Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
89
PENELITIAN
Perbandingan Efek Pemberian Ondansetron dan Petidin Intravena untuk
Mencegah Menggigil Pasca Anestesi Umum
Arie Z ainul Fa ton i Isngad i Wiwi Jaya
ABSTRACT
Background Shivering is a common complication after general anesthesia that can
cause uncomfortable condition and several risks Because of that post anesthesia
shivering must be prevented or treated immediately The most commonly drug that
used in drSaifu Anwar Hospitasl is pethidine but it has adverse reaction such as
nausea vomiting and respiratory depression Ondansetron is a specific 5-HT3
antagonist that can reduce nausea-vomiting and postanesthesia shivering
Objective To compare the effect of intravenous pethidine 04 mgkgbw and
ondansetron 01 mgkgbw for prevention of shivering after general anesthesia
Methods This experimental study was designed as single blind true experimental
design of 32 patients 18-40 years oiacuted who underwent 1-3 hours surgery in general
anesthesia At the end of surgery we made patient breathed spontaneously Twenty
minutes before extubation patients were divided into two groups Group I received
pethidine 04 mgkgbw and group II received ondansetron 01 mgkgbw After
adequate spontaneous breathing and laryngeal reflex recovery extubation was done
After extubation patients were receiving oxygen 8Lminute Vital signs side effects and
shivering were measured every 5 minutes for 30 minutes long Statistical analysis were
performed by Mann whitney with p-value lt 005 was considered significant
Results Patient characteristics of the two groups were not significantly different
(pgt005) Incidence of shivering in group I were developed in 4 patients (25) which
3 patients were 1st degree and 1 patient was 2nd degree In group II 3 patients
(1875) had incidence of shivering which 2 patients were 1st degree and 1 patient
was 2nd degree The incidence and grades of shivering between two groups were not
significantly different (pgt005) Tympanic membrane temperature of group I and
group II were not significanlty different s (pgt005) Nausea occured in group I
(125) on the other side group II had no side effects but the results were not
significantly different (pgt005)
Conclusion Pethidine 04 mgkgbw and ondansetron 01 mgkgbw have similar effect
in preventing post anesthesia shivering
BagianSMF Anestesi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya RSU dr Saiful Anwar Malang
Korespondensi correspondence ariezainulfatonigmailcom
Comparison of The Effect of Intravenous Pethidine and Ondansetron for
Prevention of Shivering After General Anesthesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014 Terakreditasi DIKTI dengan masa berlaku 3 Juli 2014 - 2 Juli 2019
Dasar SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 212P2014
90
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Key words post anesthesia shivering pethidine ondansetron
ABSTRAK
Latar belakang Menggigil merupakan komplikasi yang sering terjadi pasca tindakan
anestesi umum yang berdampak tidak nyaman pada pasien dan menimbulkan berbagai
resiko Oleh sebab itu menggigil perlu dicegah atau diatasi Sampai saat ini obat
yang paling sering digunakan di RSSA adalah petidin Akan tetapi petidin mempunyai
efek samping mual muntah dan depresi napas Ondansetron merupakan antagonis
5-HT3 yang mempunyai efek anti mual anti muntah dan anti menggigil
Tujuan Mengetahui perbedaan efek pemberian ondansetron 01 mgkgbb dengan
petidin 04 mgkgbb intravena untuk mencegah menggigil pasca anestesi umum
Metode Penelitian eksperimental dengan rancangan ldquosingle blind true experimental
designrdquo pada 32 pasien dengan usia 18 ndash 40 tahun yang menjalani operasi 1 ndash 3 jam
dengan anestesi umum Pada akhir operasi pasien dibuat bernafas spontan Dua
puluh menit sebelum ekstubasi pasien dibagi menjadi dua kelompok kelompok I
mendapatkan petidin 04 mgkgbb dan kelompok II mendapatkan ondansetron 01 mg
kgbb Ekstubasi dilakukan setelah pasien bernafas spontan adekuat dan refleks laring
sudah ada Pasca ekstubasi pasien diberi oksigen 8Lmenit Tanda vital efek samping
dan kejadian menggigil dicatat tiap lima menit selama 30 menit Uji statistik dilakukan
dengan menggunakan Mann Whitney dengan derajat kemaknaan yaitu nilai plt 005
Hasil Data karakteristik pasien antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna
(pgt005) Kejadian menggigil pada kelompok I terjadi pada 4 pasien (25) menggigil
derajat 1 pada 3 pasien dan sisanya derajat 2 Pada kelompok II 3 pasien (1875)
mengalami kejadian menggigil menggigil derajat 1 pada 2 pasien dan sisanya
derajat 2 Kejadian dan derajat menggigil antara kedua kelompok tidak berbeda
bermakna (pgt005) Suhu membran timpani kelompok I dan kelompok II juga tidak
bermakna (pgt005) Dua pasien (125) pada kelompok I mengalami mual
sedangkan pada kelompok II tidak didapatkan efek samping (p=0151) tetapi
secara statistik tidak berbeda bermakna (pgt005)
Kesimpulan Petidin 04 mgkgbb dan ondansetron 01mgkgbb mempunyai efek yang
sama dalam mencegah menggigil pasca anestesi umum
Kata kunci menggigil pasca anestesi umum petidin ondansetron
PENDAHULUAN
Menggigil merupakan
komplikasi yang sering terjadi selama
tindakan anestesi Kejadian menggigil
ini cukup tinggi yaitu hampir 65
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
91
pasien mengalaminya setelah tindakan
anestesi umum dan sekitar 57 pasien
mengalaminya selama tindakan anestesi
regional Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal yaitu hipotermi akibat
redistribusi panas dari pusat tubuh ke
perifer suhu kamar operasi yang
dinginrendah lamanya luka daerah
operasi yang terbuka pelepasan sitokin
akibat tindakan operasi dan
penggunaan obat ndash obat anestesi yang
menurunkan ambang batas menggigil
dan menurunkan respon vasokontriksi
terhadap hipotermi123
Menggigil merupakan suatu
respon yang tidak nyaman bagi pasien
dan akan menimbulkan risiko yang
tidak baik bagi pasien karena berkaitan
dengan aktivasi simpatisadrenergik
sepert i meningkatnya proses
metabolisme tubuh meningkatnya
kebutuhan konsumsi oksigen sampai 4 -
6 kali lipat timbulnya peningkatan
produksi karbondioksida dan akan
memperberat nyeri pasca operasi
Peningkatan kadar katekolamin dalam
darah juga akan meningkatkan risiko
komplikasi kardiovaskular Menggigil
juga akan meningkatkan tekanan
intraokuli dan tekanan intrakranial Hal
ini akan membahayakan pada pasien
pasien dengan kondisi yang tidak
optimal sepert i pasien dengan gangguan
jantung dan pasien dengan penyakit
paru obstruksi menahun Oleh sebab itu
kejadian menggigil pasca anestesi
umum sebaiknya dicegah dan kalau
sudah timbul harus segera ditangani
dengan baik34
Secara umum tata laksana menggigil ini
dibagi menjadi dua yaitu non
farmakoterapi dan farmakoterapi
Tindakan pencegahan non
farmakoterapi yaitu dengan menjaga
suhu tubuh tetap normal selama
tindakan operasi dan setelah tindakan
anestesi dengan pemberian selimut yang
mengandung udara hangat dan
pemberian cairan infus yang hangat
Penggunaan teknik farmakoterapi
merupakan cara yang sering digunakan
untuk mengatasi kejadian menggigil
pasca anestesi umum Ada beberapa
obat yang dapat digunakan untuk
mengatasi kejadian menggigil pasca
anestesi umum antara lain petidin
fentanil morfin ketamin tramadol
klonidin magnesium sulfat dan
ondansetron567
Petidin merupakan agonis opioid
sintetik yang bekerja pada reseptor
opioid micro (mu) dan κ (kappa) Petidin
mempunyai efek untuk mengatasi
menggigil melalui reseptor κ Petidin
merupakan obat yang paling efektif dan
sering digunakan untuk mengatasi
menggigil Akan tetapi petidin
mempunyai beberapa efek samping
yang tidak menguntungkan seperti
mual muntah pruritus dan depresi
nafas18
Ondansetron adalah derivat dari
karbazolon yang strukturnya berkaitan
dengan antagonis reseptor serotonin dan
sub tipe 5-Hidroksitriptamin tipe 3 (5-
HT3 ) spesifik yang tidak mempunyai
efek pada aktifitas reseptor dopamin
histamine adrenergik dan kolinergik8
92
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Ondansetron sudah sering
digunakan untuk anti emetik selain
efek tersebut ondansetron juga
mempunyai efek anti menggigil
melalui mekanisme penghambatan
pada reseptor 5-HT3 yang
mengakibatkan penghambatan
termoregulasi pada tingkat hipotalamus
yang merupakan pusat pengaturan
suhu tubuh Oleh karena itu
ondansetron juga dapat digunakan
untuk mencegah menggigil pasca
anestesi umum sekaligus sebagai anti
emetik910
Sampai saat ini petidin
merupakan obat yang paling banyak
digunakan sebagi obat anti menggigil
di RSU drSaiful Anwar Malang Akan
tetapi petidin mempunyai beberapa
efek samping yang tidak
menguntungkan seperti mual muntah
pruritus dan depresi nafas478 Berbeda
dengan petidin ondansteron yang juga
sudah terbukti mempunyai efek anti
menggigil mempunyai efek anti mual
dan muntah serta tidak memiliki efek
samping sebesar pet idin4 Oleh sebab
itu peneliti tertarik melakukan
penelitian perbandingan efek
ondansetron 01 mgkgbb dan petidin
04 mgkgbb intravena untuk
mencegah menggigil pasca anestesi
umum
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan efek pemberian
ondansetron 01 mgkgbb dan petidin
04 mgkgbb intravena untuk
mencegah kejadian menggigil pasca
anestesi umum
METODE
Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan
rancangan penelitian single blind true
experimental design Kelompok
penelitian dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok I
mendapatkan petidin 04 mgkgBB
menjelang akhir anestesi dan kelompok
II mendapatkan ondansetron 01 mg
kgBB menjelang akhir anestesi
Tempat penelitian adalah
Rumah Sakit Umum dr Saiful Anwar
(RSSA) Malang Kriterian inklusi
adalah pasien berusia 18 ndash 40 tahun
status fisik berdasarkan American
Society of Anesthesiologist (ASA) I-II
lama anestesi 1-3 jam tidak
mempunyai kelainan psikiatris
kelainan neuromuskular dan kelainan
jantung Sedangkan kriteria eksklusi
adalah pasien yang memerlukan obat
vasokonstriktor selama tindakan
anestesi pasien yang mengalami
komplikasi selama tindakan anestesi
sepert i infark miokard akut syok henti
jantung dan pasien yang memerlukan
perawatan di ruang intensif pasca
pembedahan
Pemilihan sampel dilakukan
dengan purposive sampling dengan
jumlah sampel yang diperlukan adalah
32 sampel yang dibagi menjadi dua
kelompok dimana masing ndash masing
kelompok berjumlah 16 sampel
Setelah mendapat persetujuan
komisi etik RSSA Malang pasien yang
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
93
memenuhi kriteria inklusi diberikan
penjelasan dan informed consent Pasien
yang setuju mengisi informed consent
dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan
selama puasa kebutuhan cairan dipenuhi
dengan cairan RL (ringer laktat) Saat di
kamar operasi dilakukan pengukuran
tekanan darah (TD) frekuensi nadi (FN)
suhu membran timpani dan saturasi
oksigen (SaO2) sebelum dilakukan induksi
anestesi Induksi anestesi dilakukan
dengan proprofol 1 - 2 mgkgbb dan
analgetik fentanil 2 mcgkgBB Setelah
refleks bulu mata hilang diberikan
atrakurium 05 mgkgbb kemudian
dilakukan intubasi endotrakea
Pemeliharaan anestesi dengan isofluran
dengan kombinasi N20 O2 = 21
Analgetik selama operasi diberikan
fentanil intermiten 1 ndash 2 mcgkgbb setiap
jam Pada akhir operasi pasien dibuat
bernafas spontan Analgetik pasca operasi
menggunakan ketorolak 30 mg Dua puluh
menit sebelum anestesi dihentikan
dilakukan randomisasi dengan dibagi
menjadi kelompok I dan II
Setelah operasi selesai ventilasi
adekuat pasien bangun dan refleks laring
telah kembali baru dilakukan ekstubasi
Dicatat TD FN suhu membran timpani
SaO2 dan derajat menggigil tiap 10 menit
sampai 30 pasca ekstubasi Di ruang pulih
sadar pasien diberikan selimut dan
oksigen masker 8 Lmenit
Menggigil adalah suatu fasikulasi
atau tremor yang terdeteksi pada otot
rangka di wajah kepala rahang badan
atau ekstremitas yang berlangsung lebih
dari 15 detik11 Derajat menggigil dinilai
dengan skala menggigil Crossley
dan Mahajan yaitu 0 tidak ada
menggigil 1 tidak tampak aktifitas
muskulertremor tetapi hanya
tampak piloereksi atau vasokontriksi
perifer atau keduanya 2 aktifitas
muskuler pada hanya satu kelompok
otot 3 aktifitas muskuler sedang
pada lebih dari satu kelompok otot
tetapi tidak terlihat menggigil
seluruh tubuh 4 aktifitas otot-otot
seluruh tubuh sangat kuat dan terus
menerus12
Pasien yang masih menggigil
diterapi dengan cairan infus RL
hangat untuk mengembalikan
kondisi normotermia dan diberikan
petidin 20 mg serta tramadol 2 mg
kgbb Apabila terjadi efek samping
obat maka dicatat dan diberikan
penatalaksanaan yang sesuai
Data diolah dengan komputer
menggunakan program SPSS
(Statistical Package for Social
Sciences) Windows dan dinyatakan
dalam bentuk tabel dan grafik Uji
statistik dilakukan dengan
menggunakan uji Mann Whitney
dengan derajat kemaknaan yaitu
nilai p lt 005
HASIL
Telah dilakukan penelit ian
perbandingan efek pemberian
ondansetron dan petidin intravena
untuk mencegah menggigil pasca
anestesi umum pada 32 pasien yang
menjalani tindakan anestesi umum
94
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
dengan kriteria inklusi dan eksklusi
tertentu serta bersedia untuk mengikuti
penelitian ini
Dari tabel 1 menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna
(pgt005) untuk variabel usia jenis
kelamin BB TB BMI durasi anestesi
suhu membran timpani sebelum
induksi suhu kamar operasi jenis
operasi jumlah perdarahan dan jumlah
cairan sampel antara kelompok petidin
dan kelompok ondansentron
Pada gambar 1 didapatkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna
pada temperatur membran timpani saat
akhir anestesi umum menit ke 10 ke
20 dan menit ke 30 pasca ekstubasi
antara dua kelompok tersebut
Perbandingan kejadian dan
derajat menggigil antara kelompok
petidin dan ondansetron menunjukkan
perbedaan yang tidak bermakna
(pgt005)(tabel 2) Pada gambar 2 dapat
kita lihat dari 16 pasien terdapat 4
(25) pasien dari kelompok
ondansteron mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum Tiga
pasien mengalami menggigil derajat 1
dan satu pasien mengalami menggigil
derajat dua Pada kelompok petidin
terdapat 3 (1875) pasien mengalami
menggigil pasca anestesi umum Dua
pasien mengalami menggigil derajat 1
dan satu pasien mengalami menggigil
derajat dua
Pada penelitian ini didapatkan
efek samping obat yang ditimbulkan
dari pemberian petidin berupa mual
Dari 16 pasien yang mendapat petidin
04 mgkgbb didapatkan 2 (125)
pasien mengalami efek samping mual
(gambar 3) Sedangkan pada kelompok
ondansetron tidak didapatkan kejadian
mual Akan tetapi secara statistik (tabel
2) menunjukkan tidak ada perbedaan
yang bermakna (pgt005) pada kejadian
mual diantara kedua kelompok
perlakuan tersebut
PEMBAHASAN
Menggigil merupakan
komplikasi yang sering terjadi selama
tindakan anestesi Kejadian menggigil
ini sekitar 40 ndash 60 pada pasien pasien
yang dilakukan tindakan anestesi umum
dan 567 pada pasien pasien yang
dilakukan tindakan anestesi regional
Menggigil merupakan suatu respon yang
tidak nyaman bagi pasien dan akan
menimbulkan risiko yang tidak baik
bagi pasien karena berkaitan dengan
aktivasi simpatisadrenergik seperti
meningkatnya proses metabolisme
tubuh meningkatnya kebutuhan
konsumsi oksigen sampai 4 - 6 kali
lipat t imbulnya peningkatan produksi
karbondioksida dan akan memperberat
nyeri pasca operasi1212
Obat anti menggigil yang sudah
terbukti efektif dan paling sering
digunakan ialah petidin Pet idin
merupakan opioid yang bekerja pada
reseptor micro dan κ Petidin dapat
menurunkan ambang menggigil dua kali
lipat lebih besar dibandingkan ambang
vasokontriksi sehingga dapat mencegah
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
95
timbulnya menggigil Kemampuan
petidin dalam mencegah menggigil ini
dikarenakan efek petidin pada reseptor
κ yang akan menurunkan ambang
rangsang menggigil dan vasokontriksi
Akan tetapi petidin mempunyai
beberapa efek samping yang tidak
menguntungkan seperti mual dan
muntah813 Ondansetron merupakan
antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang
sering digunakan sebagai anti emetik
Selain anti emetik ondansetron juga
mempunyai efek anti menggigil dengan
menghambat termoregulasi di
hipotalamus14
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan efek
ondansetron dan petidin dalam
mencegah kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dari total 32 sampel
yang didapat terdapat 25 sampel dari
kelompok petidin mengalami kejadian
menggigil Dengan1875 pasien (3
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Entezari et al (2012) bahwa
petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan
kejadian menggigil pasca anestesi
umum sampai sekitar 20 dari total
pasien yang menjalani tindakan
anestesi umum15 Mekanisme petidin
dalam mencegah menggigil disebabkan
oleh kemampuannya dalam
mempengaruhi beberapa reseptor yaitu
sebagai agonis reseptor κ stimulasi
reseptor adrenoreseptor subtipe α2B
menghambat reuptake monoamin dan
sebagai antagonis reseptor NMDA (N-
methyl-D-aspartate)12131617
Di dalam hipotalamus terdapat
keseimbangan monoamin yang
mengatur ambang normal suhu tubuh
Serotonin (5-HT) merupakan
monoamin yang menyebabkan
vasokontriksi dan menggigil sehinggan
meningkatkan suhu tubuh sedangkan
epineprin-norepineprin mempunyai
efek yang sebaliknya yang akan
menurunkan ambang normal
pengaturan suhu tubuh pada
hipotalamus Petidin merupakan
penghambat reuptake dari norepineprin
sehingga akan mengganggu
keseimbangan monoamin dalam
hipotalamus Peningkatan kadar
norepineprin pada hipotalamus akan
menurunkan ambang rangsang
menggigil1417
Kemampuan petidin sebagai
antagonis reseptor NMDA dan agonis
adrenoreseptor subtipe α2B akan
memodulasi termoregulasi serta akan
menghambat masuknya ion Ca2+ dari
ekstraselluler ke dalam sel syaraf
Peningkatan retensi ion Ca2+ pada
permukaan neuron akan menstabilkan
membran sel dan akan menurunkan
ambang rangsang neuron (heat gain
units) yang akan mengatur peningkatan
panas tubuh pada hipotalamus posterior
sehingga mencegah timbulnya
menggigil1718
Pada kelompok ondansetron
sebanyak 1875 pasien masih
96
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Karakteristik
Sampel
Petidin Ondansentron
Uji Statistik
(p)
Mean
Total
plusmnStd
dev
Mean
Total
plusmnStd
dev
Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137
Jenis kelamin(2)
Laki-laki 7 43 9 57 0486
Perempuan 9 57 7 43
Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558
Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828
BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363
Durasi Anestesi
(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322
Suhu membran timpani
sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382
Suhu Kamar
Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934
Jenis Operasi(2)
Ortopedi
Onkologi
Plastik
Digestif
Neurosurgeri
Mata
THT
3
3
2
1
2
3
2
188
188
125
620
125
188
125
3
4
1
1
2
1
4
188
25
620
620
125
620
25
0924
Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069
Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301
Keterangan (1) Uji t independen
(2) Uji Mann whitney
Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan
Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok
Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)
Petidin Ondansetron Uji Stat (p)
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
0695
Menggigil derajat 0
tidak menggigil 12
75 13
8125
Menggigil derajat 1 3 1875 2 125
Menggigil derajat 2 1 625 1 625
Menggigil derajat 3 0 0 0 0
Menggigil derajat 4 0 0 0 0
Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674
Efek samping mual(2) 2 125
0 0
0151
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
97
Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok
Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok
Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok
98
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
mengalami kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dengan125 pasien (2
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)
bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat
menurunkan kejadian menggigil pasca
anestesi umum sampai sekitar 167
dari total pasien yang menjalani
tindakan anestesi umum4 Hasil dari
penelitian ini sedikit berbeda dengan
yang didapatkan oleh Powell and
Buggy (2000) bahwa 33 dari 27
pasien yang mendapatkan ondasetron 4
mg masih mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum9 Hasil
dari penelitian ini juga sedikit berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et
al (2006) menyebutkan bahwa
ondansetron 8 mg dapat menurunkan
kejadian menggigil sampai hanya
sekitar 8 dari total pasien yang
menjalani tindakan anestesi spinal
Hasil yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan dosis
ondansetron dan teknik anestesi yang
digunakan dalam penelitian tersebut419
Dari hasil penelitian ini
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
kejadian dan derajat menggigil yang
bermakna secara statistik (pgt005)
antara kelompok ondansetron dan
kelompok petidin Hal ini membuktikan
bahwa ondansetron mempunyai efek
mencegah menggigil pasca anestesi
umum yang sama efektifnya dengan
petidin1520 Pada penelitian Abdollahi
et al (2012) pada 90 pasien yang
menjalani tindakan operasi coronary
artery bypass graft (CABG) dengan
anestesi umum didapatkan hasil yang
berbeda yaitu ondansetron 8 mg
mempunyai efek mencegah menggigil
