1
“PEMAFAATAN KEONG MAS(Pomacea canaliculata Lamarck) SEBAGAI
BIOABSORBAN LOGAM BERAT Pb PADA SUNGAI BRANTAS YANG
TERKONTAMINASI LIMBAH CAIR INDUSTRI KERTAS DI KECAMATAN
GAMPENGREJO KABUPATEN KEDIRI
(Implementasi Pembelajaran IPA Terpadu)
Oleh: Ahmad Jaelani
ABSTRAKSI
Kata Kunci : Keong Mas, Sungai Brantas, Bioabsorban, Logam berat Pb,
Tercemarnya Sungai Brantas oleh limbah cair industri kertas yang mengandung Pb
menyebabkan permasalahan bagi masyarakat maupun ekosistem. Logam berat Pb ini dapat
menyebabkan kerusakan pada menusia. Oleh karena itu, diperlukan suatu hal yang dapat
digunakan untuk mengurangi kadar logam berat Pb pada sungai Brantas yang tercemari
limbah cair industri kertas. Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck) merupakan hama
bagi petani yang dapat dimanfaatkan sebagai bioabsorban pada logam berat. Hal ini
dikarenakan Keong Mas memiliki insang (ctenidium) dan organ menyerupai paru-paru,
sehingga dapat hidup pada perairan tercemar. Keong Mas memiliki struktur cangkang dari
kalsium sehingga Pb dapat dimanfaatkan menggantikan kalsium pada cangkangnya. Hal ini
menjadikan kadar Pb dalam tubuh keong menjadi menurun. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui apakah Keong Mas dapat dimanfaatkan sebagai bioabsorban logam berat
Pb pada sungai Brantas yang terkontaminasi limbah cair industri pembuatan kertas di Desa
Ngebrak Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri. Dan juga untuk mengetahui perubahan
kadar logam berat Pb sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan bioabsorban Keong Mas
pada sampel Keong Mas dan limbah cair industri kertas. Lalu untuk mengetahui perubahan
kadar Logam Pb pada tubuh Keong Mas sebelum dan sesudah dijadikan Bioabsorban. Dan
yang terakir untuk mengetahui pada perlakuan manakah penggunaan bioabsorban Keong Mas
bekerja optimal. Metode penelitian ini menggunakan teknik eksperimen. Sampel yang
digunakan adalah air limbah cair industri kertas dan Keong Mas dengan berat 10-20 gram.
Untuk mengetahui pengaruh Keong Mas terhadap adsorbsi logam berat pada zat cair maka
peneliti menggunakan enam variasi (kelompok kontrol, A, B, C, D, dan E) dengan perlakuan
selama 24 jam. Kelompok kontrol adalah kelompok yang tidak dilakukan perlakuan khusus.
Sedangkan kelompok A, B, C, D, dan E masing-masing menggunakan 1, 2, 3, 4, dan 5 ekor
Keong Mas per liter sampel air sungainya. Seluruh variasi dilakukan pengulangan 3 kali.
Teknik perngumpulan data dilakukan dengan observasi terhadap setiap variasi. Adapun
pengujian kadar logam berat sebelum dan sesudah perlakuan pada air sungai dan Keong Mas
dari setiap variasinya dilakukan uji laboratorium di Universitas Muhammadiyah Malang.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) Keong Mas dapat dimanfaatkan sebagai bioabsorban
logam berat Pb pada sungai Brantas yang terkontaminasi limbah cair industri pembuatan
kertas di Kecamatan Gampengrejo Kabupaten Kediri karena memiliki insang (ctenidium) dan
organ menyerupai paru-paru sehingga logam Pb dapat terabsorbsi ke tubuh Keong Mas(2)
Terdapat penurunan kadar logam berat Pb pada limbah cair industri kertas sesudah
penambahan bioabsorban Keong Mas. Penurunan terbesar pada variasi E yaitu dengan rata-
rata sebesar 45% (3) Terdapat kenaikan kadar logam berat pada tubuh Keong Mas, kenaikan
terbesar pada variasi E dengan rata-rata sebesar 81,3% (4) penggunaan bioabsorban Keong
Mas bekerja optimal dalam mengabsorbi logam berat Pb pada variasi E yang ditunjukan dari
penurunan tertinggi kadar logam berat Pb pada limbah cair dan kenaikan tertinggi pada tubuh
Keong Mas.
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Industri kertas yang berkembang kerapkali memunculkan masalah berupa limbah cair
yang belum memenuhi standar. Diantara kandungan limbah pabrik kertas yang berbahaya
adaalah Logam Pb. Logam Pb dan persenyawaannya terkandung dalam bahan pewarna yang
digunakan oleh industri pulp dan kertas. Pencemaran logam berat yang dilakukan oleh
industri mayoritas terjadi pada sungai karena pembuangan limbah ke aliran sungai . Logam
Pb juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi tubuh. Gangguan tersebut antaralain,
gangguan neurologi, gangguan terhadap fungsi ginjal, gangguan terhadap sistem reproduksi,
gangguan terhadap sistem hemopoitik, gangguan terhadap sistem syaraf (Sudarmadji dkk,
2006).
