Download - Pbl 27 - Torsi Ovarian
Torsio Ovarian pada Wanita hamil
Adinda Aotearoa Afta
102011152
Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Abstrak
Torsio ovarian (torsio adnexal) jarang terjadi tetapi merupakan penyebab tersering dari
rasa nyeri pada bagian perut bawah. Kondisi ini sering dikaitkan dari penurunan aliran
balik van yang memberikan hasil dari edema stromal, pendarahan dalam, diperstimulasi
dari suatu masa. Yang terlibat biasanya tuba falopi dan ovarium. Gejala klinis yang tidak
spesifik biasanya mengakibatkan keterlambatan dalam diagnosis serta penangan lebih
lanjut yaitu pembedahan. Pada penemuan yang cepat serta tepat dapat mencegah struktur
adnexa dari terjadinya infark.
Kata kunci: ovarium terpuntir, nyeri perut bawah, adnexal
Ovarian torsion (adnexal torsion) is an infrequent but significant cause of acute
lower abdominal pain in woman. This condition is usually assoiciated with reduced
venous return from ovary as a result of stromal edema, internal hemorrhage,
hyperstimulation or a mass. The ovary and fallopian tube are typically involved. The
clinical presentation is often nonspecific with few distinctive phygical findings, commonly
resulting in delay in diagnosis and surgical management. A quick and confident
diagnosis is required to save the adnexal structures from infarction.
Keyword: torsion ovarian, abdominal pain, adnexal
1
Pendahuluan
Kista ovarium termasuk suatu tumor atau benjolan yang tumbuh namun kista
ovarium tumbuhnya di ovarium atau indung telur yang berupa tumor yang berisi cairan
bukan berisi jaringan padat dengan kata lain kista ini perabaannya lunak bukan padat
karena asalnya dari ovarium maka kista ovarium dapat terjadi pada ovarium kanan atau
kiri atau keduanya. Kista dapat membesar atau bahkan mengecil ukurannya sesuai
dengan sifatnya, jika terus membesar dan tidak ada tindakan pembedahan untuk
mengambil kista maka kista tersebut akan mengalami torsio atau terpuntir yang
mengakibatkan wanita mengalami rasa sakit di bagian abdomen bawah, baik pada wanita
hamil atau tidak. Hal ini merupakan kasus kegawatdaruratan pada obstetrik dan
genekologi. Selain kista ovarium terpuntir banyak indikasi khusus yang menyebabkan
rasa sakit bagian bawah abdomen pada wanita hamil seperti pada appendisitis akut,
kolestitis, kehamilan ektopik terganggu atau jika kista tersebut pecah akan menyebabkan
ruptur kista. Hal ini harus ditangani dengan baik dengan anamnesis dan pemeriksaan
yang kuat sehingga penanganan tidak terlambat
Anamnesis
Secara rutin ditanyakan; urutan penderita, sudah menikah atau belum, paritas, siklus
haid, penyakit yang pernah diderita, terutama kelainan ginekologik serta pengobatannya
dan operasi yang dialami.1
Riwayat penyakit umum
Perlu ditanyakan apakah penderita pernah menderita penyakit berat, seperti penyakit
tuberkulosis, penyakit jantung, riwayat penyakit ginjal, penyakit darah, diabetes mellitus,
dan penyakit jiwa, untuk penyakit jiwa perlu cara berkomunikasi sendiri. Riwayat
operasi non-ginekologik perlu juga diperhatikan, misalnya strumektomi, mammektomi,
dan apendiktomi.
Riwayat obstetrik
2
Perlu diketahui riwayat kehamilan sebelumnya apakah berakhir dengan keguguran,
ataukah berakhir dengan persalinan; apakah persalinannya normal, diselesaikan dengan
tindakan atau dengan operasi, dan bagaiman nasib anaknya. Infeksi nifas dan kuretase
dapat menjadi sumber infeksi panggul menahun dan kemandulan. Dalam hal ini
infertilitas perlu diketahui apakah itu disengaja akibat penggunaan cara-cara kontrasepsi
dan cara apa yang digunakan, ataukah perempuan tidak menjadi hamil secara alamiah.