yang lebih baik dibandingkan dengan
petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian
yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh dosis ondansetron dan
jenis operasi yang berbeda dengan
penelitian ini
Mekanisme ondansetron sebagai
anti menggigil diduga berkaitan dengan
efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3
yang merupakan salah satu
neurotransmitter yang penting dalam
termoregulasi karena berkaitan erat
dengan jaras produksi panas tubuh dan
jaras pengeluaran panas tubuh ke
lingkungan Penelitian pada hewan
menunjukkan pemberian agonis 5-HT
di dalam hipotalamus menyebabkan
vasokontriksi perifer dan menggigil
sehingga meningkatkan suhu int i tubuh
Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3
diduga akan mempunyai efek
mencegah timbulnya menggigil Efek
antagonis reseptor 5-HT3 pada
hipotalamus inilah yang menyebabkan
ondansetron dapat menghambat sistem
termoregulasi sehingga tidak terjadi
menggigil9141721
Pada penelitian ini 125 dari
total 16 pasien yang mendapatkan
petidin 04 mgkgbb mengalami efek
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
99
samping mual Ayatollahi et al (2011)
menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30
pasien yang mendapat petidin 04 mg
kgbb untuk mencegah terjadinya
menggigil pasca anestesi umum
mengalami efek samping mual1 Pada
penelitian lain Entezari et al (2012)
mendapati 10 pasien yang mendapat
petidin 04 mgkgbb juga mengalami
efek samping mual115 Efek samping
mual ini disebabkan oleh stimulasi
petidin pada chemoreceptor trigger
zone (CTZ) CTZ merupakan area di
otak yang berperan penting terhadap
terjadinya mual dan muntah2
SIMPULAN
Ondansetron 01 mgkgbb
mempunyai efek untuk mencegah
menggigil pasca anestesi umum yang
sama efektifnya dengan petidin 04 mg
kgbb
DAFTAR PUSTAKA
1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR
Behdad S Gholipur M Abbasi HR
Comparison Of Prophylactic Use Of
Meperidine And Two Low Doses Of
Ketamine For Prevention Of Post-
Anesthetic Shivering A Randomized
Double-Blind Placebo Controlled Trial J
Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346
2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick
DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical
Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52
Thermoregulation Hypothermia amp
Malignant Hyperthermia USA 2013 p
1184 ndash 1191
3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-
Controlled Comparison Of Ketamine With
Pethidine For The Prevention Of
Postoperative Shivering South Afr J
Anaesth Analg 201218(6)340-343
4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan
Efektifitas Ondansetron dan Tramadol
Intravena dalam Mencegah Menggigil
Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012
Vol 1 (1) 7 -11
5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad
JN Baral DD Comparisons of tramadol
with pethidine for prevention of post
anaesthetic shivering in elective abdominal
surgery Health Renaissance September-
December 2012 Vol 10 (No3)220-223
6 Zahedi H Comparison of Tramadol and
Pethidine for Postanesthetic Shivering in
Elective Cataract Surgery Journal of
Research in Medical Sciences 2004 5 235
-239
7 Shrestha AB Comparative Study on
Effectiveness of Doxapram and Pethidine
for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med
Assoc 200948(174)116-20
8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology
and Physiology in Anesthetic Practice
Fourth Edition Philadelphia Lippincott
Williams amp Wilkins Chapter 42
Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695
9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron
Given Before Induction of Anesthesia
Reduces Shivering After General
Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7
10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan
S Comparison of the efficacy of
nalbuphine tramadol ondansetron and
placebo in the treatment of postanesthetic
shivering after spinal anesthesia for
cesarean delivery Asian Biomedicine Vol
1 No 2 August 2007
11 Buggy DJ Crossley AW
Thermoregulation Mild Perioperative
Hypothermia And Post-Anaesthetic
Shivering British Journal of Anesthesia 84
(5) 615-28 (2000)
12 Padayachee NSYPost Anaesthesia
Shivering [internet] 2013 [cited 2013
May 03] Available from http
100
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
anaestheticsukznacza Libraries
Documents2011post_ anaesthesia
_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx
13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of
Pethidine and Buprenorphine for
Prevention and Treatment of Postanesthetic
Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58
14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain
RK Agarwal RC Post Anaesthesia
Shivering (PAS) a review Indian J
Anaesth 2003 47 (2) 88-93
15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian
A Khoshbaten M Ondansetron and
Meperidine prevent Post Operative
Shivering after General Anesthesia Iran
Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317
16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A
Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of
Postanesthetic Shivering In Children A
Randomized Control Study Comparing
Tramadol To Pethidine http
wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7
(20) pp 1208-1212 29 May 2013
17 Witte D Sessler DI Perioperative
Shivering Physiology and Pharmacology
Anesthesiology 200296467-484
18 Wang C Critical Regulation of Calcium
Signaling and NMDA-type Glutamate
Receptor In Developmental Neural
Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43
19 Kelsaka E Baris S Karakaya D
Sarihasan B Comparison of Ondansetron
and Meperidine for Prevention of Shivering
in Patients Undergoing Spinal Anesthesia
Regional Anesthesia and Pain Medicine
2006Volume 31 Issue 1 p 40-45
20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M
The Comparison of Ondansetron and
Meperidine to Prevent Shivering after
Anesthesia in Patients Undergoing Lower
Limb Orthopedic Surgeries with General
Anesthesia ZUMS Journal Volume 22
Number 92 (6-2014)
21 Abdollahi MH Forouzannia SK
Bagherinasab M Barzegar K Fekri A
Sarebanhassanabadi M Entezari A The
Effect of Ondansetron and Meperedin on
Preventing Shivering After Off-pump
Coronary Artery Bypass Graft Acta
Medica Iranica 2012 50(6) 395-398
90
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Key words post anesthesia shivering pethidine ondansetron
ABSTRAK
Latar belakang Menggigil merupakan komplikasi yang sering terjadi pasca tindakan
anestesi umum yang berdampak tidak nyaman pada pasien dan menimbulkan berbagai
resiko Oleh sebab itu menggigil perlu dicegah atau diatasi Sampai saat ini obat
yang paling sering digunakan di RSSA adalah petidin Akan tetapi petidin mempunyai
efek samping mual muntah dan depresi napas Ondansetron merupakan antagonis
5-HT3 yang mempunyai efek anti mual anti muntah dan anti menggigil
Tujuan Mengetahui perbedaan efek pemberian ondansetron 01 mgkgbb dengan
petidin 04 mgkgbb intravena untuk mencegah menggigil pasca anestesi umum
Metode Penelitian eksperimental dengan rancangan ldquosingle blind true experimental
designrdquo pada 32 pasien dengan usia 18 ndash 40 tahun yang menjalani operasi 1 ndash 3 jam
dengan anestesi umum Pada akhir operasi pasien dibuat bernafas spontan Dua
puluh menit sebelum ekstubasi pasien dibagi menjadi dua kelompok kelompok I
mendapatkan petidin 04 mgkgbb dan kelompok II mendapatkan ondansetron 01 mg
kgbb Ekstubasi dilakukan setelah pasien bernafas spontan adekuat dan refleks laring
sudah ada Pasca ekstubasi pasien diberi oksigen 8Lmenit Tanda vital efek samping
dan kejadian menggigil dicatat tiap lima menit selama 30 menit Uji statistik dilakukan
dengan menggunakan Mann Whitney dengan derajat kemaknaan yaitu nilai plt 005
Hasil Data karakteristik pasien antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna
(pgt005) Kejadian menggigil pada kelompok I terjadi pada 4 pasien (25) menggigil
derajat 1 pada 3 pasien dan sisanya derajat 2 Pada kelompok II 3 pasien (1875)
mengalami kejadian menggigil menggigil derajat 1 pada 2 pasien dan sisanya
derajat 2 Kejadian dan derajat menggigil antara kedua kelompok tidak berbeda
bermakna (pgt005) Suhu membran timpani kelompok I dan kelompok II juga tidak
bermakna (pgt005) Dua pasien (125) pada kelompok I mengalami mual
sedangkan pada kelompok II tidak didapatkan efek samping (p=0151) tetapi
secara statistik tidak berbeda bermakna (pgt005)
Kesimpulan Petidin 04 mgkgbb dan ondansetron 01mgkgbb mempunyai efek yang
sama dalam mencegah menggigil pasca anestesi umum
Kata kunci menggigil pasca anestesi umum petidin ondansetron
PENDAHULUAN
Menggigil merupakan
komplikasi yang sering terjadi selama
tindakan anestesi Kejadian menggigil
ini cukup tinggi yaitu hampir 65
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
91
pasien mengalaminya setelah tindakan
anestesi umum dan sekitar 57 pasien
mengalaminya selama tindakan anestesi
regional Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal yaitu hipotermi akibat
redistribusi panas dari pusat tubuh ke
perifer suhu kamar operasi yang
dinginrendah lamanya luka daerah
operasi yang terbuka pelepasan sitokin
akibat tindakan operasi dan
penggunaan obat ndash obat anestesi yang
menurunkan ambang batas menggigil
dan menurunkan respon vasokontriksi
terhadap hipotermi123
Menggigil merupakan suatu
respon yang tidak nyaman bagi pasien
dan akan menimbulkan risiko yang
tidak baik bagi pasien karena berkaitan
dengan aktivasi simpatisadrenergik
sepert i meningkatnya proses
metabolisme tubuh meningkatnya
kebutuhan konsumsi oksigen sampai 4 -
6 kali lipat timbulnya peningkatan
produksi karbondioksida dan akan
memperberat nyeri pasca operasi
Peningkatan kadar katekolamin dalam
darah juga akan meningkatkan risiko
komplikasi kardiovaskular Menggigil
juga akan meningkatkan tekanan
intraokuli dan tekanan intrakranial Hal
ini akan membahayakan pada pasien
pasien dengan kondisi yang tidak
optimal sepert i pasien dengan gangguan
jantung dan pasien dengan penyakit
paru obstruksi menahun Oleh sebab itu
kejadian menggigil pasca anestesi
umum sebaiknya dicegah dan kalau
sudah timbul harus segera ditangani
dengan baik34
Secara umum tata laksana menggigil ini
dibagi menjadi dua yaitu non
farmakoterapi dan farmakoterapi
Tindakan pencegahan non
farmakoterapi yaitu dengan menjaga
suhu tubuh tetap normal selama
tindakan operasi dan setelah tindakan
anestesi dengan pemberian selimut yang
mengandung udara hangat dan
pemberian cairan infus yang hangat
Penggunaan teknik farmakoterapi
merupakan cara yang sering digunakan
untuk mengatasi kejadian menggigil
pasca anestesi umum Ada beberapa
obat yang dapat digunakan untuk
mengatasi kejadian menggigil pasca
anestesi umum antara lain petidin
fentanil morfin ketamin tramadol
klonidin magnesium sulfat dan
ondansetron567
Petidin merupakan agonis opioid
sintetik yang bekerja pada reseptor
opioid micro (mu) dan κ (kappa) Petidin
mempunyai efek untuk mengatasi
menggigil melalui reseptor κ Petidin
merupakan obat yang paling efektif dan
sering digunakan untuk mengatasi
menggigil Akan tetapi petidin
mempunyai beberapa efek samping
yang tidak menguntungkan seperti
mual muntah pruritus dan depresi
nafas18
Ondansetron adalah derivat dari
karbazolon yang strukturnya berkaitan
dengan antagonis reseptor serotonin dan
sub tipe 5-Hidroksitriptamin tipe 3 (5-
HT3 ) spesifik yang tidak mempunyai
efek pada aktifitas reseptor dopamin
histamine adrenergik dan kolinergik8
92
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Ondansetron sudah sering
digunakan untuk anti emetik selain
efek tersebut ondansetron juga
mempunyai efek anti menggigil
melalui mekanisme penghambatan
pada reseptor 5-HT3 yang
mengakibatkan penghambatan
termoregulasi pada tingkat hipotalamus
yang merupakan pusat pengaturan
suhu tubuh Oleh karena itu
ondansetron juga dapat digunakan
untuk mencegah menggigil pasca
anestesi umum sekaligus sebagai anti
emetik910
Sampai saat ini petidin
merupakan obat yang paling banyak
digunakan sebagi obat anti menggigil
di RSU drSaiful Anwar Malang Akan
tetapi petidin mempunyai beberapa
efek samping yang tidak
menguntungkan seperti mual muntah
pruritus dan depresi nafas478 Berbeda
dengan petidin ondansteron yang juga
sudah terbukti mempunyai efek anti
menggigil mempunyai efek anti mual
dan muntah serta tidak memiliki efek
samping sebesar pet idin4 Oleh sebab
itu peneliti tertarik melakukan
penelitian perbandingan efek
ondansetron 01 mgkgbb dan petidin
04 mgkgbb intravena untuk
mencegah menggigil pasca anestesi
umum
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan efek pemberian
ondansetron 01 mgkgbb dan petidin
04 mgkgbb intravena untuk
mencegah kejadian menggigil pasca
anestesi umum
METODE
Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan
rancangan penelitian single blind true
experimental design Kelompok
penelitian dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok I
mendapatkan petidin 04 mgkgBB
menjelang akhir anestesi dan kelompok
II mendapatkan ondansetron 01 mg
kgBB menjelang akhir anestesi
Tempat penelitian adalah
Rumah Sakit Umum dr Saiful Anwar
(RSSA) Malang Kriterian inklusi
adalah pasien berusia 18 ndash 40 tahun
status fisik berdasarkan American
Society of Anesthesiologist (ASA) I-II
lama anestesi 1-3 jam tidak
mempunyai kelainan psikiatris
kelainan neuromuskular dan kelainan
jantung Sedangkan kriteria eksklusi
adalah pasien yang memerlukan obat
vasokonstriktor selama tindakan
anestesi pasien yang mengalami
komplikasi selama tindakan anestesi
sepert i infark miokard akut syok henti
jantung dan pasien yang memerlukan
perawatan di ruang intensif pasca
pembedahan
Pemilihan sampel dilakukan
dengan purposive sampling dengan
jumlah sampel yang diperlukan adalah
32 sampel yang dibagi menjadi dua
kelompok dimana masing ndash masing
kelompok berjumlah 16 sampel
Setelah mendapat persetujuan
komisi etik RSSA Malang pasien yang
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
93
memenuhi kriteria inklusi diberikan
penjelasan dan informed consent Pasien
yang setuju mengisi informed consent
dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan
selama puasa kebutuhan cairan dipenuhi
dengan cairan RL (ringer laktat) Saat di
kamar operasi dilakukan pengukuran
tekanan darah (TD) frekuensi nadi (FN)
suhu membran timpani dan saturasi
oksigen (SaO2) sebelum dilakukan induksi
anestesi Induksi anestesi dilakukan
dengan proprofol 1 - 2 mgkgbb dan
analgetik fentanil 2 mcgkgBB Setelah
refleks bulu mata hilang diberikan
atrakurium 05 mgkgbb kemudian
dilakukan intubasi endotrakea
Pemeliharaan anestesi dengan isofluran
dengan kombinasi N20 O2 = 21
Analgetik selama operasi diberikan
fentanil intermiten 1 ndash 2 mcgkgbb setiap
jam Pada akhir operasi pasien dibuat
bernafas spontan Analgetik pasca operasi
menggunakan ketorolak 30 mg Dua puluh
menit sebelum anestesi dihentikan
dilakukan randomisasi dengan dibagi
menjadi kelompok I dan II
Setelah operasi selesai ventilasi
adekuat pasien bangun dan refleks laring
telah kembali baru dilakukan ekstubasi
Dicatat TD FN suhu membran timpani
SaO2 dan derajat menggigil tiap 10 menit
sampai 30 pasca ekstubasi Di ruang pulih
sadar pasien diberikan selimut dan
oksigen masker 8 Lmenit
Menggigil adalah suatu fasikulasi
atau tremor yang terdeteksi pada otot
rangka di wajah kepala rahang badan
atau ekstremitas yang berlangsung lebih
dari 15 detik11 Derajat menggigil dinilai
dengan skala menggigil Crossley
dan Mahajan yaitu 0 tidak ada
menggigil 1 tidak tampak aktifitas
muskulertremor tetapi hanya
tampak piloereksi atau vasokontriksi
perifer atau keduanya 2 aktifitas
muskuler pada hanya satu kelompok
otot 3 aktifitas muskuler sedang
pada lebih dari satu kelompok otot
tetapi tidak terlihat menggigil
seluruh tubuh 4 aktifitas otot-otot
seluruh tubuh sangat kuat dan terus
menerus12
Pasien yang masih menggigil
diterapi dengan cairan infus RL
hangat untuk mengembalikan
kondisi normotermia dan diberikan
petidin 20 mg serta tramadol 2 mg
kgbb Apabila terjadi efek samping
obat maka dicatat dan diberikan
penatalaksanaan yang sesuai
Data diolah dengan komputer
menggunakan program SPSS
(Statistical Package for Social
Sciences) Windows dan dinyatakan
dalam bentuk tabel dan grafik Uji
statistik dilakukan dengan
menggunakan uji Mann Whitney
dengan derajat kemaknaan yaitu
nilai p lt 005
HASIL
Telah dilakukan penelit ian
perbandingan efek pemberian
ondansetron dan petidin intravena
untuk mencegah menggigil pasca
anestesi umum pada 32 pasien yang
menjalani tindakan anestesi umum
94
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
dengan kriteria inklusi dan eksklusi
tertentu serta bersedia untuk mengikuti
penelitian ini
Dari tabel 1 menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna
(pgt005) untuk variabel usia jenis
kelamin BB TB BMI durasi anestesi
suhu membran timpani sebelum
induksi suhu kamar operasi jenis
operasi jumlah perdarahan dan jumlah
cairan sampel antara kelompok petidin
dan kelompok ondansentron
Pada gambar 1 didapatkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna
pada temperatur membran timpani saat
akhir anestesi umum menit ke 10 ke
20 dan menit ke 30 pasca ekstubasi
antara dua kelompok tersebut
Perbandingan kejadian dan
derajat menggigil antara kelompok
petidin dan ondansetron menunjukkan
perbedaan yang tidak bermakna
(pgt005)(tabel 2) Pada gambar 2 dapat
kita lihat dari 16 pasien terdapat 4
(25) pasien dari kelompok
ondansteron mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum Tiga
pasien mengalami menggigil derajat 1
dan satu pasien mengalami menggigil
derajat dua Pada kelompok petidin
terdapat 3 (1875) pasien mengalami
menggigil pasca anestesi umum Dua
pasien mengalami menggigil derajat 1
dan satu pasien mengalami menggigil
derajat dua
Pada penelitian ini didapatkan
efek samping obat yang ditimbulkan
dari pemberian petidin berupa mual
Dari 16 pasien yang mendapat petidin
04 mgkgbb didapatkan 2 (125)
pasien mengalami efek samping mual
(gambar 3) Sedangkan pada kelompok
ondansetron tidak didapatkan kejadian
mual Akan tetapi secara statistik (tabel
2) menunjukkan tidak ada perbedaan
yang bermakna (pgt005) pada kejadian
mual diantara kedua kelompok
perlakuan tersebut
PEMBAHASAN
Menggigil merupakan
komplikasi yang sering terjadi selama
tindakan anestesi Kejadian menggigil
ini sekitar 40 ndash 60 pada pasien pasien
yang dilakukan tindakan anestesi umum
dan 567 pada pasien pasien yang
dilakukan tindakan anestesi regional
Menggigil merupakan suatu respon yang
tidak nyaman bagi pasien dan akan
menimbulkan risiko yang tidak baik
bagi pasien karena berkaitan dengan
aktivasi simpatisadrenergik seperti
meningkatnya proses metabolisme
tubuh meningkatnya kebutuhan
konsumsi oksigen sampai 4 - 6 kali
lipat t imbulnya peningkatan produksi
karbondioksida dan akan memperberat
nyeri pasca operasi1212
Obat anti menggigil yang sudah
terbukti efektif dan paling sering
digunakan ialah petidin Pet idin
merupakan opioid yang bekerja pada
reseptor micro dan κ Petidin dapat
menurunkan ambang menggigil dua kali
lipat lebih besar dibandingkan ambang
vasokontriksi sehingga dapat mencegah
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
95
timbulnya menggigil Kemampuan
petidin dalam mencegah menggigil ini
dikarenakan efek petidin pada reseptor
κ yang akan menurunkan ambang
rangsang menggigil dan vasokontriksi
Akan tetapi petidin mempunyai
beberapa efek samping yang tidak
menguntungkan seperti mual dan
muntah813 Ondansetron merupakan
antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang
sering digunakan sebagai anti emetik
Selain anti emetik ondansetron juga
mempunyai efek anti menggigil dengan
menghambat termoregulasi di
hipotalamus14
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan efek
ondansetron dan petidin dalam
mencegah kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dari total 32 sampel
yang didapat terdapat 25 sampel dari
kelompok petidin mengalami kejadian
menggigil Dengan1875 pasien (3
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Entezari et al (2012) bahwa
petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan
kejadian menggigil pasca anestesi
umum sampai sekitar 20 dari total
pasien yang menjalani tindakan
anestesi umum15 Mekanisme petidin
dalam mencegah menggigil disebabkan
oleh kemampuannya dalam
mempengaruhi beberapa reseptor yaitu
sebagai agonis reseptor κ stimulasi
reseptor adrenoreseptor subtipe α2B
menghambat reuptake monoamin dan
sebagai antagonis reseptor NMDA (N-
methyl-D-aspartate)12131617
Di dalam hipotalamus terdapat
keseimbangan monoamin yang
mengatur ambang normal suhu tubuh
Serotonin (5-HT) merupakan
monoamin yang menyebabkan
vasokontriksi dan menggigil sehinggan
meningkatkan suhu tubuh sedangkan
epineprin-norepineprin mempunyai
efek yang sebaliknya yang akan
menurunkan ambang normal
pengaturan suhu tubuh pada
hipotalamus Petidin merupakan
penghambat reuptake dari norepineprin
sehingga akan mengganggu
keseimbangan monoamin dalam
hipotalamus Peningkatan kadar
norepineprin pada hipotalamus akan
menurunkan ambang rangsang
menggigil1417
Kemampuan petidin sebagai
antagonis reseptor NMDA dan agonis
adrenoreseptor subtipe α2B akan
memodulasi termoregulasi serta akan
menghambat masuknya ion Ca2+ dari
ekstraselluler ke dalam sel syaraf
Peningkatan retensi ion Ca2+ pada
permukaan neuron akan menstabilkan
membran sel dan akan menurunkan
