PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUIKEGIATAN GANGKU HIJAU DALAM
MELESTARIKAN LINGKUNGAN: STUDI KASUS RWHIJAU 16 BAKTIJAYA DEPOK
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar SarjanaKomunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
NUR HANDAYANI
NIM.1110054000019
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUIKEGIATAN GANGKU HIJAU DALAM MELESTARIKAN
LINGKUNGAN: STUDI KASUS RW HIJAU 16BAKTIJAYA DEPOK
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Nur Handayani
NIM. 1110054000019
Menyetujui
Pembimbing Skripsi
Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd.
NIP. 19690322 199603 2 001
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYRAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KEGIATAN
GANGKU HIJAU DALAM MELESTARIKAN LINGKUNGAN: STUDI
KASUS RW HIJAU 16 BAKTIJAYA DEPOK telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada hari rabu, 3 agustus 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarta, 3 Agustus 2016
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekertaris Merangkap Anggota
Dr. Suparto, S.Ag., M.Ed Ahmad Fatoni, S.Sos.INIP. 19710330 199803 1 004
Anggota
Penguji I Penguji II
Muhtadi, M.Si M.Hudri, M.AgNIP. 19750601 201411 1 001 NIP.19720606 199803 1 003
Pembimbing
Nurul Hidayati, S.Ag., M.PdNIP.19690322 199603 2 001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 8 Juni 2016
Nur Handayani
i
ABSTRAK
Nur HandayaniPemberdayaan Masyarakat Melalui Kegiatan Gangku Hijau dalamMelestarikan Lingkungan: Studi Kasus RW Hijau 16 Baktijaya Depok
Gangku hijau adalah kegiatan masyarakat untuk membangun danmembudayakan perilaku hijau, bersih, sehat dan bermanfaat di lingkungan RW 16Baktijaya Depok mengantarkan sebuah konsep baru penataan lingkungan. Saat ini,penataan yang berlaku generik berubah bersama sosok-sosok penggerak yang teruskonsisten mentata lingkungan masing-masing RT yang berada pada setiap Gang.Setiap gang dengan sendirinya menegaskan suatu tema tertentu yang menonjolberdasarkan jenis tanamannya. Kegiatan ini sudah berlangsung selama dua belastahun lamanya.
Masyarakat merupakan pemeran utama dalam strategi pemberdayaanmasyarakat, karena masyarakat itulah yang paling mengerti apa yang merekabutuhkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategipemberdayaan masyarakat yang digunakan untuk melakukan kegiatan gangku hijaudan manfaat yang didapatkan setelah mengikuti kegiatan gangku hijau. Melaluiproses wawancara dan observasi, dapat diketahui bahwa strategi pemberdayaanmasyarakat menggunakan aras mikro dan aras mezzo, sedangkan untuk aras makrostrategi belum terarah yang lebih luas jangkauannya, dan strategi ini menggunakanpendekatan non-direktif (partisipatif).
Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif, yaitu pengamatan,wawancara, atau penelaahan dokumen, guna untuk melihat sejauh mana strategi yangdilakukan RW Hijau 16 Baktijaya Depok dalam melakukan strategi kegiatan gangkuhijau dalam melestarikan lingkungan dan mengetahui sejauh mana pemanfaatannyadalam kegiatan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan gangku hijau di RW Hijau 16Baktijaya Depok telah berhasil membuat masyarakat RW 16 sadar akan pentingnyapenghijauan di lingkungan tersebut. Dengan timbulnya kesadaran masyarakatmengenai penghijauan lingkungan tersebut menjadi asri, sejuk dan nyaman. Wargamasyarakatnya sekarang rajin untuk menanam pepohonan di rumah masing-masingdan saling bergotong royong memperindah gang mereka masing-masing denganpenghijauan. Manfaat yang mereka alami adalah banyak tanaman yang bermanfaatuntuk keperluan sehari-hari seperti tanaman cabe, tanaman sayur-mayur dan lain-lain.Banyak manfaat masih yang mereka dapatkan yaitu, tanaman TOGA juga merekabisa jadikan obat.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Segala puji syukur saya panjatkan kepada Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW.
Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana
Komunikasi Islam di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Kebahagian yang tidak ternilai bagi penulis secara pribadi
adalah dapat mempersembahkan hasil yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh
keluarga dan pihak-pihak yang telah ikut andil dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Sebagai bentuk penghargaan yang tidak tertuliskan, penulis sampaikan ucapan
terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A , selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A. , selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Wati Nilamsari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat
iii
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
4. Muhammad Hudri, M.Ag, Sekertaris Jurusan Pengembangan Masyarakat
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
5. Nurul Hidayati, S.Ag., M.Pd, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta
membantu literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi beserta
jajarannya, yang senantiasa memberikan ilmu, membimbing, dan
memberikan pengarahan selama perkuliahan.
7. Bapak dan Mama tercinta, H. Joko Susanto dan Hj. Aminah terima kasih
atas segala perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi, do’a, dukungan
moril dan materil terhadap penulis dalam menempuh studi.
8. Abang dan adikku tercinta, Nurdin Prio Utomo dan Nur Fitri Marwah yang
selalu memberikan semangat dan do’a kepada penulis.
9. Bapak IR. Teguh Hari Widodo selaku Bapak RW 16 Baktijaya yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.
10. Ibu Hj. Sri Toti dan Ibu Dwi Hastuti yang telah banyak membantu dalam
memperoleh data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penyusunan
skripsi dan seluruh warga RW Hijau 16 Baktijaya Depok.
11. Ustad Muhammad Zuhron bin Djama Ilyas yang telah memberikan
nasihat-nasihat dan do’a kepada penulis.
12. Sahabat dan teman-teman seperjuangan Jurusan Pengembangan Masyarakat
iv
Islam Angkatan 2010, Anisa Fathonah dan Lilis Yunengsih yang selalu
menemani penulis melakukan penelitian dan bimbingan bersama selama
proses bimbingan. Serta Mia, Nurul, Resa, Badzlia, Sri Rahmayani, Vivih,
Yusi, Maya, Desia, Ika, Tiflah, Arya, Taufik, Ujang, Iqbal, Wawan, Heri,
Viqih, Fikri, Rendi, Irfan, Anfal, Ade, Adiatma dan lain-lain.
Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu dengan iringan
do’a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan rahmat dan
balasan yang tiada tara kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini. Akhirnya, dengan harapan semoga penyusunan
skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, 8 Juni 2016
Nur Handayani
NIM.1110054000019
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah......................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................................. 11
D. Metodologi Penlitian............................................................................. 11
E. Tinjauan Pustaka.................................................................................... 17
F. Sistematika Penulisan............................................................................ 20
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Strategi................................................................................. 22
B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat.................................................. 26
C. Strategi Pemberdayaan Masyarakat......................................................... 31
D. Pengertian Lingkungan............................................................................ 34
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum RW Hijau 16 Baktijaya Depok................................ 38
1. Profil RW 16 Baktijaya Depok........................................................ 38
vi
2. Visi dan Misi.................................................................................... 39
3. Struktur Organisasi.......................................................................... 40
4. Program Kegiatan............................................................................ 43
5. Sumber Dana................................................................................... 46
B. Gambaran Umum Kelurahan Baktijaya Depok..................................... 47
1. Profil Kelurahan Baktijaya dan Geografis Kelurahan
Baktijaya.......................................................................................... 47
2. Visi dan Misi.................................................................................... 49
3. Struktur Organisasi Kelurahan Baktijaya........................................ 49
4. Demografi Kelurahan Baktijaya...................................................... 50
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan Gangku Hijau
dalam Melestraikan Lingkungan di Rukun Warga (RW) 16 Hijau,
Baktijaya Depok......................................................... 55
B. Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan Gangku
Hijau dalam Melestarikan Lingkungan............................................... 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 68
B. Saran.................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA 71
LAMPIRAN 75
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Jumlah penduduk menurut Usia............................................................. 50
2. Tabel 2 Jumlah penduduk berdasarkan Usia Bekerja......................................... 51
3. Tabel 3 Jumlah penduduk berdasarkan Pendidikan............................................ 52
4. Tabel 4 Jumlah penduduk menurut Mata Pencaharian....................................... 53
5. Tabel 5 Jumlah penduduk menurut Agama........................................................ 53
6. Tabel 6 Jumlah Sarana Agama dan Budaya........................................................ 54
viii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1 Struktur Organisasi Rukun Warga 16 Kelurahan Baktijaya
Kecamatan Sukmajaya Kota Depok.................................................. 40
2. Gambar 2 Struktur Organisasi PKK RW 16 Kelurahan Baktijaya Kecamatan
Sukmajaya Kota Depok..................................................................... 42
3. Gambar 3 Struktur Organisasi Kelurahan Baktijaya.......................................... 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain,
yaitu tumbuhan, dan hewan. Makhluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar
kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia,
melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia
tidaklah dapat hidup. Kenyataan ini dengan mudah dapat kita lihat dengan
mengandaikan di bumi ini tidak ada tumbuhan dan hewan. Manusia tidak akan
mendapatkan oksigen dan makanan. Sebaliknya seandainya tidak ada manusia,
tumbuhan, dan hewan akan dapat melangsungkan kehidupannya, seperti terlihat
dari sejarah bumi sebelum ada manusia.1
Manusia hidup dari unsur-unsur lingkungan hidupnya, udara untuk
pernafasannya, air untuk minum, keperluan rumah tangga dan kebutuhan lain,
tumbuhan dan hewan untuk makanan, tenaga dan kesenangan, serta lahan untuk
tempat tinggal dan produksi pertanian. Jelas manusia adalah bagian integral
lingkungan hidupnya. Ia tak dapat terpisahkan daripadanya. Manusia tanpa
lingkungan hidupnya adalah suatu abstraksi belaka.2
Berdasarkan perspektif Islam, manusia diciptakan atas dasar kesia-siaan
atau tanpa makna, bahkan hukum-hukum sosial Islam pun dirancang
1 Otto Soemarwoto, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: PT.Djambatan,2004), h. 512 Ibid. h.55
2
berdasarkan pada tujuan dan filosofi penciptanya, tentunya hukun dan
aturan-aturan ini kadang kala muncul dalam bentuk dorongan, ajakan ataupun
nasihat-nasihat yang hanya memiliki dimensi etika di mana terdapat hukuman
ukhrawi atasnya, akan tetapi kadang kala ketika berhadapan dengan ketiadaan
perhatian terhadap aturan dan hukum-hukum ini, maka yang akan berbicara ialah
hukuman duniawi.
Karena perlindungan terhadap lingkungan hidup, memerhatikan
kesehatan lingkungan hidup, dan menghindarkannya dari pencemaran
merupakan sebuah usaha dalam rangka menyelamatkan manusia dari kehancuran
dan memberikan kenyamanan pada mereka, maka tindakan seperti ini memiliki
keistimewaan (sehingga diletakkan dalam kedudukan wajib atau
mustahab/dianjurkan).3
Sikap ramah lingkungan yang diajarkan oleh agama Islam kepada
manusia, yaitu agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan
serta melestarikannya.4 Dalam ayat 9 pada surat ar-Ruum:
“Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka Bumi dan
3 Ibid, h.2824 Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2010).Hal.285
3
memerhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum
mereka? Orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah
mengolah bumi (tanah) serta memakmurkan lebih banyak dari apa yang telah
mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka
dengan bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim
kepada mereka, akan tetapi merekallah yang berlaku zalim kepada diri sendiri.”
Maksud yang disampaikan dalam surat ar-Rum ayat 9 di atas
menggambarkan agar manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara
berlebihan yang dikhawatirkan terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber
daya alam, sehingga tidak memberika sisa sedikit pun untuk generasi mendatang.
Untuk itu Islam mewajibkan agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah
lingkungan serta melestarikannya. Mengolah serta melestarikan lingkungan
tercermin secara sederhana dari tempat tinggal (rumah) seorang muslim.
Demikian pula, mengusahakan penghijauan di sekitar tempat tinggal
dengan menanam pepohonan yang bermanfaat untuk kepentingan ekonomi dan
kesehatan, di samping juga dapat memelihara peredaran udara yang kita hirup
agar selalu besih, bebas dari pencemaran. Dalam sebuah hadits yang artinya
disebutkan:5
”Tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu menyaksikan
pandangan pada yang hijau lagi asri, pada air yang mengalir, serta pada wajah
yang rupawan.” (HR.Ahmad)
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
5 Ibid. Hal.286
4
Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan, dan banyak
penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh faktor-faktor
lingkungan.6
Salah satu yang mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat adalah
sampah. Yang dimaksud dengan sampah ialah segala sesuatu yang tidak lagi
dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ini ada yang mudah
membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Yang membusuk
terutama terdiri atas zat-zat organik seperti sisa sayuran, sisa daging, daun dan
lain-lain, sedangkan yang tidak membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet,
logam, atau pun abu, bahan bangunan bekas, dan lain-lain.7
Sampah merupakan salah satu penyebab kerusakan alam dan lingkungan
yang menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat yaitu kesehatan dan
lingkungan hidup. Timbunan sampah di lahan-lahan kosong pun dapat
menimbulkan bau busuk dan mengundang lalat-lalat yang kemudian dapat
menjadi faktor penyakit pencernaan. Terlebih lagi apabila musim hujan, sampah
yang di buang atau dihanyutkan ke sungai dapat menghambat aliran air sungai
sehingga bila musim hujan datang bisa menyebabkan banjir.
Masalah sampah yang timbul di kota-kota besar adalah karena sulitnya
pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pemanfaatan dan pemusnahan
sampah, baik sampah yang berasal dari rumah tangga, pasar, industri maupun
sampah kantor. Sulitnya penanganan sampah kaitanya dengan buruknya kondisi
6 Ricki M.Mulia, Kesehatan lingkungan, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2005), h.17 Juli Soemirat Slamet,Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta:Gadjah Mada UnivesityPress,2009), h.152
5
pemukiman penduduk, karena pertumbuhan permukiman yang padat
mempersulit proses pengumpulan dan pengangkutan sampah sehingga akhirnya
menumpuk.
Di Indonesia penanganan sampah rumah tangga yang umum dilakukan
oleh pemerintah daerah adalah pengelolaan sampah berbasis Tempat Pembungan
Akhir (TPA) dimana pengelolaannya masih menggunakan paradigma lama yaitu
kumpul-angkut-buang. Untuk itu, perlu dilakukan upaya pengurangan volume
sampah mulai dari sumbernya.
Pemilahan sampah tidak pernah berjalan dengan baik. Meskipun telah
ada upaya pengomposan dan daur ulang, tapi masih terbatas dan tidak
sustainable. Berkaitan dengan sistem pengelolaan persampahan, dasar
pengelolaan harus mengedepankan pada minimasi sampah dan pemanfaatan
sampah. Keberhasilan penanganan sampah tersebut juga harus didukung oleh
tingkat kesadaran masyarakat yang tinggi.
Jakarta sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, pada tahun 1983
setiap harinya menghasilkan sampah tidak kurang dari 17.500 m³, sedangkan
yang bisa diangkut dan ditangani oleh pemerintah daerah dengan armada
sampahnya hanya seperempat dari jumlah tersebut, sehingga tidak
mengherankan bila sampah menumpuk dimana-mana. Cara yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah khusus Ibukota Jakarta untuk menangani sampah adalah
dengan membuangnya ke tempat-tempat penimbunan. Pada kota-kota lainnya di
Indonesia permasalahannya hampir sama dengan di Jakarta dan setiap harinya
6
diperkirakan menghasilkan sampah 5.000 sampah 10.000 m³.8 Jika pada tahun
1983 volume sampah saja sudah mencapai 17.500 m³ setiap harinya, bagaimana
dengan sekarang pastinya lebih banyak volume sampah yang dihasilkan setiap
harinya.
Itulah sampah salah satu faktor yang mempengaruhi kesehatan
lingkungan. Lingkungan yang mendukung gaya hidup bersih juga berperan
dalam meningkatkan derajat kesehatan. Dalam kehidupan disekitar kita dapat
kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak dirawat biasanya banyak
penduduknya yang mengidap penyakit seperti: gatal-gatal, infeksi saluran
pernafasan, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit demam berdarah juga
dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Akan tetapi, faktor tidak terciptanya penghijauan lingkungan
mempengaruhi juga kesehatan lingkungan. Penghijauan adalah salah satu
kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani
krisis lingkungan. Begitu pentingnya sehingga penghijauan sudah merupakan
program nasional yang dilaksanakan di seluruh Indonesia.
Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan,
memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan
berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung
lingkungan. Ada pula yang mengatakan bahwa penghijauan kota adalah suatu
usaha untuk menghijaukan kota dengan melaksanakan pengelolaan
8 Yul Harry Bahar,Teknologi penanganan dan pemanfaatan sampah,(Jakarta: PT.Waca UtamaPramesti, 1986), h.4
7
Taman-taman kota, taman-taman lingkungan, jalur hijau dan sebagainya.
Dalam hal ini penghijauan perkotaan merupakan kegiatan pengisian
ruang terbuka di perkotaan. Penghijuan sebenarnya hampir mirip dengan
reboisasi. Jadi penghijauan itu usaha menanam pohon dan tumbuhan di tempat
yang dianggap bisa menjadi tumbuh kembang tumbuhan tersebut. Gerakan
penghijauan bisa dimulai dari rumah kita sendiri.9
Disamping itu berbagai proses metabolisme tumbuhan hijau dapat
memberikan berbagai fungsi untuk kebutuhan makhluk hidup yang dapat
meningkatkan kualitas lingkungan. Begitu pentingnya peranan tumbuhan di
bumi ini dalarn menangani krisis lingkungan terutama di perkotaan, sangat tepat
jika keberadaan tumbuhan mendapat perhatian serius dalam pelaksanaan
penghijauan perkotaan sebagai unsur hutan kota.
Dalam hal penghijauan dan pengelolaan sampah ada salah satu perkotaan
yang menjalani kegiatan sadar akan kesehatan lingkungan. Salah satu perkotaan
tersebut ada di Depok Timur tepatnya di kampung Juanda Baktijaya RW 16.
