Download - PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM …
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAMMENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAMDI SDN KAPUNGRENGAN
KAB. TAKALAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam (S,Pd.I) Pada Prodi
pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
H A R D I A N T I105 190 1433 11
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1436 H/2015 M
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, penulis atau peneliti yang bertandatangan
dibawah ini benar-benar adalah hasil karya penulisan atau penelitian sendiri.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, plagiat, dibuat
atau dibantu secara langsung oleh orang lain baik keseluruhan ataupun
sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi
hukum.
Makassar, 07 September 2015
Penulis
HardiantiNIM : 105190143311
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Atas limpahan
Rahmat, Taufik, Hidayah serta Inayahnya, sehingga skripsi dengan judul “
Pemanfaatan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN
Kapunrengang Kab Takalar” ini dapat terselesaikan walaupun dalam
bentuk sangat sederhana.
Salawat, Salam serta Taslim penulis hanturkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad Saw. beserta para sahabat, dan keluarganya.
Selanjutnya, dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang tak ternilai, sekaligus penghargaan yang setinggi-
tingginya, kepada mereka yang memberikan kontribusi dalan penulisan
skripsi ini, antara lain kepada :
1. Kedua orangtua penulis, Ayahanda Hasani dan Ibunda Hj syamsia,
yang telah bersusah payah membesarkan, memelihara serta mendidik
penulis dengan penuh ketabahan, kesabaran, ketulusan, keikhlasan
atas dasar kasih sayangnya.
2. Bapak Dr. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, yang selalu memberikan pencerahan dan menjadi contoh
pemimpin yang baik.
vi
3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, Dekan Fakultas Agama dan Para
Pembantu Dekan yang selalu meluangkan waktunya untuk
menyelesaiakan proposal ini.
4. Ibu Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam dan Dr. Hj Maryam M. Th. I, Sekertaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam, yang telah banyak memberikan saran yang konstruktif
kepada penulis.
5. Bapak Dr. Abd. Aziz Muslimin,S.Ag.,M.Pd.I dan Bapak Muhammad Ali
Bakri,S.Sos.,M.Pd. pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan
waktunya membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Para Bapak/ibu Dosen yang senantiasa membimbing dan mendidik
penulis selama mengikuti pendidikan di jurusan Pendidikan Agama
Islam.
7. Kepada seluruh teman-teman di jurusan Pendidikan Agama Islam dan
terkhusus temen-teman di Kelaf F angkatan 2011 yang senantiasa
menemani dan menghibur penulis dengan canda dan tawa serta
memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Harapan yang sangat besar semoga Skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak terutama bagi diri penulis. Semoga semua pihak yang
telah membantu mendapat pahala yang sesuai dengan amal ibadahnya.
Amin. Karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
vii
mempersembahkan skripsi ini kiranya dapat bermanfaat bagi pembaca
utamanya rekan-rekan calon guru
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Makassar, 11 Agustus2015
Penulis
xi
ABSTRAK
Hardianti 105190143311 “Pemanfaatan media pembelajaran dalamMeningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PendidikanAgama Islam di SDN Kapunrengan Kab. Takalar (dibimbing oleh Abd AzizMuslimin,dan Muhammad Ali Bakri).
Latar belakang masalah pada penelitian ini adalah minimnyapemanfaatan media pembelajaran oleh guru pendidikan agama Islam, hal inidapat terlihat dari guru yang hanya mengandalkan media yang ada, dankurangnya pemahaman atau pengetahuan tentang menggunakan teknologioleh guru. Kurangnya media yang digunakan berdampak pada hasil belajarsiswa dengan menurungnya motivasi belajar pada siswa,kurang aktif dalamproses belajar mengajar,malas dan tidak bersemangat.
Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis peneltian deskiptifkualitatif, dengan jenis penelitian lapangan yang ditempuh dengan cara atauteknik pedoman angket, pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi.sampel penelitian ini adalah 28 siswa dan populasi penelitian ini adalah 141siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mediapembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada matapelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Dasar Negeri KapunrenganKabupaten Takalar sangat tinggi. Penggunaan atau pemanfaatan mediapembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yangdiberikan berjalan efektif. Dengan pemanfaatan media pembelajaran yangbaik serta efektif maka pembelajaran akan menarik perhatian siswa sehinggadapat menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar sehingga dapat membatasiketerbatasan indera,ruang dan waktu. Terlebih lagi pemanfaatan mediapembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswasehingga dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Hambatan yangditemui dalam pemanfaatan media pembelajaran dapat diminimalisir dandiatasi berkat usaha guru sendiri dalam mengelola suasana dan kondisibelajar mengajar yang kondusif.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................. iii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................ 1
A. Latar Belakang........................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................. 5
C. Manfaat Penelitian .................................................. 6
D. Tujuan Penelitian ..................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................... 8
A. Media Pembelajaran ................................................. 8
B. Motivasi Belajar......................................................... 26
C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .................. 31
BAB III METODE PENELITIAN.................................................... 39
A. Jenis Penelitian.......................................................... 39
B. Lokasi dan Objek Penelitian ...................................... 39
C. Variabel Penelitian..................................................... 39
D. Defenisi Operasional Variabel ................................... 40
E. Populasi dan Sampel ................................................. 41
F. Instrumen Penelitian .................................................. 44
G. Teknik Pengumpulan Data......................................... 45
H. Teknik Analisis Data .................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN......................
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................... 48
B. Pemanfaatan Media Pembelajaran DalamMeningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada MataPelajaran Pendidikan Agama Islam di SDNKapunrengan Kab. Takalar ....................................... 52
C. Faktor-faktor yang Menghambat PemanfaatanMedia Pembelajaran di SDN Kapunrengan Kab.Takalar...................................................................... 65
D. Upaya Yang dilakukan dalam MeningkatkanMotivasi Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SDNKapunrengan Kab. Takalar ....................................... 69
BAB V PENUTUP ....................................................................... 73
A. Kesimpulan .............................................................. 73
B. Saran-saran .............................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................... 74
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber utama pendidikan Islam sebagai disipilin ilmu adalah
kitab suci Alqur’an dan sunnah Rasulullah Saw, serta pendapat para
sahabat dan ulama. Sebagai disiplin ilmu, pendidikan Islam bertugas
untuk membuka wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang
terdapat didalam sumber-sumber pokoknya dengan bantuan dari
pendapat sahabat/ilmuan Muslim.Dalam sumber-sumber pokok itu
terdapat bahan-bahan fundamental yang mengandung nilai
kependidikan atau implikasi-implikasi kependidikan yang masih
berserakan, untuk dibentuk menjadi suatu ilmu pendidikan islam, bahan
–bahan tersebut perlu dilakukan secara sistematis sesuai dengan kaidah
/norma yang ditetapkan dalam dunia ilmu pendidikan . Pendidikan
merupakan masalah yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan,maju mundurnya suatu bangsa ditentukan oleh maju
mundurnya pendidikan disuatu negara tersebut.
Penggunaan media pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pengajaran. Dengan bantuan media, diharapkan
agar siswa menggunakan sebanyak mungkin alat indranya untuk
mengamati, mendengar, meresapi, menghayati dan pada akhirnya
1
1
2
memiliki sejumlah pengetahuan, sikap dna keterampilan tertentu sebagai
hasil belajar.
Belajar menggunakan media indra saja ,berbeda hasilnya dengan
belajar menggunakan indra pandang dan indra dengar. Sehingga
semakin bervariasi menggunkan media sebagai alat bantu belajar
mengajar, siswa semakin termotivasi untuk belajar sehingga semakin
besar kemunkinannya pelajaran itu berhasil mencapai tujuan. Dengan
demikian, pemanfatan media didalam setiap kegiatan belajar mengajar
bukan sebagai pelengkap kegiatan belajar mengajar bukan sebagai
pelengkap kegiatan, tetapi sudah merupakan kebutuhan pengajaran pada
khususnya dan pendidkan pada umumnya.
Media pembelajaran erat kaitanya dengan tahapan berfikir siswa
tersebut sebab melalui media pembelajaran hal yang abstrak dapat
dikongkritkan dan hal yang kogkrit dapat disederhanakan. Pemanfaatan
teknologi pendidikan dan media pendidikan sangat dbutuhkan dalam
rangka kegiatan pembelajaran. Karena dengan pendekatan ilmiah,
sistematis dan rasional sebagaimana yang dituntut oleh teknologi
pendidikan ini, tujuan pendidikan yang efektif dan efisien akan tercapai.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran
dapat membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu kefektifan
proses pembelajaran dan penyampaian inormasi dan isi pembelajaran
3
pada saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media
pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan
penafsiran data dan memadatkan informasi.
Pentingnya menjaga motivasi dan minat belajar dan kebutuhan
minat dan keinginannya dalam proses belajar tidak dapat dipungkiri,
karena dengan menggerakan motivasi yang terpendam dan menjaganya
dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa akan menjadikan
siswa itu lebih giat belajar. Barang siapa yang bekerja berdasarkan
motivasi yang kuat, ia tidak akan mudah lelah dan tidak cepat bosan.
Oleh karena itu, guru perlu memelihara motivasi pelajar dan semua yang
berkaitan dengan motivasi, seperti kebutuhan, keinginan dan lain-lain.
SDN Kapunrengan Kab Takalar berdiri pada tahun 1982,sekolah
ini jauh terpencil dipelosok pedesaan,di sekolah ini masih sangat minim
tentang media pembelajaran, dimana guru hanya mengandalkan media
yang ada,dan kurangnya pemahaman atau pengetahuan tengtang
menggunakan teknolgi oleh guru menyebabkan media tidak dimanfatkan
dalam proses belajar mengajar, kurangnya media yang digunakan
berdampak pada hasil belajar siswa ini disebabkan menurungnya
motivasi belajar pada siswa, akibat dari menurungnya motivasi siswa ini
menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar, siswa
menjadi malas dan tidak bersemangat dalam belajar.
4
Sarana prasarana merupakan salah satu penunjang sebuah
sekolah, Media dan alat sangatlah diperlukan dalam proses belajar
mengajar, tetapi disekolah ini Media pembelajaran itu masih terlaluh
kurang padahal dizaman ini Media itu sudah dimanfaatkan pada setiap
sekolah tetapi disekolah ini media tersebut masih sangat minim dan jarang
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran termasuk pada pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Guru mengandalkan hanya satu buku
teks dan buku itu dipake dari dulu sampai sekarang, hal ini menyebabkan
siswa kurang termotivasi dalam belajar , padahal banyak media yang bisa
digunakan atau dimanfaatkan pada proses pembelajaran tersebut
misalnya, media gambar, video, buku atau Alqur’an dan terjemah serta
tape recorder. Memperhatikan hal tersebut menarik untuk diteliti apa lagi
sekarang media itu sangat perlu untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan
motivasi belajar peserta didik, atas dasar tersebut penulis merasa tertarik
untuk mengkaji atau meneliti disekolah tersebut dengan maksud bisa
mengenalkan media pembelajaran pada peserta didik melalui
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa kontribusi penggunaan media pembelajaran dalam proses
pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.
5
B. Rumusan Masalah
Dari uraian dapat dikemukakan beberapa pokok permasalahan
yang ada hubungannya dengan pengaruh media belajar terhadap
perkembangan siswa sekolah dasar sebagai berikut :
1. Bagaimana pemanfaatan media pembelajaran pada mata pelajaran
pendidikan agama Islam di sekolah?
2. Bagaimana peran guru dan siswa dalam pemanfaatan media
pembelajaran di sekolah?
3. Apa kendala yang dihadapi guru dalam pemanfaatan media
pembelajaran di sekolah?
4. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa terhadap pemanfaatan
media pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama Islam?
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan bagi guru
dan peneliti dalam mengembangkan motivasi belajar siswa dengan
menggunakan media pembelajaran utamanya pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SDN Kapungrengang Kab. Takalar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pihak sekolah, sebagai sumbangan dan masukan yang
berharga dalam mengetahui peran serta manfaat media
pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, terutama
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN
Kapungrengan Kab. Takalar.
6
b. Bagi guru, utamanya guru Pendidikan Agama Islam, penelitian ini
diharapkan dapat menjadi umpan balik dan sumber mengajar dalam
proses belajar mengajar, serta terampil menggunakan media
pembelajaran dalam meningkatkan motivasi Belajar siswa di SDN
Kapungrengang Kab. Takalar.
c. Bagi peneliti, untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
dalam menggunakan media pembelajaran utamanya pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa di SDN Kapungrengang Kab. Takalar.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai ini yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang pemanfaatan media pembelajaran pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah.
2. Untuk mengetahui peran guru dan siswa dalam pemanfaatan media
pembelajaran di sekolah.
3. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru dalam pemanfaatan
media pembelajaran disekolah.
4. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa terhadap
pemanfaatan media pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Sebelum lebih mendalam tentang media pembelajaran, maka
terlebih dahulu kita kembali menelaah asal muasal istilah tersebut. Setiap
benntuk komunikasi memerlukan bentuk media tertentu. Hal ini
mempengaruhi pemakaian istilaah sesuai dengan perkembangan
konsepnya, istilh yang mula-mula dikenal adalah visual education (alat
peraga pandang), kemudian berubah menjadi audio visual aida (akar
pandang dengar), lalu berkembang menjadi intrucsional atau curiculum
merealis (bahan pengajaran atau materi kurikulum), kemudian
berkembang menjadi audio visual comminication (komunikasi pandang
dengar ) dan selanjutnya menjadi intruksional media (meda pengajaran)
yang kemudian berubah menjadi educational technology (teknologi
pendidikan).
Dengan demikian media pembelajaran merupakan alat atau
perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru didalam kelas saat
proses pembelajaran disekolah. Sedangkan media pendidikan juga
merupakan keseluruhan dari perangkat pembelajaran dikelas serta diluar
kelas yang dapat dimanfaatkan oleh stiap guru dalam rangka
meningkatkan minat belajar siswa.
7
8
Telaah asal muasal kata media pendidikan menyebabkan
munculnya istilah media yang berasal dari bahasa latin medius yang
secara harfia berarti “ tengah, perantara atau pengantar. Media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Istilah
media bahkan dikaitkan atau dipergantikan degan kata teknologi yang
berasal dari kata latin tekne atau dalam bahasa Inggris disebut art, yang
artinya keterampilan (skill) dan logos yang artinya Ilmu. Erat hubungannya
dengan istilah teknologi, kita juga mengenal kata teknik. Teknik dalam
bidang pembelajaran bersifat apa yang sesungguhnya terjadi antara guru
dan murid.
Acshin Amir (2005:10) perluasan konsep tentang media, dimanateknologi bukan skedar benda, alat, bahan, atau perkakas, tetapitersimpul pula sikap, perbuatan, organisasi dan manajemen yangberhubungan dengan penerapan ilmu.
Azhar Arsyad (2006) mengatakan bahwa media apabila
dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dalam pengertian ini guru, buku
teks dan linkungan sekolah merupakan media, secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses mengajar cenderung diartikan sebagai
alat – alat grafis, fotografis, atau elektronik untuk menankap , memproses
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Pengertian media pembelajaran juga dikemukakan oleh beberapa
para ahli yaitu:
9
Latuheru (1999:14),menyatakan bahwa media pembelajaranadalah bahan, alat, atau teknik yang digunakan dalam kegiatanbelajar mengajar dengan maksud agar proses interaksikomunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat belangsungsecara tepat guna dan berdaya guna.
Hamidjojo(2009),menyatakan media pembelajaran adalah segalahsesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapatmerangsan pikiran,perasaan, perhatian dan kemauan si belajarsehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
Pengertianmedia juga dikemukakan oleh:
Arief S Sadiman (2009) mengemukakan bahwa mediapembelajaran adalah suatu sarana non personal (bukan manusia)yang digunakan atau dsediakan oleh tenaga pengajar yangmemegan peran penting dalam proses belajar mengajar,untukmencapai tujuan intruksional.
Batasan lain telah dikemukakan oleh parah ahli yang sebagian
diantaranya adalah AECT (Association of Education and Comunication
Technology) memberi batasan tentang media sebagai segalah bentuk
dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Disamping sebagai sistem penyampaian atau pengantar ,media yang seri
diganti dengan kata mediator menurut fleming adalah penyebab atau alat
yang campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan
istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur
hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses siswa dan isi
pelajaran. Disamping itu, mediator dapat pula mencermingkan pengertian
bahwa setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran medias, mulai
dari guru sampai kepada peralatan paling canggih, dapat disebut disebut
dengan media. Ringkasnya media adalah alat yang menyampaikan atau
10
mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Media pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang
digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk
mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Dari beberapa pendapat maka dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segalah sesuatu yang dapat dijadikan perantara
yang dapat membangkitkan minat atau motivasi siswa belajar sehingga
materi yang disampaikan lebih mudah dipahami oleh siswa dan sesuatu
yang digunakan untuk merangsang pikiran dan membangkitkan
semangat belajar dalam diri siswa untuk belajar.
Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar siswa
sudah dijelaskan dalam Q.S Al-Alaq (96:1-5) yang berbunyi sebagai
berikut :
Terjemahnya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yangmenciptakan,Dia telah menciptkan manusia dari segumpaldarah,Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah,Yangmengajar (manusia) dengan perantara qalam,Dia mengajar padamanusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S Al-Alaq 96:1-5)
Selain ayat tersebut ada juga ayat yang menjelaskan tentang
penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, dalam
firman Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:
11
Terjemahnya :
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorangRasul diantara mereka dan mengajarkan mereka kitab dan hikmah(as sunnah) dan sesungguhnya mereka sebelumnya berada dalamkesesatan yang nyata. (Q.S: Al-jumuah 62:2)
Kedua ayat dan menjelaskan tentang Media maka dapat diambil
pengertian bahwa dengan adanya atau digunakannya media dalam
proses
pembelajaran itu sangat penting , karena media pembelajaran
sebagai alat perantara untuk menyanpaikan pesan.
Dari beberapa penjelasan diatas mengenai media dan
pembelajaran maka dapat kita simpulkan hubungan antara media dengan
pembelajaran sangat erat, hal ini dikarenakan didalam menerapkam
pembelajaran kita harus menggunakan media agar guru dapat
menyampaikan pesan dalam bentuk materi dengan mudah dan siswa
dapat menerimanya dengan baik. Pembelajaran tidak akan bisa mencapai
tujuan pembelajaran dengan baik tanpa adanya media, dan Media
pembelajaran adalah segalah sesuatu yang bisa kita gunakan untuk
menyampaikan pesan, bisa merangsang perasaan, pikiran serta keinginan
para siswa sehingga bisa mendorong terciptanya sebuah proses belajar
yang efektif untuk semua peserta didik.
12
Dalam proses pembelajaran, dua unsur yang sangat penting
adalah metode mengajar dan media pembelajaran, kedua aspek ini saling
berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar terntentu akan
mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih
ada berbagai asfek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media,
antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang di harapkan
siswa untuk di kuasai setelah pembelajaran berlangsung. Dalam konteks
pembelajaran termasuk karaktreristik siswa. Meskipun demikian, dapat
dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklam, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik (1994) mengemukakan bahwa pemakaian media
pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi
terhadap siswa, penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran
dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Secara umum
manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien.
13
Kemp dan Dayton (1999) secara lebih khusus ada beberapa
manfaat media yang lebih rinci, misalnya mengidentifikasi beberapa
manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Efisien dalam wktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif
Selain beberapa manfaat seperti yang dikemukakan oleh Kemp
dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak
manfaat-manfaat praktis media pembelajaran didalam proses belajar
mengajar. Latuheru (1999) mengidentifakasi manfaat praktis media
pemblajaran sebagai berikut:
1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar
2. Media pembelajaran dapat meningkatkan mengarahkan paerhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
14
langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa
untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemapuan dan minatnya.
3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu
4. Media pembelajaran dapat memberi kesamaan pengalaman kepada
siswa tentang peristiwa-peristiwa dilingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat
dan lingkungannya.
H. Amiruddin Rasyid (2005:53) Penggunaan media pembelajaran
khususnya pembelajaran pendidikan agama Islam sangat bermanfaat bagi
guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
fungsi media pembelajaran dalam pendidikan agama islam menurut
adalah:
1. Membantu guru dalam bidang tugasnya.
Media pendidikan agama Islam bila digunakan secara tepat dapat
membantu mengatasi kesulitan dan kelemahan guru dalam penggunaan
metodologi pengajarannya. Bila guru pendidikan agama Islam mampu
menggunakan media yang cocok untuk materi agama yang akan
disajikan, ia akan dapat membantu mengatasi kelemahan metedologi
pembelajarannya. Dalam hal ini, media pendidikan agama Islam dapat
berfungsi :
a. Meningkatkan produktifitas pesan-pesan pendidikan agama Islam yang
disajikan, karena dapat mempercepat peserta didik terhadap materi
15
yang disajikan sehingga mampu memanfaatkan waktu secara efektif,
dan meringankan beban yang bersankutan
b. Membantu guru pendidikan agama Islam mengembangkan
kemampuan aktivitas kejiwaan peserta didik untuk memahami menurut
daya analisisnya.
c. Mengembangkan kreatifitas guru pendidikan agama Islam dalam
merancang progaram pembelajaran.
d. Mengintegrasikan pesan-pesan pendidikan agama dengan materi
pendidikan agam Islam
e. Membantu guru pendidikan agama Islam untuk taat, konsisten pada
pokok pembeljaran yang telah dprogramkan.
2. Membantu peserta didik
Proses belajar peserta didik yang diharapkan adalah tumbuhnya
kesadaran yang tinggi secara intrinsik memotivasi diri untuk meraih
kesuksesan. Cara belajar dengan keaktifan siswa perlu dikembangkan
khususnya pada pokok bahasan pendidikan agama Islam. Dengan
menggunakan media pembelajaran pendidikan agama Islam diharapkan
dapat mempercepat pemahaman , dan motivasi belajar siswa untuk
berfikir kreatif dan kritis sehingga tujuan pembelajaran pendidikan agama
Islam dapat tercapai.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa dengan menggunakan media pembeljaran yang
disiapkan dengan baik berarti guru pendidikan agama Islam membantu
16
peserta didiknya mengaktifkan unsur-unsur psikologi yang ada dalam diri
mereka seperti pengamatan, daya inga ,minat, perhatian, berfikir, emosi
dan perkembangan kepribadian mereka. Penggunaan media
pembelajaran dapat digunakan pada materi peningkatan
keimanan,ibadah,muamalah,sikap sosial dan pembentukan ahlakul
karimah.
2. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Dalam hal ini, ciri-ciri media pendidikan yang akan kita bahas
harus sesuai dengan prosedur dan proses pembelajaran yang digunakan
dalam menigkatkan mutu pendidikan anak didik dan disesuaikan dengan
tingkat kemampuan guru didalam mengelolah media yang akan
digunakan, agar dapat membangkitkan motivasi belajar anak.
Oemar Malik ,(2005:63) mengklasifikasikan media pembelajaran
dalam empat bahagian yaitu;
1) Alat-alat visual yang dapat dilihat,
2) Alat-alat yang bersifat auditif atau hanya dapat didengar,
3) Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar
4) Dramatisasi ,bermain peran , sandiwara ,boneka dan sebagainya.
Amiruddin Rasyid,(2005:2) Media pendidikan agama Islam antara
lain:
1. Bahan cetakan
2. Alat pandang dengar ( audio visual)
17
3. Contoh kelakuan atau suri tauladan (uswatun hasanah)
4. Sumber masyarakat dan alam sekitar
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa macam-
macam media yang digunakan dalam proses pembelajaran tergantung
pada karakteristik stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan dari
media itu sendiri, yakni kesusaian rangsangan tersebut terhadap
karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan dan proses
penggunaanya.
Gerlach & Ely (1998) ciri media pembelajaran yang bisa menjadi
petunjuk kenapa media tersebut digunakan serta apa saja yang bisa
dilakukan yang sekiranya seorang pengajar tidak mampu untuk
melakukannya yaitu ada 3 diantaranya adalah:
a. Ciri fiksatif. Untuk ciri yang satu ini akan menggambarkan bagaimana
media itu merekam, lalu menyimpan dan melestarikan maupaun
merekonstrusikan sebuah objek atau peristiwa.
b. Ciri manipulatif. Jadi ciri manipulatif ini merupakan transformasi atas
sesuatu peristiwa ataupun objek yang sekiranya masih dimungkinkan,
karena media tersebut masih mempunyai ciri manipulatif.
c. Ciri distributive. Adapun ciri distributive dari sebuah media
memungkinkan suatu peristiwa ataupun objek akan ditransformasikan
melalui ruang serta merta bersamaan dengan itu akan disjikan kepada
semua peserta didik sehingga mereka mendapatkan stimulus
pengalaman yang sama mengenai hal tersbut.
18
Itulah beberapa ciri-ciri media pembelajaran yang mampu
berperang penting untuk memingkatkan kualitas dan juga mutu sebuah
pendidikan.
3. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran sebagai perantara memilki beberapa jenis
dan macam, hal ini sangat wajar karena sesungguhnya media
pembelajaran yang ‘asli’ (tradisional), telah disusupi oleh media yang
lebih moderm, dimana pada awalnya digunakan untuk tujuan tertentu
saja. Ada berbagai jenis media yang tersedia yang dapat dimanfaatkan
sesuai kebutuhan didunia pendidikan.
