-teri redoks.
le Guru mengidentifikasikan Siswa mencatat sub sub pokok bahasan pokok bahasan.
I. Guru membentuk kelom- Berkumpul sesuai de-pok yang terdiri dari 5 ngan kelompoknya atau 6 siswa yang he- dan memilih sub terogen, kemudian kelom- pokok bahasan. pok-kelompok memilih subookok bahasan
menentukan bilangan oksidasi dalam un-sur senyawa atau ion.
Alokasi waktu
119
Materi Indikator
Pengalaman Kegiatan Pembelajaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu
• Guru membimbing siswa • Siswa belajar, melaku-dalam melakukan mves- kan perencanaan koo-tigasi. peratif, dan melakukan
investigasi untuk men-jawab masalah yang dihadapi (tu gas kelom-pok).
~ Guru membimbing siswa • Siswa mengumpulkan, dalam melakukan inves- menganalisis dan me-tigasi. ngevaluasi informasi
dan membuat kesim-pulan dari hasil inves-tigasi.
~ Guru membantu siswa • Setiap kelompok menyiapkan presentasi. mempersiapkan tug as
yang akan dipersen-tasikan di depan kelas.
K eQ:iatan nenutun: 7 eQ:iatan nenutun: ~ Guru mengingatkan tugas • Siswa mendengarkan
presentasi yang akan penjelasan guru. dilakukan pada pelajaran berikutnya.
• Memberikan kesimpulan • Mencatat penjelasan dari apa yang telah guru. disampaikan
120
Skrenario Pembelajaran Metode Group J11vestigasi Siklus I
Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 Pertemuan Ke- : 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senya\\
.- -------.-
Materi Indikator
Pengalaman Keiriatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu
'Konsep • Membedakan Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan • Siswa dapat 2 x 40 oksidasi konsep oksida- io Guru mengabsensi fo Siswa menjawab absen membedakan menit dan si reduksi di- kehadiran. guru dan menjawab konsep oksi-reduksi tinjau dari pertanyaan guru. dasi reduksi.
penggabungan ~ Guru meminta siswa untuk fo Siswa menyiapkan dan pelepasan menyiapkan presentasi yang presentasi. oksigen, pele- telah dibahas pada pelaj aran pasan dan pe- sebelumnya. nerimaan elek-tron, serta pe- Kegiatan Inti ningkatan dan io Guru mengkoordinasikan K e!!iatan Inti penurunan jalannya presentasi. fo Masing-masing ke-bilangan oksi- lompok mempresen-dasi. tasikan has ii kerj any a
dari hasil investigasi yang telah dilakukan
121
Materi Indikator
Pengalaman Kegiatan Pembelajaran Kompetensi Alokas Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu
• Bilangan • Menentukan •Guru menyempurnakan • Menyimak penjelasan ~ Siswa dapat oksidasi bilangan presentasi yang guru. menentukan unsur oksidasi atom dilakuakan oleh tiap-tiap bilangan oksi-dalam unsurdalam kelompok. dasi dalam un-senyawa senyawa atau Kegiatan 11enutu11: Kegiatan 11enutu11 sur senyawa a-atau ion ion. •Guru meminta siswa • Siswa menyimpulkan hasil tau ion.
menyimpulkan hasil pembelajaran. pem-belajaran yang telah dipelajari
• Guru menyempurnakan • Siswa menyimak pen-jawaban siswa jelasan guru.
•Guru memberikan PR • Siswa mencatat PR. kepada siswa
122
Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
: Kimia X/2 3 2 x 40menit
Skrenario Pembelajaran Metode Group Investigasi Siklus I
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengw tata nama senya
. Materi
Indikator Pengalaman Kei:!iatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi
Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu °Konsep • Membedakan Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan • Siswa dapat 2 x 40
oksidasi konsep oksida- "- Guru mengabsen siswa "' Siswa nenjawab jika membedakan menit dan si reduksi di- nama nya di panggil konsep oksi-reduksi tinjau dari "- Guru menyampaikan ten- "'Siswa mendengarkan dasi reduksi.
penggabungan tang pokok bahasan yaitu penjelasan guru dan pelepasan redo ks dan tujuan oksigen, pele- pembelajaran pasan dan pe- 1a Guru membentuk kelom- le Siswa membentuk ke-nerimaan elek- pok yang terdiri dari 5-6 lompok tron, serta pe- s1swa ningkatan dan v eaiatan Inti K eaiatan Inti penurunan "'Guru menjelaskan kembali • Mendengarkan penje-bilangan oksi- pentingnya belajar dan lasan guru dasi. bekerja dalam kelompok
serta menjelaskan staregi belajari dalam pembelajari materi redoks.
Materi lndikator Pemmlaman Kei:!iatan Pembelajaran Kompetensi Alokasi
123
Pelajaran Belaiar Guru Siswa yang dicapai waktu Bilangan Menentukan 1e Guru membimbing siswa 1e Siswa belajar, melaku- Siswa dapat oksidasi bilangan dalam melakukan mves- kan perencanaan koo- menentukan unsur oksidasi atom tigasi. peratif, dan melakukan bilangan oksi-dalam unsur dalam investigasi untuk men- dasi dalam un-senyawa senyawa atau jawab masalah yang sur senyawa a-atau ion ion. Dan dalam dihadapi (tugas kelom- tau io
reaksi kimia pok). ~ Guru membimbing siswa ~ Siswa mengumpulkan,
dalam melakukan inves- menganalisis dan me-tigasi. ngevaluasi infonnasi
dan membuat kesim-pulan dari hasil inves-tigasi.
~Guru membantu siswa ~ Setiap kelompok menyiapkan presentasi. mempersiapkan tug as
yang akan dipersen-tasikan di depan kelas.
[( e!:!iatan nenutun: [( e!:!iatan nenutun: ~ Guru mengingatkan tugas ~ Siswa mendengarkan
presentasi yang akan penjelasan guru. dilakukan pada pelajaran berikutnya.
~ Memberikan kesimpulan ~ Mencatat penjelasan dari apa yang telah guru. disampaikan
124
Lampiran 5
Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
: Kimia X/2 I 2 x40menit
Skrenario Pembelajaran Metode Group lnvestigasi Siklus II
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senya
.... ------.----_, -· Materi
Indikator Pengalaman Kegiatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi
Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu •Reduktor • Menentukan Kegiatan Pendahu!uan Keciatan Pendahuluan ~ Siswa dapat 2 x 40 dan oksi- oksidator dan • Guru mengabsensi siswa • Siswa menjawab absen menentukan menit dator reduktor dalam dilanjutkan dengan mem- guru dan menjawab oksidator dan
reaksi redoks. berikan apersepsi tentang pertanyaan guru. reduktor dalam pokok bahasan yang sebe- reaksi ;·edoks. lumnya yang ada kaitan-
• Autore- • Menentukan nya dengan materi, mela- ~ Siswa dapat do ks autoredoks Jui tanya jawab dengan menentukan
dalam reaksi siswa. autorecioks redo ks. • Guru menyampaikan po- • Siswa menyimak pen- dalam reaksi
kok bahasan yang akan di- jelasan guru. redo ks. ajarkan.
•Tata • Memberi nama •Guru mendemontrasikan • Siswa memperhatikan ~ Siswa dapat nama senyawa air aki yang dimasukkan demonstrsi yang dila- memberi nama menurut IUPAC. sebatang besi a tau kukan oleh guru. senyawa IUPAC tembaga. IUPAC
,-, 125
Materi Indikator Pengalaman Kegiatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu
•Guru memotivasi siswa • Siswa menjawab per- • Siswa menge dengan memberikan perta- tanyaan. tahui aplikasi nyaan: apa yang dipe- redo ks, ngaruhi peristiwa terse-but?
• Guru menyamakan • Menyimak penjelasan persepsi siswa bahwa besi guru. a tau tembaga yang dicelupkan ke dalam air aki akan mengalami pengendapan a tau pengkaratan.
KeP'iatan Inti Kegiatan Inti •Guru menjelaskan pen- • Siswa menyimak pen-
tingnya belajar dan beker- jelasan guru. ja dalam kelompok serta menjelaskan staregi bela-jar dalam pembelajari ma-teri redoks.
te Guru mengidentifikasikan te Siswa mencatat sub sub pokok bahasan pokok bahasan.
te Guru membentuk kelom- • Berkumpul sesuai de-pok yang terdiri dari 5 ngan kelompoknya atau 6 siswa yang he- dan memilih sub terogen, kemudian kelom- pokok bahasan. pok-kelompok memilih subpokok bahasan
•t, 126
Materi Indikator
Pengalaman Kegiatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu
• Aplikasi • Mendeskripsi- • Guru membimbing siswa • Siswa belajar, melaku-redo ks kan konsep dalam melakukan inves- kan perencanaan koo-dalam larutan tigasi. peratif, dan melakukan memecah elektrolit dan investigasi untuk men-kan konscp redoks jawab mas al ah yang mas al ah dalam dihadapi (tugas kelom-lingku- memecahkan pok). ngan masalah ~ Guru membimbing siswa • Siswa mengumpulkan,
lingkungan. dalam melakukan inves- menganalisis dan me-tigasi. ngevaluasi informasi
dan membuat kesim-pulan dari hasil inves-tigasi.
•Guru membantu siswa • Setiap kelompok menyiapkan presentasi. mempersiapkan tug as
yang akan dipersen-tasikan di depan kelas.
