i
PENDIDIKAN PRANATAL MENURUT ISLAM
(STUDI KASUS) IBU HAMIL DI DESA ROWOBONI,
KECAMATAN BANYUBIRU, KABUPATEN
SEMARANG
TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
CHUSNUL WARDATI
NIM 11112108
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
هو الذي يصوركم ف الرحام كيف يشاء ل إله إلا هو العزي ز الكيم
Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya. Tak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana (Al-Imran:6)
PERSEMBAHAN
1. Untuk Bapak dan Ibu saya, yang telah memberikan dukungan moril
maupun materi serta do‟a yang tiada henti untuk kesuksesan saya.
2. Bapak Mahfud Ridwan Lc. selaku guru spiritual dan motivator dalam
hidup saya.
3. Seluruh asatidz, guru dan santri Pondok Pesantren Edi Mancoro.
4. Saudara dan keluarga besar saya yang senantiasa memberikan dukungan,
semangat, senyum dan do‟anya untuk keberhasilan ini.
5. Serta siapapun mereka yang pernah berjasa dalam hidupku.
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pendidikan Pranatal Meurut Islam Studi Kasus Ibu Hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016”.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan
hingga terang benderang, semoga kita semua diakui sebagai umatnya yang kelak
mendapatkan syafaatnya di akhirat.
Selanjutnya penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada berbagai
pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing penulis dalam memempuh studi di IAIN Salatiga.
5. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
telah dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini.
6.
viii
ix
ABSTRAK
Wardati, Chusnul. Pendidikan Pranatal Menurut Islam (Studi Kasus) Ibu Hamil di
Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun
2016. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Salatiga, 2016
Kata Kunci: Pendidikan Pranatal, Islam, Ibu Hamil
Pedidikan pranatal menurut Islam adalah suatu bimbingan dan pengajaran
secara Islam yang diberikan kepada janin dengan tujuan membentuk kepribadian
yang baik menurut ukuran Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana metode pendidikan pranatal menurut Islam yang digunakan ibu hamil
di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang tahun 2016.
Serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pendidikan pranatal
menurut Islam.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Metode
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam dan
dokumentasi. Sumber utama penelitian ini adalah ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Proses penyajian data
dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif, yaitu dengan
cara analisis yang cenderung menggunakan kata-kata untuk menangkap fakta,
fenomena, variabel dan keadaan yang didapat ketika penelitian berlangsung dan
menjelaskan data yang didapatkan.
Hasil penelitian ini adalah, (1) Pendidikan pranatal menurut Islam yang
diterapkan oleh ibu hamil dengan beberapa metode, yaitu: menjalankan ibadah,
sholat, berpuasa, berdzikir, mengikuti pengajian di majlis ta‟lim, berdo‟a, menjaga
perilaku, dan membaca Al-Qur‟an. (2) Penerapan pendidikan pranatal menurut
Islam dipengaruhi beberapa faktor penghambat dan pendukung. Faktor itu muncul
dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan. Faktor pendukung dari diri sendiri
adalah ibu hamil termotivasi kelak anaknya menjadi generasi yang baik dan
berakhlak mulia. Sedangkan faktor pendukung dari keluarga adalah adanya
dorongan yang kuat dalam pendidikan pranatal yang bersifat religius, selain itu
do‟a dan nasihat dari keluarga menjadi motivasi untuk pendidikan tersebut.
Adapun faktor pendukung dari lingkungan adalah lingkungan tempat tinggal yang
masih menjunjung tinggi tradisi keagamaan dan nilai-nilai luhur. Disisi lain faktor
penghambat pun muncul dalam pendidikan pranatal menurut Islam. Faktor yang muncul dari diri sendiri yaitu kurangnya perhatian terhadap pendidikan pranatal.
Sedangkan faktor penghambat dari keluarga, yaitu tidak ada kesadaran terhadap
pendidikan pranatal menurut Islam. Adapun faktor penghambat dari lingkungan
berada di daerah yang jauh dari tradisi-tradisi Islam.
x
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL SKRIPSI ………………………………………...
LEMBAR BERLOGO………………………………………………..
PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………
PENGESAHAN KELULUSAN……………………………………...
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………………………….
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………...
ABSTRAK……………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………
DAFTAR TABEL ………………………………………....................
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………………......
B. Fokus Penelitian……………………………………………......
C. Tujuan
Penelitian…………………………………………….....
D. Kegunaan Penelitian…………………………………………....
E. Penegasan Istilah.........................................................................
F. Tijauan Pustaka…………………………………………….......
G. Metode Penelitian ………………………………………….......
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan …………………………..
2. Lokasi Penelitian………………………………………….
3. Subjek Penelitian dan Sumber Data………………………
4. Teknik Pengumpulan Data…………….......……………….
5. Pengecekan Keabsahan Data…………….....………………
6. Tahap-tahap Penelitian……..………………………………
I
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
x
x
xvi
xvii
1
4
5
5
6
7
9
10
11
12
13
16
16
H. Sistematika Penulisan…………………………………………... 17
xi
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Pranatal ..………………………........... 19
1. Pengertian Pendidikan ........................................................... 19
2. Pengertian Pranatal.................................................................
3. Konsep Pendidikan Pranatal Menurut Islam..........................
21
23
4. Tujuan Pendidikan Pranatal …………………....................... 26
B. Pendidikan Pranatal..................................................................... 29
1. Pranatal Menurut Pandangan Islam……………………….... 29
2. Proses Kejadian Manusia...................................................... 33
3. Dasar Pendidikan Pranatal..………………………………. 43
4. Doa-do‟a Pranatal......................................………................. 48
C. Metode Mendidik Anak dalam Kandungan............................... 52
1. Metode Pendidikan Pranatal................................................... 52
2. Materi Pendidikan Anak dalam Kandungan.......................... 59
BAB III: PAPARAN DATA
A. Profil Desa Rowoboi, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten
Semarang................................................................................
64
B. Profil Subjek Penelitian.......................................................... 70
C. Temuan Penelitian.................................................................. 72
1. Pendidikan Pranatal Menurut Islam (Studi Kasus) Ibu
Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang Tahun 2016....................................
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Pranatal
Menurut Islam (Studi Kasus) Ibu Hamil di Desa
Rowoboni, Kecamata Banyubiru, Kabupaten Semarang
tahun
2016..........................................................................
72
78
BAB IV: ANALISIS DATA
A. Metode yang Digunakan Ibu Hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016
xii
Dalam Pendidikan Pranatal Menurut Islam ............................. 86
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Pranatal
Menurut Islam Studi Kasus Ibu Hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang tahun
2016...........................................................................................
93
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................
. 96
B. Saran............................................................................................ 97
C. Penutup ………………………………………………………... 98
Daftar Pustaka.......................................................................................
Lampiran-lampiran...............................................................................
99
100
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I :Gambar Selama Proses Penelitian
Lampiran II :Pedoman Obsevasi, Dokumentasi dan Wawancara
Lampiran III :Verbatim Wawancara
Lampiran IV :Data Ibu Hamil
Lampiran V :Surat Penunjukan Pembimbing
Lampiran VI :Surat Ijin Penelitian
Lampiran VI :Nota Pembimbing Skripsi
Lampiran VIII :Lembar Konsultasi
Lampiran IX :Nilai SKK
Lampiran X :Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan seseorang.
Melalui pendidikan, manusia berbekal pengetahuan dan ketrampilan sehingga
manusia akan berkembang menjadi lebih baik. Pendidikan sangatlah
dibutuhkan dalam setiap tatanan masyarakat. Dalam hal ini, pendidikan adalah
suatu usaha untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan diri seseorang
sesuai dengan bakat dan minat yang dimilki.
Muhaimin (2002:37) menuturkan bahwa istilah pendidikan adalah
biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak, moral, sikap atau kepribadian
yang lebih mengarah pada efektif. Sedangkan menurut Dewey, pendidikan
adalah suatu sistem pengalaman. Dikarenakan kehidupan adalah
perkembangan, jadi pendidikan artinya menolong perkembangan batin manusia
tanpa dibatasi oleh umur. Sistem perkembangan yaitu sistem penyesuaian pada
tiap-tiap fase serta memberi kecakapan dalam perubahan seseorang lewat
pendidikan (www.ilahiya.com/pengertian-pendidikan-dan–tujuan-menurut-
ahli/).
Dalam pandangan Islam, pendidikan sangatlah penting. Oleh karena itu,
pendidikan diwajibkan bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan dan
berlangsung seumur hidup atau life long education. Pendidikan seumur hidup
dalam perspektif Islam merupakan pendidikan yang terus berlangsung dalam
2
usaha pengarahan, pembinaan, dan pembentukan peserta didik untuk
mengembangkan potensi baik jasmaniah maupun rohani agar tercipta insan
kamil menurut aturan-aturan Islam. Dengan paradigma demikian, proses
pendidikan dapat berlangsung dalam keluarga (informal), sekolah (formal), dan
di masyarakat (nonformal) (Baharudin dan Makin, 2007:142).
Islam memberikan perhatian khusus terhadap ilmu dan pendidikan.
Pendidikan dalam perspektifIslam, merupakan salah satu bentuk
pengfungsional potensi manusia, dan Islam juga memberikan derajat yang
tinggi pada ilmu dan pendidikan.
Kata pendidikan menurut etimologi berasal dari kata dasar “didik”. Den-
gan memberi awalan “pe” dan aklhiran “kan”, maka mengandung arti “perbua-
tan” (hal, cara, dan sebagainya) (Porwadarminta, 2006:702).
Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai pengembangan atau
bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewa-
sa.
Artinya:“Dan Allah mengeluarkan kalian dari ibu kalian dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kalian pendengaran,
penglihatan dan hati agar kalian bersyukur.” (QS. 16 an-Nahl: 78)
Anak merupakan generasi penerus bangsa, maka baik buruknya bangsa
di masa depan sangat ditentukan oleh anak di masa sekarang. Untuk itulah
Islam telah memberikan petunjuk kepada orang tua terutama ibu yang sedang
hamil agar memperhatikan anak yang masih ada dalam kandungannya, sebab
3
masa-masa selanjutnya sangat ditentukan oleh masa anak dalam kandungan
Mansur (2004:vii). Jadi, Islam sangat memperhatikan pendidikan umat
manusia sejak dini, termasuk pendidikan anak sejak masih dalam kandungan.
Pendidikan pranatal adalah pendidikan yang diberikan anak sebelum
lahir atau sejak dalam kandungan sampai anak tersebut lahir. Jadi, apapun yang
dilakukan oleh orang tua, itulah pendidikan yang diberikan pada anak dalam
kandungan. Maka pendidikan pranatal merupakan usaha sadar yang dilakukan
oleh orang dewasa (sebagai pendidik) dalam upaya mengembangkan potensi
yang dimiliki oleh setiap manusia agar dapat berkembang secara maksimal
sesuai dengan tujuan pendidikan, yang dimulai sejak masih dalam kandungan
ibu (pranatal).
Secara real pendidikan dimulai sejak anak dilahirkan, namun dalam
pandangan Islam diajarkan pendidikan dimulai sejak dalam kandungan
(pranatal). Secara umum pranatal dari kata pra yang artinya sebelum dan natal
yang artinya sebelum kelahiran (Mansur, 2004:36).
Maka pendidikan pranatal memiliki proses yang panjang, yang
bersangkutan dimulai masa konsepsi sampai melahirkan. Selain itu masa
pemilihan jodoh yang bersangkutan dengan sebelum melahirkan. Islam
mengajarkan kepada setiap mukmin agar mengutamakan jodohnya berdasarkan
agamanya.
Dalam al-Qur‟an surat Al-sajadah ayat 9 memberikan penjelasan anak
dalam kandungan sudah dapat dididik. Allah berfirman:
4
Artinya: “kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam roh
ciptaan-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; tetapi kamu sedikit sekali bersyukur”.(QS. Al-
Sajadah: 9)
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa anak dalam kandungan
sangat potensial untuk mampu mengikuti ajakan dan saran instruksi dari sang
pendidik. Dengan demikian anak dalam kandungan sudah mampu mendapat
stimulasi dan rangsangan dari luar kandungan terutama ibunya.
Berdasarkan latar belakang yang penulis sampaikan, maka penulis akan
melakukan penelitian dengan judul “Pendidikan Pranatal Menurut Islam
(Studi Kasus) Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang, Tahun 2016”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana metode pendidikan pranatal menurut Islam yang digunakan
ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten
Semarang tahun 2016?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pendidikan pranatal
menurut Islam oleh ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang tahun 2016?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka
secara umum tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana metode pendidikan pranatal menurut Islam
yang digunakan ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang Tahun 2016.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pendidikan
pranatal menurut Islam oleh ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis.
1. Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan untuk memperkaya kajian
bidang Pendidikan Agama Islam dan dapat menjadi wacana keislaman pada
umumnya dan bagi civitas akademika Sarjana Pendidikan Agama Islam
khususnya, selain itu menjadi stimulus bagi penelitian selanjutnya, sehingga
proses pengkajian secara mendalam akan terus berlangsung dan
mendapatkan hasil yang maksimal.
2. Secara praktis, dapat bermanfaat bagi ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang serta masyarakat umum,
sehingga mampu menumbuhkan kepedulian terhadap pendidikan pada
umumnya dan pendidikan Islam bagi anak pra-lahir pada khususnya.
6
E. Penegasan Istilah
Penegasan istilah dari judul “Pendidikan pranatal menurutIslam studi
kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten
SemarangTahun 2016” adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah sebagai suatu proses spiritual, akhlak,
intelektual dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan memberinya
nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan teladan ideal dalam kehidupan (Langgulung,
1988:62).
Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri.
Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan secara sadar dan sengaja
serta berkelanjutan sesuai dengan potensi dasar (fitrah) dan kemampuan ajar
(pengaruh luar) baik secara individual maupun kelompok agar manusia
menghayati serta mengamalkan ajaran Islam secara utuh dan benar
(sempurna ) (Baharuddin & Makin, 2007:147 ).
Daradjat (2011:86) mengungkapkan bahwa pendidikan agama Islam
ialah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya
setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati, dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai
pandangan hidup (way of life).
7
Dengan demikian, yang dimaksud pendidikan agama Islam dalam
penelitian ini adalah usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk
menciptakan manusia-manusia yang seutuhnya, beriman dan bertaqwa
kepada tuhan Yang Maha Esa serta mampu mewujudkan eksistensinya
sebagai kholifah di muka bumi, yang berdasarkan pada ajaran Al-Qur‟an
dan sunah sehingga tercipta insan yang kamil.
2. Pendidikan Pranatal
Mansur (2004:16) mengungkapkan, pranatal dalam pandangan
psikologi adalah aktifitas-aktifitas manusia sebagai calon suami istri yang
berkaitan dengan hal-hal sebelum melahirkan yang meliputi sikap dan
tingkah laku dalam rangka untuk memilih pasangan hidup agar lahir sehat
jasmani dan rohani. Pendidikan tersebut akan mempengaruhi pada perilaku-
perilaku yang berlanjut pada kelahiran anak. Jadi yang dimaksud
Pendidikan Pranatal dalam penelitian ini adalah pendidikan dalam
kandungan ibu atau pendidikan sebelum anak lahir.
F. Tinjauan Pustaka
Terkait dengan pendidikan pranatal menurut Islam hasil penelitian yang
berhubungan dengan penelitian penulis di antaranya adalah:
Skripsi yang ditulis Fuad Zainul Anwar, yang berjudul “Pendidikan
Pranatal (Analisis Pedagogis Karya Mansur dalam Buku Mendidik Anak Sejak
dalam Kandungan)”. Yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep
pendidikan pranatal menurut Mansur perspektif pedagogis.Hasil penelitian ini
8
menunjukkan bahwa, konsep pendidikan dalam kandungan bisa dimulai jauh
sebelum terjadinya kelahiran anak sebagai peserta didik, yaitu sejak pemilihan
jodoh sebagai upaya persiapan pendidikan. Dengan memberi stimulan pada
bayi dalam kandungan, sudah dapat meningkatkan potensi anak sejak dalam
rahim.
Penelitian Nur „Aini Lutfiah tentang Implementasi Pendidikan Pranatal
(Studi Kasus pada Ibu-ibu di PPMI Assalam Sukoharjo). Hasi penelitian
menunjukkan bahwa penerapan pendidikan Islampranatal dapat dilakukan
dengan menggunakan beberapa metode Islami seperti, membaca al-Qur‟an,
mendengarkan musik-musik Islam, menjalankan ibadah, beramal shalih, do‟a,
dan berdzikir. Selain itu metodeyang paling baik dalam menerapkan
pendidikan Islam pranatal adalah komunikasi yang bersifat kasih sayang
seperti, sentuhan yang berulang-ulang agar anak dapat menyerap dan
mendapatkan kasih sayang yang cukup sejak awal kehadiran dan menciptakan
ketenangan secara psikologis pada ibu hamil.
Skripsi yang ditulis oleh Siti Fajar Sari, Jurusan Pendidikan Islam,
Fakultas Tarbiyah UIN Kali Jaga Tahun 2006 yang berjudul“Pendidikan
Pranatal Sebagai Sarana Pengembang Potensi Anak dalam Islam”.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana metode pendidikan anak dalam
kandungan dalam perspektif Islam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
metode mendidik anak dalam kandungan, berbeda dengan metode mendidik
anak yang sudah lahir, tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi dengan
memberi rangsangan-rangsangan yang diperlukan yang diolah secara educatif
9
melalui ibunya. Selain itu anak yang masih ada dalam kandungan juga telah
memiliki beberapa potensi, meskipun tidak seluruh potensi yang dimiliki
manusia ada pada anak dalam kandungan.
Dari beberapa penelitian di atas, memang cukup banyak tulisan ilmiah
yang hampir sama dengan tema pendidikan pranatal menurut Islam. Sehingga
dari beberapa penelitian yang ada saling dapat melengkapi satu sama lain.
Pada penelitian ini, penulis menekankan tentang pendidikan pranatal menurut
Islam studi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang Tahun 2016.
G. Metode Penelitian
Metode lahir dari kata methodos (Yunani) atau methodus (Latin); kata ini
terbentuk dari kata meta (melampaui) dan hados (jalan). Kata ini sekurang-
kurangnya mengandung dua arti pokok, yaitu (1) jalan atau cara untuk
melakukan sesuatu, prosedur tertentu untuk mengajar atau meneliti; (2)
keteraturan dan tatanan dalam bertindak, pikiran, sistem untuk melakukan
sesuatu. Di dalam metode terdapat jalan, aturan, dan sistem yang mengatur
unsur-unsur yang saling terkait dalam satu rangkaian kerja (Chang, 2014:12).
Metode penelitian adalah cara untuk mencari kebenaran ilmiah.
Penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan dengan
menggunakan metode-metode yang diorganisasikan secara sistematis, dalam
mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data (Sukmadinata,
2012:6).
10
Jadi secara umum, metode adalah serangkaian langkah yang mempunyai
arah yang pasti dalam rangkaian proses penelitian.
1. Jenis Penelitian dan Pendekatan
a. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research). Disini
penulis mengumpulkan data dari lapangan dengan mengadakan
penyelidikan secara langsung di lapangan untuk mencari berbagai
masalah yang ada relevansinya dengan penelitian ini.
Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian kualitatif, yaitu kajian berbagai studi dan
kumpulan berbagai jenis materi empiris, seperti studi kasus, kisah hidup,
pengalaman personal, pengkuan introspektif, wawancara, artifak,
berbagai teks dan produksi kultural, pengamatan, sejarah, interaksional,
dan berbagai teks visual(Septiawan, 2007: 5).
Menurut Strauss dan Corbin (2007:4) Istilah penelitian kualitatif
dimaksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak
diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.
Dengan demikian, penelitian kualitatif ini menggambarkan secara
sistematis dan mendalam fakta atau karakteristik subjek penelitian
tertentu atau bidang tertentu, dalam hal ini pendidikan pranatal studi
kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten
Semarang Tahun 2016.Bagaimana penerapan pendidikan pranatal secara
Islam yang dilakukan oleh ibu hamil.
11
b. Pendekatan Penelitan
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian etnografi.
Penelitian etnografi adalah penelitian yang berusaha memaparkan kisah
kehidupan keseharian orang-orang (people‟s daily life), yang dalam
keluarga menjelaskan fenomena budaya keluarga itu mereka menjadi
bagian integral darinya(Danim, 2002:52).
Moleong menggunakan istilah penelitian etnografi dengan
penelitian kebudayaan, dimana dalam penelitian kebudayaan, pendekatan
yang dilakukan peneliti adalah peneliti mempertimbangkan perilaku
manusia dengan jalan mengurangi apa yang diketahui mereka berperilaku
secara baik common sanse dalam masyarakatnya(Moleong, 2005:23).
Setelah mendapatkan data atau informasi tentang pendidikan
pranatal menurut Islam studi kasus ibu hamil diDesa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten SemarangTahun 2016 dan informasi
kegiatannya, terkait dengan pendidikan Islam terhadap bayi mereka
dalam kandungan, maka langkah selanjutnya yang ditempuh oleh peneliti
yaitu menggambarkan informasi atau data tersebut secara sistematis
untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan perbandingan dan
perpaduan dengan teori pendidikan pranatal menurut Islam yang sudah
ada.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang, dengan alasan peneliti ingin mengetahui pendidikan
12
pranatal menurut Islam (studi kasus) ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016.