Adanaya pembuangan limbah cair indsutri kertas ke Sungai Brantas akan
menyebabkan pencemaran pada sungai tersebut. Padahal Sungai Brantas merupakan salah
satu sumber kehidupan masyarakat Jawa Timur. Di sekitar daerah aliran Sungai Brantas
terdapat beberapa industri kertas yang membuang limbah cair ke aliran Sungai Brantas.
Seperti di kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk dan di Kabupaten Mojokerto. Berdasar
pantauan ecoton ada sebuah pabrik kertas yang berada di Kecamatan Gampengrejo Kabupaten
Kediri yang masih berada dalam daftar merah dalam kualitas limbah. Industri kertas tersebut
membuang limbah cairnya ke alian Sungai Brantas yang berada di belakang Industri kertas.
Padalahal jumlah limbah cair yang dibuang pun volumenya begitu besar. Masalah ini dapat
ditangani dengan mengurangi jumlah Pb dalam limbah cair tersebut sehingga tidak
mencemari Sungai Brantas.
Keong Mas merupakan golongan hewan lunak atau molusca yang dapat berpotensi
menjadi hama tanaman padi jika tedapat dalam jumlah besar. Keong Mas atau keong yang
berada di persawahan biasanya menjadi hama bagi tanaman padi. Pada tingkat serangan yang
berat, Keong Mas mampu merusak tanaman padi, sehingga petani harus menyulam atau
menanam ulang. Luas areal pertanaman padi yang dirusak Keong Mas pada tahun 2007
mencapai lebih dari 22.000 ha (Hendarsih Soeharto dan Nia Kurniawati, 2009). Upaya
preventif untuk mencegah serangan Keong Mas dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menghambat reproduksi Keong Mas. Penghambatan ini
dilakukan dengan mengambil telur Keong Mas yang biasanya diletakan di daun- daun di
dekat air. Namun cara ini membutuhkan waktu yang lama karena telur keongmas berada di
tempat-tempat yang sulit dijangkau sehingga tidak efektif untuk dilakukan. Penggunaan
3
pestisida merupakan cara yang sering digunakan oleh petani. Penggunaaan secara berlebihan
dan terus menerus telah menunjukan dampak negatif seperti timbulnya resurjensi ham atau
patogen kedua, resisten jasad patogen, matinya musuh-musuh alami sehingga mengganggu
ekosistem (Nurhayati, 2011). Dengan mengurangi jumlah populasi Keong Mas dapat menjadi
alternatif dalam mencegah meledaknya populasi Keong Mas yang dapat menjadi hama
tanaman padi.
Keong Mas memiliki insang (ctenidium) dan organ menyerupai paru-paru, sehingga
dapat hidup pada perairan tercemar dan mampu mengadsorbsi logam berat yang ada di
lingkunganya. Sehingga jumlah logam berat yang ada di lingkungan dapat berkurang. Dan
membuat keberadaaan Logam Pb di lingkungan tidak memberikan dampak neatif bagi
organisme lain. Pb yang telah berada di dalam tubuh Keong Mas kemudian dimanfaatkan
untuk menggantikan senyawa kalsium dalam cangkangnya sehingga kadar Logam Pb dalam
tubuh berkurang.
Menanggapi beberapa uraian di atas, baik dari masalah pencemaran Logam Pb di
Sungai Brantas akibat industri kertas maupun hama keong mas, kami mencoba menggunakan
Keong Mas sebagai bioabsorban Logam Pb. Dengan adanya pengabsorbsian Logam Pb maka
kadar Pb dalam lingkungan dapat seimbang sehingga tidak bersifat polutan. Dan pemanfaatan
Keong Mas sebagai Bioabsorban dapat mengurangi populasinya di sawah sehingga potensi
merusak tanaman menjadi kecil.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Keong Mas dapat dimanfaatkan sebagai bioabsorban Logam Pb pada limbah
cair industri kertas ?
2. Bagaimana kadar Logam Pb pada limbah cair industri kertas sebelum dan sesudah
penambahan bioabsorban Keong Mas?
3. Bagaimana kadar Logam Pb pada tubuh Keong Mas sebelum dan sesudah dijadikan
bioabsorban ?
4. Pada perlakuan manakah penggunaan bioabsorban Keong Mas bekerja optimal dalam
mengabsorbi Logam Pb?
C. Tujuan
4
1. Untuk mengetahui apakah Keong Mas dapat dimanfaatkan sebagai bioabsorban
Logam Pb.
2. Untuk mengetahui kadar logam Pb sebelum dan sesudah menggunakan bioabsorban
Keong Mas.
3. Untuk mengetahui kadar Logam Pb pada tubuh Keong Mas sebelum dan sesudah
dijadikan bioabsorban.
4. Untuk mengetahui perlakuan manakah penggunaan bioadsorbean Keong Mas bekerja
optimal
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peliti, untuk menambah pengetahuan tentang Keong Mas dapat dijadikan sebagai
bioadsrban logam Pb.