ambang rangsang neuron (heat gain
units) yang akan mengatur peningkatan
panas tubuh pada hipotalamus posterior
sehingga mencegah timbulnya
menggigil1718
Pada kelompok ondansetron
sebanyak 1875 pasien masih
96
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Karakteristik
Sampel
Petidin Ondansentron
Uji Statistik
(p)
Mean
Total
plusmnStd
dev
Mean
Total
plusmnStd
dev
Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137
Jenis kelamin(2)
Laki-laki 7 43 9 57 0486
Perempuan 9 57 7 43
Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558
Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828
BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363
Durasi Anestesi
(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322
Suhu membran timpani
sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382
Suhu Kamar
Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934
Jenis Operasi(2)
Ortopedi
Onkologi
Plastik
Digestif
Neurosurgeri
Mata
THT
3
3
2
1
2
3
2
188
188
125
620
125
188
125
3
4
1
1
2
1
4
188
25
620
620
125
620
25
0924
Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069
Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301
Keterangan (1) Uji t independen
(2) Uji Mann whitney
Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan
Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok
Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)
Petidin Ondansetron Uji Stat (p)
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
0695
Menggigil derajat 0
tidak menggigil 12
75 13
8125
Menggigil derajat 1 3 1875 2 125
Menggigil derajat 2 1 625 1 625
Menggigil derajat 3 0 0 0 0
Menggigil derajat 4 0 0 0 0
Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674
Efek samping mual(2) 2 125
0 0
0151
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
97
Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok
Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok
Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok
98
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
mengalami kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dengan125 pasien (2
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)
bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat
menurunkan kejadian menggigil pasca
anestesi umum sampai sekitar 167
dari total pasien yang menjalani
tindakan anestesi umum4 Hasil dari
penelitian ini sedikit berbeda dengan
yang didapatkan oleh Powell and
Buggy (2000) bahwa 33 dari 27
pasien yang mendapatkan ondasetron 4
mg masih mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum9 Hasil
dari penelitian ini juga sedikit berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et
al (2006) menyebutkan bahwa
ondansetron 8 mg dapat menurunkan
kejadian menggigil sampai hanya
sekitar 8 dari total pasien yang
menjalani tindakan anestesi spinal
Hasil yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan dosis
ondansetron dan teknik anestesi yang
digunakan dalam penelitian tersebut419
Dari hasil penelitian ini
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
kejadian dan derajat menggigil yang
bermakna secara statistik (pgt005)
antara kelompok ondansetron dan
kelompok petidin Hal ini membuktikan
bahwa ondansetron mempunyai efek
mencegah menggigil pasca anestesi
umum yang sama efektifnya dengan
petidin1520 Pada penelitian Abdollahi
et al (2012) pada 90 pasien yang
menjalani tindakan operasi coronary
artery bypass graft (CABG) dengan
anestesi umum didapatkan hasil yang
berbeda yaitu ondansetron 8 mg
mempunyai efek mencegah menggigil
yang lebih baik dibandingkan dengan
petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian
yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh dosis ondansetron dan
jenis operasi yang berbeda dengan
penelitian ini
Mekanisme ondansetron sebagai
anti menggigil diduga berkaitan dengan
efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3
yang merupakan salah satu
neurotransmitter yang penting dalam
termoregulasi karena berkaitan erat
dengan jaras produksi panas tubuh dan
jaras pengeluaran panas tubuh ke
lingkungan Penelitian pada hewan
menunjukkan pemberian agonis 5-HT
di dalam hipotalamus menyebabkan
vasokontriksi perifer dan menggigil
sehingga meningkatkan suhu int i tubuh
Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3
diduga akan mempunyai efek
mencegah timbulnya menggigil Efek
antagonis reseptor 5-HT3 pada
hipotalamus inilah yang menyebabkan
ondansetron dapat menghambat sistem
termoregulasi sehingga tidak terjadi
menggigil9141721
Pada penelitian ini 125 dari
total 16 pasien yang mendapatkan
petidin 04 mgkgbb mengalami efek
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
99
samping mual Ayatollahi et al (2011)
menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30
pasien yang mendapat petidin 04 mg
kgbb untuk mencegah terjadinya
menggigil pasca anestesi umum
mengalami efek samping mual1 Pada
penelitian lain Entezari et al (2012)
mendapati 10 pasien yang mendapat
petidin 04 mgkgbb juga mengalami
efek samping mual115 Efek samping
mual ini disebabkan oleh stimulasi
petidin pada chemoreceptor trigger
zone (CTZ) CTZ merupakan area di
otak yang berperan penting terhadap
terjadinya mual dan muntah2
SIMPULAN
Ondansetron 01 mgkgbb
mempunyai efek untuk mencegah
menggigil pasca anestesi umum yang
sama efektifnya dengan petidin 04 mg
kgbb
DAFTAR PUSTAKA
1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR
Behdad S Gholipur M Abbasi HR
Comparison Of Prophylactic Use Of
Meperidine And Two Low Doses Of
Ketamine For Prevention Of Post-
Anesthetic Shivering A Randomized
Double-Blind Placebo Controlled Trial J
Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346
2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick
DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical
Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52
Thermoregulation Hypothermia amp
Malignant Hyperthermia USA 2013 p
1184 ndash 1191
3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-
Controlled Comparison Of Ketamine With
Pethidine For The Prevention Of
Postoperative Shivering South Afr J
Anaesth Analg 201218(6)340-343
4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan
Efektifitas Ondansetron dan Tramadol
Intravena dalam Mencegah Menggigil
Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012
Vol 1 (1) 7 -11
5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad
JN Baral DD Comparisons of tramadol
with pethidine for prevention of post
anaesthetic shivering in elective abdominal
surgery Health Renaissance September-
December 2012 Vol 10 (No3)220-223
6 Zahedi H Comparison of Tramadol and
Pethidine for Postanesthetic Shivering in
Elective Cataract Surgery Journal of
Research in Medical Sciences 2004 5 235
-239
7 Shrestha AB Comparative Study on
Effectiveness of Doxapram and Pethidine
for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med
Assoc 200948(174)116-20
8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology
and Physiology in Anesthetic Practice
Fourth Edition Philadelphia Lippincott
Williams amp Wilkins Chapter 42
Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695
9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron
Given Before Induction of Anesthesia
Reduces Shivering After General
Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7
10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan
S Comparison of the efficacy of
nalbuphine tramadol ondansetron and
placebo in the treatment of postanesthetic
shivering after spinal anesthesia for
cesarean delivery Asian Biomedicine Vol
1 No 2 August 2007
11 Buggy DJ Crossley AW
Thermoregulation Mild Perioperative
Hypothermia And Post-Anaesthetic
Shivering British Journal of Anesthesia 84
(5) 615-28 (2000)
12 Padayachee NSYPost Anaesthesia
Shivering [internet] 2013 [cited 2013
May 03] Available from http
100
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
anaestheticsukznacza Libraries
Documents2011post_ anaesthesia
_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx
13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of
Pethidine and Buprenorphine for
Prevention and Treatment of Postanesthetic
Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58
14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain
RK Agarwal RC Post Anaesthesia
Shivering (PAS) a review Indian J
Anaesth 2003 47 (2) 88-93
15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian
A Khoshbaten M Ondansetron and
Meperidine prevent Post Operative
Shivering after General Anesthesia Iran
Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317
16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A
Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of
Postanesthetic Shivering In Children A
Randomized Control Study Comparing
Tramadol To Pethidine http
wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7
(20) pp 1208-1212 29 May 2013
17 Witte D Sessler DI Perioperative
Shivering Physiology and Pharmacology
Anesthesiology 200296467-484
18 Wang C Critical Regulation of Calcium
Signaling and NMDA-type Glutamate
Receptor In Developmental Neural
Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43
19 Kelsaka E Baris S Karakaya D
Sarihasan B Comparison of Ondansetron
and Meperidine for Prevention of Shivering
in Patients Undergoing Spinal Anesthesia
Regional Anesthesia and Pain Medicine
2006Volume 31 Issue 1 p 40-45
20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M
The Comparison of Ondansetron and
Meperidine to Prevent Shivering after
Anesthesia in Patients Undergoing Lower
Limb Orthopedic Surgeries with General
Anesthesia ZUMS Journal Volume 22
Number 92 (6-2014)
21 Abdollahi MH Forouzannia SK
Bagherinasab M Barzegar K Fekri A
Sarebanhassanabadi M Entezari A The
Effect of Ondansetron and Meperedin on
Preventing Shivering After Off-pump
Coronary Artery Bypass Graft Acta
Medica Iranica 2012 50(6) 395-398
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
91
pasien mengalaminya setelah tindakan
anestesi umum dan sekitar 57 pasien
mengalaminya selama tindakan anestesi
regional Hal ini disebabkan oleh
beberapa hal yaitu hipotermi akibat
redistribusi panas dari pusat tubuh ke
perifer suhu kamar operasi yang
dinginrendah lamanya luka daerah
operasi yang terbuka pelepasan sitokin
akibat tindakan operasi dan
penggunaan obat ndash obat anestesi yang
menurunkan ambang batas menggigil
dan menurunkan respon vasokontriksi
terhadap hipotermi123
Menggigil merupakan suatu
respon yang tidak nyaman bagi pasien
dan akan menimbulkan risiko yang
tidak baik bagi pasien karena berkaitan
dengan aktivasi simpatisadrenergik
sepert i meningkatnya proses
metabolisme tubuh meningkatnya
kebutuhan konsumsi oksigen sampai 4 -
6 kali lipat timbulnya peningkatan
produksi karbondioksida dan akan
memperberat nyeri pasca operasi
Peningkatan kadar katekolamin dalam
darah juga akan meningkatkan risiko
komplikasi kardiovaskular Menggigil
juga akan meningkatkan tekanan
intraokuli dan tekanan intrakranial Hal
ini akan membahayakan pada pasien
pasien dengan kondisi yang tidak
optimal sepert i pasien dengan gangguan
jantung dan pasien dengan penyakit
paru obstruksi menahun Oleh sebab itu
kejadian menggigil pasca anestesi
umum sebaiknya dicegah dan kalau
sudah timbul harus segera ditangani
dengan baik34
Secara umum tata laksana menggigil ini
dibagi menjadi dua yaitu non
farmakoterapi dan farmakoterapi
Tindakan pencegahan non
farmakoterapi yaitu dengan menjaga
suhu tubuh tetap normal selama
tindakan operasi dan setelah tindakan
anestesi dengan pemberian selimut yang
mengandung udara hangat dan
pemberian cairan infus yang hangat
Penggunaan teknik farmakoterapi
merupakan cara yang sering digunakan
untuk mengatasi kejadian menggigil
pasca anestesi umum Ada beberapa
obat yang dapat digunakan untuk
mengatasi kejadian menggigil pasca
anestesi umum antara lain petidin
fentanil morfin ketamin tramadol
klonidin magnesium sulfat dan
ondansetron567
Petidin merupakan agonis opioid
sintetik yang bekerja pada reseptor
opioid micro (mu) dan κ (kappa) Petidin
mempunyai efek untuk mengatasi
menggigil melalui reseptor κ Petidin
merupakan obat yang paling efektif dan
sering digunakan untuk mengatasi
menggigil Akan tetapi petidin
mempunyai beberapa efek samping
yang tidak menguntungkan seperti
mual muntah pruritus dan depresi
nafas18
Ondansetron adalah derivat dari
karbazolon yang strukturnya berkaitan
dengan antagonis reseptor serotonin dan
sub tipe 5-Hidroksitriptamin tipe 3 (5-
HT3 ) spesifik yang tidak mempunyai
efek pada aktifitas reseptor dopamin
histamine adrenergik dan kolinergik8
92
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Ondansetron sudah sering
digunakan untuk anti emetik selain
efek tersebut ondansetron juga
mempunyai efek anti menggigil
melalui mekanisme penghambatan
pada reseptor 5-HT3 yang
mengakibatkan penghambatan
termoregulasi pada tingkat hipotalamus
yang merupakan pusat pengaturan
suhu tubuh Oleh karena itu
ondansetron juga dapat digunakan
untuk mencegah menggigil pasca
anestesi umum sekaligus sebagai anti
emetik910
Sampai saat ini petidin
merupakan obat yang paling banyak
digunakan sebagi obat anti menggigil
di RSU drSaiful Anwar Malang Akan
tetapi petidin mempunyai beberapa
efek samping yang tidak
menguntungkan seperti mual muntah
pruritus dan depresi nafas478 Berbeda
dengan petidin ondansteron yang juga
sudah terbukti mempunyai efek anti
menggigil mempunyai efek anti mual
dan muntah serta tidak memiliki efek
samping sebesar pet idin4 Oleh sebab
itu peneliti tertarik melakukan
penelitian perbandingan efek
ondansetron 01 mgkgbb dan petidin
04 mgkgbb intravena untuk
mencegah menggigil pasca anestesi
umum
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan efek pemberian
ondansetron 01 mgkgbb dan petidin
04 mgkgbb intravena untuk
mencegah kejadian menggigil pasca
anestesi umum
METODE
Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan
rancangan penelitian single blind true
experimental design Kelompok
penelitian dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok I
mendapatkan petidin 04 mgkgBB
menjelang akhir anestesi dan kelompok
II mendapatkan ondansetron 01 mg
kgBB menjelang akhir anestesi
Tempat penelitian adalah
Rumah Sakit Umum dr Saiful Anwar
(RSSA) Malang Kriterian inklusi
adalah pasien berusia 18 ndash 40 tahun
status fisik berdasarkan American
Society of Anesthesiologist (ASA) I-II
lama anestesi 1-3 jam tidak
mempunyai kelainan psikiatris
kelainan neuromuskular dan kelainan
jantung Sedangkan kriteria eksklusi
adalah pasien yang memerlukan obat
vasokonstriktor selama tindakan
anestesi pasien yang mengalami
komplikasi selama tindakan anestesi
sepert i infark miokard akut syok henti
jantung dan pasien yang memerlukan
perawatan di ruang intensif pasca
pembedahan
Pemilihan sampel dilakukan
dengan purposive sampling dengan
jumlah sampel yang diperlukan adalah
32 sampel yang dibagi menjadi dua
kelompok dimana masing ndash masing
kelompok berjumlah 16 sampel
Setelah mendapat persetujuan
komisi etik RSSA Malang pasien yang
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
93
memenuhi kriteria inklusi diberikan
penjelasan dan informed consent Pasien
yang setuju mengisi informed consent
dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan
selama puasa kebutuhan cairan dipenuhi
dengan cairan RL (ringer laktat) Saat di
kamar operasi dilakukan pengukuran
tekanan darah (TD) frekuensi nadi (FN)
suhu membran timpani dan saturasi
oksigen (SaO2) sebelum dilakukan induksi
anestesi Induksi anestesi dilakukan
dengan proprofol 1 - 2 mgkgbb dan
analgetik fentanil 2 mcgkgBB Setelah
refleks bulu mata hilang diberikan
atrakurium 05 mgkgbb kemudian
dilakukan intubasi endotrakea
Pemeliharaan anestesi dengan isofluran
dengan kombinasi N20 O2 = 21
Analgetik selama operasi diberikan
fentanil intermiten 1 ndash 2 mcgkgbb setiap
jam Pada akhir operasi pasien dibuat
bernafas spontan Analgetik pasca operasi
menggunakan ketorolak 30 mg Dua puluh
menit sebelum anestesi dihentikan
dilakukan randomisasi dengan dibagi
menjadi kelompok I dan II
Setelah operasi selesai ventilasi
adekuat pasien bangun dan refleks laring
telah kembali baru dilakukan ekstubasi
Dicatat TD FN suhu membran timpani
SaO2 dan derajat menggigil tiap 10 menit
sampai 30 pasca ekstubasi Di ruang pulih
sadar pasien diberikan selimut dan
oksigen masker 8 Lmenit
Menggigil adalah suatu fasikulasi
atau tremor yang terdeteksi pada otot
rangka di wajah kepala rahang badan
atau ekstremitas yang berlangsung lebih
dari 15 detik11 Derajat menggigil dinilai
dengan skala menggigil Crossley
dan Mahajan yaitu 0 tidak ada
menggigil 1 tidak tampak aktifitas
muskulertremor tetapi hanya
tampak piloereksi atau vasokontriksi
perifer atau keduanya 2 aktifitas
muskuler pada hanya satu kelompok
otot 3 aktifitas muskuler sedang
pada lebih dari satu kelompok otot
tetapi tidak terlihat menggigil
seluruh tubuh 4 aktifitas otot-otot
seluruh tubuh sangat kuat dan terus
menerus12
Pasien yang masih menggigil
diterapi dengan cairan infus RL
hangat untuk mengembalikan
kondisi normotermia dan diberikan
petidin 20 mg serta tramadol 2 mg
kgbb Apabila terjadi efek samping
obat maka dicatat dan diberikan
penatalaksanaan yang sesuai
Data diolah dengan komputer
menggunakan program SPSS
(Statistical Package for Social
Sciences) Windows dan dinyatakan
dalam bentuk tabel dan grafik Uji
statistik dilakukan dengan
menggunakan uji Mann Whitney
dengan derajat kemaknaan yaitu
nilai p lt 005
HASIL
Telah dilakukan penelit ian
perbandingan efek pemberian
ondansetron dan petidin intravena
untuk mencegah menggigil pasca
anestesi umum pada 32 pasien yang
menjalani tindakan anestesi umum
94
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
dengan kriteria inklusi dan eksklusi
tertentu serta bersedia untuk mengikuti
penelitian ini
Dari tabel 1 menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna
(pgt005) untuk variabel usia jenis
kelamin BB TB BMI durasi anestesi
suhu membran timpani sebelum
induksi suhu kamar operasi jenis
operasi jumlah perdarahan dan jumlah
cairan sampel antara kelompok petidin
dan kelompok ondansentron
Pada gambar 1 didapatkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna
pada temperatur membran timpani saat
akhir anestesi umum menit ke 10 ke
20 dan menit ke 30 pasca ekstubasi
antara dua kelompok tersebut
Perbandingan kejadian dan
derajat menggigil antara kelompok
petidin dan ondansetron menunjukkan
perbedaan yang tidak bermakna
(pgt005)(tabel 2) Pada gambar 2 dapat
kita lihat dari 16 pasien terdapat 4
(25) pasien dari kelompok
ondansteron mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum Tiga
pasien mengalami menggigil derajat 1
dan satu pasien mengalami menggigil
derajat dua Pada kelompok petidin
terdapat 3 (1875) pasien mengalami
menggigil pasca anestesi umum Dua
pasien mengalami menggigil derajat 1
dan satu pasien mengalami menggigil
derajat dua
Pada penelitian ini didapatkan
efek samping obat yang ditimbulkan
dari pemberian petidin berupa mual
Dari 16 pasien yang mendapat petidin
04 mgkgbb didapatkan 2 (125)
pasien mengalami efek samping mual
(gambar 3) Sedangkan pada kelompok
ondansetron tidak didapatkan kejadian
mual Akan tetapi secara statistik (tabel
2) menunjukkan tidak ada perbedaan
yang bermakna (pgt005) pada kejadian
mual diantara kedua kelompok
perlakuan tersebut
PEMBAHASAN
Menggigil merupakan
komplikasi yang sering terjadi selama
tindakan anestesi Kejadian menggigil
ini sekitar 40 ndash 60 pada pasien pasien
yang dilakukan tindakan anestesi umum
dan 567 pada pasien pasien yang
dilakukan tindakan anestesi regional
Menggigil merupakan suatu respon yang
tidak nyaman bagi pasien dan akan
menimbulkan risiko yang tidak baik
bagi pasien karena berkaitan dengan
aktivasi simpatisadrenergik seperti
meningkatnya proses metabolisme
tubuh meningkatnya kebutuhan
konsumsi oksigen sampai 4 - 6 kali
lipat t imbulnya peningkatan produksi
karbondioksida dan akan memperberat
nyeri pasca operasi1212
Obat anti menggigil yang sudah
terbukti efektif dan paling sering
digunakan ialah petidin Pet idin
merupakan opioid yang bekerja pada
reseptor micro dan κ Petidin dapat
menurunkan ambang menggigil dua kali
lipat lebih besar dibandingkan ambang
vasokontriksi sehingga dapat mencegah
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
95
timbulnya menggigil Kemampuan
petidin dalam mencegah menggigil ini
dikarenakan efek petidin pada reseptor
κ yang akan menurunkan ambang
rangsang menggigil dan vasokontriksi
Akan tetapi petidin mempunyai
beberapa efek samping yang tidak
menguntungkan seperti mual dan
muntah813 Ondansetron merupakan
antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang
sering digunakan sebagai anti emetik
Selain anti emetik ondansetron juga
mempunyai efek anti menggigil dengan
menghambat termoregulasi di
hipotalamus14
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan efek
ondansetron dan petidin dalam
mencegah kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dari total 32 sampel
yang didapat terdapat 25 sampel dari
kelompok petidin mengalami kejadian
menggigil Dengan1875 pasien (3
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Entezari et al (2012) bahwa
petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan
kejadian menggigil pasca anestesi
umum sampai sekitar 20 dari total
pasien yang menjalani tindakan
anestesi umum15 Mekanisme petidin
dalam mencegah menggigil disebabkan
oleh kemampuannya dalam
mempengaruhi beberapa reseptor yaitu
sebagai agonis reseptor κ stimulasi
