Download - pelayanan emergensi
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
1/13
PANDUAN PELAYANAN KASUS
EMERGENSI
PENDAHULUAN
Penilaian awal korban cedera kritis akibat cedera multipel merupakan tugas
yang menantang, dan tiap menit bisa berarti hidup atau mati. Sistem Pelayanan
Tanggap Darurat ditujukan untuk mencegah kematian dini (early) karena trauma
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
2/13
yang bisa terjadi dalam beberapa menit hingga beberapa jam sejak cedera
(kematian segera karena trauma, immediate, terjadi saat trauma. Perawatan kritis,
intensif, ditujukan untuk menghambat kematian kemudian, late, karena trauma
yang terjadi dalam beberapa hari hingga beberapa minggu setelah trauma).
ematian dini diakibatkan gagalnya oksigenasi adekuat pada organ !ital
(!entilasi tidak adekuat, gangguan oksigenisasi, gangguan sirkulasi, dan perfusi
end"organ tidak memadai), cedera SSP masif (mengakibatkan !entilasi yang tidak
adekuat dan # atau rusaknya pusat regulasi batang otak), atau keduanya. $edera
penyebab kematian dini mempunyai pola yang dapat diprediksi (mekanisme
cedera, usia, se%, bentuk tubuh, atau kondisi lingkungan). Tujuan penilaian awal
adalah untuk menstabilkan pasien, mengidentifikasi cedera # kelainan pengancam
jiwa dan untuk memulai tindakan sesuai, serta untuk mengatur kecepatan dan
efisiensi tindakan definitif atau transfer kefasilitas sesuai.
Setiap bencana selalu menampilkan bahaya dan kesulitannya masing"
masing. &ang akan dibicarakan berikut ini antara lain adalah petunjuk umum
dalam mengelola korban bencana disamping untuk kegawatan sehari"hari.
'ungkin diperlukan modifikasi oleh pemegang komando bila dianggap diperlukan
perubahan.encana adalah setiap keadaan dimana jumlah pasien sakit atau cedera
melebihi kemampuan sistem gawat darurat yang tersedia dalam memberikan
perawatan adekuat secara cepat dalam usaha meminimalkan kecacadan atau
kematian (korban massal), dengan terjadinya gangguan tatanan sosial, sarana, prasarana (encana kompleks bila disertai ancaman keamanan). encana mungkin
disebabkan oleh ulah manusia atau alam. eberhasilan pengelolaan bencana
memerlukan perencanaan sistem pelayanan gawat darurat lokal, regional dan
nasional, pemadam kebakaran # rescue, petugas hukum dan masyarakat.
esiapan rumah sakit serta kesiapan pelayanan spesialistik harus disertakan
dalam mempersiapkan perencanaan bencana. Secara nasional kegiatan
penanggulangan gawat darurat sehari"hari maupun dalam bencana diatur dalam
Sistem Penanggulangan awat Darurat Terpadu (SPDT S#) yang harus
diterapkan oleh semua fihak termasuk masyarakat awam, dibagi kedalam
subsistem pra rumah sakit, rumah sakit dan antar rumah sakit.
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
3/13
Proses pengelolaan bencana diatur dalam Sistem omando encana. endali
biasanya ditangan akornas"P (anas) # Satkorlak"P # Satlak"P, namun bisa
juga pada penegak hukum seperti pada kasus kriminal # terorisme atau
penyanderaan. elompok lain bisa membantu pemegang kendali. *aringan
transportasi dan komunikasi antar instansi harus sudah dimiliki untuk mendapatkan
pengelolaan bencana yang berhasil.
Tingkat respons atas bencana.
+kan menentukan petugas dan sarana apa yang diperlukan ditempat kejadian
-espons Tingkat encana terbatas yang dapat dikelola oleh petugas sistim
gawat darurat dan penyelamat lokal tanpa memerlukan bantuan dari luar
organisasi.
-espons Tingkat encana yang melebihi atau sangat membebani petugas sistim
gawat darurat dan penyelamat lokal hingga membutuhkan pendukung sejenis serta
koordinasi antar instansi. has dengan banyaknya jumlah korban.