2. Bagi pembaca, keong mas tidak hanya sebagai dulma tetapi juga dapat mengetahui
manfaat bioabsorban logam Pb.
F. Hipotesis
1. Keong Mas dapat dimanfaatkan sebagai bioabsorban Logam Pb.
2. Terdapat penurunan kadar Logam Pb pada limbah cair industri kertas sesudah
penambahan bioabsorban keong mas
3. Terdapat kenaikan kadar Logam Pb pada tubuh Keong Mas sesudah dijadikan
bioabsorban.
KAJIAN PUSTAKA
A. Keong Mas
1. Pengertian Keong Mas
Keong mas merupakan keong air tawar, yang memiliki berwarna kuning keemasan dan
bentuknya bulat mengerucut. Keong mas atau siput murbei memiliki nama ilmiah (Pomacea
canaliculata L.). Keong ini berasal dari daerah Amazon, Amerika Selatan dan diperkirakan
masuk ke Indonesia melalui perdagangan ikan hias sekitar tahun 1984 (Wardana, 2008).
Menurut Balai informasi pertanian (1990/1991) dalam Riyanto (2003) Keong mas
mempunyai taksonomi sebagai berikut:
Filum Mollusca
5
Kelas Gastropoda
Ordo Pulmolata
Famili Ampularidae
Genus Pomacea
Spesies Pommace cannaliculata L
2. Kehidupan Keong Mas
Keong mas yang mempunyai nama lain siput murberi merupakan hewan hebivora.
Menurut Hendarsih (2004) dalam Wardana (2008) menyatakan hewan ini dapat memakan
berbagai macam ganggang, azola, rumput bebek, enceng gondok, bibit padi dan tumbuhan
berdaun sukulen lainya. Keong mas mempunyai sifat yang sangat rakus sehingga dapat
bermanfaat bagi petani sebagai pemberantas gulma tetapi disisi lain keong mas juga
berpotensi sebagai hama tanaman padi karena dapat memakan tanaman padi yang masih
muda ( Ety Riani, 2011).
Keong mas banyak ditemukan di lingkungan basah seperti persawahan dan rawa-rawa.
Siklus hidupnya cukup lama yaitu 2 hingga 6 tahun reproduksi keong mas sangat cepat
(Hendarsih, 2004). Dalam sekali bertelur keong mas yang berumur 6 bulan dapat
menghasilkan sekitar 1000 telur Keong mas merupakan hewan yang berkembangbiak dengan
bertelur (Riyanto, 2003). Telur tersebut berwarna merah muda dan diletakan di dedaunan
maupun di bebatuan di dekat sumber air. Kemampuan reproduksi yang cepat membuat keong
mas mendominasi di lingkunganya.
3. Morfologi Keong Mas
Bentuk cangkang keong mas hampir mirip dengan siput sawah atau gondang, perbedaan
cangkang keong mas berwarna kuning keemasan hingga coklat transparan serta lebih tipis.
Dagingnya lembut berwarna krem keputihan sampai merah keemasan atau oranye
kekuningan, besarnya kurang lebih 10 cm
dengan diameter cangkang 4-5 cm.
Cangkang keong mas tersusun dari
senyawa kalsium. Bertelur di tempat yang
kering 10-13 cm dari permukaan air,
kelompok telur memanjang dengan warna
merah jambu seperti buah murbai karena
itu disebut siput murbai, panjang kelompok
6
telur 3 cm lebih, lebarnya 1-3 cm, dalam kelompok besarnya 4,5-7,7 mg ukuranya 2,0 mm
(Riyanto:2003).
Menurut Balai Informasi Pertanian (1990/1991) dalam (Riyanto, 2003), pergeseran status
keong mas menjadi hama tanaman di Philipina dimungkinkan oleh perkembangan budidaya
keong mas secara alami misalnya dipelihara dalam kolam tanpa semen sehingga, jika terjadi
banjir atau topan dapat membantu penyebaran keong mas ini. Sebenarnya keong mas tidak
banyak bergerak sehingga dapat dipelihara dengan kepadatan yang tinggi antara 250-500 ekor
/ meter
4. Fenomena Keong Mas
Sebagai hewan herbivora keong mas dapat memakan tumbuh-tumbuhan yang ada di
habitatnya. Keong mas dapat memakan gulma yang menyerang padi. Sifat rakus yang
dimiliki keong mas sangat bermanfaat dalam menguragi jumlah gulma secara alami. Namun
disisi lain keong mas juga dapat menjadi hama karena memakan tanaman padi yang masih
muda. Serangan keong mas terhadap tanaman padi ini terjadi pada. Organisme pengganggu
tanaman keong mas atau siput murbai menyerang tanaman padi di Kabupaten Madiun, Jawa
Timur (Kompas.com, 2011)
Fenomena jumlah keong mas yang melimpah terjadi di Kediri khusunya di daerah
Kecamatan Gampengrejo. Banyaknya jumlah keong mas yang ada di Kecamatan
Gampengrejo ini bukan tanpa alasan. Kecamatan Gampengrejo banyak terdapat rawa-rawa
dan persawahan yang ditanami padi. Keong mas banyak ditemukan di rawa-rawa dan
persawahan. Keong mas yang ada dipersawahan di khawatirkan menyerang tanaman padi dan
menurunkan hasil panen. Penanganan hama Keong mas menggunakan pestisida buatan
mememiliki beberapa damapak negatif sedangkan penggunaan pestisisda organik kurang
efektif. Pemanfaatan keong mas adalah salah satu cara yang efektif dalam mengurangi jumlah
keong mas yang ada sehingga potensi menyerang tanaman padi dapat dikurangi.
