-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
1/68
Modul 1 Tatalaksana DiabetesKelompok 6
Tutor :dr. Suratno Lulut Ratnoglik M.Biomed, Ph.D
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
2/68
Anggun Fatmasari Yekti (201373012!
Dikara "o#irman $ra%uliana (2013730136!
Dinda Melad%a (2013730137!
&l'a i)k% *ami%anti (201373010!
Fina +ida%at (20137301!Mutiara $utri ,amelia (20137301-7!
e)a A./mad $raset%o (201373016!
+estin D$ (2013730172!*abrina urrotaa%un (2013730173!
*%i'a Febriana (2013730141!
Topan Mu/amad "ur (201373014!
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016
Kelompok 6
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
3/68
SKENARIO 2
Seorangperempuan berusia 58 tahun, menderitadiabetes tipe 2 sejak 2 tahunyang lalu. Pada saat diagnosis,glukosa plasma puasa 118 mg/dLdanHbA1c6,9%.
Pasien menolak terapi dengan obatdan memillih olahraga dan diet. Ia mulai berolahraga di gym 3x seminggu selama 1 jam.Dalam 4 bulan, turun berat badan 9 lbs, dan HbA1c 6,8%.Tetapi8 minggu terakhir ia kesulitan denganrestriksi kalori dan kesibukan di rumah dan kantortidak memungkinkannyauntuk berolahraga.
Pasien kembali 10 bulan setelah kunjungan sebelumnya.
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
4/68
Data Tambahan
Riwayat Penyakit Keluarga bapak dan 2 paman pasien menderitadiabetes
Pemeriksaan fisik : tinggi 5’ 4’’, berat badan 182 lbs (BMI 34),Tekanan darah 138/80 mmHg, denyut jantung 82x/menit reguler,lingkar pinggang 37’’, tidak ada retinopati tetapi terdapatpenurunan sensasi getar pada kedua ekstremitas bawah.
Pemeriksaan Penunjang : kolesterol total 202 mg/dL, trigliserida 227mg/dL, kolesterol HDL 38 mg/dL, kolesterol LDL 119 mg/dL, ASTdan ALT sedikit meningkat, lain-lainnya dalam batas normal.Follow up 10 bulan setelah kunjungan sebelumnya berat badankembali ke berat awal, HbA1c 7,8% dan glukosa plasma puasa 156mg/dL. Dislipidemia dan tekanan darah tidak berubah secara bermakna.
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
5/68
Mind Map
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
6/68
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
7/68
1. Jelaskan patofisiologi diabetes melitustipe 2 ?
Topan Mu/amad "ur (201373014!
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
8/68
Patofisiologi DM Tipe 2
Resistensi insulin
Insulin akan berikatan denganRIS (receptor insulin substrate)
Terjadi suatu rangkaian
reaksi yang berperan dalam
meningkatkan jumlah GLUT!
"glu#ose transporter!$% dan
sebagai pendorong dalam
translokasi GLUT! ke
membran sel
Dalam &eadaan 'ormal
Gangguan sekresi insulin(
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
9/68
Pankreas mengkompensasi
kondisi ini denganmeningkatkan sekresiinsulin sehingga akanterjadi kondisi toleransigula terganggu (TGT)
Setelah sel-sel beta pankreas sudah
tidak dapat mengimbangipeningkatan kebutuhan akaninsulin maka kadar gula akan
meningkat
Resistensi insulin pada diabetesmelitus tipe II disertai denganpenurunan reaksi intrasel.
Insulin menjadi tidak efektifuntuk menstimulasi penyerapan
gula oleh jaringan
Diabetes Melitus tipe II
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
10/68
2. jelaskan alur diagnosis dan faktorresiko dari diabtes melitus tipe 2 ?
Reza Achmad Prasetyo (2013730169)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
11/68
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia(PERKENI) membagi alur diagnosis DMmenjadi 2 bagian besar berdasarkan ada tidaknya gejala khas DM.