3. Sumber dan Jenis Data
Mengungkapkan sebuah karya ilmiah haruslah berdasarkan fakta dan
data yang nyata, baik diperoleh secara langsung maupun tidak
langsung.Untuk itu, dalam penelitian ini dapat memperoleh data melalui
data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang dapat diperoleh langsung dari
lapangan atau tempat penelitian.Kata-kata dan tindakan merupakan
sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau
mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk memperoleh
informasi langsung tentang bagaimana metode yang digunakan ibu hamil
di Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang.
Adapun sumber data langsung penulis dapatkan dari para ibu
hamil, suami dan anggota keluarga yang lain. dalam penelitian ini, subjek
penelitiannya adalah ibu hamil di Desa Rowoboni Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang Tahun 2016. Adapun nama ibu-ibu yang sedang
hamil yaitu:
13
No. Nama Usia Kandungan Pekerjaan
1. VA 9,5 Ibu rumah tangga
2. WN 8,5 Ibu rumah tangga
3. INR 9,5 Pedagang
4. FNJ 5 Karyawan pabrik
5. DAZ 2,5 Ibu rumah tangga
6. KR 5,5 Karyawan pabrik
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan
berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi,
buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi
dari instansi pemerintah. Data ini dapat berupa buletin, majalah,
publikasi dari berbagai organisasi, hasil-hasil studi, hasil survei, studi
historis, dan sebagainya.
Penulis menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat
penemuan dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui
wawancara langsung dengan para narasumber.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
14
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interiewer)
yang mengajukan pertanyaan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 186:2005) ada
kalanya wawancara dilaksanakan secara individu maupun kelompok.
Adapun teknik ini peneliti gunakan untuk mencari data untuk
mengetahui pendidikan pranatal menurut Islam studi kasus ibu hamil di
Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten SemarangTahun
2016.
b. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan kegiatan sehari-hari
orang dimana peneliti dapat terlibat langsung maupun tidak langsung
(Sugiyono, 145:2010).
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data pendidikan pranatal
menurut Islamyang diterapkan oleh ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016. Peneliti
mengadakan pengamatan dengan bersosialisasi dengan ibu hamil di Desa
Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016.
(sebagai sampel penelitian) untuk mendapatkan informasi sebanyak-
banyaknya mengenai metode yang digunakan dalampendidikan pranatal
menurut Islam, dan faktor pendukung dan penghambat dalam pendidikan
pranatal menurut Islam.
c. Dokumentasi
15
Dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik (Sukmadinata, 2012:221).
Gubaa dan Lincoln mendefisinikan antara dokumen dan record,
yaitu record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh
seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau
mengajukan akunting. Sedangkan dokumen adalah setiap bahan atau film
(Moleong, 2005:216).
Teknik ini penulis gunakan untuk memuat data atau gambar
tentang pendidikan pranatal menurut Islam studi kasus ibu hamil di Desa
Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016.
d. Analisis data
Analisis data adalah upaya yang di lakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang di pelajari, dan memutuskan
apa yang di ceritakan kepada orang lain (Moleong, 2005: 248).
Pengumpulan dan analisis data bersifat interaktif, berlangsung
dalam lingkaran yang saling tumpang tindih. Langkah-langkahnya biasa
disebut strategi pengumpulan dan analisis data, teknik yang digunakan
fleksibel, tergantung pada strategi terdahulu yang digunakan dan data
yang telah di peroleh (Sukmadinata, 2012: 114).
16
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif
yang kemudian dapat dilakukan analisis dengan cara:
1. Mendriskripsikan data dari informan
2. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis
oleh penulis.
3. Dikumpulkan dan di simpulkan untuk menjawab tujuan penelitian.
5. Pengecekan Keabsahan Data
Moleong (2005: 326-327) mengungkapkan masing-masing teknik
pengecekan diuraikan terlebih dahulu ikhtisarnya di kemukakan. Ikhtisar itu
terdiri dari kriteria yang di cek dengan satu atau beberapa teknik
pengecekan tertentu. Kriteria-kriteria mencakup kredibilitas (derajat
kepercayaan), kepastian (uraian rinci), kebergantungan, dan kepastian (audit
kepastian).
6. Tahap-tahap Penelitian
Tahap ini terdiri atas tahap pralapangan, tahap pekerjaan lapangan,
tahap pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data.
a. Tahap Pralapangan
Tahap ini terdiri dari enam tahapan yaitu: menyusun rancangan
penelitian, memilih lapangan penelitian, mengurusi perizinan, menjajaki
17
dan menilai lapangan, memilih dan memanfatkan informan, menyiapkan
perlengkapan penelitian, dan persoalan etika penelitian.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Tahapan ini terdiri dari tiga bagian yaitu: memahami latar
penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan, dan berperan serta
sambil mengumpulkan data yang akan di cari tentang bagaimana metode
orang tua dalam pendidikan pranatal menurut Islam.
c. Tahap Analisis Data
Pada bagian ini yang dibahas adalah prinsip pokok, tetapi tidak
akan di rinci bagaimana cara analisis data itu dilakaukan karena ada bab
khusus yang mempersoalkannya, yang di uraikan tentang analisis data
dikemukakan pada bab berikutnya (Moleong, 2005:127-148).
d. Tahap Penulisan laporan
Langkah-langkah yang harus di lakukan antara lain:
1) Menyusun materi data sehingga bahan-bahan itu dapat secepatnya
tersedia apabila di perlukan.
2) Penyusunan kerangka laporan.
3) Mengadakan uji silang antara indeks bahan data dengan kerangka baru
yang di susun.
18
Setelah pekerjaan tersebut selesai, barulah peneliti siap menghadapi
penulisan yang sebenarnya dengan mengikuti kerangka yang telah disusun
itu (Moleong, 2005: 361-362).
H. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat
sistematika penulisan skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang dimaksud
adalah:
BAB I Pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II Pada bab ini lebih banyak memberikan tekanan pada kajian atau
landasan teoritis dalam pendidikan pranatal menurut Islam (studi kasus) ibu
hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, tahun
2016.
BAB III Pada bab ini akan dikemukakan tentang bentuk gambaran umum
pendidikan pranatal menurut Islam (studi kasus) ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten SemarangTahun 2016.
BAB IV Pada bab ini berisi pemaparan data beserta analisis deskriptif tentang
pendidikan pranatal menurut Islam (studi kasus) ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten SemarangTahun 2016.
19
BAB V Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pendidikan Pranatal
1. Pengertian Pendidikan
Islam memberikan perhatian khusus terhadap ilmu dan pendidikan.
Pendidikan dalam perspektifIslam, merupakan salah satu bentuk
pengfungsional potensi manusia, dan Islam juga memberikan derajat yang
tinggi pada ilmu dan pendidikan.
Kata pendidikan menurut etimologi berasal dari kata dasar “di-
dik”.Dengan memberi awalan “pe” dan akhiran “kan”, maka mengandung
arti “perbuatan” (hal, cara, dan sebagainya) (Porwadarminta, 2006:702).
Dengan demikian pendidikan dapat diartikan pengembangan ataubim-
bingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa.
Pendidikan adalah usaha manusia untuk membina kepribadiannya
sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam
perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan
20
atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa
(Hasbullah, 2012:1).
Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh
seseorang atau kelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat
hidup atau kehidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Dalam Undang-Undang tentang SISDIKNAS Tahun 2003, pendidi-
kan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI tentang SISDIKNAS,
2003:3).
Pendidikan merupakan sebagai suatu proses spiritual, akhlak,
intelektual dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan memberinya
nilai-nilai, prinsip-prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan(Langgulung,
1988: 62).
Dengan demikian pendidikan adalah suatu usaha yang berproses
berisikan bimbingan yang akan mengarahkan seseorang pada perubahan
sikap intelektual dan sosial.
Adapun pendidikan dalam kontek Islam disebut dengan, tarbiyah,
ta‟lim, dan ta‟bid (Achmadi, 2005: 14). Dalam al-Qur‟an tarbiyah berarti
mengasuh, menanggung, memberi makan, mengembangkan, memelihara,
membuat, membesarkan dan menjinakkan. Ta‟lim adalah pengajaran yang
21
bersifat pemberian atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan
ketrampilan. Sedangkan ta‟bid diartikan sebagai proses mendidik yang
difokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti
pelajar.
Sedangkan pendidikan Islam menurut Tafsir (2001: 32) adalah
bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia
berkembang maksimal sesuai dengan ajaran Islam.
Pendidikan sebagai sebuah pengetahuan dan pengamalan, pendidikan
agama Islam sangat berperan dalam bimbingan yang akan mengarahkan
manusia menuju perubahan sikap yang lebih baik, sesuai dengan ajaran dan
ketentuan agama.
Adapun menurut Achmadi (2005:29) pengertian pendidikan agama
Islam ialah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan
fitrah keberagamaan (religiousitas) subjek didik agar lebih mampu
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Dengan
demikian pendidikan agama Islam bertujuan untuk mengembangkan
potensi-potensi baik jasmani maupun rohani agar tercipta manusia yang
sempurna menurut atuaran-aturan Islam.
Melihat beberapa pengertian pendidikan di atas, meskipun berbeda-
beda namun terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat
di dalamnya yang menunjukkan bahwa pendidikan merupakan suatu proses
bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-
unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya.
22
2. Pengertian Pranatal
Pranatal berasal dari kata pre yang berarti sebelum, dan natal yang
berarti lahir, jadi pranatal adalah sebelum kelahiran, yang berkaitan atau
keadaan sebelum melahirkan. Menurut pandangan psikologi pranatal adalah
aktivitas-aktivitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan
hal-hal sebelum melahirkan yang meliputi sikap dan tingkah laku dalam
rangka untuk memilih pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan
rohani (Mansur, 2004:16).
Pendidikan pranatal adalah pendidikan yang diberikan kepada anak
yang masih dalam kandungan, yang berupa do‟a, perbuatan, motivasi dan
lain sebagainya guna mempengaruhinya dan agar ia mengikutinya
sebagaimana yang diinginkan oleh pendidik (Uhbiyati, 2009: 7).
Pengertian anak dalam kandungan, sebagaimana dikutip Dr. Baihaqi
dari Anton Moelono dkk., yaitu anak adalah keturunan kedua setelah ayah
dan ibunya. sedangkan anak dalam kandungan adalah anak yang masih
berada di dalam perut ibunya atau anak yang belum lahir (Islam, 2004:9).
Dengan demikian pranatal dapat diartikan anak yang berada dalam
kandungan ibunya sejak usia nol sampai sebelum melahirkan.
Pendidikan pranatal adalah usaha sadar orang tua (suami-istri) untuk
mendidik anaknya yang masih dalam kandungan istri. Usaha sadar khusus
ditunjukkan kepada orang tua karena anak dalam kandungan memang belum
mungkin dididik, apalagi diajar kecuali orang tuanya sendiri (Islam,
2004:10).
23
Jadi, pendidikan pranatal adalah usaha manusia untuk menumbuh
kembangkan potensi-potensi bawaan sejak dalam pemilihan jodoh atau
masa konsepsi hingga masa kehamilan.
3. Konsep Pendidikan Pranatal Menurut Islam
Islam Rahmatan lil „alamin merupakan agama yang membawa
rahmat dan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia. Islam mengatur
segala hal dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks, salah
satunya adalah pendidikan. Pendidikan yang seharusnya dilalui tiga fase,
pranatal, natal, dan post natal. Pendidikan pranatal merupakan usaha sadar
dan terencana yang dilakukan orang tua kepada peserta didik (anak) yang
masih berada dalam kandungan. Dalam rangka agar anak dalam
kandungan terlahir menjadi generasi yang sholih, sholikhah, dan berakhlak
mulia, sesuai yang dicontohkan kedua orang tuanya.
Konsep pendidikan pranatal dalam pandangan para pemikir
pendidikan Islam memiliki beberapa perbedaan, namun memiliki makna
yang sama. Hal ini akan mampu menjelaskan pendidikan anak yang telah
dilakukan oleh Islam sebagai suatu pondasi pendidikan pada anak dalam
masa yang akan datang. Menurut (Mansur, 63:2004) pranatal merupakan
proses sebelum kelahiran. Menurut pandangan psikologi pranatal ialah
aktifitas-aktifitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan
hal-hal sebelum melahirkan yang meliputi sikap dan tingkah laku dalam
24
rangka untuk memilih pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan
rohani.
Dengan demikian, dalam menjalankan pendidikan pranatal orang
tua perlu membekali diri dengan merangkai beberapa langkah, salah
satunya ialah memilih calon ibu atau ayah yang sholih sholikhah. Konsep
Islam telah mempersiapkan pendidikan anak sebelum terjadinya kelahiran
itu sendiri yakni sejak pemilihan jodoh (prakonsepsi). Secara otomatis
pasangan harus memiliki agama, akal, akhlak serta bibit yang baik pula
agar mampu melahirkan buah yang diharapkan.
Sedangkan menurut (Islam, 2004:80) konsep pendidikan pranatal
dibagi menjadi beberapa langkah yang secara langsung bertujuan untuk
melakukan proses aplikasi pendidikan secara konkret dan mudah
dipraktikan oleh orang taunya. Adapun dalam penerapannya terdapat
beberapa cara dan kiat yang fokusnya memberi stimulasi efektif bagi
optimalisasi fungsi seluruh istrumen indradan membangun kesadaran
emosi sang anak dalamkandungan. Antara lain:
a. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan ini, orang tua (calon ayah dan bunda)
ditekankan untuk merencanakan suatu cita-cita dan keinginan yang
suci, yaitu keinginan kehadiran dan kelahiran sang buah hati. Artinya,
pada tahap persiapan ini tidak dapat dipisahkan dari planning makro
sebuah bahtera rumah tangga sebagai element yang turut membentuk
tanggung jawab peribadatan sebagai hamba Allah SWT. Berangkat dari
25
niat suci tersebut, yaitu kehadiran dan kelahiran seorang anak (Islam,
2004:80)
Dengan demikian, memasuki tahap persiapan ini dalam berhubungan
seksual pun harus dilakukan dengan pasti, baik, jelas, serta sesuai fitrah
manusia.
b. Tahap Aplikasi
Setelah tahap persiapan dilakukan, maka langkah selanjutnya ialah
aplikasi dari pendidikan itu dimulai. Proses aplikasi ini disusun dalam
tiga tahapan. Tahap pertama, bermaksud untuk menarik sensasi dan
indra anak dalam kandungan. Tahap kedua, bertujuan membangan pra
kesadaran ucapan, kata-kata dan bahasa. Tahap ketiga, bermaksud
untuk meningkatkan konsentrasi serta kecerdasan anak. Susunan
aplikasi secara nyata akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut
(Islam, 2004:82)
Tahap
1
Periode Perkembagan
Janin
Materi Sub Materi
Kelas
1
18-20 minggu Ibadah dan adzan Do,a dan
takbir
Kelas
2
20-24 minggu Bahasa Kata-kata
sensosianal
Kelas
3
24-28 minggu Al-Qur‟an dan
ibadah
Qiro‟atul
Qur‟an,
adzan dan
do‟a
Tahap
2
Periode Perkembagan
Janin
Materi Sub Materi
26
Kelas
1
28-29 minggu Ibadah Adzan, sholat,
wudlu, dzikir
dan do‟a
Kelas
2
29-30 minggu Al-Qur‟an Ayat-ayat
kisah nabia
atau ayat
makiyyah
Kelas
3
30-31 Bahasa,
akidah, ahlak,
keilmuan, seni
Kata-kata
utama, tauhid
atau keimanan,
sosial atau
ukhuwah,
syariah (fiqh),
nasyid
Tahap
ke 3
Periode
PerkembanganJanin
Materi Sub Materi
Kelas 1 31-33 minggu Ibadah bahasa Sholat dan
kata-kata
kompleks
Kelas 2 33-minggu kelahiran Al-Qur‟an,
Aqidah, ahlaq,
keilmuan, seni
dan olahraga
Tahfidz
Qur‟an, tauhid
atau keimanan,
sosial atau
ukhwah,
syariah atau
fiqih, sejarah,
nasyid, dan
bermain ,
menyanyi
Kelas 3 Kelahiran Ibadah kegiatan
rutin
Ibadah dan
kegiatan rutin.
c. Tahap Aplikasi Pendidikan
27
Detik-detik kelahiran seorang bayi merupakan suatu yang cukup
menegangkan, tak heran jika masa-masa ini dianggap masa menakutkan
tetapi juga merupakan kehadiran kehidupan baru yang menggembirakan,
dan inilah waktu dimulai goresan catatan kehidupan sebagai individu yang
diakui sebagai manusia sejati dalam pandangan umum, yaitu kelahiran
dirinya yang dilingkupi oleh batas ruang dan zaman, dan saat ini disebut
bayi. (Islam, 2004:83)
4. Tujuan Pendidikan Pranatal
Secara umum tujuan pendidikan secara universal adalah mewujudkan
kedewasaan subjek (anak) didik. Kedewasaan yang dicapai anak didik
bersifat normatif, berupa kedewasaan masing-masing. Di samping itu
kedewasaan itu meliputi jasmani dan rohani. Kedewasaan jasmani berproses
secara otomatis di dalam pertumbuhan fisik (tubuh) manusia.
Namun, untuk diperlukan pendidikan dalam arti pemeliharaan dan
perlindungan agar pertumbuhan jasmani berlangsung secara sehat.
Kedewasaan psikis (rohani) sebagai tujuan pendidikan secara umum
kemampuan bertanggung jawab sendiri terhadap sikap, cara berpikir dan
tingkah laku, baik pada diri sendiri, masyarakat dan kepada Allah SWT.
Kedewasaan ini tidak tercapai secara otomatis dalam perkembangan setiap
anak, terutama jika orang dewasa sebagai pendidik mengehendaki isi atau
warna tertentu di dalam psikis (rohani) anak (subjek) didik (Nawawi,
1993:120-121).
28
Tujuan pendidikan anak dalam Islam begitu menyeluruh dan
universal, yang terdiri dari beberapa aspek, di antaranya spiritual,
intelektual, imajinatif, ilmiah maupun bahasa. Oleh karena itu pendidikan
dalam kandungan (pranatal) harus mendorong semua aspek ke arah
keutamaan serta pencapaian semua kesempurnaan hidup yang berdasarkan
nilai-nilai Islam (Islam, 2004: 11).
Oleh karena itu pendidikan anak dalam kandungan harus mendorong
semua aspek tersebut kearah keutamaan serta pencapaian semua
kesempurnaan hidup berdasarkan nilai-nilai Islam. Dan begitu juga dengan
program dan langkah-langkah pendidikan anak dalam kandungan hendaklah
diarahkan pada tujuan, antara lain paling tidak sebagaimana
Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahka-Nya kepada mereka
dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim, 66:6)
Menjaga dan mendidik anak yang masih berada dalam kandungan
dengan persepsi ayat tersebut memberikan perhatian maksimal dengan
melakukan stimulasi edukatif yang berorientasikan pada peningkatan
potensi daya intelektual, sensasi perasaan atau psikis, menguatkan daya fisik
jasmani, memberikan makanan dan minuman yang baik, halah dan bergizi
tinggi, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang bermanfaat bagi anak dalam
kandungan.
29
Melihat uraian di atas maka dapat diartikan, begitu pentingnya
pendidikan sejak dalam kandungan, oleh sebab itu pendidikan anak dalam
kandungan harus diperhatikan oleh kedua orang tua terutama ibu yang
mengandungnya, sebab pendidikan anak dalam kandungan awal mula
berperannya pendidikan untuk manusia, sebagai pondasi awal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang selanjutnya.
B. Pendidikan Pranatal
1. Pranatal Menurut Pandangan Islam
Mansur (2004:36) menuturkan pranatal adalah sebelum melahirkan,
yang berkaitan dengan hal-hal dan keadaan sebelum melahirkan. Berarti
sebelum melahirkan ada sesuatu hal yang menunjukkan adanya sesuatu
proses panjang. Hal itu bisa mengandung dua arti, pertama hal-hal yang
bersangkutan dimulai masa konsepsi sampai masa melahirkan, sedangkan
kedua yakni dimulai masa pemilihan jodoh, karena pemilihan jodoh itu
merupakan hal-hal yang bersangkutan sebelum melahirkan.
Dalam Al-Qur‟an telah dijelaskan dalam surat al-Baqoroh ayat 221:
30
Artinya: “Janganlah kau kawini perempuan-perempuan musyrik, kecuali
jika mereka beriman, sesungguhnya hamba sahaya yang beriman
lebih baik dari perempuan yang musyrik meskipun ia
mentakjubkan kamu dan janganlah kamu kawinkan (perempuan
muslim) dengan laki-laki musyrik, kecuali jika mereka beriman,
sesungguhnya hamba laki-laki yang beriman lebih dari pada laki-
laki yang musyrik meskipun ia mentakjubkan kamu” (Departeme
Agama Ri, 2005:35).