Kampung ini sudah disebut sebagai kampung hijau Juanda karena kampung ini
sudah memiliki program penghijauan dilingkungannya. Dalam kegiatan tersebut
di namakan RW Hijau 16. RW Hijau 16 adalah sebuah penamaan yang merujuk
pada aksi sosial warga yang mengedepankan perilaku hijau dan bersih di
lingkungan RW 16. Warga masyarakat di RW 16 ini mempunyai berbagai
program dan aksi kegaiatan. Diantaranya program dan aksi Gangku Hijau, Bank
9 Yasri, Manfaat dan pengertian reboisasi dan penghijauan, artikel diakses pada 2 September2016 dari http://genggaminternet.com/manfaat-dan-pengertian-reboisasi-dan-penghijauan/.
8
Sampah dan RW Wisata.
Seiring waktu membangun dan membudayakan perilaku hijau, bersih,
sehat dan bermanfaat di lingkungan RW 16 mengantarkan sebuah konsep baru
penataan lingkungan. Ketika kriteria penilaian disusun dalam setiap lomba dan
kemudian diberlakukan umum, maka secara tidak langsung seluruh Gang
dilingkungan RW 16 menjadi hijau, bersih, sehat namun tidak menunjukkan
sebuah kekhasan serta memiliki keunikan tertentu.
Saat ini, penataan yang berlaku generik berubah bersama sosok-sosok
penggerak yang terus konsisten mentata lingkungan masing-masing RT yang
berada pada setiap Gang. Setiap gang dengan sendirinya menegaskan suatu
tema tertentu yang menonjol berdasarkan jenis tanamannya. Dalam program dan
aksi ini di namakan Gangku Hijau. Gangku Hijau merupakan kegiatan menanam
tanaman hias, tanaman obat keluarga (TOGA), dan beraneka ragam tanaman.
Selain program dan aksi Gangku Hijau RW Hijau 16 ini mempunyai
program Bank Sampah “Binar”. Bank Sampah yang merupakan kegiatan
bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah
sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah
secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke
TPA.
Oleh karenanya di RW Hijau16 meluncurkan bank sampah ‘BINAR’ ini
sebagai momentum awal membina kesadaran kolektif masyarakat untuk
memulai memilah, mendaur-ulang, dan memanfaatkan sampah, karena sampah
9
mempunyai nilai jual yang cukup baik, sehingga pengelolaan sampah yang
berwawasan lingkungan menjadi budaya baru Indonesia. Beberapa pengelolaan
yang telah dilakukan Bank Sampah “BINAR” diantaranya menghasilkan
kerajinan dari sampah bekas bungkus plastik/kemasan kopi, pewangi pakaian,
susu, dan lain-lain menjadi beragam produk seperti Tas, Tempat Pensil, Dompet,
Sarung HP, dan lain-lain.
Dalam program dan aksi ini merupakan kegiatan pemberdayaan
masyarakat. Menurut Ife dalam buku Sosiologi Pedesaan dituliskan bahwa
pemberdayaan adalah upaya menyediakan sumber daya, peluang, pengetahuan,
dan keterampilan bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas mereka sendiri
dan untuk mengambil bagian dan mempengaruhi kehidupan masyarakat
mereka.10
Pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, meimiliki kekuasaan
atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan
tugas-tugas kehidupannya.11
Pemberdayaan dan partisipasi merupakan hal yang menjadi pusat
10 Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pedesaan, (Jakarta: Lembaga PenelitianUIN Syarif Hidayatullah, 2008), h.238.11 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian startegipembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial, (PT Refika Aditama, 2005),h.59
10
perhatian dalam proses pembangunan belakangan ini di berbagai negara.
Kemiskinan yang terus melanda dan menggerus kehidupan umat manusia akibat
resesi internasional, serta negara-negara setempat menunjukkan perhatian yang
sangat besar terhadap startegi partisipasi masyarakat sebagai sarana percepatan
proses pembangunan. Karena itu, perlu ditekankan pendekatan pembangunan
yang diawali oleh proses pemberdayaan masyarakat lokal.12
Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian “Pemberdayaan
Masyarakat melalui Kegiatan Aksi Gangku Hijau dalam Melestarikan
Lingkungan, Studi Kasus RW Hijau 16, Baktijaya Depok”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya pembahasan, penulis membatasi
konsep-konsep yang tercantum dalam judul agar dapat menghasilkan
pembahasan yang sistematis, terarah, jelas dan fokus. Penulis membuat
batasan masalah yang akan dibahas mengenai strategi pemberdayaan
masyarakat melalui kegiatan aksi gangku hijau dalam melestarikan
lingkungan.
2. Perumusan Masalah
Dari pokok pembatasan masalah tersebut, penulis merumuskan beberapa
rincian masalah yang jawabannya akan dicari dalam penulisan skripsi ini.
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
12 Harry Hikmat, Startegi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora UtamaPress, 2004), h.17
11
a. Bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Gangku Hijau
dalam melestarikan lingkungan di RW hijau 16 Baktijaya Depok?
b. Bagaimana manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan gangku
hijau di RW Hijau 16?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Untuk memperoleh gambaran tentang:
a. Bagaimana pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan aksi Gangku Hijau
dalam melestarikan lingkungan di RW Hijau 16 Baktijaya Depok
b. Bagaimana manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan Gangku
Hijau di RW Hijau 16
2. Manfaat Penelitian
a. Untuk menambah ilmu dan wawasan bagi penulis dalam masalah ini, di
samping itu juga sebagai bahan pemahaman dari semua ilmu yang di dapat
selama di bangku perkuliahan.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi bahan
masukan bagi masyarakat secara umum.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan penulis dalam mengadakan penelitian adalah
Pendekatan Penelitian Kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor dalam buku
12
metodologi penelitian kualitatif menjelaskan bahwa Metodologi Kualitatif
adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.13
Oleh sebab itu, penulis menggunakan pendekatan Kualitatif untuk
menggambarkan dan menganalisis pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan Gangku Hijau dalam melestarikan lingkungan di RW Hijau 16
Baktijaya Depok.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua macam,
yaitu data primer dan data sekunder;
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneltian (atau
petugas-petugasnya) dari sumber pertamanya.14 Data diambil dari pengurus
kegiatan RW Hijau 16 yang terdiri dari ketua RW, ketua PKK RW dan data
dari masyarakat RW 16 Baktijaya Depok yang mengikuti kegiatan Gangku
Hijau.
b. Data Sekunder
Data Sekunder itu biasanya telah tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu
daerah, data mengenai produktivitas suatu perguruan tinggi, data mengenai
13 Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2000). Cet.13, h.314 Sumadi Suryabrata,Metodologi penelitian, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012)hal.39
13
persedian pangan disuatu daerah, dan sebagainya.15 Data sekunder penulis
peroleh dari Kantor RW Hijau 16, media massa, jurnal, buku-buku dan
lain-lain.
3. Penentuan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian mengambil di Baktijaya RW 16 Kota Depok. Disana
penulis melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi dari pengurus RW
Hijau 16 dengan observasi terlebuh dahulu, wawancara langsung dan untuk
mendapatkan data tertulis seperti dokumen, dan data-data yang mendukung
penelitian, untuk mengetahui bagaimana pemberdayaan masyarakat melalaui
kegiatan Gangku hijau dalam melestarikan lingkungan dan bagaimana respon
masyarakat terhadap program RW Hijau 16. Dalam hal ini melakukan
interview dengan warga dan mencatat data yang ditemukan di lapangan dan
mencocokan dengan data yang didapat dari ketua pelaksana.
Alasan peneliti memilih lokasi Baktijaya RW 16 karena tempat ini
menarik sekali untuk diteliti. Lokasi ini mempunyai kegiatan pemberdayaan
yang menarik mengenai lingkungan. Hal ini yang membuat peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian di Baktijaya RW 16 Kota Depok tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Patton terdapat tiga jenis data dalam penelitian kualitatif, yaitu:
a. Observasi
Deskripsi kerja lapangan kegiatan, perilaku, tindakan, percakapan,
interaksi interpersonal, organisasi atau proses masyarakat, atau aspek lain
15 Ibid, hal.39
14
dari pengalaman manusia yang dapat diamati. Data terdiri dari catatan
lapangan: deskripsi rinci, termasuk konteks dimana pengamatan
dilakukan.16
Teknik pengumpulan data yang ditujukan pada kegiatan secara akurat
dan mengamati terhadap fenomena lingkungan di RW 16 Baktijaya Depok.
b. Wawancara
Pertanyaan terbuka dan teliti hasil tanggapan mendalam tentang
pengalaman, persepsi, pendapat, perasaan, dan pengetahuan orang. Data
terdiri dari kutipan yang sama persis dengan konteks yang cukup untuk
dapat diinterpretasi.17
Penulis juga melakukan wawancara dengan pihak yang bersangkutan
dengan RW hijau 16, ketua pendiri Gangku Hijau, pengurus Gangku Hijau
dan masyarakat sekitar RW 16 Baktijaya Depok. Informan yang
diwawancarai sebanyak 8 orang.
c. Dokumen
Bahan dan dokumen tulis lainnya dari memorandum organisasi, klinis,
atau catatan program, memoranda dan coinformance, publikasi dan laporan
resmi, catatan harian pribadi, surat-surat, karya-karya artistik, foto, dan
memorabilia dan tanggapan tertulis untuk survei terbuka. Data terdiri dari
kutipan dari dokumen-dokumen yang di ambil dengan cara mencatat dan
16 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2012). Cet.3, h.6517 Ibid, h.65
15
mempertahankan konteks.18
Penulis juga melakukan dokumentasi cara untuk mengumpulkan data
atau informasi. Pengumpulan data atau informasi dengan melihat
artikel-artikel tentang RW Hijau 16, foto-foto serta dokumen-dokumen lain
yang didapatkan.
5. Analisa Data
Analisa data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Di
pihak lain, menurut Saiddel proses berjalannya analisa data kualitatif adalah
sebagai berikut:19
a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode
agar sumber datanya dapat ditelusuri
b. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensisntesiskan,
membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya
c. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
mencari dan menemukan pola hubungan-hubungan, dan membuat
temuan-temuan umum.
Dalam menganalisa data ini, penulis menggunakan analisis deskriptif,
18 Ibid, h.6619 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi), (Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2007), Cet.23, h.248
16
yaitu mengembangkan objek penelitian apa adanya sesuai dengan kenyataan
berdasarkan teori yang ada. Pada saat menganalisa data hasil observasi,
peneliti menginterpretasikan catatan lapangan yang ada kemudian
menyimpulkan. Setelah itu peneleti menganalisa kategori-kategorinya.
6. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk menjaga keabsahan data dan validitas data dalam penelitian,
tentunya diperlukan pemeriksaan data untuk menjaga keabsahan data dan
validitas data. Dalam hal ini penulis menggunakan langkah Kredibilitas
(derajat kepercayaan) dengan menggunakan teknik triangulasi. Menurut
Patton dalam buku Lexy J. moleong Triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif.20 Teknik triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain, hal itu dapat dicapai dengan jalan:21
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,
misalnya peneliti membandingkan hasil wawancara subjek penelitian
dengan hasil temuan pengamatan lapangan tentang program Gangku
Hijau di RW 16 Baktijaya Depok.
b. Membandingkan keadaan dan perspektif seorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan orang lain, misalnya peneliti membandingkan
jawaban yang diberikan oleh ketua RW Hijau 16 dengan jawaban
20 Ibid, Hal.33021 Ibid, Hal.331
17
anggota atau pengurus RW hijau 16.
c. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti. Penelitian memanfaatkan dokumen atau
data sebagai perbandingan.
7. Pedoman Penulisan Skripsi
Untuk penulisan dan penyusunan skripsi, penulis mengacu pada buku
Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Jakarta
yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and
Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Cetakan I tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam penyusunan skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian
lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah
awal yang peneliti tempuh adalah merangkai terlebih dahulu beberapa karya tulis
penelitian yang memiliki tema yang sama dengan yang akan peneliti teliti.
Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang peneliti teliti
sekarang tidak sama dengan peneliti sebelumnya.
Adapun setelah peneliti mengadakan suatu kajian kepustakaan peneliti
akhirnya menemukan beberapa karya tulis hasil penelitian yang memiliki tema
sama dengan yang akan peneliti teliti. Judul-judul tersebut antara lain adalah
1. Dalam skripsi yang berjudul: Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui
Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) di Kelurahan
18
Semper Barat Jakarta Utara, disusun oleh: Erniyati/104054002083, Fak/Jur:
Dakwah dan Komunikasi/Pengembangan Masyarakat Islam, lulus: 2010M.
Skripsi ini menjelaskan tentang strategi pemberdayaan masyarakat melalui
pelatihan komputer dan bergulir. Strategi pemberdayaan masyarakat untuk
peserta pelatihan komputer diberikan bimbingan berupa teori dan praktek.
Sedangkan strategi pemberdayaan masyarakat untuk dana bergulir yaitu
memberikan pinjaman modal kepada masyarakat untuk mengembangkan
usahanya atau memulai usaha baru.22
2. Dalam skripsi yang berjudul: Strategi pemberdayaan masyarakat melalui
kegiatan kelompok wanita tani mina maju bersama dalam pembuatan abon
lele di perung poncol rw 02 kelurahan duren mekar, disusun oleh : Irfan
Aziz/109054000016, Fak/jur: dakwah dan komunikasi/pengembangan
masyarakat islam, lulus: 2014M. Skripsi ini menjelaskan tentang strategi
pemberdayaan masayrakat melalui kegaiatan kelompok wanita tani
bahwasannya telah membuat para petani atau budidaya ikan lele tidak perlu
khawatir apabila ada ikan lele tersebut telah menjadi besar dan tidak
dipasarkan, karena ikan lele yang sudah besar tersebut bisa dikelola untuk
membuat abon lele. Kelompok wanita tani telah berhasil membangun
kepercayaan, potensi, kreatifitas masyarakat.23
22 Erniyati, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Program PemberdayaanMasyarakat (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara”, (Skripsi SI FakultasDakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta ,2010).23 Irfan Aziz, “Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui kegiatan Kelompok WanitaTani Maju Bersama dalam Pembuatan Abon Lele di Parung Poncol RW02 KelurahanDuren Mekar”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
19
3. Dalam skripsi yang berjudul: Strategi empiris rasional pemberdayaan
perempuan eks penderita kusta melalui program kewirausahaan sosial oleh
komunitas nalacity di kampung sitanala tangerang, disusun oleh: Sri
Rahmayani/ 1110054000015, Fak/ Jur: Dakwah dan komunikasi/
pengembangan masyarakat islam, lulus:2015M. Skripisi ini menjelaskan
tentang program kewirausahaan sosial pada perempuan mantan penderita
kusta.24
4. Dalam skripsi yang berjudul: Strategi perlindungan an pemberdayaan anak
terlantar melalui program rumah belajar anak lembaga kemanusiaan aksi
cepat tanggap (ACT) di kampung muka ancol pademangan jakarta utara,
disusun oleh: Amy Habibul Hadi/ 1110054100016, Fak/Jur: dakwah dan
komunkasi/ kesejahteraan sosial, lulus: 2015 M. Skripsi menjelaskan
tentang program rumah belajar anak fokus pada sasaran anak-anak di
kampung muka untuk dibina dan dididik dengan ilmu pengetahuan sekolah
secara non formal dan keterampilan life skill.25
5. Dalam skripsi yang berjudul: Strategi pemberdayaan keluarga melalui
program ekstrakurikuler posdaya bina mandiri yayasan bina mulya
kelurahan pasir putih sawangan depok, disusun oleh: Mochammad
Negeri Jakarta, 2014).24 Sri Rahmayani, “Strategi Empiris Rasional Pemberdayaan Perempuan eks penderitaKusta melalui Program Kewirausahaan Sosial oleh Komunitas Nalacity di KampungSitanala Tangerang”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UniversitasIslam Negeri Jakarta, 2015)25 Amy Habibul Hadi, “Strategi Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Terlantar melaluiProgram Rumah Belajar Anak Lembaga Kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dikampung Muka Ancol Pademangan Jakarta Utara”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan IlmuKomunkasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015).
20
Fadly/105054002049, Fak/jur: dakwah dan komunikasi/ pengembangan
masyarakat islam, lulus: 2012 M. Skripsi menjelaskan tentang
pemberdayaan yang diterapkan Posdaya Bina Mandiri Yayasan Bina Mulya
Pasir Putih Depok menggunakan program pembinaan melalui pemberian
pendidikan formal secara gratis kepada setiap anak dari kader Posdaya.
Pembinaan dalam bidang ekonomi menggunakan pembinaan dengan bentuk
pelatihan-pelatihan berbasis kelompok.26
Adapun perbedaan skripsi peneliti dengan lima skripsi yang diatas jelas
berbeda. Skripsi peneliti mengenai strategi pemberdayaan masyarakat melalaui
kegiatan gangku hijau dalam melestarikan lingkungan di RW hijau 16 Baktijaya
Depok. Skripsi ini menjelaskan pemberdayaan di RW Hijau 16 Baktijaya tentang
penghijauan di lingkungan. Kegiatannya dinamakan gangku hijau dengan
maksud setiap gang atau RT harus ada penghijauan di lingkungannya. Setiap
rumah harus memiliki minimal 20 pot tanaman. Dari penjelasan ini jelas berbeda
dengan lima skripsi referensi untuk tinjauan pustaka peneliti.
F. Sistematika Penulisan
Penyajian dalam skripsi ini dijabarkan atas lima bab, dimana antara bab
yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan dengan masing-masing bab
terdiri dari sub-sub, untuk lebih jelas berikut adalah sitematikanya:
26 Mochammady Fadly, “Srategi Pemberdayaan Keluarga melalui ProgramEkstrakurikuler Posdaya Bina Mandiri Yayasan Bina Mulya Kelurahan Pasir PutihSawangan Depok”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu komunikasi, Universitas IslamNegeri, 2012).
