PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD/MI
(Penelitian Tindakan Kelas di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta Barat)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
DENI IRAWAN
NIM. 109018300097
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Matematika Siswa SD/MI”, disusun oleh Deni Irawan NIM. 109018300097,
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 21 Februari 2014
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Skripsi,
Otong Suhyanto, M.Si
NIP. 19681104 199903 1 001
iii
HALAMAN PENGESAHAN PANITIA UJIAN MONAQOSAH
Skripsi berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Matematika Siswa SD/MI” disusun oleh Deni Irawan, NIM. 109018300097,
diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan LULUS dalam Ujian
Munaqosah pada tanggal 11 Maret 2014 dihadapan Dewan Penguji. Karena itu,
penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Panitia Ujian Munaqosah
1. Ketua Panitia (Ketua Jurusan PGMI)
Dr. Fauzan, MA
NIP. 19761107 200701 1 013
2. Penguji I
Maifalinda Fatra, M.Pd
NIP. 19700528 199603 2 002
3. Penguji II
Dr. Gelar Dwi Rahayu, M.Pd
NIP. 19720419 199903 2 002
Tanggal
...........................
...........................
...........................
Tanda Tangan
...........................
...........................
...........................
Jakarta, April 2014
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Dekan,
Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D
NIP. 19591020 198603 2 001
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Deni Irawan
NIM : 109018300097
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI
Menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri dan sepanjang
pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain
atau telah digunakan sebagai persyaratan studi di perguruan tinggi lain kecuali pada
bagian-bagian tertentu saya ambil sebagai acuan. Apabila ternyata terbukti bahwa
pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 21 Februari 2014
DENI IRAWAN
v
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : Deni Irawan
NIM : 109018300097
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jenis Penelitian : Skripsi
Judul : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:
1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UIN Syarif Hidayatuallah
Jakarta atas penulisan karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu
pengetahuan.
2. Memberikan hak penyimpanan, mengalih mediakan/mengalih formatkan.
3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya, serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada
perpustakaan UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta, tanpa perlu meminta ijin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan
perpustakaan UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta, dari segala bentuk tuntutan
hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta, 21 Februari 2014
Yang Menyatakan,
Deni Irawan
vi
ABSTRAK
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa
SD/MI (PTK di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi-Jakarta Barat)
Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif, STAD, dan Motivasi Belajar
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar Matematika
siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) pada siswa kelas IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi - Jakarta
Barat. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan melalui empat tahapan; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang terdiri dari empat kali pertemuan pada
setiap siklusnya. Data penelitian berupa motivasi belajar siswa diperoleh melalui
instrumen angket yang diberikan kepada setiap siswa pada setiap akhir siklus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Student Teams Achievement
Divisions (STAD) dapat meningkatkan motivasi belajar Matematika siswa pada
siklus I sebesar 77,62% dengan kategori “Sedang”. Pada siklus II meningkat
menjadi 95,08% dengan kategori “Tinggi”. Peningkatan motivasi belajar
Matematika siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 17,46%. Dari paparan di atas
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan motivasi belajar Matematika
siswa kelas IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi-Jakarta Barat.
Pada penelitian tindakan ini, motivasi belajar matematika siswa dapat
meningkat dengan diterapkannya langkah-langkah yang terdapat pada model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
diantaranya dengan memberi angka atau nilai atas kegiatan dan hasil belajar
siswa, penghargaan dan pemberian hadiah, pujian guru, persaingan antar
kelompok, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa juga termotivasi dengan
adanya metode-metode belajar yang menarik, aktif, dan kreatif, serta tujuan
belajar yang akan dicapai siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
DENI IRAWAN (PGMI)
vii
ABSTRACT
Application of Cooperative Learning Model Type of Student Teams
Achievement Divisions (STAD) to Enhance Learning Mathematics Student
Motivation SD/MI (CAR in SDN 01 East Cengkareng-West Jakarta)
Keywords: Cooperative Learning, STAD, and Learning Motivation
This study aims to improve students' motivation to learn mathematics
through cooperative learning model Student Teams Achievement Divisions
(STAD) in the fourth grade students of SDN 01 Morning East Cengkareng-West
Jakarta. The design of this study was Classroom Action Research (CAR) through
four stages; planning, implementation, observation, and reflection. The study
consisted of two cycles consisting of four meetings in each cycle. The research
data in the form of student motivation is obtained through a questionnaire
instrument given to each student at the end of each cycle.
The results showed that Student Teams Achievement Divisions (STAD)
can increase students' motivation to learn mathematics in the first cycle of 77.62%
to the category of "Moderate". In the second cycle increased to 95.08% in the
category of "High". Increasing students' motivation to learn mathematics from the
first cycle to the second cycle of 17.46%. From the above description it can be
concluded that the cooperative learning model Student Teams Achievement
Divisions (STAD) may increase the motivation to learn mathematics fourth grade
students of SDN 01 Morning East Cengkareng-West Jakarta.
In this action research, students' motivation to learn mathematics can be
increased with the implementation of the measures contained in the cooperative
learning model Student Teams Achievement Divisions (STAD) gave them the
number or value of the activity and student learning outcomes, awards and gifts,
teacher praise, competition between groups, and student involvement in learning.
Students are also motivated by the presence of learning methods are interesting,
active, and creative, as well as the learning objectives to be achieved by students
during the learning process takes place.
DENI IRAWAN (PGMI)
viii
MOTTO
Masa depan adalah milik mereka yang percaya tentang keindahan mimpi-mimpi mereka.
(Eleanor Roosevelt)
Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu
kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan
kemajuan selangkah pun.
(Soekarno)
Hidup seekor lebah lebih bernilai daripada binatang lain bukan lantaran ia pekerja giat, tapi
karena ia lebih suka bekerja (menghasilkan madu) untuk kenikmatan pihak lain.
(Anonim)
Tak ada yang dapat menghentikan orang yang bersikap mental benar dari upayanya meraih
cita-cita, dan tidak ada satu pun yang dapat menolong orang bersikap mental keliru.
(Thomas Jefferson)
Kita menikmati kehangatan karena kita pernah kedinginan. Kita menghargai cahaya karena
kita pernah dalam kegelapan. Maka begitu pula, kita dapat bergembira karena kita pernah
merasakan kesedihan.
(David L. Weatherford)
Dari semua hal, pengetahuan adalah yang paling baik, karena tidak kena tanggung jawab
maupun tidak dapat dicuri, karena tidak dapat dibeli, dan tidak dapat dihancurkan.
(Hitopadesa)
Do’a memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi
percaya, dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan.
(Irawan D. Radino)
ix
PERSEMBAHAN
For all those time you stood by me
For all the truth that you made me see
For all the joy you brought to my life
For all the wrong that you made right
For every dream you made come true
For all the love i found in you
I’ll be forever thankful
You’re the one who held me up, never let me fall
You’re the one who saw me through it all
You were my strength when i was weak
You were my voice when i couldn’t speak
You were my eyes when i couldn’t see
You saw the best there was in me
Lifted me up when i couldn’t reach
You gave me wings and made me fly
You touch my hand i could touch the sky
I lost my faith you gave it back to me
You said no star was out of reach
Kupersembahkan karya ini untuk:
o Ayah dan Bunda tersayang, yang sangat kusayangi dan segalanya bagiku, love you.
o Adik-adikku yang selalu memberikan dukungan dengan kasih sayang dan perhatiannya,
Rohman Azi Saputra dan Faozan Nur Amanulloh.
x
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang paling indah selain memanjatkan puji kepada Yang Maha
Suci, memuja kepada Yang Maha Kuasa, dan bersyukur kepada Yang Maha
Ghofur. Dia-lah Allah SWT Yang Maha Esa, Maha Agung dan Maha Bijaksana.
Berkat inayah, taufiq, dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelasaikan skripsi
ini dengan baik dan lancar.
Rasa hormat, ta’zim, dan kerinduan kepada Baginda Rasulullah Nabi
Muhammad SAW yang memberikan pencerahan kepada seluruh umat manusia,
semoga sholawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada beliau, keluarga,
sahabat, para pewarisnya, dan kepada kita selaku umat akhir jaman semoga
menjadi umat yang selalu mengikuti akan ajarannya, Amin.
Sebuah karya ilmiah ini tentunya masih sangat banyak kekurangan dan
kelemahan dalam penulisan dan penyusunannya. Hal ini dikarenakan keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak maka dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moril
dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada:
1. Ibu Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Fauzan MA., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, yang selalu mengingatkan untuk terus menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si., Dosen Penasehat Akademik Program Studi
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu memberikan
bimbingan dan arahan.
xi
4. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak meluangkan waktunnya, bimbingan, dan arahan sehingga penulis
bisa menyelasaikan skripsi ini.
5. Segenap Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
memberikan ilmu kepada penulis, semoga dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.
6. Teristimewa Keluarga Besar penulis, Ayahanda Radino dan Ibunda
Suminem, atas ketulusan dan kesabaran beliau dalam membesarkan,
merawat, mendidik, dan menolong penulis agar senantiasa menjadi orang
yang sabar, tidak mudah putus asa, tawakal, bermanfaat bagi orang lain,
serta do’a beliau yang selalu menyertai hidup penulis. Teriring do’a
semoga Allah mengampuni dosa dan kekhilafan beliau dan menyayangi
beliau seperti keduanya menyayangi penulis, amin. Dan kepada adik
Rohman Azi Saputra dan Faozan Nur Amanullah, yang selalu mendukung
penulis dengan perhatian dan kasih sayang.
7. Untuk yang tersayang, my lovely Rahesya Fara Aulia yang selalu
memberikan semangat dan senyuman kasih sayang, cinta, perhatian, dan
motivasinya.
8. Sahabat-sahabat seperjuangan dari awal perkuliahan satu kelas dan satu
angkatan (Imam Hanafi, Abdul Aziz, Ramdan Suwarman, Rudy Purbianto,
Agi Nurahmadana, Herey Purwanto, Syifa Kumala, Mailina Hidayati,
Fathi Maulawi, Ahmad Maulana, Akbar Gunawan, Muhammad Sukroni,
Heri Dermawan, Angga Pranata, Rizky Pradana, Wahyu Samadyo, Nayla
Rizkiyah, Ryan Syahrini, Anggi Restiana, Sita Jayanti, Annisa Nurul Aini,
Ina Isfarina, Yuni Anggraeni, Yanita Puspitasari, Shinta Anggraeni,
Khumaira Ziya, dan Rafika Nurhidayati) yang tidak henti-hentinya
memberikan bantuan, motivasi, dan kehangatan serta kebersamaan dalam
ikatan persahabatan yang seperti dalam satu keluarga.
9. Kawan-kawan TQN Sirrul Asrar (Hufaz Fazari, Syahidain, Faizal Bahren,
Sahari, Andre Gunawan, Hendi, Aris, Imam Baihaqi, dan Ahmad Ghozali)
yang memberikan pengalaman hidup yang penuh makna dan nilai.
xii
10. Risnufa dan Al-Farisi (Toif Mustofa, Sulistiyo Feri, Ishak Mardia, Zardari
Alzamendy, Ambar Primandaru, Popy Meisela, Hifzhy Zulfikar, dan
Harun Ayi) bersama kawan-kawan yang terus bersemangat dan
membangun untuk lebih baik, kreatif, dan mandiri.
Semua pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah Subhanahuwata’ala membalas
segala kebaikan saudara-saudari semuanya dengan yang lebih baik. Semoga Allah
Subhanahu wata’ala dapat menerima sebagai amal kebaikan atas jasa baik yang
diberikan kepada penulis, Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,
pembaca, dan kaum muslimin, serta semoga Allah Subhanahu wata’ala
membimbing, menolong, dan memberikan taufik, rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita semua. Semoga shalawat dan salam serta barakah senantiasa Allah
Subhanahu wata’ala limpahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi
wasallam, keluarganya, para sahabatnya, serta para pewaris dan pengikutnya.
Alhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin.
Jakarta, 27 Rabi’ul Awal 1435 H
29 Januari 2014 M
Penulis
Deni Irawan
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.........................
ABSTRAK...............................................................................................................
ABSTRACT............................................................................................................
MOTTO...................................................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
DAFTAR TABEL...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xiii
xvii
xviii
xix
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian........................................................
C. Pembatasan Fokus Penelitian.......................................................................
D. Perumusan Masalah Penelitian.....................................................................
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian....................................................
1
6
7
7
8
xiv
BAB II: DESKRIPSI TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritik.........................................................................................
1. Pembelajaran Kooperatif.........................................................................
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif................................................
b. Prinsip dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif................................
c. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif...............................................
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif...................................
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) ..................................................................................
a. Pengertian STAD.............................................................................
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD................
c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tipe STAD..................
3. Motivasi Belajar......................................................................................
a. Pengertian Motivasi.........................................................................
b. Fungsi Motivasi................................................................................
c. Macam-Macam Motivasi.................................................................
d. Jenis-Jenis Motivasi.........................................................................
e. Motivasi Belajar...............................................................................
f. Tujuan Motivasi Belajar...................................................................
g. Ciri-Ciri Orang Memiliki Motivasi..................................................
h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar......................
i. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar...........................................
4. Pembelajaran Matematika di SD/MI.......................................................
a. Pengertian Matematika.....................................................................
b. Pembelajaran Matematika di SD/MI................................................
B. Hasil Penelitian yang Relevan.....................................................................
C. Kerangka Berpikir........................................................................................
9
9
9
10
12
14
15
15
16
18
19
19
21
22
24
25
26
27
28
29
32
32
33
36
37
xv
D. Hipotesis Penelitian Tindakan...................................................................... 37
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................................
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian...................................
C. Subjek Penelitian..........................................................................................
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian..................................................
E. Tahapan Intervensi Tindakan.......................................................................
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan................................................
G. Data dan Sumber Data.................................................................................
H. Instrumen Pengumpulan Data......................................................................
I. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data.................................................
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan...........................................................
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan........................................................
38
38
41
41
41
44
44
44
47
49
49
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data..............................................................................................
1. Penelitian Pendahuluan..........................................................................
2. Penelitian Siklus I...................................................................................
a) Perencanaan......................................................................................
b) Pelaksanaan......................................................................................
c) Observasi..........................................................................................
d) Refleksi.............................................................................................
3. Penelitian Siklus II.................................................................................
a) Perencanaan......................................................................................
b) Pelaksanaan......................................................................................
c) Observasi..........................................................................................
d) Refleksi.............................................................................................
50
50
51
51
51
62
68
70
70
70
81
86
xvi
B. Analisis Data................................................................................................
C. Pembahasan..................................................................................................
88
91
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...................................................................................................
B. Saran.............................................................................................................
94
95
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
LEMBAR UJI REFERENSI.................................................................................
LAMPIRAN............................................................................................................
96
98
100
DAFTAR TABEL
xvii
Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 3.1
Tabel 3.2
Tabel 3.3
Tabel 3.4
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 4.6
Tabel 4.7
Tabel 4.8
Tabel 4.9
Tabel 4.10
Tabel 4.11
Tabel 4.12
Tabel 4.13
Tabel 4.14
Tabel 4.15
Tabel 4.16
Tabel 4.17
Tabel 4.18
Tabel 4.19
Tabel 4.20
Tabel 4.21
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif……………….............
Penghitungan Perkembangan Skor Individu.....................................
Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok..................................
Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas..……………….............
Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Matematika..............
Kriteria Penilaian Angket Motivasi Siswa…………………............
Kategori Nilai Angket Motivasi Belajar...........................................
Skor Perkembangan Individu 1.........................................................
Skor Perkembangan Individu 2.........................................................
Skor Perkembangan Individu 3.........................................................
Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus I…………...................
Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I…………...................
Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I……..........................
Hasil Wawancara Siswa pada Siklus I……………..........................
Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar pada Siklus I.....................
Perhitungan Rata-Rata Skor Angket Siklus I………………............
Tindakan Perbaikan pada Siklus I…………………….....................
Skor Perkembangan Individu 4.........................................................
Skor Perkembangan Individu 5.........................................................
Skor Perkembangan Individu 6.........................................................
Skor Perkembangan Individu 7.........................................................
Skor Perkembangan Individu 8.........................................................
Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus II.................................
Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II……………..............
Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II…………….............
Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II..................................................
Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar pada Siklus II……............
Perhitungan Rata-Rata Skor Angket Siklus II………………...........
14
17
18
42
46
47
48
56
59
61
63
64
65
66
67
68
69
72
75
77
79
80
81
82
83
84
85
86
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Proses Motivasi Dasar................................................................
Alur Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin………...
Diagram Persentase Aktifitas Mengajar Guru Siklus I dan II....
Diagram Persentase Aktifitas Belajar Siswa Siklus I dan II......
Diagram Persentase Angket Motivasi Belajar Siklus I dan II....
20
40
88
89
90
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Lampiran 24
Lampiran 25
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.......................
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II......................
Posisi Duduk Kelompok Belajar.....................................................
Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I.........................................
Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II........................................
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I........................................
Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II.......................................
Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siklus I.......
Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siklus II......
Hasil Wawancara Guru Pra Penelitian............................................
Hasil Wawancara Guru Setelah Penelitian Siklus I........................
Hasil Wawancara Guru Setelah Penelitian Siklus II......................
Hasil Wawancara Siswa Setelah Penelitian Siklus I......................
Hasil Wawancara Siswa Setelah Penelitian Siklus II.....................
Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktifitas Belajar Siswa ………....
Rubrik Penilaian Observasi Aktifitas Belajar Kelompok…….…..
Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa.............……….........
Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Siswa……….........
Perhitungan Rata-Rata Angket Motivasi Belajar Siklus I…..........
Perhitungan Rata-Rata Angket Motivasi Belajar Siklus II….........
Lembar Kerja Siswa Siklus I…......................................................
Lembar Kerja Siswa Siklus II.........................................................
Hasil Observasi Aktifitas Belajar Kelompok..................................
Gambar (Reward) Penghargaan…..................................................
Foto Kegiatan Pembelajaran...........................................................
100
105
110
111
112
113
114
115
119
123
125
127
128
129
130
131
133
134
135
136
137
139
141
144
145
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan
hidup suatu negara dan bangsa, dan untuk mengembangkan kualitas sumber daya
manusia. Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab
pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang
makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri,
dan profesional pada bidangnya masing-masing.
Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pada Bab II
Pasal 3, menerangkan bahwa:
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”1
Tujuan pendidikan nasional dapat dicapai dengan upaya
menyelenggarakan pendidikan bagi bangsa Indonesia. Karena melalui pendidikan,
satu persatu tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diupayakan. Maka dari itu
pemerintah wajib memberikan kesempatan kepada warga negaranya untuk
memperoleh pendidikan, karena memperoleh pendidikan merupakan hak bagi
setiap warga suatu negara itu sendiri, dan setiap negara harus menjamin
keberlangsungan jalannya sebuah proses pendidikan bagi warga negaranya. Selain
itu belajar juga merupakan kewajiban bagi setiap individu agar memperoleh ilmu
pengetahuan guna meningkatkan derajat kehidupan manusia. Oleh karena itu,
kualitas pendidikan harus ditingkatkan secara terus menerus agar sesuai dengan
tujuan yang dirancang.
1 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: DEPAG RI, 2006), h. 3.
2
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut maka perlu dilakukan
beberapa rencana dan proses, salah satunya adalah dengan proses pembelajaran.
Pada hakikatnya proses pembelajaran merupakan kegiatan yang terpadu dan
menyeluruh antara siswa dengan guru dalam suasana yang bersifat pengajaran.
Dalam hal proses pembelajaran seyogyanya para guru mengacu kepada
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Bab IV Pasal 19 tentang Standar Proses yang berbunyi:
"Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi, aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik".2
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan
manusia yang berkualitas. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk
melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab,
produktif, dan berbudi pekerti luhur.
Keadaan di atas menjadi tantangan bagi para pendidik untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas pendidikan. Perubahan sistem pendidikan, program
kurikulum, strategi belajar mengajar, serta sarana dan prasarana pendidikan
mempengaruhi perkembangan siswa dalam bidang akademis, sosial, maupun
pribadi. Karena pendidikan merupakan sebuah usaha terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif
dapat mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, dan kecerdasan.
Kemampuan guru dalam menentukan metode yang sesuai dengan tujuan
dan materi pelajaran juga merupakan kunci keberhasilan dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa. Tuntutan tersebut harus dimiliki oleh seorang guru ketika
melakukan proses pembelajaran, khususnya pembelajaran matematika. Hal
tersebut sejalan dengan tuntutan kurikulum saat ini yang sangat memperhatikan
metode pembelajaran yang akan digunakan oleh guru.
2 Ibid., h. 12.
3
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang menduduki
peranan penting dalam pendidikan, hal ini dapat dilihat dari waktu jam pelajaran
sekolah lebih banyak dibandingkan pelajaran lain. Pelajaran matematika diberikan
kepada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan
tinggi.
Peserta didik pada masa usia sekolah dasar sebagai masa kanak-kanak
yang berlangsung dari usia 6 tahun hingga 12 tahun. Menurut para ahli psikologi,
yang juga harus diperhatikan dalam pendidikan adalah menyelesaikan tugas
perkembangan pada tahap yang sedang berlangsung. Salah satu tugas
perkembangan anak usia sekolah dasar adalah belajar, bergaul dan bersahabat
dengan anak-anak sebayanya, dan bekerja dalam kelompok. Tahap perkembangan
ini harus bisa dimiliki anak usia SD agar perkembangan tahap berikutnya tidak
mengalami gangguan yang mengakibatkan perkembangan sosial yang
menyimpang.
Akan tetapi, pada kenyataannya banyak dijumpai pembelajaran di SD/MI
masih jauh dari harapan. Pembelajaran di SD/MI masih banyak menggunakan
pembelajaran konvensional yang hanya terpusat pada guru semata (teacher
centered). Pembelajaran ini masih sering diterapkan oleh guru dengan alasan
pembelajaran ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu yang banyak
sehingga menyebabkan sedikit tuntutan aktifitas belajar dari siswa. Dalam proses
pembelajaran masih sering dijumpai adanya kecenderungan peserta didik yang
menyerah meskipun mereka sebenarnya masih bingung tentang materi yang
disampaikan. Ditambah lagi dalam praktik belajar, kepribadian (kecerdasan
emosional) terabaikan hanya mengutamakan aspek akademik (kecerdasan
intelektual) semata yang dipentingkan.
Proses pembelajaran seperti yang diungkapkan tersebut sangat tidak
diharapkan. Konsep-konsep matematika lebih banyak langsung diberikan kepada
siswa tanpa adanya proses yang bermakna yang melibatkan siswa untuk
pengalaman dalam belajar yang nantinya akan berdampak pada hasil akademik
yang rendah maupun kepribadian yang kurang baik. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran, diperlukan strategi, pendekatan, metode, serta teknik tertentu.
4
Dengan kata lain, keberhasilan proses pembelajaran juga bergantung pada
bagaimana suatu bahan ajar disampaikan.
Salah satu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah
pembelajaran kooperatif. Terdapat beberapa tipe dalam pembelajaran kooperatif,
salah satunya adalah tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). STAD
merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan
merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling baik untuk permulaan
bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.3 Pada tipe ini
terdapat beberapa tahap yang harus dilalui selama proses pembelajaran. Tahap
awal, siswa belajar dalam suatu kelompok dan diberikan suatu materi yang
dirancang sebelumnya oleh guru. Setelah itu siswa bersaing dalam turnamen
untuk mendapatkan penghargaan kelompok. Selain itu terdapat kompetisi antar
kelompok yang dikemas dalam suatu permainan agar pembelajaran tidak
membosankan. Pembelajaran kooperatif tipe STAD juga dapat membuat siswa
aktif dan termotivasi mencari penyelesaian masalah dan mengkomunikasikan
pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa yang lain, sehingga masing-masing
siswa lebih menguasai materi. Dalam pembelajaran tipe STAD, guru berkeliling
untuk membimbing siswa saat belajar kelompok. Hal ini memungkinkan siswa
untuk berinteraksi dengan guru dan diharapkan tidak ada ketakutan bagi siswa
untuk bertanya atau berpendapat kepada guru.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap guru
matematika kelas IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi Jakarta Barat, didapat
informasi bahwa metode pengajaran didominasi oleh aktifitas guru sehingga
pembelajaran masih bersifat teoritis dan jauh dari pengalaman belajar yang
berdampak pada keaktifan dan keterlibatan siswa. Guru masih ragu menggunakan
metode diskusi kelompok dengan asumsi bahwa siswa lebih sulit dikondisikan
jika dibentuk dalam kelompok karena siswa hanya bercanda dengan temannya dan
hanya menyita waktu belajar. Hal tersebut terlihat ketika guru menjelaskan
konsep Matematika lebih menekankan pada pemberian materi secara langsung.
3 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, (Bandung: Nusa Media,
2009), Cet. Ke- IV, h. 143.
5
Selain itu, berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap siswa
didapat beberapa informasi yang menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa
yaitu: 1) beberapa siswa kurang bersemangat saat mengikuti pembelajaran
matematika, 2) siswa masih membutuhkan dorongan dari guru dalam mengajukan
pertanyaan atau mengungkapkan pendapat, 3) masih ada siswa yang tidak
mengerjakan tugas atau PR, 4) siswa merasa sudah puas dan paham tentang
materi yang diajarkan namun ketika diajukan pertanyaan siswa terlihat
kebingungan, 5) siswa kurang berminat dalam memecahkan soal matematika yang
bersifat menantang, 6) beberapa siswa terlihat masih mengobrol dengan temannya
pada saat guru menjelaskan materi pelajaran, 7) masih ada siswa yang datang
terlambat, dan 8) beberapa siswa masih terlihat bermain-main di luar kelas ketika
guru telah memasuki ruang kelas.
Menyikapi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran matematika di
sekolah tersebut, maka perlu adanya upaya untuk mengatasi permasalahan
tersebut. Dengan pertimbangan salah satu ciri masa anak usia SD/MI adalah
senang bergaul dan bekerja dalam kelompok sebayanya, maka untuk memenuhi
tugas perkembangan anak pada usia tersebut digunakanlah kegiatan belajar yang
salah satunya adalah melalui pembelajaran kooperatif atau pembelajaran
kelompok. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa peserta didik akan
lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Apalagi pembelajaran kelompok sangat baik untuk
pendidikan di Indonesia yang merupakan negara majemuk untuk segala aspeknya
dan sejalan dengan ajaran Islam, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran bahwa
Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:
( ٢ المائدة: من اآلية ْقَوى َواَل تَ َعاَونُوْا َعَلى اإِلْثمِ ... ( َواْلُعْدَوانِ َوتَ َعاَونُوْا َعَلى اْلبرِّ َوالت َّ
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam mengerjakan kebaikan dan takwa,
dan janganlah kalian tolong-menolong dalam berbuat dosa dan kejahatan”
(QS. Al-Maaidah: 2)
6
Berdasarkan dari uraian di atas peneliti ingin melakukan suatu penelitian
tindakan kelas guna meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran
matematika pada pokok bahasan menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan
berat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) pada siswa kelas IV SDN Cengkareng Timur 01
Pagi, jalan Daan Mogot KM. 14, Cengkareng-Jakarta Barat. Adapun judul
penelitian ini yaitu “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Matematika Siswa SD/MI”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Siswa kurang mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar dikarenakan
metode pembelajaran yang digunakan lebih didominasi oleh guru.