Jika perempuan tersebut pernah mengalami keguguran, perlu diketahui apakah di sengaja
atau spontan. Perlu juga ditanyakan banyaknya perdarahan dan apakah telah dilakukan
kuretase.
Riwayat ginekologik
Riwayat penyakit/kelainan ginekologik serta pengobatannya dapat memberikan
keterangan penting, terutama operasi yang pernah dialami. Apabila penderita pernah
diperiksa oleh dokter lain, tanyakan juga hasil-hasil pemeriksaan dan pendapat dokter itu.
Tidak jarang perempuan indonesia pernah memeriksakan dirinya diluar negri dan
membawa pulang hasil-hasil pemeriksaan.1
Riwayat haid
Haid merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan seorang perempuan. Perlu
diketahui menarke, siklus teratur atau tidak, lama haid, banyaknya darah waktu haid,
disertai nyeri atau tidak dan menopause. Selalu harus ditanyakan tanggal haid terakhir
yang normal. Jika haid terakhir tidak jelas normal, maka perlu ditanyakan tanggal haid
sebelum itu.
Keluhan sekarang
Rasa nyeri diperut panggul, pinggang, atau alat kelamin luar dapat merupakan gejala
dari beberapa kelainan ginekologik. Dalam menilai gejala ini dapat dialami kesulitan
karena faktor subjektivitas memegang peranan penting. Walaupun rasa nyerinya biasanya
nyeri hebat sesuai dengan beratnya penderitaan, dokter selalu harus waspada. Sukar
sekiranya untuk memastikan derajat nyeri tersebut, lebih-lebih apabila si penderita
mempunyai maksud atau kecenderungan untuk berpura-pura dengan tujuan untuk
3
menarik perhatian.
Dismenorea yang dapat dirasakan diperut bawah atau pinggang dapat bersifat seperti
mules-mules seeperti ngilu atau seperti ditusuk-tusuk. Mengenai hebatnya rasa nyeri yang
diderita, perlu ditanyakan apakah perempuan itu dapat melakukan pekerjaan sehari-hari
ataukah dia harus berbaring meminum minuman anti nyeri. Rasa nyeri itu dapat timbul
menjelang haid, sewaktu dan setelah haid selama satu dua hari, atau lebih lama.
Endometrosis hampir selalu disertai dismenorea. Umumnya dismenorea disebabkan oleh
endometriosis.
Dispareuni, rasa nyeri waktu bersenggama dapat disebabkan oleh kelainan organik
atau oleh faktor psikologis. Oleh karena itu, perlu dicari sebab-sebab organik, seperti
introitus vagina atau vagina terlampaui sempit, peradangan atau perlukaan dan kelainan
yang letaknya lebih dalam, misalnya adneksitis, parametritis atau endometritis
diligamentum sakrouterinum. Apabila semua kemungkinan itu dapat disingkirkan baru
dapat dipertimbangkan bahwa mungkin faktor psikologis memegang peranan, dan
pemeriksaan dilengkapi dengan psikoanalitik, jikaperlu oleh seorang psikolog atau
psikiater.
Nyeri perut dering menyertai kelainan ginekologik yang dapat disebabkan oleh
kelainan letak uterus, neoplasma dan terutama peradangan baik yang mendadak maupun
yang menahun. Perlu ditanyakan lamanya, serta terus-menerus atau berkala, rasa nyerinya
(seperti ditusuk-tusuk seperti mules dan ngilu), hebatnya dan lokalisasnya. Kadang-
kadang penderita dapat menunjuk secara tepat dengan jari tempat yang dirasakan nyeri.