Rudy Bretz ( Nana Sudjana 2005 : 75) lebih menekankan media
pembelajaran sebagai alat (bukan manusia) yang dapat didengar, dilihat
dan visual bergerak. Media digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu,
media Audio, media visual, dan media Serbaneka.
a. Media Audio
Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber
pesan ke penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan indera
pendengaran contoh media audio diantaranya radio, tape recorder,
telefon, bahasa dan laboratorium.
b. Media Visual
Media visual yaitu media yang mengandalkan penglihatan, media visual
dibedakan menjadi dua yaitu:
19
1. Media visual diam. Contohnya foto, ilustrasi, film bingkai, OHP,
grafik, bagan, papan tulis,papan flanel, papan tempel, diagram,
poster dan peta.
2. Media visual gerak. Contohnya film, video, televisi, dan proyeksi
bergerak seperti film bisu.
C. Media Audio Visual
Media audio visual merupakan media yang mampu menampilkan
suara dan gambar, media audio visual dibedakan menjadi dua macam
yaitu:
1. Media audio visual diam diantaranya, film rangkai suara, slide
bersuara, komik dengan suara dan rekaman video.
2. Media audio visual gerak diantaranya, film suara, video cassette,
piringan dan gambar bersuara.
Gerlach dan Ely (1998) yang membedakan media pembelajaran
kedalam delapan jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Benda sebenarnya. Kategori ini meliputi orang, peristiwa, benda, dan
demonstrasi. Benda sebenarnya ini, berbeda dengn jenis media
lainnya,jadi bukan pula pengganti benda atau peristiwa sebenarnya,
mereka adalah benda yang sebenarnya, seringkali dalam arti
alamiahnya. Benda atau orang yang dapat membantu untuk mencapai
tujuan intruksional, harus kita gunakan, karena pengalaman pertama
tidak hanya diperoleh melalui benda, tetapi manusia yang berhubungan
dengan suatu peristiwa atau proses tertentu.
20
b. Penyajian verbal (verbal presentations). Kategori ini meliputi bahan
cetak, seperti buku teks dan buku kerja. Kata-kata yang diproyeksikan
melalui slide, film transparansi, filmstrip termasuk dalam kategori.
Termasuk juga catatan tertulis dipapan tulis, judul papan buletin dan
setiap bentuk kata tertulis untuk menyatakan ide tertentu adalah
merupakan kategori jenis media ini.
c. Penyajian grafik. Meliputi hal-hal seperti grafik, chart, peta, diagram,
gambar yang dibuat dengan maksud untuk meng komunikasikan suatu
ide. Penyajian grafik dalam buku teks, dan bahan display atau
pameran, filstrip, overhead transparansi.
d. Gambar diam. Foto setiap benda atau peristiwa apapun adalah
merupakan contoh dan gambar diam. Berbagai gambar foto mungkin
saja digunakan sebagai ilustrasi dalam buku bacaan, sebagai bahan
papan buletin, (slide), filmstrip atau transparansi.
e. Gambar bergerak (termasuk televisi). Gambar hidup/bergerak, atau
kaset rekaman-video adalah gambar yang bergerak dalam warna
ataupun hitam putih yang dihasilkan dan tindakan langsung atau dan
penyajian grafis yang dianimasikan. Gerakan mungkin ditunjukkan
secara normal, atau gerakan lambat, berhenti dan sebagainya, bila
dengan suara atau tanpa suara.
f. Rekaman suara (Audio recording). Rekaman dibuat pada pita mengetik,
atau pada piringan hitam, atau pada jalur suara film. Rekaman audio
merupakan simbol bahan verbal.
21
g. Program, yaitu urutan informasi (verbal, visual atau audio) yang
dirancang untuk menimbulkan tindakan yang ditetapkan sebelumnya.
Contoh yang paling umum adalah buku berprogram. Penyajian
informasi dilakukan melalui satau media, atau kombinasi media seperti:
kata tercetak, slide dan pita suara, urutan gambar hidup dan filsntip.
h. Simulasi adalah tiruan situasi nyata yang telah dirancang menyerupai
sedekat mungkin dengan peristiwa (proses) yang nyata.
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat
penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek
ini saling berakaitan, pemilihan salah satu metode mengajar dan jenis
media pembelajaran yang sesuai. Oleh karena itu perlu dirangcang dan
dikembangkan lingkungan pengajaran yang interaktif yang dapat
menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar siswa dengan media efektif
guna memjamin terjadinya pembelajaran.
3. Pemilihan Media Dalam Pembelajaran PAI
Pemilihan media dalam pembelajaran ditentukan apakah alat yang
digunakan sesuai atau cocok dengan karakteristik materi yang akan
disajikan dan dapat menarik perhatian siswa. Disamping itu, yang lebih
penting lagi adalah apakah alat peraga yang digunakan tersebut sesuai
dan tidak bertentangan dengan undang-undang pendidikan atau tidak
melanggar etika beragama. Bilamana tugas tersebut terpenuhi, maka
langkah selanjutnya adalah meneliti cermat apakah alat peraga yang
22
digunakan tersebut dapat terjangkau oleh biaya dan dana yang ada dan
apakah tidak ada alternatif media lain yang sekiranya lebih mudah didapat
disekitar lingungan sekolah.
Pertimbangan selanjutnya dalam pemilihan alat peraga tersebut
betul-betul efektif dan efisien dalam proses pembelajaran disekolah. Bila
alat peraga tersebut perlu dirangcang, maka sudah barang tentu
diperlukan perencanaan yang matang, baik dalam pengembangannya
maupun dalam pemanfaatan.
Arief S.Sadirman , (2009; 124) mengemukakan bahwa mediapengajaran ditinjau dari segi kesiapan pengadaannya dapatdikelompokkan kepada dua jenis yaitu :
1. Media jadi (media by utilization), yaitu media yang sudah merupakankomoditil perdagangan dan terdapat dipasaran dan dijual secarabebas dan dalam keadan siap pakai
2. Media rancangan (media by deign), yaitu media yang perlu didesaindan dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuanpembelajaran tertentu
Arief. S. Sadirman. Dkk, (2009; 84), beberapa dasarpertimbangan orang memilih media antara lain:
1. Bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliahtentang media
2. Merasa sudah akrab dengan media tersebut3. Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret4. Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang biasa
dilakukannya misalnya untuk menarik minat dan gairah belajarsiswa.
Seperti telah diuraikan diatas, kriteria pemilihan media bersumber
dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem intruksioanal
secara keseluruhan. Untuk tuk itu, ada beberapa kriteria yang patut
diperhatikan dalam memilih media;
23
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media di pilih berdasarkan
tujuan intrusional yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu
kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor.
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya , fakta, konsep,
prinsip, atau generalisi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik
memerlukan simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu
memerlukan proses simbol dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu
memerlukan proses dan keterampilan mental yang berbeda untuk
memenuhinya. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara
efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas
pembelajaran dan kemanpuan mental siswa.
3. Praktis luwes dan bertahan. Jika tersedia waktu, dana, atau sumber
daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang
mahal dan memakan waktu lama untuk memproduksinya bukanlah
jaminan sebagai media yang terbaik.
4. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria
utama, apapun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam
proses pembelajaran. Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh
guru yang mengguanakannya.
5. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar
belum tentu sama efektifnya jika digunakan jika pada kelompok kecil
atau perorangan. Ada media yang tepat untuk jenis
24
6. kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
7. Mutu teknis. Pengmbangan visual baik gambar maupun fotograf harus
memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide
harus jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingi
disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar
belakang.
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik.
Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga
memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian, kenyataan
dilapangan menunjukkan bahwa seorang guru memilih salah satu media
dalam kegiatannya dikelas atas dasar pertimbangan antara lain (a) ia
merasa sudah akrab dengan media itu, papan tulis atau proyeksi
transparansi, (b) ia merasa bahwa media yang dipilihnya dapat
menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya sendiri, misalnya
diagram pada flip chart, atau (c) media yang dipilihnya dapat menarik
minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada penyajian yang lebih
baik terstruktur dan terorganisasi. Pertimbangan ini diharapkan oleh guru
dapat memenuhi kebutuhannya dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan
.B. Motivasi Belajar
Untuk menguraikan masalah tersebut, terlabih dahulu penulis
membahas secara terpisah dan terperincih tentang pengertian motivasi
dan pengertian belajar.
25
1. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah pendorong suatu usaha yang didasari untuk
mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia bergerak hatinya untuk
bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil dan tujuan
tertentu.
Sudirman (2011) pengertian motivasi Adalah suatu kekuatanpenggerak dalam prilaku individu baik yang akan menentukanarah maupun daya tahan tiap prilaku manusia yang didalamnyaterkandung pula unsur-unsur emosional insane yangbersangkutan.
Nawawi (1998) suatu kondisi yang mendorong atau menjadipenyebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatanyang dilakukan seacar sadar, meskipun tidak tertutupkemungkinan bahwa dalam keadaan terpaksa seseorangmelakaukan suatu kegiatan yang tidak disukaianya, sehinggakegiatan yang didorong oleh sesuatu yang tidak disukai berupakegiatan yang terpaksa dilakukan cenderung berlangsung tidakefektif dan evisien.
Berdasarkan beberapa pengertian maka dapat disimpulkan
bahwa motivasi dapat dipandang sebagai fungsi, berarti motivasi
berfungsi sebagai daya penggerak dari dalam individu untuk melakukan
aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi dipandang dari segi
proses berarti motivasi dapat dirangsang belajarsehingga dapat mencapai
tujuan yang di kehendaki. Motivasi dipandang dari segi tujuan berarti
motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai.
Pada dasarnya motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk
menggerakan, mengarahkan dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia
terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
26
atau tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dipahami bahwa motivasi
terhadap sesuatu merupakan hal yang sangat penting diketahui oleh guru,
sebab dengan adanya motivasi terhadap belajar atau mata pelajaran akan
diserap dengan baik, sebaliknya tanpa adanya motivasi maka pelajaran
yang diberikan tidak akan diperhatikan dengan baik dan akibatnya
pelajaran tidak dikuasai oleh siswa.
2.Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur
fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruan proses
pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan
penting dalam keseluruhan proses pendidikan.
Pengertian belajar juga dikemukakan oleh beberapa parah ahli
berikut:
Nasution, dkk (1992: 3),Belajar dalam arti luas dapat diartikansebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atauberubahnya suatu tingkah laku sebagai hasil dari terbentuknyarespon utama, dengan sarat bahwa perubahan atau munculnyatingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematanganatau oleh adanya perubahan sementara oleh suatu hal.
Sudjana, (2009: 280 ).Belajar adalah suatu proses yang ditandaidengan adanya perubahan dalam diri seseorang dapatditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnyapengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya,keterampilan dan kemampuannya, daya reaksinya, dayapenerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai psiko fisik
menuju keperkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit,
27
belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan
yang merupakan sebagian kegiatan yang menuju terbentuknya
kepribadian seutuhnya. Relevan dengan ini, ada pengertian bahwa belajar
adalah penambahan pengetahuan.
Berdasarkan pengertian tentang motivasi dan pengertian belajar,
maka dapat dipahami bahwa makna yang tercakup dalam istilah motivasi
belajar pada hakikatnya adalah suatu dorongan dan motivasi sehingga
memiliki kecenderungan untuk berbuat atau berusaha secara sadar guna
memperoleh suatu hasil yang memuaskan, dalam hal ini berusaha untuk
mengetahui suatu hal yang tidak diketahui guna memahami, dan
menghayati serta mengamalkannya.
3.Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi belajar dianggap penting didalam proses belajar dan
pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya.
Sudirman,A.M, (2009) mengemukakan tiga fungsi motivasi belajar
yaitu:
a. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan.
Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan. Motivasi dalam hal ini
merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Motivasi sebagai berfungsi sebagai pengarah.
28
Artinya motivasi mengarahkan perubahan untuk mencapai yang
diinginkan. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Motivasi berfungsi sebagai penggerak.
Artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Selain itu motivasi
belajar berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
4. Jenis-Jenis Motivasi
Secara umum, motivasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu
motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
1. Motivasi Instrinsik
Hamalik (1994) berpendapat bahwa motivasi instrinsik adalah
motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari
kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Sedangkan menurut Sardiman
motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif dan berfungsi tidak
perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu terdorong
untuk bertingkah laku kerah tujuantertentu tanpa adanya faktor pendorong
dari luar. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas dapat dikatakan
bahwa motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi
belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri
dengan kata lain motivasi instrinsik tidak memerlukan ransangan dari luar
tetapi berasal dari diri siswa.
2. Motivasi Ekstrinsik
29
Motivasi ekstrinsik berbeda dengan motivasi instrinsik karena
dalam motivasi ini keinginan siswa untuk bekajar sangat dipengaruhi oleh
adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Dorongan dari luar tersebut
dapat berupa pujian, scelaan, hadiah, hukuman dan teguran dari guru.