Gejala khas dariDM terdiri dari:
Polidipsia Poliuria PolifagiaBerat badanturun tanpasebab yang jelas
Gejala tidak khas DM diantaranya:
Lemas
Kesemutan
Luka yang sulit sembuh
Gatal
Mata kabur
Disfungsi ereksi(pria)
Pruritus vulva(wanita)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
12/68
Apabila ditemukan gejala khas DM, pemeriksaanglukosa darah abnormal 1 kali aja cukup untuk
menegakan diagnosis
Apabila tidak ditemukan gejala khas DM, makadiperlukan 2 kali pemeriksaan glukosa darah
abnormal
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
13/68
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tigacara:
Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM
Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa
lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa,namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untukdilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena
membutuhkan persiapan khusus.
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
Langkah-langkah diagnostik DM dan gangguan toleransi glukosa dapat dilihat pada bagan 1. Kriteria diagnosis Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:
Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200mg/dL sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM
Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik. Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa lebihsensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namunpemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan
berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkanpersiapan khusus.
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
14/68
Cara Pemeriksaan TTGO
Tiga hari sebelumnya makanseperti biasa.
Kegiatan jasmani cukup,tidak terlalu banyak.
Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari).
Glukosa darah puasadiperiksa.
Diberikan glukosa 75 gram(orang dewasa) atau 1,75gram/kgBB (anak-anak),dilarutkan dalam air 250 ml,dan diminum dalam waktu 5
menit.
Berpuasa kembali sampaipengambilan sampel darahuntuk pemeriksaan
2 jam setelah minum larutanglukosa selesai.
Diperiksa glukosa darah 2(dua) jam sesudah beban
glukosa.
Selama pemeriksaan pasienyang diperiksa tetap istirahat
dan tidak merokok.
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
15/68
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
16/68
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
17/68
Faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit DM tipe 2 yaitu memiliki riwayatkeluarga menderita DM, berusia ≥45, dan kurang berolahraga secara teratur.
Faktor risiko yang tidak berhubungan terhadap kejadian DM tipe 2 adalah jeniskelamin, status gizi, riwayat hipertensi, riwayat dislipidemia, kebiasaanmerokok, dan kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis.
Faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian DM tipe 2 yaitu memilikiriwayat keluarga menderita DM dan kebiasaan merokok.
Riwayat keluarga menderita DM dan kebiasaan merokok mempengaruhi kejadianDM tipe 2 sebesar 75%.
Factor risiko DM pada skenario?
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
18/68
3. Jelaskan apa itu anti diabetic secara
umum dan algoritma diabetes melitustipe 2?
Dikara Novirman Prayuliana (2013730136)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
19/68
Golongan Sulfonilurea
Golongan Inhibitor a-glukosidase
Golongan Biguanid
Golongan Thiazolidindion
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
20/68
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
21/68
4. Jelaskan terapi farmakologi berdasarkan pada skenario ? ?
Anggun Fatmasari Yekti (2013730124)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
22/68
Terapi farmakologi sesuai skenario
EFIKASI KEAMANAN KESESUAIAN BIAYA
Metformin
(500-850 mg)
(Gol.Biguanid)
Menurunkan
produksi glukosa di
hepar
Aman bagi penderita
DM tanpa gangguan
fungsi ginjal dan hati.
Dapat menurunkan
berat badan
meskipun belum
diketahui mekanisme
yang jelas
Terjangkau
Acarbose
(50-30 mg)
(Gol.Penghambat alfa
glukosidse)
Menurunkan glukosa
plasma post prandial,
pada DM tipe 2 dapat
menurunkan HbA1c
secara bermakna
Aman karena
walaupun terjadi efek
samping, akan
menghilang setelah
pengobatan lebih
lama
Efektif bagi pasien
dengan diet tinggi kH
dan kadar GDP
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
23/68
Biguanida (metformin)
kadar gula darah asupan glukosa ke dalam otot Metformin meningkatkan sensiti)itas insulin di hati dan jaringan
periferal "otot$(
adenosine*monofosfat protein kinase% tirosin kinase danglukosa transporter turunnya kadar insulin yang terlalu kuat
dan penurunan berat badan mekanisme antiregulasi akanmenutupi efek obat sehingga kadar gula tidak berubah
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
24/68
Penghambat a-Glukosidase (acarbose)
