1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi membawa perubahan yang besar dalam setiap aspek
kehidupan dunia. Perekonomian, pendidikan, sosial, budaya, perdagangan,
dan bahkan politik tidak terlepas dari pengaruh bebas era globalisasi. Kondisi
saat ini yang serba praktis, cepat, dan terbuka membawa pengaruh kepada
cara berpikir individu-individu yang hidup ditengah masyarakat. Kondisi
berpikir tersebut kemudian menjadi acuan dalam bertindak dan berprilaku.
Meskipun kini kebebasan telah menjadi hal mutlak dalam kehidupan global
dunia, namun tindakan dan prilaku menjadi hal yang sangat berpengaruh
terhadap aktivitas sosial seseorang ditengah orang lainnya. Terlepas dari
majunya peradaban yang tidak akan berubah ialah bahwa manusia yang satu
tidak akan dapat hidup tanpa manusia yang lain. Sudah menjadi kodrat
bahwa manusia hidup berkelompok dan saling berinteraksi. Hingga dalam
kehidupan kelompok tersebut perlu dipilih seseorang untuk memimpin dan
mengarahkan pada tujuan yang sama-sama ingin dicapai oleh kelompok.
Kepemimpinan berlangsung dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Kepemimpinan sebagai suatu proses dapat berlangsung didalam dan diluar
suatu organisasi (kelompok). Kepemimpinan yang efektif merupakan proses
yang dinamis, karena berlangsung di lingkungan suatu organisasi sebagai
sistem kerjasama sejumlah manusia untuk mencapai tujuan tertentu, yang
bersifat dinamis pula. Kepemimpinan merupakan masalah manusia, karena
yang memimpin dan yang dipimpin adalah manusia, yang memiliki berbagai
keterbatasan. Keterbatasan tersebut tidak dapat dilampaui manusia, yang
mengharuskan kepemimpinan dilaksanakan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kepemimpinan yang dipimpin.
Kebanyakan orang masih cenderung mengatakan bahwa pemimipin
yang efektif mempunyai sifat atau ciri-ciri tertentu yang sangat penting
misalnya cerdas, berani, teguh pendirian, kharismatik, bijaksana, pandangan
ke depan, dan memiliki daya persuasi. Persuasi sendiri bermakna sebagai
2
kemampuan untuk membujuk atau mempengaruhi orang lain dengan halus
sesuai dengan yang diinginkan oleh penyampai pesan/komunikator. Dapat
dikatakan bahwa seorang pemimpin tidak dapat lepas dari kemampuan dalam
berkomunikasi. Karena, seorang pemimpin cenderung untuk mempengaruhi
orang lain maka kemampuan dalam berkomunikasi dapat membantu hal
tersebut.
Pentingnya hubungan komunikasi dan kepemimpinan dalam organisasi
adalah untuk memperbaiki organisasi itu sendiri. Serta kemajuan organisasi,
dimana suatu organisasi biasa dikatakan sukses apabila hubungan komunikasi
antar anggota berjalan harmonis. Begitu pula kepemimpinan sangat
diperlukan bila organisasi ingin sukses. Karena kepemimpinan
mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok kearah pencapaian tujuan
bersama.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini ialah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan pemimpin dan kepemimpinan?
2. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi?
3. Apakah hubungan kepemimpinan dengan komunikasi?
4. Berikan studi kasus terkait dengan kepemimpinan dan komunikasi!
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui maksud dari pemimpin dan kepemimpinan.
2. Untuk mengetahui maksud dari komunikasi.
3. Untuk mengetahui hubungan kepemimpinan dengan komunikasi.
4. Untuk mengetahui studi kasus terkait dengan kepemimpinan dan
komunikasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan
1. Pengertian Pemimpin
Dalam bahasa Indonesia "pemimpin" sering disebut penghulu,
pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak,
ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah
memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang
berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai
cara. Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal
dari kata dasar yang sama "pimpin". Namun demikian ketiganya digunakan
dalam konteks yang berbeda. Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam
sistem tertentu, karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu
memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin.
Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan
ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang. Oleh
sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan "pemimpin".
Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan, khususnya kecakapan/kelebihan di satu bidang sehingga dia
mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi Leader,
yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan
makna LEAD adalah:
a. Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan
kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
b. Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya
dan mewariskan tacit knowledge pada rekan-rekannya.
c. Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
d.Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan
kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
4
2. Tugas dan Peran Pemimpin
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
a. Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung
jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf,
teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar
organisasi.
b. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan
(akuntabilitas): Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun
tugas menjalankan tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome
yang terbaik. Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan staff-nya
tanpa kegagalan.
c. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses
kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun
tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan
pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf.
Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara
efektif, dan menyelesaikan masalah secara efektif.
d. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang
pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin
harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas dan
kaitannya dengan pekerjaan lain.
e. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim
dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang
mediator (penengah).
f. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu
mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang
pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
g. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat
memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
5
a. Peran hubungan antar perorangan, fungsinya sebagai pemimpin yang
dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
b. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru
bicara.
c. Peran pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan
gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.
3. Kriteria Seorang Pemimpin dan Pemimpin Sejati
Kriteria Seorang Pemimpin
Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi
beberapa kriteria,yaitu:
a. Pengaruh : Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang
yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan.
Pengaruh ini menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain
tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell, penulis
buku-buku kepemimpinan pernah berkata: Leadership is Influence
(Kepemimpinan adalah soal pengaruh).
b. Kekuasaan/power : Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain
karena dia memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain
menghargai keberadaannya. Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki
sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang mau menjadi
pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki sang pemimpin ini
menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang
pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini
menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, dimana kedua
belah pihak sama-sama saling diuntungkan.
c. Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan
kepada pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam
melaksanakan suatu hal/kebijakan. Wewenang di sini juga dapat dialihkan
kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang pemimpin percaya bahwa
bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung
6
jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk
melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.
d. Pengikut : Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh,
kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai
pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya
yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang
pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada.
Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan
tidak dapat berdiri sendiri.
Pemimpin Sejati
Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
a. Visioner: Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa
para pengikutnya. Tujuan hidup adalah poros hidup, Andy Stanley melihat
pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan
berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan
sebuah kepemimpinan.
b. Sukses Bersama: Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses
bersamanya. Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan
hanya bagi dirinya sendiri, namun ia tidak kuatir dan takut serta malah
terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama
dirinya meraih kesuksesan bersama.
c. Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn
Continuous): Banyak hal yang harus dipelajari oleh seorang pemimpin jika
ia ingin bertahan sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya.
Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan
belajar dari pengalaman diri dan orang lain adalah penting bagi seorang
Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan
bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para pemimpin akan
mendorong skill kepemimpinan akan meningkat.
d. Mempersiapkan calon-calon Pemimpin Masa depan: pemimpin sejati
bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan
7
kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja.
Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang
mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan.
Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat
disebut seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek
kehidupan ini, seorang pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika ia
mampu menemukan para pemimpin muda lainnya.
4. Macam-macam Persyaratan Pemimpin
Persyaratan Pemimpin
Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat:
a. S1DDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari
kesalahan
b. FATHONAH artinya cerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan
professional.
c. AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel.
d. TABLIGH artinya senantiasa menyampaikan risalah kebenaran, tidak
pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.
Di dalam Alkitab peminipin harus mempunya sifat dasar:
Bertanggung jawab, berorientasi pada sasaran, tegas, cakap,
bertumbuh, memberi teladan, dapat membangkitkan semangat, jujur,
setia, murah hati, rendah hati, efisien, memperhatikan, mampu
berkomunikasi, dapat mempersatukan, serta dapat mengajak.
