PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM
DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI JUAL BELI SEMBAKO
DI PASAR TRADISIONAL KELURAHAN MUARA SABAK ULU
SKRIPSI
Oleh:
GUSTINA SARTIKA
NIM: EES.160399
Pembimbing:
Dr. SUCIPTO, S.Ag., M.A
ANZU ELVIA ZAHARA, S.E., M.E.Sy
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERISULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
J A M B I
2020 M/1442 H
ii
iii
iv
v
MOTTO
ه لبيعٲ و حر ٱم ابولر و لل ٱحل
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.(QS. Al-
Baqarah Ayat 275)”1
1Al. Baqarah (2):275
vi
PERSEMBAHAN
Bismillahhirrohmanirrohim
Puji Syukurku Yang Mendalam Kupersembahkan Kepada Allah SWT. Tuhan Yang
Maha Agung, Atas Semua Limpahan Rahmat Yang Engkau Karuniakan Kepadaku
Untuk Menjadi Pribadi Yang Lebih Baik, Beriman Dan Bersabar, Sehingga Saya
Dapat Menyelesaikan Skripsi Saya Dengan Baik.
Dengan ini saya Gustina Sartika mempersembahkan karya ini untuk kedua orang
tuaku tercinta.
Ayahanda M. Yazid Terima kasih atas kasih sayang dan perjuangan mu selama
ini yang tak pernah kenal lelah untuk terus bekerja, yang tak kenal panas hujan,
malam jadi siang demi memenuhi kebutuhan keluarga. Ibunda Sariyatun Terima
kasih atas semua kasih sayang,cinta serta doa-doamu selama ini. Ibu adalah
sosok orang yang sangat berpengaruh untuk saya dalam menulis skripsi ini yang
selalu kasih semangat,dorongan, masukan, serta yang selalu bantuin dan saya
susahkan dalam proses riset. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan
Rahmat, nikmat kesehatan, rezeki dan kesejahteraan dan selalu dilindungi dalam
mencari rezeki yang halal.
Untuk adik-adik ku Hardi firmansyah, M. dimas pabrian rezeki,dan M. dipa
Terima kasih sudah mendoakan dan selalu memberikan semangat maaf selalu
ngerepotin dan tetap semangat untuk melanjutkan pendidikan jangan pernah
menyerah atau takut jika orang lain menyepelehkan kita.
Untuk Sahabat seperjuanganku lokal D ekonomi syariah,(hilallia
dewata,fitriananur,raudatul ulya dan untuk temen-temen yang lain yang tak bisa
disebutkan satu-satu karna terlalu banyak Terima kasih atas semua
bantuan,motivasi,serta masukan,dan yang selalu di repotin untuk tempat bertanya
dalam hal pembuatan skripsi.
Untuk M. ansori dan Rosalinda serta adek-adek tingkat yang slalu ada gak bisa
sebutin karna banyak terimakasih atas bantuan serta dorongannya dan yang
selalu memberi motivasi, saran dan selalu membantu dalam penyelesaian skripsi
ini. Semoga kebaikan mu senantiasa dibalas oleh Allah SWT.
vii
ABSTRAK
Gustina Sartika : EES.160399 : Penerapan Etika Bisnis Islam dalam Transaksi
Jual Beli Sembako di Pasar TradisionalKelurahan Muara Sabak Ulu.
Penelitian ini berjudul Penerapan Etika Bisnis Islam dalam Transaksi Jual Beli
Sembako di Pasar Tradisional Kelurahan Muara Sabak Ulu.Memiliki rumusan
masalah mengenai Bagaimana penerapan etika bisnis Islam dalam melakukan
transaksi jual beli dipasar tradisional kelurahan Muara Sabak Ulu Tanjung Jabung
Timur danBagaimana penerapan etika bisnis Islam dalam bertransaksi jual beli
dipasar tradisional kelurahan Muara Sabak Ulu berdasarkan prinsip etika bisnis
Islam Rasullullah penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sedangkan jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
skunder.Sehingga di putuskan beberapa responden untuk menjawab semua
pertanyaan yang berupa dari pedagang dan pembeli.Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa penerapan etika bisnis Islam sudah berjalan cukup baik.
Terbukti dengan cara pedagang melaksanakan jual belinya sudah mengikuti
indikator yang berdasarkan prinsip etika bisnis Islam Rasulullah SAW seperti
kepuasan pelanggan, transparansi, persaingan sehat, keadilan. Namun, masih
banyak pedagang yang tidak mengerti akan peristilahan etika bisnis Islam jika
ditanyakan persoalan etika bisnis Islam. Tetapi kebanyakan mereka sudah
menerapkan walaupun mereka tidak mengetahui bahwasanya itu termasuk dalam
etika bisnis Islam. Hal ini di sebabkan kurangnya sosialisasi dari dinas perdagang
mengenai etika bisnis Islam dan sebagian dari pedagang juga hanya tamatan SD,
SMP dan yang paling tinggi itu ialah tamatan SMA.
Kata kunci :Etika bisnis Islam dan prinsip etika bisnis Islam Rasulullah.
viii
ABSTRACT
Gustina Sartika: EES.160399: The Application of Islamic Business Ethics in the
Sale and Purchase of Food Transactions at the Traditional Markets of Muara
Sabak Ulu Village.
This research is entitled The Application of Islamic Business Ethics in the
Purchase and Purchase of Basic Food Transactions at the Traditional Market of
Muara Sabak Ulu Village. Has a problem formulation regarding how to apply
Islamic business ethics in making buying and selling transactions in the traditional
market of Muara Sabak Ulu Tanjung Jabung Timur village and How to apply
Islamic business ethics in buying and selling transactions in the traditional market
of Muara Sabak Ulu village based on the principles of Islamic business ethics
Rasullullah. This research uses qualitative methods. Meanwhile, the data used in
this study are primary data and secondary data. So that several respondents
decided to answer all questions in the form of traders and buyers. The results of
this study indicate that the application of Islamic business ethics has gone quite
well. It is proven by the way traders carry out their sales and purchases following
indicators based on the principles of Islamic business ethics of the Prophet
Muhammad such as customer satisfaction, transparency, healthy competition,
justice. However, there are still many traders who do not understand the terms
Islamic business ethics when asked about Islamic business ethics. But most of
them have implemented it even though they don't know that it is included in
Islamic business ethics. This is due to the lack of socialization from the trade
office regarding Islamic business ethics and some of the traders also only graduate
from elementary, junior high school and the highest is high school graduates.
Keywords: Islamic business ethics and Islamic business ethics principles of the
Prophet
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
Rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis diberikan kekuatan dan
ketegaran dalam menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Penerapan Etika
Bisnis Islam dalam melalukan Jual Beli Sembako di Pasar Tradisional
Kelurahan Muara Sabak Ulu”Sholawat beriringkan salam selalu tercurahkan
kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta para sahabat. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1)
dalam Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Su’aidi Asy‟ari, MA, Ph.D Selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Prof. Dr. A.A Miftah, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Rafidah, S.E., M.E.I Selaku wakil dekan I, Dr. Novi Mubyarto, S.E., M.E
Selaku Wakil Dekat II, dan Dr. Sucipto, MA Selaku Wakil Dekat III Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
4. Ambok Pangiuk, S.Ag., M.Si dan M. Yunus, M.Si Selaku Ketua dan
Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
x
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii
PENGESAHAN ......................................................................................... iv
MOTTO....................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR ISTILAH ................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 7
C. Batasan Masalah........................................................................ 7
D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
F. Kerangka Teori.......................................................................... 9
G. Tinjauan Pustaka ..................................................................... 19
H. Kerangka Pemikir.................................................................... 22
BAB ll METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ............................................................. 24
B. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 25
C. Instrument Pengumpulan Data ................................................ 26
D. Unit Analisis............................................................................ 28
E. Tehnik Analisis Data ............................................................... 28
xii
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Pasar Muara Sabak Ulu .................................... 31
B. Visi dan Misi .............................................................................. 33
C. Gambar Keadaan dan Kondisi Pasar .......................................... 33
D. Fungsi Etika Bisnis Islam........................................................... 36
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Penerapan Etika Bisnis IslamPedagang .................................... 42
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 61
B. Saran .......................................................................................... 63
DAFTAR PUSAKA .................................................................................... 65
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 : Daftar Nama, Jenis Dagangan dan Alat Takar Pedagang
Tabel 2.1 : Data pasar tradisional Muara Sabak Ulu
Tabel 3.1 :Tinjauan Pustaka
Table 4.1 :Susunan pengurus pasar tradisional Muara Sabak Ulu
Table 5.1 : Daftar informan pedagang
Table 5.2 : Daftar informan pembeli
Table 5.3 : Instrumen pengumpulan data (IPD) panduan wawancara
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Kerangka Pemikir
xv
DAFTAR ISTILAH
Profit Uang yang anda hasilkan dari penjualan dalam
jangka waktu dengan sudah di kurangi biaya lain-
lain.
Generation to generation Generasi turun temurun yang menjadi pondasi
kuat bagi langkah mereka.
Etnis Suatu golongan manusia anggota-anggotanya
mengidentifikasi dirinya dengan sesamanya,
biasanya berdasarkan garis keturunan yang
dianggap sama.
Ethos Pandangan hidup yang khas dari suatu golongan
social.
Normatif Berpegang teguh pada norma.
Termologi Ilmu tentang istilah dan penggunaannya.
Barter Kegiatan tukar-menukar barang yang terjadi tanpa
perantara uang
xvi
DAFTAR SINGKATAN
BPS Badan pusat statistik
SAW Shallallahu a’laihi wasallam
SWT Subahanahu Wataalla
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika adalah sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran.Etika berbicara
tentang mengapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu, atau bagaimana
kita dapat mengambil sikap yang bertanggung jawab terhadap berbagai ajaran
moral atau akhlak. Penerapan etika dan kejujuran dalam bisnis akan
meningkatkan nilai entitas bisnis itu sendiri.2Dengan tingkat persaingan yang
semakin tinggi ditambah dengan konsumen yang semakin kritis, Islam
menempatkan nilai etika di tempat yang paling tinggi.Pada dasarnya, Islam
diturunkan sebagai kode perilaku moral dan etika bagi kehidupan manusia.3
Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan orang lain dengan mendapatkan profit. Bisnis sendiri
diperbolehkan agama Islam dengan tetap menjalankan kegiatan tersebut
dengan berlandaskansyariat agama Islam dan prinsip-prinsip ajaran
Islam.4Etika bisnis merupakan prinsip-prinsip moral atau aturan tingkah laku
atau kaidah - kaidah etik yang dianut dalam berbisnis.
2Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak, cet ke-1, ( Jakarta: Amzah, 2016), hlm. 11
3Sri Nawatmi, “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam,” JurnalFokus Ekonomi9,Vol. 9,
No.1(2010).hlm .51 4Wignjosoebroto, Etika profesi.(Yogjakarta: Gramedia, 1999), hlm 15
2
Dalam Islam etika bisnis ini sudah banyak dibahas dalam berbagai
literatur dan sumber utamanya adalah Al-Quran dan
sunnaturrasul.5Hubungan produsen dengan konsumen yang meliputi kualitas
dan keamanan komoditas, serta keadilan harga merupakan proses bisnis yang
berkesinambungan yang tidak boleh lepas dari nilai-nilai etika. Penerapan
etika bisnis Islam dalam hal ini bukan hanya terkait dengan tanggung jawab
produsen kepada Allah, akan tetapi hal ini juga menyangkut kepercayaan
konsumen atas komoditas yang diproduksinya.6penerapan etika bisnis Islam
dalam berdagang Sangatlah penting, karena dalam suatu organisasi bisnis
khususnya perdagangan pastilah memerlukan pelaku-pelaku yang jujur, adil
dan objektif, tidak curang, tidak khianat, dapat bersaing secara sehat, serta
dapat menghindari sifat-sifat tercela lainnya, sehingga keberadaan bisnis bisa
saling menguntungkan, bukan keberuntungan sepihak melainkan keduanya
dalam hal ini yaitu antara penjual dan pembeli saling membutuhkan.7Prinsip-
prinsip bisnis yang lebih manusiawi seperti yang diajarkan oleh ajaran Islam,
yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW, yaitu: Kepuasan pelayanan,
transaparansi, persainggan sehat dan keadilan.
5Fitri Amalia, “Etika Bisnis Islam: Konsep Dan Implementasi Pada Pelaku Usaha
Kecil.,” Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah6, no. 1 (2014): 133–142. 6
Muhammad Anas, “Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Konteks Produsen Dan
Konsumen: Ke Arah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan,” JurnalFakultasHukumUII8, no. 1
(2008): 49–65. 7Hasan Aedi, Teori Dan Aplikasi Etika Bisnis Islam ,Cet. Ke, I.( Bandung: Alfabeta,
2011) hlm. 7.
3
Untuk melakukan prinsip tersebut Rasulullah menerapkan kejujuran,
keadilan, serta amanah dalam melaksanakan kontrak bisnis.Jika terjadi
perbedaan pandangan maka diselesaikan dengan damai dan adil tanpa ada
unsur-unsur penipuan yang dapat merugikan salah satu pihak, Untuk
memuaskan pelanggan ada beberapa hal yang selalu Nabi perintahkan.
Beberapa hal tersebut antara lain, adil dalam menimbang, menunjukkan cacat
barang yang diperjual belikan, menjauhi sumpah dalam jual beli dan tidak
mempraktekkan apa yang disebut dengan bai’ Najasy yaitu memuji dan
mengemukakan keunggulan barangpadahal mutunya tidak sebaik yang
dipromosikan, hal ini juga berarti membohongi pembeli.Rasululllah SAW
memberikan contoh bagaimana bersaing dengan baik dengan memberikan
pelayanan sebaik-baiknya dan jujur dengan kondisi barang dagangan serta
melarang kolusi dalam persaingan bisnis karena merupakan perbuatan dosa
yang harus dijauhi.8
Berdasarkan hasil observasi sementara yang ditemukan oleh peneliti
adanya kecurangan yang dilakukan oleh pedagang sembako yaitu menjual
barang yang sudah tidak layak untuk dijual seperti tepung terigu yang waktu
itu ditemukan adanya hewan-hewan kecil dalam tepung tersebut serta bau
tepung yang sudah berbeda, seharusnya sebelum barang dijual kepada
konsumen lebih baik di cek terlebih dahulu jika memang tak sempat maka
beri tau pelayan untuk tetap memastikan kualitas barang yang dijual. Agar
8Afzalurrahman,Muhammad Sebagai Seorang Pedagang,( Jakarta : Yayasan Swarna
Bhumy,1997)
4
pelanggan tidak kecewa dan ini dapat menurunkan daya minat pedagang
untuk kembali berbelanja ke toko tersebut.