reseptor adrenoreseptor subtipe α2B
menghambat reuptake monoamin dan
sebagai antagonis reseptor NMDA (N-
methyl-D-aspartate)12131617
Di dalam hipotalamus terdapat
keseimbangan monoamin yang
mengatur ambang normal suhu tubuh
Serotonin (5-HT) merupakan
monoamin yang menyebabkan
vasokontriksi dan menggigil sehinggan
meningkatkan suhu tubuh sedangkan
epineprin-norepineprin mempunyai
efek yang sebaliknya yang akan
menurunkan ambang normal
pengaturan suhu tubuh pada
hipotalamus Petidin merupakan
penghambat reuptake dari norepineprin
sehingga akan mengganggu
keseimbangan monoamin dalam
hipotalamus Peningkatan kadar
norepineprin pada hipotalamus akan
menurunkan ambang rangsang
menggigil1417
Kemampuan petidin sebagai
antagonis reseptor NMDA dan agonis
adrenoreseptor subtipe α2B akan
memodulasi termoregulasi serta akan
menghambat masuknya ion Ca2+ dari
ekstraselluler ke dalam sel syaraf
Peningkatan retensi ion Ca2+ pada
permukaan neuron akan menstabilkan
membran sel dan akan menurunkan
ambang rangsang neuron (heat gain
units) yang akan mengatur peningkatan
panas tubuh pada hipotalamus posterior
sehingga mencegah timbulnya
menggigil1718
Pada kelompok ondansetron
sebanyak 1875 pasien masih
96
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Karakteristik
Sampel
Petidin Ondansentron
Uji Statistik
(p)
Mean
Total
plusmnStd
dev
Mean
Total
plusmnStd
dev
Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137
Jenis kelamin(2)
Laki-laki 7 43 9 57 0486
Perempuan 9 57 7 43
Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558
Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828
BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363
Durasi Anestesi
(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322
Suhu membran timpani
sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382
Suhu Kamar
Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934
Jenis Operasi(2)
Ortopedi
Onkologi
Plastik
Digestif
Neurosurgeri
Mata
THT
3
3
2
1
2
3
2
188
188
125
620
125
188
125
3
4
1
1
2
1
4
188
25
620
620
125
620
25
0924
Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069
Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301
Keterangan (1) Uji t independen
(2) Uji Mann whitney
Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan
Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok
Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)
Petidin Ondansetron Uji Stat (p)
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
0695
Menggigil derajat 0
tidak menggigil 12
75 13
8125
Menggigil derajat 1 3 1875 2 125
Menggigil derajat 2 1 625 1 625
Menggigil derajat 3 0 0 0 0
Menggigil derajat 4 0 0 0 0
Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674
Efek samping mual(2) 2 125
0 0
0151
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
97
Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok
Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok
Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok
98
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
mengalami kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dengan125 pasien (2
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)
bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat
menurunkan kejadian menggigil pasca
anestesi umum sampai sekitar 167
dari total pasien yang menjalani
tindakan anestesi umum4 Hasil dari
penelitian ini sedikit berbeda dengan
yang didapatkan oleh Powell and
Buggy (2000) bahwa 33 dari 27
pasien yang mendapatkan ondasetron 4
mg masih mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum9 Hasil
dari penelitian ini juga sedikit berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et
al (2006) menyebutkan bahwa
ondansetron 8 mg dapat menurunkan
kejadian menggigil sampai hanya
sekitar 8 dari total pasien yang
menjalani tindakan anestesi spinal
Hasil yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan dosis
ondansetron dan teknik anestesi yang
digunakan dalam penelitian tersebut419
Dari hasil penelitian ini
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
kejadian dan derajat menggigil yang
bermakna secara statistik (pgt005)
antara kelompok ondansetron dan
kelompok petidin Hal ini membuktikan
bahwa ondansetron mempunyai efek
mencegah menggigil pasca anestesi
umum yang sama efektifnya dengan
petidin1520 Pada penelitian Abdollahi
et al (2012) pada 90 pasien yang
menjalani tindakan operasi coronary
artery bypass graft (CABG) dengan
anestesi umum didapatkan hasil yang
berbeda yaitu ondansetron 8 mg
mempunyai efek mencegah menggigil
yang lebih baik dibandingkan dengan
petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian
yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh dosis ondansetron dan
jenis operasi yang berbeda dengan
penelitian ini
Mekanisme ondansetron sebagai
anti menggigil diduga berkaitan dengan
efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3
yang merupakan salah satu
neurotransmitter yang penting dalam
termoregulasi karena berkaitan erat
dengan jaras produksi panas tubuh dan
jaras pengeluaran panas tubuh ke
lingkungan Penelitian pada hewan
menunjukkan pemberian agonis 5-HT
di dalam hipotalamus menyebabkan
vasokontriksi perifer dan menggigil
sehingga meningkatkan suhu int i tubuh
Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3
diduga akan mempunyai efek
mencegah timbulnya menggigil Efek
antagonis reseptor 5-HT3 pada
hipotalamus inilah yang menyebabkan
ondansetron dapat menghambat sistem
termoregulasi sehingga tidak terjadi
menggigil9141721
Pada penelitian ini 125 dari
total 16 pasien yang mendapatkan
petidin 04 mgkgbb mengalami efek
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
99
samping mual Ayatollahi et al (2011)
menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30
pasien yang mendapat petidin 04 mg
kgbb untuk mencegah terjadinya
menggigil pasca anestesi umum
mengalami efek samping mual1 Pada
penelitian lain Entezari et al (2012)
mendapati 10 pasien yang mendapat
petidin 04 mgkgbb juga mengalami
efek samping mual115 Efek samping
mual ini disebabkan oleh stimulasi
petidin pada chemoreceptor trigger
zone (CTZ) CTZ merupakan area di
otak yang berperan penting terhadap
terjadinya mual dan muntah2
SIMPULAN
Ondansetron 01 mgkgbb
mempunyai efek untuk mencegah
menggigil pasca anestesi umum yang
sama efektifnya dengan petidin 04 mg
kgbb
DAFTAR PUSTAKA
1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR
Behdad S Gholipur M Abbasi HR
Comparison Of Prophylactic Use Of
Meperidine And Two Low Doses Of
Ketamine For Prevention Of Post-
Anesthetic Shivering A Randomized
Double-Blind Placebo Controlled Trial J
Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346
2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick
DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical
Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52
Thermoregulation Hypothermia amp
Malignant Hyperthermia USA 2013 p
1184 ndash 1191
3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-
Controlled Comparison Of Ketamine With
Pethidine For The Prevention Of
Postoperative Shivering South Afr J
Anaesth Analg 201218(6)340-343
4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan
Efektifitas Ondansetron dan Tramadol
Intravena dalam Mencegah Menggigil
Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012
Vol 1 (1) 7 -11
5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad
JN Baral DD Comparisons of tramadol
with pethidine for prevention of post
anaesthetic shivering in elective abdominal
surgery Health Renaissance September-
December 2012 Vol 10 (No3)220-223
6 Zahedi H Comparison of Tramadol and
Pethidine for Postanesthetic Shivering in
Elective Cataract Surgery Journal of
Research in Medical Sciences 2004 5 235
-239
7 Shrestha AB Comparative Study on
Effectiveness of Doxapram and Pethidine
for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med
Assoc 200948(174)116-20
8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology
and Physiology in Anesthetic Practice
Fourth Edition Philadelphia Lippincott
Williams amp Wilkins Chapter 42
Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695
9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron
Given Before Induction of Anesthesia
Reduces Shivering After General
Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7
10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan
S Comparison of the efficacy of
nalbuphine tramadol ondansetron and
placebo in the treatment of postanesthetic
shivering after spinal anesthesia for
cesarean delivery Asian Biomedicine Vol
1 No 2 August 2007
11 Buggy DJ Crossley AW
Thermoregulation Mild Perioperative
Hypothermia And Post-Anaesthetic
Shivering British Journal of Anesthesia 84
(5) 615-28 (2000)
12 Padayachee NSYPost Anaesthesia
Shivering [internet] 2013 [cited 2013
May 03] Available from http
100
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
anaestheticsukznacza Libraries
Documents2011post_ anaesthesia
_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx
13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of
Pethidine and Buprenorphine for
Prevention and Treatment of Postanesthetic
Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58
14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain
RK Agarwal RC Post Anaesthesia
Shivering (PAS) a review Indian J
Anaesth 2003 47 (2) 88-93
15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian
A Khoshbaten M Ondansetron and
Meperidine prevent Post Operative
Shivering after General Anesthesia Iran
Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317
16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A
Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of
Postanesthetic Shivering In Children A
Randomized Control Study Comparing
Tramadol To Pethidine http
wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7
(20) pp 1208-1212 29 May 2013
17 Witte D Sessler DI Perioperative
Shivering Physiology and Pharmacology
Anesthesiology 200296467-484
18 Wang C Critical Regulation of Calcium
Signaling and NMDA-type Glutamate
Receptor In Developmental Neural
Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43
19 Kelsaka E Baris S Karakaya D
Sarihasan B Comparison of Ondansetron
and Meperidine for Prevention of Shivering
in Patients Undergoing Spinal Anesthesia
Regional Anesthesia and Pain Medicine
2006Volume 31 Issue 1 p 40-45
20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M
The Comparison of Ondansetron and
Meperidine to Prevent Shivering after
Anesthesia in Patients Undergoing Lower
Limb Orthopedic Surgeries with General
Anesthesia ZUMS Journal Volume 22
Number 92 (6-2014)
21 Abdollahi MH Forouzannia SK
Bagherinasab M Barzegar K Fekri A
Sarebanhassanabadi M Entezari A The
Effect of Ondansetron and Meperedin on
Preventing Shivering After Off-pump
Coronary Artery Bypass Graft Acta
Medica Iranica 2012 50(6) 395-398
92
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Ondansetron sudah sering
digunakan untuk anti emetik selain
efek tersebut ondansetron juga
mempunyai efek anti menggigil
melalui mekanisme penghambatan
pada reseptor 5-HT3 yang
mengakibatkan penghambatan
termoregulasi pada tingkat hipotalamus
yang merupakan pusat pengaturan
suhu tubuh Oleh karena itu
ondansetron juga dapat digunakan
untuk mencegah menggigil pasca
anestesi umum sekaligus sebagai anti
emetik910
Sampai saat ini petidin
merupakan obat yang paling banyak
digunakan sebagi obat anti menggigil
di RSU drSaiful Anwar Malang Akan
tetapi petidin mempunyai beberapa
efek samping yang tidak
menguntungkan seperti mual muntah
pruritus dan depresi nafas478 Berbeda
dengan petidin ondansteron yang juga
sudah terbukti mempunyai efek anti
menggigil mempunyai efek anti mual
dan muntah serta tidak memiliki efek
samping sebesar pet idin4 Oleh sebab
itu peneliti tertarik melakukan
penelitian perbandingan efek
ondansetron 01 mgkgbb dan petidin
04 mgkgbb intravena untuk
mencegah menggigil pasca anestesi
umum
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan efek pemberian
ondansetron 01 mgkgbb dan petidin
04 mgkgbb intravena untuk
mencegah kejadian menggigil pasca
anestesi umum
METODE
Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimental dengan
rancangan penelitian single blind true
experimental design Kelompok
penelitian dibagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok I
mendapatkan petidin 04 mgkgBB
menjelang akhir anestesi dan kelompok
II mendapatkan ondansetron 01 mg
kgBB menjelang akhir anestesi
Tempat penelitian adalah
Rumah Sakit Umum dr Saiful Anwar
(RSSA) Malang Kriterian inklusi
adalah pasien berusia 18 ndash 40 tahun
status fisik berdasarkan American
Society of Anesthesiologist (ASA) I-II
lama anestesi 1-3 jam tidak
mempunyai kelainan psikiatris
kelainan neuromuskular dan kelainan
jantung Sedangkan kriteria eksklusi
adalah pasien yang memerlukan obat
vasokonstriktor selama tindakan
anestesi pasien yang mengalami
komplikasi selama tindakan anestesi
sepert i infark miokard akut syok henti
jantung dan pasien yang memerlukan
perawatan di ruang intensif pasca
pembedahan
Pemilihan sampel dilakukan
dengan purposive sampling dengan
jumlah sampel yang diperlukan adalah
32 sampel yang dibagi menjadi dua
kelompok dimana masing ndash masing
kelompok berjumlah 16 sampel
Setelah mendapat persetujuan
komisi etik RSSA Malang pasien yang
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
93
memenuhi kriteria inklusi diberikan
penjelasan dan informed consent Pasien
yang setuju mengisi informed consent
dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan
selama puasa kebutuhan cairan dipenuhi
dengan cairan RL (ringer laktat) Saat di
kamar operasi dilakukan pengukuran
tekanan darah (TD) frekuensi nadi (FN)
suhu membran timpani dan saturasi
oksigen (SaO2) sebelum dilakukan induksi
anestesi Induksi anestesi dilakukan
dengan proprofol 1 - 2 mgkgbb dan
analgetik fentanil 2 mcgkgBB Setelah
refleks bulu mata hilang diberikan
atrakurium 05 mgkgbb kemudian
dilakukan intubasi endotrakea
Pemeliharaan anestesi dengan isofluran
dengan kombinasi N20 O2 = 21
Analgetik selama operasi diberikan
fentanil intermiten 1 ndash 2 mcgkgbb setiap
jam Pada akhir operasi pasien dibuat
bernafas spontan Analgetik pasca operasi
menggunakan ketorolak 30 mg Dua puluh
menit sebelum anestesi dihentikan
dilakukan randomisasi dengan dibagi
menjadi kelompok I dan II
Setelah operasi selesai ventilasi
adekuat pasien bangun dan refleks laring
telah kembali baru dilakukan ekstubasi
Dicatat TD FN suhu membran timpani
SaO2 dan derajat menggigil tiap 10 menit
sampai 30 pasca ekstubasi Di ruang pulih
sadar pasien diberikan selimut dan
oksigen masker 8 Lmenit
Menggigil adalah suatu fasikulasi
atau tremor yang terdeteksi pada otot
rangka di wajah kepala rahang badan
atau ekstremitas yang berlangsung lebih
dari 15 detik11 Derajat menggigil dinilai
dengan skala menggigil Crossley
dan Mahajan yaitu 0 tidak ada
menggigil 1 tidak tampak aktifitas
muskulertremor tetapi hanya
tampak piloereksi atau vasokontriksi
perifer atau keduanya 2 aktifitas
muskuler pada hanya satu kelompok
otot 3 aktifitas muskuler sedang
pada lebih dari satu kelompok otot
tetapi tidak terlihat menggigil
seluruh tubuh 4 aktifitas otot-otot
seluruh tubuh sangat kuat dan terus
menerus12
Pasien yang masih menggigil
diterapi dengan cairan infus RL
hangat untuk mengembalikan
kondisi normotermia dan diberikan
petidin 20 mg serta tramadol 2 mg
kgbb Apabila terjadi efek samping
obat maka dicatat dan diberikan
penatalaksanaan yang sesuai
Data diolah dengan komputer
menggunakan program SPSS
(Statistical Package for Social
Sciences) Windows dan dinyatakan
dalam bentuk tabel dan grafik Uji
statistik dilakukan dengan
menggunakan uji Mann Whitney
dengan derajat kemaknaan yaitu
nilai p lt 005
HASIL
Telah dilakukan penelit ian
perbandingan efek pemberian
ondansetron dan petidin intravena
untuk mencegah menggigil pasca
anestesi umum pada 32 pasien yang
menjalani tindakan anestesi umum
94
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
dengan kriteria inklusi dan eksklusi
tertentu serta bersedia untuk mengikuti
penelitian ini
Dari tabel 1 menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna
(pgt005) untuk variabel usia jenis
kelamin BB TB BMI durasi anestesi
suhu membran timpani sebelum
induksi suhu kamar operasi jenis
operasi jumlah perdarahan dan jumlah
cairan sampel antara kelompok petidin
dan kelompok ondansentron
Pada gambar 1 didapatkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna
pada temperatur membran timpani saat
akhir anestesi umum menit ke 10 ke
20 dan menit ke 30 pasca ekstubasi
antara dua kelompok tersebut
Perbandingan kejadian dan
derajat menggigil antara kelompok
petidin dan ondansetron menunjukkan
perbedaan yang tidak bermakna
(pgt005)(tabel 2) Pada gambar 2 dapat
kita lihat dari 16 pasien terdapat 4
(25) pasien dari kelompok
ondansteron mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum Tiga
pasien mengalami menggigil derajat 1
dan satu pasien mengalami menggigil
derajat dua Pada kelompok petidin
terdapat 3 (1875) pasien mengalami
menggigil pasca anestesi umum Dua
pasien mengalami menggigil derajat 1
dan satu pasien mengalami menggigil
derajat dua
Pada penelitian ini didapatkan
efek samping obat yang ditimbulkan
dari pemberian petidin berupa mual
Dari 16 pasien yang mendapat petidin
04 mgkgbb didapatkan 2 (125)
pasien mengalami efek samping mual
(gambar 3) Sedangkan pada kelompok
ondansetron tidak didapatkan kejadian
mual Akan tetapi secara statistik (tabel
2) menunjukkan tidak ada perbedaan
yang bermakna (pgt005) pada kejadian
mual diantara kedua kelompok
perlakuan tersebut
PEMBAHASAN
Menggigil merupakan
komplikasi yang sering terjadi selama
tindakan anestesi Kejadian menggigil
ini sekitar 40 ndash 60 pada pasien pasien
yang dilakukan tindakan anestesi umum
dan 567 pada pasien pasien yang
dilakukan tindakan anestesi regional
Menggigil merupakan suatu respon yang
tidak nyaman bagi pasien dan akan
menimbulkan risiko yang tidak baik
bagi pasien karena berkaitan dengan
aktivasi simpatisadrenergik seperti
meningkatnya proses metabolisme
tubuh meningkatnya kebutuhan
konsumsi oksigen sampai 4 - 6 kali
lipat t imbulnya peningkatan produksi
karbondioksida dan akan memperberat
nyeri pasca operasi1212
Obat anti menggigil yang sudah
terbukti efektif dan paling sering
digunakan ialah petidin Pet idin
merupakan opioid yang bekerja pada
reseptor micro dan κ Petidin dapat
menurunkan ambang menggigil dua kali
lipat lebih besar dibandingkan ambang
vasokontriksi sehingga dapat mencegah
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
95
timbulnya menggigil Kemampuan
petidin dalam mencegah menggigil ini
dikarenakan efek petidin pada reseptor
κ yang akan menurunkan ambang
rangsang menggigil dan vasokontriksi
Akan tetapi petidin mempunyai
beberapa efek samping yang tidak
menguntungkan seperti mual dan
muntah813 Ondansetron merupakan
antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang
sering digunakan sebagai anti emetik
Selain anti emetik ondansetron juga
mempunyai efek anti menggigil dengan
menghambat termoregulasi di
hipotalamus14
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan efek
ondansetron dan petidin dalam
mencegah kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dari total 32 sampel
yang didapat terdapat 25 sampel dari
kelompok petidin mengalami kejadian
menggigil Dengan1875 pasien (3
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Entezari et al (2012) bahwa
petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan
kejadian menggigil pasca anestesi
umum sampai sekitar 20 dari total
pasien yang menjalani tindakan
anestesi umum15 Mekanisme petidin
dalam mencegah menggigil disebabkan
oleh kemampuannya dalam
mempengaruhi beberapa reseptor yaitu
sebagai agonis reseptor κ stimulasi
reseptor adrenoreseptor subtipe α2B
menghambat reuptake monoamin dan
sebagai antagonis reseptor NMDA (N-
methyl-D-aspartate)12131617
Di dalam hipotalamus terdapat
keseimbangan monoamin yang
mengatur ambang normal suhu tubuh
Serotonin (5-HT) merupakan
monoamin yang menyebabkan
vasokontriksi dan menggigil sehinggan
meningkatkan suhu tubuh sedangkan
epineprin-norepineprin mempunyai
efek yang sebaliknya yang akan
menurunkan ambang normal
pengaturan suhu tubuh pada
hipotalamus Petidin merupakan
penghambat reuptake dari norepineprin
sehingga akan mengganggu
keseimbangan monoamin dalam
hipotalamus Peningkatan kadar
norepineprin pada hipotalamus akan
menurunkan ambang rangsang
menggigil1417
Kemampuan petidin sebagai
antagonis reseptor NMDA dan agonis
adrenoreseptor subtipe α2B akan
memodulasi termoregulasi serta akan
menghambat masuknya ion Ca2+ dari
ekstraselluler ke dalam sel syaraf
Peningkatan retensi ion Ca2+ pada
permukaan neuron akan menstabilkan
membran sel dan akan menurunkan
ambang rangsang neuron (heat gain
units) yang akan mengatur peningkatan
panas tubuh pada hipotalamus posterior
sehingga mencegah timbulnya
menggigil1718
Pada kelompok ondansetron
sebanyak 1875 pasien masih
96
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Karakteristik
Sampel
Petidin Ondansentron
Uji Statistik
(p)
Mean
Total
plusmnStd
dev
Mean
Total
plusmnStd
dev
Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137
Jenis kelamin(2)
Laki-laki 7 43 9 57 0486
Perempuan 9 57 7 43
Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558
Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828
BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363