Pada ajaran Budha di kenal dengan DASA RAJA DHAMMA yang terdiri
dari :
a. DHANA (suka menolong, tidak kikir dan ramah tamah).
b. SILA (bermoralitas tinggi).
c. PARICAGA (mengorbankan segala sesuatu demi rakyat).
d. AJJAVA (jujur dan bersih).
e. MADDAVA (ramah tamah dan sopan santun).
8
f. TAPA (sederhana dalam penghidupan).
g. AKKHODA (bebas dari kebencian dan permusuhan).
h. AVIHIMSA (tanpa kekerasan).
i. KHANTI (sabar, rendah hati, dan pemaaf).
j. AVIRODHA (tidak menentang dan tidak menghalang-halangi).
Trait Theory (Keith Davis)
Ciri Utama Pemimpin Yang Berhasil.
a. Intelegensia.
b. Kematangan Sosial.
c. Inner Motivation.
d. Human Relation Attitude.
Ciri-Ciri Pemimpin Sukses ( Stogdill; 1974)
a. Adaptable To Situations.
b. Alert To Social Environment.
c. Ambitious And Achievement Oriented.
d. Assertive.
e. Cooperative.
f. Decisive.
g. Dependable.
h. Desire To Influence Others.
i. Energetic (High Activity Level).
j. Persistent.
k. Self-Confident.
l. Tolerant Of Stress.
m. Willing To Assujne Responsibility.
Skills Pemimpin Sukses (Stogdill; 1974):
a. Clever.
b. Conceptually Skilled.
c. Creative.
9
d. Diplomatic And Tactful.
e. Fluent In Speaking.
f. Knowledgeable About Group Task.
g. Organized (Administrative Ability).
h. Persuasive.
i. Socially Skilled.
5. Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat
penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah
aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha). Sedangkan menurut
Robbins. Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu
kelompok untuk mencapai tujuan. Menurut Ngalim Purwanto (1991:26)
Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-
sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai
sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan
dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela,
penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur
pokok antara lain:
a. Kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau
organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi.
b. Dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses
mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
c. Adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok
orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Dari sini dapat
dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan
10
kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam
melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin
harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau
masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu
memberikan kontribusi yang positif dalam usaha mencapai tujuan.
B. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan
informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan
kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan
pembangkitan balasannya.
Definisi komunikasi menurut Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan
terutama ilmu komunikasi menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa
“communication is the process by which a system is established, maintained
and altered by means of shared signals that operate according to rules”.
Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan
diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima
dilakukan sesuai dengan aturan. Sedang menurut Onong Uchjana Effendy
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang
lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara
lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media).
Analisis komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari
dalam menyampaikan pesan/rangsangan (stimulus) yang terbentuk melalui
sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama lain
memiliki peran dalam membuat pesan, mengubah isi dan makna, merespon
pesan/rangsangan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Dengan
tujuan sang "receiver" (komunikan) dapat menerima sinyal-sinyal atau pesan
yang dikirimkan oleh "source" (komunikator).
Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan
siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa, dengan akibat atau
hasil apa (who, says what, in which channel, to whom, with what effect).
Analisis 5 unsur komunikasi menurut Lasswell (1960):
11
a. Who (siapa/sumber)
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi,
bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai
komunikator.
b. Says What (pesan)
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima
(komunikan), dari sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan
seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan, nilai,
gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan yaitu makna,
symbol untuk menyampaikan makna, dan bentuk/organisasi pesan.
c. In Which Channel (saluran/media)
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber)
kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun
tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dan lain-lain).
d. To Whom (untuk siapa/penerima)
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari
sumber. Disebut tujuan/pendengar/khalayak/komunikan/penafsir/penyandi
balik(decoder).
e. With What Effect (dampak/efek)
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima
pesan dari sumber,seperti perubahan sikap,bertambahnya pengetahuan,
dan lain-lain.