• Usus halus menghambat kerja enzim
(maltase,isomaltase,sukrase,dan glukoamilasese#ara
kompetitifmenundapemecahan sukrosa dan kompleks
karbohidrat
mengurangi kadar glukosa darah 2 jamsesudah makan
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
25/68
5. Jelaskan terapi nonfarmakologi berdasarkan pada skenario ?
Sabrina Qurrotaa’yun (2013730173)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
26/68
TERAPI NUTRISI MEDIS
• Pada DM tipe 2 denganobesitas : diet rendah energiseimbang defisit 500 – 1000 kkal dari rerata asupan harian≈ BB ↓ 0,5 – 1 kg/ minggu dan me↑ sensitivitas insulin
• Prinsip: individual porsi kecil ---- (sering)
sesuai pola & kebiasaan makan• Anjuran distribusi porsi makan Jadwal
makan
Persentase
thd KET
Pagi 20 %
Selingan 1 10 %
Siang 25 %
Selingan 2 10 %
Malam 25 %
Selingan 3 10 %
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
27/68
• 5tamakan K+ dengan ndeks lukosa danlukosa 8oad renda/9 .: serealia9 bua/9 sa%uran
Karbo/idrat - ; -- < K&T (per/atikan =!
Karbo/idrat seder/ana > 10 < K&T
• $rotein 1- ? 20 < K&T
• 8ipid 2- < K&T*AFA > 10 < K&T
M5FA 1- ; 20 < K&T
$5FA 10 < K&T
Kolesterol > 300 mg: /ariTrans fatty acid seminimal mungkin
kan laut minimal 2? 3@: minggu
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
28/68
• Serat larut 25 - 30 g/hari
• Vitamin dan mineral (sesuai AKG)
vitamin B kompleks dan C
Kalium, Kalsium, Kromium, Magnesium, Zinc
dan Selenium
• Cairan 25 – 40 mL/kgBB/ hari
• Non nutrien
Pemanis buatan (aspartam, sucralose) dapatdikonsumsi dalam jumlah yang aman
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
29/68
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
30/68
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
31/68
EDUKASI
• perubahan pola hidup
-:31:16Footer Te@t 31
• pen%ulu/an diet DM
pola makan
polaaktivitas fisik
perawatandiri.
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
32/68
Petunjuk pola hidup sehat
• (gula! artin%a bagi para diabetisi sebaikn%a pantang gula dan bagi non DMmembatasi asupan gula
• 5 (urat! untuk men.ega/ atau mengatasi /iperurisemia maka batasi konsumsi BA*?C5K&T %aitu Bero/an9 Alko/ol9 *ardin9 Curung Dara9 5nggas9 Kaldu9 Ka.ang?ka.angan9&mping9 Tape
• 8 (lemak! batasi T&K?K5K?,*2 Telor9 Keu?Kepiting9 5dang9 Kerang?,umi9 *usu9 *antan
•E (obesitas! lakukanla/ penurunan berat badan bila teradi obesitas dengan targetlingkar pinggang untuk laki laki >0 .m9 untuk anita >40 .m
• + (/ipertensi! untuk pasien /ipertensi batasi ekstra garam9 ikan asin9 ka.ang asin9dan lain lain
• * (sigaret!9 stop merokok
• (inakti#itas! lakukanla/ ola/raga setiap /ari %ang bisa mengeluarkan kalori kuranglebi/ 300 k.al:/ari atau alan 3 km atau sit?up sekitar -0?200 kali:/ari
• * (stress! usa/akan tidur n%en%ak 6?7 am se/ari9 bila tidur malam kurang maka bisadigantikan pada siang /arin%a
• A (alko/ol! stop alko/ol
• (regular ./e.k up! lakukanla/ kontrol se.ara teratur9 bagi umur G0 ta/un setiap 3969 12 bulan9 konsultasi kepada a/lin%a dan terapi
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
33/68
• Aktivitas fisik
a. Bersifat aerobik dengan intensitas ringan s/dsedangcontoh: jogging, bersepeda, renang
b. ± 150 menit/ minggu 4 x 40 menit/minggu
(dianjurkan) atau 5 x 30 menit/ minggu c. aktivitas fisik 10 – 15 menit PP sensitivitasinsulin ↑ 10 – 15%
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
34/68
7. Bagaimana cara untuk memulai terapipada pasien ?
RR. Hestin DP (2013730172)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
35/68
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
36/68
Menulis resep denganjelas.