Durasi Anestesi
(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322
Suhu membran timpani
sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382
Suhu Kamar
Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934
Jenis Operasi(2)
Ortopedi
Onkologi
Plastik
Digestif
Neurosurgeri
Mata
THT
3
3
2
1
2
3
2
188
188
125
620
125
188
125
3
4
1
1
2
1
4
188
25
620
620
125
620
25
0924
Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069
Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301
Keterangan (1) Uji t independen
(2) Uji Mann whitney
Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan
Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok
Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)
Petidin Ondansetron Uji Stat (p)
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
0695
Menggigil derajat 0
tidak menggigil 12
75 13
8125
Menggigil derajat 1 3 1875 2 125
Menggigil derajat 2 1 625 1 625
Menggigil derajat 3 0 0 0 0
Menggigil derajat 4 0 0 0 0
Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674
Efek samping mual(2) 2 125
0 0
0151
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
97
Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok
Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok
Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok
98
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
mengalami kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dengan125 pasien (2
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)
bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat
menurunkan kejadian menggigil pasca
anestesi umum sampai sekitar 167
dari total pasien yang menjalani
tindakan anestesi umum4 Hasil dari
penelitian ini sedikit berbeda dengan
yang didapatkan oleh Powell and
Buggy (2000) bahwa 33 dari 27
pasien yang mendapatkan ondasetron 4
mg masih mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum9 Hasil
dari penelitian ini juga sedikit berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et
al (2006) menyebutkan bahwa
ondansetron 8 mg dapat menurunkan
kejadian menggigil sampai hanya
sekitar 8 dari total pasien yang
menjalani tindakan anestesi spinal
Hasil yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan dosis
ondansetron dan teknik anestesi yang
digunakan dalam penelitian tersebut419
Dari hasil penelitian ini
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
kejadian dan derajat menggigil yang
bermakna secara statistik (pgt005)
antara kelompok ondansetron dan
kelompok petidin Hal ini membuktikan
bahwa ondansetron mempunyai efek
mencegah menggigil pasca anestesi
umum yang sama efektifnya dengan
petidin1520 Pada penelitian Abdollahi
et al (2012) pada 90 pasien yang
menjalani tindakan operasi coronary
artery bypass graft (CABG) dengan
anestesi umum didapatkan hasil yang
berbeda yaitu ondansetron 8 mg
mempunyai efek mencegah menggigil
yang lebih baik dibandingkan dengan
petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian
yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh dosis ondansetron dan
jenis operasi yang berbeda dengan
penelitian ini
Mekanisme ondansetron sebagai
anti menggigil diduga berkaitan dengan
efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3
yang merupakan salah satu
neurotransmitter yang penting dalam
termoregulasi karena berkaitan erat
dengan jaras produksi panas tubuh dan
jaras pengeluaran panas tubuh ke
lingkungan Penelitian pada hewan
menunjukkan pemberian agonis 5-HT
di dalam hipotalamus menyebabkan
vasokontriksi perifer dan menggigil
sehingga meningkatkan suhu int i tubuh
Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3
diduga akan mempunyai efek
mencegah timbulnya menggigil Efek
antagonis reseptor 5-HT3 pada
hipotalamus inilah yang menyebabkan
ondansetron dapat menghambat sistem
termoregulasi sehingga tidak terjadi
menggigil9141721
Pada penelitian ini 125 dari
total 16 pasien yang mendapatkan
petidin 04 mgkgbb mengalami efek
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
99
samping mual Ayatollahi et al (2011)
menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30
pasien yang mendapat petidin 04 mg
kgbb untuk mencegah terjadinya
menggigil pasca anestesi umum
mengalami efek samping mual1 Pada
penelitian lain Entezari et al (2012)
mendapati 10 pasien yang mendapat
petidin 04 mgkgbb juga mengalami
efek samping mual115 Efek samping
mual ini disebabkan oleh stimulasi
petidin pada chemoreceptor trigger
zone (CTZ) CTZ merupakan area di
otak yang berperan penting terhadap
terjadinya mual dan muntah2
SIMPULAN
Ondansetron 01 mgkgbb
mempunyai efek untuk mencegah
menggigil pasca anestesi umum yang
sama efektifnya dengan petidin 04 mg
kgbb
DAFTAR PUSTAKA
1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR
Behdad S Gholipur M Abbasi HR
Comparison Of Prophylactic Use Of
Meperidine And Two Low Doses Of
Ketamine For Prevention Of Post-
Anesthetic Shivering A Randomized
Double-Blind Placebo Controlled Trial J
Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346
2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick
DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical
Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52
Thermoregulation Hypothermia amp
Malignant Hyperthermia USA 2013 p
1184 ndash 1191
3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-
Controlled Comparison Of Ketamine With
Pethidine For The Prevention Of
Postoperative Shivering South Afr J
Anaesth Analg 201218(6)340-343
4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan
Efektifitas Ondansetron dan Tramadol
Intravena dalam Mencegah Menggigil
Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012
Vol 1 (1) 7 -11
5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad
JN Baral DD Comparisons of tramadol
with pethidine for prevention of post
anaesthetic shivering in elective abdominal
surgery Health Renaissance September-
December 2012 Vol 10 (No3)220-223
6 Zahedi H Comparison of Tramadol and
Pethidine for Postanesthetic Shivering in
Elective Cataract Surgery Journal of
Research in Medical Sciences 2004 5 235
-239
7 Shrestha AB Comparative Study on
Effectiveness of Doxapram and Pethidine
for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med
Assoc 200948(174)116-20
8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology
and Physiology in Anesthetic Practice
Fourth Edition Philadelphia Lippincott
Williams amp Wilkins Chapter 42
Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695
9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron
Given Before Induction of Anesthesia
Reduces Shivering After General
Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7
10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan
S Comparison of the efficacy of
nalbuphine tramadol ondansetron and
placebo in the treatment of postanesthetic
shivering after spinal anesthesia for
cesarean delivery Asian Biomedicine Vol
1 No 2 August 2007
11 Buggy DJ Crossley AW
Thermoregulation Mild Perioperative
Hypothermia And Post-Anaesthetic
Shivering British Journal of Anesthesia 84
(5) 615-28 (2000)
12 Padayachee NSYPost Anaesthesia
Shivering [internet] 2013 [cited 2013
May 03] Available from http
100
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
anaestheticsukznacza Libraries
Documents2011post_ anaesthesia
_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx
13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of
Pethidine and Buprenorphine for
Prevention and Treatment of Postanesthetic
Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58
14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain
RK Agarwal RC Post Anaesthesia
Shivering (PAS) a review Indian J
Anaesth 2003 47 (2) 88-93
15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian
A Khoshbaten M Ondansetron and
Meperidine prevent Post Operative
Shivering after General Anesthesia Iran
Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317
16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A
Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of
Postanesthetic Shivering In Children A
Randomized Control Study Comparing
Tramadol To Pethidine http
wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7
(20) pp 1208-1212 29 May 2013
17 Witte D Sessler DI Perioperative
Shivering Physiology and Pharmacology
Anesthesiology 200296467-484
18 Wang C Critical Regulation of Calcium
Signaling and NMDA-type Glutamate
Receptor In Developmental Neural
Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43
19 Kelsaka E Baris S Karakaya D
Sarihasan B Comparison of Ondansetron
and Meperidine for Prevention of Shivering
in Patients Undergoing Spinal Anesthesia
Regional Anesthesia and Pain Medicine
2006Volume 31 Issue 1 p 40-45
20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M
The Comparison of Ondansetron and
Meperidine to Prevent Shivering after
Anesthesia in Patients Undergoing Lower
Limb Orthopedic Surgeries with General
Anesthesia ZUMS Journal Volume 22
Number 92 (6-2014)
21 Abdollahi MH Forouzannia SK
Bagherinasab M Barzegar K Fekri A
Sarebanhassanabadi M Entezari A The
Effect of Ondansetron and Meperedin on
Preventing Shivering After Off-pump
Coronary Artery Bypass Graft Acta
Medica Iranica 2012 50(6) 395-398
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
93
memenuhi kriteria inklusi diberikan
penjelasan dan informed consent Pasien
yang setuju mengisi informed consent
dipuasakan 6 jam sebelum operasi dan
selama puasa kebutuhan cairan dipenuhi
dengan cairan RL (ringer laktat) Saat di
kamar operasi dilakukan pengukuran
tekanan darah (TD) frekuensi nadi (FN)
suhu membran timpani dan saturasi
oksigen (SaO2) sebelum dilakukan induksi
anestesi Induksi anestesi dilakukan
dengan proprofol 1 - 2 mgkgbb dan
analgetik fentanil 2 mcgkgBB Setelah
refleks bulu mata hilang diberikan
atrakurium 05 mgkgbb kemudian
dilakukan intubasi endotrakea
Pemeliharaan anestesi dengan isofluran
dengan kombinasi N20 O2 = 21
Analgetik selama operasi diberikan
fentanil intermiten 1 ndash 2 mcgkgbb setiap
jam Pada akhir operasi pasien dibuat
bernafas spontan Analgetik pasca operasi
menggunakan ketorolak 30 mg Dua puluh
menit sebelum anestesi dihentikan
dilakukan randomisasi dengan dibagi
menjadi kelompok I dan II
Setelah operasi selesai ventilasi
adekuat pasien bangun dan refleks laring
telah kembali baru dilakukan ekstubasi
Dicatat TD FN suhu membran timpani
SaO2 dan derajat menggigil tiap 10 menit
sampai 30 pasca ekstubasi Di ruang pulih
sadar pasien diberikan selimut dan
oksigen masker 8 Lmenit
Menggigil adalah suatu fasikulasi
atau tremor yang terdeteksi pada otot
rangka di wajah kepala rahang badan
atau ekstremitas yang berlangsung lebih
dari 15 detik11 Derajat menggigil dinilai
dengan skala menggigil Crossley
dan Mahajan yaitu 0 tidak ada
menggigil 1 tidak tampak aktifitas
muskulertremor tetapi hanya
tampak piloereksi atau vasokontriksi
perifer atau keduanya 2 aktifitas
muskuler pada hanya satu kelompok
otot 3 aktifitas muskuler sedang
pada lebih dari satu kelompok otot
tetapi tidak terlihat menggigil
seluruh tubuh 4 aktifitas otot-otot
seluruh tubuh sangat kuat dan terus
menerus12
Pasien yang masih menggigil
diterapi dengan cairan infus RL
hangat untuk mengembalikan
kondisi normotermia dan diberikan
petidin 20 mg serta tramadol 2 mg
kgbb Apabila terjadi efek samping
obat maka dicatat dan diberikan
penatalaksanaan yang sesuai
Data diolah dengan komputer
menggunakan program SPSS
(Statistical Package for Social
Sciences) Windows dan dinyatakan
dalam bentuk tabel dan grafik Uji
statistik dilakukan dengan
menggunakan uji Mann Whitney
dengan derajat kemaknaan yaitu
nilai p lt 005
HASIL
Telah dilakukan penelit ian
perbandingan efek pemberian
ondansetron dan petidin intravena
untuk mencegah menggigil pasca
anestesi umum pada 32 pasien yang
menjalani tindakan anestesi umum
94
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
dengan kriteria inklusi dan eksklusi
tertentu serta bersedia untuk mengikuti
penelitian ini
Dari tabel 1 menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna
(pgt005) untuk variabel usia jenis
kelamin BB TB BMI durasi anestesi
suhu membran timpani sebelum
induksi suhu kamar operasi jenis
operasi jumlah perdarahan dan jumlah
cairan sampel antara kelompok petidin
dan kelompok ondansentron
Pada gambar 1 didapatkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna
pada temperatur membran timpani saat
akhir anestesi umum menit ke 10 ke
20 dan menit ke 30 pasca ekstubasi
antara dua kelompok tersebut
Perbandingan kejadian dan
derajat menggigil antara kelompok
petidin dan ondansetron menunjukkan
perbedaan yang tidak bermakna
(pgt005)(tabel 2) Pada gambar 2 dapat
kita lihat dari 16 pasien terdapat 4
(25) pasien dari kelompok
ondansteron mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum Tiga
pasien mengalami menggigil derajat 1
dan satu pasien mengalami menggigil
derajat dua Pada kelompok petidin
terdapat 3 (1875) pasien mengalami
menggigil pasca anestesi umum Dua
pasien mengalami menggigil derajat 1
dan satu pasien mengalami menggigil
derajat dua
Pada penelitian ini didapatkan
efek samping obat yang ditimbulkan
dari pemberian petidin berupa mual
Dari 16 pasien yang mendapat petidin
04 mgkgbb didapatkan 2 (125)
pasien mengalami efek samping mual
(gambar 3) Sedangkan pada kelompok
ondansetron tidak didapatkan kejadian
mual Akan tetapi secara statistik (tabel
2) menunjukkan tidak ada perbedaan
yang bermakna (pgt005) pada kejadian
mual diantara kedua kelompok
perlakuan tersebut
PEMBAHASAN
Menggigil merupakan
komplikasi yang sering terjadi selama
tindakan anestesi Kejadian menggigil
ini sekitar 40 ndash 60 pada pasien pasien
yang dilakukan tindakan anestesi umum
dan 567 pada pasien pasien yang
dilakukan tindakan anestesi regional
Menggigil merupakan suatu respon yang
tidak nyaman bagi pasien dan akan
menimbulkan risiko yang tidak baik
bagi pasien karena berkaitan dengan
aktivasi simpatisadrenergik seperti
meningkatnya proses metabolisme
tubuh meningkatnya kebutuhan
konsumsi oksigen sampai 4 - 6 kali
lipat t imbulnya peningkatan produksi
karbondioksida dan akan memperberat
nyeri pasca operasi1212
Obat anti menggigil yang sudah
terbukti efektif dan paling sering
digunakan ialah petidin Pet idin
merupakan opioid yang bekerja pada
reseptor micro dan κ Petidin dapat
menurunkan ambang menggigil dua kali
lipat lebih besar dibandingkan ambang
vasokontriksi sehingga dapat mencegah
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
95
timbulnya menggigil Kemampuan
petidin dalam mencegah menggigil ini
dikarenakan efek petidin pada reseptor
κ yang akan menurunkan ambang
rangsang menggigil dan vasokontriksi
Akan tetapi petidin mempunyai
beberapa efek samping yang tidak
menguntungkan seperti mual dan
muntah813 Ondansetron merupakan
antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang
sering digunakan sebagai anti emetik
Selain anti emetik ondansetron juga
mempunyai efek anti menggigil dengan
menghambat termoregulasi di
hipotalamus14
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan efek
ondansetron dan petidin dalam
mencegah kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dari total 32 sampel
yang didapat terdapat 25 sampel dari
kelompok petidin mengalami kejadian
menggigil Dengan1875 pasien (3
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Entezari et al (2012) bahwa
petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan
kejadian menggigil pasca anestesi
umum sampai sekitar 20 dari total
pasien yang menjalani tindakan
anestesi umum15 Mekanisme petidin
dalam mencegah menggigil disebabkan
oleh kemampuannya dalam
mempengaruhi beberapa reseptor yaitu
sebagai agonis reseptor κ stimulasi
reseptor adrenoreseptor subtipe α2B
menghambat reuptake monoamin dan
sebagai antagonis reseptor NMDA (N-
methyl-D-aspartate)12131617
Di dalam hipotalamus terdapat
keseimbangan monoamin yang
mengatur ambang normal suhu tubuh
Serotonin (5-HT) merupakan
monoamin yang menyebabkan
vasokontriksi dan menggigil sehinggan
meningkatkan suhu tubuh sedangkan
epineprin-norepineprin mempunyai
efek yang sebaliknya yang akan
menurunkan ambang normal
pengaturan suhu tubuh pada
hipotalamus Petidin merupakan
penghambat reuptake dari norepineprin
sehingga akan mengganggu
keseimbangan monoamin dalam
hipotalamus Peningkatan kadar
norepineprin pada hipotalamus akan
menurunkan ambang rangsang
menggigil1417
Kemampuan petidin sebagai
antagonis reseptor NMDA dan agonis
adrenoreseptor subtipe α2B akan
memodulasi termoregulasi serta akan
menghambat masuknya ion Ca2+ dari
ekstraselluler ke dalam sel syaraf
Peningkatan retensi ion Ca2+ pada
permukaan neuron akan menstabilkan
membran sel dan akan menurunkan
ambang rangsang neuron (heat gain
units) yang akan mengatur peningkatan
panas tubuh pada hipotalamus posterior
sehingga mencegah timbulnya
menggigil1718
Pada kelompok ondansetron
sebanyak 1875 pasien masih
96
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Karakteristik
Sampel
Petidin Ondansentron
Uji Statistik
(p)
Mean
Total
plusmnStd
dev
Mean
Total
plusmnStd
dev
Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137
Jenis kelamin(2)
Laki-laki 7 43 9 57 0486
Perempuan 9 57 7 43
Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558
Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828
BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363
Durasi Anestesi
(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322
Suhu membran timpani
sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382
Suhu Kamar
Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934
Jenis Operasi(2)
Ortopedi
Onkologi
Plastik
Digestif
Neurosurgeri
Mata
THT
3
3
2
1
2
3
2
188
188
125
620
125
188
125
3
4
1
1
2
1
4
188
25
620
620
125
620
25
0924
Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069
Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301
Keterangan (1) Uji t independen
(2) Uji Mann whitney
Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan
Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok
Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)
Petidin Ondansetron Uji Stat (p)
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
0695
Menggigil derajat 0
tidak menggigil 12
75 13
8125
Menggigil derajat 1 3 1875 2 125
Menggigil derajat 2 1 625 1 625
Menggigil derajat 3 0 0 0 0
Menggigil derajat 4 0 0 0 0
Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674
Efek samping mual(2) 2 125
0 0
0151
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
97
Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok
Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok
Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok
98
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
mengalami kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dengan125 pasien (2
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)
bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat
menurunkan kejadian menggigil pasca
anestesi umum sampai sekitar 167
dari total pasien yang menjalani
tindakan anestesi umum4 Hasil dari
penelitian ini sedikit berbeda dengan
yang didapatkan oleh Powell and
Buggy (2000) bahwa 33 dari 27
pasien yang mendapatkan ondasetron 4
mg masih mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum9 Hasil
dari penelitian ini juga sedikit berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et
al (2006) menyebutkan bahwa
ondansetron 8 mg dapat menurunkan
kejadian menggigil sampai hanya
sekitar 8 dari total pasien yang
menjalani tindakan anestesi spinal
Hasil yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan dosis
ondansetron dan teknik anestesi yang
digunakan dalam penelitian tersebut419
Dari hasil penelitian ini
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
kejadian dan derajat menggigil yang
bermakna secara statistik (pgt005)
antara kelompok ondansetron dan
kelompok petidin Hal ini membuktikan
bahwa ondansetron mempunyai efek
mencegah menggigil pasca anestesi
umum yang sama efektifnya dengan
petidin1520 Pada penelitian Abdollahi
et al (2012) pada 90 pasien yang
menjalani tindakan operasi coronary
artery bypass graft (CABG) dengan
anestesi umum didapatkan hasil yang
berbeda yaitu ondansetron 8 mg
mempunyai efek mencegah menggigil
yang lebih baik dibandingkan dengan
petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian
yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh dosis ondansetron dan
jenis operasi yang berbeda dengan
penelitian ini
Mekanisme ondansetron sebagai
anti menggigil diduga berkaitan dengan
efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3
yang merupakan salah satu
neurotransmitter yang penting dalam
termoregulasi karena berkaitan erat
dengan jaras produksi panas tubuh dan
jaras pengeluaran panas tubuh ke
lingkungan Penelitian pada hewan
menunjukkan pemberian agonis 5-HT
di dalam hipotalamus menyebabkan
vasokontriksi perifer dan menggigil
sehingga meningkatkan suhu int i tubuh
Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3
diduga akan mempunyai efek
mencegah timbulnya menggigil Efek
antagonis reseptor 5-HT3 pada
hipotalamus inilah yang menyebabkan
ondansetron dapat menghambat sistem
termoregulasi sehingga tidak terjadi
menggigil9141721
Pada penelitian ini 125 dari
total 16 pasien yang mendapatkan
petidin 04 mgkgbb mengalami efek
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
99
samping mual Ayatollahi et al (2011)
menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30