.,. ematan nenutun: r< ei:>:iatan nenutun: • Guru mengingatkan tugas • Siswa mendengarkan
presentasi yang akan penjelasan guru. dilakukan pada pelajaran berikutnya.
• Memberikan kesimpulan • Mencatat penjelasan dari apa yang telah guru. disampaikan
127
Skrenario Pembelajaran Metode Group lnvestigasi Siklus II
Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X/2 Pertemuan Ke- : 2 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nama senya
I ·-~~-A-"', ~A .....
Materi Indikator
Pengalaman Keiriatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu
Reduktor • Menentukan Kegiatan Pendahuiuan Kegiatan Pendahuluan b Siswa dapat 2 x 40 dan oksi- bilangan •Guru mengabsensi • Siswa menjawab absen menentukan menit dator oksidasi atom kehadiran. guru dan menjawab oksidator dan
unsur dalam pertanyaan guru. reduktor dalam senyawa atau •Guru meminta siswa • Siswa menyiapkan reaksi wdoks. ion. untuk menyiapkan presentasi.
Autore- • Menentukan presentasi yang telah ~ Siswa dapat do ks oksidator dan dibahas pad a pelajaran menentukan
reduktor dalam sebelumnya. autoredoks reaksi redoks. dalam reaksi
Kegiatan Inti ¥ eoiatan Inti redo ks. • Memberi nama b Guru mengkoordinasikan b Masing-masing ke-
senyawa jalannya presentasi. lompok mempresen- .. Siswa dapat Tata IUPAC. tasikan hasil kerjanya memberi nama nama dari has ii investigasi senyawa menurut IUPAC
yang telah dilakukan IUPAC
128
Materi Indikator
Penga!aman Kegiatan Pembelaiaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu
• Aplikasi • Mendeskripsi- •Guru • Menyimak penjelasan guru. redo ks kankonsep menyempumakan ~ Siswa menge dalam larutan presentasi yang tabui aplikasi memecab elektrolit dan dilakuakan oleh tiap- redo ks, kan konsep redoks tiap kelompok. masalab dalam Kegiatan 12enutu12: Kegiatan i:ienutu12 lingku- memecahkan • Guru meminta siswa • Siswa menyimpulkan hasil ngan mas al ab menyimpulkan hasil pembelajaran.
lingkungan. pem-belajaran yang telab dipel-ajari
~ Guru menyempuma- • Siswa menyimak pen-kanjawaban siswa jelasan guru.
ie Guru memberikan • Siswa mencatat PR. PR kepada siswa
. I 129
Mata Pelajaran Kelas/Semester Pertemuan KeAlokasi Waktu
: Kimia X/2 3 2 x 40 menit
Skrenario Pembelajaran Metode Group Investigasi Siklus II
Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-redukasi Kompetensi Dasar : Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi reduksi dan hubungannya dengan tata nan1a senya
..... -------,..- ----_, ---
Materi Indikator
Pengalaman Kegiatan Pembelajaran Kompetensi Alokasi Pelajaran Belajar Guru Siswa yang dicapai waktu
'Reduktor • Menentukan Kegiatan Pendahuluan Kegiatan Pendahuluan ~ Siswa dapat 2 x 40 dan oksi- bilangan • Guru mengabsen siswa • Siswa nenjawab jika membedakan menit dator oksidasi atom nama nya di panggil konsep oksi-
unsur dalam • Guru menyampaikan ten- • Siswa mendengarkan dasi reduksi. senyawa atau tang pokok bahasan yaitu penjelasan guru ion. redo ks dan tujuan
' Autore- • Menentukan pembelajaran do ks oksidator dan • Guru membentuk kelom- • Siswa membentuk ke-
reduktor dalam pok yang terdiri dari 5-6 lompok reaksi redoks. SISWa
"'elliatan Inti ,,. egiatan Inti
• Memberi nama • Guru menjelaskan kembali • Mendengarkan penje-senyawa pentingnya belajar dan lasan guru
~atanama IUPAC. bekerja dalam kelompok nenurut serta menjelaskan staregi UPAC belajari dalam pembelajari
materi redoks.
130
Materi Pelajaran
'" Aplikasi redo ks dalam memecab kan mas al ab lingkungan
Indikator
• Mendeskripsikan konsep larutan elektrolit dan konsep redoks dalam memecabkan mas al ab lingkungan.
Pengalaman Bela jar
Kel!iatan Pembelaiaran Guru I Siswa
le Guru membimbing siswa r Siswa belajar, melakudalam melakukan inves- kan perencanaan kootigasi. peratif, dan melakukan
investigasi untuk menjawab masalab yang dihadapi (tugas kelompok).
le Guru membimbing siswa r Siswa mengumpulkan, dalam melakukan inves- menganalisis dan metigasi. ngevaluasi informasi
dan membuat kesimpulan dari hasil investigasi.
" Guru membantu siswa le Setiap kelompok menyiapkan presentasi. I mempersiapkan tugas
Kegiatan penutup: le Guru mengingatkan tugas
presentasi yang akan dilakukan pada pelajaran berikutnya.
yang akan dipersentasikan di depan kelas.
le Memberikan dari apa disampaikan
kesimpulan 18 Mencatat yang telab I guru.
penjelasan
Kompetensi yang dicapai
Alokasi waktu
131
Larnpiran 6
Jenis 8ekolah Mata Pelajaran Kelas/8emester
:MA : Kimia :XGenap
: 6 8oal : Essay
KI8I-KI8I PEMBUAT AN IN8TRUMEN 8IKLU8 I
Jumlah 8oal Bentuk 8oal 8tandar Kompetensi : Memaharni kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta
penerapannya dalarn kehidupan sehari-hari dan industri
Kompetensi Materi Pokok Indikator Butir 8oal 8kor
Dasar
. Menjelaskan •Konsep • Membedakan 1. Jelaskan dengan kata sendiri tentang tiga konsep 9 perkembangan oksidasi dan konsep oksidasi reaksi reduksi oksidasi dan berilah beberapa contoh konsep reaksi reduksi reduksi ditinjau untuk masing-masing konsep! oksidasi- dari penggabungan reduksi dan dan pelepasan 2. Tentukan zat yang mengalarni oksidasi dan reduksi hubungannya oksigen, pelepasan dalam reaksi berikut. dengan tata dan penerimaan a. 2Na +Ch--> 2Na+ +CC 15 narna senyawa elektron, serta b. Zn + 2H+ --> Zn2+ + H2 serta peningkatan dan c. Mg+ 8 --> Mg8 penerapannya penurunan 3. Tentukan perubahan dibawah ini merupakan
bilangan oksidasi. oksidasi atau reduksi a. Mn04 - menjadi Mn02 20 b. H2802 menjadi 802 c. Mn04 - menjadi Mn02 d. H2804 meniadi 802
132
Kompetensi Materi Pokok Indikator Butir Soal Skor
Dasar
• Bilangan • Menentukan 4. Manakah reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi 16 oksidasi bilangan oksidasi redoks, atau bukan redoks. unsurdalam atom unsur dalam senyawa atau senyawa atau ion. a. Fe203 + CO -> 2Fe0 + C02 10n b. Na20 + N10s -> 2NaN03
• Menentukan oksidator dan 5. Logam natrium bereaksi dengan air menghasilkan 20 reduktor dalam natrium hidroksida dan gas hidrogen. reaksi redoks a. Tuliskan persamaan reaksi di atas
b. Tentukan oksidator, reduktor, hasil obidasi dan hasil reduksi
6. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang 20 digarisbawahi dalam senyawa berikut:
a. AsO/ b. Fe203 c. Cr(OH)4' d. NH3
133
Lampiran 7
Jenis Sekolah Mata Pelajaran Ke las/Semester Konsep Bahasan Jumlah Soal
KISI-KISI PEMBUATAN INSTRUMEN SIKLUS II
:MA : Kimia : XGenap : Reaksi Oksidasi Reduksi : 6 Soal
Bentuk Soal : Essay Standar Kompetensi : Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengarubinya
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan industri
Kompetensi Materi Pokok Indikator Butir Soal Skor
Dasar
. Menjelaskan •Konsep • Membedakan 1. Manakah reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi 15 perkembangan oksidasi dan konsep oksidasi redoks, autoredoks atau bukan redoks. konsep reaksi reduksi reduksi ditinjau a. 2Ag + Ch -> 2AgCI oksidasi- dari b. H1S04 + 2Na0H -> Na2S04 + 2H20 reduksi dan penggabungan c. Ch + 2KOH -> KC! + KCIO + H10 hubungannya dan pelepasan dengan tata oksigen, 2. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil 20 nama senyawa pelepasan dan reduksi dalam reaksi redoks berikut. serta penerimaan a. CuO + H1 -> Cu + HzO penerapannya elektron, serta b. KCI03 + 3 S -> 2KCI + 3 S02
peningkatan dan 3. Logam natrium bereaksi dengan air menghasilkan 20 penurunan natrium hidroksida dan gas hidrogen. bilangan oksidasi. a. Tuliskan persamaan reaksi di atas
b. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi
134
Kompetensi Materi Pokok Indikator Butir Soal Skor
Dasar -
•Tatanama • Memberi nama 4. Berilah nama IUPAC untuk senyawa berikut; 15 menurut senyawa menurut a. CuS04 IUPAC IUPAC b. Fe(N03)2
c. N103
5. Tulislah rumus kimia senyawa-senyawa berikut: 15 a. Besi (III) klorida b. Asam klorat (I) c. Nitrogen (II) oksida
• Aplikasi • Mendeskripsikan 6. Apa yang dimaksud dengan lumpur aktif dan jelaskan 15 redoks dalam konsep larutan tahap-tahap dalam pengolahan Lumpur aktif? memecahkan elektrolit dan masalah konsep redoks lingkungan dalam
memecahkan masalah Jingkungan
135
Lampiran Kisi-kisi Soal dan Jawaban Siklus I
Indikator Butir Soal Jawaban Skor Bu sk,
• Membedakan I. Jelaskan dengan kata sendiri tentang 1. Berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen konsep oksidasi tiga konsep reaksi reduksi oksidasi dan a. oksidasi = rekasi pengikatan zat dengan 9 " -reduksi ditinjau berilah beberapa contoh untuk masing- oksigen dari masing konsep! b. reduksi = reaksi pelepasan zat dengan oksigen penggabungan 2. Berdasarkan pengikatan dan pelepasan electron c -dan pelepasan a. oksidasi = reaksi pelepasan electron oksigen, b. reduksi = reaksi penangkapan elektron
. . pelepasan dan 3. Berdasarkan Peningkatan dan penurunan bibngan penerimaan oksidasi elektron, serta a. oksidasi = peningkatan bilangan oksidasi peningkatan dan b. reduksi = penurunan bilangan oksidasi penurunan 2. Tentukan zat yang mengalami oksidasi 15 bilangan dan reduksi dalam reaksi berikut. oksidasi. a. 2Na+ Ch ...... 2Na+ +er a. 2Na +Ch-> 2Na+ +Cl-
b. Zn+ 2W-> Zn2+ + H2 0 0 +! -1
J Oklidasi I I '
Reduksi b. Zn+ 2H+ -> Zn2+ + H2
I +I +1
f Oksidasi I
Reduiksi
136
Indikator Butir Soal Jawaban Skor Bu ski
c. Mg + S --+ MgS c. Mg + S --+ MgS 3
~ Oksidasi 0
l.