Perasaan nyeri yang hebat diderita pada ruptur tuba, salpingo-ooforiti akuta, dan putaran
tangkai pada kistoma ovarii dan mioma subserosum. Pada abortus tuba biasanya nyeri
dirasakan seperti mules-mules dan berkala. Mioma uteri tanpa putaran tangkai dapat
disertai nyeri apabila terjadi degenerasi dan infeksi. Penjalaran rasa nyeri ke bahu sering
dijumpai pada kehamilan ektopik yang terganggu.
Nyeri pinggang bagian bawah diderita pada perempuan yang mengalami parametritis
sebelumnya dengan akibat fibrosis di ligamentum kardinal dan ligamentum sakrousterina.
Lebih sering nyeri pinggang disebabkan oleh sebab lain, biasanya oleh kelainan yang
sifatnya ortopedik terutama bila nyerinya dirasakan agak tinggi di atas vertebra sakralis
pertama, misalnya, pada hernia nukleus pulposus. Persalinan dengan foskep dalam letak
4
litotomi dan persalinan lama dalam kala dua sering mengakibatkan nyeri pinggang yang
disebabkan keletihan otot-otot ileosakral dan lumbosakral.1
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan ginekologik harus lengkap karena dari pemeriksaan umum sering
didapat keterangan-keterangan yang menuju ke arah tertentu dalam menegakan diagnosis.
Pemeriksaan perut
Inspeksi
Perhatiakn bentuk, pembesaran/cekungan, pergerakan dengan pernapasan, kondisi
kulit (tebal, mengkilat, keriput, striae, pigmentasi, gambaran vena), parut operasi dan
sebagainya. Masing-masing kelainan tersebut memberi petunjuk apa yang harus
diperhatikan selanjutnya, misalnya pembesaran perut ke depan dengan batas yang jelas,
menujukan arah kehamilan atas tumor (mioma uteri atau karsinoma ovarii), sedang
pembesaran ke samping (perut katak) merupakan gejala dari cairan bebas dalam rongga
perut (lazim disebut asites).
Palpasi
Sebelum pemeriksaan dilaukan, harus diyakini bahwa kandung kemih serta rektum
dalam keadaan kosong karena kadung kemih penuh teraba sebagai kista dan rektum
penuh menyulitkan pemeriksaan. Penderita perlu diberi tahu bahwa perutnya akan
diperiksa supaya ia tidak menegangkan perutnya dan berbapas biasa. Perbaan dilakukan
secara perlahan dengan seluruh telapak tangan dan jari-jari. Mula-mula perut diraba saja
(tanpa ditekan) seluruhnya sebagai orientasi dengan satu atau kedua tangan, dimulai dari
atas (hipokondrium). Lalu diperiksa dengan tekanan ringan apakah dinding perut lemas,
tegang karena rangsangan paling nyeri. Sekaligus diperiksa pula gejala nyeri lepas.
Baru kemudia dilakukan palpasi lebih dalam, sebaiknya bersamaan dengan irama
pernapasan, untuk mencari kelainan-kelainan yang tidak tampak dengan inspeksi. Ini
sebaiknya dimulai dari bagian-bagian yang tampaknya normal, yaitu yang tidak dirasakan
nyeri dan yang tidak menonjol/membesar. Karena telapak tangan dan jari-jari bagian ulna
lebih peka, maka palpasi dalam dilakukan dengan bagian ulna ini.
Pada pemeriksaan tumor dapat ditemukan lebih jelas bentuknya, besarnya,
konsistensinya, batas-batasnya dan gerakannya. Besar tumor dibandingkan dengan
5
benda-benda yang secara umum diketahui misalnya telur bebek, telur angsa/bola tenis,
tinu kecil, tinju besar, kepala bayi, kepala orang dewasa atau buah nangka. Selanjutnya
apakah batas-batas tumor itu jelas/tajam atau tidak, batas atas masuk dalam rongga
panggul atau tidak. Perlu pula diperiksa apakah tumor itu dapat digerakkan atau tidak.