Untuk lebih jelasnya penulis akan mengemukakan beberapa kasus
yang terjadi dipasar berkenaan dengan pelaksanaan transaksi yang terjadi
dipasar tradisional yang ada dikelurahan Muara Sabak Ulu yaitu:
Ibu Siti bercerita bahwa dia pernah membeli cabe di salah satu
penjual yang ada di Pasar Muara Sabak Ulu sebanyak 1 kg. Tetapi saat
sampai dirumah ibu Siti kembali menimbang cabe tersebut dan ternyata cabe
tersebut tidak cukup 1 kg.lanjutnya kembali jika dia menimbang sendiri itu
takarannya pas 1 kg tetapi jika si penjual menimbang sendiri maka dipastikan
itu tidak cukup.9
Aini seorang pembeli juga mengalami hal yang tidak baik dari
penjual, menjelaskan bahwa penjual tidak melayani dengan baik, padahal
saya sudah bertanya karena saya lihat dia sibuk maka saya tunggu dan saya
bertanya kembali namun pedagang tersebut judes sekali saat melayani saya
raut wajah yang tidak enak dipandang. Perlakuan kurang ramah tidak
memberikan pelayanan yang baik semana mestinya bahkan saya harus
menunggu lama dalam transaksi jual beli dan sampai cara pelayanan yang
asal-asalan. 10
9 Wawancara dengan ibu Siti, Pembeli di Pasar Muara Sabak Ulu, 25 oktober 2019
10 Wawancara dengan mbak Aini, Pembeli di Pasar Muara Sabak Ulu, 26 oktober 2019
5
Berdasarkan 2 kasus tersebut bahwa jelas terlihat adanya ketidak
jujuran dan trasparansi antara penjual dan pedagang.Adanya kecurangan yang
dilakukan pedagang serta pelayanan pedagang yang tak sesuai. Seharunya
sebagai pedagang harus tetap tersenyum serta ramah walaupun dalam kondisi
apapun itu sebab tak semua pembeli paham akan sifat orang lain dan ini bisa
memicu turunnya daya tarik pembeli.
Menurut Umi Mursidah dalam skripsinya tentang penerapan Etika
Bisnis Islam dalam transaksi jual beli di Pasar Betung,pedagang dan pembeli
apabila dilihat dari ke-empat indikator dari ke-empat prinsip-prinsip etika
bisnis Islam yang dijadikan tolak ukur, penerapan etika bisnis Islam di Pasar
Betung belum diterapkan dengan baik oleh para pedagang karena hanya
prinsip tanggung jawab saja yang sudah diterapkan dengan baik oleh para
pedagang di Pasar Betung. Sedangkan prinsip keadilan, prinsip kehendak
bebas, dan prinsip kebenaran belum diterapkan dengan baik oleh para
pedagang di Pasar Betung. Hal ini terlihat dari jawaban para pembeli dan
berdasarkan hasil observasi yang peneliti dapat, masih banyak para pedagang
yang menawarkan barang dagangan dengan harga yang berbeda kepada para
pembeli, dan pedagang juga masih memaksa pembeli untuk membeli barang
dagangan yang dijual, selain itu pedagang di Pasar Betung belum
6
menerapkan sifat kejujuran dalam melakukan transaksi jual beli baik dari segi
hal menawarkan barang maupun dalam hal takaran dan timbangan.11
Menurut Heri Irawan dalam skripsinya tentang Penerapan Etika
Bisnis Islam pada Pedagang Sembako di Pasar Sentral Sinjai mengatakan
bahwa Mayoritas pedagang sembako di pasar sentral Sinjai telah memahami
etika bisnis Islam seperti yang dicontohkan oleh Rasululullah dalam
berdagang.Ternyata dalam penelitian ini etika bisnis Islam seperti yang
dicontohkan oleh Rasulullah saw,sudah dilaksanakan atau diterapkan oleh
mayoritas pedagang sembako yang ada di Pasar Sentral Sinjai.Tidak dapat
pungkiri pula bahwa masih terdapat dari beberapa pedagang yang enggan
menerapkan etika bisnis Islam, Dengan Asumsi bahwa mereka sudah terbiasa
dengan sistem perdagangan yang, hanya mementingkan profit atau kentungan
dunia semata dan tidak memikirkan keberkahan atau kentungan akherat
dalam berbisnis. karenaterkait dengan sikap kejujuran memang sulit untuk
diterapkan dengan alasan mereka kwatir barang dagangannya rusak dan tidak
laku.12
Salah satu segmen yang menarik untuk di bicarakan adalah dengan
adanya ketentuan diatas, maka penulis memilih pasar tradisional kecamatan
Muara Sabak Ulu sebagai objek penelitian.Karena penulis ingin mengamati
bagaimanapenerapan etika bisnis Islam di pasar tradisional tersebut
11
Umi Mursidah, “Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual Beli Di Pasar
Tradisional (Studi Pada Pasar Betung Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat)” (PhD
Thesis, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017). 12
Heri Irawan, “Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Pedagang Sembako Di Pasar
SentralSinjai” (PhD Thesis, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017).
7
berdasarkan latar belakang diatas. Maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: Penerapan Etika Bisnis Islam dalam Melakukan
Transaksi Jual Beli Sembako di Pasar Tradisional Kelurahan Muara
Sabak Ulu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan etika bisnis Islam dalam bertransaksi jual beli
sembako di pasar tradisional kelurahan Muara Sabak Ulu berdasarkan
prinsip etika bisnis Islam Rasullullah?
C. Batasan Masalah
Setiap penelitian pada dasarnya memiliki batasan-batasan penelitian, hal
ini guna memberikan ruang lingkup yang jelas sehingga hasil yang di peroleh
akan mudah dilihat dan jelas arahanya. Berdasarkan latar belakang masalah diatas
maka pembahasan selanjutnya dalam penelitian ini hanya terbatas pada data pasar
di pasar dan data BPS Tanjung Jabung Timur ( fokus pada penerapan etika bisnis
Islam dan transaksi jual beli sembako di pasar tradisional kelurahan Muara Sabak
Ulu).
D. Tujuan Peneliti
Dari pokok masalah yang di rumuskan di atas maka yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penerapan etika bisnis Islam dalam bertransaksi jual
beli sembako dipasar tradisional kelurahan Muara Sabak Ulu
berdasarkan prinsip etika bisnis Islam Rasullullah?
8
E. Manfaat Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi tingkat sarjana Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS JAMBI.
2. Kegunaan teoritis yaitu penelitian ini di harapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran serta informasi bagi semua pihak terutama
masyarakat muslim dan juga sebagai evaluasi terhadap penerapan etika
jual beli muslim sekaligus sebagai acuan dan masukkan dalam
membuat kebijakan yang akan datang.
3. Kegunaan praktis yaitu bagi peneliti dapat menambah wawasan teori
dan praktek tentang etika jual beli muslim. Bagi penjual dan pembeli
dapat memberikan masukkan dan sumbangan pemikiran, bagi pihak
lain hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber
referensi dalam penelitian.
9
F. Kerangka Teori
1. Pengertian Etika Bisnis Islam
a. Etika
Etika berasal dari kata yunani ethos, yang dalam bentuk
jamaknya ( ta etha) berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”.
Perpanjangan dari adat membangun suatu aturan kuat di
masyarakat, yaitu bagaimana setiap tindakan dan tandukan
mengikuti aturan-aturan, dan aturan-aturan tersebut ternyata
telah membentuk moral masyarakat dalam menghargai adat
istiadat yang berlaku.13
Etika dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip
moral yang membedakan yang baik dari yang buruk. Etika
adalah bidang ilmu yang bersifat normatif karena ia berperan
untuk menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak boleh
dilakukan oleh seorang individu. Etika bisnis, kadangkala
merujuk pada etika manajemen atau etika organisasi, yang
secara sederhana membatasi kerangka acuannya pada konsepsi
sebuah organisasi.
Dalam Islam, istilah yang paling dekat berhubungan
dengan istilah etika dalam Quran adalah khuluq. Quran juga
mempergunakan sejumlah istilah lain untuk menggambarkan
13
Irham fahmi, etika bisnis teori, kasus, dan solusi, cet. ke-3, (bandung: Alfabeta, 2015),
hlm.2
10
konsep tentang kebaikan: khayr (kebaikan), biir (kebenaran),
qist (persamaan), adl (kesetaraan dan keadilan), haqq
(kebenaran dan kebaikan), maruf (mengetahui dan menyetujui),
dan taqwa (ketakwaan). Tindakan yang terpuji disebut sebagai
salihat dan tindakan yang tercela disebut sebagai sayyiat.14
secara umum merujuk pada baik buruknya perilaku
manusia. Etika merupakan dasar baik dan buruk yang menjadi
referensi pengambilan keputusan individu sebelum melakukan
serangkaian kegiatan.Etika bukan hanya larangan-larangan
normatif, tetapi lebih merupakan puncak akumulasi
kemampuan operasionalisasi intelegensi manusia.Karena
melibatkan kemampuan operasionalisasi intelegensi manusia,
etika juga disebut dengan sistem filsafat, atau filsafat yang
mempertanyakan praksis manusia berkaitan dengan tanggung
jawab dan kewajibannya.
Al-Ghazali dalam bukunya Ihya „Ulumuddin
menjelaskan pengertian „khuluq‟ (etika) adalah suatu sifat
yang tetap dalam jiwa, yang daripadanya timbul perbuatan-
perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan
pikiran.Dengan demikian etika bisnis dalam syariah Islam
adalah akhlak dalam menjalankan bisnis sesuai dengan nilai-
14
Rafik Issa Beekum, Etika Bisnis Islami, cet. Ke-1 (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2004),
hlm.3
11
nilai Islam, sehingga dalam melaksanakan bisnisnya tidak perlu
ada kekhawatiran, sebab sudah diyakini sebagai sesuatu yang
baik dan benar.15
b. Bisnis
Bisnis adalah pertukaran barang, jasa, atau uang yang
saling menguntungkan atau memberi manfaat.Menurut arti
dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai “the buying and
selling of goods and services.”Bidnid berlangsung karena
adanya keberuntungan antar individu, adanya peluang
internasional, usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan
standar hidup, dan lain sebagainya.Bisnis juga dipahami
dengan suatu kegiatan usaha individu (privat) yang
terorganisasi atau melembaga, untuk menghasilkan dan
menjual barang atau jasa gunamendapatkan keuntungan dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat.Bisnis dilakukan dengan
tujuan untuk mendapatkan keuntungan (profit),
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan,
pertumbuhan social, dan tanggung jawab social.
15
Erly Juliyani, “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam,” Jurnal Ummul Qura 7,no. 1
(2016).
12
Dari sekian banyak tujuan yang ada dalam bisnis, profit
memgang peran yang sangat berarti dan banyak dijadikan
alasan tunggal didalam memulai bisnis.16
Pandangan lain
menyatakan bahwa bisnis adalah sejumlah total usaha yang
meliputi pertanian, produksi, konstruksi, distribusi,
transportasi, komunikasi, usaha jasa, dan pemerinahan, yang
bergerak dalam bidang membuat dan memasarkan barang dan
jasa ke konsumen.
Istilah bisnis dalam Al-Quran yaitu al-tijarah dan
dalam bahasa arabtijaraha, yang bermakna berdagang atau
berniaga. Menurut ar-Raghib al-Ashfahani dalam al-mufradat
fi gharibal-Quran, at-Tijarah bermakna pengelolaan harta
benda untuk mencari keuntungan. Bisnis secara Islam pada
dasarnya sama dengan bisnis secara umum, hanya saja harus
tunduk dan patuh atas dasar ajaran Al-Quran, As-Sunnah, Al-
Ijma dan Qiyas (Ijtihad) serta memperhatikan batasan-batasan
yang tertuang dalam sumber-sumbaer tersebut.17
16
Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis dalam Islam (Jakarta: kencana prenadamedia
group,2013),hlm.3-4 17
Juliyani, “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam.”
13
c. Etika Bisnis Islam
Etika bisnis Islam adalah akhlak dalam menjalankan
bisnis sesuai dengan nilai-nilai Islam, sehingga dalam
melaksanakan bisnisnya tidak perlu ada kekhawatiran, sebab
sudah diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar.Nilai etik,
moral, susila atau akhlak adalah nilai-nilai yang mendorong
manusia menjadi pribadi yang utuh.Seperti kejujuran,
kebenaran, keadilan, kemerdekaan, kebahagiaan dan cinta
kasih. Apabila nilai etik ini dilaksanakan akan
menyempurnakan hakikat manusia seutuhnya. Setiap orang
boleh punya seperangkat pengetahuan tentang nilai, tetapi
pengetahuan yang mengarahkan dan mengendalikan perilaku
orang Islam hanya ada dua yaitu Al-Quran dan hadis sebagai
sumber segala nilai dan pedoman dalam setiap sendi
kehidupan, termasuk dalam bisnis.
Dalam pemikiran etika Islam lebih dipahami sebagai
akhlak atau adab yang bertujuan untuk mendidik moralitas
manusia.Dalam pandangan Islam khususnya ekonomi Islam,
bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang
saling bertentangan.Bisnis merupakan simbol dari urusan
duniawi namun juga dianggap sebagai bagian intergrasi dari
hal-hal yang bersifat investasi akhirat.Artinya jika orientasi
bisnis dan upaya investasi akhirat (di niatkan sebagai ibadah
14
dan merupakan totalitas kepatuhan kepada tuhan), maka bisnis
dengan sendirinya harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral
yang berlandaskan keimanan kepada akhirat. Bahkan dalam
Islam, pengertian bisnis itu sendiri tidak dibatasi urusan dunia,
tetapi mencakup pula seluruh kegiatan kita di dunia yang
“dibisniskan” (diniatkan sebagai ibadah) untuk meraih
keuntungan atau pahala akhirat.18
2. Prinsip etika bisnis Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
1) Kepuasan pelanggan
Rasullah selalu menerapkan prinsip kepuasan kepada
pelanggan dengan memberikan kejujuran, keadilan serta amanah
dalam kontrak bisnisnya jika terjadi perbedaan pandangan maka
diselesaikan dengan damai dan adil tanpa ada unsur-unsur
penipuan yang dapat merugikan salah satu pihak.