21
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti akan menjabarkan latar belakang, rumusan dan
batasan masalah, tujuan dan manfaat penlitian, metode penelitian
(pendekatan penelitian, sumber data, penentuan lokasi penelitian,
teknik pengumpulan data, analisa data, keabsahan data dan pedoman
penulisan skripsi), tinjauan pustaka dana sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Bab ini akan menguraikan kajian teoritis mengenai Pengertian
Strategi, Pemberdayaan Masyarakat, Strategi Pemberdayaan
Masyarakat, Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat dan
Lingkungan
BAB III : GAMBARAN UMUM
Pada bab ini terdapat dua sub yang akan peneliti paparkan. Sub
pertama akan di paparkan Gambaran Umum RW Hijau 16 terdiri
dari profil RW hijau 16, Visi dan Misi RW Hijau 16, Struktur
organisasi, Program kegiatan, Sumber dana dan kerja sama. Sub
kedua akan di paparkan gambaran umum Kelurahan Baktijaya
terdiri dari Profil Kelurahan Baktijaya, Visi dan Misi Kelurahan
Baktijaya, dan Demografi Kelurahan Baktijaya.
BAB IV : TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang temuan dan analisis mengenai Stretegi
pemberdayaan Masyarakat melalui kegiatan gangku hijau dalam
22
melestarikan lingkungan di RW hijau 16, Baktijaya Depok dan
analisa mengenai manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan
kegiata aksi gangku hijau.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran penulis
23
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Strategi
Di tinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu
Strategos yang diambil dari kata Stratos yang berarti militer dan ego yang
berarti memimpin. Pada konteks awalnya, startegis diartikan sebagai
generalship atau sesat yang dilakukan oleh para jenderal dalam membuat
rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.1
Sedangkan arti lain dari kata strategi yang masih sama Negara asal
katanya yaitu Yunani, bahwa strategi yaitu strategos yang berarti jenderal.2
Strategi pada mulanya berasal dari peristiwa peperangan, yaitu sebagai suatu
siasat untuk mengalahkan musuh. Namun pada akhirnya strategi
berkembang untuk semua kegiatan organisasi termasuk keperluan ekonomi,
sosial, budaya, dan agama.3
Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa istilah startegi
adalah suatu ilmu yang menggunakan sumber daya untuk melaksanakan
kebijakan tertentu.4
Menurut Sondang Siagian, Strategi adalah cara terbaik untuk
mempergunakan dana, daya tenaga yang tersedia sesuai dengan tuntunan
1 Setiawan Hari Purnomo dan Zulkiflimansyah, Manajemen Strategi: SebuahKonsep Pengantar, (Jakarta: LPEE UI, 1999), h.82 George Steiner dan John Minner, Manajemen Strategi, (Jakarta: Erlangga), h.203 Rafi’udin dan Maman Abdul Djalil, Prinsip dan Strategi Dakwah, (Bandung:Pustaka Setia), h.764 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002) h.1092
24
perubahan lingkungan.5 Menurut Chandler, strategi adalah penuntun dasar
goals jangka panjang dan tujuan pemberdayaan masyarakat serta pemakaian
cara bertindak dan alokasi sumber-sumber yang diperlukan untuk
mecarancapai tujuan.6 Kemudian menurut Onong Uchjana, Strategi pada
hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu
tujuan. 7 Sedangkan Strategi menurut Steinner dan Minner adalah
penempatan misi, penempatan sasaran organisasi, dengan mengingat
kekuatan eksternal dan internal dalam perumusan kebijakan tertentu untuk
mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga
tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.8
Sementara Lawrence R. Jauch dan William F. Glueck menyatakan
bahwa startegi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang
mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan
dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan
dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan.9
Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran. Untuk
menentukan mana yang terbaik menuju sasaran tersebut. Strategi yang
digunakan akan tergantung dari kriteria yang digunakan.
Strategi tidak berhenti pada dokumen saja. Ia harus diwujudkan
5 Sondang Siagian, Analysis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan StrategiOrganisasi, (Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986), cet.ke-1, h.176 Supriyono, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, (Yogtakarta:BPFC,1985), h.97 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PTRemaja Rosda Karya, 1999), h.328 George Stainner dan John Minner, Manajemen Stratejik, (Jakarta: Erlangga, 2002),h.209 Lawrrence R. Jauch dan William F. Glueck, Manajemen Strategi dan KebijakanPerusahaan, Edisi ke-3 (Jakarta: Erlangga, 1998), h.12
25
dengan pelaksanaan atau implementasinya. Para praktisi sering juga
menyebut dengan istilah eksekusi. Strategi tidak ada artinya tanpa eksekusi.
Bagaimana aspek pengimplementasian ini dijalankan oleh organisasi demi
kesuksesan startegi perusahaan.
Implementasi strategi merupakan rangkaian aktivitas dan pekerjaan
yang dibutuhkan untuk mengeksekusi perencanaan startegik. Artinya apa
yang kita rumuskan pada strategi dan kebijakan kita terapkan dalam
berbagai program kerja, anggaran dan prosedur-prosedur. Untuk memulai
proses implementasi, para perencanaan strategik perlu hal berikut:10
1. Siapa yang akan menjalankan perencanaan startegis (yang
mengimplemntasikan). Tentang siapa yang mengimplementasikan
strategi yang sudah ada dirumuskan biasanya tergantung skala
organisasi dan bagaimana struktur yang ada. Namun, secara umum,
implementasi sebagian besar dilakukan oleh para manajer dan
supervisor.11
2. Apa yang harus dilakukan untuk mencapai arah yang ditentukan.
Untuk mengimplementasikan strategi, perusahaan memerlukan
rumusan program, anggaran yang akan membiayai pelaksanaan
program, dan prosedur untuk memastikan program berjalan seperti
yang diharapkan. Rumusan apa yang harus dilakukan yaitu:12
a) Program: program yang dibuat, pertama-tama, harus terkait dengan
rumusan strategi yang sudah dibuat. Kemudian, sedapat mungkin
10 M.Taufiq Amir,Manajemen Strategik konsep dan aplikasi, (Jakarta: PTRajaGrafindo Persada, 2012), hal. 19211 Ibid, hal.19312 Ibid, hal. 193
26
sebuah program bersifat Action-oriented. Karena itulah, dalam
dokumen program kerja dianjurkan untuk menuliskan item
programnya dengan kata kerja.13
b) Anggaran: begitu kita selesai menyiapkan program, maka
sekaligus kita menyiapkan anggaran. Anggaran adalah “program
dalam bentuk uang” sehingga, program yang “canggih” jika tidak
ada anggaran yang mendukungnya tidak bisa “berbicara” apa-apa.
Karena itu, anggaran sering kali disebut juga sebagai darahnya
program.14
c) Prosedur: prosedur ini adalah urutan-urutan aktivitas yang harus
diselesaikan untuk menyelesaikan sebuah bagian pekerjaan dalam
program. Dengan adanya prosedur, maka kita dapat menjamin
sebuah pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, dan hasilnya
sesuai dengan harapan kita.15
3. Bagaimana orang-orang yang terlibat bisa bekerja dengan sukses. Agar
semua pekerjaan dalam implementasi dapat berjalan mulus, perusahaan
perlu mengorganisasi semuanya dengan tepat. Siapa orang yang
digunakan untuk pekerjaan tertentu, dan bagaimana cara
mengkoordinasikan antarpekerjaan.16
B. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan adalah mengembangkan diri dari keadaan tidak atau
kurang berdaya menjadi berdaya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik.
13 Ibid, hal.19314 Ibid, Hal.19515 Ibid, Hal.19616 Ibid, Hal.198
27
Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok,
ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dengan
keinginan mereka. Pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai suatu proses
yang relatif terus berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan.17
Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan
(empowerment), berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan).
Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai
kekuasaan.18
Pemberdayaan juga menunjuk pada kemampuan orang, khususnya
kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau
kemampuan dalam (a) memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka
memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan
pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari
kesakitan, (b) menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang
dan jasa-jasa yang mereka perlukan, dan (c) berpartisipasi dalam proses
pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.19
Secara teknis istilah pemberdayaan dapat disamakan dengan istilah
pengembangan. Menurut Imang Mansur Burhan sebagimana dikutip oleh
Nanih machendrawaty dan Agus Achmad Syafei mendifinisikan
pemberdayaan umat atau masyarakat sebagai upaya untuk membangkitkan
potensi umat islam ke arah yang lebih baik, baik dalam kehidupan sosial,
17 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat danIntervensi Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2000), cet.ke-1, h.32-3318 Suharto Ph. D, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.5719 Ibid, h.58
28
politik, maupun ekonomi.20
Amrullah Ahmad mengatakan bahwa “Pengembangan Masyarakat
Islam adalah sistem tindakan nyata yang menawarkan alternatif model
pemecahan masalah umat dalam bidang sosial, ekonomi dan lingkungan
dalam prespektif Islam.21
Pada dasarnya Islam adalah agama pemberdayaan. Dalam pandangan
Islam, pemberdayaan harus merupakan gerakan tanpa henti. Hal ini sejalan
dengan paradigma Islam sendiri sebagai agama gerakan atau perubahan.
Dalam konteks Indonesia, masyarakat Islam sebagai penghuni mayoritas
bangsa masih terlalu jauh dari segala keunggulan bila dibandingkan dengan
sesama umat manusia dari negara-negara lain. Fakta ini menuntut adanya
upaya-upaya pemberdayaan yang sistematis dan terus-menerus untuk
melahirkan masyarakat Islam yang berkualitas.22
Sementara itu, menurut Ife sebagaimana dikutip oleh Isbandi
Rukminto melihat pemberdayaan secara ringkas sebagai upaya untuk
meningkatkan daya (power) dari kelompok yang kurang beruntung
(disadvantaged).23
Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam
masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah
20 Nanih Machendrawaty dan Agus Achmad Syafei,Pengembangan MasyarakatIslam,(Bandung: Rosda Karya,2001), cet. Ke-1, h.4221 Machendrawaty dan Achmad Syafei,Pengembangan Masyarakat Islam, h.4222 Ibid, h.4123 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi komunitas & Pengembangan Masyarakatsebagai upaya pemberdayaan masyarakat, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012), h.206, Edisi Revisi
29
kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan
atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat
yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan
kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik bersifat fisik,
ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai
indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.24
Menurut Parson et.al sebagimana dikutip oleh Edi Suharto Ph.D
mengajukan tiga dimensi pemberdayaan yang merujuk pada:
a. Sebuah proses pembangunan yang bermula dari pertumbuhan individual
yang kemudian berkembang menjadi sebuah perubahan sosial yang lebih
besar
b. Sebuah keadaan psikologis yang ditandai oleh rasa percaya diri, berguna
dan mampu mengendalikan diri dan orang lain
c. Pembebasan yang dihasilkan dari sebuah gerakan sosial, yang dimulai
dari pendidikan dan politisasi orang-orang lemah dan kemudian
melibatkan upaya-upaya kolektif dari orang-orang lemah tersebut untuk
memperoleh kekuasaan dan mengubah struktur-struktur yang masih
menekan. 25
Berbagai macam bentuk pemberdayaan dipadukan dan saling
melengkapi guna menciptakan kesejahteraan masyarakat. Hal yang sering
24 Ibid, h.59-6025 Ibid, h.63
30
kali menjadi masalah adalah bagaimana menyinergikan berbagai macam
upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan berbagai bidang dengan
melibatkan berbagai lembaga yang ada, baik itu lembaga pemerintah
maupun non pemerintah, ataupun menyinergikan pemberdayaan yang
dilakukan berdasarkan bidang yang berbeda. Masalah menyinergikan
berbagai upaya pemberdayaan antarbidang yang ada inilah salah satu hal
yang paling sulit dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
Salah satu contoh upaya pemberdayaan yang mencoba
menyinergikan pemberdayaan ekologi, ekonomi, sosial, dan spritual adalah
seperti apa yang dilakukan oleh salah satu komunitas India dalam mengelola
sampah dengan proses pembuatan kompos. Salah satu yang dikembangkan
adalah memanfaatkan sampah warga guna proses pembuatan pupuk yang
dikumpulkan dua sampai tiga kali seminggu kendaraan roda tiga seperti
modifikasi becak.26
Upaya yang dilakukan ini, bukan saja bernilai dalam pemberdayaan
ekologi di mana mencoba menciptakan lingkungan yang lebih asri, tetapi
juga dapat memberikan penghasilan bagi warga dari kelas ekonomi yang
kurang beruntung. Di samping itu, juga membantu mereka yang kurang
beruntung agar tidak melakukan tindak kejahatan dan mau berbuat baik
untuk sesama (mempunyai nilai sosial dan spiritual).
Bila dapat dilihat dari bidang-bidang yang terlibat dalam suatu
pemberdayaan masyarakat, upaya pemberdayaan masyarakat juga dapat
dilihat dari sisi keberadaannya sebagai suatu program ataupun sebagai suatu
26 Ibid, h.209-210
31
proses. Pemberdayaan sebagai suatu program, di mana pemberdayaan dilihat
dari tahapan-tahapan kegiatan guna mencapai suatu tujuan, yang biasanya
sudah ditentukan jangka waktunya.27
Sementara itu, pemberdayaan masyarakat sebagai suatu proses
adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan (on-going) sepanjang
komunitas itu masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan, dan tidak
hanya terpaku pada suatu program saja.28
Menurut Hogan yang dikuti oleh Isbandi Rukminto Adi, meyakini
bahwa proses pemberdayaan yang terjadi tidaklah berhenti pada suatu titik
tertentu, tetapi lebih merupakan sebagai upaya berkesinambungan untuk
meningkatkan daya yang ada. Meskipun hogan memfokuskan tulisannya
pada pemberdayaan individu, tetapi model pemberdayaan yang bersifat on
going process tersebut bukan berarti tidak dapat diterapkan pada level
komunitas.29
C. Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Parsons et. al, menyatakan bahwa proses pemberdayaan umumnya
dilakukan secara kolektif. Menurutnya, tidak ada literatur yang menyatakan
bahwa proses pemberdayaan terjadi dalam relasi satu lawan satu antara
pekerja sosial dan klien dalam setting pertolongan perseorangan. Meskipun
pemberdayaan seperti ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
kemampuan dari klien, hal ini bukanlah strategi utama pemberdayaan.
27 Ibid, h.21128 Ibid, h.21229 Ibid, h.213
32
Namun demikian, tidak semua intervensi pekerjaan sosial dapat
dilakukan melalui kolektivitas. Dalam beberapa situasi, strategi
pemberdayaan dapat saja dilakukan secara individual, meskipun pada
gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti
mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain diluar dirinya.30 Dalam
konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras
atau matra pemberdayaan (empowerment setting): mikro, mezzo, dan makro.
1. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu
melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention.
Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam
menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut
sebagai pendekatan yang Berpusat pada Tugas (task centered
approach).
2. Aras Mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai
media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok,
biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran.
Pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki
kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
3. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Startegi Besar
(large-system-strategy), karena sasaran perubahan diarahkan ada sistem
lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosila,
kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat,
30 Ibid, h.66
33
manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pendekatan ini.
Strategi Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki
kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, dan untuk
memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.31
Menurut Batten, pada dasarnya ada dua pendekatan dalam
pengembangan masyarakat: yang pertama adalah pendekatan direktif dan
yang kedua adalah pendekatan non direktif. Pendekatan direktif (directive
approach) dilakukan berlandaskan asumsi bahwa community worker tahu
apa yang dibutuhkan dan apa yang baik untuk masyarakat. Dalam
pendekatan ini, peranan community worker bersifat lebih dominan karena
prakarsa kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan lebih banyak berasal
dari community worker.32
Sedangkan pendekatan nondirektif (partisipatif), dilakukan
berlandaskan asumsi bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka
butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Pada pendekatan ini, community
worker tidak menempatkan diri sebagai orang yang menetapkan apa yang
baik atau buruk bagi suatu masyarakat. Pemeran utama dalam perubahan
masyarakat adalah masyarakat itu sendiri, community worker lebih bersifat
menggali dan mengembangkan potensi masyarakat.33
Jadi pengertian pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk
mewujudkan kemampuan dan kemandirian masyarakat. Selain itu,
31 Ibid, h.6732 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas & Pengembangan Masyarakat(sebagai upaya Pemberdayaan Masyarakat), (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada,2012), h.16633 Ibid ,h.167
34
pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan atau kapasitas masyarakat dalam memamfaatkan sumber daya
yang dimiliki, baik itu sumber daya manusia (SDM) maupun sumber daya
alam (SDA) yang tersedia di lingkungannya agar dapat meningkatkan
kesejahteraan hidupnya. Namun upaya yang dilakukan tidak hanya sebatas
untuk meningkatkan kemampuan atau kapasitas dari masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi juga untuk membangun jiwa
kemandirian masyarakat agar berkembang dan mempunyai motivasi yang
kuat dalam berpartisipasi dalam proses pemberdayaan. Masyarakat dalam
hal ini menjadi pelaku atau pusat proses pemberdayaan.
E. Pengertian Lingkungan.
Bagi manusia, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
disekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata ataupun
abstrak, termasuk manusia lainnya, serta suasana yang terbentuk karena
terjadinya interaksi diantara elemen-elemen di alam tersebut.
Lingkungan dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara sebagai
berikut:
a. Lingkungan yang hidup (biotis) dan lingkungan tidak hidup (abiotis)
b. Lingkungan alamiah dan lingkungan buatan (manusia)
c. Lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal
d. Lingkungan biofisis dan lingkungan psikososial
e. Lingkungan air (hydrosfir), lingkungan udara (atmosfir), lingkungan
tanah (litosfir), lingkungan biologis (biosfir), dan lingkungan sosial
35
(sosiosfir).34
Dalam Undang-undang R.I No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup pasal 1 ayat (1) menyebutkan:
“Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraaan manusia
serta makhluk hidup lainnya”.35
Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu
proses yang wajar dan terlaksana sejak manusia dilahirkan sampai ia
meninggal dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya
dukung unsur-unsur lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Udara, air,
makanan, sandang, papan, dan seluruh kebutuhan manusia harus diambil
dari lingkungan hidupnya.
Kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan yang ada di
dalamnya sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan, daya
toleransi, dan daya tegang, yang dalam istilah asing disebut carrying
capacity. Lingkungan tidak dapat mendukung jumlah kehidupan yang tanpa
batas apabila daya dukungan lingkungan itu terlampaui, maka manusia akan
mengalami berbagai kesulitan.36
Interaksi antar makhluk hidup dengan lingkungan abiotik dalam
suatu komunitas yang didasarkan pada pola makan, keanekaragaman biota,
34 Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, (Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press,2004), h.3635 Bahri Ghazali, Lingkungan hidup dalam pemahaman Islam, (Jakarta: PedomanIlmu Jaya, 1996), h.11 cet.136 Arif Sumantri, Kesehatan Lingkungan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2013), h.183
36
dan daur ulang demi keanekaragaman biota, dan daur ulang demi
kelangsungan hidup disebut ekosistem. Lingkungan hidup pada manusia
maupun makhluk hidup lainnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu;
a. Lingkungan hidup Internal
Lingkugan hidup internal adalah proses fisiologis dan biokimia yang
berlangsung dalam tubuh manusia pada saat tertentu yang juga mampu
menyesuaikan diri dengan perubahan dan keadaan yang terjadi di luar
tubuh untuk kelangsungan hidupnya atau disebut juga bersifat
hemeostatis.
b. Lingkungan hidup eksternal
Lingkungan hidup eksternal adalah segala sesuatu yang berupa benda
hidup atau mati, ruang energi, keadaan sosial, ekonomi maupun budaya
yang dapat membawa pengaruh terhadap perikehidupan manusia di
permukaan bumi ini.37
Berdasarkan perspektif Islam, manusia diciptakan atas dasar
kesia-siaan atau tanpa makna, bahkan hukum-hukum sosial Islam pun
dirancang berdasarkan pada tujuan dan filosofi penciptanya, tentunya hukun
dan aturan-aturan ini kadang kala muncul dalam bentuk dorongan, ajakan
ataupun nasihat-nasihat yang hanya memiliki dimensi etika di mana terdapat
hukuman ukhrawi atasnya, akan tetapi kadang kala ketika berhadapan
dengan ketiadaan perhatian terhadap aturan dan hukum-hukum ini, maka
yang akan berbicara ialah hukuman duniawi.
Terdapat prinsip-prinsip universal dalam Islam yang dapat menjadi
37 Ibid, h.7
37
sebuah kewajiban bagi seorang warga muslim, seperti: dalam Islam,
memberantas dan memusnahkan segala sesuatu yang menjadi
kebergantungan generasi manusia, akan dianggap sebagai sebuah tindakan
yang haram, seperti menganiaya sesama dan tidak mengkufuri nikmat-Nya.
Demikian pula dalam prespektif Islam, kegiatan yang memberikan
kenyamanan masyarakat dan dalam rangka menjaga keselamatan mereka,
dianggap sebagai sebuah pengabdian dalam keridhaan-Nya, serta ibadah dan
penghambaan kepada-Nya, karena seseungguhnya tidak ada tujuan lain
dalam penciptaan manusia selain ibadah.38
Karena perlindungan terhadap lingkungan hidup, memerhatikan
kesehatan lingkungan hidup, dan menghindarkannya dari pencemaran
merupakan sebuah usaha dalam rangka menyelamatkan manusia dari
kehancuran dan memberikan kenyamanan pada mereka, maka tindakan
seperti ini memiliki keistimewaan (sehingga diletakkan dalam kedudukan
wajib atau mustahab/dianjurkan).39
38 Ibid, h.28139 Ibid, h.282
38
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran umum RW Hijau 16 Baktijaya depok
1. Profil RW 16 Baktijaya Depok
Rukun Warga 16 (RW 16) adalah bagian dari Kelurahan Baktijaya,
Kecamatan Sukmajaya, Depok. RW 16 terdiri 10 RT dengan luas area kurang
lebih 4,25 Hektar, sampai saat ini dihuni oleh 2046 jiwa terdiri dari laki-laki:
1067 jiwa, perempuan: 989 jiwa dengan jumlah kepala keluarga: 551.1
RW Hijau 16 adalah sebuah penamaan yang merujuk pada aksi sosial
warga yang mengedepankan perilaku hijau dan bersih dilingkungan RW 16.
Aksi sosial warga ini telah mengantarkan RW 16 mencapai prestasi ditingkat
kota Depok sebagai RW Hijau,Bersih dan Teduh. Propinsi Jawa Barat selaku
Juara 2 Lomba HATINYA PKK serta Nasional mewakili Kota Depok dalam
penilaian Adipura, Kota Sehat dan Kampung Iklim.2
Berbagai upaya yang dilakukan untuk membangun komitmen sebagai
syarat keberhasilan konsep ini , adalah :3
a. Menjaga kebersihan lingkungan dengan pendekatan Lomba K-3 antar
lingkungan RT.
b. Memilah sampah organik dan mengolahnya menjadi kompos oleh PKK
dan kelompok Ibu-ibu Dasawisma
1 Profil RW 16 Baktijaya Depok2 Wawancara pribadi dengan Ibu Dwihastuti selaku bendahara RT6, Depok 24 Juni 20153 Profil RW 16 Baktijaya Depok
39
c. Membuat lubang biopori disekitar rumah untuk membantu resapan air
sehingga tidak semua air terbuang
d. Menata dan menjaga saluran air agar bersih tidak tergenang
e. Aksi tanam pohon dengan berbagai media tanam dengan target
memperindah lingkungan
f. Menjaga ketahan pangan dari halaman rumah dan pekarangan
2. Visi dan Misi
a. Visi
“Terwujudnya RW 16 yang mandiri dalam mengelola lingkungan di
bidang ekonomi, pembangunan, sosial, dan budaya serta memberikan
pelayanan administrasi warga/masyarakat yang ramah, cepat dan akurat.”4
b. Misi
1) Memberikan pelayanan administrasi kependudukan yang ramah, cepat
dan akurat kepada warga/masyarakat
2) Mengelola keuangan yang dapat memberikan konstribusi terhadap
pembangunan dan kegiatan lingkungan
3) Memberikan pelayanan dan pembinaan serta memelihara ketentraman
dan ketertiban lingkungan RW 16
4) Meningkatkan kesejahteraan warga/masyarakat dengan
memberdayakan unit-unit binaan RW 16 melalui swadaya
warga/masyarakat dan santunan pemerintah
4 Profil RW 16 Baktijaya Depok
40
5) Menyelenggarakan usaha perekonomian di segala kegiatan yang dapat
meningkatkan nilai ekonomi warga/masyarakat.5
3. Struktur Organisasi
Susunan organisasi merupakan elemen yang penting untuk mencapai
tujuan bersama. Di mana dalam struktur itu ada sebuah mekanisme
kepengurusan yang disusun atau dibangun secara teratur untuk mencapai
tujuan bersama. Karena aspek ini akan menjadi dasar dari bagian dan
mekanisme tugas dan tanggung jawab para pengurus yang terlibat, selanjutnya
akan berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas program.
Gambar 1Srtuktur Organisasi Rukun Warga 16
Kelurahan Baktijaya Kecamatan SukamajayaKota Depok
Sumber: Profil RW 16 Baktijaya Depok tahun 2011-2014
5 Ibid
Pembina
Lurah Baktijaya
Ketua RW 16
IR. Teguh Hari Widodo
Penasehat
Drs. Tri Prianggono, MM
H. Muchayar Saputra
Wakil Ketua RW 16
M. Sidik Sofyan
Bendahara
Budi Widodo
Sekertaris
Drs. Kasimin Hadi, MSI
41
a. Koordinator RW 16:
1) Koord. Trantib : N.I Hardini
2) Koord. Kessos : Kandar Sutarman dan Sumidjan
3) Koord. PPL : Sutito dan Herri Setiawan, ST
4) Koord. Ekonomi : Nasikhudin dan Lewi Octaviano, A.md. Ak
5) Koord. Poseni : Sumarno dan Imam Prasetyo
6) Humas : Drs. Yonnie Eko. M dan Suyono, SE
7) Koord. RTP : Cekwi Azis dan Paino
b. Pengurus RT:
1) Rukun Tetangga 01 : Triyono, Rizki Chaironi, S.Ag , dan Garmayana
Yudihi
2) Rukun Tetangga 02 : Mudiyanto, Sarjupri, S.Pd , dan Sugiyono
3) Rukun Tetangga 03 : Amirullah, Soleh Mansyur dan H. Sariman
4) Rukun Tetangga 04 : Marsigit, Aries Susanto dan Ardian. G
5) Rukun Tetangga 05 : M.Fitah Lailani, Sumrahadi, dan Muchtadi
6) Rukun Tetangga 06 : Hardjito, Lewi Octaviano, dan Siful Bakri
7) Rukun Tetangga 07 : Sardjono, Syahril Rahman, dan Dadan Budiman
8) Rukun Tetangga 08 : Drs. Ridwan, Imam Prasetyo, dan Edi Nugroho,
S.Sos
9) Rukun Tetangga 09 : Tjasmudi, Indranela.D, dan Herry Yanto
10) Rukun Tetangga 10 : M.Ali Irwan, Hadian Iman. S, dan Satri Said
42
Gambar 2Struktur Organisasi PKK RW 16
Kelurahan Baktijaya Kecamatan Sukmajaya Kota Depok
Sumber: Profil RW 16 Baktijaya Depok tahun 2011-2014
a. Dasa Wisma:
1) Dasa Wisma RT1 : Ratwan
2) Dasa Wisma RT2 : S.Sumarsini
3) Dasa Wisma RT3 : Shita.M
4) Dasa Wisma RT4 : Maryati
5) Dasa Wisma RT5 : Ira
6) Dasa Wisma RT6 : Renni.CH
7) Dasa Wisma RT7 : SW.Alwani
8) Dasa Wisma RT8 : Dini. N
Ketua PKK RW 16
Hj. Sri Toti. R
Sek.I
Turmini
Sek.II
Triyani
Wakil Ketua PKK RW
Nur Aini
Bendahara
Hj. Tati DJ
Ketua
PKK RT 1
Gadari. Y
Ketua
PKK RT 2
Djumiati
Ketua
PKK RT 3
Scholatika
Ketua
PKK RT 4
Ramsiah
Ketua
PKK RT 5
Tuti Heryani
Ketua
PKK RT 6
Elfina
Ketua
PKK RT 7
Sri Teteki
Ketua
PKK RT 8
Wahyuniningsih
Ketua
PKK RT 9
HJ. SW Marhaeni
Ketua
PKK RT 10
EVI
43
9) Dasa Wisma RT9 : Ely.ST.A
10) Dasa Wisma RT10 : Kuswati
b. SUB.Bidang:
1) Rohani Islam : Sumiati E.Z dan Nur Amalia
2) Kesra/Sosial : Mulyati dan T.Sri Indrayati
3) Koprasi : Hj. Henni dan Indranella
4) Rohani non Islam : Nining Kadarini dan Martha C.P
5) Kesehatan : Hj.Dr. Sumarti dan Atikah.S
6) Olahraga : Djumiati dan Mulyaningsih
7) Kesenian : Siti Choiriyah dan R.Nursariningsih
8) Keterampilan : Hera dan Evi
9) Arisan : Sri .M
4. Program Kegiatan
Program-program dan kegiatan yang dilakukan di RW Hijau 16 merujuk
pada aksi warga yang mengedepankan perilaku hijau dan bersih dilingkungan
tersebut. Adapun program yang dimiliki RW Hijau 16, yaitu:6
6 Wawancara Pribadi dengan ibu Dwihastuti selaku Bendahara RT 6, Depok 24 Juni2015
44
a. Program Gang Ku Hijau
Seiring waktu membangun dan membudayakan perilaku hijau, bersih,
sehat dan bermanfaat di lingkungan RW 16 mengantarkan sebuah konsep
baru penataan lingkungan. Program ini awalnya dari perlombaan dan
sekarang menjadi budaya di RW hijau 16 ini.
Ketika kriteria penilaian disusun dalam setiap lomba dan kemudian
diberlakukan umum, maka secara tidak langsung seluruh Gang di lingkungan
RW 16 menjadi hijau, bersih, sehat namun tidak menunjukkan sebuah
kekhasan serta memiliki keunikan tertentu. Tanaman yang ditanam tidak
ditanam ditanah lahan kosong karena sangat minim sekali tanah kosong di
RW Hijau 16 ini. Akan tetapi warga menanam tanaman dengan
menggunakan pot. 7
Saat ini, penataan yang berlaku generik berubah bersama sosok-sosok
penggerak yang terus konsisten mentata lingkungan masing-masing RT yang
berada pada setiap Gang. Setiap gang dengan sendirinya menegaskan suatu
tema tertentu yang menonjol berdasarkan jenis tanamannya. 8
Gang RT 06 yang sangat kaya dengan berbagai fariasi tanaman obat
makin menegaskan bahwa Gang ini adalah Gang Tanaman Obat Keluarga
(TOGA) lebih dari 100 jenis taman Toga ada disetiap halaman dan pot-pot
sepanjang jalan di gang tersebut.
7 RW Hijau 16, Satu Gang Satu tema, data ini diakses pada hari senin tanggal 25 januari2016, https://rwhijau16.wordpress.com/2013/07/01/satu-gang-satu-tema/8 Ibid
45
Sedangkan di gang RT 08 menjadi gang dengan model tanaman buah
dalam pot yang paling produktif. Berbagai jenis tanaman buah berjejer
sepanjang jalan gang tersebut.9
Gang RT 01, pergola Bougenville menjadi lorong indah gang ini.
Tanaman hias mendominasi sepanjang halaman depan rumah-rumah warga,
kembang dan bunga serta bentuk tanaman hias lainnya menambah warna dan
bentuk. Sedangkan di gang RT 05, Gang yang akan dikonsep menjadi
kawasan tanaman pangan berbasis halaman rumah dengan jenis tanaman
beragam seperti Jagung, Terong, Bayam, Bawang, Tomat. 10
Dalam program tersebut setiap gang terdapat lubang biopori. Lubang
biopori ini tidak dibuat di lahan kosong karena memang sangat minim sekali
lahan kosong di RW hijau 16. Akan tetapi lubang biopori tersebut dibuat di
got atau selokan air. 11
b. Bank Sampah
Bank sampah adalah suatu institusi yang di dirikan dengan tujuan
mengurangi jumlah sampah yang masih memiliki jumlah ekonomi, sehingga
menghasilkan ekonomi. Bank sampah ini juga mendaur ulang sampah yang
mempunyai pengertian sebagai proses menjadikan bahan bekas atau sampah
menjadi bahan baru yang dapat digunakan kembali, dan dijual ke pengepul
dimana bisa bermanfaat penambahan ekonomi warga. 12
9 Ibid10 Ibid11 Ibid12 Bank Sampah Green house, data ini di akses pada hari rabu, tanggal 24 Agustus 2016,
46
Dengan proses daur ulang, sampah dapat menjadi sesuatu yang
berguna sehingga bermanfaat untuk mengurangi penggunanaan bahan baku
yang baru. Manfaat lainnya adalah menghemat energi, mengurangi
kerusakan lahan, dan emisis gas rumah kaca dari pada proses pembuatan
barang baru.13
Bank Sampah yang merupakan kegiatan bersifat social
engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta
menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengolahan sampah secara bijak
dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA.14
Beberapa pengelolaan yang telah dilakukan Bank Sampah diantaranya
menghasilkan kerajinan dari sampah bekas bungkus plastik/kemasan kopi,
pewangi pakaian, susu,dan lain-lain, menjadi beragam produk seperti Tas,
Tempat Pensil, Dompet, Sarung HP, dan lain-lain.
5. Sumber Dana
Dana yang menunjang kegiatan RW Hijau 16 berasal dari swadaya atau
masyarakat sendiri. Dana bantuan berupa uang tunai dari pemerintah,
kelurahan dan lain-lain belum mendapatkannya. Jadi jika ada kegiatan RW
hijau 16 masyarakat sendiri yang mengumpulkan dana dengan bantuan
seikhlasnya.15
http://banksampahgreenhouse.com13 Ibid14 RW Hijau 16, Bank Sampah Depok Binar, data ini diakses pada hari senin tanggal 25Januari 2016, https://rwhijau16.wordpress.com/2013/03/05/bank-sampah-depok-binar/15 Wawancara pribadi dengan ibu H.Sri Toti selaku ketua PKK RW, Depok 13September 2015
47
B. Gambaran Umum Kelurahan Baktijaya
1. Profil Kelurahan Baktijaya dan Geografis Kelurahan Baktijaya
Kelurahan : Baktijaya
Kecamatan : Sukmajaya
Kota : Depok
Berdasarkan ketentuan pasal 45 ayat (3) Peraturan Daerah Kota Depok
Nomor: 8 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah, Lurah
bertanggungjawan kepada Walikota Depok melalui Camat. Selanjutnya
peraturan Walikota Nomor 49 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi
dan Tata Kerja Kelurahan yang terdapat dalam ketentuan pasal 3 ayat (2)
hurup (1), yang menyatakan bahwa “Lurah mempunyai fungsi
pengkoordinasian penyusunan Laporan Tahunan Kelurahan”.16
Kelurahan Baktijaya merupakan salah satu kelurahan yang berada pada
wilayah Kecamatan Sukmajaya Kota Depok dengan luas wilayah ±295 Ha,
dengan batasan wilayah:17
Sebelah Utara : Kelurahan Tugu
Sebelah Timur : Kelurahan Cisalak
Sebelah Selatan : Kelurahan Abadijaya
Sebelah Barat : Kelurahan Mekarjaya
Pemanfaatan dan penggunaan lahan di Kelurahan Baktijaya adalah
sebagai beikut:18
16 Profil Kelurahan Baktijaya Tahun 201417 Ibid
48
Perumahan, Pemukiman : 189 Ha
Perusahaan : - Ha
Pertanian : - Ha
Sarana Olahraga : 2 Ha
Sarana Ibadah : 15Ha
Sarana Umum/Jalan : 45Ha
Lainnya : 4 Ha
Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Kelurahan Baktijaya, yaitu:19
a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Baktijaya
b. Tim Penggerak PKK Masyarakat Baktijaya
c. Badan Keswadayaan Masyarakat Baktijaya
d. Karang Taruna Tingkat Kelurahan Baktijaya
e. POKDAR Kamtibmas Baktijaya
f. UPZ Kelurahan Baktijaya
g. UPS Kelurahan Baktijaya
h. Satgas Kelurahan Siaga
i. Satgas RW Siaga
j. Kota Sehat Kelurahan Baktijaya
k. Satlakar Kelurahan Baktijaya
18 Ibid19 Ibid
49
2. Visi dan Misi
a. Visi
“Terwujudnya pelayanan pemerintah Kelurahan yang ramah, cepat, tepat,
dan transparan”.20
b. Misi
1. Meningkatkan tatakelola Administrasi pemerintah Kelurahan
2. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat21
3. Struktur Organisasi Kelurahan Baktijaya
Berdasarkan Perda 08 Tahun 2008 Kelurahan dipimpin oleh seorang
Lurah, dibantu oleh 1 (satu) orang Sekretaris Kelurahan, dan 1 (satu) orang
Kepada Seksi serta 3 (tiga) pelaksana (6 orang PNS dan 8 Orang tenaga
sukwan).
