PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MELALUI USAHA
MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) EKA CIPTA MANDIRI
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan menempuh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ADE FAUZAN
1113054000036
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2018 M
1.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
Skripsi ini merupakan hasil karyu asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai
dengan ketentuan saya berlaku di UIN syarif Hidayatullah Jakarta
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini terbukti bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
J.
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Usaha Mikro Keeil Menengal(UMKM) Eka Cipta Mandiri Desa Kadu Genep Kecamatan Petir
Kabupaten Serang
Skripsi
Diajukan unhrk rnemenuhi salah satu syarat untuk memperolehgelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
Oleh
Ade Fauzan1 1 13054000036
Rosita Tandos, M.A, M.Comdev
NrP. 19750618 20081 2010
PROGRAM STUDIPENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAMFAKULTAS DAI(WAH DAN KOMUMKASI
{.JNTVERSITAS ISLAM NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTAt439Ht20I7 M
Pembimbing Skripsi
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PEMBERDAYAAN EKONOMI KELUARGA MELALUIUSAHA MIKRO KECIL MENENGAH (UMKM) EKA CIPTA MANDIRIDESA KADU GENEP KEC.PETIR KAB.SERANG telah diujikan dalamsidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi JurusanPengembangan Masyarakat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 16 Maret2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam.
Jakarla,l6 Maret 2018
Sidang Munaqasyah
2 002M Hudri. M.Ag
NrP. 19720606 199803 1 003
Muhtadi, M.SiNrP. 1975060120t4t1 1 001
Dr. Tantan Hermansah. M.SiNIP. 197606fl 20050t 1 006
Rosita Tahdos. Ph.DNrP. 19750618 20081 2010
i
ABSTRAK
Ade Fauzan
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Eka Cipta Mandi.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah berdasarkan Undang-Undang nomer 20
Tahun 2008 pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro bertujuan menumbuhkan dan
mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional
berdasarkan ekonomi yang berkeadilan. Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM)
mempunyai peranan strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM berperan
dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. UMKM juga berperan
dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan.
Keberadaan sektor UMKM bukan hanya dianggap sebagai tempat penampungan
sementara bagi para pekerja yang belum masuk ke sektor formal, tetapi juga sebagai
motor pertumbuhan aktivitas ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
dan hasil pemberdayaan ekonomi keluarga yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta
Mandiri. Melalui proses wawancara dan observasi, dapat diketahui bahwa
pemberdayaan ekonomi keluarga yang dilakukan oleh UMKM Eka CIpta Mandiri yaitu
menggunakan teori pemberdayaan menurut Edi Suharto.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu pengamatan dan wawancara
guna melihat sejauhmana keberhasilan pemberdayaan ekonomi keluarga yang
dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri dalam memberdayakan ekonomi kelaurga
masyarakat sekitar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan oleh
UMKM Eka Cipta Mandiri yang berfokus pada pemberdayaan keluarga terlihat bahwa
proses pemberdayaan yang dilakukan berkaitan dengan tiga dimensi teori yang
dipaparkan oleh Edi Suharto, yaitu pemungkinan (Enabling), Penguatan (Empower),
dan Penyokong (Supporting) yang terbilang cukup mampu dalam meningkatkan
keberdayaan para pengrajin tas di UMKM Eka Cipta Mandiri. UMKM Eka Cipta
Mandiri juga berhasil memberdayakan ekonomi keluarga para pengrajin tas.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahhirabbil ‘alamin. Tiada kalimat yang pantas Saya ucapkan
melainkan kalimat puja yang tiada terkira, kalimat puji yang tiada bertepi serta rasa
syukur yang tiada terukur kepada Dzat yang Maha Luhur, Allahu Rabbul Ghafur.
Shalawat bermutiarakan salam tak lupa pula saya sampaikan kepada manusia budiman
insan pilihan Nabi Besar Muhammad SAW.
Penulisan karya ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana Sosial di
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kebahagiaan yang tidak ternilai bagi penulis secara pribadi adalah dapat
mempersembahkan hasil yang terbaik kepada kedua orang tua, seluruh keluarga dan
pihak-pihak yang telah ikut andil dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Sebagai bentuk penghargaan, penulis sampaikan ucapan terimakasih sebesar-
besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
2. Dr. Arief Subhan, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Suparto, M.Ed., Ph.D., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
4. Dr. Raoudhonah, M.Ag., selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Keuangan
Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5. Dr. Suhaimi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Wati Nilamsari, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
7. Muhammad Hudri S.Ag., M.Pd, selaku Sekertaris Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
8. Rosita Tandos, M.A, M.Comdev, Selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya memberikan bimbingan dan pengarahan serta membantu
literatur dalam proses penyelesaian tugas akhir ini.
9. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya dosen
Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, yang senantiasa memberikan ilmu,
membimbing dan memberikan pengarahan selama perkuliahan.
10. Apa dan Mamah tercinta, A Jazuli, S.Pdi Khaeryah terimakasih atas segala
perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi, do’a, dukungan moril dan materil
terhadap penulisan skripsi ini.
11. Kaka dan Adik tercinta, Nining Yiningsih, Maskuro dan Moh Fikri Fauzi yang
selalu memberikan semangat dan do’a kepada penulis
12. Cynthia Alya Tantiani yang selalu membantu, menemani, mendukung
meberikan semangat dan motivasi selama penulisan skripsi ini.
iv
13. Sahabat-sahabat kosan Dagelan Ahmad Dalhar Burhanudin Muhammad Faisal
(kipli) Yudatama M Haikal fauzan B memberikan semangat dan dukukang
kepada penulis
14. Sahabat setia, Vikro Fahreza, Sarah Fauziah Audina, Mir’atun Nisa, Ahmad Ali
Nidaulhaq, Muahamad Fahmi Nurdin, Fauziah Nurul Khotimah, Dauatus
Sa’idah, Nur Syamsiah, Irsyadi Farhan, Abidin, Jamilah, M Fahmi, yang saling
memberikan semangat unutk menyelesaikan penelitian ini.
15. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan
Tahun 2013.
Semua Pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu dengan iringan
do’a kepada Allah SWT, semoga Allah SWT akan selalu melimpahkan balasan yang
tiada tara kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penulisan
skripsi ini. Akhirnya, dengan harapan semoga penyusunan skripsi yang sederhana ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, 21 Februari 2018
Ade Fauzan
1113054000036
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 5
D. Metodologi Penelitian 6
E. Tinjauan Pustaka 13
F. Sistematika Penulisan 24
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pemberdayaan 26
1. Pengertian Pemberdayaan 26
2. Pemberdayaan Sebagai Proses 31
B. Pemberdayaan Ekonomi 34
1. Pengertian Ekonomi 34
2. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi 36
3. Indikator Pemberdayaan Ekonomi 38
vi
C. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 40
1. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 40
2. Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 41
3. Jenis-Jenis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) 43
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELIITIAN
A. Profil UMKM Eka Cipta Mandiri 45
1. Sejarah UMKM Eka Cipta Mandiri 45
2. Tujuan dan Visi, Misi UMKM Eka Cipta Mandiri 49
3. Kemitraan 50
B. Gambaran RW 016 Kampung Kadu Genep 51
1. Letak Geografis Kampung Kadu Genep 51
2. Kondisi Demografis 51
3. Kondisi Sosial Budaya 53
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS HASIL LAPANGAN
A. Proses Pemberdayaan Yang Dilakukan Oleh UMKM
Eka Cipta Mandiri 58
1. Pemungkinan 60
2. Penguatan 62
3. Penyokongan 66
B. Hasil Yang Diproleh ParaPengrajin Tas Dari Pemberdayaan
Yang Dilakukan UMKM Eka Cipta Mandiri 71
1. Kebebasan Mobilitas 73
vii
2. Kemampuan Membeli Komoditas Kecil 74
3. Kemampuan Membeli Komoditas Besar 75
4. Jaminan Ekonomi dan Kontribusi Terhadap Keluarga 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 79
B. Saran 80
DAFTAR PUSTAKA 81
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
1. Tabel Informan 12
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar I 62
2. Gambar II 65
3. Gambar III 68
4. Gambar IV 74
5. Gambar V 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu kesatuan ekonomis, dimana fungsi keluarga di
sini meliputi pencari nafkah, perencanaan, pembelajaran, dan pemanfaatan.
Sebagai suatu organisasi terkecil dalam masyarakat, keluarga harus digerakan
dengan kecukupan dalam aspek ekonomi.1 Sebagai faktor pendukung,
lingkungan sosial keluarga juga merupakan poin penting bagi terbangunnya
proses sosial bagi anggota keluarga dalam menjalankan fungsi dan peran dalam
masyarakat.2
Salah satu persoalan yang ada dalam masyarakat adalah tingkat kesenjangan
ekonomi yang terlampau lebar, serta tingkat kemiskinan yang terlampau
menakutkan. Untuk itu, upaya-upaya mengembangkan dan pemberdayaan
ekonomi menjadi hal yang mendesak dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Badan
Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada September 2014
mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen, relatif menurun dari periode yang
sama tahun lalu yang mencatat 28,6 juta orang atau 11,46 persen.
Seperti dilansir Berita Resmi Statistik BPS No. 06/01/Th.XVIII, tanggal 2
Januari 2015 dalam portal www.bps.go.id yang bertajuk profil kemiskinan di
Indonesia September 2014, menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin
1 Ulfatmi, Keluarga Sakinah dalam Perspektif Islam (Jakarta: Kementrian Agama, 2012)
Cetakan Pertama Hal 205 2 Djuju Sudjana dalam Jalaludin Rahmat, (Ed), Keluarga Muslim dalam Masyarakat Modern,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990). H 26
2
September 2014 mencapai 27,73 juta orang atau 10,96 persen dan berkurang
sebesar 0,55 juuta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret
2014 yang sebesar 28,28 juta orang (11,25 persen), dan berkurang besar 0,87
juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada September 2013 yang
sebesar 28,60 juta orang (11,46 persen). 3
Menurut Goenawan Sumodinigrat (Membangun Perekonomian Rakyat
1998), kalau dilihat dari segi penyebabnya, kesenjangan dan kemiskinan dapat
dibedakan menjadi kesenjangan dan kemiskinan natural, kesenjangan dan
kemiskinan kultural serta kesenjangan dan kemiskinan stuktural.
Kesenjangan dan kemiskinan natural adalah kesenjangan dan kemiskinan
yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah, seperti perbedaan usia, perbedaan
kesehatan, perbedaan geografis tempat tinggal dan sebagainya. Kesenjangan dan
kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh perbedaan adat
istiadat, perbedaan etika kerja dan sebagainya. Adapun kesenjangan dan
kemiskinan struktural adalah kesenjangan dan kemiskinan yang disebabkan oleh
faktor-faktor buatan manusia, seperti distribusi aset ekonomi yang timpang,
kebijakan ekonomi yang diskriminatif koruptif, dan kolutif, serta tatanan
ekonomi dunia yang cenderung tidak menguntungkan kelompok masyarakat
atau golongan tertentu. 4
Salah satu upaya untuk memberdayakan potensi ekonomi keluarga serta
membangun sebuah masyarakat yang mandiri adalah melahirkan sebanyak-
3 Diakses pada 02 Februari 2017 Jam 20:31 WIB dari Http: //www. Kemen kopmk.
Go.Id/Artikel/jumlah - penduduk-miskin-Indonesia-277-juta-orang 4 Nanih dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideologi, Strategi
Sampai Tradisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001) Cet 1 Hal 69-70
3
banyaknya wirausahawan baru. Asumsinya sederhana, kewirausahawan pada
dasarnya adalah kemadirian, terutama kemandirian ekonomis dan kemandirian
adalah keberdayaan. 5
Untuk menangani persoalan kemiskinan di Indonesia pemerintah telah
merancang suatu proyek yang diharakan dapat lebih terjamin keberlanjutan yaitu
berupa program-program pemberdayaan masyarakat, selain itu juga banyak
lembaga swadaya masyarakat yang bermunculan guna mensejahterakan
masyarakat agar lebih mandiri salah satu nya adalah UMKM (Usaha Mikro
Kecil Menengah) Eka Cipta Mandiri yang memfokuskannya dalam pembuatan
tas dan para pekerjanya diambil dari tetangga-tetangga rumah pemiliki UMKM
tersebut, itu adalah salah satu pemberdayaan masyarakat melalui kreatifitas
tangan yang dikembangkan. Sebagai seorang muslim, sudah saatnya kita
menelaah kembali ajran islam di bidang sosial-ekonomi. Islam adalah agama
pemberdayaan yang menjunjung tinggi etos kerja dan kemandirian usaha.
Dalam hal di atas bahwa konsep Community Economi Development yang
kini banyak dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat melalui berbagai
program-program terbukti mampu mengurangi angka pengangguran serta
berpeluang untuk menciptakan skill yang lebih baik menuju kemandirian usaha.
Jika konsep tersebut di trapkan secara konsisten, maka pada tataran output-nya
akan menghasilkan sisi yang positif seperti terbukanya lapangan pekerjaan baru
yang berakibat pada angka pengangguran. Serta menghasilkan tenaga kerja yang
5 Nanih dan Agus Ahmad Safei, Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideologi, Strategi
Sampai Tradisi (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001) Cet 1 Hal 47
4
berjiwa entrepreneurship sejati yang mampu membaca peluang usaha yang
secara tidak langsung meningkatkan perekonomian nasional. 6
Padasuka adalah salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Petir
Kabupaten Serang dan juga memiliki kompleksitas permasalahan ekonomi
keluarga. Penanganan permasalahan perekonomian keluarga perlu dilakukan
sebagaimana yang dilakukan oleh sentra pembuatan tas sebagai kelompok Usaha
Mikro Kecil Menengah yang ada di wilayah keluarahan tersebut, walaupun
produksinya tidak banyak, tetapi setidaknya dapat membantu perekonomian
anggota sentra pembuat tas dalam membantu memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga mereka.
Salah satu fungsi sentra pembuatan tas Eka Cipta Mandiri di wilayah
Kelurahan Padasuka adalah mencitakan kesejahteraan keluarga terutama bagi
anggota sentra pembuatan tas dan ibu-ibu rumah tangga. Kelompok sentra
pembuatan tas sebagai pemberdayaan ekonomi keluarga, telah membantu
menciptakan lapangan pekerjaan bagi anggota keluarga terutama para pemuda
dan ibu-ibu rumah tangga yang ada di wilayah Kampung Kadu Genep
Kelurahan Padasuka Kecamatan Petir Kabupten Serang Banten. Pemberdayaan
ekonomi bagi keluarga mempunyai tujuan. Salah satunya adalah meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan keluarga.
Mengingat pentingnya penelitan mengenai pemberdayaan ekonomi keluarga,
maka penelitian bermaksud mengajukan judul skripsi :“Pemberdayaan
6 Skripsi Amelia, Pemberdayaan Masyarakat melalui Pelatihan Ketrampilan Teknisi hanepone
di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, Jurusan PMI Tahun 2009
5
Ekonomi Keluarga oleh UMKM Eka Cipta Mandiri melalui Pembuatan
Tas di Kelurahan Padasuka Kecamatan Petir Serang Banten”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada pemberdayaan
ekonomi keluarga melalui UMKM Eka Cipta Mandiri di Kampung Kadu
Genep Kelurahan Padasuka Kecamatan Petir Serang Banten.
2. Perumusan Masalah
a. Bagaiman proses pemberdayaan ekonomi keluarga yang dilakukan
UMKM Eka Cipta Mandiri?
b. Bagaimana hasil pemberdayaan ekonomi keluarga yang dilakukan
UMKM Eka Cipta Mandiri?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui proses pemberdayaan ekonomi keluarga yang dilakukan
oleh UMKM Eka Cipta Mandiri melalui pembuatan tas yang ada di
wilayah Kelurahan Padasuka Kecamatan Petir Serang Banten.
b. Mengetahui hasil pemberdayaan ekonomi keluarga yang dilakukan oleh
UMKM Eka Cipta Mandiri melalui pembuatan tas yang ada di wilayah
Kelurahan Padasuka Kecamatan Petir Serang Banten.
6
2. Manfaat Penelitian
a. Segi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan
bagi Pemberdayaan Ilmu Sosial terutama pada Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam PMI.
b. Segi Praktis
Bagi keluarga maupun masyarakat, penelitian ini memberikan
pengetahuan tentang dampak,baik yang bersifat positif atau negatif dari
kegiatan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri.
D. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Untuk analisis lebih lanjut tentang upaya UMKM Eka Cipta Mandiri
dalam pemberdayaan ekonomi keluarga, penelitian ini menggunakan jenis
penelitian lapangan dengan penelitian kualitatif yakni berdasarkan sumber
lisan (wawancara mendalam). Observasi dan tinjauan lapangan langsung. 7
Penelitian kualitatif dalam kondisi sewajarnya untuk dirumuskan menjadi
generalisasi yang dapat diterima oleh akal sehat manusia. 8
Pendekatan kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta. 2011), Cet.
12, h. 209. 8 Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1992) Cet 1 H. 3
7
konteks khususnya alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah. 9
Dalam penelitian ini, peneliti berupaya mendeskripsikan atau melihat
fenomena tentang pemberdayaan ekonomi keluarga melalui pembuatan tas
yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri. Dalam penelitian ini,
peneliti berusaha menggambarkan dengan pengumpulan data melalui
wawancara mendalam, tinjauan pustaka, dan pengamatan di lapangan yang
berkaitan dengan objek yang diteliti.
2. Macam Data
Adapun macam data pada penelitian ini terbagi menjadi dua bagian yaitu
data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil
pengisian kuisioner, namun pada data primer ini peneliti hanya
melakukan observasi dan wawancara.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah berupa catatan atau dokumen yang diambil dari
berbagai literature, internet, atau tulisan-tulisan yang berhubungan
dengan masalah penelitian ini.