Sudirman (2011) motivasi ekstrinsif adalah motif-motif yang aktifdan berfungsi karena adanya rangsangan atau dorongan dari luar.Bagian yang terpenting dari motivasi ini bukanlah tujuan belajaruntuk mengetahui sesuatu tetapi ingin mendapatkan nilai yangbaik sehingga mendapatkan hadia. Dengan ini motivasi ekstrinsikdan instrinsik harus saling menambah dan memperkuat sehinggadapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4.Cara membangkitkan Motivasi Belajar
Aunurrahman (2010:35) mengemukakan bahwa ada beberapa
cara yang bisa dilakukan oleh guru membangkitkan motivasi belajar
siswa, baik motivasi instrinsik maupun ekstrinsif antara lain dengn cara :
1. Memberikan pengharggaan kepada siswa yang berprestasi .
2. Adanya persaingan dan berkompetisi didalam kelas.
3. Pemberian hadia atau pujian terhadap siswa-siswa yang memiliki
prestasi yang baik dan memberikan hukuman kepada siswa yang
prestasinya mengalami penurunan.
4. Adanya pemberitahuan tentang kemajuan belajar sisiwa.
C. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1.Pengertian pembelajaran pendidikan Agama Islam
Berbicara tentang pembelajaran pendidikan agama Islam konteks
dunia Indonesia, pengertiannya mencakup dua hal, pertama lembaga
30
pendidikan atau perguruan agama dan kedua isi atau program pendidikan.
Pembelajaran pendidikan agama Islam dalam arti program diartikan
sebagai kurikulum yang diselenggarakan disekolah-sekolah mulai dari
dasar sampai institut atau universitas.
Parah ahli memberikan defenisi tentang pendidikan agama Islam
yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keahliannya yang
ditekuninya.
Amin Daren Indrakusuma (1997:27) memberikan pengertianpendidikan adalah bantuan yang diberikan dengan sengajakepada anak didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaniuntuk mencapai tingkat dewasa.
Ahmad D.Marimba (1996:16) berpendapat bahwa Pendidikanadalah bimbingan atau pimpinan secara lisan oleh pendidikanterhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik terhadapterbentuknya kepribadian utama.
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil sebuah
pemahaman bahwa pendidikan pada dasarnya mencakup dua dimensi
yaitu mengandung dimensi motivasi untuk merubah pola hidup menuju
pembenahan jasmani dan dimensi melatih diri mengikuti perubahan dan
perkembangan sejak manusia lahir sampai pada kematangan jiwa.
Ahmad D. Marimba (1996 45-46) Pendidikan Islam adalahbimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum agama Islammenuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut Islam.Menurut pengertian, ada tiga unsur yang mendukung tegaknya
pendidikan agama Islam : pertama, harus ada usaha yang berupa
bimbingan bagi pengembangan potensi jasmani dan rohani anak didik
secara seimbang. Kedua, usaha tersebut berdasarkan atas ajaran agama
31
islam yaitu Alqura’an dan hadits. Ketiga, usaha bertujuan agar anak didik
pada akhirnya memiliki kepribadian utama menurut agama islam.
Sementara itu, dalam buku pedoman bahwa penataran guru pada
sekolah dasar yang telah ditertibkan pada Departemen Agama Republik
Indonesia mengemukakan bahwa Pendidikan agama Islam adalah usaha
berupa bimbingan kepada anak didik atau murid agar kelak setelah
selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam
serta menjadikan sebagai jalan kehidupan.
Dari hasil pendidikan agama Islam haruslah menyentuh seluruh
aspek kepribadian manusia baik batiniah maupun lahiriah yang bukan
diakibatkan oleh kematangan dalam perkembangan manusia, terutama
pada anak-anak. Perubahan dan perkembangan aspek fisik dan non fisik
itu harus terarah sepenuhnya untuk mencari ridha Allah SWT.
Dari uraian, dapat diambil konklusi bahwa pendidikan agama
Islam adalah usaha sadar dan pendidikan yang berwawasan dan berilmu
pengetahuan agama islam serta memiliki kecakapan dan keseragaman
yang memadai kepada anak didik agar anak didik kelak menjadi manusia
muslim yang mempunyai kepribadian yang utuh serta bertaqwa kepada
Allah SWT.
2.Dasar dan Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
a. Dasar Pendidikan Agama Islam (PAI)
Alqur’an harus menjadi dasar dalam pendidikan agama Islam baik
dalam penentuan materi, metode, kurikulum dalam proses belajar
32
mengajar sebagaimana dikatakan oleh Abdurrahman shalih Abdullah
bahwa,
Abdurahman shalih Abdullah, (1992:44) Karena Al-Qur’an
mengajarkan kepada kaum muslim pandangan tersndiri tentang
kehidupan, maka prinsip-prinsip Al-Qur’an harus menjadi jiwa dan
bimbingan dalam pendidikan tanpa menjadikan Al-Qur’an sebagai titik
berangkat.
Sebagaimana telah diuraikan dari awal pembahasan bahwa dasar
pendidikan agama islam adalah Al-Qur’an dan hadist serta dengan nilai-
nilai ijtihad para mujtahid.Hal ini mencerminkan dalam firman Allah SWT
sebagai berikut:
Terjemahnya:
Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supayakamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmuyang telah diajarkan kepadamu?"(Q.S Al Kahfi 66)
بي صلى الله علیھ اري رضي الله عنھ أن الن ة تمیم الد ین وسلم قال : الد عن أبي رقیتھم . ة المسلمین وعام ولكتابھ ولرسولھ ولأئم النصیحة . قلنا لمن ؟ قال :
[رواه البخاري]
Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya RasulullahShallallahu’alaihi wasallam bersabda : Agama adalah nasehat, kami berkata :Kepada siap beliau bersabda: Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepadapemimpan kaum muslimin dan rakyatnya. (Riwayat Bukhori dan Muslim)
33
Terjemahnya:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yangMenciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpaldarah.Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yangmengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589],Diamengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.ayat hadist tersebut mencerminkan adanya perbedaan makna
tentang arti tarbiyah dan ta’lim yang menunjuk arti pendidikan itu sendiri.
Said Ismail (2002) yang dikutip oleh dalam muhaimin,
mengatakan bahwa dasar ideal pendidikan agama Islam adalah:
1. Al –Qur’an
2. Sunnah Rasulullah
3. Kata-kata sahabat
4. Memasyarakatkan ummat
5. Nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat
6. Hasil penulisan para pemikir islam
b.Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan utama pendidikan agama Islam adalah pembentukan
Ahlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang
bermoral, laki-laki maupun perempuan, jiwa yang bersih, kemauan yang
keras ahlak yang tinggi,menghormati hak-hak manusia, tahu menbedakan
mana yang baik dan yang buruk.
34
H.M.Arifin(2011:103),Tujauan pendidikan Agama Islam itu tidak
sempit, melainkan menyangkut semua lapangan hidup manusia yang
bertitip optimal pada penyerahan diri pada manusia pada khaliknyas.
Agama Islam juga tidak menafsirkann pemamfaatan media dalam
proses belajar mengajar sebagaimana yang telah dicocokkan oleh Nabi
Muhammad SAW. Dalam menanamkan aqidah Islam itu sendiri dimana
Rasulullah bertindak sebagai guru yang baik kepada umat manusia
sebagai pendidik agama yang agung. Dengan menggunakan media yang
tepat yaitu media perbuatan nabi sendiri, dan sejalan memberikan contoh
teladan yang baik. Sebagai contoh teladan yang bersifat uswahtun
hasanah, Nabi selalu menunjukkan sifat-sifat yang terpuji. Hal ini dapat
dilihat dalam firman Allah SWT sebagai berikut:
TerjemahnyaSesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladanyang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharapkan(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyakmenyebut Allah SWT . (Q.S Al-Ahzab 33:21)
3. Prinsip pembelajaran pendidikan agama Islam
Zakiyah daradjat,(2008, 182:183) mengemukakan prinsip-prinsip
pembelajaran pendidikan agama Islam , yakni.
a. Prinsip relevansi
35
Masalah relevansi pendidikan agama Islam sekurang-kurangnya
ditinjau dari empat segi:
1. Relevansi pendidikan dengan ajaran Islam
2. Relevansi dengan perkembangan kehidupan masa sekarang dari
masa yang akan datang.
3. Relevansi dengan lingkungan hidup siswa dan relevansi tuntutan
dunia pekerjaan.
b. Prinsip efektititas
Efektifitas dalam satu kegiatan berkenaan dengan sejauh mana
apa yang diprogramkan itu dapat terlaksana atau tercapai.
c. Prinsip efesiensi
Efesiensi suatu usaha, pada dasarnya merupakan perbandingan
antara hasil yang dapat dicapai output maupun input.
d. Prinsip kesinambungan
Dengan kesinambungan disini dimaksudkan,
1. Kesinambungam berbagai tingkat sekolah/madrasah.
2. Kesinambungan antara berbagai bidang.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa,
pembelajaran pendidikan agama Islam sebenarnya terkait dengan
bagaiamana membelajarkan siswa atau bagaimana membuat siswa dapat
belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemauannya sendiri untuk
mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai
kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran pendidikan agama
36
Islam berupaya menjabarkan nilai-nilai yang terkandung didalam dan
menganalisis tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bidang studi
pendidikan agama Islam yang terkandung dalam kurikulum.
Sebagaimana telah dijelaskan pada uraian terdahulu, bahwa
pemilihan media pembelajaran agama Islam ditentukan apakah media
yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik materi yang akan
disajikan dan dapat menarik perhatian siswa. Disamping itu yang lebih
penting lagi apakah media yang akan digunakan tersabut sesuai dengan
syariat agama islam dan tidak melanggar etika agama. Bila hal tersebut
dapat terpenuhi maka tugas guru selanjutnya adalah meneliti lebih cermat
apakah media tersebut dapat terjangkau biaya dan dana yang ada dan
apakah tidak ada alternative media yang lain yang sekiranya lebih mudah
didapat disekitar lingkungan sekolah. Pertimbangan selanjutnya, apakah
media tersebut dipertimbangkan betul akan kefektifan dan keefisiennya.
juga apakah bentuk media yang dipergunakan berupa media jadi atau
dirancang, maka sudah barang tentu diperlukan perencanaan yang lebih
matang, baik dalam pengembangannya maupun dalam pemanfaatanya.
Arief S. Sardiman(2009) mengemukakan bahwa media
pembelajaran ditinjau dari segi kesiapan pengadaan dapat dikelompokkan
kepada dua jenis,yaitu:
1. Media jadi ( media by utilization), yaitu media yang sudah merupakan
komoditas perdagangan dan dapat dipasarkan serta dijual bebas dalam
keadaan siap pakai.
37
2. Media rancang ( media by design), yaitu media yang perlu didesain dan
dipersiapkan secara khusus untuk maksud atau tujuan pembelajaran
tertentu.
Masing-masing media tersebut mempunyai kelebihan dan
keterbatasan, kelebihan media jadi adalah cepat tersedia dan tidak perlu
memakan waktu yang lama, juga hemat tenaga dan biaya. Namun
kelemahannya adalah belum tentu dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran yang telah diterapkan.
Sedangkan media rancang kelebihannya adalah dapat digunakan sesuai
dengan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran. sedangkan kelemahan
adalah untu perencanaannya banyak menyita waktu, tenaga,
pemikiran,dan biaya serta harus melalui tahapan uji coba terlebih dahulu
apakah handal (valid) dan layak (reable) untuk dipakai dalam pengajaran
tertentu dan masa tertentu. Untuk mendapatkan keandalan dan kelayakan
suatu media ransangan diperlukan serangkaian validisi prototipenya.
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif
dengan mengeploitasi data di lapangan dengan metode analisis deskriptif.
Yakni suatu jenis penelitian yang sifatnya mengungkap dan menggambar
fakta-fakta dan data yang diperoleh secara dalam dan apa adanya,
dimana data tersebut ditulis dalam bentuk pemaparan dan bukan secara
angka-angka/ kuantitas.
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini di SDN Kapungrengan Kab Takalar,
dimana sekolah ini sekolah yang ke tiga di desa Lakatong, sekolah ini
menjadi sekolah yang banyak diminati masyarakat diantara 2 sekolah
lainnya di Desa Lakatong,karena letaknya yang strategis serta sudah
banyak lulusan yang telat ditamatkan disekolah ini, dan menjadi sekolah
unggulan di Desa lakatong dusun Kapunrengan kec. Mangarabombang
Kab. Takalar, dan adapun objek penelitian ini adalah siswa.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan objek penelitian yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian. Margono (2003) menjelaskan variabel adalah
segala sesuatu yang mempunyai nilai berbeda atau bervariasi.
38
39
Dari pengertian diatas maka dapat di simpulkan bahwa variabel
adalah objek penelitian yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Penelitian ini berjudul “ Penggunaan Media Pembelajaran Dalam
Pendidikan Agama Islam di SDI Kapungrengan Desa Lakatong Kec.
Mangarabombang Kabupaten Takalar. Menyimak judul ini, maka yang
menjadi variabelnya adalah:
a. Variabel bebas (Independent) yaitu: Pemanfaatan Media
Pembelajaran
b. Variabel terikat (Dependent) yaitu: Meningkatkan Motivasi Belajar
Pendidikan Agama Islam.