Gambar 3Struktur Organisasi Kelurahan Baktijaya
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
20 Ibid21 Ibid
LURAH
H.M.Saiun AM. S.Sos
JABATAN FUNGSIONALSEKRETARIS
M.Ishak Wahyudi Lala
KASI PEMERINTAHAN,KETENTRAMAN DAN
KETERTIBANa. Ismet Sutisna, S.Sos. M.sib. Suratman Jayadi
KASI PEMBANGUNAN
DAN PEREKONOMIAN
a. Sueni, S.Sosb. Syamsudin
KASI
KEMASYARAKATAN
a. Heny Maulina, S.Sos
b. Atills Tatuil
50
4. Demografi Kelurahan Baktijaya
Jumlah penduduk di Kelurahan Baktijaya sampai akhir bulan Desember
2014 tercatat 47.444 Jiwa, terdiri dari:22
a. Laki-laki : 24.111 jiwa
b. Perempuan : 23.333 jiwa
c. Jumlah Penduduk : 47.444 jiwa
d. Jumlah KK : 12.635 KK
e. Wajib KTP : 39.309 Jiwa
Seluruh jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Baktijaya adalah
47.444 orang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1 jumlah penduduk menurut
Usia di bawah ini:
Tabel 1Jumlah Penduduk Menurut Usia
NO Usia Jumlah
1 0-4 Tahun 8.515 orang
2 5-9 Tahun 3.922 orang
3 10-14 Tahun 4.099 orang
4 15-19 Tahun 3.600 orang
5 20-24 Tahun 3.577 orang
6 25-29 Tahun 3.383 orang
7 30-34 Tahun 2.895 orang
8 35-39 Tahun 3.002 orang
9 40-44 Tahun 2.997 orang
10 45-49 Tahun 2.889 orang
11 50-54 Tahun 3.274 orang
22 Ibid
51
12 55-59 Tahun 2.427 orang
13 60-64 Tahun 707 orang
14 65-69 Tahun 767 orang
15 70-74 Tahun 572 orang
16 75-79 Tahun 543 orang
17 80 – Keatas 275 orang
18 Jumlah Penduduk 47.444 orang
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
Jika di lihat dari usia yang bekerja, jumlah penduduk yang bekerja
berusia 19-2 tahun sebanyak 10.653 orang, usia 25-55 tahun sebanyak 8.
132 orang dan sedangkan yang berusia 56-79 tahun sebanyak 2.113 orang.
Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2 jumlah penduduk berdasarkan usia
bekerja di bawah ini:
Tabel 2Jumlah penduduk Berdasarkan Usia Bekerja
NO Usia Jumlah
1 19-24 Tahun 10.653 orang
2 25-55 Tahun 8.132 orang
3 56-79 Tahun 2.113 orang
JUMLAH PENDUDUK 20.898 orang
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
Tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Baktijaya sebagian besar
sudah menamatkan pendidikn Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) atau
sejenisnya, dengan jumlah 11.602 orang. Masyarakat yang tamat Sekolah
Dasar (SD) sejumlah 7.925 orang, tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) sejumlah 9.103 orang, lulusan pendidikan Akademi atau sejenisnya
52
sebanyak 4.251 orang, dan yang tamat Perguruan Tinggi atau sejenisnya
sejumlah 2.768 orang. Sedangkan mayarakat Kelurahan Baktijaya Depok
yang tidak menamatkan sekolah berjumlah 2.327 orang dan yang belum
sekolah sebanyak 9.468 orang, seperti yang dapat dilihat pada Tabel nomor
3 sebagai berikut:
Tabel 3Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
NO Pendidikan Jumlah
1 SD / Sederajat 7.925 orang
2 SLTP / Sederajat 9.103 orang
3 SLTA / Sederajat 11.602 orang
4 Akademi / Sederajat 4.251 orang
5 Perguruan Tinggi / Sederajat 2.768 orang
6 Belum Sekolah 9.468 orang
7 Tidak Tamat Sekolah 2.327 orang
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
Sebagian besar penduduk Kelurahan Baktijaya menurut mata
pencaharian dengan jumlah 17.780 orang bekerja sebagai Pegawai Swasta,
6.277 orang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, 653 orang bekerja
sebagai TNI/POLRI, 4.025 orang bekerja sebagai pedagang, 5.862 orang
bekerja sebagai Wiraswasta, 96 orang bekerja sebagai Jasa, 0 orang bekerja
sebagai Tani, dan jenis pekerjaan lainnya sebanyak 1.267 orang. Dilihat
dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk Kelurahan
Baktijaya adalah bekerja sebagai Pegawai Swasta. Sebagai berikut lihat
tabel 4:
53
Tabel 4Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
NO Mata Pencaharian Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil 6.277 orang
2 TNI/ Polri 653 orang
3 Pegawai Swasta 17.780 orang
4 Dagang 4.025 orang
5 Tani - orang
6 Wiraswasta 5.862 orang
7 Jasa 96 orang
8 Lainnya 1.267 orang
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
Jika dilihat dari jumlah penduduk menurut Agama, mayoritas
penduduk kelurahan Baktijaya adalah Agama Islam yang berjumlah 44.872
orang. Sedangkan Agama Kristen Protestan sebanyak 656 orang, Kristen
Katholik sebanyak 982 orang, Hindu sebanyak 482 orang, Budha sebanyak
451 orang dan yang beragama lainnya 10 orang. Untuk tabel berikutnya
lihat tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5Jumlah Penduduk Menurut Agama
NO Agama Jumlah
1 Islam 44.872 orang
2 Kristen Protestan 656 orang
3 Kristen Katholik 982 orang
4 Hindu 482 orang
5 Budha 451 orang
6 Lain-lain 10 orang
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
54
Jika dilihat dari jumlah sarana agama dan budaya, mayoritas sarana
agama dan budaya adalah berjumlah 31 jenis sarana Masjid. Sedangkan
jenis sarana agama dan budaya untuk mushollah 14 buah, Majlis Ta’lim
sebanyak 14 buah, Gereja protestan sebanyak 2 buah, rekomendasi
pendirian tempat ibadah sebanyak 11 buah, dansedangkan untuk Gereja
Katholik, Wihara dan Kelenteng tidak tersedia. Untuk lebih jelas lihat tabel
berikutnya lihat tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6Jumlah Sarana Agama dan Budaya
NO Jenis Sarana Agama dan Budaya Jumlah
1 Masjid 31 Buah
2 Mushollah 14 Buah
3 Majlis Ta’lim 26 Buah
4 Gereja Katholik - Buah
5 Gereja Protestan 2 Buah
6 Wihara - Buah
7 Kelenteng - Buah
8 Rekomendasi Pendirian tempat Ibadah 11 Buah
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baktijaya, 2014
55
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Analisis Pemberdayaan Masyarakat melalui Kegiatan Gangku Hijau dalam
Melestraikan Lingkungan di Rukun Warga (RW) Hijau 16, Baktijaya
Depok
RW Hijau 16 adalah sebuah penamaan yang merujuk pada aksi sosial
warga yang mengedepankan perilaku hijau dan bersih dilingkungan RW 16.
Kegiatan Gangku Hijau merupakan kegiatan penghijauan untuk setiap gang atau
setiap RT di RW hijau 16. Seiring waktu membangun dan membudayakan
perilaku hijau, bersih, sehat dan bermanfaat di lingkungan RW 16 mengantarkan
sebuah konsep baru penataan lingkungan. Setiap gang atau setiap RT mengikuti
perlombaan K3 (kebersihan, keindahan dan ketertiban), yang teridiri dari 10 RT
dan sekarang rutin setiap tahun mengadakan perlombaan gangku hijau. Strategi
kegiatan Gangku Hijau dalam menjalankan program pemberdayaan dilakukan
dengan cara sosialisasi mengenai tujuan diadakan perlombaan gangku hijau.
Mengadakan kegiatan tersebut tidak gampang hanya sebagaian masyarakat saja
yang ingin berpartisipasi untuk tahap awal.
Setelah diadakan perlombaan masyarakat telah terbiasa untuk
melakukan penghijauan lingkungan, yang awalnya hanya sebagian masyarakat
saja dan semakin lama masyarakat yang tidak berpartisipasi jadi mau
melakukan penghijauan lingkungan. Melakukan penghijauan ini dengan
56
menanam tanaman apa saja di rumah masing-masing dengan menggunakan pot.
Sebelumnya hanya menanam beberapa pot saja, sekarang sudah dianjurkan
untuk menanam tanaman minimal 20 pot tanaman dalam setiap rumah.
Masyarakat saling tolong-menolong dalam memberikan pengetahuan mereka
mengenai tanaman dan bibit tanaman. Peranan yang ikut terlibat antara lain
ibu-ibu PKK.
Proses implementasi yang dilakukan untuk kegiatan Gangku Hijau
dalam perencanaan:
1. Siapa yang akan menjalankan perencanaan startegis (yang
mengimplementasikan). Dalam kegiatan Gangku Hijau yang
mengimplementasikan kegiatan gangku hijua ini adalah ketua PKK dari RW
16 tersebut. Dalam hal ini ketua PKK RW ibu Hj. Sri Toti ini sangat
berperan penting dalam kegiatan Gangku Hijau.
2. Apa yang harus dilakukan untuk mencapai arah yang ditentukan. Untuk
mengimplementasikan strategi, lembaga memerlukan rumusan program,
anggaran yang akan membiayai pelaksanaan program, dan prosedur untuk
memastikan program berjalan seperti yang diharapkan. Rumusan apa yang
harus dilakukan yaitu:
a) Program
Program yang dilaksanakan pada saat ini adalah program Gangku
Hijau. Program yang mengedepankan perilaku hijau, bersih sehat dan
bermanfaat di lingkungan RW Hijau 16 Baktijaya Depok. Dengan cara
57
menghijaukan masing-masing gang atau setiap RT untuk melakukan
penghijauan dengan menggunakan pot untuk tanaman. Mengapa
menggunakan pot, karena daerah RW16 Baktijaya ini tidak mempunyai
lahan atau tanah yang kosong untuk menanam tanaman. Minimal 10
sampai 20 pot dalam setiap rumah.
Hal ini diungkapkan oleh ibu Dwi Hastuti sebagai berikut: “Carapenghijauan yang kami lakukan adalah dengan menanam tanamananmenggunakan pot minimal 10 sampai 20 pot di setiap rumah. Kamimembiasakan melakukan perawatan tanaman secara rutin dengan diadakankerja bakti seminggu sekali atau sebulan sekali, tergantung masing-masingkebijakan RT itu sendiri.”1
b) Anggaran
Kegiatan Gangku Hijau tidak memiliki anggaran khusus. Akan tetapi,
agar kegiatan ini tetap berjalan anggaran atau keuangan dilakukan dengan
cara swadaya. Setiap rumah mempunyai tabungan bulanan RT yang setiap
bulannya dikumpulkan dan digabung dari masing-masing rumah. Hasil
dari tabungan bulanan tersebut digunakan untuk kegiatan yang ada, bukan
hanya untuk kegiatan Gangku Hijau saja seperti kegiatan perlombaan
anak-anak.
Hal ini diungkapkan oleh ibu Hj.Sri Toti sebagai berikut: “Kalauanggaran kami tidak mempunyai anggaran khusus. Kami sumbanganpribadi saja, dengan menggunakan tabungan bulanan RT berbentuk kaleng.Jadi setiap bulannya kami kumpulkan dari masing-masing rumah dan kamigabungkan. Uangnya tidak untuk kegiatan Gangku Hijau saja, tetapi bisabuat kegiatan yang lainnya, seperti perlombaan anak-anak. Kamimelakukannya dengan swadaya saja.”2
1 Wawancara dengan ibu Dwi Hastuti, 24 Maret 2016, Rumah Ibu Dwi Hastuti.2 Wawancara dengan ibu Hj. Sri Toti, 25 Maret 2016, Ruangan RW 16 Baktijaya Depok
58
c) Prosedur
Prosedur ini adalah urutan-urutan aktivitas yang harus diselesaikan
untuk menyelesaikan sebuah bagian pekerjaan dalam program. Kegiatan
Gangku Hijau untuk prosedurnya menanam dengan menggunakan pot
minimal 10 sampai 20 pot, membiasakan perawatan tanaman secara rutin,
dan menjaga penghijauan menjadi budaya bagi warga. Tanaman yang
ditanaman seperti warung hidup, apotik hidup dan tabulapot. Warung
hidup adalah perkarangan yang ditanami sayur-mayur untuk keperluan
seharai-hari, sedangkan apotik hidup adalah tanaman obat-obatan, dan
tabulapot yaitu tanaman dalam pot.
Hal ini diungkapkan oleh ibu Kuswati sebagai berikut: “Penghijauanyang dilakukan setiap RT harus mempunyai tanaman TOGA, warunghidup, apotik hidup, dan tabulapot. Warung hidup itu tanaman sayur-mayur,kalau apotik hidup tanaman obat, dan tabulapot itu tanaman dalam pot.”3
3. Bagaimana cara mengkoordinasikan antar pekerjaan agar semua pekerjaan
dalam implementasi dapat berjalan mulus, lembaga perlu mengorganisasi
semuanya dengan tepat. Jika dikatakan kegiataan Gangku Hijau berjalan
mulus atau tidak. Kegiatan Gangku Hijau ini bisa disebut tidak berjalan
dengan mulus. Karena, masih ada beberapa warga yang masih acuh dengan
kegiatan Gangku Hijau atau tidak peduli dengan penghijauan dan ada juga
yang peduli tetapi masih males-malesan. Masing-masing RT mempunyai
cara tersendiri untuk menggerakan warganya. Warga yang peduli dengan
lingkungannya memberi contoh dengan turun langsung untuk melakukan
3 Wawancara dengan ibu Kuswati, 25 maret 2016, lapangan PAUD
59
kerja bakti. Dengan itu, warga jadi ikut untuk turun langsung melakukan
kerja bakti, tetapi walaupun sudah memberi contoh beberapa warga masih
ada yang tidak peduli. Karena kegiatan ini sosial, tidak memaksa untuk
turun langsung melakukan kegiatan Gangku Hijau ini.
Hal ini diungkapkan oleh ibu Sumarti Wahyuni sebagai berikut: “Prosesmasing-masing RT mempunyai kesadaran sendiri minimal ketua PKK RTmeningkatkan kesadaran masyarakat. Tujuannya untuk menyadarkanmasyarakat betapa pentingnya penghijauan untuk diri sendiri danlingkungan.”4
Penghijauan adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan
secara konseptual dalam menangani krisis lingkungan. Begitu pentingnya
sehingga penghijauan sudah merupakan program nasional yang dilaksanakan di
seluruh Indonesia. Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi kondisi kesehatan
masyarakat. Banyak aspek kesejahteraan manusia dipengaruhi oleh lingkungan,
dan banyak penyakit dapat dimulai, didukung, ditopang atau dirangsang oleh
faktor-faktor lingkungan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka bahwasannya
peneliti menemukan strategi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
Gangku Hijau ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Edi Suharto
yaitu strategi aras mikro dan strategi aras mezzo. Aras mikro ialah
pemberdayaan dilakukan klien secara individu melalui bimbingan, konseling,
stress management, crisis intervention. Kegiatan Gangku Hijau menggunakan
aras mikro karena jika ada warga yang tertarik dengan kegiatan tersebut dan
4 Wawancara dengan ibu Sumarti Wahyuni, 25 Maret 2016, lapangan PAUD.
60
ingin mengetahui bagaimana bertanam tanaman. Salah satu warga yang sudah
terbiasa melakukan penghijaun akan membantu untuk membimbing bagaimana
cara menanam yang baik. Dengan memberikan beberapa bibit tanaman kepada
salah satu warga yang ingin belajar dengan secara ikhlas.
Hal ini diungkapkan oleh ibu Sumarti Wahyuni sebagai berikut: “Kamisaling menularkan saja. Kalau mau mengikuti penghijauan kami kasih bibityang kita punya secara ikhlas saja dan kami akan siap membantu.”5
Aras Mezzo adalah pemberdayaan dilakukan sekelompok klien.
Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media
intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan
sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan
sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang
dihadapinya secara mandiri. Kegiatan Gangku Hijau memakai aras mezzo, yaitu
menggunakan kelompok sebagai media intervensi yaitu kelompok RT. Aras
mezzo ini untuk meningkatkan kesadaran kepada warga agar mau melakukan
penghijaunnya di rumahnya sendiri. Pendidikan yang dilakukan dalam strategi
ini beberapa warga ada yang membeli buku tentang tanaman. Setelah membaca
buku itu warga saling menularkan ilmu yang didapat. Pelatihan yang dilakukan
strategi ini terkadang ada instansi dari luar yang melakukan pelatihan, seperti
mahasiswa dari UI melakukan pelatihan cara menanam, tanaman yang terkena
serangan hama diberitahu memakai pestisida organik, dan jika tanaman terdapat
kutu-kutu tanaman diberitahu untuk menyemprotnya dengan air cabe.
5 Ibid
61
Hal ini diungkapkan oleh ibu Kuswati sebagai berikut: “Waktu itu adapelatihan dari anak-anak UI memberi tahu tentang cara menanam dengan kasihpelajarannya seperti, jika tanaman ke serang hama dikasih pestisida tetapipestisida organik, didalam rumah jika ada kutu tanaman diberi semprotan aircabe.”6
Sedangkan untuk aras makro dalam kegiatan ini belum terarah strategi
yang lebih luas. Karena kegiatan ini masih dalam lingkungan RW 16 Baktijaya
Depok saja.
Menurut Parsons pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh
keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi
kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.7 Menurut
peneliti strategi yang digunakan di kegiatan Gangku Hijau dalam pemberdayaan
masyarakat di RW Hijau 16 adalah dengan menggunakan pendekatan
non-direktif yaitu bahwa masyarakat tahu apa yang sebenarnya mereka
butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Peran ibu-ibu PKK adalah
membantu mempercepat perubahan terjadi.