Reduiksi
3. Tentukan perubahan dibawah ini 20 merupakan oksidasi atau reduksi ' -a. Mn02 menjadi Mn04- a. Mn02 menjadi Mn04-
+4-2 +7 -8 ' ,
I oksidasi I b. H2S menjadi S03 - b. H2S menjadi S03- ' -
+2-2 +5-6
I I ' '
Reduksi c. Mn04 - menjadi Mn02 c. Mn04- menjadi Mn02
+7-8 +4 -4
I reduksi I d. H2S04 menjadi S02 d. H2S04 menjadi S02
+16 +4 I
Reduksi
137
Indikator
• Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion.
Butir Soal
4. Manakah reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi redoks, atau bukan redo ks. a. Fe203 + CO -> 2Fe0 + C02
b. Na20 + N20s -> 2NaN03
5. Logam natrium bereaksi dengan air menghasilkan natrium hidroksida dan gas hidrogen. a. T uliskan persamaan reaksi di atas
b. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi
Jawaban
a. Fe203 + CO -> 2Fe0 + C02
3 +2 + +4 Reduksi
I Oksidasi I merupakan reaks1 redoks
b. Na20 + N20s -> 2NaN03 +l +5 +l +5
Bukan reaksi redoks
a. Na+ H20 -> NaOH + H2
I Ok:f~ +1 f Reduksi
b. Oksidator = H20 Hasil oksidasi = NaOH
Reduktor ~ Na Hasil reduksi = H2
Skor I Bu1 skc
16
20
2
3
3
2 3 3
~
~
1
138
Indikator Butir Soal Jawaban Skor But sko
6. Tentukan bilangan oksidasi unsure yang 20 digarisbawahi dalarn senyawa berikut: a. AsO/ = Biloks As + ( 4 x biloks 0) 2
a. AsO/ -3 = Biloks As+ (4 x (-2)) -3 = Biloks As - 8 3
Biloks Cu = +5 I
b. fu03 b. fu03 = 2 x Biloks Fe+ (3 x biloks 0) 2 0 = 2 x biloks Fe - 6
Fe =+3 3
c. Cr(OH)4" c. Cr(OH)4" = Cr+ ( 4 x biloks 0) + ( 4 x Biloks H) 2 - I =Cr+ (- 8) +4 Cr =+3 3
d. NH3 d. NH3 = biloks N + (3 x biloks H) 2
0 = biloks N + 3 N =-3 3
139
Lampiran Kisi-kisi Soal dan Jawaban Siklus II
Indikator Butir Soal Jawaban Skor B sl
• Menentukan 1. Manakah reaksi di bawah ini yang 15 autoredoks daalrn merupakan reaksi redoks, autoredoks atau reaksi redoks bukan redoks.
a. 2Ag + Ch -+ 2AgCI a. 2Ag + Ch -+ 2AgCI
I o r -1 Oksidasi I
j Reduksi
Termasuk redoks
b. H2S04 + 2NaOH -+ Na2S04 + 2H20 b. H2S04 + 2NaOH -+ Na2S04 + 2H20 +6 +1 +1 +6
Bukan reaksi redoks karena tidak mengalami perubahan bilangan oksidasi
c. Ch + 2KOH -+ KC! + KCIO + c. Ch + 2KOH -+ KC! + KCIO + H20 H20
lo -1
11 Reduksi I Oksidasi
Merupakan reaksi autoredoks
140
Indikator
• Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
Butir Soal
2. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi dalam reaksi redoks berikut. a. CuO + H2 ---+ Cu + H20
b. KCJ03 + 3 S ---> 2KCI + 3 S02
3. Logam perak bereaksi dengan gas hydrogen sulfide dan gas oksigen di udara membentuk padatan perak sulfide dan uap air a. Tuliskan persamaan reaksi di atas b. Tentukan oksidator, reduktor, hasil
oksidasi dan hasil reduksi
Jawaban
COksidasil IRel ____ I a. CuO + H2 ---> Cu + H20
+2 0 0 +!
Oksidator = NaHS04 Reduktor = Al Hasil oksidasi = Ah03 Hasil reduksi = Na2S
b. KC 103 + 3 S ---> 2KCI + 3 S02 + 1 +5 0 +I -1 +4
\ \ Reduksi \
Oksidasi
Oksidator = KCJ03 Reduktor = S Hasil oksidasi = S02 Hasil reduksi =KC!
a. Ag + H2S + 02 ---> Ag2S + H20 0 -2 0 +1 -2 J Oksidasi \
\ Reduksi
b. Oksidator = 02 Reduktor = Ag Hasil oksidasi = Ag2S Hasil reduksi = H20
Skor I B sl
20
20
141 I B
Indikator Butir Soal Jawaban Skor s
• TataNama 4. Berilah nama IUP AC untuk senyawa IUPAC berikut; 15
a. CuS04 a. CuS04 = Tembaga (II) sulfat b. Fe(N03)2 b. Fe(N03)2 = Besi (II) nitrat c. Nz03 c. Nz03 = Nitrogen (III) Oksida
5. Tulislah rumus kimia senyawa-senyawa 15 berikut: a. Besi (III) klorida a. Besi (III) klorida = FeCb b. Asam klorat (I) b. Asam klorat (I) =HCIO c. Nitrogen (II) oksida c. Nitrogen (II) oksida =NO
• Mendeskripsikan 6. Apa yang dimaksud dengan lumpur aktif Lumpur aktif adalah lumpur yang kaya dengan bakteri 15 konsep larutan dan jelaskan tahap-tahap dalam aerob yang dapat menguraikan limbah organic. elektrolit dan pengolahan Lumpur aktif? Kegunaannya yaitu untuk mengatasi a:r limbah konsep redoks Pengolahan air limbah dengan metode lumpur aktif dalam melalui tiga tahap, yaitu: memecahkan a. tahap primer, dengan penyaringan dan masalah pengendapan (sedimentasi), dilakuakan unutk lingkungan memisahkan sampah yang tidak larut dalam air
b. tahap sekunder, dengan oksidasi. Oksidasi digunakan untuk memanfaatkan lumpur aktif.
c. Tahap tersier,untuk menghlangkan san1pah yang masih ada.
Lampiran IO
Na ma
Ke las
SOAL TES HASIL BELAJAR
SIKLUSI
1. Tentukan zat yang mengalami oksidasi dan reduksi dalam reaksi berikut.
a. Zn + 2H+ --> Zn2+ + H2 b. Mg + S --> MgS
2. Tentukan perubahan dibawah ini merupakan oksidasi atau reduksi a. Mn04- menjadi Mn02 b. H2S02 menjadi S02 b. Mn02 menjadi Mn04 -c. H2S menjadi S03-
142
3. Manakah reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi redoks atau bukan redoks. a. Fe203 + CO --> 2Fe0 + C02 b. Na20 + NzOs --> 2NaN03
4. Logam natrium bereaksi dengan air menghasilkan natrium hidroksida dan gas hidrogen. a. Tuliskan persamaan reaksi diatas. b. Tentukan reaksi tersebut merupakan reaksi redoks atau bukan redoks.
5. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang digarisbawahi dalam senyawa berikut: a. AsQ43
•
b. fu03 c. Cr(OH)4-d. NH3
Lampiran II
Nama
Kelas
SOAL HASIL BELAJAR
SIKLUSII
143
I. Manakah reaksi di bawah ini yang merupakan reaksi redoks, autoredoks atau bukan redoks. a. 2Ag + Ch -> 2AgCI b. H2S04 + 2NaOH -> Na2S04 + 2H20 c. Ch + 2KOH -> KC! + KCIO + H20
2. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi dalam reaksi redoks berikut.
a. CuO + H2 -> Cu + H20 b. KCI03 + 3 S -> 2KCI + 3 S02
3. Logam perak bereaksi dengan gas hydrogen sulfide dan gas oksigen di udara membentuk padatan perak sulfide dan uap air a. Tuliskan persamaan reaksi di atas b. Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi dan hasil reduksi
4. Berilah nama IUPAC untuk senyawa berikut; a. CuS04 b. Fe(N03)2
5. Apa yang dimaksud dengan lumpur aktif dan jelaskan tahap-tahap dalam pengolahan Lumpur aktif?
Lampiran 12 DATA UJI V ALIDITAS TES HASIL BELAJAR SI KLUS I
No. Nama Butir Saal
Jumlah 1 2 3 4 5 6
I Abdul Kholik 6 15 12 12 15 12 72 2 Ahmad Suharto 3 JO 10 12 20 20 75 3 Abdul Rahman 6 15 12 8 15 20 76 4 Asev Oinaniar 6 15 15 12 15 12 75 5 Ayu Nurul P 9 JO 12 16 12 8 67 6 Bahtiar 9 JO 8 12 15 8 62 7 Choirulloh 9 15 12 8 20 12 76 8 Chairun Nisa 9 15 8 12 20 12 76 9 DedehW 9 15 20 16 20 5 85 10 Fatchur Rozi 6 5 12 8 12 20 63 11 FerinaR 6 JO 12 8 IO 20 66 12 lndriyati 9 IO 15 16 15 20 85 13 Idris Surva 9 15 20 8 15 20 87 14 Jpah Fauziah 9 JO 8 8 IO 12 57 15 IsmiW 9 JO 15 8 20 15 77 16 llham Bachar 9 15 20 16 20 15 95 17 LivaM 9 10 15 12 10 12 68 18 Lutfi Dwi A 9 JO 15 12 IO 12 68 19 Muslim 9 IO 12 12 20 8 71 20 Merrv Wah vu I 6 5 12 8 10 12 53 21 M Rifai 9 JO 20 8 15 20 82 22 Muti Fitria 9 IO 15 8 JO 12 64 23 Nadia Vaila S 9 IO 12 16 15 20 82 24 Nilla N 9 15 15 16 20 20 95 25 Nur Anisa 6 5 12 8 15 12 58 26 Nursaman 3 IO 8 4 15 8 48 27 Nurul Fachri 6 10 8 4 JO 8 46 28 Nurul Seotiani 9 15 12 8 15 12 71 29 Rahmah Nurul 9 10 20 12 20 12 83 30 Rico H 9 JO 12 16 20 12 79 31 Ridwan Aziz P 6 15 12 12 20 20 85 32 Rin rin Riani 9 15 12 16 12 20 84 33 Rizld Munawar 6 5 15 12 JO 8 56 34 Siti Aminah 9 IO 12 8 JO 20 69 35 Siti Kholila 9 JO JO 8 15 12 64 36 Siti Marvati 9 15 20 J6 20 20 100 37 St. Khasanah 6 IO 15 12 10 20 73 38 Suoandi 3 JO J2 8 20 12 65 39 Sucinto Adi P 3 5 8 12 20 12 60 40 Yuli Artini 3 5 8 IO JO J2 4&
1.X 297 435 523 438 606 567 2866 C1X)2 88209 J89225 273529 191844 367236 321489 8213956 YX2 2385 5175 7377 5268 9832 8907 211996
> XtXi 21849 32355 38765 32520 44618 41889 Rata2 7,425 I0,875 13,075 10,95 15,15 14,J75 7J,65 )xtxi 568,95 1187,25 1292,05 1137,3 1198,J J263,45 )".xi 179,775 444.375 538.775 471.9 651,1 869.775 6647,1
~ ... +~ ..... 110AQQ') A ')Qi:\".lSUl.c'\ 1 1<;Rl?Q1 1 1 l'll\71\6.5 4327926.8 5781481.4
Lampiran 14 UJI V AUDIT AS TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
No. Nama Butir Soal Jumlah ' " J .. J u
1 Abdul Kholik 15 20 12 15 15 15 92 2 Ahmad Suharto 10 12 IO 12 IO 15 69 3 Abdul Rahman 15 16 12 9 8 8 68 4 Aseo Ginanjar 15 20 15 10 12 12 84 5 Avu Nurul P IO 20 12 9 IO 15 76 6 Bahtiar 10 12 8 12 9 15 66 7 Choirulloh 15 16 12 9 IO 8 70 8 Chairun Nisa 15 16 8 10 10 15 74 9 Dedeh W 15 16 20 15 IO 15 91 10 Fatchur Rozi 5 8 12 12 8 8 53 l l FerinaR IO 12 12 IO 6 8 58 12 lndrivati 10 12 15 12 6 15 70 13 Idris Snrva 15 20 20 15 12 8 90 14 loah Fauziah 10 16 12 9 6 12 65 15 lsmi W IO 12 15 9 10 8 64 16 llham Bachar 15 20 20 12 IO 15 92 17 LiyaM IO 20 15 12 9 15 81 18 Lutfi Dwi A 10 12 12 9 6 15 64 19 Muslim IO 16 12 9 6 15 68 20 Merrv Wahyu R 5 8 8 6 IO 15 52 21 M Rifai 10 12 15 8 6 8 59 22 Muti Fitria 10 12 20 12 10 8 72 23 Nadia Vaila S IO 16 12 IO 8 15 71 24 Nilla N 15 20 15 15 IO 15 90 25 Nur Anisa 5 8 8 IO 8 8 47 26 Nursaman 5 12 12 5 12 8 54 27 Nurul Fachri 10 12 8 5 6 8 49 28 Nurul Seotiani 15 20 8 8 8 8 67 29 Rahmah Nurul IO 12 20 10 10 12 74 30 RicoH 10 12 12 10 IO 15 69 31 Ridwan Aziz P 15 20 12 12 15 12 86 32 Rin rin Riani 15 20 15 12 15 15 92 33 Rizld Munawar 15 8 20 10 5 12 70 34 Siti Aminah IO 12 12 8 10 8 60 35 Siti Kholila 10 16 10 8 8 8 60 36 Siti Marvati 15 16 20 IO 8 15 84 37 St. Khasanah 10 12 15 IO 6 15 68 38 Suoandi IO 16 12 12 10 8 68 39 Sucipto Adi P 5 8 8 12 9 12 54 40 Yuli Ar~ini 10 12 12 10 6 15 65
~x 445 580 528 413 363 477 2806 ( X)2 198025 336400 278784 170569 131769 227529 7873636
X2 5375 9040 7552 4493 3547 6099 203100 'XtXi 32510 42244 38186 29791 26151 34218 Rata2 l l,125 14,5 13,2 10,325 9,075 1 l,925 70,!5
2::Xtxi 1293,25 1557 l 146,8 819,05 686,55 756,45 ) xi 424,375 630 582,4 228,775 252,775 410,775 6259,l
'\"""., .. ""'": ')t;:.;;:t;.")(\< h 1.0A1.')1.1. 1.hLl .l\')QQ R ld11Q?'ili 1SR2144 2571081.8
148
Lampiran 16
Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Konsep Redo ks Siklus I
No Soal B p Keterangan
1 24 0.6 Sedang
2 13 0.33 Sedang
3 6 0.15 Sukar
4 9 0.23 Sukar
5 14 0.35 Sedang
6 I 0.33 Sedang
149
Lampiran 17
Uji Tingkat Kesukaran Butir Soal Konsep Redoks Siklus II
No Soal B p Keterangan
1 13 0.33 Sedang
2 IO 0.25 Sukar
3 7 0.18 Sukar
4 4 0.1 Sukar '
5 3 0.08 Sukar
6 18 0.45 Sedang
150
Lampiran 18
Perhitungan Tingkat TarafKcsukaran Soal Uji Coba Tes Konsep Redoks
13 P (no.!)=-= 0.33
40
P=~ JS
Berarti, soal nomor I termasuk kategori sedang.
