Pedoman Akuntansi Berbasis Akrual
KMEN
DAFTAR ISI Kata Pengantar
Daftar Isi
Pedoman Akuntansi Aset LancarPedoman Akuntansi Aset TetapPedoman Akuntansi Aset LainnyaPedoman Akuntansi Kewajiban
Pedoman Akuntansi Pendapatan
Pedoman Akuntansi BebanPEDOMAN
AKUNTANSI
ASET LANCARBAB 1KAS DI BENDAHARA PENGELUARAN1. Kas di Bendahara PengeluaranSaldo Kas di Bendahara Pengeluaran terdiri dari kas tunai dan kas di rekening pengeluaran. Sebagai bagian dari pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran, bendahara pengeluaran wajib menyetorkan sisa uang persediaan/tambahan uang persediaan paling lambat pada hari kerja terakhir di bulan terakhir tahun anggaran. Bukti setoran sisa uang persediaan/tambahan uang persediaan harus dilampirkan sebagai bukti pertanggungjawaban. Apabila masih terdapat uang persediaan yang belum disetorkan ke Kas Negara sampai dengan tanggal Neraca, maka harus dilaporkan sebagai Kas di Bendahara Pengeluaran.Beberapa transaksi terkait Kas di Bendahara Pengeluaran, sebagai berikut:
a. Transaksi Penyediaan Uang Persediaan
Transaksi uang persediaan ditandai dengan adanya permintaan Uang Persediaan dari Perwakilan , setelah penerbitan SP2D, maka pada saat terbit SP2D akan dicatat:AkunKeteranganDebitKredit
111611Kas Bendahara PengeluaranXXX
219511Uang Muka KPPNXXX
Ket: Jurnal otomatis SAIBAb. Transaksi Penggantian Uang Persediaan (GUP)
Hanya mencatat besaran jumlah Penggantian Uang Persediaan sesuai SP2D, maka pencatatannya adalah:
AkunKeteranganDebitKredit
51XXXXBeban PegawaiXXX
5XXXXXBeban XXXXXX
139111Aset Tetap yang belum diregisterXXX
581919Beban Lain LainXXX
313111Ditagihkan ke Entitas LainXXX
Ket: Jurnal otomatis SAIBAc. Transaksi Pengembalian Uang Persediaan apabila Satker mengajukan penggantian belanja dengan menerbitkan SPM GU Nihil dan KPPN telah menerbitkan SP2D Nihil maka pencatatannya sesuai SP2D (Jurnal otomatis bentukan SAIBA) adalah
AkunKeteranganDebitKredit
51XXXXBeban PegawaiXXX
313111Ditagihkan ke Entitas LainXXX
Apabila sisa uang persediaan telah dikembalikan ke Kas Negara, maka perekaman sesuai SSBP adalah:AkunKeteranganDebitKredit
219511Uang Muka dari KPPNXXX
111611Kas di Bendahara PengeluaranXXX
BAB 2PIUTANG BUKAN PAJAK2. Piutang Bukan PajakPendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) diatur berdasarkan UU tentang PNBP. Berdasarkan UU tersebut masing-masing Kementerian Negara/Lembaga (K/L) dialokasikan penerimaan pendapatan yang diestimasikan harus diterima dalam suatu tahun anggaran, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing K/L. Dalam praktiknya PNBP tersebut diterima terlebih dahulu oleh K/L yang bersangkutan atau langsung disetorkan ke Kas Negara.
Piutang Bukan Pajak adalah piutang yang berasal dari penerimaan negara bukan pajak yang belum dilunasi sampai dengan akhir periode laporan keuangan. Di tahun-tahun sebelumnya, yang termasuk Piutang Bukan Pajak di Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri khususnya Laporan Keuangan Satker Perwakilan RI di Luar Negeri terdiri atas Saldo Cicilan BPPR (Cicilan 2 bulan TPLN, Deposit Sewa Rumah dan Deposit Mobil), Saldo Cicilan Permenlu 04 dan Deposit Sewa Gedung namun dengan pemberlakukan Sistem Akuntansi Basis Akrual, Piutang Bukan Pajak di Kementerian Luar Negeri terdiri atas Saldo Cicilan BPPR (Cicilan 2 bulan TPLN, Deposit Sewa Rumah dan Deposit Mobil), Saldo Cicilan Permenlu 04, sementara Deposit Sewa Gedung akan diklasifikasikan sebagai Aset Lainnya.A. SALDO CICILAN BPPR (BEBAN PUSAT PERSEKOT RESMI) MINUSPembuatan Jurnal akan dilakukan per Semester.JURNAL STANDAR 1) Pada saat pembentukan Piutang (ketika Perwakilan membayarkan pinjaman BPPR (Minus) pada Home Staff) menggunakan dana UP/TUP (Kas Bendahara Pengeluaran)AkunKeteranganDebitKredit
115211Piutang Bukan PajakXXX
111611Kas Bendahara PengeluaranXXX
Ket: menggunakan kurs tengah BI (tanggal transaksi)
Pada saat Satker Perwakilan menerima penggantian BPPR (Minus) dari Kantor Pusat:AkunKeteranganDebitKredit
111611Kas Bendahara PengeluaranXXX
391121Ekuitas Transaksi LainnyaXXX
Ket: pencatatan nilai jurnal penggantian dari Pusat sesuai dengan nilai rupiah pada saat Satker Perwakilan meminjamkan BPPR2) Pada saat penerimaan cicilan BPPR
Pencatatan atas penerimaan tersebut dilakukan pada aplikasi SIMKEU (sesuai bukti transaksi). Berdasarkan data SIMKEU, Bendahara Pengeluaran akan melakukan pencatatan pada Buku Pembantu Pendapatan sesuai bukti transaksi (formulir terlampir). Bendahara Pengeluaran akan melakukan penyetoran dalam nominal USD ke Kas Negara melalui Kantor Pusat (dengan melampirkan rincian penyetoran PNBP). Bendahara Penerima Kantor Pusat akan melakukan penyetoran ke Kas Negara sesuai kurs pada tanggal penyetoran. Bukti SSBP atas penyetoran tersebut akan disampaikan ke Perwakilan.Jurnal pada saat terbit SSBP:AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas LainXXXX
423XXXPendapatan XXXXXXX
Keterangan:
1. Jurnal diatas terbentuk otomatis di SAIBA
2. Akun Pendapatan disesuaikan dengan jenis transaksi yang terjadi di Perwakilan3. Penghitungan selisih kurs dilakukan pada saat pelunasan Piutang oleh Home StaffIlustrasi Tanggal 31 Desember 2014 pada Perwakilan XXX terdapat Saldo Cicilan BPPR dengan kurs tengah BI sebesar US$. 10.500 eq. Rp.130.620.000 dengan kurs tengah BI sebesar Rp. 12.440 yang terdiri dari:
a. Saldo Cicilan TPLN US$. 7000b. Saldo Cicilan Persekot Mobil US$. 1500c. Saldo Cicilan Deposit Sewa Rumah US$. 2000Pada Tanggal 25 Januari 2015 diterima cicilan BPPR sebesar US$. 4400, terdiri atas:
a. Cicilan TPLN sebesar US$. 3000b. Cicilan Persekot Mobil sebesar US$. 750c. Cicilan Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 650Disetor ke Pusat pada tanggal 26 Januari 2015, diterima oleh Pusat dan disetorkan ke kas negara pada 28 Januari 2015. SSBP terbit pada 28 Januari 2015 dengan kurs Rp. 13.600.Pada Tanggal 10 Februari, terdapat pinjaman BPPR untuk Home Staff a.n Kadek yang baru datang sebesar US$. 14.000 yang terdiri atas:
a. 2 bulan TPLN sebesar US$. 7000
b. Deposit Mobil sebesar US$. 5000
c. Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 2000
Dengan kurs tengah BI pada tanggal transaksi sebesar Rp. 13.200Perwakilan XXX mengajukan Penggantian BPPR ke Pusat, dan mendapatkan penggantian pada tanggal 28 Februari 2015.
Pada Tanggal 25 Februari 2015 diterima cicilan BPPR sebesar US$. 2900, terdiri atas:
a. Cicilan TPLN sebesar US$. 2000
b. Cicilan Persekot Mobil sebesar US$. 500
c. Cicilan Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 400
Disetor ke Pusat pada tanggal 26 Februari 2015, diterima oleh Pusat dan disetorkan ke kas negara pada 28 Februari 2015. SSBP terbit pada 28 Februari 2015 dengan kurs Rp. 13.250.Pada Tanggal 25 Maret 2015 diterima cicilan BPPR sebesar US$. 4300, terdiri atas:
a. Cicilan TPLN sebesar US$. 2350b. Cicilan Persekot Mobil sebesar US$. 500c. Cicilan Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 1450Disetor ke Pusat pada tanggal 26 Maret 2015, diterima oleh Pusat dan disetorkan ke kas negara pada 28 Maret 2015. SSBP terbit pada 28 Maret 2015 dengan kurs Rp. 13.400Tanggal 25 April 2015 diterima cicilan BPPR sebesar US$.1100, terdiri atas:
a. Cicilan TPLN sebesar US$. 350
b. Cicilan Persekot Mobil sebesar US$. 250
c. Cicilan Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 500
Disetor ke Pusat pada tanggal 27 April 2015, diterima oleh Pusat dan disetorkan ke kas negara pada 28 April 2015. SSBP terbit pada 30 April 2015 dengan kurs Rp. 13.500Tanggal 25 Mei 2015 diterima cicilan BPPR sebesar US$.1100, terdiri atas:
a. Cicilan TPLN sebesar US$. 350
b. Cicilan Persekot Mobil sebesar US$. 250
c. Cicilan Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 500
Disetor ke Pusat pada tanggal 27 Mei 2015, diterima oleh Pusat dan disetorkan ke kas negara pada 28 April 2015. SSBP terbit pada 30 April 2015 dengan kurs Rp. 13.600
Tanggal 25 Juni 2015 diterima cicilan BPPR sebesar US$.1100, terdiri atas:
a. Cicilan TPLN sebesar US$. 350
b. Cicilan Persekot Mobil sebesar US$. 250
c. Cicilan Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 500
Disetor ke Pusat pada tanggal 27 Juni 2015, diterima oleh Pusat dan disetorkan ke kas negara pada 28 Juni 2015. SSBP terbit pada 30 Juni 2015 dengan kurs Rp. 13.700Tanggal 25 Juli 2015 diterima cicilan BPPR sebesar US$.1100, terdiri atas:
a. Cicilan TPLN sebesar US$. 350
b. Cicilan Persekot Mobil sebesar US$. 250
c. Cicilan Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 500
Disetor ke Pusat pada tanggal 27 Juli 2015, diterima oleh Pusat dan disetorkan ke kas negara pada 28 Juli 2015. SSBP terbit pada 30 Juli 2015 dengan kurs Rp. 13.200
Tanggal 25 Agustus 2015 diterima cicilan BPPR sebesar US$.1100, terdiri atas:
a. Cicilan TPLN sebesar US$. 350
b. Cicilan Persekot Mobil sebesar US$. 250
c. Cicilan Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 500
Disetor ke Pusat pada tanggal 27 Agustus 2015, diterima oleh Pusat dan disetorkan ke kas negara pada 28 Agustus 2015. SSBP terbit pada 30 Agustus 2015 dengan kurs Rp. 13.550Tanggal 25 September 2015 diterima cicilan BPPR sebesar US$.1100, terdiri atas:
a. Cicilan TPLN sebesar US$. 350
b. Cicilan Persekot Mobil sebesar US$. 250
c. Cicilan Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 500
Disetor ke Pusat pada tanggal 27 September 2015, diterima oleh Pusat dan disetorkan ke kas negara pada 28 September 2015. SSBP terbit pada 30 September 2015 dengan kurs Rp. 13.420
Tanggal 25 Oktober 2015 diterima cicilan BPPR sebesar US$.1100, terdiri atas:
a. Cicilan TPLN sebesar US$. 350
b. Cicilan Persekot Mobil sebesar US$. 250
c. Cicilan Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 500
Disetor ke Pusat pada tanggal 27 Oktober 2015, diterima oleh Pusat dan disetorkan ke kas negara pada 28 Oktober 2015. SSBP terbit pada 30 Oktober 2015 dengan kurs Rp. 13.330Tanggal 25 November 2015 diterima cicilan BPPR sebesar US$.1100, terdiri atas:
a. Cicilan TPLN sebesar US$. 350
b. Cicilan Persekot Mobil sebesar US$. 250
c. Cicilan Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 500
Disetor ke Pusat pada tanggal 27 November 2015, diterima oleh Pusat dan disetorkan ke kas negara pada 28 November 2015. SSBP terbit pada 30 November 2015 dengan kurs Rp. 13.250Tanggal 25 Desember 2015 diterima cicilan BPPR sebesar US$.1100, terdiri atas:
a. Cicilan TPLN sebesar US$. 350
b. Cicilan Persekot Mobil sebesar US$. 250
c. Cicilan Deposit Sewa Rumah sebesar US$. 500
Disetor ke Pusat pada tanggal 27 Desember 2015, diterima oleh Pusat dan disetorkan ke kas negara pada 28 Desember 2015. SSBP terbit pada 30 Desember 2015 dengan kurs Rp. 14.000Pada tanggal 31 Desember 2015, sisa saldo piutang bukan pajak sebesar US$. 3500 Dengan kurs tengah BI sebesar Rp. 14.000, yang merupakan Saldo cicilan 2 bln TPLN sebesar US$. 3.500.Jurnal pembentukan
Bulan Februari
(Kadek)AkunKeteranganDebitKredit
115211Piutang Bukan Pajak184.800.000
111611Kas Bendahara Pengeluaran184.800.000
Jurnal pada saat menerima penggantian dari Kantor Pusat dengan menggunakan kurs pada saat peminjaman:
AkunKeteranganDebitKredit
111611Kas Bendahara Pengeluaran184.800.000
391121Ekuitas Transaksi Lainnya184.800.000
Jurnal Cicilan
Bulan Januari (terbit SSBP)AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas Lain59.840.000
423239Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri59.840.000
Ket: Jurnal terbentuk otomatis dari aplikasi SAIBA
Ilustrasi1. Januari 2015, terdapat setoran SSBP sebesar Rp59.840.000 yang terdiri dari :
a. Pelunasan BPPR Aris sebesar US$1.500 eqv. Rp20.400.000 (kurs Rp13.600). b. Cicilan BPPR Nita sebesar US$2.900 eqv. Rp39.440.000Jurnal Pada saat penerbitan SSBP
AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas Lain59.840.000
423239Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri59.840.000
Ket: Jurnal otomatis SAIBAJurnal koreksi
a. Pencatatan selisih kurs terealisasi atas pelunasan cicilan BPPR Aris
AkunKeteranganDebitKredit
423239Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri1.740.000
423943Pendapatan dari Selisih Kurs yang Terealisasi1.740.000
Ket: Selisih antara Saldo awal cicilan BPPR Aris bulan Januari sebesar Rp18.660.000 dengan jumlah Cicilan BPPR Aris (sesuai SSBP) pada bulan Januari sebesar Rp20.400.000.b. Pencatatan atas Koreksi Piutang
AkunKeteranganDebitKredit
423239Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri58.100.000
115211Piutang Bukan Pajak58.100.000
Ket: Selisih antara nilai total SSBP cicilan BPPR Bulan Januari dengan selisih kurs terealisasi pelunasan BPPR pada bulan Januari.