D. Defenisi Operasional variabel
Defenisi operasional variabel skripsi ini Penggunaan media
pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam adalah:
1. Media pembelajaran adalah motivasi pengetahuan dan pemahaman
serta aplikasi siswa tentang materi Pendidikan Agama Islam yang telah
diajarkan oleh guru dengan menggunakan media pembelajaran menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran agama islam
di SDI Kapungrengang Kab. Takalar.
2. Media yang penulis maksud adalah berfokus pada media visual yang
mengandalkan penglihatan berupa gambar, poster, slide dan bingkai,
karena materi yang peniliti kaji yaitu materi pendidikan agama islam
yang berorientasi pada pembahasan masalah ibadah sepeti cara
40
berwhudu, bersuci dan beribadah lainnya yang memerlukan metode
demonstrasi dengan tehnik memaparkan materi dalam bentuk gambar.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Kegiatan penelitian pada hakekatnya adalah bertujuan
memperoleh data atau informasi yang identik dari lapangan penelitian. Ini
dapat dilaksanakan atas dasar adanya suatu tujuan tertentu serta
perkiraan mengenai pengaruh atau hubungan yang terkait dalam suatu
objek penelitiannya.
Untuk memberikan gambar yang jelas tentang populasi dalam
penelitian, maka lebih dahulu penulis mengambil acuan dari beberapa
pengertian populasi menurut beberapa ahli, hal ini disebabkan karena
populasi memberi batas terhadap objek yang diteliti. Untuk mengetahui
keadaan populasi penelitian dalam skripsi ini terlebih dahulu penulis
memberikan pengertian populasi berdasarkan rumusan para ahli sebagai
berikut :
J. Supranto (2001:28), populasi adalah kumpulan yang lengkap
dari seluru elemen, sejenis dan bias dibedakan yang menjadi objek
penelitian.
Suharsimi Arikunto (1993) memberikan pengertian populasi yaitukeseluruhan objek penelitian. Dalam pengertian yang laindikemukakan oleh siswojo yang dikutip oleh Mardalis menyatakanbahwa Populasi adalah sejumlah kasus yang memenuhiperangkatkritria-kriteria yang ada pada populasi yang akan diteliti.
41
Menurut pengertian diatas, pada kenyataanya populasi itu adalah
sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat tertentu yang berkaitan
dengan masalah penelitian. Oleh karena itu populasi penelitian yang
penulis maksud adalah semua siswa yang ada di SDI Kapungrengang
Kab. Takalar tahun ajaran 2015/2016. Besarnya populasi adalah 141
siswa jadi jumlah keseluruan populasi adalah 141 orang, untuk lebih jelas
keadaan populasi adalah sebagai berikut:
Tabel I
Keadaan Populasi Penelitian
No Kelas Jenis kelamin JumlahL P
1 I 13 7 202 II 15 9 243 III 18 10 284 IV 11 12 235 V 15 13 286 VI 8 10 18
Jumlah 80 61 141
2. Sampel
Sampel adalah bagian-bagian keseluruhan (oleh parah ahli
disebut populasi atau universe) yang menjadi objek sesungguhnya dari
suatu penelitian untuk menyeleksi individu-individu masuk kedalam
sampel yang refresentatif, itulah yang disebut dengan sampling.
Adapun jumlah populasi penelitian yang jumlahnya sebanyak
153 orang, kemudian dengan memperhatikan penyataan Arikunto yang
42
menyatakan bahwa populasi dibawah seratus sebaiknya diambil semua,
akan tetapi populasi tersebut diatas seratus, maka penelitian ini
menggunakan Purposive sampling sebagai wakil dari populasi.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Purposive sering diterjemahkan, bertujuan, karena
purposive artinya maksud dan tujuan, jadi purposive diartikan
pengambilan sampel yang secara bertujuan. Purposive merupakan salah
satu teknik pengambilan sampel yang sering digunakan dalam penelitian,
secara bahasa kata purposive “sengaja” jadi sederhananyan purposive
berarti teknik pengambilan sampel secara sengaja, maksudnya peneliti
menentukan sendiri sampel yang diambil tidak secara acak, tetapi
ditentukan sendiri oleh peneliti.
Sugiyono (2011) Purposive adalah teknik penentuan sampeldengan pertimbangan tertentu. Teknik ini paling cocok digunakanuntuk penelitian kualitatif yang melakukan generelisasi.
Melihat jumlah populasi penelitian yang jumlahnya sebanyak 141
orang, kemudian dengan memperhatikan pernyataan sugiyono, penelitian
ini menggunakan purposive sebagai wakil dari populasi. Menggunakan
purposive dikarenakan sering kali banyak batasan yang menghalangi
peneliti mengambil sampel secara random (acak), dengan menggunakan
purposive, diharapkan kriteria sampel yang diperoleh benar-benar sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan penelitian. Untuk lebih jelasnya
keadaan purposive sampling adalah sebagai berikut:
43
Tabel II
Keadaan Sampel Penelitian
NO Kelas
Jenis Kelamin Jumlah
L P
1 V 15 13 28
Jumlah 15 13 28
Melihat dari jumlah populasi yang ada, maka penulis mengambil
inisiatif untuk melakukan penelitian dengan tenaga sampling.
F. Instrumen Penelitian
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa
alat atau instrumen penelitian untuk memperoleh data, baik langsung
maupun tidak langsung terhadap proses Penggunaa Media Pembelajaran
dalam Pendidikan Agama Islam di SDI Kapungrengang Kab Takalar.
Adapun bentuk instrumen penelitian yang penulis guanakan, meliputi :
1. Pedoman Angket
Adapun pedoman angket yang digunakan oleh peneliti
yaitu,dengan cara menyebarkan sejumlah pertanyaan tertulis untuk
dijawab secara tertulis pula oleh responden atau siswa,dimana ini
dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui pemanfaatan media
pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama Islam di SDN Kapunrengan Kab. Takalar.
44
Dalam hal ini peneliti menyebarkan Angket tertutup, yaitu
membatasi jawaban dan pertanyaan yang telah disiapkan oleh penanya
dengan menyesuaikan masalah yang ada. Dimana angket ini dtujukan
hanya kepada siswa dan jumlah angket tersebut disesuaikan pula dengan
jumlah siswa yang diteliti dsekolah atau yang masuk Sampel peneliti.
Pertanyaan di angket itu hanya beberapa nomor yang berupa pilihan
ganda dan langsung dijawab oleh siswa sesuai dengan pedoman atau
petunjuk angket. Hasil atau jawaban dari angket itulah yang
dikembangkan peneliti dalam bentuk tabel, cara ini sangat membantu
peneliti dalam mengumpulkan data tentang masalah yang diangkat
peneliti.
2. Pedoman wawancara
Panduan yang dipergunakan peneliti untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti mendapat keterangan atau pendirian secara lisan dari
responden atau bercakap-cakap berhadapan muka (face to face), data
tersebut diperoleh langsung dari responden melalui suatu pertemuan atau
percakapan. Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada guru
pendidikan agama Islam dengan beberapa pertanyaan untuk mengetahui
latar belakan siswa,bagaimana kemanpuan dan keaktifan siswa
dalam,hambatan-hambatan,serta upaya yang dilakukan guru dalam
pemanfaatan media dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang
terkhususnya pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.
45
3. Observasi
Kegiatan pengamatan yang digunakan peneliti dalam
pengambilan data untuk memotret sejauh mana efek tindakan telah
mencapai sasaran,observasi digunakan untuk melakukan pengamatan
langsung dan sistematis kegiatan guru dalam memanfaatkan media
pembelajaran di kelas dan mengamati keaktifan peserta didik dalam
belajar,serta mengamati langsung peningkatan motivasi peserta didik
dalam menggunakan media pembelajaran.
4. Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data mengenai hal-hal yang menyangkut
masalah yang dingkat yaitu,berupa dokumen,catatan,buku-buku, majalah
dan lain-lain. Cara ini tidaklah terlalu sulit , dalam artian jika ada
kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dalam hal ini
peneliti menggunakan check list untuk mencari variabel yang telah
ditentukan.
Peneliti menggunakan dokumentasi untuk mengambil data dan
laporan hasil belajar siswa dalam meningkatkan motivasi siswa dengan
pemanfaatan media pembelajaran pada mata pelajaran PAI, serta untuk
mengetahui profil atau sejarah sekolah, dan peneliti dibantu oleh pihak
tenaga kependidikan di sekolah dalam melaksanakan penggalian data
yang berhubungan dengan administrasi.
46
G. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian lapangan mengharuskan peneliti untuk terjun langsung
kelapangan untuk mendapatkan data-data dan keterangan-keterangan
dari responden. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data
ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi mengharuskan peneliti terjun langsung di lapangan
untuk melakukan pengamatan langsung terhadap objek penelitian
utamanya pengembangan bakat dan kreativitas peserta didik.
Kemudian peneliti melakukan pencetakan terhadap hasil
pengamatan untuk dijadikan data-data peneliti yang akurat.
2. Wawancara
Wawancara yaitu, peneliti melakukan wawancara secara langsung
atau tidak langsung dengan responden yang dipilih dari guru SDN
Kapunrengan Kab. Takalar, guna memperoleh data-data yang
dibutuhkan.
3. Angket
Angket mengharuskan peneliti melakukan pengumpulan data
dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan tertulis dan
disebarkan ke responden untuk mendapatkan data sesuai dengan
masalah yang diteliti.
47
4. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu metode yang dilakukan dengan jalan
mempelajari dokumen,arsip, dan sebagainya yang ada hubungan
dengan penggunaan media pembelajaran.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini penulis
menggunakan cara sebagai berikut.
Sugiono (2011) mengatakan bahwa ada 3 metode yang dipake
dalam teknik analisis data,
1. Metode Induktif yaitu suatu metode yang digunakan dengan jalan
mengolah data yang bersifat khusus kemudian menarik kseimpulan
yang bersifat umum.
2. Metode Deduktif yaitu suatu metode yang digunakan dengan jalan
mengelolah data yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan
bersifat khusus.
3. Metode Komparatif yaitu menganalisis data dengan membandingkan
antara satu pendapat yang lain kemudian diinterprestasikan untuk
mendapatkan suatu kesimpulan.
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kapunrengang adalah salah satu
lembaga pendidikan formal yang terletak di Kecamatan
Mangngarabombang Kabupaten Takalar, Berdiri pada tahun 1982 atas
dasar partisipasi masyarakat dan tidak lepas dari dukungan pemerintah
Kabupaten Takalar. Sekolah ini jauh dari ibu kota Kabupaten. Sekolah ini
berada dalam lingkungan UPTD, yang memberi pendidikan dan
pengajaran tingkat Dasar.
SDN Kapunrengang dapat dikatakan sudah cukup lama dan
sudah banyak menamatkan muridnya dari tahun ketahun, dan
kebanyakan peserta didiknya adalah anak para petani setempat.
Keinginan dari masyarakat dan fasilita dari pemerintah setempat adalah
dua pokok yang sangat berperan penting dalam membangun Sekolah
tersebut. Sejak berdirinya sampai sekarang telah mengalami sedikit demi
sedikit kemajuan, baik dtinjau dari segi fisik bangunan maupun dari segi
personil yaitu, Kepalah Sekola, Guru, dan Siswa.
Setiap usaha atau kegiatan, ada beberapa unsur atau komponen
penting yang sangat mendukung pencapaian tujuan pendidikan,
diantaranya adalah faktor guru dan murid yang menjadi unsur utama serta
sarana dan prasarana belajar. Untuk itu, berikut di uraikan beberapa
48
49
komponen tersebut antara lain:
a. Keadaan guru SDN Kapunrengang Kabupaten Takalar
Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk
mendorong membimbing dan memberi fasilitas belajar siswa untuk
mencapaian tujuan serta mempunyai tanggung jawab untuk melihat
segalah sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses
perkembangan siswa.
Keadaan guru di SDN Kapunrengang dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 3
Keadaan guru SDN Kapunrengang tahun pelajaran 2015-2016
No Nama guru Jabatan guru Keterangan
1.
2
3
4
5
6
7
8
9
Hadara S.Pd
Syahwati S.Pd
Basri S.Pd
Abd. Fanah S.Pd
Maifah S.Pd
Syahrir S.Pd
Kartini S.Pd.l
Hastuti S.Pd
Ratna Mairana S S.Pd.l
Kepsek
Guru kelas
Guru kelas
Guru kelas
Guru kelas
Guru kelas
Guru agama
Guru
Guru agama
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS
HONOR
HONOR
HONOR
50
10
11
12
Lanjutan tabel 3
Gilang Ishaq S.Pd
Ardiansyah
M.Nasir
Guru olaragah
Bujang
Keamanan
PNS
-
-
Sumber: Dokumentasi TU. SDN Kapunrengang 2015
b. Keadaan SiswaSiswa adalah subyek sekaligus sebagai obyek pendidikan. Siswa
yang diterima masuk disekolah adalah mayoritas dari anak-anak
masyarakat setempat disekitar lokasi Kapunrengang.