pasien yang mendapat petidin 04 mg
kgbb untuk mencegah terjadinya
menggigil pasca anestesi umum
mengalami efek samping mual1 Pada
penelitian lain Entezari et al (2012)
mendapati 10 pasien yang mendapat
petidin 04 mgkgbb juga mengalami
efek samping mual115 Efek samping
mual ini disebabkan oleh stimulasi
petidin pada chemoreceptor trigger
zone (CTZ) CTZ merupakan area di
otak yang berperan penting terhadap
terjadinya mual dan muntah2
SIMPULAN
Ondansetron 01 mgkgbb
mempunyai efek untuk mencegah
menggigil pasca anestesi umum yang
sama efektifnya dengan petidin 04 mg
kgbb
DAFTAR PUSTAKA
1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR
Behdad S Gholipur M Abbasi HR
Comparison Of Prophylactic Use Of
Meperidine And Two Low Doses Of
Ketamine For Prevention Of Post-
Anesthetic Shivering A Randomized
Double-Blind Placebo Controlled Trial J
Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346
2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick
DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical
Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52
Thermoregulation Hypothermia amp
Malignant Hyperthermia USA 2013 p
1184 ndash 1191
3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-
Controlled Comparison Of Ketamine With
Pethidine For The Prevention Of
Postoperative Shivering South Afr J
Anaesth Analg 201218(6)340-343
4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan
Efektifitas Ondansetron dan Tramadol
Intravena dalam Mencegah Menggigil
Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012
Vol 1 (1) 7 -11
5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad
JN Baral DD Comparisons of tramadol
with pethidine for prevention of post
anaesthetic shivering in elective abdominal
surgery Health Renaissance September-
December 2012 Vol 10 (No3)220-223
6 Zahedi H Comparison of Tramadol and
Pethidine for Postanesthetic Shivering in
Elective Cataract Surgery Journal of
Research in Medical Sciences 2004 5 235
-239
7 Shrestha AB Comparative Study on
Effectiveness of Doxapram and Pethidine
for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med
Assoc 200948(174)116-20
8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology
and Physiology in Anesthetic Practice
Fourth Edition Philadelphia Lippincott
Williams amp Wilkins Chapter 42
Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695
9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron
Given Before Induction of Anesthesia
Reduces Shivering After General
Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7
10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan
S Comparison of the efficacy of
nalbuphine tramadol ondansetron and
placebo in the treatment of postanesthetic
shivering after spinal anesthesia for
cesarean delivery Asian Biomedicine Vol
1 No 2 August 2007
11 Buggy DJ Crossley AW
Thermoregulation Mild Perioperative
Hypothermia And Post-Anaesthetic
Shivering British Journal of Anesthesia 84
(5) 615-28 (2000)
12 Padayachee NSYPost Anaesthesia
Shivering [internet] 2013 [cited 2013
May 03] Available from http
100
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
anaestheticsukznacza Libraries
Documents2011post_ anaesthesia
_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx
13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of
Pethidine and Buprenorphine for
Prevention and Treatment of Postanesthetic
Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58
14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain
RK Agarwal RC Post Anaesthesia
Shivering (PAS) a review Indian J
Anaesth 2003 47 (2) 88-93
15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian
A Khoshbaten M Ondansetron and
Meperidine prevent Post Operative
Shivering after General Anesthesia Iran
Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317
16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A
Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of
Postanesthetic Shivering In Children A
Randomized Control Study Comparing
Tramadol To Pethidine http
wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7
(20) pp 1208-1212 29 May 2013
17 Witte D Sessler DI Perioperative
Shivering Physiology and Pharmacology
Anesthesiology 200296467-484
18 Wang C Critical Regulation of Calcium
Signaling and NMDA-type Glutamate
Receptor In Developmental Neural
Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43
19 Kelsaka E Baris S Karakaya D
Sarihasan B Comparison of Ondansetron
and Meperidine for Prevention of Shivering
in Patients Undergoing Spinal Anesthesia
Regional Anesthesia and Pain Medicine
2006Volume 31 Issue 1 p 40-45
20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M
The Comparison of Ondansetron and
Meperidine to Prevent Shivering after
Anesthesia in Patients Undergoing Lower
Limb Orthopedic Surgeries with General
Anesthesia ZUMS Journal Volume 22
Number 92 (6-2014)
21 Abdollahi MH Forouzannia SK
Bagherinasab M Barzegar K Fekri A
Sarebanhassanabadi M Entezari A The
Effect of Ondansetron and Meperedin on
Preventing Shivering After Off-pump
Coronary Artery Bypass Graft Acta
Medica Iranica 2012 50(6) 395-398
94
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
dengan kriteria inklusi dan eksklusi
tertentu serta bersedia untuk mengikuti
penelitian ini
Dari tabel 1 menunjukkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna
(pgt005) untuk variabel usia jenis
kelamin BB TB BMI durasi anestesi
suhu membran timpani sebelum
induksi suhu kamar operasi jenis
operasi jumlah perdarahan dan jumlah
cairan sampel antara kelompok petidin
dan kelompok ondansentron
Pada gambar 1 didapatkan tidak
terdapat perbedaan yang bermakna
pada temperatur membran timpani saat
akhir anestesi umum menit ke 10 ke
20 dan menit ke 30 pasca ekstubasi
antara dua kelompok tersebut
Perbandingan kejadian dan
derajat menggigil antara kelompok
petidin dan ondansetron menunjukkan
perbedaan yang tidak bermakna
(pgt005)(tabel 2) Pada gambar 2 dapat
kita lihat dari 16 pasien terdapat 4
(25) pasien dari kelompok
ondansteron mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum Tiga
pasien mengalami menggigil derajat 1
dan satu pasien mengalami menggigil
derajat dua Pada kelompok petidin
terdapat 3 (1875) pasien mengalami
menggigil pasca anestesi umum Dua
pasien mengalami menggigil derajat 1
dan satu pasien mengalami menggigil
derajat dua
Pada penelitian ini didapatkan
efek samping obat yang ditimbulkan
dari pemberian petidin berupa mual
Dari 16 pasien yang mendapat petidin
04 mgkgbb didapatkan 2 (125)
pasien mengalami efek samping mual
(gambar 3) Sedangkan pada kelompok
ondansetron tidak didapatkan kejadian
mual Akan tetapi secara statistik (tabel
2) menunjukkan tidak ada perbedaan
yang bermakna (pgt005) pada kejadian
mual diantara kedua kelompok
perlakuan tersebut
PEMBAHASAN
Menggigil merupakan
komplikasi yang sering terjadi selama
tindakan anestesi Kejadian menggigil
ini sekitar 40 ndash 60 pada pasien pasien
yang dilakukan tindakan anestesi umum
dan 567 pada pasien pasien yang
dilakukan tindakan anestesi regional
Menggigil merupakan suatu respon yang
tidak nyaman bagi pasien dan akan
menimbulkan risiko yang tidak baik
bagi pasien karena berkaitan dengan
aktivasi simpatisadrenergik seperti
meningkatnya proses metabolisme
tubuh meningkatnya kebutuhan
konsumsi oksigen sampai 4 - 6 kali
lipat t imbulnya peningkatan produksi
karbondioksida dan akan memperberat
nyeri pasca operasi1212
Obat anti menggigil yang sudah
terbukti efektif dan paling sering
digunakan ialah petidin Pet idin
merupakan opioid yang bekerja pada
reseptor micro dan κ Petidin dapat
menurunkan ambang menggigil dua kali
lipat lebih besar dibandingkan ambang
vasokontriksi sehingga dapat mencegah
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
95
timbulnya menggigil Kemampuan
petidin dalam mencegah menggigil ini
dikarenakan efek petidin pada reseptor
κ yang akan menurunkan ambang
rangsang menggigil dan vasokontriksi
Akan tetapi petidin mempunyai
beberapa efek samping yang tidak
menguntungkan seperti mual dan
muntah813 Ondansetron merupakan
antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang
sering digunakan sebagai anti emetik
Selain anti emetik ondansetron juga
mempunyai efek anti menggigil dengan
menghambat termoregulasi di
hipotalamus14
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan efek
ondansetron dan petidin dalam
mencegah kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dari total 32 sampel
yang didapat terdapat 25 sampel dari
kelompok petidin mengalami kejadian
menggigil Dengan1875 pasien (3
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Entezari et al (2012) bahwa
petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan
kejadian menggigil pasca anestesi
umum sampai sekitar 20 dari total
pasien yang menjalani tindakan
anestesi umum15 Mekanisme petidin
dalam mencegah menggigil disebabkan
oleh kemampuannya dalam
mempengaruhi beberapa reseptor yaitu
sebagai agonis reseptor κ stimulasi
reseptor adrenoreseptor subtipe α2B
menghambat reuptake monoamin dan
sebagai antagonis reseptor NMDA (N-
methyl-D-aspartate)12131617
Di dalam hipotalamus terdapat
keseimbangan monoamin yang
mengatur ambang normal suhu tubuh
Serotonin (5-HT) merupakan
monoamin yang menyebabkan
vasokontriksi dan menggigil sehinggan
meningkatkan suhu tubuh sedangkan
epineprin-norepineprin mempunyai
efek yang sebaliknya yang akan
menurunkan ambang normal
pengaturan suhu tubuh pada
hipotalamus Petidin merupakan
penghambat reuptake dari norepineprin
sehingga akan mengganggu
keseimbangan monoamin dalam
hipotalamus Peningkatan kadar
norepineprin pada hipotalamus akan
menurunkan ambang rangsang
menggigil1417
Kemampuan petidin sebagai
antagonis reseptor NMDA dan agonis
adrenoreseptor subtipe α2B akan
memodulasi termoregulasi serta akan
menghambat masuknya ion Ca2+ dari
ekstraselluler ke dalam sel syaraf
Peningkatan retensi ion Ca2+ pada
permukaan neuron akan menstabilkan
membran sel dan akan menurunkan
ambang rangsang neuron (heat gain
units) yang akan mengatur peningkatan
panas tubuh pada hipotalamus posterior
sehingga mencegah timbulnya
menggigil1718
Pada kelompok ondansetron
sebanyak 1875 pasien masih
96
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Karakteristik
Sampel
Petidin Ondansentron
Uji Statistik
(p)
Mean
Total
plusmnStd
dev
Mean
Total
plusmnStd
dev
Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137
Jenis kelamin(2)
Laki-laki 7 43 9 57 0486
Perempuan 9 57 7 43
Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558
Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828
BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363
Durasi Anestesi
(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322
Suhu membran timpani
sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382
Suhu Kamar
Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934
Jenis Operasi(2)
Ortopedi
Onkologi
Plastik
Digestif
Neurosurgeri
Mata
THT
3
3
2
1
2
3
2
188
188
125
620
125
188
125
3
4
1
1
2
1
4
188
25
620
620
125
620
25
0924
Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069
Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301
Keterangan (1) Uji t independen
(2) Uji Mann whitney
Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan
Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok
Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)
Petidin Ondansetron Uji Stat (p)
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
0695
Menggigil derajat 0
tidak menggigil 12
75 13
8125
Menggigil derajat 1 3 1875 2 125
Menggigil derajat 2 1 625 1 625
Menggigil derajat 3 0 0 0 0
Menggigil derajat 4 0 0 0 0
Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674
Efek samping mual(2) 2 125
0 0
0151
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
97
Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok
Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok
Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok
98
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
mengalami kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dengan125 pasien (2
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)
bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat
menurunkan kejadian menggigil pasca
anestesi umum sampai sekitar 167
dari total pasien yang menjalani
tindakan anestesi umum4 Hasil dari
penelitian ini sedikit berbeda dengan
yang didapatkan oleh Powell and
Buggy (2000) bahwa 33 dari 27
pasien yang mendapatkan ondasetron 4
mg masih mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum9 Hasil
dari penelitian ini juga sedikit berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et
al (2006) menyebutkan bahwa
ondansetron 8 mg dapat menurunkan
kejadian menggigil sampai hanya
sekitar 8 dari total pasien yang
menjalani tindakan anestesi spinal
Hasil yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan dosis
ondansetron dan teknik anestesi yang
digunakan dalam penelitian tersebut419
Dari hasil penelitian ini
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
kejadian dan derajat menggigil yang
bermakna secara statistik (pgt005)
antara kelompok ondansetron dan
kelompok petidin Hal ini membuktikan
bahwa ondansetron mempunyai efek
mencegah menggigil pasca anestesi
umum yang sama efektifnya dengan
petidin1520 Pada penelitian Abdollahi
et al (2012) pada 90 pasien yang
menjalani tindakan operasi coronary
artery bypass graft (CABG) dengan
anestesi umum didapatkan hasil yang
berbeda yaitu ondansetron 8 mg
mempunyai efek mencegah menggigil
yang lebih baik dibandingkan dengan
petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian
yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh dosis ondansetron dan
jenis operasi yang berbeda dengan
penelitian ini
Mekanisme ondansetron sebagai
anti menggigil diduga berkaitan dengan
efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3
yang merupakan salah satu
neurotransmitter yang penting dalam
termoregulasi karena berkaitan erat
dengan jaras produksi panas tubuh dan
jaras pengeluaran panas tubuh ke
lingkungan Penelitian pada hewan
menunjukkan pemberian agonis 5-HT
di dalam hipotalamus menyebabkan
vasokontriksi perifer dan menggigil
sehingga meningkatkan suhu int i tubuh
Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3
diduga akan mempunyai efek
mencegah timbulnya menggigil Efek
antagonis reseptor 5-HT3 pada
hipotalamus inilah yang menyebabkan
ondansetron dapat menghambat sistem
termoregulasi sehingga tidak terjadi
menggigil9141721
Pada penelitian ini 125 dari
total 16 pasien yang mendapatkan
petidin 04 mgkgbb mengalami efek
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
99
samping mual Ayatollahi et al (2011)
menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30
pasien yang mendapat petidin 04 mg
kgbb untuk mencegah terjadinya
menggigil pasca anestesi umum
mengalami efek samping mual1 Pada
penelitian lain Entezari et al (2012)
mendapati 10 pasien yang mendapat
petidin 04 mgkgbb juga mengalami
efek samping mual115 Efek samping
mual ini disebabkan oleh stimulasi
petidin pada chemoreceptor trigger
zone (CTZ) CTZ merupakan area di
otak yang berperan penting terhadap
terjadinya mual dan muntah2
SIMPULAN
Ondansetron 01 mgkgbb
mempunyai efek untuk mencegah
menggigil pasca anestesi umum yang
sama efektifnya dengan petidin 04 mg
kgbb
DAFTAR PUSTAKA
1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR
Behdad S Gholipur M Abbasi HR
Comparison Of Prophylactic Use Of
Meperidine And Two Low Doses Of
Ketamine For Prevention Of Post-
Anesthetic Shivering A Randomized
Double-Blind Placebo Controlled Trial J
Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346
2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick
DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical
Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52
Thermoregulation Hypothermia amp
Malignant Hyperthermia USA 2013 p
1184 ndash 1191
3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-
Controlled Comparison Of Ketamine With
Pethidine For The Prevention Of
Postoperative Shivering South Afr J
Anaesth Analg 201218(6)340-343
4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan
Efektifitas Ondansetron dan Tramadol
Intravena dalam Mencegah Menggigil
Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012
Vol 1 (1) 7 -11
5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad
JN Baral DD Comparisons of tramadol
with pethidine for prevention of post
anaesthetic shivering in elective abdominal
surgery Health Renaissance September-
December 2012 Vol 10 (No3)220-223
6 Zahedi H Comparison of Tramadol and
Pethidine for Postanesthetic Shivering in
Elective Cataract Surgery Journal of
Research in Medical Sciences 2004 5 235
-239
7 Shrestha AB Comparative Study on
Effectiveness of Doxapram and Pethidine
for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med
Assoc 200948(174)116-20
8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology
and Physiology in Anesthetic Practice
Fourth Edition Philadelphia Lippincott
Williams amp Wilkins Chapter 42
Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695
9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron
Given Before Induction of Anesthesia
Reduces Shivering After General
Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7
10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan
S Comparison of the efficacy of
nalbuphine tramadol ondansetron and
placebo in the treatment of postanesthetic
shivering after spinal anesthesia for
cesarean delivery Asian Biomedicine Vol
1 No 2 August 2007
11 Buggy DJ Crossley AW
Thermoregulation Mild Perioperative
Hypothermia And Post-Anaesthetic
Shivering British Journal of Anesthesia 84
(5) 615-28 (2000)
12 Padayachee NSYPost Anaesthesia
Shivering [internet] 2013 [cited 2013
May 03] Available from http
100
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
anaestheticsukznacza Libraries
Documents2011post_ anaesthesia
_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx
13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of
Pethidine and Buprenorphine for
Prevention and Treatment of Postanesthetic
Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58
14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain
RK Agarwal RC Post Anaesthesia
Shivering (PAS) a review Indian J
Anaesth 2003 47 (2) 88-93
15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian
A Khoshbaten M Ondansetron and
Meperidine prevent Post Operative
Shivering after General Anesthesia Iran
Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317
16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A
Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of
Postanesthetic Shivering In Children A
Randomized Control Study Comparing
Tramadol To Pethidine http
wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7
(20) pp 1208-1212 29 May 2013
17 Witte D Sessler DI Perioperative
Shivering Physiology and Pharmacology
Anesthesiology 200296467-484
18 Wang C Critical Regulation of Calcium
Signaling and NMDA-type Glutamate
Receptor In Developmental Neural
Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43
19 Kelsaka E Baris S Karakaya D
Sarihasan B Comparison of Ondansetron
and Meperidine for Prevention of Shivering
in Patients Undergoing Spinal Anesthesia
Regional Anesthesia and Pain Medicine
2006Volume 31 Issue 1 p 40-45
20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M
The Comparison of Ondansetron and
Meperidine to Prevent Shivering after
Anesthesia in Patients Undergoing Lower
Limb Orthopedic Surgeries with General
Anesthesia ZUMS Journal Volume 22
Number 92 (6-2014)
21 Abdollahi MH Forouzannia SK
Bagherinasab M Barzegar K Fekri A
Sarebanhassanabadi M Entezari A The
Effect of Ondansetron and Meperedin on
Preventing Shivering After Off-pump
Coronary Artery Bypass Graft Acta
Medica Iranica 2012 50(6) 395-398
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
95
timbulnya menggigil Kemampuan
petidin dalam mencegah menggigil ini
dikarenakan efek petidin pada reseptor
κ yang akan menurunkan ambang
rangsang menggigil dan vasokontriksi
Akan tetapi petidin mempunyai
beberapa efek samping yang tidak
menguntungkan seperti mual dan
muntah813 Ondansetron merupakan
antagonis spesifik reseptor 5-HT3 yang
sering digunakan sebagai anti emetik
Selain anti emetik ondansetron juga
mempunyai efek anti menggigil dengan
menghambat termoregulasi di
hipotalamus14
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan efek
ondansetron dan petidin dalam
mencegah kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dari total 32 sampel
yang didapat terdapat 25 sampel dari
kelompok petidin mengalami kejadian
menggigil Dengan1875 pasien (3
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Entezari et al (2012) bahwa
petidin 04 mgkgbb dapat menurunkan
kejadian menggigil pasca anestesi
umum sampai sekitar 20 dari total
pasien yang menjalani tindakan
anestesi umum15 Mekanisme petidin
dalam mencegah menggigil disebabkan
oleh kemampuannya dalam
mempengaruhi beberapa reseptor yaitu
sebagai agonis reseptor κ stimulasi
reseptor adrenoreseptor subtipe α2B
menghambat reuptake monoamin dan
sebagai antagonis reseptor NMDA (N-
methyl-D-aspartate)12131617
Di dalam hipotalamus terdapat
keseimbangan monoamin yang
mengatur ambang normal suhu tubuh
Serotonin (5-HT) merupakan
monoamin yang menyebabkan
vasokontriksi dan menggigil sehinggan
meningkatkan suhu tubuh sedangkan
epineprin-norepineprin mempunyai
efek yang sebaliknya yang akan