9 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,2007), h. 6
8
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data ini, peneliti mengadakan penelitian dengan
menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut :
a. Observasi (Pengamatan)
Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan yang
sistematis terhadap gejalan-gejala yang diteliti. 10 Dan metode observasi
merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti
turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang,
tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa tujuan dan
perasaan. Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk
mengawasi perilaku subjek penelitian seperti perilaku dalam lingkungan
atau ruang, waktu dan keadaan tertentu. Tetapi tidak semua diamati oleh
peneliti, hanya hal-hal yang terkait atau yang sangat relevan dengan data
yang dibutuhkan. 11 Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi
dengan cara mengamati tempat, cara membuat tas, kemudian
mewawancarai para anggota pembuat tas berdasarkan waktu yang sudah
ditentukan.
b. Wawancara
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
10 Husaini Usman dan Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial, (jakarta: PT Bumi Aksara, 2000),
h. 54 11 M DjunaediGhony & Fauzan Almasnyur, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-
Ruz Media, 2012) H 165
9
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlihat dalam kehidupan sosial yang relatif
lama. Dengan demikian kekhasan wawancara mendalam adalah
keterlibatannya dalam kehidupan informan. 12
Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai anggota dan ketua
UMKM Eka Cipta Mandiri. Peneliti mengadakan tanya jawab berkenaan
dengan proses pembuatan tas dan dampak perekonomian yang mereka
rasakan dari membuat tas di UMKM tersebut, dengan menggunakan
pedoman wawancara yang sebelumnya peneliti buat.
c. Studi Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui
dokumen-dokumen. 13 alat pengumpulan datanya disebut Form
Pencatatan Dokumen, dan sumber datanya berupa catatan atau dokumen
yang tersedia. Seperti biografi, autobiografi, surat-surat serta laporan
media massa melalui surat kabar. 14 Yang menyangkut tentang tempat
penelitian ini. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti hanya memperoleh
data yang kemudian dicatat, diantaranya meliputi profil serta sejarah
berdirinya kelompok membuat tas, tujuan serta visi misi dan gambaran
wilayah Kelurahan Padasuka.
12 Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif, h. 108 13 Skripsi Muhammad Syakur. “Program Daur Ulang Sampah Kertas sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Corporate Social Responsibility PT pembangunan Jaya Anco
TBK)” FDK 2009, Hlm 14 14 Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013),
hlm 53
10
4. Teknik Analisis Data
Analisis data yaitu menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai
sumber dengan hasil yang diperoleh dari lapangan melalui wawancara,
pengamatan, dokumen pribadi, dokumen resmi dan foto. Analisis data adalah
upaya yang dilakukan dengan bekerja menggunakan data, mengorganisasi
data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dikelola, mensistesiskannya
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
15 Dalam menganalisis data hasil peneliti menjelaskan catatan hasil temuan
lapangan dan setelah itu disimpulkan.
5. Teknik Pengajuan dan Keabsahan Data
Dengan mengacu pada Moleog (1994) untuk membuktikan validasi data
penelitian ini ditentukan oleh kredibilitas temuan dan interprestasinya
dengan mengupayakan temuan dan penafsiran yang dilakukan sesuai dengan
kondisi yang senyatanya dan disetujui oleh subjek penelitian. 16
Keabsahan data dari data hasil penelitian kuaitatif, harus memenuhi
beberapa persyaratan sebagai berikut :
a. Menunjukan atau mendemonstrasikan nilai yang benar
b. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan
15 Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h 247-248 16 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Erlangga, 2009) H 248
11
c. Memperoleh keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari
prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-keputusan isu
dasar dari hubungan keabsahan data pada dasarnya adalah sederhana. 17
Dengan menggunakan metode purposive sampling, peneliti
membuktikan validasi data dengan mengambil 8 orang dari 20 informan
yang ada untuk diwawancarai mengenai proses dan hasil pembuatan tas di
UMKM Eka Cipta Mandiri. Perubahan yang mereka rasakan dalam
perekonomian keluarganya sebelum dan sesudah mereka menjadi anggota
kelompok pembuat tas, kemudian dari hasil wawancara peneliti
menganalisis jawaban dari para informan. Berikut nama-nama informan
yang peneliti wawancarai :
Tabel I
Pemilihan Informal
No Nama Jabatan Informasi yang dicari
Teknik
Pengumpulan
Data
1. Usman Pemilik Diharapkan dapat
memberikan informasi
mengenai
pemberdayaan
ekonomi keluarga
serta faktor apa saja
yang mendukung dan
menghambat dalam
menjaga keberlanjutan
usahanya.
Wawancara
Langsung
17 Ibid H. 315
12
No Nama Jabatan Informasi yang dicari
Teknik
Pengumpulan
Data
2. Iyoh Karyawan Diharapkan dapat
memberikan informasi
mengenai
pemberdayaan
ekonomi keluarga
serta faktor apa saja
yang mendukung dan
menghambat dalam
menjaga keberlanjutan
usahanya.
Wawancara
Langsung
3. Elina Karyawan Diharapkan dapat
memberikan informasi
mengenai
pemberdayaan
ekonomi keluarga
serta faktor apa saja
yang mendukung dan
menghambat dalam
menjaga keberlanjutan
usahanya.
Wawancara
Langsung
4. Jajang Karyawan Diharapkan dapat
memberikan informasi
mengenai
pemberdayaan
ekonomi keluarga
serta faktor apa saja
yang mendukung dan
menghambat dalam
menjaga keberlanjutan
usahanya.
Wawancara
Langsung
5. Gaos Karyawan Diharapkan dapat
memberikan informasi
mengenai
pemberdayaan
ekonomi keluarga
serta faktor apa saja
yang mendukung dan
menghambat dalam
menjaga keberlanjutan
usahanya
Wawancara
Langsung
13
No Nama Jabatan Informan yang dicari
Teknik
pengumpulan
Data
6. Dewi S.P Karyawan Diharapkan dapat
memberikan informasi
mengenai
pemberdayaan
ekonomi keluarga
serta faktor apa saja
yang mendukung dan
menghambat dalam
menjaga keberlanjutan
usahanya
Wawancara
Langsung
7. Empi Karyawan Diharapkan dapat
memberikan informasi
mengenai
pemberdayaan
ekonomi keluarga
serta faktor apa saja
yang mendukung dan
menghambat dalam
menjaga keberlanjutan
usahanya
Wawancara
Langsung
8. Agus Karyawan Diharapkan dapat
memberikan informasi
mengenai
pemberdayaan
ekonomi keluarga
serta faktor apa saja
yang mendukung dan
menghambat dalam
menjaga keberlanjutan
usahanya
Wawancara
Langsung
6. Instrumen dan Alat Bantu
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti. Kedudukan peneliti dalam
penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencanaa,
pelaksanaan pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia
menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat
14
penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses
penelitiaan. 18
7. Teknik Pemilihan Informan
Teknik yang digunakan untuk penentuan subjek dalam penelitian ini
adalah teknik purposive sampling (bertujuan). Purposive sampling
merupakan teknik penelitian sample dengan memilih orang yang bena-benar
mengetahui atau memiliki kompetensi dengan topik penelitian.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik pemilihan informan
dengan teknik purposive sampling yang memberikan keleluasaan kepada
peneliti dalam menyelesaikan informan yang sesuai dengan tujuan
penelitian, yang terpenting di sini bukanlah jumlah informan, melainkan
potensi dari tiap kasus untuk memberikan pemahaman teoritis yang lebih
baik mengenai aspek yang dipelajari. 19
8. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhitung mulai tanggal 06 Januari 2016 sampai
dengan selesai. Dan lokasi penelitian ini berada di Kampung kadu Genep RT
27 RW 05 Kelurahan Padasuka Kecamatan Petir Kabupaten Serang Provinsi
Banten.
E. Tinjauan Pustaka
Untuk mendukung penelaahan yang lebih mendetail, penulis berusaha
melakukan kajian terhadap beberapa pustaka ataupun karya ilmiah yang relevan
18 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.
168 19 Nanag Martono, Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder,
((Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 79
15
dengan topik penulisan karya ilmiah. Dalam penulisan karya ilmiah, penulis
membandingkan isi skripsinya dengan skripsi orang lain dengan isi yang mirip.
Adapun dalam hal itu, sebagai berikut:
1. Penulis : Syaiful
Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam
Judul : Upaya Kelompok Tani Sakati Makmur dalam
Pemberdayaan Ekonomi Petani Pasir Putih melalui
Pertanian Jambu Merah
Isi Pembahasan : Skripsi ini membahas tentang tujuan pemberdayaan
masyarakat di bawah bimbingan pemerintah Kota
Tangerang dalam meningkatkan nilai produk ekonomi
yang tinggi, dapat meperkerjakan pengangguran.
2. Penulis : Erna Milana
Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam
Judul : Pemberdayaan Ekonomi Keluaga (Studi Kasus
Kelompok
UPPS Cut Nyak Dien di Kelurahan Pondok Pucung, Kota
Tangerang Selatan
Isi Pembahasan : Skripsi ini membahasa tentang aktivitas yang dilakukan
oleh Yayasan Al Fikr untuk membantu dan menolong
anak yatim di dalam bidang pendidika, keterampilan,
keagamaan. Skripsi ini juga berisikan tentang kegiatan
pelayanan sosial yang diberikan kepada anak-anak yatim
16
piatu yang berada di Yayasan Al Fikr, serta untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat juga hasil
dari pelaksanaan program pelayanan tersebut.
3. Penulis : Arif Rahman Hadi
Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2017
Judul : Pemberdayaan masyarakat melalui program pelatihan
montir motor di Balai Latihan Kerja Kota Tangerang.
Isi Pembahasan :Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang bagaimana
Pengangguran pada saat ini menjadi permasalahan yang
cukup signifikan, beberapa faktor yang menjadi kendala
masyarakat yang pengangguran, yaitu. Faktor tidak
memiliki keahlian atau kemampuan untuk bekerja, atau
karena faktor kemalasan. Sedangkan skripsi yang saya
tulis adalah tahapan pemberdayaan dan hasil yang didapat
oleh para pengrajin batik perempuan di Desa Sendang
Duwur Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Dalam
skripsi tersebut menjelaskan tentang bagaimana
Pemberdayaan.
17
4. Penulis : Bunga Mawaddah Nasution
Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2013
Judul : Pemberdayaan Masyarakat Studi KasusKegiatan Bank
Sampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan
13 TangerangSelatan.
Isi Pembahasan : Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang bagaimana
Partisipasi merupakan salah satu faktor penting dalam
upaya melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat.
Partisipasi masyarakat bisa timbul dari diri mereka sendiri
dan bisa pula timbul setelah dilakukannya intervensi
terhadap mereka oleh pihak luar. Sedangkan skripsi yang
saya tulis adalah tahapan pemberdayaan dan hasil yang
didapat oleh para pengrajin batik perempuan di Desa
Sendang Duwur Kecamatan Paciran Kabupaten
Lamongan. Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang
bagaimana Pemberdayaan.
5. Penulis : Anfal
Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2016
18
Judul : Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok
Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya
Ciledug Kota Tengerang.
Isi Pembahasan : Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang bagaimana
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Kelompok
Pembuatan Assesoris Di Kelurahan Sudimara Jaya
Ciledug Kota Tengerang. Permasalahan yang diangkat
dalam skripsi ini adalah. “Bagaimana dampak
pemberdayaan ekonomi keluarga terhadap kelompok
pembuat assesoris. Sedangkan skripsi yang saya tulis
adalah tahapan pemberdayaan dan hasil yang didapat oleh
para pengrajin batik perempuan di Desa Sendang Duwur
Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan.
6. Penulis :Anisa Fatonah
Prodi : Pengembangan Masyarakat IslamFakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2012.
Judul : Pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga melalui
pelestarian minuman tradisional Bir Pletok studi kasus:
Kelompok Wanita Tani Cempaka RW 02 Petukangan
Jakarta Selatan.
Isi Pembahsan : Dalam skripsi tersebut menjelaskan tentang bagaimana
Pemberdayaan Untuk mengatasi kemiskinan dan
19
menambahkan perekonomian ibu rumah tangga, maka di
bentuklah Kelompok Wanita Tani Cempaka yang
bertempatkan di Kelurahan Petukangan Selatan Jakarta
Selatan berusaha untuk menciptakan kegiatan Minuman
Tradisional Bir pletok yang di harapkan dapat membantu
menambahkan perekonomian ibu rumah tangga dan
menjadikan ibu rumah tangga yang lebih kreatif.
Sedangkan skripsi yang saya tulis adalah tahapan
pemberdayaan dan hasil yang didapat oleh para pengrajin
batik perempuan di Desa Sendang Duwur Kecamatan
Paciran Kabupaten Lamongan.
7. Penulis : Sarwagita Nurjannah
Prodi : Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2016
Judul : Pemberdayaan Perempuan Untuk Ketahanan Keluarga
Di PulauTidung Kepulauan Seribu
Isi Pembahasan : Pada jurnal ini penulis membahas tentang Kegiatan
pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah pelatihan
yang diberikan kepada perempuan di Pulau Tidung
berkaitan dengan kemampuan perempuan untuk
meningkatkan ekonomi keluarga, peran sosial di
masyarakat, dan berpartisipasi dalam kelestarian
20
lingkungan hidup. Peningkatan kemampuan perempuan
tersebut berarti meningkatnya kualitas diri perempuan
sehingga dapat berkontribusi pada ketahanan keluarga.
Untuk itu kegiatan yang dilakukan adalah (1) pelatihan
inovasi memajukan ekonomi kreatif; (2) pelatihan inovasi
perempuan bahari melalui inovasi seni budaya; (3)
pelatihan pembelajaran guru untuk menanamkan kearifan
lokal pada anak; (4) Pelatihan inovasi perempuan sebagai
agen pelestarian lingkungan melalui Wisata Edukasi
Bahari (WEB). Sasaran kegiatan adalah (1) perempuan di
keluraga, sebagai anggota keluarga yang dapat
memberikan kontribusi pendapatan keluarga; (2)
perempuan di organisasi kemasyarakatan, sebagai anggota
organisasi yang dapat memberikan kontribusi dalam
meningkatkan peran perempuan untuk masyarakat dan
kelestarian lingkungan; dan (3) perempuan di lembaga
pendidikan, sebagai bagian dari lembaga yang dapat
memberikan kontribusi pada perkembangan peserta didik.
Dengan demikian kegaitan ini akan memberikan manfaat
bagi (1) pemerintah daerah, dapat membantu pemerintah
dalam meningkatkan peran perempuan dalam masyarakat
untuk mengatasi berbagai permasalahn sosial; (2)
lembaga pendidikan, dapat membantu lembaga dalam
21
mencapai visi dan misi pendidikan untuk mencerdaskan
anak bangsa; dan (3) keluarga, dapat memberikan
kontribusi peningkatan pendapatan keluarga.
8. Penulis : Wildan Saungi, Sumarno
Prodi : SMPIT As-Salaam Fakfak Papua Barat, Universitas
Negeri Yogyakarta
Judul : Pemberdayaan Perempuan Melalui Pelatihan Pengolahan
Bahan Pangan Lokal
Isi Pembahasan : pada jurnal ini membahas tentang pemberdayaan
perempuan melalui pelatihanpengolahan bahan pangan
lokal adalah sebagai berikut. (1) Perencanaan
partisipatoris terdiri dari identifikasi kebutuhan dusun dan
penyiapan tim pengelola program dusun dengan cara
memilih personil berdasarkan kebutuhan tim. (2)
Pelaksanaan proses pemberdayaan melalui pelatihan
dimulai dengan menyiapkan tim pengelola, membentuk
kelompok usaha bersama guna mendapatkan legalitas
sebagai anggota UMKM Purbalingga, menjalin kemitraan
dengan pihak pemerintah dan swasta, membangun rumah
produksi, mengajukan izin produksi untuk memperoleh
sertifikat P-IRT dari Dinas Kesehatan Purbalingga,
melakukan kegiatan produksi dan pemasaran produk,
melakukan studi banding ke industri rumah tangga yang
22
telah berhasil, melakukan perbaikan dan diversifikasi
produk, dilanjutkan dengan mengadakan pelatihan massal
bagi warga perempuan dusun secara umum, dan
melakukan pendampingan terhadap peserta pelatihan. (3)
Indikator keberhasilan pelatihan diantaranya adalah
bertambahnya pengetahuan dan keterampilan warga, serta
diperolehnya pendapatan hasil usaha penjualan produk.
(4) Keberlanjutan program pemberdayaan perempuan
ditunjukkan dengan telah adanya pengembangan produk
atau variasi produk, dan terbentuknya kemandirian tim.
9. Penulis : Titi Kusrina
Prodi : Universitas Panca Sakti Tegal
Judul : Pemberdayaan Perempuan meningkatkan Keterampilan
Kegiatan PKK di Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal
Isi Pembahasan : Jurnal ini membahas tentang upaya pemberdayaan
perempuan kegiatan PKK melalui programpelatihan,
pemberian modal usaha, perluasan akses terhadap
pelayanan sosial, dan peningkatan kemandirian. Proses
pemberdayaan diarahkan agar kelompok lemah tersebut
memiliki kemampuan atau keberdayaan dalam
pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan pendidikan.
Tujuan penelitian ini adalah faktor penghambat
23
pemberdayaan perempuan dalam penyelenggaraan
keterampilan, dikembangkan dapat memberi hasil yang
lebih tinggi, dan bentuk dukungan pengambil keputusan,
tokoh masyarakat, dan para kader PKK serta bagi
masyarakat, serta fasilitas dalam penyelenggaraan
pemberdayaan perempuan masyarakat Metode penelitian
kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah.
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian ada
peneliti sendiri, pedoman wawancara dan catatan
lapangan. Hasil pemberian keterampilan seperti membuat
olahan yang terbuat dari ikan, krupuk, molen pisang,
meningkatkan keterampilan dengan kreasi menghias
krudung sehingga masyarakat menjadi termotivasi lebih
maju untuk meningkatkan taraf hidup keluarganya. Saran
motivasi yang tinggi, fasilitas yang memadai dan
partisipasi yang aktif mampu menjunjung para anggota
PKK menjadi jauh lebih sejahtera. Dengan berbagai
kegiatan yang telah dilaksanakan PKK memiliki
keuntungan tersendiri bagi anggota.
10. Penulis : Umi Halwati
Prodi : Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Purwokerto
24
Judul : Pemberdayaan Masyarakat Di Media Massa (Discourse
AnalysisPemberdayaan Perempuan Dalam Rubrik
“Sosok” HarianKompas Tahun 2016)
Isi Pembahasan : Jurnal ini membahas tentang fakta bahwa setiap
masyarakat memiliki daya (potensi) yang dapat
diberdayakan. Realitanya, pemberdayaan masyarakat
perempuan tidak dapat dipisahkan dari media massa.
Media sangat berperan dalam aktivitas pemberdayaan
masyarakat di samping faktor orang-orang yang secara
fisik ada, biaya yang secara fisik tampak, dan program
yang secara sistematis terbaca sebagai motor dari sebuah
pemberdayaan. Tidak dapat ditolak bahwa media menjadi
faktor yang berperan dalam perubahan sosial
masyarakat.Metode penelitian yang digunakan adalah
analisis wacana Teun Van Dijk yang mencakup analisis
teks, kognisi sosial dan analisis sosial. Hasil penelitian ini
adalah dari segi tematik, pemberitaan di Kompas tentang
pemberdayaan masyarakat perempuan lebih banyak
mengambil tema semangat pelestarian lingkungan,
pengelolaan sampah menjadi barang berharga dan bernilai
ekonomi tinggi, semangat pendidikan untuk masyarakat
perempuan desa, pendidkan untuk anak-anak pemulung
dan bisnis dengan memberdayakan warga. Dalam aspek
25
skematik, Kompas mempunyai skema yang sistematis dari
mulai judul, lead dan body saling berkesinambungan.