Dampak dari prinsip yang diterapkan, para Rasulullah
SAW tidak pernah merasakan dirugikan.Tidak ada keluhan tentang
janji-janji yang diucapkan, karena barang-barang yang disepakati
dalam kontrak tidak ada yang dimanipulasi atau dikurangi.
18
Yosi Mardoni, “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam,” 2017.
15
2) Transparansi
Prinsip kejujuran dan keterbukaan dalam bisnis merupakan
kunci keberhasilan.Adapun bentunya, kejujuran tetap menjadi
prinsip utama sampai saat ini. Transparansi terhadap konsumen
adalah ketika seorang produsen terbuka mengenai
mutu,kualitas,komposisi, unsur-unsur kimia dan lain-lain agar
tidak membahayakan dan merugikan konsumen.
3) Persaingan yang sehat
Islam melarang persaingan bebas yang menghalalkan
segala cara karena bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah
Islam. Islam memerintahkan umatnya untuk berlomba-lomba
dalam kebaikan, yang berarti bahwa persaingantidak lagi berarti
sebagai usaha mematikan persaingan lainnya, tetapi dilakukan
untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi usahanya.
4) Keadilan19
Terwujudnya keadilan adalah misi diutusnya para
Rasul.Setiap bentuk ketidak adilan harus lenyap dari muka
bumi.Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW selalu tegas dalam
menegakkan keadilan termasuk keadilan dalam berbisnis. Saling
menjaga agar hak orang lain tidak terganggu selalu ditakankan
19
Afzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang,(Jakarta: Yayasan Swarna
Bhumy, 1997) hlm.,34
16
dalam menjaga hubungan antara yang satu dengan yang lain
sebagai bentuk dari keadilan. Keadilan kepada konsumen dengan
tidak melakukan penipuan dan menyebabkan kerugian bagi
konsumen.
Rasulullah tidak diragukan lagi dalam ajaran-ajarannya
selalu memperhatikan bagaimana seorang pedagang menjaga
hubungan dengan konsumen.Beliau tidak pernah bertengkar
dengan langganannya. Semua orang yang berhubungan dengan
beliau selalu merasa senang, puas, dan yakin, percaya akan
kejuuran Muhammad.
Demikian pula dalam pelestarian alam, beliau sangat
terkenal mengajarkan kepada kita, agar menanam pohon-pohon.
Walaupun besok negeri ini akan kiamat, namun jika ada bibit
tanaman ditangan anda,tanamlah segera. Juga diajarkan, agar kita
tidak menebangin pohon sembarangan, sebab pepohonan itu
banyak manfaatnya. Bila seseorang menanam pohon,dan beruah,
apabila buahnya dicuri orang, atau dimakan burung, maka nilainya
sama dengan sedekah, alangkah hebat dan tinggi nilainya
penghijauan ini, namun tidak banyak orang yang
melaksanakannya.
17
Demikian sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah tercermin dalam kegiatan
beliau dalam berbisnis sebagai berikut:
1. Siddiq, benar, nilai dasarnya ialah integritas, nilai-nilai dalam bisnisnya
berupa jujur, ikhlas, terjamin, keseimbangan emosional,.
2. Amanah, nilai dasar terpercaya, dan nilai-nilai dalam berbisnisnya ialah
adanya kepercayaan, bertanggung jawab, transparan, tepat waktu.
3. Fathonah nilai dasarnya ialah memiliki pengetahuan yang luas, nilai-nilai
dalam berbisnis ialah memiliki visi, pemimpin yang cerdas, sadar produk
dan jasa , serta belajar berkelanjutan.
4. Tabligh, nilai dasarnya ialah komunikatif, dan nilai bisnisnya ialah supel,
penjual yang cerdas, deskripsi tugas, delegasi wewenang, kerja tim,
koordinasi, ada kendala dan supervise.
5. Ada satu sifat lagi yang lupa, dan perlu ditambahkan yaitu syajaah, artinya
berani, nilai bisnisnya, mau dan mampu mengambil keputusan,
menganalisis data, keputusan yang tepat, cepat tanggap.20
Sifat-sifat dasar ini sangat mempengaruhi perilaku Muhammad
dalam berbisnis, sehingga dapat membawa sukses dalam berbisnis.Ini
murapakan pula suri tauladan yang dapat diikuti oleh umatnya, agar bisnis
yang digeluti dapat berkembang dengan baik.21
20
Buchari Alma, dasar-dasar etika Islami, Cet. Ke-3( bandung, Alfabeta,2003), hlm 24 21
Ibid.,hlm.23
18
Prinsip Dasar Pasar Islami pentingnya pasar sebagai wadah
aktivitas tempat jual beli tidak hanya dilihat dari fungsinya secara fisik,
namun aturan, norma dan yang terkait dengan masalah pasar. Dengan
fungsi di atas, pasar jadi rentan dengan sejumlah kecurangan dan juga
perbuatan ketidakadilan yang mendzalimi pihak lain.
Prinsip dasar ajaran Islam pada dasarnya ajaran Islam memuat tiga
pilar substansial yaitu akidah, ibadah dan akhlaq. Islam adalah agama
fitrah, yang diturunkan Allah sebagai agama petunjuk dan pengarah bagi
manusia untuk menjalankan agama yang benar. Secara fitrah juga manusia
dilahirkan dengan pembawaan karakter dan keyakinan yang bersifat
monoteisme atau mengesakan Allah, yang kemudian berimbas pada
bentuk peribadatan atau penghambaan kepada Nya, lalu berujung pada
terbentuknya akhlaqul karimah yang dapat membawa kedamaian dan kasih
sayang bagi alam semesta atau yang biasa dikenal dengan sebutan
rahmatan lil’alamin.22
Karena peran penting pasar dan juga rentan dengan hal-hal yang
dzalim, maka pasar tidak terlepas dengan sejumlah aturan syariat, yang
antara lain terkait dengan pembentukan harga dan terjadinya transaksi di
pasar.
22
Abdurrahman A, “prinsip-prinsip praktik bisnis dalam islam bagi pelaku usaha
muslim”, jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM No. 3 vol. juli 2017: 448-446 , hlm 452
19
3. Sembako
Bahan pangan atau sembako adalah bahan yang digunakan
untuk menghasilkan pangan.Sedangkan produk pangan adalah hasil
penanganan atau pengolahan bahan pangan.Sembilan Bahan Pokok
(SEMBAKO) adalah kebutuhan pokok masyarakat kita, dan
merupakan komoditi utama sebagai acuan kesejahteraan masyarakat.
Berikut adalah jenis-jenis sembako :
1. Beras , Sagu dan Jagung
2. Gula pasir
3. Sayur-sayuran dan Buah-buahan
4. Daging Sapi, Ayam, dan Ikan
5. Minyak goreng dan Margarin
6. Susu
7. Telur
8. Minyak Tanah atau gas ELPIJI
9. Garam berIodium dan berNatrium23
4. Tinjauan pustaka
Sumber referensi lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan melakukan penelaan terhadap penelitian yang sudah dilakukan, baik
untuk melihat keterjangkauan, maupun untuk melihat tata pengerjaan peneliti
yang baik. Peneliti ini yang dijadikan referensi adalah:
23
April Lia Hananto and Bayu Priyatna, “Rancang Bangun Aplikasi Informasi Harga Produk Pangan dan
Sembako di Pasar Kab. Karawang,”Techno Xplore: Jurnal Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi2, no. 1 (2017).
20
Tabel 2.1
Tinjauan Pustaka
N
O
Nama Judul peneliti Metode Perbedaan
1. Heri Irawan
Pascasarjana
Universitas
Islam Negeri
(Uin)
Alauddin
Makassar
Penerapan Etika
Bisnis Islam Pada
Pedagang Sembako
di
Pasar Sentral Sinjai
Kualitatif Perbedaannnya
adalah objek yang di
tuju, indikator yang
di gunakan serta
hasil penelitian yang
berbeda.24
2. Umi
mursidah
Universitas
Islam Negeri
Sultan Syarif
Kasim Riau,
2011
Penerapan Etika
Bisnis Islam dalam
Transaksi Jual Beli
di Pasar Tradisional
(Studi Pasar Betung
Kecamatan
Sekincau
Kabupaten
Lampung Barat).
Deskriptif
kualitatif
Perbedaannya adalah
tempat penelitian,
fokus penelitian,
indikator yang di
gunakan berbeda
dan di penelitian umi
mursidah semua
pedagang yang di
teliti sedangkan di
penelitian ini hanya
pedagang sembako
saja.25
3
3
Azizah
Institut
Agama
Islam
Negeri
Syekh
Nurjati,201
6
Etika Jual Beli di
Pasar Tradisional
dalam Perspektif
Ekonomi Islam.
Kualitatif Perbedaannya
adalah lebih fokus
kepenelitiannya
tentang etika jual
beli saja tidak pada
penerapan sesuai
dengan prinsip
Rasullullah dan
indikator yang di
gunkan berbeda di
penelitian azizah
sedangkan di
penelitian ini fokus
pada kepenerapan
dan prinsip
Rasullullah yang
24
Irawan, “Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Pedagang Sembako Di Pasar Sentral
Sinjai.” 25
Umi mursidah, Penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli dipasar
tradisional (studi pada pasar betung kecamatan sekincau kabupaten lampung barat), Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,2017,hlm. 132
21
menjadi indikator
.26
4 Syaifullah
M.S.
Desember
2014
Etika Jual Beli
dalam Islam
Kualitatif Etika Islam
diterapkan sebagai
solusi peradaban
yang bermartabat
dari sekian banyak
sistem ekonomi
yang masih
mengandung unsur
aniaya di dalamnya
dan lebih
menekankan pada
etika bisnis agar
menjadi
solusi,sedangkan di
penelitian ini etika
yang menjadikan
seseorang untuk
bertanggung jawab
dalam hal
berdagang.27
5 Shobirin
Desember
2015
Jual Beli dalam
Pandangan Islam
Kualitatif bisnis dalam Islam
merupakan cara
untuk memberantas
kemalasan,
pengangguran dan
pemerasan kepada
orang lain, berbisnis
dengan jujur, sabar,
ramah, memberikan
pelayanan yang
memuaskan sebagai
mana diajarkan
dalam Islam akan
selalu menjalin
persahabatan kepada
sesama manusia dan
lebih menekankan
pada bagaimana cara
26
Azizah,”etika jual beli di pasar tradisional celencang dalam perspektif ekonomi
islam”, Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Syariah Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati
Cirebon,2016,hlm. 6 27
Syaifullah M.S.Etika Jual Beli Dalam Islam, Jurnal Studia IslamikaVol. 11, No. 2,
Desember 2014: 371-387, hlm. 386
22
bertransaksi yang
benar dalam
melakukan jual beli
secara benar dan
sesuai dengan
sunnah serta al
qur’an sedangkan di
penelitian ini
menggunakan
indikator dari
prinsip-prinsip
rasullullah SAW.28
5. Kerangka Pemikir
Penelitian ini akan menganalisis tingkat penerapan etika bisnis Islam
dalam bertransaksi dipasar tradisional ( studi kasus Pasar Muara Sabak Ulu
Kelurahan Muara Sabak Ulu). Peneliti memilih alur berfikir secara
kualitatif.Dan yang menjadi tolak ukur bahwa sudah diterapkan atau tidaknya
etika bisnis Islam dan bagaimana jika ditinjau dari prinsip-prinsip etika bisnis
Islam yang di ajarkan Rasulullah SAW. Digambarkan sebagai berikut:
28
Shobirin, Jual Beli Dalam Pandangan Islam,Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam, l.3,
No. 2, Desember 2015, hlm. 259
23
Gambar 1.1
Kerangka pemikir
29Alzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, (Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy,
1997)
Berdasarkan gambar 1 di atas maka akan dilakukan penelitian
untuk mengetahui penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli
sembako dan penerapan etika bisnis Islam menurut prinsip etika bisnis
Islam Rasulullah SAW, yang mana informan yang di gunakan disini
adalah pedagang dan pembeli untuk mendapatkan informasi yang di
butuhkan oleh peneliti mengenai penerapan etika bisnis Islam dan prinsip-
prinsip Rasullullah Saw apakah sudah sesuai.
29
Alzalurrahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, (Jakarta: Yayasan Swarna Bhumy,
1997)
Penerapan etika bisnis Islam dalam melakukan transaksi jual beli
sembako di pasar tradisional Kelurahan Muara Sabak Ulu
Penerapan dan prinsip etika bisnis
Islam Rasulullah SAW
Pedagang Pembeli
1. Penerapan dan pemahaman etika bisnis Islam
2. Kepuasan pelanggan
3. Transparan
4. Persaingan yang sehat
5. keadilan
24
BAB II
MOTEDE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode
kualitatif. Metode kualitatif sering disebut dengan penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (naturalsetting) ;
penelitian dilakukan pada objek yang alamiah. Objek yang alamiah adalah
objek yang berkembang apa adanya, tidak di manipulasi oleh peneliti dan
kehadiran peneliti tidak mempengaruhi dinamika pada objek tersebut.
30Penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah
dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi di mana penelitian adalah
sebagai instrumen kunci.31
Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human
instrument, yaitu penelitian itu sendiri.Metode kualitatif digunakan untuk
mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung
makna.Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan
suatu nilai di balik data yang tampak.32
30
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, Cet.ke-23 ( Bandung:
Alfabeta,2016), hlm.8 31
Albi Anggito dan Johan Setiawan, Metologi Penelitian Kualitatif, (Sukabumi Jawa
Barat: CV Jejak, 2018), Hlm8 32
Ibid., hlm 8
B. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Yaitu data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka atau
dengan kata lain data yang berbentuk kalimat, kata atau gambar. Dalam
penelitian ini berupa latar belakang sejarah organisasi, struktur organisasi,
dan data-data lain yang diambil dari dokumen organisasi.33
b. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh.Sumber data berupa responden dan berupa informan juga
sebagai sumber data berupa orang (person).
a. Data primer adalah data yang diperlukan dalam penelitian, yang di
peroleh secara langsung dari sumbernya atau dari lokasi objek
penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang di peroleh di
lapangan. Data primer tidak di peroleh melalui sumber perantara atau
pihak kedua dan seterusnya. Data primer dalam penelitian ini adalah
data yang di ambil dari sumber pertama yaitu wawancara dengan
informan yang di anggap tepat untuk di ambil datanya. Sedangkan
informan yang di maksud adalah pedagang dan pembeli yang ada di
kelurahan Muara Sabak Ulu.
b. Data sekunder adalah data atau sejumlah keterangan yang diperoleh
secara tidak langsung atau melalui sumber perantara. Data ini
33
Sugiyono, Metode Penelitian Bisni, Edisi 1, CV.(Bandung: Alfabeta,2003), hlm.,14
diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain, sehingga tidak
bersifat authentic, karena sudah diperoleh dari tangan kedua, ketiga,
dan seterusnya.34
Sedangkan data sekunder pada penelitian ini adalah
yang berasal dari dokumen-dokumen yang berkenaan dengan Etika
Bisnis Islam di Muara Sabak Ulu seperti buku-buku yang relevan yang
berkaitan dengan pembahasan etika bisnis Islam dalam transaksi jual
beli. Serta sumber lain berupa hasil laporan penelitian yang masih ada
hubungan dengan tema yang di bahas sebagai pelengkap data primer.