2
Resep obat: Permintaan tertulis yang merupakan bentukakhir dr kompetensi, pengetahuan, keahliandokter, dokter gigi atau dokter hewan dalammenerapkan iImu farmakologi, ditujukankepada apoteker untuk membuatkan obat
dalam bentuk sediaan tertentu danmenyerahkannya kepada pasien.
RESEP LENGKAP:
1.Inscriptio2.Praescriptio3.Signatura4.Subcriptio
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
37/68
8. Bagaimana edukasi pada skenario ?
Dinda Meladya (2013730137)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
38/68
9. Jelaskan interaksi obat diabetes melitustipe 2 ?
Mutiara Putri Camelia (2013730157)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
39/68
INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK
INTERAKSI INSULIN
Beberapa hormon bersifatantagonis terhadap efek
hipoglikemik insulin, al.hormonpertumbuhan, kortikotropin,glukokortikoid, tiroid, estrogen,progestin, dan glukagon.
Adrenalin menghambat sekresiinsulin dan merangsang
glikogenolisis.
INTERAKSI SULFONILUREAObat yang dapat meningkatkanrisiko hipoglikemia sewaktupenggunaan sulfonilurea ialahinsulin, alkohol, fenformin,
sulfonamid, salisilat dosis besar,fenil butazon, oksifenbutazon,probenezid, dikumarol,
kloramfenikol, penghambatMAO, guanetidin, anaboliksteroid, fenfluramin, dan
klofibrad
AKARBOSE
Bila akarbose diberikan bersamainsulin, atau dengan
sulfonilurea, dan menimbulkanhipoglikemia, pemberian
glukosa akan lebih baik daripada
pemberian sukrosa, polisakaridaatau maltosa.
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
40/68
No. Obat A Obat B Mekanisme
Obat A
Mekanisme
Obat B
Sifat Interaksi
1. Glibenklamid Captopril Merangsang
sekresi insulin
dari granul sel-
sel beta
pankreas
Mencegah
perubahan
angiotensin I
menjadi
angiotensin II
dengan
menghambat
Angiotensin-
Converting
Enzyme
Aditif Meningkatkan efek hipoglikemia.
DidugaPeningkatan sementarasensitivitas
insulin oleh ACEINHIBITOR
2. Repaglinide Klaritromisin Merangsang
sekresi insulin
pada pancreas
dengan
menutup kanal
K yang ATP-
independent di
sel beta
pankreas
Menghambat
sintesis
protein
kuman
dengan
berikatan
secara
reversible
dengan
ribosomsubunit 50S
Aditif Meningkatkan efek hipoglikemia dengan
menurunkan metabolisme Repaglinide;(CYP3A4)
3. Metformin Alkohol Menghambat
glukoneogenesis
dan
meningkatkan
penggunaan
glukosa di
jaringan
Menghambat
perangsangan
saraf sehingga
mengganggu
keseimbangan
eksitasi dan
inhibisi di
otak
Aditif Alkohol meningkatkan efek metformin pada
metabolisme laktat
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
41/68
4. Metformin Gliburid Menghambat
glukoneogenesi
s dan
meningkatkan
penggunaan
glukosa di
jaringan
Merangsang
sekresi
insulin dari
granul sel-sel
beta pankreas
Potensias
i
Metformin meningkatkan AUC dan Cmax
gliburid
5. Glimepirid Fluvoxamin Merangsang
sekresi insulin
dari granul sel-
sel beta
pankreas
Sebagai
antidepresi
dengan
menghambat
ambilan
serotonin
Aditif Meningkatkan efek hipoglikemia dengan
menurunkan metabolisme glimepirid; CYP2C9)
6. Insulin Beta-bloker Menstimulasi
pengambilan
glukosa perifer
dan
menghambat
produksi
glukosa hepatik
Menghambat
secara
kompetitif
efek obat
adrenergic
pada
adrenoseptor
beta
Aditif Meningkatkan efek hipoglikemia
denganpenghambatanglikogenolisishati oleh be
ta-blocker diduga menjadi faktor penyebabnya.