Dimana komunikasi adalah pesan yang disampaikan kepada
komunikan (penerima) dari komunikator (sumber) melalui saluran-saluran
tertentu baik secara langsung/tidak langsung dengan maksud memberikan
dampak/effect kepada komunikan sesuai dengan yang diingikan
komunikator.Yang memenuhi 5 unsur who, says what, in which channel, to
whom, with what effect.
12
1. Tujuan Komunikasi
Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara
spesifik sebagai berikut:
a. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
b. Mempengaruhi perilaku seseorang
c. Mengungkapkan perasaan
d. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
e. Berhubungan dengan orang lain
f. Menyelesaian sebuah masalah
g. Mencapai sebuah tujuan
h. Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik
i. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain
2. Macam-macam Komunikasi
Komunikasi Menurut Cara Penyampaianya
Dalam kehidupan sehari-hari, berkomunikasi sangatlah penting. Namun
terkadang tidak semua orang terampil dalam berkomunikasi.
a) Menurut cara penyampaianya, komunikasi dapat dibedakan menjadi 2
yaitu :
Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan yaitu komunikasi yang dilakukan secara bertatap
muka langsung atau secara lisan tanpa dibatasi oleh jarak . Di dalam
komunikasi lisan, ada dua cara dasar di dalam berkomunikasi, yaitu:
Komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Di dalam
komunikasi verbal, kita menyampaikan pesan menggunakan kata-
kata (bahasa).
Komunikasi non-verbal, kita mengirimkan pesan menggunakan
tanda-tanda, simbol, sikap tubuh (gesture), ekspresi wajah, nada
bicara dan tekanan kalimat.
13
Komunikasi Tertulis
Komunikasi tertulis merupakan komunikasi yang dilakukan bisa
dalam bentuk surat, naskah, blangko, gambar atau foto maupun dalam
bentuk tulisan yang dimaksudkan untuk menyampaikan informasi
secara singkat, jelas, dan lain-lain. Dalam berkomunikasi secara
tertulis, sebaiknya dipertimbangkan maksud dan tujuan komunikasi
itu dilaksanakan. Disamping itu perlu juga resiko dari komunikasi
tertulis tersebut, misalnya aman, mudah dimengerti dan menimbulkan
pengertian yang berbeda dari yang dimaksud.
b) Komunikasi Menurut Perilaku
Komunikasi menurut perilaku merupakan komunikasi yang terjadi
secara otomatis sehingga dapat dipengaruhi oleh perilaku sekeliling kita
ataupun posisi seseorang. Dalam komunikasi perilaku dapat dibedakan
sebagai berikut:
Komunikasi formal
Komunikasi yang terjadi diantara anggota organisasi atau yang tata
cara berkomunikasinya telah diatur dalam struktur organisasinya.
Komunikasi formal didominasi oleh sifat-sifat korelasional keluar
atau ke dalam dari vitalitas potensi-potensinya. Korelasi ke luar atau
ke dalam mempunyai makna perbedaan antara sifat-sifat yang di
luar dan sifat-sifat yang di dalam. Korelasi antara perbedaan sifat
itulah yang menentukan sifat dari subyek atau obyek
komunikasinya. Komunikasi biasa terjadi dalam situasi seminar,
kerja perusahaan, konferensi, rapat, dan lain-lain.
Komunikasi Informal
Yaitu komunikasi yang berada dalam sebuah organisasi yang tidak
disetujui secara resmi Salah satu bentuknya adalah rantai desas-
desus (grapevine chains). Desas-desus dalam organisasi terdiri dari
beberapa jaringan komunikasi informal yang saling tumpang tindih
dan berpotongan di sejumlah titik, artinya beberapa orang
14
mempunyai banyak informasi kemungkinan menjadi bagian
jaringan informal.