Data tersebut adalah bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis
yang dapat dibagi atas buku majalah, disertasi atau tesis,jurnal, dan
dokumen resmi.
C. Instrument Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi adalah penelitian atau pengamatan sistematis dan
terencana yang diniati untuk perolehan data yang di kontrol validitas
dan reabilitasnya.35
Observasi atau pengamatan langsung adalah
kegiatan pengumpulan data dengan melakukan penelitian langsung
terhadap kondisi lingkungan objek penelitian yang mendukung
kegiatan penelitian, sehingga di dapat gambaran secara jelas tentang
34
Sayuti una, pedoman penulisan skripsi, Cet ke-1( Jambi: Fakultas Syariah IAIN STS
Jambi dan Syariah Press, 2012), hlm.45 35
Djam’an satori dan aan komariah, metode penelitian kualitatif,(Bandung: ALBETA,
CV, 2013, hlm. 104
kondisi objek penelitian tersebut.36
Observasi yang peneliti lakukan
adalah observasi partisipasi pasif, artinya peneliti datang ke lokasi
penelitian, tetapi tidak ikut terlibat dalam aktivitas ( jual beli ) yang
dilakukan oleh objek yang diamati. Obsevasi di lakukan dengan
mencatat kejadian-kejadian yang berkait dengan transaksi jual beli
yang di lakukan pedagang di pasar muara sabak ulu.
b. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan study pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus di teliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data ini
mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-repot, atau
setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan pribadi.37
dalam
pelaksanaanya, peneliti mewawancarai langsung pihak-pihak yang ada
di pasar Muara Sabak Ulu khususnya pada pedagang sembako dan
pembeli.
36
Syofian Siregar,”penelitian kuantitatif”, (Prenadamedia Group, Jakarta, April 2013),
hlm 19 37
Umi mursidah, Penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli dipasar
tradisional (studi pada pasar betung kecamatan sekincau kabupaten lampung barat), Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung,2017,hlm. 32
c. Dokumentasi
Studi dokumen merupakan metode pengumpulan data
kualitatif sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang
berbentuk dokumentasi. Sebagian data berbentuk surat, catatan harian,
arsip foto, hasil rapat, cinderamata, jurnal kegiatan dan
sebagainya.38
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data-data yang
berkaitan dengan etika bisnis Islam yang mana sudah di terapkan
sesuai dengan prinsip Rasulullulah atau belum.
D. Unit Analisis
Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang di
perhitungkan sebagai subjek penelitian.Untuk membedakan antara objek
penelitian, subjek penelitian dan sumber data.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang di peroleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.
38
ibid., 32-33
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan di pelajari, dan membuat
kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.39
Analisis data berlangsung secara bersama-sama dengan proses
pengumpulan data dengan alur tahapan sebagai berikut:
a. Reduksi data 40
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci.Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh reduksi,
dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, dan difokuskan kepada hal-hal yang
penting.
b. Penyajian data
Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok permasalahan
dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti untuk
melihat pola-pola hubungan satu data dengan data lainnya.
39
Prof. Dr. Sugiyono, memahami penelitian kualitatif, Cet. Ke-11 (bandung:
Alfabeta,2015), hlm. 88 40
Ibid ,.34
c. Penyimpulan dan verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari kegiatan
reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan di sajikan secara
sistematis akan di simpulkan sementara. Kesimpulan yang diperoleh pada
tahan awal biasanya kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap selanjutnya akan
semakin tegas dan memiliki dasar yang kuat.
d. Kesimpulan akhir
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada.Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap
sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau
interaktif, hipotesis atau teori.Akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan
sementara yang telah diverifikasi. Kesimpulan final ini diharapkan dapat
diperoleh setelah pengumpulan data selesai.41
41
Ibid ,.34
31
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Pasar Muara Sabak Ulu
Pasar Muara Sabak Ulu terletak di Kecamatan Muara Sabak Timur
Kabupaten Tanjung Jabung Timur ini berdiri sekitar tahun 2002. Mayoritas
masyarakat yang tinggal dipemukiman tersebut susah atau terlalu jauh untuk
menjangkau pasar ini menjadi salah satu alasan kenapa pasar ini mulai
terbentuk. Alasan yang sederhana kenapa masyarakat berkumpul disana
bukan tempat lain karena masyarakat yang tinggal disekitaran tersebut sulit
untuk menjangkau pasar yang lain jadi masyarakat setempat berinisiatif untuk
membuka di depan rumahnya.
Pada mulanya di awali dengan satu penjual saja yang kemudian di
ikuti oleh pedagang-pedagang lainnya, awalnya pasar tersebut hanya menjual
ikan saja karna posisi pasar dekat dengan sungai.42
Seiring berjalanya waktu sekitar 2004 satu persatu pedagang mulai
menjajakan barang dagangan lainnya seperti sayur-mayur, buah-buahan,
pakaian, dan lain-lain.Para pedagang membuka lapak masih menggunakan
bahan atau peralatan seadanya dengan membentang tikar atau karung di
sekitaran pinggir jalan lalu menaruh barang dagangannya ditempat yang
sudah di buat oleh mereka Karena pada saat itu pemerintah memang belum
42
Wawancara dengan Ramli, Pedagang dan Pengaman Pasar, Muara Sabak Ulu , 1 Maret
2020
memperhatikan tempat tersebut sehingga belum ada bangunan tempat mereka
berjualan.
Barulah pada tahun 2012 didirikan 3 kios dengan ukurn cukup
besar yang sekiranya 1 kios bisa menampung 6 orang dan sisa pedagang
berjualan didepan rumah mereka masing-masing. Saat itu mulai ramai datang
para pedagang dari berbagai daerah selain dari Kelurahan Muara Sabak Ulu
yang pada akhirnya pasar semakin ramai dengan berbagai macam jualan.
Tahun demi tahun berganti pemerintah mulai membuatkan pasar
yang besar namun saat ini pasar tersebut masih dalam proses pembuatan
belum bisa di tempati. Sementara waktu pedagang masih berjualan di tempat
lama sebelum pasar yang baru jadi, dan mereka di pindahakan oleh
pemerintah agar pasar dapat tertata dengan baik dan rapi. Sebelum adanya
pembuatan pasar baru pemerintah tidak terlalu ikut andil terhadap pasar Muara
Sabak Ulu sehingga masyarakat yang berjualan di sekitaran tersebut bebas
keluar masuk atau pun berjualan karna tidak adanya aturan dari pemerintah
dan mereka juga tidak perlu membanyar uang sewa hanya membanyar uang
kebersihan yang setiap harinya di minta oleh pemerintah.43
43
Wawancara dengan Ramli, Pedagang dan Pengaman Pasar, Muara Sabak Ulu , 1 Maret
2020
B. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya peningkatan pelayanan terhadap masyarakat,
pedagang, pengunjung, pembeli, dan pengelola pasar melalui sistem
pengelolaan pasar yang terpadu, efektif, dan efesien.
b. Misi
1. Untuk meningkatkan ekonomi masyarakat.
2. Untuk memberdayakan produk hasil tani sendiri.
3. Untuk mengembangkan sistem pengelolaan keuangan.44
C. Gambar Keadaan dan Kondisi Pasar
Pasar Muara Sabak Ulu beraktifitas setiap hari di buka mulai dari
jam 06:00 -17:00 WIB, dan pada saat ini pasar bisa di bilang cukup sepi
karena banyaknya konsumen yang mulai beralih belanja ke pedagang keliling
yang hampir setiap harinya berkeliling di perkampungan atau desa-desa jadi
masyarakat enggan untuk berbelanja ke pasar lagi, omset pasar pun menurun
dan beberapa pedagang mengeluh karna menurunnya penghasilan mereka dari
yang sebelum adanya pedagang keliling.
44
Dokumentasi, 02 maret 2020
Pasar yang dulunya ramai pembeli kini mulai sedikit baik itu pada
hari biasa atau hari-hari perayaan besar ini disebabkan bukan Karena
pedagang keliling saja karna banyaknya pasar-pasar baru yang dibuat setiap
sepekan sekali.
Dalam kondisi pasar sudah cukup baik, dilihat dari tempat atau
lapak-lapak pedagang sudah semi premanen walaupun masih ada beberapa
pedagang yang masih berjualan menggunakan tempat yang di buatnya sendiri
karena tempat yang dibuat oleh pemerintah tidak mencukupi kapasitas
pedagang yang berjualan.
Dalam kondisi kebersihan pasar tidak begitu bau atau limbah yang
tidak terlalu banyak ini disebabkan adanya dinas kebersihan yang setiap
harinya membersihkan pasar. Pasar juga tidak menyediakan tempat parkir
khusus walaupun begitu pasar masih tergolong aman karna masyarkat
setempat saling menjaga satu sama lain.45
Saat ini pasar tersebut masih aktif berjalan setiap harinya dan
sekarang pun ada pembuatan pasar baru yang kan di beri nama pasar Muara
Sabak Timur yang didesain modern dan nanti pun para pedagang di pasar
lama akan dipindahkan oleh pemerintah agar dapat tertata dengan baik dan
tidak mengganggu aktivitas jalan raya serta dapat menghasilkan omset yang
baik untuk peningkatan ekonomi.46
45
Dokumentasi,02 maret 2020 46
Dokumentasi, 1 maret 2020
Table 1.1
Susunan pengurus pasar tradisional Muara Sabak Ulu
No Jabatan Penanggung Jawab
1 Pelindung Lurah Muara Sabak Ulu
2 Penasehat 1. Ketua LMPK
2. Ketua Adat
3. Disperindag
3 Ketua Ramli
4 Sekretaris Heri
5 Bendahara Rina
6 Seksi-seksi
1. Seksi keamanan Atok ujang
2. Seksi retribusi Basir
47
Data primer, 2020
Tabel 1.2
Daftar Jenis Sembako, Jumlah Pedagang dan Alat yang di gunakan
Pedagang di Pasar
Kel. Muara Sabak Ulu. Kec. Muara Sabak Timur
NO Jenis sembako Jumlah
pedagang
Alat yang di gunakan
1 Beras, sagu, jagung
dan gula
5 Timbangan dan per
kemasan
2 Minyak sayur, susu,
telur dan garam
5 Timbangan, kemasan, dan
persatuan
3 Sayur-sayuran 10 Timbangan atau persatuan
4 Buah-buahan 3 Timbangan
5 Daging 2 Timbangan
6 Ayam 4 Timbangan
7 Ikan 6 Timbangan
8 Minyak tanah atau
gas ELPIJI
4 perliter dan persatuan
47
Data primer ,2020
Tabel 1.3
Data Pasar Tradisional Muara Sabak Ulu
N
O
Nama
Pasar
Luas
Tanah
Luas
Bangu
nan
Omse
t
Pasar
Jumlah
pedaga
ng
Jumlah Bentu
k Kios los dasa
ran
1 Muara
Sabak
±150
m2
- Haria
n
±100 0 0 100 Semi
Perma
nen
48Sumber: surat dinas perindustrian dan pedagang nomor: 555/346/PP/2019
D. Fungsi Etika Bisnis Islam
Fungsi Etika Bisnis Islam Pada dasarnya terdapat fungsi khusus yang
diemban oleh etika bisnis Islami. Dijelaskan sebagai berikut :
1. Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan dan menyerasikan
berbagai kepentingan dalam dunia bisnis.
2. Etika bisnis juga mempunyai peran untuk senantiasa melakukan perubahan
kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis, terutama bisnis Islami. Dan caranya
biasanya dengan memberikan suatu pemahaman serta cara pandang baru
tentang bisnis dengan menggunakan landasan nilai-nilai moralitas dan
spiritualitas, yang kemudian terangkum dalam suatu bentuk bernama etika
bisnis.
48
Badan Dinas Perindustrian dan Pedagang
3. Etika bisnis terutama etika bisnis Islami juga bisa berperan memberikan satu
solusi terhadap berbagai persoalan bisnis modern ini yang kian jauh dari nilai-
nilai etika. Dalam arti bahwa bisnis yang beretika harus benarbenar merujuk
pada sumber utamanya yaitu Al-Quran dan Sunnah.49
Nilai-nilai etika Islam yang dapat mendorong bertumbuhnya dan
suksesnya bisnis yaitu:50
1. Konsep Ihsan adalah suatu usaha individu untuk sungguh-sungguh bekerja,
tanpa kenal menyerah dengan dedikasi penuh menuju pada optimalisasi,
sehingga memperoleh hasil maksimal.
2. Itqan, artinya membuat sesuatu dengan teliti dan teratur. Jadi harus bisa
menjaga kualitas produk yang dihasikan.
3. Konsep hemat adalah konsep Islam, yang sejak 14 abad yang lalu telah
diajarkan oleh Rasullulah SAW. Kepada umatnya. Kita harus hemat, jangan
boros, pekerjaan memboros-boroskan harta dalah teman syaitan.
4. Kejujuran dan keadilan, ini adalah konsep yang membuat ketenangan hati bagi
orang yang melaksanakannya. Kejujuran yang ada pada diri seseorang
membuat orang lain senang berteman dan berhubungan dengan dia.
5. Kerja keras, Rasulullah sangat terkenal dengan pelaksanaan konsep ini. Kita
mengetahui bagaimana Rasulullah pada masa kecil telah mulai bekerja keras
mengembalakan domba orang-orang mekkah, dan beliau menerima upah dari
gembala itu.
49
Juliyani, “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam.” 50
Buchari Alma, dasar-dasar etika Islami, Cet. Ke-3( bandung, Alfabeta,2003), hlm56
Nilai-nilai etika Islam yang dapat mendorong bertumbuhnya dan
suksesnya bisnis yaitu:51
1. Konsep Ihsan adalah suatu usaha individu untuk sungguh-sungguh bekerja,
tanpa kenal menyerah dengan dedikasi penuh menuju pada optimalisasi,
sehingga memperoleh hasil maksimal.
