Download - obturator 1
5/17/2018 obturator 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/obturator-1 1/7
M.I. K ed ok te ra n G ig i
Vol. 23, No.4 , D esem ber 2008
Rekonstruksi Defek Septum Nasal, Celah Palatum dan Bibir
Menggunakan Overlay Obturator Magnet Connector-Maxillofacial Prosthesis
S amdha ru P ramono
B ag ia n P ro sto do nti, F ak ultas K ed ok te ra n G ig i, U niv ersita s T ris ak ti
ABSTRACT
Defect septum nasal followed with the cleftpalate and lips is a rare case face on daily practice. Defect
septum nasal cause from lupus erythematosus systemic disease and cleft palate due to uncompleted
development phase in age 7th until 12th weeks of embrio. Protheses therapy in this case is made
two units separately protheses; first unit covered defect septum nasal with maxillofacial septum
nasal prosthese and the second unit covered defect cleft palate and lips with overlay obturator
prosthese. The overlay obturator prosthese have stability and retention come from retainer and
frtction between tooth and acrylic base. Neither with the maxillofacial septum nasal prosthese havea lack of stability; retentive and pain to the patient because insufficient support and retention from
the tissue. In this case to solve the problem with insufficient support and retention of maxillofacial
septum nasal, the prosthese is using dental magnet as the connector between the firs unit and the
second ones. This case report a 17 year old. young girl with defect septum nasal follows with cleft
palate and lips Tipe B Karnahan & Stark. Intra oral examination: there are partial anodontia and
infra position on some posterior teeth. Treatment of this case is produced a maxillofacial septum
nasal prosthese and an overlay obturator prostehes with dental magnet as a connector. Using the
dental magnet in this case can increase stability and retention especially jar the maxillofacial
septum nasal prosthese. The treatment of this case with kind of this design helps to the patient s
mastication. breathing. speech and esthetic getting better.
Key words: overlay obturator prosthese, dental magnet system
PENDAHULUAN
Maxillofacial pros these merupakan suatu
cabang ilmu di bidang Prosthodontik yang
mempelajari rehabilitasi defek atau cacat bawaan
maupun cacat akibat tindakan bedah, atau
trauma dengan maksud untuk mengembalikan
fungsi dan estetik. Adanya celah palatum dan
celah bibir terjadi karena kelainan pertumbuhan
dan penyakit neuromuskular (Wang, 1998),
Pembuatan suatu maxillofacial prosthesis
obturator adalah untuk mengembalikan fungsi,
memperbaiki estetik, fonetik, dan memperbaiki
fungsi fisiologisnya, serta mengembalikan
kesehatan dari jaringan keras maupun jaringan
lunak yang ada guna persiapan operasi
ISSN 0215 - 126 X 181
5/17/2018 obturator 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/obturator-1 2/7
M.l. Kedokteran Gigi Vol. 23 No.4, Desernber 2008: 181-187
maksilofasial tahap berikutnya. Bila tujuan ini
tercapai maka akan mempermudah penderita
untuk kembali berbaur dengan masyarakat yangumumnya penderita ini memiliki tekanan psiko-
sosial yang kurang baik (Rahn dan Boucher,
1978).
Defek dapat ditangani dengan hasil yang
memuaskan bila ditangani sedini mungkin
secara multidisiplin baik bidang kedokteran
maupun kedokteran gigi. Obturator digunakan
untuk menutupi defek pada rahang alas dan
digunakan sebagai penyekat antara rongga
rnulut, sinus dan/atau rongga hidung. Tanpaadanya penyekat ini makanan dan cairan dapat
masuk ke arah sinus dan rongga hidung sarnpai
ke faring, laring hingga ke paru-paru sedangkan
udara yang menerobos melalui defek terse but
akan menimbulkan bunyisengau (nasal speech)
(Federick, 1976).