Dari kedua karya ilmiah tersebut penulis mencoba menjadikan sebuah
proses pembelajaran yang bisa dijadikan acuan dalam perbandingan karya
ilmiah yang sedang penulis lakukan. Di mana letak perbedaan karya ilmiah
yang sedang penulis lakukan bertumpu pada pemberdayaan ekonomi keluarga,
sedangkan karya Syaiful dan Erna Milana terletak pada pemberdayaan ekonom
dan pemberdayaan ekonomi keluarga.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Merupakan bagian dari pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka, sistematika penulisan.
BAB II : Akan memaparkan mengenai tinjauan teoritis, terdiri dari
pengertian keluarga, pengertian ekonomi keluarga, kemandirian
ekonomi keluarga, pemberdayaan ekonomi keluarga, pengertian
pemberdayaan, pengertian pemberdayaan ekonomi keluarga,
strategi pemberdayaan ekonomi keluarga, tujuan pemberdayaan
ekonomi keluarga.
BAB III : Akan memaparkan megenai gambaran umum tentang
pemberdayaan ekonomi keluarga Kampung Kadu Genep, terdiri
26
dari latar belakag berdirinya kelompok pengrajin tas di Kelurahan
Padauksa, tata kerja kelompok pengrajin tas di Kelurahan
Padasuka, pemberdayaan ekonomi keluarga.
BAB IV : Akan memaparkan mengenai hasil temuan lapangan yang
menganalisis perencanaan kelompok keterampilan pembuatan
tas, analisis pelaksanaan kelompok keterampilan pembuat tas,
analisis produktivitas kelompok keterampilan pembuat tas dan
analisis keterampilan pembuat tas bagi pemberdaaan ekonomi
keluarga.
BAB V : Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang diperoleh dan
akan dijelaskan secara konkrit yang diharapkan dapat bermanfaat
bagi masyarakat Kampung Kadu Genep pada khususnya dan
pada umumnya masyarakat luas.
27
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pemberdayaan
1. Pengertian Pemberdayaan
Kata pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahas inggris yaitu
empowerment. Pemberdayaan berasal dari dasar power yang berarti kemampuan
berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan. Awalan em berasal dari
bahasa Latin dan berasal dari bahasa Latin danYunani, yang berarti di dalamnya,
karena itu pemberdayaan dapat berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu
sumber kerativitas.1 Sedangkan secara konseptual, pemberdayaan atau
pemberkuasaan (empowerment) berasal dari kata power (kekuasaan atau
keberdayaan). Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan suatu
kemapuan dengan tujuan untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita
inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka.2
Dalam Kamus Bahasa Indonesia “kontemporer” karya: M. Dahlan yacub
al barry. Pen: ARKOLA-Surabaya. Hal 92.Bahwa “pemberdayaan” berasal dari
suku kata “daya” yang berarti kemampuan untuk melakukan usaha.3Dengan
demikian definisi pemberdayaan adalah suatu kemampuan seseorang dalam
melakukan berbagai usaha.
1 Lili Bariadi, dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CV. Pustaka Amira, 2005), h.53-54 2 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005) hal. 57 3 Kar : M. Dahlan Yacub Al Barry. Pen : Arkola-Surabaya H. 92
28
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori pemberdayaan
dikarenakan pemberdayaan yang dilakukan di Usaha Pembuatan Tas
berdasarkan keinginan pemberdaya untuk membuat orang lain melakukan apa
yang diinginkan tak terlepas dari keinginan dan minat mereka, seperti teori yang
dikemukakan oleh Edi Suharto. Usaha Pembuatan Tas, melakukan
pemberdayaan melalui proses yang cukup panjang. Dari mulai menjadi
karyawan di perusahan tas di perkotaan dengan jangka waktu beberapa tahun
sampai terkumpulnya modal untuk memulai sendiri. Dari situ terbangunlah
Usaha Pembuatan tas dengan usaha merekrut atau mengajak para pemuda dan
ibu rumah tangga yang berada di lingkungan Kampung Kadu Genep untuk
dilatih menjadi perajin tas, dengan tujuan untuk memperkuat suatu usaha atau
keberdayaan para pembuat tas dalam masyarakat, serta untuk membantu
mengeluarkan pembuat tas dari masalah kemiskinan.
Pemberdayaan masyarakat secara lugas dapat diartikan sebagai suatu
proses yang dilakukan dengan tujuan untuk membangun manusia atau
masyarakat. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,
termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Selain itu
sebagai tujuan, pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin
dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu, masyarakat yang berdaya, memiliki
29
kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya lebih baik.4
Sesuai dengan teori di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
suatu perubahan yang merujuk pada perubahan sosial. Perubahan sosial yang
dimaksud adalah suatu perubahan dari masyarakat yang belum berdaya menjadi
masyarakat yang berdaya, serta melihat kemampuan yang sebelumnya tidak
dapat memenuhi kebutuhan hidup menjadi masyarakat yang dapat memenuhi
kebutuhan hidup. Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan, kemampuan
yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri,
maupun menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi
dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas
kehidupannya.
Dari sekian banyaknya teori pemberdayaan, maka peneliti menggunakan
beberapa teori yang dikemukakan oleh para ahli, yang dianggap dapat digunakan
untuk penelitian skripsi, diantaranya:
a. Menurut Edi Suharto pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan.
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam
masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah
kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk kepada
keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu
masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai
4 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005) hal. 57
30
pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik
yang bersifat fisik, ekonomi maupun sosial seperti memiliki kepercayaan
diri, mampu menyampaikan inspirasi, mempunyai mata pencaharian,
berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri.5
b. Menurut Diana pemberdayaan dapat diartikan sebagai perubahan kepada
arah yang lebih baik. Dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pemberdayaan
terkait dengan upaya meningkatkan tarap hidup ketingkat yang lebih
baik.6
c. Dan Isbandi Rukminto Adi juga mengemukakan bahwa pemberdayaan
adalah mengembangkan dari keadaan tidak atau kurang berdaya
mempunyai daya guna mencapai kehidupan yang baik. Pemberdayaan
pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok atau pun
komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan
mereka. Pemberdayaan bisa diartikan juga suatu proses yang relatif terus
berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan.7
d. Sedangkan pemberdayaan yang digunakan oleh Nanih Machendrawati
menggunakan istilah “pengembangan” yang berarti membina, dan
meningkatkat kualitas. Untuk menyebut pemberdayaan, T.Hani Handoko
mengunakan istilah pengembangan yang diartikan sebagai suatu usaha
5Edi Suharto, Membangun Masyarakat Menberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan
Kesejahtraan Sosial & Pekerjaan sosial, (Bandung: Pt. Refika Aditama, 2005), h. 59-60 6Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta, Gajah Mada University
Press: 1991), H. 15 7 Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat Dan Investasi
Komunitas, (Jakarta, Fakultas Ekonomi Ui, 2001), Cet. Ke-1, h.32
31
jangka panjang untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan
melakukan pembaharuan.8
Pemberdayaan memiliki tujuan untuk memotivasi dan memfasilitasi
masyarakat untuk mencapai tujuannya.9 Adapun tujuan pemberdayaan menurut
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah
pasal 5 sebagai berikut:
a. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang,
berkembang dan berkeadilan.
b. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro Kecil
dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.
c. Meningkatkan peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam
pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan
pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari
kemiskinan.
Dari pemaparan di atas, bahwa tujuan pemberdayaan yang tertera di
Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Pasal 5 tentang Usaha Mikro Kecil dan
Menengah, dapat menjadi acuan dalam penelitian ini. Butir-butir yang terkait
dengan penelitian ini adalah tentang pemberdayaan yang memiliki tujuan untuk
menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri serta meningkatkan peran
Usaha Mikro Kecil dan Menengah dalam pembangunan daerah, penciptaan
8 T.Hano Handoko, Menajemen, (Yogyakarta: Bpfe. 1997) Edisi II, Cet Ke Ii h. 337
9Edi Suharto, CSR dan COMDEV Investasi Kreatif Perusahaan (Bandung: Alfabeta, 2010) h. 67
32
lapangan kerja, pemerataan pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan
rakyat dari kemiskinan.
Dari pemaparan keseluruhan teori pemberdayaan dapat disimpulkan
bahwa pemberdayaan merupakan suatu kegiatan yang memiliki proses yang
panjang dan memiliki tujuan untuk memajukan masyarakat dari berbagai aspek,
di antaranya aspek sosial, politik maupun ekonomi. Jika hal-hal yang dipaparkan
di atas tidak terdapat dalam suatu praktik pemberdayaan, maka hal tersebut
masih belum bisa dikatakan suatu bentuk pemberdayaan, karna pemberdayaan
merupakan suatu kemampuan untuk memandirikan masyarakat dari segala
aspek.
2. Pemberdayaan Sebagai Proses
Pemberdayaan merupakan serangkaian kegiatan untuk memperkuat dan
atau mengoptimalkan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat,
termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.
Pemberdayaan sebagai proses, merupakan proses yang
berkesinambungan sepanjang hidup seseorang. Isbandi mengutip pernyataan
Hogan bahwa pemberdayaan merupakan suatu proses yang berkesinambungan
sepanjang komunitas masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan dan juga
tidak hanya terpaku pada suatu program saja.10
Yang dimaksud dengan pemberdayaan sebagai proses adalah
pemberdayaan yang dilakukan secara terus menerus sehingga masyarakat yang
diberdayakan dapat menjadi mandiri selama komunitas atau organisasi masih
10Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial (Jakarta: FE-UI,
2002), Seri II, h. 173
33
ingin melakukan perubahan dan perbaikan dan tidak terpaku pada suatu
program. Dalam konteks penelitian ini, pemberdayaan yang dilakukan oleh
UMKM Eka Cipta Mandiri seperti yang dipaparkan oleh Hogan yang dikutip
Isbandi Rukminto, usaha pembuatan tas tersebut melakukan pemberdayaan
secara berkesinambungan hingga perajin yang diberdayakan menjadi mandiri.
Sedangkan menurut Edi Suharto pemberdayaan sebagai proses memuat
lima (5) dimensi yang dilakukan dalam sebuah proses pemberdayaan,
diantaranya adalah pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan, dan
pemeliharaan. Akan tetapi dari kelima (5) dimensi yang di paparkan oleh Edi
Suharto hanya tiga (3) dimensi yang dapat digunakan dalam penelitian ini,
diantaranya:
a. Pemungkinan (enabling)
Pemungkinan berasal dari kata “mungkin” yang memiliki arti boleh
jadi.11 Akan tetapi yang dimaksud dengan pemungkinan (enabling) yang
dipaparkan oleh Edi Suharto adalah menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi klien berkembang secara optimal.12Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pemungkinan adalah suatu kondisi dimana fasilitator
menciptakan keadaan yang memungkinkan obyek pemberdayaan untuk
dapat mengembangkan potensinya.
b. Penguatan (empowering)
Kategori yang kedua dalam proses pemberdayaan yang dipaparkan oleh
Edi Suharo terkait proses pemberdayaan yaitu penguatan (empowering).
11https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mungkin (Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017 pukul
01.10 WIB) 12
34
Secara bahasa penguatan memiliki arti yaitu perbuatan yang menguati atau
menguatkan.13 Penguatan (empowering) merupakan upaya menumbuhkan
peran kemandirian sehingga masyarakat baik tingkat individu, kelompok,
lembaga, maupun komunitas memiliki tingkat kesejahteraan yang jauh lebih
baik dari sebelumnya, memiliki akses pada sumberdaya, memiliki kesadaran
kritis, mampu melakukan pengorganisasian dan kontrol sosial dari segala
aktivitas pembangunan yang di lakukan di lingkungan.14 Sedangkan menurut
Edi Suharto yang di maksud dengan penguatan (empowering), yaitu
memperkuat penguatan dan kemampuan yang dimiliki klien dalam
memecahkan masalah dan memenuhui kebutuhan–kebutuhan nya.15
Penguatan yang di paparkan oleh Edi Suharto lebih spesifik dalam
memperkuat ilmu pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki oleh klien
serta memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan hidup nya.
c. Penyokongan (supporting)
Kategori yang ketiga (3) dalam proses pemberdayaan yang di paparkan
oleh Edi Suharto terkait proses pemberdayaan yaitu penyokongan
(supporting). Secara bahasa penyokongan memiliki arti yang menyokong;
penderma.16 Akan tetapi yang dimaksud dengan penyokongan (supporting)
yang dipaparkan oleh Edi Suharto terkait dengan proses pemberdayaan yaitu
13https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penguatan (Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017 pukul
01.30 WIB) 14Ferdian Tonny Nasdian, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia,2014), h. 95-96 15Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat (Bandung: PT.Revika
Adiatma, 2005), Cet Ke-1, hal. 66-67 16https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penyokong(Diakses pada tanggal 21 Oktober 2017 pukul
23.35 WIB)
35
memberikan bimbingan dan dukungan agar klien mampu menjalankan peran
dan tugas – tugas kehidupannya. 17
B. Pemberdayaan Ekonomi
1. Pengertian Ekonomi
Ekonomi secara umum diartikan sebagai hal yang mempelajari perilaku
manusia dalam menggunakan sumberdaya yang langka untuk memproduksi
barang dan jasa yang dibutuhkan manusia.Dimana ruanglingkup ekonomi
meliputi satu bidang perilaku manusia yang terkait dengan konsumsi, produksi,
dan distribusi.18
Menurut para ahli, perkataan ekonomi berasal dari bahasa Yunani, oicos
dan nomos. Oicos yang memiliki arti rumah dan nomos yang memiliki arti
aturan. Maka ekonomi dapat diartikan sebagai aturan-aturan untuk
menyelenggarakan kebutuhan hidup manusia dalam rumah tangga rakyat
maupun dalam rumah tanga negara.19 Jadi ekonomi merupakan suatu tata cara
aturan yang ada dalam masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka
terhadap alat pemuas kebutuhannya yang bersifat langka. Cara yang dimaksud di
sini adalah yang berkaitan dengan aktivitas orang dan masyarakat yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi jasa-jasa
serta barang-barang langka.20
17Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat (Bandung: PT.Revika
Adiatma, 2005), Cet Ke-1, hal. 66-67 18 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI): Ekonomi Isalam, (Jakarta: PT.
Radja Grafindo Persada, 2008), h. 14
19Asep Usman Ismail (e, Pengalaman Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu'afa (Jakarta:
Dakwah Press Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 221
20Asep Usman Ismail, Pengalaman Al-Qur’an TentangPemberdayaanDhuafa, (Jakarta: Dakwah
Press, 2008) h. 222
36
Paul A. Samuelson dalam Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap
Fungsi Sistem Ekonomi Islam,mendefinisikan ekonomi sebagai kajian tentang
perilaku manusia dalam hubungannya dengan pemanfaatan sumber-sumber
produktif yang langka untuk memproduksi barang-barang dan jasa-jasa serta
mendistribusikannya untuk dikonsumsi.21
Menurut Asep Usman Ismail dalam Pengembangan Komunitas Muslim
Ekonomi secara umum juga diartikan sebagai hal yang mempelajari perilaku
manusia dalam menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi
barang dan jasa yang dibutuhkan manusia yang terkait dengan konsumsi,
produksi, dan distribusi.22
J. M Keynes menyatakan dalam Ilmu Sosial Dasar, bahwa cacat tama
dari masyarakat ekonomi tempat kita hidup adalah kegagalannya untuk
memberikan kesempatan kerja penuh dan kesewenangannya dalam distribusi
pendapatan dan kekayaan yang tidak merata.23
Dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu yang berkontribusi
dalam nilai kehidupan sehari-hari yang membahas penerapan ilmu-ilmu yang
ada di dalam masyarakat. Mulai dari permasalahan kemiskinan, pendapatan,
produksi, konsumsi, dan distribusi.
2. Pengertian Pemberdayaan Ekonomi
Pemberdayaan ekonomi adalah sebuah langkah yang harus dilakukan
guna perbaikan terhadap konsdisi masyarakat terlebih pada tingkat ekonomi
21 Monzer Kahf, Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi Islam,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), Cet Ke-1, h.2.
22 Yusra Kilun (ed), Pengembangan Komunitas Muslim: Pemberdayaan Masyarakat Kampung
Badak Putih dan Kampung Satu Duit, (Jakarta: Dakwah Press UIN Syarif Hidayatullah, 2007), h. 57. 23 Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: PT Revika Aditama, 2008), h. 240.
37
rendah. Di sini masyarakat ditantang untuk lebih keras dalam bekerja,
mewujudkan ide-ide kreatifnya dan mandiri dalam berwirausaha.
Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada pemberdayaan ekonomi,
karena isu-isu yang akan diangkat dalam penelitian ini berfokus pada
pemberdayaan ekonomi yang dapat meningkatkan perekonomian para pengrajin
tas, khususnya di UMKM Eka Cipta Mandiri.
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Munandar, bahwa
pemberdayaan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu program kegiatan
yang dilakukan oleh suatu lembaga atau pemerintah dalam meningkatkan
keterampilan hidup, permodalan sekelompok orang agar dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya, dan membuat kondisi hidupnya lebih baik dengan
mengembangkan usaha.24
Berbicara tentang suatu usaha, pemberdayaan yang dilakukan oleh
UMKM Eka Cipta Mandiri berawal dari pemilik usaha yang diberdayakan oleh
orang lain, lalu beliau berinisiatif untuk memberdayakan orang lain agar dapat
mandiri seperti dirinya tanpa bergantung kepada orang lain. Suatu masyarakat
dikatakan berdaya jika memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
hidup, perekonomian yang stabil, memiliki kemampuan beradaptasi dengan
perubahan lingkungan, memiliki kemampuan menghadapi ancaman-ancaman
24Ismet Firdaus dan Ahmad zaky, pengembangan ekonomi Masyarakat Upaya Meningkatkan
Equity Perempuan Dhuafa Desa Bojong Indah Parung, dalam Asep Usman Ismail (ed), Pengalaman Al-
Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu'afa (Jakarta: Dakwah Press Universitas Islam Negri Syarif
Hidayatullah, 2008), h. 225-226
38
dari luar, memiliki kemampuan berkreasi serta berinovasi dalam
mengaktualisasikan dirinya.25
Maka pemberdayaan ekonomi adalah penguatan pemilikan factor-faktor
produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan
masyarakat untuk mendapatkan gaji atau upah yang memadai, dan penguatan
masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan keterampilan yang
harus dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek masyarakat itu sendiri,
maupun aspek kebijakannya.26
Pemberdayaan dibidang ekonomi merupakan upaya untuk membangun
daya masyarakat dengan cara mendorong, memotivasi dan membangkitkan
kesadaran akan potensi ekonomi yang dimilikinya serta berupaya untuk
mengembangkannya. Dalam konteks permasalahan sederhana, ekonomi rakyat
merupakan strategi “bertahan hidup” yang dikembangkan oleh penduduk
masyarakat miskin, baik di kota maupun di desa.27 Yang dimaksud dengan
strategi bertahan hidup khususnya pada masyarakat miskin, adalah cara yang
digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan makan dan minum.