2. Itqan, artinya membuat sesuatu dengan teliti dan teratur. Jadi harus bisa
menjaga kualitas produk yang dihasikan.
3. Konsep hemat adalah konsep Islam, yang sejak 14 abad yang lalu telah
diajarkan oleh Rasullulah SAW. Kepada umatnya. Kita harus hemat, jangan
boros, pekerjaan memboros-boroskan harta dalah teman syaitan.
4. Kejujuran dan keadilan, ini adalah konsep yang membuat ketenangan hati bagi
orang yang melaksanakannya. Kejujuran yang ada pada diri seseorang
membuat orang lain senang berteman dan berhubungan dengan dia.
5. Kerja keras, Rasulullah sangat terkenal dengan pelaksanaan konsep ini. Kita
mengetahui bagaimana Rasulullah pada masa kecil telah mulai bekerja keras
mengembalakan domba orang-orang mekkah, dan beliau menerima upah dari
gembala itu.
51
Buchari Alma, dasar-dasar etika Islami, Cet. Ke-3( bandung, Alfabeta,2003), hlm56
Beberapa dasar Etika Bisnis Islami yaitu:52
1. Janji
Sebagai seorang muslim, maka kita diajarkan untuk selalu
menepati janji. Janji ini adalah semacam ikrar, kesanggupan yang telah
kita nyatakan kepada seseotang, Yang Maha Kuasa mengetahui akan
janji tersebut.
2. Utang- piutang
Utang merupakan kegiatan yang biasa dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari.Hanya kadang-kadang utang ini menimbulkan
persoalan yang sangat sulit diatasi, sehingga menimbulkan
pertengkaran, sampai masuk pengadilan bahkan seringkali terjadi
pembunuhan dalam penagihan dan sebagainya.
3. Tidak boleh menghadang orang desa di perbatasan desa
Rasulullah SAW telah melarang penghadangan barang yang
dibawa dari luar kota. Apabila seorang menghadang lalu membelinya,
maka pemilik barang ada hak khiyar padanya, apabila ia datang kepasar.
52
Ibid., hlm., 56
4. Jual beli harus jujur dan ada hak khiyar
Dan jika keduanya (penjual dan pembeli) benar dan menyatakan
keadaan barangnya, keduanya di berikan keberkahan dalam jual beli
itu.Dan jika ada yang tersembunyi, dan berdusta, maka dihapuskan
keberkahan jual belinya.53
5. Ukuran takaran dan timbangan, mengenai masalah ukuran dan
timbangan ini sudah banyak diketahui, khusus nya banyak tercantum
dalam ayat al-quran ( QS Al- Muthaffifin:1-3)
ويل للمطففيه(1)
الذيه اذا اكتالوا على يستوستوالىاس فون(2)
سووهم يخسزون(3) واذا اوكالوهم و
Artinya :kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, yaitu
otang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta
dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang
lain, mereka mengurangi.54
6. Menjual barang haram dan minuman memabukkan, Rasulullah SAW
melaknat tentang arak. Ada sepuluh golongan yang terkait, yaitu yang
memerasnya, yang meminta diperaskan, yang meminum, yang
membawa, yang minta diantar, yang menghidangkan, yang menjual
,yang memakan harganya, yang membelinya dan meminta dibelikan.
53
Ibid., hlm.56 54
Al- Muthaffifin(83):1-3
7. Berperilaku hemat dan pemborosan, dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan hartamu secara boros, sesungguhnya
pemborosan-pemborosan itu adalah saudara syaitan, dan syaitan itu
adalah sangat ingkar kepada tuhanya (Al Isra 26-27).
وءات ٱلقزبىذا حقهۥ وٱلمسكيه وٱبه ٱلسبيل ول تبذر تبذيزا(26)
ه لزبهۦ كفورا(27) يط طيه وكان ٱلش ي ٱلش ن إن كاوواٱلمبذريه إخو
Artinya :Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan
haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros,
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan
dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.55
8. Masalah upah, berilah kepada buruh upahnya sebelum kering
keringatnya.
9. Mengambil hak orang lain, tidak halal mengambil harta seirang
muslim melainkan dengan kerelaanya.
10. Adakah penghijauan, hindari polusi dan tidak membuat kerusakan
dimuka bumi.
11. Perintah berusaha.
12. Batasan-batasan agar tidak mengumpulakan dan pamer kekayaan.56
55
Al- Isra (17) : 26-27 56
Buchari Alma, dasar-dasar etika Islami, Cet. Ke-3( bandung, Alfabeta,2003), hlm56-70
42
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Pemahaman dan Penerapan Etika Bisnis Islam Pedagang
Pada bab ini akan membahas hasil dari penelitian yang telah
dilakukan peneliti secara langsung di pasar Muara Sabak Ulu. Wawancara
dilakukan mulai tanggal 1 maret 2020 hingga 9 september 2020 dengan
Narasumber yang penulis anggap mengetahui tentang hal-hal yang berkaitan
dengan penerapan etika bisnis Islam di pasar Muara Sabak Ulu sehingga bisa
didapat hasil seperti seharusnya.
Narasumber tersebut berasal dari pedagang dan pembeli di pasar
Muara Sabak Ulu.Pertanyaan yang diajukan juga di buat dengan seakurat
mungkin sehingga hasil-hasil yang di dapat sesuai dengan data-data yang
diinginkan oleh penulis dalam pembuatan tugas akhir ini. Berdasarkan
indikator pertanyaan yang berpedoman pada penerapan etika bisnis Islam
dan prinsip etika bisnis Islam yang diajarkan Rasulullah SAW.57
Etika Bisnis Islam adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam
berbagai bentuknya yang tidak dapat dibatasi jumlah kepemilikan harta
(barang/jasa) termasuk profitnya namun dibatasi dalam caramemperolehnya
dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.58
57
Norvadewi Norvadewi, “Bisnis Dalam Perspektif Islam (Telaah Konsep, Prinsip Dan
Landasan Normatif),” Al-Tijary 1, no. 1 (2015): 33–46. 58
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Islam, (Yogyakarta:Pustaka Al-Kautsar ,2003), hlm.38
Penerapan etika bisnis Islam adalah penerapan etika dan kejujuran
dalam bisnis akan meningkatkan nilai entitas bisnis itu sendiri. Dengan
tingkat persaingan yang semakin tinggi ditambah dengan konsumen yang
semakin kritis, Islam menempatkan nilai etika di tempat yang paling
tinggi.Pada dasarnya, Islam diturunkan sebagai kode perilaku moral dan etika
bagi kehidupan manusia.59
Berdasarkan hasil observasi yang di lakukan penelitian melalui
hasil wawancara dari pedagang dan pembeli yang di sesuaikan dengan
pertanyaan-pertanyaan mengenai penerapan dan pemahaman etika bisnis
Islam bahwasanya penerapan etika bisnis Islam di lingkup perdagangan
menggambarkan bahwa masih ada informan yang pengetahuan muamalahnya
masih rendah sehingga ibadah menurutnya sangat sempit yaitu ibadah
baginya hanya yang berkaitan denganibadah ritual yang secara umum
merupakah suatu kewajiban bagi umat Islam.
Hal ini menurut peneliti disebabkan kerena rendahnya pendidikan
dan minimnya pengetahuan yang mereka miliki tentang agama.Berdasarkan
hasil wawancara yang telah diperoleh dilapangan yang telah dipaparkan dan
dijelaskan yang berkaitan dengan pemahaman etika bisnis Islam yang
dicontohkan oleh Rasulullulah.Maka dapat disimpulkan Bahwa pedagang
sembako sangat penting mengetahuai dan memahami etika bisnis dalam
berdagang agar terciptanya pedagang yang amanah serta dapat menjalankan
59
Nawatmi, “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam.”
etika bisnis Islam dengan baik semana mestinya sesuai dengan ajaran
Rasullullah SAW.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada pedagang sembako
mengenai pemahaman dan penerapannya dalam berdagang.Mereka
mengatakan bahwa mereka mengetahuinya namun, tidak sepenuhnya hanya
beberapa sajadan beberapa orang lainnya mengatakan tidak mengatuhi etika
bisnis Islam.Hasil dari obsevasi peneliti mengatakan bahwa sebagian dari
pedagang sudah menerapankan walaupun belum sepenuhnya setidaknya
beberapa dari mereka sudah memahami dan menjalankan semana
mestinya.Ini sudah cukup baik untuk terus di kembangkan agar terciptanya
jual beli yang di ridhoi Allah Aamiin.
Etika bisnis merupakan prinsip-prinsip moral atau aturan tingkah
laku atau kaidah - kaidah etik yang dianut dalam berbisnis.Dalam Islam etika
bisnis ini sudah banyak dibahas dalam berbagai literatur dan sumber
utamanya adalah Al-Quran dan.sunnaturrasul.60
Berdasarkan paparan dari pembeli yang mengatakan bahwasanya
pedagang belum sepenuhnya menerapkan etika bisnis Islam.Sesuai dengan
hasil observasi penulis dari pembeli dapat mengetahui bahwa sebagian
pedagang masih banyak yang belum menerapkan dan sebagian dari mereka
juga masih ada yang belum paham apa itu Etika Bisnis Islam .61
60
Amalia, “Etika Bisnis Islam.” 61
Hasil dokumetasi 4 april 2020
Etika bisnis Islam sangat perlu di terapkan dalam berdagang guna
agar terjalannya jual beli yang benar menurut ajaran Rasullullah SAW
berikut pernyataan dari salah satu pedagang mengatakan:
“ sangat perlu, di karenakan contoh etika yang di ajarkan oleh Rasullullah
SAW yaitu untuk berdagang secara jujur , barang harus halal, cara
memperolehnya pun harus halal, mejual dagangan dengan sopan dan senyum,
mengutarakan dengan jujur bahwa dagangannya asli atau jelek, bagus atau
buruk, hal ini akan membuat persaingan pasar secara sehat dan aman”62
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
penerapan etika bisnis Islam ini sangat mempengaruhi jalannya aktivitas
dalam berdagang secara baik, tidak ada unsur paksaan dan bersaing secara
sehat tanpa harus menjatuhkan antar pedagang. Berdasarkan prinsip- prinsip
Rasullullah SAW menyatakan:
1. Kepuasan Pelanggan
Rasullullah SAW selalu menerapkan prinsip kepuasan kepada
pelanggan dengan memberikan kejujuran, keadilan serta amanah dalam
kontrak bisnisnya jika terjadi perbedaan pandangan maka diselesaikan
dengan damai dan adil tanpa ada unsur-unsur penipuan yang dapat
merugikan salah satu pihak.
Adanya aturan atau ketentuan halal dan haram dalam bisnis Islami,
maka ia lebih menekankan adanya optimalitas dari pada maksimalitas.
Sebab optimalitas merupakan tindakan yang masih dikendalikan oleh
aturan tertentu yang menjadi kendali untuk mewujudkan tujuan yang
62
Wawancara dengan ibu wagi astuti, pedagang sembako, Kelurahan Muara Sabak Ulu,
08 november 2020
sebanyak-banyaknya. Sebagai contoh, hasil penjualan daging yang haram
tentu akan memberikan jumlah yang banyak. Namun karena adanya unsur
haram, maka daging tersebut tidak diperbolehkan dalam aktiviitas bisnis
yang Islami.
“ Saya berjualan ayam dengan cara menyembelih sendiri karna saya lebih
mengutamakan kehalalan dan saya mengetahui bahwa setiap pelanggan
pasti slalu memperhatikan kehalalan jadi bisa juga jika pembeli ingin
membeli ayam yang masih hidup tergantung pelanggan mau ya seperti apa
dan harga saya mengikuti tarif yang sudah di tetapkan di pasar”63
Dari sini terlihat bahwa kehalallan dalam penyembelihan sangat
berpengaruh untuk keberlangsungan pelanggan agar tetap terjaga kualitas
barang dan konsumen pun merasa aman untuk mengkonsumsi barang yang
dibelinya.
Bisnis Islami merupakan bisnis yang hanya akan hidup secara ideal
dalam sistem dan lingkungan yang Islami pula. Dalam lingkungan yang
tidak Islami, maka pelaku bisnis akan mudah sekali terseret dan sukar
verkelit dalam kegiatan yang yang dilarang agama. Mulai dari ruang
pelihan saat perizinan usaha, menyimpan uang dalam rekening koran yang
berbunga, hingga iklan yang tidak senonoh, dan aktivitas
semacamnya.Dengan demikian jelas, bahwa tumbuh tidaknya jenis
kegiatan bisnis akan sangat bergantung, pada macam sistem dan
lingkungan yang ada.64
63
Wawancara dengan pak ramli, pedagang ayam, Keluarahan Muara Sabak Ulu, 12 April
2020 64
Muhammad Ardi, “ETIKA BISNIS DALAM EKONOMI ISLAM,” n.d.
Dalam bisnis, Rasulullah selalu menerapkan prinsip customer
oriented, yaitu prinsip bisnis yang selalu menjaga kepuasan pelanggan.
Untuk melakukan prinsip tersebut Rasulullah menerapkan kejujuran,
keadilan, serta amanah dalam melaksanakan kontrak bisnis.Jika terjadi
perbedaan pandangan maka diselesaikan dengan damai dan adil tanpa ada
unsur-unsur penipuan yang dapat merugikan salah satu pihak.Dampak dari
prinsip yang diterapkan, para pelanggan Rasulullah SAW tidak pernah
merasa dirugikan.Tidak ada keluhan tentang janji-janji yangdiucapkan,
karena barang-barang yang disepakati dalam kontrak tidak ada yang
dimanipulasi atau dikurangi.65
Di dukung dengan pernyataan ibu sri wani
“ cara kita dalam melayani konsumen itu ya harus bersikap ramah, baik
sama orang dalam melayani pembeli, menimbang sendiri dan ambil sendiri
biar puas ketika berbelanja jadi saya tinggal menghitung saja di meja kasir,
walaupun capek harus tetap ramah kepada pembeli agar puas dalam
pelayanan karna kepuasan pelanggan itu no 1 untuk pedagang. Karena
saya pun juga konsumen jika berbelanja di pasar induk.”66
Pemikiran seperti ini yang harus dimiliki setiap penjual karena
tidak semua penjual memiliki sikap yang sama, ada masanya juga kita
akan di posisi yang sama karna hidup itu saling tolong menolong dan
menguntungkan satu sama lain. Ketika pelanggan merasa puas dengan
pelayanan dan kejujuran kita kepada pelanggan maka kemungkinan
pelanggan tersebut akan kembali lagi kepada kita.