Konsistensi tumor biasanya tidak sulit untuk ditentukan, yaitu padat kenyal, padat
lunak, padat keras atau kistik. Kistik lunak kadang-kadang sulit dibebaskan dari cairan
bebas dalam rongga perut, terutama apabila penderita gemuk. Kadang-kadang ada bagian
padat dan bagian kistik bersamaan. Permukaan tumor ada yang rata dan yang erbenjol-
benjol. Tumor padat kenyal dan berbenjol-benjol biasanya mioma uteri dan tuor kistik
biasanya kistoma ovari. Rasa nyeri pada perabaan tumor merujuk ke arah
peradangan/infeksi, generasi, putaran tangkai, dan hematoma retrouterina akibat
kehamilan ektopik terganggu.1
Perkusi
Dengan perkusi dapat ditentukan apakah pembesaran perut disebabkan oleh tumor
(mioma uteri atau kistoma ovari) ataukah oleh cairan bebas dalam perut. Pada tumor,
ketokan perut pekak terdapat pada bagian yang paling menonjol ke depan apabila tidur
terlentang; dan apabila tumornya tidak terlampau besar, maka terdengar suara timpani
disisi perut, kanan dan kiri karena usus terdorong ke samping. Daerah pekak itu tidak
akan berpindah tempat apabila penderita dibaringkan di sisi kanan atau kiri.
Lain halnya perkusi pada cairan bebas. Cairan mengumpul dibagian paling rendah
yaitu di dasar dan disamping, sedang usus-usus mengembang diatasnya. Apabila
penderita berbaring terlentang maka suara timpani dibagian atas perut melengkung ke
ventral, dan sisi kanan dan kiri pekak. Keadaan ini berubah apabila penderita disuruh
berbaring miring misalnya berbaring ke arah kanan. Cairan berpindah dalam mengisi
bagian kanan dan bagian ventral. Jadi, daerah timpani berpindah juga: timpani diperut
kiri dan pekak di perut kanan dan depan. Selain itu terdapat gejala undulasi.
Tumor yang disertai cairan bebas menunjuk ke arah keganasan. Pada tuberkulosis
peritonei dapat ditemukan daerah-daerah timpani dan pekak itu berdampingan, seperti
gambaran papan catur, sebagai akibat perlekatan usus dan omentum.
Auskultasi
Periksa dengan sangat penting pada tumor perut yang besar untuk menyingkirkan
6
kemungkinan kehamilan. Detak jantung dan gerakan janin terdengar pada kehamilan
yang cukup tua, sedang bising uterus dapat terdengar pada mioma uteri yang besar.
Pemeriksaan ginekologik
Dilakukan secara posisi litotomi. Yag dilakukan pertama adalah inspeksi pada organ
genitalia eksterna. Yang diperhatikan bentuk, warna, pembengkakan dan sebagainya dari
genitalia eksterna, perineum, anus dan sekiarnta; dan apakah ada darah atau flour albus.
Apakah hymen masih utuh dan klitoris normal? Pertumbuhan rambut pubis perlu pula
diperhatikan. Lalu dapat dicari jika terdapat peradangan, iritasi kulit, eksema dan tumor,
apakah orifisium uretra eksternum merah da nada nanah, apakah ada karunkula, atau
polip, dan sebagainya.
Perabaan parametrium dan adneksum
Pemeriksaan daerah disamping uterus baru dapat di lakukan dengan baik apabila posisi
uterus sudah diketahui. Jari-jari perlu dimasukkan sedalam-dalamnya, jikalau perlu,
perineum didorong ke dalam sehingga ujung hari bisa mencapai 2-5 cm lebih dalam.
Pemeriksaan sebaiknya dimulai di sisi yang tidak nyeri atau yang tidak ada tumornya.
Ujung jari ditempatkan diforniks lateral dan didorong kearah belakang lateral dan atas.