Penyebab adanya celah palatum dan bibir
serta defek septum nasal ini dapat disebabkan
oleh faktor keturunan, perkawinan keluarga,
terjadinya trauma, obat-obatan dan hiponutrisisaat ibu mengandung, Sehingga berakibat
kegagalan bergabungnya kedua bagian pala-
tum kanan dan kiri yang dapat disebabkan
oleh karena letak lidah, jarak antara tonjolan
mesiodem yang akan membentuk maksila dan
ukuran kepala mudigah yang lebih besar dari
ukuran normal saat berkembang pada rninggu
ketujuh, Bentuk celah palatum sangat bervariasi
dari palatum lunak sampai bibir dan dapat
terjadi bersama dengan anomali tubuh lainnya.Bentuk celah palatum ini dapat diklasifikasi
berdasarkan klasifikasi Veau maupun klasifikasi
Kernahan dan Stark (McCabe, 1966; Kernahan
dan Stark, 1958).
Suatu obturator perlu mendapatkan suport,
retensi dan stabilisasi yang maksimal sesuai yang
diungkapkan oleh Brown (1968) dan Desjardins
(1978). Di dalam kasus ini, penanganan dengan
overlay obturator semua suport, retensi dan
stabi l isasi dapat tercapai dengan maksirnal
karena adanya friksi dari sisa gigi yang masih
ada dengan basis obturatornya sebagai retensi
182
mekanis. Suport maupun stabilisasinya dapat
tercapai dengan sempurna karena luasnya basis
dari obturator tersebut. Hal ini sesuai denganprinsip disain dari obturator yakni harus stabil,
retensif dan ringan.
Kasus ini disertai adanya kelainan lain yang
menyertai celah palatum dan bibir, yakni parsial
defek septum nasal anterior. Tidak adanya
dasar hidung menyebabkan perlunya septum
nasal prosthesis. Septum nasal prosthesis in i
merupakan bagian tersendiri yang dapat di lepas
dari overlay obturator cleft palate dan dapat di
1ekatkan satu sarna lainnya denganmenggunakanalat bantu berupa dental magnet (Ai, 2005).
Pada tahun 1975, Desjardins telah melaporkan
pengunaan plat screw untuk pemasangan
septum nasal prosthesis pada obturator dari
metal. Narnun kesukaran untuk me1epas sendiri '
oleh penderita menjadi kendala dalam menjaga
kesehatan mulut pasien. Penderita tidak bisa
setiap saat untuk membersihkan sendiri protesa
tersebut.
Protesa yang digunakan di dalam mulutsangat mudah sekali sebagai media tempat
melekatnyasisa-sisa makanan pada basis suatu
obturator sehingga menyebabkan terganggunya
ekosistem dalam mulut yang berakibat oral
hygiene pasien menjadi buruk. Keadaan seniakin
buruk bila penderita tidak dapat menjaga
kebersihan dalarn mulutnya sendiri karena tidak
dapat melepas sendiri protesanya.
Oleh karena itu, pada kasus ini diperlukan
adanya suatu overlay obturator dan septumnasal prosthesis yang dapat dengan mudah
dilepas pasang sendiri oleh penderita untuk
dapat rnenjaga kesehatan mu1utnya. Dalam
kasus ini dipilih penggunaan dental magnet
system sebagai konektor antara septum nasal
prosthesis dan overlay obturatornya.
Tujuan septum nasal magnet connector
protheses pada overlay obturator dapat dengan
mudah dipasang dan dilepas oleh penderita
untuk menjaga kebersihan mulut serta
memperbaiki estetik dengan menggunakan
magnet sebagai konektornya. Manfaat penulisan
5/17/2018 obturator 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/obturator-1 3/7
laporan kasus ini adalah memberikan informasi
bagi para dokter gigi penatalaksanaan kasus
celah palatum dan bibir disertai dengan defek
septum nasal.
LAPORAN KASUS
Pasien perempuan usia 17 tahun dalam
pemeriksaan ekstra oral tidak ada kelainan pada
sendi temporomandibular, bentuk wajah oval,
mata tidak ada kelainan, hidung dan bibir terlihat
asimetris. Pada hidung terdapat defek septum
nasal sehingga asimetris; juga pada bibir karena
dijumpai adanya ce1ah bibir.
Pemeriksaan intraoral terlihat defek palatal
dan bibir tidak sakit dan sedikit berwama
kemerahan. Secara umum dijumpai partial
anodontia pada 12,11,21,22, gigi infra posisi
pada 15, 14, 13, 23, gigi karies pada pada 25,
36. dan 46 juga karang gigi pada semua regio.