Untuk lebih jelasnya, keadaan siswa SDN Kapunrengang dapat
dilihat dalam tabel berikut
Tabel 4
Keadaan Siswa SDN Kapunrengang tahun pelajaran 2015-2016
No Kelas Jenis kelamin JumlahL P
1 I 13 7 202 II 15 9 243 III 18 10 284 IV 11 12 235 V 15 13 286 VI 8 10 18
Jumlah 80 61 141
Sumber: Dokumentasi TU. SDN Kapunrengang 2015
c. Keadaan Sarana dan Prasarana
Sarana merupakan hal yang penting yang harus dikembangkan
karena itu merupakan salah satu penunjang dalam kelancaran proses
51
belajar mengajar, karena sukses atau tidaknya suatu proses belajar
mengajar dipengaruhi oleh sarana dan prasarana. Apabilah siswa belajar
dengan ruangan yanag semput karena banyaknya jumlah siswa, maka
siswa tersebut akan kurang nyaman sehingga ia tidak bisa konsentrasi
dalam menerima pelajaran yang diberikan, begitu pula seorang guru tidak
tidak akan bisa membawakan materi pelajarannya dengan baik, jika
jumlah siswa dalam ruangan terlalu padat serta sarana dan prasarana
lainnya yang belum lengkap. Untuk itu pihak yang ada disekolah perlu
memperhatikan ini.
Saran dan prasarana SDN Kapunrengang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5Keadaan sarana dan prasarana SDN Kapunrengan tahun 2015-2016
No Uraian Jumlah Ket
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kantor
Ruang kelas
Perpustakaan
Komputer
Buku paket
Papan tulis
Papan pengumuman
Lemari
Wc
Gudang
1 unit
6 unit
1 unit
2 unit
589
6 unit
1 unit
10 unit
2 unit
1 unit
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sumber: Dokumentasi TU.SDN Kapunrengang tahun 2015
52
Melihat tabel diatas, dapat diketahui bahwa keadaan sarana dan
prasarana di SDN Kapunrengang Kabupaten Takalar cukup memadai
untuk pelaksanaan proses pembelajaran, maka kualitas pendidikan di
sekolah tersebut dapat lebih meningkat dari tahun ketahun, hal itu tentu
saja sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mendesain proses
pembelajaran sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa
secara optimal.
B. Pemanfaatan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan MotivasiBelajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam diSDN Kapunrengang Kab Takalar.
Dalam sistem pendidikan modern fungsi guru sebagai
penyampaian pesan-pesan pendidikan tampaknya perlu dibantu dengan
media pendidikan agar proses pembelajaran pendidikan agama Islam
pada khususnya dan proses pendidikan pada umumnya dapat
berlangsung secara efektif. Hal ini disebabkan antara lain, materi
pendidikan yang disampaikan makin beragam dan luas, mengingat
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin pesat.
Dewasa ini tampaknya guru bukanlah satu-satunya sumber
belajar dan penyampai pesan-pesan sebagaimana pada zaman dahulu.
Alat bantu pandang dengar atau audio visual dalam berbagai bentuknya
telah menjadi kebutuhan dalam dunia pendidikan, oleh karena itu,
pendekatan sistem media pendidikan menjadi salah satu faktor penting
dalam upaya pencapaian tujuan pembeljaran.
53
Pemanfaatan media pembelajaran oleh guru pendidikan agama
Islam mempunyai makna tersendiri bagi guru yang memakainya, sehingga
dapat membantu murid-muridnya dalam memproses pesan-pesan yang
disampaikan, menarik minat belajar, memperjelas materi, mempercepat
pemahaman murid, dan kesemuanya ditujukan untuk mencapai tujuan
pembelajaran pendidikan agama Islam khususnya dan pendidikan
nasional umumnya.
Untuk mengetahui pemanfaatan media pembelajaran dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam di SDN Kapunrengang Kabupaten Takalar, peneliti
mengadakan penelitian menggunakan instrumen penelitian Observasi,
wawancara, dan angket. Hasil angket dan wawancara tentang
penggunaan media pembelajaran tersebut diuraikan sebagai berikut.
1. Guru menggunakan media dalam pembelajaran PAI
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa media pembelajaran
pendidikan agama Islam dapat meliputi bahan cetakan, alat pandang
dengar (audio visual), uswatun hasanah, sumber masyarakat dan alam
sekitar. Dari berbagai media yang ada, tanggapan responden tentang
penggunaan media dalam pembelajaran pendidikan agama Islam
ditampilkan dalam tabel berikut:
54
Tabel 6Guru menggunakan media pembelajaran PAI
NO Kategori Jawaban Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
28
-
-
100
-
-
Jumlah 28 100
Sumber : data primer,diolah dari angket no 1.2015
Tanggapan responden yang ditujukkan dalam tabel di atas
sebagaimana 28 responden atau 100% memberikan kesimpulan bahwa
guru pendidikan agama Islam di SDN Kapunrengang senantiasa
menggunakan media dalam proses pembelajaran pendidikan agama
Islam media yang digunakan dalam hal ini pada umumnya adalah media
jadi seperti buku cetak, papan tulis dan sebagainya.
Sama halnya dengan pernyataan Ibu Kartini S.Pd.I guru
pendidikan agama Islam bahwa:
Siswa umumnya senang jika guru menggunakan media saatmengajar,karena itu bisa membuat siswa termotivasi dalammengikuti pelajaran,jadi saya biasanya sering menggunakanmedia saat mengajar,tapi pada materi tertentu, seperti ,mengenalbacaan huruf hijaia, mengaji, menulis dan sebagainya.(wawancaratanggal 1 agustus 2015)
Berdasarkan pengolahan angket dan wawancara tersebut,peneliti
menyimpulkan bahwa guru sering menggunakan media pada saat
mengajar,selain itu siswa juga senang apabilah guru PAI menggunakan
media saat mengajar.
2. Jenis Media Pembelajaran yang digunakan
55
Tidak semua media pembelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan karakteristik siswa. Sekalipun mungkin media tersebut
sesuai dengan materi yang disampaikan untuk digunakan, belum tentu
sekolah atau guru mampu memperadakan atau menggunakan media
tersebut. Disamping persoalan biaya, kemampuan guru pendidikan agama
Islam dalam mengoperasikan media khususnya ditingkat sekolah dasar
mngkin belum ahli, misalnya penggunaan proyektor, yang harganya cukup
mahal dan memerlukan keahlian khusus dalam mengoperasikannya.
Namun demikian, media pembelajaran pendidikan agama Islam tidak
harus mahal akan tetapi yang terpenting adalah kemampuan media
tersebut untuk memenuhi tujuan yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran serta mampu mendorong keaktifan dan pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan.
Untuk mengetahui jenis-jenis media yang digunakan dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN Kapunrengang, tanggapan
responden disajikan dalam bentuk wawancara dan tabel berikut:
Hasil wawancara peneliti dengan guru pendidikan agama Islam
ibu Kartini S.Pd.I menyatakan bahwa:
Tidak selalu materi pelajaran yang diajarkan dalam pelaksanaanbelajar belajar mengajar dikelas itu menggunakan mediapembelajaran,terkadang ada materi pelajaran yang tidak perlumenggunakan media pembelajaran,oleh karena itu guru tahumateri mana yang tidak harus menggunakan media pembelajaran(wawancara 1 agustus 2015)
Adapun hasil respoden yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
56
Tabel 7Jenis media yang digunakan guru PAI
No Jenis mediaKategori jawaban
YA % KD % TP %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bahan cetakan
visual
Dramatisasi
Audio
Gambar
Alat peraga
Alam sekitar
28
3
20
20
25
16
10
100
11
71
71
89
57
36
-
17
10
10
3
11
12
-
61
36
36
11
39
43
-
12
2
2
-
5
10
-
43
7
7
39
17
36
Jumlah 122 435 63 226 31 149
Rata-rata 17 62 9 32 4 21
Sumber : data primer, diolah dari angket no 2.2015
Jenis media pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh
guru pendidikan agama Islam di SDN Kapunrengang adalah media cetak
28 atau 100% dalam bentuk buku yang menjadi buku pegangan guru
sesuai dengan kurikulum pembelajaran pendidikan agama Islam, selain itu
gambar 25 atau 89%, dalam bentuk gambar siswa lebih paham dalam
belajar karena mereka bisa melihat langsung dan
mempraktekkannya,media cetak dan media gambar sering digunakan
oleh guru pendidikan agama Islam dari pada media laiannya seperti, alat
peraga 16 atau 57%, alam sekitar 10 atau 36%, dramatisasi 20 atau
71%,audio 20 atau 71% dan visual 3 atau 11%. Dari beberapa media
57
tersebut,yang lebih banyak digunakan oleh guru PAI adalah media cetak
dan gambar dalam proses belajar mengajar.
Dalam upaya peningkatan motivasi belajar murid, guru juga
menggunakan media gambar, separti gambar tentang gerakan salat, tata
cara wudhu yang dapat membantu ingatan murid dalam praktek ibadah.
Guru pendidikan agama Islam juga menggunakan dramatisasi dalam
bentuk praktek secara langsung oleh siswa terhadap nilai-nilai pendidikan
agama Islam,baik dalam praktek wudhu, shalat, berdo’a sebelum dan
sesudah belajar, mengucapkan salam ketika masuk dan keluar ruangan.
Disamping itu, pengggunaan alat peraga dalam pembelajaran PAI juga
kadang-kadang digunakan, misalnya murid-murid diminta untuk
menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam memperagakan tata cara
salat berjamaah, serta alam sekitar yang disajikan sebagai media dalam
memperjelas materi yang berhubungan dengan kekuasaan Allah Swt.
Sementara media audio visual sangat jarang digunakan kecuali pada
waktu-waktu tertentu misalnya ketika akan melatih siswa dalam tilawatil
qur’an.
3. Media Meningkatkan Pemahaman Murid
Cara belajar yang baik dari murid adalah kesadaran yang tinggi
secara intrinsik memotivasi diri untuk meraih kesuksesan. Belajar itu
sendiri diharapkan murid dapat mengalami, menjelajahi dan akhirnya
murid memperoleh pemahaman yang cepat terhadap materi yang
disampaikan. Dengan menggunakan media pembelajaran pendidikan
58
agama Islam perkembangan kognitif, afetif dan psikomotorik melalui
pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari akan semakin berkembang.
Oleh karena itu, salah satu fungsi media dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam bagi murid disekolah dasar adalah meningkatkan
daya kepahaman murid terhadap materi pembelajaran pendidikan agama
Islam yang disajikan.
Tanggapan murid tentang fungsi media dalam meningkatkan
pemahaman materi pendidikan agama Islam dengan menggunakan media
pembelajaran PAI dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 8
Media meningkatkan pemahaman murid
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
Ya
Kadang-kadang
Tidak pernah
22
6
-
79
21
-
Jumlah 28 100
Sumber : data primer, diolah dari angket no, 3 Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media pembelajaran khususnya pada pokok bahasan
tertentu dengan memilih media yang sesuai dengan karakteristik murid
dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai mampu meningkatkan
pemahaman murid terhdap materi yang disampaikan dari 28 responden,
22 atau 79% menjawab ya,karena siswa lebih senang belajar jika
59
menggunakan media dalam belajar dan itu bisa membuat mereka cepat
paham dalam belajar dari pada teori, 6 orang atau 21% menjawab
kadang-kadang.
Sama halnya dengan pernyataan ibu Ratna mairana S.Pd.I guru
pendidikan agama Islam bahwa:
Siswa cepat sekali menangkap pelajaran jika menggunakanmedia, karena melalui media itu mereka aktif dan cepat pahamdalam belajar atau dalam praktek,seperti halnya dalam praktekshalat dan wudhu(wawancara tanggal 1 agustus 2015).
Berdasarkan hasil pengolahan angket dan wawancara
tersebut,peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat mempermudah siswa dan cepat paham dalam
belajar, sehingga siswa aktif dalam proses belajar mengajar dan gurupun
tidak terlalusulit dalam mengajarkan materi pendidikan agama Islam
4. Meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
Media pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sesuai
dengan karekteristik murid dan materi pembelajaran yang disajikan akan
menarik perhatian murid sehingga mereka lebih aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran terutama adanya umpan balik antara murid dengan
guru sehingga suasana belajar lebih variatif dan tidak bersifat monoton.
Keaktifan siswa mengikuti proses pembelajaran oleh karena murid dapat
terlibat langsung mengalami secara konkrit materi yang disampaikan dan
mengintegrasi dari konsep yang bersifat abstrak menjadi kongkrit
dihadapan murid.
60
Tanggapan responden tentang fungsi media dalam meningkatkan
keaktifan murid belajar pendidikan agama Islam di SDN Kapunrengang
ditampilkan dalam tabel berikut:
Tabel 9Meningkatkan keaktifan murid
No Kategori jawaban Frekunsi Persentase
1.
2.
3.