2. Pada bulan Maret 2015, terdapat setoran SSBP sebesar Rp57.620.000 yang terdiri dari:
a. Pelunasan BPPR Nita sebesar US$3.200 eqv. Rp 42.880.000 (kurs Rp13.400). b. Cicilan BPPR Kadek sebesar US$1.100 eqv. Rp14.740.000 (kurs Rp13.400).Pada saat penerbitan SSBP
AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas Lain57.620.000
423239Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri57.620.000
Jurnal koreksi
a. Pencatatan selisih kurs terealisasi atas pelunasan cicilan BPPR NitaAkunKeteranganDebitKredit
423239Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri8.785.000
423943Pendapatan dari Selisih Kurs yang Terealisasi8.785.000
Ket: Selisih antara Saldo awal cicilan BPPR Nita bulan Januari sebesar Rp111.960.000 yang sudah dikurangi cicilan bulan Jan-Feb sebesar Rp. 77.865.000 kemudian dikurangi dengan jumlah Cicilan BPPR Nita saat pelunasan bulan maret sebesar Rp.44.880.000b. Pencatatan atas Koreksi Piutang (koreksi atas penerbitan SSBP)AkunKeteranganDebitKredit
423239Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri48.835.000
115211Piutang Bukan Pajak48.835.000
Ket: Selisih antara nilai total SSBP cicilan BPPR Bulan Januari-Feb dengan selisih kurs terealisasi pelunasan BPPR pada bulan maret.
3. Kondisi Akhir Tahun
Pada bulan Desember 2015, terdapat sisa saldo cicilan BPPR Kadek sebesar US$3.500 (kurs tengah BI Rp14.000) eqv. Rp.49.000.000.
Nilai pinjaman BPPR Kadek sebesar US$14.000 eqv. Rp184.800.000 (kurs tengah Rp.13.200).Total Cicilan BPPR Kadek sepanjang 2015 sebesar Rp141.632.500.
Nilai saldo cicilan BPPR (sesuai kartu pengawasan BPPR) sebesar Rp.184.800.000 Rp141.632.500 = Rp.43.167.500.Sehingga nilai selisih kurs yang belum terealisasi sebesar Rp49.000.000 Rp43.167.500 = Rp5.832.000
Jurnal Pencatatan selisih kurs yang belum terealisasiAkunKeteranganDebitKredit
115211Piutang Bukan Pajak5.832.000
491111Pendapatan Selisih Kurs yang Belum Terealisasi5.832.000
B. SALDO CICILAN PERMENLU 04Saldo cicilan Permenlu 04 pada Satker Perwakilan merupakan kategori macet (belum lunas hingga saat ini) sehingga pencatatan saldo cicilan Permenlu 04 tersebut hanya mencatat nilai selisih kurs per semester.Jurnal StandarPencatatan nilai selisih kurs terhadap saldo cicilan Permenlu 04 yang belum dilunasiAkunKeteranganDebitKredit
115211Piutang Bukan PajakXXX
491111Pendapatan Selisih Kurs yang Belum TerealisasiXXX
Ilustrasi:
Pada Perwakilan XXX tanggal 31 Desember 2014 terdapat saldo Piutang Bukan Pajak sebesar US$. 500 eq. Rp. 6.220.000 (kurs tengah BI Rp. 12.440).
Pada tanggal 30 Juni 2015, nilai saldo cicilan permenlu 04 sebesar US$. 500 eq. 6.850.000 (kurs tengah BI Rp. 13.700).
Nilai Piutang per 30 Juni 2015 =
saldo cicilan permenlu 04 per 30 Juni 2015 sebesar US$. 500 = Rp. 6.850.000
saldo cicilan permenlu 04 TA 2014 sebesar US$. 500 = Rp. 6.220.000
Rp.630.000Jurnal Penyesuaian atas nilai Piutang pada tanggal 30 Juni 2015 adalah sbb :
AkunKeteranganDebitKredit
115211Piutang Bukan Pajak630.000
491111Pendapatan Selisih Kurs yang Belum Terealisasi630.000
2.Penyisihan Piutang Bukan PajakPiutang di neraca harus terjaga agar nilainya sama dengan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value). Agar nilai piutang tetap menggambarkan nilai bersih yang dapat direalisasikan, maka piutang-piutang (sebagian atau seluruhnya) yang diperkirakan tidak tertagih perlu disisihkan dari pos piutang. Metode untuk menghitung piutang yang tidak tertagih adalah metode pencadangan/penyisihan piutang tidak tertagih (allowance method).
Metode ini mengestimasi besarnya piutang-piutang yang tidak akan tertagih dan kemudian mencatat dan menyajikan nilai estimasi tersebut sebagai penyisihan piutang tidak tertagih, yang mengurangi nilai piutang bruto. Beban yang timbul atas pembentukan penyisihan piutang tidak tertagih tersebut pada akhir periode pelaporan dicatat sebagai beban penyisihan piutang tidak tertagih dan disajikan pada LO. Penyisihan piutang tidak tertagih akan menyesuaikan nilai pos piutang pada neraca menjadi sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value). Penyisihan piutang diperhitungkan dan dibukukan dengan periode yang sama timbulnya piutang, sehingga dapat menggambarkan nilai yang betul-betul diharapkan dapat ditagih. Penyisihan piutang yang kemungkinan tidak tertagih dapat diprediksi berdasarkan pengalaman masa lalu dengan melakukan analisis terhadap saldo-saldo piutang yang masih outstanding. Penyisihan piutang tidak tertagih dapat dilakukan berdasarkan umur piutang atau dari jumlah yang ditetapkan. Pemilihan dasar penyisihan ini hendaknya didasarkan pada hasil analisis atas data, pengalaman historis, maupun kebijakan dan upaya yang ditempuh pemerintah dalam menetapkan dan menagih piutang.Penyisihan piutang tak tertagih bukan merupakan penghapusan piutang. Penghapusan piutang diatur dalam Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah. Dengan demikian, nilai penyisihan piutang tak tertagih akan disajikan di neraca, selama piutang pokok masih tercantum atau belum dihapuskan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penyisihan piutang hendaknya dibuat aturannya terlebih dahulu. Jumlah yang disisihkan sebagai piutang tak tertagih menjadi unsur pengurang jumlah piutang dalam laporan keuangan, sehingga nilai piutang mencerminkan nilai yang dapat ditagih. Untuk kelengkapan informasi, jumlah piutang asal (nominal), jumlah penyisihan dan dasar penyisihannya seyogyanya dijelaskan dalam CaLK.Penghitungan nilai Penyisihan Piutang Bukan Pajak pada Kementerian Luar Negeri diklasifikasikan sebagai berikut :
1. 0.5% atau 5 per mil dari saldo cicilan BPPR
2. 100% dari saldo cicilan Permenlu 04
JURNAL STANDARUntuk nilai Penyisihan yang berkurang akibat adanya pembayaran atas saldo piutang (cicilan BPPR atau cicilan Permenlu 04) :AkunKeteranganDebitKredit
116211Penyisihan Piutang tidak TertagihXXX
423999Estimasi Pendapatan Anggaran Lain-lainXXX
Untuk nilai penyisihan piutang yang bertambah:
AkunKeteranganDebitKredit
594211Beban Penyisihan Piutang Tidak TertagihXXX
116211Penyisihan Piutang tidak TertagihXXX
Ilustrasi:
Pada 31 Desember 2014, Nilai Piutang Bukan Pajak pada Perwakilan XXX adalah sebesar US$.11.000 yang terdiri atas saldo cicilan BPPR Sebesar US$.10.500 dan nilai saldo cicilan Permenlu 04 sebesar US$.500 dengan nilai kurs tengah BI sebesar Rp. 12.440. Dengan nilai penyisihan piutang sebesar Rp.6.904.200. Pada 31 Desember 2015, nilai piutang bukan pajak Perwakilan XXX adalah sebesar US$.4000 yang terdiri atas saldo cicilan BPPR sebesar US$.3500 dan saldo cicilan Permenlu 04 sebesar US$. 500 dengan nilai kurs tengah BI sebesar Rp. 14.000. Penghitungan Penyisihan Piutang:
Nilai Penyisihan Piutang saldo cicilan BPPR per 31 Desember 2015
(US$.3500 x Rp. 14.000) x 0.5% = Rp. 245.000
Nilai Penyisihan Piutang cicilan permenlu 04 per 31 Desember 2015
(US$. 500 x Rp. 14.000) x 100% = Rp. 7.000.000
Jurnal Penyesuaian atas nilai Penyisihan Piutang Cicilan Saldo BPPR adalah sbb:AkunKeteranganDebitKredit
116211Penyisihan Piutang tidak Tertagih130.375.000
423999Estimasi Pendapatan Anggaran Lain-lain130.375.000
Jurnal Penyesuaian atas nilai Penyisihan Piutang Cicilan Permenlu 04 adalah sbb:AkunKeteranganDebitKredit
594211Beban Penyisihan Piutang Tidak Tertagih780.000
116211Penyisihan Piutang tidak Tertagih780.000
Catatan:
1. Kartu Pengawasan Piutang wajib dikirimkan oleh Perwakilan RI di LN ke Pusat cq. Bagian Perhitungan Anggaran, Biro Keuangan setiap Triwulan.