Keong mas berpotensi sebagai bioabsorban logam berat. Hal ini dikarenakan keong
mas memiliki insang (ctenidium) dan organ menyerupai paru-paru, sehingga dapat hidup pada
perairan tercemar. Pada konsentrasi tinggi Pb menggantikan senyawa kalsium untuk dapat
mengubah strukturpenyusun cangkang (Heri Sabri Anwar, 2002). Sehingga kadar Logam Pb
dalam tubuh berkurang.
B. Logam Berat (Pb)
7
Logam berat menupakan zat anorganik yang tidak dapat terurai secara biologis. Menurut
Reilly (1980) pada Jalius (2008) Pb termasuk golongan transisi IV A dalam sistem periodik
unsur, yang mempunyai nomor atom 82, bobot atom 207,21, densitas 11,34 g/cm3, mencair
pada suhu 327,5 ºC, dan mendidih pada suhu 1725 ºC. Darmono (1995) menambahkan bahwa
Pb mempunyai sifat tahan karat, reaktif, mudah dimurnikan, tekstur yang lunak, warna coklat
kehitaman, dan dengan logam lain dapat berbentuk campuran yang bagus dari pada logam
murninya. Dalam kegiatan pertambangan, Pb sering berada dalam bentuk sulfida logam (PbS)
dan biasanya disebut galena.
Timbal (lead = timah hitam = Pb) pada perairan ditemukan dalam bentuk terlarut dan
tersuspensi. Kelarutan timbal cukup rendah sehingga kadar timbal di dalam air relatif sedikit.
Kadar dan toksisitas timbal dipengaruhi oleh kesadahan, pH, alkalinitas dan kadar oksigen.
Timbal diserap dengan baik oleh tanah, sehingga pengaruhnya terhadap tanaman relatif kecil.
Kadar timbal pada kerak bumi sekitar 15 mg/kg. Sumber alami utama timbal adalah galena
(PbS), gelesite (PbSO4), dan Cerrusite (PbCO3) (Novotny dan Olem 1994). Bahan bakar
yang mengandung timbal (leaded gasoline) juga memberikan kontribusi yang berarti bagi
keberadaan timbal di dalam air. Di perairan tawar, timbal membentuk senyawa kompleks
yang memiliki sifat kelarutan rendah dengan beberapa anion misalnya hidroksida, karbonat,
sulfida dan sulfat. Sumber timbal juga dapat berasal dari industri yang menggunakan bahan
tambahan Pb. Contoh industri yang menggunakan Pb adalah industri kertas.
Logam berat Pb gangguan kesehatan bagi tubuh. Gangguan tersebut antaralain, gangguan
neurologi, gangguan terhadap fungsi ginjal, gangguan terhadap sistem reproduksi, gangguan
terhadap sistem hemopoitik, gangguan terhadap sistem syaraf (Sudarmadji dkk, 2006).
Standar logam Pb di lingkungan
C. Bioabsorban
Menurut Alwi(2001)dalam Dungdung Septina Suyanti(2004) menyatakan absorban
dalam bidang kimia merupakan suatu zat (bahan) yang menyerap atau menarik zat/bahan gas
lembaban atau cairan kedalam pori-porinya.
Absorpsi menyatakan adanya proses penyerapan suatu zat oleh absorban dalam fungsi
waktu. Absorpsi terjadi pada permukaan zat cair karena adanya gaya tarik atom atau molekul
pada permukaan zat cair. Molekul-molekul pada kedua permukaan zat cair, mempunyai gaya
tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya
ini menyebabkan zat absorban dan zat absorbat, mempunyai gaya absorpsi. Absorpsi berbeda
dengan adsorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam absorban sedangkan pada
8
adsorpsi zat yang diserap hanya terdapat pada permukaannya (Sukardjo, 1990) dalam (Tetty
Elisabeth Nababan, 2011).
D. Industri Pembuatan Kertas
1. Proses Pembuatan
Bahan baku untuk produksi pulp dan kertas adalah serat selulosa dari kayu, kertsa
bekas, bagase, jerami padi, jerami goni, jerami rami atau jerami gandum. Bahan baku non
selulose adalah soda kostik, natrium sulfat, kapur, klorin, tanah liat, resin, alum, zat pewarna
dan getah. Lebih lanjut Sunoko (2005) dalam Rahman Cahyono(2007) mengatakan bahwa
limbah pulp juga mengandung logam seperti Zn (seng), Cd (kadmium), Cr (kromium), Cu
(tembaga), Pb (timah hitam) dan Hg(air raksa). Proses pembuatan pulp mencakup penggunaan
bahan kima, panas, penggilingan mekanis dan atau hydroppulping untuk memisahkan serat
selulosa. Pembuatan pulp secara kimia juga mengurangi jumlah serat. Untuk menghilangkan
warna coklat dari pulp dan kertas, bahan itu dikelantang dengan menggunakan klor,
hidrosulfit dan oksigen dan peroksida. Kostik digunakan untuk ekstraksi produk kelantang
yang mengandun klorin.