Tangan luar ditempatkan diperut bawah, kanan atau kiri sesuai dengan letaknya dari
didalam vagina. Penempatan jari-jari tangan luar ini penting seklai; tidak boleh terlampau
rendah dan terlampau lateral akan tetapi kira-kira seinggi spina iliaka anterior superioe di
garis medio-lateral. Sekarang tangan luar di tekan kearah belakang, sehingga ujung jari
kedua tangan dapat diturunkan sedikit dalam posisi yang sama dan perabaan disesusaikan
dengan irama pernapasan. Waktu ekspirasi dinding perut lebih lemas. Dalam manipulasi
ini jari-jari dalam memegang peranan penting untuk perabaan. Tangan luar hanya
mendorong again-bagian yang harus di raba kea rah jari-jari dalam, kecuali untuk
menentukan besarnya tumor.
Parametrium dan tuba normal tidak teraba. Ovarium normal hanya dapat diraba pada
perempuan kurus dengan dinding perut yang lunak; besarnya seperi ujung jari ujung ibu
jari dan kenyal. Setiap kali parametrium dan atau tuba dapat diraba itu berarti suatu
kelainan.
Apabila terdapat tahanan atau tumor di daerah di samping uterus atau diatas, selalu
7
harus ditentukan apakah ada hubungan dengan uterus, dan bagaimana sifat hubungan itu:
lebar, erat, melalui tangkai, atau uterus menjadi satu dengan masa tumor. Hubungan dapat
dinyatakan apabila porsio digerak-gerakan dengan jari dalam dan gerakan itu
dirasakanoleh tangan luar yang meraba tumor, atau tumor yang digerak-gerakin oleh
tangan luar dan gerakan itu dirasakan oleh jari dalam yang meraba porsio.
Pada kista ovarium yang letaknya di atas dengan tangkai panjang, tumor perlu
didorong ke atas dahulu oleh tangan luar supaya tangkainya tegang dan digerak-gerakkan
lebih ke atas lagi. Ada kalanya diperlukan tenaga yang lebih kuat untuk menempatkan
ujung jari sedalam-dalamnya dengan menggunakan tekanan pada perineum. Dalam hal
demikian untuk tidak mengurangi kepekaan (daya raba) tangan dan jari-jari yang berada
di dalam vagina, maka siku pemeriksa disokong oleh badan dan ditekan kea rah penderita
sambil tungkai pemeriksan ditekuk dan kaki ditempatkan lebih tinggi pada anak tangga
meja ginekologik. Kelainan-kelainan di daerah di samping uterus terutama disebabkan
oleh peradangan dan neoplasma.1
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap
Pada pemeriksaan darah lengkap yang dilakukan adalah pemeriksaan hemoglobin,
hematocrit, leukosit, trombosit, eritrosit. Tidak ditemukan kelainan pada torsio ovarian
maupun rupture kista. Namun pada apendisitis akan ditemukan leukosit antara10.000-
20.000/ml (leukositosis) dan neutrofil diatas 75%, sedangkan pada CRP ditemukan
jumlah serum yang meningkat.
USG
USG adalah modalitas pencitraan utama untuk pasien yang dicurigai mengalami kista
ovarium terpuntir. Pembesaran ovarium sekunder terhadap kerusakan drainase vena dan
limfatik adalah temuan paling umum pada kista ovarium terpuntir.2 Imaging Sonografi
merupakan baku emas. Penemuan sonografi dapat berubah-ubah tergantung pada
gambaran densitas, masa intraovarian atau intratubal dan ada tidaknya pendarahan.
Secara sonografi, torsio terlihat mirip dengan kehamilan ektopik, abses tubo-ovarian,
pendarahan kista ovarium, endometrioma. Kebenaran dalam penglihatan secara sonografi
sebesar 50-70%.