BAB 3PERSEDIAAN2.PersediaanPersediaan adalah Aset Lancar dalam bentuk barang atau Perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. (Standar Akuntansi Pemerintahaan Pernyataan no. 5) PSAP No. 5.Belanja Persediaan menggunakan akun akun dibawah ini
AKUNURAIAN
521811Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi
521812Belanja Barang Persediaan Amunisi
521813Belanja Barang Persediaan Pita Cukai, Meterai dan Leges
521821Belanja Barang Persediaan bahan baku
521822Belanja Barang Persediaan barang dalam proses
521831Belanja Barang Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga
521832Belanja Barang Persediaan Lainnya
523112Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Gedung dan Bangunan
523123Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
526111Belanja Tanah Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
526112Belanja Peralatan Dan Mesin Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
526113Belanja Gedung Dan Bangunan Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
526114Belanja Jalan, Irigasi Dan Jaringan Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
526115Belanja Barang Fisik Lainnya Untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda
526211Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi Untuk Diserahkan Kepada Pemerintah Daerah
526212Belanja Barang Penunjang Tugas Pembantuan Untuk Diserahkan Kepada Pemerintah Daerah
526311Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada Masyarakat/Pemda
Jurnal Standar :a.Saat mencatat nilai persediaan sesuai SP2D (Jurnal otomatis yang terbentuk di SAIBA)AkunKeteranganDebitKredit
117911Persediaan yang belum diregisterXXX
313111Ditagihkan ke Entitas LainXXX
b. Saat mencatat nilai persediaan ketika barang diterima (sesuai BAST) (Jurnal otomatis terbentuk pada aplikasi persediaan)AkunKeteranganDebitKredit
1171xxPersediaan XXX
117911Persediaan yang belum diregisterXXX
c. Saat mencatat persediaan yang telah digunakan (Jurnal otomatis terbentuk pada Aplikasi Persediaan)AkunKeteranganDebitKredit
593111Beban Persediaan KonsumsiXXX
1171xxPersediaan XXX
Ilustrasi:
Perwakilan X melakukan pembelian persediaan berupa Alat Tulis Kantor senilai Rp. 100.000,00.
a.Saat mencatat nilai persediaan sesuai SP2D (Jurnal otomatis terbentuk di SAIBA)AkunKeteranganDebitKredit
117911Persediaan yang belum diregisterRp. 100.000,00
313111Ditagihkan ke Entitas LainRp. 100.000,00
b.Saat mencatat nilai persediaan ketika barang diterima (sesuai BAST) pada aplikasi persediaan.AkunKeteranganDebitKredit
117111Persediaan Barang KonsumsiRp. 100.000,00
117911Persediaan yang belum diregisterRp. 100.000,00
Ket:Dengan dilakukan proses pengiriman ADK SIMAK BMN ke aplikasi SAIBA maka Akun Persediaan yang belum diregister otomatis akan hilang.
Perwakilan telah menggunakan Persediaan berupa Alat Tulis Kantor senilai Rp. 80.000,00.
c.Saat mencatat nilai Persediaan yang dipakai pada aplikasi persediaanAkunKeteranganDebitKredit
593111Beban Persediaan KonsumsiRp. 80.000,00
117111Persediaan Barang KonsumsiRp. 80.000,00
Alur Persediaan pada Laporan Keuangan :
Perwakilan RI X memiliki Saldo awal Persediaan per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 300.000, sehingga muncul pada neraca awal Perwakilan seperti dilihat dibawah ini:
Neraca Awal
PersediaanRp. 300.000,00
EkuitasRp. 300.000,00
Neraca Percobaan
PersediaanRp. 320.000,00
Beban PersediaanRp. 80.000,00
Laporan Operasional
PendapatanRp. 0,00
Defisit/SurplusRp. (80.000,00)
Mutasi Persediaan
Persediaan AwalRp. 300.000,00
Perolehan PersediaanRp. 100.000,00
Penggunaan PersediaanRp. (80.000,00)
Persediaan AkhirRp. 320.000,00
Laporan Perubahan Ekuitas
Ekuitas AwalRp. 300.000,00
Surplus/Defisit (LO)Rp. (80.000,00)
Transaksi antar EkuitasRp. 100.000,00
Ekuitas AkhirRp. 320.000,00
Neraca Akhir
PersediaanRp. 320.000,00
EkuitasRp. 320.000,00
Persediaan belum diregisterAkun Persediaan belum diregister (117911) akan muncul jika :
1. Telah diterbitkan SP2D atas belanja Persediaan, Perwakilan telah menginput nilai SP2D tersebut pada SAIBA tetapi Perwakilan belum menginput nilai persediaan pada aplikasi persediaan sehingga ketika dilakukan rekon dengan SIMAK maka akan muncul akun Persediaan belum diregister pada debet karena barang Persediaan belum diterima.
AkunKeteranganDebitKredit
117911Persediaan yang belum diregisterRp. 100.000,00
313111Ditagihkan ke Entitas LainRp. 100.000,00
2. Perwakilan telah menerima barang persediaan tetap belum dapat menginput nilai persediaan dalam SAIBA dikarenakan belum diterimanya SP2D, sehingga akan muncul akun Persediaan belum diregister pada kredit. AkunKeteranganDebitKredit
117111Persediaan Barang KonsumsiRp. 100.000,00
117911Persediaan yang belum diregisterRp. 100.000,00
3. Terdapat pembelian Persediaan dengan mengunakan akun 521111/521211 tetapi tidak menggunakan Akun Persediaan pada SAIBA (akun 521811) dikarenakan belum melakukan revisi POK DIPA. Hal ini akan memunculkan akun Persediaan belum diregister pada kredit.Keterangan Tambahan : Berdasarkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI No. S-970/PB/2014 tanggal 29 Desember 2014 perihal Perubahan Akun Belanja Barang Persediaan dan Rencana Penerapan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Berbasis Akrual yang diberlakukan sejak Januari tahun 2015. Ilustrasi: Perwakilan X melakukan pembelian persediaan konsumsi Rp100.000,00. Perwakilan belum melakukan revisi POK DIPA sehingga pencatatan persediaan masih menggunakan akun 521111. Ketika Perwakilan mencatat persediaan berdasarkan nilai SP2D maka pada aplikasi SAIBA akan terbentuk Jurnal secara otomatis:
AkunKeteranganDebitKredit
521111Beban Keperluan PerkantoranRp. 100.000,00
313111Ditagihkan pada Entitas LainRp. 100.000,00
Perwakilan lalu melakukan pencatatan nilai persediaan tersebut pada aplikasi Persediaan, sehingga terbentuk jurnal :AkunKeteranganDebitKredit
117111Persediaan Barang KonsumsiRp. 100.000,00
117911Persediaan yang belum diregisterRp. 100.000,00
Selanjutnya, Perwakilan menggunakan persediaan tersebut (alat tulis kantor) sebesar Rp.50.000,00. Maka Jurnal otomatis pada aplikasi persediaan terbentuk:AkunKeteranganDebitKredit
593111Beban Persediaan KonsumsiRp. 50.000,00
117111Persediaan Barang KonsumsiRp. 50.000,00
Hal tersebut akan membentuk pencatatan beban double pada Laporan Operasional yaitu Beban Persediaan dan Beban Persediaan Konsumsi senilai Rp. 150.000,00. Maka untuk menghilangkan Persediaan yang belum diregister dan pencatatan double Beban Persediaan, perlu dilakukan Jurnal secara manual pada SAIBA :
AkunKeteranganDebitKredit
117911Persediaan yang belum diregisterRp. 100.000,00
521111Beban Keperluan PerkantoranRp. 100.000,00
Catatan:
Pencatatan nilai persediaan pada aplikasi persediaan dilakukan berdasarkan harga perolehan barang paling akhir dibeli. Hal ini akan mengakibatkan data yang tersaji pada akhir periode tidak menggambarkan nilai rill dari persediaan. Ilustrasi:Pada Perwakilan X terdapat saldo awal Persediaan Kertas A4 5 rim @ 10.000,00. Pada tahun berjalan terdapat pembelian Kertas A4 di bulan Januari sebesar 10 rim @ 10.000,00 dan pada bulan Februari terdapat pembelian Kertas A4 sebanyak 10 rim @ 12.500,00. Maka untuk Jurnal Persediaan tersebut adalah:
Pada bulan Januari, tercatat jurnal saldo awal persediaan
AkunKeteranganDebitKredit
117111Persediaan Barang KonsumsiRp. 50.000,00
391111EkuitasRp. 50.000,00
Ket: 5 rim @ 10.000,00 = Rp. 50.000,00Pada bulan Januari, Perwakilan membeli 10 rim sehingga nilai SP2D yang dicatat akan memunculkan jurnal otomatis di SAIBA:AkunKeteranganDebitKredit
117111Persediaan Barang KonsumsiRp. 100.000,00
313111Ditagihkan ke Entitas LainRp. 100.000,00
Ket: 10 rim @ 10.000,00 = Rp. 100.000,00
Laporan Persediaan pada bulan Januari adalah sebesar Rp. 150.000,00 dengan rincian sbb:
Saldo Awal
5 rim x 10.000,00 = 50.000,00
Pembelian bulan Januari
10 rim x 10.000,00 = 100.000,00
150.000,00Pada bulan Februari, Perwakilan membeli 10 rim sehingga nilai SP2D yang dicatat akan memunculkan jurnal otomatis di SAIBA:AkunKeteranganDebitKredit
117111Persediaan Barang KonsumsiRp. 125.000,00
313111Ditagihkan ke Entitas LainRp. 125.000,00
Ket: 10 Rim@ 12.500,00 = Rp. 125.000,00 Laporan Persediaan pada bulan Februari adalah sebesar Rp. 312.500,00
Rincian sebagai berikut:
Saldo Awal
5 rim x 12.500,00 = 62.500,00
Pembelian bulan Januari
10 rim x 12.500,00 = 125.000,00Pembelian bulan Februari 10 rim x 12.500,00 = 125.000,00
312.500,00 Nilai Satuan per rim naik menjadi @12.500 dikarenakan mengikuti harga persediaan yang dibeli terakhir di bulan Februari. Jurnal Penyesuaian yang terjadi adalah
AkunKeteranganDebitKredit
117111Persediaan Rp. 62.500,00
313111Koreksi EkuitasRp. 62.500,00
PEDOMAN
AKUNTANSI
ASET TETAPBAB 1ASET TETAPPengertian Aset TetapAset Tetap merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan atau dimanfaat kepada masyarakat umum. Aset Tetap diperoleh dari pembelian/pengadaan, sewa beli (leasing), Hibah maupun transfer masuk.
JURNAL STANDARI. Pembelian/Pengadaan Aset
a. Pembelian/Pengadaan Tunai
Pembelian/Pengadaan Tunai merupakan pengadaan aset tetap yang diperoleh secara tunai, dimana hak atas kepemilikan aset tetap langsung berpindah dari pihak ketiga ke entitas pada saat pembayaran dilakukan. Pembelian/Pengadaan Tunai dibukukan dalam aplikasi SAIBA berdasarkan SP2D. Jurnal otomatis SAIBA adalah sebagai berikut:
Pembelian /Pengadaan Tunai juga dibukukan dalam aplikasi SIMAK berdasarkan SP2D. Jurnal otomatis SIMAK adalah sebagai berikut:
b. Pembelian/Pengadaan Bertahap
Pembelian/Pengadaan Bertahap merupakan pengadaan aset tetap yang diperoleh dengan menggunakan termin pembayaran (Bertahap), dimana hak atas kepemilikan aset tetap akan berpindah dari pihak ketiga ke entitas pada saat pelunasan pembayaran dilakukan. Pembelian/Pengadaan Bertahap dibukukan dalam aplikasi SAIBA saat tahapan pembayaran dilakukan. Jurnal bentukan otomatis SAIBA untuk setiap pelunasan pembayaran adalah sebagai berikut:
Pembelian/Pengadaan bertahap dibukukan dalam aplikasi SIMAK hanya pada saat dilakukannya pelunasan terakhir. Nilai yang dibukukan adalah nilai total perolehan aset (Total pembayaran dari tahap I). Jurnal bentukan SIMAK adalah sebagai berikut:
Dalam prosesnya, dapat terjadi kondisi tertentu yang menyebabkan pembayaran tidak dilakukan sesuai kontrak hingga akhir tahun anggaran karena berbagai alasan. Pelunasan dilakukan pada tahun berikutnya. Maka terhadap pembayaran yang telah dicatat dilakukan penyesuaian pada akhir tahun pada SIMAK (menggunakan menu KDP) sebagai berikut:
Jurnal tahun berikutnya saat dilakukannya pelunasan pembayaran. Dicatat di aplikasi SAIBA dan SIMAK sebagai berikut:
Jurnal bentukan otomatis SAIBA
Pada aplikasi SIMAK, pelunasan terakhir di catat sebagai KDP, dengan jurnal bentukan otomatis SIMAK sebagai berikut:
Aset di akui pada saat pelunasan pembayaran yang terakhir dilakukan (muncul otomatis di SIMAK), hanya perlu di klik di menu KDP.
Ket: Nilai sesuai total perolehan aset II. Sewa Beli (Leasing)
Sewa Beli merupakan perjanjian sewa menyewa selama jangka waktu tertentu dengan pembayaran sewa berkala, di akhir masa sewa terjadi perpindahan kepemilikan atas aset dari pihak ketiga pada entitas.