c) Komunikasi Menurut Ruang Lingkup
Dalam komunikasi menurut ruang lingkup dapat dibedakan sebagai
berikut :
Komunikasi Internal
yaitu komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau
lingkungan organisasi perushaan yang terjadi diantara anggota
organisasi atau perusahaan itu saja. Dalam komunikasi Internal ini
dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
Komunikasi Vertikal
Komunikasi Horisontal
Komunikasi Diagonal
Komunikasi Eksternal
yaitu komunikasi yang terjadi antara pimpinan organisasi
(perusahaan) dengan audience diluar organisasi. Komunikasi
dengan pihak luar dapat berbentuk :
Eksposisi, pameran, promosi, dan publikasi
Konferensi Pers
Siaran Televisi, radio, dan sebagainya
Bakti sosial dan pengabdian pada masyarakat
d) Komunikasi Menurut Aliran Informasi
Dalam Komunikasi yang paling dibutuhkan adalah sebuah informasi,
karena informasi itu nantinya akan menentukan macam komunikasi
yang sedang terjadi. Dalam komunikasi menurut aliran informasi ini
dapat dibedakan sebagai berikut:
Komunikasi Satu arah (Simplex)
Komunikasi yang terjadi dari satu pihak saja. Biasanya komunikasi
ini terjadi dalam keadaan mendadak atau darurat.
15
Komunikasi Dua Arah
Komunikasi yang terjadi secara timbal balik. Maksudnya adalah
dalam komunikasi ini dapat saling menguntungkan anatara kedua
belah pihak.
Komunikasi Keatas
Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan
Komunikasi ke bawah
Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.
Komunikasi Kesamping
Komunikasi yang terjadi diantara orang-orang yang memiliki
kedudukan sejajar.
e) Komunikasi Menurut Jumlah yang Berkomunikasi
Komunikasi bisa terjadi antar sesama manusia baik kelompok atau
perorangan. Oleh karena itu banyak sedikitnya jumlah yang
berkomunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri.
Komunikasi menurut jumnlah yang berkomunikasi dapat dibedakan
sebagai berikut:
Komunikasi Perorangan
yaitu komunikasi yang terjadi hanya pada perorangan saja atau
individual dengan bersifat pribadi. Misalkan saja cerita tentang
permasalahan pribadi dan lain-lain.
Komunikasi Kelompok
yaitu komunikasi yang berlangsung didalam suatu kelompok atau
organisasi mengenai masalah-masalah yang menyangkut
kepentingan banyak orang dalam kelompok maupun organisasi.
C. Hubungan Kepemimpinan dan Komunikasi
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan
kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tidak ada kepemimpinan tanpa
16
komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu,
berwawasan luas ke depan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan
rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.
Kemampuan berkomunikasi akan sangat menentukan berhasil tidaknya
seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin (leader)
memiliki pengikut (follower) guna merealisasikan gagasannya dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi
bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi
perilaku orang lain.
Seperti yang dilakukan oleh orang lain, setiap tindakan, keputusan, dan
arahan yang diambil atau diberikan oleh seorang pemimpin, juga dilakukan
dengan berkomunikasi. Hanya saja, setiap pemimpin dituntut untuk lebih
efektif dan efisien dalam berkomunikasi, mengingat krusialnya implikasi dari
setiap tindakan, keputusan dan perilaku seorang pemimpin. Komunikasi
kepemimpinan atau leadership communication, adalah sebuah model
komunikasi bagi para pemimpin, di mana bentuk komunikasi disesuaikan
dengan posisinya sebagai pemimpin. Ini berarti, ada spesifikasi khusus dari
elemen bahasa yang digunakannya.