Keterangan:
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
P : Indeks kesukaran
Klasifikasi indeks kesukaran:
0,00 < IK S: 0,30
0,30 < IK S: 0, 70
0,70 < IK S: 1,00
: soal sukar
: soal sedang
: soal mudah
Lampiran 19
Daftar Validitas dan Tingkat Kkesukaran Soal konsep Redo ks
Sildusl
No. Soal Validitas Soal Tingkat Kesukaran
Keterangan So al
I Invalid Sedang Dibuang
2 Valid Se dang Dipakai
3 Valid Sukar Dipakai
4 Valid Sukar Dipakai
5 Valid Sedang Dipakai
6 Valid Sedang Dipakai
151
Lampiran 20
Tabel. Daftar Validitas dan Tingkat Kkesukaran Soal konsep Redoks
Siklus II
No. Soal Validitas Soal Tingkat Kesukaran
Keterangan So al
1 Valid Sedang Dibuang
2 Valid Sukar Dipakai
3 Valid Sukar Dipakai
4 Valid Sukar Dipakai
5 Invalid Sukar Dibuang
6 Valid Sedang Dipakai
152
:npiran 21
Skor Hasil Belajar Konsep Redoks Siklus I
Nama Butir Soal
L % Ketercapaian 1 2 3 4 5
andriani 18 18 J2 15 J2 75 75 Tuntas Nadia Vaila 12 JO J2 20 24 78 78 Tuntas Mahdiah J8 12 6 15 24 75 75 Tuntas Myusuf J8 20 J2 15 J2 77 77 Tuntas Dira Astirindi 12 J2 18 12 12 66 66 Bel um Tyas Afridini J2 J2 12 J2 J2 60 60 Bel um nurvita J8 J2 9 20 12 71 71 Bel um Siti Masyithoh J8 8 J2 20 J2 70 70 Bel um Putri Askia J8 20 18 10 24 90 90 Tuntas
I M Hafidz 6 12 J2 J2 18 60 60 Belum Nufzah Fauziah J8 20 6 JO 24 78 78 Tuntas
~ Laurancia Dwi Putri 18 20 J8 J5 J6 87 87 Tuntas I cucu 18 20 18 15 24 95 95 Tuntas ~ Hendri suhendri 18 8 12 JO 12 60 60 Belum i Devi Yana 12 J5 8 15 12 62 62 Bel um > Rahmi Yati J8 20 18 20 J8 94 94 Tuntas 1 AFaruq 18 20 9 10 12 69 69 Bel um l Muti Fitria 12 15 12 10 12 61 61 Belum } Andy Saiful 18 12 18 12 8 68 68 Bel um ) Nurjannah 18 20 18 10 12 78 78 Tuntas I Rizki Abdurrahman J8 20 12 J5 24 89 89 Tuntas ~ Euis J8 20 6 10 24 78 78 Tuntas 3 Nurlzzah 18 12 12 15 18 75 75 Tuntas 4 A. Rifai 18 15 18 20 J8 89 89 Tuntas 5 DedenM J8 J2 18 15 12 75 75 Tuntas 6 A. Kholik J5 J5 9 IO 6 55 55 Belum 7 Rosida i8 8 9 10 24 69 69 Bel um 8 Dede ArifBudiman 15 20 12 10 24 81 81 Tuntas
)X 456 428 356 383 462 2085 Rata-rata 16,3 15,3 12,7 13,7 16,5 74,5
Skor Maksimum J8 20 18 20 24 95 % 90,5 76,4 70,6 68,4 69 74,5
Lampiran 22
Skor Hasil Belajar Konsep Redoks Siklus Il
No. Nama Butir Soal
Jumlal O/o Ketercapaian 1 2 3 4 6
1 andriani 24 20 20 14 15 93 93 Tuntas 2 Nadia Vaila 16 12 12 14 15 69 69 Bel um 3 Mahdi ah 16 20 20 7 15 78 78 Tuntas 4 Myusuf 20 20 15 21 15 91 91 Tuntas 5 Dira Astirindi 12 20 15 21 15 83 83 Tuntas 6 Tyas Afridini 12 20 8 21 15 76 76 Tuntas 7 Nurvita 24 12 15 14 15 80 80 Tuntas 8 Siti Masyithoh 24 20 8 14 15 81 81 Tuntas 9 Putri Askia 24 20 20 21 15 100 100 Tuntas 10 MHafidz 24 16 12 14 12 78 78 Tuntas 11 Nufzah Fauziah 16 16 12 21 12 77 77 Tuntas 12 Laurancia Dwi Putri 12 12 20 21 15 80 80 Tuntas 13 cu cu 24 20 20 14 12 90 90 Tuntas 14 Hendri suhendri 24 16 20 21 15 96 96 Tuntas 15 Devi Yana 24 12 12 14 15 77 77 Tuntas 16 Rahmi Yati 16 16 12 7 12 63 63 Belum 17 AFaruq 24 20 20 21 12 97 97 Tuntas 18 Muti Fitria 12 20 20 21 15 88 88 Tuntas 19 Andv Saiful 16 12 12 14 15 69 69 Bel um 20 Nurjannah 24 12 20 14 15 85 85 Tuntas 21 Rizki Abdurrahman 16 16 12 21 15 80 80 Tuntas 22 Euis 24 20 20 14 15 93 93 Tuntas 23 Nurlzzah 12 12 12 14 12 62 62 Bel um 24 A. Rifai 24 16 12 21 12 85 85 Tuntas 25 DedenM 20 20 20 21 15 96 96 Tuntas 26 A. Kholik 24 20 20 21 15 100 100 Tuntas 27 Rosida 24 12 12 i4 15 77 77 T1mtas 28 Dede ArifBudiman 16 16 i> 1'!111!'
~
21 12 77 77 Tuntas )X 548 468 433 476 396 2321
Rata-rata 19,6 16,7 15,5 17 14,1 82,9 Skor Maksimum 24 20 20 21 15 100
% 81,5 83,6 77,3 81,0 94,3 82,89
155
Lampiran23
Perhitungan Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Pokok Bahasan Redoks
Siklus I
I. Menentukan rentang pada kelompok data
r = Data terbesar - Data terkecil
r = 94- 55 = 34
2. Menentukan banyak kelas inerval
Banyak Kelas = 1 + (3 .3) log n
= 1 + (3.3) log 28
=5.7
Dengan demikian dapat diputuskan banyaknya kelas interval adalab 6
3. Menentukan panjang kelas interval
p rentang = 34 = 6 banyak kelas 6
Dengan demikian panjang kelas interval adalah 9 atau 10
156
Lampiran 24
Perhitungan Distribusi Frekuensi Tes Hasil Belajar Pokok Bahasan Redoks
Siklus II
1. Menentukan rentang pada kelompok data
r = Data tcrbcsar - Data terkccil
r=l00-62 = 41
2. Menentukan banyak kelas inerval
Banyak Kelas = 1 + (3.3) logn
= 1 + (3.3) log 28
= 5.7
Dengan demikian dapat diputuskan banyaknya kelas interval adalah 6
3. Menentukan panjang kelas interval
p = rentang = 38 = 6.3 banyak kelas 6
Dengan demikian panjang kelas interval dibulatkan ke atas menjadi 7
158
No. Variabel Kisi-kisi Pengamatan Keterangan 7. Mengerjakan tugas dengan 7. Siswa mengerjakan
antusias dan semangat. tu gas dengan sungguh-sungguh seperti mencari sumber, berdiskusi,
8. Mempresentasikan has ii memberikan pendapat penyelidikan. dan sebagainya.
8. Siswa mempresentasi-9. Mempedulikan atau me- kan, menjelaskan data
mperhatikan pendapat dan sebagainya. siswa yang sedang mem- 9. Siswa memperhatikan, beri penjelasan. mendengarkan a tau
mencatat penjelasan dari siswa lain.
Ill. Penutup I. Memberikan kesimpulan I. Siswa dalam suatu dari materi yang dipe- kelompok memberikan lajari. kesimpulan.
2. Merapihkan meJa dan 2. siswa Merapikan meJa kursi. - dan kursi yang dipakai
pad a saat diskusi kelompok a tau presen-tasi.
3. kembali ke temapat duduk 3. Siswa kembali ke tempat masing-masing. duduk masing-masing.
159
Lampiran
Kisi-Kisi Pengamatan Lembar Observasi Guru
No. Variabel I Pendahuluan
II. Kegiatan Inti
Kisi-kisi Penirnmatan 1. Memberitahukan tujuan
pembelajaran kepada s1swa.
2. Membangkitkan minat siswa terhadap materi yang akan dipelajari.
Keteramrnn I.Guru memberitahukan
tujuan pembelajaran kepada siswa.
2.Guru melakukan demontrasi atau pertanyaan untuk membangkitkan mi-nat s1swa.
3. Menggali pengetahuan 3.Guru mengajukan per-awal siswa tanyaan kepada siswa
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa.
4. Membagi siswa dalam 4.Guru membentuk kelom-kelompok kecil pok
I. Memberikan penjelasan tentang metode Group Investigation.
2. Memberi penjelasan tentang tugas kepada kelompok.
3. Memantau kelancaran kerja kelompok yang telah dibentuk.
4. Memberikan bantuan kepada siswa selama kerj a kelompok.
5. Memberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas investigasi.
6. Melakukan pemantauan terhadap kelancaran berlangsungnya kegiatan yang telah dilakukan siswa pada setiap tahap Group Investigationi.
I. Guru menjelaskan tentang , metode Group Investiga
tion atau menjelaskan strategi pembelajaran kepada s1swa.
2. Guru menjelaskan tugas yang akan dilakukan oleh tiap kelompok.
3. Guru berkeliling meman-tau kelancaran kerja kelompok.
4. Guru memberikan bantuan kepada siswa atau membantu memberikan penjelasan tentang subtopik yang dibahas oleh siswa.
5. Guru memberikan waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas.
6 Guru memantau kelancaran pada setiap tahap Group Investigation.
160
No. Variabel Kisi-kisi Pengamatan Keterangan III. Penutup I. Melakukan penilaian I. Guru mengajukan per-
terhadap peningkatan tanyaan sebagai penilaian pe-mahaman konsep tentang pemahaman kon-siswa melalui pengajuan sep s1swa. pertanyaan.
2. Menyimpulkan apa yang 2. Guru menyimpulkan atau tel ah dipelajari dan meluruskan konsep siswa meluruskan konsep yang diperoleh selama siswa terhadap materi kerja kelompok. diperoleh selama kerja kelompok.