Pencatatan dilakukan pada saat pelunasan pembayaran sewa untuk pertama kalinya sesuai nilai sewa bulanan dan didasarkan pada SP2D. Jurnal bentukan SAIBA adalah sebagai berikut:
Untuk sisa utang sewa beli (total nilai sewa beli dikurangi pelunasan sewa untuk pertama kalinya) dilakukan penyesuaian pada SAIBA sebagai berikut (jurnal manual):
Pada aplikasi SIMAK dicatat sebagai aset tetap dengan nilai total sewa beli, dengan jurnal bentukan SIMAK sebagai berikut:
Ket: Nilai nya sesuai nilai total perolehan aset, langsung diakui sebagai aset tetap
Pada saat pembayaran sewa beli (cicilan) tahap 2 dan seterusnya, selain jurnal otomatis bentukan saiba, juga dilakukan jurnal penyesuaian manual sebagai berikut
Ket: Nilai yang dimunculkan sesuai nilai di SP2DContoh Soal:Perwakilan A memiliki kontrak sewa beli Gedung senilai Rp 120.000.000 untuk jangka waktu 5 tahun dengan cicilan perbulan Rp.2.000.000. Pada tanggal 02 Februari dilakukan pembayaran pertama dan SP2D terbit pada tanggal 10 februari.
Mencatat nilai gedung sebesar Rp.120.000.000
Jurnal Otomatis dari Input SP2D di SAIBAAkunKeteranganDebitKredit
133211Gedung yang belum diregisterRp. 2.000.000
313111Ditagihkan ke Entitas LainRp. 2.000.000
Sesuai dengan aset yang diperoleh
Jurnal Penyesuaian di SAIBA untuk mencatat hutang sewa beli
AkunKeteranganDebitKredit
133211Gedung yang belum diregisterRp. 118.000.000
222211Utang Sewa BeliRp. 118.000.000
Sesuai dengan aset yang diperoleh
Jurnal otomatis bentukan SIMAK untuk mencatat Gedung sesuai nilai kontrak
AkunKeteranganDebitKredit
133111Gedung dan BangunanRp. 120.000.000
139XXXAset tetap yang belum diregisterRp. 120.000.000
Jurnal otomatis bentukan SAIBA, dilakukan untuk pembayaran kedua dan seterusnya sampai ke 60.
AkunKeteranganDebitKredit
133211Gedung yang belum diregisterRp. 2.000.000
313111Ditagihkan ke entitas lainnyaRp. 2.000.000
Jurnal Penyesuaian di SAIBA untuk mencatat pembayaran sewa/pelunasan hutang sewa beli
AkunKeteranganDebitKredit
222111Hutang Sewa BeliRp. 2.000.000
133211Gedung yang belum diregisterRp. 2.000.000
Ket: Jurnal manual dilakukan tiap kali pembayaran saat terbit SP2D atau dapat juga dilakukan per semester III. Hibah
Hibah merupakan perpindahan hak atas suatu aset dari satu entitas ke entitas lainnya tanpa melibatkan pembayaran.
Jurnal otomatis bentukan SIMAK pada saat terjadinya hibah
AkunKeteranganDebitKredit
13XXXXAset TetapXXX
XXXXXX*Pengesahan dari hibah lainnyaXXX
Ket: Nilai nya sesuai BAST (berita acara serah terima barang)
* Akun akan diusulkan dan pastikan lagi jurnal bentukan SIMAK untuk Hibah.IV.Transfer Masuk
Transfer Masuk merupakan perpindahan hak atas suatu aset antar satker dalam suatu entitas.Jurnal otomatis bentukan SIMAKAkunKeteranganDebitKredit
13XXXXAset TetapXXX
313221Transfer MasukXXX
AkunKeteranganDebitKredit
313221Transfer MasukXXX
137XXXAkumulasi penyusutan aset tetapXXX
Ket: Nilainya sesuai nilai perolehan di SIMAK Satker pemberiV.PENGHAPUSAN PENCATATAN 1. Transfer KeluarJurnal otomatis bentukan SIMAKAkunKeteranganDebitKredit
313211Transfer KeluarXXX
13XXXXAset tetapXXX
AkunKeteranganDebitKredit
137XXXXAkumulasi penyusutan aset tetapXXX
313211Transfer KeluarXXX
2. Penghentian PenggunaanJurnal otomatis bentukan SIMAKAkunKeteranganDebitKredit
135121Aset tetap lainnyaXXX
13XXXXAset tetapXXX
AkunKeteranganDebitKredit
137411Akumulasi penyusutan aset tetap lainnyaXXX
137XXXAkumulasi Penyusutan aset tetapXXX
3.PenghancuranJurnal otomatis bentukan SIMAKAkunKeteranganDebitKredit
596111Beban kerugian pelepasan asetXXX
166112Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahanXXX
AkunKeteranganDebitKredit
169122Akumulasi peny. Aset tetap yang tidak digunakan dalam operasi pemerintahanXXX
596111Beban kerugian pelepasan asetXXX
4.Penghapusan kendaraan dinas dengan metode lelang
Jurnal bentukan otomatis SAIBA pada saat lelang telah terjadi, dicatat berdasarkan SSBP yang diterima
AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari entitas lainnyaXXX
423129Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN lainnyaXXX
Mencatat selisih hasil penjualan dengan nilai buku aset yang dilelang
AkunKeteranganDebitKredit
423129Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN lainnyaXXX
596111Beban kerugian pelepasan asetXXX
Mencatat nilai perolehan aset yang dilelang (Jurnal otomatis bentukan SIMAK BMN)
AkunKeteranganDebitKredit
596111Beban kerugian pelepasan asetXXX
13XXXXAset tetap/aset tetap lainnyaXXX
Ket: nilai yang dicatat adalah nilai perolehan aset yang dilelang dan akumulasi penyusutan atas aset dimaksudAkunKeteranganDebitKredit
169122Akumulasi Peny. Aset TetapXXX
596111Beban kerugian pelepasan asetXXX
Jurnal Standar Penyesuaian pada Akhir Tahun, digunakan apabila terdapat pendapatan atas penjualan aset yang belum disetorkan ke pusat. Jurnal yang dilakukan dapat dilihat di bab pendapatanBAB 2ASET TAK BERWUJUDPengertian Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud adalah aset nonkeuangan yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset ini sering dihubungkan dengan hasil kegiatan entitas dalam menjalankan tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan serta sebagian diperoleh dari proses pengadaan dari luar entitas. Definisi ATB mensyaratkan bahwa ATB harus memenuhi kriteria dapat diidentifikasi, dikendalikan oleh entitas, dan mempunyai potensi manfaat ekonomi masa depan. Definisi ATB mensyaratkan bahwa ATB harus memenuhi kriteria dapat diidentifikasi, dikendalikan oleh entitas, dan mempunyai potensi manfaat ekonomi masa depan.
JENIS-JENIS ASET TAK BERWUJUD
ATB yang dimiliki dan/atau dikuasai pemerintah dapat dibedakan berdasarkan: jenis sumber daya, cara perolehan, dan masa manfaat. Berdasarkan jenis sumber daya, ATB dapat berupa:
a. Software komputer
Software komputer meliputi beberapa aset tak berwujud yang dapat disimpan dalam berbagai media penyimpanan seperti flash disk, compact disk, disket, pita, dan media penyimpanan lainnya serta memiliki masa manfaat lebih dari 1 tahun. Software komputer yang masuk dalam kategori ATB adalah software yang bukan merupakan bagian tak terpisahkan dari hardware komputer tertentu. Jadi software ini dapat digunakan di komputer lain. Oleh karena itu software komputer sepanjang memenuhi definisi dan kriteria pengakuan merupakan ATB.
b. Lisensi dan franchise Lisensi dapat diartikan memberi izin. Pemberian lisensi dilakukan jika ada pihak yang memberi lisensi dan pihak yang menerima lisensi, melalui sebuah perjanjian. Dapat juga merupakan pemberian izin dari pemilik barang/jasa kepada pihak yang menerima lisensi untuk menggunakan barang atau jasa yang dilisensikan. Franchise merupakan perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa.
c. Hak Paten dan Hak CiptaHak Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri Invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ayat 1) Hak cipta adalah hak eksklusif Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengatur penggunaan hasil penuangan gagasan atau informasi tertentu. Hak cipta merupakan "hak untuk menyalin suatu ciptaan". Hak cipta memungkinkan pemegang hak tersebut untuk membatasi penggandaan tidak sah atas suatu ciptaan. Pada umumnya, hak cipta memiliki masa berlaku tertentu yang terbatas. Hak cipta berlaku pada berbagai jenis karya seni atau karya cipta atau ciptaan. Hak-hak tersebut pada dasarnya diperoleh karena adanya kepemilikan kekayaan intelektual, pengetahuan teknis, suatu cipta karya yang dapat menghasilkan manfaat bagi entitas. Hak ini dapat mengendalikan pemanfaatan aset tersebut dan membatasi pihak lain yang tidak berhak untuk memanfaatkannya. Oleh karena itu Hak Paten dan Hak Cipta sepanjang memenuhi definisi dan kriteria pengakuan merupakan ATB. d. Hasil kajian/pengembangan yang memberikan manfaat jangka panjang
Hasil kajian/pengembangan yang memberikan manfaat jangka panjang adalah suatu kajian atau pengembangan yang memberikan manfaat ekonomis dan/atau sosial di masa yang akan datang yang dapat diidentifikasi sebagai aset. Apabila hasil kajian tidak dapat diidentifikasi dan tidak memberikan manfaat ekonomis dan/atau sosial maka tidak dapat diakui sebagai ATB. e. ATB yang mempunyai nilai sejarah/budaya Film dokumenter, misalkan, dibuat untuk mendapatkan kembali naskah kuno/alur sejarah/rekaman peristiwa lalu yang pada dasarnya mempunyai manfaat ataupun nilai bagi pemerintah ataupun masyarakat. Hal ini berarti film tersebut mengandung nilai tertentu yang dapat mempunyai manfaat di masa depan bagi pemerintah. Film/Karya Seni/Budaya dapat dikategorikan dalam heritage ATB. f. ATB dalam Pengerjaan Suatu kegiatan perolehan ATB dalam pemerintahan, khususnya yang diperoleh secara internal, sebelum selesai dikerjakan dan menjadi ATB, belum memenuhi salah satu kriteria pengakuan aset yaitu digunakan untuk operasional pemerintah. Namun dalam hal ini seperti juga aset tetap, aset ini nantinya juga diniatkan untuk digunakan dalam pelaksanaan operasional pemerintahan, sehingga dapat diakui sebagai bagian dari ATB. Berdasarkan cara perolehan, ATB dapat berasal dari:
a. Pembelian
Pembelian ATB dapat dilakukan secara terpisah (individual) maupun secara gabungan. Hal ini akan berpengaruh pada identifikasi ATB serta pengukuran biaya perolehan.
b. Pengembangan secara internal
ATB dapat diperoleh melalui kegiatan pengembangan yang dilakukan secara internal oleh suatu entitas. Perolehan dengan cara demikian akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tentang identifikasi kegiatan yang masuk lingkup riset serta kegiatan-kegiatan yang masuk lingkup pengembangan yang memenuhi definisi dan kriteria pengakuan ATB sehingga dapat dikapitalisasi menjadi harga perolehan ATB.
c. Pertukaran
ATB dapat diperoleh melalui pertukaran dengan aset yang dimiliki oleh suatu entitas lain.
d. Kerjasama
Pengembangan suatu ATB yang memenuhi definisi dan kriteria pengakuan dapat dilakukan melalui kerjasama oleh dua entitas atau lebih. Hak dan kewajiban masing-masing entitas harus dituangkan dalam suatu perjanjian, termasuk hak kepemilikan atas ATB yang dihasilkan. Entitas yang berhak sesuai ketentuan yang akan mengakui kepemilikan ATB yang dihasilkan, sementara entitas yang lain cukup mengungkapkan hak dan kewajiban yang menjadi tanggungjawabnya atas ATB tersebut.
e. Donasi/hibah
ATB, dapat berasal dari donasi atau hibah, misalnya suatu perusahaan software memberikan software kepada suatu instansi pemerintah untuk digunakan tanpa adanya imbalan yang harus diberikan.
f. Warisan Budaya/Sejarah (intangible heritage assets)
Pemerintah dapat memiliki ATB yang berasal dari warisan sejarah, budaya, atau lingkungan masa lalu. Aset ini pada umumnya dipegang oleh instansi pemerintah dengan maksud tidak semata-mata untuk menghasilkan pendapatan, namun ada alasan-alasan lain kenapa aset ini dipegang oleh pemerintah, misalnya karena mempunyai nilai sejarah dan untuk mencegah penyalahgunaan hak atas aset ini oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Suatu entitas harus mengidentifikasi dan mengakui aset warisan ini sebagai ATB jika definisi dan kriteria pengakuan atas ATB telah terpenuhi.