Pertama-tama, kertas dibuat dengan memurnikan serat (menyikat dan memotong
masing-masing serat) lalu memasukkan bahan kimia seperti resin, tanah liat da natrium oksida
sebagai bahan pengisi. Kertas lalu dibentuk di atas ayakan kawat lebar yang bergerak cepat
secara kontinu sambil membiarkan air tepisah keluar, menakan dan mengeringkan produknya.
2. Sumber Limbah Cair
Proses dalam industri pulp dan kertas mengandung air. Hasilnya adalah debit buangan
yang tinggi dengan kadar BOD dan padat tersuspensi yang relatif rendah antara 400 dan 700
mg/1. pada proses pembuatan pulp, pencucian pulp setelah pemasakan dan pemisahan serat
secara mekanis merupakan salah satu bagian yang paling banyak menggunakan air.
Pengelantang konvensional dengan klor dan penghilangan lignin pada pembuatan pulp secara
kimia mengahasilkan paling banyak bahan yang memerlukan oksigen. Apabila ada proses
perolehan kembali bahan kima, kadar jumlah zat padat yang terlarut, COD dan BOD akan
menjadi tinggi.
Proses pembuatan kertas secara konvensional menghasilkan banyak air dengan
kandungan zat padat tersuspensi yang tinggi dan kadar COD yang cukup penting. Mesin
pembuat kertas, seperti Fourdrinier konvensional, dirangcang untuk menggunakan air untuk
9
mencuci produk yang terdapat pada ayakan kawat secara kontinu. Tanpa sistem konservasi
akan terjadi kehilangan bahan serat dan pengisi.
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari hingga Maret 2013. Dan berlangsung di
beberapa tempat berikut:
1. Pengambilan sampel Keong Mas dilaksanakan di Desa Gampengrejo Kecamatan
Gampengrejo Kabupaten Kediri.
2. Desa Ngebrak Kecamatan Gampengrejo sebagai tempat pengambilan sampel limbah
cair pabrik kertas.
3. Laboratorium Kimia MAN KOTA KEDIRI 3, sebagai tempat percobaan Keong Mas
pada limbah cair industri kertas.
4. MAN KOTA KEDIRI 3 , sebagai tempat pengolahan data.
5. Rumah peneliti di Desa Doko Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri, sebagai tempat
pengolahan data.
6. Universitas Muhammadiyah Malang, sebagai tempat uji kadar Logam Pb pada limbah
cair industri kertas dan di tubuh Keong Mas.
B. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Nampan besar 15 buah
Galon ukuran 20 L 1 buah
Penyaring teh 1 buah
Gelas Ukur 1 buah
Timbangan digital 1 buah
2. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah:
Limbah cair industri kertas 20 L
Keong Mas 50 ekor
Daun pisang muda 16 gram
10
C. Sampel Penelitian
Sampel Keong Mas berukuran 10-20 gram di beli dari pengepul Keong Mas Kecamatan
Gampengrejo Kabupaten Kediri. Sedangkan sampel limbah cair kertas diambil dari aliran
limbah dari PT Surya Pamenang Desa Ngebrak Kecamtan Gampengrejo Kabupaten Kediri
yang dibuang ke aliran Sungai Brantas.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan
manggunakan Keong Mas dan sampel limbah cair industri kertas diambil dari aliran limbah
PT Surya Pamenang yang dibuang ke Sungai Brantas. Kemudian dilakukan pengujian kadar
Logam Pb dengan metode Spektro UVvis di Universitas Muhamadiyah Malang. Penleitian ini
dibuat dengan variasi jumlah Keong Mas yang diberikan, yaitu:
1. Kontrol : satu liter limbah cair industri kertas tanpa direndam dengan
Keong Mas
2. Variasi A : satu liter limbah cair industri kertas direndam dengan 1 ekor keong
mas selama 24 jam
3. Variasi B : satu limbah cair industri kertas direndam dengan 2 ekor Keong Mas
selama 24 jam
4. Variasi C : satu liter limbah cair industri kertas dengan 3 ekor Keong Mas
selama 24 jam
5. Variasi D : satu liter limbah cair industri kertas dengan 4 ekor Keong Mas
selama 24 jam
6. Variasi E : satu liter limbah cair industri kertas direndam dengan 5 ekor keong
mas selama 24 jam
Keterangan :
1. Berat Keong Mas yang digunakan pada semua variasi adalah 10-20 gram.
2. Keong Mas yang digunakan masih hidup.
3. Semua variasi dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali.
4. Pada semua variasi Keong Mas diberi makanan berupa daun yang masih muda dengan
jumlah 1 gram/ekor.