Dari ayat di atas jelas bahwa semua manusia dianjurkan untuk
memilih-milih terlebih dahulu sebelum melaksanakan pernikahan. Hal ini
sejalan dengan sabda nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh
Bukhari dari Abu Hurairah:
ت نكح النساء لربع لمالا ولسبها ولمالا ولدينها فاظفر بذت الدين تربت يداك
Artinya: “Dinikahilah wanita itu karena empat hal, yaitu karena
kekayaannya, karena keturunanya, karena kecantikannya, dan
karena agamanya, maka pilihlah yang mempunyai agama yang
kuat, niscaya kamu akan beruntung.” (Al-Asqolani, 209).
Dengan demikian perhatian Islam terhadap pendidikan sangat
universal bahkan mengenai pendidikan anak yang masih dalam kandungan
ibunya. Di mana pendidikan anak secara tidak langsung dimulai sejak
pemilihan jodoh.
31
Dalam al-Qur‟an surat An-Nisa ayat 1 dinyatakan:
Artinya: “Hai sekalian manusia, takutlah kamu kepada Tuhanmu yang
menjadikan kamu dari diri yang satu dan menjadikan istri dari
padanya dan dari pada keduanya berkembang biak laki-laki dan
perempuan yang banyak” (Departemen Agama RI, 2005: 77).
Dari ayat di atas menggambarkan bagaimana asal mula terbentuknya
keluarga dan perintah untuk memelihara hubungan silatur rohim antar
anggota keluarga terutama suami-istri. Pada dasarnya perkawinan
merupakan ikatan seksual yang di sahkan secara sosial dan perkawinan
dapat bertimbal balik antara pasangan yang menikah dan antara
pasangannya dan anak-anaknya (Rahmat: 1998:126).
Ayat di atas juga menunjukkan bagaimana terbentuknya anak solih,
sedangkan anak merupakan amanah yang diberikan kepada orang tua maka
orang tua harus bertanggung jawab terhadap anak sejak dalam kandungan
hingga dewasa.
Selain itu Islam juga memberikan perhatian khusus kepada umatnya,
dalam memilih pasangan hidup (jodoh). Hal ini juga bertujuan untuk
menciptakan kebahagiaan rumah tangga selain itu ada hubungannya
terhadap masalah keturunan, baik pada perawatan maupun pendidikan.
32
Pendidikan pranatal telah dilakukan sejak lama bahkan nabi
Zakariya a.s. dapat menjadi teladan dalam pendidikanpranatal. Adapun
metode yang digunakan nabi Zakaria a.s. adalah dengan do‟a. Sebagaimana
dalam surat Ali Imran ayat 35:
Artinya:“(ingatlah), ketika istri Imran berkata; “Ya Tuhanku,
sesungguhnya Aku bernadzar kepada Engkau anak yang dalam
kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berhidmat (di
Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nadzar) itu dari padaku.
Sesungguhnya Engkau Maha pendengar lagi Maha mengetahui.”
(QS. Ali Imran, 3:35)
Dari ayat diatas menjelaskan tentang bernadzar supaya do‟a dan
keinginannya terkabul, juga menjelaskan pendidikan pranatal dengan
menggunakan metode do‟a. Selama anak masih ada di dalam kandungan
hendaknya ibu lebih giat dalam beribadah dan mendekatkan diri kepada
Allah. Serta meminta kepada Allah agar bayinya terlindungi, itu adalah
salah satu pembelajaran tauhid yang diberikan kepada anak dalam
kandungan.
Setiap anak yang dilahirkan ke dunia akan membawa sifat yang
diturunkan dari orang tuanya, hal ini menunjukkan perkembangan potensi
dapat dimulai sejak anak berada dalam kandungan.
Islam (2004: 2) menuturkan, beberapa penelitian yang telah dilakukan
para ilmuan bidang perkembangan pralahir menunjukkan bahwa selama
berada dalam rahim, anak dapat belajar, merasa, dan mengetahui perbedaan
33
gelap dan terang. Itu terjadi setelah usia lima bulan (sekitar 20 minggu).
Kemampuan anak untuk merasakan stimulasi berkembang dengan cukup
baik sehingga proses pendidikan dan belajar dapat dimulai. Dalam Islam
pendidikan hendaklah dimulai sejak awal pembuahann (proses nuthfah).
Artinya, seseorang yang menginginkan seorang anak yang pintar, cerdas,
terampil dan berkepribadian baik, ia harus mempersiapkan perangkat utama
dan pendukungnya terlebih dahulu.
Praktik memberikan stimulasi pendidikan anak dalam kandungan
telah dilakukan oleh salah satu utusan Allah SWT yaitu Nabi Zakaria, beliau
telah memberikan stimulasi pendidikan pada anak pralahir yaitu yang
dikandung istrinya, sebagaimana diisyaratka dalam al-Qur‟an surat Maryam
ayat 10-11:
Artinya: Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhan-ku, berilah aku suatu tanda.”
(Allah) berfirman, “Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-
cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau
sehat.” (10). Maka dia keluar dari mihrob menuju kaumnya, lalu ia
memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu
pagi dan petang. (Q.S. Maryam, 19:10-11)
Ayat di atas menjelaskan bahwa pelayanan stimulasi pendidikan yang
dilakukan oleh nabi Zakaria a.s. telah membuahkan hasil yang bagus, yakni
anak yang memiliki kecerdasan tinggi dalam memahami hukum-hukum
Allah SWT. Selain itu digambarkan pula bahwa anak yang dikaruniai itu
34
adalah anak yang terampil dalam melaksanakan titah Allah SWT, memiliki
fisik yang kuat, sekaligus anak yang taat pada orang tuannya.
2. Proses Kejadian Manusia
Kejadian manusia bukanlah kehendak dari manusia itu sendiri, akan
tetapi manusia itu ada karena kehendak Allah SWT, Dzat pencipta manusia
dan segalanya. Allah SWT berfirman dalam surat al-Furqon (25) ayat 2:
Artinya: yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tiada mempunyai
anak dan tidak ada bagiNya sekutu dalam kerajaanNya dan Dia
menjadikan tiap-tiap sesuatu, lalu mengaturnya menurut aturan
tertentu. (QS. Al-Furqon, 25: 2)
Melihat ayat di atas maka dapat dipahami bahwa Allah SWT lah yang
menciptakan segalanya, termasuk manusia. Meskipun Allah SWT yang
menciptakan segala sesuatunya namun Allah SWT tidak pernah
merahasiakan tentang penciptaanNya, yaitu melalui wahyu dan firmanNya,
Allah telah menguraikan asal mula maupun proses kejadian manusia,
sebagai tanda kekuasanNya agar manusia mengetahui dan memahaminya
serta mau beriman, taat dan menyembah kepadaNya.
Asal mula kejadian semua manusia pada dasarnya adalah sama,
mereka diciptakan dari bahan yang sama, hanya saja dalam proses kejadian
diantaranya ada yang berbeda yaitu yang bersifat khusus dan istimewa
(Mansur, 2004:77).
35
Adapun tentang asal kejadian manusia, Allah SWT telah berfirman
dalam Qur‟an surat As-Shaad ayat 31:
Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat:
sesungguhnya Aku akan menjadikan manusia dari tanah”. (QS.
As-Shaad, 38: 71)
Ayat di atas menjelaskan tentang penciptaan Adam sebagai manusia
pertama yang kedudukannya di surga. Tetapi bisa juga diartikan dalam
penciptaan manusia secara universal.
Firman Allah SWT yang berikutnya dalam surat al-Hajj: (22) ayat 5:
Artinya:“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebagkitan (dari
kubur), maka (ketahulah) sesungguhnya kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari
segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna
kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan
kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami
kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudia (dengan berangsur-
angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara
36
kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang
dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak
mengetahui lagi sesuatu pun yang dahulunya telah diketahuinya.
Dan kamu lihat bumi ini kering. Kemudian apabila telah Kami
turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang
indah”(Departemen Agama RI, 2005: 332).
ayat di atas jelas bahwa Allah menciptakan Manusia dengan bahan
dasarnya adalah tanah.
Dalam surat al-mukminun ayat 12 Allah SWT berfirman
Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah”. (QS. Al-Mukmiun, 23:12)
Firman Allah dalam surat Al-Qiyamah ayat 37
Artinya: “Bukankah Dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam
rahim)”. (QS. Al-Qiyamah, 75: 37)
Serangkaian ayat-ayat tersebut, jelas bahwa manusia diciptakan dari
bahan yang sama yaitu dari tanah, tapi bukan berarti langsung tanah
sebagaimana tanah liat yang dibentuk seperti boneka yang hidup dengan
perantara. Melainkan tanah tersebut harus mengalami siklus dan proses
yang panjang seperti yang telah ditentukan oleh Allah SWT sehingga akan
berkembang menjadi seorang manusia.
Firman Allah SWT tentang proses kejadian manusia termaktub dalam
surat Al-Mukminun (23) ayat 12-14:
37
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari saripati
tanah, kemudian Kami jadikan dia dari air mani (yang tersimpan)
di dalam tempat yang kokoh (rahim), kemudian mani itu Kami
jadikan sesuatu yang melekat , lalu sesuatu yang melekat itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami menjadikan makhluk yang
(berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik”.
(QS. Al-Mukminun, 23: 12-14)
Ayat di atas menjelaskan bahwa di dalam penciptaan atau kejadian
manusia adalah dengan proses. Proses penciptaan tersebut secara global
telah diugkapkan sehingga dapat dibedakan dan diuraikan sesuai dengan
urutan, yaitu:
a. Tahap Pertama
Ayat ke 12 surat Al-Mukminun telah menjelaskan bahwa manusia
diciptakan dari saripati yang berasal dari tanah (sulalah min tin) yang
dalam ayat-ayat terdahulu tanah merupakan bahan dasar penciptaan
manusia, sehingga dalam proses ini boleh dikatakan sebagai proses awal
kejadian manusia, yang mana saripati atau zat-zat yang mengandung
unsur-unsur kehidupan yang berasal dari tanah dengan perantara tumbuh-
tumbuhan dan hewan akan terserap ke dalam jaringan-jaringan tubuh
manusia, yang salah satunya jaringan reproduksi yang menghasilkan sel-
sel benih pria dan wanita.
38
Maka intinya proses penciptaan manusia adalah proses
terbentuknya sel telur dan sperma bagi wanita dan pria yang terjadi dari
zat-zat makanan yang berasal dari saripati tanah dalam sulbi laki-laki
(testis) dan taraib (ovarium) perempuan.
b. Tahap Kedua
Ayat berikutnya menegaskan bahwa saripati tanah tersebut
selanjutnya akan menjadi nuthfah, sedang yang dimaksud nuthfah adalah
bisa memiliki dua makna:
1) Kata yang pertama dapat diartikan dengan mani atau sel benih laki-
laki dan perempuan, sebagaimana yang tersebut dalam surat Ad-Dahr
ayat 2 pada lafadz (min nuthfati amsaj) atau dari mani yang
bercampur, artinya kata nutfah tersebut adalah bermakna mani laki-
laki dan perempuan secara terpisah atau masih sendiri-sendiri dan
keduanya belum tercampur.
2) Adapun yang kedua, dengan melihat potongan ayat yang berikutnya
maka kata nuthfah tersebut dapat diartikan bermakna mani yang
bercampur (antara mani laki-laki dan perempuan), sebab para ahli
tafsir cenderung menafsirkan kata qarar makin (tempat yang kokoh)
dengan makna rahim wanita. Apabila nuthfah yang dimaksud adalah
mani yang telah tercampur, sebab yang akan menempati rahim wanita
untuk pertama kalinya adalah ovum yang telah berhasil dibuahi oleh
sperma yang juga biasa disebut dengan sighat.
39
Proses yang kedua ini kejadianya merupakan proses berubahnya
sari pati tanah yang telah diproses menjadi mani kepada terbentuknya
nuthfah.
c. Tahap Ketiga
Setelah terbentuknya nuthfah untuk penciptaan manusia dengan
memulai proses akan terus berkembang, sehingga akhirnya akan berubah
menjadi alaqah (segumpal darah) atau lazim disebut embrio. Kemudian
berkembang melalui pembelahan diri yaitu satu menjadi dua, dua
menjadi empat, empat menjadi delapan dan seterusnya. Setelah menjadi
sekelompok sel disebut morula, biasanya mencapai jumlah enam puluh
empat (morula akhir) dalam keadaan seperti inilah zat calon manusia
mencapai rongga rahim untuk bersarang atau melekat dan inilah alaqah.
d. Tahap Keempat
Masa tahap ini adalah proses dijadikannya segumpal darah menjadi
segumpal daging, sehingga akan memperjelas tanda-tanda akan
terjadinya manusia.
e. Tahap Kelima
Proses dijadikannya atau dilengkapinya daging tersebut dengan
tulang belulang sebagai kerangka pembentuk manusia, yang kemudian
tulang-tulang tersebut dibungkus lagi dengan daging bentuknya kian
sempurna sebagai manusia (Mansur, 2004:83).
40
Pada umumnya ahli psikologi perkembangan membagi periode pranatal
atas tiga tahap perkembangan yaitu, tahap germinal, tahap embrionik, dan
tahap janin atau fetus (Desmita, 2013:71).
a. Tahap germinal
Tahap germinal, yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau
periode nuthfah, adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini
berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak
terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum)
perempuan, yang dinamakan dengan “pembuahan” (fertilization). Saat itu
sel sperma pria bergabung dengan sel telur (ovum) dan menghasilkan satu
bentuk sel baru, yang disebut zigot (zygote).
Zigot ini kemudian membelah-belah menjadi sel-sel yang berbentuk
bulatan-bulatan kecil, yang disebut blastokis. Setelah tiga hari, blastoksit
mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena jumlahnya semakin banyak,
maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin lebih
besar dari zigotnya yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis
mengapung dan berproses di sepanjang tuba falopi.
b. Tahap Embrio
Tahap yang kedua dari periode pranatal disebut tahap embrio, yang
dalam psikologi Islam disebut alaqoh, yaitu segumpalan darah yang
semakin membeku. Tahap embrio ini dimulai dari 2 minggu sampai 8
minggu setelah pembuahan, yang ditandai dengan terjadinya banyak
perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologi. Tetapi,
41
karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagian tubuh
embrio itu belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang dewasa. Meskipun
demikian, ia sudah terlihat jelas dan dapat dikenali sebagai manusia dalam
bentuk kecil.
c. Tahap Janin (fetus stage)
Periode ketiga dari perkembangan masa pranatal disebut dengan
periode fetus atau periode janin, yang dalam psikologi Islam disebut periode
mudhghah. Periode ini dimulai dari usia 9 minggu sampai lahir.
Menurut psikologi Islam, setelah janin dalam kandungan genap
berumur 4 bulan, yaitu janin setelah terbentuk sebagai manusia, maka
ditiupkan ruh kedalamnya. Bersamaan dengan peniupan ruh ke dalam janin
tersebut, juga ditentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti masalah-
masalah yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakter, dan bakat),
kekayaan, batas usia, dan lain-lain (Desmita, 2013: 74).
Pembuahan sel telur wanita oleh sel sperma laki-laki dianggap sebagai
salah satu masa yang sangat penting dan menentukan perkembangan manusia
pada periode-periode selanjutnya. Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980),
setidaknya ada empat kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap
perkembangan individu baru di masa datang, yaitu: penentuan sifat bawaan,
penentuan jenis kelamin, penentuan jumlah anak, dan penentuan posisi urutan
anak.
a. Penentuan Sifat Bawaan
42
Waktu pembuahan dipandang sangat peting karena pada saat inilah
ditentukan sifat bawaan (pembawaan) dari individu yang baru terbentuk.
Hal ini adalah karena masing-masing sel kelamin, baik sel pria maupun
wanita, terdapat 23 pasangan kromosom, dan setiap kromosom mengandung
ribuan partikel yang dinamakan “gen”. Gen inilah yang dipandang sebagai
faktor penentu keturunan.
b. Penentuan Jenis Kelamin
Penentuan jenis kelamin individu merupakan unsur penting kedua
yang terjadi pada saat pembuahan. Jenis kelamin ini bergantung pada jenis
spermatozoa yang menyatu dengan ovum. Sebagaiman telah dijelaskan
bahwa setiap sel mengandung 23 kromosom. Salah satu dari 23 pasangan
kromosom ini terdapat kromosom jenis kelamin. Sel telur atau ovum wanita
yang matang mengandung kromosom X, sedangkan spermatozoa laki-laki
mengandung kromosom X dan kromosom Y. Bila telur wanita yang
mengandung kromosom X bersatu dengan sperma pria yang mengandung
kromosom Y, hasilnya menjadi kombinasi XY, yang akan menghasilkan
jenis kelamin pria. Bila spermatozoa yang mengandung kromosom X
bersatu dengan ovum, hasilnya menjadi kombinasi kromosom XX, ini
menghasilkan keturunan wanita.
c. Penentuan Jumlah Anak
Meski pada umumnya kelahiran hanya satu anak yang dilahirkan,
namun sering juga terjadi kelahiran kembar, baik kembar dua, tiga, empat,
maupun kembar lima. Kelahiran anak kembar ini terjadi apabila ovum yang
43
telah dibuahi (zigot) oleh suatu spermatozoa membelah menjadi dua bagian
atau lebih yang terpisah selama tahap-tahap permulaan pembelahan sel.
Apabila ini terjadi, akan menghasilkan kembar identik (uniovolar), dua,
tiga, atau lebih. Tetapi kalau dua ovum atau lebih dibuahi secara bersamaan
oleh spermatozoa yang berlainan, akan menghasilkan kembar non-identik
(biovolar, atau fraternal), dua, tiga,atau lebih.
d. Penentuan Urutan Anak
Posisi anak dalam urutan-urutan saudaranya merupakan kondisi
keempat yang ditentukan pada saat pembuahan, dan mempunyai pengaruh
mendasar terhadap perkembangan selanjutnya. Hal ini adalah karena
umumnya orang tua mempunyai sikap, perlakuan dan memberikan peran
yang spesifik terhadap anak tunggal, anak tertua, dan anak menengah, atau
anak bungsu.
Sikap, perlakuan dan peran yang diberikan orang tua sesuai dengan
tempat dan urutannya dalam keluarga ini mempunyai pengaruh terhadap
kepribadian dan pembentukan sikap anak, baik terhadap dirinya sendiri
maupun terhadap orang lain, serta menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhinya dalam mengembangkan pola perilaku tertentu. Misalnya,
bila anak pertama diharapkan bertindak sebagai contoh bagi saudaranya
yang lebih muda dan merawat meraka, hal ini akan mempengaruhi sikap
anak pertama terhadap diri dan perilaku meraka sendiri sepanjang retang
hidupnya.
3. Dasar Pendidikan Pranatal
44
Jauh sebelum adanya perhatian dan pengakuan dari kalangan
psikologi Barat terhadap perkembangan individu pada masa pranatal ini,
psikologi Timur terutama psikologi Islam telah lebih dulu menempatkan
masa pranatal ini sebagai periode awal perkembangan individu. Beberapa
ayat Al-Qur‟an dan Hadis nabi SAW yang menjadi landasan utama bagi
psikologi Islam, telah memberikan sejumlah informasi tentang telah
dimulainya kehidupan manusia sejak janin berada dalam kandungan ibunya.
Dalam sejumlah Al-Qur‟an dan hadis nabi, secara tidak langsung juga
telah disebutkan selama dalam periode pranatal individu tidak hanya
mengalami perkembangan fisik melainkan sekaligus mengalami
perkembangan psikologi (Desmita, 2013: 70).
Dalam Al-Qur‟an ada banyak ayat yang menyeru orang tua untuk
mendidik, membimbing, menjaga, dan melindungi anaknya, termasuk
pendidikan anak yang masih berada dalam kandungan.
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa
yang diperintahkan”. (QS At-Tahrim: 6)
Ayat di atas mengingatkan kepada semua manusia serta orang-orang
yang beriman agar mereka tidak meninggalkan anak turunnya yang lemah
jiwa dan raga serta menjaganya dari siksa api neraka. Dalam arti peran
45
orang tua adalah sebagai pendidik maka pendidik harus bertanggung jawab
dalam mendidik, membina, dan mengarahkan anaknya. Maka dari itu orang
tau dituntut untuk bertaqwa kepada Allah SWT, sehingga terjaga dari api
neraka. Selain itu orang tua dituntut untuk memberikan teladan yang baik
kepada anaknya, baik dari segi perbuatan maupun ucapan yang didasarkan
pada ketaqwaan kepada Allah SWT. Sehingga tercipta generasi yang kuat,
sejahtera, dan selamat dari api neraka.
Dengan demikian tanggung jawab orang tua terhadap anak adalah
merawat dan mendidik sejak masih dalam kandungan sehingga anak
menjadi generasi penerus yang berkualitas dan bertaqwa kepada Allah
SWT.
Artinya: “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah
meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan-) Ku, maka tunduklah kamu
kepadaNya dengan bersujud”. (QS. Al-Hijr: 29)
Maksud dengan sujud di sini bukan meyembah tetapi sebagai
penghormatan.
Artinya: “kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam roh
ciptaan-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati; tetapi kamu sedikit sekali bersyukur”.(QS.