Berdasarkan masa manfaat, ATB dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. ATB dengan umur manfaat terbatas (finite life) Umur manfaat ATB dalam kelompok ini dapat dibatasi dari umur atau banyaknya unit produk yang dihasilkan, yang didasarkan pada harapan entitas untuk menggunakan aset tersebut, atau faktor hukum atau faktor ekonomis mana yang lebih pendek. b. ATB dengan umur manfaat yang tak terbatas (indefinite life)
Dari berbagai faktor relevan yang ada, ATB tertentu diyakini tidak mempunyai batas-batas periode untuk memberikan manfaat kepada entitas. Oleh karena itu, atas ATB yang mempunyai umur manfaat yang tak terbatas, harus dilakukan reviu secaraberkala untuk melihat kemampuan aset tersebut dalam memberikan manfaat. JURNAL STANDAR PEMBELIAN
4. Pada Aplikasi SAIBA, dibukukan berdasarkan SP2D, bentuk jurnal otomatis bentukan SAIBA adalah sebagai berikut:
5. Pada Aplikasi SIMAK, dibukukan berdasarkan SP2D, jurnal otomatis bentukan SIMAk adalah sebagai berikut:
ILUSTRASI
Pada tanggal 17 Maret 2015, Perwakilan AAA membeli software antivirus senilai US$500.00. SP2D atas pembelian tersebut dikeluarkan pada tanggal 6 April 2015 dengan nilai Rp7.000.000,-
Jurnal otomatis SAIBA:
Jurnal otomatis SIMAK:
BAB 3PENYUSUTAN/AMORTISASI1. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Penyusutan Aset Tetap dilakukan pada akhir semester I dan Semester II.
JURNAL STANDARPada aplikasi SIMAK, penyusutan dilakukan dengan cara mengklik menu penyusutan, jurnal bentukan otomatis di SIMAK adalah sebagai berikut:
ILUSTRASI
Tanggal 30 Juni 2015, Perwakilan BBB memiliki Kendaraan dinas sejumlah Rp1.000.000.000,-Penyusutan semester I tahun 2015 adalah sebesar Rp2.000.000,-.
Jurnal bentukan otomatis SIMAK
2. Amortisasi Aset Tak Berwujud
Amortisasi Aset Tak Berwujud adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tak berwujud. Amortisasi Aset tak berwujud dilakukan pada akhir semester I dan Semester II.
JURNAL STANDARPada aplikasi SIMAK, amortisasi dilakukan dengan cara mengklik menu penyusutan, jurnal bentuk SIMAK adalah sebagai berikut:
ILUSTRASIPada tanggal 30 Juni 2015, Perwakilan BBB melakukan amortisasi atas software yang dibeli pada tanggal 17 Maret 2015. Nilai amortisasi semester I TA 2015 adalah Rp.1.750.000,-.
Jurnal bentukan otomatis SIMAK
PEDOMAN
ASET LAINNYABAB 1DANA CADANGAN PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI1.KAS BESI Dana Kas Besi adalah dana yang disediakan pada Perwakilan RI di luar negeri untuk keperluan berjaga-jaga terhadap keadaan/kejadian yang mungkin timbul. Dana Kas Besi diprioritaskan untuk membiayai Perwakilan apabila Uang Persediaan (UP) mengalami keterlambatan dan untuk keperluan belanja mengikat lainnya (seperti sewa gedung, biaya langganan utilities, gaji pegawai setempat, dll). Dana Kas Besi juga digunakan untuk menutupi PFK Minus, BPJ Minus dan BPPR Minus. Dasar hukum : SK Menteri Keuangan no. S-1621/Mk.03/1990JURNAL STANDARa. Jurnal pada saat peminjaman Dana Kas Besi AkunKeteranganDebitKredit
111824Kas Lainnya dari Reklasifikasi Kas BesiXXX
163211Kas Besi di Perwakilan RI di Luar NegeriXXX
b. Jika terdapat pengembalian dana kas besi
AkunKeteranganDebitKredit
163211Kas Besi di Perwakilan RI di Luar NegeriXXX
111824Kas Lainnya dari Reklasifikasi Kas BesiXXX
c. Jurnal Selisih Untung atas Kas Besi PerwakilanAkunKeteranganDebitKredit
163211Kas Besi di Perwakilan RI di Luar NegeriXXX
491111Keuntungan Selisih Kurs yang belum terealisasiXXX
d. Jurnal jika Selisih Rugi atas Kas Besi PerwakilanAkunKeteranganDebitKredit
596211Kerugian selisih kurs yang belum terealisasiXXX
163211Kas Besi di Perwakilan RI di Luar NegeriXXX
Ilustrasi 1 (Kas Besi) :
Pagu Kas Besi Perwakilan RI XXX sebesar US$.100.000. Saldo Kas Besi sesuai Bank Statement per 31 Desember 2014 sebesar Rp.622.000.000,- eq. US$50.000 (kurs tengah BI pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp.12.440). Pinjaman sebesar US$50.000 digunakan untuk menutupi BPPR(US$20.000) dan PFK Minus (US$30.000) pada akhir tahun.
Pengembalian diawal tahun nilai $ 50.000 dengan kurs 1 USD = 13.000
AkunKeteranganDebitKredit
111824Kas Lainnya dari Reklasifikasi Kas Besi650.000.000
39111xEkuitas Lainnya650.000.000
Pada bulan Januari 2015, Perwakilan RI XXX meminjam dana Kas Besi sebesar US$25.000 eqv. Rp325.000.000 (kurs tengah BI pada tanggal transaksi sebesar Rp13.000) karena belum menerima UP dari Pusat.
Pada bulan Maret 2015, Perwakilan RI XXX mengembalikan dana Kas Besi sebesar US$25.000 eqv. Rp 337.500.000 (kurs tengah BI pada tanggal transaksi sebesar Rp.13.500).
Pada bulan Juni 2015, Perwakilan RI XXX mengembalikan dana Kas Besi sebesar US$20.000 eqv. Rp 276.000.000 yang digunakan untuk menutupi BPPR Minus (kurs tengah BI pada tanggal transaksi sebesar Rp.13.800).Pada bulan September 2015, Perwakilan RI XXX meminjam dana Kas Besi sebesar US$20.000 eqv. Rp280.000.000 yang digunakan untuk menutupi BPJ Minus (kurs tengah BI pada tanggal transaksi sebesar Rp.14.000).Pada bulan Desember 2015, Saldo Kas Besi sesuai Bank Statement sebesar US$50.000 eqv.Rp 710.000.000 (kurs tengah BI pada tanggal transaksi sebesar Rp.14.200).a. Jurnal Peminjaman Kas Besi bulan Januari 2015
AkunKeteranganDebitKredit
111824Kas Lainnya dari Reklasifikasi Kas Besi325.000.000
163211Kas Besi di Perwakilan RI di Luar Negeri325.000.000
b. Jurnal Pengembalian Dana Kas Besi bulan Maret 2015AkunKeteranganDebitKredit
163211Kas Besi di Perwakilan RI di Luar Negeri337.500.000
111824Kas Lainnya dari Reklasifikasi Kas Besi337.500.000
c.Jurnal Pengembalian Dana Kas Besi bulan Juni 2015 AkunKeteranganDebitKredit
163211Kas Besi di Perwakilan RI di Luar Negeri276.000.000
111824Kas Lainnya dari Reklasifikasi Kas Besi276.000.000
d.Jurnal Peminjaman Dana Kas Besi bulan September 2015 AkunKeteranganDebitKredit
163211Kas Besi di Perwakilan RI di Luar Negeri280.000.000
111824Kas Lainnya dari Reklasifikasi Kas Besi280.000.000
e.Jurnal Selisih Untung atas Kas Besi Perwakilan (per 31 Desember 2015)AkunKeteranganDebitKredit
163211Kas Besi di Perwakilan RI di Luar Negeri79.500.000
491111Keuntungan Selisih Kurs yang belum terealisasi79.500.000
BAB 2ASET REKLASIFIKASI UP/TUPAset Reklasifikasi UP/TUPAset Reklasifikasi UP/TUP terdiri atas:
a. PFK Minus (PFK yang belum selesai)b. BPJ Minus (BPJ yang belum mendapatkan penggantian dari pusat)Untuk BPPR Minus (BPPR yang belum mendapatkan penggantian dari Pusat), perlakuannya dibahas pada BAB Piutang Bukan Pajak.A.PFK Minus (menggunakan UP)Pembukuan yang sifatnya sementara atas beban pengeluaran yang mengikat dan mendesak untuk diselesaikan. Karena sifatnya sementara, maka PFK dibukukan pada BAS Pihak Ketiga hingga diselesaikan dengan tuntas. PFK diijinkan secara selektif oleh Pusat (vide Kawat Sekjen No 050672 Tahun 2005).JURNAL STANDAR1. Apabila terdapat nilai PFK Minus dari Tahun Anggaran sebelumnya dan masih belum selesai TA berjalan. Maka Jurnal pencatatan akhir tahun (per 31 Desember) hanya mencatat keuntungan/kerugian selisih kurs.Jurnal mencatat keuntungan selisih kurs
AkunKeteranganDebitKredit
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran PFK MinusXXX
491111Keuntungan Selisih kurs belum tereralisasiXXX
Jurnal mencatat kerugian selisih kurs
AkunKeteranganDebitKredit
596211Kerugian Selisih Kurs Belum TerealisasiXXX
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran PFK MinusXXX
2.Apabila terdapat nilai PFK Minus dari Tahun Anggaran sebelumnya dan dapat diselesaikan pada Tahun Anggaran berjalan.Maka Jurnal otomatis aplikasi Saiba (merekam sesuai tanggal SP2D)
AkunKeteranganDebitKredit
5XXXXXBeban XXXXXX
313111Ditagihkan ke Entitas LainXXX
Jurnal Penyesuaian
AkunKeteranganDebitKredit
111611Kas di Bendahara Pengeluaran UPXXX
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran PFK MinusXXX
AkunKeteranganDebitKredit
391119Koreksi Lainnya XXX
5XXXXXBeban XXXXXX
3.Pada saat terjadinya PFK Minus pada TA berjalan AkunKeteranganDebitKredit
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran PFK MinusXXX
111611Kas di Bendahara Pengeluaran UPXXX
Ket : menggunakan kurs tengah BI tanggal transaksiKondisi Akhir Tahun Anggaran:
Jurnal Penyesuaian per 31 Desember (jika PFK belum dapat diselesaikan)AkunKeteranganDebitKredit
5XXXXXBeban XXXXXX
21211XBeban Yang Masih Harus DibayarXXX
Pencatatan selisih kurs per 31 Desember (jika PFK belum dapat diselesaikan)AkunKeteranganDebitKredit
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran PFK MinusXXX
491111Keuntungan Selisih Kurs yang belum terealisasiXXX
Ket : apabila tercatat keuntungan
AkunKeteranganDebitKredit
596211Kerugian Selisih Kurs Belum TerealisasiXXX
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran PFK MinusXXX
Ket : apabila tercatat kerugian
Ilustrasi
Pada bulan Desember 2014, Perwakilan X memiliki saldo aset reklasifikasi UP/TUP berupa PFK Minus sebesar US$2.000 eqv. Rp24.880.000, yang terdiri atas TPLN Home Staff.Pada bulan Agustus 2015, terdapat pembentukan PFK Minus Belanja Pegawai sebesar US$5.000 eqv.Rp.66.000.000 (kurs Rp.13.200) yang terdiri dari:
TPLN Home Staff US$2.500 eq. Rp.33.000.000TSR Home Staff US$1.000 eq. 13.200.000Restitusi Pengobatan US$1.500 eq. 19.800.000Pada Bulan Desember 2015, Perwakilan X menerima ABT yang digunakan untuk mendefinitifkan PFK Minus TA 2014 sebesar US$2.000. Sisa PFK Minus Perwakilan X pada akhir tahun 2015 sebesar US$5.000. (Kurs tengah BI Rp14.000)
Penyelesaian:
1. Mencatat pembentukan PFK Minus Belanja Pegawai bulan Agustus 2015AkunKeteranganDebitKredit
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran PFK Minus66.000.000
111611Kas di Bendahara Pengeluaran UP66.000.000
2. Jurnal otomatis aplikasi Saiba (merekam sesuai tanggal SP2D)
AkunKeteranganDebitKredit
511145Beban TPLN Home Staff PNS (staff di LN)24.880.000
313111Ditagihkan ke Entitas Lain24.880.000
Jurnal Penyesuaian atas terbitnya SP2D
AkunKeteranganDebitKredit
111611Kas di Bendahara Pengeluaran UP24.880.000
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran PFK Minus24.880.000
3. Kondisi Akhir tahun
Jurnal Penyesuaian per 31 Desember (jika PFK belum dapat diselesaikan)
AkunKeteranganDebitKredit
511145Beban TPLN Home Staff PNS (staff di LN)33.000.000
21211XBeban Yang Masih Harus Dibayar33.000.000
AkunKeteranganDebitKredit
511141Beban Tunjangan Sewa Rumah PNS (staff di LN)13.200.000
21211XBeban Yang Masih Harus Dibayar13.200.000
AkunKeteranganDebitKredit
511142Beban Restitusi Pengobatan PNS (staff di LN)19.800.000
21211XBeban Yang Masih Harus Dibayar19.800.000
4. Pencatatan selisih kurs per 31 Desember (jika PFK belum dapat diselesaikan)
AkunKeteranganDebitKredit
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran PFK Minus4.000.000
491111Keuntungan Selisih Kurs yang belum terealisasi4.000.000
B. BPJ MinusBeban Pusat Perjalanan Dinas (BPJ Minus) merupakan anggaran yang disediakan untuk membiayai penampungan sementara pegawai yang baru tiba dan biaya perjalanan bagi pegawai yang ditugaskan melaksanakan perjalanan dinas dengan seijin pusat.Dasar Hukum: Himpunan Peraturan No 19 Tahun 2004JURNAL STANDAR1.Apabila terdapat nilai BPJ Minus dari Tahun Anggaran sebelumnya dan masih belum selesai TA berjalanMaka Jurnal penyesuaian pada akhir tahun berjalan (per 31 Desember) hanya mencatat keuntungan/kerugian selisih kurs
Jurnal mencatat keuntungan selisih kurs
AkunKeteranganDebitKredit
166313Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran BPJ MinusXXX
491111Keuntungan Selisih Kurs yang belum terealisasiXXX
Jurnal mencatat kerugian selisih kurs
AkunKeteranganDebitKredit
596211Kerugian Selisih Kurs Belum TerealisasiXXX
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran BPJ MinusXXX
2.Apabila terdapat nilai BPJ Minus dari Tahun Anggaran sebelumnya dan dapat diselesaikan pada Tahun Anggaran berjalan.Jurnal Penyesuaian (mencatat sesuai nilai SP2D)AkunKeteranganDebitKredit
111611Kas di Bendahara Pengeluaran UPXXX
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran BPJ MinusXXX
3.Pada saat pembentukan BPJ Minus pada TA berjalan (menggunakan Kas Bendahara Pengeluaran)AkunKeteranganDebitKredit
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran BPJ MinusXXX
111611Kas di Bendahara Pengeluaran UPXXX
Ket : menggunakan kurs tengah BI tanggal transaksiPencatatan selisih kurs per 31 Desember
AkunKeteranganDebitKredit
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran BPJ MinusXXX
491111Keuntungan Selisih Kurs yang belum terealisasiXXX
Ket : apabila tercatat keuntungan
AkunKeteranganDebitKredit
596211Kerugian Selisih Kurs Belum TerealisasiXXX
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran BPJ MinusXXX
Ket : apabila tercatat kerugian
Ilustrasi
Pada bulan Desember 2014, Perwakilan X memiliki saldo aset reklasifikasi UP/TUP (BPJ Minus) sebesar US$1.800 eqv. Rp22.392.000 (kurs Rp12.440).