Dalam hubungan kepemimpinan dengan orang-orang yang dipimpin,
komunikasi merupakan salah satu pokok penting. Seorang pemimpin harus
dapat berkomunikasi dengan bawahannya juga dengan atasannya. Komunikasi
yang baik akan menolong menciptakan rasa kebersamaan dalam satu
kelompok atau organisasi. Komunikasi yang tepat guna akan menghilangkan
beda pengertian antara bawahan dan pimpinan maupun diantara bawahan itu
sendiri. Adapun yang dimaksud dengan komunikasi yang tepat guna adalah
salah satu proses yang melibatkan pemindahan informasi dan artinya,
sehingga penerima informasi itu memberi interpretasi sesuai yang dimaksud
oleh penginformasi tersebut. Komunikasi yang tepat guna berlangsung baik
apabila terdapat hubungan yang baik antara kelompok. Dalam hal ini, tentu
harus terdapat saling menghargai dan menghormati antara pimpinan dan
bawahan.
17
Dalam organisasi terdapat saluran komunikasi formal dan informal.
Pemimpin yang baik harus dapat memahami kedua saluran ini. Kepemimpinan
yang tepat guna adalah pada waktunya dapat menjalankan kedua saluran
komunikasi tersebut. Dalam hubungan bawahan dan pimpinan perlu memupuk
komunikasi tidak formal. Seringkali komunikasi tidak formal lebih berdaya
guna dibanding dengan komunikasi formal dalam hubungannya dengan
memupuk kerjasama untuk mencapai tujuan. Jadi, pemimpin yang efektif
harus memahami pentingnya komunikasi yang baik. Masalah dalam
komunikasi (miskomunikasi) dapat menyebabkan permasalahan di dalam
suatu organisasi.
D. Studi Kasus Kepemimpinan dan Komunikasi
1. Studi kasus calon Hakim Agung Muhammad Daming Sanusi yang di
usulkan untuk diberhentikan oleh Komisi Yudisial (KY) setelah
pernyataannya terkait kasus pemerkosaan dalam Uji Kelayakan dan
Kepatutan di Komisi III DPR
Calon Hakim Agung Muhammad Daming Sanusi mengaku kata-kata
yang dilontarkannya bahwa "pemerkosa dan korban sama-sama menikmati"
keluar spontan begitu saja karena ia tegang mendapat pertanyaan anggota
Komisi III DPR.
Ketegangan tersebut membuatnya salah bicara dan kata-kata yang
meluncur dari mulutnya keluar tanpa direncanakan. Hal tersebut
diungkapkannya menanggapi kecaman banyak pihak terhadap dirinya karena
dianggap merendahkan korban pemerkosaan.
"Sampai keluar kata-kata seperti itu karena saya berpikir keras untuk
menjawab pertanyaan anggota Komisi III. Saya dalam keadaan tegang harus
berpikir menjawab pertanyaan yang kompleks dari sejumlah anggota Komisi
III dengan latar belakang ilmu. Akhirnya, sampai keluar kata-kata seperti itu,
jelas di luar konsep saya," kata Daming kepada wartawan dengan mata
berkaca-kaca.
Daming menjelaskan, setelah mengungkapkan perkataan seperti itu
dirinya langsung menyesal setengah mati. Menurut dia, kata-kata seperti itu
18
sangat tidak pantas. Mengeluarkan pernyataan itu, katanya, bertolak belakang
dengan pendiriannya.
"Pendirian saya bukan seperti itu. Pengalaman saya dalam
penanganan pemerkosaan, saya menghukum dengan seberat-beratnya.
Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan dari hati dan lubuk hati
paling dalam bahwa kata-kata saya bukan sama sekali disengaja,"
katanya.
Ia mengakui, kata-kata tersebut sangat tidak patut keluar dari mulut
seorang calon hakim agung. Menurut dia, banyak hal berubah setelah dirinya
mengungkapkan kata-kata tidak pantas itu. Dirinya sangat menyayangkan
tindakannya karena publik akan menilai Daming dengan sangat berbeda.
"KELUARGA SAYA SANGAT MEMBENCI KATA-KATA ITU,"
tuturnya dalam penuh rasa sesal.