Al-Sajadah: 9)
46
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa anak dalam kandungan
sangat potensial untuk mampu mengikuti ajakan dan saran intruksi dari sang
pendidik. Dengan demikian anak dalam kandungan sudah mampu mendapat
stimulasi dan rangsangan dari luar kandungan terutama ibunya. Selain itu
ada ayat yang lain yang mempertegas bahwa anak dalam kandungan sudah
dapat dididik
Artinya: “dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian
terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami) ,
Kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (Keesaan
Tuhan)”. (QS. Al-A‟raf: 172)
Ayat di atas menunjukkan bahwa anak dalam kandungan sudah siap
untuk dididik. Karena ia sendiri sudah hidup berkat nyawa yang memberi
kehidupan kepadanya. Ruh itulah yang sesungguhnya responsif. Dengan
mengikut sertakan janin yang ditempatinya, terhadap segala rangsangan dari
lingkungannya lebih-lebih terhadap rangsangan yang ditujukan kepadanya.
Perkembangan manusia sejak dalam kandungan sesungguhnya dalam
Al-Qur‟an sangat diperhatikan
47
Artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami ciptakan manusia dari saripati
(berasal) daritanah. Kemudia Kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu
Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungku
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Maha suci Allah Pencipta yang paling
baik”. (QS. Al-Mukminun: 12-14)
Ayat di atas menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan
mengenai pentingnya pendidikan pranatal. Sebab, sebagian besar proses
pertumbuhan janin tersebut sangat bergantung pada kondisi ibu, baik
secara fisik maupun secara psikis.
Selain itu Islam juga memperhatikan hal-hal yang mengenai masa
pemilihan jodoh yang tentunya hal ini berkaitan dengan masa sebelum
adanya anak dalam kandungan. Maka dianjurkan untuk memilih calon ibu
yang baik agamanya agar memperoleh kebaikan pula. Sabda nabi Muhamad
SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Huraira:
ت نكح النساء لربع لمالا ولسبها ولمالا ولدينها فاظفر بذت الدين تربت يداك
Artinya:“Dinikahi wanita itu karena empat hal, yaitu kekayaan, keturunan,
kecantikan, agamanya, maka pilihlah yang mempunyai agama
yang kuat, niscaya kamu akan beruntung” (Al-Asqolani: 209).
48
Melihat hadits di atas ada kaitannya bahwa dalam mempersiapkan
anak yang berkualitas (shaleh), maka dimulai sejak masa pemilihan
pendamping hidup (prakonsepsi).
Sesungguhnya seorang anak secara fitrah diciptakan dalam keadaan
siap untuk menerima kebaikan atau keburukan. Tiada lain hanya kedua
orang tuanyalah yang membuatnya cenderung pada salah satu di antara
keduanya (Rahman, 2005:23). Sehubungan dengan hal ini, Rasulullah SAW
bersabda:
ا ب اا ي ه اا و ي ن راا و ساا ل لد ي لد الف ر و من
Artinya:“Setiap anak itu dilahirkan menurut fitrahnya, maka hanya kedua
orang tuanyalah yang akan menjadikannya seoarang Yahudi,
seorang Nasrani, dan seorang Majusi”
4. Do’a- do’a Pranatal
a. Do’a Untuk Anak agar Memperoleh Hidayah Sejak Sulbi Ayahnya
Ketika orang-orang musyrik dari kalangan penduduk kota Thaif
menolak seruan Nabi Muhammad SAW yang mengajak mereka untuk
masuk agama Islam, lalu mereka mencaci dan melemparinya dengan
batu, maka malaikat penjaga gunung menawarkan kepada Nabi
Muhammad bahwa ia bersedia untuk menimpakan dua bukit Makkah
kepada mereka (Rahman, 2005:31). Pada saat itu juga nabi Muhammad
SAW yang berhati lembut lagi penyayang menjawab:
49
ر ر ن ن ي بد و دا و ي رك ب أ
Artinya: “Aku berharap semoga Allah mengeluarka dari sulbi mereka
orang-orang yang mau menyembah Allah semata dan tidak
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (Muttafaq „Alaih)
Hadits di atas menunjukkan pengharapan Nabi Muhammad untuk
umatnya. Meskipun Nabi diperlakukan tidak baik dan mereka tidak
mengikuti ajakan nabi Muhammad SAW namun nabi tetap berharap dan
berdo‟a kepada Allah agar kelak anak turunnya menjadi hamba Allah
SWT yang mau mengikuti nabi dan menyembah Allah SWT dan tidak
menyekutukan Allah SWT dengan apapun. Begitu mulianya sikap rosul
yang tetap mendo‟akan umatnya meski ia diperlakukan tidak baik.
Nabi Muhammad SAW memberikan bimbingan pula kepada kaum
muslim agar melakukan hal-hal yang menghasilkan kemaslahatan bagi
anak-anak mereka pada masa mendatang. Nabi Muhammad SAW
bersabda:
ل من د ذا ت ه قال بس ال ه من نبنا ال من ا و نب ال من ا ا رزق ت نا ا ب ال من أا بدأ ن هما ولد ف ي ف لد ب
Artinya: “Manakala seseorang di antara kalian sebelum menggauli
istrinya terlebih dahulu mengucapkan: „Bismilaahi,
Allohumma janibnassy syaithoona maa rozaqtanaa‟ (Dengan
menyebut nama Allah, ya Allah, hindarkanlah kami dari
gangguan setan dan hindarkan pula anak yang akan Engkau
augerahkan kepada kami dari gangguan setan), kemudian
dilahirkanlah dari keduanya seorang anak, niscaya
selamanya setan tidak akan dapat mengganggunya.”
(Muttafaq „Alaih). (Muhammad, t.th: 384)
50
Hadits di atas terkandung anjuran agar mengarahkan kepada kita
bahwa sebaiknya permulaan yang kita lakukan dalam hal ini bersifat
rabbani, bukan syaithani. Apabila disebutkan nama Allah pada
permulaan senggama, berarti hubungan sebadan yang dilakukan suami-
istri yang bersangkutan berdasarkan ketaqwaan kepada Allah dan dengan
izin Allah anaknya nanti tidak akan diganggu oleh setan.
Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kita untuk
memilih orang-orang yang shalih, baik laki-laki maupun perempuan. Saat
melakukan pernikahan, agar mereka berkemampuan untuk membesarkan
dan mendidik generasi yang shalih. Demikianlah karena sesungguhnya
bibit yang tidak shalih jelas tidak dapat memberikan keturunan yang
shalih.
Sebuah pepatah disebutkan bahwa orang yang tidak punya sesuatu,
pasti tidak dapat memberikannya. Sehubungan dengan hal ini, Allah telah
berfirman:
Artinya: “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara
kamu dan orang-orang yang patut (kawin) darihamba-hamba
sahayamu yang perempuan.” (QS. An-Nuur. 24/32)
b. Do’a untuk Anak Ketika Masih Berupa Nuthfah
Sewaktu Abu Thalhah keluar dari rumahnya, anaknya yang sedang
sakit keras menghembuskan nafas terahirnya. Akan tetapi istrinya,
Ummu Sulaim, tidak mengabarinya, saat ia pulang ke rumah tidak pula
51
memperlihatkan kepadanya penampilan orang yang bersedih. Ia justru
melakukan sebaliknya; dia merias dirinya dan mempersiapkan makan
malam untuk suaminya. Abu Thalhah yang sudah lapar pun langsung
menyantap hidangan makan malamnya. Sesudah itu saat melihat istrinya
bersolek, bangkitlah birahinya dan langsung menyetubuhi istrinya.
Setelah semuanya itu berlangsung, barulah Ummu Sulaim menceritakan
kepadanya degan cara bijak lagi cerdas bahwa anaknya telah meninggal
dunia. Pagi harinya Abu Thalhah menemui Rasulullah SAW dan
menceritakan kepadanya semua yang terjadi antara dirinya dan istrinya.
Rasulullah SAW pun mendo‟akan keberangkatan bagi keduanya dalam
persetubuhannya malam itu. Rosulullah SAW bersabda:
تكما برك ل
Artinya:“Semoga Allah memberkati malam hari yang telah kalian
berdua jalani.”
Selang beberapa masa kemudian, lahirlah seorang bayi yang diberi
nama „Abdullah oleh nabi Muhamma SAW dan berkat do‟a nabi setelah
anak itu dewasa dan telah menikah, Allah memberinya sembilan anak
yang semuanya hafal Al-Qur‟an. Kisah ini seluruhnya dalam Kitab
Shahih Bukhari (Rahman, 2005:34).
c. Dzikir untuk Keselamatan Bayi yang Akan Dilahirkan
Ibnu Taimiyah dalam bukunya yang berjudul Al-Kalimut Thayyib
menyebutkan bahwa ketika Fathimah, putri Nabi SAW telah dekat masa
52
kelahiran anaknya, Rasulullah SAW memerintahkan kepada Ummu
Salamah dan Zainab binti Jahsy agar keduanya datang menemui Fatimah
untuk membacakan di dekatnya ayat kursi (Rahman, 2005:39). dan Allah
SWT berfirman:
Artinya: “Sesunguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan
langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas
„Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah.
Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-A‟raaf (7): 54)
Allah berfirman:
Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang meciptakan langit
dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam
(berkuasa) di atas „Arsy (singgasana) untuk mengatur segala
urusan. Tiada seorang pun yang memberi syafa‟at kecuali
sesudah ada izin-Nya. Yang demikian itulah Allah, Tuhan
kamu,maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil
pelajaran?” (QS. Yunus (10: 3).
53
Sesudah itu keduanya membacakan pula surat al-falaq dan surat An-Naas
yang dikenal dengan sebutan Al-Mu‟awwidzatain kepadanya.
C. Metode Pendidikan Anak dalam Kandungan
1. Metode Pendidikan Pranatal
Mendidik anak dalam kandungan merupakan suatu pekerjaan besar
yang membutuhkan motivasi yang kuat, pemikiran, ketelatenan,
pengorbanan dan kesungguhan yang nyata dari pihak pendidiknya yaitu
orang taunya (Islam, 2004: 55).
Karena mendidik anak dalam kandungan sungguh berbeda dengan
mendidik anak yang sudah dilahirkan atau sudah memasuki jenjang formal
dimana langkah-langkah dan metodenya telah diketahui dan telah
diaplikasikandengan baik.
Mendidik anak dalam kandungan bukan berarti mendidik anak
tersebut agar pandai terhadap apa yang diajarkan oleh orang tauanya.
Melainkan sekedar memberi stimulasi yang diproses secara edukatif kepada
anak dalam kandungan melalui ibunya.
Agar pendidikan berjalan dengan baik, maka pendidik perlu
memahami prinsip pendidikan pranatal yang menurut F. Rene Van de Carr
MD dan Marc Rehrer yang ada 8 prinsip, yaitu sebagai berikut:
a. Prinsip Kerja Sama
Permainan-permainan belajar dan latihan-latihan stimulasi
membantu orang tua dan anggota keluarga lain belajar bekerja sama
54
untuk mencapai kesejahteraan bayi sebelum ia dilahirkan sehingga
mereka akan mengetahui bagaimana bekerja sama setelah bayi lahir.
b. Prinsip Ikatan Cinta Pralahir
Latihan pendidikan pralahir membantu mempersiapkan untuk
menerima bayi. Para psikolog dahulu berpendapat bahwa ikatan tidak
akan terjalin sebelum bayi dilahirkan. Akan tetapi, dengan memainkan
permainan-permainan belajar dan melakukan latihan-latihan, dapat
mengungkapkan dan mengembangkan ikatan cinta sebelum kelahiran.
Dr. James W. Prescoot juga telah melaporkan bahwa stimulasi
gerakan dan sentuhan membantu bayi belajar memberi dan menerima
kasih sayang.
c. Prinsip Stimulasi Pralahir
Seorang bayi belajar dari stimulasi. Sudah jelas bagi setiap orang
tua baru bahwa stimulusi indra peraba seperti gelitik, stimulasi indra
pendengaran seperti suara ibu, dan stimulasi indra penglihatan seperti
gerakan dan warna-warna menjadi kesukaannya setiap hari dalam
perkembangan kehidupannya. Latihan-latihan pendidikan pralahir
memberikan stimulasi sistematis bagi otak dan sistem perkembangan
saraf bayi sebelum dilahirkan.
d. Prinsip Kesadaran Pralahir
Latihan-larihan pendidikan pralahir memiliki potensi mengajarkan
bayi untuk menyadari bahwa tindakannya memiliki efek. Dan
55
mempunyai potensi besar dalam mempercepat bayi belajar tentang sebab
akibat setelah bayi dilahirkan (Abdurahman, 1999:51)
e. Prinsip Kecerdasan
Albert Einstein dikabarkan telah menjawab sebuah pertanyaan
mengenai kecerdasan bahwa “Rahasia kecerdasan saya yang tinggi
adalah bahwa saya belajar sesuatu yang baru setiap hari dalam hidup
saya.” Kecardasan berkembang dari rasa tertarik pada hal yag terjadi dan
mengapa terjadi. Program pralahir mencakup latihan-latihan untuk
menarik minat bayi yang sedang berkembang terhadap sensasi dan urutan
yang dapat dipahami sebelum kelahiran.
f. Prinsip Mengembangkan Kebiasaan-Kebiasaan Baik
Mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik seperti berbicara
dengan jelas kepada bayi, mengharapkan bayi menanggapi dan
mengulang latihan-latihan pendidikan pralahir dengan perasaanb senang.
g. Prinsip Melibatkan Kakak Sang Bayi
Dengan ikut serta dalam latihan-latihan pendidikan pralahir, anak-
anak yang lain akan merasa penting dan tidak diabaikan.
h. Prinsip Peran Penting Ayah dalam Masa Kelahiran
Penelitian telah membuktikan bahwa hubungan baik antara ayah
dan bayi sangat berkaitan dengan perkembangan kemampuan sosial anak.
Karena banyak latihan pendidikan pralahir dapat dilakukan dengan
56
mudah oleh sang ayah,dan sang bayi akan lebih menanggapi nada dalam
suara ayah (Abdurahman, 1999:20).
Dengan demikian pendidikan pranatal dilakukan sejak seseorang
memilih calon suami atau istri. Hal ini disebabkan istri atau pun suami
berpengaruh besar bagi keberhasilan pendidikan pranatal.
Islam menuturkan (2004:56) bahwa metode pendidikan anak dalam
kandungan yang sudah diaplikasikan dalam tatanan budaya kaum muslimin
dan mukminin masa lampau, dan hasil yang diperoleh dari praktik
pendidikan mereka cukup menggembirakan yaitu:
a. Metode Do’a
Do‟a merupakan instrumen yang sangat ampuh untuk
mengantarkan kesuksesan sebuah perbuatan. Hal ini dikarenakan segala
sesuatu upaya pada akhirnya hanya Allah lah yang berhak menentukan
hasilnya bagi seseorang.
b. Menjalankan ibadah
Segala bentuk ibadah, mahdah dan ghairu mahdah,wajib dan
sunnah, seperti ibadah sholat, puasa, haji, zakat, dan lain-lainnya dapat
dijadikan metode untuk mendidik anak dalam kandungan. Besar sekali
pengaruh ibadah ini bagi anak dalam kandungan. Selain melatih
kebiasaan-kebiasaan, juga akan menguatkan mental, spiritual dan
keimanaan anak setelah nanti lahir, tumbuh dan berkembang dewasa
(Uhbiyati, 2009: 27).
c. Membaca
57
Membaca merupakan salah satu cara yang paling utama untuk
memperoleh informasi penting dan ilmu pengethuan. Anak dalam usia
kandungan 20 minggu (5 bulan) atau lebih sudah bisa menyerap
informasi melalui pengalaman stimulasi atau sensasi yang diberikan
ibunya.
Dengan demikian, ketika sang ibu membaca suatu informasi ilmu
pengetahuan dengan mengekspresikan bacaan tersebut, maka aktivitas ini
akan menjadi kegiatan yang penuh kehangatan sekaligus menyenangkan
bagi hubungan ibu dan anak.
Lebih-lebih jika orang tuanya (suami-istri) suka membaca Al-
Qur‟an dengan diresapi artinya, maka orang tua tersebut telah
memberikan rangsangan edukatif yang amat positif kepadanya.
d. Menghafal
Metode menghafal secara teknis sama dengan metode membaca.
Letak perbedaannya hanyalah pada konsentrasi bidang bacaan atau studi
yang ditekuni dan dihafal. Jika sang ibu hendak menghafal suatu bidang
ilmu, hendaklah ia mengulang-ulang bacaannya hingga hafal betul.
Sehubungan dengan hal tersebut hendaknya istri atau suami gemar
menghafal surat Al-Qur‟an ataupun hadis nabi yang pendek, agar kelak
dalam kandungannya mempunyai kemampuan menghafal Al-Qur‟an
maupun hadis nabi Muhammad SAW.
e. Berdzikir
58
Dzikir adalah aktivitas sadar pada setiap waktu atau sewaktu-waktu.
Aktivitas ini sesuatu yang wajib bagi setiap orang-orang mukmin, yang
berpegang teguh pada agama Allah SWT. Oleh karena itu seorang ibu
(muslimah) sebaiknya dzikir sebagai agenda atau program pendidikan
anak dalam kandungan, baik dzikir dalam arti umum atau khusus.
Dzikir dalam arti umum ialah mengingat kepada Allah, baik dengan
cara membaca kalimah thoyyibah, menegakkan shalat atau lainnya.
Sedangkan dzikir dalam arti khusus yaitu membaca kalimah thoyyibah
secara sirri atau pelan atau di dalam hati dan jahar, yaitu membaca
kalimah La Ila Ha Illallah (tiada Tuhan selain Allah).
f. Dialoag
Metode ini bisa disebut sebagai metode interaktif antara janin dan
orang-orang luar rahim, seperti ayah, ibu, saudara-saudara bayi, dan
anggota keluarga lainnya, yaitu utuk menjalin dan mengajak
berkomunikasi secara dialogis dengan anak dalam kandungannya.
g. Mengikuti pengajian ta’lim
Mengikuti pengajian di majlis-majlis ta‟lim merupakan metode
yang sangat relevan dalam upaya mendidik anak dalam kandungan. Sama
halnya dengan mengaji Al-Qur‟an, ibu hamil yang mengukuti pengajian
di majlis ta‟lim berarti merangsang bayi yang dikandungnya untuk
mengikuti pengajian dan sejalan dengan itu, ibu telah membina
lingkungan yang baik lagi Islami bagi dirinya dan bayinya.
h. Bermain dan bercerita
59
Anak dalam kandungan seringkali melakukan aksi positif, seperti
menendang-nendang atau berputar-putar di sekitar perut ibunya. Keadaan
ini meunjukkan bahwa janin tidak saja melakukan aksinya. Akan tetapi
janin juga ingin aksinya itu mendapatkan sambutan, jawaban, respon
dari luar rahim, yakni dari ibu atau ayahnya bahkan dari anggota
keluarga lainnya. Hal ini dapat dimanfaat untuk berinteraksi yang lebih
harmonis, dengan melakukan permainan-permainan edukatif, yang
bersifat menghibur.
Baihaqi (1999:20) menyatakan bahwa melagukan bacaan Al-Qur‟an,
shalawat, qasidah dan nyanyian-nyanyian Indonesia yang religius dengan
niat ibadah dan bermaksud mendidik anak dalam kandungan akan sangat
bermanfaat bagi bayi yang di dalam kandungan.
i. Bercerita
Metode bercerita dilakukan dengan menceritakan tokoh yang baik
atau berjasa terhadap masyarakat. Cerita ini diberikan kepada anak
melalui ibu/isteri yang sedang mengandung, seperti cerita para nabi, para
sahabat, para pejuang, pahlawan terkenal, para ulama‟ besar, para wali,
para pemimpin umat, para sufi yang terkenal kesalehannya, dan lain-lain
yang memiliki akhlak terpuji dan pantas menjadi suri teladan umat.
2. Materi Pendidikan Anak dalam Kandungan
Materi pendidikan anak dalam kandungan terbagi menjadi 3 tahap
(Islam, 2004:82).
60
Tahap 1 Periode Perkembagan
Janin
Materi Sub Materi
Kelas 1 18-20 minggu Ibadah dan adzan Do,a dan
takbir
Kelas 2 20-24 minggu Bahasa Kata-kata
sensosianal
Kelas 3 24-28 minggu Al-Qur‟an dan
ibadah
Qiro‟atul
Qur‟an,
adzan dan
do‟a
Tahap 2 Periode Perkembagan
Janin
Materi Sub Materi
Kelas 1 28-29 minggu Ibadah Adzan, sholat,
wudlu, dzikir
dan do‟a
Kelas 2 29-30 minggu Al-Qur‟an Ayat-ayat kisah
nabia atau ayat
makiyyah
Kelas 3 30-31 Bahasa,
akidah, ahlak,
keilmuan, seni
Kata-kata
utama, tauhid
atau keimanan,
sosial atau
ukhuwah,
syariah (fiqh),
nasyid
Tahap
ke 3
Periode
PerkembanganJanin
Materi Sub Materi
Kelas 1 31-33 minggu Ibadah bahasa Sholat dan
kata-kata
kompleks
Kelas 2 33-minggu kelahiran Al-Qur‟an,
Aqidah, ahlaq,
keilmuan, seni
Tahfidz
Qur‟an, tauhid
atau keimanan,
61
dan olahraga sosial atau
ukhwah,
syariah atau
fiqih, sejarah,
nasyid, dan
bermain ,
menyanyi
Kelas 3 Kelahiran Ibadah kegiatan
rutin
Ibadah dan
kegiatan rutin.