3. Memberikan reward. 3. Memberikan penghargaan berupa hadiah atau yang lainnya kepada kelompok terbaik.
161
Lampiran
KISI-KISI ANGKET RESPON SISW A
Tujuan Angket:
1. Mengungkap pendapat siswa tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation.
2. Mengungkap minat dan sikap siswa terhadap penerapan pembelajaran
kooperatifyang digunakan guru dalam pembelajaran.
No. Indikator pertanyaan Pemyataan
Jumlah Positif Negatif
1. Apakah SISWa berpendapat 1, 3, 4, 8 13, 15, 19, 8
bahwa Pembelajaran Kooperatif 24
tipe Group Investigation adalah
metode pembelajaran baru bagi
mereka?
2. Apakah siswa merasa senang 2, 7, 9, 12 14, 17, 22, 8
dengan Pembelajaran Kooperatif 23
tipe Group Investigation?
3. Apakah siswa merasa tertarik 16, 18, 21, 6, 5, 10, 8
a tau terlibat terhadap metode 20, 11
yang digunakan guru dalam
pembelajaran?
162
Lampiran
KISI-KISI WA WANCARA RESPON SISWA
Tujuan Angket:
1. Mengungkap pendapat siswa tentang penerapan pembelajaran kooperatiftipe Group Investigation.
2. Mengungkap minat dan sikap siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatifyang digunakan guru dalam pembelajara
No. Indikator pertanyaan Pertanyaan
1. Apakah siswa berpendapat bahwa 1. Apakah model pembelajaran yang digunakan pada Materi redoks adalah
Pembelajaran Kooperatiftipe Group model pembelajaran yang baru?
Investigation ada!ah metode 2. Pemahkah metode ini digunakan pada materi pembelajaran yang lain?
pembelajaran baru bagi mereka? 3. Metode apa saja yang sering digunakan guru dalam mengajar?
4. Apakah metode yang digunakan sekarang dapat membuat kamu lebih
memahami materi redoks dengan sangat baik? Mengapa?
2. Apakah siswa merasa senang dengan 1. Apakah kamu senang dengan pembelajaran kooperatiftipe Group
Pembelajaran Kooperatiftipe Group Investigation?
Investigation? 2. Dengan menggunakan metode ini, apakah kamu merasa termotivasi
mempelajari materi redoks? Mengapa?
3. Apakah pembelajaran secara keseluruhan sangat menyenangkan bagi kar
163
No. 1 lndikator pertanyaan Pertanyaan
3. Apakah siswa merasa tertarik atau 1. Apakah selama kegiatan pembelajaran redoks membuat kamu menjadi te1
terlibat terhadap metode yang dengan materi kimia?
digunakan guru dalam pembelajaran? 2. Apakah kamu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran?
3. Dalam mengikuti pembelajaran, apakah kamu sangat rntusias dalam
mengikuti kegiatan pembelajatan?
165
No. Beri tanda eek ( ../) Beri tanda eek ( ../)
10' 10' 10' 10' 10' 1 O' 10' II. Penutup I. Memberikan kesimpulan dari materi yang dipelajari. 2. Merapihkan meja dan kursi. 3. Kembali ke tempat duduk masing-masing.
Dalam penelitian ini peneliti (observer) akan meneliti atau mengamati siswa selama proses pembelajaran, dan setiap Iii sekali alasannya selain mudah menghitung waktunya; peneliti juga memperkirakan bahwa kisaran waktu lima menit suatn sudah selesai dilakukan.
167
Lampiran
Lem bar Observasi Pembelajaran Guru
Siklus I Siklus II No. Aspek yang teramati Pertemuan Pertemuan
I 2 I 2 I. Kegiatan Pendahuluan I. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada
siswa. 2. Membangkitkan minat siswa terhadap materi
yang akan dioelaiari. 3. Memmali pengetahuan awal siswa 4. Membagi siswa dalam kelompok kecil II. Kegiatan Inti 5. Memberikan penjelasan tentang metode Group
lnvesti5{ation. 6. Memberi peajelasan ten tang tu gas kepada
kelompok. 7. Memantau kelancaran kerja kelompok yang -
telah dibentuk. 8. Memberikan bantuan kepada siswa selama
keria kelompok. 9. Memberikan waktu yang cukup untuk menyele-
saikan tugas investigasi. I 0. Melakukan pemantauan terhadap kelancaran
berlangsungnya kegiatan yang telah dilakukan siswa pada setiap tahap Group lnvesti?,alioni.
IL Mengawasi jalannya presentasi III. Penutup 12. Melakukan penilaian terhadap peningkatan pe-
mahaman konsep siswa melalui pengajuan pertanvaan.
13. Menyimpulkan apa yang telah dipelajari dan meluruskan konsep SISWa terhadap materi dioeroleh selama keria kelomook.
14. Memberikan rl'ward
Ket: "I/= Terlaksana - = Tidak terlaksana
Lampiran
Nama Ke las No. Urut Petunjuk
Kuesioner Respon Siswa Terhadap Pembelajaran
1. Tulislah identitas anda pada tempat yang telah disediakan. 2. Bacalah dengan baik setiap pemyataan di bawah ini, jawab dengan
sejujumya. Jawaban anda tidak akan mempengaruhi nilai.
No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11
3. Bubuhkan tanda (X) pada kolom yang tersedia. Pilih, SS, jika anda sangat setuju terhadap pemyataan. Pilih S, jika anda setuju terhadap pemyataan. Pilih KS, jika anda kurang setuju terhadap pemyataan. Pilih TS, jika anda tidak setuju terhadap pemyataan. PThSTS "k d 'dak . h d I I , 11 a an a sangat t1 setu1u ter a ao pem "ataan.
Butir Pemyataan SS s TS Model pembelajaran yang digunakan pada materi redoks adalah model pembelajaran yang baru. Saya senangjika guru menggunakan metode pembelajaran yang variatif. Metode pembelajaran yang digunakan sekarang membuat saya lebih mudah memahami. Dengan metode ini, saya dapat memahami materi pelajaran dengan baik. Saya tidak antusias mengikuti kegiatan pembelaiaran. Dalam kegiatan pembelajaran redoks membuat saya tidak tertarik terhadap materi kimia Pembelajaran secara keseluruhan sangat menvenanQkan. Pt!mbelajman yar.g dilakukan pada mater: redoks berbeda pada pembelajaran yang lain. Mengikuti pembelajaran pada materi membuat sava termotivasi dalam belajar. Saya tidak terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Dengan metode ini, saya kurang termotivasi 11nt111r hlc!l mpmnP1~-i~ri nph:ri~rnn rf":tiok~.
STS
168
169
redo ks. 13. Model pembelajaran ini sudah pernah
diterapkan pada materi sebelumnya. 14. Kegiatan pembelajaran sangat membosankan
bafil saya. 15. Dengan metode pembelajaran yang sekarang,
membuat saya kesulitan memahami pelajaran.
16. Dalam kegiatan pembelajaran redoks membuat saya Jebih tertarik terhadap materi kimia
17. Saya hanya senang jika guru hanya menggunakan metode pembelajaran ceramah.
18. Dengan metode ini, saya termotivasi untuk bisa mempelaiari pelaiaran redoks.
19. Pembelajaran yang dilakukan pada materi redoks sama pada pembelajaran yang lain.
20. Saya sangat antusias mengikuti kegiatan oembelajaran.
21. Sava terlibat dalam kegiatan pembelaiaran. 22. Saya merasa kurang senang dengan model
pembelajaran yang digunakan pada materi redo ks.
23. Saya kurang termotivasi dalam mengikuti pembelaiaran.
24. Dengan metode ini, saya tidak dapat memahami materi oelajaran dengan baik.
Lampiran 32
Hasil Observasi Siklus I
Siklus 11%)
NO. Beri Tanda Cek Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertem uan ke-3
Kelomr ok Kelomrok Kelomr ok 1 2 3 4 5 I 2 3 4 5 1 2 3 4
1 Siswa membentuk kelompok/tetap pada kelomooknva. 100 100 100 100 100 75 100 100 100 87,5 100 100 87,5 100
2 Siswa memilih subtopik yang telah ditentukan 25 25 25 25 25 25 25 25 25 3 mendengarkan oenielasan 011ru •• 37,5 25 50 37,5 25 62,5 50 62,5 50 50 50 50 62,5 50 4 Mencari sumber dalam melak:ukan investigasi untul
memecahkan masalah dalam kelomook .. 62,5 50 75 50 50 62,5 75 50 50
5 Mencatat setiap basil yang didapat dari oembelaiaran. 50 37,5 50 50 50 50 50 37,5 62,5 50 50 75 87,5 75
6 Siswa membantu menyelesaikan masalah dalam kelompok dengan memberi pendapat. 50 50 62,5 50 62,5 62,5 50 62,5 50
7 Mendengarkan dengan tekun penjelasan .dari siswa lain untuk dapat memahami materi pelajaran keoada siswa lain. 75 62,5 75 62,5 62,5 62,5 50 62,5 62,5 50 87,5 100 87,5 75
8 Siswa terlibat adu pendapat dengan siswa lain. 50 37,5 50 50 50 62,5 62,5 50 50 50 62,? 50 62,5 50
9 Siswa bertanya bila tidak memahami materi kepada
siswa lain atau keoada '"'"" 37,5 50 62,5 50 50 50 37,5 50 62,5 37,5 50 50 37,5 10 Mengerjakan tugas dengan antusias dan semangat.