2. Keterlibatan siswa dalam belajar masih kurang sehingga menyebabkan
rendahnya hasrat dan minat siswa dalam belajar.
3. Kurangnya interaksi belajar siswa sesama teman sebayanya, bergaul bersama,
dan bekerja bersama teman sebayanya.
Penelitian ini difokuskan untuk meneliti pada aspek motivasi belajar siswa
terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
7
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Dari identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi masalah pada
motivasi belajar siswa.
1. Motivasi belajar.
Motivasi yang dimaksud dalam kegiatan belajar adalah adanya dorongan
internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku pada umumnya, meliputi adanya hasrat dan keinginan
berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan
cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan
yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif
sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik.
2. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Salah satu ciri
perkembangan masa anak usia SD/MI adalah senang bergaul dan bekerja
dalam kelompok sebayanya, maka untuk memenuhi tugas perkembangan
anak pada usia tersebut digunakan kegiatan belajar yang salah satunya adalah
melalui pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari
konsep bahwa peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami
konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan teman sebayanya.
D. Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) dapat meningkatan motivasi belajar siswa pada
pembelajaran Matematika?
2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
pada pembelajaran Matematika?
8
E. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar matematika
siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD).
Manfaat dari hasil penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu manfaat teoritis
dan manfaat praktis:
1) Manfaat Teoritis
Untuk menambah khazanah hasil penelitian tentang upaya peningkatan
motivasi belajar matematika siswa dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan membuka kemungkinan
dilakukan penelitian tindakan lebih lanjut tentang permasalahan sejenis.
2) Manfaat Praktis
a) Bagi guru, dapat mengetahui pola dan strategi pembelajaran yang
tepat dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran.
b) Bagi siswa, menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam kegiatan
pembelajaran, berani dalam mengungkapkan pendapat, mengajukan
pertanyaan, sehingga siswa mendapatkan pengalaman dalam
belajarnya.
c) Bagi sekolah, dapat mengadakan perbaikan pembelajaran dan
peningkatan mutu pendidikan, khususnya mata pelajaran
Matematika.
d) Bagi peneliti, mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam
meningkatkan motivasi belajar matematika siswa, sehingga hasil
penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam pengembangan mata kuliah
Strategi Pembelajaran.
9
BAB II
DESKRIPSI TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoretik
1. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang
berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai
pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan
memberikan petunjuk kepada guru di kelas.
Banyak model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam kelas
untuk mempermudah proses belajar siswa. Di antara model pembelajaran
yang dapat digunakan guru dalam mengajar di kelas adalah pembelajaran
kooperatif.
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan
pembelajaran yang dapat mengembangkan interaksi antarsiswa untuk
menghindari ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat
menimbulkan permusuhan. Menurut Slavin, pembelajaran konstruktivis
dalam pengajaran menerapkan metode pembelajaran kooperatif secara
ekstensif, atas dasar teori bahwa siswa akan menjadi lebih mudah untuk
menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka
saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut secara bersama-sama.1
Lebih lanjut Sanjaya menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim
kecil yang bersifat heterogen, yaitu antara 4-6 orang degan latar belakang
1 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik, (Bandung: Nusa
Media, 2009), Cet. Ke- IV, h. 35-36.
10
kemampuan akademik berbeda yang harus saling membantu anggota tim
untuk mencapai tujuan pembelajaran, jenis kelamin, dan ras yang
berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling
memberikan pengalaman, saling memberi dan menerima, sehingga
diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan kelompok2
Riyanto menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan
akademik (academic skill), sekaligus keterampilan sosial (social skill),
dan termasuk interpersonal skill.3
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif adalah model yang digunakan untuk
mewujudkan kegiatan belajar yang berpusat pada siswa terutama
untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam
mengaktifkan siswa dengan cara membelajarkan kecakapan akademik
sekaligus keterampilan sosial yang menggunakan pengelompokan kecil
yang bersifat heterogen untuk mencapai tujuan yaitu mencapai
ketuntasan belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar, serta dapat
meningkatkan kepekaan sosial dan empati di antara siswa.
b. Prinsip dan Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Ada yang membedakan model pembelajaran kooperatif dengan
model pembelajaran yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat dari
prinsip dan cirinya. Unsur yang mendasari pembelajaran kooperatif
sebagaimana yang dijelaskan oleh Riyanto yaitu:4
2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2011), h. 244-245. 3 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: PT. Kencana, 2009), h. 271. 4 Ibid., h. 270.
11
1) Positive independence, artinya adanya saling ketergantungan
positif yaitu anggota kelompok menyadari pentingnya kerjasama
dalam pencampaian tujuan.
2) Face to face interaction, artinya antar anggota berinteraksi dengan
saling berhadapan.
3) Individual accountability, artinya setiap anggota kelompok harus
belajar dan aktif memberikan kontribusi untuk mencapai
keberhasilan kelompok.
4) Use of collaborative/social skill, artinya harus menggunakan
keterampilan bekerja sama dan bersosialisasi. Agar siswa mampu
berkolaborasi perlu adanya bimbingan guru.
5) Group processing, artinya siswa perlu menilai bagaimana mereka
bekerja secara efektif.
Jadi, dalam menggunakan pembelajaran kooperatif harus
menerapkan lima prinsip tersebut agar mencapai hasil yang maksimal
dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif.
Sedangkan ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai
berikut:
1) Kelompok dibentuk secara heterogen dengan komposisi siswa
kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, serta pria dan wanita
berdasarkan etnik dan ras yang berbeda.
2) Siswa dalam kelompok sehidup semati.
3) Siswa melihat semua anggota mempunyai tujuan yang sama.
4) Membagi tugas dan tanggung jawab yang sama.
5) Akan dievaluasi untuk semua.
6) Berbagi kepemimpinan dan keterampilan untuk bekerja bersama.
7) Diminta mempertanggungjawabkan individual materi yang
ditangani.
12
c. Jenis-Jenis Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif banyak sekali model-model
pembelajaran yang diperkenalkan, antara tipe pembelajaran yang satu
dengan yang lainnya memiliki masing-masing perbedaan, baik pada
keunggulan, cara pembelajaran, maupun kekurangannya. Tipe
pembelajaran kooperatif yang sudah diterapkan di antaranya yaitu:
STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted
Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw, dan
Penelitian Kelompok (Group Investigation);5
1) STAD (Student Teams Achievement Division)
Dalam STAD siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok
dengan beranggotakan 4-5 siswa, dalam kelompok tersebut harus
berbagai macam siswa, seperti tingkatan dalam prestasi, jenis
kelamin, rasa atau suku dan agama. Selanjutnya guru memberikan
materi kepada tiap kelompok, setiap siswa dalam kelompok
tersebut harus mengerjakan tugas secara sendiri-sendiri. Dalam
penilaiannya guru memeberikan skor kepada masing- masing siswa
sesuai kesepakatan bersama.
2) TAI (Team Accelerated Instruction)
TAI atau pembelajaran individual dibantu tim pada
dasamya hampir sama dengan STAD, dalam penggunaan tim
belajar empat anggota berkemampuan campur dan penghargaan
untuk tim berkinerja tinggi, bedanya bila STAD menggunakan satu
langkah pengajaran di kelas, TAI menggabungkan pembelajaran
kooperatif dengan pembelajaran individu.
3) TGT (Teams Games Tournament)
TGT atau pertandingan-pertandingan tim merupakan
pengembangan dari STAD. Setelah siswa belajar dalam
kelompoknya, masing-masing anggota kelompok akan mengadakan
5 Slavin, op. cit., h. 11-16.
13
lomba dengan anggota kelompok lain, sesuai dengan tingkat
kemampuannya. Penilaian kelompok didasarkan pada jumlah nilai
yang diperoleh dari masing masing anggota kelompok.
4) Jigsaw
Dalam penerapan jigsaw, siswa dibagi dalam kelompok-
kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri atas empat sampai lima
orang yang berbeda tingkat kemampuan, ras, atau jenis
kelaminnya. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas
untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan.
Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya.
Setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang
menjadi ahli pada topik yang sama, Mereka mendiskusikan topik
yang menjadi bagiannya. Pada tahap ini setiap siswa diperbolehkan
bertanya, mengungkapkan pendapat, berdiskusi untuk menguasai
bahan pelajaran. Pada akhir kegiatan setiap anggota mengerjakan
tes untuk semua sub topik dan topik yang dipelajari. Skor hasil tes
tiap kelompok dihitung dan diumumkan secara terbuka.
5) GI (Group Investigation)
Group Investigation adalah strategi pembelajaran yang
dirancang agar siswa bekerja dalam kelompok untuk memecahkan
masalah dan mengembangkan keterampilan meneliti. Di dalam
teknik ini siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
menggunakan inkuiri kooperatif, diskusi kelompok, dan
perencanaan serta proyek kooperatif. Tiap kelompok diberi
tanggung jawab untuk memilih topik yang diminati, membagi
tugas-tugas menjadi sub-sub topiknya tersebut. Mereka juga
mengintegrasikan materi sub-sub topiknya untuk menyusun laporan
kelompok. Laporan hasil kerja kelompok dilaporkan kesemua
anggota kelompok.
14
d. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif berbeda dengan model
pembelajaran yang lain. Terdapat enam langkah utama atau tahapan di
dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Dalam
menjalankannya harus sistematis dan saling terkait. Langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.1: Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif6
Fase Tingkah laku guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan
dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pelajaran
yang akan dicapai pada pelajaran dan
menekankan pentingnya materi ajar
tersebut serta memotivasi siswa belajar.
Fase-2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa
melalui demonstrasi atau bahan bacaan.
Fase-3
Mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa tata cara
membentuk kelompok-kelompok belajar
dan membimbing setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efesien.
Fase-4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas belajar mereka.
Fase-5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya.
Fase-6
Memberikan
penghargaan
Guru memberikan penghargaan terhadap
hasil belajar siswa baik secara individu
maupun kelompok.
6 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Ed. 2, Cet. Ke-V, h. 211.
15
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
a. Pengertian STAD
Model STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-
kawannya di Universitas John Hopkin. Model STAD (Student Teams
Achievement Divisions) ini merupakan variasi pembelajaran kooperatif
yang paling banyak diteliti dan juga sangat mudah diadaptasi.7
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu
tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan
dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran
menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan
suatu pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan
bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhimya,
seluruh siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut,
dengan catatan pada saat kuis berlangsung mereka tidak boleh saling
membantu.
Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa: “Gagasan utama di
belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan
membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan
guru”.8 Jika siswa menginginkan timnya memperoleh hadiah, mereka
harus saling membantu teman sekelompoknya dalam memahami
pelajaran. Mereka harus saling mendorong dan memotivasi teman
sekelompoknya untuk melakukan yang terbaik, menunjukkan bahwa
belajar itu sangat penting, berharga, dan menyenangkan.
7 Ibid., h. 213. 8 Ibid., h. 214.
16
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Dalam menerapkan model pembelajaran tipe STAD ini guru
harus memperhatikan gambaran secara baik tentang langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif tipe STAD, agar tujuan yang dinginkan
dapat tercapai. Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe
STAD adalah sebagai berikut:9
1) Penyampaian tujuan dan motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2) Pembagian kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap
kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan
heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik,
gender/jenis kelamin, dan rasa atau etnik.
3) Presentasi dari guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih
dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut
dipelajari. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media,
demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari. Dijelaskan pula tentang keterampilan dan
kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan
yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
4) Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru
menyiapkan lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok,
sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing
memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan
pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan, dan bantuan bila
diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
9 Ibid., h. 215-217.
17
5) Kuis (evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis
tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian
terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa
diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja
sama. Ini dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individual
bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan
ajar tersebut.
6) Penghargaan prestasi tim
Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan
diberikan angka dengan rentang 0–100. Selanjutnya pemberian
penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru
dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a) Menghitung skor individu
Menurut Slavin, untuk menghitung perkembangan skor
individu dihitung sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 2.2: Penghitungan Perkembangan Skor Individu
Nilai Tes Skor
Lebih dari 10 Poin dibawah skor awal 0 Poin
10-1 poin di bawah skor awal 10 Poin
Skor awal sampai 10 poin diatas skor awal 20 Poin
Lebih dari 10 poin diatas skor awal 30 Poin
b) Menghitung skor kelompok
Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor
perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan
semua perkembangan indvidu anggota kelompok dan membagi
sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesuai dengan rata-rata skor
perkembangan kelompok, diperoleh skor kelompok sebagaimana
pada tabel berikut:
18
Tabel 2.3:Penghitungan Perkembangan Skor Kelompok
Rata-Rata Skor Kualifikasi
0 N 6 Tim yang Sangat Kurang Baik
7 N 12 Tim yang Kurang Baik
13 N 18 Tim yang Cukup Baik
19 N 24 Tim yang Baik
25 N 30 Tim yang Sangat Baik
c) Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok atau tim memperoleh
predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada
masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya (kriteria
tertentu yang ditetapkan guru).
c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Keunggulan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah
sebagai berikut:10
1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dan
saling membantu sesama siswa yang lain.
2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan.
3) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif.
4) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.
5) Meningkatkan kecakapan individu.
6) Meningkatkan kecakapan kelompok.
7) Meningkatkan komitmen.
8) Menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya.
9) Tidak bersifat kompetitif, dan
10) Tidak memiliki rasa dendam.
10 Sanjaya, op. cit., h. 249-251.
19
Sedangkan kekurangan pada pembelajaran kooperatif tipe STAD
adalah sebagai berikut:
1) Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami dan
melakukan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2) Siswa cenderung tidak mau apabila disatukan dengan temannya
yang kurang pandai apabila ia sendiri yang pandai, dan yang
kurang pandai pun merasa minder apabila dikelompokkan dengan
temannya yang lebih pandai meskipun lama-kelamaan perasaan itu
akan hilang dengan sendirinya.
3) Konstribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang, dan
4) Penghargaan terhadap kelompok berdasarkan skor peningkatan
individu yang diperoleh masing-masing kelompok. Dengan
demikian, skor kelompok sangat tergantung dari sumbangan skor
individu.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata “motif” yang artinya sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.11
Menurut
Mc. Donald, “Motivation is an energy change within the person
characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction”, yang
diartikan, bahwa motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc.
Donald, bahwa motivasi juga mengandung tiga elemen penting, yaitu:12
11 Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), Cet. 11, h. 73. 12 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Cet.
Ke-9, h. 106.
20
1) Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi.
2) Motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan (affective arousal).
Mula-mula berupa ketegangan psikologis, lalu berupa suasana
emosi. Suasana emosi ini menimbulkan tingkah laku yang
bermotif.
3) Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi
yang bermotivasi memberikan respons-respons ke arah suatu tujuan
tertentu.
Menurut Sartain, dalam bukunya Psychology Understanding of
Human Behavior, mengemukakan bahwa “…pada umumnya suatu
motivasi atau dorongan adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam
suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan
(goal) atau perangsang (incentive). Tujuan (goal) adalah yang
menentukan/membatasi tingkah laku organisme itu”.13
Dengan demikian motivasi merupakan kekuatan yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Seperti
proses yang digambarkan menurut Irwanto, dkk. sebagai berikut:
Gambar 2.1: Proses Motivasi Dasar14
13 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), h. 65. 14 Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2011), h. 79.
KEBUTUHAN TUJUAN
TEGANG PERILAKU
21
Dari beberapa pengertian tentang motivasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul dari
dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan secara maksimal dengan
cara meningkatkan kemampuannya.
b. Fungsi Motivasi
Dalam proses belajar mengajar, motivasi sangat diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan pada diri seseorang, sebab seseorang yang tidak
mempunyai motivasi dalam belajar, tak akan mungkin melakukan
aktivitas belajar.
Sehubungan hal tersebut Sardiman menjelaskan ada tiga fungsi
motivasi, antara lain:15
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan;
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikin motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya;
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa fungsi motivasi dalam
belajar adalah sebagai berikut: (1) Mendorong manusia untuk melakukan
suatu aktivitas yang didasarkan atas pemenuhan kebutuhan; (2)
Menentukan arah tujuan yang hendak dicapai; (3) Menentukan perbuatan
yang harus dilakukan.16
15 Sardiman, op. cit., h. 85. 16 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011),
Cet. VII, h. 9.
22
Selanjutnya, motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha
dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan
menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya
usaha yang tekun dan didasari adanya motivasi, maka seseorang yang
belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
fungsi motivasi belajar merupakan suatu dorongan untuk memenuhi
kebutuhan pada diri seseorang dengan tujuan agar seseorang yang belajar
dapat melahirkan prestasi yang lebih baik. Dengan hal tersebut seseorang
akan melakukan suatu usaha yang sungguh-sungguh karena adanya
motivasi yang baik.
c. Macam-Macam Motivasi
Macam atau jenis motivasi dapat ditinjau dari; Dasar
Pembentukkannya, menurut pendapat Frandsen, menurut pembagian dari
Woodworth dan Marquis, motivasi Jasmaniah dan Rohaniah, motivasi
Intrinsik dan Ekstrinsik, sebagaimana dikutip dalam buku Sardiman
sebagai berikut:17
1) Motivasi dilihat dari Dasar Pembentukkannya terdiri dari:
a) Motif bawaan, adalah motif yang dibawa sejak lahir dan tanpa
dipelajari. Misalnya: dorongan untuk makan, dorongan untuk
minum, dorongan untuk bekerja, untuk beristirahat, dan
sebagainya.
b) Motif yang dipelajari, adalah dorongan yang timbul karena
dipelajari. Misalkan: dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu
pengetahuan, dorongan untuk mengajar sesuatu di dalam
masyarakat. Motif ini seringkali disebut dengan motif-motif
yang diisyaratkan secara sosial karena manusia hidup dalam
17 Iska, op. cit., h. 77-79.
23
lingkungan sosial dengan sesama manusia lain sehingga
motivasi itu terbentuk.
2) Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis terdiri
dari:
a) Motif atau kebutuhan orgamis, misalnya: kebutuhan untuk
minum, makan, bernapas, dan kebutuhan untuk beristirahat.
b) Motif darurat. Yang termasuk dalam jenis motif ini antara lain:
dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk
membalas, untuk berusaha. Motivasi ini timbul karena
rangsangan dari luar.
c) Motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk
melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, dan untuk
menaruh minat. Motif ini muncul karena dorongan untuk dapat
menghadapi dunia luar secara efektif.
3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmaniah adalah seperti, refleksi, insting
otomatis, dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah
adalah kemauan.
4) Motivasi instrinsik dan ekstrinsik
a) Motivasi instrinsik, adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Misalnya, seseorang yang senang membaca, tidak
disuruh atau didorong oleh orang lain.
b) Motivasi ekstrinsik, adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Misalnya,
seseorang berperilaku menolong jika dipuji oleh orang lain.
24
d. Jenis-Jenis Motivasi
Para ahli mengadakan pembagian jenis-jenis motivasi menurut
teorinya masing-masing. Dari keseluruhan teori motivasi, dapat diajukan
tiga pendekatan untuk menentukan jenis-jenis motivasi, yakni:18
1) Pendekatan Kebutuhan
Abaraham H. Maslow melihat motivasi dari segi kebutuhan
manusia. Kebutuhan manusia sifatnya bertingkat-tingkat.
Pemuasan terhadap tingkat kebutuhan tertentu dapat dilakukan jika
tingkat kebutuhan sebelumnya telah mendapat pemuasan.
Kebutuhan-kebutuhan itu ialah:
a) Kebutuhan fisiologi, yakni kebutuhan primer yang harus
dipuaskan lebih dahulu, yang terdiri dari kebutuhan pangan,
sandang, dan tempat berlindung.
b) Kebutuhan keamanan, baik keamanan batin maupun
keamanan barang atau benda.
c) Kebutuhan sosial, yang terdiri dari kebutuhan perasaan
untuk diterima oleh orang lain, perasaan dihormati,
kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan perasaan
berpartisipasi.
d) Kebutuhan berprestasi, yakni kebutuhan yang erat
hubungannya dengan status seseorang.
2) Pendekatan Fungsional. Pendekatan ini berdasarkan pada konsep
motivasi, yakni:
a) Penggerak, yang memberi tenaga tetapi tidak membimbing,
bagaikan mesin tetapi tidak mengemudikan kegiatan.
b) Harapan, keyakinan sementara bahwa suatu hasil akan
diperoleh setelah dilakukannya suatu tindakan tertentu.
c) Insentif, objek tujuan yang aktual. Ganjaran (reward) dapat
diberikan dalam bentuk konkrit atau simbolik.
18 Hamalik, op. cit., h. 109-112.
25
3) Pendekatan Deskriptif
Masalah motivasi ditinjau dari pengertian-pengertian
deskriptif yang menunjuk pada kejadian-kejadian yang dapat
diamati dan hubungan-hubungan pelajaran.
e. Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif
permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau
penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-
cita. Faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar
yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tersebut
disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan
untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.
Uno, berdasarkan sumbernya motivasi juga dapat dibagi menjadi
dua, yaitu ”motivasi intrinsik timbulnya tidak dari luar karena karena
memang ada dalam diri individu tersebut, dan motivasi ekstrinsik timbul
karena adanya rangsangan dari luar individu.”19
Di mana untuk proses
belajar mengajar, motivasi intrinsik lebih menguntungkan karena
biasanya dapat bertahan lama. Untuk motivasi ekstrinsik dapat diberikan
oleh guru dengan jalan mengatur kondisi dan situasi belajar menjadi
kondusif. Dengan jalan memberi penguatan-penguatan maka motivasi
yang mulanya bersifat ekstrinsik diharapkan akan berubah menjadi
motivasi intrinsik.
19 Uno, op. cit., h. 4.
26
Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motivasi
ekstrinsik:
a) Pendidik memerlukan anak didiknya sebagai manusia yang
berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaanya,
maupun keyakinannya.
b) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan
kegiatan pendidikannya.
c) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga pengarahan
kepada anak didiknya dan membantu apabila mengalami kesulitan,
baik secara pribadi maupun akademis.
d) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan penguasaan
bidang studi atau materi yang diajarkan kepada peserta didiknya.
e) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian kepada
profesinya sebagai pendidik.
Sedangkan motivasi belajar adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa-siswi yang sedang belajar untuk mengadakan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Indikator motivasi belajar dapat di klasifikasikan sebagai
berikut: 1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil, 2) Adanya dorongan
dan kebutuhan dalam belajar, 3) Adanya harapan dan cita-cita masa
depan, 4) Adanya penghargaan dalam belajar, 5) Adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar, 6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif,
sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik. 20
f. Tujuan Motivasi Belajar
Secara umum, dapat dikatakan bahwa “tujuan motivasi adalah
menggerakkan atau mengunggah seseorang agar timbul keinginan dan
kemampuannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh
hasil atau mencapai tujuan tertentu”. Bagi seorang guru, “tujuan motivasi
20 Ibid., h. 23.
27
adalah untuk mennggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul
keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya
sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang digarapkan
dalam kurikulum sekolah”.21
Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai,
makin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan
memotivasi akan lebih dapat berhasil jika tujuannya jelas dan disadari
oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan kebutuhan orang yang
dimotivasi.
g. Ciri-Ciri Orang Memiliki Motivasi
Menurut Sardiman, motivasi yang ada pada diri setiap orang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:22
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak mudah putus asa). Tidak
memerlukan dorongan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4) Lebih senang bekerja mandiri.
5) Cepat bosan dengan tugas-tugas rutin (hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
21 Iska, op. cit., h.76. 22 Sardiman, op. cit., h. 83.
28
Motivasi belajar dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai berikut: a)
Minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran; b) Semangat belajar
siswa dalam melaksanakan tugas-tugas belajar; c) Tanggung jawab siswa
dalam mengerjakan tugas-tugas belajar; d) Reaksi yang ditunjukkan
terhadap stimulus yang diberikan oleh guru; e) Rasa senang dan puas
dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki motivasi tinggi dapat dilihat dari beberapa ciri-ciri, di antaranya
siswa tekun menghadapi tugas, siswa ulet menghadapi kesulitan belajar,
siswa senang terhadap mata pelajaran, siswa memperhatikan saat guru
menerangkan materi pelajaran, siswa rajin mengikuti proses
pembelajaran, siswa tidak cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, siswa
memiliki keinginan berhasil yang tinggi, siswa berani mempertahankan
pendapat selagi merasa benar dan yakin, siswa tidak mudah menyerah
mengerjakan soal-soal latihan yang dianggap sulit, siswa percaya diri
bertanya tentang materi yang belum dikuasai. Apabila terdapat ciri-ciri
tersebut pada diri pribadi siswa, maka dapat dikatakan bahwa siswa telah
memiliki motivasi belajar tinggi.
h. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Agar motivasi belajar matematika siswa dapat meningkat, guru
hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar, diantaranya :23
1) Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong
tingkah lakunya untuk tujuan belajar yang hendak dicapainya.
2) Sikap guru terhadap kelas, artinya guru yang selalu merangsang
siswa berbuat kearah tujuan yang jelas dan bermakna akan
menumbuhkan motivasi belajar siswa.
23 Hamalik, op. cit., h. 113.
29
3) Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok terlalu kuat
maka motivasi yang timbul cenderung ke arah ekstrinsik.
4) Suasana kelas. Kelas dengan suasana kebebasan yang bertanggung
jawab akan lebih merangsang munculnya motivasi dibandingkan
dengan suasana penuh tekanan dan paksaan.
Berdasarkan uraian tersebut hendaknya guru memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena
keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya ditentukan oleh unsur
motivasi belajar.
i. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan
menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang
belajar. Ada beberapa peranan penting dari motivasi dalam belajar dan
pembelajaran, antara lain dalam (a) menentukan hal-hal yang dapat
dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas tujuan belajar yang hendak
dicapai, (c) menentukan ragam kendali terhadap rangsangan belajar, (d)
menentukan ketekunan belajar.24
Motivasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa
ingin melakukan kegiatan belajar. Jika seseorang tidak memiliki motivasi
untuk belajar, maka akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau
belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru
atau pendidik lainnya perlu membangkitkan motivasi siswa agar tertarik
terhadap materi pelajaran yang akan dipelajarinya.