-espons Tingkat encana yang melebihi kemampuan sumber sistim gawat
darurat dan penyelamat baik lokal atau regional. orban yang tersebar pada
banyak lokasi sering terjadi. Diperlukan koordinasi luas antar instansi.
TRIASE.
Triase adalah proses khusus memilah pasien berdasar beratnya cedera atau
penyakit (berdasarkan yang paling mungkin akan mengalami perburukan klinis
segera) untuk menentukan prioritas perawatan gawat darurat medik serta prioritas
transportasi (berdasarkan ketersediaan sarana untuk tindakan). +rtinya memilih
berdasar prioritas atau penyebab ancaman hidup. Tindakan ini berdasarkan
prioritas +$D/ yang merupakan proses yang sinambung sepanjang pengelolaan
gawat darurat medik.
Proses triase inisial harus dilakukan oleh petugas pertama yang tiba # berada ditempat dan tindakan ini harus dinilai ulang terus menerus karena status
triase pasien dapat berubah. ila kondisi memburuk atau membaik, lakukan
retriase. Triase harus mencatat tanda !ital, perjalanan penyakit pra -S, mekanisme
cedera, usia, dan keadaan yang diketahui atau diduga membawa maut. Temuan
yang mengharuskan peningkatan pelayanan antaranya cedera multipel, usia
ekstrim, cedera neurologis berat, tanda !ital tidak stabil, dan kelainan jatung"paru
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
4/13
yang diderita sebelumnya. Sur!ei primer membantu menentukan kasus mana yang
harus diutamakan dalam satu kelompok triase (misal pasien obstruksi jalan nafas
dapat perhatian lebih dibanding amputasi traumatik yang stabil).
Di 0D, disaat menilai pasien, saat bersamaan juga dilakukan tindakan
diagnostik, hingga waktu yang diperlukan untuk menilai dan menstabilkan pasien
berkurang.Di institusi kecil, pra -S, atau bencana, sumber daya dan tenaga tidak
memadai hingga berpengaruh pada sistem triase. Tujuan triase berubah menjadi
bagaimana memaksimalkan jumlah pasien yang bisa diselamatkan sesuai dengan
kondisi. Proses ini berakibat pasien cedera serius harus diabaikan hingga pasien
yang kurang kritis distabilkan.
Triase dalam keterbatasan sumber daya sulit dilaksanakan dengan baik.
Saat ini tidak ada standard nasional baku untuk triase. 'etode triase yang
dianjurkan bisa secara '/TT+ (Triage tagging system) atau sistim triasePenuntun 1apangan ST+-T (Simple Triage +nd -apid Transportation).
Terbatasnya tenaga dan sarana transportasi saat bencana mengakibatkan kombinasi
keduanya lebih layak digunakan.
Tag Triase
Tag (label berwarna dengan form data pasien) yang dipakai oleh petugas
triase untuk mengindentifikasi dan mencatat kondisi dan tindakan medik terhadap
korban.
Triase an penge!o"pokan berasar Tagging.Prioritas 2ol (3itam) Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan tidak
mungkin diresusitasi.
Prioritas Pertama ('erah) Pasien cedera berat yang memerlukan penilaian
cepat serta tindakan medik dan transport segera untuk tetap hidup (misal gagal
nafas, cedera torako"abdominal, cedera kepala atau maksilo"fasial berat, shok atau
perdarahan berat, luka bakar berat).
Prioritas edua (uning) Pasien memerlukan bantuan, namun dengan
cedera yang kurang berat dan dipastikan tidak akan mengalami ancaman jiwa
dalam waktu dekat. Pasien mungkin mengalami cedera dalam jenis cakupan yang
luas (misal cedera abdomen tanpa shok, cedera dada tanpa gangguan respirasi,
fraktura mayor tanpa shok, cedera kepala atau tulang belakang leher tidak berat,
serta luka bakar ringan).
Prioritas etiga (3ijau) Pasien degan cedera minor yang tidak
membutuhkan stabilisasi segera, memerlukan bantuan pertama sederhana namun
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
5/13
memerlukan penilaian ulang berkala (cedera jaringan lunak, fraktura dan dislokasi
ekstremitas, cedera maksilo"fasial tanpa gangguan jalan nafas, serta gawat darurat
psikologis).Sebagian protokol yang kurang praktis membedakakan prioritas 4
sebagai.