Selain materi di atas Uhbiyati (2009:35) membagi materi pendidikan
pranatal terbagi menjadi 8 yaitu:
a. Praktik ibadah
Anak dalam kandungan distimulir dengan latihan praktik ibadah
agar terbiasa saat ia lahir kelak. Meskipun demikian, perlu penelitian
lebih lanjut tentang pengaruh orang tua yang rajin shalat beribadah
dengan janin yang dikandungnya.
b. Bahasa
Memang anak dalam kandungan belum bisa berkata tetapi suatu
kata dari pendidik didengarkan dan dapat diterima secara baik dengan
tingkat penerimaan yang mendasar sekali.
c. Al-Qur’a dan Al-Hadits
Anak dalam kandungan direspon untuk mendengarkan bacaan-
bacaan Al-Qur‟an agar ia terbina dan terlatih pada kondisi suasana
62
keislaman atau bersifat Islami, seperti ayat-ayat Al-Qur‟an dan Al-Hadis
pendek.
Adapun kalimat-kalimat pendek seperti:
1) Basmalah setiap akan memulai pekerjaan
2) Hamdalah setiap menerima kenikmatan
3) Subhanallah setiap melihat atau menemui sesuatu yang menakjubkan
4) Taraji‟ setiap menghadapi musibah
5) Hauqallah setiap menghadapi kesulitan
d. Akhlak mulia
Ibu yang sedang hamil harus menjaga akhlaknya dengan baik dan
berbudi luhur, dimana hal itu akan memberikan pengaruh yang besar
pada sisi mental dan kepribadian si bayi dalam kandungan.
Orang tua jangan sampai melakukan perbuatan tidak semestinya
terhadap binatang piaraan, juga jangan sampai memaki-maki orang lain.
Binatang yang diperlakukan semena-mena ataupun orang lain yang
dimaki-maki dapat mengumpat dan kelak berakibat tidak baik bagi bayi
yang dikandungnya. Sebaliknya, hendaknya bersikap lemah lembut
kepada siapapun.
e. Akidah
Selama dalam kandungan, anak telah memiliki keyakinan tauhid,
dengan pertolongan cahaya Ilahiyah dari Allah SWT. Oleh karena itu,
63
orang tua semestinya memelihara akidah atau keimanan yang dimiliki
anak itu, misalnya dengan cara asmaul husna, membaca atau
menghafalkan nama-nama malaikat, sifat wajib, mustahil atau ja‟iz bagi
rasul, adanya hari ahir serta qodlo‟ dan qodar Allah.
f. Syari’ah
Hukum-hukum Islam seperti puasa, zakat, haji, muamalah, dan lain-
lain terutama yang ringan-ringan dapat dipakai sebagai materi pendidikan
anak pranatal.
Agar dihindari, materi-materi berat yang memerelukan pemikiran
serius, sebab dikhawatirkan dapat menjadikan jenuh dan tidak dapat
berlangsung dengan baik.
g. Sejarah Islam dan ilmu pengetahuan yang lain
Materi-materi pendidikan pelajaran tersebut dipelajari dan
dipahami oleh ibunya dibacakan kepada anak yang dikandungnya agar
anak dalam kandungan bertambah pengetahuan tentang Islam.
h. Etika
Agar pendidikan pranatal berlangsung dengan baik, suami ataupun
istri supaya menaati aturan sebagai beruikut:
1) Banyak berdo‟a, memohon pertolongan kepada Allah SWT.
2) Taqarrub atau mendekatkan diri dengan Allah SWT.
3) Memberikan shadaqah kepada yang membutuhkan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan, pendidikan
pranatal merupakan pendidikan sebelum masa melahirkan. Sedangkan
64
lahirnya anak yang shaleh, tidak terlepas dari peran ibu ketika ia
mengandung. Dalam Al-Qur‟an telah dijelaskan bahwa janin yang masih
berada dalam rahim ibunya sudah dapat dididik, karena secara fisik janin
sudah memiliki organ tubuh yang lengkap serta mampu mendengarkan
dan dapat merespon stimulasi dari luar perut ibunya.
Dengan demikian tujuan pendidikan anak dalam kandungan adalah
untuk membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah.
Adapun metode yang digunakan diantaranya adalah metode bicara atau
komunikasi, metode do‟a, metode kasih sayang, metode cerita dan
metode dzikir. Sedangakan materi yang digunakan adalah pokok-pokok
ajaran Islam, iman dan ihsan.
BAB III
PAPARAN HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data
65
1. Profil Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang
a. Sejarah Desa Rowoboni
Desa Rowoboni berdiri sejak pertengahan abad XVI. Desa yang
terletak dipesisir sebelah selatan Rawa Pening ini awal mulanya berasal
dari kata Rowo dan Boni. Rowo mempunyai arti air dan Boni
mempunyai arti sumber, atau dengan kata lain Rowoboni berarti Sumber
Air (Dokumentasi, 01/09/2016).
Sampai sekarang tak heran apabila di sekitar Desa Rowoboni di
Dusun manapun terdapat sumber mata air. Salah satunya sebagai sumber
yang tersebar di desa ini yaitu sumber air di Dusun Muncul. Yang hingga
saat ini terkenal dengan “Pemandian Muncul”.
Dahulu kala Desa Rowoboni ini di perintah oleh seorang demang
yang bernama Ki Demang Suryo Mangun Broto yang beliaunya memiliki
empat orang Istri. Salah satu istrinya yang paling di kenal oleh
masyarakat pada waktu itu yaitu Nyi Ageng Pandan Wangi. Ki Demang
beserta istri-istrinya pada waktu itu bertempat tinggal di Dukuh
Rowoganjar. Selain Dukuh Rowoganjar, Desa Rowoboni memiliki nama
Dukuh yang lain yaitu Dukuh Rowokancing, Rowopotro, Rowokinjeng,
Rowosuyud, Rowogono, dan Muncul.
Ki Demang Suryo Mangun Broto dan keluarganya adalah seorang
pemerintah yang bijaksana. Nyi Ageng Pandanwangi sebagai seorang
istri Demang memiliki kebiasaan menjemur sebagian kekayaannya yang
berupa emas berlian di setiap hari Jum‟at kliwon. Setiap Tahunnya setiap
66
usai panen raya selalu mengadakan tasyakuran dengan mengadakan
pertujukan pagelaran wayang kulit. Sebaliknya pada musim tanam,
masyarakat mendapat giliran untuk menggarap sawah Ki Demang
(Dokumentasi, 01/09/2016).
Kebiasaan Tahunan lainnya yaitu setiapmenjelang bulan
Ramadhan tiba masyarakat menggelar ritual megengan, yang sekarang
lebih dikenal dengan sebutan padusan. Kebiasaan ini bertujuan untuk
membersihkan diri dan mensucikan dirisebelum melaksanakan puasa di
bulan suci Ramadhan.
Hingga pada suatu ketika Rawa Pening mengalami luapan sekitar
Tahun1933 yang berdampak kepada pindahnya sebagian dukuh yang
terletak di pesisir Rawa Pening. Hingga sekarang Desa Rowoboni
memiliki enam Dusun yaitu Dusun Muncul, Rowoganjar, Rowokasam,
Candisari, Gondangsari, dan Sentul (Dokumentasi, 01/09/2016)
b. Geografi
Desa Rowoboni adalah salah satu dari sepuluh desa yang berada di
wilayah Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang (Dokumentasi,
01/09/2016)
c. Luas Wilayah
Wilayah Desa Rowoboni seluas 512,80 Ha dari:
1) Tanah sawah seluas 97,35 Ha
a) Irigasi tehnis :0 Ha
67
b) Irigasi setengah tehnis :0 Ha
c) Irigasi sederhana :97, 35 Ha
2) Tanah kering seluas 55, 25 Ha
a) Pekarangan/perumahan :25,25 Ha
b) Tegalan :30 Ha
3) Tanah Seluas :350 Ha
4) Lain-lain :10, 20 Ha
d. Iklim
Desa Rowoboni beriklim sedang, terletak di ketinggian 450 M dari
permukaan air laut, curah hujan rata-rata 2.000 s/d 3.000 mm tiap Tahun.
e. Batas-batas
Desa Rowoboni terletak di Kecamata Banyubiru dengan batas-batas
1) Sebelah Utara :Rawa Pening.
2) Sebelah Barat :Desa Tegaron dan Desa Kebondowo.
3) Sebelah Selatan :Desa Kebumen dan Desa Gedong.
4) Sebelah Timur :Desa Kalibeji, Kecamatan Tuntang
f. Jumlah Dusun
Desa Rowoboni terdiri dari 6 dusun yaitu:
1) Dusun Muncul
2) Dusun Rowoganjar
68
3) Dusun Rowokasam
4) Dusun Candisari
5) Dusun Gondangsari
6) Dusun Sentul
g. Demografi
1) Jumlah Penduduk Desa Rowoboni Sebanyak 2.456 yang terdiri
dari:
a) Laki-laki :1.236 jiwa
b) Perempuan :1.220 jiwa
c) Jumlah kepala keluarga :723 KK
d) Jumlah RW :6 RW
e) Jumlah RT :15 RT
2) Jumlah Penduduk menurut mata pencaharian
a) PNS :28 Orang
b) TNI :6 Orang
c) POLRI :2 Orang
d) Pegawai swasta :332 Orang
e) Pensiunan :34 Orang
f) Buruh Bangunan :83 Orang
g) Buruh Industri :88 Orang
h) Petani :237 Orang
i) Peternak :7 Orang
j) Nelayan :178 Orang
69
k) Lain-lain :354 Orang
3) Jumlah penduduk menurut agama
a) Islam :2.442 Orang
b) Katolik :13 Orang
c) Kristen :1 Orang
d) Hindu :0 Orang
e) Budha :0 Orang
4) Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur dan jenis
kelamin:
Daftar tabel 1.3 jumlah penduduk berdasarkan umur dan jenis kelimin.
NO
.
Umur (Th) Laki-laki Perempuah Jumlah Jiwa
1. 0-1 48 62 110
2. 1-5 88 96 184
3. 6-10 103 100 203
4. 11-15 111 86 197
5. 16-20 86 85 171
6. 21-25 92 99 191
7. 26-30 138 114 252
8. 31-40 185 180 365
9. 41-50 184 169 353
10. 51-60 110 105 215
11. 60 ke atas 91 124 215
Jumlah 1.236 1.220 2.456
70
5) Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
a) TK/Play group: 108 Orang
b) Belum tamat SD :247 Orang
c) Tidak tamat SD :151 Orang
d) Tamat SLTP :364 Orang
e) Tamat SLTA :471 Orang
f) Tamat Akademik/Diploma :61 Orang
g) Sarjana ke atas :40 Orang
6) Sarana dan Prasarana:
a) Pendidikan anak usia dini (PAUD) :2 buah, guru 8 orang, 65
anak
b) Taman kanak-kanak (TK) :2 buah, guru 6 orang, peserta
didik 106 anak
c) Sekolah Dasar (SD) :2 buah, guru 14 orang,
peserta didik 297
d) Madrasah Ibtidaiyah (MI) :1 buah, guru 7 orang, peserta
didik 72.
e) Masjid :4 buah
f) Mushola :7 buah
h. Struktur Kepengurusan
Secara struktur sistem tata kerja pemerintah Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang.
71
1) Kepala Desa :Agus Salim
2) Sekretaris Desa :Hardono
3) Kepala seksi keuangan :Rumaekah
4) Kepala seksi umum :Latifah
5) Kepala urusan pemerintahan :Agung Sudarmanto
6) Kepala urusan pembangunan : -
7) Kepala urusan kemasyarakatan :Sri Mulyono
B. Profil Subjek Penelitian
1. Data informan
Tabel 2.3 Daftar Ibu Hamil
No. Nama Ibu Hamil Usia Ibu Hamil Usia Kandungan
1. FNJ 28 Tahun 5 bulan
2. KR 23 Tahun 5,5 bulan
3. WN 28 Tahun 8,5 bulan
4. VA 21 Tahun 9,5 bulan
5. INR 28 Tahun 9,5 bulan
6. DAZ 22 Tahun 2,5 bulan
2. Profil Keluarga
72
a. Profil Keluarga Ibu FNJ
Ibu FNJ lahir di Kabupaten Semarang begitu juga suaminya bapak
NR lahir di Kabupaten Semarang, menikah pada Tahun 2007 keluarga
ini mempunyai satu anak yang bernama SH yang masih duduk
dibangku kelas IV SD, sedangkan anak yang sedang dikandung
merupakan anak ke dua. Selain itu pendidikan terahir ibu FNJ dan
bapak NR adalah SMA/sederajat. Ibu FNJbekerja sebagai karyawan di
pabrik obat dan suaminya berwiraswasta.
b. Profil Keluarga Ibu KR
Ibu KR lahir di Salatiga dan suaminya bapak MK lahir di
Kabupaten Semarang menikah pada Tahun 2016. Ibu KR dulunya
bekerja sebagai karyawan di pabrik kemudian keluar karena terjadi
pelemahan janin yang dikandungnya, pekerjaan suaminya (bapak MK)
adalah berwiraswasta. Pendidikan terahir ibu KR SMA/sederajat dan
pendidikan terahir bapak MK SMP.
c. Profil Keluarga Ibu WN
Ibu WN lahir di Kabupaten Semarang dan suaminya bapak AG
lahir di Salatiga, menikah pada Tahun 2007 keluarga ini mempunyai
satu anak yang sudah duduk dibangku kelas 1 SD yang bernama MG.
Suaminya bekerja sebagai security di bank BRI Salatiga dan ibu WN
ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir ibu WN dan Bapak AG adalah
SMA/sederajat.
d. Profil Keluarga Ibu VA
73
Ibu VA lahir di Kabupaten Semarang begitu juga suaminya bapak
SK lahir di Kabupaten Semarang, menikah pada Tahun 2015. Ibu VA
bekerja sebagai ibu rumah tangga dan suaminya sebagai buruh
bangunan. Pendidikan terahir ibu VA SMA/sederajat dan pendidikan
terahir bapak SK SMP.
e. Profil Keluarga Ibu INR
Ibu INR lahir di Sumatra dan suaminya bapak SPR lahir di
Kabupaten Semarang, menikah pada Tahun 2009 keluarga ini sudah di
karuniai satu anak berumur 3,5 Tahun. Pekerjaan ibu INR setiap
harinya adalah berdagang dan suaminya bekerja sebagai karyawan
pabrik. Pendidikan terahir ibu INR dan bapak Sapari SMA/sederajat.
f. Profil Keluarga Ibu DAZ
Ibu DAZ lahir di Sumatra dan suaminya bernama AAB lahir di
Kabupaten Semarang, pekerjaan ibu DAZ adalah ibu rumah tangga dan
bapak Ahmad AAB adalah berwiraswasta. Pendidikan terahir ibu DAZ
dan bapak AAB adalah SMA/sederajat.
C. Temuan Penelitian
2. Pendidikan Pranatal Menurut Islam Studi Kasus Ibu Hamil di Desa
Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016.
Pranatalberasal dari kata pre yang berarti sebelum, dan natal yang
berarti lahir, jadi pranataladalah sebelum kelahiran, yang berkaitan atau
keadaan sebelum melahirkan. Menurut pandangan psikologi pranatal adalah
74
aktivitas-aktivitas manusia sebagai calon suami istri yang berkaitan dengan
hal-hal sebelum melahirkan yang meliput sikap dan tingkah laku dalam
rangka untuk memilih pasangan hidup agar lahir anak sehat jasmani dan
rohani (Mansur, 2004:16). Dalam pendidikan pranatal menurut Islam, ada
beberapa hal yang harus dilakukan sang ibu, sebagai guru pertama seorang
anak yang diidam-idamkannya. Tentunya metode yang digunakan dalam
pendidikan pranatal pun berbeda-beda karena seseorang juga memiliki
karakteristik yang berbeda-beda pula.
Di bawah ini yang akan penulis paparkan yaitu tentang metode
pendidikan pranatal menurut Islam studi kasusibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016, berdasarkan
wawancara dengan ibu-ibu yang sedang mengandung.
a. Menurut Ibu FNJ
Usia kandungan ibu FNJ 5 bulan, kegiatan ibu FNJ adalah bekerja
di pabrik. Anak yang dikandung ibu FNJ adalah anak kedua. Adapun
metode yang digunakan ibu FNJ dalam pendidikan pranatal adalah
sholat, membaca Al-Qur‟an, berzikir, do‟a dan mengikuti pengajian
setiap malam Sabtu. Seperti penuturannya:
“Usia kandungan saya sekarang 5 bulan, kegiatan saya setiap hari
adalah bekerja dipabrik, cara untuk mendidik janin secara Islamyang
saya lakukan yaitu semisal neloni gitu mbak, selain itu membaca Al-
Qur‟a , kalau habis sholat itu saya dzikir, do‟a dan setiap malam minggu
itu disini ada yasinan dan dilanjutkan ceramah dari ustaz atau ustadzah.
Tujuannya ya agar mengerti agama dan menjadi anak yang sholih
sholikhah” (FNJ/02/10/2016).
b. Ibu KR
75
Usia kandungan ibu KR 5,5 bulan, kegiatan sehari-hari adalah
bekerja di pabrik, kandungannya sempat mengalami lemah karena terlalu
banyak aktivitas. Metode yang digunakan Ibu KR dalam pendidikan
pranatal yaitu menjaga perilakunya, membaca Al-Qur‟an dan
mendengarkan sholawat, seperti ungkapan ibu KR sebagai berikut:
“Usia kandungan saya 5 setengah bulan. Alhamdulilah sehat tapi
kemarin agak lemah karena kebanyakan aktivitas, kemarin itu saya kerja
di pabrik kadang lembur jadi agak kontraksi gitu. Proses pendidikan ya
gerak sedikit-dikit (olahraga) terus menjaga ucapan karena itu juga akan
berpengaruh terhadap anak saya nantinya. Tiap sholat magrib ngaji,
selain itu tiap malam itu saya ajak ngobrol bapaknya juga ngajak
ngobrol terus, kadang juga saya putarkan sholawatan. Tujuannya agar
setelah lahir bisa ngerti agama” (KR/04/10/2016).
c. Ibu WN
Dalam kesaharian ibu WN adalah ibu rumah tangga, adapun anak
yang sedang dikandung merupakan anak ke-2. Dalam pendidikan
pranatal ibu WN menggunakan metode mendengarkan musik-musik
Islami selain itu berdzikir, do‟a dan mengajak berkomunikasi. Selain itu
ibu WN juga menerapkan prinsip melibatkan kakak sang bayi untuk
memahami kondisi ibunya ketika mengandung dan setelah melahirkan
nantinya, seperti penuturannya:
“Usia kandungan 8 setengah bulan. Alhamdulilah keadaan
kandungan sehat. Saya menanamkan pendidikan dalam kandungan ya
sejak awal kandungan. Kadang ya saya dengarkan musik mbak,
sholawatan dan kosidahan, caranya tinggal saya putarkan lewat HP
volumenya ya di naikkan. Kadang saya juga sholat malam, berdzikir dan
do‟a. Bisanya juga di ajak ngobrol bapaknya dan kakaknya juga. Saya
juga mengajarkan kepada anak saya yang pertama ini agar tidak iri
ketika adiknya sudah lahir nanti. Tujuaanya agar menjadi anak sholih”
(WN/06/10/2016).
76
d. Menurut ibu VA
Anak yang dikandung ibu VA merupakan anak pertamanya. Ia
melaksanakan pendidikan pranatal secaraIslamsejak awal mengetahui
jika anak dalam kandungan bisa dididik itupun dari salah satu tokoh
agama yang berada di dusunnya. Metode pendidikan pranatal yang
dilakukan ibu VA yaitu membaca Al-Qur‟an, berdo‟a, mengelus perut,
dan mengikuti pengajian rutinan di masjid. Hal ini berdasarkan ungkapan
ibu VA dibawah ini:
“Proses pelaksanaan pendidikannya ya biasa gitu mbak pada usia
3 bulan memasuki 4 bulan itu saya teloni kemudian pada usia kandungan
saya 7 bulan itu juga saya pitoni supaya selamat. Kalau habis magrib
itu saya rutin mengaji Al-Qur‟an supaya anak saya bisa mengenal arab-
arab, biar terbiasa dengan kalimat Al-Qur‟an, selain itu saya juga
berdo‟a untuk kebaikan kandungan saya supaya selamat dan
dimudahkan dalam proses kelahirannya apalagi sekarang usia
kandungan saya sudah tua mbak. Kalau amalan saya sehari-hari
membaca surat Maryam, itu saya dikasih tau sama tetangga saya yang
kebetulan menjadi tokoh agama di sini. Kalau surat yusuf jarang sih
mbak. Kadang juga saya mengelus-elus perut saya mbak biar merasakan
sentuhan dari ibunya, tapi kadang saya juga ikut pengajian di masjid
tiap minggu biar saya dan anak saya selalu mendapatkan kebaikan dari
Allah selain itu juga dapat berbaur dengan ibu-ibu yang
lain”(VA/07/10/2016).
e. Menurut ibu INR:
Usia kandunagan ibu INR 38 minggu, anak yang dikandungnya
merupakan anak kedua. Ibu INR menanamkan pendidikan pranatal sejak
usia kandungan 3 bulan. Adapun metode pendidikan pranatal yang
digunakan adalah membaca Al-Qur‟an, berpuasa, megelus
perutnya,cerita, bercakap-cakap (komunikasi), berdzikir, dan do‟a yang
77
bertjuan semoga menjadi anak yang sholih. Sesuai dengan penuturan ibu
INR:
“Usia kandungan saya 38 minggu (9,5 bulan) lebih sedikit mbak,
bersyukur sekali kandungan saya diberikan kesehatan mbak. Iya kata
bidan saya memang bayi yang masih dalam kandungan sudah dapat
dididik. Saya melakukan pendidikan ini sejak usia kandungan 3 bulanan
mbak. Saya mulai lebih sering mengaji Al-Qur‟an sampai sekarang dan
semoga saja tetap istiqomah agar anak saya menjadi anak yang sholih.