Di dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik
intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan, mengingat pentingnya
motivasi bagi siswa dalam belajar, maka guru diharapkan dapat
membangkitkan motivasi belajar siswa-siswanya. Menciptakan kondisi-
24 Uno, op. cit., h. 27.
30
kondisi tertentu dapat meningkatkan motivasi belajar. Ada beberapa cara
untuk meningkatkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, yaitu
sebagai berikut:25
1) Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya. Banyak siswa yang belajar, yang utama untuk mencapai
nilai yang baik. Biasanya siswa mengejar nilai ulangan atau nilai
raport yang baik. Angka atau nilai yang baik bagi siswa merupakan
motivasi yang sangat kuat.
2) Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak
selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin
tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak
berbakat untuk sesuatu pekerjaan tersebut.
3) Persaingan atau kompetisi
Persaingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong belajar siswa. Baik persaingan
individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
4) Keterlibatan diri
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan
pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga
bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri, adalah sebagai
salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan
berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik
dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas-tugas dengan
baik adalah simbol kebanggaan dan harga diri, begitu juga untuk
siswa. Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga
dirinya.
25 Iska, op. cit., h. 82.
31
5) Memberi ulangan
Siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan
sarana motivasi.
6) Mengetahui hasil
Dengan mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka
ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan harapan
hasilnya akan terus meningkat.
7) Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan
merupakan motivasi yang baik. Supaya pujian merupakan motivasi,
pemberiannya harus tepat. Dengan pujian yang tepat akan
memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah
belajar.
8) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau
diberikan secara tepat bisa menjadi alat motivasi.
9) Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada
maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik, bila dibandingkan
segala sesuatu tanpa maksud. Pada diri anak didik memang ada
motivasi untuk belajar, sehingga hasilnya akan lebih baik. Cara
menumbuhkan hasrat untuk belajar adalah guru memberi tugas,
sehingga ada maksud untuk siswa mau belajar dan guru
memberikan informasi kepada siswa bahwa belajar dapat
memberikan ilmu dan pengetahuan.
10) Minat
Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga
dengan minat. Sehingga minat merupakan alat motivasi. Minat
dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut:
32
a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan
b) Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau
c) Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik
d) Menggunakan berbagai macam metode mengajar
11) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diterima oleh siswa, merupakan alat
motivasi yang sangat penting. Dengan memahami tujuan yang
harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,
seorang guru bukan hanya berfungsi sebagai pengajar yang hanya
mentransfer ilmu saja, tetapi juga memperhatikan siswanya apakah dia
dapat menerima pembelajaran dengan baik atau tidak. Guru harus
mengetahui bagaimana cara membangkitkan motivasi dalam kegiatan
belajar siswa di sekolah.
Pada penelitian tindakan ini, pengukuran motivasi belajar
matematika siswa tercapai dengan dilakukannya pemberian angka atau
nilai atas kegiatan dan hasil belajar siswa, penghargaan dan pemberian
hadiah, pujian guru, persaingan antar kelompok, dan keterlibatan siswa
dalam belajar. Siswa juga termotivasi dengan adanya metode-metode
belajar yang menarik, aktif, dan kreatif, serta tujuan belajar yang akan
dicapai siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
4. Pembelajaran Matematika di SD/MI
a. Pengertian Matematika
Secara umum, istilah Matematika sudah tak asing lagi bagi
sebagian orang, sebab kegiatan-kegiatan yang ada dalam kehidupan
sehari-hari merupakan aplikasi dari konsep Matematika.
Paling, mengemukakan bahwa matematika adalah suatu cara
untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia;
33
suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang
bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan
yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri
dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. Berdasarkan
pendapat Paling tersebutdapat disimpulkan bahwa untuk menemukan
jawaban atas tiap masalah yang dihadapinya, manusia akan
menggunakan (1) informasi yang berkaitan dengan masalah yang
dihadapi, (2) pengetahuan tentang bilangan, bentuk, dan ukuran, (3)
kemampuan untuk menghitung, dan (4) kemampuan untuk mengingat
dan menggunakan hubungan-hubungan.26
Selanjutnya Uno dan Masri, menjelaskan bahwa matematika
adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat
untuk memecahkan berbagai persoalan praktis yang unsur-unsurnya
logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalisasi dan individualitas,
dan mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri,
dan analisis.27
Dari penjelasan tersebut berarti matematika jika dipelajari
menjadi lebih terfokus sesuai dengan bagian-bagian yang sesuai dengan
tema materinya.
b. Pembelajaran Matematika di SD/MI
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang diajarkan di
SD/MI. Seorang guru SD/MI yang akan mengajarkan matematika kepada
peserta didiknya, hendaklah mengetahui dan memahami objek materi
yang akan diajarkannya. Guru hendaknya dapat menyajikan
pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai dengan pola pikir peserta
didik, sehingga pelajaran matematika di SD/MI dapat disesuaikan dengan
perkembangan anak usia SD/MI.
26 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1999), Cet. Ke-I, h. 252. 27 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1, Cet. Ke-II, h. 109.
34
Siswa Sekolah Dasar (SD) umurnya berkisar antara 6 atau 7 tahun,
sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase
operasional konkrit. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah
kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah
logika, meskipun masih terikat dengan objek yang bersifat konkrit.
Peserta didik yang berada pada tahap operasional konkrit belum
dapat berpikir formal, sehingga perlu disesuaikan dalam pembelajaran
matematika di SD/MI yang memiliki karakteristik yang khusus. Di antara
ciri-ciri pembelajaran matematika di SD/MI adalah:
1) Pembelajaran matematika menggunakan metode spiral.
2) Pembelajaran matematika bertahap.
3) Pembelajaran matematika menggunakan metode induktif.
4) Pembelajaran matematika hendaknya bermakna.
Banyak cara yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan
pembelajaran matematika di SD/MI. Di samping itu, guru dalam
mengajarkan matematika juga harus memahami bahwa kemampuan
peserta didik berbeda-beda, tidak semua siswa menyenangi mata
pelajaran matematika, sehingga guru juga harus dapat menumbuhkan
motivasi peserta didik dalam belajar matematika.
Untuk menumbuhkan motivasi belajar matematika peserta didik,
Suwangsih dan Tiurlina mengungkapkan beberapa hal yang harus
dilakukan guru yaitu:
a) Menyesuaikan bahan pelajaran yang diajarkan dengan dunia anak.
b) Pembelajaran dapat dilakukan dari yang mudah ke yang sulit atau
dari konkrit ke abstrak.
c) Penggunaan alat-alat peraga.
d) Pembelajaran hendaknya membangkitkan aktifitas anak.
e) Semua kegiatan belajar harus kontras.
35
Semua hal tersebut harus dijalankan secara bersama dan
maksimal agar peserta didik senang dan menikmati dalam belajar
matematika. Belajar tidak hanya fokus pada hasil belajar semata, akan
tetapi prosesnya pun perlu diperhatikan agar tahap perkembangan peserta
didik juga mendapatkan perhatian.
Salah satu tugas perkembangan anak usia sekolah dasar adalah
belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebayanya dan bekerja
dalam kelompok.28
Dalam upaya mencapai tugas perkembangan itu guru
dituntut untuk memberikan bantuan berupa melaksanakan pembelajaran
yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan
bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadian sosialnya
berkembang. Oleh karena itu, mengajarkan matematika di SD/MI juga
harus memperhatikan perkembangan peserta didik baik itu kognitif,
sosial, emosi, bahasa, dan yang lainnya.
Jadi, pembelajaran matematika di SD/MI adalah pembelajaran
yang di dalamnya mengaktifkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
peserta didik dalam belajar materi matematika baik itu aritmatika,
geometri, dan yang lainya yang telah mengikuti dan menyesuaikan
dengan perkembangan anak usia SD/MI.
28 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 1993), Cet. Ke-I, h. 170.
36
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dilaksanakan oleh Agung Muzaky Khoir,
mahasiswa jurusan Pendidikan IPS dalam skripsinya yang berjudul: “Perbedaan
Hasil Belajar melalui Metode Student Teams Achievement Division (STAD)
dengan Teams Game Tournament (TGT) pada Pelajaran Sejarah”. Adapun hasil
penelitiannya adalah bahwa dengan metode STAD lebih baik digunakan pada
mata pelajaran sejarah dibandingkan dengan metode TGT.
Penelitian yang dilakukan Perdy Karuru dengan judul “Penerapan
Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD untuk Meningkatkan Kualitas Belajar IPA Siswa SLTP”. Hasil penelitian
didapatkan bahwa: (1) Guru dalam mengelola pengajaran cukup baik dan dapat
meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, (2) Guru mampu
melatih keterampilan proses dengan baik, (3) Mengubah pembelajaran dari
teacher centerd menjadi student centered, (4) Hasil pembelajaran yang diajar
dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting pembelajaran kooperatif
tipe STAD lebih baik dibanding pembelajaran yang tidak menggunakan
pembelajaran kooperatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Tisnawati dengan judul “Penerapan
Model Cooperative Learning Tipe STAD dalam Pembelajaran Biologi untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X MAN Model Palu”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah
penerapan model Cooperative Learning tipe STAD lebih besar dari pada nilai
sebelumnya.
37
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi siswa dengan pendidik
dan sumber belajar dalam rangka memahami materi dengan metode
pembelajaran tertentu. Pembelajaran yang kreatif dan inovatif memberikan
kemudahan kepada siswa dalam memahami materi. Pembelajaran matematika
adalah ilmu pasti, dalam arti bahwa matematika merupakan perhitungan yang
memberi hasil yang pasti dan tunggal.
Motivasi belajar merupakan kekuatan yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan setelah mengikuti proses latihan
secara terus menerus secara maksimal dengan cara meningkatkan
kemampuannya.
Pembelajaran dan motivasi belajar memiliki korelasi yang sangat erat. Di
mana model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa yang
secara otomatis mempengaruhi keaktifan belajar siswa. Penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa, mengingat STAD adalah salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dengan melibatkan
kompetisi antar kelompok dalam pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dalam
rangka mengetahui sejauh mana pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) terhadap motivasi
belajar siswa pada pembelajaran matematika.
D. Hipotesis Penelitian Tindakan
Berdasarkan kajian teoritik dan penyusunan kerangka berpikir, maka
dapat disimpulkan hipotesis penelitian tindakan ini yaitu dengan menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD) diduga dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa
khususnya pada materi pokok pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam
pemecahan masalah.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi yang
berlokasi di jalan Daan Mogot KM. 14, Cengkareng-Jakarta Barat. Adapun waktu
penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 (ganjil) tahun pelajaran 2013/2014.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Dalam skripsi ini, jenis penelitian yang digunakan penulis adalah
Classroom Action Research (CAR) yang sering disebut dengan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini lebih menekankan kepada proses atau
tindakan penelitian, oleh karena itu berhasil atau tidaknya penelitian dapat dilihat
dari proses tindakan penelitian. Peneliti harus mempersiapkan segala sesuatu yang
menjadi pendukung sebuah proses agar dapat berjalan dengan lancar sehingga
penelitian dapat dikatakan berhasil.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersamaan.1 Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
dengan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Penelitian tindakan
kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama menggunakan sub konsep
menentukan besar sudut dengan satuan baku dan satuan derajat serta hubungan
antar satuan waktu, panjang, dan berat, sedangkan pada siklus kedua
menggunakan sub konsep penyelesaian masalah yang berkaitan dengan satuan
waktu, panjang, dan berat.
Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi menjelaskan PTK melalui paparan
gabungan definisi dari ketiga kata “penelitian + tindakan + kelas”2 dengan
paparan sebagai berikut:
1 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009),
Cet. Ke-9, h. 3. 2 Ibid., h. 2-3.
39
1. Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu obyek yang diteliti dengan
menggunakan cara dan aturan metodoligi tertentu untuk memdapatkan data
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
menarik minat penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah sesuatu proses kegiatan yang dilakukan secara sengaja
dengan tujuan tertentu, yang kegiatan penelitiannya berupa rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa.
3. Kelas adalah sekumpulan siswa yang dalam waktu dan tempat yang sama
menerima pelajaran dari seorang guru yang sama pula.
Berdasarkan pemahaman dari gabungan kata-kata di atas dapat diartikan
bahwa PTK adalah suatu upaya untuk mengamati proses kegiatan belajar
sekumpulan siswa dengan menggunakan metodologi penelitian tertentu dan
diberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan oleh peneliti dengan tujuan
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
Adapun tahapan dalam penelitian tindakan adalah perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Sedangkan kerangka dari setiap aspek
pokok yang akan menjadi gambaran dari proses penelitian ini meliputi:
1) Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan ini, peneliti melakukan hal-hal sebagai
berikut: (a) Mengidentifikasi masalah tentang motivasi belajar matematika
siswa. (b) Melakukan wawancara terhadap guru kelas yang mengajar
matematika. (c) Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil
wawancara kemudian disimpulkan. (d) Merencanakan tindakan berdasarkan
penyebabnya, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
instrumen penelitian, pedoman observasi aktifitas guru dan aktifitas siswa.
2) Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kolaborasi dengan
guru kelas yang mengajar matematika. Pelaku tindakan adalah peneliti,
sedangkan observer adalah guru kelas IV yang sekaligus mengajar pelajaran
40
matematika. Pada tahap ini digunakan rancangan strategi dan RPP yang
sudah disusun pada tahap perencanaan.
3) Pengamatan dan analisis
Pada tahap ini peneliti dan guru observer melakukan pengamatan
terhadap proses tindakan kelas, situasi kelas, aktifitas mengajar guru, dan
aktifitas belajar siswa di kelas dengan menggunakan pedoman observasi yang
telah direncanakan. Selain itu peneliti juga mencatat hal-hal yang penting dan
diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Data-data pada saat
observasi dikumpulkan dan dianalisis secara menyeluruh.
4) Refleksi
Di tahap refleksi, data yang telah dianalisis dilakukan evaluasi dan
refleksi dengan tujuan untuk menyempurnakan tindakan berikutnya dan
memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya.
Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, jika diketahui pada
siklus I indikator keberhasilan belum tercapai, maka akan dilanjutkan pada siklus
II, hasil refleksi siklus I sebagai acuannya. Jika hasil pembelajaran pada siklus II
telah menunjukkan bahwa indikator keberhasilan telah tercapai maka penelitian
dihentikan. Tetapi apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka
dilanjutkan pada siklus berikutnya, seperti digambarkan pada gambar berikut:
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 3.1: Alur Penelitian Tindakan Kelas menurut Kurt Lewin
Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi
Perencanaan Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan
?
41
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas
IV SDN Cengkareng Timur 01 Pagi, Cengkareng-Jakarta Barat semester 1 tahun
ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 30 siswa dengan komposisi 16 siswa laki-laki
dan 14 siswa perempuan.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai perancang dan pelaksana
kegiatan (guru peneliti). Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan tindakan,
melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan
hasil penelitian. Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, peneliti dibantu oleh
kolaborator yaitu seorang wali kelas sekaligus pengajar mata pelajaran
Matematika kelas IV yang bertindak sebagai observer (guru pengamat).
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu siklus yang
meliputi kegiatan: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
refleksi. Tindakan kelas yang dilaksanakan berupa pengajaran di kelas secara
sistematis dengan tindakan pengelolaan kelas melalui strategi, pendekatan,
metode pengajaran yang tepat dengan perencanaan tindakan yang telah tersusun
sebelumnya. Dalam setiap siklus, peneliti dan kolaborator akan mengamati
kegiatan siswa dalam setiap aktifitas pengajaran yang dilakukan dalam kelas, serta
melakukan pengamatan terhadap motivasi belajar siswa. Dalam sekali tindakan
biasanya muncul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu mendapat
perhatian, sehingga siklus tersebut harus berulang sampai diperoleh data yang
dapat dikumpulkan sebagai jawaban dari permasalahan penelitian.
42
Berikut adalah gambaran tentang langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam penelitian tindakan kelas ini:
1. Persiapan Pra Penelitian, yaitu:
Kegiatan Pendahuluan
a) Observasi di sekolah yang akan menjadi tempat pelaksanaan
penelitian
b) Pembuatan surat izin penelitian
c) Pembuatan instrumen penelitian
d) Menghubungi kepala sekolah dan wali kelas yang akan menjadi
kolaborator
e) Mengobservasi proses belajar mengajar matematika di kelas
f) Menentukan kelas subjek yang akan dikenai tindakan
g) Wawancara guru tentang motivasi belajar matematika siswa
h) Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalahan dalam kelas
i) Mensosialisasikan hasil observasi kepada wali kelas
2. Siklus I, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut:
Tahap Perencanaan
a) Merencanakan pembelajaran dengan membuat RPP menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD
b) Menyusun lembar kerja siswa (LKS)
c) Menyiapkan media pembelajaran
d) Membuat lembar observasi aktifitas mengajar guru
e) Membuat lembar observasi aktifitas belajar siswa
f) Menyiapkan dokumentasi kegiatan pembelajaran
Tahap Pelaksanaan
a) Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran
b) Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan
menggunakan metode STAD
c) Mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran di
dalam kelas
Tahap Pengamatan
a) Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran
siklus I berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan
dibantu oleh kolaborator (guru kelas)
b) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktifitas belajar
siswa di kelas
Tahap Refleksi
a) Peneliti bersama kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan atau
merefleksikan untuk menentukan keberhasilan serta dilakukan
perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut
b) Merencanakan tindakan pada siklus II, berdasarkan hasil evaluasi
pada siklus I
43
3. Siklus II, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut:
Tahap Perencanaan
a) Merencanakan pembelajaran dengan membuat RPP menggunakan
metode kooperatif tipe STAD yang telah diperbaiki berdasarkan pada
siklus I
b) Menyusun lembar kerja siswa (LKS)
c) Menyiapkan media pembelajaran
d) Membuat lembar observasi aktifitas mengajar guru
e) Membuat lembar observasi aktifitas belajar siswa
Tahap Pelaksanaan
a) Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran
b) Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan
menggunakan metode STAD
c) Mencatat hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran di
dalam kelas
Tahap Pengamatan
a) Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran
siklus II berlangsung, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan
dibantu oleh kolaborator (guru kelas)
b) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktifitas belajar
matematika siswa di kelas
Tahap Refleksi
a) Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan
untuk dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut
b) Setelah proses analisis dan evaluasi, peneliti dan guru membuat
kesimpulan dari hasil penelitian
Tabel 3.1: Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas
44
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Penelitian tindakan ini dilakukan berdasarkan hipotesis bahwa motivasi
belajar matematika siswa akan meningkat setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran
matematika pada konsep pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan
masalah.
Penelitian ini diharapkan dapat memenuhi indikator ketercapaian yang
telah ditentukan berdasarkan:
1. Hasil pengamatan melalui lembar observasi aktifitas belajar siswa dan
aktifitas mengajar guru pada akhir siklus menunjukkan kriteria “Baik” dengan
skor 75% - 84% atau lebih.
2. Hasil pengukuran motivasi belajar matematika melalui angket motivasi pada
akhir siklus menunjukkan rata-rata nilai 80% - 100%.
3. Hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan bahwa sebagian siswa
memiliki motivasi belajar yang baik dalam belajar matematika.
G. Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan
data kuantitatif.
1. Data kualitatif, diperoleh dari hasil observasi catatan lapangan, hasil
wawancara dengan guru dan siswa, dan hasil dokumentasi jalannya proses
pembelajaran.
2. Data kuantitatif, diperoleh dari hasil rata-rata observasi aktifitas belajar siswa
dan angket motivasi belajar matematika siswa pada setiap akhir siklus.
Sumber data penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas IV, dan guru
mata pelajaran yang sekaligus sebagai observer.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data agar
pengamatan lebih tepat dan hasilnya lebih baik sehingga mudah untuk diolah.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian mengenai motivasi
45
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi
adalah sebagai berikut:
1. Lembar observasi
Pedoman observasi merupakan alat pengamatan yang digunakan
untuk melihat proses pembelajaran guru dan melihat aktifitas belajar siswa
sehingga dapat diketahui gambaran pembelajaran yang terjadi. Observasi
proses pembelajaran guru dilihat dari setiap tahap pembelajaran yaitu
menjelaskan tujuan pembelajaran, membentuk kelompok belajar,
memperhatikan dan membimbing siswa dalam kelompok, memberikan kuis,
penghargaan kelompok, menyimpulkan materi, serta mengarahkan siswa
untuk bertanya jawab. Sedangkan observasi aktifitas belajar siswa dilihat dari
proses pembelajaran yang meliputi siswa memperhatikan penjelasan guru,
mengerjakan LKS, siswa terlibat dalam diskusi kelompok, siswa
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, siswa
mengerjakan tugas yang diberikan guru, siswa bertanya jawab dan mencari
informasi terkait materi atau tugas.
2. Catatan lapangan
Catatan lapangan dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator,
digunakan untuk mencatat semua kejadian yang tidak sempat terangkum
dalam lembar observasi selama proses pembelajaran berlangsung. Bentuk
kejadian ini berupa aktifitas siswa dan permasalahan yang dihadapi selama
proses pembelajaran berlangsung.
3. Pedoman wawancara
Wawancara diajukan kepada guru mata pelajaran matematika pada
kegiatan pra penelitian untuk mengetahui metode belajar yang digunakan
guru dalam mengajar matematika, keaktifan belajar siswa, dan motivasi
belajar matematika siswa. Wawancara juga dilakukan kepada siswa sebelum
dilaksanakannya penelitian dan sesudah akhir setiap siklus.
4. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mendokumentasikan aktifitas belajar
siswa selama proses pembelajaran matematika berlangsung.
46
5. Angket atau kuesioner
Angket yang digunakan terdiri dari 25 butir pertanyaan yang
dibagikan kepada 30 orang siswa. Angket ini dibagikan pada setiap akhir
pembelajaran siklus selesai.
Menurut Sardiman, motivasi belajar dapat dilihat dari ciri-ciri sebagai
berikut :3
1. Minat dan perhatian siswa terhadap mata pelajaran.
2. Semangat belajar siswa dalam melaksanakan tugas-tugas belajar.
3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar.
4. Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang diberikan oleh guru.
5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.
Tabel 3.2: Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Belajar Matematika
Dimensi Elemen
Nomor
Pernyataan Jumlah
Positif Negatif
1. Minat dan perhatian
siswa terhadap
pelajaran
a. Senang belajar matematika. 1 9 2
b. Memperhatikan guru mengajar 12 23 2
c. Rajin membaca buku 7, 15, 20 11, 17 5
2. Semangat siswa untuk
melaksanakan tugas-
tugas belajar
a. Tekun menghadapi tugas 25 6 2
b. Ulet dalam menghadapi
kesulitan 16 2 2
3. Tanggung jawab
siswa dalam
mengerjakan tugas-
tugas belajar
a. Tidak membuang waktu 21 8 2
b. Tidak bergantung pada orang
lain 13, 22 14 3
4. Reaksi yang
ditunjukkan terhadap
stimulus yang
diberikan guru
a. Bertanya serta menjawab
pertanyaan 3, 18 10 3
b. Berusaha unggul 4 24 2
5. Rasa senang dalam
mengerjakan tugas
yang diberikan
a. Senang mencari serta
memecahkan masalah 5 19 2
Jumlah 25
3 Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), Cet. 11, h. 83.
47
I. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik pengolahan data
Untuk mengelola data dalam penelitian ini, peneliti melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pernyataan atau angket
yang diserahkan oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu
persatu, tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada
pada daftar pernyataan yang telah diselesaikan. Jika ada jawaban yang
diragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi responden yang
bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya.
b) Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir
pernyataan yang terdapat dalam angket. Setiap pernyataan dalam angket
terdapat 4 butir jawaban yaitu: Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan
Sangat Tidak Setuju, yang harus dipilih oleh responden. Maka penulis
melakukan perhitungan skor rata-rata sebagai berikut:
Tabel 3.3: Kriteria Penilaian Angket Motivasi Siswa
Alternatif Jawaban Nilai Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
c) Tabulating, yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, maka seluruh data
tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui
perhitungannya.
2. Teknik analisis data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis secara
kuantitatif yang dinamakan deskripsi analisis, yaitu menggambarkan apa
adanya. Langkah pertama adalah membuat tabel frekuensi dan kemudian
48
dilengkapi dengan persentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus
sebagai berikut:
P =
x 100%
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi/jumlah yang mengisi
N = Jumlah responden
Untuk menentukan persentase, digunakan rumus perhitungan sederhana
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menentukan Nilai Harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengalikan jumlah item pernyataan dengan skor tertinggi.
b) Menghitung Nilai Skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata
sebenarnya yang diperoleh dari hasil penelitian.
c) Menentukan kategorinya yaitu dengan menggunakan rumus:
P =
Keterangan:
P = Presentasi
NS = Nilai Skor
NH = Nilai Harapan
Kemudian penulis menentukan kategori penilaian angket motivasi
belajar tersebut, di antaranya:
Tabel 3.4: Kategori Nilai Angket Motivasi Belajar
Posisi Persentase Kategori
I 80 % – 100% Tinggi
II 50 % – 79% Sedang
III < 50% Rendah
49
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan
Untuk memperoleh data yang valid, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa teknik yaitu:
1. Member check, yaitu memeriksa kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi wawancara dari
narasumber yang relevan dengan PTK, apakah keterangan atau informasi
tersebut sifatnya tetap atau berubah sehingga dapat dipastikan
ketepatannya dan dapat diperiksa kebenarannya. Triangulasi, yaitu
memeriksa kebenaran analisis dari si peneliti dengan membandingkan
hasil dari mitra peneliti. Menggali dari data sumber yang sama dengan
menggunakan cara yang berbeda. Saturasi, yaitu situasi pada waktu data
sudah jenuh, atau tidak ada lagi data lain yang berhasil dikumpulkan atau
tidak ada lagi data yang dikumpulkan.4
2. Memeriksa kembali data-data yang terkumpul, baik mengenai
kejanggalan, keaslian, maupun kelengkapannya.
3. Mengulang pengolahan data dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilaksanakan dan diketahui
hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria ketercapaian yaitu peningkatan
motivasi belajar matematika siswa, maka akan ditindaklanjuti dengan melakukan
tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri
dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan
refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator
keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II.
Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah
berhasil menguji penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
meningkatkan motivasi belajar matematika siswa.
4 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi
Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), Ed. 1, h. 108.