Prioritas eempat (iru) yaitu kelompok korban dengan cedera atau
penyaki kritis dan berpotensi fatal yang berarti tidak memerlukan tindakan dan
transportasi, dan Prioritas elima (Putih)yaitu kelompok yang sudah pasti tewas.
ila pada -etriase ditemukan perubahan kelas, ganti tag # label yang sesuai dan
pindahkan kekelompok sesuai.
Triase Sisti" METTAG.
Pendekatan yang dianjurkan untuk memprioritasikan tindakan atas
korban. -esusitasi ditempat.
Triase Siste" Pen#nt#n Lapangan START.
erupa penilaian pasien 54 detik dengan mengamati !entilasi, perfusi, dan
status mental (-P' -6 status -espirasi 7 P 6 status Perfusi 7 ' 6 status 'ental)
untuk memastikan kelompok korban (la8imnya juga dengan tagging) yang
memerlukan transport segera atau tidak, atau yang tidak mungkin diselamatkan
atau mati. ni memungkinkan penolong secara cepat mengidentifikasikan korban
yang dengan risiko besar akan kematian segera atau apakah tidak memerlukan
transport segera. -esusitasi diambulans.
Triase Siste" Ko"binasi METTAG an START.Sistim '/TT+ atau sistim tagging dengan kode warna yang sejenis bisa
digunakan sebagai bagian dari Penuntun 1apangan ST+-T. -esusitasi di
ambulans atau di +rea Tindakan 0tama sesuai keadaan.
PENILAIAN DITEMPAT DAN PRI$RITAS TRIASE
ila jumlah korban serta parahnya cedera tidak melebihi kemampuan pusat pelayanan, pasien dengan masalah mengancam jiwa dan cedera sistem berganda
ditindak lebih dulu. ila jumlah korban serta parahnya cedera melebihi
kemampuan 9) dst dibawah algoritma
A!gorit"a Siste" START %
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
6/13
3itam 6 Deceased (Tewas) 7 'erah 6 mmediate (Segera), uning 6 Delayed
(Tunda) 7 3ijau 6 'inor.
Semua korban diluar algoritma diatas uning.
Disini tidak ada resusitasi dan $"spine control.
Satu pasien maks. 54 detik. Segera pindah kepasien berikut setelah tagging.
Pada sistem ini tag tidak diisi, kecuali jam dan tanggal. Diisi petugas berikutnya.
9) tenaga dan fasilitas pusat pelayanan, pasien dengan peluang hidup terbesardengan paling sedikit manghabiskan waktu, peralatan dan persediaan, ditindak
lebih dulu. etua Tim 'edik mengatur Sub Tim Triase dari Tim Tanggap Pertama
(:irst -esponders) untuk secara cepat menilai dan men tag korban. Setelah
pemilahan selesai, Tim Tanggap Pertama melakukan tindakan sesuai kode pada
tag.
(0mumnya tim tidak mempunyai tugas hanya sebagai petugas triase, namun juga
melakukan tindakan pasca triase setelah triase selesai).
;. Pertahankan keberadaan darah uni!ersal dan cairan.
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
7/13
>. enali dan tunjuk pada posisi berikut bila petugas yang mampu tersedia
" Petugas omando encana.
" Petugas omunikasi.
" Petugas /kstrikasi#ahaya.
" Petugas Triase Primer.
" Petugas Triase Sekunder.
" Petugas Perawatan.
" Petugas +ngkut atau Transportasi.
?. enali dan tunjuk area sektor bencana
" Sektor omando # omunikasi encana.
" Sektor Pendukung (ebutuhan dan Tenaga).
" Sektor encana.
" Sektor /kstrikasi # ahaya.
" Sektor Triase.
" Sektor Tindakan Primer." Sektor Tindakan Sekunder.
" Sektor Transportasi.
5. -encana Pasca ejadian encana
@. ritik Pasca 'usibah.