Ya
Kadang-kadang
Tidak pernah
16
8
4
57
29
14
Jumlah 28 100
Sumber: data primer, diolah dari angkat no.4 tahun 2015
Tujuan penggunaan media pembelajaran pendidikan agama Islam
diantaranya adalah meningkatnya partisipasi murid dalam proses
pembelajaran, baik dalam bentuk diskusi, tanya jawab, serta perhatian
murid yang lebih terfokus pada materi yang disampaikan oleh guru. Dalam
hal ini, fungsi media tersebut tercapai sebanyak 57% murid SDN
Kapunrengang senantiasa aktif mengikuti pembelajaran PAI,29% kadang-
kadang aktif, dan 14% tidak aktif.
5. Membiasakan murid melaksanakan ajaran Islam
Tujuan pembelajaran pendidikan agama Islam diantaranya adalah
meningkatkan keimanan murid dalam bentuk keyakinan terhadap
kebenaran ajaran Islam dan menerapkan nilai-nilai pendidikan agama
Islam seperti demontrasi praktek ibadah salat dengan meminta kepada
murid untuk menyediakan alat-alat yang dibutuhkan dalam praktek salat
61
dengan meminta kepada murid untuk menyediakan alat-alat yang
dibutuhkan dalam praktek salat akan melatih mereka untuk melaksanakan
salat secara berjamaah sehingga keimanan mereka akan semakin
bertambah. Dalam hal ini kecintaan murid karena terbiasa melaksanakan
ajaran-ajaran Islam yang didapat melalui pengalaman baik yang dilihat,
didengar, maupun penerapan dalam praktek bersama teman-teman
mereka diharapkan akan membentuk kepribadian murid menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Allha Swt. Tanggapan responden
dalam hal ini ditampilkan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 10Membiasakan murid ajaran Islam
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
Ya
Kadang-kadang
Tidak pernah
18
5
5
64
18
18
Jumlah 28 100
Sumber : data primer, diolah dari angket no.5 tahun 2015
Tanggapan murid tentang pemanfaatan media pembelajaran
pendidikan agama Islam di SDN Kapunrengang utamanya dalam hal
pembiasaan murid dalam menjalankan syariat Islam seperti ibadah salat,
puasa, dan berahlakul karimah, senantiasa diterapkan oleh murid
sebanyak 64%, karena sebagian siswa senantiasa menerapkan sikap
seperti ini dan kadang-kadang 18%, sebagian siswa lagi masih kurang
62
yang tidak menerapkan sikap seperti ini. Dengan demikian, semakin
sering digunakan media pembelajaran pendidikan Agama Islam
khususnya dalam bentuk praktek akan semakin menunjang motivasi murid
untuk terbiasa melaksanakan nilai-nilai pendidikan Islam disekolah
maupun dalam lingkungan kehidupannya sehari-hari.
6. Meningkatkan daya ingat murid terhadap materi Pendidikan Agama
Islam
Sifat media pembelajaran pendidikan agama Islam mempunyai
daya stimulus yang lebih kuat. Pemanfaatan media gambar tentang cara
salat,pemutaran film tentang sejaran tokoh-tokoh Islam, atau kisah-kisah
tentang umat terdahulu yang ditayang kan melalui media telivisi dan
pemutaran kaset tilawatul qur’an, serta materi pembelajaran pendidikan
agama Islam lainnya akan meninggalkan kesan yang mendalam dan
terekam dalam ingatan murid sehingga nilai-nilai pendidikan agama Islam
yang dijelaskan oleh guru semakin memperkuat daya ingat siswa melalui
media yang dapat dipadukan dengan pengalaman murid.
Untuk mengetahui apakah murid lebih mudah mengingat materi
pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran pendidikan
agama Islam di SDN Kapunrengang, Tanggapan responden disajikan
dalam tabel berikut.
63
Tabel 11Meningkatkan daya ingat murid
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
Ya
Kadang-kadang
Tidak pernah
14
12
2
50
43
7
Jumlah 28 100
Sumber data primer, diolah dari angket no 6.Tahun, 2015
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa dengan
menggunakan media pembelajaran pendidikan agama Islam, kemampuan
murid untuk mengingat materi pelajaran yang telah disampaiakan akan
lebih kuat, 50% murid menyatakan lebih mudah mengingat materi yang
disampaikan oleh guru jika menggunakan media pembelajaran, 43%
menyatakan kadang-kadang, dan 7% menyatakan tidak. Kemampuan
murid dalam mengingat pelajaran jika menggunakan media pembelajaran
disebabkan oleh karena murid merasa terlibat langsung atau mampu
merasakan pengalamannya secara langsung dengan teori yang
disampaikan. Dalam hal ini penjelasan secara langsung abstrak melalui
teoritis dapat dikurangi dengan lebih melibatkan murid pada dunia nyata
melalui media pembelajaran. Misalnya ketika seorang guru pendidikan
agama Islam menjelaskan tentang rukun salat secara teoritis akan lebih
mudah diingat oleh murid jika menggunakan media pembelajaran seperti
gambar orang yang sedang takbiratul ihram,ruku’, sujud dan disertai
dengan praktek langsung oleh murid.
7. Membiasakan murid mengadakan study komparasi antara materiyang didapatkan disekolah dengan media diluar sekolah.
64
Pembelajaran pendidikan agama Islam yang disampaikan oleh guru
disekolah hanya dengan menggunakan media baru bahan cetakan atau
buku yang disertai dengan metodeh ceramah akan menjadi bahan
perbandingan dengan media pembelajaran diluar sekolah. Seperti ketika
murid menyaksikan praktek syariat Islam di tengah-tengah msyarakat
dengan konsep teoritis yang diperoleh dari gurunya disekolah, sehingga
murid dapat membandikan antara konsep teoritis dengan pengalaman
konkrit dalam kehidupannya.
Tanggapan responden dalam hal ini disajikan pada tabel berikut:
Tabel 12Media sebagai bahan perbandingan
No Kategori jawaban Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
Ya
Kadang-kadang
Tidak pernah
23
5
-
82
18
-
Jumlah 28 100
Sumber, data primer, diolah dari anket no. 7 Tahun,2015
Media pembelajaran pendidikan agama Islam tidak hanya tersedia
di sekolah, akan tetapi dapat dijumpai dialam sekitar dan masyarakat
setempat. 23 atau 82% responden yang mengatakan Ya karena murid ini
praktek salat jum’at di masjid dan menyaksikan berbagai model orang
salat, hal tersebut akan terbawa dalam ingatannya ketika guru disekolah
menjelaskan materi tentang salat. Demikian pula pada pengalaman nilai-
65
nilai pendidikan Islam yang disaksikan oleh murid di rumah dan
lingkungan masyarakat akan menjadi bahan perbandingan dalam
pemikiran murid dengan penggunaan media pembelajaran pendidikan
agama Islam di sekolahnya, dan 5 atau 18 % menjawab kadang-kadang.
Berdasarkan hasil penelitian tentang deskripsi fungsi media dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN Kapunrengang Kab.
Takalar, dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media pembelajaran
pendidikan agama Islam di sekolah tersebut telah sesuai dengan
fungsinya dan memberikan manfaat yang sangat besar bagi guru dan
murid. Namun demikian, pemanfaatan media pembelajaran pendidikan
agama Islam di SDN Kapunrengang masih terbatas pada media-media
yang sederhana seperti buku cetak, gambar, dan keteladanan guru. Hal
ini menunjukkan bahwa di SDN Kapunrengang guru pendidikan agama
Islam belum memanfaatkan media pembelajaran pendidikan agama Islam
yang lebih modern, seperti LCD, proyektor, dan audio visual lainnya
berteknologi tinggi.
C. Faktor-faktor yang menghambat Pemanfaatan MediaPembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa PadaMata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN KapunrengangKab Takalar
Banyak faktor yang jadi penghambat dalam proses pembelajaran
pendidikans agama Islam murid di sekolah khususnya di SDN
Kapunrengang kecamatan Mangarabombang. Faktor-faktor tersebut
meliputi faktor internal sekolah maupun faktor eksternal.
66
Berdasarkan hasil pengamatan penulis tentang faktor-faktor penghambat
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Faktor internal yang meliputi:
a. Faktor Murid
Murid sering menjadi penghambat pemanfaatan media dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah khususnya di SDN
Kapunrengang. Hal ini dapat dilihat ketika guru meminta murid untuk
membawa alat peraga seperti peralatan salat. Murid terkadang tidak
membawa dengan alasan lupa. Dengan adanya murid yang tidak
membawa perlengkapan tersebut secara otomatis menyita waktu karena
harus bergantian dengan temannya yang lain. Disamping itu, masih
banyak murid yang mengganggu temannya pada saat pemanfaatan
media.
Hasil wawancara peneliti dengan guru pendidikan agama Islam di
SDN Kapunrengang yang mengatakan bahwa,
“ ketika murid diminta menyiapkan alat peraga seperti peralatansalat, banyak yang tidak membawa dengan berbagai alasan padasaat praktek ibadah, masih ada murid yang mengganggutemannya yang sedang praktek atau mengejek temannya yangsalah.(wawancara 8 agustus 2015)”
Dengan pernyataan guru tersebut, dapat dipahami bahwa faktor
murid merupakan faktor yang sangat penting bagi kelangsungan dan
kesiapannya dalam menerima pelajaran disekolah khususnya dalam
penggunaan media pembelajaran.
67
b. Faktor guru
Guru dapat menjadi faktor penghambat dalam pemanfaatan
media pembelajaran pendidikan aganma Islam di sekolah. Hal ini bahkan
paling berpengaruh terhadap media yang berteknologi tinggi, misalnya
karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan guru pendidikan
agama Islam dalam mengoperasikan media audio visual seperti LCD,
proyektor, dan lainnya menyebabkan media pembelajaran pendidikan
agama Islam tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Sama halnya dengan pernyataan ibu Kartini S.Pd.I guru
pendidikan agama Islam bahwa
Dalam menggunakan media pembelajaran terkadang menemuikesulitan dalam menggunakan media yang canggih, karena tidakpintar memakai atau mengaplikasikan media itu seperti,LCD,danProyektor, juga tidak adanya yang bisa membantu.(wawancara 8agustus 2015).
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka peneliti menyimpulkan
bahwa guru terkendala pada media audiovisual yang berteknologi tinggi,
karena kurang tahu dalam mengaplikasikannya,
c. Faktor biaya
Persoalan keterbatasan biaya atau alokasi anggaran sekolah
untuk pengadaan media pembelajaran pendidikan agama Islam menjadi
faktor penghambat guru pendidikan agama Islam dalam upaya
penggunaan media pembelajaran PAI khususnya media-media yang
modern seperti proyektor, dan sebagainya.
d. Faktor sarana
68
Faktor sarana menjadi penting dalam upaya pelaksanaan
pembelajaran pendidikan agama Islam disekolah. Sebagaiman dketahui
bahwa di SDN Kapunrengan belum ada mushallah sekolah sehingga
untuk dapat membina murid dalam praktek-praktek ibadah di mushallah
sebagai media pembelajaran tidak berjalan secara optimal.
e. Faktor waktu
Kurikulum pendidikan Nasional di sekolah dasar khususnya pada
mata pelajaran pendidikan agama Islam yang selama ini diterapkan hanya
mengalokasikannya 2 jam pelajaran (2x35 menit) setiap minggu untuk
mata pelajaran pendidikan agama Islam. Mengingat banyaknya materi
yang harus diselesaikan oleh guru dalam pembelajaran, maka waktu yang
digunakan untuk memanfaatkan media menjadi sangat terbatas.
2. Faktor eksternal yang meliputi:
a. Faktor orang tua murid
Proses pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN
Kapunrengang sering mendapat hambatan dari orang tua murid.
Kurangnya kesempatan yang diberikan orang tua untuk mengikuti
pembelajaran ekstrakurikuler di sekolah menyebabkan murid tidak dapat
mengikuti pembelajaran diluar jam pelajaran sekolah. Hal ini disebabkan
karena orang tua mengharapkan anaknya dapat membantu orang tua
dirumah setelah pulang dari sekolah mengingat mayoritas orang tua murid
bermata pencaharian sebagai petani/nelayan.
69
b. Faktor lingkungan
Lingkungan tempat tinggal murid sangat berperngaruh terhadap
keberhasilan pembelajaran pendidikan agama Islam murid. Apa yang
telah diperoleh murid dsekolah akan menjadi terhambat
perkembangannya oleh karena masyarakat sering menampakkan
pelanggaran-pelanggaran terhadap syaria Islam sebagaimana yang
dipelajari murid. Hal tersebut menyebabkan murid sering terbawa arus
karena bergaul dengan teman-temannya yang putus sekolah atau tidak
mengidahkan niali-nilai pendidikan Islam.