62,5 50 62,5 62,5 62,5 75 62,5 75 75 75 75 62,5 75 75 11 Mempresentasikan hasil penyelidikan. 25 25 25 25 25 25 25 25 25 12 Mempedulikan atau memperhatikan pendapat siswa
"ano sedano memberi nenielasan. 50 62,5 82,5 62,5 62,5 50 62,5 87,5 62,5 62,5 75 62,5 87,5 75 13 Memberikan kesimpulan dari materi yang
dinelaiari. 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 Rata-rata 52,l 47,9 60 52,l 52,l 53,8 52,5 57,5 57,5 52,8 j6,7 57,7 60,6 54,8
Rata-rata ner nertemuan 52,8 54,8 57,3 Rata-rata per silkus 55,0
Lampiran 33
Hasil Observasi Siklus II
Siklus II %)
NO. Beri Tanda Cek Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-2
Kelompok Kelompok Kelom1ok I 2 3 4 5 I 2 3 4 5 I 2 3 4
I Siswa membentuk kelompok/tetap pada kelomooknva. 82,5 100 JOO JOO JOO 100 JOO 100 100 JOO 100 JOO 100 100
2 Siswa memilih subtopik yang telah ditentukan 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 3 mendenoarkan oenielasan anru •• 75 75 75 87,5 62,5 75 87,5 87,5 75 75 87 87,5 75 75 4 Mencari sumber dalam melakukan investigasi untul 75 87,5 87,5 87,5 75 87,5 75 87,5 87,5 5 Mencatat setiap basil yang didapat dari
nembelaiaran. 62,5 75 82,5 62,5 75 87,5 87,5 100 75 87,5 87,5 87,5 100 100 6 Siswa membantu menyelesaikan masalah dalam 75 82,5 75 62,5 75 75 82,5 75 82,5 7 Mendengarkan dengan tekun penjelasan ,dari siswa
lain untuk daoat memahami materi oelaiaran 75 87,5 100 75 87,5 87,5 100 100 87,5 100 JOO 100 100 87,5 8 Siswa terlibat adu pendapat dengan siswa lain.
62,5 75 50 75 75 75 62,5 75 75 87,5 75 62,5 75 87,5 9 Siswa bertanya bila tidak memahami materi kepada
siswa lain atau kepada guru. 75 50 62,5 75 50 75 62,5 75 87,5 62,5 75 87,5 75 75 10 Mengerjakan tugas dengan antusias dan semangat. 75 62,5 87,5 87,5 75 87,5 75 87,5 87,5 75 100 87,5 100 JOO 11 Mempresentasikan basil penyelidikan.
25 25 25 25 25 25 25 25 25 J2 Mempedulikan atau memperhatikan pendapat siswa
yang sedang memberi oenielasan. 75 87,5 87,5 75 75 87,5 87,5 87,5 75 87,5 JOO 87,5 JOO 75 13 Memberikan kesimpulan dari materi yang 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Rata-rata 65,2 69,4 71,5 69,8 66,7 68,2 67 71,6 67 68,2 74 7J,7 74 72,7
Rata-rata per pertemuan 68,5 68,4 73,l Rata-rata per silkus 70,0
172
Lampiran
Hasil Wawancara Siswa
No. Indikator Pertanyaan Pertanyaan Jawaban Siswa
I Apakah siswa I. Apakah model pembe- Siswa I: iya, sebelumnya saya belum pemah belajar dengan
berpendapatbahwa lajaran yang digunakan metode seprti ini.
Pembelajaran pada materi redoks Siswa 2: !ya benar.
Kooperatiftipe Group adalah model Siswa 3: !ya, baru kali ini belajar seperti ini
Investigation adalah pembelajaran yang Siswa 4: iya, saya senang sekali
metode pembelajaran baru? Siswa 5: iya benar.
baru bagi mereka? 2. Pemahkah metode ini Siswa 1 : belum pemah
digunakan pada materi Siswa 2: Kayanya baru ini aja saya belajar dengan metode ini
pembelajaran yang Siswa 3: Baru ini
lain? Siswa 4: belum pemah, biasanya guru hanya menjelaskan materi
aJa.
Siswa 5; iya sama, belum pemah.
173
3. Metode apa saja yang Siswa I: guru hanya menjelaskan materi setelah itu latihan
sering digunakan guru Siswa 2: ceramah dan latihan
dalam mengajar? Siswa 3: hanya menjelaskan di depan kelas
Siswa 4: nerangin materi pelajaran terus latihan
Siswa 5: menjelaskan materi pelajaran
4. Apakah metode yang Siswa I: iya, karena saya bisa belajar mandiri dapat bekerja sama
digunakan sekarang dengan teman, sehingga saya dapat memahami pelajaran
dapat membuat kamu dengan baik
lebih memahami materi Siswa 2: iya, saya bisa bekerja saya dengan teman
redoks dengan sangat Siswa 3: tidak, sulit dipahami, saya lebih suka d;_jelaskan oleh guru
baik? Mengapa? Siswa 4: lumayan, karena saya jadi bisa lebih 'Janyak bertanya
dengan teman
Siswa 5: iya, dengan metode ini sayajadi selalu ingin mencoba
belajar materi yang belum dipelajari. Metode ini
mengajarkan kita dalam bekerja sama dan memecahkan
masalah bersama-sama.
2 Apakah siswa merasa I. Apakah kamu senang Siswa I: iya senang,
senang dengan dengan pembelajaran Siswa 2: senang, sangat mengasikkan
Pembelajaran kooperatif tipe Group Siswa 3: kurang senang, terlihat ribet
174
Kooperatiftipe Group Investigation? Siswa 4: senang, karena metode membutuhkan kerjasama tim dan
Investigation? saya suka.
Siswa 5: yup senang, klo bisa metode ini digunakan lagi pada
materi berikutnya. Karena disini kita saling kerjasama
2. Dengan menggunakan Siswa 1: iya, karena cukup menantang buat saya.
metode ini, apakah Siswa 2: saya termotivasi dengan metode ini, karena langkah-
kamumerasa langkah dalam kerja kelompok membuat kita lebih
termotivasi mendalami lagi materi tersebut.
mempelajari materi Siswa 3: cukup termotivasi, karena saya dituntut untuk
redoks? Mengapa? memecahkan masalah yang hams sayaj:iwab bersama
teman-teman saya. Hanya saja saya kurang suka dengan
kelompok saya sehingga saya jadi agak malas-malasan.
Siswa 4: cukup termotivasi, karena metode ini pertama kali
digunakan, sehingga membuat saya i11gin tahu dan
tertantang.
Siswa 5: iya, karena tiap-tiap langkah pada metode ini membuat
saya mandiri dalam memecahkan masalah bersama
kelompok dan membuat saya tertantang untuk
memecahkan masalah tersebut..
175
3. Apakah pembelajaran Siswa 1: iya, semuanya sangat menyenangkan bagi saya
secara kesel urnhan Siswa 2: iya karena dibutuhkan kerjasama dau kebersamaan tim
sangatmenyenangkan Siswa 3: kurang menyenangkan, saya tidak suka metode ini.
bagi kamu?' Siswa 4: iya, menyenangkan walaupun saya kurang begitu aktif
tapi membuat saya selalu ingin mengikuti pelajaran ini.
Siswa 5: iya, sangat menyenangkan, apalagi pada saat
membawakan presentasi itu nernpkan hal baru buat saya.
3 Apakah siswa merasa 1. Apakah selama Siswa I: iya, ternyata dengan mempelajari kimia dengan kelompo1
tertarik atau terlibat kegiatan pembelajaran membuat saya lebih memahami materi dengan abaik dan
terhadap metode yang redoks membuat kamu saya dapat ikut andil dalam belajar kP-lompok
digunakan gum dalam menjadi tertarik dengan Siswa 2: iya, karena saya bisa mengeluarkan ide saya dalam materi
pembelajaran? materi kimia? redo ks.
Siswa 3: cukup membuat saya menarik.
Siswa 4: iya, saya jadi ingin mendalami kimia karena selama ini
saya kurang paham dengan materi kimia.
Siswa 5: iya, memang dari awal saya sudah menyukai kimia
2. Apakah kamu aktif Siswa I: iya, saya ikut melakukan investigasi untuk menjawab
dalam mengikuti jawaban dari soal yang yang ditanyakar1.
kegiatan pembelajaran? Siswa 2: iya, saya melaporkan hasil investigasi dari apa yang sudal
176
didapat oleh kelompok saya
Siswa 3: kurang aktif, disini saya hanya mendengarkandan
mencatat saja. Tapi kalo kurang pahe.m saya bertanya
dengan teman.
Siswa 4: saya rasa, saya kurang aktif, soalnya saya kurang paham
Siswa 5: saya dengan teman satu kelompok ikut mencari jawaban
dari masalah yang diberikan
3. Dalam mengikuti Siswa I: yup, bagi saya metode ini penuh kejutan, apalagi pada saa
pembelajaran, apakah diumumkan siapa kelompok terbaik membuat saya lebih
kamu sangat antusias bersemangat dalam menyelesaikan masalah bersama
dalam mengikuti kelompok saya.
kegiatan pembelajatan? Siswa 2: iya, saya suka berdiskusi dengan tema.".l
Siswa 3: biasa ja, karena saya kurang begitu aktif.
Siswa 4: iya, saya bersama teman-teman saya satu kelompok
berusaha untuk memecahkan masalah yang diberikan oleh
guru karena kita ingin bersaing dengan kelompok lain.