Dalam menjalankan kegiatan pemberdayaan, kegiatan Gangku Hijau
menggunakan teknik non-direktif, oleh karena itu tujuan pendekatan ini dalam
upaya pengembangan masyarakat ialah agar masyarakat memperoleh
pengalaman belajar untuk mengembangkan dirinya (masyarakat tersebut)
melalui pemikiran dan tindakan yang dirumuskan oleh mereka. Pendekatan
non-direktif ini sering juga dianggap sebagai pendekatan yang bersifat
6 Wawancara dengan ibu Kuswati, 25 maret 2016, lapangan PAUD.7 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian StrategiPembangunan Kesejahteraan sosial dan Pekerjaan Sosial), (Bandung: PT RefikaAditama, 2005), h.59
62
partisipatif.
Dalam penerapan di lapangan, pemilihan antara pendekatan direktif dan
non-direktif perlu disesuaikan dengan tingkat perkembangan masyarakatnya.
Perkembangan pada masyarakat RW 16 Baktijaya Depok dalam melakukan
kegiatan pemberdayaan sudah mampu memilih apa yang mereka butuhkan.
Lingkungan RW Hijau 16 Baktijaya Depok sudah menjadi kampung
percontohan di daerah Depok itu sendiri. Untuk warga masyarakat di RW 16
hampir semua masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan Gangku Hijau,
membuat gang dan rumah mereka sejuk dan nyaman dengan penghijauan. Gang
yang lebih asri dan sejuk dari pada gang yang lainnya adalah gang di RT 6.
Bukan berarti gang yang lain tidak asri dan sejuk dikarenakan di gang RT 6 luas
jalan tidak terlalu luas hanya motor saja yang bisa melintasi dan tidak ada
lalu-lalang mobil. Di gang RT 6 melakukan pengecatan jalanannya diberi cat
hijau, tanaman pot berjajar dari depan gang sampai belakang gang RT 6. Gang
tersebut terlihat lebih rapi, bersih, dan hijau sekali, sedangkan saluran air (Got)
di depan rumah mereka dibuat dari keramik sehingga mudah sekali untuk
dibersihkan. Akan tetapi tidak memutuskan semangat masyarakat di RT yang
lainnya, mereka tetap menanam tanaman mereka di halaman rumah saja. Justru
gang RT 6 dijadikan motivasi mereka untuk tetap menjaga dan merawat
penghijauan di rumah mereka masing-masing atau di gang mereka. Karena
mereka sadar penghijauan sangat dibutuh sekali untuk diri mereka sendiri dan
membuat lingkungan menjadi lebih sejuk dengan adanya penghijauan
63
dibandingkan sebelumnya yang tidak ada penghijauan sama sekali menjadikan
lingkungan mereka terasa panas dan tidak sejuk.
Akan tetapi masih ada kendala dalam melakukan kegiatan Gangku Hijau
ini yaitu masih susah memotivasi warganya terutama warga yang masih kurang
kesadarannya terhadap lingkungan. Menurut penuturan Ibu Dwi Hastuti
mengenai kendala dalam melakukan kegiatan Gangku Hijau ini adalah:
“ Jika ditanya kendala yang jelas biaya, karena semakin banyak program,akan tetapi kendala yang utama adalah sulitnya memotivasi warga terutamawarga yang kesadarannya kurang terhadap lingkungan. Caranya supayagampang kami yang memberi contoh keteladanan, keteladanan itu penting.Jadi sebagai pengurus jangan asal memberi perintah saja untuk kerja bakti,misalnya besok kerja bakti ya bapak-bapak lalu warganya tidur, lebih baikturun saja langsung. Jadi bapak RT dan beberapa orang yang kerja baktiakan ditanya sedang kerjain apa pak? Setelah itu warganya jadi ikut turunlangsung. Jadi keteladananlah contoh dari itu semua.”8
Keberhasilan pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari keberdayaan
mereka menyangkut kemampuan ekonomi, kemampuan mengakses manfaat
kesejahteraan, dan kemampuan kultural dan politis. Tujuan pemberdayaan
menunjukkan keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan
sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang
bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti kepercayaan diri, mampu
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
8 Wawancara Pribadi dengan Ibu Dwi Hastuti, di depan halaman PAUD, tanggal 15desember 2015
64
Hasil penelitian ini memang tidak menghasil perekonomian masyarakat
di RW hijau 16 meningkat. Akan tetapi dengan adanya kegiatan Gangku Hijau
ini masyarakat sadar betapa pentingnya penghijaun di lingkungan sendiri.
Seperti yang diungkapkan oleh ibu Dwi Hastuti: 9
“Secara materi tidak ada, akan tetapi yang pertama kenyamanan,kesegaran tinggal ditempat gang yang hijau, kalau saya pribadi bisa kenalorang banyak dari mana-mana jadi pergaulan. Hasil berikutnyapengalaman yaitu megikuti lomba, jadi itu hasil yang tidak terukur denganuang”.
Jadi pemberdayaaan dalam kegiatan Gangku Hijau di RW Hijau 16 ini
merupakan staretgi aras mikro dan aras mezzo pemberdayaan dengan
menggunakan bimbingan terhadap kilen secara individu dan pemberdayaan
menggunakan kelompok sebagai media intervensi melalui pendidikan sebagai
startegi untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat.
Pendidikan dengan cara saling memberitahu bagaimana menjaga dan merawat
penghijauan di rumah masing-masing dengan baik dan benar. Bukan hanya saat
diadakan lomba saja, akan tetapi dalam kesehariannya.
B. Manfaat yang diperoleh setelah melaksanakan kegiatan Gangku Hijau
dalam Melestarikan Lingkungan
Dalam prosesnya, pemberdayaan harus memiliki strategi untuk
menjalankan program-programnya. Strategi dalam program lingkungan
diperlukan agar dalam penerapan program tersebut dapat bermanfaat.
Hasil dari melaksanakan kegiatan gangku hijau ini didapat oleh warga
9 Wawancara Pribadi dengan Ibu Dwi Hastuti.
65
masyarakat yang mengikuti kegiatan Gangku Hijau, manfaatnya bisa dirasakan
untuk mereka sendiri, mereka yang melaksanakan kegiatan Gangku Hijau
mendapatkan manfaat pentingnya penghijauan di rumah sendiri.
Menurut salah satu penuturan warga yang melaksanakan kegiatan
Gangku Hijau yang peneliti wawancarai bahwa manfaat yang didapatkan
setelah mengikuti kegiatan Gangku Hijau.
Menurut ibu Tini Rusdi, “Manfaatnya ada, yang untuk tanaman toga bisakita pakai, untuk obat kita sendiri yang bisa di pakai saja seperti sakit perut,kita bisa ambil pucuknya jambu biji, dan manfaatnya untuk sendiri ada”.10
Begitu juga dengan ibu Turmini, “iya ada manfaatnya juga, dengan selainhijau lingkungan, tanaman sayur-mayur bisa kita manfaatkan untuk masakdan tanaman toga juga bisa obat untuk kita sendiri”.11
Sedangkan menurut penuturan Ibu Hj. Sri Toti (Ketua PKK RW) bahwa
manfaat kegiatan Gangku Hijau yang di dapatkan oleh masyarakat RW 16
Baktijaya adalah:
“Dengan mendapatkan penanaman gang yang hijau. Kita bisa mendapatkanO2 yang banyak, jadi udara kita semakin segar, semakin hijau, semakinteduh bahkan semakin asrilah ya. Jadi selain asri, keindahan, kitamendapatkan udara yang segar dengan adanya pohon-pohon”.12
Sedangkan menurut ibu Heni manfaat kegiatan Gangku Hijau adalah:“Lingkungan menjadi teduh dan sejuh dan manfaat itu dari kita untuk kitajuga”13
10 Wawancara Pribadi dengan Ibu Tini Rusdi, di depan halaman PAUD, tanggal 15Desember 201511 Wawancara Pribadi dengan Ibu Turmini, di depan halam PAUD, tanggal 15Desember 201512 Wawancara Pribadi dengan Ibu Hj. Sri Toti di ruangan RW, tanggal 13 September201513 Wawancara Pribadi dengan Ibu Heni, di ruangan PAUD, tanggal 15 September 2015
66
Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat yang
mereka peroleh dalam mengikuti kegiatan Gangku Hijau, lingkungan mereka
menajdi asri dan nyaman. Rumah mereka masing-masing menjadi indah dengan
adanya tanaman-tanaman di depan rumah, bahkan tanaman yang mereka
tanaman bisa menjadi obat.
Jika dibandingkan dahulu sebelum adanya penghijauan lingkungan RW
16 ini terasa gersang dan panas. Akan tetapi, setelah adanya penghijauan di
lingkungan tersebut suasana lingkungan menjadi sejuk, nyaman dan asri.
Menurut ibu tuti mengatakan:
“Sebelumnya lingkungan gersang dan kalau sekarang lebih baiklahlingkungan, sekarang lebih maju lagi”.14
Sedangkan menurut ibu Sumarti Wahyuni:“Kayanya lingkungan kami ini memang dari awal sudah nyaman walaupunmemang tidak ada program pemerintahan penghijauan dan sebagainyakami semua sudah melaksanakan secara kemauan sendiri atau swadaya.Kalau sekarang tambah asri dan nyaman lingkungan kami”.15
Jadi peneliti simpulkan bahwa hasil yang mereka peroleh dari kegiatan
Gangku Hijau tersebut mereka merasakan hasil manfaatnya baik untuk diri
mereka sendiri dan untuk orang banyak. Baik untuk mereka sendiri adalah
mereka merasakan aman, nyaman dan sejuk tinggal dirumah mereka sendiri dan
tidak merasa lingkungan menjadi gersang atau panas. Mereka juga jadi
menyukai penghijauan, bahkan mereka menjadi hobi dalam penghijauan
14 Wawancara pribadi dengan Ibu Tuti Indrawati, dilapangan PAUD, tanggal 15September 201515 Wawancara pribadi dengan Ibu Sumarti Wahyuni, dilapangan PAUD, tanggal 15Desember 2015
67
tanaman di lingkungannya sendiri.
Sedangkan hasil baik untuk orang banyak adalah warga yang tidak
tinggal di daerah RW 16 Baktijaya merasakan kesejukan jika berkunjung di
daerah tersebut. Jadi masyarakat lain jadi ingin mengetahui penghijaun yang
seperti apa dan bagaimana merawat tanaman yang baik dan benar. RW hijau 16
ini sudah menjadi kampung percontohan untuk RW yang lainnya.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan
data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi kepada RW Hijau 16
mengenai strategi pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan Gangku Hijau
dalam melestarikan lingkungan di RW Hijau 16 Baktijaya Depok, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberdayaan Masyarakat di RW Hijau 16 Baktijaya Depok yang dilakukan
dalam melaksanakan kegiatan Gangku Hijau menggunakan aras mikro dan
aras mezzo. Kegiatan Gangku Hijau menggunakan aras mikro karena jika ada
warga yang tertarik dengan kegiatan tersebut dan ingin mengetahui bagaimana
bertanam tanaman. Salah satu warga yang sudah terbiasa melakukan
penghijaun akan membantu untuk membimbing bagaimana cara menanam
yang baik. Sedangkan aras mezzo, menggunakan kelompok sebagai media
intervensi dan pendekatan non-direktif yaitu bahwa masyarakat tahu apa yang
sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang baik untuk mereka. Kegiatan
Gangku Hijau memakai aras mezzo, yaitu menggunakan kelompok sebagai
media intervensi yaitu kelompok RT. Aras mezzo ini untuk meningkatkan
kesadaran kepada warga agar mau melakukan penghijaunnya di rumahnya
sendiri. Pendidikan yang dilakukan dalam strategi ini beberapa warga ada
69
yang membeli buku tentang tanaman. Setelah membaca buku itu warga saling
menularkan ilmu yang didapat. Pelatihan yang dilakukan strategi ini terkadang
ada instansi dari luar yang melakukan pelatihan, seperti mahasiswa dari UI
melakukan pelatihan cara menanam, tanaman yang terkena serangan hama
diberitahu memakai pestisida organik, dan jika tanaman terdapat kutu-kutu
tanaman diberitahu untuk menyemprotnya dengan air cabe. Peran ibu-ibu
PKK adalah membantu mempercepat perubahan terjadi. Hasil penelitian ini
memang tidak menghasil perekonomian masyarakat di RW hijau 16
meningkat. Akan tetapi dengan adanya kegiatan Gangku Hijau ini masyarakat
sadar betapa pentingnya penghijaun di lingkungan sendiri.
2. Manfaat yang didapatkan dalam melaksanakan kegiatan Gangku Hijau adalah
dengan adanya penghijauan masyarakat dapat menghirup udara dengan sejuk
dan teduh lingkungan menjadi asri dan indah. Tanaman yang di tanaman bisa
menjadi obat yaitu tanaman TOGA (tanaman obat keluarga).
B. Saran
Saran-saran peneliti terhadap kegiatan Gangku Hijau yang dilakukan di
RW Hijau 16 Baktijaya Depok adalah:
1. Strategi yang dijalankan dipertahankan dan ditingkatkan, terutama pada
kegiatan penghijauan perlu ditingkatkan lagi dalam upaya memberikan
pemahaman dan transfer daya kepada masyarakat agar dapat diterima dengan
baik dan mandiri.
70
2. Kegiatan Gangku Hijau yang dijalankan oleh RW Hijau 16 Baktijaya Depok
bagi masyarakat RW 16 Baktijaya Depok cukup baik, namun akan lebih baik
lagi apabila masyarakat tersebut diberikan berbagai kegiatan lainnya
mengenai lingkungan atau pemberdayaan ekonomi.
3. Memaksimalkan peran dari generasi muda dalam kegiatan Gangku Hijau atau
mengenai penghijauan lingkungan. Hal ini dirasa penting demi
keberlangsungan kegiatan, sehingga generasi muda dapat berpartisipasi dalam
kegaiatan di RW Hijau 16 Baktijaya Depok.
71
DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Amir, M.Taufiq. Manajemen Strategik konsep dan aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2012.
Bahar, Yul Harry. Teknologi penanganan dan pemanfaatan sampah. Jakarta: PT.WacaUtama Pramesti, 1986.
Emzir. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2012
Ghazali, M.Bahri. Lingkungan hidup dalam pemahaman Islam. Jakarta: PedomanIlmu Jaya, 1996.
Hari Purnomo, Setiawan dan Zulkiflimansyah. Manajemen Strategi: Sebuah KonsepPengantar. Jakarta: LPEE UI, 1999.
Hikmat, Harry. Startegi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora UtamaPress, 2004.
J. Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2000.
J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi revisi). Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2007.
Machendrawaty, Nanih dan Achmad Syafei, Agus. Pengembangan Masyarakat Islam.Bandung: Rosda Karya,2001.
M.Mulia, Ricki. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.
Rafi’udin dan Abdul Djalil, Maman. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: PustakaSetia
Rukminto Adi, Isbandi. Intervensi komunitas & Pengembangan Masyarakat sebagaiupaya pemberdayaan masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2012.
Rukminto Adi, Isbandi. Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan IntervensiKomunitas. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2000.
72
R. Jauch, Lawrrence dan F. Glueck, William. Manajemen Strategi dan KebijakanPerusahaan, Edisi ke-3. Jakarta: Erlangga, 1998.
Salam, Syamsir dan Fadhilah, Amir. Sosiologi Pedesaan. Jakarta: Lembaga PenelitianUIN Syarif Hidayatullah, 2008.
Siagian, Sondang. Analysis Serta Perumusan Kebijaksanaan dan Strategi Organisasi.Jakarta: PT. Gunung Agung, 1986.
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, kajian startegipembangunan kesejahteraan sosial dan pekerjaan sosial. PT RefikaAditama, 2005.
Sumantri, Arif. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri, 2010.
Sumantri, Arif. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2013.
Supriyon. Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis. Yogtakarta: BPFC,1985.
Suryabrata, Sumadi. Metodologi penelitian. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012.
Soemarwoto, Otto. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: PT.Djambatan, 2004.
Soemirat Slamet, Juli. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress,2004.
Soemirat Slamet,Juli. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta:Gadjah Mada UnivesityPress,2009.
Steiner, George dan Minner, John. Manajemen Strategi. Jakarta: Erlangga.
Uchjana Efendy, Onong. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT RemajaRosda Karya, 1999.
2. Data Wawancara Pribadi
Wawancara dengan ibu Dwi Hastuti, 24 Maret 2016, Rumah Ibu Dwi Hastuti.
Wawancara dengan ibu Hj. Sri Toti, 25 Maret 2016, Ruangan RW 16 BaktijayaDepok
Wawancara dengan ibu Kuswati, 25 maret 2016, lapangan PAUD
73
Wawancara dengan ibu Sumarti Wahyuni, 25 Maret 2016, lapangan PAUD.
Wawancara pribadi dengan Ibu Dwihastuti selaku bendahara RT 6, Depok 24 Juni2015
Wawancara pribadi dengan ibu H.Sri Toti selaku ketua PKK RW, Depok 13September 2015
Wawancara Pribadi dengan Ibu Heni, di ruangan PAUD, Depok, tanggal 15September 2015
Wawancara pribadi dengan Ibu Tuti Indrawati, dilapangan PAUD, Depok, tanggal 15September 2015
Wawancara pribadi dengan Ibu Sumarti Wahyuni, dilapangan PAUD, Depok, tanggal15 Desember 2015
Wawancara Pribadi dengan Ibu Tini Rusdi, di depan halaman PAUD, Depok, tanggal15 Desember 2015
Wawancara Pribadi dengan Ibu Turmini, di depan halaman PAUD, Depok, tanggal 15Desember 2015
3. Data Skripsi
Aziz, Irfan. “Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui kegiatan Kelompok WanitaTani Maju Bersama dalam Pembuatan Abon Lele di Parung Poncol RW02Kelurahan Duren Mekar”. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan IlmuKomunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2014.
Erniyati. “Strategi Pemberdayaan Masyarakat melalui Program PemberdayaanMasyarakat (PPMK) di Kelurahan Semper Barat Jakarta Utara”. Skripsi SIFakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam NegeriJakarta ,2010.