Pada bulan Maret 2015, terdapat pembentukan BPJ Minus baru sebesar US$4.000 eqv. Rp52.800.000 (kurs tengah BI Rp.13.200). Pada Bulan Juni 2015, terdapat penggantian BPJ Minus sebesar US$1.800 Pada bulan Desember 2015, sisa Nilai BPJ Minus sebesar US$4.000 (kurs tengah BI 31 Desember Rp14.000) eq. 56.000.000Jurnal Standar
a. Mencatat pembentukan BPJ Minus bulan Maret 2015AkunKeteranganDebitKredit
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran BPJ Minus52.800.000
111611Kas di Bendahara Pengeluaran UP52.800.000
b. Mencatat penggantian BPJ MinusAkunKeteranganDebitKredit
111611Kas di Bendahara Pengeluaran UP52.800.000
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran BPJ Minus52.800.000
c. Jurnal Akhir TahunAkunKeteranganDebitKredit
166311Aset Lainnya Reklasifikasi dari Kas di Bendahara Pengeluaran BPJ Minus3.200.000
491111Keuntungan Selisih Kurs yang belum terealisasi3.200.000
BAB 3DEPOSIT SEWA GEDUNG
Deposit Sewa Gedung
Merupakan nilai jaminan yang dikeluarkan Perwakilan RI untuk memenuhi kontrak sewa gedung/wisma di negara setempat.JURNAL STANDAR
a. Pembentukan Deposit Sewa Gedung (terbit sp2d)AkunKeteranganDebitKredit
52XXXXBeban SewaXXX
313111Ditagihkan ke Entitas LainXXX
Penyesuaian atas Beban Sewa
AkunKeteranganDebitKredit
166111Aset Lain LainXXX
52XXXXBeban SewaXXX
b. Penyesuaian Akhir Tahun
Apabila mencatat keuntungan selisih kurs
AkunKeteranganDebitKredit
166111Aset Lain LainXXX
491111Keuntungan selisih kurs belum terealisasiXXX
Apabila mencatat kerugian selisih kursAkunKeteranganDebitKredit
596211Kerugian selisih kurs belum terealisasiXXX
166111Aset Lain - lainXXX
c. Saat Kontrak Berakhir
Nilai deposit berkurang untuk perbaikan kerusakan Gedung/WismaAkunKeteranganDebitKredit
52XXXXBeban XXXXXX
166111Aset Lain - lainXXX
d.Saat Penyetoran PNBP atas nilai DepositAkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas LainnyaXXX
423XXXPendapatan XXXXXX
Jurnal Penyesuaian:AkunKeteranganDebitKredit
423XXXPendapatan XXXXXX
166111Aset Lain - lainXXX
PEDOMAN
AKUNTANSI
KEWAJIBAN
BAB 1KEWAJIBAN
1. Uang Muka KPPNUang Muka dari Kas Umum Negara merupakan utang yang timbul akibat bendahara pengeluaran Kementerian/Lembaga belum menyetor sisa Uang Persediaan (UP) sampai dengan tanggal neraca.
Uang muka dari kas negara diakui pada saat bendahara pengeluaran menerima UP dari Kas Umum Negara.
Nilai yang dicantumkan di neraca adalah sebesar saldo uang muka yang belum disetorkan/dipertanggungjawabkan ke kas negara sampai dengan tanggal neraca.Jurnal Standar
Jurnal pada saat penerimaan SP2D UP/TUP (Jurnal Otomatis SAIBA)AkunKeteranganDebitKredit
11161XKas Bendahara PengeluaranXXXX
219511Uang Muka KPPNXXXX
Jurnal pada saat perekaman SP2D GU Nihil (Jurnal Otomatis SAIBA)
AkunKeteranganDebitKredit
219511Uang Muka KPPNXXXX
11161XKas Bendahara PengeluaranXXXX
Jurnal pada saat penyetoran Sisa UP/TUP melalui SSBP (Jurnal Otomatis SAIBA)
AkunKeteranganDebitKredit
219511Uang Muka KPPNXXXX
11161XKas Bendahara PengeluaranXXXX
2. Utang pada Pihak KetigaUtang kepada Pihak Ketiga berasal dari kontrak atau perolehan barang/jasa yang sampai dengan tanggal pelaporan belum dibayar.
Saldo Hutang pada Pihak Ketiga berasal dari Jurnal Penyesuaian atas Belanja yang masih harus dibayar dan hutang pada pihak ketiga lainnya.a. Belanja yang Masih Harus Dibayar
digunakan untuk mencatat utang karena belanja yang telah selesai dilaksanakan oleh pemerintah berasal dari kontrak/perolehan barang/jasa yang sampai dengan tanggal pelaporan belum dibayar. Tagihan belum dapat dibayar bisa saja disebabkan dana yang tersedia pada tahun berjalan tidak mencukupi, atau belum dibayarkan karena alasan lain, sehingga harus menunggu anggaran tahun berikutnya.
Belanja yang masih harus dibayar pada Kementerian Luar Negeri, adalah:
1. Belanja Pegawai yang Masih harus Dibayar
Jurnal penyesuaian:
AkunKeteranganDebitKredit
51xxxxBeban PegawaiXXX
21211xBelanja Pemerintah Pusat yang Masih Harus Dibayar XXX
2. Belanja Barang yang Masih Harus Dibayar
Jurnal penyesuaian:
AkunKeteranganDebitKredit
5xxxxxBebanXXX
21211xBelanja Pemerintah Pusat yang Masih Harus Dibayar XXX
Ilustrasi :
Satker Perwakilan XXX menerima tagihan listrik bulan Desember 2014 sebesar US$. 2000 saat penyusunan Laporan Keuangan TA 2014, tagihan tersebut dibukukan sebagai belanja yang masih harus dibayar dengan nilai Rp. 24.880.000 (kurs tengah BI Rp. 12.440).Pada tanggal 28 Januari 2015, tagihan tersebut dibayarkan oleh Perwakilan XXX snilai US$. 2,000 dengan kurs pembukuan Rp. 13.250 eq. Rp. 26.500.000.
Jurnal Balik yang harus dilakukan per tanggal 2 Januari 2015:
AkunKeteranganDebitKredit
212112Beban yang masih harus dibayar24.880.000
522111Beban Langganan Listrik 24.880.000
Jurnal otomatis bentukan SAIBA saat SP2D terbit:AkunKeteranganDebitKredit
522111Beban Langganan Listrik26.500.000
313111Ditagihkan ke Entitas Lain26.500.000
Jurnal Penyesuaian atas SP2D tersebut :
AkunKeteranganDebitKredit
581611Kerugian selisih kurs terealisasi1.620.000
522111Beban Langganan Listrik1.620.000
3.Belanja Modal yang Masih Harus Dibayar
Belanja modal yang masih harus dibayar tidak memengaruhi beban pada Laporan Operasional, tetapi pada saat terdapat belanja modal yang harus dibayar harus diakui adanya aset yang diperoleh. Dengan demikian penyesuaian yang dilakukan adalah dengan cara mendebet akun Aset yang Belum Diregister dan mengkredit Belanja Modal yang Masih Harus Dibayar.
Jurnal penyesuaian tanggal 31 Desember 20x0:
AkunKeteranganDebitKredit
13xxxxAset Tetap yang Belum DiregisterXXX
212113Belanja Modal yang Masih Harus Dibayar XXX
Kemudian, pada saat pembayaran di tahun anggaran berikutnya, selain melakukan perekaman SP2D belanja modal yang belum dibayar pada tahun anggaran berikutnya, entitas juga harus merekam jurnal penyesuaian dengan cara mendebet akun belanja Modal yang Masih Harus Dibayar dan mengkredit akun Aset Tetap yang Belum Diregister. Tujuannya adalah menghindari pencatatan ganda untuk akun Aset Tetap yang Belum Diregister.Jurnal otomatis pada Aplikasi SAIBA pada saat perekaman SP2D belanja modal:
AkunKeteranganDebitKredit
13xxxxAset Tetap yang Belum DiregisterXXX
313111Ditagihkan ke Entitas LainXXX
Jurnal penyesuaian pada tanggal pelunasan (terbitnya SP2D belanja modal):
AkunKeteranganDebitKredit
212113Belanja Modal yang Masih Harus Dibayar XXX
13xxxx Aset Tetap yang Belum Diregister XXX
b.Utang pada pihak ketiga lainnya
Biasanya terdiri dari honor atau uang makan yang masih ada pada Bendahara Pengeluaran dan belum diserahkan pada ybs sampai dengan tanggal pelaporan.a. Pada saat belum diserahkan
AkunKeteranganDebitKredit
111821Kas Lainnya di Bendahara PengeluaranXXX
212191Utang pada pihak ketiga lainnyaXXX
Ket: Jurnal Manual pada aplikasi SAIBA
b.Pada saat diserahkan
AkunKeteranganDebitKredit
212191Hutang pada pihak ketiga lainnyaXXX
111821Kas Lainnya di Bendahara PengeluaranXXX
Ket: Jurnal Manual pada aplikasi SAIBA
c. Hutang Jangka Pendek Lainnyadigunakan untuk mencatat utang karena belanja yang telah selesai dilaksanakan oleh pemerintah berasal dari kontrak/perolehan barang/jasa namun belum dilunasi.Jurnal penyesuaian atas hutang jangka pendek lainnya yang berasal dari Belanja Barang
AkunKeteranganDebitKredit
52XXXXBeban BarangXXX
Hutang Jangka Pendek LainnyaXXX
Ket: Jurnal Manual pada aplikasi SAIBA
d.Hutang Jangka Panjang
Hutang yang berasal dari pengadaan aset tetap melalui pembayaran bertahap dan lebih dari jangka waktu 12 bulan. Untuk pembahasan lebih lanjut, merujuk pada pedoman akuntansi aset tetap.