65
Norvadewi, “Bisnis Dalam Perspektif Islam (Telaah Konsep, Prinsip Dan Landasan
Normatif).” 66
sri wani, pedagang sayur, wawancara, muara sabak, 12 april 2020
2. Transparansi
Prinsip kejujuran dan keterbukaan dalam bisnis merupakan kunci
keberhasilan.Adapun bentuknya, kejujuran tetap menjadi prinsip utama
sampai saat ini.Transparansi terhadap konsumen adalah ketika seseorang
produsen terbuka mengenai mutu, kualitas, unsur-unsur kimia dan lain-lain
agar tidak membahayakan dan merugikan konsumen.
Etika dalam berbisnis seperti yang telah diteladani Rasulullah yaitu
Nabi Muhammad SAW. Di mana sewaktu muda ia berbisnis dengan
memperhatikan kejujuran, kepercayaan dan ketulusan serta keramah-
tamahan. Kemudian mengikutinya dengan penerapan prinsip bisnis dengan
nilaisidiq, amanah, tabligh, dan faṭanah , serta nilai moral dan keadilan.
Sifat yang melekat itu menjadikan keberhasilan yang tiadataranya bagi
kemasyhuran Islam di kemudian hari yang berimbas pada kehidupan
ekonomi.Sifat yang melekat itu dijadikan kode etik bagi umat Islam dan
diterapkan dalam hal jual beli.Kejujuran, cakupan jujur ini sangat luas,
seperti tidak melakukan penipuan, tidak menyembunyikan cacat pada
barang dagangan, menimbang barang dengan timbangan yang tepat, dan
lain-lain.67
67
Syaifullah Syaifullah, “Etika Jual Beli Dalam Islam,” HUNAFA: Jurnal Studia Islamika
11, no. 2 (2014): 371–387.
Peneliti sempat berbincang dengan salah seorang pedagang
sembako tentang kecurangan dalam berdagang serta penjelasan mengenai
kekurangan barang dagangan.
“inshaAllah selama saya berdagang belum pernah melalukan kecurangan
seperti sengaja mengurangi takaran timbangan. Contoh minyak sayur
biasanya pekerja saya terkadang menimbang minyak tidak pas
disebabkan susah untuk pas 1 kg jadi biasanya saya timbang kembali
untuk memastikan apakah bener 1kg jika tidak maka saya akan beri tahu
kepada pembeli bahwa ini tidak cukup satu kilo dan saya beri harga yang
sesuai”68
Menurut pernyataan pedagang tentang takaran timbangan dan cara
mereka dalam menginformasikan tentang dagangannya ini sudah cukup
baik dalam menyikapi timbangan yang kurang dan sudah
memperlihatkannya dan sudah cukup baik cara menjelaskan kekurangan
barang dagangan, beliau sudah memberikan penjelasan mengenai
timbangan yang kurang. Biasanya pedagang yang lain ada yang tidak
mengatakan bahwa timbangan tersebut kurang bahkan mereka sengaja
untuk menguranginya agar mendapat keuntungan yang lebih hal ini tidak
baik untuk diterapkan dalam bisnis Islam.
Faktor yang lain yang dapat mendukung tentang kekurang dalam
pendagang misalnya ada kecacatan, rusak atau bahkan busuk. Takaran
yang benar. Menakar yang benar dan sesuai dianggap tidak mengambil
68
Wawacara dengan ibu luluk, pedagang sembako, Muara Sabak Ulu, 4 April 2020
hak dari orang lain, karena nilai timbangan dan ukuran yang tepat serta
standar benar-benar harus diutamakan dan ini adalah perintah Al Quran.69
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, Islam mengharuskan
untuk berbuat adil, tak terkecuali kepada pihak yang tidak disukai.Islam
mengharuskan penganutnya untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan. Dan
bahkan berlaku adil harus didahulukan dari kebajikan dalam perniagaan,
persyaratan adil yang paling mendasar adalah agar pengusaha Muslim
menyempurnakan takaran bila menakar dan menimbang dengan alat
timbangan yang benar, karena hal itu merupakan perilaku terbaik yang
akan mendekatkan pada ketakwaan.70
Dari pernyataan di atas terlihat jelas sudah cukup baik dalam hal
menginformasikan dagangannya dan tidak ada pemaksaan dalam
berdagang.Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hampir semua
pedagang sembako di Pasar Muara Sabak Ulu telah mengetahuai dan
memahami etika bisnis dalam berdagang.Meskipun secara teori masih
terdapat pedagang sembako yang kurang memahami etika bisnis, kerena
rendahnya pendidikan dan minimnya pengetahuan yang mereka miliki
tentang agama.
69
Q.S. al-Muṭaffifīn.
70Juliyani, “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam.”
Namun secara paktek mereka telah memhami etika bisnis Islam
seperti yang di contohkan oleh Rasulullah saw. Berdasarkan dari
pengalaman dan kebiasaan mereka dalam berdagang. Serta pengalaman
yang didapatkan dari orang tua, kerabat, saudara dan teman yang
menekuni pekerjaan sebagai seorang pedagang dan telah lama
berkecimpung dalam dunia bisnis.
“sangat penting bagi saya untuk selalu memperhatikan keadaan barang
dagangan agar kualitas yang di hasilkan tetap terjamin dan pelanggan tidak
kecewa. Misalnya saya selalu menjelaskan antara barang baru dan barang
lama contohnya sayur hari ini dan sayur kemarin serta harga selalu saya
sesuaikan dengan harga pasaran karna menurut saya berjualan itu bukan
hanya mendapatkan keuntungan tapi kita juga mencari ridho Allah dan
sambil bersedekah walau hanya sedikit”71
Setelah melakukan pengamatan secara langsung peneliti sangat
salut melihat sikap kejujuran dalam berdagang yang sangat jarang di
lakukan pedagang yang lainnya. Yang mana kita harus selalu
memperhatikan keadaan barang dari cacat, busuk, rusak atau karatan serta
cara bersaing yang sehat.
Padahal tanggung jawab yang diharapkan adalah tanggung jawab
yang berkeseimbangan (balance) antara memperoleh keuntungan dan
memenuhi norma-norma dasar masyarakat. Menyembunyikan mutu sama
dengan berbuat curang dan bohong. Lebih jauh mengejar keuntungan
dengan menyembunyikan mutu,identik dengan bersikap tidak adil.Bahkan
secara tidak langsung telah mengadakan penindasan terhadap
71
Siti baniyah, pedagang sembako dan sayur, wawancara, muara sabak, 4 april 2020
pembeli.Penindasan merupakan aspek negatif bagi keadilan, yang sangat
bertentangan dengan ajaran Islam.Penindasan merupakan kezaliman.72
Menurut peneliti bahwa para pedagang mempunyai kendala dalam
menerapkan sikap fatanah terutama yang berkaitan dengan selera kosumen
dalam menawar barang yang cenderung murah dan tidak jarang
mendapatkan komplain terkait dengan jenis barang, kualitas dan persoalan
harga.
Kualitas barang atau produk yaitu tingkat baik buruknya atau taraf
dari suatu produk.Kualitas produk adalah sejumlah atribut atau sifat yang
dideskripsikan di dalam produk dan yang digunakan untuk memenuhi
harapan-harapan pelanggan.Kualitas produk merupakan hal yang penting
yang harus diusahakan oleh setiap pedagang jika ingin barang yang
dihasilkan dapat bersaing di pasar untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen.73
3. Persaingan yang Sehat
Islam melarang persaingan bebas yang menghalalkan segala cara
karena bertentangan dengan prinsip-prinsip muamalah Islam. Islam
memerintahkan umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, yang
berarti bahwa persaingan tidak lagi berarti sebagai usaha mematikan
72
Nur Habibbatur Rofiah, “Penerapan Etika Jual Beli Pedagang Pasar Wage
Tulungagung Dalam Pandangan Islam,” 2018. 73
Irawan, “Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Pedagang Sembako Di Pasar Sentral
Sinjai.”
pesaing lainnya, tetapi dilakukan untuk memberikan sesuatu yang terbaik
bagi usahanya.
Rasululllah SAW memberikan contoh bagaimana bersaing dengan
baik dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan jujur dengan
kondisi barang dagangan serta melarang kolusi dalam persaingan bisnis
karena merupakan perbuatan dosa yang harus dijauhi.74
Didukung dengan
ungkapan ibu siti mengenail cara bersaing dengan sesama pedagang.
“ saya lebih mementingkan timbangan yang pas dan harga yang wajar
dengan mengambil keuntungan yang lebih kecil agar bisa terus memutar
modalnya biar dapat untung sedikit yang penting setiap harinya ada
pemasukan. Tidak perlu bersaing secara dunia karna itu tidak penting”
Ungkapan ibu ini membuat saya salut karna berjualan bukan hanya
mencari untung namun tetap memperhatikan prinsip syariah dan tidak
menjelek-jelekkan pedagang yang lain semoga dapat diterapkan oleh
pedagang yang lain.
Menjauhi Ikhtikar atau penimbunan barang. Penimbunan ini tidak
diperbolehkan karena akan menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat
karena barang yang dibutuhkan tidak ada di pasar. Tujuan penimbunan
dilakukan dengan sengaja sampai dengan batas waktu untuk menunggu
tingginya harga barangbarang tersebut.75
74
Norvadewi, “Bisnis Dalam Perspektif Islam (Telaah Konsep, Prinsip Dan Landasan
Normatif).” 75
Syaifullah, “Etika Jual Beli Dalam Islam.”
Sementara itu, pemerintah wajib melindungi dan menjamin
terciptanya sistem yang kondusif dalam persaingan. Pemerintah tidak
diperkenankan memberikan fasilitas khusus kepada seseorang atau
sekelompok bisnis semisal tentang teknologi, informasi pasar, pasokan
bahan baku, hak monopoli, atau pengapusan pajak bahkan memberiarkan
terjadinya penimbunan barang .
“Saya tidak pernah melakukan penimbunan barang setiap kali barang yang
datang seminggu 2 kali itu selalu habis terjual bahkan kekurangan karna
gas merupakan bahan pokok yang sangat penting untuk memasak jadi
sangat-sangat di butuhkan masyarakat, gimana mau menimbuh, gas aja
datangnya di batasin kok terkadang setiap anggota keluarga memiliki 2
tabung gas alasannya sih karna mereka takut terjadinya kelanggakaan gas
bukan saya yang menimbun tapi masyarakat itu sendiri yang menimbun”76
Konsep tidak menimbun barang tersebut sesuai dengan prinsip
kejujuran dalam etika bisnis Islam dan termasuk dalam persaingan yang
sehat sebab tidak adanya kecurangan. Karena dengan kita menimbun suatu
barang berarti kita tidak jujur terhadap pembeli dan penimbunan juga tidak
di perbolehkan dalam islam karna ini dapat merugikan orang lain.
“ Kita paling menambah produk baru dan menstok barang yang laku,
supya mereka apa yang dicari ada, lagiankan rezeki sudah ada yang
mengatur tinggal hambanya berusaha”77
Menurut pengamatan peneliti bahwa perbuatan atau kegiatan
menimbun barang pada pedagang sembako tidak berpotensi untuk
dilakukan, hal tersebut karena terkadang pedagang sembako kelebihan
pasokan barang untuk dijual, dengan demikian rasanya tidak mungkin
76
Nurdaya , pedagang gas LPG, wawancara, muara sabak, 4 april 2020 77
Wawacara dengan ibu Embang, Pedagang Sembako, Muara Sabak Ulu. 9 november
2020
pedagang tersebut melakukan penimbunan barang, mengingat bahwa
barang yang mereka perjual belikan adalah barang-barang kebutuhan
pokok atau sembako yang notabene sangat rentan dengan kerusakan atau
membusuk. Dan tidak bisa dibiarkan berlama-lama.Karena barang yang
dijual adalah barang-barang yang mudah rusak dan barang yang sangat di
butuhkan maka dari itu sulit bagi pedagang jika menimbun barang yang
jumlahnya banyak itu akan merugikan dirinya sendiri.
“setelah saya menimbang kembali kerumah ternyata timbangan tidak pas
dan seperti contohnya saya kamarin belanja kepasar membeli cabe satu
kilo sesampai dirumah saya menimbang kembali dan ternyata tidak cukup
satu kilo itu disebabkan pedagang yang menimbang sendiri disaat saya
memcoba membeli kembali ditempat yang sama tapi saya menimbang
sendiri dan itu pas dan saya sedikit kecewa dengan tindakan pedagang
ini.”78
Dari penjelasan pembeli diatas terlihat terjadinya kecurangan dan
ketidak sukaan konsumen terharap cara mereka dalam berdagang, benar
yang dikatakan salah satu pembeli tersebut bahwa kecurangan itu dapat
mempengaruhi citra mereka sehingga konsumen enggan untuk kembali
berbelanja. Ini contoh pedagang yang tidak amanah dan tidak jujur serta
tidak transparan.
Seharusnya kita sebagai pembeli juga harus jeli terhadap
kecurangan yang terjadi, bisa melalui peneguran secara baik-baik, atau
dengan cara kita menimbang sendiri untuk memastikan kebenaran. Karena
mengigatkan kebaikan itu jauh lebih baik dari pada membiarkannya.
78
Wawacara dengan mbak Nuraini, Pembeli,, 16 april 2020
Kebenaran adalah nilai kebenaran yang di anjurkan dan tidak
bertentangan dengan ajaran islam. Dalam konteks bisnis kebenaran
dimaksudkan sebagai niat, sikap dan prilaku yang benar, yang meliputi,
proses akad (transaksi), proses mencari atau memperoleh komoditas,
proses pengembangan maupun dalam proses upaya meraih atau
menetapkan margin keuntungan laba.
Termasuk ke dalam kebajikan bisnis adalah sikap kesukarelaan dan
keramahtamahan. Kesukarelaan dalam pengertian, sikap suka rela antar
dua belah pihak yang melakuakan transaksi, kerja sama atau perjanjian
bisnis.