menurunkan ambang normal
pengaturan suhu tubuh pada
hipotalamus Petidin merupakan
penghambat reuptake dari norepineprin
sehingga akan mengganggu
keseimbangan monoamin dalam
hipotalamus Peningkatan kadar
norepineprin pada hipotalamus akan
menurunkan ambang rangsang
menggigil1417
Kemampuan petidin sebagai
antagonis reseptor NMDA dan agonis
adrenoreseptor subtipe α2B akan
memodulasi termoregulasi serta akan
menghambat masuknya ion Ca2+ dari
ekstraselluler ke dalam sel syaraf
Peningkatan retensi ion Ca2+ pada
permukaan neuron akan menstabilkan
membran sel dan akan menurunkan
ambang rangsang neuron (heat gain
units) yang akan mengatur peningkatan
panas tubuh pada hipotalamus posterior
sehingga mencegah timbulnya
menggigil1718
Pada kelompok ondansetron
sebanyak 1875 pasien masih
96
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Karakteristik
Sampel
Petidin Ondansentron
Uji Statistik
(p)
Mean
Total
plusmnStd
dev
Mean
Total
plusmnStd
dev
Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137
Jenis kelamin(2)
Laki-laki 7 43 9 57 0486
Perempuan 9 57 7 43
Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558
Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828
BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363
Durasi Anestesi
(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322
Suhu membran timpani
sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382
Suhu Kamar
Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934
Jenis Operasi(2)
Ortopedi
Onkologi
Plastik
Digestif
Neurosurgeri
Mata
THT
3
3
2
1
2
3
2
188
188
125
620
125
188
125
3
4
1
1
2
1
4
188
25
620
620
125
620
25
0924
Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069
Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301
Keterangan (1) Uji t independen
(2) Uji Mann whitney
Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan
Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok
Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)
Petidin Ondansetron Uji Stat (p)
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
0695
Menggigil derajat 0
tidak menggigil 12
75 13
8125
Menggigil derajat 1 3 1875 2 125
Menggigil derajat 2 1 625 1 625
Menggigil derajat 3 0 0 0 0
Menggigil derajat 4 0 0 0 0
Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674
Efek samping mual(2) 2 125
0 0
0151
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
97
Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok
Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok
Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok
98
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
mengalami kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dengan125 pasien (2
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)
bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat
menurunkan kejadian menggigil pasca
anestesi umum sampai sekitar 167
dari total pasien yang menjalani
tindakan anestesi umum4 Hasil dari
penelitian ini sedikit berbeda dengan
yang didapatkan oleh Powell and
Buggy (2000) bahwa 33 dari 27
pasien yang mendapatkan ondasetron 4
mg masih mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum9 Hasil
dari penelitian ini juga sedikit berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et
al (2006) menyebutkan bahwa
ondansetron 8 mg dapat menurunkan
kejadian menggigil sampai hanya
sekitar 8 dari total pasien yang
menjalani tindakan anestesi spinal
Hasil yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan dosis
ondansetron dan teknik anestesi yang
digunakan dalam penelitian tersebut419
Dari hasil penelitian ini
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
kejadian dan derajat menggigil yang
bermakna secara statistik (pgt005)
antara kelompok ondansetron dan
kelompok petidin Hal ini membuktikan
bahwa ondansetron mempunyai efek
mencegah menggigil pasca anestesi
umum yang sama efektifnya dengan
petidin1520 Pada penelitian Abdollahi
et al (2012) pada 90 pasien yang
menjalani tindakan operasi coronary
artery bypass graft (CABG) dengan
anestesi umum didapatkan hasil yang
berbeda yaitu ondansetron 8 mg
mempunyai efek mencegah menggigil
yang lebih baik dibandingkan dengan
petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian
yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh dosis ondansetron dan
jenis operasi yang berbeda dengan
penelitian ini
Mekanisme ondansetron sebagai
anti menggigil diduga berkaitan dengan
efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3
yang merupakan salah satu
neurotransmitter yang penting dalam
termoregulasi karena berkaitan erat
dengan jaras produksi panas tubuh dan
jaras pengeluaran panas tubuh ke
lingkungan Penelitian pada hewan
menunjukkan pemberian agonis 5-HT
di dalam hipotalamus menyebabkan
vasokontriksi perifer dan menggigil
sehingga meningkatkan suhu int i tubuh
Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3
diduga akan mempunyai efek
mencegah timbulnya menggigil Efek
antagonis reseptor 5-HT3 pada
hipotalamus inilah yang menyebabkan
ondansetron dapat menghambat sistem
termoregulasi sehingga tidak terjadi
menggigil9141721
Pada penelitian ini 125 dari
total 16 pasien yang mendapatkan
petidin 04 mgkgbb mengalami efek
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
99
samping mual Ayatollahi et al (2011)
menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30
pasien yang mendapat petidin 04 mg
kgbb untuk mencegah terjadinya
menggigil pasca anestesi umum
mengalami efek samping mual1 Pada
penelitian lain Entezari et al (2012)
mendapati 10 pasien yang mendapat
petidin 04 mgkgbb juga mengalami
efek samping mual115 Efek samping
mual ini disebabkan oleh stimulasi
petidin pada chemoreceptor trigger
zone (CTZ) CTZ merupakan area di
otak yang berperan penting terhadap
terjadinya mual dan muntah2
SIMPULAN
Ondansetron 01 mgkgbb
mempunyai efek untuk mencegah
menggigil pasca anestesi umum yang
sama efektifnya dengan petidin 04 mg
kgbb
DAFTAR PUSTAKA
1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR
Behdad S Gholipur M Abbasi HR
Comparison Of Prophylactic Use Of
Meperidine And Two Low Doses Of
Ketamine For Prevention Of Post-
Anesthetic Shivering A Randomized
Double-Blind Placebo Controlled Trial J
Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346
2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick
DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical
Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52
Thermoregulation Hypothermia amp
Malignant Hyperthermia USA 2013 p
1184 ndash 1191
3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-
Controlled Comparison Of Ketamine With
Pethidine For The Prevention Of
Postoperative Shivering South Afr J
Anaesth Analg 201218(6)340-343
4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan
Efektifitas Ondansetron dan Tramadol
Intravena dalam Mencegah Menggigil
Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012
Vol 1 (1) 7 -11
5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad
JN Baral DD Comparisons of tramadol
with pethidine for prevention of post
anaesthetic shivering in elective abdominal
surgery Health Renaissance September-
December 2012 Vol 10 (No3)220-223
6 Zahedi H Comparison of Tramadol and
Pethidine for Postanesthetic Shivering in
Elective Cataract Surgery Journal of
Research in Medical Sciences 2004 5 235
-239
7 Shrestha AB Comparative Study on
Effectiveness of Doxapram and Pethidine
for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med
Assoc 200948(174)116-20
8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology
and Physiology in Anesthetic Practice
Fourth Edition Philadelphia Lippincott
Williams amp Wilkins Chapter 42
Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695
9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron
Given Before Induction of Anesthesia
Reduces Shivering After General
Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7
10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan
S Comparison of the efficacy of
nalbuphine tramadol ondansetron and
placebo in the treatment of postanesthetic
shivering after spinal anesthesia for
cesarean delivery Asian Biomedicine Vol
1 No 2 August 2007
11 Buggy DJ Crossley AW
Thermoregulation Mild Perioperative
Hypothermia And Post-Anaesthetic
Shivering British Journal of Anesthesia 84
(5) 615-28 (2000)
12 Padayachee NSYPost Anaesthesia
Shivering [internet] 2013 [cited 2013
May 03] Available from http
100
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
anaestheticsukznacza Libraries
Documents2011post_ anaesthesia
_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx
13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of
Pethidine and Buprenorphine for
Prevention and Treatment of Postanesthetic
Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58
14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain
RK Agarwal RC Post Anaesthesia
Shivering (PAS) a review Indian J
Anaesth 2003 47 (2) 88-93
15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian
A Khoshbaten M Ondansetron and
Meperidine prevent Post Operative
Shivering after General Anesthesia Iran
Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317
16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A
Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of
Postanesthetic Shivering In Children A
Randomized Control Study Comparing
Tramadol To Pethidine http
wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7
(20) pp 1208-1212 29 May 2013
17 Witte D Sessler DI Perioperative
Shivering Physiology and Pharmacology
Anesthesiology 200296467-484
18 Wang C Critical Regulation of Calcium
Signaling and NMDA-type Glutamate
Receptor In Developmental Neural
Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43
19 Kelsaka E Baris S Karakaya D
Sarihasan B Comparison of Ondansetron
and Meperidine for Prevention of Shivering
in Patients Undergoing Spinal Anesthesia
Regional Anesthesia and Pain Medicine
2006Volume 31 Issue 1 p 40-45
20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M
The Comparison of Ondansetron and
Meperidine to Prevent Shivering after
Anesthesia in Patients Undergoing Lower
Limb Orthopedic Surgeries with General
Anesthesia ZUMS Journal Volume 22
Number 92 (6-2014)
21 Abdollahi MH Forouzannia SK
Bagherinasab M Barzegar K Fekri A
Sarebanhassanabadi M Entezari A The
Effect of Ondansetron and Meperedin on
Preventing Shivering After Off-pump
Coronary Artery Bypass Graft Acta
Medica Iranica 2012 50(6) 395-398
96
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
Karakteristik
Sampel
Petidin Ondansentron
Uji Statistik
(p)
Mean
Total
plusmnStd
dev
Mean
Total
plusmnStd
dev
Usia (tahun) (2) 336 plusmn830 300 691 0137
Jenis kelamin(2)
Laki-laki 7 43 9 57 0486
Perempuan 9 57 7 43
Berat BadanBB (kg) (1) 536 plusmn776 518 plusmn945 0558
Tinggi BadanTB (cm) (1) 1572 plusmn584 1565 plusmn1114 0828
BMI (kgm2) (2) 215 plusmn199 209 plusmn191 0363
Durasi Anestesi
(menit) (2) 125 plusmn4769 109 plusmn4435 0322
Suhu membran timpani
sebelum induksi (Celcius)(2) 367 plusmn025 366 plusmn019 0382
Suhu Kamar
Operasi (Celcius) (1) 210 plusmn088 210 plusmn048 0934
Jenis Operasi(2)
Ortopedi
Onkologi
Plastik
Digestif
Neurosurgeri
Mata
THT
3
3
2
1
2
3
2
188
188
125
620
125
188
125
3
4
1
1
2
1
4
188
25
620
620
125
620
25
0924
Jumlah Perdarahan (ml) (2) 1293 949 881 994 0069
Jumlah Cairan (ml) (2) 8500 38078 7343 36820 0301
Keterangan (1) Uji t independen
(2) Uji Mann whitney
Tabel 1 Karakteristik Sampel Kedua Kelompok Perlakuan
Tabel 2 Perbandingan Kejadian dan Derajat Menggigil antara kedua kelompok
Derajat menggigil pasca anestesi umum (1)
Petidin Ondansetron Uji Stat (p)
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
0695
Menggigil derajat 0
tidak menggigil 12
75 13
8125
Menggigil derajat 1 3 1875 2 125
Menggigil derajat 2 1 625 1 625
Menggigil derajat 3 0 0 0 0
Menggigil derajat 4 0 0 0 0
Kejadian menggigil(2) 4 25 3 1875 0674
Efek samping mual(2) 2 125
0 0
0151
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
97
Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok
Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok
Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok
98
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
mengalami kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dengan125 pasien (2
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)
bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat
menurunkan kejadian menggigil pasca
anestesi umum sampai sekitar 167
dari total pasien yang menjalani
tindakan anestesi umum4 Hasil dari
penelitian ini sedikit berbeda dengan
yang didapatkan oleh Powell and
Buggy (2000) bahwa 33 dari 27
pasien yang mendapatkan ondasetron 4
mg masih mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum9 Hasil
dari penelitian ini juga sedikit berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et
al (2006) menyebutkan bahwa
ondansetron 8 mg dapat menurunkan
kejadian menggigil sampai hanya
sekitar 8 dari total pasien yang
menjalani tindakan anestesi spinal
Hasil yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan dosis
ondansetron dan teknik anestesi yang
digunakan dalam penelitian tersebut419
Dari hasil penelitian ini
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
kejadian dan derajat menggigil yang
bermakna secara statistik (pgt005)
antara kelompok ondansetron dan
kelompok petidin Hal ini membuktikan
bahwa ondansetron mempunyai efek
mencegah menggigil pasca anestesi
umum yang sama efektifnya dengan
petidin1520 Pada penelitian Abdollahi
et al (2012) pada 90 pasien yang
menjalani tindakan operasi coronary
artery bypass graft (CABG) dengan
anestesi umum didapatkan hasil yang
berbeda yaitu ondansetron 8 mg
mempunyai efek mencegah menggigil
yang lebih baik dibandingkan dengan
petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian
yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh dosis ondansetron dan
jenis operasi yang berbeda dengan
penelitian ini
Mekanisme ondansetron sebagai
anti menggigil diduga berkaitan dengan
efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3
yang merupakan salah satu
neurotransmitter yang penting dalam
termoregulasi karena berkaitan erat
dengan jaras produksi panas tubuh dan
jaras pengeluaran panas tubuh ke
lingkungan Penelitian pada hewan
menunjukkan pemberian agonis 5-HT
di dalam hipotalamus menyebabkan
vasokontriksi perifer dan menggigil
sehingga meningkatkan suhu int i tubuh
Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3
diduga akan mempunyai efek
mencegah timbulnya menggigil Efek
antagonis reseptor 5-HT3 pada
hipotalamus inilah yang menyebabkan
ondansetron dapat menghambat sistem
termoregulasi sehingga tidak terjadi
menggigil9141721
Pada penelitian ini 125 dari
total 16 pasien yang mendapatkan
petidin 04 mgkgbb mengalami efek
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
99
samping mual Ayatollahi et al (2011)
menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30
pasien yang mendapat petidin 04 mg
kgbb untuk mencegah terjadinya
menggigil pasca anestesi umum
mengalami efek samping mual1 Pada
penelitian lain Entezari et al (2012)
mendapati 10 pasien yang mendapat
petidin 04 mgkgbb juga mengalami
efek samping mual115 Efek samping
mual ini disebabkan oleh stimulasi
petidin pada chemoreceptor trigger
zone (CTZ) CTZ merupakan area di
otak yang berperan penting terhadap
terjadinya mual dan muntah2
SIMPULAN
Ondansetron 01 mgkgbb
mempunyai efek untuk mencegah
menggigil pasca anestesi umum yang
sama efektifnya dengan petidin 04 mg
kgbb
DAFTAR PUSTAKA
1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR
Behdad S Gholipur M Abbasi HR
Comparison Of Prophylactic Use Of
Meperidine And Two Low Doses Of
Ketamine For Prevention Of Post-
Anesthetic Shivering A Randomized
Double-Blind Placebo Controlled Trial J
Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346
2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick
DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical
Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52
Thermoregulation Hypothermia amp
Malignant Hyperthermia USA 2013 p
1184 ndash 1191
3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-
Controlled Comparison Of Ketamine With
Pethidine For The Prevention Of
Postoperative Shivering South Afr J
Anaesth Analg 201218(6)340-343
4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan
Efektifitas Ondansetron dan Tramadol
Intravena dalam Mencegah Menggigil
Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012
Vol 1 (1) 7 -11
5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad
JN Baral DD Comparisons of tramadol
with pethidine for prevention of post
anaesthetic shivering in elective abdominal
surgery Health Renaissance September-
December 2012 Vol 10 (No3)220-223
6 Zahedi H Comparison of Tramadol and
Pethidine for Postanesthetic Shivering in
Elective Cataract Surgery Journal of
Research in Medical Sciences 2004 5 235
-239
7 Shrestha AB Comparative Study on
Effectiveness of Doxapram and Pethidine
for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med
Assoc 200948(174)116-20
8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology
and Physiology in Anesthetic Practice
Fourth Edition Philadelphia Lippincott
Williams amp Wilkins Chapter 42
Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695
9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron
Given Before Induction of Anesthesia
Reduces Shivering After General
Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7
10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan
S Comparison of the efficacy of
nalbuphine tramadol ondansetron and
placebo in the treatment of postanesthetic
shivering after spinal anesthesia for
cesarean delivery Asian Biomedicine Vol
1 No 2 August 2007
11 Buggy DJ Crossley AW
Thermoregulation Mild Perioperative
Hypothermia And Post-Anaesthetic
Shivering British Journal of Anesthesia 84
(5) 615-28 (2000)
12 Padayachee NSYPost Anaesthesia
Shivering [internet] 2013 [cited 2013
May 03] Available from http
100
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
anaestheticsukznacza Libraries
Documents2011post_ anaesthesia
_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx
13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of
Pethidine and Buprenorphine for
Prevention and Treatment of Postanesthetic
Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58
14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain
RK Agarwal RC Post Anaesthesia
Shivering (PAS) a review Indian J
Anaesth 2003 47 (2) 88-93
15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian
A Khoshbaten M Ondansetron and
Meperidine prevent Post Operative
Shivering after General Anesthesia Iran
Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317
16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A
Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of
Postanesthetic Shivering In Children A
Randomized Control Study Comparing
Tramadol To Pethidine http
wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7
(20) pp 1208-1212 29 May 2013
17 Witte D Sessler DI Perioperative
Shivering Physiology and Pharmacology
Anesthesiology 200296467-484
18 Wang C Critical Regulation of Calcium
Signaling and NMDA-type Glutamate
Receptor In Developmental Neural
Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43
19 Kelsaka E Baris S Karakaya D
Sarihasan B Comparison of Ondansetron
and Meperidine for Prevention of Shivering
in Patients Undergoing Spinal Anesthesia
Regional Anesthesia and Pain Medicine
2006Volume 31 Issue 1 p 40-45
20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M
The Comparison of Ondansetron and
Meperidine to Prevent Shivering after
Anesthesia in Patients Undergoing Lower
Limb Orthopedic Surgeries with General
Anesthesia ZUMS Journal Volume 22
Number 92 (6-2014)
21 Abdollahi MH Forouzannia SK
Bagherinasab M Barzegar K Fekri A
Sarebanhassanabadi M Entezari A The
Effect of Ondansetron and Meperedin on
Preventing Shivering After Off-pump
Coronary Artery Bypass Graft Acta
Medica Iranica 2012 50(6) 395-398
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
97
Gambar 1 Suhu membran timpani pada kedua kelompok
Gambar 2 Derajat menggigil pada kedua kelompok
Gambar 3 Efek samping mual pada kedua kelompok
98
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
mengalami kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dengan125 pasien (2
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)
bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat
menurunkan kejadian menggigil pasca
anestesi umum sampai sekitar 167
dari total pasien yang menjalani
tindakan anestesi umum4 Hasil dari
penelitian ini sedikit berbeda dengan
yang didapatkan oleh Powell and
Buggy (2000) bahwa 33 dari 27
pasien yang mendapatkan ondasetron 4
mg masih mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum9 Hasil
dari penelitian ini juga sedikit berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et
al (2006) menyebutkan bahwa
ondansetron 8 mg dapat menurunkan
kejadian menggigil sampai hanya
sekitar 8 dari total pasien yang
menjalani tindakan anestesi spinal
Hasil yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan dosis
ondansetron dan teknik anestesi yang
digunakan dalam penelitian tersebut419
Dari hasil penelitian ini
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
kejadian dan derajat menggigil yang
bermakna secara statistik (pgt005)
antara kelompok ondansetron dan