A. $SD ($ritical nsident Stress Debriefing).
Sektor Tindakan Sekunder bisa berupa Sektor Tindakan 0tama dimana korban
kelompok merah dan kuning yang menunggu transport dikumpulkan untuk lebih
mengefisienkan persedian dan tenaga medis dalam resusitasi"stabilisasi.
TINDAKAN DAN E&AKUASI MEDIK
Tim 'edik dari Tim Tanggap Pertama (bisa saja petugas yang selesai
melakukan triase) mulai melakukan stabilisasi dan tindakan bagi korban berdasar
prioritas triase, dan kemudian menge!akuasi mereka ke +rea Tindakan 0tama
sesuai kode prioritas. ode merah dipindahkan ke +rea Tindakan 0tama terlebihdahulu.
TRANSP$RTASI K$R'AN
oodinator Transportasi mengatur kedatangan dan keberangkatan serta
transportasi yang sesuai. oordinator Transportasi bekerjasama dengan
oordinator 'edik menentukan rumah sakit tujuan, agar pasien trauma serius
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
8/13
sampai kerumah sakit yang sesuai dalam periode emas hingga tindakan definitif
dilaksanakan pada saatnya. ngat untuk tidak membebani -S rujukan melebihi
kemampuannya. $egah pasien yang kurang serius dikirim ke -S utama. (*angan
pindahkan bencana ke -S).
PERIMETER
Perimeter Terluar.
'engontrol kegiatan keluar masuk lokasi. Petugas keamanan mengatur perimeter
sekitar lokasi untuk mencegah masyarakat dan kendaraan masuk kedaerah
berbahaya. Perimeter seluas mungkin untuk mencegah yang tidak berkepentingan
masuk dan memudahkan kendaraan gawat darurat masuk dan keluar.
(a!#r #nt#k Transport Korban
Petugas keamanan bersama petugas medis menetapkan perimeter sekitar
lokasi bencana yang disebut Bona Panas. Ditentukan jalur yang dinyatakan amanuntuk memindahkan korban ke perimeter kedua atau 8ona dimana berada +rea
Tindakan 0tama. Tidak seorangpun dii8inkan melewati perimeter Bona Panas
untuk mencegah salah menempatkan atau memindahkan pasien secara tidak aman
tanpa i8in. :aktor lain yang mempengaruhi kemantapan Bona Panas antaranya
lontaran material, api, jalur listrik, bangunan atau kendaraan yang tidak stabil atau
berbahaya.
Kea"anan.
'engamankan penolong dan korban. Petugas keamanan mengatur semua
kegiatan dalam keadaan aman bagi petugas rescue, pemadaman api, e!akuasi,
bahan berbahaya dll. ila petugas keamanan melihat keadaan berpotensi bahaya
yang bisa membunuh penolong atau korban, ia punya wewenang menghentikanatau merubah operasi untuk mecegah risiko lebih lanjut.
Semua anggota Tim Tanggap Pertama dapat bekerja bersama secara cepat dan
efektif dibawah satu sistem komando yang digunakan dan dimengerti, untuk
menyelamatkan hidup, untuk meminimalkan risiko cedera serta kerusakan.
PENILAIAN A)AL.
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
9/13
esuai D agnos k absolut dak d butuhkan un uk menindak keadaan kl ni k
ang diketakui pada awal proses a enaga e batas angan akukan u utan
angkah" angkah ur!ei p mer ondi pengancam wa diutamakan.
Penilaian awal mencakup protokol persiapan, triase, sur!ei primer,
r esusitasi"stabilisasi, sur!ei sekunder dan tindakan definitif atau transfer ke -S
s . i ti ti i t
i s ritis
y . il t t r j l r
l l s ri . si ji
S#r*ei Pri"er.
1angkah"langkahnya sebagai +$D/ (airway and $"spine control,
breathing, circulation and hemorrhage control, disability, e%posure#en!ironment).
*alan nafas merupakan prioritas pertama. Pastikan udara menuju paru"paru tidak
terhambat. Temuan kritis seperti obstruksi karena cedera langsung, edema, benda
asing dan akibat penurunan kesadaran. Tindakan bisa hanya membersihkan jalan
nafas hingga intubasi atau krikotiroidotomi atau trakheostomi. 2ilai pernafasan atas kemampuan pasien akan !entilasi dan oksigenasi.