Pada umumnya, setiap manusia memerlukan makan dan minum sehingga
banyak orang yang menghalalkan segala cara untuk dapat memenuhi hal
tersebut. Dengan demikian, cara yang paling ampuh digunakan untuk
mengurangi kekacauan tersebut adalah dengan cara pemberdayaan.
25Nur Mahmudi Isma’il, Strategi Pemberdayaan Umat dan Pencetakan SDM Unggul”, dalam
Hotmatua Daulay dan Mulyanto (ed), Membangun SDM dan Kapabilitas Teknologi Umat, (Bandung:
ISTECS, 2001), h. 28
26Mardi Yatmo Hutomo, Pemberdayaan Masyarakat dalam Bidang Ekonomi: Tinjauan Teoritik
dan Implementasi, (Jakarta: Seminar Pemberdayaanmasyarakat, 2000) h. 3
27Mubyarto, Ekonomi Rakyat dan Program IDT, (Yogyakarta: Aditya Media, 1996), h.4
39
Pemberdayaan berbasis ekonomi sangat ampuh mengurangi masalah
kemiskinan. Seperti UMKM Eka Cipta Mandiri, usaha ini telah membantu
pemerintah Provinsi Banten dalam menyelesaikan masalah kemiskinan. Cara
penyelesaiannya adalah dengan memberdayakan kaula muda dan ibu-ibu rumah
tangga yang kurang produktif menjadi lebih produktif dan mempunyai keahlian.
Mereka diberi pelatihan dasar pembuatan tas hingga tas-tas tersebut layak jual.
3. Indikator Pemberdayaan Ekonomi
Untuk melihat berhasil atau tidaknya suatu pemberdayaan berbasis
ekonomi, dapat dilihat dari beberapa indikator yang dikemukakan oleh Edi
Suharto. Menurut Edi Suharto terdapat delapan indikator pemberdayaan
ekonomi, diantaranya:28
a. Kebebasan mobiltas: kemampuan individu untuk pergi keluar rumah atau
wilayah tempat tinggalnya
b. Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk
membeli barang tanpa bantuan orang lain.
c. Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu membeli
barang-barang sekunder atau tersier.
d. Terlibat dalam pembuatan keputusan-keputusan rumah tangga.
e. Kebebasan relatife dari dominasi keluarga.
f. Memiliki kesadaran hukum politik
g. Keterlibatan dalam kampanye dan protes-protes yang berkaitan dengan
permasalahan masyarakat.
28Edi Suharto, Membangun Rakyat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT Refika Aditama,
2005) h. 64-66
40
h. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga, memiliki rumah,
tanah, dan aset produktif.
Dari delapan indikator yang dikemukakan oleh Edi Suharto terkait
pemberdayaan ekonomi, terdapat empat indikator yang akan digunakan
dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Kebebasan mobiltas: kemampuan individu untuk pergi keluar rumah atau
wilayah tempat tinggalnya
2. Kemampuan membeli komoditas kecil: kemampuan individu untuk
membeli barang tanpa bantuan orang lain.
3. Kemampuan membeli komoditas besar: kemampuan individu membeli
barang-barang sekunder atau tersier.
4. Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga, memiliki rumah,
tanah, dan aset produktif.
C. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
1. Pengertian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang dijelaskan
dalam UU Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) No. 20 tahun 2008
adalah sebagai berikut:29
a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang – Undang ini.
29Ernani Hadiyati, Kreativitasdan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil,
(Malang: Jurnal Universitas Ganjayana) h. 5
41
b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih
atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
ini.
Dari penjabaran di atas bahwa UMKM Eka Cipta Mandiri termasuk
pada golongan usaha kecil. Jika dilihat dari sejarah terbentuknya UMKM
tersebut merupakan usaha yang bergerak dibidang ekonomi produktif yang
berdiri sendiri, serta dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dari usaha menengah atau usaha besar.
42
2. Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Berdasarkan UU Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) No. 20
Tahun 2008 pada Bab IV pasal 16 menetapkan kriteria UMKM
sebagaiberikut :30
a. Kriteria Usaha mikro adalah sebagai berikut:
1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,- (Lima
Puluh Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau;
2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,-
(Tiga Ratus Juta rupiah).
b. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) sampai paling
banyak Rp 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah
dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih
dari Rp300.000.000,- (Tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling
banyak Rp2.500.000.000,-(Dua miliar lima ratus juta rupiah).
c. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan
bersih lebih dari Rp500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp.10.000.000.000,-(sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil
penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,- (Dua milyar lima ratus
30Ernani Hadiyati, Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil,
(Malang: Jurnal Universitas Ganjayana) h. 5
43
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,-(Lima
puluh milyar rupiah).
Selain itu menurut Titik S. Partomo dan Abd. Rachman Soejoedona,
kriteria umum UMKM dapat dilihat dari ciri-cirinya yang pada dasarnya bisa
dianggap sama, yaitu: 31
1. Struktur organisasi yang sangat sederhana;
2. Tanpa staf yang berlebihan;
3. Pembagian kerja yang “kendur”
4. Memiliki hierarki manajerial yang pendek;
5. Aktivitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan proses
perencanaan;
6. Kurang membedakan asset pribadi dari asset perusahaan.
Dari ke enam kriteria yang dipaparkan oleh Titik dan Abd Rachman,
terdapat tiga poin yang memiliki keterkaitan dengan UMKM Eka Cipta Mandiri,
diantaranya:
a. Struktur organisasi yang sangat sederhana
b. Tanpa staf yang berlebihan
c. Kurang membedakan aset pribadi dengan aset perusahaan.
Maka penjabaran kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
dimaksudkan untuk memperkuat fakta UMKM Eka Cipta Mandiri merupakan
termasuk dari bagian kriteria UMKM. Sehingga dapat mempermudah peneliti
untuk melakukan penelitian skripsi.
31Titik Sartika Partomo dan Abd Rachman Soejoedona, Ekonomi Skala Kecil, Menengah dan
Koperasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 15
44
3. Jenis-Jenis Usaha Mikro, Kecil Menengah (UMKM)
Menurut Hidayat (2000), yang dirujuk oleh Titik S. Partomo dan Abd.
Rachman Soejoedono bahwa jenis-jenis UMKM dapat dilihat menggunakan
kriterian entrepreneurship. 32Kriteria tersebut dibagi menjadi empat bagian,
diantaranya:
a. Livelihood Activities: UMKM yang hanya memiliki tujuan untuk
mencari nafkah dan tidak memiliki jiwa kewirausahaan.
b. Micro Entreprise: UMKM yang bersifat pengrajin dan tidak bersifat
kewirausahaan.
c. Small Dynamic Entreprise: UMKM yang cukup memiliki jiwa
kewirausahaan.
d. Fast Moving Entreprise: UMKM yang benar-benar memiliki jiwa
kewirausahaan.
Dari ke empat bagian yang telah dipaparkan di atas, yang memiliki
keterkaitan erat dengan penelitian ini adalah Small Dynamic Entreprise, bagian
ini memiliki kriteria yang sama dengan UMKM Eka Cipta Mandiri. UMKM
tersebut cukup memiliki jiwa kewirausahaan. Karena UMKM tanpa memiliki
jiwa kewirausahaan akan sedikit sulit untuk melakukan pemberdayaan, UMKM
Eka Cipta Mandiri bergerak pada bidang pembuatan tas dengan ini Eka Cipta
Mandiri melakukan pemberdayaan dan memandirikan para pekerjanya untuk
dapat hidup lebih baik dari sebelumnya.
32 Titik Sartika Partomo dan Abd Rachman Soejoedona, Ekonomi Skala Kecil, Menengah dan
Koperasi, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002), h. 15
45
BAB III
GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN
A. Profil UMKM Eka Cipta Mandiri
1. Sejarah Berdirinya UMKM Eka Cipta Mandiri
Indonesia telah mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan
jatuhnya perekonomian nasional.Banyak usaha-usaha skala besar pada
berbagai sektor termasuk industri, perdagangan, dan jasa yang mengalami
stagnasi bahkan sampai terhenti aktifitasnya pada tahun 1998. Namun,
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dapat bertahan dan menjadi
pemulih perekonomian di tengah keterpurukan akibat krisis moneter pada
berbagai sektor ekonomi. Kegiatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang dan
konsisten dalam perekonomian nasional. UMKM menjadi wadah yang baik
bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif.UMKM merupakan
usaha yang bersifat padat karya, tidak membutuhkan persyaratan tertentu
seperti tingkat pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja, dan penggunaan
modal usaha relatif sedikit serta teknologi yang digunakan cenderung
sederhana.UMKM masih memegang peranan penting dalam perbaikan
perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi
penciptaan lapangan kerja, maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional
yang diukur dengan Produk Domestik Bruto.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro
46
bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka
membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang
berkeadilan. indonesia tetap eksis dan berkembang dengan adanya krisi
ekonomi yang telah melanda sejak tahun 1997, bahkan menjadi katup
penyelamat bagi pemulihan ekonomi bangsa karena kemampuannya
memberikan sumbangan yang cukup signifikan pada PDB maupun
penyerpan tenanga kerja.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mempunyai peranan
strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. UMKM berperan dalam
pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Selain itu, UMKM juga
berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Keberadaan sektor
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bukan hanya dianggap sebagai tempat
penampungan sementara bagi para pekerja yang belum masuk ke sektor
formal, tetapi juga sebagai motor pertumbuhan aktivitas ekonomi. Hal ini
dikarenakan jumlah penyerapan tenaga kerjanya yang demikian besar.
Mengingat pengalaman yang telah dihadapi oleh Indonesia selama krisis
ekonomi, kiranya tidak berlebihan apabila pengembangan sektor swasta
difokuskan pada UMKM.
Industri kreatif perlu dikembangkan di Indonesia karena memiliki
peranan penting dalam pengembangan ekonomi negara dan daerah
(Departemen Perdagangan, 2008). Pertama, sektor industri kreatif
memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan seperti peningkatan
lapangan pekerjaan, peningkatan ekspor, dan sumbangannya terhadap PDB.
47
Kedua, menciptakan Iklim bisnis positif yang berdampak pada sektor lain.
Ketiga, membangun citra dan identitas bangsa seperti turisme, ikon
Nasional, membangun budaya, warisan budaya, dan nilai lokal. Keempat,
berbasis kepada sumber daya yang terbarukan seperti ilmu pengetahuan dan
peningkatan kreatifitas. Kelima, menciptakan inovasi dan kreativitas yang
merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa. Keenam, dapat memberikan
dampak sosial yang positif seperti peningkatan kualitas hidup dan toleransi
sosial.
Sejak saat itu peranan UMKM dalam menopang perekonomian
nasional maupun regional dari tahun ke tahun baik eksistensi, ketangguhan
maupun kontribusinya terut meningkat. Keberhasilan UMKM ini
dikarenakan, pertama, UMKM tidak memiliki hutang luar negri dan banyak
hutang ke perbankan. Kedua, kegiatan sektor-sektor UMKM seperti
pertanian, perdagangan, industri rumah tangga dan lainnya tidak bergantung
pada sumber bahan baku dari luar negeri, UMKM mengunakan bahan baku
lokal sepenuhnya. Ketiga, walaupun belum semuanya, UMKM memiliki
orientasi untuk pasar luar negri (kegiatan ekspor).
Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha Mikro sebagaimana kriteria
yang telah ditentukan, yaitu minimal asset yang dimiliki adalah 50 Juta
Rupiah atau lebih. Keberadaan UMKM Eka Cipta Mandiri tempat penelitian
skripsi ini telah berhasil membukukan sebuah hasil yang cukup besar dari
48
kegiatan produksi tas. Mereka mampu menghasilkan pendapatan sebesar 35
Juta Rupiah per bulannya setelah menggaji karyawannya.
Kabupaten Serang khususnya daerah Kampung Kadu Genep
sebenarnya memiliki potensi sumberdaya alam dan sumber daya manusia
yang cukup baik. Akan tetapi realitanya pendapatan yang diperoleh
masyarakat Kampung Kadu Genep masih banyak yang dibawah indeks
kemiskinan. Para pelaku UMKM yang tersebar di beberapa wilayah
Kabupaten Serang belum terlalu banyak dan jumlahnya masih sangat sedikit.
Salah satu UMKM yang cukup aktif kegiatannya sampai dengan sekarang
adalah UMKM Eka Cipta Mandiri dengan kegiatan pembuatan tas.
Keberadaan UMKM Eka Cipta Mandiri dirasakan cukup membatu
masyarakat sekitar untuk memperoleh penghasilan yang lebih baik. Sasaran
kegiatan usaha yang dilakukan UMKM tersebut adalah mereka yang tidak
memiliki pekerjaan serta ibu-ibu yang masih produktif dan tidak dapat
memperoleh pengasilan yang cukup untuk membantu perekonomian
keluarganya.
Pemerintah dinas Koperasi dan UMKM menyebutkan UMKM yang
bergerak di bidang ekonomi kreatif atau biasa disebut industri kreatif di Kota
Serang cukup banyak. Kota Serang telah memiliki beberapa dokumen dan
profil industri menurut cabang industri yang ada, sayangnya hingga saat ini
Kota Serang belum mengelompokkan industri berdasarkan pada kelompok
sektor industri kreatif sehingga jumlahnya belum dapat terdefinisikan secara
jelas. Pengembangan potensi industri kreatif ke depannya akan tetap menjadi
49
sebuah alternatif penting dalam meningkatkan kontribusi di bidang ekonomi
dan bisnis.
Para pengusaha industri UMKM yang terdapat di Kabupaten Serang
memperoleh hak khusus untuk menjadi penggerak ekonomi utama salah
satunya seperti UMKM Eka Cipta Mandiri yang menginginkan kegiatan
usaha mereka di dukung oleh pemerintah setempat, sampai dengan sekarang
UMKM Eka Cipta Mandiri bergerak secara independen dalam mengolah
kegiatan usahanya. Para serta yang mengikuti kegiatan di UMKM Eka Cipta
Mandiri diberikan pelatihan khusus oleh sang pemilik untuk membuat
kerajinan tas yang selanjutnya akan dijual.
UMKM Eka Cipta Mandiri didirikan oleh seorang pekerja sebuah
konveksi tas di Jakarta, pemilik tersebut bernama Bapak Usman. Menjadi
sebuah pegawai membuat fikiran beliau terbuka untuk membuka usaha yang
sama di kampung halamannya. UMKM Eka Cipta Mandiri didirikan sejak
tahun 2010 di Kampung Kadu Genep Desa Kadu Genep Kecamatan Petir
Kabupaten Serang, Banten. Pada mulanya UMKM tersebut hanya memiliki
dua mesin jahit dengan dua pekerja, seiring berjalannya waktu UMKM Eka
Cipta Mandiri berkembang dan mempunyai jumlah mesin jahit sebanyak 20
unit dengan duapuluh lima pekerja yang tergabung. UMKM ini
memfokuskan kegiatan ekonomi kreatif pada pembuatan tas.
2. Tujuan dan Visi, Misi UMKM Eka Cipta Mandiri
UMKM Eka Cipta Mandiri didirikan oleh Bapak Usman. Seiring berjalannya
waktu UMKM tersebut berkembang dan berproses menjadi lebih baik dari
50
pada masa awal pembentukan, layaknya UMKM pada umumnya, UMKM
Eka Cipta Mandiri memiliki tujuan serta Visi dan Misi dalam menjalankan
kegiatan didalamnya. Berikut tujuan UMKM tersebut :
a. Menyerap tenaga kerja untuk melakukan kegiatan usaha pembuatan tas
di UMKM Eka Cipta Mandiri
b. Memberikan kesempatan kepada masyarakat yang memiliki keinginan
serta kemampuan dalam berproses membuat kerajinan tas
c. Mensejahtrakan masyarakat yang kehidupannya masih di bawah garis
kemiskinan.
d. Sebagai wadah bagi terciptanya masyarakat yang mandiri dan mampu
hidup dengan mengandalkan keterampilan pembuatan kerajian tas.
Adapun Visi dari UMKM Eka Cipta Mandiri adalah sebagai berikut:
a. Menuntaskan kemiskinan
b. Mensejahterakan masyarakat
c. Memandirikan serta mengoptimalkan kemampuan masyarakat.
Selain itu UMKM Eka Cipta Mandiri memiliki Misi sebagai berikut:
a. Melakukan aktivitas usaha deengan melibatkan masyarakat sebagai aktor
utama pelakunya.
b. Memandirikan dan menjadikan kegiatan ekonomi kreatif sebagai tulang
punggung untuk mensejahtrakan masyarakat
c. Memberikan edukasi serta pelatihan bagi para masyarakat yang belum
mempunya keterampilan khusus dalam menunjang sehari-harinya
51
3. Kemitraan
Salah satu pengelolaan yang baik dapat menjadikan sebuah produksi
yang baik pula, untuk mendapatkan hasil produksi yang baik diperlukan
modal yang cukup. UMKM Eka Cipta Mandiri membuktikan dengan
bekerjasama koperasi dalam segi pendanaan/modal. Pendanaan menjadi
salah satu faktor terpenting dalam proses pemberdayaan yang dilakukan oleh
setiap UMKM. Pendanaan tersebut dapat dialokasikan untuk berbagai
kegiatan internal maupun eksternal UMKM Eka Cipta Mandiri.
Sumber modal yang didapat UMKM Eka Cipta Mandiri berasal dari
koperasi simpan pinjam. Segala bentuk permodalan yang telah diperoleh dari
koperasi tersebut digunakan untuk segala aktifitas UMKM. Seperti membeli
bahan-bahan untuk pembuatan tas, menggaji karyawan yang terlibat dalam
proses pembuatan tas, serta akomodasi dan pendistribusian tas yang telah
siap untuk dijual kepasaran.
B. Gambaran RW 016 Kampung Kadu Genep
1. Letak Geografis Kampung Kadu Genep
Kelurahan Kadu Genep berada di Kecamatan Petir dengan luas wilayah
397,5 Ha yang terbagi dalam 6 Rukun Warga (RW) dan 62 (RT) pada tahun
2016, berada dibelahan Selatan Kecamatan Petir dengan batas-batas wilayah:
Sebelah Utara : Kelurahan Padasuka, Kecamatan Petir
Sebelah Timur : Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Petir
Sebelah Selatan : Kelurahan Bojong Nangka, Kecamatan Petir
Sebelah Barat : Kelurahan Rego Secang, Kecamatan Petir.