11
E. Skema Penelitian
F. Cara Kerja
1. Mengambil sebanyak 20 liter limbah cair industri kertas menggunakan galon.
2. Menyaring limbah cair menggunakan penyaring teh.
3. Menyiapkan nampan sebagai wadah limbah cair dan perendaman Keong Mas.
4. Menaruh limbah cair yang telah disaring dalam nampan sejumalah variasi yang ada
dengan volume pernampan 1 liter.
5. Memberi label sesuai masing-masing variasi.
6. Menyiapkan Keong Mas yang masih hidup.
7. Menimbang Keong Mas
8. Memilah Keong Mas dengan berat 10-20 gram.
9. Merendaman Keong Mas kedalam limbah cair selama 24 jam.
10. Memberi makanan berupa daun pisang yang masih muda pada awal perendaman.
11. Mengambil Keong Mas dari nampan lalu dibagi sesuai variasi masing-masing
12. Menyaring limbah cair lalu di ambil sampel 500 ml untuk diuji kadar Pb.
Limbah
Cair
Kontrol
Disaring
Disaring
Limbah
Direndam
24 jam
Dipilah Keong
Mas
B C D E A
Hasil Diukur
kadar Pb
12
13. Menguji kadar Logam Pb pada semua variasi.
G. Parameter Percobaan
Dalam menentukan penggunaan bioabsorban yang maksimal digunakan parameter
penurunan kadar Logam Pb pada limbah cair. Selain itu juga dilihat dari kenaikan kadar Pb
pada tubuh Keong Mas. Semakin besar penurunan kadar Logam Pb dalam limbah cair maka
biabsorban bekerja optimal. Semakin tinggi kadar Logam Pb dalam tubuh Keong Mas maka
tingkat absorbansi menjadi maksimal karena Logam Pb terabsorbsi ke dalam tubuh Keong
Mas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan percobaan terhadap limbah cair industri kertas dengan bioabsorban
Keong Mas diperoleh hasil akhir seperti dalam tabel berikut:
Tabel 4.1 Kadar logam Pb pada limbah cair industri kertas sebelum dan sesudah
penambahan bioabsorban Keong Mas
No
Sampel
Limbah Cair
Kadar Pb(ppm)
Rata-rata
Percobaan ke-1 Percobaan ke-2
1 Kontrol 0,368 0,367 0,367
2 A 0,333 0,330 0,331
3 B 0,297 0,295 0,296
4 C 0,262 0,260 0,261
5 D 0,236 0,233 0,234
6 E 0,201 0,201 0,201
Dari hasil perhitungan kadar Logam Pb pada Keong Mas yang dijadikan bioabsorban
logam berat tersebut, masing-masing variasi menghasilkan data sebagai berikut:
13
Tabel 4.2 Kadar logam Pb pada Keong Mas sebelum dan sesudah dijadikan
bioabsorban
No
Sampel
Keong Mas
Kadar Pb(ppm)
Rata-rata
Percobaan ke-1 Percobaan ke-2
1 Kontrol 2,888 2,965 2,926
2 A 3,200 3,278 3,239
3 B 3,850 3,927 3,888
4 C 4,372 4,449 4,410
5 D 4,968 5,048 5,008
6 E 5,360 5,254 5,307
Dari pengujian kadar Logam Pb pada limbah cair industri kertas dan pada tubuh Keong
Mas, diketahui besar penurunan kadar logam tersebut pada limbah cair dan kenaikan kadar Pb
pada Tubuh Keong Mas. Besarnya penurunan Pb limbah cair dan kenaikan Pb pada Keong
Mas tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 4.3 Prosentase kenaikan dan penurunan kadar logam Pb pada limbah cair
industri kertas dan Keong Mas sebelum dan sesudah penambahan Bioabsorban
No
Sampel
Rata-rata penurunan kadar Pb
pada Limbah Cair(%)
Rata-rata kenaikan kadar Pb
pada Tubuh Keong Mas (%)
1 Kontrol - -
2 A 9,75 10,6
3 B 19,4 32,85
4 C 28,9 51,2
5 D 36,1 71,1
6 E 45 81,3
B. Pembahasan
14
1. Keong Mas dapat dimanfaatkan sebagai bioadsorban Logam Pb
Sesuai hipotesis yang telah dibuat, Keong Mas dapat dimanfaatkan sebagai
bioabsorban Logam Pb. Ini dibuktikan dengan adanya penurunan kadar Logam Pb pada
limbah cair industri kertas dan juga kenaikan kadar logam Pb pada Keong mas. Hal ini terjadi
karena Keong Mas memiliki insang (ctenidium) dan organ menyerupai paru-paru, sehingga
dapat hidup pada perairan tercemar (Heri Sabri Anwar, 2002). Logam Pb yang telah terserap
pada tubuh Tubuh Keong Mas kemudian digunakan untuk menggantikan menggantikan
kalsium pada cangkangnya. Hal tersebut menjadikan Pb dalam tubuh Keong Mas menjadi
berkurang.