Temuan kritis bisa tiadanya !entilasi spontan, tiadanya atau asimetriknya bunyi
nafas, dispnea, perkusi dada yang hipperresonans atau pekak, dan tampaknya
instabilitas dinding dada atau adanya defek yang mengganggu pernafasan.
Tindakan bisa mulai pemberian oksigen hingga pemasangan torakostomi pipa dan
!entilasi mekanik.
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
10/13
2ilai sirkulasi dengan mencari hipo!olemia, tamponade kardiak, sumber
perdarahan eksternal. 1ihat !ena leher apakah terbendung atau kolaps, apakah
bunyi jantung terdengar, pastikan sumber perdarahan eksternal sudah diatasi.
Tindakan pertama atas hipo!olemia adalah memberikan -1 secara cepat melalui <
kateter C besar secara perifer di ekstremitas atas. ontrol perdarahan eksternal
dengan penekanan langsung atau pembedahan, dan tindakan bedah lain sesuai
indikasi.
Tetapkan status mental pasien dengan $S dan lakukan pemeriksaan
motorik. Tentukan adakah cedera kepala atau kord spinal serius. Periksa ukuran
pupil, reaksi terhadap cahaya, kesimetrisannya. $edera spinal bisa diperiksa
dengan mengamati gerak ekstremitas spontan dan usaha bernafas spontan. Pupil
yang tidak simetris dengan refleks cahaya terganggu atau hilang serta adanya
hemiparesis memerlukan tindakan atas herniasi otak dan hipertensi intrakranial
yang memerlukan konsultasi bedah saraf segera.
Tidak adanya gangguan kesadaran, adanya paraplegia atau kuadriplegiamenunjukkan cedera kord spinal hingga memerlukan kewaspadaan spinal dan
pemberian metilprednisolon bila masih A jam sejak cedera (kontro!ersial). ila
usaha inspirasi terganggu atau diduga lesi tinggi kord leher, lakukan intubasi
endotrakheal.
Tahap akhir sur!ei primer adalah eksposur pasien dan mengontrol
lingkungan segera. uka seluruh pakaian untuk pemeriksaan lengkap. Pada saat
yang sama mulai tindakan pencegahan hipotermia yang iatrogenik biasa terjadi
diruang ber +$, dengan memberikan infus hangat, selimut, lampu pemanas, bila
perlu selimut dengan pemanas.
Prosedur lain adalah tindakan monitoring dan diagnostik yang dilakukan
bersama sur!ei primer. Pasang lead /$ dan monitor !entilator, segera pasang
oksimeter denyut. 'onitor memberi data penuntun resusitasi. Setelah jalan nafas
aman, pasang pipa nasogastrik untuk dekompresi lambung serta mengurangi
kemungkinan aspirasi cairan lambung. atater :oley kontraindikasi bila urethra
cedera (darah pada meatus, ekimosis skrotum # labia major, prostat terdorong
keatas). 1akukan urethrogram untuk menyingkirkan cedera urethral sebelumkateterisasi.
RESUSITASI DAN PENILAIAN K$MPREHENSI+
+ase Res#sitasi.
Sepanjang sur!ei primer, saat menegakkan diagnosis dan melakukan
inter!ensi, lanjutkan sampai kondisi pasien stabil, tindakan diagnosis sudah
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
11/13
lengkap, dan prosedur resusitatif serta tindakan bedah sudah selesai. 0saha ini
termasuk kedalamnya monitoring tanda !ital, merawat jalan nafas serta bantuan
pernafasan dan oksigenasi bila perlu, serta memberikan resusitasi cairan atau
produk darah.Pasien dengan cedera multipel perlu beberapa liter kristaloid dalam
jam untuk mempertahankan !olume intra!askuler, perfusi jaringan dan organ
!ital, serta keluaran urin. erikan darah bila hipo!olemia tidak terkontrol oleh
cairan. Perdarahan yang tidak terkontrol dengan penekanan dan pemberian produk
darah, operasi. Titik capai resusitasi adalah tanda !ital normal, tidak ada lagi
kehilangan darah, keluaran urin normal 4,?"; cc#kg#jam, dan tidak ada bukti
disfungsi end"organ. Parameter (kadar laktat darah, defisit basa pada gas darah
arteri) bisa membantu.