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Cengkareng Timur 01
Pagi, Cengkareng-Jakarta Barat. Sebelum melakukan penelitian, peneliti
melakukan kegiatan pra penelitian dengan melakukan observasi langsung ke
sekolah tempat meneliti. Kegiatan ini merupakan langkah awal yang
dilakukan peneliti sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas. Dalam
kegiatan pra penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas
yang juga sebagai pengajar mata pelajaran matematika, melakukan
pengamatan aktifitas belajar mengajar di kelas, dan mendiskusikan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
yang akan digunakan dalam penelitian dengan guru, serta melakukan
persiapan-persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian tindakan
kelas.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara tersebut, diperoleh
informasi bahwa model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar
matematika di kelas adalah dengan menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab saja. Guru merasa kesulitan untuk menggunakan metode lain
dikarenakan kebanyakan siswa hanya bercanda dan mengobrol dengan
temannya. Selain itu siswa juga sulit jika diminta guru untuk mengerjakan
soal di papan tulis.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas yang juga sebagai
pengajar mata pelajaran matematika, ditentukan kelas IV sebagai kelas yang
cocok untuk dilakukan penelitian tindakan kelas, terkait dengan motivasi
belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika yang dianggap masih
rendah.
51
2. Penelitian Siklus I
a) Perencanaan
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang akan disampaikan kepada
siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3) Membuat Lembar Kerja Siswa.
4) Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK. Instrumen
yang digunakan meliputi angket motivasi belajar matematika siswa
pada setiap akhir siklus I dan II, dan menyusun lembar observasi
aktifitas mengjar guru dan aktifitas belajar siswa yang digunakan
pada setiap proses pembelajaran.
b) Pelaksanaan
Proses pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam 4
pertemuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, yaitu:
1) Pertemuan ke-1
(a) Pendahuluan
Pada pertemuan pertama, semua siswa sudah duduk dengan
tertib, namun posisi tempat duduk belum disiapkan membentuk
kelompok. Kemudian guru membagi kelas ke dalam 6 kelompok
yang masing-masing beranggotakan 5 orang siswa. Dalam
penentuan anggota kelompok dilakukan secara heterogen pada
masing-masing kelompok berdasarkan jenis kelamin dan nilai
hasil ulangan siswa. Kemudian guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan disampaikan serta menjelaskan tahap-
tahap pembelajaran yang akan dilakukan siswa. Guru
menyampaikan kepada siswa bahwa pembelajaran akan
52
dilaksanakan dengan diskusi kelompok dan presentasi kelas, dan
juga akan diberikan kuis pada akhir pembelajaran serta
pemberian penghargaan kepada kelompok-kelompok yang
berprestasi. Guru kelas berperan sebagai observer yang bertugas
mengamati aktifitas mengajar guru dan memasukkannya ke
dalam lembar observasi aktifitas guru.
(b) Kegiatan Inti
(i) Kerja Kelompok
Sebelum menyampaikan materi pelajaran, guru
menegaskan kepada siswa agar tertib selama mengikuti
proses pembelajaran berlangsung dan tertib saat berdiskusi
kelompok. Lalu dilanjutkan dengan memotivasi siswa dengan
menyuarakan yel-yel yang dibimbing oleh guru. Materi
pelajaran yang disampaikan pada pertemuan ini adalah
menentukan sudut lancip, sudut tumpul, dan sudut siku-siku
dari bangun datar dan bangun sekitar, mengukur besar sudut,
dan membandingkan besar dua sudut. Sebelum siswa
melakukan diskusi kelompok, guru terlebih dahulu
menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai serta menjelaskan secara garis besar isi dari materi
yang akan dicapai siswa di papan tulis. Kemudian guru
membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk
dikerjakan secara berdiskusi dengan kelompoknya masing-
masing.
Pada pertemuan pertama ini masih banyak siswa yang
terlihat kebingungan dalam mengerjakan LKS. Ada beberapa
kelompok yang terlihat kurang kompak dengan anggotanya
masing-masing dalam mengerjakan LKS. Bahkan ada
kelompok yang mengerjakan tugasnya sendiri-sendiri, ketika
guru mendekati kelompok tersebut mereka hanya saling
menyalahkan teman sekelompoknya yang tidak mau bekerja
53
sama. Ada juga dalam satu kelompok yang mengerjakan LKS
hanya dua orang, yang lain hanya diam, bercanda, dan
mengobrol dengan temannya.
(ii) Presentasi Kelas
Setelah waktu yang diberikan untuk mengerjakan LKS
selesai, guru meminta salah satu anggota kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di papan tulis.
Pada saat mempresentasikan hasil kerja kelompok, siswa
yang terpilih untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya masih malu dan enggan untuk maju ke depan
kelas. Kondisi kelas menjadi kurang kondusif karena ada
beberapa siswa yang bercanda dan tidak memperhatikan
temannya yang sedang presentasi, justru malah mengolok
temannya. Kemudian dari hasil kerja semua kelompok
dibahas secara bersama oleh guru dan siswa, siswa yang
lainnya boleh menanggapi hasil kerja kelompok lain.
(iii)Kuis 1
Kuis dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Pada saat
mengerjakan kuis terkihat siswa saling bekerja sama dengan
temannya, guru berkeliling kelas mengamati dan menegur
siswa agar tidak bekerja sama dalam mengerjakan kuis.
(iv) Perkembangan Skor Individu
Pada pertemuan ini belum ditentukan skor
perkembangan individu karena belum diketahui skor
peningkatan belajar siswa.
(v) Penghargaan Kelompok
Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok
yang terbaik dalam bekerja sama mengerjakan tugasnya dan
yang jawabannya paling benar. Kemudian guru
menyimpulkan kembali materi yang telah dipelajari bersama
siswa dengan melihat hasil kerja kelompoknya masing-
54
masing, dan ternyata masih banyak kelompok yang
menjawab soal dengan asal-asalan, sehingga guru
mengumumkan bahwa kekompakan dalam berdiskusi
kelompok masih kurang.
(c) Kegiatan Akhir
Sebelum menutup pelajaran, guru memberikan latihan soal
guna menentukan nilai skor individu. Karena terbatasnya waktu
maka latihan soal yang belum selesai dilanjutkan sebagai
pekerjaan rumah dan dikumpulkan kembali di pertemuan
berikutnya. Guru menutup pelajaran dengan memotivasi siswa
agar lebih rajin lagi belajarnya, dan mengingatkan siswa untuk
mempelajari materi yang akan diajarkan di pertemuan berikutnya
yaitu mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah
mata angin dan menentukan besar sudut satu putaran, sudut
setengah putaran, dan sudut seperempat putaran dalam satuan
derajat.
2) Pertemuan ke-2
(a) Pendahuluan
Pada pertemuan kedua, sama halnya dengan pertemuan
pertama, guru kelas berperan sebagai observer. Materi yang
diajarkan pada pertemuan ini adalah tentang mengenal sudut
siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin dan
menentukan besar sudut satu putaran, sudut setengah putaran,
dan sudut seperempat putaran dalam satuan derajat.
Sebelum guru memulai pelajaran, guru menanyakan tugas
PR pada pertemuan sebelumnya untuk dibahas bersama dan
hasilnya dikumpulkan ke guru. Selanjutnya guru menyampaikan
indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa dan
kemudian menjelaskannya di papan tulis. Pada saat guru
menjelaskan materi, ada beberapa siswa yang mengobrol dengan
55
teman sekelompoknya, kemudian guru menegurnya dengan
memberi peringatan agar tidak mengganggu teman yang lainnya.
(b) Kegiatan Inti
(i) Kerja Kelompok
Dalam menjelaskan materi, guru menggunakan media
berupa jam dinding berbentuk lingkaran dan membuat empat
arah mata angin di papan tulis secara jelas, guna
mempermudah siswa dalam memahami pelajaran. Setelah
menyampaikan materi, guru meminta agar semua siswa
duduk dengan tertib di kelompoknya masing-masing tanpa
membuat kegaduhan. kemudian guru membagikan LKS
kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan secara
berdiskusi bersama kelompoknya. Pada saat seluruh
kelompok mengerjakan tugasnya, guru berkeliling kelas
mengamati masing-masing kelompok dan memberikan
arahan bagi kelompok yang kesulitan dalam mengerjakan
tugasnya. Pada pertemuan kali ini, sudah ada beberapa siswa
yang mengajukan pertanyaan kepada guru terkait materi yang
belum dipahaminya, meskipun kekompakan pada masing-
masing kelompok masih kurang.
(ii) Presentasi Kelas
Kemudian pada saat presentasi dilaksanakan, siswa
yang terpilih giliran mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya juga masih terlihat malu-malu dan enggan
untuk maju ke depan kelas, hal ini diakibatkan karena teman-
teman yang lainnya mengolok dan merendahkannya. Dan
pada saat presentasi kelas berlangsung, masih banyak siswa
yang mengobrol dan tidak memperhatikan temannya yang
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
56
(iii)Kuis 2
Setelah kegiatan diskusi kelompok dan presentasi kelas,
masing-masing siswa diberikan kuis individu. Guru
mengingatkan siswa agar tidak mengerjakan tugas dengan
mencontek temannya, dan memberi hukuman jika ada yang
berbuat curang dalam mengerjakan kuis maka tidak akan
memperoleh nilai.
(iv) Perkembangan Skor Individu
Perkembangan skor individu diketahui dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu
sebelumnya, yaitu skor kuis 1 dengan skor kuis 2.
Tabel 4.1: Skor Perkembangan Individu 1
Kelompok Poin Perkembangan Rata-
Rata
Kriteria
0 10 20 30
I 2 2 1 8 Kurang
II 2 2 1 8 Kurang
III 1 2 2 12 Kurang
IV 1 3 1 10 Kurang
V 2 1 1 1 12 Kurang
VI 2 1 2 10 Kurang
(v) Penghargaan Kelompok
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan
ulasan singkat terkait materi yang sudah diajarkan dan
memberikan penghargaan kepada kelompok yang terbaik
dalam mengerjakan tugasnya dan kompak dalam berdiskusi
kelompok. Latihan soal diberikan kepada masing-masing
siswa untuk mengetahui perkembangan belajar siswa dalam
menerima pelajaran.
57
(c) Kegiatan Akhir
Kemudian guru menutup pelajaran dengan memberikan
motivasi kepada siswa agar ditingkatkan lagi semangat
belajarnya, serta mengingatkan siswa untuk mempelajari di
rumah terlebih dahulu materi ajar yang akan diajarkan pada
pertemuan berikutnya.
3) Pertemuan ke-3
(a) Pendahuluan
Pada pertemuan ketiga, pada saat guru sudah memasuki
kelas, terlihat ada beberapa siswa yang masih jalan-jalan di
dalam kelas dan ada siswa yang tidak duduk pada tempat
duduknya dalam kelompoknya masing-masing, dikarenakan ada
siswa yang bertengkar dalam kelompok sebelum guru memasuki
kelas. Setelah suasana kelas kondusif, barulah guru membuka
pelajaran dengan menanyakan kabar siswa dan mengabsen
kehadiran siswa, ternyata ada satu orang siswa yang tidak masuk
sekolah dengan alasan sakit.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan sebagaimana pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru kelas berperan sebagai
observer mengamati aktifitas mengajar guru dan mengamati
perkembangan proses belajar mengajar. Guru menyampaikan
indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa
pada pertemuan kali ini, materi yang akan diajarkan adalah
mempelajari tentang satuan panjang baku dan tidak baku serta
perhitungan pada satuan ukuran panjang.
(b) Kegiatan Inti
Sebelum menjelaskan materi ajar, guru menanyakan tugas
PR siswa lalu membahasnya sejenak dan mengumpulkan kepada
guru. Selanjutnya guru menyampaikan materi ajar dengan alat
58
bantu berupa penggaris meteran dan membuat diagram tangga
tingkatan satuan panjang di papan tulis.
(i) Kerja Kelompok
Pada pertemuan kali ini masih ada beberapa siswa yang
tidak memperhatikan penjelasan guru saat menyampaikan
materi terutama siswa yang duduk di bagian belakang.
Setelah menyampaikan materi, seperti biasa guru
membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk
dikerjakan secara bersama dan berdiskusi dalam kelompok.
Guru menekankan kepada seluruh kelompok untuk saling
menghargai pendapat teman sekelompoknya dan bekerja
secara kompak dalam kelompok.
Pada saat siswa bekerja dalam kelompoknya, guru
memantau kegiatan siswa dan membantu kelompok yang
kesulitan. Pada pertemuan kali ini sudah terlihat ketertiban
dari beberapa kelompok, dan dari beberapa kelompok sudah
ada siswa yang memberanikan diri bertanya kepada guru
mewakili kelompok diskusinya. Setelah waktu untuk
berdiskusi kelompok dalam menyelesaikan tugas selesai,
maka dilanjutkan dengan presentasi kelas oleh siswa yang
lainnya dari kelompok yang berbeda dari pertemuan
sebelumnya.
(ii) Presentasi Kelas
Pada saat melakukan presentasi kelas, siswa yang
terpilih untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
sudah tidak merasa malu dan ragu lagi, meskipun masih ada
beberapa siswa dari kelompok lain yang mengoloknya. Saat
presentasi berlangsung masih terlihat beberapa siswa tidak
memperhatikan temannya yang sedang melakukan presentasi,
kemudian guru menegurnya dan akan memberikan hukuman
59
bagi yang tidak memperhatikan presentasi hasil kerja
temannya.
(iii)Kuis 3
Selanjutnya guru memberikan latihan soal kepada
masing-masing siswa guna mengetahui skor individual siswa.
(iv) Perkembangan Skor Individu
Perkembangan skor individu diketahui dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu
sebelumnya, yaitu skor kuis 2 dengan skor kuis 3.
Tabel 4.2: Skor Perkembangan Individu 2
Kelompok Poin Perkembangan Rata-
Rata
Kriteria
0 10 20 30
I 1 2 2 12 Kurang
II 2 1 2 10 Kurang
III 1 2 1 1 14 Cukup
IV 1 2 2 12 Kurang
V 1 1 3 14 Cukup
VI 1 2 2 12 Kurang
(v) Penghargaan Kelompok
Setelah melakukan presentasi hasil kerja kelompok,
guru mengumumkan hasil kerja kelompok yang terbaik dan
kompak dalam berdiskusi, lalu memberikan penghargaan
kepada kelompok tersebut.
(c) Kegiatan Akhir
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan arahan
dan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar lebih giat lagi
agar memperoleh peringkat dan hasil belajar yang memuaskan
bagi diri siswa sendiri dan orang tua masing-masing, serta
mengingatkan siswa untuk mempelajari materi yang akan
60
disampaikan pada pertemuan berikutnya yaitu mengenai satuan
berat dan satuan ukuran kuantitas.
4) Pertemuan ke-4
(a) Pendahuluan
Pada pertemuan kali ini materi yang akan diajarkan adalah
mempelajari tentang satuan berat dan satuan ukuran kuantitas.
Sebelum guru memasuki kelas, kondisi kelas sudah terlihat lebih
rapi dan tertib dari pertemuan-pertemuan sebelumnya meskipun
ada beberapa siswa yang masih berjalan kesana-kemari, beberapa
kelompok terlihat sudah siap menerima dan mengikuti pelajaran
yang akan disampaikan guru. Seperti biasanya, guru membuka
pelajaran dengan berdoa bersama disusul dengan ucapan salam
dari siswa kepada guru dan sebaliknya. Guru menanyakan kabar
siswa dan melakukan absensi kehadiran siswa, pada pertemuan
kali ini semua siswa dapat hadir mengikuti kegiatan belajar
mengajar.
Sebelum menyampaikan materi, guru menyampaikan
indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa pada
pertemuan kali ini. Guru memotivasi siswa dengan memberikan
yel-yel agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti dan
menerima pelajaran yang akan disampaikan.
(b) Kegiatan Inti
(i) Kerja Kelompok
Guru menyampaikan materi secara garis besar dengan
mengaitkannya ke dalam kehidupan sehari-hari siswa.
Selanjutnya guru meminta siswa untuk duduk lebih merapat
ke dalam kelompoknya lalu memberikan LKS kepada
masing-masing kelompok untuk dikerjakan secara berdiskusi
kelompok. Guru membimbing setiap kelompok untuk bekerja
sama, terutama yang kerja kelompoknya masih rendah agar
61
terdorong untuk saling membantu temannya dalam satu
kelompok demi kemajuan kelompok.
(ii) Presentasi Kelas
Setelah waktu untuk diskusi kelompok selesai, masing-
masing kelompok menunjukkan hasil kerja kelompoknya di
papan tulis yang ditulis oleh perwakilan masing-masing
kelompok yang dipilih secara acak oleh guru kemudian
dibahas bersama oleh guru dan siswa.
(iii)Kuis 4
Selanjutnya guru memberikan latihan soal kepada
masing-masing siswa guna mengetahui skor individual siswa.
(iv) Skor Perkembangan Individu
Perkembangan skor individu diketahui dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu
sebelumnya, yaitu skor kuis 3 dengan skor kuis 4.
Tabel 4.3: Skor Perkembangan Individu 3
Kelompok Poin Perkembangan Rata-
Rata
Kriteria
0 10 20 30
I 3 2 14 Cukup
II 1 2 2 12 Kurang
III 1 1 2 1 16 Cukup
IV 3 1 1 16 Cukup
V 2 2 1 18 Cukup
VI 2 3 16 Cukup
(v) Penghargaan Kelompok
Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang paling tepat jawabannya dan kompak dalam
kerjasamanya. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk
mempelajari materi tentang peyelesaian masalah perhitungan
yang berkaitan dengan satuan panjang.
62
(c) Kegiatan Akhir
Di akhir pelajaran sebelum menutup pelajaran guru
menjelaskan secara singkat mengenai lembar angket motivasi
belajar matematika siswa bahwa angket tersebut tidak akan
mempengaruhi nilai rapor siswa, kemudian membagikannya
kepada masing-masing siswa dan meminta siswa untuk
menjawab lembar angket tersebut sesuai dengan kepribadian
siswa. Peneliti dan guru kelas mengamati siswa saat menjawab
lembar angket yang diberikan, memastikan tidak ada pertanyaan-
pertanyaan yang belum diisi oleh siswa, kemudian hasilnya
dikumpulkan langsung pada akhir pertemuan ini pula kepada
guru.
c) Observasi
Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya
tahap pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti dan
guru kelas yang mencatat seluruh kegiatan siswa berkaitan dengan
aktifitas belajar matematika siswa dan hal-hal lainnya yang terjadi selama
proses pembelajaran.
Hasil pengamatan ini dibuat dalam bentuk catatan lapangan.
Catatan lapangan tersebut mencatat semua kondisi siswa dan kejadian
selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Berdasarkan pengamatan selama
proses pembelajaran berlangsung diperoleh catatan mengenai kondisi
siswa sebagai berikut:
63
Tabel 4.4: Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus I
No. Tindakan Kondisi Siswa
1. Penyampaian
materi ajar
- Siswa terlihat kurang perhatian terhadap
penjelasan materi yang disampaikan, terutama
bagi kelompok siswa yang posisi duduknya di
belakang.
2. Pembelajaran
berkelompok
- Belum terbiasa belajar berkelompok
- Masih ada beberapa siswa yang bercanda dan
mengobrol
3. Pengerjaan
LKS
- Tidak membaca perintah pada LKS
- Bingung cara mengerjakannya
- Pengerjaan LKS tidak dilakukan secara bersama
4. Diskusi atau
tanya jawab
- Didominasi siswa yang lebih pandai
- Beberapa siswa hanya mengandalkan temannya
- Malu dalam berpendapat
- Siswa yang pasif hanya mengikuti pendapat
temannya yang lebih aktif
- Masih ragu dalam menyampaikan jawaban
5. Refleksi - Pemahaman siswa terhadap materi masih terlihat
kurang maksimal
Hasil observasi aktifitas guru dan observasi aktifitas siswa
melalui lembar observasi pada siklus I dapat dilihat pada tabel-tabel
sebagai berikut:
1) Lembar observasi aktifitas guru
Pengamatan ini dilakukan oleh observer (guru kelas/mata
pelajaran) yang mencatat seluruh aktifitas guru selama proses
pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
64
Tabel 4.5: Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus I
No Aspek yang
Diamati
Pertemuan Ke- (∑) (%)
I II III IV
1 Menjelaskan tujuan
pembelajaran
2 3 3 3 11 68,75
2 Membentuk
kelompok belajar
3 3 3 3 12 75
3 Memperhatikan dan
membimbing siswa
dalam kelompok
3 3 3 4 13 81,25
4 Memberikan kuis
kepada siswa
3 3 2 3 11 68,75
5 Memberikan
penghargaan kepada
kelompok belajar
3 3 3 3 12 75
6 Menyimpulkan
materi yang telah
diajarkan
2 2 3 3 10 62,5
7 Mengarahkan siswa
untuk mengajukan
pertanyaan terkait
materi
3 3 3 3 12 75
Jumlah (∑) 19 20 20 22 72,31 %
Persentasi (%) 67,85 71,42 71,42 78,57
Rata-Rata 72,31 %
Keterangan Cukup Baik
65
Berdasarkan tabel di atas terkait dengan kegiatan aktifitas
mengajar guru, guru mengikuti setiap aspek yang diamati dalam
lembar observasi dan melakukan langkah-langkah yang tersusun di
dalam RPP. Sesuai dengan data yang diperoleh terjadi peningkatan
hasil observasi aktifitas guru yang dilakukan selama siklus I dengan
persentasi nilai 67,85 % - 78,57 %, sehingga dapat diketahui hasil
rata-rata aktifitas mengajar guru pada siklus I adalah 72,31 % dengan
keterangan “Cukup Baik”.
2) Lembar observasi aktifitas siswa
Tabel 4.6: Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus I
No Aspek yang
Diamati
Pertemuan Ke- (∑) (%)
I II III IV
1 Memperhatikan
penjelasan guru
3 3 3 3 12 75
2 Mengerjakan LKS 2 2 3 3 10 62,5
3 Berdiskusi kelompok 2 2 3 3 10 62,5
4 Mempresentasikan
hasil kerja kelompok
2 2 3 3 10 62,5
5 Memperhatikan
pendapat temannya
2 3 2 3 10 62,5
6 Mengerjakan
soal/kuis
3 3 3 3 12 75
7 Berani bertanya 2 2 3 2 9 56,25
8 Menjawab
pertanyaan guru
2 3 3 3 11 68,75
Jumlah (∑) 18 20 23 23 65,62 %
Persentase (%) 56,25 62,5 71,87 71,87
Rata-Rata 65,62 %
Keterangan Kurang Baik
66
3) Wawancara
Wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran pada
siklus I selesai. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menerapkan
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Wawancara dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tingkat kemampuan
siswa dalam belajar matematika yang dipilih secara acak.
Tabel 4.7: Hasil Wawancara Siswa pada Siklus I
No Pertanyaan Tingkat Kemampuan Siswa
Tinggi Sedang Rendah
1 Bagaimana menurut
kamu mengenai
pelajaran
matematika?
Menyenangkan
dan seru
Cukup sulit Susah
dipahami
2 Apakah belajar
matematika secara
berkelompok
menyenangkan?
Iya, sangat
menyenangkan
Iya, tentu Iya, karena
ramai-ramai
3 Apakah soal yang
diberikan terlalu
sulit?
Tidak, soalnya
mudah
dipahami
Ada yang
sulit dan ada
yang mudah
Sangat sulit
4 Apa kesan kalian
setelah belajar
matematika dengan
cara berkelompok?
Ingin setiap
hari belajar
matematika
berkelompok
Ada teman
yang tidak
mau bantu
belajar
Belajarnya
bisa santai
5 Apakah dengan
belajar berkelompok
membuat kalian
lebih aktif dan ingin
terus belajar?
Ya, saya jadi
bersemangat
belajar karena
bisa belajar
bareng teman
Iya, bisa
belajar
bareng
teman-teman
Iya, jadi aku
tidak diam
saja
Dari hasil wawancara pada siklus I, diketahui beberapa siswa
merespon biasa saja, hal tersebut menandakan bahwa motivasi siswa
masih kurang dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
67
4) Angket/kuesioner
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk mengetahui
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang
berlangsung selama siklus I.
Tabel 4.8: Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar
Matematika Siswa pada Siklus I
Butir Soal SS S TS STS Kategori
1 17 6 7 0 +
2 1 1 14 14 -
3 10 13 5 2 +
4 10 14 2 4 +
5 4 7 13 6 +
6 1 0 19 10 -
7 12 9 6 3 +
8 8 10 7 5 -
9 0 3 21 6 -
10 13 5 4 8 -
11 4 6 15 5 -
12 11 12 7 0 +
13 13 9 5 3 +
14 7 10 8 5 -
15 9 12 5 4 +
16 26 3 1 0 +
17 8 9 7 6 -
18 12 14 3 1 +
19 9 12 4 5 -
20 16 9 3 2 +
21 13 12 4 1 +
22 18 6 5 1 +
23 3 7 12 8 -
24 6 7 14 3 -
25 23 7 0 0 +
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil jawaban angket
siswa, maka ditentukan perhitungan rata-rata skor pada angket
tersebut seperti dijelaskan dalam tabel berikut:
68
Tabel 4.9: Perhitungan Rata-Rata Skor Angket Siklus I
No. Dimensi P =
X 100 %
1. Minat dan perhatian siswa terhadap
pelajaran
x 100 % = 73,98 %
2. Semangat siswa untuk
melaksanakan tugas-tugas belajar
x 100 % = 41,43 %
3. Tanggung jawab siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas belajar
x 100 % = 71,65 %
4. Reaksi yang ditunjukkan terhadap
stimulus yang diberikan guru
x 100 % = 69,8 %
5. Rasa senang dan puas dalam
mengerjakan tugas yang diberikan
x 100 % = 53,75 %
Rata-Rata Nilai
= 77,62 %
Kategori Nilai Sedang
d) Refleksi
Pada siklus I, proses pembelajaran matematika pada konsep
menentukan besar sudut dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD diperoleh hasil observasi aktifitas guru dan
observasi aktifitas siswa yang dirasa masih kurang. Dan juga berdasarkan
hasil angket motivasi belajar matematika siswa menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD terlihat masih belum mencapai
kriteria ketuntasan penelitian yang telah ditentukan yaitu sebesar 80 %.
Oleh karena itu, motivasi belajar matematika siswa perlu ditingkatkan
lagi melalui perbaikan-perbaikan tindakan yang telah dilaksanakan untuk
diterapkan pada siklus II. Adapun perbaikan-perbaikan yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut:
69
Tabel 4.10: Tindakan Perbaikan pada Siklus I
No. Dimensi Perbaikan
1. Minat dan perhatian siswa
terhadap pelajaran.