Selain itu saya puasa mbak, berlatih untuk prihatin dan supaya jadi ke-
biasaan baik, kadang-kadang perut saya elus-elus,. Selain itu juga
bercerita, saya ajak ngobrol juga mbak, setelah sholat juga saya
berdzikir dan berdo‟a untuk anak saya semoga lahir dalam keadaan
sempurna dan menjadi anak sholih” (INR/07/10/2016)
f. Menurut ibu DAZ.
Usia kandungan ibu DAZ adalah 10 minggu (2,5 bulan). Ibu DAZ
merasa senang dengan anak pertamanya itu, pada usia kandunagan yang
masih dini ini ibu DAZ belum rutin melakukan hal-hal yang bersifat
Islami untuk mendukung kandungannya akan tetapi ia akan lebih akan
sering melakukanya pada usia kandungan tiga bulan. Metode yang
digunakan ibu DAZ dalam pendidikan pranatal adalah membaca artikel,
membaca Al-Qur‟an setelah sholat magrib, berdzikir dan do‟a. Sesuai
dengan ungkapan ibu DAZ sebagai berikut:
“Usia kandungan saya 10 minggu (2 bulan). Alhamdulilah sehat,
saya senang sekali dengan kandungan ini karena ini anak pertama saya.
Menurut saya anak yang masih dalam rahim itu bisa dididik karena kata
ibu saya anak dalam rahim itu sudah dapat bergerak-gerak seperti
menendang-nendang gitu apalagi kalau usia kandungan sudah tua mbak.
Ya sedikit-sedikit sudah menerapkan tapi belum rutin insyaallah kalau
sudah kandungan berusia 3 bulan saya akan lebih giat lagi untuk
mendidik anak saya.Ya sekarang ini mbak sudah saya mulai sedikit-dikit.
Cara yang saya gunakan buka-buka google baca artikel tapi kalau habis
magrib saya ngaji biar anak saya besuk juga bisa ngaji. Terus setiap
habis sholat saya sempatkan dzikir dan do‟a untuk kesehatan,
78
kemudahan dan kebaikan anak, semoga menjadi anak yang sholih dan
sholikhah dan cita-citanya terkabul” (DAZ/08/10/2016).
Melihat temuan di atas mengenai metode yang dilakukan oleh ibu
hamil dalam pendidikan pranatal menurut Islam maka dapat dikatakan
bahwa setiap satu orang ibu hamil tidak hanya menggunakan satu metode
akan tetapi menggunakan beberapa metode sekaligus, diantaranya
metode berdo‟a, metode dzikir, metode membaca Al-Qur‟an, metode
membaca buku, metode berkomunikasi, metode cerita, metode berlagu,
metode beribadah, metode mendengarkan pengajian di majlis ta‟lim, dan
metode sholat. Dengan demikian ibu-ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 sebagian besar
sudah menanamkan pendidikan pranatal menurut Islam dengan
menggunakan caranya masing-masing.
Nawawi (1993:121) mengungkapkan Kedewasaan psikis (rohani)
sebagai tujuan pendidikan secara umum kemampuan bertanggung jawab
sendiri terhadap sikap, cara berpikir dan tingkah laku, baik pada diri
sendiri, masyarakat dan kepada Allah SWT. Kedewasaan ini tidak
tercapai secara otomatis dalam perkembangan setiap anak, terutama jika
orang dewasa sebagai pendidik mengehendaki isi atau warna tertentu di
dalam psikis (rohani) anak (subjek) didik. Dengan demikian dalam
mendidik janin secara Islami yang telah dilakukan ibu hamil di Desa
Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016,
juga memiliki tujuan, seperti yang telah dipaparkan ibu hamil dalam
wawancara diatas.
79
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Pranatal Menurut
Islam studi kasusIbu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang Tahun 2016.
Dalam melakukan setiap pekerjaan kerapkali muncul masalah-
masalah yang dapat menghambat proses pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Begitu pula dalam pendidikan pranatal menurut Islam oleh ibu hamil di
Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016.
Tidak sedikit masalah-masalah yang dihadapi oleh ibu hamil dalam
pendidikan pranatal secara Islam.
a. Ibu FNJ
1) Faktor Pendukung
Dalam keluarga ibu FNJ, terdapat faktor yang mendukung
dalam pendidikan pranatal menurut Islamdiantaranya dukungan dari
keluarga, ibu dan suaminya, selain itu makan-makanan yang bergizi
misalnya susu dan sayur. Sesuai dengan ungkapan ibu FNJ:
“Ya walau sudah pisah rumah dengan orang tua tetapi mereka
tetap mengingatkan akan hal ucapan dan perbuatan untuk selalu
dijaga, karena hal itu akan mempengaruhi janin saya. Dukungan dari
suami ya, selalu mengingatkan saya dalam hal kebaikan dan ibadah.
Selain itu makan-makanan yang bergizi susu, sayur, dan buah”
(FJN/02/10/2016).
2) Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pendidikanpranatal menurut
Islamoleh ibu FNJ adalah fisik merasa lelah setelah pulang kerja,
80
selain itu belum rutin dalam melakukan pendidikan pranatal menurut
Islam hal ini disebabkan karena dalam pekerjaan ibu FNJ mengikuti
shift (shift malam dan shift siang), sehingga jika masuk shift malam
tidak bisa mengikuti kajian rutinan malam Sabtu (pengajian/yasinan)
atau membaca Al-Qur‟an di malam hari. Adapun solusinya ibu FNJ
menggunakan waktu sebaik mungkin untuk mendidik janinnya. Jika
ibuFNJ masuk kerjanya siang maka waktu malam ia gunakan untuk
melakukan kegiatan yang bersifat religius yang bertjuan untuk
mendidik janinnya, begitu sebaliknya jika ibu FNJ kerja malam hari ia
akan meluangkan waktunya untuk melakukan kegiatan yang bersifat
religius pada siang hari.Berikut penuturan ibu FNJ:
“Namanya orang hamil kadang pegal-pegal, apalagi kalau sudah
pulang kerja sudah lelah jadi langsung istirahat. Ditempat saya kerja
itu ada shift-shiftan jadi saya mengikutinya, kalau masuk shift malam
gitu saya tidak bisa mengikuti kegitan tiap malam sabtu
(pengajian/yasinan) bahkan terkadang saya juga jarang membaca Al-
Qur‟an. Untuk itusebisa mungkin jika saya masuk di sift siang atau
sift malam saya gunakan waktu sebaik mungkin, ya intinya saya
luangkan waktu untuk mendidik janin ini. Kalau badan sudah merasa
lelah ya saya istirahat sebentar, dan saya tidak pernah memaksakan
untuk pekerjaan ini” (FJN/02/10/2016).
b. Ibu KR
1) Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam pendidikan pranatal oleh ibu KR
terdorong dari keinginannya sendiri karena ingin mempuyai anak
yang mengerti agama, selain itu dukungan dari keluarga dan
kerjasama antar dirinya dan suaminya. Makanan yang sehat, susu,
81
dan vitamin juga ia konsumsi untuk mendukung kesehatan
janinnya. Sesuai dengan apa yang diungkapkan ibu KR:
“Yang pertama itu dari orang tua selalu mengingatkan misal
dalam hal makanan, mana yang boleh atau tidak boleh dimakan,
mengingatkan tentang ucapan dan perilaku saya. Suami saya juga
selalu memberi motivasi ya pokoknya ada kerjasama antara saya
dan suami saya untuk kebaikan anak kami. Untuk makanan saya
sampai sekarang masih mengkonsumsi susu dan vitamin agar bayi
saya sehat” (KR/04/10/2016).
2) Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pendidikan pranatal oleh ibu KR
adalah kegiatan yang sangat padat sehingga pernah mengalami
lemah kandungan. Adapun solusi yang dilakukan ibu KR adalah
istirahat untuk beberapa hari tanpa melakukan kegiatan apapun.
Sesuai apa yang dituturkan ibu KR:
“Kemarin itu pernah mengalami lemah kandungan karena
aktivitas saya yang padat, terus saya keluar dari pekerjaan karena
saya harus bed rest terlebih dahulu” (KR/04/10/2016).
c. Ibu WN
1) Faktor Pendukung
Faktor yang mendukung dalam pendidikanpranatal oleh ibu
WN adalah adanya perhatian dan motivasi dari keluarga, makanan
yang bergizi. Berikut ungkapan ibu WN:
“Kalau dari keluarga itu sangat mendukung mbak, kadang
saya disuruh kerumah ibu saya dibelikan buah-buahan,
dimasakkan sayur yang baik untuk kesehatan anak saya, terus
diberi arahan bagaimana sebaiknya ibu yang sedang hamil itu
agar anaknya baik pula. Kalau suami saya ya alhamdulilah selalu
memberikan dorongan contohnya saya dibangunkan ketika malam
diajak sholat tahajud dan berdo‟a” (WN/06/10/2016).
82
2) Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pendidikan pranatal oleh ibu WN
adalah malas, susah makan, badan bagian belakang (punggung)
terasa sakit, terkadang juga anak pertamanya rewel. Untuk
menanggulangi itu ibu WN mengkonsumsi vitamin dan ibu WN
selalu memberikan pengertian kepada anak pertamanya untuk
memahami kondisi ibunya. Berikut ungkap ibu WN:
“Kadang saya pas dirumah sendiri gini malah malas, saya
juga akhir-akhir ini gak selera makan, terus badan yang bagian
belakang ini kadang-kadang pegal-pegal. Anak yang pertama ini
juga kadang-kadang masih manja rewel semisal kalau saya sedang
membaca Al-Qur‟an dia (anak yang pertama) minta apa lah
gitu.Untuk itu saya selalu mengkonsumsi vitamin. Dan saya juga
kasih tau kepada GNT (anak pertama) tentang kondisi saya,agar
tidak begitu rewel dan iri dengan adiknya jika sudah lahir.”
(WN/06/10/2016).
d. Ibu VA
1) Faktor Pendukung
Beberapa faktor yang mendukung dalam pendidikan pranatal
oleh ibu VA di antaranya adalah faktor lingkungan, faktor
keluarga, dan kemauan sendiri. Ibu VA mengungkapkan:
“Alhamdulilah kalau di sekitar sini itu masih banyak
kegiatan pengajian dan jika mau kemasjid juga dekat, kalau
keluarga terutama ibu saya selalu mengingatkan dan
mengarahkan, sebenarnya kemauan untuk mendidik anak dalam
kandungan sih kemauan diri sendiri mbak, agar menjadi anak yang
sholih atau sholikhah” (VA/07/10/2016).
83
2) Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam penanaman pendidika pranatal
oleh ibu VA adalah kadang merasa malas. Untuk itu ibu VA
meminta bimbingan dan arahan kepada ibunya untuk selalu
mengingatkannya jika ia melakukan hal yang tidak baik dan
bermalas-malasan. Ibu VA mengungkapkan:
“Ya saya itu kalau sudah duduk gini kadang malas ngapa-
ngapa pengennya tidur terus mungkin itu juga bawaan dari
kehamilan ini mbak. Ya pada awal itu saya bilang ke ibuku untuk
selalu menasihati dan mengarahkan saya, karena saya memang
baru hamil sekali ini dan belum mengetahui apapun, dan
alhamdulilahnya ibu saya tidak bosan-bosan untuk mengarahkan
saya” (VA/07/10/2016).
e. Ibu INR
1) Faktor Pendukung
Faktor yang mendukung dalam pendidikan pranatal oleh ibu
INR adalah kemauan sendiri dan dukungan dari suami. Ibu INR
mengatakan:
“Karena saya ingin memiliki anak yang sholih atau
sholikhah jadi saya berusaha untuk memperbaiki diri saya sendiri,
ya misalnya tadi to mbak saya mengaji, berpuasa, berdo‟a selain
itu suami saya juga selalu mengingatkan jika saya salah saya
harus perbaiki sikap saya lagi” (INR/07/10/2016).
2) Faktor Penghambat
Faktor yang menghambat dalam pendidikan pranatal oleh ibu
INR adalah ketika badan merasa sakit-sakit atau pegal-pegal.
84
Untuk itu ibu INR jika badan merasa sakit ia segara istirahat dan
tidak melakukan aktivitas apapun. Ungkapan ibu INR:
“Kalau saya gak terlalu sibuk mbak, tapi pas badan saya
terasa sakit dan pegal-pegal saya cukup istirahat dan tidak
melakukan aktivitas lainnya” (INR/07/10/2016).
f. Ibu DAZ
1) Faktor pendukung
Faktor pendukung dalam pendidikan pranatal oleh ibu DAZ
adalah karena tegnologi yang sudah maju maka ibu DAZ lebih
mudah dalam mencari persoalan yang berkaitan dengan
kandungannya melalui google, dari diri sendiri dan dukungan dari
suami. Seperti ungkapan ibu DAZ:
“Sekarang itu serba mudah saya setiap ada apa yang
menyangkut diri saya terutama kandungan ini saya buka google
mbak, saya baca-baca lalu saya terapkan, kalau dari pribadi juga
termotivasi untuk mempunyai anak yang lebih baik, dari suami
juga mbak” (DAZ/08/10/2016).
2) Faktor penghambat
Faktor penghambat dalam pendidikan pranatal oleh ibu DAZ
adalah ketika merasa lemas dan lelah. Untuk itu ibu DAZ
beristirahat untuk menjaga kandungannya yang masih muda.
Ungkap Ibu DAZ:
“Kadang saya merasa lemas dan lelah sayatidak melakukan
aktivitas, saya hanya tiduran di ranjang, ya mungkin ini bawaan
kandungan sayayang masih berusia muda, semoga nanti
kelanjutannyatidak begini lagi mbak” (DAZ/08/10/2016).
85
Melihat temuan diatas mengenai faktor pendukung dan penghambat
dalam pendidikan pranatal menurut Islam maka dapat dikatakan mayoritas
ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang
Tahun 2016 mempunyai faktor pendukung yang sama di antaranya, faktor
dukungan dari keluarga, faktor dukungan dari suami, faktor keinginan
sendiri, faktor makanan yang bergizi, dan faktor lingkungan sekitar.
Begitu juga faktor yang menghambat dalam pendidikan pranatal,
mayoritas ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten
Semarang Tahun 2016 memiliki hambatan yang sama. Adapun faktor
penghambat yang paling dominan yaitu dari diri sendiri seperti malas, badan
terasa sakit, dan aktivitas yang padat. Selain itu faktor penghambat lainnya
yaitu dari keluarga dan lingkungan.
Setiap ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten
Semarang Tahun 2016 dalam menanggulangi hambatan-hambatannya
mereka memiliki solusi yang berbeda-beda. Seperti merasa malas meminta
orang lain atau keluarga untuk selalu mengingatkan dan mengarahkannya,
jika badan mulai terasa lelah dan sakit ibu hamil segera istirahat, jika ibu
hamil malas makan maka ibu hamil mengkonsumsi vitamin dan makanan
yang sehat dan bergizi, jika ibu hamil padat dengan aktivitasnya maka ibu
hamil meluangkan sedikit waktu untuk melakukan aktivitas yang bersifat
religius yang bertujuan untuk mendidik janinnya. Begitu juga dalam
keluarga untuk selalu memberikan dukungan pada ibu hamil untuk
menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan anak yang dikandungnya
86
melalui perawatan kehamilan dan persalinan yang baik. Selain itu
hendaknya dalam keluarga mengumpulkan dan memberikan informasi
bagaimana merawat dan menjadi ibu atau ayah bagi bayi. Faktor yang
menghambat dalam ligkungan seperti masih jauhnya dari peradaban yang
religius hendaknya ikut serta dalam menjaganya. Meski tidak turut menjaga
secara terus-menerus, dengan cara menciptakan lingkungan yang bernuansa
Islami, aman, tentram, dan damai maka akan sangat membantu
perkembangan bayi pranatal.
87
BAB 1V
ANALISIS DATA
B. Metode yang Digunakan Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 dalam Pendidikan Pranatal
Menurut Islam.
Anak merupakan generasi penerus bangsa, maka baik buruknya bangsa
ditentukan oleh anak di masa sekarang. Islam pun telah memberikan perhatian
kepada ibu hamil untuk memperhatikan janinnya. Karena masa selanjutnya
akan ditentukan oleh pendidikan dalam kandungan. Jadi Islam sangat memper-
hatikan pendidikan umat manusia sejak dini, bahkan sejak masih dalam kan-
dungan ibunya.
Dalam Al-Qur‟an ada banyak ayat yang menyeru orang tua untuk
mendidik, membimbing, menjaga, dan melindungi anaknya, termasuk
pendidikan anak yang masih berada dalam kandungan (pranatal).
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu,
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS At-
Tahrim: 6)
88
Melihat ayat di atas mengingatkan kepada semua manusia serta orang-
orang yang beriman agar mereka tidak meninggalkan anak turunnya yang
lemah jiwa dan raga serta menjaganya dari siksa api neraka. Dalam arti peran
orang tua adalah sebagai pendidik maka pendidik harus bertanggung jawab
dalam mendidik, membina, dan mengarahkan anaknya.
Mendidik anak dalam kandungan merupakan suatu pekerjaan besar yang
membutuhkan motivasi yang kuat, pemikiran, ketelatenan, pengorbanan dan
kesungguhan yang nyata dari pihak pendidiknya yaitu orang taunya (Islam,
2004: 55).
Hal ini dikarenakan mendidik anak dalam kandungan sungguh berbeda
dengan mendidik anak yang sudah dilahirkan atau sudah memasuki jenjang
formal dimana langkah-langkah dan metodenya telah diketahui dan
diaplikasikan dengan baik.
Dalam mendidik anak dalam kandungan ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang pada Tahun 2016 pun tidak hanya
membutuhkan motivasi dari dirinya sendiri, akan tetapi membutuhkan motivasi
dari orang lain seperti suami, orang tua, dan orang-orang yang berada
disekitarnya. Pengorbanan ibu hamil tidak sedikit mereka harus menempuh
perjalanan sulit untuk menjaga kandungannya agar tetap sehat dan baik, pera-
saan seperti cemas dan hati-hatipun muncul dalam benaknya. Hal ini terbukti
dari hasil wawancara terhadap ibu KR. Ibu KR harus berhenti bekerja demi ke-
sehatan kandungannya.
89
Mendidik anak dalam kandungan bukan berarti mendidik anak tersebut
agar pandai terhadap apa yang diajarkan oleh orang tauanya. Melainkan
sekedar memberi stimulasi yang diproses secara edukatif kepada anak dalam
kandungan melalui ibunya.
Islam menuturkan (2004:56) metode pendidikan anak dalam kandungan
yang sudah diaplikasikan dalam tatanan budaya kaum muslimin dan mukminin
masa lampau, dan hasil yang diperoleh dari praktik pendidikan mereka cukup
menggembirakan. Diantaranya adalah metode berdo‟a, metode ibadah, metode
membaca, metode menghafal, metode berdzikir, metode berdialog, metode
mengikuti pengajian di majlis ta‟lim, metode bermain dan bercerita, dan me-
tode berlagu.
Hal ini juga diterapkan oleh ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016.
1. Metode Do’a
Kebanyakan dari ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru
Kabupaten Semarang Tahun 2016 metode yang digunakan adalah metode
do‟a. Karena do‟a merupakan suatu pengharapan yang dipanjatkan kepada
Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Islam (2004:57) menuturkan do‟a merupakan instrument yang ampuh
untuk mengantarkan kesuksesan sebuah perbuatan. Hal ini dikarenakan
segala sesuatu upaya pada akhirnya hanya Allah-lah yang berhak
menentukan hasilnya. Dengan do‟a seseorang akan terbesit dan tersugesti
dengan do‟anya dan termotivasi menjadi seorang yang kuat, penuh optimis
90
dan mempunyai harapan yang pasti dan ampuh melakukan aktifitas yang
baik.
2. Metode Menjalankan Ibadah
Menjalankan ibadah baik itu ibadah wajib maupun ibadah sunah
dalam pendidikan pranatal secara Islam merupakan perbuatan yang akan
mempengaruhi kebiasaan anak. Aplikasi kegiatan ibadah, menguatkan
mental spritual dan keimanan anak.
Uhbiyati, (2009: 27) menuturkan segala bentuk ibadah, mahdah dan
ghairu mahdah, wajib dan sunnah, seperti ibadah sholat, puasa, haji, zakat,
dan lain-lainnya dapat dijadikan metode untuk mendidik anak dalam
kandungan. Besar sekali pengaruh ibadah ini bagi anak dalam kandungan.
Selain melatih kebiasaan-kebiasaan, juga akan menguatkan mental, spiritual
dan keimanaan anak setelah nanti lahir, tumbuh dan berkembang dewasa.