Oklusi masih ada. Vestibulum pada semua
region tampak dalam, bentuk insisif pertama
tidak dapat ditentukan, frenulum semua rendah,
bentuk palatum tidak dapat ditentukan. Torus
mandibularis kanan & kiri flat, eksostosis tidak
ada (Gambar 1).
Pada kajian radiologis terlihat partial
anodontia pada 12,11,21,22; tidak adanya tulang
pada median anterior dan tidak sempumanya
pertumbuhan rahang atas pada regio anterior
antara 15 hingga 23. Adanya resorpsi tulang
alveolar 1 /3 apikal akar gigi pada 18,17,16.
Perawatan pendahuluan yang dilakukan
yakni pada gigi 25, 36 dilakukan penumpatan
dan gigi 46 dilakukan perawatan saluran
akar dengan mengirim penderita ke bagian
konservasi. Penderita juga dikirim ke bagian
periodonti untuk dilakukan pembersihan karang
gigi pada gigi-gigi rahang atas maupun rahang
bawah.
Tahapan perawatan dibagi menjadi 3 tahap;
tahap I adalah pembuatan overlay obturator,
tahap II pembuatan maxillofacial septum nasal
pro these dan tahap III yakni penggabungan
antara overlay obturator dan maxillofacial
prothese dengan menggunakan dental magnet
Rckonstruksi Dcfck Septum Nasal, Cclah Palatum dan Bibir
system.
Pembuatan overlay obturator pada rahang
atas didisain dengan basis akrilik dan anasir
gigi akrilik. Overlay pada gigi 15,14,13, dan
23. Pada gigi 16 dan 26 menggunakan klamer
Adam dengan sayap bukal (Gambar 2). Tahapan
pembuatan overlay obturator ini sarna dengan
pembuatan protesa akrilik pada umumnya.
Hanya pada pencetakan defek palatumnya
ditutupi dengan selapis kasa yang telah dibasahi
air, agar bahan cetak tidak masuk ke daerah
defek terlalu dalam. Dengan menggunakan
sendok cetak perorangan, maka dilakukan
cetakan fungsional yang akan menghasilkan
model kerj a. Se1anjutnya dilakukan penetapan
hubungan rahang dengan galangan gigit yang
terbuat dari malam. Teknik yang digunakan
adalah teknik penentuan tinggi gigit secara
fungsional. Setelah tahapan ini model kerja
dipasang dalam artikulator selanjutnya diproses
hingga menjadi akrilik (Gambar 3).
Setelah pembuatan dan pemasangan
overlay obturator, dilanjutkan tahapan II yakni
Gambar 1.Keadaanintra oral penderita: (A) Rahang
atas; (B) Rahang bawah; (C) Keadaan oklusi
Gambar 2. Disain overlay denture dengan klamer
Adam pada 16 dan 26 (lingkaran hitam) serta
overlay pada 15,14,13 dan 23 (kotak biru)
183
5/17/2018 obturator 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/obturator-1 4/7
M.L Kedokteran Gigi VoL 23 No.4, Desember 2008; 181-187
Gambar 3. Akrilik overlay obturator setelahproses
finishing &polishing. (A)Tampak dari anterior; (B)
Tampak dari posterior, terlihat gigi yang di overlay
(tanda panah)
pembuatan maxillofacial septum nasal pro these.
Pencetakan defek septum nasal dilakukan dengan
menggunakan bahan polyvinylsiloxane dengan
overlay obutator pro these dipasang di dalam
mulut penderita. Sebelumnya dipersiapkan
saluran udara dari penderita agar selama tahap
pencetakan penderita dapat bemafas normal
melalui hidung. Saluran udara terbuat dari
pipet plastik yang dimasukkan langsung dalam
saluran nafas hidung dan dibuatkan pegangan
dati kawat untuk memudahkan mengeluarkan
cetakan defek septum nasal.
Kemudian dibuat model kerja dari
defek septum nasal (Gambar 4). Dilanjutkan
pembuatan malam septum nasal dan dicoba
dalam rongga hidung pasien. Saat coba malam
septum nasal perlu diperhatikan estetik maupun
fungsinya, terutama bemafas (Gambar 5).