7. Insulin Captopril Menstimulasi
pengambilan
glukosa perifer
dan
menghambat
produksi
glukosa hepatik
Mencegah
perubahan
angiotensin I
menjadi
angiotensin II
dengan
menghambatAngiotensin-
Aditif Meningkatkan efek hipoglikemia dengan
meningkatkan kerja insulin
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
42/68
8. Klorpropamid Antasida Merangsang
sekresi insulin
dari granul sel-
sel beta
pankreas
Menetralkan
asam
lambung
dengan
menaikkan
pH lambung
Aditif Meningkatkan efek hipoglikemia dengan
meningkatkan absorpsi klorpropamid
9. Klorpropamid Simetidin Merangsang
sekresi insulin
dari granul sel-
sel beta pankreas
Menghambat
reseptor H2,
sehingga
menghambat
sekresi asam
lambung
Aditif Meningkatkan efek hipoglikemia dengan
menurunkan metabolisme klorpropamid
10. Tolbutamid Dikumarol Merangsang
sekresi insulin
dari granul sel-
sel beta pankreas
Mencegah
reduksi
vitamin K
teroksidasi
sehingga
aktivasi faktor
pembekuan
darah
terganggu
Aditif Meningkatkan efek hipoglikemia dengan
menurunkan metabolisme tolbutamid
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
43/68
10. Bagaimana penatalaksaan komplikasiakut pada diabetes tipe 2 ?
Elfa Rizky Samiyanti (2013730140)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
44/68
Komplikasi Akut DM tipe 2
Ketoasidosis diabetic (KAD)
Hiperglikemia, hyperosmolar,
koma nonketotik (HHNK)
Hipoglikemia
Kt id idibti(KAD)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
45/68
Ketoasidosis diabetic (KAD)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
46/68
Hiperglikemia, hyperosmolar, koma nonketotik (HHNK)
1.Cairan
• 1L normal saline per jam
• syok hipovolemik plasma expanders• syok kardiogenik monitor hemodinamik
2.Elektrolit
• K awal
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
47/68
• Karbo/idrat atau minuman %ang mengandung gulaberkalori atau glukosa 1-?20 gram melalui intra#ena
• $erlu dilakukan pemeriksaan ulang glukosa dara/
1- menit setela/ pemberian glukosa• lukagon diberikan pada pasien dengan
/ipoglikemia berat
• 5ntuk pen%andang diabetes %ang tidak sadar9
sementara dapat diberikan glukosa 0< intra#enaterlebi/ da/ulu sebagai tindakan darurat9 sebelumdapat dipastikan pen%ebab menurunn%a kesadaran
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
48/68
11. Bagaimana cara mengevalusi hasilpengobatan dan monitoring pasien
diabetes tipe 2 dari efek terapi dan efeksamping obat ?
Fina Hidayat (2013730144)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
49/68
Cara Monitoring dan
Evaluasi Pasien DM
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
50/68
Pemantauan ataumonitoringstatus metabolic penyandang diabetes mellitus (DM)merupakan hal yang penting dan sebagai bagian dari pengelolaan DM
Hasil dari monitoring akan digunakan untuk menilai manfaat pengobatan dansebagai pegangan dalam penyesuaian diet.
Tabel Prosedur Pemantauan
Self Blood Glucose monitoring (SBGM)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
51/68
note: untuk pasien dengan diabetes, SBGM berguna sebagai informasi untuk
membuat suatu perubahan dalam rencana manajemen pasien dengan DM
Populasi yang memenuhi syarat Rekomendasi
• Pasien yang merubahlifestyle dan/atau hanya
menggunakan metformin
• Pasien tersebut tidak berisiko hipoglikemia. Makadiperbolehkan bila pasien tidak melakukan SBGM
• Perubahan terapi dapat dilakukan berdasarkan
HB1AC yang dinilai 3 bulan sekali.
• Pasien menggunakan
sulfonylureas dan/ atauinsulin
• Pasien tsbt mugnkin akan mengalami
hipoglikemia. Disarankan melakukan SBGM ketikamerasa ada keanehan.
• Bila menggunakan insulin (sbg cth, pasien
melakukan titrasi pada dosis NPH insulin saat
waktu tidur sampai mereka mencapai target 120
mg/dl glukosa darah puasa) dianjurkan mengujiGDP sekali sehari.