S#r*ei Sek#ner.
:ormalnya dimulai setelah melengkapi sur!ei primer dan setelah memulai fase
resusitasi. Pada saat ini kenali semua cedera dengan memeriksa dari kepala hingga jari kaki. 2ilai lagi tanda !ital, lakukan sur!ei primer ulangan secara cepat untuk
menilai respons atas resusitasi dan untuk mengetahui perburukan. Selanjutnya cari
riwayat, termasuk laporan petugas pra -S, keluarga, atau korban lain.
ila pasien sadar, kumpulkan data penting termasuk masalah medis sebelumnya,
alergi dan medikasi sebelumnya, status immunisasi tetanus, saat makan terakhir,
kejadian sekitar kecelakaan. Data ini membantu mengarahkan sur!ei sekunder
mengetahui mekanisme cedera, kemungkinan luka bakar atau cedera karena suhu
dingin (cold injury), dan kondisi fisiologis pasien secara umum.
Pe"eriksaan +isik 'er#r#tan.Diktum jari atau pipa dalam setiap lubang mengarahkan pemeriksaan. Periksa
setiap bagian tubuh atas adanya cedera, instabilitas tulang, dan nyeri pada palpasi.
Periksa lengkap dari kepala hingga jari kaki termasuk status neurologisnya.
PEMERIKSAAN PEN,ITRAAN DAN LA'$RAT$RIUM. Pemeriksaan
radiologis memberikan data diagnostik penting yang menuntun penilaian awal.
Saat serta urutan pemeriksaan adalah penting namun tidak boleh mengganggu
sur!ei primer dan resusitasi. Pastikan hemodinamik cukup stabil saat membawa
pasien keruang radiologi.
Pe"eriksaan Laboratori#" saat peni!aian a-a!.
Paling penting adalah jenis dan %"match darah yang harus selesai dalam
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
12/13
mungkin tidak tampak hingga mobilisasi otogen cairan ekstra!askuler atau
pemberian cairan resusitasi C dimulai.
0rinalisis dipstick untuk menyingkirkan hematuria tersembunyi. Skrining urin
untuk penyalahguna obat dan alkohol, serta glukosa, untuk mengetahui penyebab
penurunan kesadaran yang dapat diperbaiki. Pada kebanyakan trauma, elektrolit
serum, parameter koagulasi, hitung jenis darah, dan pemeriksaan laboratorium
umum lainnya kurang berguna saat ;"< jam pertama dibanding setelah stabilisasi
dan resusitasi.
PENUTUP.
ndonesia adalah super market bencana. Semua petugas medis bisa terlibat dalam
pengelolaan bencana. Semua petugas wajib melaksanakan Sistim omando
encana dan berpegang pada SPDT"S# pada semua keadaan gawat darurat
medis baik dalam keadaan bencana atau sehari"hari. Semua petugas harus waspada
dan memiliki pengetahuan sempurna dalam peran khusus dan pertanggung" jawabannya dalam usaha penyelamatan pasien.
arena banyak keadaan bencana yang kompleks, dianjurkan bahwa semua petugas
harus berperan"serta dan menerima pelatihan tambahan dalam pengelolaan
bencana agar lebih terampil dan mampu saat bencana sebenarnya.
RU(UKAN.
;. Seri PPD. Penanggulangan Penderita awat Darurat # eneral /mergency 1ife
Support (/1S). Sistem Penanggulangan awat Darurat Terpadu (SPDT).
$etakan etiga. Direktorat *enderal ina Pelayanan 'edik Departemen esehatan
-..
-
8/17/2019 pelayanan emergensi
13/13
5. 'ultiple $asualty nsidents. +!ailable at
http##www.!gernet.net#bkand# s tate#multiple.html.
http://www.vgernet.net/bkand/state/multiple.htmlhttp://www.vgernet.net/bkand/state/multiple.htmlhttp://www.vgernet.net/bkand/state/multiple.htmlhttp://www.vgernet.net/bkand/state/multiple.html