8
Karna keterbatasan ini, ditemukan hal-hal yang khas pada sonografi yaitu:
- Terdapatnya folikel multiple yang mengelilingi ovarium yang membesar (64%)
- Ditemukannya ovarium yang kongesti dan edema
- Pedicle yang terpuntir dapat memberi gambaran bull’s eye target, suatu pusaran
atau bentuk rumah siput yang strukturnya bundar hiperekoik dengan bagian
dalam multiple dipoekoik konsentrik berbentuk cincin.2
Transvaginal color dopple sonography (TV-CDS) secara signifikan memebrikan
informasi pada pemeriksaan klinis. Umumnya terdapat gangguan pada aliran darah
normal adnexa. Pada kasus yang sering, tidak terlihat aliran vena intraovarian. Seiring
dengan torsio yang makin beratm aliran arteri intraovarian akan hilang juga. Tetapi,
meskipun gejala khas yang dapat dipredisksi ini terjadi pada banyak kasus, adnexa
dengan incomplete atau intermittent torsio tetap memperlihatkan aliran vena serta arteri.
Dengan demikian, walaupun gangguan aliran darah pada torsion tinggi, tapi torsion tidak
dikeluarkan dalam pemeriksaan dopler. Tomografi atau MR imaging dapat membantu
pada kasus yang menyulitkan atau yang gejala fisiknya ambigu seperti yang ditemui pada
incomple atau kronik torsion.3
Differential diagnosis
1. Rupture kista ovarium
Bila kistanya kecil, pecahnya kista biasanya tidak disadari. Bila besar, atau terdapat
perdarahan dari kista, pecahnya kista dapat disertai nyeri. Nyeri awalnya hanya pada satu
sisi, kemudian menyebar ke seluruh pelvis. Terjadi pada torsi tangkai kista ovarium dan
karena trauma seperti jatuh, diurut, pukulan pada perut, koitus. Apabila kista hanya
mengandung cairan serous, rasa nyeri akibat robekan dan iritasi peritonium tidak begitu
hebat, tapi robekan pada dinding kista disertai perdarahan yang timbul mendadak dan
berlangsung terus menerus kedalam rongga abdomen, maka akan menimbulkan gejala
nyeri yang terus menerus dengan akut abdomen. Pada kista pecah, misalnya pada kista
coklat/kista endometriosis, pecahnya kista terjadi akibat perlekatan-perlekatan yang
bersifat infiltratif dan makin menipisnya dinding kista karena makin bertambahnya darah
yang menumpuk dalam rongga kista.
Gejala klinis berupa nyeri pelvis sampai seluruh abdomen. Nyeri dan rasa tidak
nyaman dapat menjadi lebih berat dan perdarahan juga dapat terjadi setelah kista pecah.
9
Nyeri sangat mendadak, tajam, dan dapat meningkat dengan adanya aktivitas. Selain itu
dapat terjadi perdarahan, baik ringan maupun berat. Apabila terjadi perdarahan berat atau
hemoperitoneum, dapat menimbulkan sinkop. Pada pemeriksaan abdomen dapat
ditemukan nyeri tekan dan nyeri lepas, akibat adanya iritasi peritoneum. Abdomen dapat
terdistensi dengan adanya penurunan bising usus. Pada pemeriksaan pelvis, seringkali
ditemukan massa kista yang pecah namun belum mengalami ruptur secara menyeluruh.
Demam dan leukositosis jarang ditemukan. Penurunan hematokrit terjadi hanya jika
perdarahan terus berlangsung.4
2. Apendisitis
Apendisitis umumnya terjadi karena infeksi bakteri. Berbagai hal berperan sebagai
faktor pencetusnya. Diantaranya adalah obstruksi yang terjadi pada lumen apendiks.
Obstruksi ini biasanya disebabkan karena adanya timbunan tinja yang keras (fekalit),
hiperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, striktur, benda asing dalam tubuh, dan
cacing askaris dapat pula menyebabkan terjadinya sumbatan. Namun, diantara penyebab
obstruksi lumen yang telah disebutkan di atas, fekalit dan hiperplasia jaringan limfoid
merupakan penyebab obstruksi yang paling sering terjadi. Pada wanita hamil dengan usia
kehamilan trimester, gejala apendisitis berupa nyeri perut, mual, dan muntah, dikacaukan
dengan gejala serupa yang biasa timbul pada kehamilan usia ini. Sedangkan pada
kehamilan lanjut, sekum dan apendiks terdorong ke kraniolateral, sehingga keluhan tidak
dirasakan di perut kanan bawah tetapi lebih ke regio lumbal kanan.