• Pasien dengan insulin basal
dan pre-meal fast-acting
insulin
• Wajib melakukan SBGM 3-4 kali sehari bila
menggunakan informasi cara dalam penyesuaian
fast-acting insulin yang mereka lakukan sebelum
Pemantauan Kondisi Berkala Dan Komplikasi yang terjadi pada pasien
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
52/68
Kondisi/komplikas
i
Tes yang dilakukan Frekuensi
Hipertensi Melakukan ukur tensi dengan
teknik yang benar
Setiap berkunjung
Kontrol gula darah Hb1AC 3 bulan sekali hingga
mencapai level target ;
setelah itu pasien harus di
monitor setidaknya setiap 12
bulan sekali.
Elektrolit dan
abnormalitas
jumlah zat
elektrolit
Serum kreatinin
Dan
Serum
Setidaknya Setiap tahun
Kaki dengan
ulserasi
Pemeriksaan fisik dgn fokus pada
refleks pergelangan kaki, denyut
dorasilis pedis, sansasi vibrator,dan 5.07 sensasi perabaan
monofilament untuk menentukan
level risiko.
Pasien dengan risiko yang
sangat besar harus di monitor
oleh perawat dalamperawatan luka setiap 3
bulan sekali.
Pasien dalam risiko yang
terus meningkat dan risiko
sedang harus di skrining
Pemantauan Kondisi Berkala Dan Komplikasi yang terjadi pada pasien
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
53/68
Kondisi/komplikas
i
Tes yang dilakukan Frekuensi
Retinopati • Pemeriksaan dilatasi mata
atau• melakukan digital fotografi
non-dilatasai diikuti dengan
ujian komprehensif bagi mereka
yang dites positif
• Pasien dengan retinopati
harus di skrining setiaptahun
• Pasien tanpa bukti adanya
retinopati harus di
skrining setiap 2 tahun
sekali.
mikroalbuminuria mikroalbuminuria/ kreatinin Setiap tahun
Hiperlipidemia Fasting LDL Setiap tahun
Monitoring untuk Efek Samping Terapi Pengobatan
Populasi yang memenuhi
syarat
Tes yang dilakukan Frekuensi
Pasien dengan metformin Serum kreatinin • Setiap tahun bila serum
kreatinin 1.5 atau < 1.5
Atau
• 2x setahun bila serum
kreatinin > 1.5
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
54/68
12. Jelakan syarat-syarat dan carapemberian OAD, insulin dankombinasi ? Syifa
Syifa Febriana (2013730181)
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
55/68
OBAT HIPOGLIKEMI ORAL
Indikasi pemakaian obat
hipoglikemi oral:
Golongan Obat
Hipoglikemi Oral
BIGUANID
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
56/68
BIGUANID
Digunakan untuk terapi awal
Dapat menimbulkan efeksamping mual, muntah,kadang diare.
Lebih baik diberikan padapasien gemuk, sebab tidak
merangsang sekresi insulin.
Tidak boleh diberikanuntuk pasien:
Cara PemberianDiberikan bersama makanan, bila dalam bentuk XR terutama dapat diberikan
waktu makan malam. Dosis optimal 2000 mg per hari
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
57/68
Glitazon/Thiazolindion
Cara Pemberian
Diberikan saat makandengan dosis awal rendahyaitu 1x25 mg, kemudiandititrasi 3x50 mg padapasien dengan berat badan kurang dari sama
dengan 60 kg atau 3x100 mg padapasien dengan berat badan lebih dari 60 kg
Slf lUntuk pasien DM dewasa tanpa memandang berat badanP h dk h l k d
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
58/68
Sulfonilurea Pasien harus tidak pernah mengalami ketoasidosissebelumnyaTidak diberikan pada penyakit hati, ginjal, dan tiroid
Cara Pemberian
Diberikan kurang lebih 30 menit sebelum makan dengan dosis-dosis tertentu.
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
59/68
Acarbose
Cara PemberianDigunakan bersamaan suap
pertama setiap kali makankarena dapat mengurangipeningkatan kadar glukosapost prandial. (hanya
berpengaruh pada kadarglukosa darah pada waktu
makan). Dosis awal 50 mg,dosis harian 150-300mg/hari.
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
60/68
linid $eng/ambat D$$ H
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
61/68
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
62/68
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
63/68
Teknik Penyuntikan Insulin• Sebelum menyuntikkan insulin, kedua tangan dan daerah yang akan disuntik haruslah bersih.Tutup vial insulin harus diusap dengan isopropyl alcohol 70%.