- Memberikan motivasi serta mengaitkan
materi pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari siswa.
2. Semangat siswa untuk
melaksanakan tugas-tugas
belajar.
- Berinteraksi lebih dekat lagi dan
memotivasi siswa dalam mengerjakan
tugas-tugas belajar yang diberikan.
3. Tanggung jawab siswa
dalam mengerjakan tugas-
tugas belajar.
- Membimbing siswa agar bersungguh-
sungguh dalam mengerjakan tugas-
tugas belajar.
4. Reaksi yang ditunjukkan
terhadap stimulus yang
diberikan guru.
- Membangkitkan motivasi siswa dengan
melakukan tanya jawab kepada siswa
terkait materi yang telah diajarkan.
5. Rasa senang dan puas
dalam mengerjakan tugas
yang diberikan.
- Memberikan penghargaan yang sesuai
dengan hasil belajar siswa, serta
menjelaskan tentang rasa menghargai
hasil usahanya sendiri kepada siswa.
Berdasarkan refleksi dan perbaikan tindakan pembelajaran
pada siklus I diketahui bahwa motivasi belajar matematika siswa
dilihat masih kurang. Hal tersebut dapat ditunjukkan pula berdasarkan
data hasil observasi aktifitas belajar matematika siswa dengan
persentase 65,62 % dengan kategori “Cukup Baik”, dan pada
perhitungan skor persentase rata-rata jawaban angket motivasi belajar
matematika siswa sebesar 77,62 % dengan kategori “Sedang”.
Berdasarkan data tersebut, dapat menjelaskan dan menunjukkan
bahwa penelitian tindakan kelas yang dilakukan belum mencapai
kriteria ketercapaian yang telah ditentukan yaitu skor persentase rata-
rata angket motivasi belajar matematika siswa minimal sebesar 80 %
70
dengan kategori “Baik”, maka perlu dilanjutkan tindakan
pembelajaran pada siklus berikutnya dengan hasil refleksi siklus I
digunakan sebagai acuan perbaikan.
3. Penelitian Siklus II
a) Perencanaan
Berdasarkan refleksi dari siklus I mengenai proses belajar,
aktifitas siswa, dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran
matematika, maka dilakukan perbaikan untuk pelaksanaan pembelajaran
pada siklus II ini. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini
adalah menyusun dan mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Selain itu, peneliti juga menyiapkan instrumen-
instrumen penelitian berupa lembar observasi aktifitas guru dan lembar
observasi aktifitas siswa, catatan lapangan, serta membuat LKS pada tiap
pertemuan dan angket motivasi belajar matematika siswa yang digunakan
pada akhir siklus II.
Pada siklus II ini target yang diharapkan adalah meningkatnya
motivasi belajar matematika siswa dengan menunjukkan rata-rata
presentase angket motivasi belajar siswa mencapai 80 % atau lebih.
b) Pelaksanaan
1) Pertemuan ke-5
(a) Pendahuluan
Pada pertemuan ini, materi yang akan diajarkan adalah
tentang penggunaan kesetaraan satuan dalam perhitungan.
Sebagaimana pada pertemuan-pertemuan sebelumnya, seperti
biasa guru kelas berperan sebagai observer mengamati aktifitas
guru dan siswa kemudian mencatatnya ke dalam lembar obervasi
yang sudah disediakan.
71
Pada saat guru memasuki kelas masih ada beberapa siswa
yang terlihat bermain dan jalan-jalan di dalam kelas. Kemudian
guru mengkondisikan suasana kelas dilanjutkan dengan
membaca doa bersama dan mengabsebnsi kehadiran siswa, pada
pertemuan ini ada dua orang siswa yang tidak hadir karena sakit.
Setelah mengabsen siswa guru mulai menyampaikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan dipelajari siswa dengan
membahas sedikit tentang materi ajar yang telah diajarkan
sebelumnya.
(b) Kegiatan Inti
(i) Kerja Kelompok
Setelah menyampaikan secara garis besar tentang
materi ajar guru mulai membagikan LKS kepada tiap-tiap
kelompok yang seluruh siswa sudah siap dan duduk pada
kelompoknya masing-masing. Guru meminta kepada seluruh
kelompok agar mengerjakan LKS secara kerja sama dan
diskusi kelompok dengan teman kelompoknya. Guru
berkeliling kelas sekaligus mengamati aktifitas belajar siswa
serta memotivasi siswa dan membimbing siswa yang
kesulitan dalam mengerjakan LKS.
Pada siklus ke-II ini guru menginformasikan kepada
seluruh kelompok tentang kinerja dan hasil yang telah
diraihnya selama siklus I, dan mengumumkan akan diberikan
penghargaan yang lebih bagi kelompok yang paling baik
dalam bekerja serta penghargaan bagi setiap siswa yang
paling benar dan tepat dalam mengerjakan soal-soal yang
diberikan guru. Hal tersebut dilakukan untuk menumbuhkan
motivasi dan semangat belajar siswa dalam pembelajaran
matematika.
72
(ii) Presentasi Kelas
Setelah waktu untuk mengerjakan LKS telah selesai,
guru membahas LKS bersama siswa dengan meminta
perwakilan satu orang dari tiap-tiap kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di papan tulis,
siswa yang lainnya memperhatikan temannya yang sedang
presentasi. Pada kegiatan ini terlihat seluruh siswa antuisias
memperhatikan presentasi dari temannya, meskipun masih
ada siswa yang bercanda dengan teman dalam satu
kelompoknya.
(iii)Kuis 5
Kuis dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Pada saat
mengerjakan kuis terkihat siswa saling bekerja sama dengan
temannya, guru berkeliling kelas mengamati dan menegur
siswa agar tidak bekerja sama dalam mengerjakan kuis.
(iv) Skor Perkembangan Individu
Perkembangan skor individu diketahui dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu
sebelumnya, yaitu skor kuis 4 dengan skor kuis 5.
Tabel 4.11: Skor Perkembangan Individu 4
Kelompok Poin Perkembangan Rata-
Rata
Kriteria
0 10 20 30
I 2 3 16 Cukup
II 3 2 14 Cukup
III 2 2 1 18 Cukup
IV 2 2 1 18 Cukup
V 1 3 1 20 Baik
VI 2 2 1 18 Cukup
73
(v) Penghargaan Kelompok
Selanjutnya guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang paling tepat jawabannya dan kompak dalam
kerjasamanya. Kemudian guru mengingatkan siswa untuk
mempelajari materi tentang peyelesaian masalah perhitungan
yang berkaitan dengan satuan panjang.
(c) Kegiatan Akhir
Sebelum mengakhiri pelajaran, guru memberikan soal-soal
kepada masing-masing siswa untuk dikerjakan di rumah dan
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
2) Pertemuan ke-6
(a) Pendahuluan
Pada pertemuan ini, materi yang akan diajarkan sama
dengan pertemuan sebelumnya yaitu tentang penggunaan
kesetaraan satuan dalam perhitungan. Seperti biasa guru kelas
berperan sebagai observer mengamati aktifitas mengajar guru
dalam kelas, dan peneliti berperan sebagai guru sekaligus
mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
Pada saat guru memasuki kelas suasana kelas terlihat tertib
dan rapi, namun ada beberapa siswa siswa yang masih belum
duduk pada kelompoknya dikarenakan sedang asik mengobrol
dengan temannya yang berbeda kelompok, kemudian guru
mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran dengan
tertib. Guru membaca doa bersama siswa dilanjutan dengan
absensi kehadiran siswa. Pada pertemuan ini seluruh siswa hadir
mengikuti pelajaran pada hari ini.
(b) Kegiatan Inti
Sebelum guru memulai pelajaran, guru memberikan
motivasi kepada siswa mengenai belajar dan bersungguh-
74
sungguh dalam meraih cita-cita. Pada saat guru menyampaikan
motivasi, seluruh siswa terlihat antusias dan perhatian terhadap
penyampaian guru. Guru juga menyampaikan agar siswa harus
bekerja sama dalam belajar berkelompok serta bersungguh-
sungguh dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru agar
mendapatkan hasil yang baik bagi siswa sendiri.
Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai oleh siswa. Sebelum melanjutkan materi dari
pertemuan sebelumnya, guru menanyakan tugas soal yang telah
diberikan guru pada pertemuan berikutnya, bersama siswa
membahas soal-soal tersebut kemudian meminta siswa untuk
mengumpulkannya ke meja guru. Dilanjutkan dengan
penyampaian materi oleh guru dengan mengaitkan materi ke
dalam kehidupan sehai-hari siswa terlebih dahulu. Pada saat guru
menyampaikan materi, suasana kelas menjadi tenang dan seluruh
siswa terlihat memperhatikan penjelasan materi yang disamaikan
guru.
(i) Kerja Kelompok
Setelah guru menyampaikan materi pelajaran, guru
membagikan LKS kepada masing-masing kelompok untuk
dikerjakan secara berdiskusi dengan teman sekelompoknya.
Guru berkeliling kelas memantau dan mengamati kerja siswa,
serta membimbing siswa atau kelompok yang kesulitan
mengerjakan LKS. Pada saat kegiatan diskusi kelompok,
suasana kelas tertib dan tiseluruh siswa terlihat aktif
berdiskusi. Siswa yang sebelumnya hanya beranda pun secara
perlahan ikut berpartisipasi membantu teman kelompoknya
menyelesaikan LKS secara bersama-sama. Banyak siswa
yang sudah berani mengajukan pertanyaan terkait soal yang
belum dipahaminya. Masing-masing kelompok terlihat aktif
dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan soal pada LKS.
75
(ii) Presentasi Kelas
Setelah waktu untuk mengerjakan LKS selesai, guru
bersama siswa membahas LKS dengan melakukan
preesentasi kelas seperti biasanya. Masing-masing kelompok
diminta untuk menunjuk salah seorang anggotanya untuk
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.
(iii)Kuis 6
Selanjutnya guru memberikan latihan soal kepada
masing-masing siswa guna mengetahui skor individual siswa.
(iv) Skor Perkembangan Individu
Perkembangan skor individu diketahui dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu
sebelumnya, yaitu skor kuis 5 dengan skor kuis 6.
Tabel 4.12: Skor Perkembangan Individu 5
Kelompok Poin Perkembangan Rata-
Rata
Kriteria
0 10 20 30
I 2 2 1 18 Cukup
II 2 3 16 Cukup
III 1 3 1 20 Baik
IV 2 2 1 18 Cukup
V 4 1 22 Baik
VI 1 3 1 20 Baik
(v) Penghargaan Kelompok
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
menjawab dengan tepat serta yang kerja kelompoknya paling
kompak.
(c) Kegiatan Akhir
Sebelum kegiatan penutup, guru memberikan evaluasi soal
kepada siswa untuk dikerjakan sebagai tugas rumah dan
dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Guru juga memberikan
76
penghargaan kepada seluruh kelompok karena sudah mulai
mengerti belajar secara berkelompok dan menghargai pendapat
sesama teman kelompoknya.
3) Pertemuan ke-7
(a) Pendahuluan
Pada pertemuan kali ini materi yang akan diajarkan adalah
menentukan kesetaraan antar satuan kuantitas. Seperti biasanya,
guru kelas IV berperan sebagai observer mengamati aktifitas
guru dan peneliti sebagai guru sekaligus mengamati aktifitas
belajar siswa. Guru mengawali pelajaran dengan membaca doa
bersama siswa yang dipimpin oleh ketua kelas IV dilanjutkan
dengan absensi kehadiran siswa. Pada pertemuan ini seluruh
siswa hadir mengikuti pelajaran.
(b) Kegiatan Inti
Sebelum guru menyampaikan materi pelajaran, guru
melakukan apersepsi dengan memberikan motivasi kepada siswa
dan juga membangkitkan semangat belajar siswa dengan
menyuarakan yel-yel kepada siswa. Setelah memberikan
motivasi dan semua siswa terlihat siap menerima pelajaran, guru
menanyakan tugas PR yang diberikan pada pertemuan berikutnya
dan membahas bersama siswa. Kemudian menyampaiakan
pokok-pokok penting dalam materi yang dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari siswa.
(i) Kerja Kelompok
Guru membagikan LKS kepada masing-masing
kelompok dan menugaskan siswa untuk mengerjakan secara
disiplin dan bekerja sama, serta meminta kepada tiap
kelompok untuk saling mengajarkan kepada teman dalam
kelompoknya yang dirasa kurang begitu mengerti agar setiap
77
anggota kelompoknya sama-sama saling paham dan mengerti
materi yang diajarkan. Guru berkeliling kelas mengamati
aktifitas siswa sekaligus memberikan bimbingan kepada
kelompok yang masi belum mengerti.
(ii) Presentasi Kelas
Pembahasan LKS dilakukan dengan meminta
perwakilan masing-masing kelompok untuk maju
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di papan tulis.
(iii)Kuis 7
Kuis dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Pada saat
mengerjakan kuis terkihat siswa saling bekerja sama dengan
temannya, guru berkeliling kelas mengamati dan menegur
siswa agar tidak bekerja sama dalam mengerjakan kuis.
(iv) Skor Perkembangan Individu
Perkembangan skor individu diketahui dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu
sebelumnya, yaitu skor kuis 6 dengan skor kuis 7.
Tabel 4.13: Skor Perkembangan Individu 6
Kelompok Poin Perkembangan Rata-
Rata
Kriteria
0 10 20 30
I 1 3 1 20 Baik
II 2 2 1 18 Cukup
III 1 2 2 22 Baik
IV 1 3 1 20 Baik
V 3 2 24 Baik
VI 1 2 2 22 Baik
(v) Penghargaan Kelompok
Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
kinerjanya paling baik, kompak, dan bekerja sama, serta yang
memberikan jawaban paling tepat.
78
(c) Kegiatan Akhir
Untuk kegiatan penutup, guru memberikan evaluasi soal
individu untuk dikerjakan oleh masing-masing siswa. Guru juga
memberikan pujian kepada semua kelompok karena sudah
menunjukkan kerja sama yang baik dalam berdiskusi kelompok,
serta memberikan pujian kepada siswa yang telah membantu
temannya yang kurang mengerti untuk diajarkan bersama.
Kemudian guru meminta kepada siswa untuk mempelajari materi
yang akan dajarkan pada pertemuan berikutnya yaitu tentang
kesetaraan satuan kuantitas dalam perhitungan.
4) Pertemuan ke-8
(a) Pendahuluan
Pada pertemuan ini, saat guru memasuki ruang kelas
suasana kelas terlihat tertib dan seluruh siswa sudah menempati
tempat duduk dalam kelompoknya masing-masing. Guru
mengawali pelajaran dengan membaca doa bersama siswa dan
dilanjutkan dengan mengabsensi kehadiran siswa. Serta
memberikan motivasi kepada siswa dan menyuarakan yel-yel.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan
secara garis besar materi yang diajarkan kepada siswa. Materi
yang diajarkan pada pertemuan kali ini adalah tentang kesetaraan
satuan kuantitas dalam perhitungan.
(b) Kegiatan Inti
(i) Kerja Kelompok
Setelah guru menyampaikan materi pelajaran kepada
siswa, guru membagikan LKS kepada masing-masing
kelompok dan meminta untuk mengerjakan secara bersama
saling membantu dan menghargai temannya. Guru berkeliling
kelas mengamati kerja kelompok siswa, membimbing dan
mengarahkan kepada siswa serta terus memotivasi siswa agar
79
mengerjakan dan menjawab LKS dengan tepat dan benar.
Pada kegiatan ini seluruh siswa terlihat aktif berdiskusi
dengan teman kelompoknya, seluruh siswa terlihat antusias
dan bersungguh-sungguh dalam mengerjakan LKS.
(ii) Presentasi Kelas
Pembahasan LKS dilakukan oleh siswa bersama guru
dengan perwakilan satu orang dari masing-masing kelompok
untuk mempresentasikannya di depan kelas.
(iii)Kuis 8
Kemudian guru memberikan evaluasi soal kepada
masing-masing individu siswa untuk dikerjakan pada
pertemuan ini juga karena masih ada waktu tersisa.
(iv) Skor Perkembangan Individu
Perkembangan skor individu diketahui dengan
membandingkan pada hasil perkembangan skor individu
sebelumnya, yaitu skor kuis 7 dengan skor kuis 8.
Tabel 4.14: Skor Perkembangan Individu 7
Kelompok Poin Perkembangan Rata-
Rata
Kriteria
0 10 20 30
I 1 2 2 22 Baik
II 1 3 1 20 Baik
III 3 2 24 Baik
IV 1 2 2 22 Baik
V 2 3 26 Sangat Baik
VI 3 2 24 Baik
80
Tabel 4.15: Skor Perkembangan Individu 8
Kelompok Poin Perkembangan Rata-
Rata
Kriteria
0 10 20 30
I 3 2 24 Baik
II 1 2 2 22 Baik
III 2 3 26 Sangat Baik
IV 4 1 22 Baik
V 1 4 28 Sangat Baik
VI 3 2 24 Baik
(v) Penghargaan Kelompok
Penghargaan diberikan kepada kelompok yang kerja
kelomponya paling baik dan yang jawabannya tepat dan
benar.
(c) Kegiatan Akhir
Sebelum mengkahiri pelajaran guru memberikan angket
kepada siswa mengenai motivasi belajar matematika siswa,
menginformasikan kepada siswa bahwa angket tersebut sama
sekali tidak mempengaruhi hasil nilai rapor siswa, dan meminta
siswa untuk memahami langkah-langkah menjawab angket
terlebih dahulu sebelum menjawabnya. Kemudian angket
tersebut dikumpulkan kepada guru dilanjutkan dengan menutup
pelajaran dengan memberikan motivasi kepada siswa agar belajar
lebih giat dan menghargai sesama orang lain serta harus berani
bertanggung jawab dalam segala hal. Guru memberikan pujian
kepada seluruh siswa yang telah belajar dengan baik dan tertib,
dan mengucapkan terima kasih atas kesediaannya membantu
peneliti dengan menjawab angket yang diberikan dilanjutkan
menutup pelajaran dengan memberi salam kepada siswa.
81
c) Observasi
Tahap observasi ini dilakukan bersamaan pada saat
berlangsungnya tahap pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dilakukan
oleh peneliti dan guru kelas IV dengan mencatat seluruh kegiatan siswa
yang berkaitan dengan aktifitas belajar matematika siswa dan hal-hal
lainnya yang terjadi selama proses pembelajaran siklus II berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung
diperoleh catatan mengenai kondisi siswa sebagai berikut:
Tabel 4.8: Hasil Pengamatan Catatan Lapangan Siklus II
No. Tindakan Kondisi Siswa
1. Penyampaian
materi ajar
- Siswa terlihat antusias memperhatikan penjelasan
guru dengan penuh perhatian, cermat, dan tekun.
2. Pembelajaran
berkelompok
- Berkelompok dengan baik.
- Siap menerima pelajaran dari guru.
- Mulai terbiasa belajar berkelompok dan menghargai
pendapat sesama teman kelompoknya.
3. Pengerjaan
LKS
- Mengerjakan LKS secara bersama dengan teman
kelompoknya.
4. Diskusi atau
tanya jawab
- Berani mengajukan pertanyaan
- Berani mengemukakan jawaban dengan baik.
- Menghargai dan menyimak temannya yang sedang
menyampaikan pendapat.
5. Refleksi - Memberikan kesimpulan dengan baik.
- Bersemangat dalam memberikan kesimpulan
bersama guru.
Hasil observasi aktifitas guru dan observasi aktifitas siswa
melalui lembar observasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel-tabel
sebagai berikut:
82
1) Lembar observasi aktifitas guru
Pengamatan ini dilakukan oleh observer/guru kelas IV yang
mencatat seluruh aktifitas guru selama proses pembelajaran, dapat
dilihat sebagaimana pada tabel berikut:
Tabel 4.17: Hasil Observasi Aktifitas Guru pada Siklus II
No Aspek yang
Diamati
Pertemuan Ke- (∑) (%)
V VI VII VIII
1 Menjelaskan tujuan
pembelajaran
3 3 3 4 13 81,25
2 Membentuk
kelompok belajar
3 4 3 4 14 87,5
3 Memperhatikan dan
membimbing siswa
dalam kelompok
3 4 4 4 15 93,75
4 Memberikan kuis
kepada siswa
3 4 4 3 14 87,5
5 Memberikan
penghargaan kepada
kelompok belajar
3 3 3 4 13 81,25
6 Menyimpulkan
materi yang telah
diajarkan
3 3 3 3 12 75
7 Mengarahkan siswa
untuk mengajukan
pertanyaan terkait
materi
4 3 4 4 15 93,75
Jumlah (∑) 22 24 24 26 85,71 %
Persentasi (%) 78,57 85,71 85,71 92,85
Rata-Rata 85,71 %
Keterangan Sangat Baik
83
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi aktifitas
guru selama siklus II, terjadi peningkatan pada aktifitas guru yang
dilakukan selama pembelajaran siklus II berlangsung dengan
persentasi nilai 78,57 % - 92,85 %, sehingga diketahui nilai rata-rata
aktifitas mengajar guru pada siklus II adalah sebesar 85,71 % dengan
kriteria “Sangat Baik”.
2) Lembar observasi aktifitas siswa
Tabel 4.18: Hasil Observasi Aktifitas Siswa pada Siklus II
No Aspek yang
Diamati
Pertemuan Ke- (∑) (%)
V VI VII VIII
1 Memperhatikan
penjelasan guru
4 3 3 4 14 87,5
2 Mengerjakan LKS 3 3 3 3 12 75
3 Berdiskusi kelompok 3 4 3 4 14 87,5
4 Mempresentasikan
hasil kerja kelompok
3 3 3 3 12 75
5 Memperhatikan
pendapat temannya
3 3 3 3 12 75
6 Mengerjakan
soal/kuis
3 3 4 3 13 81,25
7 Berani bertanya 2 3 4 4 13 81,25
8 Menjawab
pertanyaan guru
3 3 3 4 13 81,25
Jumlah (∑) 24 25 26 28 80,46 %
Persentase (%) 75 78,12 81,25 87,5
Rata-Rata 80,46 %
Keterangan Sangat Baik
84
3) Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan setelah proses pembelajaran
siklus II selesai. Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Wawancara dilakukan
dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa
berdasarkan tingkat kemampuan yang berbeda dalam belajar
matematika, siswa-siswa yang diwawancarai tersebut sama dengan
yang diwawancarai pada siklus I. Hasil wawancara sebagaimana
dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 4.19: Hasil Wawancara Siswa pada Siklus II
No Pertanyaan Tingkat Kemampuan Siswa
Tinggi Sedang Rendah
1 Bagaimana
menurut kamu
mengenai pelajaran
matematika?
Sangat
menyenangkan
Menyenang-
kan, asik juga
Lumayan sulit,
tapi seru
2 Apakah belajar
matematika secara
berkelompok
menyenangkan?
Iya, sangat
menyenangkan
Iya, jadi tau
yang belum
paham
Iya, karena
belajarnya
bareng-bareng
3 Apakah soal yang
diberikan terlalu
sulit?
Tidak, soalnya
mudah
dimengerti
Tidak, biasa
aja
Ada yang sulit,
ada yang
mudah
4 Apa kesan kalian
setelah belajar
matematika dengan
cara berkelompok?
Senang, ingin
terus belajar
kelompok
Jadi lebih
paham karena
belajarnya
bareng teman
Belajarnya
asik karena
sama teman
5 Apakah dengan
belajar
berkelompok
membuat kalian
lebih aktif dan
ingin terus belajar?
Iya, saya jadi
ingin terus
belajar supaya
dapat
peringkat yang
bagus
Iya, ingin
terus belajar
kelompok
dan belajar
bareng teman
di rumah
Iya, saingan
sama
kelompok
yang lain
Dari hasil wawancara pada siklus II, diketahui bahwa
beberapa siswa lebih bersemangat belajar ketika berkelompok, hal
tersebut menandakan bahwa motivasi siswa meningkat pada
85
pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD.
4) Angket/kuesioner
Angket atau kuesioner digunakan untuk mengetahui motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang berlangsung selama
siklus II. Angket ini dibagikan kepada setiap siswa pada akhir
pembelajaran siklus II. Berikut adalah data hasil jawaban siswa pada
angket motivasi belajar matematika pada siklus II:
Tabel 4.20: Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar
Matematika Siswa pada Siklus II
Butir Soal SS S TS STS Kategori
1 21 9 0 0 +
2 0 1 19 10 -
3 21 9 0 0 +
4 20 9 1 0 +
5 11 15 13 1 +
6 0 2 15 13 -
7 17 13 0 0 +
8 5 3 14 8 -
9 1 0 15 14 -
10 4 5 16 5 -
11 4 1 18 7 -
12 19 11 0 0 +
13 18 8 3 1 +
14 3 7 14 6 -
15 21 7 1 1 +
16 19 9 1 1 +
17 6 3 11 10 -
18 19 11 0 0 +
19 5 5 17 3 -
20 12 16 2 0 +
21 20 7 3 0 +
22 22 4 4 0 +
23 2 1 16 11 -
24 14 5 10 1 -
25 24 6 0 0 +
86
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil jawaban angket
siswa, maka ditentukan perhitungan rata-rata skor pada angket
tersebut seperti dijelaskan dalam tabel berikut:
Tabel 4.21: Perhitungan Rata-Rata Skor Angket Siklus II
No. Dimensi P =
X 100 %
1. Minat dan perhatian siswa
terhadap pelajaran
x 100 % = 83,88 %
2. Semangat siswa untuk
melaksanakan tugas-tugas belajar
x 100 % = 64,79 %
3. Tanggung jawab siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas belajar
x 100 % = 81 %
4. Reaksi yang ditunjukkan terhadap
stimulus yang diberikan guru
x 100 % = 78,16 %
5. Rasa senang dan puas dalam
mengerjakan tugas yang diberikan
x 100 % = 72,5 %
Rata-Rata Nilai
= 95,08 %
Kategori Nilai Tinggi
d) Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas melakukan refleksi atas
hasil analisis data dan seluruh pelaksanaan pembelajaran siklus II.
Adapun hasil refleksi tersebut sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD selama siklus II memperlihatkan antusias
siswa semakin baik dari siklus sebelumnya.
2) Siswa sudah terlihat aktif dalam mengikuti pembelajaran matematika
dengan menggunakan media pembelajaran yang kontekstual.
87
3) Diskusi dan kerja sama kelompok menunjukkan adanya peningkatan
yang baik. Persaingan antar kelompok untuk mendapatkan
penghargaan sebagai kelompok terbaik dari guru terlihat
menimbulkan motivasi siswa untuk bersaing dengan kelompok
lainnya.