52
2. Kondisi Demografis
UMKM Eka Cipta Mandiri terletak di RW. 04 Kecamatan Petir, Serang
yang memiliki jumlah kepala keluarga sebanyak 678 kepala keluarga dengan
jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sejumlah 1.010 jiwa dan yang
berjenis kelamin perempuan sejumlah 979 jiwa.1 Kondisi demografis
wilayah Serang tepatnya di kampung Kadu Genep kecamatan Petir, Serang,
Banten didominasi oleh area persawahan yang sangat luas dengan jumlah
penduduk yang sangat sedikit.
Jumlah penduduknya sangat sedikit dikarenakan banyak yang pergi
meranatau menuju kota-kota besar seperti Jakarta, dan Tangerang. Baik
untuk mencari pekerjaan maupun menyelesaikan pendidikan. Mayoritas
pekerjaan orang yang berada di wilayah Kampung Kadu Genep adalah
petani, selain itu ada juga penduduk setempat yang menjadi karyawan baik
di swasta maupun instansi pemerintahan negara. Mereka biasanya mencari
pekerjaan di kota-kota yang cukup besar tidak di sekitaran wilayah Kampung
Kadu Genep.
Masyarakat Kampung Kadu Genep yang mayoritas telah berumur serta
pemuda-pemuda yang tidak memiliki kemampuan khusus menjadi sasaran
bagi UMKM Eka Cipta Mandiri untuk diberdayakan dan diikutsertakan
dalam kegiatan pembuatan tas. UMKM Eka Cipta Mandiri juga menyerap
masyarakat Kampung Kadu Genep yang enggan pergi meninggalkan
1 Laporan Tahunan Kelurahan Kadu Genep Tahun 2016, Kelurahan Kadu Genep.
53
wilayahnya untuk mencari pekerjaan di kota-kota besar seperti Jakarta dan
Tangerang.
Kondisi geografis yang menyebabkan masyarakat sekitar harus menjadi
petani, membuat UMKM Eka Cipta Mandiri perlu melakukan pelatihan
sebelum melakukan aktifitas pemberdayaan terhadap masyarakat sekitar.
Segala proses itu sudah dijalankan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri dan
masih terus berlanjut hingga kini.
3. Kondisi Sosial Budaya
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator penentu berhasilnya
suatu daerah dalam pembangunan. Pendidikan berkaitan dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Permaslaahan yang
hadir dari segi pendidikan khususnya pada daerah-daerah yang cukup
terpencil seperti Kampung Kadu Genep adalah kurangnya infrastruktur
yang menunjang pendidikan tersebut. Sebagai gambaran untuk
pendidikan tingkat Sekolah Dasar (SD) Kampung Gadu Genep hanya
memiliki 2 sekolah dasar, sedangkan untuk tingkat sekolah menengah
pertama (SMP) hanya satu dan lokasinya pun cukup jauh dari tempat
penelitian ini, lalu untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA) berlokasi
lebih jauh dan berada di wilayah kecamatan yang memiliki jarak sekita
empat kilometer dari lokasi penelitian, padahal pendidikan merupakan
sebuah hal yang sangat menentukan kualitas SDM sebuah wilayah.
Dengan demikian, pendidikan mempunyai peran yang sangat signifikan
54
dalam menciptakan penduduk yang produktif dan kreatif yang
berpartisipasi dalam pembangunan.
Kondisi penduduk menurut tingkat pendidikan di RW 04 ini
adalah sebagian besar penduduknya lulusan SMA. Selanjutnya,
penduduk dengan tingkat pendidikan SMP, dan hanya beberapa yang
lulusan SD.2 Melihat sebuah kenyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa tingkat pendidikan yang terdapat di wilayah setempat cukup
tertinggal, akan tetapi kondisi tersebut tidak menyurutkan niat pemilik
UMKM Eka Cipta Mandiri untuk membuat usaha pembuatan tas
disekitar tempat tersebut. Pemilik UMKM tersebut percaya bahwa
masyarakat yang mayoritas berpendidikan cukup rendah mampu berubah
dengan kegiatan pengolahan tas tersebut.
b. Kondisi Ekonomi
Tingkat pendidikan yang cukup rendah ada lokasi penelitian ini
sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi masyrakat setempat.
Mayoritas masyarakat memilih untuk menjadi petani dari lahan milik
mereka sendiri, jenis pertanian yang banyak digeluti adlaah bercocok
tanam padi. Sebab wilayah tersebut hanya mungkin ditanami tanaman
padi. Sekalian karena kontur tanah yang tidak sesuai untuk tanaman lain,
cuaca di wilayah tersebut juga cukup ekstrim untuk jenis tanaman lain.
Jenis mata pencaharian penduduk RW 04, beraneka ragam. Sebagian
besar penduduknya bermata pencaharian sebagai Petani dan wiraswasta
2Laporan Tahunan Kelurahan Kadu Genep Tahun 2016, Kelurahan Kadu Genep.
55
sedangkan yang bermata pencaharian sebagai karyawan dan pegawai
negeri sipil tidak terlalu banyak.3 Kurangnya minat masyarakat setempat
untuk menjadi karyawan swasta maupun negeri disebabkan juga tingkat
pendidikan yang cukup rendah dan kebiasaan yang telah turun temurun
dari orang tua mereka untuk bercocok tanam di sawah kepemilikan
mereka sendiri.
Keberadaan UMKM Eka Cipta Mandiri di wilayah tersebut menjadikan
alternatif baru bagi masyarakat sekitar dalam mencari pekerjaan.
Penduduk yang sebelumnya didominasi oleh pertanian kini mulai
menemukan penghasilan tambahan dari UMKM tersebut.
3Laporan Tahunan Kelurahan Kadu Genep Tahun 2016, Kelurahan Kadu Genep.
56
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISA HASIL LAPANGAN
Salah satu upaya untuk mengatasi kemiskinan ialah dengan menciptakan
peluang dan mendorong semangat untuk berwirausah. Para wirausaha mampu
menciptakan lapangan kerja baru dan mereka juga mampu menciptakan lapangan kerja
baru mereka menyerap tenaga kerja baru yang lebih banyak sehingga terciptalah
pemerataan pendapatan. Pada bab ini penulis akan menerangkan tentang proses dan
hasil dari pemberdayaan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri.
Pemberdayaan selalu bersentuhan dengan suatu kemampuan dengan tujuan
untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan
dan minat mereka1. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori pemberdayaan
dikarenakan pemberdayaan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri
berdasarkan keinginan pemberdaya untuk membuat orang lain melakukan apa yang
diinginkan tak terlepas dari keinginan dan minat mereka.
Jika melihat dari sejarah berdirinya UMKM tersebut bahwa pada dasarnya
terbentuk dengan tujuan untuk meningkatkan mata pencarian pemilik usaha. Namun,
dengan seiring berjalannya waktu tujuan tersebut menjadi berkembang menjadi
peningkatan kualitas dan kapasitas para pemuda dan ibu – ibu rumah tangga yang
kurang produktif di Kampung Kadu Genep. Seperti yang disampaikan oleh pemilik
usaha sebagai berikut:
1 Nanih Machendrawity, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya,
2001), hal. 29
57
“Alasan saya membuat usaha ini, yaaa karena buat mata pencaharian saya
sendiri, untuk kesuksekan saya juga. Dan untuk mengurangi pengangguran juga
terutama di Kampung Kadu Genep ini, dari pada dia harus merantau ke Jakarta
mending saya pekerjakan disi. Terus sama ibu – ibu nya juga kurang produtif
kata saya mah, saya suruh bantu – bantu aja buat packing dan motong – motong
bahan. Tapi lama kelaman saya jadiin karyawan tapi waktunya dia
menyesuaikan karena dia harus masak dulu di rumah.”2
UMKM Eka Cipta Mandiri, melakukan pemberdayaan melalui beberapa proses.
UMKM tersebut merekrut para karyawannya dari warga sekitar UMKM serta dari
beberapa kampung yang masih berada di wilayah Desa Kadu Genep untuk dilatih
menjadi perajin tas. Seperti yang disampaikan oleh pemilik UMKM sebagai berikut :
“Kalau buat karyawan sih kebanyakan nya dari warga sekitar rumah aja, tapi ada
juga yang dari kampung sebelah kaya Pasir Limus, Rego Secang, Rego Rinu,
terus sama Lembur Balongan, soalnya istri saya orang Balongan. Tapi banyak
nya orang sekitar sini ajah”3
Dari pernyataan diatas yang disampaikan oleh pemilik usaha bahwa UMKM Eka
Cipta Mandiri yang bergerak dibidang industri yaitu pembuatan tas dapat disimpulkan
bahwa kegiatan pemberdayaan yang dilakukan UMKM tersebut memiliki tujuan
meningkatkan warga sekita Kampung Kadu Genep khususnya di kampung itu sendiri.
Dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat terdapat sebuah proses, hambatan
–hambatan serta hasil yang diraih dalam mencapai tujuan dari pemberdayaan tersebut.
Maka dari itu, peneliti akan membahas beberapa temuan lapangan serta menganalisis
temuan lapangan tersebut:
A. Proses Pemberdayaan Yang Dilakukan Oleh UMKM Eka Cipta Mandiri
Pemberdayaan masyarakat secara lugas dapat diartikan sebagai suatu proses
yang dilakukan dengan tujuan untuk membangun manusia atau masyarakat.
2Wawancara pribadi dengan US , pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Eka
Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Sabtu 1Desember 2017), 3Wawancara pribadi dengan bapak US , pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Sabtu 1Desember 2017),
58
Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat
kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk
individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Selain itu sebagai tujuan,
pemberdayaan merujuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
perubahan sosial yaitu, masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau
mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
lebih baik.4
Sesuai dengan teori di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui suatu
perubahan yang merujuk pada perubahan social. Perubahan sosial yang dimaksud
adalah suatu perubahan dari masyarakat yang belum berdaya menjadi masyarakat
yang berdaya, serta melihat kemampuan yang sebelumnya tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidup menjadi masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Kemampuan-kemampuan tersebut merupakan, kemampuan yang bersifat fisik,
ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, maupun
menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam
kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.
Pemberdayaan sebagai proses, merupakan proses yang berkesinambungan
sepanjang hidup seseorang. Isbandi mengutip pernyataan Hogan (2000) bahwa
pemberdayaan merupakan suatu proses yang berkesinambungan sepanjang
komunitas masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan dan juga tidak hanya
terpaku pada suatu program saja.5 Yang dimaksud dengan pemberdayaan sebagai
4 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis Pembangunan
Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005) hal. 57 5Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-Pemikiran Dalam Kesejahteraan Sosial (Jakarta: FE-UI, 2002),
Seri II, hal. 173
59
proses adalah pemberdayaan yang dilakukan secara terus menerus sehingga
masyarakat yang diberdayakan dapat menjadi mandiri selama komunitas atau
organisasi masih ingin melakukan perubahan dan perbaikan dan tidak terpaku
pada suatu program.
Dalam konteks penelitian ini, pemberdayaan yang dilakukan oleh UMKM
Eka Cipta Mandiri seperti yang dipaparkan oleh Hogan (2000) yang dikutip oleh
Isbandi Rukminto, UMKM tersebut melakukan pemberdayaan secara
berkesinambungan sehingga para pengrajin yang diberdayakan menjadi mandiri.
Seperti yang disampaikan oleh pemilik sebagai berikut:
“Yaa namanya proses pemberdayaan ini tuh ga ada jangka waktunya, karena
kan ini bukan program, mungkin bisa berhenti kalau mereka sudah berhenti
dan disitu mungkin prosesnya berhenti.”6
Menurut Edi Suharto pemberdayaan sebagai proses memuat lima (5)
dimensi yang dilakukan dalam proses pemberdayaan, diantaranya adalah
pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan, dan pemeliharaan. Akan
tetapi, dari kelima (5) dimensi yang di paparkan oleh Edi Suharto terdapat tiga (3)
dimensi yang dapat digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini,
diantaranya:
1. Pemungkinan (enabling)
Kategori pemungkinan (enabling) dalam proses pemberdayaan yang
dipaparkan oleh Edi Suharto merupakan suatu tahapan awal dari proses
pemberdayaan yang di lakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri.
6Wawancara pribadi dengan US , pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Eka Cipta
Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu 1Desember 2017)
60
Pemungkinan berasal dari kata “mungkin” yang memiliki arti boleh jadi7.
Akan tetapi yang dimaksud dengan pemungkinan (enabling) yang dipaparkan
oleh Edi Suharto adalah menciptakan suasana iklim yang memungkinkan
potensi klien berkembang secara optimal8. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pemungkinan adalah suatu kondisi dimana fasilitator menciptakan
keadaan yang memungkinkan obyek pemberdayaan untuk dapat
mengembangkan potensinya.
Dalam proses pemberdayaan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta
Mandiri menurut klien bahwa pemungkinan merupakan tahapan yang penting
dalam proses pemberdayaan tersebut. Seperti yang disampaikan oleh
beberapa klien atau para pengrajin tas sebagai berikut:
“Alhamdulillah si a kita juga kalau kerjanya sampe malem karena
orderannya banyak disediain tempat sama si bos buat nginep, makan di
tanggung, di sediain motor juga buat yang rumah nya jauh, apalagi kan
saya a rumah nya di nagara sabrang jadi kalo saya mau pulang pake motor
dinas a.”9
“Ya kita kalo ga di kasih tempat sama si bos mau tidur di mana a, kalo ga
dikasih tempat sama makan mah kesusahan kita.”10
Dari pernyataan di atas bahwa para pengrajin tas menilai bahwa sarana
dan prasarana merupakan hal penting dalam proses pemberdayaan yang
dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri. Maka dapat disimpulkan bahwa
sarana dan prasarana yang diberikan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri menjadi
7https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mungkin (Diakses pada tanggal 12Desember 2017, pukul
00:00) 8Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat (Bandung: PT Refika
Adiatma, 2005), Cet Ke-1, hal.66-67 9Wawancara pribadi dengan JJ, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu 2
Desember 2017) 10Wawancara pribadi dengan EL, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
2Desember 2017)
61
penting dikarenakan awal ketertarikan para pengrajin tas ini untuk bergabung
atau berkontribusi di UMKM Eka Cipta Mandiri ini.
Selain itu pihak pemberdaya juga menciptakan suasana yang nyaman
dengan tujuan untuk memberikan kebahagiaan jasmani dan rohani para
pengrajinnya, seperti yang disampaikan oleh pengrajin tas sebagai berikut:
“Iyah menikmati atuh. Bisa banyak kenalan juga, sayamah lebih betah di
sini da kalo sama yang lain mah ga tau yah”11
“Menikmati atuh a, apalagi ga di buru – buru kerjanya sambil ngopi, kan
kata bos juga “kerja itu di bawa santai aja” jadi yang penting kerjaannya
beres dan rapih”12
“Ya enak si a, bos juga gak terlalu memaksakan gitu, jadi pokonya enak
lah”13
Selain itu terdapat salah satu pernyataan menarik yang di sampaikan oleh
pengrajin tas sebagai berikut:
“Saya mah seneng, udah klop lah pokonya, sampe saya dapat istri di
sini, soalnya saya dari pertama di sini, yang tadinya karyawan nya cuman
bertiga termasuk itu istri saya.14
Dari pernyataan – pernyataan diatas bahwa pihak pemberdaya
menyediakan fasilitas serta menciptakan suasana yang nyaman untuk
mendukung proses pemberdayaan. Sehingga dapat di simpulkan bahwa
pemungkinan (enabling) merupakan hal yang paling mendasar untuk
11Wawancara pribadi dengan EL, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu 2
Desember 2017) 12Wawancara pribadi dengan EM, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
2Desember 2017) 13Wawancara pribadi dengan GS, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017) 14Wawancara pribadi dengan GS, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017)
62
melancarkan suatu proses pemberdayaan meliputi sarana dan prasarana serta
suasana yang mendukung agar proses pemberdayaan berjalan dengan baik.
Gambar I
2. Penguatan (empowering)
Kategori yang kedua dalam proses pemberdayaan yang di paparkan oleh
Edi Suharto terkait proses pemberdayaan yaitu penguatan (empowering).
Secara bahasa penguatan memiliki arti yaitu perubahan yang menguati atau
menguatkan.15 Penguatan (empowering) merupakan suatu upaya
menumbuhkan peran dan kemandirian sehingga masyarakat baik tingkat
individu, kelompok, kelembagaan, maupun komunitas memiliki tingkat
kesejahtraan yang jauh lebih baik dari sebelumnya, memiliki akses pada
sumberdaya, memiliki kesadaran kritis, mampu melakukan pengorganisasian
dan kontrol sosial dari segala aktivitas pembangunan yang dilakukan di
15https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penguatan (Diakses pada tanggal 12Desember 2017, pukul
00:51)
63
lingkungan.16 Sedangkan menurut Edi Suharto yang dimaksud dengan
penguatan (empowering), yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan
yang dimiliki klien dalam memcahkan masalah dan memenuhi kebutuhan –
kebutuhanya.17 Penguatan yang dipaparkan oleh Edi Suharto lebih sepesifik
dalam memperkuat ilmu pengetahuan serta kemampuan yang dimiliki oleh
klien serta memcahkan masalah dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalam pemecahan masalah serta memnuhi kebutuhan hidup para
pengrajin tas, pihak pemberdaya lebih berfokus kepada proses penyokongan.
Sehingga dalam proses penguatan pemberdayaan hanya berfokus kepada
penguatan dalam peningkatan pengetahuan para klien.