Dalam prosesnya ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru, Kabupaten Semarang, tahun 2016 juga menggunakan metode
menjalankan ibadah, seperti sholat fardlu, sholat sunnah, mengkuti kajian
rutinana (pengajian) dan berpuasa.
Dalam hasil observasi ibu INR mengungkapkan bahwa salah satu me-
tode yang digunakan dalam mendidik anak dalam kandungan adalah berpu-
asa yang bertujuan agar menjadi kebiasaan yang baik.
3. Metode Membaca
91
Anak dalam kandungan pada usia dua puluh minggu (lima bulan)
lebih bisa menyerap informasi melalui pengalaman-pengalaman stimulasi.
Metode ini dilakukan dengan cara metode membaca cerita.
Pada umumnya dalam keluarga Islam dianjurkan untuk sering
membaca surat Yusuf, yang terkenal dengan cerita keistimewaan Nabi
Yusuf baik fisik maupun mental, yakni cerdas, sabar, jujur dan memiliki
sifat kepemimpinan. Selain itu juga dianjurkan untuk membaca surat
Maryam dengan tujuan agar memperoleh kemudahan saat melahirkan dan
mendapatkan anak yang sholikhah.
Berdasarkan hasil wawancara kepada ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, tahun 2016 dalam
menerapkan pendidikan pranatal salah satunya mereka menggunakan
metode membaca. Pada umumnya ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 metode membaca yang paling
sering dibaca yaitu Al-Qur‟an, selain itu ada juga yang membaca artikel
sebagai tambahan wawasan.
4. Metode Berdzikir
Masa-masa kehamilan adalah masa yang cukup menegangkan bagi
calon ibu baru. Ada rasa takut, khawatir, resah, meski bercampur dengan
bahagia karena menanti sang buah hati. Terlebih lagi setelah memasuki
masa-masa persalinan. Ketegangan dan kekhawatiran biasanya semakin
meningkat.
92
Karena itulah, Islam memberikan tuntunan bagi para ibu hamil untuk
senantiasa berdzikir, agar segala gundah dan resah terhapus, digantikan oleh
rasa tenang dan bahagia.
Dzikir yang diterapkan oleh ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru, Kabupaten Semarang pada Tahun 2016 diantaranya adalah
membaca Al-Qur‟an, membaca kalimat toyyibah dan sholat.
4. Metode Komunikasi
Islam (2004:57) menuturkan, bahwa Metode ini bisa disebut sebagai
metode interaktif antara anak dalam kandungan dan orang-orang luar rahim,
seperti ayah, ibu, saudara-saudara bayi, dan anggota keluarga lainnya, yaitu
utuk menjalin dan mengajak berkomunikasi secara dialogis dengan anak
dalam kandungannya.
Terkait metode dialog atau komunikasi yang terjalin antara orang tua
dengan janin memiliki perasaan, kesadaran, dan daya ingat.
Melihat hasil wawancara pada ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 juga
mengungkapkan bahwa pada umumnya mereka mengajak berinteraksi
dengan janinnya yang melibatkan orang yang berada di sekitarnya. Adapun
metode komunikasi yang digunakan diantaranya berdialog, getaran, gerakan
dan mendengarkan musik Islami. Musik tidak hanya merupakan materi
hiburan yang memanjakan telinga. Alunan suara yang berirama ini bisa
dimanfaatkan untuk merangsang janin agar kelak menjadi anak cerdas dan
kreatif.
93
Dengan demikian, stimulasi pralahir dalam bentuk komunikasi, sama
halnya orang tua telah merangsang perkembangan otaknya sebelah kiri,
sehingga berkembang lebih dini.
5. Metode Mengikuti Pengajian Di Majelis Ta’lim
Metode mengikuti pengajian di majelis ta‟lim berarti merangsang bayi
yang dikandungnya untuk mengikuti pengajian, sejalan dengan itu ia akan
membina yang baik lagi Islami bagi dirinya dan bayinya.
Pada umumnya kegiatan majelis ta‟lim di Desa Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru, Kabupaten Semarang sudah menjadi kebiasaan di setiap derah.
Tidak sedikit masyarakat yang mengikuti kajian rutinan di setiap daerahnya
sendiri. Begitu juga dengan ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016, mereka tetap mengikutinya
sebagai ajang pendidikan Islam dan pendidikan sosial kepada masyarakat
lainnya.
6. Metode Bercerita
Metode bercerita atau medongeng kepada janin dalam kandungan
memberikan banyak manfaat bagi tumbuh kembang bayi dan anak nantinya.
Berbicara pada bayi sejak dalam kandungan akan meningkatkan
kemampuan berbahasa mereka ketika bayi sudah lahir dan dewasa.
Hasil wawancara pada ibu INR bahwa ia mengungkapkan salah satu
metode yang digunakan adalah metode bercerita Islam.
94
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Pendidikan Pranatal Menurut
IslamStudi KasusIbu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang Tahun 2016.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pendidikan pranatal
menurut Islam studi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan
Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016, baik yang bersifat mendukung
maupun yang menghambat. Di antara faktor yang mendukung, yaitu:
1. Dari Diri Sendiri
a. Motivasi yang kuat dimiliki ibu hamil dalam pendidikan pranatal
menurut Islamwalaupun sedikit demi sedikit.
b. Kesabaran dan ketelatenan ibu hamil dalam pendidikan pranatal menurut
Islam.
c. Perhatian dan kasih sayang yang besar terhadap perkembangan janin
karena termotivasi supaya anak yang berada dalam kandungan kelak
menjadi lebih baik dari pada orang tuanya.
2. Dari Keluarga
a. Dukungan yang kuat dari keluarga seperti suami, orang tua, mertua dan
keluarga lainnya sangat memotivasi dalam pendidikan pranatal menurut
Islam.
b. Seluruh keluarga mendo‟akan keselamatan ibu dan bayi,
menyelenggarakan ritual adat istiadat.
95
3. Dari Lingkungan
a. Berbicara dan menasehati tentang pengalaman hamil.
b. Lingkungan tempat tinggal yang masih menjunjung tinggi tradisi
keagamaan.
c. Lingkungan masyarakat yang terdapat berbagai kegiatan keagamaan dan
menjujung tinggi nilai luhur.
Sedangkan faktor yang menghambat dalam pendidikan pranatal menurut
Islam yaitu:
1. Dari Diri Sendiri
a. Ibu hamil kurang sabar.
b. Kesibukan ibu hamil, sehingga kurang memperhatikan pendidikan
pranatal menurut Islam.
c. Ibu hamil merasa malas.
2. Dari Keluarga
a. Jauh dari orang tua atau mertua ketika ada permasalahan yang terkait
dengan kehamilan.
b. Ketidak sadaran keluarga terhadap pendidikan pranatal menurut Islam.
3. Dari Lingkungan
a. Berada di daerah yang jauh dari tradisi-tradisi Islam.
Faktor merupakan segala hal yang dapat menghasilkan sesuatu yang
positif dan negatif , dengan kata lain asal-usul suatu masalah. Melihat analisis
di atas maka dapat dikatakan bahwa faktor penghambat dan pendukung dalam
96
pendidikan pranatal menurut Islam bersal dari ibu hamil itu sendiri, keluarga
dan lingkungan.
Keinginan ibu hamil untuk menciptakan generasi yang lebih baik dari
padanya, merupakan salah satu motivasi dalam mendidik janin secara Islami,
tetapi dengan berjalannya waktu kadang ibu hamil merasa letih, lelah dan
kadang kurang sabar. Begitu juga keluarga sangat mendukung dalam
menerapkan pendidikan Islam dan menyelenggarakan ritual adat istiadat yang
berhubungan dengan keselamatan si jabang bayi. Akan tetapi ketika ibu hamil
sedang ada masalah dengan kandunganya jauh dari sanak keluarga, dan
bahkan ada keluarga yang kurang kesadarannya dalam menerapkan pendidikan
Islam terhadap janin. Adapun faktor lingkungan yaitu, lingkungan tempat
tinggal dan masyarakat yang masih menjunjung tinggi tradisi agama Islam,
tetapi ada juga tempat tinggal yang daerahnya jauh dari tradisi-tradisi Islam.
Lingkungan yang baik maka akan membawa kepada kebaikan begitu juga
sebaliknya.
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pendidikan pranatal menurut Islam
ibu studi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru,
Kabupaten Semarang Tahun 2016, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pendidikan pranatal menurut Islamstudi kasus ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang,Tahun 2016, menunjukkan
upaya dalam pendidikan pranatal ibu hamil menggunakan berbagai metode.
Adapun metode yang digunakan adalah, metode berdo‟a, metode beribadah,
membaca Al-Qur‟an, metode berkomunikasi, metode berlagu, metode
berdzikir, dan metode mengikuti pengajian di majlis ta‟lim.
2. Adapun fakor pendukung dan penghambat pendidikan pranatal studi kasus
ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang
Tahun 2016 dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung dan faktor
penghambat. Rasa malas dari ibu hamil sendiri, kesibukan ibu hamil,
ketidak sadaran keluarga dalam menerapkan pendidikan pranatal
menurutIslam. Adapun faktor yang mendukung dalam menerapkan
pendidikan pranatal menurut Islam yaitu, motivasi ibu hamil yang
menginginkan kelak anaknya menjadi orang yang lebih baik, dukungan
keluarga, kepedulian masyarakat sekitar, dan lingkungan yang baik.
98
B. Saran
1. Kepada Orang Tua
a. Sebagai orang tua yang diberikan amanah berupa anak, orang tua harus
memelihara dan menjaga anaknya dengan cara bersyukur dan
mendidiknya dengan baik.
b. Ibu sebagai orang pertama yang langsung berhubungan dengan
kandunganya, harus menjaga kesehatan baik fisik maupun psikis.
c. Sebagai upaya pendidikan pranatal menurut Islam, orang tua
mengupayakan agar suasana dalam rumah tangga tentram sehingga
emosi ibu dapat terkontrol.
d. Kedua orang tuamerangsang kepada anak yang masih berada dalam
kandungan, supaya perkembangan otak bayi meningkat.
2. Kepada Masyarakat
Masyarakat ikut andil dalam pendidikan pranatal menurut Islam,
karena lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan bayi pranatal. Salah
satu penentu keberhasilan pendidikan pranatal menurut Islam adalah
lingkungan, yang tidak lain adalah masyarakat itu sendiri. Meski tidak turut
menjaga secara terus-menerus, dengan cara menciptakan lingkungan yang
bernuansa Islami, aman, tentram, dan damai maka akan sangat membantu
perkembangan bayi pranatal.
99
C. Penutup
Alhamdulillah, penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan kesempatan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis sudah mengupayakan yang
terbaik. Namun, penulis menyadari bahwa skripsi ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan skripsi ini.
Tak lupa penulis haturkan terimakasih atas bantuan semua pihak yang
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan skripsi ini.
Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita
berserah diri.
100
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, Alwiyah. 1999. Cara Baru Anak Sejak dalam Kandungan.
Bandung: Kaifa.
Achmadi. 2005. Ideologi Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Al-Asqolani, Hafidz Ibnu Hajar. Bulughul Maram. Surabaya: Darul Abidin.
Baharuddin dan Moh makin. 2007.Pendidikan Humanistik (Konsep, Teori, dan
Aplikasi Prakis dalam Dunia Pendidikan). Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Chang, William. 2014. Metodologi Penulisan Esai, Skripsi, Tesis dan Disertasi
untuk Mahasiswa. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Daradjat, Zakiyah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Departemen Agama Ri. 2005. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Jakarta: Syamil Cipta
Media.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Edisi Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.
Desmita. 2013. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dr. Sulaiman, Al-Kumayi. 2013. Cara Bijak Rosulullah dalam Mendidik Anak.
Yogyakarta: Real Books.
Hasbullah. 2012. Dasar-dasar Ilmu Pndidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Islam, Ubes Nur. 2004. Mendidik Anak dalam Kandungan, Optimalisasi Potensi
Anak Sejak Dini. Jakarta: Gema Insani.
Jalal, Abdul Fattah. 1988. Azas-azas Pendidikan Islam. Bandung: CV.
Diponegoro.
Langgunung, Hasan. 1988. Asas-Asas Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-
Husna.
Mansur. 2004. Mendidik anak sejak dalam kandungan. Yogyakarta: Mitra
Pustaka.
Moleong, Lexi J. 2005. Metodelogi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
101
Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di sekolah. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Abu Isa Bin Isa Ibnu Saurah. t.th. Sunan at Turmudzi: Darul Fikr.
Juz II.
Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian
Guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Mursid. 2010. Kurikulum dan pendidikan Anak Usia Dini. Semarang: AKFI
Media.
Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan dalam Islam. Surabaya: Usana Offset Printing.
Purwodarminto. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Rahman, Jamaal „Abdur. 2005. Tahapan Mendidik Anak Teladan Rosulullah.
Bandung: Irsyad Baitus Salam.
Rahmat, Jalaludin. 1998. Islam Alternatif. Bandung: Mizan.
Santana, Septiawan. 2007. Menulis Ilmiah Metodelogi Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Buku Obor.
Strauss, Anselm & Juliet Corbin. 2007. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: pustaka pelajar offset.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfbet.
Sukmadinata, 2012. Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. PT Remaja
Rosdakarya.
Tafsir, Ahmad. 2001. Ilmu Pendidikan dalam Perspektof Islam. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Uhbiyati, Nur. 2009. Long Life Education Pendidikan Anak Sejak Dalam
Kandungan Sampai Lansia. Semarang: Walisongo Press.
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) ,
Beserta Penjelasannya. 2003. Bandung: Citra Umbara.
www.lahiya.com/pengertian-pendidikan-dan–tujuan-menurut-ahli/ (20.07).
102
Lampiran I Gambar Selama Proses Penelitian
Wawancara Ibu FNJ
Aktivitas ibu KR saat Olahraga
103
Wawancara ibu VA
Keluaga ibu WN
104
INSTRUMEN PENELITIAN
I. PEDOMAN OBSERVASI
1. Mengamatimetode yang digunakan ibu hamil di Desa Rowoboni,
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang Tahun 2016 dalam pendidikan
pranatal menurut Islam.
2. Mengamati faktor pendukung dan penghambat pendidikan pranatal menurut
Islam pada ibu hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten
Semarang Tahun 2016.
II. PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Data Ibu Hamil di Desa Rowoboni, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten
Semarang.
2. Keadaaan Keluarga Ibu Hamil.
3. Identitas Responden.
III. PEDOMAN WAWANCARA
1. Identitas ibu hamil?
2. Berapa usia kandungan ibu?
3. Bagaimana kondisi kandungan ibu?
4. Bagaimana pandangan ibu tentang pendidikan pranatal menurut Islam?
5. Pada usia kandungan berapa Anda melakukan pendidikan pranatal
menurut Islam?
6. Bagaimana proses pendidikan pranatal menurut Islam yang Anda terapkan
terhadap janin Anda?
105
7. Metode apa saja yang ibu terapkan dalam pendidikan Islam pranatal pada
janin ibu?
8. Apa tujuan dari metode yang Anda terapkan dalam pendidikan pranatal
menurut Islam terhadap janin Anda?
9. Apa harapan Anda terhadap anak Anda setelah melakukan pendidikan
pranatal menurut Islam?
10. Apa faktor pendukung dalam pendidkan pranatal menurut Islam?
11. Apa faktor peghambat dalam pendidikan pranatal menurut Islam?
12. Bagaimana solusi untuk mengatasi hambatan tersebut ?
1
Nama :FNJ
Umur :28 Tahun
Usia kandungan :5 bulan
Pekerjaan :Karyawan Pabrik
Hari/ tanggal: Minggu, 02/10/2016
Pukul: 15.00-16.00
Pertanyaan Jawaban Kode
Selamat sore bu.. Selamat sore juga mbak, maaf sebe-
lumnya ini kok tumben main kesini.
Berapa usia kandungan
ibu
Usia kandungan saya 5 bulan, ya le-
bih sedikit.
Bagaimana kondisi
kandungan ibu
Ya.. Alhamdulilah sehat. Kandungan
saya ini merupakan anak ke-2, jadi
saya juga sudah tidak kaget lagi.
Biasanya cek ke dokter
berapa minggu sekali
bu
Untuk saat ini masih sebulan sekali,
tapi mungkin jika sudah masuk 7 bu-
lan, saya akan lebih sering periksa ke
dokter.
Kalau kegiatan ibu se-
hari-hari apa
Saya kerja.
Bekerja di mana Bekerja di Ungaran, pabrik obat.
Selama hamil ini ibu
masuk kerja terus
Iya, tapi kalau di tempat saya ker-
janya kan mengikuti shift, jadi saya
juga mengikutinya. Tapi ya selama
hamil ini saya tidak pernah lembur.
Beda sama ketika saya belum isi.
Kalau menurut ibu
pendidikan anak dalam
Ya selama anak belum lahir kita me-
lakukan hal yang baik dan yang aga-
2
kandungan secara Is-
lam itu apa bu
mis-agamis gitu.
Misalnya Saya menjaga perbuatan saya, selain
itu ketika kehamilan ini saya juga me-
laksanakan tradisi seperti neloni,
yang bertujuan agar anak saya se-
lamat
A.11
A.1
Pada usia berapa tradisi
itu di lakukan
3 mau masuk 4 itu namanya neloni,
kalau 7 bulan itu mitoni
A.1
Selain tradisi tadi,
kegiatan apa saja yang
dilakukan ibu untuk
merangsang kandungan
ibu agar menjadi anak
yang baik
Saya membaca Al-Qur‟an A.5
Tapi kan ibu kerja,
apakah ibu setiap hari
dalam membaca Al-
Qur‟an
Sebisa mungkin saya sempatkan.
Walau hanya sedikit.
Selain itu apa lagi ibu Setelah sholat saya berdzikir, ini san-
gat berbeda ketika belum hamil saya
jarang berdzikir.
A.2
Kalau berdo‟a Ya kalau itu pasti, karena katanya kan
do‟a kita pasti akan di dengar dan
dikabulkan oleh Allah. Jadi saya
minta semoga diberikan kemudahan
dalam melahirkan dan semoga anak
saya kelak menjadi anak yang sholih
dan lebih baik dari orang tuanya,
A.1
Kegiatan yang lainnya Saya ikut pengajian setiap malam A7
3
Sabtu, kebetulan di sini ada yasinan
di lanjutkan dengan ceramah dari to-
koh agama yang ada di desa ini.
Nah, dari kegiatan atau
cara yang dilakukan
ibu setiap hari itu tu-
juannya apa
Agar kelak anak saya mengetahui
agama dan menjadi anak yang sholih
Kemudian apa yang
menjadi motivasi atau
faktor pendorong
dalam menerapkan
pendidikan tersebut
Alhamdulilahnya, ada dorongan dari
keluarga baik itu suami, orang tua,
dan mertua selalu mendukung. Selalu
menasihati hal-hal kebaikan, jika saya
begini begitu, atau misal saya mela-
kukan hal yang tidak baik saya di in-
gatkan. Karena kebetulan rumah mer-
tua dekat dengan kami
B.2
Selain itu Makan-makanan yang bergizi dan
halal.
B.1
Kemudian faktor
penghambat dalam
mendidik anak dalam
kandungan
Kadang saya jika sudah merasa lelah,
setelah pulang kerja langsung istira-
hat. Selain itu kurang rutin dalam
menerapkan pendidikan secara Is-
lam..
C.1
Nama :KR
Umur :23 Tahun
Usia kandungan :5,5 bulan
Pekerjaan :Karyawan Pabrik
4
Hari/ tanggal :Selasa, 10/10/2016
Pukul :10.00-10.30
Pertanyaan Jawaban Kode
Berapa usia kandungan
ibu
Usianya 5,5 bulan mbak
Bagaimana kondisi
kandungan ibu
Alhamdulilah sekarang sudah sehat,
kemarin itu saya sempat drop karena
pekerjaan saya yang begitu banyak.
memang ibu kerja di
mana
Di pabrik sih, trus juga sering lem-
bur. tapi sekarang saya sudah keluar
mbak
Menurut ibu KR pen-
didikan anak dalam
kandungan secara Islam
itu apa
Dengan melakukan pendekatan se-
cara Islami,
Apakah ibu juga mela-
kukan cara itu terhadap
janin ibu
Oh iya, misalnya saya menjaga uca-
pan dan perbuatan, karena ucapan
yang tidak baik akan berakibat tidak
baik pula bagi janin.
A.11
Selian itu bu Setiap habis magrib saya mengaji
Al-Qur‟an tujuannya agar anak saya
kelak pintar ngaji dan menjadi anak
sholeh
A.5
Apakah ada kerja sama
antara ibu dengan suami
untuk mendidik janin
secara Islam
Kalau sama bapaknya malah di pu-
tarkan yang kaya habib syeich gitu-
gitu. Trus setiap malam bapaknya
juga sering mengajak ngobrol sama
janin ini
A.9
Faktor pendukung un-
tuk menerapkan pen-
Namanya baru cucu pertama kali ya
mbak, jadi orang tua saya itu selalu
B.2
5
didikan itu apa saja menjaga dan menasihati, diberitahu
mana makanan yang boleh di kon-
sumsi mana yang tidak boleh
Kalau dari suami Suami saya selalu memotivasi se-
moga anak kami kelak menjadi lebih
baik dari pada kami, dan selalu ada
kerja sama mbak
B.2
Kerja sama, contohnya
bagaimana bu
Kadang saya kalau lagi malas men-
gaji, yah suami saya yang ngaji di
dekat saya, kadang ya di ajak ngo-
brol, trus lagi kalau saya lagi malas
dengan pekerjaan, suami saya yang
mengerjakan.