4) Posisi tempat duduk yang diatur guru berdampak positif terhadap
rasa perhatian siswa selama mengikuti pembelajaran berlangsung.
Perbaikan pada siklus II menunjukkan adanaya hasil yang sesuai
dengan yang diharapkan. Pada tiap pertemuannya menunjukkan adanya
peningkatan motivasi belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil
observasi siklus II diperoleh persentase aktifitas belajar matematika
siswa mencapai 80,46 % dan berdasarkan angket motivasi belajar
matematika siswa mencapai 95,08 %. Hal ini menunjukkan bahwa rata-
rata persentase aktifitas belajar matematika siswa dan motivasi belajar
matematika siswa pada siklus II telah mencapai indikator ketercapaian
penelitian yang ditentukan.
Peningkatan motivasi belajar matematika siswa dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan target
yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini. Berdasarkan hasil
refleksi pada siklus II, yaitu apabila indikator ketercapaian telah tercapai
maka penelitian tindakan kelas ini dihentikan sampai siklus II. Adapun
hasil wawancara guru dan siswa memberikan informasi bahwa siswa
merespon sangat baik pada penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD, dan guru kelas beranggapan bahwa penerapan model
pembelajaran koopertif tipe STAD telah dilaksanakan dengan baik. Hal
ini diperlihatkan dengan catatan lapangan yang menunjukkan adanya
peningkatan aktifitas belajar matematika siswa yang semakin baik
sehingga mempengaruhi interaksi siswa pada siklus II lebih baik
dibandingkan pada siklus I.
88
B. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada, yang
diperoleh dari berbagai sumber. Di antaranya sebagai berikut:
1. Lembar Observasi
a) Lembar Observasi Aktifitas Mengajar Guru
Aktifitas mengajar guru dianalisis berdasarkan lembar hasil
observasi guru yang bertujuan untuk mengetahui persentase aktivitas
mengajar guru. Lembar observasi ini juga digunakan untuk menganalisis
dan merefleksi setiap tindakan pada akhir siklus. Lembar observasi guru
diberikan kepada guru setiap pertemuan pada setiap siklusnya, siklus I
dan siklus II. Berikut ini adalah dapat divisiulisasikan ke dalam sebuah
diagram sebagai berikut:
Gambar 4.1:
Diagram Persentase Aktivitas Mengajar Guru Siklus I dan II
Pada diagram 4.1 menunjukkan adanya peningkatan aktifitas
mengajar guru dari siklus I sampai siklus II. Jika dilihat dari diagram
tersebut, pada siklus I persentase aktifitas mengajar guru sebesar 72,31 %
dengan kategori “Cukup Baik”, sedangkan persentase aktifitas mengajar
guru pada siklus II meningkat menjadi 85,71 % dengan kategori “Sangat
Baik”.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
SIKLUS 1 SIKLUS 2
SIKLUS 2
SIKLUS 1
89
b) Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa
Aktifitas belajar matematika siswa dianalisa berdasarkan lembar
hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa, yang bertujuan untuk
mengetahui persentase aktifitas belajar matematika siswa. Lembar
observasi ini juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap
tindakan pada akhir siklus. Adapun hasil observasi aktivitas belajar
matematika siswa dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.2:
Diagram Persentase Aktifitas Belajar Siswa pada Siklus I dan II
Berdasarkan hasil analisis data dari lembar observasi aktifitas
belajar matematika siswa, jumlah persentase rata-rata untuk siklus I yaitu
65,62 % dengan kategori “Kurang Baik”, sedangkan pada siklus II
jumlah persentase rata-rata aktifitas belajar matematika siswa meningkat
menjadi 80,46 % dengan kategori “Sangat Baik”. Hal tersebut
membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar matematika.
Peningkatan rata-rata aktifitas belajar matematika siswa sebesar 14 %.
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
SIKLUS 1 SIKLUS 2
SIKLUS 2
SIKLUS 1
90
c) Lembar angket/kuesioner
Lembar angket diberikan kepada masing-masing siswa pada
setiap akhir siklus guna mengetahui peningkatan motivasi belajar
matematika siswa. Pada hasil angket dari siklus I mencapai rata-rata
persentase sebesar 77,62 %, sedangkan hasil angket pada siklus II terjadi
peningkatan nilai dengan rata-rata persentase mencapai 95,08 %. Adapun
hasil angket pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram
berikut:
Gambar 4.3:
Diagram Persentase Angket Motivasi Belajar Matematika pada
Siswa Siklus I dan II
d) Wawancara
Selain data yang diperoleh dari lembar observasi dan lembar
angket/kuesioner, penelitian ini juga diperkuat dengan hasil wawancara
yang dilakukan peneliti kepada guru dan siswa. Wawancara ini dilakukan
sebelum dan setelah tindakan penelitian.
Wawancara yang dilakukan pada guru sebelum tindakan (pra
penelitian) diperoleh beberapa informasi di antaranya jarang sekali siswa
aktif dalam belajar matematika dan kurangnya semangat ketika belajar
matematika. Keterangan yang sama diperoleh melalui wawancara kepada
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
SIKLUS 1 SIKLUS 2
SIKLUS 2
SIKLUS 1
91
siswa. Berdasarkan hasil wawancara kepada guru dan siswa setelah
tindakan penelitian yaitu setelah siklus I dan siklus II selesai, diperoleh
informasi bahwa siswa senang belajar matematika setelah diterapkannya
model pembelejaran kooperatif tipe STAD. Dengan senangnya siswa
maka semakin termotivasi dalam belajar sehingga siswa menjadi lebih
aktif dalam proses belajar. Semakin termotivasi dalam belajar secara
kooperatif, ini ditandai dengan hasil wawancara yang menunjukkan
bahwa dengan belajar secara kooperatif mereka senang dan
semakin aktif dalam proses belajar mempelajari serta menerima
mate ri maupun dalam mengerjakan soal.
C. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Ahievement Division (STAD) untuk
meningkatkan motivasi belajar matematika siswa. Penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa
karena pada dasarnya dalam belajar kelompok akan menimbulkan keaktifan siswa
baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang akan menumbuhkan kerjasama,
saling memberi dan menerima baik dari perkataan maupun perbuatan, tumbuhnya
semangat dan keberanian sehingga siswa termotivasi untuk terus belajar dan
berusaha.
Dalam pelaksanannya, selama proses pembelajaran guru membentuk kelas
ke dalam enam kelompok yang masing-masing beranggotakan lima orang siswa,
anggota kelompok ditentukan secara homogen. Guru memberikan tugas kepada
masing-masing kelompok berupa LKS yang harus dikerjakan oleh tiap kelimpok
secara berdiskusi dan kerja sama. Guru meminta seorang siswa mewakili
kelompoknya untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas.
Dalam presentasi kelas, setiap anggota kelompok mendapat gilirannya masing-
masing untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya secara bergantian pada
tiap pertemuan pelajaran. Upaya tersebut melibatkan semua siswa dan merupakan
upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam
92
diskusi kelompok. Hal ini juga mengajarkan kepada siswa agar dapat bekerja
sama dan selalu siap untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang
diberikan oleh guru, sehingga mempengaruhi kesiapan setiap siswa akan rasa
tanggung jawab dalam belajar karena mau tidak mau akan mendapat giliran
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya yang harus dipahaminya sekaligus
harus dipahami oleh setiap masing-masing anggota kelompok dan siswa lainnya.
Dari hal tersebut akibatnya semua siswa harus berusaha dengan sungguh-
sungguh untuk mengetahui dan memahami apa yang dipelajari, dengan demikian
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar serta memotivasi siswa untuk
lebih paham dan mengerti materi belajar. Selain itu, pemberian penghargaan bagi
kelompok yang terbaik juga dapat mendorong siswa menjadi lebih termotivasi
untuk kerja sama dalam belajar dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
matematika. Siswa juga saling berkompetisi antar kelompok maupun antar
individu untuk menjadi yang terbaik.
Hal lain yang muncul dapat dilihat dari aktifitas siswa yang terjadi di
kelas. Ketika ada teman dalam satu kelompoknya yang tidak rukun, teman lainnya
membantu merukunkan. Selain itu, meningkatnya aktifitas belajar matematika
siswa dapat terlihat dari hasil wawancara dengan guru dan siswa serta hasil
observasi aktifitas belajar matematika siswa. Hasil observasi aktifitas belajar
matematika siswa menunjukkan bahwa rata-rata persentase aktifitas belajar
matematika siswa pada siklus I sebesar 65,62 % dan meningkat pada siklus II
menjadi 80,46 %.
Dalam proses diskusi dan kerja kelompok, guru hanya berfungsi
sebagai fasilitator dan interaksi antara siswa dengan guru maupun antara siswa
dengan siswa, sehingga membuat proses berpikir siswa lebih optimal serta
menumbuhkan motivasi siswa karena merasa senang dan mengalami sendiri
belajar mengajar dengan teman-teman sebayanya. Peningkatan motivasi belajar
matematika siswa terlihat dari hasil angket pada siklus I dan siklus II yang nilai
rata-ratanya meningkat, yaitu dari 77,62 % pada siklus I menjadi 95,08 % pada
siklus II.
93
Kegiatan diskusi kelompok dan presentasi kelas menunjukkan timbulnya
sikap berani dan bertanggung jawab pada saat siswa menyampaikan pendapat dan
pada saat mempertanggungjawabkan pendapat tersebut, siswa perlahan-lahan
mulai terbiasa berinteraksi dengan teman sebayanya dan mulai berani mengajukan
pertanyaan baik kepada guru maupun teman kelompoknya. Peningkatan skor
individual siswa diduga dapat menumbuhkan hasrat dan kemauan belajar siswa,
hal tersebut merupakan suatu dorongan atau penggerak yang mengarahkan
tingkah laku siswa untuk melakukan perbuatan-perbuatan ke arah tujuan yang
harus dikerjakan secara serasi guna mencapai tujuan dan manfaat bagi tujuan
tersebut. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan
aktifitas belajar matematika siswa diikuti pula dengan meningkatnya motivasi
belajar matematika siswa. Hal tersebut terlihat dari keterlibatan siswa pada saat
diskusi kelompok, siswa terlihat aktif dan ikut berperan kerja, berdiskusi, dan
saling membantu temannya dalam menyelesaikan masalah atau tugas kelompok
yang diberikan guru. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk menghentikan
penelitian tindakan kelas ini sampai pada siklus II, karena pada siklus tersebut
motivasi belajar matematika siswa telah memenuhi indikator ketercapaian
penelitian.
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, penelitian
tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa:
Motivasi belajar matematika siswa pada konsep pengukuran sudut,
panjang, dan berat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD) pada siklus I menunjukkan rata-rata skor
motivasi belajar matematika siswa sebesar 77,62 % dengan kategori
“Sedang”, sedangkan pada siklus II menunjukkan rata -rata skor
motivasi belajar matematika siswa sebesar 95 ,08 % dengan
kategori “Tinggi”.
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa penelitian tindakan
kelas ini telah tercapai dan telah memenuhi indikator ketercapaian penelitian. Hal
tersebut terlihat dari meningkatnya motivasi belajar matematika siswa yang
diteliti menggunakan angket/kuesioner dalam penelitian ini. Maka dengan
tercapainya penelitian ini, penelitian tindakan kelas dihentikan pada Siklus II dan
dianggap telah selesai dan memenuhi indikator ketercapaian yang telah ditentukan
yaitu skor motivasi belajar matematika siswa minimal sebesar 80 %. Peningkatan
skor motivasi belajar matematika siswa yang terjadi dari siklus I ke siklus II
adalah sebesar 17,46 %.
Pada penelitian tindakan ini, motivasi belajar matematika siswa dapat
meningkat dengan diterapkannya langkah-langkah yang terdapat pada model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD)
diantaranya dengan memberi angka atau nilai atas kegiatan dan hasil belajar
siswa, penghargaan dan pemberian hadiah, pujian guru, persaingan antar
kelompok, dan keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa juga termotivasi dengan
adanya metode-metode belajar yang menarik, aktif, dan kreatif, serta tujuan
belajar yang akan dicapai siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
95
B. Saran
1. Berdasarkan penelitian tindakan kelas ini, hendaknya guru, khususnya guru
yang mengajar matematika di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi dapat
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) sebagai salah satu alternatif model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam mengajar, karena model ini
terbukti dapat meningkatkan aktifitas belajar dan motivasi belajar
matematika siswa, sehingga model pembelajaran yang digunakan tidak
hanya terbatas pada penjelasan guru dan buku paket saja, akan tetapi
pembelajaran juga dipusatkan pada keaktifan siswa.
2. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD), guru hendaknya lebih intensif dalam
membimbing siswa untuk saling terbuka dan kerjasama dalam belajar
kelompok. Membimbing di sini terkait dengan siswa yang sudah bisa agar
dengan sukarela membantu temannya yang belum bisa, dan siswa yang
belum bisa agar jangan malu atau sungkan untuk meminta bantuan
temannya yang sudah bisa untuk mengajarinya, karena masing-masing
siswa nantinya akan bertanggung jawab pada hasil belajar yang didapat dari
belajar kelompok.
3. Dalam proses pembelajaran di kelas perlu diciptakan suasana kompetitif
atau bersaing antar kelompok agar dapat memberikan semangat belajar yang
lebih tinggi dan dapat meningkatkan suasana kelas yang mendorong siswa
untuk berlomba-lomba dalam menyelesaikan tugas yang terbaik.
4. Kepada para peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian
tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) yang diterapkan pada konsep yang lain atau
mata pelajaran yang lain.
96
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 1999).
A.M, Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2004).
Arikunto, Suharsimi, dkk. Penelitian Tindakan Kelas. (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009).
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Undang-Undang dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pendidikan. (Jakarta: DEPAG RI,
2006).
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009).
http://www.slideshare.net/nuruana/1-lembarobservasiptk
Ibrohim, dkk. Pembelajaran Kooperatif. (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya,
2001).
Iska, Zikri Neni. Perkembangan Peserta Didik. (Jakarta: Kizi Brother’s, 2011).
Iskandar. Psikologi Pendidikan. (Ciputat: Gaung Persada Press, 2009).
Jumrah. “Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa SMAN 5 Palu melalui
Pendekatan Keterampilan Proses Model Kooperatif Tipe STAD pada
Pembelajaran Asam-Basa”. (Jurnal Media Eksakta Vol. 2, 2 Juli 2006).
Karuru, Perdy. “Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Setting
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas
Belajar IPA Siswa SLTP”. (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 45,
Tahun ke-9, November 2003).
Kunandar. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan
Profesi Guru. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009).
Lie, Anita. Cooperative Learning Mempraktekan Cooperative Learning di Ruang-
Ruang Kelas. (Jakarta: Grasindo, 2002).
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2006).
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran. (Jakarta: PT. Kencana, 2009).
Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
(Jakarta: Rajawali Pers, 2012).
97
Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1993).
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
(Jakarta: Kencana, 2011).
Silberman, Melvin L. Active Learning; 101 Cara Belajar Siswa Aktif. (Bandung:
Nusa Media, 2011)
Siregar, Evelina. Teori Belajar dan Pembelajaran. (Bogor: Ghalia Indonesia,
2010).
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010).
Slavin, Robert E. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. (Bandung:
Nusa Media, 2009).
Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002)
Suwangsih, Erna dan Tiurlina. Model Pembelajaran Matematika. (Bandung: UPI
PRESS, 2006).
Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rajawali Pers, 2012).
Tisnawati, Dewi. “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe STAD dalam
Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X
MAN Model Palu”. (Jurnal Derap Pendidikan Vol. 2, No. 3, 2008).
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya. (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2011).
Uno, Hamzah B. dan Masri Kuadrat. Mengelola Kecerdasan dalam
Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009).
98
LEMBAR UJI REFERENSI PENELITIAN
Nama : Deni Irawan
NIM : 109018300097
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Judul Skripsi : “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Matematika Siswa SD/MI”
No Referensi Paraf
BAB I
1 Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Pendidikan,
(Jakarta: DEPAG RI, 2006), h. 3.
2 Ibid., h. 12.
3 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan
Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. Ke- IV, h. 143.
BAB II
4 Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset, dan
Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2009), Cet. Ke- IV, h. 35-36.
5 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 244-245.
6 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: PT.
Kencana, 2009), Cet. Ke-I, h. 271.
7 Ibid., h. 270.
8 Slavin, op. oit, h. 11-16.
9 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan
Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Ed. 2,
Cet. Ke-V, h. 211.
10 Ibid., h. 213.
11 Ibid., h. 214.
12 Ibid., h. 215-217.
13 Sanjaya, op. cit., h. 249-251.
14 Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 11, h. 73.
15 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2009), Cet. 9, h. 106.
16 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya, 2006), h. 65.
17 Zikri Neni Iska, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Kizi
Brother’s, 2011), h. 79.
99
18 Sardiman, op. cit., h. 85.
19 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2011), Cet. VII, h. 9.
20 Iska, op. cit., h. 77-79.
21 Hamalik, op. cit., h. 109-112.
22 Uno, op. cit., h. 4.
23 Ibid., h. 23.
24 Iska, op. cit., h.76.
25 Sardiman, op. cit., h. 83.
26 Hamalik, op. cit., h. 113.
27 Uno, op. cit., h. 27.
28 Iska, op. cit., h. 82.
29 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet. Ke-I, h. 252.
30 Hamzah B. Uno dan Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan
dalam Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Ed. 1, Cet.
Ke-II, h. 109.
31 Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan,
(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet. 4, h. 170.
BAB III
32 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), Cet. Ke-9, h. 3.
33 Ibid., h. 2-3.
34 Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Cet. 11, h. 83.
35 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
Ed. 1 h. 108.
Jakarta, 27 Januari 2014
Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing Skripsi
Otong Suhyanto, M.Si
NIP. 19681104 199903 1 001
100
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SDN Cengkareng Timur 01 Pagi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit (2 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi:
Menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar:
Menentukan besar sudut dengan satuan tidak baku dan satuan derajat.
C. Indikator Pembelajaran:
- Menentukan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dari bangun datar dan sekitar.
- Mengukur besar sudut.
- Membandingkan besar dua sudut.
- Mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin.
- Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran, dan seperempat
putaran dalam satuan derajat.
D. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik diharapkan mampu:
- Menentukan sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dari bangun datar dan sekitar.
- Mengukur besar sudut.
- Membandingkan besar dua sudut.
- Mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin.
- Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran, dan seperempat
putaran dalam satuan derajat.
E. Materi Ajar:
Menentukan besar sudut (mengenal sudut, mengukur sudut, mengidentifikasi
sudut siku-siku bangun datar, sudut pada empat arah mata angin).
F. Metode Pembelajaran:
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).
101
G. Langkah-Langkah Pembelajaran:
(Pertemuan ke-1)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan
Berdoa lalu memberi salam.
Memberikan ulasan singkat mengenai
tujuan pembelajaran.
Membangkitkan motivasi dan apersepsi
siswa dengan menanyakan apakah
siswa mengetahui tentang sudut lancip,
tumpul, dan siku-siku.
Membenarkan jawaban siswa dan
menjelaskan secara garis besar tentang
sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dari
bangun datar dan lingkungan sekitar.
Berdoa lalu menjawab salam.
Mendengarkan penjelasan guru.
Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
Mendengarkan dan menyimak
penjelasan dari guru.
5 menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Menjelaskan secara konkrit tentang
sudut lancip, tumpul, dan siku-siku dari
bangun datar dan lingkungan sekitar.
Membentuk siswa menjadi beberapa
kelompok heterogen yang terdiri dari
4-5 siswa.
Menjelaskan aturan-aturan dalam
pembelajaran Koopertaif Tipe STAD.
Memberikan poin awal kepada siswa
dan menjelaskan sumber poin awal.
Membagikan LKS kepada setiap
kelompok.
Memperhatikan penjelasan guru.
Membentuk kelompok belajar
dengan arahan dari guru.
Mendengarkan dan menyimak
penjelasan dari guru.
Melihat dan menyimak poin awal
siswa.
Menerima, mempelajari, dan
mengerjakan LKS dari guru.
55 menit
102
Mengamati dan membimbing setiap
kelompok untuk bisa bekerjasama
dalam kelompoknya.
Elaborasi
Memberikan kesempatan kepada salah
satu siswa untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya.
Memberikan kuis kepada setiap siswa
dalam tiap kelompok.
Memberikan penghargaan kepada
setiap kelompok.
Konfirmasi
Mengapresiasi presentasi siswa terkait
materi yang telah diajarkan dan
meluruskan jawaban yang kurang tepat.
Bekerja dalam tim dan
memastikan teman sekelompoknya
menguasai materi.
Salah satu anggota kelompok
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
Menjawab kuis yang diberikan
oleh guru.
Menerima pengharagaan yang
diberikan guru.
Mendengarakan penjelasan guru
tentang materi yang telah
diajarkan.
Kegiatan Penutup
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyimpulkan materi.
Mengulang kembali materi ajar.
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Memberikan pertanyaan untuk
menguatkan materi yang diajarkan.
Menyimpulkan materi yang telah
diajarkan oleh guru.
Memperhatikan penjelasan guru.
Menanyakan materi yang belum
paham.
Menjawab pertanyaan dari guru.
10 menit
103
(Pertemuan ke-2)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa waktu
Pendahuluan
Memberi salam.
Memberikan ulasan singkat mengenai
tujuan pembelajaran.
Membangkitkan motivasi dan apersepsi
dengan menanyakan materi yang telah
diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
Membenarkan jawaban siswa dan
meluruskan jawaban yang kurang tepat.
Menjawab salam.
Mendengarkan penjelasan guru.
Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
Mendengarkan dan menyimak
penjelasan dari guru.
5 menit
Kegitan Inti
Ekplorasi
Menjelaskan sudut siku-siku dengan
arah mata angin serta menentukan
besar sudut satu putaran dan setengah
putaran dalam satuan derajat.
Membentuk kelompok heterogen yang
terdiri dari 4-5 siswa.
Menjelaskan aturan-aturan dalam
Pembelajaran Koopertaif Tipe STAD.
Memberikan poin awal kepada siswa
dan menjelaskan sumber poin awal.
Membagikan LKS kepada setiap
kelompok.
Elaborasi
Mengamati dan membimbing setiap
kelompok untuk bisa bekerjasama
dalam kelompoknya.
Memperhatikan penjelasan guru.
Membentuk kelompok belajar
dengan arahan dari guru.
Mendengarkan dan menyimak
penjelasan dari guru.
Melihat dan menyimak poin awal
siswa.
Menerima, mempelajari, dan
mengerjakan LKS.
Bekerja dalam tim dan
memastikan teman sekompoknya
menguasai materi.
55 menit
104
Memberikan kesempatan kepada salah
satu siswa untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya.
Memberikan kuis kepada setiap siswa
dalam tiap kelompok.
Memperlihatkan dan menghitung
skor kemajuan individu siswa.
Memberikan penghargaan kepada
setiap kelompok.
Konfirmasi
Mengapresiasi presentasi siswa terkait
materi yang telah diajarkan.
Meluruskan jawaban siswa terkait
materi yang telah diajarkan
Salah satu anggota kelompok
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
Menjawab kuis yang diberikan
oleh guru.
Memperhatikan dan menghitung
skor bersama guru.
Menerima pengharagaan yang
diberikan guru.
Mendengarkan penjelasan guru
tentang materi yang telah diajarkan
Mendengarakan penjelasan guru
tentang materi yang telah diajarkan
Kegiatan Penutup
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyimpulkan materi.
Mengulang kembali materi ajar.
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Memberikan pertanyaan untuk
menguatkan materi yang diajarkan.
Menyimpulkan materi yang telah
diajarkan oleh guru.
Memperhatikan penjelasan guru.
Bertanya materi yang belum
paham.
Menjawab pertanyaan dari guru.
10 menit
Mengetahui,
Wali Kelas IV/Guru Matematika
Ida Darsawati
NIP. 19650413 198503 2 003
Jakarta, 22 Oktober 2013
Peneliti
Deni Irawan
NIM. 109018300097
105
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah : SDN Cengkareng Timur 01 Pagi
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV (Empat)/I (Satu)
Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit (2 Pertemuan)
A. Standar Kompetensi:
Menggunakan pengukuran sudut, panjang, dan berat dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar:
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan waktu, panjang, dan berat.
C. Indikator:
- Membaca, menulis, dan menggambar jam.
- Mempelajari contoh hubungan hari, minggu, bulan, tahun, windu, dan abad.
- Mempelajari satuan panjang baku dan tidak baku.
- Mempelajari contoh perhitungan pada satuan ukuran panjang.
D. Tujuan Pembelajaran: Peserta didik diharapkan mampu:
- Membaca, menulis, dan menggambar jam.
- Mempelajari contoh hubungan hari, minggu, bulan, tahun, windu, dan abad.
- Mempelajari satuan panjang baku dan tidak baku.
- Mempelajari contoh perhitungan pada satuan ukuran panjang.
E. Materi Ajar:
Hubungan antar satuan waktu dan antar satuan panjang.
F. Metode Pembelajaran:
Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).
106
G. Langkah-Langkah Pembelajaran:
(Pertemuan ke-1)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu
Pendahuluan
Berdoa lalu memberi salam.
Memberikan ulasan singkat mengenai
tujuan pembelajaran.
Membangkitkan motivasi dan apersepsi
siswa dengan menanyakan apakah
siswa mengetahui tentang hubungan
satuan waktu.
Membenarkan jawaban siswa dan
menjelaskan secara garis besar tentang
hubungan satuan waktu.
Berdoa lalu menjawab salam.
Mendengarkan penjelasan guru.
Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
Mendengarkan dan menyimak
penjelasan dari guru.
5 menit
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Menjelaskan secara konkrit tentang
hubungan hari, minggu, bulan, tahun,
windu, dan abad.
Membentuk siswa menjadi beberapa
kelompok heterogen yang terdiri dari 4-
5 siswa.
Menjelaskan aturan-aturan dalam
pembelajaran Koopertaif Tipe STAD.
Membagikan LKS kepada setiap
kelompok.
Mengamati dan membimbing setiap
kelompok untuk bisa bekerjasama
dalam kelompoknya.
Memperhatikan penjelasan guru.
Membentuk kelompok belajar
dengan arahan dari guru.
Mendengarkan dan menyimak
penjelasan dari guru.
Menerima, mempelajari, dan
mengerjakan LKS dari guru.
Bekerja dalam tim dan memastikan
teman sekelompoknya menguasai
materi.
55 menit
107
Elaborasi
Memberikan kesempatan kepada salah
satu siswa untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya.
Memberikan kuis kepada setiap siswa
dalam tiap kelompok.
Memperlihatkan dan menghitung
skor kemajuan individu siswa.
Memberikan penghargaan kepada
setiap kelompok.