kelompok petidin Hal ini membuktikan
bahwa ondansetron mempunyai efek
mencegah menggigil pasca anestesi
umum yang sama efektifnya dengan
petidin1520 Pada penelitian Abdollahi
et al (2012) pada 90 pasien yang
menjalani tindakan operasi coronary
artery bypass graft (CABG) dengan
anestesi umum didapatkan hasil yang
berbeda yaitu ondansetron 8 mg
mempunyai efek mencegah menggigil
yang lebih baik dibandingkan dengan
petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian
yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh dosis ondansetron dan
jenis operasi yang berbeda dengan
penelitian ini
Mekanisme ondansetron sebagai
anti menggigil diduga berkaitan dengan
efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3
yang merupakan salah satu
neurotransmitter yang penting dalam
termoregulasi karena berkaitan erat
dengan jaras produksi panas tubuh dan
jaras pengeluaran panas tubuh ke
lingkungan Penelitian pada hewan
menunjukkan pemberian agonis 5-HT
di dalam hipotalamus menyebabkan
vasokontriksi perifer dan menggigil
sehingga meningkatkan suhu int i tubuh
Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3
diduga akan mempunyai efek
mencegah timbulnya menggigil Efek
antagonis reseptor 5-HT3 pada
hipotalamus inilah yang menyebabkan
ondansetron dapat menghambat sistem
termoregulasi sehingga tidak terjadi
menggigil9141721
Pada penelitian ini 125 dari
total 16 pasien yang mendapatkan
petidin 04 mgkgbb mengalami efek
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
99
samping mual Ayatollahi et al (2011)
menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30
pasien yang mendapat petidin 04 mg
kgbb untuk mencegah terjadinya
menggigil pasca anestesi umum
mengalami efek samping mual1 Pada
penelitian lain Entezari et al (2012)
mendapati 10 pasien yang mendapat
petidin 04 mgkgbb juga mengalami
efek samping mual115 Efek samping
mual ini disebabkan oleh stimulasi
petidin pada chemoreceptor trigger
zone (CTZ) CTZ merupakan area di
otak yang berperan penting terhadap
terjadinya mual dan muntah2
SIMPULAN
Ondansetron 01 mgkgbb
mempunyai efek untuk mencegah
menggigil pasca anestesi umum yang
sama efektifnya dengan petidin 04 mg
kgbb
DAFTAR PUSTAKA
1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR
Behdad S Gholipur M Abbasi HR
Comparison Of Prophylactic Use Of
Meperidine And Two Low Doses Of
Ketamine For Prevention Of Post-
Anesthetic Shivering A Randomized
Double-Blind Placebo Controlled Trial J
Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346
2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick
DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical
Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52
Thermoregulation Hypothermia amp
Malignant Hyperthermia USA 2013 p
1184 ndash 1191
3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-
Controlled Comparison Of Ketamine With
Pethidine For The Prevention Of
Postoperative Shivering South Afr J
Anaesth Analg 201218(6)340-343
4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan
Efektifitas Ondansetron dan Tramadol
Intravena dalam Mencegah Menggigil
Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012
Vol 1 (1) 7 -11
5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad
JN Baral DD Comparisons of tramadol
with pethidine for prevention of post
anaesthetic shivering in elective abdominal
surgery Health Renaissance September-
December 2012 Vol 10 (No3)220-223
6 Zahedi H Comparison of Tramadol and
Pethidine for Postanesthetic Shivering in
Elective Cataract Surgery Journal of
Research in Medical Sciences 2004 5 235
-239
7 Shrestha AB Comparative Study on
Effectiveness of Doxapram and Pethidine
for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med
Assoc 200948(174)116-20
8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology
and Physiology in Anesthetic Practice
Fourth Edition Philadelphia Lippincott
Williams amp Wilkins Chapter 42
Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695
9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron
Given Before Induction of Anesthesia
Reduces Shivering After General
Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7
10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan
S Comparison of the efficacy of
nalbuphine tramadol ondansetron and
placebo in the treatment of postanesthetic
shivering after spinal anesthesia for
cesarean delivery Asian Biomedicine Vol
1 No 2 August 2007
11 Buggy DJ Crossley AW
Thermoregulation Mild Perioperative
Hypothermia And Post-Anaesthetic
Shivering British Journal of Anesthesia 84
(5) 615-28 (2000)
12 Padayachee NSYPost Anaesthesia
Shivering [internet] 2013 [cited 2013
May 03] Available from http
100
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
anaestheticsukznacza Libraries
Documents2011post_ anaesthesia
_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx
13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of
Pethidine and Buprenorphine for
Prevention and Treatment of Postanesthetic
Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58
14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain
RK Agarwal RC Post Anaesthesia
Shivering (PAS) a review Indian J
Anaesth 2003 47 (2) 88-93
15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian
A Khoshbaten M Ondansetron and
Meperidine prevent Post Operative
Shivering after General Anesthesia Iran
Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317
16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A
Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of
Postanesthetic Shivering In Children A
Randomized Control Study Comparing
Tramadol To Pethidine http
wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7
(20) pp 1208-1212 29 May 2013
17 Witte D Sessler DI Perioperative
Shivering Physiology and Pharmacology
Anesthesiology 200296467-484
18 Wang C Critical Regulation of Calcium
Signaling and NMDA-type Glutamate
Receptor In Developmental Neural
Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43
19 Kelsaka E Baris S Karakaya D
Sarihasan B Comparison of Ondansetron
and Meperidine for Prevention of Shivering
in Patients Undergoing Spinal Anesthesia
Regional Anesthesia and Pain Medicine
2006Volume 31 Issue 1 p 40-45
20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M
The Comparison of Ondansetron and
Meperidine to Prevent Shivering after
Anesthesia in Patients Undergoing Lower
Limb Orthopedic Surgeries with General
Anesthesia ZUMS Journal Volume 22
Number 92 (6-2014)
21 Abdollahi MH Forouzannia SK
Bagherinasab M Barzegar K Fekri A
Sarebanhassanabadi M Entezari A The
Effect of Ondansetron and Meperedin on
Preventing Shivering After Off-pump
Coronary Artery Bypass Graft Acta
Medica Iranica 2012 50(6) 395-398
98
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
mengalami kejadian menggigil pasca
anestesi umum Dengan125 pasien (2
sampel) mengalami menggigil derajat 1
dan 625 (1 sampel) mengalami
menggigil derajat 2 serta sisanya tidak
mengalami kejadian menggigil Hal ini
sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Arifin dan Sanjaya (2012)
bahwa ondansetron 01 mgkgbb dapat
menurunkan kejadian menggigil pasca
anestesi umum sampai sekitar 167
dari total pasien yang menjalani
tindakan anestesi umum4 Hasil dari
penelitian ini sedikit berbeda dengan
yang didapatkan oleh Powell and
Buggy (2000) bahwa 33 dari 27
pasien yang mendapatkan ondasetron 4
mg masih mengalami kejadian
menggigil pasca anestesi umum9 Hasil
dari penelitian ini juga sedikit berbeda
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kelsaka et al (2006) Kelsaka et
al (2006) menyebutkan bahwa
ondansetron 8 mg dapat menurunkan
kejadian menggigil sampai hanya
sekitar 8 dari total pasien yang
menjalani tindakan anestesi spinal
Hasil yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh perbedaan dosis
ondansetron dan teknik anestesi yang
digunakan dalam penelitian tersebut419
Dari hasil penelitian ini
didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
kejadian dan derajat menggigil yang
bermakna secara statistik (pgt005)
antara kelompok ondansetron dan
kelompok petidin Hal ini membuktikan
bahwa ondansetron mempunyai efek
mencegah menggigil pasca anestesi
umum yang sama efektifnya dengan
petidin1520 Pada penelitian Abdollahi
et al (2012) pada 90 pasien yang
menjalani tindakan operasi coronary
artery bypass graft (CABG) dengan
anestesi umum didapatkan hasil yang
berbeda yaitu ondansetron 8 mg
mempunyai efek mencegah menggigil
yang lebih baik dibandingkan dengan
petidin 04 mgkgbb21 Hasil penelitian
yang berbeda ini kemungkinan
disebabkan oleh dosis ondansetron dan
jenis operasi yang berbeda dengan
penelitian ini
Mekanisme ondansetron sebagai
anti menggigil diduga berkaitan dengan
efek antagonisnya pada reseptor 5-HT3
yang merupakan salah satu
neurotransmitter yang penting dalam
termoregulasi karena berkaitan erat
dengan jaras produksi panas tubuh dan
jaras pengeluaran panas tubuh ke
lingkungan Penelitian pada hewan
menunjukkan pemberian agonis 5-HT
di dalam hipotalamus menyebabkan
vasokontriksi perifer dan menggigil
sehingga meningkatkan suhu int i tubuh
Sebaliknya antagonis reseptor 5-HT3
diduga akan mempunyai efek
mencegah timbulnya menggigil Efek
antagonis reseptor 5-HT3 pada
hipotalamus inilah yang menyebabkan
ondansetron dapat menghambat sistem
termoregulasi sehingga tidak terjadi
menggigil9141721
Pada penelitian ini 125 dari
total 16 pasien yang mendapatkan
petidin 04 mgkgbb mengalami efek
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
99
samping mual Ayatollahi et al (2011)
menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30
pasien yang mendapat petidin 04 mg
kgbb untuk mencegah terjadinya
menggigil pasca anestesi umum
mengalami efek samping mual1 Pada
penelitian lain Entezari et al (2012)
mendapati 10 pasien yang mendapat
petidin 04 mgkgbb juga mengalami
efek samping mual115 Efek samping
mual ini disebabkan oleh stimulasi
petidin pada chemoreceptor trigger
zone (CTZ) CTZ merupakan area di
otak yang berperan penting terhadap
terjadinya mual dan muntah2
SIMPULAN
Ondansetron 01 mgkgbb
mempunyai efek untuk mencegah
menggigil pasca anestesi umum yang
sama efektifnya dengan petidin 04 mg
kgbb
DAFTAR PUSTAKA
1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR
Behdad S Gholipur M Abbasi HR
Comparison Of Prophylactic Use Of
Meperidine And Two Low Doses Of
Ketamine For Prevention Of Post-
Anesthetic Shivering A Randomized
Double-Blind Placebo Controlled Trial J
Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346
2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick
DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical
Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52
Thermoregulation Hypothermia amp
Malignant Hyperthermia USA 2013 p
1184 ndash 1191
3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-
Controlled Comparison Of Ketamine With
Pethidine For The Prevention Of
Postoperative Shivering South Afr J
Anaesth Analg 201218(6)340-343
4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan
Efektifitas Ondansetron dan Tramadol
Intravena dalam Mencegah Menggigil
Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012
Vol 1 (1) 7 -11
5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad
JN Baral DD Comparisons of tramadol
with pethidine for prevention of post
anaesthetic shivering in elective abdominal
surgery Health Renaissance September-
December 2012 Vol 10 (No3)220-223
6 Zahedi H Comparison of Tramadol and
Pethidine for Postanesthetic Shivering in
Elective Cataract Surgery Journal of
Research in Medical Sciences 2004 5 235
-239
7 Shrestha AB Comparative Study on
Effectiveness of Doxapram and Pethidine
for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med
Assoc 200948(174)116-20
8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology
and Physiology in Anesthetic Practice
Fourth Edition Philadelphia Lippincott
Williams amp Wilkins Chapter 42
Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695
9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron
Given Before Induction of Anesthesia
Reduces Shivering After General
Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7
10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan
S Comparison of the efficacy of
nalbuphine tramadol ondansetron and
placebo in the treatment of postanesthetic
shivering after spinal anesthesia for
cesarean delivery Asian Biomedicine Vol
1 No 2 August 2007
11 Buggy DJ Crossley AW
Thermoregulation Mild Perioperative
Hypothermia And Post-Anaesthetic
Shivering British Journal of Anesthesia 84
(5) 615-28 (2000)
12 Padayachee NSYPost Anaesthesia
Shivering [internet] 2013 [cited 2013
May 03] Available from http
100
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
anaestheticsukznacza Libraries
Documents2011post_ anaesthesia
_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx
13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of
Pethidine and Buprenorphine for
Prevention and Treatment of Postanesthetic
Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58
14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain
RK Agarwal RC Post Anaesthesia
Shivering (PAS) a review Indian J
Anaesth 2003 47 (2) 88-93
15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian
A Khoshbaten M Ondansetron and
Meperidine prevent Post Operative
Shivering after General Anesthesia Iran
Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317
16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A
Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of
Postanesthetic Shivering In Children A
Randomized Control Study Comparing
Tramadol To Pethidine http
wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7
(20) pp 1208-1212 29 May 2013
17 Witte D Sessler DI Perioperative
Shivering Physiology and Pharmacology
Anesthesiology 200296467-484
18 Wang C Critical Regulation of Calcium
Signaling and NMDA-type Glutamate
Receptor In Developmental Neural
Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43
19 Kelsaka E Baris S Karakaya D
Sarihasan B Comparison of Ondansetron
and Meperidine for Prevention of Shivering
in Patients Undergoing Spinal Anesthesia
Regional Anesthesia and Pain Medicine
2006Volume 31 Issue 1 p 40-45
20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M
The Comparison of Ondansetron and
Meperidine to Prevent Shivering after
Anesthesia in Patients Undergoing Lower
Limb Orthopedic Surgeries with General
Anesthesia ZUMS Journal Volume 22
Number 92 (6-2014)
21 Abdollahi MH Forouzannia SK
Bagherinasab M Barzegar K Fekri A
Sarebanhassanabadi M Entezari A The
Effect of Ondansetron and Meperedin on
Preventing Shivering After Off-pump
Coronary Artery Bypass Graft Acta
Medica Iranica 2012 50(6) 395-398
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
99
samping mual Ayatollahi et al (2011)
menyebutkan bahwa 5 (167) dari 30
pasien yang mendapat petidin 04 mg
kgbb untuk mencegah terjadinya
menggigil pasca anestesi umum
mengalami efek samping mual1 Pada
penelitian lain Entezari et al (2012)
mendapati 10 pasien yang mendapat
petidin 04 mgkgbb juga mengalami
efek samping mual115 Efek samping
mual ini disebabkan oleh stimulasi
petidin pada chemoreceptor trigger
zone (CTZ) CTZ merupakan area di
otak yang berperan penting terhadap
terjadinya mual dan muntah2
SIMPULAN
Ondansetron 01 mgkgbb
mempunyai efek untuk mencegah
menggigil pasca anestesi umum yang
sama efektifnya dengan petidin 04 mg
kgbb
DAFTAR PUSTAKA
1 Ayatollahi V Hajiesmaeili MR
Behdad S Gholipur M Abbasi HR
Comparison Of Prophylactic Use Of
Meperidine And Two Low Doses Of
Ketamine For Prevention Of Post-
Anesthetic Shivering A Randomized
Double-Blind Placebo Controlled Trial J
Res Med Sci 2011 16(10) 1340-1346
2 Butterworth JF Mackey JD Wasnick
DC Morgan amp Mikhailrsquos Clinical
Anesthesiology Fifth Edition Chapter 52
Thermoregulation Hypothermia amp
Malignant Hyperthermia USA 2013 p
1184 ndash 1191
3 Sidiq S Qazi SM Dar AM A Placebo-
Controlled Comparison Of Ketamine With
Pethidine For The Prevention Of
Postoperative Shivering South Afr J
Anaesth Analg 201218(6)340-343
4 Arifin J Sanjaya YA Perbandingan
Efektifitas Ondansetron dan Tramadol
Intravena dalam Mencegah Menggigil
Paska Anestesi Umum Med Hosp 2012
Vol 1 (1) 7 -11
5 Singh SN Sah BP Ghimire A Prasad
JN Baral DD Comparisons of tramadol
with pethidine for prevention of post
anaesthetic shivering in elective abdominal
surgery Health Renaissance September-
December 2012 Vol 10 (No3)220-223
6 Zahedi H Comparison of Tramadol and
Pethidine for Postanesthetic Shivering in
Elective Cataract Surgery Journal of
Research in Medical Sciences 2004 5 235
-239
7 Shrestha AB Comparative Study on
Effectiveness of Doxapram and Pethidine
for Postanaesthetic Shivering J Nepal Med
Assoc 200948(174)116-20
8 Stoelting RK Hillier CS Pharmacology
and Physiology in Anesthetic Practice
Fourth Edition Philadelphia Lippincott
Williams amp Wilkins Chapter 42
Thermoregulation 2006 p 688 ndash 695
9 Powell RM and Buggy DJ Ondansetron
Given Before Induction of Anesthesia
Reduces Shivering After General
Anesthesia Anesth Analg 2000901423ndash7
10 Kyokonga O Tamdee D Charuluxanan
S Comparison of the efficacy of
nalbuphine tramadol ondansetron and
placebo in the treatment of postanesthetic
shivering after spinal anesthesia for
cesarean delivery Asian Biomedicine Vol
1 No 2 August 2007
11 Buggy DJ Crossley AW
Thermoregulation Mild Perioperative
Hypothermia And Post-Anaesthetic
Shivering British Journal of Anesthesia 84
(5) 615-28 (2000)
12 Padayachee NSYPost Anaesthesia
Shivering [internet] 2013 [cited 2013
May 03] Available from http
100
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
anaestheticsukznacza Libraries
Documents2011post_ anaesthesia
_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx
13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of
Pethidine and Buprenorphine for
Prevention and Treatment of Postanesthetic
Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58
14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain
RK Agarwal RC Post Anaesthesia
Shivering (PAS) a review Indian J
Anaesth 2003 47 (2) 88-93
15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian
A Khoshbaten M Ondansetron and
Meperidine prevent Post Operative
Shivering after General Anesthesia Iran
Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317
16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A
Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of
Postanesthetic Shivering In Children A
Randomized Control Study Comparing
Tramadol To Pethidine http
wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7
(20) pp 1208-1212 29 May 2013
17 Witte D Sessler DI Perioperative
Shivering Physiology and Pharmacology
Anesthesiology 200296467-484
18 Wang C Critical Regulation of Calcium
Signaling and NMDA-type Glutamate
Receptor In Developmental Neural
Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43
19 Kelsaka E Baris S Karakaya D
Sarihasan B Comparison of Ondansetron
and Meperidine for Prevention of Shivering
in Patients Undergoing Spinal Anesthesia
Regional Anesthesia and Pain Medicine
2006Volume 31 Issue 1 p 40-45
20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M
The Comparison of Ondansetron and
Meperidine to Prevent Shivering after
Anesthesia in Patients Undergoing Lower
Limb Orthopedic Surgeries with General
Anesthesia ZUMS Journal Volume 22
Number 92 (6-2014)
21 Abdollahi MH Forouzannia SK
Bagherinasab M Barzegar K Fekri A
Sarebanhassanabadi M Entezari A The
Effect of Ondansetron and Meperedin on
Preventing Shivering After Off-pump
Coronary Artery Bypass Graft Acta
Medica Iranica 2012 50(6) 395-398
100
Jurnal Anestesiologi Indonesia
Volume VI Nomor 2 Tahun 2014
anaestheticsukznacza Libraries
Documents2011post_ anaesthesia
_shivering_-_N_Padayacheesflb ashx
13 Parsa T Dabir S Radpay B Efficacy of
Pethidine and Buprenorphine for
Prevention and Treatment of Postanesthetic
Shivering Tansffod 2007 6(3) 54 ndash 58
14 Bhattacharya PK Bhattacharya L Jain
RK Agarwal RC Post Anaesthesia
Shivering (PAS) a review Indian J
Anaesth 2003 47 (2) 88-93
15 Entezari MIsazadefar K Mohammadian
A Khoshbaten M Ondansetron and
Meperidine prevent Post Operative
Shivering after General Anesthesia Iran
Red Crescent Med J 2012 14(5)316-317
16 Ezike H Ajuzieogu O Amucheazi A
Ewah R Ajuzieogu JI Treatment Of
Postanesthetic Shivering In Children A
Randomized Control Study Comparing
Tramadol To Pethidine http
wwwAcademicjournalsorg AJPP Vol 7
(20) pp 1208-1212 29 May 2013
17 Witte D Sessler DI Perioperative
Shivering Physiology and Pharmacology
Anesthesiology 200296467-484
18 Wang C Critical Regulation of Calcium
Signaling and NMDA-type Glutamate
Receptor In Developmental Neural
Toxicity J Drug Metab Toxicol 2013 43
19 Kelsaka E Baris S Karakaya D
Sarihasan B Comparison of Ondansetron
and Meperidine for Prevention of Shivering
in Patients Undergoing Spinal Anesthesia
Regional Anesthesia and Pain Medicine
2006Volume 31 Issue 1 p 40-45
20 Kayalha H Roushanfekr M Ahmadi M
The Comparison of Ondansetron and
Meperidine to Prevent Shivering after
Anesthesia in Patients Undergoing Lower
Limb Orthopedic Surgeries with General
Anesthesia ZUMS Journal Volume 22
Number 92 (6-2014)
21 Abdollahi MH Forouzannia SK
Bagherinasab M Barzegar K Fekri A
Sarebanhassanabadi M Entezari A The
Effect of Ondansetron and Meperedin on
Preventing Shivering After Off-pump
Coronary Artery Bypass Graft Acta
Medica Iranica 2012 50(6) 395-398