• gulung secara perlahan dengan kedua telapak tangan (jangan dikocok)
• Yakinkan bahwa alat suntik tidak megandung gelembung udara
• Penyuntikkan dilakukan pada jaringan subkutan. Pada umumnya disuntikkan dengan sudut 90derajat
• Pada pasien kurus dan anak-anak setelah kulit dijepit dan insulin disuntikkan dengan sudut 45derajat agar tidak terjadi penyuntikkan intramuscular.
• Bila terjadi perdarahan setelah proses penyuntikkan maka daerah tersebut sebaiknya ditekan
selama 5-8 detik
AWAL
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
64/68
Mulai dengan insulinregular dosis rendah(5-10 unit) 3x/hari,1/2 jam sebelum
makan
Pantau 2-3hari
ST = Teruskan
STTditambah 4-5 unitsampai kadarglukosa darahmencapai target.
AWAL
SETELAHSTABIL
insulin regular dapat diganti dengan insulinkerja sedang (insulin kerja “panjang” sudahtidak dipakai lagi) dengan dosis setengah
dosis total insulin regular sehari
dosis insulin yang diperlukan = tergantung pada individu tidakada dosis universal
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
65/68
Terapi Kombinasi
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
66/68
Kombinasi E+E
• Can%ak digunakansaat ini
Ciguanid dan*ul'onilurea
,onto/ Met'ormin danlibenklamid
Kombinasi E+E?insulin
Terapi dengan OHO kombinasi,harus dipilih 2 macam obat darikelompok yang mempunyaimekanisme kerja yang berbeda
Banyak dipergunakan adalahkombinasi OHO dan insulin yangdiberikan pada malam hari
menjelang tidur.
Dosis awal insulin kerjamenengah adalah 6-10 unit yangdiberikan sekitar jam 22.00kemudian dilakukan evaluasi
dosis tersebut dengan menilaikadar glukosa darah puasakeesokan harinya
Keimp!lan
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
67/68
Keimp!lan
• Diabetes mellitus tipe-2 masih merupakan masalah kesehatan yang penting,khususnya karena komplikasi kronik yang ditimbulkannya. Tatalaksanadiabetes mellitus tipe-2 bukan hanya ditujukan pada kendali glikemik,tetapi juga terhadap proteksi komplikasi kardiovaskuler.
• Metformin merupakan obat hipoglikemik lini pertama untuk diabetes
mellitus tipe-2, karena disamping terbukti efektif dalam kendali glikemik,Metformin juga terbukti mempunyai efek protektif terhadap komplikasikardiovaskuler,disamping masih mempunyai banyak efek positif lainnyayang sebagian masih dalam tahap penelitian. Pada kasus ini, pasien harustetap melaksanakan terapi non farmakologi yaitu diet dan berolahragauntuk menurunkan berat badannya dan dengan terapi farmakologi untuk
mengontrol gula darahnya. Pasien juga tetap harus evaluasi sertamonitoring rutin ke dokter sampai penyakitnya terkontrol.
Da"tar P!taka
-
8/16/2019 Modul 1 Ske 2 Kel 6 Cempaka Putih Sistem Terapeutik
68/68
Da"tar P!takaBaxter, K. (2008).Stockley’s Drug Interaction. Eighth Edition. London : Pharmaceutical
Press.Gilman,Goodman. 2012.Dasar Farmakologi Terapi,Ed.10,Vol.4. Jakarta: Penerbit BukuKedokteran EGC.
Gunawan,sulistia gan,dkk.2012.Farmakologi dan terapi Edisi 5. Jakarta:FKUI
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.
Ikatan Apoteker Indonesia.2015. Informasi Spesailite Obat Indonesia (ISO). Jakarta : PT.
ISFIKonsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2011
Michele Woodley, Alison Whelan. 1995.Pedoman Pengobatan. Yogyakarta : YayasanEssentia Medica.
Pharmaceutical care untuk penyakit Diabetes Mellitus Direktorat Bina FarmasiKomunitas dan Klinik DIRJEN Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan DEPKES RI 2005.
Soegondo, Sidartawan. 2013. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FakultasKedokteran UI
Sudoyo, Anu W. 2009.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing
Sylvia A Price, Lorraine M Wilson. 2003.Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakitedisi 6 Volume 2. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.