PEDOMAN
AKUNTANSI
PENDAPATANBAB 1PENDAPATAN PNBP1.Pendapatan LayananPendapatan Layanan terdiri dari :a. Pendapatan dari Pemberian Surat Perjalanan RI
b. Pendapatan dari Jasa Pengurusan Dokumen Konsulerc. Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negerid. Pendapatan Surat Keterangan, Visa, PasporProses Bisnis Pendapatan Layanan adalah sbb :
Pendapatan Layanan, applicant mengajukan permohonan dokumen kekonsuleran dengan melakukan pembayaran dimuka sebelum dokumen proses.
Pembayaran (dalam USD atau VS) dapat dilakukan secara tunai melalui pembayaran di loket konsuler atau melalui transfer bank. Pencatatan atas penerimaan tersebut dilakukan pada aplikasi SIMKEU (sesuai bukti transaksi).
Berdasarkan data dalam SIMKEU, Bendahara Pengeluaran akan melakukan pencatatan pada Buku Pembantu Pendapatan sesuai bukti transaksi (formulir terlampir).
Bendahara Pengeluaran akan melakukan penyetoran dalam nominal USD ke Kas Negara melalui Kantor Pusat (dengan melampirkan rincian penyetoran PNBP). Bendahara Penerima Kantor Pusat akan melakukan penyetoran ke Kas Negara sesuai kurs pada tanggal penyetoran. Bukti SSBP atas penyetoran tersebut akan disampaikan ke Perwakilan.
JURNAL STANDARJurnal pada saat terbit SSBP:AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas LainXXXX
423XXXPendapatan XXXXXXX
Keterangan:
1. Jurnal diatas terbentuk otomatis di SAIBA
2. Akun Pendapatan disesuaikan dengan jenis transaksi yang terjadi di Perwakilan
Ilustrasi 1 (Pendapatan VISA) :
Pada Perwakilan RI XXX terdapat Saldo Kas Di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 9.952.000,- eq. US$. 800 (kurs tengah BI pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp12.440) yang merupakan Pendapatan Visa. Karena seharusnya dibukukan pada kas lainnya di bendahara pengeluaran, maka dilakukan jurnal penyesuaian sbb :
AkunKeteranganDebitKredit
111821Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran9.952.000
111711Kas di Bendahara Penerima9.952.000
Pada tanggal 2 Januari 2015 diterima bea pelayanan visa sebesar US$. 45. Pada tanggal 31 Januari dilakukan penyetoran sebagai berikut :
1. bea visa tahun 2014 sebesar US$.800
2. bea visa januari 2015 sebesar US$.45Atas transaksi tersebut dilakukan pembukuan di buku pembantu PNBP Visa dan Buku Pembantu Kas lainnya di bendahara pengeluaran
Diterima SSBP (tertanggal 3 feb 2015) atas penyetoran PNBP Bea Visa tanggal 31 Januari 2015 dengan nilai US$. 805 eq. 10.465.000
Jurnal Bentukan Otomatis di Aplikasi SAIBA saat input SSBP adalah :AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas Lain10.465.000
423231Pendapatan Visa10.465.000
Atas transaksi tersebut dilakukan Jurnal Penyesuaian atas nilai Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran di saldo awal (dibukukan sesuai bulan setoran SSBP dengan nilai kurs SSBP) (US$. 800 x Rp.13.000)
AkunKeteranganDebitKredit
423231Pendapatan Visa10.400.000
111821Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran10.400.000
AkunKeteranganDebitKredit
111821Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran448.000
423943Pendapatan dari Selisih Kurs yang Terealisasi448.000
Tanggal 31 Des 2015, diterima Pendapatan Visa sebesar US$. 500 eq. 7.000.000 dengan kurs tengah BI sebesar Rp. 14.000, dicatat di buku pembantu PNBP Visa dan buku pembantu kas lainnya di bendahara pengeluaran.
Jurnal yang dilakukan di akhir tahun 2015 untuk memotret keadaan per tanggal 31 desember 2015 adalah sebagai berikut :AkunKeteranganDebitKredit
111821Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran7.000.000
423231Pendapatan Visa7.000.000
2. Pendapatan Bunga Bank dan Jasa GiroPendapatan Bunga Bank dan Jasa Giro terdiri dari :
a. Pendapatan Bunga Rekening Kas Besi
b. Pendapatan Bunga Rekening Rutin
Proses bisnis: Pendapatan ini secara rutin diterima setiap bulan pada rekening Kas Besi dan rekening Rutin Perwakilan (dalam bentuk USD atau VS). Pencatatan atas penerimaan tersebut dilakukan pada aplikasi SIMKEU (sesuai bukti transaksi). Berdasarkan data dalam SIMKEU, Bendahara Pengeluaran akan melalukan pencatatan pada Buku Pembantu Pendapatan sesuai bukti transaksi (formulir terlampir). Bendahara Pengeluaran akan melakukan penyetoran dalam nominal USD ke Kas Negara melalui Kantor Pusat (dengan melampirkan rincian penyetoran PNBP). Bendahara Penerima Kantor Pusat akan melakukan penyetoran ke Kas Negara sesuai kurs pada tanggal penyetoran. Bukti SSBP atas penyetoran tersebut akan disampaikan ke Perwakilan.JURNAL STANDARJurnal pada saat terbit SSBP:AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas LainXXX
423319Pendapatan dari Bunga LainnyaXXX
Ilustrasi Pendapatan Jasa Giro Bunga Bank Kas Besi
Pada Perwakilan RI XXX terdapat Saldo Kas Di Bendahara Penerimaan berupa Pendapatan Bunga Bank Kas Besi per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 6.220.000,- eq. US$. 500 (kurs tengah BI pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp. 12.440) Tanggal 25 Januari 2015 diterima Bunga Bank Kas Besi sebesar US$.100, dicatat di buku pembantu PNBP Bunga Bank dan kas bendahara penerimaan.
Tanggal 29 Januari 2015 dilakukan penyetoran sebagai berikut :
1. Bunga Kas Besi tahun 2014 sebesar US$.500
2. Bunga Kas Besi per Januari 2015 sebesar US$.100Atas transaksi tersebut dilakukan pembukuan di buku pembantu PNBP Bunga Kas Besi dan Buku Pembantu Kas lainnya di bendahara pengeluaran
Diterima SSBP (tertanggal 05 feb 2015) atas penyetoran PNBP Bunga Kas Besi tanggal 29 Januari 2015 dengan nilai US$. 550 eq. Rp7.150.000.Jurnal bentukan saiba
AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas Lain6.842.000
423319Pendapatan dari Bunga Lainnya6.842.000
Jurnal penyesuaian (dilakukan sesuai bulan setoran SSBP) (US$. 500 x Rp.13.000)
AkunKeteranganDebitKredit
423319Pendapatan dari Bunga Lainnya 280.000
111711Kas di Bendahara Penerimaan 280.000
Tanggal 31 Des 2015, Pendapatan Jasa Giro Bunga Bank Kas Besi (MAK 423319) sebesar US$. 100 eq. 1.400.000, dicatat di buku pembantu pnbp dan kas bendahara penerimaan.
Jurnal penyesuaian di akhir tahun Desember 2015
AkunKeteranganDebitKredit
111711Kas di Bendahara Penerimaan1.400.000
423319Pendapatan dari Bunga Lainnya1.400.000
3. Pendapatan Pemanfaatan BMNPendapatan Pemanfaatan BMN terdiri dari :
a. Pendapatan dari Penjualan Tanah, Gedung, dan Bangunanb. Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnyac. Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunand. Pendapatan Sewa Peralatan dan MesinPendapatan Sewa Tanah, Gedung, Bangunan, Peralatan dan Mesin.
Pendapatan ini diperoleh atas hasil sewa tanah, gedung, bangunan, peralatan dan mesin di Perwakilan.
Proses Bisnis:
Pendapatan diterima secara rutin dalam bentuk USD atau VS.
Pencatatan atas penerimaan tersebut dilakukan pada aplikasi SIMKEU (sesuai bukti transaksi).
Berdasarkan data dalam SIMKEU, Bendahara Pengeluaran akan melakukan pencatatan pada Buku Pembantu Pendapatan sesuai bukti transaksi (formulir terlampir).
Bendahara Pengeluaran akan melakukan penyetoran dalam nominal USD ke Kas Negara melalui Kantor Pusat (dengan melampirkan rincian penyetoran PNBP). Bendahara Penerima Kantor Pusat akan melakukan penyetoran ke Kas Negara sesuai kurs pada tanggal penyetoran. Bukti SSBP atas penyetoran tersebut akan disampaikan ke Perwakilan.
JURNAL STANDARJurnal pada saat terbit SSBP:AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas LainXXXX
423XXXPendapatan XXXXXXX
Keterangan:
1. Jurnal diatas terbentuk otomatis di SAIBA
2. Akun Pendapatan disesuaikan dengan jenis transaksi yang terjadi di PerwakilanIlustrasi (Pendapatan Sewa Bangunan) :
Pada Perwakilan RI XXX terdapat Saldo Kas Di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 12.440.000,- eq. US$.1.000 (kurs tengah BI pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp. 12.440) yang merupakan Pendapatan Sewa atas Bangunan. Karena seharusnya dibukukan pada kas lainnya di bendahara pengeluaran, maka dilakukan jurnal penyesuaian sbb :
AkunKeteranganDebitKredit
111821Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran12.440.000
111711Kas di Bendahara Penerima12.440.000
Pada tanggal 28 Januari 2015 diterima pendapatan sewa sebesar US$.100. Pada tanggal 05 Februari dilakukan penyetoran sebagai berikut :
1. Pendapatan Sewa tahun 2014 sebesar US$.1.0002. Pendapatan Sewa tahun 2015 sebesar US$.100Atas transaksi tersebut dilakukan pembukuan di buku pembantu PNBP Visa dan Buku Pembantu Kas lainnya di bendahara pengeluaran
Diterima SSBP (tertanggal 10 feb 2015) atas penyetoran PNBP Sewa tanggal 05 Februari 2015 dengan nilai US$.1050 eq.Rp.13.650.000 (kurs Rp13.000).Jurnal Bentukan Otomatis di Aplikasi SAIBA saat input SSBP adalah:
AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas Lain13.650.000
423141Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan13.650.000
Atas transaksi tersebut dilakukan Jurnal Penyesuaian atas nilai Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran di saldo awal (dibukukan sesuai bulan setoran SSBP dengan nilai kurs SSBP) (US$. 1.000 x Rp.13.000)AkunKeteranganDebitKredit
423141Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan12.440.000
111821Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran12.440.000
Ket : Penjurnalan untuk penyesuaian saldo kas lainnya sebesar nilai akhir tahun
(US$1.000 x Rp 12.440)
AkunKeteranganDebitKredit
111821Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran560.000
423943Pendapatan dari Selisih Kurs yang Terealisasi560.000
Ket : Penjurnalan untuk selisih kurs
(US$1.000xRp13.000 US$1.000xRp12.440)
Tanggal 31 Des 2015, diterima Pendapatan Sewa sebesar US$. 200 eq.Rp2.800.000 dengan kurs tengah BI sebesar Rp. 14.000, dicatat di buku pembantu PNBP Visa dan Buku Pembantu Kas lainnya di bendahara pengeluaran.
Jurnal yang dilakukan di akhir tahun 2015 untuk memotret keadaan per tanggal 31 desember 2015 adalah sebagai berikut :AkunKeteranganDebitKredit
111821Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran2.800.000
423141Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan2.800.000
4. Pendapatan dari Selisih KursPendapatan dari Selisih Kurs terdiri dari:
a. Pendapatan Selisih Kurs yang Belum Terealisasi
b. Pendapatan terjadi akibat selisih lebih antara selisih kurs pada tanggal transaksi dengan kurs tengah BI pada tanggal pelaporan.
c. Pendapatan Selisih Kurs yang Terealisasi
d. Pendapatan terjadi akibat selisih lebih antara selisih kurs tengah BI pada tanggal pelaporan dengan kurs pada tanggal transaksi.