D. Upaya Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa PadaPelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN Kapunrengang Kab.Takalar
Pada umumnya, setiap guru menginginkan kelas yang penuh
dengan siswa yang mempunyai prestasi yang optimal. Tapi kenyataan
seringkali tidak demikian. Karena itu, guru harus menghadapi tantangan
untuk membangkitkan motivasi siswa, membangkitkan minatnya, menarik
dan mempertahankan perhatiannya, mengusahakan agar siswa mau
mempelajari yang diharapkan untuk dipelajarinya.
Mengingat pentingnya pemeliharaan dan peningkatan motivasi
belajar siswa dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan agama Islam
siswa, maka beberapa upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN Kapunrengang kec.
Mangarabombang antara lain:
70
1. Berusaha menggairahkan siswa dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran yang dapat
merangsang minat, dan perhatian murid dan sesuai dengan
tingkatan usia serta tujuan pembelajaran.
2. Guru harus kreatif dalam memodifikasi proses pembelajaran
pendidikan agama Islam dengan menggunakan berbagai model
pembelajaran, yang mempunyai berbagai variasi untuk
meningkatkan partisipasi murid dalam pembelajaran di kelas.
3. Berusaha melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran
pendidikan agama Islam, seperti sarana ibadah ( mushallah
sekolah) sehingga murid lebih aktif mempraktekkan materi
pembelajaran secara nyata di mushallah.
4. Guru pendidikan agama Islam harus berkolaborasi dengan guru
mata pelajaran terutama dalam mengintegrasi nilai-nilai pendidikan
Islam dengan mata pelajaran lain sebelum atau selama proses
pembelajaran berlangsung dan setelah selesainya proses
pembelajaran.
5. Guru berusaha membangkitkan rasa ingin tahu siswa dan
keinginannya untuk mengadakan ekplorasi, dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah melalui diskusi
kelompok.
6. Mengadakan simulasi dan permainan dengan melibatkan secara
langsung agar mereka memahami situasi kehidupan sebenarnya.
71
7. Membangun hubungan yang baik dan mendunkung motivasi
belajar siswa.
8. Berusaha menggunakan metode mengajar yang merangsang minat
belajar siswa.
Sama halnya dengan pernyataan ibu kartini S.Pd.I guru
pendidikan Islam bahwa:
Media yang digunakan harus semenarik mungkin agar siswasenang dan tidak bosan untuk mengikuti pelajaran,juga supayamembuat siswa nyaman dalam belajar dan tidak merasa terlalusulit dalam menggunakan media (wawancara 1 agustus 2015).
Hal senada juga diperkuat oleh ibu Ratna mairana S.Pd.I guru
pendidikan agama Islam bahwa:
Guru biasanya yang membuat sendiri media pembelajaran yangakan digunakan sebelum memulai materi pelajaran,biasanya gurumembuat medianya dirumah kemudian dibawah kesekolah,karenabiasa kalau kita yang membuatnya siswa lebih mudah paham dantidak kesulitan dengan media pembelajaran.(wawancara 1agustus 2015).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa, media yang harus digunakan untuk menarik
perhatian siswa, selaku guru PAI membuat atau memilih media yang
semenarik mungkin dan media yang mudah dipahami oleh siswa, agar
mereka paham dengan apa yang di ajarkan atau diperlihatakan.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan siswa akan
semakin termotivasi dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kualitas
pendidikan agama Islam guna mencapai tujuan pendidikan yang
diharapkan tentu saja upaya-upaya tersebut harus dibarengi dengan sikap
72
profesionalisme guru pendidikan agama Islam dengan segenap
komponen terkait dalam menerapkan berbagai model pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan siswa.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang fungsi media dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam di SDN Kapunrengang Kec.
Mangarabombang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada Pemanfaatan media pembelajaran pendidikan agama Islam di
SDN Kapunrengang Kec. Mangarabombang telah berjalan sesuai
dengan fungsinya guru sering menggunakan atau memanfaatkan
media pada saat mengajar. Guru menggunakan 100% media berbhan
cetakan dan 89% media gambar serta 81% media audio visual. Jenis
media yang digunakan oleh guru pendidikan agama Islam masih
terbatas pada media pembelajaran pada umumnya seperti bahan
cetakan dalam data peraga, praktek ibadah, belum menggunakan
media yang berteknologi tinggi seperti proyektor, LCD dan lain-lain.
2. Guru dan siswa sangat berperang penting dalam pemanfaatan media,
dimana guru sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima
pesan, diman guru mempergakan media dan siswa mengamatinya
dengan baik, kemudia murid mempraktekannya.
3. Faktor-faktor yang menghambat pemanfaatan media pembelajaran
pendidikan Agama Islam di SDN Kapunrengang meliputi faktor internal
sekolah seperti kesiapan murid,keahlian/keterampilan guru dalam
74
mengoperasikan media, faktor sarana, dan faktor keterbatasan biaya
sedangkan faktor eksternal sekolah meliputicara orang tua mendidik
anaknya dan faktor lingkungan serta media massa.
4. Upaya dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di SDN
Kapunrengang dapat ditempuh dengan meningkatkan pemanfaatan
media sesuai dengan karakteristik murid dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, meningkatkan keaktifan murid dalam pembelajaran
PAI. Bekerjasam dengan guru mata pelajaran umum untuk
mengitegrasikan nilai-nilain pendidikan agama Islam pada saat
mengajar, dan melengkapi sarana dan prasarana khususnya
pengadaan mushallah sekolah.
B. Saran-saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian ini, maka penulis mengajukan
saran-saran sebagai berikut:
1. Hendaknya guru di SDN Kapunrengang dapat membantu guru
pendidikan agama Islam dalam membina murid-murid terutama
dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan Islam di sekolah dan
dalam kehidupannya sehari-hari.
2. Diharapkan kepada kepala SDN Kapunrengang agar
mengusahakan pengadaan mushallah untuk kebutuhan ibadah
disekolah tersebut.
75
3. Hendaknya siswa lebih aktif dalam proses pembelajarans
pendidikan agama Islam, khususnya dengan mengikuti praktek
pendidikann agama Islam di sekolah.
76
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Dan Al-Karim
Arsyad, Azhar. 2006. Media Pembelajaran. Cet. 13: Jakarta: RajawaliPers.
Ahmadi,Abu. dan Prasetya. 2005. Tri Joko.Strategi BelajarMengajar,Bandung CV Pustaka Setia.
Acshin,Amir.2005. Media Pendidikan Dalam Kegiatan Belajar Mengajar,Ujung Pandang: IKIP Ujung Pandang.
Arikunto, Suharsimi.1993. Prosedur Penaelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arifin.2011. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di LingkunganSekolah dan Keluarga, Jakarta: Bulan Bintang.
Darajdjat, Zakiyah.2004 Ilmu Pendidikan Agama Islam, Jakarta BumiAksara.
.............................. 2008. Ilmu Pendidikan Agama Islam, Jakarta,Cet.Ke-3Bumi Aksara.
Darwanto.2007 .Telvesi Sebagai Media Pendidikan, Cet.I: Jogjakarta: PTPustaka Pelajar.
Danin,Sudarwan. 1995. Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.
Depdiknas Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan MenengahUmum.2001 Manajemen Peningkatan Mutu Berbagi Sekolah,Jakarta.
Dmarimba ahmad.1996. Pengantar Filsafat, Bandung; Al-Ma’rif.
Gerlach, V.G. dan Ely, D.P.1998. Teaching and Media. A SystematicApproach, Englewood: Prenticel-Hall,Inc.
Hamalik,Oemar. 1994.Media Pendidikan, Cet. VII: Bandung;Citra AdityaBhakti.
---------------------.2004. Psikologi Belajar dan Mengajar, Cet. IV, Bandung:Sinar Baru Algesindo.
Harjanto.2006. Perencanaan Pengajaran, Cet. V, Jakarta; Rineka Cipta.
Hamidjojo.2009.Media Pembelajaran Pendidikan,Pontianak: GajaMada.University press.
75
77
Kemp dan Dayton.1999. Planning and producing instructional media. NewYork: Harper and Row 6publisher
Latuheru.1999.Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Masa Kini.Jakarta: PT Sinar Baru Algesindo.
Mulyasa, E.2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,CetIII,Jakarta: Bumi Aksara.
Nasution.1992. Metode Penelitian Naturalistik, Jakarta: Gunung Agung.
SDN Kapunrengang Kabupaten Takalar.2015
Sadiman S Arief, 2009. Media Pendidikan Pengertian,Pengembangan danPemanfaatan, Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Sudirman, A.M, 2011 Interaksi&Motivasi Belajar Mengajar, Cet 20;Jakarta: Rajawali Pers.
Surya, Mohamad. 2009. Psikologi Pembelajaran da Pengajaran, Bandung:Pustaka Bani Quraisy.
Sudjana,Nana.dan Rivai Ahmad. 2009. Media Pengajaran. Cet. VII;Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo.
Sugiyono. 2011. Stastitik Untuk Penelitian, Bandung. Alfaebata.
ANGKET PENELITIAN
“Pemanfaatan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan MotivasiBelajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDNKapunrengang Kab. Takalar’’
I. KETERANGAN ANGKET
Angket ini dimaksudkan untuk memperoleh data objektif dari siswa
dalam penyusunan skripsi. Dengan mengisi angket ini, berarti telah ikut
serta membantu kami dalam penyelesaian studi.
II.PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan,
terlebih dahulu isi daftar identitas yang telah disediakan.
2. Bacalah dengan baik setiap pertanyaan, kemudian beri tanda silang
(x) pada jawaban yang dianggap paling tepat.
3. Isilah angket ini dengan jujur serta penuh ketelitian sehingga semua
soal dapat dijawab. Dan sebelumnya tak lupa kami ucapkan banyak
terima kasih atas segala bantuannya.
III.IDENTITAS SISWA
Nama : ………………………………………..
Umur : ………………………………………..
Jenis Kelamin : ………………………………………..
Hari/Tgl : ………………………………………..
III. PERTANYAAN
1. Apakah guru disekolahmu senantiasa menggunakan media
pembelajaran ketika mengajarkan materi pendidikan agama Islam?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
2. Jika gurumu menggunakan media pembelajaran pendidikan agama
Islam jenis media apakah yang digunakan?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
3. Apakah kamu lebih cepat memahami materi pelajaran pendidikan
agama Islam Jika guru menggunakan media pembelajaran?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
4. Apakah kamu aktif memperhatikan pelajaran jika gurumu
menggunakan media pembelajaran yang kamu sukai?
a. Ya b. Kadang-kadan c. Tidak pernah
5. Apakah kamu terbiasa melaksanakan ajaran agama Islam melalui
proses pembelajaran yang menggunakan media Pembelajaran
pendidikan agama Islam?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
6. Apakah kamu merasa mudah mengingat pelajaran jika guru
menggunakan media pembelajaran pada saat mengajar dikelas?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
7. Apakah kamu dapat membandingkan materi pelajaran yang kamu
dapat di sekolah dengan menggunakan media pembelajaran
pendidikan agama Islam dengan pelaksanaan ajaran Islam yang
dilaksanakan oleh masyarakat di sekitarmu?
a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak pernah
Takalar , 20 juni 2015Mahasiswa/Peneliti
Hardianti
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU
“Pemanfaatan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi BelajarSiswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDN KapunrengangKab. Takalar’’”
I. PETUNJUK WAWANCARA
1. Sebelum anda menjawab daftar pertanyaan yang telah disiapkan terlebih
dahulu isi identitas yang telah tersedia.
2. Jawablah tes wawancara ini dengan jujur dan penuh ketelitian karena jawaban
Bapak/Ibu Guru akan membantu kelengkapan data yang penulis butuhkan.
Dan sebelumnya tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas segala
bantuannya.
II. IDENTITAS GURU
Nama : ……………………………………
Jabatan : ……………………………………
Bidang Studi Yang Diajarkan : ……………………………………
III. DAFTAR PERTANYAAN
1. Apakah Bapak/Ibu guru sering menggunakan media pembelajaran saat
mengajar pendidikan Agama Islam ?
2. Apakah siswa senang apabilah Bapak/Ibu guru menggunakan media
Pembelajaran pada saat mengajar?
3. Hambatan apa saja yang ditemui dalam menggunakan media pembelajaran
pada saat mengajar?
4. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
pada saat mengajar?
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Hardianti, lahir di Kapunrengang 11 Agustus 1993.
Anak pertama darii dua bersaudara, pasangan dari
Ayahanda Hasani Dengan Ibunda Hj Samsia. Penulis
tamat di sekolah dasar pada tahun 2007 di SDN
Inpres Kapunrengang Kecamatan Mangarabombang
kabupaten Takalar, sedangkan tamat Sekolah
Menengah Pertama(SMP) pada tahun 2009 di SMP Negeri 1
Mangarabombang Kabupaten Takalar. Kemudian Tamat Sekolah Menengah
Atas (SMA) pada tahun 2011 di SMA Negeri 1 Mangarabombang.Penulis
kemudian melanjutkan Pendidikan pada Program Strata Satu pada tahun
2011, di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar,
Penulis
HARDIANTI105190143311
10 Dzulqaidah 1436 H25 Agustus 2015 M