Memperkuat pengetahuan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta
Mandiri terkait proses pemberdayaan terletak pada pengetahuan yang
berfokus pada bidang pembuatan tas. Pengetahuan yang dibagikan oleh
UMKM tersebut dibidang pembuatan tas meliputi macam – macam bahan
berikut dengan nama – namanya, serta diberikannya pelatihan dalam
pemotongan, penjahitan dan finishing.18
Menurut Dr. Anwar pelatihan merupakan suatu usaha yang memiliki
perencanaan dan diselenggarakan oleh suatu lembaga ataupun fasilitator yang
16Ferdian Tonny Nasdin, Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2004), h. 95-96 17Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat (Bandung: PT Refika
Adiatma, 2005), Cet Ke-1, hal.66-67 18Wawancara pribadi dengan US , pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Eka
Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu 5 November 2017)
64
bertujuan untuk mencapai penguasaan dalam keterampilan, pengetahuan,
serta sikap sesuai dengan kebutuhan para peserta pelatihan.19
Pelatihan yang diberikan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri kepada objek
pemberdayaan dikarnakan calon kariawan yang ingin berkontribusi kepada
UMKM tersebut belum memiliki dasar ilmu dalam membuat tas20. Selain itu
pelatihan yang diberikan bertujuan untuk mengetahui apakah calon karyawan
tersebut memiliki keseriusan, keuletan, serta konsentrasi dalam memotong
bahan, dan menjahit. Seperti yang disampaikan oleh salah satu karywan di
UMKM Eka Cipta Mandiri sebagai berikut:
“Belum, rata – rata yang disini belum pada ngerti semua, dan blm pernah
belajar sama sekali sebelumnya.”21
Pihak pemberdaya akan melakukan pelatihan kepada para calon
karyawan dalam jangka waktu kurang lebih satu (1) minggu. Akan tetapi,
dalam proses pelatihan ini perbedaan waktu pada setiap karyawannya,
dikarenakan setiap orangnya memilik daya tangkap yang berbeda dan waktu
menjadi karyawan nya pun tidak serentak sehingga dalam pelatihan ini waktu
yang dibutuhkan untuk dapat menguasai ilmunya menjadi feleksibel. Seperti
yang diungkapkan oleh beberapa karyawan di UMKM Ekacipta Mandiri,
sebagai berikut:
“Kalau untuk belajar sih tiga (3) sampe lima (5) hari lah, selanjutnya kita
langsung praktek sambil di bimbing juga, kalo ga salam bos sama yang
udah lama disini”22
19Dr. Anwar, M. Pd, Manajemn Pemberdayaan Perempuan: Perubahan Sosial Melalui
Pembelajaran Vocational Skill pada Keluarga Nelayan, (Bandung: Alfabeta 2007) hal. 107 20Wawancara pribadi dengan US , pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Eka
Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu 5 November 2017) 21Wawancara pribadi dengan GS, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017)
65
“Iyah di kasih materi dulu, seterusnya langsung turun megang alat, kalau
untuk kesulitan paling pas di penyambungan, jadi semua bahan yang
udah di potong di jait, di sambung – sambung semua sampai jadi bentuk
tas.”23
“Ya semuanya di kasih materi dulu a, saling mengajrakan aja sama yang
udah bisa.”24
Gambar II
Dari ketiga pernyataan di atas yang disampaikan oleh para karyawan
UMKM Eka Cipta Mandiri terlihat jelas bahwa proses pelatihan dalam
pemberdayaan pada bidang pembuatan tas harus dibutuhkan keuletan
kesabaran serta konsentrasi.
Selain itu, penguatan yang diberikan kepada obyek pemberdayaan terkait
proses pemberdayaan berupa pengetahuan terkait pembuatan tas, penguatan
tersebut terkait kualitas dan kerapihan yang menjadi ciri khas dari UMKM
22Wawancara pribadi dengan EP, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017) 23Wawancara pribadi dengan GS, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017) 24Wawancara pribadi IY, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017)
66
Eka Cipta Mandiri. Seperti yang disampaikan oleh karyawan UMKM tersebut
sebagai berikut:
“Ya disini kualitas itu no pertama, terutam kerapihan dalam
penjahitannya a, karena kita engga mau mengecewakan pelanggan a.”25
Dalam proses penguatan yang diberikan oleh pihak pemberdaya, terdapat
kekurangan dalam proses tersebut. Kekurangan nya dalah pihak pemberdaya
hanya memberikan pengetahuan terkait desain dan kualitasnya saja, pihak
pemberdaya tidak memberikan ilmu pengetahuan terkait pemasaran produk.
Seperti yang dipaparkan oleh karyawan sebagai berikut:
“Kita engga masarin a, kami cuman buat aja.”26
“Engga ikut masarin, bagian pemasaran dan marketingnya itu bos”27
Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh pemilik UMKM Cipta mandiri:
“Cara nguatin karyawan yang paling penting dukungan harus selalu
diberikan dukungannya ya kaya ngasih motivasi. Mereka sering saya
cermahin atau motivasi buat ngebangkitin semangatnya. Minimal punya
wawasanlah apalagi buat yang belum menikah harus lebih giat kerjanya
biar bisa ngumpulin modal nikah sendiri, intinya mah semuanya buatan
mereka-meereka juga kan hasilnya mah”
Dari seluruh pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa proses
penguatan yang dilakukan oleh pihak pemberdaya berfokus pada pengetahuan
tentang pembuatan tas. Pengetahuan tersebut menjadi penitng karena
memiliki tujuan untuk menambah wawasan dan penghasilan dalam pebuatan
25Wawancara pribadi Dengan GS, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017) 26Wawancara pribadi Dengan DE, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017) 27Wawancara pribadi Dengan RY, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
16 Desember 2017)
67
tas ini. Akan tetapi pihak pemberdaya tidak memberikan pengetahuan terkait
proses pemasaran produk.
3. Penyokongan (supporting), Dalam Proses Pemberdayaan
Kategori yang ketiga (3) dalam proses pemberdayaan yang di paparkan
oleh Edi Suharto terkait proses pemberdayaan yaitu penyokongan
(supporting). Secara bahasa penyokong memiliki arti orang yang menyokong;
penderma.28Akan tetapi yang dimaksud dengan penyokongan (supporting)
yang dipaparkan oleh Edi Suharto terkait dengan proses pemberdayaan yaitu
memberikan bimbingan dan dukungan agar klien mampu menjalankan
peranan dan tugas – tugas kehidupannya.29
Dalam konteks ini penyokongan yang dilakukan dalam proses
pemberdayaan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri tergolong dalam
penyokongan (supporting) mental. Maksud dari penyokongan (supporting)
mental adalah, pihak pemberdaya memberikan motivasi kepada pegawainya
(klien) dengan tujuan untuk dapat memecahkan masalah kehidupan para
pegawai serta memenuhi kehidupan para pembuat tas.
Motivasi yang diberikan pihak pemberdaya kepada klien terdiri dari
motivasi kerja, motivasi dalam kemandirian, motivasi dalam menyelesaikan
permasalahan kehidupan para pegawainya serta memberikan motivasi agar
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. motivasi kerja diberikan kepada setiap
pegawai dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas diri para pembuat tas
28https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penyokong(Diaksespadapadatanggal 19 Desember 2017,
pukul 01:30) 29Edi Suharto, Membangun Masyarakat Mengembangkan Masyarakat (Bandung:PT Refika
Adiatma,2005), Cet ke-1, hal. 66-67
68
dalam segi kerjaan. Seperti yang disampaikan oleh beberapa karyawan
UMKM Eka Cipta Mandiri sebagai berikut:
“Biasanya kalo kita kerja dari pagi sampe malem nonstop, bos suka
ngontrol pas malemnya sambil jalan dari depan sampe belakang sambil
ngasih wejangan ngasih motivasi lah ke kita, biar tetep konsentrasi
walaupun kerja seharian udah cape udah pada lelah pokonya mah a.”30
“Pak Usman ini berperan penting buat saya dan keluarga kang, saya
selalu di kasih motivasi agar terus meningkatkan keahlian, biar terus
berkembang. Dan suka bilang tuh kamu sekarang udah berkeluarga jang
harus pinter – pinter ngatur waktu dan keuangan. Soalnya kenapa suka
bilang gitu pak Usman tuh, karena saya dan istri tuh dari pertama
berdirinya UMKM ini sampai saya nikah dan punya anak sekarang.”31
“Bos kadang kadang – kadang suka ngasih motivasi buat kerja lebih rajin
biar bisa bantu orang tua, nambah – nambah uang jajan mu.”32
Gambar III
Selain diberikan motivasi pada aspek pekerjaan, pihak pemberdaya
melakukan penyokongan (supporting) atau motivasi kepada kelin dalam
30Wawancara pribadi dengan AG, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
16 Desember 2017) 31Wawancara pribadi dengan JJ, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu 16
Desember 2017) 32Wawancara pribadi dengan EP, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu 16
Desember 2017)
69
memenuhi kebutuhan hidup. Seperti yang disampaikan oleh salah satu
karyawannya sebagai berikut:
“Iyah bos tuh suka diri depan pintu sambil bilang kerja yang rajin, nanti
kan hasilnya buat kalian – kalian juga.”33
Selain motivasi kerja, motivasi atau penyokongan (supporting) dalam
proses pemberdayaan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri dalah
penyokongan (supporting) dalam kemandirian. Seperti yang paparkan oleh
salah satu kariawan sebagai berikut:
“Kita selalu diingetin, jangan kebanyakan main. Dari pada main mending
kerja kan pengasilan nya buat kamu, bisa nabung bisa beli apa yang
kamu mau, dan bisa bantu orang rumah juga gitu pokonyamah lah.”34
Proses penyokongan (supporting) atau motivasi merupakan proses yang
sangat penting dalam pemberdayaan. Dikarenakan, penyokongan
(supporting) mental akan sangat berpengaruh ats kualitas hidup seseorang.
Jika seseorang tidak memiliki motivasi hidup makan kemungkinan besar
bahwa orang tersebut akan menjadi salah satu objek dari masalah sosial di
masyarakat. Seperti yang dipaparkan oleh pemilik UMKM tersebut sebagai
berikut:
“Mereka sering saya ceramahin atau motivasilah buat ngebangkitin
semangat nya. Minimal punya wawasan apalagi buat yang belum
menikah harus bisa lebih giat kerjanya biar bisa ngumpulin modal nikah
sendiri. Intinya mah semuanya buat mereka – mereka juga kan
hasilnyamah.”35
33Wawancara pribadi dengan FI, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu 16
Desember 2017) 34Wawancara pribadi dengan GS, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
16 Desember 2017) 35Wawancara pribadi dengan US , pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Eka Cipta
Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu 5 November 2017)
70
“jadikan kalau mereka udah punya wawasan, punya skill, paling tidak
mereka sedikit berkualitas lah hidupnya, apalagi yang pada putus
sekolahnya”36
Dari fakta yang ditemukan dilapangan dapat disimpulkan bahwa
pelatihan didukung oleh penguatan serta dukungan yang kuat dapat
menjadikan seseorang menjadi berdaya, serta dapat menimbulkan perasaan
nyaman secara jasmani dan rohani. Pemberdayaan dapat dilakukan dengan
cara-cara sederhana, dengan memberikan dukungan melalui motivasi, ilmu
yang di ajarkan kepada masyarakat yang kurang berdaya serta pelatihan yang
diberikan mampu membuat masyarakat khususnya masyarakat yang tidak
berdaya. Berdaya yang dimaksudkan adalah upaya membangun daya yang
dimiliki dhu’afa dengan mendorong, memberikan motivasi, dan
meningkatkan keasadaran tenatang potensi yang dimiliki mereka serta
berupaya untuk mengembangkannya.37
Proses pemeberdayaan yang dilakukan oleh UMKM tersebut terdapat
sebuah fakta yang ditemukan oleh peneliti pada beberapa klien (pengrajin
tas), pengrajin tersebut merasa tidak mendapat penguatan mental ataupun
motivasi dari pihak pemberdaya. Dengan kata lain, pihak pemberdaya tidak
melakukan penyokongan (supporting) mental pada aspek motivasi dalam
pekerjaan secara merata. Dilihat dari beberapa pernyataan yang disampaikan
oleh para pengrajin tas diatas dapat disimpulkan bahwa dalam proses
pemberdayaan pada konteks penyokong atau supporting, pihak UMKM
36Wawancara pribadi dengan US , pemilik Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Eka Cipta
Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu 5 November 2017) 37Gunawan Sumohadiningrat, Pembangunan Daerah Dan Pengembangan Masyarakat (Jakarta:
Bina Rena Pariwara, 1997) hal. 165
71
masih belum rata dalam melaksanakannya. Selain penguatan mental, pihak
pemberdaya juga tidak memberikan penguatan terkait pemasaran produk.
Menurut peneliti pemasaran produk merupakan hal penting yang harus dibagi
kepada objek pemberdayaan. Untuk menjadikan objek pemberdayaan
menjadi mandiri serta dapat mengembangkan usahanya sendiri, objek
pemberdaya harus menerima pelatihan terkait proses membentuk suatu usaha,
proses produksi serat proses pemasaran. Pada UKM Eka Cipta Mandiri
mengajarkan produksi saja sehingga proses pemberdayaan menjadi kurang
efektif.
B. Hasil Yang Diperoleh Para Pengrajin Tas Dari Pemberdayan Yang
Dilakukan UMKM Eka Cipta Mandiri
Ekonomi merupakan suatu tata cara aturan yang ada dalam masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka terhadap alat pemuas
kebutuhannya yang bersifat langka. Cara yang dimaksud disini adalah yang
berkaitan dengan aktivitas orang dan masyarakat yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, pertukana dan konsumsi jasa-jasa serta barang-barang
langka. 38
Dalam konteks permasalahan sederhana ekonomi rakyat merupakan
strategi “bertahan hidup” yang dikembangkan oleh penduduk masyarakat
miskin, baik di kota maupun di desa.39 Yang dimaksud dengan strategi
38Asep Usman Ismail, Pengalaman Al-Qur’an TentangPemberdayaanDhuafa, (Jakarta: Dakwah Press,
2008) hal.222 39Mubyarto, Ekonomi Rakyat Dan Program IDT, (Yogyakarta: Aditya Media, 1996), hal. 4
72
bertahan hidup khususnya pada masyarakat miskin, adalah cara yang
digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan makan dan minum.
Seperti UMKM Eka Cipta Mandiri, usaha ini telah membantu
Pemerintahan Kabupaten Serang untuk mengurangi masalah kemiskinan.
Metode yang digunakan untuk mengurangi tingkat kemiskinan adalah
dengan cara mengembangkan potensi masyarakat, memberikan ilmu terkait
potensi yang dimilki serta memberikan motivasi kepada para target
pemberdayaan.
Berdasarkan data yang ditemukan di lapangan bahwa pelatihan yang
diberikan kepada pengrajin tas dapat menjadi modal awal yang di miliki
setiap klien (pengrajin tas). Modal yang di maksd adalah setiap klien yang
ingin membuka usaha di bidang pembuatan tas, tentunya membutuhkan
kemampuan dalam pembuatan tas. Dengan adanya pelatihan ini kemampuan
yang diperoleh dapat menjadi dasar ataupun modal yang dimiliki oleh setiap
pengrajin, karena untuk membuka suatu usaha maka setiap orang harus
memiliki kemampuan serta pengalaman dalam bidang tersebut, sehingga
usaha yang dijalankan dapat bergerak maju dan menjadikan orang tersebut
lebih berdaya secara ekonomi. Jika merujuk pada teori pemberdayaan
ekonomi yang dikemukakan oleh Munandar yang di kutip oleh Ismet Firdaus
dan Ahmad Zaky bahwa pemberdayaan ekonomi tidak hanya melihat
kemampuan ekonomi seseorang akan tetapi keterampilan hidup serta
kemandirian objek pemberdayaan menjadi suatu aspek dalam kategori
keberdayaan.
73
Dilihat dari sisi ekonomi proses pemberdayaan yang dilakukan oleh
UMKM Eka Cipta Mandiri ternyata memiliki dampak atau hasil yang dapat
meningkatkan keberdayaan ekonomi para pengrajin tas. Untuk melihat
berhasil atau tidaknya pemberdayaan berbasis ekonomi, dapat di lihat dari
beberapa indikator yang dikemukakan oleh Edi Suharto. Menurut Edi
Suharto terdapat delapan (8) indikator pemberdayaan ekonomi, akan tetapi
dari delapan (8) indikator yang dikemukakan oleh Edi Suharto terkait
pemberdayaan ekonomi terdapat empat (4) indikator yang akan digunakan
dalam penelitian ini, diantaranya: kebebasan mobilitas, kemampuan membeli
komoditas kecil, kemampuan membeli komoditas besar, terlibat dalam
pembuatan keputusa-keputusan rumah tangga.
Jika merujuk dari ke empat (4) indikator tersebut hasil yang ditemukan di
lapangan adalah para pengrajin tas di UMKM Eka Cipta Mandiri mampu
untuk pergi keluar rumah atau wilayah tempat tinggalnya.
1. Kebebasan Mobilitas
Kebebasan mobilitas adalah kemampuan individu untuk pergi
keluar rumah atau wilayah tempat tinggalnya, seperti ke pasar, fasilitas
medis, bioskop, rumah ibadah, kerumah tetangga. Tingkat mobilitas
tersebut dianggap tinggi jika individu mampu pergi sendirian.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan beberapa
karyawan UMKM Eka Cipta Mandiri mengatakan bahwa ia bisa pergi
keluar rumah dengan uang yang ia hasilkan sendiri.
74
Seperti yang disampaikan oleh beberapa pengrajin sebagai
berikut:
“Saya pernah jalan-jalan ke Jakarta lebih tepatnya ke Ragunan,
paling kalau disini jalan-jalannya hanya ke Anyer”40
“Pernah ke Jakarta (Taman Mini) sama ke Bogor”41
“Paling jalan-jalannya ikut penziarahan keliling Jawa”42
“Pernah jalan-jalan ke Bandung sama ke Bogor itu juga Bos yang
ngajak”43
Gambar IV
Dengan kemampuan yang dimiliki oleh para pengrajin tas
membuktikan bahwa adanya peningkatan ekonomi yang dirasakan oleh
para pengrajin tas di UMKM Eka Cipta Mandiri. Selain keluar rumah
40Wawancara pribadi dengan GS, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
16 Desember 2017) 41Wawancara pribadi dengan FI, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu 16
Desember 2017) 42Wawancara pribadi dengan EP, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu 16
Desember 2017) 43Wawancara pribadi dengan GS, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
16 Desember 2017)
75
untuk berjalan-jalan mereka juga mampu pergi ke tempat-temat ibadah
seperti berziarah dan lain sebagainya tanpa ada rasa malu . Selain
memiliki kemampuan untuk pergi keluar rumah atau wilayah tempat
tinggal, para pengrajin tas juga mampu membeli barang-barang sekunder
atau tersier dan membeli barang tanpa bantuan orang lain.
2. Kemampuan Membeli Komuditas Kecil
Kemampuan individu untuk membeli barang-barang kebutuhan
keluarga sehari-hari seperti beras, minyak tanah, minyak goreng, bumbu
dapur, rokok, bedak, sampo dan lain sebagainya. Individu dianggap
mampu melakukan kegiatan ini terutama jika ia dapat membuat
keputusan sendiri tanpa meminta ijin orang tua maupun pasangannya,
terlebih jika dapat membeli barang-barang tersebut dengan menggunakan
uangnya sendiri.