Penghitungan dan Jurnal atas Pendapatan Selisih Kurs melekat pada transaksi transaksi seperti :
a. Pendapatan
b. Piutang Bukan Pajakc. Dana Cadangan di Perwakilan RI5. Pendapatan Lain - LainPendapatan lain lain terdiri dari:
a. Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu b. Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran Yang Lalu c. Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran Yang Lalud. Pendapatan Anggaran Lain-laine. Pendapatan Lainnya (VAT)f. Pendapatan Cicilan BPPRYang termasuk dalam pendapatan lain lain adalah pendapatan diluar klasifikasi pendapatan yang telah diuraikan sebelumnya.JURNAL STANDARJurnal pada saat terbit SSBP:AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas LainXXXX
423XXXPendapatan XXXXXXX
Keterangan:
1. Jurnal diatas terbentuk otomatis di SAIBA
2. Akun Pendapatan disesuaikan dengan jenis transaksi yang terjadi di PerwakilanIlustrasi (Pendapatan VAT) :
Pada Perwakilan RI XXX terdapat Saldo Kas Di Bendahara Penerimaan per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 9.952.000,- eq. US$. 800 (kurs tengah BI pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp. 12.440) yang merupakan Pendapatan VAT. Karena seharusnya dibukukan pada kas lainnya di bendahara pengeluaran, maka dilakukan jurnal penyesuaian sbb :AkunKeteranganDebitKredit
111821Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran9.952.000
111711Kas di Bendahara Penerima9.952.000
Pada tanggal 2 Januari 2015 diterima pendapatan VAT sebesar US$. 45. Pada tanggal 31 Januari dilakukan penyetoran sebagai berikut :
1. Pendapatan VAT tahun 2014 sebesar US$.800
2. Pendapatan VAT januari 2015 sebesar US$.45
Atas transaksi tersebut dilakukan pembukuan di buku pembantu PNBP VAT dan Buku Pembantu Kas lainnya di bendahara pengeluaran
Diterima SSBP (tertanggal 3 feb 2015) atas penyetoran PNBP VAT tanggal 31 Januari 2015 dengan nilai US$. 805 eq. 10.465.000
Jurnal Bentukan Otomatis di Aplikasi SAIBA saat input SSBP adalah :
AkunKeteranganDebitKredit
313121Diterima dari Entitas Lain10.465.000
423239Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri10.465.000
Atas transaksi tersebut dilakukan Jurnal Penyesuaian atas nilai Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran di saldo awal (dibukukan sesuai bulan setoran SSBP dengan nilai kurs SSBP) (US$. 800 x Rp.13.000)
AkunKeteranganDebitKredit
423239Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri10.400.000
111821Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran10.400.000
AkunKeteranganDebitKredit
111821Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran448.000
423943Pendapatan dari Selisih Kurs yang Terealisasi448.000
Tanggal 31 Des 2015, diterima Pendapatan VAT sebesar US$. 500 eq. 7.000.000 dengan kurs tengah BI sebesar Rp. 14.000, dicatat di buku pembantu PNBP VAT dan buku pembantu kas lainnya di bendahara pengeluaran.
Jurnal yang dilakukan di akhir tahun 2015 untuk memotret keadaan per tanggal 31 desember 2015 adalah sebagai berikut :AkunKeteranganDebitKredit
111821Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran7.000.000
423239Pendapatan Rutin Lainnya dari Luar Negeri7.000.000
PEDOMAN
AKUNTANSI
BEBANBAB 1
BEBANPengertian Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan pada Laporan Operasional dan dikelompokkan menjadi:
a. Beban yang berasal dari kegiatan operasional
b. Beban yang berasal dari kegiatan non operasional
c. Beban yang berasal dari kejadian luar biasa
Sedangkan saldo beban pada LO berasal dari:
a. Perekaman transaksi berjalan
b. Jurnal penyesuaian
a. Beban yang Berasal dari Kegiatan Operasional Beban yang berasal dari kegiatan operasional adalah beban yang timbul sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan rutin sesuai tugas dan fungsi entitas. Pada sistem akuntansi pemerintah pusat, saldo beban yang berasal dari kegiatan operasional pada Laporan Operasional berasal dari perekaman transaksi berjalan dan jurnal penyesuaian.
Transaksi berjalan
Transaksi berjalan ditandai dengan adanya SPM dan SP2D, dan terhadap dokumen tersebut, entitas cukup melakukan satu kali perekaman pada Aplikasi SAIBA dan setelah dilakukan validasi dan posting, maka akan terbentuk jurnal standar Aplikasi SAIBA.
Jenis beban yang berasal dari kegiatan operasional, jenis transaksi yang menimbulkan saldo beban bersangkutan pada Laporan Operasional, dan jurnal standar Aplikasi SAIBA masing-masing beban disajikan sebagai berikut:
1. Beban pegawaiBeban pegawai berasal dari perekaman SP2D belanja pegawai pada Aplikasi SAIBA.
Jurnal yang dibentuk otomatis oleh Aplikasi SAIBA pada saat perekaman SP2D belanja pegawai
AkunKeteranganDebitKredit
51xxxxBeban PegawaiXXX
313111Ditagihkan ke Entitas LainXXX
Ilustrasi:
Pada tanggal 1 September 2015 diterbitkan SP2D belanja pegawai senilai Rp. 15.000.000,-
Jurnal otomatis pada Aplikasi SAIBA atas perekaman SP2D belanja pegawai
AkunKeteranganDebitKredit
511111Beban Gaji Pokok PNS15.000.000
313111Ditagihkan ke Entitas Lain15.000.000
2. Beban PersediaanBeban Persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan dan akun beban persediaan hanya diperhitungkan untuk persediaan yang sifatnya umum, tidak termasuk persediaan yang berasal dari belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat, dan belanja bantuan sosial. Beban persediaan tahun berjalan termasuk di dalamnya persediaan yang masih ada di gudang dengan kondisi rusak atau usang.
Pemakaian persediaan akan dicatat sebagai beban persediaan dengan cara mendebet akun beban persediaan dan mengkredit akun persediaan. Proses pembentukan jurnal ini terjadi secara otomatis pada Aplikasi Persediaan. Saldo beban persediaan baru akan tersaji pada Laporan Operasional setelah entitas melakukan pengiriman data dari Aplikasi Persediaan ke Aplikasi SIMAK BMN lalu dari Aplikasi SIMAK BMN (yang turut membawa data persediaan) ke Aplikasi SAIBA.
Jurnal otomatis yang terbentuk pada aplikasi Persediaan atas pemakaian persediaan:
AkunKeteranganDebitKredit
593xxxBeban PersediaanXXX
1171xxPersediaan XXX
Ilustrasi:
Pada bulan September 2015 terdapat pemakaian persediaan berupa ATK sebesar Rp4.000.000,- dan Bahan untuk Pemeliharaan sebesar Rp1.500.000,- Jurnal yang terbentuk pada Aplikasi Persediaan atas perekaman pemakaian persediaan tersebut adalah:
AkunKeteranganDebitKredit
593111Beban Persediaan4.000.000
117111Barang Konsumsi 4.000.000
AkunKeteranganDebitKredit
593113Beban Persediaan1.500.000
117113Bahan untuk Pemeliharaan 1.500.000
3. Beban Barang dan JasaBeban Barang dan Jasa berasal dari perekaman SP2D belanja barang operasional yang tidak menghasilkan persediaan (kelompok akun 5211 dan 5212) dan belanja jasa (kelompok akun 5221).
Jurnal yang dibentuk otomatis oleh Aplikasi SAIBA pada saat perekaman SP2D belanja barang operasional yang tidak menghasilkan persediaan
AkunKeteranganDebitKredit
521xxxBeban BarangXXX
313111Ditagihkan ke Entitas LainXXX
Jurnal yang dibentuk otomatis oleh Aplikasi SAIBA pada saat perekaman SP2D belanja jasa
AkunKeteranganDebitKredit
522xxxBeban JasaXXX
313111Ditagihkan ke Entitas LainXXX
Ilustrasi:
Pada tanggal 3 September 2015 diterbitkan SP2D belanja langganan daya dan jasa listrik bulan Agustus 2015 sebesar Rp700.000,- dan SP2D belanja penambahan daya tahan tubuh untuk bulan Agustus 2015 sebesar Rp2.000.000,-
Jurnal untuk belanja langganan daya dan jasa listrik pada Aplikasi SAIBA, adalah sebagai berikut:
AkunKeteranganDebitKredit
522111Beban Langganan Listrik700.000
313111Ditagihkan ke Entitas Lain700.000
Jurnal untuk belanja konsumsi rapat pada Aplikasi SAIBA adalah sebagai berikut:
AkunKeteranganDebitKredit
521113Beban Penambah Daya Tahan Tubuh2.000.000
313111Ditagihkan ke Entitas Lain2.000.000
4. Beban PemeliharaanBeban Pemeliharaan berasal dari perekaman SP2D belanja pemeliharaan (kelompok akun 523) pada Aplikasi SAIBA.
Jurnal yang dibentuk otomatis oleh Aplikasi SAIBA pada saat perekaman SP2D belanja pemeliharaan
AkunKeteranganDebitKredit
5231xxBeban PemeliharaanXXX
313111Ditagihkan ke Entitas LainXXX
Ilustrasi:
Pada tanggal 03 September 2015 diterbitkan SP2D belanja pemeliharaan kendaraan operasional sebesar Rp350.000,-
Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada Aplikasi SAIBA atas perekaman transaksi tersebut adalah:
AkunKeteranganDebitKredit
523121Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin350.000
313111Ditagihkan ke Entitas Lain350.000
5. Beban Perjalanan DinasBeban Perjalanan Dinas berasal dari perekaman SP2D belanja perjalanan dinas (kelompok akun 524) pada Aplikasi SAIBA.
Jurnal yang dibentuk otomatis oleh Aplikasi SAIBA pada saat perekaman SP2D belanja perjalanan dinas
AkunKeteranganDebitKredit
524xxxBeban Perjalanan DinasXXX
313111Ditagihkan ke Entitas LainXXX
Ilustrasi:
Pada tanggal 03 September 2015 diterbitkan SP2D atas belanja perjalanan dinas dalam negeri sebesar Rp15.000.000,- dan belanja perjalanan dinas luar negeri sebesarn Rp150.000.000,-
Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada Aplikasi SAIBA atas perekaman SP2D belanja perjalanan dinas dalam negeri:
AkunKeteranganDebitKredit
524111Beban Perjalanan Dinas Biasa15.000.000
313111Ditagihkan ke Entitas Lain15.000.000
Jurnal yang terbentuk secara otomatis pada Aplikasi SAIBA atas perekaman SP2D belanja perjalanan luar negeri adalah:
AkunKeteranganDebitKredit
524211Beban Perjalanan Dinas Biasa Luar Negeri150.000.000
313111Ditagihkan ke Entitas Lain150.000.000
6. Beban Barang untuk Diserahkan kepada MasyarakatBeban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat berasal dari perekaman SP2D belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda (kelompok akun 526) pada Aplikasi SAIBA.
Jurnal yang dibentuk otomatis oleh Aplikasi SAIBA pada saat perekaman SP2D belanja barang untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda
AkunKeteranganDebitKredit
526xxxBeban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat/PemdaXXX
313111Ditagihkan ke Entitas LainXXX
Ilustrasi:
Pada tanggal 03 September 2015 diterbitkan SP2D atas belanja kendaraan bermotor roda dua sebanyak 10 unit untuk diserahkan kepada pemda. Nilai total belanja tersebut adalah Rp175.000.000,-
Jurnal yang dibentuk otomatis oleh Aplikasi SAIBA pada saat perekaman SP2D belanja kendaraan bermotor roda dua tersebut adalah:
AkunKeteranganDebitKredit
526112Beban Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan kepada Masyarakat/Pemda175.000.000
313111Ditagihkan ke Entitas Lain175.000.000
7. Beban Penyusutan dan AmortisasiBeban penyusutan dan amortisasi pada Laporan Operasional berasal dari menu penyusutan dan amortisasi yanag dilakukan pada Aplikasi SIMAK BMN dan nilai penyusutan/amortisasi tersebut dihitung secara otomatis oleh aplikasi. Atas proses penyusutan dan amortisasi tersebut, Aplikasi SIMAK BMN membentuk jurnal secara otomatis sebagai berikut:
Jurnal Penyusutan:
AkunKeteranganDebitKredit
591xxxBeban Penyusutan Aset Tetap XXX
137xxxAkumulasi Penyusutan XXX
Jurnal Amortisasi
AkunKeteranganDebitKredit
592xxxBeban Penyusutan Aset Lainnya/Amortisasi Aset LainnyaXXX
169xxxAkumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset LainnyaXXX
Saldo Beban Penyusutan dan Amortisasi pada Laporan Operasional baru akan tersaji setelah entitas melakukan pengiriman data dari Aplikasi SIMAK BMN ke Aplikasi SAIBA.
Ilustrasi 1:
Penyusutan peralatan dan mesin untuk semester I tahun 2015 tercatat sebesar Rp250