Working diagnosis
Torsio ovarian/torsion adnexa
Etiologi
Torsion melibatkan terpelintirnya komponen dari adnexal. Yang paling sering
dijumpai, ovarium dan tuba falopi berputar menjadi satu diantara ligamentum yang besar.
Jarang dijumpai ovarium terpelitir pada bagian mesovariumnya sendiri atau tuba falopi
terpelinitr pada bagian mesosalpinxnya sendiri. Torsion dapat terjadi pada adnexa yang
normal tapi 50-80% kasus terjadi pada masa ovarium yang unilateral. Pada pasien hamil,
torsi kista ovarium paling sering ditemukan bila uterus membesar dengan cepat (antara
10
minggu ke 8 dan 16) atau involusi setelah melahirkan.2
Epidemiologi
Adnexal torsion paling sering terjadi pada usia reproduktif. Hibbard dan teman
sejawatnya (1985) menemukan bahwa 70% ditemukan pada usia 20-39 tahun. Pada
wanita postmenopause juga sering ditemukan. 20-25% kasus ini dijumpai pada wanita
yang sedang hamil.
Patofisiologi
Masa pada adnexal yang dapat bergerak cenderung mudah terpelintir (torsion).
Secara kongenital, panjanganya ligamnetum ovarium dapat membuat mesovarium atau
batang tuba falopi bergerak secara bebas pada adnexa yang normal. Mirip, secara
patologis pembesaran ovarium dengan diameter lebih dari 6 cm akan secara khas timbul
dari pelvis. Tanpa batas-batas tulang yang jelas, pergerakan serta peristiwa terpelinit akan
meningkat. Maka, angka tertinggi dari torsio ini ditemkan pada masa yang berukuran
antara 6-10cm. masa yang relative ringan juga meningkatkan risiko.
Terdapat 2 hal utama yang berperan dalam sirkulasi darah pada bagian yang terlibat
pada struktur adnexal meskipun terpelintirnya aliran darah pedicles. Pertama, adnexa
mendapat suplai darah dari cabang adnexal uterus dan pembuluh darah ovarium. Salah
satu dari pensuplai dapat terhambat jika terjadi torsio. Kedua, meskipun tekanan vena
yang rendah dapat mengurangi pasokan darah di adnexa yang terkompresi oleh pedicle
yang terpuntir, tekanan vena yang tinggi awalnya akan menolak untuk kompensasi. Pada
waktu terpelintir, proses ini akan berlangsung terus menerus sehingga adnexa menjadi
kongesti dan edma, tapi belum infark. Karena hal ini, penting dilakukan penanganan pada
torsio awal. Dengan berlangsungnya stroma yang membengkak, bagaimanapin arteri akan
terkompresi yang akan menjadi infark serta nekrosis.3
Gejala
Seringnya, pasien akan mengeluhkan nyeri tajam pada perut bawah, onsetnya
mendadak dan semakin memburuk setelah beberapa jam. Nyeri biasanya terjadi pada
bagian yang terkena, panggul dan paha atas. Peningkatan suhu dapat ditemui jika terjadi
nekrosis adnxal. Mual muntah sering ditemui seiring dengan rasa nyeri
11
Penanganan
Penyelamat dari adnexa yang terlibat, reseksi semua kista atau tumor atau bila
diperlukan dilakukan tindakan oophoropexy. Mencari bagian adnexa yang nekrosis atau
rupture dengan pendarahan, termasuk pembuangan struktur adnexa yang terkena.