Logam berat terabsorbsi ke dalam tubuh Keong Mas menjadikan kandungan logam berat
pada lingkungan dapat berkurang. Hal ini dibuktikan dari hasil pengujian kadar Logam Pb
pada limbah cair industri kertas terdapat penurunan. Penurunan tersebut terjadi pada seluruh
variasi yang diberi perlakuan bioabsorban Keong Mas. Kadar Logam Pb dalam tubuh Keong
Mas pun meningkat. Logam Pb yang telah terabsorbsi ketubuh keong kemudian di di gunakan
untuk menggantikan senyawa kalsium pada cangkang. Sehingga Logam Pb pada tubuh keong
menjadi menurun.
Selama ini Keong Mas hanya dianggap sebagai gulma bagi tanaman padi. Keong Mas
mampu merusak tanaman padi, sehingga petani harus menyulam atau menanam ulang.
(Hendarsih Soeharto dan Nia Kurniawati, 2009). Akan tetapi Keong Mas juga berfungsi
sebagai bioabsorban logam Pb. Hal ini dibuktikan dari berkurangnya kadar logam Pb pada
limbah cair industri kertas. Dengan sifat Keong Mas sebagai bioabsorban logam Pb yang ada
di lingkungan dapat dikurangi. Sehingga dampak negatif dari logam tersebut dapat berkurang.
Dengan adanya pengabsorbsian logam Pb pada limbah cair maka kadar dalam limbah cair
menjadi berkurang. Pengabsorbsian ini dapat dilakukan hingga kadar logam Pb dalam limbah
cair memenuhi standar sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan
khususnya pencemaran di sungai brantas dapat ditanggulangi.
2. Perubahan kadar logam Pb pada limbah cair industri kertas sesudah
penambahan bioadsorban Keong Mas
Dari hasil uji kandungan Logam Pb dengan metode spektro UVvis deketahui terdapat
penurunan pada limbah cair. Penurunan tersebut karena adanya aktifitas absorbansi oleh
Keong Mas. Pada masing-masing variasi terdapat perbedaan penurunan kadar Pb. Pada variasi
A terjadi penurunan kadar Pb terkecil. Sedangkan pada variasi E terapat penurunan Logam Pb
terbesar. Hal ini terjadi karena pada variasi A merupakan pemberian bioabsorban Keong Mas
15
paling sedikit, yaitu 1 ekor. Sedangkan pada variasi E terbanyak dengan 5 ekor Keong Mas.
Jadi dapat diketahui bahwa semakin banyak jumlah bioabsorban Keong Mas penurunan kadar
Logam Pb pada limbah cair semakin besar. Semakin besar penurunan kadar logam Pb
disebabkan karena jumlah Keong Mas yang melakukan aktifitas absorbansi semakin banyak.
3. Perubahan kadar Logam Pb pada tubuh Keong Mas sesudah dijadikan
bioadsorban
Pada tubuh Keong Mas terjadi kenaikan kadar Pb setelah dijadikan Bioabsorban. Hal ini
dapat terjadi karena logam Pb pada limbah cair di absorbsi oleh Keong Mas ke dalam
tubuhnya. Morfologi Keong Mas yang memiliki insang (ctenidium) dan organ menyerupai
paru-paru, menjadikan logam berat akan terserap ke dalam tubuh Keong Mas sehingga
kandungan logam berat pada lingkungan dapat berkurang. Peningkatan kadar Logam Pb
terkecil terjadi pada variasi A yaitu penambahan Keong Mas sebanyak 1 ekor. Sedangkan
kenaikan terbesar terjadi pada variasi E. Pada variasi tersebut menggunakan bioabsorban
Keong Mas sebanyak 5 ekor sedangkan rata-rata kenaikannya sebesar 81,3%. Jadi semakin
banyak Keong Mas yang digunakan sebagai bioabsorban maka jumlah Logam Pb yang
terserap dalam tubuh keong semakin besar.
4. Pada variasi E bioadsorban Keong Mas bekerja optimal dalam mengabsorbi
Logam Pb
Parameter absorbansi maksimal adalah penurunan kadar Logam Pb pada limbah cair.
Selain hal tersebut juga menjadi parameter lain adalah kenaikan kadar Logam Pb dalam tubuh
Keong Mas.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan terdapat perbedaan penyerapan pada tiap-tiap
variasi. Perbedaan ini berpengaruh pada penurunan kadar Pb pada limbah cair dan
peningkatan logam tersebut dalam tubuh Keong Mas. Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa
masing-masing variasi terdapat perbedaan penurunan ataupun kenaikan Logam Pb. Dari
keseluruhan variasi penurunan kadar Pb dalam limbah cair terjadi pada variasi E dan
Penambahan totol Pb dalam tubuh Keong Mas juga terdapat pada variasi tersebut. Sehingga
dapat diketahui pada variasi tersebut bioabsorban Keong Mas bekerja optimal. Hal ini
menunjukan semakin banyak bioabsorban Keong Mas yang digunakan maka hasil absorbansi
semakin optimal. Ini terjadi karena semakin banyak Keong Mas yang digunakan maka
16
pengabsorbsian yang dilakukan semakinbesar. Sehingga Logam Pb pada limbah cair menurun
dan kadar Logam Pb pada tubuh keong meningkat. Jadi pengabsorbian logam Pb yang
bekerja optimal maka waktu yang diperlukan untuk menurunkan kaadar Pb dalam limbah cair
pun semakin cepat
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data-data yng telah diperoleh dapat disimpulkan:
5. Keong mas dapat dimanfaatkan sebagai bioadsorban logam Pb karena Keong Mas
memiliki insang (ctenidium) dan organ menyerupai paru-paru yang dapat
mengabsorbsi logam Pb.