B.2
A.5
Selain itu bu Setiap hari saya mengkonsumsi
makanan yang bergizi, susu, vitamin
dan olah raga
B.1
Kemudian faktor
penghambat dalam
menerapkan pendidikan
apa saja bu
Emmm ya mungkin karena waktu
saya yang padat, jadi saya kurang
maksimal dalam memperhatikan
pendidikan janin.
C.1
Nama :WN
Umur :28 Tahun
Usia kandungan :8,5 bulan
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Hari/ tanggal :Selasa, 06/10/2016
Pukul :09.00-09.30
6
Pertanyaan Jawaban Kode
Berapa usia kandungan
ibu
Usia kandungan saya 8 bulan lebih
sedikit, hampir 8,5.
Bagaimana kondisi kand-
ungan ibu
Alhamdulilah baik, sejak awal saya hamil
tidak pernah merasa mual atau bagaimana
gitu.
Menurut ibu pendidikan
pranatal secara Islam itu
bagaimana
Maksutnya pendidikan yang diberikan
terhadap anak yang masih dalam kandun-
gan secara Islam, misal sholat, kalau baca
Al-Qur‟an itu katanya di anjurkan mem-
baca surat Maryam dan Yusuf.
Kalau ibu sendiri
menerapkan pendidikan
itu tidak
Sejak awal hamil saya sudah menerapkan.
Karena ini kan anak yang ke-2 jadi saya
sudah ada gambaran dari pengalaman
anak saya yang pertama.
Bagaimana cara ibu
menerapkannya
Kebetulan ini tadi saya habis memutar
lagu Islami, soalnya kata dokter saya,
anak yang sering di dengarkan musik akan
lebih baik perkembangannya.
A.3
Selain itu Sholat malam mbak, saya sengaja ketika
isya‟ tidak sholat tapi jam 03.00 saya ban-
gun untuk melakukan sholat isya‟ dan
sholat-sholat sunah.
A.4
Tujuan dari sholat sunah
itu apa bu
Ya kalau orang tuanya berusaha sering
melakukan ibadah-ibadah kan, anaknya
juga nantinya seperti itu, dan untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT, ke-
mudian berdo‟a kepada Allah Semoga apa
yang kita inginkan untuk anak kami dika-
A.8
A.1
7
bulkan oleh Allah.
Jadi ibu sering sholat ma-
lam ya
Ya Insyaallah, karena kadang saya pesan
sama suami untuk membangunkan saya
pada malam hari. Kalau dzikir kan tidak
harus habis sholat, tapi dalam hal apa saja
berusaha mengingat dan menyebut na-
manNya.
B.2
A.2
Selain dari ibu sendiri
apakah suami ibu juga
membantu dalam pen-
erapkan pendidikan itu
Emm kalau suami saya itu sebenarnya
sibuk, tapi kadang menasihati dan men-
guatkan saya, kadang juga mengajak
ngomong-ngomong dengan janin ini,
kakaknya pun juga. Malah yang saya ta-
kutkan itu anak saya yang pertama
B.2
A.9
Takut kenapa Takut merasa iri dengan adiknya jika su-
dah lahir. Mulai sekarang sih sudah saya
beri pengertian untuk tidak iri dengan adi-
knya, agar tidak rewel terus.
C.2
Apa yang memotivasi ibu
untuk melakukan pen-
didikan janin secara Is-
lam
Dukungan dari keluarga, kadang saya di
suruh datang ke rumah orang tua saya.di
sana saya di berikan nasihat yang baik,
untuk menjaga anak dalam kandungan
saya juga. Kemudian dimasakan makanan
yang sehat dan bergizi. Karena akhir-akhir
ini kan saya malas makan.
B.2
Kalau dari suami ibu Adanya kerja sama di antara kami dan se-
lalu perhatian tidak hanya kepada saya
tetapi juga pada kandungan saya.
B.2
Kemudian adakah faktor
penghambat dalam
menerapkan pendidikan
Ketika di rumah sendiri itu saya malah
malas, dan akhir-akhir ini badan terasa
sakit.
C.1
8
prenatal secara Islam
Ketika saya mengerjakan sesuatu, ada
saja anak saya yang pertama ini masih ser-
ing rewel. Kaya tadi pagi itu lagi baca Al-
Qur‟an malah Gnt (anak pertama) rewel,
minta nyalakan tivi.
C.2
Kalau masyarakat di sini
bagaimana bu
Kalau masyarakat sini sih baik-baik, suka
memberi masukan dan nasihat untuk
perkembangan janin, dan masyarakatnya
sering mengadakan pengajian-pengajian
bahkan sering.
B.3
Nama :VA
Umur :21 Tahun
Usia kandungan :9,5 bulan
Pekerjaan :Ibu rumah tangga
Hari/ tanggal :Selasa, 07/10/2016
Pukul :09.00-09.30
Pertanyaan Jawaban Kode
Berapa usia kandungan ibu Usia kandungan saya sekarang 9,5
bulan
Kondisi kandungan ibu sehat
kan
Alhamdulilah sehat, insyaallah be-
suk HPLnya.
9
Apakah selama hamil ini ibu
merasakan hal yang tidak
enak
Malas, rasanya pingin tidur terus. C.1
Terus kegiatan ibu sehari-hari
apa
Saya dulu kerja di pbrik, tapi sejak
saya mengandung saya milih untuk
tidak bekerja dulu,
Menurut ibu pendidikan anak
dalam kandungan secara Is-
lam itu apa
Mengajarkan kebaikan kepada anak
yang masih dalam kandungan me-
lalui orang tuanya.
Apakah ibu juga menerapkan
pendidikan itu
Insyaallah saya menerapkannya
Pada usia berapa ibu
menerapkan pendidikan pre-
natal
Masuk usia 3 bulan
Bagaimana cara melaksana-
kan pendidikan tersebut
Ketika usia kandungan 3 masuk 4
bulan itu diteloni, dan ketika kand-
ungan saya 7 bulan itu dipitoni.
B.3
Kenapa harus ada hal neloni
dan mitoni
Karena itu merupakan do‟a agar
selamat dan diberikan kebaikan
kepada anak.
A.1
Selain itu cara apa lagi yang
ibu terapkan dalam menerap-
kan pendidikan pranatal
Membaca Al-Qur‟an setiap habis
magrib, selain itu juga berdo‟a un-
tuk kebaikan kandungan, supaya
selamat dan dimudahkan dalam
proses kelahiran. Apalagi sekarang
kandungan saya sudah tua
A.5
A.1
Biasanya surat apa saja yang
sering ibu baca
Kalau amalan saya setiap hari
membaca surat Maryam, itu saya
dikasih tau sama tetangga yang ke-
betulan menjadi tokoh agama di
A.1
A.5
10
desa ini.
Surat yusuf juga Kalau surat yusuf jarang sih mbak.
Kemudian selain membaca
Al-Qur‟an cara yang dilaku-
kan ibu apa
Em, kadang perut saya elus-elus
biar merasakan sentuhan dari
ibunya.
A.9
Kalau di desa sini ada acara
semacam rutinan bu
Ada
Ibu juga ikut rutinan itu Ikut, kadang saya juga ikut penga-
jian di masjid setiap minggu, biar
saya dan anak saya selalu menda-
patkan kebaikan dari Allah, selain
itu juga dapat bergaul dengan ibu-
ibu lain.
A.7
Kemudian faktor pendukung
apa saja yang memotivasi ibu
untuk menerapkan pendidi-
kan tersebut
Alhamdulilah kalau disekitar sini
itu masih banyak kegitan yang re-
ligius sehingga dapat memotivasi
untuk menciptakan generasi yang
lebih baik. Kalau mau ke masjid
juga dekat
B.3
Kalau dari keluarga Sebenarnya kalau dari keluarga ter-
utama ibu saya selalu mengingat-
kan dan mengarahkan pada kebai-
kan.
B.2
Selain itu bu Sebenarnya motivasi itu juga mun-
cul dari saya sendiri. Agar anak
saya menjadi sholih dan sholikhah
B.1
Kemudian faktor penghambat
dalam menerapkan pendidi-
kan pranatal
Saya kalau sudah duduk seperti
ini, kadang malas ngapa-ngapa.
Pengennya tidur terus mungkin ini
juga bawaan dari kehamilan ini.
C.1
11
Nama :INR
Umur :28 Tahun
Usia kandungan :9,5 Bulan
Pekerjaan :Pedagang
Hari/ tanggal :Selasa, 07/10/2016
Pukul :10.00-10.30
Pertanyaan Jawaban Kode
Berapa usia kandungan ibu Usia kandungan saya 9,5 lebih sedikit
mbak,
Bagaimana kondisi kand-
ungan ibu
Alhamdulilah kandungan saya sehat.
Kalau kegiatan ibu sehari-
hari apa
Saya jaga warung, kalau dulu saya kerja
di pabrik. Sekarang saya milih buka wa-
rung karena juga menjaga kandungan
ini.
Kemudian menurut ibu Kegiatan yang bertujuan untuk anak
12
pendidikan pranatal menu-
rut Islam itu apa
yang masih dalam kandungan yang dila-
kukan secara Islami. Yang bertujuan
agar anak yang kita kandung menjadi
anak yang baik.
Apakah ibu juga menerap-
kannya
Iya, memang kata bidan saya bayi yang
masih ada dalam kandungan sudah dapat
dididik.
Sejak usia berapa ibu
menerapkan pendidikan
tersebut
Saya melakukan ini sejak usia kandun-
gan 3 bulanan
Kemudian metode apa saja
yang dilakukan ibu dalam
menerapkan pendidikan
tersebut
Mulai lebih sering mengaji Al-Qur‟an
sampai sekarang dan semoga saja tetap
istiqomah agar anak saya menjadi anak
yang sholih.
A.5
Selain membaca Al-
Qura‟an apa lagi
Selain itu saya juga berpuasa, berlatih
untuk prihatin agar menjadi kebiasaan
baik.
A.8
Kalau hal yang paling ser-
ing ibu lakukan apa
Kadang perut saya elus-elus kemudian
saya ajak ngobrol.
A.9
Metode yang lain lagi bu Setelah sholat saya berdzikir dan berdo‟a
semoga anak saya lahir dalam keadaan
sempurna dan menjadi anak yang sholih.
A.2
A.1
Kemudian faktor pendu-
kung apa saja yang memo-
tivasi ibu untuk menerap-
kan pendidikan pranatal
Karena saya ingin memiliki anak yang
sholih sholikhah jadi saya berusaha un-
tuk memperbaiki diri saya sendiri.
B.1
Misalnya apa bu Mengaji, berpuasa, dan berdo‟a. A.5, A.8,
A.1
Kalau dari keluarga Suami saya selalu mengingatkan jika
saya salah, dan harus memperbaiki per-
B.2
13
buatan saya.
Kalau faktor yang
menghambat dalam pen-
didikan prantal apa bu
Kalau saya tidak terlalu sibuk, tapi
ketika badan saya terasa sakit saya lebih
baik istirahat.
C.1
Nama :DAZ
Umur :22 Tahun
Usia kandungan :2,5 Bulan
Pekerjaan :Ibu ramah tangga
Hari/ tanggal :Selasa, 08/10/2016
Pukul :10.00-10.20
Pertanyaan Jawaban Kode
Berapa usia kandungan
ibu
Usia kandungan saya 2 bulan
Bagaimana kondisi kand-
ungan ibu
Alhamdulilah sehat, saya senang sekali
dengan kandungan saya, karena ini meru-
pakan anak pertama saya.
Kalau kegiatan ibu se-
hari-hari apa
Saya ibu rumah tangga
Menurut ibu apakah anak
yang masih dalam kand-
ungan itu sudah dapat
dididik.
Menurut saya anak yang masih dalam Ra-
him itu sudah dapat dididik, karena kata
ibu saya anak yang masih dalam rahim itu
sudah dapat bergerak-gerak, seperti me-
14
nendang-nendang apa lagi kalau sudah
tua.
Menurut ibu pendidikan
pranatal menurut Islam
itu apa
Pendidikan untuk anaknya yang masih
ada dalam kandungan secara Islam.
Apakah ibu juga
menerapkan pendidikan
itu
Ya, sedikit-sedikit sudah menerapkan tapi
belum rutin, insyaallah kalau kandungan
sudah berusia 3 bulan saya akan lebih giat
lagi untuk mendidik anak saya.
Bagaimana cara ibu
menerapkan pendidikan
tersebut
Baca-baca artikel A.5
Selain itu Kalau habis magrib saya membaca Al-
Qur‟an, biar anak saya nantinya juga bisa
ngaji.
A.5
B.1
Kalau berdo‟a apa yang
ibu harapkan untuk calon
anak ibu ini
Sehabis sholat saya sempatkan berdzikir
dan do‟a untuk kesehatan, kemudahan,
dan kebaikan anak
A.2
A.1
Faktor pendukung apa
saja yang menjadikan ibu
termotivasi untuk
menerapkan pendidikan
pranatal secara Islam
Sekarang itu serba mudah ya, saya setiap
ada suatu masalah yang menyangkut diri
saya terutama kandungan ini, saya buka
google, membaca-baca artikel lalu saya
terapkan.
B.3
B.1
A.5
Selain itu bu Kalau dari saya termotivasi untuk
memiliki anak yang lebih baik, suami
saya juga
B.1
Kalau faktor yang
menghambat dalam
menerapkan pendidikan
pranatal menurut Islam
Kadang saya merasa lemas dan lelah, saya
tidak melakukan aktivitas. Ya mungkin
ini bawaan kandungan saya yang masih
berusia muda.
C.1
15
apa
Keterangan:
Untuk metode yang digunakan ibu hamil dalam pendidikan pranatal menurut Is-
lam berkode A.1-A.11
1. Metode do‟a :A.1
2. Metode berdzikir :A.2
3. Metode berlagu :A.3
4. Metode sholat :A.4
5. Metode Membaca :A.5
6. Metode menghafal :A.6
7. Metode mengikuti majlis ta‟lim :A.7
8. Metode menjalankan ibadah :A.8
9. Metode berdialog :A.9
10. Metode Bercerita :A.10
11. Metode menjaga perbuatan :A.11
Untuk faktor pendukung dalam pendidikan pranatal menurut Islam berkode :B.1-
B.3
1. Faktor diri sendiri :B.1
2. Faktor keluarga :B.2
3. Faktor lingkungan :B.3
16
Untuk faktor penghambat dalam pendidikan pranatal menurut Islam berkode :C1-
C2
1. Faktor diri sendiri :C.1
2. Faktor keluarga :C.2
3. Faktor lingkungan :C.4
17
18
19
20
21
22
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Chusnul Wardati
NIM : 111-12-108
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
No Tanggal Kegiatan Penyelenggara Sebagai Nilai
Jenis SKK: Sertifikat Kegiatan
1 05-07
September
2012
OPAK STAIN Salatiga DEMA STAIN
Salatiga
Peserta 3
2 08-09
September
2012
OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga
HMJ Tarbiyah STAIN
Salatiga
Peserta 3
3 10 September
2012
Orientasi Dasar Keislaman
(ODK)
CEC-ITTAQO
STAIN Salatiga
Peserta 2
4 11 September
2012
Seminar Entrepreneurship dan
Koperasi
Mapala MITAPASA
dan KSEI STAIN
Salatiga
Peserta 2
5 12 September
2012
Achievment Motivation Training JQH dan LDK STAIN
Salatiga
Peserta 2
6 13 September
2012
Library User Education UPT Perpustakaan
STAIN Salatiga
Peserta 2
7 29 September
2012
Seminar Nasional dengan tema:
“Urgensi Media dalam
Pergulatan Politik”
LMP Dinamika
STAIN Salatiga
Peserta 8
8 05-07 Oktober
2012
MAPABA PMII Joko Tingkir
Salatiga
PMII STAIN Salatiga
Peserta 2
23
9
23 Februari
2013
Seminar Nasional dalam ragka
pelantikan Mahasiswa Islam
Cabang Salatiga
HMI STAIN Salatiga Peserta 8
10 25 Maret 2013 Seminar Nasional dengan tema
“Ahlussunnah Waljamaah dalam
Perspektif Islam Indonesia”
Dewan Mahasiswa
STAIN Salatiga
Panitia 8
11 05 April 2013 Bedah buku “Berhenti Kerja
Semakin Kaya”
Komunitas pengusaha
muslim Salatiga
Peserta 2
12 06 Mei 2013 Pelatihan ketrampilan Pondok Pesantren Edi
Mancoro
Peserta 2
13 27 Mei 2013 Seminar Nasional
Enterpreneurship
Koperasi Mahasiswa
(KOPMA) Fatawa
STAIN Salatiga
Peserta 8
14 01 Juni 2013 Seminar Nasional dengan tema
“How to Develop the Best
Generation”
Communicative
English Club (CEC)
STAIN Salatiga
Peserta 8
15 03 Agustus
2013
Asramanisasi Ramadhan 1434 H Pondok Pesatren Edi
Mancoro
Panitia 3
16 30 September
2013
Sosialisasi dan Silaturahim
Nasional “Sosialisasi UU No.1
Th. 2013, Peran serta Fungsi
OJK & Peran Pemerintah dalam
Pengawasan LKM (Lembaga
Keuangan Mikro)”
HMJ Tarbiyah & HMJ
Syariah STAIN
Salatiga
Peserta 8
17 26 Desember
2013
Peringatan Hari Lahir Pondok
Pesantren Edi Mancoro ke-24
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
Panitia 3
18 27 Mei 2014 Pelatihan Manasik Haji Pondok Pesantren Edi Peserta 2
24
Mancoro
19 08 Juli 2014 Gerakan Santri Menulis Suara Merdeka Peserta 4
20 19 Juli 2014 Pesantren Kilat LDK Darul Amal
STAIN Salatiga
Pemateri 4
21 22 Juli 2014 Asramanisasi Ramadhan 1435 H Pondok Pesantren Edi
Mancoro
Panitia 3
22 20-21 Agustus
2014
Opak Jurusan Tarbiyah STAIN
Salatiga
HMJ Tarbiyah STAIN
Salatiga
Panitia 3
23 08 November
2014
Diklat Micoiteaching HMPS Pendidikan
Agama Islam
Peserta 2
24 15 November
2014
Kegiatan Sosialisasi Karya Nyata
dan KaryaTulis Tingkat
Kecamatan Sidomukti Kota
Salatiga
Pemerintah Kota
Salatiga, UPT Dinas
Pendidikan Pemuda
dan Olahraga, Pusat
Kegiatan Gugus
(PKG), Kec.
Sidomukti, Kota
Saltiga
Peserta 2
25 22 Desember
2014
Bedah Kurikulum PAUD Himpaui Kota Salatiga Peserta 2
26 07 Februari
2015
Sosialisasi Peningkatan
Kesehatan dengan Peserta Guru
PAUD (KB/TPA/SPS/TK)
Tingkat Kota Salatiga
Rumah Sakit Umum
Daerah Salatiga dan
Dinas Pendidikan
Pemuda dan Olahraga
Kota Salatiga
Peserta 2
27 31 Maret 2015 Pelatihan Kompetensi Tenaga
Pendidik PAUD
Pemerintah Kota
Salatiga dan Dinas
Pendidikan dan
Olahraga
peserta 2
28 17 Mei 2015 Bedah Novel “Gus Dur dan Pondok Pesantren Edi Peserta 2
25
Sinta” Mancoro
29 06 Juni 2015 Haflah Akhirussanah Khotmil
Qur‟an dan Haul KH.Sholeh dan
KH. Ridwan
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
Panitia 3
30 22 Juni 2015 Kegiatan Kelompok Guru (KKG)
GUGUS PAUD BIMA Kec.
Sidomukti
Kepala UPT Dinas
Pendidikan, Pemuda
dan olahraga
Peserta
8
31 18 Oktober
2015
Sarasehan dengan tema
“Meneguhkan Peran Santri
Sebagai Generasi Penerus
Bangsa”
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
Peserta 2
32 14 Mei 2016 Ijazah Kulliyatud Dirosah Al
Islamiyah wal Ijtima'iyah (KDII)
Yayasan Edi Mancoro Peserta 2
33 27 Juni 2016 Kegiatan Asramanissi Ramadhan
1437 H
Pondok Pesantren Edi
Mancoro
Peserta 2
Jenis SKK : Surat Keputusan
34 10 Juni 2013 Surat Keputusan Nomor:
015/KQ-EM/SK/VI/2013
Khatam Al-Qur‟an (Juz 30
Bilghoib)
Pengasuh dan Pengurus Pondok
Pesantren Edi Mancoro
3
33 22 Juli 2014 Surat Keputusan Nomor:
01/ORG.S.PPEM/VII/2014
Pengangkatan Pengurus
Organisasi Santri Pondok
Pesantren Edi Mancoro Masa
Khidmad 2014-2015
Pengasuh PP. Edi Mancoro dan
Pengurus Harian Yayasan Edi
Mancoro
4
26
27