Torsion dapat diperkirakan dengan laparoskopi atau teknik laparotomy. Sebelumnya,
saat masih jaman pembedahan, adnexectomy biasanya dilakukan untuk menghindari
risiko thrombus setelah detorsio dan subsequent emboli. Bukti tidak mendukung hal ini.
Mcgovern serta pekerjanya (1999) meriview sekita 1000 kasus torsio dan menemukan
emobli paru hanya pada 0,2 persen. Sebagai catatan, kasus emboli berhubungan dengan
eksisi adnexal dan tidak berhubungan dengan konservatif melepaskan puntiran dari
pedicle. Pada study 94 wanira dengan torsio adnexal, zweizig melaporkan tidak ada
peningkatan morbiditas pada wanita yang dilakukan pelepasan puntiran adnexa
dibandingkan dengan yang dilakukan adnexectomy.
Untuk alasan ini, detorsio dari adnexa secara umum di rekomendasikan. Dalam
beberapa menit setelah pelepasan puntiran, kongesti terbebaskan dan sianosis ovarian
dapat dikurangi. Jika perubahan ini tidak ditemukan maka dapat dilakukan pembuangan
adnexal. Pada black-bluish ovarium yang persisten, tetapi tidak terjadi nekrosis dan
ovarium masih dapat membaik.
Jika ditemukan lesi ovarium yang spesifik, harus segera dibuang. Kistitekomi pada
iskemik, ovarium yang edem sulit dilakukan. Maka beberapa penulis merekomendasikan
menunda kistitektomi sampai 6-8 minggu setelah penanganan utama. Menigkuti
detorsion, tidak ada konsus dalam penanganan adnexa. Seiring dengan penanganan
konservatif berkembang, insiden kekambuhan kembali meningkat. Unilateral atau
bilateral oophoropexy telah dibuat untuk meminimalisasikan kekambuhan.6
Penanganan dalam masa kehamilan tidak berbeda. Jika corpus luteum di keluarkan
sebelum 10 mg, IM 17-hydroxyprogesterone caproate, 150 mg direkomendasikan untuk
memantau kehamilan. Jika diantara 8 dan 10 minggu, maka hanya satu kali injeksi yang
digunakan segera setelah operasi. Jika corpus luteum sudah dikeluarkan diantara 6-8
minggu, maka penambahan 2 dosis harus diberikan pada 1-2minggu setelah yang
pertama.2
12
Komplikasi
Infeksi, Peritonitis, Sepsis, Chronic pain, Infertilitas (jarang)
Prognosis
Dengan deteksi dini serta penanganan yang cepat maka prognosis dari torsio ovarian
sangat baik. Tetapi kebanyakan pasien dengan torsio ovarian dideteksi terlambat sehingga
sudah timbul infark serta nekrosis pada ovarium. Penyelamatan ovarium dilaporkan
dibawah 10% yang berhasil pada orang dewasa tapi meningkat menjadi 27% pada pasien
pediatric.5
Kesimpulan
Wanita berusia 23 tahun yang hamil 29 minggu mengalami torsio ovarian.
Daftar pustaka
1. Anwar M, Baziad A, Prabowo RP. Ilmu kandungan. Edisi ke tiga. Jakarta: PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2011.h.112-9
2. Patil PR. Lecture notes radiologi. Edisi ke tiga. Jakarta: Erlangga medical series;
2003.h.85-6
3. Schorge JO, Scahaffer JI, Halvorson LM, et al. Williams gynecology. China: The
McGraw-Hill companies;2008.h.215-7
4. Taber B. Kedaruratan obstetric dan ginekologik. Jakarta: EGC; 2000.h.65-6
5. Griffin D, Shiver SA. Unusual presentation of acute ovarian torsion in an
adolesecent. Am J Emerg Med. May 2008; 26(4):520.e1.1-3
6. Kolluru V, gurumurthy R, Vellanki V, Gururaj D. torsion of ovarian cyst during
pregnancy; a case report. Case journal 2009, 2:9405
13