Keramah-tamahan merupakan sikap ramah, toleran baik dalam
menjual, membeli maupun menagih. Adapun kejujuran adalah sikap jujur
dalam semua proses bisnis yang dilakukan tanpa adanya penipuan
sedikitpun. Sikap ini dalam khazanah islam dapat dimaknai dengan
amanah.79
4. Keadilan
Keadilan adalah misi diutusnya para Rasul.Setiap bentuk ketidak
adilan harus lenyap dari muka bumi.Oleh karena itu, Nabi Muhammad
SAW selalu tegas dalam menegakkan keadilan termasuk keadilan dalam
berbisnis. Saling menjaga agar hak orang lain tidak terganggu selalu
ditekankan dalam menjaga hubungan antara yang satu dengan yang lain
79
Ardi, “Etika Bisnis dalam Ekonomi Islam.”
sebagai bentuk dari keadilan. Keadilan kepada konsumen dengan tidak
melakukan penipuan dan menyebabkan kerugian bagi konsumen.
Dalam bisnis, Rasulullah selalu menerapkan prinsip customer
oriented, yaitu prinsip bisnis yang selalu menjaga kepuasan pelanggan.
Untuk melakukan prinsip tersebut Rasulullah menerapkan kejujuran,
keadilan, serta amanah dalam melaksanakan kontrak bisnis.Jika terjadi
perbedaan pandangan maka diselesaikan dengan damai dan adil tanpa ada
unsur-unsur penipuan yang dapat merugikan salah satu pihak.Dampak dari
prinsip yang diterapkan, para pelanggan Rasulullah SAW tidak pernah
merasa dirugikan.Tidak ada keluhan tentang janji-janji yang diucapkan,
karena barang-barang yang disepakati dalam kontrak tidak ada yang
dimanipulasi atau dikurangi.80
Untuk memuaskan pelanggan ada beberapa hal yang selalu Nabi
perintahkan. Beberapa hal tersebut antara lain, adil dalam menimbang,
menunjukkan cacat barang yang diperjual belikan, menjauhi sumpah
dalam jual beli dan tidak mempraktekkan apa yang disebut dengan bai’
Najasy yaitu memuji dan mengemukakan keunggulan barang padahal
mutunya tidak sebaik yang dipromosikan, hal ini juga berarti membohongi
pembeli.81
Didukung dengan yang dikatakan ibu rosmawati.
80
Norvadewi, “Bisnis Dalam Perspektif Islam (Telaah Konsep, Prinsip Dan Landasan
Normatif).” 81
Norvadewi.
“saya akan berlangganan pada seseorang pedagang jika pelayanan yang di
berikan ramah, tidak marah ketika barang dagangannya ditawar sebab
banyak pedagang pas barangnya ditawar malah marah-marah apalagi
ketika barang yang sudah tidak saya beli dan yang pastinya tidak curang
dalam menimbang barang dijualnya.”82
Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh pedagang bukan hanya
keuntungan sendiri tapi juga kepuasan pelanggan itu sendiri, ketika
pelanggan merasa puas akan menjadi keuntungan bagi si penjual itu
sendiri karena otomatis pelanggan akan kembali lagi kepadanya tapi jika
sebaliknya maka tidak akan menutup kemungkinan sang pelanggan tidak
akan kembali lagi dan memilih untuk mencari pedagang lainnya.
Dari penjelasan diatas dapat di ketahui bahwa pembeli lebih
menyukai pedagang yang ramah, jujur serta tidak acuh. Dengan adanya
sifat yang tidak terpuji seperti itu secara tidak langsung mereka akan
kehilangan pelanggannya. Untuk para pedagang di luar sana bijak lah
dalam berdagang dan selalu berusahalah untuk tetap ramah dan bersifat
jujur bagaimana pun keadaannya agar pelanggan tidak lari.
Lebih lanjut hal yang hampir mirip diungkapkan oleh pandi
pedagang Ikan dalam keterangannya mengatakan:
“Jika ada pelanggan yang menawar terlalu rendah dari harga modal maka
tidak saya berikan dan saya persilahkan mencari barang tersebut di tempat
lain karena kita sudah pasti dirugikan”83
82
Rosmawati, pembeli, wawancara,muara sabak, 15 april 2020 83
Wawancara dengan pak pandi, pedagang ikan, Kelurahan Muara Sabak Ulu, 07
november 2020
Untuk para pembeli jangan suka menawar barang dengan harga
yang rendah sebab kita ttidak berapa modal awalnya tapi jika mereka
menjelaskan dan tidak sesuai dengan harga maka kalian boleh
membincangkan dengan baik jika tidak bisa cari di tempat lain sesuai
dengan kemauan.
Dengan demikian, pada intinnya Semua manusia mutlak belajar
tiada henti. Ini berarti bahwa setiap orang harus berupaya untuk
memperkaya atau memperbaiki diri dengan ilmu pengetahuan tak
terkecuali dalam dunia bisnis, karena dalam bisnis apapun, pelaku bisnis
yang sukses adalah pelaku bisnis yang berperilaku mulia dan mempunyai
sikap yang positif selain dari pada etika bisnis yang telah dicontohkan
Rasulullah saw, sikap yang harus dimiliki oleh pelaku bisnis diantaranya
yaitu pandai bersyukur, kejujuran, kesungguhan, kedisiplinan, rasa percaya
diri yang tinggi, bekerja keras, dan fokus dengan begitu pelaku bisnis akan
memiliki kreatif dan inofatif.
Dengan modal belajar pelaku bisnis memperkaya diri dengan
wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan.Apabila suatu saat pelaku
bisnis mendapat masalah yang tak terpecahkan, maka pelaku bisnis
mencari solusinya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan pengalaman yang
telah didapatkannya. Dengan cara inilah pelaku bisnis dapat dikatakan
telah belajar dari pengalaman dengan menjadikan pengalaman sebagai
guru yang sangat berharga.84
84
Irawan, “Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Pedagang Sembako Di Pasar Sentral
Sinjai.”
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
peneliti dapat ditarik kesimpulan dari peneliti tentang penerapan etika bisnis
Islam dan pemahaman masyarakat dalam transaksi jual beli sembako yang
dilakukan di pasar Muara Sabak Ulu Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
diantaranya:
1) Berdasarkan hasil observasi melalui wawancara yang diperoleh dari
pedagang dan pembeli di pasar Muara Sabak Ulu dapat disimpulkan
bahwa penerapan etika bisnis Islam belum sepenuhnya di terapkan oleh
pedagang sembako. Dilihat dari beberapa indikator pertanyaan yang telah
dijawab oleh para pedagang yang menyatakan bahwa mereka ada
sebagian yang mengetahui namun belum sepenuhnya diterapkan dan
sebagian juga sudah ada yang merapakan dalam perdagangannya. Namun,
masih ada yang tidak mengetahui tentang etika bisnis dan masih ada yang
kurang paham tentang etika bisnis. Ketidakfahaman informan tentang etika
bisnis tersebut, karena istilah etika bisnis’, itulah yang menjadi asing dari
sebagian informan yang memang sebelumnya mereka belum medengar
ataupun mendapatkan informasi tentang hal tersebut, mengingat bahwa
mereka yang tidak paham etika bisnis secara teori tersebut adalah
berpendidikan rendah. dan masih ada juga beberapa pedagang tidak
mengetahui sama sekali etika bisnis Islam terlihat mereka tidak
mengetahui apa itu Etika Bisnis Islam tetapi secara tidak langsung .Setelah
mereka mendapat penjelasan ternyata mereka secara tidak langsung sudah
menerapakn walaupun tidak semuanya. Lain halnya para konsumen
banyak mengatakan mereka belum sepenuhnya menerapkan Etika Bisnis
Islam ini di sebabkan karna ketidak pemahan mereka terhadap etika bisnis
Islam. Jika di perhatikan masih ada beberapa pedagang yang masih suka
melakukan penipuan atau kecurangan dalam takaran terhadap pembeli
dengan berbagai alasan untuk menghilangkan rasa bersalahnya dan
mencari keuntungan yang lebih besar.
2) Berdasarkan hasil observasi peneliti dilihat dari indikator prinsip
Rasullullah Saw dapat disimpulkan bahwa Ternyata dalam penelitian ini
etika bisnis Islam seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.,sudah
dilaksanakan atau diterapkan oleh mayoritas pedagang sembako yang ada
di Pasar Muara Sabak Ulu. Hal ini dapat terlihat dari jawaban pedagang
sembako atas wawancara dan pertanyaan yang peneliti haturkan yang
mengatakan bahwa: Penerapan etika bisnis oleh pedagang sembako terkait
dengan kejujuran yaitu dalam hal memperliatkan cara menimbang kepada
pelanggan dalam proses jual beli telah memadai, sudah menginfokan
tentang barang yang di jual , mampu bersaing secara sehat, dan sudah
transparan terhadap pembeli, dan sudah memberikan pelayanan yang baik
walaupun sebagian pedagang masih banyak yang mengeluh akan
pelayanan yang kurang memadai dari pedagang kepada pembeli. Sudah
memadai dan semoga ini terus berlangsung dan dapat di ikuti oleh
pedagang yang lain yang mana masih menyembunyikan kualitas barang
serta tidak adil terhadap pembeli baik dari takaran tau pun yang lainnya.
Tidak adanya perselisihan antar pedagang walaupun mereka menjual
barang yang sama karna mereka mengunakan sistem bersaing secara sehat
dan rezeki sudah di atur oleh Allah SWT setiap harinya.
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini saran yang bisa diberikan peneliti adalah:
1) Kepada pedagang
Pedagang diharapkan lebih berprilaku jujur kepada pembeli seperti
halnya tidak curang dalam takaran, transparan, menjelaskan
kekurangan, kecacatan, dan keadaan barang serta berikan pelayanan
yang terbaik agar pembeli merasa puas dan bisa meningkatkan
kepercayaan pembeli menjadi tinggi kepadanya.Diharapkan juga bagi
pedagang tidak menimbun barang dagangannya.Dan yang terakhir
kalinya diharapkan untuk pedagang bisa lebih mengerti serta
menerapkan prinsip etika bisnis Islam supaya kegiatan berniaganya
bukan hanya mendapat keuntungan saja namun mendapat pahala serta
keberkahan dan ridha dari Allah SWT.
2) Kepada pembeli
Berdasarkan hasil observasi saran yang diberikan kepada konsumen
adalah agar jangan menawar barang dagangan dengan harga yang
sangat murah hal ini dapat memberikan kekecewaan serta prilaku yang
tidak baik.Konsumen juga harus mengerti tentang penerapan etika
bisnis Islam agar kegiatan jual beli bisa berjalan dengan baik tanpa
adanya ketimpangan atau hal yang tidak diinginkan terjadi, serta untuk
konsumen jika membeli lebih teliti lagi, dan usahakan untuk bertanya
kebenarannya agar barang yang dibeli itu jelas.
3) Kepada pemerintah
Berdasarkan hasil observasi saran yang di berikan kepada pemerintah
adalah pemerintah harus ikut andil dalam proses terjalan pasar yang
sesuai dengan syariah, usahakan selalu memberikan sosialisasi
kepedagang-pedagang mengenai cara berdagang yang baik tanpa
adanya kecurangan atau penyimpangan. Serta berikan pelayanan yang
baik seperti penambahan kios untuk pedagang serta berikan peraturan
untuk tetap menjaga kebersihan.
DAFTAR PUSTAKA
Literatur
Al Quran
Badan Dinas perindustrian dan pedagang
Buchari Alma. 2013. Dasar-dasar etika bisnis Islami,Cet. Ke-3,bandung:
Alfabeta
Djama”an satori, M.A. dan Dr. Aan Komariah,M.Pd.2013. Metodologipenelitian
kualitatif, Cet. Ke-5 bandung: Alfabeta
Ika Yunia Fauzia. 2013. Etika Bisnis dalam Islam Jakarta: kencana
prenadamedia group
Imam Mustofa. 2016. Fiqih muamalah kontemporer ,Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada
Irham fahmi. 2015. Etika bisnis teori, kasus, dan solusi, cet. ke-3, bandung:
Alfabeta
Sugiyono.2015. Memahami penelitian kualitatif, Cet. Ke-11 bandung: Alfabeta
Rafik issa beekum. 2004 Etika bisnis islami, cet. Ke-1 Yogyakarta: pustaka
pelajar
Sugiyono. 2016. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, Cet.ke-23
Bandung: Alfabeta
Sayuti una. 2012. Pedoman penulisan skripsi, Cet ke-1 Jambi: Fakultas Syariah
IAIN STS Jambi dan Syariah Press
Syofian Siregar. 2013. Penelitian kuantitatif”, Prenadamedia Group, Jakarta, April
V. wiratna sujarweni.2015.Metode penelitian bisnis ekonomi, pustakabaruprees,
Yokyakarta, cet-1
Jurnal-jurnal
Amalia, Fitri. “Etika Bisnis Islam: Konsep Dan Implementasi Pada Pelaku Usaha Kecil.”
Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah 6, no. 1 (2014): 133–142.
Anas, Muhammad. “Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Konteks Produsen Dan
Konsumen: Ke Arah Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.” Jurnal Fakultas
Hukum UII 8, no. 1 (2008): 49–65.
Ardi, Muhammad. “ETIKA BISNIS DALAM EKONOMI ISLAM,” n.d.
Hananto, April Lia, and Bayu Priyatna. “RANCANG BANGUN APLIKASI
INFORMASI HARGA PRODUK PANGAN DAN SEMBAKO DI PASAR
KAB. KARAWANG.” Techno Xplore: Jurnal Ilmu Komputer Dan Teknologi
Informasi 2, no. 1 (2017).
Irawan, Heri. “Penerapan Etika Bisnis Islam Pada Pedagang Sembako Di Pasar Sentral
Sinjai.” PhD Thesis, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2017.
Juliyani, Erly. “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam.” Jurnal Ummul Qura 7, no. 1
(2016).
Mardoni, Yosi. “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam,” 2017.
Mursidah, Umi. “Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual Beli Di Pasar
Tradisional (Studi Pada Pasar Betung Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung
Barat).” PhD Thesis, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2017.
Nawatmi, Sri. “Etika Bisnis Dalam Perspektif Islam.” Fokus Ekonomi 9, no. 1 (2010).
Norvadewi, Norvadewi. “Bisnis Dalam Perspektif Islam (Telaah Konsep, Prinsip Dan
Landasan Normatif).” Al-Tijary 1, no. 1 (2015): 33–46.
Rofiah, Nur Habibbatur. “Penerapan Etika Jual Beli Pedagang Pasar Wage Tulungagung
Dalam Pandangan Islam,” 2018.
Syaifullah, Syaifullah. “Etika Jual Beli Dalam Islam.” HUNAFA: Jurnal Studia Islamika
11, no. 2 (2014): 371–387.