Penderita juga dilibatkan di dalam pengamatantahap ini. Selanjutnya dilakukan proses akrilik
dan pewarnaan. Proses pewamaan dilakukan
dengan cermat agar warna sesuai dengan wama
kulit penderita di sekitar hidung.
Tahap yang terakhir adalah pemasangan
dental magnet sebagai konektor antara overlay
obturatordanmaxillofacialsep tumnasalprothese
sehingga menjadi satu kesatuan. Penggunaan
dental magnet disini untuk mendapatkan support
berupa stabilisasi dan retensi dari septum nasalprothese. Pemasangan magnetpadaseptum nasal
prosthesis sebelumnya dilakukan pemasangan
184
Gambar 4. Model kerja dati defek septum nasal.
(A) Tampak defek septum nasal dari bawah; (B)
Tampakdefek septum nasal dari depan
Gam bar 5. Cobamalam septumnasal dalamrongga
hidung
keeperpada basis overlay obturatorpada puncak
defek palatalnya. Pemasangan keeper dengan
menggunakan bahan akrilik self curring dengan
membuat lubang terlebih dahulu dan dibuatkan
panduan berupa log stopper agar posisi dari
septum nasal prosthesis tidak berubah-ubah
terhadap overlay obturator-nya.
Untuk pemasangan magnet dipersiapkan
terlebih dahulu ruangan untuk tempat magnet
pada basis septum nasal prosthesis. Permukaan
overlay obturator yang berkontak dengan basis
septum nasal prosthesis dan keepernya diberi
vaselin. Overlay obturator dipasang dalam
mulut penderita dengan magnet diletakkan
pada keeper-nya. Selanjutnya ruang magnet
pada basis septum nasal prosthesis diisi dengan
adonan akrilik self curring dan diinsersikan
ke dalam rongga hidung dengan posisi sesuaidengan panduan log stopper pada overlay
obturator-nya. Septum nasal prosthesis baru
5/17/2018 obturator 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/obturator-1 5/7
dapat dilepas bila akrilik self curring sudah
mengeras, sehingga magnet melekat kuat pada
basis. Kelebihan akrilik yang ada diambil dan
dan dipoles (Gambar 6).
Kemudian dilakukan tahapan final insersi
meliputi pemeriksaan oklusi penderita,
stabilisasi, retensi dan juga mendengarkan
keluhan yang dirasakan. Penderita tidak
mengeluhkan adanya rasa sakit namum sedikit
masih terdengar bunyi sengau saat berbicara.
Dari segi estetik penderita sudah cukup merasa
puas (Gambar 7).
Selama 24 jam pertama kedua protesa
tersebut tidak boleh dilepas dan selama 7 hari
tidak digunakan untuk makan tetapi hanya untuk
latihan bicara dan minum saja. Setelah 7 hari
baru bisa dipakai untuk rnakan dengan diawali
makan yang lunak-lunak terlebih dahulu.
Penderita dirninta datang untuk kontrol 1 hari
setelah pemasangan, 7 hari setelah pernasangan
Gambar 6. (A) Hasil pemasangan magnet
konektor pada overlay denture dan septum
nasal prosthesis (1) Keeper, (2) Magnet; (B)
Gambaran diluar mulut menyatunya antara
overlay denture dan septum nasala prosthesisdengan konektor magnet
Rekonstruksi Defek Septum Nasal, Celah Palatum dan Bibir
dan 1 bulan setelah pemasangan. Selanjutnya
tiap 6 bulan sekali diharuskan datang untuk
pemberian fluor.
DISKUSI
Celah palatum dan celah bibir merupakan
kasus malformasi kongenital regio kepala dan
leher yang paling banyak terjadi. Penyebab
terjadinya celah palatum dan bibir ini adalah
multifaktorial. Terjadi karena faktor keturunan
dan adanya pengaruh dari lingkungan. Wang
(1998) mengemukakan bahwa penderita
celah palatum dan bibir dapat diatasi dengan
perbaikan secara pembedahan, namun beberapa
kasus dibuatkan terlebih dahulu protesanya
oleh prostodontis guna memperbaiki bentuk
dari defek sebelum dilakukan pembedahan.
Pada kondisi tertentu pembedahan untuk
rnenutupi defek tidak dapat dilakukan atau
adanya penundaan pembedahan, oleh karena itu
prosthodontislah yang akan merawat penderita
dengan celah palatum dan bibir.