Konfirmasi
Mengapresiasi presentasi siswa terkait
materi yang telah diajarkan dan
meluruskan jawaban yang kurang tepat.
Salah satu anggota kelompok
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
Menjawab kuis yang diberikan
oleh guru.
Memperhatikan dan menghitung
skor bersama guru.
Menerima pengharagaan yang
diberikan guru.
Mendengarakan penjelasan guru
tentang materi yang telah
diajarkan.
Kegiatan Penutup
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyimpulkan materi.
Mengulang kembali materi ajar.
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Memberikan pertanyaan untuk
menguatkan materi yang diajarkan.
Menyimpulkan materi yang telah
diajarkan oleh guru.
Memperhatikan penjelasan guru.
Menanyakan materi yang belum
paham.
Menjawab pertanyaan dari guru.
10 menit
108
(Pertemuan ke-2)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa waktu
Pendahuluan
Memberi salam.
Memberikan ulasan singkat mengenai
tujuan pembelajaran.
Membangkitkan motivasi dan apersepsi
dengan menanyakan materi yang telah
diajarkan pada pertemuan sebelumnya.
Membenarkan jawaban siswa dan
meluruskan jawaban yang kurang tepat.
Menjawab salam.
Mendengarkan penjelasan guru.
Menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
Mendengarkan dan menyimak
penjelasan dari guru.
5 menit
Kegiatan Inti
Ekplorasi
Menjelaskan satuan panjang baku dan
tidak baku, dan contoh perhitungan
pada satuan ukuran panjang.
Membentuk kelompok heterogen yang
terdiri dari 4-5 siswa.
Menjelaskan aturan-aturan dalam
Pembelajaran Koopertaif Tipe STAD.
Membagikan LKS kepada setiap
kelompok.
Elaborasi
Mengamati dan membimbing setiap
kelompok untuk bisa bekerjasama
dalam kelompoknya.
Memberikan kesempatan kepada salah
satu siswa untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya.
Memperhatikan penjelasan guru.
Membentuk kelompok belajar
dengan arahan dari guru.
Mendengarkan dan menyimak
penjelasan dari guru.
Menerima, mempelajari, dan
mengerjakan LKS.
Bekerja dalam tim dan memastikan
teman sekompoknya menguasai
materi.
Salah satu anggota kelompok
mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
55 menit
109
Memberikan kuis kepada setiap siswa
dalam tiap kelompok.
Memperlihatkan dan menghitung
skor kemajuan individu siswa.
Memberikan penghargaan kepada
setiap kelompok.
Konfirmasi
Mengapresiasi presentasi siswa terkait
materi yang telah diajarkan.
Meluruskan jawaban siswa terkait
materi yang telah diajarkan
Menjawab kuis yang diberikan
oleh guru.
Memperhatikan dan menghitung
skor bersama guru.
Menerima pengharagaan yang
diberikan guru.
Mendengarkan penjelasan guru
tentang materi yang telah diajarkan
Mendengarakan penjelasan guru
tentang materi yang telah diajarkan
Kegiatan Penutup
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyimpulkan materi.
Mengulang kembali materi ajar.
Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya.
Memberikan pertanyaan untuk
menguatkan materi yang diajarkan.
Menyimpulkan materi yang telah
diajarkan oleh guru.
Memperhatikan penjelasan guru.
Bertanya materi yang belum
paham.
Menjawab pertanyaan dari guru.
10 menit
Mengetahui,
Wali Kelas IV/Guru Matematika
Ida Darsawati
NIP. 19650413 198503 2 003
Jakarta, 29 Oktober 2013
Peneliti
Deni Irawan
NIM. 109018300097
110
Lampiran 3
POSISI DUDUK KELOMPOK BELAJAR STAD
PAPAN TULIS
1
5
6
4
2
3
GURU
OBSERVER
PINTU
111
Lampiran 4
Hasil Observasi Aktifitas Mengajar Guru pada Siklus 1
N
o
Aspek yang
Diamati
Kriteria Nilai
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 Pert. 4 (∑) (%)
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Menjelaskan
tujuan
pembelajaran
√ √ √ √ 11 68,75%
2 Membentuk
kelompok
belajar
√ √ √ √ 12 75%
3 Memperhati-
kan dan
membimbing
siswa dalam
kelompok
√ √ √ √ 13 81,25%
4 Memberikan
kuis kepada
siswa
√ √ √ √ 11 68,75%
5 Memberikan
penghargaan
kepada
kelompok
belajar
√ √ √ √ 12 75%
6 Menyimpulka
n materi yang
telah
diajarkan
√ √ √ √ 10 62,5%
7 Mengarahkan
siswa untuk
mengajukan
pertanyaan
terkait materi
√ √ √ √ 12 75%
Jumlah (∑) 19 20 20 22 72,31%
Persentasi (%) 67,85% 71,42% 71,42% 78,57%
Rata-Rata 72,31%
Keterangan Cukup Baik
Keterangan: Kurang Baik : < 65%
Cukup Baik : 65% - 74%
Baik : 7 % - 84%
Sangat Baik : 85% - 100%
112
Lampiran 5
Hasil Observasi Aktifitas Mengajar Guru Siklus 2
N
o
Aspek yang
Diamati
Kriteria Nilai
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 Pert. 4 (∑) (%)
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Menjelaskan
tujuan
pembelajaran
√ √ √ √ 13 81,25%
2 Membentuk
kelompok
belajar
√ √ √ √ 14 87,5%
3 Memperhati-
kan dan
membimbing
siswa dalam
kelompok
√ √ √ √ 15 93,75%
4 Memberikan
kuis kepada
siswa
√ √ √ √ 14 87,5%
5 Memberikan
penghargaan
kepada
kelompok
belajar
√ √ √ √ 13 81,25%
6 Menyimpulka
n materi yang
telah
diajarkan
√ √ √ √ 12 75%
7 Mengarahkan
siswa untuk
mengajukan
pertanyaan
terkait materi
√ √ √ √ 15 93,75%
Jumlah (∑) 22 24 24 26 85,71%
Persentasi (%) 78,57% 85,71% 85,71% 92,85%
Rata-Rata 85,71%
Keterangan Baik
Keterangan: Kurang Baik : < 65%
Cukup Baik : 65% - 74%
Baik : 75% - 84%
Sangat Baik : 85% - 100%
113
Lampiran 6
Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa pada Siklus 1
N
o
Aspek yang
Diamati
Pertemuan (∑) (%)
Pert. 1 Pert. 2 Pert. 3 Pert. 4
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Memperhatikan
penjelasan guru
√ √ √ √ 12 75%
2 Mengerjakan
LKS
√ √ √ √ 10 62,5%
3 Berdiskusi
kelompok
√ √ √ √ 10 62,5%
4 Mempresentasi
kan hasil kerja
kelompok
√ √ √ √ 10 62,5%
5 Memperhatikan
pendapat
temannya
√ √ √ √ 10 62,5%
6 Mengerjakan
soal/kuis
√ √ √ √ 12 75%
7 Berani bertanya √ √ √ √ 9 56,25%
8 Menjawab
pertanyaan
guru
√ √ √ √ 11 68,75%
Jumlah (∑) 18 20 23 23 65,62%
Persentase (%) 56,25% 62,5% 71,87% 71,87%
Rata-Rata 65,62%
Keterangan Cukup Baik
Keterangan: Kurang Baik : < 65%
Cukup Baik : 65% - 74%
Baik : 75% - 84%
Sangat Baik : 85% - 100%
114
Lampiran 7
Hasil Observasi Aktifitas Belajar Siswa Siklus 2
N
o
Aspek yang
Diamati
Pertemuan (∑) (%)
Pert. 5 Pert. 6 Pert. 7 Pert. 8
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Memperhatikan
penjelasan guru
√ √ √ √ 14 87,5%
2 Mengerjakan
LKS
√ √ √ √ 12 75%
3 Berdiskusi
kelompok
√ √ √ √ 14 87,5%
4 Mempresentasi
kan hasil kerja
kelompok
√ √ √ √ 12 75%
5 Memperhatikan
pendapat
temannya
√ √ √ √ 12 75%
6 Mengerjakan
soal/kuis
√ √ √ √ 13 81,25%
7 Berani bertanya √ √ √ √ 13 81,25%
8 Menjawab
pertanyaan
guru
√ √ √ √ 14 81,25%
Jumlah (∑) 24 25 26 28 80,46%
Persentase (%) 75% 78,12% 81,25% 87,5%
Rata-Rata 80,46%
Keterangan Baik
Keterangan: Kurang Baik : < 65%
Cukup Baik : 65% - 74%
Baik : 75% - 84%
Sangat Baik : 85% - 100%
115
Lampiran 8
Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus 1
No. Butir Soal SS S TS STS Kategori
1 17 6 7 0 +
2 1 1 14 14 -
3 10 13 5 2 +
4 10 14 2 4 +
5 4 7 13 6 +
6 1 0 19 10 -
7 12 9 6 3 +
8 8 10 7 5 -
9 0 3 21 6 -
10 13 5 4 8 -
11 4 6 15 5 -
12 11 12 7 0 +
13 13 9 5 3 +
14 7 10 8 5 -
15 9 12 5 4 +
16 26 3 1 0 +
17 8 9 7 6 -
18 12 14 3 1 +
19 9 12 4 5 -
20 16 9 3 2 +
21 13 12 4 1 +
22 18 6 5 1 +
23 3 7 12 8 -
24 6 7 14 3 -
25 23 7 0 0 +
116
Analisis Data Hasil Jawaban Angket Siswa pada Siklus I
*Dimensi 1: Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
Butir Soal
(+)
Skor Angket Jumlah
4 3 2 1
1. 17 x 4 = 68 6 x 3 = 18 7 x 2 = 14 0 x 1 = 0 100
7. 12 x 4 = 48 9 x 3 = 27 6 x 2 = 12 3 x 1 = 3 90
12. 11 x 4 = 44 12 x 3 = 36 7 x 2 = 14 0 x 1 = 0 94
15. 9 x 4 = 36 12 x 3 = 36 5 x 2 = 10 4 x 1 = 4 86
20. 16 x 4 = 64 9 x 3 = 27 3 x 2 = 6 2 x 1 = 2 99
Jumlah Skor (F) Frekuensi 469
Butir Soal
(-)
Skor Angket Jumlah
1 2 3 4
9. 0 x 1 = 0 3 x 2 = 6 21 x 3 = 63 6 x 4 = 24 93
11. 4 x 1 = 4 6 x 2 = 12 15 x 3 = 45 5 x 4 = 20 81
17. 8 x 1 = 8 9 x 2 = 18 7 x 3 = 21 6 x 4 = 24 71
23 3 x 1 = 3 7 x 2 = 14 12 x 3 = 36 8 x 4 =32 85
Jumlah Skor (F) Frekuensi 330
Skor (F) : 469 + 330 = 799 P
=
x 100%
=
X 100%
= 73,98%
NH
: Jumlah Soal x Skor Angket
: 9 x 4 = 36
NS :
=
= 26,63
*Dimensi 2: Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajar
Butir Soal
(+)
Skor Angket Jumlah
4 3 2 1
16. 26 x 4 =
104
3 x 3 = 9 1 x 2 = 2 0 x 1 = 0 115
25. 23 x 4 = 92 7 x 3 = 21 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 113
Jumlah Skor (F) Frekuensi 228
Butir Soal
(-)
Skor Angket Jumlah
1 2 3 4
2. 1 x 1 = 1 1 x 2 = 2 14 x 3 = 42 14 x 4 = 56 101
6. 1 x 1 = 1 0 x 2 = 0 19 x 3 = 57 10 x 4 = 40 98
Jumlah Skor (F) Frekuensi 199
Skor (F) : 101 + 98 = 199 P
=
x 100%
=
X 100%
= 41,43%
NH
: Jumlah Soal x Skor Angket
: 4 x 4 = 16
NS :
=
= 6,63
117
*Dimensi 3: Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar
Butir Soal
(+)
Skor Angket Jumlah
4 3 2 1
13. 13 x 4 = 52 9 x 3 = 27 5 x 2 = 10 3 x 1 = 3 92
21. 13 x 4 = 52 12 x 3 = 36 4 x 2 = 8 1 x 1 = 1 97
22. 18 x 4 = 72 6 x 3 = 18 5 x 2 = 10 1 x 1 = 1 101
Jumlah Skor (F) Frekuensi 290
Butir Soal
(-)
Skor Angket Jumlah
1 2 3 4
8. 8 x 1 = 8 10 x 2 = 20 7 x 3 = 21 5 x 4 = 20 69
14. 7 x 1 = 7 10 x 2 = 20 8 x 3 = 24 5 x 4 = 20 71
Jumlah Skor (F) Frekuensi 140
Skor (F) : 290 + 140 = 430 P
=
x 100%
=
X 100%
= 71,65%
NH
: Jumlah Soal x Skor Angket
: 5 x 4 = 20
NS :
=
= 14,33
*Dimensi 4: Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang diberikan guru
Butir Soal
(+)
Skor Angket Jumlah
4 3 2 1
3. 10 x 4 = 40 13 x 3 = 39 5 x 2 = 10 2 x 1 = 2 91
4. 10 x 4 = 40 14 x 3 = 42 2 x 2 = 4 4 x 1 = 4 90
18. 12 x 4 = 48 14 x 3 = 42 3 x 2 = 6 1 x 1 = 1 97
Jumlah Skor (F) Frekuensi 278
Butir Soal
(-)
Skor Angket Jumlah
1 2 3 4
10. 13 x 1 = 13 5 x 2 = 10 4 x 3 = 12 8 x 4 = 32 67
24. 6 x 1 = 6 7 x 2 = 14 14 x 3 = 42 3 x 4 = 12 74
Jumlah Skor (F) Frekuensi 141
Skor (F) : 278 + 141 = 419 P
=
x 100%
=
X 100%
= 69,80%
NH
: Jumlah Soal x Skor Angket
: 5 x 4 = 20
NS :
=
= 13,96
118
*Dimensi 5: Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan
Butir Soal
(+)
Skor Angket Jumlah
4 3 2 1
5. 4 x 4 = 16 7 x 3 = 21 13 x 2 = 26 6 x 1 = 6 64
Jumlah Skor (F) Frekuensi 64
Butir Soal
(-)
Skor Angket Jumlah
1 2 3 4
19. 9 x 1 = 9 12 x 2 = 24 4 x 3 = 12 5 x 4 = 20 65
Jumlah Skor (F) Frekuensi 65
Skor (F) : 64 + 65 = 129 P
=
x 100%
=
X 100%
= 53,75%
NH
: Jumlah Soal x Skor Angket
: 2 x 4 = 8
NS :
=
= 4,3
Rata-Rata Nilai =
=
=
= 77,62%
119
Lampiran 9
Hasil Jawaban Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa pada Siklus 2
No. Butir Soal SS S TS STS Kategori
1 21 9 0 0 +
2 0 1 19 10 -
3 21 9 0 0 +
4 20 9 1 0 +
5 11 15 3 1 +
6 0 2 15 13 -
7 17 13 0 0 +
8 5 3 14 8 -
9 1 0 15 14 -
10 4 5 16 5 -
11 4 1 18 7 -
12 19 11 0 0 +
13 18 8 3 1 +
14 3 7 14 6 -
15 21 7 1 1 +
16 19 9 1 1 +
17 6 3 11 10 -
18 19 11 0 0 +
19 5 5 17 3 -
20 12 16 2 0 +
21 20 7 3 0 +
22 22 4 4 0 +
23 2 1 16 11 -
24 14 5 10 1 -
25 24 6 0 0 +
120
Lampiran
Analisis Data Hasil Jawaban Angket Siswa pada Siklus II
*Dimensi 1: Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
Butir Soal
(+)
Skor Angket Jumlah
4 3 2 1
1. 21 x 4 = 84 9 x 3 = 27 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 111
7. 17 x 4 = 68 13 x 3 = 39 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 107
12. 19 x 4 = 76 11 x 3 = 33 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 109
15. 21 x 4 = 84 7 x 3 = 21 1 x 2 = 2 1 x 1 = 1 108
20. 12 x 4 = 48 16 x 3 = 48 2 x 2 = 4 0 x 1 = 0 100
Jumlah Skor (F) Frekuensi 535
Butir Soal
(-)
Skor Angket Jumlah
1 2 3 4
9. 1 x 1 = 1 0 x 2 = 0 15 x 3 = 45 14 x 4 = 56 102
11. 4 x 1 = 4 1 x 2 = 2 18 x 3 = 54 7 x 4 = 28 88
17. 6 x 1 = 6 3 x 2 = 6 11 x 3 = 33 10 x 4 = 40 85
23 2 x 1 = 2 1 x 2 = 2 16 x 3 = 48 11 x 4 = 44 96
Jumlah Skor (F) Frekuensi 371
Skor (F) : 535 + 371 = 906 P
=
x 100%
=
X 100%
= 83,88%
NH
: Jumlah Soal x Skor Angket
: 9 x 4 = 36
NS :
=
= 30,2
*Dimensi 2: Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajar
Butir Soal
(+)
Skor Angket Jumlah
4 3 2 1
16. 19 x 4 = 76 9 x 3 = 27 1 x 2 = 2 1 x 1 = 1 106
25. 24 x 4 = 96 6 x 3 = 18 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 105
Jumlah Skor (F) Frekuensi 111
Butir Soal
(-)
Skor Angket Jumlah
1 2 3 4
2. 0 x 1 = 0 1 x 2 = 2 19 x 3 = 57 10 x 4 = 40 99
6. 0 x 1 = 0 2 x 2 = 4 15 x 3 = 45 13 x 4 = 52 101
Jumlah Skor (F) Frekuensi 200
Skor (F) : 111 + 200 = 311 P
=
x 100%
=
X 100%
= 64,79%
NH
: Jumlah Soal x Skor Angket
: 4 x 4 = 16
NS :
=
= 10,36
121
*Dimensi 3: Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajar
Butir Soal
(+)
Skor Angket Jumlah
4 3 2 1
13. 18 x 4 = 72 8 x 3 = 24 3 x 2 = 6 1 x 1 = 1 103
21. 20 x 4 = 80 7 x 3 = 21 3 x 2 = 6 0 x 1 = 0 107
22. 22 x 4 = 72 4 x 3 = 12 4 x 2 = 8 0 x 1 = 0 108
Jumlah Skor (F) Frekuensi 318
Butir Soal
(-)
Skor Angket Jumlah
1 2 3 4
8. 5 x 1 = 5 3 x 2 = 6 14 x 3 = 42 8 x 4 = 32 85
14. 3 x 1 = 3 7 x 2 = 14 14 x 3 = 42 6 x 4 = 24 73
Jumlah Skor (F) Frekuensi 168
Skor (F) : 318 + 168 = 486 P
=
x 100%
=
X 100%
= 81%
NH
: Jumlah Soal x Skor Angket
: 5 x 4 = 20
NS :
=
= 16,2
*Dimensi 4: Reaksi yang ditunjukkan terhadap stimulus yang diberikan guru
Butir Soal
(+)
Skor Angket Jumlah
4 3 2 1
3. 21 x 4 = 84 9 x 3 = 27 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 111
4. 20 x 4 = 80 9 x 3 = 27 1 x 2 = 2 0 x 1 = 0 109
18. 19 x 4 = 76 11 x 3 = 33 0 x 2 = 0 0 x 1 = 0 109
Jumlah Skor (F) Frekuensi 329
Butir Soal
(-)
Skor Angket Jumlah
1 2 3 4
10. 4 x 1 = 4 5 x 2 = 10 16 x 3 = 48 5 x 4 = 20 82
24. 14 x 1 = 14 5 x 2 = 10 10 x 3 = 30 1 x 4 = 4 58
Jumlah Skor (F) Frekuensi 140
Skor (F) : 329 + 140 = 469 P
=
x 100%
=
X 100%
= 78,16%
NH
: Jumlah Soal x Skor Angket
: 5 x 4 = 20
NS :
=
= 15,63
122
*Dimensi 5: Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan
Butir Soal
(+)
Skor Angket Jumlah
4 3 2 1
5. 11 x 4 = 44 15 x 3 = 45 3 x 2 = 6 1 x 1 = 1 96
Jumlah Skor (F) Frekuensi 96
Butir Soal
(-)
Skor Angket Jumlah
1 2 3 4
19. 5 x 1 = 5 5 x 2 = 10 17 x 3 = 51 3 x 4 = 12 78
Jumlah Skor (F) Frekuensi 78
Skor (F) : 96 + 78 = 174 P
=
x 100%
=
X 100%
= 72,5%
NH
: Jumlah Soal x Skor Angket
: 2 x 4 = 8
NS :
=
= 5,8
Rata-Rata Nilai =
=
=
= 95,08%
123
Lampiran 10
HASIL WAWANCARA GURU PRA PENELITIAN
Hari/Tanggal : Senin/14 Oktober 2013
Tempat : SDN Cengkareng Timur 01 Pagi
Tujuan wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal proses pembelajaran
matematika pada kelas yang akan diteliti
Daftar Pertanyaan Wawancara Guru Pra Penelitian
1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas IV pada saat proses pembelajaran
matematika berlangsung?
Termasuk banyak siswa yang terlihat kurang semangat mengikuti pelajaran dan
jarang yang bertanya terkait materi yang belum dipahami.
2. Bagaimana usaha yang Ibu lakukan untuk meningkatkan motivasi belajar
matematika siswa?
Saya kaitkan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa sehingga
mereka bisa dengan mudah memahaminya.
3. Bagaimana keaktifan siswa kelas IV dalam belajar matematika?
Sebagian besar siswa sulit diatur, masih ada yang tidak memperhatikan saat
materi diberikan bahkan mengobrol dengan temannya.
4. Bagaimana hasil belajar matematika kelas IV?
Masih banyak nilai siswa yang rendah.
5. Apakah Ibu pernah melakukan pembelajaran berkelompok?
Pernah mencobanya, tetapi menyita banyak waktu jadi jarang saya terapkan dan
kebanyakan siswa malah bermain-main dengan temannya.
6. Bagaimana tanggapan siswa dengan pembelajaran matematika secara kelompok?
Mereka sebenarnya senang mungkin hanya perlu bimbingan dan pengarahan.
7. Apakah motivasi belajar matematika siswa dapat meningkat jika diterapkan
pembelajaran secara berkelompok?
Saya rasa bisa.
124
8. Apakah dengan pembelajaran secara berkelompok juga dapat meningkatkan
aspek-aspek lainnya misalnya seperti aktifitas belajar atau hasil belajarnya?
Saya rasa jika motivasi belajarnya baik dapat berdampak baik pula pada hal
lainnya seperti aktifitas belajar dan bahkan hasil belajar siswa.
9. Model apa saja yang Ibu gunakan pada pembelajaran matematika?
Model secara ceramah, tanya jawab, latihan soal, dan pemberian tugas.
Mengetahui,
Wali Kelas IV/Guru Matematika
Ida Darsawati
NIP. 19650413 198503 2 003
125
Lampiran 11
HASIL WAWANCARA GURU SETELAH PENELITIAN SIKLUS I
Hari/Tanggal : Senin/28 Oktober 2013
Tempat : SDN Cengkareng Timur 01 Pagi
Tujuan wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada
pada tindakan kelas dalam meningkatkan motivasi belajar
matematika siswa
Daftar Wawancara Guru Setelah Penelitian Siklus I
1. Berdasarkan pengamatan Ibu selama penelitian ini, apakah terdapat peningkatan
motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran STAD?
Saya rasa ada peningkatan walaupun belum maksimal.
2. Apa saja motivasi belajar siswa yang meningkat selama ibu melakukan
pengamatan?
Siswa sudah mulai berani bertanya meskipun masih terlihat ragu-ragu, siswa
berpikir bersama untuk mengerjakan soal yang diberikan.
3. Berdasarkan pengamatan Ibu selama siklus ini, bagaimana aktifitas belajar
matematika siswa?
Siswa mulai menyukai pelajaran secara perlahan-lahan terlihat dari sikap siswa
yang perhatian dan ingin tahu tentang materi pelajaran.
4. Menurut Ibu, adakah pengaruh lainnya bagi siswa yang terlihat selama proses
pembelajaran matematika dengan model STAD berlangsung?
Ada, misalnya seperti siswa belajar menghargai teman, saling membantu siswa
yang belum bisa, dan saling bekerjasama.
5. Apakah siswa terlihat menyukai model ini?
Sebagian besar terlihat menyukai kegiatan pembelajaran ini
6. Menurut ibu, apakah kekurangan dalam penerapan model STAD selama
penelitian siklus I ini?
126
Menurut saya, kekurangannya yaitu alat peraga hanya berupa gambar di papan
tulis, penataan tempat duduk kelas yang kurang leluasa, setiap kelompok hanya
diberikan satu LKS sehingga hanya mengandalkan teman yang mampu
mengerjakan saja, dan penghargaan kelompok yang unggul terlihat masih kurang
ada pengaruhnya bagi kelompok lainnya.
7. Apa solusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus I?
Alat peraga menggunakan alat yang konkrit, penataan tempat duduk kelompok
lebih diatur lagi. Pembagian LKS diberikan kepada setiap siswa dan LKS
disisipi kata-kata mutiara terkait dalam hal persaudaraan, persahabatan dalam
Islam, maupun penyemangat belajar siswa. Setiap kelompok yang mendapatkan
penghargaan dikumpulkan poin penghargaannya, kelompok yang terbanyak
penghargaan akan mendapatkan hadiah setelah materi selesai dipelajari.
Mengetahui,
Wali Kelas IV/Guru Matematika
Ida Darsawati
NIP. 19650413 198503 2 003
127
Lampiran 12
HASIL WAWANCARA GURU SETELAH PENELITIAN SIKLUS II
Hari/Tanggal : Rabu/6 Oktober 2013
Tempat : SDN Cengkareng Timur 01 Pagi
Tujuan wawancara : Mengetahui tingkat keberhasilan dan kekurangan yang ada
pada tindakan kelas dalam meningkatkan motivasi belajar
matematika siswa
Daftar Wawancara Guru Setelah Penelitian Siklus II
1. Berdasarkan pengamatan Ibu selama siklus ini, apakah terdapat peningkatan
motivasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran STAD?
Setelah dilakukan pembelajaran dengan maksimal oleh guru, motivasi belajar
matematika siswa meningkat lebih baik dari siklus sebelumnya.
2. Apa saja motivasi belajar matematika siswa yang meningkat selama ibu
melakukan pengamatan?
Semua siswa lebih perhatian dan antusias dalam belajarnya sehingga terlihat
peningkatan motivasi belajar yang lebih baik dari siklus sebelumnya.
3. Menurut Ibu, adakah pengaruh lainnya bagi siswa yang terlihat selama proses
pembelajaran matematika dengan model STAD berlangsung pada siklus ini?