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel 4.1
DAFTAR INFORMAN PEDAGANG
NO Nama Informan Pekerjaan Usia
1 Luluk Pedagang sembako 37
2 Nurdaya Pedagang gas 37
3 Siti baniyah Pedagang sembako dan sayur 48
4 Meli yani fitri Pedagang sayur+ikan 23
5 Sri wani Pedagang sayur 42
6 Aan Pedagang sembako 31
7 Pandi Pedagang ikan 28
8 Novita Pedagang ikan 22
9 Ramli Pedagang ayam 45
10 Ayu Pedagang buah 30
11 Silvia Pedagang sembako 32
12 Cembang Pedagang sembako 38
13 Dina Pedagang buah 34
14 Wira Pedagang sayur 40
15 Nur isnaini Pedagang sembako 24
16 Wagi astuti Pedagang sembako 45
17 Eka Pedagang sembako 38
18 Agus Pedagang sembako 50
19 bulan Pedagang buah
44
Table 4.2
DAFTAR INFORMAN PEMBELI
NO NAMA JENIS
KELAMIN
AGAM
A
UMUR PENDIDIKAN
1 Raudatul ulya Perempuan Islam 22 SMK
2 Heriyanti Perempuan Islam 21 S1
3 Rahma oktavitriani Peremuan Islam 15 SMA
4 Hilallia dewata Perempuan Islam 22 S1
5 Putri wulandari n Perempuan Islam 22 S1
6 Arafa Perempuan Islam 22 SMA
7 Ilian servina
anggaraini
Perempuan Islam 21 SMA
8 Nisa megawati Perempuan Islam 21 D3
9 Fitri kurnia Perempuam Islam 22 S1
10 Sania Perempuan Islam 24 SMA
11 Mira sapnadila Perempuan Islam 17 SMA
12 Nurhalimah Perempuan Islam 23 S1
13 Nabila saputri Perempuan Islam 19 SMA
14 Wira aulia Perempuan Islam 21 MAS
15 Lufiani safitri Perempuan Islam 24 SMA
16 Eni ekawati Perempuan Islam 30 S1
17 Asnawati Perempuan Islam 22 MAN
18 Kurnia Perempuan Islam 22 S1
19 Shelly Perempuan Islam 22 S1
20 Novita riani Perempuan Islam 21 SMK
21 Sartika Perempuan Islam 19 SMA
22 NH Perempuan Islam 21 SMA
23 Rosalinda Perempuan Islam 22 SMA
24 Hujaipah Perempuan Islam 23 S1
25 M. Yunus Laki-laki Islam 23 S1
26 Reza riski febrian Laki-laki Isalm 23 S1
27 Tri rahayu ningsih Perempuan Islam 21 S1
28 Melati anissa Perempuan Islam 21 SMA
29 Fadilla natasa Perempuan Islam 21 SMK
30 Resy putri
anggaraini
Perempuan Islam 22 S1
31 Septia arnisa sari Perempuan Islam 22 MAN
32 Misgiato Laki-laki Islam 22 MAN
33 Rini agustin Perempuan Islam 18 SMA
34 Dian apriyanti
syahputri
Perempuan Islam 22 S1
35 Ronaldo Laki-laki Islam 20 SMA
36 Nurhasanah Perempuan Islam 18 SMA
37 Rika Perempuan Islam 23 MTS
38 Erwin Laki-laki Islam 24 S1
39 Asro Laki-laki Islam 22 SMA
40 Mahdipa Perempuan Islam 20 SMA
41 Winda Perempuan Islam 21 SMA
42 Arnelia oktawijaya Perempuan Islam 22 S1
43 Diah pertiwi Perempuan Islam 22 S1
44 Ending Perempuan Islam 35 SMP
45 Asnadi Laki-laki Islam 24 SMA
46 Rini Perempuan Islam 22 SMA
47 Andi astry
wardana
Perempuan Islam 22 MAN
48 Khusnul khotimah Perempuan Islam 21 SMA
49 Nurdin as’ari Laki-laki Islam 22 MAS
50 Fitriananur Perempuan Islam 22 S1
51 Sitti rahmah Perempuan Islam 22 S1
52 Yunita fitria Perempuan Islam 22 SMA
53 Iin dahlia wati Perempuan Islam 23 SMA
54 Fitria sahri Perempuan Islam 21 S1
55 Hamdani Laki-laki Islam 24 S1
56 Defri agusti Laki-laki Islam 22 S1
57 Wiya Perempuan Islam 23 MTS
58 Wildayani Perempuan Islam 22 SMA
59 Nur afifah Perempuan Islam 22 S1
60 Nurkhairiani Perempuan Islam 24 S1
61 Nur siti lestari Perempuan Islam 22 SMA
62 Meili suriansih Perempuan Islam 22 S1
63 Ina Perempuan Islam 30 SMP
64 Siti munawaroh Perempuan Islam 24 SMA
65 Muhammad Laki-laki Islam 21 MAS
Lampiran 2
Tabel 4.3
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
PANDUAN WAWANCARA
Penerapan
Etika Bisnis
Islam
Pertanyaan Informan
Panduan wawancara informan dengan pihak pedagang di Pasar Muara Sabak
Ulu
Pemahaman
dan
penerapan
Etika Bisnis
Islam
1. Apakah Bapak atau Ibu mengetahui
danmemahami Etika Bisnis Islam?
2. Apakah Bapak atau Ibu mengetahui
etika bisnis Rasullullah ?
3. Bagaimana pendapat Bapak/ Ibu
apakah etika bisnis Islam perlu
diterapkan dalam berdagang?
4. Bagaimana cara Bapak/Ibu
mempromosikan barang dagangan
Bapak/ Ibu?
Seluruh
pedagang
Kepuasan
Pelanggan
1. Apakah Ibu selalu memperhatikan
kepuasan pelanggan agar mereka
merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan?
2. Apakah ibu selalu memperhatikan
kehalalan barang dagangan sebelum
dijual ke pembeli?
Seluruh
pedagang
Persaingan
yang sehat
1. Apakah ibu pernah melakukan
penimbunan barang dagangan
dengan tujuan menaikan harga
barang pada waktu tertentu?
2. Bagaimana cara Ibu dalam bersaing
sesame pedagang?
Seluruh
pedagang
Transparansi 1. Apakah Ibu pernah melakukan
kecurangan dalam berdagang seperti
mengurangi takaran timbangan?
2. Apakah Bapak/Ibu memperlihatkan
bagaimana cara menimbang kepada
pedagang?
3. Apakah Ibu menjelaskan
kekurangan barang yang di jual
kepada pembeli?
Seluruh
pedagang
4. Apakah Ibu selalu memperhatikan
keadaan barang dagangan sebelum
dijual kepembeli seperti cacat,
busuk,rusak atau karat?
5. Apakah Bapak/Ibu pernah
memberika informasi yang memadai
tentang barang yang akan di jual?
Keadilan
1. Apakah Ibu pernah menawarkan
barang dengan harga yang berbeda-
beda kepada pembeli?
2. Apakah Bapak/Ibu pernah mendapat
komplen dari pembeli tentang
kerusakan barang yang anda jual?
1. Apakah Bapak/Ibu bersedia
menerima dan mengganti kembali
barang cacat atau rusak yang di
kembalikan oleh pembeli?
2. Bagaimana sikap Bapak/Ibu ketika
pembeli yang menawar dagangan
dengan harga rendah dari harga
yang diberikan?
Seluruh
pedagang
Panduan wawancara untuk pembeli
Kepuasan
pelayanan
dan
kebenaran
1. Apakah pedagang sembako
memperlihatkan kepada Ibu/ Bapak
cara mereka menimbang barang
dagangannya?
2. Apakah Ibu/ Bapak pernah menimbang
kembali barang dagangan Ibu/ Bapak
beli untuk memastikan kebenaran
dalam takaran timbangan yang benar?
3. Apakah Ibu/ Bapak pernah
mendapatkan penjelasan dari pedagang
sembako mengenai kekurangan barang
dagangan yang di jualnya?
4. Apakah Ibu / Bapak pernah melihat
atau mengetahui pedagang sembako
yang melakukan penimbunan barang
daganganya demi mendapat
keuntungan yang lebih?
5. Apakah pedagang sembako
menjelaskan barang dagangannya yang
berupa cacat, rusak atau bahkan busuk
kepada Ibu/ Bapak sebelum barang
tersebut di jual kepada Ibu/ Bapak?
6. Apakah Ibu /Bapak pernah
mendapatkan bahwa pedagang
sembako bersaing dengan secara sehat
Seluruh pembeli
dengan tidak saling menjatuhkan harga
antar mereka?
7. Apakah Ibu /Bapak pernah
mendapatkan pedagang sembako yang
menjual barang –barang yang tidak
halal?
8. Apakah Ibu/ Bapak merasa puas
dengan pelayanan yang di berikan oleh
pedagang sembako kepada Ibu/ Bapak
?
9. Apakah Ibu/ Bapak pernah
mendapatkan perbedaan harga dengan
pembeli lainnya dari pedagang
sembako?
10. Apakah Ibu /Bapak pernah
mendapatkan paksaan dari pedagang
sembako untuk membeli barang
dagangannya?
11. Apakah Ibu/ Bapak pernah
mendapatkan pedagang sembako yang
menerima dan mengganti barang yang
cacat dan rusak dengan barang yang
baru ?
12. Apakah Ibu/ Bapak pernah
mendapatkan komplen kepada
pedagang sembako mengenai barang
dagangannya?
13. Bagaimana pendapat ibu/ bapak
mengenai pedagang sembako yang
curang dalam takaran timbangan?
14. Bagaimana pendapat ibu/ bapak
mengenai pedagang sembako yang
bersifat tidak ramah, acuh serta
tidak jujur?
15. Bagaimana pendapat ibu/ bapak
mengenai pedagang sembako,
apakah sudah benar-benar
menerapkan etika bisnis Islam atau
sesuai dengan syariah?
Tabel 4.4
Hasil wawancara pembeli
No Jenis pertanyaan Jawaban jumlah
iya tidak kadang
1 Apakah pedagang sembako
memperlihatkan kepada Ibu/ Bapak cara
mereka menimbang barang dagangannya?
44 11 10 65
2 Apakah Ibu/ Bapak pernah menimbang
kembali barang dagangan Ibu/ Bapak beli
untuk memastikan kebenaran dalam
takaran timbangan yang benar?
20 36 9 65
3 Apakah Ibu/ Bapak pernah mendapatkan
penjelasan dari pedagang sembako
mengenai kekurangan barang dagangan
yang di jualnya?
24 33 8 65
4 Apakah Ibu / Bapak pernah melihat atau
mengetahui pedagang sembako yang
melakukan penimbunan barang
daganganya demi mendapat keuntungan
yang lebih?
12 50 3 65
5 Apakah pedagang sembako menjelaskan
barang dagangannya yang berupa cacat,
rusak atau bahkan busuk kepada Ibu/
Bapak sebelum barang tersebut di jual
kepada Ibu/ Bapak?
25 30 10 65
6 Apakah Ibu /Bapak pernah mendapatkan
bahwa pedagang sembako bersaing dengan
47 16 2 65
secara sehat dengan tidak saling
menjatuhkan harga antar mereka?
7 Apakah Ibu /Bapak pernah mendapatkan
pedagang sembako yang menjual barang –
barang yang tidak halal?
8 55 2 65
8 Apakah Ibu/ Bapak merasa puas dengan
pelayanan yang di berikan oleh pedagang
sembako kepada Ibu/ Bapak ?
43 7 15 65
9 Apakah Ibu/ Bapak pernah mendapatkan
perbedaan harga dengan pembeli lainnya
dari pedagang sembako?
50 14 1 65
10 Apakah Ibu /Bapak pernah mendapatkan
paksaan dari pedagang sembako untuk
membeli barang dagangannya?
26 38 1 65
11 Apakah Ibu/ Bapak pernah mendapatkan
pedagang sembako yang menerima dan
mengganti barang yang cacat dan rusak
dengan barang yang baru ?
41 22 2 65
12 Apakah Ibu/ Bapak pernah mendapatkan
komplen kepada pedagang sembako
mengenai barang dagangannya?
34 26 3 65
13 Bagaimana pendapat ibu/ bapak
mengenai pedagang sembako yang
curang dalam takaran timbangan?
13 47 5 65
14 Bagaimana pendapat ibu/ bapak
mengenai pedagang sembako yang
bersifat tidak ramah, acuh serta tidak
jujur?
10 50 5 65
15 Bagaimana pendapat ibu/ bapak
mengenai pedagang sembako, apakah
sudah benar-benar menerapkan etika
bisnis Islam atau sesuai dengan
syariah?
10 24 32 65
Lampiran 3
Dokumentasi Kantor Kelurahan Muara Sabak Ulu
Dokumentasi Data BPS pasar Kelurahan Muara Sabak Ulu
Lampiran 4
Dokumentasi foto
1. Ketua Rt. 02
Ketika pengambilan surat balasan riset.
2. Pedagang pasar Kelurahan Muara Sabak Ulu
Wawancara bersama ibu sri pedagang sayur dll.
Wawancara bersama ibu meli pedagang sembako dan sayur-sayur dll
Wawancara bersama ibu luluk pedagang sembako.
Wawancara bersama ibu siti pedagang sembako dan sayur-sayuran.
Wawancara bersama ibu nurdaya pedagang gas LPJI
Wawancara bersama salah satu pembeli ibu rosmawati
Gambar keadaan pasar ketika sore hari kisaran jam 15: 00
CURRICULUM VITAE
Data Pribadi
Nama : Gustina Sartika
Tempat Dan Tanggal Lahir : Muara Sabak, 30 Agustus 1998
Alamat : Jl. Inpres rt 10 rw 02 kelurahan
muara sabak ilir kecamatan muara sabak timur
kabupaten tanjung jabung timur
Agama : Islam
Email : [email protected]
No. Hp : 083175309029
Pendidikan
1. SDN 117 Muara Sabak 2004- 2010
2. MTS JI Muara Sabak 2010-2013
3. SMAN 2 Tanjung Jabung Timur 2013-2016
Pengalaman Organisasi
Volunteer PBAK ( Pengenalan Budaya Akademik Kampus ) di UIN STS jambi
Panitia PBAK ( Pengenalan Budaya Akademik Kampus ) di UIN STS jambi
Panitia wisuda UIN STS Jambi (sebagai koors)
BPH (Badan pengurus harian) komasariat PMII
Anggota KSEI AL-FATH