Ada beberapa metode prostodontik untuk
penderita celah palatum dan bibir dewasa.
Gambar 7. Final insersi overlay obturator dan
maxillofacial septum nasal prothese dengan magnet
konektor.(A) Tampak dari depan; (B) Tampak darisamping;
185
5/17/2018 obturator 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/obturator-1 6/7
M.L Kedokteran Gigi Vol. 13 No.4, Desember 1008: 181-187
Alternatif penggunaan overdenture dengan
coping gold alloy. overdenture, removable
partial denture, dan penggunaan implantmerupakan salah satu cara untuk merehabilitasi
celah palatum dan bibir. Pembuatan obturator
juga diperlukan untuk menutup defek palatum
dan memisahkan rongga mulut, sinus dan/atau
rongga hidung. Ahli prostodonti berperan dalam
mempertahankan struktur anatomi yang tersisa,
mengembalikan posisi gigi, menstabilkan leng-
kung maksila, memperbaiki fungsi bicara dan
estetik pasien (Strickland dkk., 2004).
Ada 3 faktor penting yang mempengaruhisuksesnya suatu maxillofacial prosthesis yak-
ni (1) kreativitas operator (2) penguasaan
teknik dan (3) material; yang kesemuanya ini
dapat membuat seorang spesialis prostodontik
mengeluarkan segaIa kemampuannya secara
maksimal (Rahn dan Boucher, 1978). Desain
pada kasus ini adalah overlay obturator
dikarcnakan terdapat beberapa gigi infra posisi.
Rothenberg (1977) menyatakan desain overlay
obturator digunakan untuk menangani kasuscleft palate. Disain ini Iebih menguntungkan
karena banyak gigi dalam keadaan infra posisi,
sehinggakeadaan inidapatmembantumenambah
retensi dari friksi gigi-gigi yang infra posisi dan
menahan beban vertikal ke arah apikal.
Bahan yang digunakan adalah bahan yang
mudah untuk dilakukan reparasi sehingga dapat
mengatasi kekurangan dan kerusakan selama
pemakaian. Bahan akriIik menghasilkan warna
yang baik, sangat dikenal oleh banyak operator
mudah dalam pembuatan dan reparasi. Oleh
karena teksturnya tidak baik maka beberapa
penderita mengeluh akan estetiknya namun hal
ini dapat disiasati dengan teknik pewarnaan
yang baik,
Teknik pewarnaan yang sering digunakan
adalah relaying external color, menggunakan
bahan cat minyak. Penggunaan teknik ini lebih
mudah serta tidak membutuhkan biaya yang
tinggi, Namun kekurangannya adalah pada
tekstur permukaannya. Sebelum dilakukan pe-
warnaan, permukaannya dibuat sedikit kasar
18 6
dengan tujuan agar pewarna bisa melekat pada
bahan akrilik. Selain itujika permukaannya tidak
cukup kasar maka wama mudah sekali pudar.Teknik pewarnaan yang baik adalah dengan
teknik intrinsik, teknik ini bisa menghasilkan
sesuai warnakulitpenderitakarenamenggunakan
komputer di dalam pencampuran warnanya.
Teknik intrinsik memerlukan peralatan yang
sangat mahal.
Penggunaan magnet system pada septum
nasal prosthesis memiliki kelemahan dibanding
penggunaan plat screw. Kelemahannya terletak
pada stabilisasi dan retensi. Tetapi kelemahanpada stabilisasi dapat diatasi dengan pembuatan
log-stopper di bagian distal magnet, sehingga
kedudukannya stabil. Keuntungan penggunaan
magnet ini adalah penderita dapat membuka
dan merna sang sendiri baik overlay obturator
maupun septum nasal prosthesis-eye sehingga
penderita dapat memelihara dan menjaga
kesehatan rongga mulut serta defek septum
nasal-nya dengan baik.
Pada kontrol T , II dan III penderita tidakmcngeluh adanya rasa sakit, over/try obturator
dan septum nasal prosthesis cukup retensif
dan stabil. Adanya perbaikan berbicara yang
tadinya bersuara sengau, makanan dan cairan
tidak masuk lagi ke dalam rongga hidung, serta
estetik penderita menjadi lebih baik.