Ada, seperti saling memaafkan, membantu temannya, berani bertanya dan
mengajukan pendapatnya, dan terlihat lebih percaya diri.
4. Apakah siswa terlihat menyukai model ini?
Semua siswa terlihat menyukai pembelajaran ini.
5. Menurut ibu, apakah kekurangan dan solusi pada siklus ini?
Saya rasa sudah lebih baik dari siklus sebelumnya jadi tidak perlu solusi.
128
Lampiran 13
HASIL WAWANCARA SISWA SETELAH PENELITIAN SIKLUS I
No. Pertanyaan Kemampuan Siswa
Tinggi Sedang Rendah
1. Bagaimana menurut
kamu mengenai pelajaran
matematika?
Menyenangkan
dan seru
Cukup sulit Susah
dipahami
2. Apakah belajar
matematika secara
berkelompok
menyenangkan?
Iya, sangat
menyenangkan
Iya, tentu Iya, karena
ramai-ramai
3. Apakah soal yang
diberikan terlalu sulit?
Tidak, soalnya
mudah
dipahami
Ada yang sulit
dan ada yang
mudah
Sangat sulit
4. Apa kesan kalian setelah
belajar matematika
dengan cara
berkelompok?
Ingin setiap
hari belajar
matematika
berkelompok
Ada teman
yang tidak
mau bantu
belajar
Belajarnya
bisa santai
5. Apakah dengan belajar
berkelompok membuat
kalian lebih aktif dan
ingin terus belajar?
Ya, saya jadi
bersemangat
belajar karena
bisa belajar
bareng teman
Iya, bisa
belajar bareng
teman-teman
Iya, jadi aku
tidak diam
saja
129
Lampiran 14
HASIL WAWANCARA SISWA SETELAH PENELITIAN SIKLUS II
No. Pertanyaan Kemampuan Siswa
Tinggi Sedang Rendah
1. Bagaimana menurut kamu
mengenai pelajaran
matematika?
Sangat
menyenangkan
Menyenang-
kan, asik juga
Lumayan
sulit, tapi
seru
2. Apakah belajar
matematika secara
berkelompok
menyenangkan?
Iya, sangat
menyenangkan
Iya, jadi tau
yang belum
paham
Iya, karena
belajarnya
bareng-
bareng
3. Apakah soal yang
diberikan terlalu sulit?
Tidak, soalnya
mudah
dimengerti
Tidak, biasa aja Ada yang
sulit, ada
yang mudah
4. Apa kesan kalian setelah
belajar matematika
dengan cara
berkelompok?
Senang, ingin
terus belajar
kelompok
Jadi lebih
paham karena
belajarnya
bareng teman
Belajarnya
asik karena
sama teman
5. Apakah dengan belajar
berkelompok membuat
kalian lebih aktif dan
ingin terus belajar?
Iya, saya jadi
ingin terus
belajar supaya
dapat
peringkat yang
bagus
Iya, ingin terus
belajar
kelompok dan
belajar bareng
teman di rumah
Iya, saingan
sama
kelompok
yang lain
130
Lampiran 15
KISI-KISI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI
AKTIFITAS BELAJAR SISWA
NO. INDIKATOR NO ITEM
1. Memperhatikan penjelasan guru 1
2. Melakukan kegiatan sesuai dengan LKS 2
3. Bekerja sama dalam kelompok 3
4. Mempresentasikan hasil kerja kelompok 4
5. Memperhatikan pendapat orang lain 5
6. Mengerjakan latihan soal/kuis 6
7. Berani bertanya 7
8. Berani menjawab pertanyaan dari guru 8
131
RUBRIK PENILAIAN OBSERVASI AKTIFITAS BELAJAR KELOMPOK
NO ASPEK KRITERIA PENILAIAN
1. Memperhatikan
penjelasan guru
Skor 4 Jika semua siswa setiap kelompok mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru.
Skor 3 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru adalah 4 orang.
Skor 2 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru adalah 3 orang.
Skor 1 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mendengarkan/memperhatikan
penjelasan guru adalah 2 orang.
2. Bertanya atau
mencari
informasi
terkait
materi/tugas
Skor 4 Jika semua siswa setiap kelompok mengajukan pertanyaan kepada guru saat
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS
Skor 3 Jika jumlah siswa setiap kelompok yang mengajukan pertanyaan kepada guru saat
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS adalah 4 orang
Skor 2 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengajukan pertanyaan kepada guru
saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS adalah 3 orang
Skor 1 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengajukan pertanyaan kepada guru
saat mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dalam LKS adalah 2 orang
3. Terlibat dalam
berdiskusi
Skor 4 Jika semua siswa dalam satu kelompok berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam
menyelesaikan LKS
Skor 3 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang berdiskusi dengan teman kelompoknya
dalam menyelesaikan LKS adalah 4 orang
Skor 2 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang berdiskusi dengan teman kelompoknya
dalam menyelesaikan LKS adalah 3 orang
Skor 1 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang berdiskusi dengan teman kelompoknya
dalam menyelesaikan LKS adalah 2 orang
132
4.
Mengerjakan
tugas yang
diberikan guru
Skor 4 Jika semua siswa dalam satu kelompok mengerjakan dengan jelas,rapi dalam
menyelesaikan LKS
Skor 3 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengerjakan dengan jelas,rapi dalam
menyelesaikan LKS adalah 4 orang
Skor 2 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengerjakan dengan jelas,rapi dalam
menyelesaikan LKS adalah 3 orang
Skor 1 Jika jumlah siswa dalam satu kelompok yang mengerjakan dengan jelas,rapi dalam
menyelesaikan LKS adalah 2 orang
5. Mempresentasi
kan hasil kerja
kelompok
Skor 4 Siswa yang terpilih mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan jawaban benar,
cara tepat, dan berani
Skor 3 Siswa yang terpilih mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan jawaban salah,
cara tepat, dan berani
Skor 2 Siswa yang terpilih mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan jawaban salah,
cara tidak tepat, dan berani
Skor 1 Siswa yang terpilih mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan jawaban salah,
cara tidak tepat, dan tidak berani
133
Lampiran 17
Angket Motivasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Saya senang mengikuti pelajaran matematika
2. Saya mudah putus asa jika ada soal matematika yang
tidak dapat saya kerjakan
3. Saya berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan
oleh guru matematika
4. Saya akan belajar sungguh-sungguh agar prestasi belajar
matematika saya lebih baik dari teman-teman
5. Saya mengerjakan soal-soal matematika tidak hanya
dari buku paket dan LKS
6. Saya merasa bosan dengan tugas-tugas matematika
7. Saya membaca buku matematika terlebih dahulu
sebelum guru matematika memberikan pelajaran
8. Saya mengabaikan tugas-tugas matematika yang
diberikan oleh guru sebelum ada yang menegur
9. Setiap pelajaran matematika saya selalu keluar masuk
kelas berpura-pura izin ke toilet/wc
10. Saya takut jika guru mulai memberikan pertanyaan
matematika kepada saya
11. Saya kurang suka membaca buku matematika
12. Saya selalu memperhatikan penjelasan guru matematika
13. Saya lebih senang menyelesaikan tugas matematika
sendiri dari pada dibantu orang lain
14. Saya hanya akan mngerjakan tugas matematika bila
dibantu teman
15. Apabila ada waktu luang saya mencari buku bacaan
matematika untuk dibaca
16. Seberat apapun soal-soal matematika yang diberikan
saya akan kerjakan dengan sungguh-sungguh
17. Saya membaca buku matematika hanya pada saat akan
diadakan ulangan/tes
18. Saya senang jika dapat menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh guru matematika
19. Saya kurang senang jika guru meminta siswa untuk
menyelesaikan masalah dalam materi matematika
20. Saya tertarik untuk mempelajari buku-buku yang
berkaitan dengan matematika
21. Saya berusaha menyerahkan tugas matematika tepat
waktu
22. Saya yakin dapat menyelesaikan tugas matematika
dengan kemampuan sendiri
23. Saya mengobrol ketika guru sedang menjelaskan
pelajaran matematika
24. Saya tidak ingin bersaing untuk meraih prestasi ketika
belajar matematika
25. Saya selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru matematika
134
Lampiran 18
KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET MOTIVASI BELAJAR
Dimensi Elemen
Nomor
Pernyataan Jumlah
Positif Negatif
1. Minat dan perhatian
siswa terhadap
pelajaran
a. Senang belajar matematika. 1 9 2
b. Memperhatikan guru mengajar 12 23 2
c. Rajin membaca buku 7, 15, 20 11, 17 5
2. Semangat siswa untuk
melaksanakan tugas-
tugas belajar
a. Tekun menghadapi tugas 25 6 2
b. Ulet dalam menghadapi
kesulitan 16 2 2
3. Tanggung jawab
siswa dalam
mengerjakan tugas-
tugas belajar
a. Tidak membuang waktu 21 8 2
b. Tidak bergantung pada orang
lain 13, 22 14 3
4. Reaksi yang
ditunjukkan terhadap
stimulus yang
diberikan guru
a. Bertanya serta menjawab
pertanyaan 3, 18 10 3
b. Berusaha unggul 4 24 2
5. Rasa senang dalam
mengerjakan tugas
yang diberikan
a. Senang mencari serta
memecahkan masalah 5 19 2
Jumlah 25
135
Lampiran 19
Perhitungan Rata-Rata Penelitian Angket Motivasi Belajar pada Siklus I
No. Dimensi Skor Nilai Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
X 100 %
1. Minat dan perhatian siswa
terhadap pelajaran
799 9 x 4 = 36
= 26,63
x 100 % = 73,98 %
2. Semangat siswa untuk
melaksanakan tugas-tugas
belajar
199
4 x 4 = 16
= 6,63
x 100 % = 41,43 %
3. Tanggung jawab siswa
dalam mengerjakan tugas-
tugas belajar
432
5 x 4 = 20
= 14,33
x 100 % = 71,65 %
4. Reaksi yang ditunjukkan
terhadap stimulus yang
diberikan guru
419
5 x 4 = 20
= 13,96
x 100 % = 69,8 %
5. Rasa senang dan puas dalam
mengerjakan tugas yang
diberikan
129
2 x 4 = 8
= 4,3
x 100 % = 53,75 %
Rata-Rata Nilai
= 77,62 %
Kategori Nilai Sedang
Keterangan:
I. Tinggi = 80 % - 100 %
II. Sedang = 50 % - 79 %
III. Rendah = < 50 %
136
Lampiran 20
Perhitungan Rata-Rata Penelitian Angket Motivasi Belajar pada Siklus II
No. Dimensi Skor Nilai Harapan
(NH)
Nilai Skor
(NS)
x 100 %
1. Minat dan perhatian siswa
terhadap pelajaran
906 9 x 4 = 36
= 30,2
x 100 % = 83,88 %
2. Semangat siswa untuk
melaksanakan tugas-tugas
belajar
311
4 x 4 = 16
= 10,36
x 100 % = 64,79 %
3. Tanggung jawab siswa
dalam mengerjakan tugas-
tugas belajar
486
5 x 4 = 20
= 16,2
x 100 % = 81 %
4. Reaksi yang ditunjukkan
terhadap stimulus yang
diberikan guru
469
5 x 4 = 20
= 15,63
x 100 % = 78,16 %
5. Rasa senang dan puas
dalam mengerjakan tugas
yang diberikan
144
2 x 4 = 8
= 5,8
x 100 % = 72,5 %
Rata-Rata Nilai
= 95,08 %
Kategori Nilai Tinggi
Keterangan:
I. Tinggi = 80 % - 100 %
II. Sedang = 50 % - 79 %
III. Rendah = < 50 %
137
**Jika ingin orang tua bahagia, jadilah anak shaleh dan shalehah**
Lampiran 21
Lembar Kerja Siswa
( L K S )
Judul : Menentukan besar sudut
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/1
Tujuan
Siswa dapat:
Mengenal sudut siku-siku dengan menggunakan empat arah mata angin
Menentukan besar sudut satu putaran, setengah putaran, dan seperempat putaran
dalam satuan derajat
Materi
Mengidentifikasi sudut siku-siku bangun datar dan sudut pada empat arah mata angin
Untuk memahami materi hari ini, mari ikutilah kegiatan berikut ini!
Tes 1 Sudut setengah putaran (180o) adalah ....
Tes 2 Sudut seperempat putaran (90o) adalah ....
Setelah memahami materi di atas, ayo kerjakanlah soal di bawah ini!
NO. SOAL JAWABAN
1. Besar sudut di samping
adalah...
2. Soni berjalan ke arah Utara kemudian
berbelok ke arah kanan 90o, sekarang Soni
berjalan ke arah mana?
3. Berapakah besar sudut dari arah:
a. Barat ke Timur?
b. Timur ke Selatan?
c. Selatan ke Utara?
1. Sudut ABC = . . .o
6. Sudut EDA = . . .o
2. Sudut ABF = . . .o 7. Sudut EDF = . . .
o
3. Sudut BFH = . . .o 8. Sudut HFG = . . .
o
4. Sudut BAD = . . .o 9. Sudut GFD = . . .
o
5. Sudut CBF = . . .o 10. Sudut GFH = . . .
o
138
LEMBAR JAWABAN
LEMBAR KERJA SISWA
Tes 1: Sudut Lurus
Tes 2: Sudut Siku-Siku
1. Besar sudut tersebut adalah 270o
2. Sekarang Soni berjalan ke arah Timur
3. Besar sudut dari arah:
a. Barat ke Timur = 180o
b. Timur ke Selatan = 90o
c. Selatan ke Utara = 180o
1. Sudut ABC = 180o
2. Sudut ABF = 90o
3. Sudut BFH = 180o
4. Sudut BAD = 90o
5. Sudut CBF = 90o
6. Sudut EDA = 180o
7. Sudut EDF = 90o
8. Sudut HFG = 90o
9. Sudut GFD = 180o
10. Sudut GFH = 90o
139
“Anak baik adalah anak yang suka membantu teman-temannya”
Lampiran 22 Lembar Kerja Siswa
( L K S )
Judul : Menentukan hubungan antar satuan waktu
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : IV/1
Tujuan
Siswa dapat: Mempelajari contoh hubungan hari, minggu, bulan, tahun, windu, dan abad Membaca, menulis, dan menggambar jam
Materi
Hubungan antar satuan waktu Contoh: 1 menit = 60 detik
1 jam = 60 menit
1 hari = 24 jam
1 minggu = 7 hari
1 bulan = 4 minggu
1 bulan = 30 hari
1 tahun = 12 bulan
1 tahun = 52 minggu
1 tahun = 365 hari
1 abad = 100 tahun
1 windu = 8 tahun
1 dasawarsa = 10 tahun
Untuk memahami materi hari ini, mari ikutilah kegiatan berikut ini!
Tes 1 3 menit = ... detik 1 menit = 60 detik, 3 menit = 3 x 60 detik = ... detik
Tes 2 2 windu = ... bulan 1 windu = 8 tahun, 2 windu = 2 x 8 tahun = 16 tahun
1 tahun = 12 bulan, 16 tahun = 16 x 12 bulan = ... bulan
Setelah memahami materi di atas, ayo kerjakanlah soal di bawah ini!
No. SOAL JAWABAN No. SOAL JAWABAN
1. 3 jam = ... menit ... 6. 2,5 jam = ... menit ...
2. 2 jam = ... detik ... 7. 15 menit = ... detik ...
3. 120 menit = ... jam ... 8. 300 detik = ... menit ...
4. 720 menit = ... jam ... 9. 360 detik = ... menit ...
5. 420 menit = ... detik ... 10. 1,5 menit = ... detik ...
Selesaikan masalah-masalah berikut!
1. Pada tahun 2012 Ibu Mirna berusia 5 windu. Tahun berapakah Ibu Mirna lahir?
Jawab: .............................................................................................................................
2. Umur Maya 40 hari lebih tua daripada umur Winda. Maya dilahirkan pada tanggal 12
Juni 1997. Tanggal berapakah Winda lahir?
Jawab: .............................................................................................................................
3. Pak Suko akan mengecat 17 kursi. Untuk mengecat sebuah kursi, Pak Suko
membutuhkan waktu 20 menit. Jika Pak Suko mulai mengecat pada pukul 08:20,
pukul berapakah Pak Suko selesai mengecat?
Jawab: .............................................................................................................................
140
LEMBAR JAWABAN
LEMBAR KERJA SISWA
Tes 1: 3 menit = ... detik
1 menit = 60 detik
3 menit = 3 x 60 detik = 180 detik
Tes 2: 2 windu = ... bulan
1 windu = 8 tahun
2 windu = 2 x 8 tahun = 16 tahun 1 tahun = 12 bulan
16 tahun = 16 x 12 bulan = 192 bulan
1. 3 jam = 180 menit
2. 2 jam = 7200 detik 3. 120 menit = 2 jam
4. 720 menit = 12 jam 5. 420 menit = 25200 detik
6. 2,5 jam = 150 menit
7. 15 menit = 900 detik 8. 300 detik = 5 menit
9. 360 detik = 6 menit 10. 1,5 menit = 90 detik
1. Tahun 2012 Ibu Mirna berusia 5 windu.
1 windu = 8 tahun, 5 x 8 tahun = 40 tahun. 2012 – 40 tahun = 1972. Jadi, Ibu Mirna lahir pada tahun 1972.
2. Maya lahir tanggal 12 Juni 1997, lebih tua 40 hari dari Winda.
Bulan Juni tahun 1997 ada 30 hari. 12 Juni 1997 dikurangi 40 hari sebelumnya adalah 3 Mei 1997. Jadi, Winda lahir pada tanggal 3 Mei 1997.
3. Pak Suko akan mengecat 17 kursi.
Setiap kursi membutuhkan waktu 20 menit. Pak Suko mulai mengecat pukul 08:20. 1 kursi = 20 menit, 17 x 20 menit = 340 menit.
340 menit = 5 jam lebih 40 menit. 08: 20 + 5 jam 40 menit = 14:00.
Jadi, Pak Suko selesai mengecat 17 kursi pada pukul 14:00.
141
Hasil Observasi Aktifitas Belajar Kelompok Siswa
*Pertemuan 1
N
o
Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)
I II III IV V VI
1 Memperhatikan penjelasan guru 6 6 9 7,5 9 7,5 45 7,5%
2 Mengerjakan LKS 4 4 6 5 6 5 30 5%
3 Berdiskusi kelompok 4 4 6 5 6 5 30 5%
4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 4 4 6 5 6 5 30 5%
5 Memperhatikan pendapat temannya 4 4 6 5 6 5 30 5%
6 Mengerjakan soal/kuis 6 6 9 7,5 9 7,5 45 7,5%
7 Berani bertanya 4 4 6 5 6 5 30 5%
8 Menjawab pertanyaan guru 4 4 6 5 6 5 30 5%
Jumlah 36 36 54 45 54 45 45%
Persentase (%) 4,5% 4,5% 6,7% 5,6% 6,7% 5,6% 5,6%
Rata-Rata 33,6% (5,6%)
Keterangan Sebagian Kecil (Sangat Rendah)
*Pertemuan 2
No
Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)
I II III IV V VI
1 Memperhatikan penjelasan guru 9 7,5 10,5 9 7,5 9 52 8,6%
2 Mengerjakan LKS 6 5 7 6 7 6 37 6,1%
3 Berdiskusi kelompok 6 5 7 6 7 6 37 6,1%
4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 6 5 7 6 7 6 37 6,1%
5 Memperhatikan pendapat temannya 9 7,5 10,5 9 7,5 9 52 8,6%
6 Mengerjakan soal/kuis 9 7,5 10,5 9 7,5 9 52 8,6%
7 Berani bertanya 6 5 7 6 7 6 37 6,1%
8 Menjawab pertanyaan guru 9 7,5 10,5 9 7,5 9 52 8,6%
Jumlah 60 50 70 60 50 60 58,8%
Persentase (%) 7,5% 6,2% 8,7% 7,5% 6,2% 7,5% 7,3%
Rata-Rata 43,6% (7,2%)
Keterangan Hampir Setengahnya (Rendah)
*Pertemuan 3
N
o
Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)
I II III IV V VI
1 Memperhatikan penjelasan guru 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%
2 Mengerjakan LKS 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%
3 Berdiskusi kelompok 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%
4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%
5 Memperhatikan pendapat temannya 7 6 8 8 9 8 46 7,6%
6 Mengerjakan soal/kuis 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%
7 Berani bertanya 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%
8 Menjawab pertanyaan guru 10,5 9 12 12 13,5 12 69 11,5%
Jumlah 80 69 92 92 103 92 88,1%
Persentase (%) 10% 8,6% 11% 11% 13% 11% 11%
Rata-Rata 64,6% (10,7%)
Keterangan Sebagian Besar (Rendah)
142
*Pertemuan 4
N
o
Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)
I II III IV V VI
1 Memperhatikan penjelasan guru 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%
2 Mengerjakan LKS 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%
3 Berdiskusi kelompok 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%
4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%
5 Memperhatikan pendapat temannya 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%
6 Mengerjakan soal/kuis 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%
7 Berani bertanya 8 7 9 9 10 9 52 8,6%
8 Menjawab pertanyaan guru 12 10,5 13,5 13,5 15 13,5 78 13%
Jumlah 92 80 103 103 115 103 99,6%
Persentase (%) 11% 10% 12% 12% 14% 12% 12,4%
Rata-Rata 71% (11,8%)
Keterangan Sebagian Besar (Rendah)
*Pertemuan 5
No
Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)
I II III IV V VI
1 Memperhatikan penjelasan guru 18 16 20 18 22 20 114 19%
2 Mengerjakan LKS 13,5 12 15 13,5 16,5 15 85 14%
3 Berdiskusi kelompok 13,5 12 15 13,5 16,5 15 85 14%
4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 13,5 12 15 13,5 16,5 15 85 14%
5 Memperhatikan pendapat temannya 13,5 12 15 13,5 16,5 15 85 14%
6 Mengerjakan soal/kuis 13,5 12 15 13,5 16,5 15 85 14%
7 Berani bertanya 9 8 10 9 11 10 57 9,5%
8 Menjawab pertanyaan guru 13,5 12 15 13,5 16,5 15 85 14%
Jumlah 108 96 120 108 132 120 112,5%
Persentase (%) 13% 12% 15% 13% 16% 15% 14%
Rata-Rata 84% (14%)
Keterangan Sebagian Besar (Sedang)
*Pertemuan 6
N
o
Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)
I II III IV V VI
1 Memperhatikan penjelasan guru 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%
2 Mengerjakan LKS 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%
3 Berdiskusi kelompok 20 18 22 20 24 22 126 21%
4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%
5 Memperhatikan pendapat temannya 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%
6 Mengerjakan soal/kuis 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%
7 Berani bertanya 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%
8 Menjawab pertanyaan guru 15 13,5 16,5 15 18 16,5 94 15,6%
Jumlah 125 106 137 125 150 137 130,2%
Persentase (%) 15% 13% 17% 15% 18% 17% 16,2%
Rata-Rata 95% (15,8%)
Keterangan Hampir Seluruhnya (Sedang)
143
*Pertemuan 7
N
o
Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)
I II III IV V VI
1 Memperhatikan penjelasan guru 16,5 15 18 16,5 19,5 18 103 17,1%
2 Mengerjakan LKS 16,5 15 18 16,5 19,5 18 103 17,1%
3 Berdiskusi kelompok 16,5 15 18 16,5 19,5 18 103 17,1%
4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 16,5 15 18 16,5 19,5 18 103 17,1%
5 Memperhatikan pendapat temannya 16,5 15 18 16,5 19,5 18 103 17,1%
6 Mengerjakan soal/kuis 22 20 24 22 26 24 138 23%
7 Berani bertanya 22 20 24 22 26 24 138 23%
8 Menjawab pertanyaan guru 16,5 15 18 16,5 19,5 18 103 17,1%
Jumlah 143 130 156 143 169 156 148,6%
Persentase (%) 17% 16% 19% 17% 21% 19% 18,5%
Rata-Rata 109% (18,1%)
Keterangan Seluruhnya (Sedang)
*Pertemuan 8
N
o
Aspek yang Diamati Kelompok (∑) (%)
I II III IV V VI
1 Memperhatikan penjelasan guru 24 22 26 22 28 24 146 24,3%
2 Mengerjakan LKS 18 16,5 19,5 16,5 21 18 109 18,1%
3 Berdiskusi kelompok 24 22 26 22 28 24 146 24,3%
4 Mempresentasikan hasil kerja kelompok 18 16,5 19,5 16,5 21 18 109 18,1%
5 Memperhatikan pendapat temannya 18 16,5 19,5 16,5 21 18 109 18,1%
6 Mengerjakan soal/kuis 18 16,5 19,5 16,5 21 18 109 18,1%
7 Berani bertanya 24 22 26 22 28 24 146 24,3%
8 Menjawab pertanyaan guru 24 22 26 22 28 24 146 24,3%
Jumlah 168 154 182 154 196 168 169,6%
Persentase (%) 21% 19% 22% 19% 24% 21% 21,2%
Rata-Rata 126% (21%)
Keterangan Seluruhnya (Tinggi)
No. Persentase Penafsiran 1. 100% Seluruhnya
2. 90% - 99% Hampir seluruhnya 3. 60% - 89% Sebagian besar
4. 51% - 59% Lebih dari setengahnya 5. 50% Setengahnya
6. 40% - 49% Hampir setengahnya 7. 20% - 39% Sebagian kecil
8. 10% - 19% Sedikit 9. 0,1% - 9% Sedikit sekali
10. 0% Tidak ada sama sekali Kategori Motivasi: Sangat Tinggi : 25% - 30%
Tinggi : 19% - 24% Sedang : 13% - 18% Rendah : 7% - 12% Sangat Rendah : 0% - 6%
FOTO-FOTO DOKUMENTASI PROSES PEMBELAJARAN
SURAT KETERANGAN
Nomor: ..............................................
Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cengkareng Timur 01 Pagi Cengkareng-Jakarta Barat,
dengan ini menerangkan bahwa:
Nama Mahasiswa : Deni Irawan
NIM : 109018300097
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Universitas : Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul Skripsi : “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD) untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Matematika Siswa SD/MI”
Benar mahasiswa tersebut telah melaksanakan penelitian di SDN Cengkareng Timur 01 Pagi
Cengkareng-Jakarta Barat pada tanggal 21 Oktober 2013 s.d 7 November 2013, dalam rangka
pengumpulan data untuk penyusunan skripsi.
Demikian surat keterangan ini kami buat dengan sebenar-benarnya untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Cengkareng, 11 November 2013 Kepala SDN Cengkareng 01 Pagi
Joko Sarwono, S.Pd
NIP. 19590630 198409 1 002