Siswa 5: iya saya antusias dalam mengikuti pelajaran ini.
UJI REFERENSI
Nama Nunnawati
NIM 103016227137
Jurusan!Prodi Pendidikan IP A/Pendidikan Kimia
Judul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation
Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Redoks
Referensi
BAB I PENDAHULUAN
1. Hasbullah, Dasar-DAsar Jlmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2005) h. 1
2. Ibid, h. 2
3. Suwarno, Pengantar Unun Pendidikan, (Bandung: Rineka Cipta, 2003), h. 2-3
4. Depdikbud, Undng-Undang Sisdiknas No. 23 tahun 2003. (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2003) h. 9
5. I Nyoman P. Suwindra, "Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbantuan LKS Sebagai Uapaya Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas III SL TPN 3 Singaraja", dalam Jurua! Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 4 TH. XXVI, Oktober 2003, h. 87
6. Sunismi, "Implikasi Belajar Kooperatif Dalam Pembelajaran Matematika" dalam Jurua! Pendidikan dan Pembelajaran, TH. 15, No. 1, Februari 2002, h. 28
7. I Wayan Distrik, "Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Meningkatkan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Hasil Belajar Fisika Siswa SMPN 1 Bandar Lampung'', dalam JPMIPA, Voume 8 No. I, Januari 2007, h. 31
Paraf Pembimbing Pembimbing
I II
J ; .. ......
v ( .. ·····
. / P ..
.. /. f..
.. / .~ I
.. v.! J .
Referensi
BAB II DESKRIPSI TEORI
1. Nurhanurawati, " Belajar Koopeatif Model Investigasi Untuk Meningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Teorema Phytagoras Siswa Kelas IIB SMPN Bandar Lampung", dalam JPMIP A, Voume 6 No. 2, Juli 2005, h. Nurhanurawati, " Belajar KoopeatifModel, .... , h. 32
2. I Nyoman P. Suwindra, "Penerapan Model Pembelajaran, .. ., h. 88
3. Richard I. Arends, Learning To Teach, (New York: Mcgraw-Hill Book Company,1988), h. 408
4. http://ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajarankooperatif-tipe-group-investigation-gi/
5. Nurhanurawati, op.cit., h 92-93
6. http://ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajarankooperatif-tipe-group-invcstigation-gi/
7. Nurhanurawati, op. cit., h 93
8. http://ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajarankooperatif-tipe-group-investigation-gi/
9. Nurhanurawati, op.cit., h 93
10. Richard I. Arends, op.cit., h. 410
l 1. Al Y.rism:mto, Bebercpa Te/01ik, Medel dan Strc;:tegi dalam Pembe:ajaran Matematika, (Yogyakart-t: Depdiknas, 2003 ), h. 15
12. http://ipotes.wordpress.com/2008/04128/pembelajarankooperatif-tipe-group-investigation-gi/
13. Al Krismanto, Beberapa Teknik,, Model, ... ., h. 7
Paraf Pembimbing Pembimbing
I II
/ .. ~ v .v.! .V. ./
v v ~ / . /. 1/
.. t ·~ .f. .1 .p.
.f. p..
.P..
f. ·~· ;. ~ .. .. f.
Referensi
14. Setiawan, Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Investigasi, (Yogyakarta: Depdiknas, 2006), h. 9
15. Setiawan, Model Pembelajaran Matematika, .... , h. 9
16. Al Krismanto, Beberapa Teknik,, Model, .... , h. 7
17. Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 881
18. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Be/ajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press), h. 42
19. Muhibbin Syah, Psiko/ogi Be/ajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004) cet. Ke-2, hlm. 22
20. W. James Popham dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2005), Cet ke-4, h. 29
21. Kadir, "Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Matematika ditinjau dari Metakognisi Siswa", (Jakarta: Jumal Pendidikan dan Kebudayaan No. 053 tahun ke 11 Maret, 2005), h.234
22. Redja Mudyahardjo, filsafat I/mu Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-1, h. 69-70
23. Martinis Yamin, Pengembangan Kompetensi Pebelajar, (Jakarta: UI Press, 2004), Cet. Ke-1, h. 5
24. Sardiman A.M, lnteraksi dan Motivasi, .... h.37
25. Dimyati dan mudjiono, Be/ajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 27
26. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h .. 46
27. Ibid., h. 47
Paraf Pembimbing
I .v v( .v /
v ....
/ ....
/ ....
v ....
/ ....
. /.
Pembimbing II
.J.
.A ··~ .. ~
.f. -~ .. r.
.;..
.R.
.l.
.. f -~
.£.
.. -°.
Referensi
28. Effendy, "Upaya Untuk Mengatasi Kesalahan Konsep Dalam Pengajaran Kimia Dengan Metode Strategi Konflik Kognitif', dalam Media Komunikasi Kimia, No. 2 Tahun VI, Agustus 2002, h. 2
29. Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bahasa Indonesia, (http:id. wiki pedia.org/wiki/kimia)
30. Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, Kurikulum Hasil Be/ajar, (Jakarta: Balitbang) h. 3
31. Irfan Anshory dkk, Kimia SMU 1, (Jakarta: Erlangga, 1996) h. 3
32. Staf Pengajar Jurusan Kimia, Kimia Dasar J,(Bogor: Institut Pertanian Bogor) h.1
33. Rusmansyah dan Yudha Irhasyuarna, "Penerapan 1lfetode atihan Berstruktur Dalam Meningkatkan Pemaltaman Siswa Terltadap Konsep Persamaan Reaksi Kimia", dari www.balitbangdiknas.co.id, 2001.
34. Rusmansyah dan Yudha Irhasyuama, op.cit., h. 3
35. Ronald H. Sitorus, Ringkasan Kimia Untuk SMA/JvJA, (Bandung: Yrama Widya, 2006) h.123-131
36. Litbang VISI, Kial SuksesSemester kedua Untuk SMA X, (Jakarta: Litbang VISI, 2005), h. 190
"?-7. Pa:iing, dkk. Kimia 1 B, (Jakar:a: Yudhistira, 7003), I:.
38. Teguh Pengayuanta, TUNTAS (Tuntunan ke Univessitas) Kimia X, (Jakarta: Graha Pustaka, 2006), h.13-14
39. Leksi Pasanda, dkk., Kimia untuk S1\1A Ke/as X, (Jakarta: Pelangi Indonesia, 2007), h. 136
Paraf Pembi!llbing Pembimbing
I II
.I
.?.
./
.1.
I .f.
·f
J. fi. .J. j. ·f
Referensi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
I. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 45
2. Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Press, 2007), h. 106
3. Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001) Cet. Ke-3, h.207
4. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Be/ajar Mengajar, (Bandung: Rosdakarya, 1992), Cet. Ke-3, h. 137
5. Zaianal Aqib, Penelitian Tindakan Ke/as Untuk:Guru, (Bandung: Yrama Widya, 2006), h. 21
6. Lexy. J. Moleong, A1etodologi Penelitian kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-12, h. 121
7. I Wayan Distrik, Op.Cit, h. 33
Yang Menyatakan,
Pembimbing I
Paraf Pembimbing Pcmbimbing
... I . ... .......... II
/ .f ....
/ .!. . ...
j ./. ....
.f. ·f J .P. ....
/ .f. ....
/ f· ....
Jakarta, 19 Agustus 2008
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS .ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Nomor 95, Ciputat 15412, Indonesia Telp. : (62-21) 7443328, 7401925, Fax. (62-21) 7443328
Email : [email protected]
Nomor Lamp. Hal
Tembusan:
: Un.01/FifTL022/ 113 /2008 : Abstraksi!Outline : BIMBINGAN SKRIPSI
Kepada Yth. I. Prof.Dr.H. Aziz Fahrurrozi, MA 2. Tonih Feronika, M.Pd Pembimbing Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Assalamu'a/aikum wr. wb.
Jakarta, 9 J anuari 2009
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi Pembimbing I/II (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Nurmawati
103016227137
Pendidikan IP A
IX
Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investasigation untuk Meningkat Pemahaman Siswa terhadap Konsep Redoks Kelas X MA as-Syafi'iyah 01 Jakarta Selatan
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 08 Januari 2008 dengan abstrak/outline sebagaimana terlampir. Meskipun demikian Pembimbing berhak untuk mengubah judul tersebut bila dipandang tidak/kurang sesuai.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat diperpanjang selama 6 bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan .
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu 'a/aikum wr. wb.
YA Y ASAN PERGURUAN ISLAM AS-SY AFl'IYAH
MADRASAH ALIYAH AS-SYAFI'IY AH 01 TEBETJAKARTASELATAN
SEKRET ARIA T: JL. MASJID ALBARKAH NO. 17 BALIMATRAMAN TEBET JAKARTA SELA TAN TELP .021-829600 I
SURAT KETERANGAN No. AS/KET/PP/02.03/2008
Kepala Sekolah Madrasah Aliyah As Syafi'iyah 01 Tebet Jakarta Selatan dengan ini
menerangkan bahwa:
Nama : Nurmawati
NIM : 103016227137
Jurusan : Pendidikan JPA/Pendidikan Kimia
Judul Skripsi : Penerapan Pembelajaran Group Investigation untuk Meningkatkan
Pemahaman Siswa Pada Konsep Redoks
Telah melakasanakan penelitian skripsi mulai dari bulan 11 Februari 2008 sampai 14
Maret 2008. Surat Keterangan ini diberikan kepada yang bersangkutan untuk digunakan
seperlunya.
- --.