6. Terdapat penurunan kadar logam berat Pb pada limbah cair industri kertas setelah
menggunakan bioadsorban Keong Mas. Hal ini terjadi karena sebagian Logam Pb
pada limbah cair industri kertas terabsorbsi oleh Keong Mas.
7. Terdapat kenaikan kadar logam berat Pb pada tubuh Keong Mas sesudah dijadikan
bioadsorban. Kenaikan ini disebabkan karena adanya aktifitas absorbansi yang
dilakukan oleh Keong Mas itu sendiri.
8. Perlakuan terbaik terjadi pada variasi E yaitu dengan jumlah bioadsorban Keong Mas
sebanyak 5 ekor. Jadi semakin banyak Keong Mas yang dijadikan sebagai
bioabsorban maka total penurunan kadar Logam Pb pada limbah cair akan semakin
besar. Dan juga peningkatan kadar Logam Pb pada tubuh keong mas semakin besar.
B. Saran
1. Peneliti berharap pada pelaku industri kertas untuk memanfaatkan bioadsorban keong
mas untuk mengurangi logam berat Pb agar tidak mencemari ligkungan khususnya
Sungai Brantas
2. Perlu diadakanya penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan keong mas sebagai
bioadsorban logam berat Pb
17
DOKUMENTASI
Gambar 1. Dokumentasi kolam penampung sementara limbah cair industri kertas
Gambar 2. Dokumentasi aliran limbah cair menuju Sungai Brantas
Gambar 3. Dokumentasi percobaan bioabsorban Keong Mas
18
Gambar 4. Dokumentasi Keong Mas
Gambar 5. Dokumentasi seluruh variasi bioabsorban
19
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Sabri Hari. 2002. Pendugaaan Tingkat Akumulasi Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn dan
Ni Pada kerang Hijau (Perna Viridis) Ukuran < 5 cm di Perairan Kamal Muara, Teluk
Jakarta. Dari Skripsi Institut Pertanian Bogor.
Anonim. 2013. Keong Mas. http://id.wikipedia.org/wiki/Keong_sawah.
disunting Januari 2013
Anonim. 2011. Keong Mas. http://kompas.com disunting Januari 2013
Cahyono,Rahman. 2007. “Dampak Limbah Cair Pt Kertas Basuki Rachmat, Banyuangi
Terhadap Kesehatan Masyarakat”. Semarang: Dari tesis Universitas Diponegoro
Semarang
D,Mei Ruchyat.Penyusunan Ransum Untuk Itik Petelur.Jakarta: Tidak diketahui
Jalius, 2008. “Bioakumulasi Logam Berat dan Pengaruhnya Terhadap Gametogenesis
Kerang HijauPerna Viridis: Studi Kasus di Teluk Jakarta, Teluk Banten dan Teluk
Lada”. Bogor. Dari tesis Institut Pertanian Bogor.
Nababan, Tetty Elisabeth . 2011. “Mempelajari Laju Penyerapan Uap Air Oleh Larutan
Lithium Bromide ( Libr) Sebagai Absorban Pada Sistem Pendingin Absorpsi”.Bogor:
Dari Skripsi Institut Pertanian Bogor.
Nurhayati. 2011. Penggunaan Jamur Dan Bakteri Dalam Pengendalian Penyakit Tanaman
Secara Hayati Yang Ramah Lingkungan.. Seumatera Selatan
Riani, Ety. 2011. Jurnal Molusca Indonesia Volume 2 Edisi 1, Juni 2011. Bogor: Masyarakat
Molusca Indonesia
Riyanto. 2003. FORUM MIPA Vol. 8 No. 1 Edisi Januari 2003, hal 20-26. Sumatera Selatan
Sudarmaji, dkk. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 Dan Dampaknya Terhadap Kesehatan.
Surabaya: Bagian Kesehatan Lingkungan Universitas Airlangga.
Suharto, Hendarsih dan Kurniawati, Nia.2009.Keong Mas, Dari Hewan Peliharaan Menjadi
Hama Utama Padi Sawah.Balai besar Penelitian Tanaman Padi.
Suyanti, dungdung Setian. 2004. “Uji Daya Absorbsi Kitosan Terhadap Pigmen Klorofil”.
Bogor. Dari Skripsi Institut Pertanian Bogor
Wardana. 2008. “Hidrolisis Protein Keong Mas (Pomacea canaliculata Lamarck)
Menggunakan Papain Untuk Menghasilkan Pepton.” Bogor : dari skripsi Institut
Pertanian Bogor