Penderita diberi motivasi untuk selalu
menjaga kebersihan rongga mulut serta defek
septum nasal-nya. Diinstruksikan kontrol setiap
6 bulan sekali untuk dilakukan fluoridasi guna
mencegah terjadinya karies karena penggunaan
overlay obturator. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Rothenberg (1977) bahwa desain
overlay obturator mempunyai kelemahan
yakni mudah terjadinya karies pada gigi yang
ditumpangi obturator.
KESIMPULAN
Penggunaan magnet sebagai konektor di
dalam kasus ini adalah untuk mendapatkan
retensi yang baik. Prosedur ini lebih sederhana,
singkat dan hasilnya langsung dapat dirasakan
5/17/2018 obturator 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/obturator-1 7/7
oleh penderita, sehingga dapat rneningkatkan
kondisi fisik dan psikologis pasien selama
masa kritis suatu rehabilitasi. Protesa ini jugadigunakan untuk mengembalikan posisi segmen
yang normal pada penderita celah langit-langit
dan bibir sebelum dilakukan perbaikan secara
pembedahan. Desain overlay obturator magnet
connector-maxilla facial prosthesis dapat men-
cegah masuknya makanan dan cairan ke arab
sinus dan rongga hidung, memperbaiki estetik
p ende rita , rn en gu ra ng i timbuln ya bunyi sengau,
dan mengatasi permasalahan kebersihan mulut
penderita.Pemberian fluoridasi tiap 6 bulan pada
penderita dengan dcsain overlay obturator
sangatlah dianjurkan. Hal ini penting untuk
mencegah terjadinya karies. Pada gigi-gigi
yang ditumpangi obturator yang merupakan
kelemahan desain overlay.
DAFTAR PUSTAKA
A l, M . 2005. A concept of desaigning dentures and role of the
magnetic attac hem ern. D alarn: New Magnetic Applica-
tions in Clinical Dentistry, E d.M inoru Ai a nd Yuh -Y u an
Sh ia u, Qu in te ss en ce . T ok yo . H IIT I.5 8.
Rek on stru ks i D e fe k S ep tum Na sa l, C ela h P ala tum d an B lb ir
B ro wn, K .E . 196 8. P eriph eral co nsideratio n in im provin g o b-
t ur at or r et en ti on . J.Pro.\·lhet.Dent.20: 176-181.
D esjardins. R .P. 1978. O bturator prosthesis desaign for ac-qu ir ed maxi ll ar y d e fe ct . J.Prosthet.Denl. 39:424-435.
Desjardins. RP. 1975. Prosthodontic m an ag em en t o f th e cleft-
pa la te pa ti en t J.Prosthel.Dent. JUIl, 33(6):655-65.
F ed erlck, D .R . 1 97 6. A m ag netically retain ed interim m axil-
l a ry obtura tor . Li'rosihet.Dent, 36(6):671-675.
Kern ah an , D .A .,a nd S ta rk , R .B . 1 95 8. A n ew c lassific atio n fo r
c le ft l ip an d c lef t pa la te. P la st R ec ou ns tr S ur g, 22(5):435-
41.
M cC abe, P .A . 1 96 6. A co ding p rocedu re for classification o f
c le ft li p an d c le ft pa la te . Cleft Palate J. OCI;3:p.383-91.Rahn, A .O . and B oucher, L . 1978. Maxillofacial Prosthetics-
Principles and Concepts. Ed.ke-Z, w.n. S au nd ers C o.,
Philadelphia
R oth en be rg , L .A . 1 97 7. O ve rla y d en tu re s fo r th e cle ft-p alate
patients, J.Prosthet.Dent.March;37(3):327-329.
S tr ic kl an d , F ., P si lla ki s, 1.1., G rh ic , .I.T ., W rig ht, R .f. 2 00 4.
P ro sth od on tic re ha bilita tio n o f th e ad ult c left p ala te p a-
tie nt: A c as e re po rt. Columbia Dental Review 9:1-9.
W illig , R .R . 1 99 8. T he rm op lastic re sin u se d to m od ify all a lv e-
olar orthopedic p ro sth es is in a p at ie nt w it h cleft l ip be fo recheiloplasty; A c li ni c r epo rt . J. Prosthet.Dent.79:613-6.
187