Melalui hadirnya UMKM Eka Cipta Mandiri ini para karyawan
yang bekerja disini akhirnya mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka
sendiri dengan hasil yang mereka dapat dari bekerja di UMKM EKa
Cipta Mandiri. Seperti yang diungkapkan oleh Mang Gaos yang
merupakan karyawan :
“Ya terbantu banget a buat makan, nabung sama ngasih orang tua
kebetulan saya juga belum menikah”44
Selain itu ibu rumah tangga yang bergabung di tempat tersebut
mengatakan bahwa :
44 Wawancara pribadi dengan GS, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017)
76
“Alhamdulillah a terbantu banget buat nambah-nambah beli beras
kalo gaji suami kurang”45
Seperti yang di utarakan oleh karyawan sebagai berikut:
“Alhamdulillah udah bisa bantu orang tua untuk biayain sekolah
adik-adik saya, dan kebutuhan sehari-haripun bisa tercukupi”46
UMKM Eka Cipta Mandiri mempunyai pengaruh untuk
perekonomian para pengrajin tas. UMKM tersebut memberikan
keuntungan pada para pemuda dan ibu-ibu rumah tangga yang tidak
produktif menjadi produktif, sehingga mereka memiliki penghasilan dan
dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Ya kalau ekonomi kita terbantu, bisa beli apa-apa sendiri ga
ngarepin uang jajan dari orang tua. Paling tidak beli rokok ga
harus minta ke orang tua, malah kita bisa ngasih ke orang tua”
Hadirnya UMKM ini mampu membantu perekonomian warga
sekitar dalam berbagai hal seperti membeli komoditas kecil untuk
memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Baik mereka yang sudah
memiliki rumah tangga, belum menikah, dan ibu rumah tangga yang
membantu perekonomian suaminya, sehingga perekonomian keluarga
mereka tercukupi.
3. Keampuan Membeli Komoditas Besar
Kemampuan individu untuk membeli barang-barang sekunder
atau tersier seperti lemari pakaian, TV, Radio, Koran, Majalah, Pakaian
45 Wawancara pribadi dengan EL, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017) 46Wawancara pribadi dengan FI, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017)
77
keluarga. Seperti halnya indicator sebelumnya, poin tinggi diberikan
terhadap individu yang dapat membuat keputusan sendiri tanpa meminta
ijin pasangannya, terlebih jika ia dapat membeli barang-barang tersebut
dengan menggunakan uangnya sendiri.
Selain membeli kebutuhan rumah tangga dengan uang mereka
sendiri para karyawan UMKM Eka Cipta Mandiri juga mampu membeli
barang-barang komoditas besar seperti hp, Motor, Emas dan lain
sebagainya tanpa harus meminta uang kepada orang tua mapun pasangan
mereka
“Ya bisa buat beli Sembako Kebutuhan rumah tangga, bisa buat
beli emas, sama kendaraan walaupun masih nyicil”47
Hal berikut juga di sampai kan oleh karyawan lain :
“Terbantu ya a, saya bisa ngasih orang tua, beli motor, beli
emas”48
Sebuah kebanggan tersendiri untuk mereka yang akhirnya mampu
membeli barang-barang berharga seperti emas motor, hp walaupun masih
menyicil. Tetapi menurut mereka itu merupakan kebanggaan tersendiri
dari kerja keras mereka tanpa harus meminta uang pada orang tua atau
pasangan mereka.
4. Jaminan Ekonomi dan Kontribusi Terhadap Keluarga
Seseorang dianggap memiliki point tinggi jika ia memiliki aspek-
aspek seperti rumah, tanah, aset produktif, tabungan secara sendiri atau
47 Wawancara pribadi dengan AG, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017) 48 Wawancara pribadi dengan EL, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017)
78
terpisah dari pasangannya, karena berarti ia mampu mandiri dan tidak
bergantung pada orang tua maupun pasangannya.
Dalam UMKM ini kebanyakan para karyawan menabung dalam bentuk
Emas. Menurut mereka menabung emas lebih menjanjikan karena jika
butuh bisa langsung di jual. Seperti yang diungkapkan oleh karyawan :
“sisanya buat beli emas untuk di tabung”49
Hasil yang para karyawan peroleh selama bekerja di UMKM Eka
Cipta Mandiri membuat mereka mampu menghidupi keluarga mereka,
membantu orang tua mereka, membantu perekonomian suami dan
mereka masih bisa menabung walaupun jenis tabungan mereka emas
bukan rumah atau tanah.
Dari pekerjaan para pengrajin tas di UMKM ini, mereka
memperoleh penghasilan perhari Rp. 150.000, pembayaran biasanya di
berikan setiap akhir bulan atau sekitar Rp. 3.300.000 . Biasanya jika
mereka ingin mendapatkan hasil yang lebih banyak mereka bisa
mengambil kerjaan saat waktu libur seperti hari Sabtu dan Minggu. Jika
mereka kerja di hari Sabtu dan Minggu biasanya mereka akan mendapat
lebih banyak sekitar Rp. 4.000.000. penghasilan tersebut di luar pesanan-
pesanan yang tak terduga.
Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh pemilik UMKM:
“penghasilan karyawan dihitung perhari ya sekitar Rp.150.000
tetapi sih ya bayarnya setiap akhir bulan. Jadi, kalo ditotal
Rp.3.300.000 an dan ada juga yang biasanya di bayar harian
49 Wawancara pribadi dengan IY, Pengrajin tas Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017)
79
sepert, tetapi kalo mereka mau lebih besar lagi mereka bisa masuk
sabtu atau minggu itu juga kalo lagi ada proyek banyak, biar
mereka tambah semangat ya bisa sampe Rp.4.000.000 an. Selain
para pengrajin ada pula ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja
tetap, biasanya mereka membantu bagian finishing dan packing
barang a, untuk bagian ini biasanya mereka di bayar lebih murah
yaitu Rp. 1.000 per satu tas sih soalnya mereka kan Cuma iseng-
iseng kerjanya juga bisa di bawa kerumah dan dibawa kesini lagi
jika udah selesai di packing rapih a”50
Dari penghasilan yang diperoleh pengrajin tas di UMKM Eka
Cipta Mandiri, para pengrajin merasa bahwa penghasilan yang mereka
miliki meningkatkan keberdayaan ekonomi karyawan. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan kepada 7 orang informan mereka
mengutarakan bahwa mereka merasa terbantu secara ekonomi
keluarganya dan dirinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemberdayaan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri dapat
dikategorikan cukup mampu meningkatkan keberdayaan ekonomi pada
individu maupun keluarga para karyawan.
Gambar V
50 Wawancara pribadi dengan US, Pemilik UMKM Eka Cipta Mandiri, (Kp Kadu Genep, Minggu
10Desember 2017)
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data
melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi kepada pemilik UMKM
Eka Cipta Mandiri di Kampung Kadu Genep, Serang, Banten mengenai
Pemberdayaan Ekonomi keluarga Melalui UMKM Eka Cipta Mandiri, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses Pemberdayaan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri yang
berfokus pada pemberdayaan keluarga terlihat bahwa proses pemberdayaan
yang dilakukan berkaitan dengan 3 dimensi teori yang di paparkan oleh Edi
Suharto yaitu Pemungkinan (Enabling), Penguatan (Empower), dan
penyokong (Supporting) yang terbilang cukup mampu dalam meningkatkan
keberdayaan para pengrajin tas di UMKM Eka Cipta Mandiri.
2. Dari keseluruhan hasil proses pemberdayaan dapat dikatakan UMKM Eka
Cipta MAndiri dalam memberdayakan ekonomi keluarga para pengrajin tas
cukup mampu memberdayakan ekonomi mereka. Akan Tetapi jika jika
melihat kembali kepada teori keberhasilan dalam 8 indikator yang di
paparkan Edi Suharto dapat dikatakan belum berhasil. Karena, pada
kenyataannya yang ada bahwa para pengrajin tas yang berkontribusi di
UMKM Eka Cipta MAndiri masih belum memenuhi keseluruhan dari
indicator tersebut.
81
B. Saran
Saran-saran peneliti terhadap pemberdayaan ekonomi keluarga yang dilakukan
oleh UMKM Eka Cipta MAndiri adalah:
1. Proses dalam memberdayakan para karyawan harus di tingkatkan, terutama
pada aspek peningkatan kualitas SDM dan Kualitas barang yang dihasilkan.
2. Akan lebih baik jika pelatihan keterampilan membuat sepatu sering
dilakukan agar pengetahuan dan wawasan mereka terus bertambah.
82
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan
Intervensi Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis).
Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Anwar. 2007. Manajemen Pemberdayaan Perempuan: Perubahan Sosial Melalui
Pembelajaran Vocational Skill pada Keluarga Nelayan. Bandung: Alfabeta.
Artmanda. W. 2001. Kamus Lengkap Bahasa Indonesi, Jombang Lintas media,
Bariadi Lili, dkk. 2005. Zakat dan Wariusaha. Jakarta: CV. Pustaka Amri.
Bungin, Burhan. 2003. Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Diana. 1991. Perencanaan Sosial Negara Berkembang. Yogyakarta: Gajah Mada
Universiti Press.
Faisal, Sanapiah. 2013. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Ghony, M Djunaedi dan Fauzan Almansyur. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Ar-Ruz Media.
Gunawan, Sumohadiningrat. 1997. Pembangunan daerah dan Pembangunan
Masyaraka., Jakarta: Bina Rena Pariwara.
Hadari, Nawawi. 1992. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
83
Hadiyati, Ernani. Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan
Usaha Kecil. Malang: Jurnal Universitas Ganjayana.
Handoko, T Hano. 1997. Manajemen. Yogyakarta: Bpfe
Hutomo, Mardi Yatmo. 2000. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Ekonomi:
Tinjaun Teoritik dan Implementasi. Jakarta: Seminar Pemberdayaan
Masyarakat.
Hidayati, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan Kualitatif,
Jakarta: Lembaga Penelitian dan UIN Jakarta Press.
Idrus, Muhammad. 2009. Metodologi Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga.
Ismail, Asep Usman. 2008. Pengalaman Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan Dhu’afa.
Jakarta: Dakwah Press Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Isma’il, Nur Mahmudi. 2001. Strategi Pemberdayaan Umat dan Pencetakan SDM
Unggul dalam Hotmatua Daulay dan Mulyanto, Membangun SDM dan
Kabalititas Teknologi Umat. Bandung: ISTECS.
Ismet, Firdaus dan Ahmad zaky. 2008. Pengembangan Ekonomi Mayarakat: Upaya
Meningkatkan Equity Perempuan Dhu’afa Desa Bojong Indah Parung dalam
Asep Usman, Ismail (ed), Pengamalan Al-Qur’an Tentang Pemberdayaan
Dhua’fa. Jakarta: Dakwah Press Universitas Syarif Hidayatullah.
Kamus Besar bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka, 1990.
Khaf, Monzer. 1995. Ekonomi Islam: Telaah Analitik Terhadap Fungsi Sistem Ekonomi
Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
84
Kilun, Yusra. 2007. Pengembangan Komunitas Muslim: Pemberdayaan Masyarakat
Kampung Badak Putih dan Kampung Satu Duit. Jakarta: Dakwah Press. UIN
Syarif Hidayatullah
Laporan Tahunan Kelurahan Kadu Genep Tahun 2016, Kelurahan Kadu Genep
M. Sholahuddin. 2007. Asas-Asas Ekonomi Islam, jakarta: PT RajaGrafindo Persada
M.Cahyono.Artikel-Ekonomi Rakyat dan Kemiskinan,
Ma’arif, Syafi’i.2003. Pembangunan Dalam Persepektif Gender, Malang: UMM Press.
Machendrawaty, Nanih dan Syafe’i Agus Ahmad. 2001. Pengembangan Manyarakat
Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kualitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder. Jakarta: Rajawali Press
Moleong, Lexy J Moleong. 2013 Metode Penelitian Kualitatif: edisi revisi, Bandung:
PT. Remaja rosda Karya.
Mubyarto. 1996. Ekonomi Rakyat dan Program IDT. Yogyakarta: Aditya Media.
Muhamad, Maulildiansyah. 2002. Pusat Kegiatan Masyarakat Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat Desa, Universitas Indonesia. Program Studi sosial
Ilmu Kesejahteraan Social.
Muthahari, Murtadlo.2003. Hak-hak Wanita dalam Islam,Jakarta: Lentera.
Nanih, Machendrawaty dan Agus Syafe’i M,Ag. 2001. Pengembangan Masyarakat
Islam. Bandung: Rosda Karya.
85
Nasdian, Ferdian Tony. 2014. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Pustaka Obor
Indonesia.
Noerdin, Erdina dkk. 2006. Potret Kemiskinan Perempuan, Jakarta: Women Research
Institute.
Partomo, Titik Sartika dan Abd Rachman Soejoedona. 2002. Ekonomi Skala Kecil
Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Partanto, A.Pius dan Al-Barry M. Dahlan. 1994. Kamus Ilmiah Popule, Surabaya:
Arkola.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2008 Ekonomi Islam.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Roesbandi dan Risyanti Riza.2006. Pemberdayaan Masyarakat, Sumedang: Alqaprint
jatinagor.
Rr.Suhartini, dkk.2005. Model-Model Pemberdayaan Masyarakat, Pustaka Pesantren.
Sedarmayanti dan Hidayat.2011. Metodologi Penelitian. Bandung: CV Mandar Maju.
Sigarimbun, Masri. 2012. Metodologi Penelitian Survai, Jakarta: LP3S.
Subhan, Zaitunah .2004. Qodrat Perempuan Taqdir atau Mitos, Yogyakarta: Pustaka
Pesantren.
Solaeman, Munandar. 2008. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT Revika Aditama.
Sudjana, Djuju dan Jalaludin Rahmat. 1990. Keluarga Muslim Dalam Masyrakat
Modern. Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitaf Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
86
Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategi
Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT
Refika Aditama.
Sumohadiningrat, Gunawan. 1997. Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan
Masyarakat. Jakarta: Bina Rena Pariwara.
Sulistiyani, Ambar Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-Model
Pemberdayaan.yogyakarta: Selemba Empat.
Sunarijati, Ari, dkk. 2000. perempuan yang Menuntun : Sebuah Perjalan Inspirasi dan
Kreasi, Bandung: Ashoka Indonesia.
Time Redaksi. 2010. Busana Batik Kerja, Surabaya, Tiara Aksa, 2010.
Ulfami. 2012. Keluarga Sakinah Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kementrian Agama
Usman, Husaini dan Purnomo. 2000. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Zubaedi. 2013. Pengembangan Masyarakat Wacana dan Praktik, Jakarata: PT Fajar
Interpratma Mandiri.
Sumber Skripsi:
Amelia, Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan Keterampilan Teknisi Handphone
di Institut Kemandirian Dompet Dhua’fa. Skripsi S1 Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2009.
87
Syakur, Muhammad. Program Daur Ulang Sampah Kertas Sebagai Upaya
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Corporate Social Responsibility PT
Pembangunan Jaya Anco TBK). Skripsi S1 Program Studi Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2009.
Hadi, Arif, RahmanPemberdayaan masyarakat melalui program pelatihan montirmotor
di Balai Latihan Kerja Kota Tangerang. Skripsi S1 Program Studi
Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
UIN Syarif Hidayatulla Jakarta. 2017.
Minarti, Pemberdayaan Perempuan Melalui Program KeterampilanMenjahit Oleh
Koprasi Wanita Wira Usaha Bina Sejahtera di Bulak Timur Depok.Skripsi S1
Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatulla Jakarta. 2014
Nasution, Bunga, Mawaddah, Pemberdayaan Masyarakat Studi Kasus Kegiatan
BankSampah di Perumahan Bukit Pamulang Indah RW 09 dan 13 Tangerang
Selatan. Skripsi S1 Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatulla Jakarta. 2013.
Sumber WEBSET:
http://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/mungkin diakses pada tanggal 21 Oktober,
2017. Pada pukul 01.10 WIB.
http://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/penguatan diakses pada tanggal 21 Oktober,
2017. Pada pukul 01.30 WIB.
88
http://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/penyokong diakses pada tanggal 21
Oktober, 2017. Pada pukul 23.35 WIB.
https://www.Kemenkopmk.Go.Id/Artikel/jumlah-penduduk-miskin-Indonesia-
277-juta-orang Dikutip pada 02 Februari 2017. Pada pukul 20.31WIB.
Sumber Wawancara:
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman. Serang, 05 November 2017
Wawancara Pribadi dengan Bapak Usman. Serang, 01 Desember 2017.
Wawancara Pribadi dengan Mang Jajang. Serang, 02 Desember 2017.
Wawancara Pribadi dengan Teh Elin. Serang, 02 Desember 2017.
Wawancara Pribadi dengan Mang Epi. Serang, 02 Desember 2017.
Wawancara Pribadi dengan Mang Gaos. Serang, 10 Desember 2017.
Wawancara Pribadi dengan Teh Iyoh. Serang, 10 Desember 2017.
Wawancara Pribadi dengan Teh Dewi. Serang, 10 Desember 2017.
Wawancara Pribadi dengan Mang Roly. Serang, 16 Desember 2017.
Wawancara Pribadi dengan Mang Agus. Serang, 16 Desember 2017.
Wawancara Pribadi dengan Mang Fikri. Serang, 16 Desember 2017.
Transkip Wawancara
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui UMKM Eka Cipta Mandiri Di Desa Kadugenep Kec
Petir Kab Serang Banten
Nama : Usman
Nama Inisial : US
Jabantan : Pemilik UMKM Eka Cipta Mandiri
Umur : 46 Tahun
1. Apa maksud dan tujan anda untuk memulai UMKM Eka Cipta Mandiri ?
“Maksud dan tujuan saya bikin UMKM ini ya untuk memberdayakan anak-anak muda
dan ibu-ibu rumah tangga, dan bapak-bapak yang nganggur gak punya mata pencaharian
kasihan kan melihat mereka menganggur tidak punya pekerjaan”
2. Apa alasan Bapak membuka usaha ini ?
“Alasan saya membuk usaha ini, yak arena buat mata pencaharian saya sendiri, untuk
kesuksesan saya juga. Dan untuk mengurangi pengangguran juga tutamanya.
3. Kendala – kendala apa yang ditemukan dalam menjalankan UMKM Eka Cipta Mandiri ?
“Kendalanya mah gak banyak paling bahan-bahan produksi yang terbatas yang akhirnya
bikin karyawan-karyawannya malas untuk bekerja. Paling sama managemen
pemasaranya belum meluas.”
4. Bagaimana anda membuka UMKM Eka Cipta Mandiri ini, serta membuat peluang
pekerjaan bagi karyawan ?
“Kalau buat narik karyawan ikut bergabung disini ya kita ngajak secara langsung,kita
kasih penjelasan daripada menganggur mending ikut di UMKM ini. Kalau buat karyawan
sih kebanyakan dari warga-warga sekitar rumah saja, tapi ada juga dari kampung sebelah
kasaya Pasir Limus, Rego Secang, Rego Rinu, terus sama Lembur Balongan. Karena istri
saya orang balongan tapi banyakan orang sekitar sini.”
5. Kendala apa saja yang anda temui ketika membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat
setempat melalui kegiatan UMKM tersebut ?