Fadly, Mochammady. “Srategi Pemberdayaan Keluarga melalui ProgramEkstrakurikuler Posdaya Bina Mandiri Yayasan Bina Mulya KelurahanPasir Putih Sawangan Depok”. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmukomunikasi, Universitas Islam Negeri, 2012.
Hadi, Amy Habibul. “Strategi Perlindungan dan Pemberdayaan Anak Terlantarmelalui Program Rumah Belajar Anak Lembaga Kemanusiaan Aksi CepatTanggap (ACT) di kampung Muka Ancol Pademangan Jakarta Utara”.
74
Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunkasi, Universitas IslamNegeri Jakarta, 2015.
Rahmayani,Sri. “Strategi Empiris Rasional Pemberdayaan Perempuan eks penderitaKusta melalui Program Kewirausahaan Sosial oleh Komunitas Nalacity diKampung Sitanala Tangerang”. Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan IlmuKomunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2015.
4. Data Internet
Bank Sampah Green house, data ini di akses pada hari rabu, tanggal 24 agustus 2016 darihttp://banksampahgreenhouse.com
RW Hijau 16. Satu Gang Satu Tema. data ini diakses pada hari senin tanggal 25 januari 2016dari https://rwhijau16.wordpress.com/2013/07/01/satu-gang-satu-tema/
RW Hijau 16. Bank sampah Depok Binar. data ini diakses pada hari senin tanggal 25 januari2016 darihttps://rwhijau16.wordpress.com/2013/03/05/bank-sampah-depok-binar/
Yasri. Manfaat dan pengertian reboisasi dan penghijauan, artikel diakses pada 2September 2016 darihttp://genggaminternet.com/manfaat-dan-pengertian-reboisasi-dan-penghijauan/
Profil informan
Nama : Ibu Hj. Sri Toti R.
Usia : 64 Tahun
1. Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di
wilayah RW 16?
Jawab: Program penghijaun di RW kami itu, karena memang kami mmm di
lingkungan kita kan gersang ya mba. Jadi kita berusaha untuk menghijaukan
kemudian mengapa penghijauan karena secara pribadi kita tidak bisa ya. Jadi setiap
RT itu mengadakan lomba K3, K3 itu lomba Kebersihan, Keindahan dan
ketertiban..itu setiap RT jadi di RW 16 ini kan ada 10 RT setiap tahun menjelang
tujuh belasan kita ada lomba K3.
2. Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku
hijau?
Jawab: karena kan kita memang ingin menghijaukan supaya lingkungan kita hijau,
teduh, sejuk, nyaman ya seperti itu.
3. Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: dulu itu programnya RW yang sebelum ini, Bapak Drs. Trianggono
4. Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri?
Jawab: tahun berapa ya..sudah ada tahun 1982-1983, kita sudah mulai lomba K3
saja sudah12-10 tahunan.
5. Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan?
Jawab: ya..kita awalnya dari pribadi nanam-nanam kemudian kita ayo sama-sama
kita menghijaukan RT kita masing-masing. Mengadakan kerja bakti ada yang kerja
baktinya waktu dulu serempak entah sebulan sekali tetapi semakin kesini kan kita
perlu kerja bakti seminggu sekali ayo, ada yang seminggu sekali ada yang sebulan
sekali misalkan di minggu terakhir, ada yang setiap ahri jum’at, ada yang satu bulan
sekali di akhir-akhir bulan atau di awal bulan. Setiap-tiap RT itu lain-lain
programnya ya..
6. Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau?
Jawab: ya..kita ingin mendapatkan lingkungan yang hijau, yang nyaman karena
dengan tanaman-tanaman hijau kan kita akan mendapatkan O2 yang banyak. Jadi
udara kita makin segar, makin hijau, makin teduh, makin asri bahkan ya. Jadi selain
asri, keindahan kita mendapatkan udara yang segar dengan adanya pohon-pohon
banyak kan kita pasti mendapatkan O2 yang banyak dong..jadi lingkungan O2
makin banyak berarti makin segar. Kalau menurut saya sih udah biasa di lingkungan
kita ketempat lain itu gersang banget tetapi kalau di lingkungan sendiri karena
banyak pohon kita merasa menghisap O2 banyak jadinya kaya lebih nyaman
ya..menghisap O2 itu segar gitu kan.
7. Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau?
Jawab: kriterinya untuk gangku hijau setiap rumah harus mempunyai beberapa
puluh pohon setiap rumah ya bukan gang. Kemudian karena kita ingin pohon-pohon
itu bukan sekedar untuk mendapatkan hijau ada manfaatnya. Setiap rumah harus
mempunyai tanaman TOGA beberapa pot, kemudian tanaman hiasnya berapa,
kemudian kita belakangan ini karena dianjurkan harus menanam-tanaman yang
produktif misalkan ada warung hidup, ada lingkungan hidup, ada apotik hidup, ada
tabulapot (tanaman dalam pot), kemudian ada perikanan. Jadi seperti itu, kita setiap
RT lain-lain bahkan ada yang di dominasi disini yang mayoritas toganya banyak,
yang di RT ini tabulapot yang banyak, kemudian di gang ini yang tanaman
pangannya banyak gitu, lain-lain ya setiap RT.
8. Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam
kriteria gangku hijau?
Jawab: di RW 16 itu yang sudah memiliki kriteria gangku hijau misalnya di RT 6
disitu sudah memenuhi mmm..memang selain gangnya hijau tanamannya juga lebih
padat, lebih penuh kebetulan memang RT-nya agak kecil ya jadi lebih padat.
Kemudian di RT 3 cuman gang agak besar jadi tanaman itu membutuhkan tanaman
yang lebih banyak dan extra ya..dari RT 3, RT 6, RT 8 yang sudah memenuhi bahkan
kan bukan sekdar tanaman hijau tanaman produktif ada di RT 8 pohon anggurnya
sudah berbuah banyak gitu senang banget gitu,,subhanallah anggurnya banyak
banget itu sekarang udah dipetikin apa belum ya. Buahnya banyak kan ya kita
senanglah ya cuman disitu ada anggur hijau sampe batunya hijau, ada yang
anggurnya merah (07.02)
9. Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja?
Jawab: kelompok karena kan kegiatannya berdasarkan gang atau per RT gtu ya.
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: yaaa.. Menunjanglah maksudnya itu merespon banget ya.. Karena memang
kan pasti dengan adanya tanaman hijau itu kita di untungkan dengan adanya
tanaman hijau kan lingkungan pasti hijau udara bersih ditambah dengan got-got
bersih kan otomatis bersih dong..jadi hijau itu bukan hanya tanaman saja got juga
harus bersih..kan akan terjadi sehat, lingkungan-lingkungan sehat, lingkungan hijau,
lingkungan sehat kan akhirnya gitu..
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Strateginya ya kita selalu menanam dan menanam yaa..kalo mislakan
tanaman ini kan ada masanya ya ada matinya..kita jadi selalu emmm...yang sudah
mati kita ganti dengan apa dan kiranya kita ganti dengan apa..kan ada masa tanaman
itu sekian bulan mati kita ganti dengan tanaman yang baru..jadi emmm menanam
dan menganti gitu..
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari
kelurahan atau program dari RW saja?
Jawab: program ini dari RW sendiri, kalo masalah ikut campur tangan si engga
kelurahannya. Cuman karena kita ada lomba-lomba ya..awalnya justru dari kita ini
dari yang kecil..jadi kita ngadain trus kelurahan melihat untuk memotivasi warga
RW yang lain ya..di adakan lah kelurahan lomba akhirnya ini menang..entar tingkat
kecamatan ini menang akhirnya sampai tingkat kota kemudian dari tingkat kota
memang sudah memprogramin seperti itu..alhamdulillah RW ini selalu maju-maju
terus bahkan bukan sekedar sampai di tingkat kota kita sudah juara di tingkat
provinsi gitu. Juara 1 hatinya PKK ya..karena hatinya PKK itu bukan sekedar
hijaunya saja karena itulah di tanamin emmm tanaman yang produktif ya. Karena
Hatinya PKK itu Halaman Teratur Indah dan Nyaman gitu. Nah itu bukan sekedar
asal tanaman ada kriterianya ada warung hidupnya jadi kan kita engga punya
halaman sih. Pemanfaatan pekarangan seoptimal mungkin..jadi kita pemanfaatan
lahan pekarangan jadi kan kita perumnas engga punya lahan halaman.. Mungkin
kalian-kalian tinggal di perumahan kan halamananya luas-luas dong..kita kan cuman
seuprit kita menanamnya memakai pot ya.
13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16?
Jawab: dari kecamatan di jadikan kawasan Wisata Kesehatan
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Setuju
15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau?
Jawab: Sejak pertama adanya kegiatan gangku hijau ibu sudah mulai ikut..karena
ibu suka dengan tanaman.
16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: yaa bisa kebayang dong luas tanah segitu gersanglah pastinya kan ini
perumahan baru dlu tahun sekian.
17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: yaa kalo sekarang sih alhamdulillah sudah banyak pohon-pohon jadi sudah
mendinganlah kita kan dengan adanya O2 banyak jadi segar, lebih aman, nyaman
dan lebih sejuklah.
18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau?
Jawab: manfaatnya banyak ya mba. Selain lingkungan menjadi asri dan indah.
Tanaman yang kita tanam bisa menjadi obat. Seperti tanaman TOGA, dan tanaman
sayur-mayur bisa kita gunakan sendiri untuk memasak sendiri di rumah.
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: yaa kendala aja ya.. Misalkan warga yang tidak merespon kegiatan cuman
tidak banyak hanya satu atau dua orang.kan pada umumnyas semuanya kan dari kita
untuk kita.. Kan yang menikmati kan kita kita juga..setiap kegiatan ada ajalah
kendalanya tapi tidak banyak. Akhirnya juga mereka mengerti gitu.
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu
untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman?
Jawab: mmmkita sesama teman saja gitu kan..mmmm misalnya kenapa sih kita
harus begini begini ya agar supaya gang kita hijau gimana kita tanamin. Yaa
awal-awalnya gitu. Latihan khusus mah engga..
21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat
untuk melakukan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: kita disini bantuan dari pemerintah tidak ada, kita swadaya aja mba.
Profil informan
Nama : Ibu Tini Rusdi
Usia : 59 Tahun
1. Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di
wilayah RW 16?
Jawab: kegiatan gangku hijau saya tahu
2. Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku
hijau?
Jawab: ya ini untuk penghijauan
3. Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: pelopornya itu masyarakat
4. Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri?
Jawab: ini untuk RT saja atau keseluruhan, kalo di RT kita sudah kurang lebih 11
tahun yang lalu kita mulai penghijauan.
5. Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan?
Jawab: prosesnya kita dari warga ya..paling-paling bantu-bantulah buat nginiin
penghijauannya gitu.
6. Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau?
Jawab: tujuan untuk penghijauan lingkungan yang nyaman.
7. Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau?
Jawab: yaa setiap rumah itu harus ada minimal pot-pot penghijaun yang besar-besar
minimal 5 kalo yang kecil-kecil banyaklah minimal 10 pot penghijauan untuk setiap
satu rumah ya..
8. Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam
kriteria gangku hijau?
Jawab: kalo dilihat sudah semuanya masuk kriteria, akan tetapi lebih dominan
diRT6
9. Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja?
Jawab: kelompok per-gang atau per-RT
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Baik..semuanya gotong royong melakukan penghijauan itu.
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: strateginya kita gotong royong aja mba. Terus saling mengingatkan dalam
masalah pengetahuan emm tentang ini penghijauan gitu.
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari
kelurahan atau program dari RW saja?
Jawab: program dari RW sih mba kayanya.
13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16?
Jawab: biasanya anggota KWT pilah pilih sampah terus biasa ada pengajian. Itu aja
sih.
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Sangat setuju
15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau?
Jawab: tertarik banget karena penghijauan penting untuk diri sendiri
16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Sebelum ada itu emmm para warga acuhlah sama tanaman ya, ada yang mau
tanam ada yang engga.
17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: tapi selama ada penghijauan ini yaa kita berlomba-lombalah supaya gang
kita itu hijau.
18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Ada yg untuk toga kita bisa apa... di pake untuk obat berobat kita sendiri
kalo yang katanya yang bisa di pake yaa. Misalnya untuk sakit perut kita bisa ambil
pucuknya daun jambu biji ya itu manfaatnya.
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kendala ada banyak. Ada jg sih yang malas nyiram-nyiram. Nah
itu..kendalanya di situ. Terus yang bersih-bersih pot-potnya itu yg rajin aja yg mau
nyiram kembang-kembangnya.
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu
untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman?
Jawab: Waktu itu ada sih tata cara tapi waktu itu ini apa namanya pelatihannya
cuman untuk kita menanam cabe itu ada pelatihannya dulu. Udah lama sih 6 tahun
yang lalu.
21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat
untuk melakukan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Gag ada, dari warga sendiri.
Profil informan
Nama : Ibu Heni
Usia : 50 Tahun
1. Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di
wilayah RW 16?
Jawab: iya saya tahu
2. Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku
hijau?
Jawab: Karena di RW sini kan..pertamanya kan suka ada lomba ya 17-an ya.. lomba
untuk lingkungan hijau. Jadi setiap RT dilombakan. Kebetulan ada lomba di tingkat
kota yg ambil RW sini dapet juara 1 tingkat kecamatan dulu terus kota baru provinsi.
Jadi dari situ di namakan RW hijau.
3. Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Emmmm pelopor nya itu dulu itu RW sendiri sih.
4. Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri?
Jawab: Sekitar 10 tahunan yg lalu.
5. Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan?
Jawab: Prosesnya ya itu tadi setiap RT untuk di ikut sertakan mengada penghijauan
seperti toga..tanaman-tanaman obat, sayuran gitu.
6. Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Ya untuk keindahan lingkungan sendiri juga.. manfaatnya toga itu untuk
obat-obatan jadi kita engga usah beli obat ada di tanaman sendiri.
7. Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kriterianya untuk kesehatan kita juga ya.. dari pada kita lihat kan enak jadi
teduh gitu sejuk
8. Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam
kriteria gangku hijau?
Jawab: kalo dilihat RT 6
9. Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja?
Jawab: Kelompok per-RT
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: masyarakat ya namanya juga ada yang pro ada yg kontra ya mba..gag
semuanya menyetujui..kalo kita menjelaskan secara jelas ke mereka, mereka
mengerti.
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Strateginya selalu ada kerja bakti di hari jum'at
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari
kelurahan atau program dari RW saja?
Jawab: programnya dari RW sendiri mba.
13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16?
Jawab: Program lain kayanya itu aja RW hijau saja.
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Setuju
15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau?
Jawab: Ya tertarik karna kan untuk saya sendiri enak juga lihatnya gitu
rapi,menyejukan.
16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Lingkungan disini sebelumnya keadaan sebelumnya sama saja seperti RW
yang lain. Tetapi sudah banyak di RW yang lain penghijauannya sekarang paling
yang gersang hanya beberapa RT.
17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kalo sekarang masih ada beberapa RT yang kurang penghijauan.
18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Manfaatnya itu td mba..dr kita untuk kita juga gitu.
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kendalanya seperti kalo misalkan lomba biasanya tanaman toganya harus
begini-begini..yaa kita harus mencari gtu.
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu
untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman?
Jawab: Gag ada
21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat
untuk melakukan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Ada swadaya dari astra itu juga setelah kita banyak lomba juara.
Sumbangan berbentuk barang yg di butuhkan.
Profil informan
Nama : Ibu Turmini
Usia : 54 Tahun
1. Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di
wilayah RW 16?
Jawab: iya tahu
2. Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku
hijau?
Jawab: Dengan penghijauan kita ini. Sangat bagus dengan adanya tanaman hijau di
setiap gang nya. Dari RT1 sampe RT10 dengan penghijauan yang sama selalu di
adakan lomba K3.
3. Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Dari ketua PKK kita mengadakan lomba-lomba itu dari 10 tahun yang lalu
gitu.
4. Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri?
Jawab: sejak 10-an tahunan yang lalu
5. Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan?
Jawab: prosesnya ya kita setiap ada pertemuan sama ketua PKK kita di himbau
bagaiamana menghadapi lomba penghijauan itu. Jadi kita setiap RT PKK itu
bertanggung jawab.
6. Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Untuk penghijauan supaya kita indah lingkungannya gitu.
7. Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kriterianya yaa..supaya hijau saja lingkungan kita
8. Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam
kriteria gangku hijau?
Jawab: Kalo menurut saya karna selalu juara terbaik ya RT 6 itu.
9. Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja?
Jawab: kelompok mba
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Dengan adanya ini sangat baik masyarakat sangat mendukung karna positif
gitu. Warga selalu mendukung saja.
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Mengajak masyarakat dr ketua pkk itu setiap ada pertemuan di haruskan kita
menjaga lingkungan supaya tetap hijau.
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari
kelurahan atau program dari RW saja?
Jawab: Program sih selalu dari RW tapi ada juga yang dari kelurahan.
.
13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16?
Jawab: Masih RW hijau saja. Kegiatan dari PKK banyak ada hatinya pkk gitu.
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Setuju banget
15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau?
Jawab: Tertarik banget karna kegiatannya postif
16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kalo dulu masih itu yaa... sebelum ada kegiatan ini gersang lah blm adanya
penghijauan-penghijauan gitu.
17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Dengan adanya penghijauan ini walaupun tidak ada halaman bisa pakai
pot-pot itu.
18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Manfaatnya ada. Selain hijau, sayur mayur seperti toga" di pot selalu ada
manfaatnya.
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: alhamdulillah gag sih..karna kegiatan udah rutin jadi berjalan dengan baik
saja.
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu
untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman?
Jawab: Kita gag ada pelatihan untuk menanam gitu spontanitas saja. Kalo
penghijauan kan harus dari diri kita. Jadi gag ada pelatihan.
21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat
untuk melakukan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Gag ada kita swadaya aja.
Profil informan
Nama : Ibu Tuti Indrawati
Usia : 54 Tahun
1. Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di
wilayah RW 16?
Jawab: Tau setiap gang itu harus ada penghijauan. Yaa segala macem lah kan kita
ada lomba K3 itu ya. Jadi setiap RT itu harus ada penghijauan. Kalo gang hijaun
bener-bener RT6 deh. Kalo RT lain belum terlalu hijau gitu yaa.
2. Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku
hijau?
Jawab: Mungkin banyak tanaman yang bermanfaat untuk membuat lingkungan
hijau, yang indah dilihat dengan adanya penghijauanan, lebih sehat dengan
penghijauan mungkin itu yang bisa di bilang kenapa dinamakan gang ku hijau.
3. Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kalo saya kurang tau siapa yg menamakan gang ku hijau dari mana.
Mungkin karna dari lomba K3 selalu menang penghijauannya. Dari situlah di
namakan gangku hijau. Yang bener" hijau yang lebih baik penghijauannya.
.
4. Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri?
Jawab: Sudah dari dulu banget ya
5. Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan?
Jawab: Ya masing-masing RT prosesnya kita punya kesadaran sendiri deh setiap
rumah harus mempunyai tanaman yang bermanfaat,tanaman hias.. tanaman
bermanfaat ada toga. Setiap individu harus punya kesadaran jadi setiap RT
menggerakkan.
6. Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Tujuannya macam-macam lah untuk penghijauannya bagus untuk
lingkungan, untuk kesehatan itu kan bagus kalo ada penghijauan lingkungan sehat
dan bersih kalo menurut saya ya.
7. Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kalo kriterianya saya rasa untuk perlombaan K3 harus ada tanaman toga,ada
tabulapot,ada lumbung hidup itu kriteria wilayah hijau harus ada itu tanaman hias
apa segala macem setiap rt harus ada. Kalo bisa setiap rmh ada 1-2 pohon selain
tanaman hias.
8. Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam
kriteria gangku hijau?
Jawab: RT 6 sama RT 3
9. Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja?
Jawab: per-RT mba jadi kelompok
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Baik sih kalo ada kegiatan apa mereka selalu gotong royong jd gag perlu
memaksakan punya kesadaran sendiri jadi RT PKK membimbing saja.
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Strateginya kesadaran sendiri, bagaimana kita harus lebih baik lagi.
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari
kelurahan atau program dari RW saja?
Jawab: kalo kegiatan ini awalnya dari RW mba.
13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16?
Jawab: Bank sampah ada, ada kwt klo saya ikut nya bank sampah kwt pkk
poswindu..kegiatan keterampilan suka ada.
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Setuju banget
15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau?
Jawab: Tertarik banget justru saya ikut kegiatan yang ada.
16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Sebelumnya lingkungan gersang
17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kalo sekarang lebih baik lah lingkungan, ssekarang lebih maju lagi.
18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Banyak lah manfaatnya selain kita harus menjaga lingkungan itu.
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kendala mah ada saja. Tidak terlalu besar kendala
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu
untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman?
Jawab: Pelatihan paling tidak, suka di kasih tau cara menanam dan menanamnya itu
sih.
21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat
untuk melakukan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Saya kurang tau. Adanya sumbangan pribadi. Kalo di RT swadayanya.
Profil informan
Nama : Ibu Kuswati
Usia : 37 Tahun
1. Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di
wilayah RW 16?
Jawab: Iya tau
2. Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku
hijau?
Jawab: Mungkin ini, disini kan lomba K3 itu kan diantaranya untuk
penghijauan..nah terus kalo apa namanya.. kalo gang tersebut benar-benar hijau
emang di pandangan hijau satu banget.. emmmm mgkn itu pertama kalinya di
namakan bangku hijau.
3. Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: masyarakat
.
4. Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri?
Jawab: Sekitar 10 tahunan lah apa 11 tatun lebih
5. Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan?
Jawab: Ya dari setiap-tiap RT..karna apa namanya diadakan lomba dari RW setiap
RT tersebut yaa mengusahakan di masing-masing RT-nya itu sebagus mungkin
sehijau mungkin serapi mungkin ya biar terpacu menang gitu terus hijau.
6. Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Yaa pertama penghijauan lah untuk keindahan juga.
7. Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau?
Jawab: kriteria ada banyak, di antaranya misalnya kaya penghijauan itu ada
poin-poinnya misalnya emmm ada lumbung hidupnya gag, ada toga nya gag, ada
warung hidupnya, ada bank hidupnya, trus biopori dan resapannya juga termasuk
dalam kriteria trus selokan, penerangan, kondisi jalan banyak deh di antaranya itu.
8. Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam
kriteria gangku hijau?
Jawab: Kalo disini di RW 16 itu di RT 6 yang memenuhi kriteria.
9. Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja?
Jawab: kelompok
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Sangat seneng sih..krna apa namanya ya dgn tdk sadar emmmm
membangun diri sendiri untuk memulai dari penghijauan. Kan kalo penghijauan
biasanya dari masing-masing rumah dlu trus jd rajin menanam, rajn bebenah Rapi"
lah kerja bakti.
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Iya ada misalnya kena di sini tidak ada lahan yg kosong juga strateginya
memakai pot.
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari
kelurahan atau program dari RW saja?
Jawab: yang saya tau ini program dari RW mba.
13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16?
Jawab: Kemarin belum lama ada program kota sehat apa ya namanya.
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Setuju
15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau?
Jawab: Teratrik,karna membuat positif
16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kalo sebelumnya alhamdulillah saya datang kesini kan dari tahun 2006
emang kondisinya udah hijau jadi sebelumnya tahun itu saya belum tau kondisinya.
17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Yaaa sangat asri, hijau dan segar lah
18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau?
Jawab: manfaatnya banyak
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kendalanya ada juga sih yaa. Semuanya orang dilingkungan masing-masing
RT engga semuanya belum sadar diri bahwa harus menanam. Kaya di RT ku ada
juga yang misalnya di ajak menanam ya masih ini lah ogah-ogahan.
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu
untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman?
Jawab: Waktu itu pernah ada pelatihan menekan ini apa namanya sayur-sayuran
warung hidup dr anak-anak UI pernah kesini ksh tau cara menanam ksh pelajarannya
misalnya ini kena ke serang hama ini di ksh pestisida ini tapi pestisidanya organik yg
ada di dlm rmh lah misalnya klo ada kutu" di tanaman di semprot pakai cabe gitu
Trus air temulawak.
21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat
untuk melakukan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Alhamdulillah swadaya masyarakat
Profil informan
Nama : Ibu Sumarti Wahyuni
Usia : 55 Tahun
1. Apakah bapak/ibu mengetahui dengan adanya program gangku hijau di
wilayah RW 16?
Jawab: Tau, yang ibu tau ya. Itu menghijaukan minimal depan rumah sendiri dari
halaman rumah sendiri kita hijau kan dengan swadaya sendiri setelah itu kita
menularkan kepada lingkungan sekitar kita itu yg ibu tau. Kalo menurut dr
pelaponnya kota depok paling tidak didepan rumah itu tanaman terus nyambung ke
rumah yang lain itu peraturan dari kota depok.
2. Apakah bapak/ibu mengetahui mengapa program ini di namakan gangku
hijau?
Jawab: awalnya karena setiap RT harus memiliki tanaman hijau, mungkin dari situ
di namakan gangku hijau.
3. Siapa pelopor awalnya dalam menamakan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Masyarakat
4. Sejak kapankah program gangku hijau ini berdiri?
Jawab: Lingkungan RW 16 ini sejak tahun 2000 tapi cikal bakalnya kita dari tahun
1999.
5. Bagaimana proses kegiatan gangku hijau dilaksanakan?
Jawab: prosesnya masing-masing RT prosesnya kita punya kesadaran sendiri setiap
rumah harus mempunyai tanaman yang bermanfaat,tanaman hias, tanaman sayuran
dan tanaman yang lainnya. Minimal ketua PKK RT bantu meningkatkan kesadaran
masyarakatnya.
6. Apa tujuan dari program kegiatan gangku hijau?
Jawab: tujuannya untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya penghijauan
untuk diri sendiri dan lingkungan.
7. Adakah kriteria untuk kegiatan gangku hijau?
Jawab: kriterianya emmm harus mempunyai tanaman toga setiap RT, ada lumbung
hidup dan minimal setiap rumah mempunyai 20 tanaman pot.
8. Menurut bapak/ibu dimana sajakah gang yang sudah termasuk ke dalam
kriteria gangku hijau?
Jawab: RT 6, RT 3, RT 8 sekarang menyusul RT 1.
9. Apakah program kegiatan gangku hijau ini kelompok atau individu saja?
Jawab: awalnya kesadaran individu sekarang dijadikan kelompok atau per-gang.
10. Bagiamana respon warga RW 16 dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: Baik, amat sangat baik
11. Bagaimana strateginya dalam melaksanakan kegiatan gangku hijau?
Jawab: strateginya mengadakan gotong-royong atau kerja bakti ya. Biasanya di
adakan hari jum’at atau hari minggu.
12. Apakah program kegiatan gangku hijau ini merupakan program dari
kelurahan atau program dari RW saja?
Jawab: dari RW sendiri
13. Apakah ada program lain selain gangku hijau di RW 16?
Jawab: Yang paling kita utamakan program yang disenangi oleh kota depok setelah
gang hijau,RW hijau kami ada hatinya pkk halaman tertib, indah dan nyaman dan
kita nominasi juara
14. Apakah bapak/ibu setuju dengan adanya program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Setuju ibu pelaku
15. Kenapa bapak/ibu tertarik mengikuti kegaiatan gangku hijau?
Jawab: Teratrik sekali ini merupakan kegiatan yang positif.
16. Bagaimana keadaan lingkungan sebelum ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kayanya lingkungan kami ini memang dari awal sudah nyaman walaupun
memang tidak ada program pemerintah penghijauan dan sebagaianya kami semua
sudah melaksanakan secara kemauan sendiri,swadaya.
17. Bagaimana keadaan lingkungan setelah ada program kegiatan gangku hijau?
Jawab: sekarang tambah asri dan nyaman lingkungan kami.
18. Apakah ada manfaat dalam menjalankan kegiatan gangku hijau?
Jawab: saya rasa manfaatnya banyak ya. Selain kita merasakan lingkungan yang
hijau, asri dan nyaman, kita juga bisa memanfaatkan tanaman yang kita tanam
sendiri. Seperti tanaman toga untuk obat, terus yang sayuran bisa buat kita masak
sendiri gitu.
19. Apakah ada kendala dalam menjalankan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kecil ya sekian persen kalo bicara kendala tapi lebih banyak kompakannya
di bandingkan kendalanya
20. Apakah dalam program kegiatan gangku hijau ada pelatihan terlebih dahulu
untuk mengetahui tata cara menanam dan memelihara tanaman?
Jawab: kita saling menularkan saja mba. Ini ibu ini bisa ini, terus kalo nanam ini
harus begini kita punya bibit ini kita kasih jadi bertukaran saja. Tidak latihan secara
bagaimana gag ada. Saling menukarkan apa yang kita bisa.
21. Apakah ada bantuan/sumbangan yang diberikan oleh pemerintah setempat
untuk melakukan program kegiatan gangku hijau?
Jawab: Kami rata-rata swadaya tidak ada dari pemerintah.
TABEL JAWABAN RESPONDEN
No Pertanyaan
RESPONDENIbu Hj. Sri Toti Ibu Tini
RusdiIbu Heni Ibu Turmini Ibu Tuti
IndrawatiIbu Kuswati Ibu Sumarti
wahyuni
Rumusan Masalah: a.Bagaimana strategi
pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan
aksi gangku hijau dalam melestarikan
lingkungan di RW hijau 16 Baktijaya
Depok?
Rumusan masalah pertama
1 Apakah ibu mengetahui dengan adanyaprogram gangku hijau di wilayah RW 16?
Tahu,penghijaunlomba K3
Tahu,penghijauanlingkungan
Tahu,penghijauansetiap gang
Tahu,penghijauan
Tahu,setiapgang adapenghijaun
Tahu,penghijauanlomba K3
Tahu, minimalpenghijauan depanrumah sendiri
2 Apakah ibu mengetahui mengapa programini di namakan gangku hijau?
Untukpenghijauanlingkungan
Untukpenghijauan
Karena sukamengadakanlomba 17-anuntuklingkunganhijau
Lomba K3penghijauan untukper-RTataupergang
Karenatanamanbanyakmanfaatmembuatlingkunganhijau
Karenaadanyalomba K3
Karena setiap RTharus memilikitanaman hijau,maka dari sini dinamakan gangkuhijau
3 Siapa Pelopor awalnya dalam menamakanprogram kegiatan gangku hijau?
Bapak DrsTrianggono
Masyarakat RW sendiri Ketua PKK Kurang tahu Masyarakat Masyarakat
4 Sejak kapankah program gangku hijau iniberdiri?
Sekitar 1982atau 1983
Kurang lebih11 tahun yanglalu
10 tahuananyang lalu
10 tahunyang lalu
Sudah daridulu sekali
10-11 tahunyang lalu
1999
5 Bagaimana proses kegiatan gangku hijaudilaksanakan?
Awal daripribadisetlah itukerja baktibareng di RTmasing-masing untukpenghijauan
Awal dariWargamembantupenghijauan
Setiap RTikut sertamengadakanpenghijaun
SetiapKetua PKKRTbertanggung jawabuntupenghijauan di gangtersebut
Masing-masing RTmempunyaikesadaransendiriuntukmenhijaukanlingkungan
Masing-masing RTmenushakansehijaumungkin
Masing-masing RTmempunyaitanaman hias,sayuran danlain-lain
6 Apa tujuan dari program kegiatan gangkuhijau?
Lingkunganasri danmemperbanyak O2
PenghijauanLingkunganyang nyaman
Keindahanlingkungan
Untukpenghijauanlingkungan
Untukpenghijuandankesehatanlingkungan
Keindahanlingkungan
Menyadarkanmasyarakatpentingnyapenghijauan untukdiri sendiri danlingkungan
7 Adakah kriteria untuk kegiatan gangkuhijau?
MempunyaitanamanTOGA,Warunghidup, danlingkunganhidup
Pot yangbesar minimal5 pot, yangkecil 10 potunrukpenghijauan
Kriteriauntukkesehatan
SupayaHijau sajalingkungan
TanamanToga,Lumbunghidup, dantanamanhias
Lumbunghidup, Toga,warunghidup, bankhidup danbiopori
Tanaman toga,lumbung hidup, danminimalmempunyai 20 pot
8 Menurut ibu dimana sajakah gang yangsudah termasuk ke dalam kriteria gangkuhijau?
RT 6 RT 6 RT 6 RT 6 RT6 danRT3
RT 6 RT6, RT3, RT8 danRT 1
9 Apakah program kegiatan gangku hijau inikelompk atau individu?
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Per-RT Kelompok Awal kesadaranindividu sekarangkelompok
10 Bagaimana respon warga RW 16 dalammelaksanakan kegiatan gangku hijau?
Meresponsekali
Respon baik Masih adayang Pro dan
Sangatbaik
Baik Sangatsenang
Sangat baik
Kontra
11 Bagaimana strateginya dalam melaksanakankegiatan gangku hijau?
Menanamdanmenanam
Gotong-royong salingmengingatkanmengenaipenghijauan
Kerja baktidi hari jum’at
Mengajakmasyarakatmenjagalingkungantetap hijau
Kesadaransendiri
Srateginyamemakai pot
Mengadakangotong-royongpada hari jum’atdan minggu
12 Apakah program kegiatan gangku hijau inimerupakan program dari kelurahan atauprogram dari RW saja?
RW sendiri RW Rw sendiri RW RW RW RW
13 Apakah ada program lain selain gangkuhijau di RW 16?
Kawasanwisatakesehatan
KWTpilah-pilihsampah danpengajian
Hanya RWhijau saja
HatinyaPKK
Banksampah,danKWT PKKPoswindu
Kota Sehat Hatinya PKK
14 Apakah ibu setuju dengan adanya programkegiatan gangku hijau?
Setuju Sangat Setuju Setuju Setujusekali
Setuju sekali Setuju Setuju
Rumusan Masalah : b. Bagaimana manfaat
yang diperoleh setelah melaksanakan
kegiatan gangku hijau di RW hijau 16?
Rumusan Masalah Ke dua
15 Kenapa ibu tertarik mengikuti kegiatangangku hijau?
Sukamenanam
Tertarik sekali,karenapenghijaunpenting
Tertarik,karenauntukkesehatansendiri
Teratrikkarenakegiatanpositif
Tertarikmengikutikegiatanyang ada
Tertarikkarena postif
Tertarik karenapostif kegiatanya
16 Bagaimana keadaan lingkungan sebelumada program kegiatan gangku hijau?
Gersang Warga acuhdengantanaman
Gersang Gersang Lingkungangersang
Kurang tahu,datang tahun2006 ke
Awalnya sudahnyaman walaupuntidak banyak
lingkungansudah hijau
penghijauan
17 Bagaimana keadaan lingkungan setelah adaprogram kegiatan gangku hijau?
Lingkunganasri, nyamandan sejuk
Berlomba-lomba supayagang hijau
Masih adabebrapa RTkurangpenghijauan
Lingkungan asri
Lingkunganbaik danlebih maju
Sangat Asri,Hijau, dansegar
Tambah asri dannyaman lingkungan
18 Apakah ada manfaat dalam menjalankankegiatan gangku hijau?
Banyak,TanamanTOGA danTanamanSayur-mayuruntuk sendiridi rumah
Tanaman Togauntuk obatsakit perut
Dari Kitauntuk kita
Sayur-mayur danToga selaluadamanfaatnya
Banyakselainmenjagalingkungan
Manfaatbanyak
Banyak, bisamemnafaatkantanaman yangditanam sendiri
19 Apakah ada kendala dalam menjalankanprogram kegiatan gangku hijau?
MasihAdanyaWarga yangbelum maumerespon
Masih malasmenyiramtanaman danbersihkan pot
MencaritanamanyangditentukanKetua
Berjalandenganbaik
Ada tetapitidak terlalubesar
Belum semuasadar denganadanyapenghijauan
Kendalanya kecilsekian persen
20 Apakah dalam program kegiatan Gangkuhijau ada pelatihan terlebih dahulu unrukmengetahui tata cara menanam danmemelihara tanaman?
SesamaTeman Sajasalingmembagiilmu
6 Tahun yanglalu pelatihanmenanam cabe
Tidak ada Tidak ada Pelatihansuka diberitahu caramenanamtanaman
Pernahdengan anakUI pelatihansayur-mayurwarunghidup
Tidak ada, salingmenularkan ilmu
21 Apakah ada bantuan/sumbangan yangdiberikan oleh pemerintah setempat untukmelakukan program kegiatan gangku hijau?
Swadayasaja
Warga sendiri Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya Swadaya