Pernyataan yang menuai kecaman itu dikatakan Daming saat uji
kepatutan dan kelayakan calon hakim agung di hadapan anggota Komisi III
DPR.
Daming melontarkan ucapan itu untuk menanggapi pertanyaan anggota
Komisi Hukum mengenai hukuman mati bagi pemerkosa. Daming mengaku
tak sependapat jika pemerkosa dihukum mati.
Ketika ditanya alasannya, hakim senior ini menjawab bahwa dalam
kasus pemerkosaan pelaku dan korban sama-sama menikmati. Tak lama
setelah ia selesai uji kapatutan, ia mengatakan, jawaban itu untuk mencairkan
suasana karena langsung membuat sejumlah anggota DPR tertawa.
2. Pada 20 Januari 1963, Indonesia mengambil sikap bermusuhan
terhadap Malaysia. Bangsa ini tidak terima dengan tindakan
demonstrasi anti-Indonesia yang menginjak-injak lambang negara
Indonesia, Garuda
Untuk balas dendam, Presiden Soekarno melancarkan gerakan yang
terkenal dengan nama Ganyang Malaysia. Soekarno memproklamirkan gerakan
Ganyang Malaysia melalui pidato pada 27 Juli 1963. Berikut isinya:
19
Kalau kita lapar itu biasa
Kalau kita malu itu juga biasa
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia, kurang ajar!
Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh
Malaysian keparat itu
Doakan aku, aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa,
sebagai martir Bangsa
dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya.
Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk
melawan kehinaan ini
kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih
memiliki Gigi yang kuat
dan kita juga masih memiliki martabat.
Yoo...ayoo... kita... Ganjang...
Ganjang... Malaysia
Ganjang... Malaysia
Bulatkan tekad
Semangat kita badja
Peluru kita banjak
Njawa kita banjak
Bila perlu satoe-satoe!
Bisa terbakar semangat patriotisme bangsa Indonesia mendengar pidato
Soekarno itu. Kedaulatan Indonesia dianggap harga mati bagi Proklamator
Republik Indonesia itu.
20
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari keseluruhan isi makalah ini ialah sebagai berikut:
1. Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan, khususnya kecakapan/kelebihan di satu bidang sehingga dia
mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan.
2. Kepemimpinan merupakan aktivitas dan sekumpulan cara yang pada dasarnya
berhubungan dengan keterampilan dan kecakapan untuk tercapainya tujuan
yang di inginkan.
3. Dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan berhubungan erat dengan manusia
atau orang lain yang sifatnya pasti dan mutlak. Terlepas dari itu dalam
kepemimpinan diperlukan suatu keterampilan dan wawasan serta di imbangi
dengan kemampuan berkomunikasi yang baik, tidak akan berarti wawasan dan
keterampilan bila tidak di imbangi dengan kemampuan berkomunikasi.
Dengan komunikasi akan sangat menentukan keberhasilan seorang pemimpin
dalam mempengaruhi orang lain.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://gmup.ugm.ac.id/buku/detail/69
http://baladevil.wordpress.com/2013/01/12/hubungan-kepemimpinan-dan-
komunikasi-dalam-organisasi/
http://referensi-kepemimpinan.blogspot.com/2009/03/pengertian-pemimpin.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_definisi_komunikasi
http://hery-yaningsih.blogspot.com/2010/03/bab-3-macam-macam-
komunikasi.html
http://kentanggaul.blogspot.com/2013/01/hubungan-komunikasi-dan-
kepemimpinan.html
http://panduzone.blogspot.com/2010/11/pentingnya-komunikasi-dalam_12.html
http://ferdy-kreasiku.blogspot.com/2013/01/hubungan-komunikasi-dan-
kepemimpinan.html
http://nasional.kompas.com/read/2013/01/15/20214789/
Daming.Akui.Tegang.sehingga.Salah.Bicara
http://www.inilah.com/read/detail/777221/inilah-pidato-soekarno-ganyang-
malaysia/
22