“Kendala-kendala ketika ngajak orang-orang untuk gabung disini ya itu merubah pola
pikir mereka untuk gabung di UMKM ini, karena mereka kan udah lama nganggur.”
6. Metode apa yang anda lakukan dalam merekrut karyawan UMKM tersebut ?
“Awal saya merekrut mereka ya saya ikut ikut nongkrong bareng anak-anak muda yangd
ekat-dekat dengan rumah saya aja dulu, ikut ngumpul bareng bapak-bapak, terus kalo ada
yang nganggur ya saya ajak mereka. Kalo buat ibu-ibu itu istri saya yang ngajak kan
sesame ibu rumah tangga pasti ngerti.”
7. Bagaimana anda selaku pemilik UMKM Eka Cipta Mandiri ini untuk menguatkan
karyawan anda agar dapat berkembang dan mandiri dalam mengikuti kegiatan
pemberdayaan ?
“Cara ngelatih karyawan ya yang paling penting dukungan harus selalu di berikan
penguatan dan dukungannya ya kaya ngasih motivasi. Mereka sering saya ceramahin atau
motivasi buat ngebangkitin semangatnya, minimal punya wawasan lah apalagi buat yang
belum menikah harus bisa lebih giat kerjanya biar bisa ngumpulin modal nikah sendiri.
Intinya mah hasilnya buat mereka-mereka juga lah”
8. Bagaimana metode anda dalam menguatkan karyawan yang mengikuti kegiatan
pemberdayaan di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Penghasilan karyawan dihitung per hari sekitar 150.000 tetapi sih ya bayarnya setiap
akhir bulan, jadi kalau di total 3.300.000an, tetapi kalau mereka mau lebih besar lagi
mereka bisa masuk Sabtu atau Minggu itu juga kalau lagi ada proyek banyak. Biar
mereka tambah semangat ya bisa sampai 4.000.000an”
9. Apa kendala anda dalam menguatkan karyawan yang mengikuti kegiatan pemberdayaan
di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Kalau kendala melatih karyawan dalam kegiatan pemberdayaan ini yaitu saat mereka
mulai males-malesan kerja karena kendala kita kan di stok bahan-bahan produksi”
10. Bagaimana cara anda dalam mendukung para karyawan yang mengikuti kegiatan
pemberdayaan UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Ya tadi itu support dan kasih terus pelatihan. Jadi kan kalau merasa udah punya skill
peling tidak mereka sedikit berkualitas hidupnya apalagi yang pada putus sekolah”
11. Bagaimana metode anda dalam mendukung karyawan yang mengikuti kegiatan
pemberdayaan di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Metodenya menambah pengetahuan dalam berbagai hal mengenai pembuatan tas dan
pelatihan seminar-seminar”
12. Apa kendala anda dalam mendukung karyawan yang mengikuti kegiatan pemberdayaan
di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Alhamdulillahbelum ada kendala yang berat banget”
13. Strategi apa yang digunakan untuk memasarkan hasil produk UMKM Eka Cipta
Mandiri?
“Strategi buat masarin produk yan saya mulai masarin lewat agen-agen besar yang
nantinya akan di jual ke pasar-pasar kecil. Tapi kalau buat kita sendiri baru mau nyoba
masarin langsung ke took-toko kecil”
14. Adakah kerja sama yang dilakukan UMKM Eka Cipta Mandiri dengan instansi lain?
“Kalau kerja sama ya paling kita kerja sama dengan koperasi aja, kadang koperasi juga
bantuin kita buat ikut seminar-seminar”
Transkip Wawancara
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui UMKM Eka Cipta Mandiri Di Desa Kadu Genep Kec
Petir Kab Serang Banten
Nama : Iyoh
Nama Inisial : Iy
Jabantan : Karyawan
Umur : 27 Tahun
1. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Iya karena teteh juga butuh uangnya untuk bantu-bantu ekonomi suami, terus lumayan
bisa tambah penghasilan saya”
2. Setelah bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri apakah anda terbantu pada bidang
ekonomi?
“Alhamdulillah a terbantu banget, buat nambah-nambah beli beras kalau gaji suami
kurang, sisanya bisa buat beli emas buat simpanan”
3. Bagaiamana cara menjaga kualitas barang yang diproduksi?
“Cara menjaganya ya dari bahan-bahannya, alat-alatnya sama jahitannya si a”
4. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan tas?
“Kendalanya ya kalau bahan-bahannya susah. Kita jadi nganggur ga ada kerjaan”
5. Sudah berapa lama bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“ Udah lama atuh a, ada lah 4 tahunan”
6. Dari mana mengetahui UMKM Eka Cipta Mandiri ini?
“Dari si teteh istrinya Pak Usman, kan temen pengajian jadi saya dikasih tau sama
istrinya”
7. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Ikut dong a, kan pelatihan itu penting buat nambah wawasan biar ga ketinggalan”
8. Berapa lama waktu yang diberikan untuk pelatihan pembuatan tas?
“Kalau pelatihan mah tergantung, kita kalau nangkepnya cepet bisa 3-5 hari. Kalau lama
bisa sampai seminggu”
9. Berapa gaji yang diperoleh selama satu bulan?
“Kalau penghasilan tergantung kita. Kalau mau seminggu full kerja selama sebulan ya
bisa 4.000.000 sampai 4.500.000. Kalau mau Sabtu-Minggu libur 3.000.000 sampai
3.500.000. Kalau saya, karena punya suami dan anak jadi Sabtu-Minggu libur kerja, jadi
3.500.000 lah sebulan.
10. Apa dukungan yang diberikan pemilik kepada karyawannya?
“Dukungan Pak Usman yaitu motivasi yang selalu ga pilih kasih baik ke yang muda
sampai yang ke muda. Jadi kita disini sama-sama belajar”
Transkip Wawancara
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui UMKM Eka Cipta Mandiri Di Desa Kadu Genep Kec
Petir Kab Serang Banten
Nama : Teh Elina
Nama Inisial : EL
Jabantan : Karyawan
Umur : 27 Tahun
1. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Iya karena teteh juga butuh uangnya untuk bantu-bantu ekonomi suami, terus lumayan
bisa tambah penghasilan saya”
2. Setelah bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri apakah anda terbantu pada bidang
ekonomi?
“Alhamdulillah a terbantu banget, buat nambah-nambah beli beras kalau gaji suami
kurang, sisanya bisa buat beli emas buat simpanan”
3. Bagaiamana cara menjaga kualitas barang yang diproduksi?
“Cara menjaganya ya dari bahan-bahannya, alat-alatnya sama jahitannya si a”
4. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan tas?
“Kendalanya ya kalau bahan-bahannya susah. Kita jadi nganggur ga ada kerjaan”
5. Sudah berapa lama bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“ Udah lama atuh a, ada lah 4 tahunan”
6. Dari mana mengetahui UMKM Eka Cipta Mandiri ini?
“Dari si teteh istrinya Pak Usman, kan temen pengajian jadi saya dikasih tau sama
istrinya”
7. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Ikut dong a, kan pelatihan itu penting buat nambah wawasan biar ga ketinggalan”
8. Berapa lama waktu yang diberikan untuk pelatihan pembuatan tas?
“Kalau pelatihan mah tergantung, kita kalau nangkepnya cepet bisa 3-5 hari. Kalau lama
bisa sampai seminggu”
9. Berapa gaji yang diperoleh selama satu bulan?
“Kalau penghasilan tergantung kita. Kalau mau seminggu full kerja selama sebulan ya
bisa 4.000.000 sampai 4.500.000. Kalau mau Sabtu-Minggu libur 3.000.000 sampai
3.500.000. Kalau saya, karena punya suami dan anak jadi Sabtu-Minggu libur kerja, jadi
3.500.000 lah sebulan.
10. Apa dukungan yang diberikan pemilik kepada karyawannya?
“Dukungan Pak Usman yaitu motivasi yang selalu ga pilih kasih baik ke yang muda
sampai yang ke muda. Jadi kita disini sama-sama belajar”
Transkip Wawancara
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui Umkm Eka Cipta Mandiri Di Desa Kadu Genep Kec
Petir Kab Serang Banten
Nama : Mang Jajang
Nama Inisial : JJ
Jabantan : Karyawan
Umur : 30 Tahun
1. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Iya karena teteh juga butuh uangnya untuk nafkahin anak istri, apalgi waktu itu
pekerjaan saya serabutan”
2. Setelah bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri apakah anda terbantu pada bidang
ekonomi?
“Ya, Alhamdulillah terbantu banget si ya. Buat beli kebutuhan rumah tangga, kayak
sabun, beras, lauk pauk, kalo ada sisanya baru dikumpulin buat beli barang –barang
elektronik”
3. Bagaiamana cara menjaga kualitas barang yang diproduksi?
“Ya kita harus ngejaga kualitasnya mulai dari bahan-bahan produksinya bagusa
insyaallah kualitas yang dihasilkan juga bagus”
4. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan tas?
“Kendalanya ya kalau bahan-bahannya susah. Kita jadi nganggur ga ada kerjaan”
5. Sudah berapa lama bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“ Udah lama atuh a, ada lah 5 tahunan”
6. Dari mana mengetahui UMKM Eka Cipta Mandiri ini?
“Dari mulut ke mulut aja a, kan yang punya tetangga saya ”
7. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Alhamdulillah selalu ikut a, say amah awalnya ga punya keterampilan membuat tas ”
8. Berapa lama waktu yang diberikan untuk pelatihan pembuatan tas?
“Ya kira-kira 3 sampai 5 hari a, kalau udah bisa disuruh langsung kerja, kalu belum bisa
ya diajarin sampai bisa. Baru deh boleh buat tas untuk di jual”
9. Berapa gaji yang diperoleh selama satu bulan?
“Kalau penghasilan tergantung kita. Kalau mau seminggu full kerja selama sebulan ya
bisa 4.000.000 Kalau mau Sabtu-Minggu libur 3.000.000 sampai 3.500.000. Kalau saya,
karena punya suami dan anak jadi Sabtu-Minggu libur kerja, jadi 3.500.000 lah sebulan.”
10. Apa dukungan yang diberikan pemilik kepada karyawannya?
“Selalu memberikan motivasi kepada karyawannya untuk mandiri dan berkembang.
Untuk mengubah pola pikir kita jadi lebih maju”
Transkip Wawancara
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui UMKM Eka Cipta Mandiri Di Desa Kadu Genep Kec
Petir Kab Serang Banten
Nama : Teh Iyoh
Nama Inisial : EY
Jabantan : Karyawan
Umur : 29 Tahun
1. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Untuk bantu suami saya a”
2. Setelah bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri apakah anda terbantu pada bidang
ekonomi?
“Membantu suami untuk kebutuhan rumah tangga, jajan anak, sisanya buat beli emas
untuk ditabung dan buat beli hp”
3. Bagaiamana cara menjaga kualitas barang yang diproduksi?
“Ya dari semua aspek a, mulai dari bahan, proses pembuatan, sampai jahitannya”
4. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan tas?
“Kalau lagi susah nyari bahannya a”
5. Sudah berapa lama bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“ Udah lama a, ada lah 4 tahunan”
6. Dari mana mengetahui UMKM Eka Cipta Mandiri ini?
“Dari istrinya pak Usman ”
7. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Semuanya dikasih materi dulu, saling mengajarkan aja sama yang udah bisa”
8. Berapa lama waktu yang diberikan untuk pelatihan pembuatan tas?
“5-7 hari ”
9. Berapa gaji yang diperoleh selama satu bulan?
“3.500.000 sampai 4.000.000.”
10. Apa dukungan yang diberikan pemilik kepada karyawannya?
“Ya ngasih kita semangat untuk belajar terus”
Transkip Wawancara
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui UMKM Eka Cipta Mandiri Di Desa Kadu Genep Kec
Petir Kab Serang Banten
Nama : Mang Gaos
Nama Inisial : GS
Jabantan : Karyawan
Umur : 19 Tahun
1. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Ya dari pada nganggur ga punya kerjaan, pendidikan Cuma sampai SMP mau kerja
apalagi atuh a”
2. Setelah bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri apakah anda terbantu pada bidang
ekonomi?
“Terbantu banget a buat makan, nabung sama ngasih orang tua. Kebutalan saya belum
nikah”
3. Bagaiamana cara menjaga kualitas barang yang diproduksi?
“Ya yang penting jahitannya rapi, potongan rapi, finishing akhirnya jadi walaupun murah
kwalitas nomer 1”
4. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan tas?
“Kendala kalau pesanan lagi banyak namun bahannya kurang”
5. Sudah berapa lama bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“ belum lama a, baru 2-3 tahunan”
6. Dari mana mengetahui UMKM Eka Cipta Mandiri ini?
“Dari ibu saya awalnya. Terus Pak Usman sering nongkrong bareng sama anak-anak
muda sekalian ngasih motivasi”
7. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Ikut terus ko a”
8. Berapa lama waktu yang diberikan untuk pelatihan pembuatan tas?
“Ya kira-kira 5-7 hari a”
9. Berapa gaji yang diperoleh selama satu bulan?
“sekitar 3,5 samapai 4 jutaan. Tergantung mampu kerjanya semana”
10. Apa dukungan yang diberikan pemilik kepada karyawannya?
“Motivasinya ngasih saya semangat. Sebagai anak muda untuk mandiri dang a minder
sama pendidikan saya”
Transkip Wawancara
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui UMKM Eka Cipta Mandiri Di Desa Kadu Genep Kec
Petir Kab Serang Banten
Nama : Dewi P S
Nama Inisial : DPS
Jabantan : Karyawan
Umur : 21 Tahun
1. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Ya untuk nambah-nambah pengasilan, sekalian bantu ekonomi orang tua”
2. Setelah bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri apakah anda terbantu pada bidang
ekonomi?
“Terbantu ya a, saya bisa ngasih orang tua, beli motor, beli emas.”
3. Bagaiamana cara menjaga kualitas barang yang diproduksi?
“Dari jahitanya sih a, sama bahan yang penting mah”
4. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan tas?
“Kalo lagi dapat pesanan banyak dan di kejar deadline”
5. Sudah berapa lama bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“ belum lama a, baru 3 tahunan”
6. Dari mana mengetahui UMKM Eka Cipta Mandiri ini?
“Dari ibu saya a, ibukan temen ngajinya bu Usman”
7. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Ya disinimah awalnya pasti diajarin dulu ”
8. Berapa lama waktu yang diberikan untuk pelatihan pembuatan tas?
“3-5 hari, paling lama seminggu”
9. Berapa gaji yang diperoleh selama satu bulan?
“Kira-kira 3,5 juta sampai 4 jutaan.”
10. Apa dukungan yang diberikan pemilik kepada karyawannya?
“Motivasi untuk kita sebagai anak muda untuk maju dan berkembang”
Transkip Wawancara
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui UMKM Eka Cipta Mandiri Di Desa Kadu Genep Kec
Petir Kab Serang Banten
Nama : Mang Empi
Nama Inisial : EP
Jabantan : Karyawan
Umur : 20 Tahun
1. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Ya yang pasti mah karena butuh uang buat makan, buat jajan, buat beli ini-itu”
2. Setelah bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri apakah anda terbantu pada bidang
ekonomi?
“Terbantu a, saya bisa buat makan, ngasih keluarga, beli motor walaupun masih nyicil
bisa jalan-jalan sambil ziarah.”
3. Bagaiamana cara menjaga kualitas barang yang diproduksi?
“Disini kualitas nomer 1 a, dan jahitan, model dan lain-lainnya. Jadi walaupun murah
kualitas nomer 1”
4. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan tas?
“Kendala disini mah kalau pesanan banyak terus bahan-bahan kurang, kita jadi kerjanya
lama”
5. Sudah berapa lama bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“ Udah 3 samapi 4 tahun”
6. Dari mana mengetahui UMKM Eka Cipta Mandiri ini?
“Dari Pak Usman, Pak Usman suka ikut nongkrong bareng anakmuda sambil ngasih
motivasi”
7. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Ikut atuh a, itu kanpenting banget buat kerjaan kita ”
8. Berapa lama waktu yang diberikan untuk pelatihan pembuatan tas?
“Kalau untuk belajar si 3-5 hari lah, selanjutnya kita langsung praltek sambil di bombing
juga kalau tidak. Kalau ga sama bos, sama yang udah lama disnini”
9. Berapa gaji yang diperoleh selama satu bulan?
“Ya 3,5 juta sampai 4 jutaan
10. Apa dukungan yang diberikan pemilik kepada karyawannya?
“Bos kadang-kadang suka ngasih motivasi untuk kerja lebih rajin biar bantu orangtua
nambah-nambah uang jajan”
Transkip Wawancara
Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Melalui UMKM Eka Cipta Mandiri Di Desa Kadu Genep Kec
Petir Kab Serang Banten
Nama : Pak Agus
Nama Inisial : AG
Jabantan : Karyawan
Umur : 35 Tahun
1. Apa yang menjadi alasan anda untuk menjadi karyawan di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“awalnya iseng aja a karena bapak kerja serabutan penghasilannya ga tentu. Eh pas Pak
Usman buka UMKM ini bapak ditawarin kerja disini. Kalau sekarang mah saya seneng,
udah klop pokoknya mah. Sampai dapet istri saya disini. Soalnya saya dari pertama disini
yang tadinya karywannya Cuma bertiga, termasuk itu istri saya.”
2. Setelah bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri apakah anda terbantu pada bidang
ekonomi?
“Ya bisa buat beli sembako, beli kebutuhan rumah tangga, bisa buat beli emas sama
kendaraan walaupun masih nyicil.”
3. Bagaiamana cara menjaga kualitas barang yang diproduksi?
“Ya dari jahitannya, bahannya, proses pembuatan semua harus bagus dan rapi karena
disini kualitas paling utama”
4. Kendala apa yang ditemukan dalam pembuatan tas?
“Kendalanya ya di jahitaannya. Kalau pas ada bahan yang harus disambung karena
kurang”
5. Sudah berapa lama bekerja di UMKM Eka Cipta Mandiri?
“ Udah 10 tahun, ya selama usaha ini berdiri”
6. Dari mana mengetahui UMKM Eka Cipta Mandiri ini?
“Atuh Pak Usman kan tetangga saya a”
7. Apakah anda mengikuti pelatihan yang dilakukan oleh UMKM Eka Cipta Mandiri?
“Ikut atuh a”
8. Berapa lama waktu yang diberikan untuk pelatihan pembuatan tas?
“KIra-kira 3-5 hari. Paling lama ya 7 hari”
9. Berapa gaji yang diperoleh selama satu bulan?
“Sekitar 3 juta samapi 4,5 juta. Tergantung kita aja, kalau rajin ya gede”
10. Apa dukungan yang diberikan pemilik kepada karyawannya?
“Motivasi untuk yang selalu di kasih biar belajar lebih banyak”